1 “Pemetaan Persebaran SMA/SMK/MA di Gorontalo Utara Berbasis Web Feriyanto I. Djou1; Dr. Fitryane Lihawa, M.Si2; Ahmad Zainuri, S.Pd, M.T2 Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi1 Dosen Program Studi Geografi2 Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK Penelitian ini merupakan pemetaan gambaran
yang sebenarnya dari lokasi
SMA/SMK/MA yang berada di Gorontalo Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menampilkan peta sebaran SMA/SMK/MA di Kabupaten Gorontalo Utara, persebaran SMA/SMK/MA, rasio jumlah Guru-siswa, Sarana dan Prasana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu pengukuran di lapangan dengan menggunakan Global Positioning System (GPS), pengambilan data sarana dan prasarana SMA/SMK/MA, Jumlah Guru, Jumlah Siswa, Jumlah Rombongan belajar. Pengolahan data menggunakan software ArcGis, dan memanfaatkan Google Maps untuk menampilkan Peta sebaran SMA/SMK /MA di Kabupaten Gorontalo Utara dalam bentuk Web, Berdasarkan penelitian ini maka dapat diketahui bahwa SMA/SMK /MA di Kabupaten Gorontalo Utara tidak merata karena Rasio Jumlah murid dengan Jumlah Guru setiap SMA/SMK/MA tidak mencapai Rasio yang telah ditetapkan pada Permen Diknas No. 24 Tahun 2007. Begitu pula halnya dengan jumlah murid, jumlah guru dan jumlah rombongan belajar. Kata Kunci: Pemetaan, Sarana, Prasarana, Google Maps, Gorontalo utara 1. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas Tahun
2003). Salah satu tujuan pembangunan
pendidikan nasional seperti yang tertera dalam rencana strategis dinas pendidikan nasional adalah meningkatkan pemerataan kesempatan belajar pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan tersebut, Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi
2 penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun internasional. Untuk itu pendidikan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah maupun masyarakat secara terpadu baik dalam pembangunan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, pelayanan, sistem informasi mapun penentuan lokasi sekolah. Dengan demikian faktor-faktor fisik dari suatu wilayah patut menjadi pertimbangan pemerintah dalam pelaksanaan pemerataan dan pelayanan pendidikan. Kabupaten Gorontalo Utara sebagai salah satu wilayah administrasi Provinsi Gorontalo merupakan sebuah kabupaten yang memiliki luas 1.777,03 km2, yang terbagi dari 11 Kecamatan, 123 Desa serta memiliki topografinya berbukit. Sehingganya hal ini tentu dapat bagi menghambat pemerintah dalam upayanya melaksanakan pelayanan dan pemerataan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan kesempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk dapat mengatasi masalah pemerataan pendidikan dan kualitas pendidikan. WebGIS dengan berbagai kelebihannya diharapkan mampu memberi manfaat bagi dunia pendidikan, terutama dalam memberikan informasi guna merencanakan prasarana pendidikan yang lebih berorientasi kepada kebutuhan berdasarkan faktor lokasi dan kemungkinan pengembangannya berdasarkan keberadaannya di lokasi tersebut dan dapat diakses selacara langsung dimana saja dan kapan saja. Kesalahankesalahan di masa lampau seperti pendirian sekolah yang tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat, adanya sekolah yang tidak mendapatkan murid dikarenakan faktor lokasi yang jauh dari jangkauan masyarakat dan lain sebagainya semestinya tidak terjadi.
3 Informasi yang akurat dan handal membutuhkan sebuah sistem yang dapat mengelola data atau informasi dengan baik, dalam artian data atau informasi yang diperoleh dapat dipanggil kembali dan diperbarui menurut kebutuhan secara konsisten dan kontinyu. Sistem informasi geografis adalah salah satu sistem informasi yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Berbeda dengan sistem informasi yang lain. Sistem informasi geografi mempunyai kemampuan analisis spasial, dimana kemampuan ini dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif dibandingkan dengan sistem informasi yang hanya berbasis statistik. Adanya komponen spasial ini, prasarana pendidikan dapat dilihat kondisinya berdasarkan keberadaan lokasi sarana tersebut, misalnya dari kemudahan keterjangkauan, luas wilayah layanan, serta karakteristik lain yang berkaitan dengan komponen spasial (keruangan), selain juga dari kondisi fisik prasarana tersebut yang merupakan data deskriptif dengan mengacu pada komponen geografis. Guna tercapainya informasi yang memadai mengenai SMA/SMK/MA di Kabupaten Gorontalo Utara perlu dipetakan, sehingga dapat memberikan informasi persebaran SMA/SMK/MA kepada masyarakat dan masukan yang berguna bagi para pengambil keputusan dalam mengembangkan pendidikan di Kabupaten Gorontalo Utara. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pemetaan Persebaran SMA/SMK/MA di Kabupaten Gorontalo Utara Berbasis Web”.
