MENOPAUSE DAN OSTEOPOROSIS Ibu Yanti akhir-akhir ini tampak resah. Kepada dokter ia mengaku, "Bagaimana ya , s e b e n t a r l a g i s a y a a k a n m e m a s u k i m a s a m e n o p a u s e . B a g a i m a n a k a l a u s a ya kena osteoporosis? Apakah terapi pengganti hormon bisa menolong?" Osteporosis memang cenderung dikaitkan sebagai masalah bawaan bagi wanita-wanita m e n o p a u s e . N a m u n , k a r e n a m e n o p a u s e i t u m e n ya n g k u t p e r u b a h a n h o r m o n a l y a n g b e s a r , p e n g a r u h n ya p a d a t u b u h w a n i t a s e s u n g g u h n ya t a k t e r b a t a s p a d a m a s a l a h tulang belaka.
Masalah menopause makin relevan untuk dibicarakan, mengingat semakin tingginya usia harapan hidup kaum wanita Indonesia, yang tahun ini diprakirakan mencapai 70 tahun. Itu berarti wanita berumur 45 tahun ke atas jumlahnya berkisar 20 juta, sekitar 20% dari total perempuan di Indonesia, atau sekitar 10% dari seluruh populasi Indonesia. Mengetahui ABCD-nya menopause tentu akan sangat membantu kaum perempuan dan keluarganya di saat ia memasuki masa menopause. Sebenarnya bisa dibilang ada dua proses menopause. Ada masa perimenopause, ada masa menopause. Pada masa perimenopause, terjadi perubahan besar pada hormon di tubuh wanita. Ia sering merasakan kepanasan (hot flushes), uring-uringan, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, dan yang utama, pembawaannya jadi tak terduga-duga. Gejala ini berlangsung antara tiga sampai enam tahun. Menopause sendiri sebenarnya mengacu pada menstruasi terakhir yang dialami seorang wanita, karenanya baru disadari setelah berlalu. Biasanya diambil patokan, "Jika Ibu sudah setahun tidak mengalami haid, ya artinya Ibu sudah menopause." Yang sering disebutkan sebagai "masa menopause’ sebenarnya adalah masa pascamenopause, sesudah haid terakhir tadi. Simtom-simtom yang bisa mencakup payudara sensitif dan sakit kepala itu, menurut Dr. Susan M. Love, sebenarnya terjadi akibat fluktuasi tinggi rendahnya kadar estrogen di dalam darah (The Hormone Dilemma, 1997). Penelitian yang dilakukan pada tahun 1994 menunjukkan bahwa tidak ada pola standar pada wanita yang mengalami perimenopause. Pola gejalanya semua berbeda-beda. Menopause itu alami Dokter Love menyayangkan, betapa telah lama orang mempunyai pemahaman keliru tentang indung telur. Banyak pihak memandangnya sebagai "pabrik telur" semata, sementara indung telur itu suatu organ endokrin, organ penghasil hormon, yang fungsinya melampaui batas-batas fungsi reproduksi. Baik sebelum, sedang, maupun sesudah menopause, indung telur tidak pernah berhenti menghasilkan hormon, namun yang dihasilkannya berbeda-beda. Menopause sebenarnya sebuah tonggak dalam "karier" indung telur. Pada titik itu fungsinya sebagai alat reproduksi diubah dari organ penghasil telur menjadi organ pemelihara tubuh. Kalau tadinya ia penghasil estrogen dan progesteron yang kaya folikel (telur di dalam kantungnya), kini ia memproduksi estrogen dan androgen yang kaya stroma ("lem" yang merekatkan telur). Wanita muda lebih banyak menghasilkan telur dengan stroma sedikit. Semakin matang usianya, telurnya makin berkurang, sedangkan stroma-nya bertambah. Pada masa perimenopause ini testoterone dan androstenedione diubah menjadi estrone (salah satu bentuk dari estrogen) oleh enzim aromatase yang juga banyak terdapat dalam lemak dan otot. Kelangsungan produksi hormon-hormon ini berbeda-beda antara wanita yang satu dengan yang lain. Itu barangkali yang menyebabkan berbeda-bedanya simtom perimenopause pada wanita. Wanita yang mengalami menopause karena pengangkatan kedua indung telurnya umumnya mengalami simtom menopause yang lebih berat, lebih mudah terkena osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Diduga, penyebabnya kehilangan hormon-hormon yang diproduksi indung telur. Yang menarik, menurut Jane Cauley, seorang peneliti menopause, ketika melakukan pengukuran kadar hormon dalam darah wanita yang telah mengalami menopause, semakin tingginya usia wanita ternyata tidak berarti produksi hormon automatis menurun. Ia malah menemukan fakta-fakta menarik lain. Misalnya, wanita obesitas tingkat estrogennya lebih tinggi sampai 40% dari wanita dengan bobot tubuh normal. Sebabnya mungkin karena aromatase terdapat dalam lemak. Wanita yang lebih berotot lebih tinggi kadar estrogennya. Lagi-lagi, ini karena otot memiliki banyak sekali aromatase. Di luar indung telur, aromatase otot mengkonversi 25 – 30% androgen menjadi estrogen, sementara aromatase lemak hanya mengubah 10 – 15% saja. Di samping itu masih ada
beberapa organ tubuh lain yang punya tugas melakukan konversi ini, yaitu otak, kulit, rambut, dan sumsum tulang belakang. Ini membuktikan bahwa pada pascamenopause tubuh wanita tetap memproduksi hormon. Dengan memegang prinsip dasar pemahaman ini, bahwa indung telur pascamenopause bukannya berhenti berfungsi, tetapi sekadar beralih fungsi, beberapa pendapat salah kaprah tentang menopause dengan sendirinya gugur. Sebut saja pendapat yang memandang menopause sebagai "kegagalan reproduksi" atau "kegagalan indung telur", ataupun "penyakit kekurangan estrogen". Masalahnya, semua sebutan itu sendiri secara intrinsik menunjukkan pandangan negatif terhadap kondisi menopause, yang sebenarnya alami belaka. Ini menurut Dr. Susan M. Love. Hebat berkat kedelai Yang juga tak dinyana, bagaimana wanita menjalani dan mengalami masa perimenopause dan (pasca)menopause-nya, ternyata erat terkait dengan kondisi pemikiran sosiokultural di mana si wanita hidup. Masyarakat barat cenderung memandang datangnya masa tua dengan perasan-perasaan negatif. Perasaan tak berguna, tersingkir, tak sempurna lagi mengakrabi pemikiran mereka. Dengan pandangan demikian, maka wajar kalau kemudian mereka merasakan bahwa kondisi menopause itu adalah sesuatu "kelainan" yang harus dicarikan pemecahannya. Terapi pengganti hormon sebagai salah satu pemecahan yang muncul, sampai kini masih diperdebatkan sisi baik buruknya, bahkan perlu-tidaknya. Berbeda dengan banyak keluhan yang muncul di kalangan wanita kulit putih di Amerika, di Jepang, keluhan kepanasan (a hot flush) boleh dikata minor saja. Yang menarik, meskipun pada umumnya tingkat kepadatan tulang wanita Jepang lebih rendah ketimbang wanita kulit putih (Kaukasia), jumlah penderita osteoporosis di Jepang hanya separuh ketimbang di AS. Tingkat mortalitas akibat penyakit jantung koroner hanya seperempatnya, sedangkan akibat kanker payudara antara seperempat dan sepertiganya dari wanita di AS. Apa gerangan penyebabnya? Setelah diusut-usut, ternyata rendahnya konsumsi rokok dan alkohol, tingginya aktivitas fisik yang secara teratur dan diet seimbang dari bahan-bahan kedelai, diduga menjadi penyebabnya. Keluhan yang banyak dikaitkan dengan masa menopause adalah ketakutan orang pada osteoporosis. Sebagai ilustrasi, dengarlah pengalaman seorang dokter di kamar praktiknya. Suatu hari ia kedatangan pasien yang dengan panik mengatakan, "Dok, saya menderita osteoporosis parah!" Tetapi saat