MANAJEMEN KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH PROGRAM KHUSUS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO
Oleh: Rian Yulianto, S.Pd.I. M114033
Tesis Diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016
PROGRAM PASCASARJANA
iii
ABSTRAK Manajemen Kegiatan dalam Membiasakan Pendidikan Karakter di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura Kabupaten Sukoharjo Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pembiasaan karakter kenabian melalui manajemen kegiatan siswa di madrasah. Informasi digali melalui wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Temuan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) karakter kenabian diimplementasikan berdasarkan indikator yang diinginkan oleh madrasah, 2) pendidikan karakter dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang sebelumnya direncanakan melalui program kerja dari berbagai bidang di madrasah, 3) pelaksanaan dilakukan oleh semua pihak, siswa sebagai sasaran dan guru sebagai fasilitator, 4) evaluasi dilakukan secara berkala dan selalui menyesuaikan kasus-kasus yang terjadi di lapangan, 5) output dari penanaman karakter kenabian adalah siswa terbiasa melaksanakan pembiasaan-pembiasaan di luar madrasah. Kata Kunci: manajemen kegiatan, pembiasaan dan karakter kenabian
iv
ABSTRACT Management of Activities to Habituate Character Education in Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura Sukoharjo Regency This study aims to find habituation prophetic character through management of student activities at the school. The information collected through interviews, observation and documentation then analyzed by qualitative descriptive approach. The findings of the study are: 1) the character of prophetic implemented based on the indicators desired by the madrassa, 2) The character education is developed through activities that planned through the work program of the various fields in madrassas, 3)the implementation by all parties, students as a target and the teacher as a facilitator, 4) evaluation conducted regularly and kept up-to adjust the cases occurred in the field, 5) output of planting prophetic character is used to implement student habituation-conditioning outside the madrassa. Keywords : Activities Management, Habituation, Education, Prophetic Character.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan berkata dan berbuat kecuali yang ma’ruf (Al-Habib Ali bin Alwi Al-Habsyi)
Hidup yang berarti, dan mati lebih berarti lagi. (Pramoedya Ananta Toer)
Tesis ini aku persembahkan untuk: 1. Ayah dan Ibu tercinta yang mendukung baik moril maupun materiil 2. Adik ku tercinta Danu Styawan yang memberi tawa bersama 3. Almamater ku IAIN Salatiga
vi
PRAKATA
Ucapan syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah swt. atas rahmat dan hidayah-Nya peneliti bisa menyelesaikan penelitian yang berjudul “manajemen kegiatan pembiasaan dalam mengembangkan pendidikan karakter siswa di MIM PK Kartasura”. Sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad saw., semoga kita selalu mendapatkan syafa’atnya. Penelitian ini berangkat dari keprihatinan peneliti terhadap kebiasaankebiasaan yang ada di sekitar peneliti. Dengan berbagai kasus yang ada, seperti pembunuhan, kenakalan remaja, dan masih banyak lagi masalah-masalah yang terjadi saat ini. Penelitian ini berupaya untuk memfokuskan pada kegiatan pembiasaan siswa dalam mengebagkan pendidikan karakter. Karakter yang ditemukan di lapangan adalah shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Subyek penelitian ini adalah MIM PK Kartasura yang merupakan salah satu sekolah yang diminati masyarakat di kecamatan Kartasura dan sekitarnya. Temuan dalam penelitian ini adalah diterapkannya manajemen kegiatan dalam mengembangkan pendidikan karakter. Yang prosesnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Selama melakukan penelitian ini peneliti mengalami kesulitan terkait waktu yang tepat untuk melakukan wawancara maupun observasi, dikarenakan kesibukan dari peneliti sendiri dan juga pihak madrasah yang diteliti. Meskipun begitu peneliti berupaya untuk menyelesaikan penelitian semaksimal mungkin. vii
Kesuitan yang dialami bukanlah apa-apa dibandingkan dengan pihak yang memperlancar penelitian ini. Peneliti menyadari sepenuhnya dan secara sadar bahwa penelitian ini tidak akan selesai tanpa adanya bimbingan dari semua pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga, sekaligus sebagai pembimbing yang selalu memberikan waktu luang, motivasi, bimbingan dan saran yang membangun dalam menyelesaikan penelitian ini. 3. Dr. Phil. Asfa Widiyanto selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga 4. Para Dosen Pascasarjana IAIN yang telah memberikan banyak ilmunya sehingga mencetak mahasiswa yang berkualitas. 5. Bapak
Nasrul
Harahab,
S.Pd.I.
selakuKepala
Madrasah
Ibtidaiyah
Muhammadiyah (MIM) Program Khusus (PK) yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di madrasah yang bapak pimpin. 6. Dewan Guru MIM PK Kartasura yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu yang bermanfaat kepada peneliti sehingga tesis ini bisa selesai. 7. Teman-teman Pascasarjana IAIN Salatiga angkatan 2014 yang telah memberikan warna, suka dan kebersamaan selama studi berlangsung. 8. Bapak Suratmin dan Ibu Sukini yang selalu memberi motivasi dan biayanya sehingga peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini. 9. Adikku satu-satunya Danu Styawan yang slalu memberikan keceriaannya. viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN................................................. iii ABSTRAK.................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ vi PRAKATA.................................................................................................... vii DAFTAR ISI................................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah..................................................................... 2 C. Signifikasi Penelitian................................................................... 3 D. Kajian Pustaka............................................................................. 4 E. Metode Penelitian........................................................................ 12 F. Sistematika Penulisan.................................................................. 14 BAB
II
PERENCANAAN
KEGIATAN
DALAM
MEMBIASAKAN
PENDIDIKAN KARAKTER KENABIAN............. ................................... 15 A. Perencanaan Kegiatan Pembiasaan............................................. 15 B. Indikator dalam Membiasakan Karakter Kenabian.................... 22 BAB
III
PELAKSANAAN
KEGIATAN
DALAM
MEMBIASAKAN
PENDIDIKAN KARAKTER KENABIAN......................... ....................... 25 A. Implementasi Pembiasaan Karakter Shiddiq............................... 25 B. Implementasi Pembiasaan Karakter Amanah.............................. 27 C. Implementasi Pembiasaan Karakter Tabligh............................... 29 D. Implementasi Pembiasaan Karakter Fathonah............................ 31 BAB IV EVALUASI DAN ANALISIS KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN KARAKTER KENABIAN............................................................................ 34 A. Evaluasi Kegiatan Pembiasaan.................................................... 34 x
B. Analisis Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pengembangan Karakter Rasulullah..................................................................... 38 BAB V PENUTUP........................................................................................ 45 A. Kesimpulan.................................................................................. 45 B. Saran............................................................................................ 46 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 47 Lampiran-lampiran Biografi Penulis
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Pedoman Wawancara......................................................................
49
2. Catatan Lapangan............................................................................
50
3. Foto-foto Kegiatan Penelitian.........................................................
81
4. Profil MIM PK Kartasura...............................................................
90
5. Lembar Bimbingan Tesis................................................................
91
6. Surat Keterangan Penelitian............................................................
92
7. Program Kerja MIM PK.................................................................
93
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak mulia. Penyempurnaan tersebut bisa dikembangkan melalui pendidikan agama. Pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia termasuk budi pekerti.1 Mengutip pendapat Hadirah2 yang mengatakan bahwa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, tanpa pendidikan manusia tidak akan berdaya. Hal di atas sesuai dengan pernyataan Novan 3 yaitu manusia yang sempurna berarti manusia yang memahami tentang Tuhan, diri, dan lingkungannya. Selanjutnya Novan dan Barnawi mengatakan bahwa pendidikan agama berkaitan erat dengan pendidikan akhlak.4 Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa setiap lembaga harus mampu mengembangkan berbagai program yang menunjang terkait pendidikan akhlak dan karakter siswa. Semakin karakter melekat pada siswa, barometer keberhasilan sekolah akan tampak.
1
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, 43. Hadirah Ira, Dasar-dasar Kependidikan, UIN Alauddin: Makassar, 2008, 5. 3 Novan Ardi Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, 26. 4 Novan Ardy Wiyani & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam..., 136. 2
1
2
MIM PK Kartasura termasuk salah satu madrasah unggulan dengan program-programnya sehingga mampu menarik animo masyarakat untuk belajar di sana. Sebagai madrasah yang sangat strategis di lingkungan kecamatan Kartasura madrasah ini berupaya untuk membuktikan bahwa pendidikan adalah mencetak generasi masa depan dan yang dicetak adalah sesuatu yang hidup, sehingga harus ada berbagai rancangan untuk ke depan yang lebih baik. Sebagai upaya untuk membiasakan pendidikan karakter MIM PK berupaya untuk berinovasi membuat kegiatan yang mendidik siswa menjadi berkarakter. Hal ini menarik untuk diteliti bagaimana manajemen dari MIM PK Kartasura untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi dari kegiatan itu sendiri. Selain menarik untuk diteliti, MIM PK Kartasura tergolong madrasah yang strategis secara lokasi jadi peneliti akan lebih mudah untuk melakukan observasi guna memperdalam penelitian.
B. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang sudah peneliti tulis, maka dalam penelitian ini berupaya untuk menjawab pertanyaanpertanyaan berikut ini: 1. Bagaimanakah perencanaan kegiatan MIM
PK Kartasura
dalam
PK
dalam
membiasakan pendidikan karakter siswa ? 2. Bagaimanakah
pelaksanaan
kegiatan MIM
membiasakan pendidikan karakter siswa ?
Kartasura
3
3. Bagaimanakah evaluasi kegiatan MIM PK Kartasura dalam membisakan pendidikan karakter serta kontribusinya dalam dunia pendidikan ? Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang jelas, maka dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan pendidikan karakter kenabian yaitu: Shiddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (cerdas) dan Tabligh (menyampaikan) di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura.
C. Signifikasi Penelitian Untuk mempersingkat dan memperjelas seberapa jauh penelitian ini, maka penelitian ini mempunyai tujuan dan manfaat penelitian, antara lain sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui perencanaan kegiatan MIM PK Kartasura dalam membiasakan pendidikan karakter. b. Mengetahui pelaksanaan kegiatan MIM PK Kartasura dalam membiasakan pendidikan karakter siswa. c. Mengetahui evaluasi kegiatan MIM PK Kartasura dalam membiasakan pendidikan karakter serta kontribusinya dalam dunia pendidikan.
4
2. Manfaat penelitian Peneliti berharap penelitian ini mampu memberikan kontribusi terhadap dunia pendidikan, manfaat dari penelitian ini mencakup manfaat teoritis dan praktis. a. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan dan wacana pendidikan Islam. selain itu penelitian ini diharapkan juga bermanfaat sebagai data terhadap penelitian selanjutnya. b. Manfaat praktis Penelitian ini dilakukan sebagai wujud kepedulian peneliti terhadap khususnya Pendidikan Agama Islam, diharapkan mampu digunakan sebagai kontribusi terhadap pendidikan karakter baik di sekolah/ madrasah, keluarga maupun masyarakat luas pada umumnya.
D. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Dari latar belakang dan juga banyaknya teori tentang pendidikan karakter, maka muncullah berbagai penelitian tentang pendidikan karakter. Penelitian itu mencakup pada tataran baik secara konsep maupun implementasi yang sesuai dengan penelitin ini, diantaranya:
5
Penelitian Fachrudin berjudul “Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak-anak”.5 Dalam jurnal tersebut menyimpulkan bahwa pendidikan agama mempunyai peran yang sangat penting terhadap keluarga. Dengan adanya penanaman pendidikan agama yang baik sejak dini dalam keluarga, maka selanjutnya diharapkan agar tercipta suatu suasana yang harmonis antara anak dan orang tua. Penelitian A.M Wibowo berjudul "Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran PAI pada SMA eks RSBI di Pekalongan”.6 Penelitian tersebut menemukan 4 temuan yaitu, (1) Secara konteks, strategi penanaman nilai-nilai karakter bangsa melalui mata pelajaran agama pada peserta didik SMA dilakukan melalui kebijakan sekolah, iklim, sistem sekolah, kualitas sarana dan prasarana,serta budaya pada setiap satuan pendidikan. (2) Secara Input, internalisasi nilai-nilai karakter bangsa telah dilakukan melalui mata pelajaran PAI melalui kualifikasi dan kompetesi guru, input sarana dan prasarana, dan kualifikasi peserta didik. (3) Proses internalisasi nilai-nilai karakter bangsa melalui mata pelajaran PAI dilakukan melalui kurikulum PAI berupa silabus dan rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
kegiatan
interakurikuler
dan
ekstrakurikuler. (4) Produk yang dihasilkan dari internalisasi nilai-nilai karakter bangsa melalui Pendidikan Agama Islam adalah peserta didik
5
Fachrudin, “Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap pembentukan kepribadian anak-anak”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 9, Nomor 1 (2009), 1-16. 6 A.M Wibowo, “Internalisasi Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran PAI pada SMA eks RSBI di Pekalongan”, Jurnal Analisa, Volume 21, Nomor 02 (Desember 2014), 291-303.
6
yang memiliki kompetensi pada bidang akademik dan berkarakter kebangsaan sekaligus. Penelitian Nur Ainiyah berjudul “Pembentukan Karakter melalui Pendidikan Agama Islam”.7 Hasil dari penelitian tersebut adalah Pembelajaran PAI adalah pembentukan kepribadian pada diri siswa yang tercermin dalam tingkah laku dan pola pikirnya dalam kehidupan seharihari. Disamping itu, keberhasilan pembelajaran PAI disekolah salah satunya juga ditentukan oleh penerapan metode pembelajaran yang tepat. Penelitian Moh Solikhoden Djaelani berjudul “Peran PAI dalam Keluarga dan Masyarakat”.8 Dalam jurnal tersebut disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam sangat membantu terhadap pendidikan karakter sebagai fondasi pendidikan moral bagi pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya dengan jalan beriman dan bertaqwa kepada Allah dan juga berakhlakul karimah. Penelitian Kelli Larson yang berjudul “Understanding the Importance of Character Education”.9 Penelitian ini dilatarbelakangi atas pernyataan bahwa orang tua atau sekolah saat ini hanya mempelajari bagaimana untuk bisa membaca, menulis ataupun aritmatik. Belum sampai berfokus pada pembangunan karakter atau mental. Mengingat hal tersebut maka sekolah harus memasukkan pendidikan karakter dalam kurikulum
7
Nur Ainiyah “Pembentukan Karakter melalui Pendidikan Agama Islam”, Jurnal AlUlum, Volume 13, Nomor 1 (Juni 2013), 25-38. 8 Moh Solikhoden Djaelani “Peran PAI dalam Keluarga dan Masyarakat”, Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1, Nomor 2 (Juli-Agustus 2013), 100-105. 9 Kelly Larson “Understanding the Importance of Character Education”, Thesis, University of Wiscounsin-Stout, 2009, 1-35.
