Evaluasi Sistem Plambing dan Perencanaan Pengolahan Air Buangan Serta Perencanaan Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah Rumah Susun Urip Sumoharjo Evaluation on Plumbing System and the design of Waste Water Treatment Plant as well as Storage and Collection System of Solid Waste in the Urip Sumoharjo Flat MORITZ THOMSEN MARBUN DAN Ir. DIDIK BAMBANG SUPRIYADI, MT. Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya email :
[email protected]
Abstrak Rumah Susun Urip Sumoharjo yang terletak di jalan Urip Sumoharjo Surabaya telah beroperasi mulai tahun 1985. Dari hasil pengamatan awal yang telah dilakukan menunjukkan bahwa rumah susun tersebut mengalami permasalahan dengan sistem sanitasinya. Oleh karena itu dalam tugas akhir ini akan dilakukan evaluasi terhadap kinerja sistem sanitasi rumah susun tersebut sehingga dapat diusulkan perbaikan sistem tersebut. Evaluasi diawali dengan pengumpulan data primer dan sekunder baik melalui observasi dan pengukuran langsung di lapangan juga melalui wawancara dengan pihak pengelola dan penghuni. Data ini selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan dan hasil perhitungannya akan dibandingkan dengan standar yang berlaku. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa ada masalah yang terjadi pada sistem sanitasi seperti pompa air bersih mengeluarkan suara bising pada saat pompa bekerja sehingga mengganggu kenyamanan penghuni, adanya pipa yang bocor pada saluran pipa tegak, belum adanya unit pengolahan air buangan, serta belum adanya sistem pewadahan dan pengumpulan sampah di rumah susun. Dari hasil evaluasi ini maka dilakukan perbaikan pada semua sistem tersebut di atas Urip Sumoharjo.Dari hasil evaluasi ini nantinya akan dijadikan saran bagi pihak pengelola rumah susun untuk mengatasi permasalahan sanitasi yang ada dan dapat dijadikan acauan dalam pembangunan rumah susun baru yang bertipe sama dengan Rumah Susun Urip Sumoharjo. Kata kunci : rumah susun, pipa, sistem sanitasi, air bersih Abstract The Urip Sumoharjo Flat is located on Urip Sumoharjo Road Surabaya. It has been operating since 1985. The initial observation have shown that the flat has experiencing problems with sanitation systems. Therefore, in this final project, the performance of the sanitation system will be evaluated so that improvements to the system can be proposed. The evaluation begins with the collection of both primary and secondary data through observations and direct measurement in the field as well as through interviews with the flat manager and residents. This data is then used for the basis of the calculation in which the calculation results will be compared with applicable standards. The evaluation results show that there are problems that occur in sanitation systems in the building such as water pump create noise when the pump is working that disturbing occupants’ comfort, the existence of leaking pipes, there is no waste water treatment unit, and there is no waste storage and collection system garbage in the flat. The results of this evaluation will be used for data in repairing water piping systems, sewerage systems, wastewater treatment system, and solid waste collection and storage systems in the Flat. The results of this evaluation will be used as an advice for the flat manager to solve sanitation problems and can be used as a guide in the construction of new flats of the same type with the Urip Sumoharjo Flat. Key words: flats, pipes, sanitation systems, clean water
1
1. PE DAHULUA Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap sistem plambing rumah susun Urip Sumoharjo, diperoleh beberapa masalah yang terjadi yaitu pompa air bersih mengeluarkan sura bising pada saat pompa bekerja sehingga mengganggu kenyamanan penghuni. Selain itu adanya pipa yang bocor pada saluran pipa tegak, yang kemungkinan bisa terjadi karena ukuran pipa yang tidak sesuai ataupun mungkin karena kurang perawatan. Karena itu akan dilakukan evaluasi terhadap sistem plambing rumah susun ini.Permasalahan lainnya yang timbul di rumah susun Urip Sumoharjo adalah air buangan yang dihasilkan rumah susun memiliki kapasitas yang cukup besar, namun belum ada sistem pengolahan yang tersedia. Padahal air buangan ini dapat mencemari lingkungan di sekitar rumah susun. Namun apabila air buangan tersebut diolah dengan baik, diharapkan air buangan tersebut dapat diresirkulasi lagi menjadi air untuk fire hydrant atau air penyiram tanaman yang ada disekitar rumah susun.Selain permasalahan sistem plambing dan pengolahan air buangan, permasalahan lain adalah pengumpulan dan pewadahan sampah yang belum dikelola dengan baik. Karena itu akan dilakukan juga perencanaan sistem pengumpulan dan pewadahan sampah di rumah susun Urip Sumoharjo ini. Ruang lingkup pada perencanaan ini adalah: 1. Rumah susun yang diteliti adalah rumah susun Urip Sumoharjo Surabaya. 