WARTA CCDP
Newsletter ini diterbitkan dalam bentuk cetak/elektronik setiap 2 (dua) bulan sepanjang implementasi program
Edisi 1, Okt 2013
Mengurangi kemiskinan pesisir peningkatan income dan akses pasar
MELAWAN KEMISKINAN PESISIR Program ini diproyeksikan melibatkan langsung lebih dari 70.000 rumah tangga melalui lebih 2300 kelompok masyarakat di 180 desa pesisir miskin di 12 Kabupaten/Kota dan 9 provinsi di Kawasan Timur Indonesia. Program Pembangunan Masyarakat
masyarakat dan pengelolaan sumberdaya
Pesisir atau Coastal Community Development
kelautan secara berkelanjutan. Disamping itu,
Project (CCDP) merupakan inisiatif kerjasama
dilakukan pula upaya pendampingan dan
antara pemerintah Indonesia dan International
pengembangan pasar secara intensif. Berbagai
Fund for Agricultural Development (IFAD),
bantuan modal dan usaha, pembangunan
sebuah badan PBB, yang dikemas untuk masa
infrastruktur, dan dukungan jejaring pemasaran
5 tahun (2012-2017) dengan tujuan untuk
difasilitasi di lokasi-lokasi target PMP.
mendorong pengurangan kemiskinan masyarakat di pesisir dan pulau-pulau kecil. Program ini lahir pada momentum yang
Program ini diimplementasikan di 12 kabupaten / kota implementasi, dan 1 kabupaten pembelajaran (learning center).
tepat ditengah tingginya tingkat kemiskinan
Diproyeksikan, sekitar 70.000 rumah tangga
dan masih kurangnya perhatian dan
dari 2300 kelompok masyarakat di 180 desa
pembangunan di wilayah pesisir dan pulau-
pesisir dan pulau kecil miskin akan
pulau kecil. Inisiatif ini juga didisain dengan
mendapatkan manfaat dari implementasi
mengambil berbagai pembelajaran program
program ini.
pemberdayaan yang ada sebelumnya. Orientasinya adalah mempertemukan
Sejak hari pertama bergulir, banyak sekali kegiatan yang telah dilakukan secara
masyarakat miskin yang aktif dengan peluang
sistematis, baik ditingkat PMO (pusat),
pengembangan usaha dan akses terhadap
ditingkat PIU (kabupaten/kota), maupun
pasar, dengan mengoptimalkan produk-produk
ditingkat desa, dengan melibatkan berbagai
kelautan dan perikanan potensial. Untuk
pihak.
Newsletter Warta CCDP ini hadir untuk memotret lebih dekat berbagai proses, perkembangan maupun pembelajaran inisiatif ini secara berkala. Sehingga pihak yang terlibat langsung maupun tidak bisa mengikuti alur dan perkembangan yang ada, sekaligus memberikan input dan tanggapan, agar program CCDP bisa mencapai misinya secara
mendukung proses yang efektif, dilakukan
efektif.
pendampingan intensif untuk pemberdayaan
[1]
SEKILAS PROGRAM CCDP Meningkatkan pendapatan keluarga melalui dukungan investasi, peningkatan produksi dan pembenahan akses pasar Program kerjasama CCDP antara
intensif dengan melibatkan
pemerintah Indonesia dan IFAD lahir dari
fasilitator masyarakat,
respon terhadap urgensi fokus dan kebijakan
penyuluh dan ditunjang oleh
pembangunan pemerintah untuk mengurangi
konsultan kabupaten dan PIU.
kemiskinan, penyerapan tenaga kerja,
Perencanaan program tingkat
pertumbuhan ekonomi, dan fokus
desa diharapakn dihasilkan
pembangunan berkalnjutan (pro-poor, pro-
disini.
