KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N PU SA T P EN EL IT IA N D A N PEN G E MB A N G A N PER U MA H A N D AN PER MU K IMA N Jl.
Panyaungan
–
Cileunyi
Wetan
–
Kabupaten
Telp:(022) 7798393 (4 saluran) - Fax: (022) 7798392 - E-mail: info@puskim .pu.go.id
Bandung
40393
- Website:http://puskim.pu.go.id
LI-035-IDN; SNI ISO 17020:1999 LSSM-008-IDN; SNI ISO 9001:2008
TEKNOLOGI AIR BERSIH DAN SANITASI UNTUK KAWSAN PERUMAHAN
SARBIDI BALAI AIR MINUM DAN PLP PENDYA TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
Puslitbang Perumahan dan Permukiman Bandung
Surabaya , 30 Sep S 2015
TEKNOLOGI AIR BERSIH KAWASAN PERUMAHAN DAN DAERAH BENCANA Teknologi pengolahan air bersih • Air permukaan yang kekeruhannya tinggi – teknologi IPA (koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi pasir cepat (pasir silika) dan desinfeksi. • Air tanah: kandungan Besi dan Mangan tinggi (bau, berwarna dan berasa) – dapat diolah dengan teknologi : aerasi, filtrasi pasir (aktif), pasir lambat, carbon aktif, filter catridge/ultra filtrasi, mebran RO • Air tanah: kandungan kapur tinggi – teknologi pertukaran ion kation-anion atau resin kation. • Air gambut – teknologi IPA Flotasi atau IPA dengan koagulan tanah setempat atau PAC ekses dilengkapi membran RO. • Air payau – teknologi filtrasi dengan catridge, membran RO BW. • Air laut – teknologi filtrasi saringan pasir, membran RO SW.
GAMBAR DISAIN IPA SISTEM MOBILE
DIMENSI UNIT IPA SISTEM MOBILE 1. Unit Koagulasi : • Diameter pipa bagian luar 2 inchi, bagian dalam 1,25 inchi, Panjang pipa 2 meter;
2. Unit Flokulasi : • Panjang pelat 1,70 meter, Lebar pelat 1,00 meter, Tinggi pelat 1,70 meter , Tebal pelat minimal 5,00 mm • Jumlah lubang 28 buah, Diameter lubang 1 cm;
3. Unit Sedimentasi : • Panjang pelat 1,70 meter, Lebar pelat 1,30 meter, Tinggi pelat 1,70 meter , Tebal pelat minimal 5,00 mm • Tinggi pelat settler 1 meter, Kemiringan pelat setller 590;
4. Unit Clearwel : • Panjang pelat 1,70 meter, Lebar pelat 0,60 meter, Tinggi pelat 1,25 meter , Tebal pelat minimal 5,00 mm • Bentuk tangki Trapesium;
5. Unit Filtrasi : • • • • •
Panjang pelat 1,70 meter, Lebar pelat 1,00 meter, Tinggi pelat 1,70 meter , Tebal pelat minimal 5,00 mm Tipe = Ultra Filtrasi (UF), Kapasitas 1.000 L/jam ( kerapatan catridge 5.000 – 10.000 micron); Multi media Sand Filter (berisi media rock gravel, manganese green sand (MGS), serta Sand Aktif; Sterillisasi Ultra Violet (UV), berupa Ultra Violet Light system yang digunakan yaitu model Double Flash Ozon; Reverse Osmosis (RO) berupa Membran RO 50 gpd CSM kapasitas output 50 gpd (setara dg 10 galon per hari).
