LAP O R A N T A H U N A N
2015
1
TENTANG KAMI
Melestarikan
Gotong Royong,
Menjaga Kearifan Lokal
H
abitat for Humanity Indonesia ikut mendorong warga binaan untuk terus menghayati dan melestarikan gotong royong, dengan dibantu komite desa. Anggota komite desa adalah orang-orang yang memiliki dedikasi tinggi dalam memberikan waktu, tenaga, pikiran untuk karya-karya HFH Indonesia di masyarakat.
FOTO SAMPUL:
Pembangunan Rumah Instan, Sehat, & Sederhana pada September-Oktober 2015 di Tanjung Anom, Mauk, Tangerang.
Kami selama ini hanya bisa bermimpi dan berharap untuk tinggal di rumah layak. Dengan menjadi keluarga mitra Habitat, mimpi dan harapan menjadi kenyataan: rumah layak, sehat, kokoh, dan indah.
Komite desa ini menggerakkan warga untuk gotong royong dalam membantu warga yang rumahnya akan dibangun, pembangunan jalan, ataupun MCK komunal. Mereka melakukannya bersama-sama, dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan .
Minang dan Lebar, Margamulya, Mauk, Tangerang
2
3
Habitat for Humanity Indonesia merupakan bagian dari Habitat for Humanity International, sebuah lembaga nirlaba yang bertujuan untuk membantu pembangunan atau perbaikan rumah tinggal sehingga menjadi hunian yang layak, sederhana, dan terjangkau untuk keluarga berpenghasilan rendah. Didirikan oleh Millard dan Linda Fuller, Habitat for Humanity berpusat di Atlanta, Amerika Serikat. Hingga saat ini, Habitat for Humanity telah ada di lebih dari 70 negara. Habitat for Humanity Indonesia berdiri pada tanggal 1 Mei 1997 dan memiliki 4 kantor cabang yakni Batam, Jakarta, Yogyakarta, serta Surabaya,dengan satu kantor projek di Bitung, Sulawesi Utara. Sejak didirikan hingga akhir Desember 2015, Habitat for Humanity Indonesia telah membantu lebih dari 46.700 keluarga, dengan pembangunan rumah baru, renovasi rumah lama, penyediaan air bersih dan toilet publik, serta pembangunan fasilitas komunitas.
4
Membangun satu rumah pun akan terasa sangat sulit bila dikerjakan sendiri. Menyadari hal tersebut, Habitat dan warga membuat suatu kesepakatan dalam mewujudkan mimpi mempunyai rumah; setiap warga harus bersedia bergotong royong dan tolong menolong dalam pembangunannya.
5
Tentang Kami Daftar Isi Visi & Misi Sekapur Sirih Tujuan dan Sasaran Habitat for Humanity International Persebaran Keluarga yang Bisa Hidup Lebih Layak Jumlah Keluarga Terlayani Catatan Direktur Nasional Pengelolaan Dana Peningkatan Kesadaran
2 6 7 8 9 10 12 14 15 16 17
Lebih dari Sekadar Kata Batam Jakarta Yogyakarta Surabaya Bitung 5 Standar Rumah Layak Huni Respon dan Pengurangan Resiko Bencana Program Pengembangan Pasar Membantu Keluarga Berpenghasilan Rendah Membangun Kehidupan Pelatihan Manajemen Kerja dan Perbaikan Berkelanjutan
18 19 20 21 22 23 24 25
Kegiatan Habitat Youth Build & 28uild.id Building Beyond Faith Women Build Habitat Golf CEO Build #Carterhammer Singgah di Mauk Terima Kasih kepada Mitra & Donor Program Pengembangan Desa Kontak Kami
6
26 27 28 32 33 34 36 37 38 39 44 46
MELESTARIKAN
GOTONG ROYONG, MEMBANGUN KEHIDUPAN LAPORAN TAHUNAN 2015
V ISI Dunia dimana setiap orang memiliki tempat tinggal yang layak.
M ISI Berupaya mewujudkan kasih Tuhan, Habitat for Humanity mengajak semua orang bersama membangun rumah, masyarakat, dan harapan.
7
Tujuan dan Sasaran
Sekapur Sirih
Berupaya mewujudkan kasih Tuhan melalui pembangunan tempat tinggal layak huni bagi komunitas warga, bangsa, dan dunia; Habitat for Humanity siap menjadi mitra dan katalis dalam :
S
alah satu tantangan di negara Indonesia tercinta adalah kemakmuran yang tidak merata. Data pun menyatakan kalau sampai saat ini ada lebih dari 7,9 juta rumah tidak layak huni. Dalam kaitan kebutuhan perumahan ini, pada tanggal 29 April 2015, Presiden Joko Widodo meresmikan Pencanangan Program Pembangunan Sejuta Rumah untuk Rakyat. Ini merupakan program yang tidak mudah dicapai karena memerlukan dana yang amat besar, serta kerja sama dan dukungan dari banyak pihak. Sementara itu, setiap tahun angka kekurangan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah justru makin bertambah. Habitat for Humanity Indonesia berperan ikut serta membangun rumah layak bagi keluarga berpenghasilan rendah. Dengan mengucap syukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya serta dukungan dari banyak pihak, maka sejak berdiri pada 1 Mei 1997 hingga akhir Desember 2015, Habitat for Humanity Indonesia telah melayani dan membantu lebih dari 46.700 keluarga untuk bisa memiliki rumah layak huni di 13 propinsi dan 63 kabupaten yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain program pembangunan rumah layak huni, kami juga melakukan perbaikan dan rehabilitasi rumah, pembuatan sarana air bersih MCK, serta fasilitas komunitas. Selain itu, kami telah mencanangkan program jangka panjang: selama 5 tahun (2013-2018) kami akan membantu 60.000 keluarga untuk masyarakat. Ini memerlukan dana yang besar serta dukungan dari banyak pihak (para donatur, perusahaan, sekolah, universitas serta organisasiorganisasi pendukung) dan kerja keras keluarga besar HFH Indonesia (para staf, Dewan Pengurus, Dewan Pengawas, serta Capital Campaign Cabinet Members). Untuk mendukung program jangka panjang tersebut, HFH Indonesia juga mencanangkan suatu gerakan strategik (strategic movement) untuk menjangkau kaum muda agar mempunyai visi tentang
8
Membangun Dampak di Warga Layanan Rene I. Widjaja Ketua Dewan Pembina Habitat for Humanity Indonesia
kepedulian sosial. Melalui gerakan ini, diharapkan dalam beberapa tahun ke depan akan banyak kaum muda yang terlibat dalam misi pemberantasan kemiskinan melalui pembangunan rumah layak huni. Misi kami adalah menyebarkan visi kepedulian sosial kepada ratusan ribu kaum muda di seluruh Indonesia. Merupakan hal yang indah apabila kita bisa ambil bagian dalam perbuatan mulia (noble thing) membangun Indonesia yang tercinta. Akhir kata, HFH Indonesia mengucapkan terima kasih atas dukungan dari banyak pihak selama ini sehingga HFH Indonesia bisa terus berkiprah melayani masyarakat Indonesia. Harapan kami adalah semakin banyak pihak yang mendukung HFH Indonesia dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kiranya anugerah serta kuasa Tuhan menyertai kita semua dalam melayani dan membangun bangsa Indonesia.