7
sekolah. Hal itu akan berguna bagi siswa yang berkarakter disiplin dan peduli terhadap sesama. Penelitian Benninga yang berjudul “The Relationship of Character Education Implementation and Academic Achivement in Elementary School”.10 Penelitian ini mengatakan bahwa kebanyakan sekolah di California tidak terlaksana riset yang berbasis program pendidikan karakter. Kebanyakan sekolah belum melaksanakan sebuah riset yang mencari hubungan antara pembangunan karakter dengan kualitas prestasi akademik. Pada hasilnya sekolah yang mempunyai perencanaan yang baik akan mempengaruhi prestasi akademiknya. Penelitian William G. Thompson yang berjudul “The Effects Of Character Education on Student Behavior”. 11 Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pendidikan karakter bisa mengubah perilaku positif bagi siswa. Selanjutnya pendidikan karakter mampu membantu siswa dalam
rangka
mengembangkan diri
dan tujuan terakhir adalah
memperbaiki perilaku siswa. Penelitian Kamaruddin yang berjudul “Character Education and Students Social Behavior”.12 Penelitian ini berfokus pada orientasi atas dua pemikiran dalam pendidikan karakter, yaitu aspek karakter manusia dan individu pembelajar di institusi resmi. Penelitian ini mencoba untuk 10
Jacques S. Benninga “The Relationship of Character Education Implementation and Academic Achivement in Elementary School”, Jurnal of Research in Character Education, Volume 1, Nomor 1, 2003, 19-32. 11 William G. Thompson“The Effects Of Character Education on Student Behaviour”, Disertasi, East Tennessee State University, 2002, 1-195. 12 Kamaruddin “Character Education and Students Social Behavior”. Journal of Education and Learning, Volume 6, Nomor 4, 2012, 223-230.
8
menghubungkan antar karakter manusia dengan program yang ditawarkan oleh institusi resmi. Alhasil lembaga pendidikan juga harus berupaya menanamkan karakter agar pada akhirnya siswa yang lulus di instansi terkait menjadi cerdas dan berkarakter baik. Dari beberapa penelitian di atas semuanya fokus pada pendidikan karakter dilihat dari berbagai aspek. Namun ada beberapa hal yang membedakan antara penelitian yang peneliti ajukan dengan penelitian sebelumnya, diantaranya peneliti lebih memfokuskan pada pembiasaan pendidikan karakter yang mengacu pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di MIM PK Kartasura. Dengan ketiga komponen tersebut maka diharapkan dalam penelitian ini akan menjawab bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi mengenai pendidikan karakter yang dijalankan di MIM PK Kartasura. 2. Kerangka Teori a. Manajemen Kegiatan Pembiasaan Siswa Berbicara mengenai manajemen tentu terdapat komponen perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), dan evaluasi (evaluasi). ketiganya saling berhubungan erat tidak bisa ditinggalkan salah satu. Ketiga komponen tersebut dilakukan bertujuan agar apa yang akan dicapai menjadi jelas. Ketiganya mempunyai ranah kerja masingmasing diantaranya sebagai berikut:
9
1) Perencanaan Kegiatan Pembiasaan Perencanaan
ini
merupakan
langkah
pertama
yang
dilakukan dalam manajemen. Menurut Usman 13 perencanaan merupakan kegiatan yang dilakukan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan Suwardi yang berpendapat bahwa perencanaan merupakan suatu proses dan cara berpikir mengenai proyeksi berbagai hal yang akan dilakukan sehingga tujuan tercapai.14 Perencanaan termasuk salah satu komponen penting dalam manajemen madrasah. Tanpa perencanaan yang matang, segala kegiatan tidak punya tujuan yang pasti. Apabila perencanaan dilakukan dengan semestinya, maka hal ini akan meringan kerja dari lembaga yang berkaitan. 2) Pelaksanaan Kegiatan Pembiasaan Siswa Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan yang efektif dan efisien sehingga akan memiliki nilai guna yang benar-benar bermanfaat.15 Dengan pengertian itu, maka dapat jelas diketahui bahwa pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah dibuat dan diketahui bersama.
13
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, 66. 14 Suwardi, Manajemen Pembelajaran: Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi, Surabaya: JP Books, 2007, 29-30. 15 Novan Ardi Wiyani, Manajemen Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya di Sekolah, Yogyakarta: Pedagogia, 2012, 56.
10
3) Evaluasi Kegiatan Pembiasaan Siswa Evaluasi dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas, manfaat, dampak dan keberlanjutan dari suatu program atau kegiatan.16
Depdiknas
menjelaskan melalui
evaluasi
dapat
meninjau ulang kemajuan pendidikan dan melakukan ikhtiar baru untuk mengembangkannya. 17 Dengan demikian evaluasi bisa diartikan sebagai upaya sebuah lembaga untuk menentukan ketercapaian sasaran atau target terhadap program kegiatan yang telah dilaksanakan. Sebuah perencanaan tidak akan mungkin terealisasi tanpa perencanaan. Sebuah pelaksanaan tidak akan mungkin terarah tanpa sebuah perencanaan yang matang, dan bahkan akan kesana kemari. Begitupun dengan perencanaan dan pelaksanaan tanpa evaluasi tidak akan ada upaya untuk mengetahui mana yang efektif dan mana yang tidak. b. Pembiasaan Pendidikan Karakter Membentuk karakter seperti mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Kebajikan tersebut
16
Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2015, 183. 17
Departemen Pendidikan Nasional, Manajemen Sekolah, Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, 2008, 362.
11
terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada orang lain.18 Sedangkan Thomas Lickona menyebutkan “character so conceived has three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, and moral behavoiur” yang artinya secara bebas karakter pada intinya adalah pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan.19 Untuk membiasakan karakter yang baik perlu adanya sebuah pembiasaan. Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar Pembiasaan
sesuatu
itu
dapat
menjadi
kebiasaan.
sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan
adalah sesuatu yang diamalkan. Pembiasaan menentukan manusia sebagai
sesuatu
yang
diistemawakan, yang
dapat
menghemat
kekuatan, karena akan menjadi kebiasaan yang melekat dan spontan agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan dalam setiap pekerjaan dan aktivitas lainnya. 20 Kajian mengenai pembiasaan sangat tepat diberikan untuk usia anak-anak. Usia tersebut memasuki tahap perkembangan anak yang rawan, apa yang mereka lakukan adalah berdasarkan apa yang menjadi 18
Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa. Pengembangan Pendidikan dan Karakter Bangsa. (Jakarta: Kemendiknas, 2010), 3. 19 Hamdani Hamid & Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2013, 30-31. 20 H. E. Mulyasa, ed. Dewi Ispurwanti, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: BumiAksara, 2003, 166
12
kebiasaan sehari-hari. Sebagai lembaga pendidikan yang bertanggung jawab, seharusnya gagasan mengenai pembiasaan ini harus selalu dikembangkan. Pada usia tersebut bisa menjadi dasar pacu di usia remaja nanti.21 Dari berbagai pemaparan karakter di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembiasaan pendidikan karakter merupakan sebuah hal yang harus dilaksanakan secara aplikatif. Salah satu lembaga pendidikan yang harus membiasakan karakter adalah sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah. Pembiasaan karakter bisa dilaksanakan melalui kegiatan yang direncanakan ataupun spontan.
E. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah: 1. Setting penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di MI Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kartasura. 2. Subyek penelitian Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini meliputi Kepala MIM PK Kartasura, Waka kurikulum, Bidang diniyah, kesiswaan dan
21
2003, 110.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,
13
guru-guru PAI yang terdiri dari Al-Quran Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, Aqidah dan Akhlak, serta Fiqih. 3. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini akan menggunakan tiga teknik dalam mengumpulkan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi, dalam hal ini peneliti akan akan mengamati secara mendalam tentang pembiasaan pendidikan karakter di MIM PK Kartasura serta dampak-dampak positif yang berhasil terhadap siswa. Wawancara, teknik ini akan dilakukan dengan cara tanya jawab secara mendalam kepada kepala madrasah, waka bidang kesiswaan, waka bidang diniyah dan guru-guru PAI MIM PK Kartasura. Selanjutnya dokumentasi, dalam penelitian ini akan mengambil dokumentasi yang meliputi program kerja MIM PK selama satu tahun ajaran, buku komunikasi, program-program yang menunjang pendidikan karakter baik secara langsung maupun tidak langsung, serta agenda-agenda baik harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan. Selain itu peneliti juga akan menggunakan catatan-catatan lapangan. 4. Teknik analisis data Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data yaitu 22 a) Reduksi Data, dilakukan dengan merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan kepada hal hal penting, dicari tema, dan polanya dan membuang yang tidak perlu. b) Penyajian 22
Sugiyono, Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Ganesha, 2006, 336-345
14
Data, setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Hal itu berupa uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
c)
Conclusion
Drawing
/Verification
(Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi), langkah ketiga dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi.
F. Sistematika Pembahasan Bab I pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah, signifikasi, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab
II
perencanaan
dan
indikator
Madrasah
Ibtidaiyah
Muhammadiyah Program Khusus Kartasura dalam membiasakan pendidikan karakter. Bab III pelaksanaan Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura dalam membiasakan karakter kenabian. Bab IV evaluasi
Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program
Khusus Kartasura dalam membiasakan karakter kenabian serta analisis mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembiasaan pendidikan karakter kenabian. Bab
V penutup, dalam bab ini berisi tentang kesimpulan hasil
penelitian yang telah dilakukan, saran-saran dan diakhiri dengan penutup.
15
BAB II PERENCANAAN KEGIATAN PEMBIASAAN DAN INDIKATOR DALAM MEMBIASAKAN PENDIDIKAN KARAKTER KENABIAN
A. Perencanaan Kegiatan Pembiasaan Perencanaan merupakan syarat mutlak bagi setiap kegiatan dan proses administrasi. Tanpa perencanaan, keberhasilan akan sulit diukur. Perencanaan program-program kerja dilakukan setiap akhir tahun pelajaran, sehingga program yang dijalankan sesuai dengan hasil evaluasi tahun pelajaran sebelumnya. Menurut penuturan kepala madrasah23, hal ini diharapkan dapat dijalankan terus menerus agar tercipta suasana madrasah yang nyaman. Berikut ini merupakan daftar program kerja yang menjadi sebuah perencanaan kegiatan di MIM PK Kartasura : 1. Pembinaan kepribadian anak muslim Pembinaan ini ditujukan kepada siswa agar siswa menjadi anak yang berakhlak mulia. Indikator keberhasilan adakah sebagai berikut: a) Terbentuknya mental positif siswa; b) Siswa dapat tertib dalam mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar); c) Tertanganinya permasalahan anak. Adapun langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan adalah sebagai berikut: a) Pembinaan dan pendampingan bagi seluruh siswa dengan kajian anak, untuk kelas 1 diberikan kajian oleh team teaching, untuk kelas 2 dan 3 pengkaderan untuk lomba dan olimpiade; b)
23
Wawancara dengan Kepala Madrasah Bapak Nasrul Harahab, 21 April 2016.