INSTALASI PENGOLAHAN AIR DAN MCK SISTEM MOBILE
IPA, IDR 500 JT – BDG, 2014
MCK, IDR 375 JT BDG, 2012
Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pengolahan Paket Unit IPA
Pengolahan air payau
Bangunan isi ulang ukuran 2 m x 4 m lengkap dengan tangki air baku FRP kap. 2 x 5 m3 termasuk kran umum + perpipaan Ø 1 “ • • •
Pemasangan Listrik PLN 3.300 watt; pemasangan panel listrik 40 x 40 x 15 cm pemasangan titik lampu + saklar dan stop kontak
UNIT USAHA AIR-SIAP MINUM RW 02-Kel. Sri Meranti
Kapasitas : 150-200 L/jam Filtrasi berbutir, catridge, UF, BW-RO Listrik : 4000 watt Sistem semi otomatis
3. SARINGAN RUMAH TANGGA (SARUT), Pengolahan Air tanah
konsep Keunggulan
Mengolah air baku yang keruh, berbau dan mengandung besi dan Mangan untuk kebutuhan satu KK. • •
Penerapan
Air Minum
media penyaring (pasir, Kerikil, karbon aktif) Kapasitas: 0,5 – 1.0 Liter/menit
Teknologi ini telah banyak diterapkan masyarakat
10
Dimensi PAH pasangan bata Tinggi
Tebal plesteran (cm)
Tebal dinding (cm)
Pipa peluap (cm)
130
120
2,0
14,0
25
180
180
125
2,0
14,0
40
6,0
210
210
140
2,5
15,0
40
8,0
225
225
160
2,5
15,0
50
10,0
250
250
160
2,5
15,0
50
Volume (m3)
Panjang
Lebar
2,0
130
4,0
Gambar. Penampung Air Hujan
Klasifikasi Air Limbah Domestik Limbah Cair Rumah Tangga Berdasarkan karakteristik
Grey Water (80%)
Blackwater (20%)
Berdasarkan sumbernya Toilet, WC
SEPTIC TANK/BIOFIL/ BIORITY/BIO3 CUBLUK
Buangan dapur, tempat cuci, kamar mandi
KOLAM SANITA/ GOT/ SALURAN DRAINASE
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SETEMPAT • • • • •
Memenuhi persyaratan kualitas efluen Mencegah gangguan bau, estetika dilokasi pengolahan Mencegah terkontaminasinya air bersih oleh kontaminan fisik, kimia dan biologis Mencegah penurunan kualitas badan air penerima Melindungi penyebaran penyakit melalui air
BIDANG RESPAN
Badan air TANGKI SEPTIK
TANGKI SEPTIK
BIOFIL
SUMBER LIMBAH
Tanah
Badan air
- air hasil olahan dapat langsung dibuang ke badan air/daur ulang - Lahan yang digunakan relatif kecil - dapat ditempatkan pada daerah dengan muka air tanah, tinggi. - lumpur yang dihasilkan relatif lebih kecil. (proses lumpur aktif antara 30 – 60 % dari BOD yang dihilangkan, diubah menjadi lumpur aktif (biomasa) sedangkan pada proses biofilm hanya sekitar 10-30 %). - Tahan fluktuasi konsentrasi air limbah
14
Syarat media sistem biofilter - berfungsi tempat pertumbuhan biomassa dan menahan padatan - Kekerasan, bahan inert - ketahanan abrasi - kekasaran permukaan - Fleksibilitas, ringan - Fraksi volume rongga besar - Diameter celah bebas besat - ketersediaan dalam jumlah yang banyak. - Tahan penyumbatan - Wetability/sifat kebasahan, hydrophilic (suka air) Jenis media : mineral, plastik yang berstruktur dan random. No
Jenis media
Luas permukaan spesifik (m2/m3)
1 2
Trickling filter dengan batu pecah Modul sarang tawon (honey comb modul) Tipe jaring RBC Bioball (random)
100-200 150-240
3 4 5
50 80-150 200-240
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN UNIT BIOFILTER
Unit pengolahan ini akan bekerja dengan aliran naik – turun untuk medapatkan penyisihan kontaminan dalam air limbah yang tinggi. Pada proses pengoperasian pertama kali atau start up, instalasi pengolahan harus terisi penuh air limbah. Pembiakan bakteri dilakukan secara alami yaitu dengan penambahan tanah dari lumpur stabil dari tangki septik yang sudah ada, kemudian didiamkan selama 2 minggu atau satu bulan apabila tidak ada penambahan bibit mikroorganisma. Setelah operasional berjalan dua bulan, perlu dilakukan pemeriksaan kualitas efluen pengolahan. Monitoring kualitas air sebaiknya dilakukan dua kali dalam setahun. Dipastikan tidak ada sampah yang masuk ke unit pengolahan air limbah. Unit pengolahan harus segera dibersihkan apabila terdapat lemak atau sampah padat yang mengapung. Dilakukan pengurasan lumpur secara rutin. Pengecekan ketinggian lumpur dapat dilakukan secara sederhana , yaitu dengan memasukkan tongkat yang dibalut kain kain putih pada ujungnya. Apabila ketinggian lumpur sudah mencapai lebih dari setengahnya , maka diperlukan pengurasan. Untuk mengkontrol lalat atau serangga lainnya, dapat dengan menutup lubang ventilasi dengan net polyethylene atau filter karbon/serbuk besi. • Tanaman disekitar instalasi pengolahan diusahakan pendek (tanaman perdu).
