ARTIKEL ILMIAH STRATA 1 (S1)
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA KAMPANYE PELESTARIAN HUTAN DI WILAYAH BALI
Oleh
NAMA NIM PROGRAM STUDI JURUSAN
: I PUTU EKA RADITYA PUTRA : 2007.06.018 : DESAIN KOMUNIKASI VISUAL : DESAIN
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA KAMPANYE PELESTARIAN HUTAN DI WILAYAH BALI I Putu Eka Radiya Putra Nim. 200706018 Jurusan/Prog. Studi : Desain/ DKV
Abstrak Hutan merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan seluruh makhluk hidup yang tinggal di dunia, yaitu : sebagai gudang penyimpan air, tempat menyerapnya air hujan, sebagai pengatur iklim yaitu menghasilkan oksigen bagi seluruh makhluk hidup untuk bernapas dan penyerap karbon dioksida, tempat tinggal beragam flora dan fauna yang akan menambah keanekaragaman hayati, mengurangi pemanasan global dan melindungi tanah dari erosi dan longsor berdasarkan topografi di Bali. Di Bali sendiri kawasan hutan terbanyak terdapat di wilayah Bali bagian barat yang meliputi Buleleng dan Jembrana yaitu 81.025,32 ha atau 62 % dari luas kawasan hutan secara keseluruhan di Bali. Maraknya perambahan dan perusakan hutan di wilayah Bali secara liar yang mengakar tiap tahunnya, ditambah lemahnya penegakan hukum bagi pelanggar perusak hutan dan belum terbangunnya keterpihakan terhadap lingkungan maka dirumuskanlah masalah yaitu Media apa yang menarik, efektif, ergonomis dan komunikatif agar dapat menyadarkan masyarakat untuk dapat menjaga hutan berikut ekosistem didalamnya, juga bagaimana merancang media tersebut. Dari tujuan dan sasaran yang dituju yaitu masyarakat Bali baik masyarakat lokal maupun dari luar maka terciptalah konsep “kartunal” dengan tujuan menggelitik masyarakat , dibumbui juga dengan corak introspeksi dan sentuhan mawas dirinya yang jenaka, akan menciptakan komunikasi yang efektif baik antara individu, masyarakat dengan masyarakat. Dari konsep tersebut terciptalah media komunikasi visual yang berupa Brosur, poster, flyer, Billboard, X-banner, Spanduk, CD-ROM Interaktif, Stiker , Kaos, dan Katalog. Kata Kunci : hutan, hutan Bali, perusakan hutan Bali, desain komunikasi visual Abstract Forest is a basic requirement for the entire life of living creatures that live in the earth, namely: the water-storage warehouse, a place to absorb rain water, as the regulatory climate that produce oxygen for all living things to breathe and absorbing carbon dioxide, shelter diverse flora and fauna will increase biodiversity, reduce global warming and protect the soil from erosion
1
and landslides based on topography in Bali. In Bali alone the largest forest area located in the western part of Bali which includes Buleleng and Jembrana is 81025.32 ha or 62% of the overall forest area in Bali. Rampant encroachment and destruction of forests in the area of Bali is rooted in the wild each year, plus the lack of law enforcement for the violators of forest destruction thats problem is the source that formulated to become what is interesting, effective, ergonomic, and communicative media in order to awaken the public to be able to keep the following forest ecosystem in it, too how to design media. Of the intended goals and objectives of the Balinese people both local and from outside it creates the concept of "kartunal" in order to tickle the public, also spiced with a touch of introspection and introspective style of humor himself, will create an effective communication between individuals, community and society . The concept of creating visual communications media in the form of brochures, posters, flyers, Billboard, X-banner, banners, CD-ROM Interactive, Stickers, T-shirts, and catalog.
Keywords: forest, forest of Bali, forest destruction in Bali, Visual Communication Design.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan “basic needs” bagi kehidupan seluruh makhluk hidup yang tinggal di dunia, yaitu : sebagai gudang penyimpan air, tempat menyerapnya air hujan, sebagai pengatur iklim yaitu menghasilkan oksigen bagi seluruh makhluk hidup untuk bernapas dan penyerap karbon dioksida, tempat tinggal beragam flora dan fauna yang akan menambah keanekaragaman hayati, mengurangi pemanasan global dan melindungi tanah dari erosi dan longsor berdasarkan topografi yang di Bali (http:// www.dephut.go.id/informasi /statistik/2005/planologi.htm). H
H
Banyaknya kerusakan hutan di Bali yaitu
terutama dari
perambahan hutan, yaitu pelanggaran dimana kawasan hutan dirambah untuk budidaya, pendirian bangunan, pensertifikasi tanah hutan, luas kawasan hutan yang mengalami pelanggaran sampai tahun 2009 seluas 6.906,74 ha, selain itu juga dikarenakan gangguan keamanan hutan meliputi kebakaran hutan
2
seluas 249 ha, penebangan liar/ pencurian kayu hutan dengan volume kayu 153,92 meter kubik hinggal total kerusakan hutan provinsi bali mencapai 864,89 Ha tahun 2009. (Sumber : Bali Post edisi september 2009) Kesadaran masyarakat di Bali ini masih kurang dalam merawat, melestarikan dan menjaga keamanan hutan, baik itu masyarakat lokal yang tinggal di sekitar hutan tersebut maupun masyarakat pendatang, pada objek pariwisata hutan seperti objek taman wisata yang berada di daerah Baturiti, Kintamani, dan Badung, ada saja masyarakat yang mengotori hutan dengan membuang sampahsampah sembarangan yang dapat merusak ekosistem hutan dan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya. Maka penulis ingin merancang
media
komunikasi visual yang menarik, efektif, informatif dan ergonomis, dengan ilustrasi yang menarik, huruf yang mudah dibaca, dan informatif, warna yang mewakili alam untuk menarik perhatian secara visual agar masyarakat mau melihat, dan menjadi mengerti benar akan informasi-informasi bagaimana melestarikan dan merawat hutan secara berkesinambungan demi mengurangi pemanasan global dan melindungi satwa-satwa langka di Bali. 1.2 Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang ingin disampaikan antara lain sebagai berikut : 1.2.1
Media apa yang menarik, efektif, ergonomis dan komunikatif agar dapat menyadarkan masyarakat untuk dapat menjaga dan merawat hutan juga ekosistem didalamnya?