15
16
Penanganan khusus bagi siswa bermasalah; c) Pemanggilan orang tua jika dipandang perlu; d) Pengamatan siswa terlambat (ketika tahfizh); e) Membentuk peraturan kelas yang dibentuk dan dilaksanakan oleh siswa sendiri; f) Pembuatan struktur organisasi kelas; g) Siswa dibudayakan untuk saling mengingatkan dengan cara yang baik ketika mereka melakukan kesalahan.24 2. Adab atau tata tertib madrasah beserta sanksi-sanksinya Kegiatan ini dijadikan landasan bagi guru dan siswa untuk menciptakan keseragaman dalam mewujudkan atmosfir pembelajaran yang Islami. Adapun indikatornya adalah tercapainya tertib madrasah. Langkah-langkah untuk mencapai keberhasilannya adalah sebagai berikut: a) Sosialisasi tata tertib madrasah dan sanksinya ke seluruh komponen madrasah, baik guru, karyawan dan siswa serta orang tua murid; b) Penyiapan dan penataan fasilitas penunjang untuk pensosialisasian kepada seluruh komponen baik di dalam maupun di luar kelas; c) Adanya kesepakatan diantara semua warga sekolah tentang semua sanksi yang diberikan.25 3. Penyambutan siswa Kegiatan ini bertujuan membiasakan siswa berjabat tangan bila bertemu dengan guru maupun dengan teman. Selain itu juga membangun kedekatan dengan orang tua/ wali/ keluarga yang mengantar. Adapun indikator keberhasilannya adalah : a) Pelaksanaan penyambutan siswa 24 25
Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016 Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016
17
dilaksanakan setiap hari oleh guru piket; b) Siswa terbiasa berjabat tangan dengan gurunya bila bertemu; c) Siswa berjabat tangan bila bertemu; d) Tumbuhnya rasa menghormati antara siswa dengan guru, siswa dan orang tua. Langkah-langkah
untuk
mencapai
keberhasilan
adalah:
a)
Penyusunan jadwal piket pagi; b) Pengamatan siswa yang terlambat (10 menit di depan kelas); c) Pengawasan penjemputan siswa kelas bawah (batas 14.30) dan kelas atas (16.00).26 4. Laporan kegiatan aktivitas harian oleh orang tua dan madrasah Tujuan kegiatan ini adalah untuk mewujudkan kerja sama dan pengawasan terhadap siswa ketika di rumah. Hal itu dilakukan mengingat guru hanya bisa mengawasi siswa selama berada di madrasah. Adapun indikator keberhasilan terhadap kegiatan ini adalah: a) Terlaksananya laporan rutin harian berkaitan dengan aktivitas siswa yang tertera dalam buku komunikasi; b) Siswa terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan tersebut Langkah-langkah
yang
ditawarkan
untuk
mencapai
target
indikatornya adalah sebagai berikut: a) Pembuatan buku komunikasi; b) Mengisi secara rutin setiap hari; c) Komunikasi dengan wali murid.27 Di atas adalah adalah sebagian program kerja kesiswaan terkait pembentukan karakter. Selain bidang kesiswaan sebagai pembentuk karakter ada juga bidang diniyah yang membawahi segala bentuk bidang keagamaan siswa dengan kegiatan-kegiatannya. Bidang diniyah di sini bertugas sebagai 26 27
Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016 Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016
18
pengembang dan pelaksana segala kegiatan keislaman di MIM PK Kartasura. Adapun program kerja dari bidang diniyah adalah: 1. Pemantauan dan pendampingan wudhu siswa Pendampingan kepada siswa ini dilakukan ketika siswa berwudhu sebelum melaksanakan salat baik itu wajib maupun sunnah. Hal ini mengingat bahwa sahnya salat merupakan sahnya wudhu pula. Adapun indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut: a) Siswa dapat tertib ketika berwudhu; b) Siswa dapat mempraktikkan tatacara berwudhu dengan baik dan benar; c) Siswa dapat menghafalkan doa sesudah wudhu Pembentukan karakter yang terinternalisasi dalam kegiatan ini adalah tanggung jawab, hidup tertib dan teratur atau disiplin dan juga terbiasa antri. Langkah-langkah yang dilakukan adalah tiap-tiap siswa diawasi cara berwudhu oleh guru.28 2. Sholat berjamaah Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya sholat berjamaah. Adapun indikator kegiatan ini adalah: a) Siswa dapat melaksanakan sholat dengan tertib; b) Siswa dapat menghafalkan bacaan sholat, dzikir dan doa; c) Anak putri kelas atas mengenakan mukena atau baju syar’i ketika berjamaah. Nilai karakter yang terkandung dalam kegiatan pelaksanaan sholat berjama’ah ini adalah untuk menanamkan kepada siswa bahwa sholat itu harus benar sesuai tuntunan dan juga memupuk kebersamaan. Langkah-
28
Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016
19
langkah untuk mencapainya adalah: a) Ditunjuknya koordinator sholat setiap jenjang; b) Guru mendampingi siswa sholat untuk kelas bawah yaitu kelas 1 dan 2.29 3. Kegiatan Ramadhan Kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan syi’ar Islam dan dilakukan secara rutin menjelang bulan ramadhan. Agar terlaksana secara baik, maka indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut: a) Pembiasaan ibadah secara berjama’ah; b) Pembiasaan kegiatan harian secara islami Kegiatan ini mempunyai nilai karakter yag mulia, yaitu menjadikan momen ramadhan sebagai bulan suci umat Islam. internalisasi nilai karakter yang terkandung dalam kegiatan ini adalah istiqomah atau ajeg dalam melakukan kebaikan. Adapun langkah-langkah untuk mencapai keberhasilannya adalah sebagai berikut: a) Penyiapan materi dan jenis kegiatan yang akan dijalankan; b) Pawai ramadhan seminggu sebelum bulan suci; c) Pembuatan jadwal imsakiyah.30 4. Reciting Al-Qur’an (Pembacaan Al-Qur;an) Kegiatan ini bertujuan untuk terlaksananya pendampingan individu dalam hal membaca Al-Qur’an ataupun Iqra’. Internalisasi nilai karakter yang bisa diambil dalam kegiatan ini adalah disiplin, waspada, tanggung jawab, ulet/gigih, dan kerjasama. Adapun langkah yang dilakukan untuk mencapainya adalah sebagai berikut: a) Membagi dewan guru untuk 29 30
Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016 Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016
20
membina pada masing-masing kelas (team teaching plus tambahan guru yang tidak bertugas); b) Menyediakan kartu prestasi iqro’ atau Al-Qur’an; c) Membuat program untuk proyek 1 semester bebas buta huruf AlQur’an; d) Setiap pergantian jilid, anak-anak harus melalui asesor yang telah dipilih.31 5. Salat Dhuha Kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan siswa melaksanakan salat dhuha. Indikator keberhasilannya adalah sebagai berikut:a) Terlaksananya kegiatan sholat dhuha secara munfarid untuk kelas 1 dan 2 diawasi oleh guru; b) Terlaksananya kegiatan sholat dhuha secara berjama’ah untuk siswa kelas 3 sampai kelas 6.32 Nilai karakter yang bisa diambil dari kegiatan sholat dhuha di atas adalah jujur, istiqomah, tanggung jawab, disiplin, kerjasama dan saling menghormati. Adapun langkah untuk mencapainya adalah sebagai berikut:a) Membentuk koordinator sholat dhuha; b) Mengawasi anak-anak dalam pelaksanaan sholat dhuha; c) Imam sholat dhuha adalah siswa sendiri yang terdiri dari kelas 4 dan 5. 6. Tahfizh Kegiatan ini dilaksanakan untuk menguatkan hafalan siswa. Adapun indikator keberhasilan dalam kegiatan ini adalah: a) Siswa mampu menghafal juz 30 bagi kelas 2-6; b) Siswa mampu menghafal hadits-hadits Nabi dalam kurikulum pelajaran Al-Qur’an dan Hadits; c) Siswa mampu 31 32
Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016 Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016
21
menghafal 3 juz Al-Qur’an untuk program jangka panjang kelas 1 tahun ajaran 2015/2016 (juz 30, 29 dan juz 1) terutama bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam hal hafalan. 7. Audio Learning (Pembelajaran Pendengaran) Kegiatan ini
adalah bertujuan untuk membiasakan siswa
mendengarkan lagu-lagu atau bisa saja bacaan Al-Qur’an. Indikator dari kegiatan ini adalah tertanamnya keakraban dengan muratal Al-Qur’an, nasyid Islami, nasionalisme perjuangan serta jiwa yang berbudaya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Membeli sound yang berkualitas; b) Membuat jadwal pemutaran muratal Al-Qur’an, nasyid Islami, lagu perjuangan, dan lagu daerah pagi hari; c) Mengadakan audio learning berupa murotal Al-Qur’an pada jam istirahat hari Senin sampai Kamis.33
B. Indikator dalam Mengembangkan Karakter Rasulullah Setidaknya ada 4 program kerja bidang kesiswaan dan 7 program kerja bidang diniyah. Jumlah total dari program kerja ada 11 program kerja yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran 2015/2016. Pada semua program yang telah direncanakan terdapat nama kegiatan, indikator keberhasilan
kegiatan,
langkah-langkah
untuk
mencapai
indikator
keberhasilan, penanggung jawab, pelaksana dan juga biaya kegiatan. Semua direncanakan untuk mencapai tujuan mencapai pendidikan karakter siswa.
33
Program kerja MIM PK Kartasura tahun 2015/2016
22
Dari
berbagai
indikator
keberhasilan
terdapat
pengembangan
pendidikan karakter yang ingin dicapai. Karakter itu adalah Shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Keempat sifat Rasul itu dikembangkan oleh MIM PK Kartasura dalam dalam kegiatan sehari-hari madrasah. Maka dari itu, sebelas program yang diadakan oleh kesiswaan dan bidang diniyah adalah saling melengkapi satu sama lain. Keempat karakter Rasulullah saw. akan terwujud apabila indikator yang ingin dicapai jelas. Dari beberapa program kerja yang direncanakan, berikut indikator yang harus dicapai untuk mewujudkan karakter Rasulullah saw.: 1. Karakter Shiddiq Berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh bidang kesiswaan dan diniyyah mempunyai peranan penting terhadap pengembangan karakter siswa. Salah satu dari pengembangan karakter yang dikembangkan adalah karakter shiddiq. Makna dari kata tersebut luas, karena itu memerlukan indikator diantaranya: a) Jujur/ berkata sebenarnya, b) Melakukan kebenaran.34 2. Karakter Amanah Dari berbagai referensi Rasulullah saw. adalah suri teladan yang baik. Beliau mendapatkan gelar Al-Amin yang terpercaya dan selalu menyampaikan amanah. Adapun indikator yang ditawarkan madrasah
34
Wawancara dengan bapak Gunawan Wihananto, 15 Juni 2016
23
mengenai karakter ini adalah: a) Tanggung jawab, b) Melaksanakan ibadah.35 3. Karakter Tabligh Berbagai kegiatan dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter sudah dilakukan oleh madrasah. Banyak kegiatan terkait sifat rasul tabligh yang dilaksanakan oleh MIM PK Kartasura. Untuk mengaplikasikan sifat ini, ada beberapa indikator untuk mencapainya, diantaranya: a) Menegur dengan baik, b) Peka, Ramah dan Peduli.36 4. Karakter Fathonah Rasulullah saw. adalah contoh insan yang cerdas. Walaupun sifat ini tidak mungkin ada manusia yang bisa menyamai, tetapi setidaknya sebagai umat muslim wajib meneladani. Dalam rangka meneladani sifat ini MIM PK Kartasura mengembangkan basis multiple intelligence yang menilai bahwa semua anak adalah anak yang cerdas. Indikator yang diinginkan madrasah mengenai sifat ini adalah: a) Tertib/ disiplin, b) Gigih.37
35
Wawancara dengan bapak Gunawan Wihananto, 15 Juni 2016 Wawancara dengan bapak Rohmadi 16 Juni 2016 37 Wawancara dengan bapak Gunawan Wihananto, 15 Juni 2016 36
15
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN KARAKTER KENABIAN
Pembentukan karakter siswa di Madrasah Ibtidaiyah bisa dilakukan melalui peneladanan karakter kenabian. Berikut implementasi pendidikan karakter kenabian di MIM PK Kartasura: A. Implementasi Karakter Shiddiq Menanamkan karakter jujur kepada siswa bukanlah hal yang mudah. Perlu pembiasaan positif yang diimplementasikan dalam program yang sudah direncanakan. Hal ini dilakukan dan dibiasakan agar siswa benar-benar melakukan dengan senang hati.38 Pembiasaan kejujuran kepada siswa memang sesuatu yang harus dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan. Hasil yang diraihnya pun tidak bisa diketahui sekarang, walaupun ada beberapa siswa yang sudah melakukan dalam kehidupan sehari-hari.39 Adapun karakter jujur atau Shiddiq dilakukan dengan kegiatan di bawah ini: 1. Pelaksanaan Pembinaan Kepribadian Anak Muslim Kegiatan pelaksanaan ini dijalankan berdasarkan perencanaan sebagaimana dalam program kerja madrasah. Secara teknis kegiatan itu meliputi: a) Bidang kesiswaan bekerja sama dengan BK dalam pelaksanaannya. b) Bidang kesiswaan selalu memantau apa yang 38 39
Wawancara kepada bapak Tri Andriyanto, Selasa 10 Mei 2016. Wawancara dengan ibu Ana, Selasa 17 Mei 2016.
25
16
dilakukan oleh siswa. c) Bekerja sama dengan BK mencatat berapa kali siswa melakukan kesalahan, jika berlebihan maka orang tua akan dipanggil ke sekolah.40 Pada prinsipnya kepribadian anak muslim merupakan sasaran penanaman akhlak islami secara umum. Namun secara khusus juga menanamkan karakter jujur siswa. Sebagaimana disebutkan dalam indikator keberhasilannya bahwa program kerja ini membentuk mental positif siswa salah satunya adalah kejujuran.41 2. Pendampingan sholat berjama’ah Program
kegiatan
ini
dilaksanakan
ketika
sholat
zhuhur
berjama’ah. Program kegiatan sholat berjamaah ini diiringi dengan adzan dan iqomah, kemudian pendampingan doa dan dzikir. Secara teknis pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut: a) Pendampingan sholat ini dilakukan secara intens kepada siswa, agar siswa bisa menjalankan sholat secara tertib. b) Jadwal sholat berjamaah dilakukan secara bergantian, karena pelaksanaan sholat bersamaan dengan warga sekitar, maka dari pihak madrasah mengadakan jadwal tersendiri agar bisa mengajarkan dzikir dan doa secara bersamaan. c) Untuk siswa putri dianjurkan untuk memakai mukena atau baju syar’i ketika sholat.42
40
Wawancara dengan bapak Rohmadi 15 Juni 2016 Wawancara dengan bapak Rohmadi, pada 22 Agustus 2016 42 Observasi tanggal 16 Juni 2016 41
17
B. Implementasi Karakter Amanah Membangun karakter amanah harus ditanamkan sejak dini agar terbiasa melakukannya kelak apabila sudah dewasa. Karakter ini bisa dilakukan dengan pembiasaan siswa di madrasah dengan kegiatan pembiasaan di madrasah atau sekolah. Adapun kegiatan pembiasaan yang bisa dilakukan mengenai karakter amanah adalah: 1. Penerapan adab dan tata tertib siswa Adab dan tata tertib ini bertujuan untuk menertibkan siswa selama di madrasah dan selebihnya ketika di masyarakat. Dalam hal ini bidang kesiswaan dibantu oleh seluruh komponen madrasah melakukan hal berikut ini: a) Tata tertib diberikan kepada seluruh komponen madrasah baik itu guru, karyawan, maupun siswa serta orang tua murid. b) Sosialisasi tata tertib kepada seluruh elemen sekolah seperti guru, siswa dan orang tua siswa. Hal ini dilakukan dengan adanya majalah-majalah dinding yang ditempel, ada juga dengan poster-poster yang memotivasi siswa untuk menaati peraturan. c) Pemberian sanksi kepada pihak yang melanggar baik itu siswa, guru maupun orang tua siswa. Tata tertib ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan dari kepala sekolah, guru, siswa dan orang tua siswa. Orang tua siswa meyakini bahwa tata tertib ini dijalankan untuk menertibkan siswa. Jadi tidak mungkin ada yang protes atau bahkan melakukan pengaduan apabila sanksi diberikan kepada siswa yang tidak mematuhi tata tertib.43
43
Wawancara dengan bapak Rohmadi pada 15 Juni 2016
18
2. Sholat Dhuha Kegiatan sholat dhuha dibagi menjadi dua, yaitu kelas bawah dan kelas atas. Adapun teknis pelaksanaannya dilakukan dengan cara: a) Koordinator diniyah bersama dengan guru piket mengawasi jalannya pelaksanaan sholat dhuha. b) Kelas 1 dan 2 sholat dhuha secara munfarid, sedangkan kelas 2 sampai kelas 6 melakukan sholat dhuha secara berjamaah. c) Kelas 3 dan 4 berjamaah di masjid madrasah, sedangkan kelas 5 dan 6 melaksanakannya di masjid kampus II. 3. Laporan Kegiatan Secara teknis bidang kesiswaan dalam program kegiatan ini membuat buku komunikasi. Dalam buku komunikasi terdapat berbagai instrumen yang harus diisi oleh madrasah dan orang tua. Dengan adanya kerja sama akan membantu madrasah dalam menilai berbagai kegiatan. Jadi akan diketahui apakah siswa tetap melakukan di rumah atau bahkan tidak. 4. Kebersihan kelas sebelum pelajaran dimulai Hal ini dilaksanakan sebelum guru memulai pelajaran dengan cara diarahkan terlebih dahulu. Kegiatan ini dilakukan secara terus-menerus dalam keseharian siswa. Kemudian apabila siswa sudah mapan akan secara langsung membersihkan kelasnya sebelum guru memasuki kelas.44 5. Penugasan di masyarakat
44
Wawancara dengan bapak Tri Andriyanto, 10 Mei 2016.
