ARTIKEL ILMIAH STRATA I (S1)
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN EKSISTENSI KOMUNITAS PARKOUR BALI
Nama Nim Program Studi Jurusan
Oleh : I Nyoman Suta Wijaya : 200506005 : Desain Komunikasi Visual : Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2012
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI SARANA UNTUK MENINGKATKAN EKSISTENSI KOMUNITAS PARKOUR BALI I Nyoman Suta Wijaya Nim. 200506005 Jurusan/Prog. Studi : Desain/ DKV
Abstrak Komunitas Parkour Bali adalah suatu komunitas satu minat dan hobi yang bergerak dan berlatih dalam bidang “Parkour”. Parkour adalah suatu cara berpindah tempat dari point A menuju point B dengan hanya mengandalkan kemampuan tubuh manusia itu sendiri, yang bertujuan untuk melatih fisik dan mental melewati halangan dan rintangan di jalan agar berguna dalam keadaan / kondisi bahaya. Dengan kata lain Parkour adalah seni untuk melarikan diri. Di Indonesia sendiri khususnya di Bali, Parkour masih jarang diketahui keberadaannya, mengingat Parkour itu sendiri masih sesuatu yang baru di Bali. Untuk meningkatkan eksistensinya terutama di Bali, diperlukan media informasi agar Parkour Bali menjadi lebih dikenal di masyarakat (pecinta seni, olahraga dan hiburan). Penelitian ini dilakukan untuk merancang media-media komunikasi visual yang efektif agar bisa meningkatkan eksistensi Komunitas Parkour Bali. Konsep dasar yang digunakan disini dalam merancang media-media komunikasi visual adalah Urban Sport, yang sesuai dengan karakter dari Parkour Bali itu sendiri dimana didasarkan pada latihan-latihan rutin mereka yang lebih banyak dilakukan di seputaran Kota Denpasar. Desain yang dibuat dominan menggunakan ilustrasi fotografi dengan teknik gabungan melalui komputer dengan harapan mampu menarik perhatian masyarakat umum dan mampu mengangkat citra komunitas tersebut. Data yang diperoleh dari penelitian, data wawancara dan data teoritis diolah melalui analisis dan di sintesa sehingga dapat diciptakan media komunikasi visual yang berkualitas dan memenuhi kriteria yang ada. Kata Kunci : Komunitas Parkour Bali, Desain, Media Komunikasi Visual, Urban Sport.
Abstract Bali Parkour community is a community of interests and hobbies that practicing about "Parkour". Parkour is a way to move from point A to point B by simply relying on the ability of the human body itself, which aims to train
physically and mentally through the barriers and obstacles that is useful in a state / condition of danger. In other words, Parkour is the art of escape. In Indonesia especially in Bali, Parkour is something new. To increase its presence mainly in Bali, media information is needed for Parkour Bali to be known in the public (art lovers, sports and entertainment). The study was conducted to create an effective media design in order to improve the existence of Parkour Bali community. The basic concept used in designing visual communications media is the Urban Sport, according to the character of Parkour Bali itself which is based on their regular exercises done around the city of Denpasar. The designs were created basicaly by photographic illustration technique combined by using computer aimed to attract the attention of the public and be able to lift the image of the community. The data obtained from the study, interview data and theoretical data were processed through the analysis and synthesis, so a good quality of the visual communication media can be created in accordance to the existing criteria. Keywords: Bali Parkour Community, Design, Visual Communication Media, Urban Sport.
