perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI
SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Pada Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : LATHIFA MAYA DEWI D1108511
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Judul Skripsi MANAJEMEN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM-MP) DESA DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI
Disetujui Untuk Dipertahankan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Tanggal : 12 Juli 2010
Pembimbing Skripsi
Drs. Sukadi, M.Si NIP. 194708201976031001 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari
: Senin
Tanggal
: 2 Agustus 2010
Panitia Penguji :
1. Drs. H. Marsudi, M.S NIP. 195508231983031001
(
)
2. Dra. Sri Yuliani, M.Si NIP. 196307301990032002
(
)
3. Drs. Sukadi, M.Si NIP. 194708201976031001
(
)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. Supriyadi, SN, SU commit to user NIP.195301281981031001
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya Alloh tidak akan melihat rupa kalian dan harta benda kalian, tetapi yang dilihat oleh Alloh adalah hati dan amal kalian (Al-Hadits)
Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh didepan kening sejauh 5cm, jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu (5 cm)
Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai sekarang juga (Aa‟ Gym)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Aku persembahkan karya kecil ini untuk :
Bapak dan Ibu tercinta atas doa yang tiada henti-hentinya, nasehat, bimbingan, dukungan moril serta materi dan pengorbanan selama ini. Tetaplah iringi ananda dengan doa dan kasih sayang kalian. Senyum bahagia kalian adalah citacita terbesar dalam hidupku Kakak dan Adikku tersayang, semoga tercapai semua citacita kalian fiddunnya wal akhiroh amiin Sobat-sobatku di S.T.A.N‟ „08(Swadana Transfer Administrasi Negara), terimakasih kalian tlah memberi warna baru dan keceriaan dalam bidupku. Terimaksih jg atas dukungan dan bantuan selama ini. Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing ingatlah hari ini…^_^ Kapan touring lagi?????
Buat temen-temenku D3, AN Non Reg‟07 yang dah pada lulus, terimaksih bimbingannya… Pemerintah Desa Denggungan serta BKM “Ngudi Sejahtera” Almamaterku Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil‟alamin segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang senantiasa memberi petunjuk dan karunia-Nya, sehingga penulis memperoleh kemudahan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul: “MANAJEMEN MASYARAKAT
PROGRAM MANDIRI
NASIONAL PERKOTAAN
PEMBERDAYAAN (PNPM-MP)
DESA
DENGGUNGAN, BANYUDONO, BOYOLALI”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak lepas dari kesulitan dan hambatan, namun berkat dorongan, masukan, bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Dengan segala kerendahan penulis menyampaikan ucapan terimaksih kepada: 1. Bapak Drs. Supriyadi, SN,SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Rino Ardhian Nugroho, S.Sos, M.Ti, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan akademis kepada penulis. 3. Bapak Drs. Sukadi, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar commit user telah memberikan pengarahan dantobimbingan.
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Bapak Drs. H. Marsudi, M.S dan Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si. selaku penguji skripsi yang telah meluangkan waktu untuk menguji skripsi. 5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis. 6. Bapak Junaidi, A.Md, selaku Kepala Desa Denggungan yang telah memberikan ijin dalam penelitian 7. Ibu Dra. Choiriyah, selaku Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat Ngudi Sejahtera yang telah memberi ijin dalam penelitian. 8. Mas Surahman Parlanto dan Samsudin DJ, selaku fasilitator yang memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis. 9. Mbak Wiwin Aryani, SE, selaku Manajer UPK, mbak Nanik Lestari, selaku Manajer UPS dan mas Nanang Baidhowi selaku Sekretaris BKM yang telah memberikan bimbingan, arahan serta selalu meluangkan waktunya memberikan informasi dan kemudahan guna penyusunan skripsi. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga Alloh SWT menerima serta memberikan balasan atas segala kebaikan yang bapak, ibu, dan saudara berikan kepada kami. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun, penulis nantikan dan terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis, juga pihak BKM Ngudi Sejahtera pada khususnya.
Surakarta, Juli 2010 Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i PERSETUJUAN ............................................................................................. ii PENGESAHAN ............................................................................................... iii MOTTO ........................................................................................................... iv PERSEMBAHAN ............................................................................................ v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi ABSTRAK ....................................................................................................... xii ABSTRACT ..................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Perumusan Masalah .................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9 E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9 F. Kerangka Berfikir........................................................................ 30 G. Metodologi Penelitian ................................................................. 31 BAB II DESKRIPSI LOKASI ........................................................................ 38 commit to user A. Keadaan Wilayah ........................................................................ 38
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Keadaan Penduduk ...................................................................... 39 C. Kondisi Sosial – Budaya ............................................................ 43 D. Kondisi Sarana dan Prasarana ..................................................... 43 E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan.........................................................................47 BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 57 A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan ..................................................................................... 57 a Perencanaan............................................................................ 57 b Pengorganisasian .................................................................... 72 c Penggerakan ........................................................................... 77 d Pengawasan ............................................................................ 84 B. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................ 89 1. Faktor Pendukung ................................................................. 89 2. Faktor Penghambat................................................................ 93 BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 96 A. Kesimpulan
.......................................................................... 96
B. Saran
.......................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Komposisi lahan Desa Denggungan ......................................... 39
Tabel 2.2
Data Penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Desa Denggungan .............................................................................. 40
Tabel 2.3
Data Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Denggungan ................................................................................................... 41
Tabel 2.4
Peta Sebaran KK miskin di Desa Denggungan ......................... 42
Tabel 2.5
Home Industri Desa Denggungan ............................................. 45
Tabel 2.6
Prasarana Transportasi Desa Denggungan ................................ 46
Tabel 2.7
Nama-nama Anggota BKM Ngudi Sejahtera ........................... 49
Tabel 2.8
Daftar Nama Personil Unit Pengelola dan Sekretaris ............... 53
Tabel 3.1
Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggunggan ................................................ 62
Tabel 3.2
Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan .............................................................................. 78
Tabel 3.3
Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan Tahun 2009 .......................................................... 85 commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 30
Gambar 1.2
Analisis Model Interaktif ....................................................... 36
Gambar 2.1
Bagan Keorganisasian BKM .................................................. 51
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Lathifa Maya Dewi, D1108511, “Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali”. Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, 99 halaman. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)desa Denggungan serta faktor-faktor yang mendukung dan penghambat dan upaya yang dilakukan. Untuk memperlancar pelaksanaan PNPM-MP di desa Denggungan dibentuk BKM „Ngudi Sejahtera‟ yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi manajemen. Melalui BKM „Ngudi Sejahtera‟ masyarakat diajak untuk belajar mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pemberdayaaan masyarakat terutama dalam hal pengelolaan dana bantuan serta melihat berbagai hambatan yang muncul dalam pelaksanaan PNPM-MP. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana. Penelitian ini menggambarkan bagaimana manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai dengan efisien dan efektif. Sehubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian tersebut, penulis menggunakan metode penelitian jenis metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan telaah dokumentasi. Data yang diperoleh commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan fungsi manajemen dalam kegiatan perencanaan belum baik, sedangkan dalam kegiatan pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan sudah berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Denggungan baik melalui kegiatan lingkungan, ekonomi maupun sosial. Namun dalam pelaksanaannya masih ada kendala-kendala yang ditemui seperti keterlambatan pembayaran angsuran dana ekonomi bergulir, kurangnya modal maupun swadaya masyarakat dalam pembangunan fisik/lingkungan.
ABSTRACT Lathifa Maya Dewi, D1108511, “The Management of National Program for Community Empowerment – Urban (PNPM-MP) in Dengungan, Banyudono, Boyolali”. Research Paper, Public Administration Department, Social and Political Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 99 pages. This research was conducted with the aim to find out and get a clear description of the phenomenon under study is how the management of the National Program of Urban Community Empowerment (PNPM-MP) Denggungan village and the factors that support and obstacles and the measures taken. To facilitate the implementation of PNPM-MP in Denggungan is formed BKM “Ngudi Sejahtera” that implementing the management function fully. By BKM “Ngudi Sejahtera”, the society is urged to study, preparing, implementing and evaluating the empowerment community activities, especially in managing the grand‟s and observing some fences in implementing of PNPM-MP. But management problems be the cause of a lack of understanding from society so that in the implementation of many activities that do not conform to the plan contained in the medium term plan (PJM), there is a misunderstanding in the manufacture of proposed project proposals, the occurrence of bad loans in revolving loans, and a few other problems due to KSM is not working according to plan This research describes how is manage needed to keep the balance among the goals, targets and contradicted activity from some social stratum, so the goals of Denggungan‟s proverty raising is can be reach efficiently and effectively. Relation with problems and the goals of the research the writer uses descriptive qualitative method. It describes a real condition in the field. The techniques of collecting data are interview, observation and documentation. Then, the data is examined its validity by interactive analysis models that include data reduction, data presentation and conclusion. From the result of the research shows that the implementation of management functions in planning activities has not been good, whereas in the to user has been running well and could activities of organizing, actuating commit and monitoring
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
improve the welfare of village society through activities Denggungan environmental, economic and social. But its implementation there are still obstacles like late payment of installments of the economy revolving fund neither lacking of capital and civil society organization in physical or environmental reconstruction.
commit to user
xiv
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Peran dunia usaha dan masyarakat pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Tidak
mudah
untuk
membangun
pengertian
kemiskinan
karena
menyangkut berbagai macam dimensi. Dimensi kemiskinan dapat diidentifikasi menurut ekonomi, sosial, politik (Ellis, dalam Tadjuddin,1995 :249). Dalam kehidupan sehari-hari dimensi dari gejala-gejala kemiskinan tersebut muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Dimensi Politik Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin, sehingga masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya masyarakat juga commit to user
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak memiliki akses yang memadai ke berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelenggarkan hidup mereka secara layak termasuk akses informasi.
2. Dimensi Lingkungan Gejala kemiskinan sering muncul dalam bentuk sikap, perilaku, dan cara pandang yang tidak berorientasi pada pembangunan berkelanjutan sehingga cenderung
memutuskan
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
yang
kurang
memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya.
3. Dimensi Sosial Sering muncul dalam bentuk tidak terintegrasinya warga miskin ke dalam institusi sosial yang ada, banyak masyarakat yang belum mendapat perlakuan yang sama sehingga terjadi kesenjangan sosial.
4. Dimensi Ekonomi Gejala kemiskinan muncul dalam bentuk rendahnya penghasilan sehingga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai batas yang layak. Juga keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pinjaman modal guna memulai ataupun mengembangkan usahanya.
5. Dimensi Aset Kemiskinan ditandai dengan rendahnya kepemilikan masyarakat miskin ke berbagai hal yang mampu menjadi modal hidup mereka, termasuk asset commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kualitas sumber daya manusia (human capital) karena rendahnya pendidikan dan minimnya ketrampilan, peralatan kerja, modal dana, hunian atau perumahan, dan sebagainya. (Buku Pedoman Umum P2KP) Untuk
meningkatkan
efektivitas
penanggulangan
kemiskinan
dan
penciptaan lapangan kerja, maka Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pekerjaan Umum, pada bulan Juli 1998 meluncurkan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) . Sekarang disebut dengan PNPM Mandiri Perkotaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan PNPM-MP. Proyek ini pertama kali dilaksanakan pada tahun anggaran 1999/2000. Sumber dana PNPM-MP berasal dari bantuan hibah dari Bank Dunia (World Bank). (Juklak PNPM-MP). Melalui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat ditumbuhkembangkan sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan subyek upaya penanggulangan kemiskinan. Masih banyaknya warga yang kurang mampu, rendahnya tingkat pendidikan, dan rendahnya tingkat mutu kesehatan menjadi fokus perhatian tersendiri bagi pemerintah Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Berbagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup, taraf pendidikan dan mutu kesehatan, namun hal ini belum membawa hasil yang maksimal, kehadiran PNPM-MP dalam hal ini memiliki daya tarik tersendiri dimana kehadiran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4 digilib.uns.ac.id
program ini telah memberikan solusi alternatif atas berbagai upaya untuk penanggulangan kemiskinan tersebut melalui PNPM-MP menekankan bahwa pelaksanaan penanggulangan kemiskinan tidak lagi bertumpu pada pemerintah Desa, tetapi dengan membangkitkan partisipasi dari seluruh masyarakat, kelompok peduli, dan Fasilitasi dari pemerintah Desa. Proyek ini menganut pendekatan pemberdayaan (empowerment) sebagai suatu syarat untuk menuju pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemeliharaan semuanya dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui organisasi yang dibentuk. Dalam proses pemberdayaan ini masyarakat diajak untuk belajar mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan penanggulangan kemiskinan. Dalam pemanfaatan dana PNPM-MP ini dibentuk organisasi yaitu BKM yang melaksanakan sepenuhnya fungsi-fungsi manajemen. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga tujuan pengentasan kemiskinan masyarakat Denggungan dapat tercapai dengan efisien dan efektif. Proses manajemen dalam PNPM-MP di desa Denggungan diawali dengan sosialisasi oleh fasilitator kepada masyarakat untuk memahamkan gambaran umum PNPM-MP secara benar melalui pertemuan di tingkat desa atau RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat) untuk menggali aspirasi dan memutuskan kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa Denggungan serta pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan siap dan menerima program ini tahap selanjutnya adalah refleksi kemiskinan yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion (FGD) guna mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya. Berdasarkan akta Notaris No.50/29 September 2005 BKM Ngudi Sejahtera terbentuk yang menjadi langkah awal dilaksanakannya PNPM-MP di desa Denggungan. Dalam manajemen pengelolaan dana PNPM-MP dilakukan sepenuhnya oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk di setiap desa atau kelurahan. Desa perkotaan yang dimaksud disini adalah wilayah yang berbentuk desa namun secara administratif letak dan posisinya dekat dengan kota sehingga dapat menjadi wilayah sasaran PNPM-MP. Setelah terbentuknya BKM bersama masyarakat menentukan kriteria dan ciri kemiskinan (Pemetaan Swadaya) desa Denggungan yang disepakati dalam FGD (Focus Group Discussion) yang dilakukan dari tingkat RT, RW dan desa. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: rumah tidak layak huni (lantai tanah, dinding papan, tidak mempunyai MCK). Berpendidikan rendah, hanya mampu membiayai pendidikan sampai dengan SLTP, pendapatan kurang dari Rp. 15.000,00/hari, berobat hanya di Puskesmas, pekerjaan tidak tetap. Untuk melaksanakan kegiatan manajemen BKM Ngudi Sejahtera dibantu Unit Pengelola (UP) yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan tiap wilayah, terdiri dari Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Sosial (UPS) dan Unit Pengelola Lingkungan (UPL). Sedang masyarakat berpartisipasi aktif dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Sejak berdirinya BKM Ngudi Sejahtera di Desa Denggungan, telah banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka penanggulangan Kemiskinan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi 3 aspek atau Tridaya yaitu Lingkungan, Sosial, dan aspek Ekonomi. Kegiatan tersebut direalisasi berkat adanya Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) P2KP sebesar Rp. 150.000.000,-. BLM PNPM P2KP sebesar Rp. 150.000.000,- dan BLM PNPM-MP sebesar Rp. 200.000.000,-. Kegiatan lingkungan BKM Ngudi Sejahatera telah merealisasikan beberapa bangunan fisik lingkungan antara lain Pengerasan jalan, MCK, TPA, saluran air, gorong-gorong, pengadaan air bersih dan lain-lain. Untuk kegiatan sosial meliputi kegiatan santunan baik untuk Santunan Jompo, anak yatim, beasiswa, anak cacat, Penyuluhan Kesehatan bagi Lansia, Ibu Hamil dan Balita serta Remaja Putri, Pemberian makanan tambahan bagi balita, Pelatihan-Pelatihan dan lain-lain. Sedangkan untuk kegiatan ekonomi yaitu pengelolaan dana bergulir dalam rangka peningkatan perekonomian warga miskin. Selain itu BKM Ngudi Sejahtera juga telah mengadakan channelling dengan Dinas terkait untuk meraih dana PAKET (Program Pengentasan Kemiskinan Terpadu). BKM Ngudi Sejahtera mampu meraih 2 Tahap PAKET, yaitu PAKET I sebesar Rp. 75.000.000,- dan PAKET II sebesar Rp. 55.000.000,- . Kemitraan ini merupakan langkah awal untuk membentuk sebuah sistem yang kondusif bagi pengentasan kemiskinan, dimana upaya tersebut harus melibatkan semua komponen yang ada di masyarakat. Sebagai langkah awal dalam menjalin kemitraan BKM dalam hal telah membentuk Panitia Kemitraan yang menjadi wadah bagi upaya-upaya menjalin kemitraan dengan pihak lain. Pada tahap II desa Denggungan kembali meraih dana PAKET dari dua kegiatan, yakni Semir jalan dan rehap Rumah Gakin, pembelajaran kemitraan ini commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
semakin tampak meningkat pada pelaksanaan PAKET tahap kedua ini, dimana masing-masing pihak yang terlibat sebagai pelaku kegiatan di dalam pelaksanaan Program PAKET ini sudah ada komunikasi dan kerjasama yang baik. Pemanfaatan
dana
bantuan
disesuaikan
kebutuhan
masyarakat
Denggungan yang diidentifikasi, disepakati serta diputuskan oleh masyarakat bersama-sana secara transparan, akuntabel dan berorientasi pada sasaran utama yang telah ditetapkan. Namun masalah manajemen menjadi penyebab kurangya pemahaman dari masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan banyak yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah tertuang dalam perencanaan jangka menengah (PJM), adanya kesalahpahaman dalam pembuatan proposal usulan kegiatan, terjadinya kredit macet dalam pinjaman bergulir, dan beberapa masalah lain dikarenakan kerja KSM yang tidak sesuai dengan rencana, yakni ada KSM yang tidak bekerja sama sekali. Guna menghindari kesalahan maka diperlukan manajemen yang baik untuk
merencanakan,
mengorganisasi,
menggerakkan
dan
mengawasi
pelaksanaanya. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga pengentasan kemiskinan desa Denggungan dapat tercapai. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka perlu adanya studi lebih lanjut mengenai bagaimana manajemen dalam PNPM-MP dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan hingga proses pengawasan yang dilakukan oleh BKM Ngudi Sejahtera. commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. “Bagaimanakah
Manajemen
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali?” 2. “Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Operasional Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yang jelas tentang fenomena yang diteliti yaitu bagaimana manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan serta faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dan upaya yang dilakukan. 2. Tujuan Fungsional Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, baik bagi BKM Ngudi Sejahtera, Pemerintah Desa, KSM maupun masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
3. Tujuan Individual Untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar kesarjanaan pada Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini adalah: 1. Penelitian diharapkan bermanfaat bagi upaya aplikasi atas teori-teori Administrasi Negara atas permasalahan Manajemen dan menambah perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umunya dan ilmu administrasi pada khususnya. 2. Dapat memberikan masukan bagi institusi lokal khususnya Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Ngudi Sejahtera.