growth, dan pro-job, dan pro-sustainability) yang juga sejalan dengan misi IFAD. Pendanaan program IFAD berasal dari
Disamping itu, empat jenis investasi/hibah pendanaan akan diberikan,
pro-poor, pro job, pro-growth, prosustainability
loan/grant IFAD, Spanish Trust Fund, sumber
mencakup : (i) pembangunan
APBN/APBD pemerintah Indonesia dan
prasarana desa, (ii) sarana jasa
kontribusi penyerta masyarakat (inkind) dengan
ekonomi; (iii) jenis usaha terkait
total nilai mencapai USD 43,219 juta. Program
produksi dan pemasaran perikanan/kelautan;
direncanakan untuk berlangsung selama 5
dan (iv) dana bersama untuk kelompok
tahun intensif.
tabungan.
Fokus pada desa-desa pesisir dan pulau
b. Komponen Pengembangan Ekonomi
yang miskin didasarkan pada realita tingginya
berbasis kelautan dan perikanan. Komponen
tingkat kemiskinan pesisir ditengah besarnya
ini menekankan pada membangun kapasitas
potensi perikanan dan kelautan.
kota/kabupaten untuk mendukung
Program bertujuan untuk meningkatkan
pemberdayaan ekonomi masyarakat target
pendapatan rumah tangga masyarakat pesisir
kelompok sasaran. Dukungan pembangunan
dan pulau kecil.
infrastruktur skala kecil atau fasilitas, dan
1. Komponen Program
berbagai upaya pengembangan kapasitas
Terdapat 3 komponen utama dan 5 subkomponen program yang dijalankan secara bertahap, yaitu : a. Komponen Pemberdayaan Masyarakat, pembangunan dan pengelolaan sumberdaya. Pada komponen ini merupakan pilar utama program, dimana lebih dari 2/r investasi pendanaan proyek diarahkan ke komponen ini. Semua kegiatan dipusatkan pada masyarakat pesisir sasaran dengan pendekatan partisipatif. Untuk itu,
dapat dilakukan. Demikian pula penelusuran dan upaya pengembangan pasar dalam konteks tata niaga dan rantai pasok (supply chain dan value added) akan diberikan. Pusar pembelajaran. c. Komponen pengelolaan program. Komponen ini mengharmoniskan semua kegiatan, mengkoordinasikan strategi implementasi berbagai pihak dan menjamin mekanisme dan proses dapat dilakukan dengan baik.
2. Pemilihan Desa & kelompok Melalui berbagai kriteria antara lain tingkat kemiskinan desa yang tinggi, potensi pengembangan produk kelautan dan motivasi masyarakat untuk berkembang, diproyeksikan akan terdapat 15 desa di setiap kabupaten/ kota target. Untuk tahun pertama akan berfokus di 3 desa awal, kemudian tahun kedua akan ditambahkan 6 desa lagi. Dan bila hasil yang dicapai memadai maka akan ditambahkan lagi sebanyak 6 desa di tahun ke-4 program. Pada setiap desa akan difasilitasi terbentuk sekitar 13 buah kelompok yang masing-masing terdiri atas 8-12 orang, yaitu 1 kelompok pengelolan sumberdaya, 1 kelompok infrastruktur, 10 program usaha, dan 1-4 kelompok tabungan. Pada Kelompok-kelompok masyarakat yang terbentuk dari bawah ini diharapkan memberikan proporsi yang besar bagi keterlibatan wanita.
pendampingan tingkat desa dilakukan secara
Peran perempuan
Desa Pesisir target
Peran dan tanggung jawab perempuan
• • • •
dalam berbagai usaha ekonomi pesisir sangat penting. Namun seringkali tidak terdata dan dikenali dengan baik. Partisipasi dalam berbagai kegiatan dan pengambilan keputusan kadangkala diabaikan. CCDP berkomitmen untuk mendorong pengarus-utamaan perempuan dalam programnya.
