Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Resiko Gangguan Kesehatan pada Masayarakat di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Putri Cempo Surakarta Haryoto, 2Prabang Setyono dan 2M Masykuri Mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2 Staf Pengajar Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 1
1
Abstrak Penyakit ISPA menduduki urutan pertama dari sepuluh besar penyakit dengan jumlah kasus terbanyak dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2011. Hal ini kemungkinan disebabkan tingginya pencemaran udara yang berasal dari TPA Sampah Putri Cempo. Hasil observasi awal diperkirakan bahwa kadar gas amoniak (NH3) disekitar TPA sampah Putri Cempo melebihi Nilai Ambang Batas. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan besarnya resiko gangguan kesehatan pada masyarakat yang tinggal pada area penduduk 50 m, 150 m dan 250 m dari TPA Putri Cempo Mojosongo Surakarta. Metode Penelitian. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi subyek : seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar TPA Sampah Putri Cempo Mojosongo Surakarta. Sedangkan populasi obyek dalam penelitian ini adalah : ambien udara yang ada di TPA Sampah Putri Cempo Mojosongo Surakarta. Alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi gas amoniak (NH3) adalah Spektrofotometer. Waktu pajanan, durasi paparan, frekuensi paparan dilakukan dengan menggunakan kuesioner. chi square Untuk menganalisis perbedaan besarnya resiko gangguan kesehatan pada masyarakat yang tinggal pada area penduduk 50 m, 150 m dan 250 m dari TPA Putri Cempo Mojosongo Surakarta. Hasil Penelitian. Rata – rata konsentrasi NH3 pada radius 50 m ; 1,11 mg/m3, pada radius 150 m 0,481 mg/m3, pada radius 250 m : 0,316 mg/m3. Rata – rata laju asupan udara yang mengandung NH3 pada radius 50 m; 11,90 m3/jam, radius 150 m ; 11,76 m3/ jam, radius 250m : 11,5 m3/jam.Rata - rata lama paparan NH3 pada radius 50 m; 25,15 tahun, pada radius 150 m; 29,32 tahun, pada radius 250 m ; 30,21 tahun. Rata - rata berat badan masyarakat yang tinggal di TPA adalah 58 kg. Rata - rata besarnya risiko untuk mengalami gannguan kesehatan pada radius 50 m’ 6,29, radius 150 m; 3,06, radius 250 m; 2,3 Simpulan. Ada perbedaan besar resiko gangguan kesehatan masyarakat yang tinggal di TPA Putri Cempo. Kata Kunci : NH3, Besarnya Resiko Gangguan Kesehatan Pendahuluan Tempat Pembuangan Akhir sampah Putri Cempo Mojosongo Surakarta 46
merupakan muara pembuangan sampah hampir di seluruh penjuru kota Surakarta. TPA Putri Cempo yang terletak di
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Haryoto, Prabang Setyono Resiko Gangguan Kesehatan Dan M Masykuri
Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, merupakan satu-satunya tempat pembuangan sampah akhir yang ada di Kota Surakarta. Setiap harinya TPA ini menampung tidak kurang dari 250 ton sampah dari seluruh penjuru kota. Pada kenyataanya, TPA Putri Cempo sudah mengalami overload sampah yang berlebihan. Menurut Dinas Kebersihan dan Pertamanan, TPA Purti Cempa seharusnya sudah tidak dapat digunakan lagi karena berdasarkan perencanaanya hanya dapat beroperasi selama 15 tahun yaitu semenjak tahun 1986 hingga tahun 2000/2001. Akan tetapi karena tidak tersediaanya lahan untuk relokasi tempat pembuangan akhir di Surakarta maka TPA tersebut masih beroperasi hingga sampai saat ini. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dengan sistem open dumping menimbulkan bau busuk karena tumpukan sampah mengalami dekomposisi secara alamiah mengasilkan gas Hidrogen Sulfida (H2S), amoniak, metana. Bau ini akan menyebar di TPA dan sekitanya sehingga menimbulkan kualitas udara. (Soemirat, 2003). Berdasarkan data Puskesmas Mojonsongo menyebutkan bahwa penyakit ISPA menduduki urutan pertama dari sepuluh besar penyakit dengan jumlah kasus terbanyak dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2011. Hal ini kemungkinan disebabkan tingginya pencemaran udara yang berasal dari TPA Sampah Putri Cempo. Hasil observasi awal diperkirakan bahwa kadar gas amoniak (NH3) disekitar TPA sampah Putri Cempo melebihi Nilai Ambang Batas. Sampah Murtadho dan Gumbira (2008) membedakan sampah atas sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik meliputi limbah padat semi basah berupa bahan bahan organik yang umumnya berasal dari limbah hasil pertanian. Sampah ini memiliki sifat mudah terurai oleh mik-
roorganisme dan mudah membusuk karena memiliki rantai karbon relatif pendek. Sedangkan sampah anorganik berupa sampah padat yang cukup kering dan sulit terurai oleh mikroorganisme karena memiliki rantai karbon yang panjang dan kompleks seperti kaca, besi, plastik, dan lain-lain. Tempat Pembuangan Akhir Sampah Pembuangan akhir sampah merupakan proses terakhir dalam siklus pengelolaan persampahan formal. Fase ini dapat menggunakan berbagai metode dari yang sederhana hingga tingkat teknologi tinggi. Metode pembuangan akhir yang banyak dikenal adalah (Soemirat, 2004). Open Dumping; Pada sistem ini sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup. Pada sistem ini sampah ditimbun secara berselang-seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai penutup. Sanitary landfill; metoda pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Analisi Risko Lingkungan Analisi resiko adalah proses yang dimaksudkan untuk memperkirakan risiko pada suatu organisme sasaran, system atau populasi, termasuk identifikasi ketidakpastian-ketidakpastian yang menyertainya, setelah terpapar oleh agent tertentu, dengan memperhatikan karakteristik yang melekat pada agent yang menjadi perhatian dan karakteristik system sasaran yang spesifik. Resiko adalah probabilitas suatu efek yang merugikan pada suatu organism, system atau populasi yang disebabkan oleh paparan suatu agent dalam keadaan tertentu. (Rahman, 2005). Metode Penelitian Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi subyek : seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di seki-
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
47
Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Haryoto, Prabang Setyono Resiko Gangguan Kesehatan Dan M Masykuri
tar TPA Sampah Putri Cempo Mojosongo Surakarta. Sedangkan populasi obyek dalam penelitian ini adalah : ambien udara yang ada di TPA Sampah Putri Cempo Mojosongo Surakarta. Besar sampel adalah 102 orang dimana pengambilan sampel (subyek) dilakukan dengan teknik simple random sampling. Kriteria sampel subyek adalah 1) Berusia ≥18 tahun yang tinggal di TPA dan luar TPA Putri Cempo Mojosongo; 2) telah bermukim minimal 3 tahun; 3) menghirup udara di lokasi penelitian. Besar sampel obyek yang diukur diambil pada tiga titik lokasi yaitu lokasi area penduduk
50 m, 150 m, 250 m dari TPA Sampah Putri Cempo Mojosongo. Alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi gas amoniak/ NH3 adalah Spektrofotometer Waktu pajanan, durasi paparan, frekuensi paparan dilakukan dengan menggunakan kuesioner. chi square digunakan untukmenganalisis perbedaan besarnya resiko gangguan kesehatan pada masyarakat yang tinggal pada area penduduk 50 m, 1,50 m dan 250 dari TPA Putri Cempo Mojosongo Surakarta. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian
Tabel. 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Perempuan Laki – laki Jumlah
f 44 58 102
Tabel 1 menunjukkan bahwa masyarakat yang menjadi responden yang tinggal di sekitar TPA Putri Cempo Mojosongo sebagian besar berjenis kelamin laki – laki sebanyak 58 orang (66,9%).
