Membangun
13
CHAPTER
Sistem Informasi 13.1
SISTEM
SEBAGAI
PERUBAHAN
YANG
DIRENCANAKAN
DALAM PERUSAHAAN
Membangun system informasi baru adalah salah satu jenis perubahan yang direncanakan dalam organisasi. Pengenalan system informasi yang baru tidak hanya sekedar melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga termasuk perubahan di dalam pekerjaan, keahlian, manajemen, dan organisasi. Ketika kita merancang system informasi baru, kita dapat dikatan kita juga sedang merancang ulang organisasi tersebut. Pembuat system harus mengerti bagaimana sebuah system akan mempengaruhi proses bisnis tertentu dan organisasinya secara keseluruhan. PENGEMBANGAN
SISTEM
DAN
PERUBAHAN
ORGANISASIONAL
(Systems
Development and Organizational Change) Teknologi informasi dapat mendukung berbagai tingkataan perubahan dalam perusahaan, secara bertahap hingga kedepannya. Figur 13-1 memperlihatkan empat macam perubahan struktural organisasi yang disebabkan oleh teknologi informasi yaitu (1)otomatisasi, (2)rasionalisasi, (3)rekayasa ulang, dan (4)pergeseran paradigma. Setiapnya membawa imbalan dan resiko yang berbeda-beda. Bentuk paling umum dari perubahan organisasional yang dimungkinkan oleh teknologi informasi adalah otomatisasi (automation). Penerapan pertama dari teknologi informasi antara lain adalah membantu karyawan melakukan tugas-tugas mereka secara lebih efisien dan efektif. Menghitung gaji mereka, memberi akses instan kepada teller bank untuk melihat catatan tabungan nasabah, dan mengembangkan jaringan terminal pemesanan tiket maskapai penerbangan yang mencakup banyak negara untuk agen pemesanan tiket pesawat adalah contoh-contoh dari awal otomatisasi.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 1
Figure 13-1 ORGANIZATIONAL CHANGE CARRIES RISK AND REWARD
Bentuk perubahan organisasional yang lebih mendalam - yang langsung mengikuti otomatisasi awal – adalah rasionalisasi prosedur (rationalization of procedures). Otomatisasi sering sekali mengungkapkan adanya penyempitan (bottleneck) baru dalam produksi dan membuat rangkaian prosedur dan struktur yang sudah ada menjadi menyulitkan. Rasionalisasi prosedur adalah pemangkasan prosedur-prosedur operasional standar. Bentuk paling umum dari perubahan dalam perusahaan adalah otomatisasi dan rasionalisasi. Strategi yang jalannya dan perubahannya relatif lamban ini menghadirkan suatu imbal balik yang tidak terlalu besar, tetapi risikonya kecil. Perubahan yang lebih cepat dan lebih komprehensif – seperti rekayasa ulang dan pergeseran paradigma – menghasilkan imbalan yang tinggi tetapi kemungkinan gagal yang cukup besar. Bentuk perubahan organisasional yang lebih kuat adalah rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering), yang melaluinya, proses-proses bisnis dianalisis, disederhanakan, dan dirancang ulang. Menggunakan teknologi informasi, perusahaan dapat memikirkannya kembali dan memangkas proses bisnisnya untuk meningkatkan kecepatan, layanan, dan kualitas. Rekayasa bisnis menata ulang aliran-aliran kerja, menggabungkan langkah-langkah untuk mengurangi limbah dan mengeliminasi tugas-tugas yang banyak menggunakan kertas yang sifatnya repetitif (kadang-kadang rancangan yang baru juga menghilangkan beberapa pekerjaan). Ini lebih ambisius daripada rasionalisasi prosedur, dan membutuhkan
pandangan
baru
tentang
bagaimana
proses-proses
yang
harus
diorganisasikan. Merasionalisasikan prosedur dan merancang ulang proses bisnis sifatnya terbatas untuk beberapa bagian bisnis tertentu saja. Sistem informasi yang baru pada akhirnya dapat Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 2
