kai.ugm.ac.id
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN LAYANAN UMUM (BLU) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD BERDASARKAN SAP
BIRO KEUANGAN - SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYAN-JAKARTA SENAYAN 2012 htpp://simkeu.kemdikbud.go.id Help desk SIMKeu : 021-500 005 ext.4
DAFTAR ISI Hal. KATA PENGANTAR ………………………………………………………………....
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………......
ii
Bab I
: Pendahuluan................................................................................. .....
1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………...
1
1.2. Tujuan ………………………………………………………………....
2
1.3. Ruang Lingkup …………………………………………………….....
3
1.4. Dasar Hukum ………………………………………………………....
3
Bab II : Penyusunan Laporan KeuanganBadan Layanan Umum (BLU)...
5
2.1. Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan....
5
2.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ………………………..
5
2.3. Penyusunan Laporan Keuangan BLU ……………………………..
7
2.4. Komponen Laporan Keuangan ……………………………………..
9
2.4.1. Laporan Realisasi Anggaran ………………………………..
9
2.4.2. Neraca ………………………………………………………....
9
2.4.3. Catatan Atas Laporan Keuangan …………………………...
10
Bab III : Kebijakan Akuntansi Laporan keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).......................................................
11
3.1. Pendapatan …………………………………………………………..
11
3.2. Aset …………………………………………………………………...
20
3.3. Kewajiban ………………………………………………………….....
44
3.4. Ekuitas Dana ………………………………………………………....
48
BAB IV : Penyusunan Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) untuk Satker BLU...................................................................
50
4.1. Mekanisme dan Tata Cara Konsolidasi …………………………..
50
4.2. Konversi Akun SAK ke Akun SAP ………………………………...
50
4.3. Penyajian dan Penyampaian Laporan Keuangan ……………….
55
4.4. Audit dan reviu ……………………………………………………….
57
BAB V : Penutup
.......................................................................................
58
LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN CONTOH LAPORAN KEUANGAN BLU BERDASARKAN SAP ...
59
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sesuai dengan Pasal 68 dan Pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang
Perbendaharaan
Negara, yang pada prinsipnya mengatur
bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan
kepada
masyarakat
dapat menerapkan
pola pengelolaan
keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas sebagai Badan Layanan Umum (BLU). Dengan pola pengelolaan keuangan BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pola pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas dan pengadaan barang/jasa. Kepada BLU juga
diberikan
kesempatan
untuk
memperkerjakan tenaga
profesional
Non-PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai
dengan
dikendalikan
kontribusinya.
secara
Tetapi
ketat dalam
sebagai
pengimbang,
BLU
perencanaan dan penganggarannya,
serta pertanggungjawabannya. Dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban, BLU dapat menerapkan standar akuntansi industri yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan atau standar
akuntansi yang ditetapkan
Indonesia, apabila belum Kekayaan
BLU
oleh
Asosiasi
ada standar akuntansi
merupakan
kekayaan
yang
Profesi
yang
Akuntan
mengaturnya.
tidak terpisahkan
dari
kekayaan pemerintah pusat sehingga laporan keuangan yang disajikan merupakan
bagian
yang tidak
Kementerian Negara/Lembaga.
terpisahkan
Laporan
dari Laporan
Keuangan BLU
Keuangan
yang
disusun
berdasarkan SAK menjadi lampiran bagi Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, sedangkan untuk tujuan konsolidasian (pengintegrasian) Laporan
Keuangan
Negara/Lembaga
BLU perlu
ke
dalam Laporan
dilakukan
mapping
berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.
1|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan- 2012
Keuangan Kementerian ke dalam perkiraan
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
Dalam rangka pelaksanaan pengintegrasian Laporan Keuangan BLU yang disusun berdasarkan
Pernyataan
Standar
Akuntansi
Keuangan
(PSAK) ke dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, BLU menggunakan
sistem
akuntansi
yang
dapat menghasilkan
laporan
keuangan untuk tujuan konsolidasi. Laporan Keuangan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan kementerian negara/lembaga. Dalam rangka konsolidasi Laporan Keuangan satker BLU dengan Laporan Keuangan Kemdikbud. BLU menyampaikan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP setiap semester dan tahunan yang terdiri dari LRA, Neraca (laporan posisi keuangan), dan Catatan atas Laporan Keuangan yang dilampiri dengan Laporan Keuangan SAK. Permasalahan yang terjadi selama ini dan selalu menjadi temuan oleh BPK adalah terkait dengan konsolidasi laporan keuangan BLU berdasarkan SAK ke dalam Laporan Keuangan Kemdikbud berdasarkan SAP, sehingga dipandang perlu untuk menyusun dan menetapkan pedoman yang mengatur mengenai Mekanisme dan Tata Cara konsolidasi Laporan Keuangan BLU dengan Laporan Keuangan Kemdikbud. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dan dalam rangka meningkatkan kualitas
laporan
Keuangan
Kemdikbud
dipandang
perlu
menetapkan
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU di Lingkungan Kemdikbud Berdasarkan SAP.
1.2. Tujuan Tujuan Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU Berdasarkan SAP ini adalah sebagai berikut : a. Sebagai pedoman bagi BLU di lingkungan Kemdikbud dalam melakukan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAP; b. Sebagai acuan bagi BLU dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan ke dalam laporan keuangan kemdikbud.
2|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan- 2012
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
c. Adanya keseragaman perlakuan akuntansi terhadap akun-akun pada satker BLU khususnya dalam melakukan konsolidasi laporan keuangan berdasarkan SAK ke laporan keuangan berdasarkan SAP. d. Meningkatnya kualitas Laporan Keuangan Kemdikbud. 1.3. Ruang Lingkup Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU Berdasarkan SAP ini menguraikan mengenai: a. Penyusunan laporan keuangan BLU berdasarkan standar akuntansi pemerintahan (SAP). b. Kebijakan akuntansi laporan keuangan BLU berdasarkan SAP. c. Mekanisme dan tata cara pengkonsolidasian antara LK berdasarkan SAK dengan SAP. 1.4. Dasar Hukum a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara; c.
Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
2004
Tentang
Pemeriksaan,
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; d. Peraturan Pemerintah
Nomor
8
Tahun
2006
tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; e. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah; f.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum;
g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 171/PMK.05/2007 Tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 76/PMK.05/2008 Tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum; i.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16/2008 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di lingkungan Depdiknas;
j.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2011 tentang Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan Kemdiknas;
3|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan- 2012
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; l.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 086 Tahun 2012 tentang Unit Akuntansi Keuangan dan Unit Akuntansi Barang Milik Negara di Lingkungan Kemdikbud;
m. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-67/PB/2007 tentang Tata Cara Pengintegrasian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum ke Dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;
4|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan- 2012
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
BAB II PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BLU
2.1. Prinsip Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun sedemikian rupa sehingga menyajikan dengan wajar posisi keuangan. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan kriteria standar akuntansi pemerintahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 2.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: 2.2.1. Relevan Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan
yang
relevan
dapat
dihubungkan
dengan
maksud
penggunaannya. Informasi yang relevan: a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value) Informasi
memungkinkan
pengguna
untuk
menegaskan
atau
mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu. b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value) Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. c. Tepat waktu Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan. 5|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan- 2012
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
d. Lengkap Informasi
akuntansi
keuangan
mungkin,
mencakup
semua
mempengaruhi
pengambilan
pemerintah informasi
keputusan
disajikan selengkap
akuntansi
yang
dapat
dengan memperhatikan
kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah. 2.2.2. Andal Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik: a. Penyajian Jujur Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. b. Dapat Diverifikasi (verifiability) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh. c.
Netralitas Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.
2.2.3. Dapat Dibandingkan Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan serta membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk 6|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan- 2012
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahannya secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa dilakukan secara konsisten. Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan. 2.2.4. Dapat Dipahami Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud. 2.2.5. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form) Transaksi dan peristiwa lain yang disajikan sesuai dengan substansi dan realita ekonomi, bukan berdasarkan aspek formalitasnya. 2.3. Penyusunan Laporan Keuangan BLU Satuan kerja yang ditetapkan sebagai BLU mempunyai kewajiban untuk menyusun 2 (dua) laporan keuangan yaitu laporan keuangan berdasarkan SAK dan laporan keuangan berdasarkan SAP. 2.3.1. Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai SAK 2.3.1.1. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU diselenggarakan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia. 7|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan- 2012
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
2.3.1.2. Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi sebagaimana dimaksud
pada angka 2.3.1.1,
BLU
dapat
menerapkan
Standar Akuntansi Industri yang spesifik setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. 2.3.1.3. Laporan Keuangan BLU
yang
disusun berdasarkan
SAK
menjadi Lampiran Laporan Keuangan Kemdikbud. 2.3.1.4. Laporan Keuangan BLU yang disusun berdasarkan SAK, terdiri dari: a. Laporan Aktivitas; b. Neraca; c. Laporan Arus Kas; d. Catatan atas Laporan Keuangan. 2.3.2. Penyusunan Laporan Keuangan BLU untuk Konsolidasi 2.3.2.1. BLU selaku
pengelola
kekayaan
negara
yang
tidak
dipisahkan adalah entitas akuntansi dan wajib menyusun laporan keuangan. 2.3.2.2. Laporan
Keuangan
BLU
sebagaimana
angka 2.3.2.1. disusun berdasarkan Pemerintahan, dimaksudkan untuk
dimaksud
Standar
pada
Akuntansi
penyusunan
Laporan
Keuangan Kemdikbud yang terdiri dari : a. Neraca; b. Laporan Realisasi Anggaran; dan c. Catatan atas Laporan Keuangan. 2.3.2.3. Laporan
keuangan
sebagaimana
dimaksud
pada angka
2.3.2.2. disampaikan oleh entitas akuntansi kepada entitas pelaporan secara periodik dan berjenjang. 2.3.2.4. Laporan
Realisasi Anggaran
berdasarkan SAP memuat
pendapatan BLU, belanja yang bersumber dari APBN, dan belanja-belanja yang bersumber dari pendapatan BLU. 2.3.2.5. Dalam
rangka menyusun Laporan Realisasi
Anggaran
sebagaimana dimaksud pada angka 2.3.2.4., BLU melakukan konversi
terhadap
pendapatan BLU
bersumber dari pendapatan BLU. 8|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan- 2012
dan
belanja
yang
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
2.3.2.6. Neraca berdasarkan SAP dihasilkan berdasarkan konversi akun Neraca BLU
sesuai SAK
ke
dalam Bagan
Akun
Standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan. 2.3.2.7. Dokumen
sumber
yang
digunakan
pendapatan dan belanja pendapatan
BLU
BLU
dalam
untuk
yang
membukukan
bersumber
rangka menghasilkan
dari
laporan
keuangan berdasarkan SAP adalah SP3B dan SP2B. 2.3.2.8. Satker BLU menyampaikan SP3B dan SP2B kepada Kantor Pelayanan perbendaharaan Negara (KPPN ) setiap triwulan. 2.3.2.9. Dokumen
sumber
yang digunakan
untuk
melakukan
konversi Neraca sebagaimana dimaksud pada angka 2.3.2.7., dan membukukan saldo Dana Lancar BLU adalah MP yang dilakukan
pada
saat
penyusunan
Laporan
Keuangan
semesteran dan Tahunan. 2.4. Komponen Laporan Keuangan Komponen Laporan keuangan BLU berdasarkan SAP terdiri dari : a. Laporan Realisasi Anggaran b. Neraca; dan c. Catatan atas Laporan Keuangan. 2.4.1.
Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran disusun berdasarkan penggabungan Laporan Realisasi Anggaran seluruh entitas akuntansi yang berada di bawah satker BLU. Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari Pendapatan Negara , Hibah dan Belanja.
2.4.2.
Neraca Neraca (laporan posisi keuangan) adalah laporan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan BLU pada suatu tanggal tertentu, meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas. a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai BLU yang timbul dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan akan diperoleh. Manfaat ekonomi masa depan yang terkandung dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk menghasilkan
9|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan- 2012
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
arus kas masuk kepada BLU melalui penggunaan atau pelepasan aset tersebut. b. Kewajiban merupakan kewajiban masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya dimasa depan akan mengakibatkan
arus
keluar
dari
sumber
daya
BLU
yang
mengandung manfaat ekonomi. c. Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah. Di dalam laporan posisi keuangan, ekuitas disubkelompokkan menjadi ekuitas dana lancar, dan ekuitas dana investasi. 2.4.3.
Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan memuat pengungkapan dan penjelasan informasi yang disajikan dalam LRA, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan sehingga pengguna laporan keuangan dapat memperoleh pemahaman secara lebih lengkap atas laporan keuangan BLU berdasarkan SAP.
Informasi dalam catatan atas laporan keuangan
terutama mencakup informasi singkat tentang BLU, kebijakan akuntansi penting
yang
mendasari
penyajian
laporan
keuangan,
serta
pengungkapan informasi penting dan penjelasan atau rincian atas pospos laporan keuangan. Contoh
Laporan
Keuangan
BLU
berdasarkan SAP, sebagaimana
terlampir dalam pedoman ini.
10 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAP
3.1. Pendapatan Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Umum Negara (KUN) yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan timbul dari aktivitas BLU, seperti pendapatan usaha dari jasa layanan pendidikan, perolehan sumbangan/hibah, pendapatan bunga dan pendapatan dari penyewaan aset. Pendapatan BLU diklasifikasikan menurut sumber penggunaannya, yaitu sebagai berikut : a. Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan b. Pendapatan Hibah c. Pendapatan Lainnya 3.1.1. Pendapatan Usaha Dari Jasa Layanan Merupakan pendapatan BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas jasa yang diserahkan kepada masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi BLU, yaitu jasa pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat (Tridharma Perguruan Tinggi). Pendapatan usaha dari jasa layanan BLU meliputi: a. Pendapatan Jasa Pendidikan dan Pengajaran, yaitu pendapatan yang diperoleh dari dan berhubungan langsung dengan pemberian jasa layanan pendidikan dan pengajaran secara reguler, antara lain: 1) Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan Uang Praktikum; 2) Dana Pengembangan Dana pengembangan atau uang pangkal adalah uang yang harus dibayarkan oleh seseorang ketika yang bersangkutan diterima secara resmi sebagai mahasiswa baru. 3) Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran lainnya seperti biaya
kegiatan
mahasiswa
baru,
11 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
hasil
penjualan
formulir
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
pendaftaran seleksi mahasiswa baru, biaya wisuda atau yang sejenisnya. b. Pendapatan dari Kerjasama Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Pada Masyarakat, terdiri dari: 1) Pendapatan Kerjasama Pendidikan, yaitu pendapatan yang diperoleh dari pemberian jasa layanan pendidikan dan pengajaran yang penyelenggaraannya dilaksanakan atas dasar perikatan kerjasama dengan pihak lain seperti kerjasama penyelenggaraan pelatihan baik degree maupun non-degree. 2) Pendapatan Kerjasama Penelitian, yaitu pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan perikatan kerjasama dengan pihak lain untuk layanan penelitian atau pengkajian aspek tertentu yang bukan bersifat hibah. 3) Pendapatan
Kerjasama
Pengabdian
Pada
Masyarakat
(PPM), yaitu pendapatan yang diperoleh dari pelaksanaan perikatan kerjasama PPM dengan pihak lain seperti jasa perektrutan pegawai, konsultasi dan sebagainya. c. Pendapatan Dari Penyelenggaraan Jasa Layanan Masyarakat Lainnya. Meliputi pendapatan yang diperoleh dari penyelenggaraan jasa layanan masyarakat selain yang termasuk kategori a dan b di atas, seperti pendapatan dari penyelenggaraan balai/klinik kesehatan, jasa konsultasi manajemen, hukum, psikologi, teknik dan sebagainya. d. Pendapatan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran meliputi hasil penjualan produk dari kegiatan praktikum, penelitian dan sebagainya seperti hasil praktikum dan hasil penelitian di bidang perkebunan, peternakan, pertanian, kedokteran dan teknologi.