Persentase 43,1 56,9 100,0 Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa responden bekerja sebagai petani sebanyak 41 orang (40,2%), pemulung sebanyak 14 orang (13,7%), pegawai sebanyak 5 orang (4,9%) dan tidak bekerja sebanyak 7 oang (6,9%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Buruh Pemulung Petani Pegawai Tidak Bekerja Jumlah
F 35 14 41 5 7 102
Persentase 34,3 13,7 40,2 4,9 6,9 100,0
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Gangguan Kesehatan Jenis Pekerjaan Iritasi Gatal - gatal Sesak Nafas Batuk/Pilek Tidak Ada Keluhan Jumlah 48
F 3 21 6 54 18 102
Persentase 2,9 20,6 5,9 52,9 17,6 100,0
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Haryoto, Prabang Setyono Resiko Gangguan Kesehatan Dan M Masykuri
Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai gangguan kesehatan berupa batuk/pilek sebanyak 54 orang (52,9%). Responden yang mengalami gangguan iritasi sebanyak 3 orang (2,9%) dan yang merasa tidak ada keluhan sebanyak 18 orang (17,6%).
Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil pengukuran konsentrasi Kandungan NH3 yang terdapat pada sample udara ambien sekitar TPA; area penduduk 50 meter dari TPA Sampah Putri Cempo Mojosongo ; 1,111 mg/m3, area penduduk 150 meter : 0,481 mg/m3 dan area penduduk 250 meter ada-
Tabel 4. Konsentrasi Gas Amoniak Konsentrasi NH3 (mg/m3) 1,111 0,481 0,316
Lokasi Pengukuran 50 m dari TPA 150 m dari TPA 250 m dari TPA
lah 0,316 mg/m3. Dan untuk mengetahui besarnya resiko gangguan kesehatan maka akan dilakukan perhitungan RQ (Risk Questiens). RQ = I/RFC, dimana nilai RFC gas NH3 adalah 0,0286. Sehingga RQ pada responden no 1 = 0,028/0,0286 Tabel 5 menunjukkan bahwa umur respnden adalah minimum 18 tahun, rata – rata
32 tahun. Rata – rata berat badan responden adalah 57,75kg. Lama paparan responden : minimal 4 tahun dan rata –rata 28,63 tahun. Dan Rata – rata jumlah asupan risk agen yang masuk pada tubuh responden adalah 0,102 mg/m3 x hari. Dan rata – rata besarnya resiko gangguan kesehatan adalah 3,57.
Tabel 5 Deskriptif Statistik Berat Badan, Durasi Paparan, Jumlah Asupan, Besarnya Resiko Gangguan Kesehatan Responden Variabel Konsentrasi Umur Berat Badan Lama Paparan Laju Asupan Jumlah Asupan NH3 Besarnya Resiko Gangguan Kesehatan
N
Min
Max
Mean
102 102 102 102 102 102
0,32 18 23 4 6,64 0,02 ,635
1,11 69 87 67 19,32 0,42 14,796
0,57 32,32 57,75 28,63 11,69 0,102 3,5768
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa konsentrasi NH3 ≥ 0,481 terjadi pada 60 responden (58,8%), konsentrasi NH3 <0,481 terjadi pada 42 responden. Sebagian besar laju asupan adalah < 11,2 sebanyak 54 re-
Median 0,481 30 58,5 27,5 11,2 0,079 2,76
Std. Devia tion 0,324 11,718 9,953 13,107 2,9 2,9 2,621427
sponden dan durasi asupan responden < 27,5 thn terdapat pada 63 responden. Besarnya resiko kesehatan (RQ) ≥ 1 terjadi pada 73 responden.