E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Manajemen 1. Pengertian Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Yohanes Yahya. 2006:1) Manajemen menurut Stoner: “Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan &pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.” (T. Hani Handoko, 2001: 8 ) John D. Millet dalam Siswanto (2006:1) membatasi manajemen is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve a desired goal (adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. Disisi lain, James A.F Stoner dan Charles Wankel dalam Siswanto (2006:2) memberikan batasan manajemen sebagai berikut: “Manajemen is the process of planning, organizing, leading, and controlling the efforts of organization members and of using all other organizational resources to achieve stated organizational goals”. (Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengandalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi). Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Siswanto sendiri (2006:1), manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, pengendalian, terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu seni dan ilmu serta proses yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Millet dalam Siswanto (2006:1) lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu proses, yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.
commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Proses pengarahan (process of directing), yaitu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan,
Proses pemberian fasilitas kerja (process of fasilitating the work), yaitu rangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasa yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formal untuk mencapai suatu tujuan.
2. Fungsi – Fungsi Manajemen Fungsi-fungsi manajemen pada hakikatnya merupakan tugas pokok yang harus dijalankan pimpinan dalam organisasi apapun. Mengenai macamnya fungsi manajemen itu sendiri, ada persamaan dan perbedaan pendapat, namun sebetulnya pendapat-pendapat tersebut saling melengkapi. George Terry dalam Yohannes Yahya (2006:15) mendeskripsikan pekerjaan manajer berdasarkan fungsinya sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Penggerakan (Actuating) 4. Pengendalian (Controlling)
commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan R.D Agarwal menyebutkan bahwa fungsi manajemen meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, pengkoordinasian, dan pengawasan yaitu sebagai erikut: “The management process comprises the following six function:” (Proses manajemen terdiri dari enam fungsi): 1. Planning 2. Organizing 3. Staffing 4. Directing 5. Coordinating 6. Controlling (Ibnu Syamsi, 1994:60) Sementara itu, Luther Gulick mengatakan bahwa: “The management function, who abbreviated in the world POSDCoRB, including the first letter of each management function:” (Fungsi manajemen, yang disingkat dalam huruf PODCoRB, huruf pertama dari kata tersebut menunjukkan tiap fungsi manajemen): 1. Planning 2. Organizing 3. Staffing 4. Directing 5. Coordinating 6. Reporting, and
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Budgeting Dari pengertian beberapa ahli diatas mengenai fungsi-fungsi manajemen, penulis akan membahas tentang manajemen program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perkotaan yang meliputi kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing),
penggerakan
(actuating),
pengawasan
(controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan melibatkan partisipasi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang dipilih dari masyarakat. 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan menurut Ibnu Syamsi (1994:73), merencanakan berarti memikirkan dan membuat langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan kerja nyata direalisasikan. Adapun maksudnya adalah agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, sistematis, tidak ada tumpang tindih (overlapped) dan tidak ada yang terlewatkan (gap). Sedangkan menurut G.R Terry (dalam Siswanto,2006:42) memberikan batasan tentang perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta serta membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang, menggambarkan dan merumuskan aktivitas yang diusulkan dan dianggap penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sementara itu, Siswanto (2006:42) mendefinisikan perncanaan sebagai proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya lainnya(other resources). Sedangkan Sondang P. Siagian (2005:36) menyebutkan bahwa perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari pengertian beberapa ahli diatas, maka perencanaan dapat disimpulkan sebagai suatu usaha mengambil keputusan yang telah diperhitungakan secara matang dengan membuat langkah-langkah yang perlu dekerjakan sebelum pekerjaan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan diperlukan untuk melihat bahwa program-program dan penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik. Dengan adanya perencanaan dapat diperoleh beberapa keuntungan, seperti: 1. Mendorong terciptanya aktivitas-aktivitas yang teratur yang ditujukan untuk mencapai sasaran 2. Menunjukkan mengenai perlu adanya perubahan pada masa yang akan datang commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Memberi gambaran kompleksitas variabel yang akan mempengaruhi tindakan yang akan dijalankan 4. Memberikan dasar atau landasan untuk melakukan pengawasan 5. Meningkatkan dan mengimbangkan pemanfaatan sumber daya yang ada (Sumber: Buku Pedoman P2KP) Perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Salah satu hal penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu (Yohanes Yahya, 2006:33). 2. Pengorganisasian (Organizing) Menurut T. Hani Handoko menjelaskan bahwa: “Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya manusia dan kegiatankegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perencanaan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membantu hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugasnya.” (2001:17) Disisi lain Yohanes Yahya mendefinisikan pengorganisasian sebagai suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur, serta membagi tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Istilah pengorganisaisan dapat digunakan untuk menunjukkan halhal sebagai berikut: commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja operasional.
Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya
Hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan, tugas-tugas dan para karyawan
Cara para manajer membagi lebih lanjut tugas yang dilaksanakan dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut.
(Yohanes Yahya,2006:81) Sedangkan
menurut
Siswanto
(2006:75)
mendefinisikan
pengorganisasian sebagai pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Menurut Sondang P. Siagian (2005:60) mendefinisikan sederhana tentang pengorganisasian yaitu keseluruhan proses pengelompokan orangorang, alat-alat, tugas-tugas,serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehinga tercipta suatu organisai yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi pengorganisasian dapat disebut sebagai keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat dan membagi tugas, wewenang serta tanggungjawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan dalam rangka pencapaian tujuan yang to telah commit userditetapkan.
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dengan keterlibatan masyarakat dalam proses pengorganisasian dalam manajemen penanggulangan kemiskinan tersebut maka a) Memberi hak yang sama (setara) kepada seluruh masyarakat untuk mendapat pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama dengan kata lain terdapat transparansi dalam pelaksanaanya. b) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami masalahmasalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan mencari upaya pemecahan secara bersama c) Persoalan
menjadi
tanggungjawab
semua
pihak,
bukan
hanya
tanggungjawab pemerintah ataupun kelompok masyarakat tertentu d) Menentukan kelompok sasaran secara mandiri, sehinggan semua pihak mendapat perlakuan yang adil untuk bisa terjangkau oleh pelayanan publik. (Sumber: Standard Operating Procedur PNPM-MP) 3. Penggerakan (Actuating) Masalah penggerakan berkaitan erat dengan manusia dan merupakan suatu masalah yang paling kompleks serta yang paling sulit dilakukan dari semua fungsi manajemen. Penggerakan ini merupakan fungsi terpenting dalam manajemen, karena bagaimanapun modernnya peralatan, tanpa dukungan manusia belum berarti apa-apa. Menggerakkan manusia merupakan hal yang sulit, karena manusia pekerja adalah makhluk hidup yang mempunyai harga diri, perasaan dan tujuan yang berbeda-beda. commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
George R. Terry memberikan definisi penggerakan sebagai berikut: “Penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian”. (H. Malayu S.P, 1984:176) Penggerakan merupakan bagian penting dalam proses manajerial, hal ini dikarenakan bagian ini berkaitan erat dengan orang-orang yang ada dan berkaitan dengan organisasi. Sedangkan Sondang P. Siagian (1992:113) mengemukakan pengertian pergerakan adalah: “Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehinga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.” 4. Pengawasan atau pengendalian (Controlling) Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan denga cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang direncanakan. (Yohanes Yahya, 2006:133) Sondang P.Siagian (2005:125) mendefinisikan pengawasan sebagai usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan pengawasan sebagai pengendalian. Salah satunya adalah Robert J. Mokler dalam Siwanto (2006:139-140) memberikan batasan pengawasan sebagai pengendalian yaitu: “Management control is a systemic effort to set performance standards with planning objectives, to design information feedback system, to compare actual performance with these predetermined standards, to determine whether there are any deviations and measure their significance, and to take any action required to assure that all corporate resources are being used in the most effective and efficient way possible in achieving corporate objectives”. (Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan estándar kinerja dangan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditetapkan, menetukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan). Sedangkan
pengertian
pengawasan
menurut
Diemer,
dalam
Jurnal
internasional oleh Giovany B. Giglioni adalah sebagai berikut: Diemer considered control to mean “the methods by which the executive or managing heads of a business carry out their authority to regulate its affairs in accordance with the laws of the organization” Diemer mengartikan contol sebagai “metode-metode yang eksekutif atau kepala pengelola bisnis laksanakan untuk mengatur urusan mereka sesuai dengan undang-undang organisasi”. (Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 294). Dalam jurnal yang sama, Fayol mengartikan pengawasan sebagai berikut: control meant”verifying whether everything occurs in conformity with the plan adopted, the instructions issued and principles established”. Pengendalian berarti “memverifikasi apakah segalanya terjadi sesuai dengan rencana yang dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan prinsip-prinsip yang ditetapkan”. (Academy of management journal, vol 17 number 2, halaman 295). Dari pengertian beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari pengawasan yaitu usaha sadar dan sistemik untuk lebih menjamin bahwa semua tindakan operasional benar-benar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin dilaksanakan berdasarkan strategi dasar organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan, serta dirinci menjadi program dan rencana kerja. Ada ungkapan bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan dua sisi mata uang karena pelaksanaan rencanalah yang diawasi dan sebaliknya pengawasan ditujukan pada usaha mencegah timbulnya berbagai jenis dan bentuk penyimpangan atau penyelewangan, baik sengaja maupun tidak. (Sondang P Siagian, 2005:125126) 2. Program Menurut Pariatra Westra (1982:56) Program adalah perumusan yang membuat gambaran pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan berikut petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaannya. Biasanya dalam program ini dikemukakan pula fasilitas-fasilitasnya yang diperlukan seperti: waktu, penggunaan
alat-alat
perlengkapan,
dan
ketentuan
wewenang
serta
tanggungjawab dari pelaksana program tersebut. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Program diartikan sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian) yang akan dijalankan. (1998;702). Jadi dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Program adalah perumusan atau rancangan usaha yang akan dilaksanakan yang disertai petunjuk-petunjuk mengenai cara pelaksanaan untuk mencapai tujuan/ maksud dari suatu rencana yang khusus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
3. Pemberdayaan Masyarakat Paradigma baru dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia adalah paradigma pemberdayaan masyarakat, dimana masyarakat menjadi pusat atau titik tekan pembangunan (people centered development). Pendekatan ini menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam mengelola sumber daya serta memenuhi kebutuhannya. Pemberdayaan merupakan istilah lain dari empowerment/ penguatan yang berarti pemberian kekuatan pada masyarakat untuk mengatur kehidupannya sendiri. Secara etimologis pemberdayaan berasal pada kata dasar “daya” yang berarti kekuatan/ kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya atau kekuatan atau kemampuan dan atau proses pemberian daya atau kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya (Ambar Teguh Sulistiyani, 2004:77). Konsep pemberdayaan masyarakat menurut Loekman Soetrisno adalah sebagai berikut: “Pemberdayaan masyarakat (empowerment) yang dimaksud bahwa pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat diberi hak mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan menggunakannya untuk pembangunan masyarakat” (Anggito Abimanyu, 1995:136) Sedangkam Blanchard, dkk (dalam Dwi Tiyanto,dkk, 2006;102) menyatakan bahwa pemberdayaan adalah memberi kemungkinan untuk commit to user manusia yang belum digunakan membuka jalan memasuki sumber kemampuan
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan harus memanfaatkan guna menghadapi dunia yang semakin kompleks dan dinamis seperti sekarang ini. Dalam merealisasikan pemberdayaan masyarakat (Dalam Dwi Tiyanto, dkk, 2006:106-108) mengungkapkan perlu adanya proses-proses pemberdayaan yang terdiri dari berbagai tahapan yaitu sebagai berikut: a
Getting to know the local community Mengetahui karakteristik masyarakat lokal yang akan diberdayakan, termasuk perbedaan karakteristik yang membedakan masyarakat wilayah satu dengan yang lain.
b
Ghatering knowledge about the local community Mengumpulkan
pengetahuan
yang
menyakut
informasi
mengenai
masyarakat setempat. Pengetahuan tersebut merupakan informasi faktual tentang kondisi masyarakat, misal umur, jenis kelamin, kondisi pendidikan, kondisi ekonomi, dan lain-lain c
Identifying the local leaders Segala usaha pemberdayaan masyarakat harus memperoleh dukungan dari pimpinan atau tokoh-tokoh masyarakat setempat. Untuk itu “the local leader” harus selalu diperhitungkan karena mereka mempunyai pengaruh yang kuat dalam masyarakat
d
Stimulating the community to realice that it has problems Perlunya pendekatan persuasif kepada masyarakat agar mereka sadar bahwa mereka mempunyai masalah yang harus dipecahkan dan kebutuhan yang harus dipenuhi.
commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e
Helping people to discuss their problems Memberdayakan masyarakat bermakna merangsang masyarakat untuk mendiskusikan masalahnya serta merumuskan pemecahannya dalam suasana kebersamaan
f
Helping people to identifying their most pressing problems Masyarakat perlu diberdayakan agar mampu mengidentifikasi masalah yang paling menekan, dan masalah yang paling menekan inilah yang paling diutamakan.
g
Fostering self-confidence Tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah membangun rasa percaya diri masyarakat. Rasa percaya diri merupakan modal utama masyarakat berswadaya
h
Deciding on a program action Masyarakat perlu diberdayakan untuk menetapkan suatu program yang akan dilakukan. Program action tersebut perlu ditetapkan menurut skala prioritas, yang rendah, sedang, tinggi. Program dengan skala prioritas tinggilah yang didahulukan.
i
Recognition of strengths and resources Menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunya kekuatankekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi menyadarkan masyarakat bahwa mereka sebenarnya mempunyai kekuatan-kekuatan dan sumber-sumber yang dapat dimobilisasi untuk memecahkan persoalan dan memenuhi kebutuhan.
commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
j
Helping people to continue to work on solving their problems Pemberdayaan masyarakat adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, karena itu masyarakat perlu diberdayakan agar mampu bekarja memecahkan masalahnya secara kontinyu. Pemberdayaan sebagai salah satu dasar dari pembangunan yang berpusat
pada rakyat meyakini pentingnya pembangunan masyarakat melalui lembagalembaga kemasyarakatan. Kiprah masyarakat dalam lembaga kemasyarakatan dimana semua aspirasi mereka salurkan, merupakan salah satu wujud memberdayakan mereka. Dari berbagai konsep pemberdayaan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk membangun daya dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya. Pemberdayaan sebenarnya merupakan proses belajar yang menekankan orientasi pada proses serta pelibatan (partisipasi) yang juga berarti penciptaan suasana/ iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang (enabling). Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki daya, akan tetapi mereka kadang-kadang tidak menyadari atau daya tersebut masih belum dapat diketahui secara eksplisit. Oleh karena itu, daya harus digali, dan kemudian dikembangkan. Disamping itu, pemberdayaan hendaknya jangan menjebak masyarakat
dalam
perangkap
ketergantungan
(charity),
sebaiknya harus mengantarkan pada proses kemandirian. commit to user
pemberdayaan
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
4. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Masalah kemiskinan di Indonesia tidak hanya melanda wilayah perdesaaan, tetapi juga perkotaan. Khusus di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum kondisi masyarakatnya yang miskin adalah tidak adanya prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman yang memadai, serta kualitas lingkungan yang kumuh yang tidak layak huni. Kemiskinan merupakan persoalan struktural dan multi-dimensional yang mencakup politik, sosial, aset, dan lain-lain. Karakteristik kemiskinan tersebut, serta krisis ekonomi yang terjadi, telah menyadarkan semua pihak bahwa pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan selama ini perlu diperbaiki ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka. Disamping itu, keberdayaan semacam itu diharapkan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan warga miskin di tingkat lokal, baik dari aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Berdasarkan karakteristik kemiskinan di kawasan perkotaan tersebut, model PNPM-MP diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penyelesaian persoalan kemiskinan yang bersifat multi-dimensional dan struktural, khususnya yang terkait dengan dimensi-dimensi politik, sosial, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, model PNPM-MP diharapkan mampu menyediakan aset yang lebih baik bagi masyarakat miskin dalam meningkatkan pendapatannya ataupun menyuarakan aspirasinya dalam proses pengambilan keputusan. Dengan commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
demikian, PNPM-MP merupakan progam penanggulangan kemiskinan di perkotaan dari, oleh, dan untuk masyarakat sendiri. Pendekatan dan Tujuan PNPM-MP Pendekatan PNPM-MP mencakup visi, misi, prinsip, nilai, dan tujuan. Uraiannya sebagai berikut:
Visi PNPM-MP adalah masyarakat mampu membangun sinergi dengan berbagai pihak untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri, efektif, dan berkelanjutan.
