GAMBARAN SANITASI DASAR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA BITUNG TAHUN 2015 Alma Ciana Djafar*, Rahayu H. Akili *, Dina V. Rombot* *Fakutlas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Masalah sanitasi sangat penting terutama di tempat-tempat umum yang erat kaitannya dengan pelayanan orang banyak. Sanitasi rumah sakit merupakan upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan, fisik, kimiawi dan biologik di rumah sakit yang menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan petugas, pasien, pengunjung serta masyarakat di lingkungan sekitar rumah sakit. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran sanitasi dasar di RSUD Kota Bitung tahun 2015. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional. Objek penelitian adalah RSUD Kota Bitung yang meliputi penyehatan air bersih, pengelolaan sampah dan pengelolaan air limbah. Hasil menunjukan penyehatan air bersih tidak memenuhi syarat pada komponen pendistribusian air karena terdapat pipa yang bocor pada saluran yang menuju ke ruang laboratorium, pengelolaan sampah tidak memenuhi syarat pada komponen syarat tempat sampah karena tempat sampahnya mudah berkarat, kedap air, tidak memiliki penutup, tidak dilapisi plastik, tempat sampah tidak didesinfeksi setelah dikosongkan serta pada pengangkutan sampah ke tempat pembuangan sementara hanya dilakukan sehari sekali, sedangkan pada pengelolaan air limbah tidak memenuhi syarat karena dewasa ini limbah cair tidak melalui Instalasi Pengelolaan Air Limbah . Kesimpulan sanitasi lingkungan rumah sakit belum memenuhi syarat secara keseluruhan berdasarkan PERMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004. Saran rumah sakit lebih memperhatikan sanitasi lingkungan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya serta lingkungan yang sehat. Kata kunci: Sanitasi Dasar, Lingkungan, Rumah Sakit
ABSTRACT Sanitation issues are very important, especially in public places are closely related to the service people. Hospital sanitation is an effort to control a variety of environmental factors, physical, chemical and biological in hospitals that cause or may cause adverse influence on health personnel, patients, visitors and people in the neighborhood around the hospital. Purpose of this research is to describe basic sanitation in hospital Bitung City in 2015. Research method is descriptive observational approach. Object of research is hospital Bitung City which includes sanitation of water, waste management and waste water management. Results show the soundness of clean water does not meet the requirements on component perdistribusian water because there is a leaky pipe in the channel leading to the laboratory, waste management does not qualify on the component requirements dumpster for trash easily corroded, watertight, does not have a cover, uncoated plastic, trash not emptied and disinfected after the transport of garbage to landfills while only done once a day, whereas in waste water treatment are not eligible for adults not through the installation of wastewater wastewater management. Conclusion sanitation hospital environment is not eligible in their entirety based PERMENKES No. 1204 / MENKES/SK/X/2004. .Suggestions hospital more attention to environmental sanitation to obtain health standard as high and healthy environment. Key word: Basic Sanitation, Environment, Hospitals
1
2
PENDAHULUAN
Kota Bitung pada bulan September-Oktober
Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan
2015. Objek penelitian adalah RSUD Kota
kesehatan
yang
bangunan,
di
peralatan,
pengunjung
dan
dalamnya
terdapat
Bitung yang meliputi: penyehatan air bersih,
petugas,
pasien,
pengelolaan sampah serta pengelolaan air
kegiatan
pelayanan
limbah.
kesehatan, di samping dapat menghasilkan
Data yang dikumpulkan merupakan
dampak positif rumah sakit juga dapat
data primer, yaitu data yang diperoleh
menimbulkan
peneliti dari hasil observasi berupa check list
pengaruh
dampak
buruk
negatif
kepada
berupa dan
dan data sekunder berupa profil desa yang
lingkungan sekitarnya seperti pencemaran
diperoleh dari administrasi RSUD Kota
lingkungan, sumber penularan penyakit, dan
Bitung. Pengolahan data diperoleh secara
menghambat
dan
manual
pemulihan penderita, oleh karena itu rumah
dengan
sakit memerlukan perhatian yang serius
Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004
terutama dalam kebersihan lingkungan dan
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
fasilitas di dalamnya (Rassi, 2011).