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam seni gerak. Untuk menghasilkan suatu gerakan yang indah, diperlukan kemantapan fisik dan mental, yang keduanya tersebut didapat dari kegiatan olahraga. Salah satunya yang perancang angkat di sini adalah disiplin seni olahraga “Parkour”, karena di Bali atau bahkan di negara Indonesia sendiri masih terdengar asing akan istilah Parkour ini. Di Indonesia, khususnya daerah Bali olahraga ini sudah mulai berkembang, terutama di daerah Kota Denpasar sudah ada komunitas Parkour yang aktif dalam latihannya, yaitu “Komunitas Parkour Bali”. Komunitas Parkour Bali sudah berdiri sejak 3 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 5 April 2009 merupakan cabang dari Komunitas Parkour Indonesia yang masih jarang diketahui keberadaannya. Sampai sekarang Parkour Bali hanya memiliki anggota sekitar 67 orang. Sayangnya Parkour Bali belum memiliki media komunikasi
visual yang cukup untuk meningkatkan eksistensi sekaligus memperkenalkan komunitas ini kepada masyarakat umum pecinta olahraga, seni dan hiburan. Dari sinilah perancang mulai tergerak untuk membantu memperkenalkannya dengan membuatkan
beberapa
media
komunikasi
visual
untuk
meningkatkan
eksistensinya. 1.2 Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang ingin disampaikan antara lain sebagai berikut : 1.2.1
Media apakah yang tepat dalam usaha untuk meningkatkan eksistensi Komunitas Parkour Bali?
1.2.2
Bagaimanakah merancang media komunikasi visual yang efektif dan komunikatif untuk meningkatkan eksistensi Komunitas Parkour Bali agar lebih dikenal oleh masyarakat umum?
1.3 Batasan Masalah Dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka batasan masalahnya lebih difokuskan pada proses perancangan serta perwujudan mediamedia komunikasi visual untuk meningkatkan eksistensinya Komunitas Parkour Bali. Media – media tersebut nantinya seperti : Poster, Flyer, Folder, Buku Panduan, X-banner, Stiker, T-Shirt, Spanduk, Video Profile dan Katalog. 1.4 Tujuan Perancangan Adapun tujuan perancangan media komunikasi visual ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Terciptanya media komunikasi visual yang tepat, efektif dan efisien dalam usaha meningkatkan eksistensi Komunitas Parkour Bali. 1.4.2 Mengetahui proses perancangan media komunikasi visual yang baik, menarik dan komunikatif sebagai media informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan Komunitas Parkour Bali. 1.4.3 Agar masyarakat umum mengetahui keberadaan Komunitas Parkour Bali.
1.5 Manfaat Perancangan Adapun manfaat yang diharapkan dari perancangan media komunikasi visual ini yaitu masyarakat terutama di Bali dapat lebih mengetahui bahwa Komunitas Parkour Bali merupakan suatu komunitas yang kreatif dan positif. Disamping itu juga dapat melatih mahasiswa (perancang) dalam melihat suatu permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan tersebut yang tidak lain adalah bagaimana merancang / membuat suatu media komunikasi visual yang efektif dan tepat guna untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat. Mahasiswa mampu berpikir secara sistematis dalam rangka mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah didapat di bangku kuliah untuk kemudian diterapkan sesuai dengan situasi di lapangan. 1.6 Metode Perancangan Di dalam merancang suatu karya desain / media komunikasi visual untuk meningkatkan eksistensi Komunitas Parkour Bali, tentu saja memerlukan datadata yang tepat dan akurat dari komunitas tersebut. Data-data tersebut diseleksi, diolah dan digunakan sesuai dengan visi dan misi perancangan media yang akan dibuat. Di dalam pengumpulan datanya, di sini menggunakan metode pengumpulan data primer (metode observasi, metode wawancara) dan metode pengumpulan data sekunder (metode kepustakaan, metode dokumentasi). 1.7 Metode Analisa Data Metode analisa yang dipakai dalam laporan ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu analisa data dengan memaparkan fakta-fakta mengenai data yang diperoleh di lapangan dalam proses desain media komunikasi visual untuk meningkatkan eksistensi Parkour Bali. Metode kuisioner digunakan dari pemilihan 3 (tiga) alternatif setiap desain media, untuk menentukan desain terpilih yang diajukan kepada alumnus ISI Denpasar, masyarakat umum dan kalangan professional (praktisi Parkour).
