OSTEOPOROSIS PADA WANITA POSTMENOPOUSE »
Sri Kentjananingsih'
Abstract Osteoporosis is ihe loss ofbone that reduce our physical cictivity and our healthy. It is slowly happened in seni le without cmy prominent change symptoms. Once he/she suffered from a non signifcantly cansal fracture. We kecn on knowing, whether all senile persons su ffered from osteoporosis ? Why does it prominent happen in postmenopausal women ? How does it in men ? In young adu/1 ? A re calcium contain products efjective in inhibiting this condition ? According to Cmy ton (J 996) 4% ofall osteoblasts are active in living bone and active osteoclasts are always lied on I % ofthe bone surface during our life time. The changing ofthe growth hormone concentration makes the changing of osteoblasts and osteoclasts activity balance during our life period. The peak ofthe bone density is reached a t the age of 30 ('Saladi n, KS. and Poli e, C K. 1998). and actually fat person have denscr bone that slim person (Guytcfn- 1996). After that age. the bone mass is decreasing for about 8% in women and 3 % in men per decade (Guyton-1996) The decreasing bone density depends on their general healthy; consumed nutrition, sex hormone. insulin, calcitonin. and thyroid hormones, the Ca-P metabolism balance, and stresses on the bone. (Guyton 1996). A pre clinical research especially on postmenopausal women w as donefrom 1993-1996. The re suit: the re w e re 33 healthy postmenopausal women or 0.038 % ofall visitor patients that were not suffered from osteoporosis. They were 4466yectrs oldwith the mean of52.73years, the mode 47years. They had l-9years menopause, with the mean of 5,73 years, the mode 1 yecir. Their age range of menopause onsetis between 38-62years, with the mean of47,24year, the mode of 48 vear. Actually they are in middle to low social level; Their aetivities postpone the onset of osteoporosis. It is prominent in postmenopausal women because estrogen almost los t from their blood. Men may be the vietim, but it happened slower. Young age may also be ihe vietim because of several influencing faetors. Not all calcium products are effective in inhibiting osteoporosis. It importcint that w e consult to our physicictns to get the bestforyou. Keywords : osteoporosis. postmenopause A. Pendahuluan Osteoporosis atau kekeroposan tulang merupakan suatu keadaan penurunan kepadatan tulang yang mengganggu aktivitas fisik dan kesehatan
16
LENTERA, Jurnal Studi Perempuan, Vol. 5/No. 1 /Januari 2010, ISSN 1858-4845
ISE
i d our >toms . ;n o?7 'oes it :oung ?
' bone ir life nging . The Polle, ytonn and oends 'onin, bone. from 1,038 ?
44-
vears ge of *de of pone ’ause yened ■tors. rtant daan latan daii
seseorang. Keadaan ini banyak dialami para lansia. Umumnya keadaan ini diketahui secara tidak sengaja oleh penderitanya, karena prosesnya berlangsung sedikit demi sedikit dan lama. Oleh karena itu sampai taraf lanjutpun sebagian masyarakat kurang menyadari. Mereka mengira keluhan yang muncul memang biasa terjadi pada orang tua yang capai bekerja pada masa mudanya. Keluhan itu dapat berupa linu dan cekotcekot yang dianggap rematik, memendeknya tubuh dianggap karena porsi makannya berkurang, atau bungkuk karena salah posisi kerja atau faktor keturunan. Pada keadaan lanjut tiba-tiba mereka demikian mudah mengalami patah tulang tanpa sebab yang berarti. Keadaan ini kalau di terapipun hasilnya tidak memuaskan, jaringan tulang yang patah sulit menyambung lagi. Kalaupun