JURNAL. FSB.UNG. 2015
LEMBAR PENGESAHAN
JURNAL ILMIAH
ANALISIS KARAKTER TOKOH DALAM NASKAH “TANDA SILANG” KARYA EUGENE O’NEILL SADURAN W.S RENDRA
Oleh
La Ode Erlin NIM. 341 407 011
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Pembimbing I
Pembimbing II
Ipong Niaga, S.Sn, M.Sn NIP. 19810808 200812 1 001
Zulkifli, S.Pd, M.Sn NIP. 19770326 200212 1 003
JURNAL. FSB.UNG. 2015
ANALISIS KARAKTER TOKOH DALAM NASKAH LAKON ’’ TANDA SILANG ‘’ KARYA EUGENE O’NEILL SADURAN W. S RENDRA
La Ode Erlin¹Ipong Niaga,S.Sn, M.Sn² Zulkipli, S.Pd, M.Sn.³ Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo 1) Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik 2) Dosen Fakultas Sastra dan Budaya ABSTRAK La Ode Erlin. NIM. 341407011. Analisis Karakter Tokoh dalam Naskah Tanda Silang Karya Eugene O’Neill Saduran W.Srendra. Universitas Negeri Gorontalo, di bawah dan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter tokoh dalam Naskah Tanda silangberdasarkan aspek fisiologis, sosiologis, dan psikologis.Pengkajian drama dalam skripsi ini digunakan metode penelitian deskriptif analisis. Metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Obyek dalam penelitian ini adalah naskah drama Tanda Silang karya Eugene O’Neill. Data primer dalam penulisan skripsi ini berasal dari naskah tertulis drama Tanda Silang karya Eugene O’Neill dan data sekunder di peroleh dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian dan riwayat hidup pengarang. Penulisan skripsi ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : literatur dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang sudah tersedia dari berbagai sumber. Hasil penelitian pada karakter tokoh dalam naskah Tanda Silang menerangkan bahwa Eugene O’Neill menggambarkan tokoh-tokohnya dengan ciri unik tersendiri. Tokoh Darpo teridentifikasi tidak waras, penuh hasut, dan ingin menang sendiri; tokoh Kapten seorang ayah dari dua bersaudara yaitu Nani dan Darpo, tidak warasatau gila karena ingin memiliki harta karun; tokoh Dokter seorang ahli medis yang keberadaanya sangat diperlukan untuk mengobati orang yang sedang sakit, terlihat tampang orang pandai; tokoh Nani seorang adik dari darpo dan anak Kapten yang selalu melerai pertengkaran dan permusuhan antara ayah dan kakaknya, penyabar, serta penuh tanggung jawab. Eugene O’Neill menempatkan tiap-tiap tokohnya dengan kelebihan masingmasing dan mempunyai fungsi peranan berbeda. Mengapa demikian, karena Eugene O’Neill ingin cerita dalam naskahnya mengandung kekuatan tersembunyi agar yang dibaca dan pembaca merasa menyatu dalam alurnya. Intinya adalah peliharalah hubungan sesama dan jangan pernah merasa berada diketinggian karena jatuhnya pasti sakit juga. Karakter tokoh Darpo dan Kapten sama-sama gila, dan tidak ada pembunuhan di akhir cerita. Hal terpenting, secara kausatif,
JURNAL. FSB.UNG. 2015
hubungan karakter tokoh dalam drama lebih diwarnai hubungan emosional, dibandingkan hubungan fungsional.
Kata kunci: Analisis, Karakter Tokoh, Naskah Tanda Silang PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk sosial yang terus hidup bersama-sama antara satu dan lainnya. Secara berdampingan melakukan segala aktifitas yang ditumbuhi nuansa berbagai kehidupan. Kehidupan yang dijalani tersebut pada umumnya memupuk rangkaian yang memuat cerita. Dari proses inilah detail atau tidaknya kehidupan sesungguhnya memiliki sifat dramatis, persis mirip dengan lakon yang sedang dimainkan diatas panggung. Kode atau tanda-tanda dramatis kehidupan ini, kemudian dihidangkan diatas panggung untuk mengungkap misteri-misteri kehidupan yang tidak biasanya. Sebuah dunia kecil dihidupkan keatas panggung dan dituangkan dengan menu-menu tersendiri untuk menjawab berbagai fenomenafenomena kehidupan yang sampai kini tumbuh bersarang dalam perut zaman. Kelahiran cerita yang bersifat dramatis tersebut kemudian diolah menjadi sebuah karya yang mampu mencuri jiwa khalayak, hingga menarik untuk ditonton. Disamping itu, dunia tiruan yang dihidupkan diatas penggung justru mampu membangun dan menguras emosi bahkan cukup memberikan kepuasan tersendiri kepada audiensnya. Disisi lain, dapat memberikan kontribusi untuk digunakan dalam berbagai kebutuhan yang bersifat universal.
Arti teater sebagai alat perjuangan kaum tertindas untuk meraih pengakuan hak dan mendapatkan pengakuan yang adil sebagai manusia. Dunia seni pertunjukan juga sebagai alat untuk melakukan ekspresi baik negatif ataupun posiitif (Boal dalam Dewojati 2009: 7). Dengan resep dunia tiruan atas kehidupan yang di ambilnya, maka peristiwa yang terjadi dari berbagai macam latar belakang dapat disaksikan melalui pertunjukan walau hanya beberapa adegan saja. Tentunya alur cerita yang dimainkan memberikan manfaat bagi setiap penikmatnya dengan artian bahwa pesan-pesan yang diperagakan mampu tersampaikan dengan baik. Hal ini, pastinya didukung dengan karakteristik pada tiap-tiap tokohnya. Karakter biasanya berkenan dengan sifat atau kepribadian spesifik seseorang, yang bisa dilihat melalui perkataan, tuturan, atau perilaku sehari-hari. Karakter seseorang dapat merupakan pola genetika secara biologis, atau dapat salah satu proses interaksi kepentingan dengan lingkungannya. Pembentukan karakter secara genetika dapat berasal dari ayah, ibu, atau keduanya yang muncul sejak dari dalam kandungan sampai menjalani masa hidupnnya. Dapat dikatakan karakter seperti ini merupakan proses alamiah yang
JURNAL. FSB.UNG. 2015
berlangsung secara terus-menerus. Selain itu, pengaruh lingkungan juga sangat berperan pada pembentukan perkembangan karakter individu. Menurut W. Stern (2009: 191) baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu. Faktor pembawaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani tidak dapat diubah. Tidak dapat diingkari pula bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam perkembangan karakter individu. Karakter dapat berarti “pelaku cerita”dan dapat pula berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya, memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu, tak jarang langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang dimiliknya (Nurgiyantoro, 2005:165).
