02
MAISONA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
MAISONA
MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
THE NEW URBAN AGENDA TEKNOLOGI DITJENPP_PUPR
RISHA,
SATU TEKNOLOGI UNTUK SEMUA
Volume 02 - Tahun I - Desember 2016
Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR
@pp_pupr
MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
LUKMAN HAKIM:
LANA WINAYANTI
URBANISASI DAN
Volume 02 Tahun I - Desember 2016
PEMBANGUNAN PERUMAHAN 1
FOTO: MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
2
[ DAPUR REDAKSI ]
MAISONA
MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
Pelindung Syarif Burhanuddin Penanggungjawab/ Pemimpin Redaksi Lukman Hakim Penanggungjawab Bidang/ Dewan Redaksi Direktur Perencanaan Penyediaan Perumahan, Direktur Rumah Susun, Direktur Rumah Khusus, Direktur Rumah Swadaya, Direktur Rumah Umum dan Komersial. Redaktur Pelaksana Sumantri (Ketua) Suharlin (Wakil) Editor Ristyan Mega Putra Desain Grafis Melisa Emeraldina Fotografer Ricky Defrimon Administrasi dan Distribusi Zunilam Fifaliyana Srikandi Junaidi Astri Despitasari
Diterbitkan Oleh Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Alamat Redaksi Gedung G, Lt.8 Ditjen Penyediaan Perumahan Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 11210 Email:
[email protected] www.Perumahan.pu.go.id
PENGGERAK PERKOTAAN
A
lhamdulillah! MAISONA terbitan pertama telah hadir per Ok tober 2016. Kami berterima kasih, lantaran sambutan hangat mengalir dari sejumlah pembaca. Tidak kurang dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Ha dimuljono pun, menyambut positif kehadiran MAISONA.
Diantara sambutan yang hangat tersebut, terselip juga pertanyaan; apa itu MAISONA? Bagi kami, itu pertanyaan wajar. Pertanyaan itu kami nilai sebagai apresiasi dan bentuk kepedulian. Karenanya, pada edisi nomor 2 ini kami perlu menjelaskan kembali arti nama MAISONA. Kata MAISONA merupakan adopsi sebuah kata dari bahasa Perancis yang kami padu padankan dengan bahasa Indonesia, yang memiliki arti “rumah yang mempesona”. Di edisi pertama, MAISONA mengambil tema utama “Program Satu Juta Ru mah”. Sementara itu, di edisi kedua ini, kami mengulas tema “Perumahan Dalam Pembangunan Perkotaan Yang Berkelanjutan”. Tema ini kami ang kat; mengingat, sejalan dengan urbanisasi, kebutuhan akan rumah layak huni di perkotaan, makin hari makin bertambah tinggi. Mengutip pandangan Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kemen terian PUPR Syarif Burhanuddin, tingginya tingkat urbanisasi masyarakat ke wilayah perkotaan mendorong adanya peningkatan kebutuhan rumah. Untuk itu, diperlukan sebuah upaya penyediaan rumah yang layak huni. ’’Dengan demikian, perumahan bisa ikut menggerakkan kota-kota yang ada di Indonesia menjadi kota yang nyaman dan memiliki fungsi berkelanjutan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakatnya,’’ kata Syarif pada Konfe rensi Pers Hari Habitat Dunia Tahun 2016 di Jakarta, beberapa waktu lalu. Patut dicatat, berdasarkan angka Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2010, ang ka urbanisasi masyarakat ke wilayah perkotaan mencapai sekitar 49,8 persen. Pada 2015, tingkatannya lebih tinggi yakni sekitar 53,3 persen. Tentunya, se makin tinggi urbanisasi akan berdampak pada kebutuhan rumah masyarakat. Rumah sebagai kebutuhan dasar manusia dan pusat kehidupan masyarakat diharapkan juga mampu menjadi tempat pembinaan keluarga. [M]
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
1
[ DAFTAR ISI ]
01 DAPUR REDAKSI
PENGGERAK PERKOTAAN
03 SERAMBI
AGENDA QUITO
04 JENDELA
LUKMAN HAKIM:
THE NEW URBAN AGENDA
06 RUANG UTAMA
MENUJU KOTA BERKELANJUTAN 10 OLEH-OLEH DARI QUITO 12 WAWANCARA LANA WINAYANTI INTI AGENDA BARU PERKOTAAN 16 AGAR PERUMAHAN TAK KUMUH
18 OPINI
06
ANTON SIHOMBING:
AGENDA BARU PERKOTAAN 48 RISTYAN MEGA PUTRA, S.SOS, M.SI: MENCARI KARAKTER KOTA YANG HILANG
20 KATA MEREKA
MENGEJAR TARGET RUMAH LAYAK HUNI
22 TEKNOLOGI
RISHA, SATU TEKNOLOGI UNTUK SEMUA
26 BERANDA 34 BIROKRASI
TAMU DIREKTUR RUMAH SWADAYA RADEN JHONY FAJAR SOFYAN SUBRATA
36
MENJADIKAN SDM HANDAL DAN PROFESIONAL
40 KABAR SNVT 46 INTERMEZZO
DEKOR RUANG ALA RAISA 47 SATKER SNVT MALUKU UTARA 47 ANDI F NOYA
BEKERJA DENGAN LENTERA DI HATI
24
BINGKAI FOTO
49 ALBUM 52 TIPS
CARA MUDAH
MILIKI RUMAH SUBSIDI
02
MAISONA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
MAISONA
MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
THE NEW URBAN AGENDA TEKNOLOGI
RISHA, DITJENPP_PUPR
SATU TEKNOLOGI UNTUK SEMUA
Volume 02 - Tahun I - Desember 2016
Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR
@pp_pupr
MEDIA INFORMASI & KOMUNIKASI DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
2
JELAJAH PULAU KOMODO
LUKMAN HAKIM:
LANA WINAYANTI
URBANISASI DAN
Volume 02 Tahun I - Desember 2016
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
42
PEMBANGUNAN PERUMAHAN 1
[ SERAMBI ]
AGENDA QUITO
T
ren pertumbuhan penduduk di perkotaan dunia, dewasa ini berlangsung sangat cepat. Di In donesia misalnya, dari 255 juta populasi, 54 persen diantaranya tinggal di perkotaan. Angka itu diperkirakan naik menjadi 67 persen dari total 305 juta po pulasi pada tahun 2035. Ledakan (explosion population) di per kotaan, bukan karena fertilitas yang tinggi, melainkan arus urbanisasi yang tidak terben dung. Ya, urbanisasi terbukti sebagai jawab an utama. Apa itu urbanisasi? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), urbanisasi berarti perpindahan pen duduk secara berduyun-duyun dari desa (ko ta kecil, daerah) ke kota besar (pusat peme rintahan). Secara umum ada dua faktor pe nyebab urbanisasi. Yakni, faktor penarik dari kota besar dan faktor pendorong dari desa. Apapun sebabnya, urbanisasi terbukti membawa permasalahan besar dalam tata kelola perkotaan, baik dari sisi tatanan per kotaan dan daya dukung kota. Para migran yang kebanyakan adalah kaum miskin, tidak mampu membangun atau membeli pe ru mahan yang layak huni. Akibatnya, banyak ruang terbuka milik pemerintah yang bera lihfungsi; menjadi lapak pedagang kaki lima (PKL), tempat parkir, dan pemukiman liar. Urbanisasi juga menyebabkan masalah tu nasosial, gelandangan dan lain-lain. Urbanisasi sebagaimana disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, adalah
fenomena dunia. Urbanisasi tidak bisa di cegah dan ditanggulangi selama disparitas pembangunan antar daerah terutama antara kota dan desa masih terjadi. Karena itu, selain melakukan pemerataan pembangunan, saat nya pula menangani urbanisasi dengan lebih baik. Urbanisasi adalah keniscayaan, saatnya kita memaknai urbanisasi sebagai kekuatan untuk melakukan pembangunan kota ber kelanjutan. Aksi apa yang harus dilakukan? Kon ferensi Habitat III di Quito, Ekuador, telah me la hir kan Dokumen “the New Urban Agenda” (NUA). Dokumen Quito itu meru pakan kesepakatan yang berorientasi pada aksi, yang menetapkan standar global un tuk pencapaian pem bangunan perkotaan berkelanjutan. Sejalan dengan itu, kata Menteri Basuki, Indonesia perlu melakukan percepatan da lam membangun, mengelola, dan hidup di kota melalui kerjasama dengan para mitra, pemangku kepentingan terkait, dan aktoraktor perkotaan di berbagai tingkat peme rintahan, maupun sektor swasta. “Kini, saatnya kita mempercepat pen capaian standar minimum pelayanan per kotaan, mempromosikan komunitas hijau, perkotaan yang aman, tangguh, inklusif dan cerdas. Itu semua diharapkan dapat menum buhkan inovasi, kreativitas dan produktivitas. Kesemuanya ini memperhitungkan keunikan geografis dan keragaman budaya Indonesia dalam menjaga lingkungan hidup,” tegas Ba suki Hadimuljono. [M]
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
3
[ JENDELA ]
THE NEW URBAN AGENDA Lukman Hakim
Sekretaris Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan
Dengan perenca naan yang holistik diharapkan pula dapat meningkatkan kesetaraan gender, kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan dan energi, keamanan, kesejahteraan serta pelestarian lingkungan.
4
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
Indonesia menghadapi tantangan berat urbanisasi. Pemerintah dituntut mewujudkan permukiman perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan. Butuh sinergi dan kemitraan antar pemangku kepentingan.
U
rbanisasi saat ini me ngalami peningkatan pesat di seluruh dunia. Di Indonesia, mengu tip sensus tahun 2010, jumlah penduduk perkotaan mencapai 49,8%. Angkanya diperkirakan meningkat terus, dan di perkirakan mencapai dua pertiga dari populasi Indonesia di tahun 2050. Angka urbanisasi yang tinggi ini akan berdampak pada masalah sosial, budaya, ekonomi, penurunan kondisi lingkungan dan kemiskinan. Khususnya di negara berkembang, laju urbanisasi yang tidak diimbangi dengan penye diaan perumahan yang memadai, telah menimbulkan dampak meningkatnya perumahan dan permukiman kumuh di perkotaan. Dampak urbanisasi yang tidak ter bend ung itu pula yang mendasari Per serikatan Bangsa-bangsa (PBB) bidang permukiman, UN–Habitat, memberi perhatian khusus. UN-Habitat me ne tapkan tema Housing at The Centre di Hari Habitat Dunia tahun 2016. Tema tersebut bisa dimaknai sebagai upaya
meletakkan rumah sebagai poros pem bangunan perkotaan. Dengan kata lain, bahwa inti pembangunan adalah untuk kesejahteraan manusia. Sehing ga rumah sebagai sarana pembina an keluarga dan sebagai bagian dari pembangunan perkotaan, dapat men jadi titik awal dan pusat pertumbuhan kesejahteraan masyarakat yang ber kelanjutan. Di Indonesia, selain pertumbuhan penduduk yang tinggi, masalah urba nisasi diperparah dengan tingginya backlog perumahan. Persoalan makin pelik, lantaran masih rendah pula du kungan penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU). Kebijakan ta ta ruang wilayah kabupaten/kota, dan provinsi belum sepenuhnya dirancang untuk mengantisipasi laju pertamba han kebutuhan akan hunian, terutama kebutuhan perumahan bagi masyara kat berpenghasilan rendah (MBR). Tanah di pusat-pusat kegiatan pe rekonomian kota menjadi langka dan mahal. Sehingga permukiman perkota an hanya didominasi oleh perumahan kelas menengah-atas. Sedangkan MBR, karena tidak mampu membayar mahal, harus tersisih ke daerah pinggiran ko ta atau tinggal di perumahan liar (per mukiman kumuh) tanpa didukung PSU yang memadai. Ketidak-mampuan MBR untuk men dapatkan hunian yang layak berdam pak kuat pada ketidak-setaraan perko ta an. Lingkungan perkotaan menjadi tidak sehat dan rawan terhadap per masalahan sosial. Kota sebagai tempat
MAISONA/ RICKY DEFRIMON
konsentrasi penduduk, sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan interaksi bu daya, menyimpan permasalahan yang majemuk di bidang perumahan, infrastruktur, pelayanan dasar, pangan, energi, kesehatan, pendidikan, keama nan, lapangan pekerjaan, sumber daya alam, degradasi lingkungan dan keber lanjutan.
Agenda Baru Perkotaan Deklarasi Quito tentang New Urban Agenda (Agenda Baru Pembangunan Perkotaan) antara lain menyebutkan pentingnya pembangunan perkotaan yang berkelanjutan demi terciptanya permukiman yang layak untuk seluruh la pisan masyarakat. Deklarasi Quito tersebut, merupakan penegasan kem bali komitmen global tentang pemba ngunan perkotaan terpadu di tingkat glo bal, regional, nasional, dan lo kal, guna menciptakan permukiman per kotaan yang layak bagi semua. Dengan suatu penerapan ke bi jakan yang tepat, tantangan urbani sa si dapat dijadikan sebagai me sin pertumbuhan ekonomi yang inklusif, guna memberantas kemiskinan dan ke senjangan sosial. De ngan pe ren canaan yang holistik diharapkan pula dapat meningkatkan kesetaraan gen der, kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan dan energi, keamanan, kese
jahteraan serta pelestarian lingkungan. Sehingga kota menjadi nyaman untuk semua, tangguh, berdaya-saing tinggi, dan berkelanjutan. Dalam Agenda Baru Perkotaan ter sebut, permukiman perkotaan antara lain diharapkan dapat memenuhi ke bu tu han sebagai fungsi sosial, yakni pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan didukung dengan ke tersedian air minum dan sanitasi se ba gai hak dasar rakyat. Kesetaraan gender dan keterbukaan akses pada semua barang dan jasa publik, seperti keamanan pangan dan energi, kese hatan, pendidikan, infrastruktur, mo bilitas dan transportasi, kualitas ling kungan dan mata pencaharian. Selain itu, kota juga diharapkan da pat memenuhi tantangan dan peluang da ri pertumbuhan ekonomi secara in klu sif dan berkelanjutan. Sehingga pro ses urbanisasi dapat mendorong terjadinya transformasi struktural per kotaan bagi peningkatan derajat pro duktivitas kota dan warganya, serta efi siensi dalam pendaya-gunaan sumber daya sebagai bagian dari proses per wujudan keberlanjutan.
Kerjasama dan Kemitraan Pemangku Kepentingan Tingkat keberhasilan pelaksanaan Agenda Baru Pembangunan Perkota
an ini sangat ditentukan oleh komit men seluruh pemangku kepentingan. Mereka berkewajiban menciptakan iklim kondusif bagi terwujudnya per kotaan yang inklusif dan berkelanju tan. Perwujudan Visi Perkotaan terse but juga sangat tergantung de ngan ketersediaan sumber daya dan ke siapan seluruh pemangku kepenting an dalam mensikapi visi menjadi misi, kemudian dijabarkan menjadi agenda program dan rencana aksi yang jelas dan terukur. Untuk itu kebijakan dan ope ra sionalisasi kebijakan kapasitas dan mobilisasi sumber daya harus dite rapkan dalam kerangka pengelolaan dan pembiayaan yang terpadu, efisien dan efektif, transparan dan akuntabel. Salah satunya adalah dengan melaku kan kerjasama antar pemerintah dan kemitraan dengan badan usaha dan masyarakat yang dilandasi prinsipprinsip kesetaraan, keterbukaan, dan go tong-royong. Se lain itu, yang tak kalah pentingnya adalah meningkat kan kapasitas pemangku kepentingan untuk dapat merumuskan, melaksa nakan, meningkatkan, mengelola, me mantau dan mengevaluasi kebijakan pelaksanaan agenda pembangunan perkotaan guna terwujudnya permuki man perkotaan yang inklusif dan ber kelanjutan. [M] MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
5
DOK. AIRYN SAPUTRI HARAHAP DITJEN CIPTA KARYA
[ RUANG UTAMA ]
MENUJU KOTA BERKELANJUTAN Tingginya laju urbanisasi saat ini, menjadi tantangan pembangunan pemukiman di perkotaan. Konferensi UN Habitat III di Quito, Ekuador, menentukan arah kebijakan dan program pembangunan permukiman dan perkotaan. Bagaimana wajah kota di Indonesia 20 tahun ke depan?
