KETETAPAN m a d j e l is
per m u sja w a r a ta n
R A K J A T SEMENTARA d R E P U B U K IN DO N ESIA * . No.
■
I/M P R S /1960
-------------------- —
■
M.».R.S. dan DEP^RTEMEN PENERANGAN
2013
I n /-
a jn .
k
M ADJELIS P ERMUS J A W A R A T A N R A K JA T S E M E N ! AR A REPUBLIK IN D O N E S IA N o . l/M P R S /1 9 6 0
M.P.R.S. dan DEPARTEMEN PENERANGAN
Un,'versitas Indonesia
I C E T E T A P A N M A D JELIS PERMITS JA W A R A T A N R A K JA T S E M E N T A R A R E P U B LIK I N D O N E S IA N o. I/M P R S /1 9 6 0
I S I N J A :
I. II. III. IV.
Halaman Kata pengantar Pim'pinan M .P.R.S................................................ 9 15 Ke'putusan Presiden R.I. No. 127/1961 ........................................ Amanat Negara Presiden Soekarno : 10 Nopember 1960 ...... 21 Ketetapan M.P.R.S. No. I/M P R S /1 9 6 0 .................................... 35 Lampiran ke-1 (Pasal I) : ............................................................. GARIS-GARIS BESAR D ARIPA DA H A L U A N N E G A R A
39
Lampiran ke-2 (Pasal II) : ............................................................. GARIS-GARIS BESAR D A R IPA D A H A L U A N PEMBANGUNAN
93
Lampiran ke-3 (Pasal III) : .............................................................
149
Pedoman pertama pelaksanaan Manifesto Politik Republik Indonesia : —
D JA LA N NJA R E V O L U S I KITA.
Pedoman kedua Indonesia : —
pelaksanaan
MEMBANGUN
D U N IA
Manifesto
Politik
Republik
203
KEMBALI.
V.
Amanat sambutan Presiden Soekarno: 7 Desember 1960 ... 267
VI.
K a t a - p e n u t u p
......................................................................
275
--------------- -----
f AK. HUKUM dan PENG. HASJ. fa nggal No. S i isi i
........
P.J.M. Presiden/PangL'ma Tertinggi Aiigkatan Perang P E M IM P IN BESAR R E V O L U S I IN D O N E S IA .
5
P A N T JA -T U N G G A L PIM PEVAN M .P .R .S.
K e tu a , C h a iru l S ale h
W a k il K e tu a , D. N . A id it
W a k il K e tu a , B rig -. D jen . W ilu jo P u sp o ju d o .
I. ICATA
P E N G A N T A R
P I M P I N A N M AD ]ELIS P E R M U S JA W A R A T A N RA KJA T S E M E N T A R A REPUBLIK IN D O N E S IA '
Mengantarkan penerbitan dari ketetapan- M.P.R.S., baiklah kiranja kita mengingatkan kembali kedjadian bersedjarah pada tanggal 10 Nopember 1960, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, ketika digedung Madjelis Pcrmusjawaratan Rakjat di Bandung dilakukan pembukaan Sidang Pertama dari Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara (M.P.R.S.), hingga mendjadi lengkaplah Lembaga2 .ketatanegaraan Republik Indonesia menurut Undang-Undang Dasar 1945, jang sedjak Dekrit Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Pe~ rang tertanggal 5 Djuli 1959 berlaku lagi sebagai dasar-hukum untuk hidup-ketatanegaraan dan kemasjarakatan Bangsa Indonesia. Nama Lembaga Ketatanegaraan Tertinggi Republik Indonesia itu dalam istilah Undang2 Dasar 1945 adalah : Madjelis Permusjawaratan Rakjat, jang merupakan pendjelmaan seluruh Rakjat Indonesia sebagai pemegang Kedaulatan Rakjat untuk raelaksanakan hikmat-kebidjaksanaan dalam permusjawaratan/perwakilan untuk mewudjudkan Amanat Penderitaan Rakjat. Amanat Penderitaan Rakjat itu dilukiskan dalam Pembukaan dari Llndang2 Dasar 1945, jang menundjukkan garis-bimbingan Revolusi Nasional Indonesia untuk menudju kepada N egara Republik Indonesia jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dalam waktu 27 hari, M.P.R.S. telah menjelesaikan tugas-karjanja seperti dipikulkan diatas pundaknja oleh perundang-undangan Negara, dan pula dalam batas waktu sesuai dengan harapan Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang seperti tersim'pul dalam Amanat N egara tanggal 10 Nopember 1960. Dengan memandjatkan do’a — pudji terima kasih jang tak-terhingga kehad’apan Tuhan Jang M aha Esa, M.P.R.S. b e r s a m a - s a m a dengan seluruh Rakjat Indonesia bersjukur-gembira atas hasil-karjanja Madjelis Tertinggi Republik Indonesia seperti tertjantum dalam Ketetapan M.P.R.S. No. I dan II/M PR S/1960. Jang dimaksud dengan Ketetapan M.P.R.S. No. I/M P R S /196 0 adalah ketetapan M.P.R.S. tentang ^Manifesto Politik Republik Indonesia sebragai garis*2 besar daripada haluan N eg ara’*, sedang jang dimaksud
9
tapan M.P.R.S, No, II/M P R S /1960 adalah ketetapan tentang " G A M S 3 BESAR POLA P E M B A N G U N A N N A S IO N A L o E M i i ^ T A BE.RE. TJA N A T A H A P A N P E R T A M A 1961-1969”, sebagai hasil-penelaahan dan penelitian M.P.R.S. terhadap Garis2 Besar Pola Pem bangunan. ter-. masuk Pola Projek seperti termuat dalam Buku kesatu ji 1 - • c III dari Rantjangan Dasar U ndang2 Pembangunan Nasional Berentjana karja Depernas, jang telah d:-njatakan pada umumnja s dengan Amanat Pembangunan Presiden dan M an festo Po it! , can jc» oleh karenanja diterima baik dengan ketentuan untuk iseniparnc. ' dengan ketetapan2 dari Pasal 2 sampai dengan Pasal 9 dan ^ampiran Atas dasar kedua Ketetapan M.P.R.S. »tu tcrtjapaitah ^e*n ^ . . ‘pa ; garis-pasti Revolus' Indonesia jang terang dan tandas unt^ ” nie!,i.nlur. Negara Indonesia jang merdeka, bersatu, berdaulat, a^ ^ T^nrpnTC -KTr)0Dan mendjadi djelaslah oleh karenanja bagi seluruh ^ NASIA dan seluruh D U N IA garis-konsepsionil mengenai SIONAL IN D O N E S IA untuk menudju kepada : makmur berdasarkan Pantja-Sila” , atau : S O S IA L IS M E Tertjapainja karja M.P.R.S. jang gemilang dalam v. aktu jang p- ^ dek itu adalah berkat semangat M.P.R.S. jang selalu erpegang 'e, pada sembojannja : ..Sepi hing pamrih, rame hing gaw e” , dengan senantiasa melaksanakan kelima azas musjawarah dalam wudjud . (1) RASA-merasa guna m e m p e r h a t i k a n suasana psikologis lmgkungan dan sesama; (2) T E N G G A N G - m e n e n g g a n g untuk melaksanakan gairat djiwa bermurah-hati atau toleransi; (3) TIMBANG-menimbang guna mentjari keadilan; (4) AKAL-sehat guna mendapatkan kebenaran; (5) ICHLAS-rela jang meringankan kehendak dan menimbulkan keberanian untuk membatasi diri, bahkan dj ka p e r l u , menjamping an *e pentingan-sendiri demi kepentingan-bersama, jakni : Kepentmgan Nasional Indonesia. Revolusi Nasional Indonesia ternjata telah menjegarkan kembali unsur2 Demokrasi Indonesia a s li! T er’pantjang teranglah kini unsur -o drati Kepribadian Bangsa Indonesia, jang masih tetap hidup-subur sepandjang masa di-tengah2 tjipta-rasa dari sekalian bangsa2 dalam tata-hukum pergaulan ummat-manusia ! Azas-azas musjawarah dan mufakat dalam rangka Demokrasi Terpimpin untuk mewudjudkan hikmat-kebidjaksanaan itu telah terbukti njata dalam kalangan kekeluargaan M.P.R.S. ! Semoga dengan bukti tersebut tergerak-bangunlah seluruh Rakjat Indonesia untuk menjegarkan kembali pusaka-berharga N A L U R I IN D O N E S IA sepandjang-masa itu guna bergerak-serentak dibawah bimb^ngan Pem m'pin Besar Revolusi Indonesia melaksanakan Ketetapan2 M.P.R.S. sebagai Garis2 Besar Haluan R evo lusi kita.
10
Hasrat Rakjat Indonesia untuk membangun negara dan masjarakaLnjn menurut Ketetapan2 M.P.R.S. No. I dan II/M P R S /1 9 6 0 telah dimuin: dengan Ajf.nan Tjangkul Pertama dari P.J.M. Prcs-'den./Panglima Ter!.:ngg; Angkatan Perang/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia pada ianggal 1 Djanuari 1961. Agar seluruh RAKJAT IN D O N E S IA tanpa pengetjualian dapat senantiasa mengikuti dan meneliti dengan seksama Ketetapan No. I dan II/M P R S /1 9 6 0 sebagai garis konsepsionil dalam Pembangunan Masjarakat dan Negara. dikeiuarkanlah oleh Pimpinan M.P.R.S. Keteta'pan No. I/M P R S /1 9 6 0 dan Ketetapan M PRS No. II/M P R S /1 960 L E N G K A P . dimana termasuk didalamnja djuga 17 Djilid Pola Pembangunan Nasional Semesta Berentjana. untuk mendjadi S U M B E R IN D U K dan S U M B E R R ESM I mengenai kedua Ketetapan M.P.R.S, tersebut, Jakin, bahwa untuk mempeladjar; kedua Ketetapan M.P.R.S. dalam bentuk jang se-lcngkap^nja ;tu tidak semua orang mempunjai tjukup waktu dan kemampuan, maka disampinq edisi jang lenqka'p itu, oleh Pim pinan M.P.R.S, dikeluarkan „R IN G K A S A N K E T E T A P A N M.P.R.S, No. I dan II/M P R S /1 9 6 0 ”, jang berisi pokok2 azasi dari kedua Ketetapan M-P.R-S. tersebut untuk ke'perluan Rakjat Indonesia dan dunia luar de ngan scluas-luasnja. Untuk penerbitan kedua matjam Ketetapan M.P.R.S. No. I dan II/ M PRS/1960 ini dikeiuarkanlah Keputusan Republ k Indonesia No. 127/ 196!. Dalam penjelenggaraannja, Pimpinan M.P.R.S. bekerdja-sama de ngan Pemerintah Republik Indonesia dan para Pertjetakan Indonesia. Hendaknja kedua matjam penerbitan ini senantiasa mendjudi S lIM B E R P E N E L IT IA N dan P E G A N G A N P E N A F S IR A N tentanq garis-konssosionil ID IO L O G I N A S IO N A L dan T JITA - BANGSA^ I N D O N E SIA ! Bandung, 1 Djuni 1961 Pimpinan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia Ketua
(Chaerul
Saleh)
11
PEN JERA H A N
KETETAPAN
M.P.R.S.
K E P A D A P.J.M. PR E S ID E N /M A N D A T A R IS O LEH J.M, KETUA M.P.R.S.
K E P U T U S A N P R E S ID E N R EPU B LIK I N D O N E S I A No, 127 T A H U N 1961, KAMI, P R E S ID E N REPU BLIK IN D O N E S IA . M embatja: . Surat Pd. Ketua Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara tertanggal 22 M aret 1961 No. 0690/0/M PR S/61; M enim bang: a.
bahwa Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara telah menugaskan dengan kekuasaan penuh kepada Presiden/Panglima Tertinggi/ Pemimpin Besar Revolusi Indonesia untuk melaksanakan 'putusan2nja seperti termaktub dalam Ketetapan No. I/M P R S /1 9 6 0 Pasal IV dan Ketetapan No. II/M PRS/1960 Pasal 10;
b.
bahwa demi kelantjaran pelaksanaan Ketetapan2 tersebut diatas diperlukan penerangan jang se-luas2nja kepada seluruh Rakjat Indo nesia dan dunia luar mengenai isi dan makna Keteta'pan2 M.P.R.S. tersebut diatas agar Ketetapan2 M.P.R.S. tersebut dapat diketahui dan difahami oleh Rakjat seluruhnja;
c.
bahwa untuk keperluan penerangan tersebut diatas diperlukan penjusunan, pentjetakan, penjebaran bahan2 penerangan dan dimana 'perlu djuga penjalinannja kedalam bahasa2 asing; bahwa untuk keperluan usaha tersebut pada c. perlu diadakan ketentuan-ketentuan mengenai usaha dan biajanja;
M enging at: 1. Pasal 4 ajat 1 Undang2 D asar: 2. 3.
Ketetapan No. I/M P R S /1960 'pasal M PRS/1960 pasal 10 ;
IV dan
Ketetapan No. II/
Musjawarah Presiden/Mandataris dengan Pimpinan Madjelis P er musjawaratan Rakjat Sementara tertanggal 21 M aret 1961. M e m u t u s k a n :
M enetapkan: P ertam a: Menjetudjui usul Pimpinan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara tentang penjusunan bahan2 penerangan tentang Ketetapan-ketetapan M.P.R.S. dengan perperintjian sebagai b e rik u t: a. Keteta'pan No. I dan II/M P R S /1960 dengan lengkap, dimana terniasuk didalamnja 17 Djilid dari Pola Pembangunan Nasional Semesta Berentjana Tahapan Pertama 1961 — 1969;
b.
Ringkasan dari jang tersebut pada a diatas;
K e d u a : Untuk mendjaga ketelitian dalam penjusunan bahan2 penerangan dan pula untuk mempertahankan keresmian dan keasliannja, maka penjusunan bahan2 penerangan tersebut harus dilaksanakan dan diselenggarakan oleh M.P.R.S. sendiri dengan disjahkan oleh Pimpinan M .P.R.S. K etig a: Pentjetakan dan penjebaran bahan2 penerangan tersebut dilaksanakan dan diselenggarakan oleh D epartemen Penerangan dengan bantuan semua Departemen2 Pemerintah Republik Indonesia dan pula Front Nasional dibawah pengawasan M.P.R.S., dengan ketentuan bahwa 'penjebaran bahan penerangan tersebut se-kurang2nja diselenggara kan melalui saluran2 sebagai berikut : a.
melalui saluran Pamongpradja sampai dengan Tjamat;
b.
melalui saluran A ngkatan Bersendjata sa.mpai dengan Kesatuan daerah Ketjamatan;
c.
melalui pendidikan sampai dengan Sekolah2 Landjutan Pertam a ;
d.
melalui saluran Departemen Luar Negeri untuk P erw akilan2 Republik Indonesia diluar negeri dan masjarakat luar negeri;
e.
melalui saluran F ront Nasional sampai dengan Rantingnja;
f.
saluran2 lain dalam lingkungan Pemerintahan dan masjarakat pada umumnja, jang dapat membantu dan melantjarkan penjebaran bahan2 penerangan tersebut ketangan rakjat dengan se-luas2nja;
di-
K eem pat: Untuk mentjukupi keperluan tersebut pada pokok ketiga, sebagai langkah permulaan diperkiralcan akan diperlukan matjam dan djumlah bahan penerangan sebagai b e rik u t: a.
Ketetapan No. I dan II/M P R S /1 9 6 0 dengan lengkap, termasuk 17 Djilid dari Pola Pembangunan Nasional Semesta Berentjana T aha'pan Pertama 1961 — 1969 sedjumlah : 1.500 (seribu lima ratus) unit untuk keperluan pusat-pusat Depertemen, Pemerintahan D aerah, Angkatan Bersendjata, Perwakilan R-I. diluar Negeri, Lem baga2 Pendidikan Tinggi dan Kebudajaan serta Penelitian, F ront Nasional dan lain2 pusat kegiatan kenegaraan serta kemasjarakatan lainnja menurut ketentuan P residen/M andataris dan Pimpinan M .P.R.S. ;
b.
Ringkasan dari bahan penerangan tersebut pada a diatas sedjumlah 5.000.000 (lima djuta) buah untuk keperluan penerangan seluruh rakjat pada umumnja;
C'
^ erc^emahan dari Ringkasan tersebut pada b dalam djumlah dan kedalam bahasa2 asing menurut ketentuan P re sid en /M an d a taris dan Pim'pinan M.P.R.S. dengan bantuan Menteri Luar negeri;
Kelima: Dalam rangka penjusunan Ringkasan dari Pola Pemban9u^an Nasional Semesta Berentjana Tahapan Pertam a 1961 — 1969, „ouku Ringkasan Pembangunan Semesta” , jaitu : perasan hasil-karja Pernas jang garis2 besarnja telah ditetapkan oleh M .P.R.S. dengan
16
kata pimpinan Presiden tertanggal Djakarta, 1 Djanuari 1961, supaja ditindjau dan disusun kembali untuk mcndapatkan kelengka'pan dalam isinja, terutama berhubungan dengan isi serta makna seperti termaktub dalam lampiran2 dari Ketetapan No. II/M P R S /19 60; Keenam : Menjetudjui usul Pimpinan M.P.R.S. mengenai pengeluaran biaja untuk penjusunan, pentjetakan dan penjebaran bahan ‘p ene rangan terpebut diatas sebagai tambahan Anggaran Belandja Negara 1961, jang djumlah serta perperintjiannja lejpih landjut akan diatur oleh Menteri Pertama dan Menteri Keuangan Republik Indonesia; Ketudjuh: Sebagai usaha untuk memperoleh pendapatan negara guna menutup pengeluaran tersebut pada pokok keenam, menjetudjui usul Pimpinan M.P.R.S. untuk memungut pembajaran sebagai harga pembelian bahan2 penerangan tersebut diatas dengan ketentuan jang akan diatur lebih landjut oleh Menteri Pertama dan Menteri Keuangan bersama2 dengan Menteri Penerangan; Kedelapan: Menugaskan kepada Menteri Penerangan Republik Indonesia untuk menjelenggarakan pertjetakan bahan2 penerangan ter sebut diatas dan mengkordinir penjebarannja dibawah pengawasan Pim pinan M.P.R.S.; Kesembilan :
Surat keputusan ini berlaku mulai hari ditetapkan. Ditetapkan di Djakarta, pada tanggal 13 April 1961. Presiden Republik Indonesia, SOEKARNO.
Sesuai dengan jang asli. Sekertaris Djenderal M.P.R.S.
( M r M unadjat Danusaputro)
17
PEMANDANGAN PADA SIDANG PERTAMA M.P.R.S. TAHUN-1960,
ILL A M A N A T N E G A R A P R E S ID E N S O E K A R N O 10 N O P E M B E R
1960.
Saudara-saudara sekalian. Sebagai dikatakan oleh Pedjabat Ketua, maka pada ini hari akan dibuka Sidang pertama daripada M.P.R.S. Dan pada saat itu saja, Insja Allah akan mengutjapkan amanat jang oleh Pedjabat Ketua dinamakan Amanat Negara. Saudara-saudara, hari ini bukan sadja penting oleh karena sidang pertama daripada M.P.R.S. dibuka, Insja Allah, tetapi djuga oleh karena sebagai Saudara2 mengetahui hari ini adalah Hari Pahlawan, jang pada hari ini kita menghormati, memperingati djasa-djasa pahlawan2 kita, pahlawan-'pahlawan dalam perdjoangan kita mentjari pelaksanaan daripada segenap tjita-tjita kita. Dalam memperingati segenap tjita-tjita k :ta, tidak boleh tidak, kita harus ingat kepada jang diwaktu achir2 ini selalu saja namakan Amanat penderitaan Rakjat. Rakjat Indonesia, sedjak ia kehilangan kemerdekaannja, jakni sedjak Indonesia didjadjah oleh pendjadjahan asing jang berabad2 lamanja, mendjadilah satu rakjat jang menderita, menderita politik, mender.ta ekonomi, menderita sosial, menderita kulturil, bahkan djuga menderita dalam rasa hati kemanusiaannja. Maka djikalau kita berkumpul pada ini hari, pada hari jang amat 'penting ini, penting kataku tadi, oleh karena hari ini adalah Hari Pahlawan dan hari pembukaan sidang per tama dari M.P.R.S., - M.P.R., lembaga jang mutlak dituntut oleh Undang-Undang Dasar ’45. M aka tidak-boleh-tidak kita harus mengenangkan akan penderitaan rakjat itu, Dan sebagai tiap-tiap rakjat jang mende rita, maka rakjat Indonesia ingin melepaskan diri daripada 'penderitaan itu. Dan dalam usaha untuk melepaskan diri daripada 'penderitaan itu, sekali lagi rakjat Indonesia mendjalankan penderitaan2, korbanan2 jang amat pedih. Untuk mengachiri penderitaan, rakjat Indonesia mendjalankan pen deritaan. Ini tampaknja adalah satu paradox, tetapi paradox sedjarah, historical paradox. Penderitaan Rakjat jang dilakukan oleh Rakjat untuk melepas kan diri daripada penderitaan, sudah d*kenal oleh kita semuanja. Dikenal oleh kita semuanja dalam bejituk pahlawan2 jang gugur, jang mereka itu arwahnja 'pada ini hari kita per-'ngati dan pahlawan2 jang gugur ini, bukan sadja jang gugur sedjak kita memasuki taraf physical-revolution didalam usaha kita untuk melepaskan diri kita daripada penderitaan, tetapi pahlawan jang gugur djuga sebelum adanja physicalrevolution kita itu. Pahlawan2 jang gugur dalam abad ke-17, pahlawan" jang gugur didalam abad ke-18, pahlawan2 jang gugur didalam abad
21
ke-19, pahlawan2 jang gugur dalam apa kita namakan Gerakan Nasional. Dan bukan sadja pahlawan2 jang gugur, tetapi kita pada ini hari djuga memperingati semua pahlawan2 jang telah menundjukkan kepahlawanannja diatas padang pelaksanaan dharma-bakli terhadap Ibu Pertiwi. Bukan sadja terbajang dihadapan mata chajal kita pahlawan2 dari Sultan Agung Hanjokro Kusumo, atau pahlawan2 dari Trunodjojo, a|au pahlawan2 dari Sultan Hasanuddin, atau pahlawan2 dari Pangeran Di ponegoro, atau pahlawan2 dari Tengku Tjik Ditiro, atau Imam Bondjol, bukan hanja pahlawan2 itu jang gugur dimedan pertempuran atau tidak gugur d.medan pertem'puran, tetapi djuga pahlawan2 kita didalain G era kan Nasional, jang mereka itu bernama dan kita beri nama pahlawan, oleh karena mereka telah mempersembahkan dharma-baktinja serta korbanannja jang pahit-pedih diatas persada Ibu Pertiwi. Terbajang dimuka mata chajal kita, ratusan-ribuan pemimpin2 kita daripada G erakan Nasional itu, jang meringkuk didalam pendjara. Terbajang dihadapan mata chajal kita, pemimpin2 kita jang menderita pahit-pedih di-tempat2 pembuangan. Terbajang dimata chajal ki a pemimpin2 kita, jang dengan muka bersenjum menaiki tiang 'penggantungan. Terbajang dimata chajal kita pemimpin2 kita, jang menadahi pelor daripada sekuadron2 pendrelan. Terbajang dimuka chajal mata kita deritaan daripada rakjat kita, jang untuk perdjoangan itu mengorbankan segala2nja. Ada jang mengorbankan harta-bendanja, ada jang mengorban kan isi hati ketjintaan mereka, jang mendjadi tiang daripada djiwa mereka itu. Pendek kata mengorbankan segala-galanja. Dan mereka ini pahlawan pula, oleh karena sebagai tadi dikatakan oleh Pedjabat Ketua M.P.R.S., mereka mendjalankan sesuatu itu sepi ing paxnrih. Pahlawan bukan hanja crang jang gugur dimedan pertempuran. Pahlawan adalah semua orang jang berkorban, menderita, untuk kepentingan sesama orang, tidak untuk ke'pentingan diri sendiri. Dan djikalau kita menanjakan kenapa mereka itu mendjadi pahlawan, kenapa mereka itu berkorban, kenapa mereka itu sukarela menderita, bahkan menderita dengan muka jang bersenjum? Tak-lain tak-bukan ialah oleh karena mereka itu sadar dan insjaf meng-emban A m anat I enderitaan Rakjat. Rakjat Indonesia jang telah mendjadi rakjat jang men derita ingin melepaskan dirinja daripada penderitaan itu. Dan, sebagai tadi saja katakan, untuk melepaskan dirinja daripada penderitaan itu, rakjat Indonesia dan pemimpin2nja mendjalankan dengan ichlas penderitaan-penderitaan. Oleh kare.na itu maka mereka pantas kita beri nama pahlawan dan mereka pantas kita hormati dan djiwa kita pada saat sekarang ini mandjatkan do a kehadirat Allah s.w.t. agar su'paja penderitaan mereka itu, korbanan mereka itu, diterima oleh Allah s.w.t. dengan pahala jang se-tinggi2nja. Oleh karena itulah mereka bernama 'pahlawan, pa-ha-la-wan. Orang jang pantas menerima pahala daripada Allah s.w.t. Dan kita jang duduk disini, anggota3 daripada M.P.R.S. kita 'pantas menanja pada diri kita sendiri, insjafkah kita djuga ke'pada Amanat Pen-
22
deritaan Rakjat itu ? Insjafkah kita bahwa Amanat Penderitaan Rakjat itu bukan sadja di-emban oleh pahlawan2 jang telah gugur atau pahla\van3 jang menderita didjaman jang lampau ? Insjafkah kita bahwa Penderitaan Rakjat itu djuga harus di-emban oleh kita semua jang pada ini hari berkumpul d'dalam gedung jang bersedjarah ini? Jang kita ini mcnurut Undang-Undang Dasar ’45 antara lain diwadjibkan untuk menentukan garis besar daripada haluan N egara ? Saja minta kepada scmua anggota M.P.R.S. per-tama2 dan lebih dahulu, supaja scmua anggota M.P.R.S. menjedari scdalam-dalamnja, mcnginsjafi scdalam-dalamnja bahwa kita ini masing2 dan koleklif mcng-emban Amanat Penderitaan Rakjat. Terbajanglah Saudara2 dalam ingatan saja djalannja perdjoangan rakjat dimasa jang lampau. 9 Tadi dikatakan oleh Pedjabat Ketua M.P.R.S. bahwa dengan adanja M.P.R.S. ini telah terpenuhi tuntutan daripada Undang-Undang D asar '45 cliatas lapangan perlembagaan ketatanegaraan. Memang Undang2 D a sar '45 menentukan harus adanja Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Undang2 Dasar ’45 adalah Undang2 Dasar daripada satu negara. U ndang2 Dasar ’45 bukan sekedar Undang-Undang Dasar daripada sesuatu perkum'pulan, tetapi U ndang2 Dasar daripada satu negara.
Dalam hal ini Saudara2, kenangkanlah djalannja perdjoangan kita sampai kita datang kepada bernegara. Ja, dulu sebelum imperialisme datang disini, kita memiliki negara2. Dan kemudian, sesudah imperialis da tin g disini kita memiliki pula negara2 jang pada hakekatnja tiada mempunjai penuh atribut2 lagi sebagai negara, oleh karena atr.but2nja itu telah ditjabut oleh 'p.hak pendjadjah. Tetapi penderitaan rakjat membuat kita bergerak mendjalankan penderitaan2 dalam abad ke^l 7, 18, 19 hingga pada permulaan abad ke-20 kita, sebagai tadi saja katakan, mengindjak diatas padangnja Gerakan Nasional, timbulnja serikat2 dan perkumpulan2. Tetapi pada bagian pertama dari'pada serikat2 dan perkumpulan-perkumpulan kita itu belum kita dengan tegas mengatakan, bahwa perdjoangan kita menudju ke'pada terbentuknja negara, melainkan hanja kepada ditahun kira2 1926. Tegas terpantjang didalam ingatan kita, bah wa kita tidak bisa terhindar melepaskan diri daripada penderitaan3 ini, penderitaan politik, penderitaan ekonomi, penderitaan sosial, penderitaan kulturil dan lain2 sebagainja, bahwa kita tidak bisa melepaskan diri kita daripada penderitaan2 ini, djikalau kita tidak mentjapai lebih dahulu Indonesia Merdeka, kemerdekaan politik. Dulu sebelum tahun 1926, 1927 itu, berdjalanlah fikiran salah dida lam kalangan bangsa Indonesia, bahwa kita bisa melepaskan diri kita daripada penderitaan2 politik, ekonomi, sosial, kulturil itu dengan memperbaiki ketjerdasan kita, memperbaiki taraf ekonomi kita dan lain2 se bagainja. H al ini misalnja saja uraikan dengan tegas dalam pidato saja sebelum proklamasi, jaitu pidato jang dikenal orang dengan nama Lahirnja Pantja Sila. Tetapi sjukur Alhamdulillah, baik sebagai akibat daripada djalannja tjita-tjita dan kejakinan2 sendiri, maupun setjara empiris, kira2 pada ta hun 1926, 1927 datanglah satu kejakinan baru jaitu, bahwa kita hanja bisa mengachiri 'penderitaan2 kita ini kalau kita mentjapai Indonesia Mer-
23
deka. Dan dengan terlahirnja kejakinan ini, mulai bulatlah kejakinan kita. bahwa kita lebih dahulu harus mendirikan N egara Indonesia. Sebelum tahun 1926, 1927 ha] negara itu belum bers'emajam didalam ingatan dan fikiran kita, tetapi sedjak tahun 1926, 1927 dengan tegas mendjulanglah kelangit kejakinan in i: lebih dahulu dirikan N egara Indonesia di" dalam Negara Indonesia itu kita akan berusaha mengachiri penderitaan2 kita, mengachiri 'penderitaan politik, mengachiri penderitaan ekonomi, mengachiri penderitaan kulturil, mengachiri penderitaan sosial, meng achiri penderitaan2 lain. Dan kejakinan 1926, 1927 ini, memberi impetus pula kepada usaha kita, ke'pada penderitaan kita, kepada kesediaan dan keridohan kita un tuk menderita, kepada keichlasan kita untuk menderita, sehingga apa jang dinamakan Gerakan Nasional makin lama makin menggema, makin lama makin menggempa dan kita achirnja pada tanggal 17 Agustus 1945 menjatakan, bahwa kita telah mendirikan negara jang kita namakan Republik Indonesia. Tatkala pemimpin2 kita telah melihat fadjar dilangit Timur menjingsing. bahwa kejakinan mutlak perlunja negara ini telah mendekat mendjadi realitet, jaitu diwaktu jang kita kenal dengan nama w aktu djaman Djepang, djadi sebelum Proklamasi. Didjaman Dje'pang itu Saudara2, pemimpin2 kita jang meng-emban Amanat Penderitaan Rakjat itu, di waktu djaman Djepang itu, telah bukan sadja menjongsong fadjar jang akan menjingsing, akan datangnja negara Indonesia dengan kegembiraan hati, tetapi menjongsongnja pula dengan usaha mempersiapkan datan g nja negara jang merdeka itu. A ntara lain dipersiapkan dasar2 negara jang akan datang, jaitu jang kemudian terkenal dengan Pantja-Sila. Disinf tempatnja saja dengan tegas mengulangi lagi buat seribu kalinja, bahwa kemerdekaan kita bukan hadiaK dari Djepang, bahw a kemerdekaan kita adalah hasil daripada perdjoangan rakjat Indonesia jang ber-puluh2 tahun. Didalam kita mendjalankan usaha dan perdjoangan un- tuk membuat kejakinan negara itu suatu realitet, dalam kita mendjalankan usaha itu kita telah mempersiapkan sendiri hal-hal jang mutlak 'perlu untuk negara jang merdeka, antara lain untuk negara Indonesia jang merdeka dianggap perlu adanja dasar, jaitu jang sekarang terkenal de ngan Pantja Sila. Dan pemimpin2 kita djuga mempersiapkan U ndang2 Dasarnja, di katakan orang bahwa kita mempersiapkan U n d a n g ' D asar Republik In donesia itu dibawah todongan bajonet. M emang benar demikian, Saudara-saudara, dibawah todongan bajonet daripada tentara pendudukan. Pemimpin2 kita jang sedar meng-emban Amanat Penderitaan Rakjat itu mempersiapkan Undang2 Dasar Republik Indonesia. D an U nd ang 2 D asar mi jang kemudian disahkan oleh pemimpin2 kita satu hari sesudah Proamasi 'pada tanggal 18 Agustus 1945 jang sekarang sudah kondang termasjhur dengan nama Undang2 D asar ’45, jang sedjurus w aktu kita tmggalkan kemudian, tetapi jang pada tanggal 5 Djuli 1959 didekritkan oleh Presiden bahwa kita kembali lagi kepada U n dang2 D asar '45 itu. Djikalau Saudara-Saudara membatja Undang-Undang D asar 45 itu njata djelas bahwa semangat daripada U ndang-Undang D asar *45 ini
24
ialah, apa jang diamanatkan oleh rakjat didalam ia punja penderitaan jang berwindu-windu, bcrabad-abad. Maka oleh karena itu ada baiknja barangkali saja batjakan lebih dahulu 'preamble daripada Undanq-Undancr Dasar itu : Bahwa sesungguhnjja Kemerdekaan itu ialah liak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka pendjadjahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan D an perdjoangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakjat Indonesia kedepan pintu gerbang N egara Indonesia, jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan malanur. Atas berkat Rachmat Tuhan Jang M aha Kuasa dan dengjan didorongkan oleh keinginan Luhur, supaja berkehidupan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat Indonesia menjatakan dengan ini kemerdekaannja, Kemudian .daripada itu, untuk membentuk suatu Pemerintah N egara Indonesia jang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memadjukan kesedjahteraan umum, mentjei’daskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang D asar N egara R e publik Indonesia jang berkedaulatan rakjat dengan berdasarkan ke pada : Ke-Tuhanan Jang M aha Esa, Kemanusiaan jang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat /cebidjaksanaan da lam Permusjawar atan/Perwakilan serta dengan mewudjudkan su atu Keadilan Sosial bagi seluruh Rakjat Indonesia. Preamble ini Saudara-saudara, saja ulangi lagi, mentjerminkan dengan tegas dan djelas Amanat Penderitaan Rakjat. Tertjerminkan dengan djelas didalam kata pembukaan ini tiga kerangka sebagai jang saja utjapkan didalam pidato saja pada tanggal 17 Agustus 1959, jang kemudian terkenal dengan kata pidato Manipol. Tiga k e ra n g k a : satu negara kesatuan, didalamnja satu masjarakat jang adil dan makmur didalam rangkaian persahabatan2 dengan semua bangsa didunia. Preambule ini, dibuat dan dirantjangkan, kemudian disahkan oleh pemimpin kita sebelum kita mengadakan proklamasi 17 Agustus 45. Apa sebab ? Kataku tadi ialah oleh karena pemimpin2 kita pada waktu itu semuanja merasa meng-emban Amanat Penderitaan Rakjat. Sehingga didalam preambule ini ditjerminkan olehnja apa jang diamanatkan oleh rakjat dengan deritaannja itu ke'pada kita semua. Tiga kerangka ternjata tertulis didalamnja. Dan bukan sadja tiga kerangka ini, sebagai S audara-saudarapun mengetahui didalam preambule ini telah tertjermin pula- dasar-dasar daripada negara jang akan datang, dan jang kemudian datang, dan jang terkenal dengan nama Pantja Sila.
25
Tetapi pemimpin-pemimpin kita bukan sekedar mentjerminkan ketiga kerangka oleh karena telah diamanatkan rakjat, telah mentjerminkan Pantja Sila, oleh karena Pantja Sila memang adalah mutiara-mutiara jang sedjak djaman dahulu ter'pendam didalam kalbunja bumi Indonesia, dan jang kemudian digali kembali mendjadi Pantja Sila, tetapi p e m i m p i n - p e m i m pin kitapun dalam membuat, merantjangkan dan kemudian mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia itu sendiri telah memikirkan perlembagaan daripada N egara Indonesia M erdeka itu. A ntara lain ditentukan bahwa didalam N egara Re'publik Indonesia harus akan ada satu MADJELIS P E R M U S J A W A R A T A N R A K JA T. Jang sekarang kita ini sebagai Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara berkumpul bersama sebagai pe-realisasi daripada ketentuan U ndang-U ndang Dasar itu. Tidaklah kita takdjub, Saudara-saudara, akan pekerdjaan p e m i m p i n pemimpin kita dimasa jang lampau itu ? Sebelum kita m e m ' p r o k l a m i r k a n Indonesia merdeka, mereka telah menggambarkan A manat P e n d e r i t a a n Rakjat didalam tiga kerangka : Preambule. Sebelum kita m engadakan proklamasi 17 Agustus ’45, mereka telah mengetahui bahw a didalam bumi Indonesia adalah lima mutiara jang harus digali kembali dan harus kembali dan harus dipersembahkan kembali kepada bangsa Indonesia. Sebelum kita mengadakan proklamasi 17 Agastus ’45, sebelum kita mempunjai negara, mereka telah mengetahui bahw a djikalau negara ini ingin hidup sebagai satu negara jang memenuhi Amanat Penderitaan Rakjat, harus antara lain diadakan Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Madjelis Permusjawaratan Rakjat sebagai satu kekuasaan jang tertinggi didalam ketatanegaraan Re'publik Indonesia. Jang Madjelis Permusjawaratan R ak jat ini terdiri daripada (demikianlah tertulis didalam pasal-pasalnja) M a djelis Permusjawaratan Rakjat te r d ir i atas anggota-anggota D ew an Perwakilan Rakjat, ditambah dengan utusan-utusan dari D aerah 2 dan g o l o ngan-golongan menurut aturan jang ditetapkan dengan Undang-undang. Saudara2, meskipun Saudara2 hanja M.P.R. Sementara, madjelis S au dara terdiri daripada anggota2 D ew an Perwakilan Rakjat Gotong,-Rojong plus utusan2 dari daerah2 dan golongan2. Saudara dikumpulkan 'pada ini hari, dikota Bandung jang bersedjarah ini, digedung jang bersedjarah ini, pada hari jang selalu bersedjarah ini, untuk memenuhi apa jang ditentukan pula didalam pasal 3 dari U nd an g2 Dasar kita, jaitu : Madjelis Permusjawaratan Rakjat menetapkan Undang-Undang Dasar dan g ar:s-garis besar daripada haluan Negara. Teapi o eh karena Saudara-saudara adalah M.P.R.S. = Madjelis Perm u sjawaratan Rakjat Sementara, jang anggota daripada D ew an Perwakilan 3 anggota jang terpilih oleh Rakjat, maka*bagian pertaariPa a tugas pasal 3 ini, jaitu menetapkan U ndang-Undang D asar,
26
5 Djuli 1959, Undang-Undang D asar 1945 berdjalan lagi. Madjelis P er musjawaratan Rakjat Sementara berada oleh karena kita sedjak tanggal 5 Djuli 1959 telah berdiri kembali diatas U ndang-U ndang D asar itu. M.P.R.S. — maka oleh karena itu saja tidak mempersilakan Saudarasaudara untuk menetapkan satu Undang-Undang D asar baru, melainkan hanja menentukan garis-garis besar daripada haluan negara sadja. Saja ulangi perkataan saja tadi itu : alangkah men-takdjubkan visie dan penglihatan daripada pemimpin2 kita ‘p ada waktu itu, jang bukan sa dja menjedari tiga kerangka, jang bukan sadja melihat lima mutiara, tetapi djuga telah mengerti dengan djelas bahwa harus didalam N eg ara Repu* blik Indonesia itu ada satu Madjelis Tertinggi jang oleh pemimpin2 itu dinamakan Madjelis Permusjawaratan Rakjat, jang bersidang tidak tiap2 hari, tetapi menurut Undang2 Dasarpun sedikitnja sekali dalam lima tahun. Dan Madjelis Permusjawaratan Rakjat ini menentukan garis-garis besar sadja daripada haluan negara. D an Madjelis Permusjawaratan Rak jat ini memilih mandataris, memilih seorang jang dikuasakan olehnja un tuk melaksanakan garis-garis besar daripada haluan negara jang ditentukan olehnja itu. Mandataris jang bernama Presiden. D an mandataris ini menundjuk pembantu-pembantunja, jang didalam istilah biasa dinamakan ‘p ara Menteri. Dan disamping itu ada D ew an Perwakilan Rakjat, jang Dewan Perwakilan Rakjat ini terutama sekali, sebagai saja katakan didalam pembukaan Dewan Perwakilan Rakjat tempo hari, membantu mandataris dan pembantu2nja ini didalam pekerdjaan mengurus negara sehari-hari, terutama sekali dilapangan perundang-undangan dan didalam lapangan Anggaran Belandja daripada Negara. Oleh karena kita ini merasa memikul Amanat Penderitaan Rakjat dan Amanat Penderitaan Rakjat itu bukan sekedar agar supaja kita 'politis mendjadi lagi satu N egara jang merdeka, satu N egara jang berbentuk Republik, satu Negara jang berwilajah kekuasaan antara Sabang dan Merauke, tetapi djuga ingat kerangka jang nomor dua, jaitu satu masjarakat adil dan makmur, oleh karena kita mengetahui bahwa masjarakat jang adil dan makmur itu sebagai saja katakan didalam pidato-pidato saja achir-achir ini, tidak dapat djatuh dari langit sebagai air embun diwaktu malam, tetapi harus kita selenggarakan, harus kita bina dan harus kita rentjanakan lebih dahulu, maka kita telah membentuk pula satu Dewan Perantjang Nasional jang termasjhur dengan nama singkat Depernas. Depernas itu kita tugaskan untuk membuat 'pola pembangunan. Pola pembangunan diatas dasar Amanat Penderitaan Rakjat. Pola pembangunan jang mempolakan pembangunan masjarakat adil dan makmur sebagai diamanatkan oleh penderitaan rakjat itu. Pola pemba ngunan jang dus harus bersifat S O S IA L IS M E B ER D A S A R K A N P A N TJA-SILA. Inilah tugas jang kami berikan kepada Depernas pada waktu itu : buatkan didalam waktu singkat satu pola pembangunan, pola pembangu nan sosialis berdasarkan Pantja Sila. Inilah sesuai dengan kepribadian Indonesia, inilah jang diamanatkan oleh penderitaan rakjat. Buatkan pola jang demikian itu didalam waktu jang singkat. Dan Depernas telah bersidang didalam gedung jang sama ini, — 9e* dung jang Saudara2 sekarang duduk didalamnja — dan De'pernas telah
27
bekerdja dengan gesit dan giat, dan kinilah tempatnja saja buat kedua kalinja menjatakan salut kehormatan saja kepada D epernas umumnja, kepada Ketua Depernas chususnja, jaitu Prof. M r. M uh. Yamin, jang didalam waktu singkat telah dapat menjelesaikan satu pola pem bangunan jang sebaga'i Saudara ketahui, — tetapi belum dalam detailnja, sekedar dari kabar dan w arta —, satu 'pola pembangunan jang am at luas dan lengkap sekah. Dan oleh karena pembangunan adalah satu bagian dari pada Amanat Penderitaan Rakjat, oleh karena masjarakat adil dan makmur adalah satu bagian daripada apa jang dideritakan oleh rakjat, m aka saja akan mempersilahkan Saudara2 djuga menindjau hal pem bangunan itu. Tetapi sebagai djuga haluan negara jang didalam U n d an g -U n d a n g detail, tidak memasuki kepada hal-hal jang didalam pidato ,,Lahirnja Panhaluan negara, saja disini’p un akan mempersilakan S au dara2 nanti menentukan garis-garis besar daripada pembangunan sebagai bagian d a ri pada -garis-garis besar haluan negjara, jang ditentukan oleh LIndang Undang Dasar adalah tugas dari pada Madjelis Perm usjaw aratan Rakjat. Dua kali saja menekankan kata saja pada perkataan garis besar. Saja mempersilahkan Saudara2 menentukan garis besar daripada haluan negara dan sebagai bagian daripada itu gar's besar dari'pada pem bangun an. Apa arti garis besar ? Garis besar berarti tidak memasuki kepada detail, tidak memasuki kepada hal-hal jang didaiam 'pidato ,,Lahirnja Pantja Sila” saja namakan ndjelimet. Saja minta Saudara bekerdja dengan gesit, menentukan sekedar garis2 besar daripada haluan negara, garis2 besar daripada pembangunan masjarakat adil dan makmur. D an garis2 besar dari pada haluan negara itu sebenarnja 'pun sudah ada. Tinggal nanti saja sekedar mempersilahkan Saudara2 menindjau garis2 besar daripada haluan negara jang sudah ada itu dan djikafau Saudara2 setudjui, memperkuatkan garis besar daripada haluan negara jang sudah ada itu. Apa jang saja maksudkan dengan garis besar haluan negara jang sudah ada? Saudara2 mengetahui bahwa baik saja sendiri maupun kemu dian Dewan Menteri jang dinamakan Pemerintah bersama saja, maupun Dewan Pertimbangan Agung, maupun D ew an Perantjang Nasional, te lah menentukan bahwa apa jang dinamakan Manifesto Politik adalah garis besar daripada haluan negara. Tinggal sekarang saja berkata : se benarnja garis besar daripada haluan negara sudah ada, jaitu Manifesto Politik dan Usdek. Disini tempatnja saja mau terangkan, bahwa Usdek itu bukan suatu Manifesto Politik, tetapi Usdek itu adalah perasan dariTT sehingga pada hakekatnja Manifesto Politik adaa s e ' sc*ek adalah Manifesto Politik, bukan dua hal jang terpisah satu sama lam. ^a
Djikalau saja berkata : sebenarnja kita telah mempunjai haluan negara, maka saja berkata demikian itu berdasarkan pasal I V A turan Peralihan Undang Dasar ’45 jang b erbunji: Sebelum Madjelis Permusja waratan Rakjat. Dewan Perwakilan Rakjat dan D ew an Pertim bangan Agung dibentuk menurut U ndang2 Dasar ini, — djadi sebelum S audara2
28
ada sebagai Madjelis —, segala kekuasaanja didjalankan oleh Presiden dengan bantuan — bantuan —sebuah Komite Nasional. Djadi sebelum Saudara2 ada sebagai Madjelis — dan pada waktu saja mengutjapkan pidato 17 Agustus '59 Saudara2 sebagai Madjelis belum ada — pada waktu itu menurut pasal IV Aturan Peralihan seqala kekuasaan didjalankan oleh Presiden. Pada waktu itu saja meijdjalankan kekuasaan itu dengan sah. Pada waktu itu saja sebagai Presiden nemegang kekuasaan penuh menentukan haluan negara ialah sebagai saja gambarkan dalam pidato 17 Agustus '59, jang kemudian oleh sidanq Dewan Menteri diamini, jang kemudian oleh Depernas diamini ianq kemudian oleh Dewan Pertimbangan Agung diamini. M aka ditindjau daripada sudut pasal IV Aturan Peralihan daripada Undang2 D asar '45 ini, sebetulnja kita telah mempunjai garis besar daripada haluan Negara jang dinamakan Manifesto Politik dan Usdek. Oleh karena itu maka saja bcrkata kepada Saudara2, saja mengusulkan Saudara2 mcmperkuat garis2 besar haluan Negara jang bernama Manifesto Politik dan Usdek ini. Dan djikalau saja berkata demikian, pun saja tidak berdiri sendiri Dewan Pertimbangan Agung d.dalam sidangnja kemarin dulu, __ Saudara-saudara mengetahui bahwa Lembaga Negara jang lain ber nama Dewan Pertimbangan Agung dan Dewan Pertimbangan Agung ini memberikan pertimbangan2 ke'pada saja —, mengambil satu resolusi, — resolusi jang diarahkan kepada saja oleh karena Dewan Pertimbangan Agung adalah Dewan jang memberi pertimbangan kepada saja sebagai Presiden, tentang Manipol sebagai garis besar haluan negara H*an pola pembangunan semesta kepada Presiden, sebagai berikut : Dewan Pertimbangan Agung dalam sidangnja jang ke-5 tahun 1960. M en g in g at: 1. Amanat Penderitaan Rakjat jang haus pada perEai'kan Nasib; 2. Pasal 3 Undang2 Dasar 1945 jang menentukan salah satu tugas M.P.R. ialah menentukan garis2 besar haluan Negara; 3. Amanat P r e s i d e n pada sidang pleno pertama Depernas mengenai p e m b a n g u n a n semesta bercntjana pada tanggal 28 Agustus 1959; 4. B a s i l D e p e r n a s te n t a n g p o la 'p e m b a n g u n a n s e m e s t a b e r d a s a r k a n :
5
a.
U n d a n g 2 No. 80 t a h u n 1958.
b.
P e n e t a p a n Presiden No. 4 tahun 1959.
Perlu segera dilantjarkan pembangunan disegala bidang;
Menimban.g: 1. bahwa Dewan Pertimbangan Agung dan Kabinet telah memutuskan Amanat Presiden tanggal 17 Agustus jang dikenal sebagai M a nifesto Politik Republik Indonesia adalah garis2 besar haluan Neqa2. 3.
ra; Penetapan Presiden No. 1 tahun 1960 tanggal 29 Djanuari 1960; boliW1a bag an tLrbesar lvakjat Indonesia telah mcnerinia dan mcniperlakukan Manipol sebagai garis2 besar haluan Negara;
29
M em utuskan: 1.
2. ; 3.
4.
supaja Presiden mem£>ertimbangkan kepada M.P.R.S., supaja segera memutuskan memperkuat penerimaan rakjat terbanjak pada Manipol dan perperintjiannja sebagai garis2 besar haluan N egara jang wadjib dilaksanakan oleh setiap orang w arga-negara Indonesia; supaja Presiden mengusulkan kepada M.P.R.S. ag ar M .P.R.S, menerima amanat Presiden tentang Pembangunan Semesta Berentjana jang diutjapkan dan jang tertulis jang disam'paikan kepada D epernas pada tanggal 28 Agustus 1959 sebagai garis2 besar haluan pola pem bangunan semesta; su'paja Presiden mengusulkan kepada M.P.R.S. agar M .P.R.S, rnenerima garis2 besar Pembangunan hasil karja Depernas, manakala ia sesuai dengan Amanat Presiden tentang Pem bangunan Semesta Be rentjana pada tanggal 28 Agustus 1959 itu; supaja Presiden mengusulkan kepada M .P.R.S. memberikan m andat penuh kepada Presiden untuk dimana perlu membawa persoalan 'pe laksanaan pola 'pembangunan kepada D.P.R.-G.R. D jakarta, 8 N opem ber 1960.
Saudara2 maka itulah, saja dengan dukungan 'penuh dari pada D e wan Pertimbangan Agung, sekarang mengusulkan kepada S audara2 agar supaja menerima atau mengambil keputusan mengenai garis besar h a luan Negara, memperkuat penerimaan rakjat terbanjak mengenai M a nipol dan perperintjiannja. D an dibidang pembangunan, garis2 besar 'pem bangunan — jang saja persilakan Saudara2 tentukan sebagai bagian d ari pada garis2 haluan Negara —, supaja Saudara2 menerima amanat saja tentang Pembangunan Semesta Berentjana jang saja utjapkan dan ditulis dan jang disampaikan kepada Depernas pada tanggal 28 Agustus 1959 sebagai gans-garis besar haluan pola pembangunan semesta. Saja minta Saudara Ketua nanti berikan kepada semua anggota pidato ini — pidato 28 Agustus 1959 —. Dan djikalau Saudara-saudara sudah menerima am anat saja kepada Depernas tanggal 28 Agustus 1959, bahw a inti amanat itu adalah garis besar daripada pembangunan jang benar-benar berdasarkan atas Amanat penderitaan Rakjat, garis besar daripada pembangunan jang benar-benar audara terima dan setudjui, djikalau Saudara telah demikian, Saudara antas saja persilakan mengadji pola Depernas jang telah disusun oleh epernas didalam sidang-sidangnja jang tjepat-kilat dalam gedung ini. •’ Sa^a kar0a nieminta kepada Saudara-saudara menindjau garisna^nl ^ f r^Pada P°la pembangunan sadja. Sekali lagi saja, minta djami <• 3 auc~ara' sai*dara terdjun kedalam persoalan detail, jang akan men a wa tu lama sekali, oleh karena M.P.R.S. menurut U n d a n g - U n d a n g spi/h*" v ataU menurut Undang-Undang D asar '45 memang IlnHn3,1 ^ ninta ^enentukan garis-garis besar sadja. T idak ada U ndang• ^ . f 8?* 45 kita mengatakan bahwa M.P.R. harus menentukan kpf-iinP
30
S a u d a r a - s a u d a r a bar a ng ka li m en qet ah ui b ah w n h k ™-, • j .j , sidang D e p e r n a s tempo hari i a l a h : Insja Al lah s w ( £a ” S3ja. ai?
pada tanggal 1 Djanuari 1961,50 hari lagi. telah m e n c i a i u n k ^ ' r / l. ! p e r ta ma bagi p e m b an gu n an semesta ini di P e q a n q s a a n T i m
kita mengadakan Proklamasi 17 Agustus 1945.
C? r J, 9 ' t emPat
Djadi tindjaulah pola pembangunan bikinan Depernas ini aoakah pola pembangunan bikinan Depernas ini sesuai apa tidak dengan amanat ,ang Pres.den berikan pada tanggal 28 Agustus 1959. Djikalau Saudara berkata, „Jah sesuai , maka sebagai diharapkan oleh Dewan Pertimba ngan Agung didalam putusannja jang ketiga, jaitu supaja Pres^den mengusulkan kepada M.P.R.S., agar M.P.R.S. menerima garis-garis besar pembangunan hasil karja Depernas, manakala ia sesuai dengin Ama Pres.den tentang pembangunan semesta berentjana tertanggal 28 Agustus Saudara-saudara, dus, sebetulnja Saudara-saudara punja 'pekerdjaan itu ja berat, tetapi gampang djuga, sekadar garis-garis besar sadja janq Saudara hams tiudjau. Malahan, pada waktu Saudara menindjau garisgaris besar daripada pembangunan ini, jaitu garis-garis besar pembangu nan pada tanggal 28 Agustus 1959, mungkin sekali, mungkin sekali saja nialah beri tanibahan bahan kepada Saudara-saudara. Bukan sadja bahan jang akan saja berikan kepada S audara-saudara berupa pola bikinan Depernas jang „sebegini” pandjangnja, tetapi saja djuga, Insja Allah S.w.t kemungkinan besar sekali, akan memberikan kepada Saudara-saudara bahan daripada sidang-sidang Dewan Menteri mengenai pembangunan. Sebab Dewan Menteri didalam sidang-sidangnja, para Menteri Itu djuga sudah n.emndjau pola Depernas ini. Sebab Depernas adalah pembantu daripada Pres.den da„ Menteri-menteri, maka pola pembangunan bikinan Depernas m, dit.ndjau oleh para Menteri dan para Menteri berhubungan dengan itu membuat satu tjatatan, jang tjatatan itu Insja Allah S.w.t, kemungkinan besar nanti pada waktu Saudara-saudara nanti delibereer mengenai garis-garis besar 'pembangunan, pola pembangunan bikinan Depernas akan saja berikan kepada Saudara-saudara Dula s eh an ai tambahan bahan-bahan pertimbangan. P faeoa9ai Saudara-saudara, maka dengan demikianlah Saudara-saudara sudah djelas, sebagai tadi saja katakan, pekerdjaan Saudara-saudara adalah berat dan mulia, tetapi sebenarnja tidak begitu berat dan m ulia,__mala han saja minta kepada Saudara-saudara Jang Mulia, tetapi tidak terlalu berat, — saja minta kepada Saudara-saudara djanganlah bertele-tele. Saudara-saudara tahu bahwa Konstituante jang bersidang didalam gedung ini, bertele-tele sehingga achirnja ter'paksa saja bubarkan Konstituante itu. Tetapi kemudian didalam gedung ini pula, Depernas bersidang, dan Depernas menebus, menebus noda, jah, noda jang djatuh kedalam tubuh rakjat Indonesia. Noda, oleh karena bangsa Indonesia didalam revolusi tidak boleh bertele-tele, padahal Konstituante bertele-tele. Noda ini ditebus oleh Depernas. Didalam tempo jang singkat Depernas telah menjusun ia punja 'pola. Oleh karena itu sebagai saja tadi katakan, saja menjatakan saluut kehormatan kepada Depernas umumnja, chususnja ke pada Ketuanja, jaitu Prof M r Muh, Yamin.
31
Ingat Saudara-saudara, sebagai tadi saja katakan, pembangunan se mesta harus lekas berdjalan, garis besar haluan N egara harus lekaf: disahkan atau d/perkuat oleh Saudara-saudara. Kita sudah memiliki N e gara 15 tahun Jamanja, Negara memerlukan tegas haluannja, pem bangu nan memerlukan tegas garis-garis besarnja. Segala alat perlembagaan jang tadi disebutkan oleh Saudara Ketua, baik M.P.R., maupun D.P.A., maupun M andataris daripada M.P.R. jang bernama Presiden dengan ia punja pembantu-pcinbantu pclaksanaan man dat daripada M.P.R. itu, maupun lembaga jang telah saja adakan jang bernama Depernas, semua lembaga-lembaga ini tak lain tak bukan hanjalah alat-alat revolusi. Meskipun lembaga-lembaga ini ditjantumkan didalam U ndang-Undang Dasar ’45, toh saja berkata lembaga-lembaga ini sekedar alat revo lusi, bahkan Undang-Undang D asar ’45 adalah alat revolusi. Bahkan N e gara adalah alat revolusi. N egara adalah sekedar satu bagian sadja dari pada Amanat Penderitaan Rakjat. N egara itu adalah satu alat untuk melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat itu, jaitu satu masjarakat adil dan makmur, satu hidup merdeka, satu hidup internasionul jang bersahabat dan damai dengan semua bangsa. Saudara-saudara adalah alat revolusi dan djanganlah Saudara-saudara bertele-tele sebab sebagai tem po hari telah saja katakan kepada Konstituante : M et of zonder Konstituante — dengan atau tanpa Konstituante — revolusi berdjalan terus. Perkataan itu saja ulangi sekarang kepada Saudara-saudara : M et of zonder M.P.R.S. — dengan atau tanpa M.P.R.S, — revolusi berdjalan terus. Revolusi berdjalan tanpa Presiden Soekarno. Revolusi berdjalan terus tanpa Kabinet Kerdja. Revolusi berdjalan terus met of zonder D.P.A. Revolusi berdjalan terus met of zonder D.P.R.-G.R. Revolusi berdjalan terus met of zonder M.P.R.S. Oleh karena itu saja minta kesedaran tentang hal ini ke'pada Saudara-saudara sekalian. Garis besar sadja Saudara-saudara tentukan. Dan pekerdjaan S aud a ra-saudara dipermudah dengan sudah adanja, Manipol dan Usdek. Garisgaris besar pembangunan Saudara tguitukan, sudah ada pola Depernas, mungkin sekali malahan saja beri tambahan bahan 'pertimbangan. T entuan sekedar garis-garis besar sadja. Didalam hal garis-garis besar ini ada memang soal-soal prinsipieel, misa nja didalam hal 'pembangunan itu bagaimanakah s ’,kap kita terhadap epa a peisoalan investment dan loan dari luar negeri ? lua ^ satuJ ia^ ian9 prinsipieel. Apakah kita membcnarkan investment p r e f e r llmi Indonesia ? Atau kita, sebagai sudah saja katakan, ioint-enfp °^ n mvestment ? Apakah pendirian M.P.R.S. tentang kah tidak ? A p a k t h M ap U n m ,na , u Drise Hpnrra arUS
i3
SetU<1,U ‘J6” 93,!1 ioint-enteI’Prise> a ta u ‘
a k a n m e n g a t a k a n , b a h w a g a r i s b e s a r pem1 t a n Pa a t a u dj ikalau perlu m e t j oi nt -en ter -
pada t r f n l 1" al/ Sin9 ? ^aga'm ana pendirian M.P.R.S. terhadap kebanqunan kir-i11 ^ro , ^ t‘on' s^ arin9 ? Bolehkah kita didalam usaha pemgar's besar d a n ^ o k o V K S " poli.tik Production-sh a rin 9 ? Ini adalaK hal hal-hal jang demikian 'it^'H “ “ i-j ,Saudara PunJa P‘kiran sekedar atas J y n itu dan tidak memasuki soal-soal jang ndjlimet 32
Apalagi soal angka-angka, Saudara-saudara, ja perlu Saudara menarik besar angka-angka, tetapi djangan sampai ndjlimet-ndjlimct, sebab angkaangka itu datang dari sia'pa ? Dari manusia-manusia pula. Daripada orangorang jang bekerdja dari sesuatu biro, ia berkata bahwa angkanja buat itu sekian, ajtigka buat itu sekian. Saja minta Saudara-saudara djangan ndjlimet. Tetapi seperti saja katakan kepada D.P.R. tempo hari dan djuga kepada Konstituante, tiap-tiap Dewan harus mengtnsjafi bahwa dia adalah alat revolusi. Tiap-tiap Dewan djanganlah mendjadi tem'pat berdebat sadja. Tiaptiap Dewan djanganlah mendjadi tempat sekedar mengutjapkan pidatopidato sadja. Tetapi saja mengharap dari’p ada Dewan Perwakilan Rak jat, daripada Dewan Perantjang Nasional, daripada Konstituante tempo hari, supaja Dewan-dewan ini adalah Dewan-dewan jang menelorkan konsepsi-konsepsi. Konsepsi-konsepsi bagaimana kita bisa memenuhi Amanat Penderi taan Rakjat. Jang diminta daripada Saudara-saudara, dus diminta djuga daripada M.P.R.S., adalah konsepsi. Saja tidak minta kepada Saudara saudara dan demikian pula Undang-undang Dasar ’45 tidak minta ke pada Saudara-saudara ke-ndjlimetan. Saja minta sekedar konsepsi, Undang-Undang Dasar ’45 minta sekedar garis besar. Saja minta dus ke pada Saudara-saudara individueel, supaja Saudara-saudara itu konseptorkonseptor, orang-orang jang mengeluarkan tjipta, orang-orang jang mengeluarkan rentjana baik politik maupun dilapangan pembangunan. Konseptor-konse'ptor jang dikumpulkan didalam sidang besar jang bernama M.P.R.S. Ini Saudara-saudara, pekerdjaan jang mulia, oleh karena memang tidak ada satu bangsa bisa menjesuaikan revolusi tanpa konsepsi. Re volusi adalah realisasi daripada konsepsi. Dan tidaklah kita telah berulang-ulang berkata bahwa revolusi kita belum selesai. Konsepsi-konsepsi masih diperlukan. Adakah diantara Saudara-saudara seseorang jang ber kata bahwa revolusi kita sudah selesai ? Djikalau ada diantara Saudarasaudara jang mengatakan bahwa revolusi kita sudah selesai, tanja, tanja kepada rakjat, sudahkah revolusi kita selesai ? Tiap2 orang dikafangan rakjat akan berkata : revolusi kita belum selesai. Sebab apa jang diamanatkan oleh rakjat didalam penderitaannja jang sepedih-pedihnja, berabad-abad, berpuluh-puluh tahun, ialah belum terpenuhi. D an oleh karena Amanat Penderitaan Rakjat ini belum terpenuhi, maka oleh karena itulah rakjat berkata : revolusi belum selesai. Kita masih didalam revolusi dan kita harus melandjutkan revolusi ini. D an revolusi ini adalah, sebagai tadi saja katakan, satu paradox : untuk melepaskan diri kita daripada penderitaan, kita mendjalankan penderitaan-penderitaan. Untuk melepas kan kita daripada perbudakan, kita mendjalankan perdjoangan melawan perbudakan-'perbudakan itu meskipun perdjoangan itu meminta penderita an.
* Barangkali ada orang jang berkata : kenapa ini Presiden selalu me-, nqadjak pemimpin-pemimpin berevolusi, berevolusi ? Tidaklah sudah tjukup penderitaan dalam revolusi itu ? Tidaklah tjukup 'penderitaan ? Ke napa Presiden selalu mengandjurkan : teruskan revolusi, teruskan revo-
33
lusi, padahal tiap-tiap manusia mengetahui bahwa revolusi adalah pen* deritaan, adalah korbanan dimana pcrlu, adalah pcmerasan tcnaga dcngan belum tentu pada saat itu telah tertebusnja djandji daripada revo lusi itu ? Djikalau ada orang jang berkata demikian kepadaku, aku akan mendjawab : selama belum ada seorang ibu datang kepada saja, bahw a ia menjalahkan kepada saja, bahwa puteranja mendjalankan revolusi; se lama belum ada seorang ibu menuduh kepada saja bahwa saja mcmbuat puteranja itu berdjoang-berdjoang, berdjoang, bahkan menderita, m ende rita; menderita, bahkan berkorban; selama belum ada seorang ibu jang berkata demikian ke'pada saja, saja akan tetap berkata : revolusi Indonesia belum selesai. Dan hal itu saja ulangi lagi kepada Saudara-saudara : Revolusi kita belum selesai. Saudara-saudara adalah alat revolusi. Bekerdjalah sebagai alat revolusi ! Tjekatan, gesit, tcgas, oleh karena rakjat m enunggu-nunggu akan satu hasil daripada perlembagaan N egara ini, jaitu M .P.R.S. Dengan demikian Saudara-saudara, maka amanat jang saja berikan ini saja anggap sebagai peresmian pembukaan sidang pertama daripada M.P.R.S. ini. Moga-moga T uhan selalu memberkati kita. Terima kasih.
Sesuai dengan tjatatan stcnografis Sekertaris Djenderal M .P.R.S.
(M r
34
M unadjat D anusaputro)
IV.
N A SK A H ASLI K E T E T A P A N M A D JELIS P E R M U S J A W A R A T A N RAKJAT S E M E N T A R A REPU BLIK IN D O N E S IA
M A N IF E S T O
No. I/M P R S /1 9 6 0 tentang P O L IT IK REPU BLIK s e b a g a i
IN D O N E S IA
G ARIS-GARIS BESA R D A R IP A D A H A L U A N N E G A R A
35
MADJELIS PERMUSJAWARATAN RAKJAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA. Dalam rapat pleno ke-4 Sidang Pertam a pada tanggal 19 N opem ber 1960 di Bandung. Seteiah m em bahas: 1.
Amanat N egara jang diutjapkan oleh Presiden pada Pem bukaan Sidang Pertama Madjelis Pernjusjaw aratan Rakjat S em entara pada hari Pahlawan 10 Nopember 1960;
2.
Amanat Presiden tanggal 17 Agustus 1959. jang berdjudul ..Penemuan kembali Revolusi kita" dan jang terkenal sebagai M anifesto Polit.k Republik Indonesia;
3.
Keputusan D ew an Pertimbangan Agung „Perintjian M anifesto P o litik Republik Indonesia 17 Agustus 1959” tertanggal 25 September 1959 No. 3 /K p ts /S d /II/5 9 , jang telah disetudjui oleh Presiden dalam ,,Kata P engantar” Manifesto Politik Republik Indonesia pada hari Pahlawan 10 Nopember 1959;
4.
Amanat Presiden pada Sidang Pleno pertama D epernas mengenai Pembangunan Semesta Berentjana pada tanggal 28 A g u s t u s 195 jang diutjapkan dan jang tertulis, jang mendjadi bagian daripada haluan N egara ;
5.
Amanat Presiden tanggal 17 Agustus 1960 jang terkenal dengan nama ,,Djalannja Revolusi Kita” jang mendjadi pedoman 'pertama daripada pelaksana Manifesto Politik Republik Indonesia;
6.
Pidato Presiden tanggal 30 September 1960 jang diutjapkan dimuka Sidang Umum P.B.B. jang berdjudul „T o build the world anew (Membangun dunia kembali); Menimbang :
bahwa p^erlu segera ditetapkan garis-garis besar daripada haluan Negara dengan bagian-baqiannja serta 'pedoman-pedoman pelaksanaannja; M en ging at: . 1.
Amanat Penderitaan Rakjat jang tergambar dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945;
2.
Dekrit Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang/Pem im pin Besar Revolusi Indonesia tanggal 5 Djuli 1959;
36
3.
Undang-undang Dasar 1945; ■
a.
Pasal 1 ajat 2 jang menentukan bahwa ..Kedaulaf*,,
,
t a n g a n R a k j a t d a n di la ku k an s e p e n uh n ja oleh Madi rl i Vl D * ^ sjawaratan Rakjat ; dJe\JS, P e r n i u
4. 5. 6.
b.
Pasal 3 jo pasal I V Aturan Peralihan;
c,
Pasal 2 ajat 3;
i
Penetapan Presiden No. 2 tahun-1959*
.
I,' ;'>{ Jt| ^
Penetapan Presiden No; 1 tahun 1960; T‘: Bahwa Rakjat Indonesia diseluruh kepulauan N u sa n tar, T„M telah mener ma dan mempertahankan Manifesto PollSk R t ' t T ? * donesia serta perintjiannja; Kepublik In-
*
M e n d e n g a r:
19
Permusjawaratan dalam rapat-rapat M P R S nnrl ^ November 1960; P3t Pa da tanggal
17 s/d
‘ i *' ' ’ /
M em utuskan:
N e g a ^ s e b a S T b e r i k u t ? 3" t“ tan9 9ariS'9 aris Pasal I.
'danpada haluan •
:
.l-'i-
Memperkuat Manifesto Politik Republik Indonesia1 serta perperintii annja sebagai garis-garis besar dari'pada haluan Negara. i^rincjir Pasal IL
~ N • ' >
Amanat Presiden pada Sidang Pleno Depernas mengenai Pemba ngunan Semesta Berentjana pada tanggal 28 Agustus 1959 jang diutjapkan dan jang tertulis adalah garis-garis besar daripada haluan pem bangu nan. Pasal III. Amanat Presiden tanggal ^17 Agustus 1960 jang terkenal dengan nama ..Djalannja Revolusi Kita” dan pidato Presiden tanggal 30 Septem ber 1960 dimuka Sidang Umum P.B.B. jang berdjudul „To build the world anew" (Mcmbangun dunia kembali) adalah pedoman2 pelaksana an Manifesto Politik Republik Indonesia.
37
Pasal IV, Menugaskan dengan kekuasaan penuh kepada Presidcn/Panglim a Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia untuk melaksanakan putusan-putusan ini.
Ditetapkan dikota Bandung 'pada tanggal 19 Nopember 1960, MADJELIS P E R M U S J A W A R A T A N R A K JA T S E M E N T A R A RE P U B L IK I N D O N E S IA Ketua,
W a k il Ketua,
W akil Ketua,
(M r
Ali
Sastroamidjojo)
(K,
38
Idham
Ciialid)
W a k il Ketua,
W akil Ketua,
(D. N. Aidit)
H.
(Kol.
W ilujo
Puspojudo)
Lampiran ke-1 (Pasal I) t
G A R IS -G A R IS B E S A R D A R IP A D A H A L U A N N E G A R A
Amanat Presiden tanggal 17 Agustus 1959 ianq berdjudul ..Pencmuan Kembali Revolusi Kita” dan jang terkenal sebagai Manifesto Politik Republik Indonesia (serta perintjiannja).
39
PRESIDEN R E P U B L IK INDONESIA
K A T A - P E N G A N T A R
Dewan Pertimbangan Agung dalam Sidangnja ke-II /tanggal 23, 24 dan 25 September 1959 dengan suara-bulat berpenbahwa pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 berke-
dapat
p a l a ’’ Penemuan kembali Revolusi k i t a ’’ adalah garis-garis besar daripada haluan Negara,
*
dan bahwa isi keseluruhan p i
dato tersebut perlu diperintji. Saja,
selaku
Kepala Negara, Panglima Tertinggi
dan
perdana Menteri, men j e t.udjui sepenuhnja pendapat Dewan Per timbangan
Agung tersebut; djuga perintjian isi-Pidato ter
-- jang djuga dinamakan Manifesto Politik Republik,
s e b u t
I n d o n e s i a -- s a j a s e t u d j u i . f c Karena
•
itu saja harapkan
supaja Manifesto Politik ter-
diueladjari dan difahami oleh tiap warganegara Indo~ia» dan supaja .seluruh lapisan m a s ja ra ka t b e r sa ma -s a ma
r.e=-
’
deng'-t-u ahkan
alat-alat Negara, baik sipil maupun militair, mentju-
•,
segala
tenaga dan p i k i r a n n j a guna p e l a k s a n a a n M a n i
festo P o l i t i k t e r s e b u t .- *
DJAKARTA, hari P a hl aw a n 1959.-' Presiden/Panglima Tertinggi/Perdana Menteri/ Ke t ua Dewan Pe rt im b a n g a n Agung,
SOEKARNO. 41
K E P U T U S A N D E W A N P E R T IM B A N G A N A G U N G T E N T A N G P E R IN T JIA N M A N I F E S T O P O L IT IK REPUBLIK IN D O N E S IA 17 A G U S T U S 1959 No. 3/K pts/S d/II/59
D E W A N PER TIM B A N G A N A G U N G DALAM S ID A N G II T A N G G A L 23, 24 D A N 25 S E P T E M B E R 1959, M E M P E R H A T IK A N :
a)
Isi keseluruhan Manifesto Politik Republik Indonesia 17 Agustus 1959;
b)
pendapat-pendapat dan saran-saran para anggota Dewan Pertimbangan Agung.
M E N IM B A N G
:
perlunja ada perintjian daripada Manifesto P o litik Republik Indonesia 17 Agustus 1959;
BERPENDAPAT
:
a)
b)
Manifesto Politik Republik Indonesia ada lah garis-garis besar daripada haluan N e gara; perlu disusun sistematika perintjian jang sedapat mungk'n merupakan kesatuan tafsiran dari'pada dasar dan tudjuan Manifes to Politik Republik Indonesia 17 Agustus 1959 untuk mendjamin ketertiban pelaksanaannja.
M e m u t u s k a n : 1.
Bahwa Manifesto Politik Republik Indonesia 17 Agustus 1959 ada lah garis-garis besar haluan Negara.
2.
Menjetudjui perintjian persoalan-persoalan pokok dan program umum revolusi Indonesia, jang diambil dari Manifesto Politik tersebut se bagai bahan 'pertimbangan bagi Presiden jang urutannja terdiri d a r i ; I.
PREA M BULE.
II
PE R S O A L A N -P E R S O A L A N P O K O K R E V O L U S I IN D O N ESIA ; 1)
D asar/Tudjuan dan Kewadjiban Revolusi Indonesia,
2)
Kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia,
3)
Si fat Revolusi Indonesia,
4)
Hari depan Revolusi Indonesia,
5)
Musuh-musuh Revolusi Indonesia.
43
III. USA H A-U SAH A P O K O K (Program Umum). A. B. C. D. E. F. G.
Bidang Politik, Bidang Ekonomi, Bidang Sosial, Bidang Mental dan Kebudajaan, Bidang Keamanan, Pembentukan badan-badan baru, Pelaksana.
Perintjian tentang I, II, III dilampirkan bersama ini. Djakarta, 25 September 1959.
T ja ta ta n : U n tu k p e n u n d ju k a n -h a la m a n M A N IP O L d ip e rg u n a k a n h a la m a n s d a r ip a d a b u k u ,.M an ifesto P o litik R e p u b lik I n d o n e s ia ” , P e n e r b ita n C liusus N o. 7G.
44
L A M P IR A N K E P U T U S A N D E W A N P E R T IM B A N G A N A G U N G T E N T A N G P E R IN T JIA N PER SO A L A N -P E R S O A L A N P O K O K D A N P R O G R A M U M U M R E V O L U S I IN D O N E S IA JA N G DIAM BIL D A RI M A N IF E S T O P O LITIK REPU BLIK IN D O N E S IA . T A N G G A L 17 A G U S T U S 1959
I.
PREAMBULE.
Manifesto Politik sebagai jang diutjapkan oleh Presiden/Panglima Tertinggi didalam pidato 17 Agustus 1959 tidaklah dapat dipisahkan dengan Dekrit Presiden/Panglima Tertinggi tanggal 5 Djuli 1959, bahkan Manifesto Politik tersebut merupakan pendjelasan resmi dari Dekrit P re siden/Panglima Tertinggi 5 Djuli 1959. Karena itu Manifesto Politik mempunjai arti jang sangat penting dalam perdjuangan Rakjat Indonesia untuk menjelesaikan revolusinja jang bersifat nasional dan demokratis. Dengan adanja Manifesto Politik ini untuk pertama kalinja Republik Indonesia, setelah berumur 14 tahun, mengumumkan lewat Kepala Negaranja sebuah dokumen bersedjarah jang mendjelaskan Persoalan-persoalan Pokok dan Program Umum Re volusi jang bersifat menjeluruh. Singkatnja Manifesto Politik memuat dua hal jang sangat dibutuhkan untuk melantjarkan djalannja Revolusi Indonesia. Pertama, Persoalan-persoalan Pokok daripada Revolusi Indonesia. Kedua, Program Umum Revolusi Indonesia (Usaha-usaha Pokok). Dengan adanja Manifesto Politik jang memuat dua hal ini Republik Indonesia telah memiliki garis-garis besar haluan N egara dan Rakjat Indonesia mempunjai pedoman resmi dalam perdjuangan menjelesaikan Revolusi Indonesia. Atas dasar pengertian tentang Persoalan-persoalan Pokok •Revolusi Indonesia dan berlandaskan program revolusi, Rakjat Indonesia akan lebih mudah dipersatukan dalam fikiran dan dalam tindakannja. Persoalan-persoalan Pokok Revolusi Indonesia harus difahami oleh tiap warganegara Indonesia sedjak ia dibangku sekolah dan apalagi sesudah dewasa. Harus diadakan pendidikan setjara luas, disekolah-sekolah maupun diluar sekolah tentang Persoalan-persoalan Pokok Revolusi Indonesia. Rakjat Indonesia harus bersatu fikiran mengenai revolusi nja sendiri, karena hanja djika ada persatuan dalam fikiran Rakjat In donesia dapat bersatu dalam kemauan dan dalam tindakan.
45
Program Revolusi harus mendjadi program Pemerintah, program front nasional, program semua Partai, semua organisasi massa dan semua warganegara Republik Indonesia. Sudah tentu tia'p Partai, organisasi dan perseorangan boleh mempunjai kejakinan politiknja sendiri, boleh mempunjai programnja sen diri, teta'pi apa jang sudah ditetapkan sebagai Program Revolusi harus djuga mendjadi programnja dan harus ambil bagian dalam melaksanakan program tersebut. Dengan djelasnja Persoalan-persoalan Pokok Revolusi Indonesia dan dengan djelasnja Program Revolusi berkat adanja M anifesto Politik, maka akan dapatlah ditarik garis antara revolusi dan kontra-revolusi, dan antara sahabat-sahabat dan musuh-musuh revolusi Indonesia. D e ngan demikian penetapan jang subjektif tentang siapa kaw an dan siapa l a w a n revolusi a k a n d a p a t dihindari, sehingga p e r t e n t a n g a n - p e r t e n t a n g a n j ang ti dak perlu d i k a l a n g a n R a k j a t d j u g a d a p a t d i t j e ga h. S e b a l i k n j a , jang a k a n timbul d a n m e n o n d j o l h a n j a l a h pertentangan a n t a r a k e k u a t a n r ev ol us ion er d e n g a n k e k u a t a n imperialis, d a n p e r t e n t a n g a n - p e r t e n t a n g a n ini h a r us diachiri d e n g a n k e m e n a n g a n k e k u a t a n revolusioi-fer.
Dalam D ekrit Presiden tanggal 5 Djuli 1959 dinjatakan bahw a : Piagam-Djakarta 22 Djuni 1945 mendjiwai U ndang-U n dan g D asar 1945 dan adalah merupakan suatu rangkaian-kesatuan dengan Konstitusi ter sebut (Manifesto-Politik halaman 36). Perwudjudan daripada realisasinja tidak mengurangi ketentuan-ketentuan jang termaktub dalam U ndangundang D asar fasal 29 ajat (2) jang berbunji : N eg ara mendjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanja masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanja dan kepertjajaannja. Sesuai dengan Undang-undang D asar 1945 Republik Indonesia a d a lah Negara jang berkedaulatan Rakjat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Jang M aha Esa.Kemanusiaan jang adil dan beradab, Persatuan In donesia dan Kerakjatan jang dipim'pin oleh hikmat kebidjaksanaan dan permusjawaratan/perwakilan, serta dengan mewudjudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh Rakjat Indonesia ( ,,Pantjasila” ) . Manifesto Politik adalah dokumen Revolusi Indonesia jang monu mental dan jang bersedjarah, hasil penarikan peladjaran-'peladjaran jang pandai dari pengalaman-pengalaman jang pahit selama 14 tahun Revolusi Indonesia. Dengan berhasilnja menarik peladjaran-peladjaran dari pengalaman-'pengalaman jang sudah-sudah, maka tidak sia-sialah segala korban jang telah diberikan oleh putera-putera Indonesia jang terbaik untuk kemegahan Revolusi Indonesia. II. P E R S O A L A N -P E R S O A L A N P O K O K R E V O L U S I I N D O N E S I A . D , , T e? tan9 Rersoalan-persoalan Pokok Revolusi Indonesia Manifesto 1 olitik dengan djelas mengemukakan apa jang mendjadi : (1) D asar/Tudjuan dan Kewadjiban-kewadjiban Revolusi Indonesia; (2) Kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia;
46
(3) Sifat Revolusi Indonesia; (4) Hari depan Revolusi Indonesia; dan (5) Musuh-musuh Revolusi Indonesia. (1) Tentang D asar/Tudjuan dan kewadjiban-kewadjihan Revolusi Indonesia. Tentang Dasar dan Tudjuan Revolusi Indonesia, Manifesto Poli tik menegaskan : ,.Dasar dan tudjuan Revolusi Indonesia adalah kongruen dengan Social Conscience of Man itu ! Keadilan Sosial, Kemerdekaan individu, Kemerdekaan bangsa, dan lain sebagainja itu, adalah pengedjawantahan daripada Social Conscience of Man itu. Keadilan sosial dan Kemerdekaan adalah tuntutan budi-nurani jang universil. Karena itu, djanganlah ada di antara kita jang mau mengamendir atau memodulir dasar dan tudjuan Revolusi kita ini !” (Manifesto Politik hal. 41). Adapun untuk merealisasikan Dasar dan Tudjuan Revolusi Indonesia tersebut diperlukan dua landasan, jakni : a. b.
landasan idiil, jakni Pantja-Sila, dan landasan strukturil, jakni Pemerintahan jang stabil. Kedua-dua landasan ini terda'pat dalam Undang-Undang D asar 1945. Tentanq hal ini, Manifesto Politik mendjelaskan: (Manifesto Politik hal. 56). ,,Dengan Undang-undang Dasar 1945 itu kita sekarang dapat bekerdja sesuai dengan dasar dan tudjuan Revolusi. Landasan idiil dan lan dasan strukturil untuk bekerdja sesuai dengan dasar dan tudjuan Re volusi itu, terdapatlah dalam Undang-undang Dasar 1945 itu. Landasan idiil, jaitu Pantja-Sila, dan landasan strukturil, jaitu Pemerintahan jang stabil, — kedua-duanja terdapatlah setjara tegas dalam Undang-Undang Dasar 1945 itu, Baik mukaddimahnja, maupun 37 pasalnja, maupun 4 aturan peralihannja, maupun aturan tambahannja, memberi landasan jang kuat idiil dan strukturil, jaitu Pantja-Sila dan Pemerintahan jang stabil, untuk be kerdja setingkat demi setingkat merealisasikan dasar dan tudjuan Revolu si !". Kewadjiban-kewadjiban Revolusi jang terpenting jalah membebaskan Indonesia dari semua im'perialls dan menegakkan tiga segi kerangka seperti disebut dalam Manifesto Politik, jaitu : „Kesatu: Pembentukan satu Negara Republik Indonesia jang berbentuk Negara-Kesatuan dan Negara-Kebangsaan, jang demokratis, de ngan wilajah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke". „ K e d u a : Pembentukan satu masjarakat jang adil dan makmur materiil dan spirituil dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia itu” . ,K etiga: Pembentukan satu persahabatan jang baik antara Republik Indonesia dan semua negara didunia, terutama sekali dengan negaranegara Asia-Afrika, atas dasar hormat-menghormati satu sama lain, dan atas dasar bekerdjasama membentuk satu Dunia Baru jang bersih dari
47
imperiaiisme dan koloniaiisme, menudju kepada Perdamaian Dunia jang sempurna” (Manifesto Politik hal. 71). Sesuai dengan jang telah ditulis oleh Bung Karno tigapuluh tahun jang lalu dalam risalah ,,Mentjapai Indonesia M erdeka", Rakjat Indo nesia bergerak tidak karena „ideaal” tetapi bergerak karena ingin tjukup makanan, ingin tjukup tanah, ingin tjukup perumahan, ingin tjukup pen didikan, ingin tjukup meminum seni dan kultur (M anifesto Politik hal. 28). Djadi djelaslah, bahwa kewadjiban-kewadjiban Revolusi Indonesia bukanlah untuk mendirikan N egara Federal, kekuasaan diktator atau Republik Kapitalis. Kewadjiban-kewadjiban Revolusi Indonesia jalah un tuk membentuk satu Republik Kesatuan jang demokratis, dimana Irian Barat djuga termasuk didalamnja, dimana Kedaulatan ada ditangan R a k jat, dan dilakukan sepenuhnja oleh Madjelis Perm usjaw aratan R akjat (U.U.D. ’45, fasal 1 ajat 2), dimana hak-hak azasi dan hak-hak w arganegara didjundjung tinggi, dan membentuk masjarakat adil dan makmur, tjinta damai dan bersahabat dengan semua negara didunia guna mem bentuk satu Dunia Baru. (2)
T entang Kekuatan-kekuatan Sosial daripada Revolusi Indonesia. Untuk memenangkan Revolusi Indonesia kita harus dapat membangkitkan kekuatan-kekuatan revolusioner dalam masjarakat Indonesia. D a lam Manifesto Politik, dikatakan bahw a ,,modal pokok bagi tiap-tiap revolusi nasional, menentang im'perialisme-kolonialisme jalah Konsentrasi kekuatan nasional, dan bukan perpetjahan kekuatan nasional (hal. 32) dan bahw a Revolusi kita adalah satu Revolusi n a s :onal (hal. 39). D engan ini djelaslah bahwa kekuatan sosial jang mendukung Revolusi Indonesia adalah kekuatan seluruh Rakjat Indonesia, kekuatan seluruh bangsa jang menentang imperialisme-kolonialisme. Orang-orang Indonesia jang tidak mendukung Revolusi Indonesia adalah perketjualian, dan djumlah orangorang jang aneh ini tidak banjak. Untuk ,,konsentrasi kekuatan nasional” dan agar kekuatan R akjat dapat dipersatukan, maka segala pertentangan jang terdapat didalam ,,bangsa” dan didalam ,,Rakjat” Indonesia harus diselesaikan sebagai me njelesaikan pertentangan antara ,,kita sama kita” , antara Rakjat dengan Rakjat, antara sesama bangsa jang menentang imperialisme-kolonialisme. Dengan tidak mengurangi arti dari klas-klas dan golongan-golongan lain, sebagaimana sudah sering ditekan-tekankan oleh Presiden Soekarno, kaum buruh dan kaum tani, baik karena vitalnja maupun karena sangat banjak djumlahnja, harus mendjadi kekuatan pokok dalam revolusi dan harus mendjadi soko-guru masjarakat adil dan makmur di Indonesia. Dalam menghitung kekuatan-kekuatan revolusi harus djuga dihitung apa jang sekarang sudah mendjadi milik Rakjat Indonesia, jaitu : „Pertama. Undang-undang D asar 1945 dan djiwa Revolusi 1945. Djiwa ini tidak lahir-kembali begitu-sadja dengan D ekrit 5 Djuli, tetapi masih harus kita pupuk-terus dan kita perkembangkan-terus, kita kobarkobarkan-terus dan kita gempa-gelorakan-terus, terutama sekali d en gan intensifikasn djiwa-berkorban, baik mental maupun materiil.
48
„Kedua. Hasil daripada segala fikiran dan keringat Rakjat sedjak ■ 1945 hingga sekarang, jang beru'pa hasil-hasil materiil, maupun jang berupa tenaga-tenaga baru, kader-kader baru, dan lain sebagainja, dalam se gala lapangan. „Ketiga. Makin bertumbuhnja kekuatan ekonomi jang mendjadi milik nasional atau dibawah pengawasan nasional, jang pada ini waktu sudah meliputi kurang-lebih 70% daripada seluruh kekuatan jang berada di Indonesia. „Keempat, Angkatan Perang jang makin lama makin kuat, administrasi pemerintahan jang makin lama makin baik. „Kelima. Wilajah-kekuasaan Republ k Indonesia jang konVpak unitaristis dan amat luas, dan jang letaknja amat strategis dalam politik dan ekonomi dunia, serta djumlah Rakjatnja (manpower) jang kini sudah 88.000.000, tetapi terus bertambah pesat, sehingga dalam waktu singkat Indonesia akan mempunjai manpower jang 100.000.000, 120.000.000, 150.000.000 orang ! r,Keenam. Kepertjajaan pada kemam'puan dan keuletan bangsa sen diri, jang sudah dibuktikan dizaman jang lampau, djuga djika dibandingkan dengan revolusi-revolusi bangsa lain jang sedang berdjalan se karang, djuga djika dibandingkan dengan revolusi-revolusi dinegeri luaran jang sekarang sudah selesai. . „Ketudjuh. Kekajaan alam, kekajaan diatas dan kekajaan didalam bumi, jang sungguh tidak omong kosong tak ada bandingannja diseluruh dunia ini, tak ada tandingannja didelapan pendjuru anqin” (Manifesto Politik hal. 43 — 44). Djadi djelaslah, bahwa kekuatan-kekuatan sosial Revolusi Indonesia, jaitu seluruh Rakjat Indonesia dengan kaum buruh dan kaum tani sebagai kekuatan pokonja tanpa melupakan peranan penting dari golongan-golongan lain, adalah sangat besar dan mejakinkan akan menangnja Revolusi Indonesia. (3) Tentang sifat Revolusi Indonesia. Revolusi Indonesia sekarang bukanlah revolusi model Revolusi Perantjis tahun 1789, jang menghas lkan berdirinja sebuah Republik kapitalis, tetapi djuga bukan model Revolusi Rusia tahun 1917, jang telah mendirikan kediktatoran proletariat. Revolusi Indonesia mempunjai sifat jang multi-kom'plex, mengenai segala bidang sesuai dengan keadaan-keadaan masjarakat Indonesia pada waktu sekarang. Dari Man'festo Politik djelas dikcmukakan bahwa Revolusi Indone sia adalah ,.Revolusi Nasional menentang imperialisme-kolonialisme” ( h a laman 32). Djadi, walaupun Revolusi Indonesia bersifat multi-komplex, tetapi sifat nasional dari'pada Revolusi Indonesia adalah sangat menondjol. Disamping sifat nasionalnja, Revolusi Indonesia, sebagaimana djuga semua revolusi dizaman modern sekarang, adalah revolusi demokratis. Sifat demokratis daripada Revolus; Indonesia dinjatakan oleh tugasnja menentang kcterbelakang feodal dan menentang otokrasi atau kediktator an, baik militer maupun 'perseorangan,
49
Univ®-s;tas m X i& h? P erpu^U K ajn
Djadi, djelaslah bahwa Revolusi Indonesia bukanlah Revolusi bordjuis model tahun 1789 di Perantjis, dan bukan pula Revolusi proletar model tahun 1917 di Rusia. Kewadjiban Revolusi Indonesia bukan m en dirikan kekuasaan kaum kapitalis untuk menindas Rakjat pekerdja dan bukan pula mendirikan kediktatoran- kaum proletar. Mengingat sifat Revolusi Indonesia jang nasional dan demokratis, maka revolusi Indonesia adalah Revolusi bersama dari semua klas dan golongan jang menentang imperialisme-kolonialisme. Pendeknja, Revolusi Indonesia harus mendirikan kekuasaan Gotong-Rojong, kekuasaan dem o kratis jang dipimpin oleh hikmah kebidjaksanaan, jang mendjamin ter— konsentrasinja seluruh kekuatan Nasional, seluruh kekuatan Rakjat. (4)
Tentang hari depan Revolusi Indonesia.
Dari Manifesto Politik dengan mudah ditarik kesimpulan, bahw a hari depan Revolusi Indonesia bukanlah menudju kekapitalisme, dan sama sekali bukan menudju ke feodalisme.
J i
Tentang hal ini Manifesto Politik mendjelaskan bahw a hari depannja Revolusi Indonesia didahului oleh penentuan t u d j u a n - d j a n g k a - p e n d e k dan tudjuan-djangka-pandjang; 'pendjelasan itu berbunji sebagai berikut : (M anifesto Politik hal. 47).
j :« ;
,,Tudjuan djangka-pendek jang saja hadapkan kepada saudara-sau dara ialah : program Kabinet Kerdja jang amat sederhana itu, — sandang-pangan, keamanan, melandjutkan perdjoangan anti-imperialisme —, ditambah dengan mempertahankan kepribadian kita ditengah-tengah tarikan-tarikan kekanan dan kekiri, jang sekarang sedang berlaku kepada kita dalam pergolakan-dunia menudju kepada satu imbangan baru. Dan tudjuan kita djangka-pandjang ialah : masjarakat jang adil dan makmur, melenjapkan imperialisme dimana-mana, dan mentjapai dasar-dasar bagi perdamaian-dunia jang kekal dan abadi’T. Djadi : hari de'pan Revolusi Indonesia adalah masjarakat adil dan makmur atau sebagai sering dikatakan oleh Presiden Soekarno ,,Sosialisme a la Indonesia” , jaitu Sosialisme jang disesuaikan dengan kondisi— kondisi jang terdapat di Indonesia, dengan alam Indonesia, dengan Rakjat Indonesia, dengan adat-istiadat, dengan psikologi dan kebudajaan Rakjat Indonesia. r^ejltai}9[ ^ ar* depan Revolusi Indonesia, sebagai kelandjutan dari Dasar d an Tudjuan Revolusi Indonesia dalam Manifesto Politik dikatakan sebagai berikut : ,,Rakjat dimana-mana dibawah kolong langit ini, tidak mau ditindas o eh bangsa-bangsa lain, tidak mau diexploatir oleh golongan-golongan apapun, meskipun golongan itu adalah dari bangsanja sendiri. ,.Rakjat dimana-mana dibawah kolong langit ini menuntut kebebasan dari kemiskinan, dan kebebasan dari rasa-takut, baik jang karena antjaman didalam-negeri, maupun jang karena antjaman dari luar negeri.
50
>
^
„ R a k j a t d i ma na - ma n a dib.awah kol ong langit ini m e n u n t u t k e b e b as an u n t u k m e n g g e r a k k a n s etjara k o ns t ru kt i f ia punj a aktivitet-sosial, u n t u k mem'pertinggi k e b a h a g i a a n i ndividu d a n k e b a h a g i a a n m a s j a r ak at .
,,Rakjat dimana-mana dibawah kolong langit ini menuntut kebebas an untuk mengeluarkan pendapat, jaitu menuntut hak-hak jang lazimnja dinamakan demokrasi”. (hal 42). . . Tu n tu t an -t u nt u ta n R a k j a t In do n es ia a d a l a h d emi ki an d j uq al ah !” (hal 42). D a s a r d an T u d j u a n dar i p a d a Revolusi, seperti di dj el as kan diatas, t idak boleh d i a m en d em en at au dimodulir.
(5)
Tentang Musuh-musuh Revolusi Indonesia.
Mengenai musuh-musuh jang sebenarnja dari Revolusi Indonesia adalah sangat penting, agar djangan sampai musuh didjadikan teman dan teman didjadikan lawan dalam revolusi. Semangat daripada Manifesto Politik ialah semangat melawan iinperialisme disemua lapangan. Djadi tidak disangsikan lagi, bahwa musuh Revolusi Indonesia adalah imperialisme. Dalam Manifesto Politik djelas dinjatakan, bahwa kita melawan imperialis Belanda karena imperialis ini mendjadjah Irian. Barat. Djelas djuga dinjatakan, bahwa ,,Pengambilan-alih perusahaan-perusahaan Belanda dalam rangka perdjuangan pembebasan Irian Barat adalah satu langkah jang amat penting sekali. Tetapi belum semua modal Belanda diambil-alih, belum semua perusahaan Belanda dinasionalisir. Padahal sikap Belanda dalam hal Irian Barat tetap membandel dan bahwa ,,djika Belanda dalam soal Irian Barat tetap membandel, djika mereka dalam persoalan claim nasional kita tetap berkepala batu, maka semua modal Belanda, termasuk jang berada dalam perusahaan-perusahaan tjampuran, a k a n habis-tammat riwajatnja samasekali dibumi Indonesia” ! (hal. 61). Musuh Revolusi Indonesia bukan hanja imperialis Belanda, tetapi djuga im'perialis-imperialis lain jang mentjoba-tjoba memperdajakan Re publik Indonesia, jang membantu kaum kontra-revolusioner dan mendjalankan sabotase. Tentang ini dikatakan dalam Manifesto Politik: „Terhadap modal asing jang bukan Belanda ditegaskan bahwa mereka harus mentaati ketentuan-ketentuan Republik. Djangan mereka mendjalankan peranan jang negatif. Djangan mereka mentjoba-tjoba memperdajakan Republik. Djangan mereka membantu gelap-gelapan kepada kontra-revolusi, djangan mereka mendjalankan sabotase-sabotase ekonomi (hal. 61). Djadi im perialis mana sadja jang mentjoba-tjoba memperdajakan Republik, jang membantu kontra-revolusi atau mendjalankan sabotase-sabotase ekonomi adalah musuh-musuh Rakjat Indonesia. Dalam Manifesto Politik djuga didjelaskan sebagai musuh2 Rak jat Indonesia termasuk „golongan-golongan blandis” , golongan-golongan reformis, golongan-golongan konservatif, golongan-golongan kontra revolusioner, golongan-golongan bunglon dan tjutjunguk” (halaman 31).
51
Dengan demikian djelaslah, bahwa jang mendjadi. musuh-musuh R e volusi Indonesia adalah i kaum imperialis Belanda dan kaum imperialis lainnja jang bersikap bermusuhan terhadap Republik serta pembantupembantu imperialis. Dengan ditetapkannja apa jang mendjadi Persoalan-persoalan P okok xevolusi Indonesia berdasarkan isi Manifesto Politik, maka ada pegangan resmi bagi tiap-tiap orang revolusioner Indonesia dalam aktivitetnja seari-hari. Ini adalah rel tempat revolusi kita berdjalan, ini adalah pe gangan untuk inenjusun Program Revolusi. Ini sesuai dengan maksud embali ke Undang-undang D asar Proklamasi, jaitu untuk mengembalikan ,,Bangsa Indonesia kepada relnja Revolusi” (M anifesto Politik hal. 56). III.
U SA H A -U SA H A P O K O K (Program Umum)
Sebab-sebab kegagalan Revolusi kita selama 14 tahun (terutam a dalam periode survival dan periode investment) : K arena kompromis, penjelewengan-penjelewengan dari djiwa, dasar dan tudjuan Revolusi. Bumi mendjadi subur untuk bertumbuhnja segala matjam aliran konvcnsionil, konservatif reaks.oner dan kontra-revolusioner serta liberalisme. Dan karena empat dualisme jang sudah berkali-kali disinjalir Presiden Soekarno : 1) 2) 3)
dualisme antara Pemerintah dan pimpinan Revolusi; antara masjarakat adil dan makmur atau masjarakat kapitalis; Revolusi sudah selesai atau belum selesai; demokrasi'Sme
dem° krasi untuk Rakiat ataL1 Rakiat untLlk
lusin^Sa^T-^an tjara mentiaPa * tudjuan Revolusi : T jaranja harus revokan ^a ^a'^ ara -*an9 reformistis dan kompromistis harus ditinggald a n ' Flf lm ^,a ,n e harus diganti dengan sistim Demokrasi Ter'piinpin np^ia o erpimpin. Demokrasi terpimpin adalah demokrasi Indokekeltiarn ari 2aman P u rb a k a la . Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi tatur H au f11, ta?^ a anarchinja liberalisme dan tanpa autokrasinja diktoolino da ^ me j sanakan Demokrasi Terpim'pin harus dilakukan re" oo'mg dan herordening serta kordinasi disegala bidang. selama Revolusi kita berarti kita menjadari bahw a pada dasaV A* ^ 1,Pen^e| ewen9an'Penje^ew engan dan harus keinbali ke tus 1945 DprifT U ^uan jan9 kita proklamasikan pada tanggal 17 Agus1945 maka e, an herlakunja kembali U ndang-undang D a s a r jang Wbenarnja. W eV a U n d r 9kina,? Re™ lusi kita ^ e n tja p ai tudjuannja san jang kuat iaitn A n 9 'undang D asar 1945 mempunjai 2 landaJ ng Kuat, jaitu landasan idiil dan landasan materiil. ialah \ b a L u a n asduruhkR a ^ t S1T a ,ReYolusi s e P erti kita idam-idamkan tidak mampu akan mentiaDai hn anpa bantuan seluruh Rakjat Kabinet Revolusi maka diadakan usaha u L h !tp,u n ^ ’u9a - U ntuk berhasilnja a usaha pokok sebagai berikut :
52
A.
