Pengantar Karya Tugas Akhir Kode MK: ISI 128
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KAMPANYE PELESTARIAN HUTAN MELALUI PENABATAN PARIT LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN
Oleh: Nama
: I Wayan Ngurah Aldo Suryadiputra
N.I.M
: 0010005052
Jurusan
: Desain Komunikasi Visual
Program Studi
: Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
Pengantar Karya Tugas Akhir Kode MK: ISI 128
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KAMPANYE PELESTARIAN HUTAN MELALUI PENABATAN PARIT LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Oleh: Nama
: I Wayan Ngurah Aldo Suryadiputra
N.I.M
: 0010005052
Jurusan
: Desain Komunikasi Visual
Program Studi
: Desain
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Pengantar Karya Tugas Akhir (Studio) ini disusun oleh: Nama
: I Wayan Ngurah Aldo Suryadiputra
NIM
: 0010005052
Program Studi
: Desain Komunikasi Visual
Jurusan
: Desain
Judul: DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KAMPANYE PELESTARIAN HUTAN MELALUI PENABATAN PARIT LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN Telah diperiksa dan diuji sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar.
Denpasar, 9 Juni 2011 Pembimbing I
Pembimbing II
Ida Bagus Ketut Trinawindu, S.Sn M.Erg
Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn
NIP. 197604012003121002
NIP. 196107061990031005
i
LEMBAR PENGASAHAN UJIAN Pengantar Karya Tugas Akhir (Studio) ini disusun oleh: Nama
: I Wayan Ngurah Aldo Suryadiputra
NIM
: 0010005052
Program Studi
: Desain Komunikasi Visual
Jurusan
: Desain
Judul: DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KAMPANYE PELESTARIAN HUTAN MELALUI PENABATAN PARIT LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal 9 Juni 2011, dan dinyatakan sah. Dewan Penguji Nama Lengkap
NIP
Tanda Tangan
Ketua Sidang
I B Kt Trinawindu, S.Sn, M.Erg
197604012003121002 ...........................
Sekretaris
Drs. Olih So lihat Karso, M.Kes
196107061990031005 .............................
Penguji Utama
Prof. DR. Drs. I Ny m Artayasa,M.Kes 196403241990031002 ..............................
Anggota
Drs. Cok Gde Rai Pad manaba,M.Erg 195912161988031002 ..............................
Anggota
Drs. Cok Gde Raka Swendra, M.Si
195805041990031001 ..............................
Mengetahui Ketua Jurusan........................ Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Prof. DR. Drs. I Nyoman Artayasa NIP. 196403241990031002 ii
LEMBAR PENGESAHAN PIMPINAN FAKULTAS Pengantar Karya Tugas Akhir (Studio) ini disusun oleh: Nama
: I Wayan Ngurah Aldo Suryadiputra
NIM
: 0010005052
Program Studi
: Desain Komunikasi Visual
Jurusan
: Desain
Judul: DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KAMPANYE PELESTARIAN HUTAN MELALUI PENABATAN PARIT LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Sarjana Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar pada tanggal 9 Juni 2011, sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S1) dan dinyatakan sah.
Disahkan Di Denpasar, pada ..... Juni 2011 Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar
Dra. Ni Made Rinu, M.Si NIP. 195702241986012002 iii
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat karunianya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Desain Komunikasi Visual Untuk Kampanye Pelestarian Hutan Melalui Penabatan Parit Lahan Gambut Di Kalimantan” ini tepat pada waktunya di dalam menunjang mata kuliah Tugas Akhir dan sidang sarjana (S1) Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar, di mana nantinya dapat memberikan nilai yang maksimal. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih sebesarbesarnya kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. I Wayan Rai S.,MA selaku Rektor ISI Denpasar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan kuliah di ISI Denpasar.
2.
Ibu Dra. Ni Made Rinu, M.Si selaku Dekan Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar. Yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan kuliah di ISI Denpasar.
3.
Bapak Prof. Dr. Drs. I Nyoman Artayasa M.kes selaku Ketua Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar, sekaligus sebagai ketua penguji yang telah memberikan saran dan masukan pada ujian akhir.
4.
Bapak Drs. Mantra Fandy M.Si selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Institut Seni v
Indonesia Denpasar, yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam menyusun tugas akhir ini. 5.
Bapak Ida Bagus Ketut Trinawindu, S.Sn M.Erg selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam menyusun tugas akhir ini.
6.
Bapak Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam menyusun tugas akhir ini.
7.
Ibu Ida Ayu Dwita Krisna Ari, S.S n selaku Pembimbing Akedemik, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan.
8.
Keluarga saya yang selalu memberikan dorongan dan bantuan moral dan materi dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
9.
Istri tercinta saya Sisca yang telah membantu dan mendukung saya dalam pengerjaan Tugas Akhir.
10.
Kementrian Lingkungan
Hidup
yang
telah
memberikan bantuan
dokumentasi dan informasi yang berhubungan dalam perwujudan karyakarya Tugas Akhir saya. 11.
Perwakilan Provinsi Kalimantan Taman Mini Indonesia yang telah memberikan informasi tentang suku Dayak yang berhubungan dalam perwujudan karya-karya Tugas Akhir saya.
12.
Teman-teman mahasiswa Fakultas Seni Rupa Desain Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberikan dorongan semangat dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
vi
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan adanya masukan- masukan dan saran yang membangun agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih. Denpasar, 6 Juni 2011
Penulis
vii
ABSTRAK Judul
:
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNTUK KAMPANYE PELESTARIAN HUTAN MELALUI PENABATAN PARIT LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN
Nama
:
I Wayan Ngurah Aldo Suryadiputra
Dengan semakin banyaknya lahan hutan di Indonesia dibuka untuk untuk diambil sumber daya alamnya dan nantinya dirubah fungsikan menjadi industri pertanian, peternakan dan kelapa sawit, maka perlu dibuatkan buku-buku panduan yang memberikan langkah- langkah benar dalam pelaksanaannya. Salah satu dari langkah tersebut adalah upaya membuka lahan hutan gambut dengan cara tidak membakar hutan dan menutup/menabat kembali parit-parit yang dulu telah dibuat di lahan gambut yang berfungsi untuk memindahkan kayu hasil tebangan. Dengan ditutupnya parit-parit tersebut maka dapat mencegah kebakaran di lahan gambut pada musim kemarau, dan mencegah terjadinya banjir di daerah sek itar lahan gambut pada musim hujan. Usaha Komunikasi Visual merupakan upaya untuk memberikan informasi secara visual kepada masyarakat untuk melakukan langakah- langkah yang benar dalam mengolah hutan atau lahan gambut dan menjaga lingkungan agar tidak merugikan pihak manapun. Data yang diperoleh dari penelitian ini dikumpulkan melalui berbagai karya tulis cetak dan yang berada di Internet, serta pengamatan langsung mediamedia yang sudah digunakan selama ini kemudian dibandingkan dengan teoriteori desain. Selanjutnya dianalisa dan ditarik kesimpulan. Kesimpulan ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam perancangan media komunikasi visual. Dari hasil analisis dan sintesa penulis memilih untuk menggunakan konsep kartun atau ilustrasi di mana desain-desain tersebut nantinya dibuat dengan menggunakan unsur-unsur ilustrasi kartun agar dapat lebih menarik perhatian lebih banyak kalangan masyarakat dari anak-anak hingga dewasa. Media yang dibuat untuk kampanye adalah Poster, Stiker, Flyer, T-shirt, Buku Komik, Web Banner, Mug, Iklan TV (animasi), dan Kartu Pos. Kata Kunci: Desain Komunikasi Visual, Pelestarian Hutan, Penabatan Parit, Lahan Gambut
viii
ABSTRACT Title
:
VISUAL COMMUNICATION DESIGN FOR CONSERVATION CAMPAIGN THROUGH BLOCKING IN PEATLANDS IN KALIMANTAN
Name
: I Wayan Ngurah Aldo Suryadiputra
FOREST CANAL
With so many forests in Indonesia opened for logging and being converted into agriculture land and palm oil plantations, it has become important to produce books to guide people on how to use the land wisely. One of many steps is to open up peat forests without burning it, and to block all canals that were once made for transporting logs. By blocking the canals it will help prevent forest fires in the dry season, and prevent floods in nearby settlements in the rainy season. The use of visual communications is to give visual information to people so that they take the right steps in using the land and keep good care of the environment. All of the data collected are from various books and the Internet, as well as other medias that are already being used for the campaign and are subjected to theories in design. After being analyzed, the conclusion is later used as the basis for designing the visual communication medias. From the analysis results, the writer has decided to use a comic style cartoon concept, where cartoon illustrations are used to attract audiences from all generations, old and young. The medias that are made are the following; poster, sticker, flyer, T-shirt, comic book, web banner, mug, animation for TV (advertisement) and postcard. Key Word : Design, Visual Communication Media, Forest Conservation, Canal Blocking, Peat Land
ix
DAFTAR ISI Halaman Sampul Depan Halaman Judul Halaman Pengesahan Pembimbing ................................................................... i Halaman Pengesahan Ujian ............................................................................... ii Halaman Pengesahan Pimpinan Fakultas ....................................................... iii Halaman Pernyataan Perstujuan Publikasi Karya Ilmiah.............................. iv Kata Pengantar / Ucapan Terimakasih............................................................. v Abstrak.............................................................................................................. viii Abstract............................................................................................................... ix Daftar Isi............................................................................................................. x Daftar Tabel, Daftar Gambar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 1.2 Pengertian Judul .................................................................................. 2 1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 3 1.4 Batasan Masalah .................................................................................. 4 1.5 Tujuan Perancangan ............................................................................. 4 1.6 Manfaat Perancangan .......................................................................... 4 1.7 Sasaran ................................................................................................. 5 1.8 Metode Perancangan............................................................................. 5 1.8.1 Metode Pengumpulan Data.................................................... 5 1.8.2 Metode Analisis Data............................................................. 7 1.8.3 Indikator Serta Model Penelitian Desain............................... 7 BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1 Data Aktual........................................................................................... 9 2.1.1 Pengertian Obyek................................................................... 9 x
2.1.2 Aspek-Aspek Desain Komunikasi Visual ............................. 9 2.1.3 Prinsip Desain Komunikasi Visual ..................................... 23 2.1.4 Aspek Teknis Perwujudan/ Lay Out ................................... 24 2.1.5 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus ................................. 26 2.2 Data Lapangan/Faktua ....................................................................... 28 2.2.1 Nama Obyek ....................................................................... 28 2.2.2 Pengelola ............................................................................. 28 2.2.3 Lokasi .................................................................................. 28 2.2.4 Sarana Komunikasi Visual Yang Ada ................................ 28 2.3 Analisis dan Sintesis .......................................................................... 31 2.3.1 Analisis ............................................................................... 31 2.3.2 Sintesa ................................................................................ 33 BAB III KONSEP DESAIN 3.1 Konsep Dasar Perancangan ................................................................ 37 3.2 Pola Pikir ............................................................................................ 39 3.3 Skema Proses Perancangan ................................................................ 40 3.4 Strategi Media ................................................................................... 40 3.4.1 Khalayak Sasaran/Segmentasi ............................................ 40 3.4.2 Panduan Media .................................................................... 42 3.5 Program Tayangan Media .................................................................. 44 3.6 Strategi Kreatif ................................................................................... 45 3.6.1 Isi Pesan ............................................................................... 45 3.6.2 Bentuk Pesan ....................................................................... 45 3.6.3 Strategi Visual ..................................................................... 46 3.6.4 Gaya Visual ......................................................................... 47 3.6.5 Material ............................................................................... 47
xi
BAB IV VISUALISASI DESAIN 4.1 Desain Poster ...................................................................................... 48 4.1.1 Unsur-Unsur Visual Desain ................................................ 48 4.1.2 Biaya Kreatif dan Produksi ................................................. 49 4.2 Desain Stiker ...................................................................................... 50 4.2.1 Unsur-Unsur Visual Desain ................................................ 50 4.2.2 Biaya Kreatif dan Produksi ................................................ 51 4.3 Desain Flyer ....................................................................................... 51 4.3.1 Unsur-Unsur Visual Desain ................................................ 52 4.3.2 Biaya Kreatif dan Produksi ................................................ 52 4.4 Desain Kaos T-shirt ........................................................................... 53 4.4.1 Unsur-Unsur Visual Desain ................................................ 53 4.4.2 Biaya Kreatif dan Produksi ................................................ 54 4.5 Desain Buku Komik ........................................................................... 54 4.5.1 Unsur-Unsur Visual Desain ................................................ 55 4.5.2 Biaya Kreatif dan Produksi ................................................. 56 4.6 Desain Web Banner ............................................................................ 56 4.6.1 Unsur-Unsur Visual Desain ................................................ 57 4.6.2 Biaya Kreatif dan Produksi ................................................. 57 4.7 Desain Mug ........................................................................................ 58 4.7.1 Unsur-Unsur Visual Desain ................................................ 58 4.7.2 Biaya Kreatif dan Produksi ................................................ 59 4.8 Desain Iklan TV................................................................................. 59 4.8.1 Unsur-Unsur Visual Desain ............................................... 60 4.8.2 Biaya Kreatif dan Produksi ............................................... 61 4.9 Desain Kartu Pos .............................................................................. 61 4.9.1 Unsur-Unsur Visual Desain ............................................... 62 xii
4.9.2 Biaya Kreatif dan Produksi ................................................. 63 4.10 Desain Katalog ................................................................................. 63 4.10.1 Unsur-Unsur Visual Desain .............................................. 65 4.10.2 Biaya Kreatif dan Produksi ............................................... 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 67 5.2 Saran ................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
Daftar Tabel
2.1. Warna ............................................................................................................ 18 3.1. Skema Pola Pikir ........................................................................................... 39 3.2. Skema Proses Perancangan ........................................................................... 40 3.3. Program Tayang Media ................................................................................. 44
xiv
Daftar Gambar
Gambar 2.1. Contoh Iklan .................................................................................... 13 Gambar 2.2. Contoh Gambar Tangan .................................................................. 14 Gambar 2.3. Contoh Fotografi ............................................................................. 14 Gambar 2.4. Contoh Teknik Gabungan ............................................................... 15 Gambar 2.5. Kedudukan Warna Pokok ................................................................ 16 Gambar 2.6. Warna Primer .................................................................................. 16 Gambar 2.7. Contoh Media Komunikasi Visual yang ada ................................... 29 Gambar 4.1. Desain Poster ................................................................................... 48 Gambar 4.2. Desain Stiker ................................................................................... 50 Gambar 4.3. Desain Flyer .................................................................................... 51 Gambar 4.4. Desain Kaos T-shirt ........................................................................ 53 Gambar 4.5. Desain Buku Komik ........................................................................ 55 Gambar 4.6. Desain Web Banner ........................................................................ 57 Gambar 4.7. Desain Mug ..................................................................................... 58 Gambar 4.8. Iklan TV .......................................................................................... 60 Gambar 4.9. Desain Kartu Pos ............................................................................. 61 Gambar 4.10. Desain Katalog .............................................................................. 63
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Saat ini banyak daerah hutan di seluruh Indonesia yang rusak akibat
penebangan yang tak terkontrol oleh perusahaan maupun penebangan ilegal. Khususnya di Kalimantan, hutan yang dirusak itu berada di atas lahan Gambut yang tergolong sangat berbahaya apabila tidak ditumbuhi vegetasi. Lahan gambut bersifat sangat mudah terbakar apabila kekeringan dan sangat sulit dipadamkan karena api sering aktif di bawah permukaan tanah gambut. Salah satu penyebab utama mengapa lahan gambut mudah kering adalah karena pada waktu aktivitas penebangan, jalur parit dibuat di lahan gambut untuk transportasi kayu-kayu yang telah ditebang. Yang menjadi masalah adalah setelah aktivitas penebangan, paritparit tersebut tidak ditutup kembali dan membuat lahan gambut tidak dapat mengikat air pada musim hujan sehingga menyebabkan banjir di daerah sekitarnya, dan pada musim kemarau rentan terjadi kebakaran yang dapat membahayakan pemukiman penduduk di sekitar lahan gambut. Penutupan parit di lahan gambut saat ini adalah sebagai salah satu program dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KLHRI) yang harus cepat dilaksanakan.
