KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA TA 2015
SOSIALISASI PAGU ALOKASI ANGGARAN K/L TA 2015 Jakarta, 30 September 2014
TOPIK BAHASAN 1. Pendahuluan 2. Asumsi Dasar Ekonomi Makro
3. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Belanja Pemerintah Pusat Tahun 2015 4. Anggaran Pendidikan 5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan RKA-K/L
2
PENDAHULUAN
3
Pendahuluan
Sidang Paripurna DPR RI pada Senin, 29 September 2014 telah menyepakati dan mengesahkan RUU APBN 2015 menjadi UU APBN 2015. Pokok-pokok APBN 2015: a. Asumsi dasar ekonomi makro mengalami perubahan dari usulan dalam RAPBN 2015, yaitu: • Pertumbuhan ekonomi : 5,6% 5,8% • Tingkat Bunga SPN 3 Bulan: 6,2% 6,0% • Lifting Minyak Bumi: 845 rbph 900 rbph b. Pendapatan negara disepakati Rp1.793,6 triliun naik Rp31,3 triliun dari RAPBN 2015. c. Belanja negara disepakati Rp2.039,5 triliun naik Rp19,6 triliun dari RAPBN 2015. d. Belanja K/L disepakati Rp647,3 triliun naik Rp46,7 triliun dari RAPBN 2015. e. Defisit anggaran disepakati 2,21% terhadap PDB lebih rendah dari defisit RAPBN 2015 sebesar 2,32% terhadap PDB. Kesepakatan tersebut selain telah mengakomodasikan berbagai masukan, pandangan, pendapat dan saran-saran berbagai fraksi, dan komisi dalam DPR, juga mempertimbangkan berbagai kendala yang ada, baik dari faktor-faktor internal maupun eksternal, termasuk perkiraan realisasi APBNP 2014. 4
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO
5
ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 2015
2014 Indikator APBNP
RAPBN
APBN
a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy)
5,5
5,6
5,8
b. Inflasi (%, yoy)
5,3
4,4
4,4
c. Tingkat bunga SPN 3 bulan (%)
6,0
6,2
6,0
11.600
11.900 105
d. Nilai tukar (Rp/US$) e. Harga Minyak Mentah Indonesia (US$/barel)
105
11.900 105
f. Lifting Minyak (ribu barel per hari)
818
845
900
g. Lifting Gas (ribu barel setara minyak per hari)
1.224
1.248
1.248 6
POKOK-POKOK KEBIJAKAN DAN RENCANA BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2015
7
ARAH KEBIJAKAN FISKAL APBN 2015 TEMA RKP 2015 Melanjutkan Reformasi Pembangunan bagi Percepatan Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan PRIORITAS BIDANG RPJPN 2005-2025 (9 BIDANG PEMBANGUNAN) ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2015 Penguatan Kebijakan Fiskal dalam Rangka Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
Optimalisasi pendapatan negara
Meningkatkan kualitas belanja negara
Pengendalian defisit APBN
Pengendalian utang 8
Postur APBN 2015 URAIAN (triliun rupiah)
2015 Selisih RAPBN
APBN
A. PENDAPATAN NEGARA I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK II. PENERIMAAN HIBAH
1.762,3 1.758,9 1.370,8 388,0 3,4
1.793,6 1.790,3 1.380,0 410,3 3,3
31,3 31,5 9,2 22,3 (0,2)
B. BELANJA NEGARA I Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja K/L 2. Belanja Non K/L II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
2.019,9 1.379,9 600,6 779,3 640,0
2.039,5 1.392,4 647,3 745,1 647,0
19,6 12,6 46,7 (34,2) 7,0
C. KESEIMBANGAN PRIMER
(103,5)
(93,9)
9,6
D. SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN % Defisit terhadap PDB
(257,6) (2,32)
(245,9) (2,21)
11,7 0,11
257,6 281,4 (23,8)
245,9 269,7 (23,8)
(11,7) (11,7) 0,0
E. PEMBIAYAAN (I + II) I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto)
9
Belanja Pemerintah Pusat naik Rp12,6 T dari RAPBN 2015, termasuk Cadangan Perlindungan Sosial dan Cadangan Pendidikan. 2015 Uraian
1. 2. a.l