diperiksa tidak patah tulang, punggungnya juga tidak bongkok. Rupanya panik itu muncul setelah melihat hasil tes kepadatan tulangnya yang rendah. Gara-gara takut gemuk dan takut hitam Osteoporosis memang penyakit yang ditandai oleh rendahnya massa tulang dan terjadinya kemunduran pada struktur jaringan tulang, sehingga tulang gampang patah. Tapi rendahnya massa tulang belum tentu menunjukkan osteoporosis. Kalau struktur jaringan tulangnya kuat, meski massa tulang rendah, belum tentu seseorang menderita patah tulang. Lebih tepat kalau ia dikategorikan "berisiko" menderita osteoporosis. Mirip-mirip dengan hasil tes kolesterol yang menunjukkan tinggi-rendahnya risiko kita mendapat penyakit jantung. Barangkali karena faktor baik-kurang baiknya struktur jaringan tulang itu masih belum bisa diukur, perhatian kalangan medis jadi tumpah ruah pada massa tulang. Padahal ya itu tadi. Rendahnya massa tulang belum menunjukkan osteoporosis. Meski dibandingkan wanita kulit putih, wanita penderita osteoporosis di kalangan bangsa Asia lebih sedikit. Prof. Chehab Rukni Hilmy MD FICS, guru besar Ortopedi FKUI, memprakirakan di Indonesia jumlah penderitanya mencapai 20 juta orang (Kompas, 12/10/1998). Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprakirakan pada tahun 2050 separuh dari penderita cedera panggul akibat osteoporosis bakal ditemukan di Asia. Semakin hari jumlah korban osteoporosis di Asia semakin meningkat. Penyebabnya diduga karena keengganan wanita Indonesia untuk minum susu (karena takut gemuk) dan terpapar sinar matahari (karena takut hitam). Padahal kombinasi antara asupan kalsium dengan sinar matahari yang mengaktifkan vitamin D dalam tubuh kita (yang pada gilirannya akan membantu penyerapan tubuh terhadap kalsium), sangat baik bagi kekuatan tulang. Massa tulang yang mencapai puncaknya saat kita berusia 35 tahun akan baik mutunya, bila sejak balita asupan kalsium kita terus tercukupi. Selain itu, yang menentukan tingginya kepadatan tulang kita juga faktor keturunan dan rajin tidaknya kita berolah raga. Mengenai manfaat olah raga ini jelas-jelas dipertegas oleh dr. Hario Tilarso, dokter olah raga pada Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat DKI Jaya, "Saya punya banyak pasien osteoporosis yang bisa sembuh tanpa obat … Olah raga itu memadatkan tulang …." (Intisari, Januari 1999). Wanita Indonesia yang takut gemuk, sebenarnya tak perlu terlalu merisaukan asupan kalsiumnya, asalkan mereka menyadari bahwa sumber-sumber kalsium alami itu cukup banyak. Tidak cuma susu, meski memang susu mengandung banyak kalsium. Ambil contoh sayur-sayuran hijau, tempe, tahu, juga kacang-kacangan dan makanan laut. Teri kering jangan diremehkan sebagai ikan asin belaka, karena memiliki kandungan kalsium yang amat tinggi.
Seberapa banyakkah kebutuhan kalsium kita per hari? Menurut Siti Fatimah M.Sc., seorang dokter dan ahli gizi lulusan University of London, angka kecukupan kalsium bagi orang Indonesia adalah 500 – 800 mg per hari. Namun untuk manula dan wanita yang sudah menopause dianjurkan 1.000 mg/hari. (Intisari, September 1999). Chehab juga memberikan alternatif yang cukup murah, yaitu setiap hari mengkonsumsi enam butir tablet kalk dengan ukuran 150 mg per tablet, yang nilainya hanya beberapa ribu rupiah per bulannya. Dosis untuk wanita hamil dan menopause 1.500 mg, sementara wanita menyusui 2.000 mg. Secara langsung, kandungan kalsium dalam tubuh kita juga dipengaruhi oleh beberapa hormon, yang memang mengatur metabolisme kalsium. Bisa disebut parathormone (dari kelenjar paratiroid), calcitonin (dari kelenjar tiroid) dan vitamin D (dari kulit). Vitamin D, faktor sangat penting dalam pengaturan kandungan kalsim dalam darah, sebaliknya juga tidak boleh melampaui batas 1.000 mg/hari. Terlalu banyak Vit. D akan mengisap kalsium dari tulang, sehingga justru mengeroposkan tulang. Steroid juga bisa mengurangi kepadatan tulang, meski secara tak langsung. Meski selama ini timbul kesan osteoporosis adalah "penyakit wanita", kaum pria sebenarnya tidak kebal terhadap oknum ini. Sayang, telaah mengenai osteoporosis di kalangan pria masih langka, sehingga selukbeluknya belum terungkap. (*/LW) Hamburger Ganti Saja Dengan Tahu
Osteoporosis Tak Dapat Dihindari Kamis, 17 Juni, 2004 oleh: gklinis
Osteoporosis Tak Dapat Dihindari Gizi.net - Dunia medis mengalihkan pengobatan sulih hormon untuk penderita osteoporosis pada tumbuh-tumbuhan yang mengandung fitoestrogen. Ini untuk mengurangi efek keganasan kanker payudara. Peningkatan usia harapan hidup manusia cukup menggembirakan. Namun, itu menjadi masalah tersendiri di dunia, dan juga di Indonesia, terutama bagi wanita. Salah satu masalahnya adalah penurunan hormon estrogen secara alamiah karena faktor usia. Semakin lanjut usia, semakin menurun kadar hormon estrogen dalam tubuh. Penurunan kadar hormon ini umumnya terjadi pada usia-usia awal masa klimakterium (40 tahun). Penurunan hormon menyebabkan keluhan klinis defisiensi estrogen pada masa pramenopause akhir dan menopause (45-50 tahun). Misalnya, gangguan haid, gejolak panas, keringat banyak, susah tidur, gelisah, pelupa, pemarah, dan detak jantung berdebar-debar. Itu semua menurunkan kualitas wanita karena masa tulang yang menurun (osteopenia). Pada masa menopause dan pascamenopause, hormon estrogen hilang dari dalam tubuh wanita sehingga dapat mengancam terjadinya dimentia, osteoporosis, dan kualitas hidup makin menurun. Akibatnya, wanita usia lanjut menjadi malas, jarang beraktivitas, jarang terkena paparan sinar matahari pagi sehingga meningkatkan risiko osteoporosis. Osteoporosis memang tak menimbulkan keluhan klinis sehingga aktivitas rutin berjalan terus. Namun, tulang berada dalam ambang patah. Apabila terjadi patah tulang, barulah rasa nyeri muncul dan angka mortalitas pascaoperasi patah tulang osteoporosis meningkat. Sulih hormon Osteoporosis pascamenopause juga meningkatkan risiko patah tulang. Di luar negeri, angka kejadiannya berkisar 25-29 persen. Sedangkan di Asia mencapai sekitar 19-25 persen. Selama ini mengatasi osteoporosis dilakukan dengan terapi sulih hormon dan operasi. Di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, biaya untuk pengobatan sulih hormon dan operasi patah tulang osteoporosis tak sedikit. Di AS, misalnya, kasus patah tulang osteoporosis mencapai 1,5 juta orang. Untuk itu dana pengobatan yang dibutuhkan sebesar 13,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 115 triliun). Angka tersebut diperkirakan meningkat pada 2020. Di Indonesia jumlah wanita usia lanjut pada tahun 2000 bertambah sebanyak 15,5 juta orang. Yang berisiko patah tulang osteoporosis sebesar 14,7 persen. Dari angka ini yang mengalami fraktur osteoporosis sebanyak 227.850 orang. Biaya yang perlu dikeluarkan untuk pengobatan diperkirakan sebesar 2,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 22,9 triliun). Fitoestrogen Selama ini terapi yang diberikan sebagai cara untuk mengganti hormon adalah dengan sulih hormon. Namun, pemberian hormon estrogen dan progesteron