berhasil menyambung, karena tidak digunakan dalam waktu lama, malah akan memperparah keadaan. Hal ini terjadi karena tulang semakin keropos dan tidak menutup kemungkinan bagian lain mengalami patah tulang. Kenyataannya osteoporosis ini membuat penderitanya tersiksa, selain beaya perawatan yang mahal. Beberapa pertanyaan yang muncul adalah : Apakah semua lansia mengalami osteoporosis ? Mengapa osteoporosis terutama terjadi pada wanita postmenopause ? Apakah pria juga dapat mengalami pengeroposan tulang ? Apa kah orang muda tidak dapat mengalami pengeroposan tulang ? Apakah produk- produk kalsium yang dipasarkan memang efektif untuk mencegah, mnghambat bahkan memperbaiki keadaan akibat pengeroposan ? Menurut Guyton (1996) 4% dan seluruh osteoblast tetap aktif pada jaringan tulang yang hidup; sedangkan osteoklast yang aktif selalu ada paling ndak pada 1% dari seluruh permukaan tulang Pengaruh perubahan kadar hormon petumbuhan menyebabkan pembahan keseimbangan aktivitas osteobiat dan :*iteoklast. Kepadatan tulang maksimal seseorang dicapai pada usia 30 tahun (Guyton-1996). Tulang dari orang yang gemuk lebih padat dan lebih tahan terhadap proses pengeroposan daripada tulang dari orang yang kurus. Begitu juga tulang yang besar lebih tahan terhadap proses pengeroposan daripada tulang yang kecil (Guyton -1996). Setelah usia tesebut, kepadatan tulang menurun sedikit demi sedikit, karena aktivitas osteoblast menurun sedang aktivitas osteoklast tetap. Setiap dekade setelah itu seorang wanita umumnya kehilangan 8 % dari massa tulangnya: sedang seorang pria kehilangan hanya 3 % massa tulangnya (Saladin, KS. and Porth. CM. 1998). Kecepatan penyusutan jaringan tulang bervariasi, bergantung antara lain pada kesehatan umum, gizi yang dikonsumsi, kadar hormon kelamin, hormon tiroid, kalsitonin, dan kadar insulin, keseimbangan metabolisme Ca-P, serta difungsikan atau tidaknya tulang tersebut (Guyton 1996). Apakah semua lansia mengalami osteoporosis ? Untyk menjawab masalah yang diajukan diadakan pengumpulan data melalui suatu penelitian klinis: tetapi yang dilaporkan pada kesempatan ini hanyalah sebagian hasil dari penelitian klinis tersebut. Sebagai sasarannya peneliti mengamati khusus wanita postmenopause yang keadaan umumnya sehat, yang mencabutkan satu geraham *
Sn Ken. irianir/ - ih. drg., MS.. Dr. staf akademik Jurusan Biologi FakultasMatematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya
17
Sri Kentjananingsih, Osteoporosis in Postmenopause. Women
bawah. Sasaran ini dicari dari Poli Gigi Puskesmas (yang sekarang menjadi Rumah Sakit) Tambakrcjo, selama tiga tahun (1993-1996). Poli ini dipilih karena jumlah pasien yang berkunjung setiap harinya paling banyak, rata-rata mencapai 100 pasien*Di antara pasien wanita yang diduga sesuai menjadi calon sasaran ditanya kapan terakhir mereka mengalami haid. Seorang wanita dikatakan menopause, setelah mereka sama sekali tidak mengalami haid selama setahun penuh. Kepada mereka ditanyakan keluhan umum yang dialami, pertanyaan dituntun mengarah ke beberapa penyakit sistematik yang dapat memperparah pengeroposan tulang. Sementara itu. keadaan fisik yang bersangkutan juga diperiksa. Pemeriksaan fisik ini meliputi persendian ruas jari-jari tangan, alur tulang belakang, garis pinggang, kulit wajah, dan bentuk leher. Jika agaknya memenuhi kriteria yang ditentukan, mereka diberi informasi tentang maksud dilakukannya penelitian ini (inform consent). Kemudian ditanya kesediaannya