GEMA ACEH BARAT Ta b loid
Ta hun 1 / Edisi IV / 2 0 14
Gema Aceh Barat
1
Membangun Bersama Informasi
IS T A GR
Mendulang Prestasi Dalam
2 tahun
www.acehbaratkab.go.id “Tabloid Gema Aceh Barat juga sebagai bacaan bagi penumpang pesawat Wings Air dari Bandara Cut Nyak Dhien”
2
Gema Aceh Barat
Susunan Redaksi Terbit berdasarkan SK. Bupati Aceh Barat No. 66 tahun 2007 tangal 11 April 2007 Pembina/Pengarah: Bupati Aceh Barat, Wakil Bupati Aceh Barat Penangung Jawab: Sekdakab Aceh Barat Koordinator: Asisten Pemerintah, Asisten Keistimewaan dan Kesra dan Asisten Administrasi Pemimpin Redaksi: Kabag. Humas dan PDE Setdakab Aceh Barat (T. Arman, ST) Redaktur: Ksb. Hubungan Media Massa (Jopi D Saputra, SE, S.Sos) Sekretaris Redaksi: Julian Elitear, S.Sos Layouter: Mulyadi, Safrial Putra Penulis : Jopi Deansa, Lola Alfira, Zamhuri, Anwar, Isnu Kumbara Anggota Redaksi : Dedi Jefernal, ST, Adi Wijaya, S.Sos, Zainal Abidin, Suharni Qadriati, A.Md, Firmansyah, S.Kom Armayana, A.Md, Nyi Mas Ratu Intan, Bustami, A.Md Alamat Redaksi: Bagian Humas dan PDE Setdakab Aceh Barat Jl. Gajah Mada Meulaboh Telp. 0655-7551164 ext 109 Fax. 0655-7551162 Email:
[email protected] Website: www.acehbaratkab.go.id
REDAKSI
Salam Redaksi
P
emerintah Aceh Barat dibawah kepemimpinan H.T Alaidinsyah dan Drs. H. Rachmat Fitri HD genap berusia 2 tahun, sejak dilantik oleh Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah pada 8 oktober 2012 lalu. Sebagai pemimpin yang memiliki visi Mewujudkan Aceh Barat yang Makmur Sehat dan
Berwawasan. H.Tito dan H. Nanda menekankan roda pemerintahan pada pelayanan untuk masyarakat. Dengan semangat tersebut, menjadi motivasi bagi jajarannya dalam bekerja di lini masing-masing. Tercatat 10 prestasi yang berhasil diraih oleh pemimpin ini dalam kurun waktu dua tahun menahkodai
Bumi Teuku Umar, disamping berbagai keberhasilan dari semua sektor yang terus diupayakan peningkatan. Maka Tabloid Gema Aceh Barat kali ini mengupas secara ekslusif berbagai prestasi yang diraih Pemkab Aceh Barat yang disajikan untuk pembaca semua.
R
edaksi menerima sumbangan tulisan disertai foto copy identitas. Pengambilan sumpah Jabatan oleh Gubernur Aceh
APBK Aceh Barat Terus Meningkat
S
ekretaris Daerah Aceh Barat, Drs. Bukhari, MM mengungkapkan dalam hal pengelolaan keuangan APBK dalam kurun waktu 10 tahun ini baru pada tahun 2013 dan 2014 yang Drs. Bukhari, MM penetapan ABPK Aceh Sekretaris Daerah Aceh Barat Barat dilakukan tepat waktu. Begitu juga dalam 3 tahun 2011-2014, APBK Aceh Barat terus mengalami peningkatan ratarata 26, 79 persen “peningkatan APBK paling
signifikan mencapai 40,32 persen” ungkap Bukhari, MM Sedangkan pertumbuhan belanja, juga mengalami peningkapan seperti dari tahun 2011 APBK sejumlah 522.070.630.455, selanjutnya tahun 2012 meningkat menjadi 597.485.037.884 sedangkan tahun 2013 Rp. 750.599.253.573,- dan pada tahun 2014 APBK Aceh Barat tembus ke angka 1 triliun yakni Rp. 1.053.129.901763,- yang merupakan kali pertama dengan nominal 13 digit. Semenatra dari sisi penerimaan asli daerah tau PAD, dari sektor pertambangab
terjadi peningkatan sehubungan penetapan Qanun Aceh Barat nomor 1 tahun 2014 tentang perubahan ats Qanun Aceh barat nomor 4 tahun 2011 tentang pajak daerah dan qanun tentang retribusi daerah. Sehingga dengan adanya qanun tersebut menajdi pedoman pemerintah daerah dalam menggali potensi pendapatan bagi daerah di Bumi Teuku Umar itu. “dengan semangat dan kinerja SKPK pengelola PAD, mudah-mudahan penerimaan pendapat daerah 2014 dapat dicaapaik sesuai yang diharapkan” ujarnya Sekdakab.
Pertumbuhan Ekonomi yang Baik
K
epala Bappeda Aceh Barat H.T Ahmad Dadek, SH menyatakan b e r d a s a r k a n Kepeutusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor H.T Ahmad Dadek, SH Kepala Bappeda Aceh Barat 14/2014 tanggal 25 September 2014 tentang penetapan Kabupaten Daerah tertinggal yang terentaskan, maka Kabupaten Aceh Barat resmi dinyatakan sebagai Daerah Tertinggal yang Terentaskan bersama dengan 70 Kabupaten tertinggal lainnya. Sebelumnya Aceh Barat, masuk
www.acehbaratkab.go.id
dalam 183 Kabupaten tertinggal, selama 2 tahun ini Pemerintah pusat sudah menghitung enam criteria, termasuk 27 indikator ketertinggalan dan Aceh Barat dinyatakan sebagai daerah yang berpotensi maju. Di sektor pendidikan pada tahun 2013 angka melek huruf yang direncanakan 95, 15 % telah dicapai 96, 63% atau telah melebihi target, bahkan untuk target 2014 sekalipun yang sebesar 96,39%. Begitupun dengan dengan wajib belajar 9 tahun. Sekarang rata-rata lama sekolah di Aceh Barat sebesar 9, 1 tahun yaitu lebih besar dari target 2014 yang hanya 8,81 tahun. Namun diakui, terhadap angka
kemiskinan juga masih tinggi di Daerah ini, menurut T. Dadek, hal itu dikarenakan adanya inflasi dan juga disebabkan banyak pencari kerja berasal dari wilayah sekitar ke Aceh Barat karena merupakan Kabupaten induk. Namun bila diltinjau dari pertumbuhan ekonomi daerah ini menunjukkan angka yang posistif yaitu sebesar 5, 22 persen, penyumbang angka ini didapat diantaranya dari sektor pariwisata dan sektor Industri yang secara stabil terus menunjukkan angka positif. “pada sektor ekonomi, Aceh Barat terus tumbuh yang ditandai dengan makin baiknya kesejahteraan masyarakat” ujar T. Dadek.
CMYK
Gema Aceh Barat
Laporan utama
3
8 Oktober yang Istimewa
8 Oktober 2012 8 Oktober 2014 Gubernur Aceh dr, Zaini Abdullah memberi Bateh Ranup kepada H.T Alaidinsyah sebagai hadiah ulang tahun yang bertepatan dengan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat
T
anggal 8 Oktober 2014, genap sudah 2 tahun masa Kepemimpinan Bupati Aceh Barat H. T. Alaidinsyah dan Wakil Bupati Drs. H. Rachmat Fitri HD, MPA menahkodai Bumi Teuku Umar yang dilantik oleh Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah pada 8 Oktober 2012 lalu di gedung DPRK setempat. Tanggal 8 oktober juga menjadi tanggal yang istimewa bagi H. Tito karena selain tanggal pelantikannya sebagai bupati, juga merupakan tanggal lahir sosok bersahaja ini yang dilahirkan di Meulaboh 50 tahun silam. Mengulang catatan sejarah pemilihan kepala daerah secara langsung di Aceh Barat, pasangan dengan nomor urut 8 ini harus berjuang sampai ke Mahkamah Konstitusi. Pada saat itu Komisi Independen Pemilihan (KIP) setempat telah menetapkan pasangan HT.Alaidinsyah dan Drs.H Rachmad Fitri HD sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat periode 2012-2017, dengan perolehan 55,67 % atau sebanyak 50,378 suara setelah berlangsungnya pilkada tahap kedua pada 8 juli 2012 lalu. Setelah
melakukan masa sidang, akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) dengan 9 orang hakim yang diketuai oleh Mahfud MD memutuskan pasangan yang diusung 8 partai nasional dan 3 partai lokal ini ditetapkan sebagai pemenang pada pilkada Aceh Barat. Dalam deretan partai pengusung, tentunya Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai titik awal pergerakan melakukan kerjasama dengan partai lainnya. Salah satu partai pendukung yaitu Partai Golongan Karya (Golkar) yang diketuai oleh H.Kamarudin SE sebagai Ketua DPD II Aceh Barat sekaligus ditunjuk sebagai ketua tim sukses pasangan ini. Sebelumnya Partai Golkar telah melakukan survey kepada masyarakat terhadap tokoh-tokoh yang ada di Aceh Barat guna di calonkan untuk mengikuti pilkada, namun dari sekian nama, Haji Tito lah yang menunjukkan elektabilitas (pilihan populer) ditengah masyarakat. “pemilihan beliau didasarkan karena kedekatannya kepada warga, ketokohannya, dan kredibilitas beliau sudah sangat dikenal luas oleh lapisan masyarakat” ungkap
H. Kamaruddin. Lebih lanjut menurutnya, atas hasil pandangan warga tersebut, menjadikan nama H.T.Alaidinyah dan Rachmad Fitri HD sebagai pasangan yang diusulkan kepada Dewan Pertimbangan Partai Golkar di Jakarta guna ditetapkan sebagai pasangan yang di usung oleh Partai Golkar dan koalisi parpol lainya dalam pemilihan Kepala Daerah Aceh Barat. Alhamdulillah dimasa 2 tahun kepemimpinan Bupati HT. Alaidinsyah dan Wakil Drs. H Rachmad Fitri HD, MPA yang mengusung visi Mewujudkan Aceh Barat yang Makmur Sehat dan Berwawasan ini, telah berupaya bersama segenap jajaran untuk mewujudkan perbaikan dan peningkatan sendi-sendi kehidupan masyarakat seperti di sektor insfrastruktur, pendidikan, kesehatatan dan kesejahteraan lainnya di daerah pesisir sumatera ini. Disamping pergerakan pembangunan yang dilaksanakan diberbagai bidang, dalam era kepemimpinan 2012-2017 ini juga melahirkan prestasi-prestasi sebagai jasa atas buah pikir dan
dedikasi yang diberikan oleh kedua pimpinan ini bersama segenap jajaran Satuan Kerja Perangkat Kabupaten yang melakukan tugasnya dengan mengedepankan prinsip kebersamaan dalam membangun. Prestasi dan pengakuan tersebut datang baik dari tingkat Aceh maupun dari tingkat Nasional sebagai bukti dedikasi. (tim)
Prestasi yang diraih: 1 . I C T Pura dari Kemenkominfo 2. Penegerian UTU dan STAI 3. Anugerah Prof. A.Madjid Ibrahim (Juara I RKPD se Aceh) 4. Pangripta Nusantara Utama (Juara III RKPD Se Indonesia) 5. Piagam Adipura 6. Satya Lencana Wirakarya bidang Pertanian 7. Juara I lomba Desa se Aceh 8. Juara Harapan II Lomba Desa Se Indonesia 9. Anugerah Bintang Dharma Bakti Pramuka 10. Daerah Tertinggal yang Terentaskan
www.acehbaratkab.go.id
4
Gema Aceh Barat
LAPORAN KHUSUS
Penegerian UTU dan STAI, Buah Manis diawal Kepemimpinan
S
ejak resmi melaksanakan proses perkuliahan pada akhir 2006 lalu, Universitas Teuku Umar (UTU) dibawah naungan Yayasan Pendidikan Teuku Umar Johan Pahlawan milik Pemkab Aceh Barat, terus mengembangkan potensi yang dimiliki untuk menjadi lembaga pendidikan yang diminati bagi masyarakat barat selatan Aceh. Saat ini UTU mempunyai 6 fakultas di dalamnya yaitu; fakultas Pertanian, Fakultas, Teknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politi serta Fakultas Ekonomi dengan konsentrasi 11 program studi. Kalangan penuntut ilmu di kampus Alpen Kecamatan Meurebo itu juga sudah menunjukkan kemajemukan, jika di awal-awal hanya diisi oleh lulusan Aceh Barat dan sekitar, namun dengan adanya sistem pendaftaran online, peminat di kampus ini juga banyak yang berasal dari luar Aceh. Tak bisa dipungkiri, status negeri, merupakan harapan sekaligus tuntutan masyarakat luas terutama mahasiswa dan civitas akademika di kampus itu. Namun dalam mengupayakan status negeri tersebut, tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yayasan bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Barat selaku pemilik kegiatan pendidikan ini, mencurahkan segenap kekuatan agar impian tersebut dapat diwujudkan. Dalam perjalanannya masalah asset menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi yayasan dan Pemkab, dengan dukungan semua pihak terutama dengan legalitas tentang status lahan oleh Badan Pertanahan Nasional, menjadi penentu perubahan status dari pengelolaan oleh yayasan menjadi dikelola oleh Negara di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pemerintah Aceh Barat, pada periode 2012-2017 sangat konsen mengupayakan agar Universitas pertama di wilayah barat selatan Aceh (barsela) ini menjadi negeri, hal itu terlihat dari begitu gencarnya Bupati dan Wakil Bupati Aceh Barat yang juga didukung oleh jajaran Bupati se wilayah barat selatan melobi kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewujudkan harapan masyarakat ini.