12 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
3.1.1.1. Pengakuan a. Sumbangan
Pembinaan Pendidikan
(SPP)
dan
Uang
Praktikum. 1) Pendapatan
yang
diperoleh
dari
pungutan
biaya/sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), biaya praktikum dan sejenisnya yang diterima di setiap awal semester untuk masa satu semester kedepan (uang semester) diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B /SP2B. 2) Pada setiap tanggal pelaporan, bagian dari uang semester yang jasanya belum diserahkan harus disajikan di laporan keuangan sebagai pendapatan diterima dimuka. 3) Dalam hal terjadi penangguhan pembayaran uang SPP dan Praktikum oleh mahasiswa sedangkan jasa layanan telah diserahkan, maka BLU mengakui penyerahan jasa layanan tersebut sebagai piutang. b. Dana Pengembangan Dana pengembangan atau uang pangkal adalah uang yang harus dibayarkan oleh seseorang ketika yang bersangkutan diterima secara resmi sebagai mahasiswa baru. Pendapatan ini diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B / SP2B. Hak tagih timbul jika : 1) calon mahasiswa telah terdaftar secara resmi sebagai mahasiswa baru, dan 2) BLU
tidak
mengembalikan
lagi
mempunyai
seluruh
atau
kewajiban
untuk
sebagian
dana
pengembangan tersebut. c. Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran lainnya seperti biaya kegiatan mahasiswa baru, hasil penjualan formulir pendaftaran seleksi mahasiswa baru, biaya wisuda atau
yang
sejenisnya
diakui
pendapatan melalui SP3B /SP2B. 13 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
pada
saat
pengesahan
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
d. Pendapatan dari kerjasama pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B /SP2B atas pendapatan tersebut. Hak tagih timbul jika: 1) telah memenuhi persyaratan penagihan (termin) sesuai perikatan kerjasama, atau. 2) pekerjaan telah diselesaikan dan diserahkan sesuai dengan persyaratan perikatan kerjasama. e. Pendapatan dari penyelenggaraan jasa layanan masyarakat lainnya diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B /SP2B dari pendapatan tersebut. f. Pendapatan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B/SP2B dari hasil penjualan produk tersebut. 3.1.1.2. Pengukuran a. Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran dicatat sebesar nilai imbalan jasa layanan yang ditetapkan oleh Pimpinan BLU. b. Pendapatan dari kerjasama pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dicatat sebesar nilai wajar jasa yang diserahkan, yaitu nilai yang ditentukan berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam perikatan kerjasama. c. Pendapatan dari penyelenggaraan jasa masyarakat lainnya dicatat sebesar nilai imbalan jasa yang ditetapkan Pimpinan BLU. d. Pendapatan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dicatat sebesar kas yang diterima. 3.1.1.3. Pengungkapan a. Pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan tentang: 14 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
1) Kebijakan
(SAP)
akuntansi
pengakuan
dan
pengukuran
pendapatan 2) Rincian jenis dan jumlah pendapatan dari jasa pendidikan dan pengajaran yang diakui dalam periode laporan. b. Pendapatan dari kerjasama pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah: 1) Kebijakan
akuntansi
pengakuan
dan
pengukuran
pendapatan 2) Daftar rincian kerjasama pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat
yang telah mengikat
(kontrak) baik untuk kontrak yang belum, sedang, atau telah dilaksanakan dalam periode laporan, meliputi mitra kerjasama, jenis pekerjaan, nilai kontrak, dan jangka waktu penyelesaian pekerjaan. c. Pendapatan dari penyelenggaraan jasa layanan masyarakat lainnya harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan adalah : 1) Kebijakan
akuntansi
pengakuan
dan
pengukuran
pendapatan 2) Rincian jenis jasa dan jumlah pendapatan jasanya selama periode pelaporan. 3.1.2. Pendapatan Hibah Pendapatan Hibah adalah setiap penerimaan BLU dalam bentuk uang, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri, yang atas pendapatan hibah tersebut, BLU mendapat manfaat secara langsung yang digunakan untuk mendukung tugas dan fungsi BLU. Pendapatan hibah yang diterima oleh BLU harus dipastikan jenis dan sumbernya, dengan ketentuan sebagai berikut:
15 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
a. Apabila sumbernya dari APBN (DIPA satker lain), baik dari satker Kemdikbud maupun satker dari Kementerian/Lembaga lain tidak boleh diakui/disahkan sebagai pendapatan dan belanja BLU; b. Apabila sumbernya dari Pemda, lembaga swasta, individu, dan yang lainnya diakui dan disahkan sebagai pendapatan dan belanja BLU. c. Penerimaan
uang
beasiswa
yang
diterima
oleh
BLU
dari
Pemda/korporasi/individu dapat diakui sebagai pendapatan hibah jika : 1) pemberi
beasiswa
tidak
menentukan
individu
penerima
beasiswanya, dan 2) BLU harus mengeluarkan sumber daya atau manfaat ekonomi yang dimiliki untuk memperoleh dan mengelola beasiswa tersebut. (Contoh : Suatu korporasi memberikan sumbangan uang kepada BLU untuk beasiswa bagi mahasiswa dan menyerahkan sepenuhnya kepada BLU
untuk
berdasarkan
menyeleksi kriteria
dan
dan
menentukan
pertimbangan
penerima
BLU.
Atas
beasiswa penerimaan
sumbangan tersebut BLU melaksanakan kegiatan penyeleksian untuk menentukan individu penerima beasiswanya).
d. Apabila penerimaan uang beasiswa yang diterima oleh BLU dari Pemda/korporasi/individu tidak sesuai dengan ketentuan pada huruf c di atas, satker BLU mengakui sebagai uang titipan (kewajiban), dan yang dicatat sebagai pendapatan hanya yang terkait dengan biaya pendidikan (SPP, Dana Penunjang, Biaya Praktikum, dll.,) yang diterima oleh BLU. 3.1.2.1. Pengakuan a. Hibah dalam bentuk uang diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B /SP2B atas hibah tersebut. b. Hibah berbentuk barang atau aset, diakui pada saat hak kepemilikan berpindah kepada BLU. c. Hibah dalam bentuk jasa diakui pada saat jasa telah selesai dilaksanakan. d. Hibah dalam bentuk barang/jasa sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c di atas, harus diikuti dengan melakukan 16 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
pengesahan pendapatan dan belanja dengan menerbitkan SP3B/SP2B sebagai dasar pengakuan pendapatan dan belanja.
3.1.2.2. Pengukuran a. Hibah dalam bentuk uang dicatat sebesar kas yang diterima oleh BLU. b. Hibah dalam bentuk aset atau jasa dicatat sebesar nilai wajar aset atau jasa yang diterima, yaitu nilai yang tertuang dalam dokumen hibah. c. Jika tidak terdapat bukti andal yang mendukung penetapan nilai wajar aset atau jasa hibah, maka aset hibah dicatat sebesar nilai yang ditentukan berdasarkan penetapan Menteri Keuangan. d. Apabila nilai wajar aset dari hibah sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas, belum diperoleh pada tanggal pelaporan, dicatat sebesar taksiran harga pasar dengan penetapan Pimpinan BLU. e. Jasa hibah dicatat sebesar taksiran harga pasar dengan penetapan Pimpinan BLU. 3.1.2.3. Penyajian dan Pengungkapan a. Hibah dalam bentuk uang disajikan dalam laporan realisasi anggaran pendapatan dan hibah. b. Hal-hal berikut mengenai pendapatan yang berasal dari hibah harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan : 1) Kebijakan
akuntansi
pengakuan
dan
pengukuran
pendapatan hibah 2) Rincian perolehan hibah yang meliputi pemberi hibah, jenis dan klasifikasi hibah, nilai wajar.
17 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
3.1.3. Pendapatan Lainnya Merupakan pendapatan yang berasal dari sumber yang tidak termasuk ke dalam jenis pendapatan di atas, yaitu pendapatan yang diperoleh dari aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan tugas dan fungsi BLU, seperti penyewaan aset BLU, kerjasama operasi, hasil investasi dan hasil penjualan produk dari penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran dan sebagainya. Pendapatan Lainnya meliputi: a. Pendapatan dari usaha penyewaan aset BLU yaitu pendapatan yang berasal dari penyewaan aset yang dimiliki oleh BLU. b. Pendapatan
Kerjasama
operasi
(KSO)
yaitu
pendapatan
berkenaan dengan pengelolaan aset BLU oleh pihak ketiga (investor) berdasarkan perikatan/perjanjian hukum dimana pihak ketiga diberi hak untuk membangun dan mengelola aset BLU selama jangka waktu tertentu (masa konsesi), dan pada akhir masa konsesi seluruh aset KSO diserahkan kepada BLU (build-operate-transfer). Pendapatan yang diperoleh BLU dari perikatan KSO dapat berupa bagi hasil atau bagi pendapatan dengan cara tertentu, bergantung perikatannya. c. Pendapatan hasil investasi meliputi antara lain bunga deposito, bunga tabungan, bunga obligasi, dividen dari pemilikan saham atau pendapatan dari penyertaan langsung. d. Pendapatan Jasa Giro Rekening BLU/PNBP yaitu pendapatan yang diterima oleh BLU berupa bunga yang dihasilkan dari rekening giro yang dimiliki oleh BLU. 3.1.3.1. Pengakuan a. Pendapatan dari usaha penyewaan aset BLU: 1) diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B/ SP2B dari penyerahan jasa sewa tersebut. 2) Jika aset BLU disewakan untuk suatu jangka waktu tertentu yang melebihi satu periode pelaporan dengan basis kontrak pembayaran dimuka, maka pada akhir 18 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
periode penerimaan uang sewa tersebut diperlakukan sebagai pendapatan diterima dimuka. b. Pendapatan pengesahan
kerjasama
operasi
pendapatan
melalui
diakui
pada
saat
SP3B/SP2B
dari
pendapatan tersebut. Sedangkan aset KSO diakui sebagai aset BLU pada akhir masa konsesi. c. Pendapatan hasil investasi diakui pada saat adanya pengesahan pendapatan melalui SP3B /SP2B dari hasil investasi tersebut. d. Pendapatan jasa giro diakui pada saat pengesahan pendapatan melalui SP3B /SP2B dari jasa giro tersebut. 3.1.3.2. Pengukuran a. Pendapatan dari usaha penyewaan aset BLU dicatat sebesar nilai imbalan jasa sewa yang diterima. b. Pendapatan KSO dicatat sebesar kas yang diterima sesuai kesepakatan yang tertuang dalam perikatannya. c. Pendapatan hasil investasi dicatat sebesar nilai kas yang diterima. d. Pendapatan
jasa giro dicatat
sebesar
jumlah
yang
dikreditkan kepada rekening giro BLU. 3.1.3.3. Pengungkapan a. Hal-hal berikut mengenai pendapatan penyewaan aset harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan : 1) Kebijakan
akuntansi
pengakuan
dan
pengukuran
pendapatan penyewaan aset. 2) Rincian jenis dan nilai tercatat aset yang disewakan, harga sewa, jangka waktu dan persyaratan-persyaratan mengikat penting lainnya dalam perikatan sewa. b. Hal-hal berikut mengenai pendapatan kerjasama operasi yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan :
19 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
1) Kebijakan
(SAP)
akuntansi
pengakuan
dan
pengukuran
pendapatan kerjasama operasi 2) Sifat, jenis, jangka waktu kerjasama operasi dan persyaratan-persyaratan mengikat penting lainnya dalam perikatan kerjasama operasi. 3.2. Aset Aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki dan/atau dikuasai BLU yang timbul akibat transaksi atau peristiwa dimasa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan dapat diperoleh dan dapat diukur dalam satuan uang. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan kontribusi, baik langsung maupun tidak langsung, bagi operasional BLU berupa arus kas dan setara kas kepada BLU.
Aset
BLU
disajikan
di
laporan
posisi
keuangan
dengan
mengklasifikasikannya ke dalam aset lancar dan aset tidak lancar, dan disajikan berdasarkan urutan tingkat likuiditasnya. 3.2.1. Aset Lancar Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika memenuhi kriteria sebagai berikut : a. dalam bentuk kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi, b. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk digunakan atau dijual dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan lainnya dalam jangka pendek dan diperkirakan akan direalisasi dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditas, meliputi antara lain : 3.2.1.1. Kas Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan saldo uang persediaan yang belum disetorkan ke kas negara yang sumber dananya berasal dari APBN. 20 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
3.2.1.2. Kas pada BLU Kas pada BLU merupakan saldo kas dan setara kas yang merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan. Kas pada BLU terdiri dari : a. Kas - BLU adalah saldo kas yang merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan dan Memo Penyesuaian yang terkait dengan kas blu. b. Setara Kas - BLU adalah bagian dari aset lancar yang sangat liquid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu sampai dengan 3 (tiga) bulan tanpa mengalami perubahan nilai yang signifikan, antara lain: 1) Deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan; 2) Cek yang baru dapat diuangkan dalam jangka waktu kurang dari 3 (tiga) bulan. 3) Termasuk yang dicatat sebagai Setara Kas – BLU adalah realisasi belanja yang bersumber dari PNBP yang belum disahkan pada tanggal pelaporan. 3.2.1.3. Kas Lainnya dan Setara Kas a. Pengertian Kas Lainnya adalah kas yang ada pada BLU selain Kas Bendahara Pengeluaran dan Kas pada BLU. Termasuk dalam setara kas adalah akun Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran yang meliputi antara lain: 1) Saldo
uang
LS
yang
dibayarkan
ke
bendahara
pengeluaran yang belum dibayarkan kepada pihak ketiga yang berhak/akan disetor ke kas umum Negara. 2) Dana titipan (bansos/blockgrant) dari APBN atau DIPA satker lain; 3) Pendapatan yang belum disahkan; 4) Saldo lainnya di rekening yang sumber dananya dari APBN.