J
oan Clos menyambut ha ngat Menteri Basuki Hadi muljono. Joan selaku Di rektur Eksekutif UN Habi tat yang juga Sekjen Habi tat III pun tidak sungkan me ngu capkan terima kasih atas ke hadiran Basuki Hadimuljono
6
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
yang memimpin delegasi Indonesia di pertemuan Habitat III di Quito, Eku a dor, 17 Oktober 016. “Kami berterimakasih atas peran aktif In donesia dalam proses Habitat III, yang melahirkan New Urban Agen da,” kata Joan Clos. Sebagaimana diketahui, peme
rintah Indonesia dibawah koordi nasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), se cara aktif mewujudkan Agen da Baru Perkotaan. Dari awal, Indo nesia terlibat aktif sebagai anggota Prepcom3 Regional Asia Pasifik, negosiasi antar bangsa hingga da
lam penyelenggaraan Prepcom3 di Surabaya, Juli lalu yang mencip takan basis yang sangat kondusif untuk perjalanan adopsi New Ur ban Agenda. Lebih jauh lagi, melalui Menteri Basuki, Joan Clos pun meminta du kungan agar Indonesia terlibat da lam evaluasi pelaksanaan satu ta hun Agenda Baru Perkotaan. Sebab, kedepan hal itu akan membuka pe luang para praktisi dan tenaga ahli In do nesia untuk mendukung UN Habitat. Sadar akan pentingnya pe lak sa na an Agenda Baru Perkotaan, Basuki pun mengiyakan. Menurut Basuki, di tengah tingginya laju ur banisasi, masalah pemukiman per kotaan merupakan tantangan berat. Selain peran aktif pemerintah, ke terlibatan banyak pihak juga sangat dibutuhkan. Seab, urbanisasi meru pakan masalah kita bersama. “Saat ini tidak kurang dari 53% penduduk Indonesia bermukim di kawasan perkotaan, sedangkan ka wasa n perdesaan terus mengalami perkembangan dan sebagian telah pu la beralih menjadi kota,” kata Menteri Basuki.
DEKLARASI QUITO Sejalan dengan laju urabanisasi yang tidak terbendung, penting bagi Indonesia untuk mendukung Deklarasi Quito. Yakni, kesepakatan negara-negara dunia untuk mema n faatkan urbanisasi dan per tum buhan penduduk sebagai peluang pembangunan. “Urbanisasi jangan lagi dipandang sebagai masalah, tetapi bila ditangani dengan baik, disana ada peluang untuk mema jukan kota dengan lebih baik lagi,” jelas Basuki.
Deklarasi Quito sendiri, de mi kian kata Staf Ahli Bidang Sosial, Budaya, dan Peran Masyarakat Ke men terian PUPR Lana Winayati, merupakan produk Konferensi PBB ke-3 tentang Perumahan dan Pem bangunan Perkotaan Berkelanjutan (Habitat III). Konferensi itu sendiri melibatkan 147 negara. Dokumen yang disebut ‘the New Urban Agenda’ atau Agenda Baru Perkotaan, jelas Lana, merupakan do kumen yang berorientasi pa da aksi, yang menetapkan standar
Saatnya kita memikirkan kembali bagaimana cara kita membangun, mengelola, dan hidup di kota melalui kerjasama dengan para mitra, pemangku kepentingan terkait, dan aktoraktor perkotaan di berbagai tingkat pemerintahan, maupun sektor swasta. Lana Winayati Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
global untuk pencapaian pem ba ngun an perkotaan berkelanjutan. “Saatnya kita memikirkan kembali bagaimana cara kita membangun, mengelola, dan hidup di kota me lalui kerjasama dengan para mitra, pemangku kepentingan terkait, dan aktor-aktor perkotaan di berbagai tingkat pemerintahan, maupun sek tor swasta,” tuturnya. Agenda Baru Perkotaan terdiri atas 175 paragraf. Agenda baru itu, ter bagi dalam dua bagian utama yaitu Deklarasi untuk Kota dan Per mukiman Berkelanjutan dan Ren cana Implementasi Quito. Seperti diketahui, kota berkelan jutan atau sustained city itu sendiri adalah kota yang dirancang dengan mempertimbangkan dampak yang ter jadi pada lingkungan. Dengan tu juan mengurangi input seperti ke butuhan energi, makanan dan air. Artinya, kota berkelanjutan ber tujuan membangun kota untuk ma sa depan yang sehat. Kota berkelanjutan atau sus tained city itu sendiri adalah kota yang dirancang dengan mem per timbangkan dampak yang terjadi pada lingkungan. Dengan tu juan mengurangi input seperti kebutu han energi, makanan dan air. Arti nya, kota berkelanjutan bertujuan membangun kota untuk masa de pan yang sehat.
KOTA LAYAK HUNI Kota berkelanjutan dalam ta taran Indonesia, minimalnya adalah kota layak huni. Kementerian PUPR memberikan syarat, untuk menja dikan kota nyaman dan layak huni, pemerintah daerah harus mampu membenahi infrastruktur, pe mu kiman, sanitasi, drainase dan tem MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
7
MAISONA/RICKY DEFRIMON
[ RUANG UTAMA ]
Direktur Rumah Swadaya Raden Jhony Fajar Sofyan Subrata saat meninjau rumah yang mendapat BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) di Kota Jambi.
pat pembuangan sampah. Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) In donesia, 2014 silam merilis indeks layak huni sejumlah kota besar di Indonesia atau Indonesia Most Liveable City Index (MLCI) saat Kongres Dunia ke-24 Eastern Regional Organization for Planning and Human Settlement (EAROPH) 10-13 Agustus 2014 di Hotel Borobudur Jakarta. IAP melakukan survei kepada warga di 17 kota di Indonesia, mengenai persepsi me reka terhadap kenyamanan sebuah kota. Terdapat 30 kriteria yang digu nakan, untuk mengukur kualitas kenyamanan kota yang secara garis besar meliputi penataan ruang, kon disi ekonomi, transportasi, kebersi han lingkungan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, jaringan layan an prasarana perkotaan, keamanan, kehidupan sosial dan budaya. Hasil survei saat itu menunjukkan, bahwa 8
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
Saat ini tidak kurang dari 53% penduduk Indonesia bermukim di kawasan perkotaan, sedangkan kawasan perdesaan terus mengalami perkembangan dan sebagian telah beralih menjadi kota. Menteri Basuki Hadimuljono Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Kota Balikpapan dipersepsikan se bagai kota paling layak huni oleh warganya dengan nilai 71,12 dima na rata-rata nasional sebesar 63,62. Jika disandingkan dengan kotakota lain di Indonesia, Balikpapan termasuk ke dalam kelompok small middleweights city (kota menengah dengan jumlah penduduk 150.000 – 2 juta jiwa). Kelompok ko ta yang lebih besar, mid-sized mid dleweights city (kota menengah dengan jumlah penduduk 2 – 5 juta jiwa) dihuni oleh Kota Surabaya, Bandung, Bekasi dan Medan. Melihat lagi hasil survey MLCI IAP, kota-kota dengan jumlah pen duduk besar, Jakarta dan mid-sized middleweights city kecuali Ban dung dan Bekasi, memiliki nilai index liveable city di bawah ratarata nasional. Kota Jakarta berada pada urutan ke 9 dengan nilai 62, 14, Surabaya berada di urutan 10 dengan nilai 61,7, dan Medan be
DANA STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA 2016 NO
JENIS BANTUAN
BESARAN (Rp. )
1. Peningkatan Kualitas Ringan
7.500.000
2. Peningkatan Kualitas Sedang
10.000.000
3. Peningkatan Kualitas Berat
15.000.000
4. Peningkatan Kualitas Total/Pembangunan baru
30.000.000
rada di urutan terakhir (urutan 17) dengan nilai 58,55.
PENGENTASAN KEKUMUHAN
Program pengentasan ke ku muhan di lingkungan pemukiman, */Sumber: Keputusan Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan PUPR yang selama ini menjadi salah sa tu ciri dari kota tidak layak huni, dilakukan oleh Direktorat Rumah REKAPITULASI SK BSPS TAHUN 2016 Swadaya Kementerian PUPR. Pro SNV STRATEGIS gramnya disebut program bantuan NO PROVINSI JUMLAH UNIT JUMLAH UNIT TOLAK SK TOTALNILAI (RP.) stimulan perumahan swadaya 1. Aceh 1,963 - 1,963 (BSPS). BSPS merupakan skema 2. Sumatera Utara 2,849 545 3,394 bantuan sosial, yang diberikan 3. Sumatera Barat 2,120 531 2,651 untuk meningkatkan kualitas ru 4. Riau 1,883 106 1,989 mah tak layak huni (RTLH) ataupun 5. Kepulauan Riau 1,740 - 1,740 pembangunan rumah baru. Be 6. Jambi 1,975 297 2,272 sarnya bantuan pun beragam, mu 7. Sumatera Selatan 2,989 476 3,465 lai dari Rp 7,5 juta, Rp 10 juta, dan 8. Bangka Belitung 1,210 - 1,210 Rp 15 juta dalam bentuk bahan ma 9. Bengkulu 2,202 - 2,202 terial atau bangunan. 10. Lampung 2,072 287 2,359 Untuk tahun ini, sebanyak 400 11. Banten 1,998 - 1,998 unit rumah di empat desa di Ku 12 . Jawa Barat 4,479 4,443 8,922 ning an ditargetkan mendapatkan 13. Jawa Tengah 4,328 4,803 9,131 bantuan BSPS. Rinciannya, 120 unit 14. D.I.Yogyakarta 2,230 - 2,230 rumah di Desa Sindang Jawa, 63 unit 15. Jawa Timur 4,167 2,526 6,693 rumah di Desa Sukaharja, 117 unit 16. Bali 1,763 - 1,763 ru mah di Desa Cikahuripan, dan 17. NusaTenggara Barat 2,329 351 2,680 100 unit rumah di Desa Padamulya. 18. Nusa Tenggara Timur 2,163 409 2,572 Beberapa kendala yang meng 19. Kalimantan Barat 1,963 440 2,403 hambat tak hanya di tingkat hulu, 20. Kalimantan Tengah 1,999 320 2,319 juga hilir sehingga dalam penya 21. Kalimantan Selatan 2,000 218 2,218 lurannya tak berjalan mulus. Di 22. Kalimantan Timur 2,089 120 2,209 tingkat hulu, kendala yang dialami 23. Kalimantan Utara 2,574 - 2,574 adalah dalam hal pengelolaan dana 24. Sulawesi Utara 1,944 503 2,447 BSPS pada level pusat dan daerah. 25. Gorontalo 2,097 203 2,300 “Kendalanya memang pengelolaan 26. Sulawesi Tengah 2,112 1,798 3,910 daerah untuk tahun ini lebih banyak 27. Sulawesi Barat 2,140 - 2,140 sehingga banyak pula yang baru 28. Sulawesi Selatan 3,000 1,082 4,082 belajar. Di Kementerian Keuangan 29. Sulawesi Tenggara 2,510 841 3,351 dan sistem perbankannya juga se 30. Maluku 2,390 - 2,390 pe r ti itu,” jelas Direktur Ru mah 31. Maluku Utara 2,085 305 2,390 Swadaya Direktorat Jenderal Pe 32. Papua Barat 2,000 - 2,000 nyediaan Perumahan Kementerian 33. Papua 1,538 - 1,538 PUPR Jhony Fajar Sufyan Subrata. TOTAL 76901 20604 97505 1,339,272,713,597 Sumber: Direktorat Rumah Swadaya Ditjen Penyediaan Perumahan
[M] Ristyan Mega Putra
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
9
[ RUANG UTAMA ]
OLEH-OLEH DARI QUITO Pembangunan perkotaan di Indonesia hingga 2045 berfokus pada Sistem Perkotaan Nasional (SPN). Menteri Basuki Hadimuljono mendorong adanya urbanisasi berkelanjutan. Apa itu?
U
rbanisasi berke lanjutan. Begitulah yang disampai kan Menteri PUPR Basuki Hadimul jono dalam Kon ferensi UN Habitat III. Pernyataan itu cukup menarik minat peserta.
“Urbanisasi berkelanjutan, sebagai kunci untuk mencapai kesetaraan so sial, kesejahteraan dan pemanfaatan potensi masyarakat khususnya gene rasi muda,” tegas Basuki. Urbanisasi berkelanjutan, sangat penting bagi Indonesia dalam penca paian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025 untuk menga tasi kemiskinan dan mencapai kota bebas kumuh. Hal tersebut relevan dengan data penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 255 juta pen duduk, dimana dari jumlah tersebut, 54% dari populasi tinggal di daerah per kotaan. Angka itu diperkirakan na ik menjadi 305 juta pada tahun 2035, di mana sekitar 67% penduduk Pembangunan terus dilakukan, dimana penduduk akan tinggal di daerah perkotaan.
10
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
akan tinggal di daerah perkotaan. Selain itu, dari fakta bahwa In donesia yang memiliki 17.000 pulau yang rawan bencana karena berada dikawasan yang disebut ‘cincin api’, maka dampak dari perubahan iklim sangat jelas dan menjadi tantangan uta ma untuk mencapai urbanisasi berkelanjutan. Frekuensi bencana alam di Indonesia, menurut Menteri Basuki, telah meningkat selama ber tahun-tahun yang mengakibatkan korban jiwa, hilangnya mata penca harian, aset, dan infrastruktur. Kare nanya membangun ketahanan ada lah suatu keharusan. Dalam hal ini Indonesia punya pe gangan yang tertuang dalam Kebijak
an dan Strategi Pembangunan Perko taan Nasional (KSPPN). Untuk tahun 2045 berfokus pada Sistem Perkotaan Nasional (SPN). SPN tersebut lebih mengintegrasikan perencanaan dan pe ngem bangan perkotaan dan wi layah, mempromosikan pusat-pusat per tum buhan baru di Kawasan Ti mur, meningkatkan produktivitas la han dan konektivitas laut di kota-kota yang berada diluar pulau Jawa dengan fokus khusus di kota-kota pesisir.
