2010
PT Bank Nationalnobu
Laporan Tahunan 2010 Annual Report 2010
Disiapkan dan disusun untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor : 3/22/PBI/2001 Tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank
NobuBank | Annual Report
2
2010
Daftar Isi Sekilas NobuBank
Riwayat singkat
4
Visi, Misi dan Nilai-Nilai Bank
5
Struktur Kepemilikan Bank
6
Sekilas PT Kharisma Buana Nusantara
8
Sambutan Dewan Komisaris
10
Laporan Direksi
11
Susunan Pengurus
12
Struktur Organisasi
14
Ikhtisar Keuangan
15
Laporan Manajemen
16
Umum
16
Total Asset
16
Penghimpunan Dana
17
Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
18
Total Asset Produktif
18
Kredit per Sektor Ekonomi
19
Pendapatan Bunga Bersih
19
Pendapatan Operasional Lainnya
20
Beban Operasional Lainnya
20
Pendapatan dan Beban Non Operasional
21
Laba Bersih
21
Sumber Daya Manusia
22
Manajemen Risiko
23
Good Corporate Governance
27
Jaringan Kantor
37
Produk dan Layanan
38
Rencana & Strategi ke depan
39
Laporan Auditor Independen
NobuBank | Annual Report
3
2010
Sekilas PT Bank Nationalnobu Riwayat Singkat PT Bank Nationalnobu (dahulu PT Bank Alfindo) (“Bank”) didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Februari 1990 berdasarkan Akta Notaris No.86 dari Notaris Drs.Entjoen Mansoer Wiriaatmadja, SH, notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah diubah melalui notaris yang sama dengan Akta No.129 tanggal 10 April 1990 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-2610.HT.01.01.TH.90 tanggal 7 Mei 1990 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.80 Tambahan No.3865 tanggal 5 Oktober 1990. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta Notaris No.30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar tersebut mengenai : i. ii. iii. iv. v.
Pemberhentian seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk selanjutnya mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru; Perubahan tempat dan kedudukan Perseroan dari semula di Jakarta Barat menjadi berkedudukan di Jakarta Selatan; Perubahan nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000; Peningkatan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000; Perubahan Anggaran Dasar Bank disesuaikan dengan perubahan pemegang saham dan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-52906.AH.01.02 Tahun 2010, tanggal 10 Nopember 2010. Bank memperoleh izin usaha beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus 1990 dan saat ini Bank berstatus sebagai Bank Non Devisa.
NobuBank | Annual Report
4
2010
Visi Menjadi bank dengan standar global yang dapat memberikan kontribusi positif pada perekonomian dan perbankan Indonesia serta menjunjung tinggi kepercayaan dan kepuasan nasabah.
Misi
Menjalankan fungsinya sebagai Bank dalam menghimpun dan menyalurkan dana dengan memprioritaskan pelayanan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional dan membantu meningkatkan daya saing dan kompetensi dunia UKM dalam era globalisasi. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah yang didukung tenaga kerja profesional dengan melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Nilai-nilai Perusahaan
Kepercayaan Integritas Kemitraan
NobuBank | Annual Report
5
2010
Struktur Kepemilikan Kepemilikan Bank (Sebelum Akuisisi) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank pada tanggal 7 Desember 2007 yang dinyatakan dengan Akta No.4 Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH, para pemegang saham menyetujui hal-hal berikut : I. Peningkatan modal dasar Bank dari Rp 50.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000; II. Peningkatan modal disetor dari Rp 30.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 yang seluruhnya diambil oleh PT Gunawan Sejahtera; III. Penyesuaian Anggaran Dasar Bank dengan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-07468.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 15 Februari 2008 PEMEGANG SAHAM PT.Gunawan Sejahtera Alfi Gunawan Jumlah
JUMLAH SAHAM ( LEMBAR ) 92.800 7.200 100.000
PERSENTASE KEPEMILIKAN 92.8 7.2 100
ULTIMATE SHAREHOLDERS PT Gunawan Sejahtera yaitu Alfi Gunawan
JUMLAH ( RUPIAH ) 92,800,000,000 7,200,000,000 100,000,000,000 KEPEMILIKAN 75.75%
Kepemilikan Bank (Setelah Akuisisi) Berdasarkan Akta Notaris No.33 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH, saham Bank telah diakuisisi oleh PT Kharisma Buana Nusantara sebesar 60% dan oleh Nio Yantony sebesar 40%. Selanjutnya, pada tanggal yang sama juga dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank yang telah dinyatakan melalui Akta Notaris No.34 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH, tentang penegasan susunan pemegang saham setelah proses akuisisi, sebagai berikut : I. PT Kharisma Buana Nusantara sebanyak 60.000 saham dengan nilai nominal Rp 60.000.000.000; II. Nio Yantony sebanyak 40.000 saham dengan nilai nominal Rp 40.000.000.000. JUMLAH SAHAM ( LEMBAR ) PT Kharisma Buana Nusantara 60,000 Nio Yantony 40,000 Jumlah 100.000 ULTIMATE SHAREHOLDERS PT Kharisma Buana Nusantara yaitu Mochtar Riady PEMEGANG SAHAM
PERSENTASE KEPEMILIKAN 60.00 40.00 100.00
JUMLAH ( RUPIAH ) 60,000,000,000 40,000,000,000 100,000,000,000 KEPEMILIKAN 99.99%
Pada tanggal 13 Oktober 2010, para pemegang saham Bank melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dinyatakan dengan Akta Notaris No.30 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH. Adapun hasil keputusan sebagai berikut : I. Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk selanjutnya mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru; II. Mengubah tempat dan kedudukan Perseroan dari semula di Jakarta Barat menjadi berkedudukan di Jakarta Selatan; III. Mengubah nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000; NobuBank | Annual Report
6
2010
IV.
V.
Meningkatkan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000. Penambahan setoran modal sebesar Rp 30.000.000.000 dilakukan secara tunai oleh PT Kharisma Buana Nusantara; Melakukan perubahan Anggaran Dasar Bank untuk disesuaikan dengan perubahan pemegang saham dan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan.
Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-52906.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 10 Nopember 2010. PEMEGANG SAHAM
JUMLAH SAHAM ( LEMBAR ) PT Kharisma Buana Nusantara 90,000,000 Nio Yantony 40,000,000 Jumlah 130.000.000 ULTIMATE SHAREHOLDERS PT Kharisma Buana Nusantara yaitu Mochtar Riady
PERSENTASE KEPEMILIKAN 69.2 30.8 100.0
JUMLAH ( RUPIAH ) 90,000,000,000 40,000,000,000 130,000,000,000 KEPEMILIKAN 99.99%
NobuBank | Annual Report
7
2010
Sekilas PT Kharisma Buana Nusantara PT Kharisma Buana Nusantara (Perusahaan) berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta No. 2 tanggal 4 Januari 2005 dari Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-04382.HT.01.01.TH.2005 tanggal 21 Pebruari 2005. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 17 tanggal 22 Oktober 2009 dari Unita Christina Winata, SH, Notaris di Jakarta mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000, peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 60.000.000.000, dan penggantian susunan pengurus. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-60499.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 11 Desember 2009. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian, pertambangan, percetakan, pertanian, pengangkutan darat, jasa dan perbengkelan. Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Gedung Citra Graha Lantai 10, Jalan Jendral Gatot Subroto Kavling 35-36, Jakarta Selatan. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Akta No. 17 tanggal 22 Oktober 2009 dari Notaris Unita Christina Winata, SH, susunan pengurus Perusahaan per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris
: Mochtar Riady
Direksi Direktur
: Nio Yantony
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Perusahaan Anak memiliki 37 karyawan tetap (tidak diaudit) dan pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan tidak memiliki karyawan tetap (tidak diaudit). Struktur Perusahaan Anak Perusahaan Anak
Domisili
Kegiatan Usaha Utama
Tahun Operasi Operasional
Persentase Kepemilkan (%)
Kepemilikan Langsung PT Bank Nationalnobu
Jakarta
Perbankan
1990
69,231
PT Bank Nationalnobu Berdasarkan Akta Notaris No. 33 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, Perusahaan mengakuisisi 60.000 saham PT Bank Nationalnobu (“Perusahaan Anak”) dari PT Gunawan Sejahtera. Harga per lembar saham adalah Rp 1.000.000. Jumlah nilai pembelian saham tersebut sebesar Rp 60.484.200.000 dengan kepemilikan 60% dari jumlah saham Perusahaan Anak yang diterbitkan.
NobuBank | Annual Report
8
2010
Perusahaan Anak bergerak dalam bidang industri perbankan yang didirikan pada tanggal 13 Pebruari 1990 di Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus 1990, Perusahaan Anak memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum. Berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, Perusahaan setuju untuk menambah setoran modal di Perusahaan Anak secara tunai sebesar Rp 30.000.000.000. Atas penambahan setoran modal tersebut, Perusahaan memiliki secara langsung sebanyak 90.000.000 saham Perusahaan Anak atau setara dengan 69,231% (Terdapat perubahan nilai nominal saham dari Rp. 1.000.000,- menjadi Rp. 1.000,-).
NobuBank | Annual Report
9
2010
Sambutan Dewan Komisaris Salam sejahtera bagi kita semua. Tahun 2010 telah ditandai dengan dimulainya era perdagangan bebas kawasan ASEAN dan China yang merupakan era dimana suatu negara bukan lagi menjadi suatu individu yang terpisah secara regional dan global, namun adalah bagian yang tak terpisahkan dari global market. Kita juga mencatat peristiwa penting di Tahun 2010 lalu dimana untuk pertama kalinya Badan Pusat Statistik mencatat adanya deflasi di Bulan Maret 2010 sebesar 0,14% akibat penurunan indeks pada kelompok bahan makanan dan angka inflasi di akhir tahun ditutup di level 6,96% dimana laju core inflation terjaga di level 4,28%. GDP Indonesia tumbuh sebesar 6,1% melebihi tahun sebelumnya yang berada di angka 4,5% (2009). Bagi NobuBank, Tahun 2010 adalah tahun dimana kami menyelesaikan proses akuisisi oleh pemilik saham baru yang menjadikan Tahun 2010 menjadi tahun yang lebih bersifat konsolidatif. Kurun waktu ini kami manfaatkan untuk menginventarisir pemenuhan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagai bank umum, dan terlebih lagi sebagai langkah persiapan untuk memulai sebuah lembaran baru di Tahun 2011 mendatang. Tahun 2010 telah menjadi tonggak baru dalam perjalanan NobuBank yang akan menjadi penguat bagi perjalanan Bank mewujudkan visi dan misi yang diamanahkan oleh pemegang saham baru. Di Tahun 2010 NobuBank meredefinisi tujuan yang hendak dicapai Bank yang kemudian dituangkan dalam serangkaian target-target dalam jangka pendek, menengah dan panjang yang akan diraih. Selain target yang bersifat kuantitatif, tentunya kami juga menetapkan target kualitatif yang ingin kami capai sejalan dengan harapan kami untuk mampu menghadirkan layanan jasa perbankan yang berkualitas bagi masyarakat luas. Kami menyadari bahwa meskipun Tahun 2010 lebih bersifat konsolidatif bagi NobuBank, kinerja bisnis kami tidak begitu saja kami lupakan. Dengan sumber daya manusia yang masih terbatas yang kami miliki, kami bersyukur bahwa dalam masa konsolidasi ini Bank tetap mampu membukukan laba sebesar Rp. 1.834 juta. Hal ini adalah wujud komitmen Manajemen Bank yang bertekad untuk selalu mampu melakukan peningkatan kinerja meski di tengah berbagai keterbatasan. Bank juga mencatatkan 0% Non Performing Loan (NPL) di akhir Tahun 2010 ini yang menunjukkan concern kami yang mendalam atas risk profiling nasabah sebagai bagian dari kebijakan manajemen risiko yang ditetapkan Bank. Sejalan dengan pemenuhan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.9/16/PBI/2007 tanggal 3 Desember 2007 tentang Perubahan Atas PBI No.7/15/PBI/2005 mengenai Jumlah Modal Inti Minimum Bank Umum, kami juga telah melakukan langkah penguatan struktur permodalan Bank di Tahun 2010 ini dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Luar Biasa (RUPSLB) dengan meningkatkan modal disetor menjadi Rp. 130 miliar. Selain struktur permodalan, selama kurun waktu 2010 ini Dewan Komisaris makin memperkuat perannya khususnya sebagai pengawas kebijakan, strategi dan manajemen risiko. Kami mengucapkan terimakasih kepada jajaran Dewan Direksi dan karyawan yang selama Tahun 2010 ini telah menunjukkan etos kerja yang tinggi dimana dengan komitmen dan integritasnya mengawal proses akuisisi dan proses konsolidasi internal dengan baik. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bank Indonesia yang selama ini telah memberikan bimbingan dan arahan kepada NobuBank selama proses akuisisi dan konsolidasi, dan kami tetap mengharapkan kerjasama yang sinergis dalam perjalanan NobuBank di masa mendatang. Jakarta, Mei 2011
Sodikin Arsjad Komisaris NobuBank | Annual Report
10
2010
Laporan Direksi Salam sejahtera bagi kita semua. Bagi NobuBank, Tahun 2010 adalah tahun dimana kami harus melakukan langkah koordinasi internal secara menyeluruh sejalan dengan proses akuisisi oleh pemegang saham baru yang sedang berlangsung. Langkah koordinasi ini adalah langkah dimana kami menetapkan fondasi-fondasi utama yang kokoh guna memulai langkah ekspansi usaha di Tahun 2011. Konsolidasi internal ini penting bagi kami untuk menjamin akselerasi bisnis yang kami rencanakan dapat berjalan dengan lancar. Tahun 2010 ini NobuBank meredefinisi visi dan misi Bank dan bertekad untuk mampu menjadi bank dengan standar global yang dapat memberikan kontribusi positif pada perekonomian dan perbankan Indonesia serta menjunjung tinggi kepercayaan dan kepuasan nasabah. Visi besar ini kami tuangkan dalam rincian target yang terstruktur dan terukur yang pencapaiannya kami persiapakan di Tahun 2010 ini. Target ini kami susun sebagai jawaban kami atas tantangan dunia perbankan yang makin kompleks yang memaksa setiap pelakunya untuk semakin sensitif membaca perkembangan jaman dan mampu memanfaatkan setiap peluang yang muncul secara efektif dan efisien. Hal utama yang menjadi perhatian kami dalam Tahun 2010 adalah pengembangan infrastruktur berupa system teknologi informasi yang menjadi back bone dari penyelenggaraan bisnis perbankan. Kami yakin bahwa teknologi informasi yang handal adalah salah satu factor kunci dalam pengembangan layanan kepada nasabah di era digital ini. BankVision kami pilih berdasarkan reputasi dan pengalaman panjang yang mereka miliki dalam mengelola core banking system di berbagai bank ternama di Indonesia. BankVision sesuai bagi NobuBank yang masih dalam taraf awal pengembangan, namun handal pula untuk pengembangan yang lebih kompleks di masa yang akan datang seiring dengan pengembangan e-channel yang direncanakan Bank. Selain itu, kami juga menginventarisir, memperbaiki dan membangun berbagai prosedur operasi standard (SOP) yang penting sebagai pedoman setiap divisi dalam melakukan aktivitasnya yang tentunya mengacu pada peraturan yang berlaku. Manajemen tetap berkomitmen untuk menjaga kinerja bisnis Bank selama masa konsolidasi ini dengan tetap mencetak kinerja keuangan yang baik. Angka kinerja keuangan NobuBank di Tahun 2010 sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan laba bersih yang berhasil dicetak sebesar Rp. 1.834 juta, naik 0,71% dari perolehan laba Tahun 2009. Kinerja NobuBank juga Nampak pada rasiorasio keuangan yang berhubungan dengan permodalan dan rentabilitas yang cukup baik,seperti rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 489,58%, rasio ROE sebesar 1,95%, rasio ROA sebesar 2,0%, rasio NIM sebesar 5,92% dan rasio BOPO sebesar 68,74%. Kinerja ini tidak lepas dari Dewan Komisaris yang selalu melakukan pengawasan khususnya dalam kebijakan, strategi dan manajemen risiko sehingga dalam melaksanakan tugasnya, Direksi selalu berpegang teguh pada aspek kehati-hatian (prudence). Kami mengucapkan terimakasih kepada Dewan Komisaris dan seluruh karyawan yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga besar NobuBank atas dukungan kinerja selama Tahun 2010. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bank Indonesia yang telah menjadi mitra kami untuk bersama-sama mewujudkan industri perbankan yang sehat. Semoga NobuBank semakin mampu memberikan kontribusi positif bagi industri perbankan dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Jakarta, Mei 2011
Telijani Tjandra Direktur Utama NobuBank | Annual Report
11
2010
Susunan Pengurus Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) No.30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di Jakarta, para pemegang saham memutuskan dan menyetujui perubahan Dewan Komisaris dan Direksi Bank. Pengangkatan Komisaris Utama Prof. DR. Adrianus Mooy masih dalam proses persetujuan dari Bank Indonesia, adapun anggota Dewan Komisaris Drs. Sodikin Arsjad telah memenuhi persyaratan dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai Surat Persetujuan Bank Indonesia Nomor 30/1476/UPB3/AdB3 tanggal 09 Oktober 1997. Bank memiliki 3 (tiga) orang Direktur yang telah mendapat persetujuan Bank Indonesia dan 2 (orang) yang masih dalam proses persetujuan Bank Indonesia. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2010 yang menjabat dan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia yaitu sebagai berikut : Dewan Komisaris Komisaris
: Drs. Sodikin Arsjad
Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Direktur
: Telijani Tjandra Tan : Winda Trihanny : Efen Lingga Utama
Drs. Sodikin Arsjad Komisaris Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Cirebon pada tahun 1934. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia, dan telah mengikuti berbagai seminar management dan investasi saham. Memulai karir dari Staff Keuangan Kementerian Pertahanan dari tahun 1951 – 1954. Pada tahun 1954 –1956, sebagai staff di Direktorat Pembendaharaan Kementerian Keuangan. Menjadi guru di SMA Negeri I dari tahun 1956 – 1964 dan diangkat menjadi Staff Direktur di Badan Pimpinan Umum (BPU) Perusahaan Bangun Negara sejak Tahun 1964. Bergabung dengan PT Departemen Store Sarinah sebagai Koodinator Keuangan pada tahun 1965 – 1966. Mulai tahun 1978 sampai sekarang menjabat sebagai pimpinan di Partner KAP Arsjad & CO. dan sejak Tahun 1997 hingga sekarang menjadi Komisaris Bank. Telijani Tjandra Tan Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir pada Tahun 1960 dan menyelesaikan pendidikan formal pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti pada tahun 1985. Karier di dunia perbankan dimulai ketika bekerja sebagai Internal Auditor di BCA group hingga tahun 1990 dan kemudian pada tahun yang sama bergabung dengan Bank Nationalnobu (dahulu Bank Alfindo) dengan jabatan Assistant Vice President di bidang audit. Pada tahun 1993, diangkat sebagai Direktur Operasional dan terakhir dipercaya sebagai Direktur Utama Bank sejak tahun 2003 hingga sekarang. Winda Trihanny Direktur Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Riau pada tahun 1966 dan menyelesaikan pendidikan formal di Universitas Kristen Krida Wacana Tahun 1992 dengan mengambil jurusan Akuntansi. Memulai kariernya di Tahun 1986 dengan bekerja di PT Siola Indonesia, sebuah perusahaan plastik, sampai dengan tahun 1992. Karier di dunia perbankan dimulai pada Tahun 1992 sebagai Staff Accounting di Bank Modern, kemudian bergabung NobuBank | Annual Report
12
2010
dengan Bank Harda International pada tahun 1994 sebagai Head Accounting. Di Bank yang sama pada tahun 1998 telah dipercaya menjabat sebagai direktur. Bergabung dengan Bank sebagai Direktur Kepatuhan sejak tahun 2000 hingga sekarang. Efen Lingga Utama Direktur Warga Negara Indonesia, dilahirkan di Pangkal Pinang pada tahun 1965, dan menyelesaikan pendidikan formal terakhir di Fakultas Ekonomi (S1) Universitas Jayabaya Jakarta. Awal karier dijalani di perusahaan Astra Auto 2000 pada tahun 1980-1990 sebagai Sales Representative. Menapaki karir di dunia perbankan pada tahun 19901993 di Bank Surya sebagai Assistant Manager, kemudian di Bank Artha Graha pada tahun 1993-1997, dengan jabatan terakhir sebagai Deputy Manager. Dilanjutkan bergabung dengan Bank Harda pada tahun 1997-2003 sebagai Branch Manager, dan kemudian ditunjuk sebagai Direktur Marketing Bank dari tahun 2003 hingga sekarang.
