MEMBANGUN AKTIF PERAN GENERASI MUDA DAN MAHASISWA DALAM PENEGAKAN KEPEMIMPINAN YANG IDEAL Dosen Pengampu : Drs. Tahajudin Sudibyo
Kelompok C
Disusun oleh : AGUNG IRFAN ASYARI 11.11.4710
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Pancasila dengan judul “Membangun Aktif Peran Generasi Muda dan Mahasiswa dalam Penegakan Kepemimpinan yang Ideal”. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat sebagai penugasan akhir Mata Kuliah Pancasila. Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs. Tahajudin Sudibyo selaku pengampu Mata Kuliah Pancasila dimana beliau telah memberikan materi perkuliahan pancasila dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mengbangun. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Yogyakarta, Oktober 2011
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................................
i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
ii
ABSTRAK ................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang .................................................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................................................
1 3
C. Pendekatan .......................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Generasi Muda danMahasiswa .......................................................... 8 B. Pengertian dan Konsep Kepemimpinan ............................................................. 11 C. Pengertian Kepemimpinan yang Ideal ................................................................ 15 D. Ciri Kepemimpinan yang Ideal .......................................................................... 16 E. Peran Generasi Muda dan Mahasiswa dalam Penegakan Kepemimpinan yang Ideal ......................................................................................................... 17 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................................... 19 B. Saran ................................................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA
ii
MEMBANGUN AKTIF PERAN GENERASI MUDA DAN MAHASISWA DALAM PENEGAKAN KEPEMIMPINAN YANG IDEAL ABSTRAK
Latar Belakang: Didalam suatu Negara tentunya terdapat seorang pemimpin yang memimpin bangsanya kearah perkembangan bangsa yang makmur, sejahtera, aman dan sesuai dengan kebutuhan rakyat. Demi penegakan suatu kepemimpinan yang adil dan ideal tidak cukup hanya dengan seorang pemimpin semata. Tentunya ada lembaga-lembaga tertentu yang ikut berperan serta dan didalam suatu negara juga dibutuhkan suatu peran terpenting dari generasi muda dan mahasiswa dalam penegakan suatu kepemimpinan yang ideal di dalam tubuh bangsa dan negara tersebut. Perkembangan suatu bangsa sangat mutlak diperlukan sumberdaya manusia yang responsif, kompetitif, dan memiliki mobilitas tinggi dalam berpikir maupun bertindak, sehingga berpartisipasi aktif dan konstruktif. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan berbagai upaya membina dan membangun generasi muda yang tangguh dan cerdas sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Rumusan Masalah: Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan tersebut adalah “Membangun Aktif Peran Generasi Muda dan Mahasiswa dalam Penegakan Kepemimpinan yang Ideal”. Pendekatan : Pada pendekatan Historis bahwa hal yang terpenting dari memperjuangkan suatu bangsa yaitu dengan semangat para generasi muda untuk memajukan bangsa agar aman, damai dan sejahtera. Pendekatan sosiologis hal yeng terpenting yaitu sebagai pemimpin dan penerus bangsa para generasi muda harus memiliki sikap tanggung jawab yang tinggi, jujur dan berperilaku baik. Pendekata yuridis yaitu bahwa sebagai pemimpin yang baik, adil dan dapat mengharumkan nama baik bangsa terdapat pada sila ke-4 yaitu “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan/perwakilan “. Pembahasan: Sebagai seorang pemimpin yang ideal harus memiliki sikap benar dalam membawa kebenaran, amanah, mengayomi, keteladanan, jujur, berwibawa, tegas, adil dan bijaksana. Masa depan bangsa dan negara menjadi tanggung jawab generasi muda, remaja dan pemuda/ pemudi. Jika mereka berkembang dengan peningkatan kualitas yang semakin membaik besar harapan kebaikan dan kebahagian kehidupan bangsa dapat diharapakan.. Kesimpulan: Generasi muda dan mahasiswa merupakan salah satu bagian tubuh terpenting dalam penegakan suatu kepemimpinan yang Ideal dalam berbangsa dan bernegara.