mempengaruhi rancangan seluruh perusahaan dengan mengubah cara perusahaan melaksanakan bisnisnya atau bahkan sifat alamiah dari bisnisnya. Misalnya, perusahaan angkutan dan transportasi Schneider National menggunakan sistem informasi baru untuk mengubah model bisnisnya. Perubahan bisnis yang lebih radikal ini disebut pergeseran paradigma (paradigm shift). Pergeseran paradigma melibatkan pemikiran ulang sifat dari bisnis, mendefinisikan model bisnis baru, dan sering mengubah sifat perusahaan pada saat ini. PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS (Business Process Redesign) Proses manajemen bisnis menyediakan berbagai alat dan metodologi untuk menganalisis proses yang ada, merancang proses baru, dan mengoptimalkan proses tersebut. BPM tidak pernah menyimpulkan karena proses perbaikan memerlukan perubahan yang berkelanjutan. Perusahaan dapat berlatih proses bisnis manajemen melalui langkah-langkah berikut: 1. Mengidentifikasi proses untuk perubahan: Salah satu keputusan strategis yang paling penting yang dapat dibuat perusahaan adalah tidak memutuskan bagaimana menggunakan komputer untuk meningkatkan proses bisnis, tetapi memahami proses bisnis apa yang memerlukan perbaikan. Ketika sistem yang digunakan untuk memperkuat model bisnis atau proses bisnis yang salah, bisnis dapat menjadi lebih efisien dalam melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan. Akibatnya, bisnis menjadi rentan terhadap pesaing yang mungkin telah menemukan model bisnis yang lebih tepat. Waktu dan biaya juga dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis yang berdampak kecil terhadap kinerja dan pendapatan perusahaan secara keseluruhan. Manajer perlu menentukan proses bisnis apa yang paling penting dan bagaimana meningkatkan proses ini sehingga dapat membantu kinerja sebuah bisnis. 2. Menganalisis proses yang ada: Proses bisnis yang ada harus dimodelkan dan didokumentasikan, mencatat input, output, sumber daya, dan urutan kegiatan. Tim desain proses mengidentifikasi langkah-langkah berlebihan,tugas kertas-intensif, kemacetan, dan ketidakefisiensian lainnya. 3. Merancang proses baru: Setelah proses yang ada dipetakan dan diukur dari segi waktu dan biaya, tim desain proses akan mencoba untuk memperbaiki proses dengan merancang yang baru. Sebuah ramping baru "menjadi" proses akan didokumentasikan dan model untuk perbandingan dengan proses yang lama. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 3
Figure 13-2 AS-IS BUSINESS PROCESS FOR PURCHASING A BOOK FROM A PHYSICAL BOOKSTORE
Gambar 13-2 menggambarkan "AS-IS" proses pembelian buku dari toko buku yang berbentuk fisik. Dapat pertimbangkan apa yang akan terjadi ketika pelanggan mengunjungi toko buku dan mencari di rak buku. Jika ia menemukan buku tersebut, orang itu akan membawanya ke kasir dan membayar itu menggunakan kartu kredit, uang tunai, atau cek. apabila pelanggan tidak dapat menemukan tempat buku yang dicarinya maka ia harus meminta petugas toko buku untuk mencari di rak buku tersebut atau memeriksa catatan persediaan ditoko buku untuk melihat apakah masih ada stoknya. Jika petugas menemukan buku itu, pelanggan membelinya dan kemudian pergi sebaliknya apabila buku tersebut tidak tersedia secara lokal, petugas akan bertanya untuk melakukan pemesanan bagi pelanggan, dari gudang toko buku atau dari distributor buku atau penerbit. Setelah buku yang dipesan tiba di toko buku, seorang karyawan toko buku akan menghubungi pelanggan dan memberi informasi tersebut. Pelanggan kemudian harus pergi ke toko buku lagi untuk mengambil buku tersebut dan membayarnya. Apabila toko buku tersebut tidak dapat memesan buku itu untuk pelanggan, maka pelanggan harus mencobanya toko buku yang lain. Figure 13-3 REDESIGNED PROCESS FOR PURCHASING A BOOK ONLINE
Gambar 13-3 mengilustrasikan bagaimana proses pembelian buku dapat dirancang ulang dengan mengambil keuntungan dari internet. Pelanggan mengakses toko buku online melalui internet dari komputernya, kemudian mencari katalog online toko buku untuk buku Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 4