Selain melakukan upaya langsung di lapangan bersama
masyarakat, KLH ingin juga membuat beberapa media komunikasi visual untuk mengajak sekaligus mengedukasikan masyarakat dalam menutup parit-parit tersebut. Dengan tertutupnya parit, lahan gambut dapat mengikat kembali air pada musim hujan sehingga tidak menyebabkan kebanjiran di daerah pemukiman dan juga tidak menjadi gersang ataupun mudah terbakar pada musim kemarau. 1.
Faktor Obyektif Faktor obyektif yang ada di lapangan berupa keberadaan parit-parit yang sudah lama berdampak buruk terhadap lingkungan, yang sudah saatnya ditabat. Berikutnya keberadaan masyarakat dan pihak dari Kementrian
2
Lingkungan Hidup yang ingin menabat parit-parit tersebut. Adapun kendalakendala yang dihadapi masyarakat dalam menabat parit sepertin halnya kurang informasi, dana dan arahan. Di sini Kementrian Lingkungan Hidup ingin melakukan upaya untuk memberikan pengarahan kepada masyarakat setempat dengan bantuan media yang efektif, 2.
Faktor Subyektif Agar program kampanye penabatan parit di lahan gambut berhasil, maka Kementrian Lingkungan Hidup mempertimbangkan perlu adanya media yang efektif untuk mendukungnya. Media- media ini harus mampu mengajak masyarakat, serta mengarahkan mereka untuk menabat parit dengan benar. Dalam hal ini penulis dengan dukungan Kementrian Lingkungan Hidup merancang
beberapa
jenis
media
yang
dianggap
efektif
untuk
mengkampanyekan program ini. 1.2
Pengertian Judul Judul yang diangkat pada mata kuliah Tugas Akhir ini adalah “Desain
Komunikasi Visual Untuk Kampanye Penabatan Parit Lahan Gambut Di Kalimantan”. Di mana judul tersebut memiliki pengertian sebagai berikut: 1.
Desain
: Usaha deskripsi gagasan mengenai bentuk, rupa, ukuran, warna, dan tata letak beserta unsur- unsurnya yang membentuk wajah suatu benda (Nuradi dkk, 1996 ; 52),
2.
Komunikasi : Proses pertukaran informasi di antara dua orang atau lebih melalui suatu sistem symbol-simbol, isyarat- isyarat yang sudah lazim (Moekijat, 1993),
3.
Visual
: Berdasarkan penglihatan atau dapat dilihat (Poerwadarminta, 1985 ; 1142),
4.
Untuk
: Bagi atau buat (Poerwadarminta, 1985 ; 1131),
5.
Kampanye
: Rencana
kegiatan
komunikasi
pemasaran
yang
berkesinambungan dan dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukkan peran satu atau berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan film) (Nuradi dkk, 1996 ; 28),
3
6.
Pelestarian :
Menjadikan
tetap
tak
berubah
sebagai
sediakala
(Poerwadarminta, 1985;592). 7.
Hutan
: Tanah luas yang ditumbuhi pohon-pohonan (Poerwadarminta, 1985;366)
8.
Melalui
: menempuh/melewati (Poerwadarminta, 1985;555).
6.
Penabatan : Istilah Dayak untuk menyebut bendungan yang terbuat dari kayu (Try Harijanto dan Anto Saptowalyono. 2008 ; 3),
7.
Parit
: Lubang panjang di tanah, selokan (Poerwadarminta, 1985 ; 712),
8.
Lahan
: Tanah yang sudah dibuka (Antoni Idel, 1999 ; 472),
9.
Gambut
: Tanah lunak basah terdiri dari lumut dan bahan tanaman lain yang membusuk, terbentuk di daerah rawa-rawa atau danau yang dangkal (Antoni Idel, 1999 ; 271),
10. Di
: Kata yang menyatakan tempat,
11. Kalimantan : Pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara pulau Jawa dan di sebelah barat pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Brunei, Indonesia dan Malaysia. Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan „Pulau Seribu Sungai” karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini (http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan).
1.3
Rumusan Masalah Penulis merumuskan permasalahan ke dalam pokok-pokok permasalahan
utama: 1.
Media apa yang efektif untuk melakukan kampanye penabatan parit di lahan gambut?
2.
Bagaimana konsep rancangan untuk media komunikasi?
3.
Bagaimana merancang media komunikasi visual yang sesuai kriteria desain dan efektif untuk kampanye penabatan parit di lahan gambut?
4
1.4
Batasan Masalah Untuk menghindari luasnya ruang lingkup permasalahan, sehingga
mengaburkan butir pembahasan, maka permasalahan dibatasi pada: 1.
Merancang media komunikasi yang efektif dan beragam yang mampu membangkitkan ketertarikan kepada masyarakat,
2.
Konsep dan perancangan media komunikasi visual sampai perwujudan dibatasi pada
media
komunikasi
visual dengan
perwujudan
yang
menggunakan teknik cetak.
1.5
Tujuan Perancangan Tujuan perancangan media komunikasi visual ini adalah:
1.
Mengetahui media yang efektif untuk melakukan kampanye penabatan parit di lahan gambut,
2.
Mengetahui konsep rancangan untuk media komunikasi,
3.
Mengetahui cara merancang media komunikasi visual yang sesuai kriteria desain dan efektif untuk kampanye penabatan parit di lahan gambut.
1.6
Manfaat Pe rancangan Manfaat yang dapat diperoleh:
1.
Mendidik masyarakat tentang pentingnya menabat parit di hutan/lahan gambut dengan cara yang benar,
2.
Mempreluas media yang ada di masyarakat agar dapat dicerna oleh semua kalangan dan umur,
3.
Menambahkan wawasan ilmu untuk mahasiswa baik dari kontent media serta cara pembuatannya,
4.
Menambahkan aset edukasi bagi lembaga yang terlibat,
5.
Menyadarkan dan membantu semua pihak terkait dalam kampanye penabatan parit.
5
1.7
Sasaran Sasaran dari rancangan media komunikasi visual adalah masyarakat dari
segala umur dan kalangan yang berada di sekitar wilayah yang memiliki lahan gambut.
1.8
Metode Perancangan Dalam perancangan terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data untuk
memudahkan system kerja. Data yang terkumpulkan kemudian dianalisa dan dicari sintesanya adalah sebagai berikut: 1.8.1
Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan adalah: Metode Pengumpulan Data Primer: Data yang diperoleh langsung dari
lapangan yang diberikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup berupa media apa saja yang diperlukan serta tujuan dari kampanye. Penulis juga mengumpulkan data primer tentang masyarakat Dayak dari perwakilan Kalimantan di Taman Mini Indonesia Indah. a. Metode Observasi Metode observasi atau metode pengamatan langsung didasarkan atas pengalaman yang dialami secara langsung. Alasan secara metodelogis bagi penggunaan pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya; memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, dan mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data (Moleong, 2000:126), b. Metode Wawancara Metode wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari mengadakan wawancara antara lain untuk mengumpulkan informasi mengenai orang,
6
kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lainlain (Moleong 2000:135). Metode wawancara penulis gunakan untuk mengumpulkan data dengan jalan mewawancarai pihak perwakilan suku Dayak Kalimantan di Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta tentang baju adat Dayak serta hubungan mereka dengan hutan gambut. Penulis juga melakukan wawancara dan korespondensi dengan Kementrian Lingkungan Hidup untuk informasi penabatan parit di lahan gambut.
Metode Pengumpulan Data Sekunder: Data literatur yang diperoleh dari buku-buku yang diberikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup sebagai referensi, yang di antaranya berjudul “Mahaga Conserving Peatswamp Forest of Central Kalimantan edisi Maret-April 2007”, “Panduan Penyekatan Parit dan Saluran di Lahan Gambut Bersama Masyarakat” dan “Prosedur Operasional Standar (POS) Kegiatan Penutupan Kanal Saluran Primer Induk Eks PLG Satu Juta Hektar”. Ada juga data literatur yang dikumpulkan tentang desain dengan judul “Desain Grafis Komputer” oleh Pujiriyanto, “Tipografi Komputer Untuk Desainer Grafis” oleh Adi Kusrianto, “Kamus Periklanan Indonesia”, dan “Memahami Komik” oleh Scot McCloud. Dan untuk mempermudah dalam menyusun pengantar karya didapatkan juga data literatur bahasa berupa kamus oleh Poerwadarminta dan Gita Media. Selain data literatur dari buku, penulis juga mengumpulkan data dari Internet seperti situs Wikipedia. a. Metode Kepustakaan Metode kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku acuan atau bacaan ilmiah untuk memperkaya data. Ditinjau dari sumber data, bahan tambahan dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah Ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi (Moleong, 2000:113).
7
Dalam hal ini metode kepustakaan dipergunakan dalam mencari data tentang hal- hal yang berkaitan dengan perancangan media komunikasi visual sebagai sarana edukasi kepada masyarakat, b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi atau fotografi bisa menghasilkan data deskriptif yang berharga dan dapat digunakan untuk melihat segi-segi subyektif dan hasilnya dianalisis secara induktif (Moleong, 2000:102). Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif. Yaitu foto yang dihasilkan oleh pihak lain dan foto yang dihasilkan oleh pihak peneliti itu sendiri (Moleong,2000:114). Dalam hal ini penulis menggunakan metode dokumentasi dalam mengumpulkan data dengan mempelajari isi- isinya.
1.8.2 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis data kualitatif. Pada intinya analisis ini dilakukan dengan membuat sintesis dari informasiinformasi yang diperoleh dari berbagai sumber ke dalam deskripsi yang coherent (yang terjalin) mengenai yang peneliti amati atau yang ditemukan (Sigit, 2002:186). Maka dari data-data yang diperoleh oleh penulis selama melakukan pengumpulan data, nantinya akan dilaporkan sebagaimana adanya sesuai dengan yang penulis lihat dan temukan di lapangan.
1.8.3 Indikator dan Model Penilaian Desain Indikator yang digunakan dalam perancangan desain komunikasi visual ini, untuk menentukan desain terpilih dengan melakukan pengukuran atau penilaian alternatif-alternatif desain yang menggunakan skala likert (skala yang menunjukkan tingkatan atau rangking). Rangking didapatkan setelah dilakukan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip desain. (Nasir, 2003;338) Adapun indicator yang dinilai, Fungsional, Komunikatif, Informatif, Ergonomis, Estetis, Sederhana, Surprise, dan Etis.
8
Sedangkan dalam usaha menentukan tingkatan kualitas, criteria bagaimana yang disebut sangat baik, cukup, kurang, dan sangat kurang dalam suatu desain, dengan menggunakan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 1, yang diurai seperti berikut: a. Nilai 5 = sangat baik b. Nilai 4 = baik c. Nilai 3 = cukup d. Nilai 2 = kurang e. Nilai 1 = sangat kurang
Untuk menentukan pilihan masing- masing karya yang akan dipilih menjadi karya terbaik dapat diambil melalui nilai masing- masing indicator dan unsur-unsur desain dengan perhitungan nilai pembagi (N) = Nilai skor tertinggi dikali jumlah indicator. Sedangkan untuk penilaian desain melalui rumus (R) = jumlah rata-rata skor nilai tertinggi dibagi 3 unsur desain dikali 100%.
9
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1
Data Aktual Data aktual merupakan data yang diperoleh dari literatur mengenai teori
tentang desain komunikasi visual yang berhubungan dengan pengerjaan tugas akhir ini. 2.1.1
Pengertian Obyek Parit merupakan jalur air yang dibuat dengan cara menggali tanah gambut.