Rumah Sakit.
proses
manusia
penyembuhan
dan
dianalisa
secara
membendingkan
deskriptif pedoman
Hasil penelitian Risnawati di RSUD Labuang Baji Makassar dan RS Islam Faisal
HASIL
Makasaar menunjukan bahwa pengelolaan
Penyehatan Air Bersih
sampah kedua rumah sakit tidak memenuhi
Tabel 1. Penyehatan Air Bersih
syarat hal ini dikarenakan kedua rumah sakit tidak memiliki insinerator untuk pemusnahan limbah medis, konteiner yang digunakan tidak segera didisinfeksi setelah dikosongkan dan pada RS Islam Faisal Makassar untuk sampah non medis pengangkutan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan 2 kali dalam seminggu. Selain itu pada RS Islam Faisal Makassar tidak memenuhi syarat untuk pengelolaan
air
limbah
karena
belum
memanfaatkan Instalasi Pengelolaaan Air Limbahnya (IPAL).
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan observasional. Lokasi penelitian ini dilakukan di RSUD
No. 1.
Variable Upaya Kesehatan Kuantitas
Komponen Yang Dinilai
a. Tersedia air bersih >500 lt/tt/hr dan tersedia air minum sesuai kebutuhan b. Air minum tersedia pada setiap tempat kegiatan 2. Kualitas Fisik (jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna) 3. Sarana a. Sumber PDAM, air tanah diolah b. Distribusi tidak bocor c. Penampungan tertutup Sumber : Data Primer, 2015 *MS (Memenuhi syarat), TMS (Tidak Syarat)
MS
TMS
√
√
√
√ √ √
Memenuhi
3
Berdasarkan
1,
bersih
3
penyehatan air bersih memenuhi syarat dan
komponen yang dilakukan melalui observasi
sarana penyehatan air bersih tidak memenuhi
atau pengamatan. Kuantitas penyehatan air
syarat pada komponen perdistribusian.
penyehatan
air
pada
besih
tabel
tersusun
dari
memenuhi
syarat,
kualitas
fisik
Pengelolaan Sampah Tabel 2. Pengelolaan Limbah Padat No. 1.
Pengelolaan Limbah Padat Pemusnahan limbah padat infeksius, sitotoksis, dan farmasi dengan insinerator atau khusus untuk sampah infeksius (suhu >1000 oC) dapat disterilkan dengan auto clave atau radiasi microwave sebelum dibuang ke landfill
MS √
TMS
√
2.
Bagi yang tidak punya insinerator ada MoU antara RS dan pihak yang melakukan pemusnahan limbah medis
3.
Tempah limbah padat kuat, tahan kerat, kedap air, dengan penutup dan kantong plastik dengan warna dan lambang sesuai pedoman. Minimal 1 (satu) buah tiap radius 20 pada ruang tunggu/terbuka Tempat penampungan dan penampungan limbah sementara segera didesinfeksi setelah dikosongkan
√
5.
Diangkut ke TPS > 2 kali/hari dan ke TPA >1 kali/hari
√
6.
Limbah domestik dibuang ke TPA yang ditetapkan PEMDA
√
7.
Sampah radioaktif ditangani sesuai peraturan yang berlaku
√
4.
√
Sumber : Data Primer, 2015 *MS (Memenuhi syarat), TMS (Tidak Memenuhi Syarat)
Berdasarkan
pada
2,
tempat penampungan dan penampungan
pengelolaan limbah padat tersusun dalam 7
limbah sementara segera didesinfeksi setelah
komponen yang dinilai pada lembar check
dikosongkan
list.
padat
diangkut ke TPS > 2 kali/hari dan ke TPA >1
Pemusnahan
infeksius,sitotoksis
tabel
limbah
tinak
memenihu
syarat,
dan
farmasi
dengan
kali/hari tidak memenuhi syarat, Limbah
khusus
untuk
sampah
domestik dibuang ke TPA yang ditetapkan
infeksius (suhu >1000oC) dapat disterilkan
PEMDA dan Sampah radioaktif ditangani
dengan auto clave atau radiasi microwave
sesuai peraturan yang berlaku memenuhi
sebelum dibuang ke landfill memenuhi
syarat
insinerator
atau
syarat, Bagi yang tidak punya insinerator ada MoU antara RS dan pihak yang melakukan
Pengelolaan Air Limbah
pemusnahan limbah medis memenuhi syarat,
Tabel 3. Pengelolaan Limbah Cair
tempah limbah padat kuat, tahan kerat, kedap
No.
air, dengan penutup dan kantong plastik dengan warna dan lambang sesuai pedoman. Minimal 1 (satu) buah tiap radius 20 pada ruang tunggu/terbuka tidak memenuhi syarat,
Pengelolaan Limbah Cair MS TMS Dilakukan pengolahan melalui √ 1. instalasi pengolahan limbah Disalurkan melalui saluran √ 2. tertutup, kedap air dan lancar *MS (Memenuhi Syarat), TMS (Tidak Memenuhi Syarat)
4
Berdasarkan
3,
longgarnya saluran pipa tersebut dan saniter
pengelolaan limbah cair ada 2 komponen
di rumah sakit tidak mengetahuinya karena
yang
kurangnya
dinilai.
