PT. PERTAMINA EP -PPGM
Lampiran 1b. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hilir (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi)
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
1. KUALITAS UDARA Penurunan kualitas udara
TAHAP KONSTRUKSI Emisi gas buang PP No.41 tahun 1999 dari mesin diesel, tentang Baku Mutu beberapa Udara Ambien kendaraan berat dan peralatan yang digunakan untuk aktivitas konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
TAHAP OPERASI Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
PP No.41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Kepmen LH No. KEP 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan
Mencegah atau meminimalkan tingkat pencemaran udara
Mencegah atau meminimalkan tingkat pencemaran udara
Mesin diesel generator dilengkapi pengendali emisi standar Merawat mesin-mesin secara rutin agar kinerjanya bagus. Melengkapi pekerja dengan sarana K3 seperti masker Menggunakan dust supresion control (pengendali debu)
Pengoperasian fasilitas MRU Merawat peralatan yang mengeluarkan emisi agar kinerjanya optimal Melalukan penanaman tumbuhan yang berdaun rindang Melengkapi pekerja dengan sarana K3
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab Banggai
Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus
Selama pengoperasi an kilang LNG dan pelabuhan khusus
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
2. KEBISINGAN Peningkatan kebisingan
TAHAP KONSTRUKSI Kebisingan dari Kep.Men LH No.48/ Aktivitas 1996 tentang Baku pembangunan Tingkat Kebisingan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan
Aktivitas pembangunan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Penggunaan earplug atau earmuff
Area kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab Banggai
Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas KLH
Hilir
-1
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Peningkatan kebisingan
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
TAHAP OPERASI Operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Kep.Men LH No.48/ 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan
Menggunakan peredam suara ( acoustic design) pada peralatan yang mengeluarkan kebisingan tinggi Memelihara dan/atau menanami pohon di sekitar area kegiatan Melangkapi pekerja dengan sarana K3 (pelindung telinga terhadap kebisingan), pemasangan papan tanda di area dengan tingkat kebisingan tinggi.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Selama tahap operasi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
PT. DSLNG
Pengawas
Bapedalda Kab. Banggai
Pelaporan
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
3. KUALITAS AIR PERMUKAAN Kualitas air permukaan
TAHAP KONSTRUKSI T umpahan tidak PP No. 82 tahun 2001 sengaja jenis tentang Pengelolaan material dan bahan Kualitas Air dan bakar dan limbah Pengendalian air hidrotest, Pencemaran Air. pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai
Mencegah pencemaran air permukaan
Pengefektifan Effluent
Treatment Unit atau Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Perawatan secara rutin dan terjadwal unit peralatan IPAL Analisis secara periodik atas buangan air yang dialirkan ke badan air (sungai) untuk memastikan bahwa komponen polutan berada di bawah baku mutu yang diijinkan
Kompleks kilang LN G dan Pelabuhan Khusus
Selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
4. KUALITAS AIR LAUT Kualitas air laut
TAHAP KONSTRUKSI Kegiatan konstruksi Kep.Men LH No. 51 Pelabuhan Khusus Tahun 2004 tentang dan kemungkinan Baku Mutu Air Laut adanya ceceran minyak dari peralatan yang digunakan untuk pembangunan konstruksi Pelabuhan Khusus
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Mencegah pencemaran air laut
Pengerukan untuk
pembangunan pelabuhan khusus dilakukan dengan hatihati untuk meminimalisir peningkatan kekeruhan Perawatan kebersihan dari kamar mesin alat pengeruk dan kapal pengangkut alat serta material konstruksi kilang dan Pelabuhan Khusus dari ceceran minyak dan oli. Jika terjadi ceceran minyak atau oli agar segera dilakukan tindakan dengan cara menggunakan oil boom atau oil dispersant
Sekitar lokasi Pelabuhan Khusus
Selama tahap konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Hilir
-2
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Penurunan kualitas air laut
Sumber Dampak TAHAP OPERASI Adanya buangan air limbah dari outlet IPAL pada saat kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus, dan fasilitas pendukungnya
Tolok Ukur Dampak
Kep.Men LH No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencegah pencemaran air laut.