pengganti itu dinilai menyebabkan keganasan kanker payudara. Peningkatan usia lanjut juga meningkatkan risiko terjadinya keganasan tersebut. Itulah yang membuat dunia medis mengalihkan pengobatan sulih hormon pada tumbuh-tumbuhan yang mengandung fitoestrogen. Kandungan hormon estrogennya terbukti memberikan efek perbaikan terhadap keluhan defisiensi estrogen dan peningkatan masa tulang. Prof Dr dr Icramsjah A Rachman SpOG(K) dalam pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) beberapa waktu lalu mengupas soal osteoporosis. Menurutnya, osteoporosis pascamenopause merupakan epidemi pada wanita usia lanjut. "Penderitanya memang lebih banyak. Biaya diagnosis dan pengobatannya pun tinggi. Karena itu, peranan pemerintah sangat penting untuk mencegah dan mengatasi epidemi usia lanjut ini," ujarnya dalam pidato pengukuhannya di Aula FKUI, Salemba, Jakarta. Ia menyarankan agar pemerintah memberikan peluang pada petani untuk mengembangkan tumbuhan dengan kadar isoflavonfitoestrogen yang bermutu tinggi. "Saya melihat di sini banyak tumbuhan seperti bangkuang dan kacang tunggak yang mengandung kadar tersebut. Alangkah baiknya bila pemerintah mengembangkan tumbuhan ini." Pemerintah, lanjut Ichramsjah, juga diminta mencoba mengembangkan tumbuhan seperti black cohos dan red claver di Indonesia. Berdasarkan penelitian
klinis, kedua tumbuhan ini memberikan hasil yang prima pada kasus osteoporosis. Menurut penelitian, pemakaian fitoestrogen aman untuk jangka panjang. Ini karena fitoestrogen tak mempengaruhi kejadian keganasan payudara dan endometrium. Sebab, estrogen tumbuh-tumbuhan ini bekerja secara penuh hanya pada reseptor estrogen beta. "Golongan fitoestrogen merupakan bidang yang masih baru dan terbuka lebar untuk penelitian lanjutan, terutama dengan tumbuhan lain yang tersebar di Indonesia," rinci Ichramsjah. Osteoporosis dan patah tulang osteoporosis, lanjutnya, harus dicegah lewat perbaikan gizi penduduk, terutama asupan kalsium cukup. "Ini dilakukan lewat kegiatan sosialisasi pemanfaatan sumber kalsium murah dan mudah didapat, aktivitas olahraga, sosialisasi pentingnya terkena paparan sinar matahari, gaya hidup sehat dan membatasi rokok, hindari minuman beralkohol dan obat-obatan." Reaksi Berbeda Tulang manusia tumbuh mulai dalam rahim (disebut tulang woven) hingga setelah lahir (lamelar). Pertumbuhan tadi dipengaruhi oleh hormon-hormon plasenta dan kalsium. Setelah seseorang lahir, proses pertumbuhan tulangnya diatur oleh hormon pertumbuhan, kalsium, dan aktivitas orang tersebut. Pada wanita dan pria, massa tulang mencapai punyaknya pada usia 30 tahun. Setelah itu, massa tulang menurun. Pada wanita setelah haid pertama kali, pertumbuhan tulangnya dipengaruhi hormon estrogen lewat sel-sel tulang osteoblas (pembentuk tulang), dan osteoklas (penyerapan tulang). Hingga kini keduanya hanya ditemukan pada bagian reseptor hormon estrogen. Sedangkan pada pria, diduga sebelum memasuki tulang, hormon testosteron diubah terlebih dahulu menjadi 17 (beta) estradiol. Sementara itu, hormon estrogen dibentuk di testis. Hormon estrogen bekerja pada organ sasaran lewat bagian reseptor estrogen alfa dan beta. Setelah hormon diikat oleh reseptor, barulah timbul khasiat biologik dari jaringan itu. Jaringan yang memiliki reseptor estrogen alfa dan beta adalah kulit, otak, tulang, uterus, ovarium, kardiovaskular, dan payudara. Reseptor estrogen alfa terdapat pada hati. Sedangkan beta terdapat pada traktus gastrointestinal (saluran pencernaan, usus). Reaksi ikatan hormon estrogen dengan reseptornya menimbulkan reaksi yang berbeda tiap individual. Karena itu, keluhan klinis yang muncul akibat penurunan hormon estrogen itu juga tak sama dari satu wanita dengan wanita lainnya, bahkan meski mereka kembar sekalipun. Sumber: Republika Online - Selasa, 15 Juni 2004 - Kesehatan - Penulis : wed
Sehat pada Usia Lanjut Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku. Orang sering menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya manusia usia lanjut (Manula), manusia lanjut usia (Lansia), ada yang menyebut golongan lanjut umur (Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris orang biasa menyebutnya dengan istilah warna negara senior. Sebenarnya, pada umur berapa orang baru bisa disebut berusia lanjut? Jawabannya, belum ada ketentuan yang pasti. Beberapa ahli biasanya membedakannya menurut 2 macam umur, yaitu umur kronologis dan umur biologis. Umur kronologis adalah umur yang dicapai seseorang dalam kehidupannya dihitung dengan tahun almanak atau kalender. Di Indonesia batasan tadi belum ada, tetapi dengan usia pensiun 55 tahun, berarti usia di atas 55 tahun barangkali termasuk dalam golongan usia lanjut. Namun, ada orang lain yang menyebutnya 60 tahun ke atas atau 65 tahun ke atas yang termasuk kelompok usia lanjut. Umur biologis adalah usia yang sebenarnya. Pematangan jaringan yang biasanya dipakai sebagai indeks umur biologis. Hal ini dapat menerangkan, mengapa orang-orang berumur kronologis sama mempunyai penampilan fisik dan mental berbeda. Untuk tampak awet muda, proses biologis ini yang dicegah. Biasanya bila suatu negara semakin maju, akan terjadi pergeseran struktur penduduk. Proporsi orang berusia lanjut semakin meningkat, sedangkan proporsi golongan orang berusia muda semakin turun. Hal ini terjadi diperkirakan karena adanya tingkat kemakmuran, kesejahteraan, dan angka harapan hidup semakin tinggi, sedangkan angka kematian bayi dan anak rendah serta angka kelahiran pun turun (Kartari, 1990) KEMUNDURAN ORGAN TUBUH Jika proses menua mulai berlangsung, di dalam tubuh juga mulai terjadi perubahan-perubahan struktural yang merupakan proses degeneratif. Misalnya sel-sel mengecil atau komposisi sel pembentukan jaringan ikat baru menggantikan sel-sel yang menghilang dengan akibat timbulnya kemunduran fungsi organ-organ tubuh. Beberapa kemunduran organ tubuh seperti yang disebutkan oleh Kartari (1990), di antaranya adalah sebagai berikut : • • • •
• •
Kulit : Kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi. Dengan demikian fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan perisai terhadap masuknya kuman terganggu. Rambut : Rontok, warna menjadi putih, kering dan tidak mengkilat. Ini berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit. Otot : Jumlah sel otot berkurang, ukurannya antrofi, sementara jumlah jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut, fungsinya menurun dan kekuatannya berkurang. Jantung dan pembuluh darah : Pada manusia usia lanjut kekuatan mesin pompa jantung berkurang. Bebagai pembuluh darah penting khusus yang di jantung dan otak mengalami kekakuan. Lapisan intim menjadi kasar akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi dan lain-lain yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan trombosis. Tulang : Pada proses menua kadar kapur (kalsium) dalam tulang menurun, akibatnya tulang menjadi kropos (osteoporosis) dan mudah patah. Seks : Produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan bertambahnya umur.