MAISONA/RICKY DEFRIMON
AGENDA 2030 Proses menuju Habitat III ini, me nurut Menteri Basuki, telah membe rikan kesempatan untuk memahami realitas dan keragaman urbanisasi di berbagai negara, terutama kaitannya dengan Agenda 2030 tentang Pem bangunan Berkelanjutan. “Kita harus menyoroti relevansi dan interkoneksi antara pelaksanaan Agenda Baru Per ko ta an (New Urban Agenda/NUA) dengan komitmen internasional terti nggi dalam Agenda 2030 untuk Pem bangunan Berkelanjutan, Addis Aba ba Action Agenda, Kerangka Sendai dalam Pengurangan Risiko Bencana, dan Kesepakatan Paris,” katanya. Konferensi Habitat III sendiri fokus pa da aksi bagaimana menerapkan NUA dalam jangka panjang dan ba gaimana untuk menerjemahkan visi ke dalam tindakan. Salah satu topik diskusi yang hangat adalah bagai mana indikator dari NUA terhubung dengan indikator sasaran pembangu nan berkelanjutan atau The Sustaina ble De ve lop ment Goals (SDG), ter masuk SDG 11 mengenai perkotaan dan pemukiman. NUA juga berfokus pada memba ngun kolaborasi, yang memungkin kan terjalinnya kemitraan di seluruh stakeholder, dan menciptakan ruang publik untuk ber dia log dan mem berikan hasil yang baik. “Indonesia sendiri telah mendirikan Sekretariat Nasional untuk SDGs. Kami sedang
Urbanisasi berkelanjutan, sebagai kunci untuk mencapai kesetaraan sosial, kesejahteraan dan pemanfaatan potensi masyarakat khususnya generasi muda.
dalam proses meratifikasi hukum untuk mendukung pelaksanaan SDGs di tingkat na sio nal dan lokal, dan membangun platform untuk partisi pa si pemangku kepentingan. Indo nesia percaya keterlibatan multipihak dalam pelaksanaan SDGs,” jelasnya Menteri Basuki. Menurut Basuki, Indonesia siap melaksanakan NUA, dan menawarkan untuk berbagi praktik terbaik dan pe lajaran dalam perumahan dan pem bangunan infrastruktur. Kolaborasi selatan-selatan dan ke mitraan internasional penting, seperti yang ditunjukkan melalui kontribusi Indonesia di Pusat Kawasan Asia Pa sifik (Asia pacific Regional Center) pada isu strategi lintas perbatasam, seperti pengelolaan air, mengurangi resiko bencana, mobilitas perkotaan dan konektivitas, energi dan perlin dungan lingkungan. Indonesia, menurut Menteri Basu ki, merasa bangga turut berperan aktif dalam proses penyusunan dokumen Habitat III melalui penyelenggaraan Preparatory Committee Meeting 3 yang di se lenggarakan di Surabaya dan dihadiri oleh 142 negara, sebagai bagian dalam proses menuju Habitat III di Quito saat itu. [M] Ristyan Mega Putra MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
11
[ RUANG UTAMA ]
Wawancara
LANA WINAYANTI
Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
INTI AGENDA BARU PERKOTAAN
K
onsentrasi penduduk di perkotaan dari tahun ke tahun semakin tinggi. Kondisi ini, menjadi tantangan serius dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Tahun 2016 penduduk dunia tinggal di daerah perkotaan 54.5%. Bandingkan tahun 1976 hanya 37.1% penduduk dunia yang tinggal di perkotaan. “Diperkirakan jumlah penduduk dunia yang tinggal di perkotaan
12
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
akan bertambah menjadi dua kali lipat pada tahun 2050,” kata Lana Winayanti, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Persoalan tingginya laju penduduk di perkotaan, menjadi perhatian serius dalam konferensi Habitat III yang digelar di Quito, Equador. Hasilnya, negara yang tergabung dalam UN Habitat, sepakat melun curkan dokumen yang disebut the
New Urban Agenda atau Agenda Baru Perkotaan. Seperti apa agenda yang menentukan pengelolaan dan pena taan kota-kota dunia yang dilabeli berkelanjutan itu? Berikut ini petikan percakapan dengan Lana Winayan ti yang dikelola dari beberapa tu lisannya, disarikan oleh Tim Maisona.
New Urban Agenda yang disepakati dalam konferensi Habitat III barubaru ini, menyangkut persoalan apa saja?
SRI BAGUS HERU UTOMO/DIREKTORAT BINA KONTRUKSI
New Urban Agenda (NUA) itu, kesepakatannya berorientasi pada aksi, yang menetapkan standar global untuk pencapaian pembangunan perkotaan berkelanjutan. Kemudian, memikirkan kembali bagaimana cara kita membangun, mengelola, dan hidup di kota melalui kerjasama dengan para mitra, pemangku kepentingan terkait, dan aktoraktor perkotaan di berbagai tingkat pemerintahan, maupun sektor swasta. NUA terdiri atas 175 paragraf, yang terbagi dalam dua bagian utama yaitu Deklarasi untuk Kota dan Permukiman Berkelanjutan dan Rencana Implementasi Quito.
Dalam Rencana Implementasi, disebutkan ada tiga hal, apa saja? Benar ada 3 Rencana Implementasi. Yakni, a) komitmen transformatif untuk Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan, b) Implementasi yang Efektif serta c) Tindak lanjut dan Reviu.
Prinsip pembangunan perumahan tidak dapat dipisahkan dari urbanisasi.
Lana Winayanti “Isu urbanisasi sudah menjadi prioritas dunia, dan pembangunan perumahan merupakan inti dari Agenda Baru Perkotaan.
Bukankah NUA itu dalam prakteknya terkait dengan agendaagenda lainnya? Ya. NUA mendukung Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Goal 11 Make cities and human settlements inclusive, safe, resilient and sustainable dan tujuan2 lain yang terkait pengentasan kemiskinan, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi. Selain itu NUA
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
13
DOK. PUSAT LITBANG PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN PUPR
[ RUANG UTAMA ]
juga terkait dengan implementasi dari COP21 tentang Perubahan Iklim, Addis Ababa Action Plan for Financing Sustainable Urban Development dan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction. NUA itu sendiri, rangkaian kemunculannya hingga disepakati dalam konferensi di Quito itu seperti apa? Ya, NUA itu lahir dari serangkaian pertemuan yang diselenggarakan Sekretariat Habitat III. Pertemuan-pertemuan itu kemudian menghasilkan kajian dan memberikan masukan dalam rangka penyusunan NUA atau Agenda Baru Perkotaan. Diawali dari laporan nasional dan laporan regional atas capaian Agenda Habitat II. Hasil pertemuan regional dan tematik
14
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
itu, kemudian rekomendasi 10 Unit Kebijakan, dan masukan dialog online di website Habitat III. Setelah itu, muncul Zero Draft New Urban Agenda pada 6 Mei 2016. Itu merupakan draft awal, yang kemudian dibahas secara informal oleh perwakilan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait sebelum pertemuan formal Prepcom3 di Surabaya. Ada beberapa versi draft setelah Zero Draft NUA sebelum NUA ditetapkan yaitu Revised Zero Draft tgl 18 Juni, Draft NUA 18 Juli, Surabaya Draft 28 Juli, dan Agreed Draft NUA 10 September 2016. Bagaimana Peran Indonesia? Indonesia cukup aktif terlibat dalam proses penyusunan NUA, mulai dari menghadiri Prepcom1
Lana Winayanti bersama Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto: Tujuan ke11 dari Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu ‘Making cities and human settlements safe, inclusive, resilient and sustainable’.
di New York pada tahun 2014 dan menjadi anggota Biro Prepcom1 yang saat itu diwakili Purnomo Chandra, juga menghadiri Prepcom2 di Nairobi, pertemuan informal di New York. Bahkan, ikut menyelenggarakan pertemuan regional Asia Pasifik di Jakarta pada Oktober 2015 dan Prepcom3 di Surabaya pada Juli 2016 lalu. Bagaimana peran pembangunan perumahan dalam Agenda Baru Perkotaan?
Alasannya apa perumahan jadi inti kesepakan NUA? Masalahnya, perumahan mempunyai banyak persinggungan dengan sektor-sektor lain dalam NUA, seperti hubungan sosial, tata kelola, tata ruang, pertanahan, pembangunan ekonomi, dan lingkungan hidup. Dalam NUA itu disebutkan ada beberapa prinsip pembangunan perumahan, di antaranya: Pertama, perumahan tidak dapat dipisahkan dari urbanisasi – kebijakan dan strategi pembangunan perumahan harus terintegrasi dengan kebijakan pembangunan perkotaan, dan dikordinasikan dengan kebijakan sosial-budayakan, ekonomi, dan mobilitas. Kedua, perumahan adalah faktor yang menentukan pembangunan sosial-ekonomi. Perumahan mempunyai peran penting untuk meningkatkan standar kehidupan, kesejahteraan, pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan. Ketiga, diperlukan kebijakan dan program perumahan yang bersifat kuratif (peningkatan kualitas permukiman kumuh) dan preventif (pembangunan baru) terutama untuk perumahan di lokasi yang rentan bencana, melalui upaya yang partisipatif dan terkoordinasi antara pemerintah (nasional/lokal), lembaga
DOK. LUTHFIA
Menarik disimak, bahwa judul Konferensi Habitat III tidak lagi menggunakan istilah permukiman seperti Konferensi Habitat I dan II yang keduanya disebut sebagai Konferensi PBB untuk Permukiman, melainkan menekankan pada perumahan dan pembangunan berkelanjutan sebagai dua komponen yang setara. Hal ini karena isu urbanisasi sudah menjadi prioritas dunia, dan pembangunan perumahan menjadi inti dari Agenda Baru Perkotaan.
pembiayaan, sektor swasta dan masyarakat. Bagaimana dengan pelaksanaan NUA di Indonesia? Terkait tindak lanjut implementasi NUA di Indonesia, diperlukan suatu Kebijakan Nasional Pembangunan Perkotaan yang menampung amanat New Urban Agenda serta Tujuan ke-11 dari Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu ‘Making cities and human settlements safe, inclusive, resilient and sustainable’.
...isu urbanisasi sudah menjadi prioritas dunia, dan pembangunan perumahan menjadi inti dari Agenda Baru Perkotaan.
Aktifitas Pekerja di Rumah Khusus Tarakan.
Kebijakan ini, selanjutnya akan menjadi acuan kementerian atau lembaga (termasuk pemerintah daerah). Mengingat, kebijakan ini bersifat lintas sektoral, diharapkan peran Kementerian PPN atau Bappenas sebagai focal point Agenda Baru Perkotaan dapat melakukan koordinasi penyusunan kebijakan pembangunan perkotaan. Selanjutnya, secara teknis, akan didukung oleh Sekretariat Nasional Habitat yang berada di Kementerian PUPR. Di tingkat lokal sudah ada beberapa upaya untuk membahas peran pemangku kepentingan dalam melaksanakan Agenda Baru Perkotaan. Tentunya akan lebih selaras bila sudah ada payung kebijakan nasional, yang diikuti Rencana Aksi Nasional dan Daerah. [M] TIM MAISONA MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
15
MAISONA/RICKY DEFRIMON
[ RUANG UTAMA ]
Direktur Rumah Swadaya Raden Jhony Fajar Sofyan Subrata, menghadiri Acara Gerakan Masyarakat Peduli Sehat di Kota Jambi
AGAR PERUMAHAN TAK KUMUH Kementerian PUPR mendorong tumbuhnya kota berkelanjutan. Lewat skema PSU diharapkan kawasan perumahan kaum urban dan MBR semakin tertata dan tidak kumuh.
“W
alaupun kota itu produk tif, tapi kalau tidak nya man tidak akan berkelanjutan, terutama pelaya nan air bersih dan sanitasi yang me
16
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
rupakan keharusan untuk suatu kota yang nyaman dan berkelanjutan,” ka ta Menteri Pekerjaan Umum dan Pe rumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi muljono, beberapa waktu lalu. Berangkat dari sana pula, PUPR berbenah. Program Satu Juta Rumah
adalah langkah awal melakukan pem benahan sistem perumahan, baik di wilayah perkotaan maupun daerahdaerah berkembang lainnya. “Ka mi be kerjasama dengan Ditjen Cip ta Karya membenahi kekumuhan ling kungan perkotaan,” kata Johny F. S, Direktur Rumah Swadaya Ditjen Pen ye diaan Perumahan Kementerian PUPR. Program yang dikembangkan Di re kt orat Rumah Swadaya, adalah memberikan bantuan kepada para pe milik rumah yang rumah atau hunian nya dianggap tak layak huni. Intinya, demikian Johny menambahkan, pro gram yang adalah membantu biaya perbaikan rumah bagi MBR yang ru
mahnya tak layak huni. “Tujuannya, tentu untuk mendorong lingkungan perumahan menuju kota yang ber ke lan jutan. Karena perbaikan yang dilakukan harus terkait perbaikan as pek lingkungan rumah itu sendiri,” tuturnya. Sebagai regulator, maupun seba gai penyedia rumah atau hunian, Ke menterian PUPR tidak alpa mendo rong para pengembang perumahan melakukan perbaikan dalam penye diaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU). Tidak ketinggalan ada lah dalam skema pembiayaan. Dalam hal penyediaan rumah ba gi masyarakat berpenghasilan ren dah (MBR), Kementerian PUPR tidak sekedar membangun rumah (rumah su sun, rumah swadaya), tapi juga memberikan dukungan PSU. Tahun 2015, dukungan tersebut memberi kan manfaat bagi 29.282 unit rumah.
“Walaupun kota itu produktif, tapi kalau tidak nyaman, tidak akan berkelanjutan, terutama pelayanan air bersih dan sanitasi yang merupakan keharusan untuk suatu kota yang nyaman dan berkelanjutan.”
BEDAH RUMAH ALA PUPR
J
umhana Budi Raharjo, be rbenah. Kuwu Kedoka nagung, Indramayu, Jawa Barat ini memilah ber kas yang menumpuk. Jumhana mesti teliti. Satu kesalahan yang dia buat, akan berakibat Bantuan Sti mulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah ru mah dari Kementerian PUPR akan salah sasaran. Aki bat lanjutannya, program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), di daerahnya bisa jadi tidak berhasil. Beberapa warga Kedokanagung, memang menjadi target untuk mendapat bantuan bedah rumah dari PUPR. Kegiatan yang menjadi bagian Program BSPS ini diharapkan sebagai stimulus yang bisa mendorong peran aktif masyarakat untuk membangun rumah se cara swadaya sehingga mampu mewujudkan rumah sehat dan layak huni. Kasubdit Pelaksanaan Bantuan Stimulan Direk torat Rumah Swadaya Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Bisma Staniarto, menegaskan pen tingnya peran aktif masyarakat. Rumah yang mendapat bantuan bedah rumah tersebut, setidaknya
Sementara untuk tahun 2016, dialo kasikan untuk 26.313 unit. Selain perbaikan, Direktorat Ru mah Swadaya, juga memberikan ban tuan pembangunan rumah baru bagi MBR. Dalam tahun 2016, sebanyak 97.505 unit dengan nilai bantuan total sebesar Rp1,3 triliyun. Untuk tahun 2017, dianggarkan Rp 1,9 triliyun, untuk target total pembangunan 110 ribu unit rumah. Dengan bantuan pembangunan dan perbaikan rumah dengan skema swadaya ini, harapannya dapat me ngentaskan kekumuhan perumah an di berbagai daerah. Paling tidak, seperti data yang dilansir Direktorat Rumah Swadaya, meliputi 33 provin si. “Harapannya, bisa memperbaiki kekumuhan kawasan perumahan, se hingga dapat mendorong tumbuhnya kota berkelanjutan,” pungkas Johny. [M] Ristyan Mega Putra
harus memenuhi prinsip dasar rumah sehat yakni atap, lantai dan dindingnya menjadi lebih baik. Be sarnya bantuan berupa uang stimulan antara Rp10 juta hingga Rp15 juta. Jika atapnya dari daun atau rumbia diganti seng atau genteng, apabila lantainya masih tanah bisa di plur semen serta dinding dari bilik bambu dibangun dengan bata atau batako. “Jadi kami juga berharap Pemda dan perusahaan swasta bisa membantu mas yarakat yang rumahnya tidak layak huni untuk mem peroleh bantuan sejenis dari Pemda maupun via pro gram CSR perusahaan,” tutur Bisma. Menurut Bisama, ada sejumlah kriteria yang di tetapkan bagi penerima BSPS. Di Indramayu sendiri, khususnya di Kecamatan Kedokanbunder, ada 60 ke pala keluarga (KK) yang menikmati bantuan. Kriteria dan syarat penerima bantuan adalah war ga negara Indonesia yang sudah berkeluarga, memi liki atau menguasai tanah (dikuasai secara legal tidak dalam status sengketa, sesuai tata ruang), belum me miliki rumah, atau memiliki rumah dan menempati rumah satu-satunya dengan kondisi rumah tidak la yak huni. [M] Ristyan Mega Putra
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
17
[ OPINI ]
Agenda Baru Perkotaan Anton Sihombing
Anggota Komisi V DPR
18
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
K
awasan permukiman, se perti diketahui secara ke ilmuan, adalah bagian dari ling kungan hidup di luar dari kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal. Sementara, tingkat kenyamanan permukiman di kota di pengaruhi oleh keberadaan ruang ter buka hijau dan tata kelola kota. Pada tata kelola kota yang tidak baik, yang ditunjukkan dengan kepadatan bangu nan yang tinggi dan kondisi geometri bangunan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan permukiman di perkotaan. Tahun 2014 lalu, Ikatan Ahli Peren canaan (IAP) Indonesia merilis indeks layak huni sejumlah kota besar di Indo nesia atau Indonesia Most Liveable City Index (MLCI) saat Kongres Dunia ke-24 Eastern Regional Organization for Plan ning and Human Settlement (EAROPH) 10-13 Agustus 2014 di Hotel Borobudur Jakarta. Survei yang dilakukan IAP kali ini, dilakukan terhadap warga di 17 ko ta di Indonesia. Survei itu, terkait per sepsi mereka terhadap kenyamanan sebuah kota. Terdapat 30 kriteria yang di gunakan untuk me ngukur kualitas ke nya manan ko ta, yang secara garis besar meliputi penataan ruang, kondisi ekonomi, transportasi, kebersihan ling kungan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, jaringan layanan prasarana
perkotaan, keamanan, kehidupan sosial dan budaya. Hasil survei menunjukkan bahwa Kota Balikpapan dipersepsikan sebagai kota paling layak huni oleh warganya, dengan nilai 71,12 dimana rata-rata Nasional sebesar 63,62. Kota layak hu ni, menggambarkan sebuah kota de ngan ling kungan dan atmosfer yang nyaman untuk ditinggali dan bekerja yang dilihat dari berbagai aspek, baik fi sik maupun non fisik. Prinsipnya adalah ketersediaan kebutuhan dasar, fasilitas pu blic, ruang terbuka untuk in teraksi sosial, keamanan, dukungan fungsi eko nomi sosial, dan sanitasi. Kelompok kota yang lebih besar, mid-sized middleweights city (kota me nengah dengan jumlah penduduk 2 – 5 juta jiwa) dihuni oleh Kota Surabaya, Ban dung, Bekasi dan Medan. Melihat lagi hasil survey MLCI IAP, kota-kota de ngan jumlah penduduk besar, Ja karta dan mid-sized middleweights city kecuali Bandung dan Bekasi, memiliki nilai index liveable city di bawah ratarata nasional. Kota Jakarta berada pada urutan ke 9 dengan nilai 62, 14, Sura baya berada di urutan 10 dengan nilai 61,7, dan Medan berada di urutan tera khir (urutan 17) dengan nilai 58,55. Dengan kata lain, hasil survei itu menunjukkan kecenderungan yang perlu mendapat perhatian lebih jauh, yakni semakin besar jumlah penduduk atau semakin berkembang kegiatan
MAISONA/RICKY DEFRIMON
sua tu kota, kenyamanannya semakin berkurang. Hasil ini juga merupakan potret cepat bagi pemerintah kota, baik kota yang dinobatkan memiliki tingkat kenyamanan rendah, maupun tingkat kenyamanan tinggi. Tentu saja bagi kota dengan tingkat kenyamanan rendah, harus berusaha memperbaiki kondisi lingkungan perko taannya. Perbaikan tersebut, semangat nya harus dimulai dari pemukiman alias perumahan yang ditata dengan menge depankan penataan lingkungan yang sehat, bersih dan warganya dituntut disiplin dan sadar akan pentingnya ke sehatan dan kebersihan lingkungan. Tentu saja, bila gerakan yang dimulai dari lingkungan itu tidak didukung pe merintah, pemerintah daerah, pemerin tah kabupaten atau pemerintah kota, maka jangan berharap, program yang kini menjadi agenda baru dunia terkait perkotaan tersebut, akan terwujud.
