Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD GUGUS VI PANGERAN DIPONEGORO DENPASAR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Martha Adi Pertiwi1, I.G.A. Agung Sri Asri1, I Wyn. Sujana2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional pada kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 512 siswa. Sebanyak 79 siswa ditetapkan sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik random sampling yang meliputi SD N 3 Pemecutan yang berjumlah 41 siswa sebagai kelas eksperimen dan SD N 7 Pemecutan yang berjumlah 38 siswa sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakana tes yaitu tes hasil belajar, kemudian data dianalisis dengan teknik t-test. Hasil analisis menunjukkan thit = 5,944 dan ttabel = 2,000 dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan kriteria pengujian thit > ttabel (5,944>2,000) maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jadi terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat tahun pelajaran 2013/2014. Kata kunci : Model pembelajaran, Hasil belajar IPS
Abstract The purpose of this research is to know the significant differences of the result of learning IPS that learned through the GI model of cooperative learning with students that learned in class V conventional SD Gugus VI Diponegoro West Denpasar academic year 2013/2014 . This study is an experimental research design using a nonequivalent control group design . The study population was all students in the fifth grade elementary Cluster VI Diponegoro West Denpasar academic year 2013/2014 , amounting to 512 students . A total of 79 students designated as the sample is determined by random sampling techniques including SD N 3 Pemecutan totaling 41 students as classroom experiments and SD N 7 acceleration , amounting to 38 students as the control class . Using current data collection tests which achievement test , then the data were analyzed by t - test technique . The analysis showed
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
thit = 5.944 and t table = 2.000 with significance level of 5% . Based on testing criteria thit > t table ( 5.944 > 2.000 ) then H0 is rejected and Ha accepted , so these results we can conclude that there are significant differences between students who are participating in learning by using a cooperative model of GI -aided drawing media with students who take conventional learning . So there is the effect of cooperative learning model GI -aided drawing media on learning outcomes of students of class V IPS elementary Cluster VI Diponegoro West Denpasar academic year 2013/2014.
Keywords: Cooperative learning model GI type, Media images, and The results of social studie
PENDAHULUAN Pembelajaran di kelas merupakan aktifitas guru dengan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Darsono (2002: 24-25) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dari paparan di atas pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Masalah yang terjadi pada lingkungan belajar siswa adalah perilaku belajar yang masih kurang produktif dan pembelajaran yang berorientasi pada terget penguasaan materi terbukti lebih banyak berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Inilah yang terjadi disekolah-sekolah, jika perilaku belajar yang kurang produktif dan berorientasi pembelajaran pada penguasaan materi terjadi terus menerus maka kualitas pendidikan akan semakin merosot (Nurhadi, 2003:1). Dari hasil observasi dan wawancara di lapangan, guru memberikan pembelajaran
IPS dengan metode ceramah dan dilanjutkan dengan mencatat dan menghafal dan pemberian pekerjaan rumah (PR) sebagai tugas yang harus dikerjakan di rumah. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menginovasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPS. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mengajak siswa belajar bersama saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu dan kelompok. Menurut Slavin (2010:160), keberhasilan pada pembelajaran kooperatif tergantung dari keberhasilan masing-masing individu dalam kelompok, dimana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar kelompok. Salah satu pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran Group Investigation. Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe GI dapat melatih siswa untuk
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang membicarakan tentang peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Contohnya pada Standar Kompetensi kelas 5 semester 1 yaitu “Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia” dan Kompetensi Dasarnya “Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia”. Peran guru sebagai transformator dan sebagai fasilitator yaitu strategi pembelajaran yang bersumber pada siswa (student centered). Dalam hal ini, tugas pendidik adalah membantu siswa untuk mencapai tujuannya, artinya pendidik lebih banyak berurusan dengan strategi pembelajaran daripada memberi informasi. Disamping bertugas mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi siswa. Sesuatu yang dimaksud adalah pengetahuan dan keterampilan yang datang dari menemukan sendiri, dan bukan dari kata guru. Kelas merupakan bentuk kerjasama dimana guru dan siswa membangun proses pembelajaran dengan perencanaan yang baik. Perencanaan kelompok merupakan salah satu modal untuk menjamin keterlibatan siswa secara maksimal, oleh karena itu model pembelajaran kooperatif tipe GI diciptakan untuk menangani berbagai masalah belajar mengajar dalam kelas. Group Investigation merupakan sistem belajar yang membuat siswa terampil dalam berkomunikasi serta baik dalam proses belajar kelompok. Model investigasi kelompok atau group investigation berasal dari premis bahwa dalam bidang sosial maupun intelektual, proses pengajaran disekolah menggabungkan nilai-nilai yang