UPAYA HIDUP SEHAT Seperti telah disebutkan sebelumnya, pada usia lanjut telah terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Namun, kita tidak perlu berkecil hati, harus selalu optimistis, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tetap sehat di usia lanjut adalah yang berikut : Faktor Gizi Pendidikan gizi bagi kaum usia lanjut, kelompok pra pensiun dan mereka yang akan merawat manula merupakan pencegahan yang amat penting. (Hartono, 1991). Direktorat Bina Gizi Masyarakat – Depkes RI (1991) telah membuat buku Petunjuk Menyusun Menu bagi Usia Lanjut, yang isinya dapat disaring sebagai berikut :
Menu hendaknya mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.` o Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari Hidrat Arang yang bersumber dari Hidrat Arang kompleks (sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian). o Jumlah lemak dalam makanan dibatasi, yang 25-30% dari total kalori. o Jumlah protein yang dikonsumsi sebaiknya 8-10% dari total kalori. o Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah besar yang bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah yang bertahap. o Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu nonfat, yoghurt, ikan. o Makanan mengandung zat besi (Fe dalam jumlah besar, seperti kacang-kacangan, hati,daging, bayam atau sayuran hijau. o Membatasi penggunaan garam. Perhatikan label makanan yang mengandung garam, seperti adanya monosodium glutamat, sodium bikarbonat, sodium citrat. o Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang segar dan mudah dicerna. o Hindari bahan makanan yang mengandung alkohol dalam jumlah besar. o Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah, seperti bahan makanan lembek. 2. Olahraga Usia bertambah tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat usia lanjut kemampuan akan turun antara 30-50%. (Kusmana, 1992). Oleh karena itu, bila para usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dan kemungkinan adanya penyakit. Olahraga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif/bertanding. o
3.
Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan di atas, yaitu jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki, misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil, dan olahraga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot manusia usia lanjut dapat menghambat laju perubahan degeneratif. Lain-lain Hal-hal lain yang tak kalah pentingnya untuk diperhatikan dalam menjaga kesehatan seseorang, yaitu yang sebagai berikut : o Kerja ringan : tidak boleh bermalas-malasan, tanpa mengurangi tidur dan istirahat yang cukup; o Sebaiknya tidak merokok, karena orang merokok sangat berisiko mudah terkena serangan berbagai penyakit, seperti mempercepat menderita serangan jantung, kanker, paru-paru, TBC, tekanan darah tinggi. o Memeriksakan kesehatan secara teratur biarpun tidak sakit, dan cepat berobat bila sakit. (Kartari, 1990).
DAFTAR PUSTAKA 1. Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI, 1991. Petunjuk Menyusun Menu bagi Usia Lanjut. Departemen Kesehatan, Jakarta. 2. Hartono, Andry. 1991. “Gizi bagi Manula”, Kompas, 18 Agustus. 3. Kartari DS, 1990. “Manusia usia lanjut”. Disampaikan dalam Diskusi Ilmiah Badan Litbangkes Depkes RI, Jakarta, 30 Januari. 4. Kusmana, Dede. 1992. Olahraga pada usia Lanjut. Simposium Menuju Hidup Sehat pada Usia Lanjut. Bogor, 7 November. sumber: infokes.com
Materi lainnya:
•
Masalah Khusus pada Lanjut Usia
KESEHATAN WANITA MENJALANI MASA MENOPAUSE MENOPAUSE. Peristiwa ini sangat alamiah dan normal terjadi pada seorang wanita, banyak keluhan dan gangguan yang dirasakan. Namun biasanya hanya ditanggapi sebagai proses “menua”atau disangka penyakit lain, sehingga tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai. Perkembangan ilmu kedokteran telah mampu mengetahui rahasia proses yang fisiologis ini, sehingga mampu menawarkan pilihan penanggulangan, termasuk therapy hormonal. Dengan pertemuan ini diharapkan peningkatan wawasan dan pengetahuan wanita menjelang atau pada usia lima puluhan, tentang menopause dan penanggulangannya, sehingga bermanfaat untuk peningkatan kualitas hidup pada usia lanjut. Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau pada usia lima puluhan. Seorang wanita dikatakan telah menopause bila tidak mendapat haid lagi sejak satu tahun terakhir. Proses ketuaan pada wanita ditandai dengan siklus haid bulanan yang mulai terganggu dan akhirnya menghilang sama sekali. Proses ini merupakan kodrat yang harus dilalui wanita dalam hidupnya, merupakan proses normal tetapi penerimaan wanita berbeda-beda. Haid adalah pendarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari dan terjadi setiap bulan. PERUBAHAN TUBUH MENJELANG MASA MENOPAUSE: 1. 2.
Uterus (kandungan) : mengecil. Tuba Falopi : lipatan tuba menjadi memendek, menipis dan mengerut.
3. Ovarium (indung telur) : ovarium menciut, terjadi penurunan fungsi ovarium untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesterone, berhenti menghasilkan sel telur. Akibatnya timbul keluhan akibat berkurangnya kadar hormon. 4.
Cervix (leher rahim) : mengerut.
5. Vagina : terjadi penipisan dinding vagina, selain itu secret/lendir vagina mulai mengering, menyulitkan hubungan suami-istri. 6. Vulva (bibir rahim) : jaringan vulva menipis karena berkurangnya jaringan lemak, kulit menipis, pebuluh darah berkurang. Akibat sering timbul rasa gatal. Vulva yang mengering bersamaan dengan penyempitan lubang masuk vagina menyebabkan kesulitan untuk melakukan hubungan suami istri, timbul rasa nyeri pada waktu hubungan, menyebabkan wanita berusaha untuk menolak melayani suaminya. 7.
Rambut kemaluan pada wanita mulai menipis, sebagian rontok dan mulai memutih/uban.