2. KAJIAN PUSTAKA Pemetaan Menurut Soekidjo (1994), Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan, sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat (dalam Ahaliki, 2012).
Berdasarkan definisi
diatas dan disesuaikan dengan
penelitian ini maka pemetaan merupakan proses pengumpulan data untuk dijadikan sebagai langkah awal dalam pembuatan peta, dengan menggambarkan penyebaran
4 kondisi alamiah tertentu secara meruang, memindahkan keadaan sesungguhnya kedalam peta dasar, yang dinyatakan dengan penggunaan skala peta. Menurut Indarto (2010), tujuan utama pemetaan adalah untuk menyediakan: deskripsi dari suatu fenomena geografis, informasi spasial dan non spasial, informasi tentang jenis fitur (titik, garis, dan poligon).
Proses Pemetaan Proses pemetaan yaitu tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan peta. Adapun tahap proses pemetaan yang dilakukan yaitu : a. Tahap pengumpulan data Langkah awal dalam proses pemetaan dimulai dari pengumpulan data. Data merupakan suatu bahan yang diperlukan dalam proses pemetaan. Keberadaan data sangat penting artinya, dengan data seseorang dapat melakukan analisis evaluasi tentang suatu data wilayah tertentu. Data yang dipetakan dapat berupa data primer atau data sekunder. Data yang dapat dipetakan adalah data yang bersifat spasial, artinya data tersebut terdistribusi atau tersebar secara keruangan pada suatu wilayah tertentu. b. Tahap penyajian data Tahap ini merupakan upaya melukiskan atau menggambarkan data dalam bentuk simbol, supaya data tersebut menarik, mudah dibaca dan dimengerti oleh pengguna (users). Penyajian data pada sebuah peta harus dirancang secara baik dan benar supaya tujuan pemetaan dapat tercapai. c. Tahap penggunaan peta Tahap penggunaan peta merupakan tahap penting karena menentukan keberhasilan pembuatan suatu peta. Peta yang dirancang dengan baik akan dapat digunakan/dibaca dengan mudah. Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi, sehingga pada peta harus terjalin interaksi antar pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta (map users). Pembuat peta harus dapat merancang peta sedemikian rupa sehingga peta mudah dibaca, diinterpretasi dan dianalisis oleh pengguna peta. Pengguna harus dapat membaca peta dan memperoleh gambaran informasi sebenarnya di lapangan (real world).
2.2 ArcGIS
5 Sejak akhir Tahun 1990-an, aplikasi sistem informasi informasi geografi (SIG) telah berkembang begitu pesat dengan hadirnya produk-produk baru. Salah satu produk yang paling menonjol sejak pertengahan Tahun 2000-an adalah software ArcGis beserta kosep dan implementasi Geodatabasenya. Prahasta (2011: 1) bahwa: “ArcGis adalah produk sistem software yang merupakan kumpulan (terintegrasi) dari produk-produk software lainnya dengan tujuan untuk membangun sistem informasi geografi (SIG) yang lengkap”. ArcGis merupakan software SIG yang dibuat oleh ESRI (Environmental System Research Institute) yang berpusat di Redlands, California, United State Amerika (USA). Software ini sangat populer di kalangan pengguna SIG, dan merupakan salah satu software SIG yang paling banyak digunakan diseluruh dunia. Saat ini, ArcGis telah dirilis hingga versi Arcgis 10.
