PERANCANGAN COMPANY PROFILE BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER DI BAPPEDA KOTA GORONTALO
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Mohamad Syafri Lamato 11.11.4943
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
PERANCANGAN COMPANY PROFILE BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER DI BAPPEDA KOTA GORONTALO Mohamad Syafri Lamato, Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected]
Abstract - Regional Development Planning Agency Gorontalo or called with Bappeda of Gorontalo city is a government agency that specializes in planning and regional development. So far, information about the details of Bappeda or called Company Profile, delivered through CMS blogspot, so Bappeda not have the flexibility to develop the website because it is limited by the rules of the CMS.
Oleh karena itu, instansi Bappeda memerlukan sebuah website yang mudah untuk dikembangkan sesuai kebutuhan dari Bappeda Kota Gorontalo dan juga dapat dijadikan sebagai media profil yang informatif untuk menyampaikan semua kegiatan yang berlangsung di instansi tersebut. Salah satu solusi yang diterapkan untuk memudahkan Bappeda Kota Gorontalo dalam mengembangkan websitenya serta sebagai sarana dalam penyampaian informasi, yaitu dengan pembuatan company profile.
CodeIgniter is one of the open source PHP framework that works for the process of developing a web application in a way that is short and fast. CodeIgniter have a MVC or called a model, view, controller so that any web application developers can manage any part of the website script.
Berdasarkan alasan tersebut, maka penulis mencoba untuk membuat company profile Bappeda Kota Gorontalo dengan menggunakan framework CodeIgniter atau disebut dengan CI. Alasan penulis menggunakan framework CI, dikarenakan CI memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan framework yang lain yaitu, CI memiliki performa yang paling cepat, konfigurasi yang minim, kode program yang sangat terstruktur, selain itu CI juga memiliki banyak komunitas dan dokumentasi yang cukup lengkap.
Therefore we need a media reform should complement the deficiency is to create a website of Bappeda using CodeIgniter framework that allows Bappeda can deliver information about the details of the Planning Agency. therefore, Bappeda can be more flexible in developing information systems applied to the website.
Disamping itu juga, framework CI sudah menggunakan konsep MVC (Model View Controller) yang merupakan sebuah konsep yang memisahkan antara logika dan layout sehingga pengkodean program akan lebih terstruktur. Oleh karena itu, dengan menggunakan framework CodeIgniter, aplikasi web akan jauh lebih mudah untuk dikembangkan oleh programmer manapun yang menguasai struktur coding dari framework CI, hal ini sangat menguntungkan bagi suatu instansi yang menerapkan pembuatan company profile dengan menggunakan framework CI, karena intansi tidak perlu tertuju pada seorang programmer dalam mengembangkan aplikasinya.
Keywords - Application Website, Framework, Company Profile, CodeIgniter, Bappeda 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Informasi merupakan suatu kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Penyebaran informasi yang cepat sangat diperlukan karena didalamnya memiliki fakta yang bermanfaat bagi penerima informasi. Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh suatu instansi dalam mempublikasikan profil dari instansi itu sendiri kepada pihak – pihak yang membutuhkan, baik di dalam instansi maupun di luar instansi. Salah satu solusi yang digunakan sebagai sarana dalam penyampaian informasi adalah dengan pembuatan profil atau yang disebut dengan company profile.
Untuk itu, penelitian ini akan mengembangkan sebuah website company profile di BAPPEDA kota Gorontalo dengan judul ”Perancangan Company Profile Berbasis Web dengan Menggunakan Framework CodeIgniter di BAPPEDA Kota Gorontalo”.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Gorontalo atau disebut dengan BAPPEDA Kota Gorontalo merupakan salah satu instansi pemerintah yang bergerak di bidang perencanaan dan pembangunan daerah. Selama ini informasi mengenai detail dari instansi tersebut disampaikan melalui CMS Blogspot, sehingga Bappeda tidak memiliki keleluasaan dalam mengembangkan websitenya karena dibatasi oleh aturanaturan dari CMS blogspot tersebut.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana memanfaatkan Framework CodeIgniter untuk membangun suatu rancangan aplikasi berbasis web dalam pembuatan Company Profile BAPPEDA Kota Gorontalo ?