Fungsinya dalam hal ini adalah untuk mentransportasi kayu hasil tebangan keluar dari lahan gambut. Penabatan adalah kegiatan menutup parit dengan menggunakan palangpalang kayu agar air tetap tersimpan di dalam lahan gambut. Kegiatan ini pertama kali dicetuskan olah masyarakat Dayak melihat situasi dan keadaan alam hutannya yang semakin terpuruk akibat kegiatan penebangan secara liar maupun legal. Jadi di sini ada dua obyek yang kami fokuskan yaitu penabatan dan parit.
2.1.2
Aspek-Aspek Desain Komunikasi Visual Unsur-unsur visual desain yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir
studio ini, yaitu: 2.1.2.1
Media Media adalah sarana untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publik
dengan
menggunakan
berbagai
unsur
komunikasi
grafis
(Pujiriyanto, 2005 ; 15). Menurut pengertiannya, media dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: a. Media Lini Atas (Above The Line Media) Jenis-jenis iklan yang disebarkan melalui sarana media komunikasi massa. Misalnya surat kabar, majalah, iklan radio, dan televisi. Dan
10
pada umumnya, biro iklan bersangkutan mendapatkan komisi atau bayaran dari pemasangan iklan tersebut (Nuradi dkk, 1996 ; 3), Contohnya: web banner, poster, dan iklan TV. b. Media Lini Bawah (Below The Line Media) Yaitu kegiatan
yang
tidak
melibatkan pemasangan
iklan,
di
mediakomunikasi massa dan tidak memberikan komisi kepada perusahaan iklan. Pada umumnya kegiatan periklanan lini bawah ini bersifat penjualan promosi, yaitu kegiatan pemasaran yang dilakukan di tempat penjualan (Nuradi dkk, 1996 ; 3). Contohnya: stiker, t-shirt, flyer, buku komik, mug, kartu pos dan katalog.
2.1.2.2
Tipografi Tipografi adalah salah satu bentuk visual yang pembentukannya dengan metode penyusunan kata atau kalimat dalam media. Kata Tipografi berasal dari bahasa Latin yang terdiri dari typos dan graphia. Typos artinya cetakan , bentuk dan sejenisnya sedangkan graphia berarti hal tentang seni tulisan (Scheder, 1993 ; 4). Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan Pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis Hieratia, yang dikenal dengan nama Hieroglif pada abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan penggunaan pena khusus (http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi). Di saat sekarang ini ada banyak huruf, guna mempermudah dalam pemilihan dari sekian banyak jenis huruf tersebut, sebagai patokan hurufhuruf tersebut dapat digolongkan, yaitu: a. Tanpa Kait (Sans Serif) Adalah bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan lebih mudah dibaca. Ciri lain jenis huruf ini adalah tidak
11
memiliki stroke/ekor. Ujungnya bisa berbentuk tumpul (rounded corner) atau tajam. Sifat huruf ini kurang formal, lebih hangat, dan bersahabat. San-Serif sangat cocok untuk screen font (untuk tampilan di layar monitor) karena tajam dan gampang dibaca (Pujiriyanto, 2005 ; 56), Contoh:
Aa Bb Cc Dd Ee Ff
-- (Comic Strip)
Aa Bb Cc Dd Ee Ff -- (Arial Rounded MT) b. Berkait (Serif) Adalah bentuk huruf yang memiliki kait, dengan ketebalan yang kontras. Jenis huruf (Typeface) dengan stroke menghiasi jenis huruf ini. Jenis ini memiliki sifat yang sangat anggun dan konservatif (Pujiriyanto, 2005 ; 57), Contoh:
Aa Bb Cc Dd Ee Ff 2.1.2.3
-- (Columbus)
Teks Teks merupakan bagian cetakan yang terdiri dari hurufnya saja (Nuradi dkk, 1996 ; 175). Teks terdiri atas bagian-bagian: a. Judul Judul (head line) merupakan bagian terpenting dari teks yang menarik perhatian dan merupakan hal yang pertama kali dibaca. Judul mampu mengarahkan pembaca untuk lebih jauh mengetahui tentang isi pesan atau produk yang ada di dalamnya. Judul hendaknya ekspresif, mempertegas
kata-katanya
yang
singkat
dan
berfungsi
untuk
mengkombinasikan watak sebuah penulisan, b. Sub Judul Sub judul merupakan lanjutan keterangan dari judul yang menjelaskan makna atau arti daripada judul dan umumnya lebih panjang dari
12
judulnya. Sub judul dapat juga disebut sebagai kalimat peralihan yang mengarahkan pembaca dari judul ke kalimat pembuka dari naskah (body copy). Ukuran huruf dalam sub judul biasanya lebih kecil dari judulnya, c. Naskah Naskah adalah kalimat yang menerangkan lebih rinci tentang isi pesan yang ingin disampaikan, berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam mengambil sikap, berpikir, dan bertindak lebih lanjut. Untuk iklan biasanya naskah menonjolkan nilai positif dari produk. Naskah yang kreatif dapat menampilkan fakta- fakta, bagan, daya tarik dari hal yang menyenangkan atau menggelisahkan (isu- isu strategis). Penting sekali untuk
menyusun naskah yang menarik, bersahabat, dan dapat
meyakinkan. Secara kreatif bentuk naskah atau body copy dapat dikombinasikan dengan gambar dengan berbagai bentuk, d. Logo Logo adalah tanda pengenal yang tetap dari perusahaan atau institusi atau sebuah produk, yang dibuat secara singkat, sederhana dan komunikatif menggunakan huruf dan gambar. Umumnya satu atau dua kata dikombinasikan dengan gambar agar mudah dibaca dan diingat. Menurut Evelyn Lip dalam buku Desain dan Fengshu, logo bisa berupa sebuah tipe tunggal dari diagram yang terdiri atas satu, dua atau tiga huruf yang mewakili bisnis, perusahaan atau organisasi swasta (1996 ; 1). Logo dapat digolongkan menjadi dua, yaitu logo dengan huruf (Logotype) dan logo dengan gambar (Logogram). Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam menerapkan visualisasi logo adalah sejarah, identitas atau kekhasan, unik, asosiatif, artistic, komunikatif, simbolik, dan penguatan, e. Kata Penutup Merupakan kalimat pendek yang jelas, singkat, jujur, dan jernih yang biasanya bertujuan untuk mengarahkan pembaca untuk membuat keputusan.
13
Gambar 2.1. Contoh iklan Iklan Indosat Sumber: Internet (www.indosat.com)
2.1.2.4
Ilustrasi Ilustrasi berasal dari bahasa Latin Illustre artinya menerangkan, ilustrasi dapat berupa gambar, simbolik, relief, musik yang tujuannya untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu (Sigit, 2002 ; 57). Ilustrasi berfungsi untuk: 1.
Menarik perhatian,
2.
Merangsang minat terhadap keseluruhan pesan,
3.
Memberikan eksplanasi atas pernyataan,
4.
Menonjolkan keistimewaan daripada produk,
5.
Memenangkan persaingan,
6.
Menciptakan suasana khas,
7.
Dramatisasi pesan,
8.
Menonjolkan suatu merek atau semboyan dan mendukung judul iklan (Pujiriyanto, 2005 ; 41).
Jika dilihat dari segi teknis pembuatannya, ilustrasi dapat digolongkan menjadi: a. Gambar Tangan (Hand Drawing) Ilustrasi gambar tangan dibuat secara keseluruhan menggunakan tangan, dengan memberikan ekspresi dan karakter tertentu untuk mendukug media komunikasi grafis yang dibuat, seperti iklan, poster,
14
buku komik, baliho, dan sebagainya (Pujiriyanto, 2005 ;42), Dalam hal ini gambar tangan dibagi menjadi dua yaitu "Traditional Hand Drawing" yang medianya itu adalah kertas, dan "Digital Hand Drawing" yaitu medianya komputer.
Gambar 2.2. Contoh gambar tangan (hand drawing) Buku Ko mik Cakra dan Poster “Lindungi Teru mbu Karang dan Hutan Pesisir Kita” Sumber: Karya Pribadi
b. Fotografi Ilustrasi berupa foto dihasilkan dengan teknik fotografi menggunakan kamera, baik manual maupun digital. Foto yang dihasilkan dengan kamera digital memungkinkan adanya pengolahan lebih lanjut, langsung tanpa scanning di komputer untuk memberikan ekspresi ataupun ilustrasi tertentu sesuai dengan keinginan. Obyek fotografi menjadi lebih realistis, eksklusif, dan persuasive (Pujiriyanto,2005; 42) Contoh:
Gambar 2.3. Contoh fotografi Iklan Ford Fiesta Sumber: Majalah Top Gear Januari 2011 hal 40
15
c. Ilustrasi Teknik Gabungan Ilustrasi bentuk komunikasi dengan struktur visual atau rupa yang terwujud dari perpaduan antara teknik fotografi/ilustrasi manual dengan teknik drawing di (Pujiriyanto, 2005:41). Contoh:
Gambar 2.4. Contoh Teknik Gabungan Iklan Glen morangie Whisky Sumber: Majalah FHM UK Desember 2011 hal 27 Iklan Glen morangie Whisky
2.1.2.5
Warna Warna dapat didefinisikan secara obyektif / fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif / psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Sebagai pengalaman indra penglihatan, warna adalah pantulan cahaya dari suatu yang nampak, yang diterima mata. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) terlihatlah warna, manakala orang tersebut tidak buta warna (Sanyoto, 2005 ; 9).
16
Gambar 2.5, Kedudukan warna poko k
Gambar 2.6, 3 warna primer, 3 warna
additive dan Subtractive pada
Sekunder, 6 warna
lingkaran warna.
intermediste
Sumber: Dasar-Dasar Seni dan Desain.
Su mber: Dasar-Dasar Seni dan Desain.
Menurut kejadiannya, warna dibagi menjadi dua, yaitu: warna additive dan subtractive. Warna additive adalah warna yang berasal dari cahaya yang disebut spectrum dan warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan, disebut pigmen. Warna pokok additive adalah Merah (Red), Hijau (Green), dan Biru (Blue), dalam komputer disebut sebagai warna model RGB. Warna pokok subtractive adalah Sian (Cyan), Merah (Magenta), Kuning (Yellow), serta ditambahkan warna Hitam (Key) sehingga dikenal sebagai warna model CMYK. Menurut klasifikasinya, warna dapat diklasifikasikan sebagai: a. Warna primer, yaitu warna pertama atau warna pokok. Disebut warna pokok karena warna tersebut dapat digunakan sebagai pokok pencampuran untuk memperoleh warna-warna yang lain. Yang termasuk warna primer adalah: Merah, kuning dan biru
b. Warna sekunder, yaitu pencampuran atara warna primer, Merah
+ Biru
= ungu / violet
17
Merah
+ kuning
= orange / jingga
Kuning
+ biru
= hijau
c. Warna tersier, merupakan pencampuran warna sekunder dengan primer, Merah
+ ungu
= merah ungu
Ungu
+ biru
= ungu biru
Biru
+ hijau
= hijau biru
Hijau
+ kuning
= kuning hijau
Kuning
+ orange
= orange kuning
d. Warna kuarter yaitu warna hasil pencampuran dari warna tersier, contohnya: 1. Coklat Jingga atau jingga / orange kuarter, atau semacam Brown adalah hasil pencampuran kuning tersier dan merah tersier, 2. Coklat Hijau, yaitu Hijau kuater, atau semacam Moss Green, adalah hasil pencampuran Biru Tersier dan Kuning Tersier,
18
3. Coklat Ungu, atau Ungu / Violet kuarter, atau semacam Deep Purple, adalah hasil pencampuran Merah tersier dan Biru tersier.
e. Warna khusus disebut warna khusus karena tidah tergolong warna primer ataupun warna sekunder tetapi hanya bisa diperoleh dari pigmen tertentu seperti mas dan perak.
Pada umumnya warna dapat mempengaruhi jiwa manusia dengan kuat atau dapat mempengaruhi emosi manusia. Dimana warna-warna tersebut dapat diasosiasikan sebagai berikut (Pujiriyanto, 2005 ; 47-48):
Warna
Respon Psikologi
Catatan
Power, energi,
Warna merah kadang berubah arti
kehangatan, cinta,
jika dikombinasikan dengan warna
nafsu, agresi, bahaya.
lain. Warna merah yang dikombinasikan dengan hijau akan
Merah
menjadi symbol Natal. Merah dikombinasikan dengan putih memiliki arti bahagia dalam budaya oriental dan cinta dalam budaya barat.
Biru
Kepercayaan,
Sering digunakan sebagai warna
konservatif, keamanan,
pada bank di Amerika Serikat untuk
teknologi, kebersihan,
memberikan kesan kepercayaan.
keteraturan
Hijau
Alami, sehat,
Warna hijau tidak terlalu “sukses”
keberuntungan,
untuk ukuran global. Di Cina dan Perancis, kemasan dengan warna
19
pembaharuan, cemburu.
hijau tidak begitu mendapatkan sambutan. Tetapi di Timur Tengah, warna hijau sangat disukai.
Yellow
Optimis, harapan,
Kuning adalah warna keramat
filosofi, ketidak-jujuran,
dalam agama Hindu dan Budha.
pengecut, (untuk budaya barat), pengkhianatan.
Ungu / Jingga
Spiritual, misteri,
Warna ungu sangat jarang ditemui
kebangsawanan,
di alam. Dalam desain yang
transformasi, kekasaran,
berhubungan dengan makanan dan
keangkuhan, busuk,
minuman
racun. Orange
Energi, keseimbangan,
Menekankan sebuah produk yang
kehangatan.
tidak mahal
Tanah/buni, reliability,
Kemasan makanan di Amerika
comfort, daya tahan.
sering memakai warna coklat dan
Coklat
sangat sukses, tetapi di Kolombia, warna coklat untuk kemasan kurang begitu membawa hasil.
Abuabu
Intelek, masa depan
Warna abu-abu adalah warna yang
(seperti warna
paling gampang/mudah dilihat oleh
milenium),
mata.
kesederhanaan, kesedihan.