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dunia memasuki abad ke-21 atau milenium III ditandai dengan perubahan fundamental pada berbagai sisi kehidupan manusia, terlebih kemajuan di bidang transportasi, telekomunikasi, ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat hubungan antar-manusia menjadi lebih dekat. Keadaan ini di sebut dengan globalisasi, yaitu ketika dunia menjadi sebuah desa global (global village) yang memperpendek jarak dan interaksi manusia di berbagai belahan bumi. Namun keadaan ini tidak selamanya menguntungkan, menurut Sosiolog Anthony Giddens, globalisasi menjadi masa depan yang dihadapi bersama penuh dengan ketidakpastian, perubahan ini adalah sesuatu yang tak bisa dihindarkan bahkan cenderung berkembang menjadi suatu gejala baru yang penuh dengan kontradiksi, konflik maupun pembalikan arah, sehingga membuat hari depan akan penuh dengan kejutan. Tantangan sebuah bangsa dan negara akan semakin rumit dan berat, krisis moneter tahun 1997 adalah contoh nyata bahwa sebuah negara dapat terpuruk akibat permainan mata uang yang dilakukan oleh pelaku pasar uang. (M.Masrur, 2008) Didalam suatu Negara tentunya terdapat seorang pemimpin yang memimpin bangsanya kearah perkembangan bangsa yang makmur, sejahtera, aman, dan sesuai dengan kebutuhan rakyat. Demi penegakan suatu kepemimpinan yang adil dan ideal tidak cukup hanya dengan seorang pemimpin semata. Tentunya ada lembaga-lembaga tertentu yang ikut berperan serta dan didalam suatu Negara tentunya juga dibutuhkan suatu peran terpenting dari generasi muda dan mahasiswa dalam penegakan suatu kepemimpinan yang ideal di dalam tubuh bangsa tersebut.
1
2
Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan semakin cepat, berbagai perkembangan tersebut semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi. Dalam perkembangan tersebut
mutlak
diperlukan sumber daya manusia yang responsif, kompetitif, dan memiliki mobilitas tinggi dalam berpikir maupun bertindak, sehingga dapat berpartisipasi aktif dan konstruktif. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan berbagai upaya membina dan membangun generasi muda yang tangguh dan cerdas sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan. (Pujadi, 2008) Salah satu pembinaan pembangunan generasi muda yang tangguh dan cerdas serta menjadi seorang pemimpin yang ideal diantaranya dilakukan melalui pendidikan, dimana dengan pendidikan seseorang akan mendapat berbagai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan UndangUndang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional yang
menyebutkan
bahwa:
“
Pendidikan
nasional
bertujuan
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab “. Sekarang ini banyak generasi muda yang kurang berjiwa nasionalisme terhadap bangsanya. Mereka cenderung melakukan hal-hal negatif, seperti tawuran antar pelajar, meminum minuman beralkohol, memakai narkoba dan sebagainya. Namun, ketika sebagaian generasi muda lebih suka dengan gaya konyol, merusak dan tidak mendidik, masih ada generasi muda yang mau bertanggung jawab sebagai penerus bangsa yang berprestasi dan patut dibanggakan. Generasi muda inilah yang patut untuk menjadi pemimpin yang ideal yang mengharumkan bangsa dan negaranya dengan prestasi-prestasi yang diraihnya.Generasi muda tersebut
3
tidaklah tunggal dan statis, aspirasi dan keinginan mereka bisa saja berkembang seiring perjalanan hidup meraka. Sebagaian generasi muda merasa bahwa kebijakan pembangunan yang berlangsung sekarang ini telah menempatkan mereka pada posisi yang diperlakukan secara tidak adil, alias diskriminasi, generasi muda merasa bahwa hukum telah diberlakukan secara tidak sama. Buat orang kaya dan berpunya, hukum bisa terasa lunak, sementara buat mereka yang miskin dan tak berpunya apa-apa hukum diperlakukan secara keras. (Iskandar, 2008)