dilakukan
pada
Pengelolaan
pengolahan
tabel
limbah
melalui
cair
instalasi
perhatian,
hal
ini
dapat
mengakibatkan air tergenang. Genangan air
pengolahan limbah dan disalurkan melalui
yang
dibiarkan
begitu saja
tanpa
ada
saluran tertutup, kedap air dan lancar
penanganan tertentu dapat menimbulkan
memenuhi syarat.
wabah penyakit karena air yang tergenang kotor sehingga menjadi sarang para mikroba
PEMBAHASAN
patogen dan insekta penyebar penyakit
Penyehatan Air Bersih
(Martharina,
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
disebabkan oleh mikroba patogen pada air
RSUD Kota Bitung ada 116 ruangan, 173
kotor antara lain kolera oleh bakteri Vibrio
tempat
mandi.
cholera, diare pada anak oleh Rotavirus,
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
disentri oleh bakteri Shigella dysentriae,
RI
persyaratan
sedangkan penyakit yang disebabkan oleh
penyediaan air bersih untuk rumah sakit
insekta pada air kotor adalah demam
adalah 500 liter/tempat tidur/hari, jumlah ini
berdarah oleh Virus Dangue Haemorrhagic
harus terpenuhi agar mencakupi semua
fever yang dibawa oleh nyamuk A. Aegypti
kegiatan
dan malaria oleh nyamuk Anopheles spp
tidur
No.1204
dan
90
Tahun
medis
kamar
2004
maupun
non
medis.
Kebutuhan air secara keseluruhan telah
2013).
Penyakit
yang
(Martharina, 2013).
terpenuhi dan tidak terdapat keluhan-keluhan dari pasien akibat kekurangan air.
Pengelolaan Sampah
Sumber air bersih berasal dari PDAM
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
dan sumur bor, karena sumber air yang
RSUD Kota Bitung bahwa jumlah pasien
berasal
mengalami
pada bulan Januari-Juni 2015 mencapai 3.604
kendala maka untuk seluruh kegiatan rumah
pasien rawat inap dan 24.740 pasien rawat
sakit menggunakan air bersih yang berasal
jalan. Sampah yang dihasilkan adalah 3
dari sumur bor, sedangkan untuk air minum
M3/jam dengan jumlah tempat sampah medis
menggunakan air kemasan dan air minum isi
7 buah tempat sampah dan tempat sampah
ulang. Secara fisik air bersih telah memenuhi
non medis 90 buah (organik dan anorganik).
syarat yaitu jernih, tidak berasa, tidak berbau
Pemusnahan sampah medis seperti jarum
dan tidak berwarna. Penampungan air dalam
suntik,
keadaan tertutup dan disalurkan melalui pipa
menggunakan
tertutup kemudian didistribusi keseluruh
o
>1000 C hal ini sudah sesuai dengan
ruangan. Distribusi air ke seluruh ruangan
peraturan
tidak
ruangan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1204
karena
Tahun 2004. Penampungan atau tempat
dari
bocor
laboratorium
PDAM
sering
kecuali yang
pada
disebabkan
jaringan
yang
tubuh
insinerator
sudah
dan
lain-lain
dengan
ditetapkan
suhu
oleh
5
sampah di RS terdiri dua macam yaitu yang
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekali
sudah memenuhi syarat Keputusan Menteri
dalam sehari, penyebabnya karena petugas
Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004 dan
kebersihan tidak mendapatkan arahan dari
belum memenuhi syarat, namun tempat
petugas saniter karena petugas kebersihan
sampah di RS termasuk dalam kategori tidak
RSUD Kota Bitung juga merupakan petugas
memenuhi syarat sebagaimana yang telah
tidak tetap atau sering bergantian tiap saat.
ditetapkan
Limbah domestik dibuang ke TPA yang telah
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004, karena
ditetapkan
tempat sampah yang sering digunakan yaitu
(PEMDA) kota Bitung telah memenuhi
mudah berkarat, kedap air, tidak memiliki
syarat. Sampah radioaktif ini dikatekorikan,
penutup hal ini dapat menjadi tempat
dipilah dan setiap kategori disimpan terpisah
perkembang biakan vektor penyakit yang
dalam kontainer, hal ini memenuhi syarat
akan
berdampak
maupun
pada
pengunjung,
oleh
Pemerintah
Daerah
pekerja,
pasien
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
sementara
untuk
RI No.1204 Tahun 2004.