8. Payudara : jarigan lemak berkurang, putting susu mengecil. Akibatnya payudara mulai lembek, mengendor dan keriput. 9.
Hipertensi : turunnya hormon estrogen dan progesteron menyebabkan :
HDL Cholesterol (Cholesterol “baik”) menurun.
LDL Cholesterol (Cholesterol “jahat”) meningkat
Wanita yang semasa haid masih relatif “kebal” terhadap penyakit aterosklerosis (perkapuran dinding pembuluh darah), setelah menapause mulai bisa diserang penyakit ini, yang berakibat penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) dan penyempitan pembuluh darah jantung (penyakit jantung coroner). 10.
Osteoporosi (pengeroposan tulang).
Dengan turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron, maka mulai terjadi proses pengeroposan tulang (walaupun seorang wanita cukup mendapat tambahan calcium seperti dari susu). Rendahnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebabkan zat calcium/kapur tidak dapat disimpan dalam tulang, sebaliknya calcium dalam tulang pelan-pelan menyusut. Tandanya adalah mulai terasa nyeri pada tulang yang dianggap sebagai “rematik” yang bila berobat acap kali hanya mendapat obat penghilang rasa nyeri. Bila proses pengeroposan sudah sangat lanjut bisa terjadi patah tulang belakang dan tulang panggul secara spontan. GEJALA YANG DIRASAKAN PADA MASA MENOPAUSE Turunnya fungsi indung telur mengakibatkan hormon estrogen dan progesterone sangat berkurang timbul keluhan : Gejala panas di muka, leher dan dada pasien, disusul dengan keringat banyak, berlangsung biasanya malam hari selama sekitar ½ jam, selanjutnya timbul rasa tertekan, sedih, gugup, mudah marah dan ketakutan menjadi tua. Vagina mulai kering dan menyempit, sehingga timbul rasa nyeri yang sangat bila berhubungan dengan suami. Keadaan ini bila berlanjutan menyebabkan istri menolak melayani suaminya. Timbul konflik dalam rumah tangga yang berkepanjangan dan suami mulai mengalihkan diri mencari “hiburan” di luar rumah. HUBUNGAN SEX SUAMI-ISTRI PADA MASA MENOPAUSE Hubungan sex suami-istri sebagai lambang cinta dan kemesraan setiap pasangan muda maupun tua tetap diperlukan, bahkan dalam masa menopause harus tetap berlangsung 1-2 kali per minggu. Keringnya vagina dan menurunnya fungsi sexual pada wanita dapat diobati dengan pemberian tablet hormon estrogen alami dan progesteron alami. Selain itu dapat menggunakan pelicin “K-Y jelly” yang dengan mudah bisa dibeli di apotik/toko obat secara bebas. Tetapi mengatasi masalah pada istri belum berarti hubungan sex suami-istri 1-2 kali per minggu dapat terlaksana, masalah pada suami: "nafsu besar tenaga kurang", para suami juga sudah mengalami gangguan ereksi. Beruntunglah dengan kemajuan pengobatan saat ini gangguan ereksi pada pria usia lanjut telah dapat diatasi. Hendaklah pasangan suami-istri pada usia lanjut mereka tetap mampu membina hubungan mesra ini. CARA MENGATASI KELUHAN MENOPAUSE Pengobatan atau pemberian tablet hormon estrogen dan progesterone alami selain mengatasi keluhan menopause, terbukti mengurangi bahaya ancaman kanker endometrium (dinding dalam rahim) maupun kanker payudara. Demikian juga pemberian hormon ini menyebabkan wanita terhindar dari hiperkolesterol (penyakit kolesterol tinggi) yang berakibat lanjutan penyakit darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung coroner. Selain itu hormon ini menyebabkan tulang wanita tetap padat, terhindar dari osteoporosis (pengeroposan tulang). Dengan demikian wnita terhindar dari penyakit “rematik” dan bisa tetap aktif bekerja dan berdayaguna hingga usia yang amat lanjut. Pemberian estrogen alami bersama progesteron alami diberikan secara siklus selama 21 hari tiap bulan, diikuti masa istirahat sampai akhir bulan untuk memberi kesempatan terjadinya “haid”. Pemberian hormon kombinasi ini dapat berlangsung sampai 30-40 tahun, tanpa perlu takut terjadi keganasan. Jarang terjadi penyembuhan gejala menopause dalam waktu singkat, perlu waktu 1-2 tahun, ini membuat wanita bosan, selain harga obat yang mahal, menyebabkan banyak yang menghentikan pengobatan. HORMONAL REPLACEMENT THERAPY
Jenis estrogen alamiah yang banyak digunakan adalah ESTRIOL, dikenal dengan merk dagang OVESTIN buatan pabrik Organon. Tersedia dalam bentuk tablet 1 mg, tablet 2 mg dan cream 1 mg/gram untuk pemakaian local di vulva/vagina. Progesteron alamiah yang digunakan adalah MEDROXY-PROGESTERON ACETATE dikenal dengan merk dagang PROVERA tablet buatan pabrik Upjohn. Tersedia dalam bentuk tablet 2,5 mg dan tablet 10 mg. Diusahakan pemakaian dosis yang serendah mungkin, namun masih efektif. Ini dimaksudkan selain untuk mengurangi biaya, juga mengurangi efek samping (bila ada) seminimal mungkin. Dosis yang dianjurkan adalah : 1 tablet OVESTIN 1 mg/hari ditambah 1 tablet PROVERA 2,5 mg/hari dimulai dari tanggal 1 s/d 21 setiap bulan, selanjutnya istirahat minum obat sampai akhir bulan. Pemberian siklus ini dimaksudkan untuk memungkinkan wanita mendapat “haid” bulanan. Meskipun sejauh ini banyak ahli yang menyokong tindakan HORMONAL REPLACEMENT THERAPY sebagai “AMAN” dan “SANGAT EFEKTIF” untuk menghilangkan gejala/keluhan menopause, tetapi ada ahli lain yang justru menganggap tindakan Hormonal Replacement Therapy dapat berbahaya, bahkan ditakutkan dapat menyebabkan kanker payudara dan kanker dinding rahim (endome-trium), walaupun ketakutan ini sampai sekarang belum dapat dibuktikan. Bila seorang wanita menopause menginginkan untuk mendapat HORMONAL REPLACEMENT THERAPY, ia harus menimbang dulu dengan sungguh-sungguh manfaat yang ada, dibandingkan dengan permasalahan yang mungkin terjadi. Perlu konsultasi setiap bulan dengan dokter ahli OBSGYN, ditambah pemeriksaan Pap-Smear, USG kandungan dan USG payudara. FITOESTROGEN Selain obat hormonal yang mengandung estrogen, ada pula senyawa alamiah dalam tumbuhan dan kacangkacangan yang struktur kimianya mirip dengan estrogen, serta menghasilkan efek seperti estrogen yang disebut Fitoestrogen, terbanyak dalam kacang kedele. Fiestrogen terdapat dalam produk olahan kacang kedele, seperti tahu, tempe dan susu kacang kedele, asal dimakan setiap hari, ternyata dapat mencegah “hot flush” pada saat menopause, mengurangi resiko peninggian kolesterol dengan akibatnya penyakit tekanan darah tinggi, penyakit jantung coroner dan stroke. Tahu dan tempe bila digoreng, akibat panas yang tinggi akan merusak fitoestrogen. Segelas susu kedele setiap hari cukup bermanfaat mengurangi keluhan menopause, demikian juga menghambat terjadinya osteoporosis (pengeroposan tulang). Bagi seorang wabita menopause yang segan menggunakana Hormonal Replacement Therapi, ada baiknya menggunakan cara ini yang jelas sangat alamiah. ASPEK PSIKOLOGI SEKSUAL WANITA DALAM MENOPAUSE Sampai umur 40 tahun, tidak jelas ada pengaruh penurunan fisik yang menimbulkan akibat pada kehidupan seksual wanita secara langsung. Hal yang dapat memberikan dampak negatif ialah menurunnya kecantikan sehingga dapat mengurangi ketertarikan suami. Pada sebagian wanita payudara mulai menurun, kurang kencang, sehingga menimbulkan kurang percaya diri dan sekaligus menurunkan gairah suami. Tetapi dengan hubungan suami-istri yang baik seharusnya hal ini tidak terlalu mengganggu kehidupan seksual mereka. Selanjutnya dengan pelaksanaan KB, wanita hanya mempunyai 2-3 anak saja, makin banyak waktu untuk mengurus diri, kesehatan dan kecantikan. Kemunduran fisik akan lebih lambat, sehingga tidak begitu jelas lagi, dan tidak terasa bagi kedua belah pihak. Proses penurunan yang jelas pada wanita ialah menopause yang umumnya terjadi menjelang / pada usia 50 tahunan. Gangguan fisik terjadi bila proses menopause terlalu dini. Bila menopause berjalan lambat misalnya 3-4 tahun, maka gejala-gejala kecil sekali, sehingga hampir tidak terasa.