1.8 Indikator dan Model Penilaian Desain Indikator yang digunakan dalam perancangan desain komunikasi visual ini untuk menemukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain menggunakan Skala Likert (skala yang menunjukkan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah melakukan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain. Dalam perancangan desain komunikasi visual ini, unsur-unsur desain (Ilustrasi, Teks/Tipografi dan Warna) yang digunakan dinilai berdasarkan kriteria-kriteria desain seperti dari segi : Fungsional, Komunikatif, Informatif, Ergonomis, Artistik, Unity, Simplicity, Kreatif, Surprise dan Etis.
2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1 Data Teoritis / Data Aktual Data teoritis atau data aktual merupakan data yang mengacu pada sumber sumber data ilmiah dan literatur tentang data yang berhubungan dengan perancangan serta dimanfaatkan dalam perancangan. 2.1.1 Pengertian Parkour Definisi dari Parkour adalah seni berpindah tempat melewati beberapa obstacle (rintangan / halangan) dari point A menuju point B. Parkour berasal dari kata parcours du combatant yang berarti pelatihan halang rintang untuk sesi militer. Kata Parcours “c” diganti menjadi “k” dan “s”nya dipakai untuk menjelaskan filosofi Parkour itu sendiri. (“Parkour’s philosophy about efficiency”). (http://id.wikipedia.org/wiki/Parkour) 2.1.2 Sejarah Parkour Parkour ditemukan oleh David Belle di Perancis. Cikal bakal keberadaan Parkour sampai tersebar keseluruh dunia tidak terlepas dari keberadaan kelompok Parkour pertama pada tahun 1984 di daerah Lisses (salah satu kota di Perancis) yang diberi nama “Yamakasi”. (http://en.wikipedia.org/wiki/David_Belle) 2.1.3 Aspek-aspek Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri dari gambar, huruf, warna, komposisi, dan layout (Widowati, 2007:27-28). Adapun aspek-aspek Desain Komunikasi Visual : Media, Ilustrasi, Huruf / Tipografi, Teks, Warna. 2.1.4 Prinsip-Prinsip Desain Komunikasi Visual Di dalam Desain Komunikasi Visual, dalam merancang suatu desain perlu diperhatikan prinsip-prinsip desain yang menjadi tolak ukur / nilai-nilai suatu desain yang menentukan keindahan dan kualitas desain. Adapun prinsip-
prinsipnya seperti : Keseimbangan, Keserasian, Proporsi, Skala, Irama. (Pujiriyanto, 2005: 94-95). 2.1.5 Teknis Perwujudan a. Tata Letak Lay out adalah desain awal sebuah iklan yang belum jadi, biasanya berupa coretan atau sketsa naskah yang dirancang untuk dicetak. (Nuradi, 1996 : 99) b. Teknik Cetak Adapun teknik cetak yang paling sering dikenal pada umumnya : - Teknik Cetak Datar (Planografi/ Litografi) Teknik cetak yang pada acuan cetaknya/permukaan bagian yang mencetak sama tinggi dengan bagian yang tidak mencetak (Tapran, 2006:25). - Teknik Cetak Saring (Screen Printing) Cetak saring yaitu cetak yang acuannya berupa kasa. Kasa ini merupakan kombinasi stensil dengan screen. Bagian yang mencetak pada acuan cetak bersifat tembus tinta dan bagian yang tidak mencetak tidak tembus tinta. Teknik cetak ini disebut juga cetak tembus atau cetak sablon. (Tapran, 2006: 28). - Teknik Cetak Digital Printing Teknologi cetak yang memiliki high quality dan akurat dengan komputer. Teknik ini menggantikan teknik lama yaitu cetak offset yang membutuhkan waktu lama dan proses panjang (Hardiman, 2006:33). 2.1.6 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus Dalam perancangan, akan digunakan teori sosial yang mendukung kasus yaitu teori Semiotik. Semiotik atau semiology adalah ilmu tentang tanda-tanda atau simbol. (Kusrianto, 2007:58-59) Semiotik dibagi menjadi tiga bagian, di antaranya yaitu : Ikon, Indeks dan Simbol.