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
49
Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Haryoto, Prabang Setyono Resiko Gangguan Kesehatan Dan M Masykuri
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Konsentrasi NH3, Laju Asupan, Durasi, Berat badan, dan Besarnya Resiko Kesehatan Variabel Konsentrasi NH3
Jumlah
Persentase
≥ 0,481
60
58,8
< 0,481 Total Laju Asupan udara
42 N=102
41,2 100 %
≥ 11,2
48
47,1
< 11,2
54
52,9
Total
N=102
100 %
≥ 27,5 thn
63
61,8
< 27,5 thn Total
39 N=102
38,2 100 %
≥ 58,5
52
51,0
< 58,5
50
49,0
Total RQ
N=102
100 %
≥1
73
71,6
<1 Total
29 N=102
28,4 100 %
Durasi Paparan
Berat Badan
50
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Haryoto, Prabang Setyono Resiko Gangguan Kesehatan Dan M Masykuri
Tabel 7 Distribusi Konsentrasi NH3, Laju Asupan, Durasi paparan, WB, Intake NH3, Besarnya Resiko Kesehatan pada jarak 50 m, 150 m, 250 m dari Lokasi TPA Variabel Konsentrasi NH3
50 m
150 m
250 m
Mean
1,11
0,481
0,316
SD N
0,000 26
0,000 34
0,000 42
11,90
11,76
11,50
3,35 26
2,96 34
3,30 42
Mean
25,15
29,32
30,21
SD Total Berat Badan
14,19 26
10,39 34
14,33 42
Mean
55,42
60,82
55,33
SD N RQ
14,6 26
9,82 34
9,79 42
Mean
6,29
3,06
2,3
SD N
3,36 26
1,2 34
1,57 42
Laju Asupan udara Mean SD N Durasi Paparan
Tabel 7 menunjukkan bahwa rata – rata besarnyaa resiko masyarakat yang tinggal pada lokasi 50 m, 150 m, 250 m. Dan terdapat perbedaan rata – rata besarnya resiko kesehatan msyarakat yaitu pada
msayarakat yang tinggal pada lokasi 50 m dari TPA maka rata – rata mempunyai nilai RQ : 6,29 atau resikonya lebih tinggi dibanding masyarakat yang tinggal pada lokasi 150 m atau 250 m dari TPA.
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
51
Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Haryoto, Prabang Setyono Resiko Gangguan Kesehatan Dan M Masykuri
Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Bivariat Dengan Menggunakan Chi Square Besarnya Resiko Gangguan Kesehatan RQ ≥1 RQ<1 n % n %
OR
Variabel Konsentrasi NH3 dalam udara ambien ≥0,481 <0,481
0,007
49
48,0
11
10,8
24
23,5
18
17,6
7,2
Laju Asupan Udara
0,041
≥ 11,2
39
38,2
9
8,8
< 11,2
34
33,3
20
19,6
4,26
0,032
Durasi Paparan ≥ 27,5 thn
65
63,7
2
2,0
< 27,5 thn Berat Badan
30
29,4
5
4,9
≥ 58,5
27
26,5
14
13,7
< 58,5 Tempat tinggal
46
45,1
15
14,7
50 meter
18
17,6
8
7,8
150 meter
31
30,4
3
2,9
250 meter
24
23,5
18
17,6
Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak 49 orang (48%) responden yang menghirup udara yang mengandung konsentrasi NH3 (≥ 0,481) dan RQ ≥1. responden yang terpapar udara yang mengandng NH3 ≥ 0,481 mg/m3 mempunyai peluang 7,2 kali mengalami risiko akan mengalami gangguan kesehatan akibat menghirup udara yang mengandung NH3 dibandingkan dengan 52
P
5,17 0,294 3,18 0,005
responden yang terpapar udara yang mengandung NH3 < 0,481 mg/m3. Pembahasan Berdasarkan hasil pengukuran dari tiga titik di lokasi penelitian terdapat perbedaan yang bermakna pada konsentrasi NH3 di TPA Putri Cempo pada jarak 50 m, 150 m, 250 m. Rata – rata konsentrasi NH3
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Haryoto, Prabang Setyono Resiko Gangguan Kesehatan Dan M Masykuri