1.2.2
Bagaimana merancang media komunikasi visual yang yang efektif, ergonomis dan informatif agar hutan dapat terawat dan lestari, terhindar dari penebangan liar dan kerusakan hutan yang tidak bertanggung di wilayah Bali?
3
1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari luasnya ruang lingkup permasalahan, sehingga mengaburkan butir pembahasan, maka permasalahan dibatasi dari perumusan masalah, proses desain serta perwujudan media-media komunikasi visual sebagai contoh/prototype untuk melestarikan hutan di wilayah Bali dengan media komunikasi visual. 1.4 Tujuan Perancangan Adapun tujuan perancangan media komunikasi visual ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Untuk mengetahui media yang menarik, efektif, ergonomis dan komunikatif untuk menyadarkan masyarakat untuk dapat menjaga hutan dan ekosistem di dalamnya 1.4.2 Mengetahui proses perancangan media komunikasi visual yang efektif, informatif secara sosial sehingga dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya hutan di pronvisi Bali. 1.5 Manfaat Perancangan Adapun manfaat yang diharapkan dari perancangan media komunikasi visual ini yaitu Memberikan informasi kepada masyarakat akan bahaya yang terjadi bila kita sebagai manusia tidak merawat dan melestarikan hutan dan seluruh ekosistem yang berada di dalamnya masyarakat. Disamping itu juga dapat melatih mahasiswa (perancang) dalam melihat suatu permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan tersebut yang tidak lain adalah bagaimana merancang / membuat suatu media komunikasi visual yang efektif dan tepat guna untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat. Mahasiswa mampu berpikir secara sistematis dalam rangka mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah didapat di bangku kuliah untuk kemudian diterapkan sesuai dengan situasi di lapangan.
4
1.6 Metode Perancangan Di dalam merancang suatu karya desain / media komunikasi visual untuk melestarikan hutan di wilayah Bali, tentu saja memerlukan data-data yang tepat dan akurat dari Dinas Kehutanan. Data-data tersebut diseleksi, diolah dan digunakan sesuai dengan visi dan misi perancangan media yang akan dibuat. Di dalam pengumpulan datanya, di sini menggunakan metode pengumpulan data primer (metode observasi, metode wawancara) dan metode pengumpulan data sekunder (metode kepustakaan, metode dokumentasi). 1.7 Metode Analisa Data Metode analisis data yang digunakan dalam perancangan media komunikasi visual ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu berdasarkan hasil pengumpulan data baik literatur maupun pengambilan data secara langsung di lapangan, selanjutnya data-data pemilihan jenis media, unsur-unsur visual desain, teknik cetak dianalisa berdasarkan metode deskiptif kualitatif dan diperolehlah kesimpulan (sintesa). Berdasarkan kesimpulan (sintesa) tersebut dibuatlah alternatif-alternatif desain. Desain dianalisa secara deskriptif kuantitatif berdasarkan unsur-unsur desain dan kriteria-kriteria yang ada, maka akan didapat desain terpilih sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas. Selanjutnya desain terpilih akan diproduksi dan disesuaikan dengan bahan, alat, dan teknik cetak masing-masing.
Jadi
kesimpulannya
metode
deskriptif
kualitatif adalah
menggambarkan fakta-fakta aktual tentang kerusakan -kerusakan hutan terutama yang disebabkan oleh manusia sehingga nantinya akan diperoleh suatu pemecahan masalah yaitu diperoleh suatu desain dari media-media yang terpilih yang berguna untuk memberikan informasi kepada khalayak sasaran akan bahaya-bahaya hutan bila terus dirusak dan tidak dipelihara. 1.8 Indikator dan Model Penilaian Desain Indikator yang digunakan dalam perancangan desain komunikasi visual ini untuk menemukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan Skala Likert (skala yang menunjukkan
5
tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah melakukan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain. Dalam perancangan desain komunikasi visual ini, unsur-unsur desain (Ilustrasi, Teks/Tipografi dan Warna) yang digunakan dinilai berdasarkan kriteria-kriteria desain seperti dari segi : Fungsional, Komunikatif, Informatif, Ergonomis, Artistik, Kesatuan, Kesederhanaan, Kreatif, Kejutan dan Etis.
