MARKET INTELLIGENCE: POTENSI EKSPOR TEH INDONESIA KE THAILAND
KANTOR ATASE PERDAGANGAN RI BANGKOK – THAILAND KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BANGKOK – THAILAND 2014
DAFTAR ISI Daftar Isi
………………………………..………………………………………………………………………
Daftar Gambar
i
……………………………..………………………………………………………………..
iii
Daftar Grafik
……………………………….…………………………………………………………………
iv
Daftar Tabel
………………………………………………………………………………………………...
v
………………………….………………………………………………………………..
vi
……………..………………………………………………………………………
vii
…………………………………………………………………………………
1
……………………….…………………………………………….
2
I.2 Kondisi Perekonomian
………………….………………..……………………………..
3
Gambaran Umum Produk
…………………..…………………………………………..
1
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif I.
Pendahuluan I.1 Gambaran Thailand
II.
III.
II.1 Gambaran Umum Produk Teh di Thailand
……………….……………………
7
II.2 Karakteristik Produk Teh di Pasar Thailand
……………………………………
11
…………………………………………………………………….……………..
13
Informasi Pasar
III.1 Trend Pasar Untuk Produk Teh di Thailand
……………………………………
13
……………….………………………………………….
13
……………………………………………………………………….
16
III.2 Prospek Perdagangan Teh III.3 Segmentasi Pasar
III.4 Struktur Konsumen, perilaku dan daya beli
…………………………………..
16
..………………………………………………..
17
..…………………………………………………………………………..
17
III.5 Persepsi dan Referensi Pembeli III.6 Sesi Pembelian
III.7 Produk Teh Berdasarkan Nomor HS Dan Segementasinya IV.
Informasi Perdagangan
………………
17
…………………………………………….............................
18
IV.1 Trend Impor Teh Di Pasar Thailand
………………………………………………
18
……………………………………
24
…………………………….
25
IV.2 Daftar Negara Eksportir Teh Ke Thailand IV.3 Analisa SWOT Pasar Teh Indonesia Di Thailand
i
IV.4 Market Share Produk The Indonesia Di Thailand
…………………………
26
………………………………………..
27
………………………………………………
29
Struktur Perdagangan
..……..……………….……………………………………………..
33
V.1 Saluran Distribusi
.………………………………………………………………………
33
………………………………………………………………….
34
IV.5 Regulasi Impor Makanan Di Thailand IV.6 Data Ekspor Teh Negara Thailand V.
V.2 Kebijakan Di Thailand VI.
Informasi Harga Di Pasar Thailand
…………………………………………………….
35
VII.
Regulasi Perdagangan Di Thailand
………………………………………………………
37
VIII.
Analisis Produk The Indonesia Di Pasar Thailand
IX.
Daftar Importir Di Thailand Dan Kantor Perwakilan
X.
Referensi
………………………………….
39
...……………………………..
40
……………………………………………………………………………………………
43
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Posisi Negara Thailand
..…………………………………………………….
1
Gambar 2
Teh Hijau
…………………….……………………………………….………
6
Gambar 3
Teh Hitam
……………………….……………………………………..……
7
Gambar 4
Teh Oolong
………………………………………………………..……….
8
Gambar 5
Teh Putih
…….………………………………………………………………
8
Gambar 6
Langkah-Langkah Proses Pengolahan Teh
Gambar 7
Teh Melati
………………………………………….…….…………………… 10
Gambar 8
Teh Pu Erh
…………………………………………….…….………………… 11
Gambar 9
Beberapa Teh Dan Produk Teh Lokal Thailand
Gambar 5
Thai Ice Tea Atau Cha Yen
Gambar 11
Teh Merah Atau Teh Rosella
Gambar 13
Prosedur Importasi Di Thailand
Gambar 14
Saluran Distribusi Teh Di Thailand
Gambar 15
Teh Hijau Kemasan Premium
Gambar 16
Teh Hijau Kelas Menengah Ke Bawah
……………….………..
9
………………….. 12
…..…………………………………..……… 14 …………………………………………… 15
iii
……………………….……………… 28 …………………………………. 33 ……………………………….…………. 35 …………………….………. 36
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Perkembangan Impor Teh (HS 0902) Di Thailand
…………………………….. 18
Grafik 2 Impor Teh (HS 0902) Di Thailand Menurut Jenis Dan Kemasan Grafik 3 Negara Eksportir The Ke Pasar Thailand
………………. 19
…………………………………….………. 24
Grafik 4 Perkembangan Ekspor Teh (HS 0902) Thailand
………………………….………… 30
Grafik 5 Ekspor Teh Thailand Menurut Jenis Dan Kemasannya
iv
………………………… 30
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Profil Ekonomi Thailand
.………………………….………………………………..
2
Tabel 2
Kode HS Teh Dan Segmentasi
Tabel 3
Perkembangan Impor Teh Thailand Menurut Jenis Dan Kemasan
Tabel 4
Negara Asal Impor Utama Teh HS 0902.10 Thailand
Tabel 5
Negara Asal Impor Utama Teh Hijau Lainnya (HS 0902.20) Thailand
Tabel 6
Negara Asal Impor Utama Teh Hitam (HS 0902.30) Thailand
……….….. 22
Table 7
Negara Asal Impor Utama Teh Hitam (HS 0902.40) Thailand
……….….. 23
Tabel 8
Negara Eksportir Teh Ke Thailand
Tabel 9
Analisa SWOT Pasar Teh Indonesia di Thailand
………………………..…………………………….. 17 ……… 19
…………….…..…..... 20 ……. 21
…………….…………………………...…………. 24 …………………………..………. 25
Tabel 10 Perkembangan Impor Teh Negara Thailand dari Indonesia menurut Jenis dan Kemasan
…………………………………….………………….………………. 27
Tabel 11 Kode HS untuk Teh
…..….………………………………………...………………........ 29
Tabel 12 Perkembangan Nilai Ekspor Teh (HS 0902) Thailand Ke Negara Tujuan Utama
………….…………………………………..……………….……..…..... 31
Tabel 13 Perkembangan Volume Ekspor Teh (HS 0902) Thailand Ke Negara Tujuan Utama
……………………………………………………….……………………. 32
v
KATA PENGANTAR
Laporan market intelligence mengenai pasar teh di Thailand mencakup kajian pasar dengan maksud untuk mengidentifikasi peluang yang memungkinkan meningkatnya ekspor teh Indonesia, serta potensi teh lainnya. Market intelligence teh ini berisi informasi mengenai negara Thailand, data-data ekspor dan impor teh Thailand serta potensi pasar teh di Thailand. Selain itu juga dibahas mengenai regulasi, saluran distribusi, peluang penjualan produk, dan strategi pemasaran, serta informasi penting lainnya yang dibutuhkan dalam pemasaran teh. Dengan mengetahui kondisi pasar dan kebutuhan di Thailand diharapkan akan memberi gambaran dan informasi mengenai pasar teh Thailand. Sehingga market intelligence ini diharapkan dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan ekspor teh Indonesia dan supaya dapat bersaing di pasar Thailand.
Bangkok, Oktober 2014,
Atase Perdagangan Bangkok
vi
Abstrak
Teh adalah salah satu minuman yang paling populer di dunia, kedua setelah air. Secara umum teh diklasifikasikan menurut tingkat oksidasinya antara lain teh hijau, teh hitam, teh oolong, teh putih serta teh dengan tambahan rasa dan teh herbal. Saat ini minum teh menjadi sangat populer di masyarakat seiring dengan berkembangnya kesadaran akan kesehatan, dan banyaknya café yang menyediakan teh. Thailand adalah nett importir untuk teh, dengan nilai impor teh adalah dua kali nilai ekspor. Ekspor teh Thailand pada 2013 sebesar US$ 6.98 juta, naik 21.6% dibandingkan ekspor pada tahun 2012 dengan total volume ekspor 1.58 ribu ton. Sedangkan nilai impor teh Thailand dengan nilai dua kali lipat nilai ekspor atau sebesar US$ 12.14 juta, naik 5.3% (yoy), dengan volume impor 4.72 ribu ton. Pada 2013, impor teh Thailand sebagian besar adalah teh hitam dengan kemasan lebih dari 3 kg (curah) yang menyumbang 59.7% dari total volume impor teh atau sebanyak 2.82 ribu ton. Hal ini dikarenakan konsumsi teh di Thailand adalah teh hitam dan sebagian besar akan diolah kembali menjadi produk teh bernilai tambah seperti thai ice tea. Indonesia adalah eksportir terbesar teh di Thailand pada 2013 dengan nilai impor sebesar US$ 2.41 juta, naik 102.8% (yoy). Namun pada 2014, Indonesia disalip oleh China sebagai eksportir terbesar. Nilai ekspor teh Indonesia pada 2014 adalah sebesar US$ 1.55 juta (+40.2%), sedangkan ekspor dari China sebesar US$ 2.05 juta (+252.0%). Sebagian besar ekspor teh pada 2014 dari Indonesia adalah teh hitam dengan menyumbang 98.5% dari total volume atau sebanyak 502.7 ton. Dari data impor teh Thailand, nilai impor teh dari negara pemasok teh utama seperti Jepang (-0.9%), Sri Lanka (-18.4%), Vietnam (-18.3%) menurun, namun impor teh dari Indonesia mencatat pertumbuhan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa ada penerimaan baik untuk teh asal Indonesia di Thailand. Meningkatnya kesadaran masyarakat Thailand akan manfaat kesehatan minum teh, teh herbal dan teh putih menjadi peluang Indonesia untuk meningkatkan nilai ekspor dari komoditi teh di Thailand. Teh putih Indonesia saat ini telah dikembangkan oleh PTP Teh diharapkan akan meningkatkan nilai ekspor teh Indonesia dan menjadi icon produk unggulan teh dari Indonesia.
vii
I. PENDAHULUAN I.1 GAMBARAN THAILAND
Geografi Thailand berada di tengah semenanjung Indochina di Asia Tenggara yang berbatasan dengan Burma dan Laos di sebelah utara, di sebelah timur oleh Laos dan Kamboja, di selatan oleh Teluk Thailand dan Malaysia, dan di barat oleh Laut Andaman dan ujung selatan Burma.
Gambar 1. Posisi Negara Thailand
Thailand berbentuk monarki, yang dipimpin oleh Raja Bhumibol Adulyadej sejak 9 Juni 1946 dengan kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang setelah terjadi krisis politik pemerintahan diambil alih oleh Militer sambil menunggu pemerintahan baru terbentuk.