didapatnya. Interaksi kooperatif dan komunikasi diantara teman-teman kelas dapat dicapai paling efektif dalam kelompok kecil, dimana pergaulan antara teman-teman sebaya dapat dipertahankan. Model pembelajaran kooperatif tipe GI didukung oleh beberapa penelitian, salah satunya dilakukan oleh Hidayah (2012) untuk mencari “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Pada Siswa Kelas IVB SD Negeri Gamol” dan dilakukan penelitian oleh Nurhidayat (2011) dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas VI SD I Bantul. Berdasarkan permasalahan tersebut, dicoba melakukan penelitian tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2013/2014” Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah: “apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelas yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dengan kelas yang dibelajarkan secara konvensional siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro tahun pelajaran 2013/2014 ?” Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelas yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dengan kelas yang dibelajarkan secara konvensional siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro tahun pelajaran 2013/2014. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS di SD. Seperti meningkatkan pemahaman tentang realita
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dunia pendidikan serta proses persiapan dan strategi pembelajaran menggunakan model Kooperatif Tipe GI berbantuan media gambar di lembaga pendidikan. Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah: (1) Bagi guru penerapan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dalam proses pembelajaran IPS diharapkan mampu meningkatkan pemahaman tentang teknik penerapan model pembelajaran yang tepat, meningkatkan semangat berkreativitas bagi guru, dan guru juga dapat menerapkan permainan sesuai dengan mata pelajaran serta materi ajar yang tentunya membantu dalam proses pembelajaran. (2) Bagi siswa dengan digunakannya model kooperatif tipe GI berbantuan media gambar, diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar lebih giat dan akan lebih mudah mengerti dengan materi yang dipelajari sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, karena pemberian materi menggunakan pendekatan ini tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri. (3) Bagi sekolah penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu pencapaian tujuan pendidikan. (4) Bagi peneliti lain, diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih luas sehingga memberi kesimpulan yang lebih lengkap mengenai penerapan model Kooperatif Tipe GI dalam pembelajaran dan bagi mahasiswa yang belum melaksanakan penelitian, penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu kajian teori dalam melangkah kejenjang mata kuliah penelitian. METODE Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar terhadap hasil belajar IPS. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung dalam mengajar baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Gugus
VI Pangeran Diponegoro denpasar barat semester 1 tahun pelajaran 2013/2014. Desain eksperiment semu yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat pada semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 512 siswa. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah SD N 3 Pemecutan yang berjumlah 41 siswa sebagai kelompok eksperimen dan SD N 7 Pemecutan yang berjumlah 38 siswa sebagai kelompok kontrol, karena berdasarkan wawancara dan observasi di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa di SD N 3 Pemecutan dan SD N 7 Pemecutan tersebut setara jika dilihat dari nilai rapot pada masing-masing sekolah. Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro tahun pelajaran 2013/2014. Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro. Untuk mengumpulkan hasil belajar siswa, digunakan tes tertulis yaitu tes objektif berbentuk pilihan ganda yang diberikan kepada kelas eksperimen setelah diberikan treatment dan pada kelas kontrol. Tes yang digunakan dalam penelitian ini telah dilakukan uji validitas yang meliputi uji valid, uji daya beda, uji tingkat kesukaran, dan uji reliabilitas. Sebutir soal dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya. maka teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi point biserial (Sudijono, 2011:185) dengan rumus:
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
diajukan oleh Kuder dan Richardson adalah sebagai berikut:
rpbi = Dari 50 soal objektif yang diujikan, terdapat 12 butir soal yang invalid dan 38 butir soal yang valid. Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan testee yang berkemampuan rendah (bodoh) sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi dapat menjawab butir item tersebut dengan benar, sementara testee yang kemampuannya rendah tidak dapat menjawab soal itu dengan benar. Indeks deskriminasi tiap butir soal ditentukan dengan menggunakan rumus: D = PA - PB= PH – PL
(2)
Dari hasil analisis uji daya pembeda butir soal menunjukkan tidak terdapat butir soal yang memiliki daya pembeda poor (jelek) dan bertanda negatif sehingga butir soal tersebut dapat digunakan dalam tes hasil belajar IPS dan diuji lebih lanjut. Sudah atau belum memadainya derajat kesukaran item tes hasil belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut. Angka yang dapat memberikan petunjuk mengenai tingkat kesulitan item itu dikenal dengan istilah Difficulty Index (angka indeks kesukaran item), yang didalam dunia evaluasi hasil belajar pada umumnya dilambangkan dengan huruf P, yaitu singkatan dari kata Proportion (Proporsi). Angka indeks kesukaran diperoleh dengan rumus yang dikemukakan Du Bois yang dikutip oleh Sudijono (2011:372) yaitu: P=
(3)
Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian menggunakan rumus pendekatan single test-single trial. Rumus KR20 yang
(4) Hasil belajar IPS pada penelitian ini diukur pada ranah kognitif dan afektif. Pada penelitian ini menggunakan teknik statistik parametrik yaitu analisis data uji-t (t-test). Sebelum melakukan uji-t dilakukan uji normalitas sebaran data menggunakan rumus Chi-Square dan uji homogenitas varian antar kelompok menggunakan rumus Uji-F. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilaksanakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dimulai dari bulan september sampai bulan agustus 2013. Pada penelitian ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe GI sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui apakah sebaran data skor prestasi belajar IPS siswa masing-masing berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji normalitas sebaran data dengan teknik analisis chi-square. Dari tabel kerja uji normalitas sebaran data kelompok eksperimen diperoleh X2 hit = 3,43, sedangkan untuk taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = 11,07. Dengan demikian X2 hit = 3,43 < X2 tabel = 11,07 maka H0 diterima yang berarti sebaran data prestasi belajar IPS siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Dari tabel kerja uji normalitas sebaran data kelompok kontrol diperoleh X2 hit = 2,58, sedangkan untuk taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = 11,07. Dengan demikian X2 hit = 2,58 < X2 tabel = 11,07 maka H0 diterima yang berarti sebaran data prestasi belajar IPS siswa kelompok kontrol berdistribusi normal. Setelah hasil belajar IPS kedua kelompok dinyatakan berdistribusi normal
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
dilakukan uji homogenitas varian antar kelompok. Kriteria pengujian homogentias adalah data mempunyai varians homogen jika Fhit < Ftabel . Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1 – 1 dan derajat kebebasan penyebut n2 – 1. Dari perhitungan diperoleh Fhit = 1,02 sedangkan pada taraf signifikan 5% Ftabel = 1,72. Dengan demikian Fhit = 1,02 < Ftabel =1,72 yang berarti kedua kelompok memiliki varians yang homogen. Jika kedua kelompok memiliki varians yang homogen maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pada penelitian ini, hipotesis yang akan diuji adalah, H0 : tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro tahun pelajaran 2013/2014. Hipotesis dapat diuji dengan uji-t. hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji-t polled varians. Uji
signifikansinya adalah jika , maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 1. Hipotesis nol berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dengan siswa yang dibelajarakan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat tahun pelajaran 2013/2014. Sedangkan hipotesis alternatif berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dengan siswa yang dibelajarakan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat tahun pelajaran 2013/2014.
Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis Penelitian antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Penelitian thitung ttabel Status Hasil belajar IPS 5,944 2,000 H0 ditolak kelompok kontrol dan eksperimen
Berdasarkan tabel 1 di atas, pada taraf signifikan 5% dan db=77, diperoleh nilai ttabel =2,000 sedangkan diperoleh nilai thitung sebesar 4,138 Karena nilai thitung lebih dari nilai ttabel (4,138 >2,000), maka hipotesis nol (H0) ditolak. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan menganalisis hasil ulangan semester genap kelas IV dari kedua kelas sampel untuk mengetahui kesetaraannya. Analisis yang digunakan untuk mengetahui kesetaraan tersebut adalah statistik parametrik yaitu uji-t. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa antara siswa kelas V SD N 3 Pemecutan dengan siswa kelas V SD N 7 Pemecutan Gugus VI Pangeran Diponegoro memiliki distribusi data yang normal dan homogen serta hasil uji-t menyatakan bahwa kedua kelompok data tersebut tidak terdapat
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
perbedaan yang signifikan atau dengan kata lain kedua kelas tesebut memiliki kemampuan yang setara. Karena kedua kelompok setara, maka selanjutnya dilakukan randomisasi untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. berdasarkan hasil randomisasi diperoleh kelas V SD N 3 Pemecutan sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SD N 7 Pemecutan sebagai kelompok kontrol. Langkah selanjutnya adalah pemberian treatmen yaitu berupa model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar untuk kelompok eksperimen Dalam implementasi tipe investigasi kelompok guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok disini dapat dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama dalam topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih. Lalu siswa menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Lalu pemberian pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol. Depdiknas (dalam Yasa, 2008) mengutarakan bahwa pembelajaran konvensional cenderung pada belajar hapalan yang mentolerir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep, latihan soal dalam teks, serta penilaian masih bersifat tradisional dengan paper dan pensil test yang hanya menuntut pada satu jawaban benar. Masing-masing kelompok akan diberikan 6 kali treatmen dan dilakukan post-test pada pertemuan ke-7. Selama pelaksanaan atau pemberian treatmen juga dilakukan observasi untuk mendapatkan nilai afektif dari kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol. Setelah hasil post-test dan hasil observasi dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didapatkan maka dilanjutkan dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sehingga didapat hasil belajar yang utuh.