Perbaikan Tempat Tinggal Membantu keluarga berpenghasilan rendah melalui konstruksi berkelanjutan dan layanan pendukung perumahan. Mengangkat perumahan sebagai katalis dalam transformasi komunitas warga. Meningkatkan kapasitas dalam membantu mereka yang paling rentan, serta terdampak bencana, dan arus urbanisasi dunia.
Membangun Dampak di Sektor Perumahan Mitra dalam Memperluas Akses pada Tempat Tinggal Layak Huni Mendukung pendekatan pasar dalam peningkatan produk, layanan, dan pembiayaan bagi perumahan yang terjangkau. Menyebarluaskan sistem dan kebijakan yang mempermudah akses pada perumahan layak huni dan terjangkau.
Membangun Dampak Masyarakat Inspirasi Karya Nyata dalam Membangun Perumahan bagi Keluarga Berpenghasilan Rendah Terdepan dalam menyuarakan penyadaran makna perumahan sebagai fondasi kritis dalam memutus rantai kemiskinan. Menggerakkan relawan sebagai hati, tangan, dan suara bagi perumahan layak huni dan terjangkau.
Menciptakan Ketahanan Lembaga Mobilisasi dan Pengembangan Sumberdaya dengan Sepenuh Hati Pendanaan misi Pengembangan keterampilan dan kepemimpinan Standard tinggi dalam operasional
9
Habitat for Humanity International
Lembaga Kemanusiaan Terbesar No. 16 dalam Forbes “The 50 Largest U.S. Charities” (2014)
Brand Nonprofit Terkemuka No. 7 dalam daftar “Cone Nonprofit Power Brand 100” (2009)
Lembaga Kemanusiaan No. 65 dalam “2014 Global Top 500 NGOs”
Asia Pasifik Australia Bangladesh Kamboja Cina Fiji India Indonesia Jepang Myanmar Nepal Selandia Baru Filipina
Amerika Serikat dan Kanada 50 negara bagian, District of Columbia, Kanada, Bermuda, Guam, Puerto Rico, dan Kepulauan Virgin
Eropa, Timur Tengah, dan Afrika
Amerika Latin dan Karibia
10
Argentina Bolivia Brasil Chili Kolombia Kosta Rica Republik Dominika Ekuador † El Salvador Guatemala Guyana Haiti Honduras
Jamaika † Meksiko Nikaragua Paraguay Peru† Trinidad dan Tobago
Armenia Azerbaijan† Bosnia dan Herzegovina† Bulgaria Pantai Gading Republik Demokratik Kongo† Mesir Ethiopia Georgia† Jerman Ghana Inggris Raya Hungaria Yordania Kazakhstan† Kenya Kosovo† Kyrgyzstan Lebanon
Lesotho Makedonia Madagaskar† Malawi Belanda Irlandia Utara Polandia Portugal Republik Irlandia Rumania Rwanda† Serbia† Slowakia† Afrika Selatan Tajikistan Tanzania Uganda Zambia
Samoa† Singapura Korea Selatan Sri Lanka Thailand Tonga† Vanuatu† Vietnam
Jangkauan Global Asia Pasifik 20 Eropa, Timur Tengah dan Afrika 37 Amerika Latin dan Karibia 19 Amerika Serikat dan Kanada 2
KEY † Program Kemitraan
Kerja Habitat dalam Program Kemitraan Kerangka Kemitraan dengan Organisasi Non HfH
11
Persebaran Keluarga yang Bisa Hidup Lebih Layak*
629
Kami Membangun*
rumah baru
2.308
rehabilitasi & perbaikan
74
fasilitas komunitas
Bitung
Total Pencapaian
Total Pencapaian 2004-2015
1.979
2015
194
2000-2015
2015
1.749
60
Total Pencapaian 2009-2015
3.400
2015
460
Total Pencapaian 2001-2015
9.630
2015
342
Total Pencapaian Total Pencapaian
12 12
Total Pencapaian
2002-2015
2.839
2000-2015
2015
834
2015
12.649
560
2003-2015
4.684
2015
506 *Januari - Desember 2015 13 13
Catatan Direktur Nasional
Jumlah Keluarga Terlayani Desember
2015
2014 Desember 2013 Desember 2012 Juni 2010 Juni 2009 Juni 2008 Desember
14
46.739
Bergotong royong adalah jiwa bangsa. Ciri khas manusia Indonesia.
43.783
A
40.604 38.123 25.844 18.696 11.576
17.491
dari 46.739 keluarga terlayani oleh program tanggap bencana Feb 2002 hingga Des 2015
ristoteles, seorang ahli filsafat Yunani mengemukakan pendapatnya bahwa sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia senantiasa saling membutuhkan satu sama lainnya guna mewujudkan keselarasan hubungan antara sesama anggota masyarakat lainnya. Artinya, di dalam setiap diri manusia pasti terdapat jiwa sosial, atau naluri saling membutuhkan satu sama lain. Apakah ini yang dimaksud oleh Aristoteles sebagai gotong royong? Gotong royong bukanlah pameo asing di negeri ini, sudah sejak dulu para leluhur kita menjadikannya sebagai budaya bangsa. Wujudnya bisa dalam bentuk kerja bakti membangun sarana umum, membersihkan lingkungan, tolong menolong saat pesta pernikahan atau upacara adat, dan bahkan tolong menolong saat terjadi bencana alam. Biasanya bentuk pertolongan yang diberikan berupa bahan makanan, uang, dan tenaga. Sebagai lembaga kemanusiaan nasional yang bekerja dengan program nyata bagi kemajuan masyarakat berpenghasilan rendah, Habitat for Humanity Indonesia, khususnya pada sepanjang tahun 2015 menjumpai proses gotong royong masih dihayati dan diamalkan dengan baik di masyarakat, khususnya di keluarga-keluarga mitra. Dengan kebersamaan, mereka mengikuti sejak awal proses perencanaan, pemilihan keluarga mitra, proses pembangunan rumah layak huni, hingga selesainya pengerjaan rumah-rumah itu. Cukup sering dijumpai pula, semangat tiada kenal lelah dari mereka yang bekerja untuk masyarakat dengan mengesampingkan keinginan dan kepentingan diri sendiri; melainkan lebih mengutamakan kepentingan bersama. Contohnya di Desa Selopamioro, Bantul, DI Yogyakarta: warga bergotong royong membantu pembangunan ulang rumah dengan tetap melestarikan bentuk bangunan joglo dan kayu-kayunya. Di Desa Kabil, Batam: warga bahu membahu mengerjakan saluran air demi lebih sehatnya lingkungan tempat tinggal mereka.