yang dia inginkan. Jika buku tersebut tersedia, pelanggan akan memberikan penyediaan kartu kredit dan alamat pengiriman informasi, dan buku dikirim ke rumah pelanggan. Jika toko buku online tidak membawa buku tersebut maka pelanggan akan mencari buku lagi dan memilih toko buku online yang lain. Proses ini memiliki langkah-langkah jauh lebih sedikit dari pada membeli buku dari toko buku fisik, sehingga membutuhkan usaha jauh lebih sedikit dari pelanggan, dan hanya memerlukan sedikit staf penjualan untuk layanan custumer. Proses yang baru ini jauh lebih efisien dan hemat waktu. Proses rancangan yang baru perlu dibuktikan untuk menunjukkan berapa banyak waktu dan biaya yang dapat dikurangi atau peningkatan nilai dan pelayanan pada pelanggan. Manajemen pertama mengukur waktu dan biaya proses yang ada sebagai dasarnya. 4. Melaksanakan proses baru: Salah satu proses baru telah sepenuhnya dimodelkan dan dianalisis, harus diterjemahkan ke dalam set baru prosedur dan aturan kerja. Sistem informasi baru atau tambahan untuk sistem yang ada mungkin harus dilaksanakan untuk mendukung proses desain ulang. Proses baru dan sistem pendukung yang Rollet keluar ke organisasi bisnis. Pada awalnya bisnis menggunakan proses ini, kemudian masalah yang ditemukan dan ditangani. Karyawan yang bekerja dengan proses mungkinkan untuk adanya rekomendasi perbaikan. 5. pengukuran berkelanjutan: Proses yang telah diterapkan dan dioptimalkan, perlu diukur. Mengapa? Karena proses dapat memburuk seiring berjalannya waktu itulah mengapa perlunya adanya pengukuran agar seorang karyawan tidak kembali pada cara-cara lama, yang memungkinkan mereka akan kehilangan efektivitas mereka apabila bisnis mengalami perubahan. Alat Bantu Bagi Manajemen Proses Bisnis (Tools for Business Process Management) Lebih dari 100 perangkat lunak menyediakan alat-alat untuk berbagai aspek BPM, termasuk IBM, Oracle, dan TIBCO. Alat-alat ini dapat membantu bisnis untuk mengidentifikasi dan proses dokumen yang membutuhkan perbaikan, membuat model proses perbaikan, mengambil dan menegakkan aturan proses bisnis, dan mengintegrasikan sistem yang ada untuk mendukung proses baru atau desain ulang, perangkat lunak BPM juga menyediakan analisis untuk memverifikasi bahwa proses kinerja telah ditingkatkan dan mengukur dampak perubahan proses pada indikator utama kinerja bisnis. Beberapa alat BPM dokumen dan proses bisnis memantau untuk membantu perusahaan mengidentifikasi inefisiensi, menggunakan perangkat lunak untuk menghubungkan dengan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 5
masing-masing
sistem
perusahaan
menggunakan
untuk
proses
tertentu
untuk
mengidentifikasi tempat masalah. Kategori lain dari alat mengotomatisasi beberapa bagian dari proses bisnis dan menegakkan aturan bisnis sehingga karyawan melakukan proses yang lebih konsisten dan efisien. Sebagai contoh, American National Insurance Company (ANCO), yang menawarkan asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan properti, dan, jasa investasi, Pegasystems menggunakan perangkat lunak BPM alur kerja untuk merampingkan proses pelayanan pelanggan di empat kelompok bisnis. Perangkat lunak yang dibangun aturan untuk membimbing perwakilan layanan pelanggan melalui satu tampilan informasi pelanggan yang diselenggarakan dalam beberapa sistem. Dengan menghilangkan kebutuhan untuk menyulap beberapa aplikasi secara bersamaan untuk menangani pelanggan dan permintaan agen, untuk meningkatkan proses peningkatan kapasitas beban kerja perwakilan layanan pelanggan dengan 192 persen. Kategori ketiga alat membantu bisnis mengintegrasikan sistem yang ada untuk mendukung proses perbaikan. mereka secara otomatis mengelola proses seluruh bisnis, mengambil data dari berbagai sumber dan database, dan menghasilkan transaksi dalam beberapa sistem yang terkait. Sesi
interaktif
dalam
organisasi
menjelaskan
bagaimana
beberapa
perusahaan
menggunakan alat serupa untuk program manajemen proses bisnis mereka. 13.2
IKHTISAR DARI PENGEMBANGAN SISTEM
Sistem informasi baru adalah hasil dari proses pemecahan masalah organisasi. Sebuah sistem informasi baru dibangun sebagai solusi untuk beberapa jenis masalah yang dihadapkan dan dirasakan pada organisasi. Dimana permasalahannya ketika manajer dan karyawan menyadari bahwa performa kerja sebuah organisasi tidak seperti yang diharapkan, dimana ini berarti organisasi harus mengambil keuntungan dari peluang baru untuk performa kerja yang lebih baik Kegiatan dalam memproduksi sebuah solusi dalam sistem informasi untuk masalah organisasi
disebut
pengembangan
sistem.