kantong plastik yang ditemukan hanya satu
Hasil penelitian ini sejalan dengan
macam warna saja, yaitu warna merah
penelitian Saiful di RS Ibnu Sina Makassar
sedangkan untuk ruang tunggu, ruang terbuka
tahun 2015,
maupun ruang administrasi tidak dilapisi
penelitian
kantong plastik dan juga tempat sampah tidak
memenuhi syarat yang telah ditentukan di
diberi lambang sesuai dengan kategori
mana pemusnahan sampah medis berupa
sampah selain itu tempat sampah juga tidak
sampah infeksius, sitotoksik dan farmasi
didesinfeksi
setelah
menggunakan
disebabkan
karena
digunakan,
hal
ini
bahwa berdasarkan hasil pengelolaan
insinerator
sampah
dengan
tidak
suhu
kurangnya
perhatian
>1000oC dan sampah domestik di angkut ke
saniter
terhadap
TPA 1 kali sehari tetapi tempat sampah yang
lingkungan rumah sakit dan dampak yang
digunakan tidak memiliki penutup dan juga
akan ditimbulkan.
tempat
dan/atau
kepedulian
Sampah domestik berupa organik (sisa-sisa
makanan,
sayuran,
dll)
dan
pengumpulan
dan
penampungan
sampah sementara tidak didesinfeksi setelah dikosongkan.
anorganik (botol, plastik, pecahan kaca, dll) diangkut
ke
Tempat
Penampungan
Pengelolaan Air Limbah
Sementara (TPS). Pengangkutan sampah
Hasil penelititan yang dilakukan di RSUD
domestik ke TPS tidak memenuhi syarat
Kota bitung menunjukan bahwa rumah sakit
karena pengangkutan hanya dilakukan sekali
telah memiliki Instalasi Pengolahan Air
yaitu pada pukul 07:00 WITA, di mana
Limbah
dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI
aerobik. Proses pengolahan limbah cair di
No.1204 Tahun 2004 bahwa pengangkutan
RSUD Kota Bitung dilihat dari tempat
ke TPS dilakukan >2 kali/hari dan diangkut
pengampungan sementara di seluruh ruangan
(IPAL)
dengan
sistem
biologi
6
menggunakan septik tank khusus yang
kurang baik. Hasil ini sejalan dengan
ditempatkan
penelitian yang dilakukan oleh Risnawati
di
masing-masing
ruangan
tersebut. Air limbah yang telah terkumpul
bahwa
pada
selanjutnya
pengolahan limbah cair tidak melalui IPAL
dialirkan ke bak inlet yang selanjutnya
karena dalam proses pembangunan dan
dilakukan pengolahan untuk menurunkan
keadaan saluran air tertutup, kedap air serta
kandungan zat berbahaya sebelum dibuang
lancar.
septik
tank
tersebut
di
RS
Islam
Faisal
makassar
ke lingkungan. Pengelolaan limbah cair tidak
Hasil penelitian ini sejalan dengan
memenuhi syarat berdasarkan Keputusan
penelitian Risnawati di RS Islam Faisal
Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004
Makassar tahun 2015,
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
hasil penelitian pengelolaan air limbah tidak
Rumah Sakit, karena IPAL di RSUD Kota
memenuhi
Bitung
yaitu
pemgolahan air limbah sudah ada tetapi
dipasang meteran agar dapat menghitung
belum difungsikan karena dalam proses
debit air limbah per hari. Jadi, selama ini
perbaikan dan keadaan saluran air limbah
pihak rumah sakit menghitung debit air
tertutup, kedap air dan lancar.
sedang
dalam
perbaikan
syarat
bahwa berdasarkan
walaupun
instalasi
secara keseluruhan dengan jumlah 270 liter/jam,
selain itu juga pada bulan
September 2015 terjadi kerusakan pada
Kesimpulan 1.
Penyehatan
air
bersih
secara
blowernya yang sampai saat ini belum
keseluruhan belum memenuhi syarat
diperbaiki
dana
karena ada saluran yang bocor pada
sehingga pengolahan limbah cair dewasa ini
distribusi air ke ruangan laboratorium
tidak melalui IPAL. Pengelolaan limbah cair
yang menyebabkan air tergenang di
yang tidak benar dapat menimbulkan dampak
saluran drainase.
karena
belum
adanya
terhadap pencemaran air, tanah maupun
2.