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengoperasian unit pengolah limbah cair (IPAL). Perawatan secara rutin dan terjadwal unit peralatan IPAL. Analisis secara periodik atas buangan air yang dialirkan ke badan air (sungai) untuk memastikan bahwa komponen polutan berada di bawah baku mutu yang diijinkan
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan
Lokasi unit IPAL di Kilang LNG
Selama operasional kilang LNG, pelabuhan khusus, dan fasilitas pendukungnya
PT. DSLNG
Selama kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material material Kegiatan
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab Banggai
Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
5. KESELAMATAN BERLALULINTAS Rawan terjadinya kecelakaan lalulintas
TAHAP KONSTRUKSI Kegiatan mobilisasi Tidak ada kejadian peralatan dan kecelakaan lalulintas pengangkutan material material
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Mencegah terjadinya kecelakaan lalulintas
Pengaturan jadwal
pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang. Penyuluhan kepada sopir angkutan proyek Sosialisasi warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintas kendaraan proyek dengan menggunakan truk berukuran besar/trailer. Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam
Sepanjang jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan (dari Kintom sampai dengan Toili Barat)
Bapedalda
Kab. Banggai Dinas Perhubungan Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Hilir
-3
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
5. KESELAMATAN BERLALULINTAS (lanjutan) Rawan terjadinya kecelakaan lalulintas
TAHAP KONSTRUKSI Kegiatan Tidak ada kejadian pembangunan kecelakaan lalulintas kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Mencegah terjadinya kecelakaan lalulintas
Pemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kawasan proyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arah: - Besar huruf pada rambu dapat terbaca dengan jelas pada jarak 25 meter - Memberi perlindungan kepada pekerja proyek dengan memberi batas wilayah pekerjaan untuk memisahkan antara pekerja dengan lalulintas kendaraan bermotor (diberi traffic cone atau kerucut lalulintas sebagai pembatas yang diberi tali). Ukuran tinggi minimal 75 cm yang dipasang dengan jarak maksimal 5 meter dan diberi tali diatasnya yang terhubung satu sama lain. Warna kerucut lalulintas adalah merah atau jingga - Pemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di dalam kawasan Berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait (PLN, PT Telkom, dll)
Jalan yang berada di dalam area pembangunan kompleks kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas pendukungnya
pembangunan kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya.
PT. DSLNG
Bapedalda
Kab. Banggai Dinas Perhubungan Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Hilir
-4
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
5. KESELAMATAN BERLALULINTAS (lanjutan) Rawan terjadinya kecelakaan lalulintas
TAHAP PASCA OPERASI Kegiatan Tidak ada kejadian pembongkaran dan kecelakaan lalulintas demobilisasi peralatan
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Mencegah terjadinya kecelakaan lalulintas
Pengaturan jadwal
pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang Penyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selama mengemudi angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasan perkotaan (Kintom, Batui) Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute pengangkutan yang menggunakan truk berukuran besar/trailer Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam
Sepanjang jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan (dari Batui sampai dengan Kintom)
Selama kegiatan pengangkutan peralatan
PT. DSLNG
Bapedalda
Kab. Banggai Dinas Perhubungan Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Hilir
-5
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
6. KERUSAKAN JALAN DAN JEMBATAN Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan.
TAHAP KONSTRUKSI Mobilisasi peralatan Terjadinya kerusakan dan pengangkutan jalan/jembatan. material/bahan Adanya keluhan dari konstruksi warga yang tinggal di sekitar jalan/jembatan.
Mencegah terjadinya kerusakan jalan/jembatan serta mengembalikan kondisi perkerasan/ jembatan seperti semula bila terjadi kerusakan.