B.
C.
Bidang Politik : 1.
Mengadakan retooling disemua lapangan. Retooling daripada semua alat ‘p erdjuangan dan Konsolidasi daripada semua alat perdjuangan sesudah retooled. Retooling badan eksekutif, jaitu Pemerintah, kepegawa.'an dan lain sebagainja, vertikal dan horizontal. Retooling badan legislatif, jaitu D.P.R. Retooling semua alat kekuasaan Negara, Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Polisi,
2. 3.
Sistim liberalisme diganti mendjadi Demokrasi Terpimpin. Mengadakan penjederhanaan kepartaian dan mengadakan U n dang-undang Pemilihan Umum baru.
Bidang Ekonomi : 1. Retooling alat-alat produksi dan alat-alat distribusi. Semuanja direorganisasi, dibelokkan setirnja kearah 'pelaksanaan fasal 33 Undang-undang Dasar ’45, dengan mempergunakan relnja Demokrasi Terpimpin. 2. Semua alat vital dalam produksi dan semua alat vital dalam distribusi harus dikuasai atau sedikitnja diawasi oleh Pemerin tah. 3. Segala modal dan tenaga jang terbukti progresif dapat diikutsertakan dalam pembangunan Indonesia. 4. Tenaga modal ,,funds and forces" bukan asli jang sudah menetap di Indonesia, jang menjetudjui, lag! pula sanggu'p membantu terlaksananja program Kabinet Kerdja, akan mendapat tempat dan kesempatan jang wadjar dalam usaha-usaha kita, dan dapat disalurkan kearah pembangunan perindustrian, misalnja inisiatif partikulir. 5. Mentjoret sama sekali „hak eigendom" tanah dari hukum pertanahan Indonesia, dan hanja kenal hak milik tanah bagi orang Indonesia, sesuai dengan fasal 33 Undang-undang Dasar 45. Bidang Sosial : Menetapkan pentingnja ,,kesadaran sosial , dari lima kesadaran : a. b. c. d.
Kesadaran Kesadaran Kesadaran Kesadaran
nasional. bernegara. berpemerintah. berangkatan Perang.
e.
Kesadaran sosial.
P e n g e d j a - w a n t a h a n kesadaran sosial itu ialah :
1. 2. 3.
Semangat Persatuan. Semangat Gotong-Rojong jang dinamis. Semangat „ho lopis kuntul baris".
53
Ordening politik-ekonomi-sosial pada hakekatnja adalah inti atau djiwa dari Revolusi kita, dan konsepsi-hidup jang mendjiwai R evo lusi itu adalah kekuasaan jang pokok dari kehidu'pan nasional kita. Bidang Mental dan Kebudajaan : 1. Revolusi kita bukan hanja Revolusi materiil, tetapi djuga R evo lusi mental, 2.
Kita harus berani membongkar alat-alat jang lama dan membangun jang baru untuk meneruskan perdjuangan diatas rel revolusi.
3.
Revolusi kita tidak hanja meminta sumbangan keringat atau disiplin, tetapi djuga tidak kurang penting ialah kebutuhan un tuk mentjiptakan fikiran-fikiran dan konsepsi-konsepsi baru.
4.
Kita harus berdjuang menentang imperialis kebudajaan dan Pemerintah harus melindungi dan mendjamin berkembangnja kebudajaan nasional.
Bidang K eam anan: 1. Mengkordinasi antara alat-alat N egara dan Departemen-departemen, baik didalam Neggri maupun di Luar Negeri. 2. Mengikut-sertakan Rakjat dengan : a. mengintensifkan organisasi-organisasi keamanan Rakjat; b. wadjib latih bagi pemuda-pemuda dan veteran taraf demi . taraf; c. milisi darurat diseluruh Indonesia. 3. Penertiban dan penjehatan alat-alat kekuasaan N egara, baik teknik maupun ideologis, untuk mempertinggi disiplin dan produktivitet kerdjanja. 4. Undang-undang Keadaan Bahaja harus dimanfaatkan setjara bidjaksana untuk menerobos kematjetan atau kesesatan berbagai Usaha Pemerintah, dalam rangka pelaksanaan Program Pem e rintah dalam keseluruhannja. 5. Memperhebat operasi-operasi keamanan dengan pengerahan kekuatan alat-alat negara dan Rakjat setjara maximal, dengan : a. mempergunakan djalan mem'pertjepat hasil-hasil dan mengurangi korban-korban; b.
memperlakukan dengan wadjar para pemberontak jang insaf kembali dan menjerah tanpa sjarat, dan ichlas ingin kembali kepangkuan Republik Indonesia ’45.
Pembentukan Badan-badan Baru : 1. Dewan Pertimbangan Agung, jang berkewadjiban memberi djawaban atas pertanjaan Presiden, dan berhak memadjukan usul kepa a Pemerintah, atas prinsi'p perlu-mutlaknja bantuan Rakjat uat segala urusan ke-Negaraan dan kemasjarakatan dan atas si a - a ekat kepribadian Bangsa Indonesia jang berinti gotongrojong*
2. Dewan Perantjang Nasicnal, untuk merantjangkan pola masjarakat jang adil dan makmur dan membuat blueprint dari pada suatu masjarakat Indonesia jang berkeadilan sosial. 3. Bapekan : „Badan Pengawas Kegiatan A paratur N eg ara” untuk mengawasi kegiatan Aparatur Negara, baik vertikal maupun horizontal, agar terdjamin efi'siensi kerdja jang maximal. 4 . Madjelis Permusjawaratan Rakjat jang terdiri dari anggotaanggota D.P.R. ditambah dengan utusan-utusan dari daerah dan golongan jang diangkat oleh Presiden. 5. Front Nasional jang dimalcsudkan untuk mengadakan alat 'penggerak masjarakat setjara demokratis, jang diperlukan pertamatama dibidang pembangunan, menudju kepada terbangunnja sa tu masjarakat adil dan makmur, menudju kepada penjelesaian Revolusi. Pelaksana : W alaupun Manifesto Politik adalah sangat penting karena telah mendjawab Persoalan-persoalan Pokok Revolusi dan telah mengemukakan Usaha-usaha Pokok untuk menjelesaikan Revolusi Indo nesia, tetapi realisasinja sangat tergantung pada orang-orang jang diberi tugas untuk melaksanakannja.
Djakarta, 25 September 1959.
P E N E M U A N K EM BA LI R E V O L U S I K IT A A M A N A T P R E S ID E N REPU BLIK I N D O N E S I A P A D A H A R I P RO K LA M A SI 17 A G U S T U S 1959 Saudara-saudara sekalian ! Hari ini adalah ,,Hari 17 Agustus”. 17 Agustus 1959. 17 Agustus, — tepat empatbelas tahun sesudah kita mengadakan Proklamasi. Saja berdiri dihadapan saudara-saudara, dan berbitjara kepada saudara-saudara diseluruh tanah-air, bahkan djuga kepada saudarasaudara bangsa Indonesia jang berada diluar tanah-air, untuk ber*amasama dengan saudara-saudara memperingati, merajakan, mengagungkan, mengtjamkan Proklamasi kita jang keram at itu. Dengan tegas saja katakan ,,mengtjamkan . Sebab, hari ulang-tahun ke-empatbelas daripada Proklamasi kita itu harus benar-benar membuka halaman baru dalam sedjarah Revolusi kita, halaman baru dalam sedjarah Perdjoangan Nasional kita. 1959 menduduki tempat jang istimewa dalam sedjarah Revolusi kita itu. Tempat jang unik 1 Ada tahun jang saja namakan ,,tahun ketentuan , — a year of decision. Ada tahun jang saja sebut ,,tahun tantangan , a year of challenge. Istimewa tahun jang lalu saja namakan ,Jtahun tantangan” . Tetapi buat tahun 1959 saja akan beri sebutan lain. T ahun 1959 adalah tahun dalam mana kita, — sesudah pengalaman pahit ham per sepuluh tahun —, kembali kepada U ndang-Undang D asar 1945, — Undang-undang Dasar Revolusi. Tahun 1959 adalah tahun dalam mana kita kembali kepada djiwa Revolusi. Tahun 1959 adalah tahun penemuan kembali Revolusi. Tahun 1959 adalah tahun ,,Rediscovery of our Re volution”. Oleh karena itulah maka tahun 1959 menduduki tem'pat jang isti mewa dalam sedjarah Perdjoangan Nasional kita, satu tempat jang unik ! Seringkali telah saja djelaskan tentang tingkatan-tingkatan Revolusi kita ini. 1945 — 1950. Tingkatan physical Revolution. Dalam tingkatan ini kita merebut dan mempertahankan apa jang kita rebut itu, jaitu kekuasa an, dari tangannja fihak imperialis, kedalam tangan kita sendiri. Kita merebut dan mempertahankan kekuasaan itu dengan segenap tenaga rohaniah dan djasmaniah jang ada pada kita, — dengan apinja kita’p unja djiwa dan dengan apinja kitapunja bedil dan meriam. Angkasa Indonesia pa a waktu itu adalah laksana angkasa kobong, bumi Indonesia laksana bumi tersiram api. Oleh karena itu maka periode 1945 — 1950 adalah periode Revolusi phisik. Periode ini, 'periode merebut dan mempertahanan kekuasaan, adalah periode Revolusi Politik.
T ja ta ta n .
56
U n tu k p e n u n d ju k a n h a la m a n d ip e rg u n a k a n h a la m a n -h a la m a n d a r i uu k u M a n ife sto P o litik , P e n e r b ita n C h u su s D ep. P e n . N o. 76.
1950 — 1955. Tincjkatan ini saja namakan tingkatan ..survival". Survival artinja tetap hidup, tidak mati. Lima tahun physical revolution tidak membuat kita rebah, lima tahun bertempur, menderita, berkorbanbadaniah, lapar, kedjar-kedjaran dengan maut, tidak membuat kita binasa. Badan penuh dengan luka-luka, tetapi kita tetap berdiri. Dan antara 1950 — 1955 kita sembuhkanlah luka-luka itu, kita sulami mana jang bolong, kita tutup mana jang djebol. Dan dalam tahun 1955 kita dapat berkata, bahwa tertebuslah segala penderitaan jang kita alami dalam periodenja Revolusi phisik. 1956. Mulai dengan tahun ini kita ingin memasuki satu periode baru. Kita ingin memasuki periodenja Revolusi sosial-ekonomis, untuk men tjapai tudjuan terachir daripada Revolusi kita, jaitu satu masjarakat adil dan makmur, ,,tata-tentrem-lcertarahardja”. Tidakkah demikian, saudarasaudara ? Kita berrevolusi, kita berdjoang, k:ta berkorban, kita berdansa dengan maut, toh bukan hanja untuk menaikkan bendera Sang Merah Putih, bukan hanja untuk mele'paskan Sang Garuda Indonesia terbang diangkasa ? „Kita bergerak” , — demikian saja tuliskan dalam risalah „Mentjapai Indonesia M erdeka” hampijr tigapuluh tahun jang lalu — : „Kita bergerak karena kesengsaraan kita, k.'ta bergerak karena ingin hidup lebih lajak dan sempurna. Kita bergerak tidak karena ..ideaal” sadja, kita bergerak karena ingin tjukup makanan, ingin tjukup pakaian, ingin tjukup tanah, ingin tjuku'p perumahan, ingin tjukup pendidikan, ingin tjukup meminum sen dan cultuur, — 'pendek kata kita bergerak karena ingin perbaikan nasib didalam segala bagian-bagiannja dan tjabang-tjabangnja. Perbaikan nasib ini hanjalah bisa datang seratus procent, bilamana masjarakat sudah tidak ada kapitalisme dan imperialisme. Sebab stelsel inilah jang sebagai kemladean tumbuh diatas tubuh kita, hidup dan subur daripada tenaga kita, rezeki kita, zat-zatnja masja rakat kita. — Oleh karena itu, maka ‘p ergerakan kita djanganlah pergerakan jang ketjil-ketjilan. — Pergerakan kita itu haruslah suatu perge rakan jang ingin merobah samasekali sifatnja masjarakat” ........................ Pendek-kata, dari dulu-mula tudjuan kita ialah satu masjarakat jang adil dan makmur. M asjarakat jang demikian itu tidak djatuh begitu-sadja dari langit, laksana embun diwaktu malam. M asjarakat jang dem*kian itu harus kita perdjoangkan, masjarakat jang demikian itu harus kita bangun. Sedjak tahun 1956 kita ingin memasuki alam pembangunan. Alam pembangunan Semesta. Dan saudara-saudara telah sering mendengar dari mulut saja, bahwa untuk pembangunan Semesta itu kita harus mengadakan perbekalan-perbekalan dan peralatan-peralatan lebih dahulu, — dalam bahasa asingnja : mengadakan „investment-investment” lebih dahulu. Sedjak ta hun 1956 mulailah periode investment. Dan sesudah periode investment itu selesai, mulailah periode pembangunan besar-besaran. D an sesudah pembangunan besar-besaran itu, mengalamilah kita Insja Allah subhanahu wa ta’ala alamnja masjarakat adil dan makmur, alamnja masjarakat „murah sandang murah pangan” , „subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku”.
57
Saudara-saudara ! Djika kita menengok kebelakang, maka tampaklah dengan djelas, bahwa dalam tingkatan Revolusi phisik, segala perbuatan kita dan segala tekad kita mempunjai dasar dan tudjuan jang tegas-djelas buat kita-semua; melenjapkan kekuasaan Belanda dari bumi Indonesia, mengnjahkan bendera tiga-warna dari bumi Indonesia. Pada^ satu detik, djam sepuluh pagi, tanggal 17 Agustus, tahun 1945, Proklamasi diutjapkan, — tetapi lima tahun lamanja Djiwa Proklamasi itu tetap berkobarkobar, tetap berapi-api, tetap murni mendjiwai segenap fikiran dan rasa kita, tetap murni menghikmati segenap tindak-tanduk kita, tetap murni mewahjui segenap keichlasan dan kerelaan kita untuk menderita dan b er korban. Undang-undang D asar 1945, — U ndang-undang D asar P roklam a si —, benar-benar ternjata Undang-undang D asar Perdjoangan, b e n a r 2 ternjata satu pelopor daripada alat-perdjoangan ! D engan D jiwa P ro k la masi dan dengan Undang-undang D asar Proklamasi itu, perdjoangan berdjalan pesat, malah perdjoangan berdjalan laksana lawine Ja n 9 1Tia ^ lama makin gemuruh dan ta ’ tertahan, m'enjapu bersih segala penghalang . Padahal lih a t! Alat-alat jang berupa perbendaan (materiil) waktu itu serba kurang, serba sederhana, serba dibawah minimum . euangan tambal-sulam, A ngkatan Perang tjompang-tjamping, kekuasaan politik djatuh-bangun, daerah defacto Republik Indonesia kadang hanja seperti selebar pajung. Xetapi Djiwa Proklamasi dan U ndang-undang D asar Proklamasi mengikat dan membakar semangat seluruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai M erauke I Itulah sebabnja kita 'pada w aktu itu pantang mundur. Itulah sebabnja kita pada waktu itu achirnja menang. Itulah sebabnja kita pada w aktu itu achirnja berhasil pengakuan kedaulatan, — bukan souvereiniteits-overdracht tetapi souvereiniteitserkenning —, pada tanggal 27 Desember 1949. Demikianlah gilang-gemilangnja periode Revolusi phisik. Dalam 'periode jang kemudian, jaitu dalam periode survival, sedjak 1950, maka modal perdjoangan dalam arti perbendaan (materiil) agak~ lebih besar daripada sebelumnja. Keuangan kita lebih longgar, A ngkatan Perang kita tidak tjompang-tjamping lagi; kekuasaan politik kita diakui oleh sebagian besar dunia internasional; kekuasaan de facto kita melebar sampai daerah dimuka pintu-gerbang Irian Barat. Teta'pi dalam arti modal mental, maka modal-perdjoangan kita itu mengalami satu kemunduran. Apa sebab ?
Pertama oleh karena djiwa, sesudah berachirnja sesuatu perdjoangan phisik, selalu mengalami satu kekendoran; kedua oleh karena pengakuan kedaulatan itu kita beli berbagai matjam kompromis, Kompromis, tidak hanja dalam arti penebusan dengan kekajaan materiil, tetapi lebih djahat daripada itu : kompromis dalam arti m engor bankan Djiwa Revolusi, dengan segala akibat daripada itu : Dengan Belanda, melalui K.M.B., kita harus mentjairkan djiwarevolusi kita; di Indonesia sendiri kita harus berkompromis dengan golongan-golongan jang non-revolusioner : golongan-golongan blandis, golongan-golongan reformis, golongan-golongan konservatif, golongan-
58
golongan kontra-revolusioner, golongan-golongan bunglon dan tjutjunguk. Sampai-sampai kita, dalam mengorbankan djiwa revolusi ini, meninggalkan Undang-undang D asar 1945 sebagai alat-perdjoangan ! Saja tidak mentjela K.M.B. sebagai taktik perdjoangan. Saja sendiri dulu mengguratkan apa jang saja namakan „tracee baru” untuk memperoleh pengakuan kedaulatan. Tetapi saja tidak menjetudjui orang jang tidak menjadari adanja bahaja-bahaja penghalang Revolusi jang timbul sebagai akibat daripada kompromis K.M.B. itu. Apalagi orang jang tidak menjadari bahwa K.M.B. adalah satu kompromis ! Orang-orang jang de mikian itu adalah orang-orang jang pernah saja namakan orang-orang possibilis, orang-orang jang pada hakekatnja tidak dinamis-revolusioner, bahkan mungkin kontra-revolusioner. Orang-orang jang demikian itu sedikitnja adalah orang-orang jang beku, orang-orang jang tidak mengerti maknanja ,,taktik” , orang-orang jang mentjampur-bawurkan taktik dan >tudjnan, orang-orang jang djiwanja ,,mandek”. Orang-orang jang demikian itulah, disamping sebab-sebab lain, meratjuni djiwa bangsa Indonesia sedjak 1950 dengan ratjunnja reformisrne. Merekalah jang mendjadi salah satu sebab kemunduran modal mental daripada Revolusi kita sedjak 1950, meskipun dilapangan peralatan materiil kita mengalami sedikit kemadjuan. Kalau tergantung daripada mereka, kita sekarang masih hidu'p dalam alam K.M.B. ! Masih hidup dalam alam Uni Indonesia-Belanda ! Masih hidup dalam alam supremasi modal Belanda ! Mereka berkata, bahwa kita harus selalu tunduk kepada perdjandjian internasional : Satu kali kita setudjui sesuatu perdjandjian internasional, sampai lebur-kiamat kita tidak boleh menjimp-ang daripadanja ! Mereka berkata, bahwa kita tidak boleh merobah negara federal a la van Mook, tidak boleh menghapuskan Uni, oleh karena kita telah menandatangani perdjandjian K.M.B. ,,Setia kepada aksara, setia kepada aksara !”, demikianlah wijsheid jang mereka keramatkan. Njatalah mereka sama sekali tidak mengarti apa jang dinamakan Revolusi. Njatalah mereka tidak mengerti bahwa Revolusi djustru mengingkari aksara ! Dan njatalah mereka tidak mengarti, — oleh karena mereka memang tidak ahli revolusi —, bahwa modal-pokok bagi tiap-tia'p revolusi nasional menen tang imperialisme-kolonialisme ialah Konsentrasi kekuatan nasional, dan bukan perpetjahan kekuatan nasional. Meskipun kita menjetudjui pemberian otonomi-daerah seluas-luasnja sesuai dengan motto, kita Bhinneka Tunggal Ika, maka federalisme a la van Mook harus kita tidak setiai, ha rus kita kikis-habis selekas-lekasnja, oleh karena federalisme a la van Mook itu adalah pada hakekatnja alat pemetjah-belah kekuatan nasional. Djahatnja 'politik pemetjah-belahan ini ternjata sekali sedjak tahun 1950 itu, dan mentjapai klimaksnja dalam pemberontakan P.R.R.I.-Permesta dua tahun jang lalu, dan oleh karenanja harus kita gempur-hantjur habishabisan, sampai hilang-lenjap P.R.R.I.-Permesta itu sama sekali ! Ja, sekali lagi : Persetudjuan internasional tidak berarti satu barang jang langgeng dan abadi. Ia harus memberi kemungkinan untuk setiap waktu menghadapi revisi. Apalagi, djika persetudjuannja itu mengandung unsur-unsur jang bertentangan dengan keadilan-manusia, — dila'pangan
59
politikkah, dilapangan ekonomikah, dilapangan militerkah — , m aka wadjib persetudjuan tersebut direvisi pada w aktu perimbangan kekuatan berobah. Mitsalnja pendjadjahan terhadap bangsa lain, meski tadinja ia disetudjui dalam sesuatu perdjandjian internas.onal sekalipun, ta dapat diterima sebagai suatu hukum jang mutlak dan abadi, jang harus dibenarkan terus-menerus sampai keachir zaman. T id a k !, ia harus ditjela setadjam-tadjamnja, ditentang mati-matian, ditiadakan selekas mungkin. Tidak boleh kita membiarkan langgeng dan abadi sesuatu hukum jang ^ berdasarkan penguasaan silemah oleh sikuat. Saudara-saudara, saja masih dalam membi'tjarakan periode survival. Selama kita masih dalam periode survival ini, m aka segala kompromis dan reformisme jang saja sebutkan tadi tidak begitu disedari akan akibatnja. Ja mungkin terasa kadang-kadang, bahw a djalannja 'pertumbuhan agak serat, tetapi keseratan ifii makin lama makin diartikan sebagai satu kekurangan atau tjatjat jang memang melekat kepada bangsa Indonesia sendiri, satu kekurangan atau tjatjat jang memang ,,inhaerent kepada bangsa Indonesia sendiri, — bukan sebagai akibat daripada sesuatu kom promis, atau akibat sesuatu reformisme, atau akibat sesuatu possibilisme, pendek-kata bukan sebagai akibat pengorbanan djiwa Revolusi. S e gala kematjetan dan keseratan di ,,verklaar dengan kata ,,memang kita ini belum tjukup matang, memang kita ini masih sedikit Inlander . Sin»sme lantas timbul ! Ke'pertjajaan kepada kemampuan bangsa sendiri gojang. Djiwa inlander jang memandang rendah kepada bangsa sendiri dan memandang agung kepada bangsa asing niuntjul disana-sini, terutama sekali d kalangan kaum intellektuil. Padahal semuanja sebenarnja r.Jalah akibat daripada kompromis ! Masuk kita kedalam periode investment. Didalam periode inilah, — periode voorbereidingnja revolusi sosial-ekonomis — , makin tampaklah akibat-akibat-djelek daripada kompromis 1949 itu. T erasalah oleh seluruh masjarakat — ketjuali masjarakatnja orang-orang pemakan nangka tanpa terkena getahnja nangka, masjarakatnja orang-orang jang ,,arrives , m a sjarakatnja sipemimpir; mobil sedan dan sipemimpin 'penggaruk lisensi , terasalah oleh seluruh Rakjat bahw a djiwa, dasar, dan tudjuan Revolusi jang kita mulai dalam tahun 1945 itu kini dihinggapi oleh penjakitpenjakit dan dualisme-dualisme jang berbahaja sekali. Dimana djiwa Revolusi itu sekarang ? Djiwa Revolusi sudah mendjadi hampir padam, sudah mendjadi dingin ta’ ada a'pinja. Dimana D asar Revolusi itu sekarang ? D asar Revolusi itu sekarang tidak keruan mana etaknja, oleh karena masing-mas'ng partai menaruhkan dasarnja sendiri, se mgga dasar Pantja Sila pun sudah ada jang meninggalkan. Dim ana uc juan Revolusi itu sekarang? Tudjuan Revolusi, — jaitu m asjarakat jang a j dan makmur — , kini oleh orang-orang jang bukan putera- reVOl “ s; dengan politik liberal dan ekonomi liberal. Diganti dengan \ eral d^mana suara rakjat-banjak dieksploatir, ditjatut, dikorrup oe er agai golongan. Diganti dengan ekonomi liberal, dimana berbagai go ongan rnenggaruk kekajaan hantam-kromo, dengan mengorbankan ke'pentmgan Rakjat. Segala penjakit dan dualisme itu tampak mcnondjol terang djelos a am peno e investment itu ! Terutam a sekali penjakit dan dualisme
60
empat rupa jang sudah saja sinjalir beberapa kali : dualisme antara Pemerintah dan pimpinan Revolusi; dualisme dalam outlook kem asjarakatan: masjarakat adil dan makmurkah, atau masjarakat kapitaliskah ?; dualisme ,.Revolusi sudah selcsaikah” atau ,.Revolusi belum selesaikah ?”; dualisme dalam demokrasi, — demokrasi untuk Rakjatkah, atau Rakjat untuk demokrasikah ? D a n sebagai saja katakan, segala kegagalan-kegagalan, segala keseratan-keseratan, segala kematjetan-kematjetan dalam usaha-usaha kita jang kita alami dalam 'periode survival dan investment itu, tidak sematamata disebabkan oleh kekurangan-kekurangan atau ketololan-ketololan jang inhaerent melekat kepada bangsa Indonesia sendiri, tidak disebabkan oleh karena bangsa Indonesia memang bangsa jang tolol, atau bangsa jang bodoh, atau bangsa jang tidak mampu apa-apa, — tidak ! — , segala kegagalan, keseretan, kematjetan itu pada pokoknja adalah disebabkan oleh karena kita sengadja atau tidak sengadja, sedar atau tidak sedar, telah menjeleweng dari Djiwa, dari D asar dan dari Tudjuan Revolusi ! Kita telah mendjalankan kompromis, dan kompromis itu telah menggerogoti kitapunja Djiwa sendiri 1 Insjafilah hal ini, sebab, itulah langkah pertama untuk menjehatkan perdjoangan kita ini. D an kalau kita sudah insjaf, marilah kita, sebagai sudah saja andjurkan. memikirkan mentjari djalan-keluar, memikirkan mentjari way-out, — think and re-think, make and re-make, shape and re-shape. Buanglah apa jang salah, bentuklah apa jang harus ! Beranilah membuang apa jang harus dibuang, beranilah membentuk apa jang harus dibentuk ! Bera nilah membongkar’ segala alat-alat jang ta' tepat, — alat-alat materiil dan alat-alat mental —, beranilah membangun ala-alat jang baru untuk meneruskan perdjoangan diatas rel Revolusi. Beranilah mengadakan retooling for the future”. Pendek-kata, beranilah meninggalkan alamperdjoangan setjara sekarang, dan beranilah kembali sama-sekali kepada Djiwa Revolusi 1945. Dihadapan Konstituante, dalam tahun 1956, tatkala saja membuka sidang pertama Konstituante itu, sudah saja mulai memberikan peringatan kearah itu. Dengan djelas saja katakan kepada Konstituante pada waktu itu : ,Buatlah Undang-undang Dasar jang tjotjok dengan Djiwa Prokla m a s i ’’buatlah Undang-undang D asar jang tjotjok dengan Djiwa Revolusi”. Pada Konstituante itu pada hakekatnja saja meminta satu ketegasan, satu keberanian, satu kemam'puan-fantasi. Satu keberanian dan kemampuanfantasi untuk meninggalkan samasekali alam-fikiran jang lama, memasuki samasekali satu alam-fikiran jang baru. Satu keberanian dan kemampuanfantasi jang revolusioner. Sebab seluruh Rakjat merasa bahwa Undangundang Dasar 1950 menckan djiwa Revolusi, menghambat-mengendorkan djalannja arus Revolusi, mematikan tjara-berfikir revolusioner, mem berikan bumi-subur kepada tumbuhnja segala matjam aliran konvensionil dan konservatif. Padahal, dengan tandas saja peringatkan kepada Kon stituante, bahwa „The Constitution is made for men, and not men for
61
the Constitution”, — Konstitusi dibuat untuk mengabdi kepada manusia, dan tidak manusia dibuat untuk mengabdi Konstitusi. Saja tadinja benar-benar mengharap, jang Konstituante mampu menjelesaikan soal ini. Dan tadinja benar-benar saja bermaksud memberikan satu tempat jang luhur-agung kepada Konstituante dalam Sedjarahnja Revolusi kita ini. Satu tem'pat luhur-agung, dimana Konstituante fernjata mendjadi penjelamat Revolusi. Tetapi apa kenjataannja ? Konstituante ternjata ta’ mampu mendjadi penjelamat Revolusi. M aka karena kegagalan Konstituante itu, demi kepentingan N usa dan Bangsa, demi keselamatan Revolusi, saja 'pada tang gal 5 Djuli jang lalu mengeluarkan D ekrit jang berbunji : Dengan Rachmat T uhan Jang M aha Esa. KAMI P R E S ID E N R E P U B L IK I N D O N E S I A / P A N G L I M A T E R T IN G G I A N G K A T A N PER A N G . Dengan ini menjatakan dengan c h id m a t: Bahwa andjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada Undang-undang D asar 1945, jang disam paikan kepada segenap R akjat Indonesia dengan Amanat Presiden pada tanggal 2 2 A'pril 1959, tidak memperoleh keputusan dari Konstituante sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang D asar Sementara; Bahwa berhubung dengan pernjataan sebagian terbesar Anggota-anggota Sidang Pembuat Undang-undang D asar untuk tidak menghadiri lagi sidang, Konstituante tidak mungkin lagi menjelesaikan tugas jang dipertjajakan oleh Rakjat kepadanja; Bahwa hal jang demikian menimbulkan keadaan k etatanegaraan jang membahajakan persatuan dan keselamatan N egara, N u sa dan Bangsa, ser ta merintangi pembangunan semesta untuk mentjapai masjarakat jang adil dan makmur; Bahwa dengan dukungan bagian terbesar Rakjat Indonesia dan didorong oleh kejakinan kami sendiri, kami tefpaksa m e n e m p u h satu-satunja djalan untuk menjelamatkan N egara Proklamasi ; Bahwa kami berkejakinan bahw a Piagam D jakarta tertanggal 2 2 juni 1945 mendjiwai Undang-undang D asar 1945 dan adalah merupakan suatu rangkaian-kesatuan dengan Konstitusi tersebut; Maka atas dasar-dasar tersebut diatas, KAMI P R E S ID E N R E P U B L IK I N D O N E S I A / P A N G L I M A T E R T IN G G I A N G K A T A N P E R A N G . Menetapkan pembubaran Konstituante; M enetapkan Undang-undang D asar 1945 berlaku lagi bagi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tum'pah darah Indonesia, terhitung mulai hari tanggal penetapan Dekrit ini, dan tidak berlakunja lagi U ndangundang D asar Sementara.
62
Pembentukan Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara, jang terdiri atas Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakjat ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, serta pemben tukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara, akan diselenggarakan dalam waktu jang sesingkat-singkatnja. Diteta'pkan di Djakarta pada tanggal 5 Djuli 1959. Atas nama Rakjat Indonesia : P R E S ID E N REPUBLIK I N D O N E S IA /P A N G L IM A T E R T IN G G I A N G K A T A N P E R A N G SOEKARNO Ja, saudara-saudara !, — melalui ,,tahun ketentuan” (year of decisi on), melalui ,,tahun tantangan” (year of challenge), kita sekarang tiba kembali kepada dasar perdjoangan kita jang asli. Kita sekarang telah ,,me~ nemukan-kembali Revolusi kita” , — kita sekarang telah tiba kepada r e discovery of our Revolution” . Apa artinja ini ? Apakah ini berarti semata-mata pergantian Undang-undang Dasar 1950 dengan Undang-undang D asar 1945? T idak! Apakah ini berarti semata-mata supaja kita ,,naik semangat” atau ,,naik tekad” ? Tidak ! Apakah ini berarti semata-mata bahwa kita mentjari perfeksi-teknis clan efisiensi-teknis dalam pekerdjaan dan usaha kita ? Tidak ! Sekali lagi tidak ! Kita tidak sekadar mentjari ‘p erobahan atau perbaikan lahir, kita tidak sekedar mentjari „naiknja semangat”. Perobahan lahir setiap waktu bisa luntur, dan semangatpun setiap waktu bisa luntur ! Kita mentjari perobahan jang lebih dalam daripada itu ! Kita mentjari kesedaran jang sedalam-dalamnja, — kesedaran jang masuk tulang, masuk sungsum, masuk fikiran, masuk rasa, masuk roch, masuk djiwa, — bahwa kita tadinja telah njeleweng dari dasar dan tudjuan perdjoangan kita. Kita mentjari kesedaran jang sedalam-dalamnja, bahwa sifat-hakekatRevolusi kita ini tidak bisa lain, tidak bisa lain, daripada dasar dan tu djuan jang kita proklamasikan 'pada tanggal 17 Agustus 1945! Perobahan-perobahan batin, kesadaran tentang penjelewengan ini, dengan sendirinja nanti akan membawa perobahan-perobahan dan perbaikan-perbaikan dialam lahir. Sekarang hai Bangsa Indonesia, bangkitlah k em bali! Bangkitlah kembali dengan Djiwa Proklamasi didalam kalbu ! Tinggalkan alam jang lampau ! Tetapi djangan mengeluh ! Keluh adalah tanda kelemahan djiwa. Ja, alam jang lampau memang salah. Alam jang lampau itu kini kita rasakan seperti satu pembuangan-waktu sepuluh tahun lamanja. Tapi djangan mengeluh ! Berbesarlah hati bahwa kita sekarang ini sadar, dan berdjalanlah terus !
63
Djikalau kita mempeladjari revolusi-revolusi bangsa lain, m aka selalu kita melihat penjelewengan-penjelewengan. A da jang penjelew engannja sementara, ada jang penjelewengannja terus-menerus. Penjelew engan se mentara kemudian dikoreksi, tetapi penjelewengan terus-menerus menjebabkan dekadensi. Penjelewengan terus-menerus inilah jang berbahaja. Ia kadang-kadang membuat Revolusi itu kandas dan mati samasekali, atau ia menumbuhkan dekadensi, jang ber'puluh-puluh tahun Iamanja, dan ini menjebabkan mengamuknja suatu revolusi baru. Revolusi Perantjis pada hakekatnja kandas, dan mati oleh penjelewengan terus-menerus, revolusi Sun Yat Sen diselewengkan terus-menerus oleh Kuo M in T a n g mendjadi satu kontra-revolusi. Bagaimana dengan penjelewengan kita ? Kita sangat bersjukur kepada I uhan, bahwa penjelewengan kita itu belum sampai mendjelma sebagai satu dekadensi. Tepat pada waktunja, kita ter'perandjat sadar, dan kita mengadakan koreksi. T epat pada waktunja, kita mendjalankan think and re-think, dan kita melihat penjelewengan itu, dan kita bong kar pe njelewengan itu, dan kita banting stir kembali kedjalan jang benar. T ePa waktunja, rakjat-djelata memukul tjanang. Te'pat pada w aktunja si Marhaen dan si Sarinah, si Dada'p dan si W a r u . berteriak : ” ai pemimpin ! Engkau njeleweng ! Engkau njeleweng !" M em ang seb a gai saja katakan tempohari, kesadaran-sosial dan kesadaran-politik R akjat n onesia, djikalau dibandingkan dengan bangsa-bangsa Iain, boleh di^ g a k a n . Sociaal-bewustzijn-nja dan politiek-bewustzijn adalah tidak a^ k.anja lc bangsa-bangsa lain. D an memang Revolusi kita «vo usi-Rakjat. Revolusi kita bukan satu revolusi-istana, buDermltc \ ’ ace-revolution , — bukan satu revolusi jang oleh seorang of tbo n 3n^Sat asin9 dinamakan satu ,.revolution which is the prelude ot the pre-revolutionary days". l f.i^ >erin^afan lni baik sekali didengarkan oleh orang-orang jang menjewa ‘a0 lnn^a PemimPin. Kalau mereka memimpin, maka ketahuilah, bahromh me^eka PlmPhi itu bukan satu rombongan kambing atau satu lfpc0 ri°n ^an . , atau satu rombongan tujul, tetapi satu Rakjat jang aran-sosialnja dan kesedaran-'politiknja telah tinggi ! kesec^aran' sosial dan kesedaran-politik Rakjat kita itulah, sadja sesudalTT 11^ 311 ^ ta tic^ak berlangsung amat lama. Dua-tiga tahun ranq lantiar R ^ mf.rasakan bahw a pertumbuhan atau kemadjuan kudja kematietan ^ } ata telah memukul tjanang ! Dua-tiga tahun saakar-akar dari™ A f lta. se9era mampu menemukan sebab-sebab dan akar-akar itu da^ ematj’etan itu* d an kita bongkar sebab-sebab dan koreksi jang 'radikal dan' fun dam ent^3i‘k° rek$i sePer]unia - d ' u9a koreksi* ^ian9an mengeluh ! Tetaplah berdjalan terus, tanpa mane , tanpa ragu-ragu, diatas relnja Revolusi kita jang asli. Revolusi kfta Ittf i antara
j®“ 9 meragu-ragukan kebenarannja relnja ac*a diantara kita jang berkata, bahw a dasar dan tudjuan Revolusi kita toh boleh djuga berobah ?
dan tudiuan Rpvnl
64
Ada memang orang peragu, ada memang orang defaitis, jang menjebutkan dirinja ,,ahli falsafah”, jang dengan dalil bahw a tidak ada barang sesuatu jang langgeng dan ta’ berobah, — „panta rei” dalil mereka — , menanja apakah dasar dan tudjuan Revolusi kita ini tidak boleh djuga dan tidak bisa djuga berobah ? Apakah keadilan sosial tidak boleh ditawar-tawar lagi ? Apakah perdjoangan anti kolonialisme tidak boleh dimodulir lagi? Apakah hal jang kita niatkan pada tanggal 17 Agustus '45 itu tidak boleh diamendir lagi ? Pertanjaan-pertanjaan jang demikian inipun satu penjelew engan! Bahkan satu penjelewengan jang sangat serins, akibat daripada satu djiwa kompromis. Dalam perikehidupan kemanusiaan didunia ini adalah beberapa kebenaran, — beberapa waarheden — jang langgeng dan ta’ berobah. W aarheden jang demikian itu ta ’ boleh ditawar atau dimodulir atau diamendir, tanpa merobah ia dari waarheid mendjadi satu ke’p alsuan. Ia ta’ boleh ditinggalkan, tanpa membuat manusia mendjadi machluk jang kehilangan kemudi. Ambillah misalnja pokok-isi ,.Declaration of Independence” Amerika, dan Manifes Komunis, — dua dokumen jang menurut Bertrand Russel telah membagi dunia-manusia ini mendjadi dua golongan jang terpisah satu sama lain. Baik Declaration of Independence, maupun M a nifes Komunis, kedua-duanja berisi beberapa kebenaran (waarheden) jang tetap benar, teta'p laku, tetap valid selama-lamanja. Siapa, — kalau benar-benar ia Manusia, dan bukan machluk tanpa arah —, berani mentjoba mengamendir kebenarannja kalimat dalam Declaration of Independence, bahwa ,,semua manusia dilahirkan sama, dan bahwa tiaptiap- manusia itu diberi oleh Tuhan beberapa hak jang ta' dapat dirampas, jaitu hak hidup, hak kebebasan, dan hak mengedjar kebahagiaan”, — ,,That all men are created equal, that they are endowed by their Creator witli certain unalienable rights, that among these are life, liberty, and the 'pursuit of happiness” ? ............................ Siapa, — kalau benar-benar ia Manusia, dan bukan machluk tanpa arah —# berani membantah kebenarannja benang-merah dalam Manifes Komunis, bahwa sebagian besar dari ummat manusia ini ditindas, di „onderdrukt” dan di ,,uitgebuit” oleh sebagian jang lain, sehingga achir nja ..kaurn proletar tak akan kehilangan barang lain daripada rantaibelenggunja sendiri. Mereka sebaliknja akan memperoleh satu dunia b a r u /H a i Proletar seluruh dunia, bersatulah ? .................................... Kalimat-kalimat atau inti-sari fikiran jang demikian itu mengandung kebenaran-kebenaran jang tak boleh diragu-ragukan atau diamendir. Dasar-djiwanja ialah Budi-Kemanusiaan, Hati-Nurani Kemanusiaan, — H et Geweten van den mens. T he Conscience of Man. Dasar-djiwanja mengenai wilajah seluruh perhubungan antara manusia dengan manusia. Ia bukan piagam jang hanja mengenai satu bangsa sadja, seperti misalnja M agna Chartanja orang Inggeris. Ia bukan pakta antara beberapa negara jang berkuasa sadja, seperti misalnja Atlantic Charter. Ia bukan satu dasar untuk menjusun sesuatu Pax daripada sesuatu negara, se'perti Pax
65
Britannica, atau Pax Romana, atau Pax Americana, atau Pax Sovietica, tidak !, — ia adalah satu dasar untuk menjusun P ax jang meliputi seluruh Kemanusiaan, jaitu Pax Humanica, Pax-nja seluruh machluk-manusia jang mendiami bumi ini. Di W ashington tiga tahun jang lalu saja mengandjurkan P ax H u m a nica atas dasar Declaration of Independence itu, di M oskow saja dasarkan Pax Humanica atas beberapa kalimat Manifesto Komuni'S. Manusia itu dimana-mana sama. Kemanusiaan adalah satu. ,,M a n kind is one”, demikianlah saja katakan dimana-mana pada w ak tu saja melanglang buana, di Barat atau di Tim ur di U tara atau di Selatan, didelapan pendjuru daripada dunia. Budi Kemanusiaan, H ati-N u rani K e manusiaan, the Social Conscience of M an, menjerapi djiwa semua m ach luk-manusia diseluruh muka bumi. Dan Social Conscience ini ta ’ berobah-obah, ta’ mau diamendir, ta’ mau dimodulir. Dasar dan tudjuan Revolusi Indonesia adalah kongruen dengan Soci al Conscience of M an itu ! Keadilan sosial, Kemerdekaan individu, kem er dekaan bangsa, dan lain sebagainja itu, adalah pengedja-w antahan dari'pada Social Conscience of M an itu. Keadilan sosial dan kem erdekaan adalah tuntutan budi-nurani jang universil. Karena itu, djanganlah ada diantara kita jang mau mengamendir atau memoduL’r d asar dan tudjuan Revolusi kita itu ! Saja telah mengundjungi sebagian besar dari dunia ini. Sebelumnja itu, sudah lama saja berkejakinan, bahw a kesedaran sosial (social con sciousness) daripada rakjat-rakjat dimuka bumi ini adalah sama, dimanapun mereka berada. Dan kejakinan saja ini di'perdalam oleh apa jang saja i at dalam perdjalanan—perdjalanan saja keluar negeri itu, antara a^n kenegara-negara di Latin Amerika. Apa jang saja lihat ? Rakiat dimana-mana dibawah kolong langit ini, tidak mau ditindas o eh bangsa lain, tidak mau dieksploatir oleh golongan-golongan apapun, meskipun golongan itu adalah dari bangsanja sendiri. Rakjat dimana-mana dibawah kolong langit ini menuntut kebebasan ^ k e m is k in a n , dan kebebasan dari rasa-takut, baik jang karena antjam" an didalam-negeri, maupun jang karena antjaman dari luar-negeri. Rakjat dimana-mana dibawah kolong langit ini menuntut kebebasan Un u men99erakkan setjara konstruktif ia'punnja aktivitet-sosial, untuk mempertinggx kebahagiaan individu dan kebahagiaan masjarakat. unf <^1'mana-mana dibawah kolong langit ini menuntut kebebasan dinamakan d lf 311- ^en<^aPa t' ia^u menuntut hak-hak jang lazimnja ^ e| ^ ^ nan saJa dari dulu, dan itulah pula jang saja lihat k j 3 maiJa> untutan-tuntutan ini keluarnja seperti meledak dalam abad kail-!13 ^ 1*k isebenarnja ia telah terkandung berabad-abad dalam f • ,U,, ° 6 arerja tuntutan-tuntutan itu pada hakekatnja adalah ta ’ lain ta bukan pengedjawantahan daripada „Budi-Nurani K emanusiaan” , pengedjawantahan daripada .Conscience of M a n ” . u ^ era^a<^'a^ad ia terbenam latent. Berabad-abad ia ,,mulek” dalam budi-pekerti manusia, seperti api didalam sekam. Achirnja ia meledak,
66
achirnja ia meiedak setjara revolusioner, — achirnja ia meledak setjara historis-revolusioner. Sekaligus ia muntah-keluar sebagai tuntutan massal jang berbareng, sekaligus ia mendjadi tuntutan jang simultan. T a ' dapat lagi ia dilajani setjara liter per liter, atau dipenuhi settara kilo per kilo. T a ’ dapat lagi ia diladeni dengan tjara-tjara jang reformistis, ta' dapat lagi ia ditanggulangi setjara ,,peace-meal”. Tuntutan-tuntutan simultan jang mbludak keluar setjara historis-revolusioner itu harus dilajani dengan tjara-tjara jang djuga mbludak revolusioner. Tuntutan-tuntutan Rakjat Indonesia adalah demikian djugalah! Tuntutan-tuntutan mengenai keadilan sosial, tuntutan kemerdekaan dan kebebasan, tuntutan demokrasi, dan lain-lain sebagainja itu, telah mbludak keluar setjara revolusioner dalam masa generasi kita sesudah mulelc berpuluh-puluh tahun dalam kalbu kita laksana api dalam sekam, — dan tuntutan-tuntutan Rakjat Indonesia inipun harus dilajani setjara mbludak revolusioner. Tidak mungkin lagi ia dilajani liter 'per liter, tidak mungkin lagi kilo per kilo. Tidak mungkin setjara reformis, tidak mungkin setjara peace-meal. Tidak mungkin setjara kompromis. Dan untuk melajani setjara mbludak revolusioner tuntutan-tuntutan itu, kita sendiri ha rus berdjiwa revolusioner. Itulah pula salah satu sebab kita kembali ke pada Undang-undang D asar Proklamasi. Sekarang, sesudah kita memasuki lagi Djiwa Revolusi, dengan U n dang-undang Dasar 1945 sebagai dasar ketatanegaraan, apakah selandjutnja jang akan kita hadapi, apakah selandjutnja jang harus kita perbuat ? Sebelum mendjawab 'pertanjaan-pertanjaan tersebut, marilah kita mengadakan stock-opname lebih dahulu, daripada modal-nasional kita pada ini waktu, jang dapat kita pakai sebagai bahan dan alat-perdjoangan. A'pa jang kini kita miliki ? Pertama. Undang-undang Dasar 1945 dan Djiwa Revolusi 1945. Djiwa ini tidak lahir-kembali begitu sadja dengan Dekrit 5 Djuli, tetapi masih harus kita pupuk-terus dan kita 'perkembangkan terus, kita kobarkobarkan terus dan kita gempa-gelorakan terus, terutama sekali dengan intensifikasi djiwa-berkorban, baik mental maupun materiil. Kedua. Basil daripada segala fikiran dan keringat Rakjat sedjak 1945 hingga sekarang, jang berupa hasil-hasil materiil, maupun jang berupa tenaga-tenaga baru, kader-kader baru, dan lain sebagainja, dalam segala lapangan. Ketiga. Makin bertumbuhnja kekuatan ekonomi jang mendjadi milik nasional atau dibawah pengawasan nasional, jang pada ini waktu sudah meliputi kurang-lebih 70% daripada seluruh kekuatan jang berada di Indonesia. Keempat. Angkatan Perang jang makin lama makin kuat, administrasi pemerintahan jang makin lama makin baik. Kelima, Wilajah-kekuasaan Republik Indonesia jang kompak unitaristis dan amat luas, dan. jang letaknja amat strategis dalam 'politik dan ekonomi dunia, serta djumlah Rakjat (manpower) jang kini sudah 8 8 .0 0 0 .0 0 0 , tetapi terus bertambah pesat, sehingga dalam waktu singkat Indonesia akan mempunjai manpower jang 100.000.000, 120.000.000, 150.000.000 o r a n g !
67
Keenam, Kepertjajaan pada kemampuan dan keuletan bangsa sen* diri, jang sudah dibuktikan dizaman jang lampau, djuga djika dibandingkan dengan revolusi-revolusi bangsa lain jang sedang berdjalan se karang, ja, djuga djika d^bandingkan dengan revolusi-revolusi dinegerinegeri luaran jang sekarang sudah selesai. Ketudjuh. Kekajaan alam, kekajaan diatas bumi dan kekajaan di dalam bumi, jang sungguh saja tidak omong-kosong ta ada bandingannja diseluruh dunia ini, ta ’ ada tandingannja didela'pan pendjuru angin. Maka Tudjuh hal inilah, — dari dapat ditainbah dengan beberapa hal lagi —, mendjadi modal kita untuk melandjutkan perdjoangan, m en djadi kereta kita untuk melandjutkan perdjalanan. Tidakkah modal-modal ini menggembirakan ? T id ak kah ia tjukup b e sar untuk membuat hati kita mongkok sebesar gunung, untuk inembanting-tulang terus, memeras keringat terus, berdjalan mendaki terus, ja berdjalan mendaki terus !, sampai tudjuan tertjapai, meski ada rintangan jang bagaimanapun djuga ? Lihat misalnja modal jang kelima, — modal jang m engenai wiiajahkekuasaan Indonesia ! Z on der In a n B arat sadja Republik I n d o n e s i a telah berwilajah kekuasaan jang luasnja sama dengan dari 'pantai B arat E ro pa sampai ketapal-batasnja disebelah Timur, lebih luas daripada wilajah negara-negara b e s a r,. dan kedudukan strategisn japu n ta ada taranja dimuka bumi. D an w i l a j a h - k e k u a s a a n Republik Indonesia jang begitu lu as ini tidak terbagi-bagi dalam beberapa negara ! Inipunhasil perdjoangan jang pantas kita banggakan, terutam a sekali djika dibandm gkan deng an'perdjoangan bangsa-bangsa lain disekitar kita ini. W ilaja h mereka terbagi-bagi, wilajah kita tidak. Bangsa mereka terbagi-bagi, bang sa kita tidak. Djiwa mereka terbagi-bagi, djiwa kita tidak. M alahan kita akan memperbesar wilajah-kekuasaan kita itu, dengan memasukkan kembali Irian B a r a t! Malahan kita akan mempersatukan kembali Bangsa In do nesia itu, dengan membebaskan Irian Barat. M alahan kita akan m engutuhkan kembali djiwa Indonesia itu, dengan memerdekakan Irian Barat. Dunia-luaran harus tahu, bahwa mengenai pembebasan Irian Barat itu kita tidak main-main dan tidak mengenai kompromis. Dan dunia-luaran pun harus tahu, bahw a federalisme kaum penjeleweng jang mereka simpatii1 dan mereka sokong gelap-gelapan itu akan terus kita tentang habis-habisan, kita tentang mati-matian, oleh karena federalisme memetjah 'potensi bangsa Indonesia jang berkepribadian " ,Vn^ . a • ^ an oleh karena ia memang adalah alat imperialis dalam politiknja „devide et impera” , alat imperialis untuk memetjah-metjah keuatan ita. Kita kembali kepada Undang-undang D asar 1945, antara ain oleh karena Undang-undang D asar 1945 berdiri diatas d asai Unitarisme Negara, dan dus tidak mengidjinkan federalisme di Indonesia dalam bentuk bagaimana djuga. D engan tegas, djelas, tandas, dalam Bab I, fasal 1 , ajat 1 daripada Undang-undang D asar ’45 itu ditulis : ,.Negara Indonesia ialah N egara Kesatuanjang berbentuk Republik” , — Kesatuain dengan aksara K besar ! Siapa dalam rangka U ndang-undang D asar 1945 ini masih hendak mengandjur-andjurkan federalisme, siapa jang masih hendak bitjara tentang ,.negara bagian” dan lain sebagainja
68
mi la dengan ajata tidak berdiri diatas bidang U n d a n g - u n d a n g D asar P r ^ a m a s 1, ia akan kita tentang dengan segala djiwa-fcerdjoangan janq - d a didalam kalbu Segenap bar.san pentjinta U n d a n g - u n d a n g d L ? Proklamasi siap-sedia untuk menggempur pertjobaan-pertjobaan unt'uk m s n je lm a p k a n federaJisme dalam tubuh k e ta ta -n e g a ra a n kita itu !
Sekarang lihat djuga modal keenam : Kemampuan d a n u sa kita jang sudah kita buktikan dizaman jang lampau Ituto.i ?" modal jang amat besar harganja ! Sebab modal ini ad -L h mnH i d „ . « U 1 r „ „ . Modal a r Kong Hu Tju berkata bahwa ta’ ada satu b m a s 3 rl * epe^t-,aj aan 1111 ' tanpa kcpertjajaa„ kepada diri sendiri, dan k e n j a t a a n n ^ m j ^ g b ^ t a Alangkah menta’djubkannja, keuletan dan kemampuan k.ta itu ' P a' da waktu saja member* keterangan kepada Dewan Perwakilan Rakjat' beberapa mmggu jang lalu, telah saja singgung tentang hal ini. , Djangan pula hanja melaksanakan program kabinet jang begitu sed e rh a k a itu “ Kataku dimuka Dewan Perwakilan Rakjat, _ ..pukulaa-pukulan janq lebih heoat daripada itu, dimasa jang lampau, kita atasi" ' ..Aiaakah kitapunja achievement jang terbesar didalam Revolusi kita ini, dimasa jang lampau . tanjaku dihadapan Dewan Perwakilan Rakiat Bahwa kita sekarang mempunjai Angkatan D arat jang boleh dibanggakan ? Tidak ! Bahwa k.ta sekarang mempunjai Angkatan Laut jang 1 0 kali besarnja daripada dulu Tidak ! Bahwa kita sekarang mempunjai A ng katan Udara jang 7 kal, lebih kuat daripada dulu ? T i d a k ' Bahwa kit, sekarang mempunjai mata-keuangan sendiri ? Tidak ! Bahwa kita seka rang telah dapat membatja-dan-menulis 6 0 % ? Tidak! Achievement kita jang terbesar dalam Revolusi kita ini ialah bahwn L- tn • tetap berdiri, tetap hidup. Pukulan-pukulan' apapun jang djafuh'dTates tubuh kita dimasa jang lampau _ pukulan-pukulan jang mungkin telah meremuk-redamkan menghantjur-leburkan bangsa-banasa lain kurang kuat kita toh tetap berdiri, kita toh tetap hidup kita toh tetap survive. Dihantam dengan aksi militer jang -pertama, — kita tetap survive ^ Dihantam dengan aksi militer jang kedua, — kita tetato survive Dihantam oleh federalisme van Mook jang hendak merobek-robek dada kita, — kita tetap survive. Dihantam oleh krisis ekonomi sebagai akibat pengambilan-alih perusahaan-perusahaan Belanda, tatkala lautan-lautan kita boleh d.katakan sunji-senjap karena bersih ditinggalkan oleh kapalkapal K.P.M. — k.ta teta£ survive. Dihantam oleh D.I.-T.I I dihantam oleh P.R.R.I.-Permesta dengan bantuannja jaksa-jaksa djin-peri-perajanq an d a d luar, — kita tetap survive. Sungguh, achievement kita janq palinq besar dalam Revolusi kita ini ialah bahwa kita tetap survive Palu qodam nja kesulitan-kesulitan jang bagaimanapun djuga ta’ mampu' mematahkan kita, gempurannja krisis-krisis jang segela'p.gelapnjapun djuga ta ’ mampu meremuk-redamkan kita. Njata kita ini bangsa jang tahan-udii Niata vital ini
” 9Sa
ia n 9
ar kemam.-Duan' Bangsa jang ulet, Bangsa jang
Kenjataan ini hendaknja mendjadi modal-kepertjajaan kita untuk mampu menempuh perdjoangan jang masih akan datang. Modal keper69
tjajaan jang begini amat tinggi harganja, — ta' dapat dinilai dengan berlian, ta’ dapat dibeli dengan emas, ta' dapat ditukar dengan ratna mutu manikam. Ja, masih banjak kesulitan dihadapan kita, tetapi mari kita terdjang kesulitan-kesulitan itu. Bangsa lain barangkali akan mengkerut hatinja kalau melihat gunung-kesulitan dihadapannja, tetapi Bangsa kita tidak akan gentar, dan ia tetap mendaki terus. Insja Allah subhanahu wa ta'ala, Bangsa kita, mengingat pengalaman-pengalaman jang sudahsudah, akan dapat menjelesaikan Revolusi ini setingkat demi setingkat, sam'pai tudjuan jang terachir tertjapai. Tudjuan djangka-pendek tertja pai, tudjuan djangka-pandjangpun te rtja p a i! Apakah tudjuan kita djangka-pendek, dan apa tudjuan kita djangkapandjang itu ? Tudjuan djangka-pendek jang saja hadapkan kepada saudara-saudara ialah : program Kabinet Kerdja jang amat sederhana itu, sandangpangan, keamanan, melandjutkan perdjoangan anti-imperialisme , ditambah dengan mempertahankan kepribadian kita ditengah-tengah iankan-tarikan kekanan dan kekiri, jang sekarang sedang berlaku kepada kita dalam pergolakan-dunia menudju ke'pada satu imbangan baru. Dan tudjuan kita djangka-pandjang ialah : masjarakat jang adil dan makmur, melenjapkan imperiahsme dimana-mana dan mentjapai dasardasar bagi perdamaian-dunia jang kekal dan abadi. M aka untuk menanggulangi segala mas’alah-mas’alah berhubungan dengan tudjuan-tudjuan djangka-pendek dan djangka-pandjang tersebut, njatalah kita ta ’ dapat mem'pergunakan sistim jang sudah-sudah dan alat-alat (,,tools” ) jang sudah-sudah. Sistim liberalisme harus kita buang djauh-djauh, demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin harus kita tempatkan sebagai gantinja. Susunan peralatan jang ternjata ta’ efisien dulu itu, harus kita bongkar, kita ganti dengan susunan peralatan jang baru. Ordening baru dan herordening baru harus kita adakan, agar demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin dapat berdjalan. Inilah arti dan isi perkataanku mengenai ,.re tooling for the future”, janq tempo hari saja utjapkan dimuka D ew an Perwakilan Rakjat. Retooling daripada semua alat-alat perdjoangan ! D an Konsolidasi daripada semua alat-alat p’erdjoangan sesudah retooled ! Retooling badan eksekutif, jaitu Pemerintah, kepegawaian dan lain sebagainja, vertikal dan horizontal. Retooling badan Iegislatif, jaitu D.P.R. Retooling semua alat-alat-kekuasaan N egara, — A ngkatan D arat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Polisi. Retooling alat-alat produksi dan alat-alat distribusi. , , Retooling organisasi-organisasi masjarakat, — partai-partai politik, badan-badan sosial, badan-badan ekonomi. dja9a-djagalah, semuanja akan diretool, semuanja akan diormg an 1 erordening, dan memang ada jang sedang diretool. Dibidang eksekutif retooling sedang berdjalan berangsur-angsur.
70
Dibidang legislatif saja harap retooling djuga didjalankan terus: siapa jang tidak bersumpah setia kepada Undang-undang D asar 1945 dikeluarkan dari D.P.R.; siapa jang ikut pemberontakan, dipetjat dari D.P.R. dan akan dihukum. Siapa jang tidak mengerti a'pa raakna „kembali kepada U n d a n g - u n d a n g Dasar 1945", sebenarnja sebaiknja ia keluar sadja dari D.P.R. ! D.P.R. h e n d a k n j a mendjadi satu tempat-perwakilan Rakjat jang ber sifat baru. Bukan sadja ia menurut semangat Undang-undang D asar ’45 sekarang harus mendjadi dewan jang bantu-membantu dengan Peme r i n t a h , — ia ta ’ dapat mendjatuhkan Pemerintah; jang dapat mendjatuhkan Pemerintah ialah Madjelis Permusjawaratan Rakjat —, bukan sadja itu, tetapi dalam semangat kembali kepada Undang-undang Dasar 1945 itu, dalam semangat Demokrasi Ter'pimpin, dalam semangat membina ma s j a r a k a t adil dan makmur, saja harap gedung D.P.R. itu bukan lagi hanja satu tempat berbitjara tele-tele dan tempat pemungutan suara sadja, akan tetapi terutama sekali tempat dimana dilahirkan fikiran-fikiran, idee-idee, k o n s e p s i-k o n s e p s i, jang berguna dan bersedjarah bagi Rakjat. Hanja dengan retooling- diri jang d e m ik ia n itulah, D.P.R. akan dapat m e n d j a d i a l a t - p e m b a n g u n a n , alat-perdjoangan, alat-Revolusi. Dan alat-alat-kekuasaan Negara jang lain-lainnjapun, — Angkatan Perang dan Polisi — , harus diretool. Dimasa jang lampau, liberialisme telah membawa banjak bentjana dalam alat-alat-kekuasaan N egara itu. Bapakisme, daerahisme, politik territorial sendiri-sendiri, dewan-dewanan, P R.R.I./ Permesta, dan lain-lain borok dan koreng sematjam itu, pada hakekatnja semua beribu kepada liberalisme jang membolehkan setiap orang berbuat sekersa-kersanja sendiri, ketambahan lagi dengan kipasa n n j a dan bantuannja subversi asing. Stop keadaan jang demikian itu ! Kini alat-alat-kekuasaan N egara harus disapih sama sekali dari liberal isme, kini merekapun bernaung dibawah bendera Undang-undang Dasar ' 4 5 kini merekapun harus didjadikan lagi alat-Revolusi., Demikian pula alat-alat-produksi dan alat-alat-distribusi. Semuanja harus diretool ! Semuanja harus direorganisasi, harus dibelokkan setirnja kearah 'pelaksanaan fasal 33 Undang-undang D asar ’45 dengan memperQimakan relnja Demokrasi Terpimpin. Misalnja, kita mempunjai bebe rapa badan jang diserahi oleh Negara untuk mengurus dan mengembangkan beberapa bidang produksi dan distribusi, tetapi apa latjur ? Bukan produksi dan distribusi itu mendjadi teratur-beres dan berkembang, teta'pi badan-badan itu mendjadi sarangnja orang-orang jang memadet-madetkan I s i - k a n t o n g n j a sendiri, orang-orang jang mendjadi kaja-raja, orang-orang jang mendjadi miljuner ! D a a r moet een eind aan komen 1” Keadaan jang demikian itu harus dirobah ! D an bukan sadja badan-badan itu harus diretool, tetapi djuga semua alat-alat vital dalam produksi dan semua alat-alat vital dalam dis tribusi harus dikuasai atau sedikitnja diawasi oleh Pemerintah. Tidak boleh lagi terdjadi, bahwa, oleh karena alat-alat-vital itu tidak dikuasai atau tidak diawasi Pemerintah, beberapa gelintir spekulan atau beberapa gelintir profiteur dapat menggontjangkan seluruh ekonomi-nasional kita, mengkotjar-katjirkan seluruh kebutuhan Rakjat.
71
D an organisasi-organisasi masjarakat pun harus diretool. Partaipartai politik harus diretool, badan-badan sosial harus diretool, badanbadan ekonomi harus diretool. Niat Kabinet Karya untuk m engadakan penjederhanaan kepartaian dan untuk mengadakan Undang-undang Pemilihan-Umum baru. saja teruskan. Penjederhanaan kepartaian dan pemilihan-umum setjara baru itu adalah retooling pula. Saja ingin mengulangi beberapa kata jang saja utja’p kan tanggal Djuli jang baru lalu dimuka sidang D.P.R. :
24
,,Saja telah mengadakan retooling dalam bidang eksekutip, dan se bagai tadi saja katakan, retooling harus kita teruskan disemua lapangan, baik lapangan ekonomi maupun lapangan politik maupun lapangan kemasjarakatan”. Sekali la g i: retooling disemua lapangan ! D an apakah makna dari kata retooling itu ? Retooling itu berarti mengganti sarana-sarana, nieng ganti alat-alat dan aparatur-aparatur jang tidak sesuai lagi dengan pi kiran Demokrasi Terpimpin, dengan sarana-sarana baru, dengan a atalat dan aparatur-aparatur baru, jang lebih sesuai dengan outloo*. baru. Retooling berarti djuga menghemat segala sarana-sarana dan alat-a at jang masih dapat dipergunakan, asal sadja alat-alat itu masih mungkin diperbaiki dan dipertadjam kembali. Retooling dilapangan kemasjarakatan dalam arti jang paling pokok ialah menghimpun segala tenaga, segala kekuatan, segala sarana, jang kini sudah dan belum dipergunakan, menghimpun segala tenaga dan kekuatan jang resmi, setengah resmi dan jang sama sekali tidak resmi. Retooling berarti mobilisasi total, penghimpunan tenaga-tenaga materiil setjara total, menghimpun tenaga-tenaga rochaniah setjara total, dan membuat tenaga-tenaga itu strijdvaardig dan strijdwaardig buat melaksanakan tugas dan tanggung djawab Kabinet Kerdja, jang pada hakekatnja merupakan program bagi Rakjat Indonesia seluruhnja. Mobilisasi materiil dan mental setjara total itu tidak dapat kita hindari, kalau kita hendak sungguh-sungguh mendjawab tantangan jang sudah ditjantumkan dalam 'program Kabinet Kerdja. Amat perlu djuga ialah supaja kita bisa mengikut-sertakan segala modal dan tenaga, segala ,,funds and forces” bagi usaha-usaha pembangunan semesta kita. T etapi Qalam usaha-usaha mengorganisir dan menghimpun segala ,,funds and forces” itu, haruslah kita letakkan satu sjarat pokok, jaitu : modal dan tenaga, jang hendak kita ikut-sertakan itu, haruslah bertjorak progresiL Segala modal dan segala tenaga jang memenuhi sjarat itu akan kita sambut dengan kedua belah tangan. Sebahknja „funds and forces” jang tidak progresif, tenaga-tenaga jang reaksioner dan anti-revolusioner, akan kita tolak dan malahan kita tentang. Tenaga-tenaga dan modal jang tidak memenuhi sjarat pokok kita itu, hendaknja minggir sadja, dan sekali-kali djanganlah menghalang-halangi kita. Sebab setiap 'penghalang akan kita terdjang, setiap rintangan akan kita singkirkan, sesuai dengan sembojan ,,Rawe-rawe rantas, malang-malang putung”.
72
Sekali lagi, segala tenaga dan segala modal jang terbukti progresif akan kita adjak dan akan kita ikut-sertakan dalam pembangunan Indo nesia. Dus djuga tenaga dan modal bukan-asli jang sudah menetap di Indonesia dan jang menjetudjui, lagi pula sanggup membantu terlaksananja program Kabinet Kerdja, akan mendapat tem'pat dan kesempatan jang wadjar dalam usaha-usaha kita untuk memperbesar produksi d iIa pangan perindustrian dan pertanian. ,,Funds and forces” bukan-asli itu dapat disalurkan kearah 'pembangunan perindustrian, misalnja dalam sektor industri menengah, jang masih terbuka bagi inisiatip partikelir. D a lam hal ini maka kini waktunja sudah tiba, untuk mempeladjari dan menjusun peraturan chusus jang memuat sjarat-sjarat dan tjara-tjara mempergunakan ,.funds and forces” tersebut. Untuk melaksanakan maksud itu maka perlu adanja iklim kerdjasama jang baik. Oleh karena itu semua jang berkepentingan hendaknja mendjauhi sesuatu tindakan jang dapat merugikan iklim kerdjasama itu. Saudara-saudara, kita dus harus mengadakan ordening dan herordening to ta l! Memang Dekrit Presiden 5 Djuli itu pada hakekatnja adalah satu pukulan tjanang, satu ,,sein” untuk mengadakan herordening total. ,,Tinggalkan samasekali alam liberalisme, tinggalkan samasekali segala konstruksi-konstruksi dari alam liberalisme itu, tinggalkan sama sekali Undang-undang Dasar 1950, masuklah sama-sekali dalam alam Revolusi lagi, pakailah Undang-undang Dasar 1945 itu samasekali sebagai alat-perdjoangan, kibarkanlah samasekali benderanja Demokrasi Terpimpin, — hiduplah samasekali setjara baru, berdjoanglah samasekali setjara baru !”, — demikianlah boleh diibaratkan makna dentuman Dekrit Pre siden itu. Ja, baru, disegala la'pangan ! Ordening dan herordening to t a l! H er ordening politik, herordening ekonomis, herordening sosial dalam seluruh kehidupan bangsa. Herordening jang disertai dengan kordinasi satu sama lain, sehingga seluruh matjam aktivitet kehidupan bangsa itu men djadi ,,one coordinated unit” , satu djaringan jang terkordinir, untuk memenuhi dasar dan tudjuan Revolusi. Sebetulnja, dulu, Rakjat dalam berbagai lapisan atau berbagai golongan, telah djuga mendjalankan aktivitet dilapangannja masing-masing Akan tetapi aktivitetnja itu tidak terkordinir satu sama lain, tidak erkordinir diatas persadanja satu dasar dan satu .djurusan, — ,,satu buat semua, semua buat satu” . — satu, jaitu N egara supaja men djadi N egara Kesatuan jang kuat berwilajah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke, dan M asjarakat su'paja mendjadi masjarakat adil dan makmur jang memberi kebahagiaan kepada semua w arga negara diseluruh tanah-air. Dulu aktivitet itu kadang-kadang bersimpang-siur, sehingga kadang-kadang aktivitet satu golongan dilakukan atas kesengsaraannja atau kemelaratannja golongan jang lain. Aktivitet jang bersimpang-siur ini malahan tidak mendekatkan kita kepada tudjuan Revo lusi, melainkan malahan mendjauhkan kita dari tudjuan Revolusi ! Karena itu kita sekarang harus mengadakan herordening dan kordi nasi total !
73
Herordening politik. Tidak boleh lagi terdjadi, bahw a Rakjat di= tunggangi oleh pemimpin. Tidak boleh lagi terdjadi, bahw a Rakjat men djadi alat demokrasi. Tetapi sebaliknja, demokrasi harus mendjadi alat Rakjat. Alat Rakjat untuk mentja'pai tudjuan Rakjat. Tudjuan R akjat jang telah dikorbani oleh Rakjat berpuluh-puluh tahun, jaitu N eg ara kuat, masjarakat adil dan makmur. Demokrasi Terpimpin tidak menitikberatkan kepada ,,satu orang = satu suara” , sehingga partai mendjadi sematjam „koeliewerver” dizaman Belanda, hanja sekarang w erver suara, tetapi Demokrasi Terpimpin menitik-beratkan ke'pada : a.
tiap-tiap orang diwadjibkan untuk berbakti kepada kepentingan umum berbakti kepada masjarakat, berbakti kepada Bangsa, berbakti kepa da Negara; dan
b.
tiap-tiap orang berhak mendapat penghidupan lajak dalam m asjara kat, Bangsa dan N egara itu.
Demikianlah herordening dilapangan 'politik, H erordening e k o n o m i oermaksud agar supaja seluruh susunan ekonomi-sosial didjadikan pantjatan kearah ekonomi ,,adil dan makmur” jang akan direaiisasikan keiak. Djelas disinipun sudah ta ’ boleh diberi djalan ke'pada ekonomi liberal, dimana tiap-tiap orang diberi kesempatan untuk m enggaruk kekajaan tenkoste daripada umum. Didalam herordening ekonomi- ini, maka kehidupan ekonomi bangsa sudah akan dipimpin, ekonomi bangsa didjadi kan Ekonomi Terpimpin. Sebagai jang saja katakan tadi, maka didalam herordening ini setidak-tidaknja semua alat-alat-vital produksi dan a at-alat-vital distribusi harus dikuasai N egara, atau sedikitnja diawasi o|eh Negara. Revolusi Indonesia tidak mengizinkan Indonesia men jadi padang-penggarukan-harta bagi siapa'pun, — asing atau bukan asing. b^apa menggaruk kekajaan ten koste daripada umum, siapa mengajau perekonomian umum, dia akan kita tangkap, dia akan kita seret <. 1l^Ui 3i m' dia akan kita hukum berat, dia kalau perlu akan kita djatuhi hukuman mati ! , l ^ emikian pula persoalan tanah. Kita mewarisi dari zaman Belanda e erapa hal jang harus kita brantas. A n tara lain apa jang dinamakan m ak eigendom” diatas sesuatu bidang tanah. Mulai sekarang kita tjoret sama3ekali ,,hak eigendom” tanah dari hukum 'pertanahan Indonesia T a ’ apat kita benarkan di Indonesia M erdeka ada sesuatu bidang tanah k ^ I if i^endomi °^eh orang asing in casu orang Belanda ! Kita hanja ena ak-milik tanah bagi orang Indonesia; sesuai dengan, fasal 3 3 Undang.undang Dasar 1945. Ketjualj herordening politik dan herordening ekonomi, kitapun h a rus mengaaakan herordening sosial. Sedjak petjahnja Revolusi kita, oaja su a menandaskan pentingnja ,,kesedaran sosial” . Lima kesedaran saja tan as^an pada waktu itu. Kesedaran nasional, kesedaran bernegara, ese aran berpemerintah, kesedaran berangkatan Perang, kesedaran sosia , demikianlah kusebutkan soko-guru-soko-guru bagi kehidupan bang sa, Pa ^ a waktu itu. Ternjata kesedaran sosial ini dalam waktu survival dan investment bukan makin subur dan makin kokoh, tetapi
74
makin mundur. Badji liberialisme dan individualisme telah menggerogcti* nja dalam-dalam. Apakah pengedja-watahan kesedaran sosial daripada bangsa Indonesia ? Pengedja-wantahan kesedaran sosial itu ialah persatuan, gotong-rojong, semangat jang saja namakan semangat ,,ho lopis kuntul baris”. Semangat persatuan, semangat gotong-rojong, semangat ,,ho lopis kuntul baris” ;tu adalah sjarat mutlak bagi terselenggaranja masjarakat adil dan makmur. Teta'pi apa jang kita lihat sedjak kita meninggalkan alam Revolusi phisik, masuk kedalam wilajah Undang-undang D asar Republik Indonesia Serikat dan U ndang-Undang D asar 1950? Liberalisme meratjuni kesedaran sosial kita itu, individualismenja meretakkan dan merekahkan semua kohesinja persatuan kita, kegotong-rojongan kita, keholopis kuntulbarisan kita, sehingga kita mendjadi satu bangsa jang pe nuh dengan kankernja daerahisme, kankernja sukuisme, kankernja multipartyisme, kankernja golonganisme, dan lain-lain. Individualisme, — itu musuh terbesar daripada idee keadilan sosial — , menjelinaplah kedalam kalbunja bangsa Indonesia, bangsa Indonesia jang dari dulu terkenal sebagai satu bangsa gotong-rojong, dan jang didalam Revolusi phisik memang benar-benar bersika’p sebagai satu bangsa jang kompak bergotong-rojong. Bagaimana kita bisa membangun satu masjarakat keadilan sosial, kalau individualisme meradjalela didalam kalbu kita ? Oleh karena itu, perlu sekali kita sekarang mengadakan satu herordening sosial, agar supaja dapat terlaksanalah apa jang dimaksud dalam Undang-undang D asar '45 fasal 33 bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Demikianlah, saudara-saudara, maka njata perlu sekali kita meng adakan herordening-herordening dibidang 'politik, ekonomi dan sosial itu. Memang ordening politik-ekonomi-sosial itu pada hakekatnja adalah inti daripada Revolusi kita, djiwa daripada Revolusi kita, Ia mcrupakan tiang pokok jang menjangga Revolusi kita itu. T anpa tiangpokok itu, Revolusi kita tak akan mungkin mentjapai tudjuannja dan lebih daripada itu : Revolusi kita akan ambruk ditengah-djalan. ,,A Revo lution is an outburst of the collective will of peo’p le” , — Revolusi ad a lah peledakan daripada kemauan kolektif: daripada sesuatu bangsa, de mikian dikatakan oleh seorang sardjana. D an bagaimana Revolusi kita akan dapat berdjalan, dan mentjapai maksud, kalau kemauan kolektif itu telah pudar oleh liberalisme, individualisme, sukuisme, golonganisme, dan lain-lain sebagainja lagi ? Ordening politik-ekonomi-sosial itu dus sebenarnja adalah kekuasaan-pokok, — hoogste gezagdrager — daripada kehidu'pan nasional kita ini. T iap orang, tiap warga-negara, tiap golongan, ja segala apa jang kumelip diatas bumi Indonesia ini, harus tunduk (gesubordineerd) kepada autoriteitnja hoogste gezagdrager ini. Autoriteit jang tertinggi dalam kehidupan Nasional kita itu, autoriteit T jakraw arti dalam Revolusi kita itu, adalah ordening kolektif jang saja maksudkan itu. Sebab ia menentukan (be'palend) apakah kita ini akan dapat hidup terus sebagai satu Bangsa
75
jang hendak menjelenggarakan masjarakat adil dan makmur atau tidak. Ia menentukan (bepalend) apakah Revolusi kita ini akan mentjapai tudjuannja, ataukah lcandas ditengah djalan. Djelas bahwa autoriteit tertinggi ini bukan orang, bukan Presiden, bukan Pemerintah, bukan dewan, tetapi satu Konsepsi hidup jang mendjiwai Revolusi. Pendek-kata dan gampangnja-kata, segala a'pa jang mendjadi tjita-tjita Revolusi '45 itu, — itulah autoriteit jang tertinggi, itulah hoogste gezagdrager, itulah Tjakrawarti. Itulah jang harus dilak sanakan, itulah jang harus kita ta’ati, itulah jang harus kita kawulani. Segala susunan kehidu'pan nasional kita harus kita tudjukan dan tundukkan kepada real'sasinja tjita-tjita revolusi itu. Dan siapa tidak mau ditudjukan kesitu, siapa tidak mau ditundukkan kesitu, dia adalah penghalang Revolusi. Itulah jang saja maksudkan dengan ,,ordening”, ,.herordening ,,re tooling”, dan Iain sebagainja itu. Dan inilah baiknja Undang-undang D a sar 1945: ordening dan retooling itu dimungkinkan dan dapat didjalankan, melalui saluran Undang-undang D asar '45. Saudara-saudara ! Saja tidak menjesal, bahwa saja pada tanggal 5 Djuli jang lalu telah mengadakan „Dekrit Presiden”. Saja malahan bersjukur kepada Tuhan, bahwa saja telah mengadakan Dekrit itu. Tindakan tegas jang beru'pa Dekrit Presiden itu saja ambil, bukan karena saja mau main diktator-diktatoran, tetapi karena berdasarkan kehendak Rakjat jang terbanjak melimpah-limpah. Dan D.P.R. pun belakangan ternjata dengan suara bulat menerima bekerdja terus dalam rangka Undangundang Dasar 1945. Apa jang tidak dapat diterima oleh Konsti tuante dengan suara 2jo, diterima oleh D.P.R. dengan suara bulat mupakat seratus persen. Dan didalam Dekrit itupun saja kemukakan dengan terang apa jang mendjadi pertimbangan saja untuk mengadakan Dekrit itu : gagainja Konstituante untuk mentjapai suara 2/y kembali kepada Undangun ang Dasar 45; ta' mungkinnja Konstituante bersidang lagi; keadaan arurat, atau noodstaatsrecht, atau cmergencysituation; force-majeur p3^ll <^en/ ^ >an9 ^ma Tertinggi untuk menjelamatkan Republik ’ kubungannja-Piagam Djakarta dengan Undang-undang D asar ~~ Pertinibangan-pertimbangan itulah memaksa kepada saja untuk mengadakan Dekrit itu. tidak^Un^^U^1, S3^a u^an 9 1 ^a 9 * : saia tidak main diktator, dan saja pun budi-nura11^ 53^ ^a^Wa sala telah mengadakan Dekrit itu. Geweten saja, D ek rit Ttu” 1 Sa^3, .ma^a^an merasa puas, bahwa saja, dengan mengadakan Undan 1 Uj A art^ a : ^en 9 an mengembalikan Republik Indonesia kepada Inrlono^- UI1i an9, asar Proklamasi —, telah mengembalikan pula Bangsa Indonesia kepada relnja Revolusi. Dengan Undang-undang D asar 1945 itu kita sekarang dapat bekersesuai den9an dasar dan tudjuan Revolusi. Landasan idiil dan landasan strukturil untuk bekerdja sesuai dengan aij tU, JUan ^ ev°lusi itu, terdapatlah dalam Undang-undang D asar i u. an asan idiil, jaitu Pantja Sila, dan landasan strukturil, jaitu 76
Pemerintahan jang stabil, — kedua-duanja terdapatlah setjara tegas da* lam Undang-undang Dasar 1945 itu. Baik mukadimahnja maupun 37 pasalnja, maupun 4 aturan 'peralihannja, maupun 2 aturan tambahannja, memberi landasan jang kuat idiil dan strukturil, jaitu Pantja Sila dan Pemerintahan jang stabil, untuk bekerdja setingkat demi setingkat merealisasikan dasar dan tudjuan R evolusi! T ahun ini saja namakan „Tahun penemuan-kembali Revolusi”, — the year of the Rediscovery of the Revolution. Ja, dengan kembali kita kepada Undang-undang D asar ’45, kita telah ,,menemukan kembali Revolusi”. Kita, alhamdulillah, telah ,,rediscover our Revolution” . Kita merasa diri kita sekarang ini sebagai dirinja seorang pengembara, jang setelah sepuluh tahun lamanja keblinger putergiling mengembara dimana-mana untuk mentjari rumahnja diluar-negeri, achirnja pulang kembali kerumah-asalnja, — pulang kembali kerumahnja sendiri, laksana kerbau 'pulang kekandangnja. Saja tidak tahu a'pakah saudara pernah membatja Dante. Dante Alig hieri, penulis Italia hampir tudjuh abad jang lalu. Didalam karjanja jang bernama ,,Divina Commedia” , ia melukiskan 'perdjalanannja dari Neraka, melalui Tempat Pensutjian, kepada Sorga : dari Inferno, melalui Purgatorio, ke Pai’.adiso. Ia menderita segala matjam penderitaan didalam Neraka(Inferno) kemudian melalui dan mengalami segala matjam pentjutjian ditempat Pentjutjian (Purgatorio), dan achirnja sesudah sutji, ia mentjapai Sorga (Paradiso). Saja merasa seperti Dante dalam Divina Commedia itu. Saja merasa, bahwa Revolusi kita inipun menderita siksaan segala matjam sjaitannja Neraka segala matjam penderitaannja Inferno, dan kemudian, dengan kembali* kita kepada Undang-undang Dasar 1945, kini sedang mengalami pensutjian, agar nanti kita bisa memasuki Sorga. Kini kita sedang dalam Purgatorio, sedang dalam ditjutji dari segala kekotoran, sedang dalam louteringsproces dalam segala hal, agar nanti djika kita sudah tertjutji, sudah „gelouterd” , kita dapat memasuki kebahagiaan Paradisonja masjarakjat adil dan makmur. Sjaitan liberalisme, sjaitan federalisme, sjaitan individualisme, sjaitan sukuisme, sjaitan golonganisme, sjaitan penjelewengan-penjelewengan, sjaitan kepetualangan, sjaitan dualisme empat matjam, sjaitan korupsi, sjaitan garuk-kekajaan hantam-kromo, sjaitan multiparty system, sjaitan pemberontakan, — segala matjam sjaitan telah menerkam kita didalam Inferno itu, dan sekarang kita mengalami 'purgatorio disegala lapangan. Herorientasi, herordening, retooling, reshaping, remaking, — itu semuanja adalah purgatorio jang perlu, agar supaja kita bisa melandjutkan perdjalanan kita diatas relnja Revolusi, menudju kepada tudjuan Revolusi. Biar kaum imperialis diluar negeri geger ! M ereka menuduh kita, bahwa Undang-undang D asar 45 adalah ,,bikinan D jepang” . Mereka menuduh 'pula, bahwa kekuasaan Presiden dalam rangka Undang-undang D asar ’45 sekarang ini, dilandaskan kepada kediktatoran militer.
77
Sekali lagi biar mereka geger ! U ndang-undang D asar 1945 bukan ,,bikinan Djepang”, Undang-undang D asar ’45 bukan ,Japanese-m ade . Undang-undang D asar 1945 adalah asli tjerminan kepribadian (identity) bangsa Indonesia, jang sedjak djaman purbakala-mula m endasarkan sistim pemerintahannja kepada musjawarat dan m ufakat dengan pimpinan satu kekuasaan-sentral ditangan seorang ,,sesepuh”, — seorang tetua , ja n 9 tidak mendiktori, tetapi ,,memimpin” , ,,mengajomi” . Demokrasi In do nesia sedjak djaman purbakala-mula adalah Demokrasi Terpimpin, dan ini adalah karakteristik bagi semua demokrasi-demokrasi asli dibenua Asia. Ja benar, tanpa tedeng aling-aling kita memberi talak-tiga kepada demokrasi-barat jang free-fight-liberalistis itu, tetapi s e b a l i k n j a p u n kita dari dulu-mula menolak mentah-mentah kepada kediktatoran. D e m o k r a s i Terpimpin adalah demokrasi kekeluargaan, tanpa anarchinja liberialisme, tanpa autokrasinja diktatur. S ’apa misalnja hendak mengatakan, bahw a Sun Y at Sen adalah diktator, ketjuali b a r a n g k a l i orang-orang imperialis sematjam jang menjerang kita itu ? Dalam salah satu pidatonja. Sun Y a t Sen pernah berkata : ,,the greatest obstacle to democracy came from those who advocated unrestricted 'political democracy, but also from those who did no longer dare to advocate dem ocracy” . (,,Rintangan jang p a ling besar bagi demokrasi datang dari mereka, jang mengandjurkan demokrasi politik tanpa batas, tetapi djuga dari mereka jang t dak berani lagi mengandjurkan demokrasi” ). Dan .Japanese-made” ? Amboi, tidaklah pernah mereka membatja pidato saja tentang ,,Lahirnja Pantja Sila pada tanggal 1 Djuni 1945, tatkala Djepang masih berkuasa disini, dimana saja mempergunakan fa ham-faham pemimpin-pemimpin jang demokratis, dan tidak mengeluarkan sepatah-kata-bengkokpun mengenai sistim D jepang ? Kaum imperialis itu m e m a n g ..................................... im p erialis ! S a u d a r a s a u d a ra in g a t p e r k a t a a n saja ta d i itu, b a h w a U n d a n g - u n d a n g D a s a r 45 memberi la n d a s a n stru k tu ril ja n g k u at, ja itu P e m e r i n t a h a n ja n g stab il. alam Undang-undang D asar ’4 5 parlemen tidak da'pat mendjatuhkan Pemerintah; jang dapat mendjatuhkannja ialah Madjelis P e r m u s j a w a r a t a n Rakjat. Itulah sebabnja saja berkata bahw a Undang-undang D a s a r 45 mendjamin Pemerintahan jang stabil. T etapi a'pa jang kaum imperialis kata 1 Djangan saudara-saudara tanja, apa jang oleh kaum imperialis lan 9 9 a P sebagai satu pemerintahan jang stabil. P ernah mereka memudji satu pemerintahan disalah satu negara di Asia ini dengan m engatakan a wa pemerintahan disitu itu adalah pemerintahan jang stabil, karena ............................... ia mendjamin kepentingan modal asing !” (,.A stable government is a government which quarantees a normal interest for foreign capital” ). A'pa jang kita namakan Pemerintah jang stabil ? Pemerintah jang stabil menurut faham kita ialah Pemerintah jang berwibawa, jang dap at bekerdja tenang-teguh bertahun-tahun, tanpa setiap hari Rebo W a g e atau setiap hari Sabtu Paing didjatuhkan oleh oposisi. Pemerintah jang dapat bekerdja tenang-teguh, tidak untuk mendjamin kepentingan modal asing, tetapi untuk mendjamin sandang pangan bagi R a k j a t !
78
Ja, biar kaum imperialis geger ! Kita berdjalan terus ! Biar andjing menggonggong, kafilah kita tetap berlalu ! /
Kita tetap melandjutkan pelaksanaan Demokrasi Terpimpin sebagai ,,tool” untuk memberi pimpinan dalam tingkatan Revolusi kita sekarang ini, agar supaja Revolusi kita itu nanti dengan lantjar dapat memasuki fasenja sosial-ekonomis, jaitu pembinaan masjarakat jang adil dan mak mur. Kita tetap mendjalankan retooling disegala lapangan, samb-I membangunkan pula tool-tool baru jang perlu. Kita membentuk Kabinet Kerdja, satu kabinet stijl baru, dengan programnja jang termasjhur, jaitu sandang-pangan, keamanan, melandjutkan perdjoangan anti-imperialis. Program ini amat sederhana, amat tidak muluk-muluk, tetapi amat realistis, dan amat penting dan amat fundamentil untuk kelandjutan Revolusi. Kalau kita hendak bekcrdja untuk realisasi masjarakat adil dan makmur, maka tiga hal jang tertjantum dalam program kabinet itu harus kita realisasikan lebih dahulu. T a ’ dapat kita sebagai bangsa membina suatu masjarakat baru jang lengkap modern dan adil, kalau Rakjat tidak tertjukupi minimal ia'punja sandang dan iapunja pangan. T a ’ dapat, ta’ mungkin, masjarakat baru sematjam itu tersusun, kalau Rakjat jang harus menjusunnnja itu ta’ mempunjai kain untuk menutupi tubuhnja, kalau ia ta ’ dapat bernaung sekadarnja daripada hudjan dan teriknja matahari, kalau perutnja kerontjongan karena tiada beras untuk mengisinja. T a ’ dapat pembangunan-semesta untuk masjarakat adil dan makmur berdjalan baik, kalau keamanan selalu terganggu. T a ’ da'pat kita mengambil manfaat seratus persen daripada kekajaan bumi dan air kita sendiri, kalau imperialisme ekonomi dan imperialisme politik masih bertjokol ditubuh kita, laksana lintah jang menghisap darah, atau kemladean jang membinasakan 'puhun. Program kabinet ini amat sederhana. bunjinja amat sederhana, tetapi sungguh, ia amat-amat fundamentil sekali ! Baik saja tandaskan disini, bahwa 3 pasal program Kabinet itu me mang belum dan bukan masjarakat jang adil dan makmur. Masjarakat jang adil dan makmur bukan hanja berisi tjukup sandang-pangan sadja, apalagi kalau sandang-pangan itu sekadar bersifat minimum. M asjarakat adil dan makmur adalah masjarakat jang teknis tinggi, lengkap modern sampai kepuntjak-puntjak gunung lengkap modern materiil dan kulturil, dengan pengetjapan oleh seluruh Rakjat setjara adil. Program Kabinet tidak menjanggu'pkan masjarakat jang demikian itu. En toll, — djangan saudara-saudara mengira bahwa Kabinet Kerdja ini, karena programnja terdiri hanja dari sandang-pangan, keamanan, dan oerdjoangan anti-imperialis tok, dus setjara sempit hanja mengerdjakan tiga hal itu sadja, dan tidak mengerdjakan hal-hal lain jang bersangkutan dengan tjita-tjita Revolusi. Ambillah misalnja sandang-pangan. Apakah dus Kabinet Kerdja hanja bekerdja mengichtiarkan supaja Rakjat dimana-mana bisa membeli beras-garam-gula-kopi minjak ikan asin sadja, plus sekian meter kain buat setiap orang setiap tahun, — dan tidak memfikirkan hal-hal ekonomi jang lain ? Kita tidak sesempit i t u ! Program
79
adalah penondjclan ichtiar jpng paling mendesak,. penondjolan jang paling urgent. Disamping program itu, adalah b anjak lagi hal-hai jang harus dikerdjakan. M em ang 'persoalan-persoalan kita sebagai ban g sa jang ber-revolusi adalah persoalan-persoalan jang djalin-mendjalin, p er s o a la n -p e rs o a la n jang amat kompleks, persoalan-persoalan jang ta d a p a t dipisahkan satu daripada jang lain. Kita hanja d ap at menondjolkan se• suatu persoalan daripada persoalan-persoalan jang lain, sebagai s a ^ persoalan jang paling urgent, tetapi kita tidak dapat m elepaskannja dari persoalan-persoalan jang lain. Misalnja persoalan ekonomi kita bukan hanja persoalan ,,sandangpangan” sadja. Persoalan ekonomi kita adalah persoalan jang lebih luas daripada itu. Kini benar-benar sudah tibalah w aktunja untuk mulai mempraktekkan beberapa sembojan ekonomi. M isalnja sembojan ,,meromba ekonomi kolonial mendjadi ekonomi nasional , sekarang harus dinaikkan kepada tingkat jang lebih tinggi. Sembojan ,,merombak e^°" nomi kolonial mendjadi ekonomi nasional” harus kita naikkan tingkat dari sembojan jang diserukan, mendjadi sembojan jang mulai dipraktekkan ! Pengambilan-alih perusahaan-perusahaan Belanda dalam rangka perdjoangan pembebasan Irian Barat adalah satu langkah jang am at penting sekali. Tetapi belum semua modal Belanda diambil-alih, belum semua perusahaan Belanda dinasionalisir. P ad ah al sikap Belanda dalam hal Irian Barat tetap membandel ! Saja lantunkan sinjalemen disini, bah w a djika Belanda dalam soal Irian Barat tetap membadel, djika mereka d a lam persoalan claim nasional kita teta’p berkepala batu, maka semua mo dal Belanda, termasuk jang berada dalam perusahaan-perusahaan tjamp-uran, akan habis-tammat riwajatnja sama-sekali d ’bumi Indonesia . Qan bergandengan dengan ini, kepada alap-alap kapitalis bangsa sendiri 'pun saja lantunkan penegasan bahw a sesuai dengan fasal 33 Undang-undang D asar 1945 ajat 2 dan ajat 3, tjabang’tjabang produksi jang penting bagi N egara dan jang menguasai hadjat-hidup orang banja , akan dikuasai oleh Negara, dan tidak akan dipartikelirkan ! Dan terhadap kepada modal a s i n g bukan Belanda saja tegaskan disini bahwa mereka harus mentaati ketentuan-ketentuan Republik. D jangan me reka mendjalankan peranan jang negatif. D jangan mereka metjoba-tjoba mem'perdajakan Republik. Djangan mereka membantu gelap-gelapan ePada kontra-revolusi, djangan mereka mendjalankan sabotasesa otase ekonomi. Meski kita berdiri diatas prinsip, bahw a untuk pemangunan kita member'kan prioritet kepada modal sendiri, dan bahw a d d& 'n ^iperlukan modal dari luar, kita mengutamakan kredit daria a penanaman modal asing, — dan prinsip ini saja tandaskan lagi .m ii ' meski demikian, kita toh tjukup toleran terhadap kepada modaling u an- elanda jang sudah berada disini dan jang mungkin W ^ 3 rV ? sjarat mutlak bagi bolehnja modal-asing itu bep 61 ^ ^ a^Wa rnereka mentaati semua ketentuan-ketentuan epu i . jika mereka tidak mentaati ketentuan-ketentuan itu, djika mere a men jalankan peranan jang negatif, djika mereka misalnja diamiam men ja an an sabotase ekonomi atau setjara gelap-gelapan memberi-
80
bantuan kepada kontra-revolusi, maka djanganlah kaget, djika nanti Rak jat Indonesia memperlakukan mereka sama dengan modal jang asalnja dari negeri Belanda itu. Saudara-saudara melihat, bahwa dus tidak benar, kalau dikira bahwa kita hanja mengichtiarkan „sandang pangan” sadja. Demikian pula tidak benar, kalau orang mengira, bahwa, karena fasal 3 Program Kabinet berbunji „melandjutkan ‘p erdjoangan menentang imperialisme ekonomi dan imperialisme politik”, maka kita tidak akan mengambil pusing hal imperialisme-imperialisme lain, misalnja imperialisme kebudajaan. Saja te lah memberi instruksi kepada Menteri-muda Pendidikan ,Pengadjaran dan Kebudajaan untuk mengambil tindakan-tindakan dibidang kebudajaan ini, untuk melindungi kebudajaan nasional dan mendjamin berkembangnja kebudajaan nasional. Dan engkau, hai pemuda-pemuda dan pemudrpemudi, engkau jang tentunja anti imperialisme ekonomi dan menentang imperialisme ekono mi, engkau jang menentang im'perialisme politik, — kenapa dikal'angan engkau banjak jang tidak menentang imperialisme kebudajaan ? Kenapa dikalangan engkau banjak jang masih rock-’n-roll-rock-’n rollan, dansidansian, a la cha-cha-cha, musik-musikan a la ngak-ngik-ngek gila-gilaan, dan lain-lain sebagainja lagi ? Kena'pa dikalangan engkau banjak jang gemar membatja tulisan-tulisan dari luaran, jang njata itu adalah impe rialisme kebudajaan ? Pemerintah akan melindungi kebudajaan nasional, dan akan membantu berkembangnja kebudajaan nasional, tetapi engkau pemuda-pemudi pun harus aktif ikut menentang imperialisme kebudaja an, dan melindungi serta memperkembangkan kebudajaan nasion al! Chusus mengenai perdjoangan Irian Barat, saja menjatakan disini bahwa benar Pemerintah tidak akan memasukkan soal Irian Barat itu ke P.B.B. tahun ini. Teta'pi itu tidak berarti, bahwa Pemerintah kendor dalam perdjoangannja mengenai Irian Barat. Tidak ! Samasekali tidak ! Sebaliknja ! Pemerintah memperhebat perdjoangan Irian Barat itu dila pangan lain daripada P.B.B. Pemerintah memperhebat perdjoangannja itu dilapangan ekonomi. Pemerintah mengakui bahwa 'perdjoangan Irian Barat harus dilakukan disegala lapangan, ja didalam negeri ja diluar negeri, tetapi buat tahun ini Pemerintah mengkonsentrir perdjoangannja melawan Belanda itu dilapangan ekonomi. Ingatlah kepada pemindahan pasar ke Bremen, ingatlah ke'pada keputusan kita untuk tidak mengakui ada hak eigendom Belanda lagi diatas sesuatu bidang tanah Indonesia, ingatlah kepada utjapan saja tadi, bahwa djika Belanda tetap membandel dalam persoalan Irian Barat, maka akan habis-tammatlah samasekali riwajat semua modal Belanda di Indonesia. Tjoba lihat nanti, fihak Be landa dan kontjo-kontjonja imperialis tentu akan geger-marah, oleh keputusan-keputusan kita ini, dan kegegeran mereka itu 'pun harus dan akan kita lajani didunia internasional. Pemerintah berpendapat lebih baik mengkonsentrir enersinja diluar negeri pada pelajanan kegegeran inilah, dan tidak memetjah-metjah enersinja itu antara pelajanan kegegeran ini + perdjoangan di P.B.B. D an bagi P.B.B. sendiri'pun, sikap kita sekarang ini (untuk tidak memasukkan Irian Barat dalam atjara P.B.B.), harus diberi arti jang langsung mengenai P.B.B. Saja harap
81
P.B.B. dengan sikap kita sekarang ini mengarti, bagaimana perasaan kita terhadap kepada P.B.B. ! Mengenai Front Nasional Pembebasan Irian Barat, dengan terus-terang saja katakan disini, bahwa saja kurang puas dengan aksinja F.N.P.I.B. itu. Djanganlah F.N.P.I.B, itu makin lama makin mendjadi badan jang djustru paling sedikit mihatnja menge nai Irian B a r a t! Djanganlah ia mengurusi hal-hal lain jang tidak langsung mengenai perdjoangan Irian Barat, misalnja perusahaan perkapalan dan pelajaran, dan totalisator ! F.N.P.I.B. harus mengkonsentrir dirinja pada menggelorakan massa untuk perdjoangan Irian B a r a t ! Mengenai fasal 2 daripada Program, jaitu Keamanan, saja bisa memberitahukan kepada saudara-saudara sebagai b e r ik u t: Dalam melaksanakan program keamanan N eg ara dan keamanan Rakjat harus diinsjafi, bahwa masih luas dan berat tugas kita. Keamanan Negara masih njata menghadapi gerombolan-gerombolan pemberonta an D.I., P.R.R.I./Permesta dan sisa-sisa R.M.S. dan K.R.J.T, dari a am dengan aksi-aksi subversif asing dari dalam dan dari luar Beleid keamanan Pemerintah teta'p tegas. Pemerintah meneruskan dan memperhebat operasi-operasi keamanan dengan pengerahan ke uatan alat-alat negara dan rakjat setjara maximal. Pem erintah t i d a ' mau m engadakan perundingan atau kompromi dengan p-emberontak. Uisamping itu, setiap usaha dan djalan lain jang membantu operasi-operas; tersebut, untuk mempertjepat hasil-hasil, dan mengurangi korban-korban, sudah tentu dipergunakan. Pemberontak jang insjaf-kembali dan menjerah tanpa sjarat, dan ichlas ingin kembali kepangkuan Republik Indonesia '45, mendapat 'perlakuan jang wadjar. Sebagai hasil-hasil 'penghematan operasi-operasi belakangan ini, dan karena semangat kembali ke Undang-undang Dasar 1945, maka djumlah mereka jang menghentikan perlawanan di Atjeh dan Sulawesi terus bertambah. Infensivering operasi-operasi keamanan dilaksanakan dalam batasbatas kemampuan kita jang maximal. Penambahan personil, materiil dan kesatuan-kesatuan daripada ketiga Angkatan dan Kepolisian berdjalan terus, walaupun dalam suasana finek N egara jang sulit. Kesulitan fineK tersebut menjulitkan dengan sendirinja logistik A.P.R.I., serta menjulitkan 'penambahan kekuatan. Namun semangat 45 dan monl pradjurit-pradjurit jang tetap tinggi merupakanlah modal jang utama, jang dengan ini perlu kita njatakan penghargaan setinggi-tingginja. A.P.R.I. tidak mengenai istirahat tugas operasi sedjak '45. Namun semangat-berdjoang dan semangat-berkorbannja tetap tinggi, walaupun keadaan peralatan dan 'per^ ^ d a l a m operasi-operasi menghadapi P.R.R.I./Perm esta adalah djauh dibawah norma-norma minimal jang lazim. Namun dengan semangat perdjoangan *45 pradjurit-pradjurit kita telah dapat mentjiptakan nasil-hasil jang membanggakan N egara dan Bangsa ! 1 -i5? 3 p e r w a k ^ an_P e r w akilan k ita k e lu ar n e g e ri telah lu m a ja n pu a berhasil dalam m en g g u n a k a n hasil-hasil o p e rasi-o p erasi d id a la m neg e n , u ntuk m engurangi-djauh kesem'patan d a n r u a n g -b e rg e ra k p e m b e r o n ta k dilu ar negeri.