NobuBank | Annual Report
13
2010
Struktur Organisasi Dewan Komisaris Komite Audit . Komite Pemantauan Risiko & Komite Renumerasi dan Nominasi
Direktur Utama / Direktur Operasional
Komite Manajemen Risiko, Komite Kredit. Komite IT dan ALCO
SKAI Sekretaris Direktur Marketing
Direktur Kepatuhan, Risiko & Personalia
Adm Kredit Legal
UKPN
Pengawasan Kredit
Unit Kerja Kepatuhan
Treasury
UKMR
Akunting
EDP
Pimpinan KPO
Operasional
Umum
Marketing
NobuBank | Annual Report
14
2010
Ikhtisar Keuangan ( Jutaan Rp )
POS - POS TERTENTU NERACA - Total Aset - Total Kewajiban - Ekuitas - Kredit Yang Diberikan - CKPN Aset Keuangan dan PPA Non Prod - Pinjaman yang diterima - Dana Pihak Ketiga ( DPK ) LABA RUGI - Total Pendapatan Bunga - Total Biaya Bunga Pendapatan Bunga Bersih - Total Pendapatan Operasional Lainnya - Total Biaya Operasional Lainnya - Beban (Pendapatan) Pengh.Aktiva Prod - Beban (Pendapatan) Non Ops - Bersih - Laba ( Rugi ) Sebelum Pajak Penghasilan - (Beban) / Manfaat Pajak Penghasilan - Laba ( Rugi ) bersih - Laba Bersih per Saham
2010
RASIO KEUANGAN
2010
2009
2008
2007
2006
132,839 14,799 118,040 15,137 (552) 14,405
90,604 4,398 86,206 1,229 (406) 3,555
89,771 5,386 84,385 1,979 (146) 4,306
88,712 8,169 80,543 4,154 (169) 7,657
19,443 7,962 11,481 8,058 (83) 7,552
6,810 647 6,163 58 3,918 147 1 2,155 (321) 1,834
6,742 248 6,494 44 3,645 259 7 2,627 (806) 1,821
8,048 337 7,711 65 2,939 (21) 36 4,822 (980) 3,842
2,403 557 1,846 95 2,824 85 27 (995) 57 (938)
2,526 570 1,956 249 2,984 (3) (38) (738) 73 (665)
( Persentase )
RASIO KINERJA - Kewajiban Penyediaan Modal Minimum - Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif - Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif - Cadangan Kerugian Penurunan Nilai aset keuangan terhadap aset produktif - NPL gross - NPL net - Return on Asset (ROA) - Return on Equity (ROE) - Net Interest Margin (NIM) - BOPO - Loan to Deposit Ratio (LDR) KEPATUHAN ( COMPLIANCE ) - Persentase pelanggaran BMPK a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait - Persentase Pelampauan BMPK a. Pihak terkait b. Pihak tidak terkait - Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah - Posisi Devisa Neto (PDN)
2009
2008
2007
2006
489.58% 0.60%
2529.42% 0.87%
1854.59% 0.00%
1380.92% 0.01%
124.16% 0.00%
0.00%
0.00%
0.00%
0.14%
0.00%
0.12%
0.01%
0.03%
0.06%
0.52%
0.00% 0.00% 2.00% 1.95% 5.92% 68.74% 105.08%
0.00% 0.00% 2.88% 2.14% 7.38% 61.41% 34.57%
0.00% 0.00% 5.27% 4.72% 8.63% 40.82% 45.96%
0.14% 0.14% -3.36% -5.69% 7.03% 141.11% 54.25%
0.00% 0.00% -3.55% -5.71% 11.18% 129.08% 106.70%
-
-
-
-
-
11.25% -
8.95% -
7.89% -
8.34% -
6.78% -
NobuBank | Annual Report
15
2010
Laporan Manajemen Umum Sepanjang tahun 2010, perekonomian global masih dalam tahap pemulihan, sebagai lanjutan dari dampak krisis di tahun-tahun sebelumnya. Negara-negara maju umumnya mencatat pertumbuhan ekonomi yang moderat, sementara di beberapa negara lain termasuk Indonesia, perekonomiannya tumbuh dengan lebih baik yaitu sebesar 6,1%. Hal ini didukung oleh permintaan pasar domestik yang relatif stabil. Seiring dengan tingkat inflasi yang berada pada kisaran 6,96%, suku bunga Bank Indonesia di kisaran 6,50% masih memberikan ruang gerak bagi perbankan untuk menjalankan fungsi intermediasinya, baik pengumpulan dana dari masyarakat maupun pemberian pinjaman. Di tengah proses akuisisi yang masih merupakan kelanjutan dari periode sebelumnya, PT Bank Nationalnobu (NobuBank) tetap mampu membukukan laba bersih pada tahun buku 2010 sebesar Rp 1.834 juta dan meningkatkan penyaluran kredit secara terukur dengan memperhitungkan risiko secara kehati-hatian. Berdasarkan hasil review atas kinerja selama tahun 2010, maka Bank masih sepenuhnya belum dapat mencapai target yang direncanakan, baik dari segi pemberian kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga. Hal ini lebih disebabkan karena manajemen baru selesai menjalankan proses akusisi pada akhir September 2010. Namun demikian, rasio-rasio keuangan yang berhubungan dengan permodalan dan rentabilitas masih dapat terjaga dengan cukup baik, seperti rasio CAR sebesar 489,58%, rasio ROE sebesar 1,95% , rasio ROA sebesar 2,0%, rasio NIM sebesar 5,92% dan rasio BOPO sebesar 68,74%. Pencapaian kredit mencapai 78,61% atau sebesar Rp 15.137 juta dari total kredit yang direncanakan sebesar Rp 19.257 juta, sedangkan untuk dana pihak ketiga tercapai sebesar 49,65% atau sebesar Rp 14.405 juta dari yang direncanakan sebesar Rp 29.016 juta. Selama Tahun 2010 tidak terjadi pelanggaran BMPK dan tidak ada kredit non performing. Secara keseluruhan selama tahun 2010 berdasarkan hasil penilaian tingkat kesehatan, peringkat komposit Bank berada pada peringkat “Sehat”. Hal ini dimungkinkan antara lain karena tingkat risiko yang ada pada Bank masih tergolong rendah. Total Aset Total Aset Bank pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 132.839 juta terdapat kenaikan sebesar Rp 42.235 juta atau 46,61% dari Rp 90.604 juta pada tahun 2009 Tabel Komposisi Aset Keterangan
Kas Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Lain (setelah dikurangi CKPN) pada tahun 2010 Rp 6 juta dan pada tahun 2009 Rp 3 juta Surat berharga Kredit (setelah dikurangi CKPN) pada tahun 2010 Rp 151 juta dan tahun 2009 Rp 6 juta Aset tetap ( net ) Aset lain-lain Jumlah
2010 Jutaan Rp
%
2009 Jutaan Rp %
629 90,159 577
0.47 67.87 0.44
513 2,846 279
0.56 3.14 0.31
24,432 14,986
18.39 11.28
83,760 1,223
92.45 1.35
613 1,443 132,839
0.46 1.09 100
679 1,304 90,604
0.75 1.44 100
NobuBank | Annual Report
16
2010
Berikut adalah grafik yang menyajikan data mengenai komposisi Aset pada akhir tahun 2010.
KOMPOSISI ASET TAHUN 2010 ( DLM JUTAAN RUPIAH ) 14 ,9 86
1,443 629
613
24,43 2 90,159 577 - KAS - PENE MPATAN PADA BANK LAIN - KR EDIT - ASET LAIN LAIN
- PENEMPATAN PADA BANK INDONE SIA - SURAT BERHA RGA - AS ET TET AP (NET)
Penghimpunan Dana Dana Pihak Ketiga di akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp 14.405 juta, naik sebesar Rp 10.850 juta atau 305,20 % dibandingkan dengan akhir tahun 2009 sebesar Rp 3.555 juta. Dapat dikemukakan bahwa Dana Pihak Ketiga dari pihak terkait di akhir tahun 2010 tercatat sebesar Rp 2.960 juta , naik sebesar Rp 2.124 juta atau 254,07% dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 836 juta. Kenaikan tersebut berasal dari giro sebesar Rp 2.800 juta dan Rp 160 juta dari tabungan. Tabel Komposisi Dana Pihak Ketiga KETERANGAN Giro Tabungan Deposito Jumlah
2010 ( Jutaan Rp ) 4,627 1,321 8,457 14,405
% 32.12 9.17 58.71 100.00
2009 ( Jutaan Rp ) 1,238 419 1,898 3,555
% 34.82 11.79 53.39 100.00
Berikut adalah grafik yang menyajikan data mengenai komposisi Dana Pihak Ketiga pada akhir tahun 2010 KOMPOSISI DAN A PIHAK KETIGA TAHUN 2010 ( DLM JUTAAN RUPIAH )
32.12%
58.71%
9.17% - GIRO
- TABUNGAN
- DEPOSITO
NobuBank | Annual Report
17
2010
Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Transaksi yang dilakukan Bank dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Sifat hubungan istimewa dari transaksitransaksi tersebut adalah dengan Perusahaan terkait, karyawan kunci dan keluarga dari manajemen. Jumlah transaksi yang dilakukan pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 2.960 juta atau 20,55% dari total kewajiban dana pihak keriga sebesar Rp 14.405 juta dan mengalami kenaikan sebesar Rp 2.124 juta atau 254,07% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 836 juta atau 23,52% dari total dana pihak ketiga sebesar Rp 3.555 juta. Tabel Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa KETERANGAN GIRO : - PT Kharisma Buana Nusantara - Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank TABUNGAN : - Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank - Perorangan DEPOSITO : - Perorangan
2010 ( Jutaan Rp )
%
2,800
60.51
-
86 2,886
1.86 62.37
282 282
47
3.56
-
27 74
2.04 5.60
68 68
16.23 16.23
-
486 486
25.61 25.61
20.55
836
23.52
Jumlah
2009 ( Jutaan Rp )
%
2,960
22.78 22.78 -
Total Aset Produktif Komposisi aset produktif sebagian besar dalam bentuk surat berharga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dan Fasbi (Fasilitas Diskonto Bank Indonesia) yang tercatat sebesar Rp 112.778 juta pada akhir tahun 2010, naik Rp 26.519 juta atau 30,74 % dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 86.259 juta. Untuk aset produktif kredit yang diberikan pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 15.137 juta, naik sebesar Rp 13.908 juta atau 1.131,65 % dibanding dengan tahun 2009 sebesar Rp 1.229 juta dan aset produktif giro pada bank lain pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 583 juta ,naik sebesar Rp 301 juta atau 106,74 % dibanding dengan tahun 2009 sebesar Rp 282 juta. Tabel Komposisi Aset Produktif Keterangan
SBI dan Fasbi Kredit Giro Pada Bank Lain Jumlah
2010 Jutaan Rp 112,778 15,137 583 128,498
% 87.77 11.78 0.45 100.00
2009 Jutaan Rp 86,259 1,229 282 87,770
% 98.28 1.40 0.32 100.00
NobuBank | Annual Report
18
2010
Grafik dibawah ini menyajikan data mengenai komposisi aset produktif pada akhir tahun 2010 KOMPOSISI ASET PRODUKTIF TAHUN 2010 ( DLM JUTAAN RUPIAH ) 87.77%
11.78% 0.45% - SBI & FASBI
- KREDIT
- GIRO PADA BANK LAIN
Kredit per Sektor Ekonomi Dari total kredit yang diberikan pada akhir tahun 2010 sebesar Rp 15.137 juta , penyebarannya masih belum merata dan masih di dominasikan pada satu sektor tertentu yaitu sektor perindustrian sebesar Rp 9.775 juta, sektor lainnya sebesar Rp 4.882 juta, sektor jasa sosial masyarakat Rp 248 juta, sektor pengangkutan Rp 133 juta dan yang terakhir sektor perdagangan sebesar Rp 99 juta. Tabel Klasifikasi penyaluran kredit per sektor ekonomi 2010
SEKTOR EKONOMI Jutaan Rp Perindustrian Perdagangan Pengangkutan Jasa sosial masyarakat Pertanian,perikanan Lain-lain Jumlah
9,775 99 133 248 4,882 15,137
2009 % 64.58 0.65 0.88 1.64 32.25 100.00
Jutaan Rp
%
497 200 87 250 195 1,229
40.44 16.27 7.08 20.34 15.87 100.00
Grafik dibawah ini menyajikan data mengenai klasifikasi sektor ekonomi pembiayaan Bank pada akhir tahun 2010 KREDIT YANG DIB ER IKAN MENURUT SEKTOR EKONOM I TAHUN 20 10
32.25%
1.64 % 0.8 8% 0 .65 % - PERINDUSTRIAN - PENGANG KUTAN - LAIN-LAIN
6 4.5 8%
- PERDAG ANG AN - JASA SOSIAL MASYAR AKAT
NobuBank | Annual Report
19
2010
Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan bunga bersih pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 6.163 juta, turun sebesar Rp 331 juta atau 5,10 % dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 6.494 juta. Turunnya pendapatan bunga disebabkan tingkat suku bunga diskonto SBI yang cenderung menurun dengan rata-rata 5,50% - 6,20% pada tahun 2010 dibandingkan dengan 6,00 % - 8,25% pada tahun 2009 meskipun pendapatan bunga kredit pada tahun 2010 sebesar Rp 364 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp 97 juta atau 36,33% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 267 juta. Disisi lain biaya bunga juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2010 sebesar Rp 647 juta, naik sebesar Rp 399 juta atau 160,89% dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp 248 juta, kenaikan ini terutama pada bunga deposito sebesar Rp 591 juta pada tahun 2010,naik sebesar Rp 392 juta atau 196,98% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 199 juta. Kenaikan biaya bunga ini karena kenaikan total dana pihak ketiga sebesar 305,20%.
Tabel Pendapatan dan Beban bunga POS - POS
2010 Jutaan Rp
%
2009 Jutaan Rp
%
Pendapatan Bunga : Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (Fasbi) Kredit Penempatan pada bank lain-jasa giro Provisi dan komisi Jumlah Pendapatan Bunga
4,994 1,417 364 3 32 6,810
73.33 20.81 5.35 0.04 0.47 100.00
6,247 197 267 3 28 6,742
92.66 2.92 3.96 0.04 0.42 100.00
Beban Bunga : Bunga Bank Lain (Call Money) Deposito Giro Tabungan Jumlah Beban Bunga Pendapatan Bunga Bersih
591 32 24 647 6,163
91.34 4.95 3.71 100.00
199 24 25 248 6,494
80.24 9.68 10.08 100.00
Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan operasional lainnya pada tahun 2010 sebesar Rp 58 juta naik sebesar Rp 14 juta atau 31,82% dari tahun 2009 sebesar Rp 44 juta.
Tabel Pendapatan Operasional Lainnya : POS - POS Pendapatan Operasional Lainnya : Provisi dan Komisi Pendapatan Operasional Lainnya Jumlah Pendapatan Operasional
2010 Jutaan Rp 41 17 58
% 70.69 29.31 100.00
2009 Jutaan Rp 43 1 44
% 97.73 2.27 100.00
Beban Operasional Lainnya Beban operasional lainnya pada tahun 2010 sebesar Rp 4.065 juta naik sebesar Rp 161 juta atau 4,12% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 3.904 juta. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh beban personalia sebesar Rp 310 juta atau 15,63% dan beban lainnya naik sebesar Rp 6 juta atau 300%, sedangkan NobuBank | Annual Report
20
2010
beban cadangan kerugian penurunan nilai mengalami penurunan sebesar Rp 112 juta atau 43,24%, beban administrasi dan umum dan beban promosi juga turun masing-masing sebesar Rp 27 juta atau 1,70% dan Rp 16 juta atau 23,53%. Tabel Beban Operasional Lainnya : POS - POS Beban Operasional Lainnya : Beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Beban Administrasi dan Umum Beban Personalia Beban Promosi Beban Lainnya Jumlah Beban Operasional Lainnya
2010 Jutaan Rp 147 1,564 2,294 52 8 4,065
2009 %
Jutaan Rp
3.61 38.47 56.43 1.28 0.20 100.00
259 1,591 1,984 68 2 3,904
% 6.64 40.75 50.82 1.74 0.05 100.00
Pendapatan dan (Beban) Non Operasional Pendapatan dan Beban Non Operasional bersih pada tahun 2010 sebesar (Rp 1 juta) turun sebesar Rp 6 juta atau 85,71% dibandingkan tahun 2009 sebesar (Rp 7 juta).
Tabel Beban Operasional Lainnya : POS - POS Pendapatan dan Beban Non Operasional Pendapatan Non Operasional Beban Non Operasional Pendapatan dan Beban Non Operasional Bersih
2010 Jutaan Rp
2009 Jutaan Rp 1 (1)
23 30 (7)
Laba Bersih Laba bersih pada tahun 2010 sebesar Rp 1.834 juta naik sebesar Rp 13 juta atau 0,71% dibandingkan tahun 2009 sebesar Rp 1.821 juta. POS - POS Laba Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Laba Bersih Laba Bersih per Saham (Rupiah penuh)
2010 Jutaan Rp 2.155 321 1.834 14,11
2009 Jutaan Rp 2.627 806 1.821 18,21
Laba Bersih (dlm Jutaan Rp) 1834 1821 1825 1800 1775 1750 1725 1700
Tahun 2010
Tahun 2009
NobuBank | Annual Report
21
2010
Sumber Daya Manusia Pengembangan Sumber Daya Manusia mempunyai nilai yang sangat penting dalam membentuk citra suatu perusahaan. Upaya untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan kompetensi yang tinggi dilakukan dengan cara : • • • •
Mempekerjakan manajemen yang profesional dan independen serta memiliki latar belakang yang baik dan berpengalaman dalam pengembangan Bank. Memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis karyawan Bank melalui pelatihan internal maupun secara eksternal. Mempererat kerjasama secara grup/tim dalam meningkatkan jasa pelayanan kepada nasabah serta peningkatan kesejahteraan karyawan. Memperbaiki tingkat produktivitas karyawan dengan memperkenalkan proses transaksi perbankan yang lebih efisien.