Putih
Kesucian, kebersihan,
Di Amerika, warna putih
ketepatan,
melambangkan perkawinan (gaun
ketidakbersalahan,
pengantin berwarna putih), tapi dibanyak budaya Timur (terutama
20
steril, kematian.
India dan Cina), warna putih melambangkan kematian
Hitam
Power, seksualitas,
Melambangkan kematian dan
kecanggihan, kematian,
kesedihan di budaya Barat. Sebagai
misteri, ketakutan,
warna kemasan, hitam
kesedihan, keanggunan.
melambangkan keangunan (elegance), kemakmuran (wealth), dan kecanggihan (sophiscated)
Alam warna terdapat dalam lingkaran warna merupakan perpadua untuk memperlihatkan dasar dari organisasi dan hubungan antara warna, berguna juga untuk sebagai alat untuk menyeleksi warna. Lingkaran warna merupakan dasar dari terminology warna untuk memperoleh warna selaras dan menarik, terdapat pedoman yang disebut dengan skema warna, yaitu : 1. Warna Monokromatik, merukapan warna dasar yang diakhiri dengan warna putih (Tint). Contoh : Biru – Putih satu, Biru – Putih dua, Biru – Putih tiga dan seterusnya. Warna dengan susunan monokromatik ini sangat mudah dikomposisikan, tapi mudah bosan untuk melihatnya.
2. Warna Polikromatik, memiliki warna nada yang terdiri dari persilangan campuran dari dua warna dasar dan berakhhir ke warna putih. Contoh : Persilangan warna Hijau + Biru – Putih, nada wwarna ini mudah
dikomposisikan
dan
lebih
menarik
dari pada
warna
Monokromatik dan dapat memberikan kesan kehangatan dalam suasana.
21
3. Warna
Analogis,
merupakan
perpaduan
warna-warna
yang
bersebelahan letaknya dalam lingkaran warna. Contoh : Hijau dengan hijau kebiruan dengan Hija u kekuningan
4. Warna Triad, merupakan kombiasi warna yang terletak pada titik sudut segitiga sama sisi dalam lingkaran warna. Contoh : Merah, Kuning dan Biru
5. Warna Komplementer, kombinasi warna yag saling berseberangan letaknya dalam ligkaran warna. Contoh : Merah dan Hijau
6. Warna Split Komplementer, merupakan kombinasi warna yang terletak pada semua titik yang merupakan huruf Y pada lingkaran warna. Contoh : Jingga, Biru Keunguan dan Biru Kehijauan
7. Warna Komplementer Ganda, merupakan sepasang warna yang saling berdampingan dengan sepasang komplementernya. Contoh : Perpaduan Kuning, Orange, Biru dan Ungu. (ungu komplemen Ungu, sedangkan Orange dengan Biru) (Sulasmi, 1978 : 67-77).
2.1.2.6
Teknik Cetak Proses cetak berarti usaha untuk mereproduksi atau menyalin suatu original. Proses cetak dibedakan berdasarkan prinsip kerjanya (Scheder, 2003;160) yaitu:
22
a. Teknik Cetak Tinggi Pada cetak tinggi huruf-huruf teks dan gambar- gambar lebih tinggi dari pada unsure-unsur yang tidak mencetak. Rol- rol tinta haya menyentuh bagian-bagian yang tinggi dan menintainya, b. Teknik Cetak Dalam Dimana semuga bagian pencetak, gambar-gambar dan teks di sketsa atau dipahat. Setelah itu plat tersebut ditintai. Tinta cetak masuk kebagian yang dalam. Kemudian plat dibersihkan engan selembar lap atau pisau “doctor blade”. Tintanya kini yang tingga dibagian yang dalam (lekuk) dan akan di[indahkan keatas kertas ketika dilakukan pencetakan, c. Teknik Cetak Datar Adalah teknik cetak, diaman acuan yang akan dicetak asama tinggi dengan yang tidak dicetak dengan menggunakan prinsip tolak menolak anatara air lemak. Yang termasuk cetak datar adalah cetak offset. Teknik cetak datar atau offset merupakan teknik cetak yang digunakanpada saat ini, karena mempunyai banyak kelebihan dengan teknik cetak yang lain. Hasil cetakan dan penggunaan warnanya-pun dapat disesuaikan dengan keinginan dan prosesnya lebih cepat, d. Teknik Cetak Digital Cetak digital atau digital pirnting adalah penciptaan lembaran- lembaran hasil dengan komputer menggunakan gambar, teknik cetak lain, foto, light pen serta tablet dan sebaginya dalam bentuk format file / data komputer yang langsung ditransfer melalui komputer ke mesin cetak (Laser Printer, Inkjet, mesin cetak digital, dll) tanpa pembuatan plat cetak (Har Or-Coy & Yanwar Katamsi. 2009;26), e. Teknik Cetak Saring Adalah
teknik
cetak,
dimana
menggunakan
selembar
layer
saringanyang biasa disebut screen dan rakel, dimana acuan cetak pada screen berlubang (Scheder, 2003;128).
23
2.1.2.7
Bahan Penggunaan bahan media rancang grafis harus sesuai dengan kebutuhannya. Ada beberapa jenis bahan yang digunakan yaituberupa kertas, kayu, logam, plastik dan sebagaimana (Scheder, 2003;43). Contoh bahan : kertas karton, kertas vinyl, kertas art paper, kertas Hvs, kertas buram, karon plastik, kain, bamboo, plat ezer, aluminium, mika akrilik dan kaca.
2.1.3
Prinsip Desain Komunikasi Visual Prinsip-prinsip desain komunikasi visual adalah suatu indicator desain
untuk mengukur apakah desain yang dibuat baik atau jelak. Prinsip-prinsip desain komunikasi visual terdiri dari : 1. Fungsional : Pelaksanaan komunikasi yang menimbulkan efek pada komunikasi dengan tujuan komunikator (Onong, 1989;148). Artinya media yang digunakan sesuai dengan tujuan dan funsinya. 2. Komunikatif : Sikap memahami pada diri seseorang ketika itu menerima suatu pesan yang mengandung ide, informasi, opini, kepercayaan, perasaan atau lain- lainnya dari orang lain (Onong, 1989;66). Artinya media yang digunakan dapat dipahami dan dimengerti oleh khalayak orang banyak. 3. Informatif : Sifat mengandung penerangan pada pesan yang dikomunikasikan seseorang kepada orang lain (Onong, 1989;179). Artinya media yang digunakan dapat menjelaskan isi pesan pada media. 4. Ergonomis : Penempatan unsur-unsur seni sesuai pada tempat dan proporsinya sehingga tidak mengganggu penglihatan (Poerwadarminta, 2000;264). Artinya media yang digunakan dapat memberikan kenyamanan pembaca.
24
5. Estetis : Mengandung nilai- nilai keindahan sebagai daya tarik (Poerwadarminta, 2000;265). Artinya media yang digunakan mepunyai kenikmatan tersendiri. 6. Sederhana : Penyampaian yang tidak terlalu rumit, singkat, padat, dan jelas (Poerwadarminta, 2000;888). Artinya isi pesan dari media singkat dan jelas. 7. Surprise : Mampu memberikan suatu kejutan dimana pesan yang disampaikan tidak ada sebelumnya sehingga terasa berbeda (Poerwadarminta, 2000;890). Artinya media digunakan mempunya penampilan, tersendiri dari media sebelumnya. 8. Etis : Masuk akal dan dapat dipertanggunggjawabkan (Poerwadarminta, 2000;266). Artinya media yang digunakan kebenarannya benar-benar ada. 9. Ekonomis : Hemat dan mempunyai nilai jual (Poerwadarminta, 2000;263). Artinya media yang dibuat tidak boros. 10. Kreatif : Usaha penciptaan ide gagasan yang lebih baru dan inovatif sehingga penampilan sedikit berbeda (Poerwadarminta, 2000;530). Artinya media yang dibuat selalu baru dari media yang lain.
2.1.4 Aspek Teknis Perwujudan/Lay O ut Untuk menghasilkan desain yang berkualitas diperlukan pertimbanganpertimbangan yang cerdas dalam mengorgainisasikan elemen-elemen grafis sesuai dengan prinsip-prinsip desain secara tepat. Prinsip-prinsip tersebut ialah:
25
2.1.4.1
Keseimbangan Prinsip berdasar dari komposisi yang mudah diidentifikasikan dan terlihat jelas adalah keseimbangan. Bila anda melihat sebuah benda dengan berat yang samadiletakan pada jarak yang samadiatas ebuah sumbu maka akan terlihat kedua belah sisi dari garis akan terlihat sama. Namun bisa saja kedua benda yang seolah-olah sama secara optis sama namun memiliki massa berbeda akan terlihat tidak seimbang apabila diletakan pada timbangan dengan sebuah titik ditengahnya. Keseimbangan memberikan kesan keteraturan (Pujiriyanto, 2005;93).
2.1.4.2
Proporsi Proporsi adalah perbandingan antara satu bagian objek lain atau dengan keseluruhannya. Proporsi berbeda dengan skala. Proporsi sangat terkait dengan objek lain yang telah diketahi sebelumnya. Misalnya, ukuran gambar yang serasi untuk newsletter jelas kurang proporsionalnya untuk baliho (Pujiriyanto, 2005:94).
2.1.4.3
Skala Skala merupakan ukuran relatif dari suatu objek yang akan terlihat setelah dibandingkan dengan objek yang lainnya. Penggunaan skala dapat menciptakan keserasian dan kesatuan objek dalam desain. Skala biasanya dinyatakan dalam ukuran panjang dan lebar. Elemen-elemen yang digunakan memiliki hubungan dalam skala secara konsisten. Penerapan skala dengan peralatan komputer lebih mudah dilakukan, yaitu dengan memberikan garis Bantu (grid). Objek maupun badan manusia dapat juga digunakan untuk skala, misalnya kaki depan, hasta dan lain- lain (Pujiriyanto, 2005;94).
2.1.4.4
Irama dan Ritme Ritme (Rhytm) biasanya terkain dengan kesan gerak yang ditimbulan oleh pengulangan elemen. Didalam pengulangannya desainer dapat
26
memberikan akses untuk penekanan tertentu, ritme yang baik dapat memberikan kesan gerakan yang lembut dan berkesinambungan. Irama mampu mengarahkan perhatian dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Irama dapat sederhana, namun dapat juga sangat komplek. Gradasi merupakan jenis irama yang sering digunakan dengan melakukan perubahan secara bertahap terhadap elemen, baik dari segi warna, ukuran, atau nilai yang diberikan bersamaan dengan pengulangan yang dilakukan (Pujiriyanto, 2005;94).
2.1.5 Teori Sosial Yang Mendukung Kasus Dalam hal ini, untuk mendukung karya desain komunikasi visual, diperlukan teori-teori semiotika, semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti tanda, ialah ilmu yang meberikan tentang system tanda seperti bahasa, kode, sinyal dan sebagainya ( Zoest, 1993;1). Beberapa teori semiotika : Charles Sanders Pierce Menurut Pierce, 1993, dalam pengertian yang paling luas, logika adalah pemikiran yang berlangsung hanya melalui tanda, dan hal ini sama seperti semiotika umum yang tidak hanya meninjau kebenaran tetapi kiga kondisi umum tanda yang menjadi tanda. Secara umum tanda adalah mewakili sesuatu bagi seseorang namun tidak melupakan fungsinya sebagai penunjuk suatu fakta kepada penafsirannya. Ada 3 (tiga) tipe tanda, yaitu (Zoest,1993; 9): a. Ikon Ialah tanda yang menggambarkan kemiripan dengan suatu objek/benda yang pernah dikenal berdasarkan pengalaman. Contoh : foto, peta, lukisan (realis dan naturalis) b. Indeks Tanda
yang
memiliki
hubungan
sebab
akibat,
indikasi,
informasi/petunjuk antara tanda dengan objek yang sangat dekat.
27
Contoh : rambu lalu lintas, bendera berkibar, bau rokok, sirene pemadam kebakaran, senyum dan sebagainya. c. Simbol Tanda yang telah menjadi kesepakatan atau terbentuk secara konvensional di masyarakat, symbol juga melambangkan ide yang abstrak. Contoh : Burung Garuda (Bahan ajar mata kuliah Metodelogi Desain). Umberto Eco (Zoet, 1993;18) lebih menekankan pada kode sebagai pembentuk tanda. Menurut Eco secara umum kode ada 2 (dua), yaitu : 1. Kode yang berbentuk tunggal dimana suatu kode tertentu akan sesuai dengan sekumpulan tanda yang lain yang telah disepakatai bersama. Contohnya pada kode morse diamana titik dan garis dengan ukuran tertentu akan sesuai dengan huruf- huruf sesuai dengan dengan ketentuan tertentu yang telah disepakati. 2. Kode yang memiliki konteks. Konteks ini adalah kehidupan sosial dan kultural. Menurut Eco kehidupan social dan cultural yang ada dalam masyarakat akan mempengaruhi menafsiran (memberikan imej dalam menafsirkan)pernyataan ataun pertanyaan yang memiliki makna ganda dalam mencari definisi ataupun sebalinya. Eco juga menggambarkan unsur- unsur pokok dalam pembentukan tanda : a. Kerja Fisik Upaya yang dilakukan dalam pembentukan tanda b. Pengenalan Objek atau peristiwa dilihat sebagai suatu ungkapan kandungan tanda seperti gejala, bukti dan tanda. c. Penampilan Suati objek atau tindakan menjadi contoh suati objek atau tindakan
28
d. Replika Kecenderungan kearah ratio difficilis secara prinsip tetapi mengambil bentuk-bentuk modifikasi melalui pengayaan. e. Penemuan Kasus yang paling jelas dalam ratio difficilis sebagai yang tidak terlihat ole kode menjadi landasan suatu kotinuummateri yang baru.