36 desa tahun pertama program 72 desa tambahan pada tahun kedua Evaluasi efektifitas program 72 desa tambahan tahun keempat
Fasilitator dan Konsultan • 36 fasilitator masyarakat telah bekerja • 36 Penyuluh/TPD telah bekerja • 23 Konsultan pemberdayaan dan pemasaran telah direkrut
[2]
STATUS PROPOSAL • 190 proposal pengembangan usaha via BLM diajukan • 70 proposal miniinfrastruktur diajukan (BLM) • Tahun 2013, BLM akan diimplementasikan
3. Kelembagaan Pada dasarnya mekanisme perencanaan dan penganggaran program CCDP mengacu pada sistem pemerintah yang disesuaikan dengan mekanisme yang ada pada IFAD. Untuk itu, berbagai struktur dan fungsi dan kelembagaan yang dibentuk perlu sejalan dengan aturan ini. Kelembagaan program CCDP ditetapkan melalkui keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) yang terdiri atas peran dan fungsi spesifik. Diantaranya adalah: a. Tim Pengarah Nasional - yang bertanggung jawab menyetujui perencanaan, penganggaran dan prosedur program. Tim ini terdiri atas lintas Ditjen di lingkup KKP, Bappenas, dan kementerian keuangan. Tim ini bertemu secara reguler untuk memberikan persetujuan juga melakukan pengawasan program. b. Kantor pengelola program (PMO) yang bertanggung jawab terhadap operasionalisasi program baik administrasi keuangan, mengkoordinasi perencanaan, impelemntasi program, rekrutmen personil, pelatihan, pemantauan dan evaluasi program, dan peningkatan kinerja program ditingkat nasional. c. Unit pelaksana proyek Kabupaten / Kota (PIU) - dimana Bupati / walikota memiliki
PMO dan 13 PIU telah terbentuk
[3]
tanggung jawab terhadap keseluruhan program ditingkat kota/kabupaten. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan bertindak selaku ketua PIU bertanggung jawab untuk implementasi teknis berbagai program. PIU ini melekat dalam struktur dinas dan ditunjang oleh staf penuh waktu dan paruh waktu sesuai kebutuhan. Beberapa konsultan kabupaten / kota baik untuk jangka pendek dan jangka panjang dipilih untuk membantu mendinamisasi dan mengimplementasikan program secara optimal. d. Komite Pemberdayaan Masyarakat (DOB) - merupakan sebuah komite yang dibentuk di setiap kabupaten / kota dengan tujuan untuk memberikan saran dan dukungan srta rekomendais kepada Bupati/Walikota, kepala Dinas, PIU maupun kelompok sasaran untuk mengimplementasikan program secara efektif. Anggota DOB ini terdiri atas unsur Bappeda, Dinas Kelautan dan perikanan, LSM, Dinas pemberdayaan, UPT Ditjen KKP, kelompok wanita, perguruan tinggi, dunia usaha yang jumlahnya antara 9-11 orang. DOB ini pula yang berfungsi untuk mereview dan menyeleksi berbagai proposal yang masuk dari masyarakat, untuk mendapatkan pendanaan.
5. Pemantauan dan Evaluasi program Sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai antara pemerintah Indonesia dan IFAD, PMO akan membentuk sistem pemantauan dan evaluasi program (monev) dan penyusunan database (baseline data) pada tahun pertama proyek. Sistem monev ini akan terintegrasi di semua tingkatan dan dapat menggambarkan capaian dan dampak dari implementasi program pada semua level dan penerima manfaat. Sistem monev ini akan mencakup pelaporan keuangan dan pelaporan fisik, termasuk hasil RIMS. Pelaksanaan pelaporan
dicapai, sekaligus memberikan rekomendais bagi arah dan upaya optimasi kegiatan di tahun-tahun berikutnya. Pelaporan kegiatan CCDP merujuk pada PP No 7 tahun 2008 dan Permenkeu No 224/ PMK.08/2011 yang terkait dengan prosedur dan konteks pelaporan pada programprogram yang terkait dengan kerjasama luar negeri. Setidaknya ada 4 laporan yang harus disiapkan ditingkat satker, mencakup laporan pemantauan pelaksanaan DIPA/RKAKL, Form A; Laporan keuangan dan Barang (SAK dan SIMAK-BMN); laporan perkembangan tindaklanjut audit / pemeriksaan; dan Laporan pelaksanaan kegiatan berkala.