TAHAP PASCA OPERASI Demobilisasi Terjadinya kerusakan peralatan yang jalan/jembatan menggunakan Adanya keluhan dari kendaraan berat warga yang tinggal di sekitar jalan/jembatan
Mencegah terjadinya kerusakan jalan/jembatan serta mengembalikan kondisi perkerasan/ jembatan seperti semula bila terjadi kerusakan.
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Perbaikan ringan selama masih digunakan untuk lalulintas kendaraan angkutan material dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapisan penutup latasir (lapis tipis aspal pasir) Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi Alternatif pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui Perbaikan jalan/jembatan harus berkoordinasi dengan Kimpraswil Kab. Banggai untuk menentukan persentase sumber penyebab kerusakan, mengingat banyak pihak lain yang memanfaatkan jalan yang sama.
Perbaikan ringan bila terjadi
kerusakan jalan dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir. Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi. Pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui
Sepanjang ruas jalan yang digunakan sebagai rute angkutan material.
Selama tahap konstruksi
Sepanjang ruas jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan dalam batas wilayah studi
Selama kegiatan demobilisasi
PT. DSLNG
Bapedalda
Kab. Banggai Dinas Perhubungan Kab. Banggai
PT. DSLNG
Bape dalda
Kab. Banggai Dinas Perhubungan Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Hilir
-6
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
7. KELANCARAN LALULINTAS Rawan terjadinya kemacetan lalulintas
TAHAP KONSTRUKSI Kegiatan Terjadinya tundaan pembangunan lalulintas kompleks kilang Terjadinya antrian LNG yang kendaraan pada dua berbatasan arah langsung dengan jalan,
8. KESELAMATAN PELAYARAN TAHAP OPERASI Rawan Operasional terjadinya Pelabuhan Khusus kecelakaan di (lalu lintas kapal alur pelayaran peng angkut LNG dan material penunjang)
Tidak ada kejadian kecelakaan di alur pelayaran
Mencegah terjadinya kemacetan lalulintas
Mencegah terjadinya kecelakaan
Adanya petugas yang
Jalan yang berbatasan langsung dengan lokasi kegiatan pembangunan kilang LNG
Selama kegiatan pembangunan kilang LNG
Lokasi tapak pada perairan di sekitar Pelabuhan Khusus / pelabuhan
Selama kegiatan pengangkutan/operasi onal Pelabuhan Khusus
Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi dan operasional.
Sekitar lokasi kilang LNG
Sekali selama pembukaan lahan
Restorasi atau pemulihan ke
Pada areal yang dulu digunakan untuk kegiatan operasional kilang LNG
mengatur arus lalulintas selama jalan tersebut belum dipindahkan. Membuat jalur baru terlebih dahulu yang setara dengan kualifikasi jalan lama
Pemasangan rambu navigasi dan keselamatan pelayaran Pemasangan lampu penerangan di batas tapak kegiatan fisik Pemasangan sarana bantu navigasi Kapal pengangkut LNG dilengkapi dengan lampu penerangan di malam hari, baik pada saat memasuki/ keluar pada alur pelayaran maupun pada saat bersandar di pelabuhan khusus
PT. DSLNG
Bapedalda
Kab. Banggai Dinas Perhubungan Kab. Banggai
PT. DSLNG
Bapedalda
Kab. Banggai Dinas Perhubungan Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
9. VEGETASI Keanekaragaman dan kerapatan vegetasi
TAHAP KONSTRUKSI Land clearing menyebabkan Perubahan lahan menjadi keanekaragaman terbuka, sehingga jenis dan kerapatan terjadi penurunan vegetasi darat keanekaragaman dan kerapatan vegetasi TAHAP PASCA OPERASI Kegiatan revegetasi Perubahan yang dilakukan keanekaragaman setelah penutupan jenis dan kerapatan kilang LNG vegetasi darat
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Mempertahankan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi
Mengembalikan dan meningkatkan kerapatan dan keanekaragaman vegetasi di areal yang dulu digunakan untuk kegiatan operasional kilang LNG
kondisi semula Melakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai luas lahan yang digunakan
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH Satu kali setelah kegiatan operasi kilang LNG berakhir
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Hilir
-7
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
10. SATWA Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa
TAHAP KONSTRUKSI Land clearing Perubahan dan tingkat menyebabkan keanekaragaman jenis penutupan lahan dan kelimpahan satwa oleh vegetasi sebagai habitat satwa hilang, sehingga dapat menurunkan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa TAHAP PASCA OPERASI Kegiatan revegetasi Perubahan dan tingkat yang dilakukan keanekaragaman jenis setelah penutupan dan kelimpahan satwa kilang LNG
Mencegah penurunan
Revegetasi di sekitar lokasi
kelimpahan dan keanekaragaman satwa Melestarikan satwa yang dilindungi
kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi dan operasional. Mempertahankan habitat satwa darat diantaranya dengan meminimalkan pembukaan lahan terbatas pada lokasi yang digunakan untuk pembangunan kompleks kilang LNG.
