PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR (STUDIO) ISI 128
DESAIN BUKU KISAH HIDUP ANAK JALANAN SEBAGAI SARANA KAMPANYE PEDULI SESAMA BAGI REMAJA DI BALI
Oleh Ni Kt. Septiariwati NIM : 2008 06 016 Program Studi Desain Komunikasi Visual Jurusan Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012
ABSTRAK DESAIN BUKU KISAH HIDUP ANAK JALANAN SEBAGAI SARANA KAMPANYE PEDULI SESAMA BAGI REMAJA DI BALI Ni Kt. Septiariwati 2008.06.016 Fenomena kemiskinan seringkali kita lihat di lingkungan sekitar tempat kita tinggal. Hal tersebut menjadi wacana serius yang perdu dicari pemecahannya. Kemiskinan dan keterbatasan pendidikan menjadi pemicu utama bagi faktor ekonomi. Segala upaya mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Menjadi peminta-pinta, pemulung, dan lain sebagainya mereka lakoni untuk memperoleh biaya hidup. Pokok yang menjadi permasalahan yaitu sebagian besar dari mereka yang terlantar adalah anak-anak. Pada umumnya anak-anak seharusnya menikmati masa bermain dan mengenyam bangku sekolah. Namun tidak sedikit dari mereka yang sejak kecil sudah merasakan kerasnya hidup di jalanan yang membuat mereka kedepannya tidak memiliki masa depanyang cerah dan cenderung mengarah ke hal yang negatif. Dukungan, bantuan, dan kasih sayang dari masyarakat khususnya kalangan remaja sangat dibutuhkan agar remaja dapat peduli terhadap orang-orang disekitar mereka yang berada pada garis kemiskinan. Namun faktanya dukungan dari remaja sangat kurang sehingga dirasa perlu adanya media sosialisasi. Dengan adanya permasalahan ini, maka digunakanlah metode perancangan seperti pengumpulan data dan analisis data sehingga didapat sebuah konsep yaitu “Ekspresif” dimana dari konsep ini akan digunakan sebagai acuan dalam mendesain 10 media berupa Buku, Packaging, Tas kanvas, Ambient Media berupa Die Cut dan Stiker, Undangan, Katalog, iklan tabloid, X-Banner, dan Transit media. Kata Kunci
: Fenomena Kemiskinan, Desain Komunikasi Visual, Remaja, Konsep Desain, dan Media.
ABSTRACT DESIGN OF A BOOK ABOUT DAILY LIVES OF STREER KIDS AS A CAMPAIGN OF CARING OTHERS FOR TEENAGERS IN BALI Ni Kt. Septiariwati 2008.06.016 Poverty phenomenon offer we see in the neighborhood where we live it becomes a serious matters which has to be found the solution soon. Poverty and limitation of education become the trigger in the economy’s factor. A lot of efforts have been done by them in order to support their daily needs. Become a beggar, a picker, and anything they do it for a the sake getting cost of living. The core of the proble is that more than half of them are kids. Generally, kids would have been enjoyed the play times, and gone to school. However, almost all of them since they werw really young, they have lived in the street. It was a very hard life which made them have no bright future yet lead them to negative matters. Support, helps, and loves are really needen, so that the teenagers realize and care about the others who are in the line poverty. By using the method of designing, such as method of collecting and analizing data, the concept
“Expressive”
could
be
the
point
to
make
10
media
such
as
Book,
Packaging,Bag,Ambient Media such as Stiker and Die Cut, Invitation, Cattalogue, Tabloid Advertising, X-Banner, and Transit Media. Key Word Design.
: PovertyPhenomenon, Visual Comunication, Design, Teenagers, Concept
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Faktor Obyektif Fenomena kemiskinan seringkali kita lihat di lingkungan sekitar tempat kita tingal dan itu sudah menjadi wacana serius yang perlu dicari pemecahannya. Masalah kemiskinan akan bertambah apabila kita tidak menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Masyarakat sangat menderita karena faktor ekonomi di dalam keluarga dan kurangnya pemenuhan kebutuhan pokok (primer). Mereka melakukan apapun demi terpenuhinya kebutuhan di dalam keluarga, contohnya saja menjadi pemulung, tukang peminta-minta, jasa semir sepatu, dan lain sebagainya yang fenomenanya dapat kita lihat secara nyata dilapangan. Tidak jarang kita melihat anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan dibangku sekolah terpaksa mencari nafkah dijalanan dengan resiko yang sangat fatal bagi mereka. Masa bermain, masa belajar, dan masa depan telah mereka sia-siakan demi mencari nafkah untuk sesuap nasi. Saat ini, permasalahan yang terkait dengan anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus. Pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya sebagai contoh yaitu dipekerjakan dengan waktu kerja belebihan dengan uaph yang tidak sesuai, mendapatkan tindak kekerasan, dan sebagainya. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya di isi dengan bermain, belajar, dan masa mereka untuk mencari teman. Permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang harus kita perhatikan. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak. Undang-undang dasar mengatur bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara (pasal 34 ayat 1), namun kenyataannya kemampuan pemerintah tidak sebanding dengan meningkatnya permasalahan anak, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah anak terlantar (dimana anak jalanan termasuk didalamnya) cenderung semakin meningkat, seiring dengan permasalahan kemiskinan yang belum dapat diatasi.
Kerjasama kita semua sangat
dibutuhkan agar masalah ini cepat tertuntaskan dan peningkatan garis kemiskian dapat ditekan.