Pada akhir tahun 2010 jumlah karyawan sebanyak 37 orang dibandingkan dengan akhir tahun 2009 yang berjumlah 31 orang. Jumlah karyawan tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan bisnis pada tahun yang bersangkutan yaitu dengan komposisi berdasarkan jenjang jabatan, pendidikan dan umur sebagai berikut : 2010
Keterangan Jumlah Jenjang Jabatan Direksi Manager Supervisor Pelaksana
2009 %
Jumlah
%
Jumlah
3 6 4 24 37
8.11 16.22 10.81 64.86 100.00
3 3 4 21 31
9.68 9.68 12.90 67.74 100.00
Jumlah
11 5 21 37
29.73 13.51 56.77 100.00
11 2 18 31
35.48 6.45 58.07 100.00
Jumlah
4 25 8 37
10.81 67.57 21.62 100.00
5 21 5 31
16.13 67.74 16.13 100.00
Jenjang Pendidikan Sarjana Akademi SLTA
Jenjang Umur s/d 30 tahun 31 s/d 45 tahun 46 s/d 55 tahun
NobuBank | Annual Report
22
2010
Manajemen Risiko Penerapan dan pelaksanaan Manajemen Risiko pada Bank telah berjalan sejak diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003 Tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Hal ini merupakan usaha Bank untuk menghindari dan meminimalisir risiko-risiko yang dapat menghambat atau mengancam laju usaha Bank serta mengakibatkan kerugian, baik itu kerugian untuk saat ini maupun kerugian di kemudian hari. Bank menyadari bahwa hal-hal tersebut akan semakin kompleks dengan adanya perubahan, baik perubahan dari lingkungan internal maupun perubahan dari lingkungan eksternal, di mana perubahan tersebut dapat mempengaruhi Bank dalam menjalankan strategi usahanya serta mempengaruhi pula salah satu tujuan Bank yaitu menjadi Bank yang mematuhi ketentuan pelaksanaan Good Corporate Governance. Secara umum Penerapan Manajemen Risiko pada Bank telah berjalan baik dan memadai serta mencakup seluruh risiko yang melekat pada Bank. Sebagai pelengkap penerapan Manajemen Risko, diperlukan adanya standar Sistem Pengendalian Risiko yang digunakan sebagai penunjang yang efektif dan handal serta menjadi dasar bagi kegiatan operasional Bank yang sehat dan aman. Sistim Pengendalian Risiko yang efektif dan handal akan dapat membantu pengurus didalam menjaga asset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Satuan Kerja Manajemen Risiko Bank telah mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi oleh seluruh unit kerja yang ada, sesuai dengan volume serta komplektisitas usaha. Risiko-risiko yang dikelola oleh Bank mencakup 8 (delapan) jenis risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, dan Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategis. Adapun pelaksanaan proses penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), aktivitasnya meliputi identifikasi risiko, pengukuran risiko, sistem informasi, pemantauan risiko dan penetapan limit, serta pengendalian risiko. Untuk aktivitas pengendalian risiko, Satuan Kerja Manajemen Risiko dibantu oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) untuk memastikan bahwa sistim pengendalian telah berjalan efektif, handal, aman serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Satuan Kerja Manajemen Risiko telah memastikan pelaksanaan proses Manajemen Risiko berjalan lancar dan memberikan gambaran profil risiko kepada manajemen secara berkala. Tugas atau wewenang dan tanggung jawab yang dilakukan Satuan Kerja Manajemen Risiko adalah : Menginventarisir dan mengidentifikasi risiko-risiko (risk issues) dari seluruh cabang dan unit kerja. Menyampaikan risk issues yang signifikan baik aktual maupun potensial kepada Komite Manajemen Risiko untuk dilakukan pembahasan. Menetapkan proses dan metodologi pengukuran risiko dengan model pengukuran yang sesuai dengan volume dan kompleksitas usaha Bank. Mengevaluasi akurasi dan validitas data yang digunakan dalam proses pengukuran risiko. Menyusun dan menyampaikan laporan profil risiko kepada Direktur Utama dan Komite Manajemen Risiko. Merekomendasikan besaran atau maksimum eksposur risiko yang wajib dipelihara Bank kepada Komite Manajemen Risiko dan unit kerja operasional. Memantau implementasi kebijakan dan strategi manajemen risiko yang direkomendasikan oleh Komite Manajemen Risiko dan yang telah disetujui oleh Direksi.
NobuBank | Annual Report
23
2010
Mengevaluasi usulan aktivitas dan/atau produk baru yang diajukan atau dikembangkan unit kerja tertentu yang ada pada Bank. Melaksanakan stress test secara periodik. Serta bersama-sama unit kerja terkait mengembangkan budaya risiko.
Sebagai lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi dengan produk yang beragam serta pertumbuhan jumlah nasabah yang semakin meningkat, Bank Nationalnobu telah berusaha untuk mengimplementasikan Manajemen Risiko dalam seluruh jenjang organisasinya, untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Pelaksanaan Manajemen Risiko tersebut ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan nasabah serta mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia dan Basel II. Dalam mengimplementasikan penerapan Manajemen Risiko menuju Basel II yang telah diterapkan pada tahun 2010, Bank Nationalnobu mengawalinya dengan penyusunan action plan penerapan PSAK 50/55 dan dalam proses pembahasan baik dari sistem teknologi, proses bisnis, infrastruktur dan persiapan Sumber Daya Manusia. Adapun langkah-langkah yang telah diupayakan selama tahun 2010 oleh Bank Nationalnobu adalah praktek manajemen risiko yang efektif, meningkatkan budaya risiko kepada seluruh unit kerja, meningkatkan sumber daya manusia yang saat ini dimiliki Bank, optimalisasi Satuan Kerja Manajemen Risiko, Satuan Kerja Kepatuhan dan Satuan Kerja Audit Intern. Demikian juga penerapan aplikasi risiko yang akan terus dikembangkan guna memperoleh hasil yang lebih akurat. Risiko Kredit Merupakan risiko yang terjadi akibat tidak dipenuhinya kewajiban debitur atau counterparty. Tujuan penerapan manajemen risiko kredit untuk memaksimumkan pendapatan bank sesuai risiko yang telah ditetapkan, yaitu dengan menjaga agar besaran risiko kredit tetap berada di dalam batasan parameter yang sudah disetujui, serta mengembangkan strategi pengelolaan risiko kredit. Bank Nationalnobu mengelola risiko kredit pada level transaksional dan level portofolio. Aktivitas ini meliputi proses identifikasi, pengukuran, monitoring dan kontrol terhadap risiko kredit serta memastikan ketentuan kebutuhan modal. Dalam mengelola risiko kredit, Bank terus memperhatikan prinsip kehati-hatian sebagai ladasan utama dalam memberikan kredit baru maupun penambahan fasilitas dan terhadap counterparty. Serta dalam pengelolaan tersebut bank juga telah memperhitungkan kecukupan pencadangan penghapusan, kemungkinan atas kredit yang tidak tertagih, melakukan kajian terhadap kebijakan dan limit risiko, melakukan pemantauan terhadap potofolio kredit, dan melakukan stress test yang digunakan untuk mengantisipasi risiko. Risiko Pasar Risiko pasar dapat didefinisikan sebagai risiko kerugian baik yang dapat terjadi segera maupun yang terjadi secara bertahap, akibat fluktuasi dari harga (suku bunga dan nilai tukar mata uang) instrumen keuangan, produk, atau transaksi yang tercatat dalam portofolio Bank, baik transaksi tunai maupun off balance sheet. Sesuai status Bank Nationalnobu sebagai Bank Non Devisa, maka Bank didalam memperhitungkan risiko pasar hanya yang menyangkut risiko suku bunga atau mengacu pada potensial loss akibat volatilitas suku bunga. Risiko Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan Bank untuk mendanai peningkatan asset dan memenuhi setiap kewajiban yang jatuh tempo, baik dalam mata uang lokal maupun mata uang asing (valas). Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada nasabah atau counterparty dalam mata uang yang NobuBank | Annual Report
24
2010
diperjanjikan pada waktunya. Sesuai dengan status Bank Nationalnobu, likuiditas adalah yang menyangkut likuiditas dalam mata uang Rupiah. Risiko likuiditas timbul secara alamiah sebagai akibat dari mismatch struktur aktiva dan pasiva Bank. Bank mengelola risiko likuiditasnya agar dapat memenuhi setiap kewajiban yang jatuh tempo dan menjaga tingkat likuiditas yang optimal. Tujuan Bank untuk memelihara likuiditas adalah : a. Untuk dapat memenuhi setiap kewajiban finansial yang sudah diperjanjikan secara tepat waktu. b. Setiap saat dan pada kondisi apapun senantiasa memelihara tingkat likuiditas yang memadai. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas serta mengingat setiap transaksi finansial atau komitmen mempunyai implikasi terhadap likuiditas, maka Bank mengelola kondisi likuiditas secara berhati-hati. Tingkat likuiditas Bank diukur dengan besarnya sumber dana yang dimiliki Bank baik dalam Sertifikat Bank Indonesia, giro bank lain, antar bank call money terhadap dana pihak ketiga Bank. Dan Bank juga memperhatikan cash flow dan suku bunga pasar uang yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan limit risiko likuiditas. Risiko Operasional Risiko operasional merupakan kelompok risiko yang sulit untuk dijabarkan dengan angka/nominal, namun dapat menimbulkan dampak yang besar terhadap kinerja Bank sehingga memerlukan perhatian yang sama besar dengan risiko yang bersifat kuantitatif lainnya. Meskipun lebih sulit untuk dijabarkan dengan angka, risiko operasional tidak dapat dipisahkan dengan risiko-risiko kuantitatif lainnya. Secara transaksional, risiko operasional melekat pada setiap aktivitas fungsional Bank, seperti perkreditan, treasury, pendanaan dan instrumen hutang, jasa-jasa, teknologi sistim informasi serta pengelolaan sumber daya manusia. Bank Nationalnobu didalam mengelola serta memperhitungkan risiko operasional lebih banyak menggunakan proses self assessment, dengan tetap memperhitungkan kerugian yang timbul karena diakibatkan kesalahankesalahan baik human error maupun system error, serta terus memperhatikan risk appetite guna mengtisipasi kebiasaan-kebiasaan risiko yang mugkin dapat terjadi dan meminimalkan terulangnya kembali kejadian tersebut. Bank Nationalnobu juga telah menyusun kebijakan dan prosedur yang bertujuan untuk meminimalisir kerugian yang terjadi dan memantau secara ketat potensi risiko yang berhubungan dengan seluruh aspek operasional. Risiko Kepatuhan Merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Risiko kepatuhan merupakan salah satu yang keseluruhan data-datanya sulit untuk dapat dijabarkan dengan angka, dan agar Bank dapat tetap mengukur risiko kepatuhan digunakan proses self assessment terhadap NobuBank | Annual Report
25
2010
seluruh aktivitas fungsional, serta dengan tetap pula mengacu kepada kebijakan-kebijakan atau pedomanpedoman yang berlaku. Risiko Hukum Merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna. Berkaitan dengan Risiko hukum hingga saat ini tidak terdapat permasalahan hukum yang menggangu aktivitas bisnis Bank. Pada bagian lain, Bank juga selalu memperhatikan kelengkapan dan keabsahan dokumentasi yang berkaitan dengan hukum serta memperhatikan Peraturan/Ketentuan yang berlaku khususnya ketentuan perbankan. Selain itu Bank juga telah melengkapi struktur organisasinya dengan membentuk Unit Legal yang diharapkan akan dapat menangani permasalahan-permasalahan hukum/legal dimasa yang akan datang. Risiko Reputasi Risiko ini antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Sampai dengan saat ini belum pernah terdapat publikasi yang bersifat negatif terhadap Bank, baik publikasi negatif yang berasal dari keluhan nasabah maupun atas tuntutan hukum karyawan, serta publikasi terkait Teknologi Informasi termasuk pula kegagalan sistem. Bank telah melengkapi kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pengaduan nasabah serta intermediasi perbankan. Selain itu Bank juga telah menunjuk personil yang akan menangani pengaduan nasabah serta intermediasi perbankan. Risiko Strategis Merupakan risiko yang disebabkan antara lain oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi Bank yang tidak tepat maupun pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya Bank terhadap perubahan eksternal. Dalam hal ini, meskipun Bank belum lama menyelesaikan proses akuisisi akan tetapi Bank telah memiliki rencana pengembangan sebagaimana tertuang dalam Rencana Bisnis Bank. Ditunjang pula dengan kecepatan manajemen Bank dalam melakukan penyesuaian atas perubahan eksternal. Direksi mempunyai komitmen yang kuat dalam mewujudkan Visi dan Misi Bank melalui pengembangan Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi maupun infrastruktur lainnya. Hal ini tercermin dalam ruang lingkup struktur organisasi yang baru serta penempatan Sumber Daya Manusia yang kompeten sesuai dengan bidangnya. Profil Risiko Laporan profil risiko Bank secara periodik disampaikan kepada Bank Indonesia setiap triwulanan dan telah disesuaikan dengan volume dan kompleksitas usaha Bank yaitu mencakup 8 (delapan) jenis risiko diatas dan telah mencakup seluruh aktivitas fungsional serta efektivitas sistem pengendalian risiko Bank.
NobuBank | Annual Report
26
2010
Good Corporate Governance I. ASPEK-ASPEK CAKUPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 1. Pelaksanaan tugas & tanggung jawab Dewan Komisaris & Direksi a. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi Dewan Komisaris Posisi akhir Desember 2010, Bank memiliki 2 (dua) orang Komisaris Independen, sesuai Akta Notaris No.30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny.Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di Jakarta. Pengangkatan Komisaris Utama Prof. DR. Adrianus Mooy masih dalam proses persetujuan dari Bank Indonesia, adapun anggota Dewan Komisaris Drs. Sodikin Arsjad telah memenuhi persyaratan dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai Surat Persetujuan Bank Indonesia Nomor 30/1476/UPB3/AdB3 tanggal 09 Oktober 1997. Namun seiring dengan telah selesainya proses akuisisi, Bank berkomitmen untuk mematuhi ketentuan Pelaksanaan Good Corporate Governance dan akan menambah jumlah Dewan Komisaris menjadi 4 (empat) orang. Masing-masing Anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi yang baik. Anggota Dewan Komisaris juga tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Direksi maupun Komisaris lainnya dan merupakan pihak independen terhadap Pemegang Saham Pengendali. Selain itu, Anggota Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain. Adapun anggota Dewan Komisaris yang telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: Komisaris
: Drs. Sodikin Arsjad (Independen)
Direksi Pada posisi akhir Desember 2010, Bank memiliki 3 (tiga) orang Direktur yang telah mendapat persetujuan Bank Indonesia dan 2 (orang) yang masih dalam proses persetujuan Bank Indonesia. Anggota Direksi orang yang seluruhnya berdomisili di Indonesia serta berasal dari pihak yang independen terhadap Pemegang Saham Pengendali. Adapun rincian Anggota Direksi yang telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) dan telah mendapat persetujuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut : Direktur Utama Direktur Direktur
: Telijani Tjandra : Efen Lingga Utama : Winda Trihanny
Seluruh anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak memiliki saham pada Bank dan atau pada suatu perusahaan lain. Seluruh Anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi maupun dengan anggota Dewan Komisaris. Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain. NobuBank | Annual Report
27
2010
b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (untuk selanjutnya disebut GCG) Dewan Komisaris : • • •
•
• •
•
•
Telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. Memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG pada sebagian kegiatan usaha atau tingkat organisasi sesuai dengan skala, volume serta kompleksitas usaha Bank. Telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi, termasuk mengarahkan, memantau serta mengevaluasi kebijakan strategis Bank. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan atau hasil pengawasan otoritas lainnya. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara optimal. Tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait, dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan atau peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan. Sampai dengan akhir Desember 2010, tidak terdapat pelanggaran atas peraturan perundangundangan di bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank. Telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang mencantumkan pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
Direksi Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, Direksi : • Telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen. • Telah bertanggung jawab atas pelaksanaan kepengurusan Bank. • Mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur di dalam Anggaran Dasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. • Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada sebagian tingkat organisasi, sesuai dengan volume, skala dan kompleksitas usaha Bank. • Menyediakan data dan informasi secara cukup lengkap, akurat, kini dan tepat waktu kepada Komisaris. • Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Bank Indonesia dan atau hasil pengawasan otoritas lain. • Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada pemegang saham melalui RUPS. • Belum mengungkapkan kebijakan-kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai dengan media yang mudah diakses pegawai. • Telah membentuk SKAI, SKMR dan Satuan Kerja Kepatuhan (dibentuk pada Maret 2011) • Tidak menggunakan penasehat perorangan dan atau jasa profesional sebagai konsultan kecuali untuk proyek yang bersifat khusus. • Telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan pengaturan rapat. NobuBank | Annual Report
28
2010
c. Rekomendasi Dewan Komisaris Rekomendasi dari Dewan Komisaris telah diimplementasikan dan dilaksanakan oleh Direksi semaksimal mungkin sesuai dengan materi rekomendasi. 2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite a.Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite Sesuai dengan ketentuan Pelaksanaan GCG dan telah selesaianya proses akuisisi, Bank berkomitmen membentuk 3 (tiga) Komite, yang terdiri dari Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
b. Tugas dan tanggung jawab Komite Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG, maka tugas dan tanggung jawab Komite adalah sebagai berikut: •
Komite Audit Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan Audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :
Pelaksanaan tugas SKAI. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar yang berlaku. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku. Pelaksanaan tindaklanjut oleh Direksi atas hasil pengawasan Bank Indonesia guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan KAP kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS
•
Komite Pemantau Risiko Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang evaluasi dan pemantauan manajemen risiko.
•
Komite Remunerasi dan Nominasi Terkait dengan kebijakan remunerasi Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi NobuBank | Annual Report
29
2010
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi (disampaikan pada RUPS) serta kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan Pegawai (disampaikan kepada Direksi).
Terkait dengan kebijakan nominasi Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan pada RUPS. Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota Komite GCG.
c. Frekuensi rapat Komite Pelaksanaan rapat Komite-Komite diselenggarakan minimal 4 kali setahun,. namun apabila dianggap perlu, frekuensi rapat dapat ditambah sesuai dengan kondisi yang ada. 3. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern Fungsi Kepatuhan Direktur Kepatuhan mengupayaan hal-hal sbb. : a) Memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundangundangan yang berlaku, melalui : • menetapkan langkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian; • memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan; • memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan lembaga otoritas yang berwenang. b) Mencegah Direksi agar tidak menempuh kebijakan atau menetapkan keputusan yang menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c) Direktur kepatuhan telah secara berkala melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. d) Penunjukan Direktur Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam kaitannya dengan penerapan fungsi kepatuhan, Bank akan menjalankan aktivitas sebagai berikut : a) Menyediakan sumber daya yang memadai untuk menyelesaikan tugas secara efektif. b) Menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dan laporan khusus kepada Bank Indonesia dan pihak terkait. c) Melaksanakan training Pelaksanaan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme kepada seluruh pegawai Bank. d) Memantau pelaksanaan proses pengkinian data nasabah. e) Mengembangkan sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Fungsi Audit Internal Direksi Bank akan mengupayakan hal-hal sbb. : NobuBank | Annual Report
30
2010
• • •
Terciptanya struktur pengendalian intern, dan menjamin terselenggaranya fungsi audit intern Bank dalam setiap tingkatan manajemen. Tindak lanjut temuan audit intern Bank sesuai dengan kebijakan dan arahan Dewan Komisaris. Tersedianya laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit intern Bank.
Dalam kaitannya dengan fungsi Audit Internal, Bank akan melaksanakan hal-hal sbb. : • Memiliki Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), serta : - Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter); - Membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI); - Menyusun panduan audit intern. • Kelembagaan SKAI independen terhadap satuan kerja operasional. • Melakukan kaji ulang secara berkala atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh pihak eksternal setiap tiga tahun (terakhir per 28 Agustus 2008 oleh KAP Liasta Surbakti & Rekan). • Menyediakan sumber daya yang memadai.