Naskah drama juga, selain memberi kejelasan mengenai alur cerita eksistensinya sangat dihargai melalui kontribusi yang dimilikinya. Naskah merupakan cerita yang memuat kisah atau kejadian yang di rangkum menjadi wujud tertulis. Biasanya naskah pertunjukan tersebut sering memuat dialog atau percakapan didalamnya. Dalam rangkaian pertunjukan ini terdapat tokoh atau pelaku cerita yang nantinya akan berperan sebagai pengeksekusi naskah sampai akhir pementasan berlangsung. Naskah merupakan petujuk bagi aktor dalam melakukan peraranannya. Menelaah pada naskah akan membuat pemain menjadi disiplin dan mengerti akan karakteristik tokoh dalam naskah. Naskah sebagai acuan berekspresi pemain untuk berimajinasi, juga
dengan adanya naskah maka pemain tidak serta-merta melakukan aksi semaunya. Dan inilah salah satu dari sekian banyak keunggulan naskah. Naskah adalah karya fiksi yang memuat kisah atau lakon. Dengan demikian, maka naskah termaksud kumpulan cerita yang dapat hidup tetapi melalui proses pertunjukan atau pementasan diatas panggung (Endraswara 2011:37).
Berdasarkan fungsi pertama pada naskah lakon adalah memberi inspirasi kepada para seniman penafsir, fungsi kedua adalah memasok kata-kata yang diucapkan oleh si aktor (Anirun, 2002: 58). Naskah merupakan petunjuk bagi aktor yang akan melakukan peran, aktor harus dapat memahami baik dari segi fisologis, sosiologis, psikologis, maupun sejarah panjang naskah. Naskah juga dapat menjadi panduan deskripsi fisik dan usia tokoh untuk mempermudah aktor menginterperetasi cerita. Naskah drama Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra, walau hanya satu babak, naskah ini mampu memunculkan sebuah alur cerita yang cukup menarik dan menegangkan karena menggambarkan suasana tentang orang-orang yang tinggal didaerah pesisir pantai (laut). Orang-orang yang telah lama terbiasa hidup dilaut kebiasaan dan karakternya pastilah berbeda dengan yang hidup didarat. Dan ada sebagian yang dari kelompok mereka biasa kita sebut dengan perompak atau bajak laut. Situasi seperti ini menunjukan kehidupan yang amat keras dan penuh serba ironi. Gambaran sebuah kekeluargaan yang begitu kacau dan kurang terawat akan menjadi tontonan menakjubkan dikisah ini. Tentunya perwatakan manusia yang
JURNAL. FSB.UNG. 2015
serakah, ambisius, kejam, pemarah, tamak, gila harta, sombong, congkak, hasut, baik, jujur, sabar dan sebagainya adalah gambaran atau cerminan manusia pada dirinya. Selanjutnya, naskah Tanda Silang juga menceritakan tentang keberadaan harta karun yang terletak ditempat tanda silang pada sebuah peta. Memahami karakter tokoh dalam naskah drama Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra diperlukan talaah secara substansif, guna memperoleh deskripsi secara lengkap mengenai analisis karakter melalui aspek fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Olehnya itu, peneliti mengambil judul penelitian: Analisis Karakter Tokoh dalam Naskah Lakon “Tanda Silang” Karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra. A. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah yang ditemukan peneliti dalam Naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra adalah bagaimana menganalisis karakter tokoh dalam Naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra berdasarkan aspek fisiologis, sosiologis, dan psikologis. B. Tujuan penelitian Adapun tujuan dalam penelitian Naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra yaitu mendeskripsikan karakter tokoh naskah Tanda Silang Karya Eugene O’Neill Saduran W.S Rendra. C. Manfaat penelitian Penelitian naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S. Rendra dilakukan dengan harapan
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak berikut: a. Bagi peneliti: 1. Hasil penelitian ini menjadi konsep ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan teknik analisis terhadap karya seni pertunjukan. b. Bagi mahasiswa calon peneliti: 1. Sebagai rujukan dalam memahami atau menganalisis naskah-naskah drama. 2. Sebagai sarana pembelajaran dalam melakukan analisis naskah. 3. Sebagai acuan penelitian dalam pengkajian karakter tokoh dalam naskah. c. Bagi pembaca: 1. Dapat memberikan konsep teoritis tentang analisis karakter tokoh dan penokohan dalam naskah drama. 2. Sebagai bahan diskusi nantinya dikalangan mahasiswa yang berkecimpung dalam dunia pertunjukan. 3. Sebagai patokan dalam melakukan analisis karakter tokoh dalam naskah. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis yakni untuk menganalisis naskah drama Tanda Silang dan mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan karakter tokoh dalam naskah Tanda
JURNAL. FSB.UNG. 2015
Silang, seperti yang telah di definisikan oleh Ratna K. Nyoman (2004: 53) Metode penelitian deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. B. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra. C. Data dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer penelitian ini berasal dari naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra. 2. Data Sekundaer Data sekunder penelitian ini diperoleh dari buku-buku penunjang yang berhubungan dengan penelitian dan riwayat hidup pengarang. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan teknik kepustakaan. Teknik ini biasanya digunakan untuk melakukan telaah atau penafsiran masalah yang bersumber dari bahan kepustakaan lain seperti: buku, jurnal hasil penelitian, dan dokumen tertulis lainnya. E. Teknik Analisis Data Dalam pelaksanaannya, digunakan metode yang dikembangkan oleh Spraley (dalam Sugiyono, 2010: 102) yakni sebagai berikut. 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan analisis untuk mempertajam, menggabungkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak perlu serta menyangkut pengorganisasian data sehingga komponen-komponen finalnya dapat dijadikan sebagai sebuah kesimpulan.
