LAPORAN TAHUNAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2015
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkebunan merupakan salah satu sub sektor strategis yang secara ekonomis, ekologis
dan
sosial
budaya
memainkan
peranan
penting
dalam
pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Perkebunan,
meningkatkan struktur
secara
kemakmuran
ekonomi
wilayah
ekonomi
berfungsi
dan
kesejahteraan rakyat serta penguatan
dan
nasional;
meningkatkan
konservasi
tanah
oksigen
penyangga
kawasan
dan
perkebunan
dan
air,
lindung
secara penyerap dan
ekologi
berfungsi
karbon, penyedia
secara
sosial
budaya
berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Secara karakteristik perkebunan dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain dari jenis komoditas, hasil produksi dan bentuk pengusahaannya. Dari aspek komoditas, perkebunan terdiri dari 127 jenis tanaman, berupa tanaman tahunan dan tanaman semusim dengan areal sebaran mulai dataran rendah sampai dataran tinggi. Ditinjau dari aspek produksi, hasil produksi perkebunan merupakan bahan baku industri, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Apabila ditinjau dari bentuk pengusahaannya, usaha perkebunan terdiri atas perkebunan besar negara (6%), perkebunan besar swasta (22%) dan perkebunan rakyat (72%).
Tujuan
pembangunan
perkebunan
sebagaimana
dituangkan
dalam
UU
Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat; meningkatkan penerimaan dan devisa negara; menyediakan
lapangan kerja; meningkatkan produktivitas, nilai tambah
dan daya saing; memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri; dan mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Pembangunan perkebunan ke depan dihadapkan kepada berbagai tantangan, seperti terjadinya berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta berbagai persoalan yang mendasar seperti adanya tekanan Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
1
globalisasi dan liberalisasi pasar, pesatnya kemajuan teknologi dan informasi, semakin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi, terjadinya perubahan iklim global, kecilnya kepemilikan dan status lahan, masih terbatasnya kemampuan sistem perbenihan nasional, terbatasnya akses petani terhadap permodalan, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, serta kurang harmonisnya koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan perkebunan.
Perubahan paradigma pembangunan perkebunan yang dilakukan melalui pendekatan otonomi daerah oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, membawa konsekuensi perubahan kewenangan dan fasilitasi pelaksanaan pembangunan perkebunan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, yang berdampak pada jauhnya rentang kendali
antara
pusat,
provinsi
dan
kabupaten,
yang
pada
akhirnya
mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran program dan kebijakan pembangunan perkebunan dan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan secara umum.
Untuk melihat keefektifan, keefisienan dan keekonomian pelaksanaan kegiatan pembangunan perkebunan diperlukan pengukuran capaian kinerja, baik terhadap sasaran makro, sasaran mikro maupun penetapan kinerja yang merupakan kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dengan Menteri Pertanian pada tahun 2015. Oleh karenanya, laporan ini akan menggambarkan kinerja pembangunan perkebunan tahun 2015 secara utuh, baik yang pembiayaannya bersumber dari pemerintah (APBN dan APBD) maupun yang bersumber dari dana masyarakat. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010 mengamanatkan agar setiap institusi termasuk Direktorat Jenderal Perkebunan untuk melakukan pengukuran kinerja atas satker-satker di jajarannya dalam melaksanakan pembangunan perkebunan tahun 2015. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan target kinerja dan realisasi kinerja.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
2
1.2.
Tujuan
Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 ini disusun dengan tujuan untuk dapat memberikan informasi dan gambaran secara utuh terhadap capaian-capaian kinerja pembangunan perkebunan yang meliputi indikator makro, indikator mikro, maupun realisasi capaian outcomes/outputs penting Direktorat
Jenderal
Perkebunan,
dan
permasalahan-permasalahan
yang
dihadapi serta upaya-upaya penyelesaiannya selama kurun waktu tahun 2015.
1.3.
Sasaran
Sasaran laporan kinerja ini adalah memberikan gambaran capaian kinerja pembangunan perkebunan secara utuh dan jelas pada tahun 2015 kepada seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan perkebunan.
1.4.
Ruang Lingkup
Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 ini menyajikan capaian kinerja makro (PDB, keterlibatan tenaga kerja, investasi, neraca perdagangan, pendapatan pekebun/petani, ekspor dan NTP), kinerja mikro (luas areal, produksi dan produktivitas) dan penetapan kinerja (kegiatan yang dibiayai dengan APBN).