Proses menopause pada sebagian wanita masih sering dikaitkan dengan kehidupan seks. Dulu proses terjadinya menopause berarti kemampuan untuk mendapat anak, dan pada sebagian wanita dikaitkan dengan berhentinya kehidupan seks. Anggapan ini sangat keliru, bahkan sesudah menopause sebagian wanita malahan megalami peningkatan dorongan seksual, karena tidak ada lagi ketakutan akan hamil. Bahkan jauh setelah menopause, hubungan seksual suami istri harus dijaga, demi keharmonisan pasangan pada usia tua. Sekian, semoga bermanfaat. (een)
Preman Persuasif | Honoris Causa Bang Yos | Berantas Preman | Pojok Renungan | Wanita Menopause | Wisma Lenong Betawi Musik Jalan & Pengamen | IMB 25 Hari | Demam Berdarah | Transisi Prakualifikasi | Supremasi Hukum | Kembali
Osteoporosis OSTEOPOROSIS KENALI, LALU HINDARI Oleh: Drg. James Johnson, MPH Osteoporosis berasal dari kata osteo yang artinya tulang, porous berarti batang. Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai oleh berkurangnya massa dan mineral tulang sehingga menyebabkan kondisi tulang menjadi rapuh, keropos dan mudah patah. Yang pertama terbesit mendengar kata osteoporosis, mungkin banyak pertanyaan yang bermunculan dipikiran kita. Apakah saya bisa terkena? Bagaimana tanda-tandanya? Siapa saja yang dapat terkena? Bagaimana mencegahnya? Osteoporosis bukanlah hal yang baru bagi kita, namun masih banyak orang yang belum paham penyebab dan pencegahannya. Pada kenyataan yang terjadi saat ini, osteoporosis bukan lagi milik lansia tapi juga mereka yang berusia muda. Hal tersebut dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup yang tidak sehat (pola makan yang buruk, aktifitas fisik yang rendah, konsumsi alkohol dan merokok), cukup paparan sinar matahari dan cukup masukan kalsium yang disesuaikan dengan usia masing-masing. MENGAPA TULANG BISA MENGALAMI PENGEROPOSAN? Akibat kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak¬-anak sampai dewasa, serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan (densitas) tulang menjadi rendah sampai terjadinya osteoporosis. Tulang merupakan organ yang selalu berubah dan mengalami pembaruan (remodeling). Proses pembaruan dimulai dengan proses penyerapan massa tulang (resorpsi), kemudian dilanjutkan proses mengisi kembali celah yang terjadi pada tulang (formasi). Sayangnya dengan bertambahnya umur terjadi perubahan proses tersebut. Dimana proses resorpsi berjalan berlebihan tanpa diikuti proses formasi yang cukup, akibatnya tulang menjadi tipis dan rapuh. GEJALA YANG TERKENA OSTEOPOROSIS? Pada stadium awal osteoporosis tidak memberikan gejala yang nyata, kita dapat curiga apabila ada rasa sakit di punggung bagian bawah, ada pemendekan tinggi badan. Akibat tulang punggung lemah, maka akan mudah jatuh dan retak, yang merupakan gejala umum terjadinya osteoporosis. Bagian tubuh yang rawan patah yaitu daerah leher, pangkal paha, tulang punggung dan sekitar pergelangan tangan.
SIAPA SAJA YANG RENTAN OSTEOPOROSIS? • Kurang aktivitas fisik dan olahraga • Mengalami menopause Iebih cepat (praecox) • Kebiasaan merokok/minum alkohol • Berat badan dibawah normal/kurang gizi • Memiliki riwayat osteoporosis dalam keluarga • Pernah menggunakan obat-obatan steroid dalam waktu lama, atau menggunakan obat antitiroid secara berlebihan. • Kegemukan/obesitas Benarkah wanita lebih rentan ? Wanita usia 0–35 tahun, jika ia mengikuti pola hidup yang sehat, maka tubuhnya membuat simpanan massa tulang lebih banyak daripada massa tulang yang diserap tubuhnya. Tetapi mulai umur 35 tahun, pengambilan massa tulang menjadi lebih sering, sedangkan penyimpanan massa tulang tetap saja. Saat memasuki umur 35 tahun kepadatan tulang wanita menyusut 0,5%-1% setiap tahunnya. Setelah memasuki masa menopause, dimana kadar hormon estrogen menurun secara signifikan, wanita bisa kehilangan 2%-3% massa tulang setiap tahunnya dan itu berlangsung selama 10 tahun masa awal menopause. Diperkirakan selama hidupnya wanita akan kehilangan massa tulang 30%-50%, sedangkan pria hanya 20%-30%. Tapi tidak berarti semua wanita menopause akan mengalami osteoporosis. Kepadatan tulang, faktor nutrisi dan aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang sangat besar. KALSIUM DAPAT MENCEGAH OSTEOPOROSIS? Kalsium memang erat kaitannya dengan kesehatan tulang, sebab mineral ini yang membentuk tulang. Sembilan puluh persen kalsium dalam tubuh disimpan dalam tulang dan gigi, sisanya tersebar di dalam darah dan jaringan lunak. Kalsium rata-rata yang dianjurkan di Indonesia adalah 500–800 mg per orang perhari. Pada usia lanjut dan wanita menopause menganjurkan sampai 1000 mg/hari. Setiap hari sebaiknya tidak pernah melewatkan minum susu, selain kandungan gizinya yang menyehatkan, kekuatan tulang akan terjamin sampai usia lanjut. Kacang kedele merupakan salah satu makanan yang baik yang dapat menghambat osteoporosis. Kombinasikan konsumsi kalsium dengan olahraga dapat menjaga diri dari serangan osteoporosis. Penampilan tetap tegap, gesit dan lincah 20 – 30 tahun mendatang. MANFAAT OLAHRAGA UNTUK PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS ? Olahraga adalah salah satu ’senjata’ untuk menanggulangi osteopeni (penipisan tulang) maupun osteoporosis (keropos tulang). Latihan fisik dalam pembentukan tulang yang sehat dan kuat akan bereaksi terhadap beban yang diterima. Lakukan olahraga pembebanan secara teratur seperti jalan kaki, bersepeda, jogging, dansa, tenis/badminton atau naik turun tangga. Dan sebaiknya kombinasikan juga dengan latihan kelenturan dan keseimbangan. Aktifitas Fisik Setiap Hari Menjalankan pola hidup sehat dapat dimulai sejak bangun pagi. Sesaat setelah bangun pagi, sempatkanlah untuk berolahraga ringan di halaman rumah sekitar 10 — 15 menit. Jika biasanya turun dari kendaraan umum tepat di depan kantor, mulai sekarang biasakan untuk turun sekitar 200 meter sebelum kantor. Atau jika membawa kendaraan sendiri, parkirkan kendaraan di tempat yang paling jauh dari pintu masuk, lanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Hal—hal yang perlu diperhatikan oleh penderita osteoporosis ketika berolahraga : 1. Hindari beban di depan