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1 Data Teoritis / Data Aktual Data teoritis atau data aktual merupakan data yang mengacu pada sumber sumber data ilmiah dan literatur tentang data yang berhubungan dengan perancangan serta dimanfaatkan dalam perancangan. 2.1.1 Pengertian Kasus Dalam perancangan ini kasus yang penulis angkat adalah perancangan media komunikasi visual sebagai sarana kampanye pelestarian hutan di wilayah Bali. Dimana di Bali, Berdasarkan data statistik lingkungan hidup Indonesia 2011, luas hutan di Bali 130.686,01 hektar (23,19 persen luas Provinsi Bali). Luas hutan ini mencakup hutan lindung, hutan produksi terbatas, dan hutan produksi. Dari semua itu, 3 hektar (ha) mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut antara lain disebabkan aktivitas perambah hutan. Terutama di Jembrana pada bulan September tahun 2010, terjadi perambahan hutan besar-besaran dan sepertinya sudah mengakar dari tahun ke tahun, sejumlah polisi ketika ditemui sebelumnya juga gerah terhadap perambah hutan ini. Menurut polisi, hukuman penjara itu tidak diharaukan oleh para pelaku perambah hutan. Di tingkat Kejaksaan, para pelaku illegal logging dan perambah hutan ini dituntut hingga hukuman maksimal, namun itu tidak juga menyurutkan perambahan hutan di Jembrana. (Sumber: Bali Post 11 januari 2009)
Dengan kurangnya kesadaran masyarakat di Bali dalam merawat, melestarikan dan menjaga keamanan hutan, maka dibuatlah
desain media
komunikasi visual dalam kampanye melestarikan hutan hingga diharapkan hutan sebagai kebutuhan pokok semua makhluk hidup sebagai penyimpan air, penyerap 6
hujan, pengatur iklim, penghasil oksigen, penyerap karbon dioksida, pencegah pemanasan global, habitat flora dan fauna langka dapat terus terawat dan dilestarikan sampai generasi-generasi berikutnya, juga perusakan, penebangan liar dan perambahan hutan oleh oknum dapat berkurang. 2.1.2 Aspek-aspek Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout (Widowati, 2007:27-28). Adapun aspek-aspek Desain Komunikasi Visual : Media, Ilustrasi, Huruf / Tipografi, Teks, Warna. 2.1.3 Prinsip-Prinsip Desain Komunikasi Visual Di dalam Desain Komunikasi Visual, dalam merancang suatu desain perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain yang menjadi tolak ukur / nilai-nilai suatu desain yang menentukan keindahan dan kualitas desain. Adapun prinsipprinsipnya seperti : Keseimbangan, Keserasian, Proporsi, Skala, Irama. (Pujiriyanto, 2005: 94-95). 2.1.4 Teknis Perwujudan a. Tata Letak Lay out adalah desain awal sebuah iklan yang belum jadi, biasanya berupa coretan atau sketsa naskah yang dirancang untuk dicetak. (Nuradi, 1996 : 99) b. Teknik Cetak Adapun teknik cetak yang paling sering dikenal pada umumnya : - Cetak Offset (Lithografi/Offset Printing) Cetak offset adalah suatu teknik mencetak dengan menggunakan pelat yang datar sebagia acuan cetak. Teknik cetak offset menggunakan metode planographic. Bagian yang tercetak dan tidak tercetak pada satu plat dan dibedakan bedasarkan proses kimiawi. Mesin cetak offset disebut juga
7
lithografi, digunakan untuk mencetak buku, Koran, dan majalah (Dameria. 2007:70). - Cetak Sablon/screen printing Cetak saring atau screen printing adalah suatu teknik cetak yang menggunakan silk screen sebagai acuan cetaknya. Cetak saring dikenal juga sebagai cetak sablon. Banyak digunakan untuk pencetakan kaos, mug, kartu nama, dan lain-lain. Saat ini teknologi cetak sablon sudah menerapkan system computer to screen, yang dapat menghasilkan kualitas tinggi. (Dameria. 2007:74)Teknik Cetak Saring (Screen Printing) - Teknik Cetak Digital Printing Cetak digital adalah suatu teknik cetak tanpa melalui proses pembuatan acuan cetak, melainkan melalui proses digital atau “any printing completed via digital file”. Semua proses pencetakan dilakukan dan dikontrol secara digital dan memiliki metode penintaan yang berbeda sesuai teknologi masingmasing. (Dameria. 2007:75) 2.1.5 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus Dalam perancangan, akan digunakan teori sosial yang mendukung kasus yaitu teori Semiotika. Semiotika atau semiology adalah ilmu tentang tanda-tanda atau simbol. (Kusrianto, 2007:58-59) Semiotika dibagi menjadi tiga bagian, di antaranya yaitu : Ikon (illustrasi gambar tangan dan teknik komputer secara kartun hingga menyerupai objek atau kejadian yang ada di masyarakat), Indeks (hubungan sebab – akibat pada teks headline), dan Simbol (logo dari Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Bali). 2.2 Data Faktual Data lapangan/faktual merupakan data yang diperoleh berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan.