21 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
b. Pengakuan Kas Lainnya dan Setara Kas diakui pada saat terjadinya aliran kas masuk ke BLU c. Pengukuran 1) Kas Lainnya dan setara kas diukur sebesar nilai nominal pada saat diterima; 2) Kas yang diterima dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah sebesar nilai kurs tengah Bank Indonesia pada saat diterima; 3) Saldo kas lainnya dan setara kas dalam mata uang asing pada tanggal pelaporan dinyatakan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Kas Lainnya dan setara kas yang penggunaannya dibatasi disajikan secara terpisah di dalam kelompok kas dan setara kas dan diungkapkan alasan pembatasannya dalam catatan atas laporan keuangan. 2) Hal-hal berikut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Kebijakan
akuntansi
yang
diterapkan
dalam
menentukan dan menyajikan kas lainnya & setara kas b) Rincian kas lainnya dan setara kas 3.2.1.4. Investasi Jangka Pendek BLU a. Pengertian Investasi Jangka Pendek BLU adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki untuk jangka waktu dari 3 (tiga) sampai 12 bulan. b. Pengakuan Investasi jangka pendek BLU diakui pada saat terjadinya transaksi perolehan investasi tersebut, dengan melakukan Memo
Penyesuaian
(MP)
oleh Pimpinan BLU.
MP
dilakukan dengan mereklasifikasi dari Kas pada BLU ke 22 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
Investasi Jangka Pendek dan tidak perlu melakukan pengesahan ke KPPN. c. Pengukuran 1) Investasi dalam bentuk deposito berjangka dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut. 2) Investasi dalam bentuk efek diperdagangkan : a) Pada saat perolehan investasi efek diperdagangkan dicatat sebesar biaya perolehannya. b) Pada
tanggal
pelaporan,
investasi
efek
diperdagangkan disajikan di laporan posisi keuangan sebesar nilai wajarnya, yaitu harga efek yang bersangkutan pada tanggal laporan. d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Investasi jangka pendek BLU disajikan di laporan posisi keuangan pada kelompok aset lancar. 2) Hal-hal berikut mengenai investasi jangka pendek BLU harus
diungkapkan
dalam
catatan
atas
laporan
keuangan : a) Kebijakan
akuntansi
yang
diterapkan
dalam
menyajikan investasi jangka pendek. b) Jenis
dan
jumlah
investasi
jangka
pendek
berdasarkan nilai perolehan dan nilai wajarnya. c) Jumlah
penempatan/investasi
pada
pihak
yang
memiliki hubungan istmewa. 3.2.1.5. Piutang Dari Kegiatan Operasional BLU dan Piutang Dari Kegiatan Non Operasional BLU a. Pengertian 1) Piutang Dari Kegiatan Operasional BLU adalah hak tagih kepada
pihak
lain
yang
timbul
karena
adanya
penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan operasional BLU misalnya piutang SPP Mahasiswa,
23 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
piutang kerjasama pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. 2) Piutang Dari Kegiatan Non Operasional BLU adalah hak tagih kepada pihak lain yang timbul karena adanya penyerahan
barang
atau
jasa
di
luar
kegiatan
operasional BLU, misalnya piutang bunga, piutang sewa. 3) Penyisihan piutang tidak tertagih adalah bagian dari piutang yang kemungkinan tidak akan dapat ditagih. Besarnya nilai Penyisihan piutang tidak tertagih dihitung berdasarkan analisis kualitas piutang seperti yang tercantum
dalam
POS
Pengelolaan
Piutang
di
Lingkungan Kemdikbud. b. Pengakuan 1) Piutang dari kegiatan operasional BLU dan dari kegiatan non operasional BLU diakui pada saat barang, jasa atau uang diserahkan tetapi belum menerima pembayaran atau pengembalian dari penyerahan tersebut. 2) Penyisihan kerugian piutang tak tertagih diakui pada saat akhir periode pelaporan. c. Pengukuran 1) Piutang disajikan di laporan posisi keuangan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu jumlah piutang setelah dikurangi penyisihan kerugian piutang. 2) Penyisihan kerugian piutang dibentuk sebesar jumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih. d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Piutang dari kegiatan operasional BLU dan dari kegiatan non operasional BLU yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun disajikan di laporan posisi
keuangan
dalam
kelompok
aset
lancar,
sedangkan piutang dari kegiatan operasional BLU dan dari kegiatan non operasional BLU yang jangka waktu 24 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
penyelesaiannya lebih dari 1 tahun disajikan di laporan posisi keuangan pada kelompok aset lainnya. 2) Hal-hal berikut mengenai piutang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan : a) Kebijakan
akuntansi
yang
diterapkan
dalam
menyajikan piutang termasuk kebijakan penyisihan dan penghapusan piutang. b) Rincian jenis dan jumlah piutang dari kegiatan operasional BLU dan dari kegiatan non operasional BLU yang memiliki hubungan istimewa. c) Rincian
jumlah
penyisihan
kerugian
piutang
berdasarkan penilaian kualitas piutang. 3.2.1.6. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran a. Pengertian Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran merupakan reklasifikasi tagihan penjualan angsuran jangka panjang ke dalam piutang jangka pendek, karena Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. b. Pengakuan Seluruh tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo dalam kurun waktu satu tahun atau kurang diakui sebagai Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran. c. Pengukuran Bagian
Lancar
Tagihan
Penjualan
Angsuran
dicatat
sebesar nilai nominal yaitu sejumlah tagihan penjualan angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun. d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok aset lancar. 25 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
2) Hal-hal
berikut
(SAP)
mengenai
Bagian
Lancar
Tagihan
Penjualan Angsuran harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Dasar dan metode penilaian Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran termasuk kebijakan penyisihan dan penghapusan Bagian lancar TPA. b) Rincian jenis dan jumlah Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran. 3.2.1.7. Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (Bagian Lancar TP/TGR) a. Pengertian Bagian Lancar TP/TGR merupakan reklasifikasi lain-lain aset yang berupa TP/TGR ke dalam aset lancar disebabkan adanya TP/TGR jangka panjang yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. b. Pengakuan TP/TGR yang harus diterima dalam waktu satu tahun diakui sebagai Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi. c. Pengukuran Bagian Lancar TP/TGR dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akan diterima dalam waktu satu tahun. d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Bagian Lancar TP/TGR disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok aset lancar. 2) Hal-hal berikut mengenai Bagian Lancar TP/TGR harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Dasar dan metode penilaian Bagian Lancar TP/TGR termasuk kebijakan penyisihan dan penghapusan bagian lancar TP/TGR . b) Rincian jenis dan jumlah Bagian Lancar TP/TGR.
26 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
3.2.1.8. Persediaan a. Pengertian Persediaan adalah aktiva yang berupa: 1) bahan dan atau perlengkapan untuk digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, seperti bahan yang digunakan di laboratorium,
bengkel,
studio
atau
rumah
sakit
pendidikan untuk kegiatan praktikum dan penelitian, 2) bahan dan perlengkapan untuk digunakan dalam proses penyelenggaraan administrasi, seperti kertas, barang cetakan dan alat tulis kantor lainnya. 3) barang atau produk yang tersedia untuk dijual dan dalam proses produksi untuk penjualan seperti persediaan hasil tanaman atau peternakan (hasil dari aset biolojik) tersedia untuk dijual dan persediaan robot pesanan dalam proses pengerjaan. b. Pengakuan 1) Persediaan diakui pada saat diterima berdasarkan berita acara penerimaan yang sah. 2) Pengakuan
persediaan
sebagai
beban
ditentukan
berdasarkan inventarisasi fisik (stock opname) secara periodik pada setiap tanggal pelaporan keuangan. c. Pengukuran 1) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian; 2) Harga
pokok
produksi
apabila
diperoleh
dengan
memproduksi sendiri; 3) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. 4) BLU
harus
menentukan
nilai
persediaan
akhir
berdasarkan hasil inventarisasi fisik dikalikan dengan harga terakhir.
27 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Persediaan disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok aset lancar. 2) Hal-hal berikut mengenai persediaan harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Dasar dan metode penilaian persediaan b) Jenis persediaan dan harga perolehannya jika di laporan posisi keuangan disajikan secara tergabung. c) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan
yang
digunakan
masyarakat,
barang
atau
dalam
pelayanan
perlengkapan
yang
digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan
untuk
dijual
atau
diserahkan
kepada
masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi
yang
dimaksudkan
untuk
dijual
atau
diserahkan kepada masyarakat d) Jenis, jumlah, dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau usang. 3.2.1.9. Belanja Dibayar Dimuka a. Pengertian Belanja dibayar dimuka adalah hak yang masih harus diterima dari pihak ketiga setelah tanggal neraca, yang telah dibayarkan secara penuh dari Rekening Kas Umum Negara
dan
membebani
DIPA
tahun
berjalan
tapi
pada
saat
barang/jasa belum diterima. b. Pengakuan 1) Belanja
dibayar
dimuka
bertambah
pembayaran atau kas diserahkan; 2) Belanja dibayar dimuka berkurang pada saat barang/jasa diterima atau berlalunya waktu.
28 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
c. Pengukuran 1) Belanja dibayar dimuka dicatat sebesar kas yang dikeluarkan pada saat pembayaran; 2) Belanja dibayar dimuka yang berkurang dicatat sebesar jumlah barang/jasa yang diterima atau jumlah alokasi uang muka belanja berdasarkan periode berlalunya waktu. d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Belanja dibayar dimuka disajikan dalam neraca pada kelompok aset lancar apabila manfaat yang akan diterima kurang dari 1 (satu) tahun, atau aset lainnya apabila manfaat yang akan diterima lebih dari satu tahun. 2) Hal-hal berikut mengenai Belanja dibayar dimuka yang harus
diungkapkan
dalam
catatan
atas
laporan
keuangan: a) Jenis Belanja dibayar dimuka b) Jumlah dari masing-masing uang muka belanja 3.2.1.10. Uang Muka Belanja a. Pengertian Uang Muka Belanja adalah hak yang masih harus diterima dari pihak ketiga setelah tanggal neraca, yang telah dibayarkan
dari
Rekening
Kas
Umum
Negara
dan
membebani DIPA tahun berjalan berupa uang muka/panjar. b. Pengakuan 1) Uang muka belanja bertambah pada saat pembayaran atau kas diserahkan; 2) Uang muka belanja berkurang pada saat barang/jasa diterima atau berlalunya waktu.
29 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
c. Pengukuran 1) Uang muka belanja dicatat sebesar kas yang dikeluarkan pada saat pembayaran; 2) Uang muka belanja yang berkurang dicatat sebesar jumlah barang/jasa yang diterima atau jumlah alokasi uang muka belanja berdasarkan periode berlalunya waktu; d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Uang muka belanja disajikan dalam neraca pada kelompok aset lancar apabila manfaat yang akan diterima kurang dari 1 (satu) tahun, atau aset lainnya apabila manfaat yang akan diterima lebih dari satu tahun. 2) Hal-hal berikut mengenai uang muka belanja yang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Jenis uang muka belanja b) Jumlah dari masing-masing uang muka belanja
3.2.2. Aset Tidak Lancar Aset tidak lancar adalah aset yang dikuasai dan digunakan secara langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan BLU dan tidak memenuhi kriteria sebagai aset lancar. Aset tidak lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditas, meliputi antara lain : 3.2.2.1. Investasi Jangka Panjang, Investasi Jangka Panjang Tidak dicatat di neraca satker BLU SAP, tapi dicatat di Bendahara Umum Negara (BUN). Oleh sebab itu, satker BLU menyampaikan data investasi jangka panjang ke BUN dan diungkapkan dalam CaLK satker BLU.
3.2.2.2. ............. 30 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
3.2.2.2. Aset Tetap a. Pengertian 1) Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki dan atau dikuasai oleh BLU yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan BLU. 2) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui. 3) Nilai
wajar
adalah
jumlah
yang
dipakai
untuk
mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar (arm's length transaction). b. Pengelompokan Aset Tetap Aset tetap BLU dikelompokkan sebagai berikut: 1) Tanah BLU 2) Peralatan dan mesin BLU 3) Gedung dan bangunan BLU 4) Jalan, irigasi, dan jaringan BLU 5) Aset Tetap Lainnya BLU 6) Konstruksi dalam pengerjaan BLU c. Pengakuan 1) Suatu perolehan aset tetap diakui dan dikelompokkan sebagai aset tetap jika memenuhi semua kriteria sebagai berikut : a) memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun b) memiliki nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
31 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
c) nilainya memenuhi jumlah batasan biaya yang dapat dikapitalisasi sesuai peraturan tentang barang milik Negara (BMN). d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal. 2) Aset tetap yang dibangun sendiri a) Aset tetap yang dibangun sendiri diakui sebagai aset tetap pada saat aset tersebut telah dalam kondisi siap digunakan. b) Selama proses pembangunan, biaya yang timbul sehubungan dengan pembangunan aset tetap dicatat pada pos sementara “Konstruksi Dalam Pengerjaan”. Pada saat pembangunan secara fisik telah selesai dan siap untuk digunakan maka seluruh jumlah biaya konstruksi dalam pengerjaan direklasifikasi ke aset tetap. 3) Aset tetap yang diperoleh melalui sewa. Suatu aset tetap yang diperoleh melalui sewa diakui sebagai aset tetap jika memenuhi salah satu dari kriteria sewa pembiayaan sebagai berikut : a) Pada akhir masa sewa, kepemilikan aset beralih kepada penyewa (lesse) b) Penyewa mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibanding nilai wajarnya pada saat opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi akan dilaksanakan. c) Masa sewa mencakup sebagian besar (75% atau lebih) masa manfaat ekonomi aset tersebut meskipun hak milik tidak dialihkan. d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum mendekati nilai wajar aset, yaitu mencapai 90% atau lebih nilai wajar aset tersebut.