19
Kegiatan ini tidak ada dalam perencanaan, namun banyak sisi positifnya. Perlu adanya tindakan secara langsung untuk menumbuhkan karakter kepada siswa. Penugasan di masyarakat ini dijalankan dengan cara guru mengarahkan siswa ke masyarakat. Selanjutnya siswa ditugaskan untuk bercakap dengan masyarakat dengan bahasa daerah yang baik.
C. Implementasi Karakter Tabligh Pelaksanaan dalam kegiatan ini guru bukan hanya menjadi seorang pengajar, namun menjadi seorang pendidik yang mendidik siswanya. Kegiatan-kegiatan madrasah yang bisa menunjang karakter ini adalah sebagai berikut: 1. Penyambutan siswa Penyambutan siswa ini secara teknis dilakukan dengan menyambut siswa dan wali siswa yang berangkat pada pagi hari. Dalam rangka penyambutan ini bidang kesiswaan melakukan berbagai hal untuk mewujudkannya, diantaranya sebagai berikut: a) Penyusunan jadwal piket pagi untuk para guru yang piket di pagi hari. b) Agar tercipta suasana tertib, pengawasan tetap dilakukan untuk mengantisipasi siswa yang terlambat. c) Pengawasan terhadap penjemputan siswa yang dimulai pukul 14.30 untuk kelas 1 dan 2 juga sampai pukul 16.00 untuk siswa kelas 3 sampai kelas 6.45
45
Wawancara dengan bapak Rohmadi pada 15 Juni 2016.
20
Penyambutan siswa secara teknis dilakukan rutin setiap pagi ketika siswa berangkat menuju madrasah. Guru yang menyambut di depan berdasarkan jadwal yang telah disepakati bersama. Kemudian diikuti penyambutan oleh siswa sesuai kesadaran. Menurut pemaparan kepala madrasah, hal ini dilakukan agar siswa menjalin silaturahmi sejak dini. 46 2. Nazhafah melalui tertib madrasah Tata tertib madrasah diterapkan agar terwujud siswa menjadi disiplin. Agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat, perlu adanya tata tertib madrasah yang berkaitan dengan itu. salah satu program madrasah dalam hal ini adalah siswa tidak boleh jajan dan sudah disiapkan makanan ketika jam istirahat tiba.47 3. Pemberian slogan membuang sampah pada tempatnya Slogan ini dipasang di dinding luar madrasah agar senantiasa siswa membacanya kemudian membuang sampah pada tempatnya. Hal ini diharapkan akan menambah motivasi siswa untuk membuang sampah pada tempat sampah dan membiasakan hidup bersih.48
D. Implementasi Karakter Fathonah Ukuran nilai akademis siswa bukan satu-satunya standar kualitas kecerdasan siswa. Madrasah harus menyeimbangkan antara kecerdasan akademis ataupun non akademis. Siswa yang nilai akademisnya buruk belum tentu dia itu bodoh, mungkin ada potensi di dalam dirinya yang masih 46
Wawancara dengan bapak Nasrul pada 16 Juni 2016. Wawancara dengan bapak Nasrul Harahab, Kamis 21 April 2016. 48 Observasi di MIM PK Kartasura, Senin 25 April 2016. 47
21
terpendam. Beberapa kegiatan yang mendukung karakter ini adalah sebagai berikut: 1. Optimalisasi basis Multiple Intelligence Siswa mempunyai kecerdasan yang sangat beraneka ragam. Dengan basis Multiple Intelligence yang optimal diharapkan madrasah mampu menemukan potensi siswa baik secara akademis maupun non akademis. Dalam rangka melaksanakan misi ini setiap guru dibekali agar tidak menilai kecerdasan siswa di ranah kognitif saja.49 Madrasah berupaya untuk menghargai kecerdasan siswa. 2. Pemantauan dan pendampingan wudhu siswa Pemantauan dan Pendampingan wudhu ini dilaksanakan guna mendampingi siswa agar tertib dalam berwudhu. Langkah yang dilakukan oleh bidang diniyah dalam hal ini adalah sebagai berikut: a) Siswa diawasi wudhunya ketika akan menjalankan ibadah sholat baik sunnah maupun wajib. b) Bidang diniyah bekerja sama dengan guru-guru lainnya untuk membantu dalam hal pengawasan, dan menegur siswa apabila terjadi kesalahan. c) Pelaksanaan wudhu secara terpisah antara laki-laki dan perempuan.50 3. Reciting Al-Qur’an Kegiatan ini bernafaskan Al-Qur’an bertujuan untuk melaksanakan pendampingan individu dalam membaca Al-Qur’an. Program ini dilaksanakan karena berkaitan dengan kegiatan hafalan Al-Qur’an. 49 50
Wawancara dengan bapak Nasrul Harahab, Kamis 21 April 2016. Wawancara dengan bapak Gunawan Wihananto pada 17 Juni 2016
22
Adapun teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a) Koordinator diniyah bekerja sama dengan guru tamu dan wali kelas dalam pembimbingannya. b) Menyediakan kartu prestasi Iqro’ atau Al-Qur’an untuk mengetahui seberapa jauh siswa mendalami. c) Membuat proyek satu semester bebas buta huruf Al-Qur’an Kegiatan di atas apabila dimaksimalkan akan menghasilkan siswa yang bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Namun semua pasti ada hambatan dalam pelaksanaannya, misalnya siswa yang beraneka ragam yang berbeda dalam kemampuan membaca Al-Qur’an, sehingga membuat guru harus mampu membuat metode khusus untuk mendampingi siswa yang benar-benar buta huruf dalam Al-Qur’an.51 4. Audio Learning Program kegiatan ini bertujuan untuk membiasakan siswa mendengarkan lagu-lagu islami, lagu nasionalisme perjuangan, bahkan murottal Al-Qur’an. Dengan mendengarkan lagu-lagu itu diharapkan siswa semakin mempunyai rasa nasionalisme dan cinta terhadap agama Islam. Teknik pelaksanaan kegiatan ini adalah: a) Pengadaan sarana dan prasarana yang memadai, seperti sound system yang baik kualitasnya. b) Pembuatan jadwal pemutaran lagu dan murotal, dengan jadwal di bawah ini: Senin: lagu perjuangan, Selasa dan Rabu: lagu nasyid, Kamis: lagu daerah, Jum’at dan Sabtu: Al-Qur’an Days. c) Pada saat jam istirahat selalu didengarkan bacaan Al-Qur’an setiap hari Senin sampai Kamis.
51
Observasi 18 Mei 2016
23
Kegiatan pembiasaan mendengarkan di atas adalah sebuah upaya madrasah agar siswanya cinta terhadap bangsa dan agamanya. Membuat siswa akrab dengan murottal, nasyid, lagu nasionalisme perjuangan serta mempunyai jiwa yang berciri khas. Kendala yang dihadapi dalam teknis pelaksanaan ini adalah seringnya anak-anak masih senang dengan dunianya sendiri, sehingga apa yang diperdengarkan hanya seperti angin lalu yang hilang.52 5. Tahfizh Pada
program
kegiatan
tahfizh,
peserta
didik
dianjurkan
menghafalkan minimal juz 30 serta hadits-hadits Nabi yang ada dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Sedangkan secara teknis pelaksanaan kegiatannya adalah sebagai berikut: a) Membentuk koordinator tahfizh pada masing-masing kelas untuk mempermudah kinerja dari bidang diniyah. b) Membuat kurikulum tahfizh, agar apa yang diinginkan menjadi terarah menuju tujuan. c) Siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam hafalan dianjurkan untuk menghafal juz 30, 29 dan juz 1.
52
Wawancara dengan bapak Gunawan pada 17 Juni 2016.
24
BAB IV EVALUASI DAN ANALISIS KEGIATAN DALAM MEMBIASAKAN KARAKTER KENABIAN
A. Evaluasi Kegiatan Pembiasaan Evaluasi didapat melalui perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sekolah/ madrasah. Dengan adanya evaluasi diharapkan mampu menilai hasil atau output dari kegiatan itu sendiri. Jadi dengan evaluasi akan diketahui mana kegiatan yang efektif dan yang tidak. Dalam hal ini MIM PK Kartasura menggunakan jenis evaluasi pengawasan dan observasi. Inilah hasil dari evaluasi tersebut: 1. Evaluasi Pembiasaan Karakter Shiddiq Ada dua indikator yang harus ditempuh dalam hal ini yaitu mengatakan kebenaran/ jujur dan melakukan kebenaran. Berbagai kegiatan yang diimplementasikan baik yang terprogram maupun tidak sudah diupayakan demi mencetak siswa yang jujur dan melakukan kebenaran. Program kegiatan pertama direncanakan oleh MIM PK Kartasura untuk menanamkan karakter
Shiddiq.53
Program
tersebut
adalah
pembinaan kepribadian anak muslim. Melalui kegiatan ini siswa dilatih untuk jujur, misalnya ketika siswa melakukan kesalahan terhadap temannya, dia harus jujur apabila memang benar-benar bersalah. Apabila siswa tidak mau untuk mengakuinya, maka akan dipanggilkan orang tua. 53
Wawancara dengan bapak Rohmadi, 16 Juni 2016
34
25
Pemanggilan orang tua dilakukan apabila siswa beberapa kali melakukan kesalahan. Walaupun belum sepenuhnya berhasil setidaknya anak dibiasakan untuk berkata jujur kepada siapapun. Ada lagi kegiatan yang menunjang terhadap karakter Shiddiq yaitu pendampingan sholat berjama’ah. Sholat adalah ibadah utama umat Muslim, maka harus dilakukan dengan benar sesuai dengan syari’at Islam. Kegiatan ini bersifat mendampingi siswa ketika melaksanakan sholat berjama’ah. Kegiatan ini sesuai dengan perencanaan dalam program kerja diniyah. Koordinator sholat bertugas mengkoordinasi teman-temannya untuk menjalankan sholat 5 waktu.54 Pada akhirnya siswa akan terbiasa melakukan sholat dengan baik dan benar. 2. Evaluasi Pembiasaan Karakter Amanah Hasil dari pengembangan pendidikan karakter ini adalah terwujud siswa yang tanggung jawab dan melaksanakan ibadah terutama sholat. Pada program kerja mengenai tata tertib, siswa dituntut untuk mentaati peraturan madrasah yang telah disepakati bersama. Maka dari itu perlu adanya sanksi untuk mendukung kegiatan ini. Sanksi ini dijadikan acuan agar siswa tidak melanggarnya. Alhasil, siswa mampu konsisten dalam mentaati tata tertib di madrasah.55 Salah satu evaluasi melalui pengamatan adalah melalui buku komunikasi. Hal ini berguna untuk mengetahui kegiatan-kegiatan siswa
54
Wawancara dengan bapak Gunawan, 15 Juni 2016.
55
Wawancara dengan bapak Rohmadi, 16 Juni 2016.
26
selama berada di sekolah ataupun di rumah. Evaluasi mengenai kegiatan ini terhitung paling efektif dibandingkan dengan yang lainnya. Melalui pengamatan ini orang tua mengetahui seberapa jauh anaknya melakukan aktivitas di sekolah. selain itu, pihak madrasah juga mengetahui bagaimana siswa menerapkan apa ditanamkan oleh madrasah.56 Kegiatan yang lain untuk menunjang karakter amanah adalah sholat dhuha. Sholat dhuha dilakukan secara munfarid oleh siswa kelas 1 dan 2 karena mengingat masih dalam tahap pengenalan ibadah. Sedangkan kelas 3 sampai kelas 6 melakukan ibadah sholat dhuha secara berjama’ah dan diawasi oleh guru agar siswa tidak bermain-main ketika melakukan ibadah.57 3. Evaluasi Pembiasaan Karakter Tabligh Indikator dalam karakter ini adalah menegur dengan cara yang baik, peka, ramah dan peduli. Hal ini terkait dengan komunikasi antar siswa selama berada di sekolah. Evaluasi mengenai karakter ini dilakukan melalui pengawasan dan pendampingan secara langsung oleh guru ketika berada di madrasah. Program kerja penyambutan siswa di pagi hari dilakukan oleh madrasah secara rutin. Kegiatan ini dilaksanakan demi terwujud karakter yang ramah terhadap sesama teman. Selain mewujudkan keramahan terhadap sesama teman, kegiatan yang dilaksanakan juga untuk menyambut para orang tua yang mengantar anaknya. Selain itu, ketika 56 57
Wawancara dengan bapak Rohmadi, 16 Juni 2016. Wawancara dengan bapak Gunawan, 16 Juni 2016.
27
penyambutan siswa dilarang menaki sepeda untuk mewujudkan sopan santunnya.58 Kebersihan adalah sebagian dari iman, hal itu diwujudkan melalui tata tertib madrasah. kepedulian terhadap lingkungan diwujudkan melalui program ini. Siswa dilatih untuk hidup sehat, sehingga tidak ada siswa jajan sembarangan, bahkan dilarang membawa uang saku. Makanan sehat dan bergizi sudah disiapkan oleh pihak madrasah. Makanan disajikan ketika istirahat pertama dan jam makan siang setelah sholat Zhuhur. Program ini sudah direncanakan secara matang, jadi sudah berjalan dengan lancar. 4. Evaluasi Pembiasaan Karakter Fathonah Karakter fathonah diimplementasikan MIM PK Kartasura melalui berbagai hal. Indikator yang harus dicapai adalah disiplin dan juga gigih. Dalam program kerja madrasah, ada empat program yang mendukung karakter ini. Karakter
disiplin
diwujudkan
dengan
pemantauan
dan
pendampingan wudhu siswa. Sah atau tidaknya sholat tergantung dari wudhunya, jadi melaksanakan wudhu harus didasari dengan kedisiplinan. Hal ini dilaksanakan dengan cara anak kelas 5 difokuskan untuk wudhu dengan baik dan benar.59 Evaluasi terhadap kegiatan ini adalah melalui pengawasan, yang dilakukan evaluasi secara langsung terhadap siswa yang mengalami kesalahan dalam berwudhu. 58 59
Observasi pada 12 Mei 2016 Wawancara dengan bapak Gunawan, 15 Juni 2016
28
Selain karakter disiplin ada juga karakter gigih atau tekun dalam melakukan sesuatu. Hal ini diwujudkan dengan tahfizh dan reciting AlQur’an. Ketika menghafal ataupun membaca Al-Qur’an, siswa harus tekun agar tidak ketinggalan dengan teman yang lainnya. Hal ini mengingat ada siswa yang kuat dalam hafalan dan ada juga yang lemah hafalannya. Inilah peran dari multiple intelligence yang memandang siswa tdak hanya dari satu sisi saja.60 Berbagai evaluasi dilakukan oleh MIM PK Kartasura dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter. Dengan adanya evaluasi diharapkan ada keberlanjutan terhadap program yang sekiranya masih harus dibenahi, dipertahankan dan juga ditingkatkan. Evaluasi yang sifatnya masih dengan pengawasan bisa dibenahi dengan adanya pengamatan dan observasi dengan teknik yang benar. Hal itu dilaksanakan mengingat evaluasi melalui pengawasan kurang optimal dalam pelaksanaannya.
