Analisis Makna Kata Dalam Berita Utama Batam Pos oleh Juwita. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: Pembimbing I: Dra. Hj. Isnaini Leo Shanty, M. Pd., Pembimbing II: Nancy William S. Si., M.Si.
[email protected]. Abstrak Latar belakang penelitian ini adalah betapa pentingnya pemilihan kata dalam sebuah berita agar makna yang ingin disampaikan berita terealisasi dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja makna kata yang terdapat dalam berita utama Harian Pagi Batam Pos dan apa makna kata yang dominan muncul dalam berita utama Harian Pagi Batam Pos. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Teknik analisis data membaca teks, mengelompokkan, menganalisis, dan menyimpulkan. peneliti mengambil simpulan bahwa makna kata yang terdapat dalam berita utama harian pagi Batam Pos adalah makna kata denotatif atau konseptual atau sebenarnya dan makna kata konotatif atau asosiatif atau kias, sedangkan yang lebih mendominasi dalam berita utama Harian Pagi Batam Pos adalah makna denotatif. Kata Kunci: Batam Pos, Makna kata denotatif Abstract Purpose of the research is to know the meaning word Harian Pagi Batam Pos major news and meaning word that dominant appear in it. This research is using descriptive kualitative method. Data analyse is reading text, category, abalyse, and summarize. The result of research, the research get conclusion that meaning word more dominated in major news Harian Pagi Batam Pos is meaning denotative. Keywords: Batam Pos, meaning word denotative 1.
Pendahuluan
Berita adalah salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila komunikan dapat menerima informasi sesuai dengan apa yang diharapkan komunikator. Jika komunikan mempunyai pengertian atau tafsiran yang berbeda dengan maksud dan tujuan komunikator maka komunikasi akan kacau atau dalam bahasa gaulnya tidak nyambung.Informasi atau berita yang disampaikan dalam harian atau surat kabar adalah informasi dalam bentuk pesan verbal. Pesan verbal adalah pesan yang berupa rangkaian kata-kata yang tersusun dari huruf vokal dan konsonan yang memiliki makna. berdasarkan jumlah sirkulasi dan komposisi penyebaran Harian Pagi Batam Pos, menurut peneliti merupakan media massa yang digemari oleh semua golongan masyarakat. maka peneliti menggunakan Harian Pagi Batam Pos dalam subjek penelitian ini. berdasarka latar belakang tersebut, peneliti merumusan masalah, yaitu,1) Makna kata apa sajakah?. 2) Makna kata apakah yang dominannya muncul dalam berita utama harian pagi Batam Pos terbitan 18 Februari sampai dengan 18 Maret 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja makna kata yang terdapat dalam berita utama Harian Pagi Batam Pos dan apa makna kata yang dominan muncul dalam berita utama Harian Pagi Batam Pos. Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini adalah hasil penelitian Marissa (2009) dengan judul Skripsi “Penggunaan Bahasa Harian Pagi Riau Pos.” Penelitian ini membahas penggunaan bahasa pada surat kabar, hampir sama dengan peneliti yang judul penelitiannya “Alisis Makna Kata Berita dalam Harian Pagi Batam Pos.” Perbedaannya terletak dalam pembahasan, media atau objek penelitian dan lokasi penelitian.
2.