Pengembangan
sistem
adalah
jenis
penyelesaian masalah yang dengan kegiatan yang berbeda. Kegiatan ini terdiri dari analisis sistem, desain sistem, pemrograman, pengujian, konversi, serta produksi dan pemeliharaan.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 6
Figure 13-4 THE SYSTEMS DEVELOPMENT PROCESS
Gambar ini menunjukan proses pengembangan sistem. Sistem kegiatan pengembangan yang berlangsung secara berurutan. Tetapi beberapa kegiatan mungkin perlu diulang atau dapat dilakukan secara bersamaan, tergantung pada pendekatan yang dilakukan untuk membangun sisttem informasi yang dilakukan para pekerja. ANALISIS SISTEM (Systems Analysis)
Analisis Sistem adalah analisis masalah yang dilakukan perusahaan ketika perusahaan mencoba untuk memecahkan masalah dengan sistem informasi. Yang terdiri dari menemukan
masalah,
mengidentifikasi
penyebabnya,
menentukan
solusi,
dan
mengidentifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh solusi sistem. Analisis sistem menciptakan suatu petunjuk bagi organisasi dan sistem yang ada, untuk dapat mengidentifikasi pemilik dan pengguna data bersama dengan hardware dan software yang ada. Analisis sistem kemudian merinci masalah sistem yang ada. Dengan memeriksa dokumen, kertas kerja, dan prosedur; mengamati sistem operasi; dan mewawancarai pengguna utama dari sistem, analis dapat mengidentifikasi area masalah dan tujuan solusi akan dicapai. Namun kadangkala solusi mengharuskan untuk membangun sistem informasi baru atau memperbaiki informasi yang sudah ada. Analisis sistem juga mencakup studi kelayakan untuk menentukan apakah solusi yang ditemukan layak untuk digunakan, apabila dilihat dari sudut pandang keuangan, teknis, dan organisasi. Studi kelayakan menentukan apakah sistem yang diproses dapat berinvestasi dengan baik, apakah teknologi yang dibutuhkan untuk sistem yang tersedia dan dapat menangani sistem informasi perusahaan, dan apakah organisasi dapat menangani perubahan yang diperkenalkan oleh sistem.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 7
Biasanya, proses analisis sistem mengidentifikasi beberapa alternatif solusi bagi organisasi untuk dapat mengejar dan menilai kelayakan masing-masing. Sebuah sistem laporan proposal tertulis menggambarkan biaya dan manfaat, dan keuntungan dan kerugian, masing-masing alternatif. Tergantung manajemen dalam menentukan campuran biaya, manfaat, fitur teknis, dan dampak organisasi merupakan alternatif yang paling diinginkan. Menentukan Kebutuhan Informasi (Establishing Information Requirements) Mungkin tugas yang paling menantang dari analis sistem adalah untuk menentukan persyaratan spesifik informasi yang harus dipenuhi oleh solusi sistem yang telah dipilih. Pada tingkat yang paling dasar, kebutuhan informasi dari suatu sistem baru melibatkan pengidentifikasian yang membutuhkan informasi apa, di mana, kapan, dan bagaimana. Persyaratan analisis dengan hati-hati mendefinisikan tujuan dari sistem baru atau diubah dan kemudian mengembangkan penjelasan secara rinci tentang fungsi sistem yang baru harus dilakukan. Analisis kebutuhan Fautly dapat menetukan penyebab utama kegagalan sistem dan sistem yang tinggi biaya pengembangannya. Sehingga apabilah sebuah sistem yang telah dirancang mengalami kesalahan karena kinerjanya yang buruk tidak akan digunakan atau akan dilakukan modifikasi yang besar. Beberapa masalah mungkin tidak memerlukan solusi sistem informasi melainkan membutuhkan penyesuaian dalam manajemen, pelatihan tambahan, ataupun perbaikan prosedur organisasi yang ada. Jika masalah informasi berhubungan, dengan analisis sistem maka mungkin perlu dilakukan diagnosa dalam menyelesaikan masalah tersebut. DESAIN SISTEM (Systems Design) Analisis sistem menggambarkan apakah yang harus dilakukan oleh suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi, dan desain sistem (system design) memperlihatkan bagaimana sistem akan memenuhi sasaran ini. Desain dari suatu sistem adalah keseluruhan rencana atau model bagi sistem tersebut. Perancang sistem memerincikan spesifikasi sistem yang akan menjalankan fungsi yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. Spesifikasi-spesifikasi tersebut akan menangani semua komponen manajerial, organisasional, dan teknologikal dari suatu sistem. Peranan Dari Para Pengguna Akhir (The Role of End Users) Kebutuhan informasi pengguna mendorong upaya untuk membangun sistem secara keseluruhan. Para pengguna harus memiliki kendali yang memadai atas proses desain untuk memastikan bahwa sistem akan mencerminkan prioritas bisnis mereka dan kebutuhan informasi, bukan bias dari staf teknikal. Dalam mengerjakan desain akan meningkatkan pemahaman dari para pengguna dan penerimaan sistem. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 8