Belanja K/L Belanja Non K/L a. Program Pengelolaan Utang Negara b. Program Pengelolaan Hibah Negara c. Program Pengelolaan Subsidi i. Subsidi Energi ii. Subsidi Non Energi d. Program Pengelolaan Belanja Lainnya a.l - Cadangan Risiko Fiskal - Cadangan Perlindungan Sosial - Cadangan Pendidikan e. Program Pengelolaan Transaksi Khusus JUMLAH
RAPBN
APBN
600,6 779,3 154,0 3,6 433,5 363,5 70,0 86,0 5,0 102,1
647,3 745,1 152,0 3,6 414,7 344,7 70,0 72,8 5,4 5,0 9,3 102,1
1.379,9
1.392,4
Selisih 46,7 (34,2) (2,1) (18,8) (18,8) (13,3) 0,4 5,0 9,3 12,6
10
Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat
… (1)
1) Diarahkan sejalan dengan misi dan arah pembangunan yang diamanatkan dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. 2) Mendukung pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif dan efisien, antara lain melalui: a. mempertahankan tingkat kesejahteraan aparatur negara melalui penyesuaian gaji pokok PNS, TNI/POLRI rata-rata 6,0%, penyesuaian pensiun pokok rata-rata 4,0%, dan kenaikan uang makan PNS dan uang lauk pauk TNI/POLRI sebesar Rp5.000 per hari; b. melanjutkan reformasi birokrasi ; c. pengendalian belanja pendukung penyelenggaraan pemerintahan ; d. meningkatkan kualitas belanja negara; dan e. menyempurnakan penerapan PBB dan MTEF. 11
Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat
… (2)
3) Mendukung pencapaian sasaran pembangunan yang berkelanjutan antara lain : a. mendukung pembangunan konektivitas nasional dan logistik distribusi, serta moda transportasi umum, dengan tetap mengembangkan mekanisme pendanaan alternatif (creative financing scheme) dan kerjasama pemerintah swasta bidang infrastruktur. b. memperkuat program perlindungan sosial dan percepatan penanggulangan kemiskinan, serta meningkatkan pembangunan daerah tertinggal dan perbatasan; dan c. mengutamakan peningkatan belanja produktif untuk mendukung konektifitas nasional, efisiensi sistem logistik, peningkatan kapasitas iptek, serta ketahanan energi, ketahanan pangan, peningkatan daya saing ketenagakerjaan, UMKM dan koperasi 4) Mendukung percepatan pencapaian minimum essential force (MEF) 5) Mendukung pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka ketahanan pangan, air, dan energi
12
Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat
… (3)
6) Meningkatkan efektivitas kebijakan subsidi yang tepat sasaran melalui : a. pengendalian besaran subsidi dalam bentuk pengendalian konsumsi BBM bersubsidi; b. peningkatan program konversi BBM ke BBG; c. program pembangunan/pengembangan gas kota; d. pengembangan alternatif energi baru dan terbarukan; dan e. melakukan pengalihan secara bertahap dari subsidi barang ke subsidi orang (targeted). 7) Meningkatkan dan memperluas akses pendidikan yang berkualitas 8) Meningkatkan kualitas pelaksanaan SJSN di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan 9) Dukungan cadangan risiko fiskal dan mitigasi bencana
13
Kebijakan Belanja K/L 1.
2. 3.
Belanja K/L tahun 2015 bersifat baseline budget, yaitu: a. hanya memperhitungkan kebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat; b. tingkat output (service delivery) yang sama dengan tahun anggaran 2014; serta c. tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), sehingga diharapkan member ruang gerak bagi pemerintahan baru hasil Pemilu 2014, untuk melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan platform yang direncanakan; Menampung anggaran program/kegiatan/output prioritas nasional yang bersifat baseline; Meningkatkan penajaman kualitas belanja K/L dari sisi efektivitas dan efisiensi alokasi, termasuk penyempurnaan rumusan kinerja (outcome, output, indikator kinerja).