8
2.2.1
Objek Dalam proses survey, pencarian data langsung dengan Dinas Kehutanan Provinsi Bali. Berikut data umum dari Dinas Kehutanan Provinsi Bali:
a. Nama
: Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Bali
b. Alamat
: Jl. Raya Puputan no. 23 Niti Mandala Renon – Denpasar
c. No. telp
: (0361) 237039, 235679
d. Pengelola : Kepala Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Bali Bapak Drs.A.A.G.A. Alit Sastrawan. e. Logo Lembaga
:
Gambar 2.26 Logo Kementerian Kehutanan, dan Pemerintah Provinsi Bali
2.2.2 Sarana Komunikasi Visual yang Ada Sarana Komunikasi Visual yang ada dalam kantor Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Bali adalah 3 X-Banner yang kurang komunikatif dan tidak efektif karena sulit dibaca dan informasi yang disampaikan tidak jelas. 2.2.5 Potensi Kasus Dalam proses Perancangan Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana untuk melestarikan hutan di wilayah provinsi Bali, penulis menggunakan data-data survey yang didapat sebagai berikut: 2.2.5.1 Luas Hutan di Provinsi Bali -
Luas kawasan hutan di Provinsi Bali terdiri atas hutan daratan yaitu 127.271,01 dan taman laut/perairan 3.415 ha, , luas kawasan hutan di
9
Bali tahun 2009 adalah 130.686,01 ha atau 23,19% dari luas wilayah Bali keseluruhan. -
Fungsi hutan di Bali secara keseluruhan : hutan lindung (73,28%), taman nasional (14,54%), hutan produksi terbatas (5,14%), taman wisata (3,18%0, hutan produksi tetap (1,46%), cagar alam (1,35%), dan THR 1,05%.
2.2.5.2 Penyebab Kerusakan Hutan di Provinsi Bali -
Perambahan hutan secara liar 618,25 Ha
-
Kebakaran Hutan 249 Ha
-
Alih fungsi lahan 600 Ha/th
-
Illegal logging 37,64 Ha
-
Kemiskinan dan keterbelakangan hingga mengakibatkan pengrusakan dan pencurian.
-
lemahnya penegakan hukum bagi pelanggar perusak hutan dan belum terbangunnya keterpihakan terhadap lingkungan
2.2.5.3 Akibat Kerusakan Hutan dan Keanekaragaman Hayati di dalamnya -
Berbagai macam bencana alam seperti tanah longsor, erosi, banjir dikarenakan tidak adanya daerah hijau dan resapan air, pemanasan global yang semakin parah, kekurangan air tanah hydrologis di berbagai tempat dan punahnya keanekaragaman hayati di dalam hutan seperti flora seperti Klecung, mudeh, Sokasti, Klesa, Kostal, Sentul, Gatep, Kaliasem dll dan fauna seperti harimau Bali, curik Bali, banteng, kakaktua jambul kuning, elang besar Batukaru, kera ekor panjang Sangeh dll.
2.2.6 Strategi Sosialisasi Strategi Sosialisasi Strategi yang digunakan dalam sosialisasi merupakan peranan yang sangat penting, karena dengan strategi tersebut mencapai sasaran masyarakat yang akan kita capai berupa informasi yang lengkap namun
10
singkat dan padat, yang tentunya mudah dimengerti oleh khalayak umum serta tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Pemilihan strategi terbaik dalam menginformasikan mengenai cara yang diambil dalam menambah wawasan, ketertarikan masyarakat dalam melestarikan kawasan hutan dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam meningkatkan keamanan kawasan hutan tergantung pada media iklan khususnya yang berjenis layanan masyarakat yaitu ada tidaknya keunikan subtensial bagi masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: - Program Iklan layanan masyarakat yang akan dikeluarkan antara lain berupa mediamedia informasi yang akan disampaikan ke diharapkan
masyarakat
mengetahui
kalangan masyarakat,
mengenai
apa
yang
akan
disosialisasikan. - Manfaat Mengenai manfaat dari perancangan media-media sosialisasi pelestarian hutan agar memiliki fungsi pada tempatnya, memudahkan masyarakat mendapatkan informasi, dan tepat sasaran. - Place Tempat yang cocok untuk menginformasikan media ini tidak lain adalah tempat-tempat umum, tempat yang strategis, seperti dalam acara penyuluhan, seminar, daerah umum sekitar hutan, pintu masuk hutan yang dijadikan tempat wisata. - Sosialisasi / kampanye Media-media iklan layanan masyarakat ini diharapkan mampu untuk bisa berbicara dan menyampaikan kepada masyarakat, maksudnya disini adalah media tersebut dapat memberikan informasi yang tepat dan jelas kampanye pelestarian hutan.