James Tumbuan Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia
Selain semangat gotong royong, tahun 2015 juga menjadi momentum konsolidasi internal mempertajam fokus pelayanan program yang konkretnya adalah memperkuat beberapa area program kerja. Di sisi lain, upaya ini juga menuntut adanya kebesaran hati untuk memperkecil/mengubah area program kerja. Di antaranya adalah Bandung, Denpasar, dan Medan. Diharapkan, dengan restrukturisasi ini, Habitat for Humanity Indonesia bisa lebih lincah dan cepat tanggap dalam menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah dengan pembangunan rumah layak huni. Lebih dari itu, HFH Indonesia berkeinginan bahwa di tengah segala kemajuan dunia dan arus globalisasi ini, kehidupan semangat gotong royong bisa semakin meningkat. Bukan menjadi budaya langka. Buku Laporan Tahunan 2015 ini selain bertujuan memaparkan kegiatan dan pertanggungjawaban secara kelembagaan, juga ingin mengingatkan kepada pembaca luas: ayo bekerja bersama dan lestarikan gotong royong demi kemajuan bersama. Membangun rumah, membangun kehidupan bersama Habitat for Humanity Indonesia.
15
Peningkatan Kesadaran
Pengelolaan Dana
akan makna rumah layak huni sebagai pemutus rantai kemiskinan. 1 Januari - 31 Desember 2015
Dana yang dikelola Tahun Saldo awal
2014/ 2015
Dana yang diterima di tahun berjalan
Total
Hasil audit dari auditor independen Auditor Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (Member of Nozaka Japan Certified Public Accountant Firm)
Opini Audit
Impresi Media
16.333.563.979
45.040.386.113
61.373.950.092
2013/ 2014
8,295,951,413
42,432,443,023
50,728,394,436
Tjahjadi & Tamara - Independent Member of Morison International
Wajar tanpa pengecualian
2012/ 2013
8,049,085,636
25,739,052,497
33,788,138,133
Griselda, Wisnu & Arum - Audit Alliance International
Wajar tanpa pengecualian
2011/ 2012
7,897,081,311
Griselda, Wisnu & Arum - Audit Alliance International
Wajar tanpa pengecualian
Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan - Geneva Group International
Wajar tanpa pengecualian
2010/ 2011
6,927,270,860
28,553,589,312
35,223,900,494
36,450,670,623
42,151,171,354
DAAI TV - SIARAN LANGSUNG
2.783.000
Wajar tanpa pengecualian
Media Sosial
5.010
616
likes
Habitat.Indonesia
785 followers @HabitatID
habitat_id
followers
6.897 views
HFHIndonesia
27 subscribers
Website habitatindonesia.org
79.453 tampilan halaman
*Tahun Fiskal Juli ke Juni
E-Newsletter
1.700
16
Partisipan dalam Acara
5.100
17
Saya sudah mendapat bantuan dari Habitat, saya berkomitmen untuk membantu sesama dengan kemampuan saya, yakni mencukur rambut. Bagi yang cacat serta lansia, saya datangi rumahnya tanpa memungut biaya. Sedangkan tukang becak, pemulung, pengamen cukup membayar semampunya saja. Habib Wahap Hasbullah, Jl. Kedondong Kidul I/55 RT 10, RW 7, Tegalsari, Surabaya
Lebih dari Sekadar Kata 18
B ATA M
Pantang Menyerah Meski Susah
B
agi sebagian orang, memelihara dan menyaksikan ikan hias berenang ke sana ke mari adalah satu bentuk terapi yang menenangkan. Bagi Flavianus (54), ikan hias bukan sekadar terapi melainkan jalan ketenangan menapaki kehidupan dan membesarkan anaknya. Maklum saja, perjalanan hidup Flavianus sangat jauh dari ketenangan. Maksud hati merantau jauh dari kampung halaman di Ende, Nusa Tenggara Timur untuk menjadi tenaga kerja di negeri Jiran Malaysia, dia malah terdampar di Batam. Dia pun mulai kerja serabutan, mulai dari tukang batu, mencari pasir sampai tukang sapu. Dari berbagai macam pekerjaan, akhirnya dia memutuskan untuk menjadi penjual ikan hias. Flavianus tinggal menumpang di beberapa kenalan lalu berpindah-pindah dari satu kontrakan kekontrakan berikutnya. Akhirnya, dia mampu membeli sebuah kavling di RT 1 RW 10, Senjulung, Kabil, Nongsa, Batam. Tinggal di tempat kumuh adalah pilihan sulit bagi Flavianus. Rumahnya terbuat dari triplek bekas, berlantai tanah, dan atapnya seng bekas yang sudah banyak lubangnya. Di sekitar rumahnya banyak sekali tumpukan sampah, sehingga lalat, tikus dan nyamuk sudah biasa singgah ke rumahnya. “Suatu saat saya sakit diare sangat parah. Maklumlah daerah kumuh, namun mau bagaimana lagi, saya belum mampu untuk membangun rumah,” bebernya. Dia terus berjualan ikan hias dan berharap untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, terlebih untuk anak semata wayangnya. “Saya tidak ingin anak saya menjadi miskin seperti saya. Dia harus menjadi orang sukses. Oleh karena itu, saya bekerja apa saja supaya dia tetap bisa sekolah. Syukur pada Allah kini dia dapat kuliah,” tegasnya. Kegigihan dan ketabahan Flavianus berbuah secercah sinar bagi kehidupannya. Bersama 45 keluarga lainnya, Flavianus menjadi keluarga mitra HFH Indonesia. Rumah mereka pun dibangun ulang sehingga layak huni. Dari tabungannya, Flavianus berharap membangun dapur dan sebuah ruangan di belakang rumahnya. “Ruangan itu nantinya untuk tempat aquarium ikan-ikan saya, usaha saya mulai berkembang. Dan saya sungguh bersyukur, berkat Habitat saya bisa fokus dan tenang untuk mengembangkan usaha saya,” tuturnya.
Saya tidak ingin anak saya menjadi miskin seperti saya. Dia harus menjadi orang sukses. Oleh karena itu, saya bekerja apa saja supaya dia tetap bisa sekolah. Syukur pada Allah kini dia dapat kuliah. 19
J A K A R TA
Y O G YA K A R TA
Rumah Nyaman Keluarga Tenteram
We Need to Help Each Other
B
Rumah kami sekarang terasa adem, tidak sumpek dan panas seperti dulu. Bapak dan emak sudah rukun dan tidak bertengkar lagi, syukur Alhamdulillah bapak dan emak tidak jadi cerai.