Semangatnya harus dimulai dari pemukiman alias perumahan yang ditata dengan mengedepankan penataan lingkungan yang sehat, bersih dan warganya dituntut disiplin dan sadar akan pentingnya kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Oktober 2016 lalu, pada acara Konferensi Habitat III di Quito, Ekua dor, salah satu program yang diusung In do ne sia ada lah program 100 - 0 -100; 100 persen ketersediaan akses air bersih, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen ketersediaan akses sanitasi sehat. Dalam hal penyediaan infrastruktur air minum, berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Cip ta Karya Kementerian PUPR, capaian di awal tahun 2016 sebesar 71,05% dari target 100% pada tahun 2019. Bagaimana dengan kawasan ku muh dan ketersediaan akses sanitasi sehat? Harus diakui, terutama di kotako ta besar dengan kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang pesat, kawasan kumuh dan akses sanitasi sehat, masih jauh dari harapan terpe nuhinya sebagai sebagai kota berke lanjutan, dengan kawasan permuki man yang memenuhi layak huni. [M] MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
19
[ KATA MEREKA ]
MENGEJAR TARGET RUMAH LAYAK HUNI
U
paya pemerintah menggenjot pembangunan rumah susun sewa (Rusunawa), rumah khusus (Rusus), dan rumah swadaya, mendapat sambutan hangat berbagai kalangan. Keberadaan rumah layak huni tersebut memberikan rasa nyaman bagi mereka yang sejauh ini mendambakan rumah layak huni. Tahun 2017 nanti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, mentargetkan pembangunan 12.760 unit rumah susun (Rusun) di Indonesia. Rusun tersebut nantinya diperuntukkan
DOK. DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN
Rumah Khusus Nelayan Desa Sumare Kec. Simboro Kepulauan Kabupaten Mamuju
20
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pekerja / buruh industri, pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI/ Polri, mahasiswa dan para santri pondok pesantren. Untuk membangun Rusun tersebut, Dirjen Penyediaan Perumahan Syarif Burhanuddin mengatakan, pemerintah menganggarkan dana Rp 4,754 Triliun. Anggaran tersebut sekitar 51,71 persen dari total pagu anggaran Ditjen Penyediaan Perumahan. “Kami harap dengan pembangunan Rusun ini pemerintah bisa menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat di seluruh Indonesia,” jelas Syarif. [M] Suharlina dan TIM MAISONA
[ KATA MEREKA ]
KOMANDAN PASPAMPRES BRIGJEN TNI
BAMBANG SUSWANTO
MAISONA/RICKY DEFRIMON
Kami berterima kasih atas bantuan Kementerian PUPR membangun hunian bagi para prajurit Paspampres. Rusun Mako Paspampres ini sudah dilengkapi listrik, air, dan lift untuk menunjang kebutuhan penghuninya.
MICHAEL WATTIMENA Kami (Komisi V DPR RI–red) sangat bangga dan berterima kasih terhadap perhatian pemerintah khususnya Kementerian PUPR yang sangat peduli akan perkembangan pembangunan perumahan dan infrastruktur di Indonesia timur. Rumah swadaya dan rumah khusus yang dibangun di sini semoga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat di Papua Barat .
MAISONA/MELISA EMERALDINA
WAKIL KETUA KOMISI V
C. ROBERT PANUSUNAN MARBUN DIREKTUR RUMAH KHUSUS
MAISONA/RICKY DEFRIMON
Ditjen Penyediaan Perumahan mengalokasikan bantuan rumah khusus di Kabupaten Raja Ampat untuk nelayan dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 100 unit rumah yang terletak di dua distrik yang berbeda yaitu Teluk Maylibit danPulau Batanta. Lahannya hibah dari kepala kampung.
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
21
[ TEKNOLOGI ]
RISHA, SATU TEKNOLOGI UNTUK SEMUA
DOK. PUSAT LITBANG PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN PUPR
Puskim PUPR menghasilkan teknologi konstruksi pracetak RISHA. Teknologi tepat guna yang mampu mengatasi berbagai persoalan infrastruktur perumahan dan pemukiman. Mendorong lahirnya teknologi serupa. Asli karya anak bangsa.
Pengencangan baut pada kolom Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jepara.
A
nda punya persoalan dengan perumahan dan pemukiman? Si lah kan datang ke Pu sat Penelitian dan Pe ngembangan Permukiman (Puskim) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)! Lemba ga ini punya solusi tepat. Salah satu andalannya adalah RISHA. Inilah tek
22
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
nologi konstruksi pracetak sederhana yang diperuntukan untuk bangunanbangunan sederhana, se per ti rumah sederhana sehat (RSH), ba ngun an poliklinik atau puskesmas, bangunan pendidikan untuk sekolah maupun ma drasah, bangunan ibadah se perti masjid, serta bangunan lainnya terma suk elemen lanskap sebagai pen du kung kawasan.
Teknologi RISHA bukanlah tekno logi baru. Pertama kali diluncurkan di 2004, 12 tahun lalu. Dalam kurun waktu tersebut, RISHA telah mendorong ha dirnya banyak ide-ide baru yang ino vatif di sektor konstruksi rumah pa brikasi. Baik yang dikembangkan oleh lembaga pendidikan tinggi, indus tri se perti perusahaan konstruksi mau pun masyarakat secara individu. Pada lingkungan internal Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman misalnya, RISHA telah mendorong la hirnya teknologi serupa seperti RIKA (rumah instan kayu), Brikon (Fa bri kasi Struktur Konstruksi beton), Rus pin (Rumah Sistem Panel Instan), yang kesemuanya berbasis pada sis tem pabrikasi yang dapat dibongkar pasang. Teknologi serupa, saat ini sedang diusung dan proses litbangnya masih berlangsung, yaitu teknologi kon s truksi PTH (Pots Tention House). Kon sep dasar teknologi ini adalah kombi nasi antara sistem pracetak dengan sis tem prategang. Teknologi ini memiliki komponen dengan ukuran kecil dalam bentuk blok-blok 10 x 20 x 20 cm serta 20 x 20 x 20. Gagasan semua teknologi kon struksi tersebut diarahkan untuk dapat menyelesaikan berbagai situasi ma salah perumahan di Indonesia; baik dalam penyediaan perumahan formal mau pun informal, termasuk dalam hal penanganan kawasan kumuh serta penanganan bencana alam. Sehingga Puskim memiliki slogan “Sekali me laksanakan Litbang Berbagai Masalah Dapat Diselesaikan”.
Penataan kawasan kumuh Penerapan teknologi untuk pena nganan kawasan kumuh, hadir pada program Kampung Deret Petogogan, yai tu program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kawasan Petogogan ada lah kawasan kumuh yang merupakan tempat bermukiman pekerja pada
proyek kota baru Kebayoran. Pada awalnya perumahan mereka me rupakan sederatan bedeng, yang dihuni turun temurun. Dari waktu ke waktu, penghuninya terus meningkat, se hingga kawasan tersebut tidak mam pu lagi menunjang kehidupan yang sehat. Kondisi kawasan sangat padat dan tidak tertata dengan baik, men ja di tantangan sendiri. Belum lagi kawa s an yang sering dilanda banjir. Ra ta-rata penguasaan lahan oleh setiap penduduk berada di bawah 18 m2, bahkan ada yang hanya 6 m2 saja. Se lain itu batasan waktu pembangunan, harus dilakukan dengan waktu yang paling singkat. Maklum, para peng huninya tidak dapat bertahan lama di rumah kontrakan. Dua konstrain utama “waktu” dan “la han sempit” menjadi tantangan yang bila dibangun dengan teknologi konvensional dapat menimbulkan masalah baru. Sistem pabrikasi, menjadi solusi. Komponen-komponen bangunan di buat di luar site untuk dibawa dan diinstall di site. Selain waktu pengins tallan lebih cepat, komponen yang da tang relatif tidak butuh tempat untuk men yimpan logistik. Semua kom po nen yang datang, langsung diinstall. Berbeda bila pendekatan dengan metoda konvensional. Dimana bahan baku, bahan bangunan yang datang berupa pasir, semen, dan tulangan ba ja yang butuh proses pengolahan dan tempat. Sementara ruang kerja tidak tersedia. Dalam konsep penataan kawasan kumuh, persoalan utama bukan ha nya masalah fisik semata. Persoalan sosial-budaya dan ekonomi, juga ti dak kalah kompleks. Untuk itu mela lui pemanfaatan teknologi pracetak tersebut, memberi peluang bagi mas yarakat untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan khususnya pada saat install komponen-komponen. Keterlibatan masyarakat dapat be
DOK. PUSAT LITBANG PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN PUPR
[ TEKNOLOGI ]
Membangun rumah dengan teknologi Risha dii Cilacap. desa Klaces.
rlanjut dalam memproduksi kompo nen-komponen bangunan yang dibuat secara pabrikasi. Karena sifat teknolo gi yang disiapkan adalah teknologi tepat guna, maka teknologi tersebut dapat dibuat oleh masyarakat dalam bentuk UKM. Selain modal yang di per lukan tidak besar, yakni se ki tar Rp. 200 juta untuk investasi peralatan, bangunan dan modal awal. Masyara kat dapat memulai produksi kompo nen tersebut seperti halnya industri bataco, paving blok, atau yang serupa yang saat ini sudah banyak dilakukan oleh masyarakat.
Penanganan bencana alam Dalam hal penanganan bencana alam, teknologi Puskim, khususnya tek nologi RISHA sudah tidak dapat disangsikan lagi. Dalam tempo satu minggu setelah peluncuran, teknologi ini sudah menjadi bagian solusi dalam penanganan bencana Tsunami dan gempa bumi di NAD Aceh Darusalam dan Sumatera Utara, pada tahun 2004. Tidak kurang dari 12.000 unit ru
mah sederhana dibangun bagi korban Tsunami. Juga tidak kurang dari 200 unit sekolah bantuan dari UNICEF di bangun. Teknologi RISHA juga hadir untuk mem bangun poliklink, perkantoran, meunasah, dan bangunan-bangunan sederhana lainnya, termasuk infras truktur seperti penutup gorong-gorong, kanstin, bangku taman, menara air, hellipad dan unsur landskap lainnya. Teknologi yang sama juga diguna kan pada penanganan bencana gempa bumi di Jogjakarta pada tahun 2006, bencana gempa di Padang (2007) dan bencana gempa di Garut (2007). Kelebihan teknologi ini terdapat pada proses membangun yang relatif cepat, hampir sama dengan memba ngun tenda untuk hunian sementara (Huntara). Kelebihan lainnya, mas yarakat mendapatkan hunian semen tara yang jauh lebih dari standar ke layakan huni sementara, dan memiliki durabilitas yang lebih lama. Kelebihan lain; komponen-komponennya dapat digunakan kembali untuk membangun hunian tetap (Huntap). [M] MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
23
[ BINGKAI FOTO ]
HIDUP RUKUN DI KOMPLEK RUSUN
“T
umben, hari ini tidak seramai biasanya” ujar Yono (30) seorang penghuni di salah satu blok lantai 8 di Rusun Pejompongan. Segelas teh hangat menemani sarapan Yono pagi itu. Di selasar komplek rusun, warung nasi uduk Bu Dayyah menjadi salah satu warung favorit para penghuni di kala pagi. Obrolan-obrolan ringan antar penghuni pun selalu muncul. Dari mulai candaan tak jelas, hingga isu politik yang tak pernah habis untuk diperdebatkan. Jika hari kerja, suasana di rusun terlihat sepi. Banyak yang sudah beraktifitas kekantornya, lagipula anak-anak juga sudah berangkat sekolah. Rusun Pejompongan adalah salah satu rusun di Jakarta yang terbilang cukup
24
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
[ BINGKAI FOTO ]
FOTO-FOTO: ABDUL MALIK MSN.
tua. Didirikan pada tahun 1994 dan di resmikan pada tahun1998. “Dulu bekas hunian warga yang terbakar” kata Naning seorang perangkat Rusun setempat. Rusun ini memiliki lebih dari 300 unit. Tidak semua yang tinggal adalah pemiliknya. Banyak juga yang sewa. Harga sewanya pun bervariasi, tergantung kondisi dan fasilitas yang diberikan oleh si pemilik unit. Rata-rata per bulan 1,5jt hingga 2jt. Rata-rata para penyewa adalah para pegawai kantoran yang butuh akses cepat menuju kantornya yang berada di Jakarta. Rusun Pejompongan memang tidak seluas rusun-rusun lain yang baru dibangun oleh Pemerintah. Lahan parkirnya pun terbatas. Tapi bagaimanapun, sebagian warga merasa nyaman dan betah tinggal disitu. Selain dekat kemanamana, pemandangan kota yang indah bisa di lihat dari berbagai sudut rusun ini. Kehidupan antar warganyapun nampak rukun. “Disini nyaman aman dan damai, bahkan dalam beberapa tahun terakhir, sudah tidak ada lagi warga yang kehilangan motor” tambah Naning meyakinkan.[M] Abdul Malik MSN. MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
25
[ BERANDA ]
AGAR PUBLIK MELEK PERUMAHAN
MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
Dirjen Syarif Burhanuddin meluncurkan Majalah MAISONA. Menjadi wadah maupun tempat sosialisasi kegiatan, serta rencana program perumahan di Indonesia.