Mengembalikan dan meningkatkan kelimpahan dan keanekaragaman satwa di areal yang dulu digunakan untuk kegiatan operasional kilang LNG
Restorasi atau pemulihan ke
Mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman dan kelimpahan biota air laut
Analisis seksama atas semua
kondisi semula Melakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai luas lahan yang digunakan
Sekitar lokasi LNG
Selama konstruksi
PT. DSLNG
Pemkab Banggai
Pemkab Banggai
Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Pada areal kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
PT. DSLNG Satu kali setelah kegiatan operasi berakhir
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
11. BIOTA AIR LAUT Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air laut (plankton, benthos, ikan, terumbu karang) Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air laut (plankton, benthos, ikan)
TAHAP KONSTRUKSI Konstruksi kilang Perubahan LNG dan Pelabuhan keanekaraga man jenis Khusus di Uso dan kelimpahan biota (alternatif 1) air atau indeks diversitas
Konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus di Padang (alternatif 2)
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
buangan air dari kegiatan konstruksi kilang LNG untuk memastikan bahwa tidak akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan Rehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan
Analisis seksama atas semua buangan air dari kegiatan konstruksi kilang LNG untuk memastikan bahwa tidak akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan
Pada lokasi kilang LNG dan rehabilitasi terumbu karang dilakukan di perairan sekitar kegiatan (Uso)
Selama konstruksi kilang dan Pelabuhan Khusus dilakukan
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Pemkab
Banggai
Bapedalda
Prov. Sulawesi Tengah Ditjen Migas, KLH
Pada lokasi kilang LNG (Padang)
Hilir
-8
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air laut (plankton, benthos, ikan, terumbu karang) Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air laut (plankton, benthos, ikan)
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
TAHAP OPERASI Operasional Kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas lainnya di Uso (alternatif 1)
Perubahan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air atau indeks diversitas
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman dan kelimpahan biota air laut
Operasional Kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas lainnya di Padang (alternatif 2)
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Limbah cair diolah terlebih dahulu dalam IPAL sesuai dengan ketentuan yang berlaku Rehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan
Limbah cair diolah terlebih dahulu dalam IPAL sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada lokasi kilang LNG dan rehabilitasi terumbu karang dilakukan di perairan sekitar kegiatan (Uso)
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama operasional kilang LNG
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
PT. DSLNG
Pengawas
Bapedalda Kab. Banggai
Pelaporan
Pemkab Banggai
Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Pada lokasi kilang LNG (Padang)
12. POLA KEPEMILIKAN LAHAN Perubahan pola kepemilikan lahan
TAHAP PRAKONSTRUKSI Kegiatan Persentase perubahan pembebasan lahan kepemilikan lahan dan tanam tumbuh dalam masyarakat
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Memperoleh kepastian kepemilikan lahan yang akan dibebaskan
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat perihal kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Koordinasi dengan instansi terkait: Tim-9 dan BPN Proses pengadaan lahan secara lebih rinci digambarkan pada Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Pengadaan Lahan
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom Kabupaten Banggai