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “ Membangun Aktif Peran Generasi Muda dan Mahasiswa dalam Penegakan Kepemimpinan yang Ideal”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada : 1. Pengertian Generasi Muda dan Mahasiswa 2. Pengertian dan konsep kepemimpinan 3. Pengertian Kepemimpinan yang Ideal 4. Ciri kepemimpinan yang ideal 5. Peran
Generasi
Muda
dan
Mahasiswa
dalam
Penegakan
Kepemimpinan yang Ideal
C. Pendekatan 1. Pendekatan Historis Pada masa penjajahan yang sangat panjang oleh bangsa-bangsa Eropa dan Jepang, disamping telah berdampak oleh penderitaan rakyat Indonesia, ternyata juga telah menyemai kesadaran baru di kalangan rakyat dari berbagai daerah, diseluruh wilayah Nusantara. Faktor pendorong yang menjadikan lahirnya pemikiran tentang kebangsaan
4
dan kemerdekaan adalah kesempatan untuk memperoleh pendidikan baru, sehingga mampu mengembangkan pemikiran yang lebih maju, rasional dan professional. Dari sinilah impian tersebut diwujud nyatakan menjadi bentuk-bentuk gerakan dan perkumpulan, baik yang berciri kedaerahan, keagamaan, politik maupun profesi. Melalui gelombang pasang surut perjuangannya, para pemuda dari berbagai golongan, ras, suku dan agama, membulatkan tekad untuk menyatukan segenap potensi perjuangan demi terciptanya satu kekuatan baru yang lebih besar untuk merealisasikan segala impian kebangsaan dan kemerdekaan. Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada Kongres Pemuda ke-2 tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tekad seluruh rakyat Indonesia untuk menyatukan diri sebagai satu bangsa, dalam satu wadah kesatuan tanah air, Indonesia. Hal penting yang dapat dilihat dari perjuangan tersebut adalah, bahwa, para pemuda ingin memajukan bangsa dan Negara menjadi bangsa yang sejahtera, aman, damai, dan merdeka. 2. Pendekatan Sosiologis Pendekatan Sosiologis merupakan pendekatan dimana mencoba membandingkan secara ekstensif diantara kelompok untuk mencari perbedaan
yang
besar
dengan
mengukur
akibat-akibat
yang
ditimbulkan oleh pemimpin terhadap kelompok. Dimensi ini di identifikasikan sebagai ukuran kelompok, homogenitas kelompok, dan keintiman anggota dalam hubungannya dengan kelompok. (Hemphil, 1949) menemukan dua dimensi yaitu viscidity (perasaan keterpautan dalam kelompok) dan hedonic (perasaan kepuasaan pada anggota). Pendekatan sosiologis melahirkan konsep-konsep kepemimpinan potensial kepemimpinan permisif, kepemimpinan persuasif, dan kepemimpinan darurat. Bagi para Generasi Muda dan Mahasiswa dalam menegakan kepemimpinan yang Ideal harus memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk menjadi seorang pemimpin yang dapat bertanggung jawab untuk
5
negara dan bangsanya. Menjadi contoh para pemuda pemudi dalam berperilaku dan bertingkah laku baik dan menjadi generassi muda yang berprestasi. Mengharumkan nama baik bangsa tidak menjadikan negara sebagai tempat ajang kerusuhan dan perkelahian. 3. Pendekatan Yuridis a. Terdapat pada sila ke-4, yang berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan”, yang bermakna : 1) Hakikat sila ini adalah demokrasi. 2) Permusyawaratan. 3) Dalam melaksanakan keputusan diperlukan keputusan bersama. b.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan
Nasional
adalah
pendidikan
yang
berdasarkan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya system pendidikan sebagai pranata social yang kuat, berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, dengan visi tersebut, pendidikan nasional memiliki misi yang antara lain mengandung upaya pengembangan kepribadian yang bermoral dan dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Berdasarkan Undang-Undang Nmor 5 tahun 1974 tentang pokok-
pokok
Pemerintahan
menyelenggarakan
di
daerah,
Pemerintahan
di
Pemerintah daerah
dalam
diwajibkan
melaksanakan asa desentralisasi, asas dekonsentrasi, dan asas tugas pembangkitan. Pengertian-pengertian yang di UU No. 5 Tahun 1974 sebagai berikut :
6
1) Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para Menterimenterinya. 2)
Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah atau Daerah tingkat atasnya kepada Daerah menjadi urusan rumah tangganya.