32 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
e) Aset sewa memiliki karakteristik khusus dimana hanya penyewa
yang
dapat
menggunakanya
tanpa
memerlukan modifikasi material. 4) Aset hibah Aset tetap yang diperoleh dari hibah diakui pada saat hak kepemilikan berpindah kepada BLU, yang dibuktikan dengan adanya BAST. Pengakuan aset tetap yang diperoleh dari hibah, harus diikuti dengan melakukan pengesahan
pendapatan
dan
belanja
dengan
menerbitkan SP3B/SP2B sebagai dasar pengakuan pendapatan dan belanja. 5) Pengeluaran setelah perolehan awal a) Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau kemungkinan besar memberi manfaat keekonomian di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, diakui dan ditambahkan pada jumlah tercatat aset yang bersangkutan (dikapitalisasi). b) Pengeluaran
setelah
perolehan
yang
tidak
menimbulkan pertambahan masa manfaat, kapasitas, mutu atau standar kinerja harus diakui sebagai belanja pemeliharaan. Misalnya BLU melakukan pengecatan seluruh gedungnya dengan biaya Rp.100 juta. Pengeluaran tersebut harus dicatat sebagai belanja pemeliharaan gedung karena pengecatan hanya untuk mempertahankan kondisi aset. d. Pengukuran a) Biaya perolehan. Pada saat pengakuan awal, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan aset tetap meliputi harga beli atau konstruksinya, termasuk biaya hukum, biaya broker dan bea impor, setelah dikurangi diskon 33 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
dan potongan lainnya, dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang membuat aset tersebut dapat digunakan sesuai dengan yang dikehendaki. Biaya yang dapat diatribusikan meliputi biaya penyiapan lahan/tempat,
biaya
pengiriman,
penyimpanan
dan
bongkar-muat, biaya pemasangan, biaya pengujian dan biaya profesional. b) Perolehan dengan sewa pembiayaan, pembayaran cicilan atau penangguhan pembayaran. Jika aset tetap diperoleh dengan cara sewa pembiayaan (finance lease), pembayaran cicilan, atau penangguhan pembayaran untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, maka biaya perolehan aset tersebut harus diukur sebesar nilai kini dari seluruh pembayaran dimasa depan. Sedangkan bunga yang diperhitungkan harus diakui sebagai belanja operasional lainnya jangka
waktu
sewa
pembiayaan,
cicilan
selama atau
penangguhan pembayaran. c) Perolehan dengan pertukaran. Jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dengan aset non moneter atau kombinasi aset moneter dan aset non moneter, maka biaya perolehan aset tersebut diukur pada nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan, mana yang lebih andal. Jika transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal, maka biaya perolehan aset diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan. d) Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan (donasi) dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
34 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
e. Penyajian dan Pengungkapan 1) Aset tetap disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok aset tetap dan dirinci berdasarkan jenisnya. 2) Hal-hal berikut mengenai aset tetap harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan : a) Kebijakan
akuntansi
yang
diterapkan
dalam
menyajikan aset tetap. b) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap. c) Rincian aset tetap yang dikelompokkan kedalam aset yang dimiliki dan aset sewa. d) Mutasi aset tetap lainnya. e) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penurunan nilai pada awal dan akhir periode baik untuk aset tetap yang dimiliki maupun aset yang diperoleh dari sewa pembiayaan (aset sewa). f. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan, kerugian penurunan nilai, penyusutan, dan perubahan lainnya seperti revaluasi dan reklasifikasi,
baik untuk aset tetap
yang dimiliki maupun aset yang diperoleh dari sewa pembiayaan (aset sewa). g. Keberadaan dan jumlah pembatasan hak milik dan aset tetap yang dijaminkan atas utang. 3.2.2.3. Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah hak tagih kepada pihak lain yang timbul karena adanya penyerahan barang atau jasa dalam rangka kegiatan operasional BLU, atau karena adanya penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara yang akan dilunasi dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun.
35 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
Piutang jangka panjang terdiri dari Tagihan Penjualan Angsuran
(TPA)
BLU,
dan
Tagihan
Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) BLU. 3.2.2.4. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) BLU a. Pengertian TPA BLU menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah. b. Pengakuan TPA BLU diakui pada saat penandatanganan kontrak/berita acara penjualan aset. c. Pengukuran Pengukuran TPA BLU setiap akhir periode akuntansi harus dilakukan reklasifikasi, dilakukan sebagai berikut: 1) Dicatat sebagai aset lancar akun Bagian Lancar TPA sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca; 2) Dicatat sebagai Piutang Jangka Panjang akun TPA terhadap nilai yang akan dilunasi lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. d. Penyajian dan Pengungkapan 1) TPA BLU disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok Piutang Jangka Panjang. 2) Hal-hal berikut mengenai TPA BLU harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Dasar dan metode penilaian TPA BLU. b) Rincian jenis dan jumlah TPA BLU.
36 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
3.2.2.5. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) BLU a. Pengertian TP/TGR merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/ pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atas kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. b. Pengakuan TP/TGR diakui setelah : 1) Adanya Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM), yang menunjukkan bahwa penyelesaian atas TGR dilakukan dengan cara damai (diluar pengadilan); 2) Ada putusan final dari pengadilan untuk TP/TGR yang diselesaikan melalui jalur pengadilan. c. Pengukuran Pengukuran TP/TGR setiap akhir periode akuntansi harus dilakukan reklasifikasi
berdasarkan
Surat
Keterangan
Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM), dilakukan sebagai berikut: 1) Dicatat sebagai aset lancar akun Bagian Lancar TP/TGR sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan setelah tanggal
neraca
berdasarkan
surat
ketentuan
penyelesaian yang telah ditetapkan; 2) Dicatat sebagai Piutang Jangka Panjang akun Tagihan TP/TGR terhadap nilai yang akan dilunasi lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.
37 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
d. Penyajian dan Pengungkapan 1) TP/TGR disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok Piutang Jangka Panjang. 2) Hal-hal berikut mengenai TP/TGR harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Dasar dan metode penilaian TP/TGR . b) Rincian jenis dan jumlah TP/TGR.
3.2.2.6. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-TPA dan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih-TP/TGR. Penyisihan piutang tidak tertagih untuk TPA dan TP/TGR dialokasikan
berdasarkan
bagian
dari
piutang
yang
kemungkinan tidak akan tertagih. Besarnya nilai Penyisihan piutang tidak tertagih dihitung berdasarkan analisis kualitas piutang seperti yang tercantum dalam POS Pengelolaan Piutang di Lingkungan Kemdikbud.
3.2.3. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap, dan piutang jangka panjang. 3.2.3.1. Kemitraan dengan pihak Ketiga (Kerjasama Operasi/KSO) Kemitraan dengan pihak ketiga dibagi menjadi 2 (dua), yaitu Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah, Kelola (BSK). a. Pengertian 1) Kerjasama Operasi (KSO) adalah perjanjian antara BLU dengan satu pihak lain atau lebih, dimana masingmasing sepakat untuk melakukan suatu usaha bersama dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama menanggung risiko usaha tersebut.
38 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
BLU hanya dapat melaksanakan perjanjian KSO jika telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan. 2) KSO dengan pola Bangun, Kelola, Serah – BKS (Build, Operate, Transfer – BOT) adalah KSO yang dikelola oleh investor yang mendanai pembangunan sampai akhir masa konsesi. Pada akhir masa konsesi investor menyerahkan aset KSO dan pengelolaannya kepada pemilik aset. 3) KSO dengan pola Bangun, Serah, Kelola – BSK (Build, Transfer, Operate – BTO) adalah KSO yang dikelola oleh pemilik aset. Pemilik aset menerima aset KSO yang dibangun oleh investor saat aset KSO tersebut telah siap dioperasikan. 4) Aset KSO adalah aset tetap BLU yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan KSO. 5) Pengelola KSO adalah pihak, yang mengoperasikan aset KSO. Pengelola KSO mungkin
pemilik aset, mungkin
juga pihak lain yang ditunjuk. 6) Masa konsesi adalah jangka waktu dimana investor dan pemilik aset terikat dengan perjanjian bagi hasil atau bagi pendapatan atau bentuk pembayaran lain yang tercantum di dalam perjanjian KSO. b. Pengakuan 1) Aset tetap BLU yang digunakan untuk diusahakan dalam perjanjian KSO diakui sebagai aset KSO pada saat perjanjian KSO ditandatangani. Pengakuan sebagai aset KSO berakhir pada saat berakhirnya perjanjian KSO. 2) Pada saat perjanjian KSO dalam pola BKS berakhir, BLU mengakui aset yang dibangun oleh investor sebagai aset tetap. Perolehan aset tersebut merupakan penghasilan BLU. 3) Dalam perjanjian KSO pola BSK, BLU mengakui aset yang dibangun oleh investor sebagai aset KSO pada 39 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
saat aset tersebut siap untuk dioperasikan oleh BLU. Disisi lain, BLU juga mengakui kewajiban KSO jangka panjang. Pembayaran periodik kepada investor selama masa konsesi diakui sebagai pelunasan utang beserta bunganya. c. Pengukuran 1) Aset tetap BLU yang diserahkan untuk diusahakan dalam perjanjian KSO diukur sebesar nilai tercatatnya. 2) Pada saat perjanjian KSO dalam pola BKS berakhir, aset yang diterima oleh BLU dicatat sebesar nilai wajarnya berdasarkan penetapan Menteri Keuangan. 3) Aset yang dibangun dan diserahkan oleh investor kepada BLU untuk dioperasikan dalam KSO pola BSK dicatat oleh BLU sebagai aset KSO sebesar nilai perolehnnya. d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Aset KSO disajikan di laporan posisi keuangan sebagai kelompok aset lainnya. 2) Hal-hal berikut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: a) Mengenai perjanjian KSO (1) pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian KSO, (2) hak dan kewajiban dari masing-masing partisipan KSO berkenaan dengan perjanjian KSO, (3) ketentuan tentang perubahan perjanjian KSO, bila ada. (4) penghitungan
atau
penentuan
hak
bagi
pendapatan/hasil KSO, (5) penentuan amortisasi hak bagi pendapatan /hasil KSO, (6) penghitungan (tambahan) beban atau penghasilan KSO
yang
timbul
pendapatan/hasil KSO. 40 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
dari
pembayaran
bagi
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
b) Mengenai aset KSO (1) jenis aset yang membentuk aset KSO, (2) penentuan biaya perolehan aset KSO, 3.2.3.2. Aset Tak Berwujud BLU. a. Pengertian 1) Aset Tak Berwujud adalah Aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang/jasa, atau disewakan kepada pihak lainnya, antara lain lisensi, peranti lunak computer (software), hak cipta, film, desain, dll. 2) Suatu
aset
tidak
berwujud
dinyatakan
dapat
diidentifikasikan jika: a) dapat dipisahkan, yaitu dapat dipisahkan dari BLU dengan cara dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau kewajiban secara individual atau secara bersama; atau b) muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari BLU atau dari hak dan kewajiban lainnya. b. Pengakuan Aset tidak berwujud diakui jika: 1) BLU akan memperoleh manfaat ekonomi dimasa depan dari aset tersebut; dan 2) biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat diukur dengan andal. c. Pengukuran 1) BLU mencatat aset tidak berwujud pada awalnya sebesar biaya perolehan.
41 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
2) Pengeluaran
(SAP)
setelah
perolehan
suatu
aset
tidak
berwujud yang menambah manfaat atau kemungkinan besar memberi manfaat keekonomian di masa yang akan datang, diakui dan ditambahkan pada jumlah tercatat aset yang bersangkutan (dikapitalisasi). d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Aset tidak berwujud disajikan dalam laporan posisi keuangan dalam kelompok aset Lainnya. 2) BLU harus mengungkapan hal-hal berikut untuk setiap kelompok aset tidak berwujud: a) Umur manfaat yang digunakan; b) Jumlah tercatat bruto ; c) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan, amortisasi, dan perubahan lainnya secara terpisah. d) Penjelasan,
jumlah
tercatat
dan
sisa
periode
amortisasi dari setiap aset tidak berwujud yang material bagi laporan keuangan BLU. e) Keberadaan dan jumlah tercatat aset tidak berwujud yang hak penggunaannya dibatasi f) Jumlah komitmen untuk memperoleh aset tidak berwujud. 3.2.3.3. Dana Yang Dibatasi Penggunaannya a. Pengertian Dana yang Dibatasi Penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu, antara lain : bank garansi, dana yang diperuntukan untuk membayar imbalan kerja, termasuk dana abadi (endowment fund). b. Pengakuan Dana yang Dibatasi Penggunaannya diakui pada saat pembentukan kas atau dana tersebut; 42 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
c. Pengukuran Dana yang Dibatasi Penggunaannya dicatat sebesar jumlah kas atau dana yang dicadangkan; d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Dana yang Dibatasi Penggunaannya disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok aset lainnya. 2) Hal-hal yang perlu diungkapkan mengenai Dana yang Dibatasi Penggunaannya dalam catatan atas laporan keuangan adalah: a) rincian
jenis
dan
jumlah
Dana
yang
Dibatasi
Penggunaannya. b) Alasan pembatasan dana. 3.2.3.4. Aset Lain-lain BLU a. Pengertian Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam dan Aset lainnya di atas. Aset lainlain dapat berupa aset tetap BLU yang dihentikan dari penggunaan aktif. Di samping itu, piutang macet BLU yang dialihkan penagihannya kepada Kementerian
Keuangan
cq. Ditjen Kekayaan Negara juga termasuk dalam kelompok Aset Lain-lain. b. Pengakuan Aset Lain-lain BLU diakui pada saat aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif maupun piutang yang macet di reklasifikasi ke aset lain-lain. c. Pengukuran Aset Lain-lain BLU dicatat sebesar nilai aset tetap yang dihentikan dari penggunaannya maupun sebesar nilai piutang yang macet. d. Penyajian dan Pengungkapan 1) Aset Lain-lain BLU disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok aset lainnya. 43 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
2) Hal-hal yang perlu diungkapkan mengenai Aset Lain-lain BLU dalam catatan atas laporan keuangan adalah: a) rincian jenis dan jumlah aset lain-lain. b) proses penghapusan aset lain-lain ke DJKN. 3.3. KEWAJIBAN 3.3.1. Definisi Kewajiban merupakan kewajiban (obligation) masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya di masa depan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya BLU yang mengandung manfaat ekonomi. Kewajiban masa kini berbeda dengan komitmen. Keputusan untuk membeli aset dimasa depan tidak dengan sendirinya menimbulkan kewajiban kini. Kewajiban biasanya timbul saat aset telah diterima atau BLU telah membuat perjanjian (pembelian aset) yang tidak dapat dibatalkan Kewajiban dapat berupa kewajiban hukum dan kewajiban konstruktif. Kewajiban hukum adalah kewajiban yang dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan perundangundangan. Kewajiban konstruktif timbul dari tindakan BLU ketika: a. oleh praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasikan atau pernyataan kini yang cukup spesifik BLU telah memberikan indikasi kepada pihak lain bahwa BLU akan menerima tanggung jawab tertentu, dan b. akibatnya, BLU telah menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada pihak lain bahwa BLU akan melaksanakan tanggung jawab tersebut. Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan pembayaran kas dan/atau penyerahan aset lainnya, pemberian jasa, penggantian dengan kewajiban lain atau konversi kewajiban menjadi ekuitas. 3.3.2. Klasifikasi Laporan
posisi
keuangan
mengklasifikasikannya
menyajikan
kewajiban
dengan
ke dalam kewajiban jangka pendek dan
44 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
kewajiban jangka panjang. Kriteria untuk mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek adalah jika kewajiban tersebut diharapkan akan diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari satu tahun. Semua kewajiban lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek antara lain meliputi: a. Utang kepada Pihak Ketiga, yaitu utang berasal dari kontrak atau perolehan barang/jasa yang sampai dengan tanggal pelaporan belum dibayar. b. Utang Perhitungan Pihak Ketiga, yaitu kewajiban BLU kepada pihak lain yang disebabkan kedudukan BLU sebagai pemotong pajak atau pungutan
lainnya,
seperti
Pajak
Penghasilan
(PPh),
Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), iuran Askes, Taspen, dan Taperum, dan sebagai penerima titipan dana beasiswa. c. Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang telah terjadi tetapi belum dibayar sampai tanggal laporan, misalnya utang gaji dan utang langganan daya dan jasa. d. Pendapatan diterima di muka, yaitu penerimaan kas atau aset lainnya dari pihak lain sebagai pembayaran jasa tertentu tetapi BLU belum memberikan jasa tersebut kepada pihak lain. Contoh pendapatan diterima dimuka adalah pungutan uang SPP dan praktikum yang diterima BLU pada setiap awal semester dan belum memberikan jasa pengajaran/praktek. e. Uang Muka dari KPPN, yaitu Uang Muka dari Kas Umum Negara merupakan utang yang timbul akibat bendahara pengeluaran Kementerian/Lembaga/SKPD belum menyetor sisa Uang Persediaan (UP) sampai dengan tanggal neraca. f. Bagian lancar utang jangka panjang, yaitu bagian dari utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal laporan. g. Utang jangka pendek lainnya, yaitu utang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan setelah tanggal laporan yang tidak dapat dikelompokkan dalam huruf a sampai f diatas. 45 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
3.3.3. Prinsip Pengakuan Kewajiban Kewajiban
diakui
kemungkinan
di
BLU
laporan
posisi
keuangan
jika
besar
harus mengeluarkan sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi yang dikuasainya dimasa depan untuk menyelesaikan
kewajiban
masa
kini,
dan
jumlah
yang
harus
diselesaikan dapat diukur secara andal. 3.3.3.1. Kewajiban Jangka Pendek a. Pengakuan Kewajiban jangka pendek diakui sebagai berikut : 1) Utang kepada pihak ketiga diakui pada saat BLU menerima barang atau jasa atau memperoleh hak atas barang atau jasa. 2) Utang perhitungan pihak ketiga diakui pada saat BLU melakukan pemotongan, pemungutan atau menerima dana untuk disetorkan/ dibayarkan kepada pihak lain. 3) Belanja yang masih harus dibayar diakui pada saat BLU menerima manfaat ekonomi dari pihak lain tetapi BLU belum melakukan pembayaran atas manfaat yang diterima. 4) Pendapatan diterima dimuka diakui pada saat BLU menerima pembayaran dari pihak lain untuk memperoleh jasa layanan tetapi BLU belum menyerahkan jasanya kepada pihak lain tersebut. 5) Uang Muka dari KPPN, diakui pada saat bendahara pengeluaran
menerima UP/TUP dari Kas Umum
Negara. 6) Bagian lancar utang jangka panjang, diakui pada saat melakukan reklasifikasi pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca pada setiap akhir periode akuntansi.