2.2
Data Lapangan/Faktual Data
lapangan
merupakan
data-data
yang
dikumpulkan
melalui
pengamatan langsung di lapangan dan diuraikan sesuai dengan fakta yang ada. 2.2.1 Nama obyek Nama obyek dari kasus tugas akhir ini adalah “Penabatan Parit di Lahan Gambut”, yang merupakan kegiatan pembuatan bendungan / tabatan untuk menutup parit yang berada di lahan gambut agar dapat mencegah hilangnya persediaan air pada saat musim kering dan mencegah luapan air yang dapat menyebabkan banjir di daerah sekitar pada musim hujan.
2.2.2 Pengelola Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia di Jakarta Timur.
2.2.3 Lokasi Lahan- lahan gambut di seluruh Kalimantan
2.2.4 Sarana Komunikasi Visual Yang Ada Media komunikasi visual yang dimiliki sebelumnya oleh Kementrian Lingkungan Hidup adalah poster dan komik yang topiknya berbeda dan tidak sesuai dengan program kegiatan penabatan parit. Adapun yang relevan dengan penabatan parit, tetapi berupa buku panduan langkah- langkah penabatan yang bersifat teknis.
29
Gambar 2.7. Contoh Media Komunikasi Visual yang ada Ko mik “Jangan Bakar Hutan & Lahan; seri arang briket” dan Poster Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup
2.2.4.1
Aplikasi unsur-unsur Desain Komunikasi Visual Aplikasi unsur-unsur desain yang digunakan pada media komunikasi visual selama ini, sebagai berikut: a. Huruf/Tipografi Media Komunikasi visual banyak menggunakan huruf Comic Book Sans. b. Teks Pada buku komik dan poster teks yang digunakan sebagai judul dan slogan adalah “Jangan Membakar Hutan Dan Lahan”. c. Ilustrasi Untuk media komik dan poster, ilustrasinya adalah tokoh-tokoh komik berupa Acil dan keluarganya yang merupakan gambar tangan / hand drawn. d. Warna Warna yang dipergunakan pada media komunikasi visual buku komik dan poster untuk teksnya hitam dan hitam dengan garis pinggir kuning. Untuk ilustrasi warnanya variatif, tapi cenderung banyak menggunakan warna hijau, coklat dan biru untuk latar belakang, sedangkan warna coklat kulit tokoh-tokohnya.
30
2.2.4.2
Material dan Teknik Material yang digunakan pada media komik adalah kertas art paper 210 gr untuk sampulnya, dan kertas art paper 170 gr untuk halaman isinya. Sedangkan untuk poster digunakan kertas Mat paper 210 gr. Teknik menggunakan cetak offset.
2.2.4.3
Potensi Kasus Dalam tugas akhir ini, Penabatan Parit di Lahan Gambut sangat layak untuk diangkat sebagai kasus karena program penabatan parit memerlukan panduan dan edukasi yang dapat disampaikan ke masyarakat luas. Karena media yang ada saat ini sudah tidak relevan untuk kegiatan tersebut, maka perlu dikembangkan media komunikasi visual lain untuk kelancaran program tersebut.
2.2.4.4
Strategi Distribusi / Pemasaran E. Jerome McCarthy memperkenalkan strategi pemasaran dengan istilah 4P yang kemudian dikembangkan oleh Philip Kotler. Disiplin pemasaran modern menitik-beratkan pada apa yang dihasilkan oleh supplier (Pemasok, Pembekal, Penyuplai). 4P tersebut yaitu: (Madjadikara. 2004 ; 19) a. Product (Produk): Merupakan seperangkat atribut baik berwujud maupun tak berwujud, yang termasuk di dalamnya masalah harga, nama baik perusahaan atau toko, pelayanan yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. Dalam hal ini penulis memaparkan berbagai jenis media yang berhubungan dengan kegiatan penabatan parit, b. Price (Harga): Karena kegiatan ini bersifat social dan non profit (tidak mencari keuntungan), maka produk didistribusikan ke masyarakat secara gratis melalui sekolah, balai desa, Departemen Kehutanan dan perpustakaan, c. Promotion (promosi): Promosi yang dilakukan Kementrian Lingkungan Hidup berupa poster,
31
d. Place (Tempat): Departemen Kehutanan dan Kementrian Lingkungan Hidup.
2.2.4.5
Target Segmentasi / Distribusi Target dari Kementrian Lingkungan Hidup adalah masyarakat di sekitar lahan gambut yang sebagian besar sebagai petani, dan generasi muda yang masih di bangku sekolah.
2.3
Analisis dan Sintesa Dari data-data yang diperoleh maka dapat dijabarkan dalam analisis data
dan sintesa data, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini: 2.3.1 Analisis Analisis adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui permasalahannya atau prosesnya (Badudu, 1996 ; 46). 2.3.1.1
Analisis Teori a. Komunikatif : Desain yang dibuat hendaknya mudah dan dapat dipahami informasinya sesuai dengan tujuan dan sasaran, b. Informatif : Desain yang dibuat hendaknya memberikan informasi yang singkat dan jelas sesuai dengan misi dan visi instansi / perusahan, c. Ergonomis : Desain yang dibuat secara keseluruhan, baik dalam bentuk, fungsi,
ukuran dan unsure
visual desain,
hendaknya
mampu
memberikan kenyamanan bagi yang melihat atau menggunakannya, d. Estetis : Desain yang dibuat mampu menampilkan nilai- nilai keindahan, e. Unity : Kesatuan unsur desain haruslah sesuai dengan konsep keilmuan serta tujuan daripada misi dan visi Kementrian Lingkungan Hidup dalam program penabatan parit di lahan gambut, f. Simplicity : Desain dibuat sederhana tapi tetap dapat menarik perhatian, g. Kreatif : Dapat menampilkan desain yang baru dan orisinil, h. Etis : Desain yang dibuat hendaknya tidak menyimpang dari normanorma yang berlaku di masyarakat.
32
2.3.1.2.
Analisis Faktual
a. Media Untuk media layanan masyarakat yang bisa digunakan ada beberapa jenis yaitu media lini atas dan media lini bawah. Media yang digunakan sebelumnya hanya merupakan buku panduan saja yang tidak bersifat persuasuif atau ajakan. Untuk itu dalam mewujudkan media layanan masyarakat yang lain harus juga bersifat promosi dan persuasive, serta dapat menyentuh semua generasi masyarakat. Untuk itu dalam mewujudkan media promosi, dilakukan pemilihan media komunikasi visual yang tepat dan bervariasi sehingga berfungsi baik dan sesuai dengan keperluan masyarakat dalam memahami kegiatan penabatan parit. b. Tipografi Huruf memegang peranan sebagai identitas sebuah Institusi atau perusahaan, dan jenis huruf tersebut harus sesuai dengan media dan mudah untuk dibaca. c. Teks Dalam penggunaan teks, bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia pada media yang ditujukan kepada masyarakat local, dan bahasa Inggris pada media yang ditujukan untuk
masyarakat
internasional. d. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan menggunakan teknik gambar tangan atau hand drawn digital di komputer (100% tanpa kertas) dengan kaya komik kartun karena memang itulah ciri khas penulis dalam pembuatan karyakaryanya. Dan juga gambar tangan yang bersifat kartun lebih mudah untuk dicerna oleh masyarakat dari semua generasi. e. Warna Sesuai dengan tema lahan gambut. Maka warna yang banyak digunakan adalah warna coklat dan hijau. Pada kostum tokoh Dayak warna bervariatif sesuai dengan yang ada di lapangan.
33
f. Teknik Cetak Teknik cetak yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan media dan banyaknya media yang akan dibuat. g. Bahan Bahan yang digunakan disesuaikan dengan media yang akan dibuat.
2.3.1.3
Analisis Wawancara Agar data yang didapatkan lebih sempurna, analisis wawancara merupakan suatu yang penting, guna mendapatkan data-data secara langsung dengan mengadakan tanya jawab kepada perwakilan suku Dayak yang berada di Taman Mini Indonesia Indah. Kesimpulan yang didapat dari hasil wawancara yang dilakukan penulis di lapangan, yaitu media yang akan dirancang harus benar-benar dapat menggambarkan orang suku Dayak dengan kostum tradisonalnya yang sebenarnya. Penulis menggunakan suku Dayak sebagai tokoh-tokoh di dalam buku komik karena pada nyatanya di lapangan suku Dayak lah yang tinggal di pedalaman dan di sekitar lahan gambut.
2.3.1.4
Analisis Quesioner Penulis memberikan quesioner kepada pihak-pihak yang terlibat yang dilakukan melalui e-mail yang menanyakan hal- hal yang relevan dalam pengembangan rancangan media. Kesimpulan yang didapatkan dari hasil kuesioner adalah bahwa dalam rancangan media seorang tokoh komik bernama Acil
2.3.2 Sintesa Merupakan paduan beberapa pengertian agar terbentuk kesatuan yang selaras (Badudu, 1996 ; 1332). Dari analisa di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam membuat desain media komunikasi visual dan perwujudannya harus memperhatikan unsurunsur yang terkandung di dalamnya agar sesuai dengan tujuan dan sasaran.
34
Untuk itu, dalam perancangan media Penabatan Parit di Lahan Gambut ditentukan unsur-unsur desain sebagai berikut: 2.3.2.1.
Media Media- media promosi yang akan dibuat dibagi menjadi 2, yaitu: a. Media Lini Atas (Above The Line Media) Jenis-jenis iklan yang disebarkan melalui sarana media komunikasi massa. Misalnya surat kabar, majalah, iklan radio dan televisi. Dan pada umumnya, biro iklan bersangkutan mendapatkan komisi atau bayaran dari pemasangan iklan tersebut (Nuradi, 1996 ; 3). Contohnya: Poster, Web Banner dan iklan TV. b. Media Lini Bawah Yaitu kegiatan yang tidak melibatkan pemasangan iklan, di media komunikasi media massa dan tidak memberikan komisi kepada perusahaan iklan. Pada umumnya kegiatan periklanan lini bawah ini bersifat penjualan promosi, yaitu kegiatan pemasaran yang dilakukan di tempat penjualan (Nuradi, 1996 ; 3). Contohnya: Stiker, Kaos T-shirt, Kartu Pos, Buku Komik, Mug, Web Banner, Flyer, dan Website.
2.3.2.2
Tipografi Dalam media seperti buku komik, untuk teksnya menggunakan jenis huruf San Serif seperti Comic Book Normal. Untuk sampul buku komik dan media lainnya menggunakan jenis huruf San Serif yaitu Groening, Arial Rounded dan Myriad Pro, dan Serif yaitu Columbus.
2.3.2.3
Teks Menggunakan bahasa Indonesia untuk media yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia, dan bahasa Inggris untuk masyarakat Internasional (Versi bahasa Inggris tidak dimasukkan untuk Tugas Akhir ini). Teks tersebut terdiri dari:
35
a. Judul: menggunakan program Kementrian Lingkungan Hidup yaitu “Jangan Bakar Hutan & Lahan”. b. Naskah: berisikan keterangan dan informasi pesan yang ingin disampaikan dari media yang dibuat berupa cara dan manfaat dari penabatan parit di lahan Gambut. c. Logo: Menggunakan logo dari Kementrian Lingkungan Hidup d. Kata Penutup: Menggunakan slogan dari Kementrian Lingkungan Hidup yaitu “Mari kita cegah banjir dan kebakaran dengan menabat parit di lahan gambut dengan menggunakan bahan sederhana!”
2.3.2.4
Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan menggunakan teknik gambar tangan / hand drawn untuk menampilkan gambar tentang penabatan parit di lahan gambut. Semua gambar dibuat secara digital di komputer dengan menggunakan program Adobe Photoshop CS 5 dan Autodesk Maya 2011.
2.3.2.5
Warna Penggunaan warna tetap mengacu pada warna-warna alam seperti hijau, biru dan coklat.
2.3.2.6
Teknik Cetak Teknik cetak yang digunakan disesuaikan dengan jenis media, bahan dan jumlah media yang akan dibuat. Dalam hal ini untuk T-shirt menggunakan teknik cetak saring. sementara Stiker, Poster, Pamflet, Buku Komik dan Brosur yang di lapangan nyatanya nanti akan menggunakan teknik cetak offset untuk produksi masal, namun untuk perwujudan sebagai Tugas Akhir penulis akan menggunakan digital printing.
2.3.2.7
Ukuran dan Bahan Ukuran dan bahan yang akan digunakan nantinya akan berbeda-beda disesuaikan dengan media komunikasi visual masing- masing.
36
1. Poster
: Ukuran 50cm x 70cm Bahan: Art Paper 230gsm
2. Stiker
: Ukuran 10cm x 5cm Bahan: Vinnyl
3. Flyer
: Ukuran 10cm x 21cm Bahan: Art Paper 150gsm
4. Kaos T-shirt : Ukuran all size
Bahan: Cotton
5. Buku Komik : Ukuran 15cm x 21cm Bahan: Art Paper 150gsm 6. Web Banner : Ukuran 300 x 250 pixel 7. Mug
: Ukuran 22cm x 9cm, Bahan: Ceramic
8. Iklan TV
: Ukuran PAL 720 x 576 pixel
9. Kartu Pos
: Ukuran 15 x 10,5cm Bahan: Art Paper 230gsm
10. Katalog
: Ukuran 42cm x 30cm Bahan: Art Paper 230gsm
37
BAB III KONSEP DESAIN
3.1.