1
1.3. Batasan Masalah
2.3. Company Profile
Ruang lingkup dalam pemanfaatan teknologi pemrograman sangat luas sesuai dengan fungsi penerapannya pada masing – masing bidang yang berbeda. Untuk memfokuskan pembahasan, dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup yang lebih sempit, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:
company profile merupakan suatu dokumen yang memuat data mengenai detail dari sebuah perusahaan, lembaga, atau instansi. 2.4. UML Secara umum UML (Unified Modeling Language) merupakan ‘bahasa’ untuk visualisasi, spesifikasi, konstruksi, serta dokumentasi. Dalam kerangka visualisasi, para pengembang menggunakan UML sebagai suatu cara untuk mengkomunikasikan idenya kepada para pemrogram serta calon pengguna sistem / perangkat lunak. Dengan adanya ‘bahasa’ yang bersifat standar, komunikasi perancang dengan pemrogram serta calon pengguna diharapkan menjadi mulus.
a. Company Profile dibuat berbasis website dengan teknik pemrograman OOP (object oriented programming) menggunakan Framework CodeIgniter b. Software yang digunakan dalam perancangan Company Profile ini menggunakan Notepad ++, Mozilla Firefox
2.4.1. Class Diagram
1.4. Tujuan Penelitian
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasikolaborasi, serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada pemodelan sistem berorientasi objek. Meskipun bersifat statis, sering pula diagram kelas memuat kelas-kelas aktif.
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut: a. Membangun website Profile Bappeda Kota Gorontalo dengan menggunakan Framework CodeIgniter 1.5. Metode Penelitian
2.4.2. Use Case Diagram
Sebagai usaha dalam memperoleh data yang benar, relevan, dan terarah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, maka perlu adanya suatu metode yang tepat untuk mencapai tujuan dalam penelitian, untuk itu penulis mengembangkan beberapa metode dalam penelitian skripsi ini, yaitu:
Bersifat statis. Diagram ini memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor. Diagram ini penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku suatu sistem yang di butuhkan serta diharapkan pengguna. Berikut ini merupakan simbol-simbol yang digunakan dalam merancang use-case diagram.
1.5.1. Metode Pengumpulan Data
2.4.3. Activity Diagram
a. Metode observasi Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti pengamatan secara langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh obyek penelitian, dalam hal ini adalah Bappeda Kota Gorontalo.
Bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsifungsi suatu sistem dan member tekanan pada aliran kendali antar objek. Berikut ini merupakan simbolsimbol yang digunakan dalam merancang activity diagram.
b. Metode wawancara Suatu metode pengumpulan data dengan cara berkomunikasi langsung dengan responden, dalam hal ini yaitu pihak yang berkepentingan dan terkait dengan Bappeda Kota Gorontalo.
2.5 SDLC siklus hidup sistem (system life cycle), atau yang disingkat SLC adalah proses evolusi yang diikuti dalam menetapkan sistem dan sub sistem informasi berbasis komputer. SLC terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah - langkah pendekatan sistem, SLC sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall) bagi pengembangan dan penggunaan sistem.
2. Landasan Teori 2.1. Sistem Definisi dari kata sistem secara umum adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Sedangkan System Development Life Cycle atau yang disingkat SDLC adalah metoda tradisional yang digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti suatu sistem informasi.
2.2. Sistem Informasi Sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras dan perangkat lunak Komputer serta perangkat manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut.
2.5.1. Waterfall Model Waterfall merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan
2
perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas-aktivitas sebagai berikut : a. b. c. d. e. f.
2.9.2. Controller Controller merupakan bagian yang digunakan untuk menempatkan fungsi-fungsi logika pengolah data yang telah diperoleh dari model (atau sumber lainnya), kemudian ditampilkan melalui (atau tanpa) view. Inti dari program yang dibuat dengan CI terletak pada controller.
System / Information Engineering and Modeling Software Requirements Analysis Design Coding Testing / Verivication Maintenance
Melalui controller inilah request HTTP akan diolah. Nantinya, nama kelas dan method beserta parameternya yang terdapat dalam controller digunakan dalam pengasosiasian URI sehingga pemahaman tentang controller ini mutlak dibutuhkan. File controller diletakkan di bawah folder application/controllers.