82
Harus diakui, bahwa dimasa jang lalu masih kuranglah kordinasi antara alat-alat N egara dan Kementerian-kementerian, baik didalam nege ri maupun diluar negeri, untuk memungkinkan kesempurnaan usaha-usaha keamanan. Dengan struktur Undang-undang Dasar 1945, dan adanja Menteri-inti Keamanan/Pertahanan, dirantjangkanlah untuk menjempurnakan kordinasi tersebut. Usaha-usaha jang disebut ,,follow-up", akan lebih dikordinir dan lebih diintensivir. Dalam rangka mengikut-sertakan Rakjat, Pemerintah akan mengintensivir organisasi-organisasi keamanan Rakjat dan wadjib-latih bagi pemuda-pemuda dan veteran taraf demi taraf, berdasarkan kemampuan personil dan materiil untuk pelaksanaannja. Begitu pula tahun ini dimulai dengan milisi darurat diseluruh Indonesia. T a’pi dengan hasil-hasil sekarang, serta program jang ada untuk intensivering, kita harus menghadapi persoalan keamanan ini dalam proporsinja jang sebenarnja. Program Pemerintah adalah untuk melaksanakan keamanan Negara terhadap gerombolan-gerombolan pemberontak dalam 2 a 3 tahun. Tetapi mengingat sifat gerilja dan anti-gerilja jang berkembang sedjak perang dunia jang lalu, maka konsolidasi dan stabilisasi ter ritorial se'penuhnja bagi keamanan Rakjat jang merata, mungkin masih memerlukan waktu jang lebih lama. Pula oleh karena usaha ini tidak akan lepas daripada perkembangan politik, sosial dan ekonomi dalam keseluruhannja. Dalam keadaan serba sulit menghadapi pemberontakan P.R.R.I./Permesta 'ini, kita toh telah berhasil pula memodernisir A.P.R.I. dengan luinajan. Bagi A.L.R.I. kita telah mentjapai kekuatan sam'pai 10 kali, dan bagi A.U.R.I. sampai 6 a*7 kali, daripada dahulu. Dan Angkatan D arat kita mulai dengan lumajan pula memperbaharui alat-alat-tua-nja warisan Belanda dahulu. Pembangunan Kepolisian Negara dilandjutkan 'pula. Dan kordinasi dengan militer disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah mengenai militerisasi Kepolisian Negara, chususnja Mobrig. Dalam pelaksanaan keamanan Negara dan Rakjat, kita ta’ boleh lupa, bahwa penertiban dan penjehatan alat-alat kekuasaan N egara itu sendiri adalah sjarat mutlak. Kita harus lebih giat dan lebih efektif lagi berusaha untuk menertibkan dan meng-efisiensikan aparatur-aparatur Negara, personil militer dan sipil baik teknis maupun ideologis, untuk mempertinggi disiplin dan produktivitet kerdjanja. ,,Operasi Sedar” dan ,,Operasi Efisiensi Kerdja” harus kita lantjarkan dalam tubuh alat-alat Negara sendiri, tanpa ragu-ragu. Operasi-operasi ini adalah sjarat utama untuk tugas keamanan Negara dan Rakjat. Operasi-operasi ini adalah retooling pula. Ketiga fasal Program Kabinet Kerdja adalah tidak dapat di'pisahpisah. Dan dalam rangka itu tenaga-tenaga A.P.R.I. djuga sebanjak mung kin disumbangkan dibidang produksi, distribusi, pembangunan dan kesedjahteraan Rakjat. A.P.R.I. bukan tentara jang berdiri terpisah daripada Rakjat. A.P.R.I. adalah sebagian daripada Rakjat. A.P.R.I. tumbuh dari Revolusi sebagai
83
bagian daripada Rakjat jang ber-Revolusi. Persatuan Rakjat dan tentara adalah satu unsur utama daripada hakiki N egara dan A ngkatan P erang kita. Maka, disamping keperluan chusus keamanan, terutama didaerahdaerah operasi, wewenang Undang-undang Keadaan Bahaja harus dimanfaatkan pula setjara bidjaksana untuk menerobos kematjetan atau keseratan berbagai usaha Pemerintah, dalam rangka pelaksanaan P rogram Pemerintah dalam keseluruhannja. Saudara-saudara! Dengan programnja jang tampaknja sadja amat sederhana, tetapi dengan realitet bahwa ia sebenarnja menghada'pi pekerdjaan-raksasa dan perdjoangan-raksasa jang multi-kompleks sebagai saja uraikan tadi, maka Kabinet Kerdja merasa dirinja ta ’ mampu akan men tjapai hasil apa-apa, tanpa bantuan daripada Rakjat. Oleh karena itu, maka Kabinet Kerdja merasa dirinja beruntung, bahw a U n d a n g - u n d a n g Dasar ’45 menentukan bahwa Republik Indonesia harus mempunjai D e wan Pertimbangan Agung, jang ,,berkewadjiban memberi djawab atas pertanjaan Presiden, dan berhak memadjukan usul kepada Pemerintah . Oleh karena itu 'pula, maka Presiden telah membentuk satu D ew an Pertimbangan Agung Sementara, dan malahan telah melantiknja pula pada hari kemarin dulu. Presiden telah membentuk D ew an Pertimbangan Agung Sementara ini atas prinsip perlu-mutlaknja bantuan Rakjat buat segala urusan ke-Negaraan dan ke-Masjarakatan, dan atas sifat-hakekat kepribadian Bangsa Indonesia jang berinti gotong-rojong. Bantuan Rakjat dan gotong-rojong ini sedjauh-mungkin ditjorkan oleh Presiden dalam susunan keanggotaan Dewan Pertimbangan Agung Sementara itu : segala aliran-faham, segala golongan, segala tjorak-fikir jang progresif, dalam rangka Undang-undang D asar '45, dimasukkan dalam Dewan Pertimbangan Agung Sementara itu. Demikian pula dalam Dewan Perantjang Nasional jang djuga sudah dilantik kemarin dulu, demikian 'pula Insja Allah dalam Madjelis Permusjawaratan Rakjat Se mentara nanti, demikian pula Insja Allah dalam Front Nasional jang perlu pula dibangunkan. Ini adalah untuk mendjamin bantuan Rakjat sepenuhnja, dan ini adalah sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia, kataku tadi. Em pat belas tahun jang lalu lebih, dizaman Djepang, jaitu sebelum Proklamasi, dalam pidato ,,Lahirnja Pantja Sila” sudah saja tandaskan, bahw a ke^pribadian Bangsa Indonesia ialah gotong-rojong. Pantja Sila adalah pendjelmaan kepribadian Bangsa Indonesia itu, dan djika Pantja Sila itu ,,diperas mendjadilah ia Tri Sila Ketuhanan-Sosionasionalisme-Sosiodemokrasi, an djika Tri Sila ini ^ i'p e ra s ” lagi, mendjadilah ia E ka Sila, jaitu Gotong-Rojong. Gotong-Rojong jang tidak statis seperti ,,kekeluargaan sadja, tetapi Gotong-Rojong jang dinamis, Gotong-Rojong jang berkarja-hatjantjut-taliwanda. Gotong-Rojong ,,Ho-lopis-Kuntul~Baris”. Ja, Idee ke-Gotong-Rojongan ini di'pegang-teguh dalam pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara dan D ew an Perantjang N a sio nal, dan akan dipegang teguh pula dalam pembentukan Madjelis Perm u sjawaratan Rakjat Sementara nanti. Madjelis Perm usjawaratan R akjat sebagai saudara-saudara ketahui adalah amat-amat penting sekali, oleh
84
karena ia menurut Undang-undang Dasar ’45 „menetapkan garis-garis be sar daripada haluan N egara”. Ia adalah menurut fasal 1 ajat 2 Undangundang Dasar '45 pendjelmaan Kedaulatan Rakjat pengedja-wantahan daripada Kedaulatan Rakjat, oleh karena fasal 1 ajat 2 itu berbunji : ..Kedaulatan adalah ditangan Rakjat, dan dilakukan sepenuhnja oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat”. Ia terdiri dari anggota-anggota D.P.R. ditambah dengan utusanutusan dari daerah dan golongan. Buat Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara, maka anggota-anggota D.P.R.-nja adalah D.P.R. jang seka rang, dan anggota-anggota-daerah dan anggota-anggota-golongannja harus diangkat oleh Presiden. Maka djelas dan teranglah bahwa Presiden dalam pengangkatannja itu harus merealisasikan pengumpulan seluruh tenaga-tenaga-daerah dan seluruh tenaga-tenaga-golongan jang representatif. Ini adalah sesuai dengan prinsip ke-Gotong-Rojongan, dan saja Insja Allah akan ’p egang teguh prinsip ke-Gotong-Rojongan itu. Sudah barang tentu ke-Gotong-Rojongan dalam melandjutkan dan menjelesaikan Revolusi. Orang-orang jang reaksioner, orang-orang kontra revolusioner, tidak akan saja angkat djadi anggota Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sententara itu ! Ide Front Nasional sebenarnja djugalah keluar daripada prinsip Gotong-Rojong ,,Ho-lopis-kuntul-baris” itu. Seluruh tenaga Rakjat harus digalang dan didjadikan satu gelombang-tenaga jang mahasjakti, menudju kepada terbangunnja satu masjarakat jang adil dan makmur, — menudju kepada penjelesaian Revolusi. Dan penggalangan itulah tugasnja Front Nasional. Mendjadi, Front Nasional itu adalah satu hal jang 'prinsipiilfundamentil : sebab pembangunan semesta ta’ mungkin berhasil tanpa mobilisasi tenaga semesta pula, Revolusi ta’ mungkin berdjalan penuh kearah tudjuannja tanpa ikut-ber-Revolusinja seluruh Rakjat. Front Nasional nanti diadakan untuk menggalang seluruh tenaga daripada seluruh Rakjat Ia harus menggalang seluruh ke-Gotong-Rojongan Rakjat. Front Nasio nal itulah dus jang harus menggalang semangat dan tenaga latent di kalangan Rakjat, didjadikan satu gelombang ,,ke-ho-lopis-kuntul-barisan untuk menjelesaikan Revolusi. Oleh karena itulah maka terkandung dalam niat Pemerintah untuk membangun Front Nasional itu selekas mungkin, sebagaimana dalam pidato saja dihadapan Konstituante 22 April jang lalu saja telah katakan, bahwa „Pembentukan Front Nasional baru terutama dimaksudkan untuk mengadakan alat penggerak masjarakat setjara demokratis, jang diperlukan pertama-tama dibidang pembangunan”. Saudara-saudara ! Kemarin dulu saja pun telah melantik Bapekan : ,,Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara Tugasnja djelas : ,,mengawasi Kegiatan A'paratur N egara” . Sebagai saja katakan tadi, kita men djalankan dan akan mendjalankan retooling disegala bidang, dan sudah barang tentu terutama sekali retooling disegala aparatur Negara, baik vertikal maupun horizontal. Dan aparatur N egara jang retooled ini harus diawasi dalam pekerdjaannja, harus dikontrol, diteliti, diamat-amati, agar
85
supaja terdjamin efisiensi kerdja jang maximal. Tidak boleh lagi s'esuatu aparatur Negara ta’ lantjar karena memang salah organisasinja, dan tidak boleh lagi orang bekerdja pada aparatur N egara dengan setjara lenggangkangkung, malas-malasan, ngantuk, atau mementingkan kepentingan sen diri dengan djalan korupsi-waktu atau korupsi-uang. Dalam Revolusi tidak ada tempat bagi orang-orang jang demikian itu ! Telah saja lantik pula Dewan Perantjang Nasional, dengan anggotanja jang berasal dari seluruh tanah-air Indonesia antara Sabang dan Merauke, untuk merantjangkan pola masjarakat jang adil dan makmur. Garis-garis besar daripada pembuatan pola itu Insja Allah akan saja utjapkan dalam amanat pada pembukaan sidangnja jang 'pertama. Pokok daripada segala pokok daripada tugas Dewan Perantjang Nasional ialah, bahwa ia harus membuat blueprint daripada suatu masjarakat Indonesia jang berkeadilan sosial, suatu masjarakat Indonesia sebagai jang dimaksudkan oleh mukaddimah Undang-undang Dasar, dan fasal 33 Undangundang Dasar, — suatu masjarakat Indonesia jang betul-betul adil dan makmur, betul-betul makmur dan adil pula. Tidak D ew an Perantjang Nasional disuruh membuat pola masjarakat Indonesia jang makmur te tapi tidak adil; tidak Dewan Perantjang Nasional harus membuat blue'print jang adil tetapi tidak makmur. ,,Tata-tentrem-kerta-rahardja, gcmah-ripah-loh-djinawi, subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku”, itulah harus djelas tampak nanti dalam pola Dew an Perantjang Nasional itu ! D an djikalau nanti pola Dewan Perantjang Nasional itu sudah di terima oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat, maka djadilah ia Pola Nasional, jang harus kita laksanakan dengan meng-„ho-lo-pis-kuntul-baris ’-kan seluruh tenaga Rakjat, seluruh sarana-sarana Bangsa jang telah retooled, seluruh semangat dan daja-kerdja jang berada diantara Sabang dan Merauke. ,,Lir gabah den interi” kita semua harus melaksanakan pola Dewan Perantjang Nasional itu. Mendakilah kita sesudah mengaIami Purgatorio kini, kepuntjaknja Gunung Paradiso jang telah sekian lamanja melambai-lambai. Saudara-saudara ! Saja telah mendekati achirnja pidato saja ini. Se karang dengarkanlah dengan saksama apa jang saja katakan ini : Kita sekarang sudah kembali lagi kepangkuan U ndang-Undang D asar 1945. Perlu saja tegaskan disini, bahwa Undang-undang D asar 1945 dalam Revolusi kita ini tidak pernah gugur tidak pernah tiwas, sehingga berlakunja-kembali Undang-undang Dasar 1945 itu hanjalah satu pernjataan sac*ja jang bernama ,,Dekrit Presiden” . Undang-undang D asar 1945 ti a pernah mati, melamkan hanja terpaksa berbaring diam diatas omgelombang Renville, gelombang Linggardjati, gelombang K.M.B., gelombang konstitusi Republik Indonesia Serikat dan 1 ^nS^-iUSi 9 el°mbang Uni Indonesia-Belanda, — jang semuanja te lah hilang amblas berkat semangat kepatriotan Bangsa Indonesia dan tenaga perdjoangan Rakjat Indonesia. Demikian pula maka demokrasiliberal jang dilahirkan sebagai buah daripada gelombang-gelombang kom promis jang djahat itu, dan jang membendung dan mengatjau Revo-
86
lusi Indonesia itu, kini telah ditiup-lenjap oleh semangat kepatriotan dan tenaga-perdjoangan Rakjat Indonesia itu, dan mulailah kini dikibarkan bendera Demokrasi Terpimpin, milik-asli daripada Bangsa Indonesia. Saja mengutjap sjukur kepada Tuhanku, Tuhan seru sekalian alam, bahwa djalannja Revolusi Indonesia demikianlah. Meski tersesat sedjurus waktu, achirnja toh telah kembali lagi kepada relnja jang aseli. Telah beberapa kali dalam hidup saja ini saja mengguriskan rintisan sebagai sumbangan kepada 'perdjoangan Rakjat Indonesia, — dizaman kolonial sebelum Perang Dunia jang II, di Pegangsaan Timur, di Bangka, di Djokja, di Djakarta. Kini datanglah saatnja saja memberi kerangka jang tegas kepada semua rintisan-rintisan jang telah saja guriskan itu. Adalah tiga seginja kerangka bagi rintisan-rintisan itu, jang selalu sadja kembali dalam renungan saja, tiap kali saja memandang wadjah Rakjat-djelata Indonesia, tiap kali saja melihat ketjantikan alam tanah-airku, tiap kali saja mengadakan perdjalanan mengedari bumi, tiap kali saja menengadahkan muka diwaktu malam dan melihat bintang-bintang abadi berkumelip diangkasa-raja. Apakah tiga segi kerangka itu ? K e s a tu : Pembentukan satu N egara Republik Indonesia jang berbentuk Negara-Kesatuan dan Negara-Kebangsaan, jang demokratis, de ngan wilajah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke. K edua: Pembentukan satu masjarakat jang adil dan makmur ma teriil dan spirituil dalam wadah N egara Kesatuan Republik Indonesia itu. K e tig a : Pembentukan satu persahabatan jang baik antara Republik Indonesia dan semua negara didunia, terutama sekali dengan negaranegara Asia-Afrika, atas dasar hormat-menghormati satu sama lain, dan atas dasar bekerdja-bersama membentuk satu Dunia Baru jang bers:h dari imperialisme dan kolonialisme, menudju kepada Perdamaian Dunia jang sem'purna. Sebutkanlah saja ini seorang pengelamun atau seorang pemimpi, seorang idealis atau seorang ,,Schwarmer . Tetapi tiga segi kerangka tadi itu sekarang telah mendjadi tantangan jang njata bagi kita semua, telah mendjadi challenge jang nil, jang ta dapat kita hindari lagi. Challenge, kalau benar kita ingin bahagia; challenge, kalau benar kita tidak ingin hantjur-binasa dimuka bumi ini. Challenge pula, oleh karena kita niautidak-mau dibawa-ditarik-dihela oleh pergolakan-'pergolakan jang seka rang sedang bergelora diseluruh muka bumi, dekat dari sini dan djauh dari sini. Ada dua matjam revolusi hebat sekarang sedang bergolak dimuka bumi ini : Pertama revolusi politis-sosial-ekonomis jang menghikmati tfgaperempat dari seluruh ummat manusia, kedua revolusi teknik-peperangan berhubungan dengan persendjataan thermo-nuclear. Kedua-dua revolusi ini mendjadi tantangan dan tanggungan seluruh ummat manusia, termasuk ummat Indonesia, — mendjadi challenge jang seram, satu todongan jang menanjakan hidup atau mati. Kita ta' dapat meloloskan diri kita dari todongan ini, dan ummat-manusiapun ta’ dapat
87
meloloskan dirinja dari todongan-todongan atau challenge ini. Mau-tidakmau kita harus ikut-serta, mau-tidak-mau kita harus ikut-bertempur ! Dan djika ummat manusia ta' bisa menjelesaikan todongannja challenge ini, maka ini berarti hantjur-binasanja ummat manusia sendiri. Ja, mau-ta’-mau kita harus ikut-serta 1 D a n ikut-serta massal 1 Dalam abad ke X X ini, dengan iapunja teknik-perhubungan jang tinggi, tiap revolusi adalah revolusi Rakjat, revolusi . Massa, bukan sebagai diabad-abad jang lalu, jang revolusi-revolusinja adalah sering sekali revolusinja segundukan manusia-atasan sadja, — ,,the revolution of the ruling few”. Dalam Risalah ,,Mentjapai Indonesia M erdeka ham'pir tiga puluh tahun jang lalu saja sudah berkata : ,,T id ak ada satu perobahan besar didalam riwajat-dunia jang achir-achir ini, jang lahirnja tidak k a rena massa-actie. Massa-actie adalah senantiasa mendjadi penghantar 'pa da saat masjarakat-tua melangkah kedalam masjarakat jang baru. Massaactie adalah senantiasa mendjadi paradji (bidan) pada saat masjarakattua jang hamil itu melahirkan masjarakat jang baru . Dan revolusi dalam abad ke X X itu menjangkut dengan sekaligus setjara berbareng hampir segala bidang darfpada penghidupan dan kehidupan manusia. Ia menjangkut bidang politik, dan berbarengan dengan itu djuga menjangkut bidang ekonomi, dan berbarengan dengan itu dju ga menjangkut bidang sosial, dan berbarengan dengan itu djuga me njangkut bidang kebudajaan,dan berbarengan dengan itu djuga menjang kut bidang kemiliteran, dan demikian seterusnja. T id ak seperti diabadabad jang lampau, dimana revolusi-revolusi adalah seringkali revolusi politik tok, atau revolusi ekonomi tok, atau revolusi sosial tok, atau re volusi militer tok, dan karenanja djuga dapat dilaks.anakan setjara bidangbidang itu tok. Tetapi revolusi zaman sekarang ? Revolusi zaman sekarang adalah revolusi jang multi-kompleks. Ia adalah revolusi jang simultan. Ia adalah revolusi jang sekaligus ,,memborong” beberapa persoalan. Misalnja R evo lusi kita. Revolusi kita ini ja revolusi politik, ja revolusi ekonomi, ja revolusi sosial, ja revolusi kebudajaan, ja revolusi segala matjam. Sampaisampai ia djuga revolusi isi-manusia ! Pernah saja memindjam perkataan seorang sardjana asing, jang mengatakan bahwa Revolusi Indonesia sekarang ini adalah „a summing-up of many revolutions in one gene ration , — atau ,,the revolution of many generation in one . Revolusi jang demikian ini ta’ dapat diselesaikan dengan tjara-tjara jang konvensionil. T a ’ da'pat ia diselesaikan dengan tjara-tjara jang keluar dari gudang-apeknja liberalisme. T a ’ dapat ia diselesaikan dengan tjaratertu^ s dalam text-booknja kaum sardjana dari zaman baheula. Malah tjara-tjara jang demikian itu ternjata makin mengkotjar-katjirkan dan membentjanai revolusi-. Bukan sadja di Indonesia orang berpengalaman begitu, tetapi djuga pemimpin-pemimpin dinegara-negara lain muiai sedar akan hal itu. D em o krasi Barat dibebera’pa negara Asia sekarang sudah dinjatakan mengalami egagalan. Indonesia hendak menjelesaikan Revolusinja jang multikompleks itu dengan sistimnja Demokasi Terpimpin, demokrasi Indonesia sendiri. Segala penjelewengan, segala langkah-salah, segala salah-wissel
88
dari masa sesudah 1950, kita koreksi dengan Dekrit Presiden/Panglim a Tertinggi 5 Djuli 1959, jang memungkinkan djuga Demokrasi Terpimpin berdjalan. Terutama kepada pemim'pih-peinimpin Bangsa kita saja tandaskan disini, bahwa Revolusi kita ini tidak hanja meminta sumbangan-keringat sadja jang sebesar-besarnja, atau disiplin jang sekokoh-kokohnja, atau pengorbanan jang seichlas-ichlasnja, — jang oleh kita pemimpin-pemimpin selalu kita gembar-gemborkan ke'pada R a k j a t! —, tetapi djuga tidak kurang penting ialah kebutuhan untuk mentjiptakan atau melahirkan fi* kiran-fikiran-baru dan konsepsi-konsepsi-baru, djustru oleh karena Revo lusi kita sekarang ini ta’ dapat diselesaikan dengan mempergunakan textbook-textbook jang telah usang. Revolusi kita adalah antara lain menentang imperialisme dalam segala bentuk dan manifestasinja. Imperialisme apapun dan imperialisme manapun, kita kritik, kita tentang, kita gasak, kita hantam. Meskipun demikian, Revolusi kita tidak ditudjukan untuk memusuhi sesuatu bangsa jang manapun djuga. Kita mengulurkan tangan-'persahabatan kepada semua bangsa didunia ini, untuk memperkokoh kesedjahteraan-dunia, dan memperkokoh perdamaian-dunia. Teristimewa ke'pada 2.500.000.000 ummat-manusia jang ber-revolusi sekarang ini, tiga-perempat lebih dari seluruh penduduk bumi, kita serukan adjakan untuk saling membantu, saling memberi inspirasi, saling kasih-me.ngasih dalam menggali konsepsi-konsepsi-baru jang dibutuhkan oleh Revolusi-semesta sebagai jang saja terangkan dimuka t a d i ! Malah untuk menanggulangi revolusi teknik-peperangan jang seka rang ini sedang menghantu di'padang persendjataan dan menghintai-hintai laksana sjaitan-kebinasaan ditjakrawala, bantu-membantu antara 2.500.000.000 ummat manusia itu adalah perlu sekali, bahkan — dasardasar daripada ko-eksistensi jang aktif dan kerdja-sama jang erat antara seluruh ummat-manusia jang 3.000.000.000 harus ditanam, terlepas dari pada perbedaan-perbedaan didalam lapangan sistim-sosial dan sistim-politik. Atas dasar ini maka segala pertjobaan, segala pembikinan, segala pemakaian sendjata thermonuclear harus distop selekas-lekasnja, dan dilarang sekeras-kerasnja. Ja, kapankah ummat-manusia ini dapat hidup tenteram-sedjahtera bersahabat satu sama lain sebagai sama-sama anaknja Adam ? Kapankah ummat Indonesia dapat hidup dalam trr'pokoknja kerangka, jang sabansaban terbajang diangan-angan saja, tiap-tiap kali saja memandang kepada bintang dilangit, — Negara Kesatuan, masjarakat adil dan makmur, persahabatan dengan seluruh bangsa ? Alangkah banjaknja kesulitan jang masih kita hadapi ! Tetapi pengalaman jang sudah-sudah membuktikan, bahwa kita selalu ,,survive , bahwa dus kita selalu mengatasi kesulitan-kesulitan jang maha b e s a r ! Ja, asal kita tetap bersatu, asal kita tetap berdjiwa segar, asal kita teta'p mendjaga djangan sampai perdjoangan kita ini dihinggapi oleh penjakitpenjakit jang sesat, asal kita tetap berdjalan diatas relnja Proklamasi.
89
— Insja Allah subhanahu wa ta'ala, kita ’p un akan atasi segala kesulitan jang akan mengadang, kita pun akan ganjang kesulitan jang akan menghalang ! Dengan tenang dan keteguhan hati kita harus onderkennen kesulitankesulitan jang mengadang itu dalam segala kewadjarannja sendiri-sendiri. Ada kesulitan jang memang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan kita dimasa jang lampau, oleh ’p enjelewengan-penjelewengan, oleh ketololanketo.lolan jang kita bikin sendiri. A da kesulitan jang disebabkan oleh tidak tjukupnja modal mental-teknis-materiil dalam menghadapi persoalanpersoalan Revolusi. Dan ada kesulitan jang disebabkan oleh naiknja ting katan penghidupan, oleh kemadjuan jang telah kita tjapai. Kesulitan golongan jang pertama -harus kita atasi dengan koreksi segala kesalahan-kesalahan dizaman jang lampau. Kesulitan golongan kedua harus kita atasi dengan memperhebat usaha pemupukan modal men tal-teknis-materiil. Kesulitan golongan ketiga harus kita atasi dengan ... ................................. .— mentjapai kemadjuan jang lebih madju lagi ! Ja, kemadjuan dalam penghidupan masjarakat pun membawa kesulitan ! Sedjuta anak bersekolah mendjadi 9 djuta anak bersekolah, itu mendatangkan 'persoalan dan kesulitan. Rakjat dulu memakai lampu tjempor, sekarang memakai lampu tempel, malahan kadang-kadang memakai lam pu stormking, itupun mendatangkan persoalan dan kesulitan. Rakjat dulu berdjalan kaki, sekarang naik sepeda dan opelet, itupun menda tangkan persoalan dan kesulitan. Rakjat dulu 70 djuta jang naik keretaapi setiap tahun, sekarang 160 djuta naik kereta_a'pi setiap tahun, itupun mendatangkan persoalan dan kesulitan ! Tetapi sebagai saja katakan tadi, dengan djiwa-besar marilah kita ganjang semua persoalan-persoalan dan kesulitan-kesulitan itu. Kita bu kan bangsa jang tempe, kita a d a la h Bangsa jang Besar, dengan Ambisi jang Besar, Tjita-tjita jang Besar, Daja-Kreatif jang Besar, Keuletan jang Besar. Kita sekarang dengan kembali kepada U ndang-U ndang D asar 45 sudah menemukan kembali Djiwa Revolusi, s u d a h mentjapai suatu momentum mental, jang memungkinkan kita bergerak madju terus dengan tjepat untuk mentjapai suatu momentum pula dibidang pembangunansemesta untuk merealisasikan tjita-tjita sosial-ekonomis dari'pada Revousi. H a ntjur-le burlah segala rintangan dan kesulitan oleh geloranja mo mentum mental itu ! , tertjapainja momentum mental dengan kembali kita kcPa, a,i nc*an 9 -ltndang Proklamasi dan Djiwa Proklamasi itu, maka mengsialcr ^ man 9 at Nasional mendjadi Kemauan Nasional jang mahabuatan erb mf n9^ie^a.t lagilah Kemauan Nasional itu melahirkan Perseqala r'^f U n ^ as*onal jang membangun dan menghantjur-lemburkan jano saia 1 f n^an ^an se 9 ala kesulitan jang menghalangi djalan. Trilogi menqheb t en9uJ l9kan tiga puluh tahun jang lalu, trilogi nationale geest tionale d^iad16? na^ ona^e nationale wil menghebat mendjadi nan °gi itu kini mendjelma mendjadi kenjataan, oleh tertjapainja mom entum s ed jak k e lu a rn ja D e k r i t P r e s id e n 5 D juli 1959.
Scksl* 1 muka’ Sidang K i n ^ t i t u a m ^ ^ ’i de,mikian!a,h pen«tupan pidato saja diite 2 2 April jang lalu, ,,— dan ini saja katakan 90
untuk zelf-educatie kita sendiri — , kesulitan-kesulitan kita tidak akan lenjap dalam tempo satu malam. Kesulitan-kesulitan kita hanja akan dapat kita atasi dengan keuletan seperti keuletannja orang jang mendaki gunung. T e ta p i: Berbahagialah sesuatu bangsa, jang berani menghadapi kenjataan demikian itu ! Berani menerima bahwa kesulitan-kesulitannja tidak akan lenjap dalam tempo satu malam, dan berani 'pula menjingkilkan lengan-badjunja untuk memetjahkan kesulitan-kesulitan itu dengan segenap tenaganja sendiri dan segenap ketjerdasannja sendiri. Sebab bangsa jang demikian itu, — bangsa jang berani menghadapi kesulitankesulitan dan mampu memetjahkan kesulitan-kesulitan — , bangsa jang demikian itu akan mendjadi bangsa jang gemblengan. Bangsa jang Besar, bangsa jang Hanjakrawarti-hambaudenda. Bangsa jang demikian itulah hendaknja Bangsa Indonesia !" Ja, Bangsa jang demikian itulah hendaknja Bangsa Indonesia ! Maka gelorakanlah Semangat Nasionalmu ! Gelorakanlah rangsang Kemauan Nasionalmu ! Gelorakanlah rangsang Perbuatan-Perbuatan N a sionalmu ! Dan, engkau, hai Bangsa Indonesia, betul-betul nanti mendjadi satu Bangsa jang Gemblengan !
91
Lampiran ke-2 (Pasal II) :
G A R IS -G A R IS B E S A R D A R IP A D A H A L U A N P E M B A N G U N A N
Amanat Presiden pada Sidang Pleno Dewan Perantjang Nasional mengenai Pembangunan Semesta Berentjana tanggal 28 Agustus 1959 jang diutjapkan dan jang tertulis
AM A N A T PR E SID E N tentang PE M B A N G U N A N SEM ESTA B E R E N T JA N A (Jang diutjapkan pada Sidang Pleno Depernas 28 Agustus 1959) Saudara-saudara sekalian, Pada hari ini kita menjaksikan sidang pleno pertama daripada Dewan Perantjang Nasional atau disingkatkan Depernas. Didalam sidang pleno pertama ini saja dipersilahkan oleh Saudara Ketua De'pernas, untuk memberi amanat. Sebenarnja, Saudara-saudara, banjak sekali hal-hal jang hendak saja berikan, pesankan, titipkan kepada Saudara-saudara anggota-anggota D e pernas sebagai bekal bekerdja. Tetapi Saudara mengerti bahwa tidak semua hal itu bisa saja berikan sekaligus didalam amanat saja jang se karang. .Terlebih-lebih pula oleh karena sidang 'pleno pertama ini, mempunjai sifat seremoniil, sehingga amanat sajapun akan bersifat amanat seremoniil. Saja telah membuat beberapa tjatatan-tjatatan jang harap diperhatikan oleh Depernas dalam menunaikan tugasnja menjusun pola dari'pada masjarakat adil dan makmur didalam waktu jang sesingkat-singkatnja, tetapi berhubung dengan keseremoniilan sidang jang pertama ini, tjatat an-tjatatan ini tidak akan saja batjakan, melainkan naskahnja akan saja serahkan kepada Saudara Ketua. Saudara Ketua nanti akan meneruskan naskah itu kepada sidang, dan dapatlah naskah itu digunakan sebagai teks bagi Saudara-saudara sekalian dalam menunaikan tugas Saudarasaudara sekalian sebagai anggota Depernas. Inilah Saudara Ketua. Itulah naskah itu. Dan marilah sekarang saja berikan bebera'pa garis-garis bagi pekerdjaan Saudara-saudara sekalian. Saudara-saudara sekalian mengetahui bahwa kita, sedjak berpuluh-puluh tahun ini hidup didalam suasana jang gegap gem’pita, kita sebagai bangsa Indonesia, kita sebagai satu bangsa jang tadinja beratus-ratus tahun tidak merdeka, beratus-ratus tahun didjadjah orang lain, beratus-ratus tahun dikotjar-katjirkan, masjarakat beratus-ratus tahun didjadikan suatu bangsa jang papa-sengsara, kita jang kemudian daripada itu mengadakan satu gerakan nasional jang telah minta korbanan seberat-beratnja dari pada bangsa Indonesia dan jang achirnja sjukur Alhamdulillah pada tangqal 17 Agustus 1945 telah mentjapai Kemerdekaan dari'pada bangsa In donesia. Dan Saudara-saudara mengetahui bahwa Kemerdekaan dari pada bangsa Indonesia itu sekadar hanjalah, sebagai saja katakan berulang-ulang, satu djembatan untuk menudju dan achirnja mentjapai kepada tjita-tjita bangsa Indonesia jang pokok, jaitu satu masjarakat jang adil dan makmur, satu masjarakat jang tiap-tiap warganegara dapat hidup sedjahtera didalamnja, satu masjarakat tanpa penindasan, satu masjarakat tanpa exploitation de l’homme par l’homme, satu masjarakat jang memberi kebahagiaan kepada seluruh rakjat Indonesia dari Sabang
95
sampai Merauke, satu masjarakat jang berulang-ulang mendjadi inspirasi penegak semangat daripada segenap pedjoang-pedjoang bangsa Indonesia dan telah memberikan korbanannja diatas persada perdjoangan bangsa Indonesia itu. M aka pekerdjaan kita antara 17 Agustus 1945 sampai kepada kini berupa 'pada hakekatnja tak lain tak bukan menjempurnakan djcmbatan itu, melalui beberapa tingkatan-tingkatan jang Saudara-saudara semua nja telah kenal terutjapkan melalui mulut saja. Ada tingkatan jang herois, tingkatan jang penuh dengan kepahlawanan, tingkatan jang kita bertindak dan bersikap sebagai satu bangsa jang kompak, ada tingkatan jang menundjukkan gedjala-gedjala dan keadaan-keadaan jang kurang njaman, tingkatan-tingkatan jang semuanja sudah saja sinjalir didalam pidato saja pada tanggal 17 Agustus 1959 jang lalu. D an achir-achir ini kita pada tanggal 5 Djuli telah memproklamirkan kembali dengan D ekrit Presiden kembalinja djembatan emas itu diatas tiang-tiang U ndang-un dang Dasar 1945. Segala sesuatu ini, Saudara-saudara mengetahui kupasan-kupasan didalam pidato 17 Agustus 1959 jang lalu, jang sampai se karang terkenal sebagai ,.manifesto politik” . Sesudah 5 Djuli itu, maka dengan segera Kabinet K arya menjerahkan mandatnja dan T u han Jang M aha Esa amat bermurah kita tidak lama kemudian dari'pada itu dapat membentuk Kabinet baru diatas dasar U.U.D. ’45. Kabinet baru jang terkenal dengan nama Kabinet Kerdja. Pada tanggal 1 2 Djuli jang lalu, D ew an Nasional dibubarkan, sebagai kelandjutan daripada Dekrit 5 Djuli incasu sebagai landjutan kembalinja kita kepada U.U.D. ’45. Dan pada tanggal 22 Djuli jang lalu dengan setjara simultan terbitlah 4 penetapan. Pertama, penetapan jang menge nai D.P.R. Dengan peneta'pan itu dinjatakan bahwa D.P.R. sekarang bekerdja terus didalam rangka U.U.D. '45, terbitlah pula ’p ada tanggal 22 Djuli itu penetapan mengenai Madjelis Permusjawaratan Rakjat Se mentara, djuga sebagai akibat dan kelandjutan daripada D ekrit oleh karena didalam U.U.D. '45 dengan mutlak disebutkan adanja Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Sebagai nomor 3 dalam tindakan tanggal 2 2 Djuli telah terbitnja penetapan mengenai D ew an Pertimbangan Agung Sementara dan nomor 4 'penetapan mengenai Depernas, jang D epernas itu pada tanggal 18 Agustus, satu hari sesudah kita memperingati Prokklamasi, bersidang di Istana N egara ini untuk membitjarakan beberapa pokok tata-tertib dan urusan teknis dan sekarang pada tanggal 28 Agustus kita berkumpul kini. Depernas, mengadakan sidang plenonja jang per~ ama, disaksikan oleh pembesar-pembesar daripada N eg ara kita, disak% °i! Para Menteri Inti dan para M enteri M uda dari Kabinet Kerdja, isaksikan oleh anggota Dewan Pertimbangan Agung, disaksikan oleh anggota-anggota jang terhormat pada Perwakilan-'perwakilan Asing di ja arta,^ disaksikan oleh Saudara-saudara wakil-wakil D.P.R., disaksian, o e dikatakan, oleh seluruh masjarakat Djakarta, dan didengarkan iper ati an oleh seluruh masjarakat Indonesia dari Sabang sampai Mej 3U. 0'. ai? saja jakin 'pula diperhatikan oleh seluruh umat manusia di- • .Un!a . 1111 | an9 oerminat kepada segala sesuatu jang terdjadi di Indone sia ini.^ e mgga pada tempatnjalah pada ini hari, setjara seremoniil saja se agai residen Republik Indonesia memberi petundjuk, am anat
96
kepada sidang Depernas, agar supaja sidang D epernas itu, berdjalan lantjar dan bisa berdiri tetap diatas rel-relnja jang ditugaskan ke'padanja, jaitu membuat pola daripada masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila, jang hendaknja dengan selekas mungkin dalam batas-batas kemungkinan harus kita selenggarakan bersama agar supaja tjita-tjita daripada Bangsa Indonesia jang sudah diperdjoangkan dengan korban berpuluh-puluh tahun itu, lekas da'pat diketjap, dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia. Saja mengharap agar supaja pola itu lekas tersusun dan sebagai saja katakan didalam pidato 17 Agustus jang lalu, saja bermaksud Insja Allah Swt., membawa 'pola itu, melewati Kabinet ke Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Oleh karena M.P.R. saja anggap sebagai Madjelis jang tertinggi dari'pada Negara Republik Indonesia dan Rakjat Indonesia. Pola jang akan Saudara susun sebagai sering saja katakan, hendaknja mendjadi satu pola nasional, milik bukan lagi dari pada Depernas, milik bukan lagi daripada Pemerintah, tetapi milik dari pada segenap rakjat Indonesia. Milik daripada seluruh bangsa Indonesia, milik nasional. M aka oleh karena itulah saja ber'pendapat bahwa pola itu sedianja dibawa kepada Madjelis Permusjawaratan Rakjat oleh karena M.P.R. itu adalah Madjelis kita jang terlengkap dan tertinggi. Dan sebagai saja katakan pada pidato 17 Agustus 1959, djikalau pola ini nanti sudah di terima oleh M.P.R., artinja djikalau pola itu sudah mendjadi satu milik nasional, mendjadi satu national property, mendjadi satu nationaal bezit, maka 'pola itu harus diselenggarakan oleh segenap rakjat Indonesia agar supaja ia mendjadi satu realitet. Didalam pidato 17 Agustus 1959, maka saja katakan segenap minat, segenap tenaga, segenap keringat dari Bang sa Indonesia harus diholopiskuntulbariskan, untuk menjelenggarakan, melaksanakan apa jang tergores diatas pola itu. Saudara-saudara, dus meng erti, bahwa De'pernas menghadapi satu pekerdjaan jang amat besar sekali. Amat berat, tetapi Saudara-saudara mengetahui, amat mulia, djikalau pola ini sudah diterima oleh M.P.R., djikalau pola ini, dus, sudah mendjadi satu national property, djikalau pola ini sudah mendjadi nationaal bezit, tidak boleh satu orangpun merobahnja. Tidak boleh Pemerintah merobah pola ini. Tidak boleh seseorang Menteri merobah 'pola ini. Tidak boleh Presiden merobah pola ini. Tidak boleh Panglima Tertinggi merobah pola ini, oleh karena sebagai tadi saja katakan, pola ini telah diterima oleh Madjelis Tertinggi daripada seluruh bangsa Indonesia, antara Sabang Merauke. Saudara-saudara, sebagai tadi saja katakan, menghadapi satu peker djaan jang berat. Berat oleh karena bukan sadja scope dari'pada peker djaan Saudara adalah amat besar, tetapi djuga berat oleh karena Saudarasaudara harus bekerdja dengan setjepat mungkin. Saja minta supaja Saudara-saudara mengambil tjermin, misalnja daripada Konstituante jang lalu. Konstituante jang lalu telah gagal. Konstituante jang lalu telah sampai kepada satu impasse. Konstituante jang lalu telah sampai kepada titik bertele-tele. Dan hendaknja Saudara-saudara djangan sampai mengalami keadaan jang demikian itu. Hendaknja djangan sampai Saudara bekerdja sedemikian rupa sehingga Saudara-saudara nanti datang kepada satu impasse bertele-tele.
97
Kita ini, sebagai pemimpin-pemimpin memikul pertanggungan djawab jang besar, terutama sekali kita-kita ini jang memikul tugas kewadjiban untuk merealisasikan apa jang ditjita-tjitakan oleh Bangsa Indonesia ber'puluh-puluh tahun. D an terutama masjarakat adil dan makmurlah jang mendjadi tjita-tjita hidup, tjita-tjita jang dikorbani oleh segenap rakjat Indonesia. Saja, sebagai Saudara-saudara menge tahui, dahulu didalam hidup saja ini, telah berpuluh-puluh tahun duduk dalam matjam-matjam pergerakan nasional, matjam-matjam aliran dalam pergerakan nasional antara bangsa kita. Saja telah duduk sjukur alhamdulillah dengan karunia Allah Swt. didalam gerakan nasional. 40 tahun saja melihat perdjoangan bangsa Indonesia, 40 tahun saja melihat 'perdjoangan daripada gerakan, misalnja Sjarikat Islam, jang sekarang mendjadi Partai Sjarikat Islam Indonesia, 40 tahun saja mengenai gerakan jang sekarang dikenal dengan Partai Komunis Indonesia, 40 tahun saja melihat gerakan nasionalisme, 40 tahun lamanja saja melihat gerakan-gerakan agama, 40 tahun lamanja saja melihat gerakan-gerakan ini masing-masing memberi korbanan jang hebat untuk mentjapai tjita-tjita ini, masjarakat adil dan makmur. Saja melihat pemimpin-pemimpin berdjumlah ribuan, puluhan ribu, masuk kedalam pendjara, dengan muka tersenjum masuk keda arn P^ndjara. Ada jang satu tahun, ada jang dua tahun, ada jang ua pu u tahun. Saja melihat ribuan pemimpin-pemimpin dibuang etempat pengasingan jang djauh daripada tempat ibu dan bapaknja. M ere apun pergi kesana dengan muka jang berseri-seri, oleh karena mereka mengetahui memberi korbanan kepada tjita-tjita masjarakat adil dan makmur. Saja melihat wadjahnja orang-orang jang hidup didalam kemiskinan terus, tak lain dan tak bukan ialah agar supaja ia punja anak dan tjutju nantinja hidup didalam satu masjarakat jang adil dan makmur. Saja menerima surat-surat jang berisi utjapan selamat tinggal d ari pada orang-orang jang besok paginja akan digantung 0*eh Pemerinta i Belanda. Semuanja surat itu berbunji : ,,Selamat tinggal, saja akan menaiki tiang penggantungan dengan rela dan ic as o e a rena saja berkorban untuk tertjapainja tjita-tjita kita, satu masjara at jang adil dan makmur” . Sehingga tidak salahlah djikalau saja kata an, a i w a masjarakat jang demikian itu, masjarakat adil dan makmur dan se^ a 9 al saja katakan disuatu tempat, masjarakat sosialis a la Indonesia adala amanat penderitaan daripada segenap rakjat Indonesia, jang am anat pen deritaan itu sekarang terpikul diatas'pundak kita, jang amanat penderitaan itu kita sekarang harus merealisasikan, terutama sekali kita jang hidup didalam tahun-tahun jang sekarang ini, jang hidup sebagai orang-orang daripada angkatan sekarang ini, jang hidup sebagai orang-orang generasi sekarang ini. Generasi jang terdahulu, boleh dikatakan hidup didalam tjita-tjita, didalam alam angan-angan, didalam alam berkorban untuk tjitatjita. Kita sekarang ini hidup didalam satu alam harus merealisasikan angan-angan itu. Saudara-saudara, keadaan jang demikian ini, menempatkan kita ke'pada kesulitan-kesulitan. Tetapi sebagai saja katakan didalam pidato
98
17 Agustus jang lalupun, kesulitan-kesulitan hendaknja tidak mendjadi penghalang daripada tekad kita, tidak mendjadi penghalang daripada kesediaan kita untuk terus berdjoang dan terus bekerdja, bahkan kesulitan-kcsulitan itu hendaknja mendjadi suatu tjambukan bagi kita untuk berdjalan terus, bekerdja terus oleh karena memang diharapkan daripada kita sekarang ini realisasi daripada penjelenggaraan daripada masjarakat jang adil dan makmur jang telah lama ditjita-tjitakan oleh rakjat Indo nesia itu. Kcsulitan, karena memang keadaan-keadaan objektif membawa kesulitan-kesulitan itu. Saja tadi memakai perkataan sosialisme, sosialisme a la Indonesia. Kita harus menggolongkan diri kita kepada golongan jang tidak setudju dengan golongannja orang-orang jang menjebutkan golongan evolutionist. Golongan jang mengikuti teori evolusi, golongan jang mengatakan bahwa masjarakat sosialis a la Indonesia dengan sendirinja nanti akan datang. Saudara-saudara mengetahui bahwa dalam evolusi-teori, dikatakan bahwa masjarakat ini bertumbuh dari satu tingkat setjara evolutionair — tjepat atau tidaknja evolusi ini tergantung daripada keadaan — kelain tingkat. Dikatakan bahwa misalnja masjarakat manusia jang dulunja agraris, setjara evolutioner dengan sendirinja masuk kedalam tingkat fase industri ketjil. Dan bahwa tingkat industri ketjil, bertjampur deng'an tingkat agraris ini, dengan sendirinja nanti automatis evolutionair masuk dalam tingkatan industriele kapitalisme. D an dari tingkatan industriele kapitalisme itu setjara evolutionair, dengan sendirinja masuk didalam alam sosialis. Kita hendaknja djangan masuk didalam golongannja orang-orang jang berteori evolusi ini. Sebab njata bahwa teori jang demikian itu adalah salah. Saudara-saudara, tidak masjarakat itu dengan sendirinja dari satu tingkat pindah kelain tingkat, tetapi pengerahan daripada dynamische krachten didalam masjarakat itulah jang membawa kita kepada tingkattingkat jang lebih tinggi. Dibalik daripada teori evolusi ini ada lagi teori lain jang didalam tahun 1928 saja namakan teori pelompatan fase, teori fasen-sprong, jang mengatakan : dari masjarakat agraria kita bisa melompat kemasjarakat sosialis. Teori jang demikian itupun tidak benar. Djadi hendaknja Anggota-anggota dari Depernas djangan masuk didalam golongan orang-orang jang ber-evolusi teori, tetapi djuga djangan masuk didalam golongan orang-orang berteori fasen-sprong. Tidak ada satu masjarakat jang melompati fase. Satu fase diikuti lain fase, tetapi pertumbuhan, peraliran, perpindahan, transisi daripada satu fase kelain fase itu minta pengerahan daripada segenap tenaga-tenaga dinamik jang ada didalam masjarakat, dan tidak — sebagai saja tadi katakan — aliran sebagai alirannja air sungai jang tenang. Perpindahan itu selalu membawa schokken, gontjangan-gontjangan didalam masjarakat. M aka oleh karena itu, kita dengan tegas saja ulangi lagi, dengan tegas harus menudju kepada masjarakat adil dan makmur, atau dengan lain perkataan, masjarakat sosialis a la Indonesia. Dan kita harus merealisasikan masjarakat adil dan makmur itu ; tidak boleh tidak kita harus mengadakan planning dan kita harus mengadakan pimpinan
99
dan harus kita mengadakan kerahan tenaga. Tanpa planning, tanpa pim pinan, taripa pengerahan tenaga tak mungkin masjarakat jang ditjitatjitakan oleh rakjat Indonesia itu bisa tertjapai dan terrealisasi. Saudara-saudara mengetahui bahwa kita sedjak beberapa tahun ini telah tidak senang pada apa jang dinamakan liberalisme, dan memang kita sebagai satu bangsa jang hendak merealisasikan tjita-tjita bangsa, masjarakat jang adil dan makmur ini, harus meninggalkan alam fikiran dan alam tindakan-tindakan daripada liberalisme itu. Kita baik melihat kedunia luaran. Apa jang kita lihat didunia luaran, terutama sekali dialam Barat, dimana berdjalan dengan leluasa lebih dari satu abad lamanja liberalisme, baik liberalisme politik dan liberal isme ekonomi. Kita lihat bahwa liberalisme selalu membawa konflik. Konflik disegala bidang. Konflik dila'pangan politik, konflik dilapangan ekonomi, konflik dilapangan sosial, konflik jang achirnja semuanja mengudjung kepada exploitation de l’homme par 1’homme, baik exploitation ekonomis maupun exploitation politik, mau'pun exploitation moral. Ini adalah semuanja akibat daripada liberalisme. Konflik antara sikaja dan simiskin, konflik siterpeladjar dan si-bukan terpeladjar, konflik antara satu golongan produsen dengan lain golongan produsen. Semuanja konflik adalah anak-anak kandung dari'pada ibu imperialisms itu. D an itu semua nja harus kita hindari. Semuanja harus kita hindari agar supaja kita dengan — saja tidak berkata dengan senang — agar supaja kita dengan effisien dapat merealisasikan masjarakat adil dan makmur jang kita tjita-tjitakan itu. Lihat didunia Barat, konflik jang achirnja memuntjak didalam alam industriil kapitalisme; demikian besar konflik ini jang ditimbulkan, sehingga achirnja terdjadilah revolusi sosial. Konflik jang amat besar tabrakannja antara industriil kapitalisme dengan tenaga-tenaga revolusioner jang menghendaki satu masjarakat adil dan makmur sehingga mendjadi revolusi pertumpahan darah. Revolusi jang berdjalan berpuluh'puluh tahun jang achirnja baru bisa mendatangkan satu masjarakat menurut tjita-tjita ditempat itu, tjita-tjita daripada bangsa itu. Hal jang demikian itu harus kita hindari. M aka oleh karena itu dalam pada kita — sebagai tadi saja katakan mengadakan planning, meng adakan pimpinan, mengadakan pengerahan tenaga — kita harus bekerdja demikian rupa sehingga konflik-konflik jang besar ini dihindari. Opgave kita memang sangat sulit. Saja tadi berkata, bahw a kita tidak bisa menganut theori fasensprong jang kita sekonjong-konjong daripada alam agraris — sekarang ini sudah tjampur agraris dengan sedikit industrialisme — masuk kedalam alam masjarakat adil dan makmur sebagai jang kita tjita-tjitakan. Teta'pi didalam pada kita bekerdja jang demikian itu dengan plan ning, dengan pimpinan, dengan pengerahan tenaga, kita bisa membawa masjarakat Indonesia ini ketudjuan kita jang terachir dengan menghindari konflik-konflik sebagai tadi saja katakan. Tugas kita berat sekali. Pertama, tugas kita apa ? Didalam alam pendjadjahan kita punja ekonomi adalah ekonomi kolonial dan ekonomi kolonial ini harus kita robah mendjadi ekonomi nasional jang bersih
100
daripada imperialisme, bersih daripada penghisapan, daripada exploitasi oleh tenaga-tenaga luaran. Ekonomi nasional ini harus kita robah men djadi ekonomi jang sesuai dengan apa jang ditulis dalam U.U.D. ’45 fasal 33 jaitu dengan kata gampangnja, masjarakat adil dan makmur. Ini bukan opgave jang ketjil. Ekonomi kolonial pindah keekonomi nasional, 'pindah ke-ekonomi sebagai jang kita tjita-tjitakan bukan suatu opgave jang ketjil, malahan salahlah kita djikalau kita mengertikan tiga golongan ini sebagai terpisah satu sama jang lain. Djanganlah kira bahwa kita dengan proklamasi 17 Agustus 1945 telah membuat satu, telah bisa membuat satu dinding daripada besi atau daripada beton jang samasekali meniadakan ekonomi kolonial itu dan kita sekaligus dengan 17 Agustus ’45 memasuki fase ekonomi nasional dan bahwa nanti ekonomi nasional inipun dengan sekaligus dengan mudah kita bisa transformir mendjadi satu masjarakat jang adil dan makmur. Djangan kita berfikir a la kotak-kotak jang demikian itu. Tetapi kita — dan ini kita alami semuanja — melihat bahwa dengan segenap tenaga kita ekonomi kolonial ini lambat laun telah kita bisa — belum seratus persen tetapi buat sebagian besar — transformir mendjadi satu ekonomi nasional. Didalam pidato 17 Agustus 1959 jang lalu telah saja meng-indikasi hal ini, misalnja bahwa kekuatan ekonomi kita sedjak misalnja pengambilan alih daripada perusahaan-perusahaan Belanda, sedjak adanja tindakan-tindakan kita jang lain-lain telah buat 70 persen ditangan kita. Tetapi ingat, apa jang harus kita perbuat dan telah kita kerdjakan didalam transisi ekonomi kolonial mendjadi ekonomi nasional. Tidak berdjalanlah hal ini dengan litjin, tidak berdjalanlah hal ini dengan mudah? Tetapi dengan banjak sekali keringat dan dengan banjak sekali kepedihan dan banjak sekali penderitaan, achirnja kita bisa, jah, 70 persen transformeren ekonomi kolonial ini mendjadi eko nomi nasional. Dan nantipun antara ekonomi nasional dan eko nomi masjarakat adil dan makmur inipun kita harus mengadakan banjak pekerdjaan, banjak keringat, banjak penderitaan barangkali. Memang tidak mudah untuk merobah sesuatu bentuk kehidupan ekonomi. Tatkala didjaman pendjadjahan maka ekonomi b erbentu k: Indonesia pertama mendjadi pasar pendjualan daripada produk-produk negeri pendjadjah atau negeri-negeri luaran ditanah air kita. Satu. Nomor dua : Indonesia mendjadi tempat pengambilan bahanbahan pokok bagi industriil kapitalisme dinegeri pendjadjah atau negerinegeri lain. Tiga : Indonesia mendjadi tempat investasi daripada modalmodal pendjadjah dan modal-modal asing jang lain. Tiga pokok ini telah beheersen hidup bangsa kita kalau tidak beratus-ratus tahun, sedikitnja berpuluh-puluh tahun. Indonesia mendjadi pasar pendjualan barangbarang produk dari negara sana. Indonesia mendjadi tempat pengambilan bahan-bahan pokok bagi industriil kapitalisme disana. Indo nesia mendjadi investasi-gebied daripada modal asing. D an tiga tenaga ini bekerdja exploitasi demikian rupa sehingga kita — dan ini sudah saja katakan berpuluh-puluh kali — telah mendjadi satu bangsa jang hidup dari dua setengah sen satu orang satu hari. ,,Een natie van koelies en een koelie onder de naties” ”A nation of coolies and a coolie amongst nations” . Ini utjapan orang Belanda, bukan utjapan kita
101
sendiri. Proses jang berdjalan berpuluh-puluh tahun jang telah membuat kita mendjadi „A nation of coolies and a coolie amongst nations ini. Sedjak 17 Agustus 1945 dengan banjak kesulitan, dengan banjak nntangan, dengan banjak perdjoangan, dengan banjak mengatasi tantangan-tantangan dan konflikten didalam negeri sendiri, achirnja bisa kita transforms mendjadi satu keadaan jang sekarang, jang, sebagai tadi saja katakan, lebih daripada 70 persen daripada hidup perekonomian itu didalam tangan kita. Dan sekarang kita harus merobah ini pula didalam alam sosialisme a la Indonesia d a n Saudara-saudara harus mengadakan planning untuk itu. T an p a planning t a ' apat agi ita bekerdja. Kita hidup didalam abad ke- 2 0 , abad ke - 2 0 penuh dengan turbulensi tp'naHa um at m anusia ini setjara
jang djuga simultan. Tidakkah lusi kita ini satu r evolusi jang multi Komp
sa £ akkah djdalam •
^
,
17 Agustus 1959 saja katakan bahwa revolusi kita adalah „A mm ng up of many revolutions in one g e n e r a t i o n 7" Tidakkah sa,a berkata bahwa a a h w a kita punja seoranq sa rdiana asing m e n g a ta k a n bDcmwci ^ J re v o, lu si .mi. a d,a la h
satu ,,revolution of many generation in one Revo usi kita in, adalah satu ..telescoped revolution", satu revolusi jang getelescopeerde r e v o l u t i e " . J a revoluSl poht.k - k a t a k u - ja revolusi e k o n o m i . ja revolusi s o s i a l , ja revolusi kultunl bahkan saja berkata, ja revolusi jang mengenai idee manusia ini revolusi jang multi kompleks. D an agar supaja tiap-tiap revolusi kita, ja jang politik, ja jang ekonomi, ja jang sosial, ja jang mental, ja jang kulturil, ja jang mengenai isi manusia berdjalan dengan sebaik-baiknja, maka kita harus mengadakan pimpinan dan planning. Tanpa pimpinan dan planning maka revolusi kita jang multi kompleks ini mendjadi satu kompleksitet daiipada kekatjauan. Kita harus mengadakan ,planned policy , politik jang terentjana. Tidak bisa lagi kita mendjalankan politik liberalisme jang kita serahkan 'politik itu kepada, sudah, sak maunja sadja daripada masjarakat Tidak, saja tadi telah berkata bahwa revolusi kita ini adalah satu revolusi jang multi-kompleks, „a summing up of many revolutions in one generation jang semuanja membawa p e r g o l a k a n - p e r g o l a k a n , konflikten. Djikalau tidak diberi pimpinan, tidak memberi planning dimasing-masing bidang dari kom'pleksitet daripada revolusi ini, maka kita achirnja sebagai tadi sudah saja katakan, datang kepada kompleksitet kekatjauan. Kita harus mengadakan ,,planned policy” , politik jang terentjana. Dan inilah pokok daripada demokrasi terpimpin. Kita harus mengadakan ekonomi jang terentjana untuk memberi 'pimpinan kepada revolusi ekonomi. Planned economy, ekonomi terpimpin. Kita harus meng(adakan revolusi sosial jang terpimpin, planned political activity, planned economic activity, planned social activity, 'planned cultural activity, planned mental activity, semuanja planned, semuanja terentjana. Dan kalau Saudara mengerti hal ini, maka Saudara mengerti inti-pokoknja, maka diadakan Depernas. Sebab pekerdjaan Saudara-saudara bukan hanja mengurus planning dari pada satu bidang sadja. Tidak ! Depernas mengadakan „overall planning” ,
102
planning semesta, planning jang meliputi semua bidang, planning jang mengenai ja ekonomi, ja kulturil, ja mental, planning diatas segala bidang. Planning overall. M aka oleh karena itulah Depernas disusun demikian rupa sehingga dianggap Depernas mampu mengadakan planning overall jang saja maksudkan itu. M aka djikalau Saudara-saudara mulai bekerdja untuk mengadakan planning jang demikian itu, sebagai tadi saja katakan, seluruh rakjat ruelihat kepada Saudara-saudara, seluruh rakjat menunggu-nunggu kep'ada hasil daripada Depernas. Seluruh rakjat mengharap agar supaja Saudarasaudara bekerdja dengan tjepat dan tidak betele-tele. Saja tadi berkata bahwa kita ini menjaksikan rakjat telah ber'puluh-puluh tahun berdjoang untuk tjita-tjita kita ini. Didalam beberapa pidato saja katakan, bahwa rakjat sekedar mempunjai angan-angan, sekedar mempunjai tjita-tjita. Didalam beberapa pidato saja katakan, bahwa tjita-tjita rakjat itu sekedar tampak dengan remeng-remeng. Dimuka pandangan rakjat tam'pak dengan remeng-remeng suatu masjarakat jang adil dan makmur. Dengan remeng-remeng dilihatnja : Ha, didalam masjarakat jang demi kian itu aku akan tjukup sandang dan tjukup pangan, didalam masja rakat jang demikian itu anakku tidak lagi menderita, didalam masjarakat jang demikian itu aku tidak lagi basah djikalau hudjan turun, dan tidak lagi kepanasan djikalau matahari terik. Didalam masjarakat jang demi kian itu aku mudah sekali bergerak dari suatu tempat kelain tempat. Didalam masjarakat jang demikian itu aku mudah sekali menghirup segala udara segar daripada kebudajaan jang tinggi. Didalam masjarakat jang demikian itu aku akan hidu'p bahagia menurut tjita-tjita orang tua djaman dahulu ,,tata tentrem kerta rahardja” . Remeng-remeng dilihat nja, remeng-remeng dengan maksud — kata saja — tidak djelas apa jang mendjadi bagian-bagian daripada apa jang mereka lihat itu. M aka sebagaimana jang saja katakan didalam beberapa pidato, orang jang memerlukan atau jang berhadjat membuat rumah pun, biasanja pun tidak tahu dengan djelas bagaimana rupanja rumah itu. Sekedar dengan remeng-remeng didalam tjita-tjitanja orang mengingini suatu rumah tinggal dimana ia da'pat hidup dengan anak-isterinja, dimana dia bisa bernaung daripada hudjan, dimana ia bernaung daripada teriknja mata hari, dimana dia bisa menghadapi hari kemudian dengan tenteram dan sedjahtera. Tetapi djikalau ditanja kepadanja : ,,He Saudara, apakah engkau mengetahui persis dan bagaimana rumah jang kau tjita-tjitakan itu harus diselenggarakan ?” Ia akan mendjawab : ,,Saja tidak tahu. Saja sekedar berpuluh-puluh tahun mengumpulkan uang untuk nantinja uang ini aku bikinkan rumah bagiku, bagi isteriku, bagi anakku, bagi tjutjuku . M aka orang jang demikian itu memanggil seorang arsitek, kataku didalam pidato-pidato jang populer, dan kepada arsitek ini diwadjibkan, diminta, ditugaskan untuk membuat blueprint daripada rumah itu. ,.Saudara arsitek, saja ada uang sekian. Saja ingin dengan uang sekian ini membuat suatu rumah, mem'punjai suatu rumah untuk anak saja, untuk isteri saja, untuk tjutju-tjutju saja, untuk hari kemudian saja, rumah jang bcrisi sekian kamar, bidang tanahnja sekian. Saja tidak bisa membuat rumah jang demikian itu. Saja minta kepada Saudara arsitek
103
untuk membuat blueprint bagi rumah jang demikian itu”. M aka sang arsiteklah membuat blueprintnja. Dan djikalau blueprint ini sudah diterima baik oleh sang opdrachtgever, maka blueprint ini harus diselenggarakan. Dan penjelenggaraan blueprint ini tidak da'pat berdjalan dengan tanpa pimpinan. Saja sendiri adalah seorang insinjur-arsitek. Saja menge tahui bahwa penjelenggaraan sesuatu pola, sesuatu blueprint tidak dapat didjalankan dengan tjara melepaskan sadja semua orang-orang pekerdja. Tidak ! Tetapi harus dengan pimpinanku sebagai insinjur-arsitek, dengan pimpinanku atau dengan pimpinan overseer, opseter-opseter. Segala sesuatu diselenggarakan dengan pimpinan agar supaja blueprint ini terselenggara mendjadi suatu rumah jang baik. Nah, bangsa Indonesia adalah sematjam jang demikian itu, bangsa Indonesia jang 8 8 djuta sekedar remeng-remeng, remeng-remeng dalam garis-garisnja, tetapi tjahajanja gilang-gemilang, tjahajanja selalu memanggil-manggil ditjakrawala, tjahajanja selalu menarik kepada fantasi dan inspirasi dari kesediaan berkorban daripada rakjat Indonesia bersedia untuk berkorban mentjapai tjahaja gemilang itu, tetapi garis-garis besarnja remeng-remeng didalam matanja. Ia membutuhkan seorang arsitek. Maka arsitek itu adalah Saudara-saudara. Saja sendiri, terus terang sadja, 'pun tidak tahu garis-garis presis daripada masjarakat adil dan makmur itu. Saja sekadar mengetahui garis-garis besarnja, saja sekadar sebagai penjambung lidah daripada rakjat, ikut tertarik kepada tjahaja gemilang jang telah berpuluh-puluh tahun bersinar memanggil. manggil ditepi langit. Saja serahkan sekarang kepada Saudara-saudara, dibawah pimpinan Saudara Ketua, M r Muhammad Yamin, untuk bertindak sebagai arsitek, membuat blueprint daripada masjarakat jang demikian itu, agar supaja blueprint ini nanti djikalau sudah diterima oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat bisa dilaksanakan, diselenggarakan oleh seluruh rakjat Indonesia jang 88 djuta, dengan mengholopiskuntulbarfskan segenap ia punja minat dan tenaga 'pekerdja. Blueprint jang achirnja, Saudara-saudara, harus membawa kita kepada paradiso jang tertulis didalam kitab Divina Commedia-nja Dante Alighieri. Saudara-saudara, demikianlah amanat seremoniil jang saja berikan kepada Saudara-saudara. Sebagai tadi saja katakan, tjatatan-tjatatan ter tulis didalam naskah sudah saja serahkan kepada Ketua Saudara-saudara. Moga-moga Tuhan Jang M aha Esa memberkati pekerdjaan Saudarasaudara. Moga-moga saudara dengan pim'pinanNja dapat mengadakan blueprint jang demikian itu, dan nanti djikalau blueprint itu sudah sele sai, marilah kita semua, Saudara-saudara, mengerahkan kita punja tenaga agar supaja blueprint itu terselenggara. Kita hidup didalam masjarakat adil dan makmur jang Saudara-saudara rentjanakan. Sekian. Terima kasih.
104
AMANAT
PRESIDEN
tentang
__
P E M B A N G U N A N S E M E S T A B E R E N T JA N A (Bagian tertulis jang disampaikan kepada Depernas 28 Agustus 1959) -------oOo------PENDAHULUAN Dalam pidato saja tanggal 17 Agustus 1959 telah saja djandjikan bahwa saja akan memberi pedoman bekerdja pada Depernas. Setjara garis besar telah saja singgung beberapa hal mengenai Depernas. Saja ingin lebih dahulu memperingatkan Saudara-saudara pada a'pa jang saja telah utjapkan pada hari kemerdekaan mengenai Depernas sebelum saja uraikan lebih landjut keinginan-keinginan masjarakat dari saudara-saudara sebagai anggota Depernas. W ak tu itu saja katakan : Saudara-saudara adalah berasal dari seluruh tanah air, dan tugas pokok saudara-saudara ialah merantjangkan pola masjarakat jang adil dan makmur, makmur dan adil sebagai dimaksudkan oleh Mukaddimah U.U.D. 1945. Pola jang saudara-saudara susun akan saja sam'paikan kepada M a djelis Permusjawaratan Rakjat untuk disjahkan dan kemudian dikerdjakan oleh seluruh masjarakat. Kini saja ingin meminta perhatian saudara-saudara untuk dua hal jang harus saudara-saudara perhitungkan dalam pekerdjaan Depernas : 1.
Semangat dan djiwa U.U.D. 45,
2.
Program Kabinet Kerdja.
Djiwa U.U.D. ’45 adalah tegas, tepat, dan tidak ragu-ragu. Peker djaan saudara hendaklah tegas dan tidak samar-samar. Garis-garis jang s a u d a r a akan gariskan, gariskanlah dengan tegas. Depernas harus menggariskan gambarnja dengan djiwa pelukis jang tegas, kuat, terang. Gambarkanlah sesuatu dengan garis-garis jang fors, sehingga gambar itu berkata kepada bangsa Indonesia. Gambar itu harus mengandung hara’pan bagi Bangsa Indonesia, sebagai Undangundang Dasar 1945 djuga memberi harapan ke*pada kita semua. Gambar itu harus dapat mengadjak bangsa Indonesia untuk mengerdjakan pola jang dimaksud. U.U.D. kita adalah tepat bagi bangsa Indonesia. Pola jang saudara tjiptakan harus sesuai dengan irama, rasa, kepribadian dan tindjauan hidup bangsa Indonesia. Pola jang membuat bangsa Indonesia mendjadi mirfp kebangsa lain tidak akan dapat memikat hati bangsa Indonesia.
105
U.U.D. 1945 kita mengandung sifat tjepat. Depernas djangan bertele* tele daiam pekerdjaan. Procedure-procedure jang berlangsung di Konsti tuante diwaktu jang lampau harus mendjadi tjermin bagi saudara-saudara. Masjarakat mengingini tindakan jang tjepat. Djika saudara_saudara dapat memahami dan melaksanakan apa jang saja andjurkan diatas, maka saudara telah dapat menangkap djiwa U.U .D . ’4 5 dan Insja Allah saudara akan dapat memenuhi keinginan nusa dan bangsa. Kemudian saja mengharapkan supaja Program Kabinet Kerdja mendapat perhatian pula dari Depernas. Apa jang harus kita perbuat dalam djangka pendek dan djangka pandjang untuk melaksanakan pro gram tersebut. Chusus untuk program pertama dari 'program Kabinet, jaitu jang mengenai sandang-pangan, masjarakat mengharapkan sangat saran Depernas. Tindakan apa jang harus kita adakan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dilapangan s a n d a n g - p a n g a n , dan bagaimana achirnja tindakan kita untuk menguasai persoalan ini seluruhnja. Saja akan uraikan sekarang garis-garis besar pembangunan jang ha rus mendapat perhatian Depernas.
BAB
I
D A SA R D A N T U D J U A N P E M B A N G U N A N S E M E S T A D A N B E R E N T JA N A . Dalam Pergolakan Revolusi Kemerdekaan sedjak hari Proklamasi 1945 maka Rakjat Indonesia telah berhasil membentuk negara kesatuan Republik Indonesia jang bebas dan berkedaulatan Rakjat dari Sabang sampai Merauke. Negara Kesatuan itu ialah Negara Kebangsaan. Setelah 14 tahun berdjuang dalam kantjah Revolusi Indonesia, maka datanglah kini waktunja, karena keamanan dalam negeri telah membuka kemungkinan untuk itu, supaja melandjutkan 'pembangunan semesta dan berentjana dengan bertekad bulat hendak menudju masjarakat jang adil dan makmur. Pembangunan berentjana dengan pengerahan rakjat Indo nesia ialah djalan utama untuk mentjapai tudjuan membentuk masjarakat sosialis a la Indonesia, seraja menghabiskan dan membinasakan segala penghalang sebagai sisa-sisa imperialisme, kolonialisme dan feodalisme jang bertjokol dalam masjarakat kita. Rentjana pembangunan semesta atau overall seperti jang akan selesai diselenggarakan oleh Dewan Perantjang Nasional ditahun depan itu, adalah pembangunan dizaman peralihan. Z am an transisi ini bermula se djak waktu sekarang sampai kewaktu sudah terbentuknja negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pantjasila dengan meliputi m asjarakat Indonesia jang adil dan makmur jang djuga berdasarkan adjaran P a n tjasila. Berapa lamanja zaman peralihan itu, adalah tergantung kepada djajanja dan lekas putar rodanja Revolusi Kemerdekaan Indonesia dihari depan dan lekas terbentuknja masjarakat adil dan makmur itu. Banjak jang harus berlaku dalam perdjuangan kem erdekaan: menghilangkan tjatjat-tjatjat badan rakjat dan Negara karena perdjuangan dalam Re-
106
volusi, atau karena berterupur dan berdjuang; menghilangkan pengaruh Hollands denken dalam tjara kita berpikir dan dalam dunia perundancj" undangan serta dalam tingkah laku orang Indonesia, jang dipikulkan oleh pendjadjahan Belanda selama 350 tahun kepada pundak kita. Likwidasi masjarakat kolonial adalah sjarat-mutlak untuk merintis djalan menudju pembentukan masjarakat jang mengenai ekonomi nasional. Sukar sekali kita dapat meramalkan berapa lamanja zaman peralihan itu. Mudah-mudahan sctelah beberapa kali pembangunan semesta berentjana berdjalan, misalnja sesudah lima atau enam kali, maka hendaknja kita telah memasuki atau minimal telah mendekati masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila jang diidam-idamkan perdjuangan rakjat Indonesia. Djadi tudjuan dan maksud pembangunan semesta ialah membangun masjarakat jang adil dan makmur ; adil dan makmur jaitu menurut tindjauan adjaran Pantjasila, jang saja duga telah dikenal dengan sempurna oleh 'para anggota Dewan Perantjang Nasional sebelum dan sesudah mengangkat sumpah mendjadi anggota Dewan Perantjang Nasional. Mengenai dasar-dasar pembangunan dan merenungkan berbagai faktor sekeliling perentjanaan pembangunan itu adalah pula sumbangan berisi djaminan kepada hasil pekerdjaan Dewan Perantjang Nasional jang diharapkan oleh Undang-undang dan Peraturan Pembangunan. Terutama sekali maka sebelum Dewan Perantjang Nasional mulai memutar rodanja untuk bekerdja dengan pemandangan jang djelas dan kegiatan jang tangkas, haruslah para anggota jang terhormat lebih dahulu merenungkan sedalam-dalamnja hubungan pembangunan semesta berentjana dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, de ngan U.U.D. 1945 dan dengan program Pemerintah Kabinet Kerdja serta pidato saja pada hari Proklamasi jang mendjadi ‘p okok azasi landjutan Revolusi Kemerdekaan kita. Hubungannja itu terletak pada tenaga Rakjat dalam kesanggu'pan memberi isi dan tudjuan kepada Proklamasi jang luhur dan megah. Atau lebih tegas lagi dapat saja ulangi dengan memakai perkataan lain : Kemerdekaan ja.iig telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu mengandung pesanan luhur supaja diisi dengan 'pembangunan. Membangun mempunjai arti jang sangat luas, jaitu membangun dalam s e g a la bidang kehidupan Negara dan masjarakat, membangun dalam bidang ekonomi, dalam bidang politik dan sosial dalam bidang pendidikan dan k e b u d a j a a n d a n jang tidak kurang pentingnja dalam bidang spirituil, guna mentjapai penghidupan jang berbahagia bagi seluruh rakjat Indo nesia. Oleh karenanja mendjadilah kewadjiban bagi setiap w arga negara tanpa perketjualian, karena Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agus tus 1945 itu adalah manifestasi dari pada perdjuangan seluruh bangsa Indonesia jang penuh dengan pengorbanan. Dalam Revolusi Kemerdekaan jang belum selesai itu, rakjat Indo nesia telah berhasil memberi isi-politik ke'pada Proklamasi dengan membentuk negara kcsatuan Republik Indonesia sebagai pendjehnaan adjaran Pantjasila. Organisasi negara kita telah diabadikan resmi dalam tiga Undang-undang D asar jang berturut-turut berlaku sedjak tahun 1945
107
sampai kini, Konstituante Bandung tidak berhasil menjusun konstitusi jang keempat, jang akan menuliskan dalam buku kodipikasi dengan djari 'para wakil pilihaii rakjat bersama-sama dengan pemerintah Republik Indonesia. Kini sesudah 14 tahun berdjuang maka U .U .D . ’45 telah berlaku lagi. Dewan Perantjang Nasional akan memberi isi kepada Proklamasi dengan bertudjuan masjarakat Indonesia jang adil dan makmur dengan mem'pertimbangkan faktor-faktor dibawah ini.
A. Artinja ada suatu perentjanaan overall. Oleh karena soal pembangunan adalah soal jang tidak berdiri sendiri, jang tidak lepas dari hubungannja dengan bidang-bidang lain jang kehi dupan Negara dan masjarakat, maka dalam melaksanakan pembangunan semesta, perlu adanja suatu perentjanaan overall, suatu perentjanaan se mesta, jang didasarkan kepada kebutuhan dan kepribadian Rakjat Indo nesia, tanpa mengabaikan tjontoh pengalaman-pengalaman dalam pem bangunan diluar negeri dengan perpaduan pengalaman dan keadaan jang konkrit didalam negeri. Perlu kiranja kita mengambil perbandingan dari 'pada pengalaman pembangunan jang dilaksanakan oleh beberapa negara-negara jang kita ambil sebagai bahan-bahan perbandingan, kesemuanja menudju kepembangunan sosialisme. Tidaklah sadja kemadjuan pembangunan diluar ne geri kita harus perhatikan, tetapi djuga bidang-bidang 'pembangunan jang menemui kegagalan diluar negeri karena bersifat individualisme harus diperhatikan. Dengan berpokok kepada. kebutuhan dan kepribadian ban g sa Indonesia, maka tjontoh pembangunan diJuar negeri jang sesuai atau sedjadjar dengan kebutuhan dan kepribadian nasional itu da'pat dipertimbangkan untuk d/teladani. Berlainan dengan beberapa negara dibenua Asia, maka Republik R ak jat Tiongkok, mendasarkan pembangunannja kepada kolektivisme dan pengalaman-pengalaman pembangunan diluar negeri jang disesuaikan de ngan keadaan serta pengalaman jang konkrit di Tiongkok sendiri. P em bangunan R.R.T., India dan Yugoslavia ini ternjata telah b e r h a s il de ngan memuaskan dengan rentjana-rentjana lima tahunnja. H al itu ter njata dalam masa proces pembangunan selama 8 tahun belakangan ini. d ’2R p U,T,tU kenjataan jang tidak dipungkiri ialah, b a h w a pembangunan r/-k u ' ters^ u t' ad a la h pembangunan dengan rentjana k e s e lu r u h a n n ja i a w a h pimpinan kebidjaksanaan dari pada Demokrasi Baru atau D e mo rasi Rakjat, jaitu suatu bentuk ketata-negaraan jang sesuai dengan epri adian bangsa Tionghoa, seperti Demokrasi Terpimpin ditanah Inonesia jang akan kita laksanakan d e w a s a ini untuk menggantikan demorasi iberal jang telah usang dan tidak memenuhi tuntutan zaman.
Terutama hasrat rakjat jang dikerahkan tenaganja ikut membangun cengan melihatkan tendens untuk berhemat pembiajaan, waktu dan tena ga lendaklah diperhatikan benar-benar, supaja ditimbulkan pula pada rakjat membangun : berhemat biaja, waktu dan bahan.
108
Untuk ini perlu adanja blue-print, adanja rentjana overall jang konkrit berdasarkan kepribadian bangsa Indonesia jang 'pada hakekatnja bukanlah barang baiu bagi kita, jang telah dirumuskan dengan kata-kata jang bersahadja, jaitu gotong-rojong dan dilengkapi dengan pengalamanpengalaman pembangunan jang baik diluar negeri. B.
Hubungan pembangunan dengan Demokrasi Terpimpin dan E ko no mi Terpimpin.
Oleh karena tidak ada suatu peisoalan dalam kehidupan JNegara dan Bangsa jang berdiri sendiri, terpisah antara satu sama lain, maka hal inipun perlu mendapat perhatian dari Dewan Perantjang Nasional, apabila kita tidak mau gagal dalam pekerdjaan kita. Ekonomi sebagai sendi dari pada kehidupan dan kesedjahteraan N a sional, haruslah dapat dilaksanakan sebagai dasar dari pada pembangun an keseluruhannja. Sistim ekonomi itu ialah Ekonomi Terpimpin dan untuk melaksanakan ekonomi terpimpin ini diperlukan suatu kebidjaksanaan dalam sistim pemerintahan, jang memungkinkan stabilisasi politik. Bentuk ketata-negaraan kita 'pada waktu sekarang memungkinkan dan membuka 'pintu seluas-luasnja bagi pelaksanaan Demokrasi Terpimpin. D asar Demokrasi Terpimpin telah didjamin dan tersusun pada garis-garis besarnja dalam U.U.D. ’45 jang kini berlaku lagi. Atas alasan-alasan diatas, maka dalam merentjanakan pembangunan, hendaklah diperhatikan benar-benar : Pedoman dasar Ekonomi Terpimpin. 1.
Supaja, sesuai dengan tjita-tjita Proklamasi 17 Agustus 1945 menegaskan, bahwa tudjuan dari pada segala usaha dalam lapangan eko nomi dan keuangan ialah inewudjudkan keadilan, melenjapkan pendjadjahan, dalam bentuk apapun, memberantas penindasan dan perbudakan, jang memandang manusia hanja sebagai alat untuk kepen tingan sendiri atau golongan sendiri.
2.
Supaja mengarahkan segala usaha dalam lapangan ekonomi dan ke uangan kcsuatu masjarakat jang adil dan makmur berdasarkan Pantjasila, dan jang sesuai dengan ke'pribadian dan kebutuhan bangsa In donesia. Kepribadian bangsa Indonesia mengenai sifat gotong-rojong dan azas kekeluargaan. Hal ini perlu diperkembangkan dan diatur dalam lapangan ekonomi dan keuangan.
3.
Supaja pembangunan mewudjudkan dengan tegas a'pa jang ditentukan oleh pasal 33 Undang-undang Dasar.
4.
Supaja pembangunan menjempurnakan ekonomi terpimpin sedjalan dengan tjita-tjita demokrasi terpimpin, untuk melenjapkan sisa-sisa ekonomi kolonial, bahaja-bahaja paham kcpitalisme dan free fight leberalism, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
5.
Supaja dalam menjusun pola pembangunan harus dip:kirkan Depernas konsentrasi 'produksi, distribusi dan pembangunan untuk memenuhi hadjat hidup rakjat terbanjak dikuasai oleh N egara.
109
6.
Supaja djuga dalam lapangan ekonomi dan keuangan memegang teguh, pada politik bebas dan actief terhadap luar negeri terutama d a lam mendjalankan export, import dan kredit. Dalam melaksanakan rantjangan D asar Undang-undang P em bangu nan Semesta, hendaklah Dew an Perantjang Nasional ber’p egang teguh kepada pedoman pelaksanaan pembangunan seperti b e r ik u t: (a) Produksi 1. Untuk mentjapai kedudukan selfsufficiency dilapangan sandang pangan, bahan makanan dan pakaian dan obat-obatan, dilakukan intensifikasi pertanian untuk menaikkan produksi dalam negeri, berupa hasil-hasil bahan makanan dan bahan pakaian, supaja dalam waktu jang pendek produksi sandang-pangan mendjadi selfsupporting. 2. Untuk memperkokoh alat-alat pembajaran luar negeri, harus diintensiveer menaikkan 'produksi bahan-bahan export. 3: a) Inventarisasi dan penggunaan industri-industri jang sudah ada setjara efficient. b) Mendahulukan pendirian industri-industri pengolahan b a han-bahan mentah hasil Indonesia mendjadi barang-barang jang siap untuk dipakai. c) M em perluas/mengusahakan industri-industri besar/ketjil dan sedang jang menghasilkan barang-barang kebutuhan konsumsi rakjat sehari-hari. d) M engusahakan industri-industri, jang menghasilkan bahan untuk keperluan pertanian dan 'perkebunan. e) Mempergiat dan memperluas pertambangan bahan-bahan galian dan bahan-bahan tenaga nuklir. f) Memulai research jang berentjana dan usaha-usaha kearah pendirian industri-industri berat. 4. Supaja diadakan pembangunan jang akan berakibat adanja perubahan jang radikal dalam 'peraturan hak agraria. sebagai sjarat untuk meninggikan taraf hidup dan daja beli rakjat, sehingga memberikan kemungkinan penmggian pendapatan nasional, dan nienghidupkan pasar industri dalam negeri, peraturan agraria tersebut terutama harus berisi usul djaminan pemilikan dan peng gunaan setjara lajak dan adil untuk petani, perdjandjian kerdja jang pantas antara pemilik dan penjewa atau pemaro serta penguasaan Negara atas tanah untuk memudahkan penjebaran penduduk dan herverkavelinq, sesuai dengan semangat pasal 33 U.U.D. 1945. 5. Supaja pembangunan semesta menindjau dalam rangka industrialisasi dan mekanisasi masalah penduduk, transmigrasi besar-besaran teristimewa jang akan berakibat perentjana dan 'pelak sanaan penjebarannja dari daerah jang padat kedaerah jang masih tipis penghuninja setjara integral, massal, rasionil dan tegas sehingga faktor tanah dan ruang sekitarnja mendjadi sumber-sumber positif dari keperluan hidup sehari-hari chususnja, perekonomian dan kesedjahteraan umumnja.
110
(b) Distribusi sebagai akibai Pembangunan Semesta a. Konsentrasi import dan export ditangan Pemerintah. b. Distribusi. Pemerintah disalurkan melalui alat-alat perdagangan jang dimiliki oleh warga negara Indonesia. c. Mengsndjurkan koperasi dalam mendjalankan distribusi. d. Menguasai alat-alat komunikasi jang vital dan mengawasi komunikasi 'partikelir. (c) Keuangan sebagai akibat Pembangunan Semesta 1.
Pemetjahan Anggaran Belandja mendjadi dua : a) Anggaran Belandja routine; b) Anggaran Belandja untuk pembangunan. 2. Melakukan ,.deficit financing” untuk pembangunan produktif. 3. Padjak : a) Padjak langsung diutamakan; b) Penjempurnaan pelaksanaan padjak progresip; c) Penjcm'purnaan apparat dan sistem penarikan padjak. 4. a) Mendirikan Bank Pembangunan; - b) Konsentrasi dari Bank-bank ditangan Pemerintah. 5. Pindjaman dari dalam dan luar negeri, dimana perlu dengan memperhitungkan plafond pindjaman dan kesanggupan pembajaran kembali. (d) Apparatuur sebagai akibat Pembangunan Semesta 1.
Kerdja, Organisasi dan Pim'pinan : a) b) c) d) e)
2.
Mengeffectifkan pekerdjaan-pekerdjaan menurut ketentuan djam kerdja 40 djam seminggu dengan maximum 7 djam sehari, disertai perbaikan-perbaikan nasib buruh. Memperluas kesempatan kerdja dengan mendjalankan ploeg system. Memperhebat pendidikan dalam lapangan teknik dan pim pinan (technical and managerial skill), dengan djalan antara lain mengadakan aplikasi-kursus. Menghargai serta menggunakan ketjakapan berdasarkan prestasi kerdja. Mempertjepat Indonesianisasi. industrialisasi dan mekanisasi.
Mengenai Koperasi :
Menjempurnakan bimbingan dan mengawasi perkoperasian rakjat dibidang produksi, distribusi dan industri. C. F a k to r-f a k to r pengHambat Pembangunan sedjak tahun 1950. Pembangunan semesta dan berentjana baru dapat berdjalan setelah kembali ke U.U.D. 1945 jang memungkinkan demokrasi terpimpin dan ekonomi ter'pimpin. Ill
Sebelum tahun 1959 'pembangunan terbentur pada berbagai matjam faktor jang mendjadi penghambat bagi terlaksananja pembangunan tersebut. Sebab-sebab pokok sudah saina kita fahami, sehingga pada achirachir ini setelah pikiran liberalisme, sabotase, 'pertjobaan intervensi dan gerakan subversif dan pem berontakan berhasil ditindas, timbul kebulatan fikiran untuk mengadakan retooling dalam susunan ekonomi, ketatanegaraan dan susunan masjarakat, jang tentu akan berakibat besar bagi kebidjaksanaan politik dalam struktur ketatanegaraan Indonesia, jaitu suatu susunan jang pada hakekatnja bukan merupakan barang baru bagi masjarakat Indonesia jang disebut pelaksanaan Demokrasi Terpim pin atau jang disebut dengan kata-kata jang sederhana oleh rakjat kita, ialah masjarakat gotong-rojong, sebagai satu-satunja cljalan keluar menudju ke pada pembangunan semesta atau pembangunan sosialisme a la Indonesia. Faktor-faktor -jang telah merupakan kebulatan fikiran itu kiranja tidak perlu kita ku'pas lagi, akan tetapi karena persoalan itu m erupakan suatu persoalan jang sangat luas, karena tidak berdiri sendiri, maka perlulah kiranja meminta perhatian kepada aspek-aspek jang ditiinbulkan oleh sebab-sebab pokok itu, agar kita mendapat hasil jang tetap guna tertjapainja pembangunan semesta% (a) Faktor politis. -
Pelaksanaan pembangunan berlangsung atas stabilisasi dibidang potilik, sehingga pelaksanaannja itu tidak terbentur pada seringkali diadakannja pergantian program Pemerintah jang mungkin bertentangan dengan jang telah dilaksanakan. Akan tetapi praktek membuktikan sebaliknja. alam kehidupan politik N egara kita sedjak Proklamasi kemerdekaan, be lum pernah ditjapai stabilisasj jang kuat dan kokoh sehingga hampir setiap tahun, bahkan kadang-kadang kurang dari setahun kabinet sudah harus berganti. Per'petjahan timbul dikalangan masjarakat luas. Oposisi didjalankan sebagai suatu hobby; opposisi didjalankan hanja untuk mendjatuhkan lawan politik dan menggantikannja. Lebih djauh faktor itu m eng akibatkan lemahnja kedudukan kita diforum politik internasional. Pada waktu ini semendjak 5 Djuli 1959, ketika bangsa Indonesia dengan tegas kembali ke U.U.D. 1945, stabil isasi dan keamanan dalam negeri sudah sampai ketaraf jang memungkinkan pelaksanaan pembangunan semesta berentjana. Situasi politik 1959 membuka pintu kearah itu. (b)
Faktor psychologis
Tekanan ekonomi, kegontjangan politik, pertentangan idcologi dan akibat-akibat revolusi bersendjata masih sangat berkesan pada kaum uru , tani dan pemuda serta potensi nasional lainnja ditambah 'pula t 1 r i i * i ° a d u - d o m b a imperialisme jang dengan sadar atau tidak, x 6 1' ^ sana^an djustru oleh gembong-gembong politik, mengakibatkan r a ] • Mm c| a^am sefibu bahasa dalam perdjuangan menjelesaikan R e vo usi . ereka bersikap menanti, atau apatis dalam menghadapi pekerjaan pein angunan. Faktor psychologis ini akan dapat dihidupkan kema i engan melaksanakan pembangunan semesta.
112
(c )
F a k t o r pendi di kan.
Sistim pendidikan jang sebagian besar menurut dasarnja masih mem* pergunakan sistim lama, jaitu sistim pendidikan-kolonial sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan nasional. Pendidikan jang diberikan setjara umum itu memang memberikan pengetahuan kepada seseorang tentang berbagai matjam ilmu, akan tetapi sangat terbatas, sehingga sukar untuk menudju kepada differensiasi, dimana tiap-tiap bidang ilmu-pengctahuan ada ahli-ahlinja. Tidak adanja literatur jang bernilai tinggi bagi para pemuda kita. pun telah menjebabkan unsur-unsur jang baik dan tenaga kreatif dalam kebudajaan kita itu mendjadi samar-samar. Semua ini telah menambahkan kekurangan keahlian dikalangan bangsa kita jang seharusnja didalam masa pembangunan ini memegang peranan penting. Padahal pembangunan semesta dan berentjana sangat memerlukan tenaga ahli pembangunan jang kini sangat terbatas djumlahnja. Tetapi pembangunan tak boleh ditangguhkan karena djumlah ahlj pembangunan jang terbatas itu. Melainkan kita harus bersemangat : Sambil membangun akan memperkaja keahlian dengan pengalaman jang d'butuhkan untuk melandjutkan pembangunan. Sekolah teknik hendaklah dilindjau kembali dan diarahkan kepada penanam tenaga pemba ngunan jang ahli dan berdjiwa 1945. (d)
Faktor Administrasi Negara.
Dalam pembangunan raksasa, maka organisasi dan adininistrasipun menentukan berhasil atau tidaknja pelaksanaan dari sesuatu 'planning. Walaupun planning itu telah disusun dengan' sebaik-baiknja, semulukmitluknja. akan tetapi dengan organisasi dan administrasi jang tidak teratur dan tepat. maka rentjana itu mungkin akan inerupakan suatu impian belaka. Oieh karena faktor itu harus dilaksanakan dengan baik disemua instansi dan/atau lembaga jang mengatur kebidjaksanaan politik, eko nomi dan sosial bagi masjarakat. Birokrasi jang berlebih-lebihan jang meradjalcla diinstansi Pemerintah, mengakibatkan pekerdjaan jang seharusnja dapat diselcsaikan dalam waktu sehari, mendjadi berbulanbulan. Mismanagement dan korupsi pun merupakan suatu kebobrokan atau faktor penghalang dalam suatu masjarakat jang disebabkan kurangnja ahli-ahli terutama dalam bidang administrasi kenegaraan. Penempatan tenaga-ahli pada Dewan Perantjang Nasional dan pelaksana perantjang pembangunan harus dipertimbangkan dari sudut bakat. ketjakapan dan keahlian. jang dibutuhkan. (e)
Menghidupkan potensi rakjat.
Pembangunan semesta dan berentjana baru terdjamin akan berhasil baik, apabila pembangunan itu tidak sadja mempunjai tudjuan untuk membentuk masjarakat jang adil dan makmur, tetapi djuga harus didukung oleh rakjat sendiri jang diikut-sertakan dalam menjusun, mengesahkan, menilai, mengawasi dan melaksanakan pembangunan itu.
113
Sangatlah penting faktor potensi rakjat, jang harus dihidupkan untuk mendjamin terlaksananja overall “p lanning dengan berhasil baik. Dalam hal pengerahan tenaga-benda, baik berupa uang ataupun bahan pembangunan, harus lebih dahulu dikerahkan jang ada ditanah air kita, dan sesudah itu apabila tak tjukup baru difikirkan pentjarian tenagabenda dari luar negeri. Begitu 'pula untuk menaikkan potensi rakjat, supaja dapat berhemat tenaga dan berhemat waktu dalam melaksanakan pembangunan, maka haruslah Dew an Perantjang N asional menindjau sedalam-dalamnja dan menundjukkan djalan setjara konkrit, bagaimana pada hari depan tenaga rakjat dapat dikerahkan untuk pelaksanaan pem bangunan jang harus berhasil baik itu. (f) Faktor tjampur-tangan negara asing. Kalau faktor-faktor jang dikemukakan diatas tadi merupakan faktor-faktor jang tumbuh didalam negeri, maka faktor-faktor lain dari luar negeri pun banjak mempengaruhi djalannja pembangunan dinegara kita jang masih muda ini. Satu diantara faktor-faktor jang datangnja dari luar negeri, ialah faktor tjampur-tangannja negara-negara asing terhadap persoalan dalam negeri kita. Sesudahnja selesai perang dunia kedua, maka timbullah dua ,,matjam stabilisasi” didunia ini, jaitu stabilisasi kapitalisme dan stabilisasi sosialisme. Ketenangan jang ditimbulkan oleh stabilisasi ini hanja untuk sementara sadja, karena kedua belah pihak selalu bertentangan antara satu sama lain. Kalau stabilisasi kapitalisme jang ditudjukan untuk kepent i ng an finans-kapitalis mengandung pertentangan diantara sesama n ega ra-negara imperialisme dan diantara negara-negara imperialisme dengan rakjat-rakjat djadjahan, maka stabilisasi sosialisme mengandung konsolidasi kedalam dan keluar. Untuk mengimbangi stabilisasi sosialisme ini, maka negara-negara imperialis dengan berbagai matjam djalan telah mengusahakan mempengaruhi negara-negara setengah djadjahan dan jang baru mendapatkan kemerdekaannja terutama dengan menanamkan modal mono'polinja dan mengikatnja dengan pakta-pakta militer jang tidak boleh tidak m e n g a n d u n g kerugian besar dipihak negara setengah djadjahan atau jang baru menerima kemerdekaannja. Timbullah kekatjauan-kekatjauan dibidang ekonomi, politik dan sosial dan hal ini membawakan kesempatan bagi negara-negara imperialis untuk mengadakan tjampur-tangan jang langsunq terhadap persoalan dalam negeri dari ne gara-negara tersebut. Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin akan memimpin pembentukan masjarakat jang makmur, jang lepas dari pada tindasan imperialisme dan kolonialisme berupa apa'pun. Demikianlah diantaranja faktor-faktor jang telah menimbulkan penghambatan bagi pembangunan semesta negara kita ini.
D.
Faktor-faktor pelantjar pembangunan. I.
Stabilisasi harga.
Untuk pembangunan perlu adanja stabilisasi harga, dengan konsentrasi perdagangan (jang menguasai hadjat hidup orang banjak dikuasai oleh negara — U.U.D. 1945 pasal 33).
114
Hal-hal jang diuraikan dibawah ini akan dapat mentjapai stabilisasi harga tersebut malahan menekan harga itu. Lapangan keuangan dan perusahaan. a. National saving. Menaikan national saving dengan djalan : 1 . penghematan sektor-sektor Pemerintah maupun partikelir ; 2 . intensifikasi sumber-sumber jang sudah a d a ; menggali sumbersumber jang belum ada. b.
Deficit financing. 1.
menjalurkan keusaha-usaha produktip (agar supaja anggaran belandja dalam waktu tertentu dapat seimbang). 2 . nienarik ..hot-money” diantaranja dengan djalan mendjual obligasi (djuga perusahaan-perusahaan partikelir nasional didalam masa peralihan dibolehkan untuk mengeluarkan obligasi tidak bernama (aan toonder). Akan tetapi untuk menjalurkan uang itu kearah produksi, perlu pentjegahan akan adanja spekulasi. Bahan-bahan perdagangan jang penting harus dikuasai oleh negara, sebagai taraf pertama bahanbahan kebutuhan rakjat sehari-hari (beras, gula, ikan asin, bahan pakaian). c.
Sistim 'padjak mungkin akan ditindjau kembali. 1 . langsung ; 2 . progressip ; 3. penjempurnaan aparat ; 4. mentjari objek-objek baru, tjontoh : mobil jang lebih dari satu lebih berat padjaknja; rumah jang melebihi jang normal dikenakan padjak jang berat, dan sebagainja.
d.