dan monev ditingkat nasional dilakukan oleh Tim Monev Ditjen KP3K, sedangkan ditingkat Kabupaten / Kota dapat dilakukan oleh Dinas kabupaten. Monitoring dilakukan dilakukan secara periodik dan berjenjang untuk memastikan semua indikator tujuan, sasaran, maupun keberhasilan dapat dipantau dan berlangsung sesuai dengan proses yang telah ditetapkan. Evaluasi kegiatan dilakukan untuk menilai kinerja pelaksanaan kegiatan berdasarkan hasil monitoring berdasarkan haisl implementasi kegiatan, termasuk kualitasnya. Evaluasi menyeluruh dilakukan pada akhir implementasi proyek, untuk melihat status dan dampak yang
Sistem Monev terpadu
[4]
PERKEMBANGAN PROGRAM Membangun fondasi implementasi program untuk masa 5 tahun PMO resmi terbentuk di tahun 2012,
menyatukan persepsi,
melalui SK Dirjen Kelautan, Pesisir dan PUlau-
pemahaman, maupun strategi
pulau Kecil (KP3K) yang ditunjang oleh
perencanaan program.
Kepmen No 38/Kepmen-KP.2013 pada Juli
Selain terbentuknya PIU di
2013 yang menggambarkan struktur, peran
semua kabupaten/lokasi, sekitar
dan tanggung jawab organisasi dalam
36 fasilitator masyarakat dan
mengimplementasikan program CCDP.
36 penyuluh dari PIU sudah
PMO lalu berfokus dan berkoordinasi untuk menyiapkan perangkat implementasi di berbagai lini, baik dari sisi kelembagaan, perencanaan, strategi operasional, dan melakukan berbagai intervensi awal ditingkat
bekerja di lapangan.
2. Fasilitasi 200 Kelompok Masyarakat
Tahun pertama yang padat
Saat ini sekitar 200 kelompok
desa, sehingga fondasi dan sistem implementasi program terbangun dengan
masyarakat telah terbentuk di 36 desa awal
cepat.
implementasi CCDP. Setiap kelompok
Beberapa pencapaian yang perlu
beranggotakan 8-10 anggota kelompok yang
digarisbawahi dalam hitungan bulan
secara aktif mengikuti proses-proses
implementasi program antara lain :
persiapan dan implementasi program.
1. Persiapan di 13 Kabupaten Persiapan implementasi program di tingkat kabupaten mencakup sosialisasi dan konsolidasi program, persiapan pendampingan desa target, pembentukan kelembagaan PIU, dan penyiapan perencanaan daerah. Berkoordinasi intensif dengan pemerintah kabupaten / kota lokasi target, PMO memfasilitasi terbentuknya Program Implementation Unit (PIU) di tingkat kabupaten yang dikeluarkan melalui SK. Bupati/Walikota. Sejalan dengan misi desentralisasi, PIU ini memiliki peran sentral untuk bertanggung jawab dalam implementasi program ditingkat kabupaten. Segera setelah PIU terbentuk, berbagai kegiatan konsolidasi dilakukan untuk
Warta CCDP
Di setiap desa tersebut, terdapat 4
kelompok yang dipersiapkan untuk aktif terlibat dalam proses CCDP.