2. Sumber air bersih yang digunakan berasal dari air PDAM. 3. Hal yang akan dievaluasi dan diperbaiki sistem sanitasinya meliputi sistem penyediaan air bersih, sistem penyaluran air buangan, sistem fire hydrant, dan sistem persampahan rumah susun. 4. BOQ (Bill of Quantity) sistem sanitasi yang akan diperbaiki. 5. RAB (Rencana Anggaran Biaya) sistem sanitasi yang akan diperbaiki. Untuk dapat menyelesaikan masalah yang telah diuraikan maka disusun tujuan penulisan ini sebagai berikut: 1. Mengevaluasi sistem penyediaan air bersih, penyaluran air buangan, dan fire hydrant sehingga dapat mengatasi masalah yang terjadi di rumah susun Urip Sumoharjo. 2. Merencanakan sistem pengolahan air buangan yang tepat di rumah susun Urip Sumoharjo. 3. Merencanakan sistem pewadahan dan pengumpulan sampah di rumah susun Urip Sumoharjo. 4. Menentukan Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Hasil dari perencanaan ulang ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak pengelola atau pemerintah kota dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih, perencanaan sistem penyaluran air buangan, sistem pemadam kebakaran (fire hydrant), sistem pengolahan air buangan serta pengelolaan sampah pada Rumah Susun Urip Sumoharjo Surabaya. Selain itu diharapakan hasil dari perencanaan ini dapat menjadi acuan apabila dilakukan pembangunan rumah susun yang baru. Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda-bersama dan tanah-bersama (Peraturan Menteri PU No. 5 Tahun 2007). Rumah Susun Rumah susun diperuntukkan bagi rakyat terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan menengah kebawah sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya guna lahan di daerah perkotaan. rumah susun ini dibangun oleh pemerintah sesuai dengan tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat terutama bagi yang berpenghasilan rendah. Pembangunan rumah susun harus dapat mewujudkan pemukiman yang lengkap dan fungsional. Prasarana dan sarana rumah susun merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan rumah susun berfungsi sebagaimana mestinya, yang antara lain berupa
2
jaringan jalan,dan utilitas umum, jaringan pemadam kebakaran, tempat sampah, parkir, saluran drainase, tangki septik, sumur resapan, rambu penuntun dan lampu penerangan luar. Sistem Plambing Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian-bagian konstruksi gedung serta dengan peralatan lainnya yang ada dalam gedung tersebut (seperti pendingin udara, listrik, dll) (Morimura dan Noerbambang, 1984). Sistem plambing merupakan sistem jaringan penyediaan air bersih ataupun air minum dan sistem penyaluran air buangan termasuk semua sambungan, serta alat-alat dan perlengkapannya yang terpasang di dalam persil serta gedung. Dimensi Pipa Air Bersih Dimensi pipa air bersih ditentukan berdasarkan laju aliran dan pertimbangan berdasarkan pengalaman perencana. Terlebih dahulu ditentukan sistem dan jalur pipa serta beban masingmasing alat plambing. Setelah diketahui bebannya, ditentukan laju aliran. Penentuan dimensi pipa air bersih menggunakan rumus yang umum digunakan karena disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Dimensi pipa ditentukan berdasarkan rumus Hazen – Williams, yaitu: Hf = Dimana: Hf Q C D L
= Kehilangan Tekanan (m) = Debit (L/det) = Konstanta (130) = Diameter (cm) = Panjang (m)
Untuk mengetahui head yang tersedia mencukupi atau tidak untuk memenuhi kebutuhan air bersih, dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini : Hf total ≤ Hstatis yang tersedia Sistem peyaluran Air Buangan Sistem pembuangan air umumnya dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut jenis air buangan, cara membuang air, dan sifat-sifat lain dari lokasi di mana saluran itu akan dipasang. Menurut (Morimura dan Noerbambang, 1984) klasifikasinya adalah sebagai berikut : a. Sistem pembuangan air kotor Sistem pembuangan air kotor dari kloset, peturasan, dan lain-lain dari dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan keluar. b. Sistem pembuangan air bekasSistem pembuangan dimana air bekas dalam gedung dikumpulkan dan dialirkan ke luar. c. Sistem pembuangan air dari dapurKhusus untuk air buangan yang berasal dari bak cuci di dapur. Sistem pembuangan air dapur, terutama bila air buangannya banyak mengandung lemak, seharusnya dilengkapi dengan perangkap lemak; tetapi tetap masih ada kemungkinan sedikit lemak tersisa yang pada akhirnya akan memperkecil penampang saluran.