2. Penyajian Data Penyajian data merupakan proses panyajian informasi secara tersistematis sehingga dapat memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan serta pengambilan tindakan. 3. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terus menerus selama berada didalam penelitian, dari mulamula belum jelas, menjadi lebih terperinci agar mendapatkan data yang valid. Penarikan kesimpulan dilakukan pula untuk mempertajam jawaban-jawaban atas rumusan masalah penelitian. F. Tahap -Tahap Penelitian Adapun tahap-tahap penelitian yang telah maupun maupun yang akan ditempuh oleh penulis yaitu sebagai berikut: a. Pencarian judul dan obyek penelitian Berdasarkan hasil observasi maka maka peneliti memutuskan mengangkat menganalisis karakter dalam naskah tanda silang karya Eugene O’Neill saduran W.S rendra. b. Penyususnan proposal Penyususnan proposal dilakukan setelah obyak penelitian ditentukan dengan mengikuti bimbingan dengan dosen pembimbing maupun Penasihat Akademik. c. Seminar propsal Dalam tahapan ini penulis melaksanakan seminar proposal yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan Penasehat Akademik. d. Pembimbingan laporan Pembimbingan laporan dilaksanakan setelah penulis
JURNAL. FSB.UNG. 2015
melakukan penelitian tahap lanjut terhadap proposal yang diajukan. e. Ujian hasil penelitian Dalam tahapan ini penulis melaksanakan ujian hasil dari apa yang telah diteliti atau telah disetujui oleh Dosen Pembimbing dan Penasihat Akademik. f. Ujian akhir Ujian akhir ataupun ujian komprehensif adalah tahapan terakhir dalam penyusunan skripsi. TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Karakter Dramatik dalam Naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra Karya sastra pada hakikatnya merupakan sebuah seni bahasa yaitu cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Menurut, Aristoteles (dalam Budianta, 2008: 7) karya sastra adalah suatu karya yang menyampaikan gagasan atau jenis pengetahuan yang tidak bisa disampaikan dengan cara lain. Salah satu karya sastra adalah drama yaitu sebuah karya sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialog atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada” (Wahyudi, 2008: 95). Sesuai dengan pernyataan Aristoteles diatas, bahwa sastra juga erat kaitannya dengan bidang lain. Salah satunya yaitu psikologi sastra yang memfokuskan pada aspekaspek kejiwaan. Artinya, dengan memusatkan perhatian pada tokohtokoh, penelitian dapat mengungkap gejala-gejala psikologis tokoh baik yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan pengarang.
Tokoh-tokoh dramatik dalam naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra, terdiri atas empat tokoh dengan nama-nama antara lain Ayah (Kapten), Darpo, Nani, dan Dokter. Eugene O’Neill membuat karakter tokoh-tokohnya memiliki perbedaan antara yang satu denga lainnya, artinya tokoh yang berperan mempunyai watak-watak tertentu. Tokoh sangat berperan penting dalam sebuah pertunjukan diatas panggung. Oleh karenanya, tokoh yang ada didalam naskah akan dibuat semenarik mungkin agar pelaku cerita tersebut dapat memiliki ciri tersendiri dan memberikan kejutan-kejutan pada orang yang menggelutinya. Pembahasan karakter tokoh mencangkup unsur intrinsik sebuah karya sastra. Karena unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Menurut Herimawan (dalam Dewojati, 2010: 169) bahwa dimensi karakter tokoh dalam drama meliputi dimensi fisiologis, dimensi sosiologis, dan dimensi psikologis. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri. Pada kenyataannya saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Pada bagian ini penulis akan menganalisis keempat tokoh secara terperinci pada naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra, baik dari segi fisiologis, sosiologis, dan psikologis pada masing-masing tokohnya.
JURNAL. FSB.UNG. 2015
B. Pembahasan Setelah melakukan analisis terhadap tokoh dalam naskah Tanda Silang, ciri-ciri tokoh pada aspek fisiologis, sosiologis, dan psikologis maka telah teridentifikasi melalui temuan-temuan dalam naskah. Berikut ini temuan penelitian akan dituangkan pada masing-masing aspek tersebut sebagai wujud interpretasi melalui hubungan sebab akibat antar tokoh. Pada naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra , Eugene O’Neill mempresentasikan aspek fisiologis para tokoh dengan jelas, seperti yang telah dipaparkan dalam temuan penelitian. Pada bagian ini akan membahas aspek fisiologis masing-masing tokoh berdasarkan bentuk dan ciri-ciri fisik berikut interpertasi peneliti pada presentasi Eugene O’Neill saduran W.S Rendra terhadap tokoh-tokoh dalam naskah. Tokoh Darpo memiliki ciri-ciri fisik bertangan buntung (lihat dialog 94, 100). Disamping itu juga, tokoh Darpo meliliki muka panjang bertulang, bermata hitam mendalam, mulut lebar tipis dengan diteduhi oleh seberkas tebal yang tak terpelihara. Sejak Kapten/Ayah menjadi gila Darpo berusaha membawanya kerumah sakit jiwa. Akan lebih baik bagi Ayahnya daripada dikurung dalam rumah, membahayakan dirnya dan orangorang lain. Lain halnya dengan tokoh Dokter, mengenai ciri-ciri fisik pada tokoh Dokter tidak jelaskan dalam naskah Tanda Silang Saduran W.S Rendra. Eugene O’Nill menjelaskan dalam naskah saduran W.S Rendra bahwa tokoh Dokter berumur kirakira 35 (tiga puluh lima) tahun. Oleh