Satu kali selama kegiatan pembebasan lahan
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Kantor Pertanahan Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Hilir
-9
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
13. KESEMPATAN BERUSAHA Adanya kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar
TAHAP KONSTRUKSI Kegiatan konstruksi Jumlah penduduk komplek kilang LNG lokal yang dapat dan Pelabuhan membuka dan atau Khusus mengembangkan jenis usaha yang dapat memenuhi kebutuhan karyawan, seperti penginapan/koskosan, warung makan, toko kelontong, dan sebagainya
TAHAP OPERASI Kegiatan operasional kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas pendukungnya
Jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan jenis usaha yang dapat mendukung kegiatan operasional pengembangan gas dan dapat memenuhi kebutuhan para karyawan seperti penginapan/koskosan, warung makan, toko kelontong, dan sebagainya
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Memaksimalkan jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan usaha
Melakukan proses lelang untuk Desa-desa di sekitar
Enam bulan sekali selama tahap konstruksi
PT. DSLNG
Memaksimalkan jumlah penduduk lokal yang dapat berpartisipasi dalam operasional pengembangan gas atau membuka dan mengembangkan usaha
Melakukan proses lelang untuk Desa-desa di sekitar
Enam bulan sekali selama tahap operasi
PT. DSLNG
subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai kegiatan operasional pengembangan gas Matindok Memberikan kemudahan dan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan berpartisipasi dalam peluang usaha yang ada, misalnya dengan memberikan pinjaman atau bantuan modal bergulir Membantu memberikan pelatihan ketrampilan dan atau pengembangan usaha Menganjurkan kepada seluruh karyawan agar memenuhi kebutuhan sehari-hari dari kegiatan usaha yang dikelola oleh masyarakat sekitar.
subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai kegiatan operasional pengembangan gas Matindok Memberikan kemudahan dan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan berpartisipasi dalam peluang usaha yang ada, misalnya dengan memberikan pinjaman atau bantuan modal bergulir Membantu memberikan pelatihan ketrampilan dan atau pengembangan usaha Menganjurkan kepada seluruh karyawan agar memenuhi kebutuhan sehari-hari dari kegiatan usaha yang dikelola oleh masyarakat sekitar.
tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom Kabupaten Banggai
tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Bapedalda Kab Banggai
Kantor
Bapedalda Kab Banggai
Kantor
Disperindag Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Disperindag Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Hilir
-10
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
14. PENDAPATAN MASYARAKAT Kenaikan pendapatan masyarakat
TAHAP KONSTRUKSI Kegiatan konstruksi Jumlah kenaikan kilang LNG dan pendapatan Pelabuhan Khusus masyarakat
TAHAP OPERASI Kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Jumlah kenaikan pendapatan masyarakat
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Memberikan kemudahan/
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Memberikan kemudahan/
bantuan fasilitas bagi penduduk lokal untuk lebih mengembangkan usahaantara lain memberikan bantuan/pinjaman modal usaha, lokasi untuk berusaha. Memfasilitasi pelatihan tentang pemanfaatan dana untuk berbagai kegiatan yang produktif seperti pengembangan usaha, perluasan jaringan pemasaran, dsb.
bantuan fasilitas bagi penduduk lokal untuk lebih mengembangkan usahaantara lain memberikan bantuan/pinjaman modal usaha, lokasi untuk berusaha. Memfasilitasi pelatihan tentang pemanfaatan dana untuk berbagai kegiatan yang produktif seperti pengembangan usaha, perluasan jaringan pemasaran, dsb.