2.6. DBMS DBMS (Database Management System) atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Sistem Manajemen Basis Data adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menampilkan data. Suatu sistem aplikasi disebut DBMS jika memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut:
2.9.3. View View adalah bagian presentasi yang berfungsi sebagai antarmuka program aplikasi dengan pengguna. View akan menampilkan data yang telah diolah sebelumnya melalui controller. Penggunaan view tergantung pada controller, view mana yang akan digunakan dan data apa saja yang akan ditampilkan.
a. Menyediakan fasilitas untuk mengelola akses data b. Mampu menangani intergritas data c. Mampu menangani backup data
Pada bagian view biasanya tidak terdapat fungsi logika sama sekali, yang ada hanyalah kode-kode HTML dan sebagian kecil kode PHP yang digunakan untuk melakukan parsing data. File view dalam CI diletakkan di bawah folder application/view.
2.7. Website Web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumendokumen multimedia (teks, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protocol HTTP (HyperText Transfer Protocol) dan untuk mengaksesnya menggunakan perangkat lunak yang disebut browser.
Adapun alur MVC pada framework CodeIgniter dapat dilihat di gambar berikut.
2.8. CodeIgniter CodeIgniter (CI) adalah framework pengembangan aplikasi (Application Development Framework) dengan menggunakan PHP, suatu kerangka untuk bekerja atau membuat program dengan menggunakan PHP yang lebih sistematis. Pemrogram tidak perlu membuat program dari awal (from scrath), karena CI menyediakan sekumpulan library yang banyak yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang umum dengan menggunakan antarmuka dan struktur logika yang sederhana untuk mengakses librarynya. 2.9. Teknik MVC CodeIgniter MVC (Model View Controller) adalah sebuah pola rancangan yang memungkinkan para pengembang memisahkan kode program mereka ke dalam tiga kelompok, yaitu Model, view, dan Controller. 2.9.1 Model
Gambar 1. Alur MVC pada framework CodeIgniter
Model merupakan bagian yang didesain untuk bekerja dengan database. Model bisa juga diartikan sebagai bagian yang digunakan untuk membuat semacam prototipe data. Bagian model ini biasanya berisi berbagai query yang dialamatkan pada sebuah database. Berbagai query tersebut disesuaikan dengan keutuhan data yang akan diolah melalui controller, sebelum akhirnya ditampilkan menggunakan view. File-file model diletakkan di dalam folder application/models.
Ketika datang sebuah permintaan user (user request), maka permintaan tersebut akan ditangani oleh Controller, kemudian Controller akan memanggil Model jika memang diperlukan operasi database. Hasil dari query oleh Model kemudian akan dikembalikan ke Controller. Selanjutnya Controler akan memanggil View yang tepat dan mengkombinasikannya dengan hasil query model. Hasil akhir dari operasi ini akan ditampilkan ke browser yang selanjutnya bisa dilihat oleh user. 3
3. Analisis 3.1. Analisis Kelayakan Analisis kelayakan sistem adalah mekanisme untuk menentukan apakah kebutuhan sistem yang dibuat layak untuk dilanjutkan menjadi sistem atau tidak. Adapun beberapa kelayakan yang perlu di pertimbangkan antara lain: 3.1.1. Kelayakan Teknologi Kelayakan teknologi berhubungan dengan penerapan media internet teknologi yang ada. Dari segi hardware, Bappeda Kota Gorontalo sudah memiliki fasilitas komputer dengan koneksi internet yang cukup baik. Dari segi brainware kita dapat melakukan pelatihan terhadap administrator guna memanfaatkan media ini. 3.1.2. Kelayakan Hukum Kelayakan hukum dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem diterapkan melanggar hukum atau tidak, misalnya dalam hal legalitas software yang digunakan. Sistem yang dikembangkan yang ada pada website profil Bappeda Kota Gorontalo ini tidak melanggar hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku yang ditetapkan oleh pemerintah.
Gambar 2. Use Case Diagram 4. Pembahasan 4.1. Implementasi Interface
Isi dari sistem baru yang ditawarkan yang berkaitan dengan informasi mengenai detail dari instansi tersebut tidak melanggar hukum karena tidak melanggar SARA (Suku, Adat, Ras, Agama) maupun unsur pornografi dan kekerasan. Disamping itu, dari segi software yang digunakan juga tidak melanggar hukum karena menggunakan software yang legal dan open source.