Letak geografis Thailand adalah terbentang di 5’-21’ lintang utara dan 97’-105’ bujur timur. Thailand memiliki total lahan 513,120 km² terdiri dari daratan seluas 510,890 km² dan perairan seluas 2,230 km². Thailand beribukota di Bangkok, yang juga sebagai pusat politik, perdagangan, industri dan budaya.
1
Tabel 1. Profil Ekonomi Thailand Populasi :
0-14 th : 19.5%
67,091,089 (jiwa)
15-24 th : 15.1% 25-54 th : 45.9% 55-64 th : 10.1% ≥ 65 th : 9.5%
Pengangguran
Tingkat pengangguran: 0.72% (2013) Total pengangguran: 283.5 ribu (2013)
GDP 2013
THB 5,038.8 miliar; tumbuh 2.9% (yoy) Komposisi
GDP:
Pertanian
(8.3%);
Industri
(38.07%);
Pertambangan (2.17%), Konstruksi (2.1%) dan Jasa (45.78%) Ekspor 2013
US$ 228.53 miliar (-0.31%)
Ekspor Utama
Mobil, komponen & aksesori US$ 24.4 miliar (+6.5%);
Komputer US$ 17.76 miliar (-6.82%);
Produk olahan minyak bumi US$ 12.72 miliar (-1.18%);
Batu berharga dan perhiasan US$ 10.09 miliar (-23.29%);
Produk kimia US$ 9.11 miliar (+6.92%).
Impor 2013
US$ 250.72 miliar (+0.29%)
Impor Utama
Minyak mentah US$ 38.92 miliar (+8.58%);
Mesin dan komponen US$ 23.18 miliar (-11.44%);
Perhiasan US$ 17.71 miliar (+12.06%);
Mesin listrik dan komponen US$ 15.17 miliar (-10.79%),
Besi, baja dan produk besi & baja US$ 15.114.8 miliar (2.41%).
Inflasi
2.18% (2013); 3.02% (2012)
Demografi Populasi Thailand diperkirakan 67,091,089 jiwa pada Juli 2012, menduduki peringkat ke 20 di dunia. Sekitar 75% dari populasi adalah Thai; China (14%); Melayu (3%) dan etnis lainnya (8%). Agama resmi di Thailand adalah Budha (94.6%); disusul Muslim (4.6%); Kristen (0.7%) dan lain-lain (0.1%).
2
1.2 KONDISI PEREKONOMIAN
Tinjauan Ekonomi Perekonomian Thailand tahun 2013 tumbuh sebesar 2.9%, melambat dari pertumbuhan 6.4% tahun 2012, sebagian besar karena melemahnya permintaan domestik dan pemulihan ekspor barang yang lamban meskipun membaiknya prospek global. Hanya sektor pariwisata saja yang mencatat pertumbuhan kuat sepanjang tahun. Kementerian Keuangan Thailand juga telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi 2014 menjadi 3.1% di tengah konflik politik yang teru berlanjut sejak November 2013. Di tengah pasar eksternal yang lamban, ekspor Thailand mencatat kontraksi 0.3% pada tahun 2013 menjadi US$ 228.5 miliar. Sementara, pertumbuhan impor moderat ke 0.3% pada 2013, turun tajam dari pertumbuhan 9.3% pada tahun 2012. Ekonomi Thailand telah melewati goncangan ekonomi internal dan eksternal dalam beberapa tahun terakhir. Krisis ekonomi global sangat mengurangi ekspor Thailand, dengan sebagian besar sektor mengalami penurunan dua digit. Pada tahun 2009, perekonomian mengalami kontraksi 2.3%. Namun, pada tahun 2010, perekonomian Thailand diperluas 7.8%, laju tercepat sejak 1995, karena ekspor yang meningkat tajam. Pada akhir 2011 pertumbuhan terputus oleh gangguan rantai pasokan akibat tsunami Jepang dan banjir parah di kawasan industri utara Bangkok telah melumpuhkan sektor manufaktur, sehingga perekonomian Thailand hanya tumbuh 0.1% (yoy). Thailand merupakan perekonomian terbesar kedua di 10 negara ASEAN, setelah Indonesia. Thailand mencatat rebound ekonomi yang kuat 6.4% pada tahun 2012 setelah bencana banjir pada tahun 2011, ketika pertumbuhan PDB jatuh ke hanya 0.1%. Pertumbuhan pada tahun 2012 didorong permintaan domestik. Konsumsi meningkat sejalan dengan pendapatan rata-rata yang lebih tinggi, baik dalam sektor pertanian dan non-pertanian serta langkah-langkah pemulihan produksi dan stimulus yang digulirkan oleh pemerintah. Namun, pemulihan ekonomi kembali menurun di 2013 dengan pertumbuhan GDP turun menjadi 2.9% akibat krisis politik yang berkepanjangan. Pada kuartal keempat tahun 2013, GDP riil meningkat hanya 0.6% karena konflik politik berkelanjutan yang menyebabkan konsumsi domestik dan sentimen investasi melemah.
3
Perdagangan Internasional
Total perdagangan eksternal Thailand pada 2013 adalah sebesar US$ 479.25 miliar, hampir sama dengan tingkat perdagangan pada 2012. Mitra perdagangan terbesar Thailand pada 2013 adalah China, Jepang, AS, Malaysia dan Uni Emirat Arab. Total ekspor turun tipis 0.31% menjadi US$ 228.53 miliar, dan total impor tumbuh hanya 0.29% menjadi US$ 250.72 miliar pada tahun 2012. Pertumbuhan moderat dalam perdagangan Thailand disebabkan kondisi ekonomi global yang belum pulih. Ekspor utama Thailand ke dunia antara lain barang elektronik dan listrik (E&E); mobil, komponen & aksesori; komputer; batu berharga dan perhiasan; produk olahan minyak bumi dan karet. Negara tujuan ekspor terbesar Thailand adalah ASEAN, China, Amerika Serikat, Jepang, dan Hong Kong. Sementara, impor terbesar Thailand adalah minyak mentah; mesin dan komponen; produk listrik dan elektronik; besi, baja dan produk besi & baja dan bahan kimia. Negara Pemasok barang impor utama Thailand antara lain: ASEAN, Jepang, China, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat.
Perdagangan Thailand-Indonesia
Total perdagangan Thailand-Indonesia pada 2013 adalah sebesar US$ 18.95 miliar, turun 1.86% (yoy) dibandingkan tahun 2012. Indonesia adalah mitra perdagangan Thailand terbesar ketujuh dengan total ekspor sebesar US$ 10.87 miliar (-3.01%) dan S$ 8.07 miliar (-0.27%). Ekspor utama Thailand ke Indonesia antara lain produk pertanian seperti beras dan tapioka; produk agro-industri terutama didorong impor gula, makanan olahan dan minuman; produk manufaktur ( mobil & aksesori, mesin & peralatan dan peralatan listrik). Sementara, impor terbesar Thailand dari Indonesia adalah minyak mentah; batu bara, mesin, aksesori kendaraan dan ikan beku.
4
II. GAMBARAN UMUM PRODUK
II.1. GAMBARAN UMUM PRODUK TEH DI THAILAND Teh adalah sejenis minuman mengandung kafein yang di hasilkan dari menyeduh daun teh dengan air panas. Daun teh untuk minuman didapatkan dari pengolahan daun tanaman teh (Camellia sinensis). Daun yang di gunakan biasanya adalah daun pucuk di tambah 2-3 helai daun muda di bawahnya. Daun tanaman teh (Camellia sinensis) tersebut kemudian di olah dengan cara ‘fermentasi’ sebelum dapat di konsumsi. Meskipun pengolahan daun teh dilakukan dengan cara ‘fermentasi’ namun sebenarnya proses pengolahannya tidak menggunakan ragi (mikroorganisme) dan juga tidak menghasilkan alkohol seperti proses fermentasi pada umumnya. Fermentasi daun teh lebih tepat jika di sebut proses oksidasi karena pemecahan komponen-komponen yang terkandung dalam teh di bantu oleh oksigen yang ada di udara. Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh. Pada umumnya, tanaman teh tumbuh di daerah tropis dengan ketinggian antara 200-2,000 meter diatas permukaan laut, dengan suhu cuaca antara 14-25 derajat celsius. China, India, Srilangka, Indonesia, Kenya, Malawi, Tanzania dan Zimbabwe adalah negara-negara berkembang di Asia Selatan dan Afrika Timur yang menghasilkan lebih dari 85% produksi dan ekspor teh dunia.
KLASIFIKASI TEH BERDASARKAN CARA PENGOLAHAN
1. Teh Hijau (Green Tea) Teh hijau adalah jenis teh yang juga tidak mengalami proses fermentasi. Karena aktivitas enzim sengaja di hentikan dengan panas/steam. Teh hijau memiliki kandungan zat tanin yang tinggi. Zat tanin atau katekin adalah senyawa tidak berwarna dan paling penting pada daun teh karena dapat menentukan kualitas daun teh dimana dalam pengolahannya, perubahannya selalu dihubungkan dengan semua sifat teh kering yaitu rasa, warna dan aroma. Tanin atau katekin pada daun teh merupakan senyawa yang sangat kompleks. Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah dipetik. Daun teh tidak diberi kesempatan fermentasi (hampir tidak mengalami proses perubahan kimia).
5
Gambar 2. Teh Hijau
Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Biasanya pucuk teh diproses langsung dengan panas/steam untuk menghentikan aktivitas enzim sehingga sama seperti raw leaf (daun teh awalnya). Teh hijau lebih dikenal sebagai jenis teh yang dapat mencegah pertumbuhan penyakit kanker. Manfaat lain dari teh hijau adalah untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol jahat dan menghaluskan kulit.