pada jarak 50 m dari TPA adalah, 1,111 mg/m3, pada jarak 150 m dari TPA : 0,481 mg/m3, pada jarak 250 m dari TPA adalah 0,316 mg/m3. Masyarakat sekitar TPA putri Cempo sebagian besar dan frekuensinya sering adalah menderita batuk/pilek sebanyak 54 orang atau 52,9%, sedangkan yang menderita gatal – gatal sebanyak 21 (20,6%). Menurut SNI 19-7119.1-2005, konsentrasi maksimum ammonia yang tidak menganggu kesehatan manusia adalah sebesar 2 ppm. Konsentrasi NH3 dalam ambien belum melebihi nilai ambang batas yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan. Nilai median konsentrasi NH3 adalah 0,481 mg/m3. Responden yang terpapar udara yang mengandung NH3 melebihi nilai median dan mempunyai resiko untuk mengalami gangguan kesehatan sebanyak 49 orang. Nilai OR =7,2 , berarti bahwa responden yang terpapar udara yang mengandng NH3 ≥ 0,481 mg/m3 mempunyai peluang 7,2 kali mengalami risiko akan mengalami gangguan kesehatan akibat menghirup udara yang mengandung NH3 dibandingkan dengan responden yang terpapar udara yang mengandung NH3 < 0,481 mg/m3. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo dikelola dengan metode open dumping yaitu cara pembuangan sampah yang sederhana, sampah dihamparkan di suatu lokasi dan dibiarkan terbuka begitu saja sehingga dapat mempengaruhi kualitas air tambak yang ada di sekitar lokasi serta dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Laju asupan udara di lokasi penelitian adalah 11,2 m3/jam. Responden yang memiliki laju asupan ≥ 11,2 m3/jam dan mempuyai resiko mengalami gangguan kesehetan sebanyak 39 orang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan proporsi besar resiko gangguan kesehatan antara responden yang menghirup udara dengan laju asupan ≥ 11,2 m3/jam dengan responden yang menghirup lajua
asupan < 11,2 m3/jam, yang ditunjukkan pada nilai p = 0,041. Nilai OR = 4,26, yang berarti bahwa responden yang menghirup udara dengan laju asupan ≥ 11,2 m3/jam mempunyai peluang 4, 26 kali memiliki risiko akan mengalami gangguan kesehatan akibat menghirup NH3 yang terkandung dalam udara. Menurut Soemirat (2007), beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah antara lain : (1) Mampu mencegah terjadinya penyakit; (2) Konservasi sumber daya alam; (3) Mencegah gangguan estetika; (4) Memberi insentif untuk daur ulang atau pemanfaatan kembali; (5) Bahwa kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat. Sebanyak 65 responden (63,7%) menghirup udara yang mengandung NH3 selama ≥ 27,5 tahun memiliki risiko akan mengalami gangguan kesehatan akibat terpapar udara yang mengandung NH3. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi besar risiko gangguan kesehatan antara responden yang menghirup udara yang mengandung NH3 selama ≥ 27,5 tahun dengan responden yang menghirup udara yang mengandung NH3 selama < 27,5 tahun, pada p = 0,032. Nilai OR = 3,17 yang berarti bahwa responden yang menghirup udara yang mengandung NH3 selama ≥ 27,5 mempunyai kemungkinan 3, 17 kali memiliki risiko akan mengalami gangguan kesehatan akibat menghirup NH3 yang terkandung dalam udara dibandingkan dengan responden yang menghirup udara < 27,5 tahun. Berat badan responden adalah < 58 kg sebanyak 27 orang dan sebagian besar adalah ≥ 58,5 kg sebanyak 46 orang. Secara teori semakin berat badan sesorang maka semakin kecil kemungkinan risikonya untuk mengalami gangguan kesehatan. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi besar risiko gangguan kesehatan antara responden yang mempunyai berat badan ≥ 58,5 kg dengan yang memiliki berat badan yang kurang dari 58,5 kg. Hal ini
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
53
Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Haryoto, Prabang Setyono Resiko Gangguan Kesehatan Dan M Masykuri