3)
Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban Daerah untuk mengatur dam mengurus rumah tangganya sendiri dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Tugas Pembantuan adalah tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada Pemerintah Desa oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah tingkat atasnya dengan kewajiban mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskannya. 5) Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang, dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6) Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya kepada Pejabat-Pejabat di daerah. 7) Wilayah Administratip (wilayah) adalah lingkungan kerja perangkat Pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintahan umum di daerah. 8) Instansi
Vertikal
departemen
atau
adalah
perangkat
Lembaga-lembaga
dari
Departemen-
Pemerintah
bukan
Departemen yang mempunyai lingkungan kerja di Wilayah yang bersangkutan. 9) Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang berwenang mensyahkan, membatalkan, dan menangguhkan Peraturan
7
Daerah atau Keputusan Kepala Daerah, yaitu Menteri Dalam Negeri bagi Daerah Tingkat I dan Gubemur Kepala Daerah bagi Daerah Tingkat II, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10) Urusan pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang meliputi bidang-bidang ketentraman dan ketertiban, politik, koordinasi pengawasan dan urusan pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu Instansi dan tidak termasuk urusan rumah tangga Daerah. 11) Polisi Pamong Praja adalah perangkat Wilayah yang bertugas membantu
Kepala
Wilayah
dalam
menyelenggarakan
pemerintahan khusunya dalam melaksanakan wewenang, tugas, dan kewajiban dibidang pemerintahan umum.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Generasi Muda dan Mahasiswa 1. Pengertian Generasi Muda Generasi Muda adalah kata yang mempunyai banyak pengertian, namun dari pengertian-pengertian generasi muda mengerah pada satu maksud yaitu kumpulan orang-orang yang masih mempunyai jiwa, semangat, dan ide yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini lebih baik, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang visioner. Bahkan revolusi suatu bangsa biasanya didobrak oleh generasi mudanya. Pelopor yang melakukan langkah-langkah konkret bagi perubahan bangsa kearah yang lebih baik dan kepekaan terhadap realita sosial yang ada di masyarakat, memang menjadi ciri utama yang melekat pada pemuda. Pemuda menorahkan sejarah penting bagi bangsanya, sebagai contoh gerakan-gerakan mahasiswa di indonesia yang pernah terjadi sejak pra kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan reformasi, yang mampu menumbangkan rezim besar seperti soekarno dan soeharto merupakan ide-ide segar dan semangat juang kaum muda yaitu mahasiswa. Melihat contoh tersebut dapat dilihat betapa besarnya pengaruh generasi muda bagi perubahan suatu bangsa. Bahkan nasib bangsa diletakan di bahu generasi muda. a. Peran pemuda bagi bangsa Generasi pemberdayaan
muda yang
yang
di
tempatkan
sebagai
subjek
memiliki
kualifikasi
efektif
dengan
keterampilan yang di dukung penguasaan IPTEK untuk dapat maju dan berdiri dalam ketelibatanya secara bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian masalah-masalah yang di hadapi bangsa. Generasi muda berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah dan sambil memetik buah pengalaman
8
9
generasi tua. Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depannya kelak. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Pemuda seperti adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritis, kematangan logika, dan kebersihan dari noda oremasanya. b. Generasi muda yang Progresif Generasi muda yang progresif adalah generasi muda yang mampu dan dapat berfikir kritis dalam menghadapi realitas sosial politik yang sedang terjadi. Sifat menghargai dan keterbukaan terhadap berbagai ide dan budaya dapat menjembatani beragam etnis, ras, kelompok-kelompok sosial dan politik. Peran generasi muda didorong melalui strategi yaitu: 1. Mendorong
pelibatan
generasi
muda
dalam
proses
pengembalian keputusan, berani menempatkan diri dalam posisi strategi agar aspirasinya didengar, dan mampu mengekspresikan pandangan dalam pembuatan kebijakankebijakan. 2. Mengembangkan
kemampuan
kewirausahaan.
semangat
kewirausahaan dapat mendorong generasi muda untuk bertahan dalam memasuki dunia usahanya. 3. Memaksimalkan peran generasi muda dalam mengatasi hambatan-hambatan budaya, etnis dan ras. Dalam hal ini generasi muda dapat bertukar informasi dan kerjasama antarbudaya. 4. Memberdayakan generasi muda dalam pembangunan. 5. Menempatkan generasi muda sebagai visi pembangunan.
