MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING Agung Mahardhika, SP ( PBT Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
I.
Pendahuluan Kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.; Syn. O. stamineus Benth.)
merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal sebagai istilah seperti Java Tea, merupakan salah satu tanaman yang tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Kumis kucing {Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.} tersebar mulai dari India, IndoCina, Thailand, Malaysia sampai ke Australia tropis. Di Indonesia kumis kucing ditemukan tumbuh liar di Jawa sejak tahun 1928, dan menyebar ke berbagai daerah kecuali di Kalimantran, Sulawesi dan Maluku jarang ditemukan. Saat ini kumis kucing tumbuh dan berkembang di Asia Tenggara, Afrika, Georgia dam Kuba (de Padua, 1999). Di Indonesia penyebaran dan budidaya kumis kucing terluas adalah di Pulau. Jawa, terutama Jawa Barat. Bentuk produk kumis kucing yang digunakan pada umunya dalam bentuk simplisia. Bagian yang berkhasiat dari kumis kucing adalah daun, batang dan ranting (herba bagian pucuk). Herba kumis kucing banyak digunakan sebagai teh herbal untuk mengatasi diuretik, rematik, diabetes, penyakit saluran kencing, oedema, jaundice, biliary lithiasis, dan hipertensi. Ekstrak metanol daun kumis kucing mengandung banyak flavonoid dan terbukti berfungsi sebagai antioksidan penangkap radikal bebas serta mampu menghambat peroksidasi lemak. Budidaya kumis kucing berkembang pesat di Kab. Sukabumi, terutama di Kec. Kalaparea, Desa Nagrak. Pengembangan kumis kucing di Desa Kalaparea sudah berlangsung sejak lama, awalnya daerah tersebut merupakan areal pengembangan teh.
Saat ini
pengembangan dan perdagangan kumis kucing di wilayah Nagrak telah berkembang dengan
1
pesat, omzet perdagangan per bulan mencapai 28 ton simplisia kering yang diekspor sampai ke Jerman dan prancis. Berbagai manfaat herba kumis kucing, merupakan pendorong minat masyarakat untuk mengembangkan komoditas tersebut, karena pasarnya tersedia. Namun sampai saat ini belum ada benih sumber yang layak dan legal karena belum ada varietas unggul yang dilepas. Dalam tulisan ini bertujuan untuk menginformasikan dan mengenal tanaman kumis kucing sebagai varietas unggul yang baru saja dilepas oleh TP2V menjadi verietas benih bina tanaman perkebunan. Melalui kegiatan seleksi beberapa pengujian dan pemilihan varietas unggul tanaman kumis kucing yang dilakukan oleh peneliti Balittro dengan harapan dapat diperoleh varietas
benih bina terstandar yang mampu berkembang di daerah dengan
agroekologi yang sesuai. II.
Pemuliaan Kumis Kucing Pemuliaan kumis kucing yang dilakukan oleh Balittro dimulai pada tahun 2011 sampai
dengan 2013, bertujuan untuk mendapatkan varietas unggul berproduksi tinggi dengan mutu dan kandungan bahan aktif memenuhi standard. Hasil eksplorasi plasma nutfah kumis kucing yang di koleksi di Balittro ada 12 aksesi pada tahun 2004-2007, dari berbagai daerah, antara lain: dari Kabupaten Bogor, Majalengka, Bandung, Sukabumi, Cianjur, Provinsi Papua, Sulawesi Utara, dan Kalimantan. Eksplorasi dilakukan dengan cara mengumpulkan materi genetic dari hamparan/lahan milik petani atau pekarangan. Aksesi yang diperoleh kemudian diperbanyak di beberapa kebun percobaan lingkup Balittro, sebagai bahan karakterisasi dan evaluasi. Tujuan pada pemuliaan kumis kucing dilakukan karakterisasi terhadap sifat morfologi dan agronomi, diketahui terdapat ragam morfologi terutama warna daun, batang dan bunga. Hasil karakterisasi, terpilih enam ( 6 ) aksesi dengan pertumbuhan dan potensi produksi lebih baik. Aksesi yang terpilih, 6 nomor harapan, dimurnikan dan diperbanyak sebagai bahan untuk pengujian lanjutan, yaitu uji multilokasi. Uji multilokasi enam nomor harapan kumis kucing, dilakukan pada tahun 2011 sampai tahun 2013 untuk menentukan aksesi terbaik calon varietas unggul kumis kucing berproduksi tinggi. Uji multilokasi kumis kucing di tiga lokasi selama dua musim tanam, untuk mendukung pelepasan varietas.