2. Teh Hitam (Black Tea) Teh hitam mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas dikonsumsi. Dalam proses pengolahan diberi kesempatan penuh terjadi fermentasi (mengalami perubahan kimiawi sempurna sehingga hampir semua kandungan tanin terfermentasi menjadi tehaflavin dan teharubigin) yang akan merubah warna daun teh dari hijau menjadi kecoklatan dan dengan proses pengeringan berubah menjadi hitam. Tehaflavin dan teharubigin adalah pigmen teh yang berwarna hitam yang terbentuk karena adanya reaksi yang terjadi antar quinon (turunan katekin) dengan gallokatekin. Jumlah thaeflavin dan tharubigin dalam berkontribusi terhadap sifat teh hitam, seperti pada warna, strengh dan body. Gambar 3. Teh Hitam
6
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1 bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan (India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. 3. Teh Oolong (Oolong Tea)
Disebut sebagai teh semi fermentasi. Teh Oolong umumnya diproduksi dari tanaman teh yang tumbuh di daerah semi tropis. Prosesnya sama seperti teh hitam, namun proses fermentasinya hanya sebagian (lebih singkat sekitar 30-70% dan perubahan berlangsung setengah sempurna sehingga masih mengandung sebagian tanin dan beberapa senyawa turunannya) sehingga warna dan aromanya di antara teh hitam dan teh hijau. Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari. Seperti halnya teh yang lain, teh oolong juga mempunyai khasiat kesehatan yang dapat membantu kinerja pencernaan, mengobati sakit kepala. Bahkan pada penelitian modern terhadap teh oolong menunjukkan bahwa teh ini efektif mengontrol kadar kolesterol dan membantu menurunkan kadar gula. Gambar 4. Teh Oolong
4. Teh Putih (White Tea)
Teh Putih merupakan jenis teh terbaik karena untuk mendapatkannya, hanya diambil dari satu pucuk tiap satu pohon, yakni pucuk tertinggi dan utama. Teh putih ini dibuat dari pucuk daun yang tidak mengalami proses oksidasi dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk menghalangi pembentukan klorofil. Kandungan antioksidan paling tinggi. Dalam prosesnya, daun teh dibiarkan layu secara alami sehingga warnanya menjadi putih. Teh putih diproduksi dalam jumlah lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih mahal.
7
Gambar 5. Teh Putih
Karena proses yang lebih singkat ini kandungan tannin/ katekin pada teh putih adalah yang tertinggi untuk menangkal radikal bebas lebih ampuh dibanding teh lainnya serta berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh. Gambar 6. Langkah-Langkah Proses Pengolahan Teh
8
5. Teh Bunga atau Buah
Ada juga teh dengan campuran bunga atau buah. Salah satu contohnya adalah teh dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. Gambar 7. Teh Melati
KLASIFIKASI TEH BERDASARKAN PENYAJIAN
1. Teh celup Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas dengan tali. Teh celup sangat populer karena praktis untuk membuat teh, tetapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak menyukai rasa teh celup.
2. Teh saring Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas tanpa tali. Teh saring sangat populer karena praktis untuk membuat teh dalam kuantitas banyak dan menghasilkan lebih pekat dibandingkan teh celup.
3. Teh seduh (daun teh) Teh dikemas dalam kaleng atau dibungkus dengan pembungkus dari plastik atau kertas. Takaran teh dapat diatur sesuai dengan selera dan sering dianggap tidak praktis. Saringan teh dipakai agar teh yang mengambang tidak ikut terminum. Selain itu, teh juga bisa dimasukkan dalam kantong teh sebelum diseduh. Mangkuk teh bertutup asal Tiongkok yang disebut gaiwan dapat digunakan untuk menyaring daun teh sewaktu menuang teh ke mangkuk teh yang lain.
9
4. Teh yang dipres Teh dipres agar padat untuk keperluan penyimpanan dan pematangan, contoh teh yang dipres adalah teh pu erh. Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar proses oksidasi tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak dipres tidak akan mengalami proses pematangan. Teh yang sudah dipres mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan daun teh biasa. Gambar 8. Teh Pu Erh
5. Teh stik Teh dikemas di dalam stik dari lembaran aluminium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil yang berfungsi sebagai saringan teh. 6. Teh instan Teh berbentuk bubuk yang tinggal dilarutkan dalam air panas atau air dingin. Pertama kali diciptakan pada tahun 1930-an tetapi tidak diproduksi hingga akhir tahun 1950-an. Teh instan ada yang mempunyai rasa vanila, madu, buah-buahan, atau dicampur susu bubuk.
II. 2 KARAKTERISTIK PRODUK TEH DI PASAR THAILAND. Di Thailand terdapat banyak produk teh baik lokal maupun impor dari luar. Sebagai contoh teh hijau diimpor dari Jepang, Cina dan Korea. Beberapa teh dan produk teh produksi lokal yang dijual di supermarket Thailand adalah sebagai berikut: Gambar 9. Beberapa Teh dan Produk Teh Lokal Thailand
10
III. INFORMASI PASAR
III.1 Trend Pasar Untuk Produk The Di Thailand
Trend pasar teh yang ada di Thailand yang ada saat ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
Seiring dengan kesadaran akan kesehatan, konsumsi teh dikaitkan dengan manfaat teh bagi kesehatan. Sebagai contoh hijau dan teh herbal yang digunakan untuk membakar kolesterol, mencegah kanker, diet dan lain-lain.
Teh instan atau ready to drink (teh siap minum). Teh tidak hanya disajikan untuk minuman hangat tetapi juga untuk minuman dingin dalam kemasan. Teh instan ada yang mempunyai rasa vanila, madu, buah-buahan, atau dicampur susu bubuk.
Kebiasaan masyarakat Thailand yang gemar mengkonsumsi minuman seperti ice tea, ice lemon tea, thai ice tea, fresh orange, dan coffee late sambil beraktifitas lainnya. Sebagai contoh adalah kaum pekerja yang membeli minuman tersebut di pinggir jalan saat berangkat ke tempat kerja.
Cara penyajian teh yang lebih cepat semakin disukai yaitu dengan menggunakan teh celup (tea bags) untuk menyeduh teh. Teh celup dibuat dari teh yang dikemas dalam kantong kecil yang biasanya dibuat dari kertas dengan tali. Teh celup sangat populer karena praktis untuk membuat teh, tetapi pencinta teh kelas berat biasanya tidak menyukai rasa teh celup.
Banyaknya kafe yang menyediakan kopi dan teh. Saat ini menkonsumsi kopi dan teh menjadi bagian dari gaya hidup.
III.2 Prospek Perdagangan Teh Teh, menjadi minuman yang makin populer sebagai minuman pilihan di seluruh dunia. Teh juga telah memiliki pasar tersendiri seperti halnya kopi. Saat ini, minum teh juga dikaitkan dengan manfaatnya bagi kesehatan terutama untuk mengurangi kolesterol dan menjadi zat antioksidan. Laporan Euromonitor Juni 2014 menyatakan bahwa volume penjualan teh eceran di Thailand menunjukkan pertumbuhan 4% pada 2013 Peningkatan ini sebagian disebabkan meningkatnya apresiasi konsumen terhadap manfaat teh bagi kesehatan dan dari variasi rasa teh yang berbeda. Permintaan terhadap teh di Thailand diperkirakan akan terus meningkat. Meningkatnya kesadaran kesehatan di Thailand memastikan bahwa teh terus mendapatkan popularitas di kalangan konsumen, terutama di kalangan orang dewasa muda perkotaan. Selain itu, pertumbuhan konsumsi teh diperkuat oleh perbaikan dalam distribusi, harga dan kegiatan pemasaran lainnya. Meningkatnya kemakmuran, dan “booming” kafe juga menjadi faktor yang berperan mendorong konsumsi teh, dan
11
menyebabkan perkembangan rantai distribusi teh. Di kalangan masyarakat Thailand kegemaran minum teh sudah sangat lazim, teh racikan Thailand dikenal dengan nama Cha Yen yang merupakan campuran teh, susu dan diberi es. Di Thailand dengan mudah kita bisa menemukan penjual teh Cha Yen di jalanjalan yang selalu laris diserbu pembeli.
Gambar 10. Thai Ice Tea atau Cha Yen
Seiring dengan kesadaran akan kesehatan, Teh herbal menjadi peluang Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar ekspor teh ke Thailand. Teh herbal adalah teh dengan campuran akar, bunga atau bagian tanaman lainnya yang memiliki manfaat untuk kesehatan, bahkan kadang tidak ada campuran tehnya atau hanya berisi bunga yang memiliki khasiat kesehatan. Sebagai contoh adalah teh merah yang berasal dari bunga rosella yang memiliki fungsi kesehatan terutama untuk menurunkan darah tinggi, kolesterol dan diabetes serta sebagai alternatif proses detoksifikasi. Selain teh herbal, teh dengan kandungan rempah-rempah menjadi peluang besar untuk meningkatkan ekspor.
Gambar 11. Teh Merah atau Teh Rosella
12
Potensi ekspor teh dari Indonesia lainnya adalah jenis teh putih. Saat ini, teh putih Indonesia telah diekspor ke Jepang dengan harga yang cukup mahal. Teh putih dipercaya mengandung zat antioksidan yang sangat tinggi. Teh putih (White tea) merupakan jenis teh yang masih asing terutama jika dibandingkan dengan teh hijau dan teh hitam. Kurang populernya teh putih ini disebabkan merupakan jenis teh yang paling langka dan paling mahal di dunia. Karena harga yang tinggi itu pula yang menyebabkan tidak banyak orang mengkonsumsinya sehingga kurang populer. Hasil penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa kandungan antioksidan polifenol dalam teh putih lebih tinggi dan memiliki nilai tertinggi dari kandungan teh hitam dan teh hijau.
Teh putih sudah dikembangkan dan telah diproduksi oleh beberapa perkebunan teh di Indonesia, diantaranya yaitu: 1. PT. Chakra di Ciwidey, Jawa Barat dengan nama Oza Premium White Tea; 2. PTPN VIII di Garut, Jawa Barat; 3. PTPN XII di Wonosari, Jawa Timur; 4. Pusat Penelitian Teh dan Kina di Gambung, Jawa Barat dengan nama Excellent Gamboeng White Tea dan 5. PT. Victory Cosmetindo di Jawa Barat yang memproduksi teh putih celup Olivetree White Tea.
Gambar 12. Teh Putih Asal Indonesia
Produk teh putih perkebunan diatas umumnya di ekspor, konsumsi dalam negeri belum banyak membutuhkan jenis teh ini dan tidak populer didalam negeri. Teh putih diharapkan menjadi ikon baru produk teh di Indonesia.
13
III.3 Segmentasi Pasar Teh untuk konsumsi rumah biasanya dalam bentuk kemasan kecil, atau dalam bentuk teh celup dan dijual di minimarket, supermarket, hypermarket dan pasar. Selain itu ada teh yang bisa langsung dinikmati yaitu ready to drink atau teh dalam kemasan yang dijual di mini market, supermarket, dan vending machine. Ada juga kafe-kafe yang menjual minuman teh yang bisa dinikmati langsung oleh konsumen di tempat dengan hidangan kue-kue yang lain seperti Starbuck, Green Canyon, dll. Sedangkan teh untuk konsumsi besar seperti untuk hotel, restoran, serta industri selain bisa membeli di distributor atau agen, mereka bisa bertindak sebagai importir langsung atau mereka membeli dari importir teh. Teh untuk industri besar biasanya akan diimpor langsung, tetapi untuk industri kecil memilih memesan teh kepada importir produk teh.