Fungsi Audit Eksternal Penerapan fungsi Audit Eksternal telah berjalan sebagaimana mestinya yang dapat dilihat dari hal-hal sbb. : a. Bank selalu menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Bank Indonesia. b. Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang sama oleh Bank tidak lebih dari 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Selama lima tahun terakhir, KAP yang ditunjuk untuk mengaudit Bank adalah : - Junarto, Tjahjadi BAP (periode tahun 2004, 2005 dan 2006). - Kanto Tony Frans & Darmawan (periode tahun 2007) - Tjahjadi, Pradhono & Teramiharja (periode tahun 2008 dan 2009) - Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (AAJ Associates) (periode tahun 2010) c. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik sekurang-kurangnya memenuhi aspek-aspek : • Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk • Legalitas perjanjian kerja • Ruang lingkup audit • Standar profesional akuntan publik, dan • Komunikasi Bank Indonesia dengan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk. Akuntan Publik yang ditunjuk, telah : • Menyampaikan hasil audit dan management letter kepada bank tepat waktu. • Mampu bekerja secara independen, memenuhi standard profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan. 4. Penerapan Manajemen Risiko dan Sistim Pengendalian Intern Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab sbb. : • • •
Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko. Mengevaluasi tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang terkait dengan transaksi yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. NobuBank | Annual Report
31
2010
Direksi melaksanakan penerapan manajemen risiko sbb. : • Kecukupan implementasi SIM dan ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan limit telah dilakukan secara memadai sesuai dengan skala dan kompleksitas usaha Bank. • Kaji ulang terhadap metodologi penilaian risiko belum dilaksanakan secara optimal, karena kompleksitas usaha Bank yang terbatas. • Menyediakan sumber daya secara memadai untuk menyelesaikan tugas pengelolaan risiko yang sesuai. • Peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia pengelola risiko belum dilakukan secara optimal. Sistim Pengendalian Intern Bank dilaksanakan sbb.: • Telah diterapkan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko. • Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko telah dilaksanakan metode sederhana yang disesuaikan dengan kompleksitas transaksi Bank termasuk sistem informasi manajemen risiko yang mencukupi. • Menerapkan sistem pengendalian intern secara melekat pada setiap unit kerja serta tingkat organisasi. 5. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait & Penyediaan Dana Besar Untuk masalah penyediaan dana telah dilakukan hal-hal sbb. : • Telah disusun kebijakan, sistem dan prosedur yang tertulis dan jelas untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar berikut, monitoring dan penyelesaian masalahnya. • Kebijakan dan prosedur tertulis belum dilakukan evaluasi ulang karena seluruh penyediaan dana telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) serta memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku serta telah memperhatikan kemampuan permodalan dan diversifikasi portofolio penyediaan dana. • Laporan berkala perihal penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar telah disampaikan kepada Bank Indonesia secara tepat waktu. • Per 31 Desember 2010, penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar adalah sbb.: Debitur
Nominal (Rp juta)
A. Kepada pihak terkait
0
0
B. Kepada debitur inti : - Individu - Group
10 0
15.128 0
Penyediaan Dana
6. Rencana Strategis Bank Rencana strategis Bank telah disusun dalam bentuk Rencana Bisnis (business plan) sesuai dengan visi dan misi Bank. Rencana Bisnis tersebut telah disusun secara realistis, komprehensif serta memperhatikan prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan eksternal. Rencana bisnis tersebut disusun oleh Direksi dan telah disetujui oleh Dewan Komisaris. NobuBank | Annual Report
32
2010
Rencana Bisnis disusun dengan pertimbangan-pertimbangan sbb. : • Berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Rencana Bisnis Bank. • Memperhatikan faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi kelangsungan usaha Bank • Memperhatikan prinsip kehati-hatian serta prinsip perbankan yang sehat Dalam hal ini Dewan Komisaris juga telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank secara periodik. 7. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank Bank telah menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dengan rincian sbb. : a) Laporan Triwulanan Laporan Keuangan Publikasi triwulanan telah dimuat melalui Harian Jakarta, yang berkedudukan sesuai dengan Kantor Pusat Bank di Jakarta. b) Laporan Tahunan 1)Laporan Keuangan Laporan keuangan tahunan telah disampaikan secara tepat waktu kepada Bank Indonesia serta pihak-pihak yang berkepentingan lain. 2)Laporan Non Keuangan Laporan Pelaksanaan GCG tahun 2010 disampaikan kepada a. Bank Indonesia b. YLKI c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia d. Asosiasi Bank-Bank di Indonesia (Perbanas) e. LPPI f. 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan Keuangan g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan. Bank belum memiliki homepage yang memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi keuangan serta non keuangan Bank melalui media internet. Direncanakan homepage tersebut akan dilengkapi dengan segera pada tahun mendatang. II. KEPEMILIKAN SAHAM DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi di Bank, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank serta Perusahaan lain adalah sbb. : Dewan Komisaris : Seluruh Anggota Komisaris tidak memiliki saham baik pada Bank, atau Lembaga Keuangan Bukan Bank lain maupun di perusahaan lainnya. Dewan Direksi : Seluruh anggota Direksi tidak memiliki saham baik di Bank, atau Lembaga Keuangan Bukan Bank lain maupun perusahaan lainnya. NobuBank | Annual Report
33
2010
III. HUBUNGAN KEUANGAN DAN HUBUNGAN KELUARGA Seluruh anggota Dewan Komisaris maupun anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga, baik antar anggota, antar anggota Dewan Komisaris dengan Direksi serta Pemegang Saham Pengendali Bank. IV. KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN Yang dimaksud dengan paket/kebijakan remunerasi dan jenis fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi, antara lain meliputi : a) Remunerasi dalam bentuk non natura, termasuk gaji dan penghasilan tetap lainnya, antara lain tunjangan (benefit), kompensasi berbasis saham, tantiem dan bentuk remunerasi lainnya; dan b) Fasilitas lain dalam bentuk natura/non-natura yakni penghasilan tidak tetap lainnya, termasuk tunjangan untuk perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan fasilitas lainnya, yang dapat dimiliki maupun tidak dapat dimiliki. Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi adalah sbb. :
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain 1 Remunerasi (gaji, bonus, tun-jangan rutin, tantiem, termasuk fasilitas lain dalam bentuk non-natura).
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Dewan Komisaris Direksi orang jutaan orang jutaan rupiah rupiah 1 50 3 1,021
2 Fasilitas lain dalam bentuk natura * (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dsb) a. dapat dimiliki b. tidak dapat dimiliki Total * Equivalen Rp
1
50
3
1,021
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam satu tahun yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan, adalah sbb. : Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 tahun *) diatas Rp. 2 milyar diatas Rp 1 milyar s/d Rp. 2 milyar diatas Rp. 500 juta s/d Rp. 1 milyar Rp. 500 juta ke bawah
Jumlah Direksi
Jumlah Komisaris
3
1
*) yang diterima secara tunai
V. SHARES OPTION Anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi serta Pejabat Eksekutif Bank tidak memiliki shares option atau opsi untuk membeli saham yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam NobuBank | Annual Report
34
2010
rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank, dan yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar Bank. Jumlah Opsi Keterangan/Nama
Nihil
Jumlah saham yang dimiliki yang diberikan (lembar saham) (lembar saham)
Nihil
Nihil
yang telah dieksekusi (lembar saham)
Nihil
Harga Opsi Jangka waktu (rupiah)
Nihil
Nihil
VI. RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH Kriteria yang digunakan dalam perhitungan rasio disini adalah sbb. : 1) Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari perusahaaan atau pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya. 2) Yang dimaksud dengan pegawai adalah pegawai tetap Bank sampai batas pelaksana. 3) Yang dihitung dalam perhitungan rasio adalah gaji atau jumlah yang diterima per bulan. Berdasarkan kriteria tersebut diatas, maka rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan adalah sebagai berikut : a) b) c) d)
Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 300% Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 175% Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 100% Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 500%
VII. FREKUENSI RAPAT DEWAN KOMISARIS Rapat Dewan Komisaris telah dilaksanakan baik secara formal maupun informal. Sesuai dengan ketentuan tentang pelaksanaan GCG maka Dewan Komisaris akan menyelenggarakan pertemuan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun. VIII. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERNAL (FRAUD) Selama periode tahun 2010, tidak terdapat penyimpangan internal yang dilakukan baik oleh pengurus, pegawai tetap maupun oleh pegawai tidak tetap terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank secara signifikan (dampak penyimpangan serta kerugiannya lebih dari Rp 100.000.000,-).
NobuBank | Annual Report
35
2010
Internal Fraud dalam 1 tahun
Jumlah kasus yang dilakukan oleh Pengurus Pegawai Tetap Pegawai tdk tetap Thn Thn Thn Thn Thn Thn sebelumnya berjalan sebelumnya berjalan sebelumnya berjalan
NIHIL
IX. PERMASALAHAN HUKUM Selama periode tahun 2010, tidak terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang sedang dihadapi maupun yang telah diajukan melalui proses hukum. Jumlah Perdata Pidana
Permasalahan Hukum Telah selesai (telah mempunyai keuatan hukum yang tetap) Dalam Proses penyelesaian Total
Nihil
Nihil
X. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN Selama periode tahun 2010, tidak terdapat suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan di Bank.
No
Nama dan Jabatan yang Memiliki Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi (jutaan Rp)
Keterangan
Nihil
XI. BUY BACK SHARES DAN OBLIGASI BANK Selama periode tahun 2010, tidak terdapat transaksi buy back shares atau buy back obligasi yaitu upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi yang telah diterbitkan Bank dengan cara membeli kembali saham atau obligasi tersebut. XII. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN POLITIK DAN SOSIAL Selama periode tahun 2010, Bank tidak memberikan dana untuk kegiatan politik atau untuk kegiatan Sosial.
NobuBank | Annual Report
36
2010
Jaringan Kantor Kantor Pusat Kawasan Bisnis Granadha The Plaza Semanggi Jl. Jend. Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Kantor Pusat Operasional Kawasan Bisnis Granadha Lt. UG The Plaza Semanggi Jl. Jend. Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930 Telp. 021-25535128, Fax. 021-25535130 Central Back Office Karawaci Office Park Blok M No. 27-29 Lippo Karawaci 15811 Tangerang Kantor Cabang : Cinere Jl.Cinere Raya No.15 Depok, Jawa Barat Phone : (021) 7535766 Fax : (021) 7535835 Jatinegara Jl.Jatinegara Barat No.181-A Jakarta Timur Phone : (021) 8190424 Fax : (021) 8197930 Mangga Dua Jl.Arteri Mangga Dua Blok C No. BC-025 Jakarta Barat Phone : (021) 6013982-6252267 Fax : (021) 60139835
NobuBank | Annual Report
37
2010
Produk dan Layanan Bank Nationalnobu melakukan kegiatan operasi komersial pada bulan Agustus 1990 serta sampai saat ini memberikan jasa pelayanan komersial bank umum dengan produk pelayanan meliputi antara lain : Penghimpunan Dana : Giro Tabungan Deposito Berjangka Fasilitas Kredit-Tunai : Kredit Investasi Kredit Modal Kerja Kredit Usaha Kecil Kredit Konsumsi : o Kredit Pemilikan Mobil o Kredit Pemilikan Rumah Jasa Pengelolaan Dana : Pasar Uang Jasa Lainnya :
Kliring Pengiriman Uang Inkaso Bank Garansi
NobuBank | Annual Report
38
2010
Rencana & Strategi 2011 NobuBank menjadikan Tahun 2010 sebagai tahun dimana kami mempersiapkan fondasi yang kokoh guna melangkah pada sebuah perjalanan baru. Perjalanan baru yang kami maksud adalah perjalanan kami menapaki tahapan pertumbuhan yang kami harapkan membawa kami pada visi dan misi yang ingin kami wujudkan dalam industri perbankan nasional. Tahun 2010 menjadi tahun penting bagi NobuBank karena sejauh mana persiapan yang telah kami lakukan akan menentukan seberapa jauh kami mampu melangkah dan seberapa cepat kami mampu melakukan akselerasi pertumbuhan untuk mencapai target yang ingin kami raih. Tahun 2010 telah berlalu dan yang tersisa kini adalah tantangan yang menghadang di Tahun 2011 serta tahun-tahun berikutnya. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa layanan perbankan yang berkualitas membuat inovasi menjadi kata kunci dalam setiap gerak dan langkah Bank. Kami yakin hanya bank yang mampu berinovasi dalam produk dan efisiensi operasi yang mampu bertahan dan memimpin kompetisi. Bersaing dengan bank-bank yang telah established saat ini tentunya membutuhkan effort yang maksimal, namun posisi out off the league membuat posisi NobuBank menjadi menguntungkan, karena dengan demikian kami dapat mengkapitalisasi keterbatasan kami melalui sistem operasi yang efisien sehingga mampu memberikan manfaat yang lebih bagi nasabah. Sebagai bank yang ingin tumbuh berkembang dan memiliki tujuan untuk memberikan kontribusi positif pada perekonomian nasional, maka NobuBank telah mempersiapkan diri untuk memulai tahapan-tahapan pengembangan yang dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) yang akan menjadi pedoman kami selama kurun waktu 1 hingga 3 tahun mendatang. Secara khusus, tahapan jangka pendek satu tahun akan berkonsentrasi pada implementasi sistem dan pembukaan cabang baru guna memperluas jaringan distribusi pelayanan. Pengimplementasian BankVision, sebagai Core Banking System yang baru untuk menggantikan sistem yang lama adalah menjadi hal penting yang menjadi fokus kami di Tahun 2011. Kehandalan dan reliabilitas sistem ini akan menjadi prasyarat mutlak pengembangan layanan di masa datang khususnya yang berkaitan dengan electronic channeling. Kami juga melakukan pembentukan Central Back Office, sebuah kantor fungsional yang berfungsi sebagai pusat operasional dan pengawasan seluruh jaringan kantor dimana seluruh aktifitas operasional Bank dapat dikendalikan secara terpusat, sehingga diharapkan mampu memitigasi risiko-risiko operasional yang mungkin timbul sejalan dengan pembukaan jaringan kantor di seluruh Indonesia. Dalam hal pengembangan jaringan kantor cabang, maka kami akan mengawalinya dengan pengoperasian 3 kantor baru di area Karawaci - Tangerang, Kemang dan Bandung yang akan dilanjutkan merevitalisasi kantor-kantor lama dan menambah 6 kantor cabang baru. Guna meningkatkan kemudahan akses bagi nasabah untuk bertransaksi perbankan, maka kami juga menjalin kerjasama dengan penyedia jasa fasilitas perbankan ATM Bersama sekaligus kami juga berencana menempatkan beberapa Anjungan Tunai Mandiri (ATM) pada jaringan cabang dan lokasi strategis lainnya. Guna mendukung pembukaan jaringan kantor cabang baru, maka penambahan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Untuk itu akan dipersiapkan sarana pelatihan dan pengembangan SDM yang terstruktur agar kebutuhan sumber daya manusia yang terstandar dan berkualitas dapat terpenuhi. Selain itu agar mampu menyelenggarakan aktivitas perbankan yang prudent dan accountable, maka kami juga melengkapi sistem dengan serangkaian kebijakan dan prosedur, termasuk di dalamnya penyempurnaan program Anti Pencucian Uang (APU). Dari sisi bisnis, pengembangan nasabah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan menjadi fokus kami disamping mengembangkan produk pendanaan (funding) retail seperti Tabungan. Dalam fase ini kami juga akan menjajaki untuk mengembangkan electronic channels seperti diantaranya internet banking dan mobile banking. Dengan langkah-langkah strategis tersebut kami yakin bahwa kami mampu memulai perjalanan kami di Tahun 2011 dengan penuh optimisme.
NobuBank | Annual Report
39
R/121.AGA/11.1/2011
PT BANK NATIONALNOBU NERACA Per 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) ASET
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain (Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 5.826.392 Rp 2.817.750 dan Rp 4.178.403 per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) Penempatan pada Bank Indonesia (Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi masing-masing sebesar Rp 654.228.205 Rp 1.249.167 dan Rp 2.566.148 per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) Efek-efek (Setelah dikurangi bunga yang belum diamortisasi masing-masing sebesar Rp 568.241.427 Rp 239.598.017, dan Rp 337.603.850 per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) Kredit yang Diberikan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pihak Ketiga (Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 151.374.958, Rp 5.798.385 dan Rp 16.263.639 per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) Aset Pajak Tangguhan Aset Tetap (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing masing sebesar Rp 2.604.181.960, Rp 2.530.582.640 dan Rp 2.481.182.996 per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) Agunan yang Diambil Alih (Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 387.325.000, Rp 387.325.000 dan Rp 116.197.500 per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008) Biaya Dibayar Dimuka Aset Lain-lain JUMLAH ASET
Catatan
2010 Rp
2009 Rp
2.b, 2.c, 2.g, 4 2.b, 2.c, 2.h, 5
628.843.575 1.813.033.623
512.586.525 347.079.657
920.555.900 407.315.598
2.b, 2.c, 2.h, 6
576.812.777
278.956.819
413.661.921
2.b, 2.c, 2.i, 7
88.345.771.795
2.498.750.833
2.497.433.852
2.c, 2.j, 8
24.431.758.573
83.760.401.983
81.350.396.150
--
--
--
14.986.120.830 204.060.369
1.223.414.593 140.072.152
1.962.417.175 68.359.470
2.l, 10
612.961.321
679.535.641
781.388.619
2.m,11 2.n,12 2.n, 13
387.325.000 54.226.061 797.934.907 132.838.848.831
387.325.000 83.923.670 691.857.956 90.603.904.829
658.452.500 149.220.448 561.806.282 89.771.007.915
2.c, 2.k, 9 16.c
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini d1/March 30, 2011
2008 Rp
1
paraf:
R/121.AGA/11.1/2011
PT BANK NATIONALNOBU NERACA (Lanjutan) Per 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Kewajiban Kewajiban Segera Simpanan Nasabah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pihak Ketiga Hutang Pajak Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Beban yang Masih Harus Dibayar dan Kewajiban Lain-lain Jumlah Kewajiban
Catatan
2010 Rp
2009 Rp
60.466.618
52.206.547
221.144.878
2.960.172.788 11.444.240.381 65.811.356 7.937.077 107.591.852
835.864.271 2.719.758.907 742.078.717 9.951.615 --
852.950.128 3.452.422.650 795.099.288 10.421.678 --
18
152.652.181 14.798.872.253
38.189.843 4.398.049.900
53.947.730 5.385.986.352
19
130.000.000.000 (11.960.023.422) 118.039.976.578
100.000.000.000 (13.794.145.071) 86.205.854.929
100.000.000.000 (15.614.978.437) 84.385.021.563
132.838.848.831
90.603.904.829
89.771.007.915
2.o,14 2.b, 2.p, 15 2.x,26 2.v, 16.a 2.f, 27 2.w, 17
Ekuitas Modal Saham Nilai nominal Rp 1.000 per saham per 31 Desember 2010; 2010; Rp 1.000.000 per saham per 31 Desember 2009 dan 2008 Modal Dasar - 520.000.000 saham per 31 Desember 2010; 100.000 saham per 31 Desember 2009 dan 2008 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 130.000.000 saham per 31 Des 2010 100.000 saham per 31 Des 2009 dan 2008 Saldo Rugi Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini d1/March 30, 2011
2
paraf:
2008 Rp
R/121.AGA/11.1/2011
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN LABA RUGI Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Bunga Provisi dan Komisi Jumlah Pendapatan Bunga Beban Bunga Bunga Jumlah Beban Bunga Pendapatan Bunga - Bersih
2010 Rp
2009 Rp
2.b, 2.q, 20 2.r
6.777.811.241 32.027.781 6.809.839.022
6.713.851.914 27.687.501 6.741.539.415
8.015.458.014 32.949.999 8.048.408.013
2.b, 2.q, 21, 26
646.792.295 646.792.295 6.163.046.727
248.055.020 248.055.020 6.493.484.395
336.933.561 336.933.561 7.711.474.452
2.s
41.316.315 17.252.937 58.569.252
43.510.185 901.947 44.412.132
61.641.599 4.120.178 65.761.777
2.f, 22
146.570.677
258.831.530
(21.380.674)
2.u, 23 2.t, 24
1.624.691.907 2.294.086.437 4.065.349.021
1.660.506.457 1.983.738.908 3.903.076.895
1.311.350.427 1.628.779.603 2.918.749.356
2.156.266.958
2.634.819.632
4.858.486.873
(1.431.900)
(7.343.988)
(36.097.500)
2.154.835.058
2.627.475.644
4.822.389.373
(384.701.625) 63.988.216 (320.713.409)
(878.354.960) 71.712.682 (806.642.278)
(734.462.300) (246.307.606) (980.769.906)
1.834.121.649
1.820.833.366
3.841.619.467
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA Provisi dan Komisi Selain dari Pemberian Kredit Lain-lain Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya PEMBENTUKAN (PEMULIHAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI BEBAN OPERASIONAL LAINNYA Umum dan Administrasi Tenaga Kerja Jumlah Beban Operasional Lainnya LABA OPERASIONAL (BEBAN) PENDAPATAN NON OPERASIONAL - BERSIH
25
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN (BEBAN) / MANFAAT PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
2.v, 16.b 2.v, 16.c
LABA BERSIH
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini d1/March 30, 2011
2008 Rp
3
paraf:
R/121.AGA/11.1/2011
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Rp
Tambahan Modal Disetor
(Defisit) Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
Rp
Rp
Rp
SALDO PER 31 DESEMBER 2007
30.000.000.000
70.000.000.000
(19.456.597.904)
80.543.402.096
Reklasifikasi Tambahan Modal Disetor Laba Bersih
70.000.000.000 --
(70.000.000.000) --
-3.841.619.467
-3.841.619.467
100.000.000.000
--
(15.614.978.437)
84.385.021.563
--
--
1.820.833.366
1.820.833.366
100.000.000.000
--
(13.794.145.071)
86.205.854.929
30.000.000.000 --
---
-1.834.121.649
30.000.000.000 1.834.121.649
130.000.000.000
--
(11.960.023.422)
118.039.976.578
SALDO PER 31 DESEMBER 2008 Laba Bersih SALDO PER 31 DESEMBER 2009 Tambahan Modal Disetor Laba Bersih SALDO PER 31 DESEMBER 2010
19
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini d1/March 30, 2011
4
paraf:
R/121.AGA/11.1/2011
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Bunga Pembayaran Bunga Provisi & Komisi selain kredit Pembayaran Kepada Karyawan Penerimaan (Pengeluaran) Lainnya Pembayaran Pajak Penghasilan Arus Kas Sebelum Perubahan dalam Aset dan Kewajiban Operasi
20 21
2010 Rp
2009 *) Rp
2008 *) Rp
6.809.839.022 (646.792.295) 41.316.315 (2.186.494.585) (1.654.159.157) (384.701.625)
6.741.539.415 (248.055.020) 43.510.185 (1.983.738.908) (1.775.835.223) (878.354.960)
8.048.408.013 (336.933.561) 61.641.599 (1.959.098.614) (1.248.339.919) (734.462.300)
1.979.007.675
1.899.065.489
3.831.215.218
(13.762.706.237) -(106.076.951) 8.260.071 10.848.789.991 (676.267.361) 114.462.338
739.002.582 271.127.500 (130.051.674) (168.938.331) (749.749.600) (53.020.571) (15.757.887)
2.156.672.309 -(518.758.596) 165.499.968 (3.351.173.050) 742.308.666 (19.655.865)
(1.594.530.474)
1.791.677.508
3.006.108.650
-(7.025.000)
24.264.888 (7.530.000)
-(234.750.000)
(7.025.000)
16.734.888
(234.750.000)
30.000.000.000
--
--
30.000.000.000
--
--
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
28.398.444.526
1.808.412.396
2.771.358.650
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
87.397.775.817
85.589.363.421
82.818.004.771
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
115.796.220.343
87.397.775.817
85.589.363.421
16
Perubahan Aset dan Kewajiban yang Digunakan untuk Operasi: Kredit yang Diberikan Agunan yang Diambil-alih Aset Lain-lain Kewajiban Segera Simpanan Nasabah Hutang Pajak Kewajiban Lain-lain Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil Penjualan Aset Tetap Perolehan Aset Tetap Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Tambahan Modal Disetor Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
10 10
19
*) Disajikan Kembali (lihat Catatan 2.a dan 31)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini d1/March 30, 2011
5
paraf:
R/121.AGA/11.1/2011
PT BANK NATIONALNOBU LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Catatan Kas dan Setara Kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia - jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Sertifikat Bank Indonesia - jangka waktu jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan Jumlah Kas dan Setara Kas INFORMASI TAMBAHAN Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas: Akrual Pendapatan Bunga yang Masih Harus Diterima Reklasifikasi Tambahan Modal Disetor Lainnya Menjadi Modal Saham
2010 Rp
2009 *) Rp
2008 *) Rp
628.843.575 1.813.033.623 576.812.777
512.586.525 347.079.657 278.956.819
920.555.900 407.315.598 413.661.921
88.345.771.795
2.498.750.833
2.497.433.852
24.431.758.573 115.796.220.343
83.760.401.983 87.397.775.817
81.350.396.150 85.589.363.421
31.200.731
--
--
--
*) Disajikan Kembali (lihat Catatan 2.a dan 31)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan ini d1/March 30, 2011
6
paraf:
6.044.406 70.000.000.000
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
1.