B. Analisis
Perencanaan,
Pelaksanaan
dan
Evaluasi
pengembangan
Karakter Rasulullah Pendidikan karakter sudah tidak asing lagi di dunia pendidikan. Setiap lembaga pasti menerapkannya demi masa depan masyarakat yang cerdas baik secara intelektual maupun akhlaknya. Menurut Muhammad Nuh sebagaimana dikutip Rifki Afandi seseorang yang berkarakter menurut pandangan agama pada dirinya terkandung potensipotensi, yaitu: shiddiq, amanah, dan tablig, 60
Wawancara dengan bapak Gunawan, 15 Juni 2016
29
fathonah.61 Penjelasan tersebut jelas bahwa dalam kehidupan beragama wajib mempunyai keempat karakter tersebut. Dari beberapa penjelasan yang sudah disebutkan di atas, terbukti bahwa pendidikan karakter bukan sebuah mata pelajaran nasional. Untuk mewujudkannya
perlu
adanya
pembiasaan
kepada
siswa.
Kegiatan
pembiasaan dalam mengembangkan pendidikan karakter dilaksanakan berdasarkan indikator yang tercantum dalam kegiatan pembiasaan. Kemudian untuk menilai kegiatan perlu diadakan evaluasi apakah sesuai indikator atau tidak. Karakter yang pertama kali ditanamkan kepada siswa adalah shiddiq. Karakter shiddiq di MIM PK Kartasura direncanakan melalui program kerja tahunan. Untuk mempermudah pemahaman karakter ini, maka dibuatlah tabel berikut: Tabel 4.1 Pembiasaan Karakter Shiddiq Indikator - Berkata sebenarnya - Melakukan kebenaran
61
Pelaksanan - Pelaksanaan pembinaan kepribadian anak muslim - Pendampingan sholat berjama’ah
Evaluasi - Indikator pertama terlaksana, namun pada ranah perencanaan masih bersifat umum. - Indikator yang kedua terlaksana, karena memang salat harus dikerjakan dengan benar dan perlu pendampingan
Rifki Afandi “Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”, Jurnal Pedagogia, Vol. 1, Nomor 1, 2011, 93.
30
Indikator pada karakter shiddiq yaitu berkata sebenarnya dan melakukan
kebenaran.
Indikator
pertama
masih
umum
dalam
hal
pelaksanaannya sehingga bisa saja kurang terfokus pada tujuan awal. Namun ada hal yang bisa menjadikan kebiasaan baik yaitu jujur mengatakan apabila dia benar-benar bersalah dan segera meminta maaf. Dalam hal ini madrasah sepenuhnya bertanggung jawab apabila ada anak yang bertengkar. Sehingga kasus yang terjadi bisa sesegera mungkin tertangani. Indikator yang kedua yaitu melakukan kebenaran. Sholat merupakan syari’at Islam yang utama, tidak sembarangan dalam menjalankannya. Antara indikator pelaksanaan dan evaluasi yang menggunakan pengawasan, hal ini dirasa sudah cukup untuk mengevaluasi kegiatan yang mendukung karakter shiddiq. Namun harus ada instrumen khusus dalam penilaiannya, karena sholat tidak hanya terkait bacaan dan gerakan saja, namun juga terkait sikap yang dilakukan ketika menjalankannya. Selanjutnya mengenai karakter amanah, indikator mengenai karakter ini terdiri dari tanggung jawab dan melaksanakan ibadah. Karakter tanggung jawab diimplementasikan dengan cara pembuatan tata tertib yang disepakati oleh siswa sendiri. Jadi mau tidak mau siswa harus mentaati peraturan yang dibuat. Bagi siswa yang melanggarnya akan dikenai hukuman dan bahkan pemanggilan orang tua jika dipandang perlu. Indikator yang kedua dari karakter amanah adalah melaksanakan ibadah. Contoh pelaksanaan ibadah adalah sholat dhuha. Di madrasah siswa dibiasakan untuk melaksanakan sholat dhuha baik secara munfarid atau
31
berjama’ah. Hal itu dilakukan demi terpenuhinya karakter amanah yang dapat dipercaya. Kegiatan ini dievaluasi secara pengawasan oleh guru secara langsung dan dilaksanakan oleh siswa sendiri. Jadi ketiga unsur saling melengkapi untuk mengimplementasikannya. Untuk mempermudah pemahaman mengenai karakter amanah bisa dilihat tabel berikut ini: Tabel 4.2 Pembiasaan Karakter amanah Indikator - Tanggung jawab - Melaksanakan ibadah
-
-
Pelaksanan Penerapan adab dan tata tertib siswa Sholat dhuha Laporan kegiatan Kebersihan kelas sebelum pelajaran dimulai Penugasan di masyarakat
Evaluasi - Indikator pertama terlaksana dengan cara penegakan tata tertib siswa dan laporan kegiatan, namun untuk kebersihan kelas dan penugasan di masyarakat tidak ada dalam perencanaan. - Indikator kedua terlaksana dengan ibadah salat dhuha.
Karakter yang selanjutnya yaitu tabligh, indikator dari karakter ini adalah menegur dengan baik, peka, ramah dan peduli. Indikator yang pertama menunjukkan dan mengajarkan tidak boleh menegur dengan cara yang kasar, karena di usia anak-anak akan menimbulkan marah ketika ditegur dengan kasar. Kemudian karakter peka, ramah dan peduli di sini yang dimaksud adalah lingkungan. Di MIM PK Kartasura dibiasakan menyapa dan bersalamsalaman di pagi hari ketika berangkat dan sore ketika pulang.
32
Selain ramah siswa juga diajarkan untuk peduli, peduli di sini yang diutamakan adalah lingkungan. Untuk mewujudkan kepedulian, madrasah membuat slogan yang berisi tentang anjuran membuang sampah pada tempatnya. Selain itu kebersihan di lingkungan madrasah diterapkan dengan cara siswa tidak boleh membawa uang saku ketika berada di madrasah. keberhasilan dalam kegiatan ini adalah madrasah benar-benar bersih tanpa sampah, dan secara estetis benar-benar nyaman dipandang. Untuk lebih mudah dalam pemahaman mengenai karakter tabligh, bisa dilihat tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Pembiasaan Karakter Tabligh Indikator Pelaksanan - Menegur dengan baik - Penyambutan siswa - Peka, ramah dan - Nazhafah melalui peduli tertib madrasah - Pembuatan slogan membuang sampah pada tempatnya
Evaluasi - Indikator pertama terlaksana melalui pelaksanaan penyambutan siswa - Indikator kedua terlaksana secara spontan dan tidak tertulis dalam perencanaan.
Karakter yang terakhir yang diimplementasikan adalah fathonah, indikator dalam kegiatan ini adalah disiplin dan gigih. Indikator disiplin diimplementasikan melalui pendampingan wudhu dan reciting Al-Qur’an. Kedua kegiatan tersebut bersifat pendampingan terhadap siswa agar mampu melakukan kegiatan dengan disiplin. Evaluasinya melalui pengawasan karena harus setiap siswa menguasainya. Siswa yang belum lancar harus mengulanginya sehingga sampai melakukannya dengan benar.
33
Indikator gigih diimplementasikan melalui pengoptimalan multiple intelligence dan tahfizh. Melalui dua kegiatan madrasah tersebut guru mengetahui kapasitas siswa. Tidak semua siswa baik dalam hafalan, sehingga memaksa siswa untuk terus menerus menghafalkannya. Evaluasi dalam kegiatan tahfizh dilakukan dengan pendataan siswa yang hafal dan yang belum hafal. Jadi antara indikator pencapaian, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi saling terkait dan saling mendukung. Keempat sifat Rasulullah saw. diupayakan oleh MIM PK Kartasura dalam berbagai kegiatan yang menunjang. Hal ini dilakukan agar membentuk karakter siswa yang benar-benar memenuhi target dari perencanan sekolah yang sudah dibuat. Dengan penyusunan indikator, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang telah dijalankan, seharusnya bisa membuat kegiatan yang lebih menarik lagi dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter. Sehingga akhirnya lulusan dari madrasah berkarakter dan berbudi luhur. Tabel 4.4 Pembiasaan Karakter Fathonah Indikator - Tertib/ disiplin - Gigih
-
-
Pelaksanan Optimalisasi basis multiple intelligence Pemantauan dan pendampingan wudhu siswa Reciting Al-Qur’an Audio Learning Tahfizh
Evaluasi - Indikator pertama terlaksana dengan pendampingan wudhu - Indikator kedua terlaksana melalui pembacaan AlQur’an, pembelajaran melalui audio dan tahfizh
34
Pola manajemen kegiatan pembiasaan dalam mengembangkan pendidikan karakter siswa di MIM PK Kartasura bisa digambarkan dalam bagan berikut: Gambar 4.5. Bagan analisis manajemen kegiatan pembiasaan Proses Input: siswa
Perencanaan: - Program kerja diniyah - Program kerja kesiswaan - Indikator pendidikan karakter
Pelaksanaan: - Sosialisasi - Kesadaran siswa
Output: - Karakter yang tertanam kepada siswa di MIM PK Kartasura: shiddiq, amanah tabligh dan fathonah.
Evaluasi: - Observasi - Pengawasan - Buku komunikasi - pendataan
35
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Manajemen pendidikan karakter meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan sebagai landasan dalam melakukan proses selanjutnya. Kemudian pelaksanaan melaksanakan apa yang telah menjadi perencanaan. Setelah pelaksanan dilakukan sesuai dengan perencanan, tugas lembaga selanjutnya mengevaluasi apa yang telah dilaksanakan. Ketiganya saling terkait erat satu sama lain, tujuannya adalah untuk memutuskan apakah bisa dilanjut lagi atau bahkan dihentikan. Tahap perencanaan pendidikan karakter melalui kegiatan pembiasaan dilakukan secara bersama-sama. Pendidikan karakter yang mewakili adalah karakter kerasulan yang mencakup shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Indikator dari karakter shiddiq adalah berkata sebenarnya dan melakukan kebenaran. Sedangkan karakter amanah indikatornya tanggung jawab serta melaksanakan ibadah. Kemudian karakter tabligh mempunyai indikator pencapaian tegur sapa dan mempunyai sifat peka, ramah dan peduli. Terakhir karakter fathonah, indikatornya adalah disiplin dan gigih. Tahap pelaksanaan kegiatan pembiasaan dilaksanakan sesuai program kerja yang telah disepakati. Karakter shiddiq dilaksanakan dengan pembinaan kepribadian anak muslim dan sholat berjama’ah. Karakter amanah diimplementasikan dengan kegiatan penerapan tata tertib, sholat dhuha, laporan kegiatan, kebersihan kelas dan penugasan di masyarakat. Karakter
45
36
tabligh dilaksanakan melalui penyambutan siswa, nazhafah melalui tata tertib dan pemberian slogan membuang sampah pada tempatnya. Kemudian karakter fathonah
dilaksanakan
dengan
optimalisasi
multiple
intelligence,
pendampingan wudhu, reciting Al-Qur’an, audio learning dan tahfizh. Tahap evaluasi berperan sebagai penilai apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai target ataukah masih mengambang. Evaluasi dengan pengawasan dan tidak ada instrumen pasti mampu untuk mengembangkan dan bisa langsung mengevaluasi di tempat. Sedangkan evaluasi dengan pengamatan mempunyai instrumen namun tidak bisa secara langsung dibenahi. Kedua evaluasi tersebut perlu dimusyawarahkan secara lanjut oleh madrasah agar pendidikan karakter sepenuhnya bisa berjalan dengan baik sesuai goal yang diinginkan.
B. SARAN Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih dalam kategori sangat kurang dan banyak kesalahan. Maka dari itu masukan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk riset ke depan yang lebih baik lagi. Namun sebagai pelengkap dalam penelitian ini peneliti menyarankan kepada: 1. Pihak madrasah/ sekolah, untuk selalu menerapkan manajemen dimulai dari perencanan, pelaksanaan dan evaluasi dengan urutan yang benar. Karena ketiganya saling berkesinambungan. 2. Orang tua siswa, untuk selalu memperhatikan anak-anaknya. Tidak hanya mendampingi belajar yang bersifat akademis saja namun juga harus
37
memperhatikan akhlaknya. Hal itu dilaksanakan karena mengingat derasnya arus globalisasi yang sangat luar biasa. Sekolah sudah berupaya maksimal ketika di madrasah, kemudian harus dilanjutkan orang tua di rumah 3. Selain itu peneliti juga merekomendasikan kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk perkembangan pendidikan karakter yang mendukung dunia pendidikan. Hal ini mengingat pendidikan merupakan perusahaan yang produknya adalah manusia yang berakal.
38
DAFTAR PUSTAKA Ainiyah, Nur, “Pembentukan Karakter melalui Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Al-Ulum, Volume 13, Nomor 1 (Juni 2013), 25-38. Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media, 2008. Benninga, Jacques S, “The Relationship of Character Education Implementation and Academic Achivement in Elementary School”, Jurnal of Research in Character Education, Volume 1, Nomor 1 (2003), 19-32. Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Sekolah. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, 2008. Dirjen Dikdasmen Kemendiknas. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Kemendiknas, 2010. Djaelani, Moh Solikhoden, “Peran PAI dalam Keluarga dan Masyarakat”, Jurnal Ilmiah Widya, Volume 1, Nomor 2 (Juli-Agustus 2013), 100-105. Fachrudin, “Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap pembentukan kepribadian anak-anak”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 9, Nomor 1 (2009), 1-16. Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007. Hamid, Hamdani & Beni Ahmad Saebani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2013. Ira, Hadirah. Dasar-dasar Kependidikan. UIN Alauddin: Makassar, 2008. Kamaruddin “Character Education and Students Social Behavior”. Journal of Education and Learning, Volume 6, Nomor 4 (2012), 223-230. Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk Daya Saing Dan Karakter Bangsa. Pengembangan Pendidikan dan Karakter Bangsa. (Jakarta: Kemendiknas, 2010) Larson, Kelly “Understanding the Importance of Character Education”. Thesis. University of Wiscounsin-Stout. 2009, Manab, Abdul. Manajemen Kurikulum Pembelajaran di Madrasah. Yogyakarta: Kalimedia, 2015.