20
eberapa tahun yang lalu apabila terdengar teriakan, jeritan, tangisan, piring atau perabot pecah di rumah Darsa (67) adalah hal yang biasa. Tetangga pun maklum. Keributan itu berasal dari rumah Darsa, warga Desa Sasak, Kecamatan Mauk, Kabutapen Tangerang, Banten. Percekcokan rumah tangga Darsa dipicu oleh kondisi rumahnya, yang terbuat dari papan, dinding dari bambu dan beratap seng, juga tidak ada sekat sama sekali. Artinya ruang tamu, kamar tidur dan dapur bergabung jadi satu. Untuk tidur, Darsa mengumpulkan rumput dan jerami dan ditutupi dengan tikar. “Saya tidak mampu beli kasur, maka saya kumpulkan rumput dan jerami agar empuk seperti kasur,” tutur Darsa. Situasi semacam ini membuat Kamnah (62) istri Darsa tidak betah. “Mungkin situasi rumah yang sumpek dan jorok ini yang membuat suami saya gampang marah, dan akhirnya kami sering bertengkar,” tegas Kamnah. Kamnah pun tidak kuat lagi dan memutuskan untuk pergi. Kamnah kembali ke rumah orang tuanya dan mereka pun pisah. Kepergian Kamnah membuat Darsa sadar. Akhirnya, pria yang sehari-hari menjadi tukang becak ini sedikit demi sedikit mengumpulkan uang. Kesadarannya pun membawa berkat. HfH Indonesia memilih Darsa sebagai keluarga mitra dan rumahnya pun dibangun. “Pertengkaran itu sudah tidak ada lagi, Kamnah akhirnya kembali ke pelukan Darsa,” ujar Subeni salah satu tetangga Darsa. Semenjak rumah Darsa dibangun ulang. Kamnah kembali hidup bersama Darsa. Keluarga ini pun menyatu kembali. Komunikasi yang baik terbangun kembali. Suasana rumah pun berubah. “Rumah kami sekarang terasa adem, tidak sumpek dan panas seperti dulu. Bapak dan emak sudah rukun dan tidak bertengkar lagi, syukur Alhamdulillah bapak dan emak tidak jadi cerai,” kata Nurlela (16) sambil terisak penuh haru.
P
rogram Global Village yang digelar di Dusun Srunggo I, Kelurahan Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Daerah Istimewa Yogyakarta pada pertengahan September menyisakan kesan yang indah bagi Mr. Craig, salah satu dosen dari Universitas Kansai, Jepang. “Yogyakarta was one of the greatest experiences of my life!” tulisnya dalam email kepada Dwi Agustanti, Manager HFH Indonesia Cabang Yogyakarta. Mr. Craig menambahkan bahwa semua relawan diajak untuk belajar berbagi secara langsung dengan membangun rumah layak huni. “Global Village means, we need to help each other,” ujar Mr. Craig. Membangun rumah layak huni berarti membantu dalam membangun kehidupan sesama, tanpa melihat latar belakang budaya, agama, bangsa, dan bahasa. Selain itu, lewat Global Village diharapkan dapat rasa peduli, kasih, kebersamaan, dan semangat berbagi kepada sesama, serta memererat hubungan kerja sama antara Indonesia dan Jepang.
21
S U R A B AYA
BITUNG
Sebuah Ruang untuk Belajar…
Meraih Kemerdekaan
D
“S
yukur Alhamdulillah, anak-anak sekarang rajin belajar, karena mereka memiliki ruang untuk belajar, dan tentunya sangat nyaman,” terang Tri Sugiono (47), bapak dua anak Restu Emilia (18) dan Mohamad Bastian (14). Saat ini kedua anaknya itu tidak lagi pergi ke rumah tetangga untuk belajar dan mengerjakan PR dari sekolah. “Sekarang, teman-teman saya yang gantian datang ke rumah kami untuk belajar bersama,” ungkap Mohamad Bastian dengan bangga. Rumah yang terletak di Jalan Kedondong Kidul I, Kota Surabaya itu juga mendatangkan rezeki bagi
engan bangga Olga Hodon (45) menunjukkan semangat belajar kedua anaknya yang kini sudah menjadi mahasiswa. “Habitat telah memerdekakan kami. Kami memiliki rumah yang nyaman, meski tidak seperti di kampung halaman. Saya berharap tidak ada kerusuhan lagi dan Indonesia semakin damai,” harap Olga. Kenangan kerusuhan 1999 di Kalumata Ternate masih tampak jelas dibenak Olga. Ibu dua anak ini sesekali meneteskan air mata, tatkala teringat kerja keras ia dan suaminya, Bob Roath (51) untuk membangun rumah, namun rumah baru itu hancur seketika karena kerusuhan. Kerusuhan itu mengakibatkan Olga dan warga Kalumata, Ternate harus mengungsi ke Bitung pada akhir November 1999. “Saya masih ingat, ketika meninggalkan kampung tidak sempat membawa apa-apa, hanya pakaian yang melekat di badan. Meski begitu saya bersyukur karena nyawa anak-anak terselamatkan,” kenangnya. Saat tiba di Bitung, keluarga Olga ditempatkan di barak pengungsian milik TNI AD. Kondisi barak tersebut sangat memprihatinkan. Dalam satu ruangan bisa ditempati beberapa keluarga, dan hanya dibatasi dengan kardus atau barang seadanya. “Kami harus tinggal berdesakan, sedih sekali, rasanya seperti hidup di jaman penjajahan,” ucap Olga lirih. Pada tahun 2002, mereka pindah ke stadion. Mereka tinggal di sana kurang lebih satu tahun. Karena pemeritah daerah akan membangun kolam renang di komplek stadion. Akhirnya mereka pun pindah ke tempat yang disebut Kamp Dembet. Kamp Dembet adalah tanah milik perseorangan, maka para pengungsi harus membayar untuk tinggal di sana. Kondisi Kamp Dembet pun tak jauh berbeda dengan tempat sebelumnya. Rumahnya dibangun berderet dengan sekat triplek. Sedangkan atap dari seng tanpa plafon, dan apabila siang sangat panas sekali. Penderitaan panjang sebagai pengungsi, dan tinggal di tempat yang tidak layak sungguh menjadi kenangan yang menyedihkan. Namun hal tersebut tidak menyurutkan harapan Olga akan kehidupan yang lebih baik. Pada tahun 2011 mereka mendapat bantuan dari Habitat for
keluarga Sugiono. Banyak tetangga yang menitipkan anak-anak mereka ke rumah Sugiono ketika mereka kerja. Mereka bukan saja percaya kepada Sugiono dan isterinya, melainkan juga melihat sendiri bagaimana rumah tersebut kini bersih, terawat dan sehat. “Sungguh kami berterima kasih pada Habitat yang telah banyak membantu kehidupan kami,” kata Sugiono. Ia menunjukkan rumahnya yang sekarang memiliki 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur serta kamar mandi. Bersih dan sehat; karena ia dan isterinya, Subandiah, rajin menyapu dan mengepel lantai.