Umum 1.a.
Pendirian Bank PT Bank Nationalnobu (dahulu PT Bank Alfindo) (“Bank”) didirikan di Jakarta pada tanggal 13 Pebruari 1990 berdasarkan Akta Notaris No. 86 dari Notaris Drs. Entjoen Mansoer Wiriatmadja, SH, notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah diubah melalui notaris yang sama dengan akta No. 129 tanggal 10 April 1990 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-2610.HT.01.01.TH.90 tanggal 7 Mei 1990 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 Tambahan No. 3865 tanggal 5 Oktober 1990. Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta Notaris No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar tersebut mengenai: (i) Pemberhentian seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk selanjutnya mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru; (ii) Perubahan tempat dan kedudukan Perseroan dari semula di Jakarta Barat menjadi berkedudukan di Jakarta Selatan; (iii) Perubahan nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000; (iv) Peningkatan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000. (iv) Perubahan Anggaran Dasar Bank disesuaikan dengan perubahan pemegang saham dan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-52906.AH.01.02.Tahun 2010, tanggal 10 Nopember 2010. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 949/KMK.013/1990 tanggal 16 Agustus 1990, Bank memulai kegiatan operasionalnya sebagai bank umum. Kantor Pusat Bank berlokasi di Jalan KH Moh. Mansyur No. 34, Jakarta. Bank mempunyai 1 (satu) kantor pusat non operasional dan 4 (empat) kantor cabang.
1.b.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 30 tanggal 13 Oktober 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito SH, susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris
Prof. DR. Adrianus Mooy * Drs. Sodikin Arsyad
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur
Telijani Tjandra Tan Winda Trihanny Efen Lingga Utama Januar Angkawidjaja * Drs. Winardi Darmansa *
* Pada tanggal 31 Desember 2010 belum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia
d1/March 30, 2011
7
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Maret 2008 yang dinyatakan dengan Akta Notaris No. 13 tanggal 18 Maret 2008 dari Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH, notaris di Jakarta, para pemegang saham memutuskan dan menyetujui perubahan Dewan Komisaris Bank, sehingga susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Independen
Rainer MAG. Silhavy * Febrina Listyani Widiyanto* Sodikin Arsyad Farid Harianto*
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur
Telijani Tjandra Tan Winda Trihanny Efen Lingga Utama
* Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 belum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia.
Jumlah gaji dan kompensasi lainnya yang telah diterima oleh dewan komisaris dan direksi adalah sebagai berikut: 2010 Rp Direksi Dewan Komisaris
1.021.057.750 46.771.850 1.067.829.600
2009 Rp 990.216.059 43.391.626 1.033.607.685
2008 Rp 988.365.904 86.695.200 1.075.061.104
Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, Bank memiliki karyawan masing-masing sebanyak 37 orang, 31 orang dan 32 orang. 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting 2.a.
Dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 disusun sesuai dengan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”), termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008, peraturan serta pedoman Badan Pengawas Pasar Modal (“BAPEPAM”) No. VIII G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 termasuk Surat Edaran No. SE-02-BL/2008 tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan dan sesuai dengan praktik-praktik perbankan pedoman akuntansi serta pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 disusun sesuai dengan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu berdasarkan PSAK, khususnya PSAK No. 31 (Revisi 2000) tentang “Akuntansi Perbankan” termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2001, peraturan serta pedoman BAPEPAM No. VIII G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 termasuk Surat Edaran No. SE-02-BL/2008
d1/March 30, 2011
8
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) tanggal 31 Januari 2008 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Perbankan dan sesuai dengan praktik-praktik perbankan pedoman akuntansi serta pelaporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip berkesinambungan (going concern) serta berdasarkan konsep biaya historis (historical cost), kecuali untuk efek-efek tertentu yang dinyatakan sebesar nilai wajar, aset tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah, dan agunan yang diambil alih yang dicatat sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Laporan keuangan juga disusun berdasarkan konsep dasar akrual, kecuali untuk tagihan bunga atas aset produktif yang digolongkan sebagai “non performing” yang dicatat pada saat kas diterima (cash basis). Kebijakan akuntansi ini telah diterapkan secara konsisten kecuali apabila dinyatakan adanya perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dianut. Laporan arus kas disusun dengan menggolongkan transaksi ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Bank menggunakan metode langsung untuk pelaporan arus kas. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya. Sebelum 1 Januari 2010, kas dan setara kas untuk tujuan laporan arus kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain. Perubahaan tersebut sehubungan dengan dicabutnya PSAK 31, ”Akuntansi Perbankan” efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk tujuan perbandingan, laporan keuangan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 dilakukan penyajian kembali (lihat Catatan 31). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. 2.b.
Aset dan Kewajiban Keuangan (i) Aset Keuangan Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (A) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (B) pinjaman yang diberikan dan piutang, (C) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (D) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. (A) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini. Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai
d1/March 30, 2011
9
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/ (kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”. Perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui sebagai “Keuntungan bersih atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasi pada nilai wajar melalui laba rugi. (B) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: a) yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau c) dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan kerugian penurunan nilai”. (C) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali : a) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) Investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Cadangan kerugian penurunan nilai”.
d1/March 30, 2011
10
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) (D) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi. Bank tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual. (E) Pengakuan Bank menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (reguler). (ii) Kewajiban Keuangan Bank mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori (A) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (B) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan dikeluarkan ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. (A) Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan Laba Rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban bunga”. Jika Bank pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen hutang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006), instrumen hutang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan. Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Bank tidak memiliki kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. d1/March 30, 2011
11
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) (B) Kewajiban Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 2.c.
Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal neraca menggunakan harga yang dipublikasikan secara rutin. Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktuwaktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini. Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input yang tersedia pada tanggal neraca. Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat pada saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo, jika Bank menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit tersebut, memberikan kredit dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar, memberikan/membeli kredit secara diskonto atau premium. Dalam menentukan suku bunga pasar, bank menggunakan suku bunga acuan yang berlaku di Bank. Pada prinsipnya suku bunga pasar tidak dapat disamaratakan untuk seluruh jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk premium yang berbeda dan target profit margin, dengan demikian Bank mengklasifikasikan jenis kredit tersebut menjadi kredit komersial (termasuk dengan jaminan back to back deposito), dan kredit konsumsi dengan agunan. Dengan demikian suku bunga acuan adalah biaya dana secara menyeluruh, ditambahkan dengan risk premium dan profit margin untuk kredit sesuai dengan jenis kreditnya. Bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar pembayaran yang diserahkan atau diterima), kecuali nilai wajar dari instrumen tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan transaksi untuk instrumen yang sama di pasar terkini yang dapat diobservasi (yang tanpa modifikasi atau re-packaging) atau berdasarkan teknik penilaian dimana variabelnya termasuk hanya data dari pasar yang dapat diobservasi.
d1/March 30, 2011
12
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 2.d.
Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
2.e.
Klasifikasi dan Reklasifikasi Aset Keuangan Klasifikasi Aset Keuangan Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut: Jenis Instrumen Keuangan Kas
Aset Keuangan
Kewajiban Keuangan
Klasifikasi Standar Pengukuran Awal Pinjaman Diberikan dan Piutang
Giro pada Bank Lain dan Bank Indonesia Penempatan pada Bank Lain dan pada Bank Indonesia
Pinjaman Diberikan dan Piutang
Efek-efek
Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Kredit yang Diberikan Tagihan Lainnya
Pinjaman Diberikan dan Piutang Pinjaman Diberikan dan Piutang
Simpanan Nasabah
Kewajiban lainnya
Kewajiban lainnya
Kewajiban lainnya
Pinjaman Diberikan dan Piutang
Reklasifikasi Aset Keuangan Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut : a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.
d1/March 30, 2011
13
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut. 2.f.
Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (i) Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya Perolehan Diamortisasi Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai diantaranya adalah sebagai berikut: a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam; atau b. terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau c. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut, kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut; atau d. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan. Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pertama kali Bank menentukan apakah terdapat bukti obyektif seperti tersebut di atas mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif. Untuk mempermudah penagihan kepada debitur, maka tagihan bunga untuk kredit yang telah mengalami penurunan nilai akan tetap dicatat didalam Kewajiban Kontinjensi – Bunga Dalam Penyelesaian. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka akun/rekening atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara kolektif. Aset keuangan yang signifikan dan telah terdapat bukti objektif terjadi penurunan nilai, tidak dimasukkan dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
d1/March 30, 2011
14
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi sebesar cadangan kerugian penurunan nilai dan jumlah kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini pada saat terdapat bukti objektif terjadinya penurunan nilai. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan discounted cashflow dilakukan hanya apabila arus kas masa datang atas aset keuangan tersebut memang benar-benar masih ada, dapat dibuktikan dan dapat dijaga akurasi realisasinya, dan untuk itu harus mendapatkan persetujuan dari Manajemen. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan di dalam beban penurunan nilai. Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi. Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. (ii) Aset yang Tersedia untuk Dijual Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen hutang di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi.
d1/March 30, 2011
15
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) (iii) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Aset Keuangan dan Non-keuangan Sebelum Berlaku PSAK 55 (Revisi 2006) Sebelum 1 Januari 2010, seluruh aset produktif dan non produktif wajib dibentuk cadangan kerugian yang lebih dikenal dengan istilah “Penyisihan Kerugian atas Aset Produktif dan Non Produktif” sebesar ketentuan minimum dari BI. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi, penyertaan serta komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit. Komitmen dan kontinjensi dengan risiko kredit antara lain terdiri dari penerbitan jaminan, letter of credit, standby letter of credit dan fasilitas kredit yang belum ditarik yang bersifat committed. Penyisihan kerugian atas aset produktif ditentukan berdasarkan kriteria Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009 yang mengklasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase penyisihan kerugian sebagai berikut : Klasifikasi
Persentase Minimum Penyisihan
Dasar Perhitungan
1% 5% 15 % 50 % 100 %
Tanpa faktor pengurang Setelah dikurangi nilai agunan Setelah dikurangi nilai agunan Setelah dikurangi nilai agunan Setelah dikurangi nilai agunan
Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet
Persentase di atas berlaku untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi, dikurangi nilai agunan, kecuali untuk aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang dikategorikan sebagai lancar, dimana persentasenya berlaku langsung atas saldo aset produktif dan komitmen dan kontinjensi yang bersangkutan. Aset produktif dengan klasifikasi lancar dan dalam perhatian khusus, sesuai dengan peraturan BI, digolongkan sebagai aset produktif tidak bermasalah. Sedangkan untuk aset produktif dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet digolongkan sebagai aset produktif bermasalah. Penyisihan kerugian kredit terdiri dari penyisihan khusus dan umum. Penyisihan khusus dibuat jika kemampuan membayar diidentifikasikan kurang baik dan, menurut pertimbangan Direksi, estimasi kemampuan membayar peminjam berada di bawah jumlah pokok dan bunga kredit yang belum terbayar. Penyisihan umum dimaksudkan untuk menyisihkan kerugian yang belum teridentifikasi namun diperkirakan mungkin terjadi berdasarkan pengalaman masa lalu, dari keseluruhan portofolio kredit. Termasuk dalam penyisihan adalah penyisihan kerugian 1% seperti yang dikehendaki oleh PBI untuk aset produktif dengan klasifikasi lancar.
d1/March 30, 2011
16
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Sejak 20 Januari 2006, sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009, untuk aset produktif dengan nilai sama dengan atau di atas Rp 5.000.000.000, agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan penyisihan penghapusan aset produktif adalah apabila penilaian agunan tidak melampaui jangka waktu 24 bulan dan dilakukan oleh penilai independen. Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi disajikan sebagai kewajiban di neraca. Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif masih dihitung dan dibentuk sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tersebut. Sejak 20 Januari 2006, sesuai dengan PBI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang telah diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, bank-bank juga wajib melakukan pembentukan penyisihan kerugian khusus terhadap aset non produktif seperti aset yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense account. Dalam peraturan tersebut, klasifikasi aset yang diambil alih dan properti terbengkalai ditetapkan sebagai berikut: Klasifikasi Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Batas Waktu
Minimum Penyisihan
Sampai dengan 1 tahun Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun Lebih dari 5 tahun
-15 % 50 % 100 %
Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense account ditetapkan sebagai berikut: Klasifikasi Lancar Macet
Batas Waktu
Minimum Penyisihan
Sampai dengan 180 hari Lebih dari 180 hari
-100 %
Kolektibilitas dan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai seluruh aset produktif dan non-produktif untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masih ditentukan berdasarkan PBI tersebut. 2.g.
Kas Kas meliputi kas kecil dan kas besar.
2.h.
Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Sebelum 1 Januari 2010, giro pada bank lain disajikan sebesar saldo giro dikurangi penyisihan kerugian.
d1/March 30, 2011
17
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 1 Nopember 2010. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari DPK dalam Rupiah yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif yang mulai berlaku pada tanggal 1 Maret 2011. Sedangkan GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 1% dari DPK dalam mata uang asing, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Nopember 2010. GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”), Surat Utang Negara (“SUN”) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu. Sebelum dan sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, giro pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo giro yang ditempatkan, sedangkan giro pada bank lain dinyatakan sebesar saldo giro dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. 2.i.
Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia merupakan penempatan dalam bentuk BI Intervensi. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, penempatan pada BI disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Sebelum 1 Januari 2010, penempatan pada BI disajikan sebesar saldo penempatan dikurangi penyisihan kerugian dan penempatan pada BI dinyatakan sebesar saldo penempatan dikurangi pendapatan bunga yang ditangguhkan.
2.j.
Efek-efek Efek-efek yang dimiliki terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia. Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2.b.(i) untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Sebelum 1 Januari 2010, efek-efek disajikan sebesar saldo dikurangi penyisihan kerugian.
2.k.
Kredit yang Diberikan Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan peminjam, mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu.
d1/March 30, 2011
18
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.b.(i).(B) untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengukuran Awal Sejak 1 Januari 2010, pada saat pengukuran awal, kredit diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah biaya dan pendapatan transaksi. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Nilai wajar kredit setelah pengukuran awal dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. 2.l.
Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan dan aset tetap tertentu yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah. Sesuai dengan PSAK No. 47 tentang “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Jumlah biaya yang material sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan jangka waktu yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Penyusutan bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) sedangkan aset tetap lainnya menggunakan metode saldo menurun ganda dengan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Masa manfaat (Tahun) Bangunan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Kendaraan
20 8 8
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi pada saat terjadinya biayabiaya tersebut. Sedangkan biaya-biaya yang berjumlah besar dan sifatnya menambah nilai manfaat aset secara signifikan dikapitalisasi. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi tahun berjalan. 2.m. Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan. AYDA diakui sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value), yaitu nilai wajar agunan setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan. Kelebihan saldo kredit yang diberikan yang belum dilunasi oleh peminjam di atas nilai dari AYDA, dibebankan terhadap cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan. d1/March 30, 2011
19
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Biaya pemeliharaan atas AYDA yang terjadi setelah pengambilalihan atau akuisisi aset dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset yang diambil alih dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. 2.n.
Aset Lain-lain dan Biaya Dibayar Dimuka Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah estimasi pajak penghasilan yang dapat diklaim, perlengkapan kantor, uang muka renovasi, dan tagihan bunga. Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).
2.o.
Kewajiban Segera Kewajiban segera adalah kewajiban Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
2.p.
Simpanan Nasabah Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk lain yang dapat dipersamakan dengan itu. Simpanan dari nasabah diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.b.(ii).(B) untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Sejak 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, simpanan nasabah sajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Sebelum 1 Januari 2010, simpanan disajikan sebesar saldo simpanan.
2.q.
Pendapatan dan Beban Bunga Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Pada saat aset keuangan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan bunga dan beban bunga diakui berdasarkan konsep akrual. Penghasilan bunga atas kredit yang diberikan atau aset produktif lainnya, yang diklasifikasikan sebagai bermasalah diakui pada saat penghasilan tersebut diterima.
d1/March 30, 2011
20
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 2.r.
Pendapatan Provisi dan Komisi Sejak diberlakukannya PSAK 55 (Revisi 2006) tanggal 1 Januari 2010, provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. Sebelum 1 Januari 2010, penghasilan provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit, atau penghasilan provisi dan komisi yang berhubungan dengan jangka waktu tertentu, diamortisasi berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu kontrak. Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo penghasilan provisi dan komisi yang ditangguhkan diakui pada saat kredit dilunasi. Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit atau suatu jangka waktu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi sebagai pendapatan operasional lainnya.
2.s.
Pendapatan Selain Jasa Perbankan Lainnya Pendapatan jasa perbankan lainnya terdiri dari komisi transfer, komisi inkaso, biaya administrasi, tabungan, dan giro.
2.t.
Beban Tenaga Kerja Beban tenaga kerja meliputi beban berupa gaji karyawan, bonus, lembur, tunjangan dan pelatihan.
2.u.
Beban Umum dan Administrasi Beban umum dan administrasi merupakan beban yang timbul sehubungan dengan aktivitas kantor dan operasional Bank. Seluruh penghasilan dan beban yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan.
2.v.
Pajak Penghasilan Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer antara aset dan kewajiban menurut ketentuan-ketentuan pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku digunakan dalam menentukan besarnya jumlah pajak penghasilan tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal di masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah ditetapkan.