3
Anaerobic Baffled Reactor Prinsip reaktor ini sangat sederhana dengan menggunakan metode upflow dan terdiri dari beberapa kompartemen. Air buangan masuk melalui inlet dan melewati kompartemen dengan aliran upflow (naik turun). Selama proses tersebut terjadilah kontak antara biomassa dengan air buangan. ABR dapat digunakan untuk berbagai jenis air limbah termasuk air buangan domestik. (Metcalf dan Eddy, 2003) Efisiensi removal COD dalam pengolahan antara 65% - 90%, sedangkan BOD antara 70% - 95%. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam desain adalah waktu kontak yang ditunjukkan dengan kecepatan aliran ke atas. Pewadahan Sampah yang dihasilkan di sumber sampah baik individual atau komunal. Dengan adanya pewadahan yang baik, maka : Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat dapat diatasi. Air hujan yang berpotensi menambah kadar air pada sampah dapat diatasi. Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari. Memudahkan proses pengumpulan sampah dan tidak membahayakan petugas pengumpul sampah. Pewadahan sampah merupakan awal dari sistem pengelolaan persampahan yang dapat dilakukan dengan beberapa pola, diantaranya: - Disediakan oleh masyarakat dengan model bebas - Disediakan oleh masyarakat dengan model yang ditetapkan oleh pemerintah. - Disediakan oleh pemerintah daerah - Disediakan oleh organisasi swadaya masyarakat. Dalam merencanakan pewadahan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Persyaratan bahan pewadahan adalah sebagai berikut (Pandebesie, 2005): - Tidak mudah rusak dan kedap air. - Mudah untuk diperbaiki. - Ekonomis. - Mudah dan cepat dikosongkan. b. Ukuran volume pewadahan ditentukan berdasarkan: - Jumlah penghuni tiap rumah. - Tingkat kehidupan masyarakat. - Frekuensi pengambilan/pengumpulan sampah. - Cara pengambilan sampah (manual/mekanik) - Sistem pelayanan (individual/komunal) 2. GAMBARA UMUM PERE CA AA Rumah susun ini terdiri atas 3 blok yaitu blok A, blok B, dan Blok C. Setiap blok terdiri dari 4 lantai dan masing-masing blok terdiri dari : • Blok A = 44 unit • Blok B = 44 unit • Blok C = 36 unit Sistem penyediaan air bersih yang digunakan di rumah susun ini yaitu sistem tangki atap, dimana air dari PDAM terlebih dahulu di tampung di dalam ground reservoir, kemudian dipompa ke roof tank. Dari roof tank kemudian air didistribusikan kealat-alat saniter dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Untuk Sistem fire hydrant rumah susun ini menggunakan sistem fire hose reel, pillar hydrant. Untuk Sistem pengolahan air buangannya sendiri, rumah susun Urip Sumoharjo belum memiliki sistem pengolahan air buangan. Air buangan yang dihasilkan rumah susun ada 2 yaitu grey water dan black water, dimana saluran dari 2 jenis air buangan ini dipisahkan. Air buangan 4
(grey water) langsung dibuang ke badan yang berada dekat rumah susun. Sedangkan untuk black waternya langsung disalurkan ke tangki septik.. 3. GAMBARA UMUM PERE CA AA Sistem penyediaan air bersih direncanakan menggunakan suplai dari PDAM selama 24 jam yang ditampung dalam ground reservoir, dipompa ke roof tank. Dari tangki atas (roof tank), air bersih dialirkan melalui pipa yang terhubung langsung dengan ruang saniter tiap lantai. Alat plambing yang digunakan meliputi water closet, dan faucet. Sistem penyaluran air buangan akan dibagi menjadi dua, yaitu air kotor yang berasal dari water closet (black water) dan air bekas berasal dari faucet (grey water). Air bekas akan disalurkan ke dalam pengolahan air buangan. Penentuan dan perencanaan unit pengolahan air buangan disesuaikan dengan karakteristik air buangan yang didapat dari mall sejenis. Kebutuhan Air Bersih Dalam menentukan kebutuhan air bersih, digunakan metode perhitungan berdasarkan berdasarkan jumlah penghuni atau jumlah pemakai. Kebutuhan air setiap blok