karena ciri-ciri fisik tidak dapat teridentifikasi dalam naskah, peneliti menginterpretasi berdasarkan artikulasi dan gaya bicara yang digambarkan dalam naskah. Dokter tidak mudah percaya dengan ceritacerita yang dibuat Darpo. Dapat dilihat kecerdasan dokter dalam menggali informasi mengenai kebenaran kisah tentang Kapten/Ayah. Maka dari itu, dapat diinterpretasikan bahwa tokoh Dokter bertampang orang pandai dan berpendidikan. Tokoh Nani memiliki ciri-ciri fisik bermuka pucat dan sedih, rambut hitam, bibir pucat, warna matanya sudah mengabur antara hitam dan coklat, dan cerdik (lihat dialog 70, 73, 81, 89, 114). Berdasarkan ciri fisik dalam naskah yang terdapat dalam dialog 156 sampai 206 sangat jelas bahwa tokoh Nani jarang memperhatikan keadaan dirinya. Ini diakibatkan kesibukan menjaga atau merawat keutuhan keluarganya. Sikap Tokoh Nani amat berpengaruh, dengan kecerdikan dan kegigihannya untuk mencoba melawan anggapan fakta sosial mengenai lingkungan keluarganya. Nani juga ingin menyelesaikan seluruh masaalah yang dihadapinya dangan penuh tanggung jawab. Faktanya Nani merupakan seorang anak perempuan yang tinggal dilingkungan keluarga dengan dipenuhi beban hidup yang sangat kompleks. Dan itu sangat terlihat pada kondisi fisiknya, salah satunya mengenai warna disekitar mata Nani yang sudah mengabur. Nani berperan penting sebagai orang yang menjaga dan merawat Kapten/Ayah dan Darpo. Biar bagaimanapun kedewasaan seorang Nani dalam
JURNAL. FSB.UNG. 2015
melindungi, terutama ayahnya sangat menunjukan kepedulian dan jiwa yang besar. Setiap kali terjadi keributan antara Kapten dan Darpo Nani menjadi penengah diantara keduanya. Kapten/Ayah teridentifikasi memiliki ciri-ciri fisik dengan rambut yang sudah memutih (lihat dialog 42). Tokoh Kapten sudah tua artinya telah memasuki usia lanjut. Kapten dulunya adalah seorang kapten kapal pemgamgkut kopra yang mengikuti jejak ayahnya. Kapten membuat kapal dengan cara menggadaikan rumahnya. Kapal itu akan digunakan untuk mencari harta karun dimana tanda silang tertera pada peta tersebut. Setelah kapalnya telah selesai dibuat, Kapten beralih profesi sebagai pencari harta karun. Namun didalam perjalanan tiba-tiba terjadi sesuatu pada Kapten dan anak buahnya. Disekitar kepulauan sampa kapal kapten hancur dan tenggelam bersama anak buahnya. Mereka terdampar disebuah pulau yang tak berpenghuni. Beberapa saat kemudian Kapten dan tiga orang anak buahnya ditemukan oleh kapal pencari mutiara. Keempat anak buah Kapten itu hilang atau jasadnya tidak ditemukan. Cerita ini ternyata dimuat didalam surat kabar. Akhirnya, setelah Kapten mengetahui semua kejadian yang baru dialaminya, ternyata ia tidak dapat menerima kanyataan hidup tersebut hingga mendera Kapten menjadi gila. Apabila di uraikan, usia masingmasing tokoh adalah: (1) Dokter: 35 tahun; (2) Nani: 25 tahun; (3) Kapten: lebih dari 60 tahun; (4) darpo: lebih dari 35 tahun. Pada tokoh kapten, usia sudah berpengaruh pada kemampuan fisik
lainnya seperti nada suara berat dan dalam karena pengaruh usia tersebut. Kapten rambutnya telah memutih. Adapun usisa tokoh Darpo tidak dijelaskan dalam naskah, tetapi hanya digambarkan melalui bentuk fisik lainnya seperti, nada suaranya yang rendah dan dalam, kosong merasuk seperti suara logam. Tampaknya ia lebih tua dari umur yang sebenarnya. Disamping itu, Darpo memakai celana tebal dan kasar dengan bersepatu karet. Tokoh Darpo dalam naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill merupakan salah satu pelaku dalam cerita yang mempunyai ciri karakter tersendiri. Di dalam naskah tersebut tokoh darpo juga termaksud pemeran utama yang terus menghidupkan suasana cerita selama pementasan berlangsung. Karena itulah tokoh Darpo yang di jadikan sorotan utama dalam menghidupkan para tokoh dan cerita. Ditinjau dari segi alur cerita ataupun semasa pementasan, tokoh Darpo sendiri lebih di tonjolkan di bandingkan dengan tokoh-tokoh lainnya. Berbeda dengan tokoh Nani dan Dokter tidak terdapat pengaruh pada suara dan penglihatan. Dokter seperti yang dijelaskan pada naskah ia sedikit kurus dan tinggi badannya sedang. Sedangkan Nani terdapat dalam naskah, ia tinggi semampai bermuka pucat dan sedih. Mukanya diteduhi oleh rambut mukanya yang tebal. Selain Dokter dan Nani kedua tokoh lain tidak dijelaskan ciri tinggi badannya. Pada aspek psikologis dari keempat tokoh mempunyai ciri khas tersendiri. Jika dibandingkan dengan tokoh lain, tokoh Darpo mempunyai tingkat emosionalis yang sangat
JURNAL. FSB.UNG. 2015