Misi PNPM-MP adalah memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama masyarakat miskin, dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan kapasitas, penyediaan sumber daya, dan membudayakan kemitraan sinergis antara masyarakat dan pelaku-pelaku pembangunan lokal lainnnya.
Prinsip-prinsip PNPM-MP adalah demokrasi, partisipasi, transparansi, akuntabilitas, dan desentralisasi.
Nilai-nilai yang dianut dalam pelaksanaan PNPM-MP yang harus dijunjung tinggi, ditumbuhkembangkam, dan dilestarikan oleh semua pelaku PNPM-MP dalam melaksanakan program adalah dapat dipercaya, ikhlas/kerelawanan, kejujuran, keadilan, kesetaraan, dan kebersamaan dalam keragaman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
Tujuan PNPM-MP secara umum adalah:
Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan/ pengembangan perumahannya.
Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang kehilangan sumber nafkah karena krisis ekonomi.
Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan kolektif yang representatif, akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan dan memperkuat suara masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik.
Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok peduli) untuk membantu masyarakat miskin.
Strategi PNPM-MP Strategi PNPM-MP adalah mendorong gerakan masyarakat untuk keberdayaan dan kemandirian dalam penanggulangan kemiskinan dengan jalan:
Mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa, partisipasi masyarakat, serta transparansi.
Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan organisasi yang berakar di masyarakat, khususnya dalam membuka commit to user akses bagi masyarakat miskin ke
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
sumber daya kunci yang disediakan PNPM-MP melalui bantuan langsung masyarakat (BLM), secara transparan dan akuntabel.
Menjalin sinergi penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan masyarakat melalui kemitraan antarpelaku pembangunan.
Mendorong tumbuhnya kepedulian berbagai pihak sebagai upaya pengendalian sosial (control sosial) terhadap keberhasilan program penanggulangan kemiskinan).
(Randy R&Ryant N, 2007:259) Komponen dana BLM bertujuan membuka akses bagi masyarakat miskin ke sumber daya capital untuk digunakan secara langsung dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Dana ini bersifat “wakaf” dari pemerintah ke masyarakat kelurahan penerima, yang pengelolaannya dipercayakan kepada organisasi masyarakat yang dibentuk secara demokratis, partisipatif, transparan, dan tanggung gugat, yang secara generis disebut BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat). Untuk mengelola BLM, BKM membentuk gugus tugas, yakni Unit Pengelola Keuangan (UPK), disamping gugus tugas lain sesuai kebutuhan dan kemampuan. Fungsi utama unit ini adalah manajemen dana BLM dan dana-dana lain yang diperoleh organisasi masyarakat warga melalui BKM (dana PAKET, sumbangan, dan lain-lain) termasuk mengawasi dan mengadministrasi penyaluran, pengembalian serta penggunaan dana pinjaman bergulir. UPK dipimpin seorang manajer dan beberapa staf yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM berdasarkan kriteria kemampuan di bidang keuangan dan pengelolaan pinjaman bergulir. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
5. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Menurut Dicky Rahardi dalam Dickyrahardi.blogspot.com science for humanity mengartikan Manajemen Program sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan (kepemimpinan) dan pengawasan (pengendalian) untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada suatu program. (http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-padamanajemen.html). Pada dasarnya PNPM-MP adalah Program Pemerintah Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan di perkotaan. Program tersebut antara lain : Memperbaiki prasarana dan sarana dasar perumahan dan pemukiman masyarakat miskin perkotaan, termasuk perbaikan atau pengembangan perumahannya. Mengenalkan dan membangun upaya-upaya peningkatkan pendapatan secara mandiri dan berkelanjutan untuk masyarakat miskin dan perkotaan, baik masyarakat yang telah lama miskin, masyarakat yang pendapatannya menjadi tidak berarti karena inflasi, maupun masyarakat yang kehilangan sumber nafkah karena krisis ekonomi. Terciptanya organisasi masyarakat yang memiliki pola kepemimpinan kolektif yang representatif, akseptabel, inklusif, tanggap, dan akuntabel yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin perkotaan dan memperkuat suara masyarakat miskin dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan Publik. Memperkuat agen-agen lokal (Pemerintah, dunia usaha, dan kelompok peduli) untuk membantu masyarakat miskin. commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Untuk menyelenggarakan program tersebut memerlukan keterlibatan berbagai pihak antara lain pemerintah, swasta dan warga masyarakat luas. Semua pihak diharapkan dapat menjalankan peran dan tanggungjawabnya dengan baik dalam
memampukan
kemandirian
masyarakat
sebagai
pelaku
utama
pembangunan.
F. KERANGKA BERFIKIR Kerangka pikir pada dasarnya mengungkapkan alur pikir peristiwa (fenomena) sosial yang diteliti secara logis dan rasional, sehingga jelas proses terjadinya fenomena sosial yang diteliti dalam “menjawab” atau menggambarkan permasalahan penelitian. Kerangka pemikiran pada penelitian ini akan penulis gambarkan sebagai berikut: Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran Faktor Pendukung
Rendahnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa Denggungan
Manajemen PNPM-MP 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Penggerakan 4. Pengawasan
Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
Faktor Penghambat Masih rendahnya pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat perkotaan adalah salah satu faktor penyebab pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat
Mandiri Perkotaan. commit to user
Untuk
memperlancar
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaksanaan PNPN-MP dibutuhkan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) sebagai lembaga steering (mengarahkan) dengan melibatkan partisipasi KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan kelompok sosial pada tingkat paling dasar dalam pelaksanaan PNPM-MP yang dipilih dari masyarakat. Dalam proses Manajemen PNPM-MP tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang mendukung dan menghambat berjalannya program tersebut, beberapa upaya dilakukan untuk mengatasi kendala secara bersama-sama sehingga memperlancar kesejahteraan
program masyarakat.
pengentasan Dan
kemiskinan
masyarakat
dan
diharapkan
dapat mampu
tewujud untuk
memanfaatkan serta memelihara hasil-hasil dari kegiatan tersebut.
G. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelelitian dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara deskripsi dalam bentuk katakata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J. Moleong, 2004:6) commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berbagai tabel juga disajikan, tetapi hanya bersifat deskriptif untuk mendukung uraian kualitatif yang disajikan. Sebagian data bersifat kualitatif yang didasarkan pada pengamatan langsung ke obyek penelitian dan wawancara mendalam dengan dengan sejumlah responden. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Desa Denggungan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Dipilihnya daerah ini sebagai obyek penelitian karena: a) Daerah ini termasuk sasaran dari PNPM-MP b) Adanya permasalahan yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan manajemen dan proses pemberdayaan PNPM-MP, terutama pada programprogram yang telah dilaksanakan maupun yang masih berjalan. c) Dalam lokasi ini memungkinkan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sesuai dengan permasalahan yang ada. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Teknik pengumpulan data yang pertama adalah observasi ke lokasi penelitian untuk mengumpulkan bahan keterangan tentang kenyataan yang berhubungan
dengan
Manajemen
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan desa Denggungan, Banyudono, Boyolali. Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan dan mencatat segala informasi serta hal-hal yang relevan dengan masalah penelitian. commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar (H.B.Sutopo, 2002:64). Observasi yang dilakukan adalah dengan cara non partisipan, yaitu peneliti tidak secara langsung ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat yang diteliti. Agar memperoleh data yang akurat dan mendalam maka observasi yang dilakukan mempertimbangkan proses interaksi antara peneliti dan responden sehingga tidak timbul kesalahan persepsi. b. Wawancara Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi melalui tanya jawab secara langsung dengan nara sumber atau responden yang diteliti untuk melengkapi data yang diperlukan. Wawancara ini dilakukan dalam waktu dan kondisi yang dianggap tepat guna mendapatkan kejelasan yang berkaitan
dengan
Manajemen
Program
Nasional
Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali. c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan untuk mengambil dokumen dan litaretur sebagai pelengkap informasi bagi peneliti. Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang terkait dengan Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali, diantaranya: a)
Buku Pedoman P2KP commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
b)
Standard Operating Prosedure P2KP
c)
Instruksi Presiden Nomor 21 tahun 1998 Tentang Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)
d)
Media dari internet tentang PNPM-MP
e)
Arsip-arsip lain yang berhubungan dengan penelitian ini
4. Sumber Data Ada dua jenis data dalam penelitian yang digunakan yaitu: a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang berhubungan dengan obyek penelitian. Data ini diperoleh melalui wawancara yang didukung dengan observasi. b. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari sumber lain selain sumber primer. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui arsip, laporan, catatan statistik, monografi, buku-buku, media internet dan data lain yang mendukung PNPM-MP secara umum maupun khusus di Desa Denggungan 5. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data kerena mengetahui masalah secara mendalam. Bahkan di dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. (H.B. Sutopo, 1998:22) commit to user
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam penelitian ini dipilih informan dari pihak-pihak yang terkait dengan PNPM-MP. Pihak-pihak tersebut adalah: 1)
Aparat Desa Denggungan
2)
Fasilitator PNPM-MP Desa Denggungan
3)
Pengurus BKM Desa Denggungan
4)
Manager UPK BKM Desa Denggungan
5)
Pengurus dan Anggota KSM Desa Denggungan
6)
Masyarakat Penerima Bantuan PNPM-MP Desa Denggungan
6. Teknik Analisa Data Dalam analisa data terdapat 3 komponen pokok (Miles dan Hiberman dalam H.B Sutopo, 1988:34-36) a) Reduksi Data Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dalam abstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote dan mengatur data dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. b) Sajian Data Merupakan suatu rangkaian organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi, kalimat, matriks, gambar/skema, tabel maupum grafik yang disusun secara logis dan sistematis sehingga mudah dilihat, dibaca dan dipahami yang memungkinkan kesimpulan riset yang dilakukan.
commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Penarikan kesimpulan Kesimpulan akhir tidak akan jadi sampai proses pengumpulan data terakhir, karena itu pemelitian bersifat terbuka terhadap data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini aktivitas ketiga komponen berbentuk interaksi sebagai proses siklus. Peneliti tetap bergerak diantara ketiganya dengan komponen pengumpulan data selama proses pengumpulan data berlangsung. Proses analisa ini yang disebut dengan model analisis interaktif. Untuk lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 1.2 Analisis Model Interaktif
commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Validitas Data Untuk menjamin validitas data yang akan diperoleh, dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi data (triangulasi sumber). Teknik triangulasi ini memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda untuk menggali data sejenis, hal ini berarti data yang sama/sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda (HB. Sutopo, 2002:79). Asas dasar dalam triangulasi sumber adalah pemeriksaan silang temuantemuan menggunakan beberapa informan yang berbeda. Selain itu juga dilakukan dengan teknik pengumpulan data yang berbeda, yaitu melalui wawancara, observasi dan penggunaan dokumen atau arsip, sehingga data yang sejenis bisa teruji kebenarannya.
commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Keadaan Wilayah Desa Denggungan merupakan salah satu desa di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali yang menerima bantuan proyek PNPM-MP. Desa ini mempunyai luas wilayah 211.49 Ha. Secara geografis mempunyai batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara
: Desa Ngargorejo
- Sebalah Selatan
: Desa Ngasem
- Sebelah Barat
: Desa Bangak
- Sebelah Timur
: Desa Bolon
Secara administrasi desa Denggungan terdiri dari 10 dusun, dengan 11 RT dan 3 RW. Dusun-dusun yang ada di desa Denggungan meliputi : Dusun Gunung Kranggan, Dusun Nglundu, Dusun Krecek, Dusun Denggungan, Dusun Pandanan, Dusun Bulakan, Dusun Brajan, Dusun Minggiran, Dusun Gandanan, Dusun Seyegan. Desa Denggungan untuk periode tahun 2007 s/d 2013 dipimpin oleh seorang Kepala desa yang bernama Bapak Junaidi, A.Md. Desa Denggungan memiliki hamparan lahan seluas 211,49 Ha yang meliputi jenis penggunaan tanah sebagai Pemukiman Kampung, Perkantoran, Pertokoan, sarana Pendidikan, Sarana Olah Raga, Lahan Sawah, Kebun, Tegalan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 2.1 commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.1 Komposisi Lahan Desa Denggungan
No
Jenis penggunaan lahan
Luas Lahan (Ha)
1
Pemukiman Kampung
50.9875
2
Perkantoran
0.0001
3
Pertokoan
15
4
Sarana Pendidikan
7.300
5
Sarana Olah Raga
2.500
6
Lahan Sawah
587.3925
7
Kebun
41.5902
8
Tegalan
63.1803
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009 Wilayah Desa Denggungan memiliki sumber air yang cukup tersedia yang bersumber dari sumur sebagai sumber air bersih. Sedangkan air yang bersumberkan dari sungai, biasanya dimafaatkan oleh masyarakat untuk mandi, cuci, serta beternak ikan. Rata-rata di wilayah Denggungan tidak kekurangan akan air, baik air yang dikonsumsi maupun untuk keperluan yang lain.
B. Keadaan Penduduk Berdasarkan data monografi desa, jumlah penduduk Desa Denggungan total 3.835 jiwa dengan jumlah laki-laki 1.812 jiwa, dan jumlah perempuan 2.023 jiwa. Dari jumlah penduduk yang sebesar 3.835 jiwa tersebut terdiri dari 828 KK.
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.2 Data Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa Denggungan No
Kelompok Umur ( Tahun )
1.
0–4
113
129
242
2.
5-9
120
116
236
3.
10 - 14
185
244
429
4.
15 - 19
110
114
254
5.
20 - 24
102
198
300
6.
25 - 29
338
214
552
7.
30 - 39
349
204
553
8.
40 - 49
204
243
447
9.
50 – 59
198
238
436
94
162
256
10. 60 Keatas
Laki - laki
Perempuan
Jumlah
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009
SDM yang dimilliki desa Denggungan cukup berpotensi dalam hal penanganan kegiatan lingkungan, sosial, ekonomi terbukti dengan kegiatan yang ada di BKM ’Ngudi Sejahtera” dapat terlaksana dengan baik. Penduduk desa Denggungan mempunyai mata pencaharian yang beraneka ragam, dimana sebagian besar bermata pencaharian sebagai Buruh industri, buruh tani, dan petani. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.3 Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Denggungan No
Mata Pencaharian
Jumlah ( jiwa )
%
1.
Petani
244
16,70
2.
Buruh Tani
360
24,64
3.
Pengusaha
15
1,02
4.
Buruh Industri
414
28,33
5.
Buruh Bangunan
155
10,60
6.
Pedagang
150
10,26
7.
Pengangkutan
9
0,62
8.
PNS
68
4,65
9.
Pensiunan
43
2,94
10.
Bidan
2
0,17
11.
Perawat
1
0,07
Jumlah
1461
100
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar masyarakat desa Denggungan bekerja sebagai buruh industri yaitu sebanyak 414 penduduk atau 28,33% sedangkan penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh tani 360 penduduk atau sekitar 24,64% dan petani sebanyak 244 penduduk atau 16,70% hal ini didukung dengan luas tanah persawahan beserta aliran irigasi yang cukup memadai. Berikut ini merupakan data warga miskin yang ada di Desa Denggungan berdasarkan pemetaan swadaya
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.4 Peta Sebaran KK Miskin Desa Denggungan Wilayah RW
RT
01
Jumlah Penduduk Dewasa
Jumlah KK Miskin
Jumlah Jiwa Miskin
Kemiskinan Lingkungan (KK)
Kemiskinan Ekonomi (KK)
Kemiskinan Sosial (KK)
01 41
205
155
35
95
30
31
29
02 103
600
325
51
270
48
50
41
03 121
714
314
39
226
30
32
20
1592
794
145
585
108
113
90
04 80
350
210
76
170
65
74
52
05 75
216
140
68
90
55
68
33
06 70
340
270
62
210
41
60
48
07 42
155
95
37
45
30
34
18
08 45
205
183
30
165
20
30
24
1266
898
273
680
211
266
175
09 73
235
200
60
150
48
55
44
10 72
365
300
68
270
59
68
41
11 103
450
395
97
345
76
96
65
Jumlah 03
Jumlah KK
Kategori Kemiskinan
Jumlah Jiwa
Jumlah 02
Komposisi Penduduk
265
312
Jumlah
248
1050
895
225
765
183
219
150
Total :
825
3835
2587
623
2030
502
598
415
Sumber : Data hasil pemetaan swadaya PNPM-MP Desa Denggungan Berdasarkan hasil pemetaan dari 825 KK, 75,5% diantaranya yaitu 623 KK tergolong warga miskin sehingga Desa Denggungan menjadi salah satu daerah sasaran PNPM-MP.
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kondisi Sosial – Budaya Desa Denggungan, yang masyarakatnya menganut dua perbedaan agama yaitu agama Islam dan agama Kristen akan tetapi perbedaan agama yang ada tidaklah menyurutkan semangat untuk membangun solidaritas antar umat beragama. Hal itu terbukti dengan adanya saling hormat-menghormati, saling tolong-menolong, bahkan saat adanya Program P2KP (yang sekarang PNPM-MP) pertama kali masuk di Desa Denggungan tahun 2005, masyarakat menyambutnya dengan gembira. Program tersebut diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan yang ada di Desa Denggungan, baik itu perekonomian, lingkungan dan sosial. Adanya pinjaman bergulir yang ada di BKM memberi kesempatan pada warga masyarakat miskin produktif yang kurang mampu untuk mengembangkan atau memulai usaha. Tentu saja hal itu sangat berdampak positif terhadap warga masyarakat miskin di Desa Denggungan.