11
2.2.7 Target Segmentasi Target sasaran dalam kampanye ini adalah masyarakat Bali yaitu masyarakat lokal yang sudah turun temurun tinggal di Bali dan masyarakat dari luar yang tinggal di Bali juga. 2.3 Analisis & Sintesa 2.3.1
Analisis Analisis
sangat
diperlukan
untuk
memperoleh
kesimpulan
dari
permasalahan yang ada. Sedangkan sintesa adalah suatu perpaduan dari permasalahan yang ada pada latar belakang masalah yang telah dirangkum dalam analisis. Analisis dibedakan menjadi tiga yaitu analisis teori, analisis faktual, dan analisis wawancara. 2.3.2
Sintesa Berdasarkan analisa yang telah dilakukan maka diketahui bahwa media
komunikasi visual yang digunakan sebagai sarana promosi masih kurang, untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan maka akan dirancang beberapa media komunikasi visual yang lebih efektif dan efisien. Adapun media yang dirancang yaitu berupa media lini atas (Poster, Spanduk dan Billboard) dan media lini bawah (Brosur, Flyer, Stiker, Kaos, X-Banner, CD-ROM interaktif dan Katalog). a. Huruf dan typografi Huruf yang digunakan sesuai dengan karakter media yang dibuat sehingga mencerminkan dari lembaga tersebut. Huruf yang digunakan adalah jenis huruf tegas, yang mudah dibaca pada jarak tertentu seperti jenis huruf sans serif yaitu Arial untuk headline, slogan, dan bodycopy yang berisikan informasi dengan aspek penilaian huruf sebagai penyampaian pesan yaitu readability berhubungan dengan tingkat keterbacaan. c. Ilustrasi Ilustrasi merupakan unsur grafis yang sangat vital dan dapat disajikan mulai dari goresan atau titik sederhana sampai dengan yang kompleks. Teknik 12
yang digunakan kali ini adalah ilustrasi free-hand dengan pengolahan digital. dikarenakan teknik ini lebih menarik secara visual dan lebih mudah diingat oleh khalayak masyarakat. d. Warna Warna merupakan unsur penting dalam grafis karena dapat memberikan dampak psikologis kepada orang yang melihat. Warna mampu memberikan sugesti yang mendalam pada manusia. Warna sendiri membuat kesan atau mood secara keseluruhan gambar (grafis). Pada pembuatan media komunikasi visual ini akan menggunakan warna-warna yang mencerminkan alam yaitu jenis warna primer, sekunder dan tertier seperti hijau (sekunder), coklat (tertier), biru, kuning dan merah (primer). e. Ukuran dan Bahan Ukuran yang akan digunakan memakai satuan cm, bahan yang digunakan terdiri dari art paper, kertas glossy stiker/vinyl dan sebagainya. Adapun bahan dan ukuran yang dimaksud adalah: 1. Brosur : Art paper 150 gsm (29,7 cm X 21 cm) 2. Poster : Art paper 210 gsm (29,7 cm x 42 cm) 3. Flyer : Art paper 150 gsm (14,8 cm x 21 cm) 4. Billboard : Vinyl Flexy (500 X 300 cm) 5. X-banner : PVC (60 cm x 160 cm) 6. Spanduk : Vinyl (300 cm x 100 cm) 7. CD-ROM Interaktif : Art paper 150 gsm (12 x 12 cm) untuk kemasannya dan CD-R kosong dengan besar file 800 x 600 pixels. 8. Sticker : Kertas glossy (diameter 10 cm) 9. Kaos : Kain cotton combed 32s (one Size) 10. Katalog Tertutup: Art paper 260 gsm (21 cm x 15 cm) f. Teknik Cetak Teknik cetak yang digunakan disesuaikan dengan jenis media, yaitu: Teknik Cetak Offset : 1. Poster
2. Flyer
3. Brosur
13
Teknik Cetak Digital : 1) X-banner 2) Spanduk 3) Kemasan untuk CD-R interaktif 4) Billboard 5) Katalog 6) stiker Teknik Cetak Saring (Sablon) : 1) T-shirt g. Prinsip Desain Untuk menghasilkan desain yang berkualitas diperlukan berbagai pertimbangan dalam mengorganisasikan elemen-elemen grafis sesuai dengan prinsip-prinsip desain. Dalam perancangan media sosialisasi ini akan cenderung menggunakan prinsip keseimbangan tersembunyi atau asymetrical balance, dimana keseimbangan kiri dan kanan tidak memiliki beban yang sama namun masih dalam keadaan seimbang dimana karakter yang ada dinamik, hidup dan lebih terlihat titik fokusnya.
3. KONSEP DESAIN 3.1 Konsep Dasar Perancangan Agar tepat kepada sasaran yang dituju, maka dapat diperlukan beberapa strategi yakni : 1. Memperbaiki nilai, dengan maksud melakukan perbaikan pada suatu media yang kurang mengena pada sasaran. 2. Meluaskan nilai, yakni dengan meluaskan sosialisasi media agar mencakup kepada sasaran secara luas. 3. Mengembangkan nilai, yakni dengan mengembangkan media agar menciptakan sesuatu yang baru, sehingga sasaran tidak merasa jenuh. (Tristanto, 2007:100)
14
Konsep umum yang diambil dalam perancangan kampanye pelestarian hutan di wilayah Bali adalah “ kartunal”, kartunal sendiri adalah sebuah proses dimana sebuah keadaan, benda atau figurnya mengalami perubahan bentuk menjadi gambar yang menampilkan adegan lucu sebagai hiburan dan sarana komunikasi yang baik untuk mempengaruhi opini masyarakat. Kekuatan kartun untuk mempengaruhi pendapat umum ada pada penyederhanaannya, isu dan perhatiannya yang sungguh-sungguh, dan gambar-gambar yang memiliki humor. (Sudjana & Rivai, 1991 : 58) Jadi dengan konsep kartunal dengan gaya jenaka dan menghimbau pada ilustrasi, dengan penggunaan warna didominasi hijau,dan coklat juga warnawarna primer yaitu kuning, biru dan merah dan teks yang sederhana legible dan readable dengan font hanya Arial untuk memudahkan membaca dan keterjelasan dari huruf dikarenakan inti dari sebuah media sosial adalah pesan yang disampaikan, dengan begitu contoh media yang akan didesain diharapkan membuat khalayak masyarakat baik masyarakat lokal maupun asing untuk tertarik melihatnya secara visual dan lebih mudah dipahami, dimengerti mengenai pelestarian hutan.Sehingga konsep dasar ini lebih fleksibel dan sesuai dengan keadaan dan lingkungan tempat media tersebut berada.