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom Kabupaten Banggai
Enam bulan sekali selama tahap konstruksi
PT. DSLNG
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom Kabupaten Banggai
Enam bulan sekali selama tahap operasi
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Kantor
Bapedalda Kab. Banggai
Kantor
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Hilir
-11
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
15. PROSES SOSIAL Gangguan proses sosial
TAHAP PRAKONSTRUKSI Kegiatan Munculnya pembebasan lahan ketidakpuasan warga dan tanam tumbuh masyarakat terkait pembebasan lahan dan tanam tumbuh
Kegiatan penerimaan tenaga kerja
Mencegah munculnya konflik antar pemilik lahan dan antara pemilik lahan dengan pemrakarsa
Ketidakpuasan warga
Mencegah munculnya
masyarakat terkait proses penerimaan tenaga kerja Kecemburuan penduduk lokal terhadap tenaga kerja pendatang
konflik terkait proses penerimaan tenaga kerja Mencegah munculnya konflik antara penduduk lokal-tenaga kerja lokaltenaga kerja pendatang
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat perihal kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang dibebaskan Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Melakukan koordinasi dengan instansi terkait: Tim-9 dan BPN Proses pengadaan lahan secara lebih rinci digambaarkan pada Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Pengadaan Lahan Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga masyarakat di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional.
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom Kabupaten Banggai
Dua kali: sebelum dan selama proses pembebasan lahan
PT. DSLNG
Bapedalda Kab. Banggai
Kantor Pertanahan Kab. Banggai Kantor Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Dua kali: sebelum dan selama proses penerimaan tenaga kerja
Hilir
-12
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Gangguan Proses sosial
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
TAHAP KONSTRUKSI Konstruksi komplek Munculnya kilang LNG dan kecemburuan atau Pelabuhan Khusus konflik antara penduduk lokal dengan pendatang yang umumnya mempunyai kesempatan kerja, kesempatan usaha dan tingkat pendapatan lebih baik dibandingkan penduduk lokal. TAHAP OPERASI Kegiatan Munculnya penerimaan tenaga kecemburuan, kerja ketidak harmonisan hubungan sosial dalam masyarakat bahkan konflik khususnya antara penduduk/tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencegah dan atau mengurangi munculnya konflik antar pihak terkait serta menanggulangi konflik apabila terjadi
Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti temu warga dan kegiatan sosial atau keagamaan lain
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Enam bulan sekali selama tahap konstruksi
PT. DSL NG
Mencegah dan atau mengurangi munculnya konflik antar pihak terkait serta menanggulangi konflik apabila terjadi
Memberikan informasi tentang
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Enam bulan sekali selama tahap operasi
PT. DSLNG
peluang kerja secara transparan kepada warga masyarakat di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional.
Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
Bapedalda Kab. Banggai
Kantor
Bapedalda Kab Banggai
Kantor
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Hilir
-13
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Gangguan Proses sosial
Sumber Dampak TAHAP OPERASI Kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Munculnya kecemburuan, ketidak harmonisan hubungan sosial dalam masyarakat bahkan konflik khususnya antara penduduk/tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang
Mencegah dan atau mengurangi munculnya konflik antar pihak terkait serta menanggulangi konflik apabila terjadi
Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial bersama antara penduduk lokal dengan pendatang seperti temu warga, perayaan hari besar/agama nasional, bakti sosial, kegiatan sosial atau keagamaan lainnya.