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN TAMAN SANITA
Pembibitan tanaman dilakukan setelah unit taman sanita diisi dengan media kerikil, pasir dan potongan botol plastik. Menyiapkan tanaman lahan basah memiliki ketinggian rumpun rata rata 30 cm, dengan jumlah batang relatif sama (± 10 batang/rumpun) (seperti : cyperus alternifolius, typa latifolia, typa angustifolia, canna sp, phragmites australis). Tanaman air ditanam didalam bak dengan jarak tanam 30- 50 cm. Pemeliharaan tanaman ini dilakukan selama 70 hari, dimana jumlah batang/rumpun hampir mencapai 2x lipat dan ketinggian tanaman rata – rata 50 cm. Setelah melakukan pemeliharaan tanaman selama 70 hari, dilakukan aklimatisasi tanaman dengan cara memberikan air limbah dengan konsentrasi yang bertahap. Mengisi unit taman sanita dengan air sampai batas ketinggian media. Seiring dengan berjalannya proses pengolahan, media kerikil akan tersumbat karena akumulasi padatan dan lapisan bakteri. Media perlu dibersihkan dan diganti setiap 8 hingga 15 tahun. Pemeriksaan tanaman dilakukan dengan mengamati posisi berdiri tanaman dan jika sudah layu, atau tua atau terkena serangan hama maka perlu tanaman diganti. Membersihkan tanaman yang mati atau guguran daun atau batang
Tangki septik dengan bidang resapan dapat diterapkan pada perumahan dengan lahan yang cukup luas dan air tanah dalam Air olahan yang tangki septik diiresapkan pada bidang resapan
Pengolahan Air Limbah + daur ulang di MCK
Gas utk penerangan, memasak
Biodigester Air limbah kakus
Air limbah non kakus
- Lahan basah buatan/taman sanita • Type vertikal/horizontal • Hibrid - Filtrasi pasir lambat
- Tangki septik - Biofilter - ABR+biofilter
Biofilter
Pupuk cair
- Bidang resapan - Lahan basah buatan/taman sanita • Type vertikal/horizontal • Hibrid
pertanian
Kolam ikan
Taman sanita-hibrid
sungai
Kebutuhan umum
Ketentuan teknis disain MCK
- Komponen MCK menurut SNI03:2399:2002 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK Umum- yang terdiri dari : Bilik MCK (bilik untuk mandi, cuci dan keperluan buang air besar atau kakus). Pengolahan limbah Sumber air bersih Utilitas pelengkap - Luas lantai kamar mandi/kakus minimal 1,2 m2 (1 x 1,2 m) dan dibuat tidak licin dan kemiringan kearah lubang pembuangan sekitar 1 %. - Pintu ukuran lebar 0,6-0,8 m, tinggi minimal 1,8 m. - Tempat cuci memiliki luas minimal 2,4 m2 (1,2 x 2 m) dan dibuat tidak licin dan kemiringan kaerah lubang pembuangan sekitar 1 %. Pipa air limbah dari PVC, keramik atau beton, kemiringan minimum 2 % , belokan lebih besar 45 % dipasang clean out atau pengontrol pipa dan belokan 90 % sebaiknya dihindari atau dengan dua kali belokan atau memakai bak kontrol.
Pengolahan air limbah lanjutan (lahan basah buatan/taman sanita)
Taman Sanita-aliran dibawah permukaan 1. Taman Sanita – type vertikal (80-95 % nitrifikasi ) 2. Taman Sanita-type horizontal (denitrifikasi) 3. Taman Sanita Hibrid (denitrifikasi 75-80 %)
kenaf
papyrus
typa
canna
Pisang hias
PENGELOLAAN SAMPAH 3R RUMAH SEDERHANA SEHAT Konsepsi Penanganan Sampah 3R TERCAMPUR
KOMPOS
KOMPOSTER KOMPOS ORGANIK
RUMAH TANGGA
B3 RUMAH TANGGA
NON ORGANIK
GEROBAK/ MOTOR 3R
TPST
MATERI DAUR ULANG
LAPAK
RESIDU
TPA
PENANGANAN B3 LANJUTAN KERAJINAN TANGAN
SKALA SUMBER
SKALA KAWASAN
GORONTALO, 23 M AY 2014
Pemasangan Komposter Tanam 1. 2.
3.
4.
Penyiapan lahan dan 2 buah Komposter Tanah digali dengan diameter bawah 90 cm dan diameter atas 140 cm. Dasar komposter terhadap muka air tanah minimal 30 cm. Komposter diletakkan di tengah galian. Di dasar galian, di pinggir dan di dalam komposter diisi dengan kerikil ukuran 1-2 cm setinggi 10 cm. Selimuti pipa gas dengan kerikil setebal 5 cm baru ditimbun dengan tanah asal. Timbun komposter dengan tanah setebal 5 cm di bawah lubang pemasukan sampah
Pengomposan dengan sistem kascing 1. Persiapan media kascing dengan komposisi tanah 1 bagian, kompos 1 bagian, kohe sapi 3 bagian, tambah air sampai lembab, aduk, masukan ke dalam wadah 2. Taburkan cacing kalung di bagian atas media dengan jarak antara 5 cm, selanjutnya dipelihara agar terjaga kelembabannyta dengan menyiram air bila perlu 3. Pemanenan dilakukan setiap 2-3 hari 1 X
DRAINASE PERUMAHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (PERSIL DAN KAWASAN) (Perencanaan PtT-15-2002-C) Konsep
menampung, mengalirkan serta meresapkan sebagian limpasan air hujan kedalam tanah.