3.2 Skema Pola Pikir Konsep pola pikir yang dimaksud adalah langkah-langkah pemikiran dalam merancang media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran, dalam hal ini manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal dan pikiran serta budi pekerti, secara ilmiah memiliki berbagai kebutuhan dan permasalahan dalam hidupnya. Termasuk kebutuhan atau permasalahan untuk menginformasikan sesuatu kepada khalayak sebagai usaha mempromosikan produk/jasa. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, desainer berperan memvisualisasikan maksud dan tujuan dari komunikator (Komunitas Parkour Bali) kepada komunikan (masyarakat Bali maupun diluar Bali) melalui desain yang dibuat.
15
Pada prosesnya desain yang dibuat tentu harus berisikan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan serta berisi informasi tentang produk/jasa yang ditawarkan oleh komunikator yang mana tetap berpegang pada aturan/ norma yang berlaku di masyarakat. Visualisasi desain dapat berupa poster, folder, video, flyer, dan media lain yang dibutuhkan untuk kepentingan promosi produk/ jasa. Media-media tersebut pada akhirnya akan memberikan feed back yang diharapkan oleh manusia itu sendiri yaitu dapat memenuhi kebutuhan informasi terhadap suatu produk/ jasa. 3.3 Skema Proses Perancangan Dalam perancangan desain komunikasi visual diperlukan juga konsep pola perancangan. Dimana untuk mendukung pemecahan masalah diperlukan dukungan data teori dan lapangan yang kemudian dilakukan analisis berdasarkan metode pendekatan yang telah ditetapkan untuk menghasilkan sintesa. Setelah penulisan media dalam sintesa kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan awal berupa gambar kasar untuk selanjutnya dipilih dan diwujudkan melalui proses cetak. 3.4 Strategi Media Strategi adalah siasat atau kebijakan/ langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Strategi media dibentuk untuk target sasaran (audience) dengan panduan media, yang terdiri dari pilihan media dan jadwal media, yang disusun dengan memperhitungkan kebiasaan target (audience) masing-masing pangsa pasar dalam penggunaan media. Target audience inilah yang menentukan saluran media mana yang paling efektif dan efisien. Efektif artinya cocok untuk mengiklankan produk yang dirancang, dan efisien artinya yang terjangkau (Sanyoto, 2006:66-67).
16
3.5 Program Tayangan Media Program tayangan media adalah program dimana media yang didesain akan muncul/ terbit/ disebarkan kepada khalayak sasaran/ masyarakat. Aspek yang terkait diantaranya yaitu Kapan, Dimana, dan Frekuensi. 3.6 Strategi Kreatif Strategi kreatif sering dianggap sebagai hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai cara mencegah dan mewaspadai kedalam suatu posisi tertentu dalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk merumuskan tujuan sosialisasi. Strategi kreatif merupakan pendekatan dan sistematika berpikir yang membantu dalam penyusunan lay out suatu promosi untuk memaksimalkan daya tarik visual. 3.6.1 Isi Pesan Isi pesan informasi mengenai bahaya-bahaya bila hutan terus dirusak, larangan-larangan bila berjalan dalam hutan, bentuk-bentuk pelestarian dan menjaga keamanan hutan. 3.6.2 Bentuk Pesan Bentuk pesan yang terdapat pada media sosialisasi pelestarian kawasan hutan di wilayah Bali adalah pesan yang bersifat formal maupun informal dan informatif. Bentuk pesan visual lebih ditonjolkan berupa gambar dan teks. 3.6.3 Strategi Visual Teknik visual yang digunakan dalam visualisasi desain media sosialisasi ini adalah teknik ilustrasi tangan, yang kemudian diolah dengan menggunakan program komputer, dimana ilustrasi yang ditampilkan akan diberi headline dan subheadline dan logo lembaga/instansi terkait. 3.6.4 Gaya Visual
Gaya visual yang ditampilkan pada perancangan media kampanye ini adalah ilustrasi dengan gaya kartunal dengan penyampaian pesan yang luwes melalui pendekatan humor yang ditujukan kepada khalayak masyarakat dan teks yang informatif dan menarik akan menciptakan komunikasi yang efektif.
