LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KESEJAHTERAAN DENGN KINERJA GURU SMP AL AMANAH SETU SERPONG”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Februari 2009, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 16 Februari 2009
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan / Program Studi)
Tanggal
Tanda Tangan
Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, MA NIP. 150236009 ……………...
………..
Sekretaris (Sekretaris Jurusan / Program Studi) Drs. Safiuddin Shidiq, M.Ag NIP. 150299477 .......................
...............
Penguji I Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, MA
39
40
NIP. 150236009 ......................
................
Penguji II Drs. E. Kusnadi NIP. 150062572 ......................
.................
Mengetahui: Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada,MA NIP. 150231356
41
1. Nama
: Dadang Sulistio
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta , 14 September 1985
3. NIM
: 204011002721
4. Jurusan/Prodi
: Pendidikan Agama Islam
5. Program
: Non Reguler
6. Judul Skripsi
: HUBUNGAN KESEJAHTERAAN DENGAN KINERJA GURU SMP AL AMANAH SETU SERPONG
7. Pembimbing
: 1.Drs. A. Banadjid 2.Dra. Hj. Husnawati Husein, M. Ag
8. Penguji
: 1. Dr. AF. Wibisono, MA 2. Drs. E. Kusnadi
9. Tanggal Lulus
: 16 Februari 2009
10. Nomor Ijazah(diisi oleh Bag. Akademik)
: ...........................................................
11. Indeks Prestasi / Yudisium : 3, 05 12. Jabatan Dalam Organisasi Kemahasiswaan 13. Alamat Asal
: Anggota : jl. Tanah Pasir RSb Blok I lt 1 No 1 Rt 09 Rw 06
kec/kel Penjaringan Jakarta utara kode pos
14440. 14. Alamat Sekarang
:. jl. Tanah Pasir RSb Blok I lt 1 No 1 Rt 09 Rw 06 kec/kel Penjaringan Jakarta utara kode pos 14440 NO. HP: 02193243246
15. Nama Ayah
: Suroso
16. Pendidikan Terakhir
: Sekolah Dasar ( SD )
17. Pekerjaan Ayah
: Wiraswasta
18. Nama Ibu
: Siti Hamidah
42
19. Pendidikan Terakhir
: Sekolah Dasar ( SD )
20. Pekerjaan Ibu
: Ibu Rumah Tangga Jakarta, 4
Calon Wisudawan (Dadang Sulistio)
ABSTRAK Dadang sulistio (204011002721) HUBUNGAN KESEJAHTERAAN DENGAN KINERJA GURU SMP AL AMANAH SETU SERPONG Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis. Metode analisis yang digunakan adalah studi korelasional yaitu dengan penelaahan hubungan antara dua variabel. Yaitu Kesejahteraan guru (X) dengan kinerja guru(Y) . Data diperoleh dari penyebaran angket, sedangkan untuk menunjang penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi dan studi pustaka. Subyek dalam penelitian ini yaitu guruguru SMP Al Amanah Setu Serpong kemudian data diolah dengan menggunakan rumus product moment. Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa rxy sebesar 0,642 sedangkan r tabel 0,413 pada N = 23, taraf signifikansi 5 % dan 0,526 pada N = 23, taraf signifikansi 1 %. hal ini berarti bahwa rxy atau “r” hitung lebih besar dari r tabel ( 0,642 > 0,413 dan 0,526). Maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
43
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong Dapat disimpulkan bahwa Terdapat kontribusi hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong sebesar 41 %. Faktor keterkaitan yang diberikan dalam kategori sedang dan masih terdapat 59 % faktor-faktor lain yang memiliki keterkaitan dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 2 Mei, di hari pendidikan nasional (Hardiknas) lebih dari 5000 guru honorer mendatangi gedung DPR/MPR, mereka menuntut segera diangkat sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Karena belasan tahun mereka mengajar hanya berstatus honorer. Dalam konteks ini, penulis sangat memberikan apresiasi. Karena selama ini mereka hanya menerima janji-janji yang tak kunjung ditepati, salahkah kalau guru mengelar aksi demo? Berdosakah seorang guru berorasi menyuarakan aspirasinya dimuka umum yang selama ini tak bisa bergaung lantaran tenggelam dalam hiruk pikuk politik dam ambisi para penguasa negeri kita mengejar daya saing bangsa?
44
Pada era reformasi dan demokratisasi ini siapa pun boleh menyampaikan pendapat dimuka umum tentunya sesuai ketentuan yang berlaku. Demo para guru honorer yang sempat memacetkan arus lalu lintas didepan gedung DPR/MPR hal itu perlu dimaknai sebagai efek dari risiko sosial yang mesti diterima sebagai imbas dari sebuah kehendak perubahan. Kita akui atau tidak, selama ini guru hanya dipandang sebagai pelengkap penderita dari sistem pendidikan nasional, mereka diangungkan dan dimulyakan derajatnya melalui sebuah hymne guru. Namun, hymne guru yang acap kali disenandungkan dengan khidmad dan sarat dengan irama penyanjungan itu justru berubah ketika kenyataan yang terjadi justru sebaliknya. Nasib guru tak pernah bergeser dalam ‘lumpur’ penderitaan. Sudah lama kita mendengar penderitaan dari berbagai media, untuk menjaga agar ‘periuk’ dapurnya tetap berasap, seorang guru honorer terpaksa nyambi jadi tukang ojek, penjual rokok ketengan. Kondisi guru honorer ‘Oemar Bakri’ semacam itu, disadari atau tidak, jelas ikut meruntuhkan martabat guru yang seharusnya bisa total menjalankan tugas profesinya, tanpa harus memikirkan lagi urusan perut dan dapur. Bagaimana mungkin seorang guru honorer sempat menyusun rencana pembelajaran yang baik, melaksanakan kegiatan pembelajaran, melakukan penilaian, menganalisis hasil penilaian, dan melakukan tindak lanjut, kalau mereka masih ditindih oleh berbagai beban sosial dan ekonomi? Guru masa kini memang berbeda dengan resi ketika intitusi pendidikan masih berbentuk pertapaan. Secara sosial seorang resi pada zaman dahulu benar-benar memiliki kharisma yang layak diacungi jempol. Mereka benar-benar menjadi sosok mumpuni bahkan cenderung perfect dalam segala hal. Tak heran jika segala kata-kata, tindakan dan prilakunya selalu menjadi referensi dan rujukan masyarakat sekitar. Tapi itu dulu, ketika zaman belum lagi digerus arus modernisasi dan globalisasi yang mengibarkan bendera materialisme, komsumtivisme, dan hedonisme. Kini, posisi guru ditengah masyarakat seringkali menimbulkan rasa iba secara sosial, akibat penghasilannya yang pas-pasan. Padahal, profesi guru selalu berada di garda terdepan dalam dunia pendidikan, merekalah yang menjadi ‘lokomotif’ yang akan menarik gerbong masa depan
45
generasi anak bangsa menuju cita-cita. Sebagai mana yang tertera dalam UndangUndang RI nomor 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS , Bab II pasal 3 bab II sebagai berikut: Pendidikan nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Sekolah ataupun madrasah merupakan sebuah institusi/lembaga pendidikan, tempat guru mengajar dan murid belajar, tempat terjadinya proses kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu masyarakat belajar yang bertujuan rnembangun manusia seutuhnya. Dalam perkembangan madrasah ini pemerintah telah mengambil langkahlangkah untuk mengadakan penyempurnaan dan peningkatan mutu pendidikan madrasah
sejalan
dengan
laju
perkembangan
dan
aspirasi
masyarakat.
Penyempurnaan dan peningkatan mutu pendidikan madrasah itu meliputi: “ Penataan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, kurikulum dan tenaga guru”. 2 Pada perkembangan sekolah atau madrasah tenaga guru merupakan hal utama dalam meningkatkan mutu pendidikan siswa, namun demikian nampaknya perhatian sekolah terhadap guru masih kurang. Seharusnya sebagai lembaga pendidikan formal mampu untuk rneningkatkan kualitas gurunya baik dari kesejahteraannya maupun peningkatan kinerjanya. Sebagai salah satu komponen pendidikan. Guru menduduki titik yang paling strategis dalam pendidikan dan sebagai soko guru dalam pembangunan. Katakanlah guru sebagai ujung tombak dalam keberhasilan proses belajar mengajar oleh karena itu sebagai ujung tombak keberhasilan belajar murid kesejahteraannya perlu diperhatikan seperti dari peningkatan sumber daya manusianya, penghargaan terhadap pekerjaannya baik dari segi materi maupun non materi. Belakangan ini, ada semangat baru dalam dunia pendidikan nasional kita untuk lebih mengangkat citra dan martabat guru seperti: tunjangan fungsional, 1 2
160
UUD sisdiknas ,(Bandung: Fokus media, 2006) H.5 H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan( Islam dan Umum),(Jakarta: Bumi Aksara, 2000) cet-4
46
pengangkatan guru honorer dan dicanangkannya dana bantuan khusus sekolah (BOS) setiap bulannya dari subsidi BBM. Dari berbagai perjumpaan, tatap muka dan kunjungan, saya mendapatkan kesan mendalam tentang para guru di SMP AL AMANAH. Walaupun ada beberapa guru yang memahami tentang ilmu pendidikan, tetapi mereka kurang bisa menerapkan konsep dan variasi dalam pengajaran, hal ini disebabkan kurangnya upaya sekolah dalam meningkatkan profesioanalisme guru. Namun demikian di bawah tekanan pekerjaan yang menumpuk yang tidak semuanya selalu berkaitan dengan upaya mendidik siswa, para guru tetap setia menjalankan tugas. Berdasarkan kenyataan inilah penulis merasa perlu mengangkat topik ini dengan melihat dari sudut pandang apakah benar guru yang kesejahteraannya terjamin maka kinerjanya meningkat atau sebaliknya guru yang kesejahteraannya tidak terjamin maka kinerjanya menurun atau tidak baik, dengan topik "HUBUNGAN KESEJAHTERAAN DENGAN KINERJA GURU DI SMP AL AMANAH SETU SERPONG TANGERANG)".
B. Identifikasi, Pembatasan Dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi masalah- masalah yang relevan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana kinerja guru SMP Al Amanah setu serpong Tangerang ? 2. Apakah penyusunan rencana pengajaran mempunyai hubungan dengan kinerja guru? 3. Apakah pelaksanaan prosedur pengajaran mempunyai hubungan dengan kinerja guru? 4. Apakah interaksi guru dan siswa mempunyai hubungan dengan kinerja guru? 5. Bagaimana kesejahteraan guru SMP AL Amanah setu Serpong Tangerang? 6. Apakah kesejahteraan guru mempunyai hubungan dengan kinerja guru? Pembatasan masalah Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga dan biaya serta menjaga agar penelitian lebih terarah, secara lebih spesifik masalah-masalah dalam penelitian
47
ini dibatasi pada: "Hubungan Kesejahteraan Dengan Kinerja Guru (Studi Di SMP AL Amanah setu Serpong Tangerang)” Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana hubungan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah setu Serpong Tanggerang ?
C. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan pendidikan. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memperbaiki kinerja melalui peningkatan kesejahteraan guru .
48
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kinerja guru 1.