2.w. Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada Bank dalam suatu periode akuntansi. Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Kewajiban dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan Bank. Dalam perhitungan kewajiban, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan Projected Unit Credit Method. d1/March 30, 2011
21
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, perusahaan berkomitmen untuk: a. memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau b. menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela. Pada tahun 2008 dan 2009, Bank telah memenuhi seluruh hak karyawan dan seluruh karyawan dipekerjakan sebagai karyawan kontrak. 2.x.
Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Bank melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Bank sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, "Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa". Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah antara lain: a. perusahaan di bawah pengendalian Bank b. perusahaan asosiasi; c. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan; d. karyawan kunci dan anggota keluarganya. Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.
2.y.
3.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Dampak Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) Bank menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) dilakukan sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, memberikan tambahan pedoman dibawah ini: Perhitungan Suku Bunga Efektif Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut. Penghentian Pengakuan Instrumen keuangan yang sudah dihentikan pengakuannya sebelum tanggal 1 Januari 2010 tidak dievaluasi kembali berdasarkan ketentuan penghentian pengakuan dalam PSAK 55 (Revisi 2006). Klasifikasi Instrumen Keuangan sebagai Kewajiban atau Ekuitas Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas sesuai dengan paragraf 11 PSAK 50 (Revisi 2006).
d1/March 30, 2011
22
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Penurunan Nilai Instrumen Keuangan Pada tanggal 1 Januari 2010, Bank menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada pada tanggal 1 Januari 2010. Sebagai akibat penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari 2010, Bank telah melakukan perhitungan kembali Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan sesuai dengan ketentuan CKPN transisi. Tidak ada perbedaan antara saldo cadangan tersebut per 31 Desember 2009 dengan saldo cadangan yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) per 1 Januari 2010 untuk semua aset keuangan. Penurunan Nilai Secara Kolektif Sebagaimana dimungkinkan dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK 50 dan 55, Bank akan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum (lihat Catatan 2.f). Sesuai dengan SE-BI tersebut ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember 2011. Pada periode laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, Bank menggunakan metode kolektibilitas untuk menilai penurunan nilai secara kolektif, sesuai PBI No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang “Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum” yang diubah dengan PBI No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 serta PBI No. 11/2/PBI/2009 tanggal 29 Januari 2009. Penerapan ini dilakukan selama masa transisi sampai dengan 31 Desember 2011. 4.
Kas 2010 Rp Rupiah Jumlah
5.
628.843.575 628.843.575
2009 Rp
2008 Rp
512.586.525 512.586.525
920.555.900 920.555.900
2009 Rp
2008 Rp
Giro pada Bank Indonesia 2010 Rp Rupiah Jumlah
1.813.033.623 1.813.033.623
347.079.657 347.079.657
407.315.598 407.315.598
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun mata uang asing.
d1/March 30, 2011
23
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Persentase GWM Bank pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: 2010 (%) Rupiah Utama Sekunder
6.
2009 (%)
11,57 155,49
2008 (%)
8,95 2.122,89
7,88 --
Giro pada Bank Lain 2010 Rp Rupiah PT Bank Central Asia Tbk Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
582.639.169 582.639.169 (5.826.392) 576.812.777
2009 Rp
2008 Rp
281.774.569 281.774.569 (2.817.750) 278.956.819
417.840.324 417.840.324 (4.178.403) 413.661.921
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lain adalah sebagai berikut: 2010 Rp Saldo Awal Pembentukan selama Tahun Berjalan Pemulihan selama Tahun Berjalan Saldo Akhir
2.817.750 16.039.927 (13.031.285) 5.826.392
2009 Rp 4.178.403 7.915.491 (9.276.144) 2.817.750
2008 Rp 3.673.044 18.385.475 (17.880.116) 4.178.403
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain. 7.
Penempatan pada Bank Indonesia Rincian penempatan pada Bank Indonesia adalah sebagai berikut: 2010 Rp Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) Dikurangi: Bunga yang Belum Diamortisasi Jumlah - Bersih
89.000.000.000 (654.228.205) 88.345.771.795
2009 Rp 2.500.000.000 (1.249.167) 2.498.750.833
2008 Rp 2.500.000.000 (2.566.148) 2.497.433.852
Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 dikelompokkan kurang dari atau sampai dengan 1 (satu) bulan.
d1/March 30, 2011
24
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Tingkat bunga penempatan pada Bank Indonesia untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2009 berkisar antara 5,50% - 6,20%; 6,00% - 8,25% dan 9,00% - 9,50%. Bank tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 karena Bank tidak memiliki penempatan di bank lain, kecuali pada Bank Indonesia. 8.
Efek-efek Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun 2010 2009 2008 (%) (%) (%) Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia Diskonto yang Belum Diamortisasi Jumlah - Bersih
6,45
7,63
10,25
Jumlah 2010 Rp
2009 Rp
25.000.000.000 (568.241.427) 24.431.758.573
84.000.000.000 (239.598.017) 83.760.401.983
2008 Rp 81.688.000.000 (337.603.850) 81.350.396.150
Nilai wajar dari efek-efek yang diperdagangkan dan biaya perolehan setelah amortisasi diskonto atau premium dari efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2010 Jenis Efek
> 1 - 3 bulan Rp
≤ 1 bulan Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia Diskonto yang Belum Diamortisasi Jumlah
----
Jumlah Rp
25.000.000.000 (568.241.427) 24.431.758.573
25.000.000.000 (568.241.427) 24.431.758.573
2009 Jenis Efek
≤ 1 bulan Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia Diskonto yang Belum Diamortisasi Jumlah
> 1 - 3 bulan Rp
84.000.000.000 (239.598.017) 83.760.401.983
Jumlah Rp ----
84.000.000.000 (239.598.017) 83.760.401.983
2008 Jenis Efek
≤ 1 bulan Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Sertifikat Bank Indonesia Diskonto yang Belum Diamortisasi Jumlah
d1/March 30, 2011
> 1 - 3 bulan Rp
81.688.000.000 (337.603.850) 81.350.396.150
25
Jumlah Rp ----
paraf:
81.688.000.000 (337.603.850) 81.350.396.150
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 9.
Kredit yang Diberikan a.
Berdasarkan Jenis, Mata Uang, dan Kualitas Kredit Lancar Rp
Pihak Ketiga Rupiah Modal Kerja Investasi Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
Rp
Jumlah
Rp
Rp
----
----
----
906.292.305 14.231.203.483 15.137.495.788
(151.374.958) 14.986.120.830
---
---
---
---
(151.374.958) 14.986.120.830
Dalam Perhatian Khusus Rp
2009 Kurang Lancar Diragukan Rp
Rp
Macet
Jumlah
Rp
Rp
579.838.460 579.838.460
649.374.518 649.374.518
---
---
---
1.229.212.978 1.229.212.978
(5.798.385) 574.040.075
-649.374.518
---
---
---
(5.798.385) 1.223.414.593
Lancar Rp
d1/March 30, 2011
Rp
Macet
----
Rp
Pihak Ketiga Rupiah Modal Kerja Konsumsi Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
2010 Kurang Lancar Diragukan
906.292.305 14.231.203.483 15.137.495.788
Lancar
Pihak Ketiga Rupiah Modal Kerja Jumlah Dikurangi: Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
Dalam Perhatian Khusus Rp
Dalam Perhatian Khusus Rp
2008 Kurang Lancar Diragukan Rp
Rp
Macet
Jumlah
Rp
Rp
1.068.725.620 59.898.927 1.128.624.547
795.537.168 54.519.099 850.056.267
----
----
----
1.864.262.788 114.418.026 1.978.680.814
(11.286.245) 1.117.338.302
(4.977.394) 845.078.873
---
---
---
(16.263.639) 1.962.417.175
26
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) b.
Berdasarkan Sektor Ekonomi Lancar Rp
Pihak Ketiga Rupiah Perdagangan, Restoran dan Hotel Industri Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi Jasa Sosial Masyarakat Lain-lain Jumlah Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Jumlah - Bersih
Rp
Jumlah
Rp
Rp
---
---
---
99.595.599 9.774.643.634
132.749.738 247.917.987 4.882.588.830 15.137.495.788
-----
-----
-----
-----
132.749.738 247.917.987 4.882.588.830 15.137.495.788
(151.374.958) 14.986.120.830
--
--
--
--
(151.374.958) 14.986.120.830
Dalam Perhatian Khusus Rp
2009 Kurang Lancar Diragukan Rp
Rp
Macet
Jumlah
Rp
Rp
199.797.103 98.031.482
-399.388.178
---
---
---
199.797.103 497.419.660
86.847.607
--
--
--
--
86.847.607
195.162.268 -579.838.460
-249.986.340 649.374.518
----
----
----
195.162.268 249.986.340 1.229.212.978
(5.798.385) 574.040.075
-649.374.518
---
---
---
(5.798.385) 1.223.414.593
Lancar Rp
d1/March 30, 2011
Rp
Macet
---
Rp
Pihak Ketiga Rupiah Perdagangan, Restoran dan Hotel Industri Jasa Jasa Sosial Masyarakat Lain-lain Jumlah Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
2010 Kurang Lancar Diragukan
99.595.599 9.774.643.634
Lancar
Pihak Ketiga Rupiah Perdagangan, Restoran dan Hotel Industri Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi Pertanian, Perburuan dan Sarana Pertanian Jasa Sosial Masyarakat Jumlah Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
Dalam Perhatian Khusus Rp
Dalam Perhatian Khusus Rp
2008 Kurang Lancar Diragukan Rp
Rp
Macet
Jumlah
Rp
Rp
741.735.381 72.343.347 253.309.485 1.337.407 59.898.927 1.128.624.547
192.153.618 196.182.895 102.193.359 305.007.296 54.519.099 850.056.267
-------
-------
-------
933.888.999 268.526.242 355.502.844 306.344.703 114.418.026 1.978.680.814
(11.286.245) 1.117.338.302
(4.977.394) 845.078.873
--
--
--
(16.263.639) 1.962.417.175
27
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) c.
Berdasarkan Jangka Waktu Kredit Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan perjanjian kredit adalah sebagai berikut: 2010 Rp
Rupiah ≤ 1 Tahun > 1 - 3 Tahun > 3 - 5 Tahun Jumlah Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
d.
2009 Rp
2008 Rp
906.292.305 7.812.945.903 6.418.257.580 15.137.495.788
1.229.212.978 --1.229.212.978
1.673.687.250 246.834.419 58.159.145 1.978.680.814
(151.374.958) 14.986.120.830
(5.798.385) 1.223.414.593
(16.263.639) 1.962.417.175
Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo Rincian jangka waktu kredit yang diberikan berdasarkan sisa waktu dari tanggal neraca sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2010 Rp Rupiah ≤ 1 Tahun > 1 - 3 Tahun > 3 - 5 Tahun Jumlah Dikurangi : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah - Bersih
2009 Rp
2008 Rp
906.292.305 7.812.945.903 6.418.257.580 15.137.495.788
1.229.212.978 --1.229.212.978
1.821.199.783 157.481.031 -1.978.680.814
(151.374.958) 14.986.120.830
(5.798.385) 1.223.414.593
(16.263.639) 1.962.417.175
Berdasarkan klasifikasi kredit yang mengacu pada ketentuan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: 2010 Portofolio Kredit yang Diberikan Klasifikasi Risiko Kredit (%) Lancar Jumlah
100,00 100,00
Jumlah Kredit yang Diberikan Rp 15.137.495.788 15.137.495.788
2009 Portofolio Kredit yang Diberikan Klasifikasi Risiko Kredit (%) Lancar Dalam Perhatian Khusus Jumlah
d1/March 30, 2011
47,17 52,83 100,00
28
Jumlah Kredit yang Diberikan Rp 579.838.460 649.374.518 1.229.212.978
paraf:
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Rp 151.374.958 151.374.958
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Rp 5.798.385 -5.798.385
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 2008 Portofolio Kredit yang Diberikan Klasifikasi Risiko Kredit
Jumlah Kredit yang Diberikan Rp
(%) Lancar Dalam Perhatian Khusus Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
1.128.624.547 850.056.267 1.978.680.814
57,04 42,96 100,00
Rp 11.286.245 4.977.394 16.263.639
Per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, tidak terdapat Non Performing Loan (NPL) yang dimiliki Bank. Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: 2010 Rp 5.798.385 153.401.363 (7.824.790) 151.374.958
Saldo Awal Pembentukan selama Tahun Berjalan Pemulihan selama Tahun Berjalan Saldo Akhir
2009 Rp 16.263.639 7.767.490 (18.232.744) 5.798.385
2008 Rp 34.574.996 6.299.813 (24.611.170) 16.263.639
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: a.
Tingkat Bunga Tingkat bunga rata-rata per tahun kredit yang diberikan masing-masing sebesar 15,70%, 17% dan 16% untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008.
b.
Batas Maksimum Pemberian Kredit Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
c.
Kelonggaran tarik Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (kelonggaran tarik) per 31 Desember 2010, 2009, dan 2008 masing-masing sebesar Rp 793.707.695, Rp 995.787.022 dan Rp 1.201.312.750 (lihat Catatan 27).
d1/March 30, 2011
29
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 10.
Aset Tetap
Saldo Awal Rp Harga Perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Nilai Buku
Akumulasi Penyusutan Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Nilai Buku
d1/March 30, 2011
Saldo Akhir Rp
375.909.985 474.625.915 557.440.000 1.802.142.381 3.210.118.281
---7.025.000 7.025.000
------
375.909.985 474.625.915 557.440.000 1.809.167.381 3.217.143.281
393.203.358 421.981.300 1.715.397.982 2.530.582.640 679.535.641
10.267.187 39.821.393 23.510.740 73.599.320
-----
403.470.545 461.802.693 1.738.908.722 2.604.181.960 612.961.321
Saldo Awal Rp Harga Perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor
2010 Penambahan Pengurangan Rp Rp
Penambahan Rp
2009 Pengurangan Rp
Saldo Akhir Rp
375.909.985 474.625.915 587.365.000 1.824.670.715 3.262.571.615
---7.530.000 7.530.000
--29.925.000 30.058.334 59.983.334
375.909.985 474.625.915 557.440.000 1.802.142.381 3.210.118.281
382.142.850 406.753.396 1.692.286.750 2.481.182.996 781.388.619
11.060.508 45.152.904 28.904.678 85.118.090
-29.925.000 5.793.446 35.718.446
393.203.358 421.981.300 1.715.397.982 2.530.582.640 679.535.641
30
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh)
Saldo Awal Rp Harga Perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Akumulasi Penyusutan Bangunan Kendaraan Perlengkapan dan Peralatan Kantor Nilai Buku
Penambahan Rp
2008 Pengurangan Rp
Saldo Akhir Rp
375.909.985 474.625.915 388.315.000 1.788.970.715 3.027.821.615
--199.050.000 35.700.000 234.750.000
------
375.909.985 474.625.915 587.365.000 1.824.670.715 3.262.571.615
370.661.550 355.719.581 1.646.461.403 2.372.842.534 654.979.081
11.481.300 51.033.815 45.825.347 108.340.462
-----
382.142.850 406.753.396 1.692.286.750 2.481.182.996 781.388.619
Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 73.599.320, Rp 85.118.090 dan Rp 108.340.462 dicatat sebagai beban umum dan administrasi (lihat Catatan 23). Per 31 Desember 2010, kendaraan, bangunan dan peralatan dan perlengkapan kantor telah diasuransikan pada PT Asuransi Wahana Tata dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 1.350.000.000 begitu pula untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian. Pada tahun 2009, Bank menjual kendaraan, perlengkapan dan peralatan kantor dengan total nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku masing-masing sebesar Rp 59.983.334, Rp 35.718.446 dan Rp 24.264.888 dengan harga jual sebesar Rp 42.900.000. Atas penjualan kendaraan, perlengkapan dan peralatan kantor tersebut, Bank mencatat keuntungan sebesar Rp 18.635.112 (Iihat Catatan 25). 11.
Agunan yang Diambil Alih Beberapa kredit yang diberikan oleh Bank harus direstrukturisasi atau dihapusbukukan atau diambil alih agunannya. Atas agunan yang diambil alih dari penyelesaian kredit dicatat dalam akun “Agunan yang Diambil Alih" (AYDA). Rincian agunan yang diambil alih berdasarkan nama nasabahnya adalah sebagai berikut: No.
Jenis Agunan
1. Tanah dan Bangunan 2. Tanah Jumlah Dikurangi: Penyisihan Penghapusan Jumlah-Bersih
d1/March 30, 2011
31
2010 Rp
2009 Rp
2009 Rp
654.650.000 120.000.000 774.650.000 (387.325.000) 387.325.000
654.650.000 120.000.000 774.650.000 (387.325.000) 387.325.000
654.650.000 120.000.000 774.650.000 (116.197.500) 658.452.500
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Kolektibilitas AYDA adalah sebagai berikut: 2010 Rp Kurang Lancar Diragukan Jumlah Dikurangi: Penyisihan Penghapusan Jumlah - Bersih
-774.650.000 774.650.000 (387.325.000) 387.325.000
2009 Rp -774.650.000 774.650.000 (387.325.000) 387.325.000
2008 Rp 774.650.000 -774.650.000 (116.197.500) 658.452.500
Perubahan dalam penyisihan penghapusan AYDA adalah sebagai berikut: 2010 Rp Saldo Awal Pembentukan Selama Tahun Berjalan Saldo Akhir
387.325.000 -387.325.000
2009 Rp 116.197.500 271.127.500 387.325.000
2008 Rp 116.197.500 -116.197.500
Tidak ada penambahan maupun penjualan AYDA oleh Bank selama tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008. 12.
Biaya Dibayar Dimuka
Sewa Asuransi Lain-lain Jumlah
13.
2010 Rp
2009 Rp
2008 Rp
37.500.000 4.938.469 11.787.592 54.226.061
66.666.661 4.864.337 12.392.672 83.923.670
116.666.665 6.479.556 26.074.227 149.220.448
2010 Rp
2009 Rp
2008 Rp
Aset Lain-lain
Estimasi Pajak Penghasilan yang Dapat Diklaim (lihat Catatan 16.b) Uang Muka Renovasi Perlengkapan Kantor Tagihan Bunga Jumlah
539.102.391 163.405.000 64.226.785 31.200.731 797.934.907
362.944.396 286.952.572 37.881.251 4.079.737 691.857.956
-533.634.125 22.127.751 6.044.406 561.806.282
Uang muka renovasi merupakan uang muka yang dikeluarkan untuk biaya renovasi gedung kantor pusat. Estimasi pajak penghasilan yang dapat diklaim merupakan kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Badan atas tahun pajak 2010 dan 2009. d1/March 30, 2011
32
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 14.
Kewajiban Segera
Honorarium Tenaga Ahli Lain-lain Jumlah
15.
2010 Rp
2009 Rp
49.500.000 10.966.618 60.466.618
45.000.000 7.206.547 52.206.547
2008 Rp 215.000.000 6.144.878 221.144.878
Simpanan Nasabah
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Rp Rupiah Giro Tabungan Deposito Berjangka Jumlah
2.885.914.063 74.258.725 -2.960.172.788
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Rp Rupiah Giro Tabungan Deposito Berjangka Jumlah
282.523.262 67.568.972 485.772.037 835.864.271
Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Rp Rupiah Giro Tabungan Deposito Berjangka Jumlah
d1/March 30, 2011
217.029.065 81.560.490 554.360.573 852.950.128
33
2010 Pihak Ketiga
Jumlah
Rp
Rp
1.741.073.440 1.246.438.179 8.456.728.762 11.444.240.381
4.626.987.503 1.320.696.904 8.456.728.762 14.404.413.169
2009 Pihak Ketiga
Jumlah
Rp
Rp
955.608.851 351.749.890 1.412.400.166 2.719.758.907
1.238.132.113 419.318.862 1.898.172.203 3.555.623.178
2008 Pihak Ketiga
Jumlah
Rp
Rp
809.722.427 525.076.914 2.117.623.309 3.452.422.650
paraf:
1.026.751.492 606.637.404 2.671.983.882 4.305.372.778
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Saldo deposito berjangka berdasarkan periodenya: 2010 Rp ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan Jumlah
2009 Rp
2008 Rp
5.736.301.365 2.720.427.397
1.898.172.203 --
2.671.983.882 --
8.456.728.762
1.898.172.203
2.671.983.882
Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo: 2010 Rp ≤ 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan Jumlah
2009 Rp
5.736.301.365 2.720.427.397
1.898.172.203 --
8.456.728.762
1.898.172.203
2008 Rp 2.671.983.882 2.671.983.882
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66 tanggal 13 Oktober 2008, besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per nasabah per bank sebesar Rp 2.000.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut (lihat Catatan 32). Tingkat bunga rata-rata per tahun atas giro sebesar 1,93%; 2,5% dan 1,5% masing-masing untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008. Tingkat bunga rata-rata per tahun atas tabungan sebesar 4,0%; 4,0% dan 4,0% masing-masing untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008. Tingkat bunga rata-rata per tahun atas deposito berjangka sebesar 6,48%; 6,0% dan 8,6% masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008. 16.