10
c. Generasi muda yang Agamis dan Berbudaya Menurut Azyumardi Azra generasi muda yang agamis dapat dilihat dari 3 (tiga) kategori yaitu: 1. Generasi muda yang memiliki visi, yaitu generasi muda yang bisa membangun tradisi intelektual dan wacana pemikiran melalui intelectual enlightement (pencerahan intelektual) dan intelectual enrichment
(pengkayaan intelektual). Strategi
pendekatan yang digunakan adalah melalui pemaksimalan potensi
kesadaran
dan
penyadaran
individu
yang
memungkinkan terciptanya komunitas ilmiah. 2. Generasi
muda
yang
memiliki
nilai
yaitu
berusaha
mempertajam hati nurani melalui penanaman nilai-nilai moral agama. 3. Generasi muda yang memiliki keberanian dalam melakukan aktualisasi program. d. Generasi muda yang Nasionalis Pada masa reformasi ini generasi muda dan mahasiswa perlu mempersiapkan
diri
sebaik-baiknya
dalam
membangkitkan
kembali nasionalisme yang akan datang. Generasi muda dan mahasiswa perlu mewujudkan semangat nasionalisme yang bersifat humanis dan dapat menjadi rekan sejawat demokrasi. Jika dulu nasionalisme generasi muda diarahkan untuk melawan penjajahan, akan tetapi nasionalisme diposisikan secara proporsional dalam menyikapi kepentingan global, dan kepentingan negara. Generasi muda dan mahasiswa indonesia harus mencermati secara kritis realistis kepentingan global terhadap indonesia, degradasi nasionalisme dapat dijawab melalui strategi kebudayaan dari berbagai etnis dan suku sebagai landasan dalam melakukan modernisasi ala indonesia. Generasi muda di semua daerah dituntut agar tidak mengedepankan kepentingan yang bersifat kedaerahan dengan begitu kesejahteraan dapat diciptakan secara bersama-
11
sama. Hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab generasi muda saat sekarang ini, yaitu menciptakan kesejahteraan dan keadilan yang diperjuangkan secara bersama-sama. Membangun Generasi muda yang Progresif, Agamis dan Nasionalis dapat dikatakan berhasil jika meningkatnya partisipasi generasi muda dalam lembaga sosial kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan, terbentuknya peraturan perundang-undangan yang mengatur dan menjamin kebebasan generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya
secara
bertanggung
jawab,
meningkatnya
jumlah
wirausahawan muda, meningkatnya jumlah karya, karsa, dan apresiasi generasi muda di berbagai bidang pembangunan, menurunnya jumlah kasus dan penyalahgunaan Narkoba oleh generasi muda serta meningkatnya peran dan partisipasi generasi muda
dalam
pencegahan
dan
penanggulangan
Narkoba,
menurunnya angka kriminalitas yang dilakukan generasi muda. 2. Pengertian Mahasiswa Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Pengertian lain tentang mahasiswa adalah sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosa menjadi penerus tombak estafet pembangunan di setiap Negara, dengan itelegensinya diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar keterpurukan suatu negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan bebangsa dan bernegara, serta secara moril akan dituntut tanggung jawab akademisnya dalam mengahasilkan “buah karya” yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
B. Pengertian dan Konsep Kepemimpinan Pada dasarnya suatu kepemimpinan muncul bersamaan dengan adanya peradaban manusia yaitu sejak jaman Nabi dan nenek moyang disini terjadi perkumpulan bersama yang kemudian bekerja sama untuk mempertahankan hidupnya dari kepunahan, sehingga perlu kepemimpinan. Pada soal itu seorang yang dijadikan pemimpin adalah orang yang paling
12
kuat, paling cerdas dan paling berani, jadi kepemimpinan itu muncul karena adanya peradaban dan perkumpulan antara beberapa manusia. Beberapa
pandangan
dan
pendapat
mengenai
pemimpin/
kepemimpinan dikemukakan oleh para ahli ilmiah yaitu: 1. Teori Genetis adalah teori yang berpendapat bahwa seseorang akan menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk menjadi pemimpin, dengan kata lain mempunyai bakat dan pembawaan untuk menjadi seorang pemimpin. 2. Teori Social adalah teori ini mengatakan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin jika lingkungan, waktu atau memungkinkan ia menjadi pemimpin. Seseorang bisa menjadi pemimpin jika diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin, walaupun tidak mempunyai bakat menjadi pemimpin. 3. Teori Ekologis adalah merupakan gabungan dari teori genetis dan teori social yaitu menjadi seorang pemimpin perlu bakat dan bakat tersebut dapat diperoleh dari lingkungan, waktu dan keadaan yang mendukung. 4. Teori Situasi adalah menurut teori ini setiap orang bisa menjadi pemimpin, tetapi dalam situasi dan kondisi tertentu. a. Pengertian dan Konsep Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atu kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Secara sederhana kepemimpinan diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuat keputusan. Pengertian tersebut menunjukan bagaimana seorang pemimpin mampu menggunakan kewenangannya untuk menggerakan suatu organisasi melalui keputusan yang dibuat. Pengertian lain yaitu menunjuk pada pola keharmonisan interaksi antara pemimpin dengan bawahan sehingga kewenangan yang dimiliki seorang pemimpin diimplementasikan dalam bentuk pembimbingan dan pengarahan terhadap bawahan.