Bank. Pada dasarnja perputaran modal harus dikuasai oleh negara dan digunakan untuk mcmbiajai pembangunan menudju masjarakat sosialis a la Indonesia, oleh karenanja bank-bank seharusnja dikuasai oleh negara. Politik perkreditan seharusnja membantu untuk mentjapai tjita-tjita itu. Mengusahakan tcrpentjarnja peinbagian modal dalam negara. Modal warqa-negara diatur supaja dapat meru'pakan modal nasional dan dipakai untuk membantu pembangunan negara. Pada prinsipnja modal asing dapat diterima hanja sebagai pindjaman. Bank-bank dan badan-badan kredit jang banjak djumlahnja di Indo nesia ini perlu diatur dan dikonsentreer oleh Pemerintah ( scntralisasi keuangan). Bank Indonesia baik dipusat maupun didaerah hanja bekerdja sebagai bank scntral. Bank-bank Negara lain diberi fungsi jang tertentu sesuai
115
dengan rcntjana pembangunan semesta, diantara mana harus ada jang bekerdja aktip sebagai pelopor pembangunan (Bank Pem ba ngunan) dan lainnja mengerdjakan onderhoud dan spesialisasi. Bank-bank Negara ialah : Bank Industri ; Bank Negara ; Bank Rakjat ; Bank Tani Nelajan. Selainnja dari pada itu ada pula bank asing jang baru diambil alih. Bank-bank Nasional partikelir mengadakan gabungan-gabungan sehingga merupakan bank-bank besar jang mudah diawasi oleh Pemerintah. Sesuai dengan politik pada sektor usaha nas:onal parti kelir masih dibolehkan untuk bekerdja jang lambat-laun akan menjesuaikan diri dengan rentjana Pemerintah sesuai dengan berkembangnja masjarakat jang adil dan makmur. Sesuai dengan tudjuan pokok, maka seharusnja bank-bank itu bekerdja menudju kemasjarakatan jang adil dan makmur. Sesuai dengan tudjuan, maka pembiajaan hendaknja ditudjukan kepada : 1. Usaha-usaha masjarakat desa. 2.
Usaha Negara (Industri berat, pertanian, perkebunan, perhubungan, dan sebagainja). 3. Sedang usaha nasional partikelir (dalam masa 'peralihan, dus masa sebelum 1 dan 2 bertumbuh) dapat dibantu oleh negara dalam bidang-bidang jang sifatnja membantu usaha-usaha, satu dan dua dengan diberi keuntungan tertentu. Dalam rentjana pembiajaan perlu didjaga : 1. Penafsiran modal. 2.
Penentuan produksi.
3. Djumlah modal pembangunan djangka pandjang. 4. Faktor tempo. 5. Penggunaan tenaga. 6. Penggunaan transport. e.
Inventarisasi dan mobilisasi alat-alat produksi baik kcpunjaan Peme rintah ataupun partikelir.
1. Jang hantjur akibat perang kolonial dipulihkan dan di'produksikan kembali. 2 . Jang masih ada, dikerahkan produksinja (pabrik-pabrik tenun, pabrik-pabrik beras, gula dan lain-lain). 3. Segala peralatan, mesin-mcsin dan sebagainja jang dapat digunakan oleh negara untuk pembangunan. Baru kalau ada kekurangan-kekurangan, dapat mengimport dari luar negeri (penghematan dan mengurangi pemakaian devisen).
116
n. Perusahaan-perusahaan Belanda jang dinasionalisasi dengan umumnja didjadikan perusahaan-perusahaan Negara jang keuntungannja dicunakan untuk pembangunan (perusahaan-perusahaan, bank-bank, asuransi, dan lain-lain). 5. Perusahaan-perusahaan Negara perlu diintensifeer dan dipim'pin sebaik-baiknja dan keuntungannja dipakai untuk pembangunan. Tjontoh perusahaan-perusahaan, bank-bank, dan lain-lain perusahaan negara. 6.
II. 1. 2. 3.
Nutbedrijven jang hanja bersifat sosial sadja dan merugikan ne gara perlu ditindjau lebih dalam dan diatur setjara komersiil biasa jang harus menguntungkan bagi negara dengan tidak meninggalkan sifat-sifat sosialnja. Tjontoh : air, tilpon, listrik. Kegiatan ekonomi berhubung dengan luar negeri.
Pimpinan import dan export keluar negeri ^ Foreign aid dan lain-lainnja > Pam'pasan J
dikuasai negara.
Mengingat pentingnja pembangunan, tidak dibenarkan pemakaian pampasan untuk keperluan konsumtief. Dalam masa peralihan, pindjaman luar negeri melalui partikelir pun dipermudah dengan mengadakan modus :dapat menggunakan hasilnja untuk kepentingan pembangunan sesuai dengan rentjana Pe merintah. Pindjaman luar negeri untuk kepentingan partikelir di bawah pengawasan dan djaminan Republik Indonesia hendaklah dimungkinkan. -4.
Produksi devisen.
bahan
export
dipergiat
5.
Penghematan devisen (tidak mengimport bahan-bahan jang sebenarnja masih dapat diusahakan didalam negeri). Sektor-sektor : a. import b. export c. distribusi
untuk
>| I
memperlipat-gandakan
dikuasai negara.
J
Dapatlah dengan negara setjara tegas dikuasai clch negara kebutuhan penting rakjat (beras, gula, ikan asin, bahan pakaian). Sifat-sifat jang monopolist.s hendaknja ditiadakan dan dialihkan kenegara, maupun koperasi-koperasi rakjat. Memperbesar produksi barang-barang konsumsi jang dibutuhkan rakjat banjak mengurangi tenaga administrasi dan disalurkan ketenaga produksi. Untuk mentjegah inflasi perlu pembangunan besar-bcsaran untuk mengimbangi produksi dan peredaran uang. III.
Standard kebutuhan.
Untuk rakjat dibuat standard kebutuhan, dan selebihnja dikenakan pembajaran mahal. Hal ini mendjadi inti-sari dari ekonomi terpim'pin in a nut shell.
117
IV. Ketjepatan. Sedang rentjana-rentjana harus setjepat-tjepatnja dilaksanakan. V. Tjara gotong-rojong. Mengikut-sertakan rakjat. Bekerdja dengan mendapat upah. Memu* puk kepribadian kita jang ada (gotong-rojong) terutama didesa-desa. Pembangunan jang kiranja sesuai dengan kebutuhan mereka dan dalam djangka pendek kelihatan hasilnja; misalnja : pembangunan waduk, saluran air, djalan-djalan dan sebagainja. Dalam hal ini hendaknja para pemimpin memberi tjontoh untuk kepentingan mereka. B A B
II
PERANAN DEPERNAS Penting sekali peranan Depernas dalam penjusunan masjarakat, negara serta kehidupan rochani bangsa Indonesia pada hari depan. Garis-garis besar jang membatasi peranan penting ini dapat diperhatikan dalam U.U.D. 1945 dan peraturan-peraturan Depernas sendiri. Saja minta perhatian tentang tugas dan pengaruh Depernas jang sewadjarnja. A.
Tugas Depernas.
Pelaksanaan menjusun blue-print dari rentjana overall-planning itu tidaklah dapat dikerdjakan dengan sambil lalu. Haruslah semua fikiran dengan kesedaran dikonsentrir pada pekerdjaan tersebut. Penjusunan pola pembangunan adalah guna mendapatkan suatu rentjana overall disegala bidang kehidu'pan Negara dan Rakjat, menudju kepembangunan Sosialisme a la Indonesia atau kemasjarakatan gotong-rojong. Belum tjukup sampai disana sadja tugas itu. D ew an Perantjang INasional sesuai dengan namanja, bertugas pula menggembleng semangat kerdja serta daja dari pada rakjat jang 85 djuta djiwa djumlahnja ini dengan mengumpulkan semua faktor-faktor positif menudju tertjiptanja pembangunan sosialisme dengan tepat, berhasil baik dan dalam waktu jang sesingkat-singkatnja, dengan tidak melupakan sumber keramat dari pa a kepribadian bangsa Indonesia, ialah Proklamasi 17 Agustus 1945 ba^igernaS kertu^as merantjang, menindjau, menilai dan mengawasi PemPerlu saja peringatkan, bahwa merantjang pola ialah dengan memper im angkan faktor pembiajaan dan waktu lamanja pembangunan akan dilaksanakan • i • j special • t project • iluruh I d ULmi^ian jdjuga spreidmg daripada disen> ° nf ^ a ' D iu9a bertebaran atau spreiding dari objek pembanan itu ( endaklah pula ditindjau dari sudut strategi dan defense). anc^ ltnia ian9 diawasi dan dinilai oleh Depernas ialah seluruh t i n n a U Peni ^ja^ i djuga masuk pembangunan jang telah diranrinn erantiang Negara pembangunan routine Kementeoleh pihak par(ikelirmban9Unan P em erintah D a e r a h dan P e m b an gu n m i 118
B.
Pengaruh Depernas. Arti Dewan Perantjang Nasional bagi T a ta Tertib dan Keamanan.
M asjarakat dan bangsa Indonesia sekarang ini mentjita-tjitakan masjarakat jang adil dan makmur berdasarkan Pantjasila. M asjarakat jang demikian itu dapat tertjapai dalam perentjanaan jang tepat, persiapan pelaksanaan jang tepat dan pelaksanaan jang tepat pula. Perentjanaan harus ditudjukan kepada segala s-\ .iut pembangunan, djasmaniah dan rochaniah, technis, mental, etis dan 'pi'rrtu.il menurut norma dan nilai-nilai jang tersimpul dalam alam adil aan makmur itu. Masjarakat jang kita idam-idamkan itu dapat ditjapai melalui proses pembangunan, jang sjarat mutlaknja adalah suasana tata-tertib dalam segala segi kehidupan dan penghidupan kemasjarakatan dan kenegaraan. Bagi suatu bangsa jang merasa tinggi kebudajaannja peraturan-peraturan itu lambat-laun mendjadi pengartian. Pengartian ini kemudian akan menimbulkan sopan-santun serta kesadaran dan kedua-duanja akan menghasilkan tata-tertib. Demikianlah peranan Depernas pada hari akan datang. Tentang tu gas pokok daripada Depernas tetaplah kewadjiban merantjang D asar Undang-undang Pembangunan jang akan dilandjutkan tindjauannja d a lam bab ke III. B A B
III
PE M B E N T U K A N POLA P E M B A N G U N A N SEM ESTA D A N BER EN TJAN A 1.
Umum dan Tudjuan
Tugas Depernas ialah terutama menjusun D asar Undang-undang Pembangunan berentjana, jang berisi blue-print atau tri pola jaitu : pola projek pembangunan pola pendjelasan pembangunan pola pembiajaan pembangunan. Tugas Depernas ini adalah tugas-kewadjiban 'pokok. Hasil-baik atau gagalnja pekerdjaan Depernas adalah bergantung kepada penilaian tugaskewadjiban pokok itu. Apakah jang hendak ditjapai dengan membuat tri pola pembangunan oleh Depernas itu ? Pertanjaan ini dapat didjawab dengan memikirkan kemadjuan negara dan masjarakat jang sewadjarnja dihari depan. Salah satu tudjuan daripada pembangunan Negara ialah memadjukan negara kita dari negara jang sebagian kehidupannja masih dikuasai oleh imperialisme dan feodalisme, kenegara jang merdeka penuh. JTudjuan ini dapat ditjapai dengan setapak demi setapak. T jara kerdja setapak demi seta'pak itu sangat penting untuk diperhatikan supaja selalu menjesuaikan perentjanaan dengan perkembangan masjarakat jang makin madju dan agar supaja hasil jang d.tja'pai itu sesuai dengan harapan jang telah dapat dibangun dikalangan Rakjat, clan supaja tidak mengetjewakan rakjat.
119
N egara kita jang setiara politis sudah merdeka menundjukkan bahw a dalam bidang ekonomi rakjat kita masih tergantung d a n pada ^uasana pendjadjahan. Banjak sektor-sektor ekonomi jang belum sepenuhnja di kuasai oleh Negara atau Pengusaha-pengusaha Nasional. Oleh karena itu disamping angan-angan untuk mendinkan industn berat industn-i dustri pokok. tidak boleh dilupakan adanja keharusan untuk menguasai sektor-sektor ekonomi jang mendjamin kelantjaran pem at gum n djutnja. Sebagai akibat daripada politik- pendjadjahan dalam bidang ekonomi, maka Indonesia mendjadi sumber bahan-bahan mentah untuk diexport, dan telah membuktikan, bahwa kehidupan ekonomi Belanda d.dasarkan kepada bahan-bahan mentah. Oleh karena itu maka penting sekali untuk memberikan legalisasi dan pclaksanaan kepada pengam bi-a i <11 perusahaan-perusahaan milik kolomalis Belanda sebagai salah salu dasa. untuk menghimpun modal menudju ekonomi nasional. Dan supaja perusahaan-perusahaan milik kolomalis Belanda ,ang d.anibil-nhh itu dikuasai oleh Negara. Supaja dalam soal modal ini N egara dan R akjat kita tidak tergantung dari modal asing semata-mata, apa agi icill9 c 1 apatnja dengan berbagai matjam sjarat jang mengikat. maka adalah penting sekali adanja politik untuk memobilisasi potensi dan mo a nasional. Disini djuga akan diudji kesetiaan dan ketjintaan ciKjat epa a T an a h Air. Dan kalau toch harus mendatangkan modal darM uar, maka jang penting ialah mendapatkan modal itu dengan djalan 'pindjaman dengan sjarat-sjarat jang mungkin diterima oleh Rakjat dan tidak memberatkan beban Rakjat. p e m
b e n t u k a n
Untuk mendjamin kelantjaran perdagangan jang djuga akan men datangkan modal dan devisen, maka penting sekali agar import dan export dari bahan-bahan jang penting dikuasai oleh Pemerintah. Begitu djuga didalam hal distribusi didalam Negeri. Dalam hal ini djuga penting sekali dikembangkan koperasi jang dikuasai Pemerintah. Begitu djuga export, import dan distribusi perusahaan partikelir. D e n g a n a d a n ja m od al d a n b a h a n - b a h a n p e m b a n g u n a n j an g t el ah d a p a t d i da t a n g k a n , m a k a a k a n timbullah k e m u n g k i n a n j ang b e s a r u n t u k mengat asi p e n g a n g g u r a n jang d i t a n a h ai r kita ini j an g maki n hari m a ki n meni ngkat . P e m b a n g u n a n a k a n d i s a m b u t d e n g a n g a i ra h oleh r a kj at , a p a bila d e n g a n demikian d e n g a n n j at a d a p a t maki n m e n g u r a n g i d a n a c h i r n j a mel enj apka n p e n g a n g g u r a n . S e k a r a n g ini makin b a n j a k a n a k - a n a k sekol ah j ang t idak d a p a t 'pe kerdjaan. Ol eh k a r e n a itu m e r e n t j a n a k a n p e m b a n g u n a n h a r u s s e k a l i g u s berarti djuga memp er lua s k es e m p a t a n bagi p e m u d a - p e m u d a g u n a meneruskan pe ladj arannj a, m e n g e m b a n g k a n b a k a t n j a d a n m e m p e r l u a s k e s e m p a t an bekerdja. S e mu an j a ini h a r u s d it indj au d a l a m r a n g k a p e n g e r a h a n ra kj at d a n potensi nasional.
Dalam masalah pembangunan, faktor manusia mendjadi soal jang sangat penting, apalagi dalam negara kita, dimana alat-alat modern belum terdapat banjak. Dimana sadja rakjat djanganlah akan bersikap atjuh tak atjuh, djanganlah bersikap masa bodoh terhadap pekerdjaan pern-
120
bangunan, malahan sebaliknja rakjat dari segala lapisan akan menjambut baik semua rentjana pembangunan dan akan mengambil bagian jang aktip, asal dipenuhi sjarat-sjarat minimum untuk dapat menggerakkan mereka. Usaha untuk benar-benar meringankan beban hidup rakjat dari se gala golongan termasuk sesuatu jang harus dipertimbangkan terlebih da hulu, karena itu adalah sjarat utama untuk membangkitkan semangat kerdja rakjat, dan untuk meningkatkan produksi. Pengerahan tenaga rakjat akan besar manfaatnja dan akan berhasil baik, apabila pemben tukan pola 'pembangunan memperhitungkan lebih dahulu dengan seksama potensi rakjat. Perlu pula diperhatikan dengan saksama oleh Depernas beberapa hal tersebut dibawah ini : 1. Bagi kita, walaupun kelihatan tjara-tjara jang beraneka w arna dalam zainan peralihan namun tiada adalah kesuLtan jang maha besar jang kita hadapi, sebab pada rakjat Indonesia sudah ada satu tudjuan jang dengan bulat telah kita setudjui, ialah tudjuan masjarakat jang adil dan makmur sesuai dengan kepribadian Indonesia. 2. Blue-print pada Dewan Perantjang Nasional jang mengandung rantjangan semesta harus dibuat dengan bentuk jang saksama dan harus pula dibuat hanja demi kepentingan bersama. Ke'pentingan suatu golongan atau daerah harus dimasukkan dalam blue-print itu. Salah apabila blue-print itu diperuntukkan hanja bagi suatu golongan jang tertentu. Salah karena tidak semesta dan tidak adil. Depernas harus waspada, agar djangan menemui kegagalan-kegagalan atau pada 'permulaannja kompak, tetapi kemudian timbul keteganganketegangan. Perlu pula diperhatikan oleh para anggota sjarat-sjarat b erik u t: a. Anggota-anggota Depernas dalam mendjalankan tugasnja harus memiliki djiwa Nasional 100%, b. Tidak boleh mengutamakan partai politik, c. Tidak boleh hanja mementingkan daerah, suku bangsa atau golongan sendiri sadja, d. Jang bersika'p rochani terpendam hendak menjeleweng atau tidak mentjukupi sjarat-sjarat keanggotaan menurut peraturan Pembangun an dan isi sumpah para anggota baik menarik diri atau akan ditarik kembali oleh Pemerintah dari keanggotaan Depernas. Perkenankanlah pula saja selandjutnja menggunakan sjarat-sjarat se perti b e rik u t: 1. D asar Perantjang Nasional seharusnja bersifat ilmiah, jakni supaja segala rentjana bersandar atas penjelidikan jang dilakukan oleh D e pernas sendiri. Djuga berdasarkan kenjataan-kenjataan jang terdapat dimasjarakat Indonesia. 2. T jara melaksanakan rentjana seharusnja didahului dengan perundingan dengan atau penilaian oleh Depernas sendiri atau golongangolongan jang bersangkutan, supaja sebanjak mungkin mereka membantu dengan 'pengertian dan suka hati.
121
Sebanjak mungkin supaja dibetikan kesempatan kepada Dewan Perwakilar Rakjat dan chalajak ramai untuk mengikuti djalannja p laksanaan rentjana, dan kesempatan untuk member.kan kritik dan koreksi. . 4 Obiek atau projek pembangunan supaja meliputi kekajaan nasion ja n g pada umumnja^ belum dapat perhatian, bahan-bahan sandang pangan dan untuk obat-obatan. bahan pertambangan jang terdapat di Indonesia, keradjinan tangan dan sebagainja. Oleh sebab itu haruslah dimasukkan pula kedalam pola pembangunan pekerdjaan penjelidikan jang berentjana atau research kekajaan alam, 3
dalam bumi at au diatas p e r m u k a a n alam.
Research berentjana mendjadi sjarat mutlak bagi niesta. Kita harus menjelidiki logam dan nunja ' jang erp ‘ tanah kita. Kita harus mengetahui tersebarnja bahan-bahan pent: 1 9, mina bahan-bahan tersebut dan tjara-tjara mengolah bahan-bahan itu. Achirnja saja meminta perhatian, supaja ditindjau pokok pokok pem bangunan seperti tersebut dibawah ini. Tudjuan perentjanaan ialah membentuk susunan masjarakat baru, jang mendjamin terlaksananja masjarakat jang adil an ma mur er a sarkan Pantjasila. Masjarakat jang demikian, adalah masjarakat sosialis a la Indonesia. Dalam masjarakat ini, negara memegang peranan jang penting dalam pembangunan dan kemadjuan masjarakat. Dalam hal itu Undang-undang Dasar Republik Indonesia pasal 33 harus dilaksanakan dalam rantjangan Pembangunan semesta. Hendaklah diperhitungkan bahwa selainnja nasionalisasi perusahaan Belanda, hak eigendom ditangan Belanda telah dihapuskan. Masjarakat Indonesia, bekas negeri djadjahan jang belum p er nah berkesempatan membangun sendiri dan baru berlatih berdiri sendiri, mengalami beberapa kekurangan-kekurangan. Antara lain, kekurangan-kekurangan ini meliputi masalah-masalah : a. modal, b. tenaga-tenaga ahli, c. tenaga kedjuruan, d. pengalaman-pengalaman. K e k u r a n g a n - k e k u r a n g a n itu h a r u s diisi selekas mun gki n. T un d j u k k a n l a h r a n t j a n g a n at au p ol a un tu k m e l a k s a n a k a n p e m b a n g u n a n di bidang itu.
Maka sebab itu, harus dipikirkan pelaksanaan masa peralihan seperti telah didjelaskan pada permulaan amanat ini. Masa ini ialah masa sebe lum terlaksananja masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila. 2.
P o k o k - p o k o k P eren tjan aan .
Sudah berulang-ulang saja katakan bahwa succes pembangunan dila pangan jang saja sebut diatas tergantung pada tenaga manusia dan alatalat. Pokok utama ialah tenaga manusia jang berwatak pembangunan, berani mengambil inisiatif, tidak lekas putus asa, ulet dan gigih untuk mentjapai tudjuannja.
122
Pokok dari pembangunan kita ialah pendidikan kader jang dapat dan sanggu'p melaksanakan projek-projek kita. Dalam masa peralihan ini harus di^erlengkapkan dan dipersiapkan aparatur negara, jang akan memegang peranan penting dalam pemba ngunan disegala lapangan. Antara lapangan-lapangan pembangunan, jang urgent harus segera dilaksanakan, ialah lapangan ‘p embangunan dalam bidang industri, keuangan, perekonomian dan dibidang mental. Kader Pembangunan. Untuk mendidik kader-kader itu setjara biasa, sebagai dinegeri-negeri jang telah madju, tidak mungkin. Dalam hal ini sambil melaksanakan pembangunan harus ditempuh djalan-djalan : A.
a.
Mempergunakan tenaga-tenaga ahli dan kedjuruan dari negaranegara jang tidak memusuhi Republik Indonesia untuk memberi didikan kepada pemuda-pemuda kita dan tjalon tenaga-tenaga ahli pembangunan kita.
b.
Mengadakan sistim pendidikan : ,,bekerdja sambil beladjar’'.
Peladjar-peladjar kedjuruan, dalam tingkat klas atas, diwadjibkan berpraktek dila’p angan-lapangan pekerdjaan bermatjam-matjam menurut kedjuruan jang diambilnja. Misalnja, dipabrik-pabrik, d.perkebunan, dilaboratorium dan sebagainja. Sehabis lulus, diharuskan bekerdja pada ne gara untuk waktu jang ditentukan bekerdja itu dengan menerima upah. Ditempat-tempat pekerdjaan terutama jang vitaal, bagi buruh-buruh diberi kesempatan untuk menambah pengetahuannja, ditempat itu. Djadi misalnja disuatu pabrik diadakan tempat dan waktu bagi pekerdja-’p ekerdjanja, untuk mengikuti peladjaran, jang mempermahir mereka, mendja lankan tugasnja. Bagi mereka jang telah lulus, jang baik, diharuskan men didik kader-kader lainnja d.bawahnja. Dengan tjara ini, maka tenaga-te naga kedjuruan akan bertambah dan biaja akan lebih murah. Dalam sis tim pengadjaran dari P.P. & K. selekas mungkin diadakan bidang pen didikan jang baru atau sistim pendidikan jang sudah ada disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan. Sekolah-sekolali kedjuruan harus lebih diperbanjak, melebihi dari sekolah umum. Bagi merelca jang sudalT lulus dari sekolah kedjuruan tingkat bawah, diberi kesempatan untuk melan djutkan kesekolah tingkat menengah. Seterusnja jang dari tingkat menengah, diberi kesempatan untuk melandjutkan ketingkat tinggi. Mengenai kesukaran-kesukaran atau kekurangan-kekurangan para siswa itu dalam beberapa mata peladjaran jang bersifat umum, hendaknja diadakan schakel-klas, atau perantara (penghubung) dimana peladjar-peladjar itu diberi kesempatan untuk mengedjar kekurangannja, sehingga mutu peladjaran nja, mengenai vak umum, tidak kalah dengan mereka jang dari sekolah umum. Sebagai tjontoh, misalnja adanja sekolah pertanian tingkat rendah (dari S.R.), tingkat menengah (dari S.M.P.) dan tingkat atas (dari S.M .A.). Djika kedjuruan-kedjuruan ini diadakan setjara banjak, mulai dari tingkat bawah, maka kesempatan untuk anak-anak petani dan buruh lebih banjak untuk memasuki sekolah-sekolah kedjuruan. Dan anak-anak petani
123
dan buruh akan lebih baik hasilnja dalam lapangan pertanian dan industri dari pada anak-anak jang selamanja tak pernah berhubungan de ngan pengolahan tanah atau industri. Begitu djuga dalam lapangan teknik dan sebagainja. Tjara-tjara ini bisa mengatasi adanja birokrasi jang tidak sehat dalam beberapa lapangan usaha. Pendidikan setjara massal, mengenai sistim masjarakat a la Indonesia haruslah sudah ditanamlcan mulai sekarang. Ini bisa dimasukkan dalam peladjaran-peladjaran disekolah-sekolah, mulai dari sekolah rendah sam'pai sekolah tinggi. Djuga, dimasukkan melalui kursus-kursus penerangan-penerangan, baik liwat surat kabar, madjalah, maupun liwat R.R.I., seminar-seminar dan sebagainja. Rentjana masjarakat sosIaRs a la Indonesia tidak akan djadi, bila masjarakat tidak berkesedaran sosialisme. Disamping itu, perlu diinsjafi, bahwa pelaksanaan kearah itu, membutuhkan ketjakapan, pengalaman dan Tcetabahan. Soal jang penting ialah adanja 'pelaksana-pelaksana jang tjakap, ahli, bersemangat, suka bekerdja dan selalu mempergunakan ratio-nja dalam bertindak. Pengusaha-pengusaha nasional. Dalam masa peralihan ini, pengusaha-pengusaha nasional masih perlu dihidupkan. Mereka ini bisa mendorong kegiatan dan kegembiraan bekerdja, mendorong adanja penemuan-penemuan baru dilapangan ‘p engusahaan, mendorong tjara-tjara bekerdja jang zakelijk. Lain daripada itu, dimasa peralihan, dimana aparatur negara masih belum mentjukupi dalam arti djumlah dan nilainja. maka mungkin akan timbul birokrasi-birokrasi jang tidak sehat, jang dalam hakekatnja menghambat pembangunan dan menghambat lantjarnja lalu lintas perusahaan. Adanja birokrasi jang tidak sehat itu memudahkan timbulnja korupsi, mani’pulasi dan sebagainja jang merugikan negara dan masjarakat. M aka adanja pengusaha-pengusaha nasional, adalah mendjadi salah satu saluran untuk membentuk ekonomi nasional dengan mentjegah timbulnja birokrasi jang tidak sehat. Pengusaha-pengusaha nasional itu djangan berkembang mendjadi kapitalis-kapitalis nasional. Usaha-usaha kearah be'ntuk-bentuk koperasi dalam lapangan-lapangan 'pengusaha nasional ini harus diutamakan. Lambat laun, mereka akan termasuk kepada usaha besar jang diadakan dan dikuasai oleh Negara. U ntuk menghidupkan pengusahapengusaha nasional setjara sehat itu, Pemerintah memberikan fasiliteitfasiliteit jang wadjar. Bantuan-bantuan kepada mereka mesti bersifat mcndidik. Bantuan dengan djangka waktu jang tertentu, sehingga 'pada me reka timbul kegiatan untuk berdiri sendiri. Parasit negara harus ditjegah. 3. Kenjataan-kenjalaan. Ilaruslah Depernas dalam mendjalankan tugasnja berdiri atas kenjataan-kenjataan, bahwa : 1.
124
kehidupan dan penghidupan rakjat dan negara dibidang perekonomian dan keuangan umumnja sedjak Proklamasi Kemerdekaan tanggal
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
17 Agustus 1945, dan chususnja setelah pengakuan kedaulatan Repu blik Indonesia sampai sekarang belum mendapat kemadjuan jang meringankan penderitaan rakjat dan Negara. ketiadaan kestabilan politik akibat sistim free fight liberalism jang berlandaskan kebebasan kepartaian tanpa kendali sangat menjukarkan pembangunan ; keadaan perekonomian dan keuangan jang buruk, serta ketidak-stabilan politik telah disalah gunakan oleh reaksi dalam dan luar negeri untuk mengadakan ‘p engatjauan-pengatjauan, pergolakan, bahkan pemberontakan-pemberontakan jang mengantjam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menambah kesengsaraan rakjat; Undang-undang kolonial dalam sektor ekonomi dan keuangan masih berlaku sehingga tidak memberikan kemungkinan setjara luas untuk kemadjuan Rakjat dan Negara; dasar tudjuan hidup bangsa Indonesia dengan Proklamasi Kemerde kaan tahun 1945 ialah menudju kebahagiaan hidup, berupa tertjapainja kemakmuran jang adil dan makmur berdasarkan tindjauan hidup Pantjasila; keadaan ekonomi dan keuangan kita sampai kini belum memuaskan, karena sisa-sisa kolonial, bahaja-bahaja dari 'paham kapitalisme baik asing maupun nasional, unsur-unsur dari free fight liberalism dila pangan ekonomi dan keuangan masih berpengaruh ; perlu diadakan retooling dan herorientasi, bahkan perobahan-perobahan radikal dalam segi politik ekonomi dan keuangan dan dalam per-undang2an dibidang agraria, jang berbentuk suatu rentjana jang semesta jang mengandung kemungkinan pelaksanaan suatu ekonomi terpimpin; perentjanaan, perbaikan dan herorientasi dilapangan ekonomi dan keuangan sukar terlaksana, djika tidak disertai dengan kemungkinan perobahan-'perobahan radikal dalam segi politik dengan mematikan demokrasi liberal dan penghidupan demokrasi terpimpin; untuk melaksanakan perbaikan dalam lapangan ekonomi dan keuang an perlu diikut-sertakan dan dikordinasikan seluruh tenaga rakjat dan pedjabat-pedjabat, baik sipil ataupun militer. 4.
Pembentukan Pola
Amanat jang menguraikan pembentukan pola diatas dengan umumnja, dapat saja ringkaskan dengan rumusan sebagai berikut. Rentjana pembangunan ekonomi nasional jang mendjadi 'pusat semes ta mempunjai arti sedjarah jang menentukan dasar, sifat serta tudjuan daripada pembangunan itu. Arti sedjarahnja terletak dalam kenjataan, bahwa Indonesia adalah salah satu dan malahan mendjadi pelopor dari negara-negara nasional jang baru merdeka sesudah 'perang dunia ke-II, jang dilahirkan ditengah-tengah konfrontasi-konfrontasi sistim sosial-dunia : (a) Disatu fihak kapitalisme-modern jang kehilangan tanah djadjahannja sebagai tjadangan dan jang dari krisis kekrisis sedang memasuki krisis umumnja menudju kebangkrutan sepenuhnja.
125
(b) Difihak lain, sosialisme jang tumbuh dan sedang berkembang dengan kuat dan sebagai tandingnja memperlihatkan keunggulannja disemua lapangan terhadap kapitalisme modern (imperialisme). Karena tidak mau menempuh djalan dunia lama (kapitalisme) teta'pi belum mempunjai sjarat-sjarat untuk menempuh djalan jang baru (so sialisme), maka Indonesia bersama negara-negara nasional lainnja menggalang djalannja sendiri : suatu masjarakat adil dan makmur, berdasarkan Pantjasila atau sosialsme a la Indonesia. a.
W a t a k Pembangunan
M engingat pengalaman sedjarahnja sendiri dan bahw a seperlima wi lajah (Irian Barat) masih didjadjah Belanda serta mengingat sisa-sisa kekuasaan kolonialisme, terutama dilapangan ekonomi, masih mentjekam kehidupan dan 'penghidupan nasional Indonesia, maka pembangunan eko nomi Indonesia pertama-tama mempunjai tjiri anti-im'perialisme jang bermaksud mengikis terus sisa-sisa ekonomi kolonial dengan tudjuan membangunkan ekonomi nasional jang kuat dan bebas (berdiri-sendiri dan tidak tergantung). Dalam pada itu adanja sisa-sisa feodalisme jang berat ja n 9 terus membelenggu tenaga produktif dan kreatif zh 65% Rakjat Indonesia j^n 9 hidup dila'pangan pertanian, merupakan satu gedjala jang membuktikan Indonesia sebagai negeri terkebelakang dan agraris. M assa Rakjat melarat dan tertekan daja belinja itu tidak akan mungkin bisa mendjadi satu landasan ekonomi jang madju jang mempunjai industri-modern se bagai tulang punggung. Oleh karena itu Revolusi dan pem bangunan In donesia, ketjuali sudah mempunjai w atak anti imperialis, semestinja menghapuskan sepenuhnja sisa-sisa feodalisme itu guna membuka djalan industrialisasi negeri dan mekanisasi 'pertanian. b. Tentang Struktur. Sebutan masjarakat adil dan makmur berdasarkan adjaran Pantjasila atau Sosialisme a la Indonesia (Sosialisme Indonesia) menegaskan susunan strukturil pembangunan ekonomi Indonesia. Karena bertjorak dan mempunjai titik berat pada sosialisme jang harus sanggup memberi kemakmuran kepada seluruh masjarakat, maka ekonomi Indonesia seharusnja bersandar kepada ekonomi sektor negara jang dikuasai oleh Pemerintah. Tjabang-tjabang ekonomi jang vital dan menjangkut kepentingan umum pada 'prinsipnja dimasukkan d'an berada didalam ekonomi sektor negara. Ini adalah merupakan sjarat untuk dapat melaksanakan pimpinan Pemerintah pada perekonomian seluruh negeri (Ekonomi Terpimpin dan Pasal 33 U.U-D. 1945). Karena kedudukan jang mempunjai perbedaan dengan pertentangan kepertjajaan dengan kaum imperialisme, pengusaha nasional dalam batasbatas tertentu mempunjai peranan revolusioner dan oleh karena itu mem punjai tempat jang terhormat dalam perdjuangan anti imperialisme dan untuk menghapuskan sisa-sisa feodalisme. Ekonomi sektor partikelir tidak seharusnja .menggondol (membcratkan) kepada sektor negara, tetapi sebaliknja malahan mestinja memban tu pelaksanaan tugasnja.
126
I
c.
Sifat Pembangunan.
Kekuasaan kolonial jang berlangsung lama, tjara berfikir kolonial dan liberal sudah berakar dan berkarat dan sebaliknja kurangnja persia'pan mental dan materiil daripada rakjat, memb.kin mudah dan tetap merasuknja semangat dan mentaliteit reaksioner didalam tubuh dan saluran-saluran birokrasi Pemerintahan jang bekerdja menghambat setiap usaha kemadju an dan pembangunan. Perang Dunia ke II, pendudukan fasisme Djepang dan perang ke merdekaan dengan bumi hangusnja, banjak sekali merusak material pem bangunan jang sampai sekarang belum se'penuhnja dapat dipulihkan kem bali. Djuga karena tidak tepatnja politik pembangunan selama ini, maka banjak sekali projek-projek pembangunan jang masih terbengkaiai. Keadaan-keadaan jang sedemikan inilah turut menentukan tugas^dan sifat pembangunan, bahwa pembangunan haruslah semesta (overa J, 1 dak sadja meliputi seluruh daerah, tetapi djuga mengenai semua jems an semua tingkat pembangunan : industri berat, lingan, per am angan, per tanian, perkebunan, saluran irigasi dan sungai, perhubungan dan lain-lam.
Djuga tindakan-tindakan rehabilitasi untuk mendjamin la n g kah permulaan jang sehat dan transmigrasi untuk menjebarkan dan meratakan penduduk keseluruh negeri adalah hal-hal jang per u se a 1 u u ’ nakan. Kegembiraan bekerdja, perasaan bangga kepada pembangu an dan bidang spirituil dan mental dan pembangunan harus pula d^ent.ngkan, d.
Kombinasi dan penjelarasan.
Dalam pelaksanaan pembangunan harus diperhalikM sjarat-sj^at tal dan materiil ianq belum bisa dipenuhi dengan se’p enuhnja. i e lu kemerdekaan3sudah «u t ^ k bisa dibebani terlalu berat. it i l l . u t •!. i-pmda kesimpulan, bahwa prioriteits prinHal-hal itu membawa kita P uprat) janq merupakan investasi S.’P p a d a p e m b a n g u n a n d a s a r ( in d u s f "
' A ’ma9sa b e r p u lu h ta h u n , pe' den^ n pem bangunl a k s a n a a n n j a h a r u s d i k o m b . n a » k a n d a n d el - a s ^ J , P ^ ^
sem esta d a n b a r u b is a d ia m b .l ^
an industri ringan, pertanian dan laini-la.in j J a« umulasi modalnja dapat dapat dirasakan oleh rakjat : ? " 9akibat tidak terlalu memajahkan. beredar dengan lebih tjepat dan berakibat sebab itu s e l f - s u 'p p o r t i n g dalam Bidang sandang-panga.n m e m i n , seDao itu ben y y j ainTT1 nerantianqan dasar Undang-unta ’p erhatian jang sangat penting dalam peraiuj y dang pembangunan jang p e r ta m a . O le h
e.
Modal P e m b a n g u n a n .
Kedudukan Indonesia jang baru merdeka politik luar negerinja jang bebas dan aktif serta dalam semangat membma perdama.an dan persahabatan antar bangsa, m e m b i k i n Indones.a mempunjai kedudukan jang 127
menguntungkan untuk membangun dengan bantuan modal kredit luar negeri, jang berdjangka pandjang, berbunga rendah dan jang tidak disertai sjarat-sjarat politik dan militer. Kedudukan negara-negara sos.alis dan politik luar negernja jang berdasarkan ko-eksistensi memungkinkan sepenuhnja hal itu. Pampasan Dje’p ang dan djuga tindakan-tindakan jang konsekw en ter hadap perusahaan-perusahaan Belanda jang dinasionalisasi sebagai djalan menjelesaikan kontradiksi pokok antara imperialisme dan rakjat Indone" sia, akan dapat membantu kita dalam masalah pembiajaan pembangunan. Djuga hasil alam Indonesia jang melimpah-limpah jang terus dibutuhkan dan mengalir kenegeri-negeri industri, merupakan sumber keka jaan nasional jang tak kan habis-habisnja. D engan merobah orientasi po litik 'perdagangan luar negeri kepada pasar dunia sosialis jang mendjamin harga jang baik untuk bahan-bahan ekspor kita itu, akan d idapat dana jang tjukup guna mengatasi kesukaran-kesukaran pembiajaan pem bangun an. Pembukaan kekajaan alam dan bumi Indonesia hendaknja dilaksana kan dengan research jang berentjana. Keradjinan, keuletan dan kesanggupan bekerdja rakjat Indonesia djumlahnja kini 85 djuta itu dalam front ekonomi, djuga m erupakan modal jang tak ternilai jang pasti akan mendjamin terlaksananja rentjana 'pem bangunan dengan sebaik-baiknja. Setiakawan Asia-Afrika dan kerdjasama jang sehat dalam lapangan ekonomi merupakan faktor-faktor jang penting jang dapat membantu usaha itu. Dengan mempergunakan sepenuhnja faktor-faktor tersebut dan disertai politik keuangan jang te'pat jang mengabdi dan sebaliknja bersandar pada ekonomi dan pembangunan, masalah modal dan pembiajaan pada dasarnja sudah dapat diatasi. f.
Pembangunan Terpimpin.
Untuk suksesnja 'pembangunan jang mentjakupi bidang jang sedemikian luasnja (semesta) itu, maka perlu dipenuhi suatu sjarat jang pen ting, bahwa pimpinan dalam pelaksanaannja dilakukan dalam satu garis sentral. Garis sentral menuang semua prinsip dan fikiran dalam satu 'pola, garis sentral mengkombinasikan dan mengkordinasikan djenis 'pemba ngunan jang satu dengan jang lain, jang memimpin operasi pem bangun an dari tingkat bawah ketingkat jang lebih atas, dari tingkat sederhana ketingkat jang kompleks jang mempunjai banjak segi. Garis sentral adalah garis jang teguh dan ulet dalam soal 'prinsipprinsip umum pembangunan. Pimpinan dan garis sentral tidak bisa ada dan tidak djadi dengan sendirinja, Dia harus dibangun dari sjarat-sjarat objektif masjarakat In donesia jang dibadjakan dalam pengalaman Revolusi dan Pembangunan. . Oleh karena itu, ketjuali penguasaan teknis dia harus diperlengkapi djuga dengan semangat 'patriotisme, dengan unsur-unsur demokratis
128
(dalam komposisi, perantjangan) jang mudah diterima dan difahamkan oleh massa rakjat jang luas. Itu turut menentukan disiplin dan kepatuhan masjarakat didalam pelaksanaannja. Pembentukan-pembentukan badan-badan penjelenggara didaerah b a njak sedikit akan memenuhi sebagian dari kebutuhan.ini. A.
P O L A PR O JE K P E M B A N G U N A N 1.
Umum.
Dalam rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan buatan D e pernas termuat, sebagai telah ditegaskan dalam Undang-undang dan P e raturan Pemerintah tentang De’p ernas, penjusunan tiga buah pola. M aka blueprint jang pertama dari tripola itu ialah penjusunan pola jang berisi projek atau objek pembangunan semesta. Isi amanat ini hendaklah dipergunakan untuk menjusun dasar-dasar pokok bagi pembangunan berentjana jang akan memberi arah kepada pe njusunan main project dan special projects pembangunan. Perkisaran In donesia dari jang bersifat agraris waktu ini djuga akan mendapat sifat industri pada hari depan, hendaklah mendjadi tindjauan Depernas dalam menjusun 'pola berisi projek pembangunan. Berhubung dengan industrialisasi jang mendjadi bidang pembangu nan dalam tingkat agraris pada waktu ini perlu sekali Depernas menindjau dalil, bahwa pembangunan industrialisasi ditanah Indonesia adalah dalam rangka djaminan untuk mentjapai kemakmuran jang nikmatnja dimiliki rakjat setjara demokratis. Dua sjarat mutlak jang tersimpul dalam pembangunan industrialisasi, jaitu su'paja pembangunan itu pada hari depan berakibat memperluas pasar dalam negeri dengan meninggikan daja beli rakjat dan berakibat pula supaja Indonesia tjukup mempunjai bahanbahan mentah jang digali dalam bumi Indonesia. Berdasarkan 'pertimbangan diatas, maka Amanat ini mentjurahkan perhatian kepada empat unsur penting dalam sektor agraris dan petanian, jaitu : 1. meninggikan daja beli rakjat, 2. menjediakan bahan mentah hasil pertanian, hasil perairan, hasil pertambangan dan 'peternakan, 3. mentjukupkan supply bahan makanan jang primair untuk kota dan industri, 4. m e n i n g g i k a n expor t p e r t a n i a n unt uk membeli b a r a n g - b a r a n g modal. T u d j u a n d i at as d a p a t tertjapai d e n g a n : 1. 2.
3.
4. 5.
menaikkan produksi, distribusi, tenaga dan tanah, peninggian produktivitet tenaga dan modal. kelantjaran peredaran barang sambil memberantas penghalang pem bangunan terhadap manipulasi, konkurensi jang tak berguna, terhadap system tengkulak dan penghisapan woeker. menimbulkan kegembiraan bekerdja, menghcmat keuangan dan tenaga untuk membangun.
129
Kenaikan produksi dapat ditjapai dengan 2 djalan jaitu : 1 . perluasan areal tanaman, 2 . intensifikasi penanaman, penaikan produktivitet areal dengan perbaikan tjara kerdja, pemupukan, perbaikan bibit terrasseering, mekanisasi dan lain-lain. Peninggian produktivitet tenaga dan enthusiasme bekerdja dapat ditjapai dengan djalan, memberikan masa depan jang baik terhadap para p e ta n i: j , . ' 1.
penentuan batas pemilikan tanah, 2 . perlindungan terhada'p buruh tani, diantaranja penentuan upah, p er djandjian kolektif, perlindungan terhadap penghisapan buruh tani, perobahan system deelbouw ke system upah, distribusi tenaga (transmigrasi) jang effectief dan lain-lain. 3. bantuan berupa credit dan lain-lain. Kelantjaran distribusi dan perdagangan dapat ditjapai : 1 . pengawasan jang effectief oleh negara (terutam a terhadap system tengkulak dan woeker dan sebangsanja dan pem b erantasannja), 2 . pengawasan produksi bahan-bahan penting serta peredaraiinja oleh negara. Keamanan. Sjarat-sjarat untuk dapat membangun, sudah barang tentu faktor keamananlah jang meru'pakan sjarat penting. T a n p a keam anan tak m ung kin pembangunan dapat berdjalan dengan wadjar. Tudjuan Pem erintah dan Angkatan Bersendjata hendaknja selekas-lekasnja mengatasi k ead a an, dan untuk segera dapat mengamankan daerah-daerah san gat dihargai. Didaerah-daerah jang sudah aman, maka peraturan-peraturan jang diadakan dengan maksud baik, tetapi dapat membikin keruh, akan ditiadakan. Didaerah jang aman tanpa 'pelanggaran-pelanggaran lalu lintas dan tanpa infiltrasi hendaknja masjarakat dapat merasakan benar-benar adanja keamanan lahir dan bathin. Sebaliknja kewaspadaan Nasional diperkuat dengan memperlengkapi dan menjempurnakan alat-alat N egara sebegitu ru'pa, hingga tiap-tiap information tidak bersimpang siur. H endaknja dipikirkan tjara-tjara jang praktis hingga dapat bekerdia denqan diam-diam tetapi memetik hasil jang baik. Potensi sendiri. Sebagai negara jang dikatakan underdeveloped, maka hendaknja ^ ta terlalu silau kepada pembangunan dinegara-negara jang telah madju. Seharusnja kita tetap kepada kepribadian kita sendiri, tidak perlu menunggu-nunggu bantuan dari mereka itu, sedangkan didau ne9erl sendiri masih banjak bahan-bahan jang dapat kita pakai sebagai modal pembangunan. Fikiran-fikiran jang selalu menekan kita hendaknja dapat kita buang sedjauh-djauhnja dan berfikir a la Indone sia dengan pendirian : kita membangun dengan apa sadja jang didapat didalam negeri biar setjara sederhanapun, disam'ping tjara-tjara modern dengan bantuan luar negeri.
130
Dengan demikian pembangunan akan dapat berdjalan lantjar Potensi nasional maka dapatlah kita bangunkan untuk membangun. Structura Anggaran Negara. A nggaran Belandja dipetjah mendjadi dua ja k n i: 1. A nggaran Belandja untuk routine, 2. Anggaran Belandja untuk pembangunan.
2. Rentjana bertahun Untuk 'pelaksanaan usaha seperti tersebut diatas, dibutuhkan adanja rentjana jang dilaksanakan dengan konsekwen (rentjana 5 — 7 tahun). Tiap-tiap habis rentjana diadakan koreksi dan balans. Rentjana tersebut harus memenuhi soal umum seperti : a. sesuai dengan ketentuan diatas maka usaha-usaha penanaman dapat ditentukan intensifikasi atau extensifikasinja, dimana letak daerahdaerah itu dan bagaimana 'pelaksanaannja, b. menggunakan setjara baik, tentang pilot-pilot 'project, proef-stationproefstaion dan usaha-usaha lain sedjenis, terutama mengenai pemberantasan hama dan penambahan hasil, mentjari vareteit-vareteit dan klimatiseren djenis-djenis baru, c. penjesuaian perbaikan teknis, pengairan dan lain-lain. d. memberikan stimulans dan 'penghargaan setjara wadjar, (memberikan subsidi, dan hadiah-hadiah atau penghargaan lain terhadap perintis dan penemu usaha kemadjuan tani, umpama penemuan djenis tanaman, pemberantasan hama, djenis ikan mudjair, hewan dan lainlain). 3.
Titik berat dan susunan utama pembangunan
Sesuai dengan tudjuan pokok, bahwa pembangunan harus memberi kemakmuran kepada 9 5 % dari rakjat, maka seharusnja titik berat pem biajaan diarahkan kesitu. a. M asjarakat Desa. Didalam taraf pertama perlu kita perhatikan masjarakat desa, karena desa adalah landasan dari masjarakat negara kita. Kita semua maklum, bahw a masjarakat desa dari dahulu sampai 13 tahun merdeka tetap rendah tingkat hidu'pnja. Terutama di Djawa dimana penduduk sangat padat, pembagian tanah sangat ketjil, rakjat hidup dalam kemiskinan. M asjarakat desa masih hidup dalam zaman prae-kapitalisme. Produksi hanja ditudjukan kepada mentjukupi kebutuhan sendiri: motief ekonomi tidak d ik e n al; berpikir setjara tradisionil dan unsur-unsur tradisi masih terlalu besar mempengaruhi hidup perekonomian masjarakat desa. Pembentukan modal tidak mungkin, paling tinggi kekajaan berupa tanah, ternak dan perhiasan jang nanti terpetjah-petjah ke'pada warisnja kalau suatu keluarga meninggal. Maka mudah mereka mendjadi mangsa lintah darat, warung-warung asing, sistim idjon dan lain-lain. Selamatanselamatan dan rupa-rupa upatjara tradisionil menambah lemahnja hidup ekonomi masjarakat desa. Aspek 'physik, sjarat-sjarat kesehatan (makan, pakaian dan perumahan) jang serba kurang, melumpuhkan mereka.
131
Berlawanan dengan itu hidup subur perusahaan-perusahaan besar asing jang sifatnja kapitalis jang tak memberi kcsem'patan untuk tumbuhnja masjarakat desa. Keadaan ini telah berubah, tetapi hanja sedikit dan tidak seimbang dengan tambahan penduduk, hingga tingkat hidup tetap rendah. Dengan adanja desa jang tetap melarat dengan daja beli jang rendah tidak mungkin pembangunan berdjalan lantjar. Itulah sebabnja maka kemakmuran harus ditudjukan kepada m asjarakat desa. Perlu ko'perasikoperasi dibangun, misalnja : 1. Koperasi Penggarapan Tanah, 2 . Koperasi Pembelian Alat-alat Pertanian, 3. Koperasi Pembelian Rabuk, 4. Koperasi Transport, 5. Koperasi Kebutuhan Sehari-hari, 6. Koperasi Kredit Lumbung. M engadakan kredit sistim jang baik terutama bagi mereka berkoperasi. Perusahaan ketjil (gamping, genting, batu merah dan^sebagainja) hendaknja djangan dimiliki perseorangan, tetapi supaja dimiliki desa. Pun masjarakat desa harus turut memperlipat-gandakan produksi usaha negara. . b. Usaha Negara. Kalau masjarakat desa sebagai landasan m asjarakat Indonesia perlu pembangunan setjepat-tjepatnja maka untuk mengimbangi itu perlu \Msafcia-usaVia negara dalam projek-projek besar jang betul-betul untuk kepentingan rakjat dipergiat guna mempertjepat proses kemakmuran ra k jat jang merata. I n d u s t r i. Industri berat perlu menda'pat perhatian dalam rentjana djangka pandjang, sebab industri berat merupakan landasan bagi industrialisasi Indonesia dimasa depan. Industri sedang dan ketjil jang tak membutuhkan permodalan banjak harus dimobilisir dengan pertimbangan : 1. menampung tenaga buruh sebanjak-banjaknja (pasal 36 U ndangundang D asar Sementara), 2. mengganti kekurangan-kekurangan tenaga kita sementara (modal, tehnisi dan lain-lain) sambil menunggu modernisasi jang memakai waktu. 12.
3.
Intensifikasi/Extensifikasi terhada'p : Perusahaan-perusahaan jang tidak berdjalan, perusahaan-perusahaan/pabrik-pabrik jang belum bekerdja dengan full capacity,
mendirikan 'pabrik-pabrik komplementer disamping pabrik-pabrik jang sudah ada (pabrik tebu, pabrik beras, dan lain-lain). Disamping tiara-tjara mekanis untuk sementara perlu tjara sederhana asal mentjukupi kebutuhan rakjat banjak. Djuga kwaliteit jang tjukup untuk kebutuhan rakjat misalnja tekstil.
132
Mekanisasi tanpa pembangunan industri hanja akan menambah im* port belaka dan memperberat devisen negara. Industri mempcrkuat dasar atau sendi-sendi sektor 'pertanian. pertambangan, transport dan pula Angkatan Perang kita. Industrialisasi akan membebaskan negara kita dari terus menerus menggantungkan diri pada import dari luar negeri. Kemadjuan sektor agraria diimbangi dengan kemadjuan sektor industri akan mendjadikan Indonesia satu negara jang betul-betul kuat dan sentausa. c.
Usaha partikelir.
Didalam sidang M U N A P 1957, pernah ditegaskan, bahwa banjak dalam angkatan muda Indonesia ada inisiatip jang sehat, tetapi kelcurangan modal. Bahwa memang ada hanja sedikit djumlahnja dan seba gian besar membutuhkan kredit djangka pandjang dari Pemerintah. Kalau demikian, apakah tidak scbaiknja kalau modal dari pada rakjat itu dipakai sendiri oleh Pemerintah untuk pembangunan perusahaanperusahaan negara, djadi untuk umum. Djika 'perlu dengan orang-orang partikelir sebagai pimpinan dan atau perusahaan tjampuran. Pengusahapengusaha partikelir jang da'pat berdiri sendiri, memiliki perusahaan/ industri dengan hanja bantuan kredit usaha, dibolehkan berdiri terus. Pengusaha-pengusaha partikelir jang tidak tjuku'p modal, tetapi ba njak inisiatip dapat disalurkan keperusahaan negara untuk mengabadikan kepada kepentingan umum menurut sjarat U.U.D.S. pasal 28 : Pengusaha-'pengusaha partikelir jang hanja dapat hidup atas perlindungan Pemerintah senantiasa, hanja merugikan rakjat banjak. Untuk golongan ketjil ini, rakjat seluruhnja djadi dirugikan. Peme rintah nasional manakah jang dapat membangun dengan tjara demikian itu ? Telah ditegaskan, bahwa kapitalis Indonesia sudah ketinggalan djaman. Kalau toch golongan ini masih getolereerd maka lambat laun harus menjesuaikan diri dengan rentjana Pemerintah. Kenjataan bahwa masih adanja : !•
perusahaan-perusahaan besar asing ;
2.
perusahaan-perusahaan ketjil asing jang djumlahnja besar dan kuat.
3.
belum lengka'pnja alat-alat dalam n e g a ra ;
maka disamping melengkapi diri, memperkuat usaha desa dan usaha negara, sektor partikelir nasional dapat bergerak dalam fungsi membantu usaha-usaha pembangunan. Demikian pula usaha-usaha partikelir asing harus membantu usaha-usaha 'pembangunan, tetapi lambat-laun harus me ninggalkan Indonesia. Dengan madjunja masjarakat desa dan usaha-usaha negara, usaha-usaha partikelir nasional dengan sendirinja akan menempatkan’ fungsinja dalam m a s j a r a k a t Indonesia setjara komplementair. Dengan demikian achirnja tiap-tiap anggota masjarakat Indonesia akan menempatkan dirinja dengan fungsi jang tertentu didalam masjarakat jang adil dan makmur. Untuk melaksanakan itu perlu faktor-faktor ter sebut dibawah ini mendapat 'perhatian.
133
4. Pimpinan management Didalam peiaksanaannja perlu 'pimpinan jang tegas sebagaim ana diterangkan diatas. T an p a pimpinan tegas pem bangunan tak akan lantjar, malahan dapat menggagalkan rentjana jang teratur rapi. Kedjudjuran dan .sifat 'patriotik perlu dimiliki oleh mereka jang diserahi tugas serta tanggung-djawab pelaksanaan rentjana. Pimpinan dalam segala lapangan harus diadakan setjara terbuka, agar kesempatan menjalah-gunakan djabatan ditjegah. Fungsi demikian selajaknja diatur dengan peraturan jang tegas. Dalam management harus ada desentralisasi dan demokratisering dalam kontrole. Disamping faktor management untuk efficiency kerdja perlu faktor penggunaan tenaga dan faktor tem'po m endapat perhatian. Dalam mengambil tenaga-tenaga buruh/pegaw ai seharusnja kita ti dak semata-mata menitik beratkan kepada idjazah, tetapi djuga kepada ketjakapan dan bakat, agar supaja da'pat menduduki tempat jang lajak (pasal 28 U.U.D.S.) dan dengan demikian dapat mendorong tertjapainja efficiency kerdja. Sebagaimana dimuka telah dikemukakan, dalam taraf pertama hendaknja pembangunan jang memberi employment (menamfcung sebanjak mungkin tenaga buruh), mengikut sertakan rakjat, teru tama untuk memberantas pengangguran (pasal 3 ajat 1 U ndang-undang Dewan Perantjang Nasional jo pasal-pasal 36 dan 38 U .U .D .S .). Dalam taraf selandjutnja hendaknja disesuaikan dengan kemadjuan dilapangan industri dan mekanisasi. T jara kerdja gotong rojong perlu dipupuk/di■pulihkan kembali dengan menginsjafkan manfaat dan kegunaan pemba ngunan untuk rakjat. Disamping rentjana-rentjana djangka pandjang, perlu rentjana-rentjana djangka pendek. Berhasilnja pembangunan djangka pendek akan menarik rakjat daam memberikan bantuannja guna melaksanakan pem bangunan djangka pandjang. Maka oleh sebab itu perlu berhasilnja pentjukupan bahan maan, pakaian agar dapat menarik rakjat dalam ikut sertanja dalam pemangunan djangka pandjang. Faktor tempo penting untuk memperhitungan ketjepatan kerdja. Ketje'patan kerdja dapat ditentukan oleh mesin, sebab segala sesuatu berdjalan otomatis. Tjara-tjara ini dipakai untuk mengedjar tempo dalam memperlipat gandakan produksi. D i Indonesia soal tempo itu dapat djuga dikedjar dengan membangun 'perusahaanperusahaan sederhana- disamping memberi djaminan-djaminan sosial, nienempatkan orang-orang jang semestinja dan pimpinan sebagaimana erse ut diatas. Didalam perusahaan-'perusahaan negara tjara-tjara organisasi perusahaan partikelir dapat ditiru dengan memberikan sebagian eun ungan/tantieme ke'pada pimpinan dari staf, serta gratifikasi kepada ^egawai-pegawainja. Untuk projek-projek penting misalnja, dapat diadala*n i^^r l^nc^j^an tentang lamanja djam kerdja, sistem kerdja (ploeg dan m am) jang menjimpang dari sjarat-sjarat kerdja biasa. Perlu pula faktor-faktor : a. Komposisi kerdja. b. Hubungan kerdja.
c. 134
Djaminan Sosial sebaik-baiknja mendapat perhatian.
Didalam masa pembangunan disam'ping pendidikan umum melalui sistim pendidikan biasa, perlu diperhebat pembentukan kader-kader pem bangunan. Rentjana pendidikan harus seimbang dengan rentjana pemba ngunan semesta. Pendidikan technical dan managerial skill dapat diper hebat dengan djalan mengadakan kursus-kursus aplikasi, korrespondensi dan lain-lain. Sistem perpaduan sekolah dan kerdja (teori dan praktek) dapat mengerahkan pembentukan kader-kader pembangunan. Pun p e r usahaan-perusahaan baik kepunjaan Pemerintah maupun partikelir dapat mendidik kader-kadernja. Dengan djalan demikian kekurangan tenaga ahli akan segera dapat diatasi guna modal pembangunan semesta. Djangan dilupakan mendidik kader-kader koperasi, oleh karena koperasi adalah salah satu landasan jang sangat penting untuk pembangunan masjarakat Indonesia seperti jang kita tjita-tjitakan.
5. Pokok-pokok keselarasan Bagi pembentukan pola projek jang dimungkinkan supaja didjamin terlaksananja, maka untuk kepentingan potensi nasional dan bantuan luar negeri, haruslah Depernas memikirkan fikiran-fikiran dibawah ini sebagai 'pedoman dalam menjusun pola pertama. Dalam, perdjalanan sedjarah Indonesia selama dua ribu tahun jang achir ini senantiasalah ternjata, bahwa seluruh kepulauan Indonesia ada lah satu kesatuan ekonomi dari Sabang dipulau Sumatera sampai Merauke di Irian Barat, Kesatuan ekonomi itu terletak geografis antara dua benua Asia dan Australia dan antara dua samudera : samudera India dan samudera Pasifik. Kesatuan ekonomi itu memungkinkan pembangunan nasional jang sesuai dengan kebutuhan dan kepribadian bangsa Indonesia, apabila ke pulauan Indonesia berdiri dibawah kesatuan administrasi jang nasional dan merdeka. Dilapangan ekonomi Indonesia kelihatan berdjalan dua soal jang seolah-olah sangat bertentangan, jaitu : kekajaan Indonesia dilapangan tenaga manusia dan tenaga bahan dalam negeri, serta kekurangan sumber pertukaran (foreign exchange funds) diluar negeri. Kekajaan dalam ne geri itu terletak dibidang tenaga manusia Indonesia sebagai pekerdja jang hampir tak ada batasnja ; kemungkinan industri berat, menengah dan ringan ; kemungkinan export jang besar (timah, karet, kopra, kaju, teh, tembakau, gula, hasil hutan dan lain-lain); bidang ekonomi jang belum intensif diexploiteer : perikanan, pertanian dan pertambangan. Untuk pembangunan pada hari jang akan datang, Indonesia membutuhkan : devisen jang besar, pindjaman uang diluar negeri, bantuan tehnik dan bahan industri dan untuk sementara djuga bahan makan>an. Terutama jang sangat urgent, ialah : bantuan tehnik dan pindjaman uang dari negara apapun, dengan sjarat supaja djangan mengikat Indonesia. Pembangunan berentjana jang kedua, buatan dan susunan Depernas, akan mulai berdjalan pada tahun 1961 dcpan ; untuk itu dalam tahun 1959 ini harus sudah ada kepastian Indonesia menghidupkan potensi
135
nasional dan akan mendapat bantuan pindjaman uang dan bantua teknik disegala lapangan. Politik luar negeri jang aktif dan bebas itu pada tahun 1959 ini harus sudah diarahkan kearah supaja mendapat bantuan teknik dan pindjaman uang untuk membangun dengan hak mengikat. Tahun ini dan dalam waktu depan politik luar negeri Indonesia akan mendapat warna ekonomi untuk ke’p entingan pembangunan dan kesedjahteraan rakjat Indonesia. Itupun dengan mendahulukan sumbangan tenaga uang nasional, pin djaman rakjat Indonesia sendiri, jang masuk bidang kehidupan potensi nasional. Disebelah itu seluruh dunia mendapat kesempatan membantu Indo nesia dalam rangka post-war reconstruction didaerah ke'pulauan Indonesia jang sangat penting dan kaja dengan manpower serta m a t e r i a l p o w e r . Dengan uraian pola berisi pilihan projek pembangunan j a n 9 overall (semesta) dan mengenai segala la'pisan Rakjat diseluruh In d o n esia, su paja tiap-tiap daerah mendapat alokasi pembangunan, maka dapatlah kita berkisar kepada pola kedua, jaitu jang mendjelaskan 'pola projek pembangunan^tadi itu. B.
PO L A P E N D JE L A S A N P E M B A N G U N A N
Pola kedua berisi pendjelasan dari pada pola pertama jang menentu kan projek 'pemban-gunan dengan alokasinja bagi daerah-daerah. Pada bagian ini, Amanat ini memberi pendjelasan kepada uraian tentang pola pertama. Bagi pendjelasan ini hendaklah Depernas rnentjurahkan perhatian kepada naskah-naskah : a. Amanat Presiden pada sidang M unap bulan Nopember 1957 jang menegaskan arti naskah proklamasi 17 Agustus 1945, jang tidak lain daripada amanat rakjat sebagai 'pengorbanan beribu-ribu pemimpin/ pedjoang nasional dalam masa berpuluh-puluh tahun jang lalu, didalam mana tersirat hal-hal janq telah mendjadi tjita-tjita banqsa Indonesia, ja k n i: 1. Berdirinja negara kesatuan Republik Indonesia jang berwilajah dari Sabang sampai Merauke. 2 . Dibidang sosial ekonomi mentjiptakan suatu masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila, jaitu masjarakat jang berkeadilan sosial seperti di-maksud 'pasal 38 LI.U.D.S. b. Amanat Presiden pada sidang Dewan Nasional ke-IV bulan Sepember 1957, jang menegaskan arti daripada masjarakat adil dan ma mur berdasarkan Pantjasila adalah masjarakat sosialis a la InT ’11^5^ ' ^an ^u^an masjarakat seperti di Sovjet LIni, Hongaria, s e n d ^ 0 Wak*a dan lain-lainnja, karena Indonesia mempunjai tjorak Supaja lebih mudah rumusan diatas diperlukan 'pula pendjelasan. 1. Unsur pokok Disamping itu tidak boleh dilupakan bahwa masih ada 5 unsur Jan9 iarus diperhatikan dalam masalah ini, ialah bahwa perkem136
bangan pertanian dan perubahan agraria jang menguntungkan kaum tani dan memberikan perspektif sebagai b e rik u t: a. b.
Meninggikan taraf hidup dan meninggikan daja beJi rakjat banjak. Meningkatkan daja tjipta kaum tani jang merupakan bagian terbesar dari massa rakjat.
c.
Mentjukupi (menjediakan) bahan mentah hasil pertanian untuk industri dalam negeri.
d.
Sup'ply bahan makanan untuk seluruh rakjat. Term asuk kota-kota dan daerah-daerah industri (bahan hidup primair)
e.
Bahan export hasil pertanian untuk pembelian barang-barang modal, bahan-bahan baku dan lain-lainnja.
Lima unsur pokok ini adalah mutlak dibutuhkan untuk industrialisasi industri itu sendiri dan untuk menstabilisasi pada umumnja. Kalau 'perbaikan politik agraris ini berhasil, maka bisa didjamin : a. Kelangsungan hidupnja industri. b. Menghemat devisen untuk pembelian raw material (umpama, kapas dan lain-lain) serta bahan makanan beras. c. Menambah devisen untuk pembelian barang-barang modal dan ba han-bahan baku untuk keperluan industri. 2. Menaikkan produksi Tetapi ini bukanlah kesulitan-kesulitan jang tidak da'pat diatasi. Untuk mengatasinja ialah dengan djalan meninggikan produksi per kapita disamping usaha-usaha sampingan jang lain, jaitu produktiviteit tenaga, antusiasme bekerdja, serta penekanan (onderdrukken) terhada'p tengkulak, woeker dan lain-lain. Kenaikan produksi dapat ditjapai dari dua segi, ialah : 1. Perluasan tanaman, pembukaan tanah-tanah baru, penanaman tanahtanah kosong dan lain-lain. 2. Peningkatan produksi tiap ha-nja. Dengan djalan 'perbaikan-perbaikan tjara kerdja, pemakaian pupuk, perbaikan pengairan, terasering, penggunaan mesin-mesin, seleksi dan pemilihan bibit-bibit baru, dan lain-lain. Tetapi peningkatan penghasilan buat seluruh kaum tani belum meru pakan djaminan bahwa kaum tani sebagai perseorangan akan naik 'pula tingkat hidupnja. Djuga perluasan areal dan perbaikan technis belum tentu akan mem berikan hasil jang memuaskan, kalau kita melupakan faktor tenaga kerdja faktor petani itu sendiri sebagai manusia. Sebagai manusia 'petani djuga mempunjai harapan, dan mempunjai pula rasa gembira dan rasa ketjewa. Kaum tani harus jakin bahwa dia bekerdja untuk masa depannja. Petani tak akan gembira bekerdja, mengerdjakan (memburuh) tanahnja orang lain, kalau dia tidak mendapat upah atau bagian jang lajak. Djuga dia tidak akan gembira memupuk atau menjangkul lebih dalam, kalau sesudah panen, tanah garapannja diberikan oleh pemilik
137
tanah kepada Iain otang jang disukainja. Djuga dia tidak akan sungguh* sungguh bekerdja menggarap tanahnja, kalau pada musim pancn hasilnja sudah mendjadi milik orang lain (woeker jang ngidjon). Sebab itu peningkatan produktivitet kerdja sangat erat hubungannja dengan : a. Sektor agraris, b. Sosial ekonomis. Dalam sektor agraris diperlukan adanja : 1. Pemberian tanah (transmigrasi, lokal, regional atau kelain pulau). 2. Penentuan batas luas pemilikan dan pembagian tanah-tanah kelebihan (tanah-tanah kosong, tjadangan) kepada buruh tani dan tani tak bertanah. Dalam sektor sosial ekonomis: 1. Perlindungan terhadap buruh tani, penaikan upah, mengadakan per djandjian kerdja (lebih baik setjara kolektif). 2. Penurunan/perubahan sistim deelbouw dan upah dengan sewa atau upah uang. 3. Perlindungan terhadap penghisapan woeker, ngidjon dengan bantuan kredit jang mudah dan murah. Masalah kredit. . Tentang sistimnja jang terutama dititik beratkan kepada sistim ,,Kre dit dengan djaminan produksi . Teta'pi perlu didjelaskan sekali lagi bahw a pokok-pokok terpenting dalam kredit ini ada 3 ia la h : 1.
Besarnja kredit sesuai dengan hasil jang akan dikeluarkan. Djadi tentu harus ada perbedaan antara penanaman fanili, tembakau, padi, polowidjo dan lain-lain. Pun didalam djaminan pembajaran kembali hal ini dapat dipertanggung djawabkan, sedang djuga sipetani hanja mempunjai kemungkinan ketjil untuk menggunakan setjara tidak wadjar. 2. Murah, mudah dan djangka pandjang. Ini perlu untuk membebaskan kaum tani dari hutang baru, jang didapatnja dari woeker. Kredit jang kaku hanja akan menambah beban, sebab sipetani tetap akan mendjadi langganan jang setia dari lintah darat. 3. Pemberian kredit tepat pada waktu dibutuhkannja. Umumnja ada 3 kali keperluan, dalam waktu-waktu : a. W ak tu mulai garap (untuk biaja pertanian), b. W ak tu patjeklik (untuk biaja hidup), c. W ak tu panen, untuk menghindari desakan kaum tengkulak. Untuk memberikan kemungkinan lebih besar kepada pelaksanaan rentjana tersebut diatas, maka haruslah diusahakan djenis tanaman jang ebih terang. Keadaan sekarang adalah sebaliknja. Mungkin dalam artian e onomis, rakjat banjak, ada kemadjuan untuk sementara waktu, tetapi itu hanja dapat terlaksana selama produksi tanaman itu masih belum selmbang dengan konsumsi. Dimana-mana sekarang orang menanam seolah-olah setjara anarkistis, tidak memikirkan dari segi teknis dan ke pentingan umum untuk djangka pandjang. T idak berdasarkan ilmiah.
138
Kita lihat orang menanam tebu, tembakau, dan lain-lain diatas ta nah jang tidak baik untuk tanaman tersebut dipandang dari sudut ilmu, atau penanaman 2 a 3 kali setahun dengan tidak ada penjesuaian de ngan musim dan tanah. Akibatnja, disatu pihak ada produksi melimpahlimpah dengan tidak mempunjai pasar dan keperluan jang mendesak sedangkan dilain pihak ada kekurangan jang sangat mengenai sesuatu ma tjam produksi jang lebih diperlukan. Memang tidak adil kalau kita menganalisa kekurangan-kekurangan hanja dasj satu sudut sadja. Banjak segi-seginja jang memaksa kaum tani berbuat demikian. D an alasannja pun masuk akal, ialah untuk memburu keuntungan jang lebih besar, un tuk mentjuku'pi hidupnja jang kekurangan. Tetapi setjara umum, diatas dasar pendirian „ekonomi berentjana” seperti jang dimaksud dengan didirikannja Depernas, dengan berusaha mengatasi kepintjangan-kepintjangan jang ada, pertanian seharusnja djuga berentjana. Sebagai telah diemukakan diatas, banjak sekali alasan-alasan mengngapa hal-hal jang kurang baik ini dapat terdjadi. Ini harus dianalisa dari segala sudut, setjara menjeluruh. Dari segi-segi ekonomi umumnj:a, dari segi 'penghidupan sisa-sisa feodalisme, dari segi 2 penghisapan woeker, ngidjon dan lain-lain. Pokoknja dari seluruh sebab musabab mengapa rakjat mendjadi menderita. Analisa hanja dari sudut teknis semata-mata akan mengaburkan penilaian, dan tidak akan memberikan hasil pemetjahan jang memuaskan. Bahkan akan menambah penderitaan. Penjelesaian jang satu bersama dengan jang lain.Setjara integral. Perentjanaan jang 'pokok didalam segi-segi teknik, ialah adanja penentuan setjara ilmiah ,.daerah-daerah djenis tanaman sesuai dengan kebutuhan” . Sesudah memberi garis kepada penjusunan pola kedua, maka Amanat ini meminta perhatian kepada penjusunan pola ketiga jang berisi 'peren tjanaan pembiajaan. 3.
Industrialisasi
Industrialisasi dengan memperluas dan memperkuat industri negara sebagai tulang 'punggung dan memimpin perkembangan ekonomi negeri. Industrialisasi Indonesia hanja dapat didasarkan atas kekuatan dalam negeri, sebab : a. Adalah tidak mungkin kita merentjanakan atau mentjari pasal luar negeri, karena sebagai negara muda tidak mungkin Indonesia mampu bersaingan dengan industri luar negeri jang sudah mempunjai tradisi dan pengalaman jang lama. Sebab itu kita harus berani bersandarkan pada pasar dalam negeri, jaitu pada kemairfpitan rakjat membelinja.d imana 60 — 70% terdiri dari kaum tani. Sebab itu dalam masalah industrial.sasi Indonesia, adalah tidak mungkin kalau daja-beli rakjat tidak dinaikkan. Mengenai menaikkan daja-beli rakjat ini akan didjelaskan dalam bab IV. b. Disamping tjukup pembelinja, industri memerlukan pula bahan men tah (raw material) dan tenaga. Bahan mentah hanja terdapat dari dua sumber, jalah hasil tambang atau sumber-sumber alam lainnja dan pertanian.
Dalam sektor pertanian nampak sekali belum mendapat perhatian semestinja. Hal itu tertjermin dalam Anggaran Belandja N egara atau'pun dalam sektor perkreditan. Pun ada satu soal pokok jang mesti diperhatikan, bahwa dalam soal agraris kita belum mendapat kemadjuan jang sewadjarnja. Sebab .industrialisasi Indonesia tidak mungkin berpisahan de ngan masalah agraris. Djelasnja, industrialisasi tidak mungkin terlaksana dengan tidak ada pemetjahan soal-soal agraris, jang membuka kemungkin an untuk menaikkan daja bell rakjat. 4.
Agraria
Penentuan jang adil terhadap penguasaan tanah pertanian. T a n a h pertanian hanja ada d u a : a. Pertanian Rakjat, maupun sendiri-sendiri atau b e r s a m a - s a m a , b. Pertanian Negara. Tiap-tiap petani (dalam arti jang mengerdjakan sendiri) harus me miliki tanah jang sesuai dengan tingkatan hidup dan kemadjuan teknik dalam waktu itu. Tiap-tiap achir plan ini diadakan penindjauan kembali. Pemilik tanah pertanian janq tidak dikerdjakan sendiri dalam batas waktu jang tertentu didjadikan : — pertanian Negara, — dikerdjakan sendiri, — didjadikan pertanian Rakjat (sebagai masa peralihan diadakan kontrak kolektif dengan 'para penggarap). Dengan keterangan sebagai diatas ini maka pembatasan maximum pemilikan tanah pertanian, selalu disesuaikan tiap achir jaarplan : a. taraf hidup dalam waktu itu; b. kemadjuan productiviteit; c. tebal tipisnja ^petani dalam sesuatu daerah. Pemilikan atas tanah bukan tanah pertanian (perhewanan atau peranan dan lain-lain sedjenis) disesuaikan dengan pendirian bahw a itu sangat perm untuk lainnja (untuk tempat tinggal dan pabrik-'pabrik) de ngan sendirinja dibatasi sesuai dengan keperluan. 1
5. Pimpinan. Dikehendaki adanja pimpinan jang berani bertindak dengan teqas ^ r a , ber?ni merobah tradisi-tradisi, terutama tjara berpikir dialam kolonia col11!, a^at Pe?^'aJa Pada diri sendiri. Idee demokrasi terpim'pin hendak nja selekas mungkin direaliseer. i a n a ^ ™ ^ ™ ? ^ a^ ala\ s? atu dJalan guna mentjegah penjalah gunaan us aiJ djalan jang dapat menjelamatkan keadaan untuk __ j„ pArkL.fSn,a J'u ketiita-tjita rakjat sebagai telah diamanatkan pada Proklamasi 17 Agustus 1945. W alaupun Indonesia berlainan ideologi misalnja dengan R.R.T. (Indonesia Pantjasila; R.R.T. Komunis), e api engan pimpinan tegas, seperti termaktub dalam demokrasi ter’pimP 1-^1 .an an9unan terp.m'pin, maka Indonesia akan mentjapai tjitaji anja. 1 a per u untuk mentjapai tudjuan itu mendidik kader-kader Pantjasila, untuk melaksanakan tudjuan itu dengan tegas.
140
Pertanian Negara. Harus selalu lebih baik dari pertanian Rakjat untuk tjontoh. Dari uraian-uraian tersebut diatas djelaslah adanja tudjuan jang mutlak jang harus kita pakai sebagai pedoman didalam kita membangun, jaitu menudju kemasjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila atau sosialisme a la Indonesia; pembangunan jang dapat memberi kemak muran kepada djustru bagian rakjat Indonesia jang terbanjak, jaitu jang 9 5 c/c bukan jang 5% sadja jang nota bene termasuk dalam orang-orang jang berada dan terdiri dari sebagian besar orang-orang asing. Sebagai konsekwensi dari tudjuan itu, maka tidak dapat disetudjui adanja sifat-sifat kearah kapitalisme dan liberialisme. Siapa sadja, baik pendjabat Pemerintah maupun pemimpin-pemmipin rakjat dan para arsitek-arsitek jang bertugas untuk membikin pola itu harus mempunjai tanggung djawab akan terlaksananja tjita-tjita jang merupakan amanat rakjat seluruhnja. C.
PO L A PEM BIAJAAN
Pola ketiga tentang anggaran belandja untuk membelandjai pem bangunan seperti direntjanakan dalam pola pertama dan kedua adalah berisi angka-angka ru'piah jang sangat penting. Dibentuknja Dewan Perantjang Nasional tidak sadja merupakan kedjadian jang sangat penting, melainkan djuga adalah satu kedjadian jang bersedjarah bagi Anggaran Belandja Republik Indonesia. Dengan terbentuknja Dewan Perantjang Nasional kita memasuki taraf baru dalam tata-tjara pembangunan negara dan bangsa. Ini berarti, bahwa penga laman dirnasa jang lalu dengan pembuatan rentjana pembangunan tidak boleh terulang lagi satu plan 'pembangunan jang tidak mendjadi plannja massa, tapi hanja merupakan suatu plan akademis belaka jang tidak difahami oleh sebagian besar rakjat Indonesia. Bukan itu sadja, rentjana 'pembangunan dimasa jang lalu bukan untuk pembangunan semesta, dan dalam perentjanaan dan pelaksanaannja tidak ada 'pula kordinasi satu daerah dengan daerah lainnja, antara satu kementerian dengan kementerian lainnja, malahan tidak ada kordinasi antara satu dengan lain djawatan didalam satu kementerian. Keadaan jang demikian ini adalah satu keadaan jang harus diatasi bersama. Dari angka-angka dalam pola pembiajaan, Parlemen akan dapat melihat rangkaian Anggaran Pemba ngunan dengan Anggaran Negara dan Alokasi Daerah. Berbeda dengan diwaktu jang lalu, kini kita telah membangunkan Dewan Perantjang Nasional jang komposisi keanggotaannja terdiri dari achli-achli akademisi bersama dengan wakil-wakil golongan fungsionil buruh, tani dan lain2. Dengan begitu Dewan Perantjang Nasional akan da'pat men gk omb inas i dibidang perentjanaan pembangunan dua peng alaman dari para achli Anggaran Belandja pembangunan dipusat dan daerah dengan pengalaman pembangunan dari golongan fungsionil se bagai sjarat penting untuk berhasilnja menjusun blue-print masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila.
141
Dewan Perantjang Nasional, mempunjai tugas membuat blue-print masjarakat adil dan makmur, satu m asjarakat jang bertentangan dengan struktur ekonomi, politik dan sosial dari pada m asjarakat liberal In do nesia pada waktu sekarang. Blue-print itu diwudjudkan dalam U ndangundang Pembangunan Nasional jang berentjana. Dengan begitu rentjana pem bangunan dalam 'pelaksanaannja tidak bergantung pada silih bergantinja Kabinet. Setiap Kabinet h arus melak sanakan Undang-undang Pembangunan Nasional, karena U ndang-U ndang itu jang pada mulanja dibuat oleh D ew an P erantjang N as.onal harus disahkan oleh Madjelis Perm usjaw aratan Rakjat sebagai badan legislatief tertinggi dalam tata-kenegaraan Repulbik Indonesia. Sebagai badan perentjanaan, maka D ew an P erantjang N asional dan setiap anggotanja harus terpimpin oleh idee m asjarakat adil dan makmur. Karena itu setiap tindakan kita dan setiap perentjanaan jang dibuat oleh D ew an Perantjang Nasional harus inendjurus p ad a satu titik pada idee jang memimpin kita, idee masjarakat adil dan makmur, tjita-tjita dari seluruh rakjat Indonesia sebagai tersirat dalam Proklam asi Kemer dekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Blue-print pembiajaan pembangunan harus dibuat oleh D ew an P e rantjang Nasional meliputi seluruh segi kehidupan dan penghidupan b an g sa, baik usaha untuk memperbaiki rakjat sehari-hari maupun usaha pemangunan besar-besaran, misalnja pem bangunan dalam bidang agraria, in ustrialisasi, transmigrasi, angkatan 'perang, pendidikan, kebudajaan, e.c atan, perundang-undangan, ibukota dan sebagainja. M em ang sangat era ugas ewan Perantjang Nasional dalam menjusun tripola pembatugas itu adalah amanat dan djeritan seluruh bangsa lpr.a>rir|Sla-^fn? Jutaan itu untuk membina Indonesia jang m erdeka penuh, P s a n ekuasaan politik, ekonomi dan kebudajaan asing, satu Indor _ i^tnja bebas dari sistim penghisapan kapitalis dan feodal, n ja ^ e n d iri 651'3 rakj"a tnja 1 0 0 % mendjadi tuan atas rumah halamani ^ ^ a.S4 acljaran filsafah Pantjasila maka dalam pergolakan Revolusi banrTa tanun jang lampau maka rakjat Indonesia telah berdaja memnesi^H satuan Republik Indonesia. Dihari depan rakjat Indoitu derfr? 6 3 hendak memberi isi kepada Proklamasi jang luhur jang te la h ^ e r t j a p a ^ 11^ maslara^at ac^l ^an niakmur atas kemerdekaan kehidunln^ru ! 1 n^Sanua j 3n 'Pemban9unan semesta jang meliputi segala segi litis, ekonomis d Pa.n dibutuhkan dasar-dasar dan sjarat-sjarat porentiana 3n so^ial 3ang diperlukan sebagai masa persiapan atau
^
h—
*■
nerus m e n q u s a h a k L ^ ^ k ' r£jkjat Indonesia tidak bosan-bosan terus mesekarang harus men’ifenka ’3 aJ?” 9an Persatua* nasional ; rakjat Indonesia pimpin sebagai fc e lik s a n a a n K “ meIaksanakan idee demokrasi tertanggal 2 1 Pebruari 1957 KonseP S1 Presiden jang ditjetuskan pada
142
Dalam bidang ekonomi dan pembangunan, kita harus memperkuat sektor ekonomi negara, menguasai export-import dan distribusi bahanbahan kebutuhan hidup jang pokok. Segala daja upaja untuk merealisasi memenuhi kebutuhan sendiri dalam 'perekonomian dan terutama sekali dalam soal bahan makanan dan pakaian. Dalam memperbesar produksi barang-barang konsumsi pokok itu, terutama ditundjukan pada beras sehingga terlaksana selfsupporting, serta mendatangkan tjukup bahan-bahan baku untuk ke'perluan industri dalam negeri seperti bahan-bahan baku untuk industri tekstil dan lain-lain. Pembangunan djangka pendek ini harus djuga ditudjukan pada merehabilitasi irigasi, djalan-djalan raja, djalan kereta api, meluaskan djaringdjaring pelajaran antar nusa menjelesaikan projek-projek setengah djadi atau projek baru jang sedang dikerdjakan, dan mendirikan industri-industri terutama industri guna mengolah sendiri bahan-bahan mentah jang dihasilkan Indonesia. Soal lain jang sangat erat dengan suksesnja pembangunan tanah-air kita sangat erat hubungannja dengan masalah biaja pembangunan, A ng garan Belandja Negara. Dalam hal itu supaja ditindjau harus adanja pergeseran-pergeseran dalam menggunakan Anggaran Belandja, sehingga rentjana pembangunan djangka pendek jang sesuai dengan urgensinja da'pat dibiajai sebaik-baiknja dan diselesaikan setjepat-tjepatnja sebagai starting point untuk perentjanaan dan pelaksanaan pembangunan semesta jang meliputi segala segi kehidupan dan penghidu'pan bangsa. Penggunaan Anggaran Belandja setjara effektif hendaknja dilakukan disatu fihak mengintensifkan penghematan terhadap pengeluaran jang tidak perlu, pembasmian koru'psi, pemborosan dan penjelundupan, dan dilain fihak mengusahakan sumber-sumber penghasilan baru serta mengadakan kreditkredit luar negeri jang bebas dari ikatan politik dan militer. Masa persiapan atau kita namakan pembangunan djangka pendek, harus berhasil baik dengan sukses, supaja menimbulkan antusiasnie dikalangan rakjat sebagai djaminan untuk mensukseskan pelaksanaan pem bangunan semesta. Djadi pada hari depan, maka pembangunan akan dapat dibatja dalam Undang-undang Pembangunan Semesta dan dalam Undang-undang Anggaran Belandja untuk pembangunan routine. Plan pembangunan nasional harus mendjadi miliknja seluruh rakjat Indonesia. Supaja plan 'pembangunan ini sungguh-sungguh mentjapai sukses, kita harus sclalu ingat menarik peladjaran dari pengalaman-pengalaman dimasa jang lalu. Kita nantinja hanja mempunjai satu plan pembangunan sebagai hasil Dewan Perantjang Nasional. Dan 'plan pembangunan ini harus merupakan plan massa, bukan plan dari sesuatu Kementerian, bukan plan dari sesuatu golongan, tapi plan Negara, plan milik nasional dari seluruh rakjat Indonesia. Agar plan ini bisa mendjadi miliknja rak jat Indonesia, maka dalam 'pembikinannja plan itu harus bersandarkan kepada kepentingan massa rakjat Indonesia dan bukan untuk kepentingan kaum imperialis asing.
143
P eriu 3 ekali dilegaskan, b ahw a D ew an P eran tjan g N asional dalam menjusun plan pembangunan harus selalu ingat, tidak boleh herorientasi pada kepentingan modal asing,tapi harus berorientasi pad a kepentingan nasional rakjat Indonesia jang berdjuta-djuta banjaknja. Dihada*pan D ew an Perantjang N asional tersedia kesem patan jang sangat luas untuk berbuat kebadjikan bagi pem bangunan tanah air kita. Sekarang bergantung kepada kita dan terutama kepada D e w a n P e ra n tjang Nasional untuk bekerdja sebaik-baiknja guna terselenggaranja dan tertjiptanja pola masjarakat adil dan makmur, m asjarakat sosialis In d o nesia jang dirindukan oleh seluruh rakjat. Segala pentjurahan tenaga dan pikiran dalam D ew an Perantjang Nasional dan dikombinasi dengan saran-saran dari massa rakjat luas, D ew an P eran tjan g N asional menggodok segala pendapat itu dan djadilah plan pem bangunan jang mendjadi miliknja rakjat Indonesia. D engan demikian akan tertjapai pula dengan pelaksanaan Undang-undang Pem bangunan Semesta tjita-tjita rakjat In donesia dalam bidang ekonomi dan sosial sebagai tersirat dalam Proklamasi 17 Agustus 1945. Pembangunan membutuhkan suatu keseluruhan A n g g a ra n Pemb*ajaan misalnja untuk lima tahun, jang ak an dibagi-bagi m enurut besarnja prosentasi bagi 'pembangunan projek. Kita ambillah beberapa misalnja angka-angka ini belumlah tetap, dan dinjatakan sekedar untuk mengarahkan fikiran para anggota jang terhorm at. Pembangunan I membutuhkan pembiajaan kira-kira 15 miljard ru piah, djadi kira-kira 15 ribu djuta rupiah dalam harga rupiah kirakira 5 tahun dahulu, jaitu ketika rupiah mempunjai valuta lebih tinggi dari pada sekarang. H arga rupiah dahulu lebih tinggi dari w aktu sekarang, adalah sekian kali lebih tinggi dari pada sekarang. Sekiranja P em bangunan II membutuhkan A nggaran Pembiajaan kira-kira 200 ribu djuta rupiah sekarang pada tahun 1959, maka angka 2 0 0 ribu djuta rupiah ini akan dibagikan menurut prosentasinja kedalam bidang-bidang pem bangunan jang memerlukannja. Rantjangan sementara ini adalah disusun hanja sebagai tjontoh, dan Dewan Perantjang Nasional h e n d a k l a h menetapkan dengan diber> ulasan, manakah gabungan projek pembangunan, dan berapa besai pro sentasi pembiajaannja, dihitung dari djumlah A nggaran Pembiajaan. Djuga harus diperhatikan, bahw a A nggaran Pembiajaan P em bangu nan kedua itu adalah lepas dari pada A nggaran Pembiajaan Pembangunnan routine oleh Kementerian-kementerian pusat, lepas dari pada pem bangunan oleh Pemerintah daerah dan oleh 'partikelir. Selain dari pada ewan Perantjang Nasional diharapkan, supaja harus berhciti-hati daam menentukan anggaran pembiajaan itu, karena mengenai angka djumJah jang konkrit, tetap djuga hendaklah D ew an Perantjang Nasional dalam menetapkan angka-angka itu djangan berasa inferior kepada b e sarnja pembangunan diluar negeri. Segala pekerdjaan D ew an Perantjang JNasional dalam mengolah dan m e n e t a p k a n pembiajaan, hendaklah di laksanakan dengan teliti, saksama serta penuh rasa tanggung djawab kepada uang rakjat dan ke'pentingan rakjat.
144
P E N U T U P PEMBANGUNAN MASJARAKAT ADIL DAN MAKMUR Tidak adalah bentjana suatu perentjanaan pembangunan semesta lebih besar dari pada djikalau pekerdjaan menjusun rantjangan itu sudah kelihatan akan bertele-tele. Oleh sebab itu kemungkinan akan berteletele itu harus sedjak dari mulanja disingkirkan. Ini. perlu saja tegaskan dengan Amanat ini. Dewan Perantjang Nasional harus bekerdja menje lesaikan tugasnja menurut rantjangan waktu, su'paja terdjamin mendapat pola pembangunan jang berisi, padat dan tertentu. Pembangunan II mendapat tempat dalam sebagian zaman peralihan sedjak dari sekarang sampai terbentuknja masjarakat jang adil dan mak mur berdasakan Pantjasila. Belum dapat diramalkan dalam bera'pa kali pembangunan berentjana rakjat Indonesia akan sampai ketempat jang ditudjui itu. Tetapi nilai tiap-tiap rantjangan pembangunan adalah suatu faktor penting untuk mendjamin sam'pai ketudjuan itu. Jang dapat dipastikan, seperti djuga dengan tegas diharapkan oleh peraturan pembangunan kepada Dewan Perantjang Nasional, supaja pada pertengahan tahun 1960 rantjangan Dasar Undang-undang Pembangunan tempaan Dewan Perantjang Nasional sudah sampai ke Kabinet untuk dimintakan persetudjuan Madjelis Permusjawaratan Rakjat. Oleh sebab itu Dewan Perantjang Nasional harus bekerdja sekuat tenaga, su'paja sebelum pertengahan tahun 1960 Dewan Perantjang Nasional telah ber hasil menjelesaikan rantjangan Pembangunan Semesta II. Ada termaksud, supaja begitu Pembangunan pertama selesai maka Pembangunan kedua lalu berdjalan memutar rodanja. Oleh sebab itu maka dalam rangka waktu kira-kira selama 17 bulan pekerdjaan Dewan Perantjang Nasional sudah selesai melalui seksi, panitia keachlian dan sidang-pleno Dewan Perantjang Nasional, jang mem beri pengesahan kepada hasil final dari Dewan Perantjang Nasional seluruhnja setelah rantjangan 'pembangunan dibahas, disusun dan dirundingkan masak-masak oleh para anggota jang terhormat. Pimpinan Dewan Perantjang Nasional membagi-bagi waktu selama 12 bulan itu atas beberapa djangka waktu pendek untuk bekerdja bagi seksi, panitia dan sidang pleno seksi atau sidang pleno Depernas. Dengan demikian 'para anggota Depernas harus menjumbangkan tenaga dan memeras keringatnja menurut bakat dan keachlian jang ada padanja, supaja rantjangan pembangunan dapat selesai dalam rantjangan waktu jang le bih dahulu telah ditetapkan. T ak ada kesempatan bagi Depernas akan bertele-tele, selainnja harus bekerdjalah keras penuh rasa tanggungdjawab dengan mendjamin hasil baik dan sem'purna, baik formil ataupun materiil. Pembangunan tak boleh gagal karena pembangunan adalah teras dan inti-sari kemerdekaan. Pembangunan harus dapat dilaksanakan dengan segala kesempurnaan rantjangan dalam rantjangan waktu untuk kepentingan rakjat jag hen dak memasuki masjarakat jang diidam-idamkannja. Haruslah Depernas merenungkan hal-hal tersebut.
145
•
A pakah nama Pembangunan Semesta Berentjana jang akan memutar rodanja pada tahun 1961 ? Dalam hal in. d asar d a n . tu d uan Pembangunan Berentjana sudah menundjukk'an djalan, nama
a k s a n a k a n
l a n i p a u
b e k e r d j a
3. Mendjamin perkembangan industri. 4. Produksi hulpronnen lebih diintensipkan : 'pertanian, perikanan, ex port, pertambangan dan persekolahan. 5. Mentjari sumber hidup jang baru dengan research. 6. Mengerahkan tenaga Rakjat dengan memberi. upah. S up aj a ada djaimnan madjunja kesedjahteraan Rakjat Indonesia ma ka pentinglah adanja 'perimbangan antara taraf nafkah perseorangan (individual living-standard) dengan naiknja kekajaan nasional (national income). Dan djaminan itu baru dapat terlaksana apabila perusahaan-perusahaan negara dan perusahaan-perusahaan partikelir dimadjukan da^a ^ rangka ekonomi terpimpin artinja dip-mpin oleh Pemeintah Republik Indonesia. Ekonomi terpimpin sudah mungkin dan harus didjalankan di Indonesia berkat kemerdekaan sudah tertjapai dengan perdjuangan, sehingga antara Pemerintah jang memimpin dan rakjat jang dipimpin a d a lah hubungan persatuan jang erat dan menguntungkan N egara. Kini telah melandjutkan 'pembangunan dengan segala keinsjafan dan kesadaran perdjuangan. Dan sekali saja bertanja : apakah nama Pem ba ngunan Berentjana jang kedua ini ?
146
Negara-kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pantjasila dibangun dengan pengorbanan djiwa-raga jang tak ternilai banjaknja, dan perdjo angan itu mentjapai hasil'jang dapat dibanggakan sedjak Sabang sampai Merauke, berkat kebulatan tekad dan kesediaan bekerdja serta berdjuang melaksanakan adjaran Pantjasila, jang terbentuk atas sila sokoguru jang lima : Peri-Ketuhanan Jang Maha Esa, Peri-Kerakjatan, Peri-Kebangsaan, Peri-Keadilan Sosial dan Peri-Kemanusiaan. Dengan diberkati M aha Perantjang Allah Jang Maha Esa Jang Maha Penjajang dan M aha Pemurah, maka perdjuangan rakjat jang hendak menegakkan sila jang li ma telah berhasil alhamdulillah membangun susunan Negara Republik In donesia. Kini telah datang waktunja menjusun kemerdekaan nasional de ngan membangun masjarakat adil dan makmur, melandjutkan tekad per djuangan jang telali kita miliki sedjak hari Permakluman Proklamasi jang luhur mengisi kemerdekaan jang telah ada dalam genggaman rakjat Indo nesia jang bergolak dalam kantjah Revolusi jang belum selesai. Setelah mengolah kemerdekaan mendjadi susunan ketata-negaraan Republik In donesia sebagai pendjelmaan adjaran Pantjasila, maka kini telah datang waktunja Revolusi Indonesia dalam suasana Demokrasi Terpimpin me landjutkan pengolahan kemerdekaan membangun susunan masjarakat adil dan makmur djug1a berdasarkan adjaran Pantjasila. Revolusi Kemerde kaan Indonesia atas dasar Proklamasi 17 Agustus 1945 bertekad bulat menjusun negara dan masjarakat berdasarkan tindjauan hidup Pantjasila. Pekerdjaan membangun masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantjasila dilakukan dengan tekad jang bulat oleh 'para anggota Dewan Perantjang Nasional dibawah sumpah, su'paja senantiasa bekerdja dalam suasana rochani jang menggemakan tekad jang bulat. Itulah alasannja mengapa Pembangunan Semesta dan Berentjana menurut pola olahan Dewan Perantjang Nasional jang saja amanati pada hari ini bernam'a : Pembangunan Masjarakat Pantjasila. Saja telah hampir tiba pada achir amanat saja. S a j a ingin m e n e g a s k a n sekali lagi a pa jang d i h a ra p ka n r ak ja t dari D e p e rn a s .
1.
De'pernas bekerdja berpedoman pada tertjapainja masjarakat Indo nesia adil dan makmur a la Sosialisme Indonesia dalam rangka de mokrasi a la Indonesia.
2.
D e p e r n a s m e n g g a r i s k a n d e n g a n t egas pola p e m b a n g u n a n semesta d a n b e r e n t j a n a mentjapai m as j ar ak at adil dan makmur.
3.
D e p e r n a s b e r u s a h a dal am w a k t u jang sesingkat m ung ki n mentjiptak a n po la tersebut,
Saja sangat gembira bahwa Depernas dalam sidang infonnilnja pada tanggal 18 Agustus 1959 ditempat ini djuga, telah membulatkan tekad menjelesaikan tugas pertama sebelum hari kemerdekaan dalam tahun 1960. Saja harap supaja para Anggota jang terhormat menebus tekad bu lat jang telah diambil dalam rapat dan jang sungguh-sungguh akan dihargakan oleh rakjat.
147
Demikianlah bunji A m anat saja dalam sidang pleno D ew an P eran tjang Nasional jang pertama ini. Bekerdjalah dengan sepenuh hati melantjarkan kewadjiban nasional dalam rantjangan w aktu dan menurut tugas-kewadjiban jang diharapkan peraturan-peraturan N eg ara Hukum Republik Indonesia dari pada saudara-saudara para anggota sekalian. Dari pimpinan Depernas dan dari Pemerintah jang saja pim'pin, saja menunggu pelapuran sampai kemana A m anat ini dipergunakan dan diindahkan oleh D ew an Perantjang- Nasional untuk menjusun rantjangian Dasar Undang-undang Pembangunan M asjarakat Pantjasila. Saja memberi pangestu kepada saudara-saudara dan seluruh keluarga Dewan Perantjang Nasional dalam menunaikan tugas pekerdjaannja de ngan penuh harapan, supaja rakjat Indonesia dalam tahun 1961 sudah mulai dapat menjaksikan pekerdjaan Saudara-saudara sekalian dibidang Pembangunan M asjarakat Pantjasila. Saksikanlah : Rakjat Indonesia membangun 1 Sekian !