menonjol. Dikarenakan sifat dan perilaku Darpo yang ambisius, menjadikan dirinya pemarah sehingga ingin menguasai seluruh harta dari keluarganya. Disamping itu, Darpo menaruh rasa curiga kepada ayahnya. Motifasi inilah yang menjadikan tabiat pemarah tokoh Darpo sampai membuatnya terlihat seperti pembunuh bertangan dingin, setiap perhatian juga rasa sayang yang diberikan Nani selalu ditolaknya dan dibalas dengan tuduhan dan ejekan. Ini semua selalu dilakukannya setiap orang yang melakukan kontak langsung dengannya. Kapten adalah seseorang yang mengalami masalah kejiwaan yang tak biasa. Dalam alam bawah sadarnya, Kapten menyatakan bahwa kapalnya dahulu, yaitu Marlini sudah kembali dari laut Jawa dapat dilihat pada (Hlm.15). Selain itu, dalam alam bawah sadarnya, Kapten melihat ketiga anak buahnya, yaitu Ilyas, Karto, dan Kanaka berjalan hilir mudik di geladak, padahal mereka tidak nyata. Lihat pada (Hlm. 18). Dari dialog-dialog di atas dapat kita lihat bahwa penyimpangan kejiwaan yang dialami tokoh Kapten tersebut adalah halusinasi. Halusinasi adalah pencerapan atau persepsi tanpa adanya rangsang apapun pada pancaindra seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar ataupun bangun dasarnya mungkin organik, fungsional, psikotik, ataupun histerik (Sunaryo, 2005:9495). Halusinasi yang dialami Kapten bisa karena masalah histerik, yaitu neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, dan pengalaman pahit (Prasetya, 216:
1998). Tekanan mental dan kekecewaan, dapat terlihat bahwa Kapten sudah tiga tahun tidak turun ke lantai bawah rumahnya dan hanya berjalan dimalam hari saja. Lihat pada kutipan dialog (Hlm.3) Tokoh Nani dan Dokter teridentifikasi memiliki kesamaan yaitu sifat sabar dan peduli sesamanya. Sabar dalam melakukan segala tindakan yang bermanfaat bagi orang lain, termaksud bagian yang tidak terpisahkan dari diri keduanya. Sedangkan melayani disini adalah sebagaimana Dokter yang mempunyai profesi melayani setiap pasiennya dan itu juga membutuhkan kesabaran. Bantuk yang diderita oleh penderita dapat sembuh, bukan hanya karena obatobatan yang diberikan seorang Dokter tetapi bisa saja disebabkan dari efek positif inter aksinya. Dengan sikap Dokter yang ramah, sabar, dan sopan terhadap kliennya (pasien) akan mempunyai pengaruh yang lebih baik lagi. Kadang-kadang Dokter sadar dengan penyakit yang diderita Darpo bukan karena fisiknya yang sakit, melainkan disebabkan karena gangguan psikis yang terpendam. Sedang Nani sabar dan cerdik dalam mengadapi kondisi keluarganya. Hal ini tentu dipengaruhi oleh rasa penuh kasih dan sayang terhadap orang-orang disekeililingnya. Jika dilihat perubahan watak antara tokoh Dokter dan Nani, maka Dokter hanya biasabiasa saja (netral). Tetapi justru lebih Nani yang berubah-ubah, terkadang ia membalas dari serangan kata-kata Darpo yang selalu menuduh dan membawa ayahnya kerumah sakit jiwa. Perubahan emosi Nani juga
JURNAL. FSB.UNG. 2015
terjadi pada saat mengetahui Kapten/Ayah telah meninggal dunia. Dengan dipenuhi kesedihan yang amat mendalam Nani Akhirnya menangis sejadi-jadinya. Simpulan terkuat yang bisa dijelaskan ialah tokoh ketidakwarasan darpo sebenarnya hasil doktrin dari ayahnya sendiri yang membuat ia menjadi gila. Darpo telah termakan imajinasi kosong dan impian-impian belaka dari ayahnya. Tokoh Darpo susah payah untuk membunuh impian itu dengan berbagai cara. Bahkan terlihat adanya usaha tokoh Darpo untuk menyadari atas apa yang telah terjadi selama 35 tahun dalam hidupnya, sehingga tetap bila dikatakan bahwa Darpo adalah pembunuh. Tetapi pelukisan adanya keinginan untuk membunuh hawa nafsu yang merasuk ke dalam dirinya. Sekali lagi, keinginan itu ternyata tidak dapat diwujudkan. Dengan kata lain, karakter Tokoh Darpo dan kapten sama-sama gila, dan tidak ada pembunuhan di akhir cerita. Manusia adalah merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan makluk hidup yang lain, juga manusia termaksud makhluk sosial. Artinya, manusia baru menjadi manusia kalau ia hidup berdampingan dengan manusia lain atau hidup dikalangan manusia. Tentang betapa nestapanya seorang anak manusia yang sejak kecil dibesarkan oleh serigala atau oleh binatang lain, telah banyak kita ketahui. Alangkah sukar dan lambatnya mendidik anak semacam itu agar kembali menjadi manusia biasa. Jadi, manusia dalam pergaulan ini harus menjaga kontak sosialnya
tetap berada didalam suasana kemanusiaan yang rukun dan damai, memperbaiki dan memajukan bukan saling membunuh karakter. Istilah karakter (character) dalam bahasa inggris terdapat dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, emosi, keinginan dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. “Psikologi sastra merupakan kajian yang memandang karya sastra sebagai aktivitas kejiwaan. Dalam arti luas bahwa karya sastra tidak lepas dari kehidupan yang menggambarkan berbagai rangkaian kepribadian manusia (Endraswara, 2003:97)”. Psikologi lahir untuk mempelajari kejiwaan manusia, yakni manusia yang ada di bumi inilah yang menjadi objek sasaran psikologi, sastra lahir dari masyarakat, pengarang hidup dalam tengahtengah masyarakat dan pengarang juga menciptakan karya sastranya termasuk tokoh yang ada didalamnya. Tokoh yang diciptakan secara tidak sadar oleh pengarang memiliki muatan kejiwaan yang timbul dari proyeksi pelaku yang ada dalam masyarakat. Karya sastra berupa lakon cerita lebih menantang dalam penggambaran tokohnya, oleh karena itu kejiwaan yang ada dalam naskah lebih kental. Pendapat yang sama mengenai kejiwaan tokoh dalam karya sastra, dikemukakan oleh Ratna (dalam Albertine 2010:54) bahwa pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah unsur