Pengertian kinerja guru Kata kinerja menurut kamus besar bahasa indonesia berarti “1 sesuatu yang
dicapai; 2 prestasi yang diperlihatkan; 3 kemampuan kerja “. 3 Menurut Hadari Nawawi, kinerja adalah "kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam mencapai tujuan”.4 Sedangkan menurut Suryo Subroto yang dimaksud dengan kinerja guru adalah kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.5 Dari definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja guru diartikan sebagai suatu kemampuan kerja guru yang ditampilkan dalam kegiatan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Agar dapat memberikan pelayanan yang memuaskan masyarakat, guru harus selalu dapat menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat, yang dalam hal ini peserta didik dan orang tuanya, oleh karena itu guru harus selalu dituntut untuk secara terus menerus meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan mutu pelayanannya. Dan yang tak boleh dilupakan oleh seorang guru guna mencapai prestasi kerja adalah bekerja dengan memedomani kode etik guru Indonesia. Yaitu : 3 Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia,(jakarta: Balai pustaka ,2002) cet. 3, h.570 4 Hadari Nawawi. Administrasi Pendidikan, (Jakarta:PT. Gunung Agung, 1996),Cet-13,h.34 5 Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar,(Jakarta:Rineka Cipta, 1997),cet 1,h.25
49
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. 2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional 3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakulan bimbingan dan pembinaan 4. Guru menciptakan suasana sekolah berhasilnya profesi belajar-mengajar.
sebaik-baiknya
yang
menunjang
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitar untuk membina peran serta rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan 6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya 7. Guru memelihara hubungan kesetiakawanan sosial
seprofesi,
semangat
kekeluargaan,
dan
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkantkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. 9. Guru melaksanakan segala kebijasanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.4 Dengan memedomani sembilan poin kode etik diharapkan seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya menjadikan lebih terarah sehingga terlihat prestasi pekerjaanya, dan tentunya pendidikan kita akan lebih bermutu ditengah-tengah gejolak perekonomian bangsa yang tidak dapat dielakan lagi berdampak bagi para guru sebagai garda terdepan yang menjadi ‘lokomotif’ dalam dunia pendidikan. 2.
Macam-macam Kinerja Guru Keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru tidak terlepas
dari tingkat kompetensi atau kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas yang diembannya. Kompetensi tersebut menurut beberapa sumber disebutkan mencakup empat macam, yaitu: 1. Pedagogik. Yakni mengenai kemampuan guru dalam mendidik 2. Sosial. Yakni bagaimana guru dalam bergaul 3. Pendalian, yakni mempu mengendalikan proses belajar 4. Propesional. Yakni mempu dalam menguasai materi secara luas dan mendalam untuk membimbing peserta didik.5 Kompetensi guru dalam undang-undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 Bab IV pasal 10 disebutkan bahwa “kompetensi guru meliputi kompetensi 4 5
Soejipto, Raflis kosasih, Profesi Keguruan,(jakarta: PT Rineka Cipta,2007)hal.34 http: // www.riaugo.id/index.php ?,01,juli 2008
50
pedagogi, kompetesi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi propesional yang diperolah melalui pendidikan prifesi”6 Untuk lebih jelas, berikut penulis mencoba mendeskripsikan secara singkat keempat macam kompetensi yang mutlak harus dikuasai oleh seorang guru : a.
Kompetensi pedagogik Menurut Muchtar Buchori “ istilah pedagogik diterjemahkan dengan kata
‘ilmu mendidik’ dan yang dibahas ialah bagaimana mengasuh dan mambesarkan seorang anak”.7 Pengetahuan dasar tentang pedagogik atau ilmu pendidikan bagi seorang guru merupakan sesuatu yang mutlak kerena pendidikan merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa (guru) kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yakni kedewasaan. Dengan mengunakan istilah bimbingan secara filosofis kita dapat menghayati bahwa pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan dengan disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup (life long education). Menurut Drs.H. Burhanudin Salam, “pendidikan berisi tiga pengertian yaitu pendidikan, pengajaran, latihan.”8. Kalau kita lihat ketiga istilah tersebut (pendidikan, pengajaran, latihan) dalam konteks kata kerja menjadi mendidik, mengajar, melatih. Maka memiliki arti bahwa mendidik merupakan usaha yang lebih ditujukan kepada penegembangan budi pekerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan dan lain. Dan istilah mengajar lebih kepada usaha sadar memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan intelektualnya. Sedangkan istilah melatih merupakan usaha pemberian sejumlah keterampilan tertentu, yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga akan terjadi suatu pembisaan dalam bertindak. Dalam ajaran Islam terdapat ayat-ayat Al Quran atau sabda-sabda Nabi yang secara jelas mengandung motivasi manusia untuk berpikir, mengembangkan potensi 6
Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005,(Jakarta: Asa mandiri,2008) cet 1,h.161 7 Muchtar Buchori, ilmu pendidikan & praktek pendidikan dalam renungan,(jakarta: PT. tiara wacana & ikip muhammadiyah jakarta –press,1994) hlm.23 8 Burhanudin salam, pengantar pedagogik dasar-dasar ilmu mendidik,(jakarta:PT Rineka Ci pta,2002), cet.1,h.5.
51
diri melalui proses pendidikan, dan kemampuan berpikir inilah yang menjadi kriterium antara makhluk manusia sebagai ciptaan Allah SWT yang paling mulia dari makhluk lainya. Sebagaimana halnya firman Allah SWT yang menyatakan :
36. “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al-ISRAA 36)” 9
Standar
kompetensi
guru
mencakup
kompetensi
inti
guru
yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Kompetensi pedagogik dalam penjabaranya berbeda pada tiap tingkatan pendidikan namun kompetensi intinya tidak berbeda peda tingkatan pendidikan.
Kompetensi Pedagogik
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9.
9
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. Menyelengarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Berkomunikasi secara efektif, empirik, dan santun dengan peserta didik. Menyelengarakan penilaian dan evalusi proses dan hasil belajar. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
Departemen agama republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemah, (surabaya: Mahkota, 1989), hlm 429
52
kepentingan pembelajaran. 10. Melakukan tindakan refleksi untuk meningkatkan kualitas pembelajran.10
b. Kemampuan Pribadi Kemampuan pribadi adalah kemampuan pribadi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Menurut Uzer Usman menerangkan bahwa kemampuan pribadi guru meliputi hal-hal berikut: 1) Mengembangkan kepribadian 2) Berinteraksi dan berkomunikasi 3) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan 4) Melaksanakan administrasi pendidikan 5) Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.11 Kompetensi kepribadian yang tertulis dalam standar kompetensi guru mengacu pada inti kompetensi keperibadian guru yang penerapannya disesuai dengan tingkatan dan jenjang pendidikan. Inti kompetensi kepribadian guru yakni : Kompetensi kepribadian
1. 2. 3. 4. 5.
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa. Menuntujan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.12
Kemampuan pribadi menjadikan guru dapat mengelola dan berinteraksi secara baik serta mengelola proses belajar mengajar, guru juga harus mempunyai kepribadian yang utuh karena bagaimanapun guru merupakan suri tauladan bagi anak didiknya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
10
Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005. hlm. 39 11 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,(Bandung: Remaja rosdakary,2008)cet 2,h.16 12 Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005. hlm. 44.
53
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rusulullah itu suri tauladan yang baik bagimu. "(QS. Al-Ahzab: 21)”13 Ayat di atas, mengisyaratkan kepada kita bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang guru. Karena guru adalah figur sentral bagi siswanya, baik budi dan tingkah laku guru, maka baik pula budi dan tutur sapa siswa dan sebaliknya. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menguasai dan mengukur kemampuan yang dimilikinya ketika akan berhadapan dengan siswanya baik di kelas maupun di lingkungan dia berada. c. Kemampuan Profesional Berbicara tentang profesionalisme, maka akan lebih jelas diketahui terlebih dahulu maksud dari kata profesi itu sendiri. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata Profesi berarti “bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan,dsb)tertentu “14 Prof. Dr.H.Abubdin Nata,M.A. menyebutkan bahwa: "Kata profesi masuk kedalam kosa kata bahasa indonesia melalui bahasa Inggris (profession) atau bahasa Belanda (profescie) kedua bahasa barat ini menerima kata dari bahasa Latin (professio). Dalam bahasa Latin kata Professio berarti pengakuan atau pernyataan”.15 Menurut Lutfi, sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir dalam bukunya "Ilmu Pendidikan dalam perspektip Islam" menyatakan bahwa seseorang dapat disebut memiliki profesi apabila ia: 1. Profesi yang harus mengandung keahlian, 2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh hati, 3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal, 4. Profesi adalah untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri, 13
DEPAG RI,Al-Qur’an dan Terjemah, hlm. 670 Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia, hlm. 897 15 Abubdin Nata, manejemen Pendidikan mengatasi kelemahan pendidikan Islam di Indonesia,(jakarta: Prenada Media, 2003) hlm. 137 14
54
5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik, dan kompetensi aplikatif. 6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya, 7. Profesi mempunyai kode etik dan 8. Profesi harus mempunyai klien yang jelas.16 Dari penjelasan di atas, baik secara bahasa maupun istilah serta pendapat para ahli penulis dapat menarik kesimpulan bahwa profesionalisme guru adalah sikap dan tingkah laku nyata dalam bidang pekerjaan profesi keguruan yang memiliki dasar keterampilan dan kemampuan khusus. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan profesional guru adalah kemampuan guru dalam penguasaan akademik (mata pelajaran) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus, sehingga guru tersebut memiliki kewibawaan akademis. Kemampuan profesionalisme guru dalam undang-undang guru dan dosen memiliki indikator-indikator yang sama namun untuk penerapannya dibedakan sesuai dengan tingkatan jenjang pendidikannya, kompetensi profesionalisme guru yang disebutkan yaitu Kompetensi profesional
1. 2. 3. 4. 5.
Menguasai materi, sturktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampun. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Mengembangkan mata pelajaran yang diampu secara kreatif. Mengembangkan keprofesional secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan refleks. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.17
Menurut Kenneth D Moore untuk menciptakan kelas yang efektif diperlukan pengembangan tujuh langkah yakni dari mulai perencanaan pembelajaran, perumusan berbagai tujuan, pemaparan perencanaan pembelajaran pada siswa, proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi, penutupan proses pembelajaran dan evaluasi, yang akan memberikan feed back untuk perencanaan
16
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,(Bandung:Remaja Rosdakarya,1994)Cet2,H.107 17 Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005. hlm. 46.
55
berikutnya.18 Secara mudah kita dapat mengukur tingkat propesional seorang guru dalam hal kegiatan belajar mengajar, ditinjau dari : 1.
Pengetahuan seorang guru Kemampuan menguasai bahan pelajaran bagian integral dari proses
belajar mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru. Guru yang bertaraf profesional mutlak harus menguasai bahan yang diajarkannya. Adanya buku pelajaran yang harus dibaca oleh siswa, tidak berarti guru tak perlu menguasai bahan. Sungguh ironis dan memalukan jika terjadi ada siswa yang lebih dahulu tahu tentang sesuatu dari para guru. Memang guru bukan maha tahu tapi guru dituntut pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahliannya atau mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, disamping pengetahuan lain sebagai pelengkapnya. 2.