39
Mulyasa, HE. ed. Dewi Ispurwanti, Manajemen Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. PP nomor 32 tahun 2013. Tentang Standar Nasional Pendidikan. Rifki, Afandi “Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”, Jurnal Pedagogia, Vol. 1, Nomor 1, 2011. Suderajat. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Bandung: Cipta Cekas Grafika, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian, Kuantitatif. Kualitatif dan R&D. Bandung: Ganesha, 2006. Suryosubroto, B. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta, 2004. Suwardi. Manajemen Pembelajaran: Mencipta Guru Kreatif dan Berkompetensi. Surabaya: JP Books, 2007. Thompson, William G. “The Effects Of Character Education on Student Behaviour”, Disertasi, East Tennessee State University, 2002 Triwiyanto, Teguh. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2015. Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Wibowo, A.M, “Internalisasi Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran PAI pada SMA eks RSBI di Pekalongan”, Jurnal Analisa, Volume 21, Nomor 02 (Desember 2014), 291-303. Wiyani, Novan Ardi & Barnawi. Ilmu Pendidikan Islam: Rancang Bangun Konsep Pendidikan Monokotomik-Holistik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Wiyani, Novan Ardi. Manajemen Pendidikan Karakter: Konsep Implementasinya di Sekolah. Yogyakarta: Pedagogia, 2012.
dan
40
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apa ciri khas yang dimiliki MIM PK Kartasura sehingga diminati masyarakat khususnya kecamatan Kartasura? 2. Pendidikan seperti apa yang ditawarkan oleh MIM PK Kartasura? 3. Apa program unggulan MIM PK Kartasura dalam lingkup madrasah baik akademis maupun non akademis? 4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam rangka mengembangkan pendidikan karakter siswa di MIM PK? 5. Bagaimana cara MIM PK Kartasura merencanakan pembiasaan siswa dalam mengembangkan pendidikan karakter? 6. Bagaimana pelaksanaan pengembangan pendidikan karakter di MIM PK kartasura? 7. Evaluasi seperti apa yang digunakan MIM PK dalam mengembangkan pendidikan karakter? 8. Bagaimana manajemen pembiasaan MIM PK dalam mengembangkan pendidikan karakter rasulullah? 9. Secara umum bagaimana penilaian madrasah dalam mengembangkan pendidikan karakter siswa di MIM PK Kartasura? 10.
Bidang apa saja yang bertanggung jawab dalam mengembangkan
pendidikan karakter? 11.
Adakah kendala-kendala yang dialami madrasah dalam mengembangkan
pendidikan karakter?
41
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Jum’at, 26 Februari 2016
Jam
: 08.30 WIB
Kegiatan
: Observasi pra penelitian
Informan
: Nasrul Harahab, S.Pd.I. (Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura)
Pada tanggal tersebut peneliti melakukan observasi di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Program Khusus (PK) Kartasura. Hal ini dilakukan dengan tujuan menggali informasi mengenai keberadaan MIM PK Kartasura. Setelah menemui Kepala Madrasah akhirnya peneliti bisa melakukan obrolan interaktif mulai dari perkenalan sampai kemudian bertanya-tanya mengenai keadaan MIM PK Kartasura. Saat itulah saya mendapati bahwa MIM PK Kartasura merupakan Madrasah Ibtidaiyah di bawah naungan kementrian agama yang diprakarsai oleh Pengurus Ranting Muhammadiyah Kartasura. Selain itu peneliti mendapatkan informasi yang lain yaitu MIM PK Kartasura merupakan Madrasah Ibtidaiyah yang berbasis Multiple Intelligence. Hal itu diketahui dengan dasar percakapan di bawah ini: Peneliti
: Assalamu’alaikum...
Pak Nasrul
: Wa’alaikumussalam. Iya mas dari mana? Ada keperluan apa? Mungkin ada yang bisa saya bantu?
42
Peneliti
: Ini saya Rian Yulianto pak, dari mahasiswa pascasarjana IAIN Salatiga, datang kemari untuk melakukan observasi dan mungkin sekalian minta ijin untuk selanjutnya mengadakan penelitian di MIM PK Kartasura ini.
Pak Nasrul
: Ya boleh mas, tapi kira-kira penelitiannya tentang apa ya?
Peneliti
: Saya ingin mengamati dulu pak apa penelitian yang pas di sini, soalnya judulnya belum diajukan. Mungkin bisa bertanya-tanya dulu gitu.
Pak Nasrul
: Iya mas, akan saya jawab semampu dan sepengetahuan saya.
Peneliti
: Terimakasih pak, MIM PK Kartasura ini di bawah yayasan atau bagaimana pak?
Pak Nasrul
: Bukan di bawah yayasan mas, tetapi di bawah Pengurus Ranting Muhammadiyah Kartasura.
Peneliti
: O iya pak, saya denger-denger madrasah ini berbasis Multiple Intelligence ya pak? Apa yang melatar belakanginya?
Pak Nasrul
: Iya mas tepat sekali, madrasah ini berbasis Multiple Intelligence, hal yang melatarbelakangi adalah berawal dari hampir jatuhnya madrasah ini yang dikarenakan kalah dengan sekolah-sekolah dasar di Kartasura. Berdasarkan musyawarah pengurus Muhammadiyah ranting Kartasura pada tahun 2007 akhirnya direkomendasikan bahwa madrasah tersebut dibuat menjadi MIM Program Khusus agar menjadi madrasah yang maju selayaknya yang lainnya. MIM PK ini resmi dibuka pada tahun ajaran 2008/2009, ketika itu
43
kondisi masih memprihatinkan, MIM Kartasura ditinggalkan oleh masyarakat Kartasura. Ketika itu siswanya hanya berjumlah 7-8 anak per kelasnya. Setelah mengalami penurunan jumlah siswa yang sangat luar biasa kemudian pengurus Muhammadiyah Kartasura mengadakan rapat lagi, apakah madrasah ini menjadi lebih maju atau bahkan dimatikan sekalian. Setelah agenda rapat itu kemudian pengurus Muhammadiyah Kartasura memutuskan bahwa madrasah tersebut harus melakukan rekrutmen guru baru, ketika itu ada 170 pendaftar dari berbagai jenjang pendidikan, namun yang diterima hanya 3 orang. Rekruitmen guru MI pada saat itu langsung ditangani oleh Badan Pengurus Harian Muhammadiyah Ranting Kartasura untuk mengawal berjalannya MIM PK Kartasura. Setelah mendapatkan gurunya, kemudian 3 guru baru itu dikasih pelatihan atau studi banding ke sekolahsekolah maju dalam rangka pembuatan konsep madrasah yang lebih baik lagi. Dan pada akhirnya dicetuskanlah madrasah berbasis Multiple Intelligence agar menarik animo masyarakat dengan harapan bisa mendaftarkan anaknya ke MIM PK Kartasura, karena mengingat sebuah madrasah kok tanpa siswa itu mau dibawa kemana? Terbukti hingga saat ini grafik minat masyarakat untuk menyekolahkan di MIM PK semakin tahun semakin melejit.
44
Peneliti
: Alhamdulillah ya pak, berarti ini semoga ke depannya mampu membantu dalam penelitian saya ya pak di MIM PK ini. Dan saya akan ke sini lagi ke depan.
Pak Nasrul
: Iya mas, akan saya bantu semampu saya, semoga berhasil... Aamiin
Peneliti
: Iya pak terimakasih atas kerjasamanya, saya mohon pamit... Assalamu’alaikum...
Pak Nasrul
: Wa’alaikumussalam...
Berdasarkan obrolan di atas akhirnya peneliti mengambil judul “Manajemen Kurikulum PAI dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Siswa di MIM PK Kartasura”. Kecerdasan yang beraneka ragam dan pastinya karakter yang beraneka ragam bagaimana MIM PK sebagai madrasah yang berbasis Multilple Intelligence mampu mendidik karakter siswa yang beraneka ragam basis serta beraneka ragam sifat.
45
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Senin, 18 April 2016
Jam
: 08.30 WIB
Kegiatan
: Observasi
Informan
: Nasrul Harahab, S.Pd.I. (Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura)
Kegiatan kali ini peneliti ingin menemui kepala madrasah untuk memberitahukan bahwa penelitian ini berjudul “Manajemen Kurikulum PAI dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Siswa di MIM PK Kartasura. Kepala Madrasah menerima dengan baik apa yang menjadi penelitian peneliti. Kemudian peneliti menanyakan mengenai deskripsi lokasi MIM PK Kartasura termasuk di dalamnya mengenai kondisi kepegawaian, visi dan misi madrasah. Dalam observasi kali ini peneliti mendapatkan data sebagai berikut: Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus (MIM PK) Kartasura merupakan madrasah di bawah naungan Ranting Muhammadiyah Kartasura. Madrasah tersebut beralamatkan di Jl. Slamet Riyadi No. 80 Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Madrasah tersebut didirikan oleh Muhammadiyah Ranting Kartasura pada tahun 1970. Status MIM PK Kartasura adalah swasta. Letaknya sangat strategis berada dipinggir jalan raya sehingga orang akan mudah mencarinya. Secara geografis MIM PK Kartasura berada di tengah, sebelah barat ada desa Pucangan, sebelah timur desa Makamhaji, sebelah utara desa Singopuran
46
dan sebelah selatan desa Ngemplak. (Sumber: Observasi dan wawancara kepala MIM PK, 18 April 2016) 1. Sarana dan Prasarana Madrasah Sarana dan prasarana madrasah sangat berpengaruh terhadap ukuran kelayakan madrasah dalam menyelenggarakan pendidikan, seperti ruang kelas, sarana ibadah, unit kesehatan sekolah, ruang guru, perpustakaan madrasah demi kelangsungan minat baca siswa. Untuk menunjang berbagai kegiatan pembelajaran ataupun non pembelajaran MIM PK mempunyai fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung, diantaranya: Sarana dan Prasarana MIM PK Kartasura No.
Jenis Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Unit Madrasah
1 unit
2
Ruang Kelas/ Belajar
15 ruang
3
Ruang Guru/ Pegawai
1 ruang
4
Ruang Perkantoran
-
5
Perpustakaan sekolah
1 ruang
6
Rumah Dinas Guru
-
7
WC madrasah
3 ruang
8
Ruang UKS
1 ruang
9
Ruang Administrasi/ Informasi
-
(Sumber: Dokumentasi dan wawancara. 18 April 2016)
47
2. Kondisi Guru dan Pegawai Dalam tataran ini akan diurutkan dari kepala sekolah, guru tetap, guru honorer, guru pendamping, tata usaha, penjaga sekolah dan satpam dengan rincian tabel berikut ini: Kondisi Guru dan Pegawai MIM PK Kartasura No.
Jabatan
Jumlah
1
Kepala Madrasah
1 orang
2
Guru PNS
1 orang
3
Guru Tetap Non PNS
22 orang
4
Guru Honorer/ GTT
2 orang
5
Guru Pendamping Khusus/ Honorer
7 orang
6
Tata Usaha
5 orang
7
Penjaga Sekolah
3 orang
8
Satpam
2 orang
(Sumber: Dokumentasi dan wawancara, 18 April 2016) 3. Kondisi Peserta Didik/ Siswa MIM PK Kartasura Siswa di MIM PK Kartasura dari tahun demi tahun mengalami peningkatan, hal ini membuktikan bahwa MIM PK Kartasura termasuk berhasil memancing animo masyarakat untuk belajar di sana. Saat ini pada tahun ajaran 2015/2016 jumlah peserta didik di MIM PK adalah 391 yang terdiri dari siswa putra sebanyak 222 sedangkan siswi putri sebanyak 169 siswa. Peserta didik di MIM PK Kartasura sangat beraneka ragam baik segi sosial, ekonomi dan profesi orang tua.
48
4. Struktur Organisasi MIM PK Kartasura Struktur organisasi di MIM PK Kartasura bisa dirincikan dengan tabel berikut ini: No.
Nama
Jabatan
1
Nasrul Harahab, S.Pd.I.
Kepala Madrasah
2
Noviantoro Wibowo
Sekretaris
3
Khusnul Khotimah Sugiyanti, S.Pd.I.
Kepala Tata Usaha
M Yasin
Security
Amin Mujono Joko Harsono
Cleaning Servis
Slamet Riyadi Wiharsono
4
Ima Maryana
Staf Admum
Fitri Mahdawati, S.Pd.
Waka Kesiswaan
Annisa May Latiefah
Sekretaris
Rochmadi, S.Pd.I.
Ko. Ekstrakurikuler
Gunawan Wihananto, S.HI.
Ko. Diniyah
Dhea Ajeng Ayu P, S.Pd.
Sie. Biro Konseling
Tatarita Budi Herawati, S.Pd.I.
Kepala UKS
Endang Sri Wahyuni, S.Pd.
Ko. GPK
Khoirul Lukman, S.Pd.I.
Wali Kelas 1A
Wahyu Lestari, S.Pd.
Wali Kelas 1B
49
5
6
7
Ummi Sholikhah, S.Pd.I.
Wali Kelas 1C
Suci Wulandari S.Pd.I.
Wali Kelas 2A
Kautsar Risqi Nursyifa, S.Pd.
Wali Kelas 2B
Nur Rochmah Hidayati,S.HI.
Wali Kelas 2C
Triana Handayani, S.Pd.
Wali Kelas 3A
Rochmadi, S.Pd.I.
Wali Kelas 3B
Tatarita Budi Herawati, S.Pd.I.
Wali Kelas 4A
Dewi Maya Ayu Septiana, S.Pd.
Wali Kelas 5A
Budi Waluyo, S.Pd
Wali Kelas 5B
Rohmah, S.Pd.
Waka Akademik/GA
Budi Waluyo, S.Pd.
Sekretaris
Muhson, S.Pd.
Pusat Sumber Belajar
M. Abdul Malik, A.Md
Ko. Lab Komputer
Khoirul Lukman, S.Pd.I.
Ko. Guru Kelas 1
Nur Rochmah Hidayati, S.HI.