13
Beberapa definisi-definisi Kepemimpinan menurut para ahli: 1. Menurut D. E. Mc. Farland (1978) : Mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi
perintah
atau
pengaruh,
bimbingan
atau
proses
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih tujuan yang telah ditetapkan. 2. Menurut J. M. Pfifner (1980) : Mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah senimengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Menurut Oteng Sutisna (1983) : Mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan produser baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat seperti itu menbangkitkan kerja sama kearah tercapainya tujuan. 4. Menurut Kartini Kartono pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga pemimpin tersebut mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. 5. Menurut Howard H. Hoyt mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang atau kegiatan mempengaruhi orang-oarang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Bahwa seorang pemimpin memainkan peranan yang amat penting, bahkan dapat dikatakan amat menentukan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. pimpinan membutuhkan sekelompok orang lain, yang dengan istilah populer dikenal sebagai bawahan yang digerakkan sedemikian rupa sehingga para bawahan itu memberikan pengabdian kepada organisasi, terutama dalam cara bekerja yang efisien, efektif, ekonomis dan produktif.
14
seorang pemimpin harus mempunyai unsur-unsur penting dalam kepemimpinannya yaitu 1. Kemampuan menciptakan, menjelaskan, dan menawarkan gagasangagasan dalam tema-tema yang menarik, kreatif, terbuka untuk diuji, lebih unggul dalam persaingan atau tawar-menawar dengan pihak lain. 2. Kemampuan argumentasi dan mempertahankan dirinya secara etisrasional sehingga pihak lain dapat termotivasi untuk merundingkan dan mempertimbangkan hingga akhirnya menerima pilihan dengan menggunakan gagasan tersebut. 3. Kemampuan mengendalikan bentuk-bentuk kerja sama yang makin stabil dan prosesnya makin produktif, melalui pemilihan personil yang monolit Sebagian besar definisi mengenai kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubunganhubungan terhadap di dalam sebuah kelompok atau organisasi, dengan demikian definisi kepemimpinan bahwa berbeda menurut sudut pandang masing-masing. Namun demikian ada kesamaan dan mendefinisikan kepemimpinan yakni mengandung makna mempengaruhi orang lain untuk berbuat seperti yang pemimpin kehendaki. Jadi dimaksud kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang atau kelompok untuk bertinadak seperti yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Teori Kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi tiga (3) teori yaitu: 1. Teori Bawaan atau Heredity Theory Merupakan teori keturunan atau bawaan. Sifat-sifat kepemimpinan seseorang adalah faktor bawaan sejak lahir. 2. Teori Psikologi atau Psychological Theory Merupakan teori kejiwaan. Seseorang dapat dibentuk sesuai dengan jiwa menjadi pemimpin, konsep dasar teori ini adalah bahwa kapasitas
15
seseorang dapat dibentuk, dimanipulasi, didongkrak kematangannya dan karena bakat sudah dibawa sejak lahir. 3. Teori Situasi atau Situational Theory Merupakan
teori
kepemimpinan
situasi
situasional.