Webgis Pengembangan applikasi GIS kedepannya mengarah kepada applikasi berbasis Web yang dikenal dengan Web GIS. Hal ini disebabkan karena pengembangan applikasi di lingkungan jaringan telah menunjukan potensi yang besar dalam kaitannya dengan geo informasi. Sebagai contoh adalah adanya peta online sebuah kota dimana pengguna dapat dengan mudah mencari lokasi yang diinginkan secara online melalui jaringan intranet/internet tanpa mengenal batas geografi penggunanya. Secara umum Sistem Informasi Geografis dikembangkan berdasarkan pada prinsip input/masukan data, managemen, analisis dan representasi data. Di lingkungan web prinsip-prinsip tersebut di gambarkan dan di implementasikan seperti pada Tabel berikut : Prinsip GIS dan Pengembagan Web GIS Prinsip
Pengembangan Web
Data Input
Client
Manajemen Data
DBMS dengan komponen spasial
Analisys Data
GIS Library di Server
Representasi Data
Client / Server
Basis Data
6 Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.
Google Maps Google Maps adalah layanan gratis yang diberikan oleh Google dan sangat popular. Google Maps adalah suatu peta dunia yang dapat kita gunakan untuk melihat suatu daerah. Dengan kata lain, Google Maps merupakan suatu peta yang dapat dilihat dengan menggunakan suatu browser. Kita dapat menambahkan fitur Google Maps dalam web yang telah kita buat atau pada blog kita yang berbayar maupun gratis sekalipun dengan Google Maps API.
Google Maps API adalah suatu library yang
berbentuk JavaScript.
Sarana dan Prasarana Sekolah Sarana
dan prasarana pendidikan merupakan salah satu komponen yang
menunjang keberhasilan atau ketercapaian tujuan pendidikan. Menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 bahwa Sarana adalah bangunan-bangunan yang memberi pelayanan dengan Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindahpindah. Sedangkan Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Menurut Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, Sebuah SMA/MA sekurangkurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: Tabel Prasarana minimum yang harus dimiliki sebuah SMA/MA No.
Prasarana
No.
Prasarana
1
Ruang Kelas
10
Ruang Tata Usaha
2
Ruang Perpustakaan
11
Tempat Beribadah
3
Ruang Laboratorium Biologi
12
Ruang Konseling
4
Ruang Laboratorium Fisika
13
Ruang UKS
7 5
Ruang Laboaratorium Kimia
14
Ruang organisasi kesiswaan
6
Ruang Laboratorium Komputer
15
Jamban
7
Ruang Laboratorium Bahasa
16
Gudang
8
Ruang Pimpinan
17
Ruang sirkulasi
9
Ruang Guru
18
Tempat bermain.olahraga
3. Metode Penelitian Prosedur pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data meliputi: a. Observasi, yaitu cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Data yang diobservasi diantaranya: koordinat sekolah, keterangan umum sekolah, keterangan keadaan sarana dan prasarana sekolah, keterangan keadaan siswa, guru, dan rombongan belajar Tahun Ajaran 2012/2013. b. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data yang telah ada atau dikumpulkan oleh dinas terkait. Data yang diperoleh dengan cara dokumentasi dalam penelitian diantaranya peta Administrasi Gorontalo Utara tahun 2011 skala 1 : 150.000 batas kecamatan, alamat sekolah dan jumlah sekolah.
4. Pembahasan Persebaran SMA/SMK/MA Perkecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara Persebaran SMA/SMK/MA per-kecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara dapat dilihat pada Tabel 14. di bawah ini. Tabel Persebaran SMA/SMK/MA Perkecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara No 1 2 3 4 5
Kecamatan Tolinggula Biau Sumalata Sumalata Timur Monano
Jumlah Sekolah SMA SMK MA 1 1 1
8 6 7 8 9 10 11
Anggrek Kwandang Ponelo Kepulauan Tomilito Gentuma Raya Atinggola Jumlah
1 3 1 1 1 9
1 1 1 3
1 1 3
(Sumber : Dikpora dan Kantor Agama Kabupaten Gorontalo Utara, Tahun 2013) Peta Persebaran SMA/SMK/MA di Kabupaten Gorontalo Utara Peta persebaran SMA/SMK/MA di Kabupaten Gorontalo Utara merupakan peta yang menggambarkan posisi sekolah berada. Peta ini merupakan hasil penelitian yang dibuat dengan menggunakan Arcgis 9.3. Untuk lebih jelasnya peta persebaran SMA/SMK/MA di Kabupaten Gorontalo Utara yang dibuat ditunjukan pada Gambar 7.