17
3.6.5 Material Material merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam mewujudkan media-media komunikasi visual seingga media tersebut siap untuk dipakai Adapun material yang digunakan disesuaikan dengan jenis media itu sendiri, yaitu: Brosur
: Art paper 150 gsm (21 X 29,69cm)
● Poster
: Art paper 210 gsm (29,69 X 42 cm)
● Flyer
: Art paper 150 gsm (14,8 cm x 21 cm)
● Billboard
: Vinyl Flexy (500 X 300 cm)
● X-Banner
: PVC (160 cm x 60 cm)
● Spanduk
: Vinyl (300 cm x 100 cm)
● CD-ROM Interaktif : Art paper 150 gsm ( 12 cm x 12 cm ) untuk kemasannya dan CD-R kosong dengan besar file 800 x 600 pixels ● Stiker
: glossy paper 135 gsm (diameter 10 cm)
● kaos
: Kain cotton combed 32s (one Size)
● Katalog
: Art paper 210 gsm (21 X 14,8 cm)
4. VISUALISASI DESAIN 4.1 Brosur
18
Nama Media : Brosur Ukuran
: 29,7 x 21 cm
Bahan
: Art Paper 150 gsm
Huruf
: Arial
Teknik
: Cetak Offset
4.2 Poster
19
Nama Media : Poster Ukuran
: 29,69 x 42 cm
Bahan
: Art Paper 210 gsm
Huruf
: Arial
Teknik
: Cetak Offset
4.3 Flyer / Selebaran
Nama Media : Flyer Ukuran
: 21 x 14,8 cm
Bahan
: Art Paper 150 gsm
Huruf
: Arial
Teknik
: Cetak
4.4 Billboard
20
Nama Media : Billboard Ukuran
: 500cm x 300cm
Bahan
: Vinyl Flexy
Huruf
: Arial
Teknik
: Cetak Digital
4.5 X-Banner
Nama Media : X-Banner Ukuran
: 160 x 60 cm
Bahan
: PVC
Huruf
: Arial
Teknik
: Cetak Digital
21
4.6 Spanduk
Nama Media : Spanduk Ukuran
: 300cm x 100cm
Bahan
: Vinyl
Huruf
: Arial
Teknik
: Digital Printing
4.7 CD-ROM interaktif
22
Nama Media : CD-ROM interaktif Ukuran
: 800 x 600 pixels
Bahan
: CD-ROM, dan kertas artpaper 150 gsm
Huruf
: Arial
Teknik
: Cetak Digital pada kemasannya
4.8 Stiker
Nama Media : Stiker Ukuran
: diameter 10 cm
Bahan
: Kertas Glossy
Huruf
: Arial
Teknik
: Digital Printing
4.9 Kaos
23
Nama Media : Kaos Ukuran
:one Size
Bahan
: Kain Cotton Combed 32 S
Huruf
: Arial
Teknik
: Cetak sablon
4.10 Katalog
Nama Media : Katalog Ukuran
: 21 x 14,8 cm
Bahan
: Art Paper 210 gsm
Huruf
: Arial
Teknik
: Cetak Digital
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mendapatkan simpulan sebagai berikut : 5.1.1
Dengan adanya permasalahan yang ada di masyarakat tentang
maraknya perambahan dan perusakan hutan di wilayah Bali secara liar yang mengakar tiap tahunnya maka dirumuskanlah masalah yaitu Media apa yang menarik, efektif, ergonomis dan komunikatif agar dapat
24
menyadarkan masyarakat untuk dapat menjaga hutan berikut ekosistem didalamnya, juga bagaimana merancang media tersebut. Dari tujuan dan sasaran yang dituju maka terciptalah konsep “kartunal” dengan tujuan menggelitik masyarakat , dibumbui juga dengan corak introspeksi dan sentuhan mawas dirinya yang jenaka, akan menciptakan komunikasi yang efektif baik antara individu, masyarakat dengan masyarakat. Dari konsep tersebut terciptalah media komunikasi visual yang berupa Brosur, poster, flyer, Billboard, X-banner, Spanduk, CD-ROM Interaktif, Stiker , Kaos, dan Katalog. 5.1.2
Kegiatan perancangan media komunikasi visual dengan pesan
terencana yang dibuat untuk memecahkan masalah seperti pelestarian hutan di wilayah Bali, maka dibuatlah media-media komunikasi visual yang dapat bertahan dan berkesinambungan dalam waktu tidak lebih dari satu tahun dengan tema sentral. Media-media tersebut memiliki tujuan menyokong kampanye pemerintah seperti masalah pelestarian hutan melalui Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Bali, perancangan media disesuaikan dengan sasaran yakni masyarakat yang ada di Bali baik lokal maupun dari luar yang tinggal menetap di Bali, dimana pertimbangan kreatif, anggaran dana dan perwujudan akan ditanggung oleh Dinas Kehutanan
Pemerintah
Provinsi
Bali.