yang
akhirnya
Teori
ini
melahirkan berpendapat
konsep bahwa,
kepemimpinan seseorang muncul sejalan dengan situasi atau lingkungan yang mengelilinginya. Efektifitas kepemimpinan menurut teori situasi dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: Faktor manusia yang di pimpin, fasilitas yang digunakan, jenis kegiatan organisasi, misi organisai dan situasi yang ada disekelilingnya. Seseorang dapat muncul sebagai pemimpin didasari atas perlakuan khusus, perlakuan khusus tersebut adalah: a) Seseorang dapat muncul sebagai pimpinan atas dasar keturunan b) Seseorang dapat muncul sebagai pimpinan atas dasar pemilihan c) Seseorang dapat muncul sebagai pimpinan atas dasar penunjukan d) Seseorang dapat muncul sebagai pimpinan karena adanya kudeta atau aksi-aksi revolusioner, seperti perebutan kekuasaan e) Seseorang dapat muncul sebagai pimpinan sebagai karena regulasi.
C. Pengertian Kepemimpinan yang Ideal Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina, atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin tidaklah mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan kepemimpinannya. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, watak dan kepribadian sendiri yang khas.Beberapa tipe kepemimpinan adalah: 1. Tipe Kharismatik
16
2. Tipe Paternalistic 3. Tipe Militeristic 4. Tipe Otokratis 5. Tipe Leusser Faire 6. Tipe Populistis 7. Tipe Administratif Seorang pemimpin yang Ideal harus memiliki sifat yaitu : pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan, sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri revelensi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif, kemapuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik,
menetukan skala prioritas,
membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi
secara
efektif.
Pendapat lain tentang kepemimpinan yang ideal yaitu: pemimpin yang memiliki sikap emosional yang terkendali, sikap mental yang mapan, dan kecerdasaan intelektual yang mumpuni. Tidak berbuat kerusakan di bumi, tidak menumpahkan darah, berbuat adil, dan tidak menuruti hawa nafsu. seorang pemimpin yang terpilih tidak sekedar karena gen (keturunan), tetapi lebih banyak karena kemampuan diri sendiri, kepemimpinan tidak dapat diturunkan kepada anak cucu.
D. Ciri Kepemimpinan yang Ideal Hanya seorang pemimpin yang baik yang dapat membawa masa depan bangsanya menjadi lebih baik, pasalnya dari pemimpin inilah kita sebagai rakyat menggantungkan harapan masa depan yang lebih baik menuju kesejahteraan materil dan spriritual. Pemimpinan yang ideal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Benar dan membawa kebenaran, bukan sekedar janji.
17
2. Amanah, pemimpin hendaknya menjaga dan menjalankan amanah yang sudah dijanjikan pada saat pemilu dan menjaga amanah dengan sebaik-baiknya sesuai tata peraturan yang berlaku. 3. Mengayomi, selalu menyampaikan programnya guna mendapatkan peran serta masyarakat dan mengayomi masyarakat tersebut, sehingga terjalin hubungan yang baik dengan masyarakat yang dipimpinnya. 4. Keteladanan, keteladanan pemimpin dapat dilihat dalam kehidupannya sehari-hari, yaitu memberikan teldan bagi kelurganya dan lingkungan tempat tinggalnya. Selalu membantu yang lemah dengan niat tulus dan ikhlas tanpa mengharap balas jasa. 5. Jujur,
besarnya
wewenang
dan
kekuasaan
pada
pemimpin
menyebabkan rawan terjadinya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, sehingga pemimpin perlu memiliki kejujuran agar dapat menjujung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kepentingan rakyat. 6. Berwibawa, sikap wibawa hanya akan lahir, bila seseorang memiliki jiwa kepemimpinan (Leadership), sebab seseorang mendapat jabatan yang tinggi belum tantu memiliki leadership. 7. Tegas, sikap tegas perlu dimiliki oleh pemimpin terutama dalam bersikap dan dalam mengambil keputusan, pemimpin harus cepat melihat kebawah, cepat mengambil keputusan dan cepat bertindak dengan tepat,. 8. Adil dan Bijaksana, pemimpin yang adil dan bijaksana hanya akan memihak kepada kebenaran dan pemimpin tersebut akan selalu bersikap
proporsional,
tidak
membedakan
orang
berdasarkan
Mahasiswa
dalam
Penegakan
keturunan, suku dan golongan.