untuk diperiksa lebih lanjut. Jika bersedia, mereka diminta membubuhkan tanda tangan atau cap jempol pada lembar inform consent yang dibawakan pulang, untuk memberi kesempatan pada anggota keluarganya seandainya mereka menolak pemeriksaan. Oleh karena itu adakalanya kesediaan ini baru dikembalikan beberapa hari kemudian. Hal ini tidak menjadi masalah asalkan mereka mau menjalani serangkaian pemeriksaan yang diperlukan. Untuk menguji silang hasil pemeriksaan fisik dan anamnese. kepada mereka dilakukan pemeriksaan darah, pengambilan foto rontgen tulang belakang, penimbangan berat badan dan tinggi badan. Untuk pemeriksaan darah, maka malam hari sebelum pengambilan darah mereka diminta berpuasa mulai jam 19. Pemeriksaan ini meliputi kadar gula darah dalam keadaan puasa, kadar gula darah 2 jam setelah makan; dan kadar alkalin fosfatase. Untuk pemeriksaan reduksinya diminta air kencing pagi hari dengan prosedur yang telah dijelaskan terlebih dulu. Jika.hasil-hasil tadi sesuai dengan yang diharapkan, yang bersangkutan benar-benar menjadi sasaran penelitian, dan datadatanya didokumentasikan. B. Hasil dan pembahasan Dari hasil pemeriksaan tersebut ternyata tidak semua lansia mengalami pengeroposan tulang. Masih ada 33 wanita postmenopause atau sekitar 0,038 % dari seluruh pasien yang berkunjung ke poli gigi, yang mempunyai kesehatan umum baik dan belum mengalami pengeroposan tulang. Mereka berusia antara 44-66 tahun, dengan rata-rata 52.73 tahun dan mode 47 tahun. Jangka menopause antara 1-9 tahun, dengan rata-rata 5,73 tahun dan mode l tahun. Rentang usia mulai mengalami menopause antara 38-62 tahun, dengan rata- rata 47,24 tahun dan mode 48 tahun. Padahal keadaan sosial hampir seluruh dari mereka rendah, hanya 3 orang termasuk baik. Dua di antara mereka pemah mengenyam pendidikan formal setidaknya SMA. Umumnya mereka masih bekerja sebagai pedagang di pasar, sebagai ibu rumah tangga tanpa pembantu, dan seorai.g sebagai guru. Karena keaktifan mereka maka tulangtulang tetap mendapat c .'kup tekanan. Ini menyebabkan proses pengeroposan tertunda. Hal nenjadi mi sesuai dengan pernyataan Guyton (1996), kepadatan tulang bergantung juga karena joda difungsikan tidaknya tulang tersebut. 18
LENTERA. Jurnal Studi Perempuan. Vol. 5/No. l/Januari 2010. ISSN JS5S-4S45
sncapai sasaran tatakan setahun anyaan jrparah n juga in, alur gaknya naksud aannya i tanda ,untuk enolak )alikan a mau silang iksaan an dan nbilan kadar n; dan g Pagi f il tadi asaran
Mengapa osteoporosis terutama terjadi pada wanita postmenopause? Osteoporosis pada kelompok ini terutama disebabkan oleh masalah hormonal, :eiapi akan bertambah parah oleh tidak baiknya penyerapan dan pengendapan kalsium. Penurunan kadar estrogen dalam darah pada kelompok ini disebabkan oleh sedikitnya folikel yang tersisa dan kurang responsif terhadap gonadotropin. Akibatnya jaringan granulosa ovarium hampir berhenti memproduksi estrogen dan progesteron. Kalau kadar estrogen menurun, massa tulang akan berkurang karena pembongkaran jaringan tulang makin aktif. Pengaruh estrogen ini lebih kuat daripada pengaaih testosteron pada pria. Kadar kalsitonin dalam darah berpengaruh pada deposit atau penghancuran -jlang. Sekresi hormon kalsitonin ini dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, dan *,adar kalsium darah, serta dihambat oleh somatostatin. Menurut McDermott dan kidd (1987) batas fisiologis kadar kalsitonin umumnya 20-25 pg/ml. Nyatanya >.adar kalsitonin pada