Pembahasan
Penggunaan kata-kata bermakna denotatif dalam berita merupakan suatu cara untuk memudahkan pemahaman pembaca terhadap isi dan informasi yang ingin disampaikan sebuah berita. Makna kata denotatif juga dapat disebut dengan makna kata konseptual, makna leksikal, makna referensial, dan makna sebenarnya. Perhatikan contoh berita yang menggunakan makna kata denotatif berikut. Berita terbitan 18 Februari 2013 SBY Redam Ketegangan di Rapimnas Jakarta (BP) – Akhir pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat, kemarin, patut membuat lega Anas Urbaningrum dan para pendukungnya. Pernyataan dan arahan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono di tengah arena sementara meredakan ketegangan di tubuh partai yang keberadaannya belakangan ini mengundang banyak perhatian publik tersebut. ……………. Makna kata yang timbul dari berita tidak akan mengambang karena kata-kata dalam berita tersebut sudah sesuai dengan makna aslinya. Setelah kita membaca isi berita tersebut sampai selesai makna yang tersirat SBY benar-benar dapat meredam ketegangan yang terjadi di Rapimnas. Jadi maksud yang ingin disampaikan komunikator atau si pembuat berita sesuai dengan apa yang ditafsirkan oleh komunikan atau pembaca. Berita terbitan 20 Februari 2013 Gula Daur Ulang Beredar Batam (BP) – Direktorat Kriminal Khusus (Ditkrimsus) Polda Kepri menggerebek gudang gula daur ulang di komplek pertokoan Cahaya Garden Blok F Nomor 06 Kelurahan Bengkong Sadai, Bengkong, Jumat (8/2) lalu. Dari penggerebekan itu, polisis menemukan 3 ton gula rusak atau berjamur merk Yacoin. Terus campuran dari 500 kg gula pasir, 1.500 kg gula tebu merk Yacoin, 3 kg gula sisa yang telah dipecah merk Yacoin sudah siap edar dan sudah dikemas ke dalam kardus. Di gudang tersebut polisi juga mengamankan alat pembuatan gula daur ulang, yakni dua kuali, delapan paralon atau karung, lima meja, dua kompor, dua tabung gas, empat gayung, satu timbangan, 3.000 lembar kardus, serta plastik pembungkus………. Makna denotatif yang timbul sangat jelas bahwa gula yang tak layak lagi atau gula daur ulang beredar. Tafsiran pembaca sesuai dengan apa yang ingin disampakan oleh si pembuat berita. Dalam berita tersebut tidak ada kata yang menimbulkan makna lain. Selain makna denotatif, ada juga berita yang menggunakan kata-kata yang bermakna konotatif. Makna konotatif adalah makna yang bukan makna sebenarnya. Melainkan makna yang timbul sebagai akibat perasaan kita terhadap kata dengan menghubungkannya dengan maksud lain. Makna konotatif dapat disebut juga makna kata asosiatif atau kias. Berita yang menggunakan kata-kata bermakna konotatif juga sering kita jumpai. Terutama sering kita jumpai pada judul beritanya. Hal ini bertujuan untuk mempersingkat judul, karena jumlah kata pada penulisan judul berita itu dibatasi. Judul berita tidak boleh terlalu panjang. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada isi berita juga terdapat kata-kata yang menimbulkan makna lain di luar konsep. Makna konotatif di dalam berita bertujuan agar berita itu terlihat lebih menarik, terutama pada judul berita. Sehingga pembaca tertarik untuk membaca berita tersebut sampai dengan selesai. Perhatikan contoh berita yang menggunakan makna kata konotatif berikut. Berita utama terbitan 19 Februari 2013 Usulan Formasi Tidak Hanya PNS Baru Jakarta (BP) - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi (Kemen PAN-RB) menyebutkan, usulan formasi yang dibuka Badan Kepegawaian Negara (BKN) saat ini tidak hanya untuk PNS baru, tetapi juga untuk PNS aktif yang akan naik pangkat.