Perpajakan a. Hutang Pajak 2010 Rp Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 - Bunga Pasal 25 Pasal 29: Hutang Pajak Kini SKP PPh Badan Jumlah
d1/March 30, 2011
34
2009 Rp
2008 Rp
54.929.794 10.881.562 --
794.469 5.005.494 356.241.669
55.064.883 5.572.105 --
--65.811.356
17.092.689 362.944.396 742.078.717
734.462.300 -795.099.288
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) b. Pajak Penghasilan Badan Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi dan taksiran laba fiskal Bank adalah sebagai berikut: 2010 Rp
2009 Rp
2008 Rp
Laba (Rugi) sebelum Pajak Penghasilan Menurut Laporan Laba Rugi
2.154.835.058
2.627.475.644
4.822.389.373
Perbedaan Waktu: Penyisihan Kerugian Aset Keuangan dan Aset Non Keuangan Giro pada Bank Lain Komitmen dan Kontinjensi Penyusutan Aset Tetap Cadangan Imbalan kerja Jumlah
3.008.642 (2.014.538) (6.090.164) 107.591.852 2.257.330.850
-298.806.178 (6.667.371) -2.919.614.451
-35.899.151 (46.732.175) (330.319.011) 4.481.237.338
Perbedaan Tetap: Pendidikan dan Seminar Pajak Penghasilan dan Denda Pajak Jamuan Sumbangan Honorarium Tenaga Ahli Lain-lain Jumlah Taksiran Laba Fiskal Tahun Berjalan
75.000.000 13.629.308 7.272.475 1.431.900 -5.083.342 102.417.025 2.359.747.875
18.529.783 80.634.655 7.398.090 4.579.100 108.753.000 (2.526.542) 217.368.086 3.136.982.537
--3.009.800 --1.471.030 4.480.830 4.485.718.168
Rugi Fiskal Awal Tahun Penyesuaian Rugi Fiskal Taksiran Laba Fiskal Akhir Tahun Pembulatan
--2.359.747.875 2.359.747.000
--3.136.982.537 3.136.982.000
(1.958.425.247) (20.751.391) 2.506.541.530 2.506.541.000
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran Bruto yang Memperoleh Fasilitas (a)
1.641.881.000
--
--
Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari Peredaran Bruto yang Tidak Memperoleh Fasilitas (b)
717.866.000
--
--
384.701.625
--
--
--
878.354.960
--
---384.701.625 560.890.734 (176.189.109)
---878.354.960 861.262.271 17.092.689
5.000.000 7.500.000 721.962.300 734.462.300 -734.462.300
Taksiran Pajak Penghasilan 2010: (50%*25%*a)+(25%*b) 2009: 28% x Rp 3.136.982.000 2008: 10% x Rp 50.000.000 15% x Rp 50.000.000 30% x Rp 2.406.541.000 Dikurangi: Kredit Pajak - PPh Pasal 25 Taksiran Hutang (Kelebihan) Pajak Penghasilan
d1/March 30, 2011
35
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tanggal 31 Desember 2010 tersebut di atas adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Bank menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya. Perhitungan pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009 dan 2008 sama dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Badan Bank untuk tahun 2009 dan 2008. Berdasarkan surat dari Direktorat Jendral Pajak No. S-1468/WPJ.05/KP.0509/2009 tanggal 24 November 2009 mengenai pajak penghasilan pasal 25, Bank diharuskan melakukan setoran angsuran pajak penghasilan badan tahun 2009 sebesar Rp 1.224.206.667. Selama tahun 2009, Bank telah melakukan pembayaran sebesar Rp 861.262.271, sedangkan sisanya sebesar Rp 362.944.396 telah dilunasi pada tanggal 16 Mei 2010 sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tanggal 19 Januari 2010, dengan rincian sebagai berikut: No. Keputusan
Jumlah Rp
KEP-00001/TUNDA/WPJ.05/KP.0503/2010 KEP-00002/TUNDA/WPJ.05/KP.0503/2010 KEP-00003/TUNDA/WPJ.05/KP.0503/2010 Jumlah
111.134.799 196.242.198 55.567.399 362.944.396
c. Aset Pajak Tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan perbedaan waktu antara jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak dari aset dan kewajiban. Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 2010 Rp Aset Pajak Tangguhan Penyisihan Kerugian Aset Keuangan dan Aset Non Keuangan Kewajiban Diestimasi atas Imbalan kerja Cadangan Training Penyusutan Aset Tetap Aset Pajak Tangguhan - Bersih
17.
100.272.117 26.897.963 18.750.000 58.140.289 204.060.369
2009 Rp
101.473.188 --38.598.964 140.072.152
2008 Rp
34.159.885 --34.199.585 68.359.470
Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Pada tahun 2010, Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Kewajiban imbalan kerja per tanggal 31 Desember 2010 dihitung oleh Aktuaris Independen, PT Ricky Leonard Jasatama sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004).
d1/March 30, 2011
36
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Jumlah kewajiban berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen per tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2010 Rp 10.499.977 97.091.875 107.591.852
Nilai Kini Kewajiban Vested Nilai Kini Kewajiban Non Vested Kewajiban yang Diakui di Neraca
Perubahan pada kewajiban yang diakui sesuai perhitungan Aktuaria Independen: 2010 Rp Saldo Awal Beban Imbalan Kerja pada Tahun Berjalan Saldo Akhir
-107.591.852 107.591.852
Pada tahun 2008, Bank memenuhi seluruh kewajiban untuk pembayaran hak karyawan sebagai bagian dari pengalihan kepemilikan saham. Selanjutnya seluruh karyawan bekerja dengan kesepakatan kontrak dengan Bank. Sehubungan dengan hal tersebut kewajiban imbalan kerja karyawan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 menjadi nihil. Beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: 2010 Rp Beban Jasa Kini Beban Jasa Masa Lalu (Non Vested) Beban Jasa Masa Lalu (Vested) Jumlah Beban Imbalan Kerja
68.696.295 28.395.580 10.499.977 107.591.852
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun oleh Aktuaria Independen untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Usia Pensiun Normal Tingkat Diskonto Tingkat Proyeksi Kenaikan Gaji Tingkat Mortalita Tingkat Cacat Tetap Tingkat Pengunduran Diri Metode
d1/March 30, 2011
55 Tahun 8,90% 7,00% Tabel Mortalita - CSO 1958 1% dari tingkat mortalita 10% di usia 20 tahun dan menurun sampai usia 54 tahun Projected Unit Credit
37
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 18.
Beban yang Masih Harus Dibayar dan Kewajiban Lain-lain 2010 Rp Setoran Jaminan Bunga Deposito yang Masih Harus Dibayar Lain-lain Jumlah
19.
41.951.389 35.689.792 75.011.000 152.652.181
2009 Rp
2008 Rp
12.229.170 8.612.173 17.348.500 38.189.843
17.666.671 13.102.109 23.178.950 53.947.730
Modal Saham Rincian pemegang saham dan kepemilikannya per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: Jumlah Saham danDitempatkan Disetor Penuh
PT Kharisma Buana Nusantara Nio Yantony Jumlah
2010 Persentase Pemilikan (%)
90.000.000 40.000.000 130.000.000
Jumlah Saham danDitempatkan Disetor Penuh
PT Gunawan Sejahtera Alfi Gunawan Jumlah
69,2 30,8 100,0 2009 dan 2008 Persentase Pemilikan (%)
92.800 7.200 100.000
92,8 7,2 100,0
Jumlah Rp 90.000.000.000 40.000.000.000 130.000.000.000
Jumlah Rp 92.800.000.000 7.200.000.000 100.000.000.000
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank pada tanggal 7 Desember 2007 yang dinyatakan dengan Akta No. 4 Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH para pemegang saham menyetujui hal-hal berikut: (i) Peningkatan modal dasar Bank dari Rp 50.000.000.000 menjadi Rp 100,000,000,000; (ii) Peningkatan modal disetor dari Rp 30.000.000.000 menjadi Rp 100.000.000.000 yang seluruhnya diambil oleh PT Gunawan Sejahtera; (iii) Penyesuaian Anggaran Dasar Bank dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-07468.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 15 Pebruari 2008. Berdasarkan Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham No.1 tanggal 1 Pebruari 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH, PT Gunawan Sejahtera (“GS”) dan Alfi Gunawan (“AG”) selaku pemegang saham Bank bermaksud menjual atau mengalihkan seluruh kepemilikan sahamnya kepada Nio Yantony dan Hendro Setiawan atau Raiffeisen Zentralbank Osterreich AG (“RZB”) Austria. d1/March 30, 2011
38
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 Maret 2008 yang dinyatakan dengan Akta No. 13 tanggal 18 Maret 2008, Notaris Sri Rachma Chandrawati Hardiyanto Hoesodo, SH, para pemegang saham Bank menyetujui hal-hal sebagai berikut: (i) Persetujuan pengambilalihan / akuisisi seluruh saham milik GS (sejumlah 92.800 saham) dan AG (sejumlah 7.200 saham) oleh RZB dan Nio Yantony serta Hendro Setiawan dengan rincian: RZB sejumlah 99.000 saham; Nio Yantony sejumlah 500 saham yang berasal dari AG Hendro Setiawan sejumlah 500 saham yang berasal dari AG (ii) Menyetujui pengunduran diri AG sebagai Komisaris Utama Bank dan menyetujui pengangkatan Rainer MAG Silhavy selaku Komisaris Utama; (iii) Mengangkat Febrina Listyani Widiyanto selaku Komisaris dan Farid Harianto selaku Komisaris Independen; (iv) Menyetujui perubahan nama Bank menjadi PT Bank First Union atau PT Bank Union atau nama yang disetujui oleh para pemegang saham dengan memperhatikan keberatan dan tanggapan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Bank Indonesia. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-21052.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 25 April 2008. Sesuai dengan RUPSLB Bank serta pengarahan dari Bank Indonesia atas perubahan di atas, maka pada tanggal 18 September 2008 telah dilakukan Rapat Direksi (selaku pemegang kuasa) yang dinyatakan dalam dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 66 yang dibuat dihadapan Notaris Robert Purba, SH. Berdasarkan rapat tersebut, Direksi menyetujui perubahan nama Bank dari PT Bank Alfindo menjadi PT Bank Nationalnobu. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-71472.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 9 Oktober 2008 serta persetujuan dari Bank Indonesia melalui Surat Keputusan No. 10/72/KEP.GBI/2008 tanggal 12 Nopember 2008. Keputusan tersebut telah digunakan untuk operasional Bank sejak tanggal 13 Nopember 2008. Berdasarkan Akta Notaris No. 33 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, saham Bank telah diakuisi oleh PT Kharisma Buana Nusantara sebesar 60% dan oleh Nio Yantony sebesar 40%. Selanjutnya, pada tanggal yang sama juga dilakukan RUPSLB Bank yang telah dinyatakan melalui Akta Notaris No. 34 tanggal 28 September 2010 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, tentang penegasan susunan pemegang saham setelah proses akuisisi, sebagai berikut: (i) PT Kharisma Buana Nusantara sebanyak 60.000 saham dengan nilai nominal Rp 60.000.000.000; (ii) Nio Yantony sebanyak 40.000 saham dengan nilai nominal Rp 40.000.000.000. Pada tanggal 13 Oktober 2010, para pemegang saham Bank melakukan RUPSLB yang dinyatakan dengan Akta Notaris No. 30 dari Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH. Adapun hasil keputusan antara lain: (i) Memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang lama, untuk selanjutnya mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang baru; (ii) Mengubah tempat dan kedudukan Perseroan dari semula di Jakarta Barat menjadi berkedudukan di Jakarta Selatan; (iii) Mengubah nilai nominal saham Bank dari Rp 1.000.000 menjadi Rp 1.000; (iv) Meningkatkan modal dasar Bank dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 520.000.000.000 dan meningkakan modal ditempatkan/disetor dari Rp 100.000.000.000 menjadi Rp 130.000.000.000. Penambahan setoran modal sebesar Rp 30.000.000.000 dilakukan secara tunai oleh PT Kharisma Buana Nusantara. (v) Melakukan perubahan Anggaran Dasar Bank untuk disesuaikan dengan perubahan pemegang saham dan peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan. d1/March 30, 2011
39
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-52906.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 10 Nopember 2010. 20.
Pendapatan Bunga 2010 Rp Sertifikat Bank Indonesia Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Kredit Lainnya Jumlah
21.
4.993.976.344 1.417.071.322 364.294.917 2.468.658 6.777.811.241
2009 Rp 6.246.686.315 197.297.563 267.341.494 2.526.542 6.713.851.914
2008 Rp 7.230.565.816 236.451.999 531.973.089 16.467.110 8.015.458.014
Beban Bunga 2010 Rp Simpanan Nasabah Deposito Berjangka Giro Tabungan Deposito On Call Simpanan dari Bank Lain Call Money Jumlah
2009 Rp
2008 Rp
590.538.765 32.213.141 24.040.389 --
199.081.940 24.371.461 24.601.619 --
222.852.691 65.745.993 34.013.302 14.246.575
-646.792.295
-248.055.020
75.000 336.933.561
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 6.391.974; Rp 40.430.972 dan Rp 54.192.864 atau sebesar 0,99% ; 16,30% dan 16,08% dari seluruh beban bunga. 22.
Pembentukan (Pemulihan) Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pembentukan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset keuangan dan non-keuangan terdiri dari: 2010 Rp Aset Keuangan Kredit yang Diberikan (lihat Catatan 9) Giro pada Bank Lain (lihat Catatan 6) Aset Non Keuangan Estimasi Komitmen dan Kontinjensi (lihat Catatan 27) Agunan yang Diambil Alih (lihat Catatatan 11) Pemulihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah
d1/March 30, 2011
40
2009 Rp
2008 Rp
153.401.363 16.039.927
7.767.490 7.915.491
6.299.813 18.385.475
7.384.834 -(30.255.447) 146.570.677
11.995.697 271.127.500 (39.974.648) 258.831.530
11.213.863 -(57.279.825) (21.380.674)
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 23.
Beban Umum dan Administrasi 2010 Rp Pemeliharaan Barang dan Jasa Sewa Kantor Honorarium Tenaga Ahli Penyusutan (lihat Catatan 10) Perjalanan Dinas Iklan dan Promosi Asuransi Keanggotaan Pajak Lain-lain Jamuan Jumlah
24.
451.219.841 416.448.220 385.833.325 99.500.000 73.599.320 69.744.250 51.770.310 28.909.458 18.800.000 13.629.308 7.965.400 7.272.475 1.624.691.907
2009 Rp 421.520.206 382.656.471 360.000.003 108.753.000 85.118.090 65.033.000 68.450.502 18.770.944 18.800.000 122.327.721 1.678.430 7.398.090 1.660.506.457
2008 Rp 263.332.920 333.550.914 190.833.339 175.425.003 108.340.462 56.687.100 89.745.998 45.772.731 18.800.000 20.796.414 5.055.746 3.009.800 1.311.350.427
Beban Tenaga Kerja 2010 Rp
c
Gaji Pokok THR/Bonus Imbalan Kerja (lihat Catatan 17) Pendidikan dan Pelatihan Honorarium Komisaris Jumlah
1.740.345.747 302.561.338 107.591.852 101.587.500 42.000.000 2.294.086.437
2009 Rp
2008 Rp
1.504.832.728 425.406.180
1.544.446.273 82.000.000
11.500.000 42.000.000 1.983.738.908
2.333.330 -1.628.779.603
Termasuk dalam gaji, upah dan kesejahteraan karyawan selama tahun- tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 adalah kompensasi kepada Dewan Komisaris dan Direksi masingmasing sebesar Rp 1.067.829.600, Rp 1.033.607.685 dan Rp 1.075.061.104.
25.
Pendapatan (Beban) Non Operasional - Bersih 2010 Rp Laba Penjualan Aset Tetap (lihat Catatan 10) Lain-lain - Bersih Jumlah
d1/March 30, 2011
-(1.431.900) (1.431.900)
41
2009 Rp 18.635.112 (25.979.100) (7.343.988)
paraf:
2008 Rp -(36.097.500) (36.097.500)
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 26.
Sifat dan Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal dilakukan dengan pihak ketiga. Transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut: 2010 Rp Simpanan Nasabah (lihat Catatan 15) Giro PT Kharisma Buana Nusantara Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Tabungan Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Perseorangan Deposito Berjangka Perseorangan Jumlah Persentase dari Total Kewajiban Beban Bunga (lihat Catatan 21) Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank Perseorangan Jumlah Persentase dari Beban Bunga
2009 Rp
2008 Rp
2.800.000.000
--
--
85.914.063 2.885.914.063
282.523.262 282.523.262
217.029.065 217.029.065
47.040.053 27.218.672 74.258.725
-67.568.972 67.568.972
-81.560.490 81.560.490
--2.960.172.788
485.772.037 485.772.037 835.864.271
554.360.573 554.360.573 852.950.128
20,00%
19,01%
15,84%
4.532.060 1.859.914 6.391.974
3.501.551 36.929.421 40.430.972
1.544.178 52.648.686 54.192.864
0,99%
16,30%
16,08%
Sifat hubungan istimewa dari transaksi-transaksi tersebut diatas adalah dengan Perusahaan terkait, karyawan kunci dan kerabat dekat dari manajemen. Pihak Hubungan Istimewa PT Kharisma Buana Nusantara
27.
Sifat Hubungan Istimewa Pemegang Saham Utama
Transaksi Simpanan Nasabah - Giro
Komitmen dan Kontinjensi Dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen dan kontinjensi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan.
d1/March 30, 2011
42
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Ikhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam nilai kontrak adalah sebagai berikut: 2010 Rp Kewajiban Komitmen Fasilitas Kredit kepada Nasabah yang Belum Digunakan Kewajiban Komitmen - Bersih
793.707.695 793.707.695
2009 Rp
995.787.022 995.787.022
2008 Rp
1.201.312.750 1.201.312.750
Pada periode tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008, Bank telah membukukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi masing-masing sebesar Rp 7.937.077, Rp 9.951.615, dan Rp 10.421.678. Perubahan dalam estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah sebagai berikut: 2010 Rp Saldo Awal Pembentukan Selama Tahun Berjalan Pemulihan Dalam Tahun Berjalan Saldo Akhir
9.951.615 7.384.834 (9.399.372) 7.937.077
2009 Rp 10.421.678 11.995.697 (12.465.760) 9.951.615
2008 Rp 13.996.355 11.213.863 (14.788.540) 10.421.678
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya komitmen dan kontinjensi. 28.