wanita hanya seperempat dari kadarnya pada pria. Kadar kalsitonin pada usia lanjut lebih rendah daripada kadarnya pada masa muda, Azria (1989) melaporkan bahwa kadar kalsitonin pada wanita sehat 25,5 ±11,1 ug. pada gadis sehat 30,9 ± 9.9 ug; sedang pada wanita osteoporosis hanya 9.8 - 4,0 ug; tetapi Prince, et al (1989) melaporkan bahwa kadar kalsitonin pada Wanita yang mengalami osteoporosis tidak lebih rendah daripada kadarnya pada wanita sehat. Kalau kadar kalsium rendah, sekresi kalsitonin akan cenderung menurun; demikian juga kalau kadar kalsium meningkat sekresi kalsitonin cenderung meningkat. Apakah pria juga dapat mengalami pengeroposan tulang ? Seperti :
antu, pada orang muda. tetap Apakah produk-produk kalsium yang dipasarkan memang efektif l. Hal untuk mencegah, mnghambat bahkan memperbaiki keadaan akibat pengeroposan ? Kalsium dan fosfor bukan hanya diperlukan untuk menguatkan jaringan tulang. Kalsium juga perlu untuk kerja svaraf, proses kontraksi otot, proses
19
Sri Kentjananingsih, Osteoporosis m Postmenopause Women
penjendelan darah, proses transport membran, secondmessenger, maupun kofaktor bdgi banyak ensim. Fosfor perlu utnuk sintesis DNA, RNA, ATP, fosfolipida. dan banyak senyawa lain. Dalam darah fosfor berbentuk HPO, 2' atau H,PO Kalsiumfosfat dapat mempertahankan keseimbangan asam-basa dalam darah. Ada macam-macam senyawa kalsium yang ditawarkan di pasaran, tetapi kita perlu mengetahui bahwa untuk mengeraskan tulang, kalsium hanya akan mengendap kalau kolagen dalam matriks yang dibentuk hanya sedikit, maka asupan kalsium yang banyak tidak akan memenuhi keinginan, bahkan mungkin akan menyebabkan gangguan lain. Oleh karena itu sangat disarankan masyarakat berkonsultasi pada seorang dokter ahli osteoporosis dan mengikuti pemeriksaan yang benar. Pemeriksaan tersebut untuk membandingkan keadaan awal dan keadaan setelah mengonsumsi suatu produk selama sebulan atau lebih. Hasilnya untuk menetapkan penggunaan suatu bahan diteruskan atau tidak. Pada prinsipnya untuk mineral i sasi kolagen, perlu adanya bentuk Ca :+ dan 4 PO " yang tidak stabil dalam darah atau cairan jaringan. Hasil perkalian [Ca 2f^dan | PO4’] harus mencapai harga kritis yang disebut solubility produet. Ca2+ dan PO4' mengendap dengan bantuan osteonektin. dan membentuk kristal hidroksiapatit |3Ca3(PO,),. Ca(OH)J yang stabil. Oleh karena itu. pada masa pertumbuhan sewaktu banyak terbentuk serat serat kolagen, perlu banyak asupan kedua mineral ini. Beberapa sel memproduksi inhibitor untuk mencegah terjadinya presipitasi kalsium, tetapi osteoblast malah memproduksi bahan penetral inhibitor ini. C. Penutup Masih ada wanita postmenopause yang tidak mengalami osteoporosis. Pria lansia dapat mengalami osteoporosis, tetapi lebih lambat usia mulainya. Bahkan orang mudapun dapat mengalami osteoporosis karena banyaknya faktor yang berpengaruh. Tidak semua produk-produk yang mengandung kalsium efektif untuk semua penderita dalam mencegah atau menghentikan osteoporosis. Perbedaan ini teijadi karena penyebab yang berbeda-beda pula. Daftar Pustaka
Guyton. AC. (1996) A 1extbook of Medical Physiology. 8th ed. PhiladclphiaLondon-Toronto-Mcxico City-Rio de Janeiro-Sydnev-Tokyo-Hongkong :W.B. Saunders Companv. Saladin, KS. and Porth, CM. (1998) Anafomyh andPhysiology. 'l'he unity ofform andfunetion. Boston, Massechussets- Burr Ridge, Illinois-Dubuque, IowaMadison, Wisconsin- New York, New York- San Francisco, California- St. Lou! •' Missouri.