D. Kondisi Sarana dan Prasarana 1. Sarana Pemerintah Desa Untuk
menunjang
penyelenggaraan
pemerintah
desa,
di
Desa
Denggungan didirikan Kantor Pemerintah Desa dan Balai Desa yang mempunyai banyak fungsi. Disamping sebagai tempat menjalankan tugas pemerintahan desa sehari-hari juga digunakan sebagai tempat penyuluhanpenyuluhan, bimbingan-bimbingan, rapat atau musyawarah desa yang salah satunya mengenai sosialisasi PNPM-MP. Ditempat ini juga terdapat layanan commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesehatan berupa polindes, telah didirikan di desa Denggungan yang berguna memberikan fasilitas kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan masyarakat Desa Denggungan dan beberapa posyandu. Selain itu juga terdapat sarana olah raga seperti lapangan bulu tangkis, meja pingpong dan lapangan voli, juga prasarana peribadatan seperti masjid/mushola dan gereja. 2. Sarana Perekonomian Tanah sawah yang dimiliki oleh masyarakat dapat dikatakan lebih luas dari tanah pemukiman penduduk, sehingga kondisi ini dapat diandalkan untuk mata pencaharian masyarakat desa Denggungan sebagai petani. Sedangkan di bidang perdagangan, industri yang berkembang di desa Denggungan antara lain yaitu : industri tempe, industri tahu, industri keripik tempe dan masih banyak lagi industri yang berkembang di Desa Denggungan. Sumber Permodalan yang ada di Desa Denggungan : 1. BKM Ngudi Sejahtera, yaitu pinjaman bergulir bagi KSM-KSM Produktif yang dikelola oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK) 2. Koperasi Kelompok Tani (KKT) “Tani Agung Mulia” 3. Koperasi Dana Dakwah 4. KSP “Mitra Mandiri” 5. Usaha Ekonomi Desa Simpan – Pinjam “Sri Katon” 6. Swamitra (Binaan Bukopin) Home industri dan UKM yang ada di desa Denggungan memperoleh modal usaha dari modal pribadi dan sumber lain yang di rasa masih kurang commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk peningkatan kuantitas produksi yang sangat berpengaruh erat kaitannya dengan peningkatan pendapatan ekonomi. Produk – produk yang di hasilkan UKM dan Home Industri di Desa Denggungan selain di pasarkan di wilayah setempat juga wilayah luar Desa Denggungan seperti terlihat pada tabel 2.5 Tabel 2.5 Home Industri Desa Denggungan NO 1.
Produk Tempe Kedelai
Wilayah Pemasaran Bangak, Simo, Sambi, Banyudono,
Keterangan Lokasi Usaha RW I
Kartasura, Solo 2.
Tempe Kripik
Banyudono, Kartasura, Solo
RT04/II
3.
Tempe Bongkrek (
Bangak, Kartasuro
RT 03/I, RT 11/III
Gembus ) 4.
Tahu
Banyudono, Kartosuro
RT 03/I, RT 08/II
5.
Kacang Sangrai
Bangak, Banyudono, Kartasura
RT 09/III
6.
Roti
Bangak, Banyudono, Kartasura,
RT 11/III
Colomadu 7.
Sabun Mandi Susu
Boyolalali, Banyudono, Kartasura, Solo,
RT 10/III
Karanganyar 8.
Telur puyuh
Colamadu, Solo, Kartasura
RT 03/I, RT 06/II, RT 11/III
9.
Susu kedelai
Bangak, Banyudono
RT 05/II
10.
Kripik Singkong
Bangak, Banyudono
RT 09/III
11.
Beras Organik
Banyudono, Solo, Sragen, Boyolali,
RT 09/III
Jakarta 12.
Pupuk Organik
Banyudono, Boyolali
RT 09/III
13.
Telur Ayam Harco
Banyudono, Solo, Colomadu, Kartasura
RT 09/III, RT 11/III
14.
Ayam Boiler
Banyudono, Solo, Colomadu, Kartosura
RT 01/I, RT 09/III, RT 11/III
15.
Sapi
Kalioso, Sunggingan, Boyolali, Klaten,
RW I, II, III
Kranggan - Kartasura 16.
Kambing
Pengging, Sunggingan, Sambi
RW I, II, III
17.
Lele
Banyudono, Kartasura
RT 04/II, RT 09/III
18.
Itik
Banyudono, Kartasura
RW I, II
commit to user
Sumber : Data Hasil Survey Maret 2010
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kondisi Ekonomi yang telah tertangani : 1. Sebagian permodalan telah di salurkan kepada pelaku ekonomi ( Home industri,UKM ) 2. Pelatihan – pelatihan keahlian atau ketrampilan wirausaha 3. Sarana Perhubungan Kondisi jalan yang ada di wilayah ini sebagian besar masih dalam kondisi baik, tetapi ada sebagian yang perlu pemeliharaan dan perbaikan. Tabel 2.6 Prasarana Transportasi Desa Denggungan No
Prasarana Transportasi
Panjang (km)
1
Jalan Aspal
8
2
Jalan Beton
6
3
Jalan Tanah
8
4
Jembatan
1.5
Sumber : Data Monografi Desa Denggungan tahun 2009
Sarana perhubungan berupa jalan yang telah di aspal ataupun di betonisasi oleh masyarakat serta jembatan dimanfaatkan untuk menghubungkan wilayah di sekitar desa Denggungan dengan desa lain serta untuk memperlancar transportasi dan perekonomian warga. Betonisasi jalan dilakukan melalui swadaya masyarakat ditambah dengan bantuan dari dana PNPM-MP yang termasuk dalam pembangunan bidang fisik.
commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Desa Denggungan 1. Proses Pembentukan BKM BKM ”Ngudi Sejahtera” terbentuk dari hasil rembug masyarakat, dengan beberapa pertimbangan, antara lain: 1. Pembentukan lembaga/organisasi baru dikarenakan lembaga-lembaga desa yang sudah ada (Pemerintah Desa, BPD, LKMD, PKK) mempunyai hierarki organisasi sendiri dan pola kepemimpinan yang sentralis, selain BPD. Apalagi dari kesemua lembaga/organisasi diatas sudah mampunyai rutinitas kegiatan/kerja sendiri, sehingga dikhawatirkan akan memecah konsentrasi
terhadap
pelaksanaan
program
PNPM-MP
di
desa
Denggungan. Sehingga dalam Rembug Warga Masyarakat Desa Denggungan disepakati untuk membentuk organisasi baru. 2. Bahwa Organisasi masyarakat Warga yang harus dibentuk haruslah mencerminkan
nilai-nilai
kepedulian,
konsisten,
transparansi,
akuntabilitas, responsible, jujur dan lain-lain yang mampu memenuhi harapan masyarakat dalam iklim demokrasi sekarang ini. 3. Bahwa Organisasi Masyarakat Warga yang akan dibentuk haruslah beranggotakan orang-orang yang benar-benar dipercaya dan dipilih oleh masyarakat dari tingkat RT dan kemudian dilanjutkan di tingkat desa, tanpa memandang strata sosial, ekonomi, jenis kelamin, agama, keyakinan politik, profesi dan lain-lain. commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari hasil rembug warga juga disepakati untuk membentuk Panitia Pemilihan BKM tingkat RT dan tingkat desa. Panitia Pemilihan tingkat RT bertugas untuk menjaring orang-orang yang dipercaya oleh warga masyarakat dan akan mewakili untuk melakukan pemilihan (memilih dan dipilih) anggota BKM di tingkat desa. Pemilihan tingkat RT tidak bisa dilaksanakan serentak dalam 1 hari mengingat kesiapan panitia dan warga tiap-tiap RT. Setelah terpilih utusan RT, masing-masing RT 3 orang, kemudian dilakukan pemilihan anggota BKM di tingkat desa. Sebanyak 13 orang yang mendapatkan urutan suara terbanyak, terpilih menjadi anggota BKM. Sementara untuk urutan ke- 14 dan seterusnya akan menjadi pengganti apabila ada anggota BKM yang mengundurkan diri atau keluar dari BKM. 2. Lokasi dan Status BKM/Paguyuban Nama BKM
: Ngudi Sejahtera
Alamat Sekretariat :Kantor Desa Denggungan, Desa Denggungan Kec. Banyudono, Kab. Boyolali Bentuk
: Paguyuban
Status
: Pencatatan di Notaris Adang Tri Sunoko, SH, Pada tanggal 29 September 2005 No. 50
Jumlah Anggota
: 13 orang, Laki-laki : 8 orang, Perempuan : 5 orang
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 2.7 Nama-Nama Anggota BKM Ngudi Sejahtera
No
Nama
P/L
Usia (Thn)
Alamat (RT/RW)
Pendidikan
Jabatan
1
Dra. Choiriyah
P
47
10/03
S1
Koordinator
2
Sunarto, BA
L
58
06/02
D2
Anggota
L
45
03/01
S1
Anggota
L
45
02/01
S1
Anggota
3 4
Drs. Wasul Hidayat W. Budiharto, S.Ag
5
Mutholib, S.Ag
L
45
03/01
S1
Anggota
6
Darmini, Spd.
P
44
11/03
S1
Anggota
7
Luluk Y
P
38
05/02
SMA
Anggota
8
Karno S
L
30
02/01
SLTP
Anggota
9
Jumiyo, S.Pt.
L
45
04/02
S1
Anggota
10
Ngatini, A.Ma.Pd
P
39
01/03
D2
Anggota
11
Joko P
L
28
08/02
SMA
Anggota
12
Sri Utami
P
43
07/02
SLTA
Anggota
13
Hartanto
L
41
01/01
SMA
Anggota
Sumber: Profil BKM Ngudi Sejahtera
3. Visi, Misi, Tujuan dan Keorganisasian BKM Visi BKM Ngudi Sejahtera Masyarakat Desa Denggungan dengan dukungan semua lapisan masyarakat, pemerintah, serta kelompok peduli menjadi sejahtera dan mandiri. Misi BKM Ngudi Sejahtera
Meningkatkan
pendapatan
masyarakat
miskin
commit to user permodalan dan pelatihan ketrampilan berusaha.
melalui
penyediaan
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
Menyediakan sarana dan prasarana dasar pendukung kegiatan ekonomi, sosial dan budaya.
Meningkatkan ikatan dan kepedulian sosial masyarakat terhadap anggota masyarakat lainnya yang sangat membutuhkan.
Tujuan BKM Ngudi Sejahtera a) Tersedianya tambahan modal kerja bagi warga miskin yang membutuhkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat b) Terlaksananya pelatihan dan meningkatkan ketrampilan produksi c) Tersalurkannya santunan bagi warga jompo yang telah disepakati d) Tersalurkannya beasiswa bagi anak warga miskin dan kembalinya anak putus sekolah mengikuti pendidikan e) Terbangunnya kesadaran tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan kaum perempuan f) Berkurangnya angka balita yang mengalami gizi buruk maupun kematian balita serta peningkatan kesehatan ibu hamil g) Terciptanya kemitraan dengan lembaga atau dinas serta kelompok peduli dalam penanggulangan kemiskinan. Tanggung jawab anggota BKM adalah sebagai berikut: 1. Menyetujui dan menetapkan sistem, prosedur dan manajemen keuangan 2. Menyetujui dan menetapkan anggaran tahunan 3. Memonitoring penerimaan dan pengeluaran keuangan 4. Menyetujui honorarium atau insentif, pos-pos baru dan perjanjianperjanjian yang telah disepakati commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Melakukan otorisasi dan menandatangani semua rekening Bank.
Bagan 2.1 Bagan Keorganisasian BKM
BKM
SEKRETARIAT
UPL
KSM
UPS
KSM
UPK
KSM
Proses Pembentukan Unit Pengelola UPK (Unit Pengelola Keuangan) BKM menyampaikan sosialisasi akan kebutuhan unit-unit pengelola dalam membantu kerja BKM melalui pengumuman di Kelurahan maupun di tingkat RT. Selanjutnya calon UPK mengirimkan berkas lamaran ke BKM “Ngudi Sejahtera”, kemudian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh BKM, calon UPK mengikuti test tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh TIM Penguji baik dari BKM maupun TIM Fasilitator. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui test tersebut maka ditetapkan calon UPK tersebut menjadii UPK lewat pengumuman yang ditempel Papan Pengumuman Kelurahan. commit todiuser
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
UPL (Unit Pengelola Lingkungan) BKM menyampaikan sosialisasi akan kebutuhan unit-unit pengelola dalam membantu kerja BKM melalui pengumuman di Kelurahan maupun di tingkat RT. Selanjutnya calon UPL mengirimkan berkas lamaran ke BKM “Ngudii Sejahtera”, kemudian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh BKM, calon UPL mengikuti test tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh TIM Penguji baik dari BKM maupun TIM Fasilitator. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui test tersebut maka ditetapkan calon UPL tersebut menjadi UPL lewat pengumuman yang ditempel di Papan Pengumuman Kelurahan. UPS (Unit Pengelola Sosial) BKM menyampaikan sosialisasi akan kebutuhan unit-unit pengelola dalam membantu kerja BKM melalui pengumuman di Kelurahan maupun di tingkat RT. Selanjutnya calon UPS mengirimkan berkas lamaran ke BKM “Ngudi Sejahtera”, kemudian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh BKM, calon UPS mengikuti test tertulis dan wawancara yang dilakukan oleh TIM Penguji baik dari BKM maupun TIM Fasilitator. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui test tersebut maka ditetapkan calon UPS tersebut menjadi UPS lewat pengumuman yang ditempel di Papan Pengumuman Kelurahan. Tanggung jawab Unit Pengelola (UP) adalah sebagai berikut: 1. Menjamin semua sistem keuangan dan prosedur dalam kebijakan BKM ditaati dan dijalankan 2. Melaksanakan operasional keuangan organisasi setiap hari (day to day basis)
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sekretariat Bila dianggap perlu disamping unsur pengelola keuangan untuk mengadministrasikan kegiatan sehari-hari BKM dapat membentuk sekretariat sebagai unsur pelaksana harian, yang bekerja purna waktu. Tanggung jawab sekretariat: 1. Mencatat semua penerimaan kas dan memastikan pengamanannya sampai dengan sektor Bank 2. Memelihara semua asset selalu up to date dan melakukan pengecekan secara reguler untuk memastikan pengamananya 3. Menyiapkan dokumen pengeluaran untuk diotoritaskan oleh pihak yang berwenang 4. Mengelola kas, bertanggung jawab atas perhitungan dan pengecekan kas apabila diperlukan dan pengisian kembali oleh BKM 5. Menyiapkan catatan semua kegiatan dan pengelolaan dana di BKM. Dengan adanya pembagian tanggung jawab yang telah ditetapkan bertujuan agar pelaksanaan PNPM-MP dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tabel 2.8 Daftar Nama Personil Unit Pengelola dan Sekretaris NO
NAMA
P/W
USIA (TAHUN)
ALAMAT (RT/RW)
PENDIDIKAN
JABATAN
1
Wiwin Aryani SE
P
27
02/01
S1
2
Rusmala Dwi. S
P
23
03/01
SLTA
Pembuku
3
Suroto
L
30
11/03
STM
Manajer UPL
4
Nanik Lestari
P
18
10/03
SLTA
Manajer UPS
5
Nanang Baidhowi
L
SLTA
Sekretaris BKM
commit to user 26 03/01
Manajer UPK
perpustakaan.uns.ac.id
54 digilib.uns.ac.id
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Selain membentuk BKM sebagai wadah untuk masyarakat dalam berpartisipasi dan sarana pemberdayaan masyarakat Denggungan maka dibentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). KSM merupakan suatu kelompok swadaya masyarakat yang terdiri dari anggota masyarakat miskin yang mempunyai keinginan untuk membentuk usaha di sektor kegiatan ekonomi produktif untuk mengembangkan usaha yang telah ada. Usaha tersebut dapat berupa usaha bersama maupun usaha sendiri-sendiri yang membentuk satu kelompok. Jenis usaha yang dikembangkan oleh KSM tersebut antara lain distributor kedelai, sabun mandi susu, beras organik. Dalam pelaksanaan PNPM-MP ini KSM juga mendapat beragam pelatihan yang difasilitasi oleh BKM seperti pelatihan pembuatan sabun mandi, pelatihan manjahit, penanganan wabah dan lain-lain. 4. Hubungan fungsional antara BKM dengan pemerintah desa BKM Ngudi Sejahtera yang lahir dan berdiri dalam rangka membangun modal sosial di masyarakat, sehingga diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan kemiskinan yang ada. Dalam rangka merealisasi kegiatankegiatan penanggulangan kemiskinan, BKM tidak dapat berjalan sendirian, namun selalu berkerja sama dengan lembaga-lembaga yang ada termasuk dengan Pemerintah desa sebagai lembaga formal. Hal ini dapat dilihat dari setiap pelaksanaan kegiatan, dimana BKM selalu melibatkan Pemerintah Desa secara aktif, misalnya dalam rangka rembug warga tingkat desa, penyusunan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