Usulan formasi kepada BKN itu dibuka hingga akhir bulan ini. Kepala Biro Hukum dan Humas Kemen PAN-RB Imanuddin di Jakarta kemarin menuturkan, pembukaan usulan formasi PNS tahun anggaran 2013 itu adalah kegiatan rutin. “Jadi isinya bukan semata-mata untuk mengusulkan PNS baru,‟ katanya. Imanuddin mengatakan, dalam usulan formasi ini ada banyak sekali laporan. Diantara yang paling besar adalah usulan kenaikan pangkat. “Sebab pada Maret dan Oktober itu adalah bulan banyak PNS yang naik pangkat. Seperti saya ini Maret depan naik pangkat,” kata dia. ........ Pada kata bulan banyak menimbulkan kebingungan bagi pembaca. Komunikator memiliki maksud bahwa pada Maret dan Oktober itu, banyak PNS yang naik pangkat. Tetapi komunikan dapat bertafsiran bebeda. Bulan banyak dapat diartikan bulan dalam jumlah yang banyak. Selain itu juga ditemui kata-kata „Maret depan.‟ Komunikan dapat mengartikan bahwa maret depan itu adalah maret dalam tahun depan, padahal yang dimaksud komunikator adalah maret dalam tahun ini juga. Dikarenakan berita dibuat pada Februari, maka komunikator mengatakan Maret depan. Berita utama terbitan 21 Februari 2013 Dahlan Belum Baca “Surat Dahlan” Jakarta (BP) – Salah satu kegemaran Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan adalah membaca novel. Namun meski novel Surat Dahlan sudah diedarkan sejak dua minggu lalu, mantan Bos PLN ini justru belum sempat membaca novel yang mengisahkan tentyang dirinya itu. …………….. judul berita tersebut mengandung makna yang ambiguitas. Jika kita membaca sekilas judul berita itu, yang tersirat dipemikiran kita yaitu, Dahlan belum membaca surat yang dibuat oleh dirinya sendiri. Tentu itu sangat mebingungkan para pembaca, tidak mungkin Dahlan menulis surat untuk dirinya sendiri. Tetapi setelah membaca berita itu sampai habis, makna yang digambarkan dari judul tidak sesuai dengan isi berita. “Surat Dahlan” pada judul berita tersebut bukanlah surat yang dibuat oleh Dahlan sendiri melainkan novel yang berjudul “Surat Dahlan” sebuah novel yang mengisahkan tentang seorang Dahlan. Jadi, gabungan beberapa kata tersebut bukanlah bermakna „Dahlan belum membaca suratnya‟ melainkan „Dahlan belum membaca novel yang mengisahkan tentang dirinya.‟ Disimpulkan bahwa judul berita tersebut menggunakan makna konotatif sedangkan isinya menggunakan kata-kata yang mengandung makna sebenarnya atau denotatif. 3.
Simpulan
Makna kata terdiri dari beberapa macam, diantaranya makna kata denotatif, konotatif, leksikal, grametikal, referensial, nonreferensial, konseptual, asosiatif, dan makna kias. Namun yang lebih mendominasi pada media massa Harian Pagi Batam Pos terbitan 18 Februari sampai dengan 18 Maret 2013 adalah makna kata denotatif. Makna kata yang terdapat di dalam Harian Pagi Batam Pos ini sudah sesuai dengan penggunaan bahasa dalam berita. Jumlah berita utama yang dianalisis 40 berita utama yang terdiri dari makna kata denotatif atau konseptual atau sebenarnya sebanyak 25 berita dan makna kata konotatif atau kias atau asosiatif sebanyak 15 berita. Informasi yang disampaikan dalam berita menggunakan kata-kata yang dapat menarik perhatian pembaca. Hal ini dikarenakan sifat dan tujuan dari berita adalah memberikan informasi yang diinginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat. Daftar Pustaka Alisjahbana, S.Takdir. 1981. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat. Arifin, Zaenal. Dan Junaiyah. 2008. Sintaksis. Jakarta: PT Grasindo.
________. 1998. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Grasindo. Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. ________. 2006. Telaah Semantik. Jakarta : Rineka Cipta. Chaer, Abdul. Dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Fioza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarata: PT Grasindo. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jambi: Gaung Persada Press. Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Suatu Pengantar Kemahiran Berbahasa. Jakarta: Nusa Indah. Nasucha, Yakub dkk. 2009. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Media Perkasa. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada. Malik, Abdul. 2010. “Penelitian Deskriptif”. Pengertian Penelitian Deskriptif: 3 Poerwadarminta, W.JS. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Pustaka Setia. Sarwoko, Tri Adi. 2007. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: Andi
Offset.
Sempena Bahasa dan Sastra Indonesia. 2010. Bahasa Sebagai Identitas Bangsa: 1-8 Soedjarwo. 2007. Beginilah Menggunakan Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suhardi. 2009. “Dasar-dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia”. Klasifikasi Kalimat: 7273 Suhardi. 2009. “Pengantar Morfologi”. Kata dan Struktur Morfemis Kata: 66 Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: PT Angkasa. Tim Edukatif. 2006. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen Bahasa. Jakarata: PT Gramedia Pustaka Utama. Wojowasito, S. 1976. Perkembangan Ilmu Bahasa. Bandung: Shinta Dharma. Yuli Eti, Nunung dkk. 2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten: PT Intan Pariwara.