14
Alokasi Anggaran Belanja K/L 1. 2.
Belanja K/L dalam APBN 2015 disepakati sebesar Rp647.309,9 miliar, lebih tinggi sebesar Rp46.728,2 miliar dari RAPBN 2015 sebesar Rp600.581,7 miliar. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan belanja K/L, antara lain: a. Realokasi dari BA BUN ke BA K/L untuk: i. kenaikan gaji pokok PNS/TNI/Polri rata-rata 6 persen sebesar Rp4.103,7 miliar, ii. kenaikan uang makan PNS dan uang lauk pauk TNI/Polri masing-masing Rp5.000,- sebesar Rp2.572,3 miliar.
b.
c.
Perubahan pagu sebagai akibat penghematan pagu Kementerian ESDM dan Kemendagri sebesar masing-masing Rp1.275,2 miliar (rupiah murni sebesar Rp1.261,1 miliar dan PNBP sebesar Rp14,1 miliar) dan Rp52,1 miliar . Tambahan belanja yang bersumber dari penghematan belanja K/L sebesar Rp933,58 miliar : i.
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sebesar Rp80,41 miliar; ii. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebesar Rp6,06 miliar; iii. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat sebesar Rp63,80 miliar; dan iv. Dewan Perwakilan Rakyat sebesar Rp783,31 miliar.
15
Alokasi Anggaran Belanja K/L d.
Tambahan pagu penggunaan PNBP/BLU akibat perubahan target PNBP/BLU sebesar Rp677,3 miliar: i. ii. iii. iv. v.
e.
Kementerian Hukum dan HAM sebesar Rp253,7 miliar; Kementerian Perhubungan sebesar Rp157,5 miliar; Badan Pertanahan Nasional sebesar Rp4,9 miliar; Kementerian Komunikasi dan Informatika sebesar Rp92,2 miliar; Kepolisian Republik Indonesia sebesar Rp169,0 miliar.
Perubahan belanja K/L yang bersumber dari hibah: i. Kementerian Kehutanan naik sebesar Rp11,7 miliar; ii. Kementerian Lingkungan Hidup turun sebesar Rp187,2 miliar.
f. g.
Tambahan anggaran pendidikan sebesar Rp21.244,2 miliar (realokasi BA BUN) Tambahan belanja dari hasil optimalisasi sebesar Rp18.700,0 miliar: i. Optimalisasi belanja sebesar Rp15.500,0 miliar; ii. Tambahan belanja pendidikan (Kemendikbud) sebesar Rp3.200,0 miliar.
16
Kriteria Penggunaan Tambahan Belanja dari Hasil Optimalisasi
1. Sejalan dengan RKP 2015; 2. Dialokasikan secara efisien dan efektif dengan output yang terukur; 3. Memenuhi akuntabilitas dan governance yang berlaku.