Dukungan dari banyak kalangan salah satunya kalangan salah satunya remaja sangat dibutuhkan agar remaja dapat sadar dan peduli terhadap oarang-orang disekitarnya yang masih merasa kesulitan dengan hidup mereka. Contohnya saja yang lumrah kita lihat yaitu fenomena anak jalanan. Remaja dewasa ini terkesan acuh tak acuh terhadap permasalahan ini. Mereka lebih mementingkan perkembangan akan hal-hal yang menjadi trendsetter, sehingga perhatian mereka terhadap hal-hal yang berbau sosial atau peduli terhadap sesama sama sekali tidak terlintas dalam pikiran mereka. Tidak terelakan juga, pengaruh dari luar sangat marak terjadi yang tentunya akan lebih menarik perhatian mereka. Remaja dikatakan sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun (Sarwono, 2012: 2). Pengertian lain yaitu remaja adalah suatu massa transisi dari masa anak ke dewasa, yang ditandai dengan perkembangan biologis, psikologis, moral dan agama, kognitif dan sosial (Latifah, 2008). Dalam batsannya penyesuaian diri yang akan dilakukan dalam usia
remaja adalah mencapai kedewasaan dengan kemandirian,
kepercayaan diri, dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan, mencapai posisi yang diterima masyarakat, mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas, dan nilai-nilai yang seuai dengan lingkungan dan kebudayaan, memecahkan problem nyata dalam pengalaman sendiri maupun kaitannya dengan lingkungan. Remaja dalam perkembangan jiwa manusia pada umur 12-15 tahun adalah masa-masa dimana bangkitnya akal (ratio), nalar, dan kesadaran diri. Dalam masa ini terdapat energi dan kekuatan fisik yang luar biasa serta tumbuh keingin tahuan dan keinginan coba-coba. Pada range usia 16-17 tahun merupakan masa kesempurnaan remaja dan merupakan puncak perkembangan emosi, dalam tahap ini adalah bangkitnya sebuah dorongan dalam berbagai hal atau masalah. Menurut csikszentimihalyi dan larson menyatakan bahwa puncak perkembangan jiwa remaja adalah pada umur 16-17 tahun yang ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi entropy (masa kesadaran manusia belum tersusun rapi) ke kondisi ngentropy (keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu berkaitan dengan pengetahuan yang lain dan pengetahuan jelas hubungannya dengan perasaan atau sikap). Memilih remaja umur 16-17 tahun sebagai sasaran dikarenakan masa remaja membutuhkan perhatian dan arahan yang tepat agar menghasilkan remaja yang memiliki mental yang kuat, dimana sesuai dengan perkembangan psikologis remaja sangat banyak mengalami fase-fase dimana mereka mendewasakan diri, tumbuhnya akal, nalar, dan kesadaran diri secara
sederhana. Pada fase ini tentunya penanaman yang bersifat positif harus segera kita arahkan agar perkembangan akal, nalar, dan kesadaran diri mereka berkembangan dengan baik dan dijalur yang benar. Dalam khasus ini yaitu khasus peduli anak terlantar dirasakan perlu disosialisasikan kepada remaja untuk ditanamkan nilai karakter yaitu respek dan suka menolong. 1.1.2 Faktor Subyektif Keberadaan anak terlantar khususnya di Bali merupakan permasalahan serius yang harus diperhatikan. Anak-anak jalanan tentunya bisa mendapatkan tempat yang lebih tepat dan layak, karena mereka juga memiliki hak untuk mendapatkan kehidupan dan masa depan yang lebih baik dimana tentunya hal tersebut dapat terwujud bila adanya kerjasama di semua pihak. Itulah salah satu alasan penulis untuk mengangkat tema sosialisasi yang berupaya untuk mengajak remaja peduli dengan anak-anak jalanan melalui media buku sehingga mereka lebih tertarik untuk mengetahui informasi akan hal tersebut . Buku dipilih sebagai media dikarenakan buku memiliki nilai yang lebih intens antara pembaca dengan buku, selain itu buku memiliki nilai historis yang lebih tinggi, dapat dijadikan refrensi, dan lebih bertahan lama dibandingkan media cetak lainnya. Pada buku tentunya ulasan sebuah materi akan disampaikan lebih jelas, sehingga pembaca tentunya dapat menyimak sebuah cerita atau berita dengan seksama sesuai alur. Buku yang memuat sebuah kisah baik fiksi ataupun non fiksi tentunya dapat memberkan informasi ataupun inspirasi bagi pembacanya. Penulis dewasa ini belum melihat adanya media komunikasi visual yang informatif dan komunikatif serta sesuai dengan khalayak sasaran yaitu remaja. Sehingga disini penulis mendapatkan sebuah ide membuat media sosial untuk menarik minat remaja sehingga informasi dapat sampai tepat sasaran. Tidak tertutup kemungkinan bahwa remaja pada generasi-generasi berikutnya dengan fenomena perkembangan jaman yang lebih extream akan semakin memiliki rasa peduli semakin menipis yang tentunya akan melupakan nilai-nilai respek dan rasa suka menolong. Hal inilah yang menarik penulis untuk merancang buku tentang kisah hidup anak jalanan yang di desain agar dapat menarik minat remaja, dimana bila adanya rasa ketertarikan maka minat baca dan conecting dengan buku akan terjadi secara alamiah sehingga isi dari alur cerita dalam buku dapat tersampaikan dengan baik terhadap target audience.