MENYELESAIKAN PROSES PENGEMBANGAN SISTEM (Completing The Systems Development Process) Langkah-langkah
yang
tersisa
dalam
proses
pengembangan
sistem
akan
menerjemahkan spesifikasi solusi yang ditetapkan dalam analisis sistem dan merancangnya ke dalam sistem informasi yang dapat beroperasional dengan sepenuhnya. Hal ini mencangkup langkah-langkah yang terdiri atas pemrograman, pengujian, konversi, produksi dan pemeliharaan. Pemrograman (Programming) Dalam tahap pemrograman spesifikasi sistem dipersiapkan, selama tahap perancangan diterjemahkan ke dalam perangkat lunak kode program. Pengujian (Testing) Pengujian yang mendalam dan teliti harus dilaksanakan untuk memastikan apakah sistem memberikan hasil yang tepat atau tidak. Pengujian sistem informasi dapat dibagi ke dalam 3 tipe aktivitas, yaitu: pengujian unit, pengujian sistem dan pengujian penerimaan. Pengujian unit (unit testing) atau pengujian program, terdiri atas menguji tiap-tiap program secara terpisah dalam sistem. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menjamin bahwa programprogram telah bebas dari kesalahan. Pengujian sistem (system testing) akan menguji fungsi dari sistem informasi secara keseluruhan. Ini mencoba untuk menentukan apakah modulmodul yang berlainan akan berfungsi bersama-sama seperti yang direncanakan dan apakah kesenjangan yang terjadi diantara cara sistem benar-benar bekerja dan cara yang dipahami. Pengujian penerimaan (Acceptance testing) menyediakan sertifikasi final yang mana sistem siap untuk digunakan dalam suatu pengaturan produksi. Ketika semua pihak dipuaskan bahwa sistem yang baru memenuhi standar-standar mereka, maka sistem akan diterima secara formal untuk instalasi. Tim pengembangan sistem bekerja sama dengan para pengguna untuk merancang suatu rencana pengujian yang sistematis. Rencana pengujian (test plan) meliputi semua persiapan untuk serangkaian pengujian yang telah dibahas. Konversi (Conversion) Konversi merupakan suatu proses perubahan dari sistem yang lama menuju sistem yang baru. Empat strategi utama konversi yang dapat dilakukan adalah: 1. Strategi Paralel, baik sistem yang lama maupun penggantiannya yang potensial dijalankan bersama-sama pada suatu waktu hingga setiap orang meyakini salah satu fungsi yang baru dengan benar.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 9
2. Strategi Pemangkasan Secara Langsung, menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan dengan sistem yang baru pada hari yang telah ditentukan. 3. Strategi Penelitian Percobaan, memperkenalkan suatu sistem yang baru kepada hanya area yang terbatas dari organisasi. Seperti misalnya sebuah departemen tunggal atau unit operasional. 4. Strategi Pendekatan Secara Bertahap, memperkenalkan suatu sistem yang baru secara bertahap, baik dengan fungsi atau dengan unit organisasional. Berpindah dari suatu sistem yang lama menjadi suatu sistem yang baru mensyaratkan para pengguna akhir dilatih untuk menggunakan sistem yang baru. Dokumentasi (documentation) yang terperinci memperlihatkan bagaimana sistem bekerja baik dari sudut pandang teknikal maupun pengguna akhir yang diselesaikan selama masa konversi untuk digunakan dalam pelatihan dan kegiatan operasional setiap hari. Produksi dan Pemeliharaan (Production and Maintenance) Dalam tahap ini sistem akan dikaji ulang oleh para pengguna dan para spesialis teknikal untuk menentukan seberapa baik ini telah memenuhi tujuan awalnya dan untuk memutuskan apakah terdapat perbaikan atau modifikasi yang diperintahkan. Setelah sistem telah terpasang dengan baik, maka harus dipelihara sementara itu berada dalam produksi untuk memperbaiki kesalahan, memenuhi persyaratan yang baru, atau meningkatkan efisiensi pemrosesan, diistilahkan dengan pemeliharaan. PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM: METODOLOGI TERSTRUKTUR DAN METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK (Modeling and Designing Systems: Structured and Object-Oriented Methodologies) Terdapat metodologi alternatif untuk membuat model dan merancang sistem. Metodologi yang terstruktur dan pengembangan yang berorientasi pada objek merupakan yang paling