Membawa beban di depan badan bisa berbahaya, karena akan membebani tulang punggung yang akan menyebabkan patah karena ada tekanan. 2. Hindari latihan-latihan otot-otot perut Misalkan Sit – up tidak dianjurkan karena menyebabkan kompresi fraktur. 3. Hindari latihan yang melibatkan tulang punggung Misalkan membongkok ke depan dari posisi duduk atau berdiri memudahkan terjadinya kompresi fraktur. PAPARAN SINAR MATAHARI PENCEGAH OSTEOPOROSIS? Cukup mendapat paparan sinar matahari pagi sebagai sumber vitamin D sekurang-kurangnya 10 menit lamanya, terutama antara pukul 06.00–09.00. Sebaiknya tubuh yang terkena sinar matahari tidak dilindungi tabir surya maupun pakaian lengan panjang, agar pembentukan vitamin D tidak terhalang. Paparan sinar matahari bila tidak mencukupi bisa dibantu dengan minum suplemen vitamin D dengan dosis 400 – 800 IU. ngga pengen kena OSTEOPOROSIS kan?? mari jaga kesehatan kita..
Comments » The URI to TrackBack this entry is: http://fajarzebua.blogsome.com/2006/08/27/osteoporosis/trackback/
Osteoporosis Lebih Banyak Diderita Wanita Selasa, 2 Maret, 2004 oleh: gklinis
Osteoporosis Lebih Banyak Diderita Wanita Gizi.net - Tidak jarang terjadi, seseorang mengalami patah tulang, hanya karena menuruni tangga rumah. Seakan tidak percaya, bahwa hanya melakukan aktivitas yang relatif sering itu, ternyata telah berakibat fatal. ”Tiba-tiba kaki terasa nyeri sekali dan saya terkejut karena sama sekali tidak dapat untuk melangkah ....”, keluh seorang ibu usia lima puluhan. Lebih terkejut lagi, setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, ternyata ia menderita patah tulang paha! Kejadian demikian banyak dialami oleh wanita yang telah berusia di atas 50 tahun, karena terjadi ”pengeroposan tulang”, yang dikenal dengan istilah osteoporosis. Penyakit yang ditandai dengan hilangnya sejumlah massa tulang yang cukup banyak, sehingga tulang menjadi rapuh dan rneningkatkan risiko patah tutang. Meskipun semua orang pada saatnya berpotensi kehilangan massa tulang sedikit demi sedikit pada masa usia lanjut, tetapi terdapat kondisi-kondisi tertentu yang mempermudah pengeroposan tersebut, terutama pada wanita setelah menopause (berhenti haid). Dalam kenyataannya, wanita yang telah berusia lima puluhan atau lebih mengatami risiko patah tuiang lebih banyak, dibandingkan pria pada usia yang sama. Namun, bukan berarti hal ini tidak dapat dicegah. Bahkan upaya pencegahan harus dilakukan. Apabila tidak diupayakan dengan serius, proses pengeroposan akan terus berlanjut sampai tulang menjadi patah. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, mulai dan pengaturan gizi sampai kebiasaan hidup sehari-hari, dapat mengurangi kecenderungan timbulnya osteoporosis tersebut. Penyakit Sisternik Osteoporosis atau rapuh tulang adalah penyakit sisternik pada tulang, yang dicirikan oleh pengurangan massa tulang dan melemahkan materi kaya mineral yang kuat dan padat pembentuk tulang. Karena kehilangan kepadatan, tulang Juga kehilangan daya dukung terhadap tubuh, sehingga orang yang menderita osteoporosis lebih mudah terkena patah tulang.Orang sering memberi istilah, tulangnya telah keropos Dikenal dua jenis osteoporosis, yaitu primer dan sekunder. Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya, terutama terjadi pada tulang belakang, tulang paha dan pergelangan tangan. Sedangkan osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit lain, misalnya hiperparatiroidisme, hipertiroidisme. diabetes mellitus tipe I, sindrom Gushing, pemakaian obat golongan kortikosteroid jangka panjang dan lain-lain. Apabila tidak terjadi patah tulang, orang tidak akan mengetahui bahwa dirinya menderita osteoporosis. Diagnosis osteoporosis dilakukan oleh dokter dengan pemeriksaan penunjang, jika terdapat kecurigaan. Kecurigaan tersebut antara lain tinggi badan yang memendek, wanita pascamenopause serta pengguna obat golongan kortikosteroid jangka panjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan misalnya permeriksaan radiologik (rontgen), ultrasonografi (USG)
dan densitometri. Pemeriksaan radiologik penting jika terjadi patah (fraktur), tetapi kurang akurat untuk penilaian kepadatan tulang. Sedangkan densitometri merupakan pemeriksaan yang akurat untuk menilai derajat kepadatan tulang. Problem Wanita Di masa mendatang, osteoporosis akan menjadi problem kesehatan masyarakat dan sosio-ekonomi utama di masyarakat, di samping penyakit jantung koroner dan kanker. Kejadian osteoporosis lebih tinggi pada wanita daripada pria dan merupakan problem kesehatan utama, khususnya pada wanita masa pascamenopause (osteoporosis pascamenopause). Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa sepertiga wanita pascamenopause akan menderita patah tulang akibat osteoporosis. Juga terdapat perbedaan ras, bahwa orang kulit putih dan Asia lebih sering mengalaminya dibandingkan Negro. Di Amerika Serikat, kejadian patah tulang akibat osteoporosis berjumlah sekitar 1,5 juta kasus setiap tahunnya, dengan 300.000 kasus di antaranya adalah patah tulang pangkal paha. Sayang tidak ada data akurat tentang jumlah kasus osteoporosis, kecuali ditemukan data bahwa pada usia 50 tahun risiko patah tulang pada wanita tiga kali lebih besar daripada pria. Osteoporosis di klinik baru menjadi penting bila tulang telah mengalami keretakan atau patah. Kebanyakan orang kurang menyadari telah menderita osteoporosis, kecuali jika telah terjadi patah tulang. Patah tulang terjadi tanpa adanya trauma sebelumnya, atau berupa trauma yang kurang berarti. Hal ini sering terjadi pada tulang belakang, tulang panggul, pergelangan tangan serta tulang paha. Apabila patah terjadi pada tulang panggul, hampir selalu penanganannya melalui operasi. Patah tulang panggul akan menimbulkan problem yang cukup berarti bagi individu yang bersangkutan maupun keluarganya. Penderita tidak mampu berjalan tanpa bantuan dan dapat mengakibatkan kecacatan yang permanen. Demikian pula jika patah tulang terjadi pada tulang belakang, karena akan menyebabkan berkurangnya tinggi tubuh. Di samping itu juga timbulnya