46 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
b. Pengukuran Kewajiban jangka pendek diukur sebesar nilai jatuh temponya. 1) Utang kepada pihak ketiga dan belanja yang harus dibayar diukur sebesar jumlah kas atau nilai tunai aset lain yang harus diserahkan untuk menyelesaikan utang tersebut. 2) Utang perhitungan pihak pihak ketiga diukur sebesar jumlah kas yang diterima BLU untuk diserahkan atau disetorkan kepada pihak lain. 3) Pendapatan diterima dimuka diukur sebesar kas yang diterima dari pihak lain 4) Uang Muka dari KPPN, sebesar saldo uang muka yang belum disetorkan/dipertanggungjawabkan ke kas negara sampai dengan tanggal neraca. 5) Bagian lancar utang jangka panjang, diukur sebesar jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. c. Penyajian Dan Pengungkapan Semua kewajiban yang diharapkan akan diselesaikan dalam waktu satu tahun atau kurang disajikan di laporan posisi
keuangan
dalam
kelompok
kewajiban
jangka
pendek, termasuk bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. Hal-hal berikut mengenai kewajiban jangka pendek harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan : 1) Rincian saldo kewajiban jangka pendek berdasarkan jenisnya; 2) Jumlah tunggakan yang disajikan berdasarkan umur tunggakan.
47 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
3.3.3.2. Kewajiban Jangka Panjang a. Pengakuan Kewajiban jangka panjang diakui pada saat BLU menerima hak dari pihak lain tetapi BLU belum memenuhi kewajiban yang timbul kepada pihak lain tersebut, b. Pengukuran Kewajiban jangka panjang diukur sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran dimasa depan. c. Penyajian dan Pengungkapan Kewajiban jangka panjang disajikan di laporan posisi keuangan dalam kelompok kewajiban jangka panjang. Hal-hal berikut mengenai kewajiban jangka panjang harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan : 1) Rincian saldo kewajiban jangka panjang berdasarkan jenisnya, 2) Karakteristik umum dari setiap kewajiban jangka panjang termasuk informasi jangka waktu pinjaman, tingkat bunga, jumlah bunga terutang, agunan yang diberikan. d. Ketentuan pencatatan kewajiban jangka panjang akan ditetapkan lebih lanjut setelah ada keputusan dari kementerian keuangan. 3.4. EKUITAS DANA 3.3.4. Definisi Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang BLU. Ekuitas dana diklasifikasikan Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Investasi. 3.3.5. Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan utang jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari:
48 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
a. Cadangan piutang merupakan akun kontra dari total piutang, bagian lancar TPA, bagian lancar TP/TGR; b. Cadangan persediaan merupakan akun kontra dari total persediaan BLU; c. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek merupakan akun kontra dari total utang jangka pendek yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga; d. Dana Lancar BLU merupakan akun kontra dari total Kas yang ada pada BLU; e. Barang/Jasa yang masih harus diterima merupakan akun kontra dari total dari uang muka belanja dan belanja yang yang dibayar dimuka; 3.3.6. Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi mencerminkan selisih antara aset tidak lancar dan kewajiban jangka panjang. Ekuitas dana investasi dikelompokkan menjadi: a. Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang Merupakan akun kontra dari total Investasi Jangka Panjang; b. Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Merupakan akun kontra dari total aset tetap; c. Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya Merupakan akun kontra dari total aset lainnya ditambah dengan total piutang jangka panjang. d. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang merupakan akun kontra dari total utang jangka panjang.
49 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SAI UNTUK SATKER BLU
4.1. Mekanisme dan Tata Cara Konsolidasi 4.1.1. Manual Mekanisme dan tata cara konsolidasi laporan keuangan BLU secara manual dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : a. Petugas SAK meyiapkan kertas kerja sebagaimana terlampir; b. Memetakan akun-akun pada laporan keuangan BLU berdasarkan SAK dan melakukan konversi ke akun-akun berdasarkan SAP; c. Memastikan bahwa seluruh akun (aset, utang, dan ekuitas) berdasarkan SAK telah terakomodasi/terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan berdasarkan SAP; d. Akun SAK yang tidak dapat dikonsolidasikan/dikonversi ke SAP dijelaskan dalam CaLK.
4.1.2. Sistem Aplikasi Mekanisme dan tata cara konsolidasi laporan keuangan BLU dilakukan oleh sistem aplikasi.
4.2. Konversi Akun SAK ke Akun SAP Dalam rangka menjamin kesamaan perlakuan terhadap akun-akun untuk pengkonsolidasian/penggabungan dengan Laporan Keuangan Kemdikbud berdasarkan SAP, perlu ditetapkan konversi antara akun berdasarkan SAK dan SAP, sebagai berikut:
50 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
No
(SAP)
BASIS AKUNTANSI SAK SAP
KETERANGAN
ASET LANCAR
1.
Kas dan Setara Kas
1. Kas di Bendahara Pengeluaran
SAP:Kas Bendahara Pengeluaran adalah sisa UP dari APBN (Non PNBP) yang belum dipertanggungjawabkan sampai dengan tanggal pelaporan SAP: Kas pada BLU merupakan saldo kas yang merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan. Kas pada BLU terdiri dari :
2. Kas pada BLU
1. Kas - BLU adalah saldo kas yang merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan dan MP yang terkait dengan kas BLU. 2. Setara Kas - BLU adalah bagian dari aset lancar yang sangat liquid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu s.d. 3 bulan tanpa mengalami perubahan nilai yang signifikan, antara lain : a.deposito berjangka kurang dari 3 bulan; b.cek yang dapat diuangkan dalam waktu kurang 3 bulan; c. Termasuk realisasi belanja yang bersumber dari PNBP yang belum disahkan pada tanggal pelaporan.
SAP: Kas Lainnya dan Setara Kas adalah kas 3. Kas lainnya dan Setara Kas yang ada pada rekening BLU selain Kas
2.
3.
4. 5.
Piutang Usaha
Piutang dari keg. operasional BLU
Piutang Lain-lain
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Persediaan
Piutang dari keg. non operasional BLU Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Persediaan BLU
Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek
Bendahara Pengeluaran dan Kas pada BLU, antara lain: 1. Saldo kas di rekening bendahara pengeluaran yang bersumber dari APBN yang mencakup : a. seluruh SALDO rekening pada entitas termasuk yang tidak memiliki ijin b. Saldo uang LS yang dibayarkan ke Bend.Pengeluaran yang belum dibayarkan kepada yang berhak/akan disetor ke KUN. c. Dana Titipan (Bansos/Blokgrant) dari APBN atai DIPA satker lain 2. Saldo rekening operasional BLU di rekeningrekening Bank (Pusat). 3. Saldo uang tunai operasional Non APBN (uang muka kerja) di BPP Pusat, Fakultas dan Unit-Unit. 4. Saldo rekening dana kelolaan. 5. Setara Kas. SAK dan SAP: Piutang yang terkait dengan pemberian jasa tri dharma perguruan tinggi BLU seperti jasa pendidikan, dll) SAK dan SAP: Piutang di luar pemberian jasa tri dharma perguruan tinggi BLU, seperti piutang bunga, piutang sewa, dll) SAK dan SAP: sama yaitu untuk mencatat adanya penyisihan piutang yang kemungkinan tidak dapat ditagih. SAK dan SAP: Metode pencatatan menggunakan harga perolehan terakhir SAK dan SAP: Deposito 3 s.d. 12 bulan
51 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
No 6.
(SAP)
BASIS AKUNTANSI SAK SAP Biaya Dibayar Belanja Dibayar Dimuka Dimuka Uang Muka Belanja
KETERANGAN SAP: Belanja dibayar dimuka digunakan untuk pembayaran penuh (100%) tapi barang/jasa belum diterima SAP: Uang muka belanja digunakan untuk pembayaran uang muka/panjar SAK: uang muka belanja barang dan belanja modal menggunakan akun Biaya dibayar dimuka
ASET TETAP
1.
Tanah
Tanah BLU
SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Tanah baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU
2.
Peralatan dan Mesin
Peralatan Dan Mesin BLU
SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Peralatan dan Mesin baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU
3.
Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan BLU
SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Gedung dan bangunan baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU
4.
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan, Irigasi Dan Jaringan BLU
SAK dan SAP, menyajikan aset tetap Jalan, Irigasi, dan Jaringan baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU
5.
Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya BLU
SAK dan SAP, menyajikan aset tetap lainnya baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU . Termasuk Aset Tetap Lainnya adalah Aset tetap dalam renovasi.
6.
Akumulasi Penyusutan
-
SAP, belum mencatat dan/atau mengakui adanya penyusutan tapi didasarkan pada penghapusan aset sesuai dengan ketentuan per undang-undangan dan dijelaskan dalam CaLK. SAK, mencatat dan/atau mengakui adanya penyusutan
7.
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan BLU
SAK dan SAP, mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan KDP baik yang diperoleh dari APBN maupun hasil dari kegiatan BLU .
PIUTANG JANGKA PANJANG
1.
Tagihan Penjualan Angsuran
Tagihan Penjualan Angsuran
SAK dan SAP, merupakan tagihan atas penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah
2.
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi
SAK dan SAP, merupakan tagihan kepada bendahara/pegawai karena kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya harus membayar ganti rugi kepada negara.
3.
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
SAK dan SAP: sama yaitu untuk mencatat adanya penyisihan piutang jangka panjang yang kemungkinan tidak dapat ditagih.
52 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
No
(SAP)
BASIS AKUNTANSI SAK SAP
KETERANGAN
ASET LAINNYA 1. Aset Tak berwujud
Aset Tak berwujud
SAK dan SAP, menyajikan aset tak berwujud yang diperoleh APBN dan hasil dari kegiatan BLU
2.
Akumulasi Amortisasi
-
3.
Aset lain-lain
Kemitraan dengan pihak ketiga
SAP, belum mencatat dan/atau mengakui adanya amortisasi tapi didasarkan pada penghapusan aset sesuai dengan ketentuan per undangundangan dan dijelaskan dalam CaLK. SAK, mencatat dan/atau mengakui adanya amortisasi. SAP: Kemitraan dengan Pihak Ketiga merupakan perjanjian antara BLU dengan satu pihak lain atau lebih dengan pola Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah, Kelola (BSK)
Dana Kelolaan BLU Dana yang dibatasi penggunaanya
Aset lain-lain
SAP: Dana kelolaan BLU merupakan dana untuk menampung dana antara lain: Dana bergulir, dan/ atau dana yang belum menjadi hak milik BLU SAP : Dana yang dibatasi penggunaanya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu, contohnya antara lain : bank garansi, dana yang diperuntukan untuk membayar imbalan kerja, termasuk dana abadi (endowment fund) SAP, Aset lain-lain merupakan aset yang tidak dapat dikategorikan sebagai aset yang disebutkan diatas. Termasuk aset lain-lain adalah: a. kumpulan dari aktiva tetap yang rusak dan untuk dihapuskan dimasa yang akan datang. b. aset yang diperoleh dengan cara angsuran dicatat sebagai aset lain-lain dan diakui utang jangka panjangnya. c. aset yang diperoleh dengan cara leasing. d. piutang macet BLU yang dialihkan penagihannya kepada Kementerian Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara SAK, Aset lain-lain : Keempat akun yang ada di SAP tersebut di atas semuanya masuk ke akun Aset lain-lain di SAK
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
1.
Utang Usaha
2.
Utang Pajak
Utang kepada pihak ketiga BLU Utang kepada pihak ketiga lainnya
3.
Utang Jaminan
Utang lainnya
SAK dan SAP sama, termasuk utang titipan.
4.
Biaya yang Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima Dimuka
Belanja yang Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima Dimuka
SAK dan SAP, mencatat adanya hutang kepada pihak lain karena telah menerima manfaat ekonomis, tapi belum melakukan pembayaran.