rumah susun per jam (pemakaian serentak) didapatkan sebesar : • Blok A = 3,5 m3/jam • Blok B = 3,5 m3/jam • Blok C = 3 m3/jam Penyediaan Air Bersih Ground Reservoir digunakan untuk menampung air bersih dan air pemadam kebakaran. Kapasitas ground reservoir didapatkan sebesar : • Blok A = 17,5 m3 • Blok B = 17,5 m3 • Blok C = 14,6 m3 Penggabungan kapasitas ground reservoir ini bertujuan apabila terjadi kebakaran dan air yang tersedia untuk pemadaman habis dapat menggunakan air bersih untuk alat saniter sebagai gantinya. Penentuan volume ground reservoir ini berdasarkan pada besarnya suplai air yang masuk ke dalam ground reservoir ini, yaitu dari jaringan pipa dinas PDAM. Pemakaian kapasitas roof tank didasarkan pada fluktuasi pemakaian air dari rumah susun. Fluktuasi ini ditentukan pada waktu kebiasaan dimana pada atau jam-jam itulah kebutuhan air bervariasi. Kapasitas ground reservoir didapatkan sebesar : • Blok A = 11 m3 • Blok B = 11 m3 • Blok C = 9,1 m3 Air bersih ground reservoir dari dipompa ke roof tank dengan pompa grundfos yang mempunyai kapasitas 1,95 lt/detik dan daya pompa sebesar 2 kW sebanyak 1 unit. Dari hasil pemantauan di lapangan dimensi roof tank yang ada di rumah susun : Blok A : 5,7 m3 Blok B : 5,7 m3 Blok C : 5,7 m3 Maka ada perbedaan dengan dimensi roof tank perhitungan, dimana dimensi roof tank hasil hitungan lebih besar dari pada yang ada di lapangan. Hal ini dapat mengakibatkan suplai air pada saat menit puncak tidak tercukupi. Pada pereancanaan penentuan dimensi pipa air bersih, dilakukan atau dibagi dalam beberapa sistem distribusi air bersih. Pipa yang digunakan adalah pipa PVC kaku. Dari hasil perhitungan dimensi pipa air bersih, ada beberapa perbedaan yang diperoleh dengan dimensi pipa yang ada dilapangan,yaitu: 5
Pipa tegak yang terlalu besar sehingga membuat biaya semakin besar, dimana pipa dilapangan sebesar 4 inchi sedangkan besar pipa berdasarkan hitungan adalah 3 inchi. Hal ini dapat mempengaruhi Hf semakin besar dan tekanan yang dibutuhkan semakin besar. • Adanya pipa yang masih bocor sehingga membuat air terbuang sia-sia. Hal ini membuat tumbuhnya jamur ataupun lumut – lumut yang menempel di sekitar pipa bocor. Seharusnya pipa harus segera diperbaiki. Namun dari keseluruhan pipa yang ada dilapangan sudah hampir sama dengan hasil perhitungan. Yang harus dilakukan adalah perawatan dari alat alat saniter agar dapat dipergunakan terus menerus dan adanya ruang shaff yang terbuka, seharusnya ditutup untuk menjaga keamanan pipa dan memperbaiki estetika. •
Penyaluran dan Pengolahan Air Buangan Untuk evaluasi penyaluran air buangan, masalah yang terjadi dilapangan, setelah melakukan hasil wawancara dengan warga yang ada di rumah susun serta dari observasi lapangan, ternyata tidak terjadi permasalahan yang serius sepertinya timbulnya genangan ataupun saluran yang tersumbat. Hal yang terjadi hanya yaitu adanya pipa pipa yang bocor pada pipa tegak saluran buangan sehingga menimbulkan tumbuhnya lumut di sekitar pipa. Penentuan pengolahan air buangan berdasarkan hasil pengujian kualitas air buangan. Sampel air buangan diambil dari mall sejenis. Dari hasil penelitian didapat kualitas air buangan yang dapat dilihat pada Tabel 1. Pengolahan terdapat pada masing-masing sistem, tipikal pengolahan air buangan yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1. Dimensi yang direncanakan untuk bak penangkap lemak dan minyak yaitu, panjang 6,8m, lebar 1,7m dan tinggi 3,3m. ABR yang direncanakan terdiri dari 4 kompartemen dengan panjang tiap kompartemen 3,5 m dan lebar 1,7 m. Tabel 1 Kualitas Air Buangan Rumah Susun Urip Sumoharjo Parameter Kualitas Air Buangan Baku Mutu* BOD 29 100 mg/l TSS 220 100 mg/l O&G 26 100 mg/l pH 7.33 6-8
Bak Penangkap lemak dan minyak
Gambar 1 Tipikal pengolahan air buangan
6