JURNAL. FSB.UNG. 2015
kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam karya. Namun secara definitif, tujuan psikologi sastra ialah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya. Didalam naskah Tanda silang terdapat tokoh-tokoh dengan karakter yang berbeda-beda. Tentu ini semua berkaca pada kenyataan hidup manusia pada prodak kesehariannya. Karakter dapat memberi warna pada masing-masing tokoh cerita diatas panggung dan bisa menunjukan gaya hidup tersendiri bagi pemeran. Secara realitas setiap manusia pasti mempunyai perwatakan yang tidak mungkin sama dengan orang lain. Akan tetapi, tergantung kepada individu itu sendiri untuk mengelola ataupun menentukan jalan mana yang akan ditempuh dalam mengisi kepribadian dirinya. John Lock (1632-1704) dalam bukunya mengatakan bahwa jiwa manusia waktu lahir adalah putih bersih bagaikan kertas yang belum ditulisi atau bagaikan’’tabula rasa’’ (arti harfiahnya: papan lilin). Akan menjadi apakah orang itu kelak, sepenuhnya tergantung pada pengalaman-pengalaman yang akan mengisi tabula rasa tersebut. John B. Watson (antara 1908 sampai 1920) menjadi guru besar di John Hopkins University di Amerika Serikat terkenal dengan semboyannya yang berikut ini’’ Berikan kepadaku sepuluh orang anak. Akan kujadikan sepuluh orang anak itu masingmasing menjadi pengemis, pedagang, sarjana, dan sebagainya’’. Jadi, menurut Watson, karena jiwa manusia waktu lahir masih putih bersih maka untuk menjadikan manusia itu sesuai dengan yang
dikehendaki kepada orang itu, tinggal di berikan lingkungan dan pengalaman-pengaman yang diperlukan. Seorang anak seniman akan menjadi seniman pula, membuktikan bahwa lingkungan sangat berpengaruh. Dalam usahanya melaksanakan maksud-maksud tertentu, maka seseorang jelas melakukan bermacam-macam perbuatan. Dalam kegiatan ini, gejala kejiwaan tidak dapat dipisahkan dengan gerak-gerik dan bagianbagian tubuh lainnya yang semua bekerja secara tersistematis pada porsinya. Eugene O’Neill pada karya naskahnya Tanda Silang saduran W.S Rendra, mengangkat isu tentang harta karun dimana tanda silang tertera, diwarnai pula dengan kelainan kejiwaan pada kedua tokoh (Kapten dan Darpo) yang dibumbui dengan konflik diantaranya: (1). Keberadaan Harta karun yang menjadi topik utama dalam sepanjang alur cerita pada naskah Tanda Silang. (2). Adanya kelainan kejiwaan tokoh Kapten dan Darpo yang menambah hangat suasana dalam cerita. Eugene O’Neill secara utuh banyak mengangkat naskahnaskah bertemakan kehidupan para perompak atau bajak laut beserta kehidupan orang-orang yang tinggal di sekitaran laut dan pantai. Suasana pantai, gemuruh ombak, desiran angin pantai jadi icon karakter dalam cerita naskahnya. Eugene O’Neill menempatkan tokoh Darpo sebagai titik sentral dalam naskah Tanda Silang yang disadur oleh W.S Rendra. Dimana, posisi dan kondisi watak psikologi Darpo lebih mendominasi peran dari tokoh-tokoh
JURNAL. FSB.UNG. 2015
lain. Penempatan tokoh Darpo inilah yang membuat cerita makin menarik dan menegangkan untuk dinikmati diatas mahligai pertunjukan. Kecerdasan Eugene terlihat cukup jelas pada diri Darpo seperti gaya berjalan, tangan kiri buntung (terpotong), badan kurus urakan, dan muka panjang bertulang. Sementara pada tokoh lain, Eugene memberi corak pada Kapten sebagai orang tua dengan rambut memutih. Dan tokoh Dokter menggambarkan tampang orang pandai. Lain halnya, tokoh Nani adalah perempuan yang kurang merawat diri, tinggi semampai, dengan warna disekitar mata memudar hitam kecoklatan. Berikut ini konflik yang di gambarkan oleh Eugene O’Neill melalui aktifitas tokoh Kapten/Ayah, Dokter, dan Nani yang memandang Darpo pembawa masaalah. Tokoh Darpo sengaja dibuat dengan tabiat karakter berubah-ubah oleh O’Neill untuk kemudian disatu padukan agar suasana cerita tidak monoton malah muncul lebih hidup. Dengan karakterisasi Darpo seperti itu, maka inti sari dan konflik yang terbangun teridentifikasi dan dapat hidup dalam imajinasi pembaca maupun secara visualisasi penonton. konflik juga menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dengan sebuah karya fiksi, karena konflik merupakan sebuah unsur yang esensial dalam pengembangan plot. Setiap fiksi mengandung konflik. Para pelaku berjuang dan menantang alam sekitar atau berjuang satu sama lain (konflik ekstern) ataupun melibatkan diri dalam perjuanganperjuangan dengan akunya sendiri, dengan kata hatinya (konflik Intern)