3. Proposal program & Infrastruktur Dalam beberapa bulan pendampingan tingkat desa, kelompok-kelompok masyarakat mengajukan berbagai proposal untuk
kategori kelompok yang dibentuk, yaitu : (i)
diimplementasikan ditingkat desa. Per Oktober
Kelompok Usaha, yang akan menjalankan
2013, tercatat sebanyak 190 buah proposal
berbagai kegiatan ekonomi produktif terkait
pengembangan usaha skala kecil yang sudah
produk kelautan dan perikanan; (ii) Kelompok
diajukan oleh kelompok masyarakat untuk
Infrastruktur, yang akan berfokus melakukan
mndapatkan pendanaan dari CCDP melalui
pembangunan mini-infrastruktur yang
mekanisme Bantuan Langusng Masyarakat
dibutuhkan untuk mempekuat aktifitas
(BLM). Disamping itu, sebanyak 70 proposal
ekonomi masyarakat; (iii) Kelompok Pnegelolaa
pembangunan mini-infrastruktur telah diajukan
Sumberdaya, yaitu kelompok yang berfokus
masyarakat.
untuk menyiapkan strategi dan perencanaan
Proposal-proposal ini sudah melewati
pengelolaan sumberdaya kelautan di tingkat
tahapan ditingkat desa, kemudian direview
desa, (iv) Kelompok kerja Desa (VWG) yaitu
kelayakannya oleh Komite Pesisir (DOB) yang
kelompok yang berfokus untuk berkoordinasi
terdiri atas perwakilan berbagai pemangku
dan memotivasi setiap kelompok masyarakat
kepentingan ditingkat kabupaten / kota.
untuk aktif mengimplementasikan proses program; dan (v) Kelompok tabungan, berupa
Proposal-proposal yang disetujui, akan mendapatkan bantuan pembiayaan sesuai dengan pagu anggaran yang tersedia.
Tim Redaksi ?
Penerbit
Newsletter Warta CCDP ini diterbitkan setiap dua bulan dalam bentuk hardcopy dan softcopy, dan didistribusikan ke berbagai pihak, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan misi CCDP
• • • •
Kontributor
Alamat Redaksi
Penanggung Jawab
Kontributor untuk warta CCDP adalah semua pihak baik 13 PIU, PMO, konsultan dan lainnya yang terlibat langsung dalam inisiatif CCDP ini.
• Sekretariat CCDP, Gedung III, lantai 9, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Jl. Medan Merdeka Timur No 16 Jakarta.
• Riyanto Basuki • Sapta Putra Ginting
Anton Setyo Nugroho M. Zulficar Mochtar Arfan Arsyad Indri
[5]
• Warta CCDP diterbitkan oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha (PMPPU), Kementerian kelautan dan Perikanan, RI.
4. Berbagai Lokakarya dan Pelatihan Mengingat program ini melibatkan banyak sekali pihak, mulai dari tingkat desa hingga nasional, dengan berbagai peran, sehingga penyamaan persepsi dan pemahaman akan strategi dan fokus implementasi program menjadi sangat penting. Untuk itu, hingga per Oktober 2013 telah dilakukan tidak kurang dari 40 buah lokakarya dan pelatihan penting dengan berbagai tujuan, termasuk sosialisasi program, perencanaan program, pemantauan dan evaluasi program, pengadaan barang dan jasa, penguatan kapasitas fasilitator desa dan TPD, knowledge management, orientasi dan bimtek untuk para konsultan, lokakarya untuk berbagai study yang dimplementasikan seperti RIMS, Outcome Survey, Market Survey, dan Village Profiling. Demikian pula berbagai pertemuan informal, konsolidasi dan kunjungan pendampingan atau sinkronisasi telah dilakukan di semua kabupaten / kota target program. Beberapa panduan teknis implementasi
dilakukan melalui rekening kelompok masing-
program. Survey dilakukan di berbagai desa
masing.
yang dipilih secara acak dan dilakukan
Untuk manjamin agar alokasi anggran
setiap tahun. pengambilan data untuk
disesuaikan dengan proposal yang diajukan,
survey ini dilakukan oleh beberapa
sehingga PIU dan konsultan pemberdayaan
universitas, antara lain UGM, IPB, UNHAS,
yang ada diharapkan ikut berpartisipasi dalam
dan UNDIP. Proses pengambilan data
mendampingi proses-proses tersebut.