penting. Metodologi Terstruktur (Structured Methodologies) Terstruktur mengacu pada kenyataan bahwa teknik-teknik yang dilakukan adalah tahap demi tahap, dengan tiap tahap dibangun pada tahap yang sebelumnya. Metodologi terstruktur arahnya dari atas ke bawah, maju dari yang tertinggi, level yang paling abstrak menuju level rincian yang terendah – dari yang umum menjadi yang spesifik. Metode pengembangan terstruktur sifatnya berorientasi proses, berfokus terutama kepada pemodelan proses, atau tindakan mengambil, menyimpan, memanipulasi, dan mendistribusikan data seiring data tersebut mengalir melalui suatu sistem. Perangkat utama untuk merepresentasikan proses dari komponen data dan alur data diantara mereka adalah diagram alur data (data flow Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 10
diagram – DFD). Diagram alur data menawarkan suatu model grafik logis atas alur informasi, membagi – bagi sistem kedalam modul-modul yang menunjukkan level rincian yang dapat dikendalikan. Alat bantu lainnya bagi analisis terstruktur adalah kamus data (dictionary data), yang mana berisi informasi mengenai bagian data individual dan pengelompokkan data didalam suatu sistem. Kamus data merupakan konten alur data dan penyimpanan data sehingga para pembangun sistem memahami dengan tepat bagian dari data yang mereka isi. Spesifikasi proses (Process Specifications) menggambarkan transformasi yang terjadi didalam level diagram alur data yang terendah. Dalam metodologi terstruktur, desain perangkat lunak akan dibuat model dengan menggunakan diagram struktur dengan hirarki. Diagram Struktur adalah diagram dari atas ke bawah, memperlihatkan tiap-tiap level desain, hubungannya dengan level-level lainnya, dan tempatnya dalam keseluruhan struktur desain. Pengembangan Berorientasi Objek (Object-Oriented Development) Metode terstruktur yang bermanfaat bagi proses permodelan, tetapi tidak dapat menangani permodelan data dengan baik. Memperlakukan data dan proses sebagai entitas yang terpisah secara logis, sedangkan dalam dunia nyata pemisahan tersebut terlihat tidak lazim. Konvensi permodelan yang berbeda digunakan untuk analisis (diagram alur data) dan untuk desain (diagram struktur). Pengembangan berorientasi objek menangani permasalahan tersebut. Pengembangan berorientasi pada objek menggunakan objek sebagai unit dasar dari analisis sistem dan desain. Suatu objek yang menggabungkan data dan proses tertentu yang beroperasional dengan data tersebut. Data dikemas dalam suatu objek yang dapat diakses dan dimodifikasi hanya dengan mengoperasionalkan, atau metode, yang terkait dengan objek tersebut. Ketimbang melewatkan data pada prosedur, program akan mengirimkan suatu pesan bagi objek untuk mengerjakan operasional yang telah tertanam didalamnya. Sistem dimodelkan sebagai suatu kumpulan dari objek-objek dan hubungan diantara mereka. Karena pemrosesan yang logis yang terletak didalam objek daripada dalam perangkat lunak program yang terpisah, maka objek harus bekerja sama satu sama lain untuk membuat sistem dapat bekerja. Pemodelan berorientasi objek berdasarkan pada konsep kelas dan turunan. Pengembangan berorientasi objek lebih berulang dan bertahap daripada pengembangan terstruktur tradisional, karena objek-objek dapat dipakai ulang, pengembangan berorientasi objek berpotensi menghemat waktu dan biaya pembuatan perangkat lunak karena perusahaan dapat memakai ulang objek perangkat lunak yang telah dibuat sebagai bahan untuk aplikasi lainnya. Rekayasa Ulang Perangkat Lunak Berbantuan Komputer (Computer–Aided Software Engineering - CASE) Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 11
Computer–Aided Software Engineering - CASE bisa juga disebut computer-aided systems engineering. Menyediakan alat-alat perangkat lunak untuk melakukan otomatisasi metodologi yang baru saja kita diskripsikan untuk mengurangi pekerjaan yang berulang yang pengembang harus lakukan. Alat-alat CASE juga memfasilitasi penciptaan dari dokumentasi yang jelas dan koordinasi usaha tim pengembang. Peralatan CASE menyediakan fasilitas grafis untuk menciptakan bagan, diagram, layar dan laporan, dan lainlain. Alat-alat CASE berusaha untuk meningkatkan produktivitas dengan:
Menguatkan standar metodologi pengembangan dan mendesain ketertiban. Meningkatkan komunikasi diantara pengguna dan ahli teknik. Mengelompokkan dan menghubungkan komponen desain dan menyediakan kecepatan akses untuk mereka menggunakan desain penyimpanan.