(Brooks dan Warren dalam Tarigan, 2011). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebuah karya fiksi membutuhkan konflik eksternal ataupun konflik internal sebagai pembentuk alur cerita. Pada umumnya, konflik yang terdapat banyak dialami oleh tokoh utama dalam sebuah karya fiksi Hubungan keluarga yang terdapat konflik dan adanya ganguan kejiwaan didalamnya merupakan relitas dipermukaan kehidupan. Ratna (dalam Albertine, 2010:54) berpendapat psikologi, khususnya psikologi analitik diharapkan mampu menemukan aspek-aspek ketaksadaran yang diduga merupakan sumber-sumber penyimpangan psikologis sekaligus dengan terapinya. Selain itu, teknologi dengan berbagai dampak negatifnya dan lingkungan hidup merupakan salah satu sebab utama terjadinya gangguan psikologis. Eksistensinya adalah merupakan kepentingan masyarakat dalam melakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan masaalah gangguan kejiwaan. Hal ini tidak dapat diselesaikan layaknya membalik telapak tangan melainkan harus diikuti sesuai alur ceritanya. Dengan demikian, maka tersingkaplah sudah cerita kehidupan yang obyeknya tiada lain dari manusia itu sendiri beserta memori-memori sejarah panjangnya. Tentunya dalam melakukan interaksi satu dengan lainnya pastilah orang tersebut pernah mengalami konflik internal ataupun eksternal. Konflik seperti ini sengaja O’Neill angkat agar supaya menambah kualitas, bahkan lebih mudah dipahami karena berdasarkan
JURNAL. FSB.UNG. 2015
kenyataan hidup. Berkaca pada realitas hidup masyarakat O’Neill tertarik pada kehidupan orang-orang yang tinggal disekitar laut atau perompak. Eugene O’Neill banyak mengangkat naskah-naskahnya terlahir dari lingkungan keluarganya serta pengalaman hidup yang pernah dijalaninya. Semuanya terlihat dari penempatan konsep rumah, suasana atau tempat, setting, kostum, dan diperkuat muatan semua isi cerita. Demikian pula kehidupan seharihari Eugene O’Neill dilukiskan dalam setiap tulisan-tulisan dinaskahnya. Kehidupan para bajak laut yang diceritakan pada naskahnaskahnya telah mewakili keberadaan dirinya walaupun eksistensi pengarang memang sering bersembunyi dibalik tokoh-tokohnya. Adapun keempat tokoh dalam naskah Tanda Silang karya Eugene O’neill saduran W.S Rendra yakni Darpo, Kapten/ayah, Nani, Dokter. Darpo berperan sebagai tokoh sentral yang memberikan pengaruh besar pada peristiwa dan alur drama, sementara tokoh Kapten, Nani, dan Dokter berperan sebagai tokoh bawaan yang mendampingi tokoh Darpo dalam proses alur cerita, sedangkan tokoh anak buah hanya berperan sebagai tokoh tambahan/sampiran karena disebutkan atau berperan sepintas lalu. Keberadaan tokoh Darpo sebagai tokoh sentral dianggap sebagai pelukisan karakter yang memiliki sifat buruk, ambisi, arogan, memiliki penampilan fisik yang buruk, dan berperilaku merugikan orang lain. Bahkan dicurigai tokoh Darpo merupakan perwakilan perwatakan individu yang sanggup membunuh demi mencapai tujuannya, meskipun
sebenarnya tidak ada pembuktian secara riil tentang fakta pembunuhan yang dilakukannya. Bila dianalisis lebih mendalam, hubungan kausatif tokoh Darpo dengan tokoh-tokoh lain dalam drama, terlukis seperti sebuah jaring laba-laba. Kegilaan Darpo berawal dari dogma konyol yang diberikan ayahnya sejak kecil tentang keberadaan harta karun. Untuk membuktikan khayalan kosongnya, sang ayah memberikan peta arah harta karun yang bernilai sangat besar dan sanggup mengubah kehidupan melarat menjadi kaya raya. Darpo pun serta merta percaya dan berusaha menguasai peta tersebut, dengan usaha membuat skenario besar tentang kegilaan ayahnya, sehingga melibatkan seorang dokter psikologis dalam proses pengurungan sang ayah. Sang ayah atau Kapten sebenarnya memang gila. Kegilaan tentang harta benda yang pernah ditemukannya, tetapi tidak sempat diambil, hanya saja peta arah tempat harta itu telah dibuatnya. Ketidakwarasan sang kapten bermula ketika ia dan anak buahnya tenggelam, sehingga sang ayah sendiri yang masih hidup. Namun demikian, sang kapten meyakini dan meyakinkan Darpo, Dokter, dan Nani bahwa anak buahnya masih hidup dan akan membawakan harta karun yang pernah mereka temukan. Kegilaan ini kemudian mengubah seluruh hidup sang Kapten, sehingga ia diukurung dalam sebuah kamar yang menyerupai kabin kapal demi memberikan efek terapi psikologis. Lantas keberadaan tokoh Nani dalam naskah drama sebagai pelukisan karakter perempuan yang
JURNAL. FSB.UNG. 2015
berusaha memberikan perawatan dan penyadaran kepada ayahnya, dan juga berusaha meredam ambisi sang kakak (Darpo). Secara kausatif, efek emosional lebih kental terlukis pada tokoh Nani. Terlihat dari dialog dalam drama, Nani lebih mengedepankan rasio dan perasaan dalam menyikapi emosi Darpo dan tokoh Ayah. Tokoh Dokter justru berperan sebagai lukisan watak manusia yang mengedepankan aspek medis atau kesehatan. Dalam beberapa dialog, Dokter berusaha meyakinkan Darpo bahwa sang ayah harus dirawat di rumah sakit, bukan dikurung di rumah yang justru akan menambah ketidakwarasan sang ayah. Tokoh ini juga secara ilmiah berusaha meyakinkan Nani untuk melakukan terapi medis kepada Kapten. Dengan kata lain, tokoh Dokter berperan menjangkau beberapa sisi dari tokohtokoh dalam drama yang kelihatnya memiliki hubungan emosional yang seringkali berseberangan. Totalisasi hubungan tokoh-tokoh dalam drama ini lebih diwarnai pada hubungan emosional, mengesampingkan hubungan fungsional yang sebenarnya mengarahkan pada sebuah solusi atas permasalahan yang timbul. Sangat tidak wajar bila Darpo dianggap gila, karena ia bukan gila seperti yang dibayangkan, hanya saja Darpo termakan oleh khayalan sang ayah, sehingga terkesan gila. Justru sang ayah yang sebenar-benarnya gila tentang harta benda yang akan dimilikinya. Apalagi kegilaan ayah berangkat dari akumulasi kegagalan berlayar dan kematian ibu Darpo dan Nani.