2.2 Data Faktual Data lapangan/faktual merupakan data yang diperoleh berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan. 2.2.1
Objek a. Nama Komunitas
: Bali Parkour & Freerunning Community (Komunitas Parkour Bali & Freerunning)
b. Tanggal / Tahun Berdiri : 5 April 2009 c. Telepon
: Arriv MJ : 08563772277
d. Blog
: http://baliparkour.blogspot.com
e. E-mail
: 1.
[email protected] 2.
[email protected]
f. Anggota
: Sampai sekarang 67 orang
g. Logo Parkour Bali
: Pada logo Parkour Bali menggunakan huruf / font Rage Italic untuk tulisan “Parkour”, Ballpark pada tulisan “Bali” dan Mistral pada kalimat “The Art of Movement”. Pada ilustrasi menggunakan ilustrasi yang menggambarkan seorang yang sedang berlari ke depan, melompat ke atas, atau juga dapat digunakan
sebagai
pengganti
huruf
“K”
dalam
kata
“Par‟k‟our”. Menggunakan elemen desain kotak persegi panjang yang melambangkan suatu lapangan / dunia / ruang lingkup. Warna menggunakan warna merah dan hitam. Merah menandakan sifat yang energik dan keberanian, hitam menandakan sifat modern dan style.
h. Sejarah Parkour Bali
:
Komunitas Parkour Bali tercetus pada tanggal 5 April 2009, diawali oleh Kade Krisna. Pada waktu itu Kade membuat sebuah webblog yang isinya seputar tentang parkour, dari sana satu persatu orang-orang yang tertarik mulai datang dan ingin ikut bergabung untuk latihan, hingga akhirnya Kade bertemu dengan Surya dan memulai latihan bersama untuk pertama kalinya pada tanggal 5 April 2009. Setelah latihan awal tersebut, kedua orang ini bertemu
dengan Hadhi dan akhirnya mereka bertiga sepakat untuk membuat sebuah komunitas yang sekarang diberi nama "Bali Parkour & Freeruning Community (Komunitas Parkour Bali & Freerunning)" dan pada tanggal 5 April 2009 tersebut digunakan untuk memperingati hari terbentuknya komunitas tersebut. 2.2.2
Pengelola Komunitas Parkour Bali sampai sekarang memiliki anggota sebanyak 67
anggota. Adapun yang menjabat sebagai tim yang mengkoordinir dalam komunitas ini ialah: - Ketua Dewan Pembina : Kade Krishna - Ketua Umum : Hadhi Wijaya - Bendahara : Ida Bagus Tantra - Humas : Ariv Mj - Sekretaris : Sasha - Instruktur : Ida Bagus Tantra, Aditya Reza - Dokumentasi : Aditya Reza, Kade Krishna, Ade Primanda 2.2.3 Lokasi Dalam mencari data mengenai Komunitas Parkour Bali perancang mengunjungi komunitas tersebut pada saat jadwal latihan mereka. Adapun jadwal latihan rutin Komunitas Parkour Bali adalah sebagai berikut : 1. Hari Jumat jam 19.00 malam : Lapangan Puputan Badung, di halaman patung air mancur. Jenis latihan: landing, precision, foot placement, grounding, balance, vaulting. 2. Hari Sabtu jam 15.30 sore di Lapangan Renon : di depan pintu masuk sebelah barat Bajra Sandi. Jenis latihan: SnC (strength & conditioning) 3. Hari Minggu jam 15.30 sore di Pantai Sindhu, pesisir pantai. Jenis latihan : Free Jamming / improvisasi