Konsep Dasar Perancangan Dalam
membuat
suatu
desain
media
komunikasi
visual
dan
perwujudannya, hal yang sangat penting diperhatikan adalah konsep. Karena konsep merupakan dasar pemikiran atau suatu landasan dalam merancang dan mewujudkan media komunikasi visual yang tepat agar tidak keluar dari tujuan awal perancangan. Di dalam perancangan media komunikasi visual guna untuk mengajak masyarakat untuk menabat parit di lahan gambut, hal yang menjadi pertimbangan adalah bahwa keberadaan parit di lahan gambut sangat berdampak negatif pada lingkungan, dan dengan ditabatnya parit-parit tersebut dapat memperbaiki kondisi lingkungan di lahan gambut itu sendiri dan di sekitarnya. Untuk menarik perhatian masyarakat untuk berpartisipasi dalam kampanye, pesan yang disampaikan harus menarik dan tidak berbelit-belit, baik dari tampilan ilustrasi, tipografi, teks serta warna yang digunakan oleh perancang dalam hal ini adalah gaya kartun dan komik. Desain harus kreatif untuk menampilkan suasana baru dan menarik dengan menggunakan ilustrasi berupa kartun yang cukup detail sehingga pesan-pesan yang tadinya bersifat teknis dan membosankan dapat disampaikan ke masyarakat dengan cara yang lebih menarik dan mudah dimengerti. Di sini desain media harus inovatif, kreatif, serta memenuhi kriteria desain komunikasi visual, dalam hal ini perancang berusaha untuk dapat mempengaruhi khalayak sasaran, dengan berpedoman pada dasar-dasar perancangan media komunikasi, agar nantinya terwujud sarana komunikasi atau promosi yang berperan secara maksimal. Di dalam penyampaian pesan dapat dikatakan berhasil bila pesan tersebut disampaikan di tempat dan waktu yang tepat, serta kepada masyarakat yang tepat. Konsep yang digunakan di sini adalah kartun dengan menggunakan gaya komik di mana tokoh pemeran mengajak masyarakat deengan menggunakan bubble text.
38
Kartun adalah ilustrasi atau kreasi visual yang mengandung humor yang dapat dimuat
di
dalam
majalah
dan
koran,
hingga
animasi
film
(http://wiki.answers.com/Q/What_is_a_cartoon). Komik merupakan suatu gambar serta lambang- lambang lain yang terjukstaposisi dalam urutan tertentu, untuk menyampaikan informasi dan mencapai tanggapan estetis dari pembacanya (http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=hig h&fname=/jiunkpe/s1/jdkv/2006/jiunkpe- ns-s1-2006-42402261-9984multiple_personality-chapter2.pdf).
39
3.2.
Pola Pikir Pola piker merupakan langkah- langkah pemikiran di dalam merancang
media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan sesuai sasaran. Dalam hal ini manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dan membutuhkan informasi. Di sini ada tiga unsur yang berperan yaitu komunikator, desainer, dan Komunikan. Didalam menyampaikan pesan lewat media komunikasi visual, haruslah mentaati peraturan perundang- undangan serta norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam merancang media komunikasi visual, desainer mencari masukan atau data-data dari komunikator mengenai informasi yang dibutuhkan. Di mana nantinya akan dijadikan acuan dalam perancangan media komunikasi tersebut. Adapun pola piker di atas dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut: Skema Pola Pikir
40
3.3.
Skema Proses Perancangan Adapun skema pola perancangan dari tema yang diangkat, dalam
mempromosikan kegiatan penabatan parit di lahan gambut, yaitu sebagai berikut:
3.4.
Strategi Media
3.4.1 Khalayak Sasaran/Segmentasi Dalam mengenali medan penyadaran masyarakat, diperlukan strategi perancangan
media
yang
baik.
Media
tersebut
berguna
untuk
mempromosikan program Kementrian Lingkungan Hidup dan juga menyadarkan dan lingkungan.
mengedukasi
Dalam perancangan
masyarakat
untuk
peduli
terhadap
media komunikasi visual, penulis
41
memperhatikan dari strategi media dengan melihat unsur-unsur sebagai berikut: a. Demografi: Ditinjau dari segi demografi atau kependudukan, media yang akan dirancang untuk mempromosikan kegiatan penabatan parit di lahan gambut harus dapat mencapai sasaran yang tepat yaitu masyarakat umum kalangan petani, peternak, penebang pohon, pengusaha kayu baik muda tan tua. b. Geografi: Ditinjau dari factor geografi, yang dimaksud di sini adalah daerah yang memiliki hutan dan lahan gambut yang signifikan seperti Kalimantan. Hal ini juga menyangkut pertimbangan bahan yang akan digunakan untuk media, apakah outdoor atau indoor, yang akan tahan lama terahadap cuaca. c. Psycografi: Ditinjau dari segi psycografi yaitu masyarakat yang akan disasar desain, dibuat dan disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat disekitarnya, serta menyangkut norma-norma dan adat-istiadat yang berlaku di masyarakat, yaitu dengan penggunaan kata-kata yang sopan, nama-nama tradisional pada tokoh (pada buku komik), serta penggunaan ilustrasi yang wajar yang dapat dipahami oleh masyarakat lokal daerah tersebut. Dalam merancang media komunikasi visual penabatan parit di lahan gambut, penulis memilih masyarakat asli Kalimantan yaitu suku Dayak, namun media akan tetap bersifat nasional dan internasional (versi bahasa Inggris). d. Behaviora: Ditinjau dari behaviora, di mana merupakan jangkauan pemakaian, loyalitas atau kesukaan, kebutuhan masyarakat terhadap sesuatu, dalam hal ini yang dimaksud adalah media komunikasi visual. Apakah desain yang dibuat sudah sesuai dengan selera masyarakat saat ini. Masyarakat zaman sekarng cenderung lebih menyukai media yang mudah untuk
42
dipahami, orisinil dan tidak berbelit-belit. Penulis membuat media yang dapat dianggap orisinil pada saat ini di mana salah satunya adalah berupa buku komik yang saat ini masih jarang digunakan dalam mengedukasi masyarakat.
3.4.2 Panduan Media Panduan media merupakan suatu media komunikasi dalam memberikan informasi kepada khalayak sasaran. Dalam tugas akhir ini penulis mengambil beberapa jenis media yang akan digunakan sebagai sarana promosi dan penyadaran/edukasi tentang penabatan parit di lahan gambut kepada masyarakat, berdasarkan hasil analisis yang diperoleh di lapa ngan. Adapun media yang digunakan, yaitu: 1. Poster: Merupakan media grafis yang memuat unsur teks dan gambar/ilustrasi yang akan dipasang atau ditempel pada dinding. Visualisasi setiap unsurnya lebih rinci, jelas, realis, sederhana dan singkat dengan warna mencolok sesuai misinya (Pujiriyanto, 2005 ; 17). 2. Stiker: Merupakan media komunikasi grafis tentang produk, jasa, atau identitas yang dapat ditempel pada berbagai tempat (Pujiriyanto, 2005 ; 17). 3. Flyer: Lembaran kertas yang berisikan suatu pesan secara tercetak, yang disebarkan kepada khalayak (Onong, 1989 ; 142) 4. Kaos T-shirt: Media komunikasi grafis yang dicetak di atas kain katun atau TC. Cara mencetaknya adalah dengan menggunakan teknik cetak saring atau sablon. Bagian yang tercetak biasanya di bagian dep an dan bagian belakang. Unsur-unsur yang digunakan meliputi warna, teks dan ilustrasi (Pujiriyanto, 2005 ; 28). 5. Buku Komik: suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks (Memahami Komik, Scott McCloud, 2001 ; 7).
43
6. Kartu Pos: Selembar kertas tebal atau karton tipis berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk menulis dan pengiriman tanpa amplop dan dengan harga yang lebih murah daripada surat (http://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_pos). 7. Mug: cangkir yang ada pegangannya yang terbuat dari keramik, yang fungsinya adalah sebagai tempat minuman yang panas seprti kopi dan teh.
Mug
dapat
dihias
dengan
grafis
yang
dicetak
sablon
(http://en.wikipedia.org/wiki/Mug). 8. Web Banner/Spanduk Web: adalah bentuk iklan yang dipakai di jaringan Internet. Bentuk iklan daring ini biasanya merupakan bagian dari suatu halaman web yang dipakai untuk menarik perhatian
penjelajah
supaya
mengunjungi situs
web
yang
dimaksud. Spanduk ini biasanya dibuat menggunakan format gambar (JPG, GIF, PNG), skrip Java, dan objek multimedia lainnya. Spanduk modern bahkan sudah disertai suara dan animasi sehingga terlihat lebih menarik. Ada berbagai ukuran yang dipakai, mulai dari yang sangat kecil, melebar, memanjang, hingga yang melintang (http://id.wikipedia.org/wiki/Spanduk_web). 9. Website: adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) di Internet (http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web). 10. Iklan TV: Adalah program yang ditayangkan di televisi yang dibuat dan dibayar oleh organisasi yang ingin menyampaikan pesan mereka (http://en.wikipedia.org/wiki/Television_advertisement).
44
3.5 No 1
Program Tayang Media Media Poster
Kapan
Di mana
Bulan
Balai desa, sekolah, instansi
April 2011
pemerintah di sekitar daerah yang
Frekuensi 6 bulan sekali
memiliki lahan gambut. 2
3
Stiker
Flyer
Bulan
Balai desa, sekolah di sekitar daerah
Tidak
April 2011
yang memiliki lahan gambut.
terbatas
Bulan
Dibagi pada saat kampanye berjalan.
3 bulan sekali
April 2011 4
5
Kaos
Bulan
Dibagi pada saat kampanye berjalan
Tidak
T-shirt
April 2011
kepada partisipan yang terlibat.
terbatas
Buku
Bulan
Dibagi di sekolah, balai desa dan
Tidak
Komik
April 2011
perpustakaan daerah sejak dimulainya
terbatas
kampanye. 6
Web
Bulan
Dipasang di situs web yang sering
Banner
Mei 2011
dikunjungi masyarakat Indonesia
6 bulan sekali
seperti Yahoo. 7
Mug
Bulan
Dibagikan kepada masyarakat yang
Tidak
April 2011
terlibat secara gratis, namun dijual
terbatas
stand-stand di tempat daerah pertokoan untuk untuk mendapatkan dana untuk
partisipan.
membantu membiayai kampanye.
Terbatas 3 bulan sekali untuk dijual.
8
Website
Bulan
Dipasang halaman situs khusus di
Tidak
Mei 2011
dalam situs milik Kementrian
terbatas
Lingkungan Hidup.
45
9
10
Iklan
Bulan
Ditayangkan di TV selama 10 detik.
3 bulan sekali
TV
April 2011
Kartu
Bulan
Didistribusi di dalam instansi
6 bulan sekali
Pos
April 2011
pemerintah, yayasan/LSM yang terlibat. Dijual di stand pada saat ingin menggalang dana untuk kampanye.
3.6
Strategi Kreatif Strategi pembuatan media penyadaran masyarakat saat ini sudah semakin
bervariatif jenisnya. Namun masih ada beberapa jenis media yang masih jarang digunakan yaitu seperti buku komik. Di sini penulis akan merancang media komunikasi visual yang masih termasuk orisinil, yaitu dengan mempelajari situasi dan kondisi di lapangan, serta informasi teknis yang berhubungan dengan penabatan parit di lahan gambut, kemudian mengarang cerita yang digabungkan dengan informasi teknis dan ilustrasi gambar tangan untuk menghasilkan buku komik. Untuk membuat media yang berhasil, maka penulis mencari strategi yang menggunakan unsur lokal suku Dayak, karena sebagian besar masyarakat yang ingin kami ajak untuk menutup parit memang berasal dari suku Dayak. Selain itu, penulis mencari solusi-solusi yang dapat meringankan kegiatan penabatan parit dari segi biaya melalui Kelompok Peduli Api yang dicanangkan oleh Pemerintah. 3.6.1 Isi Pesan Isi pesan yang ingin disampaikan yaitu berisikan pesan dan ajakan untuk menabat parit di lahan gambut kepada semua masyarakat. Dalam hal ini media bukan saja bersifat mengajak tetapi juga bersifat memberikan informasi, ilmu dan solusi kepada masyarakat.
3.6.2 Bentuk Pesan Pada dasarnya beberapa bentuk komunikasi untuk menyampaikan pesan, di dalam komunikasi visual merupakan seni bicara dalam bahsa visual.
46
Merupakan komunikasi dengan menggunakan bahasa visual, di mana unsur dasar bahasa visual (yang menjadi kekuatan utama dalam berkomunikasi) adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan dapat dipakai untuk menyampaikan arti, makna atau pesan. Komunikasi verbal atau lisan merupakan suatu teknik penyampaian pesan yang berhubungan dengan pendengaran dan pengucapan atau bunyi-bunyian. Menggunakan telinga sebagai indera pendengar. Komunikasi verbal dapat berupa bahasa lisan, misalnya bahsa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa daerah dan lain sebagainya. Komunikasi non verbal yang merajuk pada tulisan. Secara visual lewat tulisan, komunikasi non verbal merupakan bagian dari komunikasi visual. Contoh; majalah, Koran dan lain sebagainya. Pesan non verbal maupun visual harus mampu memberikan dorongan seketika, mudah dipahami, kreatif tetapi selalu berkaitan dengan pesan yang akan disampaikan kepada audience. Di dalam perancangan media komunikasi visual Penabatan Parit di Lahan Gambut, pesan yang digunakan yaitu bentuk pesan non verbal, yang memadukan bahasa gambar kartun (ilustrasi gambar tangan) dengan pesan verbal yang ditampilkan, berupa slogan yang berbunyi “Jangan Bakar Hutan dan Lahan Gambut” dan “Mari kita cegah banjir dan kebakaran dengan menabat parit di lahan gambut dengan menggunakan bahan sederhana!” yang bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk tidak membakar lahan dan hutan, serta menutup parit-parit yang berada di lahan gambut. Selain itu juga berisikan keterangan-keterangan tentang langkah- langkah menabat parit.
3.6.3 Strategi Visual Dalam perancangan media komunikasi visual Penabatan Parit di Lahan Gambut strategi visual yang digunakan bersifat kartun. Unsur visual yang bersifat kartun dapat dilihat pada ilustrasi yang dijadikan ciri khas dari media awareness penabatan parit di lahan gambut yang semuanya diolah secara digital di komputer.
47
3.6.4
Gaya Visual Gaya visual dalam pembuatan media awareness ini menggunakan unsur-
unsur visual yang berhubungan dengan alam lahan dan hutan gambut, dan pedesaan serta masyarakat khas Dayak, yang semuanya dibuat secara gambar tangan (freehand) digital di komputer. Suasana gotong royong juga dimasukkan ke dalam media sebagai ciri khas masyarakat Indonesia yang hidup bergotong royong.