tengah dilakukan, dan hasilnya diharapkan
Disamping itu, sekitar 70 proposal miniinfrastruktur yang diharapkan memberikan manfaat penting bagi kelompok dan
sudah disampaikan ke PMO pada akhir Desember 2013. c. Market Study. Study pasar dilakukan
masyarakat akan dibangun di tahun 2013.
ditingkat kabupaten dan desa untuk
proposal tersebut mencakup membangun
memetakan potensi, pasat, dan value chain
pondok informasi (village information center),
untuk setiap komoditas perikanan dan
jalan setapak, MCK bersama, menara
kelautan unggulan. Hasil study pasar dan
pengawas sumberdaya, dan sebagainya.
business plan yang disusun ini diharapkan
Sebagian proposal sudah dicairkan dan
menjadi referensi baik untuk kelompo
programnya sementara diimplementasikan di
maupun untuk kabupaten/kota untuk
beragai desa. Sebagian lainnya menunggu
melakukan intervensi investasi selanjutnya
persetujuan Komite Pesisir di tingkat
dalam kerangka program CCDP. Survey
kabupaten / kota atau dalam proses pencairan.
dilakukan oleh pihak universitas (UGM, IPB, UNHAS dan UNDIP). Diharapkan hasilnya
6. STUDY : RIMS, Outcome Survey, Gender Study, Market Study & Village Profiling Mengukur keberhasilan proses-proses
telah dirampingkan pada akhir 2013. d. Village Profiling dan Inventory Asssessment. Profil desa dan pemetaan potensi desa dilakukan untuk mendapatkan gambaran rinci terakit karakteristik, potensi,
program telah dihasilkan, untuk memberikan
dan implementasi program CCDP akan sangat
koridor implementasi yang efektif.
status, dan berbagai faktor terkait yang
bergantung terhadap ketersediaan data dan
menunjang upaya untuk mengelola
informasi awal yang ada. Pemerintah Indoensia
pemahaman dan persepsi semakin solid,
sumberdaya perikanan dan kelautan secara
dan IFAD memahami pentingnya memantau
sehingga menunjang optimalisasi program.
berkelanjutan. Kegiatan ini dilakukan di
perkembangan program secara berkala,
setiap desa, baik di 3 desa awal, maupun 6
mengukur outout, outcome, maupun dampak
desa tahun kedua di setiap kabupaten /
dari program.
kota. profil ini diharapkan sudah rampung
Dengan inisiatif ini diharapkan fondasi
5. Implementasi BLM Sesuai dengan proposal yang diajukan, diseleksi dan telah disetujui ditingkat PIU, tahun 2013 ini lebih dari 250 proposal usulan dari kelompok masyarakat akan didanai untuk diimplementasikan melalui mekanisme BLM. Proposal ini terdiri atas proposal pengembangan usaha (sekitar 190 proposal) dan proposal mini infrastruktur (sekitar 70 proposal). Untuk proposal pengembangan usaha, umumnya masyarakat mengajukan 3 bagian besar kegiatan, yaitu untuk menunjnag aktifitas perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan pengolahan hasil-hasil perikanan dan kelautan. Nilai setiap proposal bervariasi, tergantung jenis usaha yang diajukan oleh kelompok. Namun nilai maksimum yang diberikan adalah sekitar Rp 40 juta per kelompok. Dalam prakteknya, ada proposal yang dicairkan sekaligus, namun ada juga yang dicairkan secara bertahap, sesuai dengan perencanaan dan rencana usaha kelompok. Pencairan dana
Untuk itu, di semua lokasi CCDP
pada akhir 2013.