www.acehbaratkab.go.id
Alhamdulillah, tanggal 1 April 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhono menandatangai Keputusan Presiden tentang status penegerian UTU, yang ditandai penandatanganan prasasti yang dilaksanakan di istana negara. Hal ini sebagai bukti keseriusan pimpinan daerah ini dalam dunia pendidikan. Bupati Aceh Barat HT. Alaidinsyah yang lebih dikenal dengan panggilan H.Tito, menyampaikan rasa syukurnya atas tercapainya harapan besar
juga dengan segenap upaya mendukung perubahan status bagi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Teungku Dirundeng Meulaboh. Lembaga pendidikan yang konsen dalam bidang agama islam ini menjadi primadona bagi bagi lulusan SMA sederajat yang ingin menimba ilmu di kampus ini. Bukan hanya lulusan dari Aceh Barat saja, tercatat hampir seluruh daerah yang ada di Aceh khususnya di wilayah barat selatan dan kepulauan melangkahkan kaki nya untuk menjadi mahasiswa dan
Prasasti penegrian UTU yang di tandatangani Presiden SBY
masyarakat didaerah pesisir samudra Indonesia itu dalam bidang pendidikan tinggi “penegerian UTU buah hasil kerja keras dan kerjasama kita semua, semoga dengan perubahan status ini, UTU dapat meningkatkan lagi perannya dalam melahirkan lulusan yang berguna bagi daerah, nusa dan bangsa” jelas H.Tito Pasca perubahan status negeri, turut diikuti dengan penetapan Rektor UTU sebagi nahkoda yang menjalankan aktifitas di kampus itu. Tepat pada tangal 26 Mei 2014, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Prof. M. Nuh melantik Prof. Dr. Jasman J Ma’ruf, SE, MBA sebabai rektor pertama dalam status negeri. Sebelumnya rektor UTU dijabat oleh Drs. Alfian, MS yang turut berjasa membangun UTU dan menghantarnya menjadi negeri.
mahasiswi di kampus yang terletak di jalan Sisingamaharaja gampong Gampa ini. Saat ini STAI memiliki 3 jurusan yaitu Dakwah, Syariah dan Tarbiah dengan 7 program studi. Sekolah tinggi tertua, sejak di dirikan tahun 1983 itulah sebutan bagi STAI, yang telah melahirkan para lulusan yang telah banyak berkiprah di berbagai sektor pekerjaan di Aceh. Maka dalam kurun waktu begitu lama, menjadi
STAI menjadi STAIN Teungku Dirundeng
I
barat anak kandung dalam keluarga, perhatian Pemerintah Aceh Barat sebagai orangtua
Kunjungan Tim Visitasi Stai Penegrian Stai
sebuah kewajaran untuk merubah status menjadi negeri. Gayungpun bersambut, Suryadharma Ali, yang saat itu menjabat Menteri Agama R.I berkesempatan mengunjungi kampus ini, dalam sambutannya di depan para civitas STAI dan Bupati, menyampaikan janjinya agar pada tahun ini STAI harus menjadi negeri “sungguh menjadi sebuah kemirisan, bahwa di wilayah barat selatan ini belum ada kampus negeri, maka sama-sama kita berharap dalam tahun ini STAI harus menjadi negeri” ucap Suryadharma yang disambut riushnya tepuk tangan hadirin dikala itu. Lebih lanjut Menteri Agama, mengatakan dalam mengupayakan penegerian STAI ini harus adanya kerja keras semua pihak terutama pimpinan daerah, “Bupati kami mintakan agar lebih intens memfasilitasi agar perubahan status ini segera terwujud” ujarnya. Tak menyiakan wasiat tersebut, Bupati Tito langsung mengintruksikan jajarannya untuk mempersiapkan segala hal agar proses perubahan status STAI dapat berjalan lancar. Tim visitasi penegerian STAI pun berkunjung ke Meulaboh pada pertengahan tahun, sebagai pengamatan langsung untuk persiapan laporan akhir. Dan pada awal oktober 2014 ini, Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Penegerian STAI telah di berikan kepada Bupati Aceh Barat. Mungkin tidak berlebihan, adanya pernyataan “berkat tangan dingin H.Tito dan H. Nanda” karena di era kepemimpinan ini, STAI Teungku Dirundeng akan melangkah optimis karena status negeri telah diraih oleh lembaga pendidikan islam pertama di daerah barat selatan ini. (Jopi)
LAPORAN KHUSUS
Gema Aceh Barat
5
Anugerah Adikarya bhakti Praja untuk Gampong Langung
A
nugerah Adikarya Bhakti Praja merupakan salah satu penghargaan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah di Indonesia yang berhasil dalam mengelola fasilitas, sarana dan prasarana di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, keamanan dan ketertiban serta pemberdayaan kesejahteraan keluarga masyarakat desa. Kabupaten Aceh Barat terpilih mewakili Aceh sebagai duta mengikuti lomba desa dan kelurahan tingkat nasional tahun 2014, dari 12 desa di Indonesia masuk nominasi, Gampong Langung, Kecamatan Meureubo ditetapkan sebagai pemenang harapan II dari total kurang lebih 78.609 desa dan kelurahan yang ada di Indonesia. Torehan prestasi tersebut memberikan suatu inovasi bagi Aceh Barat untuk terus bangkit dalam memacu pembanggunan disegala bidang sehingga ditahun-tahun mendatang dapat meningkatkan prestasi yang lebih dari itu . Hasil ini juga menunjukan suatu prestasi gemilang yang menunjukan keseriusan memasuki dua tahun pemerintahan Bupati Aceh Barat H. T.Alaidinsyah bersama Wakil Bupati Drs H Rachmad Fitri HD dalam membina masyarakatnya. Gampong Langung Kecamatan Meureubo berhasil menjadi gampong teladan atau gampong percontohan yang coba diwujudkan oleh BPM Kabupaten Aceh Barat melalui lomba gampong tersebut. Sejak dimulainya Lomba Gampong Tingkat Kabupaten pada bulan April 2014, Gampong Langung yang memiliki 1.287 jiwa dengan 486 kepala keluarga ini telah berhasil mencuri perhatian Tim Penilai Kabupaten melalui program peningkatan perekonomian masyarakat, yakni industri kue tradisional khas Aceh dan budidaya lele sangkuriang. Sebagai Kepala Desa (Keuchik) Gampong Langung, Muhammad Nur menaruh rasa bangga atas prestasi yang sudah dicapai tersebut, karena belum pernah dalam sejarah Aceh mencatat torehan prestasi dalam lomba gampong tingkat nasional, Dalam rintisan untuk menjadi desa contoh teladan di Aceh Barat diakui baru satu tahun berjalan, namun ia meyakini bahwa beranjak dari prestasi lokal ini akan mampu megangkat nama baik daerah mulai dari kabupaten hingga provinsi ketingkat nasional.