13.
PENDEKATAN ALTERNATIF PEMBANGUNAN SISTEM
3
Sistem memiliki perbedaan pada ukuran dan kompleksitas teknologi dan pada masalah organisasi yang akan diselesaikan. SIKLUS HIDUP SISTEM TRADISIONAL (Traditional Systems Life Cycle) Metode paling lama untuk membangun sistem informasi. Metodologi daur hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun suatu sistem, membagi pengembangan sistem kedalam tahapan formal. Pada pendekatan ini para ahli (analis sistem dan programmer) berperan lebih dominan daripada pengguna. Para ahli bertanggung jawab banyak, dari analisa sistem, desain dan penerapan kerja. Sistem daur hidup masih digunakan untuk membangun sistem besar yang kompleks yang mensyaratkan ketepatan dan mensyaratkan analisa formal, spesifikasi yang sudah diketahui dan kontrol yang ketat selama proses membangun sistem. Pendekatan ini membutuhkan banyak biaya, waktu dan tidak fleksibel. Daur hidup sistem didominasi oleh pendekatan “waterfall” yang maksudnya adalah tugas dari sutau tahapan harus selesai sebelum tahapan lain dimulai. Pendekatan ini juga tidak cocok untuk sistem desktop yang kecil. PEMBUATAN PROTOTIPE (Prototyping) Prototyping terdiri dari membangun sebuah sistem experimental secara cepat dan biaya bagi pengguna untuk mengevaluasi yang murah. Berinteraksi dengan prototype, pengguna dapat memiliki ide yang lebih baik dari kebutuhan informasi. Menggunakan proses iterative pengembangan sistem, yaitu proses dari desain permulaan, mencobanya, memperbaiki, dan mencobanya lagi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 12
Tahapan Dalam Pembuatan Prototipe 1. Mengetahui kebutuhan dasar pengguna. Pengembang bekerja dengan pengguna dalam waktu yang cukup lama untuk mengetahui kebutuhan pengguna (informasi). 2. Mengembangkan purwarupa awal. Pengembang menciptakan purwarupa secara cepat dengan alat untuk membuat software yang cepat. 3. Menggunakan purwarupa. Pengguna bekerja dengan purwarupa tersebut untuk menilai seberapa baik purwarupa tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memberikan masukan untuk pengembangan purwarupa. 4. Memperbaiki dan meningkatkan purwarupa. Pengembang mencatat permintaan pengguna dan memperbaiki purwarupa. Setelah itu, proses kembali ke tahap 3 dan 4 sampai pengguna puas. Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Prototyping Kelebihan menggunakan Prototyping
Sangat berguna saat ada ketidakpastian tentang kebutuhan atau solusi desain. Digunakan untuk menghasilkan sistem yang sesuai kebutuhan pengguna.
Kekurangan menggunakan prototyping
Tidak mengakomodasi data atau pengguna dalam jumlah banyak.
PENGEMBANGAN OLEH PENGGUNA AKHIR (End - User Development) Merujuk pada sistem informasi yang dikembangkan sendiri oleh pengguna dengan atau tanpa didampingi oleh ahli. Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya serangkaian peralatan
software
yang
diketegorikan
sebagai
Fourth-generation
languages.