Sistem Pewadahan dan Pengumpulan Sampah Karena pemukiman rumah susun bukanlah seperti pemukiman yang biasanya dimana setiap rumah dibangun secara horizontal namun rumah susun dibangun secara vertikal, maka sistem pengumpulan dari sampahnya direncanakan dengan menggunakan saluran dari lantai paling atas ke lantai dasar. Dimensi wadah : panjang = 1,04 m lebar = 1,04 m tinggi =1m Untuk dimensi saluran sendiri disesuaikan dengan ukuran panjang dan lebar wadah.. Hal ini bertujuan agar sampah yang dibuang melalu saluran dapat sampai ke wadah dan dapat mengisi wadah ke semua bagian, sehingga tidak ada ruang kosong pada saat wadah terisi sampah. - Blok A dan B : panjang 1,2 m dan lebar 1,2 m - Blok C : panjang 1,04 m dan lebar 1,04 m Sedangkan untuk tinggi saluran mengikuti tinggi dari gedung. Wadah sampah dan saluran terbuat dari beton, hal ini untuk menjaga keamanan dan ketahanan dari saluran dah wadah. Setelah sampah terkumpul di wadah pengumpulan selanjutnya sampah akan diambil oleh petugas sampah satu kali sehari dengan menggunakan gerobak sampah. Kemudian sampah akan dikirim ke tempat pembuangan sampah sementara. Untuk gerobak sampah yang digunakan merupakan gerobak sampah yang telah ada dirumah susun. 4. RE CA A A GGARA bIAYA (RAB) Pada perencanaan ini nilai RAB merupakan nilai dari peralatan maupun bangunan baru yang direncanakan, dengan tetap memperhatikan kondisi eksisting. Nilai RAB yang didapat pada perencanaan ini sebesar Rp 257.612.533,00 5. KESIMPULA Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapt dimabil beberap kesimpulan yang mungkin dapat memberikan manfaat bagi pihak pengelola rumah susun. Berikut beberapa kesimpulan yang diperoleh: 1. Dari hasil evaluasi sistem penyediaan air bersih, terdapat perbedaan dimensi pipa tegak. Dimana dimensi pipa tegak di lapangan sebesar 4 inchi sedangkan pipa hasil perhitungan sebesar 3 inchi. Hal ini membuat Hf dari pipa semakin besar. Sebaiknya pipa ini diganti. Selain itu ada pipa yang telah bocor, sehingga menimbulkan tumbuhnya lumut, akibatnya pipa menjadi kotor. 2. Dari evaluasi sistem penyaluran air buangan, tidak terjadi masalah atau gangguan di lapangan, sehingga sistem penyaluran air buangan sudah cukup baik. 3. Dari hasil evaluasi sistem fire hydrant dengan menggunakan fire hose reel dan pillar hydrant, ternyata fire hose reel yang ada di lapangan tidak memenuhi perhitungan, dimana tiap lantai seharusnya memiliki 1 fire hose reel sedangkan yang ada di lapangan hanya terdapat 1 fire hose reel. Sebaiknya fire hose reel di rumah susun ditambah, untuk menjaga keamanan pada saat terjadi kebakaran. 4. Sistem pengolahan air buangan (grey water) yang tepat dibuat di rumah susun adalah dengan pengolahan ABR ( Anaerobic Baffle Reactor). 5. Sistem pengumpulan sampah yaitu dengan membuat saluran dari lantai paling atas ke lantai dasar. Sampah akan ditampung di bawah dengan sebuah wadah. Saluran dan wadah ini
7
terbuat dari beton. Sampah akan diambil oleh petugas sampah 1 hari sekali dan langsung dikunpulkan dalam gerobak kemudian dibawa ke TPS.
6. Daftar Pustaka Anonim. 2002. “Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing”Standar Nasional Indonesia. SNI 037065-2005. Bandung: Badan Standarisasi Nasional (BSN) ICS 91.140.60. Departemen Pekerjaan Umum. 1995. Tata Cara pengelolaan Teknik Sampah di Pemukiman. SNI 19-3964-1995. Yayasan LPMB. Bandung Hadiwiyoto, S. 1983. Penagangan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu. Jakarta. Morimura, Takeo dan Noerbambang, Soufyan M. 1984. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing: Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Sasse, Ludwig. 1998. Decentralised Wastewater Treatment in Developing Countries. New Delhi : BORDA Streeter, Victor L. Dan Wylie, E. Benyamin. 1993. Mekanika Fluida. Jakarta: Penerbit Erlangga
8