perencanaan jangka menengah (PJM) Pronangkis tingkat desa, penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh BKM dan masih banyak lagi bentuk-bentuk kerjasama BKM dengan Pemerintah Desa. Dan sebaliknya, pemerintah desa juga menaruh perhatian besar terhadap keberadaan lembaga BKM. Hal ini dapat dilihat dengan pemberian fasilitas berupa gedung/bangunan sebagai tempat sekretariat BKM. Selain itu juga pemberian berupa sarana penunjang lainnya, berupa meja/kursi, dan almari. Itu semua merupakan bentuk kerjasama yang saling mendukung dalam rangka merealisasi kegaiatan-kegiatan Penanggulangan Kemiskinan. 5. Bentuk Kemitraan antara BKM, Pemerintah Desa, Dinas, Swasta, dan kelompok peduli lainnya. BKM Ngudi Sejahtera Desa Denggungan merupakan salah satu BKM yang berada di wilayah Boyolali yang telah mampu merealisasi kegiatan – kegiatan yang bersifat kemitraan dengan pihak lain. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang telah di biayai oleh dana PAKET ( Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu ) tahun 2007 dengan 2 kegiatan yaitu : Rehab rumah gakin yang dilaksanakan oleh PAKEM ’RAPI” dan Perbaikan jalan oleh PAKEM ”MARGI LANCAR” Kegiatan tersebut dapat terrealisasi karena kerjasama antara BKM dengan Stackholder lain (Pem-Des, Dinas, Swasta dan kelompok peduli lainnya). Kegiatan tersebut dapat dikatakan cukup berhasil, hal ini terbukti dengan dapat diraihnya swadaya yang cukup besar, akuntable, transparan dan yang terpenting adalah tepat sasaran. Bukti yang cukup nyata adalah tidak commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diketemukannya temuan yang berarti pada saat dilakukan pemeriksaan administrasi keuangan/audit, yang dilakukan oleh audit independent dari kantor akuntan publik. Adapun beberapa chanelling yang telah dirintis oleh BKM ”Ngudi Sejahtera” antara lain yaitu Lembaga Pengemban Dana Amanah (LPDA), PT. TELKOM Surakarta, Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Boyolali dan Dinas Kesehatan serta Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III PEMBAHASAN
Dalam analisis pelaksanaan manajemen PNPM-MP, peneliti akan menganalisis satu persatu fungsi dalam manajemen untuk mempermudah dalam proses analisa. A. Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan a. Perencanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaaan (PNPM-MP) di desa Denggungan diawali dengan tahap perencanaan. Dalam tahap perencanaan ini diawali dengan kegiatan sosialisasi yang merupakan tahap awal dalam memperkenalkan PNPM-MP kepada berbagai pihak yang terkait di tingkat kelurahan agar masyarakat dapat mengerti dan memiliki kesadaran untuk berpartisipasi baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan hasil pembangunan yang telah dilaksanakan sendiri. Sosialisasi berpengaruh sangat besar dalam keberhasilan suatu program. Diharapkan diperoleh pemahaman yang benar akan makna dari PNPM-MP baik di tingkat masyarakat maupun pemerintah desa, adanya dukungan dalam pelaksanaan PNPM-MP dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya proses pembangunan organisasi dan kepemimpinan masyarakat untuk mendukung kegiatan dalam PNPM-MP. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sdr. Surahman Parlanto, SH selaku faskel, sebagai berikut: commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“sosialisasi awal ini sangat penting karena disini kami sebagai fasilitator mengenalkan maksud dan tujuan program sehingga orang bisa tertarik dan bergabung untuk mengikuti proses selanjutnya..” (wawancara tanggal 10 April 2010) Sosialisasi ini dilakukan dengan sasaran utama yakni masyarakat yang dalam kondisi kurang mampu/miskin namun memiliki usaha meskipun usaha tersebut hanya merupakan usaha kecil-kecilan agar mempunyai persepsi dan pandangan yang sama mengenai PNPM-MP, sehingga dana yang nantinya akan digulirkan dipakai untuk modal usaha/meningkatkan produktivitas dari usaha yang dilakukan. Serta dapat tepat sasaran sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Sosialisasi mengenai PNPM-MP di desa Denggungan dilakukan fasilitator kelurahan (faskel). Substansi muatan dan orientasi pengenalan PNPM-MP lebih dititikberatkan pada upaya untuk menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat terhadap posisi strategis PNPM-MP sebagai akses bagi masyarakat untuk memperbaiki kesejahteraan mereka, dan tidak dipandang sebagai bantuan cumacuma atau belas kasihan. PNPM-MP juga menuntut adanya ikhtiar sungguhsungguh dari masyarakat untuk memperkuat dirinya dengan memanfaatkan segenap potensi yang ada sebelum dapat mengakses bantuan PNPM-MP. Fasilitator harus menanamkan paradigma PNPM-MP bukan sekedar proyek “Penyaluran
Uang
Bantuan”,
melainkan
sebagai
proses
pengokohan
kelembagaan masyarakat agar pada akhirnya masyarakat mampu lebih efektif menanggulangi masalah kemiskinan di wilayahnya secara mandiri dan berkelanjutan. commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada tahap awal fasilitator melaksanakan silaturahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat
formal
maupun
informal
di
kelurahan
dimaksud
untuk
memperkenalkan diri, membangun hubungan kekeluargaan, mengenal tipologi dan peta tokoh-tokoh berpengaruh di kelurahan tersebut serta menyampaikan strategi fasilitator dalam pelaksanaan PNPM-MP dan lainnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan dari Bapak Supardi selaku warga masyarakat desa Dengungan, sebagai berikut: “Saya pernah diundang ke pertemuan di Balai desa, katanya ada sosialisasi program penanggulangan kemiskinan. Pada awalnya kami sempat meragukan program ini, paling-paling seperti program lain yang tidak semua masyarakat dapat menikmati hasilnya, atau mungkin seperti BLT atau raskin yang kadang salah sasaran. Tapi setelah faskel menjelaskan tentang strategi penanggulangan kemiskinan dalam program PNPM-MP ini kok rasanya beda dengan program lain. Kami jadi tertarik dan ingin mengikuti proses selanjutnya. Dan ternyata benar, kami semua dapat merasakan manfaat program ini, seperti pembangunan jalan, MCK, pelatihan-pelatihan untuk kemudahan berusaha dan lain sebagainya”. (wawancara tanggal 10 April 2010) Pernyataan tersebut diperkuat olah Bapak Nardiman selaku Pemerintah Desa, sebagai berikut: “Setelah tahap sosialisasi awal, masyarakat menerima program ini dan menyatakan sanggup untuk bekerja demi meningkatkan kesejahteraan hidup. Kemudian para relawan melakukan pendataan terhadap warga miskin serta merefleksi masalah yang ada di wilayahnya”. (wawancara tanggal 10 April 2010) Setelah berkoordinasi dengan pemerintah kelurahan, Fasilitator dapat mengadakan orientasi awal untuk memahamkan gambaran umum PNPM-MP secara benar melalui pertemuan di tingkat desa atau RKM (Rembug Kesiapan Masyarakat) yang dihadiri oleh pemerintah desa, lembaga-lembaga desa, tokoh masyarakat, wakil dari RT dan RW untuk menggali aspirasi dan memutuskan commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kesiapan atau ketidaksiapan melaksanakan PNPM-MP desa Denggungan serta pemilihan kader masyarakat. Apabila masyarakat menyatakan siap dan menerima program ini tahap selanjutnya adalah refleksi kemiskinan yang dilakukan oleh para relawan. melalui Focusses Group Discussion (FGD) guna mendorong masyarakat mampu merefleksi masalah di wilayahnya dan terutama menumbuhkan kesadaran kritis warga bahwa akar persoalan kemiskinan berkaitan erat dengan lunturnya nilai-nilai universal kemanusiaan (Aspek moral), prinsip kemasyarakatan (Aspek Good Governance), dan pembangunan berkelanjutan (Aspek Tridaya). Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Supardi selaku warga Masyarakat Desa Denggungan, sebagai berikut: “ Pada awalnya kami menganggap dana tersebut tidak perlu dikembalikan karena itu uang Negara, tapi setelah kami mengikuti proses sosialisasi yang dilakukan oleh faskel kami paham bahwa dana itu berupa pinjaman yang harus digulirkan kepada masyarakat untuk membangun usaha. Waktu itu uang pinjaman awal cuma 500 ribu, ada juga yang males karena saratnya ribet. Tapi setelah tahap pertama cair banyak masyarakat yang awalnya nggak tertarik jadi pengen ikut karena informasi dan juga melihat langsung warga yang sudah ikut dan ternyata dana tersebut benar-benar cair sehingga bisa digunakan untuk usaha” (wawancara tanggal 22 Mei 2010) Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK, sebagai berikut: “Malah sekarang jumlah warga yang tergabung dalam KSM yang ngajuin proposal pinjaman banyak sekali mbak, tapi kita yang kekurangan modal. Untuk itu ya mereka harus sabar menunggu”. (wawancara tanggal 22 Mei 2010)
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tahap selanjutnya adalah Pemetaan Swadaya oleh Tim Pemetaan Swadaya yang merupakan relawan-relawan dari anggota masyarakat setempat, melalui serangkaian kegiatan analisis sosial dan rembug-rembug warga masyarakat. Dari hasil pemetaan swadaya disepakati bahwa kriteria dan ciri kemiskinan Desa Denggungan tersebut antara lain: 1. Pendapatan perkapita per bulan kurang dari Rp.400.000,2. Tidak mampu berobat ke dokter, hanya ke puskesmas atau warung obat 3. Makan tidak lebih dari dua kali sehari 4. Hanya mampu beli pakaian sekali dalam setahun 5. Lebih banyak menganggur daripada bekerja 6. Belum punya aliran listrik sendiri (masih nyalur) 7. Kondisi atap, dinding, dan lantai rumah belum permanen 8. Hanya mampu menyekolahkan anak sampai SLTP Kemudian dibentuklah lembaga masyarakat yang akan menangani PNPM-MP sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Setelah terbentuk BKM kemudian melaksanakan kegiatan perencanaan partisipatif untuk menyusun dokumen strategi penanggulangan kemiskinan kelurahan dan Program Jangka Menengah (PJM) serta program Tahunan Penanggulangan Kemiskinan oleh Masyarakat setempat. Berdasarkan aspirasi dari masyarakat maka pada tahap perencanaan ditetapkan beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan, yang tercantum seperti di bawah ini:
commit to user
62 56
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tahunan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan No 1
2
Jenis usulan kegiatan
Betonisa si
Talud
lokasi
RT 01/1 RT 02/1 RT 02/1 RT 03/1 RT 10/3 RT 11/3 RT 01/1 RT 01/1 RT 02/1 RT 03/1 RT 04/2 RT 05/2 RT 06/2 RT 07/2
vol
Keg lingkungan Sumber pendanaan BLM PNPM-MP APB Swadaya D
Keg Ekonomi Sumber Pendanaan BLM APBD Swadaya PNPM-MP
BLM PNPM-MP
Keg Sosial Sumber pendanaan APBD Swadaya
Thn
200m2
15.000.000
5.000.000
2009
300m2
15.000.000
3.500.000
2009
200m2
10.000.000
4.000.000
2010
200m2
20.000.000
2.500.000
2009
300m2
10.000.000
5.000.000
2010
600m2
14.000.000
6.000.000
2009
300m3
15.000.000
5.000.000
2009
300m3
15.000.000
2.000.000
2010
250m3
15.000.000
3.500.000
2011
200m3
10.000.000
2.000.000
2010
400m3
6.000.000
3.000.000
2011
300m3
4.000.000
2.000.000
2011
200m3
6.000.000
2.500.000
2011
21m3
4.000.000
2.000.000
2009
63 57
3
4
5
6 7. 8. 9.
Jalan Lingkun gan
Penyemi ran jalan
Pemban gunan Jembata n Berm Perbaika n jalan Pembuat an jalan MCK
RT 08/2 RT 11/3 RT 01/1
72m3
25.000.000
1.000.000
2011
30m3
5.000.000
300.000
2010
2500m2
16.000.000
5.000.000
2010
RT 02/1 RT 4/2 RT 02/1 RT 03/1 RT 08/2 RT 10/3 RT 03/1
600m2
15.000.000
3.500.000
2010
100m2
3.000.000
1.000.000
2009
200m2
30.000.000
3.500.000
2010
400m2
60.000.000
10.000.000
2010
1050m2
20.000.000
10.000.000
2009
1500m2
15.000.000
7.500.000
2009
10m3
30.000.000
5.000.000
2009
RT 03/1 RT 04/2 RT 05/2 RT 01/1 RT 02/1
1500m2
7.000.000
2.000.000
2011
300m2
6.000.000
2.000.000
2010
200m2
6.000.000
2.000.000
2011
6 unit
7.000.000
1.500.000
2009
5 unit
6.000.000
1.000.000
2011
64 58
10
11
Kalenisa si
Bak Sampah
RT 03/1 RT 04/2 RT 05/2 RT 06/2 RT 07/2 RT 08/2 RT 10/3 RT 11/3 RT 01/1 RT 02/1 RT 03/1 RT 04/2 RT 05/2 RT 01/1 RT 02/1 RT 03/1 RT
5 unit
5.000.000
500.000
2011
7 unit
5.000.000
1.000.000
2009
8 unit
7.500.000
1.500.000
2010
4 unit
4.000.000
2.000.000
2011
4 unit
4.000.000
2.380.000
2010
3 unit
3.000.000
3.000.000
2011
8 unit
6.000.000
6.000.000
2009
10 unit
10.000.000
4.950.000
2011
1500m2
12.000.000
2.500.000
2010
300m3
15.000.000
3.500.000
2009
400m2
20.000.000
2.500.000
2009
30m3
6.000.000
3.000.000
2011
350m3
20.000.000
1.500.000
2011
9m2
4.500.000
1.000.000
2011
9m2
4.000.000
1.000.000
2010
9m3
5.000.000
500.000
2010
9m3
4.000.000
2.000.000
2010
65 59
12
13
14
15
Pembuat an goronggorong Saluran Air
Rehab Rumah gakin
Pemban
04/2 RT 05/2 RT 06/2
1 unit
100.000
500.000
2010
60m2
3.000.000
1.000.000
2010
RT 07/2 RT 11/3 RT 01/1
30m3
6.000.000
2.000.000
2010
36m3
9.000.000
5.000.000
2011
3 unit
18.000.000
9.000.000
2009
RT 02/1 RT 02/1 RT 03/1 RT 04/2 RT 05/2 RT 06/2 RT 07/2 RT 10/3 RT 11/3 RT
3 unit
24.000.000
4.000.000
2009
5 unit
40.000.000
2011
3 unit
21.000.000
5.000.000 . 3.000.000
4 unit
20.000.000
8.000.000
2011
3 unit
20.000.000
6.000.000
2010
4 unit
24.000.000
10.000.000
2011
2 unit
17.000.000
3.000.000
2011
2 unit
9.000.000
11.000.000
2011
10 unit
25.000.000
10.000.000
2009
1 unit
7.000.000
2.000.000
2009
2009
66 60
gunan bak air/tamp ungan
16
Pembuat an sumur
Pinjama n bergulir
Pelatiha n Pertania n
01/1
RT 05/2 RT 02/1 RT 03/1 RT 04/2 RT 06/2 RT 08/2 RT 11/3 RW 01
1 unit
7.000.000
2.000.000
2010
1 unit
600.000
200.000
2009
1 unit
700.000
200.000
2009
5 unit
3.000.000
1.500.000
2010
3 unit
1.500.000
1.500.000
2011
2 unit
1.400.000
600.000
2009
4 unit
2.000.000
1.000.000
350 orang
100.000.000
50.000.000
2010
RW 02 RW 03 RT 01/1
250 orang 200 orang 15 orang
100.000.000
50.000.000
2010
75.000.000
50.000.000
2010
RT 01/1 RT 02/1
20 orang 20 orang
4.500.000
2.000.000
1.000.000
2009
8.000.000
500.000
1.500.000
2010
3.000.000
500.000
500.000
2009
67 61
Pelatiha n Peternak an
Pelatiha n memasa k Pelatiha n menjahit Pelatiha n bengkel Pemerik saan kesehata n balita
Peningk
RT 03/1 RT 01/1
20 orang 10 orang
4.000.000
500.000
500.000
2010
3.500.000
1.000.000
500.000
2009
RT 02/1 RT 03/1 RT 03/1
6 orang 20 orang 30 orang
1.200.000
400.000
400.000
2010
4.000.000
500.000
500.000
2011
2.000.000
500.000
500.000
2009
RT 04/2
4 orang
1.000.000
100.000
100.000
2009
RT 04/2
4 orang
1.800.000
300.000
300.000
2010
RT 01/1
40 orang
40.000.00 0
500.000
500.000
2010
RT 02/1 RT 03/1 RT 03/1 RT 04/2 RT
6 orang
1.200.000
400.000
400.000
2010
40 orang 37 orang 6 orang
4.000.000
1.000.000
1.000.000
2010
4.000.000
500.000
500.000
2011
400.000
100.00
100.000
2009
20
3.000.000
500.000
500.000
2009
68 62
atan gizi balita
02/1
orang
RT 03/1 RT 04/2
6 orang
6.000.000
500.000
500.000
2009
6 orang
400.000
100.000
100.000
2009
Sumber:Perencanaan Jangka Menengah (PJM) BKM Ngudi Sejahtera tahun 2009-2011
perpustakaan.uns.ac.id
69 56 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan PNPM-MP diawali dengan membuat rencana tahunan untuk memberikan kemudahan bagi pelaksana yaitu UP (Unit Pengelola), baik UPL (Unit Pengelola Lingkungan), UPK (Unit Pengelola Keuangan), maupun UPS (Unit Pengelola Sosial) sesuai dengan prioritas tugas mareka. Rencana tahunan tersebut disesuaikan dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang secara pasti lebih tahu mengenai kebutuhan mereka. Namun tidak semua aspirasi yang disampaikan dapat langsung dimasukkan dalam rencana tahunan, ada prioritas yang diutamakan dan untuk aspirasi yang lain bisa ditampung oleh BKM baru untuk rencana tahunan berikutnya bisa dilaksanakan.