1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimana menentukan konsep desain komunikasi visual dimana remaja sebagai target audience dalam mendesain buku kisah hidup anak jalanan di Bali? 2) Bagaimana mendesain media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif untuk sosialisasi buku kisah hidup anak jalanan bagi remaja di Bali? 1.3 Batasan Masalah Desain yang akan dibuat adalah media-media sebagai alat bantu untuk mendukung sosialisasi peduli anak jalanan. Sebelumnya dititik beratkan hanya pada merancang dan mewujudkannya berupa prototype media sosialisasi untuk mengajak remaja ikut berpartisipasi didalamnya, dan sampai terwujudnya media-media desain tersebut. 1.5 Tujuan Perancangan 1.5.1 Tujuan Khusus a) Untuk menentukan konsep desain dalam upaya perancangan buku kisah hidup anak jalanan di Bali dalam upaya meningkatkan minat remaja untuk peduli sesama. b) Mengetahui desain media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif sehingga meningkatkan sosialisasi buku kisah hidup anak jalanan di Bali yang bertujuan menarik minat remaja untuk peduli terhadap sesama. 1.5.2 Tujuan Umum a) Merangsang minat baca para remaja. b) Membuka wawasan agar lebih peka dan aware terhadap permasalahan sosial. c) Mendapatkan informasi mengenai kasus sosial menyangkut anak jalanan. 1.6 Manfaat Perancangan 1.6.2 Bagi Mahasiswa a) Memperkaya pengetahuan tentang media komunikasi visual dalam perancanagn buku kisah hidup anak jalanan. b) Meningkatkan kemampuan dalam mendesain sebuah media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif.
1.6.3 Bagi Lembaga ( Institut Seni Indonesia) a) Menambah refrensi bagi akademis khususnya pada studi desain komunikasi visual buku kisah hidup anak jalanan. b) Menambah bentuk penyampaian media komunikasi visual mengenai kisah hidup anak jalanan. 1.6.4 Bagi Masyarakat a) Mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya remaja untuk peduli terhadap anakanak terlantar melalui perancangan media komunikasi visual. b) Untuk membujuk serta memberikan penerangan, mencakup hal-hal sosial. c) 1.6.5 Intansi/ Pemerintah Membuka wawasan akan media-media yang jauh lebih kimunikatif, efektif, dan menarik minat sasaran sehingga pesan dapat tersampaikan dengan tepat yang sesuai dengan kriteria sasaran. 1.7 Metode Perancangan Untuk pemecahan masalah yang tepat dalam suatu perancanagn, maka diperlikan metode yang tepat pula dalam menganalisa permasalahan yang dihadapi. Metode-metode tersebut terdiri dari: 1.7.1 Metode pengumpulan data Dalam hal desain terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data untuk memudahkan sistem kerja. Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk kasus desain ini kemudian dianalisa dan dicari sintesanya. Dalam proses desain ini, data-data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data Primer yang digunakan terdiri dari metode observasi dan metode wawancara sedangkan Data Sekunder yang digunakan terdiri dari metode kepustakaan dan dokumentasi. 1.7.2 Metode Analisis Data Analisis data merupakan cara atau langkah pemikiran penelitian untuk mengolah data yang berhasil dikumpulkan dan merupakan tindak lanjut dari usaha untuk menguji kebenaran. Tujuan diadakannya analisa dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuanpenemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Analisa data
yang digunakan adalah metode analisa deskriptif kualitatif kuantitatif. Analisis kualitatif juga disebut analisis isi. Maksudnya isi dari data kualitatif yang diperoleh pada saat penelitian secara langsung dilapangan , kemudian dibahas lagi secara rasional dan dari hasil pembahasan itu ditarik kesimpulan – kesimpulan menurut kelompok – kelompok data. Dari kelompok – kelompok data ini dibahas lagi untuk kemudian diambil kesimpulannya. (arikunto, 2010: 277) Berdasarkan hasil pengumpulan data baik literatur maupun pengambilan data secara langsungdilapangan, selanjutnya data-data pemilihan jenis media, unsur-unsur visual desain, teknik cetak dianalisa berdasarkan metode deskriptif kualitatif dan diperoleh kesimpulan (sintesa). Berdasarkan kesimpulan tersebut dibuatlah alternatif-alternatif desain. Dalam memperoleh hasil akhir rancangan terpilih digunakanlah metode analisa deskriptif kuantitatif. Berdasarkan unsur-unsur desain dan kriteria-kriteria yang ada, maka akan didapat desain terpilih sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas. Dengan metode ini dapat diketahui karakter dari Yayasan serta data-data lain yang diperlukan untuk desain buku kisah nyata anak-anak jalanan. 1.7.3 Indikator dan Model penilaian Desain Indikator yang nantinya akan dipakai sebagai acuan didalam menilai desain ialah ilustrasi, teks, warna, teknik cetak. Dibuat alternatif desain dari media yang dipilih. Desain yang terbaik dipilih dari tiga alternatif desain yang diukur berdasarkan kriteria desain. Adapun kriteria desain yang dijadikan indikator yaitu: fungsional, komunikatif, informatif, ergonomis, artistik, unity, simplycity, kreatif, surprise dan etis.
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Data Aktual atau teoritis Data teoritis adalah data yang mengarah pada sumber-sumber data ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan dan literature mengenai teori-teori tentang media tentang media desain komunikasi visual yang berhubungan dengan kasus dan konsep pengerjaan Tugas Akhir (data yang dimanfaatkan dalam perancangan) 2.1.1 Pengetian Obyek atau Kasus Anak Terlantar adalah anak karena suatu sebab orangtuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani dan jasmani. Anak terlantar adalah anak yang tinggal dalam keluarga miskin. Kemiskinan dan keterbatasan pendidikan membuat mereka tidak bisa berkembang dan hanya bisa mencapai sebatas itu saja. Anak-anak terlantar tentunya memiliki hak yang ditanggung oleh Negara dalam pasal 34 ayat 1. Menjamin terpenuhinya hak-hak anak terlantar tentunya dapat memberikan mereka kesempatan hidup yang lebuh baik, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. Ciri-ciri anak jalanan yaitu lebih mudah tersinggung, mudah putus asa dan mudah murung. Namun kebutuhan akan kasih sayang sama dengan anak-anak lain pada umumnya. Anak ini biasanya tidak mau bertatap muka dalam arti bila mereka diajak bicara, mereka tidak mau melihat orang lain secara terbuka, Sesuai dengan taraf perkembangannya yang masih kanakkanak mereka sangatlah labil, tetapi keadaan ini sulit berubah meskipun mereka telah diberi pengarahan yang positif, ciri-ciri anak jalanan dapat dilihat dari fisiknya yaitu mereka memiliki kulit yang kotor, kelihatan dekil dan kumuh karena jarang mandi, juga nampak rambutnya kotor kemerah-merahan, bau kurang sedap, pakaian tampak kumuh karena jarang dicuci, sedangkan dilihat dari Psikisnya mereka kelihatan bertemperamen tinggi, suka marah, emosional,pemurung, jarang tersenyum, dan mudah tersinggung kepribadian labil, cuek dan sulit diatur, berkemauan keras,
pemberani
dan
mandiri
pengertiananakjalanan) (17/ 10/ 2012).