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
3
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................... DAFTAR TABEL..............................................................................................
i iv
BAB I.
PENDAHULUAN ......................................................................................................1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
II.
Latar Belakang ................................................................................................1 Tujuan .............................................................................................................3 Sasaran...........................................................................................................4 Ruang Lingkup. ...............................................................................................4
PEMBANGUNAN PERKEBUNAN………………………… ........................................ 5 2.1. Visi, Misi Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019…… .......................... 5 2.1.1. Visi ……………….… ........................................................................5 2.1.2. Misi ...........................................................………………… ................ 5 2.1.3. Tugas …............................................................…………… ............... 6 2.1.4. Fungsi ............................................................………….… ................. 6 2.1.5. Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan … ....................................... 7 2.2. Perencanaan Strategis Ditjen Perkebunan Tahun 2015-2019 ......................... 9 2.2.1. Arah Kebijakan Ditjen Perkebunan 2015-2019 .................................. 9 A. Arah Kebijakan Umum .............................................................10 B. Arah Kebijakan Khusus ............................................................22 2.2.2. Sasaran Makro Pembangunan Perkebunan .................................... 33 2.2.3. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan ......................... 33 2.3. Strategi Pembangunan Perkebunan..............................................................36 2.3.1. Strategi Umum ................................................................................36 2.3.2. Strategi Khusus ...............................................................................37 2.4. Program Direktorat Jenderal Perkebunan .....................................................38 2.5. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA 2015-2019 ................................ 40 2.6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan .....................................................44 2.6.1. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2015-2019.. 47 2.6.2. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019.......... 49 2.6.3. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 ........................................................52 2.7. Rencana Kinerja Kinerja Tahun 2015. ...........................................................54 2.7.1. Program Ditjen Perkebunan Tahun 2015 ........................................ 54 2.7.2. Kegiatan Ditjen Perkebunan Tahun 2015 ........................................ 54 2.7.3. Fokus Kegiatan Ditjen Perkebunan Tahun 2015 ............................. 55 2.8. Perjanjian Kinerja ..........................................................................................55 2.8.1. Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen. Perkebunan Tahun 2015 .................. 55 2.8.2. Penanda Tangan Perjanjian Kinerja (PK) Satker Perkebunan... 56
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
i
III. PELAKSANAAN KEGIATA N PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2015...................... ............................................................................ 3.1. Realisasi Program Direktorat Jenderal Perkebunan.............................. 3.1.1. Realisasi 2011-2015.................................................................... 3.1.2. Realisasi 2015............................................................................. A. Realisasi Kegiatan Ditjen Perkebunan ................................ B. Realisasi Keluaran/Output Pada Kegiatan Ditjen Perkebunan......................................................... ...... 1) Keluaran/Output Pada Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Rempah Penyegar Tahun 2015.................................... 2) Keluaran/Output Pada Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2015................................................... 3) Keluaran/Output Pada Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2015................................................... 4) Kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015.................................... 5) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2015.................................................................. 6) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2015......................................... 7) Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015.............................. C. Realisasi Berdasarkan Kewenangan Tahun 2015............... D. Realisasi Pada Satker Pusat, Kantor Daerah, Provinsi dan Kabupaten/Kota........................................................... 1) Satker Pusat/Ditjen. Perkebunan................................. 2) Satker UPT Pusat/Balai Lingkup Ditjen. Perkebunan... 3) Satuan Kerja Perkebunan Tingkat Provinsi.................. a. Realisasi Anggaran dan Pencapaian Fisik............ b. Pencapaian Fisik Komoditas Rempah dan Penyegar dalam Luas Areal.................................. c. Pencapaian Fisik Komoditas Semusim dalam Luas Areal.................................................. d. Pencapaian Fisik Komoditas Tahunan dalam Luas Areal.................................................. 4) Satuan Kerja Perkebunan Tingkat Kabupaten/Kota..... a. Realisasi Anggaran dan Pencapaian Fisik............ b. Realisasi Per-Kegiatan.......................................... c. Pencapaian Fisik Komoditas Rempah & Penyegar dalam Luas Areal.................................. d. Pencapaian Fisik Komoditas Semusim dalam Luas Areal............................................................. e. Pencapaian Fisik Komoditas Tahunan dalam Luas Areal................................................... E. Realisasi Anggaran Berdasarkan Belanja............................