sementara dilakukan berbagai pengambilan data untuk berbagai tujuan tersebut, diantaranya : a. RIMS Baseline Survey. Survey ini dilakukan sejak Oktober 2013 untuk membangun baseline data yang nantinya akan menjadi patokan dalam mengukur hasil dan dampak implementasi program terhadap rumah tangga, kelompok dan masyarakat desa yang menjadi target program. IFAD telah memiliki standar pendataan dan analisa yang sudah diimplementasikan di banyak negara di dunia. Metode ini dilakukan dengan mendata total 900 kusioner dari seluruh wilayah CCDP. Pengambilan data dilakukan oleh para konsultan dengan bekerjasama dengan fasilitator dan TPD di lapangan. Hasil data selanjutnya akan dianalisis oleh pihak konsultan yang ditetapkan. b. Annual Outcome Survey. Survey ini dilakukan untuk mengetahui outcome dari
[6]
7. Strategi Komunikasi Komunikasi dan koordinasi merupakan nyawa program CCDP. Untuk itu, disamping melakukan komunikasi formal dan konvensional yang sudah dilakukan selama ini, program juga mengembangkan alternatif komunikasi lainnya yang diharapkan bisa menjangkau seluruh pihak yang terlibat secara aktif dalam program. Berbagai tools komunikasi internal dan eksternal yang telah disiapkan dan diaplikasikan secara intensif diantaranya adalah : (i) Website khhusus program CCDP; (ii) Newsletter dua bulanan; (iii) Mailing list; (iv) WhatsApp dan BBM. Disamping itu beberapa audio filler, talkshows, dan film dokumenter singkat dengan tema-tema terkait akan disiapkan dan diintegrasikan sehingga memudahkan semua pihak mengikuti proses dan implementasi program dnegan baik.
BERBASIS DATA DAN INFORMASI
IFAD telah mengimplementasikan berbagai program pengurangan kemiskinan di berbagai negara di dunia melalui intervensi di berbagai
Tools atau pendekatan yang dilakukan adalah Result and Impact Management Survey (RIMS) untuk mengukut hasil dan dampak
sektor pertanian, perikanan, dan sebagainya.
program.
Pemerintah Ri dan IFAD memahami bahwa pendampingan
Untuk menjamin pemantauan tersebut tidak bias,
program CCDP harus ditunjang oleh sistem data dan
serangkaian study dan survey awal di tingkat desa
informasi serta pemantaun yang efektif, sejak awal
dilakukan di seluruh kabupaten / kota implementasi
implementasi program hingga akhir 5 (lima) tahun depan.
program.
Untuk itu berbagai tools standar yang selama ini sudah
Muara dari berbagai hasil study tersebut akan dikelola
diaplikasikan di berbagai negara di dunia dan dimodifikasi
melalui suatu pemantauan indikator proses pencapaian
sesuai dengan tujuan dan kondisi di indonesia, akan
program berbasis dashboard dan sistem pelaporan reguler
diaplikasikan. Berbagai indikator output, outcome, bahkan dampak
yang nantinya akan menjadi referensi sejauh apa program telah
implementasi program akan direkam dan dipantau dari waktu ke waktu.
berhasil diimplementasikan.
Sistem pendataan dan ini terpadu antara satu dengan lainnya.
VILLAGE PROFILING & INVENTORY ASSESSMENT DI SEMUA LOKASI
RIMS BASELINE
OUTCOME SURVEY
MARKET STUDY
GENDER STUDY
Dilakukan di 30 desa sampling, di 12 kabupaten, melibatkan PIU, Konsultan pemberdayaan, dan tim TPD
Dilakukan di setidaknya 5 desa di setiap kabupaten dan kota, dengan melibatkan universitas (IPB, UGM, UNHAS, UNDIP)
Dilakukan oleh Universitas (UGM, IPB, UNHAS, UNDIP) untuk memetakan potensi pasar di lokasi target
Melakukan kajian dan penelusuran di setiap kabupaten untuk mendorong pengarusutamaan gender
[7]
REVIEW MISSION IFAD Memeriksa kualitas, efisiensi, dan efektifitas program setiap 6 bulan Pemerintah RI dan IFAD telah sepakat
Fasilitator Masyarakat dan 36
untuk melakukan pemantauan dan evaluasi
penyuluh/TPD telah bekerja di
program dengan ketat secara berkala, untuk
desa-desa CCDP.