III.4 Struktur Konsumen, perilaku dan daya beli Daya beli teh di Thailand tidak dibatasi oleh struktur konsumen penikmat teh di negara Thailand. Dari mulai anak-anak sampai dengan dewasa merupakan pasar potensial untuk teh karena kebiasaan dan perilaku dari masyarakat Thailand yang suka mengkonsumsi minuman yang dingin. Thai ice tea atau Cha Yen merupakan minuman favorit di Thailand. Harga teh yang beragam dari yang murah sampai yang mahal juga menyebabkan tidak terbatasnya penikmat teh di Thailand. III.5 Persepsi Dan Referensi Pembeli Disamping sebagai minuman pelepas dahaga, teh juga dipercaya sebagai minuman yang bermanfaat untuk kesehatan, seperti minuman teh hijau yang dipercaya sebagai obat anti kanker. Pelangsing tubuh dan lain lain juga tidak kalah pentingnya sebagai informasi atau referensi dari pembeli mengenai produk teh yang disukai.
III.6 Sesi Pembelian Waktu dan frekuensi pembelian teh oleh konsumen tidak terbatas waktu tertentu dan frekuensi pembelian meningkat biasanya pada saat terjadinya musim panas karena peningkatan suhu cuaca yang memicu masyarakat untuk mengkonsumsi minuman dingin seperti Thai ice tea atau Cha Yen dan lain lain. Serta pada musim dingin atau winter, masyarakat gemar mengkonsumsi the panas/hangat.
III.7 Produk Teh berdasarkan Nomor HS dan Segmentasinya
14
Tabel 2. Kode HS Teh Dan Segmentasi Kode HS
Deskripsi
Segmentasi
90210
Teh hijau (tidak difermentasi) dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Untuk Konsumen Restaurant, Café, Hotel, Rumah
90220
Teh hijau lainnya (tidak difermentasi)
Untuk Konsumen Industri
90230
Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian,dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Untuk Konsumen Restaurant, Café, Hotel, Rumah
90240
Teh hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya yang difermentasi sebagian
Untuk Konsumen Industri
15
IV. INFORMASI PERDAGANGAN
IV.1 Trend Impor Teh Di Pasar Thailand
Dalam hal nilai, impor teh Thailand dari dunia pada tahun 2013 sebesar US$ 12.14 juta, mencatat pertumbuhan 5.3% (yoy) dibandingkan tahun 2012. Untuk tahun 2014 (Januari-Juli), impor teh Thailand mencatat pertumbuhan kuat 31.0% dari periode yang sama 2013, menjadi US$ 7.46 juta. Sedangkan secara volume, Thailand telah mengimpor teh sebanyak 4.72 ribu ton pada 2013, atau lebih dari dua kali angka ekspor teh pada 2013. Untuk periode Januari-Juli 2014, Thailand mengimpor 2.09 ribu ton teh, turun 16.6% (yoy). Penurunan volume impor disebabkan penurunan tajam pada impor teh dari Sri Lanka, China dan Myanmar. Meskipun impor teh dari negara-negara eksportir utama menurun, namun impor teh Thailand dari Indonesia mencatat pertumbuhan kuat baik secara nilai maupun volume. Nilai impor teh dari Indonesia pada Januari-Juli 2014 naik 40.2% (yoy), dengan total volume impor 319.8 ton atau menyumbang 15.3% dari total kebutuhan impor teh Thailand. Pada grafik dibawah, dapat dilihat perkembangan impor teh Thailand dari Dunia selama lima tahun terakhir Grafik 1. Perkembangan Impor Teh (HS 0902) Thailand
Jenis teh yang diimpor oleh Thailand ditunjukkan dalam grafik berikut :
16
Grafik 2. Impor Teh (HS 0902) Thailand Menurut Jenis dan Kemasan
Tabel 3. Perkembangan Impor Teh Thailand Menurut Jenis dan Kemasan Kode HS
090210
090220
090230
090240
Deskripsi
Teh hijau (tidak difermentasi) dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Volume/ Nilai
Ton
Tahun 2011
2012
2013
% Growth 13/12
% Share 2013
Januari-Juli 2013
2014
% Growth 14/13
% Share 2014
172.9
93.4
159.5
70.7
3.4
85.9
61.7
(28.2)
3.0
US$ '000
3,535.0
1,476.0
2,399.8
62.6
19.8
1,226.1
872.9
(28.8)
11.7
Ton
1,040.6
2,204.5
1,573.6
(28.6)
33.3
842.5
400.0
(52.5)
19.2
US$ '000
1,509.2
3,080.5
2,515.7
(18.3)
20.7
1,273.2
1,269.6
(0.3)
17.0
92.6
2,414.5
170.3
(92.9)
3.6
71.6
72.7
1.5
3.5
US$ '000
1,297.4
2,253.9
2,628.6
16.6
21.7
886.7
2,227.0
151.1
29.8
Ton
1,750.6
3,029.5
2,818.1
(7.0)
59.7
1,502.2
1,552.2
3.3
74.4
US$ '000
3,617.7
4,718.9
4,596.5
(2.6)
37.9
2,310.5
3,093.9
33.9
41.5
Ton
3,056.7
7,742.0
4,721.5
(39.0)
100.0
2,502.2
2,086.6
(16.6)
100.0
US$ '000
9,959.4
11,529.3
12,140.7
5.3
100.0
5,696.6
7,463.4
31.0
100.0
Teh hijau lainnya (tidak difermentasi) Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian,dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg Teh hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya yang difermentasi sebagian
Ton
0902
Jenis teh yang diimpor oleh Thailand sebagian besar adalah teh curah, baik itu teh hijau maupun teh hitam. Teh hitam curah (HS 0902.40) pada 2014 dengan total volume impor 1.55 ribu ton atau 74.39% dari total volume impor teh. Impor teh hitam curah Thailand adalah senilai US$ 3.09 juta pada 2014, naik 33.9%(yoy). Dari data diata terlihat bahwa impor teh hitam Thailand mencatat pertumbuhan kuat, sebaliknya impor teh hijau mencatat kontraksi baik dalam nilai maupun volume.
17
1. Teh Hijau (tidak difermentasi), dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg (HS 0902.10) Nilai impor teh hijau (tidak difermentasi), dikemas dalam kemasan tidak lebih dari 3 kg (HS 0902.10) Thailand selama periode Januari-Juli 2014 adalah sebesar US$ 872.9 ribu, turun 28.8% (yoy), dengan volume impor sebanyak 61.7 ton. Negara pemasok terbesar antara lain Jepang, Indonesia, Singapura, Polandia dan China. Jepang menguasai pangsa impor yaitu sebesar US$ 468.3 ribu, naik 51.6%, dengan volume impor sebanyak 43.8 ton atau 71.0% dari total pasar impor teh hijau kemasan di Thailand. Besarnya impor dari jepang disebabkan teh hijau dari Jepang yang sudah terkenal di dunia. Impor dari Indonesia sebesar US$ 98.1 ribu, turun tajam 80.4% dari periode yang sama 2013, sedangkan secara volume impor dari Indonesia turun 87.6%.
Tabel 4. Negara Asal Impor Utama Teh HS 0902.10 Thailand
No.
Negara
1
JAPAN
2
INDONESIA
Volume/ Nilai Ton US$ '000
3
SINGAPORE
4
POLAND
5
CHINA
8
HONG KONG NETHERLANDS
9
U. KINGDOM
10
SRI LANKA
2013
32.0
37.0
40.7
Januari-Juli 2013
2014
9.8
25.5
24.5
43.8
% Growth 14/13
% Share 2014
79.1
71.0 53.6
622.7
566.0
(9.1)
23.6
308.9
468.3
51.6
11.9
32.6
81.4
149.9
51.1
39.3
4.9
(87.6)
7.9
US$ '000
73.7
326.8
1,041.0
218.5
43.4
499.6
98.1
(80.4)
11.2
Ton
0.2
2.6
4.0
55.3
2.5
1.9
1.2
(35.5)
2.0
US$ '000
8.3
170.5
278.2
63.2
11.6
139.0
77.9
(44.0)
8.9
Ton
0.4
3.2
4.9
52.1
3.0
1.7
3.1
77.5
5.0
10.9
73.4
92.2
25.6
3.8
31.9
57.4
79.9
6.6
3.3
6.4
5.4
(16.0)
3.4
3.6
3.4
(7.6)
5.4
67.4
107.3
125.8
17.2
5.2
88.6
50.5
(43.0)
5.8
Ton Ton
0.6
1.5
1.0
(29.4)
0.6
0.8
0.9
14.2
1.5
19.8
44.1
41.3
(6.3)
1.7
30.8
44.1
43.2
5.1
Ton
0.0
-
0.1
-
0.0
0.1
0.5
722.6
0.8
US$ '000
1.5
0.2
1.5
650.0
0.1
1.5
22.7
1413.3
2.6
Ton
-
-
3.1
-
1.9
-
0.7
-
1.2
US$ '000
-
-
55.0
-
2.3
-
15.8
-
1.8
5.0
2.8
1.9
(33.0)
1.2
1.4
1.1
(25.6)
1.7
US$ '000 7
2012
% Share 2013
446.7
US$ '000 GERMANY
2011
% Growth 13/12
Ton
US$ '000
6
Tahun
Ton US$ '000
72.7
40.4
24.0
(40.6)
1.0
19.4
14.0
(27.8)
1.6
Ton
1.6
0.7
2.8
313.6
1.7
0.3
0.4
13.9
0.6
US$ '000
7.5
17.8
26.4
48.3
1.1
4.6
11.0
139.1
1.3 2.9
Others
Ton
Others
US$ '000
Total
Ton
Total
US$ '000
118.0
6.8
14.4
112.7
9.0
12.3
1.8
(85.5)
2,826.5
72.8
148.3
103.7
6.2
101.8
13.1
(87.1)
1.5
172.9
93.4
159.5
70.7
100.0
85.9
61.7
(28.2)
100.0
3,535.0
1,476.0
2,399.7
62.6
100.0
1,226.1
872.9
(28.8)
100.0
18
2. Teh Hijau lainnya (tidak difermentasi) lainnya (HS 0902.20) Impor teh hijau lainnya/ curah HS 0902.20 Thailand pada Januari-Juli 2014 sebesar US$ 1.27 juta, turun tipis 0.3% (yoy). Namun, dalam hal volume, impor teh hijau curah turun tajam 52.5% menjadi 400.0 ton, akibat penurunan impor dari Myanmar, Vietnam dan Taiwan. Pemasok utama teh hijau curah (HS 0902.20) antara lain Jepang, China, Myanmar, Vietnam dan Taiwan. Impor teh hijau dari Jepang sebesar US$ 694.2 juta (+122.6%), dengan volume impor sebanyak 42.6 ton atau 10.6% dari total volume impor. Impor dari China sebesar US$ 308.8 ribu (+28.4%), dengan total volume impor 217.1 ton, menyumbang 54.3% dari total volume impor. Besarnya volume impor dari China dibandingkan Jepang menunjukkan bahwa impor teh hijau curah dari China memiliki harga yang murah.