148
Lampiran ke-3 (Pasal III)
%
PEDO M AN PELA K SA N A A N
PERTAM A
M A N IF E S T O
P O L IT IK
R E P U B L IK IN D O N E S IA .
Amanat Presiden tanggal 17 Agustus I960, jang terkenal dengan najna ,,Djalannja Revolusi Kita (serta perintjiannja).
149
DJALANNJA R E V O L U SI KITA (DJAREKJ Amanat Presiden Republik Indonesia pada Hari Proklamasi 17 Agustus 1960 Saudara-saudara sekalian ! Tiap-tiap 17 Agustus saja berhadapan muka dengan Saudara-saudara jang berada di Djakarta. Tetapi melalui tjorong radio saja berhadapan suara dengan sekalian Saudara dseluruh tanah-air dan diluar tanah-air. Berhadapan suara dengan seluruh Rakjat Indonesia antara Sabang dan Merauke, dan Rakjat Indonesia dduar pagar Indonesia, — diperantauan. Dan saja harap, bukan berhadapan suara sadja, melainkan djuga berhadapan semangat, berhadapan batin. Dan oleh karenanja, mentjapai 'persatuan semangat, persatuan batin. Persatuan semangat, persatuan batin untuk apa ? Persatuan semangat dan persatuan batin untuk mengabdi kepada tanah-air dan bangsa dan Negara. Persatuan semangat dan persatuan batin untuk menjelesaikan Revolusi. Tahun jang lalu, saja menamakan hari ulang-tahun Proklamasi satu hari jang unik. Satu hari jang istimewa, satu hari jang menondjol, satu hari jang luar-biasa. Sebabnja ialah : pada hari itu kita membuka halaman baru dalam sedjarah Revolusi kita, dengan m enem ukan-kem bali R evolusi kit,a. ,,Rediscovery of our Revolution /" Dan pada hari itu saja sodorkan kepada Rakjat apa jang sekarang termasjhur dengan nama M a n ife sto Politik. Satu ideologi dalam perdjoangan kita, satu Ideologi jang tadinja dikabur-kaburkan orang dan malahan dichianati orang, dikabur-kaburkan agar supaja dilupakan oleh Rakjat, tetapi jang pada hari 17 Agustus tahun jang lalu itu saja tondjolkan kembali dihadapan Rakjat setjara gamblang dan setjara tegas. Sekarang, Alhamdulillah, Manifesto Politik itu sudah dikenal oleh Rakjat dimana-mana, sudah dibenarkan dan ditjintai oleh Rakjat, meski masih ada sadja orangr orang tertentu jang masih gelagepan berusaha untuk mengkabur-kaburkannja atau mendelep-delepkannja. Tetapi Insja Allah, bukan Manifesto Politik jang akan kelelep, tetapi mereka itu jang akan kelelep sama sekali ! Sebetulnja tiap hari 17 Agustus adalah hari istimewa. Pada hari 17 Agustus selalu kita memperingati Proklamasi Nasional. Pada hari 17 Agustus kita memperingati djasa-djasa 'pedjoang kemerdekaan. Pada hari 17 Agustus kita menundukkan kepala memohon berkat-rachmat T uhan bagi pahlawan-pahlawan kita jang telah gugur. Pada hari 17 Agustus kita mengadakan introspeksi kepada diri sendiri, sudahkah kita nielakukan segala kewadjiban-kewadjiban jang harus kita lakukan ? P ad a hari 17 Agustus kita menjelidiki a'pa jang sudah kita tjapai, dan apa jang masih harus dikerdjakan. Pendek-kata pada hari 17 Agustus kita mengadakan balans daripada kitapunja Perdjoangan Nasional. Tetapi 17 Agustus 1959, — tahun jang lalu — , adalah unik, oleh karena kita, disamping segala hal jang saja sebutkan itu, telah (setjara
151
M anifesto Politik) menondjolkan kemuka ideologi daripada 'perdjoangan kita dewasa ini. D an kita sekarang telah mengindjak 1/ Agustus 1960. M arilah kita, sebelum saja meneruskan uraian jang lain-lain, setjara kilat menengok kembali kebelakang, kepada hal-hal jang telah lalu. Saudara-saudara tentunja masih ingat kepada analisa saja mengenai babak-babak Revolusi kita ini. Periodisasi jang saja buat ialah : 1945 — 1950: periode physical revolution; 1950 — 1955: periode survival; 1955 — sekarang : periode investment. Investment of human skill. Material investment. Mental investment. D an belakangan ini saja djelaskan dengan djelas, investment-investment itu semuanja adalah un*:u ’ socialist construction, — investment-investment itu semuanja adalah untu realisasi A m a n a t Penderitaan R akjat. Investment-investment itu kita kerdjakan an tara 1955 sampai se karang, — dan harus kita teruskan lagi ! Malahan, telah kita kerdjakan pula buat sebagian apa jang dengan tegas saja dengungkan tiga ^a£un jang lalu : bahwa investment-investment itu hanja dapat kita laku ran dalam satu suasana-politik jang tjotjok, jang favourable, bagi melakukan investment itu ; bahw a alam demokrasi liberal samasekali ta tjotjok, bahkan djahat, bagi investment itu ; bahw a demokrasi liberal dus harus kita bogkar samasekali ; bahw a Demokrasi Terpimpin harus kita pantjangkan teguh-teguh diatas puing-puingnja demokrasi liberal itu. J a !, kalau saja membitjarakan tahun-tahun jang achir ^ini, saja mendengar dalam telinga saja gemuruh gugurnja batu-batu-lapuk dari pada gedung liberalisme di Indonesia, dan saja mendengar irama dentamnja palu-godam pembangunan pandemen gedung jang baru, jaitu Gedung Rakjat, Gedung Sosialisme Indonesia, jang pandemennja ialah investment-investment itu tadi. Dan terdengarlah p-ula djerit-metjitjilnja penghuni-'penghuni gedung jang lama, jang masih mau mempertahankan gedung jang lama itu : dewan-dewan partikelir, P.R.R.I.. Permesta . . •, Manguni, Liga ini, Liga itu, surat-kabar ini, surat-kabar itu, risa ah ini, risalah itu ! Gegerlah djerit-mentjitjil mereka itu ! Ja ! T an p a tedeng-aling-aling memang saja a k u i. kita merom a , tetapi djuga kita membangun! membangun, dan u n tu k , * ja merombak. Kita membongkar, kita mentjabut, kita mendjebol . jtu untuk dapat membangun. Revolusi adalah mendjebol dan memangun. Membangun dan mendjebol. Revolusi adalah ,,build tomorrow and ,.reject yesterday” . Revolusi adalah ..construct tomorrow ..pull down yesterday” . Saja sendiripun tidak mau dikatakan mandek baja lakla tetaP seirama dengan gelombangnja Revolusi. Revolusi a a a 9 .om^ f n9 samudera jang selalu mengalir, laksana taufan jang temnohar-11.11^ ^Q atkah Saudara sembojan Revolusi jang saja beri an i - mandek-amblek, mundur-hantjur ? TinnrtVoS Amerika- Revolusi Perantjis, Revolusi Russia, Revolusi K
152
i t a
menentang gelombang berarti menentang Lautan itu sendiri. Siapa me■nentang gelombang lautan. (dus menentang Lautan itu sendiri), ia akan lenjap-binasa oleh dahsjatnja tenaga Lautan itu sendiri ! Ja, saja ulangi, saja ingin tetap seirama dengan gelombangnja Re volusi. Karena itu saja tidak menentang gelombang. tetapi sebaliknja saja malahan sebagai Presiden berusaha mengemudikan bahtera N egara sehaluan dengan gelombangnja Revolusi. Dan haluan itu adalah H aluan N egara jang terwedar dalam Manifesto Politik. Kaum Reaksioner jang saja sebut tadi itulah menentang gelombang. Nasib mereka telah tertulis diatas dahi mereka masing-masing. Sekarang mereka masih mentjoba segala tjoba untuk merem Kereta Djagannatnja Revolusi, tetapi nanti mereka akan digilas oleh Kereta Revolusi itu ! Mereka memang orang jang bukan-bukan ! Dalam usahanja untuk membelokkan Revolusi kearah kepentingan mereka, mereka berkata bahwa Revolusi Indonesia gagal. Saudara-saudara masih ingat apa jang dikatakan oleh Kartosuwirjo dulu ? Untuk membuat landasan bagi pro klamasi daripada ia punja N.I.I. (,,Negara Islam Indonesia” ), ia lebih dulu mengatakan bahwa Revolusi Indonesia gagal! N ah 'presis demikian pulalah apa jang diperbuat oleh pendjerit-pendjerit dan 'pemetjitjil-pemetjitjil model baru ini. Mereka pun mengatakan bahwa Revolusi Indonesia g a g a l! A p a jang gagal ? ! ! Revolusi Indonesia tidak gagal, dan tidak akan gagal, selama Rakjat Indonesia setia kepada tudjuan Revolusi dan setia ke'pada Amanat Penderitaan Rakjat. Revolusi Indonesia tidak gagal, karena kita berdjoang terus untuk melaksanakan tjita-tjita Revolusi Agustus ’45, ja’ni untuk Indonesia jang merdeka-penuh bersih dari im perialisme, —untuk Indonesia jang demokratis bersih dari sisa-sisa feodalisme, — untuk Indonesia bersosialisme Indonesia, bersih dari kapitalisme dan ,.exploitation de l'homme par l’homme” . Sekali lagi Revolusi Indonesia tidak gagal ! Jang gagal adalah orangorang jang tidak mengenai tudjuan Revolusi, orang-orang jang tidak mengenai Amanat Penderitaan Rakjat, bahkan hendak menghalangi pe laksanaan Amanat Penderitaan Rakjat. Jang gagal adalah mereka itu lah, — kaum reaksioner, kaum sinis, kaum over-intellektualis, kaum jang kekajaannja sudah ,,binnen”, kaum ,.vested interest , kaum jang mendjerit-djerit dan matanja metjitjil-metjitj*l karena segala kubu-kubu kepentingannja dan segala kubu-kubu-pertahanannja satu per satu ambiuk dan gugur. Partai-partai mereka jang tidak mempunjai akar wadjar dalam masjarakat ambruk dan g u g u r; persekutuan-persekutuan mereka jang berdjiwa reaksioner dan bersekongkol dengan petualang-petualang asing dan P.R.R.I./Permesta/R.P.I. ambruk dan gugur; N.V.-N.V. mereka jang menggendutkan perut mereka dengan menggaruk kekajaan Rakjat, ambruk dan gugur ; lembaga-lembaga-pengetahuan dan lembaga-lembaga-persurat-kabaran mereka jang penuh dengan blandisme dan textbookthinking, ambruk dan gugur ; ambruk dan gugur ; ambruk dan 0u9ur» rumah berantakan karena gilasannja Kereta D jagannat Revolusi. gilasan Rakjat jang Revolusioner, gilasan Rakjat jang berdjiwa Manifesto P o litik dan USDEK.
153
H anja bagi mereka jang ingin membangun kapitalisme dan feodalisme di Indonesialah, revolusi adalah gagal ! Bagi kita, bagi Rakjat-djelata Indonesia, bagi kita, Revolusi belum selesai, dan oleh karena itu, kita berdjalan terus untuk melaksanakan tjita-tjita Proklamasi. Revolusi kita bisa gagal, kalau kita tidak sungguh-sungguh melaksanakan tjita-tjita Proklamasi, tidak sungguh-sungguh melaksanakan Manifesto Politik, ti dak sungguh-sungguh melaksanakan A manat Penderitaan Rakjat ! Karena itu sebenarnja adalah amat gila, ajika sekar.amg orang sudah bitjara tentang gagal atau tidak gagalnja Revolusi ! Ada jang mendjawab : Toh sudah limabelas tahun Revolusi kita ini ? Tidakkah limabelas tahun tjukup lama untuk membuat pernilaian ? Saudara-saudara ! Dalam perdjoangan penghidupan sesuatu bangsa, merupakan suatu permulaan sadja. Sering sudah saja katakan, bahwa Revolusi djangan diukur dengan hari dan dengan tahun. Revolusi harus diukur dengan windu-windu atau dengan penggandaan-penggandaan daripada windu. Limabelas tahun barulah merupakan satu phase per tama, paling-paling merupakan achirnja phase pertama, — palingPaJing **the end of the beginning”, — jang harus disusul dengan phasephase lain jang tidak kurang hebatnja dan dahsjat. T eru s-m en en is usa ha Revolusi itu berdjalan, terus-menerus satu phase disusul oleh phase jang lain, sesuai dengan utja’p an saja bahw a ,,for a fighting nation there is no journey’s end ”. Inilah jang tempohari saja namakan dinamikanja R e v o l u s i ! Dan bagi siapa jang mengerti djalannja Revolusi bagi siapa jang ikut-serta dalam miaha-arusnja setjara aktif, bagi siapa jang setjara positif dan onstruktif memberi sumbangan kepadanja, (tidak menentangnja, atau menghambatnja, atau gelagepan memutar-balikkannja, seperti kaum reaKsioner itu tadi), bagi mereka jang ikut-serta dalam maha-arus Re vo usi itu tadi, maka dinamika Revolusi itu mendjadilah satu Rom an1 amat nienggiurkan djiwa, — menarik, menggandrungkan, inspireren , fascinerend. W ell, dengan terus-terang saja b erk ata: saja tert k p 19 dalam golongannja orang-orang jang tergandrung oleh Romanh W eV° *tu’ sala inspired olehnja, saja fascinated olehnja, saja habisa lsan tergendam olehnja, — saja tergila-gila, saja krandjingan Roman ia • D an untuk itu saja mengutjapkan Alhamdulillah kepada Tuhan Seru Sekalian Alam ! o r a n a . ^ oran9 'oran9 jang tidak mengerti Logika Revolusioner. Itulah hal R ev 3]11^ d i t e t i g a h djalan berkata: revolusi sudah selesai. P adalaqi terus UT* e um_selesai, dan masih berdjalan terus, terus dan sekali Revolusi kit°^h 3 Vo^us*oner ialah, bahwia : sekali kita m entjetuskan terlaksana \n i ^ euolusi itll> sampai segala tjita-tjitanja dielakkan laqi dp merupakan H u k u m R e v o lu si , jang ta ’ dapat berkata revoi.i*- e /V , at ditawar‘taw ar la gi ! Karena itu, djangan djangan mentjoba memh Se\eSai” 'Padahal Revolusi sedang berdjalan, dan tu phase Revolusi n a d ^ i u9 at3U menentanSf ataLl menghambat sesuaRevolusi ! P se itu adalah phase-kelandjutan daripada
154
Ada pula orang-orang jang jah mengerti dan setudju dengan semua phase-phase, tetapi mereka, bertanja : „Apakah perlu kita selalu mengkobar-kobarkan sadja semangat Revolusi, apakah perlu segala hal kok harus dikerdjakan setjara revolusioner ?” „Apakah tidak bisa dengan tjara jang lebih sabar, apakah tidak bisa dengan tjara alon-alon asal kelakon ?" Amibui !, ,,alon-alon asal kelakon” ! Ini tidak mungkin ! Ini tidak mungkin, kalau kita tidak mau d'igilas oleh Rakjat! T ahun jang lalu sudah saja tegaskan : djanganlah ada diantara kita jang mau mengamendir atau memodulir dasar dan tudjuan Revolusi. Sekarang saja menegaskan lagi : djanganlah ada diantara kita jang mau mengamendir atau memodulir Se m a n g a t Revolusioner! Sekali'pun kita sudah 15 tahun d a lam Revolusi, ja sekalipun kita nanti sudah 25 tahun atau 35 tahun atau 45 tahun dalam Revolusi, saja berkata : djanganlah ada diantara kita jang mau mengamendir atau memodulir Sem angat Revolusioner ! Sekali lagi saja ulangi apa jang saja katakan tahun jang lalu, bahwa kesedaran sosial daripada Rakjat dimana-mana, diseluruh muka bumi ini, adalah sama, dan amat tinggi sekali. Djangan silap tentang hal itu, djangan selip tentang hal itu ! Kesedaran Rakjat inilah jang menuntut, mendesak , bahw a segala keadaan atau perimbangan jang tidak adil harus dirombak dan diganti setjara tepat dan tjepat, — setjara lekas, setjara revolusioner. Djika tidak dirombak dan diganti setjara tjepat dan lekas, maka Kesedaran baru ini akan meledak laksana dinamit, meledak laksana Gunung Rakata dalam tahun 1883, dan akan berkobar-kobar men djadi pergolakan jang mahadahsjat, jang malahan dalam ab’ad ke X X ini mungkin 'pula mengantjam perdamaian dunia dan perimbangan ekwilibrium diseluruh dunia. Lihat kedjadian-kedjadian dian di Amerika Latin ! Lihat jang tadinja orang menjangka daran samasekali ! Alangkah
di Asia T i m u r ! Lihat kedjadian-kedjakedjadian-kedjadian di Afrika, itu benua bahwa rakjatnja belum mempunjai kesa mlesetnja sangkaan itu !
Dalam pidato 17 Agustus 1959 itu, saja sudah berkata, bahw;a Rak jat dimana-mana ingin membebaskan diri setjara revolusioner dari tiap belenggu kolonialisme; bahwa Rakjat dimana-mana ingin setjara revo lusioner menanamkan dasar-dasar materiil untuk satu kemakmuran jang lebih adil; bahwa Rakjat dimana-mana setjara revolusioner ingin mele njapkan segala pertentangan-'pertentangan sosial jang disebabkan oleh feodalisme dan kapitalisme; bahwa Rakjat dimana-mana setjara revolu sioner ingin memperkembangkan kepribadian N asio nal; bahwa Rakjat dimana-mana setjara revolusioner ingin melenjapkan segala bahaja atau antjaman terhadap perdamaian dunia, menentang pertjobaan bom atom, menentang pakta-pakta peperangan, menentang Batista, menen tang Menderes, menentang Syngman Rhee. Dunia sekarang ini gudang mesiu revolusioner. Dunia sekarang ini mengandung Iistrik revolusioner. Dunia sekarang ini ,,revolutionnair geladen”. Tiga-perempat dari seluruh ummat manusia dimuka bumi ini, kataku dalam 'pidato tahun jang lalu, berada dalam alam revolusi. Belum
155
pernah sedjarah ummat manusia mengalami suatu revolusi seperti seka rang ini, — mahahebat dan mahadahsjat, mahaluas dan universil, — satu Revolusi Kemanusiaan jang setjara serentak-simultan menggeloramenggeledek-mengguntur dihampir tiap pelosok dari permukaan bumi. D an kita mau uler-kambang-uler-kambangan ? M au ,,alon-alon asal kelakon” ? Mau memeteti perkutut-manggung, sambil minum air teh jang nasgitel, sebagai jang diemat-ematankan oleh itu orang-orang jang me ngadakan ' konkoers-konkoers burung perkutut? Sadarlah hai kaum jang menderita revolusi-phobi! Kita ini sedang dalam Revolusi, dan bukan satu Revolusi jang ketjil-ketjJan, melain an satu Revolusi jang lebih besar daripada Revolusi Amerika dahulu, atau Revolusi Perantjis dahulu, atau Revolusi Sovjet sekarang. Setahun jang lalu sudah saja djelaskan bahw a Revolusi k»ta ini ja Revolusi Nasiona , ja Revolusi politik, ja Revolusi sosial, ja Revolusi Kebudajaan, ja I evolusi Kemanusiaan. Revolusi kita kataku adalah satu Revolusi Pantjamuka, satu Revolusi multi kompleks, satu Revolusi jang ,,a summing up of many revolutions in one generation . Satu tahun jang lalu saja berkata, bahwa dus kita harus bergerak-tjepat, harus lari laksana krandjingan, harus revolusioner-dinamis, harus terus-menerus ,,tanpa ampun memeras segala akal, segala daja-tempur, segala daj'a-tjipta, — segala atom keringat jang ada dalam tubuh kita ini, agar hasil Revolusi kita itu dapat mengimbangi dinamik kesedaran-sosial jang bergelora dalam kalbunja masjarakat umum. Apalagi djika kita insafi, bahwa Revolusi Indonesia ini adalah me rupakan bagian daripada Revolusi Besar jang menghikmati % daripada ummat manusia itu ! Apalagi djika kita melihat, bahw a langit di Tim ur sudah Bang W etan , di Barat sudah Bang Kulon, di U ta ra sudah ang Lor, bahwa langit-langit disekitar kita itu semuanja sudah laksana obong, maka haramlaK bagi kita untuk uler-kambang-uler-kam angan, haram bagi kita untuk ,,alon-alon asal kelakon , haram bagi kita un u memelihara Revolusi-phobi! Lihat dan 'perhatikan ! Suatu N egara jang tidak bertumbuh setjara revolusioner, tidak sadja akan digilas oleh Rakjatnja sendiri, tetapi ju9a nanti akan disapu oleh T aufan Revoulsi Universil jang merupakan phenomena terpenting daripada dunia dewasa ini. Ini tidak hanja menge nai Indonesia, ini djuga tidak hanja mengenai bangsa-bangsa lain jang sedang berada dalam masa peralihan dan pertumbuhan, ini mengenai segala bangsa. Djuga negara-negara dan bangsa-bangsa jang sudah kawakan, djuga negara-negara dan bangsa-bangsa jang merasa d'rinja sudah „gesettled” , achirnja nanti digempur oleh T aufan Revolusi U ni versil itu, djika mereka tidak mensesuaikan dirinja dengan perobahanperobahan dan pergolakan-pergolakan kearah pembentukan satu Dunia Baru,t jang tiada kolonialisme didalamnja, tiada exploitation de l’homme par l’homme, tiada penindasan, tiada 'penghisapan, tiada diskriminasi w arna kulit, tiada dingkik-mendingkik satu sama lain dengan bom atom dan sendjata thermo-nuclear didalam tangan. 156
Inilah sebahttis maka saja, jang diserahi tampuk pimpinan perdjoangan bangsa Indonesia, tidak djemu-djemu menjeru dan memekik * selesaikan mas'alah nasional kita setjara revolusioner * gelorakan terus semangat Revolusioner, djagalah djangan sampai Api Revolusi kita itu ‘p adam atau suram walau sedetikpun djuga. Hajo kobar-kobarkanlah terus Api Unggun Revolusi itu, buatlah diri kita mendjadi sebatang kaju didalam Api Unggun Revolusi itu ! Saudara-saudara ! Kita sekarang memasuki tahun jang ke-XVI dari K ehidupan, N a sional kita. Alangkah banjaknja dan beraneka warnanja pengalamanpengalaman kita dalam limabelas tahun jang lampau itu. Segala matjam ..rasa", segala matjam ..keberuntungan sudah kita alami. Kegembiraan, kepedihan, kemadjuan-kemadjuan, harapan-harapan, keketjewaan-keketjewaan, rasa pahit, rasa getir, rasa man s, rasa tjemas, rasa sukses, rasa ungqul, rasa babak-bundas, — semua sudah kita alanu. Dan tiap tanggal 17 Agustus kita" membuat satu penindjauan-kembali daripada pengalaman-pengalaman itu. 17 Agustus sekarang inipun satu saat baik untuk membuat balans daripada plus-plusnja dan minus-minusnja tahun jang lalu. Sebaiknja pcnindjauan saja itu saja lakukan dengan memakai katjamata : a) apa jang meru'pakan pertumbuhan normal dalam Revolusi kita , b) apa jang merupakan pertumbuhan abnormal-baik dalam Revo lusi kita itu, sehingga mendjadi satu kebanggaan nasion al, c) apa jang merupakan hal-hal jang kurang memuaskan dalam perdjoangan. Saja tidak akan membuat penggolongan-penggolongan apa jang masuk a, apa jang masuk b, dan apa jang masuk c, tetapi . a am penin djauan-kembali saja itu, saja akan memakai katja-mata itu a Pertama saja hendak bitjara lagi tentang M anifesto Politik Dengan terus-terang harus diakui disini, bahwa ketegasan kita me ngenai ideologi nasional ini agak lambat datangnja, ise a 'an o e hal-hal didalam negeri dan hal-hal dihhar negcii. Apa hal-hal jang melambatkan itu ? Didalam negeri kita terganggu oleh kenjataan bahwa tidak lama sesudah kita mengadakan Proklamasi, timbul dualisme dalam pimpinan bangsa. Pimpinan Revolusi dipisahkan dari pimpinan Pemerintahan. Pimpinan Revolusi malahan dilumpuhkan (diverlamd-kan) oleh pim pinan Pemerintahan. Ia kadang-kadang didjadikan sekadar „tukang stempel”. Ia sering sekali tabrakan faham dengan pimpinan Pemerin tahan. Ia di-,,triaspolitica-kan bukan sadja, tapi dalam bagian eksekutif daripada trias-politica itupun ia sekadar didjadikan sematjam Togog. Ini, menurut pentolan-pentolannja sistim itu, dinamakan ,.hoogste wijsheid”
157
dalam alam demokrasi. Ja ! demokrasinja liberalisme ! Deinokrasinja Belanda 1 Demokrasinja negara-negara Barat, jang an sich demokrasi disana itu adalah anak-kandung dan ibu kandung daripada, burgelijk kapitalisme ! D an apa akibat daripada dualisme itu ? Bukan sadja Rakjat men djadi bingung, bukan sadja Rakjat kadang-kadang mendjadi putus-asa karena ta ’ mengerti mana pimpinan jang harus diikut, — misalnja disatu fihak dikatakan Revolusi belum selesai, dilain fihak dikatakan Revolusi sudah selesai; disatu fihak dikatakan Irian Barat harus diperdjoangkan setjara machtsaanwending jang revolusioner, dilain fihak dikatakan Iri an Barat harus diperdjoangkan setjara ,,perundingan baik-baik” dengan Belanda — , bukan sadja dualisme ini membuat Rakjat mendjadi bingung, tetapi lebih-lebih lagi keadaan sematjam itu makin lama makin mem bahajakan R evolusi sendiri. Nah, untuk menjelamatkan Revolusi itulah, maka dualisme ini harus selekas mungkin dihapuskan. D an untuk menjelamatkan Revolusi itu djuga, maka satu ideologi nasional jang membakar menjala-njala dalam kalbu, 'perlu sekali ditegaskan. U ntuk menjelamatkan Revolusi itulah maka pimpinan Revolusi dan pimpinan Pemerintahan dipersatukan, un tuk menjelamatkan Revolusi itulah maka Manifesto Pol'tik dengan intisari U SDEKnja, didengung-dengungkan. A da orang menanja : ,,K enapa Manifesto Politik ?” ,,Kan kita sudah mempunjai Pantja Sila ?” Manifesto Politik adalah pem antjaran daripada P antja Sila ! U S D E K adalah pem antjaran daripada P a n t fa S ila . Manifesto Politik, U SD E K , terdjalin satu sama lain, — M anifesto Polit.k, oDEK, dan Pantja Sila ta’ dapat dipisahkan satu sama lain. Djika saja harus mengambil qias agama, — sekadar q ;as ! — , maka saja katakan : ad a^a^ sematjam Q u r ’annja, dan Manifesto Politik dan o D E K adalah sematjam Hadis-shahihnja. (A w as ! saja tidak mengaTT<^n bahwa Pantja Sila adalah Q u r a n , dan bahwa M anifesto'PolitikD E K adalah H a d i s ! ) . Q u r ’an dan Hadis-shahih merupakan satu kesatuan maka Pantja Sila dan Manifesto Politik dan U S D E K pun merupakan satu kesatuan ! M asih sadja ada orang jang m enanja: ,,Apakah Pantja Sila sadja udak tjukup ?” Pertanjaan ini sama sadja denqan pertanjaan : ,,Apakah sadja tidak tjukup ?”
Q u r ’an
Q ur an didjelaskan dengan Hadis, Pantja Sila didjelaskan dengan ani esto Politik serta intisarinja jang bernama U SD EK . H <• ^ e^ ua^ daripada itu, sebagai akibat daripada dualisme jang men^ Se,9a^a matja m kom'promis dan kelembekan dan kekurang f- rT S3n l- 3lr> ^ er kambangan dan kechianatan dan ke Togogan itu a i, ma a Pantja Sila makin lama makin didjadikan perkataan dibib r sa ja, tanpa isi jang membakar tjinta, tanpa arti jang mehidup-hidupkan manga dan kejakinan, tanpa bezieling jang membakar-menggempa-
158
meledak-ledak dalam kalbu dan dalam djiwa. Ini berarti, bahwa makin lama makin kita merasa kehilangan satu ideologi nasional, atau satu Konsepsi Nasional, jang djelas, tegas, terperintji. Selama kita masih dalam periode pertem'puran, — periodenja phy sical revolution — , maka kurang tegasnja ideologi nasional dan Kon sepsi Nasional itu tidak begitu dirasakan. Tetapi sesudah kita memasuki periode melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat, maka Konsepsi NaSiOnai itu mutlak diperlukan. ,,T an p a theori revolusioner, ta ’ mungkin ada gerakan revolusioner", kata seorang pemimpin besar. Tanpa Ideologi Nasional jang terpapar djelas dan Konsepsi Nas.'onal jang tegas, kita kata, ta’ mungkm sesuatu bangsa memperdjoangkan dan membina iapunja Hari Depan jang beren tjana. Dihadapan Konstituante dulu pernah saja sitirkan : ,,Een revolutie lean ontketend worden door een stelletje heethoofden, ze kan alleen voleindigd worden door werkelijke revolutionairen”. ,,Suatu Revolusi bisa ditjetuskan oleh beberapa orang kepala-panas, — ia hanja dapat diselesaikan oleh orang-orang revolusioner jang sedjati”. Nah, Revolusi kita itu dulu mungkin, pada permulaannja, ikut-ikut ditjetuskan oleh orangorang jang ,,kepala-panas”. Sajang sekali ia kemudian zoogenaamd dipimpin oleh orang-orang jang ,,ke'palanja terlalu dingin” , jang saking dinginnja ke'pala, mendjalankan segala matjam kompromis dan keulerkambangan I Sekarang, meski agak terlambat, tibalah saatnja jang pim pinan Revolusi itu dilakukan oleh ,,orang-orang revolusioner jang se djati” , dengan berpegangan kepada Proklamasi 4 d , ke'pada Pantja S la, kepada Manifesto Politik, kepada USDEK. Dengan pimpinan ,,orang-orang revolusioner sedjati” itu, maka Semangat Revolusi tetap dikobar-kobarkan, tiap hari, tiap djam, tiap menit, tiap detik ! Dengan pimpinan „orang-orang revolusioner sedjati” itu jang berpegangan tanpa pengchianatan kepada Proklamasi, kepada Pantjasila, kepada Manifesto Politik, kepada USDEK, maka kita selalu merasa hidup dan berdjoang dan bertumbuh diatas jRel Revolusi diatas R e l Ideologi dan Konsepsi Nasional, dengan mengerti-djelas dan mentjintai mati-matian dan dus memperdjoangkan mati-matian segala tudju an Revolusi, — jaitu ja tudjuan 'politik, ja tudjuan ekonomi, ja tudjuan sosial, ja tudjuan kebudajaan, — buat tingkatan jang sekarang, buat tingkatan-depan jang dekat, buat tmgkatan-depan ~ ^ n9" katan Fdriale, jang Merdcka-Penuh, Makmur-Penuh, Adil-Penuh, DamaiPenuh, Sedjahtera-Penuh, sesuai dengan Amanat Penderitaan Rakjat, dan sesuai dengan udjaran-udjaran nenek-mojang kita : ,,gemah-ripah loh djinawi, tata tentrem kerta rahardja ! Tjamkanlah hai Rakjat Indonesia, tjamkan dalam dadamu dan d a lam fikiranmu : Suatu Revolusi hanja dapat berlangsung dan berachir setjara baik, djika ada : Satu pimpinan Revolusi jang revolusioner.
Ideologi dan Konsepsi Nasional jang revolusioner, djelas tegas, terperintji. Satu
159
T a n p a itu, djangan harap Revolusi bisa berdjalan baik. T an p a itu, Revolusi pasti kandas ditengah djalan. T a n p a itu, malah mungkin Re volusi lantas kembali kepada keaaaan-keadaan sebelum Revolusi ! T ahukah Saudara-saudara apa jang dikatakan oleh seorang bangsa asing w aktu melihat revolusi dipimpin oJeh orang-orang ahli kompromis ? „Do not be afraid of that kind of revolution ! It is just the prelude of the pre-revolutionary days !” — (,Djanganlah takut kepada revolusi sematjam itu ! Itu hanjalah babak-pertama sadja daripada kembali kepada keadaan sebelum re v o lu si!” Djangan sampai Revolusi kita ini sekadar merupakan satu pennulaan sadja daripada perkembaKan kepada zaman sebelum Revolusi ! A da orang-orang jang berdjiwa kintel, jang menamakan zaman Belanda itu ,,zaman normal” . Oho ! Sebutan ,,zaman normal bagi zaman Belanda itu sadja sudah m enggambarkan satu alamrfikiran jang baginja ta ada kata jang lebih tepat daripada kata kintel. Tetapi, — Aihamdulillah ! Rakjat Indonesia bukan semuanja kwalitet kintel. Kesedaran Revolusi masih hidup segar didalam kalbu seba-* gian besar dar.pada Rakjat Indonesia itu. Sedjak tahun jang lalu, kita bukan sadja kembali kepada Rel Revolusi, tetapi kitapun telah mencta;> kan satu Konsepsi Nasional jang bernama Manifesto ^Politik dengan USDEK-nja. D an saja sendiri kini merasa lega, bahw a selandjutnja kita dapat menjelenggarakan Revolusi kita itu dengan satu pegangan jang terang dan tegas, — menjelenggarakan Revolusi kita atas landasan Ideologi dan Konsepsi Nasional jang benar-benar mentjerminkan tekad-revolusionernja Rakjat, jaitu Manifesto Politik dan U SD EK . Dengan demikian, maka saja dapat memandang dengan kepala tegak kepada semua Pimpinan Politik disemua negeri diluar pagar. Apa lagi karena, sebagai saja katakan barusan, Manifesto PolitikU S D E K itu ,,benar-benar mentjerminkan tekad-revolusionernja Rakjat . Manifesto Politik-USDEK adalah pcogvessif'kiri. M anifesto PolitikU S D E K adalah mengabdi kepentingan masjarakat-banjak, Manifesto Politik-USDEK adalah mengabdi kepada penjelenggaraan tjita-tjita keRakjatan, Manifesto Politik-USDEK mengabdi kepada panggilan abad ke XX, jang sebagai saja katakan tadi penuh menggeletar dengan aliran listrik ! Jang belakangan inipun membuat hati kita mongkok dan besar. Kita menduduki tempat terhormat dalam Revolusi Universil jang k :'ni bergelora dimuka b u m i! Kita bahkan menduduki salahsatu tempat kepemimpinan dalam Revolusi Universil itu, kita 'menduduki salahsatu ,.leading position” dalam ,,this great Revolution of M ankind” . Ahli sedjarah dan ahli fikir berkata : ,,The superior peoples are those u*?c^ers*:an^ the times” . ,,Bangsa unggul adalah bangsa jang mengerti kehendaknja zaman” . Saja bangga, bahwa bangsa Indonesia mengerti kehendaknja zaman. Meski kita belum bisa membanggakan kemadjuan teknik, meski kita belum dapat mempertundjukkan kekuatan ekonomi
160
Indonesia, meski kita belum menduduki satu leading position dalam halhal materiil, saja toh bangga bahwa bangsa Indonesia merasa d'rinja unggul karena mengerti tuntutan zaman dan mengabdi kepada tuntutan zaman ! Saja tadi mengatakan, bahwa terlambatnja perkembangan Ideologi dan Konsepsi Nasional itu disebabkan oleh faktor-faktor didalam negeri dan diluar negeri. Didalam negeri disebabkan oleh dualisme dan kompromisme, diluar negeri disebabkan oleh apa ?
Beberapa tahun sesudah Proklamasi Kemerdekaan kita, maka terdjadilah diluar negeri, — kemudian djuga meniup diangkasa kita —, apa jang dinamakan ,,perang dingin’’. Perang dingin ini sangat memuntjak pada kira-kira tahun 1950, malah hampir-hampir sadja memanas mendjadi perang panas. Ia amat menghambat pertumbuhan-pertumbuhan progress.f diberbagai negara. Tadinja, segera sesudah selesainja Perang Dunia jang ke-II, aliran-aliran progresif dimana-mana mulailah berdjalan pesat. Tetapi pada kira-kira tahun 1950, sebagai salah satu pendjelmaan daripada perang-dingin jang menghebat itu, aliran-aliran progressif mu dah sekali ditja'p ,,Komunis”. Segala apa sadja jang menudju kepada angan-angan baru ditjap ,,Komunis”. Anti koloniahsme — Komunis. Anti exploitation de l’homme par I'homme — Komunis. Anti feodalisme —• Komunis. Anti kompromis — Komunis. Konsekwen revolusioner — Ko munis. Ini banjak sekali mcmpengaruhi fikiran orang-orang, terutama sekali f kirannja orang-orang jang memang djAvanja kintel. Dan inipun terus dipergunakan (diambil manfaatnja) oleh orang-orang Indonesia jang memang djiwanja djiwa kapitalis, feodaL's, federalis, komprom's, blandis, dan lain-lain sebagainja. Dus : Orang-orang jang djiwanja negatif mendjadilah menderita penjakit ,,takut kalau-kalau disebut kiri , ,,takut kalau-kalau disebut ko munis” . Kiri-phobi dan kommunisto-phobi membuat mereka mendjadi konservatif dan reaksioner dalam .soal-soal politik dan soal-soal 'pemba ngunan sosial-eknomis. Dan, orang-orang jang djiwanja memang objektif ingin menegakkan kapitalisme dan feodalisme, mengutjapkan selamatdatang kepada peng-tjapan kiri dan peng-tjapan komunis jang dipropagandakan oleh satu fihak daripada perang dingin itu. Sampai sekarang masih sadja ada orang-orang jang tidak bisa berfikir setjara bebas apa jang baik bagi Rakjat Indonesia dan apa keinginan Rakjat Indonesia, melainkan a priori telah bentji dan menentang ^segala a'pa sadja jang mereka sangka adalah kiri dan adalah ,,komunis . Dua sebab subjektif dan objektif itu membuat beberapa golongan dari Rakjat Indonesia mendjadi konservatif dan reaksioner, antt-progresif dan anti-revolusioner. Itulah sebabnja, maka pada sebenarnja, kita dulu itu tidak bisa begitu sadja lekas-lekas mendjelmakan Manifesto Politik dan USDEK, melainkan harus menebus pendjelmaan Manifesto Politik dan U SD EK itu lebih dulu dengan darah, dengan harta banjak, dengan korbanankorbanan jang maha pedih. Lahirnja Manifesto Politik dan U SD EK
161
dilam batkan dan diham bat oleh
sebab-sebab jang saja sebutkan tadi itu. Pemberontakan P .P .R .I./P erm esta — antara lain — adalah buatan dari sebab-sebab objektif dan subjektif itu, dan mendjadi a djang dari peranan kekuasaan asing, oleh karena kekuasaan asing itu mengetahui bahwa kita ini hendak mendjalankan politik-ekcnomi jang progresif. Bagi kita sekarang sudah djelas : P rogresif , itulah m e ngabdi k e pada kep en tin g a n R a k j a t B a n ja k .
K onservatif'kom prom istis-veaksioner, itulah m e n g a b d i kepada kepentingan segolongan-ketjil sadja, — atau m e n d ja d i k akitangan k e p en tin g a n asing.
Sekarang, Saudara-saudara ! sekali lagi dan sekali lagi : 'peladjarilah dengan tjermat d jiw a dan isi daripada Manifesto Politik itu. Mempeladjari adalah sjarat mutlak untuk mengerti akan isinja. D an pengertian itu adalah sjarat mutlak pula untuk usaha pelaksanaannja. Dalam mempeladjari dan m elaksanakan Manifesto politik itu kita semua tidak boleh setengah-setengah. A paratu r Pemerintah, alat-alat N e gara, Departemen-departemen, Universitas-universitas, Rakjat seluruhnja, semua, semua, tidak boleh setengah-setengah. Sebab Manifesto Politik adalah Program P e rd jo a n g a n N e g a r a , P rogram Perdjoangan^ M a sjarakat, Program P erdjoangan K ita S e m u a . D an P rogram Perdjoangan Besar tidak bisa mendjadi realitet djika dilajani dengan djiwa jang setengahsetengah. Momentum-momentum besar dalam sedjarah Dunia adalah djustru momentum-momentum, jang disitu manusia bekerdja atau berdjoang ,,seperti bukan manusia lagi” . (U tjapan Mazzini). Umpama ada waktu, didalam pidato ini saja sebenarnja ingin sekali memberikan perintjian-perintjian jang lebih tegas lagi daripada semua elemen-elemen Manifesto Politik itu, Sajang seribu sajang waktunja tidak ada. Terpaksa nanti hanja bebera'pa hal sadja dapat saja tegaskan. T ap i sjukur Dew an Pertimbangan Agung dalam sidangnja bulan September tahun jang lalu dengan suara bulat berpendapat bahw a Manifesto Politik itu adalah garis-garis besar daripada haluan N egara, dan telah membuat pula perintjian daripada isi Manifesto Politik itu. M alah keputusan dan perintjian D ew an Pertimbangan Agung ini telah disetudjui pula oleh Kabinet dan Depernas. Batja dan peladjarilah perintj'an oleh Dew an Pertimbangan Agung itu, jang telah diterbitkan £>ula oleh Departemen Penerangan. Kalau Saudara ingin tahu lebih terang : Apakah D a s a r/T u d ju a n dan ewadjiban Revolusi Indonesia ?, — batjalah perintjian D ew an Pertim bangan Agung. Kalau ingin tahu lebih te ra n g : Apakah kekuatan-kekuatan sosial evo usi ndonesia ?, — batjalah perintjian Dew an Pertimbangan Agung. , , a au tahu lebih terang : Apakah sifat Revolusi Indnesia ?, — a ja a perintjian Dewan Pertimbangan Agung. n p . ^ f lau *n9.ini tahu lebih terang : Apakah Hari-Depan Revolusi Indo1B__ atjalah "perintjian Dewan Pertimbangan Agung. rfr>n© *n 9*n tahu .lebih te ra n g : Apakah musuh-musuh Revolusi InSia ’ batjalah perintjian Dew an Pertimbangan Agung.
162
Kalau ingin tahu lebih terang : Usaha-usaha P o k o k jang harus kita kerdjakan, dibidang Sosial, dibidang Ekonomi, dibidang M ental dan Kebudajaan, dibidang Keamanan, serta badan-badan baru jang manakah jang harus dibentuk, — batjalah perintjian Dewan Pertimbangan Agung. Dengan tegas jang saja andjukan penelaahan jang mendalam daripada Manifesto Politik itu, karena ada gedjala-gedjala jang harus saja sinjal r. Pertama gedjala penjalah-gunaan Manifesto Politik. K edua gedjala „main pertentang-pertenteng” dengan Manifesto Politik, tan'pa mempeladjari benar-benar akan isi dan semangatnja. Dewan Pertimbangan Agung, __ dan didalam hal ini dibenarkan oleh Kabinet, dan d'ibenarkan oleh Depernas —, dengan tandas berkata : „Persoalan-persoalan Pokok Revolusi Indonesia harus difahami oleh tiap warganegara Indonesia sedjak ia dibangku sekolah dan apalagi se sudah dewasa. Harus diadakan pendidikan setjara luas, disekolah-sekolah maupun diluar sekolah, tentang Persoalan-'persoalan Pokok Revolusi In donesia. Rakjat Indonesia harus bersatu fikiran mengenai Revolusinja sendiri, karena hanja djika ada persatuan dalam fikiran, Rakjat Indonesia dapat bersatu dalam kemauan dan dalam tindakaji. Program Revolusi harus mendjadi program Pemerintah, program Front Nasional, program semua partai, program semua organisasi massa, dan semua warganegara Re'publik Indonesia. Sudah tentu tiap partai, organisasi dan perseorangan boleh mempunjai kejakinan politiknja sendiri, boleh mempunjai program sendiri, te tapi apa jang sudah ditetapkan sebagai Program Revolusi harus djuga mendjadi programnja, dan harus ambil bagian dalam melaksanakan pro gram tersebut. Dengan djelasnja Persoalan-'persoalan Pokok Revolusi Indonesia dan dengan djelasnja Program Revolusi berkat adanja Manifesto Politik, m aka akan dapatlah ditarik garis antara revolusi dan kontra-revolusi dan antara sahabat'sahabat dan musuh-m\usuh Revolusi Indonesia . Lihat ! tegas-tandas andjuran Dewan Pertimbangan Agung Kabi net — Depernas tentang mempeladjari dalam-dalam Manifesto Politik itu agar mengetahui Persoalan-persoalan Pokok Revolusi dan Program Revo lusi. Memang ! Tanpa theori revolusioner tiada gerakan revolusioner. Tanpa Program Revolusi tiada Revolusi jang benar-benar ,,Revolusi Bidan” untuk lah'rnja suatu Keadaan jang Baru. Tanpa Haluan Negara jang tegas revolusioner ta’ mungkin Negara itu didjadikan alat penjelenggara segenap tjita-tjita Revolusi. Saudara-saudara ! Apa hakekat Revolusi ? Revolusi adalah, sebagai saja katakan dimuka tadi : perombakan, pendjebolan, penghantjuran, 'pembinasaan dari semua apa jang kita tidak sukai, dan membangun segala apa jang kita sukai. Revolusi adalah perang melawan keadaan jang tua untuk melahirkan keadaan jang baru. Tiap-tiap Revolusi mem'punjai musuh, jaitu orang-orang jang hendak mempertahankan atau mengem-
163
balikan keadaan jang tua. Tiap-tiap Revolusi menghadapi orang-orang jang „kontra” kepadanja. Karena itu baik sekali kita ketahui, dengan djelasnja Manifesto Politik dan U S D E K itu, siapa kaw an siapa lawan, siapa sahabat siapa musuh, siapa pro siapa kontra. Siapa pro Manifesto Politik dan U S D E K adalah k a w a n „ Siapa kontra Manifesto Politik dan U S D E K adalah lawan. Didalam tiap-tiap perdjoangan, — apalagi dalam Revolusi ! —, maka adalah satu keharusan mengetahui siapa k aw an dan siapa law an . Berbahaja sekali untuk tidak mengetahui siapa-kawan-siapa lawan itu. Berbahaja sekali untuk tidak nvengetahui kutu-busuk-kiitubusuk didalam selimut. Tetapi berbahaja sekali pula djika penetapan siapa-kawan — sispalawan itu dilakukan setjara subjektif. Sebab penetapan setjara subjelctif itu mudah sekali ,,salah wissel” , sehingga menimbulkan 'pertentanganpertentangan jang tidak perlu dikalangan Rakjat. Tetapi dengan adanja Manifesto Politik — U S D E K ini maka penetapan siapa-kawan-siapa-lawan *tu terdjadi atas dasar pro dan kontra satu 'program jang objektif. M aka — demikian kata Dew an Pertimbangan Agung — ..jang akan timbul dan menondjol hanjalah pertentangan-pertcntangan antara kekuatan revolu sioner dan kekuatan imperialis , dan pertentangan-pertcntangan ini harus diachiri dengan kemenangan kekuatan revolusioner” . Saudara-saudara 1 Pengalaman selama satu tahun dengan Manifesto Politik — U S D E K membuktikan, bahwa Manifesto Politik — U S D E K itu sampai batas-batas tertentu sudah dapat menjatukan fikiran Rakjat Indonesia mengenai soal-soal-'pokok Revolusi. Pula ia membuktikan, bah w a Manifesto Politik — U S D E K adalah sendjata ditangan Rakjat untuk mengachiri imperialisme dan feodalisme sampai keakar-akarnja, sebagai sjarat pertama jang mutlak, untuk kemudian mengachiri exploitation deliomme par 1homme, pengh'asapan atas manusia oleh manusia, untuk S O S IA L IS M E IN D O N E S IA . Itulah pengalaman tahun jang 'pertama. T ahu n ke II Manifesto P o litik U S D E K (tahun jang kita masuki sekarang ini) adalah tahun dimana kita harus dengan lebih tegap melangkah untuk setjara konsekwen melaksanakan Manifesto Politik dan U S D E K . •1 satu soal P'enting dalam hubungan dengan pelaksanaan ini rf v! A' re^°°^n9_a^a t-alat-perdjoangan, dan konsolidasi alat-alat itu sesua diretool. Mengenai retooling ini, sampai sekarang, berhubung de ngan ceadaan, baru beberapa sadja jang telah 100% diretool : D.P.R. Liberal diretool mendjadi D.P.R. G.R. Pimpinan dari bebera'pa alat-alat-kekuasaan-Negara sebagian diretool. diretooim ennta^ ^ aera^' sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 6/1959 Dunia kepartaian, jang multi-kompleksitetnja dulu benar-benar merupa an isu-kanker dalam tubuh masjarakat kita, sesuai dengan Pe^ ^ ^ ^ ire to o l ^ ^ tahun 1959 dan Peraturan Presiden No. 13 tahun xu
164
k ^ ain"jaiini ^fPan9an. maka berhubung dengan keadaan, retooling e um llakukan, atau, djika sedang dilakukan, dilakukan dengan
setjara sedikit demi sedikit. Hal jang demikian itu djauh dari mumuaskan hati saja. Saja sendiri dalam Manifesto Politik telah berkata, bahwa „semuanja akan diretool, semuanja akan diordening dan diherordening” Saja ta’ senang kepada uler-kambang-uler-kambangan, saja tak senang kepada setengah-setengahan, Sajapun berkejakinan, — sebagai pernah pula dikatakan oleh seorang pemimpin-besar revolusi lain bangsa __, bahwa tidak bisa Revolusi berdjalan dengan alat-alat jang lama . Alat-alat jang lama harus diganti. Oleh karena itu mutlak perlunja retooling. D e ngan alat-alat jang lama saja maksudkan terutama lembaga-lembaga apparat-apparat, orang-orang 'pengabdi kolonialisme dan kapitalisme, orangorang jang otak dan hatinja telah berdaki berkarat ta’ dapat menjesuaikan diri dengan Manifesto Politik — USDEK. Sungguh, alat-alat jang lama Ku ham s kita retool ! Dalam tahun ke-II Manifesto Politik — U SD EK ini kiia harus sungguh-sungguh „aanpakken" soal retooling ini benarbenar ! Mengenai retooling kepartaian, Saudara-saudara mengetahui bahwa Penetapan Presiden No. 7 1959 dan Peraturan Presiden No. 13 1960 su dah berdjalan. Penetapan Presiden No. 7 dan Peraturan Presiden itu pada pokoknja tegas-tegas memberi hak-hidup (dengan tentunja sjarasjarat mengenai organisasi dan sebagainja) kepada partai-partai jang ber-USDEK, dan melarang 'partai-partai jang kontrak-revolusioner. Ini bukan diktatur, ini bukan penggunaan kekuasaan setjara sewenang-wenang ! Ini adalah pelaksanaan daripada satu universal principle , satu prinsip-umum dinegeri manapun djuga, bahwa dari Penguasa jang memegang kekuasaan Negara, tidak dapat dihnrapkan memberi hak-hidup kepada kekuatan-kekuatan jang mau merobohkan Negara, atau memberikan sendjata-sendjata, baik materil ataupun spirituil, kepada kekuatankekuatan jang mau merobohkan Negara. -Ketambahan lagi, berdasarkan moral revolusioner dan moralnja Revolusi, maka Penguasa ivadjib membasmi tiap-tiap kekuasaan, asing ataupun tidak asing, pribumi ataupun tidak prbiumi, jang membahajakan keselamatan atau berlangsungnja Re volusi. Berdasarkan hal-hal ini, saja beritahukan sekarang kepada Rakjat, bahwa saja sebagai Presiden Republik Indonesia, sesudah mendengar pendapat Mahkamah Agung, beberapa hari jang lalu telah memermtahkan bubarnja M asjtimi dan P.S,I, ! Djikalau satu bulan sesudah perintah itu diberikan, Masjumi dan P.S.I. belum dibubarkan, maka Masjumi dan P.S.I. adalah partai-partai jang terlarang / Djanganlah mengira, bahwa dengan ini Pemerintah memusuhi Islam. Memang ada orang-orang jang dengan tjara jang amat litjin sekali menghasut-hasut, bahwa „Islam berada dalam bahaja”. Hasutan jang demikian itu adalah hasutan'jang djahat. Sebab Pemerintah tidak membahajakan Islam, sebaliknja malah mengagungkan semua agama. Pemerintah bertindak terhadap partai jang membahajakan Negara ! Saudara-saudara tahu. bahwa antara lain, dalam Penetapan Presiden No. 7 itu ada fatsal No. 9, jang berbunji: 1) Presiden, sesudah mendengar Mahkamah Agung, dapat melarang dan/atau membubarkan partai, jang : 1.
bertentangan dengan azas dan tudjuan Negara;
165
2)
2.
programnja bermaksud merombak azas dan tudjuan Negara;
3.
sedang melakukan pemberontakan karena pemimpin-pemim'pinnja turut-serta dalam pemberontakan-pemberontakan atau telah djelas memberikan bantuan, sedangkan partai itu tidak dengan resmi menjalahkan perbuatan anggota-anggotanja itu;
4.
tidak memenuhi sjarat-sjarat lain jang ditentukan dalam Peneta'pan Presiden ini.
Partai jang dibubarkan berdasarkan ajat (1) pasal ini, harus dibubarkan dalam waktu selama-lamanja tiga puluh kali dya puluh empat djam, terhitung mulai tanggal berlakunja Keputusan' Presiden jang menjatakan pembubaran itu.
Berdasarkan atas alasan-alasan jang termaktub dalam fatsal 9 P e netapan Presiden No. 7 1959 ini, maka Mahkamah Agung pun berpendapat bahwa Masjumi dan P.S.I. ,,terkena” oleh fatsal itu, dan saja bebe rapa hari jang lalu memerintahkan bubarnja Masjumi dan P.S.I. itu, Dan Insja Allah segala ketentuan-ketentuan dalam Penetapan Presiden No. 7 1959, segala ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Presiden No. 13 60. akan saja kerdjakan dalam tahun ini, sehingga misalnja partai-partai jang biasanja saja tjap dengan perkataan ,,partai gurem”, tidak akan diakui, atau partai-partai lain jang njata kontra_revolusioner akan disapubersih karena dikenakan ke'padanja sapu pembubaran. Dengan demukian maka segala keburukan sebagai akibat maklumat Pemerintah 3 Nopember 19i5, maklumat liberiaisme itu, dapat dikikis. Dengan demikian maka Dekrit 5 Djuli 1959, jaitu Dekrit kembali kepada Undang-undang D asar , mendjumpai kewadjarannja. Dengan demikian maka akan tinggallah ^ rtaif ^ artai benar-benar mendukung Undang-undang D asar ’45, Manifesto Politik dan Usdek. Dengan demikian maka retool’ng dalam a^arn kepartaian, jang multak perlu untuk pelaksanaan Manifesto Politik dan USDEK, akan berdjalan sebagaimana mestinja. Dengan demikian pula akan terang-djelas ditarik garis antara revolusioner dan kontrarevolusioner ! Saja ulangi lagi, bahwa dengan demikian akan tinggallah 'partaipartai jang mendukung Undang-undang D asar ’45, Manifesto Politik dan U ^D EK . Dengan tegas saja katakan disini, bahwa 'partai-partai itu, de ngan memenuhi semua sjarat-sjarat perundang-undangan kepartaian, di beri ha^c hidup, diberi hak bergerak, diberi hale perwakilan, — sudah arang tentu dalam rangka Demokrasi Terpim'pin. Partai-partai jang demi ian itu dapat memberi sumbangan besar kepada terlaksananja Ama nat enderitaan Rakjat. Sebaliknja kita harus berusaha djangan sampai 3 3 tidak diakui tetapi djuga tidak dilatang, tapi bisa berg e r a 'd a l a m segala bidang untuk setjara sembunji-sembunjian menentang xani esto Politik dan USDEK. Terhadap 'partai-partai jang demikian lt-D , ar.us waspada. Garis harus kita tarik dengan terang pro M ani festo 1 olitik/USDEK, atau anti Manifesto Politik/USDEK. Partai hanja dlan^ara dua : atau dilarang, atau pro M a n ife sto Poli^ • Tidak boleh ada partai jang m a’n bulus-bulusan. T idak bo leh ada partai jang main bunglon -bunglonan !
166
Sekali lagi saja katakan ; taliun jang lalu belum memenuhi harapan saja mengenai usaha retooling-disegala-bidang. M arilah kita tahun seka rang ini mengerdjakan retooling-retooling itu dengan tjara jang lebih tjepat dan lebih tegas. M alah bukan hanja dilapangan retooling-retooling kita harus lebih tjepat dan tegas. Dilapangan pengartian-pengartianpun. dilapangan begrip'pen, kita djuga harus lebih tegas dan djelas. Misalnja lebih djelas mengenai arti penggunaan segala ..funds and forces”. L e b h djelas dan tegas mengenai arti ,.gotong-rojong”. Lebih djelas dan tegas mengenai arti Front Nasional. Lebih djelas dan tegas menge nai politik membasmi pemberontak. Lebih-djelas dan tegas mengenai arti ,.politik luar negeri jang bebas” . Lebih djelas dan tegas mengenai arti bantuan massa Rakjat. Lebih djelas dan tegas mengenai arti ,,djalan lain” dalam politik memperdjoangkan Irian Barat. Dan lain-lain lagi, dan lain-lain lagi. Disini lagi, saja kekurangan waktu untuk mendjelaskan segala sesuatu jang perlu didjelaskan. Tetapi marilah saja terangkan sedikit mengenai ..Gotong Rojong” dan ,,Front Nasional”. Telah masjhur dimana-mana, sampai diluar-negeri sekalipun, bahwa djiwa Gotong Rojong adalah salah satu tjorak dari'pada Kepribadian Indonesia . T idak ada satu negeri dikolong langit ini jang disitu gotongrojong adalah satu kenjataan hidup didesa-desa.satu living reality, seperti di Indonesia ini. Tidak ada satu bangsa jang didalam hidup-keigamaannja begitu toleran seperti bangsa Indonesia ini. Teta'pi djuga tidak ada satu bangsa jang didalam kehidupan politilcnja kadang-kadang mendurhakai prinsip Gotong Rojong itu, seperti bangsa In don esia! Salah satu Icedjahatan daripada maklumat Pemerintah 3 Nopember 1945 ialah sebenarnja 'pendurhakaan djiwa Gotong Rojong ini, karena dengan didirikannja partai-partai laksana tjendawan dimusim hudjan, toleransi-politik masuk kelobang kubur dan hantu kebentjian pringaspringis dimana-mana. Padahal dilapangan perdjoangan bangsa kita harus menggembleng dan menggempurkan persatuan daripada segala kekuatankekuatan revolusioner, — menggembleng dan menggempur ,,de samenbundeling van alle revolutionaire krachten in de natie . Gotong-Rojong bukan sekedar satu sifat kepribadian Indonesia . G o tong Rojong bukan sekedar tjorak daripada ,.Indonesian Identity ! G o tong Rojong adalah djuga satu keharuscin dalam perdjoangan melawan imperialisme dan kapitalisme, baik dizaman dulu maupun dizaman seka rang. T an p a mempraktekkan samenbundeling van alle revolutionaire krachten untuk digempurkan kepada imperialisme dan kapitalisme itu, djanganlah ada harapan 'perdjoangan bisa menang ! D an kita toh ingin menang ? Dan kita toh harus menang ? Karena itu maka saja selalu mengandjurkan Gotong Rojong djuga dilapangan politik. Karena itu Manifesto Politik — U SD E K bersemangat ke GotongRojongan-bulat dilapangan politik. Karena itu di Solo beberapa pekan jang lalu saja tegaskan perlunja persatuan dan ke Gotong Rojongan antara
167
golongan Islam, Nasional, dan Komunis. Ini adalah konsekwensi-politik jang terpenting bagi semua pendukung M anifesto Politik dan USDfc,K, satu konsekwensi-politik jang tidak plintat-'plintut atau plungkai-plungker bagi semua orang jang setia kepada Revolusi Agustus 1945. Djika tidak, maka semua omongan tentang Gotong Rojong, M anifesto Politik USDEK, Front Nasional, „set'a kepada Revolusi” , dan lain seba gainja, hanjalah omong-kosong belaka, Up service belaka. oaian satu tjiii daripada orang jang betukbetul revolusioner ialah satunja kata dengan perbuatan, satunja mulut dengan t ndakan. O rang ,,revolusioner jang tidak bersatu kata dan perbuatan, orang ,,revolusioner jang demikian itu adalah orang revolusioner gadungan ! Di Indonesia ini memang telah ada tiga golongan-besar ,,revolutionaire krachten”, jaitu Islam, Nasional, dan Komunis. Senang atau tidak senang, ini tidak bisa dibantah lagi ! Dewa-dewa dari Kajanganpun tidak bisa membantah kenjataan ini ! Djikalau benar-benar kita hendak melaknasakan Manifesto-Politik-USDEK, djikalau benar-benar kita setia kepa da Revolusi, djikalau benar-benar kita set.a kepada cijiwa Gotong Rojong, djikalau benar-benar kita tidak kekanak-kanakan tetapi sedar benarbenar bahwa Gotong-Rojong, Persatuan, Samenbundeling adalah keharu~ sari dalam perdjoangan anti imperialisme dan kapitalisme, maka kita harus mewudjudkan persatuan antara golongan Islam .golongan Nasional, dan golongan Komunis itu. M aka kita tidak boleh menderita penjakit Islamophobi, atau N as’. onalistophobi atau Komunisto’phobi ! Djanganlah mengira bahw a saja ini orang jang sekarang ini memberi ,,angin” kepada sesuatu fihak sadja. T idak ! Saja akan bersjukur kepada 1 uhan kalau saja mendapat predikat revolusioner. Revolusioner dimasa dulu, dan revolusioner dimasa sekarang. Djustru oleh karena saja revolusioner, maka saja ingin bangsaku menang. D an djustru oleh karena saja ingin bangsaku menang, maka dulu dan sekarangpun saja membanting tulang mempersatukan semua tenaga revolusioner, — Islamkah dia, Nasionalicah dia, Komun skah dia ! Bukalah tulisan-tulisan saja dari zaman pendjadjahan. Batjalah tulisan saja pandjang-lebar dalam madjalah ,,Suluh Indonesia M u d a” tahun 1926, tahun gawat-gawatnja perdjoangan menentang Belanda. Didalam tulisan itu pun saja telah mengandjurkan, dan membuktikan dapatnja, persatuan antara Islam, Nasional'sme, dan Marxisme. Saja membuka topi kepada Saudara Kijai Hadji Muslich, tokoh al m-ulama Islam jang terkemuka, jang menjatakan beberapa pekan jang lalu persetudjuannja kepada persatuan Islam-Nasional-Komunis itu, oleh karena persatuan itu memang perlu, memang mungkin, memang dapat. ,,^a. memang d a p a t ! Kendati omong-kosong orang tentang ,,ta’ mung kin -nja persatuan itu, maka persatuan ini telah ternjata berdjalan dibeberapa badan. Di Dewan Nasional ada orang-orang Islamnja, ada orangorang Nasionalnja, ada orang-orang Komunisnja, dan Dewan Nasional berdjalan baik. Di Dewan Pertimbangan Agung malah bukan ,,orangorang lagi, melainkan ada gembong-gembong Islam dan gembong-gem~ bong Nasional dan gembong-gembong Komunis, dan Dewan Pertimba ngan Agung berdjalan baik. Di Depernas ada banjak sekali wakil-wakil
168
t ga golongan itu, dan Depernas berdjalan ba;k. Di D .P.R .G .R saja himpunkan wakil-wakil dari tiga golongan itu, (bahkan dalam penibltiaraan-pendahuluannja di Tampaksiring saja hada'pkan Saudara aembonq Idham Chalid, gembong Suwirjo, gembong Aidit berhadapan-m uka sa" tusamalain), dan D P.R.-G.R. saja pertjaja pun akan berdjalan"ba^k Di Panitia i ersiapan Front Nasional jang dipimpin oleh S audara Arudii Kartaw mata terhimpunlah peptol-pentol tiga golongan ini, dan P an f a Pcrsiapan Front Nasional itu berdjalan baik, bahkan°berdjalan amat-amat baik. D an didalam Madjelis Permusjawaratan Rakjat jang susunan anqgautanja telah saja umumkpn beberapa hari jang lalu itu, terhimpunlah wakil-wakil tiga golongan itu, dan Madjelis Permusjawaratan Rakjat pun, saja jakin, akan berdjalan baik. Tidaklah ini kesemuanja praktek daripada ke-Gotong-Rojongan jang djudjur antara golongan-golongan jang berke-Tuhanan, Nasional.s dan Komunis, jang semuanja dibakar oleh njerinja siksaan ‘p enderitaan Rakjat, tetapi djuga dibakar oleh Apinja Idealisme ingin melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat ? Dan bukankah mereka itu, — itu golongan-golongan Islam, Nasionalis, Komunis, jang kata orang ta’ mungkin dipersatukan satusaraala'n — , didalam beberapa Lembaga, misalnja didalam D E N A S . didalam D.P.A., selalu berhatsil mentjapai mufakat dengan suara bulat diatas dasar musjawarah, — tan'pa tjakar-tjakaran satusamalain, tanpa ngotot-ngototan mentjari kebenaran sendiri menjalahkan pihak lain, tanpa setem-seteman pemungutan suara ? Saudara-saudara ! Saja hendak pula menandaskan disini bahwa per satuan itu bukan harus diadakanhnja antara golongan-golongan Islam dan Nasional dan Komunis sadja, melainkan antara semua kekuatankekuatan revolusioner. Sem ua partai jang pro Manipol dan pro U SD EK harus bersatu. Semua suku-bangsa h a r u s bersatu. Semua warganegara, D jaw akah ia, Sundakah ia, Minangkabaukah ia, Minahasakah ia, Batakkah ia, Bugiskah ia, — semua warganegara harus bersatu, dengan tidak pandang perbedaan sukubangsa, tidak pandang agama, tidak pandang keturunan asli atau tidak asli. Pemberontakan P.R.R.I.. pemberontakan Permesta, kegiatan subversif Manguni, tidak boleh diartikan pemoerontakan atau kegiatan subversif suku Minangkabau atau suku Minahasa. Pemberontakan-pemberontakan itu adalah perbuatan kaum imperiaLs jang mempergunakan orang-orang pengchianat dan budak-budak dari sukusuku itu atau suku-suku lain. R a k ja t dari semua suku dan dari semua keturunan, asli atau tidak asli, — si-petani, si-buruh, si-tukang dokar, sinelajan, si-pegawai"ketjil, si-pedagang-ketjil, si-djembel, si-marhaen, , adalah tjinta kepada Republik Proklamasi, menjetudjui Manipol dan U SD E K , gandrung kepada masjarakat adil makmur. Rakjat itu semua harus di Gotong-Rojongkan dan perdjoangan raksasa i n i ! Bergandengan dengan itu maka saja ulangi disini apa jang saja katakan tahun jang lalu mengenai pemersatuan (dus penggotong-rojonganj) modal dan tenaga , Saja berkata : ,,Amat perlu ialah supaja kita bisa mengikut-sertakan segala modal dan tenaga, segala ,,funds and forces” ba gi usaha-usaha pembangunan semesta kita. Tetapi dalam usaha-usaha
169
mengorganisir dan menghimpn segala ,,funds and forces itu, haruslah kita letakkan satu sjarat pokok, jaitu : modal dan tenaga ja n g h e n d a k kita ikut-sertakan itu, haruslah bertjorak progresif. Segala modal dan segala tenaga jang memenuhi sjarat itu, akan kita sambut dengan kedua beiah tangan. Sebaliknja „funds and forces” jang tidak progrcssif (jang dus hanja memikirkan keuntungan sendiri), tenaga-tenaga jang reaksioner dan anti-revolusioner, akan kita tolak dan malahan kita tentang. Tenagatenaga dan modal jang tidak memenuhi sjarat pokok itu, hendaknja m n g g ir sadja, dan sekali-kali djanganlah menghalang-halangi kita. Sebab setiap penghalangan akan kita terdjang, setiap rintangan akan kita singkrikan, sesuai dengan sembojan ,,rawe-rawe rantas, malang-malang putung”. ,,Sekali lagi, segala tenaga dan segala modal jang terbukti progressif akan kita adjak dan akan kita ikut-sertakan dalam pembangunan Indo nesia. Dus djuga tenaga dan modal bukan-asli jang sudah menetap di Indonesia dan jang menjetudjui, lagi pula sanggup membantu terlaksananja program Kabinet Kerdja, akan mendapat tempat dan kesempatan jang wadjar dalam usaha-uhasa kita untuk memperbesar 'produksi dilapangan perindustrian dan pertanian. ,.Funds and forces” bukan-asli itu dapat d :salurkan kearah pembangunan perindustrian, misalnja dalam sektor industri menengah, jang masih terbuka bagi inisiatif partikelir”. ,,Untuk melaksanakan maksud itu maka perlu adanja iklim kerdjasama jang baik. Oleh karena itu, semua jang brkepentingan hendaknja mendjauhi sesuatu tindakan jang dapat merugikan iklim kerdfasama itu". Ja !, dengan sepenuhnja saja punja djiwa, saja meminta : hendaklah semua jang berkepentingan m endjauhi sesuatu tindakan jang dapat m e rugikan iklim kerdja-sama itu. Saudara-saudara ! Kabinet Kerdja bekerdja keras untuk melaksanakan programnja jang term asjh u r: sandang~pangan, keamanan, Irian Barat dan perdjoangan anti-imperialis Program ini merupakan usaha djangka pendek dalam rang ka garis-besar Haluan Negara, dan karenanja tidak dapat dilepaskan dari pelaksanaan Haluan N eqara tersebut, jaitu Manifesto Politik-US DEK. Harus diakui dengan terus-terang, bahwa pelaksanaan program djangka-pendek itu belum selantjar sebagai kita harapkan. Ada disebab kan karena kekurangan pengertian tentang program itu tersendiri dan ten tang Manipol-USDEK (tadi saja terangkan); ada karena anasir-anasir jang memang mau mensabot pelaksanaan program itu dan Manipol dan USDEK; ada kematjetan-kematjetan disementara bidang produksi dan distribusi; ada karena tendensi-tendensi inflatoir jang belum terkuasa sepenuhnja; ada karena kurang ketegasan kita sendiri dalam uitvoeringnja program itu, dan sebagainja, dan sebagainja. Semua kesalahan-kesalahan kita ini harus setjara djantan kita akui, dan harus setjara djantan kita koreksi. Tidakkah salah satu tjiri orang revolusioner, bahwa ia berani mengakui kesalahan dan berani mengkorreksi kesalahan ? Ambillah misalnja pimpinan-pimpinnan perusahaan-pe rusahaan Negara dan P.T.-P.T. Negara.
170
Pada tanggal 27 Djanuari permulaan tahun 1960 ini sudah saia utiapkan satu kritik atas pimpinan-pimpinan perusahaan dan P.T . N egara itu dalam satu pidato di Istana Negara. Pokoknja pada w aktu itu saja tandaskan setandas-tandasnja, bahwa untuk Ekonomi Terpimpin haruslah ekonomi N egara memegang posisi kom ando (ini adalah istilah D .P.A .). D an ini akan gagal samasekali, kataku, djika diteruskan ,pentjo!enganpentjolengan didalam pim'pinan-pimpinan P.T.-P.T. N eg ara”, dan ,,pentjolengan pentjolengan, korrupsi-korrupsi, ketidak-tegasan etc., etc., disemua bidang, daripada bidang sipil sampai kepada militer". Pokoknja sekarang ialah, supaja d»'achirilah pensalah-gunaan atau penggunaan ke sempatan oleh siapa'pun djuga adanja S.O.B. (adanja Keadaan Bahaja) untuk menggcmukkan kantong sendiri. Untuk in'i, saja kira baik djika disemua perusahaan-perusahaan Negara, disemua P.T.-P.T. Negara, dibcntuk dcwan-deivan, jang berkewadjiban membantu pimpinan perusa haan untuk mempertinggi kwantitet dan kwalitet produksi, dan — untuk mengawasi kaum pentjoleng-pentjoleng, kaum korruptor-kurruptor, kaum penipu-peni'pu, kaum pentjuri-pentjuri kekajaan Negara ! Dibidang distribusi — pun belum semuanja berdjalan diharum-gandanja bunga mawar dan dibawah sinarnja bulan purnama. Salah satu ke sulitan objektif ialah belum lengkapnja kita punja alat-alat 'pengangkutan dilaut dan didarat. Tetapi kita berusaha keras untuk memperlengkapi alat-alat-pengangkutan itu- Dan saja kira ada baiknja kita mempertimbangkan inschakeling Rukun-Rukun-Kampung dan Rukun-Tetangga da lam la'pangan distribusi ini. Untuk lantjarnja distribusi, maka R.K.-R.K.— R.T.-R.T. itu bisa menundjuk warung jang dipertjajai. Banjak warungwarung Sandang-Pangan jang sekarang ini ternjata hanja tempat pentjarian untung sadja bagi beberapa gejintir orang. Sjarat-mutlak bagi inschakclingnja R.K.-R.K.-R.T.-R.T. itu tentunja ialah bahwa R.K.-RK.-R.T,R.T. itu sendiri harus benar-benar diretool lebih dahulu. Sebab dila•pangan ke-R.K.-R.T.-an pun masih banjak hal-hal jang busuk, masih „rotzooi” jang harus diretool ! Demikianlah beberapa tjukilan mengenai kesulitan-kesulitan kita di lapangan pelaksanaan program Sandang-Pangan. Saudara-saudara ten tunja mengerti, bahwa persoalan Sandang-Pangan ini melfputi bidang per soalan jang lebih luas, lebih terdjalin-djaLn, lebih kompleks. Soal tambahnja produksi beras-garam-ikan asin etc. etc., soal tambahanja produksi tekstil dan import tekstJ etc. etc., soal menu makanan Rakjat etc. etc., soal-soal jang demikian itu semuanja mendjadi challenge (tantangan) jang tanpa ampun harus dilajani. H a ru s dilajani. oleh karena soal Sandang-Pangan adalah satu soal ,,the stomach cannot wait” (perut ta bisa menunggu) bukan sadja, tetapi djuga karena soal itu adalah satu bagian daripada i ersoalan Besar ,,mendjelmakan masjarakat adil dan makmur sesuai dengan Amanat P en deritaan Rakjat.
Untuk melajani Persoalan Besar inilah, tempohari kita membangunkan Depernas, — Dewan Perantjang Nasional. Untuk melajani Persoalan Besar inilah De'pernas diwadjibkan menjusun satu pola daripada pem-
171
banqunan semesta untuk membangun satu M asjarakat Adil dan M akiniu berdasarkan Pantja Sila, pola jang nanti harus kita karja^an s j. Gotong Rojong dengan bermandikan keringat dan r an a lismc revolusiner jang menjala-njala. Perentjanaan, Pola, atau Planning, adalah satu s j a r a t mutlak bagi pelaksanaan Sosialisme! Planning itu nanti dalam ‘‘ j ' 1''.- ’*jtu djad^lah wahananja Ekonomi I erpimpin dan Democn.. 1 V ' dua penghela kearah Sosialisme atau M asjarakat A dd dan ,,Planning is the technique of foreseeing-ahead evcry 111 ‘Y 11P. of separate operations’', — „perentjanaan adalah e n\ ^ n re n fet'irl.hat lebih dahulu setiap langkah jang harus diamDil d a , a m c tu i . . pandjang dari tindakan-tindakan jang berdiri sent in sen D epernas bekerdja keras, Saja buka topi kepada n^enertanggal 13 Agustus jang baru lalu saja sudah menerimai a kan saia nas itu mereka punja blueprint tahapan pertama. u P ^ ' teruskan kepada Madjelis ? « musiawa^ | ^ Indonesia, kalau’ tanja pun sudah selesai saja bangun. .bc*hagiaian j ^ ia nanti, dengan diterimanja blueprint D epernas oleh va. . • ‘. ' V ! nitj “ punjai iapunja P ola P m b a n g u n a n T a h a p a n P e rta m a . a agi 1 , c rena ia, dengan adanja Pola Pembangunan itu, meiupa can a anja pim* pinan ekonomis, - merasakan adanja economisch lcidcrshap disamping adanja politiek leiderschap jang terpantjar dalam M am ies.o Politik dan U SD E K . Berantakanlah nanti zoogenaamd ramalannja P.R.R.I.-Permesta jang berbunji: „Betul mereka (P.R.R.I.-Permesta itu) kalah dibidang militer, tetapi Republiknja Soekarno nanti akan hantjur sendiri karena economic mismanagement and misleadership . D engan adanja blueprint Depenas itu maka economisch leiderschap akan tergaris njata, D an Insja Allah akan berantakan bukan sadja ramalan kaum pemberontak itu bahw a kita akan hantjur, tetapi Insja Allah a k a n berantakan pula merekapunja/lajapant bahwa mereka akan tetap berdiri. Insja Allah, bukan Republik Indo nesia jang akan hantjur, tetapi P.R.R.I.-Permestalah jang akan hantjur . Semangat , foresseeing-ahead” ,(semangat telah melihat lebih dahu lu") bertjermin pula dalam keputusan D.P.A dan Kabinet mengenai Landreform. D.P.A. telah mengusulkan kepada Pemerintah tentang ,,Perombakan hak tanah dan penggunaan tanah , ,,agar masjarakat adil dan makmur dan terselenggara dan chususnja taraf hidup ini meninggi dan taraf hidup seluruh rakjat djelata meningkat , Pemerintah telah memutuskan „Rantjangan U n d a ng-undang P o k o k Agravia , Rantjangan U n dang-undang jang mana telah saja teruskan kepada D.P.K.G.K. agar lekas disidangkan. Ini adalah satu kemadjuan jang penting-maha-penting dalam Revo lusi Indonesia ! Revolusi Indonesia tan'pa Landreform adalah sama sadja dengan gedung tan'pa alas, sama sadja dengan puhun tanpa batang, sama sadja dengan omong-besar tanpa isi. Melaksaakan Landreforrn berarti melaksanakan satu bagian jang mutlak d\ari Revolusi Indonesia Gembargembor tentang Revolusi, Sosialisme Indonesia, M asjarakat Adil dan M akmur, Amanat Penderitaan Rakjat, tanpa melaksanakan Landreform,
172
adalah gembar-gembornja tukang pendjual obat dipasar T an a h Abang atau di Pasar Senen. Pada taraf sekarang ini, demikianlah D.P.A., Landreform disatu fihak berarti penghapusan segala hak-hak asing dan konsesi-konsesi kolonial atas tanah, dan mengachiri penghisapan feodal setjara berangsur-angsur, ■ — dilain fihak Landreform berarti m em perkuat dan memperluas pem i likan tanah untuk seluruh Rakjat Indonesia terutama kaum tani. Dan Rantjangan Undang-undang Pokok Agraria berkata : ..tanah tidak boleh mendjadi alat penghisapan apalagi penghisapan dari modal-asing terhadap Rakjat Indonesia. Karena itu harus dihapuskan ,,hak eigendom”, ,,\vet-wet agraris" bikinan Belanda, „Domeinverklaring”. dan lain sebagai nja. Kalau nanti Rantjangan Undang-undang ini telah mendjadi Undangundang, maka telah madju selangkah lagilah kita diatas djalan Revolusi Telah madju selangkah lagilah kita diatas djalan jang menudju kepada realisasi Amanat Penderitaan Rakjat. Ja I, tanah tidak boleh mendjadi alat penghisapan ! T anah untuk Tani ! Tanah untuk mereka jang betulbetul menggarap tanah ! Tanah tidak untuk mereka jang dengan duduk ongkang-ongkang mendjadi gemuk-gendut karena menghisap keringatnja orang-orang jang disuruh menggarap tanah itu ! T o h !, — djangan mengira bahwa Landreform jang kita hendak laksanakan itu adalah „Komunis” ! H ak milik atas tanah masih kita akui I O rang masih boleh mempunjai tanah turun-temurun. Hanja luasnja milik itu diatur, baik maksimumnja maupun minimumnja, dan hak milik atas tanah itu kita njatakan berfungsi sosial, dan Negara dan kesatuan-kesatuan masjarakat hukum mempunjai kekuasaan jang lebih tinggi daripada hak milik perseorangan. Ini bukan „Komunis” ! Ketjuali itu, apakah orang tidak tahu bahwa negara-negara jang bukan komunis pun banjak jang mendjalankan Land* •reform ? Pakistan mendjalankan Landreform, Mesir mendjalankan Land reform, Iran mendjalankan Landreform ! Dan P.B.B. sendiri tempo hari menjatakan bahwa ..defects in Agrarian structure, and in particular sys tems of land tenure, 'prevent a rise in the standard of living of small farmers and agicultural labourers, and im'pede economic development”. (Keburukan-keburukan dalam susunan pertanahan, dan terutama sekali keburukan-keburukan dalam tjara-tjara pengolahan tanah, menghalangi naiknja tingkat hidup sitani-ketjil dan siburuh pertanian, dan menghambat kemadjuan ekonomis). Karena itu, hadapilah persoalan Landreform ini setjara zakelijkobjektif sebagai satu soal kehamsan mutlak dalam melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat dan Revolusi, dan djangan hada’pi dia dengan kommunisto-phobi! Saudara-saudara ! Sekarang bagian kedua daripada Program Kabi net Kerdja : Hal Keamanan* Dalam Pidato 17 Agustus tahun jang lalu, saja berkata: ,.Program Pemerintah adalah untuk melaksanakan keamanan Negara terhadap gerombolan-gerombolan pemberontak dalam 2 a 3 tahun. Tetapi mengingat
173
sifat gerilja dan anti-gerilja jang berkembang sedjak perang dunia jang lalu, maka konsolidasi dan stabilisasi territorial sepenuhnja bagi keam an an Rakjat jang merata, mungkin masih memerlukan waktu jang lebih lama” . Demikianlah kataku tahun jang lalu. Bagaimanakah keadaan sekarang ? P engatjau jang 'pokok terhadap keamanan Republik Indonesia ma-
sihlah tetap gerombolan D.I./T.I.I., P.R.R.I.-Permesta, dan RM S, beserta aksi-aksi subversifnja jang mereka djalankan bersama dengan subversif asing. Saja peringatkan kembali bahw a sebab-sebab jang pokok dari pengatjauan itu ialah pertentangan-pertentangan dan petualangan-'petualangan dibidang politik-psychologis, dengan membawakan pula kesulitan-kesulitan N egara dibidang social-ekonomis dan militer. Disamping itu saja peringatkan pula, bahwa selama Belanda masih bertjokol di Irian Barat, maka selama itu, sengketa ini akan tetap merupakan sumber pengatjauan terhadap Republik. Demikian pula maka perang dingin antara blok Barat dan blok Timur akan teta'p mengganggu keamanan Indonesia. D an selalu harus diinsjafi, bahw a soal keamanan bukanlah soal bagi tentara sadja, bukan soal bagi tentara sadja, bukan soal bagi polisi sadja, melainkan satu sosl R a k ja t seluruhnja. Oleh karena itu maka dalam Manifesto Politik telah ditegaskan, bahw a Rakjat diikut-sertakan dalam penjelenggaraan keamanan, dengan mengintensifkan organisasi-organisasi keamanan Rakjat, dengan wadjiblatih bagi pemuda dan veteran, dengan milisi darurat diseluruh Indonesia. Ja, soal seluruh Rakjat seumumnja ! Malah sebagai tadi saja katakan, soal keamanan ini adalah djalin-mendjalin dengan bidang politik-psychologis, bidang sosial-ekonomis, bidang subversi asing. Karena itu maka dalam suksesnja pelaksanaan M a n ife sto olitik disegala bidang terletaklah pula suksesnja pem ulihan keamanan.. alam suksesnja U S D E K , terletaklah pula suksesnja pem ulihan keaman~ ttnnja. ^ Mengenai keamanan dalam arti chusus, maka kita harus : P e i t a m a . Melakukan operasi-operasi tempur jang semakin hebat uc n sema m sempurna, untuk dengan pukulan-pukulan jang dahsjat mengmpur-menghantjurkan gerombolan-gerombolan pengatjau tadi.
Melakukan operasi-operasi territorial jang semakin hebat in 1semPurna pula, untuk memisahkan gerombolan dari duku. Mpr!nla -i n men9embahkan serta menegakkan-kembali kewiba.• ra ' f , strukturil mcnegakkan kembali alat-alat pemerintahan c 11 a as sampai kebawah, maupun idiil meng-USDEK-kan seluruh masjarakat, berbarengan dengan rehabilitasi sosial-ekonomis. K edua.
174
Ketiga : — inipun mutlak perlu — : mengintensifkan operasi-operasi mental, dan chusus pencrtiban dan penjehatan alat-alat Negara sipil dan
militer, baik teknis maupun ideologis, sebagai jang telah ditemukan da lam Manifesto Politik. K e e m p a t : Dengan makin hebatnja dan makin sem'purnanja operasioperasi ke I, ke II, dan ke III tadi, maka akan lebih banjak pula djumlah gerombolan jang ,.kembali kepangkuan Republik” sebagaimana dimungkinkan dan disjaratkan dalam Manifesto Politik. K e lim a : Semua usaha-usaha jang saja sebutkan itu harus dirampungkan (dibulatkan) dengan tindakan-tindakan [olloiv~:up, sebagai operasi-operasi landjutan untuk rehabilitasi daerah dan pembangunan didaerah, sehingga tertjapailah konsolidasi dan stabilisasi territorial, guna mentjapai normalisasi dan pengachiran Keadaan Bahaja.
Bagaimana hasil usaha kita dalam tahun jang lalu ? Dalam satu tahun jang lalu, maka luas daerah jang dikuasai dahulunja oleh gerombolan-gerombolan, terutama diluar Djawa, telah banjak berkurang. T e r utama sekali di Sumatera Utara, di Sumatera Tengah, di Kalimantan Selatan, di Sulawesi Selatan, dan di Sulawesi Utara. D jum lah gerom bolan jang dieliminir (ditewaskan) dalam pertempuran-pertempuran adalah ± 11.000 orang, dan djumlah jang kembali kepangkuan Republik adalah ± 18.000 orang. Kegiatan subversif mereka sebagian besar telah di'patahkan. Subversif ,,Manguni” telah dipatahkan, subversif ,,Kobra” telah digulung. Akan tetapi perlu tetap diingat, bahwa selama masih ada P.R.R.I., selama masih ada Permesta, selama masih ada D.I.-T.I.I., dan lain sebagainja, selama itu, akan masih tetap ada subversifnja dan perang-urat-sarafnja, untuk merusak kita dari dalam dan dari belakang. Dengan hasil-hasil tersebut, saja mengutjapkan penghargaart dan teriniakasih kepada alat-alat Negara, dan Rakjat jang telah ikut mem bantu usaha-usaha keamanan itu diberbagai bidang dan diberbagai da erah. Penghargaan dan terimakasih saja itu adalah sungguh-sungguh ! Sebab saja mengetahui betajDa banjaknja kesulitan-kesulitan jang telah diderita oleh alat-alat Negara dan R a k ja t: kesulitan-kesulitan jang berupa penderitaan pribadi jang pedih-pedih ; kesulitan-kesulitan materiil — 'personil — finansiil; kesulitan-kesulitan keluarga jang terpisah berbulan-bulan; kesulitan-kesulitan perasramaan, kesulitan-kesulitan sosial, kesulitan-kesulitan kekurangan ini kekurangan itu sehari-hari ; dan seribu-satu kesulitan-kesulitan lagi. Bahkan pradjurit-pradjurit kita se djak saat Proklamasi lima belas tahun jang lalu sampai sekarang masih belum pernah mengenai istirahat jang sebenarnja sedikitpun, karena panggilan tugas jang terus-menerus dan tiada b erh en ti! Namun, ja namun !, kita belum boleh puas dengan hasil-hasil jang telah tertjapai. Kita masih 'perlu mengerahkan segenap urat-urat dan segenap otot-otot lagi, kita masih perlu lebih giat dan lebih hebat memaksimumkan semua usaha, agar dalam waktu dua tahun lagi Insja Alah tertjapailah keamanan diseluruh wilajah Republik. Ja 1 kita harus terus membantras pengatjau-pengatjau itu ! Mereka sekarang melansir apa jang mereka menamakan „perdamaian nasional”, sebagai jang dikemukakan oleh kaki-tangan-kaki-tangan mereka Sam
175
Karundeng, Daniel Maukar, Sukanda Bratamenggala, dan lain-lain lagi* Saja tandaskan disini sekali lagi dengan suara jang setandas-tandasnja, sesuai dengan isi Manifesto Politik bab keamanan : T iada Tiada T ia d a
kom'promis dengan D .I.-T .I.I.! kompromis dengan P.R.R.I.-Permesta ! kompromis dengan R.M.S. !
T erhadap jang tetap membangkang, akan kita teruskan operasioperasi militer dqn polisionil jang semakin hebat lagi ! T e rh a d a p jang tetap membangkang, penggem puran akan berdjalan terus ! Tetapi terhadap jang insjaf kembali, terhadap jang benar-benar menjerah tanpa sjarat, terhadap jang ingin kembali kepangkuan Republik dengan tjara jang benar-benar ichlas dan bukan untuk belakangan menggarong Re'publik lagi, terhadap mereka itu diadakan ,,politik pintu terbuka’\ M ereka akan diterima dengan baik, dan akan diperlakukan de ngan wadjar. Setiap djalan jang mempertjepat keamanan dan mengurangi korban-korban, harus kita pergunakan ! Saudara-saudara 1 sekarang bagian ketiga daripada prograin Kabi net K e rd ja : Perdjoangan Anti-imperialisme, 'perdjoangan Irian Barat. Perdjoangan menentang imperialisme adalah salah satu djiwa pokok daripada Revolusi kita, dan malahan djuga daripada pergerakan N asio nal sebelum kita mengadakan Proklamasi. Salah satu unsur daripada A m anat Penderitaan Rakjat, — penderitaan jang telah ber'puluh-puluh tahun, dan tidak hanja 15 tahun sadja —, salah satu unsur itu ialah djustru meng-njahkan Imperialisme dari seluruh wilajah tanah-air Indo nesia- M aka sudah barang tentu, djuga sesudah kita memiliki Republik ini, perdjoangan didalam negeri melawan imperialisme berdjalan terus. Tetapi dalam hubungan kita dengan dunia luar pun perdjoangan ini kita teruskan. Dalam hubungan Re'publik dengan dunia luar pun, tetap kita memegang teguh kepada djiwa-pokok Revolusi, jaitu menghimpun segala kekuatan Nasional dan Internasional untuk menentang, dan achirnja membasmi menjapu bersih imperialisme dan kolonialisme itu dimana 'pun djuga dan dalam bentuk apapun djuga. Setjara chusus kita meletakkan t’ltik-berat kepada perdjoangan memerdekakan Irian Barat, karena di n an Barat imperialisme-kolonialisme menantjap ditubuh darah-daging kita sendiri. Alhamdulillah, diluar-negeri itu perdjoangan ini berdjalan s e n g it! 1 eiah saja katakan sedjak tahun jang lalu, bahwa %
ummat-manusia
kini berada dalam Revolusi, antara lain Revolusi menentang pendjadjahan. Ujiwa revolusioner berhati-besar melihat perdjoangan menentang pen djadjahan berhasil baik dibeberapa negeri. Di Tunis, di Konakry, di Bukarest dan di Budapest saja tempohari dengan semangat mengatakan, bahw a Afrika kini adalah laksana kantjah jang berkobar menjala-njala, bahw a ,,Africa is ablaze like a burning fire” ! Mesiu telah meledak disana, kena tjetusan ,,Semangat Bandung” ! Sekarang saja mengulangi
176
lagi. salam dan do a selamat saja atas naina bangsa Indonesia kepada para pemimpin dan bangsa-bangsa Afrika jang baru sadja hidup-kembali kedalam alam Kemerdekaan. Salam-kemerdekaan dan salam revolusioner kepadamu, hai Saudara-saudara di Afrika ! Salam hangat dan do’a selamat kepada Kamerun, kepada Togo, kepada Federasi Mali, kepada Konggo, kepada Somali, kepada Malagasi, kepada Pantai Gading ! Dan saja jakin : tidak lama lagi pun kepada bangsa-bangsa Afrika jang lain, jang djuga pasti menang, pasti menang, dalam perdjoangan kemerdekaannja. Dan saja jakin pula, bahwa seperti djuga Bangsa Indonesia, de ngan segala keteguhan, dengan segala ketabahan hati, dengan segala kebulatan tekad untuk meneruskan perdjoangan mati-matian. Saudarasaudara kita di Afrika itu achirnja akan dapat mematahkan segala rintangan, menghantjur-leburkan segala halangan, baik dari dalam maupun dari luar. Berdjoanglah terus, hai Saudara-saudara di Afrika, kemenanganmu pasti nanti datang ! Kami di Indonesia sendiri masih mengalami berbagai kesulitan, tetapi setjara sederhana kami bersedia memberi bantuan sedapat mungkin bilamana dibutuhkan. Saudara-saudara tidak berdiri sendiri dalam perdjoangan Saudara-saudara menentang imperialisme dan kolonialisme ! Kemenangan Saudara-saudara adalah kemenangan kami, kemenangan kami adalah kemenangan Saudara-saudara ! Dan bukan hanja untuk menghimpun segala kekuatan Nasional dan Internasional menentang imperialisme dan kolonialisme sadjalah politik luar-negeri kita itu. Poiltk luar-negeri kita, djuga kita tudjukan kepada persahabatan dengan semua bangsa, sesuai dengan adjaran Pantja Sila, Ia kita tudjukan kepada menjumbang kepada terwudjudnja perdamaian dunia, sesuai pula dengan adjaran Pantja Sila. Ia, sebagai semua orang telah mengetahui, berwudjud satu politik-luar-negeri jang diluar-negeri orang namakan ..independent policy” atau ,,policy of non-alignment”. Kadang-kadang orang diluar-negeri menamakannja djuga „policy of neutralism”, — satu politik jang netral. Sebutan jang belakang’an itu adalah sebutan jang tidak benar. Sebutan jang belakangan itu adalah jang salah dan melesct, sama sekali. Sebab kita tidak netral, kita tidak penontron-kosong daripada kedjadian-kedjadian didunia ini, kita tidak tanpa pendirian. Kita mendjalankan politik bebas itu tidak sekadar se tjara ,,tjutji tangan” , tidak sekadar setjara defensif, tidak sekadar setjara apologetis. Kita aktif kita berprinsipe, kita berpendirian ! Prinsipe kita ialah terang Pantja Sila, pendirian kita ialah aktif menudju kepada per damaian dan kesedjahteraan dunia, aktif menudju kepada persahabatan segala bangsa, aktif menudju kepada lenjapnja exploitation de l'homme par l’homme aktif menentang dan menghantam segala matjam imperialismc dan kolonialisme dimanapun ia berada. Pendirian kita jang „bebas dan aktif” itu, setjara aktif pula setapak demi setapak harus ditjerminkan dalam hubungan ekonomi dengan luarnegeri, agar supaja tidak berat sebelah ke Barat atau ke Timur. Manakaia pada saat sekarang in ikeberat-sebelahan itu nampaknja masih ada, maka usaha kita ialah untuk menghilangkan keberat-scbclahan itu. Hanja djikalau kita tidak beratscbelah, maka kita benar-benar boleh menuliskan Pantja Sila diatas dada kita, dan kita dipertjaja orang dalam usaha kita
177
mendamaikan dunia. Hanja djikalau kita benar-benar tidak „pilih-kasih", m aka kita bisa menghindarkan jang tanah-air kita jang tjantik-molek, kaja-raja, strategis ini, didjadikan padang perebutan pengaruh politik internasi'onal, didjadikan arena 'perang-dingin dan mungkin arena perang-panas dari dunia luaran ! Sampai-sampai dalam hal memperdjoangkan bebasnja Irian Baratpun kita mendjalankan Pantja Sila ! Bertahun-tahun lamanja ktta sesuai dengan Pantja Sila itu mendjalankan politik ,,adjakan manis kepada Belanda. Bertahun-tahun lamanja kita mentjoba mejakinkan Belanda bahw a tuntutan kita adalah adil, Bertahun-tahun lamanja kita mentjoba mempengaruhi public opinion dinegeri Belanda, dan djuga public opinion didunia, u n tu k ’memberi desakan kepada Belanda. Sebenarnja sedarr tadinja kita harus sudah mengarti bahw a 'politik ,,adjakan manis itu nistjaja tidak akan berhasil. Djuga dalam pergerakan nasional kita dahu u, dalam mana pemimpin-pemimpin kita dua puluh tahun lamanja mendja lankan politik mohon-mohonan, rekes-rekesan, jakin-jakinan, cooperatiecoo'peratiean dengan Belanda, terbuktilah bahw a ,,politik adjakan mams itu tidak direwes. Baru sesudah kita m endengungkan politik non-coope ration, baru sesudah kita memformulir dengan tegas bahw a politik kita harus berupa ,,machtsvorming dan m achtsaanw ending”, baru se s u d a i kita menjembojankan dengan tjara jang menjundul-langit b ah w a 13 harus menudju kepada Indonesia M erdeka 100% lepas dari Belanda dengan menggerakkan revolutionaire massa-actie jang tidak njemba njembah dan tidafc bercooperatie-cooperatiean dengan Belanda, baru sesudah 'pergerakan nasional kita itu benar-benar berdiri atas dasar belangentegenstellingen dan machtstegenstellingen dengan Belanda, baru sesudah itulah matahari kedjajaan kita mulai menjingsing. 1denqan Q A Z __ D an djuga pengalaman kita sesudah Proklamasi, 1950, jaitu pengalaman kita dalam physical revolution, take", fihak Belanda ta' dapat ditjapai kata-sepakat atas dasar ,,gi ^ bahw a sebenarnja pun harus telah memberi pengadjaran e^ i : u an Jrian Bakita harus menempuh djalan lain dalam usaha D ialan lain” rat kedalam wilajah kekuasaan Republik. T etap i ti a . ,. j, jang
itu tidak segera kita ambil!