Ko. Guru Kelas 2
Triana Handayani, S.Pd.
Ko. Guru Kelas 3
Tatarita Budi H, S.Pd.
Ko. Guru Kelas 4
Suci Wulandari, S.Pd.I.
Kepala Perpustakaan
Annisa May Latiefah
Petugas Perpustakaan
M. Abdul Malik, A.Md.
Waka Sarpras
Vian Kamaruddin
Sekretaris
Misnanto
Waka Humas
50
Vian Kamaruddin
Sekretaris
Arif Syaifudin Yudistira, S.Pd.
Ko. Buletin
(Sumber: Dokumentasi dan wawancara, 18 April 2016) 5. Visi, Misi dan Tujuan MIM PK Kartasura 1. Visi: Memupuk benih kesalehan serta unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa 2. Misi: a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan multiple intelligences anak berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Rasul b. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama Islam untuk membentuk budi pekerti serta peduli terhadap lingkungan c. Pendidikan madrasah yang manusiawi dengan suasana yang kondusif, senang belajar, dan belajar dengan senang 3. Tujuan Melahirkan insan yang mencintai ilmu, kreatif, menguasai kemampuankemampuan dasar, memiliki wawasan yang luas, percaya diri, komunikatif, memiliki keprihatinan sosial, cinta lingkungan serta beriman dan berakhlak mulia.
51
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Kamis, 21 April 2016
Jam
: 08.30 WIB
Kegiatan
: Observasi
Informan
: Nasrul Harahab, S.Pd.I. (Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura)
Dalam kegiatan hari ini peneliti kembali menemui kepala Madrasah guna mencari informasi mengenai peran kepala madrasah dalam penyusunan kurikulum. Setelah melakukan wawancara secara interaktif ternyata kurikulum yang digunakan di madrasah ini adalah KTSP. Penyusunan kurikulum di madrasah ini adalah disepakati ketika pleno pembuatan program kerja madrasah selama satu tahun ajaran. Dalam program kerja tersebut melingkupi akademik, kesiswaan dan diniyah, humas, sarpras, organisasi dan kepegawaian, serta inklusi. Satu tahun ajaran sudah tercover dalam program kerja madrasah yang juga diselenggarakan satu tahun sekali di akhir semester genap. Kepala madrasah menuturkan bahwasanya kegiatan ini digunakan agar ke depan madrasah ini mempunyai persiapan satu tahun mendatang dengan berkaca pada kegiatankegiatan sebelumnya, sekiranya bagus ya dilanjutkan, sekiranya kurang bagus maka harus diperbaiki. Selain itu perencanaan berfungsi agar semuanya berjalan dengan struktural dan tertata secara rapi. Hal itu juga agar mewujudkan madrasah yang benar-benar bermutu, bukan madrasah yang laa yamuutu wa laa yahya.
52
Menurut kepala madrasah, rapat kerja sudah lima kali diadakan, hal itu dilakukan agar tertata sistem manajemen yang rapi, selain itu rapat kerja juga digunakan agar muncul program kerja yang demokratis, menambah wawasan keorganisasian bagi para asatidz, mewadahi ide-ide asatidz, tumbuhnya loyalitas dan rasa memiliki, terarahnya kerja yang kondusif sesuai dengan tugas dan wewenangnya, mempercepat cita-cita menuju madrasah yang unggul secara kuantitas, kualitas serta manajemen organisasinya.
53
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Kamis, 28 April 2016
Jam
: 08.30 WIB
Kegiatan
: Observasi
Informan
: Rohmah, S.Pd. (Waka Akademik MIM PK Kartasura)
Kegiatan penelitian ini adalah menemui Ibu Rohmah selaku Waka Akademik yang mengatur kurikulum di MIM PK Kartasura. Observasi kali ini lebih banyak dibahas mengenai bagaimana kurikulum di MIM PK Kartasura berjalan. Tugas dan wewenang waka. Akademik MIM PK Kartasura sudah diatur dalam program kerja selama satu tahun, seperti misalnya penjadwalan, pengadministrasian madrasah mengenai kegiatan belajar mengajar, koordinasi dengan orang tua murid, pembuatan laporan hasil belajar, dan juga menentukan kenaikan kelas. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu sesuai pada penelitian yang diteliti saat ini, tugas dari waka akademik adalah membuat perencanaan, memantau para guru agar melaksanakan sesuai target yang ingin dicapai, serta melakukan evaluasi terhadap guru agar apabila ada yang kurang kedepannya bisa diperbaiki. Ketiga komponen tersebut merupakan komponen manajemen kurikulum yang dicapai oleh MIM PK Kartasura.
54
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Kamis, 15 Juni 2016
Jam
: 08.30 WIB
Kegiatan
: Observasi dan wawancara
Informan
: Gunawan Wihananto, S.HI.
Observasi kali ini menemui Bapak Gunawan Wihananto selaku koordinator bidang Diniyyah MIM PK Kartasura. Di sinilah berbagai kegiatan keagamaan Islam berperan. Berikut wawancara interaktif dengan pak Gun ketika melakukan wawancara: Peneliti
: “Assalamu’alaikum pak...”
Pak Gun
: “Wa’alaikumussalam.... Ada yang bisa saya bantu mas?”
Peneliti
: “Sebelumnya perkenalkan pak, saya Rian Yulianto mahasiswa Pascasarjana IAIN Salatiga yang sedang berproses melakukan penelitian di MIM PK Kartasura, semoga bapak berkenan”
Pak Gun
: “O iya mas, nanti sebisa mungkin saya jawab semisal ada pertanyaan-pertanyaan dari sampean”
Peneliti
: “Iya pak, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya, gini pak, terkait penelitian saya mengenai manajemen kegiatan pembiasaan dalam mengembangkan pendidikan karakter siswa di MIM PK Kartasura saya ingin berbicara dengan bapak selaku koordinator diniyyah MIM PK Kartasura.
55
Pak Gun
: “Iya mas...”
Peneliti
: “terkait tentang ilmu manajemen tentunya ada perencanaan di dalamnya, apa perencanaan yang bapak lakukan dalam rangka mengembangkan
pendidikan
karakter
siswa
di
MIM
PK
kartasura?” Pak Gun
: “terkait perencanaan kami semua dewan asatidz di MIM PK ini sudah diatur semua mas di program kerja selama satu tahun, jadi semua yang akan dilakukan sudah terencana bukan serta merta dilakukan.”
Peneliti
: “Dalam penelitian saya ini kan terfokus pada pendidikan karakter Rasulullah yang empat yaitu Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah. Hai ini mungkin sangat ditekankan karena ini adalah madrasah yang saya lihat di visi misinya adalah berakhlak mulia dan berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah.”
Pak Gun
: “iya mas, itu adalah karakter Rasulullah yang utama sebagai suti tauladan yang akhirnya ditiru oleh umatnya. Kalau kegiatan di sini itu sifatnya pengembangan mas dan tercover dalam kegiatankegiatan madrasah. Contohnya karakter Shiddiq yang artinya jujur, kami membasakan misalnya ketika sholat dhuha anak-anak kelas atas kelas 4, 5 dan 6 itu mereka tidak dibimbing oleh bapak dan ibu guru namun mereka tetap mengerjakan sholat dhuha ya walaupun maklum anak-anak belum bisa sholat secara khusyu seperti layaknya orang dewasa, namun kami sebagai guru berupaya agar
56
tetap membiasakan sholat sunnah. Mengenai karakter amanah, kami mengadakan buku komunikasi antara orang tua dan madrasah sehingga apa yang mereka dapat dari madrasah senantiasa dilakukan, bagaimana sholatnya, bagaimana tadarusannya dan senantiasa mereka akan terbiasa melakukan ibadah. Karakter Tabligh
yang
artinya
menyampaikan
itu
terkait
dengan
percontohan yang baik misalnya membuang sampah jangan sembarangan karena terkait di bebrapa sekolah bahkan termasuk sini adalah permasalahan sampah yang susah untuk ditanggulangi, atau siswa kelas atas yang masih suka berkelahi ini kita tanamkan kepada siswa jangan sampai berkelahi, karena itu akan berakibat fatal, penanaman-penanaman itu biasanya kami meakukannya setelah sholat Zhuhur berjamaah karena itu kami rasa efektif karena saat itu semua siswa berkumpul. Kemudian mengenai karakter Fathonah atau cerdas bisa saya contohkan di program tahfizh, kita tidak begitu memaksakan karena memang kecerdasan siswa itu beraneka ragam, ada anak yang cerdas dalam logika matematika namun hafalannya lemah, ada yang keduanya bisa berimbang ada juga yang anak dalam hal hafalan cepat hafal dan ada juga anak yang susah untuk hafalan dan juga mata pelajaran yang lain, namun kami percaya pasti dia punya potensi di bidang lain yang sifatnya non akademis.”
57
Peneliti
: berarti saya garis bawahi bahwa kegiatan-kegiatan diniyyah di sini mampu untuk menanamkan empat karakter Rasulullah itu ya pak?”
Pak Gun
: “ya itu pastinya kami berupaya untuk menumbuhkembangkan karakter siswa ysng beraneka ragam, apalagi dengan adanya program khusus ABK di sini yang sangat luar biasa anaknya.”
Peneliti
: “mungkin segini dulu pak dari saya, terimakasih atas banuan dan kerjasamanya”
Pak Gun
: “Iya mas sama-sama, semoga bermanfaat...”
Peneliti
: “Iya pak,, Assalamu’alaikum...”
Pak Gun
: “Wa’alaikumussalam.”
58
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Selasa, 10 Mei 2016
Jam
: 08.30 WIB
Kegiatan
: Observasi
Informan
: Tri Andriyanto, S.Pd.
Observasi kali ini menemui salah satu guru PAI MIM PK Kartasura yaitu bapak Tri Andriyanto akrab dipanggil Pak Tri. Beliau adalah guru Fiqih di MIM PK Kartasura. Saya pun melakukan obrolan dengan beliau mengenai pendidikan karakter dalam mata pelajaran fiqih. Berikut wawancara interaktifnya: Peneliti
: “Assalamu’alaikum...”
Pak Tri
: “ Wa’alaikumussalam... ada yang bisa saya bantu?”
Peneliti
: “begini pak yang pertama niat saya ke sini adalah untuk silaturrahmi, selanjutnya saya memperkenalkan diri nama saya Rian Yulianto dari mahasiswa Pascasarjana IAIN Salatiga ingin mengadakan penelitian di MIM PK Kartasura. Diperkenankan ya pak?”
Pak Tri
: “Iya dengan senang hati mas.”
Peneliti
: “biasanya bapak membuat perencanaan dengan apa pak?”
Pak Tri
: “Seperti biasa mas, dengan menggunakan silabus dan RPP, namun silabus biasanya kurang dikembangkan yang saya kembangkan adalah RPP atau lesson plan nya.
59
Peneliti
: “Terkait penelitian saya yaitu mengangkat manajemen kurikulum yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Namun ini nanti terfokus pada pendidikan karakter Rasulullah yang empat ada Shidiq, amanah, tabligh dan fathonah. Mungkin bisa dipaparkan satu per satu mengenai keempatnya pak?
Pak Tri
: “ Iya mas, akan saya coba semampu saya, langsung saja ya mas?
Peneliti
: “Iya pak...”
Pak Tri
: “kalau karakter shiddiq yang mencerminkan itu adalah bisa dilakukan dengan menanyai siswa dia sudah sholat shubuh atau elum di pagi harinya? Atau bisa dilihat dengan tugas rumah atau PR dia mengerjakan atau tidak? Karena di masa anak-anak semuanya memang harus dikontrol dan harus ditanyai. Misalnya PR dia pasti kalau memang jujur tidak mengerjakan ya tidak mengerjakan atau biasanya dijawab ketinggalan di rumah, hal itu memang hal kecil yang bisa kita lakukan sebagai pendidik karakter. Karena kejujuran itu bukan ranah kognitif namun lebih pada afektif dan psikomotor. Dalam pembelajaran fiqih ilmu mempelajari bagaimana tatacara shalat pasti dipelajari, namun sholat adalah kewajiban yang wajib dilakukan, jadi memang susah kalau masih menanamkan pada anak-anak mengenai sholat, perlu pembiasaan di luar jam pelajaran. Yang kedua mengenai sifat amanah atau dapay dipercaya. Saya menekankan agar kelas dibersihkan terlebih dahulu, jangan sampai ada sampah yang
60
berserakan, kalau hal itu sudah dibiasakan, pagi sebelum saya masuk kelas siswa sudah membersihkannya tanpa disuruh, dan itu termasuk sifat tanggung jawab. Sikap amanah dapat juga dilatih dengan pembiasaan diri ketika pagi sebelum masuk kelas siswa dianjurkan untuk menyalami guru yang ada, hal itu akan menumbuhkan sikap hormat kepada guru yang kemudian akan menumbuh menjadi kebiasaan yang baik. Kemudian sifat tabligh yag berarti menyampaikan, sebagai seorang guru saya harus menampaikan dengan berbagai cara dalam hal ini saya melatih siswa
untuk
menjadi
pemimpin
dalam
sebuah kelompok
mendiskusikan sesuatu kemudian baru disampaikan kepada temannya. Untuk anak usia MI memang susah apabila penilaiannya terlalu sempurna, namun hal ini harus dibiasakan. Bisa juga ditanamkan dengan cara menegur teman apabila ada yang ramai atau tidak mengerjakan PR, hal itu akan melatih siswa untuk melakukan sesuatu yang positif dengan saling mengingatkan sesama teman. Selain itu sifat tabligh juga bisa dilatih dengan cara melatih siswa menjadi pembicara atau pildacil, hal itu akan menumbuhkan jiwa dakwah sebagaimana diajarkan Rasulullah bahwa umat Islam itu harus berdakwah dengan berbagai cara. Selanjutnya adalah Fathonah yang menurut saya ini adalah termasuk salah satu garapan MIM PK Kartasura dengan basis Multiple Intelligence kami mengarahkan pada siswa bahwa tidak
61
ada manusia di dunia yang bodoh, yang ada hanyalah kecerdasan di masing-masing lini. Ada yang cerdas matematis, ada yang bahasa, ada yang cepat di hafalan. Dan metode yang kita gunakan pun juga bermacam-macam sesuai isi mata pelajarannya. Dengan dalih itu maka Multiple Intelligence diharapkan bisa berhasil. Keempatnya menurut hemat saya apabila saling berkesinambungan maka ke depan
pendidikan
Indonesia
akan
semakin
maju
dengan
meneladani akhlak Rasulullah dan juga cerdas pikirannya. Selalu termotivasi untuk berprestasi.” Peneliti
: “sangat rinci sekali ya pak. Mengenai evaluasi apa yang bapak lakukan selama ini?”