Pembuatan Aplikasi Implementasi Sistem Implementasi dari Sistem Informasi Geografis ini diaplikasikan berbasis web. Aplikasi ini dibangun dengan bahasa pemrograman php, javascript dan html. Berikut adalah tampilan dari aplikasi webgis ini :
9 Halaman ini merupakan halaman awal ketika user mengkases website ini, yang terdiri dari 4 menu yaitu Beranda, Peta sebaran SMA/SMK/MA, dan Login dan Profil. Halaman awal ni dapat dilihat pada gambar 10. berikut :
Gambar Halaman Awal User
Halaman Peta sebaran SMA/SMK/MA Pada halaman peta sebaran SMA/SMK/MA, user dapat melihat informasi tentang jumlah sekolah, jumlah ruang kelas, sarana daan prsarana yang ada di di Kabupaten Gorontalo Utara dan informasi yang disajikan dalam bentuk peta.
Gambar 11. Halaman Sebaran SMA/SMK/MA
10 Pengujian Sistem Pengujian Sistem dilakukan untuk menguji sistem pada aplikasi browser. Misalnya pada pengujian pada browser Google Chrome dan Opera Browser dibawah ini: Tabel Pengujian Sistem Pada Aplikasi Browser Jenis Aplikasi
Form
Manipulasi Data
Lihat Data
Browser
Login
SMA/SMK/MA
SMA/SMK/MA
Flock
Sukses
Sukses
Sukses
Google Chrome
Sukses
Sukses
Sukses
Mozilla Firefox
Sukses
Sukses
Sukses
1. Pengujian Pada Flock
GambarPengujian Pada Flock
2. Pengujian Pada Google Chrome
Gambar Pengujian Pada Google Chrome
11 3. Pengujian Pada Mozilla Firefox
Gambar Pengujian Pada Mozilla Firefox Hasil uji dari pengujian yang telah dilakukan pada beberapa aplikasi browser menunjukan bahwa system berjalan dengan baik tanpa ada kesalahan atau error.
5. Pembahasan Hasil Berdasarkan hasil penelitian, sebaran SMA, SMK dan MA di Kabupaten Gorontalo Utara tidak merata di setiap Kecamatan. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasio atara murid dengan tenaga pengajar di sebagian besar sekolah tidak memenuhi syarat rasio murid-guru yang ditetapkan dalam Pasal 17 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008.
Perbandingan antara jumlah murid keseluruhan dengan jumlah guru
keseluruhan yang ada di Gorontalo Utara yaitu 14,6 : 1, artinya 1 orang guru mengajar 14 Murid yang ada di SMA. Sedangkan perbandingan Jumlah murid dan jumlah guru setiap SMA, hanya 22,22 % saja yang memehuni rasio minimal atau hanya 2 SMA yaitu SMA yaitu SMAN 1 Tolinggula dan SMAN 1 Sumalata. Sedangkan 77,78% atau 7 SMA tidak memenuhi standar rasio minimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Gorontalo Utara Kelebihan Guru Sekolah Menengah Atas. Sedangkan untuk SMK dan Madrasah Aliyah tidak satupun tidak memenuhi standar rasio minimal Murid dengan Guru. Kelengkapan Sarana dan prasarana SMA/SMK/MA di Gorontalo Utara sebagian besar belum memiliki Prasarana yang sesuai Kriteria Kelengkapan Prasarana yang tercantum dalam Bab IV Permendiknas No. 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menegah Atas dan Madrasyah Aliyah. Dari sekitar 15
12 Sekolah yang ada hanya 1 unit sekolah saja yaitu SMA Negeri 1 Atinggola yang memenuhi Standar Kriteria Minimal sarana dan prasarana. Sedangkan sisanya belum memiliki sarana dan prasarana yang ditepakan terutama untuk Ruang Laboratorium. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sekolah masih dalam proses membangun. Dengan Permasalahan di atas ini menjadi masukan bagi pemerintah agar kiranya untuk meningkatkan pemerataan dan kualitas Pendidikan yang ada di Gorontalo Utara melalui program pembagunan sekolah-sekolah di Kecamatan yang belum memiliki Sekolah Menengah Atas sederajat Seperti di Kecamatan Biau dan Sumalata Timur. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis telah membangun Sistem Informasi Geografis Sebaran SMA/SMK/MA Gorontalo Utara yang diaplikasikan berbasis web dengan memanfaatkan Google Maps dan digitasi peta menggunakan ArcGIS yang kemudian filenya diubah kedalam format KML dan di import ke dalam Google Maps. Sistem yang dibangun ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk pelaksanaan pemerataan Pendidikan dan proses perencanaan pembangunan sekolah di Kabupaten Gorontalo Utara, karena dapat memberikan informasi sebaran SMA/SMK/MA dan Sarana Prasarana Sekolah.