E. Peran
Generasi
Muda
dan
Kepemimpinan yang Ideal Masa depan bangsa dan negara menjadi tanggung jawab generasi muda, remaja dan pemuda (termasuk juga pemudi). Jika mereka berkembang dengan peningkatan kualitas yang semakin membaik besar
18
harapan kebaikan dan kebahagiaan kehidupan bangsa dapat diharapkan. Namun jika terjadi sebaliknya, maka keadaan saling menuding dan menyalahkan tidak dapat dihindarkan sedang permasalahannya semakin nyata dan semakin parah. Hal tersebut tentu saja menunjukan bahwa peran generasi muda dan mahasiswa sangatlah penting dalam penegakan kepemimpinan yang Ideal dalam suatu Negara. Seperti yang telah diketahui bahwa Kepemimpinan merupakan setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergantung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa menjadi seorang pemimpin yang ideal harus memiliki sikap yaitu: 1. Memiliki sikap emosional yang terkendali, sikap mental yang mapan, dan kecerdasan intelektual yang mumpuni/ tinggi. Tidak berbuat kerusakan di bumi, tidak menumpahkan darah, berbuatadil, dan tidak menuruti hawa nafsu . 2. Seseorang yang terpilih tidak sekedar karena gen (keturunan), tetapi lebih banyak karena kemampuan diri sendiri, dan Kepemimpinan tidak dapat diturunkan kepada anak cucu. Tentunya sangat jelas bahwa generasi muda sebagai asset masa depan bangsa dan Negara dan mahasiswa sebagai garda depan dari sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfosis menjadi penerus tombak estafet pembangunan disetiap Negara, dengan intelegensinya diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar kehampaan/keterpurukan suatu bangsa dalam mencari kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga mereka
memiliki
peran
kepemimpinan yang Ideal.
yang
cukup
penting
dalam
penegakan
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa “ Membangun Aktif Peran Generasi
Muda
dan Mahasiswa
dalam
Penegakan
Kepemimpinan yang Ideal” merupakan suatu kegiatan yang tidak bisa dipungkiri atau ditolak keberadaannya. Karena generasi muda dan mahasiswa merupakan salah satu bagian tubuh terpenting dalam penegakan suatu kepemimpinan yang Ideal dalam berbangsa dan bernegara. Masa depan bangsa dan negara menjadi tanggung jawab generasi muda, remaja dan pemuda (termasuk juga pemudi). Jika mereka berkembang dengan peningkatan kualitas yang semakin membaik besar harapan kebaikan dan kebahagiaan kehidupan bangsa dapat diharapkan. Namun jika terjadi sebaliknya, maka keadaan saling menuding dan menyalahkan tidak dapat dihindarkan sedang permasalahannya semakin nyata dan semakin parah. Oleh sebab itu, generasi muda merupakan asset masa depan bangsa dan negara dan mahasiswa sebagai garda depan dari sekumpulan manusia intelektual yang akan bermetamorfose menjadi penerus
tombak
estafet
pembangunan
disetiap
Negara,
dengan
intelegensinya diharapkan bisa mendobrak pilar-pilar keterpurukan suatu negara dalam mencari kesempurnaan kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga mereka memiliki peran yang cukup penting dalam penegakan kepemimpinan Ideal.
19
20
B. Saran
1. Bagi STMIK AMIKOM Yogyakarta Meningkatkan sarana dan prasarana mutu pendidikan bagi mahasiswa agar apa yang didapatkan di kependidikan lebih baik, sehingga akan mendidik calon-calon mahasiswa yang berakhlak mulia dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemerdekaan bangsa dan negara serta menghasilkan generasi muda yang berprestasi dan dapat dibanggakan oleh bangsa dan negara.
2. Bagi Mahasiswa Bagi para mahasiswa dan mahasiswi dapat digunakan sebagai acuan untuk menjadi Generasi muda penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur, menanamkan semangat kemerdekaan bangsa dan negara dengan
cara
belajar
sungguh-sungguh,
anti
kerusuhan
antar
mahasiswa, anti narkoba, dan semangat menjadi penerus bangsa dan negara yang bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Karim, M. 2010. Rindu Pancasila. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara Kartono, Kartini. Dr. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Utomo, Budi. 2007. Membangun Generasi Muda yang Progresif, Agamis dan Nasionalis. Sunindhia, YW. SH. 1998. Kepemimpinan Dalam Masyarakat Modern. Jakarta: PT. Rineka Cipta.