5.
SAK dan SAP, utang berasal dari kontrak. SAP, tidak mencatat adanya hutang yang timbul dari transaksi pajak karena yang mencatat BUN. SAK, mencatat transaksi yang timbul akibat belum dilunasinya pajak
SAK dan SAP, mencatat adanya utang kepada pihak ketiga karena telah menerima uang kas, tetapi belum memberikan jasa.
53 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
No 6.
(SAP)
BASIS AKUNTANSI SAK SAK Bagian Lancar Bagian Lancar Hutang Jangka Hutang Jangka Panjang Panjang
KETERANGAN SAK dan SAP, merupakan pembayaran angsuran yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan mendatang.
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG (Dicatat pada BA.999. ) Hutang Jangka Panjang
1. 2.
Utang Jangka Panjang Utang Bersyarat
Utang Jangka Panjang -
SAK dan SAP, merupakan utang yang akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan.
SAP, Merupakan jumlah dari akun piutang, bagian lancar TPA, dan bagian lancar TGR. SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini. SAP, Merupakan akun kontra dari total persedian SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini. SAP, Merupakan akun kontra dari total kas pada BLU SAK, tidak ada transaksi dengan akun Dana Lancar BLU.
SAP, tidak mencatat adanya transaksi dengan syaratsyarat tertentu karena tidak ada ketentuannya dalam peraturan perundang-undangan. SAK, mencatat jika tingkat keterjadiannya besar dan nilainya handal (dapat diyakini), maka dapat diakui sebagai utang bersyarat. Jika tidak dapat diyakini, maka cukup diungkapkan saja dalam CaLK.
EKUITAS DANA LANCAR
1.
-
Cadangan Piutang
2.
-
Cadangan Persediaan
3.
-
Dana Lancar BLU
EKUITAS DANA INVESTASI
1.
-
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya
2.
-
3.
Ekuitas Tidak Terikat
-
4.
Ekuitas Terikat
-
SAP, Merupakan akun kontra dari total aset tetap. SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini. SAP, Merupakan akun kontra dari total aset lainnya SAK, tidak ada transaksi dengan akun/rekening ini. SAP, tidak ada akun untuk ekuitas tidak terikat SAK, sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. SAP, tidak ada akun untuk ekuitas terikat SAK, sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali. Ekuitas terikat meliputi: a. Tanah atau gedung/bangunan yang disumbangkan untuk tujuan tertentu dan tidak untuk dijual; b. Aset yang digunakan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen. c. Bantuan/sumbangan pemerintah atau pihak lain yang mengikat secara permanen.
54 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
4.3. Penyajian Dan Penyampaian Laporan Keuangan 4.3.1.
4.3.2.
4.3.3. 4.3.4.
4.3.5. 4.3.6. 4.3.7. 4.3.8. 4.3.9.
4.3.10. 4.3.11.
4.3.12.
4.3.13.
4.3.14.
Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAP disajikan dengan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : Per-67/PB/2007 tentang Tata Cara Pengintegrasian Laporan Keuangan BLU ke Dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada angka 4.3.1., sebelum disampaikan kepada UAPPA-E1, terlebih dahulu dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap triwulan. BLU menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca setiap triwulan kepada UAPPA-E-1. BLU menyampaikan ADK bulanan kepada UAPPA-E1, selain itu satker BLU mengirim ADK file kirim 2 (dua) kali setiap bulan melalui Sistem Informasi Manajemen Keuangan (SIMKeu) Kemdikbud. UAPPA-E1 menggabungkan seluruh ADK dari seluruh satker di bawahnya termasuk ADK yang diterima dari BLU setiap bulan. UAPPA-E1 menyusun laporan keuangan berdasarkan hasil penggabungan ADK sebagaimana dimaksud pada angka 4.3.5. UAPPA-E1 menyampaikan laporan keuangan beserta ADK kepada UAPA. Penyampaian Laporan Keuangan BLU semesteran dan Tahunan disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan berdasarkan SAK disampaikan oleh Satker BLU kepada Pejabat Eselon I atasannya dan Direktur Jenderal Perbendaharaan c-q. Direktorat pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU setiap triwulan. Pejabat Eselon I membuat Ringkasan Laporan Keuangan BLU seluruh Satker BLU yang berada di bawahnya. Ringkasan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada angka 4.3.10. dan lembar muka (face) Laporan Keuangan Satker BLU disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Kemdikbud up. Kepala Biro Keuangan setiap triwulan. Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Kemdikbud membuat Ringkasan Laporan Keuangan BLU berdasarkan Ringkasan Laporan Keuangan dan lembar muka (face) yang diterima dari UAPPA-E1. Ringkasan Laporan Keuangan BLU dan lembar muka (face) Laporan Keuangan satker BLU sebagaimana dimaksud angka 4.3.12., disampaikan kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU setiap semester dan tahunan. Laporan keuangan berdasarkan SAK dan SAP disusun oleh unit akuntansi pada BLU.
55 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
4.3.15. Laporan Keuangan Kemdikbud Tahunan dilampiri Ringkasan Laporan Keuangan BLU dan lembar muka (face) laporan keuangan seluruh Satker BLU yang berada di lingkup Kemdikbud. 4.3.16. Penyampaian Laporan Keuangan ke jenjang unit akuntansi di atasnya dan unit terkait dilaksanakan sesuai jadwal sebagai berikut: a. Laporan Realisasi Anggaran Triwulan I UNIT ORGNAISASI PENGIRIM
TANGGAL KIRIM
BLU
15 April 20X0
UNIT ORGANISASI PENERIMA UAPPA-E1
TANGGAL TERIMA 23 April 20X0
UAPPA-E1
27 April 20X0
PPK BLU UAPA
UAPA
08 Mei 20X0
Menkeu c.q. Dirjen Pb.
30 April 20X0
UNIT ORGANISASI PENERIMA
TANGGAL TERIMA
30 April 20X0
b. Laporan Keuangan Semester I UNIT ORGNAISASI PENGIRIM
TANGGAL KIRIM
BLU
10 Juli 20X0
UAPPA-E1 17 Juli 20X0 PPK BLU UAPPA-E1
20 Juli 20X0
UAPA
25 Juli 20X0
UAPA PPK BLU
22 Juli 20X0 26 Juli 20X0
Menkeu c.q. Dirjen Pb.
c. Laporan Realisasi Anggaran Triwulan III UNIT ORGNAISASI PENGIRIM
TANGGAL KIRIM
BLU
15 Oktober 20X0
UNIT ORGANISASI PENERIMA
TANGGAL TERIMA
UAPPA-E1 23 Oktober 20X0 PPK BLU UAPPA-E1
27 Oktober 20X0
UAPA
31 Oktober 20X0
UAPA
08 November 20X0
Menkeu c.q. Dirjen Pb.
09 November 20X0
UNIT ORGANISASI PENERIMA
TANGGAL TERIMA
d. Laporan Keuangan Tahunan UNIT ORGNAISASI PENGIRIM
TANGGAL KIRIM
BLU
20 Januari 20X1
UAPPA-E1 02 Februari 20X1 PPK BLU UAPPA-E1
08 Februari 20X1
UAPA
27 Februari 20X1
UAPA
10 Februari 20X1
PPK BLU Menkeu c.q. Dirjen Pb.
28 Februari 20X1
Keterangan : 1. Laporan Keuangan yang disampaikan ke Unit Akuntansi di atasnya adalah laporan keuangan yang telah direkonsiliasi dengan KPPN dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. 2. Tahun 20X0 adalah untuk tahun anggaran berjalan, Tahun 20X1 adalah 1 (satu) tahun setelah tahun anggaran berakhir.
56 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
4.3.17. Unit akuntansi yang dibentuk dalam rangka pengintegrasian laporan keuangan BLU ini adalah:
melaksanakan
a. UAPA yang berada pada tingkat kementerian negara/lembaga b. UAPPA-E1 yang berada pada tingkat Eselon I c. Unit Akuntansi BLU yang berada pada satuan kerja. 4.3.18. Mekanisme pelaporan BLU, lebih rinci dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
MEKANISME PELAPORAN BLU DIT. APK
10
UAPA
1. 2. 3. 4.
9
7/8
UAPPA-E1 6
3/5
KPPN
2
BLU
1
BLU merekam dan memproses dokumen sumber. BLU melakukan Rekonsiliasi dengan KPPN setiap Triwulan. BLU kirim ADK ke UAPPA-E1 setiap bln dan LRA & Neraca setiap trwln. BLU setiap triwulan mengirimkan LK berdasarkan SAK ke Ditjen Pb.Cq. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU. 5. BLU mengirimkan LRA dan Neraca beserta CaLK ke UAPPA-E1 dilampiri Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAK setiap semester. 6. UAPPA-E1 menggabungkan ADK seluruh UAKPA dibawahnya termasuk UA-BLU dan membuat ringkasan Laporan Keuangan BLU. 7. UAPPA-E1 mengirimkan LRA dan Neraca setiap triwulan, dan file data transaksi berupa ADK ke UAPA setiap bulan. 8. UAPPA-E1 mengirimkan LRA dan Neraca beserta CaLK ke UAPA dilampiri lembar muka LK-BLU berdasarkan SAK beserta ringkasannya setiap semester. 9. UAPA menggabungkan ADK seluruh UAPPA-E1 dalam lingkungannya dan membuat ringkasan Laporan Keuangan BLU. 10.UAPA mengirimkan LRA dan Neraca beserta CaLK dilampiri lembar muka (face) LK BLU berdasarkan SAK beserta ringkasannya ke Dirjen. Pb.c.q. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap semester. 11.UAPA mengirimkan lembar muka (face) LK BLU berdasarkan SAK beserta ringkasannya ke Ditjen. Pb.c.q. Direktorat PPK-BLU setiap semester. 12.Direktorat Pembinaan PK-BLU setiap semester dan tahunan mengirimkan Ringkasan LK-BLU kepada Direktorat APK.
11 4
12
DIT. PPK-BLU
4.4. Audit dan Reviu 4.4.1. 4.4.2. 4.4.3. 4.4.4.
Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAP sebelum disampaikan kepada entitas pelaporan direviu oleh satuan pemeriksaan internal. Dalam hal tidak terdapat satuan pemeriksaan internal, reviu dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kemdikbud. Reviu dilaksanakan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan penyusunan Laporan Keuangan BLU. Laporan Keuangan BLU berdasarkan SAK diaudit oleh auditor eksternal.
57 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
BAB V PENUTUP
5.1. Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Badan Layanan Umum Di Lingkungan Kemdikbud Berdasarkan SAP ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi Satker BLU di lingkungan Kemdikbud dalam menyusun laporan Keuangan berdasarkan SAP; 5.2. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan atau perubahan ketentuan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam Pedoman ini, akan diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya; 5.3. Biro Keuangan Kemdikbud agar melakukan pembinaan dan koordinasi kepada semua Satuan kerja BLU di
lingkungan Kemdikbud dalam
pelaksanaan Pedoman ini. Jakarta, November 2012 Sekretaris Jenderal
Ainun Na’im NIP.196012041986011001
58 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
LAMPIRAN CONTOH LAPORAN KEUANGAN BLU BERDASARKAN SAP
BAGIAN ANGGARAN 023
LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
NASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKKHIR
TAHUN ANGGARAN 200x
59 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara,
Menteri/Pimpinan
Lembaga
sebagai
Pengguna
Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. adalah
salah
satu
Pendidikan dan Kebudayaan yang dan pertanggungjawaban
entitas akuntansi berkewajiban
pelaksanaan
di bawah Kementerian
menyelenggarakan akuntansi
anggaran
dengan menyusun laporan
keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca disertai Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan laporan keuangan mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan
Perbendaharaan Laporan
Pemerintah Pusat serta Peraturan
Nomor Per-67/PB/2007 tentang
Keuangan
BLU
ke
dalam Laporan
Direktur
Tata Cara
Jenderal
Pengintegrasian
Keuangan
Kementerian
Negara/Lembaga. Informasi yang disajikan didalamnya telah disusun sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penyusunan
Laporan
Keuangan
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan
akuntabilitas publik.
,
NIP....................................
60 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar i Daftar Isi iii Daftar Tabel iv Daftar Grafik vi Daftar Lampiran vii Daftar Singkatan viii Indeks Catatan atas Laporan Keuangan ix Pernyataan Tanggung Jawab xi Ringkasan Eksekutif ... A. Laporan Realisasi Anggaran ( LRAKT perbandingan 2011 dan 2010) ... B. Neraca (NSAIKPT perbandingan 2011 dan 2010) ... C. Catatan atas Laporan Keuangan ... I. Pendahuluan ... 1. Dasar Hukum ... 2. Kebijakan Teknis ... 3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan ... II. Kebijakan Akuntansi ... III. Ringkasan Laporan ... IV. Penjelasan atas Akun-akun Laporan Realisasi Anggaran ... 1. Penjelasan Umum Laporan Realisasi Anggaran ... 2. Penjelasan Per Akun Laporan Realisasi Anggaran ... 3. Catatan Penting Lainnya ... V. Penjelasan atas Akun-akun Neraca ... 1. Posisi Neraca Secara Umum ... 2. Penjelasan Per Akun Neraca ... 3. Catatan Penting Lainnya ... VI. Informasi Tambahan dan Pengungkapan Penting Lainnya ... 1. Tindak Lanjut atas Temuan Pemeriksaan BPK-RI ... 2. Rekening Pemerintah ... 3. Pengungkapan Lain-lain ... VII. Lampiran ... A. Laporan RalisasiAnggaran Pendukung 1. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan pengembalian pendapatan 2. Laporan RealisasiAnggaran Belanja dan pengembalian Belanja 3. Neraca Percobaan B. Lampiran-lampiran lainnya sebagai pendukung CaLK
61 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SATUAN KERJA
Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
dan Catatan
atas Laporan
Keuangan
Tahun
Anggaran sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan
Keuangan
tersebut
telah
disusun
berdasarkan
sistem
pengendalian internal yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
,
NIP ........................
62 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan
Undang-undang.Nomor
17
tahun
2003
tentang
Keuangan
Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Kepala Satuan Kerja sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
penyusunan
dan
keuangan
merupakan
perwujudan
penyajian
laporan
pertanggungjawaban
atas
Dengan demikian Satuan
Kerja>
ini
penggunaan anggaran
dan/atau barang pada . Laporan Keuangan Tahun 200x ini telah disusun berdasarkan hasil konversi dari Sistem Akuntansi BLU berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ke dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan anggaran
Realisasi tahun
Anggaran 200x
dengan
menggambarkan realisasinya,
perbandingan mencakup
antara
unsur-unsur
pendapatan dan belanja. Realisasi pendapatan dan hibah pada TA 200x adalah sebesar Rp. ... (nilai realisasi pendapatan dan hibah selama periode pelaporan) atau mencapai % dari anggarannya. Realisasi belanja pada TA 200x adalah sebesar Rp atau mencapai ... % dari pagunya.