17
Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (1) (miliar rupiah)
No
Kode BA
1
001
Majelis Permusyawaratan Rakyat
2
002
3
Kementerian Negara/Lembaga
RAPBN 2015
APBN 2015
611,3
612,3
Dewan Perwakilan Rakyat
2.768,4
3.556,7
004
Badan Pemeriksa Keuangan
2.895,9
2.915,5
4
005
Mahkamah Agung
6.743,3
7.037,9
5
006
Kejaksaan Republik Indonesia
4.154,9
4.208,9
6
007
Kementerian Sekretariat Negara
2.033,7
2.054,8
7
010
Kementerian Dalam Negeri
7.273,6
7.240,9
8
011
Kementerian Luar Negeri
5.525,2
5.533,9
9
012
Kementerian Pertahanan
95.007,8
96.935,7
10
013
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
9.330,4
9.688,7
11
015
Kementerian Keuangan
18.496,3
18.727,2
12
018
Kementerian Pertanian
15.828,5
15.879,3
13
019
Kementerian Perindustrian
2.705,5
2.743,3
14
020
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
11.298,7
10.023,5
15
022
Kementerian Perhubungan
44.633,9
44.933,9
16
023
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
67.217,4
88.309,1
17
024
Kementerian Kesehatan
47.429,8
47.758,8
18
025
Kementerian Agama
50.514,6
56.440,0
19
026
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
4.773,7
5.251,9
20
027
Kementerian Sosial
8.015,4
8.079,4
18
Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (2) (miliar rupiah)
No
Kode BA
21
029
Kementerian Kehutanan
5.575,0
5.643,2
22
032
Kementerian Kelautan dan Perikanan
6.368,7
6.726,0
23
033
Kementerian Pekerjaan Umum
74.204,2
81.338,2
24
034
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
367,9
449,6
25
035
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
298,8
305,9
26
036
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
231,1
295,8
27
040
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
1.709,2
1.715,9
28
041
Kementerian Badan Usaha Milik Negara
132,9
133,8
29
042
Kementerian Riset dan Teknologi
744,6
747,5
30
043
Kementerian Lingkungan Hidup
1.009,1
825,0
31
044
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
1.451,2
1.453,9
32
047
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
216,8
217,7
33
048
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
194,8
195,9
34
050
Badan Intelijen Negara
1.450,1
2.416,6
35
051
Lembaga Sandi Negara
1.154,0
1.456,6
36
052
Dewan Ketahanan Nasional
43,8
44,3
37
054
Badan Pusat Statistik
3.868,8
3.930,8
38
055
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
1.084,7
1.088,1
39
056
Badan Pertanahan Nasional
4.501,9
4.576,3
40
057
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
470,6
473,5
Kementerian Negara/Lembaga
RAPBN 2015
APBN 2015
19
Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (3) (miliar rupiah)
No
Kode BA
41
059
Kementerian Komunikasi dan Informatika
42
060
Kepolisian Negara Republik Indonesia
43
063
Badan Pengawas Obat dan Makanan
44
064
45
Kementerian Negara/Lembaga
RAPBN 2015
APBN 2015
4.756,2
4.859,8
47.169,0
51.594,5
1.207,6
1.221,6
Lembaga Ketahanan Nasional
177,9
278,9
065
Badan Koordinasi Penanaman Modal
632,1
635,9
46
066
Badan Narkotika Nasional
899,2
903,2
47
067
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
1.385,8
1.386,8
48
068
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
2.881,1
3.294,7
49
074
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
71,3
72,2
50
075
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
1.747,7
1.763,5
51
076
Komisi Pemilihan Umum
1.109,4
1.134,2
52
077
Mahkamah Konstitusi RI
213,8
214,5
53
078
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
75,5
76,5
54
079
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
1.132,8
1.147,6
55
080
Badan Tenaga Nuklir Nasional
808,3
819,9
56
081
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
846,3
858,4
57
082
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
668,4
673,1
58
083
Badan Informasi Geospasial
718,6
721,0
59
084
Badan Standardisasi Nasional
113,7
164,8
60
085
Badan Pengawas Tenaga Nuklir
135,4
137,1
20
Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (4) (miliar rupiah)
No
Kode BA
61
086
Lembaga Administrasi Negara
266,6
269,8
62
087
Arsip Nasional Republik Indonesia
170,1
172,1
63
088
Badan Kepegawaian Negara
603,3
614,1
64
089
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