Dirjen Syarief Burhanuddin meluncurkan Majalah MAISONA
M
edia informasi mengenai perumahan, memang sudah ada beberapa na ma yang terbit. Namun, khusus terkait program perumahan yang dikelola pemerintah, baru ada satu. Apa itu? MAISONA. “MAISONA dirancang untuk menjadi wadah mau pun tempat sosialisasi pe lak sanaan serta rencana program perumahan di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Pe nyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Syarif Burhanuddin. Disela-sela kegiatan Peringatan Ha ri Kota Dunia yang dilaksanakan di Auditorium Kementerian PUPR,
26
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
Kami harap para mitra kerja maupun masyarakat luas bisa memberi masukan, kritik, guna mendorong kami untuk melaksanakan program penyediaan perumahan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Jakarta, Senin akhir Oktober silam, MAISONA edisi pertama, di per ke nal kan ke publik. Peluncuran, ka ta Dirjen Syarif Burhanuddin, sengaja tidak dalam acara khusus dengan se remonial. Namun begitu, kehadiran MAISONA dinilai memberi warna dan menjadi bagian terdepan dalam pe nyebarluasan informasi khususnya yang terkait program pe ru mahan di Indonesia. Lewat MAISONA, kegiatan sosialisasi penyediaan perumahan yang dilaksanakan pemerintah, akan lebih meningkat kualitasnya dan men jangkau khalayak luas. Kedepan, manajemen MAISONA diharapkan dapat menggandeng para mitra kerja berperan aktif. “Kami ha rap para mitra kerja maupun mas yarakat luas bisa memberi masukan, kri tik, guna mendorong kami untuk melaksanakan program penyediaan pe rumahan yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” tandas Syarif. Dalam kesempatan yang sa ma, Lukman Hakim, Dewan Redaksi Ma jalah MAISONA yang juga menjabat sebagai Sekretaris Ditjen Penyediaan Perumahan, menuturkan, pemilihan nama MAISONA. Pihaknya, meman faatkan sejumlah media termasuk je jaring sosial Whatsapp (WA) untuk me nampung berbagai usulan dan masukan serta berdiskusi terkait pe mi lihan nama majalah yang pas. “Men teri Basuki Hadimuljono pun ikut memberikan masukan dan usul an nama. Akhirnya diputuskan nama MAISONA yang memiliki arti rumah yang mempesona,” jelas Lukman. Lewat MAISONA, Lukman ber harap akan menambah kreatifitas sumber daya manusia (SDM), bukan
MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
[ BERANDA ]
Sidang mingguan redaksional MAISONA menentukan rubrik Ruang Utama.
saja di Ditjen Penyediaan Perumah an khususnya, tapi juga Kementerian PUPR pada umumnya. “Lebih khusus lagi, lewat MAISONA, seluruh aktifi tas dan kinerja tidak hanya berhenti di tumpukan kertas laporan se mata. Namun juga bisa menjadi bahan ba ca an yang bermanfaat bagi pu blik,” jelasnya. Untuk tahap awal MAISONA di rancang 52 halaman. Tema yang di angkat terkait publikasi kegiatan pe nyediaan perumahan yang telah di laksanakan oleh Ditjen Penyediaan
MAISONA/SBR
Rapat redaksi di manapun jadi, sekadar untuk cek dan ricek mengingatkan satu dengan lainya tentang peliputan dan foto.
Lebih khusus lagi, lewat MAISONA, seluruh aktif itas dan kinerja tidak hanya berhenti ditumpukan kertas laporan semata. Namun juga bisa menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi publik.
Perumahan. Rubrikasinya disesuaikan dengan tema-tema perumahan mulai dari Dapur Redaksi, Serambi, Jende la, Ruang Utama, Kata Mereka, Tek nologi, Beranda, Tamu, Kabar SNVT, Intermezzo, Album dan Tips. “Kami juga berharap masukan dan kritik dari mitra kerja dan masyara kat luas guna mendorong kami untuk melaksanakan program penyediaan perumahan bagi masyarakat,” harap Lukman. Tentu, agar publik melek pe rumahan versi pemerintah. [M] Ristyan Mega Putra
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
27
[ BERANDA ]
PENGUATAN DAN PELAYANAN INFORMASI PERUMAHAN
MAISONA/JUNAIDI
Agar masyarakat mengetahui program infrastruktur dan perumahan rakyat, dibutuhkan publikasi yang akurat dan aktual. Perlu SOP Publikasi serta tim resmi layanan informasi.
Masyarakat semakin mudah mengakses informasi perumahan melalui website perumahan.go.id
P
ublikasi dan layanan in formasi yang baik adalah keniscayaan di era keter bukaan saat ini. “Tanpa pu blikasi dan layanan informasi yang akurat, aktual dan fak tual, mas ya rakat tak akan pernah tahu adanya program pembangunan infra struk tur dan perumahan rakyat, dengan benar dan jelas,” tegas Irma Yanti, Di rek tur Rumah Umum dan Ko mer sial (RUK) Direktorat jenderal (Dit jen) Penyediaan Perumahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Untuk mendorong publikasi ter
28
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
sebut, Direktorat RUK, mengadakan Bimbingan Penulisan Data dan In for masi untuk Website Direktorat RUK. Kegiatan di Ruang Olive Hotel Veranda, Jakarta, 2 November lalu itu diikuti oleh 25 orang. Mereka adalah
“Masyarakat pun kini dipermudah dengan adanya saluran pengaduan maupun memberikan informasi dari lapangan secara cepat via website.” perwakilan Sub Direktorat yang ada di unit kerja Direktorat RUK, Ditjen penyediaan Perumahan. Untuk memberikan pelayanan informasi yang baik tentang peru
mahan, lanjut Irma, diperlukan SOP Publikasi serta tim resmi yang akan mengisi produk layanan informasi tersebut. “Isi publikasi menyangkut acara kegiatan Direktorat RUK.Na mun harus disaring apakah datanya boleh dipublikasikan atau tidak, dan harus dipilah-pilah sesuai dengan program kerjanya sehingga masya rakat yang mengakses berita menda pat informasi yang jelas,” kata Irma. Salah satu saluran publikasi ada lah website. “Via website, masyarakat dipermudah. Selain sebagai sarana menyalurkan informasi secara cepat, juga menjadi media masyarakat untuk me nyampaikan pengaduan secara cepat,” jelas Irma. Hal yang sama juga disampaikan oleh Suharlin. Menurutnya, publika si via website harus didukung oleh seluruh Direktorat yang ada di Dit jen Penyediaan Perumahan. Ber bagai program perumahan serta pelaksanaan kegiatan, meliputi ke giatan-kegiatan yang sedang terjadi maupun yang akan dilaksanakan. Sebisa mungkin berita disampaikan melalui publikasi yang ada di media cetak, elektronik maupun online. “Kami juga berkoordinasi de ngan Biro Komunikasi Publik Keme nterian PUPR. Kami berharap direk torat-direktorat yang ada di Ditjen Penyediaan Perumahan dapat me nyampaikan informasi dengan baik. Sehingga masyarakat dapat menge tahui berbagai program dan kegia tan-kegiatan di Ditjen Penyediaan Perumahan,” terang Suharlin. [M] Ristyan Mega Putra
[ BERANDA ]
RUMAH UNTUK ABDI NEGARA Sudah selayaknya para abdi negara mendapat rumah, sebagai bentuk kesejahteraan yang seharusnya diterima. Per unit dihargai Rp. 60 juta. Bukti dukungan Pemkot Kendari dalam pelaksanaan Progran Satu Juta Rumah.
mah. Selain itu, ketersediaan rumah merupakan dambaan bagi se ba gain besar dari 8.160 orang PNS di ling kungan Pemkot Kendari. Adanya pe rumahan bagi para abdi negara itu, se kaligus dapat meningkatkan kesejah teraan dan membantu mereka untuk memiliki rumah yang layak huni. Asrun juga berjanji untuk terus mendorong pelaksanaan program pe rumahan secara merata untuk mas yarakat di Kota Kendari. “Dari pen dataan yang telah kami laksanakan di Kota Kendari kebutuhan rumah bagi masyarakat kurang mampu men ca pai 11.000 unit. Ini pekerjaan rumah kita bersama dan harus dicari ca ra untuk menyediakan rumah bagi mas yarakat,” terangnya.
MAISONA/RICKY DEFRIMON
“Karena lahan milik Pemkot Kendari, maka harga jualnya lebih murah, yakni Rp 60 juta per unit, sehingga PNS lebih mudah mengangsur KPR.”
“T
idak semua PNS itu mampu membeli dan memiliki rumah yang layak,” ujar Waliko ta Ken dari As run. Karena itu pula, kepada se jum lah wartawan di selasela Pameran Rumah Rakyat 2016 di GOR Pe muda Bahteramas, Kendari, 26 Oktober lalu, Asrun mengatakan te lah menyediakan lahan 800 hektar di
Aktivitas di Rusus Brimob Barelang Batam.
daerah Nanga-nanga, Kendari, Sula wesi Tenggara. Pembangunan rumah PNS ter sebut, lanjut Asrun, merupakan buk ti dukungan Pemkot Kendari da lam pelaksanaan Program Satu Ju ta Ru
Kepala Dinas PU Provinsi Sulawe si Tenggara La Ode Muhammad Sai din menambahkan, bahwa lahan yang akan digunakan untuk lo ka si pe ru mahan PNS adalah milik Pemkot Ken dari. Adapun luas tanah untuk satu unit rumah PNS tersebut adalah seluas 300 meter persegi dengan ukuran 15 x 20 meter. “Kami sudah undang para pe ngem bang lokal untuk membangun perumahan tersebut. Karena lahan yang digunakan adalah milik Pemkot Ken dari maka harga jual rumahnya nanti bisa lebih murah yakni Rp 60 ju ta per unit sehingga para PNS bisa le bih mudah mengangsurnya KPR ya,” harapnya. [M] Ristyan Mega Putra MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
29
[ BERANDA ]
INSPIRASI PENATAAN KOTA DARI SEBUAH FOTO
MAISONA/RICKY DEFRIMON
Memperingati Hari Habitat Dunia 2016, Ditjen Penyediaan Perumahan menggelar lomba foto. ‘Jakarta dari Atas’ karya Agus Susanto terpilih sebagai juara satu.
Juara foto Hari Habitat Dunia 2016 berfoto dengan Syarif Burhanuddin, Dirjen Peyediaan Perumahan dan Lukman Hakim Sekretaris Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan.
Juara II Lomba Foto Hari Habitat Dunia 2016 Basura City Susilo Waluyo - Jakarta Selatan
30
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
A
gus Susanto bergegas naik panggung. Nama fotografer muda itu baru saja disebut sebagai juara pertama lomba foto Hari Habitat Dunia 2016 atau Hari Kota Dunia, 31Oktober lalu, yang digelar Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Agus berhak menerima piala, piagam dan hadiah uang yang diserahkan langsung Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Auditorium PUPR, 3 Nopember 2016.
“Kami berharap melalui kegiatan lomba foto ini, bisa menambah motivasi bagi para pecinta fotografi untuk mengabadikan rumah-rumah serta perkembangan kota di Indonesia.” Karya Agus berjudul ‘Jakarta dari Atas’, berhasil menyingkirkan 1.169 karya foto yang ikut dalam lomba yang digelar 3 hingga 16 Oktober 2016 tersebut. “Kami berharap melalui kegiatan lomba foto ini, bisa menambah motivasi bagi para pecinta fotografi untuk mengabadikan rumahrumah serta perkembangan kota di Indonesia,” ujar Syarif Burhanuddin, Dirjen Peyediaan Perumahan yang mendampingi Menteri Basuki Hadimuljono. Menurut Syarif, mengabadikan pe rumahan atau perkotaan dalam satu
[ BERANDA ]
Juara I Lomba Foto Hari Habitat Dunia 2016 Jakarta dari Atas Agus Susanto - Jakarta
Juara III Lomba Foto Hari Habitat Dunia 2016 Bermain di ruang publik Rusun Benhil Arie Basuki - Tangerang Selatan.
bingkai foto, bukan saja sekadar seba gai koleksi atau dokumentasi, tapi juga sebagai inspirasi dalam penataan kota dan perumahan yang layak huni ke depannya. Lomba foto yang mengangkat tema utama ‘Perumahan sebagai Poros Penggerak Pembangunan Perkotaan yang berkelanjutan’.
Tercatat 1.170 karya fotografer dari seluruh Indonesia mengirimkan karyanya. Bertindak sebagai dewan juri Sekretaris Ditjen Penyediaan Perumahan Lukman Hakim dan dua pewarta foto Indonesia yakni Septiawan dan Agung Samosir. Penjurian dilakukan pada hari Jum’at
tanggal 21 Oktober 2016, menetapkan Agus Susanto sebagai juara pertama, Suslo Waluyo sebagai juara dua dan juara tiga diraih Arie Basuki. Selain itu juga dipilih lima karya sebagai juara harapan satu hingga lima, berturutturut; Lucky Fransiska, Hendra Setyawan, MA Fajri, Aman Rochman, dan Ahmad Samsudin. [M] Ristyan Mega Putra MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
31
[ BERANDA ]
MURI UNTUK 4.444 JAMBAN
MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
Pemda Purbalingga meluncurkan program Germas. Ditjen Penyediaan Perumahan PUPR mendorong pemda merevitasi rumah agar layak huni.
L
apangan Monumen Jenderal Sudirman, Purbalingga, Jawa Tengah, penuh sesak. Ribu an warga berkumpul di sana. Selasa (15/11/2016) itu, mereka antu sias menyambut peluncuran Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Kegembiaraan warga yang dipimpin Bu pati Tasdi, kian lengkap Mu sium Rekor Indonesia (MURI) memberi penghargaan atas prestasi Pemda Pur ba lingga dalam Pembuatan Jam ban Keluarga Terbanyak se Indonesia. To tal ada 4.444 jamban yang dibuat. Selain Bupati Tasdi, ikut hadir da lam kegembiraan itu jajaran pimpinan daerah setempat, Kepala Badan POM Penny K Lukito, perwakilan dari Dir jen Penyediaan Perumahan dan Cipta Karya Kementerian PUPR ser ta Ke menterian Kesehatan. “Kami men
32
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
Musium Rekor Indonesia memberi penghargaan Pemda Purbalingga atas prestasinya membuat jamban terbanyak se Indonesia berjumlah 4.444 unit.
dukung penuh peluncuran Germas untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan yang ada seperti perilaku hi dup sehat, pelayanan masyarakat serta kesehatan lingkungan,” kata Tasdi. Menurut Tasdi, saat ini terjadi per geseran penyakit yang dialami mas yarakat Purbalingga. Jika dulu banyak
”...mengatasi beberapa masalah kesehatan yang ada seperti perilaku hidup sehat, pelayanan masyarakat serta kesehatan lingkungan.”
penyakit menular seperi diare seka rang masyarakat lebih banyak menga lami penyakit tidak me nu lar seperti DB jantung, stroke. “Adanya Germas diharapkan dapat mewujudkan mas yarakat yang hidup lebih sehat lagi di masa mendatang,” ujarnya.