Simpulan terkuat berdasarkan analisis karakter tokoh dalam naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra mengenai arah kemauannya bahwa Rendra mengarahkan inti daripada alur cerita pada naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill menitik beratkan pada Darpo. Artinya pelukisan karakter tokoh Darpo yang mempunyai sifat-sifat buruk ternyata adalah kekuatan dan esensi yang sebenarnya yang menghidupkan sepanjang alur cerita. Rekayasa pembunuhan yang menudingkan tanda tanya besar mengenai Darpo ternyata tidak benar. Didalam naskah tidak tersebutkan atau ditemukan bukti tentang Tokoh Darpo menghabisi nyawa ayahnya. Rendra sendiri mengkambing hitamkan tokoh Darpo karena ingin naskah yang disadurnya memiliki karakter yang isinya mengandung kemisri yang memang harus diungkap kebenarannya. Darpo seakan-akan rela membunuh atau berbuat sewenang-wenang hanya demi kepentingannya. Tokoh Darpo sebenarnya sangat baik hanya saja ia termakan dengan dogma konyol ayahnya. Disini terlihat adanya usaha Darpo ingin memasukan ayahnya kerumah sakit jiwa sebagai terapi psikologis. Diperkuat juga dengan kedatangan tokoh Dokter dirumah Darpo untuk melihat kondisi ayahnya. Dimana Darpo tidak ingin melihat ayahnya terus menjadi gila. Darpo juga mau melihat ayahnya sembuh dari kegilaan. Ungkapan pesan lain yang disampaikan oleh W.S Rendra pada naskah tanda silang karya Eugene O’Neill adalah kerinduan seorang anak yang menantikan kehadiran
JURNAL. FSB.UNG. 2015
kasih sayang dari orang tua. Karena tokoh Darpo lebih dari 35 tahun tidak merasakan hangatnya belaian dan pelukan orang tua. Terlebih lagi sang ayah adalah orang tua satu-satunya yang masih hidup bersama mereka. Kesimpulan Pembahasan karakter tokoh naskah pada drama tanda silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra berdasarkan hasil analisis mengahasilkan kesimpulan bahwa eksistensi tokoh merupakan jembatan yang menghubungkan cerita pada penikmatnya. Tokoh-tokoh tersebut memiliki warna karakter berbedabeda dalam setiap naskah cerita. Watak dan karakter inilah yang nantinya akan menberi ciri warna pada dirinya (tokoh). Penelitian ini menganalisis karakter tokoh Darpo, Kapten/Ayah, Dokter, dan Nani pada naskah Tanda Silang karya Eugene O’Neill saduran W.S Rendra ditinjau dari segi fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Penyimpangan perilaku tokoh dalam naskah menjadi pemicu adanya konflik internal maupun eksternal. Konflik internal (dalam) yaitu hubungan antara Darpo dan Kapten/Ayah kurang membaik. Masing-masing diantara mereka menganggap diri paling benar. Sedangkan konflik eksternal (luar) yaitu lingkungan sosial tokoh, dimana dalam lingkungan sosial tokoh ada interaksi yang berkembang pada individu satu dengan yang lain. Artinya, keadaan disekitarnya akan memberi pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu. Seperti yang sudah dijelaskan didalam naskah diatas bahwa kejadian yang menimpa tokoh Kapten sangat berpengaruh
pada kondisi kejiwaannya. Kenyataan lain, berkaitan dengan orang-orang disekitar tempat tinggal mereka. Para tetangga takut kalau melewati rumah mereka bahkan rumah yang mereka tempati diisukan berhantu. Proses kejiwaan yang meresap pada diri Darpo dan Kapten/Ayah sangat memperkuat karakter alur cerita. Masalah yang dihadirkan Eugene O’Neill dalam naskah, sebenarnya lebih cenderung pada konflik dan kegilaan atau penyimpangan perilaku. Aspek yang paling menonjol dalam naskah adalah tentang proses kejiwaan individu dan penyimpangan perilaku yang bermuara pada kepentingan individu hingga memberikan efek dapat hidup melalui alur cerita. Hal terpenting, secara kausatif, hubungan karakter tokoh dalam drama lebih diwarnai hubungan emosional, dibandingkan hubungan fungsional. Dalam penelitian ini, penggagaspenggagas dunia seni pertunjukan yang berminat dengan naskah Tanda Silang, baik penggarapan ataupun penikmat cerita bisa membantu mempermudah dalam menyampaikan pesan yang dibawakan tokoh dalam naskah. Saran Penelitian ini diharapkan benarbenar membangun dan dapat dikembangkan, khususnya yang berhubungan dengan penggarapan naskah drama agar dapat dipahami. Para peneliti berikutnya diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini untuk melakukan penelitian lanjutan. Selain itu juga, untuk merangsang minat bagi pembaca.
JURNAL. FSB.UNG. 2015
Demikian penulisan skripsi yang masih butuh kesempurnaan dari mahasempurna. Secara pribadi, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas motovasi, arahan, kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan moral ataupun material sehingga skripsi ini akhirnya sampailah pada penantiannya. Semoga hasil penulisan skripsi ini bermaanfaat untuk orang-orang yang seperjuangan. Moga-moga bertemu dipuncak-puncak yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA A. Tertulis Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka cipta. Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Aziz, Hamka Abdul. 2011. Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati. Jakarta: Al Mawardi Prima. Baswir, Revrisond. 2009. Manifesto Ekonomi Kerakyatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pedoman Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Dewojayati, Cahyaningrum. 2010. Drama. Sejarah, Teori, dan Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada Universaty Press
Endraswara, Suwardi. 2011. Metode Pembelajaran Drama (apresiasi, ekspresi, dan pengkajian). Yogyakarta: CAPS. Ratna, K. Nyoman. 2004. Penelitian Sastra. Pusaka Pelajar. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. B. Internet Bandarnaskah.blogspot.com/2010/05 /tanda-silang.html diakses pada tanggal 23 februari tahun 2012 jam 10.20 wita. http://www.eoneill.com/biography.ht m diakses pada tanggal 19 februari tahun 2014 jam 11:25 wita. http://www.jendelasastra.com/wawas an/artikel/teori-psikologi-sastra-alasigmund-freud diakses pada tanggal 28 agustus tahun 2014 jam 02:25 wita. http://alineafibui.blogspot.com/2012/ 05/aspek-kejiwaan-tokoh-kaptendalam-drama.html diakses pada tanggal 28 agustus tahun 2014 jam 02:25 wita.
JURNAL. FSB.UNG. 2015