Kemampuan dalam membuat perencanaan pengajaran Kemampuan merencanakan pengajaran bagi profesi guru sama dengan
kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitektur. Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoritis dan praktis unsurunsur yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan situasi pengajaran. arti pada perencanaan pengajaran tidak lain adalah suatu proyeksi guru dalam kegiatan yang harus dilakukan
siswa selama
pengajaran itu berlangsung. Dan kegiatan tersebut secara terinci harus jelas kemana siswa akan dibawa, apa yang harus siswa pelajari, bagaimana cara siswa mempelajarinya dan bagaimana kita mengetahui, bahwa siswa telah mencapainya. Tujuan, isi, metode dan teknik serta penilaian merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap program pengajaran. 3. Kemampuan menggunakan media atau alat bantu pelajaran
18
118
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Paradigma pendidikan demokratis,(jakarta: kencana) 2007, hlm
56
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses pengajaran yang efektif. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain; tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya. Yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, peranan alat Bantu memegang peranan yang penting sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Alat peraga sering juga disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami siswa. 4.
Kemampuan menggunakan metode Metode
mengajar
ialah
cara
yang
dipergunakan
guru
dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa aktif. 5. Kemampuan Mengelola Kelas Kemampuan propesional guru dalam mengelola kelas harus dapat memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Besarnya kelas, artinya banyak sedikitnya jumlah siswa yang belajar. Ukuran yang biasa digunakan adalah ratio guru dengan siswa pada umumnya dipakai ratio 1:40 artinya satu orang guru 40 siswa. b. Suasana belajar yang demokratis akan memberi peluang rnencapai hasil belajar yang optimal dibandingkan dengan suasana belajar yang kaku, disiplin yang
57
ketat dengan otoritas ada pada guru. Dalam suasana belajar yang demokratis ada kebebasan siswa belajar, mengajukan pendapat, berdialog dengan teman sekelas dan lain-lain. c. Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia di dalam kelas. Sering kita temukan bahwa guru merupakan satu-satunya sumber belajar di kelas. Situasi ini kurang menunjang kualitas pengajaran sehingga hasil belajar yang dicapai siswa tidak optimal harus diusahakan sebagai laboratorium belajar bagi siswa. d. Kelas diberi aneka macam pajangan untuk menghias ruang kelas sebagai tempat proses mengajar menjadi indah dan nyaman. e. Kemampuan Mengevaluasi Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga berdasarkan kriteria tertentu proses belajar dari mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang dicapai pada siswa, baik secara iluminatif observatif maupun secara struktural objektif. Penilaian secara iluminatif observatif dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa. Sedang penilaian secara struktural objektif berhubungan dengan pemberian skor atau nilai yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar siswa. Sungguhpun masih banyak kekurangan dan kelemahan penilaian cara yang kedua telah biasa dilakukan oleh para guru. Namun penilaian cara yang pertama masih belum biasa digunakan guru disebabkan kemampuan dan kesadaran akan pentingnya penilaian tersebut belum membudaya. Kemampuan profesional guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa karena proses belajar mengajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh kepala sekolah, pola dan struktur serta isi kurikulumnya akan tetapi juga ditentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dan membimbing siswanya. 6. Kemampuan Sosial
58
Di antara nikmat besar yang Allah SWT anugrahkan kepada manusia adalah Allah SWT menjadikannya secara fitrah sebagai makhluk sosial. Karena itu manusia dinamakan insan, yang menurut Dr. M. Quraish Shihab,M.A.” kata insan diartikan dengan orang yang lembut, senang berkumpul, jinak, harmonis.”19 Dengan dasar hal tersebut guru memiliki suatu kewajiban terlebih dalam hal partisipasi sosial seorang guru dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat tempat ia bekerja, baik secara formal maupun informal. Namun yang lebih singkat mengenai indikator kompetensi sosial guru dijelaskan dalam undang-undang sisdiknas yakni:
Kompetensi sosil
1.
2. 3. 4.
Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyrakat. Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.20
Jadi kesimpulannya, bahwa guru sebagai makhluk yang dibekali potensi kemampuan tertentu dan untuk mengaplikasikan dan mengembangkan kemampuan tersebut diperlukan suatu latihan dan pendidikan. Seorang guru agar la dapat menjadi guru yang mampu berkompeten dan profesional dalam bidangnya maka ia harus memiliki kriteria kemampuan dasar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Mengajar merupakan pekerjaan profesional yang tidak tertutup kemungkinan timbul bermacam problem, apalagi bila pekerjaan tersebut dilakukan oleh masyarakat yang dinamis. Guru sebagai pengajar, apalagi sebagai pendidik dalam melaksanakan tugasnya sering menemui problem yang dari waktu kewaktu berbeda-beda.
19
M. Quraish Shihab, M.A., Wawasan Al Quran ,(Bandung: PT Mizan Pustaka) 2003, hlm. 280. Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005. hlm. 65 20
59
Membicarakan kinerja guru, tidak dapat dipisahkan dari faktor faktor pendukung dan pemecah masalah yang menyebabkan terhambatnya KBM secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar. Adapun yang mempengaruhi kinerja guru dapat digolongkan ke dalam dua macam yaitu: a. Faktor dari dalam diri sendiri (intern) b. Faktor dari luar diri sendiri (ekstern) Di antara faktor dari dalam diri sendiri (intern) adalah: 1) Kecerdasan Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas. Semakin rumit dan makmur tugas-tugas yang diemban makin tinggi kecerdasan yang diperlukan. Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas yang sederhana dan monoton mungkin akan merasa jenuh dan dapat berakibat pada penurunan kinerjanya. 2) Keterampilan dan kecakapan Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari berbagai pengalaman dan latihan. 3) Bakat Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat menjadikan seseorang bekerja dengan giat, produktif, dan mampu menghayati makna pekerjaan yang dilakukan. Seseorang yang ingin mancapai aktualisasi dari tempat bekerja sesuai dengan pilihan dan keahliannya. 4) Kemampuan dan minat Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampunnya. Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang tengah ditekuni. 5) Motif Motif yang dimiliki dapat mendorong meningkatkan kerja seseorang. 6) Kesehatan
60
Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai selesai. Jika kesehatan terganggu maka pekerjaan terganggu pula. 7) Kepribadian Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja yang meningkatkan kerjanya. 8) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana karena la bekerja secara sungguh sungguh, rajin dan bekerja dengan sepenuh hati. Yang termasuk faktor eksternal, di antaranya: a) Lingkungan keluarga Keadaan
lingkungan
keluarga
dapat
mempengaruhi
kinerja
seseorang. Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja. b) Lingkungan kerja Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud di sini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk mengembangkan karir, dan rekan kerja yang kolegial. c) Komunikasi dengan kepala sekolah Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi efektif. Tidak adanya komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan timbulnya salah pengertian. d) Sarana dan prasarana Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama kinerja dalam proses belajar mengajar.
61
B. Kesejahteraan Guru 1. Pengertian Kesejahteraan Guru Kata sejahtera ''Menurut kamus Bahasa Indonesia "sejahtera" berarti "aman sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari segala macam ganguan).” 21 James midgley menjelaskan arti “sejahtera dengan pengertian pada keadaan yang lebih baik, kebahagian dan kemakmuran.”22 Ditambahkan pula oleh Merza gamal bahwa sejahtera diartikan dengan “tercapainya kondisi kehidupan masyarakat dengan tingkat pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak dengan tingkat pendidikan dan derajat kesehatan yang lebih baik”.23 Melly S Sulastri menjelaskan bahwa " kesejahteraan menggambarkan kemajuan atau kesuksesan seseorang didalam hidup baik material, spiritual, dan sosial seimbang, sehingga menimbulkan ketentraman hidup, dapat menyongsong kehidupan mendatang dengan gembira dan optimal"24 Menurut Winardi sejahtera adalah “suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan kebutuhan secara relatif dan rasa aman dalam menikmatinya. Keberhasilan suatu lembaga ditentukan oleh derajat keharmonisan yang diciptakan antara para pegawai dan pemimpin.”25 Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan adalah kebahagian yang diperoleh dalam hidup baik dari segi materil, spiritual maupun sosial sehingga hidup seseorang merasa tentram dan aman dalam menghadapi kehidupan masa sekarang ataupun yang akan datang. Secara luas konsep kesejahteraan lahir batin dapat dikatakan telah direalisasikan apabila telah terpenuhinya kebutuhan dasar bagi semua masyarakat, tingkat perbedaaan sosial ekonomi tidak terlalu mencolok, full employment (tidak adanya penganguran usia produktif), keadilan distribusi pendapatan dan kekayaan, 21
Departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia,(jakarta: Balai pustaka ,2002) cet. 3, h. 1011 22 James Midgley, pembangunan sosial perspektit pembangunan dalam kesejahteraan sosial, (jakareta:Ditperta Islam Departemen agama RI) 2005, hlm. 19 23 Http:www addthis.com/bookmark.php. 24 Melly S.sulastri, garis besar pendidikan kesejahteraan keluarga,(bandung :ikip bandung,1979)h.16 25 winardi, organisasi perkantoran dan motivasi,(bandung:alumni,1975) h.56
62
stabilitas ekonomi dicapai tanpa beban hutang luar negri yang berat, tingkat inflasi tidak tinggi, penyusutan sumber daya ekonomi yang tidak dapat diperbaharui tidak tinggi, kerusakan ekosistem yang dapat membahawakan kehidupan tidak terjadi, telah terwujudnya tingkat solidaritas keluarga dan sosial yang tinggi terhadap tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah. Dalam dunia pendidikan dikenal istilah manejemen, pengertian mengenai menejemen menurut Made Pidarta dapat diartikan dengan” (1) mengelola orangorang (2) pengembangan keputusan (3) proses mengorganisasi dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan”. 26 Salah satu manajemen pendidikan adalah manejemen personalia. Personalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa Manajemen personalia adalah “seni dan ilmu memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja dalam mencapai tujuan organisasi secara berdaya guna dan berhasil guna.”27 Hal
itu
menunjukkan
bahwa
yang
harus
diperhatikan
bagi
pengembangan personalia adalah meliputi pembentukan staf dan penilaian, melatih dan
mengembangkan,
memberikan
kesejahteraan
uang
dan
layanan,
memperhatikan kesehatan dan keamanan dan memperbaiki hubungan. Para pelaksana pendidikan perlu diperhatikan, karena disamping merupakan bagian dari manejemen, juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan pendidikan ditentukan oleh orang-orang dalam organisasi pendidikan. Sebab walaupun sumber pendidikan yang lain lengkap, misalnya dana mencukupi, media lengkap, bahan pelajaran tersedia, sarana dan prasarana baik, lingkungan belajar kaya, tetapi pelaksana-pelaksana pendidikan tidak berkompeten berdedikasi belum tentu tujuan pendidikan tercapai. Tidak banyak belajar sendiri tanpa didampingi oleh guru. Di dalam negara-negara berkembang termasuk Indonesia, kesejahteran personalia pendidikan perlu diperhatikan. Karena apabila kesejahteraannya dapat 26
Made pidarta, manejemen pendidikan indonesia,(Jakarta ;rineka cipta,2004)cet-2,h.3 Marihot AMH. Manullang, manajemen personalia,(Yogykarta:gajah mada Universitas Press,2004),cet 2,h.7 27
63
ditingkatkan maka kegairahan bekerja mereka akan semakin meningkat lagi Kesejahteraan ini tidak boleh dilalaikan oleh para manajer pendidikan, mereka tidak hanya menekankan pada kebutuhan pekerjaan saja tetapi juga untuk kesejahteraan keluarganya. Usaha yang dapat dilakukan dalam mewujudkan kesejahteraan guru, pemerintah atau sekolah (yayasan) harus memperhatikan dan mengusahakan hal hal seperti: 1) Kepala sekolah hendaknya berusaha agar setiap anggota pegawainya merasa dirinya diterima dan diakui, 2) Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab untuk menolong anggota stafnya agar memperoleh kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya, 3) Kepala sekolah hendaknya berusaha menghargai setiap usaha atau ide-ide yang muncul diantara stafnya, 4) Kepala
sekolah
berusaha
mengikutsertakan
stafnya
dalam
penentuan kebijaksanaan. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam pekerjaannya adalah dengan meningkatkan kualifikasi pendidikan dan pelatihan mereka. Hal tersebut penting dilakukan melalui pendidikan pra jabatan maupun dalam jabatan. Tetapi menurut berbagai hasil studi itu saja tidak cukup, bahkan tidak begitu besar artinya jika tidak dilakukan usaha untuk terjadinya kolaborasi (perpaduan) antara para guru sehingga terjadi berbagi pengalaman.
2. Unsur-unsur Kesejahteraan Umumnya orang memasuki suatu kelompok karena ia yakin bahwa kebutuhan hidupnya akan terpenuhi. Terpenuhi kebutuhan hidupnya diperoleh dari kepuasan kerja yang diperolah dalam suatu organisasi. Seseorang yang mau bekerja pertimbangan utamanya adalah ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang diberikan dari tempatnya bekerja seperti gaji minimal, tunjangan-tunjangan keluarga, pemeliharaan kesehatan dll. Alex S Nitisenito mengemukakan unsur-unsur kesejahteraan yang dapat
64
diberikan kepada para pegawai sehingga mereka dapat meningkatkan semangat dan gairah kerja secara optimal yaitu: Memberikan gaji yang cukup Memperhatikan kebutuhan rohani pegawai Sesekali menciptakan suasana santai Memperhatikan harga diri pegawai Menempatkan pegawai pada posisi yang tepat Memberi kesempatan untuk maju Memupuk perasaan aman menghadapi masa depan Mengusahakan loyalitas kepegawaian Mengajak berunding pegawai Memberi intensif secara terarah Memberikan fasilitas yang menyenangkan28 Gaji yang cukup mempunyai dampak kepada kesejahteraan seseorang. Cukup disini berarti gaji yang mampu diterima tanpa menimbulkan kerugian pada lembaga atau instansi yang bersangkutan dan dapat memenuhi pegawai yang bersangkutan. Memang harus diakui apa yang kita terima hingga kini bahwa komponen sosial dalam suatu organisasi merupakan salah satu unsur potensial bagi kelangsungan hidup dan kita telah mengetahui bahwa seseorang dalam suatu pekerjaan mengharapkan sesuatu yang didorong oleh adanya kebutuhan-kebutuhan ataupun keinginan-keinginan tertentu seperti: a) Kebutuhan untuk berteman b) Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan c) Kebutuhan untuk memperoleh rasa aman diri d) Kebutuhan untuk mendapat penghargaan e) Kebutuhan untuk mencapai nilai-nilai (prestasi) yang dijunjung tinggi oleh individu yang bersangkutan.29 Sedangkan M. Manullang berpendapat bahwa macam-macam kebutuhan manusia adalah: a. Kebutuhan fisik b. Kebutuhan akan keamanan 1) Kebutuhan akan kepastian 2) Kebutuhan untuk diterima sebagai anggota oleh kelompok lain 3) Kebutuhan akan pengertian dan simpati 4) Kebutuhan akan pemimpin yang cakap 5) Kebutuhan akan kuasa yang membawa kebebasan tertentu 28 29
Alex S Nitisineto, menejemen pendidikan,(jakarta:Rineka cipta,2000),cet 2,h.106 Soejono trimo, pengembangan pendidikan,(bandung;Cv remaja karya,1986),cet1,h.169
65
c. Kebutuhan akan penghargaan serta perasaan bahwa ia diperlukan d. Kebutuhan akan kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya e. Kebutuhan untuk mengenal dan memahami sesuatu.30
Memperhatikan kebutuhan kebutuhan individu (manusia) yang teramat beraneka ragam secara tidak terasa hal ini menimbulkan perbedaan di masyarakat yang akhirnya akan berdasarkan status yang dimilikinya, perbedaan dalam masyarakat tercermin pada gaya hidup, sehingga masyarakat ditempatkan pada kelas-kelas. Dalam kaitan dengan perbedaan antarkelas di masyarakat kita terkadang dilihatkan dengan simbol-simbol status, yaitu simbol yang menandakan status sesorang dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa menjumpai simbol status misalnya cara menyapa, bahasa, gaya bahasa, penyebutan gelar, pangkat, jabatan, pekerjaan, tempat tinggal atau juga kegiatan rekreasi. Ini semua merupakan unsur unsur yang mendorong sesorang untuk dapat mendapatkan status yang layak dalam masyarakat
3. Jenis-jenis Kesejahteraan Pada umumnya orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Namun demikian ada pula manusia yang bekerja disuatu lapangan tertentu bukan karena alasan kebutuhan tetapi hanya mengisi waktunya. Orang yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan biasanya dilihat dari besar kecilnya prestasi yang diberikan dengan besar kecilnya pemenuhan kebutuhan, oleh karena itu diperlukan adanya daya perangsang bagi manusia agar dapat meningkatkan kinerjanya. Di lingkungan pendidikan ada berbagai bentuk kesejahteraan yang dapat diterima guru, Tunjangan maslahat tambahan bagi guru telah sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Tambahan kesejahteraan yang diperoleh bagi guru berupa : “tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa dan penghargaan bagi guru serta kemudahan untuk
30
Marihot AMH. Manullang, menejemen personalia,h.125
66
memperoleh pendidikan bagi putra dan putri guru, pelayanan kesehatan atau bentuk kesejahtreaan lain”31 Dapat dijelaskan bahwa guru yang berhak menerima penghargaan berupa tunjangan adalah guru PNS yang bertugas di sekolah negeri atau diperbantukan disekolah swasta dan guru non PNS dilingkungan departemen pendidikan nasional: baik guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Guru menjelang akhir masa bakti mendapatkan maslahat tambhan yakni guru profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbim mengarahkan melatih menilai dan mengevaluasi peseta didik pada satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang akan mengakhri masa baktinya sesuai dengan batas usia pensiun. Bantuan berupa biaya pendidikan adalah bantuan dana yang diberikan kepada guru yang ditetapkan atas dasar prestasi dan dedikasi guru dalam melaksanakan tugas meningkatan penyelengaraan pendidikan bagi masyarakat. Bantuan dana tersebut berupa bantuan pendidikan bagi putra/putri guru yang sedang menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Guru berprestasi adalah guru yang 1. memiliki karya kreatif atau inovatifnya diakui baik pada tinggkat daerah, nasional dan/atau internasional 2. memiliki kinerjanya melampaui target kinerja yang ditetapkan satuan pendidikan 3. secara langsung membimbing peserta didik sehingga memenangkan kejuaraan tinggkat daerah, nasional dan atau internasonal. Termasuk dalam definisi ini adalah guru teladan.
31 Permendiknas tentang standar kepala sekolah,standar pengawas sekolah, standar kualifikasi akademik, kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005. hlm. 180
67
Dan guru yang berdedikasi luar biasa juga mendapatkan mashlahat tambahan yakni guru yang menjalankan tugasnya dengan komitmen pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran yang jauh melampaui tuntutan tanggung jawab yang ditetapkan dalam penugasan. Terpenuhinya kesejahteraan tersebut dapat menambah ketenangan rohaniah para guru. Guru-guru hanya meminta standar hidup yang cukup memuaskan. Hal ini terpenuhi apabila kesejahteraan guru dipenuhi oleh pengelola pendidikan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pemberian maslahat tambahan (gaji) bukan saja berfungsi sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan pokok, tetapi dapat berfungsi sebagi symbol status, atau bahkan sebagai suatu indikasi dari penghargaan terhadap prestasi atau salah satu pencerminan dari pengembangan diri. Selanjutnya besarnya gaji dan bentuk kesejahteraan lainnya yang diterima oleh guru dipengaruhi juga oleh usaha dan harapan individu terhadap kinerjanya baik pada satuan pendidikan negri ataupun swasta. Ada individu yang suka bekerja keras, ada yang suka santai (bekerja seenaknya) ada yang bekerja keras apabila diawasi oleh pimpinan, atau ada yang bekerja sematamata untuk meningkatkan keefektifan organisasi. Dalam hal dapat dikemukakan apabila seseorang memiliki banyak sifat yang berhubungan dengan pekerjaannya, misalnya banyak pengalaman kerja, bekerja keras, menduduki jabatan yang banyak
membutuhkan
pikiran,
maka
orang
yang
bersangkutan
akan
mengharapkan gaji yang lebih banyak dari rekannya yang lain. Apabila harapan itu tidak terpenuhi maka ia merasakan ketidakadilan perlakuan dan tidak puas dengan gajinya. Pendapat tersebut menganggap uang penting sebab uang berasosiasi dengan kebutuhan lain. Misalnya uang menyebabkan rasa aman, uang sebagai lambang dan dan prestise, akhirnya uang penting bagi individu. Peranan uang dan bentuk kesejahteraan yang lain tidak dapat disanksikan lagi. Setiap orang mengharapkan anggota keluarganya bahagia, sehat jasmani dan rohani. Di samping itu meningkatnya kebutuhan dan tuntutan hidup, harapan akan prestise, akan mendorong individu lebih giat lagi meningkatkan usahanya. Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan tentang pengupahan pasal 88
68
ayat I dinyatakan bahwa: "setiap pekerja atau buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan32. Sedangkan Undang-Undang ketenagakerjaan tentang kesejahteraan pasal 100 ayat I dinyatakan bahwa: “untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan”33 Pasal 88 ayat I sebagaimana telah dipaparkan mengandung arti bahwa penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak adalah jumlah penerimaan atau pendapatan pegawai dari pekerjaannya sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga secara wajar meliputi sandang, pangan, papan, perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi dan jaminan hari tua. Sedangkan pada pasal 100 ayat I yang dimaksud dengan fasilitas kesejahteraan adalah menyediakan berbagai fasilitas penunjang bagi kelangsungan hidup pegawai. Menurut Winardi jenis jenis kesejahteraan yang diperlukan pegawai dalam melaksanakan tugasnya yaitu: a) Kepastian mengenai pekerjaan b) Kesempatan untuk menyatakan pendapat c) Kesempatan untuk tumbuh dan berkembang d) Diberikannya bantuan memerlukannya
pribadi
bilamana
mereka
e) Penghargaan terhadap prestasi para pegawai f) Perlakuan yang layak.34 Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa kesejahteraan guru adalah kesejahteraan yang diperoleh dalam hidupnya baik dari segi materil maupun non materil sehingga hidupnya merasa tentram dan aman, serta menimbulkan kepuasan kerja. Sejahtera atau tidaknya seorang guru dapat diukur berdasarkan keadaan psikologi dalam menyikapi suatu pekerjaan, keadaan sosial di lingkungan ia bekerja dan keadaan finansial. C. Kerangka Berfikir Mengajar merupakan pekerjaan yang sangat mulia tetapi berat dan banyak
32 undang-undang republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, (bandung: citra umbara,2004)cet3,h.34 33 undang-undang ketenagakerjaan,h. 39 34 winardi,organisasi perkantoran dan motivasi,h.116
69
tantangan. Tantangan yang mungkin dihadapi oleh guru adalah dari anak didik, karena pada setiap anak didik mempunyai perilaku dan karakter yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu menjadi guru harus memiliki kesabaran yang tinggi dalam menghadapi perilaku anak didiknya yang berbeda-beda. Kinerja guru adalah "kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran. Guru sebagaimana layaknya manusia adalah orang yang mempunyai kebutuhan dalam hidupnya. Seorang guru yang ingin mencapai suksesnya dalam bekerja selalu melakukan hal yang terbaik dalam meningkatkan pengajarannya agar mereka memiliki nilai-nilai yang baik dalam mengajar. Menjadi guru harus memiliki fisik dan mental yang sehat agar dapat selalu memberikan yang terbaik bagi anak didiknya. Pemberian kesejahteraan adalah salah satu hal yang mendorong mereka untuk mengajar dengan penuh tanggung jawab. Pengabdian guru merupakan sesuatu yang tak ternilai, karena merupakan kewajibannya dalam meningkatkan kualitas anak didik dan menciptakan generasi yang diharapkan dapat menjadi penerus bangsa sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian dapat diduga terdapat hubungan antara kesejahteraan dengan kinerja guru. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan seseorang maka semakin baik kinerjanya. Sebaliknya semakin rendah tingkat kesejahteraan seseorang maka kinerjanya tidak baik.
D. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir sebagaimana telah dipaparkan maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ha : Terdapat hubungan positif antara kesejahteraan dengan kinerja guru.
70
Ho : Tidak terdapat hubungan positif antara kesejahteraan dengan kinerja guru.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong, apakah ada hubungan yang signifikan ataukah sama sekali tidak ada hubungan. Secara rinci penelitian ini bertujuan:
71
1. Untuk mengetahui bagimana kesejahteraan guru di SMP Al Amanah setu serpong. 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru di SMP Al Amanah setu serpong 3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah setu serpong
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Sesuai dengan judul Skripsi ini maka penelitian dilaksanakan di SMP AL Amanah setu serpong
2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 bulan yaitu sejak bulan Agustus 2008 sampai dengan bulan Desember 2008.
C. Variabel Penelitian Dari penelitian ini penulis akan mencari hubungan antara kesejahteraan dengan kinerja guru. Ini berarti ada dua variabel penelitian yaitu: 1. Kesejahteraan Kesejahteraan adalah kebahagian yang diperoleh dalam hidup baik segi materil, spiritual maupun sosial sehingga hidup seseorang merasa tentram dan aman dalam menghadapi kehidupan masa sekarang ataupun yang akan datang. 2. Kinerja guru Kesanggupan atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.
Tabel 1
72
Varibel No 1
Variabel
Definisi
Kesejahteraan
Kebahagian yang
(variabel X)
diperoleh dalam hidup
Dimensi 1.
kesejahteraan
Indikator 1.
berbentuk materi 2.
baik dari segi
kesejahteraan
pendapatan atau gaji
2.
berbentuk non materi
penghargaa n terhadap
materil,
prestasi
spiritual maupun
3.
sosial
bantuan kesehatan
sehingga hidup
4.
seseorang merasa
karya wisata
tentram dan aman
5.
dalam menghadapi
beasiswa pendidikan
kehidupan masa
6.
fasilitas
sekarang ataupun
7.
promosi
yang akan datang
8.
tunjangan hidup
2
Kinerja
guru
(veiabel Y)
Kesanggupan atau kecakapan para guru
1.
kemampuan pribadi
2.
kemampuan
dan
pedagogik
integrasi
kemampuan
pribadi
dalam menciptakan suasana komunikasi
3.
propesional
yang edukatif antara guru dan peserta
4.
1.
2.
kemampuan sosial
menguasai bahan ajar
mencakup segi 3.
rancangan
sebagai upaya
pengajaran
mempelajari sesuatu 4.
kemampua n
perencanaan sampai
mengelola
dengan tahap
kelas
evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai
kemampua n membuat
psikomotorik
berdasarkan
kemampua n
didik yang
kognitif, afektif, dan
kemantapan
5.
kemampua n
73
tujuan pengajaran.
mengunaka n variasi metode 6.
kemampua n mengevalua si pembelajar an
7.
terampil berkomunik asi dengan siswa, kawan sejawat, dan mitra pendididka n
D. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMP Al Amanah setu serpong. Menurut keterangan dari pihak sekolah, guru yang berada di sekolah yang akan diteliti berjumlah 23 guru. Berdasarkan ketentuan yang telah ada maka peneliti mengambil jumlah sampel yang ada yaitu 23 orang guru, karena terbatasnya jumlah populasi yang akan diteliti, maka seluruh unit analisis diadakan sebagai sampel
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan
mendapatkan data yang tepat dan akurat, yaitu:
beberapa
teknik
untuk
74
1. Wawancara Untuk mendapatkan data yang obyektif penulis mengadakan wawancara dengan pihak sekolah dengan mengajukan beberapa pertanyaan, yang bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan guru dan kinerja guru. 2. Angket Perolehan data selanjutnya adalah dengan menyebarkan dua buah angket kepada responden yang akan diteliti yaitu guru-guru SMP Al Amanah setu serpong, bagian pertama berisi pernyataan yakni untuk mengukur tingkat kesejahteraan guru dari segi materi dan non materi. Bagian kedua berisi pernyataan yakni untuk mengukur kinerja guru dari segi a.
Kemampuan pribadi
b.
kemampuan pedagogik
c.
Kemampuan propesional
d.
Kemampuan sosial
3. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, agenda dan sebagainya. Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data data guru dan pegawainya yang berhubungan dengan masalah skripsi ini.
F. Teknik Analisis Data Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, terlebih dahulu penulis menganalisis angket yang disebarkan kepada guru SMP Al Amanah setu Serpong sebagai responden. Pada pertanyaan angket tentang kinerja guru, disediakan alternatif jawaban yaitu. A. Selalu B. Sering C. Kadang-kadang
75
D. Pernah E. Tidak pernah Karena data yang diperoleh bersifat kualitatif, maka untuk menganalisis setiap jawaban angket , penulis memberi skor untuk jawaban Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-kadang = 3, Pernah = 2, Tidak pernah = 1. Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka tahap berikutnya adalah analisis data. Analisis data dilakukan untuk mengetahui hasil dari penelitian apakah benar terdapat hubungan antara variabel X yang dalam penelitian ini adalah kesejahteraan guru dengan variabel Y yaitu kinerja guru. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban ke dalam kategori-kategori yang jumlahnya terbatas. b. Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban jawaban responden dengan jalan menandai masing-masing kode tertentu. c. Tabulasi, yaitu usaha penyengan menyiapkan tabel kerja yang terdiri dari 6 kolom d. Mencari angka korelasi "r" dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment e. Memberi interpretasi terhadap angka indeks korelasi"r" Product Moment dengan menarik kesimpulan dengan memberi interpretasi secara sederhana
76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Al Amanah SMP Al Amanah adalah unit yang pertama dibuka di lingkungan yayasan Pondok Pesantren Al Amanah. Mulai beroperasi pada tahun pelajaran 1991 / 1992 berdasarkan SK.Kepala Kantor wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Nomor 572/102/Kep/E/91. Untuk meraih kepercayaan di Masyarakat, SMP Al Amanah mengikuti akreditasi tahun 1994 dan berhasil meraih status DISAMAKAN berdasarkan SK.Kakanwil Depdikbud Provinsi Jawa Barat Nomor 852/102/Kep/I/94 tanggal 4 Nopember 1994. Selanjutnya akreditasi ulang pada tahun 1999 dengan hasil yang sama (Disamakan). SMP Al Amanah, Menggunakan Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dengan Departemen Agama. Dengan perbandingan 70 : 30, ditambah kurikulum Yayasan yaitu Baca Tulis Al Quran (BTQ) Secara kuantitas maupun kualitas SMP Al Amanah selalu meningkat. Untuk tahun pelajaran 2007/2008 siswa berjumlah 627 yang terbagi dalam 16 kelas. Diasuh oleh 23 guru dan 7 tenaga administrasi. Sehubungan dengan ruang belajar yang hanya 11 lokal, waktu belajar dibagi menjadi dua shift, yakni shift pagi belajar pukul 07.00 – 12.00 dan shift siang pukul 12.30 – 17.30. Sebagai kegiatan selingan, SMP Al Amanah menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler berupa pramuka, olah raga, paskibra, dan bela diri (taekwondo). Bukan hanya dalam bidang ekstrakurikuler saja, dalam bidang peningkatan mutu lulusannya terus meningkat, misalnya dengan mengadakan pelatihan guru agar profesional dalam melaksanakan tugasnya, penyempurnaan kurikulum
77
sehingga mutu lulusannya terus meningkat terlihat dari peroleh NEM para siswa setiap tahun.6
2. Visi dan Misi (Tujuan) a. Visi SMP Al Amanah Unggul dalam Iman, Prestasi, Aman dan Nyaman. Dengan Indikator : 1) Unggul dalam aktivitas keagamaan 2) Unggul dalam perolehan nilai UAN/UN 3) Unggul dalam Olahraga, Kesenian, Kepramukaan, dan Paskibra b. Misi SMP Al Amanah 1) Meningkatkan aktivitas keagamaan dan sosial dengan penuh kesadaran dan kebersamaan 2) Meningkatkan perolehan nilai rata-rata UAN/UN melalui pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan 3) Meningkatkan aktivitas ekstrakurikuler olehraga, kesenian, kepramukaan, dan paskibra.7
3. Letak Geografis SMP Al Amanah Setu Serpong merupakan lembaga pendidikan yang berada di sekitar permukiman masyarakat padat yang berdomisili di Jalan Raya Puspitek Bakti Jaya Setu Kecamatan Serpong Tangerang-Banten. Dilihat dari letaknya SMP Al Amanah sangatlah strategis, karena berada pada lingkungan permukiman masyarakat padat yang sangat membutuhkan pendidikan yang
6
Buku Pedoman dan Tata Tertib SMP AL Amanah. 2007/2008, dan Wawancara Kepada Kepala Sekolah SMP AL Amanah. 7 Buku Pedoman dan Tata Tertib SMP AL Amanah. 2007/2008, dan Wawancara Kepada Kepala Sekolah SMP AL Amanah.
78
berkualitas, sehingga masyarakat sekitar begitu antusias dan bersemangat serta mendapatkan dukungan penuh dengan hadirnya SMP Al Amanah di lingkungan mereka.8
4. Susunan Personalia SMP Al Amanah Tahun Pelajaran 2007 / 2008 Kepala Sekolah
: Drs.Oman Rohmanudin,M.M
Wakil Kepala Sekolah
: Drs.Nuryaman,S.Ag
PKS Bidang Kurikulum
: Drs.Ulul Arkham
PKS Bidang Kesiswaan dan OSIS Pengelola Perpustakaan
: Iyep Sumpena,S.Pd
: - Eti Sumiati, S.Sos - Mustofa ahmad
Pengelola Laboratorium
: Nuryani,A.Md
Pengelola Koperasi
: Drs. Syaefullah
Pengelola Komputer
: Hendra Bayu Suseno, S.Kom
Pengelola BP/BK
: Drs.nuryaman, S.Ag
5. Daftar Nama Guru dan Karyawan SMP Al Amanah TABEL 1
NO
8
NAMA
1
Drs.Oman Rohmanudin,M.M
2
Drs. Nuryaman, S.Ag
MATA PELAJARAN
1.PAI 2.Aqidah akhlaq
Buku Pedoman dan Tata Tertib SMP AL Amanah. 2007/2008, dan Wawancara Kepada Kepala Sekolah SMP AL Amanah.
79
3
H.Ahmad Hadi,S.Ag
Fiqih
4
Drs. Ahmad Muhroj
5
Drs.Ulul Arkham
6
Suprih.A.Ma
Matematika
7
Umi widianingsih,S.Pd
PPKn
8
Drs.Syaefullah
9
Drs.encep Saepudin
Bahasa Indonesia
10
Sapto Sudrato,S.Pd
Penjaskes
11
Shodikin Nizan
Bahasa Inggris
12
Hayim Imroniati,S.Pd
Matematika
13
Bambang Widada,S.Pd
14
Iyep sumpena, S.Pd
15
Ahmad Husen, S.Ag
16
Siti Mariam, S.Ag
17
Dedeh Aslihah, S.Ag
18
Nuryani, A.Md
IPA (biologi)
19
Hendra Bayu S. S.kom
Komputer
20
Dyah Purwandari.S,S.Pd
IPA (fisika)
1. IPS (ekonomi) 2 .KAH 1. PPKn 2. IPS (sejarah)
1. IPS (geografi) 2. KTK
1. IPA (fisika) 2. Matematika 1. Sejarah 2. Ekonomi 3. Geografi Bahasa Arab 1. Sejarah 2. Ekonomi 3. Geografi 1. PAI 2. KAH
80
1. PAI
21
Utsman Ahmad, S.Ag
22
Dra.Siti Badriah
Bahasa Indonesia
23
Deasy Mariatul Qibtiyah
Bahasa Inggris
24
Sundusiah
Tata Usaha
25
Abdullah
Bendahara
26
Ahmad Bahrudin Al Fahri
Tata Usaha
27
Mustofa Ahmad
Perpustakaan
28
Esi sumiati, S.Sos
Perpustakaan
29
Wandih
Cleaning Servis
30
Suhanda
Cleaning Servis9
2. Akidah Akhlaq
6. Jumlah Siswa SMP Al –Amanah TABEL 2 KELAS
7
8
9
ROMBEL
JUMLAH
A
39
B
40
C
38
D
40
E
38
F
39
A
40
B
39
Dokumentasi Tata Usaha SMP Al Amanah Setu Serpong Tahun Ajaran 2008/2009
81
9
C
38
D
37
E
40
A
39
B
41
C
40
D
39
E
40 62710
JUMLAH
7. Sarana dan Prasarana SMP Al Amanah Tahun 2007 / 2008 TABEL 3
NO
10
SARANA DAN PRASARANA
ADA
1
Kantor Sekolah
2
Ruang Kepala Sekolah
3
Ruang Administrasi
4
Ruang Kelas (Lokal)
5
Lab. Komputer
6
Lab. M.IPA
7
Lapangan Olagraga
8
Perpustakaan
9
Masjid
10
Alat-alat Kesenian
11
Alat-alat Keterampilan
12
Meja dan Kursi Guru
TIDAK ADA
Dokumentasi Tata Usaha SMP Al Amanah Setu Serpong Tahun Ajaran 2008/2009
82
13
Meja dan Kursi siswa
14
Papan Tulis White Board
15
Alat-alat Kebersihan11
B. Deskripsi Data Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden (guruguru SMP Al Amanah Setu Serpong). Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket tersebut kemudian dideskripsikan dengan membuat tabulasi yang merupakan proses mengubah data dari instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabeltabel angka. Data yang penulis kumpulkan terdiri dari dua macam data yaitu data mengenai kesejahteraan guru dan data mengenai kinerja guru yang diambil dari hasil angket. Untuk mengetahui nilai mengenai kesejahteraan guru dan mengenai kinerja guru diperoleh dengan cara menjumlah hasil jawaban angket yang masing-masing jawaban telah diberikan skor, untuk point alternatif jawaban Selalu = 5, Sering = 4, Kadang-Kadang = 3, Pernah = 2, dan Tidak Pernah = 1. Namun sebelumnya butir pernyataan yang terdapat dalam angket penelitian
tersebut
diujicobakan
terlebih
dahulu
kepada
sepuluh
responden, untuk mengetahui validasi butir pernyataan dalam angket penelitian tersebut.
11
Dokumentasi Tata Usaha SMP Al Amanah Setu Serpong Tahun Ajaran 2008/2009
83
Tabel 4 Hasil Uji Coba Pernyataan Angket Variabel X
Butir Soal
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
3
3
5
5
4
5
5
2
4
2
4
5
5
3
2
4
1
4
3
3
3
3
2
5
4
2
2
3
3
4
4
3
5
4
5
4
5
3
3
5
3
4
2
5
2
5
3
3
2
4
3
3
4
1
3
5
4
4
4
2
5
3
5
3
4
5
2
3
2
5
3
4
4
3
3
5
3
4
4
1
4
3
5
3
3
3
4
5
3
5
5
3
4
4
2
5
2
5
3
1
3
5
3
5
3
2
4
5
3
3
5
3
2
4
4
3
5
4
3
4
2
5
2
5
3
2
4
5
4
6
4
1
3
4
3
5
5
4
5
4
3
4
5
5
4
2
2
3
1
5
4
1
3
4
5
7
4
2
3
5
4
3
4
4
4
4
3
4
5
4
2
4
2
3
3
5
3
3
4
5
5
8
2
1
5
5
4
3
4
4
4
3
3
5
5
3
3
3
3
3
1
5
4
3
4
3
3
9
3
1
3
3
5
4
3
3
5
4
3
4
5
4
2
4
2
5
2
3
2
3
4
3
3
10
4
1
4
5
5
3
3
4
4
4
3
5
3
4
3
2
4
5
1
5
2
3
4
5
3
0,678
0,711
0,678
0,711
0,544
0,711
0,767
0,678
0,844
0,678
0,711
0,767
0,722
0,667
0,622
0,711
0,622
0,900
0,667
0,722
0,544
0,722
0,678
0,711
0,711
Responde
84
MENGHITUNG UJI VALIDITAS VARIABEL X
Varian Butir Nomor 1
Rumus
N .X 2 X 2 N .(n 1)
X2
X 1X0 = 0
1X0 = 0
2X2 = 4
4X2 = 8
3X3 = 9
9X3 = 27
4X5 = 20
16X5 = 80
5X0 = 0
25X0 = 0 ∑X2 = 115
∑X =33
n. X2 = 10 x 115 = 1.150 (X2 ) = 33 x 33 = 1.089 = 61
n. (n-1) 10 x 9 = 90
H=
61 0,678 90
85
varian buitr nomor 1 adalah 0,678 (valid) varian buitr nomor 2 adalah 0,711 (valid) varian buitr nomor 3 adalah 0,678 (valid) varian buitr nomor 4 adalah 0,711 (valid) varian buitr nomor 5adalah 0,544 (Invalid)
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Variabel X NO
r hitung
r tabel
Validitas
Keputusan
1
0,678
0,632
Valid
Dipakai
2
0,711
0,632
Valid
Dipakai
3
0,678
0,632
Valid
Dipakai
4
0,711
0,632
Valid
Dipakai
5
0,544
0,632
Invalid
Tidak Dipakai
6
0,711
0,632
Valid
Dipakai
7
0,678
0,632
Valid
Dipakai
8
0,678
0,632
Valid
Dipakai
9
0,844
0,632
Valid
Dipakai
10
0,678
0,632
Valid
Dipakai
11
0,711
0,632
Valid
Dipakai
12
0,767
0,632
Valid
Dipakai
13
0,722
0,632
Valid
Dipakai
14
0,667
0,632
valid
Dipakai
15
0,622
0,632
Invalid
Tidak Dipakai
16
0,711
0,632
Valid
Dipakai
17
0,622
0,632
Valid
Dipakai
18
0,900
0,632
Valid
Dipakai
19
0,677
0,632
Valid
Dipakai
20
0,722
0,632
Valid
Dipakai
86
21
0,544
0,632
Invalid
Tidak Dipakai
22
0,722
0,632
Valid
Dipakai
23
0,678
0,632
Valid
Dipakai
24
0,711
0,632
Valid
Dipakai
25
0,711
0,632
Valid
Dipakai
Keterangan : Tidak dipakai 3, selebihnya dipakai untuk dijadikan instrumen resmi
87
Tabel 6 Hasil Uji Coba Pernyataan Angket Variabel Y Butir Soal
n
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
3
5
4
3
3
5
3
3
3
3
4
4
3
3
2
4
3
2
3
3
4
4
3
3
3
2
4
3
4
5
3
4
5
4
5
5
3
5
5
3
3
5
3
3
5
3
5
4
5
5
3
3
5
4
5
4
5
5
5
5
3
5
5
5
3
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
3
2
4
3
2
3
3
4
3
4
3
3
5
4
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
2
4
2
4
2
2
4
4
2
2
4
4
4
2
6
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
7
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
8
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
9
5
4
5
4
4
2
4
5
3
4
4
5
3
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
10
4
3
2
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
5
3
3
4
3
4
2
5
4
3
0,667
0,722
0,989
0,544
0,711
0,989
0,667
0,667
0,722
0,677
0,322
0,844
0,722
0,711
0,933
0,900
0,711
0,933
0,667
0,711
0,844
0,989
0,711
0,677
0,711
Responde
88
MENGHITUNG UJI VALIDITAS VARIABEL Y
Varian Butir Nomor 1
Rumus
N .X 2 X 2 N .(n 1)
X2
X 1X0 = 0
1X0 = 0
2X0 = 0
4X0 = 0
3X3 = 9
9X3 = 27
4X4 = 16
16X4 = 64
5X3 = 15
25X3 = 75 ∑X2 = 166
∑X = 40
n. X2 = 10 x 166 = 1.660 (X2 ) = 40 x 40 = 1.600 = 60
n. (n-1) 10 x 9 = 90
H=
60 0,667 90
89
varian buitr nomor 1 adalah 0,667 (valid) varian buitr nomor 2 adalah 0,722 (valid) varian buitr nomor 3 adalah 0,989 (valid) varian buitr nomor 4 adalah 0,544 (Invalid) varian buitr nomor 5 adalah 0,711 (valid)
90
Tabel 7 Hasil Uji Validitas Variabel Y NO
r hitung
r tabel
Validitas
Keputusan
1
0,667
0,632
Valid
Dipakai
2
0,722
0,632
Valid
Dipakai
3
0,989
0,632
Valid
Dipakai
4
0,544
0,632
Invalid
Tidak Dipakai
5
0,711
0,632
Valid
Dipakai
6
0,989
0,632
Valid
Dipakai
7
0,667
0,632
Valid
Dipakai
8
0,667
0,632
Valid
Dipakai
9
0,722
0,632
Valid
Dipakai
10
0,677
0,632
Valid
Dipakai
11
0,322
0,632
Invalid
Tidak Dipakai
12
0,844
0,632
Valid
Dipakai
13
0,722
0,632
Valid
Dipakai
14
0,711
0,632
Valid
Dipakai
15
0,933
0,632
Valid
Dipakai
16
0,900
0,632
Valid
Dipakai
17
0,711
0,632
Valid
Dipakai
18
0,933
0,632
Valid
Dipakai
19
0,667
0,632
Valid
Dipakai
20
0,711
0,632
Valid
Dipakai
21
0,844
0,632
Valid
Dipakai
22
0,989
0,632
Valid
Dipakai
23
0,711
0,632
Valid
Dipakai
24
0,677
0,632
Valid
Dipakai
25
0,711
0,632
Valid
Dipakai
Keterangan : Tidak dipakai 2, selebihnya dipakai untuk dijadikan instrumen resmi
91
Setelah didapatkan butir pertanyaan angket yang dijadikan sebagai intrument resmi, yaitu pada variabek X sebanyak 22 butir pertanyaan, dan variabel Y sebanyak 23 butir pertanyaan, kemudian disebarkan kepada 23 responden, data hasil tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
.
92
Tabel 8 Data Hasil Angket Variabel X Responden
Butir Soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
1
3
3
4
4
5
2
2
2
4
4
1
3
3
4
1
2
2
3
3
3
2
3
63
2
4
3
3
5
3
3
1
3
3
5
2
4
2
3
2
2
2
3
3
2
2
3
64
3
3
3
4
4
3
3
3
1
3
1
3
2
4
4
2
3
1
2
2
2
3
4
60
4
3
2
3
3
3
2
1
1
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
3
58
5
5
3
4
4
4
2
2
3
5
1
1
1
3
4
1
2
1
2
4
4
2
5
67
6
3
3
5
2
5
3
1
3
4
4
3
2
1
5
3
2
1
4
2
3
1
4
64
7
3
2
5
5
5
4
2
5
3
5
2
4
1
5
2
2
3
3
4
3
3
3
74
8
4
2
4
5
4
3
4
5
3
2
3
4
2
5
2
2
3
2
5
2
3
4
72
9
4
3
5
3
3
2
1
2
3
4
1
3
3
3
3
4
2
2
3
2
4
4
64
10
3
3
3
4
3
1
2
2
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
2
3
3
3
63
11
4
4
4
4
4
3
3
2
3
1
1
3
2
4
3
3
2
3
2
2
2
5
64
12
3
3
4
4
4
3
1
3
4
3
2
3
3
4
1
3
2
4
2
4
2
3
65
13
4
2
4
4
4
2
3
3
4
3
3
4
3
4
2
3
2
3
3
2
2
5
69
14
3
3
4
5
3
1
2
2
3
3
5
5
2
3
4
2
2
3
3
3
2
4
65
93
15
4
3
3
5
5
2
3
2
5
4
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2
3
5
68
16
5
2
5
4
3
2
1
3
3
1
3
3
2
2
1
2
1
2
2
1
3
4
56
17
3
3
2
2
3
3
2
4
4
3
4
3
4
4
1
3
2
3
2
3
2
5
65
18
4
3
4
3
4
4
3
2
4
4
1
4
2
4
2
3
3
3
2
3
2
4
68
19
4
3
5
4
5
2
1
2
4
4
2
4
2
5
3
2
3
3
3
3
2
4
69
20
3
3
3
4
4
3
2
4
3
3
2
4
2
4
3
1
2
3
3
2
2
3
63
21
4
2
4
5
4
2
2
2
5
4
2
4
3
4
2
2
2
3
3
2
3
4
68
22
3
4
4
4
4
1
1
2
4
5
3
4
3
5
2
3
4
2
3
3
3
3
70
23
4
3
5
3
3
3
1
2
4
5
1
3
2
4
2
2
3
2
2
3
4
3
64
94
Tabel 9 Rekapitulasi Skor Variabel X Responden
X
X2
1
63
3.969
2
64
4.096
3
60
3.600
4
58
3.364
5
67
4.489
6
64
4.096
7
74
5.476
8
72
5.184
9
64
4.096
10
63
3.969
11
64
4.096
12
65
4.225
13
69
4.761
14
65
4.225
15
68
4.624
16
56
3.136
17
65
4.225
18
68
4.624
19
69
4.761
20
63
3.969
21
68
4.624
22
70
4.900
23
64
4.096
Jumlah
1.503
98.605
95
Untuk mengetahui nilai rata-rata kesejahteraan guru di SMP Al Amanah Setu Serpong, penulis menggunakan rumus rata-rata hitung (mean) sebagai berikut :
M=
X N
Keterangan :
M
= Mean (nilai rata-rata) yang sedang di cari
Σ
= Jumlah dari nilai pendidikan akhlak dalam keluarga
N
= Number of Cases
Dari tabel di atas dapat diketahui Σ X = 1.503, sedangkan N = 23 dengan demikian Mean dapat diperoleh sebagai berikut:
M=
1.503 = 65,34 23
Dari perhitungan di atas dapat diketahui nilai rata-rata (Mean) kesejahteraan guru di SMP Al Amanah Setu Serpong sebesar 65,34
96
Tabel 10 Data Hasil Angket Variabel Y
Responden
Butir Soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
1
2
4
1
3
3
3
4
4
5
2
3
2
3
4
3
3
1
5
2
2
3
3
2
67
2
3
2
4
1
2
3
2
2
2
3
4
2
5
3
3
2
3
2
5
1
3
3
4
64
3
2
2
1
2
3
2
4
5
2
4
2
3
4
2
3
3
2
2
4
2
3
4
5
65
4
4
2
3
1
5
3
2
3
2
5
2
2
3
2
4
2
3
5
2
2
4
3
2
66
5
4
3
2
3
4
2
2
3
3
3
2
5
2
2
4
2
3
2
3
5
2
2
5
67
6
4
2
5
3
2
4
4
4
2
3
3
5
3
4
2
4
3
5
4
4
3
2
4
79
7
5
4
3
5
3
3
5
5
2
2
4
2
4
3
3
5
4
3
5
2
3
5
4
84
8
1
4
2
3
2
3
2
4
5
2
2
5
4
2
3
4
5
2
4
5
3
2
1
68
9
4
4
3
5
3
3
4
3
4
2
1
2
3
2
5
3
4
2
3
3
2
4
2
71
10
3
3
3
3
5
3
2
2
4
5
2
4
3
1
3
5
1
5
3
2
2
4
2
71
11
3
1
4
2
3
2
2
2
4
3
3
3
4
2
2
3
3
2
4
3
5
2
4
66
12
5
4
4
3
2
4
2
1
2
2
5
2
4
5
4
4
2
4
5
4
4
2
4
68
13
5
4
3
5
3
2
2
1
3
5
3
3
2
3
4
2
3
3
1
4
4
4
5
76
14
5
5
2
3
5
2
2
2
4
1
3
5
2
4
2
5
4
3
4
4
2
5
4
69
15
4
3
3
5
3
2
4
1
4
3
5
3
2
3
4
3
5
4
5
4
4
5
4
71
16
2
2
5
2
2
4
4
2
2
2
3
5
4
5
5
4
4
2
2
1
1
3
5
71
17
3
4
1
4
3
3
5
3
2
2
5
1
2
5
4
2
5
5
3
2
5
1
5
75
97
18
4
2
2
3
4
1
2
2
2
4
5
4
5
5
2
1
2
5
2
3
4
2
1
67
19
2
2
1
2
3
3
2
4
1
3
4
3
1
3
3
4
4
4
4
5
2
3
4
67
20
2
2
4
2
2
2
2
2
2
4
3
2
2
5
4
2
3
4
1
4
5
3
4
76
21
4
5
3
5
4
3
2
3
4
3
4
5
2
2
2
5
2
4
2
5
2
4
4
79
22
5
4
3
3
4
3
2
3
5
4
4
2
4
3
5
3
4
4
2
4
3
4
3
81
23
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
2
2
3
3
3
3
3
3
1
3
3
4
3
66
98 Tabel 11 Skor Hasil Angket Variabel Y Responden
Y
Y2
1
67
4.489
2
64
4.096
3
65
4.225
4
66
4.356
5
67
4.489
6
79
6.241
7
84
7.056
8
68
4.624
9
71
5.041
10
71
5.041
11
66
4.356
12
68
4.624
13
76
5.776
14
69
4.761
15
71
5.041
16
71
5.041
17
75
5.625
18
67
4.489
19
67
4.489
20
76
5.776
21
79
6.241
22
81
6.561
23
66
4.356
Jumlah
1.634
116.794
99
Untuk mengetahui nilai rata-rata kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong, penulis menggunakan rumus rata-rata hitung (mean) sebagai berikut :
M=
Y N
Keterangan :
M
= Mean (nilai rata-rata) yang sedang di cari
Y
= Jumlah dari nilai Kepribadian Remaja
N
= Number of Cases
Dari tabel di atas dapat diketahui Σ X = 1.634, sedangkan N = 23 dengan demikian Mean dapat diperoleh sebagai berikut:
M=
1.634 = 71,04 23
Dari perhitungan di atas dapat diketahui nilai rata-rata (Mean) kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong sebesar 71,04
100
C. Analisis Data Tabel 12 Analisis Korelasi Variabel Kesejahteraan Guru (X) dan Variabel Kinerja Guru (Y) Responden
X
Y
X2
Y2
XY
1
63
67
3.969
4.489
4.032
2
64
64
4.096
4.096
4.096
3
60
65
3.600
4.225
3.900
4
58
66
3.364
4.356
3.828
5
67
67
4.489
4.489
4.489
6
64
79
4.096
6.241
5.056
7
74
84
5.476
7.056
6.216
8
72
68
5.184
4.624
4.896
9
64
71
4.096
5.041
4.544
10
63
71
3.969
5.041
4.473
11
64
66
4.096
4.356
4.224
12
65
68
4.225
4.624
4.420
13
69
76
4.761
5.776
5.244
14
65
69
4.225
4.761
4.485
15
68
71
4.624
5.041
4.828
16
56
71
3.136
5.041
3.976
17
65
75
4.225
5.625
4.875
18
68
67
4.624
4.489
4.556
19
69
67
4.761
4.489
4.623
20
63
76
3.969
5.776
4.788
21
68
79
4.624
6.241
5.372
22
70
81
4.900
6.561
5.670
23
64
66
4.096
4.356
4.224
Jumlah
1.503
1.634
98.605
116.794
107.115
Untuk mengetahui korelasi antara variabel X dengan variabel Y, data di atas akan diuji dengan menggunakan rumus product moment, yaitu:
101
rxy rxy rxy rxy rxy
N (XY ) (X )(Y ) {N .(X 2 ) (X ) 2 }.{N (Y 2 ) (Y ) 2 } 23.(107.115) (1.503).(1.634) {23(98.605) (1.503) 2 }.{23(116.794) (1.634) 2 } 2.463.645 2.455.902 (2.267.915 2.259.009).(2.686.262 2.669.956) 7.743 (8.906). (16.306) 7.743
145.221.236 7.743 rxy 12.050 rxy 0,642
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa korelasi antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong sebesar = 0,642 Selanjutnya untuk menguji kebenaran / kepalsuan dari hipotesa yang telah diajukan, dengan jalan mebandingkan besarnya ”r” yang telah diperoleh di dalam perhitungan (r hitung) dengan besarnya ”r” yang tercantum dalam tabel ”r” product moment. Dengan terlebih dahulu mencari ”df” (degrees of freedom), yang rumusnya sebagai berikut: df = N - nr = 23 – 2 = 21 Setelah di peroleh ”df” maka dapat dicari besarnya ”r” yang tercantum dalam tabel nilai ”r” product moment, baik pada taraf signifikansi 5 % maupun pada taraf signifikansi 1 %. Dengan melihat tabel nilai ”r” product moment pada taraf signifikansi 5 % sebesar 0,413 dan pada taraf signifikansi 1 % sebesar 0,526. Dengan demikian ”rxy” atau r hitung pada taraf signifikansi 5 % dan pada taraf signifikansi 1 % lebih besar dari r tabel ( 0,642 > 0,413 dan 0,526 ), maka Ho ditolak dan Ha disetujui atau
102 diterima. Dengan demikian pada taraf signifikansi 5 % dan 1 % terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Nilai indeks koefisien korelasi sebesar 0,642. angka tersebut dalam kategori tingkat korelasi yang tergolong sedang atau cukup. Dengan demikian secara sederhana dapat diberikan kesimpulan bahwa terdapat korelasi positif antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru. Selanjutnya, angka indeks korelasi (rxy) atau “r” hitung sebesar = 0,642 tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan “Koefisien Determinasi” yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: KD
= r2 x 100% = 0,6422 x 100% = 0,412 x 100% = 41 % Dari perhitungan di atas dapat diketahui besar koefisien determinasi yaitu = 41 %.
D. Interpretasi Data Berdasarkan hasil analisa di atas dapat diinterpretasikan bahwa antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong terdapat hubungan positif yang signifikan, dan korelasi tersebut adalah korelasi yang sedang atau cukup. Kontribusi hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong sebesar 41 %. Faktor keterkaitan yang diberikan dalam kategori sedang dan masih terdapat 59 % faktor-faktor lain yang memiliki keterkaitan dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong. Dari 59 % faktor-faktor lain tersebut adalah pengaruh pengawasan kepala sekolah, lingkungan masyarakat, setra disiplin ilmu sebagai guru.
103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian di SMP Al Amanah “Hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong, dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan hasil analisa data pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong, dan korelasi tersebut adalah korelasi yang sedang atau cukup. 2. Terdapat hubungan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong. Hal ini berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang mendapatrkan rxy sebesar 0,642 sedangkan r tabel 0,413 pada N = 23, taraf signifikansi 5 % dan 0,526 pada N = 23, taraf signifikansi 1 %. hal ini berarti bahwa rxy atau “r” hitung lebih besar dari r tabel ( 0,642 > 0,413 dan 0,526). Maka Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong 3. Dari pernyataan bahwa terdapat hubungan antara kesejahteraan guru dengan kinerja guru, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik kesejahteraan yang diperoleh, maka akan semakin baik pula kinerja guru. 4. Terdapat kontribusi hubungan kesejahteraan guru dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong sebesar 41 %. Faktor keterkaitan yang diberikan dalam kategori sedang dan masih terdapat 59 % faktor-faktor lain yang memiliki keterkaitan dengan kinerja guru di SMP Al Amanah Setu Serpong
B. Saran-Saran 1. Bagi Pemerintah Agar lebih memberikan perhatian terhadap perkembangan pendidikan, terutama memberikan bantuan materil, sebab masih banyak guru yang mendapatkan penghasilan
104 tidak sesuai dengan kinerja yang ia lakukan, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari pun tidak mencukupi, sementara biaya pendidikan semakin tinggi, oleh karenanya peran pemerintah dalam masalah pendidikan perlu ditingkatkan, karena dengan kesejahteraan maka akan meningkatkan pula kinerja mereka.
2. Bagi Kepala Sekolah Pengawasan dan pembinaan kepala sekolah kepada guru-guru yang belum memenuhi syarat menjadi guru harus ditingkatkan dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan atau seminar guru yang berkaitan dengan bidang studi yang di ampu.
3. Bagi Guru Guru sebagai pengelola dan pelaksana pendidikan harus mampu meningkatkan kinerjanya dengan meningkatkan kemampuan diri dalam mengajar serta bersikap fleksibel dalam menghadapi permasalahan baik di kelas maupun dengan guru lain dan pihak sekolah. 4. Bagi Siswa Siswa diharapkan mengembangkan potensinya secara maksimal dan menjadikan sekolah sebagai mediasi, serta berani bersikap kritis apabila terdapat guru yang tidak menjalankan tugas sebagai guru dengan baik dan menyampaikan materi ajar tidak relevan dengan bidang studi yang diajarkan.
5. Bagi Masyarakat Masyarakat yang berada di lingkungan sekolah diharapkan memberikan dorongan dan dukungannya pada setiap kegiatan di sekolah guna meningkatkan kemajuan sekolah.
105
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan( Islam dan Umum),Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Buchori, Muchtar, Ilmu Pendidikan & Praktek Pendidikan Dalam Jakarta: PT. Tiara Wacana & Ikip Muhammadiyah Jakarta Press,1994
Renungan,
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemah, Surabaya: Mahkota,1989
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka ,2002. DEPDIKNAS, UURI No 20 Th 2003 Tentang SISDIKNAS Bandung : FOKUSMEDIA 2003 Gamal merza, visi kesejahtraan, Http:www addthis.com/bookmark.php Kosasih, Soejipto Raflis, Profesi Keguruan,Jakarta: PT Rineka Cipta,2007. Malik Ahmad, Mewujudkan Propesionalisme Atau Mengharapkan Kesejahtraan, http: // www.riaugo.id/index.php ?,01,juli 2008 Manullang, Marihot, Manajemen Personalia, Yogykarta:Gajah Mada Universitas Press,2004 Midgley, James, Pembangunan Sosial Perspektit Pembangunan Dalam Kesejahteraan Sosial, Jakareta:Ditperta Islam Departemen agama RI, 2005
Nitisineto, Alex S, Menejemen Pendidikan, Jakarta:Rineka cipta,2000 Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan, Jakarta:PT. Gunung Agung, 1996. Nata, Abubdin, Manejemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2003 Permendiknas Tentang Standar Kepala Sekolah, Standar Pengawas Sekolah, Standar Kualifikasi Akademik, Kompetensi Guru, UU Guru dan Dosen UU RI NO.14 Tahun 2005, Jakarta: Asa mandiri, 2008 Pidarta, Made, Manejemen Pendidikan Indonesia, Jakarta ;Rineka Cipta, 2004 Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: kencana, 2007
106
Salam, Burhanudin, Pengantar Pedagogik Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, Jakarta:PT Rineka Cipta, 2002
Subroto, Suryo, Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta,1997.
Shihab, M. Quraish, Wawasan Al Quran, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003. Sulastri, Melly S. Garis Besar Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Bandung :Ikip Bandung,1979 Trimo, Soejono, Pengembangan Pendidikan, Bandung;Cv remaja karya,1986 Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,Bandung:Remaja Rosdakarya,1994
Usman, Uzer Menjadi Guru Profesional,Bandung: Remaja Rosdakary,2008 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Bandung: Citra Umbara, 2004 Winardi, Organisasi Perkantoran dan Motivasi, Bandung:Alumni, 1975
107 Daftar Angket
Nama
:
TTL
:
Jenis kelamin
:
Status
:
Pendidikan terakhir
:
Bidang studi
:
Status mengajar : tetap/ tidak tetap Masa mengajar : 1-5 / 6-10/ 11-15/ 16-20/>20 tahun
Petunjuk pengisian 1. Isilah data responden diatas 2. Bacalah pertanyaan dengan baik dan benar 3. Dimohon untuk memberikan jawaban sesuai dengan kenyataan/keadaan bapak/ ibu guru. 4. Untuk setiap pertanyaan diberikan satu jawaban 5. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang tersedia 6. Jawaban dari bapak ibu guru akan terjamin kerahasiaanya
108 Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang dianggap sesuai !
Variabel Kesejahteran Guru
1. Pembayaran gaji saya setia bulan tepat waktu a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 2. Gaji yang saya terima setiap bulan dari sekolah ini dapat menukupi kebutuhan hidup saya sekeluarga a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 3. Selain gaji pokok, setiap bulan saya juga mendapatkan tunjangan-tunjangan lain a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
4. Setiap guru berprestasi mendapatkan penghargaan dari pihak sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
5. Setiap akhir semester saya mendapatkan honor sebagai pengawas a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
109
6. Untuk meningkatkan kinerja guru atau karyawan, setiap personel mendapatkan promosi a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
7. Kepala sakolah menjaga hubungan baik dengan para guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
8. Apabila saya sakit, pihak sekolah memberi bantuan dana untuk berobat a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
9. Saya merasa cocok terhadap sesama teman sekerja di sini a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
10. Kepala sekolah memberikan dorongan kepada saya untuk menambah pengetahuan atau melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
110
11. Setiap akhir semester saya memperoleh honor membuat dan memeriksa soal a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
12. Setiap akhir semester diadakan pemilihan guru teladan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
13. Suasana kerja ditempat saya mengajar sangat baik a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
14. Sekolah mengadakan karya wisata bagi guru dan pengawai sekolah pada waktu-waktu tertentu a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
15. Setiap bulan putra putri saya mendapatkan tunjangan beasiswa pendidikan dari sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
111 16. Setiap hari saya mendapatkan konsumsi dari pihak sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
17. Setiap bulan saya mendapatkan uang tranfortasi dari sekolah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
18. Setiap menghadapi hari raya pihak sekolah memberikan tunjangan hari raya kepada guru. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
19. Terkadang saya mendapatkan uang lembur apabila saya bekerja lebih dari waktu yang sudah ditentukan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
20. Ruang khusus guru disekolah menurut pendapat saya sangat baik dan nyaman a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
112
21. Ruang kelas yang disediakan sekolah cukup baik a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
22. Pihak sekolah selalu mengadakan perkreditan rumah dan kendaraan bagi guru a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
23. Dengan gaji yang saya terima saya bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
24. Setiap penghasilan yang saya peroleh, sebagian saya sumbangkan kepada yang membutuhkan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
25. Sebagai seorang guru saya menjalankan perintah serta menjauhi larangan Tuhan yang Maha Esa. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
113 Variabel Kinerja Guru 1. Ketika akan memulai pembelajaran, saya selalu memperhatika kesiapan siswa. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
2. Saya tidak membeda-bedakan siswa yang saya didik a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 3. Indikator yang saya buat disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
4. Dalam setiap pembelajaran saya selalu menyesuaikan antara kompetensi dasar dengan indikator a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
5. Dalam merumuskan indikator diusahakan tidak menimbulkan tafsir ganda a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
114 6. Untuk memotivasi siswa belajar saya membuat variasi metode belajar a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
7. Selain buku pedoman, saya mancari sumber lain sebagai bahan ajar. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
8. Saya menguasai materi yang saya ajarkan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
9. Saya selalu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
10. Dalam setiap pertemuan saya mengaharuskan siswa aktif bertanya a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
115
11. Untuk mengetahui siswa menguasai materi, setiap akhir pertemua saya mengadakan evaluasi a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
12. Alat ukur evaluasi disusikan dengan kurikulum a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
13. Saya selalu mengadakan program remedial, untuk membantu siswa a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah f.
14. Setiap pembelajaran saya mengharuskan siswa membuat kesimpulan dari hasil belajar. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
15. Sebagai seorang guru, tindakan yang saya lakukan selalu sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
116 16. Saya selalau berpenampilan menarik a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
17. Saya datang ke sekolah tepat waktu a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
18. Saya tidak pernah mengunakan cara-cara kekerasan dalam menyelesaikan masalah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
19. Tugas yang diberikan kepala sekolah, saya selesaika tepat waktu a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
20. Saya bangga dan selalu menjunjung tinggi kode etik guru. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
117
21. Saya aktfi dalam kegiatan dan organisasi guru. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
22. Saya selalu berkomunikasi dengan sesama pendidik a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah 23. Saya aktif dalam kegiatan kemasyrakatan a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
24. Saya menjaga hubungan baik dengan tetangga dan masyarakat a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
25. Sebagai seorang guru, terkadang saya menjadi penasihat di masyarakat. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Pernah e. Tidak Pernah
118