Musyawarah atau duduk mufakat bersama aparatur desa dan masyarakat merupakan salah satu langkah strategis dianggap sangat ampuh menjawab berbagai persoalan terutama dalam merintis berbagai program pembinaan dalam menjalankan roda pemerintahan ditingkat bawah. “musyawarah, itu adalah kuci saya bersama aparatur desa dan masyarakat Gampong Langung sehingga Foto Bersama usai penyerahan piala pada lomba desa tingkat nasional di Jakarta mampu mencapai prestasi besar dalam membina dan memberdayakan ini, beranjak dari itu ditambah lagi dorongan masyarakat. Peran BPM Kabupaten Aceh Barat pemerintah daerah yang mempercayai kami melalui kegiatan Lomba Gampong Tingkat sebagai desa teladan di Aceh Barat dan Kabupaten 2014 ditunjukkan lewat upaya keyakinan bersama membawa Gampong penguatan kapasitas lembaga pemerintahan dan Langung ketingkat nasional,”katanya. lembaga kemasyarakatan di gampong, sehingga Tidak berebihan sekiranya dikatakan, pemerintah gampong bersama masyarakat dapat bahwa Gampong Langung, Kecamatan Meurebo mengembangkan potensi gampong yang unggul Aceh Barat merupakan gampong perdana yang di wilayahnya serta berdaya pula dalam usaha mewakili Aceh ketingkat nasional berhasil pembangunan gampong. membawa nama baik daerah dalam lomba Kegiatan Lomba Gampong merupakan desa meskipun mendapat juara dua. Banyak kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan aspek yang menjadi penilaian pemerintah pusat oleh BPM Kabupaten Aceh Barat berdasarkan untuk menentukan desa terbaik di Indonesia Permendagri No. 13 Tahun 2007 tentang sebagaimana disebutkan, namun hampir seluruh Perlombaan Desa dan Kelurahan. Pembinaan daerah lain juga memiliki potensi demikian, yang dilakukan oleh BPM Kabupaten Aceh namun ada keunikan lain yang mungkin tidak Barat dikaitkan pula dengan indikator-indikator dimiliki dan itu hanya ada di Gampong Langung. penilaian dalam perlombaan tersebut, yakni Rasa bangga yang tak terhingga ketika mencakup penilaiain di bidang pendidikan, M Nur menceritakan disaat-saat menerimaan kesehatan, ekonomi, pemerintahan, keamanan tropi dan piagam yang diberikan langsung dan ketertiban, lembaga kemasyarakatan, PKK, oleh mantan pelaksana tugas (Plt) Gubernur partisipasi masyarakat, serta adat istiadat dan Aceh Tarmizi A karim selaku Direktur Jenderal syariat islam yang tergabung dalam SKPD Pembangunan Masyarakat dan Desa. “Beliau terkait. meminta perwakilan Aceh untuk berdiri, Gampong Langung sukses kami sembilan orang berdiri, disana beliau mengharumkan nama Aceh ke tingkat nasional menyampaikan rasa banga dan memberi apresiasi melalui ajang Perlombaan Desa. Sejumlah karena baru pertama daerah kelahirannya masuk hadiah dan penghargaan pun diberikan, 10 besar dan akhirnya mendapat juara harapan diantaranya adalah dana pembinaan desa, dua,”sebutnya. trophi, perlengkapan bagi PKK gampong dan Bila dilihat dari kronologis terpilihnya kecamatan, serta Piagam Penghargaan Anugerah Gampong ini menjadi juara, berawal dari Adhi Karya Bhakti Praja yang langsung ketetepan Bupati Aceh Barat mempercayakan diserahkan oleh Gamawan Fauzi selaku Menteri Gampong Langung menjadi wakil Aceh Dalam Negeri, Vita Gamawan Fauzi selaku Barat dalam ajang Perlombaan Gampong Ketua Tim Penggerak PKK Nasional, dan Tingkat Provinsi Tahun 2014. Melalui seleksi Tarmizi Karim selaku Dirjen PMD Kemdagri administrasi yang ketat, seleksi klarifikasi R.I lapangan, serta tahap pemaparan dan wawancara Aparatur desa di Aceh Barat sangat di hadapan Tim Penilai Lomba Gampong bangga kepada kepala daerah yakni bupati Tingkat Provinsi Aceh, yang dilaksanakan yang akrap disapa Haji Tito dan wakilnya Haji pada bulan Juli 2014, akhirnya Gubernur Aceh Nanda, karena keduanya dinilai sangat merakyat memutuskan Gampong Langung Kecamatan serta mampu mengorganizir berbagai persoalan Meureubo Kabupaten Aceh Barat sebagai Juara masyarakat dengan pendekatan persuasif. I Lomba Gampong se-Aceh dan menjadi wakil Bupati dan wakilnya memiliki pola Aceh untuk berjuang di ajang Lomba Desa pikir sama dalam pembangunan dan masyarakat Tingkat Nasional Tahun 2014. tidak dapat membedakan siapa yang terbaik Keberhasilan meraih prestasi di tingkat diantara keduanya sehingga pantaslah pasangan nasional ini, tidak terlepas dari peran serta BPM ini mampu meraih suara terbanyak pada pemilu Kabupaten Aceh Barat yang memiliki andil kepala daerah 2012-2017. (Anwar dan Kemal)
www.acehbaratkab.go.id
CMYK
6
Gema Aceh Barat
LAPORAN KHUSUS
Bupati Terima Penghargaan Presiden
S
elama Dua tahun memimpin Aceh Barat, pasangan Bupati dan Wakil Bupati, H T Alaidinsyah dan Drs. H Rahmat Fitri. HD, dinilai telah membawa sederet perubahan dan keberhasilan di bumi Teuku Umar ini. Salah satunya keberhasilannya di sektor pertanian dan pangan. Di sektor pertanian dan pangan melalui Satuan kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang tergabung dalam rumpun pertanian, dinilai berhasil menyukses berbagai program yang berkaitan dengan pengembangan sektor pertanian dan pangan didaerah setempat. Atas keberhasilan itu, beberapa waktu lalu, Bupati Aceh Barat H T Alaidinsyah atau biasa akrab disapa Haji Tito, menerima penghargaan Satya Lencana Wirakarya sektor pertanian dan pangan dari Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, yang diserahkan pada acara pembukaan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke XIV, pada tanggal 7 juni 2014, di Magelang, Jawa Timur. Penghargaan Satya Lencana Wirakarya ini merupakan penghargaan kali pertama disektor pertanian dan pangan yang diterima oleh Haji Tito sejak menjabat sebagai Bupati Aceh Barat pada tahun 2012 lalu. Sebelumnya, Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Aceh Barat, mengusulkan penghargaan presiden ini diberikan kepada Bupati Aceh Barat, H T Alaidinsyah, karena pihaknya menilai bupati telah berpartisipasi dan
memberikan andil yang besar kepada sektor pertanian di wilayah itu. “Terhadap usulan ini, kami telah berkonsultasi dengan berbagai pihak dan juga menyiapkan bahan yang diperlukan, kita sepakat untuk mengusulkan perhargaan presiden untuk Bupati Aceh Barat,” ujar ketua KTNA Aceh Barat, Tgk. Budiman beberapa waktu lalu. Dalam bahan usulan penghargaan yang dikirimkan kepada Kementerian Pertanian, disebutkan penyelenggaraan Pemerintahan Bupati H. T. Alaidinsyah, telah banyak upaya yang dilakukan untuk mempercepat pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Aceh Barat. Upaya-upaya tersebut diantaranya adalah adanya peningkatan jumah anggaran pembangunan untuk sektor pertanian sehingga memungkinkan Presiden SBY memberikan ucapan selamat kepada Bupati Aceh Barat pada Pekan Nasional bantuan sarana dan prasarana Pertanian di Malang Jawa Timur pertanian kepada masyarakat tani “Tanpa dukungan dari semua lebih memadai. elemen, tentu penghargaan ini tidak bisa Sementara Bupati H T Alaidinsyah kita dapatkan. Ini hasil upaya kerjasama (Haji Tito), mengatakan penghargaan yang diterima dari presiden tersebut, semua pihak, serta kebijakan dan sebenarnya penghargaan bagi komitmen kita bersama,” ujarnya. Bupati Tito juga menyebutkan, masyarakat serta menjadi kebanggaan penghargaan yang diterima dari masyarakat Aceh Barat, karena Presiden tersebut, sangat bermakna bagi penghargaan itu tidak terlepas dari peran masyarakat dan satuan kerja peningkatan pencapaian terbaik disektor terkait program pertanian di Aceh Barat. pertanian dan pangan. (Zamhuri)
Anugerah Prof. A. Madjid Ibrahim dan Pangripta Nusantara Untuk RKPD
D
alam bidang perencanaan pembangunan, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat berhasil menorehkan prestasi sebagai pemenang ketiga untuk kategori utama Pangripta Nasional SeIndonesia diikuti 33 kabupaten/ kota. Piala emas diserahkan oleh menteri perencanaan pembangunan Nasional Republik Indonesia, Prof .Dr. Armida Salsiah Alisyahbana, MA kepada Bupati Aceh Barat, HT Alaidinsyah di Bidakara Jakarta pada penutupan pra Musrenbangnas di Jakarta, selasa 29 April 2014 lalu. Pangripta Nusantara Utama di Berikan Menteri perencanaan pembangunan Nasional Republik Indonesia Menyerahkan Piala Pangripta Nusantara Utama kepada Bupati Aceh Barat kepada daerah dengan hasil perencanaan terbaik, sementara itu pangripta Nusantara Pratama dari keterkaitan dokumen dengan RPJM dan diberikan Kepada daerah dengan hasil perncanaan RKPA, kelengkapan dan kedalaman isi dari RKP, yang baik. keterukuran dari indikator, proses perencanaan Aceh Barat adalah kabupaten yang mewakili dari bawah, proses perencanaan dari atas, proses Aceh untuk bertanding di tingkat Nasional teknokratis dari kemampuan Bappeda, proses setelah menyisihkan 23 kabupten/kota lainnya. perencanaan politik dari legislatif dan inovasi Penilaian Pangripta dilakukan dengan menilai Sebelumnya, prestasi untuk tingkat provinsi kinerja penyusunan rencana pembangunan Aceh juga direbut oleh Pemerintah Aceh Barat daerah kabupaten (RKPD) tahun 2014 terdiri dalam bidang yang sama. Aceh Barat menjadi juara I
www.acehbaratkab.go.id
dan berhak mewakili Aceh untuk pertandingan tingkat nasional. Untuk itu pemerintah provinsi Aceh menyerahkan penghargaan yang di beri nama “Anugerah Prof A Madjid Ibrahim”. Penyerahan penghargaan dilakukan gubernur aceh Dr. Zaini Abdullah kepada Bupati Aceh Barat HT. Alaidinsyah pada acara Pembukaan Musrenbang Aceh 2015 di gedung DPR Aceh, senin 14 April 2014. Bupati Aceh Barat Mengatakan, Keberhasilan Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2014 ini berkat dukungan penuh Masyarakat Aceh Barat, sejak dari tingkat gampong hingga kabupaten. Selain itu juga berkat dukungan politis DPRK, Serta kemampuan tehnokrat dan Inovasi Bappeda bersama SKPK di Aceh Barat. “Alhamdulillah Aceh Barat Meraih terbaik Pertama Atas penilaian RKPD. Semoga dengan prestas yang di peroleh ini akan lebih meningkatkan peran pemerintahan dalam bidang perencanaan yang mengedepankan kepentingan Publik, demi Terwujudnya Aceh Barat yang Makmur, Sehat, dan berwawasan,” katanya. (jopi)
Gema Aceh Barat
LAPORAN KHUSUS
7
Piagam Adipura “Hadiah Untuk Tim Kebersihan”
pembersihan ruas jalan samudra dua