Mereka bukan saja percaya kepada Sugiono dan isterinya, melainkan juga melihat sendiri bagaimana rumah tersebut kini bersih, terawat dan sehat. 22
4
4
Humanity Indonesia untuk tinggal di rumah yang layak huni. Kini mereka tinggal di Perum Agape Indah, RT. 012 Lingk. IV, Sagerat Weru II (Kamp Dembet). “Kini kami sungguh merasakan kemerdekaan. Terlebih kemerdekaan dari kenangan buruk masa silam, kenangan akan tanah kelahiran, kerusuhan, dan penderitaan hidup selama menjadi pengungsi,” ucap Olga. Selain menempati rumah baru yang lebih nyaman karena memiliki dua kamar tidur serta kamar mandi sendiri, Olga dan suaminya dapat fokus untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Kini kami sungguh merasakan kemerdekaan.Terlebih kemerdekaan dari kenangan buruk masa silam, kenangan akan tanah kelahiran, kerusuhan, dan penderitaan hidup selama menjadi pengungsi. 23
Respon dan Pengurangan Risiko Bencana
5 Standar Rumah Layak Huni 1
DESAIN
Luas Rumah – Minimal 3,5 m² / orang dan minimum 2 ruangan. Bahan Baku – Menggunakan tenaga kerja dan material lokal yang aman bagi lingkungan dan kesehatan penghuni rumah, serta memungkinkan perawatan yang mudah melalui penggunaan sumber daya lokal. Lokasi – rumah terletak di lokasi yang aman; risiko dari bencana alam diupayakan seminimal mungkin, dan bukan wilayah yang mudah terjangkit penyakit menular, serta ancaman kesehatan.
2
AIR BERSIH
Akses & Kuantitas – Ada akses air bersih yang aman dan mencukupi untuk kebutuhan minum, memasak, serta kebutuhan pribadi. Public Water Point cukup dekat dengan rumah sebagai suplai minimum kebutuhan air keluarga (minimum 15 liter/hari, jarak maksimum Public Water Point 500 meter, waktu mengantri tidak melebihi 30 menit).
SANITASI
5
Akses ke Toilet – Komunitas memiliki jumlah toilet yang cukup, cukup dekat dengan rumah, dan memungkinkan untuk dijangkau dengan cepat dan aman setiap waktu. Untuk pembangunan rumah baru, wajib disertai dengan toilet pribadi.
KETAHANAN
Pencegahan Bencana – Di wilayah yang rawan bencana, konstruksi dan spesifikasi material dapat mencegah dampak terburuk dari bencana yang mungkin terjadi. Keamanan – Material struktur cukup kuat untuk memberikan kesempatan kepada penghuni rumah guna menyelamatkan diri pada saat terjadi bencana alam, serta memenuhi standar konstruksi yang disetujui pemerintah dan Habitat for Humanity Indonesia.
3
Desain, Konstruksi, & Kegunaan Toilet – Toilet diletakkan, dirancang, dibangun, dan dapat dipelihara sedemikian rupa sehingga nyaman, higienis, dan aman. Letak toilet setidaknya 10 meter dari sumber air dan 1,5 meter di atas permukaan air tanah. Untuk toilet komunal, pengguna maksimum 20 orang/toilet, serta harus dipisahkan antara pria dan wanita. Drainase – Rumah memiliki lingkungan yang aman dari gangguan kesehatan karena erosi dan genangan air, termasuk semburan air, banjir, air kotor rumah tangga, dan air kotor fasilitas medis.
KEPEMILIKAN TANAH
Kepemilikan – Ada hak kepemilikan tanah dan bangunan yang sah dari pemerintah, berupa Sertifikat Tanah atau Surat Keterangan Hak Milik dari pemerintah setempat.
24
4
Kualitas – Memiliki suplai kualitas air bersih.
PASSA: Meningkatkan Antisipasi Warga Akan Bencana Alam
M
enurut UN-ISDR (United Nations International Stategy for Disaster Reduction), Indonesia merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia. Sebab, Indonesia terletak di ujung pergerakan tiga lempeng dunia yakni, Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan untuk bencana. Seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Guna mengantisipasi ancaman bencana yang bisa hadir kapan saja, HFH Indonesia melaksanakan PASSA (Participatory Approach for Safe Shelter Awareness) untuk masyarakat binaan HFH Indonesia yang berada di Pasirhalang, Cisaruak, Bandung Barat (14-20 Januari 2015), Kampung Jogoyudan, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis, Yogyakarta (Maret–Mei 2015),
dan untuk warga Tegalsari, Surabaya (April– Juni 2015). Tujuan diadakannya PASSA ini adalah untuk mengidentifikasi kerentanan masyarakat terhadap ancaman bencana yang mengancam. Kemudian untuk mengidentifikasi dan menganalisis perencanaan prioritas kegiatan menuju hunian yang aman. Hasil dari kegiatan PASSA ini adalah Community Action Plan (CAP), yaitu prioritas rencana aktifitas warga masyarakat dalam mewujudkan komunitas yang aman dari bencana yang mengancam. Misalnya, perbaikan saluran air hujan di wilayah pemukiman RW. 10, Kampung Jogoyudan, Yogyakarta untuk antisipasi banjir. Kemudian pembuatan beberapa tanggul di wilayah Pasirhalang,Bandung sebagai antisipasi tanah longsor. 25
Program Pengembangan Pasar
Membantu Keluarga Berpenghasilan Rendah Membangun Kehidupan
G
una meningkatkan taraf hidup keluarga berpenghasilan rendah, Habitat for Humanity Indonesia menghadirkan program Pengembangan Pasar (Market Development). Pengembangan pasar adalah program untuk memengaruhi fungsi pasar agar lebih menjangkau keluarga berpenghasilan rendah dalam memenuhi kebutuhan akan produk dan jasa perumahan. Berbeda dengan program subsidi, setelah program atau intervensi dilakukan, keluarga bisa mengakses rumah yang terjangkau melalui pinjaman dan perbaikan rumah secara mandiri sesuai mekanisme pasar. Program ini sudah ada sejak Habitat for Humanity Indonesia hadir, dan pelaksanaannya dalam bentuk pinjaman ringan dengan menggandeng Lembaga Keuangan Mikro, serta dilakukan pendampingan teknis. Namun secara khusus menjadi departemen sendiri sejak 1 Juli 2015. Melalui program Pengembangan Pasar ini, keluarga berpenghasilan rendah yang memiliki kemampuan melakukan cicilan mendapatkan bantuan pembiayaan perumahan baik rumah baru ataupun perbaikan. Adapun program ini telah menjangkau 223 keluarga di Jabodetabek, antara Januari-Desember 2015. Selain mendapatkan akses pinjaman perbaikan rumah, keluarga juga memeroleh pendampingan dan pengetahuan dalam melakukan perbaikan rumah, standar konstruksi rumah yang aman, prioritas
26
Pelatihan
Manajemen Kerja dan Perbaikan Berkelanjutan
“M
pembangunan, cara pemilihan material, dan biaya konstruksi. Harapan selanjutnya dari program ini adalah semakin banyak keluarga berpenghasilan rendah dapat membuat kondisi rumahnya menjadi layak dengan mengakses program pinjaman perbaikan dan pendampingan teknis, juga semakin banyak LKM yang menyediakan program pinjaman perumahan.