(http://pendidikanlayanankhusus.wordpress.com/
Dewasa ini kesadaran setiap orang akan hal tersebut sangatlah tipis. Kurangnya rasa peka terhadap keadaan sekitar membuat mereka lebih mementingkan kepentingan individu dibandingkan kepentingan sosial. Media-media sosial yang ada masih sangat minim sehingga penyaluran informasi tidak terjadi secara efektif. Dengan adanya permasalahan sosial seperti ini, maka dukungan dari segenap pihak khususnya remaja sebagi target audience sangat diperlukan. Dengan didesainnya sebuah buku yang mengangkat kisah hidup anak jalanan diharapkan dapat membuat remaja lebih peduli lagi terhadap kehiatan berkehidupan sosial. Selain itu keberadaan buku tentunya digunakan sebagai sarana kampanye guna mensosialisasikan anak-anak terlantar. Dalam mendesain sebuah buku tentunya tidak lepas dari ilmu-ilmu yang mendukung proses desain. Peranan DKV sangat dibutuhkan untuk mendukung proses mendesain dimana seperti diketahui terdapat aspek-aspek DKV seperti ilustrasi, warna, teks, huruf, dan lay out. Selain itu ada juga prinsip DKV, aspek teknis perwujudan yang tentunya dapat membantu proses desain sampai terwujudnya sebuah desain, dalam khasus ini yaitu desain sebuah buku yang mengangkat kisah hidup anak jalanan. 2.1.2 Aspek-aspek Desain komunikasi Visual Dalam proses mengkomunikasikan pesan yang efektif dan komunikatif kepada audien, beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain elemen-elemen serta media desain komunikasi visual. Adapun elemen-elemen desain komunikasi visual antara lain media, warna, huruf dan typography, ilustrasi, lay out, unity, teks. 2.1.3 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus a.
Teori Psikologi Komunikasi Teori psikologi komunikasi terbentuk karena kedua bidang tersebut saling berkaitan satu sama lain, terlebih sama-sama melibatkan manusia. Komunikasi adalah kegiatan bertukar informasi yang dilakukan oleh manusia untuk mengubah pendapat atau perilaku manusia lainnya. Sementara, perilaku manusia ,erupakan objek bagi ilmu psikologi. Psikologi telah lama berupaya memahami komponen-komponen yang terlibat dalam proses komunikasi, khususnya komunikator dan komunikan. Psikologi meneliti karakteristik individu yang menjadi komunikan dan perilaku komunikasinya. Psikologi juga mempelajari
sifat-sifat individu yang menjadi komunikator dan mencari tahu apa yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan satu sumber komunikasi dalam mempengaruhi orang lain. Komunikasi merupakan sebuah peristiwa sosial yang terjadi ketika seorang manusia berinteraksi dengan manusia lain. Secara psikologis, peristiwa sosial akan membawa kita kepada psikologi sosial. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi. Terdapat pengertian komunikasi yang diramu oleh ilmu psikologi, misalnya: komunikasi adalah proses yang dilakukan oleh sebuah sistem melalui saluran tertentu atau mengubah atau mempengaruhi sistem yang lain. Atau, komunikasi adalah pengaruh dari satu indivisu terhadap individu lain yang menimbulkan perubahan. Fungsi psikologi komunikasi adalah untuk menghasilkan komunikasi yang berhasil dan efektif. Komunikasi yang efektif akan menyebabkan pengertian (pemahaman dan penerimaan), kesenangan (hubungan yang akrab dan hangat), perubahan sikap, hubungan sosial yang baik, dan tindakan (http://www.anneahira.com/teori-psikologi-komunikasi.htm) (29/ 11/ 2012). b.
Teori Psikologi Remaja Masa remaja disebut sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanakkanak ke masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan psikologis dalam menemukan dirinya dan mencari nilai-nilai kebaikan, kebijaksanaan, keindahan, senang terhadap tokoh idola, tertarik lawan jenis, dan lain-lain (Sarwono, 2012: 2). Menurut Hurlock, masa remaja awal mencakup usia 13-17 tahun dimana secara psikologis
memiliki perkembangan (Sarwono, 2012: 30): 1) Masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri. 2) Mengembangkan pikiran-pikiran baru. 3) Cepat tertarik pada lawan jenis. 4) Mudah terangsang secara erotis. Masa remaja akhir yaitu mencakup usia 16-19 tahun dimana pada masa ini transisi perkembangan yang lebih mendekati dewasa dan masa konsolidasi menuju periode remaja. Pada masa ini memiliki perkembangan sebagai berikut (Sarwono, 2012: 30): a) Minat yang semakin mantap terhadap fungsi- fungsi intelek.
b) Egonya untuk mencari kesempatan bersatu dengan orang lain dalam pergaulan baru. c) Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi. d) Ergosentri (terlalu memusatkan perhatian kepada diri sendiri) berubah menjadi keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. Fase-fase yang dialami di setiap umur adalah berbeda-beda. Fase-fase tersebut yaitu(Sarwono, 2012: 54). : (1) 0-5 tahun Masa kanak-kanak, didominasi oleh perasaan senang dan tidak senang, menggambarkan tahap evolusi dimana manusia masih sama dengan binatang. (2) 5-12 tahun Masa bandel, ingin main-main, kemampuan akal masih sangat kurang. (3) 12-15 tahun Mulai bangkitnya akal, nalar, dan kesadaran diri namun belum sempurna, rasa ingin tahu, dan coba-coba. (4) 15-19 tahun Masa kesempurnaan remaja dan merupakan puncak perkembangan emosi. (5) 19-24 tahun Masa dewasa muda, lebih cendrung memperhatikan diri sendiri. c.