1.504,1
1.528,4
65
090
Kementerian Perdagangan
2.384,1
2.495,3
66
091
Kementerian Perumahan Rakyat
4.619,8
4.621,5
67
092
Kementerian Pemuda dan Olah Raga
1.779,0
1.781,2
68
093
Komisi Pemberantasan Korupsi
898,9
898,9
69
095
Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
762,3
763,9
70
100
Komisi Y udisial Republik Indonesia
119,2
119,6
71
103
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
780,7
1.681,6
72
104
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
390,2
393,3
73
105
Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS)
843,2
843,2
74
106
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
157,9
158,4
75
107
Badan SAR Nasional
1.626,7
2.420,0
76
108
Komisi Pengawas Persaingan Usaha
100,6
100,6
77
109
Badan Pengembangan Wilayah Suramadu
195,5
195,5
78
110
Ombudsman Republik Indonesia
66,1
66,3
79
111
Badan Nasional Pengelola Perbatasan
210,2
210,6
80
112
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
1.097,2
1.097,2
Kementerian Negara/Lembaga
RAPBN 2015
APBN 2015
21
Alokasi Anggaran Belanja K/L 2015.. (5) (miliar rupiah)
No
Kode BA
81
113
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
311,2
311,8
82
114
Sekretariat Kabinet
181,8
183,1
83
115
Badan Pengawas Pemilihan Umum
456,9
457,0
84
116
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
875,2
889,0
85
117
Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
847,0
866,6
86
118
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
246,5
246,5
600.581,7
647.309,9
Kementerian Negara/Lembaga
Jumlah
RAPBN 2015
APBN 2015
22
ANGGARAN PENDIDIKAN
23
Anggaran Pendidikan … (1) • Anggaran pendidikan dalam APBN 2015 disepakati Rp409,1 triliun (20,06% dari total belanja negara) meningkat Rp5,2 triliun (1,3%) dari anggaran pendidikan dalam RAPBN 2015, terdiri atas: – Anggaran pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat Rp154,2 triliun (termasuk cadangan anggaran pendidikan Rp9,3 triliun); – Anggaran pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa Rp254,9 triliun.
24
Anggaran Pendidikan… (2) • Kebijakan Pembangunan Pendidikan tahun 2015 diarahkan : a. Peningkatan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang b. c. d. e. f. g. h. i. j.
merata; Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah universal; Peningkatan Akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi; Peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan; Peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan nonformal, dan pendidikan informal; Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan; Pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; Peningkatan efisiensi dan efektivitas manajemen pelayanan pendidikan; Penguatan tata kelola pendidikan; Peningkatan pendidikan karakter.
25
Anggaran Pendidikan… (3) (triliun rupiah) 2015
Komponen Anggaran Pendidikan RAPBN I.
Selisih thd RAPBN
APBN
Anggaran Pendidikan Melalui Belanja Pemerintah Pusat
139,4
154,2
14,9
A. Anggaran Pendidikan Pada Kementerian Negara / Lembaga
118,1
145,0
26,9
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
67,2
88,3
21,1
b. Kementerian Agama c. Kementerian Negara/Lembaga lainnya
42,5 8,4
48,2 8,5
5,7 0,1
B. Penyesuaian Pendidikan C. Cadangan Anggaran Pendidikan (BA BUN) II.
Anggaran Pendidikan Melalui Transfer ke daerah
III.
Anggaran Pendidikan Melalui Pengeluaran Pembiayaan (Cadangan Pembiayaan untuk Dana Pengembangan Pendidikan Nasional) Total Anggaran Pendidikan Total Belanja Negara Rasio Anggaran Pendidikan thd Total Belanja Negara (%)
21,2 -
-
(21,2)
9,3
9,3
254,6
254,9
0,3
10,0
-
(10,0)
404,0
409,1
5,2
2.019,9
2.039,5
19,6
20,00
20,06
0,06
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENYUSUNAN RKA-K/L
27
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
… (1)
1. DOKUMEN YANG DISIAPKAN/DISAMPAIKAN KE DJA: Surat pengantar yang ditandatangani oleh Menteri/ Pimpinan Lembaga atau Pejabat yang ditunjuk; Surat Pernyataan Pejabat Eselon I penanggung jawab RKA-K/L; RKA-K/L Eselon I yang ditandatangani oleh eselon I selaku KPA atas nama Pengguna Anggaran); Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/eselon I; RKA Satker; dan Arsip Data Komputer RKA-K/L.