K
abupaten Aceh Barat dibawah kepemimpinan H.T. Alaidinsyah dan Drs. H. Rachmat Fitri HD MPA, dalam kurun waktu 2 tahun menjabat sudah mengukir prestasi di tingkat nasional. Selama ini Kabupaten Aceh Barat tidak pernah menjadi perhitungan, khususnya dalam penilaian kebersihan kota. Namun pada tahun 2014 ini, Kota Meulaboh boleh berbangga karena berhasil meraih supremasi kota terbersih yaitu Piagam Adipura. Meraih piagam Adipura sama dengan meletakkan marwah untuk kota ini dimana dapat memberi pandangan dan pemahaman kepada masyarakat untuk lebih giat menjaga kebersihan dan penataan lingkungan. Untuk pertama kalinya dalam catatan sejarah, kota Meulaboh sebagai ibukota Kabupaten Aceh Barat mendapat pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dalam katagori Kabupaten/kota yang menjalankan kebersihan dan lingkungan hidup dengan baik. Piagam penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, M.B.A. kepada Pemerintah Aceh Barat yang diterima oleh Ramli, SE Anggota DPRK daerah ini atas nama Pemerintah dan Masyarakat Aceh Barat yang berlangsung di Jakarta pada 5 juni 2014 lalu. Bupati Aceh Barat H.T. Alaidinsyah, mengatakan pencapaian terbaik dalam upaya peningkatan lingkungan hidup dan kebersihan perkotaan Meulaboh diperoleh berkat dukungan dan kerjasama semua pihak terutama warga Aceh Barat yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kebersihan dan penataan lingkungan “ini sebagai bukti, bah-
wa masyarakat Aceh Barat sangat peduli akan kebersihan, dan terimakasih kepada semua pihak khususnya petugas kebersihan yang ada dibawah dinas terkait dan harapannya ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan” ujar Bupati. Sementara itu, Ir. T. Fuadi selaku Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan (BLHK) yang turut didampingi Kepala Bidang Kebersihan Drs. Mursalin dan Kasie Kebersihan T. Ronal Nehdiansyah, M.IL mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada warga Aceh Barat terutama kota Meulaboh, di bawah kepemimpinan H.T. Alaidinsyah, dapat berbangga atas pencapaian dari lembaga pusat. “ini semua tidak terlepas dari dukungan para pekerja personil kebersihan dalam menjalankan tugasnya dan ditambah dari kepedulian dari masyarakat sehingga dalam kurun waktu 3 bulan kita dapat memenuhi dan melengkapi seluruh kriteria penilaian dari tim penilai, sehingga Meulaboh masuk dalam katagori dan hasil akhir terbaik meraih penghargaan piagam Adipura, ungkapnya. Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam mendapatkan adipura diantaranya Ruang Terbuka Hijau (RTH) memenuhi kaidah 20 persen hutan kota sehingga mencapai keteduhan kota. Kualitas air apakah kualitas badan sungai yang masuk ke tengah kota memenuhi baku mutu sehingga menjadi
salah satu indikator penentu indeks kualitas lingkungan perkotaan. K u a l i tas udara, sistem transportasi dan rencana transportasi kota ke depan. Dan pengelolaan sampah dengan prinsip 3R yakni Reduce (mengurangi), Reuse (memanfaatkan ulang) dan Recycle (mengolah kembali). Meulaboh sudah cukup berhasil dalam mencapai kriteria penghargaan tersebut dan indeksnya sudah terpenuhi. Misalnya pengelolaan ruang terbuka hijau terutama daerah pesisirnya sangat bagus contohnya penghijauan dan peneduh di daerah Ujong Kalak dan Suak Ribee. Udara Kota Meulaboh bagus, air kota Meulaboh juga masih bagus, lalu pengelolaan sampah juga baik dengan banyaknya penyediaan bak – bak penampungan sampah baik organik maupun anorganik seperti yang terdapat pada sarana public seperti perkantoran, sekolah dan rumah sakit, sehingga pelayanan kebersihan berjalan optimal. Akan tetapi, dikatakan Fuadi tidak dapat dipungkiri, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan Pemerintah bersama masyarakat kota Meulaboh sebagai bentuk pertanggungjawaban atas predi-
kat peghargaaan Adipura itu. Berbagai pembenahan di seluruh sudut kota terus dilakukan baik dari segi infrasruktur maupun kebersihannya. Intinya Daerah ini akan terus mempercantik diri, berbagai jalan utama di kawasan tiga jalur seperti simpang kisaran dan simpang pelor akan terus dihiasi dengan berbagai tanaman dan pot bunga. Demikian juga dengan pola pengaliran air buangan pada sistem drainase kota yang belum memadai dan perlu perencanaan untuk perbaikan karena daya tampung air hanya menampung kapasitas besaran saluran drainase yang ada saat ini serta memperbaiki seluruh titik pantau penilaian yang dirasa masih kurang memuaskan. Disamping itu yang menjadi hal terpenting adalah menggerakkan masyarakatnya untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Seperti membersihkan perkarangan, menanam pohon/tanaman di lingkungan masing-masing serta berpartisipasi dalam meraih adipura. Pencapaian piagam Adipura bukan hanya tugas Pemerintah saja namun perlunya dukungan seluruh komponen masyarakat ikut berperan penting dalam membawa pulang penghargaan ini ke bumi Teuku Umar ini. Masyarakat terus dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan memiliki gaya hidup yang bersih seperti tidak membuang sampah sembarangan. Intinya ke depan, bersama sama menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan guna mampu mempertahankan dan merebut piala adipura untuk katagori kota kecil di masa mendatang” (Ikhwanul Farissa).
www.acehbaratkab.go.id
CMYK
8
Gema Aceh Barat
LAPORAN KHUSUS
Galeri Foto 2 Tahu 1. Gubernur Aceh menyematkan tanda jabatan kepada Bupati Aceh Barat dan Wakil Bupati pada prosesi pelantikan 8 Oktober 2012
3. Pimpinan bersama redaktur Harian Serambi Indonesia menjadi tamu pertama yang dijumpai Bupati dan Wakil Bupati di kantor Setdakab Aceh Barat
2. Bupati Aceh Barat H.T Alaidinsyah sesaat setelah pelantikan yang telah dinanti awak media massa
4. Bupati H.Tito dan Wakil Bupati H.Nanda dipeusijuk tokoh masyarakat usai dilantik menjadi Bupati Aceh Barat
5. Bupati menandatangani berita acara serah terima rumah nelayan bantuan Bank Indonesia di Banda Aceh
6. Wakil Bupati sekaligus menjabat Ketua Kwarcab Pramuka menyematkan tanda jabatan kepada para Camat yang dikukuhkan menjadi Ketua Ranting Pramuka Kecamatan
7. Bupati Aceh Barat bersama Walikota Banda Aceh dan Bupati Kabupaten Lainnya berfoto bersama dengan Gubernur Aceh dan Ketua DPRA pada lomba RKPD Se Aceh
8. Danrem 012/TU Kol. Bambang Ismawan beserta Bupati H. T Alaidinsyah memberikan ucapan selamat kepada para anggota DPRK usai pelantikan di gedung DPRK setempat
www.acehbaratkab.go.id
CMYK
LAPORAN KHUSUS
Gema Aceh Barat
9
un Kepemimpinan 9. Bupati H. Tito menyapa masyarakat usai pulang dari aktifitas berkebun karet di Kecamatan Pante Ceuremen
10. Masyarakat peternak kerbau berbincang dengan Bupati H. Tito pada lomba ternak expo yang dilaksanakan di Suak Geudebang
11. Panen bawang merah dihalaman kantor BP4K bersama Bupati dan kelompok tani
12. Bupati bersama Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Barat menyaksikan aneka masakan yang ditampilkan dalam lomba makanan sehat
13. Wakil Bupati Drs. H. Rahcmat Fitri HD, MPA mempeusijuk jamaah calon haji Aceh Barat tahun 2014 di Mesjid Agung Baitul Makmur Meulaboh
14. Bupati menyerahkan bendera kepada Ketua Rombongan calon jamaah haji Aceh pada pelepasan di asrama haji Banda Aceh
15. Wakil Bupati H. Nanda meninjau peralatan kerja di kantor Camat Sungaimas
16. Bupati menyerahkan tropy kepada regu pemenang lomba sepakbola piala danone
www.acehbaratkab.go.id
10
Gema Aceh Barat
LAPORAN KHUSUS
Balee Seumeubeut Tradisi Islam yang Patut Dipelihara Pemkab Bangun 53 Unit Balee Seumeubeut
Kegiatan Magrib Mengaji di Gampong
S
ejak dulu Aceh telah di kenal dengan ilmu agamanya, pada kawasan-kawasan pedalaman selalu terdapat balai pengajian/ tempat-tempat pengajian yang dikenal dengan Balee Seumeubeut . tempat ini merupakan tempat yang tak asing lagi bagi masyarakat setempat. Karena merupakan suatu tempat di mana kegiatan keagamaan berlangsung. Sarana ini di manfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menuntut ilmu-ilmu agama yang sangatlah bermanfaat dalam kehidupan sehaihari seperti Tauhid, Tasawuf, Fiqih, Akhlak dan membaca alquran, pelaksanaan kegiatan-kegiatan Syiar Islam ataupuan bertukar pikiran tentang masalah – masalah keagamaan seperti penanaman Aqidah dan pembiasaan ibadah kepada masyarakat-masyarakat di gampong-gampong. Tempo dulu memang Balee Seumeuneut ini masih selalu berdiri tegak hampir merata di setiap gampong di Aceh. Dalam sebuah gampong kadang dapat ditemui 2 – 3 (dua – tiga) Balee Seumeubeut walaupun berukuran kecil. Namun seiring dengan perkembangan teknologi yang sedikitnya memberi pengaruh terhadap pola hidup masyarakat, menjadikan wadah Balee Seumebet itu suram dan langka di Aceh. Syukurnya di Aceh Barat masih dijumpai aktifitas ini, seperti yang ada di Kecamatan Samatiga, diantaranya yaitu Balee Seumeubeut Albabul Mutaa’llimi yang berada di Gampong Teungoh pimpinan Tengku Kamaruddin dan Tengku Idrus, Balee Seumeubeut Al Misbah Gampong Suak Timah pimpinan Tengku Ilyas dan Tengku Anwar dan Balee Seumeubeut Zakirul Bayan Gampong Cot Pluh pimpinan Tengku Yusmadi dan Tengku Allimuddin
www.acehbaratkab.go.id
Menurut Tengku Kamaruddin, Tengku Idrus dan Tengku Yusmadi sejarah Seuemeubeut merupakan kebudayaan turun-temurun dari nenek moyang orang muslim khususnya di Aceh. Sampai kini sejarah seumeubeut masih berlanjut dan wajib dipertahankan. Maka dari itulah kami masyarakat Gampong dengan bantuan dan dari Lembaga Swadaya Masyarakat sengaja membangun balee seumeubet ini demi mempertahankan warisan budaya leluhur/tradisi islam Aceh yang sudah ada sejak dulu. Apalagi Saat ini, keberadaan balai pengajian ini sudah amat jarang dijumpai di gampong-gampong, keadaan ini amat disayangkan padahal dulu kegiatan seumeubeut (mengajar pengajian) amat digemari oleh golongan anak-anak, remaja, dan dewasa bahkan yang lanjut usia karena proses seumeubeut sangat mendasar dan mudah untuk dimengerti. Bila malam harinya melakukan pengajian, esoknya guru dan murid sama-sama menuju ke sawah atau ladang yang dimiliki oleh guru pengajian (teungku atau guree). “kami warga Gampong tetap ingin kegiatan seumeubeut ini berlangsung seperti dulu, apapun yang terjadi ke depan” ujar ismail salah seorang warga samatiga. Kegiatan pengajian dilakukan setiap malam kecuali kalau ada warga yang meninggal setelah ibadah shalat mangrib. Sementara malam Jum’at diadakan ceramah /pidato keagamaan oleh para santri. Para Tengku anakanak diajarkan belajar Juz Amma, Alquran, bahasa arab, kitab – kitab kuning. Setelah para anak –anak selesai belajar dan pulang ke rumah masing-masing, maka biasanya dilanjutkan oleh kaum lelaki dewasa dengan berbagai kegiatan islami