2
Genotip yang digunakan berjumlah 6 nomor harapan tanpa pembanding. Hal ini dilakukan karena belum ada varietas unggul yang dapat dijadikan sebagai pembanding. Kegiatan uji multilokasi enam nomor harapan kumis kucing dilaksanakan di daerah yang merupakan sentra produksi kumis kucing di Jawa Barat. Lokasi yang digunakan adalah kebun percobaan lingkup Balitro, yaitu: KP. Cimanggu, Bogor (240 m dpl.); KP. Cicurug, Sukabumi (550 m dpl.) dan KP. Sukamulya, Sukabumi (350 m dpl.). Penanaman tahun pertama dilakukan pada akhir tahun 2011 (Nopember) dan dipanen pada tahun 2012. Penanaman kedua, dilakukan pada akhir tahun 2012 (Desember) dan dipanen pada tahun 2013. Pengujian lokasi ganda (multilokasi) berperan penting dalam proses pelepasan varietas unggul. Faktor yang sering dilibatkan dalam pengujian multilokasi adalah genotipe dan lokasi. Faktor lokasi sudah mencakup tempat (site), tahun, perlakuan agronomi (pemupukan, penyemprotan dan lainnya) atau kombinasinya. Secara umum tiga sumber keragaman (lokasi, genotipe dan interaksinya) merupakan hal penting dalam bidang pertanian. III.
Varietas Kumis Kucing Penelitian dan pengembangan sangat penting perananya terutama untuk menemukan
varietas – varietas baru. Penggunaan varietas unggul memegang peranan yang cukup menonjol, terutama dalam mendapatkan varietas unggul berproduksi tinggi, kandungan bahan aktif memenuhi standar dan meningkatkan pendapatan petani serta penggunaan benih bermutu. Hasil pemuliaan yang dilakukan oleh Balittro dalam upaya penyediaan benih sumber kumis kucing unggul telah dilakukan uji multilokasi di tiga sentra produksi utama di Jawa Barat. Hasil pengujian menunjukkan, tiga ( 3 ) dari enam ( 6 ) genotipe yang diuji di tiga lokasi ,diusulkan untuk dilepas sebagai calon varietas unggul. Dari tiga ( 3 ) genotip yang disetujui dalam sidang pelepasan varietas tanaman perkebunan tahap II tahun 2014 sebagai berikut : 1. Genotipe A merupakan tipe kumis kucing yang memiliki rata-rata kadar sinensetin tertinggi (0,094%), dan produksi terna stabil (24,69 ton herba segar/ha/2x panen) di semua lokasi pengujian. Oleh karena itu, genotipe A diusulkan untuk dilepas sebagai calon varietas unggul kumis kucing berkadar sinensetin tinggi, dengan nama ORSINA-3 Agribun.
3
Gambar 1. Keragaman kumis kucing Genotip A, pertumbuhan tegak, jumlah tunas dan daun jarang
Gambar 2. Pembungaan dengan mahkota bunga dan stamen berwarna ungu BATANG
DAUN
BUNGA
Gambar 3. Daun untuk permukaan atas Gambar 4. Daun untuk permukaan bawah KETERANGAN
Penciri Utama Bentuk Daun Bentuk Pangkal Daun Bentuk Ujung Daun Bentuk Tepi Daun Bentuk Tulang Daun Tekstur Permukaan Daun Warna Batang Bentuk Batang Warna Mahkota
: : : : : : : : : :
Warna Bunga Ungu, batang ungu Oblong Runcing Meruncing Bergerigi Menyirip Licin Ungu Purple Group N 79 A Bersegi empat Ungu Purple
Sumber ; Proposal Usulan Pelepasan Sidang Kumis Kucing 2014
2. Genotipe B memberikan produksi terna basah dan kering stabil di semua lokasi pengujian. Produksi genotipe B lebih rendah dari genotipe C, namun selain stabil, daya pulih setelah pangkas genotipe B lebih cepat, sehingga dapat direkomendasikan sebagai 4
calon varietas unggul berproduksi tinggi (38,43 ton herba segar/ha/2x panen) untuk dataran rendah sampai menengah beriklim basah sampai agak kering, dengan nama ORSINA-2 Agribun;
Gambar 5. Keragaman kumis kucing Genotip B, Gambar 6. Pertumbuhan melebar, jumlah tunas dan daun banyak BATANG
Pembungaan dengan mahkota bunga dan stamen berwarna putih DAUN
BUNGA MAHKOTA
Gambar 7. Daun untuk permukaan atas Gambar 8. Daun untuk permukaan bawah KETERANGAN