Tabel 5. Negara Asal Impor Utama Teh Hijau Lainnya (HS 0902.20) Thailand
No.
Negara
1
JAPAN
2
CHINA
3
Volume/ Nilai
65.2
67.3
US$ '000
425.5
888.1
Ton
497.5
798.0
US$ '000
406.2
Ton US$ '000
2014
% Share 2014
67.0
10.6
887.1
(0.1)
35.3
311.9
694.2
122.6
54.7
451.2
(43.5)
28.7
254.0
217.1
(14.5)
54.3
631.5
492.6
(22.0)
19.6
240.5
308.8
28.4
24.3
471.4
1,276.2
957.0
(25.0)
60.8
494.5
97.9
(80.2)
24.5
560.7
1,172.6
818.6
(30.2)
32.5
485.9
137.5
(71.7)
10.8
Ton
38.5
42.5
73.5
72.9
4.7
46.7
37.4
(19.9)
9.4
US$ '000
91.2
103.3
183.8
77.9
7.3
132.8
80.5
(39.4)
6.3
4.7
0.0
17.7
589400.0
1.1
17.4
2.7
(84.5)
0.7
12.0
0.2
40.9
20350.0
1.6
36.7
22.7
(38.1)
1.8
Ton
0.0
0.9
1.0
20.9
0.1
0.0
1.0
23650.0
0.2
US$ '000
0.2
7.0
14.2
102.9
0.6
-
13.7
-
1.1
Ton
0.1
-
0.0
-
0.0
0.0
0.2
437.5
0.1
US$ '000
4.9
-
2.5
-
0.1
2.5
4.3
72.0
0.3
Ton
0.0
0.0
0.2
661.3
0.0
0.0
0.2
562.9
0.1
US$ '000
0.3
1.5
3.2
113.3
0.1
0.5
3.8
660.0
0.3
Ton
0.2
0.1
0.1
(54.5)
0.0
0.1
0.1
55.0
0.0
US$ '000
5.7
2.9
1.1
(62.1)
0.0
1.1
2.7
145.5
0.2
Ton
1.1
3.5
0.8
(76.6)
0.1
0.3
0.7
132.9
0.2
US$ '000
1.5
27.4
5.1
(81.4)
0.2
2.2
1.1
(50.0)
0.1
Others
Ton
0.0
18.0
4.7
(73.7)
0.3
3.9
0.1
(98.7)
0.0
Others
US$ '000
0.9
246.1
66.6
(72.9)
2.6
59.1
0.3
(99.5)
0.0
Total
Ton
1,040.6
2,204.5
1,573.6
(28.6)
100.0
842.5
400.0
(52.5)
100.0
Total
US$ '000
1,509.1
3,080.6
2,515.7
(18.3)
100.0
1,273.2
1,269.6
(0.3)
100.0
TAIWAN
27.0
2013
% Growth 14/13
42.6
5
Ton US$ '000
8
2013
Januari-Juli
25.5
VIETNAM
7
2012
% Share 2013 4.3
4
6
2011
% Growth 13/12 3.1
MYANMAR
Ton
Tahun
SRI LANKA THAILAND U. KINGDOM
9
GERMANY
10
U.S.A.
19
3. Teh Hitam (difermentasi) dan sebagian difermantasi, dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg (HS 0902.30) Impor teh hitam dalam kemasan (HS 0902.30) Thailand sepanjang 2014 adalah sebesar US$ 2.23 juta, naik tajam 151.2% (yoy). Dalam hal volume, impor teh hitam dalam kemasan adalah 72.7 ton, naik 1.5%. Pemasok utama teh hitam antara lain China, Polandia, USA, Singapura dan Sri Lanka. Impor teh hitam kemasan dari China menguasai pasar pada 2014, dengan nilai impor sebesar US$ 1.44 juta, dibandingkan US$ 68.2 ribu pada periode yang sama 2013. Volume impor teh hitam dari China sebanyak 21.7 ton, naik 55.9% (yoy), menguasai 29.9% total volume impor teh hitam di Thailand.
Tabel 6. Negara Asal Impor Utama Teh Hitam (HS 0902.30) Thailand
No.
Negara
1
CHINA
2
POLAND
Volume/ Nilai Ton US$ '000 Ton US$ '000
3
U.S.A.
Ton US$ '000
4
SINGAPORE
5
SRI LANKA
Ton
7
TAIWAN GERMANY FRANCE MALAYSIA
10
U. KINGDOM
2013
Januari-Juli 2013
2014
% Growth 14/13
% Share 2014
4.5
9.3
39.5
324.6
23.2
13.9
21.7
55.9
29.9
139.8
48.9
867.8
1674.6
33.0
68.2
1,437.5
2007.8
64.6
3.9
31.4
21.6
(31.2)
12.7
5.8
11.7
101.9
16.1
65.7
512.1
317.3
(38.0)
12.1
86.6
194.0
124.0
8.7
9.4
13.3
12.7
(5.1)
7.4
5.2
5.7
9.1
7.8
219.4
164.1
241.3
47.0
9.2
148.4
129.6
(12.7)
5.8
0.2
3.2
6.6
106.2
3.9
3.3
1.8
(46.5)
2.4
10.8
186.4
422.2
126.5
16.1
199.1
108.6
(45.5)
4.9
25.0
2,310.2
31.5
(98.6)
18.5
12.0
11.2
(6.7)
15.4
189.1
866.0
274.2
(68.3)
10.4
117.3
105.5
(10.1)
4.7
Ton
0.0
1.5
1.2
(16.6)
0.7
0.8
1.0
19.6
1.3
US$ '000
0.5
130.2
123.1
(5.5)
4.7
76.4
99.2
29.8
4.5
Ton
1.2
2.5
2.9
17.9
1.7
2.2
1.4
(36.6)
1.9
36.1
80.7
112.2
39.0
4.3
80.0
70.1
(12.4)
3.1
Ton
0.4
0.5
0.7
27.5
0.4
0.3
0.4
39.0
0.6
22.4
35.5
40.9
15.2
1.6
16.4
33.7
105.5
1.5
0.8
1.3
5.6
347.5
3.3
4.0
2.5
(38.0)
3.4
US$ '000
11.2
8.1
20.2
149.4
0.8
4.4
28.9
556.8
1.3
Ton
33.9
7.5
10.1
34.1
5.9
5.0
0.8
(83.2)
1.1
476.0
96.3
96.6
0.3
3.7
48.6
8.7
(82.1)
0.4 19.9
US$ '000 9
2012
% Share 2013
Ton
US$ '000 8
2011
% Growth 13/12
US$ '000 US$ '000 6
Tahun
Ton
US$ '000 Others
Ton
Others
US$ '000
Total
Ton
Total
US$ '000
13.2
33.8
37.8
11.7
22.2
19.0
14.5
(24.0)
126.3
125.5
112.7
(10.2)
4.3
41.1
11.0
(73.2)
0.5
92.6
2,414.5
170.3
(92.9)
100.0
71.6
72.7
1.5
100.0
1,297.3
2,253.8
2,628.5
16.6
100.0
886.5
2,226.8
151.2
100.0
20
4. Teh Hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya difermantasi (HS 0902.40) Impor teh hitam curah (HS 0902.30) Thailand sepanjang 2014 tecatat sebesar US$ 3.09 juta, naik tajam 33.9% (yoy). Dalam hal volume, impor teh hitam lainnya adalah 1.55 ton, naik 3.3%. Pemasok utama teh hitam antara lain Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, China dan Australia. Impor teh hitam lainnya/ curah dari Indonesia pada 2014 adalah sebesar US$ 1.44 juta, melonjak 164.6% dibandingkan US$ 549.5 ribu pada periode yang sama 2013. Volume impor teh hitam dari Indonesia adalah sebanyak 314.9 ton, naik 27.7% (yoy). Teh impor dari Indonesia menyumbang 20.3% dari total volume impor teh hitam di Thailand. Pesaing utama Indonesia adalah Sri Lanka dengan total impor sebesar US$ 632.2 ribu (+6.9%), dengan total volume impor sebanyak 47.7 ton. Impor teh hitam curah dari Indonesia mencatat pertumbuhan kuat baik dalam hal volume dan nilai.
Tabel 7. Negara Asal Impor Utama Teh Hitam (HS 0902.40) Thailand
No.