lainnya seperti pembacaan dalail khairat, belajar kitab – kitab kuning dan belajar ‘meudikee’ disaat akan bulan maulid. Terhadap keberadaan balee seumeubet yang sudah amat jarang dijumpai di ga mpong - gampong. Tengku Ilyas dan Tengku Yusmadi mengatakan “masyarakat Aceh saat ini tengah mengalami krisis penghargaan terhadap Teungku – teungku Seumeubeut, diduga sikap atau pandangan orang tua santri yang meremehkan guru mengaji yang berlanjut dengan tidak bersungguhsungguh dalam memberi dasar pelajaran agama kepada anakanaknya. Kemudian tempat pengajian yang sudah ada semakin tidak mampu bertahan, sementara yang baru biasanya di bangun tak bertahan lama. Hal-hal itulah antara lain yang menyebabkan kuantitas balai pengajian anak-anak di Aceh menurun drastis. Hal senada juga diutarakan oleh Tengku Ilyas yang menceritakan bahwa penilaian sebagian orang
dan berbagai pihak lainnya, agar memberi perhatian serius terhadap krisis pengajian terutama untuk anakanak di gampong-gampong seluruh Aceh khususnya Aceh Barat demi membantu terpeliharanya warisanwarisan nenek moyang yang kaya akan sarat pendidikan. Menjawab harapan tersebut, Bupati Aceh Barat H.T Alaidinsyah telah mengintruksikan melalui Bappeda Aceh Barat, agar di setiap gampong memiliki satu balai pengajian serta perlu dilakukan pembinaan terhadap balai pengajian. Bappeda, Dinas Cipta Karya dan Dinas Syariat Islam telah memprogramkan pembangunan gedung Balee Seumebet. Tercatat sejak tahun 2013 dan 2014, balee seumebet telah dibangun sebanyak 53 unit yang tersebar di 12 Kecamatan dalam daerah ini. Salah satu tujuan di bangunnya sarana ini yaitu untuk mendukung program magrib mengaji yang telah dicanangkan oleh Gubernur dan Kementerian Agama. program ini diarahkan untuk membangun
Sasalh satu Bangunan Balee Seumeubeut yang telah selesai di bangun di kec. Samatiga
Aceh terhadap Teungku Seumeubeut juga sudah jauh berubah, dulu amat dihormati dan dimuliakan, sekarang tampaknya tidak seperti itu lagi, bila Teungku Seumeubeut terlanjur memukul anaknya dengan maksud mendidik, maka tanpa sungkansungkan si orangtua murid melakukan protes bahkan sampai dengan memukul balas sang guru. “zaman dulu pemukulan murid dengan rotan misalnya memang hal biasa dalam mendidik, namun kini nilai - nilai ke Acehan benar -benar telah bergeser” ungkap Tengku Ilyas. Para Teungku berharap agar Pemda Aceh, Kementerian Agama
keagamaan di pedesaan/gampong dalam Provinsi Aceh dengan cara melestarikan serta meningkatkan aktivitas meunasah dan Balee Seumeubeut sebagai tempat ibadah, pengajian anak-anak, para remaja dan orang dewasa. Diharapakan dengan adanya sarana yang memadai itu, dapat memperkuat nilai-nilai keagamaan kepada kalangan anak -anak sampai tingkat dewasa dan dapat menjadi penangkal terhadap budaya luar bagi generasi dalam menghadapi perkembangan era globalisasi. (Ikhwanul Farissa/tim).
CMYK
Gema Aceh Barat
LAPORAN KHUSUS
11
Lencana Darma Bakti Pramuka untuk Aceh Barat mengatakan, seluruh Gugus depan / Kwartir ranting telah diberikan nomor Gugus depan yang jumlahnya sudah mencapai 274 dan sampai saat ini sudah hampir 80 % Gugus depan yang sudah memiliki papan nam a tersebar di Aceh Barat. (Lola Alfira)
Lencana Darma Bakti Yaitu tanda penghargaan yang diberikan kepada seseorang yang telah menyumbangkan tenaga, pikiran, milik, dana dan fasilitas yang cukup besar dan sangat membantu kelancaran kegiatan pembinaan dan pengembangan Gerakan Pramuka.
Pemberian Tanda Penghargaan Bertujuan Ketua Kwarnas Pramuka Adyaksa Dault menyematkan Lencana Bintang Darma Bakti kepada Wakil Bupati Aceh Barat selakuKetua Kwarcab Pramuka
P
ada 17 Agustus 2014 lalu di hari ulang tahun kemerdekaan RI ke 69. Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Aceh Barat mendapat penghargaan dua lencana Darma Bakti dari Kwatir Nasional Gerakan Pramuka yang diserahkan langsung oleh kakak Adyaksa Dault sebagai Ketua Kwatir Nasional. Dua Lencana Darma Bakti di berikan pertama untuk kakak H.T Alaidinsyah yang menjabat sebagai Ketua Pembina Cabang Gerakan Pramuka Aceh Barat. Penilaian ini diberikan atas Spirit, dukungan dana dan berbagai kemudahan fasilitas penunjang terlaksananya kegiatan kepramukaan di Bumi Teuku Umar. Sementara Lencana Darma Bakti kedua diberikan kepada kakak Drs.H.Rachmat Fitri HD, MPA yang menjabat sebagai Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Aceh Barat. Penilaian di berikan atas keberhasilannya memimpin kegiatan kepramukaan yang dulunya sempat vakum, berhasil membentuk kwartir ranting di seluruh kecamatan serta mengaktifkan gugus depan di sekolah-sekolah. Sektaris umum Kwarcab Aceh Barat Drs.Tabrani Usman mengatakan usulan penghargaan tersebut diajukan pada awal tahun 2014 oleh masing-masing
gerakan pramuka daerah, dengan melaporkan seluruh prestasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan. Kemudian dewan kehormatan pramuka atau para pengurus gerakan pramuka nasional yang berkedudukan di Jakarta yang menilai tentang kebenaran dan kelayakan suatu penghargaan yang akan di berikan kepada yang akan menerima. “atas dasar kriteria penialaian tersebut Lencana Darma Bakti Pramuka di berikan sangat tepat diberikan kepada Kakak H.T Alaidinsyah dan kakak Drs. H.Rachmat Fitri HD.MPA yang juga sebagai Wakil Bupati Aceh Barat. Penyerahhan ke dua penghargaan bergengsi di kalangan gerakan pramuka itu diterima kak Nanda di Jakarta. Untuk tahun 2014 ini Lencana Darma Bakti untuk Kamabicab (kepala Daerah) hanya diberikan pada kabupaten Aceh Barat dan Kota Subulussalam, sedangkan Lencana Darma Bakti untuk ketua kwarcab dari seluruh Aceh hanya Kak Nanda yang meraihnya, ungkap Tabrani. Gerakan Pramuka Aceh Barat beberapa tahun terakhir ini terus berbenah untuk menjadikan organisasi sebagai ujung tombak kemanunggalan daerah yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan program Gerakan Pramuka yang membina generasi muda untuk
menjadi pemimpin di masa depan yang lebih baik. Saat ini Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Aceh Barat diketuai oleh kakak Drs .H.Rachmat fitri HD.MPA atau sering di sapa dengan nama kak Nanda . Kwarcab Pramuka Aceh Barat sendiri telah melantik seluruh Camat sebagai ketua Pembina ranting di 12 kecamatan, di 12 ranting terdapat 180 Gugus Depan ditingkat Siaga, 59 Gugus depan tingkat Penggalang dan 35 Gugus depan tingkat Penegak. Fachrul Razi SE yang menjabat kepala Sektariat Kwarcab Aceh Barat berkantor di Bumi Perkemahan Peunaga Paya Kecamatan Meurebo
1. Meningkatkan prestasi dan pengabdian setiap anggota Gerakan Pramuka dalam kebajikan dan membaktikan dirinya bagi kepentingan Gerakan Pramuka dan gerakan kepanduan di dunia masyarakat, bangsa dan negara. 2. Meningkatkan kegiatan kerja, bantuan dan dharma bakti yang di berikan oleh seseorang untuk perkembangan Gerakan Pramuka pada khususnya atau Gerakan kepanduan di dunia pada umumnya. 3. Memotivasi timbulnya keteladanan dalam Gerakan Pramuka, dalam usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
Penyalaan Obor kegiatan perkemahan Pramuka Aceh Barat
www.acehbaratkab.go.id
12
Gema Aceh Barat
KUPAS KECAMATAN
Kecamatan Bubon
Bangga Memiliki Kesenian Lokal “Sidalupa” Peta Kecamatan Bubon
K
mainkan oleh beberapa pemeran dengan diiringi musik tradisional seperti seurune kale. Diketahui,Sidalupa telah ada sejak dahulu kala, menurut tokoh setempat, sidalupa pertama kali dipertunjukkan di adat perkawinan pad atahun 1952. Hingga kini atrakssi sidalupa kerap dipertunjukkan pada acara-acara baik di gampong, kecamatan bahkan pernah ditampilkan di TMII Jakarta. Camat Bubon Tarmizi, SE merasakan turut berbangga karena didaerahnya memiliki satu tradisi kesenian yang
ecamatan Bubon merupakan kecamatan yang terletak diantara Kecamatan Samatiga dan Kecamatan Woyla di kabupaten Aceh Barat. Kecamatan ini beribukotakan Banda Layung dengan luas wilayah sebesar lebih kurang 130 km atau dengan kata lain 4,43 persen dari luas wilayah Kabupaten Aceh Barat. Mayoritas penduduk di kecamatan ini bekerja sebagai petani dan pekebun. Maka tak heran bila melangkah ke daerah ini akan dijumpai hamparan sawah dan kebun-kebun yang tumbuh subur milik warga setempat. Kecamatan Bubon memilki 3 mukim dan 17 gampong, yang memilki batas wilayah yaitu sebelah Sebelah Utara dengan Kecamatan Woyla, sebalah selatan dengan Kecamatan Samatiga, sedangkan sebelah Barat dengan Kecamatan Arongan Lambalek dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI. Dari 17 gampong yang ada di Kecamatan ini, tercatat jumlah penduduk sebanyak 6.845 jiwa dengan rincian laki-laki 3.442 dan perempuan 3.403 jiwa. Selain potensi alam yang ada diwilayah ini. Bubon dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki kesenian etnik yang dijadikan ikon bagi masyarakatnya. Adalah Sidalupa kesenian ma- Kelompok Sidalupa kecamatan Bubon tampil pada atraksi pawai budaya syarakat setempat yang merupakan perselalu dirawat oleh masyarakatnya “kita tunjukan seni tari dan rupa yang hingga tentunya patut bersyukur, karena di Aceh kini masih dipelihara dengan baik. Kes- Barat ada satu kesenian yang asli dan tienian ini berbentuk patung atau orang- dak dimiliki daerah lain yaitu sidalupa” orang yang terbuat dari ijok yang di-
Kesen ian U ng g ula n Ke c a ma t a n
:
1. Kes enia n SIDAL UPA (Pe rpad u a n S en i Ta ri d a n Ru p a ) Penampilan pada event tingkat Provinsi PKA tahun 2013 di Banda Aceh P en amp ila n p a d a ev en t t in g k a t N a s i o na l di T M I I J a ka r ta 2. Kes enia n Rapai Ge le n g 3. K es enian Tari Me u se u k at.