Bagaimanapun, Fourth-generation tools tidak dapat menggantikan alat konvesional untuk beberapa aplikasi bisnis karena mereka tidak dapat
menangani pemrosesan transaksi
dalam jumlah banyak atau aplikasi dengan penuh dengan logika prosedur dan kebutuhan akan pembaharuan. Perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan pengembangan aplikasi pengguna dengan cara mengontrol pengembangan aplikasi pengguna dengan biaya pembenaran dari proyek sistem informasi pengguna dan menetapkan perangkat keras, lunak dan standar kualitas untuk pengembangan aplikasi pengguna. PAKET PERANGKAT LUNAK APLIKASI DAN ALIH DAYA (Application Software Packages and Outsourcing) Perusahaan dapat menyewa perangkat lunak dari penyedia layanan aplikasi, membeli paket perangkat lunak dari vendor komersial, atau mendapatkan aplikasi berdasar permintaan yang dikembangkan oleh perusahaan luar secara alih daya.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 13
Paket Perangkat Lunak Aplikasi (Application Software Packages) Saat ini banyak sistem yang dibuat dalam sebuah paket aplikasi perangkat lunak. Jika paket ini bisa memenui kebutuhan perusahaan, maka hal ini akan dapat menghemat biaya dan waktu karena perusahaan tidak perlu membuat softwarenya sendiri. Penyedia paket memberikan perawatan dan dukungan untuk sistem. Perusahaan juga bisa meminta penyedia untuk melakukan Customization. Customization memungkinkan paket perangkat lunak untuk dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan tanpa merusak software itu. Ketika sistem dikembangakan menggunakan menggunakan paket aplikasi perangkat lunak, analis sistem akan menyertakan evaluasi paket. Kriteria evaluasi meliputi fungsi yang dihasilkan oleh paket tersebut, fleksibilitas, kemudahan bagi pengguna, sumber hardware dan software, database yang dibutuhkan, instalasi dan perawatan, dokumentasi, kualitas penyedia dan biaya. Ketika kebutuhan organisasi bertentangan dengan cara paket itu bekerja dan paket tidak dapat di ubah, maka organisasi harus beradaptasi pada paket tersebut dan merubah prosedur. Alih Daya (Outsourcing) Perusahaan dapat menggunakan sumber daya dari luar untuk membangun atau menjalankan sistem informasi. Seperti komputerisasi berbasis cloud dan Penyedia SaaS. Wujud lain dari outsourcing adalah perusahaan dapat mempekerjakan penyedia dari luar untuk mendesain dan menciptakan software untuk sistemnya, tetapi perusahaan akan menjalankan aplikasi tersebut di komputernya. Salah satu cara untuk mengurangi biaya outsourcing adalah dengan memilih offshore outsourcing. Perusahaan yang menggunakan jasa outsourcing adalah perusahaan yang mengetahui secara menyeluruh tentang proyek, termasuk
persyaratannya,
cara
penerapannya,
mengantisipasi
keuntungan,
biaya
komponen dan metrics untuk mengukur kinerja. 13.4
PENGEMBANGAN APLIKASI UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT (Rapid Application Development-RAD) Pengembangan Aplikasi Cepat (RAD) menggambarkan proses yang cepat dalam membangun sebuah sistem.
Joint Application Design, digunakan untuk mempercepat pengumpulan informasi yang
dibutuhkan dan untuk mengembangkan desain sistem permulaan. Agile Development, berfokus pada pembuatan suatu software dengan memecah proyek besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang dapat diselesaikan dalam waktu singkat.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 14
PENGEMBANGAN BERBASIS KOMPONEN DAN LAYANAN WEB (Component-Based Development And Web Services) Pengembangan berbasis
komponen, merujuk pada penggabungan beberapa
komponen software sehingga menjadi suatu aplikasi yang meyeluruh. Contoh, toko online menggabungkan chart, mesin pencarian dan autentikasi pengguna. Layanan Web dan Komputasi Berorientasi Layanan (Web Services and ServiceOriented Computing) Memungkinkan sebuah perusahaan untuk berbagi data dan pelayanan pada perusahaan lain tanpa memerlukan penyesuaian program yang digunakan. Hal ini dapat dilakukan karena menggunakan suatu standar yang universal.
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2014 | 15