Renovasi Rumah Peluncuran Germas di Purbaling ga, diawali kegiatan sholat subuh ber sama. Kegiatan dilanjutkan dengan renovasi rumah tidak layak huni, pem be rian san tunan bagi warga kurang mampu serta gerak jalan sehat dan se nam bersama. Data di Pemda Purbalingga mem perlihatkan banyak warga yang tinggal di rumah tidak layak huni. Dari sekitar 301 ribu KK yang ada, jumlah rumah yang layak huni baru sekitar 241 ribu rumah saja. Satu rumah ditempati le bih dari satu KK. Ada 11,6 persen ru mah, tidak layak huni dan dalam kon disi memprihatinkan. “Bayangkan ba nyak warga kami yang rumahnya juga jadi satu dengan kandang ternaknya. Bagaimana mereka mau hidup sehat,” jelas Tasdi. Terkait program Germas, Pemda Purbalingga memiliki program re vi tasiasai rumah RTLH yang tahun ini ditargetkan sebanyak 27 ribu rumah ti dak layak huni. Tahun ini, APBD mengalokasikan dana Rp 21, 5 Milyar untuk 2.150 RTLH. Langkah Pemda Purbalingga disa mbut baik Lilik P Hartadi. Untuk men dukung Germas, Kepala Sub Di rek torat Perencanaan Teknis dan Stan dardisasi Direktorat Rumah Swadaya Ditjen Penyediaan Perumahan itu me nyatakan akan mengalokasikan Pro gram Bantuan Stimulan Rumah Swa daya (BSPS) sebanyak 260 unit rumah. “Tahun depan kami akan alokasikan program BSPS atau bedah rumah di Kabupaten Purbalingga sebanyak 260 unit rumah dengan anggaran per unit rumah Rp 15 juta,” katanya. [M] Ristyan Mega Putra
[ BERANDA ]
MARI KITORANG TANAM POHON
MAISONA/ZUNILAM FIFALIANA SRIKANDI
Kementerian PUPR dukung Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GN-KPA). Selain untuk antisipasi perubahan iklim, penanaman pohon juga untuk keseimbangan hidrologi DAS
“M
ari kitorang tanam po hon untuk hi dup yang lebih ba ik bagi anak cu cu ki ta.” Ajakan teramat penting itu disampaikan Habel Yaofifi, per wa kil an suku Yahoda, Papua, Rabu (30/12/2016). Selain menanam, Habel menambahkan, adalah penting untuk melakukan perawatan agar apa yang telah dilakukan tidak sia-sia. Habel berbicara dalam rangka me nyam but penanaman pohon ke la pa yang dilakukan Kementerian Pe ker jaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kegiatan dalam rang ka Gerakan Nasional Kemitraan Pen yelamatan Air (GN-KPA) yang secara serentak dilakukan di 34 provinsi. “Ini
Sekretaris Penyediaan Perumahan menghadiri acara Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) di Provinsi Papua
adalah aksi konkrit dan upaya nyata untuk memulihkan kondisi daerah alir an sungai (DAS),” jelas Lukman Hakim, Sekretaris Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR. Gerakan menanam pohon, demi kian Lukman Hakim mengingatkan, agar tidak sekedar dinilai sebagai obyek fisik semata. Selain meningkatkan in frastruktur hijau, penanaman pohon akan meningkatkan luasan dan kuali
tas ruang terbuka hijau sebagai fungsi esensial ekologis dan ruang kehidupan kita yang lebih berkualitas. Menurut Lukman, lingkungan yang hijau dan tertata dengan baik ju ga menjadi tempat wisata dan pengem bang an sosial ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan dan ber ke lan jutan. “Kegiatan penanaman po hon juga dapat dijadikan sebagai mo mentum strategis dalam upaya untuk mengan tisipasi dampak perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan dan lahan, serta sebagai bagian da ri upaya konservasi sumber daya air,” katanya. GN-KPA sendiri merupakan salah satu program yang dicanangkan Presi den Republik Indonesia pada tanggal 28 April 2015 lalu. GN-KPA bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan siklus hidrologi pada DAS sehingga keandalan sumber-sumber air baik berkualitas, kuantitas, kontinuitas air nya dapat dicapai melalui program pe me rintah pusat dan pemerintah daerah serta peran serta masyarakat. Selain itu juga untuk mengembalikan ke sei mbangan siklus hidrologi pada daerah aliran sungai (DAS), sehingga keandalan sumber-sumber air baik kuantitas maupun kualitasnya dapat memadai. Dalam kegiatan ini setidaknya ada enam elemen dari GN-KPA antara lain penataan ruang, pembangunan fisik, pertanahan dan kependudukan, rehabilitasi hutan dan lahan serta kon servasi SDA, pengendalian daya rusak air, pengelolaan kualitas air, peng hematan penggunaan air dan penge lolaan permintaan air, dan pen da yagunaan SDA secara adil, efisien dan berkelanjutan. Hutan di wilayah Papua, kata Ha bel, sudah banyak yang hancur. Kare nanya, kegiatan yang dilakukan PUPR sangat dibutuhkan. Harapannya, hu tan kembali hijau. “Nantinya anak cucu kita bisa menikmati warisan kita ini,” katanya.[M] Nilam dan Ristyan Mega Putra MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
33
[ BIROKRASI ]
MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
MENJADIKAN SDM HANDAL DAN PROFESIONAL
K
unci pokok manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), sebagaimana konsep Peter F. Drucker, adalah how to find or get the best person, and how to maintain it. bagaimana kita mendapatkan orang yang tepat untuk pekerjaan yang terse dia dalam organisasi dan bagaimana memelihara dan mempertahankan nya. Tugas maha penting ini ada di pundak bagian kepegawaian dan orga nisasi tata laksana yang mengelola SDM. Mereka bertanggungjawab mu lai dari merekrut, mengembangkan, mengelola, membina serta mengeva luasi keseluruhan sumberdaya manu sia yang diperlukan organisasi dalam pencapaian tujuannya. Kesuksesan dari manajemen SDM ini sangat memegang peranan kunci. Maka dapat dikatakan sangat vital bagi ter wujudnya tujuan organisasi yang produktif, efektif dan efisien.
34
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
Penandatangan Pakta Integritas oleh para pejabat di lingkungan Ditjen Penyediaan Perumahan.
Mengacu pada hal tersebut di atas, Direktorat Jenderal Penyediaan Peru mahan, menerapkan tiga langkah da lam menciptakan sumber daya manu sia yang handal dan profesional. Tiga lang kah dimaksud adalah: fasilitasi asesmen, peningkatan kapasitas mela lui pelatihan, dan pakta integritas.
Fasilitasi Asesmen Assessment merupakan alat untuk me ngu kur potensi manusia dengan cara memprediksi perilakunya di ma sa depan. Caranya adalah melalui pe nggunaan simulasi perilaku yang me ngu kur kemampuan assessee da lam menangani tanggung jawab yang akan diberikan kepadanya. Dasar yang digunakan adalah UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam pasal 3 ter kait Reformasi Birokrasi, didasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan pe nilaian kinerja sesuai kebutuhan Ins tansi Pemerintah. Lalu di pasal 69, di nyatakan bahwapengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan 3 aspek; Kualifikasi, Kompetensi, Penilaian ki nerja. Selanjutnya, guna mewujudkan profesionalisme PNS diperlukan stan dar kompetensi jabatan, yang terdiri dari Standar Kompetensi Teknis dan Standar Kompetensi Manajerial. Asesmen juga bertujuan mengukur potensi pegawai dalam rangka meme nuhi kebutuhan SDM yang diinginkan sesuai kebutuhan Organisasi. Dalam rangka itu, Direktorat Jenderal Penye diaan Perumahan telah mengirimkan pegawai ke Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) PUPR selama periode Januari 2016 sampai dengan Nopember 2016 meliputi:
Peningkatan Kapasitas Melalui Pelatihan Pelatihan dan pengembangan (training and development) adalah jantung dari upaya berkelanjutan un tuk meningkatkan kompetensi pega wai dan kinerja organisasi. Pelatihan memberi para pembelajar pengetahu an dan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan mereka saat ini. Disisi lain pengembangan melibatkan pem belajaran yang melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus lebih jang ka panjang. Pengembangan mempersiapkan para pegawai untuk tetap sejalan de ngan perubahan dan pertumbuhan organisasi. Aktivitas-aktivitas pelatih an dan pengembangan memiliki po tensi untuk menyelaraskan para pega wai dengan strategi-strategi. Be berapa manfaat strategis dari pe latihan dan pengembangan men cakup kepuasan pegawai, meningkat kannya semangat tingkat retensi yang
[ BIROKRASI ]
NO
JENIS ASESMEN
JUMLAH PESERTA
1. Asesmen untuk menjabat kepala Satker /PPK
141 Orang
2. Asesmen untuk mengikuti Diklat Pim III
11 Orang
3. Asesmen untuk mengikuti Diklat Pim IV
9 Orang
4. Asesmen untuk menjabat Eselon III
21 Orang
5. Asesmen untuk menjabat Eselon IV
65 Orang
6. Asesmen pemetaan peserta manajemen talenta
20 Orang
7. Asesmen penilaian kompetensi PNS Angkatan Tahun 2015-2010
10 Orang
8. Asesmen usulan pindah tugas dari Daerah ke Ditjen Penyediaan Perumahan
9 Orang
MAISONA/RICKY DEFRIMON
lebih tinggi, turnover yang lebih ren dah, hasil pekerjaan yang lebih baik, dan kenyataan bahwa para pegawai yang puas akan menghasilkan kerja yang baik. Reformasi terhadap kualitas pegawai (SDM) merupakan bagian da ri reformasi pemerintahan dalam rang ka mengarah pada pencapaian good govermance. Upaya yang dapat dilakukan melalui sistem manajemen kinerja, tidak hanya pada staf akan te tapi menyeluruh dari pegawai jajaran kepemimpinan sampai dengan pega wai pada tingkat operasional. Dalam mewujudkan SDM handal, Di rektorat Jenderal Penyediaan Pe rumahan telah mengirimkan 349 pe gawai untuk mengikuti berbagai pen didikan dan pelatihan ke Badan Pe ngembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM). Sampai akhir November 2016, ada 30 diklat yang diikuti, antara lain Diklat penyelenggaran perumahan di Jayapura, Diklat Pemeliharaan dan Perawatan Rusunawa, dan lain-lain.
Pakta Integritas Tuntutan publik agar kinerja apa ratur pemerintah makin profesional, menjadi tantangan tersendiri bagi PNS. Mereka dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kapasitasnya sebagai ab di negara. Menjadi PNS juga dituntut sadar dan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya serta tanggap terhadap dinamika masyarakat, serta menum buhkembangkan keterbukaan dan ke jujuran. Dalam rangka memperlancar pe laksanaan tugas yang berkualitas, efektif, efisien dan akuntabel dan ber integritas tinggi, PNS menandatangani dokumen pakta integritas. Yakni, per nyataan atau janji kepada diri sendiri tentang komitmen melaksanakan se luruh tugas, fungsi, tanggung jawab, wewenang dan peran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kesanggupan untuk tidak melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pakta integritas telah ditetapkan
melalui Peraturan Menteri Pendaya gunaan Aparatur Negara dan Refor masi Nomor 499 Tahun 2011 tentang Pedoman umum Pakta Integritas di Lingkungan Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah. Tujuan Pak ta In te gri tas adalah untuk memper kuat komitmen bersama dalam pen cegahan dan pemberantasan korupsi. Isi Pakta Integritas; 1. Berjanji untuk berperan aktif dalam pemberantasan dan pencegahan korupsi; 2. Melaksanakan tugas dengan batasan-batasan kewenangannya; 3. Bersikap jujur, transparan dan obyektif; 4. Memberikan contoh yang baik kepada sesama pekerja.
Karyawan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan, dituntut sadar dan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya serta tanggap terhadap dinamika masyarakat, serta menumbuh kembangkan keterbukaan dan kejujuran.
Berdasarkan langkah-langkah ter sebut; mulai penjaringan, pemetaan, pengembangan dan pelatihan serta me miliki komitmen bersama, maka akan didapatkan sumber daya manu sia yang handal dan profesional. [M]
Penulis: Mokh Subkhan, SE, MT Kasubag Pengembangan Pegawai Ditjen Penyediaan Perumahan
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
35
[ TAMU ]
hony Fajar Sofyan Subrata Direktur Rumah Swadaya
MEMBANTU MASYARAKAT MEMILIKI RUMAH LAYAK HUNI
BEBAN mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali RTLH, bukan semata-mata target pemerintah yang dalam hal ini menjadi tanggungjawab Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan PUPR, tapi juga amanat Deklarasi Quito. Yakni, deklarasi dari Konferensi Habitat III
36
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
Quito, Ekuador, Oktober 2016 lalu. Peserta konferensi sepakat (termasuk Indonesia), untuk melakukan perbaikan perumahan dari sisi lingkungan, kebersihan, dan sanitasi, serta rumahrumah layak huni, agar kawasan perumahan tersebut bias berkembang menjadi kota berkelanjutan.
Selaku Direktur Rumah Swadaya, Jhoni adalah tokoh yang ada di garda depan. “Tugas kerja kami yaitu memperbaiki rumah sampai membangun rumah baru agar kondisinya layak huni, yang otomatis akan mendorong suatu kota, daerah atau kawasan menjadi tidak kumuh.
MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
Pekerjaan rumah (PR) itu cukup berat. Yakni, menurunkan 2,51 juta unit menjadi 1,9 juta unit rumah tak layak huni (RTLH). “Ya. Dalam RPJMN 2015-2019, kami harus mengurangi RTLH sebanyak 610 ribu unit hingga 2019 nanti,” kata Jhony Fajar Sofyan Subrata Direktur Rumah Swadaya Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
Kota berkelanjutan adalah kota yang direncanakan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan yang didukung warga kota yang memiliki kepedulian dan tanggung-jawab dalam penghematan sumber daya pangan, air, dan energy.
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
37
[ TAMU ]
MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
Kota berkelanjutan adalah kota yang direncanakan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan yang didukung warga kota yang memiliki kepedulian dan tanggung-jawab dalam penghematan sumber daya pangan, air, dan energi; mengupayakan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan; dan mengurangi pencemaran terhadap lingkungan.
Direktur Rumah Swadaya Raden Jhony Fajar Sofyan Subrata
Sementara prasarana sanitasi dan lainnya dibenahi Kimpraswil,” tutur Jhony. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015, jumlah rumah tak layak huni (RTLH) adalah sekitar 2,51juta unit dengan rincian 2,18 juta rawan layak huni dan 0,33 juta benarbenar tak layak huni. Nah bagaimana Jhony menjalankan amanah tersebut, berikut penuturannya kepada Tim Redaksi MAISONA; Yang dimaksud kota berkelanjutan itu seperti apa? Keberlanjutan (sustainability), secara umum berarti kemampuan untuk menjaga dan mempertahankan keseimbangan proses atau kondisi suatu sistem, yang terkait dengan sistem hayati dan binaan. Dalam konteks ekologi, keberlanjutan dipahami sebagai kemampuan ekosistem menjaga dan mempertahankan proses, fungsi,
38
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
produktivitas, dan keanekaragaman ekologis pada masa mendatang. Terkait dengan definisi keberlanjutan tersebut, kota berkelanjutan dapat dirumuskan sebagai tempat diwujudkannya saling kebergantungan antara pembangunan ekonomi, pembangunan sosial,
Kekumuhan itu sendiri, adalah ketidaksehatan dari suatu lingkungan pemukiman.
dan pelestarian dan kelestarian lingkungan. Kualitas kehidupan yang baik, keberadaan ruang terbuka hijau, berkurangnya sampah, pencapaian yang mudah, tingkat kejahatan yang rendah, rasa kebersamaan komunitas, kualitas udara dan air yang bersih, dan keberagaman lingkungan, adalah beberapa dari keuntungan yang dapat dipetik.