2.2.4 Sarana Komunikasi Visual yang Ada Komunitas Parkour Bali hanya memiliki beberapa media komunikasi yaitu: Stiker, Pin dan Blog. Dimana media tersebut dapat dikatakan belum cukup untuk memperkenalkan keberadaan mereka. 2.2.5 Potensi Kasus Bali Parkour & Freerunning adalah sebuah komunitas yang sudah berdiri selama 3 tahun dan merupakan komunitas Parkour yang terbesar di Bali. Komunitas Parkour Bali merupakan sebuah wadah tempat berlatih dan saling berbagi pengalaman bagi mereka yang berminat menekuni olahraga Parkour dan Freerunning. Selain sebagai wadah yang menampung kreatifitas anak-anak di dalam berekspresi tersebut, Parkour Bali juga adalah sarana yang tersedia untuk dapat belajar tentang hidup, hidup yang penuh kebersamaan, kegembiraan, kekompakan dan persatuan. Untuk meningkatkan rasa persaudaraan, Parkour Bali juga sering melakukan perjalanan-perjalanan / tour luar Kota (Denpasar) seperti misalnya mendaki / trekking. Refreshing ke tempat-tempat wisata seperti Bedugul, Nusa Dua, Kintamani dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang bermanfaat lainnya. Dalam kegiatannya Parkour Bali juga aktif di dalam kegiatan-kegiatan yang positif, misalnya mengikuti event-event peduli lingkungan penghijauan di tempat-tempat yang gersang. Parkour Bali juga lebih menekankan nilai-nilai kehidupan yang dapat di ambil dari filosofi Parkour itu sendiri disamping hanya sekedar latihan fisik biasa. Adapun nilai-nilai filosofi kehidupan yang dapat diambil salah satunya ialah “seni untuk melewati semua masalah dalam track kehidupan”. Dengan menggunakan prinsip Parkour di dalam menapaki rintangan kehidupan, kita akan berusaha melewati rintangan kehidupan tersebut dengan indah dan penuh kontrol. Memecahkan masalah yang kita hadapi dengan efektif dan efisien.
2.2.6 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah langkah-langkah atau kebijakan untuk mencapai tujuan pemasaran. (Sanyoto, 2006:48). Strategi pemasaran dibagi menjadi empat unsur, yaitu : Produk, Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi). 2.2.7 Target Segmentasi Komunitas Parkour Bali mengambil segmentasi pasar yaitu semua kalangan usia muda sampai tua yang menyukai dan berminat akan olahraga, seni dan hiburan. 2.3 Analisis & Sintesa 2.3.1
Analisis Analisis
sangat
diperlukan
untuk
memperoleh
kesimpulan
dari
permasalahan yang ada. Sedangkan sintesa adalah suatu perpaduan dari permasalahan yang ada pada latar belakang masalah yang telah dirangkum dalam analisis. Analisis dibedakan menjadi tiga yaitu analisis teori, analisis faktual, dan analisis wawancara. 2.3.2
Sintesa Berdasarkan analisa yang telah dilakukan maka diketahui bahwa media
komunikasi visual yang digunakan sebagai sarana promosi masih kurang, untuk itu guna mencapai tujuan yang diinginkan maka akan dirancang beberapa media komunikasi visual yang lebih efektif dan efisien. Adapun media yang dirancang yaitu berupa media lini atas (Poster, Spanduk dan Video Profile) dan media lini bawah (Folder, Flyer, Stiker, T-Shirt, X-Banner, Buku Panduan dan Katalog). Media-media yang dibuat tersebut dibuatkan 3 (tiga) alternatif pilihan desain kecuali media Video Profile. Sebagai penguat diantara tiga alternatif pilihan desain media tersebut, digunakan metode kuisioner yang menyasar pada alumnus ISI Denpasar, masyarakat umum dan professional (praktisi Parkour).
Ilustrasi menggunakan ilustrasi gabungan antara teknik fotografi dan pengolahan gambar tersebut melalui komputer. Teks berisi keterangan ajakan untuk bergabung dalam komunitas tersebut. Menggunakan huruf tipe sans serif agar mudah dibaca dan sederhana. Pewarnaan menggunakan warna yang berkesan langit. Teknik cetak yang digunakan menggunakan teknik cetak digital dan cetak sablon (sesuai dengan jenis media).