Pak Tri
: “pembelajaran keagamaan di MI itu memang susah, bukan susah materinya namun susah membasakannya. Apalagi yang kita hadapi adalah anak-anak usia MI yang masih suka bermain-main. Jadi memang selain nilai kognitif yang nantinya di dalam raport, juga kita
mengontrol
terhadap
orang
tua.
Biasanya
kontrol
menggunakan buku komunikasi antara orang tua siswa dengan pihak madrasah agar ditangani apabila di rumah enggan menjalankan sholat.” Peneliti
: “begitu ya pak, mungkin cukup dulu ya pak, terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya.”
Pak Tri
: “Sama-sama mas.”
62
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Selasa, 17 Mei 2016
Jam
: 08.30 WIB
Kegiatan
: Observasi
Informan
: Dewi Maya Ayu Septiana, S.Pd.
Menemui bu Ana selaku guru Aqidah Akhlak dan Qur’an Hadits. Seperti biasa saya melakukan dialog interaktif dengan bu Ana karena memang tidak banyak waktu maka ringkas saja. Peneliti
: “Assalamu’alaikum...”
Bu Ana
: “Wa’alaikumussalam, ada yang bisa saya bantu mas?”
Peneliti
: “iya bu perkenalkan, nama saya Rian Yulianto dari mahasiswa pascasarjana IAIN Salatiga, ke sini ingin melaksanakan wawancara terkait tesis saya yang berkaitan dengan manajemen kurikulum PAI dalam mengembangkan pendidikan karakter siswa di MIM PK Kartasura.”
Bu Ana
: “Iya mas akan saya jawab yang saya mampu.”
Peneliti
: “Bagaimana cara ibu untuk merencanakan pendidikan karakter di MIM PK Kartasura?”
Bu Ana
: “Secara tertulis memang di RPP kami belum mencantumkan pendidikan karakter di RPP namun secara penanaman dan internalisasi pasti ada.”
63
Peneliti
: “Bagaimana cara ibu untuk melaksanakan pendidikan karakter kepada siswa? Terkait fokus saya yaitu karakter Rasulullah yang empat itu? Antara Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.
Bu Ana
: “Karakter yang paling utama ditekankan di usia anak-anak adalah kejujuran. Hal itu harus ditekankan, tentang sholat misalnya, anakanak memang harus dipantau dan diawasi mengenai sholat.
Peneliti
: “Hal itu bisa digunakan dengan cara apa bu? Mengingat waktu siswa di madrasah melaksanakan sholat wajib hanya pada waktu zhuhur saja?”
Bu Ana
: “kita menggunakan buku komunikasi mas antara orang tua siswa dengan pihak madrasah. jadi mau gak mau siswa harus mengisi itu dan akhirnya menjadi kebiasaan yang baik.
Peneliti
: “Kalau penanaman karakter yang lainnya bu?”
Bu Ana
: “Materi pelajaran Akidah Akhlak memanglah ringan, jadi bukan kognitif saja yang dinilai, melainkan lebih banyak kepada substantif, misalnya siswa diajak ke masyarakat untuk berbincang namun dengan bahasa daerah yang sopan, hal itu akan lebih melatih siswa secara langsung. Ketika hal itu memang sudah menjadi kebiasaan baik kenapa tidak, toh di dalam kelas siswa juga akan mengalami kebosanan yang luar biasa. Pembelajaran secara langsung memang lebih menyenangkan. Selain itu siswa akan mempunyai sifat amanah karena dengan adanya penugasan siswa akan terlihat tanggap dan cakap dalam rangka melihat siswa itu
64
amanah atau tidaknya. Selain itu bisa juga siswa dilatih untuk mencintai lingkungan dengan minimal selalu menjaga kebersihan, dan alhamdulillah siswa semakin respek dan tanggap apabila lingkungan kelasnya kotor. Lingkungan kelas yang bersih akan membuat suasana pembelajaran menjadi fresh dan sehat. Selain itu kami dengan basis Multiple Intelligence diharapkan mampu untuk mencetak generasi-generasi yang cerdas dan tanggap. Anak-anak itu bermacam-macam karakter dengan berbagai macam latar belakang, jadi kami berupaya untuk menyeimbangkan itu semua, memberi motivasi bahwa di dunia ini tidak ada orang yang bodoh, semuanya adalah juara, cuma kadang juara di sekolah itu adalah yang
beranking
tinggi,
padahal
manusia
masing-masing
mempunyai kecerdasan. Usia anak-anak itu masih cenderung ikutikutan, belum punya prinsip yang teguh, dia masih menggali di mana letak kemampuannya. Jadi, menjadi seorang guru memang perlu inspiratif agar mewujudkan siswa yang benar-benar berkarakter. Peneliti
: “Penjelasan yang sangat luar biasa bu. Selama ini ada tidak kendala-kendala mengenai berbagai karakter siswa?
Bu Ana
: “ya dengan berbagai latar belakang itu mas, kami menemui kendala. Contohya anak yang orang tuanya broken home yang jarang pernah ngurus anaknya. Yang penting disekolahin di sini full day pulangnya sore dan sorenya sepulang kerja baru dijemput.
65
Itu adalah kendala bagi kami, karena memang anak usia MI itu membutuhkan bimbingan dari orang tua. Apalagi dengan kami memberi buku komunikasi namun orang tua tidak mengurusnya kan akhirnya tidak berhasil apa yang kita tanamkan. Peneliti
: “Seperti itu ya bu, mungkin itu masih menjadi PR bagi kita semua ya bu? Mungkin itu saja dari saya mohon maaf mengganggu waktunya.
Bu Ana
: “Iya mas tidak apa-apa, sama-sama ya mas.
66
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Sabtu, 21 Mei 2016
Jam
: 08.30 WIB
Kegiatan
: Observasi
Informan
: Suci Wulandari, S.Pd.I.
Menemui Bu Suci untuk melakukan observasi dan wawancara secara interaktif untuk mendapatkan informasi. Dengan percakapan sebagai berikut: Peneliti
: “Assalamu’alaikum...”
Bu Suci
: “Wa’alaikumussalam mas, ada yang bisa saya bantu?”
Peneliti
: “iya bu perkenalkan, nama saya Rian Yulianto dari mahasiswa pascasarjana IAIN Salatiga, ke sini ingin melaksanakan wawancara terkait tesis saya yang berkaitan dengan manajemen kurikulum PAI dalam mengembangkan pendidikan karakter siswa di MIM PK Kartasura.”
Bu Suci
: “Iya mas...”
Peneliti
: “Terkait manajemen kan ada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Yang pertama ibu membuat perencanaan pastinya kan sebelum mengajar?
Bu Suci
: “Iya mas menggunakan RPP, tapi belum berkarakter, hanya dalam bentuk internalisasi karena sini masih menggunakan KTSP.”
67
Peneliti
: “Iya bu, mengenai karakter Rasulullah yang 4 Shiddiq, amanah, fathonah dan tabligh bagaimana cara ibu menanamkan kepada siswa?
Bu Suci
: “ Keempatnya adalah akhlak mulia Rasulullah, dan saya mengajar di kelas bawah yang masih anak-anak sekali. Materi pelajaran Qur’an Hadits di kelas bawah itu ringan tapi harus selalu diamalkan dan bersifat substantif. Misalnya guru mengajarkan kebersihan adalah sebagian dari iman, maka benar-benar harus mencontohkan cara mengaplikasikan hadits itu dengan benar-benar riil sehingga siswa mengikutinya.”
Peneliti
: “Jadi usia anak-anak memang lebih susah ya bu, dan pasti semua guru mengalaminya. Terus bagaimana cara ibu untuk mengontrol dan bahkan bisa menyimpulkan bahwa anak itu benar-benar mengamalkan? Karena kan beda sama yang kelas atas.”
Bu Suci
: “Ya memang beda mas, anak-anak di kelas bawah itu masih cenderung ikut-ikutan teman-temannya. Kalau bersama teman yang nakal dia akan ikut nakal, dan apabila ikut teman yang ngeyel dia akan ngeyel. Dan di sinilah tugas guru menegurnya, karena memang budaya saling menasehati sesama anak-anak belum ada, beda sama guru yang mengajar di kelas atas. Mungkin cukup didiamkan sudah tenang kelasnya.
Peneliti
: “Memang benar-benar harus hati-hati ya bu mengajarkan kepada anak-anak terkait akhlak.”
68
Bu Suci
: “Iya mas, karena memang harus benar-benar bisa menjadi contoh yang baik buat anak-anak.
Peneliti
: “Sekiranya cukup bu saya mohon pamit, mohon maaf mengganggu waktu istirahat ibu. Terimakasih atas kerjasamanya bu.”
Bu suci
: “Iya mas, sama-sama, semoga bermanfaat..Aamiin..
69
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Rabu, 16 Juni 2016
Jam
: 09.30 WIB
Kegiatan
: Observasi dan wawancara
Informan
: Bp. Rohmadi (Bidang Kesiswaan MIM PK
Kartasura)
Kepala madrasah merekomendasikan agar menemui bidang kesiswaan yang menangani kegiatan siswa di MIM PK. Saya pun menemui Bapak Rohmadi untuk menanyakan perihal indikator dalam kegiatan pembiasaan. Ketika saya menemui beliau, pada waktu itu sedang jam istirahat madrasah, beliau akan melakukan sholat dhuha. Setelah menjalankan sholat dhuha saya pun berdialog dengan beliau mengobrolkan mengenai indikator dalam pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan pembiasaan di madrasah. berikut penjelasan dari beliau terkait indikator: Menurut beliau karakter shiddiq mempunyai arti benar atau jujur. Indikator dari kegiatan tersebut adalah melakukan kebenaran dan berkata apa adanya. Melakukan kebenaran bisa diimplementasikan dengan ibadah, ibadah harus dilakukan sesuai syari’at, maksudnya adalah harus dilakukan. Sholat misalnya, harus pas antara gerakan dan bacaan yang dibunyikan. Kemudian jujur, jujur di sini bisa dikatakan berkata sesuai apa yang dia lakukan, apabila
70
melakukan keslahan ya harus mengakuinya dan segera minta maaf. Hal ini mengingat usia anak-anak bukanlah usia yang sepele. Yang terkait dengan karakter tersebutadalah karakter amanah yang artinya dapat dipercaya. Menurut beliau amanah termasuk di dalamnya tanggung jawab. Jadi apabila ditarik indikatornya anak yang berkarakter amanah mempunyai sifat tanggung jawab baik tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun kepada Allah swt. tanggung jawab terhadap diri sendiri bisa diimplementasikan dengan pengerjaan PR, melakukan piket kelas tepat waktu. Sedangkan terhadap Allah dengan ibadah lima waktu yang di sini diadakannya pencatatan buku komunikasi. Sehingga komunikasi antara orang tua murid dan madrasah sangat terkait. Kaitannya dengan karakter tabligh, madrasah membiasakan siswa bersalaman di depan ketika pemberangkatan. Itu akan membentuk pribadi siswa yang ramah dan peduli terhadap sesama. Termasuk di dalamnya peduli terhadap lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sedangkan fathonah menurut beliau adalah karakter yang penting bagi manusia, karena diber keluhuran akal. Anak-anak potensinya berbeda, ada yang cerdas akademis ada pula yang kecerdasan akademisnya kurang. Namun MIM PK berupaya menyeimbangkan antara cerdas akademis dan non akademis.
71
CATATAN LAPANGAN
Hari & Tanggal
: Rabu, 15 Juni 2016
Jam
: 09.30 WIB
Kegiatan
: Observasi dan wawancara
Informan
: Bp. Rohmadi (Bidang Kesiswaan MIM PK Kartasura)
Observasi kali ini membahas tentang teknis pelaksanaan kegiatan pembiasaan siswa di madrasah. Masing-masing program kerja yang direncanakan dilaksanakan secara urut dan terkonsep. Program kerja yang direncanakan bidang kesiswaan dilakukan oleh madrasah secara bersama-sama. Pada observasi kali ini peneliti mendapatkan pembagian-pembagian mengenai 4 karakter Rasulullah saw. Kegiatan-kegiatan yang sebelumnya disepakati terdapat internalisasiinternalisasi mengenai karakter shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah.
72
FOTO-FOTO KEGIATAN
Wawancara dengan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus Kartasura
Wawancara dengan Ibu Suci Wulandari
73
Wawancara dengan Bapak Tri Andriyanto
Berpose dengan Bapak Gunawan Wihananto dan Siswa MIM PK Kartasura
74
Buku Komunikasi orang tua siswa dengan MIM PK Kartasura
Isi Buku Komunikasi MIM PK Kartasura
75
Pembinaan membaca Iqro’
Pembinaan membaca Iqro’
76
Slogan kebersihan
Ruangan kelas yang bernama tokoh-tokoh Islam
77
Penghargaan dari Kalbe Nutritional
Gedung madrasah yang memadai
78
Siswa diwajibkan untuk makan siang di sekolah untuk mengurangi jajan dan agar sehat
MIM PK Kartasura berbasis Multiple Intelligence
79
Suasana pagi ceria sebelum memasuki kelas diawali dengan permainan
Suasana disiplin baris berbaris sebelum masuk kelas
80
Suasana pagi penyambutan siswa yang diantar orang tuanya
Penyambutan siswa oleh guru bersama dengan siswa di depan sekolah
81
BIOGRAFI PENULIS Rian Yulianto, lahir di Sragen, tanggal 31 Juli 1992 dari pasangan suami istri Suratmin dan Sukini. Penulis beralamat lengkap di Macanmati, Rt 15 Rw 03, Klandungan, Ngrampal, Sragen. Pendidikan awalnya dimulai dari SD Negeri Klandungan 2 (1998-2004), SMP Negeri 1 Ngrampal (2004-2007), MAN 1 Sragen (2007-2010), pernah nyantri juga di PP. Darussalam Siwalan, Sragen (2003-2010). Kemudian pada tahun 2010-2014 berhasil menempuh studi Strata 1 di IAIN Surakarta. Setelah lulus menjadi sarjana penulis aktif mengajar di SD Islam Al Hilal Kartasura dan juga melatih ekstrakurikuler musik dan rebana di beberapa sekolah seperti SDIT Al-Hikam Boyolali dan SMP Muhammadiyah 6 Surakarta. Penulis bisa
dihubungi
via
[email protected].
SMS/WA
085728561863
atau
E-Mail: