MA[!IFE$TASI KLII\IIS OSTEOPOROSIS
sub Basian Rhdmatolosi. Basian rmu
r.,rl*lili"ili llnilllfi Yogyakarta
Abtslak Osteoporosis merupakan penyakil yang tirnbut urnumnya penderita wanita posr menopause serta wanita senit. Osteoporosis dapat pul6 terjadi pada penyakit lain seperti arthritis rematoicl dan sindroma nef.orik Faktor rjsiko osteoporosis banyak sekali. Makrn banyak faktor risiko yang terdapat pada seseorang menopause kemungkinan akan terjadi osteoporosis dan patah tutang. Beberapa keadaan yang dapat memperki.akan diagnosis actalah nyeri spinat, tinggi UaAan-m.,,gurang atau memendek, pengUrangan densitas tulang, gambaran loto Ro osteoporosis.
Pendahuluan Osteoporosis adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya kenaikan ri6iko
fraktur skleletal akibat reduksi jaringan rulang (Gambert, 199S). Osreopo.osts
sering merupakan manilestasi dari penyakit lain rnisalnya sindroma Cushing atau osteogenesis impertecta. Osteoporosis adalah suatu terminologi yang digunakan untuk penyakit yang menyebabkan reduksi massa tulang pei u-njt volume. Osteoporosis adalah penyakjt metabolisme tulang (kelain;n dimana susunan skleleton mengalami), adalah penyebab penting dari morbiditas pada orang tua (Krane dan Holick, l gg8).
Klasifikasi Osteoporosis
Untuk mendapatkan gambaran penyakit penyakit yang masuk osteoporosis (sebenarnya osteoporosis adalah merupakan siodroma osteoporosis) dapat dilihat pada TABEL 1. Bentuk umum osteoporosis tidak berhubungan dengan penyakit lain.
I
132
ldiopalikosteoporosis Terdapat pada orang orang muda dan wanita-wanita tanpa adanya faklor eliologi yang dapat dideteksi. Biasanya osteoporosis timbul pada wanita muda selama atau sebelum kawin. Wanita semacam ini tulang trabekularnya kecil dan massa tulang mungkin letap rendah sampai bertahun tahun. Etiologi tak
diketahui. Serum fosfatasia alkali rendah tetapi tidak cukup untuk d;aqnostk kriteria hipotosfatasia. Estrogen inetektive untuk osteoporosis. Kehilangan kalsium dan losfor dapat terjadi banyak sekali. Osteoporosis anak anak {juvenile) penvakit jarang, terjadi pada umur 8,14 tahun dapat teriacli dengan cir; rasa sak;t tlllang dan fraktur sesudah trauma. trabel 1. l(lasitikasi oeteopo.osis Classitication of Ostooporosis Common forms. unassociated with other disoase ldiopathic osreoporosis {juvenile and Edutt)
Type losteoporosis Type ll osteoporosis Disorders in which oeteoporosis is a common foature Hypogonadism Hyperadrenocortisrx Chrinic glucocorticoid administrat;on Hyperparatrhyroidism Thyrotoxicosis Malabsorption Scurvy Calcium dificiency lmmobilization Ch'onic hepdll d,lm,n,sririon Syslemic maslocV osis Adult hypophosphatisia Other metabolic bone disease Heparin disorders of connecrive tissue in which osteoporosis is a feature Osteogenesis inperfecta Homocystinuria Ehler Danlos syndrome Marfan s syndrome Disordor in which tho patogenesis of associaled ost€oporosis is nor understood Rhematoid arthritis Malnutrition Epilepsy
Primary billiary chlrrhosis Chronic obstructive pulmonary disease
Menk€s'syndrome
Source : Krane, Holick, l99B
2.
Osteoporosis tipe I dan tipe ll Ada dua golongan osleoporosis dalam eva,uasi pertumbuhannya. Padb tahun 1983 Riggs dan Melton menentukan adanya osteoporosis post menopause sebagai tipe I dan osteoporosis senil sebagai tipe ll. Pada tipe lbiasa terdapat pada wanita menopause dengan umur antara 51-065 tahun dan jarang pada laki'laki, rasio 6:1 . Biasa terdapat pada tulang 'trabecular' dan biasa diikuti dengan hilangnya tulang. Hal ini bisa terjadi pada fraktur tulang vertebrata {'vertebral crush tracture syndrome') dan distal radius. Tipe satu ini juga d;sertai pada lakiiaki, meskipun pada wanata masih sering predominan efeknya dengan rasio 2:1- Umur bervariasi sampai lebih dari 75 tahun. Penderita menimpa kedua 'trabecular' dan tulanq kortikal sama dan 133
diikr.rti 'unaccelerated' kehilangan (lepasnya) tuiang. Osteoporosis tipe ll ini biasanya akibat {raktur pinggul, biasanya disertai paratiroid yang tingan. Penyakit tipe ll lerjadi dari reduksi pembentukan tulangsekunder. TABEL I menuniukkan gambaran osteoporosis tipe ldan ll, Tabel 2. Osteoporosis tipe I dan lipc ll
> 75 tahun
51 - 65 tahun
kortikal/trabekuler
venebra, disral, radius Tipe korusakan nnans
pinggul gradual
pembentukan mengurang
Sumber : Ganrbert ef a/, 1995
Keterangan: lk : jenis perempuan pr : jenis lakr lali
>:
lebih besar
Faktor Risiko Osteoporosis Asosiasi positif antara stalus menopause dan keiadian osteoporosis. penyakit
tersebut sebenarnya tertadi relatif kecil pada wanita menopause' Pasien osteoporosis post menopause sebenarnya dapat timbul akibat adanya lebih dari satu atau lebih faktor risiko TABET 3 merupakan daftar macam Iaktor .isiko osteoporosis, Tabel 3. Faktor risiko osteoporosis post menopauso
Status post menopaLrse Jenis kulit hitam Menopause prematur atau post bedah Riwavat keluarqa tidak punya pasangan Gastrektomi
Pengc,batan ko(ikosteroid Pengobatan antikonvulsi
Hiperparatiroidisme Merokok Kebanyakan minum alkohol Kebanyakan tidur di tempat tidur
s'lmber: Gambert et al. 1995 Urutan faktor risikop osleoporosis disusun oleh Suzuki, 1998, yaitu Iaktor individual. atau'host factor', Jaktor nutrisi, Iaktor Jisis dan faktor penyakit atau hub ngan dengan ol,dl llihar label 41.
134
Iabd 4.
Faktoy risiko osteoporosis lSuzuki, 19991
A. Faktor ind,.ridual {hosi fect4rs)
1. Ras 2. Heriditas dan konstitusionai iriwayat ketuarga) 3. Jenis kelamin {'/,/anita > pria, 4- Umur llerutama wanrta post menopnuse) 5. Keadaan badan (besar, pendek dan kecit)
B. Faktor nutrisi 1. De{isiensi kals'um 2- Alkohol Can merokc'k 3. Pengurangan garam dan fosfor 4. Pengurusan yang tak terkontrol 5. Pengurangan sinar matahari, defisiensi vitamin D C. Faktor fisis 1. Kurang latihan olah rag! {l!rna tinggal di tempat tidur} 2. Kelumpuhan otot 3. Kapasitas latrhan badan \'arrg kurus 4. Grafitasi nol (aslronot) D. Faktor yang berhubungan dengan penyakit ataU obat
1. 2. 3. 4.
Ovariektomi premenopause ateu denqan penvakit aiau obat Gastrektomi pre menopause atau hipogenitalisme Anoreksia nervosa Penggunaan steroid
Akumulasi faktor risrko osteoporosis Timbulnya osteoporosis terjadi pada keadaan seiumlah faktor risiko
Laboratorium dan Metabolisme Pemeriksaan laboratorium tulang terdiri dari kalsium total dalam serum, ion kalsium, kadar fos{or dalam serum, kalsium urin, fosfat urin, osteokalsin serum, pridinolin urin dan kalau mungkin ho.mon paratiroid dan Vitamin D. Kalsium serum lerdiri dari 3 {raksi yaitu kalsium yang terikat albumin (4O%), kals:um ion {48ol.} dan kals;um kornpleks 112o1). Kalsium yang terikat pada albumin tidak dapat dililtrasi di glomerulus. Keadaan yang mempengaruhi kadar albumin serum seperti sirosis hepatis dan sindroma nefrotik akan mempengaruhi kadar kalsium total dalam serum. lkatan kalsium pada albumin sangat baik terjadi pada pH 7-8. Peningkatan dan penurunan pH 0.11 secara akut akan menaikkan atau menurunkan ikatan kalsium pada albumin sekitar O,12 mg/dl. Pada penderita hipokalsemia dengan asidosis metabolik yang berat (misalnya pada penderita gagal ginjal) koretsl asidosis yang cepat dengan natrium bikarbonat akan dapat menyebabkan letani karena kadar ion kalsiLtm akan turun secara drastis. lon kalsiLrm merupakan fraksi kalsiLtm plasma yang penting pada proseslproses Jisiologik seperti kontraksi otot, pembekuan darah, konduksi saraf, sekresi hormon PTH dan mineralisasi tulang, Pengukuran kalsium ion lebih bermakna dari pada pengukuran kadar kalsium total. Ekskresi kalsium urin 24 jam juga harus diperhatikan walau-pun tidak secara langsung menunjukkan kelainan metabolisme tulang. Pada orang dewasa dengan asupan kalsium 600-800 mg/hari akan mengekskresikan kalsium 1OO-25O mgl24 jam. Bila ekskresi kalsium kurang dati 1OO ,ngl24 jam harus di pikirkan adanya malabsorbi atau hiperparatiroidisme akibat retensi kalsiurn oleh ginjal. Peningkatan
135
ekskresikalsiufilUrineyangdiseriaiasid(}sishiperkloremikmenunjukkanadanya asidosis tubular renal {KTA).