Sebelum
mendesain
perlu
dipertimbangkan aspek-aspek desain komunikasi visual yang akan digunakan seperti ilustrasi, warna, teks, tipografi, ukuran, bahan dan teknik cetak. Setelah mempertimbangkannya, desainer menggunakan prinsip-prinsip desain yakni , informatif, efektif, fungsional, etis, estetis, kesatuan dan ergonomis. 5.2 Saran Saran-saran penulis sebagai pertimbangan setelah mengetahui dan melakukan berbagai kegiatan dalam merancang media komunikasi visual sebagai sarana pelestarian kawasan hutan di wilayah Bali :
25
5.2.1. Untuk instansi Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Bali diharapkan data-data pelestarian kawasan hutan yang ada lebih dilengkapi dengan data-data yang akhir-akhir ini terjadi atau yang baru, bukan memakai data 1 tahun atau 2 tahun yang lalu, media-media yang ada pun harus diperbanyak dan dikembangkan kuantitas dan kualitasnya kepada khalayak masyarakat, diharapkan dengan media-media yang ada pemerintah
dapat memperketat hukuman untuk para pelaku
perusakan, dan perambahan liar
kawasan hutan dan membuat
program-program yang semakin efektif dalam melestarikan kawasan hutan bersama masyarakat. 5.2.2. Untuk perkembangan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual penulis menyarankan hendaknya mahasiswa mengkhususkan keahliannya di salah satu cabang dari Desain Komunikasi Visual seperti dalam bidang advertising, website, animasi, desain produk, percetakan, dll. Ini dikarenakan banyaknya cabang-cabang dari displin ilmu desain komunikasi visual dan untuk lebih meningkatkan profesional mahasiswa sebagai tenaga kerja di dunia kerja nantinya. 5.2.3. Untuk Lembaga Institut Seni Indonesia diharapkan jurusan desain komunikasi visual dikembangkan bukan sebagai teori saja tetapi lebih menjurus kepada keahlian-keahlian yang berbeda seperti pengetahuan di bidang advertising, website, animasi, desain produk, percetakan, dll. Ruangan untuk praktek-praktek ditambah seperti ruangan komputer, ruang cetak sablon, ruangan cetak digital, offset dan ruang animasi sehingga mahasiswa bisa mempraktekan secara langsung di kampus tanpa harus keluar mencari tempat-tempat praktek sehingga teori-teori yang diajarkan oleh dosen dapat diserap dengan baik oleh mahasiswa, juga menambah mata kuliah baru mengenai pengertian dan kegunaannya media-media baru yang sedang marak ada di masyarakat, karena media komunikasi visual berkembang sangat cepat dan selalu muncul inovasi baru.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adhy Tristanto. 2007. Cerdas Beriklan. Yogyakarta : Percetakan Galangpress Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka. Artini Kusmiati, Sri Pudjiastuti, Pamudji Suptandar.1999. Teory Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta : Penerbit Djambatan. Daryanto, S.S, 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo Faw, T. Dameria, Anne. 2007. Color Basic Paduan Dasar Warna untuk Desainer &Industri Grafika. Jakarta: Link & Match Graphic. Hadi, Sutrisno. 1984. Metodelogi Research. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM. Herdiman, Ima. 2006. 400 Istilah Public Relations Media dan Periklanan. Jakarta: Gagas Ulung. Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi. Lukman, Ali. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Marzuki. 1995. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPEFE-UII. Moleong, Lexy. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya. Nasir, M. 2005. Metode Penelitian, Bogor: Ghalilea Indonesia Ni Nyoman Sri Witari.1997. Kajian Peranan Kartun Panji Koming Pada Kompas Minggu Sebagai Media Penunjang Dalam Memasyarakatkan Pembangunan. Denpasar : perpustakaan ISI Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
27
Palgunadi, Bram. 2007. Disain Produk 1 ; Disain, Disainer, dan Proyek Disain. Bandung : ITB. Poerwadarminta W.J.S. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pujirianto. 2005. Desain Grafis Komputer. Yogyakarta: Andi. Regina, Maria. 2008. Kamus Istilah Desain Grafis dan Periklanan Komputer. Jakarta: Elexmedia Computindo. Sachari. 2005. Pengantar Metodelogi Penelitian Budaya Rupa dan Desain, Arsitektur, Seni Rupa dan Kriya. Bandung: Erlangga Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide Book. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press. Sarwono, Jonathan dan Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi. Sugiyono . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susanto, Astrid. 1986. Filsafat Komunikasi, Bandung: Bina Cipta. Suyanto, M. 2004. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan, Yogyakarta: Andi. Widowati, Heningtyas dan Novi Mayasari. 2007. Irama Visual. Yogyakarta: Jalasutra dan ISI Yogyakarta
Sumber Halaman Web: http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert Diunduh Tgl. 11-4-2012 http://www.unika.ac.id/staff/blog/moediartianto/55 Diunduh Tgl. 11-4-2012 http://id.Wikipedia.org/wiki/Bali Diunduh Tgl. 11-4-2012 http:// www.dephut.go.id/informasi/statistik/2005/planologi.htm Diunduh Tgl. 114-2012
28
http://www.indomultimedia.com/ Diunduh Tgl. 14-4-2012 ( www.google.co.id/imgres Diunduh Tgl. 14-4-2012 H
H
http://www.infopercetakan.com/.../pilih-mana-cetak-offset-atau-digital.html Diunduh Tgl. 14-4-2012 http://ms.m.wikipedia.org/wiki/kartunis Diunduh Tgl. 14-4-2012 http://file.upi.edu/direktori/FPTK/BU_211_Desain_Hiasan_(Pipin)/ Diunduh Tgl. 14-4-2012 http://pusatbahasaindonesia.org./kampanye/Diunduh Tgl. 16-6-2012 http://id.wikipedia.org/wiki/Font Diunduh Tgl. 14-4-2012
29