3.6.5 Material 1. Poster
: Ukuran 50cm x 70cm Bahan: Art Paper 230gsm
2. Stiker
: Ukuran 10cm x 5cm
3. Flyer
: Ukuran 10cm x 21cm Bahan: Art Paper 150gsm
4. Kaos T-shirt : Ukuran all size
Bahan: Vinnyl
Bahan: Cotton
5. Buku Komik : Ukuran 15cm x 21cm Bahan: Art Paper 150gsm 6. Web Banner :Ukuran 468 x 60 pixel 7. Mug
: Ukuran 22cm x 9cm
8. Iklan TV
: Ukuran PAL 720 x 576 pixel
9. Kartu Pos
: Ukuran 15 x 10,5cm Bahan: Art Paper 230gsm
10. Katalog
Bahan: Ceramic
: Ukuran 42cm x 30cm Bahan: Art Paper 230gsm
48
BAB IV VISUALISASI DESAIN 4.1
Desain Poster Poster merupakan
media grafis
yang memuat unsure teks dan
gambar/ilustrasi yang akan dipasang atau ditempel pada dinding. Visualisasi setiap unsurnya adalah lebih rinci, jelas, realis, sederhana dan singkat dengan warna mencolok sesuai dengan misinya (Pujiriyanto, 2005 ; 17). Poster merupakan sebuah sarana promosi yang sudah lama dipergunakan untuk mengajak dan memberi informasi kepada masyarakat dalam segala jenis kampanye karena sifatnya jelas, sederhana, rinci, singkat dan menarik perhatian. Desain poster sebagai media komunikasi visual untuk kampanye penabatan parit di Kalimantan:
Ukuran
: 50cm x 70cm
Bahan
: Art Paper 210gsm
Teknik Perwujudan : Cetak Offset Huruf
4.1.1
: Colu mbus, Co mic Book, dan Elegance
Unsur-Unsur Visual Desain 1. Bentuk fisik Bentuk dari media poster ini adalah persegi panjang Landscape dengan ukuran 50cm x 70cm. 2. Ilustrasi Dalam perancangan media poster ini, ilustrasi yang dipergunakan adalah tokoh Acil si anak cinta lingkungan, latar belakang parit yang
49
sudah ditabat, latar belakang sawah dengan petaninya, dan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan tabat. 3. Teks Dalam media poster berisikan teks “Jangan Bakar Hutan & Lahan”, “Mari kita cegah banjir dan kebakaran…”, “Juga agar taraf hidup petani…”, “Arus air yang terkendali…”, dan “Bahan: papan, balok kayu,…”. 4. Huruf/Typografi Menggunakan jenis huruf Columbus, Comic Book dan Elegance 5. Warna Dalam media poster ini menggunakan warna sebagai berikut: a. Untuk warna ilustrasi latar belakang menggunakan warna coklat, hijau dan biru sesuai dengan di alam yang sebenarnya. b. Untuk warna Ilustrasi tokoh menggunakan warna coklat, kuning muda, merah dan hitam. 6. Bahan Media poster ini menggunakan bahan kertas Art Paper 210 gr. 7. Tata Letak Tata letak yang dipakai pada desain poster memakai konsep keseimbangan atau balance dimana tokoh utama berada di tengah. Pada sisi atas, berisikan judul “Jangan Bakar Hutan & Lahan”, di atas kiri dimuat logo KLH. Informasi lainnya yang berhubungan dengan kampanye dimuatkan dibagian sisi kiri bawah dan kanan bawah. 8. Teknik Cetak Untuk perwujudan media poster ini menggunakan teknik cetak offset printing.
4.1.2
Biaya Kreatif dan Produksi Cetak ukuran 50cm x 70cm
:Rp.6,500
Total 1000 copy
: Rp.6.500,000
Dicetak oleh CV. Jaya Mandiri
50
4.2
Desain Stiker Stiker merupakan media komunikasi grafis tentang produk, jasa, atau
identitas yang dapat ditempel pada berbagai tempat (Pujiriyanto, 2005 ; 17). Desain media stiker ini sebagai media promosi kampanye penabatan parit di lahan dan hutan gambut.
Ukuran
: 8cm x 9cm
Bahan
: Vinnyl
Teknik Perwujudan
: Cetak Offset
Huruf
: Colu mbus dan Elegance
4.2.1 Unsur-Unsur Visual Desain 1. Bentuk Fisik Bentuk dari media stiker ini adalah persegi dengan ukuran 8cm x 9cm, dan dapat merekat diberbagai tempat. 2. Ilustrasi Dalam perancangan media stiker ini, ilustrasi yang dipergunakan adalah tokoh Acil dan latar belakang parit yang sudah ditabat. 3. Teks Dalam media stiker ini berisikan teks “Jangan bakar hutan & lahan” dan “Ayo tabat parit di lahan gambut!” 4. Huruf / Typografi Menggunakan jenis huruf Columbus dan Elegance. 5. Warna Dalam media stiker ini menggunakan warna sebagai berikut: a. Untuk ilustrasi latar belakang dominan menggunakan warna coklat dan biru muda.
51
b. Untuk ilustrasi tokoh Acil menggunakan warna coklat, kuning muda dan merah. 6. Bahan Media stiker ini menggunakan bahan kertas Vinnyl. 7. Tata Letak Tata letak yang dipakai pada desain stiker, judul “Jangan bakar hutan & lahan” berada di atas, teks “Ayo tabat parit” ditempatkan di kanan bawah, Logo KLH ditempatkan di sudut kiri bawah, dan tokoh Acil berada di kanan. 8. Teknik Cetak Untuk perwujudan media stiker ini menggunakan teknik cetak offset.
4.2.2
Biaya Kreatif dan Produksi 1 lembar stiker
: Rp. 700/lembar
Pemesanan 1000 lembar Total biaya
:Rp.700.000
Dicetak oleh CV. Jaya Mandiri
4.3
Desain Flye r/Selebaran Selebaran merupakan media komunikasi grafis yang dibuat dengan ukuran
relatif kecil dan biasanya hanya satu lembar. Penyebarannya dilakukan dengan cara dibagi-bagikan (Pujiriyanto, 2005 ; 19).
Ukuran
: 21cm x 10cm
Bahan
: Kertas HVS
Teknik Perwujudan
: Cetak Offset
Huruf
: Colu mbus dan Elegance
52
4.3.1
Unsur-Unsur Visual Desain 1. Bentuk Fisik Bentuk dari media flyer ini adalah persegi panjang dengan ukuran 21cm x 10cm. Dan dapat merekat diberbagai tempat. 2. Ilustrasi Dalam perancangan media flyer, ilustrasi yang digunakan adalah parit yang sudah ditabat dan logo KLH. 3. Teks Dalam media flyer berisikan teks “Jangan Bakar Hutan & Lahan” dan “Mari kita cegah banjir dst”. 4. Huruf / Typografi Menggunakan jenis huruf Columbus dan Elegance. 5. Warna Dalam media flyer ini menggunakan warna sebagai berikut: a. Untuk warna background di daerah teks putih. b. Warna ilustrasi cenderung coklat, biru muda dan hijau. c. Warna teks Hitam namun untuk judul diberikan juga garis outline warna kuning. 6. Bahan Media flyer ini menggunakan bahan kertas HVS.
7. Tata Letak Tata letak ilustrasi berada di sebelah kanan, judul di bagian atas tengah, dan teks informasi berada di bagian kiri. 8. Teknik Cetak Untuk perwujudan media flyer ini menggunakan teknik cetak offset.
4.3.2
Biaya Kreatif Produksi 1 lembar flyer
: Rp.400/lembar (Pemesanan 1000 lembar)
Total Biaya
: Rp. 400.000
Dicetak oleh CV. Jaya Mandiri
53
4.4
Desain Kaos T-shirt T-shirt adalah media komunikasi grafis yang dicetak di atas kain katun
atau TC. Cara mencetaknya adalah dengan menggunakan teknik cetak saring atau sablon. Bagian yang tercetak biasanya bagian depan dan bagian belakang. Unsurunsur yang digunakan meliputi warna, teks dan ilustrasi (Pujiriyanto, 2005:28). Desain media t-shirt ini sebagai media promosi kampanye penabatan parit di lahan gambut, yang dibuat dengan perwujudan berikut:
Ukuran
: All size
Bahan
: Cotton
Teknik Perwujudan : Cetak Sablon Huruf
4.4.1
: Colu mbus, Elegance dan Co mic Strip
Unsur-Unsur Desain 1. Bentuk Fisik Bentuk dari media T-shirt ini berbentuk “T” 2. Ilustrasi Dalam perancangan media T-shirt ini, ilustrasi yang digunakan adalah tokoh Acil dan latar belakang parit yang sudah ditabat, serta logo KLH. 3. Teks Dalam media T-shirt berisikan teks “Jangan Bakar Hutan & Lahan”, “Ayo Tabat Parit” dan “Kementrian Lingkungan Hidup”. 4. Huruf / Typografi Menggunakan jenis huruf Columbus, Comic Strip dan Elegance. 5. Warna Dalam media T-shirt ini menggunakan warna sebagai berikut:
54
a. Untuk warna latar belakang mengandung warna coklat, b iru dan hijau. b. Untuk warna tokoh Acil menggunakan warna coklat kulit, hitam, kuning muda dan merah. c. Untuk warna teks menggunakan warna hitam, dan untuk judul warna hitam dengan outline kuning. 6. Bahan Media T-shirt menggunakan bahan cotton. 7. Tata Letak Tata letak ilustrasi parit berada di tengah-tengah t-shirt, tokoh Acil berada di bagian kanan, slogan ajakan berada di tengah atas. Judul kampanye berada di bawah ilustrasi parit. Dan logo KLH dipasang di lengan bagian kiri. 8. Teknik Cetak Untuk perwujudan media T-shirt ini menggunakan teknik cetak sablon.
4.4.2
Biaya Kreatif dan Produksi Biaya baju dan cetak sablon
: Rp. 28.000
Biaya Total 1000 baju
: Rp. 28.000.000
Diproduksi oleh Bog! Design
4.5
Desain Buku komik Buku Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar
tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam Koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku tersendiri (http://id.wikipedia.org/wiki/Komik). Desain media buku komik dibuat seperti berikut:
55
Ukuran
: 21cm x 15cm (tertutup), 21cm x 30cm (terbu ka)
Bahan
: Kertas Art Paper 210gsm (untuk sampul) dan 150gsm (untuk halaman isi)
Teknik Perwujudan : Cetak Offest Huruf
4.5.1
: Colu mbus, Groening, Arial Rounded dan Comic Strip
Unsur-Unsur Visual Desain 1. Bentuk desain Bentuk dari media buku komik adalah persegi panjang 21cm x 15cm A4 dilipat dua pada saat buku komik dalam kondisi tertutup. 2. Ilustrasi Dalam Perancangan media buku komik, ilustrasi yang digunakan semua hasil gambar tangan secara digital yang diolah dengan menggunakan komputer. 3. Teks Karena banyaknya teks yang dimuat di dalam buku komik, maka yang diangkat di sini adalah teks yang dimuat di pada sampul depan saja. Teks judul adalah “Jangan Bakar Hutan & Lahan”, diikuti sub judul “Seri Acil Pembuatan Tabat Gambut Untuk Pencegahan Kebakaran Hutan Dan lahan.Tercantum juga nama pengarang yaitu “Wayan Aldo”. 4. Huruf/Typografi Menggunakan jenis huruf Columbus, Groening, Arial Rounded dan Elegance. 5. Warna Warna yang digunakan dominan coklat, hijau dan biru sesuai dengan warna alami yang ada di keadaan nyatanya.
56
6. Bahan Bahan yang digunakan dalam perwujudan menggunakan Art Paper 210gr untuk sampul dan 150gr untuk halaman isi. 7. Tata letak Tata letak yang dipakai untuk sampul komik adalah pemandangan lahan gambut dengan paritnya yang sudah ditabat yang memenuhi seluruh media. Tokoh-tokoh komik berdiri di atas tabat dan berada di tengahtengah halaman. Judul ditempatkan di atas tengah, nama pengarang di bagian sudut kiri bawah, dan logo KLH ditempatkan di sudut kanan bawah. 8. Teknik Cetak Untuk perwujudan media buku komik menggunakan teknik cetak offset.
4.5.2
Biaya Kreatif dan Produksi Biaya mencetak buku komik
: Rp. 18.000
Biaya Total 2000 buku
: Rp. 36.000.000
Dicetak oleh CV. Jaya Mandiri
4.6
Desain Web Banner Web banner adalah bentuk iklan yang dimuat dalam dunia internet global.
Tujuannya adalah untuk menarik perhatian orang untuk masuk ke link situs pemasang web banner tersebut. Formatnya berupa gambar (GIF, JPEG), program JavaScript atau obyek multimedia yang menggunakan teknologi Java, Shockwave atau Flash, dan sering juga mengandung unsur animasi dan suara untuk menarik perhatian (Diterjemahkan dari http://www.wordiq.com/definition/Web_banner). Berikut desain web Banner:
57
4.6.1
Ukuran
: 300 x 250 pixel
Huruf
: Elegance
Unsur-Unsur Visual Desain 1. Bentuk Fisik Bentuk dari media web banner ini berbentuk persegi panjang 300 x 250 pixel. 2. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan adalah pemandangan parit di lahan gambut yang sudah ditabat. 3. Teks Teks yang dimuat adalah “Ayo Tabat Parit di Lahan Gambut!” yang bersifat mengajak. 4. Huruf/Typografi Jenis huruf yang digunakan adalah Elegance. 5. Warna Warna ilustrasi dominan coklat, hijau dan biru. Sedangkan warna teks hitam dengan garis pinggir warna kuning. 6. Tata Letak Teks ditempatkan pada bagian atas di atas tabat parit. Ilustras i memenuhi media.