Kadar fosJor di dalam serllm juga dapai nrenilai metabolisme tulang. Kadar 24 jam, sehingga untuk Iosfor menunjukkall fluktttasi Yang bermakna daiam pada pagi hari. Selain itu menqhindari pengcrIll drer' ksdar foslo' I'arus diambil respiratorik juga alkolosis dan karbol'rdral intris olukosa alart insLrlin diet llnggl akan menurunkan kadar fos{or serum' Pada kearlaan hiperklasemia atau hipokElsemia kadang_kadang diperlukan
o"rn"rit.r""uladaihormonparalrrordserllm'PadaHipertiroidismeprimerakan iiO"purtun hiperhlascmra darr PIH mcnlr'gkal ldtl rrormal tinggi'
serum akan ditekan' Pada hiperkalsernia karena sebab lain Lriasanya kadar PTH kalsium serum tetapi rneningkat Pada hiperparatiroidisme sekunder PTH serurn akan dengan mengevaluasi lungsi |'""aur, iui"rnu" untul( itu harus dicari penyebabnya D 12'5n",i dan salurarr cerna. Kadang-kadang harus diperiksa kadar vitamintidak D atau "1""i. vitamin d€fisi€nsi i'n'."n.'-rir"'lli" D) ntuk rnenrlai anai'ah l'Jrdapd{ oleh osleoblast atau Osteokalsin metupakan polipeptida yang hanYa diproduksi alkali foslatase i,zs oihidiott'i vitamin D3 walau pun osteokalsin danpeninagkatannva ".".*"n ;;;i;;"" indrkator 'iurrr over' tulang vang sangat baik' tetapi tidak salalu Pararel. osteoporosis OsteoPorosis adalah kelainan melabolisme tLrlang. Demikian iuga juga meruPakan hasil akhir beruPa traklur atau Patah tulang
Kesimpulan pada wanita OsteoOsteoporosis adalah penyakit terjadi setelah menopause juga dapat horocrs daDat DUla terdapal pada penyakir lain seperti artritis rematoid' i;;i;;aja p",nr.,',n tt","ia vans lama' Pada malisnitas Iuga dapat teriadi
osteoPorosis
osteoporosrs' Densitas Beberapa faktor risiko dapat memberikan timbulnya adanVa osteoporosis auf"ng p"rfu diperlukan untuk menenlukan kemungkinan pula perlu dilakukan' ,lU"t"u- p"nvutit ini manifest. Laboratorium lain
Kepustakaan Makalah' 1't S., The lndonesia Rheumatism Association (lRA) K'Jmpulan Bambanq "" -1"i"'*.1"" course on osteoporosis, Arvaduta sukabumi' Maret 2000' h,^L^ Fr D,)nn.\,s Oslcouoruc s. S npo\rr'n' Os Poporosis Jakarta' 1995 i'n,rt. aM H.rnrdY Rc clinical Feaiures' Prev€ntion and rreatment ;";;;;.;.i, Endocrine Aspects of Aglng 6889 8529, 1995' Mendatang Simpo- sium Hilmy, CR. Osteoporosis tantangan prolesi kedokteran di Masa Osteoporosis, Jak,rlta, 1 995 of lnternal Medicine l4th Kranc- S.M.. dan Holick, M F , osteoporosis Harrison's Principles ed, p\rtddFrrrail lq98 lnvolutional osteo porosrs; RIss",";i, Gsi;" u dan Wahner l,w, Heterosenecitv o{ Disorders oJ Bone and Evidence for two distrnct osteoporosis tyndto-"t Clinical (€ds): Proceedinqs o{ the Famces and trltnerut l,l"turruti",n". ln Farmae B, Potts JT lnternational Conqres Authory D'Anna Memorial Svmposiurn' Uetroit' Ml MavI13' 341' 1983:337 Me'lrca' Senes No. 6l T Amslerdam ExeQta surutii. nl.t rnctor" an.l Prevention of osieoporosis' Asian Med J 41(3)' 1998
136