Negara
1
INDONESIA
2
SRI LANKA
3
VIETNAM
4
CHINA
5
AUSTRALIA
6 7 8
U. K. TAIWAN JAPAN
9
MYANMAR
10
MALAYSIA
Volume/ Nilai
Tahun 2011
2012
% Growth 13/12
2013
% Share 2013
Januari-Juli 2013
2014
% Growth 14/13
% Share 2014
27.7
20.3 47.0
Ton
338.8
288.9
502.7
74.0
17.8
246.7
314.9
US$ '000
849.3
614.2
1,316.3
114.3
28.6
549.5
1,453.9
164.6
Ton
29.8
56.5
98.4
74.1
3.5
53.8
47.7
(11.4)
3.1
US$ '000
560.8
833.7
1,091.5
30.9
23.7
583.0
623.2
6.9
20.1
Ton
871.7
1,869.5
1,358.8
(27.3)
48.2
836.9
880.7
5.2
56.7
US$ '000
324.8
786.2
535.5
(31.9)
11.7
329.3
388.0
17.8
12.5
Ton
343.1
425.6
394.1
(7.4)
14.0
161.0
165.7
2.9
10.7
US$ '000
377.5
489.2
494.0
1.0
10.7
184.4
250.9
36.1
8.1
Ton
13.1
4.0
7.2
80.2
0.3
7.2
5.4
(25.0)
0.3
US$ '000
282.6
90.5
152.6
68.6
3.3
152.6
95.3
(37.5)
3.1
Ton
2.0
3.2
2.7
(16.6)
0.1
1.3
2.2
78.7
0.1
US$ '000
23.7
34.6
45.5
31.5
1.0
8.5
65.2
667.1
2.1
Ton
41.7
86.2
88.4
2.5
3.1
53.1
45.8
(13.7)
2.9
US$ '000
52.9
102.7
120.8
17.6
2.6
73.2
60.7
(17.1)
2.0
Ton
1.4
1.6
3.1
92.3
0.1
0.2
2.8
1274.4
0.2
US$ '000
14.4
57.2
60.6
5.9
1.3
1.0
53.6
5260.0
1.7
Ton
-
169.6
233.0
37.4
8.3
64.9
62.0
(4.4)
4.0
US$ '000
-
92.4
173.0
87.2
3.8
34.4
32.9
(4.4)
1.1
Ton
0.0
-
24.8
-
0.9
-
22.0
-
1.4
US$ '000
0.1
-
29.7
-
0.6
0.1
31.8
31700.0
1.0 0.2
Others
Ton
109.0
124.3
105.0
(15.6)
3.7
77.2
2.9
(96.2)
Others
US$ '000
1,131.4
1,618.1
577.0
(64.3)
12.6
394.7
38.3
(90.3)
1.2
Total
Ton
1,750.6
3,029.5
2,818.1
(7.0)
100.0
1,502.2
1,552.2
3.3
100.0
Total
US$ '000
3,617.5
4,718.8
4,596.5
(2.6)
100.0
2,310.7
3,093.8
33.9
100.0
21
IV.2 Daftar Negara Eksportir Teh Ke Thailand Selama total 5 tahun terakhir perkembangan ekspor teh ke pasar Thailand meningkat cukup signifikan, negara pemasok utama adalah Indonesia, kemudian Cina dan Jepang. Tabel 8. Negara Eksportir Teh Ke Thailand No Eksportir Dunia 1 Indonesia 2 Cina 3 Japan 4 Sri Lanka 5 Myanmar 6 Vietnam 7 Singapore 8 India 9 Polandia 10 Amerika
4,730 304 749 628 391 301 93 0 874 0 98
5,796 478 846 1,104 673 640 140 38 977 0 157
Value 9,959 923 991 887 758 561 420 19 1,141 77 225
11,529 1,191 1,277 1,575 1,724 1,265 903 357 1,590 595 195
Grafik 3. Negara Eksportir Teh ke Pasar Thailand
22
12,141 2,415 1,980 1,560 1,406 992 737 732 431 417 358
IV.3 ANALISA SWOT PASAR TEH INDONESIA DI THAILAND
Analisa SWOT yang merupakan proses dari analisa data mengenai kelebihan, kekurangan, saingan dan kesempatan yang dimiliki oleh teh Indonesia di Thailand antara lain sebagai berikut:
Tabel 9. Analisa SWOT Teh Indonesia di Thailand STRENGTH – KEKUATAN
OPPORTUNITY - PELUANG
Indonesia adalah salah satu produsen teh utama di Dunia
ASEAN FTA yang memberikan kemudahan ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN
Iklim tropis Indonesia yang memungkinkan banyak varietas teh dapat dikembangkan.
Teh telah menjadi minuman global yang terus berkembang
Meningkatnya kesadaran konsumen akan kesehatan
Permintaan teh Thailand terus meningkat
Indonesia dapat meningkatkan ekspor teh hijau karena pasarnya masih sangat kecil
WEAKNESS - KELEMAHAN
THREAT - ANCAMAN
Sebagaian besar teh yang diekspor oleh
Persaingan dari negara lain
Indonesia adalah teh hitam curah, dimana
Iklim global yang cenderung memanas
secara ekonomis
sehingga mempengaruhi kualitas teh.
nilai teh hitam curah
paling murah dibandingkan yang lain
Kestabilan
kualitas
&
kuantitas
(keberlanjutan).
Packaging yang masih lemah
Pemasaran dan promosi
23
Harga teh global yang ditentukan oleh pasar global.
IV.4 Market Share Produk Teh Indonesia di Thailand
Thailand adalah nett importir untuk teh, meskipun Thailand merupakan negara eksportir sekaligus importir teh (HS 0902) dunia, teh di Thailand dihasilkan di Thailand bagian utara. Ekspor teh Thailand pada 2013 adalah sebesar 36.5% dari total perdagangan teh di Thailand. Dari data-data impor diatas ditunjukkan bahwa trend impor teh di Thailand sepanjang lima tahun terakhir (2009-2013) yang mencatat positif 29.3% dalam hal nilai dan 39% dalam hal volume. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan teh di Thailand akan meningkat. Total ekspor teh Indonesia ke Thailand berdasarkan data MoC adalah sebesar US$ 1.55 juta sepanjang tahun 2014 (Januari-Juli), naik 40.2% dibandingkan US$ 1.1 juta pada periode yang sama 2013. Indonesia adalah eksportir terbesar kedua di Thailand setelah China. Sedangkan secara volume, Indonesia adalah eksportir terbesar ketiga teh di Thailand dengan pangsa pasar 15.3% atau sebanyak 319.8 ton dari total kebutuhan impor teh di Thailand, setelah Viet Nam (932.4 ton) dan China (407.9 ton). Meskipun impor teh dari negara-negara eksportir utama menurun, namun impor teh Thailand dari Indonesia mencatat pertumbuhan kuat baik secara nilai maupun volume. Nilai impor teh dari Indonesia pada Januari-Juli 2014 naik 40.2% (yoy), dengan total volume impor 319.8 ton atau menyumbang 15.3% dari total kebutuhan impor teh Thailand. Berdasarkan jenis dan pengemasan teh, ekspor teh terbesar dari Indonesia adalah teh hitam curah yang merupakan 98.5% dari volume ekspor teh Indonesia ke Thailand, sedangkan teh jenis ini memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah dibanding ekspor teh jenis lainnya.
24
Tabel 10. Perkembangan Impor Teh Negara Thailand dari Indonesia menurut Jenis dan Kemasan Kode HS
090210
090220
090230
090240
Deskripsi
Teh hijau (tidak difermentasi) dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Volume/ Nilai
Teh hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya yang difermentasi sebagian
2011
2012
% Growth 13/12
2013
% Share 2013
Januari-Juli 2013
% Growth 14/13
2014
% Share 2014
Ton
11.9
32.6
81.4
149.9
13.9
39.3
4.9
(87.6)
1.5
US$ '000
73.7
326.8
1,041.0
218.5
177.1
499.6
98.1
(80.4)
30.7
Ton
-
15.2
3.8
(74.8)
0.7
3.8
-
(100.0)
0.0
US$ '000
-
229.4
57.8
(74.8)
9.8
57.8
-
(100.0)
0.0
Ton
-
3.6
-
(100.0)
0.0
-
-
-
0.0
US$ '000
-
20.2
-
(100.0)
0.0
-
0.0
-
0.0
Ton
338.8
288.9
502.7
74.0
85.5
246.7
314.9
27.7
98.5
US$ '000
849.3
614.2
1,316.3
114.3
223.9
549.5
1,453.9
164.6
454.7
Ton
350.8
340.4
587.9
72.7
100.0
289.8
319.8
10.3
100.0
US$ '000
922.9
1,190.7
2,415.2
102.8
410.8
1,106.9
1,552.0
40.2
485.4
Teh hijau lainnya (tidak difermentasi) Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian,dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg
Tahun
0902
Indonesia masih berpeluang besar untuk memasuki pasar teh di Thailand, seperti dengan meningkatkan ekspor teh hijau, teh hijau kemasan, teh hitam kemasan juga teh herbal mengingat Indonesia termasuk ke dalam 10 negara penghasil teh teratas di dunia. Menurut data Biro Statistik Indonesia, produksi perkebunan rakyat untuk teh Indonesia diperkirakan mencapai 51.9 ribu ton pada 2013.
IV.5 REGULASI IMPOR MAKANAN DI THAILAND Importasi produk makanan di Thailand dikontrol oleh Food and Drug Administratin (FDA) dibawah Kementerian Kesehatan Masyarakat (Ministry of Public Health) Thailand. Prosedur impor barang secara umum di Thailand adalah ketika barang tiba di Thailand, importir diwajibkan untuk mengajukan Deklarasi Barang dan dokumen pendukung impor kepada petugas Bea Cukai di pelabuhan masuk. Kargo impor secara hukum tidak diperbolehkan memasuki Thailand sampai setelah pengiriman barang masuk dan telah disahkan oleh Bea Cukai, dan pajak yang berlaku dan bea telah dibayar. Ini adalah tanggung jawab importir untuk mengatur pemeriksaan dan pelepasan kargo impor. Selain itu, tergantung pada sifat dari impor, dan terlepas dari nilai, importir mungkin perlu untuk mendapatkan izin untuk memfasilitasi clearance impor. Beberapa barang memerlukan izin, dan izin lembaga penerbitan yang relevan harus dihubungi sebelum melakukan importasi.
25
Gambar 13. Prosedur Importasi di Thailand
Sumber: Thai Custom Department Prosedur impor barang di Thailand secara lengkap dan detail dapat dilihat di website Custom Department.
IV.6 Data Ekspor Teh Negara Thailand Dalam perdagangan internasional, teh dikelompokkan dalam HS 0902, yaitu Teh, diberi rasa maupun tidak (Tea, whether or not flavoured). Komoditi teh dalam HS 0902 secara lengkap adalah sebagai berikut:
Tabel 11. Kode HS untuk Teh Kode HS 0902
0902.10
0902.20
0902.30
Deskripsi Tea, whether or not flavoured. Teh, diberi rasa maupun tidak. Green tea (not fermented) in immediate packings of a content not exceeding 3 kg Teh hijau (tidak difermentasi) dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg Other green tea (not fermented) Teh hijau lainnya tidak difermentasi Black tea (fermented) and partly fermented tea, in immediate packings of a content not exceeding 3 kg
26
Teh hitam (difermentasi) dan teh difermentasi sebagian dikemas langsung dalam kemasan tidak melebihi 3 kg 0902.40
Other black tea (fermented) and other partly fermented tea Teh hitam lainnya (difermentasi) dan teh lainnya yang difermentasi sebagian
Thailand berada di posisi ke-12 sebagai produsen teh utama di seluruh dunia, dan menjadi sumber penting dari teh di Dunia. Thailand memproduksi teh hijau dan teh oolong; dimana beberapa teh Thailand adalah salah satu teh yang mahal dan dikonsumsi di daerah-daerah seperti Taiwan dengan permintaan yang kuat untuk teh berkualitas tinggi. Thailand juga negara asal "Thai ice tea" (dalam bahasa Thai: Cha yen), teh hitam yang diseduh dan dicampur dengan rempah-rempah, gula, dan susu kental dan/ atau santan. Thai ice tea ini sudah sangat terkenal di dunia. Berdasarkan data MoC Thailand, pada 2013 Thailand mengekspor teh (HS 0902) senilai US$ 6.98 juta, mencatat pertumbuhan kuat 21.6% dibandingkan tahun 2012. Sedangkan sepanjang 2014 (JanuariJuli), ekspor teh Thailand meningkat tajam 41.7%, menjadi sebesar US$ 5.17 juta dari US$ 3.65 juta pada periode yang sama 2013.