Kondisi Ekonomi Pada saat ini, kondisi ekonomi Indonesia menunjukan indikasi perbaikan ekonomi seperti nilai tukar Rupiah yang cenderung stabil dan penurunan suku bunga yang signifikan. Namun kondisi ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh ketidakpastian kondisi sosial dan politik. Kondisi ekonomi tersebut juga dapat mempengaruhi kemampuan debitur-debitur bank di Indonesia, termasuk debitur-debitur Bank untuk melaksanakan kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Disamping penyisihan kerugian aset produktif dan estimasi kerugian komitmen kontijensi yang telah dibentuk Bank sejumlah Rp 165.138.427 pada tanggal 31 Desember 2010 masih terdapat kemungkinan tambahan kerugian yang akan diakui di masa depan setelah kerugian tersebut dapat ditentukan dan diperkirakan jumlahnya. Untuk mengantisipasi kondisi ekonomi tersebut, Bank telah melaksanakan rencana kerja (business plan) untuk meningkatkan kinerja usaha Bank memenuhi seluruh ketentuan kehati-hatian. Strategi Bank yang diuraikan dalam rencana kerja tersebut, mencakup antara lain: 1. Rencana perbaikan aset, terutama kualitas kredit yang diberikan, maupun pencegahan terhadap timbulnya kredit bermasalah yang baru melalui pemisahan fungsi; 2. Perluasan kredit terutama pada kredit komersial; 3. Meningkatkan dan memperkuat sistem risiko manajemen untuk mengelola risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional; 4. Meningkatkan jaringan pelayanan dan kemampuan pemasaran produk.
d1/March 30, 2011
43
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Dalam menghadapi situasi perekonomian tersebut di atas, manajemen mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam mengelola atau melakukan kegiatan usaha, dan memilih untuk menjaga kestabilan likuiditas Bank. Langkah-langkah yang direncanakan ataupun yang telah diambil oleh Manajemen sebagai berikut: 1. Melakukan penjualan aset yang dikuasai Bank; 2. Melakukan ekspansi kredit secara selektif atas dasar penerapan prinsip kehati-hatian (prudential policy); 3. Memprioritaskan investasi Bank pada Surat Berharga Bank Indonesia atau surat-surat berharga lainnya secara selektif; 4. Merestrukturisasi organisasi dan karyawan tanpa mengurangi kualitas pelayanan kepada nasabah; 5. Meningkatkan mutu, profesionalisme dan merubah paradigma dalam peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah baik melalui pelatihan maupun penerapan sistem baru. Laporan keuangan Bank telah mencakup dampak memburuknya kondisi ekonomi sejauh dapat ditentukan dan diperkirakan. Pemulihan kondisi ekonomi tergantung pada kebijakan moneter, fiskal, dan kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil oleh Pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Bank. Oleh karena itu tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi terhadap penghasilan dan realisasi aset produktif Bank, termasuk dampak mengalirnya dana dari nasabah, debitur, kreditur, deposan, dan pemegang saham ke dan dari Bank. 29.
Manajemen Risiko Bank menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatannya selalu terdapat risiko bawaan dalam setiap kegiatan Bank, antara lain dalam bentuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional. Untuk itu Bank telah mengimplementasikan suatu Risk Management Framework terpadu, yang merupakan sarana untuk penentuan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik. Bank memiliki Komite Manajemen Risiko untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapai Bank secara keseluruhan. Risiko Kredit Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada masa mendatang. Bank telah menyusun ketentuan mengenai Credit Risk Rating (CRR) serta telah dilakukan evaluasi dan roll out. Perhitungan default probability tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), modal (capital at risk), pricing, alokasi capital dan manajemen portofolio. Manajemen risiko kredit terdiri dari: pengendalian risiko kredit yang bertujuan membatasi kredit pada debitur dan usaha yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat spekulatif dan pemberian kredit kepada debitur yang bermasalah, kemudian melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan, memberikan saran-saran perbaikan, sehingga kerugian yang mungkin terjadi dapat diminimalkan; four eyes principles sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses pemberian kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early Warning System (EWS) sebagai salah satu alat pemantauan (monitoring) dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang berpotensi default. Sistem tersebut dapat mendukung proses pemantauan pinjaman secara menyeluruh, mengidentifikasi tindakan perbaikan, dan menyempurnakan tindak lanjut efektif.
d1/March 30, 2011
44
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Konsentrasi kredit Bank berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut: 2010 Sektor Ekonomi Perdagangan, Restoran dan Hotel Industri Jasa Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi Pertanian, Perburuan dan Sarana Pertanian Jasa Sosial Masyarakat Lain-lain Jumlah
Rp
2009 (%)
99.595.599 9.774.643.634 -132.749.738 -247.917.987 4.882.588.830 15.137.495.788
0,66 64,57 -0,88 0,00 1,64 32,25 100,00
Rp 199.797.103 497.419.660 -86.847.607 195.162.268 249.986.340 -1.229.212.978
2008 (%) 16,25 40,47 0,00 7,07 15,88 20,34 0,00 100,00
Rp 933.888.999 268.526.242 355.502.844 --306.344.703 114.418.026 1.978.680.814
(%) 47,20 13,57 17,97 0,00 0,00 15,48 5,78 100,00
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada nasabah maupun counterparty sesuai waktu yang dijanjikan pada waktunya. Pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan meneliti seluruh arus kas masuk dan arus kas keluar dari Bank, kemudian mengidentifikasi segala kemungkinan kekurangan dana di masa depan termasuk kebutuhan komitmen / kontinjensi. Pengelolaan likuiditas dan asset-liability meliputi pemeliharaan likuiditas pada tingkat yang cukup untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo di setiap saat, serta pengelolaan risiko tingkat suku bunga yang timbul dari setiap transaksi yang tercantum pada neraca maupun rekening administratif. Ketidaksesuaian antara jangka waktu penghimpunan dana dari pihak ketiga yang pada umumnya lebih pendek dari jangka waktu penyaluran kredit yang diberikan, akan menyebabkan masalah likuiditas yang mempengaruhi kemampuan Bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para nasabah. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank. Pengelolaan likuiditas Bank ditekankan pada penyesuaian arus dana masuk dan keluar. Kesenjangan arus dana diantisipasi melalui pemeliharaan alat likuid tingkat pertama yang memadai sejalan dengan perkiraan arus kas serta struktur kewajiban yang ada. Pemeliharaan alat likuid tingkat pertama terdiri dari pemeliharaan cadangan wajib (reserve requirement) yang ditetapkan Bank Indonesia pada tingkat yang optimal serta pemeliharaan surat-surat berharga berjangka pendek yang sangat likuid seperti Sertifikat Bank Indonesia. Bank juga memelihara cadangan alat likuid tingkat kedua yang terdiri dari penempatan dana jangka pendek di bank lain serta surat-surat berharga berjangka panjang yang likuid seperti obligasi pemerintah, obligasi bank dan obligasi swasta non bank yang memiliki peringkat baik. Pengelolaan likuiditas juga dilakukan melalui pengelolaan struktur sumber dana dengan menerapkan batasan-batasan konsentrasi deposan dan berusaha mengurangi ketergantungannya pada dana mahal seperti deposito dan menggantinya dengan sumber dana murah seperti giro dan tabungan. Selain itu, Bank senantiasa memelihara kemampuan melakukan akses ke pasar uang, dengan selalu memelihara hubungan dengan bank-bank koresponden. Bank secara berkala meninjau seluruh keadaan di atas sekaligus mengambil tindakan guna menganekaragamkan cara pendanaan. Berikut adalah tabel analisa likuiditas (sisa jangka waktu jatuh tempo) dari aset dan kewajiban Bank pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008:
d1/March 30, 2011
45
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 2010 Jumlah Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain Penempatan Pada Bank Indonesia Efek-efek Kredit yang Diberikan Jumlah Kewajiban Segera Simpanan Nasabah Jumlah Aset - Bersih
s/d 1 Bulan
1 s/d 3 Bulan
3 s/d 6 Bulan
6 s/d 12 Bulan
> 12 Bulan
628.843.575 1.813.033.623 582.639.169 88.345.771.795 24.431.758.573 15.137.495.788 130.939.542.523
628.843.575 1.813.033.623 582.639.169 88.345.771.795 24.431.758.573 -115.802.046.735
-----81.367.535 81.367.535
-----654.975.924 654.975.924
-----169.948.846 169.948.846
-----14.231.203.483 14.231.203.483
60.466.618 14.404.413.169 14.464.879.787
60.466.618 11.683.985.772 11.744.452.390
-2.720.427.397 2.720.427.397
----
----
----
116.474.662.736
104.057.594.345
(2.639.059.862)
654.975.924
169.948.846
14.231.203.483
2009
Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain Penempatan Pada Bank Indonesia Efek-efek Kredit yang Diberikan Jumlah Kewajiban Segera Simpanan Nasabah Jumlah Aset - Bersih
Jumlah
s/d 1 Bulan
1 s/d 3 Bulan
3 s/d 6 Bulan
6 s/d 12 Bulan
> 12 Bulan
512.586.525 347.079.657 281.774.569 2.498.750.833 83.760.401.983 1.229.212.978 88.629.806.545
512.586.525 347.079.657 281.774.569 2.498.750.833 83.760.401.983 -87.400.593.567
--------
--------
-----1.229.212.978 1.229.212.978
--------
52.206.547 3.555.623.178 3.607.829.725
52.206.547 3.555.623.178 3.607.829.725
----
----
----
----
85.021.976.820
83.792.763.842
--
--
1.229.212.978
--
Jumlah
s/d 1 Bulan
2008
Kas Giro Pada Bank Indonesia Giro Pada Bank Lain Penempatan Pada Bank Indonesia Efek-efek Kredit yang Diberikan Jumlah Kewajiban Segera Simpanan Nasabah Jumlah Aset - Bersih
1 s/d 3 Bulan
3 s/d 6 Bulan
6 s/d 12 Bulan
> 12 Bulan
920.555.900 407.315.598 417.840.324 2.497.433.852 81.350.396.150 1.978.680.814 87.572.222.638
920.555.900 407.315.598 417.840.324 2497433852 81.350.396.150 -85.593.541.824
--------
--------
-----1.821.199.783 1.821.199.783
-----157.481.031 157.481.031
221.144.878 4.305.372.778 4.526.517.656
221.144.878 4.305.372.778 4.526.517.656
----
----
----
----
83.045.704.982
81.067.024.168
--
--
1.821.199.783
157.481.031
Jatuh tempo untuk perhitungan maturity gap adalah sisa waktu hingga jatuh tempo kontrak sejak tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008. Analisa likuiditas/maturity gap adalah untuk mengukur beda kumulatif antara aset produktif (earning assets) dengan kewajiban berbunga (interest bearing liabilities) dan dampaknya terhadap likuiditas Bank serta exposure terhadap perubahan tingkat bunga. Risiko tingkat bunga atau sensitivitas timbul apabila jatuh tempo aset produktif berbeda secara signifikan dengan jatuh tempo kewajiban berbunga. Pada dasarnya akun giro, tabungan dan deposito tidak begitu sensitif terhadap perubahan tingkat bunga. d1/March 30, 2011
46
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) Risiko tingkat bunga adalah risiko kemungkinan turunnya pendapatan bunga bersih dan nilai pasar portofolio aset akibat perubahan tingkat bunga di pasar uang. Oleh karena aset dan pasiva seperti giro pada bank lain, investasi dalam bentuk efek-efek, pinjaman, giro, tabungan, deposito dan sertifikat deposito, pinjaman yang diterima dan kewajiban-kewajiban pasar uang lainnya memiliki berbagai tingkat bunga dan jangka waktu, perubahan-perubahan pada tingkat bunga dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan bunga bersih. Sepanjang tahun 2010 Bank telah menyediakan alat likuid yang cukup untuk mengantisipasi kewajiban jangka pendek, net cash flow dapat diatur dengan baik, cukup baik dan cukup mudah untuk memperoleh akses sumber dana pasar uang. Dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakseimbangan aset dan kewajiban, manajemen Bank, melalui mekanisne rapat ALCO bulanan, selalu melakukan review beberapa hal yang sifatnya sangat strategis, antara lain : a. Pengelolaan pendanaan (funding) yang memiliki jatuh tempo tidak seimbang b. Ketepatan pengelolaan aset dan kewajiban yang memiliki sensitivitas terhadap perubahan suku bunga c. Analisis dana pihak ketiga yang menggambarkan trend berbagai produk dana pihak ketiga yang berada pada wilayah diseluruh Indonesia d. Penempatan dana pada portofolio surat berharga e. Laporan perkembangan kredit yang ada dan yang baru f. Strategi penetapan harga seusai dengan kondisi pasar saat ini g. Perbandingan target dengan realisasi Dana Pihak Ketiga Risiko Pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki oleh Bank yang dapat merugikan Bank (Adverse movement). Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis sensitivitas tingkat bunga untuk risiko suku bunga dan risiko Surat Berharga (Bonds). Risiko pasar dikendalikan dengan penerapan limit, khususnya transaksi trading limit. Limit-limit tersebut antara lain adalah counterparty limit, dan position limit. Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out. Risiko Operasional Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengelolaan risiko operasional senantiasa dibuat, dikaji ulang dan disempurnakan untuk memastikan kecukupan mekanisme kontrol pada semua kebijakan dan prosedur. Bank secara aktif melakukan sosialisasi untuk membangun risk awareness dan meningkatkan kualitas kontrol dalam rangka mitigasi risiko operasional. Sesuai dengan tahap pengembangannya, pengendalian risiko operasional pada saat ini lebih ditekankan pada penyempurnaan kebijakan dan prosedur, peningkatan pengetahuan pekerja melalui pelatihan secara berkala, pengawasan internal serta peningkatan kesadaran dan biaya risiko pada seluruh jajaran manajemen dan karyawan Bank. Pada saat ini sedang disempurnakan fungsi, tugas dan tanggung jawab manajemen risiko operasional. Pemantauan risiko operasional yang selama ini dilakukan dengan memanfaatkan laporan audit intern secara bertahap akan digantikan dengan Data Base Bank yang disusun berdasarkan 6 (enam) kategori risiko yaitu: Proses Kredit, Proses Non Kredit, Proses Treasury, Human Fraud, Sistem/Teknologi Informasi dan External Events dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat konsolidasi secara sistematis dan sentralistis data risiko operasional. Data dalam data base merupakan bahan bagi analisis dan penetapan profil risiko operasional dan menjadi dasar bagi model prediktif risiko operasional. d1/March 30, 2011
47
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 30.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank diwajibkan untuk memenuhi persyaratan Rasio Kecukupan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang ditetapkan Bank Indonesia, dengan mempertimbangkan secara kuantitatif nilai pos-pos aset dan kewajiban, juga pertimbangan secara kualitatif tentang komponen dan risiko tertimbang (Aset Tertimbang Menurut Risiko atau ATMR). Rasio KPMM merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan Bank. Bank Indonesia menetapkan rasio KPMM adalah 8%. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhatikan risiko pasar. Rasio KPMM Bank setelah memperhitungkan risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 489,58%; 2.529,42%; dan 1.854,59%. Tabel di bawah ini menunjukkan modal dan rasio KPMM Bank masing-masing per 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 sebagai berikut: 2010 Rp Juta Modal Inti (Tier I) Modal Disetor Laba Bersih Tahun Sebelumnya Setelah Pajak Tangguhan Laba Bersih Tahun Berjalan Sebelum Pajak Tangguhan Jumlah Modal Pelengkap (Tier II) Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (Maksimum 1,25% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko) Jumlah Jumlah Modal (Tier I dan Tier II) Jumlah ATMR Risiko Kredit Jumlah ATMR Risiko Operasional Rasio KPMM (Risiko Kredit & Operasional) Rasio KPMM (Setelah Risiko Kredit, Risiko Operasional dan Risiko Pasar) Rasio KPMM yang Diwajibkan
d1/March 30, 2011
48
2009 Rp Juta
2008 Rp Juta
130.000
100.000
100.000
(13.998)
(15.755)
(19.525)
917 116.919
911 85.156
1.921 82.396
165 165
19 19
30 30
117.084 17.142 6.773 489,58%
85.175 3.367 -2529,42%
82.426 4.444 -1854,59%
489,58% 8%
2529,42% 8%
1854,59% 8%
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) 31.
Penyajian Kembali Atas Laporan Arus Kas Efektif tanggal 1 Januari 2010, komponen dari kas dan setara kas telah diubah seperti dijelaskan dalam Catatan 2.a. Oleh karenanya, laporan arus kas komparatif untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008 telah disajikan kembali sebagai berikut: Sesuai yang Dilaporkan Sebelumnya Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Investasi Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas pada Awal Tahun Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun
(639.145.306) 36.234.888 (602.910.418) 1.741.533.419 1.138.623.001
Sesuai yang Dilaporkan Sebelumnya Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk Aktivitas Operasi) Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas pada Awal Tahun Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun
32.
(1.805.938.199) (234.750.000) (2.040.688.199) 3.782.221.618 1.741.533.419
2009 Disajikan Kembali
2.430.822.814 (19.500.000) 2.411.322.814 83.847.830.002 86.259.152.816
2008 Disajikan Kembali
4.812.046.849 -4.812.046.849 79.035.783.153 83.847.830.002
Setelah Disajikan Kembali 1.791.677.508 16.734.888 1.808.412.396 85.589.363.421 87.397.775.817
Setelah Disajikan Kembali 3.006.108.650 (234.750.000) 2.771.358.650 82.818.004.771 85.589.363.421
Perjanjian dan Perikatan Penting a.
Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 tanggal 26 September 2005 tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 27 September 2005, Lembaga Penjaminan Simpanan (“LPS”) menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito, sertfikat deposito, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat termasuk yang berasal dari bank lain. Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan yang dijamin LPS. Berdasarkan peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijaminkan untuk setiap nasabah pada satu bank adalah sebesar maksimum Rp 2.000.000.000.
b.
Perjanjian dengan PT Visionet International tentang Sewa dan Layanan Pengelolaan a) Pada tanggal 1 Nopember 2010, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Visionet International untuk penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) Branch IT Infrastructure. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2015 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
d1/March 30, 2011
49
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) b) Pada tanggal 1 Nopember 2010, Bank menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Visionet International tentang penyediaan sewa dan layanan pengelolaan (management services) sistem aplikasi perbankan bankvision dan Core IT Infrastructure. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 31 Oktober 2015 dan dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak. 33.
Kejadian Setelah Tanggal Neraca Pada tanggal 24 Januari 2011, Bank memindahkan lokasi Kantor Pusat dari Jalan KH Moh. Mansyur No. 34, Jakarta ke The Plaza Semanggi Kawasan Bisnis Granadha Lt. UG, Jalan Jend. Sudirman Kav 50 Jakarta 12930.
34.
Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang baru-baru ini diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia: a. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tanggal 23 Desember 2009, mengeluarkan beberapa PSAK baru yang efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 sebagai berikut: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l) m) n) o) p) q) r) s) t) u) v) w)
PSAK 1 (Revisi 2009) – Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (Revisi 2009) – Laporan Arus kas, PSAK 3 (Revisi 2010) – Laporan Keuangan Interim, PSAK 4 (Revisi 2009) – Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri, PSAK 5 (Revisi 2009) – Segmen Operasi, PSAK 7 (Revisi 2010) – Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa, PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan, PSAK 12 (Revisi 2009) – Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama, PSAK 15 (Revisi 2009) – Investasi dalam Entitas Asosiasi, PSAK 19 (Revisi 2010) – Aset Tak Berwujud, PSAK 22 (Revisi 2010) – Kombinasi Bisnis, PSAK 23 (Revisi 2010) – Pendapatan, PSAK 25 (Revisi 2009) – Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan, PSAK 48 (Revisi 2009) – Penurunan Nilai Aset, PSAK 57 (Revisi 2009) – Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi, PSAK 58 (Revisi 2009) – Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, ISAK 7 (Revisi 2009) – Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus, ISAK 9 – Perubahan Atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa, ISAK 10 – Program Loyalitas Pelanggan, ISAK 11 – Distribusi Aset Non-kas Kepada Pemilik, ISAK 12 – Pengendalian Bersama Entitas – Kontribusi Non Moneter oleh Venturer, ISAK 14 – Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web, ISAK 17 – Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
b. IAPI juga telah mengeluarkan revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut: a) PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan, b) PSAK 10 (Revisi 2010) – Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing, c) PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja, d1/March 30, 2011
50
paraf:
PT BANK NATIONALNOBU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008 (Dalam Rupiah Penuh) d) e) f) g) h) i) j) k)
PSAK 46 (Revisi 2010) – Pajak Penghasilan, PSAK 53 (Revisi 2010) – Pembayaran Berbasis Saham, PSAK 61 (Revisi 2010) – Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah, PSAK 63 – Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiper Inflasi, ISAK 13 – Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri, ISAK 15 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya, ISAK 18 – Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi, ISAK 20 – Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya.
Bank sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya. c. PPSAK yang telah dicabut DSAK IAI adalah sebagai berikut: a) PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41, “Akuntansi Waran” dan PSAK 43, “Akuntansi Anjak Piutang”. b) PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54, “Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah”. c) PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (Revisi 2000), “Akuntansi Perbankan”, PSAK 42, “Akuntansi Perusahaan Efek” dan PSAK 49, “Akuntansi Reksadana”. d) PPSAK 5: Pencabutan ISAK 6, “Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing”. Bank juga sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK baru tersebut dan pencabutan PSAK 54, “Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah” dan PSAK 31 (Revisi 2000), “Akuntansi Perbankan” yang paling berpengaruh pada industri perbankan. 35.
Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 10 Maret 2011.
Direktur Utama
Direktur Kepatuhan
(..............................................)
(..............................................)
d1/March 30, 2011
51
paraf: