LITKAJIBANGRAP
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
KAJIAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DAN PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN (IP) MENJADI IP 300 PADI DI LAHAN PASANG SURUT DI KABUPATEN KAPUAS KALIMANTAN TENGAH R.Y. Galingging, A. Firmansyah,A. Bhermana, Suparman, dan S. Agustini Abstrak Tujuan dari pengkajian ini adalah optimalisasi pengelolaan lahan pasangsurut di Kalimantan Tengah dan terwujudnya peningkatan produktivitas padi IP 300 melalui peningkatan intensitas pertanaman dan penerapan model usahatani padi IP 300 yang efisien, efektif, dan berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan organik in-situ. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Terusan , Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. Kajian ini merupakan kajian paket teknologi untuk membandingkan teknologi baru (introduksi) dengan praktek petani yang dilaksanakan di lahan petani atau secara on farm research. Perlakuan terbaik hasil uji coba pelaksanaan IP 300 adalah paket teknologi berupa pemberian amelioran 2 ton/ha kapur dolomite yang dikombinasikan dengan sistem tanam jajar legowo 2:1. Varietas padi yang sesuai untuk pertanaman IP 300 adalah Inpara 3Mekongga–Inpari13, Situbagendit dan Inpara 2. Analisis usaha tani padi IP 300 ini adalah B/C rasio adalah 1,99 s/d 2,3. Sedangkan R/C adalah 2,99 sehingga usahatani ini sangat layak untuk dikembangkan. Kata kunci: paket teknologi, IP 300, pasang surut, analisis usahatani
PENDAHULUAN Luas Kalimantan Tengah 153.564 km2 terdiri atas berbagai tipologi lahan diantaranya lahan rawa dan pasang surut (3.576.800 Ha atau 24%) dari total luas Kalimantan Tengah. Kabupaten Kapuas memiliki lahan rawa dan pasang surut terbesar yakni 587.600 ha yang memiliki areal pertanaman Pencapaian produksi
40
hingga saat ini hanya 2-2,5 t/ha sehingga perlu peningkatan produksi padi sampai 7 ton/ha melalui inovasi teknologi budidaya IP 300. Tujuan dari pengkajian ini adalah optimalisasi pengelolahan lahan pasangsurut di Kalimantan Tengah dan terwujudnya peningkatan produktivitas padi IP 300 melalui peningkatan intensitas pertanaman dan penerapan model usahatani padi IP 300 yang efisien, efektif dan berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan organik in-situ. Kajian Ini merupakan kajian paket teknologi (Technology-verification experiments) untuk membandingkan teknologi baru (introduksi) dengan praktek petani yang dilaksanakan di lahan petani atau secara on farm research dan participatory research farmer. METODOLOGI Pengkajian ini terdiri atas 2 kegiatan yakni: 1. Sub kegiatan 1 menggunakan RAK 2 x 4 dimana petani merupakan ulangan. Introduksi model yang dikaji adalah: Model 1 = Uji Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan teknologi budidaya IP 300 dan Model 2 = Kebiasaan petani (kontrol). Setiap perlakuan seluas 1500 m2, sehingga luas tanam padi IP 300 yang akan ditanam adalah 3000 m2 untuk setiap petani kooperator dan setiap petani menanam 2 ulangan. Total luas lahan yang akan digunakan oleh 4 petani kooperator adalah 12.000 m2. 2. Sub kegiatan 2 adalah uji komponen teknologi (superimpose). Pengkajian ini menggunakan RAK Faktorial dengan perlakuan:
Edisi 1, Vol 1, November 2013
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
LITKAJIBANGRAP
(I) Faktor amelioran (kapur dolomit dan pupuk kandang), (II) Faktor cara tanam (jajar legowo 2:1; dan jajar legowo 4:1) sehingga ada 4 kombinasi perlakuan. Masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 5 kali, dimana petani merupakan ulangan. Kombinasi perlakuan adalah: Model 1 = Teknologi budidaya IP 300 + amelioran 2 ton/ha kapur dolomite + Jajar legowo 2:1; Model 2 = Teknologi budidaya IP 300 + amelioran 2 ton/ha kapur dolomite + Jajar legowo 4:1;
Model 3 = Teknologi budidaya IP 300 + amelioran 2 ton/ha pupuk kandang + Jajar legowo 2:1; Model 4 = Teknologi budidaya IP 300 + amelioran 2 ton/ha pupuk kandang + Jajar legowo 4:1. Pola tanam yang dilakukan adalah ✓ VUSG – VUG - VUSG ✓ VUSG – VUG – VUG ✓ VUSG – VUSG – VUG Varietas padi yakni: Inpari 13, Inpara2, Inpara3, Mekongga dan Situbagendit.
Rencana Penelitian Pola Tanam Padi IP 300 MT I
Musim Tanam 2011-2012
MT II
Varietas umur sangat genjah (VUSG)
Varietas umur genjah (VUG)
7
7 105-124 hari Mekongga
90-104 hari Inpara 3
15 15 Keterangan: = Tanam sampai panen = Persemaian dilakukan 15 hari sebelum panen = Pengolahan tanah HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengkajian menunjukkan bahwa Model 1 = Teknologi budidaya IP 300 + amelioran 2 ton/ha kapur dolomite + Jajar legowo 2:1 merupakan perlakuan yang terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan terbaik kedua adalah Model 4 = Teknologi budidaya IP 300 amelioran 2 ton/ha pupuk kandang + Jajar legowo. Varietas padi yang sesuai untuk pertanaman IP 300 adalah Inpara 3 – Mekongga – Inpari 13, Situbagendit dan Inpara 2. Pemberian Kapur pada tanah sulfat masam merupakan perlakuan terbaik yang dapat meningkatkan pH tanah, sehingga ketersediaan hara dapat diserap oleh
Edisi 1, Vol 1, November 2013
Sisa waktu 20 hari (pemberi an bahan organik secara in-situ)
MT III
Varietas umur sangat genjah (VUSG) 7
90-104 hari Inpari 13
15
tanaman padi (Tabel 1). Perlakuan ini merupakan perlakuan spesifik lokasi Desa Terusan Makmur Kecamatan Bataguh (Gambar 1).
Gambar 1. Lokasi Pengkajian IP-300 di Desa Terusan Makmur Kecamatan Bataguh 41
LITKAJIBANGRAP
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Produksi Padi IP 300
Parameter
K-4:1
P-4:1
K-2:1
P-2:1
rataan
102,42
101,58
103,42
100,59
102,01
10,67
9,75
11
10
10,36
9,5
8,5
8,25
7,75
8,5
19,06
18,75
22,21
20,49
20,13
518
512,5
504,75
560,5
523,94
Berat isi
15,04
14,96
15,04
16
15,23
Hampa
496,25
397
585,75
375,5
463,63
27,17
27,88
27,15
28,56
27,69
Tinggi Tanaman Jlh.Anakan Jl.Gabah/Malai Berat (gr) Jlh Biji Bernas
Brt 1000btr
Keterangan: K = kapur ; P = pupuk kandang ; 4:1 = jajar legowo :1 ; 2:1 = jajar legowo 2: 1 Sedangkan pengaruh pemberian pupuk kandang mungkin pengaruhnya pada tanampertama ini belum nyata kemungkinan pengaruh perlakuan baru dapat dilihat pada musim tanam selanjutnya karena belum terurai sempurna dan dapat langsung diserap tanaman dibandingkan dengan pemberian kapur. Bahkan pada Gambar 3 menunjukkan bahwa pemberian kapur 2 ton Ha dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 merupakan perlakuan terbaik (Gambar 3) Gambar 2. Kontras antara Pertanaman Padi IP 300 dengan Kebiasaan Petani
6 00 4 00 200 0
…
…
Tinggi Jl.Gabah/Ma Hampa Bernas Jlh.AnaBerat 100 kan 0bt r
Gabungan rata Gabungan K−2:1 Gabungan K−4:1
Gabungan K−4:1 Gabungan P−4:1 Gabungan K−2:1 Gabungan P−2:1 Gabungan rata
Gambar 3. Parameter tanaman padi hasil perlakuan
42
Edisi 1, Vol 1, November 2013
LITKAJIBANGRAP
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
Analisis usahatani padi IP 300 Hasil analisis usahatani padi IP 300 di Desa Terusan Karya, Kecamatan Bataguh menunjukkan bahwa usahatani padi IP 300 ini layak diusahakan oleh petani karena dapat memberikan
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan kebiasaan petani (kontrol). Secara rinci analisis usahatani tersebut adalah sebagai berikut:
A. Biaya Produksi (1 Ha/tahun) 1. Sarana Produksi a. Benih 25 kg @ Rp 10.000,b. Pupuk buatan 1) Urea 4 zak @ Rp 90.000,2) SP-36 kg 1,5 zak @ Rp 110.000,3) KCl 1 zak @ Rp 250.000,d. Kapur 2 ton, @ Rp 750.000,e. Pestisida 5 liter, @ Rp 50.000,f. Pupuk kandang 1 ton/ha @ Rp 500.000,Sub total
Rp
250.000,-
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
360.000,165.000,250.000,1.500.000,250.000,500.000,3.275.000,-
2. Biaya Tenaga Kerja a. Penyemaian 5 OH, @ Rp 30.000,b. Pengolahan tanah sederhana 10 OH @ Rp 30.000,c. Penanaman 20 OH @ Rp 30.000,d. Pemupukan I 2 OH @ Rp 30.000,d. Pemupukan II 2 OH @ Rp 30.000,f. Penyulaman 4 OH @ Rp 30.000,g. Penyemprotan 3 OH @ Rp 30.000,-
Rp Rp
150.000,300.000,-
Rp Rp Rp Rp Rp
600.000,60.000,60.000,120.000,90.000,-
h. Panen 30 OH @ Rp 30.000,j. Pengeringan 4 OH @ Rp 30.000,Subtotal
Rp Rp Rp
900.000,120.000,2.400.000,-
Rp Rp Rp Rp Rp
500.000,200.000,700.000,1.000.000,7.375.000,-
3. Nilai sewa tanah 1 th 4. Alat pertanian habis pakai 1 tahun Subtotal biaya tetap 6. Biaya lain-lain Biaya Total
Edisi 1, Vol 1, November 2013
43
LITKAJIBANGRAP B. Produksi, Pendapatan, dan Keuntungan Potensi produksi padi unggul IP 300 12,25 ton/ha/tahun, dimana dalam 1 tahun ada 3 kali tanam dan 3 kali panen : Panen I (Inpari 3) 3 ton/ha; Panen II (Mekongga) 4,75 ton/ha dan panen III (Inpari 13) 4,5 1. Pendapatan 11.025.000 kg, @ Rp 4.000,2. Biaya total produksi 3 kali tanam dan 3 kali panen adalah 3 x 7.375.000 Keuntungan bersih Keuntungan bersih per bulan
Analisis Kelayakan Usahatani (B/C Ratio) Hasil Analisis Benefit Cost Ratio (B/C ratio) untuk mengukur kelayakan suatu usahatani, yaitu dengan cara membandingkan antara penerimaan kotor (hasil penjualan) dan biaya total yang dikeluarkan, sehingga Nilai B/C ratio = 1,99. Nilai diatas menunjukkani bahwa usahatani padi IP 300 dengan modal Rp 1,- dapat memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 1,99,-. Ini terbukti dengan modal Rp 22.975.000,- dapat memperoleh hasil penjualan Rp 44.100.000,- (1,99%), jadi asumsi nilai B/C rasio usahatani padi IP 300 ini adalah 1,99 s/d 2,3. Sedangkan R/C adalah 2,99, sehingga usahatani ini sangat layak untuk dikembangkan.
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
ton/ha sehingga totalnya 12,25 ton/ha/tahun. Apabila diasumsikan tingkat kematian dan risiko lain 10%, produksi total yang dicapai adalah 11,025 ton/ha/tahun.. Harga padi di pasar selalu berfluktuasi, namun diasumsikan Rp 4.000/kg. Analisis pendapatan dan keuntungan usahatani dapat dihitung sbb: Rp Rp
44.100.000,22.125.000,-
Rp Rp
21.975.000,1.831.250,-
KESIMPULAN 1.
2.
3.
4.
44
Petani di Desa Terusan Karya, Kecamatan Bataguh Kabupaten Kapuas memiliki ketrampilan dan memiliki kemauan untuk mengadopsi teknologi pertanian khususnya IP 300 padi yang di ujicoba di lapangan. Desa ini meruapakan target area dalam pelaksanaan pertanaman IP 300 karena di desa ini sudah terbiasa melaksanakan pertanaman padi IP 200. Perlakuan terbaik hasil uji coba pelaksanaan IP 300 menggunakan teknologi adalah pemberian amelioran 2 ton/ha kapur dolomite + Jajar legowo 2:1. Varietas padi yang sesuai untuk pertanaman IP 300 adalah Inpara 3 – Mekongga – Inpari 13, Situbagendit dan Inpara 2. Analisis usaha tani padi IP 300 ini = B/C rasio adalah 1,99 s/d 2,3. Sedangkan R/C adalah 2,99, sehingga usahatani ini sangat layak untuk dikembangkan.
Edisi 1, Vol 1, November 2013