Dalam hal volume, Thailand mengekspor teh (HS 0902) sebanyak 1.58 ribu ton pada tahun 2013, naik 10.8% dibandingkan tahun 2012. Untuk tahun 2014 (Januari-Juli), ekspor teh Thailand sebanyak 1.06 ribu ton, meningkat 11.6% (yoy). Perkembangan ekspor teh (HS 0902) Thailand adalah ditunjukkan dalam grafik berikut:
Grafik 4. Perkembangan Ekspor Teh (HS 0902) Thailand
27
Thailand mengekspor baik teh hijau maupun teh hitam. Berikut adalah ekspor teh Thailand berdasarkan jenisnya pada 2014 (Januari-Juli):
Grafik 5. Ekspor Teh Thailand Menurut Jenis dan Kemasannya
Secara total, volume ekspor teh hijau dan teh hitam dari Thailand hampir sama, yaitu 55.25% teh hijau dan sisanya sebanyak 44.75% adalah teh hitam. Komposisi ekspor terbesar adalah teh hitam yang dikemas lebih dari 3 kg. Berdasasarkan nilai, tujuan utama ekspor teh Thailand untuk periode Januari-Juli 2014 adalah Vietnam, Belanda, USA, Kamboja dan Myanmar. Sedangkan secara volume, tujuan ekspor utama teh Thailand adalah Laos, USA, China, Kamboja, Myanmar dan Vietnam. Vietnam menjadi tujuan terbesar ekspor teh Thailand dengan total ekspor senilai US$ 1.57 juta pada periode Januari-Juli 2014, meningkat tajam dari hanya sebesar US$ 19.6 ribu pada periode Januari-Juli 2013. Volume ekspor teh ke Vietnam tercatat sebanyak 65.2 ton, menyumbang 6.2% dari total ekspor teh Thailand pada periode tersebut. Tujuan ekspor selanjutnya adalah Belanda, dengan total ekspor sebesar US$ 860.1 ribu, naik 17.6% (yoy). Volume teh yang diekspor ke Belanda adalah sebanyak 19.3 ton, atau 1.8% dari total volume ekspor teh Thailand. Tujuan ekspor berikutnya adalah USA, sebesar US$ 808.9 juta, naik 20.9% (yoy) dengan total volume ekspor sebanyak 188.4 ton. Kamboja sebesar US$ 398.4 juta, turun 32.7% (yoy) dengan total volume 97.7 ton. Dan Myanmar sebesar US$ 231.9 juta, naik 181.8% dengan total volume ekspor sebanyak 65.4 ton. Laos menjadi tujuan ekspor teh Thailand dengan volume terbesar yaitu 251.3 ton, atau 23.8% dari total volume ekspor. Nilai ekspor ke Laos tercatat sebesar US$ 211.5 juta, naik 90.4% (yoy).
28
Sepuluh terbesar tujuan ekspor teh Thailand pada 2014 (Januari-Juli) dan perkembangan ekspor dari negara-negara tersebut ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 12. Perkembangan Nilai Ekspor Teh (HS 0902) Thailand Ke Negara Tujuan Utama Nilai (US$ Ribu) No.
Negara 2011
1
VIETNAM
2
NETHERLANDS
3
U.S.A.
4
CAMBODIA
5
2012
2013
% Growth 13/12
% Share 2013
Nilai (US$ Ribu) Januari-Juli 2013
Januari-Juli 2014
% Growth 14/13
% Share 2014
2.6
15.7
819.4
5119.1
11.7
19.6
1,572.4
7922.4
30.4
861.9
1,117.5
1,169.8
4.7
16.8
731.5
860.1
17.6
16.6
1,065.2
971.3
1,319.8
35.9
18.9
668.8
808.9
20.9
15.6
236.4
448.0
978.0
118.3
14.0
592.2
398.4
(32.7)
7.7
MYANMAR
112.0
86.4
147.8
71.1
2.1
82.3
231.9
181.8
4.5
6
CHINA
113.8
149.8
140.6
(6.1)
2.0
89.6
222.7
148.5
4.3
7
LAOS
119.2
197.9
171.1
(13.5)
2.5
111.1
211.5
90.4
4.1
8
INDONESIA
16.1
48.1
517.4
975.7
7.4
98.8
100.1
1.3
1.9
9
TAIWAN
1,279.3
457.4
514.6
12.5
7.4
459.2
78.0
(83.0)
1.5
10
U. A. EMIRATES
32.8
69.2
6.8
(90.2)
0.1
3.1
74.2
2293.5
1.4
Others
1,394.3
2,179.4
1,195.1
(45.2)
17.1
792.9
613.8
(22.6)
11.9
Total
5,233.6
5,740.7
6,980.4
21.6
100.0
3,649.1
5,172.0
41.7
100.0
% Growth 14/13
% Share 2014 6.2
Tabel 13. Perkembangan Volume Ekspor Teh (HS 0902) Thailand Ke Tujuan Utama Volume (Ton) No.
Negara 2011
1
VIETNAM
2
NETHERLANDS
3
U.S.A.
4 5 6
2012
2013
% Growth 13/12
% Share 2013
Volume (Ton) Januari-Juli 2013
Januari-Juli 2014
0.3
1.9
36.7
1804.8
2.3
11.2
65.2
481.7
24.6
29.1
27.0
(7.3)
1.7
17.7
19.3
9.1
1.8
261.8
245.8
305.0
24.1
19.3
155.2
188.4
21.4
17.8
CAMBODIA
25.3
19.3
104.2
439.2
6.6
84.4
97.7
15.8
9.2
MYANMAR
7.4
25.6
84.7
231.0
5.4
59.6
65.4
9.8
6.2
CHINA
72.5
95.7
128.5
34.3
8.1
101.8
159.6
56.8
15.1
7
LAOS
134.5
183.2
195.0
6.5
12.3
128.1
251.3
96.1
23.8
8
INDONESIA
9
TAIWAN
10
U. A. EMIRATES Others Total
6.1
13.6
241.3
1679.5
15.3
20.0
23.8
19.2
2.3
429.5
157.9
211.0
33.7
13.3
192.4
13.6
(92.9)
1.3
2.3
4.1
0.9
(77.9)
0.1
0.7
8.8
1115.1
0.8
249.5
651.6
248.0
(61.9)
15.7
176.4
163.9
(7.1)
15.5
1,213.7
1,427.8
1,582.5
10.8
100.0
947.5
1,057.1
11.6
100.0
29
V. STRUKTUR PERDAGANGAN V.1 Saluran Distribusi
Secara umum segmen pasar teh dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu pasar teh untuk konsumsi rumah dan teh untuk konsumsi non-rumah, seperti untuk hotel, restoran, kedai minuman.
Gambar 14. Saluran Distribusi Teh di Thailand
30
V.2 Kebijakan di Thailand
KEBIJAKAN TARIF AFTA (Asean Free Trade Agrement) AFTA diluncurkan pada tahun 1992 untuk menghapuskan tarif dan mengintegrasikan negara anggota menjadi basis produksi tunggal dan pasar regional dari 550 juta orang. Skema Common Effective Preferential Tariffs For ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) merupakan suatu skema untuk mewujudkan AFTA melalui penurunan tarif hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kuantitatif dan hambatan-hambatan non tarif lainnya. Tarif dikurangi menjadi 0-5% pada tahun 2003 untuk ASEAN 6 (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei) dan akan dihilangkan pada tahun 2015 untuk semua anggota ASEAN (Kamboja, Myanmar, Laos dan Vietnam). Karena tarif lebih dari 99% dari barang yang diperdagangkan gratis atau dikenakan bea maksimum hanya 5%, perdagangan di semua negara ASEAN sudah bisa dikatakan relatif bebas. Beberapa produk dikategorikan dalam General Exception yaitu produk-produk yang secara permanen tidak perlu dimasukkan kedalam CEPT-AFTA, karena alasan keamanan nasional, keselamatan, atau kesehatan bagi manusia, binatang dan tumbuhan, serta untuk melestarikan obyek-obyek arkeologi dan budaya. Produk-produk dalam kelompok tersebut antara lain senjata dan amunisi, obat terlarang dan benda purbakala.
31
VI. INFORMASI HARGA DI PASAR THAILAND Selain teh putih, diharapkan juga teh hijau atau green tea bisa menjadi penunjang peningkatan angka ekspor teh dari Indonesia ke Thailand. Di pasaran Thailand di supermarket yang paling banyak beredar adalah teh hitam dan teh hijau. Untuk teh hijau di pasaran Thailand yang paling banyak adalah impor dari Jepang, Cina dan Inggris. Harga pasaran untuk teh hijau di pasar Thailand cukup bervariasi tergantung dari kualitas dan kemasan dari teh hijau tersebut. Harga teh hijau di pasar Thailand mulai dari kelas bawah antara 50 – 200 Baht. Untuk teh hijau kelas menengah antara 200 – 400 Baht dan kelas premium di atas 400 Baht. Untuk teh Indonesia kebanyakan yang masuk adalah teh hitam curah, dimana teh hitam curah nilai ekonomisnya paling rendah. Sedangkan untuk teh hijau dari Jepang kemasannya bagus, bukan bentuk curah, masuk ke Thailand sudah dalam bentuk kemasan bagus dan eksklusif. Demikian juga dengan teh hijau dari Cina maupun Inggris.
Gambar 15. Teh Hijau Kemasan Premium
32
Gambar 16. Teh Hijau Kelas Menengah Ke Bawah
Indonesia dengan iklim tropisnya tentunya akan sangat cocok untuk mengembangkan banyak varietas teh yang berkualitas tinggi. Terutama untuk mengembangkan varietas teh putih dan teh hijau yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sehingga akan bisa meningkatkan jumlah ekspor teh putih dan teh hijau yang nilai ekonomisnya lebih tinggi dan bisa meningkatkan jumlah nilai ekspor teh dari Indonesia ke Thailand. Untuk proses impor teh dari luar ke dalam negeri Thailand, sistem pembayaran yang dipakai adalah FOB (Free On Board). Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan sistem pembayaran bentuk lain seperti LC ataupun metode pembayaran yang lainnya. Namun secara umum yang banyak dipakai adalah sistem pembelian FOB.