Munculnya kelas-
Mencegah atau meminimalkan munculnya kelas-kelas sosial baru dalam masyarakat
Mencegah munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Tolok Ukur Dampak
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Enam bulan sekali selama tahap operasi
PT. DSLNG
Berbagai fasilitas untuk
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Enam bulan sekali selama tahap operasi
PT. DSLNG
Melaksanakan sosialisasi
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Dua kali: sebelum dan selama proses pembebasan lahan
PT. DSLNG
Pengawas
Pelaporan
Bapedalda Kab Banggai
Kantor
Bapedalda Kab Banggai
Kantor
Bapedalda Kab. Banggai
Kantor
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
16. PELAPISAN SOSIAL Munculnya pelapisan sosial dalam masyarakat
TAHAP OPERASI Kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
kelas atau strata sosial yang baru di wilayah studi akibat banyaknya pendatang dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh berbeda dengan penduduk lokal Adanya pola/gaya hidup para pendatang yang jauh berbeda dengan penduduk lokal
karyawan seperti pendidikan, kesehatan, olah raga dan ibadah tidak bersifat eksklusif, namun warga masyarakat sekitar juga dapat memanfaatkannya Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan bersama dengan penduduk lokal seperti temu warga, perayaan hari besar agama/nasional, bakti sosial dan kegiatan sosial atau keagamaan lainnya
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
17. SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT Sikap dan persepsi negatif masyarakat
TAHAP PRAKONSTRUKSI Kegiatan Adanya sikap dan pembebasan lahan persepsi negatif dan tanam tumbuh masyarakat terkait proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
kepada masyarakat perihal kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Melakukan koordinasi dengan instansi terkait
Pertanahan Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Hilir
-14
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
TAHAP PRAKONSTRUKSI Kegiatan Adanya sikap dan penerimaan tenaga persepsi negatif kerja masyarakat terkait proses penerimaan tenaga kerja
TAHAP KONSTRUKSI Konstruksi komplek Adanya dampak kilang LNG dan komponen fisik: Pelabuhan Khusus peningkatan kadar debu, kebisingan, dan gangguan transportasi Munculnya kecemburuan atau konflik antara penduduk lokal dengan pendatang yang umumnya mempunyai kesempatan kerja, kesempatan usaha dan tingkat pendapatan lebih baik dibandingkan penduduk lokal.
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencegah munculnya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Memberikan informasi tentang
Mencegah atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Sosialisasi rencana kegiatan
peluang kerja secara transparan kepada warga masyarakat di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skil l yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional
kepada warga masyarakat Menanggulangi dampak komponen fisik Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan bersama antara penduduk lokal dengan para pendatang.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Dua kali: sebelum dan selama proses penerimaan tenaga kerja
PT. DSLNG
Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Enam bulan sekali selama tahap konstruksi
PT. DSLNG
Pengawas
Pelaporan
Bapedalda Kab. Banggai
Kantor
Bapedalda Kab. Banggai
Kantor
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Hilir
-15
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat
Sumber Dampak TAHAP OPERASI Kegiatan penerimaan tenaga kerja
Kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Tolok Ukur Dampak
Munculnya konflik atau ketidak harmonisan hubungan sosial dalam masyarakat, khususnya antara penduduk/tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang
Adanya dampak fisik
kegiatan: peningkatan kadar debu, kebisingan, dan gangguan transportasi Munculnya kecemburuan atau konflik antara penduduk lokal dengan pendatang yang umumnya mempunyai kesempatan kerja, kesempatan usaha dan tingkat pendapatan lebih baik Munculnya kelaskelas atau strata sosial yang baru di wilayah studi akibat timpangnya pendidikan, ketrampilan dan penghasilan antara penduduk lokal dengan para pendatang.
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup Mencegah atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Memberikan informasi tentang
peluang kerja secara transparan kepada warga masyarakat di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional. Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga masyarakat Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan bersama dengan penduduk lokal seperti temu warga, perayaan hari besar agama/nasional, bakti sosial dan kegiatan sosial atau keagamaan lainnyan. Berbagai fasilitas untuk karyawan (pendidikan, OR, kesehatan, ibadah) tidak bersifat ekslusif, tapi dapat pula dimanfaatkan warga masyarakat sekitar.
