MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA DALAM HATI (EKSTENSIF) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK LATIHAN (Studi Eksperimentasi di Kelas V SDN Mekarsari 2 Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2011-2012) MASIDAH NPM. 1021.0527
PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
ABSTRAK Penelitian ini mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi. Karena itu pulalah masalah penelitian ini berkaitan dengan sistem pembelajaran . Masalah penelitian dibatasi pada 4 aspek, yaitu (1) bentuk silabus membaca dalam hati, (2) model pembelajaran membaca dalam hati dengan teknik latihan, (3) pelaksanaan kegiatan belajar mengaiar di depan kelas, yakni di kelas V SDN Mekarsari 2, dan (4) tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya. penulis juga menetapkan sebuah hipotesis yang berbunyi “Jika membaca dalam hati (ekstensif) diajarkan dengan teknik latihan serta sesuai dengan silabus dan model pembelajaran yang telah dipersiapkan, maka hasilnya akan memuaskan”. Berdasarkan hasil analisis diperoleh simpulan yaitu bahwa (1) bentuk silabus membaca dalam hati (ekstensif) yang dibuat penulis sudah baik dan sesuai dengan kurikulum ; (2) model pembelajaran membaca dalam hati dengan teknik latihan sudah baik dan sesuai dengan strategi pembelajaran menurut kurikulum; (3) kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas V SDN Mekarsari 2 Kabupaten Garut telah sesuai dengan tahapan pembelajaran yang disusun dalam silabus dan model pembelajaran serta telah sesuai dengan strategi pembelajaran ; dan (4) tingkat keberhasilan kegiatan belajarmengajar membaca dalam hati dengan teknik latihan di kelas V SDN Mekarsari 2 Kabupaten Garut tahun ajar 2011/2012 menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan rata-rata pemahaman yang dicapai oleh siswa, yakni hasil pretes adalah 3,9 dan postesnya adalah 7,0 serta hasil statistik uji t diperoleh t hitung sehesar 44,500 t tabel 1. Selain itu, satu hal yang paling penting dari penelitian ini yaitu bahwa hipotesis yang telah ditetapkan temyata terbukti secara meyakinkan.
Kata kunci : Membaca dalam Hati / Teknik Latihan PENDAHULUAN Bahan ajar membaca dalam hati (ekstenif) merupakan salah satu bahan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran ini termasuk kompetensi dasar atau kecakapan awal yang harus dibelajarkan kepada siswa kelas V Sekolah Dasar (SD). Salah satu indikator dari pembelajaran membaca dalam hati adalah siswa mampu memahami berbagai informasi teks yang dibacanya, baik teks fiksi maupun nonfiksi. Dalam kenyataannya, tujuan pembelajaran tidak selamanya dapat tercapai dengan memuaskan, kadang-kadang tidak sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Ketidaktercapaian ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ketidakberhasilan ini mungkin disebabkan oleh faktor kemampuan yang dimiliki siswa, kecakapan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, atau bukan mustahil karena program pembelajaran tidak terencana dengan baik. Oleh karena itu, betapa berperannya penyusunan program pembelajaran dalam dunia pendidikan di Sekolah. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran tentunya dapat
menggiring proses pembelajaran ke arah yang tepat, yakni siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diprogramkan. Sejaan dengan hal di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti masalah pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar (SD), terutama pembeajaran yang sekarang ini sedang diberlakukan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran, baik menyangkut perencanaan maupun pelaksanaannya perlu ditemukan solusi yang tepat sehingga hasil pendidikan yang diharapkan akan semakin meningkat. Penelitian uji cuba pembelajaran ini akan dilakukan di kelas V SDN Mekarsari 2 Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. Masalah yang diteliti meliputi beberapa aspek yang berhubungan dengan proses pembelajaran membaca dalam hati (ekstensif) yang antara lain mengenai penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, penggunaan model pembelajaran, tahapan kegiatan belajar mengajar, dan penilaian hasil proses belajar mengajar.
KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Model Pembelajaran Istilah model pembelajaran terdiri dari dua unsur, yaitu kata model dan pembelajaran. Secara leksikal, model berarti pola (contoh, acuan, ragam, dsb.) dan sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan, sedangkan pembelajaran berarti proses, cara perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Hasan A, 2000: 17). Berdasarkan arti kedua istilah tersebut, model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu pola tertentu yang dirancang dan digunakan untuk mengatur proses pembelajaran. Pendapat lain tentang pengertian model pembelajaran dikemukakan Dahlan (1990:21). Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud model pembelajaran yaitu suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya. Dari dua pendapa di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses di mana guru dan murid menciptakan lingkungan yang baik agar terjadi kegiatan belajar yang berdaya guna. Setiap model pembelajaran yang dipilih haruslah mengungkapkan berbagai realitas yang sesuai dengan situasi kelas dan macam pandangan hidup yang dihasilkan dari kerjasama guru dan murid. Pengertian Membaca dalam Hati Sebagaimana kita ketahui bahwa membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menurut pendapat Hodgson (Tarigan, 1993:7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melaui media kata-kata/bahasa tulis. Berdasarkan pengertian ini, dalam membaca sang pembaca antara lain dituntut untuk memahami makna kata-kata/kelompok kata sehingga ia (sang pembaca) akan dapat memahami maksud yang disampaikan dalam bahasa tulis tersebut. Pengertian membaca juga dikemukakan oleh Berdasarkan pengertian di atas, hakikat membaca adalah suatu kegiatan menerima informasi melalui bahasa tulis yang di dalamnya terdapat proses untuk mengubah wujud lambang/tulisan menjadi wujud yang bermakna sehingga apa yang tersirat dalam yang tersurat dapat dipahaminya. Dengan demikian, melalui membaca kita dapat menyerap berbagai informasi yang sangat diperlukan dalam kehidupan seharihari. Sebagai keterampilan berbahasa, membaca dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain
membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide. Setiap jenis membaca ini ditinjau dari tujuannya terdapat perbedaan, meskipun pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memahami informasi melalui media bahasa tulis. Menurut pendapat Suhendar dan Supinah (1997:25), membaca dalam hati merupakan keterampilan membaca yang sebenarnya. Kemudian Ia menegaskan pula bahwa membaca dalam hati merupakan keterampilan komunikasi tulis yang menjadi wujud makna dan keterampilan menangkap pokok-pokok pikiran dan bahan bacaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa membaca dalam hati merupakan suatu keterampilan membaca yang dilakukan untuk menangkap pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam bacaan. Pengertian membaca dalam hati juga dikemukakan oleh Tarigan (1994:31). Ia mengemukakan bahwa yang dimaksud membaca dalam hati (ekstensif) adalah membaca yang hanya menggunakan ingatan visual (visual memory), berarti membaca secara luas, objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud membaca dalam hati (ekstensif) adalah suatu proses membaca yang melibatkan penglihatan dan ingatan untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh pengarang secara luas dengan waktu yang efisien. Membaca dalam hati dalam penelitian ini adalah salah satu kompetensi dasar aspek membaca yang menurut kurikulum materi ajar ini harus diajarkan di kelas V SD.
Pengertian Teknik Latihan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata teknik mempunyai arti yang sama dengan kala metode (KBBI, 2001:1158). Berdasarkan pengertian ini kata teknik dapat diidentikan dengan istilah metode. Oleh karena itu, istilah teknik mengajar dapat juga diartkan metode mengajar, atau sebaliknya. Menurut pendapat Sujana (2002:76), teknik mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Jadi, teknik mengajar berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk menciptakan proses belajar mengajar. Melalui teknik mengajar ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru sehingga tercipta interaksi edukatif. Dalam penelitian ini teknik pembelajaran yang digunakan untuk uji coba adalah teknik latihan. Menurut pendapat Subana dan Sunarti