Terkait perumahannya sendiri? Jelas, kondisi lingkungan di suatu daerah dengan segala fasilitas, sarana dan prasarana diantaranya untuk mendukung pemukiman dari warganya yang butuh sanitasi, udara yang bersih, dan masing-masing rumahnya layak huni. Umumnya rumah-rumah tak layak huni tersebut, mencerminkan suatu keadaan kumuh. Kekumuhan itu sendiri, adalah ketidaksehatan dari suatu lingkungan pemukiman. Nah, tugas kami adalah membantu masyarakat memperbaiki hingga membangun rumah baru bila rumah tak layak huni itu rusak berat. Bantuan yang diberikan seperti apa? Bantuannya, tidak secara langsung. Tapi berupa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Tujuannya untuk mendorong masyarakat berpartisipasi meningkatkan kualitas rumahnya. Rumah swadaya atau rumah yang dibangun atas prakarsa dan upaya masyarakat, diakui menjadi solusi penanganan RTLH di wilayah-wilayah Indonesia. Skemanya, dari pemerintah pusat diberikan ke pemerintah kabupaten atau provinsi untuk disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan. Yakni, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kriterianya seperti apa? BSPS memiliki tiga kriteria bantuan obyek, yakni peningkatan kualitas (PK), pembangunan baru (PB), dan
MAISONA/RICKY DEFRIMON
MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
pembangunan prasarana dan sarana umum (PSU). Untuk PK, RTLH menjadi sasaran program BSPS dan yang bias mendapatkan bantuan ini adalah RTLH dengan kondisi tak memenuhi persyaratan seperti keselamatan bangunan, kecukupan minimal luas bangunan, dan atau kesehatan penghuni. Setidaknya, ada Sembilan kriteria ketidak layakan sebuah rumah. Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah luas lantai per kapitanya kurang dari 7,2 meter persegi, dan jenis atap rumah terbuat dari daun atau lainnya. Kemudian jenis dinding rumah terbuat dari bambu, lantainya tanah, tak memiliki akses ke sanitasi layak, sumber penerangan bukan listrik, dan tak ada akses ke air minum layak. Untuk rumah dikatakan layak huni memenuhi kurang dari tiga kriteria, sedangkan rumah rawan layak huni memenuhi tiga sampai empat kriteria dan rumah yang benar-benar tak layak huni memiliki lima sampai tujuh criteria tersebut.
benar-benar sudah dalam keadaan tak layak huni dengan diikuti kondisinya yang nyaris hancur. Pembangunan rumah baru pun dilakukan di atas kavling tanah matang.
Direktur Rumah Swadaya meninjau lokasi Program BSPS di sela-sela kegiatan Gerakan Masyarakayt Hidup Sehat (Germas) di Jambi beberapa waktu lalu
Apa saja syarat untuk mendapat BSPS dan pelaksanaannya seperti apa? Penerima BSPS harus memenuhi syarat dan ketentuan di antaranya: WNI; Memiliki atau menguasai tanah namun belum memiliki rumah; Memiliki atau menempati rumah satusatunya dengan kondisi tidak layak huni; Belum pernah memperoleh bantuan rumah dari pemerintah; Berpenghasilan sebanyak-banyaknya 30% di atas upah minimum provinsi setempat; Diutamakan yang telah memiliki keswadayaan dan berencana membangun atau meningkatkan kualitas rumahnya; Bersediabertanggungjawabdalam pemanfaatan BSPS; Bersedia membentuk kelompok dan bersedia mengikuti ketentuan BSPS.
suatu tim yang dibentuk dinas kota/kabupaten bersangkutan. Tim itu, termasuk didalamnya tokoh masyarakat. Setelah itu dirembuk, kalau sudah disetujui lalu ditunjuk took bahan bangunan di sekitar lokasi di daerah bersangkutan. Nah, bentuk perbaikan rumahnya seperti apa, itu dikoordinasikan dengan keperluan material pada took bangunan. Kalau sudah setuju, maka dana BSPS itu langsung disalurkan lewat took bahan bangunan tersebut. Itu agar mudah ngontrolnya dan tidak banyak campur tangan terhadap dana tersebut.
Bagaimana jika BSPS itu untuk pembangunan baru (PB)? Untuk PB, dilakukan apabila rumah
Selain itu prosedurnya seperti apa? Syarat-syarat yang diajukan masyarakat itu kemudian diverifikasi
Sepanjang tahun 2016 sudah berapa banyak rumah yang dapat BSPS? Tahun 2016 ini, BSPS tersalur untuk membangun dan memperbaiki rumah 97.505 unit, dengan nilai total Rp 1,3 trilyun. Untuk 2017, kami anggarkan Rp1,9 triliyun, untuk target total pembangunan 110 ribu unit rumah. [M] TIM MAISONA
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
39
[ KABAR SNVT ]
Dua Tower Korban Banjir Garut
FOTO: BIRO KOMUNIKASI PUBLIK
Presiden Joko Widodo menginstruksikan pembangunan rusun untuk korban banjir. Kementerian PUPR menganggarkan dana Rp 25 miliar/rusun di Garut tahun 2017.
S
uganda (57 tahun) termangu. Meski inggal di tempat layak huni, rumah susun sewa (ru sunawa) milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), warga warga Desa La pang Paris ini merasa tidak jenak. Su gan da masih memikirkan anak dan isterinya yang belum ditemukan. To tal lima orang anggota ke luar ga nya meninggal saat bencana banjir hebat yang melanda Kabupaten Garut akhir September 2016 lalu. Suganda tidak sendiri tinggal di rusunawa di Kecamatan Cilawu, Ga rut itu. Bersamanya 834 ji wa, se sa ma korban bencana. “Se suai pe rin tah Menteri (Basuki Hadimuljono –Red), mereka boleh tinggal sam pai waktu tidak terbatas,” kata Priyo
40
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau langsung di lokasi banjir Garut.
Susilo. Kepala Satuan Kerja Non Ver tikal Tertentu Penyediaan Perumah an Jabar, ini mendapat mandat untuk membe ri kan rekomendasi dan izin agar rusun itu bermanfaat dan me nampung pengungsi yang terdampak banjir bandang. Priyo mengatakan, tidak ada batas wak tu untuk para pengungsi untuk tinggal di rusun tersebut. “Mereka di sa na sampai me reka dapat tempat berlindung kembali. Ya kasihan kalau belum dapat solusi,” kata Priyo.
Relokasi Korban Banjir Rusun sepertinya menjadi an da
lan untuk tempat tinggal bagi warga ra wan bencana. Setelah mendengar langsung dari warga dan Pemda se tempat, Presiden Joko Widodo pun se pakat untuk merelokasi warga korban banjir ke rusun. Karenanya, Presiden menginstruksikan untuk melakukan pembangunan rumah susun (rusun) bagi korban bencana di Kabupaten Garut. “Kalau masyarakat setuju maka saya putuskan dan instruksikan segera dibangun secepat-cepatnya dua tower dan nantinya untuk ditempati masya rakat dan begitu pula yang di Sume dang,” katanya. Instruksi Presiden segera direspon Ke menterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, segera melakukan koordinasi dengan peme rintah daerah, guna menentukan loka si pembangunan 2 tower rusun untuk 168 kepala keluarga. Kementerian PUPR tengah menge valuasi lima daerah alternatif tempat pembangunan hunian relokasi korban bencana banjir bandang. Sebagaimana diusulkan Pemda Garut, lokasi terse but adalah: 1. lapangan sepakbola di Blok Margawati, Kelurahan Marga wati, Kecamatan Garut Kota; 2. bekas gu dang aspal yang dipakai usaha pembuatan briket batubara di Blok Cimurah, Desa Cimurah, Kecamatan Karangpawitan; 3. Sawah di Blok Ko pi Lombong, Kelurahan Sukagalih, Ke camatan Taragong Kidul; 4. Lapangan sepak bola dan tanah darat di Blok Sa yangkaak, Kelurahan Sukanegla, Keca matan Garut Kota; 5. Lapangan sepak bola dan pemakaman di Blok Cileutik, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Ga rut Kota. Menurut Menteri Basuki, kebutu han dana untuk satu Rusun sebesar Rp 25 miliar dengan meng gu na kan anggaran tahun 2017. Pembangunan rusun membutuhkan waktu 6 bulan. “Rusun tersebut akan dilengkapi lis trik dan air sebagai fasilitas dasar.,” ka tanya. [M] Suharlin dan TIM MAISONA
[ KABAR SNVT ]
105 Rumah Khusus di Kendari Agar tak merusak lingkungan pantai, para nelayan di Kendari di relokasi ke rumah khusus yang dibangun Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan. Semula tinggal di Taman Hutan Rakyat Nipa-nipa.
FOTO: MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
M
engentaskan kerusakan lingkungan tanpa masa lah. Begitulah yang dija lankan Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara, dalam menghadapi masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan Hutan Rakyat Nipa-nipa. Caranya? Langkah jitu yang dijalankan Pem kot Kendari adalah dengan merelokasi warga ke rumah khusus (Rusus). Se banyak 105 unit rusus yang dibangun Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyedia an Perumahan Kementerian Peker jaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di tahun 2016, menjadi tempat penampungan mereka. Dengan tem pat tinggal yang layak dan menetap, warga pun enggan balik dan merusak hutan.
Selain untuk warga eks Taman Hu tan Rakyat Nipa-nipa, rusus juga dise diakan untuk nelayan dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Rusus ini adalah bagian dari Program Satu
Dengan tempat tinggal yang layak dan menetap, warga pun enggan balik dan merusak hutan.
Juta Rumah. Rusus itu dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektar. Lokasi lahan itu, terletak di Kelu rahan Purirano Kecamatan Kendari Kota Kendari. Adapun spesifikasi luas tanah masing-masing unitnya, adalah ukuran 8 x 15 meter dan luas bangun an 5,5 x 7,5 meter. “Kami targetkan bulan November 2016 Rusus ini bisa diselesaikan,” jelas Hujarat, Kepala Satuan kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Dinas PU Provinsi Sulawesi Tenggara. Anggaran pembangunan Rusus ini sebesar Rp 150 juta/unit. Fasilitas yang disediakan pemerintah melalui Ditjen Penyediaan Perumahan itu, sa ngat lengkap mulai dari prasarana, sarana dan utilitas seperti jalan, saluran lis trik, air dan sanitasinya sudah ada. Ja di, masyarakat tinggal masuk saja ka rena fasilitasnya sudah lengkap. Untuk mengelola Rusus ini, SNVT Peny ediaan Perumahan Dinas PU Pro vinsi Sulawesi Tenggara, bekerjasama dengan Pemkot Kendari. Mereka akan me netapkan siapa saja masyarakat yang berhak tinggal di Rusus. Mereka yang terpilih, tidak dipungut biaya se peser pun jika ingin tinggal di sini. “Ha nya saja listriknya tetap bayar sendiri. Kecuali masyarakat itu sudah mampu atau bisa memiliki rumah sendiri ma ka mereka dipersilakan pindah,” jelas Hujarat. [M] Ristyan Mega Putra
Rusus di Kendari, relokasi penghuni hutan lindung.
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
41
[ JELAJAH ]
Menjadi Saksi Keajaiban Dunia!
MAISONA/RICKY DEFRIMON
UNESCO menetapkan Komodo sebagai warisan dunia. Di kawasan TNK, Anda tidak hanya menemukan keindahan, tapi juga keunikan dan keajaiban alam.
42
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
A
nda tengah berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)? Terlebih jika di Flores, sebaiknya Anda menyempatkan diri mampir di satu tempat yang dinamakan Taman Nasional Komodo (TNK). Nah, kalaupun belum di NTT, Anda layak menempatkan wilayah ini di urutan atas sebagai tujuan wisata alam. Kenapa? TNK yang didalamnya ada Pulau Komodo, merupakan tujuan utama sejumlah wisatawan dunia. Khususnya Pulau Komodo, yang dinyatakan oleh UNESCO sebagai “ New Seven Wonders of Nature ” pada tahun 1986. Berlibur di salah satu destinasi yang disebut sebagai keajaiban dunia ini tentu memberikan sensasi tersendiri. Ya, di TNK, Anda yang senang bertualang di alam, bisa menemukan sensasi akan keunikan dan keajaiban alam. Yang terkenal dan tidak akan bisa ditemukan di tempat lain di dunia, tentu saja binatang komodo. Pulau Komodo yang menempati bagian utama TNK, merupakan habitat asli komodo. Komodo dalam bahasa latin “Varanus komodeonensis” adalah spesies yang langka dan hampir punah. Komodo bisa hidup di padang rumput (savanna), pantai berpasir putih dan hutan hujan. Merupakan hewan reptil yang menyerupai kadal, namun bedanya ukuran yang sangat besar dan bisa mencapai panjang 3 meter dengan berat badan komodo
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
43
FOTO: DOK. KOMPU PENYEDIAAN PERUMAHAN/DITO FERAKHIM
[ JELAJAH ]
Wisatawan cantik sedang mengamati komodo penghuni Taman Nasional.
67% dari cakupan Taman Nasional Komodo merupakan wilayah perairan yang eksotis. Disinilah terdapat zona transisi Garis Wallacea.
44
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
dewasa berkisar antara 100 hingga 200 kilogram. Komodo memiliki bentuk tubuh seperti hewan purba, berkuku tajam, bersisik, dan lidah bercabang dan masuk dalam kategori hewan predator. Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Di pulau ini terdapat sekitar 1.300 ekor Komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2.500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo. AKSES MUDAH Untuk mencapai Pulau Komodo, meski terbatas, namun terhitung mudah. Titik masuk utama adalah Pelabuhan Komodo. Lokasinya dapat
dicapai lewat penerbangan dari Bandara Ngurah Rai Bali. Sementara ini penerbangan hanya ada sekali dalam sehari (Lion, Sky airline, Merpati). Dari Pelabuhan Komodo, kita menggunakan kapal kayu. Tarif perjalanan bervariasi, tergantung jenis kapalnya (Boat cabin fan, cabin AC dan deck), tentu ukuran menjadi hal yang menentukan pula. Secara administratif, Pulau Komodo termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau Komodo berada di tengahtengah antara pulau Sumbawa dan pulau Flores. Tepatnya di sebelah timur pulau Sumbawa. Terpisah oleh Selat Sape. Pulau Komodo merupakan
[ JELAJAH ]
MAISONA/RICKY DEFRIMON
menikmati kekayaan laut Taman Nasional Komodo yang dikenal sebagai surga bawah laut dunia. Dan apabila beruntung anda akan menjumpai spesies ikan hiu, Ikan Pari dan lumba lumba yang akan menemani dengan tingkah yang lucu. Sungguh warisan alam yang tiada duanya. Sekitar 67% dari cakupan Taman Nasional Komodo merupakan wilayah perairan yang eksotis. Disinilah terda pat zona transisi Garis Wallacea. Taman Nasional Komodo merupakan salah satu dari warisan dunia yang terletak di Indonesia baik kekayaan alam, ragam flora, maupun faunanya. [M] Junaidi
Tarian tradisional disajikan menyambut tamu yang berkunjung ke Pulau Komodo.
pulau kecil yang menempati bagian utama Taman Nasional Komodo. Pulau Komodo masuk dalam provinsi Nusa Tenggara Timur ( NTT), kecamatan Komodo, kabupaten Manggarai barat. Pulau ini merupakan batas paling barat dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sekaligus berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Taman Nasional Komodo bukan hanya di pulau Komodo, namun juga mencakup pulau lain seperti Rinca dan Padar. Selain itu juga masih banyak pulau – pulau kecil lain yang masuk dalam Taman Nasional Komodo dengan luas Taman Nasional Komodo 2.321 km². Bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau komodo akan ditemani oleh pawang komodo atau lebih dikenal dengan julukan “Jagawana” yang akan memandu dan memberikan informasi seputar destinasi wisata Pulau Komodo.