Penciri Utama Bentuk Daun Bentuk Pangkal Daun Bentuk Ujung Daun Bentuk Tepi Daun Bentuk Tulang Daun Tekstur Permukaan Daun Warna Batang Bentuk Batang Warna Mahkota
: : : : : : : : : :
Warna Bunga Putih, batang Hijau Oblong Runcing Meruncing Bergerigi Menyirip Licin Hijau Yellow Green Group 146 A Bersegi empat Putih
Sumber ; Proposal Usulan Pelepasan Sidang Kumis Kucing 2014
3. Genotipe C yang termasuk genotipe spesifik lingkungan, menghasilkan rata-rata bobot basah dan kering tertinggi jika ditanam di Cicurug dan Cimanggu. Oleh karena itu 5
genotipe C diusulkan sebagai calon varietas unggul berproduksi tinggi (39,94 ton herba segar/ha/2x panen) untuk spesifik lokasi dataran rendah sampai menengah, beriklim basah, dengan nama ORSINA-1 Agribun;
Gambar 9. Karakteristik varietas Kumis Kucing Gambar 10. Pembungaan dengan mahkota Genotip B, pertumbuhan melebar, bunga dan stamen berwarna ungu tinggi jumlah tunas dan daun banyak DAUN
BATANG
BUNGA MAHKOTA
Gambar 11. Daun untuk permukaan atas
Gambar 12. Daun untuk permukaan bawah
KETERANGAN
Penciri Utama
:
Bentuk Daun Bentuk Pangkal Daun Bentuk Ujung Daun Bentuk Tepi Daun Bentuk Tulang Daun Tekstur Permukaan Daun Warna Batang Bentuk Batang Warna Mahkota
: : : : : : : : :
Warna Bunga Putih, batang Hijau Kecoklatan Belah ketupat Runcing Meruncing Bergerigi Menyirip Licin Hijau Kecoklatan Bersegi empat Putih
Sumber ; Proposal Usulan Pelepasan Sidang Kumis Kucing 2014
6
IV. Ketersediaan Benih Benih bukan objek pasca panen karena benih merupakan komoditi pratanam, yang proses produksinya harus kita persiapkan sejak benih sumber yang ditanam yang harus jelas identitas genetiknya, sampai menghasilkan benih bermutu sesuai kaidah analisis benih di tangan konsumen benih. ( Sadjad, 1993 ) Balittro telah melakukan dalam penyediaan perbanyakan benih kumis kucing yang tersedia di Kebun Percobaan Manoko, Lembang seluas 1000 m2 dan Kebun Percobaan Cicurug, Sukabumi. Permintaan bahan tanaman dapat dilayani melalui UPBS Balittro dalam bentuk setek pucuk (4-5 buku), setek batang (4-5 buku) atau dalam polibag umur 1,5 bulan (maksimum). Apabila diasumsikan dalam satu tanaman berumur 4 bulan dapat diambil antara 100150 setek pucuk atau setek batang, maka dalam 1000 m2, dapat diperoleh 400.000 – 600.000 setek. Untuk budidaya kumis kucing kebutuhan bahan tanaman/setek 40.000 per ha (jarak tanam 40 cm x 60 cm) sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) Budidaya Tanaman Kumis Kucing (Rosita dan Nurhayati, 2004)
V. Penutup Tanaman Kumis kucing dikenal dengan nama Java Tea merupakan salah satu jenis tanaman obat dan penyegar dan bagian yang berkhasiat dari tanaman kumis kucing adalah daun , batang dan ranting ( herba bagian pucuk ). Dari hasil keputusan sidang TP2V ( Tim Penilaian Pelepasan dan Varietas ) tahap II pada tahun 2014 telah menetapkan bahwa 3 (tiga) genotip tanaman kumis kucing dengan nama varietas ORSINA -1-agribun , ORSINA 2Agribun dan ORSINA-3 Agribun sebagai varietas benih bina. Penggunaan mutu bahan tanaman kumis kucing menjadi benih bina memberikan dampak positif bagi petani dari produksi, mutu simplisi dan kandungan bahan aktif tersebut, serta mampu berkembang di daerah dengan agroekologi yang sesuai.
7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2013.
Kumis
Kucing
yang
Bermanfaat.
http://alauddinpsika1.blogspot.com/2013/05/kumis-kucing-yang-bermanfaat.html.
Anonim, 2013. Kumis Kucing. www.warintek.ristek.go.id/pertanian/kumis_kucing. Anonim, 2014. Hasil rumusan sidang pelepasan varietas tahap II. Tidak dipublikasikan Balittro,2014. Usulan proposal pelepasan varietas kumis kucing. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Tidak dipublikasikan. Sadjad,S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
8