Proses Psikologi Proses psikologi terdiri dari pemrosesan informasi, proses belajar, dan perubahan sikap beserta prilaku. 1) Pemrosesan informasi mengacu pada proses dimana stimulus diterima, ditafsirkan, dan disimpan dalam ingatan yang nantinya akan digunakan untuk mengambil keputusan. Pemroses informasi dipengaruhi oleh motivasi, sikap, dan pengetahuan. 2) Proses belajar, merupakan suatu proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap ataupun prilaku. 3) Perubahan sikap dan perilaku, yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, pengaruh pribadi, dan sumber informasi. (Sarwono, 2012: 95)
d.
Nilai Karakter Adalah suatu nilai dimana pembentukan mental dirumuskan dari tingkah laku manusia. Nilai karakter yang mendukung kasus ini adalah nilai respek dan suka menolong ( Mustari, 2011: 2) Respek adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain (Mustari: 2011: 147). Suka menolong adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya membantu orang lain (Mustari, 2011: 221).
e.
Consumers Journey Adalah proses mengamati pola tingkah laku dari target audien. Pengamatan dilakukan dari kegiatan dari pangi-malam sehingga dari penelitian tersebut didapat point of contact. Dengan melakukan consumers journey akan membuat strategi tersebut bisa bisa disampaikan secara lebih efisien. Consumers Journey memang harus dihubungkan dengan totalitas kehidupan target audien, dialog-dialog target audien, foto-foto target audien, dan bend-benda disekeliling target audien (Kasilo, 2002:71).
a. Point Of Contact Adalah titik-titik untuk menyapa dengan target audien kita. Point Of Contact merupakan waktu, tempat, dan dimana target audien kita melakukan kegiatan, sehingga kita mampu menggali berbagai point of contact maupun media untuk penyampaian pesan. Dengan mengamati consumers journey, akan kita temukan banyak point of contact. Berangkat dari point of contact inilah kita bisa menggali berbagai media baru (unconventional media) yang tadinya tidak pernah terpikirkan dan sesuai dengan target audien (Kasilo, 2002: 68). Berikut adalah skema perjalanan dari consumers journey, point of contact, sehingga menemukan media-media baru dan sesuai dengan target audien (kasilo, 2002: 68)
Skema 3.5.1 Skema proses consumers journey (Sumber: Kasilo, 2002: 68) b. Semiotika Kata semiotik berasal dari kata semeion (bahasa Yunani), yang berarti tanda, maka semiotika berarti ilmu tanda (tanda→ arti atau makna) (Safanayong, 2006: 46). Pierce membedakan tiga macam tanda menurut sifat penghubungan tanda dan obyek (Safanayong, 2006: 47) : 1) Icon (tanda-tanda visual) : gambar, ilustrasi, foto, dan film. 2) Index (Indikasi)
: memberi kesan sebab akibat atau koneksi lain, suatu hal yang kita
pikirkan. 3) Symbol (Lambang) 2.2 Data Lapangan/ Data Faktual 2.2.1 Nama Objek Dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini, penulis mencari data tentang yayasan, buku, pengamatan dijalanan secara langsung, dan ditambah literatur-literatur, hingga ditentukan judul Desain Buku Kisah Hidup Anak Jalanan Sebagai Sarana Kampanye Peduli Sesama Bagi remaja di Bali. 2.2.2 Data Yayasan Dalam proses survey, pencarian data langsung menuju Yayasan Kasih Peduli Anak di Jl. Gunung payung No.23, Banjar Umadui, Padang Sambian Kelod Denpasar-Bali. Berikut data umum dari Yayasan Kasih Peduli Anak: a) Nama
: Yayasan Kasih Peduli Anak
b) Pemilik
: Ni Pande Putu Etiartini
c) Alamat
: Jl. Gunung payung No.23, Banjar Umadui, Padang Sambian Kelod Denpasar-Bali
d) No. Telp
: 0361 8037322
e) Profil yayasan : Di Bali khususnya sekarang telah banyak kita lihat anak-anak yang seharusnya
berada
di
bangku sekolah, turun ke jalanan
dan
menengadahkan tangan. Mereka tidak dapat merasakan bagaimana kehidupan masa kecil yang seharusnya dan telah menghadapi hidup keras sebelum waktunya. Melihat keadaan ini, Ni Pande Putu Etiartini, seorang ibu dengan satu orang anak, merasa tergugah hatinya dan ingin membantu anak-anak ini agar mendapat penghidupan yang lebih layak. f) Logo Yayasan:
Gambar 2.48 Logo Yayasan Kasih Peduli Anak (Sumber: Yayasan Kasih Peduli Anak) 2.2.3 Lokasi Yayasan
Gambar 2.49 Denah lokasi Yayasan Kasih peduli Anak 2.2.4 Potensi Kasus Fenomena kemiskinan seringkali kita lihat di lingkungan sekitar tempat kita tingal dan itu sudah menjadi wacana serius yang perlu dicari pemecahannya. Masalah kemiskinan akan bertambah apabila kita tidak menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Masyarakat sangat menderita karena faktor ekonomi di dalam keluarga dan kurangnya pemenuhan kebutuhan pokok (primer). Mereka melakukan apapun demi terpenuhinya kebutuhan di dalam keluarga, contohnya saja menjadi pemulung, tukang peminta-minta, jasa semir sepatu, dan lain sebagainya yang fenomenanya dapat kita lihat secara nyata dilapangan. Tidak jarang kita melihat anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan dibangku sekolah terpaksa mencari nafkah dijalanan dengan resiko yang sangat fatal bagi mereka. Masa bermain, masa belajar, dan masa depan telah mereka sia-siakan demi mencari nafkah untuk sesuap nasi. Saat ini, permasalahan yang terkait dengan anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus. Pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya sebagai contoh yaitu dipekerjakan dengan waktu kerja belebihan dengan uaph yang tidak sesuai, mendapatkan tindak kekerasan, dan sebagainya. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya di isi dengan bermain, belajar, dan masa mereka untuk mencari teman. Untuk membantu mereka tentunya pertolongan dari semua pihak sangat diperlukan. Sudah seharusnya kita membantu sesama demi membrantas kesenjangan sosial yang terjadi. Di Bali khusunya, anak terlantar dapat kita jumpai di sebagian besar lampu merah, maupun tempat umum lainnya. Hal ini seharusnya merupakan permasalahan yang harus diperhatikan bersama. Yayasan Kasih Peduli Anak adalah sebuah wadah yang digunakan untuk menampung mereka yang terlantar dijalanan. Di Yayasan tersebut mereka diberikan sebuah pembelajaran, ekstrakurikuler, dan lain-lain. Selain itu Yayasan ini juga memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasakan indahnya bangku sekolah. Pada sebuah pementasan seni, anak-anak yang berada di Yayasan juga akan dilibatkan dalam sebuah pementasan. Staff pengajar di Yayasan ini merupakan para relawan baik dari dalam maupun dari luar negeri yang bergerak di dalam bidangnya masing-masing untuk memberikan pelajaran ekstrakurikuler di Yayasan Kasih peduli Anak
2.3 Analisis & Sintesa Dalam proses ini, penulis meneliti berbagai media promosi yang terdapat di Yayasan Kasih Peduli Anak. Dari analisis media-media tersebut penulis dapat menentukan kelemahan maupun kekuatan dari setiap media untuk diaplikasikan ke dalam desain yang akan dibuat melalui sintesa. 2.3.1 Analisis Analisis adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab musababnya, unsur-unsurnya dan prosesnya (Zain, 2001:46). Dalam desain media Tugas Akhir ini menggunakan analisis aktual dan faktual yang merupakan proses yang sangat diperlukan untuk memperoleh kesimpulan dari permasalahan yang ada. 2.3.2 Sintesa Sintesis sendiri merupakan paduan beberapa pengertian agar terbentuk kesatuan yang selaras (Zain, 2001:1332). Berdasarkan analisa yang telah dilakukan secara teori dan dari datadata yang didapat, maka diketahui bahwa media komunikasi visual yang digunakan sebagai sarana kampanye masih kurang, untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun media yang dirancang yaitu berupa media yaitu buku, tas kanvas, kartu undangan, packaging, banner, DIY cut, Ambient media stiker, transit media, katalog. Teknik yang digunakan dominan menggunakan teknik ilustrasi fotografi, ilustrasi gambar tangan sebagai penunjang ilustrasi utama dan teknik gabungan yang disesuaikan dengan media, agar media yang dibuat dapat terlihat lebih menarik. Kemudian dipadukan dengan warna-warna yang sesuai dengan khalayak sasaran yaitu remaja. Pada teks akan menampilkan elemen-elemen teks yaitu Headline, sub judul. Body text, pill quotes, call outs, initial caps, lead line, dan nomor halaman. Pada teks akan menampilkan informasi mengenai event launvhing buku yang akan diadakan di Gramedia Denpasar. Jenis huruf yang digunakan adalah comic style, culrz MT, cinnamon cake. Bahan yang digunakan adalah Art papper, sintetik, dan stiker vynil. Teknik cetak yang digunakan menggunakan teknik cetak digital dan cetak offset (sesuai dengan jenis media).
BAB III KONSEP DESAIN 3.1 Konsep Desain Perancangan Pemaparan konsep “Ekspresif yang akan didesain oleh penulis sebagi desainer memiliki beberapa kesamaan dengan konsep “Ekspresif” diatas yang digunakan sebagai contoh. Untuk ilustrasi yang digunakan adalah tehnik fotografi dan hand drawing yang menggunakan prinsip gestalt yaitu closure. Tehnik fotografi yang diaplikasikan adalah human interest, candid, dan model fotografi. Tehnik tersebut digunakan untuk memperoleh mimik wajah dari anak jalanan secara natural. Karena target sasarannya remaja maka fotografi model diperlukan untuk memberikan tampilan remaja yang memberikan mimik pada beberapa bahasan yang akan terpapar pada desain buku maupun media lainnya. Prinsip gestalt yang digunakan untuk menghasilkan gambaran yang sederhana yang akan diaplikasikan pada ilustrasi buku maupun media pendukung lainnya. Warna yang dipilih tentunya mengacu pada papan konsep yaitu warna pink, pink tint, ungu tint, kuning, hijau, dan biru muda. Warna-warna tersebut sudah ditinjau dari segi psikologis dan hasilnya warna-warna tersebut berkaitan erat denga target audien dan konsep. Untuk jenis huruf menggunakan kelompok sans serif yaitu Kaileen, Kristen ITC, cinnamon cake. Prinsip keseimbangan nantinya akan menggunakan prinsip keseimbangan asimetris untuk memberikan kesan movemen sehingga tampak lebih dinamis dan tidak kaku. Dalam pengaturan layout akan menggunakan gaya kolase dan scrapt book looking. 3.3 Skema Pola Pikir Skema pola pikir adalah proses dasar yang mencakup langkah-langkah pemikiran dalam merencanakan media komunikasi visual dalam upaya mengajak remaja di Bali agar lebih peduli dan action untuk membantu sesama dan memastika pesan tersampaikan tepat sasaran. Adanya sebuah permasalahan tentunya memerlukan sebuah pemecahan / kebutuhan solusi. Dalam kasus ini diperlukannya informasi mengenai anak-anak terlantar. Untuk memperoleh informasi anakanak terlantar yang akan disosialisasikan, maka diperlukannya sumber komunikasi yaiu YKPA (Yayasan Kasih Peduli Anak). Dari hasil penggalian informasi dengan komunikan, ditemukan solusi yang akan dikemukakan untauk menyampaikan pesan. Peranan media tentunya menjadi hal pokok yang harus dipikirkan. Media yang dibuat harus sesuai dengan target audient namun