Kegiat an -ke g ia ta n Ke c a ma t a n
:
1. Kegiat an Maje lis Ta’lim kan to r k eca ma ta n ti a p h a ri J u ma t 2. Kegiat an Maje lis Ta’lim tingk a t g a mp o n g ti a p b u l a n n y a 3. Kegiatan Safari Subuh tiap hari Sabtu ke gampong-gampong dalam kecamatan 4. Kegiat an MT Q tingk at ke cama ta n ta h u n 2 0 1 4 5. Kegiat an p elatihan bagi ap ar a tu r g a mp o n g .
www.acehbaratkab.go.id
ungkapnya. S e b a g a i bentuk pembiTarmizi, SE Camat Kec. Bubon naan kepada kesenian ini, pihaknya senantiasa memberikan informasi kepada jajaran yang lebih tinggi seperti ditingkat Kabupaten, untuk mengikutkan sidalupa apabila ada event-event agar untuk dapat ditampilkan. “kelompok kesenian sidalupa telah banyak tampil, termasuk di ajang PKA di Banda Aceh” ujarnya. Diharapkan dengan adanya pembinaan yang terus berkelanjutan, tradisi
PKA VI di Banda Aceh
leluhur ini dapat terus dinikmati untuk masa mendatang harap masyarakat setempat. Sementara dari sisi Pemerintahan, menurut Sekretaris Kecamatan Bubon, Surya Kencana, S.STP, M.Si di kantor ini memiliki jumlah pegawai sebanyak 30 orang dengan pembagian tugas secara struktur meliputi bidang pemerintahan, pelayanan, tarntib dan kessos serta ekonomi pembangunan. Sebagai satuan kerja perpanjangan tangan Bupati di wilayah ini, Camat dan Sekcam beserta jajarannya melaksanakan tugas dan aktifitas dalam memberi pelayanan kepada masyarakat ditambah dengan melaksanakan agenda-agenda rutin seperti pelaksanaan majelis taklim dan safari subuh yang telah ditetapkan sebagai agenda daerah Aceh Barat. (Jopi Deansa)
LAPORAN KHAS
Gema Aceh Barat
13
Dua Tahun Kepengur usan PKK Aceh Barat
S
M e m p e r k u a t S y a r i a t I s l a m dan Melestarikan Budaya Aceh
udah dua tahun Kepengurusan PKK pada kegiatan-kegiatan yang Pemberdayaan dan berkaitan dengan pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga(PKK) dan kesejahteraan keluarga. Kabupaten Aceh Barat periode KEGIATAN UNGGULAN 2012 – 2017 dibawah kepemimpinan Hj da sepuluh program pokok Herliyani T.Alaidinsyah telah berjalan, PKK, yang terbagi ke dalam sebagaimana yang menjadi tugas empat Pokja, Pokja Pertama pokok dan fungsi PKK, kepengurusan adalah Penghayatan Pengamalan periode ini berusaha sekuat tenaga Pancasila dan Gotong Royong mewujudkan pemberdayaan dan dengan kegiatan yang yang sudah peningkatan kesejahteraan keluarga. dilaksanakan adalah Sosialisasi Selama dua tahun ini, upaya-upaya Kadarkum tentang Perlindungan konsolidasi organisasi dan mewujudkan Anak, KDRT dan Narkoba di gampong program/kegiatan yang disusun terus Kegiatan Pelatihan Menjahit yang diselenggarakan Tim Penggerak PKK Aceh Barat binaan Gunong Panah (Kecamatan diupayakan. disamping itu pemberdayaan keluarga ini Bubon), Pasi Pinang (Kecamatan Upaya-upaya untuk meningkatkan juga dilakukan melalui pelestarian budaya lokal Meureubo), Krueng Beukah (Kecamatan Pante partisipasi terus dilakukan dengan memberikan seperti nilai-nilai kegotong royongan, produkCeuremen); penghargaan kepada kader disetiap jenjang, produk lokal, dan kuliner lokal sebagai basis melaksanakan pelatihan ketrampilan tepat Memberikan penyuluhan tentang pemberdayaan. guna bagi kader, membantu mempromosikan kebersihan lingkungan dan Ny. Hj. Herliyani T.Alaidinsyah hasil ketrampilan/kerajinan kader, mengadakan meningkatkan kerja bakti ditingkat dilantik sebagai Ketua TP PKK pembinaan dan penyuluhan dalam berusaha. desa pada pembinaan di 12 Kecamatan; selama dua tahun terakhir ini, Tim Pengerak Kabupaten Aceh Barat pada tanggal 8 Membangkitkan kembali semangat Oktober 2012 mengatakan bahwa PKK PKK Kabupaten Aceh Barat sangat fokus untuk gotong royong masyarakat dengan membekali dan menerapkan pemberdayaan merupakan suatu gerakan masyarakat kegiatan Jum’at Bersih pada mesjid/ perempuan dan keluarga melalui internalisasi dan yang berpedoman kepada hasil meunasah di gampong-gampong pada Hj. Herliyani pelaksanaan Syariat Islam lewat majelis taklim Rakernas VII PKK Tahun 2010 serta 12 Kecamatan secara bergiliran; Ketua TP PKK Aceh Barat dan kegiatan-kegiatan pemberdayaan lembaga Permendagri Nomor 1 tahun 2013 Memberikan pelatihan bagi kader PKK dimana semua pihak perlu mengambil peran keagamaan yang dikelola perempuan. tentang Pemahaman Syari’at Islam dalam upaya terutama SKPK-SKPK yang ada untuk Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN); mewujudkan keluarga yang beriman Mengadakan Lomba Marhaban Se-Kabupaten dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Aceh Barat; Kegiatan Majelis Taklim di 12 Maha Esa, sehat sejahtera, maju Kecamatan secara bergiliran; Ikut partisipasi dan mandiri. pada kegiatan sosial lainnya. Kami sangat berterima kasih Mengikuti pelatihan-pelatihan yang ewan Kerajinan Pembangunan Daerah kepada SKPK yang telah membantu diadakan oleh TP PKK Provinsi Aceh, antara lain Nasional (Dekranas) Tertinggal (KPDT) Expo di PKK dalam mewujudkan 10 Program : Mengikuti kegiatan Pelatihan Kesadaran Hukum yang juga diketuai oleh Kabupaten Pesisir Selatan, PKK di Aceh Barat. Dan kedepan berdasarkan Syariat Islam tentang Perlindungan Ibu Hj. Herlyani bersama Sumatera Barat Tahun 2013, mohon kiranya kebersamaan Anak dan Remaja. Pelatihan Pola Asuh Anak dan pengurusnya terus Pameran Aceh Culture tersebut perlu ditingkatkan dengan Remaja dalam Keluarga (Tim) melakukan pembinaan dan Festival PKA 6 di Banda mengkoordinasikan dan melibatkan pengembangan kerajinan Aceh dan Pameran Pekan di Kabupaten Aceh Barat Kebudayaan Aceh di Banda seperti memberikan bantuan Aceh Tahun 2013, Pameran sarana produksi bagi Sabang Fair di Sabang Tahun pengrajin. Selain itu untuk 2014, Pameran-pameran meningkatkan kualitas pada Rakor Dekranasda 1. Juara III Gammawar Tingkat Provinsi 9. Juara I Festival Kuliner Se-Aceh produk dan peningkatan Aceh dan Pameran-pameran Aceh yang diwakili oleh gampong Tahun 2013. kompetensi pengrajin lokal seperti pada Kegiatan Gunong Panah Kecamatan Bubon. 10. Juara Harapan I Gammawar Tingkat Dekranasda Aceh Barat Ramadhan Fair dan 2. Juara I Lomba Pameran Foto kegiatan Provinsi Aceh yang diwakili oleh juga melaksanakan magang Pameran Meulaboh Expo. PKK Tingkat Provinsi Aceh. gampong Pasi Pinang Kecamatan bagi pengrajin kerajinan Dalam rangka sinkronisasai 3. Juara I Lomba Pentas Seni Kader Meureubo Tahun 2013. dan juga mengirimkan program kegiatan Pusat dan PKK Tingkat Provinsi Aceh. 11. Juara II Lomba Posyandu Plus sepengrajin untuk mengikuti Daerah Dekranasda Aceh 4. Juara III Lomba Pameran Hasil Provinsi Aceh yang diwakili oleh pelatihan-pelatihan baik Barat ikut serta dalam Rakor Kerajinan Daerah pada Jambore Posyandu Plus Gampong Panton pelatihan teknis maupun Nasional Dekranas Pusat di Kader PKK Tingkat Provinsi Aceh. Makmu Kecamatan Arongan pelatihan manajemen pada Jakarta. 5. Juara Harapan II Lomba Penyuluhan Lambalek Tahun 2013. pelatihan yang dilaksanakan Atas upaya tersebut, 10 Program Pokok PKK Tingkat 12. Mewakili Provinsi Aceh pada Lomba Dekranasda Aceh. berhasil meraih beberapa Provinsi Aceh. Masak Serba Ikan Tingkat Nasional Disamping itu, untuk prestasi seperti Juara III 6. Juara I kategori menu keluarga Tahun 2013. mempromosikan produk- Lomba Makanan Unggulan pada Lomba Masak Serba Ikan 13. Juara III Lomba Masak Makanan dan Tingkat Provinsi Tahun 2013. Minuman Khas Daerah Regional II produk kerajinan dan pada saat Rakor Dekranasda 7. Juara III kategori menu balita pada Purwokerto Tahun 2014. makanan, Dekranasda aktif Aceh di Gayo Lues Tahun Lomba Masak Serba Ikan Tingkat 14. Mewakili Provinsi Aceh pada Lomba mengikuti pameran-pameran 2012 dan juara I Lomba Provinsi Tahun 2013 Masak Makanan dan Minuman Khas baik di event Kabupaten, Makanan Unggulan saat 8. Sebagai Juara Umum Lomba Masak Daerah Tingkat Nasional Tahun 2014 Provinsi maupun Nasional Rakor Dekranasda Aceh Serba Ikan Tingkat Provinsi Tahun diantaranya ikut serta pada di Blangpidie Tahun 2013. 2013. Pameran Kementerian (tim)
A
DEKRANAS
Sebagai Mitra Pengrajin
D
PRESTASI YANG DIRAIH
www.acehbaratkab.go.id
CMYK
14
Gema Aceh Barat
SOSOK
Ustadzah Nafsiah
M
‘’TETAP MENCINTAI GURU AGAMA”
enjadi guru agama adalah cita-cita dan impian Uztadzah Nafsiah (58 thn) , aktivitasnya bersama suami di Mesjid Baitul Hikmah surau Pasar Baru kecamatan Johan Pahlawan Meulaboh, sudah di lakoni sejak tahun 80 an . Bu ustad panggilan akrabnya bercerita awal mula ia bisa sampai merantau ke Aceh khususnya ke Meulaboh. Setelah menamatkan Pendidikan Pesantren Miftahul Huda di Malang Jawa Timur pada tahun 1975 , ia di lamar oleh kakak kelasnya Ahmad Rifai dan mereka menikah di tahun yang sama. Terlebih dahulu suami merantau ke Aceh dan sempat berguru sebentar di Pesantren Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan, lalu hijrah kembali ke Meulaboh dan menetap sebentar di Pesantren Babussalam. Di sinilah suami bertemu dengan pak Sayed Abbas Hasyim (alm) yang waktu itu menawarkan agar menetap di Meulaboh saja dan di tawari untuk menjadi pengurus Surau Pasar Baru. Setelah mendapat pekerjaan yang tetap, baru suami menjemput dan membawanya ke Meulaboh pada tahun 1976. Kehidupan baru yang mendapat kepercayaan sebagai pengurus Surau Pasar Baru bersama suami di jalani dengan niat tulus