3. KONSEP DESAIN 3.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep perancangan sesungguhnya, bisa juga disebut “perencanaan” atau planning (Sanyoto, 2005 : 61). Konsep merupakan dasar untuk menterjemahkan ide kedalam bentuk karya. Desain media komunikasi visual yang dibuat dalam meningkatkan eksistensi Komunitas Parkour Bali menggunakan konsep Urban Sport. Yang dimaksud dengan Urban di sini adalah bersifat kekotaan / perkotaan dimana dapat diartikan sebagai sesuatu yang berkesan „modern‟, sedangkan arti dari Sport itu adalah olahraga, yang menyasar pada olahraga „Parkour‟. Jadi maksud dari Urban Sport di sini adalah suatu konsep yang digunakan dalam media komunikasi visual untuk menyampaikan suatu tentang cara hidup (lifestyle) olahraga yang modern / bersifat kekotaan. 3.2 Skema Pola Pikir Konsep pola pikir yang dimaksud adalah langkah-langkah pemikiran dalam merancang media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran, dalam hal ini manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal dan pikiran serta budi pekerti, secara ilmiah memiliki berbagai kebutuhan dan permasalahan dalam hidupnya. Termasuk kebutuhan atau permasalahan untuk menginformasikan sesuatu kepada khalayak sebagai usaha mempromosikan produk/jasa. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, desainer berperan memvisualisasikan maksud dan tujuan dari komunikator (Komunitas Parkour Bali) kepada komunikan (masyarakat Bali maupun diluar Bali) melalui desain yang dibuat. Pada prosesnya desain yang dibuat tentu harus berisikan informasi yang dibutuhkan oleh komunikan serta berisi informasi tentang produk/jasa yang ditawarkan oleh komunikator yang mana tetap berpegang pada aturan/ norma yang berlaku di masyarakat. Visualisasi desain dapat berupa poster, folder, video, flyer, dan media lain yang dibutuhkan untuk kepentingan promosi produk/ jasa. Media-media tersebut pada akhirnya akan memberikan feed back yang diharapkan
oleh manusia itu sendiri yaitu dapat memenuhi kebutuhan informasi terhadap suatu produk/ jasa. 3.3 Skema Proses Perancangan Dalam perancangan desain komunikasi visual diperlukan juga konsep pola perancangan. Dimana untuk mendukung pemecahan masalah diperlukan dukungan data teori dan lapangan yang kemudian dilakukan analisis berdasarkan metode pendekatan yang telah ditetapkan untuk menghasilkan sintesa. Setelah penulisan media dalam sintesa kemudian dilanjutkan dengan proses perancangan awal berupa gambar kasar untuk selanjutnya dipilih dan diwujudkan melalui proses cetak. 3.4 Strategi Media Strategi adalah siasat atau kebijakan/ langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Strategi media dibentuk untuk target sasaran (audience) dengan panduan media, yang terdiri dari pilihan media dan jadwal media, yang disusun dengan memperhitungkan kebiasaan target (audience) masing-masing pangsa pasar dalam penggunaan media. Target audience inilah yang menentukan saluran media mana yang paling efektif dan efisien. Efektif artinya cocok untuk mengiklankan produk yang dirancang, dan efisien artinya yang terjangkau (Sanyoto, 2006:66-67). 3.5 Program Tayangan Media Program tayangan media adalah program dimana media yang didesain akan muncul/ terbit/ disebarkan kepada khalayak sasaran/ masyarakat. Aspek yang terkait diantaranya yaitu Kapan, Dimana, dan Frekuensi. 3.6 Strategi Kreatif Strategi kreatif adalah kebijakan yang akan dilakukan terhadap panduan kreatif, terdiri dari isi pesan dan bentuk pesan, yang disusun berdasarkan target audience-nya, karena pada dasarnya target audience-lah yang menentukan isi
(content) dan bentuk (form) pesan iklan yang akan disampaikan (Sanyoto, 2006: 83). Adapun strategi kreatif yang dilakukan pada media komunikasi visual Komunitas Parkour Bali meliputi: Isi pesan, Bentuk pesan, Strategi visual, Gaya visual dan Material.