ereka yang menghargai diri sendiri, memberikan hasil yang baik.” Kalimat ini kerap diungkapkan oleh Siti Septiono dan Irene Fransisca dalam Training Work Management and Continuous Improvement yang diikuti oleh staf operasional lapangan Habitat for Humanity Indonesia di Villa Lemon, Lembang Bandung, 25-28 Mei 2015. Pelatihan ini diikuti oleh 41 peserta yang datang dari seluruh cabang HFH Indonesia. Dalam training kali ini, peserta juga mendapatkan sosialisasi pertolongan pertama dan rencana tanggap darurat. Selain itu, para peserta juga medapatkan sosialisasi teknis kualitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan termasuk panduan kontruksi, walling, dan painting. Sosialisasi ini dimaksudkan supaya para staf operasional lapangan memiliki standar gambar kerja dan rencana anggaran yang seragam, sehingga dalam melaksanakan proyek kualitas bangunan dan waktu pengerjaan dapat termonitor dengan baik. Pelatihan ini diharapkan bisa menambah kapasitas dan kapabilitas staf yang berada di lapangan, sebab mereka telah mendapatkan ilmu baru, yang dapat meningkatkan kinerja serta semangat dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat.
27
7
1 6
Kegiatan
8
9
28
2
3
4
5
Keterangan foto: 1. Pembangunan 11 Rumah Instan, Sehat, Sederhana Indocement, , Mauk, Tangerang, Banten 2. Social Evening Habitat for Humanity – Impact Asia, Jakarta 3. Relawan dan keluarga mitra menyemarakkan World Habitat Day, Munduk, Bali 4. PSMTI Golf untuk Kemanusiaan, Batam 5. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di booth HFH Indonesia dalam Asia Pacific Urban Forum-6 2015, Jakarta 6. Relawan American School of Dubai dan Konsul AS untuk Sumatera, Medan 7. Relawan muda dalam 28uild.id di Surabaya 8. Memperbaiki dan melengkapi perpustakaan sekolah bersama relawan Shinhan Bank Korea, di Babakan Madang-Kabupaten Sentul 9. Aktivitas relawan Surya Internusa di Cipada, Bandung Barat 10. Artika Sari turut memperkuat relawan P&G di Mauk Tangerang 11. Jalan sehat memperingati Hari Kemerdekaan bersama BMTI di Batam
10
11
29
30
31
D
Gerakan Pemuda Memantik Api Pembangunan
i Jakarta dan Surabaya, lebih dari 600 pemuda ambil bagian dalam Gerakan Pemuda Habitat for Humanity Indonesia. Aksi ini dimulai dengan Jalan Santai Habitat Youth Build di Jakarta pada 22 Mei 2015, yang melibatkan lebih dari 300 peserta. Acara ini dirancang untuk meningkatkan kesadaran kaum muda akan kebutuhan perumahan yang terjangkau dan layak. Dengan slogan Play-Act-Share, gerakan pemuda ini adalah bagian dari kegiatan HFH Asia Pasifik untuk menunjukkan dukungan dalam membangun rumah dan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga berpenghasilan rendah. Gerakan kaum muda ini terwujud dalam aksi nyata pada acara 28uild.id di Babakan Madang, Bogor (24 Oktober), dan Tegalsari, Surabaya (31 Oktober). Sekitar 320 relawan muda membangun rumah dan memerbaiki jalan desa. Sebagaimana pesan Vanessa TM selaku Duta Muda: “Hanya karena kamu masih muda, itu tidak berarti bahwa kamu tidak dapat mengubah dunia atau memberantas kemiskinan.”
BBF adalah sebuah kegiatan untuk membangun harmoni dan persaudaraan. Hari ini sungguh tampak “the real” Indonesia, dimana kita semua yang datang ke Desa Kedung Dalem yang berasal dari latar belakang agama berbeda-beda, namun dengan satu bendera yakni cinta. Kami hadir di sini untuk membuktikan bahwa cinta dan kasih sayang itu melampaui segala macam perbedaan dengan melakukan karya kemanusiaan bersama. Tomy Hendrajati ,Vice President The Humanitarian Foundation PKPU
BBF dilaksanakan di Desa Kedung Dalem, Mauk,Tangerang pada 12 September 2015.
32
Peserta: PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia), PAKIN (Pemuda Agama Khonghucu Indonesia), PBDNSI (Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia), TETO (Taipei Economic and Trade Office), IPEKA (Iman Pengharapan dan Kasih), IES (International Englis Service), GMIS (Gandhi Memorial International School), GBIP (Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat), GPDI (Gereja Pantekosta di Indonesia), GKY (Gereja Kristus Yesus), IGCN (Indonesia Global Compact Network)
33
Perjumpaan Perempuan
Membangun Rumah
N
ama Habitat, bagi Kamsah perempuan lanjut usia warga Kampung Tanjung Anom, desa Tanjung Kait, Mauk, Banten, belumlah lama ia kenal. Kamsah merasa senang dan heran. Senang karena dirinya yang renta akhirnya bisa membongkar rumah gubuk reyot yang ditinggali selama ini dan memiliki rumah yang lebih layak dan sehat. Mengapa heran? Karena ia menyaksikan sendiri bahwa rumahnya dibangun oleh perempuan-perempuan yang sosoknya selama ini hanya ia lihat di siaran TV. “Cantik-cantik. Lagi saya nggak kenal mereka,” kata Kamsah. “Tapi mereka datang ke sini kerja siang-siang nyangkul tanah, bikin tembok rumah,” ujarnya. Memang di satu hari Sabtu (9 Mei 2015), ratusan perempuan datang ke Kampung Tanjung Anom, Mauk, Banten. Mereka bekerja membangun sebelas rumah layak huni. Helena Abidin, Duta Women Build Indonesia mengatakan, kepedulian komunitas perempuan dalam bentuk aksi penggalangan dana dan kerja relawan membangun rumah ini merupakan yang kali keeempat sejak diawali pada tahun 2012. “Banyak perempuan yang sudah sebatang kara, masih menjadi tulang punggung keluarga. Mereka menjadi fokus kepedulian Women Build Indonesia,” katanya. Gerakan ini berlanjut pada tanggal 17 Oktober 2015 di Tegalsari, Surabaya, bersama 100 perempuan relawan membangun 10 rumah. Kegembiraan dalam semangat berbagi juga melingkupi aksi relawan ini. Dr Lanny Juniarti, penggerak Women Build Indonesia di Surabaya mengatakan, “Peduli terhadap sesama adalah tanggung jawab kita semua, termasuk perempuan. Di dalam sebuah rumah, peranan perempuan adalah penting dan membuat rumah itu bukan sekedar bangunan. Kehadiran perempuan akan membawa kehidupan keluarga semakin bermakna.” Hari-hari Kamsah dan banyak perempuan lain pun akan lebih indah dengan tinggal di rumah layak huni.