63 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
2. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan tahun 200x mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan. Jumlah aset per adalah sebesar Rp yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp ; aset tetap sebesar Rp. (nilai aset tetap pada tanggal laporan>; dan aset lainnya sebesar Rp. .
Jumlah kewajiban per adalah sebesar Rp. yang terdiri dari kewajiban jangka pendek sebesar
Rp. ; dan kewajiban jangka panjang sebesar Rp. .... (nilai kewajiban jangka panjang pada tanggal laporan>.
Jumlah ekuitas dana per adalah sebesar Rp. (nilai ekuitas dana pada tanggal laporan> yang terdiri dari ekuitas dana lancar sebesar
Rp. ; ekuitas dana investasi sebesar Rp . 3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai antara
lain
akuntansi,
mengenai dasar kejadian
penting
penyusunan lainnya,
laporan
dan
keuangan, kebijakan
informasi
tambahan
yang
diperlukan. Dalam
penyajian
Laporan
Realisasi Anggaran,
pendapatan diakui
berdasarkan basis kas yaitu pada saat kas diterima oleh BLU. Untuk belanja yang didanai dari APBN diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara (KUN), dan belanja yang didanai dari pendapatan BLU diakui berdasarkan basis kas yaitu, pada saat kas dikeluarkan dari Kas BLU. Dalam penyajian neraca berupa aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset 64 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN atau Kas BLU.
65 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
Laporan Keuangan Semester/Tahun (pilih salah satu sesuai cakupan laporan keuangan yang disajikan) 201x ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah
satu wujud transparansi dan akuntabilitas, sebagaimana diamanatkan dalam tata kelola yang baik (good governance). Sedangkan tujuan Catatan atas Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi penjelasan pos-pos Laporan Keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai. I.
PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-undang
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 7. Peraturan
Pemerintah
Nomor
71 Tahun
2010
tentang
Standar
Akuntansi Pemerintahan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum; 9. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 10. Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan
Akun Standar; 66 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.06/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; 12. Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor:
76/PMK.05/2008
Tentang
Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum; 13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16/2008 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di lingkungan Depdiknas; 14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2011 tentang Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan di Lingkungan Kemdiknas; 15. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 086 Tahun 2012 tentang Unit Akuntansi Keuangan dan Unit Akuntansi Barang Milik Negara di Lingkungan Kemdikbud; 16. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-67/PB/2007 tentang Tata
Cara
Pengintegrasian
Laporan
Keuangan
Badan
Layanan Umum ke dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/ Lembaga. 17. Dan seterusnya ....................................
B. PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Laporan
Keuangan
dikelola oleh
ini mencakup Satuan
seluruh
Kerja>
yang
transaksi berasal
keuangan
dari
dana
yang APBN
sebesar Rp. ...<jumlah rupiah pagu anggaran belanja> dan dana yang berasal dari pendapatan BLU sebesar Rp. ... <jumlah rupiah estimasi pendapatan>.
Laporan Keuangan terdiri dari Anggaran, Neraca, dan Catatan atas
Laporan Realisasi
Laporan Keuangan. Penyusunan
Laporan Keuangan menggunakan . Dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dilakukan rekonsiliasi dengan KPPN setiap triwulan. Penyusunan data neraca untuk aset tetap menggunakan data yang berasal dari . 67 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
II.
(SAP)
KEBIJAKAN AKUNTANSI 1. Penyajian secara lebih lengkap dalam menerapkan kebijakan akuntansi untuk satker BLU dapat menggunakan kebijakan akuntansi seperti yang tercantum dalam Bab III Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU di Lingkungan Kemdikbud Berdasarkan SAP ini . 2. Berikut ini adalah contoh ringkas untuk penerapan kebijakan akuntansi pada satker BLU. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Kerja>
yaitu basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan basis
akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dana.
A. PENDAPATAN Pendapatan
adalah
semua
penerimaan
Kas Negara
(KUN)
yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan menjadi
hak pemerintah
dan
tidak
perlu dibayar
kembali
oleh
pemerintah. Pendapatan yang diterima dari masyarakat oleh satker BLU dapat dipergunakan langsung oleh satker BLU tanpa terlebih dahulu disetor ke kas Negara. Sehingga pendapatan BLU disajikan sebesar pendapatan Kas yang diterima BLU. Akuntansi
pendapatan
dilaksanakan
berdasarkan
azas
bruto,
yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). B. BELANJA Belanja adalah semua pengeluaran KUN yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Untuk belanja yang bersumber dari pendapatan operasional,
pengakuan
belanja
diakui pada saat
pengesahan belanja melalui SP3B /SP2B BLU, sedangkan pengakuan 68 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
belanja dari APBN pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan
oleh
Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN). C. ASET Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai
akibat
dari peristiwa
masa lalu
dan dari mana
manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya
yang
dipelihara
karena alasan
sejarah
dan budaya.
Dalam
pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah. Nilai Aset merupakan hasil konversi laporan keuangan BLU berdasarkan Standar
Akuntansi
Keuangan
ke
dalam
Standar
Akuntansi
Pemerintahan. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, dan Aset Lainnya. Pengukuran/penilaian Aset:
D. KEWAJIBAN Kewajiban
adalah
utang
yang
timbul
dari
peristiwa
masa
lalu.
Kewajiban pada satker BLU dapat berupa kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. E. EKUITAS DANA Ekuitas dana merupakan kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dan utang pemerintah. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi Ekuitas Dana Lancar dan Ekuitas Dana Diinvestasikan. 69 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
III.
(SAP)
RINGKASAN LAPORAN A. ANGGARAN DAN ESTIMASI PENDAPATAN Selama periode............/tahun anggaran... ...(sesuaikan dengan periode yang dicakup oleh laporan
keuangan)
satuan Kerja> menerima anggaran
pengeluaran sebesar Rp yang terdiri dari anggaran
APBN sebesar
Rp. ..
rupiah
total
pagu belanja>
dan
anggaran yang bersumber dari pendapatan operasional sebesar Rp.
total pagu
belanja>
dan
digunakan
untuk membiayai
kegiatan
.
Estimasi pendapatan yang dialokasikan pada untuk tahun anggaran sebesar Rp. yang terdiri dari estimasi penerimaan operasional sebesar Rp. , estimasi penerimaan
non
operasional
sebesar Rp
rupiah>,
estimasi
penerimaan lainnya sebesar Rp. dan estimasi penerimaan hibah sebesar Rp. B. REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA Dari anggaran sebesar Rp. , terealisasi sebesar Rp. atau <jumlah realisasi belanja dibagi jumlah pagu belanja dikalikan 100> % dari total anggaran. Dari realisasi anggaran tersebut, untuk DIPA dari APBN telah terealisasi sebesar Rp atau % yang digunakan untuk kegiatan (ungkapkan kegiatan dan hasil pelaksanaannya), sedangkan untuk DIPA dari Pendapatan operasional telah terealisasi sebesar Rp atau
realisasi> %
yang
kegiatan (ungkapkan kegiatan dan hasil pelaksanaannya)
70 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
digunakan
untuk
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
Realisasi pendapatan pada tahun anggaran 200x sebesar Rp , yang
berasal
rupiah>, penerimaan
penerimaan
dari
penerimaan operasional sebesar
non operasional
lainnya sebesar
sebesar
Rp.
Rp.
Rp.
dan
rupiah>,
penerimaan
hibah
sebesar Rp.. C. NERACA Posisi keuangan pada adalah sebagai berikut: Aset sebesar Rp ; Kewajiban sebesar Rp ; dan Ekuitas Dana sebesar Rp. .
Jumlah Aset sebesar Rp terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp ; Investasi Jangka panjang sebesar Rp ; Aset Tetap sebesar Rp .(total nilai aset tetap>; Piutang Jangka Panjang sebesar
Rp
nilai investasi jangka
panjang>; serta Aset Lainnya sebesar Rp..
Jumlah Kewajiban sebesar Rp terdiri dari <jenis-jenis kewajiban dan nilai rupiahnya>.
Jumlah ekuitas dana sebesar Rp terdiri dari ekuitas dana lancar sebesar Rp<jumlah nilai ekuitas dana lancar>, dan ekuitas dana investasi sebesar Rp <jumlah nilai ekuitas dana investasi>.
IV.
PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN A. PENDAPATAN 1. Realisasi Pendapatan Pada bagian ini diuraikan jenis pendapatan yang masuk ke kas, berikut penyebab terlampuinya target atau tidak tercapainya target, jika ada. Berikut adalah contoh pengungkapan pendapatan:
71 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
Realisasi PNBP
pada
tahun
(SAP)
anggaran
sebesar Rp. atau % dari anggarannya. Pendapatan yang berasal dari hibah, dengan realisasi sebesar Rp. atau % dari anggarannya yang berjumlah Rp .
2. Hambatan dan Kendala (Pada
bagian ini
diuraikan
hambatan
dan
kendala
atas
pencapaian
pendapatan BLU).
B. BELANJA 1. Realisasi Belanja Belanja
dilakukan
dengan
mempertimbangkan
prinsip-prinsip
penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja
. Belanja
meliputi
belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja sosial (disebutkan sesuai dengan jenis belanja yang ada di satuan kerja yang ada dalam lingkup Kementerian Negara/Lembaga).
Perincian anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dari tabel-tabel berikut ini: Tabel 1 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja Kode Jenis Bel. 1
Uraian Jenis Belanja 2
51
Belania Peqawai
52
Belania Barang
53
Belanja Modal
57
Belanja Bantuan Sosial
Dst.
Anggaran (Rp.) 3
Realisasi Belanja (Rp.) 4
Persentase (%) 5 (4/3) x 100%
.................... Jumlah
72 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
Dari realisasi anggaran tersebut, untuk realisasi DIPA yang bersumber dari pendapatan operasional adalah sebagai berikut : Tabel 2 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja Kode Jenis Bel. 1
Uraian Jenis Belanja
xxx
2 Isi dengan uraian jenis belanja ....................................
xxx
....................................
xxx
....................................
Dst.
....................................
xxx
Anggaran (Rp.) 3
Realisasi Belanja (Rp.) 4
Persentase (%) 5 (4/3) x 100%
Jumlah
Pelaksanaan DIPA ini digunakan untuk pelaksanaan kegiatan (uraikan kegiatannya) dengan realisasi fisik telah mencapai .... (ungkapkan presentase kemajuan pelaksanaan kegiatan).
Tabel 3 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Modal Kode Jenis Bel. 1 531111 532111 533111 534111 534112 534113 535111
Uraian Belanja Modal 2 Belanja Modal Tanah Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Jalan dan Jembatan Belanja Modal Irigasi Belanja Modal Jaringan Belanja Modal Fisik Lainnya Jumlah
Anggaran (Rp.) 3
Realisasi Belanja (Rp.) 4
Persentase (%) 5 (4/3) x 100%
2. Hambatan dan Kendala (Jelaskan dan uraikan penyebab realisasi belanja melebihi/jauh dibawah anggaran dan hambatan-hambatan yang terjadi datam pelaksanaan realisasi belanja baik berupa hambatan dari internal maupun dari eksternal. <misalnya terlambatnya pelaksanaan kegiatan pembangunan gedung disebabkan proses lelang yang lama dan baru mulai dilaksanakan pada akhir tahun anggaran. sehingga dana yang terserap baru Rp. xxx.xxx.xxx atau xx% dari anggaran). 73 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
V.
(SAP)
PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA A. Kas Di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang bersumber dari APBN pada
Kerja>
per sebesar Rp.
pengeluaran>
merupakan
saldo
kas
pada
bendahara
pengeluaran. Jumlah di atas merupakan saldo kas/bank dari penerimaan uang persediaan yang belum dipertanggungjawabkan secara Definitif kepada Kas Negara pada tanggal neraca. <jika setelah tanggal neraca periode tahunan Kas di bendahara pengeluaran telah disetorkan, ungkapkan sbb:>
Pada tanggal telah disetor Rp yang merupakan sisa
saldo Kas di Bendahara Pengeluaran tahun anggaran .
Tabel 4 Rincian penyetoran Kas di Bendahara Pengeluaran NO.
NOMOR DAN TANGGAL SSBP
JUMLAH (Rp.)
1
2
3
1.
...............................................................................
2.
...............................................................................
3.
...............................................................................
4.
...............................................................................
5.
...............................................................................
6.
...............................................................................
7.
...............................................................................
Dst.
............................................................................... Jumlah
(sebutkan tanggal penyetoran dan jumlah setoran, serla bukti SSBP dilampirkan).
74 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
B. Kas Pada BLU Kas pada BLU merupakan saldo kas dan setara kas yang merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan. Kas pada BLU terdiri dari : 1. Kas - BLU adalah saldo kas yang merupakan selisih antara pendapatan dan belanja yang telah dilakukan pengesahan dan Memo Penyesuaian yang terkait dengan kas blu. 2. Setara Kas - BLU adalah bagian dari aset lancar yang sangat liquid, yang dapat dikonversi menjadi kas dalam jangka waktu sampai dengan 3 (tiga) bulan tanpa mengalami perubahan nilai yang signifikan, antara lain: a. Deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan; b. Cek yang baru dapat diuangkan dalam jangka waktu kurang dari 3 (tiga) bulan. c. Termasuk yang dicatat sebagai Setara Kas – BLU adalah realisasi belanja yang bersumber dari PNBP yang belum disahkan pada tanggal pelaporan. Saldo Kas Pada BLU pada per sebesar Rp., yang terdiri dari : 1. Kas - BLU senilai Rp. .<jumlah nilai>. 2. Setara Kas - BLU senilai Rp. .<jumlah nilai >., dengan rincian: a. Deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan, senilai Rp. .<jumlah nilai>.;
b. Cek yang baru dapat diuangkan dalam jangka waktu kurang dari 3 (tiga) bulan, senilai Rp. .<jumlah nilai >. c. Realisasi belanja yang bersumber dari PNBP yang belum disahkan pada tanggal pelaporan, senilai Rp. .<jumlah nilai >.,. (Dirinci sesuai dengan jumlah dan jenis Saldo Kas Pada BLU)
C. Kas Lainnya dan Setara Kas Kas Lainnya adalah kas yang ada pada rekening BLU selain Kas Bendahara Pengeluaran dan Kas pada BLU. Termasuk dalam setara kas adalah akun Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran yang meliputi antara lain: 75 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
1) Saldo uang LS yang dibayarkan ke bendahara pengeluaran yang belum dibayarkan kepada pihak ketiga yang berhak/akan disetor ke kas umum Negara. 2) Dana titipan (bansos/blockgrant) dari APBN atau DIPA satker lain; 3) Saldo di rekening yang dananya dari APBN. Saldo Kas neraca>
Lainnya dan Setara Kas pada
Satker>
per
sebesar Rp. merupakan ..................... <jelaskan
secara rinci sesuai dengan jenis kasnya>.