Pembangunan tersebut tidak diselesaikan sekaligus tetapi secara bertahap melalui 3 tahap dari tahun 2009-2011 yang digunakan untuk memperbaiki sarana dan prasarana lingkungan. Perencanaan dalam bidang lingkungan tersebut dibuat dengan melihat kondisi karena masih ada sebagian masyarakat yang tempat tinggalnya tidak layak huni serta kualitas lingkungan yang relative buruk. Banyak jalan kampung di beberapa RT yang rusak, berlubang, belum di aspal/beton sehingga air hujan menggenang dan menyebabkan jalan menjadi licin. Hal ini membuat sarana transportasi warga menjadi tidak lancar dan mengganggu aktivitas ekonomi warga. Juga adanya beberapa rumah warga miskin yang tidak dilengkapi dengan jamban keluarga. Sedangkan dalam bidang ekonomi permasalahan dilatarbelakangi oleh kurang tersedianya akses bagi warga miskin untuk manciptakan peluang usaha commit to user maupun mengembangkannya dikarenakan tidak mempunyai jaminan/agunan
57 70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk mengajukan pinjaman modal usaha di Bank atau Koperasi. Untuk itu PNPM-MP mengalokasikan pinjaman bergulir sebagai modal usaha. Untuk kegiatan ekonomi dana dipinjamkan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan
modal
namun
dengan
sistem
bergulir
dan
wajib
mengambalikannya. Sedangkan dana untuk kegiatan lingkungan dan sosial diberikan sebagai stimulant dan masyarakat harus berswadaya. Sedangkan untuk kegiatan pelatihan dana tersebut dihibahkan. Pinjaman bergulir digunakan sebagi modal usaha masyarakat miskin. Guna memperoleh dana bantuan terutama pinjaman bergulir masyarakat yang termasuk dalam criteria diharuskan membentuk atau tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), pengajuan pinjaman secara individu tidak diperbolehkan. Kriteria menjadi anggota KSM untuk memperoleh pinjaman bergulir adalah sebagai berikut: 1) Termasuk dalam kategori keluarga miskin sesuai dengan criteria yang dikembangkan dan disepakati sendiri oleh masyarakat. 2) Memenuhi criteria kategori kelompok sasaran program pinjaman bergulir PNPM-MP. 3) Dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dengan anggota lainnya 4) Sanggup menabung secara teratur sesuai kemampuannya, tabungan tersebut akan disimpan di Bank atau lembaga keuangan terdekat atas nama KSM.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56 71 digilib.uns.ac.id
5) Hadir dan berpartisipasi dalam pertemuan anggota KSM untuk mencermati peluang usaha mikro dan kebutuhan pinjaman guna mengembangkan usahanya. 6) Memiliki motivasi untuk berusaha dan bekerja meningkatkan usaha pendapatan dan kesejahteraan keluarganya 7) Memerlukan tambahan modal untuk pengembangan usaha atau ekonomi rumah tangga untuk tahap I tidak lebih dari Rp.500.000,-. (Standard Operating Procedure) Pinjaman bergulir ini ternyata mendapat respon/ tanggapan yang cukup baik dari masyarakat desa Denggungan terlihat dari banyaknya KSM Ekonomi yang dibentuk oleh masyarakat dalam rangka memanfaatkan modal pinjaman bergulir untuk membangun dan mengembangkan usaha produktif masyarakat. Adapun usaha yang telah berjalan antara lain produksi sabun mandi susu oleh KSM “Segar Arum”, distributor kedelai oleh KSM “BERKAH”, ketrampilan menjahit oleh KSM “Ngudi Lestari”, dan lain sebagainya. Alokasi dana dalam bidang sosial digunakan untuk pelatihan ketrampilan usaha dalam rangka pemberdayaan warga miskin desa Denggungan agar mempunyai keahlian tertentu untuk menjalankan usaha. Diantaranya adalah pelatihan pertanian, pelatihan peternakan, pelatihan bengkel. Masih rendahnya skill kaum perempuan di desa Denggungan menjadi salah satu sebab diadakannya juga pelatihan memasak dan menjahit sebagai modal ketrampilan untuk memulai usaha baru, santunan sosial, beasiswa. Selain itu juga ada kegiatan pemeriksaan gizi balita karena kurang lengkapnya imunisasi yang dilakukan pada balita berpotensi menyebabkan commit to user stamina fisik yang lemah dan
perpustakaan.uns.ac.id
57 72 digilib.uns.ac.id
mudah terserang penyakit. Serta peningkatan gizi balita melalui pelatihan kader posyandu dan pemberian gizi tambahan.
b. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang merupakan sebuah sistem atau jaringan kerja dari tugas-tugas, komunikasi serta pelaporan. Suatu struktur organisasi hendaknya dapat mendistribusikan pekerjaan melalui sebuah divisi pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil-hasil kinerja sehingga sasaran organisasi dapat terselenggara dengan baik. Salah satu manfaat utama dari keberadaan BKM Ngudi Sejahtera bagi masyarakat desa Denggungan ialah sebagai sarana untuk memudahkan masyarakat dalam mengorganisir dan mensinergikan segenap potensi serta kekuatan yang dimiliki masyarakat, dan juga sekaligus menjamin kepercayaan pihak luar masyarakat. Adanya kepercayaan pihak luar tersebut menjadi modal utama yang dapat mempermudah masyarakat upaya mengakses berbagai peluang sumberdaya yang dimiliki pihak luar, melalui kemitraan dan kerjasama dalam pelaksanaan program-program di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan (chanelling program). Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku manajer UPK, sebagai berikut: “BKM itu merupakan wadah organisasi yang terdiri dari kumpulan orangorang atau relawan yang dipilih secara langsung oleh masyarakat dan dipercaya untuk mengelola program PNPM-MP di desa Denggungan ini untuk menanggulangi kemiskinan dan meningkatan kesejahteraan. Ya bisa dikatakan BKM itu sebagai wadah aspirasi masyarakat”. (wawancara tanggal 22 Mei 2010) commit to user
58 73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pernyataan di atas diperkuat oleh anggota BKM, Bpk. Wahid Budiharto, S.Ag, sebagai berikut: “BKM itu ajang pembelajaran buat masyarakat untuk lebih aktif dalam pembangunan terutama di lingkungan Denggungan, ya usulannya berasala dari masyarakat yang kami tampung baru ditentukan prioritas yang harus dilaksanakan terlebih dahulu” (wawancara tanggal 22 Mei 2010) Tujuan utama BKM adalah melakukan suatu pemberdayaan masyarakat miskin agar mengerti dan paham mengenai berorganisasi dan mengubah pola pikir yang apatis menjadi kritis dan kreatif sehingga bisa mendukung kebijakan yang ditetapkan. Dalam tahap pengorganisasian, masyarakat Denggungan dilibatkan dalam pengambilan keputusan penanggulangan kemiskinan mulai dari proses mengenali masalah, perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan sebagai wujud partisipasi dan demokrasi. Keterlibatan masyarakat dalam seluruh proses tersebut maka: 1. Mamberikan hak yang sama (setara) kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan, informasi dan kesempatan belajar yang sama dengan adanya transparansi. 2. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memahami masalahmasalah yang mereka hadapi terutama mengenai masalah kemiskinan dan mencari pemecahan secara bersama. 3. Persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
59 74 digilib.uns.ac.id
4. Menentukan kelompok sasaran oleh masyarakat secara bersama-sama (mandiri) sehingga semua pihak diperlukan secara adil untuk bisa memperoleh dana bantuan. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan yang disepakati seluruh masyarakat setempat, baik dengan sumber dana PNPMMP maupun sumber dana lainnya (chanelling), BKM membentuk unit-unit pengelola sesuai kebutuhan, yang sekurang-kurangnya terdiri dari Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Lingkungan (UPL) dan Unit Pengelola Sosial (UPS). Unit Pengalola Keuangan (UPK) akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan pinjaman bergulir, akses chanelling ekonomi, dan akses kegiatan yang berkaitan dengan pemupukan dana atau akses modal masyarakat. Unit Pengelola Lingkungan (UPL) bertanggung jawab dalam hal penanganan rencana perbaikan kampung, penataan dan pemeliharaan prasarana lingkungan perumahan dan pemukiman, Good Governance di bidang Pemukiman, dan lainlain. Sedangkan Unit Pengelola Sosial (UPS) didorong untuk mengelola relawan-relawan dan hal-hal yang berkaitan dangan kerelawanan, mengelola pusat informasi dan pengaduan masyarakat (termasuk media warga untuk saran control social), penanganan kegiatan Good Governance, Penanganan Kegiatan Sosial, dan lain-lain sesuai kesepakatan warga masyarakat setempat. Oleh karena itu, Unit-Unit Pelaksana tersebut berkewajiban memberikan informasi dan laporan perkembangan dari masing-masing kegiatan yang menjadi tugas pokoknya, mengusulkan draft konsep pengembangan, serta memberikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7560 digilib.uns.ac.id
pertanggung jawaban berkala maupun akhir kepada BKM setiap satu bulan sekali, biasanya antara tanggal 5-10 pada awal bulan. Termasuk juga memberikan saran-saran dan masukan-masukan secara profesional kepada BKM untuk menjadi dasar pertimbangan BKM dalam mengambil kebijakan maupun keputusan yang diperlukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sdri. Nanik Lestari selaku Manajer UPS, sebagai berikut: “dalam organisasi BKM, UP-UP itu berperan sebagai bawahan BKM yang tugasnya membantu kelancaran tugas BKM, jadi ya UP-UP tadi wajib melaporkan perkembangan masing-masing kegiatannya dan bertanggung jawab kepada BKM”. (wawancara tanggal 12 Mei 2010) Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bpk Wahid Budiharto, S.Ag, selaku BKM, sebagai berikut: “Dalam melaksanakan tugas BKM tidak bisa berjalan sendiri, namun membutuhkan unit pengelola (UP) sebagai tangan kanan dan penanggungjawab dalam semua aktivitas pembangunan baik di bidang lingkungan yang dilakukan oleh UPL, di bidang social oleh UPS, dan di bidang ekonomi oleh UPK kemudian melaporkan perkembangannya kepada BKM”. (wawancara tanggal 12 Mei 2010) Anggota BKM tidak diperkenankan merangkap menjadi pengelola dari unit-unit tersebut. Unit –Unit pelaksana dipimpin oleh seorang manajer, atau istilah lain, dan beberapa staf sesuai kebutuhan yang dipilih melalui Rapat Anggota BKM, berdasarkan kriteria kemampuan di bidangnya masing-masing. Sesuai dengan landasan keberadaannya, BKM dan
Unit-unit pelaksana
(UPL,UPS, UPK) harus senantiasa berorientasi pada upaya-upaya untuk melayani masyarakat miskin dan meningkatkan kesejahteraannya. Selain UP, juga dibentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) yang merupakan sarana bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara langsung dalam PNPM-MP selain commit to user
61 76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
itu juga sebagai penghubung langsung dengan masyarakat terutama anggotanya masing-masing secara langsung. Melalui pembagian tanggung jawab tersebut diharapkan semua kegiatan di masing-masing unit dapat berjalan beriringan dan tercapai dangan hasil yang telah ditetapkan. Masing-masing Unit Pengelola dan KSM berada dibawah pengaturan BKM sebagai Badan tertinggi yang mengatur dan bertanggung jawab sepenuhnya dalam pelaksanaan PNPM-MP. Hal tersebut dijelaskan oleh Ibu Suliyem selaku KSM, sebagai berikut: “Dalam proses pengajuan dana pinjaman bergulir, kami selalu didampingi oleh UPK yang bertanggungjawab penuh terhadap kegiatan ekonomi. Masalah jenis usaha terserah kami, tapi kami juga berkonsultasi dengan UPK”. (Wawancara tanggal 16 Juni 2010) Hal senada juga disampaikan oleh Sdr. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK, sebagai berikut: “Dalam pinjaman bergulir masyarakat membentuk kelompok (KSM), pemanfaatan dana mereka melakukan kesepakatan sendiri apakah digunakan untuk usaha perorangan atau usaha kelompok bersama. Tugas kami sebagai UPK hanya mendampingi serta membuat laporan administrasi”. (Wawancara tanggal 16 Juni 2010) BKM juga melakukan koordinasi eksternal dengan aparatur pemerintah desa selaku pemilik kekuasaan dan penanggung jawab desa Denggungan. Dalam hal ini diharapkan agar hubungan antara BKM dengan perangkat kelurahan/desa dan lembaga formal lainnya tingkat kelurahan adalah hubungan yang bersifat koordinatif, fungsional dan komplementer atau saling melengkapi serta mendukung satu sama lain. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Bapak Junaidi, A.Md selaku Kepala Desa Denggungan, sebagai berikut: commit to user
62 77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“ Peningkatan kesejahteraan Desa Denggungan adalah tugas kita bersama, jadi kami harapkan selalu ada koordinasi dengan para pengurus BKM agar kami juga bisa membantu apa yang BKM butuhkan”. (Wawancara tanggal 15 April 2010).
c. Penggerakan Kegiatan mengembangkan
penggerakan kapasitas
dilakukan
relawan-relawan
untuk
memperkuat
masyarakat
sebagai
dan agen
pemberdayaan masyarakat. Penggerakan juga bertujuan mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga tidak hanya menjadi rencana yang berhenti tidak terealisasikan. Kegiatan penggerakan dapat dilihat dari proposal kegiatan yang diusulkan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dalam table 3.2 sebagai berikut:
commit to user
78 56
Tabel 3.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Alokasi Dana Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan No
1
2
Nama ksm
Tahap I (30%) KARYA BAKTI
3
USAHA BARU BAROKAH 5
4
BERKAH
1
BIAYA OPERASIONA L JUMLAH Tahap 2 (30%) ABADI
2 3
MANUNGGA L KARSA TUNGGAL JAYA
Jenis usulan keg
REHAP JALAN ASPAL PINJAMAN BERGULIR PINJAMAN BERGULIR PENGADAA N ALAT DISTRIBUSI KEDELAI
lokasi
vol
Total nilai
Keg Lingkungan
Keg Ekonomi
Keg Sosial
Sumber Pendanaan
Sumber Pendanaan
Sumber Pendanaan
BLM PNPMMP
BLM PNPMMP
BLM PNPMMP
Swadaya
A P B D
Swadaya
A Swadaya P B D
12000000
2009
1050M2
29313000
RT 6/2
7 ORANG 7 ORANG 40 ORANG
11900000
6300000
5600000
6300000
2009
17900000
8900000
9000000
8900000
2009
1300000
2009
DESA
17313000
Thn
RT10/3
RT 5/2
12000000
A P B D
Total Dana PNPM
3300000
1300000
2000000
1500000
30.000000 TALUD JALAN RABAT JALAN REHAB JALAN ASPAL
RT 8/2
42.33M3
19069000
14300000
4769000
14300000
2009
RT 01/1 RT 03/1
22.01M3
12388000
9200000
3188000
9200000
2009
300M2
8611000
4000000
4611000
4000000
2009
BIAYA OPERASIONA L JUMLAH
(Sumber: Dokumen Pencairan Dana BLM PNPM-MP tahun 2010)
2.500.000
30.000000
perpustakaan.uns.ac.id
79 56 digilib.uns.ac.id
Banyaknya usulan kegiatan dari setiap RT yang dihasilkan dari Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Desa dengan nilai proyek serta volume pekerjaan yang berbeda-beda, membuat belum semua usulan kegiatan bisa terpenuhi. Hanya usulan kegiatan dengan nilai kegiatan yang relative kecil saja yang baru bisa terealisasi dengan dana BLM PNPM-MP dan swadaya masyarakat. Dana BLM tahun 2009-2010 cair dalam tiga tahap. Tahap I dana turun pada bulan Oktober 2010 sebesar Rp. 30.000.000,-. Tahap II dana turun pada bulan Nopember 2009 telah dimanfaatkan untuk kegiatan Lingkungan Rehap jalan di RT 10/3 dan RT 03/1, Talud Jalan RT 8/2 dan Rabat Jalan RT 01/1. Kegiatan Ekonomi bergulir di RT 6/2 dan 5/2 dan Kegiatan social pengadaan alat distribusi kedelai di Desa Denggungan. Jumlah dana yang cair sampai dengan bulan mei 2010 adalah Rp.60.000.000. Sisa bantuan yang belum dicairkan adalah sebesar Rp.20.000.000,- dari BLM PNPM MP dan Rp. 20.000.000 dari APBD Kegiatan Betonisasi di RT 1/1, 2/1, 3/1, 11/3, rahap jalan di RT 4/2 tidak jadi dilaksanakan karena ketidaksiapan calon penerima manfaat dalam berswadaya karena pendapatan yang tak pasti serta tidak terbentuknya panitia penanggungjawab pengoperasian dan pemeliharaan kegiatan yang akan dilaksanakan serta ketidaksiapan penerima manfaat terhadap rencana kegiatan yang telah direncanakan. Setelah merumuskan skala prioritas masalah melalui musyawarah dan survey secara langsung, ternyata ada daerah yang lebih membutuhkan atau kebutuhan yang sangat mendesak untuk segera dilaksanakan kegiatan infrastuktur jalan aspal yang sudah rusak parah dan jalan tanah. Maka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
57 80 digilib.uns.ac.id
kegiatan rehap jalan dialihkan ke RT 10/3, talud jalan RT 8/2, rabat jalan RT 1/1 dan rehap jalan RT 3/1. Untuk kegiatan pembangunan jembatan sudah berjalan namun pelaksanaannya tidak menggunakan dana BLM PNPM-MP melainkan dari dana PAKET, karena jembatan tersebut berada di lintas kecamatan maka yang mengusulkan adalah kecamatan Ngemplak. Kegiatan Rehap rumah gakin beserta pembatan MCK juga dilaksanakan dengan dana PAKET, dengan mengacu pada SK Bupati bahwa rumah sehat harus mempunyai MCK. Pada dasarnya semua rencana kegiatan yang ada di PJM akan di danai oleh PNPM-MP, namun karena keterbatasan dana tiap termin maka kegiatan tersebut dianggarkan kembali di tahun berikutnya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak Supardi selaku warga RT 1/1 yang belum mendapatkan dana untuk pelaksanaan kegiatan betonisasi di lingkungannnya tahun ini karena keterbatasan swadaya, sebagai berikut: “Kalau dibilang kecewa ya iya, tapi kami juga menyadari karena sudah ada skala prioritas yang diutamakan, dan ternyata ada daerah yang kondisi jalannya sudah rusak berat dan harus segera diperbaiki, biar dana kegiatan lingkungan pada termin ini dialihkan kesana dulu, lagipula swadaya kami juga belum cukup untuk kegiatan ini, mungkin nunggu termin berikutnya agar benar-benar siap untuk melaksanakan kegiatan tersebut”. (wawancara tanggal 17 Agustus 2010) Pernyataan ini diperkuat oleh Bapak Wahid Budiharto, S.Ag. selaku anggota BKM sebagai berikut: “Tujuan PNPM-MP itu adalah kemandirian masyarakat, jadi dana BLM hanya sebagai stimulant, dan pada akhirnya swadaya yang utama, kalau KSM belum siap berswadaya ya kita alihkan dulu ke daerah yang lebih membutuhkan dan telah siap berswadaya, kegiatan dalam PJM yang belum terlaksana akan tetap mendapat dana dari PNPM, cuma harus nunggu giliran di termin berikutnya”. (wawancara tanggal 17 Agustus 2010). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8158 digilib.uns.ac.id
Salah satu kegiatan penggerakan yang dilakukan oleh BKM diantaranya adalah pelaksanaan pembangunan kegiatan lingkungan oleh KSM “Karya Bhakti” Dusun Brajan Rt 10/III yang diketuai oleh Bapak Suripto dengan anggota 9 orang. Di lokasi ini terdapat masalah yaitu badan jalan aspal yang sudah mulai rusak sehingga rawan adanya kecelakaan apalagi dimusim hujan sering tertutup oleh air. Usulan kegiatan ini disusun oleh KSM Karya Bhakti dengan mengajukan proposal yang didampingi oleh UPL. Dalam proposal tersebut KSM Karya Bhakti mengusulkan kegiatan perbaikan jalan dengan volume 1050m2. Berdasarkan Rembuk Kesepakatan Swadaya dan hasil kesepakatan harga satuan upah/ bahan/ alat disepakati dana usulan dan bantuan yang akan diajukan adalah sebesar Rp. 29.313.000,- dengan rincian dana PNPM-MP RP. 12.000.000,- dan swadaya masyarakat Rp. 17.313.000,-. Kemudian KSM menyerahkan usulan kegiatan tersebut kepada BKM. BKM menyerahkannya kepada UPL untuk dinilai kelayakannya (teknis, keuangan dan lingkungan). Proses penilaian kelayakan dilakukan UPL melalui analisis proposal dan pengecekan langsung ke KSM Karya Bhakti beserta anggota dan daerahnya. Fasilitator melakukan pendampingan terhadap UPL agar proses penilaian kelayakan sesuai dengan prinsip, nilai dan ketentuan PNPM-MP. Hasil penilaian kelayakan diserahkan UPL kepada BKM. BKM memverifikasi usulan tersebut telah dinilai layak atau tidak. Hasil verifikasi dan penilaian kelayakan usulan diajukan BKM kepada KMW untuk diverifikasi apakah proses dan hasil penilaian kelayakan UPK serta verifikasi BKM telah memenuhi prinsip, nilai dan ketentuan PNPM-MP. KMW commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
59 82 digilib.uns.ac.id
menyerahkan rekomendasi atas hasil verifikasinya kepada BKM dan PJOK. Namun seringkali masyarakat/ KSM tidak paham tentang konsep perhitungan bahan bangunan yang akan digunakan harus berdasarkan perhitungan SNI. Mereka menggunakan perhitungan seperti harga-harga yang di pasaran pada umumnya, karena itu proposal tersebut harus di revisi kembali. Setelah proposal disetujui dan dana cair, KSM bersama-sama masyarakat gotong royong dan mengumpulkan swadaya baik berupa uang, peralatan maupun tenaga. Papan proyek segera dipasang sebelum pelaksanaan dimulai, sebagai bentuk informasi kepada masyarakat. KSM juga harus mencatat setiap harinya ketika material datang dan diukur volumenya supaya panitia tidak dirugikan supleyer. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari dengan total biaya tersebut di atas. Kemudian KSM Karya Bhakti menyusun laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang akan diserahkan kepada BKM. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Bapak Suripto selaku Ketua KSM Karya Bhakti, sebagai berikut: “Setelah kegiatan selesai kami membuat laporan pertanggungjawaban kepada BKM yang didampingi oleh UPL” (Wawancara tanggal 16 Juni 2010). Untuk kegiatan Ekonomi, sesuai kesepakatan pada musyawarah persiapan dan pencairan oleh anggota BKM maka dari daftar usulan kegiatan yang telah siap untuk menerima pencairan dana perguliran adalah KSM Usaha baru RT 6/2 dan Barokah 5 RT 5/2 sebagai modal untuk usaha dagang. Namun tidak semua KSM Ekonomi mengembalikan dana pinjaman tersebut dengan tepat waktu. Terlambatnya nasabah atau ketua ketua kelompok commit to user
60 83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam melakukan angsuran atau sering disebut menunggak. Hal tersebut akan memberi dampak tidak baik bagi semua
KSM karena dana tersebut harus
digulirkan pada KSM lainnya. Seperti disampaikan oleh Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manager UPK, sebagai berikut: “Biasanya kalau ada KSM yang nunggak maka diberi peringatan dan pinjaman dana selanjutnya bagi satu kelompok KSM tersebut akan ditunda sampai mereka melunasinya”.( Wawancara tanggal 16 Juni 2010) Pencairan dana dilakukan lewat bendahara masing-masing KSM yang kemudian dibagikan kepada masing-masing anggota. Pada tahap pelunasan pinjaman dilakukan secara kolektif, cicilan dikumpulkan kepada KSM setelah semua anggota lunas maka baru kemudian diserahkan kepada UPK. Pada saat pengembalian dana pinjaman dikenai bunga sebesar 1,5% yang digunakan untuk biaya operasional ATK UPK dan honor UPK. Dalam kegiatan ekonomi pinjaman bergulir, ternyata mendapat respon/ tanggapan yang cukup baik dari masyarakat desa Denggungan,. Terlihat dari banyaknya KSM Ekonomi yang di bentuk oleh masyarakat dalam rangka memanfaatkan
modal
pinjaman
bergulir
untuk
membangun
dan
mengengembangkan usaha produktif masyarakat. KSM Ekonomi produktif yang terbentuk saat ini mungkin hanya bisa dimanfaatkan oleh anggota kelompoknya saja, tapi tidak tertutup kemungkinan KSM-KSM ini dikemudian hari bisa menyerap tenaga kerja lokal sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan usahanya, mengingat kegiatan usaha ekonomi KSM yang juga beragam antara lain: buruh tani, usaha warung, home industri, buruh bangunan. commit to user
61 84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan Sosial, penulis mangambil contoh KSM “BERKAH” yang terdiri dari 5 anggota diketuai oleh Bapak Winarno. KSM BERKAH mengusulkan kegiatan pelatihan Distributor kedelai yang bertujuan untuk memenuhi konsumen pembuat tempe (Home Industri tempe). Mereka mengajukan dana usulan BLM PNPM-MP sebesar Rp. 1.300.000 dan swadaya masyarakat Rp. 2.000.000,- yang akan digunakan untuk pembelian timbangan dan peralatan usaha distribusi kedelai.
d. Pengawasan Supaya program dapat berjalan dengan lancar dan transparan maka perlu dilakukan pengawasan (controlling) dan evaluasi yang dilakukan secara efektif dan terpadu melalui penyelenggaraan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas. Setiap selesai pelaksanaan suatu kegiatan, KSM diwajibkan untuk membuat laporan pelaksanaan kegiatan/laporan pertanggungjawaban/LPJ untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan proposal usulan kegiatan atau tidak. Berikut adalah tabel hasil laporan LPJ kegiatan Tridaya tahun 2009 yang sudah berjalan
commit to user
86 56
Tabel 3.3 Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan PNPM-MP Desa Denggungan tahun 2009 No
1
2
Nama ksm
Tahap I (30%) KARYA BAKTI
3
USAHA BARU BAROKAH 5
4
BERKAH
1
BIAYA OPERASIONA L JUMLAH Tahap 2 (30%) ABADI
2 3
MANUNGGA L KARSA TUNGGAL JAYA
Jenis usulan keg
REHAP JALAN ASPAL PINJAMAN BERGULIR PINJAMAN BERGULIR PENGADAA N ALAT DISTRIBUSI KEDELAI
lokasi
vol
Total nilai
Keg Lingkungan
Keg Ekonomi
Keg Sosial
Sumber Pendanaan
Sumber Pendanaan
Sumber Pendanaan
BLM PNPMMP
BLM PNPMMP
BLM PNPMMP
Swadaya
A P B D
Swadaya
A Swadaya P B D
12000000
2009
1050M2
29313000
RT 6/2
7 ORANG 7 ORANG 40 ORANG
11900000
6300000
5600000
6300000
2009
17900000
8900000
9000000
8900000
2009
1300000
2009
DESA
17313000
Thn
RT10/3
RT 5/2
12000000
A P B D
Total Dana PNPM
3300000
1300000
2000000
1500000
30.000000 TALUD JALAN RABAT JALAN REHAB JALAN ASPAL
RT 8/2
42.33M3
19069000
14300000
4769000
14300000
2009
RT 01/1 RT 03/1
22.01M3
12388000
9200000
3188000
9200000
2009
300M2
8611000
4000000
4611000
4000000
2009
BIAYA OPERASIONA L JUMLAH
Sumber:LPJ Kegiatan Tridaya PNPM-MP Desa Denggungan Tahun 2009
2.500.000
30.000000
perpustakaan.uns.ac.id
1 86 digilib.uns.ac.id
1.) Transparansi Dalam konteks PNPM-MP, penanggung jawab pendampingan dan pengawasan pelaksanaan adalah KMW/ Fasilitator serta PJOK dari unsur pemerintah. Sedangkan di tingkat masyarakat, relawan bersama UP-UP dan BKM diharapkan mampu berperan dalam pendampingan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan oleh masyarakat. Semua informasi yang berkaitan dengan kegiatan, kebijakan dan keuangan yang dikelola BKM, termasuk UP-UP nya, harus dipublikasikan dan disebarluaskan kepada seluruh masyarakat luas serta pihak-pihak lainnya secara terbuka melalui papan-papan informasi, bulletin, surat, dan berbagai media yang memungkinkan. Setidaknya BKM secara rutin dan berkala senantiasa menginformasikan notulensi pertemuan, kebijakan, kondisi dan laporan keuangan bulanan, hasil audit independent, nama serta jumlah pinjaman, jenis kegiatan yang diusulkan, penunggak pinjaman dan lain-lain. Sdri. Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK menyatakan sebagai berikut: “ pelaporan oleh UP-UP kepada BKM harus dilakukan secara rutin tiap bulan untuk mengetahui perkembangan masing-masing sehingga kalau ada kesalahan dapat segera diperbaiki”. (Wawancara, 22 Mei 2010) Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bpk. Wahid Budiharto, S.Ag, selaku BKM sebagai berikut: “dalam setiap pelaksanaan program kegiatan yang telah selesai UP-UP yang ada memberikan laporan kepada BKM sebagai bentuk pertanggungjawaban, hal ini untuk menghindarkan terjadinya kesalahan”.(wawancara tanggal 22 Mei 2010) Informasi-informasi tersebut selain harus disebarluaskan ke masyarakat commit to di wilayahnya, serta harus ditempelkan di user papan-papan pengumuman di seluruh
872 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelosok
kelurahan,
khususnya
ditempat-tempat
strategis,
juga
perlu
diinformasikan kepada perangkat pemerintah kelurahan/kecamatan hingga kota/kabupaten setempat. Informasi-informasi pokok yang perlu terus menerus disampaikan secara terbuka oleh BKM dan UP-UP kepada seluruh masyarakat serta pihak terkait lainnya, antara lain adalah jumlah dana bantuan yang diterima dan dikelola, keputusan-keputusan BKM yang telah ditetapkan, PJM dan Renta Pronangkis, perkembangan organisasi dan kegiatan BKM/UP-UP, laporan posisi keuangan, KSM beserta anggota yang memperoleh pinjaman, KSM bermasalah dan penunggak, hasil audit independent ataupun hasil pemeriksaan dari berbagai pihak serta informasi-informasi lain. Transparansi informasi-informasi disampaikan BKM dengan cara, antara lain:
Penempelan melalui papan-papan informasi di tempat-tempat yang strategis secara rutin dan berkala
Pertemuan-pertemuan rutin dengan KSM, panitia dan masyarakat
Pertemuan rutin dengan perangkat kelurahan dan kelompok peduli setempat
Penyebarluasan informasi permasalahan dan perkembangan secara rutin (bulanan) melalui surat kepada KSM-KSM, relawan, utusan warga, perangkat kelurahan dan masyarakat lainnya.
Pembuatan dan penyebarluasan media warga, leaflet atau bulletin,dll
Melakukan audit tahunan BKM dan hasilnya disebarluaskan ke masyarakat, melalui rembug warga, surat, rapat tahunan pertanggungjawaban BKM, dll commit to user
883 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BKM, UP-UP serta pelaku PNPM-MP di tingkat kelurahan harus bersifat terbuka memberikan informasi dan data-data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pemeriksaan oleh KMW, perangkat pemerintah, unsure masyarakat dan atau pemantau independent yang dapat dilakukan setiap saat serta audit independent yang dilakukan sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
2) Akuntabilitas Akuntabilitas ini pada dasarnya dapat diterapkan dengan memberikan akses kepada semua pihak yang berkepentingan untuk melakukan audit, bertanya
dan
atau
menggungat
pertanggungjawaban
para
pengambil
keputusan(BKM), pelaksana kegiatan (UP-UP) dan penerima maanfaat. Penerapan akuntabilitas oleh BKM, UPK, KSM dan masyarakat antara lain dapat dilakukan melalui: a
Konsultasi Publik
b
Rapat Koordinasi Triwulan BKM dengan Utusan-utusan Warga
c
Rapat Bulanan Anggota BKM
d
Rapat Tahunan BKM
e
Rembug Para Pihak Terkait di Tingkat Kelurahan
f
Komunitas Belajar Kelurahan
g
Audit dan Pemeriksaan
Setiap selesai pelaksanaan suatu kegiatan, KSM diwajibkan untuk membuat laporan
pelaksanaan
kegiatan/laporan pertanggungjawaban/LPJ commit to user
untuk
4 89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan proposal usulan kegiatan atau tidak. Tabel diatas adalah hasil laporan LPJ kegiatan Tridaya tahun 2009 yang sudah berjalan Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa LPJ kegiatan Tridaya PNPMMP Desa Denggungan sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan proposal kegiatan yang diajukan pada tahap sebelumnya. Dikarenakan dalam tahap pembuatan proposal, pelaksanaan kegiatan serta pembuatan LPJ, KSM benarbenar diawasi dan didampingi oleh UP-UP dan fasilitator sehingga kalau ada permasalahan dapat segera ditangani. B. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT 1) Faktor Pendukung Dalam pelaksanaan PNPM-MP khususnya dalam kegiatan Tridaya di Desa Denggungan terdapat faktor pendukung yang mempengaruhi. Berbagai faktor tersebut dapat mendukung dan memberi kemudahan pelaksanaan kegiatan manajemen PNPM –MP desa Denggungan sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Untuk
lebih
jelasnya
tentang
kemudahan
dalam
pelaksanaan
pemberdayaan dalam manajemen PNPM-MP masyarakat desa Denggungan tersebut akan diuraikan sebagai berikut: a. Dukungan dari masyarakat Setelah tahap sosialisasi masuknya PNPM-MP di Desa Denggungan dilaksanakan
RKM
(Rembug
Kesiapan
Masyarakat)
yang
bertujuan
memantapkan kesiapan dari masyarakat dalam pelaksanaan PNPM-MP nantinya. Setelah ada kesepakatan dari masyarakat dalam menerima PNPM-MP commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
90 5 digilib.uns.ac.id
tersebut dalam kegiatan selanjutnya yaitu tahap pembentukan BKM dan KSM yang telah di singgung dalam pertemuan sebelumnya sehingga dalam proses pembentukannya dapat terlaksana dengan mudah. Melalui pembentukan BKM diharapkan dapat memperlancar kegiatan-kegiatan pemberdayaan karena merupakan perwakilan masyarakat yang dipilih secara langsung sehingga diharapkan dapat lebih tepat sasaran dalam penggunaan dana bantuan serta memiliki kesadaran untuk berpartisipasi baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan hasil pembangunan yang telah dilaksanakan sendiri. Melalui sosialisasi diharapkan diperoleh pemahaman yang benar akan makna dari PNPM-MP baik di tingkat masyarakat maupun pemerintah desa, adanya dukungan dalam pelaksanaan PNPM-MP dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya proses pembangunan organisasi dan kepemimpinan masyarakat untuk mendukung kegiatan dalam PNPM-MP. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh Sdr. Nanang Baidhowi selaku sekretaris sebagai berikut: “ dulu setelah tahap sosialisasi awal masyarakat langsung menerima program ini, malah mereka ingi tahu lebih banyak karena PNPM-MP ini dirasa berbeda dengan program lain. Soalnya selama ini, sebelum ada program PNPM-MP biasanya bantuan itu lewat jalur pemerintah, paling rendah lewat desa baru kemudian ke masyarakat, jadinya ya lama sekali. Nah, kalau di PNPM-MP ini bantuan langsung di terima oleh masyarakat,meskipun lewat BKM tapi BKM kan juga masyarakat. Dan kalau menurut saya bantuan tersebut lebih tepat sasaran karena ada proses refleksi kemiskinan dan pemetaan swadaya”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010) b. Dukungan dari Faskel (Fasilitator Kelurahan) Tahap awal yang dilakukan faskel dalam mensosialisaikan PNPM-MP berpengaruh besar terhadap penerimaan masyarakat terhadap program yang commit to userserta pelatihan dasar kelembagaan akan dilaksanakan. Kegiatan pendampingan
6 91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bagi BKM dilakukan oleh faskel. Faskel sangat berperan dan mempermudah pelaksanaan dalam kegiatan PNPM-MP. Selain membantu dan memudahkan pelaksanaan PNPM-MP di tingkat BKM, faskel juga membantu pendampingan dan penyusunan rencana kegiatan KSM meskipun hal tersebut menjadi tanggung jawab BKM. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Sdr Nanang Baidhowi selaku Sekretaris, sebagaimana berikut: “wah besar sekali mbak manfaat pendampingan yang dilakukan faskel dan UP kepada KSM, salah satunya ya KSM menjadi tau dan paham dalam pembuatan proposal kegiatan ini”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010). c. Dukungan dari aparatur pemerintah Desa Denggungan Dalam pelaksanaan PNPM-MP aparatur pemerintah desa Denggungan tidak terlibat secara langsung, namun hanya sebatas pada pemberian ijin kegiatan dan penempatan kantor sekretariat BKM Ngudi Sejahtera di desa Denggungan. Namun dalam setiap kegiatan seperti pencairan dana PNPM-MP, pembahasan proposal kegiatan dan monitoring dari kabupaten, aparat pemerintah desa tetap dilibatkan sebagai bentuk dukungan selaku penguasa wilayah administrasi desa Denggungan. Sesuai dengan penjelasan Bpk Junaidi, A.Md selaku Kepala Desa Denggungan “selalu ada koordinasi antara pegurus BKM dan pemerintah desa misalnya mengenai informasi monografi masyarakat desa Denggungan yang dibutuhkan pengurus BKM buat menentukan kriterian warga yang berhak memperoleh bantuan dan kami akan selalu siap membantu melakukan apa yang bisa kami Bantu untuk memperlancar pelaksanaan PNPM-MP. Kami mendukung secara penuh agar semuanya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat tercapai peningkatan kesejahteraan masyarakat Denggungan.” (Wawancara tanggal 15 April 2010) commit to user
927 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hal senada juga dikemukakan oleh Sdr. Nanang Baidhowi selaku Sekretaris, sebagai berikut: “BKM selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setiap merencanakan suatu kegiatan. Dulu pada saat sosialisasi awal belum terbentuk BKM, dana operasional yang digunakan untuk rapat ya dari bantuan pemerintah desa. Jadi bisa dibilang hubungan antara BKM dan pemerintah desa cukup baik, karena program-program BKM dan juga pemerintah desa sama. BKM membuat PJM sedangkan pemerintah desa membuat RPJMDes yang berlaku untuk 3 tahun. Semuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga bisa berjalan lancar”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010) Dengan dukungan tersebut diharapkan terjalin hubungan yang baik antara pemerintahan desa Denggungan dengan BKM Ngudi Sejahtera sehingga dapat memberikan kemudahan dalam setiap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan. d. Kepedulian para pengurus BKM dan KSM Sebagai relawan yang tidak mendapatkan imbalan para pengurus melaksanakan banyak tugas yang menyita banyak waktu. Namun adanya kesadaran mendukung pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Denggungan membuat para pengurus BKM dan KSM yang telah dipilih dan dipercaya oleh masyarakat berusaha menjalankan tugas mereka dengan baik meskipun belum dapat berjalan dengan lancar di sebabkan karena kesibukan kerja masing-masing sehingga sulit mempertemukan mereka dalam satu forum. Untuk itu diadakan pertemuan rutin setiap satu bulan sekali setiap awal bulan, guna membahas apabila ditemukan kendala-kendala sehingga dapat diperoleh penyelesaian secara bersama-sama. Hal ini sesuai dengan penjelasan Sdr. Nanang Baidhowi selaku sekretaris, sebagai berikut:
commit to user
938 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
“ kebanyakan dari anggota BKM itu berprofesi sebagai PNS, jadi karena kesibukan kerja masing-masing mereka tidak selalu dapat hadir dalam rapat rutin. Tapi kalau ada yang tidak bisa mengikuti rapat gitu biasanya mereka bertanya hal-hal yang dibahas dalam rapat serta perkembangannya”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010) 2. Faktor Penghambat a. Kegiatan Lingkungan Dalam PNPM-MP, dana yang diberikan hanyalah sebagai stimulant. Untuk itu masyarakat dituntut untuk berswadaya secara gotong royong. Kurangnya swadaya dana dari masyarakat menjadi salah satu faktor penghambat dalam kegiatan ini. Selain itu juga adanya kesalahpahaman dari warga, bahwa bentuk swadaya masyarakat bukan hanya sekedar uang tapi juga tenaga relawan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sdri Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK, sebagai berikut: “ Banyak yang merasa tidak punya uang untuk nomboki bareng-bareng, padahal swadaya itu tidak harus berupa uang, bisa juga berupa tenaga atau peralatan”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010) Selain itu masyarakat juga tidak paham dalam pembuatan proposal dan LPJ kegiatan. Dalam konsep PNPM-MP, bahan bangunan yang akan digunakan dalam kegiatan lingkungan harus berdasarkan perhitungan Standard Nasional Indonesia (SNI), namun mereka menggunakan perhitungan seperti harga-harga dipasaran pada umumnya, karena itulah sering terjadi kesalahan dalam pembuatan proposal dan LPJ dan memerlukan revisi yang lama sehingga proses pencairan dana tidak segera terealisasi. Untuk itu diadakan sosialisasi lebih lanjut serta pendampingan agar masyarakat menjadi paham. commit to user
949 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Kegiatan Ekonomi Dalam kegiatan pinjaman bergulir masalah yang dihadapai adalah adanya keterlambatan/tunggakan nasabah atau ketua kelompok dalam melakukan angsuran. Hal tersebut akan memberikan dampak tidak baik bagi semua anggota KSM karena dalam pinjaman bergulir PNPM-MP tidak ada agunan maka diganti dengan sistem tanggung renteng dimana kalau salah satu atau beberapa anggota KSM ada yang menunggak maka pinjaman dana selanjutnya bagi satu kelompok KSM akan ditunda. Maka dari itu diharapkan kepada setiap anggota KSM untuk saling mengingatkan. Selain itu terdapat kendala lain yaitu kurangnya modal BKM untuk pinjaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sdr. Wiwin Aryani, SE selaku Manajer UPK, sebagai berikut: “ Salah satu kendalanya ya kita kekurangan modal untuk dipinjamkan kepada KSM, proposal yang ngantri sudah banyak tapi modal kurang. Masalahnya kalau kita mau mengadakan chanelling dengan bank juga kita nggak punya agunan”. (Wawancara tanggal 22 Mei 2010)
c. Kegiatan Sosial Kegiatan sosial yang dilakukan antara lain pelatihan ketrampilan usaha dalam rangka pemberdayaan warga miskin. Memberikan bantuan gizi balita, ibu hamil dan lansia serta pelayanan kesehatan dan santunan kepada jompo, pemberian beasiswa sekolah gakin. Namun bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan seperti tersebut diatas, tidak mampu berkelanjutan, sebab dana yang dialokasikan kemudian habis pada kegiatan tersebut.
commit to user
10 95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Manajemen yang dilakukan BKM merupakan bentuk pengembangan institusi lokal untuk mengembangkan sumber daya dan potensi desa Denggungan. Sedangkan peran masyarakat merupakan bagian terpenting dalam kegiatan
PNPM-MP
dengan
memberdayakan/melibatkan
masyarakat
Denggungan melalui berbagai kegiatan baik yang menyangkut pembangunan lingkungan, sosial maupun ekonomi. BKM, KSM maupun fasilitator berperan sebagai pendamping dalam kegiatan pemberdayaan. Hal ini sesuai dengan peran institusi lokal tersebut baik dalam proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan maupun pengawasan.
commit to user
11 96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah serta hasil penelitian dan pembahasan, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan PNPM-MP Desa Denggungan diawali dengan tahap sosialisasi kepada masyarakat agar mereka dapat mengerti dan memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan hasil pembangunan yang dilaksanakan. Dari sosialisasi ini masyarakat memperoleh pemahaman yang benar sehingga mereka dapat memanfaatkan segenap potensi untuk mengakses dana PNPM-MP dengan tepat sasaran. Langkah selanjutnya adalah membuat rencana tahunan untuk memberikan kemudahan bagi pelaksana yaitu UP (Unit Pengelola), baik UPL (Unit Pengelola Lingkungan), UPK (Unit Pengelola Keuangan), maupun UPS (Unit Pengelola Sosial) sesuai dengan prioritas tugas mereka. Namun dalam tahap perencanaan atau penyusunan PJM banyak kegiatan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan dikarenakan relawan hanya mengacu pada data yang ada dan belum di cek sungguh-sungguh ke lokasi atau lapangan 2. Dalam tahap pengorganisasian, masyarakat Denggungan dilibatkan dalam pengambilan
keputusan
mulai
dari
proses
mengenali
masalah,
perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan sebagai wujud partisipasi dan demokrasi melalui BKM sebagai wadah aspirasi commit to user
12 97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masyarakat. Dalam operasionalnya BKM dibantu oleh UP-UP sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam pelaksanaan kegiatannya, BKM serta UP-UP tersebut sudah bekerja dengan baik dengan didampingi oleh fasilitator. 3. Kegiatan penggerakan yang dilakukan adalah dengan melaksanakan rencana kegiatan yang telah disusun sesuai dengan hasil musyawarah prioritas usulan kegiatan dengan melibatkan relawan-relawan masyarakat yang tergabung dalam KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), yang didampingi oleh UP-UP dan fasilitator. Namun ada beberapa usulan yang ditunda pelaksanaanya karena setelah merumuskan skala prioritas masalah melalui musyawarah dan survey secara langsung, ternyata ada daerah yang lebih membutuhkan, maka pelaksanaan kegiatan dialihkan ke daerah tersebut. Kegiatan penggerakan dimulai dengan penyusunan proposal kegiatan, pelaksanaan hingga penyusunan LPJ. Dalam tahap penggerakan ini sudah berjalan dengan baik, masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya. 4. Kegiatan pengawasan serta pendampingan yang dilakukan oleh BKM dan UP-UP terhadap KSM dituangkan dalam bentuk LPJ kegiatan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengawasan dan pendampingan yang dilakukan BKM dan UP-UP terhadap KSM mengenai pelaksanaan kegiatan serta pemanfaatan dana BLM sudah berjalan dengan baik, terbukti dari hasil LPJ yang sesuai dengan proposal kegiatan yang telah dilaksanakan.
commit to user
13 98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Adapun dukungan dari masyarakat, fasilitator, aparat pemerintah desa serta kepedulian BKM dan KSM sangat membantu pelaksanaan program ini. Namun dalam pelaksanaannya juga tak lepas dari faktor penghambat antara lain: Kurangnya swadaya dari masyarakat, kesalahpahaman dalam pembuatan proposal maupun LPJ, adanya keterlambatan/tunggakan nasabah atau ketua kelompok dalam melakukan angsuran, untuk itu harus diadakan pendampingan lebih lanjut.
B. Saran 1.
Dalam tahap perencanaan atau penyusunan PJM banyak kegiatan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan dikarenakan relawan hanya mengacu pada data yang ada. Untuk itu sebaiknya dalam tahap perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan di cek atau di survey dengan benar sesuai fakta yang ada, sehingga antara perencanaan dan pelaksanaan dimungkinkan tidak ada perbedaan yang mencolok lagi.
2.
Seringkali suatu kegiatan tidak jadi dilaksanakan karena ketidaksiapan calon penerima manfaat dalam berswadaya karena pendapatan yang tak pasti serta tidak
terbentuknya
panitia
penanggungjawab
pengoperasian
dan
pemeliharaan kegiatan atau ketidaksiapan terhadap rencana kegiatan yang telah direncanakan. Untuk itu pastikan bahwa penerima manfaat benar-benar telah tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat baik KSM Lingkungan, Ekonomi maupun Sosial. Dan pastikan kesiapan KSM untuk melaksanakan kegiatan
commit to user
14 99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Untuk mengatasi kendala dalam kegiatan ekonomi bergulir, yaitu kurangnya modal untuk dipinjamkan kepada KSM, sebaiknya BKM menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga simpan pinjam yang ada di desa atau dengan kata lain, lembaga simpan pinjam yang ada di desa Denggungan menjadi satu dengan UPK untuk tambahan modal pinjaman bergulir.
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Ambar Teguh Sulistiyani. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. 2004. Yogyakarta: Gramedia Anggito
Abimanyu,dkk.
Pembangunan
Ekonomi
dan
Pemberdayaan
Masyarakat.1999. Yogyakarta: PAU SE UGM dan BP.FE Dwi Tiyanto,dkk. 2006. Mengubah Dari yang Kecil (Perspektif, Konsep dan Metode Membangun Komunitas). 2006. Surakarta : Lindu Pustaka dan CIRCUM Gunawan Sumodiningrat. Pemberdayaan Masyarakat dan JPS, 1999 Bandung: Gramedia. H.B. Siswanto. Pengantar Manajemen. 2006. Jakarta: PT. Bumi Aksara Drs. H. Malayu S.P Hasibuan. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. 1984. Jakarta: PT. Gunung Agung H. B Sutopo. Metodologi Penelitian Kualitatif, dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. 2002. Surakarta: UNS Press Ibnu Syamsi. Pokok-pokok Fungsi Manajemen. 1994. Jakarta: Bina Aksara Lexy J Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. 2004. Bandung :PT. Remaja Rosdakarya Pariatra Westra. “Ensiklopedia Administrasi”. 1982. Jakarta: Gunung Agung Randy R. Wrihatnolo& Riant Nugroho.Manajemen Pemberdayaan. 2007. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Tadjuddin Noer Effendi. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja Dan Kemiskinan. 1995.Yogyakarta : PT Tiara Wacana T. Hani Handoko. 2001. Manajemen. Yogyakarta: PT BPFC. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan, dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, depdikbud, Balai Pustaka, Jakarta, 1998. Tri Cahyo Atmojo. Pemberdayaan Masyarakat Dalam P2KP di Desa Dlimas Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten TA 2002. Skripsi, FISIP UNS. 2006 Yohanes Yahya. Pengantar Manajemen. 2006 Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber-sumber lain: Buku Pedoman Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, 2004 Standard Operating Prosedure Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Perencanaan
Jangka
Menengah
(PJM)
BKM
“Ngudi
Sejahtera”
Desa
Denggungan, Banyudono, Boyolali, tahun 2009-2011 Dokumen Pencairan Dana BLM tahun 2009 Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan tahun 2009 Daftar Isian Potensi Desa dan Tingkat Perkambangan Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali. Profil BKM Ngudi Sejahtera Desa Denggungan, Banyudono, Boyolali
Geovanni B. Giglioni, Missisipi State University. Arthur G. Bedeian (Boston University), Academy of Management Journal, A Conceptus of Management Control Theory:1900-1972. Volume 17 Number 2 http://www.bus.lsu.edu/management/faculty/abedeian/articles/ConspectusControl Theory-AMJ1974.pdf
Science for humanity, tanggal 21 pebruari 2007. http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/02/peran-sistem-informasi-padamanajemen.html.
commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman wawancara mengenai Manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Desa Denggungan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali : A. Manajemen PNPM-MP 1. Perencanaan 1) Apakah tujuan dari proses sosialisasi masyarakat? 2) Siapa saja yang teribat dalam proses perencanaan PNPM-MP Desa Denggungan? 3) Kendala apa yang dihadapai dalam melakukan perencanaan PNPM-MP?
2. Pengorganisasian 1) Apakah BKM itu? 2) Apakah tugas dan fungsi dari BKM? 3) Bagaimana koordinasi antara UP-UP dalam organisasi BKM? 4) bagaimanakah koordinasi antara BKM dengan pemerintah desa?
3. Penggerakan a. Upaya apa yang dilakukan faskel dan BKM untuk menggerakkan UP dan KSM? b. Bagaimana langkah BKM menggerakkan KSM dalam pembuatan proposal? c. Seberapa besar manfaat pendampingan yang dilakukan? d. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan penggerakan? 4. Pengawasan a. Bagaimana pengawasan yang dilakukan? b. Bagaimana jika terjadi penyelewengan dalam pengawasan? c. Kendala apa yang dihadapi dalam pengawasan dan bagaimana cara mengatasinya? commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Faktor Pendukung dan Penghambat 1. Faktor pendukung a. Bagaimanakah tanggapan masyarakat desa Denggungan terhadap sosialisasi PNPM-MP? b. Bagaimanakah peran faskel dalam kegiatan PNPM-MP? c. Bagaimanakah hubungan antara aparatur pemerintah desa dengan BKM dalam hal PNPM-MP?bagaimana keterlibatan pemerintah desa? d. Meskipun tidak mendapatkan imbalan namun para pengurus mau melaksanakan banyak tugas yang menyita waktu.apakah alasannya? e. Apakah semua anggota selalu hadir dalam setiap rapat bulanan?
2. Faktor Penghambat a. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan lingkungan?dan bagaimana solusinya? b. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan pinjaman bergulir?dan bagaimana solusinya? c. Kendala apa yang dihadapi dalam kegiatan sosial?dan bagaimana solusinya? d. Pernahkah terjadi salah sasaran dalam penyaluran dana?bagaimana solusinya?
commit to user