34
35
Ini Saat dan Jalan yang Tepat untuk Peduli…
J Bergembira dan Beramal melalui Golf U
ntuk kali kelima, HFH Indonesia menyelenggarakan kejuaraan golf untuk kemanusiaan. Bertajuk Habitat Golf Day 2015 Fun & Raise, kejuaraan ini diselenggarakan Kamis, 17 September 2015 silam, berlokasi di Senayan National Golf Club, Jakarta. Dilaksanakan dalam atmosfer penuh suka cita dan semangat membantu keluarga berpenghasilan rendah. Kejuaraan ini berhasil menggalang kepedulian untuk membangun 33 rumah layak huni. Kontribusi ini tidak lepas dari peran serta 132 pegolf yang telah berpartisipasi dan dukungan dari banyak perusahaan dan mitra sponsor. Dari 33 rumah tersebut, tiga di antaranya merupakan hasil kegiatan lelang pada jamuan makan malam sesudah kejuaraan. Acara ini juga dimeriahkan oleh persembahan musik dari Duta Muda HFH Indonesia VanessaTM dan band.
36
auh dari keseharian memimpin banyak orang, mengendalikan arah perusahaan yang menguasai bisnis skala besar, hari Sabtu (5/12) sejumlah pemimpin puncak perusahaan dan CEO bermandikan keringat dan lumuran tanah basah di celana dan baju mereka. Para usahawan ini bekerja keras menggali lubang fondasi rumah, mengaduk semen, membangun dinding, demi mewujudkan rumah layak huni bagi keluarga di Kampung Muara, Babakan Madang, Kabupaten Bogor Edwin Soeryadjaya, sosok yang tidak diragukan lagi dalam kancah bisnis di tanah air maupun manca negara, mengundang para CEO untuk bekerja bersama Habitat for Humanity Indonesia. “Ini saat dan jalan yang tepat untuk peduli dan membantu keluarga yang membutuhkan. Melalui rumah layak huni, keluarga-keluarga ini akan bisa bertumbuh maju dan hidup lebih sehat,” kata Edwin Soeryadjaya. Tidak kurang 50 pemimpin dan kepala eksekutif perusahaan hadir di pagi yang sejuk itu dan bekerja keras hingga menjelang sore. Mereka bisa menyelesaikan fondasi dan dinding bagi empat rumah layak huni. Selain Edwin, mereka yang hadir antara lain CEO Lautan Luas Jimmy Masrin, CEO HSBC Sumit Dutta, Presdir Bank Commonwealth Indonesia Tony Costa, CEO Surya TOTO Hanafi Atmadiredja, dan GM Hotel Indonesia Kempinski Alexander Pichel. Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia James Tumbuan, mengatakan, “Keterlibatan mereka dalam kegiatan konstruksi serta renovasi perumahan merupakan bukti kuat dari solidaritas sosial mereka kepada keluarga kurang mampu yang membutuhkan rumah yang layak dihuni.”
37
#Carterhammer Singgah di Indonesia
Mitra Kerja Sama Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
Terima kasih kepada Surya Toto yang sudah berpartisipasi dalam #CarterHammer Habitat Youth Build 2015. Christian Wijaya, General Manager Surya Toto, bersama relawan Surya Toto, menerima #CarterHammer dari Direktur Resource Development Habitat for Humanity Indonesia, Tommy Pacatang. Martil ini digunakan dalam aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan Surya Toto dengan membangun rumah-rumah layak huni di Mauk, Tangerang, Banten, tanggal 6 Juni 2015. Pada penutupan Jimmy and Rosalynn Carter Work Project ke-31 di Texas, Amerika Serikat, mantan Presiden AS Jimmy Carter menandatangani sebuah martil dan menyerahkannya kepada Habitat for Humanity, sebagai pertanda ajakan dan undangan kepada para relawan, pendukung, dan mitra kerja, untuk bersama-sama dirinya dan istrinya Rosalynn dalam Carter Work Project selanjutnya.
Dipandu oleh anak muda, martil bertanda tangan tersebut telah berkeliling di sejumlah negara Asia Pasifik sebagai bagian dari Habitat Youth Build, menggalang dana dan peningkatan kesadaran akan arti penting rumah layak huni bagi semua keluarga. Habitat Youth Build sendiri adalah gerakan anak muda untuk menjawab tantangan global akan masih banyaknya rumah tidak layak huni. Dengan kehadiran martil khusus itu di Mauk, Indonesia ambil bagian dalam tugas mulia #CarterHammer.