28
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
… (2)
2. KELENGKAPAN ADMINISTRASI : a. Membawa Surat Penyampaian RKA-KL b. Membawa Surat Tugas dan Identitas Diri c. Dilarang membawa barang berharga d. SPPD ditandatangani oleh Kepala Biro Perencanaan masing-masing K/L (apabila diperlukan) 3. MENDUKUNG TERCIPTANYA ZONA BEBAS DARI KKN (KORUPSI, KOLUSI, dan NEPOTISME)
29
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
… (3)
4. RKA-K/L yang belum mendapatkan persetujuan Komisi terkait di DPR (khususnya untuk dana optimalisasi), maka pengalokasiannya ke dalam RKA-K/L adalah sebagai berikut – Apabila telah dirinci ke dalam program, kegiatan, dan satker, maka mencantumkannya sebagai “catatan” halaman IV DIPA; atau – Apabila belum dirinci ke dalam program, kegiatan, satker, masih dialokasikan secara terpusat dan/atau belum ada peruntukannya, maka dalam RKA-K/L dicantumkan sebagai output cadangan dan “catatan” halaman IV DIPA ;
30
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
… (4)
5. Alokasi belanja operasional pegawai yang dicantumkan dalam lampiran Surat Menteri Keuangan ini adalah angka minimal yang harus dipenuhi dan tidak dapat direalokasikan menjadi belanja non pegawai
31
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
… (5)
6. Penyampaian RKA-K/L RKA-K/L Tahun Anggaran 2015 yang disusun berdasarkan Alokasi Anggaran Tahun Anggaran 2015, dan telah disetujui Komisi terkait di DPR-RI, disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Anggaran, dilengkapi dengan data pendukungnya selambat-lambatnya pada Tanggal 6 Oktober 2014, Arsip Data Komputer (ADK) RKA-K/L dapat disampaikan ke Pusat Layanan DJA untuk di-upload/restore ke Sistem. Demikian juga hardcopy RKA-K/L juga disampaikan melalui Pusat Layanan Direktorat Jenderal Anggaran.
32
Jadwal Penyelesaian RKA-K/L TA 2015 No
Kegiatan
1
Rapat Paripurna DPR RI Pembahasan RUU APBN TA 2015
2
Penyampaian Surat Menteri Keuangan tentang Kebijakan Belanja dan Alokasi Anggaran TA 2015
September 2014 29 30 1 2 3
4
5
6
7
8
Oktober 2014 9 10 11 12 13
Penyusunan/Finalisasi RKA-K/L TA 2015 oleh K/L (termasuk penelitian oleh Biro Perencanaan K/Ldan 3 review oleh APIP K/L) dan penyampaian kepada Menteri Keuangan c.q. DJA 4 Penyampaian RKA-K/L kepada Kemenkeu dan Bappenas
5 Penelaahan RKA-K/L TA 2015
6
Finalisasi rancangan Peraturan Presiden Rincian APBN TA 2015
7 Penyampaian Peraturan Presiden Rincian APBN TA 2015
33
TERIMA KASIH
34
10 Belanja K/L terbesar 2014 - 2015 (triliun rupiah)
No
Kode BA
1
012
Kementerian Pertahanan
95,0
96,9
1,9
2
023
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
67,2
88,3
21,1
3
033
Kementerian Pekerjaan Umum
74,2
81,3
7,1
4
025
Kementerian Agama
50,5
56,4
5,9
5
060
Kepolisian Negara Republik Indonesia
47,2
51,6
4,4
6
024
Kementerian Kesehatan
47,4
47,8
0,3
7
022
Kementerian Perhubungan
44,6
44,9
0,3
8
015
Kementerian Keuangan
18,5
18,7
0,2
9
018
Kementerian Pertanian
15,8
15,9
0,1
10
020
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
11,3
10,0
(1,3)
Jumlah 10 K/L besar
471,8
511,9
40,1
Jumlah K/L lainnya
128,8
135,4
6,6
Jumlah
600,6
647,3
46,7
Kementerian Negara/Lembaga
RAPBN 2015
APBN 2015
Selisih
35