tetap berpedoman pada norma-norma yang berlaku. Dengan terbentuknya media komunikasi visual yang efektif dan sesuai dengan target audien maka akan adanya feed back antara media dan masalah yang ada, dimana media bertugas sebagai sebuah sarang yang bisa berfungsi efektif menyapa target audien untuk memberikan informasi. Dengan penyampaian informasi yang didukung dengan media yang tepat, maka masalah yang ada dapat teratasi. 3.4 Skema Proses Perancangan Proses perancangan adalah prosedur / alur proses penelitian perancangan di lapangan dari penentuan tema / variabel perancangan dan persiapan administrasi research. Kemudian menentukan masalah, tujuan dan sasaran yang ingin dituju. Untuk mendukung solusi masalah diperlukan dukungan data teori berupa data actual dan factual yang kemudian dianalisis berdasarkan metode terkait sehingga menghasilkan sintesa. Setelah itu media terpilih yang akan di desain sesuai dengan kriteria desain. Dengan adanya media terpilih yang akan didesain maka akan melewati proses pra desain dan analisis pradesain sehinga diperoleh desain terpilih. Selanjutnya masuk ke proses perwujudan yang meliputi teknik cetak alat dan bahan. Setelah proses tersebut selesai maka akan dilanjutkan ke proses distribusi dimana akan menimbulkan feed back terhadap masalah. 3.5 Startegi Media 3.5.1 Segmentasi Target Audien a. Geografis Adalah segmentasi yang berdasarkan pada variabel geografis seperti daerah, iklim, kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan penduduk. Sasaran yang dituju adalah remaja di daerah perkotaan di Bali yaitu Denpasar. Denpasar dipilih karena memiliki tingkat kepadatan penduduk dan laju pertumbuhan yang meningkat baik itu dari penduduk asli maupun kaum urban. Dalam promosi ini penulis memilih remaja dengan latar belakang menengah sampai menengah keatas. b. Demografis Adalah memisahkan pasar ke dalam kelompok umur, jenis kelamin, status, pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan.
Berdasarkan demografis, sasaran yang dituju adalah remaja putra atau putri dengan segmen umur 15-19 tahun. Status pendapatan dari orang tua, dengan pekerjaan sebagai siswa SMU. c. Psikografis Adalah membagi-bagi konsumen ke dalam kelompok yang didasarkan menurut status sosial, gaya hidup, dan kepribadian. Remaja 15-18 tahun dengan status sosial menengah sampai menengah ke atas. Remaja pada usia ini adalah masa-masa bangkitnya akal, nalar, dan kesadaran diri serta masa kesempurnaan remaja dan puncak perkembangan emosi. Gaya hidup, kepribadian d. Behaviour Remaja menyukai hal-hal yang bersifat tidak membosankan, menarik, gemar membaca buku yang memiliki ilustrasi, warna yang menarik dan isi buku dengan bahasa yang
ringan,
singkat, dan jelas 3.6.3 Strategi Visual Strategi visual yang dilakukan adalah menggunakan ilustrasi foto dan hand drawing yang disempurnakan lagi dengan bantuan komputer. Foto tentunya merupakan hal yang memberikan gambaran asli dan menarik. Ilustrasi hand drawimg menggunakan prinsip gestalt yaitu closure untuk tampilan gambar yang lebih sederhana guna menarik perhatian target audien.
BAB IV VISUALISASI DESAIN
4.1 Buku
Depan
Belakang
Nama media :
Buku
Ukuran
:
15 cm x 19 cm
Bahan
:
Art papper 260 gsm
Huruf
:
Kristen ITC dan Kaileen
Teknik
:
Cetak offset
Ilustrasi
:
ilustrasi forografi berupa foto Remaja dan ilustrasi cup cake.
Ilustrasi
tersebut
ditampilkan
keberadaannyadewasa ini melekat dengan remaja.
karena
4.2 Packaging
Depan
Belakang Gambar 4.4 Desain Packaging
Nama media
: Packaging
Ukuran
: 15.5 cm x 20 cm
Bahan
: Art Pappe 260 gsm
Huruf
: Kristeen ITC dan Kaileen
Teknik
: Cetak offset
Ilustrasi
: ilustrasi kotak-kotak sebagai background dan ilustrasi cup cake.
4.3 Tas Kanvas
Gambar 4.6 Desain Tas Nama Media
:
Tas
Ukuran
:
30 cm x 5.5 cm x 31 cm
Bahan
:
Kain Kanvas
Huruf
:
Cinnamon Cake
Teknik
:
Digital Printing
Ilustrasi
:
Ilustrasi fotografi
4.4 DIY cut
Nama Media
:
Ambien Media berupa Diy Cut
Ukuran
:
155 cm
Bahan
:
Stiker vynil
Huruf
:
Kristen ITC dan Kaileen
Teknik
:
Digital Printing
Ilustrasi
:
Ilustrasi fotografi
4.5 Ambient media berupa stiker
Nama Media
:
Ambient media berupa stiker
Ukuran
:
42 cm x 59.4 cm
Bahan
:
Stiker Vynil
Huruf
:
Kristen ITC dan Kaileen
Teknik
:
Digital Printing
ilustrasi
: ilustrasi berupa foto remaja, cup cake, logo yayasan, dan pola kotak-kotak sebagai background.