38
39
Dukungan di Tahun 2015 Individu Andie Purba
Binus Serpong Binus Simprug
Capital Campaign
Members Andrew Hidayat Arwin Rasyid
Edwin Soeryadjaya
Bharat Advani
George Djuhari
Charmie Hamami
Jimmy Masrin
Chaterine Halim
Lucye Kwee
Divya Eddy Indrayadi Emilya Saputra Evelyn Satyono Gabriel Tri Swastono Gavriel Sadeli Helena Abidin James Bowen & Family Johan Buntoro Judy Kurniawan Keluarga bu Kyra (SIS) Kwik Wan Tien Mark Hajadi Mita Anindya Mulyati Padraig Harrington Teddy Jubilant Harmidy vanessaTM
Sekolah Universitas Gereja
40
Caterpillar Indonesia Batam Cita Persada Dian Harapan Gereja Baptis Indonesia Grogol Grace Of Christ Community Church (GCCC) Global Sevilla International School international English Service (IES) IES South Pondok Indah Mall IES Thursday Menteng LIFE Group I Smile John Paul School Bekasi Kiara Koval Canggu School Kairos Gracia Christian School Mutiara Nusantara National High Jakarta School Raffles International Christian School Sekolah Pelita Harapan Karawaci SinarMas World Academy Sekolah Dian Harapan Singapore International School Pantai Indah Kapuk Singapore National Academy Singapore School Kebon Jeruk Universitas Kristen Petra Universitas Pelita Harapan
Organisasi/ Korporat ActionCoach Alga Jaya
Beacon Academy Kelapa Gading
Angel Investment
Bina Bangsa School Pantai Indah Kapuk
Austin Engineering Indonesia
Bina Bangsa School Kebon Jeruk
AXA Services Indonesia
41
Bank Mandiri
Indomining
Bank of America and Meryll Lynch
Indomo Mulia (Modena)
Bank of Singapore
Jakarta Highland Gathering
Barisan Muda Tionghoa Indonesia
Jakarta Hotel Association
Bayer SASH
Jakarta Players Community Theatre
Bintang Baja Sinar Cemerlang
Jakarta Setiabudi International
Bintang Group
JS Luwansa
Biz Hotel Batam
Laxmi Tailors
Chandra Asri Petrochemical
Le Meridien
Capstone
Leo Burnett Indonesia
Cassis & Harum Manis
LINC
CAT Indonesia
Love and Flaire
Charities Aid Foundation of America
Michael Page Internasional Indonesia
Colorbox
MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM)
Commonwealth Bank
Oakwood Premiere
Daya Dimensi Indonesia
One Sweet Day Crew
Dell Indonesia
Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia
DBS Indonesia
42
– Batam
DOW Indonesia
Permata Pop Era Dinamika
Dunia Kimia Utama
Petro Energy Indonesia
Dwimitra Nusantara - Bali
Planet Holiday Hotel - Batam
Ecogreen Oleochemicals
PW Water
Edelman Indonesia
Provident Agro
EP-TEC Solutions Indonesia
Redo Watch
Eternit Gresik
Red Nose Foundation
Everbest
Rich’s
Falcon (PT. Havanna Teguh Pertiwi)
Samuel Sekuritas Indonesia
Farpoint Realty Indonesia
Selavip
Freeport Indonesia
Semen Bosowa Indonesia
Gallup
Senayan National Golf Course
General Electric (GE)
Sentul City (Multiplicator)
Habitat for Humanity Australia
Shell Indonesia
Habitat for Humanity International
Surya Semesta Internusa Tbk
Habitat for Humanity Great Britain
Tokyu Land Indonesia
Habitat for Humanity Korea
Turkuaz
Habitat for Humanity Singapore
Urban Women
HSBC
Verde Permai
Henkel Indonesien
Visi Prima Golf
Herdaya Widya Graha
Yayasan Agung Podomoro Land
Holcim Indonesia
Yayasan Astra Honda Motor
Human Capital Journal
Yayasan Pendidikan Anak Domba Kecil
Indocement Tunggal Prakarsa
Wahana Artha
Indokasih
Women’s Build Batam
Nirdana
Terima Kasih Habitat Crew
Batavia Invades
Kontribusi Anda setiap bulan di tahun 2015 telah didedikasikan oleh Habitat for Humanity Indonesia untuk membantu lebih banyak keluarga yang membutuhkan rumah layak huni.
Belleza Bosowa Semen - Batam Christian Hermanto Crown Relocation Edukits Batam
Habitat Crew adalah salah satu pilar dari karya
Grand City Surabaya Mall & Convex
Habitat for Humanity Indonesia. Melalui donasi bulanan,
Hotel Indonesia Kempinski
Habitat Crew memberikan sumber pendanaan yang
IndoKasih
berkelanjutan sehingga memungkinkan Habitat for Humanity
Kamadjaja
Indonesia untuk merencanakan lebih efektif dan menjangkau
Koran Sindo Batam
lebih banyak keluarga.
PT. Lim Siang Huat MARK PLUS Mayora
Jadilah bagian dari Habitat Crew:
habitatindonesia.org/crew
Megamall Batam Centre Miioo photography Mitra Graha Agung Sales Force PT. Srijaya Raya Perkasa Svingolf Swissbell Hotel Batam Paulus Kurnia P&G Rajawali Hiyoto Tira Jeans Vista Hotel Batam WOW Magazine Yayasan Generasi Peduli
Gandhi School Ancol Gereja
43
Program Pengembangan Desa
Masih sangat banyak keluarga berpenghasilan rendah yang tinggal di rumah tidak layak huni dan mereka siap bergotong royong demi kehidupan lebih baik. Mereka tinggal di desa-desa yang menjadi mitra Habitat for Humanity Indonesia dan berkomitmen membangun komunitasnya meraih kehidupan
Desa Cijayanti, Babakan Madang, Bogor
Desa Pasirhalang, Cisarua, Bandung Barat
Rumah 110 keluarga MCK 10 lokasi Renovasi Perpustakaan Sekolah 1
Rumah Akses Air Bersih Rumah Kompos
Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor Rumah MCK Renovasi Toilet Sekolah
230 keluarga 10 lokasi 1
110 keluarga 232 keluarga 1
lebih sejahtera. Desa-desa tersebut berada tidak jauh dari kita, di area Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta, dan Batam. Dengan bekerja sama membangun rumah dan lingkungan di desa-desa, rantai kemiskinan pun terputus. Dan semakin banyak keluarga bisa meraih kesejahteraan.
Desa Margamulya, Mauk, Tangerang Rumah MCK Drainase Jalan beton Balai warga
250 keluarga 4 lokasi 550 meter 400 m2 1
Ayo bekerja sama meningkatkan kualitas hidup di desa. 44
45
Kantor Nasional & Jakarta: The Bellezza Shopping Arcade Lt.2 Unit 25&27 Jl. Letjen Soepeno No.34 Arteri Permata Hijau Jakarta Selatan 12210 Tel. (021) 2991 6074 Fax. (021) 2991 6164 email:
[email protected]
Yogyakarta: Jl. K H Muhdi, 100 B RT 04 / RW 05, Maguwoharjo Sleman,Yogyakarta - 55582 Tel. (0274) 747 8281 Fax. (0274) 486 687 email:
[email protected]
Batam: Komplek Ruko Taman Niaga Sukajadi Block C/ No.6 Jl. Jend. Ahmad Yani, Batam – Kep. Riau Tel. (0778) 737 2202 Fax. (0778) 737 2033 email:
[email protected]
Surabaya: Jl. Rungkut Asri 9/11 RL 2D/21, Surabaya Tel. (031) 8703699 email:
[email protected]
Rekening Bank IDR: Habitat Kemanusiaan Ind Yay, BCA: 210-3002958 US Dollar: Yayasan Habitat Kemanusiaan Indonesia, Citibank: 0-104495-567, Swift code: CITIIDJX
46