Spesies ini adalah hewan purba yang sangat dilindungi mengingat hewan ini merupakan aset penting bagi negara Indonesia, bahkan bagi dunia. ZONA TRANSISI GARIS WALLACEA Selain hamparan pada savanna dengan reptil raksasa komodo, TNK juga memiliki keunikan dan keajaiban lain, yang menjadi jaminan bagi wisatawan untuk berdecak kagum. Wisatawan akan dimanjakan lautan pasir putih yang dihiasi batu karang serta deburan ombak yang menyapu tepian pantai. Air laut nan biru semakin menambah kemolekan bibir pantai yang seolah olah menarik wisatawan untuk menyatu dengan alam. Tak cukup itu, Taman Nasional Komodo juga terkenal memiliki keindahan bawah laut yang menakjubkan. Wisatawan dapat
TIPS MENGUNJUNGI PULAU KOMODO 1. Wisatawan harus didampingi oleh “Jagawana” atau pawang yang ahli untuk menemani perjalanan anda di Taman Nasional Komodo. Selain aman, Anda juga akan mendapatkan informasi yang lebih jelas. 2. Pakailah sepatu booth . 3. Jangan memberi makanan dan mengusik ketenangan hewan purba komodo. 4. Siapkan tongkat bercabang. 5. Bawalah lotion anti nyamuk. 6. Bagi Wisatawan perempuan yang sedang menstruasi, harus melapor ke “Jagawana” atau pawang, karena penciuman hewan purba komodo sangat tajam terhadap bau darah sehingga keselamatan anda lebih diperhatikan. 7. Dilarang merokok. 8. Sediakan kebutuhan pribadi dengan lengkap. [M] Junaidi
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
45
[ INTERMEZZO ]
Dekor Ruang ala unian vertikal belakangan menjadi trend di kalangan professional muda. Mereka memilih tinggal apartemen, karena dekat dengan lokasi beraktivitas. Alasan itu pula yang dikemukakan penyanyi cantik pelantun lagu “Kali Kedua”, Raisa Andriana. Dara kelahiran 6 Juni1990 yang merilis debut single solo “Serba Salah” ini memilih hunian apartemen di Jakarta Selatan. Sejatinya Raisa bisa tinggal nyaman di rumah keluarga di Cinere. Namun, “Saat ini saya ingin rumah yang berlokasi di tengah kota, ” ungkap Raisa Bagi Raisa, antara tinggal di rumah atau apartemen memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurutnya, lokasi apartemen yang umumnya berada di tengah kota, enak untuk mobilitas karena dekat kemana-mana. Apartemen Raisa memiliki luas 94m2, terdiri dari satu kamar tidur, satu service area, satu kamar mandi, dan satu ruang utama yang “dibagi” menjadi 3 ruang, yaitu ruang santai, dapur, dan ruang makan. Selain pandai nyanyi, Raisa juga jago mendekor ruang. Agar apartemen terlihat luas, Raisa menyiasatinya dengan memilih furniture minimalis, warna cat yang terang, dan sejumlah pernak-pernik untuk menambah kesan artistik. Warna dinding dan lantai kayu membawa kesan hangat. Selain itu, ruang pun terlihat cantik dengan banyaknya pernak-pernik. Raisa mengakui bahwa dirinya memang hobi membeli pernak-pernik home décor. Namun agar tidak sempit dan sumpek, dara ayu memajangnya secara bergantian. Raisa juga menyukai hunian yang bersih
46
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
dan terorganisir. Maka ia memiliki storagestorageter sendiri untuk menyimpan buku, perhiasan, alat make-up, dan lainnya. Bagi Raisa, yang terpenting adalah rajin membersihkan ruangan, karena ruang yang bersih akan membuat kita memiliki mood yang baik. [M]
SUMBER FOTO: BLOG RAISA
H
Raisa
[ INTERMEZZO ]
Satker SNVT Maluku Utara mendapat penghargaan satker terbaik. Kekompakan tim dijaga lewat komunikasi terus menerus.
“D
alam melaksanakan pekerjaankami selalu berusaha sesuai dengan rencana dan target capaian kinerja yang telah direncanakan, tertib administrasi dan pelaporan dalam menunjang pelaksanaan pelaporan e-monitoring dalam melaksanakan realisasi penyerapan anggaran.” Begitulah resep yang diterapkan Satuan Kerja (Satker) SNVT Penyediaan Perumahan Maluku Utara (Malut) . Hasilnya? Satker SNVT Malut sebagai kepanjangan tangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Malut, menyabet penghargaan sebagai “Satuan Kerja
Andi F Noya
Bekerja Dengan
Lentera di Hati
L
ewat tamu yang dia hadirkan dalam talk show Kick Andy Show di Metro TV, Andy Flores Noya telah menginspirasi banyak orang. Apa rahasianya? Membantu tanpa pamrih dan bekerja dengan lentera hati, tegas Andy. “Mungkin awalnya sulit, tapi hasilnya pasti akan lebih baik,” ujar Andy kepada MAISONA di selasela kegiatan Peresmian Pembukaan Perpustakaan Kementerian PUPR. Andy menuturkan, dirinya berasal dari keluarga broken home dan serba kekurangan. Tapi hal itu bukan
Sahdin Husen: Curhat di hari Jum’at
terbaik dalam penyerapan fisik dan keuangan tertinggi.” Penghargaan diserahkan langsung Direktur Jenderal Direktorat Jenderal
Penyediaan Perumahan (PnP), Syarif Burhanuddin, pada 30 September 2016 lalu. “Ini hasil tim. Tentu kami bersyukur. Reward yang diberikan ini merupakan kebanggaan serta menjadi motivasi atas profesionalisme dalam kinerja ke depan,” tegas Sahdin Husen, ketua Satker SNVT Malut Tahun 2016. Untuk mencapai kinerja terbaik, kata Sahdin Husen, setiap saat tim berupaya bergerak cepat, berintegritas, profesional , dan tidak memihak dalam melaksanakan tugas, serta selalu menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan terutama di bidang perumahan. Untuk menjaga kekompakan tim? “Setiap hari Jumat pada minggu berjalan selalu dilakukan evaluasi terhadap kinerja masing-masing unit kerja, dan diselingi dengan penyampaian uneg-uneg (curhat),” kata Sahdin, seraya menyampaikan tekadnya untuk menyabet penghargaan serupa di tahun 2017. [M]
halangan untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. “Jangan pernah lelah untuk bekerja, dan bekerjalah sesuai passion Anda. Jangan pula pikirkan apa kekurangan orang lain, tapi pikirkan apa yang bisa Anda lakukan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik,” kata suami Retno Palupi ini. Untuk menularkan semangatnya, ayah tiga anak yakni Mario, Marco dan Marlo itu, Andy menerbitkan biografi berjudul “Andy Noya Kisah Hidupku”. Melalui buku yang ditulis Robert Adhi KSP tersebut, Andy berbagi kisah hidup sejak masa kecil sampai saat ini. Andy berhaharap, buku tersebut mnginspirasi orang yang ingin bekerja dengan penuh semangat untuk membantu orang lain yang membutuhkan. Andy yang pernah bertugas meliput di lingkungan Kementerian PUPR ini mengaku, tidak pernah memiliki keinginan muluk ataupun mengejar jabatan. [M] Ristyan Mega Putra
MAISONA/RISTYAN MEGA PUTRA
Curhat Berbuah Penghargaan Terbaik
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
47
[ OPINI ]
Mencari Karakter Kota Yang Hilang * Ristyan Mega Putra,
S.Sos, M.Si
S
ebuah kota tentunya tidak dibangun dalam waktu singkat. Selain itu, pemba ngunan kota juga memer lukan perencanaan yang matang. Kota yang ada di Indonesia saat ini, tidak lepas dari jejak sejarah serta tradisi dari nenek moyang masyara kat. Hal itulah yang kemudian men jadi ciri khas sebuah kota, yang pa da gilirannya secara tidak langsung membentuk karakter sebuah kota. Setiap daerah yang kini menjadi kota besar di Indonesia, memiliki ke khasan yang membedakan antara kota yang satu dengan kota lainnya. Karena itu, keterlibatan masyarakat dalam membangun kota, adalah ke niscayaan. Sebab, merekalah yang akan tinggal dan melakukan aktivi tas sehari-hari di kotanya. Sementara itu, keterlibatan pe merintah dalam pembangunan ko ta, adalah dalam sektor infrastruktur maupun perumahan rakyat. Peme rintah mendorong dan berkewaji ban menjamin mobilitas masyara kat dapat berjalan dengan baik dan memiliki tempat tinggal yang layak huni.
48
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
Membangun kota se bisa mung kin harus diarahkan agar memiliki ka rakter. Sesuaikan dengan budaya dan lingkungan yang su dah ada ter lebih dulu di sana. Saat kota dibangun dengan biaya yang mahal tentunya masyarakat juga ha rus diajak ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan dan menjaga ha sil pem bangunan tersebut. Jangan sampai masyarakat hanya menuntut hak atas fasilitas yang ada di kota na mun ketika ada kerusakan atas fasilitas yang ada tidak ada satu pun masyarakat yang ikut bertanggung jawab. Karakter kota kini hanya kita bisa jumpai di beberapa kota saja. Bali salah
Saatnya kita bergotong rotong untuk tidak hanya membangun kota, tapi bersamasama kita menjaga karakter kota satunya. Sebagai kota yang bertumpu pada sektor pariwisata, Bali berhasil menjaga karakter kotanya dengan sua sana serta kehidupan masyarakat yang menunjukkan karakter Bali secara utuh. Tapi apakah kota-kota lainnya tidak bisa mempertahankan karakter kotanya? Tentunya pemerintah daerah (Pem da) lah yang kini harus mampu mengu sung karakter kotanya masing-masing. Kota Padang dengan Bagonjong, di Danau Toba dengan Gorganya, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan rumah
Joglonya serta kota-kota lainnya seperti di NTB, Papua dengan ho nainya sebenarnya juga tetap bisa dipertahankan sehingga karakter kotanya tidak hilang seiring dengan perkembangan kotanya. Begitu pula dengan Ibukota Jakarta yang men jadi tempat tujuan para kaum urban mencari nafkah. Apakah budaya be tawi mudah kita lihat dalam konteks pembangunan kota saat ini? Era otonomi daerah menjadi mo mentum bagi Pemda untuk menun jukkan kualitas pembangunannya. Apakah kotanya akan tetap mem pertahankan budaya serta kearifan lokal atau akan ikut dalam arus per kembangan kota dan hanya bang ga dengan infrastruktur yang ada atau menonjolkan sentra bisnis baru dengan mengedepankan pem ba ngunan ruko-ruko atau pusat perbe lanjaan baru. Sejarah kota tidak akan hilang ji ka ada karakter kota yang masih ter jaga dengan baik. Jangan salahkan arus urbanisasi masyarakat dan per kembangan teknologi dan pemba nguna n infrastruktur jika hal itu da pat “menggusur” budaya dan keari fan lokal kota yang sudah terbentuk sejak lama. Saatnya kita bergotong rotong untuk tidak hanya memba ngun kota, tapi bersama-sama kita menjaga karakter kota kita masingmasing. [M] */ Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
[ ALBUM ]
MENS SANA IN CORPORE SANO Sekjen PUPR Taufik Widjojono, Dirjen Penyediaan Perumahan Syarif Burhanuddin, Dirjen Pembiayaan Perumahan Maurin Sitorus melakukan pemukulan bola pertama pertandingan gate ball dalam rangka Hapernas 2016. [M] Junaidi
Syarif Burhanuddin menyerahkan Tropi Juara 2 kepada Team Gate Ball Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Barat. [M] Junaidi
Tim Penyediaan Perumahan menjadi Juara ke 3 dalam Turnamen Futsal antar Direktorat dilingkungan Kemen PUPR dalam rangka Hari Bakti yang ke 71. [M] Ricky Defrimon
Sesditjen Penyediaan Perumahan menyerahkan trofi pemain terbaik turnamen futsal dalam rangka Hari Bakti KemenPUPR ke 71. [M] Ricky Defrimon
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
49
[ ALBUM ]
SEMANGAT KEMERDEKAAN DAN SOSIAL Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ikut bersila bergabung dengan keluarga besar Kementerian PUPR menyaksikan hiburan, dalam rangka memperingati HUT RI ke 71 di depan Gedung Utama KemenPUPR. [M] Ricky Defrimon
Ibu-ibu Dharma Wanita tidak kalah heboh ikut memeriahkan acara HUT RI ke 71 di halaman depan Kementerian PUPR . [M] Ricky Defrimon
HarBak PUPR ke 71 melaksanakan kegiatan sosial dengan tema “ Ayo....Donor Darah” di lantai dasar Ruang Serba Guna Gedung Kementerian PUPR 23 November silam. [M] Ristyan Mega Putra
50
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
[ ALBUM ]
Tim Ditjen Penyediaan Perumahan meraih juara III Lomba Tenis Meja Hari Bakti PU ke-71. [M] Dok Kementerian PUPR
Dirjen dan Sesditjen Penyediaan Perumahan berfoto setelah menyerahkan medali mendali kepada peserta funbike Bandung - Jakarta dalam rangka Hari Bakti PU ke 71. [M] Suharlin
Ketua DWP UP Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Riana Syarif Burhanuddin (tengah bawah) berfoto bersama para pengurus DWP UP Ditjen Penyediaan Perumahan di Jakarta beberapa waktu lalu. [M] Ristyan Mega Putra
MAISONA
Edisi 02 TH I [2016]
51
[ TIPS ]
3. Hubungi bank-bank penyalur KPR bersubsidi pemerintah. Jika sudah yakin dengan pengembang perumahan bersubsidi yang Anda hubungi cobalah cek ke bank-bank penyalur KPR dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) terkait dengan rekam jejak pengembang bersubsidi tersebut.
MAISONA/RICKY DEFRIMON
4. Gunakan KPR FLPP untuk miliki rumah bersubsidi.
Pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sedang menerangkan kepada konsumen tata cara mendapatkan rumah dalam salah satu acara pameran perumahan.
Cara Mudah Miliki Rumah Subsidi
B
agi Anda yang ingin membeli rumah, tentunya harus berpikir dua kali lipat jika ingin membeli rumah komersial yang harganya terus naik setiap tahun. Belum lagi jika Anda baru memulai karir bekerja dengan gaji yang pas-pasan. Kredit pemilikan rumah (KPR) dengan suku bunga komersial pasti berdampak pada angsuran yang terus meningkat. Untuk mengatasi berbagai perma salahan tersebut, kini Kementerian PUPR bekerjasama dengan para pengembang perumahan dan ka langan perbankan menawarkan salah satu alternatif pilihan rumah yakni rumah bersubsidi. Ya, rumah bersubsidi pemerintah kini terus
52
MAISONA
Edisi 02 TH 1 [2016]
di dorong pembangunannya agar seluruh masyarakat Indonesia dapat memiliki rumah layak huni dengan harga dan angsuran KPR yang terjangkau. Inilah beberapa tips bagi Anda yang ingin memiliki rumah bersubsidi dari pemerintah:
1. Tentukan dimana lokasi rumah subsidi yang ingin Anda miliki. Lokasi rumah subsidi sebisa mungkin dapat Anda sesuaikan dengan lokasi tempat bekerja. Setidaknya ada jalur transportasi yang memudahkan Anda untuk berpergian menuju dan kembali dari tempat bekerja. 2. Buat jadwal khusus untuk mencari rumah bersubsidi. Anda dapat mencari rumah subsidi pemerintah dengan menentukan waktu khusus di akhir pekan atau saat sedang libur bekerja. Jika Anda tertalu sibuk bekerja sesekali cobalah cari rumah bersubsidi melalui internet. Hubungilah beberapa pengembang rumah bersubsidi untuk melakukan perjanjian untuk survey ke lokasi rumah bersubsidi.
KPR FLPP adalah kredit pembiayaan pe milikan rumah kepada masyarakat ber penghasilan rendah yang pengelolaan nya dilaksanakan oleh Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR bekerjasama dengan perbankan baik bank nasional maupun Bank Pembangunan Daerah (BPD). KPR FLPP ini memiliki suku bunga tetap 5 % termasuk asuransi, angsuran tetap dan terjangkau serta jangka waktu kredit sampai 20 tahun, Uang Muka Ringan dan Bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 5. Jangan malu bertanya tentang rumah bersubsidi. Sebelum Anda membayar uang muka dan menandatangani akad KPR pembelian rumah bersubsidi tanyakan sejelas-jelasnya mengenai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Anda dan pengembang rumah bersubsidi. Jangan sampai setelah akad kredit Anda malah terbebani dengan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan.
6. Tempatilah rumah subsidi Anda. Rumah bersubsidi bukanlah rumah untuk investasi jangka pendek mau pun jangka panjang. Masih banyak orang yang bermimpi untuk memiliki rumah yang layak huni seperti Anda saat ini. Sebisa mungkin tempatilah rumah bersubsidi yang sudah dibeli dengan jerih payah Anda selama ini. Sebab sewaktu-waktu Kementerian PUPR akan melakukan monitoring dan evaluasi ke lokasi rumah bersubsidi, dan jika ditemukan hal-hal yang melanggar aturan bisa saja subsidi rumah Anda akan dicabut. [M] Ristyan Mega Putra