(2002:202), latihan (drill) adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Dengan melaksanakan kegiatan latihan secara praktis dan teratur, siswa lebih terampil dan berprestasi dalam bidang tertentu, terutama digunakan dalam pelajaran bahasa. Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan teknik latihan adalah suatu cara yang dipergunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan sehingga diperoleh ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajarinya. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode eksperimen yakni penelitian terhadap praktik pembelajaran dan penilaian hasil kegiatan belajar mengajarnya. Bila ditinjau dari jenis data yang diolah, ada dua kelompok data dalam penelitian ini. Kedua kelompok data yang dimaksud yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu model pembelajaran dengan menggunakan teknik latihan, dan tahapan kegiatan belajar mengajar. Data kuantitatif yaitu hasil belajar mengajar yang berupa nilai pretes dan postes. Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang penggunaan metode eksperimen tersebut, berikut ini dipaparkan secara ringkas rancangan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen. 1. Mempersiapkan bentuk eksperimen, yakni pelaksanaan PBM berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan model pembelajaran yang dibuat. 2. Melakukan eksperimen, yakni melaksanakan proses pembelajaran membaca dalam (ekstensif) di kelas V SDN Mekarsari 2 . 3. Mengumpulkan data hasil eksperimen (uji coba pembelajaran), yakni berupa nilai pretes dan postes yang dicapai tiap siswa. 4. Menganalisis data dengan teknik statistik uji t , yakni membandingkan nilai pretes dan postes. 5. Menyimpulkan hasil analisis berdasarkan langkah ketiga dengan cara menjawab hipotesis yang sudah ditetapkan. Teknik Penelitian Ada dua jenis teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Kedua jenis teknik yang dimaksud yaitu teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Agar terdapat gambaran yang jelas dalam pelaksanaanya, berikut ini
dipaparkan secara ringkas penggunaan kedua jenis teknik tersebut. Teknik Pengumpulan Data Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa dalam penelitian ini ada 3 jenis yang diperlukan. Ketiga jenis data tersebut yaitu: 1). data model pembelajaran dengan teknik latihan; 3). data tahapan KBM dengan teknik latihan; dan 3). data hasil pembelajaran yang berupa nilai pretes dan postes. Untuk memperoleh ketiga jenis data tersebut perlu ditentukan teknik yang digunakannya. Berikut ini adalah teknik pengumpulan data-data penelitian yang diperlukan. 1. Teknik Studi Dokumentasi Teknik studi dokumentasi yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data mengenai model pembelajaran dengan teknik latihan, yaitu dengan cara membaca dalam hati dan teori model mengajar dengan teknik latihan. 2. Teknik Uji Coba Teknik uji coba dalam penelitian ini yaitu uji coba proses pembelajaran membaca dalam hati dengan teknik latihan. 3. Teknik Tes Teknik tes ini digunakan untuk memperoleh data nilai pretes dan postes sebagai tolok ukur hasil kegiatan mengajar. Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dan teknik . 1. Teknik Analisis Teknik analisis digunakan untuk mengolah/menganalisis data kegiatan belajar mengajar (KBM). 2. Teknik Uji T Teknik uji t ini digunakan untuk mengolah data hasil pretes dan postes. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah konsep Suharsimi Arikunto dalam buku Prosedur Penelitian (1998:300). Berikut ini tahap-tahap yang ditempuh dalam pelaksanaannya. a. Membuat tabel distribusi untuk nilai pretes (x1) dan postes (x2)yang dicapai siswa b. Menghitung mean dari perbedaan pretes dengan postes c. Menghitung jumlah perbedaan skor tes (Σd) d. Menghitung deviasi masing-masing subjek (d – Md) e. Menghitung jumlah kuadrat deviasi (Σx2d) f. Menghitung kedua variabel yang dibandingkan, yaitu nilai x1 dan x2 dengan rumus :
Md
t=
2
∑X d N ( N − 1)
Keterangan : Md = mean dari perbedaan pretes dengan postes Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md) ∑ X 2 d = jumlah kuadrat deviasi N = subjek pada sampel d.b = ditentukan dengan N - 1 g. Menentukan tingkat signifikan hasil korelasi antara nilai pretes dan postes HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data hasil kegiatan belajar mengajar yang diperoleh berdasarkan hasil tes. Deskripsi data hasil belajar ini dibagi menjadi dua, yaitu data hasil pretes dan data hasil postes. Berdasarkan distribusi nilai pretes dan postes, maka mean dari perbedaan pretes dengan postes (deviasi) sebagai berikut :
∑d N 81 Md = = 3,115 26
Md =
Jadi, mean deviasi adalah 3,115 Berdasarkan nilai deviasi dari masingmasing subjek, maka dapat diketahui bahwa jumlah kuadrat deviasi (Σ X2 d) adalah 3,15385 (dibulatkan 3 angka dibelakang koma menjadi 3,154). Kemudian, untuk mengetahui tingkat signifikansi kedua variabel (X1 dan X2) yang dibandingkan dihitung dengan rumus :
t=
Md ∑ X 2d N ( N − 1)
Diketahui : Md = 3,115 Σ x2 d = 3,154 N = 26 d.b = N–1 = 26 – 1 = 25 Nilai tersebut kemudian didistribusikan kedalam rumus :
t=
Md ∑ X 2d N ( N − 1)
=
3,115 3,154 26(26 − 1)
3,115 3,154 650 3,115 = 0,005 =
3,115 0,07 = 44,5 =