Hasil belajar ini selanjutnya dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh thit = 5,944 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan db = n1 + n2 -2 = 41 + 38 – 2 adalah 2,000, sehingga thit > ttabel. Karena thit > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS siswa antara yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Kelompok eksperimen memperoleh nilai rata-rata hasil belajar IPS sebesar 73,46 sedangkan kelompok kontrol mendapatkan nilai rata-rata sebesar 59,61. Berdasarkan hasil analisis data nilai rata-rata hasil belajar IPS tersebut tampak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dengan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan pembelajaran konvensional. Hasil analisis nilai rata-rata hasil belajar IPS tersebut juga menunjukkan kelompok eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yaitu dengan selisih nilai rata-rata sebesar 14,28. Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI mempunyai langkahlangkah yang dirancang untuk memudahkan guru dalam memberikan materi tanpa harus menggunakan metode ceramah, sehingga siswapun dapat dengan mudah memahami dan memaknai setiap materi yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran IPS. Strategi ini juga merupakan pembelajaran yang bernafaskan kontekstual,
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
jadi dalam pelaksanaannya tentunya materimateri pembelajaran dikaitkan dengan konteks nyata yaitu lingkungan atau pengalaman peserta didik sehingga pemahamannya terhadap materi jadi lebih optimal. Selain karena pengaruh kesesuaian strategi dengan mata pelajaran tidak bisa dikesampingkan peranan bantuan bahan ajar berupa media gambar yang cukup memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Media gambar merupakan salah satu media yang paling sering digunakan karena tidak semua hal-hal nyata dapat kita bawa ke dalam kelas, tetapi media berupa gambar dapat memperlihatkan atau menceritakan segala sesuatu seperti benda, hewan, tumbuhan maupun peristiwa-peristiwa di masa lampau. Media gambar ini juga sangat memberikan pengaruh terhadap perbedaan hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Karena dengan media gambar yang disiapkan dengan isi yang sudah disesuaikan dengan tuntutan kurikulum, lingkungan siswa dan tampilannya dapat memunculkan minat dari peserta didik untuk mempelajarinya dan pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang diterapkan pada kelompok kontrol. Burrowes (dalam Juliantara, 2009) menyampaikan bahwa pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata sehingga sering kali menimbulkan kebosanan karena selalu disajikan dengan ceramah dan tanya jawab. Strategi seperti ini tidak memberikan kesempatan pada peserta didik untuk belajar, sesuai dengan gaya belajarnya dan cenderung menunggu informasi-informasi
yang disampaikan oleh guru. Jadi sudah dapat dilihat proses pembelajaran dengan pembelajaran konvensional membuat siswa cenderung pasif yang berpengaruh pada perolehan hasil belajar siswa yang kurang optimal. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan hasil analisis uji-t diperoleh thitung sebesar 5,944 dan ttab sebesar 2,000, sehingga thitung > ttabel H0 ditolak dan Ha diterima. Berarti dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui model kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro tahun pelajaran 2013/2014. Banyak macam model pembelajaran, diwajibkan bagi guru untuk memilih dan menetapkan model pembelajaran sesuai dengan karakteristis dari pembelajaran yang akan disampaikan. Guru maupun siswa hendaknya saling bekerjasama untuk dapat membuat suasana pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, karena model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro tahun pelajaran 2013/2014 maka, hendaknya para guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar sebagai alternatif untuk menciptakan hasil belajar IPS yang optimal. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama penelitian di kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional, kelompok ini memperlihatkan suasana belajar siswa yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
kurang optimal. Siswa tidak dapat mengeksplorasi kemampuannya secara bebas, bertanya, mengungkapkan pendapat, saling bertukar pikiran dengan guru maupun teman di dalam kelas. Penelitian ini hanya dilakukan selama 6 kali pertemuan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar dan materi yang diteliti hanya pada materi mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu di Indonesia saja, maka disarankan kepada sekolah dan para guru untuk bisa mulai merubah cara sistem pembelajaran dari pembelajaran konvensional ke model pembelajaran kooperatif tipe GI berbantuan media gambar.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Darmawan, Deni. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu. Pustaka Cendikia Utama : Bandung Lestari, Nurhani Endah. 2012. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah Mutihan, Wates, Kulon Progo. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan,IKIP Malang
Nurhidayat, Anita. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas VI SD 1 Bantul. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan,IKIP Malang Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers Rusman. 2012 . Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: ALFABETA Sadiman, Arief, dkk. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sudjana, Nana. 2011. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung. Sinar Baru Algesindo. Sukmadinata. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Tersedia pada :http//Test(TestObjektifdanSubyekti f).htm(diakses tanggal 29 Juni 2013) Sugiono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tersedia pada:file://wannabesuccessVariabe lPenelitian.htm(diakses tanggal 18 Maret 2013)
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta : Pedagogia Tukiran,dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara UU no.14 Tahun 2005. Peran Guru. Tersedia pada: file://PeranGuruDalam PembelajaranAnomsblgBlog.htm (diakses tanggal 19 maret 2013)