dan penuh rasa tanggung jawab. Bu ustad bersama suami bekerja sama bahu membahu menjadikan Surau Pasar Baru sebagai tempat belajar Pendidikan agama bagi anak-anak yang tinggal di sekitar. Tidak mudah untuk menarik perhatian para orang tua agar mau mengantarkan anaknya untuk belajar Ilmu agama ,namun dengan semangat dan penuh kesabaran bu uztad yang hobby menanam bunga ini berhasil mempertahankan tekadnya untuk mengajar Ilmu agama khusus belajar membaca Alquran dan Ilmu akhlak kepada anak didiknya. Selain memperkuat Pendidikan dasar bagi 70 0rang anak di TPA, bu ustad juga melebarkan aktivitas memakmurkan Mesjid dengan mengajak ibuibu untuk ikut dalam kegiatan belajar mengaji, tafsir di setiap hari sabtu siang. Jumlah ibu-ibu yang aktif di majelis taklim binaannya sudah mencapai 50 orang yang berasal dari kecamatan Johan Pahlawan dan Meurebo. Di usia yang sudah tidak muda lagi bu ustad boleh berbangga hati atas keberhasilannya dalam mendidik ke 7 orang anaknya dalam Ilmu pendidikan dan Ilmu agama. Bagi orang tua alangkah senang hati jika bisa menitipkan ke dua ilmu tersebut kepada anak-anaknya dari
pada harus meninggalkan harta yang sifatnya akan habis dan menjadi pertengkaran. Bu ustad bersama suami akan tetap terus mengabdikan diri untuk memakmurkan Mesjid Baitul Hikmah Surau Pasar Baru tanpa batas waktu. Bagi nenek 10 orang cucu ini, Aceh khusus Meulaboh adalah negeri yang di amat cintai setelah tanah kelahiran di Malang Jawa Timur, masakan Aceh apalagi sudah tak asing lagi bagi keluarganya. Kini sudah 4o tahun menghabiskan energi tenaga dan pikiran tanpa pamrih di Meulaboh rasanya’’ hidup ini belum sempurna kalau belum bermanfaat untuk orang lain ‘’ ternyata motto ini yang selalu di pegang oleh bu ustad Nafsiah di balik kesuksessannya dalam memimpin majelis taklim yang tidak kemana-mana. @@@ Lola Alfira
H. Abdullah PK
Mewarisi Pengrajin Emas Dari Leluhur
D
alam dunia pengrajin emas dan perak, nama Haji Abdullah PK adalah tokoh yang tidak asing lagi dan melekat erat bagi masyarakat yang ingin berurusan jual beli emas. Kualitas dan kemurnian emas hasil racikan tangannya sudah diakui sampai ke luar Aceh Barat. Ditengah masyarakat dikenal dengan istilah kalo mau beli mas datanglah ke Toko H.Abdullah PK di Meulaboh. Abdullah PK lahir di Desa Ranto Panjang Timur pada 1 juli 1939, berayahkan Pakeh (singkatan PK) dan ibu Halimah. Kakeknya bernama Utoh Tam Meurandeh adalah pengrajin emas pertama di Meulaboh yang mendapat kepercayaan pada masa zaman Teuku Chik Ali Akbar berkuasa. “waktu itu kakek saya mendapat kepercayaan untuk membuat rencong dan pedang, sampai para gubernur Belandapun tertarik dan
www.acehbaratkab.go.id
memesan pedang panjang padanya” cerita pak Haji. Setelah menamatkan sekolah rakyat, Abdullah PK melanjutkan pendidikan ke Pesantren Darusallam Labuhan Haji Aceh selatan, cuma bertahan 2 tahun mendalami ilmu agama ia harus pulang kampung karena sang nenek tercinta yang selama ini mengasuhnya sejak kecil meninggal dunia. Kebun karet kepunyaan sang nenek ia kerjakan namun di tengah jalan usaha berkebun tersebut tidak membuat kemajuan dalam berusaha. Akhirnya kebun karet di tinggalkan, dan atas saran dari sang ayah, ia mulai ikut belajar menjadi pengrajin emas di usia 16 tahun. Selama 2 tahun bersama ayah berkeliling kampung naik sepeda, Pada tahun 1960 Abdullah PK pun memberanikan diri untuk mandiri dan memulai kehidupan menjadi pengrajin emas . Meski waktu itu modalnya tidak ada, ia meminta doa restu agar sang ayah mengijinkannya untuk membuka usaha di Meulaboh. S e c a r a perlahan tapi pasti usaha pengrajin emas milik Abdullah PK mulai dilirik masyarakat, waktu itu harga emas 1 mayam seharga lima ribu rupiah dan saat itu banyak yang memesan cincin dan kalung dengan bentuk bulat saja. Emas yang belum di olah tersebut merupakan e m a s berbentuk lempengan seperti kerupuk
emping seberat 2 mayam merupakan hasil dari Kecamatan Sungai Mas yang di dulang oleh masyarakat setempat. “awalnya emas tadi di masak dengan air keras selama 2 jam lalu di olah sampai berbentuk barang yang di pesan” ujarnya. Prinsip dalam berdagang emas bagi Abdullah PK adalah mengutamakan disiplin tepat waktu, misalnya ada yang pesan cincin harus siap sesuai dengan janji. kemudian harus jujur jika ada yang minta emas murni maka harus memberikan emas dengan berat 99 % karat , tidak boleh menipu dengan memberi emas dengan berat 92 % karat. Baginya yang terpenting adalah komuni kasi harus baik, tujuannya ini adalah agar kita dapat menjaga kwalitas emas yang kita pasarkan. Dan menjadi pedagang kita harus ramah soal cuma di tanya-tanya saja tapi tidak membeli kita tidak boleh marah pesan Pak Haji yang hobbi membaca dan mengaji ini. Ada kenangan yang paling menarik pada saat Abdullah PK berdagang emas keliling daerah, waktu itu ia bersama 3 rekannya berjalan kaki selama 44 hari menuju Takengon , dan pulang melalui Betong Ateuh. Kini di usia di 75 tahun H Abdullah PK masih terlihat sehat dan bersemangat dalam mengisahkan pengalamannya, ia banyak meluangkan waktu bersama istri tercinta Hj.Latifah yang berasal dari Alue Tampak , mempuyai 5 anak dan 7 orang cucu adalah masa-masa menikmati hari tua yang di jalani setelah Toko Emas H.Abdullak PK ia serahkan kepada putra ke 4 Syahrizal untuk di kelola dengan baik. Tak heran jika 80 % tukang mas di Meulaboh adalah keluarga besar H.Abdullah PK dari Gampong Ranto Panjang Timur Kecamatan Meurebo yang telah berprofesi turun temurun sebagai pengrajin emas yang diwarisi endatu . (Lola alfira)
Gema Aceh Barat
PEMERINTAHAN
15
Memperluas Kota dengan Membangun Jalan Lama
W
arga Aceh Barat, khususnya kota Meulaboh sangat gembira terhadap pembangunan jalan terendam dan jalan Letnan Mubin. Kedua jalan yang bersisian dengan Krueng Meureubo itu kini telah dapat dilalui oleh pengendara dengan nyaman karena telah selesai pembangunannya. Bila ditelisik dari sejarah, jalan Letnan Mubin merupakan infrastruktur peninggalan zaman kolonial Belanda dan Jepang dimana jalan tersebut merupakan jalan Provinsi yang menghubungi Meulaboh-Lapang-Peureume, hingga Tutut Sungai Mas. Namun bertahun tahun lamanya badan jalan yang ada tersebut, belum dilakukan pengaspalan karena terkendala faktor alam seperti banjir, sebab pada ruas jalan tersebut di sepanjang tahun bila hujan turun akan tergenang banjir karena meluapnya krueng Meureubo yang mengakibatkan tergenangnya beberapa gampong antaranya Cot Kumbang dan Pasi Mesjid, sehingga disebutlah jalan itu sebagai jalan terendam. Menurut cerita salah seorang warga Runding Lama Ayub (50 tahun), jalan dulunya disepanjang jalan tersebut merupakan hutan bambu di sebelah sungai dan areal persawahan di sebelahnya. Tidak ada rumah penduduk dan lintasan jalan sepi dan jarang di pergunakan warga. Pada tahun delapan puluhan, dengan kondisi jalan yang semakin memprihatinkan itu akhirnya jalurnya dialihkan ke gampong Gampa yaitu jalan Sisingamangaraja sekarang yang terus dilakukan peningkatannya. Namun badan jalan terendam – Letnan Mubin yang
telah ada tersebut tetap dapat dilalui oleh kenderaan yang memilih jalur alternatif. Pemerintah Aceh Barat, memiliki tangung jawab dalam membangun infrastruktur yang memadai bagi masyarakatnya. Maka di era kepemimpinan H. T. Alaidinsyah dan Drs.H. Rachmat Fitri. HD, MPA, Ruas Jalan terendam yang telah selesai di bangun di Gampong Rundeng menaruh perhatian pembangunan rumah pendudukpun sudah yang serius, untuk melakukan pembangunan mulai ramai. Bahkan rumah pemotongan jalan terendam sepajang 800 meter dari hewan kerbau yang dulunya berada di Jembatan besi Meurebo hinga ke Lapang gampong darat tepatnya di pinggir Krueng dan jalan terendam gampong rundeng. Meurebo ( dekat jembatan besi ) akan di adalah dana otsus Kabupaten Aceh Barat pindahkan ke lokasi yang lebih luas lagi di tahun 2013 dan 2014 sebesar Rp. 3,6 milyar gampong pasi mesjid. kemudian tahap kedua sebesar Rp. 4,7 milyar Warga Meulaboh berbangga yang dikucurkan untuk pembangunan jalan pembangunan sarana jalan dikota tampaknya tersebut. Sementara pembangunan jalan berjalan dengan pesat selama dua tahun terendam yang menghubungkan Gampong terakhir ini, bahkan perluasan-perluasan Darat ke gampong Rundeng tuha menelan Rp. jalan terus berupaya oleh Pemerintah Aceh 1,3 milyar. Jalan yang menggunakan metode Barat, perluasan jembatan besi juga lampuberlapis AC-BC dan lapis kedua AC-NC ini lampu penerangan kota Meulaboh. Bahkan menjadi jalur lintasan yang menyenangkan pembangunan ke gampong-gampong bagi para warga, khusunya warga kecamatan merupakan visi dan misi H.T. Alaidinsyah Meurebo yang hendak menuju pasar bina yang terpilih menjadi Bupati dua tahun usaha Meulaboh. lalu. Mudah-mudahan Bupati H.Tito dan H. Warga mulai mempergunakan Nanda ke depan akan lebih meningkatkan jalan itu untuk segala aktivitasnya yang kemajuan daerah yang tercinta ini. mempersingkat jarak tempuh dan waktu, (Isnu Kembara).