D. Piutang BLU Piutang adalah semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum diselesaikan pada tanggal neraca, yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca. Piutang BLU dapat berupa piutang dari jenis layanan BLU dan piutang lainnya. Saldo Piutang BLU pada per sebesar Rp. merupakan ..................... <jelaskan secara rinci sesuai dengan jenis piutangnya>, yang terdiri dari :
1. Piutang dari kegiatan Operasional BLU senilai Rp. <jumlah nilai>. 2. Piutang dari kegiatan Non Operasional BLU senilai Rp. <jumlah nilai>. E. Persediaan Persediaan
merupakan
jenis
aset
dalam
bentuk
barang
atau
perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barangbarang
yang dimaksudkan
untuk
dijual
dan/atau
diserahkan
dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat. Terdapat Persediaan pada tanggal sebesar Rp yang diperoleh dari hasil inventarisasi,
yang terdiri dari . 76 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
F. Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan neraca>
oleh
masyarakat
umum. Nilai
aset tetap per
sebesar Rp dengan perincian sebagai
berikut: Tabel.5 Daftar Aset Tetap Nama Aset Tetap 1
Mutasi Tambah Kurang 2 3
Saldo Awal
Saldo Akhir
4
5
Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jembatan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Jumlah
1. Tanah BLU Nilai Tanah pada Per sebesar Rp. , jika dibandingkan dengan nilai Tanah BLU
Per sebesar Rp. ,
mengalami
sebesar
kenaikan/penurunan>, atau .....%.
Mutasi kenaikan aset tanah terdiri dari: a. b. c. d. e.
Pembelian Penyelesaian Pembangunan Transfer dari unit lain Hibah (masuk) Dan seterusnya ....
= = = =
Rp. Rp. Rp. Rp.
........................... ........................... ........................... ...........................
< ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>
Mutasi kurang aset tanah terdiri dari : a. Penghapusan b. Transfer ke unit lain
= Rp. ........................... = Rp. ...........................
77 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Rp.
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
c. Koreksi Pencatatan d. Hibah (keluar) e. dst
(SAP)
= Rp. ........................... = Rp. ...........................
(Selanjutnya bandingkan antara Realisasi Belanja Modal Tanah dengan penambahan aset tanah yang diperoleh dari pembelian, jika terjadi perbedaan antara realisasi belanja modal tanah dengan penambahan aset tanah dari pembelian agar dijelaskan penyebabnya).
2. Peralatan dan Mesin BLU Nilai Peralatan dan Mesin BLU pada Per sebesar Rp. , jika dibandingkan dengan nilai Peralatan dan Mesin Per sebesar Rp. , mengalami sebesar Rp. , atau .....%.
Mutasi kenaikan aset Peralatan dan Mesin BLU terdiri dari: a. b. c. d. e.
Pembelian Penyelesaian Pembangunan Transfer dari unit lain Hibah (masuk) Dan seterusnya ....
= = = =
Rp. Rp. Rp. Rp.
........................... ........................... ........................... ...........................
< ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>
Mutasi kurang Peralatan dan Mesin BLU terdiri dari : a. b. c. d. e.
Penghapusan Transfer ke unit lain Koreksi Pencatatan Hibah (keluar) dst
= = = =
Rp. Rp. Rp. Rp.
........................... ........................... ........................... ...........................
(Selanjutnya bandingkan antara Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin BLU dengan penambahan aset Peralatan dan Mesin BLU yang diperoleh dari pembelian, jika terjadi perbedaan antara realisasi belanja modal Peralatan dan Mesin dengan penambahan aset Peralatan dan Mesin dari pembelian agar dijelaskan penyebabnya).
78 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
3. Gedung dan Bangunan BLU Nilai Gedung dan Bangunan BLU pada
Satker>
Per
neraca> sebesar Rp. , jika dibandingkan dengan
nilai Gedung dan Bangunan Per sebesar Rp. , mengalami sebesar Rp. , atau .....%.
Mutasi kenaikan aset Gedung dan Bangunan BLU terdiri dari: a. b. c. d. e.
Pembelian Penyelesaian Pembangunan Transfer dari unit lain Hibah (masuk) Dan seterusnya ....
= = = =
Rp. Rp. Rp. Rp.
........................... ........................... ........................... ...........................
< ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>
Mutasi kurang Gedung dan Bangunan BLU terdiri dari : a. b. c. d. e.
Penghapusan Transfer ke unit lain Koreksi Pencatatan Hibah (keluar) dst
= = = =
Rp. Rp. Rp. Rp.
........................... ........................... ........................... ...........................
(Selanjutnya bandingkan antara Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan dengan penambahan aset Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari pembelian, jika terjadi perbedaan antara realisasi belanja modal Gedung dan Bangunan dengan penambahan aset Gedung dan Bangunan dari pembelian agar dijelaskan penyebabnya).
4. Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU Nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU pada Per sebesar Rp. , jika dibandingkan dengan
nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan Per sebesar Rp. , mengalami sebesar
Rp. , atau .....%. Mutasi kenaikan aset Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU terdiri dari: a. Pembelian = Rp. ........................... b. Penyelesaian Pembangunan = Rp. ........................... c. Transfer dari unit lain = Rp. ........................... 79 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
d. Hibah (masuk) e. Dan seterusnya ....
(SAP)
= Rp. ...........................
< ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>
Mutasi kurang Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU terdiri dari : a. b. c. d. e.
Penghapusan Transfer ke unit lain Koreksi Pencatatan Hibah (keluar) dst
= = = =
Rp. Rp. Rp. Rp.
........................... ........................... ........................... ...........................
(Selanjutnya bandingkan antara Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan dengan penambahan aset Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh dari pembelian, jika terjadi perbedaan antara realisasi belanja modal Jalan, Irigasi dan Jaringan dengan penambahan aset Jalan, Irigasi dan Jaringan dari pembelian agar dijelaskan penyebabnya).
5. Aset Tetap Lainnya BLU Nilai Aset Tetap Lainnya BLU pada Per sebesar Rp. , jika dibandingkan dengan nilai Aset Tetap Lainnya Per sebesar Rp. , mengalami sebesar Rp. , atau .....%.
Mutasi kenaikan Aset Tetap Lainnya BLU terdiri dari: a. b. c. d. e.
Pembelian Penyelesaian Pembangunan Transfer dari unit lain Hibah (masuk) Dan seterusnya ....
= = = =
Rp. Rp. Rp. Rp.
........................... ........................... ........................... ...........................
< ungkapkan penyebab mutasi tambah lainnya beserta jumlahnya>
Mutasi kurang Aset Tetap Lainnya BLU terdiri dari : a. b. c. d. e.
Penghapusan Transfer ke unit lain Koreksi Pencatatan Hibah (keluar) dst
= = = =
Rp. Rp. Rp. Rp.
........................... ........................... ........................... ...........................
80 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP Pada periode semester/tahunan 200x (pilih salah satu sesuai cakupan laporan keuangan yang disajikan), realisasi belanja untuk pengadaan
aset tetap melalui pembangunan yang belum selesai pengerjaannya pada adalah sebesar Rp........... Konstruksi dalam pengerjaan tersebut terdiri dari .
Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan lrigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
........................... ........................... ........................... ........................... ........................... ...........................
< ungkapkan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan KDP> (Pada sesi ini diungkapkan pula aset-aset yang masih mengalami permasalahan sehingga belum bisa dimasukkan dalam Neraca. Contoh aset seperti ini adalah tanah-tanah yang dikuasai Kementerian Negara/Lembaga tetapi dalam status sengketa, aset-aset yang secara faktual diperoleh dari hibah namun belum dapat dibukukan karena belum ada berita acara serah terimanya, penambahan nilai gedung tempat kerja bukan milik sendiri yang nilainya memenuhi syarat kapitalisasi, dan sebagainya)
7. Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang terdiri dari : a. Tagihan Penjualan Angsuran yang merupakan tagihan atas penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah; b. Tagihan Tuntutan Ganti Rugi yang merupakan tagihan kepada bendahara/pegawai karena kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya harus membayar ganti rugi kepada Negara; c. Penyisihan Piutang Tidak Tertagih untuk mencatat adanya penyisihan piutang jangka panjang yang kemungkinan tidak dapat ditagih. G. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap; dan piutang jangka panjang pada tanggal neraca. Aset Lainnya antara lain: a. Aset tetap yang tidak digunakan lagi; 81 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
b. Aset Tak Berwujud; c. Kemitraan
dengan
Pihak
Ketiga
merupakan perjanjian antara BLU
dengan satu pihak lain atau lebih dengan pola Bangun, Kelola, Serah (BKS) dan Bangun, Serah, Kelola (BSK); d. Dana Kelolaan BLU merupakan dana untuk menampung dana antara lain: Dana bergulir, dan/ atau dana yang belum menjadi hak milik BLU; e. Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan kas atau dana yang alokasinya hanya akan dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan tertentu, contohnya antara lain : bank garansi, dana yang diperuntukan untuk membayar imbalan kerja, termasuk dana abadi (endowment fund); f. Aset Lain-Lain merupakan aset yang tidak dapat dikategorikan sebagai aset yang disebutkan di atas. Termasuk aset lain-lain adalah: 1) kumpulan dari aktiva tetap yang rusak dan untuk dihapuskan dimasa yang akan datang. 2) aset yang diperoleh dengan cara angsuran dicatat sebagai aset lainlain dan diakui utang jangka panjangnya. 3) aset yang diperoleh dengan cara leasing. 4) piutang macet BLU yang dialihkan penagihannya kepada Kementerian Keuangan cq. Ditjen Kekayaan Negara (Dalam CaLK uraikan
saldo nilai masing-masing jenis Aset Lain-Lain sesuai
dengan yang ada pada satker BLU).
H. Uang Muka Dari KPPN Uang muka dari KPPN merupakan akun penyeimbang dari akun Kas di Bendahara Pengeluaran. Nilai rupiah pada akun ini merepresentasikan uang
persediaan yang
belum
dipergunakan
dan/atau
yang
belum
dipertanggungjawabkan sebagai pengeluaran definitif.
I. Kewajiban Jangka Pendek Lainnya Kewajiban jangka pendek Lainnya berupa kewajiban jangka pendek lainnya yang jatuh tempo < 1 tahun setelah periode pelaporan.
82 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
J. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban jangka panjang berupa kewajiban yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun setelah periode pelaporan.
K. Ekuitas Dana Lancar Ekuitas
Dana
Lancar
adalah
kekayaan
bersih
pemerintah
yang
merupakan selisih antara nilai aset lancar dengan kewajiban lancar/ jangka pendek, yang terdiri atas. Uraian Akun
Jumlah (Rp.)
1
2
-
Cadangan Piutang
Rp. (nilai rupiah akun Piutang)
-
Cadangan Persediaan
Rp. (nilai rupiah akun Persediaan)
-
Dana Lancar BLU
Rp. (nilai rupiah akun Dana Lancar BLU)
-
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek BLU
Rp. (nilai rupiah akun Dana Utang Jangka Pendek)
Jumlah
(Cadangan Piutang merupakan akun penyeimbang dari akun piutang, cadangan Persediaan adalah akun penyeimbang dari akun persediaan, Dana Lancar BLU merupakan penyeimbang dari akun Kas di BLU, dan Akun Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek adalah akun penyeimbang dari akun kewajiban jangka pendek lainnya). L. Ekuitas Dana Investasi Ekuitas dana investasi adalah dana yang diinvestasikan dalam aset tetap dan aset lainnya. Ekuitas dana investasi pada tanggal , terdiri atas:
83 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
Uraian Akun
Jumlah (Rp.)
1
2
- Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Rp. (nilai rupiah akun Aset Tetap)
- Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Rp. (nilai rupiah akun Aset Lainnya)
- Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Panjang BLU
Rp. (nilai rupiah akun Dana Utang Jangka Panjang BLU)
Jumlah
(Diinvestasikan Dalam Aset tetap merupakan akun penyeimbang dari pos Aset
Tetap,
penyeimbang disediakan
akun
Diinvestasikan
dari pos
untuk
Aset
Dalam
Lainnya,
pembayaran
utang
dan
Aset Lainnya adalah akun Akun
jangka
penyeimbang dari akun kewajiban jangka panjang)
84 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Dana yang
panjang
adalah
harus akun
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
VI.
(SAP)
INFORMASI TAMBAHAN DAN PENGUNGKAPAN LAINNYA (Bagian
ini
digunakan untuk
dengan
laporan
keuangan
mengungkapkan hal-hal lain tetapi
belum
diungkapkan
yang
terkait
pada
bagian
sebelumnya, contoh.:) 1. Domisili tempat satuan kerja tersebut berada. 2. Penjelasan mengenai sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya. 3. Ketentuan
perundang-undangan
yang
menjadi landasan
kegiatan
harus mengungkapkan
kejadian-
operasionalnya. 4. Catatan
atas
Laporan
Keuangan
kejadian penting selama periode pelaporan, seperti: a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan; b. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh Manajemen baru; c. Piutang yang tidak dapat tertagih, d. Peristiwa
yang
sedang
terjadi yang
akan
dapat
berpengaruhi
terhadap Neraca pada masa yang akan datang yang tidak dapat disajikan pada Neraca, contohnya adanya proses pengadilan yang akan dapat mempengaruhi nilai neraca; e. Penggabungan/pemecahan entitas tahun berjalan. 5. Hambatan dan kendala lainnya dalam penyusunan dan pelaporan laporan Keuangan Tahun Anggaran 200x termasuk dalam penyusunan Laporan
BMN
baik yang disebabkan
oleh masalah
ekstern.
85 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
intern
maupun
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
LAMPIRAN I
1. LRA PENDAPATAN 2. LRA PENGEMBALIAN PENDAPATAN 3. LRA BELANJA 4. LRA PENGEMBALIAN BELANJA 5. NERACA PERCOBAAN 6. LAPORAN BMN 7. RINCIAN SALDO AWAL BMN 8. LAPORAN KONDISI BARANG
86 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
LAMPIRAN II
1. LAMPIRAN-LAMPIRAN LAINNYA SEBAGAI PENDUKUNG CaLK 2. SSBP UNTUK PENYETORAN SETELAH TANGGAL NERACA TAHUNAN BERAKHIR 3. BERITA ACARA REKONSILIASI DENGAN KPPN 4. Dan sebagainya
87 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2
Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan BLU
(SAP)
BAGIAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BIRO KEUANGAN - SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JL. JENDERAL SUDIRMAN, SENAYANSENAYAN - JAKARTA 2012
htpp://simkeu.kemdikbud.go.id Help desk SIMKeu : 021-500 005 ext.4 88 | K e m e n t e r i a n P e n d i d i k a n d a n K e b u d a y a a n - 2 0 1 2