mengetahui sejauh mana kualitas, efisiensi dan
Disamping itu sekitar 12
efektifitas implementasi program CCDP di
konsultan pemberdayaan
Indonesia.
masyarakat dan 12 konsultan
Untuk itu, pada tanggal 9-20 Oktober
pemasaran yang bertugas di
2013 tim review dari IFAD, Roma, yang terdiri
tingkat PIU telah direkrut
dari Ron, Howard, Pari dan didukung oleh
dan memulai aktifitas.
perwakilan IFAD di Indoensia Rizal Rivai,
Beberapa konsultan
Sumaryo, dan Annisa Lucky - berkunjung ke
ditingkat PMO juga telah
Indonesia dan bersama-sama dengan tim
direktur. Proses orientasi dan
steering CCDP, PMO, PIU maupun tim
pelatihan dilakukan kepada setiap
lapangan melakukan evaluasi teknis program
konsultan untuk memastikan adanya
penguatan gender perlu dilakukan; (vii)
maupun administrasi.
pemahaman yang solid bagi implementasi
Penguatan dan memperjelas fungsi VWG dan
program.
DOB; (viii) Meningkatkan proses pemantauan
Tim juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke kota Bitung dan Makassar
Program dan usulan proposal dari
proposal infrastruktur kelompok terkait penguatan ekonomi kelautan; (vi) Strategi
administratif; (ix) Memasukkan kontribusi
sebagai target evaluasi lapangan. Kunjungan
masyarakat untuk implementasi tahun pertama
masyarakat/pihak dalam proposal; (x)
dengan PIU dan ke tingkat desa dan interview
telah dirampungkan dan siap dmobilisasi
Melakukan komunikasi dan persiapan audit
dengan kelompok masyarakat di setiap desa
sepenuhnya. Dan berbagai pencapaian
dilakukan secara intensif.
lainnya.
Moderate Satisfactory
Dibandingkan dengan beberapa program
Berlari Cepat Meskipun secara formal program baru bisa secara penuh mulai beroperasi pada bulan April/Mei 2013, namun pencapaian yang dicapai sangat meyakinkan. PMO telah terbentuk dan melakukan
IFAD lainnya, pencapaian dan perkembangan program CCDP tergolong sangat cepat dan aktif.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap implementasi program, baik dari sisi kelembagaan, pengelolaan program, proses program, maupun pencapaian setiap
Beberapa Catatan Tim review juga memberikan beberapa
komponen proyek, tim Review Mission akhirnya menetapkan bahwa status CCDP per Oktober 2013 adalah Moderate Satisfactory. Hal tersebut disampaikan pada Wrap up
aktifitas secara aktif. Kelembagaan pengelola
catatan penting yang perlu ditindaklanjuti,
program (PIU) terlah terbentuk dan beroperasi
diantaranya adalah: (i) Segera menjalankan
meeting yang dilaksakan pada tanggal Oktober
di 12 kabupaten / kota dan 1 kabupaten
kajian dan peluang pasar; (ii) perlunya
2013 di kantor Bappenas RI.
sebagai pusat pembelajaran juga telah
meningkatkan pemahaman para fasilitator dan
terbentuk.
pendamping program; (ii) Mendorong
kinerja program yang cukup baik dan positif.
keterlibatan aktif wanita; (iv) Merevisi Business
hampir setiap lini dan area yang dipantau
konsolidasi telah dilakukan secara intensif di
Plan kelompok dan memasukkan biaya
menunjukkan pencapaian yang sejalan dengan
seluruh target program CCDP. Sebanyak 36
perawatan dan operasional; (v) Memastikan
skenario dan perencanaan program. Tim lalu
Demikian pula aktifitas sosialisasi dan
[8]
Secara bobot, status ini menunjukkan