6. Penutup Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut : 1. Persebaran SMA/SMK/MA di Kabupaten Gorontao Utara tidak merata. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis rasio murid dengan guru menunjukkan bahwa hanya ada 2 sekolah yang memiliki standar rasio minimal yaitu SMA Negeri 1 Tolinggula dan SMA Negeri 1 Sumalata. Sedangkan Untuk SMK dan MA tidak satupun yang mencapai
standar rasio minimal. Ini berarti bahwa Kabupaten
Gorontalo Utara Kelebihan Guru untuk SMA/SMK/MA. Untuk sebaran sarana dan prasarana hanya SMA Negeri 1 Atinggola yang memenuhi standar minimal sesuai dengan Permendiknas No 24 Tahun 2007. sedangkan yang lainnya tidak memenuhi standar minimal.
13 2. Menghasilkan suatu Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk sebaran SMA/SMK/MA di Gorontalo utara. Saran Aplikasi WEB GIS untuk persebaran SMA/SMK/MA di Kabupaten Gorontalo Utara yang penulis bangun masih memiliki keterbatasan, beberapa hal yang perlu dikembangkan selanjutnya, seperti: 1. Pengembangan aplikasi SIG untuk informasi persebaran SMA/SMK/MA
lebih
diperluas cakupannya, lebih detail lagi dalam pembahasannya. 2. Penambahan tingkat keamanan terhadap data spasial dan data atribut agar data tersebut tidak disalah gunakan.
Daftar Pustaka 1) Ahaliki, Budiyanto. 2012. Pemetaan Sarana dan Prasaran di Kota Gorontalo Menggunakan SIG. Skripsi, Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. 2) Anonim, 2011. Kabupaten Gorontalo Utara. (online) (http://id.wikipedia.org/ wiki/Kabupaten_Gorontalo_Utara, diakses 6 Oktober 2012) 3) Anonim. 2012. Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 20 Tahun2003Sistem Pendidikan
Nasional.
(online).
(http://www.inherent-dikti.net/files/
sisdiknas
.pdf,diakses 21September 2012). 4) Alimuddin,
2012.
SistemInformasiGeografi.
(online)
(http:/alimuddingeo.
blogspot.com/2012/02/s-i-g-.htnl?m=1, diakses 20September 2012) 5) BadanPusatStatistik. 2012. Gorontalo Utara dalam angka 2012. Gorontalo Utara. 6) Charter, Denny. 2004. Desain dan Applikasi GIS.
Jakarta . PT. Elex Media
Komputindo. 7) Indarto. 2010. Dasar-dasar Sisitem Informasi geografis. Jawa Timur: Jember University Press. 8) Prahasta, Eddy. 2005. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi. Bandung: Informatika. 9) Prahasta, Eddy. 2009. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi. Bandung: Informatika. 10) Prahasta, Eddy. 2011. Tutorial ArcGIS Dekstop untuk & Geomatika. Bandung: Informatika.
14 11) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2010 Tentang Perubahan atas peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010
Tentang pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan 12) PERMENDIKNAS
No.
24
Tahun
2007
Tentang
PrasaranaUntukSekolahDasar/Madrasah SekolahMenengahPertama/Madrasah SekolahMenengahAtas/Madrasah
StandarSarana
Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah
Dan
(SD/MI),
(SMP/MTS), (SMA/MA)
Dan (online)
(http://www.pendidikan-diy.go.id/file/mendiknas/24.pdf, diakses 25 November 2012. 13) PERMENDIKNAS. No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) 14) Septiani, Arizka. 2011. Sistem Informasi Geografis Persebaran Sekolah dan Pemerataan
Pendidikan
Kota
Prabumulih.
Jurnal
Sistem
Informasi
(Online),(http://repository.gunadarma.ac.id:8080/bitstream/123456789/ 926/1/10107264.pdf, diakses 14 September 2012) 15) Shodiq, Amri. 2009.
Tutorial Dasar Pemograman
Google Maps API. Jurnal,
http://amrishodiq.blogspot.com. 16) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.