Pengelolaan sampah di RSUD Kota
udara dan juga akan menjadi sumber
Bitung masih belum baik karena tidak
penyakit.
memenuhi syarat pada tempat sampah,
Saluran pembuangan limbah cair
yaitu mudah berkarat, kedap air, tidak
telah memenuhi syarat sesuai Keputusan
memiliki penutup serta tidak dilapisi
Menteri Kesehatan RI No.1204 Tahun 2004,
plastik sesuai dengan jenis sampah,
di mana pembuangan limbah cair harus
tidak didesinfeksi setelah dikosongkan
disalurkan menggunakan saluran tertutup,
dan
kedap air dan lancar, hal ini untuk mencegah
pembuangan sementara hanya dilakukan
serangga dan tikus sebagai vektor penyakit
sekali dalam sehari.
untuk berserang dan berkembang biak di
3.
pengangkutan
ke
tempat
Pengelolaan limbah cair tidak memenuhi
dalamnya dan mencegah timbulnya bau yang
syarat
karena
belum
tidak sedap serta estetika lingkungan yang
pengolahan melalui IPAL.
melakukan
7
masyarakat sekitar rumah sakit serta Saran
melakukan
1.
Untuk institusi terkait agar melakukan
BOD, COD serta bakterioligi secara
audit lingkungan baik internal maupun
rutin minimal 6 bulan sekali.
eksternal
agar
pelaksanaan Lingkungan
2.
menentukan
Sistem (SML)
Manajemen sesuai
dengan
petugas
Menteri
dengan benar dan dipelihara.
No.1204
Tahun
Untuk pihak rumah sakit agar Segera
Persyaratan
memperbaiki saluran yang bocor pada
Rumah Sakit.
agar
saniter
lebih
sakit agar tercipta lingkungan yang
Keputusan
laboratorium
kandungan
memperhatikan lagi lingkungan rumah
sudah direncanakan dan sudah dilakukan
dan
sehat
sesuai
pedoman
Kesehatan 2004
Kesehatan
RI
tentang
Lingkungan
tidak
menimbulkan dampak nosokomial.
DAFTAR PUSTAKA
Sebaiknya
mengganti
Adisasmito, W. 2014. Sistem Manajemen
tempat sampah yang tidak memenuhi
Lingkungan Rumah Sakit. –Ed. Rev. Cet.
syarat baik di ruang terbuka maupun di
3. – Jakarta: Rajawali Pers.
rumah
sakit
ruangan
untuk
menghindari/mencegah timbulnya bibit penyakit baru di lingkungan rumah
Adisasmito, W. Audit Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: Rajawali Pers. Menteri Kesehatan RI. 1990. Peraturan
sakit, perlu menyediakan kantong plastik
Menteri
yang
416/MEN.KES/PER/IX/1990
mempunyai
lambang
sesuai
Kesehatan
Nomor: tentang
dengan jenis sampah dan tempat sampah
Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas
bisa
Air. Jakarta.
langsung
didesinfeksi
setelah
dikosongkan. Petugas
Menteri Kesehatan RI. 2004. Keputusan
saniter
harus
memberikan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
arahan kepada petugas kebersihan agar
Nomor: 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
melakukan
Persyaratan
pengangkutan
sampah
sebanyak 2 kali sehari dan petugas kebersihan Alat
diharapkan
Pelindung
Diri
menggunakan (APD)
agar
terhindar dari kontaminasi limbah padat medis dan non medis yang berbahaya. 5.
Untuk
bersih
setiap
4.
6.
peraturan pengolahan lingkungan yang
ruangan
3.
dapat
pemeriksaan
Kesehatan
Lingkungan
Rumah Sakit. Jakarta. Menteri
Kesehatan RI.
2009. Undang-
Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian
Pihak rumah sakit segera memperbaiki
Kesehatan. – Ed. Rev. – Jakarta: Rineka
IPAL agar limbah cair bisa melalui
Cipta
pengolahan dan tidak menimbulkan dampak
terhadap
lingkungan
dan
Rassi, M. S. 2011. Gambaran Umum Pemeliharaan
Sanitasi
Lingkungan
8
Rumah
Sakit
Puri
Mandiri
Kedoya
Jakarta Barat. Laporan Magang Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul. Jakarta. Risnawati. 2015. Studi Sanitasi Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar Dan Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Hasanuddin. Makassar. Syadir, S. 2015. Studi Sanitasi Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Dan Rumah Sakit Pelamonia Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas
Hasanuddin.
Makassar.
9