4.6 Transit Media
Nama Media
:
Transit Media
Ukuran
:
21 cm x 29.7cm
Bahan
:
Art Pappe r260 gsm
Huruf
:
Kristen ITC dan Kaileen
Teknik
:
Cetak offset
ilustrasi
:
ilustrasi fotografi, cup cake, dan pola kotak-kotak.
4.7 Kartu Undangan
Depan
Belakang
Depan
Posisi terbuka
Belakang
Nama Media
:
Kartu Undangan dan Amplop
Ukuran
:
8 cm x 10 cm
Bahan
:
Art papper 260 gsm
Huruf
:
Kristen ITC dan Kaileen
Teknik
:
Digital Printing
Ilustrasi
:
Ilustrasi fotografi, cup cake, dan pola kotak-kotak.
4.8 Banner
Nama Media
: Tas
Ukuran
: 160 cm x 60 cm
Bahan
:
Huruf
: Cinnamon Cake dan Kristen ITC
Teknik
: Digital Printing
Ilustrasi
: Ilustrasi fotografi
sintetik
4.9 Iklan Tabloid
Nama Media
:
Iklan Tabloid
Ukuran
:
29.7 cm x 42 cm
Bahan
:
Door Slag
Huruf
:
Kristen MT dan Kaileen
Teknik
:
Cetak offset
Llustrasi
:
fotografi cup cake, logo yayasan dan pola kotak-kotak
4.10 Katalog
Nama media :
Katalog
Ukuran
:
12.5 cm x 17.5 cm
Bahan
:
Art papper 150 gsm
Huruf
:
Kristen ITC , Burst My Bubble dan Kaileen
Teknik
:
Cetak Digital Printing
Ilustrasi
:
ilustrasi forografi berupa foto Remaja dan ilustrasi cup cake.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan 1. Media komunikasi Visual yang efektif untuk mengkampenyekan, anak-anak terlantar yaitu Buku, Packaging, tas kain, Ambient Media berupa DIY cut, Ambient media berupa stiker yang dipasang pada meja, Transit media, kartu undangan, Banner, Iklan tabloid, di hotmail. Setiap media tersebut memiliki fungsi masing-masing dan sesui untuk sarana kempanye anak-anak terlantar 2. Dalam perencanaan media komunikasi visual perlu dipertimbangkan teori-teori desain, teori sosial, prinsip desain, kriteria desain, serta mempertimbangkan keadaan target audien seperti demografis, psikografis, behavioral dan melakukan observasi dan pendekatan dengan target audien sehingga terwujudlah media yang efektif dan tepat sasaran. Media yang dibuat menggunakan dari beberapa tahapan yaitu Mind maping consumers journey, point of contact. 5.2 Saran 1. Saran-saran penulis sebagai pertimbangan setelah mengetahui dan melakukan berbagai kegiatan dalam mendesain media komunikasi visual sbagai sarana kampanye Yayasan Kasih Peduli Anak antara lain : -
Yayasan harus lebih aktif lagi mengajak mereka yang sudah ditampung di yayasan untuk mengunjungi beberapa sekolah untuk berbagi cerita sehingga dapat memberi inspirasi bagi para pelajar melalui kisa mereka.
2. Saran penulis untuk perkembangan disiplin ilmu desain komunikasi visual adalah sebaiknya mahasiswa memfokuskan keahliannya di salah satu cabang dari desain komunikasi visual. Ilmu-ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan tentunya dapat diaplikasikan pada dunia kerja nantinya.
DAFTRA PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Cakram, 2006. Majalah Periklanan, Promosi dan Kehumasan. Jakarta
Dameria, Anne, 2007. Colour Basic. Jakarta : Link And Match Graphic
Dameria, Anne, 2009. What Digital Printing Can Do?. Jakarta : Link And Match Graphic.
Hareliman, Ima, 2006. 400 Istilah PR dan Periklanan. Jakarta : Gagas Ulung
Kaslo, Djito, 2008. Komunikasi Cinta. Jakarta : PT. Gramedia
Krasovec, Sandra A. 2008. Desain Kemasan. Jakarta : PT. Gramedia
Marzuki, 1995. Metodologi Rizet. Yogyakarta : BPFE-UII
Masri, Andy.2010.Strategi Visual. Jakarta: Jala Sutra
Mustari, Mohamad, 2011. Nilai Karakter. Yogyakarta : Laksbang Pressindo.
Pujiriyanto, 2005. Desain Grafis Komputer. Jakarta : CV. Andi Offset.
Rustan, Surianto, 2010. Hurufontipgrafi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, Surianto, 2009. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, Surianto, 2009. Logo. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, Surianto, 2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta : Arte Media
Sukandarrumidi, 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja Jakarta PT. Raja Garaindo Persada.
Santosa, Sigit, 2009m 2009. Creative Advertising, Jakarta : Elex Media Komputer.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi, 2005. Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta : Arti Bumi Yogyakarta.
WEBSITE http://desain-cetaik.com http://www.infopercetakan.com/pilih_mana_cetak_offset_atau_digital.html. Ropo.ISI-dps.ac.id/781/1/Prinsip_Desain_Komunikasi_Visual.pdf http://kualiscollection.blogspot.com http://lifestyle.kompasiana.com http://lhg.googleusercontent.com http://primeedges.wordpress.com http://id.shvoong.com http://sinta-inariyani.blogspot.com http://id.wikibooks.org/wiki/subject:bahasa Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/bali http://id.wikipedia.org/wiki/koun