Rencana Pembangunan Jalan Aceh Barat
Alue Peunyareng (Universitas Teuku Umar)
Nasional yang menghubungkan Jalan Nasional Banda Aceh – Meulaboh (Jalan Imam Bonjol) dengan Ruas Jalan Nasional Meulaboh – Tapak Tuan.
• Merupakan Jalan untuk menuju Bandara Cut Nyak Dhien
• Untuk pelebaran jalan ini menjadi 2 Jalur dibutuhkan Pembebasan Lahan.
• Merupakan Jalan untuk menuju Terminal Terpadu
• Panjang Jalan : 700 m Jalan Nasional
Jalan Gajah Mada
Permasalahan:
• Perlu dilakukan pelebaran 2 jalur guna mengantisipasi kepadatan lalu lintas akibat tarikan perjalanan perkantoran dan pertokoan serta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien pada Jalur tersebut • Jalan tersebut akan dijadikan Jalan
Penanganan:
• Telah dilakukan Detail Engineering Design (DED) pada Tahun Anggaran 2013
Permasalahan:
• Saat ini dalam Tahap Proses Pembayaran Ganti Rugi / Pembebasan Tanah.
• Lalu Lintas Harian Ratarata (LHR) Kendaraan yang sangat Tinggi dengan Lebar jalan yang tidak memadai sehingga banyak menimbulkan kecelakaan
• Pembangunan direncanakan akan dimulai pada Tahun Anggaran 2015
• Merupakan Jalan untuk menuju Pusat Pendidikan
• Merupakan Salah Satu Pengangkutan Hasil Rute Batu Bara menuju Pelabuhan dan PLTU.
Penanganan: • Saat ini sedang ditangani dengan dana APBN T.A. 2014 dan diharapkan akan dilanjutkan melalui APBN T.A. 2015 •
sumber Dinas Bina Marga
www.acehbaratkab.go.id
16
Gema Aceh Barat
INSPIRASI Lola Alfira
Antara Menulis, Radio dan Pasien
M
eniti karir sebagai reporter radio di jalani Lola Alfira pada saat Aceh dilanda konflik, waktu itu dirinya masih bergabung di radio Dalka FM dan menjadi kontributor kantor Berita Radio 68H Jakarta. Profesi sebagai reporter dan penyiar dilakoninya sembari menjadi tenaga bhakti pada Puskesmas Meurebo usai menamatkan pendidikan pada Sekolah Pengatur Rawat Gigi (SPRG) Banda Aceh tahun 1994. Selama 3 tahun mengabdi di Puskesmas Meurebo, Lola pindah ke Rumah Sakit TNI AD Meulaboh dan hanya bertahan 2 tahun di sana. Akhirnya ia memantapkan hati untuk berhenti menjadi juru rawat dan beralih ke profesi sebagai pencari berita khusus radio. Ada hal yang tak terduga menurutnya mengapa kedua profesi ini begitu sulit di pisahkan dari dirinya, “sangat menarik dan
penuh tantangan ketika saya menjadi seorang jurnalis bisa mewawancarai siapa saja dan membahagiakan juga pada saat melayani pasien” ungkap Lola yang pernah menjadi kontributor berita radio Nederland Belanda ini. Menurutnya tidak ada kata istilah untuk memilih salah satu profesi apabila pekerjaan itu dapat memberikan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidup, “yang penting semua harus di jalani dengan tulus dan bertanggung jawab” ucap bungsu dari 3 bersaudara pasangan M.yusuf Ali (Purn. TNI AD) dan Mardhiah Yus yang kedua sudah almarhum. Saat ini gadis yang aktif sebagai MC ini, bertugas di Puskesmas Samatiga sejak lulus menjadi PNS tahun 2003 formasi perawat gigi dan menjadi penanggung jawab poli gigi dan program usaha kesehatan sekolah. Disamping itu pada setiap senin malam ia juga aktif membawakan program khusus dialog di radio Fas FM Meulaboh. “menjadi pekerja radio itu harus ceria ,apalagi menjadi perawat harus ramah intinya komunikasi harus bagus”
komentar penikmat kopi dan penyuka film kartun anak-anak Upin Ipin, masha and bear serta kisah pada jaman dahulu ini. Kini kesibukannya bertambah lagi, setelah Jopi dari Humas selaku Redaktur, mengajaknya bergabung sebagai penulis di tim redaksi tabloid Gema Aceh Barat sejak setahun lalu. “Saya senang bisa dilibatkan, paling tidak inilah tugas yang tidak semua orang mau dan bisa melakukannya, apalagi untuk kemajuan daerah dan tentunya mendukung program pemerintah kapan lagi kita bisa berbuat dan mengabdi jika kesempatan itu ada” paparnya. Untuk mengisi waktu liburan, dara yang pernah menjadi finalis 3 besar tingkat nasional lomba menulis feature berita anak yang diselenggarakan AJI Jakarta ini, lebih suka travelling melihat alam pedesaan baginya meliat hamparan sawah yang di tumbuhi padi menguning dapat memberi ketenangan pikiran dan kesejukan hati. Selain membaca, joging dan menyanyi merupakan hobby tambahan yang tak boleh di lewatkan. Hidup ini sangat indah dan harus di syukuri jika saja kita mau berbagi untuk hal-hal yang bermanfaat, jika itu dapat kita lakukan maka semakin luaslah kebahagiaan hati dan akan terpancar lewat aura begitu pesannya. (julian)
Rahmad Mau li z ar
“Bangga Menjadi Duta Sumbing Aceh”
N
amanya Rahmad Maulizar atau yang lebih dikenal dengan Rahmat Ozer, putra ke lima dari 6 bersaudara pasangan Ozer dan Nurhayati (alm) merupakan sosok pemuda yang tekun dan pantang menyerah. Lahir di Meulaboh 20 september 1991 Rahmad mengalami kondisi bibir sumbing yang dibawa sejak lahir. Pada saat menginjak bangku sekolah lanjutan tingkat pertama tepatnya tahun 2008, Rahmat memberanikan diri mendaftar sebagai pasien operasi bibir sumbing di Rumah sakit Malahayati Banda Aceh. Kegiatan sosial yang diprakarsai oleh Yayasan International Smile Train yang berpusat di New York itu, memberikan perubahan bagi dirinya. Ia mengakui harus menjalani 7x operasi yang di lakukan oleh Dr.Jailani Specialis Bedah Plastik Rekontruksi dan itu terjadi di sepanjang tahun 2008 sampai 2010. Hasilnya cukup memuaskan, ditahun 2010 Rahmad mendapat penghargaan dari yayasan yang sama karena dipilih sebagai pasien terbaik dan terbagus hasil operasi bibir sumbing se Indonesia, sejak saat itu ia ditunjuk sebagai Duta Bibir Sumbing Aceh. Keberhasilan yang dirasakan oleh dirinya, menjadi langkah awal pergerakan social yang terus digelutinya. Hingga pada suatu ketika
www.acehbaratkab.go.id
H.Kamarudin ketua DPD Partai Golkar Aceh Barat, memintanya untuk melacak keberadaan masyarakat yang menderita bibir sumbing untuk mau di operasi ke RS Malahayati Banda Aceh. Pada saat itu, tercatat 102 orang masyarakat yang berhasil di operasi dari wilayah Barat-Selatan Aceh, tanpa dipungut biaya, para pasien tersebut kini menganggap saudara kepada pemuda yang di percayai menjadi ketua Komunitas Peduli Keselamatan Bersama dan Sekretaris Remaja Mesjid Al Istiqomah di gampong tempat tinggalnya komplek Perumnas Suak Ribee. “ada perasaan bahagia bisa berbagi dan melihat mereka bisa tersenyum” ucapnya dan di tahun 2014 ini Rahmad kembali melakukan aksinya mencari masyarakat yang menderita bibir sumbing di kabupaten Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Jaya, untuk suksesnya kegiatan sosial tersebut Rahmad langsung menghadap Bupati Aceh Barat H.T.Alaidinsyah untuk bermitra dengan Pemerintah Daerah dengan meminta bantuan jasa angkutan bus untuk membawa rombongan pasien. Ada 25 orang yang sudah terdaftar dan Rahmad sendiri yang akan mengawal mereka sampai kembalinya nanti. Tugas kemanusiaan ini terasa ringan bagi Rahmad, karena ia melakukannya dengan tulus
dan akan berusaha agar “Aceh bebas dari bibir sumbing” untuk itu Rahmad yang saat ini masih tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Sosial Politik jurusan Administrasi Negara Universitas Teuku Umar Meulaboh itu, terus membangun jati diri dan mengukir prestasi yang menjadi 2 hal motto penyemangat hidupnya. (Lola Alfira)