Keunggulan
• pelaksanaan penerapan di lapangan dapat dikerjakan dalam waktu cepat; • dapat pula meresapkan sebagian air hujan ke dalam tanah; • Mudah dalam pemeliharaannya
Penerapan
Pedoman Teknis Penerapan PtT-15-2002-C
Telah diterapkan di beberapa daerah di Bandung SKALA PERSIL (PEKARANGAN): • SALURAN POROUS • SUMUR RESAPAN AIR HUJAN • PARIT RESAPAN • PAVING BLOCK/GRASS BLOCK • LUBANG BIOPORI GORONTALO, 23 M AY 2014
4.1. Umum Sistem Tata Air Hujan Kantor Puslitbang Permukiman ZRO Kran halaman/taman
1
2
3
5
4 pompa rendam (8)
6
7
pompa rendam (9)
Gambar Diagram tata air HUJAN zero run off bangunan gedung (Puslitbangkim, 2014)
Keterangan gambar: 1. Atap bangunan/gedung 2. Saluran drainase gedung 3. Saringan kasar horizontal (SKH) 4. Subreservoir FRP 12,5 m3
5.Sumur resapan air hujan (SRAH) 6. Kolam retensi 7. Saluran drainase jalan raya 8. Pompa eksplorasi dan pompa daur guna 9. Pipa penghubung antar unit 4 inci
Aplikasi Subreservoir di Gedungan Ghra Wiksa Praniti Green Building Puslitbang Permukiman 2012. Sumber: Sarbidi.
Aplikasi 2012
Rakor Puslitbang Permukiman T.A. 2014 - GPraniti
SUBRESERVOIR AIR HUJAN
Dipasang Paralel
Dipasang Serial Desain terbaru Rakor Puslitbang Permukiman T.A. 2014 - GPraniti
Kolam Retensi, Subreservoir Air Hujan DAN RTH
KOLAM RETENSI-2 (Efluen Kolam Sanita, di-Spray Aerasi, ditampung ke dalam kolam)
Luas kawasan ±10 Ha
SARAN: Vol tampungan SUBRESERVOIR
AIR
HUJAN diperbesar dgn pemasangan berikut:
30
Contoh grafik potensi air hujan vs konsumsi air hujan, sistem drainase zero run off Luas atap bangunan: 714 m2 Potensi AH atap: (235,3– 2382,8)m3/th dpt mencukupi utk air bersih: (180–2160) m3/th. Untuk ZRO volume AH 235,3 m3 diperlukan Alt1: 3 subres @ 30 m3; 6 SRAH (100 cm & dalam 500 cm) dan 1 kolam retensi 110 m3 atau Atl2:3 subres @ 10 m3; 8 SRAH (100 cm & dalam 500 cm) dan 1 kolam retensi 118 m3. Saringan inlet pipa sadap, bak endap dedimen dan SKH media batu kapur. Operator dan biaya OP.
Vol ume tampung min 80 m3
Vol ume tampung max 222,8 m3
Grafik Potensi AH (m3) vs Pemakaian AB (m3) Setiap Tahun Pada Bangunan Gedung [6], dimodifikasi.
DRAINASE PERUMAHAN BERWAWASAN LINGKUNGAN (PERSIL DAN KAWASAN) SALURAN PORUOS:
(Spesifikasi saluran porous: SNI 03-6966-2003) GORONTALO, 23 M AY 2014
Penerapan Draianse Berwawasan Lingkungan (PtT-15-2002-C) Drainase
SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Tata Cara SNI 03-2453-2002; Spesifikasi SNI 06-2459-2002
33
Manfaat Drainase Berwawasan Lingkungan zero run off: • Air hujan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku • Ekologi kawasan dan konservasi sumber air dipertahankan secara alamiah. • Kejadian genangan air/banjir di daerah tadah dapat diminimalkan. • Kebersihan lingkungan, kesehatan dan kenyamanan masyarakat kota lebih baik. • Kerugian harta dan jiwa masyarakat dapat dihindarkan dengan baik • Bermanfaat untu mengendalikan erosi • Menambah keindahan lansekap kawasan dan kota • Fungsi lahan, khususnya ruang terbuka hijau (RTH) lebih optimal lahan.
Bandung 5 Maret 2014
Terima Kasih
Bandung 5 Maret 2014