rasa nyeri pada tulang belakang yang patah serta perubahan pada bentuk tubuh Pencegahan Karena wanita berisiko lebih besar untuk mengalami osteoporosis, maka wanita seharusnya memperhatikan tulang belulangnya sejak usia kanak-kanak, remaja sampai usia 30 tahun. Berbagai upaya membentuk massa tulang sejak dini sampai usia tersebut, ternyata dapat meningkatkan massa tulang sampai sekitar 20 person, dengan makanan dan olahraga. Osteoporosis bisa dihambat. Antara lain dengan memaksimalkan pembentukan massa tulang pada masa remaja. Caranya, dengan mengkonsumsi kalsium dalam jumlah cukup. Olahraga secara teratur dan rnengubah kebiasaan makan. Sedapat mungkin kebutuhan harian kalsium terpenuhi dari bahan rnakanan yang baik mutunya, mudah dicema, diserap dan digunakan oleh tubuh. Makanan yang kaya kalsium antara lain susu, keju, ikan sardine, makanan laut tiram, sayuran seperti brokoli, kubis, tauge. Di samping itu, ada yang perlu dihindarkan karena dapat membantu kehilangan kalsium, misalnya teh, kopi, coklat. Saat ini telah ditermukan pula preparat untuk menghambat atau mencegah osteoporosis pada wanita pascamenopause, Alendronate Sodium, berbentuk tablet. Keistimewaan dari temuan ini, tidak perlu dikonsumsi setiap hari, hanya seminggu sekali. Namun tetap sangat dianjurkan dengan kombinasi pengaturan makanan dan aktivitas fisik.(*) Oleh Prof. Dr. dr. Hj. Myrnawati, MS, PKK. Penulis adalah staf profesor pada Universitas Yarsi. Copyright © Sinar Harapan 2003
Wanita Lebih Beresiko Alami Keropos Tulang KAUM wanita beresiko lebih besar mengalami rapuh tulang atau osteoporosis dari pada laki-laki, terutama wanita pasca menopouse, kata Kepala Bagian Gizi Rumah Sakit dr.Kariadi Semarang dr.H.Wiratmo Haryoko. "Osteoporosis banyak terjadi pada wanita, terutama pasca menopause karena kekuarangan hormon estrogen," katanya dalam Work Shop Osteoporosis di Semarang, Sabtu. Pada usia 50 tahun, katanya, resiko patah tulang pada wanita tiga kali lebih besar dari pada pria. Menurut dia, estrogen berperan dalam proses mineralisasi tulang yang dipicu oleh kalsitriol dan menghambat resorbsi tulang serta pembentukan osteoklas melalui penghambatan produksi sitokin-sitokin dalam proses resorbsi tulang. Terapi sulih hormon, katanya, merupakan pengobatan utama dalam penatalaksanaan osteoporosis pasca menopause. Kombinasi esterogen dan progesteron digarapkan mempunyai efek terhadap proliverasi endometrium sehingga mencegah hiperplasi dan kanker endometrium. Selain per oral, tuturnya, esterogen dapat pula diberikan dalam bentuk koyok dan susuk. Selama pengobatan osteoporosis, katanya, baik hormonal maupun non-hormonal diperlukan pengawasan ketat seperti mamografi, sitologi, dan penilaian densitometri. Ia mengatakan, insiden osteoporosis pada laki-laki lebih rendah dari pada wanita, karena laki-laki dapat mencapai massa tulang puncak yang lebih tinggi serta tingkat kehilangan massa tulang kortikol juga lebih rendah. Patogenesis osteopeni pada laki-laki, katanya, mungkin disebabkan berkurangnya pembentukan massa tulang dan bukan akibat meningkatnya resorbsi massa tulang. Sampai sekarang, menurutnya, belum ada pengobatan baku osteoporosis pada laki-laki. Testosteron dilaporkan meningkatkan densitas massa tulang vertebra sebesar lima persen, namun kadar estradiol serum ternyata juga meningkat 45 persen dan berkolerasi dengan peningkatan massa tulang vertebra. "Kaitan antara androgen (testosteron) dengan osteoporosis pada laki-laki memang belum jelas, sama halnya dengan keberadaan menopouse pada laki-laki atau andropause," demikian Wiratmo Haryoko. Berjemur Pagi Cegah Osteoporosis Berjemur di bawah sinar matahari pagi merupakan salah satu cara yang baik untuk mencegah terjadinya kerapuhan tulang atau osteoporosis, kata dr.Imam Budiwiyono SpPK dari bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Ia mengatakan, pencegahan osteoporosis ini telah banyak dilakukan agar tulang tidak menjadi kropos dan rupanya cukup berhasil dengan baik antara lain diet makanan yang cukup banyak zat kapur, cukup vitamin D atau berjemur sinar matahari pagi dan berolahraga cukup. Hal tersebut, ia kemukakan dalam Work Shop Osteoporosis yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang (Unnes). "Setelah orang berumur di atas 40 tahun untuk mencegah osteoporosis ini, para ahli menganjurkan untuk makan Kalsium 1.000 sampai 1.500 mg per hari ditambah vitamin D," katanya. Ia menjelaskan, osteoporosis adalah penyakit yang ditandai oleh berkurangnya massa tulang dan adanya kelainan mikroarsitektur jaringan tulang yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang serta resiko terjadinya patah tulang. Dikatakannya, struktur tulang masih normal, tetapi massa tulang yang mengisi jaringan tulang menjadi rapuh dan mudah patah (fraktur). "Penyakit ini juga disebut `pencuri tulang` yang bekerja secara diam-diam tanpa gejala sampai terjadinya komplikasi patah tulang yang disebabkan oleh hal-hal sepele," katanya menambahkan. Imam mengatakan, data penelitian menyebutkan bahwa wanita berumur 65 tahun ke atas yang menderita penyakit osteoporosis 15 sampai 20 persen dan umur 80 tahun lebih banyak lagi, yakni sekitar 25 sampai 40 persen. Menurut dia, osteoporosis disebabkan adanya kehilangan massa tulang karena gangguan pada metabolisme tulang, yakni pada proses pembentukan dan penyerapan tulang. Ia menyebutkan, ada dua jenis osteoporosis, yaitu osteoporosis primer (disebabkan bukan sebagai akibat penyakit lain) terjadi pada usia lanjut, terutama pada wanita pasca menopause. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini, misalnya kekuarangan Kalsium, gerak, vitamin D, gangguan hormon tubuh, perokok berat, dan peminum alkohol berlebihan. Kemudian, katanya, osteoporosis sekunder (disebabkan penyakit lain) antara lain disebabkan pemakaian obat-obat kortikosteroid, obat anti kanker, obat perangsang kencing yang terlalu lama, dan juga karena penyakit menahun seperti kencing manis, gondok, rematik, radang tulang punggung, gagal ginjal kronik, dan lain lain. [Dh, Ant] Sumber: Gatra.co.id
kembali ke atas kembali ke index aging