P e n ja k it
tidak
tepat dan tegas, djuga meradjalela diantara k mengenai'persoalan Irian Barat i n i , sebagaimana pei J djadi kanker dalam tubuh-fikiran kita bertahun-tahun se revolution d i bi da ng lain-lain.
hkuS
un lagi
d i u q a men-
nhvsical
T etapi achirnja, eindelijk, e-i-n-d-e-l-i‘j"k, beberapa ta ^ un jtu> merantak-rantaklah fadjar menjingsing dalam p o litik -lria n -£ > a ra Eindelijk, beberapa tahun jang lalu kita merobah sifat Pe Irian dari ,,mengadjak Belanda setjara manis” u n t u k mengemba 1 , Barat kepada kita, mendjadi satu politik konfrontasi antara s g Jcuatan nasional kita terhadap Belanda dalam mas alah h i a n ar Saat itulah lahirnja kita istilah „djalan lain dalam politik-Irian kita. Saat itu saatnja kita menemukan-kembali kesadaran, bahw a Pe angan nasional adalah soal kekuatan, soal ,,machtsvorming en mac
178
wending*' ,soal perdjoangan dan bukan soal pengemisan, Saat itu adalah saat ,,rediscovery of our struggle”, jang kemudian disusul samasekali oleh ..rediscovery of our Revolution". Ja !, kita sekarang tidak mau lagi meminta-minta berunding dengan Belanda mengenai Irian Barat, kita akan terus mendjalankan politik ,,djalan lain” itu sampai Irian Barat masuk kembali kedalam wilajah kekuasaan Republik. „Man bettelt nicht urn ein Recht, um ein Recht kampft Man !”, — „H ak ta' da'pat diperoleh dengan mengemis, hak hanja dapat diperoleh dengan perdjoangan !”, — demikianlah adjaran jang kita dapat dari alam perdjoangan. Saja mengutjap banjak terimakasih kepada Dewan Pertimbangan Agung, bahwa Dewan ini 'pada tanggal 21 Djuli beberapa pekan jang lalu telah mengusulkan kepada Pemerintah tentang ,,Kebidjaksanaan P o litik Pembebasan Irian Barat” . Usui Dewan Pertimbangan Agung itu amat berharga sekali, lebih-lebih lagi oleh karena usul Dewan Pertim bangan Agung pun berdiri diatas prinsipe konfrontasi segenap kekuatan Nasional kita terhadap fihak imperialis-kolonialis Belanda, konfrontasi antara nationale macht kita terhadap im'perialistis-kolon.'ale macht Be landa. Maka Pemerintah akan memberikan perhatian sepenuhnja kepada usul Dewan Pertimbangan Agung itu. Didalam pidato 17 Agustus tahun jang lalu saja berkata : ,,Chusus mengenai perdjoangan Irian Barat, saja menjatakan disini bahwa benar Pemerintah tidak akan memasukkan soal Irian Barat itu ke P.B.B. tahun ini. Tetapi ini tidak berarti bahwa Pemerintah kendor dalam perdjoang annja mengenai Irian Barat. Tidak ! Samasekali tid a k ! Sebaliknja! Pemerintah mem'perhebat perdjoangan Irian Barat itu dilapangan lain daripada P.B.B. Pemerintah memperhebat perdjoangannja itu dilapangan ekonomi. Pemerintah mengakui bahwa perdjoangan Irian Barat harus dilakukan disegala lapangan, ja didalam negeri ja diluar negeri, tetapi buat tahun ini Pemerintah mengkonsentrir perdjoangannja melawan Be landa itu dila'pangan ekonomi. Ingatlah kepada pemindahan pasar ke Bremen, ingatlah kepada keputusan kita untuk tidak mengakui ada hak eigendom Belanda lagi (sekarang semua hak-hak agraris Belanda dihapuskan), ingatlah kepada utjapan saja bahwa djika Belanda tetap membandel dalam persoalan Irian Barat, maka akan habis-tammatlah sama sekalj riwajat semua modal Belanda dibumi Indonesia. Tjoba lihat nanti, fihak Belanda dan kontjo-kontjonja im'perialis tentu akan geger-marah oleh keputusan-keputusan kita ini, dan kegegeran mereka itupun harus dan akan kita lajani didunia internasional. Pemerintah berpendapat lebih baik mengkonsentrir enersinja diluar-negeri pada pelajanan kegegeran inilah, dan tidak memetjah-metjah enersinja itu antara 'pelajanan kege geran ini + perdjoangan di P.B.B. Dan bagi P.B.B. sendiripun, sikap kita sekarang ini (untuk tidak memasukkan Irian Barat dalam atjara P.B.B.), harus diberi arti jang langsung mengenai P.B.B. Saja harap P.B.B. de ngan sikap kita sekarang ini mengerti, bagaimana perasaan kita terha dap p .b .b .
r
Demikian tahun jang lalu. Bagaimana tahun jang sekarang? Tahun jang sekarang, kita teta'p mengambil ,,djalan lain” itu, mal'ahan memper kuat, memperhebat, memperdahsjat ,,djalan lain” itu. Dewan Pertim-
179
bang an Agung sendiri dalam salah satu kalimat pendjelasan usulnja itu menulis : (boleh saja ungkap sedikit) : ,,B erdasarkan pengalaman-penga laman politik pembebasan Irian Barat dari Kabinet-kabinet jang lalu, disamping kenjataan sikap kepalabatu kolonialis Belanda jang makin memperkuat pendudukan militernja di Irian Barat, dan berhubung de ngan penemuain kembali Revolusi Indonesia pada garis U .U .D . 45, m a ka adalah satu keharusan, bahwa ICabinet K e rd ja m elaksanakan politik pem bebasan Irian Barat setjara revolusioner m e n u r u t bahasa ter sendiri R e volusi N a sio n a l Indonesia”. Ja !, pengalaman-pengalaman Kabinet-kabinet jang lalu sudah djelas. Ja !, kolonialis Belanda makin bersikap ke'palabatu ! Ja !, Belanda malahan mengirim K arel D oorm an ke Irian Barat. Tetapi djuga ja !, kita sekarang sudah benar-benar menemu-kembali perdjoangan kita dan menemu-kembali Revolusi ! Karena itu, ja !, benar sekali andjuran D ew an Pertim bangan Agung supaja kita melaksanakan politik pembebasan Irian Barat setjara R evolusioner, menurut bahasa tersendiri Revolusi N asional Indo nesia ! Belanda makin berkepala-batu. Belanda malahan mengirimkan Karel Doorman-nja. Satu negara rentenier ketjil jang sebenarnja sudah djatuh seperti N ederland itu, jang masih bernafsu kolonialisme, sekarang mentjoba mengirimkan deurwaardernja, jang bernama Karel Doorman ! Sekarang dengarkan saudara-saudara ! Dalam keadaan jang ^ e2™" kian itu, tidak ada gunanja lagi hubungan diplomatik dengan negeri e ^ landa. T ad i pagi telah saja perintahkan Departemen Luar Negeri memutuskan hubungan diplomatik dengan negeri Belanda. Itu negatifnja ! Positifnja kita m em pertinggi ke ku a ta n N a s io n a l kita jang kita harus konfrontir dengan kekuatan imperialis Belanda itu. Sekali lagi dengan tegas saja katakan disini, bahw a k e ku a ta n N a s io n a l itulah ]ang m enentukan, kekuatan Nasional jang beru'pa satu totalitet daripa a semua tenaga politik, ekonomis, sosial, sipil, militer dalam bangsa dan egara jang dalam ketotalannja kita konfrontir dengan kekuatan imperia is Belanda 1 Sebab didalam konfrontasi itulah nanti akan ternjata siapa 3 ng kuat, siapa jang menang ! diik DaliaS1 memPertinggi kekuatan Nasional itu, F ro n t N a sio n a l menduAmmr! f l 1J Sat.U tempat ian9 Penting. Dalam usul D ew an Pertimbangan mennnala 1 1 U antara ^ain diusulkan : (saja ungkapkan lagi sedikit) : imnerialic per*?atuan rakjat revolusioner beru'pa Front Nasional anti bangkitkan aksi-aksf massa” BUn9 K arn° ’ sebagai landasan untuk mem" Nasiorfal ^ an^ esto Politik tempohari saja berkata : ,,Idee Front Kuntul-abris” 7 uar daripada prinsip Gotong Rojong „Ho-lopisnplntnhanrr + * uvuh tenaga Rakjat harus digalang dan didadikan satu mnc1 V- t. eTJ a^.j m ahasjakii, menudju kepada terbangunnja satu n f j n fo L l an makmur, - menudju kepada penjelesaian Revolusi. 1 ^ an9an itulah tugasnja Front Nasional. Mendjadi Front Nalona l u a a a satu hal jang prinsi'piil-fundamentil: sebab pembangunan semesta ta mungkin berhasil tanpa mobilisasi tenaga semesta pula. Revo-
180
lusi ta mungkin berdjalan penuh tanpa ikut-berRevolusinja seluruh Rak jat. Front Nasional nanti diadakan untuk menggalang seluruh tenaqa daripada seluruh Rakjat. Ia harus menggalang seluruh ke-Gotong-Ro jongan Rakjat. Front Nasional itulah dus jang harus menggalang sema ngat dan tenaga latent dikalangan Rakjat, didjadikan satu gelombang ,keho-lopis-kuntul-barisan” untuk menjelesaikan Revolusi Saja mengulangi bagian pidato Manifesto Politik jang m en gen ai 'penggalangan tenaga dan semangat massa Rakjat ini in extenso (dengan lengkap), oleh karena masih banjak orang-orang dalam kalangan apara tur Negara, — orang-orang kwalitet ndoro-ndoro dan djuragan-djuragan, wan'ita-wanita jang kwalitet den-adjeng den-adjeng dan denaju den-aju —, jang tidak mengarti artinja tenaga massa dan semangat massa, bah kan menderita penjakit mas&a-phobi dan Rakjat-phobi, jaitu takut kepada massa dan takut kepada Rakjat. Djiwa ndoro dan djiwa den-aju itu harus kita tjutji samasekali dan harus kita kikis samasekali, agar supaja Revo lusi da'pat berdjalan benar-benar sebagai Revolusi Rakjat, dan oleh ka renanja berdjalan seeffisien-effisiennja pula ! Sebagai dimuka telah saja katakan, beberapa hari jang lalu sudah selesai saja bentuk putjuk pimpinan daripada Front Nasional itu. Tinggal sebentar lagi benar-benar kita menggerakkan Front Nasional itu ; Holopis-kuntul-baris !, menudju pembangunan semesta, menudju 'pembebasan Irian Barat, menudju lenjapnja imperialisme dari bumi Indonesia, menu dju kemerdekaan penuh, menudju sosialisme Indonesia, menudju pelak sanaan Amanat Penderitaan R a k ja t! Saudara-saudara ! Lambat-laun datanglah saatnja saja harus mengachiri pidato saja ini. T etapi saja tidak mau mengachirinja, sebelum saja- menandaskan bebera'pa hal kepada Saudara-saudara. Banjak telah kita kerdjakan dalam tahun jang lalu. Kita telah meretool badan legislatif dan membentuk D.P.R.G.R. Kita sedang meretool dunia-kepartaian, dan telah memerintahkan pembubaran partai-partai jang anti-revolusioner. Kita telah mempersiapkan Landreform, salah satu bagian mutlak daripada Revolusi. Kita telah menjusun Madjelis Permu sjawaratan Rakjat. Kita telah menjusun pim'pinannja Front Nasional. Kita telah memetjahkan sedikit persoalan Sandang Pangan. Kita telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda. Kita telah membasmi sebagian jang lumajan daripada gerombolan-gerombolan pengatjau. Kita telah membangun Bank Pembangunan, sedang membangun Bank Koperasi, Tani dan Nelajan, sedang membangun Bank-bank Pembangunan Daerah. Kita telah mulai membangun beberapa industri-dasar, dan lain sebagainja, dan lain sebagainja. Pendek-kata . kita telah ini, kita telah itu! Tetapi sekali-kali djanganlah mendjadi 'puas karena kita telah-ini telah-itu. Banjak sekali hal-hal investment jang masih harus kita kerdja kan. Misalnja belum semua warganegara bisa membatja dan menulis, meski djumlah jang melek-huruf sekarang sudah lebih dari 60%, padahal dimasa pendjadjahan hanja 6%.
181
D apatkah sosialisme diselenggarakan olelh bang ) g da Saja kom andokan sekarang, supaja b u ta -h iu u f t u i - crkn la h -se ko ia h achir tahun 1964 ! D a n saja k o m a n d o k a n k c p a ca sem v USDEKdan universitas'iiniversitas, supaja sem ua m u n d m a h * kan dan di M an ip o lk a n ! Sekali lagi saja tandaskan disini. b a h w a masih b f.nia ^ investment jang masih harus kita kerdjakan D an pertjaja^ai . nama masih beratus-ratus kali lagi harus bersinar . t a h u n masih^ haru berkali-kali lagi berganti tahun; sebelum kita boleh b e r k a t a bahw a seb ^ gian besar karya investment telah kinarya. M asih lama c ^ masih membanting tulang, masih lama lagi kita harus mcmera prJ :oa’n q malama lagi kita harus berdjoang h ab is-habisan ,ka au per'i putjuk dari ti- m a tia n . Apa jang sudah k ita kerdjakan itu baru a Jnn” CDalin q-paling permulaan sadja, sekadar ,,the beginning t^e }?Cnjnninq masih „the end of the beggining !” Teta'pi masih tetap thc . ^ ^ " fgc’sto Potetap permulaan ! Ja tentu, kita bangga telah mempui j 1 Iitik. Tetapi Manifesto Politik hanjalah s a t u M a " ifest^ hS_au“ Psemangaant satu Konsepsi, satu ideologi, — katakanlah satu Pe t r .-i0qi kita jang Sebagai pembakar semangat ia boleh ditempatkan a^an ^ uatan n asiotermasjhur : semangat nasional — kemauan nasiona P * nal, sehingga trilogi itu mendjadi tjaturlogi jang er Semangat nasional K onsepsi nasional Kemauan nasional Perbuatan nasional. Tetapi program atau pernjataan, konsepsi atau ideologi, p ^ van menentukan ialah pelaksanaannja. M engenai ^ , x/ir_n :£esto PoPertimbangan Agung dengan tepat berkata : L!?~rcnalan-persoalan litik adalah sangat penting karena telah mendjawa p Gk "untuk mepokok Revolusi, dan telah mengemukakan usaha-u»ha-pc*ok ^ njelesaikan Revolusi Indonesia, teta'pi reahsasmja 9 , da orang-orang jang diberi tugas untuk melaksana annj Benar sekali: tergantung pada o r a n g - o r a n g jang harus m an g kan 1 Chususnja orang-orang jang diberi tugas, umumnjai sampai 90 000.000 djiwa jang bernama Rakjat Indonesia, d a n Sabang P Merauke, ,,Ten slotte beslist de mens” , inilah sitat dari n janq jang saja gemar sekali mensitirkannja. ,,Pada achirnja, manu menentukan”. Oleh karena itulah maka orang-orang jang diberi tugas, tapi berhati-penuh atau tidak betjus untuk melaksanakan Manifesto r * USDEK, harus diretool 1 Tetapi Saudara-saudara djuga, Saudaradari kalangan Rakjat, Saudara-saudara pun ta’ luput dari menu u djiban ! Saudara-saudara jang sudah sedar, harus aktif menjumbang tenaga kepada realisasi Mani'pol-USDEK itu. Saudara-saudara jang oelum sedar, jang tidak mengerti sedikitpun tentang M anipol-U SD n ^ , apa lagi pelaksanaan Manipol-USDEK, Saudara-saudara jang demikian itu
182
harus diindoktrinasi, harus disadarkan, harus dikotjok-dihojag-hojag, ditempa, digembleng, sampai betul-betul mereka mendjadi sadar, dan mendjadi orang-orang jang menjumbang setjara aktif, menjumbang se tjara dinamis-revolusioner ! H ari ini adalah hari memperingati Proklamasi. Pantas kita bangga atas Proklamasi itu. Pantas kita merasa mongkok kitapunja hati kalau ingat kepada 17 Agustus 1945, oleh karena kita pada hari itu menundjukka n kepada seluruh dunia bahwa kita bukan bangsa budak jang berdjiwa tempe jang mau terus ditindas dan dihisap beratus-ratus tahun, melainkan bangsa djantan jang berdjiwa banteng. Pantas kita bangga atas Prokla masi itu, karena kita telah mendjadi pengambil initiatif (initiatiefnemer) dari'pada pernjataan-pernjataan kemerdekaan dilain-lain negeri di Asia, seperti di India, di Pakistan, di Burma, di Vietnam, di Philipina dan lainlain, jang semuanja menjatakan kemerdekaannja sesudah Proklamasi kita itu. Namun demikian, djanganlah sekali-kali kita hanja bangsa sadjat djanganlah sekali-kali kita hanja ntengagul^agulkan kedjantanan kita sa dja ! Sepertinja djuga dengan halnja konferensi Asia-Afrika lima tahun jang lalu. Benar kita salah-satu initiatiefnemer dari konferensi itu, benar kita motor daripada Konferensi itu, benar Konferensi itu diadakan dikota Bandung kota Indonesia, tetapi djangan sekali-kali kita selalu menondjol-nondjolkan ,.Bandung" itu seolah-olah kita ingin melanggengkan djasa. T i d a k ! Kita bangsa Indonesia, kita pemimpin-pemim'pin Indonesia tidak boleh berhenti, tidak boleh duduk diam bersenjum-simpul diatas damparnja kemasjhuran dan damparnja djasa-djasa dimasa jang lampau. Kita tidak boleh ,,teren op oud roem", tidak boleh hidu'p dari kemasjhuran jang liwat, oleh karena djika kita ..teren op oiid roem”, kita nanti akan mendjadi satu bangsa jang ..ngglenggem”, satu bangsa jang gila-kemuktian, satu bangsa jang berkarat. Djanganlah kita ..ngglenggem” atas kemasjhurannja Proklamasi ’45! Dinamikanja Revolusi menuntut, bahwa kemasjhuran dan djasa-djasa jang lampau itu hanjalah merupakan pantjatan-pantjatan pertama sadja dan batu-lontjatan-'-batu-lontjatan-pertama sadja daripada djasa-djasa dan kemasjhuran-keinasjhuran jang baru. Djasa-djasa baru itu kita butuhkan demi kemadjuan nasional, demi progressnja Revolusi, tetapi djuga untuk menambah kepertjajaan kepada diri sendiri. Selandjutnja terserahlah kepada Sedjarah nanti, menondjolkan atau tidak, djasa-djasa atau kemasjhurankemasjhuran itu ! Terus-terang sadja, saja persoonlijkpun berfalsafah demikian. Siang dan malam kegandrungan saja hanjalah ingin mengabdi kepada Tuhan, mengabdi kepada tanah-air dan bangsa, menjumbang kepada Revolusi, menjumbang kepada pelaksanaan Amanat Penderitaan Rakjat. Ditjatjimaki musuh saja tidak ambil perduli, diagul-agulkan kawan saja tidak membusungkan dada. Saja berdjalan terus dengan tenang djika diserang musuh dari kiri dan dari kanan, saja berdjalan terus tanpa meminta sandjungan kawan. Saja menolak orang spesial membuat biografi (riwajathidu'p) dari saja, menolak orang membuat patung Soekarno atau monutnen Soekarno.
183
Oleh tindakan-tindakan saja diwaktu jang achir-achir ini, ada orang jang mengatakan bahwa saja telah melakukan satu „coup d ’etat”. A pa kah benar saja melakukan „coup d’etat” ? Amboi, saja dikatakan me lakukan ,,coup d'etat” ! Siapa orang-orang jang mengatakan demikian itu? Orang-orang jang mengatakan saja melakukan „coup d 'eta t” itu adalah orang-orang jang menentang Konsepsi Presiden dan menentang Manifesto Politik, atau dalam kata-kata ,,menerima” Manifesto Politik itu, tetapi dalam 'perbuatannja menentang. Orang-orang jang demikian itu sekadar. bedagak /, — berlagak revolusioner, dan berlagak membela demokrasi. Mereka berlagak revolusioner, karena mereka hanja m enjebut kata ,,Revolusi”, tetapi menentang Revolusi-Komplit jang kita lakukan, jaitu Revolusi penuh dari atas dan dari baw ah , sebagai jang kita lakukan sekarang ini. Dari atas, dengan adanja retooling terhadap aparat dan sistim, dari bawah, karena retooling apparat dan sistim itu dilakukan sesuai dengan desakan Rakjat dan didukung pula oleh Rakjat. Kalau hanja dari atas sadja, maka itu bukan revolusinja massa, dus bukan Re volusi; kalau hanja dari bawah sadja, maka itu adalah sematjam r e b e ll u Mereka berlagak membela demokrasi, oleh karena jang mereka bela sebenarnja adalah bukan ................................ demokrasi, melainkan sistim liberalisme semata-mata. M ereka berlagak membela. demokrasi, oleh ka rena sebagai jang saja katakan di Tokyo tempohari, djustru d*kalangan mereka itulah banjak simpatisan-simpatisan dan makelar-makelar-gelap daripada D.I.-T.I.I., P.R.R.I.-Permesta, jang malahan selalu mendurhakai demokrasi, dan selalu mentjoba untuk mengadakan ,,coup d etat de ngan kekerasan sendjata. Mereka berlagak membela demokrasi, oleh ka rena mereka ta pernah dengan terang-terangan menghukum atau mengutuk perbuatan-perbuatan itu jang menjnlahi demokrasi. Dan sekarang mereka mengatakan bahwa saja melakukan ^ coup » Mer eka, jang selalu hendak mentjoba mengadakan coup d etat . Mereka, jang selalu menghambat dan merem Revolusi ? Mere/ca, jang er ata bahwa Revolusi sudah selesai, dus tidak boleh ada R e v o lu si lagi ? aja kok ingat kepada tjerita pentjuri jang berteriak ,,maling ! maling I a^ ’ ada nia^ n9 Alangkah bedanja dengan mereka itu pendapat a amah Agung Republik Indonesia, jang misalnja berkata bahwa enpres No. 7/1959 (mengenai kepartaian) adalah sjah, karena ,,dalam ea aan jang bersifat memaksa ini, maka Kepala N egara berwenang ngambil tindakan jang menjimpanq dari seqala peraturan jang ada, termasuk djuga Undang-undang D asar”. lfal ^ e.kali la9i saja bertanja : siapa jang melakukan coup d’etat, — sajat 1J1; a m^reka? Sedjarah akan mendjawab, bahkan Rakjat sekarang rHl)1 “ entjawab, bahwa saja tidak melakukan coup d’etat dengan tinan- mdakan saja jang achir-achir ini. Sedjarah dan Rakjat itu akan men jawab, bahwa saja bersama dengan kawan-kawan revolusioner maa an te a h melakukan penjelematan daripada Negara, penjelematan daripa a evolusi.Zonder tindakan-tindakan kami-bersama itu, zonder pemasnuan riee-fight-liberalism, zonder mengadakan demokrasi terpimpin zonder pembubaran Konstituante, zonder dekrit 5 Djuli 1959 untuk 184
kembali kepada U.U.D. '45, zonder pembubaran D.P.R.-liberal, zonder pembentukan D.P.R.G.R., zonder Manifesto Politik dan USDEK, zonder Pen. Pres. No. 7 jang mcnjederhanakan kepartaian, zonder penqgempuran habis-habisan ke'pada kaum pemberontak serta makelar-makelar-gelapnja kaum pemberontak, maka Negara kita sudah lama akan petjah, sudah lama akan berantakan, sudah lama Revolusi akan kandas. Apa jang kamibersama telah perbuat, bukanlah perbuatan kekuasaan, bukanlah coup d ’etat, melainkan penjelaniatan Negara dan penjelamatan R evolusi: Apa jang kami-bersama telah perbuat bukanlah coup d'etat, melainkan souvetage d'etat, souvetage de la Revolution ! Saja ulangi l a g i : Insja Allah saja berdjalan, terus. Insja Allah kitasemua berdjalan terus tanpa membusungkan dada atas djasa-djasa jang lalu, sekadar sebagai memenuhi kewadjiban kita dalam Revolusi, meratakan djalan bagi landjutnja Revolusi itu, meratakan djalan dan ikut me narik Kereta, agar supaja Kereta itu achirnja mentjapai apa jang men djadi tudjuan Revolusi dan kewadjiban Revolusi, jaitu (saja mengambil perintjian Dewan Pertimbangan Agung). „Membentuk satu Republik Kesatuan jang demokrasi dimana Irian Barat djuga termasuk didalamnja, dimana Kedaulatan ada ditangan Rak jat dan dilakukan sepenuhnja oleh Madjelis Permusjawaratan Rakjat, dimana hak-hak-azasi dan hak-hak-wargnegara didjundjung tinggi, dan membentuk masjarakat adil dan makmur, tjinta damai, dan bersahabat dengan semua negara didunia, guna membentuk satu Dunia Jang Baru” . Ja !, saudara-saudara !, pandjanglah definisi daripada tudjuan dan kewadjiban revolusi kita itu ! Revolusi kita memang bukan Revolusi tempe ! Revolusi kita, demikian kataku dimuka, adalah Revolusi Besar jang lebih Besar daripada revolusi-revolusi lain dilain negeri. Dasar dan djiwanja pun lebih besar daripada dasar dan djiwa revolusi dilain-lain negeri itu. Pantja Sila adalah lebih memenuhi kebutuhan manusia dan lebih menjelamatkan manusia, daripada Declration of Inde'pendencenja Amerika, atau Manifesto Komunis. Pantja Sila adalah satu „pengangkat an ketaraf jang lebih tinggi’’, satu „hogere o p t c e k k i n g daripada De claration of Independence dan Manifesto Komunis. Apa jang ditulis dalam Declaration of Indepedence, dan apa jang ditulis dalam Manifesto Komunis ? Declaration of Independece menuntut ’life, liberty, and the pursuit of happiness , jaitu ,,hak hidup, hak kebebasan, dan hak mengedjar kebahagiaan” bagi semua manusia, padahal pursuit of happiness (pengedjaran kebahagianan) belum berarti reality of happiness (kenjataan kebahagiaan), — dan Manifesto Komunis menulis, bahwa djikalau kaum proletar diseluruh dunia bersatu-padu dan menghantjurkan kapitalisme, mereka „ta’ akan kehilangan barang lain daripada rantai-belenggunja sendiri”, dan ,,sebaliknja akan memperoleh satu dunia jang baru”. Kita bangsa Indonesia melihat apa jang terdjadi dibawah kolong langit ini dengan Declaration of Indepedence sadj& atau Manifesto Ko munis sadja . Kita bangsa Indonesia melihat bahwa Declaration of In dependence itu tidak mengandung keadilan sosial atas sosialisme, dan
185
kita melihat bahwa Manifesto Komunis itu mas.h harus disublimir ( ^ P er' tinggi djiwanja) dengan Kc-Tuhanan Jang Maha-Esa. Duaratus tahun jang lalu, hampir, Declaration of Independence itu ditjetuskan oleh penanja Thomas Jefferson, seratus tahun jang lalu, hampir, Manifesto Ko munis ditjetuskan oleh genialitetnja Karl M arx dan Friedrich Engels. Kedua-duanja adalah amat progresif bagi zam annja m'asing-m.asing. i\edua-duanja adalah amat berharga bagi pembebasan nasional dizam an itu, atau pembebasan proletar dizam an itu. Tetapi kita sekarang sudah berada dibagian kedua dari abad ke XX, Dengan Declaration of Independence sadja dan Manifesto Komunis sadja , maka kenjataannja sekarang ialah, bahwa didunia-manusia sekarang ini terpetjah-petjah mendjadi dua blok jang hintai-menghintai satu-samalain, ,,lir angkasa kang hangemu dahana sebagai djuga digambarkan oleh Bertrand Russel tempo hari, Karena itulah, maka kita bangsa Indonesia merasa bangga mem punjai Pantja Sila, dan mengandjurkan Pantja Sila itu kepada semua bangsa. Pantja Sila adalah satu dasar jang universil satu dasar jang dapat mendjamin kesedjahteraan-dunia, perdamaian-dunia, persaudaraan-dunia. Pantja Sila, tidak salah lagi, adalah satu hogere o p tre k k m g daripada D e claration of Independence dan Manifesto Komunis. D an Manifesto Politik Republik Indonesia dan U S D E K adalah cefleksi daripada Pantja Sila itu, sehingga benarlah konklusi Dew an Pertimbangan Agung, bahwa Revolusi Indonesia ,,bukanlah revolusi bordjuis model tahun 1789 di Perantjis, dan bukan pula revolusi proletar model tahun 1917 di Rusia . Revolusi In donesia adalah satu Revolusi jang dasar dan tudjuannja „kongruen de ngan Social Conscience of M a n ” , kongruen dengan Budi Nurani M a nusia, sebagai kukatakan setahun jang lalu. Dan kamu, hai bangsa Indonesia jang sedang dalam Reyolusi, kamu jang sedang bekerdja keras dan membanting-tulang dibengkel-bengkel dan diladang-ladang, kamu jang sedang bertempur dan menderita segala ke" kurangan, kamu jang sedang ditinggalkan suami atau kehilangan suami, kamu hai bangsa Indonesia tua-muda laki-perempuan dari Sabang sampai Merauke, tidakkah kamu — kendati segala kesulitan dan pender.taan itu — merasa hatimu m ongkok bahwa Revolusimu adalah mengambil inspirasinja dari Pantja Sila, bahkan mendasarkan diri kepada Pantja Sila itu, sehingga sebagai kukatakan tadi Revolusimu itu adalah lebih besar dan lebih luas dan lebih benar daripada revolusi-revolusi bangsa lain, — Revolusi M anusia, Revolusi Sedjati, jang hendak mendatangkan satu Dunia Baru jang benar-benar berisikan kebahagian djasm aniah dan rochaniah dan Tuhaniah bagi Ummat Indonesia, bahkan djuga bagi U m mat Manusia diseluruh muka bumi ? Sekarang Revolusi kita sudah 15 tahun usianja. Banjak kesalahankesalahan jang kita lakukan,banjak penjelewengan dan pendurhakaan jang kita derita, teta'pi korreksipun kemudian kita adakan. Banjak djasadjasa jang telah kita kerdjakan, dan program Revolusi pun kini telah terpapar dalam Manifesto Politik dan U SD EK , tetapi djasa-djasa itu se bagai kukatakan tadi adalah sekadar batu-batu-lontjatan sadja kepada djasa-djasa jang masih harus berdentam-dentam kita usulkan. Atau hendaklah kamu mendjadi bangsa jang ,,ngglenggem” ? Bangsa jang tidak
186
bergerak, tetapi adem-anteng „teren op oud roem” ? Bangsa jang zelfgenoegzaam ? Bangsa jang angler memeteti burung 'perkutut dan minum teh nastelgi ? Bangsa jang demikian itu pasti nanti hantjur-lebur terhimpit dalam desak-mendesaknja bangsa-bangsa lain jang berebut-rebutan hidup !, — „verpletterd in het gedrang van mensen en volken, die vechten otii het bestaan ”, — sebagai jang dikatakan oleh pemuda-pemuda kita 40 tahun jang lalu. Ja !, kalau mau hantjur-lebur, buat apa mengadakan Proklamasi ! Kalau mau hantjur-lebur, buat apa mengadakan Revolusi ! Kalau mau hantjur-lebur, buat apa tidak tunduk sadja kepada D.I.-T.I.I., dan kepada P.R.R.I. dan Permesta ! Kalau mau hantjur-lebur, buat apa tidak nurut sadja kepada kehendaknja makelar-makelar-gelap dari mereka itu, jang mau meneruskan sistim bedjat liberalisme etc. etc. dalam Negara kita ini ? Saudara-saudara mendjawab : ,,Tidak ! Kita tidak mau hantjur-lebur ! Malah kita mau dengan tjepat melaksanakan U SD EK !” Benar !, saudara-saudara, benar ! Tetapi saudara-saudara tahu : siapa tidak mau hantjur-lebur, harus berdjoang mati-matian, atau haus membanting-tulang habis-habisan ! Karena itu, djanganlah setengah-setengah, berdjoang membanting-tulanglah seperti ,,bukan manusia lagi kata Mazzini, — berdjoanglah mati-matian dan membanting-tulanglah habishabisan seolah-olah kita ini malaekat-malaekat jang menjerbu dari l a n g it! Bahagialah Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Setiabudhy, pedjoang -pedjoang kemerdekaan Indonesia jang sudah mangkat, jang pada waktu berdjoangnja bersembojan dan memcsan : ,,Serahkanlah djiwa-ragamu mutlak ! Sekali lagi serahkanlah djiwaragamu mutlak! Sebab Tuhan bentji kepada orang jang setengah-sete ngah !”. ,,Men moet zich gehccl geven : geheel ! De hemel verwerpt het gesjacher met meer of m in d er! . Ja Hajo !, marilah kita serahkan djiwa-raga kita m u t l a k ! Mogamoga Tuhan meridloi kita, karena kita tidak setengah-setengah ! Terima kasih !
187
L
KEPUTUSAN DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG TENTANG PERINTJIAN PEDOMAN PELAKSANAAN MANIFESTO POLITIK REPUBLIK INDONESIA No. l/Kpts/Sd/I/61 *)
D E W A N P E R T IM B A N G A N A G U N G D ALAM S ID A N G I T A N G G A L 19 D JA N U A R I 1961 Memperhatikan : a. Isi keseluruhan KITA".
,.DJALANNJA
R E V O L U SI
b. Ketetapan M.P.R.S. tanggal 19 No'pember 1960 No. I tentang „DJALANNJA R EV O L U SI K IT A ”. c. Pendapat-pendapat dan saran-saran Dewan Pertimbangan Agung. Perlu adanja perintjian daripada R E V O L U SI K ITA ” tersebut;
anggauta
Menimbang
:
,.DJALANNJA
Berpendapat
: . Perlu disusun sistematika perintjian jang merupakan kesatuan tafsiran daripada ,.DJALANNJA R E V O LUSI K IT A ”. M e m u t u s k a n :
Perintjian ..DJALANNJA R EV O L U SI K ITA ” sebagai 'berik ut: I.
PR EA M B U L E.
II.
P E N E G A S A N BERBAGAI SEGI POKOK REV O LU SI IN D O N E S IA : 1. 2. 3. 4.
Hakekat Daripada Tiap-tiap Revolusi; Revolusi Indonesia adalah Bagian Daripada Revolusi Dunia ; Satu Pimpinan Dan Satu Konsepsi Revolusi; Landreform adalah Bagian Mutlak dari Revolusi Indonesia.
III. P E N E G A S A N T E N T A N G TJARA-TJARA M ELA K SA N A K A N M A N IP O L :
*)
1.
Gotong-Rojong ;
2. 3. 4.
Front N asio n al; Retooling ; Irian-Barat;
D ite ta p k a n s e su d a h h a ri- p e n e ta p a n K e te ta p a n M .P .R .S . N o. I/M P R S /1 9 6 0 .
189
5.
Keamanan;
6.
Politik Luar N e g e ri;
7.
Mempertinggi peradaban dan indoktrinasi Manipol;
8.
Tanah untuk T a n i;
9.
Pelaksana.
Perintjian tentang I, II, III dilampirkan bersama ini. Djakarta, 19 Djanuari 1961
Tjatatan : U n tu k p e n u n d ju k a n - h a la m a n D J A R E K d ip e rg u n a k a n h a la m a n - h a la m a n d a r ip a d a „ P e d o m a n -P e d o m a n P e la k s a n a a n M a n ife s to P o litik R e p u b lik I n d o n e s ia ” , P e n e r b it a n C h u s u s N o. 166.
190
L A M P I R AN K E P U T U S A N D E W A N PER T IM B A N G A N A G U N G T E N T A N G PERINTJIAN „DJALANNJA R EVO LUSI KITA” JANG D IU TJA PK A N OLEH PR ESID EN SU K A R N O PA D A TA NG G A L 17 A G U ST U S 1960
I.
PREAM BULE
Dengan berkat Rachmat Tuhan Jang M aha Kuasa, bangsa Indo nesia jang berevolusi untuk melaksanakan Amanat Penderitaan Rakjat, amatlah berbahagia, karena memiliki Ideologi Nasional jaitu Pantja Sila jang kemudian mendjadi D asar Negara Republik Indonesia. Pantja Sila adalah sublimasi daripada Declaration of Independence Piagam Kemer dekaan Amerika dan Manifesto Komunis, serta bersifat Universil, dapat dipergunakan segala bangsa untuk mendjamin kesedjahteraan, perdamaian dan persaudaraan dunia. Revolusi Indonesia adalah lebih besar dan lebih luas dan lebih benar daripada revolusi-revolusi bangsa lain, — Revolusi Manusia, Revolusi Sedjati, jang hendak mendatangkan satu Dunia Baru jang benar-benar berisikan kebahagiaan djasmaniah dan rochaniah dan Tuhaniah bagi Ummat Indonesia, bahkan djuga bagi Ummat Manusia diseluruh muka bumi. (Djarek hal.aman 75). Dalam melaksanakan Pantja Sila dan menjelesaikan Revolusinja, pernah bangsa Indonesia terseleweng kedjalan jang tidak benar dan bertentangan dengan logika dan hukum Revolusi. oleh karena pengaruh liberalisme. jang menimbulkan dualisme dan kom'promi : dualisme antara pimpinan Pemerintah dengan pimpinan Revolusi, kompromi antara go longan-golongan jang progressif-revolusioner dengan golongan-golongan jang konservatif, reaksioner, bahkan kontra revolusioner. Setelah pengalaman-pengalaman jang pedih dan pahit, dan berkat pandai menarik peladjaran-peladjaran jang bermanfaat dari pengalamanpengalaman jang pedih dan pahit itu, maka pada tahun 1959 bangsa Indonesia menemukan kembali revolusinja, dan dengan demikian djuga djalan jang benar untuk menjelesaikan Revolusi itu. Penemuan kembali Revolusi itu diutjapkan oleh Pemimpin Besar Revolusi/Presiden/Pang~ lima Tertinggi Soekarno dalam Pidato Negara pada 17 Agustus 1959. jang terkenal dengan nama Manifesto Politik, jang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan diterima oleh Rakjat diseluruh tanah air sebagai Haluan N egara dan telah diperkuat pula oleh M.P.R.S. dalam sidangnja 19 N o pember 1960. Untuk mendjaga supaja pelaksanaan daripada Manipol itu tetap bergerak didjalan revolusioner. maka pada tanggal 17 Agustus 1960 Pemimpin Besar Revolusi/Presiden/Panglima Tertinggi Soekarno mengutjapkan pidato Negara jang berdjudul ..Djalannja Revolusi Kita” jang oleh M.P.R.S. djuga telah ditetapkan sebagai pedoman pelaksanaan M a nipol dalam sidangnja pada tanggal 19 Nopember 1960.
191
I Pedoman Pelaksanaan itu adalah amat penting untuk mendjaga supaja Manipol dilaksanakan dengan tjara konsekwen revolusioner an supaja djangan sekali lagi Revolusi tersimpang kedjalan jang salah. „Tahun ke-II Manipol-Usdek (tahun jang kita masuki sekarang in*) adalah tahun dimana kita harus dengan lebih tetap melangkah untu setjara konsekwen melaksanakan Manifesto Politik-Usdek demikian la Presiden Soekarno dalam ,,Djarek” (pada halaman 45) . Pedoman Pelaksanaan ini memuat dua p o k o k : P ertam a: P-enegasan tentang berbagai segi pokok daripada Revolusi Indonesia, Kedua : Penegasan tentang tjara-tjara melaksanakan M anipol. Dengan perintjian ini diharapkan supaja pelaksanaan Manipol ■ dan demikian pelaksanaan Pantja Sila dan penjclesaian Revolusi — akan terhindar dari usaha-usaha orang-orang dan golongan-golongan jang berusaha dan mentjoba membureng-burengkan dan menjalah-tafsirkan Manipol dengan maksud menghambat atau menjelewengkan Revolusi untuk ke'pentingan diri sendiri. II.
P E N E G A S A N BERBAGAI SEG I P O K O K R E V O L U S I IN D O N E S IA Tentang penegasan berbagai segi pokok Revolusi Indonesia, D j a r e k dengan djelas mengemukakan tentang : 1. Hakekat daripada tiap-tiap Revolusi ; 2. Revolusi Indonesia adalah bagian daripada Revolusi d u n ia ; 3. Satu pimpinan dan satu konse'psiRevolusi; 4. Landreform adalah bagian mutlak Revolusi Indonesia. 1. Hakekat daripada tiap-tiap Revolusi Mengenai Hakekat Revolusi, Djarek menjatakan, bahwa Revolusi adalah ,,Perombakan, 'pendjebolan, penghantjuran, pembinasaan dari semua apa jang kita tidak sukai, dan membangun segala apa jang kita sukai. Revolusi adalah perang melawan keadaan jang tua untuk melahirkan keadaan jang baru. Tiap-tiap Revolusi mempunjai musuh jaitu orang-orang jang hendak mempertahankan atau mengembalikan k e a d a a n jang tua” . (Djarek halaman 44). ,,Kita merombak, tetapi djuga membangun ! Kita membangun, dan untuk itu kita merombak. Kita membongkar, kita mentjabut. kita mendjebol! Semua itu untuk da'pat membangun” (D jarek halaman 29). 2. Revolusi Indonesia adalah bagian daripada Revolusi Dunia >>Tiga-perempat dari seluruh ummat manusia dimuka bumi 'ini ........... ................... berada dalam alam revolusi. Belum pernah sedjarah ummat manus-a mengalami suatu revolusi seperti sekarang ini, m a h a -h e b a t dan maha-dahsjat, maha luas dan universil, satu Revolusi Kemanusiaan jang setjara serentak-simultan menggelora-menggeledek-mengguntur dihampir tiap pelosok dari 'permukaan bumi”. (Djarek halaman 33 ). ”Apalagi djika kita insjafi, bahwa Revolusi Indonesia ini a d a la h merupakan bagian daripada Revolusi Besar jang menghikmati ^ dari pada ummat manusia itu i"
192
,,Lihat dan perhatikan ! Suatu Negara jang tidak bertumbuh setjara revolusioner, tidak sadja akan digilas oleh Rakjatnja sendiri, tetapi djuga nanti akan disapu oleh Taufan Revolusi Universil jang merupakan phe nomena terpenting daripada dunia dewasa ini. Ini tidak hanja mengenai Indonesia, ini djuga tidak hanja menge nai bangsa-bangsa lain jang sedang berada dalam masa peralihan dan pertumbuhan, — mengenai segala bangsa. Djuga negara-negara dan bangsa-bangsa jang sudah kawakan, djuga negara-negara dan bangsabangsa jang merasa dirinja sudah ..gesettled”, achirnja nanti digempur oleh Taufan Revolusi Universil itu, djika mereka tidak menjesuaikan dirinja dengan perobahan-perobahan dan pergolakan-pergolakan kearah pembentukan satu Dunia Baru, jang tiada kolonialisme didalamnja, tiada exploitation de l’homme par 1’homme. tiada penindasan, tiada penghisapan, tiada diskriminasi warna kulit, tiada dingkik-mendingkik satu sama lain dengan bom atom dan sendjata thermonuclear didalam tangan”. (Djarek halaman 34). Zaman sekarang adalah zaman menghantjurkan sistim kolonialisimperialis, zaman sekarang adalah zaman peralihan-kesosialisme. Karena itu djalanja revolusi kita harus seirama dan serasi dengan tuntutan zaman. Dalam hubungan ini sesuai dengan Djarek kita harus membebaskan diri dari pengaruh negatif perang dingin, jaitu „kiri-phobi dan komunisto-phobi” jang banjak sekali mempengaruhi fikiran orangorang terutama orang-orang jang memang berdjiwa kintel, karena hal itu merugikan revolusi. Bagi orang-orang revolusioner sedjati tidak perduli bila ada jang meng-tjap „kiri” atau meng-tjap ..komunis”, asal sadja baik bagi Rakjat Indonesia kita laksanakan. Dan semua orang revolusio ner adalah orang kiri. Sesuai dengan hakekat revolusi jang mendjebol dan membangun. apakah janq harus kita djebol dan bangun dewasa ini dan dimasa datang ! Djarek mendjawab bahwa apa jang kita djebol sekarang adalah impenalisme dan feodalisme untuk membangun Indonesia Merdeka penuh jang demokratis. Dan ini merupakan sjarat p e r ta m a jang mutlak guna selandjutnja mendjebol penghisapan atas manusia oleh manusia untuk membangunkan Sosialisme Indonesia. , Pula ia m e m b u k t i k a n , bahwa Manifesto Politik-Usdek adalah sendjata ditangan Rakjat untuk mengachiri imperialisme dan feodalisme sampai keakar-akarnja. sebagai sjarat pertama jang mutlak, untuk kemudian m e n g a c h i r i exploitation de 1 homme. par 1 homme pengh.sapan atas manusia oleh manusia, untuk Sosialisme Indonesia
Man pol dengan djelas menjatakan, bahwa tudjuan djangka pendek ialah pelaksanaan Program Kabinet Kerdja, jaitu sandang-pangan, ke amanan melandjutkan perdjoangan anti — imperialisme, Sedangkan djangka-pandjang ialah: masjarakat jang adil dan makmur, melr>ninnkan imperialisme dimana-mana, dan mentjapai dasar-dasar bagi perdamaian dunia jang kekal dan abadi. Djelaslah ada dua tudjuan dan dua tahap Revolusi Indonesia : t u d j u a n
193
Pertam a, tahap mentjapai Indonesia jang merdeka penuh. bersih dari imperialisme — dan jang demokratis — bersih dari sisa-sisa fcodalisme. Tahap ini masih harus diselesaikan dan disempurnakan. Tri-program Kabinet Kerdja terutama untuk menjelesaikan tahap pertama sebagai sjarat mutlak untuk dengan sepenuhnja dapat masuk ke-tahap kedua. K edua, tahap mentjapai Indonesia ber-Sosialisme Indones:a, bersih dari kap.'talisme dan dari ,.exploitation de l’homme par l’homme . T ah ap ini hanja bisa dilaksanakan dengan sempurna setelah tahap pertama su dah diselesaikan seluruhnja. Perentjanaan, Pola, atau Planning, adalah sjarat mutlak bagi pelak sanaan Sosialisme ! Planning itu nanti dalam pengkarjaannja mendjadilah wahananja Ekonomi Terpimpin dan Demokrasi Terpimpin, itu dua penghela kearah Sosialisme atau M asjarakat Adil dan M akmur. ( D ja re k halaman 55).
3. Satu pimpinan dan satu konsepsi Revolusi. ,,Suatu Revolusi hanja dapat berlangsung dan bcrachir setjara baik, djika ada : Satu Pimpinan Revolusi jang revolusioner, Satu Ideologi dan Konsepsi Nasional jang revolusioner, djelas, tegas, terperintji. Tanpa itu, djangan harap Revolusi bisa berdjalan baik. T a n p a itu, Revolusi pasti kandas ditengah djalan. T an p a itu, malah mungkin Revo lusi lantas kembali kepada keadaan-keadaan sebelum Revolusi” D ja r e k halaman 38-39). Logika revolusioner ialah, bahwa : sekali kita m e n tje tu s k a n R evolusi, kita harus meneruskan R evolusi itu, sampai segala tjita-tjitanja terlaksana. Ini setjara m utlak merupakan H u k u m Revolusi, jang ta* dapat d ’elakkan lagi dan ta’ dapat ditaw ar-taw ar lagi” ! (D ja r e k halaman 3 2 ). Dengan pimpinan orang-orang revolusioner sedjati jang bermanipol dalam kata-kata dan perbuatan, Revolusi Indonesia akan terus pasang menggelora untuk mcmperdjoangkan mati-matian tudjuan Revolusi. Manifesto Politik-Usdek itu benar-benar mentjerminkan tek a d re volusioner nja R a k ja t . Manifesto Politik-LIsdek adalah progressif kiri. Manifesto Politik-Usdek adalah mengabdi kepada kepentingan m a sjarakat banjak. Manifesto Politik-Usdek mengabdi kepada panggilan abad ke-XX, sebagai Saja katakan tadi penuh menggeletar dengan aliran listrik ! (D jarek halaman 39). 4. Landreform adalah bagian mutlak Revolusi Indonesia. ,,Revolusi Indonesia tanpa landreform adalah sama sadja dengan gedung tanpa alas, sama sadja dengan puhun tanpa batang, sama sadja dengan omong besar tanpa isi. M elaksanakan landreform berarti melak sanakan satu bagian jang m utlak dari R evolusi Indonesia.
194
„Perombakan hak tanah dan penggunaan tanah”, ,,agar masjarakat adil dan makmur dapat tcrselenggara dan chususnja taraf hidup tani meninggi dan taraf hidup seluruh rakjat djelata meningkat’'. T anah tidak boleh m endjadi alat penghisapan , apalagi penghisapan dari modal-asing terhadap Rakjat Indonesia (D jarek halaman 56-57).
III.
P E N E G A S A N T E N T A N G TJARA-TJARA M E L A K S A N A K A N M A N IP O L Untuk mentjapai maksud dan tudjuan Revolusi, pidato Pemimpin Besar Revolusi/Presiden/Panglima Tertinggi pada tanggal 17 Agustus 1960. telah memberikan beberapa penegasan tentang tjara-tjara melak sanakan Manipol. 1. Gotong-Rojong ..Gotong-Rojong bukan sekedar satu sifat kepribadian Indonesia! Gotong-Rojong bukan sekedar tjorak daripada Indonesian Identity ! Gotong-Rojong adalah djuga satu keharusan dalam perdjoangan melawan imperialisme dan kapitalisme, baik dizaman dulu maupun dizaman sekarang ! Tanpa mempraktekkan samenbundeling van alle revolutionaire krachten untuk digempurkan kepada imperialisme dan kapitalisme itu. djanganlah ada harapan perdjoangan bisa menang” ! Karena itu Manifesto Politik-Usdek bersemangat ke Gotong-Rojongan-bulat dilapangan politik. Karena itu di Solo beberapa pekan jang lalu saja tegaskan perlunja persatuan dan ke Gotong-Rojongan antara golongan Islam, Nasional, dan Komunis. Ini adalah konsekwensi-politik jang terpenting bagi semua pendukung Manifesto Politik dan Usdek, satu konsekwensi-politik jang tidak plintat-plintut atau plungkar-plungker bagi semua orang jang setia kepada Revolusi Agustus 1945. Djika tidak, maka semua omongan tentang Gotong-Rojong, Mani festo Politik, Usdek, Front Nasional, ,.Setia kepada Revolusi”, dan lain sebagainja, hanjalah omong-kosong belaka, lipservice belaka. Salah satu tjiri daripada orang jang betul-betul revolusioner ialah satunja kata de ngan perbuatan, satunja mulut dengan tindakan. Orang ,,revolusioner jang tidak bersatu kata dan perbuatan, orang ,,revolusioner jang demi kian itu adalah orang revolusioner t.gadungan ! (Djcueh halaman 50). ,,Di Indonesia ini memang telah ada tiga goiongan besar ,,revolutionaire krachten” . jaitu Islam, Nasional, dan Komunis. Senang atau tidak senang, ini tidak bisa dibantah lagi ! Dewa-dewa dari Kajanganpun tidak bisa membantah kenjataan ini ! Djikalau benar-benar kita hendak melaksanakan Manifesto PolitikUsdek, djikalau b e n a r-b e n a r kita setia kepada Revolusi, djikalau b e n a r-b e n a r kita setia kepada djiwa Gotong-Rojong, djikalau kita benar-benar tidak kekanak-kanakan tetapi sedar benarb e n a r bahwa G o ton g-rojo ng, Persatuan, Samenbundeling adalah keha rusan dalam perdjoangan anti imperialisme dan kapitalisme, maka kita harus m e w u d ju d k a n persatuan antara golongan Islam, golongan Nasio nal, dan golongan Komunis itu.
195
,,Maka itu kita tidak boleh menderita penjakit Islamo-phobi. Nasionalisto-phobi, atau Komunisto-phobi!" (D jarek halaman 50). ,,Persatuan itu bukan harus diadakan hanja antara golongan-go longan Islam, Nasional dan Komunis sadja melainkan antara semua ke kuatan-kekuatan revolusioner. Di Dewan Nasional ada orang-orang Islamnja, ada orang-orang Nasionalnja, ada orang-orang Komunisnja, dan Dew an Nasional ber djalan baik. Di Dewan Pertimbangan Agung malah bukan ,,orang-orang lagi, melainkan ada gembong-gembong Islam dan gem bong-gcm bong Nasional dan gem bong-gembong Komunis, dan Dewan Pertimbangan Agung berdjalan baik. Di Depernas ada banjak sekali wakil-wakil tiga golongan itu, dan Depernas berdjalan baik. Di D.P.R.-G.R. saja himpunkan wakil-wakil dari tiga golongan itu, (bahkan dalam pembitjaraanpendahuluannja di Tampaksiring saja hadapkan Saudara gembong Idham Chalid, gembong Suwirjo, gembong Aidit berhadapan-muka satu sama lain), dan D.P.R.-G.R. saja pertjaja pun akan berdjalan baik. Di Panitia Persiapan Front Nasional jang dipimpin oleh Saudara Arudji Kartawinata terhimpunlah pentol-pentol tiga golongan ini, dan Panitia Persiapan Front Nasional itu berdjalan baik, bahkan berdjalan amat-amat baik. Dan didalam Madjelis Permusjawaratan Rakjat jang susunan anggautanja telah saja umumkan beberapa hari jang lalu itu, terhimpunlah wakilwakil tiga golongan itu, dan Madjelis Permusjawaratan Rakjat pun, saja jak»n, akan berdjalan baik. Tidaklah ini kesemuanja praktek daripada ke-Gotong-Rojongan jang djudjur antara golongan-golongan jang berke-Tuhanan, Nasionalis dan Komunis, jang semuanja dibakar oleh njerinja siksaan penderitaan Rak jat, tetapi djuga dibakar oleh Apinja Idealisme inain melaksanakan A m a nat Penderitaan Ral.'jat ? Dan bukankah mereka itu, — itu golongan-go longan Islam, Nasionalis, Komunis, jang kata orang ta ’ mungkin dipersatukan satu sama lain —, didalam beberapa Lembaga. misalnja dalam D EN AS, didalam D.P.A., selalu berhasil mentjapai mufakat dengan su ara bulat diatas dasar musjawarah. — tanpa tjakar-tjakaran satu sama lain, tanpa ngotot-ngototan mentjari kebenaran sendiri dan menjnlahkan P^hak lain, tanpa setem-seteman pemunqutan suar a? (D jarek halaman Semua partai jang pro Manipol dan pro Usdek harus bersatu.
Semua suku-bangsa harus bersatu. Semua warga-negara, Djawakah ia, Sundakah ia, Minangkabaukah ia, Minahasakah ia, Batakkah ia, Bugiskah ia, — semua w arga-negara haius bersatu, dengan tidak pandang perbedaan suku-bangsa, tidak pan dang perbedaan agama, tidak pandang keturunan asli atau tidak asli (Djarek halaman 52). Ke-gotong-rojongan seluruh potensi nasional supaja dipraktekkan dibidang ekonomi, sosial, kebudajaan dan 'politik. Hanja musuh-musuh Revolusi, kaum imperialis dan kaum kontra revolusioner P.R.R.I.-Permesta-D.I.-T.I.I., hanja mereka jang anti M an i pol, kita tempatkan diluar kegotong-rojongan nasional.
196
Ke-gotong-ropongan seluruh potensi nasional merupakan sendjata jang ampuh untuk mengatasi segala kesulitan Negara dan Rakjat dewasa ini, serta akan dapat menunaikan tugas tuntutan Revolusi. 2. Front Nasional ,,Dalam mempertinggi kekuatan nasional itu. Front Nasional menduduki salah satu tempat jang penting. Dalam usul Dewan Pertimbangan Agung tadi itu antara lain diusulkan : (saja ungkapkan lagi sedikit) ,,menggalang persatuan Rakjat Revolusioner berupa Front Nasional anti imperialis dibawah pimpinan Bung Karno, sebagai landasan untuk membangkitkan aksi-aksi massa” (D jarek halaman 67). ..Mendjadi Front Nasional itu adalah satu hal jang 'prinsipil funda mentil : sebab pembangunan semesta ta’ mungkin berhasil tanpa mobilisasi tenaga semesta pula. Revolusi ta' mungkin berdjalan penuh tanpa ikut berevolusinja seluruh Rakjat” . (Djarek halaman 67). Dilapangan perdjo angan bangsa kita harus menggembleng dan menggempurkan persatuan daripada segala kekuatan-kekuatan revolusioner, — menggembleng dan menggempurkan „de samenbundeling van alle revolutionnaire krachten in de natie” (D jarek halaman 49). Front Nasional itulah dus jang harus menggalang semangat dan tenaga latent dikalangan Rakjat, didjadikan satu gelombang ke-holopiskuntul-barisan untuk menjelsaikan Revolusi”. (Djarek halaman 67). 3. Retooling A. A l a t - a l a t N e g a r a ,,Alat-alat jang lama harus diganti. Oleh karena itu mutlak perlunja retooling. Dengan alat-alat jang lama saja maksudkan terutama lembagalembaga, aparat-aparat, orang-orang pengabdi kolonialisme dan kapital isme, orang-orang jang otak dan hatinja telah berdaki-berkarat ta’ dapat menjesuaikan diri dengan Manifesto Politik-Usdek. Sungguh, alat-alat jang lama itu harus kita retool ! Dalam tahun ke-II Manifesto PolitikUsdek ini kita harus sungguh-sungguh ,,aanpakkcn” soal retooling ini benar-benar ’, (D jarek halaman 45-56). — Masih banjak orang-orang dalam kalangan aparatur l^Iegara, orang-orang kwalitet ndoro-ndoro dan djuragan-djuragan, wanita-wanita jang kwalitet den-adjeng den-adeng dan den-aju-den-aju —, jang tidak mengerti artinja tenaga massa dan semangat massa, bahkan menderita pznjakit massn-phobi dan R akjat-phobi , jaitu takut kepada massa dan takut kepada Rakjat, Dji.wa ndoro dan djiwa den aju harus kita tjutji sama sekali, dan harus kita kikis sama sekali, agar supaja Revolusi da pat berdjalan benar-benar sebagai Revolusi Rakjat, dan oleh karcnanja berdjalan se-effisien-effisiennja pula : (Djarek halaman 67 — 68). — Pelaksanaan retooling ini sebagai salah satu prinsip pelaksanaan Revolusi dari atas dan dari bawah mempunjai 'peranan jang menentukan. ,,Dari atas, dengan adanja retooling terhadap apparat dan sistim, dari bawah, karena retooling apparat dan sistim itu dilakukan sesuai dengan desakan Rakjat dan didukung pula oleh Rakjat. Kalau hanja dari atas sadja, maka itu bukan revolusinja massa, dus bukan Revolusi; kalau hanja dari bawah sadja maka itu sematjam rebelli,\ (Djarek ha laman 72),
197
— Tentu sadja pelaksanaan retooling ini tidak boleh menjimpang dari Program Revolusi. Ini perlu di’p eringatkan karena retooling ini bisa disalah-gunakan oleh fihak-fihak tertentu. Retooling sesuai dengan Manifesto Politik-Usdek, tidak bisa lain bahwa semua badan-badan perdjuangan dan badan-badan pemeiintah atau badan-badan ekonomi jang tidak sesuai dengan Undang-undang D asar ’45 dan bertentangan dengan Program Revolusi harus diganti, demikian pula sesuai dengan D jarek halaman 70, bahwa orang-orang jang diberi tugas, tapi tidak berhati penuh atau tidak betjus untuk melaksana kan Manipol harus diretool dan diganti dengan orang-orang jang benarbenar mau melaksanakan Manipol. Semua 'peralatan lama jang korup, jang birokratis, jang tidak mam pu, jang tidak seirama dengan tuntutan zaman harus diganti dengan peralatan baru jang membela kepentingan nasional Rakjat Indonesia. B. L e m b a g a - l e m b a g a Negara — Dibentuknja D.P.A.S., retooling dan dibangunkannja M.P.R.S. adalah sesuai dengan Undang-undang Dasar ’45. Lembaga-lembaga ini merupakan alat demokrasi dan sekaligus merupakan alat revolusi. C. K e p a r t a i a n dan O r g a n i s a s i - o r g a nisasi m a s s a — Dibentuknja Front Nasional anti imperialis sebagai landasan un tuk membangkitkan aksi2 massa adalah sesuai dengan Manipol-Usdek. — Retooling dalam bidang kepartaian dengan dibubarkannja p ar tai-partai Masjumi-P.S.I. jang membahajakan Negara adalah sesuai de ngan perasaan dan pikiran Rakjat dan sesuai dengan tuntutan revolusi dewasa ini. ,,Djanganlah mengira, bahwa dengan ini Pemerintah memusuhi Islam. Memang ada orang-orang jang dengan tjara amat litj^n sekali menghasut-hasut, bahwa ,.Islam berada dalam bahaja” . Hasutan jang demikian itu adalah hasutan jang djahat. Sebab Pemerintah tidak mem bahajakan Islam, sebaliknja malah mengagungkan semua agama. Peme rintah bertindak terhadap partai jang membahajakan Negara ! (D jarek halaman 46). ,,Akan tinggallah partai-partai jang mendukung Undang-undang Dasar 45, Manipol dan Usdek. De ngan tegas saja katakan disini, bahwa partai-partai itu, dengan memenuhi semua sjarat-sjarat perundang-undangan kepartaian, diberi hak hidup, diberi hak bergerak, diberi hak perwakilan, — sudah barang tentu dalam rangka Demokrasi Terpimpin. Partai-partai jang demikian itu dapat memberi sumbangan besar kepada terlaksananja Amanat Penderitaan Rakjat” . (D jarek halaman 48). D.
Ekonomi, 'produksi dan d is tr i b u s i Retooling dibidang ekonomi dengan mendjadikan ekonomi sektor negaia memegang posisi komando, adalah sesuai dengan Ekonomi Terpimpin. Retooling ini perlu terus dilandjutkan supaja dalam praktek sung-sunggun ek° n°mi sektor negara dapat memimpin ekonomi sektor partikehr (Djarek halaman 54).
198
— Maksud retooling diperusahaan-perusahaan Negara dan disemua P.T.-P.T. Negara dengan membentuk dewan-dcwan jang berkewadjiban membantu pimpinan perusahaan untuk mempertinggi kwantitet dan kwalitet produksi dan untuk mengawasi kaum pentjoleng-pentjoleng, ka um koruptor-koruptor, kaum penipu-penipu, kaum pentjuri-pentjuri kekaja an Negara, adalah sesuai dengan tuntutan kaum buruh dan seluruh rak jat serta sesuai pula dengan tugas nasional daripada perusahaan2 N ega ra. (D jarek halaman 54). — Tentang perlu segcra adanja retooling R.K.-R.T. sebagai sjarat untuk melantjarkan distribusi barang-barang konsumsi adalah sesuai pula dengan harapan Rakjat banjak. ( D jarek halaman 54). Soalnja sekarang ialah retooling sesuai dengan maksud Manipol perlu segcra didjalankan dan ditjegah persalah-gunaan wewenang Keadaan Pe rang. 4. Irian Barat ,.Berdasarkan pengalaman-pengalaman politik pembebasan Irian Ba rat dari Kabinet-kabinet jang lalu, disamping kenjataan sikap kepalabatu kolonialis Belanda jang makin memperkuat pendudukan militernja di Irian Barat, dan berhubung dengan penemuan kembali Revolusi Indo nesia pada garis Undasg-undang Dasar '45, maka adalah satu keharusan, bahwa Kabinet Kerdja melaksanakan politik pembebasan Irian Barat se tjara rerolusioner menurut bahasa tersendiri Revolusi Nasional Indo nesia '” (D ja re k halaman 66). Politik kita dalam masalah Irian Barat adalah ,,politik konfrontasi antara segala kekuatan nasional kita terhadap B elanda'. (Djarek halaman 65). Dengan demikian bila dianggap perlu sesuai dengan iklim politik pada satu saat, Pemerintah bersama dengan seluruh Rakjat Indonesia dapat melakukan tindakan setjara sepihak terhadap Belanda mengenai soal Irian Barat. ,,Dalam keadaan jang demikian itu, tidak ada gunanja lagi hubungan diplomatik dengan negeri Belanda. Tadi pagi teiah saja perintahkan Departemen Luar Negeri memutuskan hubungan diplomatik dengan ne geri Belanda”. (D jarek halaman 66). Dengan garis politik diatas, mendjadi djelas sikap politik R.I. dan Rakjat Indonesia mengenai Irian Barat. Ini berarti bahwa didalam dan diluar negeri kita harus menggalang segala kekuatan menghadapi segala k e m u n g k in a n ,,djalan lain” dan melakukan tindakan-tidakan dalam bi dang ekonomi terhadap kepentingan Belanda dan kaum imperialis lainnja jang membantu Belanda dalam soal Irian Barat. 5. Keamanan ,.Mengenai keamanan dalam arti chusus meka kita harus : Pertam a : Melakukan operasi-o’p erasi tempur jang semakin hebat dan semakin sempurna, untuk dengan pukulan-pukulan jang dahsjat menggempur-menghantjurkan gerombolan-gerombolan pengatjau tadi. K e d u a ; Melakukan operasi-operasi territorial jang semakin hebat dan semakin sempurna 'pula, untuk memisahkan gerombolan dari 199
dukungan masjarakat dan mengembalikan serta menegakkan kembali kewibawaan Negara, baik strukturil menegakkan kembali alat-alat peme rintahan dari atas sampai kebawah, maupun icliil meng-Usdek-kan selu ruh masjarakat, berbarengan dengan rehabilitasi sosial-ekonomis. Ketiga : — inipun mutlak perlu — : m e n g in te n s ifk a n operasi-operasi mental, dan chusus penertiban dan penjehatan alat-alat N egara sipil dan
militer, baik teknis maupun ideologis, sebagai jang telah ditentukan dalam Manifesto Politik. K e e m p a t : Dengan makin hebatnja dan makin sempurnanja operasioperasi ke-I, ke-II, dan ke-III tadi, maka akan lebih banjak pula djumlah gerombolan jang ,.kembali kepangkuan Republik” sebagaimana dimungkinkan dan disjaratkan dalam Manifesto Politik. Kelima : Semua usaha-usaha jang saja sebutkan itu harus diram■pungkan (dibulatkan) dengan tindakan-tindakan follow -up sebagai ope rasi-operasi landjutan untuk rehabilitasi daerah dan pembangunan didaerah, sehingga tertjapai konsolidasi dan stabilisasi territorial, guna men tjapai normalisasi dan pengachiran Keadaan Bahaja. (D ja re k halaman
,,Pokoknja sekarang ialah supaja diachirilah pensalah-gunaaan atau Penggunaan kesempatan oleh sia'papun djuga adanja S.O.B. (adanja Ke adaan Bahaja) untuk menggemukkan kantong sendiri” . (D jarek halaman 54). ,,Dan selalu harus diinsjafi, bahwa soal keamanan bukanlah soal ag> tentara sadja, bukanlah soal bagi polisi sadja, melainkan satu soal Haxjat seluruhnja”. (D jarek halaman 58). »,Kita belum boleh puas dengan hasil-hasil jang telah tertjapai. Kita masi perlu mengerahkan segena'p urat-urat dan segenap otot-otot lagi. 13 I3 u leb^h giat dan lebih hebat memaksimumkan semua usaha, agar a|am waktu dua tahun lagi (sampai 17 Agustus 1962) Insja Allah ertjapailah keamanan diseluruh wilajah Republik” . (D jarek halaman 60). 6.
Politik Luar Negeri-
W A' netral’ kita tidak penonton-kosong daripada kedjadian^e ja ian didunia ini, kita tidak tanpa prinsipe, kita tidak tanpa pendirian. t i d V L r I t an n P^itik bebas itu tidak sekedar setjara '..tjutji ta n g an ”, berDrin^ino al ! et)uia defenisif- tidak sekedar apologetis. Kita aktif, kita pendirian I •* berpendirian! Prinsipe kita ialah terang Pantja Sila, dunia ^ menudju kepada perdamaian dan kesedjahteraan kenada Ion- me! kepada persahabatan segala bangsa, ak tif menudju dan exploitation de l’homme par l’homme, aktif menentanq pun d’a b9eradaam SG9a^a matiam imperialisme dan kolonialiume dimanademi sTtaD^k^^rf ”bebf s dan a ktif” itu, setjara a ktif pula setapak neaeri noir 1 -,S . , ^ ^ ’"kan dalam hubungan ekonomi dengan luar halaman 63) ^ SCbdah ke Barat at3Ll ke T im u r"- ^ a r e / t
200
7.
Mempertinggi peradaban dan indoktrinasi Manipol.
Dalam Djarek, Presiden menanja, „Dapatkah sosialisme diselenqgarakan oleh bangsa jang buta-huruf'' ? Saja kom andokan sekarang, supaja buta-huruf itu habis sama sekali pada ,achir tahun 1 9 6 4 ! D a n saja kom andokan kepada semua sekolahsekolah dan universitas-universitas, supaja semua murid mahasiswa di U sdek-kan dan di M anipolkan ! (D jarek halaman 68-69).
8.
T an a h untuk Tani
,,Land reform disatu fihak berarti penghapusan segala hak-hak asing dan konsesi-konsesi kolonial atas tanah, dan mengachiri penghisapan feodal setjara berangsur-angsur, dilain fihak Landreform berarti mem per kuat dan memperluas pemilikan tanah untuk seluruh Rakjat Indonesia terutama kaum tani. (D jarek halaman 56). ,,Ja ! tanah tidak boleh mendjadi alat 'penghisapan ! Tanah T an i! Tanah untuk mereka jang betul-betul menggarap tanah! tidak untuk mereka jang dengan duduk ongkang-ongkang mendjadi gendut karena menghisap keringatnja orang-orang jang disuruh gara'p tanah itu! (D jarek halaman 57).
untuk Tanah gernuk meng-
Melupakan tugas melawan keterbelakangan feodal, berarti tidak membebaskan kaum tani dari penghisapan kaum lintah-darat dan tuan-tanah, berarti tidak menarik sebagian besar dari Rakjat Indonesia kedalam geloranja revolusi. Djalan ini adalah djalan jang sa\a\i, lbarat orang bertarung memakai satu tangan. Membebaskan kaum tani dari beban-beban feodal dan memberikan kepada mereka sebidang tanah garapan, mengha^uskan sistim tuan tanah akan menimbulkan elan revolusioner dikalangan kaum tani serta dapat membawa mereka kedalam arus revolusi untuk menjelesaikan tuntutantuntutan Revolusi Agustus 1945. Dengan mendjalankan Landreform setjara konsekwen dan mengun-. tungkan massa luas daripada kaum tani, Revolusi akan terus menaik dan kemenangan Revolusi berarti diambang pintu. 9. Pelaksana ,,01eh karena itulah maka orang-orang jang aiberi tugas, tapi tidak berhati penuh atau tidak betjus untuk melaksanakan Manifesto PolitikUsdek harus diretool! Tetapi Saudara-saudara djuga, Saudara-saudara dari kalangan Rakjat, Saudara-saudarapun ta’ luput dari memikul kewa djiban ! Saudara-saudara jang sudah sedar, harus aktif menjumbangkan tenaga kepada realisasi Manipol-Usdek itu. Saudara-saudara jang belum sedar jang tidak mengerti sedikitpun tentang Manipol-Usdek .apalagi pelaksanaan Manipol-Usdek, Saudara-saudara jang demikian itu harus di-indoktrinasi, harus disedarkan, harus dikotjok-dihojag-hojag, ditempa, digembleng, sam'pai betul-betul mereka mendjadi sedar, dan mendjadi orang-orang jang menjumbang setjara aktif, menjumbang setjara dinamis-revolusioner” . (D jarek halaman 70).
201
,,Serahkanlah djiwa-ragamu mutlak ! Sekali lagi serahkanlah djiwaragamu mutlak! Sebab T uhan bentji kepada orang jang setengah-setengah. (Djarek halaman 76). „Benar sekali: tergantung pada orang-orang jang harus melaksana kan ! Chususnja orang-orang jang diberi tugas, umumnja orang-orang 90.000.000 djiwa jang bernama Rakjat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. ,,Tenstlotte beslist de mens” , inilah sifat dari Fritz Sternberg jang saja gemar sekali mensitirkannja. Pada achirnja manusialah jang menentukan” . (Djarek halaman 69 — 70). ,,Manusia jang betul-betul revolusioner, jang salah satu tjirinja ialah satunja kata dengan perbuatan, satunja mulut dengan tindakan” ! ( D ja rek halaman 50).
Djakarta, 19 Djanuari 1961.
202
PEDO M AN KEDUA P E L A K S A N A A N M A N IF E S T O P O L IT IK R E P U B L IK IN D O N E S IA
Pidato Presiden pada 30 September 1960 dimuka Sidang Umum P.B.B. ke-XV jang berdjudul ,,To Build T he \V orld Anew (M em bangun Dunia Kembali) serta perintjiannja
203
M E M B A N G U N D U N I A K EM B A L I (TO BUELD TIIE WORLD ANEW) P I D A T O P R E S ID E N R EPU B LIK IN D O N E S IA P A D A 30 S E P T E M B E R 1960 D IM U K A S ID A N G U M U M P.B.B. KE-XV. T uan Ketua, para Jang Mulia, para Utusan dan W akil jang terhormat, H ari ini, dalam mengutjapkan 'pidato kepada Sidang Madjelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, saja merasa tertekan oleh suatu rasa tanggurig-djawab jang besar. Saja merasa rendah hati berbitjara dihadapan rapat agung daripada negarawan-negarawan jang bidjaksana dan berpengalaman dari Timur dan Barat, dari U tara dan dairi Selatan, dari bangsa2 tua dan dari bangsa-bangsa muda dan dari bangsa-bangsa jang bar-u bangkit kembali dari tidur jang lama. Saja telah memandjatkan do’a kepada Tuhan Jang M aha Kuasa agar lidah saja dapat menemukan kata-kata jang tepat untuk menjatakan 'perasaan hati saja, dan saja djuga telah berdo’a agar kata-kata ini akan bergema dalam hati sanubari mereka jang mendengarnja. Saja merasa gembira sekali dapat mengutjapkan selamat kepada Tuan Ketua atas pengangkatannja dalam djabatannja jang tinggi dan konstruktif. Saja djuga merasa gembira sekali untuk menjampaikan atas nama bangsa saja utjapan selamat datang jang sangat mesra ke'pada keenambelas Anggota baru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kitab Sutji Islam mengamanatkan sesuatu kepada kita pada saat ini. Q u r ’an berkata : ,,Hai, sekalian manusia, sesungguhnja Aku telah mendjadikan kamu sekalian dari seorang lelaki dan seorang perempuan, sehingga kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu sekalian kenal-mengenal satu sama lain. Bahwasanja jang lebih mulia diantara kamu sekalian, ialah siapa jang lebih taqwa kepadaKu . D an djuga Kitab Indjil agama Nasrani beramanat pada kita : „Segala kemuliaan bagi Allah ditem'pat jang Mahatinggi, dan sedjahtera di atas bumi diantara orang jang diperkenankanNja . Saja sungguh-sungguh merasa sangat terharu melepaskan pandangan saja atas Madjelis ini. Disinilah buktinja akan kebenaran perdjuangan jang berdjalan bergenerasi. Disinilah buktinja, bahwa 'pengorbanan dan penderitaan telah mentjapai tudjuannja. Disinilah buktinja, bahwa ke adilan mulai berlaku, dan bahwa beberapa kedjahatan besar sudah dapat disingkirkan. Sclandjutnja, sambil mele'paskan pandangan saja kepada Madjelis ini, hati saja diliputi dengan suatu kegirangan jang besar dan hebat. Dengan djelas tampak dimata saja menjingsingnja suatu hari jang baru, dan bahwa matahari kemerdekaan dan emansipasi, matahari jang sudah lama kita impikan, sudah terbit di Asia dan Afrika. Sekarang, hari ini, saja berbitjara dihadapan para pemimpin bangsabangsa dan 'para pembangun bangsa-bangsa. Namun, setjara tidak lang-
205
sung, saja djuga berbitjara kepada mereka jang tuan-tuan wakili, kepada mereka jang telah mengutus tuan-tuan kemari, kepada mereka jang teiah mempertjajakan hari-depan mereka ditangan tuan-tuan. Saja sangat menginginkan agar kata-kata saja akan bergema djuga didalam hati mereka itu, didalam hati nurani ummat manusia, didalam hati besar jang telah mentjetuskan demikian banjak teriakan kegembiraan, demikian banjak djeritan penderitaan dan putus-harapan, dan demikian banjak tjinta-kasih dan tawa, H ari ini Presiden Soekarno-lah jang berbitjara dihada'pan tuan-tuan. Namun lebih dari itu, ia adalah seorang manusia, Soekarno, seorang Indonesia, seorang suami, seorang bapak, seorang anggota keluarga ummat manusia. Saja berbitjara kepada tuan-tuan atas nama rakjat saja, mereka jang 92 djuta banjaknja disuatu nusantara jang djauh dan luas, 92 djuta djiwa jang telah mengalami hidup penuh dengan perdjuangan dan pengorbanan, 92 djuta djiwa jang telah membangun suatu N egara diatas reruntuhan suatu Impcrium. M ereka itu, dan rakjat Asia dan Afrika, rakjat-rakjat benua Amerika dan benua Eropah serta rakjat benua Australia, sedang memperhatikan dan mendengarkan serta mengharap-harap. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa ini bagi mereka merupakan suatu harapan akan masa depan dan suatu kemungkinan-baik bagi zaman sekarang ini. Keputusan untuk menghadiri Sidang Madjelis Umum ini bukanlah merupakan suatu ke’p utusan jang mudah bagi saja. Bangsa saja sendiri mengkadapi banjak masalah, sedangkan waktu untuk memetjahkan masaxa -masalah itu selalu sangat terbatas. Akan tetapi sidang ini mungkin merupa an sidang Madjelis jang terpent^ng jang pernah dilangsungkan an ita semuanja mempunjai suatu tanggung-djawab kepada dunia seuru nja disamping kepada bangsa-bangsa kita masing-masing. seorangpun diantara k*ta dapat menghindari tanggung-djawab 1 U{, pasti tak seorangpun ingin menghindarinja. Saja sangat jakin a wa pemimpin-pemimpin dari negara-negara jang lebih muda dan negara-negara jang lahir-kembali da'pat memberikan sumbangannja jang untuk pemetjahan demikian banjak masalah-masalah jang i 1,a aP^ Organisasi ini dan dunia pada umumnja. Memang, saja pertjaja a wa orang akan mengatakan sekali lagi bahwa : „Dunia jang baru itu iminta untuk memperbaiki keseimbangan dunia jang lama”. L
-^jelaslah bahwa pada dewasa ini segala masalah dunia kita saling u ungan. Kolonialisme mempunjai hubungan dengan keamanan; ketiuta11311 hubungan dengan persoalan perdamaian dan perlusetia11 Srfn ^a.t a ' Per^utjut;an sendjata berhubungan dengan perkembangan ber^a3 iama^ ^ ar* negara-negara jang belum madju. Jah, segala itu saling maqa^Vi U^"Pau^* Djika kita pada achlrnja berhasil memetjahkan satu innia terbukalah djalan untuk penjelesaian masalah-masalah ladiafa* m l-3 ^erhasil memetjahkan misalnja masalah perlutjutan senKanaca-lvi 3 3 an tersedialah dana-dana jang diperlukan untuk membantu oangsa bangsa jang sangat memerlukan bantuan itu. A kan tetapi, jang sangat di'perlukan ialah bahwa masalah-masalah semuanja 1 u arus dipetjahkan dengan penggunaan prinsip-prinsip jang
206
telah disetudjui. Setiap usaha untuk memetjahkannja dengan mempergunakan kelcerasan, atau dengan antjaman kekerasan, atau dengan pemilikan kekuasaan, tentu akan gagal, bahkan akan mengakibatkan masalah-masalah jang lebih buruk lagi. D engan singkat, prinsip jang harus diikuti ialah prinsip persamaan kedaulatan bagi semua bangsa, hal mana tentunja tidak lain dan tidak bukan, merupakan 'penggunaan hak-hak azasi manusia dan hak-hak azasi nasional. Bagi semua bangsa-bangsa harus ada satu dasar, dan semua bangsa harus menerima dasar itu, demi perlindungan dirinja dan demi keselamatan ummat manusia. Bila saja boleh mengatakannja, kami dari Indonesia menaruh perhatian jang chusus sekali atas Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami mem punjai keinginan jang sangat chusus agar Organisasi ini berkembang dan berhasil baik. Karena tindakan-tindakannja, perdjuangan untuk kemerde kaan dan kehidupan nasional kami sendiri telah dipersingkat. Dengan berkepertjajaan penuh saja mengatakan, bahwa perdjuangan kami, bagaimanapun djuga, akan berhasil baik, namun tindakan-tindakan Perseri katan Bangsa-Bangsa itu telah mempersingkat perdjuangan dan telah mentjegah banjak pengorbanan dan penderitaan serta kehantjuran, baik dipihak kami maupun di’p ihak lawan-lawan kami. Apakah sebabnja saja pertjaja, bahwa perdjuangan kami akan ber hasil baik, dengan atau tanpa kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa ? Saja jakin akan hal itu karena dua sebab. Pertama saja mengenai rakjat saja, saja mengetahui kehausan mereka jang tiada terhingga akan ke merdekaan nasional, dan saja mengetahui akan tekadnja. Kedua, saja jakin akan hal itu karena djalannja sedjarah. Kita semua, dimanapun didunia ini, hidup didalam zaman 'pemba ngunan bangsa-bangsa dan runtuhnja imperium-im'perium. Inilah zaman bangkitnja bangsa-bangsa dan bergolaknja nasionalisme. Menutup mata akan kenjataan ini adalah membuta terhadap sedjarah, tidak mengindahkan takdir dan menolak kenjataan. Sekali lagi saja katakan, lcita hidup dizaman pembangunan bangsa-bangsa. Proses ini tidak da'pat dielakkan dan merupakan sesuatu jang pasti; kadang-kadang lambat dan tidak dapat dielakkan, bagaikan lahar menurun lereng sebuah gunung-api di Indonesia; kadang-kadang tjepat dan tidak terelakkan, bagaikan dobrakan air-bah dari balik sebuah bendungan jang dibangun tidak sempurna. Lambat dan tak terelakkan, atau tjepat dan tak terelakkan, kemenangan perdjuangan nasional adalah suatu kepastian. Bila perdjalanan menudju ke-kebebasan itu sudah selessi diseluruh. dunia, maka dunia kita akan mendjadi suatu tem'pat jang lebih baik; akan merupakan suatu tempat jang lebih bersih dan djauh lebih sehat. Kita tidak boleh berhenti berdjuang pada saat ini, manakala kemenangan telah menampakkan diri, sebaliknja kita harus melipat-gandakan usaha kita. Kita telah berdjandji kepada masa-depan dan djandji itu harus dipenuhi. Dalam hal ini kita tidak hanja berdjuang untuk ke'pentingan kita sendiri, melainkan kita berdjuang untuk kepentingan ummat manusia seluruhnja, ja, perdjuangan kita bahkan untuk kepentingan mereka jang kita tentang.
207
Lima tahun jang lain, dua puluh sembilan bangsa-bangsa Asia dan Afrika telah mengirimkan utusannja kekota Bandung di Indonesia, U u a puluh sembilan bangsa Asia dan Afrika. Kini, b erapakah djum a angsa jang merdeka disana ? Saja tidak akan menghitungnja, tetapi siiahKan meLhat disekeliling Madjelis ini sekarang ! D an katakanlah ap akah saja benar, bila saja berkata, bahw a kinilah saatnja pem bangunan angsa, dan saat bangkitnja bangsa-bngsa. Kemarin Asia, dan itu m erupakan suatu proses jang belum selesai. Kini Afrika, itupun m erupakan suatu proses jang belum selesai Lagi pula', belum semua bangsa-bangsa Asia dan Afrika diwakili aisini. Organisasi bangsa-bangsa ini telah dilemahkan selama ia masih menolak perwakilan sesuatu bangsa, dan teristimewa suatu bangsa jang tua dan bidjaksana serta kuat. Saja maksudkan Tiongkok. Saja maksudkan jang sering disebut Tiongkok Komunis, jang bagi kami adalah satu-satunja T iong kok Ja n 9 sebenarnja. Organisasi bangsa-bangsa ini. sangat dilemahkan, djustru k a rena ia menolak keanggotaan bangsa jang terbesar •didunia. Setiap tahun kami menjokong diterimanja Tiongkok kedalam Peiserikatan Bangsa-Bangsa sebagai anggota. Kami akan terus melakukannja. Kami tidak membenkan sokongan itu semata-mata karen a kami mempmnjai hubungan baik dengan negara tersebut. D an pasti sokongan itu tidak kami berikan karena sesuatu alasan partisan. T idak, pend.rian kamj mengenai persoalan ini dibimbing oleh realisme politik. D engan setjara pitjik mengetjualikan suatu bangsa jang besar, bangsa agung dan kuat dalam arti kwantitet, kebudajaan, tjiri-tjiri suatu 'peradaban kuno. suatu bangsa jang penuh dengan kekuatan dan daja ekonomi, dengan mengetjualikan bangsa itu kita lebih melemahkan Organisasi internasional ini, dan dengan demikian, lebih mendjauhkannja dari kebutuhan dan tjita-tjita kita. Kita bertekad untuk mendjadikan Perserikatan Bangsa-Bangsa kuat dan universil serta mampu untuk memenuhi. fungsinja jang lajak. Itulah sebabnja mengapa kami senantiasa memberikan sokongan atas ilcut-sertanja Tiongkok dalam lingkungan kita. Lagi pula, perlutjutan sendjata merupakan suatu keperluan jang mendesak dalam dunia ini. Persoalan jang terpenting ini dari semua masalah harus dirundingkan dan di'petjahan dalam rangka Organisasi ini. Namun bagaimana dapat tertjapai suatu persetudjuan realistis mengenai perlutjutan sendjata, bila Tiongkok jang merupakan salah satu negara terkuat dalam dunia ini, tidak diturutsertakan dalam musjawarah-musjawarah itu ? Diwakilinja Tiongkok dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mengi ut-sertakan negara itu dalam masalah dunia jang konstruktif dan engaii demikian akan betul-betul memperkuat lembaga ini. itahun sembilan belas enam puluh ini, Madjelis LImum kembali er uimpul dalam sidang tahunannja. Nam un Madjelis Umum ini djangana anja dianggap sebagai suatu sidang routine lainnja, dan bila diang gap emi ian, bila dianggap sebagai suatu sidang routine, maka kemunginan esar Organisasi internasional seluruhnja ini akan terantjam dengan
208
Tjamkanlah kata2 saja, itulah permohonan saja ! Djanganlah memperlakukan masalah-masalah jang akan tuan-tuan perbintjangkan sebagai masalah routine. Bila diperlakukan demikian, maka Organisasi ini jang te_ lah memberikan kita suatu harapan untuk masa-de'pan, suatu kemungkinan-baik akan adanja persesuaian internasional, mungkin akan petjah. Ia mungkin akan lenjap perlahan-lahan dibawah gelombang pertikaian, seba gaimana dialami oleh organisasi-organisasi jang digantikannja. Bila hal itu terdjadi, maka ummat manusia sebagai keseluruhan akan menderita. Ingatlah : bukanlah hanja kata-kata jang tuan-tuan hada'pi. Bukanlah gaimana dialami oleh organisasi-organisasi jang digantikannja. Bila hal dapi adalah manusia, impian-impian manusia, tjita-tjita manusia, dan haridepan semua manusia. Dengan segala kesungguhan, saja katakan : kami bangsa-bangsa jang baru merdeka bermaksud berdjuang untuk kepentingan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kami bermaksud memperdjuangkan suksesnja dan mendjadikannja effektif. Badan itu dapat didjadikan effektif, dan didjadikan effektif, hanja bila anggota-anggota seluruhnja mengakui tiada terelakkannja djalan sedjarah. Badan itu hanja dapat mendjadi effektif, bila badan tersebut mengikuti djalannja sedjarah, dan tidak mentjoba untuk membendung atau mengalihkan ataupun menghambat djalannja itu. Telah saja katakan, bahwa inilah saat pembangunan bangsa-bangsa dan runtuhnja imperium-imperium. Itulah kebenaran jang sesungguhnja. Berapa banjaknja bangsa-bangsa jang telah memperolelr kemerdekaannja sedjak tertjiptanja Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa ? Berapa banjak nja bangsa-bangsa telah melem'parkan rantai penindasan jang membelenggunja ? Berapa banjaknja imperium-imperium jang dibangun atas pe nindasan manusia telah hantjur-lebur ? Kami jang tadinja tiada bersuara, tidak membisu lagi- Kami jang tadinja membisu dialam kesengsaraan '-»mperialisme, tidak membisu lagi. Kami jang perdjuangan hidupnja tertutup dibawah selubung kolonialisme, tidak tersembunjikan lagi. Sedjak hari bersedjarah ditahun sembilan belas em'patp’uluh lima du nia telah berobah, dan dia telah berobah kearah perbaikan. Dari zaman pembangunan bangsa-bangsa ini telah muntjul kemungkinan — ja, keharusan — akan suatu dunia jang bebas dari ketakutan, bebas dari keku rangan. bebas dari 'penindasan2 nasional. Kini, saat ini djuga, di M a djelis Umum ini, kita dapat mempersiapkan diri untuk menempatkan diri kita didunia masa-de'pan itu, dunia jang telah kita pikirkan dan impikan serta bajangkan. H al itu dapat kita lakukan, tetapi hanja bila kita tidak memperlakukan sidang ini sebagai suatu sidang routine. Kita harus mengakui, bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa menghadapi suatu penimbunan masalah-ma salah, masing-masing mendesak, masing-masing mengandung kemung kinan antjaman terhadap 'perdamaian dan kemadjuan setjara damai. . Kita bertekad, bahwa nasib dunia, dunia kita, tidak akan ditentukan tanpa kita. Nasib itu akan ditentukan dengan ikut-serta dan kerdjasama
209
kita. Keputusan-lceputusan jang penting bagi perdamaian dan masa-dep-an dunia dapat ditentukan disini dan sekarang ini djuga. Disini berkumpul Kepala-kepala N egara dan Kepala-kepala Pemerintah. Itulah rangka O r ganisasi kita. Saja sangat mengharapkan agar soal-soal protokol jang kaku serta 'perasaan sakit-hati jang pitjik, — perasaan-perasaan perorangan maupun nasional, — tidak akan menghalangi dipergunakannja ke sempatan itu sebaik-baiknja. Kesempatan seperti ini tak akan sermg ada. Hal itu harus dipergunakan sebaik-baiknja. Kita pada saat ini mempunjai kesempatan unik untuk menggabungkan diplomasi 'perseorangan dengan diplomasi umum. Marilah kita pergunakan kesempatan itu. Kesempatan itu mungkin tak akan kembali. la g i! Saja menjadari sedalam-dalamnja bahwa hadirnja demikian banjak Kepala N egara dan Kepala Pemerintah, memenuhi harapan berdjuta-djuta orang. Mereka itu dapat mengambil keputusan-keputusan jang vital un tuk menentukan wadjah baru bagi dunia kita ini dan dengan sendirinja djuga wadjah baru bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Lajaklah pada saat ini untuk mem'pertimbangkan kedudukan P e r serikatan Bangsa-Bangsa dalam hubungan dengan zaman pembangunan bangsa dan bangkitnja bangsa-bangsa baru ini. Ini saja kemukakan : bagi suatu bangsa jang baru lahir atau suatu bangsa jang baru lahir-kembali milik jang paling berharga adalah kemer dekaan dan kedaulatan. Mungkin — saja tidak tahu, tapi mungkin — bahwa rasa untuk memegang teguh permata kedaulatan dan kemerdekaan jang berharga ini, hanja terdapat dilingkungan bangsa-bangsa jang baru bangkit kembaL. Mungkin setelah berlalunja beberapa generasi, perasaan kebanggaan dan tertjapainja tjita-tjita itu mendjadi pudar. Mugkin demikian, tetapi saja rasa tidak. Bahkan sekarang ini, dua ratus tahun kemudian, adakah seorang merika jang tidak tergetar djiwanja mendengarkan kata-kata D eclara tion of Independence ? Adakah seorang Italia jang kini t:dak menjambut <Pan9gilan Mazzini ? Adakah seorang w arga Amerika Latin jang tidak lagi mendengar gemanja suara San M artin ? Benar, adakah seseorang w arga dunia jang tidak menjambut panggilan dan suara-suara itu ? Kita semua tergetar, kita semua menjambut, arena suara-suara itu adalah universil, baik mengenai w aktu mau'pun tempatnja. Suara-suara itu adalah suara ummat manusia jang menderita, suara masa-depan. dan kita masih mendenqarnja, mendengung sepandjang zaman, k
Sa^a Jak*n sejakin-jakinnja bahwa didalam kedaulatan dan emer ekaan nasional ada sesuatu janq kekal, sesuatu janq sekeras dan setjemerlang permata, dan djauh lebih berharga. AA kangsa-bangsa didunia ini telah lama memiliki permata ini. ere a e ah biasa memilikinja, tetapi saja jakin, bahwa mereka masih e ap menganggapnja jang paling d.tjintai diantara milik-miliknja, dan mereka akan lebih^baik mati daripada melepaskannja.
210
Bukankah begitu ? Apakah bangsa saudara sendiri akan pernah bersedia melepaskan kemerdekaannja ? Setiap bangsa jang patut dinamakan bangsa, akan memilih mati ! Setiap pemimpin jang patut disebut pemimpin dari bangsa manapun, djuga akan memilih mati ! Betapa lebih berharga hal itu bagi kami, jang pernah suatu waktu memiliki permata kemerdekaan dan kedaulatan nasional itu, dan kemu dian merasakan dirampasnja dari tangan kami oleh bandit-bandit jang bersendjata lengkap, dan jang kini telah kami rebut kembalti! Perserikatan Bangsa-Bangsa ini adalah suatu organisasi dari Negaranegara Bangsa jang masing-masing menggenggam permata itu kuat-kuat sebagai sesuatu jang berharga. Kita semuanja telah berhimpun dengan sukarela, sebagai, saudara dan sederadjat dalam Organisasi ini. Sebagai saudara dan sederadjat, karena kita semuanja memiliki kedaulatan jang sederadjat, dan kita semua mengangga'p kedaulatan jang sederadjat itu sama-sama berharga. Ini adalah suatu badan internasional. Badan ini belumlah super-nasional ataupun supra-nasional. Badan ini merupakan suatu organisasi N e gara-negara Bangsa, dan hanja dapat bekerdja sepandjang Negara-negara Bangsa menghendakinja. Apakah kita semuanja dengan suara bulat telah menjetudji untuk menjerahkan suatu bagian dari kedaulatan kita kepada badan ini? Tidak, tidak 'pernah. Kita telah menerima baik Piagam, dan Piagam itu telah ditandatangani oleh Negara-negara Bangsa jang berdaulat penuh dan sederadjat penuh. Ada kemungkinan, bahwa badan ini harus mempertimbangkan, apa kah anggota-anggotanja harus menjenahkan sesuatu bagian dari kedaulatan mereka kepada badan internasional ini. Tetapi djika keputusan jang sematjam itu diambil, ke'putusan itu harus diambil setjara bebas, dan de ngan suara bulat, dan sederadjat. Harus diputuskan sederadjat oleh se mua bangsa, jang kuno dan jang baru, bangsa jang baru muntjul dan jang sudah lama ada, jang sudah madju dan jang belum madju. Hal ini bukannja sesuatu jang dapat dipaksakan pada bangsa mana pun djuga. Selandjutnja, dasar satu-satunja jang mungkin bagi badan sematjam itu ialah persamaan jang sedjati. Kedaulatan dari bangsa jang paling baru atau bangsa jang paling ketjil sama berharganja, sama tidak dapat dilanggarnja, seperti kedaulatan bangsa jang paling besar atau bangsa jang paling tua. Dan selain daripada itu, sesuatu pelanggaran ter hadap kedaulatan sesuatu bangsa merupakan suatu antjaman potensiil terhadap kedaulatan semua bangsa. Dalam gambaran dunia inilah, kita harus melihat dunia sekarang ini. Dunia kita jang satu ini terdiri dari Negara-negara Bangsa, masingmasing sama berdaulat dan masing-masing berketetapan hati mendjaga kedaulatan itu, dan masing-masing berhak untuk mendjaga kedaulatan itu. Dan sekali lagi saja katakan — dan saja ulangi ini karena merupakan dasar dari pengertian terhadap dunia dewasa ini — kita hidup dalam zaman pembangunan bangsa.
211
Kenjataan ini djauh lebih penting daripada adanja sendjata-sendjata nuklir, lebih eksplosif daripada bom-bom hidrogin, dan mempunjai harga potensiil jang lebih besar untuk dunia daripada pemetjahan atom. Keseimbangan dunia telah berobah sedjak hari itu dalam bulan Djuni, lima belas tahun jang lalu, ketika Piagam ditandatangan dikota ~an Francisco di Amerika, pada saat manusia sedang bangkit kemoali dari neraka peperangan. Nasib ummat manusia tidak da'pat lagi ditentukan oleh beberapa bangsa besar dan kuat. Djuga kami, bangsa-bangsa jang lebih muda, bangsa jang sedang bertunas, bangsa-bangsa jang lebih ketjil, kaniipun berhak bersuara dan suara itu pasti akan kerkuma-ndang disepandjang zaman. Jah, kami insjaf akan pertanggungan-djawab kami terhadap masadepan semua bangsa, dan kami dengan gembira menerima pertanggungandjawab itu. Bangsa saja berdjandji 'pada diri sendiri untuk bekerdja mentjapai suatu dunia jang lebih baik, suatu dunia jang bebas dari sengketa dan ketegangan, suatu dunia dimana anak-anak kita dapat tumbuh dengan bangga dan bebas, suatu dunia dimana keadilan dan kesedjahteraan berlaku untuk semua orang. A dakah semua bangsa akan menola ' diandji sematjam itu ? Beberapa bulan jang lalu, sesaat sebelum pemimpin-pemimpin Negara-negara Besar bertemu sesingkat itu di Paris, tuan Khruschov men djadi tamu kami di Indonesia. Saja djelaskan padanja sedjelas-djelasnja, bahwa kami menjambut baik Kon'perensi T in g k at Tertinggi, jang kami harapkan berhasil, tetapi bahw a kami skeptis. Empat N egara Besar itu sadja, tidak dapat menentukan masalah perang dan damai. Lebih tepat, barangkali, mereka mempunjai kekuatan untuk merusak sendirian, tetapi mereka tidak mempunjai hak moril, bai c setjara sendirian maupun bersama-sama, untuk mentjoba menentukan haridepan dunia. Selama lima belas tahun ini Barat telah mengenai perdamaian, atau sekurang-kurangnja ketiadaan perang. T en tu sadja, ada ketegangan- 'etegangan. Memang, ada bahaja. T etapi tetap merupakan kenjataan, bah wa ditengah-tengah suatu revolusi jang meliputi tiga 'perempat dari dunia Barat tetap dalam keadaan damai. Kedua blok besar, sebetulnja, telah er as4 mempraktekkan ko-eksistensi selama tahun-tahun itu, seningga dengan demikian membantah mereka janq menjangkal kemungkinan ad a nja ko-eksistensi. Kami di Asia tidak pernah mengenai keadaan damai ! Setelah per1.3^ iaiari a *-an9 untuk Eropah, kami merasai akibat bom-bom atom. Kami iasai revolusi nasional kami sendiri di Indonesia. Kami merasai penjiksaan ietnam. Kami menderita penganiajaan Koreti. Kami masih senaniasa mer* erita kepedihan Aldjazair. Apakah sekarang ini seharusnja gilran sau ara-saudara kita di Afrika ? Apakah mereka harus disiksa, sedangkan luka-luka kami masih belum sembuh ? , , °. masih sadja Barat dalam keadaan damai. H erankah tuan-tuan 13 t j ami ^0^ aran9 menuntut, ja menuntut, batalnja siksaan terhadap kami . H erankah tuan-tuan, bahwa kini suara saja diperdengarkan seba gai protes ?
212
Kami, jang dulu tidak bersuara, mem'punjai tuntutan-tuntutan dan kebutuhan-kebutuHan ; kami berhak untuk didengar. Kami bukannja barang perdagangan, tetapi adalah bangsa-bangsa jang hidu'p dan jang perkasa, jang mempunjai peranan didunia ini, dan jang harus memberikan sumbangannja. Saja pergunakan kata-kata jang keras, dan saja pergunakan katakata itu dengan sengadja, karena saja berpendirian jang tegas menge nai soal ini. Dengan sengadja saja 'pergunakan kata-kata keras, karena saja berbitjara untuk bangsa saja dan karena saja berbitjara dimuka pemimpin-pemimpin bangsa-bangsaSelain dari pada itu, saja tahu bahwa saudara-saudara saja di Asia dan Afrika memunjai pendirian jang sama tegasnja, walaupun saja ti dak berani berbitjara atas nama mereka. Madjelis Umum ini tentunja akan menghada'pi banjak hal-hal jang penting. Tetapi tidaklah ada hal jang lebih penting dari pada perdamaian. Mengenai ini, saja pada saat ini tidak membitjarakan soal-soal jang timbul antara Negara-negara Besar didunia. Soal-soal demikian itu sa ngat vital bagi kami, dan saja nanti akan kembali pada soal-soal tersebut. Tapi tengoklah sekeliling dunia kita ini. Dibanjak tem'pat terdapat ketegangan-ketegangan dan sumber-sumber sengketa potensiil. Perhatikanlah tempat-tem'pat itu dan tuan akan djumpai, bahwa tanpa perketjualian, imperialisme dan kolonialisme didalam salah satu dari banjak manifestasinja adalah sumber ketegangan atau sengketa itu. Imperialisme dan kolonialisme dan pemisahan terus-menerus setjara paksa dari bangsabangsa merupakan sumber dari hampir semua kedjahatan internasional jang mengantjam didunia kita ini. Imperialisme, dan perdjuangan untuk mempertahankannja, merupa kan kedjahatan jang terbesar didunia kita ini. Banjak diantara tuan-tuan dalam Sidang ini tidak 'pernah mengenai imperialisme. Banjak diantara tuan-tuan lahir merdeka dan akan mati merdeka. Beberapa diantara tuantuan lahir dari bangsa-bangsa jang telah mendjalankan imperialisme ter hadap jang lain, tetapi tidak pernah menderitainja sendiri. Akan tetapi saudara-saudara saja di Asia dan Afrika telah mengenai tjambuk impe rialisme. Mereka telah menderitainja. Mereka mengenai bahajanja dan kelitjikannja serta keuletannja. Kami di Indonesia mengenalnja djuga. Kami adalah ahli-ahli dalam soal ini ! Berdasarkan pengetahuan itu dan berdasarkan pengalaman itu. saja katakan pada tuan-tuan bahwa berlandjutnja imperialisme dalam setiap bentuknja merupakan suatu bahaja jang besar dan jang berlarutlarut. Imperialisme belum lagi mati. Ja, sedang dalam keadaan se k a ra t; ja, arus sedjaran sedang melanda bentengnja dan mcnggerogoti ponda-11e n -po nd a me n n j a , ja, kemenangan kemerdekaan dan nasionalisine sudah pasti. Alcan tetapi dan tjamkanlah perkataan saja ini — imperialisme jang sedang sekarat itu berbahaja, sama berbahajanja dengan se-ekor hariniau jang luka didalam rimba raya tropik.