Jadi, t hitung = 44,500 Nilai t hitung yang diperoleh sebesar 44,5 kemudian dikonsultasikan kedalam distribusi nilsi t tabel dengan taraf kepercayaan 95% dan 99%. Hasil yang diperoleh pada t tabel menunjukkan, t (0,95) = 1,71 dan t (0,99) = 2,48. Karena nilai t hitung ternyata lebih besar dari t tabel (t hitung = 44,500 > t tabel = 1,71 dan 2,42) maka, hubungan variabel X dan Y bertanda positif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil postes yang dicapai oleh siswa setelah pembelajaran dengan teknik latihan menunjukkan hasil yang signifikan. Pembuktian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya terhadap empat masalah yang diteliti telah diperoleh data sebagai berikut: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pembelajaran membaca dalam hati (ekstensif) dengan menggunakan teknik latihan yang dibuat penulis sudah baik dan sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi; 2) model pembelajaran membaca dalam hati (ekstensif) dengan menggunakan teknik latihan yang dibuat penulis sudah baik dan sesuai dengan tuntutan strategi pembelajaran berbasis kompetensi; 3) pelaksanaan pembelajaran membaca dalam hati (ekstensif) dengan menggunakan teknik latihan di kelas V SDN Mekarsari 2 telah sesuai dengan langkah-langkah KBM yang disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan model pembelajaran yang sudah dinilai baik oleh ketiga penimbang; dan 4) hasil pembelajaran membaca dalam hati (ekstensif) dengan menggunakan teknik latihan di kelas V SDN Mekarsari 2 dilihat dari pencapaian hasil pretes dan postes telah menunjukkan peningkatan yang cukup baik dan signifikan. Bertolak dari hasil penelitian di atas, pembelajaran membaca dalam hati (ekstensif) di
kelas V SDN Mekarsari 2 dengan menggunakan teknik latihan telah mencapai hasil yang memuaskan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah dapat menjawab hipotesis yang diajukan yang berbunyi “ jika membaca dalam hati (ekstensif) diajarkan dengan menggunakan teknik latihan serta sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan model pembelajaran yang telah dipersiapkan, maka hasilnya akan memuaskan”. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebagaimana telah dituangkan pada Bab 4, berikut ini dikemukakan simpulan atas 4 masalah yang dipecahkan melalui penelitian ini. 1. Model pembelajaran membaca dalam hati (ekstensif) dengan menggunakan teknik latihan ditinjau dari aspek: (1) konsep pemilahan bahan pembelajaran dalam model; (2) kelengkapan dan pengurutan bahan yang dirancang dalam model; (3) prosedur atau tahapan skenario pengajaran dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai metode pembelajaran; (4) pengaturan waktu dalam tiap tahapan KBM; dan (5) model evaluasi yang dikembangkan dan hubungannya dengan indikator pencapaian hasil belajar, kompetensi dasar sudah baik sehingga dapat digunakan sebagai salah satu contoh model pembelajaran yang sesuai dengan strategi pembelajaran menurut kurikulum . 2. Kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam pembelajaran membaca dalam hati (ekstensif) dengan menggunakan teknik latihan di kelas V SDN Mekarsari 2 Kabupaten Garut telah sesuai dengan tahapan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan model pembelajaran yang disusun oleh penulis dan juga telah sesuai dengan strategi pembelajaran . 3. Tingkat keberhasilan kegiatan belajar-mengajar membaca dalam hati (ekstensif) dengan menggunakan teknik latihan berbasis kompetensi di kelas V SDN Mekarsari 2 Kabupaten Garut tahun pelajaran 2011/2012menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan pencapaian nilai t hitung terletak di atas t tabel pada taraf kepercayaan 95 % dan 99 %, yaitu nilai t hitung sebesar 44,500 > t tabel 1,71 (t = 0,95) dan 2,48 (t = 0,99). Dengan demikian, penelitian ini dapat menjawab hipotesis penelitian yang diajukan yakni “jika membaca dalam hati (ekstensif) diajarkan dengan menggunakan teknik latihan serta sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan model
pembelajaran yang telah dipersiapkan, maka hasilnya akan memuaskan”. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. 1998. Prasedur Penelitian Suatu Pendekalan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2006. Kurikulum SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Marahimin.2001. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Mulyasa. S. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Garut: PT. Remaja Rosdakarya. Subana dan Sunarti, —. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Garut: Pustaka Setia. Suhendar ME. dan Supinah P. 1992. Pengajaran dan Ujian Keterampian Membaca & Keterampilan Menulis. Garut: Pionir Jaya. Sujana. 2002. Panduan Penelitian Karya Ilmiah. Garut. Tarsito. Surakhmad W. 1984. Pengantar Interatsi Belajar Mengajar. Garut: Tarsito. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan HG. 1993. Prinsip-prinsip Dasar Metode Reset Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Garut: Angkasa.