4. VISUALISASI DESAIN 4.1 Poster
Nama Media
: Poster
Ukuran
: 42cm x 29,7cm (A3)
Bahan
: Art Paper 150 gsm
Huruf
: Rage Italic, Ballpark, Mistral dan TW Cen MT Condensed
Teknik
: Cetak digital.
4.2 Folder
Nama Media
: Folder
Ukuran
: 30 cm x 20 cm
Bahan
: Art Paper 150 gsm
Huruf
: Rage Italic, Ballpark, Mistral dan TW Cen MT Condensed
Teknik
: Cetak digital
4.3 Flyer / Selebaran
Nama Media
: Flyer / Selebaran
Ukuran
: 20 cm x 10 cm
Bahan
: Art Paper 150 gsm
Huruf
: Rage Italic, Ballpark, Tw Cen MT, Tw Cen MT Condensed
Teknik
: cetak digital
4.4 Stiker
Nama Media
: Stiker
Ukuran
: 11 cm x 8,5 cm
Bahan
: Vinyl
Huruf
: Rage Italic, Ballpark, Mistral
Teknik cetak
: Cetak digital
4.5 Buku Panduan
Nama Media
: Buku Panduan
Ukuran
: 21 cm x 15 cm
Bahan
: Art Paper 150 gsm
Huruf
: Rage Italic, Ballpark, Mistral, Tw Cen MT Condensed
Teknik
: Cetak digital
4.6 Spanduk
Nama Media
: Spanduk
Ukuran
: 250 cm x 100 cm
Bahan
: Vinyl
Huruf
: Rage Italic, Ballpark, Mistral, TW Cen MT Italic
Teknik
: Cetak Digital
4.7 X- Banner
Nama Media
: X-Banner
Ukuran
: 160 cm x 60 cm
Bahan
: Vinyl
Huruf
: Rage Italic, Ballpark, Mistral, Tw Cen MT Condensed
Teknik
: Cetak Digital
4.8 T-Shirt
Nama Media
: T-Shirt
Ukuran
: All Size ( M, L, XL )
Bahan
: Kain Cotton Combed 20 S
Huruf
: Tw Cen MT Condensed, Rage Italic, Ballpark, Mistral
Teknik
: Cetak sablon
4.9 Video Profile
Nama Media
: Video Profile
Ukuran
: 1920 x 1080 pixel
Durasi
: 12 menit
4.10 Katalog
Nama Media : Katalog Desain Ukuran
: 21 cm x 15 cm
Bahan
: art paper 210 gsm
Teknik Cetak : digital printing
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan dan penelitian pada studi kasus perancangan media komunikasi visual untuk meningkatkan eksistensi Komunitas Parkour Bali, maka berdasarkan uraian bab-bab diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Jenis media komunikatif yang dipilih atau digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan eksistensi Komunitas Parkour Bali adalah : Poster, Folder, Flyer, Stiker, X-Banner, Buku Panduan, T-Shirt, Spanduk dan Video Profile. Media-media tersebut sangat tepat sebagai sarana untuk memperkenalkan sekaligus menginformasikan keberadaan Komunitas Parkour Bali. b. Di dalam merancang desain yang efektif dan tepat sasaran, dikumpulkan suatu data-data yang didapatkan di lapangan maupun data dari referensi-referensi bahan bacaan mengenai desain komunikasi visual dan data-data mengenai Komunitas Parkour Bali itu sendiri. Dalam perancangan digunakan kriteriakriteria desain sebagai acuan yang digunakan untuk menentukan pilihan desain seperti dipandang dari sudut Fungsional, Komunikatif, Artistik, Etis, Kreatif dan lain sebagainya. Data-data tersebutlah yang berhubungan sekaligus menjadi acuan desainer di dalam merancang media komunikasi visual yang dibuat sehingga desain yang baru dapat menyempurnakan desaindesain yang sudah ada.