213
Ini saja tegaskan pada tuan-tuan — dan saja sadar bahwa saja seka* rang berbitjara untuk saudara-saudara saja di Asia dan Afrika — 'per djuangan untuk kemerdekaan senantiasa dibenarkan dan senantiasa be nar. M ereka jang menentang gerakmadju jang tidak terelakkan dari kemerdekaan nasional dan hak menentukan nasib sendiri, adalah buta ; mereka jang berusaha untuk mengembalikan apa jang tidak dapat dikembalikan merupakan bahaja bagi mereka sendiri dan bagi dunia. Sebelum kenjataan-kenjataan ini — dan ini memang kenjataan-kenjataan — diakui, tidak akan ada perdamaian didunia ini, dan tidak akan lenjaplah ketegangan. Saja serukan ke'pada tuan-tuan : tempatkanlah kewibawaan dan kekuatan moril dari Organisasi Negara-negara ini dibelakang mereka jang berdjuang untuk kemerdekaan. Lakukanlah itu setjara djelas dan tegas. Lakukanlah itu sekarang ! Lakukanlah, dan tu an-tuan akan memperoleh dukungan bulat dan tulus-ichlas dari semua orang jang berkemauan baik. Lakukanlah sekarang, dan generasi-generasi jang akan datang akan merighargai tuan-tuan. Saja serukan kepada tuan-tuan, kepada semua anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa : Bergeraklah bersama arusnja sedjarah ; djanganlah mentjoba membendung arus itu. Perserikatan Bangsa-Bangsa sekarang ini djuga berkesempatan un tuk membangun bagi dirinja sendiri reputasi dan gensi jang besar. M e reka jang berdjuang untuk kemerdekaan akan mentjari sokongan dan sekutu-sekutu dimana sadja dapat diperolehnja ; alangkah baiknja bila mana mereka berpaling kepada badan ini dan kepada Piagam kita dari pa a kepada sesuatu kelompok atau bagian dari badan ini. Lenjapkanlah sebab-sebab peperangan, dan kita akan merasa damai. enjapkanlah sebaH'-sebab ketegangan dan kita akan merasa tenang. jangan ditunda-tunda. W aktunja singkat. Bahajanja besar. Ummat manusia diseluruh dunia berteriak minta perdamaian dan ^etenangan, dan hal-hal itu adalah dalam kekuasaan kita. Djangan menn^^,karena nanti badan ini akan ditjemarkan namanja dan ditingga 'an. Tugas kita bukannja untuk mem'pertahankan dunia ini, akan har?d Untuk membangun dunia kembali ! Hari depan — andai-kata ada ri epan akan menilai kita berdasarkan berhasilnja tugas kita ini. lah minta kepada bangsa-bangsa jang sudah lama berdiri, djangankek ^ n^an99aP remeh kekuatan nasionalisme. Djika tuan menjangsikan c annJp> tengoklah disekitar Madjelis ini dan bandingkanlah dengan N a a “ C,SC° Hnia b d a S ta h U n j a n 9 laIU ‘
milana3^ 0]11^ 151110, nas^onallsme jang mentjapai kemenangan dengan gej i
j
'.
mirrmin
m en je b ab k a n p e r o b a h a n ini, d a n ini a d a la h baik. D e w a s a
iPe r . l a dan dimuliakan oleh kebidjaksanaan dari para pe-
m e n i > l - » i i f b a n g s a - b a n g s a b e r d a u la t jan g b a ru d .b e n tu k . U n t u k
hanouk enam a^ banjak tjontoh-tjontoh, jakni seorang Norodom SiM ao T er2.rang Nasser, seorang Nehru, seorang Sekou Toure, seorang haik rlnV Un^ i aii seoran9 Nkrumah. Bukankah dunia mendjadi lebih .i j8 a era^a disini daripada mereka mempergunakan seluaiJ selnruh kekuatannja untuk menggulingkan imperial)c g mem e enggu mereka ? Dan bangsa-bangsa mereka-pun sudah
214
merdeka, dan bangsa saja merdeka, dan lebih banjak lagi bangsa jang • merdeka. Bukankah dengan demikian dunia mendjadi suatu tempat jang lebih baik dan lebih kaja ? M emang, saja tidak perlu membentangkan kepada tuan-tuan, bahwa kami dari Asia dan Afrika menentang kolonialisme dan imperialisme. Lebih daripada itu, siapakah dalam dunia sekarang ini masih akan membela hal-hal itu ? Setjara universil hal-hal itu telah dikutuk, dan sudah' sepantasnja, dan alasan-alasan sinis jang usang itu tidak terdengar lagi. P ertentangan sekarang berpusat 'pada persoalan kapankah daerah-daerah djadjahan akan merdeka, dan bukan pada persoalan apakah mereka akan merdeka. Tetapi saja hendak menegaskan soal ini. Oposisi kami terhadap ko lonialisme dan imperialisme timbul baik dari hati mau'pun dari kepala kami. Kami menentangnja atas dasar kemanusiaan, dan kami menentangnja pula dengan alasan bahwa hal ini. merupakan suatu antjaman jang besar dan makin besar lagi terhadap perdamaian. Tiadanja persesuaian pendapat dengan kekuatan-kekuatan kolonial berkisar pada soal-soal waktu dan keamanan, karena sekarang setidaktidaknja mereka beromong-kosong tentang tjita-tjita kemerdekaan nasional. Oleh karena itu renungkanlah dalam-dalam mengenai nasionalisme dan kemerdekaan, mengenai patriotisme dan mengenai imperialisme. Re nungkanlah dalam-dalam, demikian permohonan saja, djangan sampai arus sedjarah melanda tuan-tuan. Dewasa ini, kita banjak mendengar dan membatja mengenai per lutjutan sendjata. Perkataan itu biasanja dipakai dalam hubungan 'perlu tjutan sendjata nuklir dan atom. Maafkanlah saja. Saja seorang sederhana dan seorang jang tjinta damai. Saja tidak dapat bitjara mengenai detail-detail perlutjutan sendjata. Saja tidak dapat memberikan penilaian mengenai pendapat-pendapat jang bersaingan tentang pengawasan, me ngenai pertjobaan-pertjobaan dibawah tanah dan mengenai tjatatan-tjatatan seismografik. Mengenai persoalan-persoalan imperialisme dan nasionalisme saja seorang ahli, sesudah seumur hidu'p mempeladjarinja dan berdjuang, dan mengenai soal-soal ini saja bitjara dengan kewibawaan. Tetapi mengenai persoalan-persoalan peperangan nuklir, saja hanja seorang biasa sadja, mungkin seperti tetangga tuan atau seperti saudara tuan atau bahkan s e p e r t i ajah tuan. Saja ikut merasakan kengerian mereka, saja ikut merasakan ketakutan mereka. Saja ikut merasakan kengerian dan ketakutan itu, karena saja adalah bagian dari dunia ini. Saja ’p unja anak-anak, dan hari-depan mereka terantjam bahaja. Saja seorang Indonesia, dan bangsa itu terantjam bahaja. Mereka jang mempergunakan sendjata penghantjuran massal itu se karang harus menghadapi hati-nurani mereka sendiri, dan achirnja, mungkin dalam keadaan hangus mendjadi debu radio-aktif, mereka harus menghadapi A1 Chaliknja. Saja tidak iri terhadap mereka.
215
M e r e k a jan g m e m p e rso a lk a n 'p e rlu tju ta n s e n d j a t a n u k lir d ja n g a n l u p a b a h w a kami, jan g d a la m hal ini s e b e lu m n ja tid a k d a p a t b e r s u a r a , s e d a n g m e m p e rh a tik a n d a n m e n g h a r a p - h a r a p . Kami sedang m e m p e r h a tik a n d a n m e n g h a r a p - h a r a p , to h kam i dilipu ti oleh k etjem asan, k a r e n a djika 'peran g n u k lir m e n g h a n t j u r k a n d u n ia k ita ini, kam i d jug a ik ut m e n d e rita . T i d a k se o ran g m a c h lu k p u n b e r h a k u n tu k m e n g g u n a k a n h a k - h a k p r e r o g a tif dari T u h a n Jan g M a h a K u a sa . T i d a k s e o r a n g p u n b e r h a k memp e r g u n a k a n bom -bom h idro gin . T i d a k s a tu b a n g s a p u n b e r h a k u n tu k men je b a b k a n k e m u n g k in a n h a n tju rn ja s em ua b a n g s a - b a n g s a . T i a d a su atu sistim politik, tia d a su a tu o g a n is a s i e k o n o m i jan g la je k u n tu k m e n je b a b k a n m u sn a h n ja d u n ia, t e rm a s u k sistim m a u p u n o rg a n is a s i itu sendiri. D jik a h a n ja n e g a r a - n e g a r a jan g b e r s e n d j a t a h id ro g in ja n g te rs a n g k u t dalam p e r s o a la n ini, m a k a kam i b a n g s a _b a n g s a A s ia d a n A f r i k a tid a k a k a n m e n g h ira u k a n n ja . K am i h a n j a a k a n m elih at s a d ja sam bil m e n d ja u h k a n diri, d e n g a n p e r a s a a n h e r a n m e n g a p a n e g a r a - n e g a r a , d a r im a n a kam i b e la d ja r s e d e m ik ian b a n ja k n ja itu, s e r ta ja n g s a n g a t k am i k ag u m i itu, p a d a d e w a s a ini h a r u s te n g g e la m d a la m r a w a im m oralitet. K a m i akan d a p a t b e r s e ru : ,,T e r k u tu k la h k a l i a n ! ” , d a n kam i a k a n d a p a t kem b ali ked alam d u n ia kam i sendiri jan g lebih b e r im b a n g d a n d am ai. T e t a p i kam i ta k d a p a t b e r b u a t d em ik ian . K a m i b a n g s a A s ia t e l a h m en d erita a k ib a t bo m atom . K am i b a n g s a A s ia te ra n tja m lagi, d a n s e l a i n itu kam i m e ra s a seb a g ai su atu k e w a d jib a n m oral u n tu k m e m b e r ik a n b a n t u a n d im a n a m un gk in. K am i b u k a n la h m u suh T i m u r m au'pun B a r a t . K a m i m e ru p a k a n suatu b a g ia n d ari du n ia ini d a n kam i ingin m e m b a n tu . Ini ad a la h suatu d jeritan d a ri h a ti-s a n u b a ri A sia. B i a r k a n l a h kam i m em bantu m e m etjah k an m a s a la h -m a sa la h ini. M u n g k i n t u a n - t u a n nienip e r h a tik a n n ja terlam p au lam a, d a n t a k lagi m e lih a tn ja s e tja ra je as. B ia rk an la h kam i m em b an tu tu an -tu a n , d a n d a la m m e m b a n t u tu a n -tu a n , kami b a n tu diri kam i sendiri, d a n s e m u a g e n e ra s i ja n g a k a n d a t a n g ise luruh dunia ini. D jelaslah, b a h w a m a s a la h p e rlu tju ta n s e n d ja ta b u k a n h a n j a perseli* si an p e n d a p a t te n ta n g d a s a r - d a s a r te k n is ja n g sem p it. Ini a d a l a h pu a p erso alan saling m em pertjajai. S e b e tu ln ja te la h djelas, b a h w a d a la m biang teknik d a n dalam t j a r a - t j a r a b e r u n d in g d a n b erd ip lo m asi, s e s u n g gu hnja a n t a r a kami d a r i A sia -A frik a d a n k e d u a blok itu tid a k la h b a n ja k erbeda. S oaln ja se b e n a rn ja lebih m e r u p a k a n soal saling tid a k m e m p e r tjajai. ni a d a la h su atu m a s a la h jang d a p a t d i p e tja h k a n d e n g a n t j a ra -tja ra itu. N e g a r a - n e g a r a lain jan g tid a k te r g a b u n g d a la m s u a tu blok, bisa m em beri b a n tu a n d alam h al i n i ! K a m i tid a k k u r a n g p e n g a la m a n d a n e p a n d a ia n u n tu k m e n g a d a k a n p e m b itja ra a n -p e m b itja ra a n . M u n g k i n p e r a n t a r a a n kam i d a p a t djug a b e r h a rg a . M u n g k i n kam i d a p a t 'pula memb e rik a n b a n tu a n d alam m en tjari su atu p en jele saian . M u n g k i n — siapa t a h u — K a m i d a p a t m e m p erlih atk a n k e p a d a tu a n -tu a n d ja la n n ja m enu dju k e a r a h s a tu -s a tu n ja 'perlutjutan s e n d ja ta jang s e s u n g g u h n ja , jaitu p e r lu tju ta n s e n d ja ta d idalam h ati m anusia, p e rlu tju ta n k e tid a k - p e rtja ja a n d a n k e b e n tjia n m anu sia.
216
Tid ak sesuatupun lebih mendesak daripada hal ini. D an persoalan ini adalah demikian vital bagi seluruh ummat manusia, sehingga seluruh ummat manusia harus diikut-sertakan dalam pemetjahannja. Saja kira pada saat ini kita boleh berkata, bahwa sebenarnja hanjalah desakan dan usaha dari negara-ngara non-blok akan memberikan hasil jang diperlukan seluruh dunia. Pembitjaraan jang sungguh-sungguh tentang 'perlu tjutan sendjata, didalam rangka organisasi ini, dan didasarkan pada su atu harapan jang sungguh-sungguh akan suksesnja, adalah jang essensiil sekarang ini. Saja tekankan „dalam rangka organisasi ini”, karena hanja Madjelis inilah jang mulai mendekati suatu tjerminan jang sebenarnja dari dunia dimana kita hidup. Renungkan, renungkan sedjenak ,apa jang mungkin terdjadi djika kita dapat meletakkan suatu dasar bagi perlutjutan sendjata jang sedjati. Ingatlah akan dana-dana jang sangat besar jang dapat digunakan untuk perbaikan dunia dimana kita hidup ini. Ingatlah akan daja gerak jang maha hebat jang da'pat diberikan kepada perkembangan mereka jang kurang madju, sekalipun hanja sebahagian sadja dari anggaran belandja pertahanan dari N egara-N egara Besar disalurkan kearah itu. Ingatlah akan bertambahnja setjara hebat kebahagiaan manusia, produktivitet manusia dan kesedjahteraan manusia, djika hal itu diselenggarakan. Perlu saja tambahkan sesuatu lagi pada hal ini. Djika ada suatu immoralitet jang lebih besar daripada memperagakan sendjata-sendjata hidrogin, maka hal itu adalah melakukan pertjobaan-pertjobaan dengan sendjata-sendjata tersebut. Saja tahu bahwa ada suatu 'perbedaan pendapat ilmiah tentang akibat genetik daripada pertjobaan-pertjobaan itu. A kan tetapi perbedaan ini hanja mengenai djumlah korban-korban. T en tang ndanja akibat genetik jang buruk terdapat persesuaian 'pendapat. Pernahkah mereka jang mengesahkan pertjobaan-pertjobaan itu membajangkan akibat-akibat perbuatan mereka ? Pernahkah mereka melihat kepada anak-anak mereka sendiri dan merenungkan akibat-akibat itu ? P ada dewasa ini pertjobaan-pertjobaan dengan sendjata-sendjata nuklir ditangguhkan, — 'perhatikan — tidak dilarang, tetapi hanja ditangguhkan. M aka, marilah kita pergunakan kenjataan ini sebagai permulaan. M arilah kita perguakan kenjataan ini sebagai dasar untuk melarang pertjobaan, dan kemudian untuk perlutjufan sendjata jang sungguh-sungguh. S eb elum meninggalkan persoalan perlutjutan sendjata, saja hendak m e m b e rik a n suatu ulasan lagi. Berbitjara tentang perlutjutan sendjata m e m a n g baik. T eta’pi berusaha dengan sungguh-sungguh menjusun suatu p e r s e tu d ju a n perlutjutan sendjata akan lebih baik. Dan jang terbaik ada
lah pelaksanaan daripada persetudjuan perlutjutan sendjata itu. A kan tetapi marilah kita realistis. Bahkan pelaksanaan daripada suatu persetudjuan perlutjutan sendjatapun tidak akan merupakan djaminan bagi perdamaian didunia jang dalam kesengsaraan dan kesukaran. Perdamaian hanja akan datang, djika sebab-sebab ketegangan dan bentrokan disingkirkan.
217
Djika ada suatu sebab untuk bentrokan, maka manusia akan her* djuang dengan bambu runtjing, djika tidak terdapat sendjata lain. Saja tahu oleh karena bangsa saja sendiri melakukannja dengan 'perdjuangan kami untuk kemerdekaan. Kami telah berdjuang dengan menggunakan pisau dan bambu runtjing. U ntuk mentjapai perdamaian, kita harus menjingkirkan sebab-sebab ketegangan dan sebab-sebab bentrokan itu. Itu lah sebabnja saja berbitjara dari lubuk hati saja mengenai perlunja bekerdja-sama untuk menjebabkan matinja jang hina dari imperialisme. Dimana terdapat imperialisme, dan dimana terdapat 'penjusunan kekuatan bersendjata jang serentak, maka keadaan memang berbahaja. Sekali lagi saja bebitjara berdasarkan pengalaman. Begitulah keadaannja di Irian Barat. Begitulah keadaannja diseperlima wilajah nasional kami jang pada dewasa ini masih tetap membungkuk dibawah belenggu imperialisme. Disanalah kami menghada'pi imperialisme dan kekuatan bersendjata dari imperialisme. Diperbatasan daerah itu tentara kami berdjaga didarat maupun dilautan. Kedua kekuatan bersendjata itu saling berhadapan, dan ‘dapat saja katakan bahwa hal itu merupakan suatu keadaan jang eksplosif. Belum lama berselang tentara di Irian Barat jang masih muda serta tersesat itu dan jang membela suatu faham jang telah ketmggalan zaman, diperkuat dengan datangnja ka'pal-induk Karel Doorman dari tanah-airnja jang djauh itu. M aka saat itulah keadaan mendjadi betul-betul ber bahaja. Kepala Staf Angkatan D arat Indonesia duduk dalam Delegasi saja ini. Namanja Djenderal Nasution. Ia adalah peradjurit profesionil dan seorang peradjurit jang ulung, Seperti halnja dengan anak buah jang dipimpinnja, dan se'perti djuga hafilja dengan bangsa jang dibelanja, ia pertama-tama adalah seorang jang tjinta damai. Tetapi lebih daripada itu, ia dan anak buahnja serta bangsa saja mengabdi untuk mempertahankan tanah air kami. K am i telah b e r u s a h a u n tu k m e n jelesa ik a n m a s a la h Ir ia n B a r a t. K am i te ah b e ru s a h a d e n g a n sungguh-sungguh d a n d e n g a n penuh k e s a b a r a n an toleransi d a n 'penuh h a r a p a n . K am i telah b e r u s a h a u n tu k men g a a an p e ru n d in g a n -p e ru n d in g a n bilateral. K am i telah b e r u s a h a d e n g a n su n gg uh-sung gu h d a n b e r ta h u n -ta h u n . K am i telah b e r u s a h a d a n e ap eru sah a. Kami telah b e r u s a h a m e n g g u n a k a n a la t-a la t P e r s e r i k a t a n an g sa a n 9fsa d an k e k u a ta n p e n d a p a t d un ia jan g d i n j a t a k a n disini. ami e ah beru sah a, d an dalam hal inipun kam i tetap b e r u s a h a . ,
H a r a p a n lenjap ; k e s a b a ra n hilang ; b a h k a n to le ra n sip u n m en tjap ai a asnja. em uanja itu kini telah h abis d a n Belanda tid ak m em b erik a n a e rn a 1 ainnja, ketjuali memperkeras sikap kami. Djika mereka g a g a l un u c se ja ra tep at menilai a ru s s ed jarah , m a k a kita tid a k la h d a p a t dip e is a a can. I an tetapi akib at d ari p a d a k e g a g a la n mereka ialah tim bulnja a n tja m a n te rh a d a p 'perdam aian dan, sekali lagi, h al ini menjangkut p ula Perserikatan B ang sa-B a n g sa.
218
Irian Barat merupakan pedang kolonial jang diantjamkan terhadap Indonesia. Pedang itu diarahkan pada djantung kami, akan tetapi di samping itu mengantjam 'pula perdamaian dunia. Usaha-usaha Rami dewasa ini jang sungguh-sungguh untuk mentja pai penjelesaian dengan tjara-tjara kami sendiri, adalah bagian dari sumbangan kami kearah terdjaminnja perdamaian dunia ini. Ini adalah bagi an dari usaha kami untuk mengachiri masalah dunia ini jang merupakan kedjahatan jang usang. Usaha kami adalah usaha pembedahan jang sung guh-sungguh untuk menjingkirkan kanker imperialisme clari daerah di dunia, dimana kami hidup dan berada. Saja katakan dengan segala kesungguhan bahwa keadaan di Irian Barat adalah keadaan jang berbahaja, suatu keadaan jang eks'plosif; suatu hal jang merupakan sebab ketegangan dan suatu antjaman bagi perdamaian. Djenderal Nasution tidak bertanggung-djawab atas hal itu. T en tara kami tidak bertanggung-djawab atas hal itu. Soekarno tidak bertanggung-djawab atas hal itu. Indonesia tidak bertanggung-djawab atas hal itu. Tidak ! Antjaman terhadap perdamaian berasal langsung dari adanja imperialisme dan kolonialisme itulah. Singkirkan pengekangan terhadap kemerdekaan dan emansipasi, dan antjaman terhadap perdamaian akan lenjap. Tumbangkan imperialisme, dan segera dengan sendirinja dunia akan mendjadi suatu tempat jang lebih bersih, suatu tempat jang lebih baik dan suatu tempat jang lebih aman. Saja tahu bahwa djika saja kemukakan hal ini, banjak pikiran akan beralih kepada keadaan di Kongo. Tuan-tuan mungkin bertanja, bukankah imperialisme telah diusir dari Kongo dengan akibat bahwa didaerah itu sekarang terdjadi persengketaan dan pertum'pahan darah ? Tidak de mikian halnja ! Keadaan di Kongo jang sangat disesalkan adalah lang sung disebabkan oleh imperialisme, dan tidak disebabkan oleh berachirnja imperialisme itu. Imperialisme berusaha untuk mempertahankan kedudukannja di Kongo, berusaha untuk dapat memutungkan dan melumpuhkan N egara baru itu. Itulah sebabnja Kongo berkobar. Ja, di Kongo terda’p at penderitaan. Akan tetapi penderitaan itu me rupakan kesakitan kelahiran dari kemadjuan dan kemadjuan jang eksplosif senantiasa membawa kesakitan. ’Mentjabut sampai ke-akar-akarnja kepentingan nasional dan internasional jang sudah bertjokol selalu menjebabkan kesakitan dan kegontjangan. Kami mengetahuinja. Kami mengetahui pula dari pengalaman-pe ngalaman kami sendiri bahwa perkembangan itu sendiri menimbulkan pergolakan. Suatu bangsa jang sedang bergolak membutuhkan pimpinan dan bimbingan, dan achirnja akan menghasilkan pimpinan serta bimbingannja sendiri. Kami bangsa Indonesia berbitjara berdasarkan pengalaman-penga laman jang pahit. Masalah Kongo, jang merupakan masalah kolonialisme dan imperialisme, harus diselesaikan dengan menggunakan prinsi'p-prinsip iang telah saja uraikan tadi. Kongo adalah N egara jang berdaulat.
219
Hendaknja kedaulatan itu dihormati. Ingatlah : kedaulatan Kongo tidak kurang daripada kedaulatan setiap bangsa jang diwakili dalam Madjelis ini, dan kedaulatan ini harus dihormati setjara sama. Dalam soal-soal dalam negeri Kongo tidak boleh ada tjam'pur t a n g a n dan sama sekali tidak boleh ada bantuan, baik jang terang-terangan mau pun jang tersembunji, untuk menghantjurkan negara ini. Ja, memang bangsa itu akan membuat kesalahan-kesalahan, kita semua membuat kesalahan-kesalahan dan kita semua beladjar dari kesa lahan-kesalahan. Ja, pergolakan akan timbul, akan tetapi itupun biarlah berlangsung, karena ini merupakan tanda bagi pertumbuhan dan perkem bangan jang tjepat. Sampai mana pergolakan itu adalah soalnja bangsa itu sendiri. Marilah kita, baik setjara perseorangan, sama, membantu disana apabila kita diminta dari bangsa itu. Akan tetapi tiap-tiap bantuan didasarkan atas kedaulatan Kongo jang tidak
maupun setjara bersamaoleh pemerintah jangf sah sematjam itu harus djelas boleh diganggu-gugat.
Achirnja, taruhlah ke'pertjajaan pada bangsa itu ! M ereka sedang mengalami masa pertjobaan jang besar dan sedang sangat menderita. Taruhlah kepertjajaan pada mereka sebagai bangsa jang baru m e rd e k a , dan mereka akan menemukan djalannja sendiri kearah p e n je le s a ia n n ja sendiri daripada masalah-masalahnja sendiri. Disini hendak saja kemukakan peringatan jang sangat serieus. BanJak anggota organisasi ini dan banjak pedjabat organisasi ini, mungkin tak begitu menjadari perbuatan-'perbuatan imperialisme dan 'kolonialisme. Mereka tak pernah mengalaminja ; mereka tak mengenai keuletannja dan kebengisannja, dan banjaknja mukanja, dan k e d ja h a ta n n ja . Kami dari Asia dan Afrika mengenalnja. Saja katakan pada tuantuan : Djanganlah bertindak sebagai alat jang tak-tahu apa-apa dari im* periaLsme. Djika tuan bertindak demikian, maka tuan pasti akan meniunuh organxsasi Perserikatan Bangsa-Bangsa ini, dan d e n g a n begitu tuan a an membunuh harapan dari berdjuta-djuta manusia jang tiada er itung itu dan mungkin tuan akan menjebabkan hari de'pan mati dalam kandungan. Sebelum meninggalkan persoalan-persoalan ini, saja hendak menjingpersoalan besar lain jang kira-kira sama sifatnja. Jan 9 dihkan Alm a* sini terciapat suatu gambaran jang menjeL rkan k a ^ h ^ Sedan9 b «lu m u ran darah Hihan' a u j 3 6 13 3311 Penie^esa*an< Itu merupakan suatu t r a g e d i ! kaan. Hal ^ j ^ Wa r1a^ at Aldjazair menghendaki kemerdetaerdiuanqan iana la Jagi. Andaikata tidak demikian, maka
Lrttunrhu^Tan’ ” ,uaL Phtsadna\ beri arah !!“, S“dah aka" untuk mempero eh kemerdekaan “ k^ e k a a n serta ketabahan 1am situasi ini.
merdek^ n itu merupakan faktor-faktor pokok da-
Apa jang belum ditentukan, hanjalah betapa akrab dan selaras suatu kerdja-sama d.har,depan dengan p erantjis seharusnja Kerdja'sfma jang
220
sangat akrab dan sangat selaras tidak akan sukar ditjapai, bahkan pada taraf sekarang ini, meskipun barangkali ia akan bertambah sukar ditjapainja dengan terus berlangsungnja perdjuangan itu. Maka, adakanlah suatu plebisit dibawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Aldjazair untuk menentukan kehendak rakjat akan betapa akrab dan selaras hubungan-hubungan itu seharusnja. Plebisit itu hendaknja djangan mengenai soal kemerdekaan. Kemerdekaan itu sudah ditentukan dengan darah dan air mata, dan pastilah akan berdiri suatu Aldjazair jang Merdeka. Plebisit seperti jang saja sarankan, djika diselenggarakan dalam waktu singkat, akan merupakan djaminan jang terbaik bahwa antara Aldjazair merdeka dan Peratjis akan terda'pat suatu kerdja-sama jang akrab dan baik untuk keuntungan bersama. Sekali lagi saja berbitjara berdasarkan pengalaman. Indonesia tadinja tidak mengandung iiiat untuk merusak hubungan-hubungan jang erat dan selaras dengan Belanda. Akan tetapi, rupa-rupanja bahkan dewasa ini, seperti generasi-generasi jang sudah-sudah, pemerintah bangsa itu berpegang teguh pa3a ,.mem beri terlalu sedikit dan meminta terlam'pau banjak". BariTketika hal itu tak tertahankan lagi, hubungan-hubungan tersebut diputuskan. Idjinkanlah saja sekarang beralih kemasalah jang lebih luas tentang perang dan damai didunia kita ini. Jang pasti adalah bahwa negara-ne gara jang baru lahir dan jang dilahirkan kembali tidak merupakan an tj aman terhadap perdamaian dunia. Kami tidak' mempunjai ambisi-ambisi teritorial; kamipun tidak mem'punjai tudjuan-tudjuan ekonomi jang tidak bisa disesuaikan. Antjaman terhadap perdamaian tidak datang dari kam:, tetapi malahan dari fihak negara-negara jang lebih tua, jang telah lama berdiri dan stabil itu. O ja, dinegara-negara kami terdapat pergolakan. Sebenarnja, perqolakan itu seakan-akan merupakan suatu fungsi dari djangka waktu pertama daripada kemerdekaan. Apakah itu mengherankan . Tjoba. ma rilah saja ambil tjontoh dari sedjarah Amerika. Dalam satu generasi harus dialami Perang Kemerdekaan dan Perang Saudara antara Negaranegara Bagian. Selandjutnja, dalam generasi itu djuga harus dialami timbulnia perserikatan-perserikafan buruh jang ,, “ asa ^an International Workers of the World ( I W . W .) Wobbhes . Harus pula dialami hidjrah ke Barat. Harus pula dialam, Revolus. Industri dan ,a, bahkan masa . . p e d a g a n g - p e d a g a n g aktentas . Harus pula Ader.ta ak.bat orang-orang a la Benedict Arnold. Dan seperti sering saja katakan kami desakkan banjak revolusi dalam satu revolusi dan banjak generasi dalam satu generasi.
Mnka herankah tuan-tuan djika terdapat pergolakan pada kami ? Raoi kami hal itu adalah Biasa dan kami telah mendjadi biasa untuk menunggang angin pusar. Saja mengerti benar bahwa untuk orang luaran fnl "itu seringkali tampak seperti gambaran kekatjauan dan kerusuhan dn rebut-merebut kekuasaan. Bagaimanapun djuga pergolakan itu adalah C ruoakan urusan kami sendiri dan tidak merupakan suatu antjaman bagi siapa'pun, meskipun hal itu sering memberi kesempatan-kesempatan untuk mentjampuri urusan kami.
221
Meskipun demikian, kepentingan-kepentmgan jang bertentangan dari Negara-negara Besar adalah soal lain. Dalam hal ini masaiah-masalah dikaburkan oleh antjaman-antjaman dengan bom-bom hidrogin dan oleh diulang-ulanginfa slogan-slogan lama jang telah usang. Kami tak dapat: mengabaikannja karena masalah-masalah itu mengantjam kami. Toh, terlalu sering masalah-masalah itu mengantjam kami. Toh, terlalu sering masalah-masalah tersebut nampak seakarrakan tidak sungguh. Dengan terus-terang dan tanpa ragu-ragu Tiendak saja katakan ke'pada tuan-tuan bahwa kami menempatkan hari-depan kamitf sendiri djauh diatas pertjektjokan-pertjektjokan di Eropah. Ja, kami banjak beladjar dari Eropah dan Amerika. Kami telah mempeladjari sedjarah tuan-tuan dan penghidupan orang-orang besar dari bangsa tuan. Kami telah mengikuti tjontoh dari tuan-tuan ; bahkan kami telah berusaha melebihi tuan-tuan. Kami berbitjara dalam bahasa-bahasa tuan-tuan dan membatja buku-buku tuan-tuan. Kami telah diilhami oleh Lincoln dan Lenin, oleh Cromwell dan Garibaldi. D an memang masin banjak jang harus kami peladjari dari tuan-tuan dibanjak bidang. Tetapi pada dewasa ini bidang-bidang jang kami harus peladjari lebih banjak lagi dari tuan-tuan, adalah bidang teknik dan ilmiah, dan bukan fahamfaham atau gerakan jang didiktekan oleh ideologi. Di Asia dan Afrika pada dewasa ini masih hidup, masih berpikir, masih bertindak, mereka jang memimpin bangsanja kearah kemerdekaan, mereka jang mengembangkan teori-teori ekonomi jang agung dan mem* bebaskan, mereka jang telah menumbangkan kelaliman, mereka jang mempersatukan bangsanja dan mereka janq menaklukkan perpetjahan bangsanja. Oleh karena itu dan memang selajaknja, kami dari Asia-Afrika sa ling mendekati untuk memperoleh bimbingan dan inspirasi dan kami mentjari pada diri sendiri pengalaman dan kebidjaksanaan jang telah terhimpun pada bangsa-bangsa kami. Apakah tuan-tuan tidak berpenda'pat bahwa Asia dan Afrika mung kin mempunjai suatu amanat dan suatu tjara untuk seluruh dunia ? Ahli filsafah Inggeris Bertrand Russell jang ulung itulah jang p e r n a h berkata bahwa ummat manusia sekarang terbagi dalam dua golongan. jang satu menganut adjaran Declaration of American Independence dari Thomas Jefferson. Golongan lainnja menganut adjaran Manifesto Ko munis. Maafkan, Lord Russell, akan tetapi saja kira tuan melupakan sesua v ^ ^:uaJl melupakan adanja lebih daripada seribu djuta r a k j a t , rakjat A sia dan Afrika, dan mungkin 'pula rakjat-rakjat Amerika L atin, iaij9 1 aA menganut adjaran Manifesto Komunis ataupun Declaration ■ fVhh la^ nla5' kam‘ men9a9umi kedua adjaran itu. dan kakeduanta ttu1 beladJar dari keduanja itu dan kami telah diilhami oleh ,d ' "
222
" X
ditjiptakan dengan hak-hak jang sama, bahwa mereka diberikan oleh A1 Chalik hak-hak tertentu jang tak da'pat diganggu-gugat, dan bahwa diantara hak-hak itu terdapat hak untuk hidup, hak kemerdekaan dan hak mengedjar kebahagiaan”. Siapakah jang terlibat dalam perdjuangan untuk kehidupan dan kemerdekaan nasional, tak akan diilhami! Dan sekali lagi, siapakah diantara kita, jang berdjuang menegakkan suatu masjarakat jang adil dan makmur diatas pu.’ng-puing kolonialisme, tak akan diilhami oleh bajangan kerdja-sama dan 'perkembangan ekonomi jang ditjetuskan oleh Marx dan Engels ! Sekarang telah terdjadi suatu konfrontasi diantara kedua pandangan itu, dan konfrontasi itu membahajakan, tidak hanja untuk mereka jang saling berhadapan tetapi djuga untuk" bagian dunia lainnja. Saja tidak dapat berbitjara atas nama negara-negara Asia dan Afrika lainnja — saja tidak diberi kuasa untuk itu, dan bagaimanapun djuga mereka sendiri tjakap untuk mengemukakan pandangannja masing-masing. Akan tetapi saja diberi kuasa — bahkan ditugaskan — untuk ber bitjara atas nama bangsa saja jang berdjumlah sembilan puluh dua djuta itu. Seperti saja katakan, kami telah membatja dan mempeladjari kedua dokumen jang pokok itu. Dari masing-masing dokumen itu banjak jang telah kami ambil dan kami buang apa jang tak berguna bagi kami, kami jang hidup dibenua lain dan beberapa generasi kemudian. Kami telah mensintesekan apa jang kami perlukan dari kedua dokumen itu, dan ditindjau dari pengalaman serta dari pengetahuan kami sendiri, sintese itu telah kami saring dan kami sesuaikan. Djadi, dengan minta maaf kepada Lord Russel jang saja hormati sekali, dunia ini tidaklah seluruhnja terbagi dalam dua fihak seperti dikiranja. Meskipun kami telah mengambil sarinja, dan meskipun kami telah mentjoba mensintesekan kedua dokumen jang penting itu, kami tidak dipimpin oleh keduahja itu sadja. Kami tidak mengikuti konsepsi liberal atau'pun konsepsi komunis. Apa gunanja ? Dari pengalaman kami sendiri dan dari sedjarah kami sendiri tumbuhlah sesuatu jang lain, sesuatu jang djauh lebih sesuai, sesuatu jang djauh lebih tjotjok. Arus sedjarah memperlihatkan dengan njata bahwa semua bangsa memerlukan sesuatu konsepsi dan tjita-tjita. Djika mereka tak me-milikinia atau djika konsepsi dan tjita-tjita itu mendjadi kabur dan usang, maka bangsa itu adalah dalam bahaja. Sedjarah Indonesia kami sendiri memperlihatkannja dengan djelas, dan demikian pula halnja dengan se djarah seluruh dunia. Sesuatu” itu kami namakan „Pantja Sila”. Ja „Pantja Sila atau Li ma Sendi Negara kami. Lima Sendi itu tidaklah langsung berpangkal pada Manifesto Komunis ataupun Declaration of Independence. Memang, qaqasan-gagasan dan tjita-tjita itu mungkin sudah ada sedjak berabadabad telah terkandung dalam bangsa kami. Dan memang tidak meng herankan bahwa faham-faham mengenai kekuatan jang besar dan ke~ djantanan itu telah timbul dalam bangsa kami selama duaribu tahun
223
peradaban kami dan selama berabad-abad Jced^ ® a“ j ^ X n - n a ^ o n a ™ imoerialisme menenggelamkan Kami pa a oua u ' Djadi berbitjara tentang Pantja Sila dihadapan ngemukakan intisari dari peradaban kami selama Apakah Lima Sendi itu? Ia sangat sederhana : Pett“ “ f ^ e“ pTt jang M aha Esa, kedua Nasionalisme, ketiga Internasiona Demokrasi dan kelima Keadilan Sosial. Perkenankanlah saja sekarang menguraikan sekedarnja tentang ke lima pokok itu. Pertama : Ketuhanan Jang M aha Esa. Bangsa saja i -ai^g orang jang menganut berbagai matjam agama . a a jang ‘ ' aaam a. Kristen, dan jang Buddha dan ada jang tidak menganu se: -pU]LIh Meskipun demikian untuk delapan puluh lima persen a n , Islam, dua djuta rakjat kami, bangsa Indonesia terdiri dari Pa r a P , , teta’pi Berpangkal pada kenjataan ini dan mengingat er f M n h i Esa bersatunja bangsa kami, kami menempatkan Ke-Tuhanan Ja19 mereka sebagai jang paling utama dalam filsafah hidup kami. mendjadi jang tidak pertjaja kepada Tuhanpun, k a r e n a toleransinja Kuasa pembawaan, mengakui bahw a kepertjajaan kepada Jc g pr;mn S.la merupakan karakteristik dari bangsanja, sehingga mere a me pertama ini. Kemudian sebagai nomor dua ialah NasionaLsme. Kekua.t n ^ membakar dari nasionalisme dan hasrat akan kemerdekaan n ^ e_ hankan hidup kami dan memberi kekuatan kepada kami sepan jc n gelapan pendjadjahan jang lama, dan selama berkobarnja per jua kemerdekaan. Dewasa ini kekuatan jang membakar itu masih e , njala-njala didada kami dan tetap memberi kekuatan e? a ^ Kami Akan tetapi nasionalisme kami sekali-kali bukanlah Chauvimsm ' a sekali-kali tidak mengangga'p diri kami lebih unggul d a n a n 9 , pndak lain. Kami sekali-kaU tidak £ ula berusaha untuk aksakai\ , bX v a kami kepada banbsa-bangsa lain. Saja mengetahui benar- en , istilah ,, nasionalisme” ditjurigai, bahkan tidak dipertjajai c incg ", Barat. Hal ini disebabkan karena B arat telah memperkosa an balikkan nasionalisme. Padahal nasionalisme jang sedjati masi . berkobar-kobar dinegara-negara Barat. Djika tidak demiikian, resif. tidak akan menantang dengan sendjata chauvinisme Hitler jang J T idakkah nasionalisme — sebutlah djika mau, patriotisme , pertahankan kelangsungan hidup semua b a n g s a ? Siapa jang e_ menjangkal bangsa, jang melahirkan dia? Sia'pa jang berani berpa J dari bangsa jang mendjadikan dia? Nasionalisme adalah mesm ^ jang menggerakkan dan mengawasi semua kegiatan internasiona ’ nasionalisme adalah sumber besar dan inspirasi agung dari kemerdeka Nasioalisme kami di Asia dan Afrika tidaklah sama dengan jang terdap at pada sistim N egara-negara Barat. D i Barat, nasionalisme erkembang sebagai kekuatan jang agresif jang mentjari ekspansi ser a keuntungan bagi ekonomi nasionalnja. Nasionalisme di B arat adala kakek dari imperialisme, jang bapaknja adalah kapitalisme. Di Asia dan 224
J
Afrika, dan saja kira djuga di Amerika Latin, nasionalisme adalah gerak an pembebasan, suatu gerakan protes terhadap imperialisme dan kolonialisme, dan suatu djawaban terhadap penindasan nasionalisme-chauvinis jang bersumber di Eropah. Nasionalisme Asia dan Afrika serta n a sionalisme Amerika Latin tidak dapat ditindjau tanpa memperhatikan inti sosialnja. D an Indonesia kami menganggap inti sosial itu sebagai pendorong untuk mentjapai keadilan dan kemakmuran. Bukankah itu tudjuan baik jang dapat diterima oleh semua orang ? Saja tidak berbitjara hanja ten tang kami sendiri di Indonesia, djuga tidak hanja tentang saudara-saudara saja di Asia dan Afrika serta Amerika Latin. Saja berbitjara tentang seluruh dunia. M asjarakat jang adil dan makmur da'pat merupakan tjitatjita dan tudjuan semua orang. M ahatm a Gandhi berkata : ,,Saja seorang nasionalis, akan tetapi nasionalisme saja adalah perikemanusiaan”. Kamipun berkata demikian. Kami nasionalis, kami tjmta kepada bangsa kami dan kepada semua bangsa. Kami nasionalis karena kami pertjaja bahwa bangsa-bangsa ad a lah sangat penting bagi dunia dimasa sekarang ini, dan kami akan tetap demikian, sedjauh mata dapat memandang kemasa-de'pan. Karena kami nasionalis, maka kami mendukung dan mengandjurkan nasionalisme, di mana sadja kami djumpainja. S J a ketiga kami adalah Internasionalisme. A ntara nasionalisme dan internasionalisme tidak ada perselisihan atau pertentangan. Memang benar, bahwa internasionalisme tidak akan dapat tumbuh dan berkembang selain diatas tanah jang subur dari nasionalisme. Bukankah Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa itu merupakan bukti jang njata dari hal itu ? Dahulu ada Liga Bangsa-Bangsa. Kini ada Perserikatan Bangsa-Bangsa. Nama-nama itu sendiri menundjukkan bahwa kedua-duanja tidak akan bisa berdiri tanpa adanja bangsa-bangsa dan nasional isme. Djustru padanja kedua organisasi itu menundjukkan bahwa bangsabangsa mengingini dan membutuhkan suatu badan internasional, dimana setiap bangsa mempunjai kedudukan jang s e d e ra dj at . Internasionalisme sama sekali bukan kosmopolitanisme, jang merupakan 'penjangkalan ter hadap nasionalisme, jang anti-nasional dan memang bertentangan de ngan kenjataan. Sebetulnja internasionalisme jang sedjati adalah pernjataan dari n a sionalisme jang sedjati, dimana setiap bangsa menghargai dan mendjaga hak-hak semua bangsa, baik jang besar maupun jang ketjil, jang lama maupun jang baru. Internasionalisme jang sedjati adalah tanda, bahw a suatu bangsa telah mendjadi dewasa dan bertanggung-djawab, telah me ninggalkan sifat kekanak-kanakan mengenai rasa keunggulan nasional atau rasial, telah meninggalkan penjakit kekanak-kanakan tentang chauvinismc dan kosmopolitanisme. Sila keempat adalah Demokrasi. Demokrasi bukanlah monopoli atau penemuan dari aturan sosial Barat. Lebih tegas, demokrasi tampaknja merupakan keadaan asli dari manusia, meskipun diubah untuk disesuaikan dengan kondisi-kondisi sosial jang chusus.
225
Selama beribu-ribu tahun, dari peradaban Indonesia, kami telah inengem bangkan bentuk-bentuk demokrasi Indonesia. Kami 'pertjaja, bahwa bentuk-bentuk ini mempunjai pertalian dan arti internasional. Ini aaalc-.h soal jang akan saja bitjarakan kemudian. Achirnja, Sila jang penghabisan dan jang terutama ialah Keadilan Sosial. Pada Keadilan Sosial ini kami rangkaikan kemakmuran sosia , karena kami menganggap kedua hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Be nar, hanja suatu masjarakat jang makmur dapat meru'pakan masjarakat jang adil, meskipun kemakmuran itu sendiri bisa bersemajam dalam ketidak-adilan sosial. Demikianlah Pantja Sila kami. Ketuhanan Jang M ah a Esa, Nas.onalisme, Internasionalisme, Demokrasi dan Keadilan Sosial. Itulah dasar-dasar jang telah diterima sepenuhnja oleh bangsa saja dan jang dipergunakan sebagai pedoman bagi segala kegiatan politi ekonomi dan sosial. Tidaklah termasuk tugas saja hari ini untuk menguraikan bagaimana kami berusaha, dalam kehidupan dan urusan nasional kami, menggunakan dan melaksanakan Pantja Sila. Djika saja menguraikan hal ini, maka ini akan mengganggu keramah-tamahan badan internasional ini. Akan tefca'pr saja s u n g g u h - s u n g g u h pertjaja, bahw a Pantja Sila mengandung lebih banjak dari pada arti nasional sadja. Pantja Sila mem punjai arti universil dan dapat digunakan setjara internasional. T idak seorangpun akan membantah unsur kebenaran dalam p an dang an jang dikemukakan oleh Bertrand Russel itu. Sebagian besar dari dunia telah terbagi mendjadi golongan jang menerima gagasan dan prinsip-pi*n" sip Declaration of American Independence dan golongan jang menerima gagasan dan prinsip-prinsisp Manifesto Komunis. M e r e k a jang m e n e r i m a gagasan jang satu menolak gagasan jang lain, dan terdapatlah bentrokan atas dasar ideologis maupun praktis. Kita semuanja terantjam oleh bentrokan ini dan kita merasa chaw atir karena bentrokan ini. Ap'akah tidak ada sesuatu tindakan jang apa diambil terhadap antjaman ini ? A pakah hal ini harus berlangsung terus dari generasi ke generasi, dengan kemungkinan pada achirnja akan nie e tus mendjadi lautan api jang akan menelan kita semuanja ? A pakah tidak ada suatu djalan keluar ? Djalan keluar harus ada. Djika tidak ada, maka semua musjawarah kita, semua harapan kita, semua perdjuangan kita akan sia-sia belaka. Kami bangsa Indonesia tidak bersedia bertopang dagu, s e d a n g k a n aunia menudju kedjurang keruntuhannja. Kami tidak bersedia bahw a radjar tjerah dari kemerdekaan kami diliputi oleh aw an radio-aktif. T i dak satupun diantara bangsa-bangsa Asia atau Afrika akan bersedia me nerima hal itu. Kami memikul pertanggungan-djawab terhadap dunia. dan ami siap menerima serta memenuhi pertanggungan djawab itu. Djika itu berarti t u r u t - t j a m p u r dalam apa jang tadinja merupakan u r u s a n - u r u s a n N egara-N egara Besar jang didjauhkan dari kami, maka kami akan bersedca melakukannja. Tidak ada bangsa Asia dan Afrika manapun djuga jang akan menjingkirkan tugas itu.
226
Bukankah djelas, bahw a bentrokan itu timbul terutama karena ketidak-adilan ? Didalam suatu bangsa, adanja jang kaja dan jang miskin, jang dihisap d an jang menghisap, menimbulkan bentrokan. Hilangkan penghisapan, dan bentrokan itu akan lenjap, karena sebab jang menim bulkan bentrokan itu telah tidak ada. D iantara bangsa-bangsa, djika ada jang kaja dan jang miskin, jang menghisap dan jang dihisap, akan pula ada bentrokan. Hilangkan sebab jang menimbulkan bentrokan, dan bentrokan itu akan lenjap. Hal ini berlaku, baik internasional maupun didalam suatu bangsa. Dilenjapkannja imperialisme dan kolonialisme meniadakan 'penghisapan demikian dari pada bangsa oleh bangsa. Saja pertjaja, bahwa ada djalan keluar daripada konfrontas’i ideologiideologi ini. Saja pertjaja bahwa djalan keluar itu terletak pada dipakainja Pantja Sila setjara universil ! Siapakah diantara tuan-tuan menolak Pantja Sila ? Apakah wakilwalcil jang terhormat dari bangsa Amerika jang besar menolaknja ? A pa kah wakil-wakil jang terhormat dari bangsa Rusia jang besar menolak nja ? Ataukah wakil-wakil jang terhormat dari Inggeris atau Polandia, atau Perantjis atau Tjekoslowakia ? Ataukah memang ada diantara me reka jang agaknja telah mengambil posisi jang statis dalam Perang Dingin antara gagasan-gagasan dan praktek-praktek, dan jang berusaha te tap berakar sedalam-dalamnja sedangkan dunia menghadapi kekatjauankekatjauan ? Lihat, lihatlah delegasi jang mendukung saja ! Delegasi itu bukan terdiri dari pegawai-'pegawai negeri atau politikus-politikus profesionil. Delegasi ini mewakili bangsa Indonesia. Dalam Delegasi ini ada pradjuritpradjurit. M ereka menerima Pantjasila, ada seorang ulama Islam jang besar, jang merupakan sokoguru bagi agamanja. Ia menerima Pantja Sila. Selandjutnja ada pemimpin Partai Komunis Indonesia jang kuat. Ia me nerima Pantja Sila. Seterusnja ada wakil-wakil dari Golongan-golongan Katolik dan Protestan, dari Partai Nasionalis dan organisasi-organisasi buruh dan tani, ada pula wanita-wanita, kaum tjendckiawan dan pedjabatpedjabat pemerintahan. Semuanja, ja semuanja, menerima Pantja Sila. M ereka bukannja sepsi ideologi belaka, sekali untuk bertindak. djadi pemimpin tetapi Indonesia.
menerima Pantja Sila semata-mata sebagai kon melainkan sebagai suatu pedoman jang praktis Mereka diantara bangsa saja jang berusaha men menolak Pantja Sila, ditolak pula oleh bangsa
Bagaimanakah penggunaan setjara internasional dari'pada Pantja Sila ? Bagaimana Pantja Sila itu dapat dipraktekkan ? Marilah kita tindjau kelima pokok itu satu demi satu. Pertama : Ketuhanan Jang M aha Esa. T idak seorangpun jang mene rima Declaration of American Independense sebagai pedoman untuk hi dup dan bertindak, akan menjangkalnja. Begitu 'pula tidak ada seorang pengikutpun dari Manifesto Komunis, dalam forum internasional ini kini akan menjangkal hak untuk pertjaja kepada Jang M aha Kuasa. Untuk
227
pendjelasan lebih landjut mengenai hal ini, saja persilahkan tu.ail' ‘u.a n ’®” 9 terhorm at bertanja kepada tuan Aidit, ketua P artai ™ ? fcnX jang duduk dalam Delegasi saja dan jang menerima sepenuhnjc nifesto Komunis maupun Pantja Sila. Kedua : Nasionalisme. Kita semua adalah wakil-wakil bangsa-bang~a Bagaimana kita akan da'pat menolak nasionalisme ? Djika kita menc> nasionalisme, maka kita harus menolak kebangsaan kita sendiri a a n ^ nolak pengorbanan-pengorbanan jang telah diberikan oleh generasi-gei.*rasi. Akan tetap i saja peringatkan tuan-tuan : djika tu a n - t u a n men ma prinsip nasionalisme, maka tuan-tuan harus menolak imperic . T etapi pada peringatan itu saja ingin m enambahkan peringa an ^ Djika tuan-tuan menolak imperialisme, maka setjara otomatis an segera tuan-tuan lenjapkan dari dunia jang dalam kesukaran n * terbesar jang menimbulkan ketegangan dan bentrokan. Ketiga : Internasionalisme. A'pakah perlu untuk berb^^a^ 1.n<^ g ^ na) pandjang lebar mengenai internasionalisme dalam b adan }n e n • a] ini? T en tu tidak! Djika bangsa-bangsa kita tldak " 11 c Qrqaminded", maka bangsa-bangsa itu tidak akan mendjadi angg , * nisasi ini. A kan tetapi, internasionalisme jang sedjati tidak se a u _ disini. Saja menjesal harus m engatakan demikan, akan te api adalah suatu kenjataan. Terlalu sering Perserikatan Bangsa- a n 9 , pergunakan sebagai forum untuk tudjuan-tudjuan nasional jang sem i tudjuan-tudjuan golongan sadja. Terlalu sering pula tudjuan-tuc jUc .^ a9un9 dan tjita-tjita jang luhur dari piagam kita dikaburkan ° e . n a]„ untuk mentjari keuntungan nasional atau prestise nasional. Interna . ^ isme jang sedjati harus didasarkan atas kenjataan persam aan n a ^1°^or_ Internasionalisme jang sedjati harus didasarkan atas p ersam a an ^ matan, persamaan penghargaan dan atas dasar penggunaan metis dari pada kebenaran, bahw a semua orang adalah saudara. ngutip “p iagam Perserikatan Bangsa-Bangsa — dokumen jang ser , dilupakan orang itu — internasionalisme itu harus ,,menegu ^ bali kejakinan .................... berdasarkan hak-hak jang sama bagi bangsa-bangsa, baik besar maupun ketjil” . Achirnja, dan sekali lagi, internasionalisme akan berarti imperialisme dan koloniallsme, sehingga dengan demikian berachirnja njak bahaja dan ketegangan.
^
K e e m p a t : Demokrasi B ag i k am i b a n g s a In d o n e s ia , d e m o k r a ^ ™ ea n g a n d u n g tiga u n s u r jang p o k ok . D e m o k r a s i m e n g a n d u n g , prinsi'p jang kam i seb u t M ufakat ja k n i: k e b u la ta n p e n d a p a t . K e d u a , a m o k rasi m e n g a n d u n g p rin sip P e r w a k ila n .
Achirnja demokrasi mengandung, bagi kami, prinsip M usjawarah. Ja, demokrasi Indonesia mengandung ketiga prinsip itu, jakni : mura a , perwakilan dan musjawarah antara wakil-wakil.
228
Prinsip-prinsip daripada tjara kehidupan demokrasi kami ini dikandung sedalam-dalamnja oleh rakjat kami dan sudah ada sedjak berabadabad lamanja. Prinsip ini menguasai kehidupan demokrasi kami ketika suku-suku jang liar dan biadab masih mengembara di Eropah. Prinsipprinsip ini membimbing kami ketika feodalisme mendjadikan dirinja ke kuatan jang progresif dan jang memang revolusioner di Eropah. P rin sip-prinsip ini memberi kekuatan kepada kami, ketika feodalisme melahirkan kapitalisme. dan ketika ka'pitalisme mendjadi bapak imperalisme jang memperbudak kami. Prinsip-prinsip ini memberi kekuatan kepada kami selama gcrhana kegelapan pendjadjahan dan selama tahun-tahun jang berdjalan lambat, ketika bentuk-bentuk lain dan berbeda-beda dari praktek-praktek demokrasi timbul setjara 'perlahan-lahan di Eropah dan Amerika. Demokrasi kami tua, tetapi djaja dan kuat, sama djajanja dan kuatnja seperti bangsa Indonesia jang mendjadi sumbernja. Perhatikanlah. Organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa ini adalah or ganisasi dari bangsa-bangsa jang sederadjat, organisasi dari negara-negara jang mempunjai kedaulatan jang sederadjat, kemerdekaan jang sederadjat dan rasa bangga jang sederadjat tentang kedaulatan serta kemerdekaan. Satu-satunja tjara bagi organisasi ini untuk dapat men djalankan fungsinja setjara memuaskan, ialah dengan djalan mufakat jang diperoleh dalam musjawarah. M usjawarah harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak ada saingan antara pendapat-pendapat jang bertentangan, tidak ada resolusi-resolusi dan resolusi-resolusi balasan, ti dak ada pemilikan-pemilikan, melainkan hanja usaha jang teguh untuk mentjari dasar umum dalam memetjahkan sesuatu masalah. Dari musja w arah sematjam ini timbullah permufakatan, suatu kebulatan pendapat, jang majoritet, suatu resolusi jang mungkin tidak diterima, atau jang mungkin tidak disukai oleh minoritet. A pakah saja berbitjara idealistis ? Apakah saja memimpikan dunia jang ideal dan romantis ? T idak ! Kedua kaki saja dengan teguh berpidjak ditanah ! Betul saja menengadah kelangit untuk mendapatkan inspirasi, akan tetapi pikiran saja tidak berada diawang-awang. Saja tegaskan bahwa tjara-tjara musja w arah demikian ini dapat dilaksanakan. Tjara-tjara itu bagi kami dapat didjalankan. Tjara-tjara itu da'pat didjalankan dalam D ew an Perwakilan Rakjat kami, tjara-tjara itu dapat didjalankan dalam D ew an Pertim bangan Agung kami, tjara-tjara itu dapat didjalankan dalam Kabinet kami. T jara musjawarah ini dapat didjalankan, karena wakil-wakil bangsa kami berkeinginan agar tjara-tjara itu dapat berdjalan. Kaum komuius menginginkannja, kaum nasionalis menginginkannja, golongan Islam menginginkannja, dan golongan Kristen menginginkannja. T e n ta ra meng inginkannja, baik w arga kota maupun rakjat didesa-desa jang terpentjil menginginkannja, kaum tjendekiawan menginginkannja dan orang jang berusaha dengan sekuat-tenaga memberantas buta huruf menginginkannja.
229
Semua menginginkannja, karena semuanja menginginkan tertjapainja tu djuan djelas dari Pantja Sila, dan tudjuan jang djelas itu ialah masjarakat adil dan makmur. Tuan-tuan boleh berkata : ,,Ja, kita akan menerima kata-kata Presiden Soekarno dan kita akan menerima bukti-bukti jang kita iihat dalam su" sunan delegasinja di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari ini, akan tetapi kita adalah kaum realis dalam dunia jang kedjam. T jara satusatunja untuk menjelenggarakan pertemuan internasional ialah tjara jang dipergunakan dalam menjelenggarakan Perserikatan Bangsa-Bangsa, jai tu dengan resolusi-resolusi, amendemen-amendemen, suara-suara majoritet dan minoritet". Perkenankanlah saja menegaskan sesuatu. Kami tahu dari pengalaman jang sama pahitnja, sama praktisnja dan sama realistisnja, bahw a tjara-tjara musjawarah kami dapat pula diselenggarakan dibidang inter nasional. Dibidang itu tjara-tjara itu berdjalan sama baiknja seperti di bidang nasional. Seperti tuan-tuan ketahui, belum begitu lama berselang, wakil-wakil dari dua puluh sembilan bangsa-bangsa dari Asia dan Afrika berkumpul di Bandung. Pemimpin-pemimpin bangsa-bangsa itu bukan pemimpi 'pcngelamun jang tidak praktis. Djauh dari itu ! M ereka adalah pemimpin-pemimpin jang keras dan realistis dari rakjat dan bangsa-bangsa, se bagian besar diantara mereka lulus dari 'perdjuangan kemerdekaan nasio nal, semuanja m engetahui benar akan realitet-realitet daripada kehidupan serta kepemimpinan baik politik maupun internasional. ^iereka mem'punjai pandangan politik jang berbeda-beda, dari ekstrim kanan sampai ekstrim kiri. Banjak orang dinegara-negara barat tidak dapat pertjaja bahw a konpei.ensi sematjam itu dapat menghasilkan sesuatu jang berguna. Ban;ak o^ang bahkan oerpendapat bahwa konperensi itu akan bubar dalam kea^aan ^atjau dan saling tuduh-menuduh, ter'petjah-belah diatas karang Peroedaan faham politik. w ar k ° nPereilsi -^sia-Afrika diselenggarakan dengan tjara-tjara musjaDalam konperensi itu tidak terdapat majoritet dan minoritet. 1 idak PLl a iadakan pemungutan suara. Dalam konperensi itu hanja terda'pat inusjawarah aan keinginan umum untuk mentjapai persetudjuan. Kon^erensi itu menghasilkan komunike jang dibuat dengan suara bulat, koatau* ^ meruP’a^an sa^ah suatu jang terpenting dalam windu mi u mungkin salah satu dokumen jang ter'penting dalam sedjarah. tuan-tuan masih sangsi terhadap faedah dan efisicnsi dari paaa tjara musjawarah sematjam itu ? sjawarah ^ in bah\Ma pemakaian dengan tulus ichlas dari tjara-tjara mu• 3ra, . ei?ikian ini akan mempermudah pekerdjaan organisasi interl !ni ‘ barangkali tjara ini akan memunglankan pekerdjaan jang Ira ar\ or9a^ sasi ini- Tjara musjawarah ini akan menundju" fi- n \a l n m^njelesaikan banjak masalah-masalah jang makin berimpu er a un-tahun. Tjara musjawarah ini akan memungkinkan teresai annja masalah-masalah jang tam'paknja tidak terpetjahkan.
230
D an saja minta dengan hormat, hendaknja tuan-tuan ingat bahwa sedjarah memperlakukan mereka jang gagal tan'pa mengenai ampun. Siapakah jang sekarang ini ingat kepada mereka jang membantingtulang dalam Liga Bangsa-Bangsa ? Kita hanja ingat kepada mereka jang telah mcnghantjurkan badan internasional itu ! A kan tetapi mereka hania menghantjurkan suatu organisasi negara-negara dari sebagian dunia sa dja. Kini tidak bersedia bertopang dagu dan melihat organisasi ini, or ganisasi kita sendiri, dihantjurkan karena tidak flexible, atau karena lambat menjambut keadaan dunia jang berobah. Apakah tidak ‘p atut ditjoba ? Djika tuan-tuan berpendapat tidak, maka tuan-tuan harus bersedia untuk mempertanggung-djawabkan keputusan tuan-tuan dihadapan mahkamah sedjarah. Achirnja, didalam Pantja Sila terkandung Keadilan Sosial. U ntuk dapat dilaksanakan dibidang internasional, mungkin hal ini akan men djadi keadilan sosial internasonal. Sekali lagi, menerima prinsip ini akan berarti menolak kolonialisme dan Imperialisme. Selandjutnja, diterimanja oleh Perserikatan-Bangsa keadilan sosial sebagai suatu tudjuan, akan berarti diterimanja pertanggungan-djawab dan kewadjiban-kewadjiban tertentu. Ini akan berarti usaha jang tegas dan berpadu untuk mengachiri banjak dari kedjahatan-kedjahatan sosial, jang menjusahkan dunia kita. Ini akan berarti bahw a bantuan kepada negara-negara jang belum madju dan bangsa bangsa jang kurang beruntung akan disingkirkan dari suasana Perang Dunia. Ini akan berarti pula pengakuan jang praktis bahw a semua orang adalah saudara dan bahw a semua orang mempunjai tanggungdjawab terhadap saudaranja. A pakah ini bukan tudjuan jang mulia ! A'pakah ada jang berani menjangkal kemuliaan dan keadilan daripada tudjuan ini ? Djika ada jang berani menjangkalnja, maka suruhlah ia menghadapi kenjataan ! Suruh ia menghadapi si-la'par, suruh ia menghadapi sibuta-huruf, suruh ia menghadapi si-sakit dan suruhlah ia kemudian membenarkan sangkalanja ! Perkenankanlah saja sekali lagi mengulangi lima sila itu. Ketuhanan Jang M aha Esa; Nasionalisme; Internasionalisme; Demokrasi; Keadilan Sosial. Marilah kita selidiki apakah hal-hal itu sebenarnja merupakan suatu sintese jang dapat diterima oleh kita semua. M arilah kita bertanja pada diri sendiri, apakah penerimaan prinsip-prinsip itu akan memberikan sua tu pemetjahan persoalan-persoalan jang dihada'pi oleh organisasi ini. Benar, Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak hanja terdiri daripada piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa sadja. Meskipun demikian dokumen jang bersedjarah itu tetap merupakan bintang pembimbing dalam ilham organisasi ini. Dalam banjak hal ’p iagam mentjerminkan konstelasi politik dan ke kuatan daripada saat dilahirkannja. Dalam banjak hal piagam itu tidak mentjerminkan kenjataan-kenjataan masa sekarang.
231
Oleh karena itu marilah kita pertimbangkan apakah Lima Sila jang telah saja kemukakan, dapat memperkuat dan mempcrbaiki piagam kua. Saja jakin, ja, saja jakin sejakifi-jakinnja bahwa diterimanja kelinia prinsip itu dan ditjantumkannja dalam piagam, akan sangat memper'U« Perserikatan Bangsa-Bangsa. Saja jakin, bahwa^ Pantja Siia akan nienem patkan Perserikatan Bangsa-Bangsn sedjadiar cengan perkembangan lei.achir dari dunia. Saja jakin bahwa Pantja Sila akan memungkinkan I crserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghadapi hari kemudian dengan ^e‘ segaran dan kepertjajaan. Achirnja, saja jakin oahwa diterimanja Pantja Sila sebagai dasar piagam, akan menjebabkan piagam ini dapat diteiima lebih . ichlas oleh semua anggota, baik jang lama maupun jang baru. Saja akan adjukan satu soal lagi dalam hubungan ini. Adalah suatu kehormatan besar bagi suatu negara bahwa Perserikatan B a n g s a - B a n g s a berkedudukan didalam wilajahnja. Kita semua benar-benar bersjukur bah wa Amerika Serikat telah memberi tem’p at jang tetap bagi O rg a n is a s i kita. Tetapi, mungkin dapat dipersoalkan apakah itu memang tepat. Dengan segala hormat, saja kemukakan bahwa itu mungkin tidak tepat. Bahwasanja kedudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa berada dalam wilajah salah satu negara jang terkemuka dalam Perang Dingin, berarti Perang Dingin telah merembes bahkan sampai kepekerdjaan dan adminis trasi serta rumah-tangga Organisasi kita ini. Sedemikian luasnja ‘p erembesan itu, sehingga hadirnja pemimpin sesuatu bangsa jang besar dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa ini sadja sudah mendjadi persoalan Perang Dingin dan sendjata Perang Dingin, serta alat untuk mempertadjam tjara kehidupan jang berbahaja serta jang sia-sia itu. Marilah kita tindjau apakah tempat kedudukan Organisasi kita tidak perlu dfpindahkan dari suasana Perang Dingin. M arilah kita tindjau apakah Asia atau Afrika atau Djenewa akan dapat memberi tempat jang permanen kepada kita, jang djauh dari Perang Dingin, tidak terikat pada salah suatu blok dan dimana para Delegasi da'pat bergerak dengan leluasa dan bebas sekehendak mereka. Dengan demikian, mungkin akan diper oleh pengertian jang leoih luas tentang dunia dan masalali-masalahnja. Saja jakin, bahwa suatu negara Asia atau Afrika, mengingat akan kejakinan dan kepertjajaannja, dengan senang akan menundjukkan kemurahan hatinja kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, mungkin dengan menjediakan suatu daerah jang tjukup luas, dimana Organisasi itu sendiri a^an berdaulat dan dimana perundnigan-'perundingan jang penting bagi pekerdjaan vital itu dapat dilaksanakan setjara aman dan dalam suasana persaudaraan. Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak lagi merupakan badan seperti jang menanda tangani Piagam lima belas tahun jang lalu. Dunia inipun tidak sama dengan jang dahulu. M ereka jang dengan kebidjaksanaan berdjerm-pajah untuk menghasilkan Piagam Organisasi ini, tidak dapat menjangka akan terdjelmanja bentuk jang sekarang ini. D iantara orang°i.ang jang bidjaksana dan djauh pandangannja itu, hanja beberapa jang sa ar, bahwa achir imperialisme sudah tampak dan bahw a bila Organisasi
232
ini harus hidup terus, maka ia mesti memberi kemungkinan kepada bangsabangsa baru dan bangsa-bangsa jang lahir kembali untuk masuk beramairamai, berduiun-dujun dan bersemangat. Tudjuan Perserikatn Bangsa-Bangsa seharusnja ialah memetjahkan masalah-masalah. U ntuk menggunakannja sebagai forum perdebatan be laka, atau sebagai saluran propaganda, atau sebagai sambungan dari po litik dalam negeri, berarti memutar-balikkan tjita-tjita muLa jang seha rusnja meresa'p didalam badan ini. Pergolakan-pergolakan kolonial, perkembangan jang tjepat dari dae rah-daerah jang belum madju dilapangan teknis, dan masalah perlutjutan sendjata, semuanja merupakan masalah-masalah jang te'pat dan mendesak untuk kita pertimbangkan dan musjawarahkan. A kan tetapi, telah men djadi djelas, bahwa masalah-masalah jang vital ini tidak dapat dibitjarakan setjara memuaskan oleh Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa jang sekarang ini. Sedjarah badan ini menundjukkan kebenaran jang menjedihkan dan jang djelas daripada apa jang telah saja katakan. Sungguh tidak mengherankan bahwa demikianlah djadinja. Kenjataannja ialah bahwa Organisasi kita mentjerminkan dunia tahun Sem bilanbelas Empatpuluh Lima, dan bukan dunia zaman sekarang. Demi kianlah halnja dengan semua badan-badannja — ketjuali satu-satunja M a djelis jang agung ini — dan dengan semua Lembaga-lembaganja. Organisasi dan keanggotaan Dewan Kcamanarv — hadan jang terpenting itu — mentjerminkan peta ekonomi, militer dan kekuatan daripada d u n ia tahun Sembilanbelas Empatpuluh Lima, ketika Organisasi ini dilahirkan dari inspirasi dan angan-angan jang besar. Demikian p>ula hal nja dengan sebagian besar daripada Lembaga-lembaga lainnja, Mereka itu tidak mentjerminkan bangkitnja negara-negara Sosialis ataupun berkembangnja dengan tjepat kemerdekaan Asia dan Afrika. Untuk memodernisir dan membuat effisien Organisasi kita, barangkali djuga Sekertariat dibawah pimpinan Sekertaris Djenderalnja, mungkin membutuhkan penindjauan kembali. Dengan mengatakan demikian, saja tidak — sama sekali tidak — mengeritik atau mentjela dengan tjara apapun Sekertaris Djenderal jang sekarang, jang senantiasa berusaha, dalam keadaan-keadaan jang tak dapat diterima lagi, melakukan tugasnja dengan baik, jang kadang-kadang tampaknja tidak mungkin dilaksanakan Djadi, bagaiinanakah mereka bisa efisien ? Bagaimanakah anggotaanggota kedua golongan dalam dunia ini — jakni golongan-golongan jang merupakan suatu kenjataan dan jang harus diterima — bagaimanakah a n g g o t a - a n g g o t a kedua golongan itu bisa merasa tenang didalam O r ganisasi ini dan mempunjai ke'pertjajaan penuh jang diperlukan terhadapnja.
Sedjak perang kita telah menjaksikan tiga gedjala-gedjala besar jang permanen. Pertama ialah bangkitnja negara-negara Sosialis .Hal ini tidak disangka dalam tahun Sembilanbelas Empatpuluh Lima. Kedua ialah gelombang besar daripada pembebasan nasional dan emansipasi ekonomi jang melanda Asia dan Afrika serta saudara-saudara kita di Amerika Latin. Saja kira bahwa hanja kita, jang langsung terlibat didalamnja, 233
dapat menduganja. Ketiga ialah kemadjuan ilmiah besar, jang semua bergerak dilapangan persendjataan dan peperangan, akan tetapi jang de w asa ini berpindah kelapangan rintangan dan perbatasan ruang angka sa. Siapakah jang dapat meramalkannja ketika itu ? Benar, Piagam k*ta dapat dirobah. Saja menjadari, bahw a ada prosedure untuk melakukan hal ini dan akan tiba waktunja ini dapat dila kukan. Akan tetapi persoalan ini mendesak. Hal ini mungkin merupakan persoalan mati atau hidup bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa. Djanganlah sampai pandangan legalistik jang pitjik dapat menghalangi dikerdjakannja usaha itu dengan segera. Adalah sama pentingnja bahwa pembagian ‘kursi dalam D ew an Ke amanan dan badan-badan serta lembaga-lembaga lainnja harus dirobah. Dalam hal ini saja tidak ber’p ikir dalam istilah blok-blokan, tetapi saja memikirkan beta'pa sangat perlunja Piagam dari Perserikatan BangsaBangsa, dari badan-badan Perserikatan Bangsa_Bangsa dan Sekcrtariat Perserikatan Bangsa-Bangsa, semuanja itu mentjerminkan keadaan jang sebenarnja dari dunia kita sekarang ini. Kami dari Indonesia memandang Organisasi ini dengan harapan jang besar, tetapi djuga dengan kechawatiran jang besar. Kami memanangnja dengan harapan besar, karena pernah berfaedah bagi kami dalam perdjuangan untuk kehidupan nasional kami. Kami memandangnja dcngan harapan besar, karena kami pertjaja bahw a hanja organisasi seinilah dapat memberikan rangka bagi dunia jang sehat dan aman sebagaimana kami rlndukan. Kami memandangnja dengan kechawatiran besar, karena kami telah ™en9adjukan suatu masalah nasional jang besar, masalah Irian Barat, e ia apan Madjelis ini, dan tiada suatu penjelesaian dapat ditjapai. Kami memandangnja dengan kechawatiran, karena N egara-N eg ara Besar diunia telah memasukkan permainan Perang Dingin mereka jang bera aja itu kedalam ruangan-ruangannja. Kami memandangnja dengan kechawatiran, kalau-kalau Madjelis ini a ’an menemui kegagalan dan akan mengikuti djedjak organisasi jang digantikannja, dan dengan demikian melenjapkan dari 'pandangan mata ummat manusia suatu gambaran daripada suatu masa depan jang aman dan bersatu. Marilah kita hadapi kenjataan bahw a Organisasi ini, dengan tjara^^P0r9una^annja sekarang ini dan dalam bentuknja sekarang, a a suatu hasil sistim N egara Barat. Ma afkan saja, tetapi saja tidak apat mendjundjung tinggi sistim itu. Bahkan saja tidak dapat mernanangnja dengan rasa kasih, meskipun saja sangat menghargainja. Imperialisme dan kolonialisme adalah buah dari sistim N egara Barat i u, an seperasaan dengan majoriteit jang luas daripada O rganisasi ini, saja ^ntji pada imperialisme, saja djidjik pada kolonialisme, dan saja aJ<;an akibat-akibat perdjuangan hidupnja jang terachir jang -1 f- U ta11 en9an sengitnja. D ua kali didalam masa hidu'p saja sendiri, sis ini egara Barat itu telah merobek-robek dirinja sendiri dan pernah ampir sa ja menghantjurkan dunia dalam suatu bentrokan jang sengit. 234
H erankah tuan-tuan, bahw a banjak diantara kami memandang O r ganisasi jang djuga merupakan hasil sistim N eg ara B arat itu dengan ‘p enuh pertanjaan ? Djanganlah Tuan-tuan salah mengerti kami menghormati dan mengagumi sistim itu. Kami telah di-ilhami oleh kata-kata Lincoln dan Lenin, oleh perbuatan-perbuatan W ash in g to n dan oleh perbuatan-perbuatan Garibaldi. Bahkan, mungkin, kami melihat dengan irihati kepada bebera'pa diantara hasil-hasil fisik jang ditjapai oleh Barat. T e tapi kami bertekad bahw a bangsa-bangsa kami, dan dunia sebagai keseluruhan, tidak akan mendjadi permainan dari satu bagian ketjil dari dunia. Kami tidak berusaha mempertahankan dunia jang kami kenal; kami berusaha membangun suatu dunia jang baru, jang lebih baik ! Kami berusaha membangun suatu dunia jang sehat dan aman. Kami berusaha membangun suatu dunia, dimana setiap orang da'pat hidup dalam suasana damai. Kami berusaha membangun suatu dunia, dimana terdapat keadilan dan kemakmuran untuk semua orang. Kami berusaha membangun suatu dunia, dimana kemanusiaan dapat mentjapai kedjajaannja jang 'penuh. Telah dikatakan bahw a kita hidup ditengah-tengah suatu Revolusi H arap an Jang Meningkat. Ini tidak benar ! Kita hidup ditengah-tengah Revolusi T un tu tan Jang Meningkat. M ereka jang dahulunja tan'pa ke merdekaan, kini menuntut kemerdekaan. M ereka jang dahulunja tanpa suara, kini menuntut, agar suaranja didengar. M ereka jang dahulunja kelaparan, kini menunutut beras, banjakbanjak dan setiap hari. M ereka jang dahulunja buta huruf, kini menuntut pendidikan. Seluruh dunia ini merupakan suatu sumber-sumber tenaga Revolusi jang besar, suatu gudang mesiu revolusioner jang besar. T id ak kurang dari tiga-perempat ummat manusia terlibat didalam Revolusi T untutan Jang Meningkat, dan ini adalah Revolusi M ahahebat sedjak manusia untuk pertama kalinja berdjalan dengan tegak disuatu dunia jang murni dan menjenangkan. Berhasil atau gagalnja Organisasi ini akan dinilai dari hubungannja dengan Revolusi T untutan Jang M eningkat itu. Generasi_generasi jang akan datang akan inemudji atau mengutuk kita atas djawaban kita terhada'p tantangan ini. Kita tidak berani gagal. Kita tidak berani membelakangi sedjarah. Djika kita berani, kita sungguh tidak akan tertolong lagi. Bangsa saja bertekad tidak akan gagal. Saja tidak berbitjara kepada tuan-tuan karena lemah; saja berbitjara karena kuat. Saja sampaikan kepada tuan-tuan salam dari sembilan puluh dua djuta rakjat dan saja sampaikan kepada tuan-tuan tuntutan bangsa itu. Kita mempunjai kesempatan untuk bersamasama membangun suatu dunia jang lebih baik, suatu dunia jang lebih aman. Kesem'patan itu mungkin tidak akan ada lagi. M aka peganglah, genggamlah kuat-kuat, dan pergunakanlah kesem'patan itu. T idak seorangpun jang mempunjai kemauan baik dan kepribadian, akan menolak harapan-harapan dan kejakinan-kejakinan jang telah saja
kem ukakan atas nama bangsa saja, dan sesungguhnja atas nam a seluruh ummat manusia. M ak a marilah kita berusaha, sekarang djuga dengan tidak menunda lagi, mewudjudkan harap an-h arapan itu m endjadi kenja taan. Sebagai suatu langkah jang praktis kearah ini, m aka m erupakan kehormatan dan tugas bagi saja untuk menjampaikan suatu R antjangan Resolusi kepada Madjelis Umum ini. A tas nama Delegasi-delegasi G hana, India, Republik P ersatu an A rab, Yugoslavia dan Indonesia, saja sampaikan dengan ini resolusi sebagai b e r ik u t: ,M A D J E L I S U M U M ,
„,M E R A S A S A N G A T T J E M A S berkenaan dengan memburuknja hubungan-hubungan internasional achir-achir ini, jang mengantjam du nia dengan konsekwensi-konsekwensi berat; ,,M E N JA D A R I harapan besar dari dunia ini bahw a Madjelis ini akan membantu dalam menolong mem'persiapkan djalan kearah keredaan ketegangan dunia; „M E N JA D A R I tanggung djawab jang berat dan mendesak jang terletak diatas bahu Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk mengambil inisiatif dalam usaha-usaha jang dapat membantu; ,,Minta sebagai langkah pertama jang mendesak, agar Presiden Amerika Serikat dan Ketua D ew an M enteri Uni Republik-Republik Sovjet Sosialis memulai kembali kontak-kontak mereka jang telah terputus barubaru ini, sehingga kesediaan jang telah mereka njatakan untuk mentjari dengan perundingan-perundingan 'pemetjahan masalah-masalah jang terkatung-katung, dapat dilaksanakan setjara progresif”. T uan Ketua, perkenankanlah saja memohon, atas nama Delegasie egasi kelima negara tersebut diatas, supaja Resolusi ini m endapat per imbangan T u a n jang segera. Seputjuk surat dengan maksud itu, di^ % n gani oIeh p,ara Delegasi-Delegasi dari Ghana, India, RePUj 1 ^ ersatuan Arab, Yugoslavia dan Indonesia, telah disampaikan ke pada bekertariat. Saja sampaikan Rantjangan Resolusi ini atas nama kelima Delegasi i u an atas nama djutaan rakjat jang hidup dinegara-negara itu. Menerima Resolusi ini merupakan suatu langkah jang mungkin dan angsung dapat diselenggarakan. M aka hendaknja Madjelis Umum ini nrp1? , usi ini setjepat-tjepatnja. M arilah kita mengambil langkah IpI l--fS 1 U eara^ Peredaan ketegangan dunia jang membahajakan. Marii 'i a menerima Resolusi ini d;engan suara bulat, sehingga s e g e n a p tekanan an epentingan dunia dapat dirasakan. M arilah kita mengambil lang'a per ama ini, dan marilah kita bertekad untuk melandjutkan kegiatan atrH 6Sa 3n • lta ,s amPai tertjapainja dunia jang lebih baik dan lebih an seperti jang kita bajangkan. te^a^ terdjadi sebelumnja. Ingatlah akan perdjuan pengorbanan jang dialami oleh kami, anggota-anggota
236
baru dari O rganisasi ini. Ingallah bah w a usaha keras kita telah disebab* kan dan diperpandjang oleh 'penolakan dasar-dasar P erserikatan BangsaBangsa. Kami bertekad ag ar hal itu tidak akan tedjadi lagi. Bangunlah dunia ini k em b ali! Bangunlah dunia ini kokoh dan kuat dan s e h a t ! Bangunlah suatu dunia dimana semua bangsa hidu'p dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia jang sesuai dengan impian dan tjita-tjita ummat manusia. Putuskan sekarang hubungan dengan masalampau, karena fadjar sedang menjingsing. Putuskan sekarang hubungan dengan masa-lampau, sehingga kita bisa mempertanggung-djawabkan diri terhadap masa de'pan. Saja memandjatkan do’a hendaknja Jang M aha Kuasa memberi Rachmat dan Bimbingan kepada permusjawaratan Madjelis ini. Terim a kasih !
237
KEPUTUSAN DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG TENTANG PERINTJIAN PEDOMAN PELAKSANAAN MANIFESTO POLITIK REPUBLIK INDONESIA No. : 2/Kpts/Sd/I/61 *) D E W A N P E R T IM B A N G A N A G U N G D A L A M S ID A N G I T A N G G A L 19 D JA N U A R I 1961 M emperhatikan : a.
b.
Isi keseluruhan dari pidato ..M E M B A N G U N D U N I A K E M B A L I” jang diutjapkan oleh P.J.M. Presiden/Panglim a Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia — Bung Karno dalam Sidang Madjelis Umum P.B.B. ke-XV. Ketetapan Madjelis Permusjawaratan Sementara No. I/M P R S /1 9 6 0 .
Rakjat
c. Pendapat-pendapat dan saran-saran para gauta Dew an Pertimbangan Agung.
ang-
Menimbang
: Perlu adanja perintjian daripada ..M E M B A N G U N D U N I A K E M B A L I” jang diutjapkan oleh P.J.M. Presiden/Panglim a Tertinggi/Pemim'pin Besar Revo lusi Indonesia — Bung Karno dalam Sidang Madjelis Umum P.B.B. ke-XV.
Ber’p endapat
: a.
..M E M B A N G U N D U N I A K E M B A L I” (T o Build the W o rld A new) adalah garis~garis besar daripada politik Luar Negeri Republik Indonesia.
b. Perlu disusun sistimatika perintjian jang sedapat mungkin merupakan satu kesatuan tafsiran dari pada dasar dan tudjuan pelaksanaan politik Luar Negeri Republik Indonesia. M E M U T U S K A N : a.
Bahwa isi pidato ..M E M B A N G U N D U N IA K E M B A L I” itu adalah pedoman pelaksanaan Manifesto Politik Republik Indonesia dibidang politik Luar Negeri Re'publik Indonesia, jang telah diperkuat oleh Ketetapan M P R S No. : I/M P R S /19 60 tanggal 19 Nopember 1960.
b.
Menjetudjui perintjian isi pidato ,.M E M B A N G U N D U N I A K E M BA LI” jang dilampirkan bersama ini, sebagai satu kesatuan tafsiran dalam pelaksanaan 'politik Luar Negeri Republik Indonesia jang isinja sebagai b e rik u t:
*)
D ite ta p k a n se s u d a h h a r i p e n e ta p a n K e te ta p a n M .P .R .S . N o. I/M P R S /1 9 6 0 .
239
IN D O N E S IA : I.
P R E A M B U L E .
II.
G A R IS-G A R IS B E S A R P O L I T I K L U A R N E G E R I R E P U B L IK D asar, sifat dan tudjuan politik Luar N egeri Republik Indonesia adalah : 1.
Berdasarkan U .U .D . '45.
2.
Bersifat bebas dan aktif, anti imperialisme dan kolonialisme.
3.
B ertu d ju a n : a.
mengabdi pada perdjuangan untuk kem erdekaan Nasional Indonesia jang penuh.
b.
mengabdi ‘pada perdjuangan untuk kem erdekaan Nasional dari seluruh Bangsa-bangsa didunia.
c.
mengabdi pada dunia.
;
perdjuangan untuk membela perdam aian
III. P A N T J A S I L A S E B A G A I D A S A R P I A G A M J A N G U N I V E R S I L U N T U K K E S E D J A H T E R A A N U M M A T M A N U S IA . IV. U S A H A -U S A H A P O K O K :
V.
1.
membebaskan Irian Barat dari imperialisme dan kolonialisme Belanda.
2.
Menjokong perdjuangan kemerdekaan negara-negara Asia, Afri" ka dan Amerika Latin.
3.
Ko-eksistensi dan Perlutjutan Sendjata.
4.
Retooling P.B.B,
K E S IM P U L A N : Perintjian tentang I, II, III, IV dan V dilampirkan bersama ini. D JA K A R T A , 19 D januari 1961.
Tjatatan : P! ^ u n d j u k a£ - h a la r n a n M .D .K . d ip e r g u n a k a n h a l a m a n - h a la m a n d a r i npS a” -p e d o m a n P e la k s a n a a n M a n ife s to P o litik R e p u b lik In d o n e s ia , l e n e r o ita n C h u s u s N o. 166
240
L A M P I R AN KEPUTUSAN DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG TENTANG PERINTJIAN GARIS BESAR POLITIK LUAR NEGERI SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN MANIFESTO POLITIK REPUBLIK INDONESIA
I.
P R E A M B U L E
D engan amat bahagia sekali bangsa Indonesia dalam perdjoangan menjelesaikan Revolusi Nasionalnja telah memiliki garis-garis besar halu an N egaranja jang tersimpul dalam Manifesto Politik jang diutjapkan oleh P residen/Panglim a Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia — Bung Karno dalam A m anat N egara 17 Agustus 1959. D engan demikian Rakjat dan Bangsa Indonesia sudah mempunjai Pedoman dalam meneruskan perdjuangannja untuk menjelesaikan Revo lusi Indonesia dalam segala bidang. „D JA L A N N JA R E V O L U S I K IT A ” jang diutjapkan oleh Presiden/ Panglima Tertinggi/Pemim'pin Besar Revolusi Indonesia — Bung Karno dalam A m anat 17 Agustus 1960 adalah merupakan Pedoman Pelaksanaan ke-I dari Manifesto Politik Republik Indonesia, sehingga dengan demikian maka pelaksanaan Manifesto Politik dapat berdjalan setjara konsekwen revolusioner, terhindar dari penjelewengan-penjelewengan dan penjalahgunaan. ,,M E M B A N G U N D U N IA K E M B A L I” jang diutjapkan oleh Presi den Panglima Tertinggi/Pemim'pin Besar Revolusi Indonesia — Bung Karno dimuka Sidang Madjelis Umum P.B.B. ke-XV adalah Pedoman Pelaksanaan Manifesto Politik Republik Indonesia dalam bidang politik Luar Negeri Republik Indonesia jang bebas dan aktip anti imperialisme dan kolonialisme menudju pembentukan satu dunia jang damai dan sedjahtera untuk seluruh ummat manusia berlandasan adjaran Pantja Sila, se suai dengan perkembangan dunia dewasa ini. Seperti dinjatakan oleh Presiden/Panglim a Tertinggi/Pemim'pin Be sar Revolusi Indonesia — Bung Karno dalam ,,M E M B A N G U N D U N IA K E M B A L I” sebagai b e rik u t: ,,Sedjak perang kita telah menjaksikan tiga gedjala-gedjala besar jang permanen. P e r t a m a : ialah bangkitnja negara-negara sosialis, Hal ini tidak disangka dalam tahun Sembilanbelas Empatpuluh Lima. K e d u a : ialah gelombang besar daripada pembebasan nasional dan emansipasi ekonomi jang mclanda Asia dan Afrika serta saudara-saudara kita di Amerika Latin. Saja kira bahwa hanja kita, jang langsung lerlibat didalamnja, da'pat menduganja.
241
K 0 t i g a ialah kemadjuan ilmiah besar, jang semua b ergerak dila p angan persendjataan dan peperangan, akan tetapi jang dew asa ini berpindah kelapangan rintangan dan perbatasan ruang angkasa. Sia'pakah jang dapat meramalkannja ketika itu ? Perspektip dan arus perkembangan dunia m enundjukkan adanja arus sedjarah jang sedang menjapu segala imperialisme, sehingga kem enangan kem erdekaan dan nasionalisme adalah suatu kepastian” . „ M E M B A N G U N D U N I A K E M B A L I” , pidato jang diutjapkan Presiden/Panglim a T ertinggi/Pem im pin Besar Revolusi Indonesia — Bung Karno dalam Sidang Madjelis Umum P.B.B. ke-X V jang telah diperkuat oleh ketetapan Madjelis P erm usjaw aratan Rakjat Sem entara No. I / M P R S / 1 960 tanggal 19 Nopember 1960 'pasal III memutuskan b ah w a : ,,A m anat Presiden tanggal 17 A gustus jang terkenal deng an nama ,.D JA L A N N JA R E V O L U S I K I T A ” dan pidato Presiden tanggal 30 Sep tember 1960 dimuka Sidang Madjelis Umum P.B.B. ke-X V jang berdjudul >>TO B U ILD T H E W O R L D A N E W ” adalah pedom an pelaksanaan Manifesto Politik Republik Indonesia”. Karenanja „ M E M B A N G U N D U N I A K E M B A L I” adalah m erupa kan 'pedoman pelaksanaan ke-II M anifesto Politik Republik Indonesia jang harus mendjadi pegangan dan pedoman R akjat dan Bangsa Ind o nesia dalam mendjalankan Politik Luar N egeri Republik Indonesia. Singkatnja ..M E M B A N G U N D U N I A K E M B A L I” memuat tiga po kok sebagai pelaksanaan Politik Luar N egeri jang terdiri dari : Pertama: Kedua
:
Ketiga
:
II.
G aris-garis Besar P olitik L u a r N e g e r i R e p u b lik I n d o nesia * Pantjasila sebagai D a s a r P iagam ja n g Llniversil un* tu k kesedjahteraan U m m a t M a n u sia . Usaha-usaha p o k o k ,
G ARIS-GARIS B E S A R P O L I T IK L U A R N E G E R I R E P U B L IK I N D O N E S I A .
rf ^ arf^s "9arls besar politik luar N e g e r i R e p u b lik In donesia adalah beiaasarkan P e m bukaan U .U .D . '45 ja n g m e n ja ta k a n sebagai b e r ik u t:
•j
, "I^emudian daripada itu untuk membentuk suatu Pem erintah N e g a ra melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tum^3 , af Indonesia dan untuk memadjukan kesedjahteraan umum, meniaer kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia n9 er asarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
„ Luar N e g e r i R ep u b lik Indonesia adalah bebas dan .aktif, anti imperialisme dan kolonialisme, bertudjuan : M e n g a b d i p a d a p e r d ju a n g a n u n t u k k e m e r d e k a a n N a s i o n a l I n d o n e s ia ja n g penuh.
M e n g a b d i pada perdjuangan un tu k kem e rd ek a a n N a s io n a l dari selu ruh Bangsa-Bangsa didunia. M e n g a b d i pada perdjuangan untuk m em bela pevdanuiiian dunia.