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup Enam bulan sekali selama tahap operasi
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana PT. DSLNG
Pengawas Bapedalda Kab Banggai
Pelaporan
Kantor
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Hilir
-16
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Sikap dan persepsi negatif masyarakat
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
TAHAP PASCA OPERASI Kegiatan Jumlah keluhan, penglepasan protes dan penilaian tenaga kerja negatif terhadap munculnya pengangguran
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencegah dan atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat
Penguatan jaringan
Agar kondisi sanitasi lingkungan tetap terjaga secara baik
Disediakan bak penampung
komunikasi sosial melalui sosialisasi sebelum kegiatan penglepasan tenaga kerja Membantu masyarakat meningkatkan ketrampilan melalui pelatihan kewirausahaan at au ketrampilan lainnya
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Desa-desa di sekitar tapak proyek di wilayah Kecamatan Batui dan Kintom, Kabupaten Banggai
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Sebelum dan selama kegiatan penglepasan tenaga kerja
PT. DSLNG
Sekali selama pembangunan/ konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
PT. DSLNG
Pengawas
Pelaporan
Bapedalda Kab Banggai
Kantor
Bapedal Kab. Bangai
Dinas
Tenaga Kerja Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
18. SANITASI LINGKUNGAN Penurunan Kualitas sanitasi lngkungan
TAHAP KONSTRUKSI Terjadi penurunan kualitas sanitasi lingkungan yang disebabkan oleh adanya limbah padat konstruksi dan limbah padat serta limbah cair domestik para pekerja kegiatan pembangunan/kons truksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya
Penurunan estetika
lingkungan Terbatasnya fasilitas MCK yang memadahi Tidak adanya lokasi penampunga n limbah padat konstruksi
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
sampah atau limbah padat konstruksi Disediakan tempat penampung sampah atau limbah adomestik para pekerja Adanya fasilitas MCK yang memadahi Diadakan himbauan terhadap para pekerja tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
Sekitar lokasi kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus
Kesehatan Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Hilir
-17
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Jenis Dampak
Penurunan kualitas sanitasi lngkungan
Sumber Dampak
Tolok Ukur Dampak
TAHAP PASCA OPERASI Kegiatan Lokasi tersebut pembongkaran menjadi kumuh. dan demobilisasi Timbulnya lubangperalatan (kilang lubang genangan air dan Pelabuhan bekas konstruksi Khusus) bangunan dan manuver kendaraan
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Satu kali setelah kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan selesai
PT. DSLNG
Selama Kegiatan operasi kompleks kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas pendukungnya berlangsung
PT. DSLNG
Agar kondisi sanitasi lingkungan bekas lokasi bekas bongkaran tetap terjaga dengan baik
Diadakan pembersihan bekas
Di lokasi bekas
bongkaran bangunan kilang dan Pelabuhan Khusus Diadakan perataan kembali bekas konstruksi bangunan
bongkaran kilang dan Pelabuhan Khusus Sekitar lokasi keluar masuknya kendaraan
Untuk menekan atau menanggulangi berjangkitnya berbagai jenis penyakit
Mengelola sumber dampak
Di sekitar lokasi Kegiatan operasional komplek kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas pendukungnya
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana
Pengawas
Pelaporan
Bapedal Kab. Bangai
Dinas
Bapedal Kab. Bangai
Dinas
Kesehatan Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
19. TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan tingkat eksehatan masyarakat
TAHAP OPERASI Kegiatan operasional kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus
Adanya gangguan kesehatan yang dialami oleh para pekerja dan masyarakat di sekitarnya akibat adanya debu, emisi gas, kebisingan, dan air limbah kegiatan operasional kilang, Pelabuhan Khusus dan fasilitas pendukungnya. Kemungkinan timbulnya atau berkembangnya jenisjenis penyakit menular seksual (PMS)
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok
adanya debu dan emisi gas. Mengelola air limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Melengkapi pekerja dengan sarana K3. Mengadakan penyuluhan tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi pekerja dan masyarakat sekitar. Membantu dalam pengadaan sarana dan fasilitas kesehatan publik Memberikan pemeriksaan dan atau pengobatan masal gratis bagi pekerja dan masyarakat sekitarnya
Kesehatan Kab. Banggai Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah KLH
Hilir
-18