33
VII. REGULASI PERDAGANGAN DI THAILAND
Di Thailand, Undang-Undang Pangan BE2522 (1979) adalah hukum utama yang ditujukan untuk melindungi dan mencegah konsumen dari bahaya kesehatan yang terjadi dari konsumsi makanan. Menurut UU Pangan, Departemen Kesehatan Masyarakat ditunjuk untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan undang-undang ini. UU ini juga memberikan kekuasaan Departemen Kesehatan Masyarakat untuk mengeluarkan peraturan menteri untuk menunjuk Komite Makanan dan petugas yang kompeten, dan untuk mengatur kegiatan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan UndangUndang. Peraturan menteri menjelaskan prosedur aplikasi untuk lisensi manufaktur, lisensi impor, dan pendaftaran termasuk biaya, kartu identifikasi petugas yang kompeten dan pelabelan produk makanan untuk ekspor. Menurut UU, semua perusahaan yang memproduksi makanan untuk dijual atau mengimpor makanan untuk dijual harus memiliki lisensi dari Divisi Pengendalian Pangan, FDA. UU Pangan mendefinisikan makanan sebagai item yang dapat dimakan oleh masyarakat, termasuk zat yang dapat dimakan, diminum, dilarutkan dalam mulut atau diinduksi ke dalam tubuh melalui mulut, tidak peduli dalam bentuk apa, tetapi tidak termasuk obat-obatan, psikotropika dan zat narkotika dan bahan dimaksudkan untuk digunakan atau untuk digunakan sebagai bahan dalam produksi makanan termasuk bahan tambahan makanan, pewarna dan bahan penyedap.
UU Pangan Thailand mengklasifikasikan makanan ke dalam tiga kategori utama sebagai berikut: 1. Specially Controlled Foods - Pendaftaran diperlukan untuk makanan dalam kategori ini. Ketentuan hukum diberlakukan untuk hal-hal yang berkaitan dengan standar kualitas makanan, spesifikasi, kemasan, dan persyaratan pelabelan, serta aspek lain dari praktek-praktek manufaktur yang baik.
2. Standardized Foods - makanan standar tidak memerlukan pendaftaran tapi kualitas dan pelabelan mereka harus memenuhi persyaratan standar sebagaimana tercantum dalam Pemberitahuan Departemen Kesehatan Masyarakat.
3. Other Foods - Makanan, mentah atau dimasak, diawetkan atau tidak diawetkan, diproses atau tidak, jika tidak terdaftar di bawah kategori 1 atau 2 akan dianggap sebagai makanan umum. Meskipun pendaftaran tidak diperlukan, produk makanan umum dikendalikan dan dipantau
34
berkaitan dengan kebersihan, keamanan, label dan iklan. Makanan dalam kategori ini dapat dibagi menjadi: a. makanan yang harus mencantumkan label standar dan b. makanan umum lainnya.
Langkah-langkah pengendalian untuk setiap kategori makanan berbeda, Specially Controlled Foods dikontrol secara ketat. Sebelum memproduksi atau mengimpor makanan tersebut, permohonan pendaftaran produk diperlukan. Untuk Standardized Foods, aplikasi untuk izin tersebut tidak diperlukan, tetapi mereka harus diproduksi dengan kualitas yang ditentukan atau standar. Namun, untuk makanan berlabel, tujuan utama adalah untuk mengontrol pelabelan dalam rangka untuk menghilangkan informasi menyesatkan atau kecurangan konsumen; dengan demikian, akan ada lebih sedikit masalah standar kualitas, dibandingkan dengan makanan dalam kategori lainnya. Untuk upaya pengendalian makanan di Thailand, personil yang ditugaskan dari Divisi Kontrol Makanan, Pelabuhan Makanan dan Obat-obatan dan Kantor Kesehatan Masyarakat Propinsi adalah petugas yang kompeten yang berfungsi di bawah Undang-Undang Pangan.
35
VIII. ANALISIS PRODUK TEH INDONESIA DI PASAR THAILAND
Berdasarkan informasi pasar dan analisa, untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar teh dari Indonesia dari pesaing-pesaingnya di Thailand maka strategi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a. Produk -
Mengembangkan proses pengolahan teh agar memiliki nilai tambah agar tidak sekedar mensuplai teh hitam dalam bentuk curah, seperti penambahan rasa ke dalam kemasan teh.
-
Mempelajari, benchmark dan mengembangkan jenis packaging yang bisa diterima importir Thailand agar dapat menaikan nilai ekonomis teh.
-
Meningkatkan produksi teh yang memiliki nilai ekonomis tinggi (teh putih).
-
Meningkatkan dan mempertahankan kestabilan kualitas teh asal Indonesia
-
Menjaga kestabilan jumlah dan keberlanjutan pasokan teh untuk memenuhi permintaan pasar Thailand
-
Menjaga harga teh agar tetap kompetitif dengan tetap mengedepankan kualitas.
-
Mengembangkan varietas the yang cepat tumbuh tetapi tetap memiliki rasa teh yang disukai pasar.
b. Promosi -
Memperkenalkan dan meningkatkan promosi pemasaran teh Indonesia di Thailand melalui pameran perdagangan dan acara-acara promosional
-
Memperkenalkan dan mempromosikan berbagai teh yang dapat disuplai dari Indonesia dengan menekankan pada manfaat kesehatan dan cita rasa
c. Memasuki niche market dengan mengekspor teh herbal untuk kesehatan, teh untuk diet, teh putih dan teh hijau yang saat ini menjadi andalan ekspor teh Indonesia.
d. Memperhatikan kebutuhan pasar sehingga dapat menyuplai teh sesuai dengan kebutuhan
e. Bekerja sama dengan jaringan distribusi di Thailand
f.
Proaktif dengan Perwakilan Dagang Luar Negeri.
36
IX. DAFTAR IMPORTIR DAN KANTOR PERWAKILAN DI THAILAND
1. LEE JOO HAH CO., LTD. Address:
698-702 SAMYEK NEW ROADBANGKOK 10100 THAILAND
Telp:
66-2-2221306
Fax:
66-2-2244875
Email:
[email protected]
2. ANIMA INTERNATIONAL (THAILAND ) CO., LTD. Address:
Level 29, 388 Exchange Tower, Sukhumvit Road, Klongtoey Bangkok 10110 Thailand
Contact:
Mr. Dinesh Bajracharya
Telp:
66-0-2104 9227
Fax:
66-0-21049101
Website:
http://www.animathailand.com
3. T.C.INTER LIMITED PARTNERSHIP Address:
40 / 506 Ekachai45 bangbon, Bangkok 10150 Thailand
Contact:
Mr. Phanatorn Jean
Telp:
66-86-9845844
Fax:
66-2-4052606
4. ASIATON CO.,LTD Address:
54/332, Pathumtani, Pathum Thani, Thailand
Contact:
Mr. christian Leprince
Telp:
66-2-1932142
Fax:
66-2-1932142
5. Golden Diamond Enterprises Co., Ltd. Address:
24 Ramkhamhaeng soi 24, Tawontawat 1, Hua mark, Bangkapi, Bangkok, Thailand
Contact:
Sameh Baolayan
Telp:
66-2-3140610
Website:
http://www.golden-diamond.com
37
A. INSTANSI TERKAIT
1. FOOD AND DRUGS ADMINISTRATION (FDA), FOOD CONTROL DIVISION MINISTRY OF PUBLIC HEALTH THAILAND Mueang onthaburi istrict, onthaburi, Thailand Tel: 66- 2590-7186, 66- 2590-7189 Fax: 66-2591-8460 www.fda.moph.go.th e-mail:
[email protected]
2. Bea Cukai The Custom Department – Ministry of Finance Thailand Suntornkosa Road, Klong Toey Bangkok 10110 Tel: +66 2249-4339, +66 2249-1122’ +66 2249-1431 Fax: +66 2249-4097
B. PERWAKILAN PERDAGANGAN
1. Kedutaan Negara Thailand di Indonesia JI. DR Ide Anak Agung Gde Agung kav. NO. 3.3 (Lot 8.8), Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Indonesia 12950. Tel. (62-21) 29328190 - 94 VoIP: 520500,520501,520502,520503,520504, 520505,520506,520507 Fax. (62-21) 2932-8199, 2932-8201,2932-8213 www.thaiembassy.org/jakarta/en/ Email.
[email protected]
2. Kamar Dagang Thailand 150 Rajbopit Road, Pranakhon District, Bangkok 10200, Thailand Tel. +66(0)2622-1860-75 Fax. +66(0)2622-1879, +66(0)2225-3372 www.thaichamber.org Email:
[email protected]
38
3. Perwakilan Indonesia di Thailand
KBRI Bangkok 600-602 Petchburi Road, Ratchatewi, Bangkok 10400, Thailand Tel. +66 (2) 252.3135 Fax. +66 (2) 255.1267 www.kbri-bangkok.com
[email protected]
Konsulat Jenderal Songkhla 19, Sadao Road, Amphur Muang, Songkhla 90000, Thailand Tel. +66 (74) 311-544, 312-219, 441-867 Fax. +66 (74) 441-094 www.indonesiasongkhla.com Email :
[email protected]
Indonesia Thailand Chamber of Commerce (INTCC) 116/77 Lumpini Tower, 27th Floor, Rama IV Rd., Thungmahamek Sathorn, Bangkok 10120 www.indothaicc.org email:
[email protected] dan
[email protected]
39
X. REFERENSI
1. Teh - Wikipedia Indonesia (id.wikipedia.org/wiki/Teh) 2. Jenis dan Manfaat Teh (http://www.sosro.com) 3. Development of the tea industry in Thailand, Asian Journal of Food and Agro-Industry, 2008 4. Infotekno, Teh Putih yang LAngka dan Mahal, BALITTRI (Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar) – Badan LITBANG Pertanian, Kementerian Pertanian RI 5. Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman (ribu ton), 2000-2013, Biro Pusat Statistik Indonesia 6. Press Release GDP Report, NESDB Thailand 7. Thailand Foreign Trade Statistics, Ministry of Commerce Thailand 8. Thailand Custom Department 9. Thailand, CIA World Fact Book 10. Food Act B.E 2522 (1979)
40