242
Ketiga tudjuan politik Luar Negeri tersebut tidak bisa dipisah-pisah* kan satu dari jang lain, dalam perdjuangan untuk membangun dunia kem bali. T e n ta n g sifat dan tudjuan politik Luar N e g e r i R e p u b lik Indonesia ja n g bebas dan a k tif anti imperialisme dan kolonialisme, M a n ife s to P o li tik m e n u n d ju k k a n kew adjiban-kew adjiban revolusi Indonesia ja n g terp e n tin g ialah m em bebaskan Indonesia dari semua imperialisme dan ko lo nialisme dan m eneg a k k a n tiga segi kerangka sebagai b e r ik u t :
„K e s a t u : Pembentukan satu N egara Republik Indonesia jang berbentuk Negara-Kesatuan dan Negara-Kebangsaan, jang demokratis, de ngan wilajah kekuasaan dari Sabang sampai ke Merauke. K e d u a : Pembentukan satu masjarakat jang adil dan makmur ma teriil dan spirituil dalam w adah N egara Kesatuan Republik Indonesia itu. K e t i g a : Pembentukan satu persahabatan jang baik antara Repu blik Indonesia dan semua negara didunia, terutama sekali dengan ne gara-negara Asia-Afrika atas dasar hormat-menghormati satu sama lain, dan atas dasar bekerdja bersama membentuk satu Dunia Baru j'ang bersih dari imperialisme dan kolonialisme, menudju kepada Perdamaian Dunia jang sempurna” . (M a n ip o l halaman 71). A d a p u n ten ta n g pengertian politik Luar N e g e ri R epublik Indonesia bebas dan ak tif d engan tandas telah didjelaskan oleh P r e s id e n /P a n glim a T e r tin g g i/P e m im p in Besar R evolusi Indonesia — B u n g K a m o dalam
„D an bukan hanja untuk menghimpun segala kekuatan Nasional dan Internasional menentang imperialisme dan kolonialisme sadjalah politik Luar Negeri kita itu. Politik Luar Negeri kita, djuga kita tudjukan kepada persahabatan dengan semua bangsa, sesuai dengan adjaran Pantja Sila. Pidato ,tD ja r e k ‘’ sebagai b e r ik u t :
„Ia kita tudjukan kepada menjumbang kepada terwudjudnja perda maian dunia, sesuai pula dengan adjaran Pantja Sila. Ia, sebagai semua orang telah mengetahui, berwudjud .satu politik-luar-negeri jang diluar ne geri orang namakan ,,independent policy” atau ,,'policy of non-alignment . Kadang-kadang orang diluar -negeri menamakannja djuga ,,policy of neutralism” , — satu 'politik jang netral. Sebutan jang belakangan itu adalah sebutan j^n 9 tidak benar. Sebutan jang belakangan itu adalah sebutan jang salah dan meleset sama sekali. Sebab kita tidak netral kita tidak penonton kosong daripada kedjadian-kedjadian didunia ini, kita tidak tanpa prinsipe, kita tidak tanpa pendirian. Kita mendjalankan politik bebas itu tidak sekedar setjara ,,tjutji tangan , tidak sekedar se tjara defensif tidak sekedar setjara apologetis. Kita a k tif, kita berprinspe, kita ber'pendirian ! Prinsipe kita ialah terang Pantja Sila, 'pendirian kita ialah aktif menudju kepada perdamaian dan kesedjahteraan dunia a k tif menudju kepada persahabatan segala bangsa aktif menudju kepada lenjapnja exploitation de l’homme par l’homme aktif menentang dan menghantam segala matjam imperialisme dan kolonialisme dan kolonialisme dimana'pun dia berada. 243
Pendirian kita jang „bebas dan aktif" itu, setjara a k tif pula setapak demi setapak harus ditjerminkan dalam hubungan e konom i dengan lu ar“ negeri, agar su'paja tidak berat sebelali ke Barat atau ke Tim ur. M anakala pada saat sekarang ini, keberat-sebelahan itu nampaknja masih a d a , maka usaha kita ialah untuk menghilangkan keberat-sebelahan itu. H anja dji kalau kita tidak berat-sebelah, maka kita benar-benar boleh menuliskan Pantja Sila diatas dada kita, dan kita dipertjajai orang dalam usaha ki^a mendamaikan dunia. H anja djikalau kita benar-benar tidak ,,pilih-kasih , maka kita bisa menghindarkan tanah-air kita tjantik-molek, kaja-raja, stra tegis ini, didjadikan padang perebutan pengaruh politik internasional, didjadikan arena perang-dingin dan mungkin arena perang-'panas dari dunia ularan !” (D ja re k halaman 62-63). K arenanja k e bidjaksanaan politik L uar N e g e r i R e p u b lik Ind o n esia harus berdiri diatas dasar tjita-tjita R a k j a t Indonesia sebagai m ana terk a n d u n g didalam tiga segi k erangka tersebut diatas. K e h a r u s a n c m elenjapkan imperialisrrte d a n kolonialism e dari m u k a butiil m e n u d ju ce pada perdam aian dunia ja n g sem purna adalah tugas seluruh u m m a t m a nusia. T e n ta n g hal ini P r e s id e n /P a n g lim a T e r ti n g g i I P e m im p m B e s a r R e volusi Indonesia — B u n g K a rn o d a la m . „ M E M B A N G U N D U N K E M B A L I ” m e n e g a sk a n sebagai b e r i k u t :
,.Kedaulatan dari bangsa jang paling baru atau bangsa jang paling ketjil sama berharganja, sama tidak dap at dilanggarnja, seperti kedaulatan bangsa jang paling besar atau bangsa jang paling tua. D an selain dari pada itu, sesuatu pelanggaran terhadap kedaulatan sesuatu bangsa m eru pakan suatu antjaman potensiil terhadap kedaulatan semua bang sa . (M .D .K . halam an 128). "Kenjataan ini (zaman pembangunan bangsa — D .P.A .) djauh lebih penting daripada adanja sendjata-sendjata nuklir, lebih eksplosif dari pada bom-bom hidrogin, dan mempunjai h arga potensiil jang lebih besar untuk dunia daripada pemetjahan atom ”. (M . D . K . halam an 1 2 8 ). ..Dibanjak tempat terdapat ketegangan-ketegangan dan sumber- sumer sengketa potensiil. Perhatikanlah tempat-tem'pat itu dan tuan akan jumpai, bahwa hampir tanpa perketjualian, imperialisme dan kolonialis me didalam salah satu dari banjak manifestasinjia adalah sumber ketegangan atau sengketa itu. Imperialisme dan kolonialisme dan pemisahan erus-menerus setjara paksa dari bangsa-bangsa merupakan sumber dari . semua kedjahatan internasional ianq mengantjam didunia kita in i • (M£>JC. halaman 130), ,,Imperialisme, dan perdjuangan untuk mem'pertahankannja, merupaan kedjahatan jang terbesar didunia kita ini”. ( M .D .K . halam an 1 30), ».Singkirkan pengekangan terhadap kem erdekaan dan emansipasi, dan antjaman terhadap perdamaian akan lenja'p. T um bangkan imperialisme, dan segera dengan sendirinja dunia akan mendjadi suatu tempat jang lebih bersih, suatu tempat janq lebih baik dan suatu tempat jang lebih am an” . ( M .D .K . halaman 138),
244
1). Ten ta ng Mengabdi pada Perdjuangan untuk Kemerdekaan N a sional Indonesia jang penuh. D a la m m elaksanakan politik L uar N e g e r i ja n g m e n g a b d i pada per d juangan kem erdekaan N a sio n a l Indonesia ja n g p e n u h : R a k ja t Indonesia berdjuang d en g a n m e n ggalang persatuan N a s io n a l anti imperialisme kolonialisme d a n feodalism e didalam negeri, sebagai bagian daripada perdjuangan u n tu k k e pentingan um m a t manusia didunia. P e ngabdian kepada perdjuangan k e m erdekaan N a sio n a l ja n g p e n u h itu tidak d a pat dipisah-pisahkan d engan penggalangan kerdja-sam,a interna sional anti intperialisme-kolonialisme. T e rhadap pengabdian pada perdjuangan kem erdekaan N a sional jang p e n u h dari R a k j a t Indonesia tersebj.it, P r e s id e n /P a n g lim a T e r tin g g i/P e m im pin B esar R e v o lu si Indonesia — B u n g K arno m enegaskan dalam ,,M E M B A N G U N D U N I A K E M B A L I " sebagai b e r ik u t :
,,Kita tidak boleh berhenti berdjuang pada saat ini, manakala keme* nangan telah menampakkan diri, sebaliknja kita harus melipat-gandakan usaha kita. Kita telah berdjandji kepada masa-depan dan djandji itu harus dipenuhi. Dalam hal ini kita tidak hanja berdjuang untuk kepentingan kita sendiri, melainkan kita berdjuang untuk kepentingan ummat manu sia seluruhnja, ja, perdjuangan kita bahkan untuk kepentingan mereka jang kita tentan g” . ( M .D .K . halaman 122 — 123), ,,Ini saja kemukakan : bagi suatu bangsa jang baru lahir atau suatu bangsa jang baru lahir-kembali milik jang paling berharga adalah kemer dekaan dan kedaulatan” . ( M . D . K . halaman 126), ,,Banjak bangsa-bangsa didunia ini telah lama memiliki permata ini. M ereka telah biasa memilikinja, tetapi saja jakin, bahwa mereka masih tetap menganggapnja jang 'paling ditjintai diantara milik-miliknja, dan mereka akan lebih baik mati daripada melepaskannja” . ( M .D .K . halaman 127). „Betapa lebih berharga hal itu bagi kami , jang pernah suatu waktu memiliki permata kemerdekaan dan kedaulatan nasional itu, dan kemu dian merasakan dirampasnja dari tangan kami oleh bandit-bandit jang bersendata lengkap, dan jang kini telah kami rebut kembali . ( M .D .K . halaman 127). „Saja tahu oleh karena bangsa saja sendiri melakukannja dalam perdjuangan kami untuk kemerdekaan. Kami telah berdjuang dengan menggunakan pisau dan bambu runtjing. Untuk mentjapai perdamaian, kita harus menjingkirkan sebab-sebab ketegangan dan sebab-sebab ben trokan itu. Itulah sebabnja saja berbitjara dari lubuk hati saja mengenai perlunja bekerdja-sama untuk menjebabkan matinja jang hina dari impe rialisme” . ( M .D .K . halaman 136), 2). T en tan g Mengabdi pada Perdjuangan untuk Kemerdekaan N a sional dari Seluruh Bangsa-bangsa Didunia. S e p e rti ditegaskan dalam M a n ife sto Politik, R a k ja t Indonesia menjok o n g p e r d j u a n g a n kem erdekaan seluruh bangsa-bangsa. T e n ta n g hal ini ditegaskan oleh P r e s id e n /P a n g lim a T e r tin g g ifP e m im p in B esar R evolusi I n d o n e s ia -— B u n g K arno sebagai berikut:
245
,,R akjat dimana-mana dibawah kolong langit ini, tidak mau ditindas oleh bangsa lain, tidak mau dieksploatir oleh golongan-golongan apapun. meskipun golongan itu adalah dari bangsanja sendiri”. „Rakjat dimana-mana dibawah kolong langit ini menuntut kebebasan dari kemiskinan, dan kebebasan dari rasa takut, baik jang karena antjaman didalam-negeri, maupun jang karena antjaman dari luar-negeri”. ,,Rakjat dimana-mana dibawah kolong langit ini menuntut kebebasan untuk menggerakkan setjara individu dan kebahagiaan m asjarakat” . ,,Rakjat dimana-mana dibawah kolong langit ini, menuntut kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, jaitu menuntut hak-hak jang lazimnja dinamakan Demokrasi . ( M a n ip o l halaman 41 — 42). B ahw asanja perdjuangan kem erdekaan u n tu k bebas dari p enindasan, bebas dari kemiskinan, bebas dari rasa takut, bebas setjara k o n s tr u k tif m enggerakkan aktivitet sosial dan bebas m engeluarkan p e n d a p a t, serta perdjuangan u n tu k perdamaian dunia terdapat djuga d,alatn peladjaran agama, ja n g m engharuskan hidup bersahabat diantara bangsa-bangsa, dan kenal-m engenai diantara sesama u m m a t manusia, ditegaskan oleh P resi d e n / Panglim a T e r tin g g i/P e m im p in Besar R e v o lu s i Indonesia — B u n g Karno sebagai b e r i k u t : ^.Kitab Sutji Islam mengamanatkan sesuatu kepada kita pada saat ini. Q u r a n b erk ata: ,,Hai, sekalian manusia, sesungguhnja Aku telah menjadikan kamu sekalian dari seorang lelaki dan seorang perempuan, semgga kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu sekalian ena -mengenai satu sama lain. Bahwasanja jang lebih mulia diantara sekalian ialah siapa jang lebih taqwa kepadaK u” . ,,Dan djuga Kitab Indjil agama Nasrani beram anat pada kita : ,.Se ga a emuliaan bagi Allah ditem'pat jang Mahatinggi, dan sedjahtera dia as umi diantara orang jang dip erkenankanN ja” . ( M .D .K . halaman
llyj,
R a k ja t Indonesia telah ikut-serta dan akan terus ambil bagian dalam niemperkuat dan rnengembangkan p e rd juangan N a s io n a l bangsa-hangsa sia- frika seperti ditegaskan oleh P r e s id e n /P a n g lim a T e r tin g g i/P e m im r ^ T ^ rr ^ evohLsi In donesia — B u n g K a m o dalam M E M B A N G U N D U N I A K E M B A L I ” sebagai berikut :
,,Nasib ummat manusia tidak dapat lagi ditentukan oleh beberapa angsa esar dan kuat. Djuga kami bangsa-bangsa jang lebih muda, banga jang se ang bertunas, bangsa-bangsa jang lebih ketjil, kamipun berhak rsuara an suara itu pasti akan berkumandang disepandjang zaman. dp'na^3^ ’ kami insaf akan pertanggungan-djawab kami terhadap masa r>an9sa’ ^ an kami dengan gembira menerima pertanggunganJ ' , U' angsa saja berdjandji pada diri sendiri untuk bekerdja kpfn U *a ian9f lebih baik, suatu dunia jang bebas dari: sengKnk e ^ 9 an9an , suatu dunia dimana anak-anak kita dapat turn dialifpraa aiK ^ ai} bebas, suatu dunia dimana keadilan dan kese djahteraan berlaku untuk semua orang” . ( M .D .K . halaman 128 - 129). t n i m n d i t e g r a s k a n lagi oleh P r e s id e n /P a n g lim a T e r tin g g i/P e mimpin Besar R evolusi Indonesia - B u n g K a r n o : 246
.................. tem patkanlah k ew ibaw aan dan kekuatan moril dan Orgamsasi N eg a ra -N e g a ra ini dibelakang mereka jang berdjuang untuk ke m erdekaan . ( M .D .K . halaman 131). 3 ) . T e n ta n g M engabdi p ada Perdjuangan untuk M embela P e rd a maian Dunia. Bila m asadepan dunia dim ana perdam aian sebagai su m b e r hid u p dan k ehidupan manusia u n t u k m e n tja p a i kebahagiaan dan kesedjahteraan, adalah p e r d ju a n g a n p o k o k R a k j a t Indonesia dan seluruh U m m a t M a n u sia seperti d ite gaskan oleh P r e s id e n /P a n g lim a T e r tin g g i/P e n tim p in Besar R v o lu si Indonesia — B u n g K arno sebagai b e r i k u t :
,.Madjelis Umum ini tentunja akan menghadapi banjak hal-hal jang 'penting. T etap i tidaklah ada hal jang lebih penting daripada perdamaian". ( M . D . K . halaman 1 3 0 ). .Ja n g pasti adalah bahw a negara-negara jang baru lahir dan jang dilahirkan kembali tidak merupakan antjaman terhadap perdamaian du nia. Kami tidak mempunjai ambisi-ambisi teritoral; kamipun tidak mem punjai tudjuan-tudjuan ekonomi jang tidak bisa disesuaikan. Antjaman terhadap 'perdamaian tidak datang dari kami, tetapi malahan dari fihak negara-negara jang lebih tua, jang telah lama berdiri dan stabil itu". ( M .D .K . halaman 141). S e la n d ju tn ja dika ta k a n bahw a sum ber ketegangan dan sen g ke ta in ternasional ja n g ntengantjam perdamaian dunia adalah imperialisme dan kolonialisme d ite gaskan sebagai b e r i k u t :
,.Antjaman terhadap perdamaian berasal langsung dari adanja impe rialisme dan kolonialisme itulah. Singkirkan pengekangan terhadap kemerdekaan dan emans^'pasi, dan antjaman terhadap perdam aian akan lenjap. T um bangkan imperialisme, dan segera dengan sendirinja dunia akan mendjadi suatu tempat jang lebih am an’’. ( M .D .K . halaman 138). U n t u k m entjapai perdamaian, sebab-sebab peperangan harus dilenjapkan, ditegaskan sebagai b e r i k u t ; ..Lenjapkanlah sebab-sebab peperangan, dan kita akan merasa damai. Lenjapkanlah sebab-sebab ketegangan dan kita akan merasa tenang. D ja ngan ditunda-tunda. W a k tu n ja singkat. Bahajanja besar . ( M .D .K . ha lam an 131). ..Tugas kita bukannja untuk mempertahankan dunia ini, akan tetapi untuk m e m b a n g u n dunia kembali !*'. ( M .D .K . halaman 132). U n t u k m em bitjarakan soal perdamaian dunia harus diikut-sertakan seluruh bangsa-bangsa didunia seperti ditegaskan oleh P r e s id e n /P a n g lim a T e r tn g g i/P e m im p in Besar R e v o lu si Indonesia — B u n g K a rn o sebagai b e rik u t: ..Empat N eg ara Besar itu sadja, tidak dapat menentukan masalah perang dan damai. Lebih tepat, barangkali, mereka mempunjai kekuatan untuk merusak perdamaian, tetapi mereka tidak mempunjai hak moril., baik setjara sendirian mau'pun bersama-sama, untuk mentjoba m enen tukan hari-depan dunia". ( M .D .K . halaman 129).
247
III. P A N T J A SILA SEBAGAI D A S A R P IA G A M JA N G U N I V E R S IL U N T U K K E S E D JA H T E R A A N U M M A T M A N U S IA . K e n ja ta a n internasional ialah bahw a u n tu k m entjapai p e rd ju a n g a n nasional, tiap-tiap bangsa harus memiliki satu konsepsi nasionalnja s e n diri, seperti ditegaskan oleh Presiden / P.anglima T e r tin g g i/P e m im p in B e sar R e v o lu si Indonesia — B u n g K arno sebagai b e r i k u t :
„Arus sedjarah memperlihatkan dengan njata bahw a semua bangsa memerlukan sesuatu konsepsi dan tjita-tjita. Djika mereka tak memilikinja atau djika konsepsi dan tjita-tjita itu mendjadi kabur dan usang, maka bangsa itu adalah dalam bahaja. Sedjarah Indonesia kami sendiri memperlihatkannja dengan djelas, dan demikian pula halnja dengan se djarah seluruh dunia”. ( M .D .K . halaman 144). P antja Sila tidak m e n g a n d u n g arti nasional sadja, tetapi dju g a m e m punjai arti universil dan dapat digunakan setjara internasional, d ite g a s kan sbagai b e r ik u t : „Ja, kami banjak beladjar dari Ero'pah dan Amerika. Kami telah mempeladjari sedjarah tuan-tuan dan penghidupan orang-orang besar dari bangsa tuan. Kami telah mengikuti tjontoh dari tuan-tuan; bahkan kami telah berusaha melebihi tuan-tuan. Kami berbitjara dalam bahasa-bahasa tuan-tuan dan membatja buku-buku tuan-tuan. Kami telah diilhami oleh Lincoln dan Lenin, oleh Cromwell dan Garibaldi. D an memang masih banjak jang harus kami peladjari dari tuan-tuan dibanjak bidang. T etap i pada dewasa ini bidang-bidang jang kami harus peladjari lebih banjak agi dari tuan-tuan, adalah bidang teknik dan ilmiah, dan bukan fahamj a*aU 9era^ an )an 9 didiktekan oleh ideologi”. M .D .K . halaman K Inggeris Bertrand Russell jang ulung itulah jang pernah er a a bahwa ummat manusia sekarang terbagi dalam dua golongan. jang satu menganut adjaran Declaration of American Independence dari munis3S sor1, Golongan lainnja menganut adjaran M anifesto Ko. Maafkan, Lord Russell, akan tetapi saja kira tuan melupakan sesuatu. ^ ft3- ^Uf n me^uPa ^a n adanja lebih daripada seribu djuta rakjat, ra jat sia dan Afrika, dan mungkin pula rakjat-rakjat Amerika Latin, ^ nienganut adjaran M anifesto Komunis ataupun D eclaration o n ePe^°ence. Tjamkanlah, kami mengagumi kedua adjaran itu, dan n tlu i banjak beladjar dari keduanja itu dan kami telah diilhami Oleh keduanja itu". ( M .D .K , halaman 1 43). if-n dan terdjadi suatu konfrontasi diantara kedua pandangan u ° n rontasi itu membahajakan, tidak hanja untuk mereka janq laman 143f tetapi djuga untuk bagian dunia lainnja” . ( M .D .K . haSaja ^ ata^ a n , kami telah membatja dan mempeladjari kedua tpl-ih lea ]an 9 P°kok itu. Dari masing-masinq dokumen itu banjak janq
S3K-R?.
s s s T ra s s s s r w
stafcrafs s i-ar— *- —* 248
D j a d i , d e n g a n m in ta m a a f k e p a d a L o r d R u s s e l j a n g s a ja h o rm a ti s e k a li, d u n i a ini t i d a k l a h se lu ru h n ja te r b a g i d a la m d u a fih a k s e p e rti dikiranja.
M eskipun kami telah mengambil sarinja, dan meskipun kami telah mentjoba mesintesekan kedua dokumen jang penting itu, kami tidak dipimpin oleh keduanja itu sadja. Kami tidak mengikuti konsepsi liberal atau'pun konsepsi komunis. A pa gunanja ? D ari pengalaman kami sendiri dan dari sedjarah kami sendiri timbullah sesuatu jang lain, sesuatu jang djauh lebih sesuai, sesuatu jang djauh lebih tjotjok” . ( M .D .K . halaman 1 4 4 ). P a n tja Sila m e n d jelaskan bahwa k o n sek w en si dari penerim aannja adalah b e rdjuang melautan dan m engalahkan kolonialisme d a n imperial isme, s e d a n g k a n dilapangan politik internasional berarti m eletakkan h u b u n g a n antar-bangsa atas dasar toleransi terhadap pandangan filsafat masing~m asing bangsa dan penolakan m u tla k terhadap imperialisme dan kolonialisme , terhadap hubung'an antar-negara ja n g tidak berdasar persamaan hak d a n d eradjat P a n tja Sila sebagai dasar piagam ja n g universil berarti m e m b e n tu k suatu persahabatan antara sem ua bangsa didunia ter utam a di A s i a - A f r ik a dan A m e r ik a L atin, atas dasar horm aU m enghorm ati satu sama lain m e m b e n tu k siiatu dunia baru ja n g bersih dari imperialismeu m m a t manusia ja n g sempurna, P a n tja Sila sebagai konsepsi nasional oleh P re sid e n /P a n g lim a T e r tin g g i/ P e m im p in B e sa r R e v o lu s i Indonesia — B u n g K arno ditegaskan sebagai b e r i k u t :
,,Saja tidak dapat berbitjara atas nama negara-negara Asia dan A frika lainnja — saja tidak diberi kuasa untuk itu, dan bagaimanapun djuga mereka sendiri tjakap untuk mengemukakan pandangannja masingmasing. A kan tetapi saja diberi kuasa — bahkan ditugaskan — untuk berbitjara atas nama bangsa saja berdjumlah sembilan 'puluh dua djuta itu” . ( M .D .K . halaman 143). ..Sesuatu” itu kami nam akan ,.P A N T JA SILA '. Ja, „Pantja Sila” atau Lima Sendi N egara kami. Lima itu tidaklah langsung berpangkal pada M anifesto Komunis ataupun Declaration of Independence. Memang, g ag asan_gagasan dan tjita-tjita itu mungkin sudah ada sedjak berabadabad, telah terkandung dalam bangsa kami, D an memang tfdak mengherankan bahw a faham-faham mengenai kekuatan jang besar dan kedjantanan itu telah timbul dalam bangsa kami selama dua ribu tahun peradaban kami dan selama berabad-abad kedjajaan bangsa, sebelum impe rialisme menenggelamkan kami pada suatu saat kelemahan-nasional. Djadi berbitjara tentang Pantja Sila dihadapan tuan-tuan, saja me ngem ukakan inti-sari dari 'peradaban kami selama dua-ribu tahun. A pakah Lima Sendi itu ? Ia sangat sederhana : pertam a Ketuhanan Jang M aha Esa, kedua Nasionalisme, ketiga Internasionalisme, keempat Demokrasi dan kelima Keadilan Sosial. Perkenankanlah saja sekarang menguraikan sekedarnja tentang ke lima pokok itu. 249
P e r t a m a : Ketuhanan Jang M aha Esa. Bangsa saja meliputi orangorang jang menganut berbagai matjam agama : ada jang Islam, ada jang Kristen, ada jang Buddha dan ada jang tidak menganut sesuatu 3 9 ama. Meskipun demikian untuk delapan puluh lima persen dari sembilan puluh dua djuta rakjat kami, bangsa Indonesia terdiri dari para pengikut Islam. Berpangkal pada kenjataan ini dan mengingat akan berbeda-beda tetapi bersatunja bangsa kami, kami menempatkan Ketuhanan Jang M ah a Esa sebagai jang paling utama dalam filsafah hidup kami. Bahkan mereka jang tidak pertjaja kepada Tuhan-'pun, karena toleransinja jang mendjadi pembawaan, mengakui bahwa kepertjajaan kepada Jang M ah a Kuasa merupakan karakteristik dari bangsanja, sehingga mereka menerima Sila jang pertama ini. Kemudian sebagai nomer dua ialah Nasionalisme. K ekuatan j a n g membakar dari nasionalisme dan hasrat akan kemerdekaan m em pertahan kan hidup kami dan memberi kekuatan kepada kami sepandjang kegelapan pendjadjahan jang lama, dan selama berkobarnja perdjuangan ke merdekaan. D ew asa ini kekuatan jang membakar itu masih teta'p menjala-njala didada kami dan tetap memberi kekuatan hidup kepada k a m i . Akan tetapi nasionalisme kami sekali-kali bukanlah Chauvinisme. Kami sekali-kali tidak menganggap diri kami lebih unggul dan bangsa-bangsa lain. Kami sekali-kali tidak pula berusaha untuk memaksakan k e h e n d a k kami kepada bangsa-bangsa lain. Saja mengetahui benar-benar, bahw a istilah ,,nasionalisme” ditjurigai, bahkan tidak dipertjajai d i n e g a r a - n e g a r a Barat. Hal ini disebabkan karena Barat telah mem'perkosa dan memutarbalikkan nasionalisme. Padahal nasionalisme j a n g sedjati masih tetap berkobar-kobar dinegara-negara Barat. Djika tidak demikian, maka Barat tidak akan menentang dengan sendjata chauvinisme Hitler jang agresief. Tidakkah nasionalisme — sebutlah djika mau, patriotisme — mem" pertahankan kelangsungan hidup semua bangsa ? Siapa jang berani menjangkal bangsa, jang melahirkan dia ? Siapa jang berani berpaling dari bangsa, jang mendjadikan dia ? Nasionalisme adalah mesin besar jang ™enggerakkan dan mengawasi semua kegiatan internasional kita; n a sionalisme adalah sumber besar dan inspirasi agung dari kemerdekaan. Nasionalisme kami di Asia dan Afrika tidaklah sama dengan jang terdapat pada sistim Negara-negara Barat. Di Barat, nasionalisme berkemang se agai kekuatan jang agresif jang mentjapai ekspansi serta keunungan agi ekonomi nasionalnja. Nasionalisme di Barat adalah kakek ari imperialisme, jang bapaknja adalah kapitalisme. Di Asia dan Afrika, an saja ira djuga di Amerika Latin, nasionalisme adalah gerakan peme asan, suatu gerakan protes terhadap imperialisme dan kolonialisme, dan suatu Jaw a an terhadap penindasan nasionalisme — chauvinis jang bersumber di Eropah. Nasionalisme Asia dan Afrika serta nasionalis me ^merika Latin tidak dapat ditindjau tanpa mempertahankan inti sosiainja. JJi Indonesia kami menganggap inti sosial itu sebagai pendorong untuk mentjapai keadilan dan kemakmuran. Bukankah itu tudjuan baik jang dapat diterima oleh semua orang ? Saja tidak berbitjara hanja ten tang kami sendiri di Indonesia, djuga tidak hanja tentang saudara-saudara saja di Asia dan Afrika serta Amerika Latin. Saja berbitjara tentang
250
seluruh dunia. M asjarak at jang adil dan makmur d a p a t merupakan tjitatjita dan tudjuan semua orang. M ah atm a G andhi pernah berkata : ,,Saja seorang nasionalis, akan tetapi nasionalisme saja adalah peri-kemanusiaan". Kamipun berkata de mikian. Kami nasionalis, kami tjinta kepada bangsa kami dan ke'pada semua bangsa. Kami nasionalis karena kami pertjaja bahw a bangsa-bangsa adalah sangat penting bagi dunia dimasa sekarang ini, dan kami akan tetap demikian, sedjauh mata dapat memandang kemasa depan. Karena kami nasionalis, maka mendukung dan mengandjurkan nasionalisme, di mana sadja kami djumpainja. Sila ketiga kami adalah Internasionalisme. A ntara nasionalisme dan internasionalisme tidak ada perselisihan atau ‘p ertentangan. M emang be nar, bahw a internasionalisme tidak akan dapat tumbuh dan berkembang selain diatas tanah jang subur dari nasionalisme. Bukankah Organisasi P erserikatan Bangsa-Bangsa itu merupakan bukti jang njata dari hal ini ? Dahulu ada Liga Bangsa-Bangsa. Kini ada Perserikatan BangsaBangsa. Nama-nama itu sendiri menundjukkan bahw a kedua-duanja tidak akan bisa berdiri-tanpa adanja bangsa-bangsa dan nasionalisme. Djustru adanja kedua organisasi itu menundjukkan bahw a bangsa-bangsa mengingmi dan membutuhkan suatu badan internasional, dimana setiap bangsa mempunjai kedudukan jang sederadjat. Internasionalisme sama sekali bukan kosmopolitanisme, jang meru'pakan penjangkalan terhadap nasionalisme, jang anti-nasional dan memang bertentangan dengan kenjataan. Sebetulnja internasionalisme jang sedjati adalah pernjataan dari na sionalisme jang sedjati, dimana setiap bangsa menghargai dan mendjaga hak-hak semua bangsa, baik jang besar maupun jang ketjil, jang lama maupun jang baru. Internasionalisme jang sedjati adalah tanda, bahw a suatu bangsa telah mendjadi dewasa dan bertanggung-djawab telah meninggalkan sifat kekanak-kanakan mengenai rasa keunggulan nasional atau rasial, telah meninggalkan penjakit kekanak-kanakan tentang chauvinisme dan kosmopolitanisme. Sila keem'pat adalah Demokrasi. Demokrasi bukanlah monopoli atau penemuan dari aturan sosial Barat. Lebih tegas, demokrasi tampaknja m erupakan keadaan asli dari manusia, meskipun diubah untuk disesuai kan dengan kondisi-kondisi sosial jang chusus. Selama beribu-ribu tahun dari peradaban Indonesia, kami telah mengem bangkan bentuk-bentuk demokrasi Indonesia. Kami pertjaja, b a h w a bentuk-bentuk ini mempunjai pertalian dan arti internasional. Ini adalah soal jang akan saja bitjarakan kemudian. Achirnja, Sila jang penghabisan dan jang terutama jalah Keadilan Sosial. P ad a keadilan sosial ini kami rangkaikan kem akmuran sosial, karena kami mengangga'p kedua hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Benar. hanja suatu masjarakat jang makmur dapat merupakan masjarakat jang adil, meskipun kemakmuran itu sendiri bisa bersemajam dalam ketidak adilan sosial. Demikianlah Pantja Sila kami, Ketuhanan Jang M aha Esa, N asional isme, Internasionalisme, Demokrasi dan Keadilan Sosial.
251
Itulah dasar-dasar jang telah diterima sepenuhnja oleh bangsa saja dan jang dipergunakannja sebagai pedoman bagi. segala kegiatan politik, ekonomi dan Sosial’'. ( M .D .K . halaman 144 — 147). ..M ereka bukannja menerima Pantja Sila semata-mata sebagai kon sepsi ideologi belaka, melainkan se b a g a i. suatu 'pedoman jang praktis sekali untuk bertindak. M ereka diantara bangsa saja jang berusaha men djadi pemimpin tetapi menolak Pantja Sila, ditolak pula oleh bangsa Indonesia” . ( M .D .K . halaman 149). B agaim ana p e n g g u n a a n setjar.a Internasional daripada P a n tja Sila ? B agaimana P a n tja Sila itu d a pat d ip ra k te k k a n ? T e n t a n g hal itu P r e s id e n / Panglim a T e r tin g g i/P e m im p in Besar R e v o lu s i In d o n esia — B u n g K avno m e n e g a sk a n sebagai b e r i k u t :
„P e r t a m a : K etuhanan Jang M a h a Esa. T id a k seorangpun jang menerima D eclaration of A merican Independence sebagai pedom an u i r tuk hidup dan bertindak, akan menjangkalnja. Begitu tidak ada seo rang pengikufpun dari Manifesto Komunis, dalam forum internasional ini kita akan menjangkal hak untuk pertjaja kepada Jang M a h a Kuasa. U n tu k pendjelasan lebih landjut mengenai hal ini, saja persilahkan tuan-tuan jang terhorm at bertanja kepada tuan Aidit, ketua P a rta i Komunis In d o nesia, jang duduk dalam Delegasi saja dan jang menerima sepenuhnja baik Manifesto Komunis maupun Pantja Sila. K e d u a : Nasionalisme. Kita semua adalah wakil-wakil bangsabangsa. Bagaimana kita akan dapat menolak nasionalisme ? Djika kita menolak Nasionalisme, maka kita harus menolak kebangsaan kita sendiri dan menolak pengorbanan-pengorbanan jang telah diberikan oleh generasi-generasi. Akan tetapi saja 'peringatkan tuan-tuan : djika tuan-tuan menerima prinsip nasionalisme, maka tuan-tuan harus m enolak imperial isme. Tetapi pada peringatan itu saja ingin m enam bahkan peringatan l a g i: djika tuan-tuan menolak imperialisme maka setjara otomatis dan dengan segera tuan-tuan lenjapkan dari dunia jang dalam kesukaran ini sebab terbesar jang menimbulkan ketegangan dan bentrokan. K e t i g a : Internasionalisme. A pakah perlu untuk berbitjara de ngan pandjang lebar mengenai internasionalisme dalam bad an interna* sional ini ? T entu tidak ! Djika bangsa-bangsa kita tidak ..Internationally minded , maka bangsa-bangsa itu tidak akan mendjadi an ggauta or ganisasi ini. A kan tetapi, internasionalisme jang sedjati tidak selalu terapat disini. Saja menjesal harus m engatakan demikian, akan tetapi hal mi adalah suatu kenjataan. Terlalu sering Perserikatan Bangsa-Bangsa di'pergunakan sebagai orum untuk tudjuan-tudjuan nasional jang sempit atau tudjuan-tudjan r > ° f - * a n . sac^ a - Terlalu sering pula tudjuan-tudjuan jang agung dan ji a - j ta jang luhur dari piagam kita dikaburkan oleh usaha untuk menja n keuntungan nasional atau prestige nasional. Internasionalisme jang se jati harus didasarkan atas kenjataan persamaan nasional. Internasional isme jang sedjati harus didasarkan atas persamaan kehormatan, persam aan penghargaan dan atas dasar 'penggunaan setjara praktis daripada kebenaran, bahw a semua orang adalah saudara. U ntuk mengutip Piagam
252
Perserikatan Bangsa-Bangsa — dokumen jang seringkaJi dilupakan orang itu — internasionalisme itu harus ,,meneguhkan kembali kejakinan .................................... berdasarkan hak-hak jang sama bagi ....................... bangsa-bangsa, baik besar maupun ketjil”. Achirnja, dan sekali lagi, internasionalisme akan berarti berachirnja imperialisme dan kolonialisme, sehingga dengan demikian berachirnja banjak bahaja dan ketegangan. Keempat: Demokrasi. Bagi kami bangsa Indonesia, demokrasi mengandung tiga unsur jang pokok. Demokrasi mengandung pertamatama prinsip jang kami sebut M u fa k a t ja’n i : kebulatan pendapat. Kedua demokrasi mengandung prinsip Perw akilan. Achirnja demokrasi mengandung, bagi kami, prinsip M usjaw arah Ja, demokrasi Indonesia mengandung ketiga prinsip itu, ja’ni :mufakat, perwakilan dan musjawarah antara wakil?wakil. Prinsip-'prinsip daripada tjara kehidupan demokrasi kami ini dikandung sedalam-dalamnja oleh rakjat kami dan sudah ada sedjak berabadabad lamanja, Prinsip-pinsip ini menguasai kehidupan demokrasi kami ketika suku-suku jang liar dan biadab masih mengembara di Eropah. Prinsip-prinsip ini membimbing kami ketika feodalisme mendjadikan dirinja kekuatan jang progresif dan jang memang revolusioner di Eropah. Prinsip-prinsip ini memberi kekuatan kepada kami, ketika feodalisme melahirkan kapitalisme, dan ketika kapitalisme mendjadi bapak imperial isme jang memperbudak kami. Prinsip-prinsip ini memberi kekuatan ke pada kami selama gerhana kegelapan p/endjadjahan selama tahun-tahun jang berdjalan lambat, ketiga bentuk-bentuk lain dan berbeda-beda dari praktek-praktek demokrasi timbul setjara perlahan-lahan di Eropah dan Amerika. Demokrasi kami tua, tetapi djaja dan kuat, sama djajanja dan kuatnja seperti bangsa Indonesia jang mendjadi sumbernja.” (M .D .K . ha laman 149 — 151). ,,Achirnja didalam Pantja Sila terkandung Keadilan Sosial. Untuk dapat dilaksanakan dibidang internasional, mungkin hal ini akan men djadi keadilan sosial internasional. Sekali lagi, menerima prinsip ini akan berarti menolak kolonialisme dan imperialisme. Selandjutnja, diterimanja oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa keadilan sosial sebagai suatu tudjuan, akan berarti diterimanja pertanggungandjawab dan kewadjiban-kewadjiban tertentu. Ini akan berarti usaha jang tegas dan berpadu untuk mengachiri banjak dari kedjahatan-kedjahatan sosial, jang menjusahkan dunia kita. Ini -akan berarti bahwa bantuan kepada negara-negara jang belum ma dju dan bangsa-bangsa jang kurang beruntung akan disingkirkan dari suasana perang dingin. Ini akan’ berarti pula pengakuan jang praktis bahwa semua orang adalah saudara dan bahwa semua orang mempunjai tanggung-djawab terhadap saudaranja. Perkenankanlah saja sekali lagi mengulangi Lima Sila itu. Ketuhanan Jang M aha Esa; Nasionalisme; Internasionalisme; Demokrasi; Keadilan Sosial.
M a r i l a h k ita selidiki a p a k a h h a l-h a l ini s e b e n a r n j a m e r u p a k a n s u a tu
sintese )an Q dapat diterima oleh kita semua. M arilah kita bertanja pada diri sendiri, apakah penerimaan prinsip-prinsip itu akan memberikan suaPersoa^an 'P ersoa^an jang dihadapi oleh o rganisasi ini". ( M .D .K . halaman 154). IV .
U S A H A -U S A H A
POKOK.
U s a h a - u s a h a p o k o k d ib id a n g P o litik L u a r N e g e r i a d a l a h s e b a g a i ber~
1.
M em bebaskan Irian Barat dari imperialisme dan kolonialism e.
2.
M e n j o k o n g kem erdekaan negara-negara A s ia , A f r i k a d a n A m e r i k a
3.
K o-eksistensi dan perlutjutan se n d ja ta „ Latin.
4.
R e to o lin g P .B .B .
. T e n t a n g m e m b e b a s k a n I r ia n B a r a t d a r i Im p e r ia l is m e d a n K o lo nialism e.
U n tu k m e m b eb a sk a n Irian B a ra t R a k j a t In d o n e s ia w a d jib mem obiisasi seluruh keku a ta n nasional d an internasional j a n g anti im perialism e / co onialisme dan m e n d ja la n k a n politik k o n fr o n ta s i baik d ib id a n g politik, e onomi m a upun militer seperti j a n g d ite g a sk a n oleh P r e s id e n / P a n g li m a b ^ r^ n9 9 i /P e m im p in B esar R e v o lu s i In donesia — B u n g K a r n o sebagai
kpt terdapat imperialisme, dan dimana terda'pat peniusunan SpIcT oersendiata jang serentak, maka kead aan memang berbahaja. n‘ ^ Sa^3 k erbitjara berdasarkan pengalaman. Begitulah keadaani Irian Barat. Begitulah keadaannja diseperlima wilajah nasional mi lan9 Pada dewasa ini masih tetap membunqkuk dibaw ah belenggu im perialism e.
da ‘ P*san^ a.k kami menghadapi im'perialisme dan kekuatan bersendjata ri imperialisme. Diperbatasan daerah itu tentara kami berdjaga didarat maupun dilautan". (M .D .K . halam an 136 — 137). telah ’i^arn* te ^a ^ b e r u s a h a u n t u k m e n je le s a ik a n m a s a l a h I r ia n B a r a t. K a m i erusaha dengan sungguh-sungguh d an d en g a n pen u h k esa b ara n n p e n u h to lera n si d a n p e n u h h a r a p a n ” . ( M .D .K . halam an 1 3 7 ).
naf-if”^ f m^anja itu kini telah habis dan Belanda tidak memberikan alterlainnja, ketjuali mem'perkeras sikap kami”. ( M .D .K . halam an 1 37). In d o n e s i 311 ] ^ ^ r a t m.e r u P a ^ a n P e d a n g k o lo n ial j a n g d i a n t j a m k a n t e r h a d a p ninri if,, 3 ’ 6 a n ^ d i a r a h k a n p a d a d j a n t u n g kam i, a k a n t e ta p i d isam -
£ r 9antiam 1,013 perdamaian duniaDeni^Ipta;-f«USf kami dewasa ini iang sungguh-sungguh untuk mentja'pai banaan > e n9ai; ‘j^ra-tjara kami sendiri. adalah bagian dari sumdari usaha ka 63 terdjaminnja perdamaian dunia ini. adalah bagian kediahaf-Pr, mi untuk mengachiri masalah dunia ini jang merupakan sunqquh s u n n r ^ Usan9* U saha kami adalah usaha pem bedahan jang *ah lunia dhn'i* “1“ “ “ Jkflkirkan kanker imperialisme dari i a ® -an dun,a, dimana kami hidup dan berada”. (M.D.K. halaman 137). 254
2. T en tan g menjckong kemerdekaan negara-negara Asia, Afrika dan Amerika Latin. a.
M a sa la h keanggautaan R R T di P .B .B ♦
U n t u k m e n d ja d ik a n P.B .B . kuat dan universil R a k ja t Indonesia m e n jo k o n g sepenuhnja keanggautaan R R T dalam P .B .B . ditegaskan oleh P r e s id e n tP a n g lim a T e rtin g g i/P e m im p in Besar R evolusi Indonesia — B u n g Karno sebagai b e r i k u t :
,,Organisasi bangsa-bangsa ini telah dilemahkan selama ia masih menolak perwakilan sesuatu bangsa, dan teristimewa suatu bangsa tua dan bidjaksana serta kuat. Saja maksudkan Tiongkok. Saja maksudkan jang sering disebut T iongkok Komunis, jang bagi kami adalah satu-satunja Tiongkok jang sebenarnja. O rganisasi bangsa-bangsa ini sangat dilemahkan, djustru ka rena ia menolak keangautaan bangsa jang terbesar didunia. Setiap tahun kami menjokong diterimanja Tiongkok kedalam Perse rikatan Bangsa-Bangsa sebagai anggauta. Kami akan terus melakukannja. Kami tidak memberikan sokongan itu semata-mata karena kami mem punjai hubungan baik dengan negara tersebut. D an pasti sokongan itu tidak kami berikan karena sesuatu alasan partisan. Tidak, pendirian kami mengenai persoalan ini dibimbing oleh realisme politik. Dengan setjara pitjik mengetjualikan suatu bangsa jang besar, bangsa agung dan kuat dalam arti kwantitet, kebudajaan, tjiri-tjiri suatu peradaban kuno, suatu b a n g s a jang penuh dengan kekuatan dan daja ekonomi, dengan menge tjualikan bangsa itu kita lebih melemahkan Organisasi internasional ini, dan dengan demikian, lebih mendjauhkannja dari kebutuhan dan tjitatjita kita". ( M .D .K . halaman 123). b#
M asalah V ie tn a m , Korea dan A fr ik a .
R a k ja t Indonesia m e n jo k o n g p e nuh perdjuangan penjatuan kembali Rakj-at jang terpetjah-belah set j a m paksa oleh kaum imperialis seperti p e n ja tttan kembali Korea, V ie tn a m dan A fr ik a seperti ditegaskan oleh p r e s i d e n / Panglim a T e rtin g g i/P e m im p in Besar Revolusi Indonesia —
Bung Karno sebagai, berikut fiKami di Asia tidak pernah mengenai keadaan damai 1 Setelah 'per damaian datang untuk Eropah, kami merasai akibat bom-bom atom. Kami merasai revolusi nasional kami sendiri di Indonesia. Kami merasai Denjiksaan Vietnam. Kami menderita penganiajaan Korea. Kami masih senan tiasa menderita kepedihan Aldjazair. Apakah sekarang ini seharusnia giliran sauc*ara-saudara kita di Afrika ? Apakah mereka harus disiksa, sedaflS^311 ^u^ a_luka kami masih belum sembuh. rpoch masih sadja Barat dalam keadaan damai. H erankah tuan-tuan kami' sekarang menuntut, ja, m e n u n tu t , batalnja, siksaan terhadap kami? H erankah tuan-tuan, bahwa kini suara saja dfperdengarkan seba gai p r° teS * jCami, jang dulu tidak bersuara, mempunjai tuntutan-tuntutan dan lcebtitu^ an n; kami berhak untuk didengar. Kami bukannja
255
b a ra n g perdagangan, tetapi adalah bangsa-bangsa jang hidup dan jang perkasa, jang mempunjai peranan didunia ini, dan jang harus memberi kan sumbangannja. Saja 'pergunakan kata-kata jang keras, dan saja pergunakan kata-kata ini dengan sengadja, karena saja mempunjai pendirian jang tegas mengenai soal ini. D engan sengadja saja pergunakan kata-kata keras, karena saja berbitjara untuk bangsa saja dan karena saja berbitjara dimuka pemimpin-pemimpin bangsa-bangsa. Selain daripada itu, saja tahu bahw a saudara-saudara saja di Asia dan Afrika mem’p unjai pendirian jang sama tegasnja, w alaupun saja tidak berani berbitjara atas nama mereka” . ( M .D .K . halam an 129 — 1 30). c.
M a sa la h kem erdekaan negara-negara djadjahan.
R a k ja t Indonesia m e n jo k o n g se p en u h n ja p e rd ju a n g a n k e m e r d e k a a n seluruh bangsa ja n g masih terdjadjah di Asia-tAfrika d a n A m e r i k a Latin seperti ditegaskan oleh P r e s id e n /P a n g lim a T e r tin g g i/P e m im p in Besar R evolusi Indonesia — B u n g K a rn o sebagai b e r i k u t :
,.Banjak diantara tuan-tuan dalam Sidang ini tidak pernah mengenai imperialisme. Banjak diantara tuan-tuan lahir merdeka dan akan mati merdeka. Beberapa diantara tuan-tuan lahir dari bangsa-bangsa jang telah mendjalankan imperialisme terhada'p jang lain, tetapi tidak pernah menderitanja sendiri. A kan tetapi saudara-saudara saja di Asia dan A frika elan mengenai tjambuk imperialisme. M ereka telah menderitanja. Merea mengenai bahajanja dan kelitjikannja serta keuletannja. K am i di I n d o n e s ia m e n g e n a l n ja d ju g a . Kami a d a l a h ah li-a h li d a l a m soa m i . B e r d a s a r k a n p e n g e t a h u a n itu d a n b e r d a s a r k a n p e n g a l a m a n itu, qpf3 a t a k a n p a d a t u a n -tu a n b a h w a b e r la n d j u tn j a im p e ria lis m e d a l a m i la^> rneruPa kan su a tu b a h a j a ja n g b e s a r d a n j a n g b e r l a r u t ut . ( M .D .K , halaman 130 — 131).
,
................. 'perdjuangan untuk kem erdekaan senantiasa dibenarkan an senantiasa benar. M ereka jang menentang gerak-madju jang tidak ere akkan dari kemerdekaan nasional dan hak m enentukan nasib sen/ f 1' buta; mereka jang berusaha untuk mengembalikan apa jang /n x aPa^ dikembalikan bahaja baqi mereka sendiri dan bagi dunia . ( M .D .K , halaman 131). Wa ’’Memang, saja tidak perlu m embentangkan kepada tuan-tuan, bahLebipfd11 • ^ an Afrika menentang kolonialisme dan imperialisme. V, f itU’ s*aPa kah dalam dunia sekarang ini masih akan mema' . ? Setjara universil hal-hal itu telah dikutuk, dan sudah n asnja, dan alasan-alasan sinis jang usang itu tidak terdengar lagi. dapraT?r^ ni ani?an sekarang berpusat pada persoalan kapankah daerahreka a k a ^ m e r d e k ^ 3*1 merc*ek a ' ^an bukan pada persoalan apakah mek o lo n in l!^ ^ S^ a .^en<^a k menegaslcan soal ini. Oposisi kami terhadap kami Kairr TrT*1 imPfria^sme timbul balik dari hati maupun dari kepala i enentukannja atas dasar kemanusiaan, dan kami menen256
tangnja pula dengan alasan bahwa hal ini merupakan suatu antjaman jang besar dan makin besar lag; terhadap perdama.an". ( M .D .K . halaman 132). d.
M a sa la h K ongo.
R a k ja t Indonesia m e n jo k o n g p e n u h perdjuangan kem erdekaan R a k jat K o n g o m e n u n tu t dihormatinja kedaulatan dan kem erdekaan K o n g o dan m en e n ta n g tjampur-tangan asing seperti ditegaskan oleh P residen / Panglima T e rtin g g i/P e m im p in Besar Revolusi I n d o n e s ia — B u n g Karno sebagai b e r ik u t :
,,Keadaan di Kongo jang sangat disesalkan adalah langsung disebab kan oleh imperialisme, dan tidak disebabkan oleh berachirnja imperial isme itu. Imperialisme berusaha untuk mempertahankan kedudukannja di Kongo, berusaha untuk dapat memutungkan dan melum'puhkan N egara baru itu. Itulah sebabnja Kongo berkobar”. (M .D .K . halaman 138). ,,M asalah Kongo, jang merupakan masalah kolonialisme dan imperial isme, harus diselesaikan dengan menggunakan prinsip-prinsip jang telah saja uraikan tadi. Kongo adalah N egara jang berdaulat. Hendaknja ke daulatan itu dihormati. Ingatlah : kedaulatan Kongo tidak kurang daripada kedaulatan setiap bangsa jang diwakili dalam Madjelis ini, dan kedaulatan ini harus dihormati setjara sama. Dalam soal-soal dalam negeri Kongo tidak boleh ada tjampur-tangan dan sama sekali tidak boleh ada bantuan, baik jang terang-terangan mau pun jang tersembunji, untuk menghantjurkan negara ini”. (M .D .K . ha laman 139). e.
M asalah Aldjazair.
R a k ja t Indonesia m e njokong sepenuhnja perdjuangan kemerdekaan R a k ja t A ldjazair seperti ditegaskan oleh P residen/ Panglima Tertinggi/ Pem im pin Besar R evolusi Indonesia — B u n g Karno sebagai b e r ik u t:
,,Sudah djelas sekali bahwa Rakjat Aldjazair menghendaki kemer dekaan. M aka, adakanlah suatu plebisit dibawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Aldjazair untuk menentukan kehendak rakjat akan betapa akrab dan selaras hubungan-hubungan itu seharusnja. Plebisit hen daknja djangan mengenai soal kemerdekaan. Kemerdekaan itu sudah ditentukan dengan darah dan air-mata, dan pastilah akan berdiri suatu Aldjazair jang M erdeka”. (M .D .K . halaman H O ). f.
M asalah Kuba dan Laos.
R a k ja t Indonesia m enjokong perdjuangan R a k ja t K uba dan R a k ja t Laos untuk kemerdekaan dibidang politik dan ekonomi.
3.
Tentang Ko-eksistensi dan Perlutjutan Sendjata.
R a k ja t Indonesia m endesak pelaksanaan ko-eksistensi untuk seluruh negara didunia dengan tidak m em andang perbedaan filsafah hidup , sis tim politik dan sosial jang telah dibuktikan selama limabelas tahun di B arat, seperti ditegaskan P re sid e n /P a n g lim a T e rtin g g i/P e m im p in Besar Revolusi Indonesia — B u n g Karno sebagai b e r ik u t :
257
Selama iimabelas tahun ini Barat telah mengenai perdamaian. atau sekurang-kurangnja ketiadaan perang. T entu sadja. ada ketegangan-kaegangan. M emang, ada bahaja. T etap i tetap merupakan kenjataan bahw a ditengah-tengah suatu revolusi jang meL’p uti tiga pcrempa f Pia h B arat tetap dalam keadaan damai. Kedua blok besar sebe u l n , u l a h berhasil mempraktekkan ko-eksistensi selama tahun-tahun i t u , sehm gga dengan demikian membantah mereka jang menjangkal kemungkinan a a a nja ko-eksistensi” . ( M .D .K . halaman 129). D alam „M E M B A N G U N D U N I A K E M B A L I " P residen m e n e g a s kan bahw a tidak ada hal jang lebih m e ndesak tentang p e r l u t j u t a n sendjata setjara um um dan m utlak sebagai hal jang sangat metndesak, tic a \ i-dPa diselesaikan oleh negara-negara besar sadja, tetapi harus m e n g i k i i t - s c r t a kan negara-negara non-blok seperti ditegaskan oleh Pi e sid e n / ang im T e r tin g g i/P e m im p in Besar R evolusi Indonesia B u n g K a rn o se ag berikut :
Perlutjutan sendjata merupakan suatu keperluan jang mendesak ^ lam dunia ini. Persoalan jang terpgnting ini dari s e m u a masa a i l c , dirundingkan dan dipetjahkan dalam rangka Organisasi ini. a ”|1U/ ^ lj.nn gaimana dapat tertjapai suatu persetudjuan realistis mengenai pei u j c sendjata, bila Tiongkok jang merupakan salah satu negara terkuat a am dunia ini, tidak diturut-sertakan dalam m u s j a w a r a h - m u s j a w a i a i * u (M .D .K . halaman 124). ,.Dewasa ini, kita banjak mendengar dan membatja mengenai perlu tjutan sendjata. Perkataan itu biasanja dipakai dalam hubungan Per u tjutan sendjata nuklir dan atom” . ( M .D .K . halaman 133). ,,Mengenai persoalan-persoalan peperangan nuklir, saja hanja scoiang biasa sadja, mungkin seperti tetangga tuan atau seperti saudara ua* atau bahkan seperti ajah tuan. Saja ikut merasakan kengerian meie 'a, saja ikut merasakan ketakutan mereka. Saja ikut merasakan kengerian dan ketakutan itu, karena saja . ai lah bagian dari dunia ini. Saja punja anak-anak, dan hari depan m terantjam bahaja. Saja seorang Indonesia, dan bangsa itu terantjain ja . (M .D .K . halaman 133).
,,Djelaslah, bahwa masalah perlutjutan sendjata b u k a n ^ hanja P selisihan 'pendapat tentang dasar-dasar tehnis jang sempat . ( halaman 134). Tidak sesuatupun lebih mendesak daripada hal in*. D an per^oalc n ^ adalah demikian vital bagi seluruh ummat. manus*a, sehingga se L1*u ummat manusia harus diikut-sertakan dalam pemetjahannja aja !r pada saat ini kita boleh berkata, bahw a sebenarnja hanjalah esa 'c i dan usaha dari negara-negara non-blok akan memberikan hasil jang perlukan seluruh dunia. Pembitjaraan jang sungguh-sungguh tentang per lutjutan sendjata, didalam rangka organisasi ini, dan didasaikan P-1^ satu harapan jang sungguh-sungguh akan suksesnja, adalah jang essens.i sekarang ini” . ( M .D .K , halaman 135). A k i b a t t e r t j a p a i n j a p e r l u t j u t a n s e n d j a t a s e t j a r a u m u m dam m u t l a k bagi k e s e d j a h t e r a a n u m m a t m anus i a P r e s i d e n / P a n g l i m a T e r t i n g g i / Pe-
258
mimpin Besar R evolusi Indonesia — B u n g Karno m enegaskan sebagai b e rik u t: %
,,Renungkan, renungkan sedjenak, apa jang mungkin terdjadi djika kita dapat meletakkan suatu dasar bagi perlutjutan sendjata jang sedjati. Ingatlah akan dana-dana jang sangat besar jang dapat digunakan untuk perba.kan dunia dimana kita hidup ini. Ingatlah akan daja gerak jang maha hebat jang dapat diberikan kepada 'perkembangan mereka jang kurang madju, sekalipun hanja sebahagian sadja dari anggaran belandja pertahanan dari N egara-N egara Besar disalurkan kearah itu. Ingatlah akan bertambahnja setjara hebat kebahagiaan manusia, produktivitet manusa dan kesedahteraan manusia, djika hal itu diselenggarakan”. ( M .D . K. halaman 135). R a k ja t Indonesia m engutiik dan m enuntut dilarangnja pem buatan dan pertjobaan bom A t o m dan bom H yd ro g in , menudju kepada perlu tjutan sendjata jang sungguh-sungguh seperti ditegaskan oleh P re sid e n / Panglima T e rtin g g i/P e m im p in Besar Revolusi Indonesia — B ung Karno sebagai b e r ik u t : ,,T idak seorang machlukpun berhak untuk menggunakan hak-hak prerogatif dari Tuhan Jang M aha Kuasa. Tidak seorangpun berhak mempergunakan bom-bom hydrogin. Tidak satu bangsa'pun berhak untuk menjebabkan kemungkinan hantjurnja semua bangsa-bangsa. T idak suatu sistim politik, tidak'suatu organisasi ekonomi jang lajak untuk menjebabkan musnahnja dunia, termasuk sistim maupun organi sasi itu sendiri” . ( M .D .K . halaman 134). ,,Kami bangsa Asia telah menderita akibat bom atom” . (M .D .K . ha laman 134).
Djika ada suatu immoraliteit jang lebih besar dar*pada memperagakan sendjata-sendjata hydrogin, maka hal itu adalah melakukan pertjobaan-pertjobaan dengan sendjata-sendjata tersebut”. ( M .D .K . hala man 135). Pada dewasa ini pertjobaan-'pertjobaan dengan sendjata-sendjata nuklir ditanggulVkan, — perhatikan tidak dilarang, tetapi hanja ditangguhkan. M aka, marilah kita pergunakan kenjataan ini sebagai permulaan. Marilah kita pergunakan kenjataan ini sebagai dasar untuk melarang pertjobaan, dan kemudian untuk perlutjutan sendjata jang sungguh-sung guh”. ( M .D .K , halaman 136). A.
Tentang Retooling P.B.B.
a. R a k ja t Indonesia m enanih perhatian chusus terhadap P.B.B. se bagai satu-satunja badan internasional jang m endjadi harapan bangsabangsa didunia untuk menjelesaikan masalah-masalah dan pertikaianpertikaian internasional, guna mentjapai kem erdekaan bangsa-bangsa dan kesedjahtcraan um m at manusia, sepert jatig ditegaskan oleh P re sid e n / Panglim a T e rtin g g i/P e m im p in Besar Revolusi Indonesia — B u n g Karno sebagai b e r i k u t :
„Mereka itu, dan rakjat Asia dan Afrika, rakjat-rakjat benua Ame rika dan benua Eropah serta rakjat benua Australia, sedang memperhati259
kan dan mendengaikar, serta mengharap-harap. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa ini bag- mereka merupakan suatu harapan akan masa depan dan suatu kemungkinan-ba k bagi zaman sekarang ini”. ( M . D . K . halaman 123). ,,Kita bertekad untuk mendjadikan Perserikatan Bangsa-Bangsa ku at dan universil serta mam'pt; untuk memenuhi fungsinja jang lajak . ( M .D .K . halaman 123). Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak lagi merupakan badan sepert jang menanda tangani Piagam limabelas tahun jang lalu. Dunia .nipun tidak sama dengan jang dahulu. Mereka jang dengan kebidjaksanaaan berdjerih-pajah untuk menghasilkan Piagam Organisasi ini, tidak da'pat menjangka akan terdjelmanja bentuk jang sekarang ini. D iantara orangorang jang bidjaksana dan djauh pandangannja itu, hanja beberapa jang sadar, bahwa achir imperialisme sudah tampak dan bahw a bila O rg a n i sasi ini harus hidup terus, maka ia mesti memberi kemungkinan kepada bangsa-bangsa baru dan bangsa-bangsa jang lahir kembali untuk masuk beramai-ramai, berdujun-dujun dan bersemangat”. ( M . D . K . h a l a m a n b. R a k ja t Indonesia m enghendaki supaja P.B .B . m c n e m p a tk a n kcwibawaan dan kekuatan morilnja dibelakang perd ju a n g a n k e m e r d e k a a n bangsa-bangsa setjara tegas dan djelas, seperti ja n g ditegaskan oleh P ie siden/Panglim a T e rtin g g i/P e m im p in Besar R e v o lu si Indonesia — B u n g Karno sebagai berikut :
..Perserikatan Bangsa-Bangsa ini adalah suatu organ sasi dari N egara Negara Bangsa jang masing-masing menggenggam permata itu kuat-kuat sebagai sesuatu jang berharga. Kita semuanja telah berh.mpun dengan sukarela, sebagai saudara dan sederadjat dalam O rganisasi ini. Sebagai saudara dan sederadjat, karena kita semua memiliki kedaulatan jang sederadjat, dan kita semua menganggap kedaulatan jang sederadjat itu sama-sama berharga”. (M .D .K . halaman 127). ,,Perserikatan Bangsa-Bangsa sekarang ini djuga berkesempatan l*n " tuk membangun bagi dirinja sendiri re’p utasi dan gensi jang besar. ^ e’ reka jang berdjuang untuk kemerdekaan akan mentjari sokongan dan sekutu-sekutu dimana sadja dapat diperolehnja ; alangkah ba knja bilamana mereka berpaling kepada badan ini dan kepada Piagam kita daripa a kepada sesuatu kelompok atau bagian dari badan ini . ( M . D . K halaman 131). • h ”^ s^ni hendak saja kemukakan "peringatan jang sangat serieus. Ba nja anggauta organisasi ini dan banjak pedjabat organisasi ini. mungkin a egitu menjadari perbuatan-perbuatan imperialisme dan kolonialisme. ja
Mereka tak pernah mengalaminja; mereka tak mengenai keuletanan kebengisannja, dan banjaknja mukanja, dan kedjahatannja.
Kami dari Asia dan Afrika mengenalnja. Saja katakan pada tuantuan : Djanganlah bertindak sebagai alat jang tak tahu apa-a'pa dari imperia isme. Djanganlah bertindak sebagai tangan kanan jang buta dari olomalisme. Djika tuan bertindak demikian, maka tuan pasti akan memunuh Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa ini, dan dengan begitu
260
tuan akan membur-uh harapan dari berdjuta-djuta manusia jang tiada terhitung itu dan mungkin tuan akan menjebabkan hari-depan mati dalam kandun gan”. ( M .D .K . halaman 139 — 140). „Kita hidup ditengah-tengah Revolusi Tuntutan Jang Meningkat. M ereka jang dahulunja tanpa kemerdekaan, kini menuntut kemerdekaan. M ereka jang dahulunja tanpa suara, kini menuntut, agar suaranja didengar. Mereka jang dahulunja kelaparan, kini menuntut beras, banjak-banjak dan setiap hari. Mereka jang dahulunja buta huruf, kini menuntut pendidikan. Seluruh dunia ini merupakan suatu sumber-sumber tenaga Revolusi jang besar, suatu gudang mesiu revolusioner jang besar. Tidak kurang d a n tiga-perempat ummat manusia telibat didalam Revolusi Tuntutan Jang Meningkat, dan ini adalah Revolusi M aha hebat
sedjak manusia untuk pertama kalinja berdjalan dengan tegak disuatu dunia jang murni dan menjenangkan. Berhasil atau gagalnja Organisasi ini akan dinilai dari hubungannja dengan Revolusi Tuntutan Jang Meningkat itu. Generasi-generasi jang akan datang akan memudji atau mengutuk kita atas djawaban kita terhadap tantangan ini” . (M .D .K . halaman 159 — 160). c. R a k ja t Indonesia sangat kewatic terhadap P.B.B. dewasa ini jang tcrnjata tidak ma.mpu menjelesaikan masalah-masalah internasional , t.dak mam pu menjelesaikan pcrscngketaan-persengkelaan 1internasional atas prinsip mpsjawarah, tidak mampu memenuhi tuntutan zaman pembangun an bangsa-bangsa, &idak m entjerminkan keadaan dunia sekarang ini seperli j an9 ditegaskan oleh P residen/P anglim a Tertinggi/P em im pin B e sar R evolusi Indonesia — B ung K arno , sebagai berikut : „Djanganlah memperlakukan masalah-masalah jang akan tuan-tuan perbintjangkan sebagai masalah routine. Bila diperlakukan demikian, ma ka Organisasi ini jang telah memberikan kita suatu harapan untuk masadepan, suatu kemungkinan-baik akan adanja persesuaian internasional, mungkin akan petjah. Ia mungkin akan lenja'p perlahan-lahan digantikannja. Bila hal itu terdjadi, maka ummat manusia sebagai keseluruhan akan nienderita, dan suatu impian jang agung, suatu tjita-tjita jang agung, ak a n hantjur. Ingatlah : bukanlah hanja kata-kata jang tuan-tuan hadapi. J3ukanlah pion-pion diatas papan tjatur jang tuan-tuan hadapi. Jang tuantuan hadapi adalah manusia, impian-impian manusia, tjita-tjita manusia, j a n hari-depan semua manusia” . (M .D .K , halaman 124). ,,Sedjak hari bersedjarah ditahun Sembilanbelas Empat'puluh Lima dunia telah berubah, dan dia telah berubah kearah perbaikan. Dari zaman pembangunan bangsa-bangsa ini telah muntjul kemungkinan — ja, keharusan — akan suatu dunia jang bebas ketakutan bebas dari kekurangan, bebas dari penindasan-penindasan nasional” . ( M .D .K . halaman 125). ..Pergolakan-pergolakan kolonial, 'perkembangan jang tjepat dari daerah-daerah jang belum madju dilapangan tehnis, dan masalah perlutjutan s en dj at a , semuanja merupakan masalah-masalah jang tepat dan
261
mendesak untuk kita pertimbangkan dan musjawarahkan. A kan tetapi, telah mendjadi djelas, bahwa masalah-masalah jang vital ini tidak dapat dibitjarakan setjara memuaskan oleh Organisasi P erserikatan BangsaBangsa jang sekarang ini. Sedjarah badan ini menundjukkan kebenaran jang menjedihkan dan janq djelas daripada apa janq telah saja k atak an ” . ( M .D .K . halaman 156). ,,Kam; memandangnja dengan kechawatiran besar, karena kami telah mengadjukan suatu masalah nasional jang besar, masalah Irian Barat, kehadapan Madjelis ini, dan tiada suatu penjelesian dapat ditjapai. Kami memandangnja dengan kechawatiran. karena N e g a ra -N eg ara Besar di dunia telah memasukkan permainan Perang Dingin mereka jang herbahaja itu kedalam ruangan-ruangannja”. ( M .D .K . halam an 1 5 8 ). d. Prinsip m usjawarah bukanlah sesuatu ja n g idealistis, tetapi p r in sip jang m em ang dapat dilaksanakan seperti d ite gaskan oleh P r e s id e n / Panglima T e rtin g g i/P e m im p in Besar R e v o lu si Indonesia — B u n g K a rn o sebagai berikut : ,,Satu-satunja tjara bagi organisasi ini untuk dapat m endjalankan fungsinja setjara memuaskan, ialah dengan djalan mufakat jang diperoleh dalam musjawarah. M usjaw arah harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak ada saingan antara pendapat-pendapat jang bertentangan, tidak ada resolusi-resolusi dan resolusi-resolusi balasan, tidak ada pemihakan-pemihakan, melainkan hanja usaha jang teguh untuk mentjari d a sar umum dalam memetjahkan sesuatu masalah. Dari m usjaw arah sema tjam ini t.mbullah permufakatan, suatu kebulatan pendapat jang lebih kuat daripada suatu resolusi jang dipaksakan melalui djumlah suara majoritet,.suatu resolusi jang mngkin tidak diterima, atau janq mungkin tidak disukai oleh minor,tet”. (M .D .K . halaman 151). ,,Kamj tahu dari pengalaman jang sama pahitnja. sama praktisnja an sama realistisnja, bahw a tjara-tjara m usjawarah kami d apat pula dise enggarakan dibidang internasional. Dibidang itu tjara-tjara itu berdjalan s-ma-sama baiknja seperti dibidang nasional” . ( M .D .K . halaman 152). w ir a h ^ CnPCrenS*
diselenggarakan dengan tjara-tjara musja-
m 1 ^onPerensi itu tidak terdapat majoritet dan minoritet. T id ak mus'aV'3 ^ emu.n 9utan suara. Dalam konperensi itu hanja terdapat oerpn a-f3 1 kejnginan umum untuk mentjapai persetudjuan. KonmnniV('> 1-U men9“ asilkan komunike jang dibuat dengan suara bulat koatTn merupakan salah suatu jang ter'penting dalam windu ini D K halaman 753J ^ ° ^ umen ia n 9 terpenting dalam sedjarah. (M .
m u s i a w n ^ .fDa^lxva Pemakaian dengan tulus ichlas dari tjara-tjara nasional ini an mempermudah pekerdjaan organisasi intersebenarnja dari orqTnisas^ • ^ T - ak'a " memi!n9kinan pekerdjaan jang djalan untuk mo ■ i / Im- T lara musjawarah ini ak an menundjukkan b f r t^ m T h u n T J Saikan b3? jak masalah2 ^an9 maki" bertumpuk nja masalah m a s a h l f musjawarah ini akan memungkinkan terselesaikanlaman 153). 9 tamPaknia tidak terpetjahkan” . ( M . D . K . ha262
e. B e r h u b u n g de n g a n kenjataan-kenjataan tersebut diatas P resi d e n / P anglim a T e r tin g g i/P e m im p in B esar R e v o lu si Indonesia — B u n g K a r n o m e n d e sa k : ^ 1. Supaja M a r k a s Besar P .B .B . dipind.ahkan k e iem pat jang bebas dari suasana perang dingin seperti ditegaskan oleh P re sid e n /P a n g lim a T e r t i n g g i / P em im pin Besar R evolusi Indonesia — B u n g K arno sebagai berikut : ,,Bahwasanja kedudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa berada dalam wilajah salah satu negara jang terkemuka dalam Perang Dingin, berarti Perang D.ngin telah merembes bahkan sampai kepekerdjaan dan adrninistrasi serta rumah-tangga Organisasi kita ini. Sedemikian luasnja perembcsan itu, sehingga hadirnja pemimpin sesuatu bangsa jang besar dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa ini sadja sudah mendjadi persolaan Perang Dingin dan sendjata Perang Dingin, serta alat untuk mempertadjam tjara kehidupan jang berbahaja serta jang sia-sia itu. Marilah kita tindjau apakah tempat kedudukan Organisasi kita tidak nerlu dipindjamkan dari suasana Perang Dingin. M arJah kita tindjau aoakah Asia atau Afrika atau Djenewa akan dapat memberi tempat jang permanent kepada kita, jang djauh dari Perang Dingin, tidak terikat ieluasa dan bebas sekehendak mereka. Dengan demikian, mungkin akan d peroleh pengertian jang lebih luas tentang dunia dan masalah-masalahnja. Saja jakin, bahwa suatu negara Asia Afrika, mengingat akan kejakinan dan kepertjajaannja, dengan senang akan mengundjukkan keniurahan hatinja kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, mungkin dengan menjediakan suatu daerah jang tjukup luas, dimana Organisasi ^tu sendiri akan berdaulat dan dimana 'perundingan-perundmgan jang pent.ng bagi nekerdjaan vital itu dapat dilaksanakan setjara aman dan dalam suasana persaudaraan” . ( M .D .K . halaman 156). 2. Supaja Piagam P.B.B. ditindjau kembali dan disesuaikan dengan tuntutan zaman pem bangunan bangsa-bangsa dewasa ini berlandaskan kepada adjaran Pantja Sila seperti ditegaskan oleh Presiden/P anglim a T e r t i n g g i / Pemimpin Besar Revolusi Indonesia — B ung Karno sebagai b e rik u t:
,,Benar, Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak hanja terdiri daripada Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa sadja. Meskipun demikian, dokumen iang bersedjarah itu tetap merupakan bintang pembimbmg dan ilham O r g a n i s a s i ini. Dalam banjak hal Piagam mentjerminkan kontelasi politik dan kekuatan daripada saat dilahirkannja. Dalam banjak hal Piagam itu tidak mentjerminkan kenjataan-kenjataan masa sekarang. Oleh karena itu marilah kita pertimbangkan apakah Lima-Sila jang telah saja kemukakan, dapat memperkuat dan memperbaiki Piagam kita. Saja jakin, ja, saja jakin sejakin-jakinnja bahwa diterimanja kelima prinsip itu dan ditjantumkannja dalam piagam, akan sangat memperkuat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Saja jakin, bahwa Pantia Sila akan menempatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa sedjadjar dengan 'perkembangan ter-
263
achir dari dunia. Saja jakin bahw a Pantja Sila akan m emungkinkan Pecserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghadapi hari kemudian engan Ke segaran dan kepertjajaan. Achirnja,-saja jakin bahw a diterimanja an jaSila sebagai dasar Piagam, akan menjebabkan Piagam ini dapat i erima lebih ichlas, oleh semua anggauta. baik jang lama maupun jang aru ( M .D .K . halaman 154 — 155). ,,Sedjak perang kita telah menjaksikan tiga gedjala-gedjala besai jang permanen. Pertama ialah bangkitnja negara-negara Sosial.s. Hal ini tidak disang ka dalam tahun Sembilanbelas Empatpuluh Lima . Kedua icilah g<- om bang besar daripada pembebasan nasional dan emansipasi ekonomi jang melanda Asia dan Afrika serta saudara-saudara kita di Ameri a a tm * Saja kira bahwa hanja kita, jang langsung terbbat didalamnja. aPa menduganja. Ketiga ialah kemadjuan ilmiah besar, jang semua ergera dilapangan persendjataan dan pe'perangan, akan tetapi jang dew asa mi bei'pindah kelapangan rintangan dan perbatasan ruang angkasa. biapa kah jang dapat meramalkannja ketika itu ? Benar, Piagam kita da'pat dirobah. Saja menjadari, b ahw a ada P1-0’ sedure untuk melakukan hal ini dan akan tiba w aktunja ini dapat i a kukan, Akan tetapi persoalan ini mendesak. Hal ini mungkin meiupa an persoalan mati atau hidup bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa. D jangan a sampai pandangan legalistik jang 'pitjik dapat menghalangi dikerdjakannja usaha itu dengan segera” . ( M .D .K . halaman 157 — 158). 3. Supaja organisasi dan keanggautaan D eutan K e a m a n a n dan L e m baga-lembaga P.B.B. lainnja m entjerm inkan bangkitnja N e g a r a - N e g a ia Sosialis ataupun berkembangnja dengan tjepat kem erdekaan negara-ncgafa A sia -A frik a seperti ditegaskan oleh P r e s id e n /P a n g lim a T e r t i n g g i / P e mimpin Besar Revolusi Indonesia — B u n g K arno sebagai b e r i k u t . Organisasi dan keanggautaan D ew an Keamanan — . badan ja n 9 ter'penting itu — mentjerminkan peta ekonomi, militer dan kekuatan d aripada dunia tahun Sembilanbelas Empatpuluh Lima, ketika O rganisasi ini i ahirkan dari inspirasi dan angan-angan jang besar. Demikian 'pula halnja dengan sebagian besar daripada Lembaga-Lem_aga lainnja. M ereka itu tidak mentjerminkan bangkitnja n e g a r a - n e g a r a osialis, ataupun berkembanqnja denqan tjepat kemerdekaan Asia dan Afr.ka” . ( M .D .K . halaman 157). -•Adal&h sama pentingnja bahwa 'pembagian kursi dalam D ew an Ke amanan an badan-badan serta lembaga-lembaga lainnja harus dirobah. a a.1^. i saja tidak berpikir dalam istilah blok-blokan, tetapi saja memi ir an betapa sangat perlunja Piagam dari Perserikatan Bangsaangsa dari badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Sekretariat erseri atan Bangsa-Bangsa, semuanja itu mentjerminkan keadaan jang sebenarnja dari dunia kita sekarang ini” . ( M .D .K . halaman 158). . Supaja Sekretariat P.B.B. jang dipirnpin S e k d je n diretool seperti i egascan o e i P residen/Panglim a T e r tin g g i/P e m im d 'n Besar R e v o lu si Indones.a - B u n g I<arno sebagai b e rikllt) H
264
U ntuk memodernisir dan membuat efisien organisasi kita, barangkali djuga Sekretariat dibawah pimpinan Sekretariat Djenderalnja, mung kin membutuhkan penindjauan kembali. Dengan mengatakan demikian, saja tidak — sama sekali tidak — mengeritik atau mentjela dengan tjara apapun Sekretaris Djenderal jang sekarang jang senantiasa berusaha, dalam keadaan-keadaan jang tak dapat diterima lagi, melakukan tugas nja dengan baik, jang kadang-kadang tampaknja tidak mungkin dilaksa nakan. Djadi, bagaimanakah mereka bisa efisien ? Bagaimanakah anggauta-anggauta kedua golongan dalam dunia ini — jakni golongan-golongan jang meru'pakan suatu kenjataan dan jang harus diterima — bagaimana kah anggauta-anggauta kedua golongan itu bisa merasa tenang didalam Organisasi ini dan mempunjai kepertjajaan penuh jang diperlukan terhadapnja”. ( M .D .K . halaman 157), A c hirnja P re siden/P anglim a T ertin g g i/P em im p in Besar R evolusi I n donesia — B u n g Karno — sebagai penjam bung lidah rakjat Indonesia, m enjatakan tjita-tjita rakjat Indonesia untuk m em bangun dunia baru se bagai b e r ik u t :
„Kami tidak berusaha mempertahankan dunia jang kami k e n a l; ka mi berusaha membangun suatu dunia jang baru, jang lebih b a i k ! Kami berusaha membangun suatu dunia jang sehat dan aman. Kami berusaha membangun suatu dunia, dimana setia'p orang dapat hidup dalam sua sana damai. Kami berusaha membangun suatu dunia, dimana terdapat keadilan dan kemakmuran untuk semua orang. Kami berusaha membanqun suatu dunia, dimana kemanusiaan dapat mentjapai kedjajaannja jang penuh". ( M .D .K . halaman 159), ,,Bangunlah dunia ini kembali ! Bangunlah dunia ini kokoh dan kuat dan s e h a t ! Bangunlah suatu dunia dimana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia jang sesuai dengan impian dan tjita-tjita ummat manusia. Putuskan sekarang hubungan dengan masalampau, karena fadjar sedang menjingsing. Putuskan sekarang hubungan dengan masa-lam'pau, sehingga kita bisa mempertanggung-djawabkan diri terhadap masa"depan’'. (M .D .K . halaman 161 — 162), V.
K E S IM P U L A N
1.
Politik Luar Negeri Republik Indonesia mentjerminkan satu konsepsi nasional jang berazaskan Pantja Sila dengan tjita-tjita internasionalismc untuk kesedjahteraan dunia, perdamaian dunia, persaudaraan du nia jang didukung oleh seluruh Rakjat Indonesia.
2.
Politik Luar Negeri bebas dan aktif vRepublik Indonesia sebagaimana pokok-polcoknja diuraikan diatas adalah politik jang memihak, jaitu memihak kemerdekaan dan perdamaian melawan imperialisme-kolonialisme dan perang agresif.
3.
Politik Luar Negeri bebas dan aktif Republik Indonesia harus meng himpun semua kekuatan progresif didunia dalam satu front Interna sional untuk kemerdekaan dan perdamaian melawan impenalismekolonialisme dan perang agresif.
265
4.
Politik Luar Negeri Republik Indonesia ialah perdjuangan untuk tertjapainja persamaan kedaulatan bagi semua bangsa dengan psnggunaan hak-hak azasi manusia dan hak-hak azasi nasional.
5.
Pantja Sila sebagai dasar Politik Luar Negeri Republik Indonesia dapat dipakai sebagai dasar Piagam P.B.B. karena Pantja Sila mem* berikan djaminan ke'pada pemetjahan soal-soal antara manusia dan manusia, bangsa dengan bangsa.
6.
Bahwa hanja dengan mengikut-sertakan rakjat — Politik L uar N e geri Republik Indonesia seperti digariskan dalam ,.M E M B A N G U N D U N IA KEM BALI” akan sukses.
7.
Untuk suksesnja 'pelaksanaan garis-garis Politik Luar N egeri Repu blik Indonesia seperti diuraikan oleh Presiden/Panglim a T e rtin g g i/ Pemimpin Besar Revolusi Indonesia — Bung Karno — dalam „M B M B A N G U N D U N IA K E M B A L I’5, perlu diadakan retooling dalam dinas diplomatik Republik Indonesia, terhadap aparatur-aparatur p e _ laksana Politik Luar Negeri, jang suka berkompromi dengan imps’" rialisme birokrat-birokrat jang berdjiwa kintel jang konservatif reaksioner dalam soal Politik Luar Negeri, jang tidak berdjiwa IS^ani'pol-Usdek.
Djakarta, 19 D januari 1961.
266
V
AMANAT SAMBUTAN PRESIDEN SUKARNO 7 DESEMBER 1960 Saudara-saudara sekalian, Sungguh amat berbahagialah saja, bahwa saat sekarang ini hendak dilakukan upatjara penutupan sidang pertama daripada Madjelis Per musjawaratan Rakjat Sementara Republik Indonesia sesudah Madjelis itu dalam waktu jang amat singkat, jaitu 27 hari, dapat menjelesaikan tugasnja dengan tjara jang amat mengagumkan. Terlebih-lebih lagi kegembiraan saja, oleh karena sebagai tadi dika takan oleh Pd. Ketua Madjelis Permusjawaratan Rakjat Sementara, upa tjara 'pada ini malam disaksikan oleh Tamu Agung kita P.J.M. Presiden Pakistan. Kehadiran beliau itu menambah sifat meriahnja upatjara ini dan menambah sifat kesedjahteraan daripada penutupan sidang ini. Laksana penutupan sidang M.P.R.S., M adjelis tertinggi didalam Republik Indonesia, disaksikan oleh mata dunia luar, bahwa sidang itu telah me njelesaikan pekerdjaannja dengan tjara jang tidak bertele-tele, dengan tjara jang gesit sekali, sebagai. jang saja hara^pkan didalam amanat saja pada tanggal 10 Nopember jang lalu. Dari Saudara Pd. Ketua saja telah mendapat laporan bahwa pekerdjaan Saudara-saudara sebagai sidang 'pertama ini telah selesai. Dan se bagai tadi dikatakan oleh Saudara Pd. Ketua, maka dengan selesainja pekerdjaan Saudara-saudara itu, sekarang Republik Indonesia telah mem punjai pegangan jang tegas dan djelas. Pegangan ideologi tegas dan djelas, pegangan konsepsioml tegas dan djelas, jang berupa Manipol Usdek, garis-garis besar daripada Amanat Pembangunan garis-garis be sar daripada Pola Pembangunan jang telah dikaryakan oleh Dewan Perantjang Nasional. Maka saja mengutjap sjukur kehadirat Allah S.w.t., bahwa dengan ini terbukti dengan djelas dan tegas, bahwa tjara bermusjawarah dan bermufakat dapat didjalankan dengan sebaik-baiknja. Saudara sekalian, tatkala kita membuka M.P.R.S. jang pertama, si“ dangnja jang pertama pada tanggal 10 Nopember jang lalu, sebagai jang saja katakan, sebenarnja kita telah mempunjai dugaan besar bahwa M a nipol Usdek, garis besar daripada Pola Depernas, garis besar daripada Amanat Presiden jang telah diberikan ke'pada Depernas, akan dibenarkan oleh M.P.R.S.
267
K ita sekarang berdiri dih ad apan pintu g erbang daripada pelaksana an apa jang telah diputuskan oleh M .P .R .S . itu, d an p ad a sa a t kita m e n g hadap i pintu gerbang jang telah kita lalui itu, S a u d a ra -sa u d a ra telah m elim pahkan satu kehorm atan jang am at b esa r sek a li k ep ad a diri saja, o leh karen a Saud ara-saud aralah jang m en g a ta k a n b a h w a saja ini bukan sad ja. P resid en In d on esia, bukan sa d ja P a n g lim a T e r tin g g i A n g k a ta n P er a n g R epublik In d on esia, tetapi S au d ara-sau d ara m en am ak an saja dju ga P E M I M P I N B E S A R D A R I P A D A R E V O L U S I I N D O N E S I A .
T a tk a la ketetapan jang pertam a ^ s a m p a ik a n kepada^saja d H s t a n a Bogor, telah saja sambut istilah Pemiimpm Besa d n rasa bukan jang diberikan oleh S audara-saudara tetapi djuga d en g an rasa sadja terima kasih, bukan sadja rasa t “ h « ^ . tctapi d)US pertanggungan-djaw ab jang am at besa Saja katakan, b a h w a saja p u n ]a am b1 ^ t u k m e n d ja d i p e n j a m b u n g l i d a h d a r p c ^
Indonesia. Penjam bung d a rip a d a rakjat
lidah daripada rakjat jang m ende,r ita ’ P - I lajak d an makmur, penjamjang ingin mentjapai satu 'penghidupan J 9 , korbanan-korbanan bung lidah daripada rakjat jang te ah me^ df ^ f snaja k a ta k a n A m an at jang amat pedih sekali untuk men ,aPcf* d a r a !saud a ra bukan sadja rupaPenderitaan Rakjat. M a k a sekarang, S , . -tUj ja itu mendjadi rupanja S audara-saudara m em benarkan . . Saudara-saudarapun penjambung lidah daripada R ak jat Indonesia, tetap baucJa menamakan saja Pemimpin Besar daripada e m , jjiotaU-kan oleh S aud ara-saud ara Tanggung-djawab jang amat besar dile akan sedalam-dalamdiatas pundak saja, dan tanggung-djaw ab itu J menghara'p agar nja, tetapi sebagai tadi saja katakan di o og rajcj at In d o n esia sesupaja saja, djikalau benar d ia n g k a t ol n m engikitti p im p in a n bagai Pemimpin Besar Revolusi, supaja ra^ rak ia t jang b erg erak daripada Pemimpin Besar itu. Sebab hanja m aka revolusi Indomassal dengan satu pimpinnan jang revo nesia akan mentjapai tudjuannja. Saudara-saudara, Republik Indonesia ^ p g g a n g - n a i k d a n pahun leb.h, dan dalam 15 tahun itu telah me 9 ‘ mengalami pasangsang-turun. A nggapan manusia d i l u a r "paga P qk an oleh dunia naik dan !p asang-surut. A dakalanja kita diag g^ jain dikatakan luar. Adakalanja kita ditjertja oleh dunia luar. demokrasi. T etap i bahw a kita sekarang ini telah m em nggalkan dara. B ahkan hapada kenjataannja tidak benar demikian, b au - Indonesia ini adalah rus saja katakan disini, bahw a sebenarnja K
268
p ' ^ d e n . 3 Kita mempunjai lemb a 9a dem okrasi pula
untuk menjusun pola. Kita mempunjai M.P.R., atau sekarang M.P.R.S., satu lembaga demokrasi jang tertinggi didalam Republik Indonesia. Kita mempunjai Kabinet, jang terdiri daripada Presiden dan pembantu-pembantunja jang tiap-tia'p keputusan penting didalam Kabinet itu diambil pula dengan tjara musjawarah dan mufakat. M aka dengan lembaga-lembaga ini ternjatalah bahw a Republik In donesia berdiri diatas dasar demokrasi. T ernjatalah salah sangkaan orang bahwa Republik Indonesia ini terutama sekali sesudah kita memasuki Manipol, Usdek, Demokrasi Terp.mpin dan lain-lain sebagainja, telah meninggalkan alam demokrasi itu. Hanjalah benar djikalau oiang mengatakan bahw a kita tidak memakai sistim jang lazim dipakai oleh orang didunia luaran. Didunia luaran orang mengambil sesuatu keputusan majority diatas minority. Bahwa majority, lima puluh prosen. lebih satu, selalu benar dan lima puluh prosen kurang satu selalu salah. Kita tidak membenarkan sistim jang demikian itu. Kita mengambil keputusan-keputusan dengan tjara musjawarah dan mufakat. M aka de ngan demikian, meskipun berlainan sistimnja, tetapi tetap kita mendjundjung tinggi kepada alam demokrasi, mendjundjung tinggi kepada seba gai apa jang saja katakan, salah satu sumber daripada kekuatan kita sekalian. Dengan mendjalankan sistim kita ini, jaitu sistim musjawarah dan mufakat, Saudara-saudara anggota daripada M.P.R.S., dibawah. pmipinan Pd. Ketua dan Wakil-wakil Ketuanja, telah dengan gesit bekerdja. Dan disini saja mengutjapkan banjak terimakasih dan penghargaan kepada Saudara-saudara sekalian. M anakala saja tem'po hari membuka saja punja topi, memberi saiut kehormatan kepada Depernas, sekarang saja mem buka topi, memberi salut kehormatan kepada M.P.R.S. Moga-moga tjaranja bersidang M.P.R.S. mendjadi tjontoh bagi lembaga-lembaga de mokrasi kita seterusnja. Saudara-saudara, didalam ketetapan-ketetapan Saudara-saudara ga ris-garis besar telah diletakkan. Diletakkan oleh Saudara-saudara dengan tjara jang gesit kataku. Diletakkan oleh Saudara-saudara dengan tjara mengingat benar-benar apa jang mendjadi harapan daripada Rakjat. Ditetapkan oleh Saudara-saudara dengan mengingat benar-oenar apakah jang ditunlut oleh revolusi. Revolusi berdjalan dengan tjepat, Saudarasaudara bekerdja dengan tjepat Revolusi adalah kata orang satu „razende inspiratie van de geschiedenis” , satu inspirasi jang laksana taufan daripada sedjarah. Revolusi berdjalan dengan tjara jang demikian, Saudara-saudara 'pun bekerdja dengan tjara jang demikian, Revolusi mem punjai tudjuan dan hara'pan-harapan. Tiada sesuatu revolusi jang tidak mempunjai tudjuan dan harapan, dan Saudara-saudara tetap mengedjar tudjuan dan harapan itu.
m
M anakala tempo hari saja berkata, dengan M.P.R.S. atau tanpa M . s , revolusi akan berdjalan terus, malahan saja berkata, djangan-
269
lah revolusi berdjalan terus „over U w H oofden Keen” , d janganlah revolusr berdjalan terus dengan meliwati S a u d a ra -s a u d a ra punja kepala, ternjatalah, bahw a M.P.R.S. telah bekerdja demikian rupa, sehingga ha rus dikatakan bukan revolusi itu berdjalan ,,over U w H o o f d e n ” , tetapi revolusi berdjalan dengan S audara-saudara sekalian. Saudara-saudara ternjata mengerti benar-benar a k an kehend ak dari" pada revolus^ Revolusi kita adalah satu revolusi R akjat, m aka oleh ka rena itu M .P.R.S. adalah satu ,,g e m p u n g a n ’' daripada R akjat. D epernas adalah satu ,.gempungan” daripada Rakjat. Lihat 'perbedaan D epernas kita ini dengan D ewan-dewan P erantjan g diluar negeri. M anakala diluar negeri D ew an-D ew an P e ra n tja n g terdiri dari pada hanja orang-orang ahli sadja, hanja tediri d a n p a d a e x p e r t - e x p e r t sadja, maka D epernas tersusun daripada wakil-wakil R akjat jang sedjaii. Putera-putera rakjat jang sedjati. Didalam D epernas bukan sekedar expert jang berfikir, bukan seke dar expert-expert jang menentukan pola, tetapi p ad a h ak ek a tn ja rakjat menentukan pola, dan saja, bergembira sekali bahw a pola jang disusun oleh rakjat itu dalam garis besarnja d ib en a rk a n pulci oleh M .P .R .S . djuga. Satu gempungan daripada rakjat sebagai tadi saja katakan. M ak a, sekarang kita telah sampai saat pelaksanaan. D a n tempo hari saja m enge luarkan hara'pan bahw a pada tanggal 1 D januari jang akan datang, Insja Allah S.w.t., kita mengajunkan tjangkul pem bangunan jang pertam a, dan bukan sadja sekedar m engajunkan tjangkul pem bangungan jang p e r t a m a , tetapi d.'sebutkan pula tempatnja, P eg an g saan T im ur 56, tem pat dimana Proklamasi Republik Indonesia pada tanggal 17 A gustus 1945 dibatjakan. Pernah sesudah saja mengutjapkan utjapan itu, saja memfikir-fikirkan. Djikalau M.P.R.S. selesai dengan pekerdjaannja didalam bulan Desember ini, sekarang adalah bulan Desember, sekarang ad alah t a n g g a l 7 Desember, tinggal 24 hari lagi, kita sampai p ada tanggal 1 D janu ari 1961, tjangkul pertama itu kita ajunkan untuk a p a ? T e la h dikatakan untuk p e m b a n g u n a n , tetapi pem bangunan apa ? D an tem p atnja sudah di tentukan, di P egangsaan T im ur 56, dikota D jak arta. Saja berfikir bebe rapa malam lamanja, dan achirnja saja sampai kepada satu kesimpulan. Kesimpulan itu ialah, Pem bangunan Semesta, apalagi P em b a n g u n an Se mesta Berentjana, sebagai jang ditentukan didalam Pola D epernas, dan ian9 garis-garis besarnja dibenarkan oleh M .P.R.S., P em bangu nan S e mesta Berentjana sematjam ini tidak bisa kita laksanakan tanpa rakjat djelata, T a n p a seluruh rakjat Indonesia, tanpa ikut sertanja seluruh rakjat. an agar supaja seluruh rakjat krta ikut serta dengan tjara jang bersemangat, dengan tjara jang berkejakinan, dengan tjara m entjurahkan tenaganja berlimpah-limpah, maka rakjat harus m engetahui apa jang akan i a bangun. Rakjat harus mengerti dan m engetahui apa isinja Pola Pemangunan jang ditentukan oleh D epernas dan jang garis besarnja dibenar an oleh M.P.R.S. Oleh karena itu bebera'pa hari jang lalu saja telah mem eri^ perintah kepada ahli-ahli b angunan kita untuk membuatkan sa u projek daripada satu gedung, jang saja nam akan G e d u n g Pola.
270
I
D an didalam Gedung Pola itu rakjat b.sa melihat, visuil, apa jang akan dibangun. Didalam Gedung Pola itu kita akan melihat blueprintblueprint, misalnja daripada Djatiluhur. D an bukan sadja blue'print, tetapi maquete-maquete daripada Djatiluhur. Sehingga orang, rakjat Indone sia dari jang terpeladjar sampai jang paling rendah pengetahuannja, bisa melihat dengan tjara visuil apa jang sedang kita .<erdjakan di Djatiluhur. Disitu pula akan kita lihat blueprnit dan maquete dari pembangunan pa brik besi dan badja, jang akan kita dirikan disitu, agar disitu rakjat bisa melihat bluepnnt-blueprint dan maquet-maquet daripada tanur besar jang akan kita dirikan di Kalimantan dan lain-lain sebagainja. M ak a saja anggap inilah tem p at jang sebaiknja untuk mengajunkan tjangkul kita jang pertama pada tanggal 1 Djanuari jang akan datang. P e m b a n g u n a n daripada satu Gedun gPola di Pegangsaan Timur, agar supaja sebagai tadi saja katakan sebagai azas pembangunan kita ini dimengerti °leh rakjat, diketahui oleh rakjat dan oleh karenanja dapat mampu menggerakkan seluruh- rakjat Indonesia ini agar mentjurahkan segenap tenaganja ikut membangun, agar supaja kita dengan segera se bagai tahapan jang pertama dan kemudian disusun oleh tahapan jang kedua menudju kepada pembangunan M A SJA R A K A T SOSIA L I N D O N E S I A jang adil dan makmur pula. Saudara-saudara, maka dengan utjapan jang demikian ini dan de n g a n doa kehadirat Allah S.w.t. agar supaja Allah S.w.t. selalu memberi t aufik dan hidajat kepada kita umumnja, chususnja kepada saja, jang oleh Saudara-saudara diangkat mendjadi pelaksana jang berkuasa penuh daripada segenap ketetapan-ketetapan daripada M.P.R.S., maka saja hen dak menutup atau memberi amanat sambutan kepada upatjara penutupan sidang pertama daripada M.P.R.S. ini. Saudara-saudara, satu hal jang saja beritahukan kepada Saudaraialah, bahwja M .P.R.S., atau M.P.R., adalah satu Madjelis jang
saudara
dituntLlt adanJa U .U .D . ’45. Itu berarti bahwa bersidang atau tidak bersid311^ ’ M.P.R.S. harus ada . Bersidang atau tidak bersidang, ataU harus ada, Itu berarti bahwa Saudarac=aiidara sesudah Sidang pertama ini, sebagai M.P.R.S. tidak akan saja M p p Q / bubark311• • -o. berdjalan terns . hanja sidang jang 'pertama pada s aat sekarang in ihendalc ditutup dan Saudara-saudara menunggu pang~ gilan untuk had.r pada sidang jang kedua jang akan diadakan. peiiiil pula mengenai Depernas. Meskipun Depernas ini bukan suatu le»lbaga J a n 9 dikchendaki oleh U .U .D . ' 45, tetapi didalam Un-
271
dang-undang Depernas itu disebut bahwa Depernas menilai dan mengawasi pelaksanaan daripada polanja, maka sebagai tempo hari saja k ata kan, Depernas selalu stand by. Saja minta agar supaja Depernas mem bentuk — ini saja utjapkan disini, supaja didengar oleh anggota-anggota Depernas, — Depernas saja harap supaja membentuk satu badan, satu panitia pekerdja. Djangan terlalu banjak anggotanja, panitia pekerdja ini jang selalu dekat kepada saja, harus selalu dekat kepada saja, untuk menilai, mengawasi pelaksanaan dari'pada pola D epernas jang garis besarnja telah dibenarkan oleh M.P.R.S. dan jang pelaksanaannja diserahkan mutlak kepada Presiden/Panglima Tertinggi A ngkatan Perang/Pemimpin Besar Revolusi. Sekian, Saudara Pd. Ketua, saja punja kata sambutan. Sekali lagi saja katakan, moga-moga Tuhan memberkati kepada kita sekalian. Terima kasih. Sesuai dengan tjatatan stenografis. Sekertaris D jendral M .P.R.S.
( M r M unadjat D anusaputro)
272
273
VI. KATA
PENUTUP,
Demikianlah telah disusun lengkap .K etetapan M .P.R .S. No. 1/ M PRS/1960, jang setelah U.U .D . 1945 merupakan P E G A N G A N - D A N L A N D A S A N -H U K U M T E R P O K O K dalam penjelenggaraan negara dan pembangunan negara Republik Indonesia. Untuk pelaksanaannja, Ketetapan tsb. oleh M.P.R.S. diserahkan ke pada M A N D A T A R IS , jaitu : Presiden, pada tanggal 21 Nopember 1960 di Istana Bogor. A gar seluruh rakjat Indonesia dan djuga dunia luar mengetahui dan dapat mengikuti tanggapan Presiden/M andataris terhadap penugasan M.P.R.S. itu, sebagai penutu'p K E T E T A P A N M.P.R.S. No. I/M .P .R .S ./ 1960 ini, disertakan pidato 'penjambutan Presiden Sukarno pada upatjara penjerahan Ketetapan M.P.R.S. No. I/M P R S /1 9 6 0 itu sebagai berik u t:
P I D A T O P E N J A M B U T A N P R E S ID E N S O E K A R N O pada Upatjara Penjerahan Ketetapan M .P.R.S. No. I di Istana Bogor, 21 Nopember 1960. --------- oOo---------
Saudara Jang Mulia Pedjabat Ketua M.P.R.S. Saja amat bergembira sekali dan mengutjapkan terima kasih jang setinggi-tingginja ke'pada M.P.R.S. seluruhnja, bahw a dengan pimpinan saudara-saudara itu M.P.R.S. dengan amat tjepat sekali dapat mentjapai ketetapan jang amat penting. Ketetapan jang oleh M .P.R .S. sendiri, di namakan ketetapan ke-I Rumawi dan jang sebagai saudara Pd. Ketua katakan berisikan pada pokoknja dua fungsi : pertama, ketetapan mem'perkuat garis besar haluan negara sebagai jang terletak didalam M a n i festo Politik. Kedua ketetapan pengakuan sebagai garis besar, garis haluan pembangunan apa jang saja am anatkan kepada D epernas pada tanggal 28 Agustus 1959. Ditambah dengan ketetapan, bahw a kepada saja dikuasakan 'penuh untuk melaksanakan apa jang ditetapkan dalam punt ke-I dan ke-II itu.
275 .
Pertama-tama saja mengutjapkan banjak terima kasih atas kelantjaran djalannja M .P.R.S. dibawah pimpinan saudara-saudara, sebab demikian lah memang saja pesankan kepada saudara-saudara pada saat saja membuka sidang pertama M .P.R.S. itu 'pada tnggal 10 N opem ber jang lalu.
Kedua, saja mcngutjap banjak terima kasih kepada seluruh M .P.R.S., bahw a dengan ini, dengan ketetapan Rumawi I itu, haluan n egara j tadinja oleh Pemerintah, oleh D.P.A., oleh D ep ernas telah dinjatakan sebagai garis besar haluan negara, sekarang diperkuat pula oleh sehingga telah terpenuhilah a’pa jang dituntut oleh U .U .D . 45 ^ garis besar daripada haluan negara ditentukan oleh Madjelis Perm usja waratan Rakjat. Demikian pula garis besar pem bangunan negara jang saja amanatkan kepada D epernas pada tanggal 28 Agustus ta un J lalu.
M aka sebagai kelandjutan daripada ketetapan-ketetapan ini k ^ saja diberi kekuasaan p e n u h untuk m elaksanakannja. D alam m em ber’ kuasaan penuh kepada saja itu, saja merasa am at terharu sekali ketetapan daripada M.P.R.S., bah w a saja ini dinamakan bukan sa ja Presiden, bukan sadja Panglima Tertinggi A ng katan P erang, tetapi Pemimpin Besar Revolusi. Saudara-saudara mengetahui, b ahw a am saja sebagai jang sudah saja utja’p kan berkali-kali bukanlah untuk m djadi Presiden, bukanlah untuk mendjadi Panglima. T ertingg i Perang, tetapi sekedar untuk mendjadi Penjambung Lidah daripa
^ ^
jat. Ambisi saja jalah mengabdi kepada rakjat demikian rupa, segala apa jang dikenang-kenangkan oleh rakjat, jang dikandung jat didalam kalbunja, saja bisa mendjadi penjambung lidah a p rakjat itu. Karena saudara-saudara telah mengetahui hati dari u j P utja'pan saja, bahw a apa jang dikandung didalam hati rakjat, apa jang ’ ingini oleh rakjat, tetapi jang rakjat sebagai, tiap-tiap ra jat dunia ini tidak tjukup mempunjai kemampuan untuk m engutarakam ^a. jalah apa jang saja namakan A m anat Penderitaan Rakjat, A m an at enderitaan R akjat itulah apa jang mendjadi idam-idaman rakjat, kemginan rakjat jang didalam kalbunja rakjat. M a k a ambisi saja jalah terutam a sekali untuk mendjadi Penjambung Lidah daripada rakjat dalam mengutarakan apa jang terkandung didalam hatinja, jaitu A m an at P en d erita an Rakjat.
276
Sekarang M.P.R.S. sebagai P E R W A K I L A N R A K JA T J A N G T E R T I N G G I didalam Republik Indonesia menjatakan dengan tegas dan dje las, bahwa saja dinamakan Pemimpin Besar Revolusi, artinja Pemimpin Besar Revolusi Rakjat Indonesia. M aka sebutan jang demikian ini; se bagai tadi saja katakan amat mengharukan sekali kepada saja. Dus se karang saja bukan sadja diterima sebagai Penjambung Lidah daripada rakjat, tetapi M.P.R.S. sebagai W akil Rakjat jang Tertinggi didalam perikehidupan ketata-negaraan kila ini mengangkat saja djuga sebagai Pemimpin Besar Revolusi, sehingga fungsi saja sekarang ini menurut kehendak M.P.R.S. bukan sekedar mengutjapkan apa jang terkandung ■didalam kalbu rakjat, tetapi djuga dipersilakan memim'pin rakjat ag ar supaja apa jang ditjita-tjitakan oleh rakjat itu, jaitu A manat Penderitaan Rakjat, terlaksana. Hal ini bagi saja membawa konsekwensi jang amat berat, oleh karena sebagai saudara-saudara ketahui pimpinan membawa tugas-tugas, kewadjiban-kewadjiban jang berat, pertanggungan-djaw ab jang amat berat sekali. Memim'pin adalah lebih berat daripada sekedar inengutarakan, apa jang diingini atau dikehendaki oleh rakjat. Saja sedar sekarang lebih daripada jang sudah-sudah sesudah M.P.R.S. m engang kat saja mendjadi Pemimpin Besar Revolusi, saja sedar sekarang, bahw a kewadjiban saja adalah amat berat sekali, tanggung-djawab saja adalah amat berat sekali, tetapi insja Allah S.w.t. saja terima pengangkatan sebagai Pemimpin Besar Revolusi itu dengan rasa tanggung-djawab jang setinggrtingginja. Saja Insja Allah akan beri pim'pinan kepada Indonesia ini setjara maksimal dibidang pertanggungan-djawab dan kemampuan saja, moga-moga Tuhan memberi bantuan kepada saja setjukup-tjukupnja.
Sebaliknja kepada rakjat hal inipun niembawa konsekwensi. D jika lau benar dan demildanlah keputusan M.P.R.S. saja dianglcat mendjadi Pemimpin Besar Revolusi, Revolusi Rakjat, maka saja mengharap d ari pada seluruh rakjat untuk mengikuti, melaksanakan memfiilkan segala apa jang saja berikan dalam pimpinan itu. Ibaratnja djikalau saja se karang didjadikan djendral pada tentara, maka saja menuntut agar su paja seluruh tentara itu mengikuti pimpinan djendral itu. Demikianlah saudara Pd. Ketua M.P.R.S. dengan gembira, dengan rasa terima kas*h, dengan amat terharu, dengan resmi sekarang saja terima keteta'pan M.P.R.S. kesatu huruf Rumawi sebagai jang terletak didalam naskah jang tadi saudara serahkan kepada saja.
277
M oga-moga T u h an memberi pimpinan selandjutnja, chususnja ke p ad a M .P.R.S., chususnja pula kepada saja, umumnja kepada seluruh rakjat Indonesia, jang hendak melaksanakan segala a'pa jang terkandung didalam hatinja dalam revolusi ini. Sekian. Sesuai dengan rekaman D epartemen Penerangan. Sekertaris D jendral M .P.R.S.,
(M r. M u n a d ja t D anusaputro)
perpustakaan
TGL. KEMBALI
TGL. KEMBALI
Perpustakaan Ul 01 0-0501 8950 -