ditujukkan pada nilai p = 0,294 (> 0,05). Besar risiko (RQ) menurut tempat tinggal dibedakan menjadi 3 kelompok sampel yaitu kelompok sampel yang tinggal pada radius 50 m dari TPA sebanyak 26 responden, 150 m dari TPA sebanyak 34 responden dan 250 m dari TPA sebanyak 42 responden. Dari 26 orang yang tinggal pada radius 50 m, yang mempunyai nilai RQ > 1 sebanyak 18 responden, dan 8 responden mempunyai nilai RQ < 1. Dan berdasarkan uji statistik terdapat perbedaan proporsi besarnya risiko mengalami gangguan kesehatan pada responden yang tinggal pada radius 50 m, 150 m, 250 m dari TPA Putri Cempo. Kesimpulan 1. Rata – rata konsentrasi NH3 pada radius 50 m ; 1,11 mg/m3, pada radius 150 m 0,481 mg/m3, pada radius 250 m : 0,316 mg/m3; 2. Rata – rata laju asupan udara yang mengandung NH3 pada radius 50 m; 11,90 m3/ jam, radius 150 m; 11,76 m3/jam, radius 250m : 11,5 m3/jam; 3. Rata – rata lama paparan NH3 pada radius 50 m; 25,15 tahun, pada radius 150 m; 29,32 tahun, pada radius 250 m ; 30,21 tahun 4. Rata – rata berat badan masyarakat yang tinggal di TPA adalah 58 kg; 5. Rata – rata besarnya risiko untuk mengalami gannguan kesehatan pada radius 50 m’ 6,29, radius 150 m; 3,06, radius 250 m; 2,3; 6. Ada perbedaan besar risiko gangguan kesehatan masyarakat yang tinggal di TPA Putri Cempo. Daftar Pustaka ATSDR.2000. Toxicological Profile for Hydrogen Sulfide.US Depatement of Health Human Services. Public Health Service. Agency for Toxic Substances and Diseace Registry. 54
Banon C, Suharto. Adsorpsi Amoniak Oleh Adsorben Zeolit Alam Yang Diaktivasi Dengan Larutan Amonium Nitrat. Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 : 354-360 BPOM. 2001. Manajemen Resiko. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Jakarta : Percetakan Negara Chandra B.2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC Hadiwidodo M, Oktiawan W. 2002. Studi Pengaruh Waktu Tinggal Dan Pengolahan Ganda Terhadap Parameter Amoniak, Nitrit Dan Nitrat Lindi Dengan Biofilter Sistem AnaerobAerob. Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik UNDIP Hardiyanti, Huboyo. 2004. Evaluasi Instalasi Pengelolaan Lindi Tempat Pembuangan Akhir Putri Cempo Kota Yogyakarta, Jurnal PRESIPITASI Vol. 6 No.1 Maret 2009, ISSN 1907-187X IPCS. 2004. Enviromental Health Criteria XXX: Principles for modeling, Dose-response for the risk assessment of chemical. IPCS and World Health Organization Kolluru.1996. Risk Assessment and Management Handbook: for Enviromental, Health Safety Professional. Newyork: McGraww Hill Mukono H.2005. Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Penerbit Airlangga University Rochim Armando, 2008. Penanganan dan Pengelolaan Sampah. Jakarta :Penebar Swadaya Rahman A.2005. Prinsip-Prinsip Dasar, Metode, Teknik, dan Prosedur Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan. Jakarta; FKM UI
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
Fate Gas Amoniak Terhadap Besarnya Haryoto, Prabang Setyono Resiko Gangguan Kesehatan Dan M Masykuri
Selintung M. 2009. Studi Karakteristik Sampah Pada Tempat Pembuangan Akhir Di Kabupaten Maros. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Makasar. Soemirat J. 20004. Kesehatan Lingkungan . Yogyakarta: Gajah Mada University Press Standart Nasional Indonesia Nomor SNI03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Badan Standar Nasional.
Standart Nasional Indonesia Nomor SNI 19-7117.6-2005 tentang Cara uji kadar amoniak (NH3) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer Badan Standar Nasional. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Jurnal EKOSAINS | Vol. VI | No. 2 | Juli 2014
55