Halaman ini merupakan tampilan awal saat visitor mengakses web Bappeda Kota Gorontalo. Halaman ini berisi keseluruhan informasi mengenai Bappeda Kota Gorontalo. Tampilan halaman utama website adalah sebagai berikut :
3.1.3. Kelayakan Operasional Dalam kelayakan operasional ada sedikit masalah namun dapat diatasi dengan mengadakan pelatihan terhadap administrator untuk mengoperasikan sistem baru tersebut. Sedangkan dalam hal hardware, Bappeda Kota Gorontalo telah memfasilitasi perangkat komputer dengan koneksi internet dengan cukup baik. 3.2. Perancangan UML Perancangan sistem yang digunakan dalam aplikasi “Website Profil Bappeda Kota Gorontalo” adalah dengan menggunakan perancangan UML (Unified Modelling Language). UML adalah bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan memvisualisasikan artifak dari proses analisis dan desain berorientasi objek.
Gambar 3. Interface Halaman Utama
3.2.1. Use Case Diagram
4.2. Pemeliharaan Sistem
Use Case Diagram menjelaskan apa yang dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang berinteraksi dengan sistem. Sekumpulan use case menggambarkan sebuah sistem dalam syarat-syarat pada apa yang dilakukan user pada sistem. Komponen utama Use Case Modelling ini adalah Actor dan Use Case itu sendiri. Use Case pada sistem website profil yang dibuat, ditunjukkan pada gambar berikut:
Pemeliharaan sistem bertujuan menjaga, meningkatkan, maupun memperbaiki sistem. Selain pemeliharaan yang tidak kalah penting lagi adalah pemeliharaan database. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kinerja database dan mengurangi fregmentasi hardisk. Berikut merupakan beberapa cara yang dilakukan dalam pemeliharaan sistem, antara lain: a. Update content, agar website tetap up to date 4
b. Membackup database sistem melalui cpanel
[13] S. Janner dan P. Iman, Basis Data, Yogyakarta: Andi Offset, 2006. [14] W.P. Pudjo dan Herlawati, Menggunakan UML, Bandung: Informatika, 2011. [15] W. Komang, 9 Langkah Menjadi Master Framework CodeIgniter, Yogyakarta: Lokomedia, 2010.
c. Monitoring kondisi situs secara rutin untuk menghindari terjadinya gangguan d. Melakukan pemeriksaan status akun kepemilikan hosting dan domain 5. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada babbab sebelumnya mengenai perancangan company profile berbasis web dengan menggunakan framework codeigniter di Bappeda Kota Gorontalo, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Biodata Penulis Mohamad Syafri Lamato, Saat ini masih menjadi Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM di Yogyakarta.
a. Aplikasi website yang dibuat menggunakan Framework CodeIgniter bermanfaat bagi Bappeda Kota Gorontalo yang menerapkannya karena pihak instansi lebih leluasa dalam mengembangkan websitenya tanpa dibatasi oleh aturan-aturan b. Bappeda Kota Gorontalo hanya memerlukan programmer yang memahami struktur coding framework CodeIgniter dalam mengembangkan websitenya Daftar Pustaka [1] A.F. Hanif, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern, Yogyakarta: Andi Offset, 2007. [2] A.M. Rudyanto, Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan MySQL, Yogyakarta: Andi Offset, 2011. [3] B.A. Pribadi, Membangun Web Berbasis PHP dengan Framework CodeIgniter, Yogyakarta: Lokomedia, 2010. [4] Fatansyah, Basis Data, Bandung: Informatika, 2012 [5] H.M. Jogiyanto, Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andi Offset, 2005. [6] K. Andri, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Yogyakarta: Andi Offset, 2008. [7] N. Adi, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek, Bandung: Informatika, 2005. [8] P.A. Ali dan A. Dony, Sistem Operasi, Yogyakarta: Andi Offset, 2010. [9] S.P. Roger, Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu), Yogyakarta: Andi Offset, 2002. [10] Riyanto, Membuat Sendiri Aplikasi E-Commerce dengan PHP & MySQL Menggunakan CodeIgniter & Jquery, Yogyakarta: Andi Offset, 2011. [11] A.S. Rosa, Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek, Bandung: Informatika, 2013. [12] S. Betha, Framework CodeIgniter, Bandung: Informatika, 2012.
5