4.6.2
Biaya Kreatif dan Produksi Biaya pemasangan web banner pada situs internet gratis karena dipasang
pada situs-situs milik pemerintah dan LSM yang bekerja sama dengan Kementrian Lingkungan Hidup.
58
4.7.
Desain Mug Mug adalah cangkir yang ada pegangannya yang terbuat dari keramik,
yang fungsinya adalah sebagai tempat minuman yang panas seprti kopi dan teh. Mug
dapat
dihias
dengan
grafis
yang
dicetak
sablon
(http://en.wikipedia.org/wiki/Mug). Desain mug sebagai berikut:
Ukuran
: 22cm x 9cm (desain), Ukuran mug standard
Bahan
: Keramik
Teknik Perwujudan : Cetak Sablon Huruf
4.7.1
: Colu mbus, Elegance dan Co mic Strip
Unsur-Unsur Visual Desain 1. Bentuk Fisik Bentuk desain pada media mug ini persegi panjang 22cm x 9cm yang dicetak mengelilingi seluruh mug. Bentuk fisik mug sendiri adalah cangkir yang memiliki pegangan. 2. Ilustrasi Ilustrasi yang digunakan adalah pemandangan parit di lahan gambut yang sudah ditabat, tokoh Acil, dan logo KLH. 3. Teks Teks yang dimuat adalah “Jangan Bakar Hutan & Lahan”, “Kementrian Lingkungan Hidup” dan “Mari kita cegah banjir dst…” 4. Huruf/Typografi Jenis huruf yang digunakan adalah Columbus, Elegance dan Comic Strip.
59
5. Warna Warna latar belakang mug putih, ilustrasi parit dominan coklat, hijau dan biru muda, teks menggunakan warna hitam dengan garis pinggir kuning. 6. Bahan Bahan mug terbuat dari keramik. 7. Tata Letak Teks “Jangan Bakar Hutan & Lahan” serta logo KLH ditempatkan di sebelah kanan dekat pegangan agar orang yang menggunakan mug itu dapat langsung melihat pesan tersebut pada saat akan minum. Ilustrasi parit dan Acil berada di tengah dan menerus ke bagian kiri. 8. Teknik Cetak Media mug menggunakan teknik cetak sablon.
4.7.2
Biaya Kreatif dan Produksi mug keramik yang sudah dicetak sablon
: Rp.15.000
Total mug yang dipesan 500
: Rp. 7.500.000
Dicetak oleh Sinar Foto
4.8
Iklan TV Adalah program yang ditayangkan di televisi yang dibuat dan dibayar oleh
organisasi
yang
ingin
menyampaikan
(http://en.wikipedia.org/wiki/Television_advertisement).
pesan
mereka
60
Berikut cuplikan alur cerita pada iklan TV:
4.8.1
Ukuran
: 720 x 567 pixel (PAL), 24fps
Durasi
: 1:34 men it
Jenis suara
: Suara laki-laki
Unsur-Unsur Visual Desain 1. Bentuk Fisik Bentuk media iklan TV adalah virtual 720 x 567 pixel, namun secara bentuk fisik menyesuaikan dengan besarnya ukuran layar TV. 2. Ilustrasi Ilustrasi
semua
100%
kartun
gambar
tangan
digital
yang
menggambarkan situasi lahan gambut, bahayanya parit, solusi dan bahan dan alat yang diperlukan untuk menabat parit. 3. Dialog Dialog narasi menjelaskan penabatan parit yang berlangsung selama 1menit 32 detik. 4. Audio Jenis suara yang digunakan adalah suara dari laki- laki, sound effect suara air, burung, dan background music.
61
5. Warna Warna yang digunakan dalam pembuatan iklan TV adalah RGB (merah, hijau dan biru) sesuai dengan bias cahaya yang dikeluarkan dari TV. 6. Alur cinematik Tokoh Acil pertama kali muncul dari bawah tengah layar, kemudian bergeser ke kiri keluar dari layar yang kemudian digantikan dengan pulau Kalimantan, hutan gambut yang gundul serta paritnya, desa banjir, hutan gambut yang terbakar, lahan gambut di mana parit telah ditabat, kemudian Acil kembali lagi menerangkan bahan dan alat-alat, dan terakhir acil berdiri di tabat parit dengan suasana lahan gambut yang kembali baik.
4.8.2
Biaya Kreatif dan Produksi Penayangan iklan TV di kenakan biaya gratis pada saluran Negara yaitu
TVRI.
4.9
Desain Kartu Pos Selembar kertas tebal atau karton tipis berbentuk persegi panjang
yang digunakan untuk menulis dan pengiriman tanpa amplop dan dengan harga
yang
lebih
murah
daripada
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_pos). Berikut adalah desain kartu posnya:
Ukuran
: 15 x 10,5cm
Bahan
: Art paper 230gsm
Teknik Perwujudan : Cetak Offset Huruf
: Colu mbus, Co mic Strip, dan Elegance
surat
62
4.9.1
Unsur-Unsur Visual Desain 1. Bentuk Fisik Bentuk dari media kartu pos persegi panjang dengan ukuran 15 x 10,5 cm. 2. Ilustrasi Dalam perancangan media kartu pos, ilustrasinya adalah gambar parit di lahan gambut yang sudah ditabat, sawah, petani, tokoh Acil, bahan dan alat untuk penabatan. 3. Teks Media berisikan teks “Jangan Bakar Hutan & Lahan”, “Mari kita cegah banjir dst…”, “Bahan: papan dst…”, “Arus air yang terkendali dst…”. 4. Huruf/Typografi Jenis huruf yang digunakan adalah Columbus, Elegance dan Comic Strip. 5. Warna Warna dominan yang digunakan adalah coklat, hijau, dan biru muda pada ilustrasi. Untuk teks menggunakan warna hitam, dan untuk gelembung dialog menggunakan warna putih. 6. Bahan Bahan yang digunakan untuk perwujudan adalah art paper 230gr. 7. Tata Letak Ilustrasi memenuhi seluruh media, tokoh Acil berada di sekitar tengah media. Judul ditempatkan di atas, kalimat ajakan untuk menabat parit diletakkan di sebelah kanan, informasilainnya ditempatkan sepanjang bawah media dari kiri ke kanan. 8. Teknik Cetak Teknik cetak yang digunakan dalam perwujudan adalah teknik cetak offset.
63
4.9.2
Biaya Kreatif dan Produksi Cetak kartu pos
: Rp.2000/lembar
Total 1000 kartu pos : Rp.2.000.000 Dicetak oleh CV. Jaya Mandiri
4.10
Desain Katalog Katalog merupakan media komunikasi grafis berbentuk buku yang akan di dalamnya
berisi aneka
jenis
produk,
harga,
formulasi,
dan
cara
penggunaannya (Pujiriyanto, 2005:20). Dalam hal ini isi katalog adalah karya atau desain yang dibuat untuk Tugas Akhir (Studio). Berikut desain katalog:
Halaman sampul depan dan sampul belakang
Halaman kata pengantar, ucapan terimakasih, dan portofolio
64
Halaman 1 dan 6
Halaman 2 & 5
Halaman 3 & 4 Ukuran
: 42cm x 30cm (A 3 lipat 2)
Bahan
: Art Paper 230gsm
Teknik Perwujudan : Cetak Digital Huruf
: Elegance, Co mic Strip, Colu mbus, Groening dan Arial
65
4.10.1 Unsur-unsur Visual Desain 1. Bentuk Fisik Bentuk fisik media katalog adalah persegi panjang dengan ukuran 42cm x 30cm atau kertas A3 yang dilipat dua kalau sedang dalam keadaan tertutup. 2. Ilustrasi Ilustrasi berupa kumpulan dari 9 produk, logo ISI, foto penulis, dan lahan gambut yang paritnya sudah ditabat. 3. Teks Dalam media katalog berisikan teks identitas penulis,
ucapan
terimakasih, kata pengantar, jenis media, ukuran media dan bahan media. 4. Huruf / Typografi Menggunakan jenis huruf Elegance, Comic Strip, Columbus, Groening dan Arial. 5. Warna Untuk background dominan menggunakan warna coklat muda, hijau muda, dan biru muda. Untuk teks menggunakan warna hitam dengan garis pinggir putih dan kuning. Untuk ilustrasi menggunakan warna sesuai yang ada pada produk. 6. Bahan Media katalog ini menggunakan bahan Art Paper 230gr. 7. Tata Letak Tata letak disesuaikan dengan ukuran produk pada ruang halaman media yang ada. Kalau produknya besar atau mengandung banyak unsur maka menggunakan halaman sendiri, tetapi apabila produk berukuran kecil atau sederhana maka dimuat 2 produk pada satu halaman. 8. Teknik Cetak Untuk perwujudan menggunakan teknik cetak digital.
66
4.10.2 Biaya Kreatif dan Produksi Cetak satu katalog
: Rp.30.000
Cetak total 5 katalog : Rp.150.000 Dicetak oleh Niti Mandala
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Berdasarkan pada uraian yang telah disampaikan pada bab-bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan: 5.1.1
Strategi media pada dasarnya adalah menemukan sasaran kegiatan
berpromosi. Artinya sejauh mana media tersebut mampu mencapai sasaran yang hendak dituju. Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi dan promosi kampanye penabatan parit lahan gambut di Kalimantan, maka diperlukan media- media yang tepat dan beragam. Jenis media yang dipilih atau digunakan untuk mempromosi kampanye penabatan parit lahan gambut di Kalimantan adalah: poster, stiker, flyer, kaos T-shirt, buku komik, web banner, mug, iklan TV, dan kartu pos.
5.1.2
Pemilihan konsep rancangan didasarkan pertimbangan informasi apa saja
yang ingin disampaikan yang berkaitan dengan kampanye penabatan parit. Konsep yang digunakan pada media yang dibuat adalah konsep kartun gaya komik. Konsep ini dianggap pantas karena dapat menarik perhatian masyarakat dari berbagai generasi. Dari pengunaan ilustrasi, warna, typografi disesuaikan dengan konsep.
5.1.3
Lingkup pekerjaan kreatif dalam perancangan media komunikasi visual
untuk mempromosi kampanye penabatan parit lahan gambut di Kalimantan meliputi kegiatan perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan konsep yang dapat menghasilkan sarana kampanye yang efektif. Strategi visual yang diterapkan disesuaikan dengan konsep promosi yang informatif dan harus mencerminkan pesan yang ingin disampaikan.
68
5.2
Saran Saran-saran penulis sebagai pertimbangan setelah mengetahui dan
melakukan berbagai kegiatan dalam usaha pembuatan desain media komunikasi visual sebagai sarana promosi kampanye penabatan parit lahan gambut di Kalimantan antara lain: 5.2.1
Untuk memperkuat positioning di benak masyarakat, media promosi yang
digunakan dalam kampanye ini harus beragam namun tetap dalam satu kesatuan dari segi konsepnya, sehingga masing- masing media saling melengkapi dan mendukung.
5.2.2
Pengadaan kegiatan promosi hendaknya tetap diikuti dengan peningkatan
kualitas pelayanan dan pendidikan dari pihak-pihak terkait (Kementrian Lingkungan Hidup) agar kampanye dapat berjalan semaksimal mungkin dan berkelanjutan.
5.2.3 Sebagai seorang mahasiswa desain komunikasi visual diharapkan mampu membuat desain yang dapat mempengaruhi masyarakat untuk
ikut
berpartisipasi dalam kampanye penabatan prit lahan gambut di Kalimantan.
69
DAFTAR PUSTAKA Antoni Idel. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gita Media Press. Jakarta. Aart Van Zoest. 1993. Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa Yang Kita Lakukan Dengannya. Yayasan Sumber Agung. Jakarta. Badudu, J. S. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pustaka Sinar. Jakarta. Badudu J.S., Zain. 2011. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pustaka Prima. Bandung Evelyn Lip. 1996. Desain dan Fengshu. Amartapura. Jakarta. Georg Scheder. 1995. Perihal Cetak Mencetak. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Lexy J. Moleong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Jakarta. Madjadikara, Agus. S. 2004. Bagaimana Biro iklan Memproduksi Iklan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Moekijat. 1993. Teori Komunikasi. Mandar Maju. Bandung. Muhammad Nasir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nuradi, dkk. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Onong Uchjana Effendy. 1989. Kamus Komunikasi. CV. Mandar Maju. Bandung Or-Coy & Yanwar Katamsi. 2009. Panduan Teknik Cetak Cepat Di Aneka Media Digital. Kawan Pustaka. Jakarta. Poerwadarminta, W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta. Pujiriyanto. 2005. Desain Grafis Komputer. CV Andi Offset. Yogyakarta. Scott McCloud. 2001. Understanding Comics. Kepustakaan Populer Gramedia. Sadjiman Ebdi Sanyoto. 2009. Nirmana: Dasar-dasar Seni dan Desain. Jalasutra. Jakarta. Santosa, Sigit. 2002. Advertising Guide Book. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sulasmi Darmaprawira W.A. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Penerbit ITB. Bandung. Try Harijanto dan Anto Saptowalyono. 25 April 2008. Tabat, Penyelamat Lahan Gambut. Harian Kompas. Dari Internet: available at http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan available at http://id.wikipedia.org/wiki/Tipografi available at http://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_pos
70
available at http://en.wikipedia.org/wiki/Mug available at http://id.wikipedia.org/wiki/Spanduk_web available at http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web available at http://en.wikipedia.org/wiki/Television_advertisement available at http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit. y=0&qual=high &fname=/jiunkpe/s1/jdkv/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-424022619984-multiple_personality-chapter2.pdf available at http://wiki.answers.com/Q/What_is_a_cartoon
71
Lampiran 1
72
Lampiran 2
73
Lampiran 3
74
Lampiran 4
75
Lampiran 5
76
Lampiran 6
77
Lampiran 7
78
Lampiran 8
79
Lampiran 9
80
Lampiran 10
81
Lampiran 11
82
Lampiran 12
83
Lampiran 13
84
Lampiran 14
85
Lampiran 15