5.2 Saran a. Masyarakat khususnya yang ada di Bali, diharapkan terbuka dapat menerima suatu peradaban yang baru yang bersifat membangun. Disini masyarakat diharapkan menerima keberadaan Komunitas Parkour Bali sebagai suatu kelompok yang positif dan kreatif yang telah muncul di Bali sebagai komunitas yang unik dan perlu disambut dengan senang hati keberadaannya, sehingga
memperkaya kreatifitas dan kesenian Bali untuk berkancah di dunia seni, hiburan dan olahraga. b. Dalam merancang media komunikasi visual yang efektif, sangat perlu diperhatikan mengenai nilai-nilai etis dari suatu desain tersebut. Kesesuaian dengan target / khalayak sasaran, dan norma kesopan-santunan adat-istiadat setempat juga sangat perlu untuk diperhatikan, agar media tersebut menjadi tepat guna dan tidak menimbulkan pertentangan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: P.N Balai Pustaka. Daryanto, S.S, 1997. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo Faw, T. Hadi, Sutrisno. 1984. Metodelogi Research. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM. Herdiman, Ima. 2006. 400 Istilah Public Relations Media dan Periklanan. Jakarta: Gagas Ulung. Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi. Lukman, Ali. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Marzuki. 1995. Metodologi Riset. Yogyakarta: BPEFE-UII. Moleong, Lexy. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya. Nasir, M. 2005. Metode Penelitian, Bogor: Ghalilea Indonesia Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Poerwadarminta W.J.S. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Pujirianto. 2005. Desain Grafis Komputer. Yogyakarta: Andi. Sachari. 2005. Pengantar Metodelogi Penelitian Budaya Rupa dan Desain, Arsitektur, Seni Rupa dan Kriya. Bandung: Erlangga Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide Book. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2006. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan. Yogyakarta: Dimensi Press.
Sarwono, Jonathan dan Lubis, Hary. 2007. Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi. Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S. Sugiyono . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Susanto, Astrid. 1986. Filsafat Komunikasi, Bandung: Bina Cipta. Suyanto, M. 2004. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan, Yogyakarta: Andi. Tapran, Hidayat. 2006. Grafika & Teknologi Cetak (Offset Lithografhy). Surabaya: JP BOOKS. Widowati, Heningtyas dan Novi Mayasari. 2007. Irama Visual. Yogyakarta: Jalasutra dan ISI Yogyakarta Wirya, Iwan. 1999. Kemasan Yang Menjual. Jakarta: PT Gramedia.
Data Internet : dspace.widyatama.ac.id/bitstream/handle/10364/548/1003019.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Parkour http://jaka2011.student.umm.ac.id/2011/07/28/david-belle-parkour-legend-and-founder
http://en.wikipedia.org/wiki/David_Belle
http://www.filmportal.de http://www.scribd.com/doc/28681139/Kartun-Dan-Seni-Ilustrasi http://ilikeshirts.deviantart.com/art/le-Parkour-169480121 http://www.milkand2.co.uk/index.php/portfolio/eastbourne-parkour/ http://www.flickr.com/photos/gemmiev/3594056894/ http://vi.sualize.us/view/1bcd3476bdc8d42ff2d5a0938894e462/ http://jackwaters.deviantart.com/art/Parkour-132204737 http://www.behance.net
http://jurusgrafis.com/artikel/psikologi-warna-desain-grafis/ http://percetakan.biz/index.php/i/110-tentang-flyer-leaflet-poster-brosur-dan-katalog
http://inoz3ro.blogspot.com/2008/10/4.html www.parkourindonesia.web.id www.parkourgenerations.com www.jackieosterdesign.info www.arrastudio.com www.colorprintingforum.com www.kamusbahasaindonesia.org