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
57 59 59 60 62 63
63
65
67 69 71 73
75 77 78 79 80 80 81 83 85 86 87 89 91 92 94 95 96
ii
3.2. Monitoring dan Evalua si BAPPENAS. ......................................................... 99 3.3. Pengarus Utamaan G ender (PUG) ........................................................... 101 1) Pengarus utamaan Gender dalam Pembangunan. ........................ 102 2) Pengarus utamaan Gender dalam Kementerian Pertanian ............ 105 3) Pengarus Utamaan Gender di Ditjen. Perkebunan. ........................ 107 IV. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT ........................................................ 106 4.1. Permasalahan Umum ................................................................................ 111 4.2. Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah ............................................. 113 V. PENUTUP ................................................................................................. 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Proyeksi Mikro Pengembangan Tebu tahun 2015-2019 ........................... 21
Tabel 2.
Kegiatan Ditjen. Perkebunan dalam mendukung Peningkatan Diversifikasi Pangan untuk Penganekaragaman Komoditi Pertanian ....... 22
Tabel 3.
Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka peningkatan nilai tambah dan komoditas yang berorientasi ekspor dalam meningkatkan daya saing komoditas Perkebunan .................................... 23
Tabel 4.
Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan pengembangan pondasi sistem pertanian bio-industry ..................................................................... 26
Tabel 5.
Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik ...................................................... 27
Tabel 6.
Proyeksi Makro Pembangunan Perkebunan tahun 2015-2019 ................. 29
Tabel 7.
Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan/TM (hektar) Komoditas Perkebunan tahun 2015-2019 .........................................................…...
29
Tabel 8.
Proyeksi Produksi (ton) Komoditas Perkebunan tahun 2015-2019 ........... 30
Tabel 9.
Proyeksi Produktivitas (kg/ha) Komoditas Perkebunan tahun 20152019……………………………………………… ........................................... 30
Tabel 10. Indikator Kinerja Program (IKP) Peningaktan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Tahun 2015- 2019……………… ................................................................ 34 Tabel 11. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA Direktorat Jenderal Perkebunan 2015-2019……………………………………… ....................... 35 Tabel 12. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Peningaktan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim Tahun 2015-2019……………………..
38
Tabel 13. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2015-2019……
39
Tabel 14. Realisasi Keuangan dan Capaian Fisik Program 2011-2015………
50
Tabel 15. Realisasi penyerapan Keuangan dan Capaian Fisik per Kegiatan Utama Tahun 2015 ..................................................................................... 53 Tabel 16. Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah Penyegar Tahun 2015................................... 55
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
iv
Tabel 17. Keluaran/Output Keg iatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2015...........................................
57
Tabel 18. Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2015...................... .....................
60
Tabel 19. Keluaran/Output Dukungan Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015...................... .......................................
62
Tabel 20. Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2015............................................................................................
64
Tabel 21. Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2015...................... ............................................
65
Tabel 22. Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015...................... .................................................
67
Tabel 23. Keluaran/Output Kegiatan Ditjen Perkebunan berdasarkan Kewenangan Tahun 2015......................................................................
69
Tabel 24. Keluaran/Output Kegiatan Per-Satker Pusat Lingkup Ditjen. Perkebunan Tahun 2015...................... ......................................
70
Tabel 25. Keluaran/Output Kegiatan per satket UPT pusat Lingkup Ditjen Perkebunan Tahun 2015...................... .................................................
71
Tabel 26. Keluaran/Output Per-Satker Provinsi Berdasarkan pada Kewenangan..........................................................................................
72
Tabel 27. Keluaran/Output Tanaman Rempah dan Penyegar Pada Tugas Pembantuan Provinsi Tahun 2015.........................................................
74
Tabel 28. Keluaran/Output Tanaman Semusim Pada Tugas Pembantuan Provinsi Tahun 2015..............................................................................
76
Tabel 29. Keluaran/Output Tanaman Tahunan Pada Tugas Pembantuan Provinsi Tahun 2015..............................................................................
77
Tabel 30. Keluaran/Output Tugas Pembantuan Per-Satker Kabupaten/Kota Tahun 2015............................................................................................
80
Tabel 31. Realisasi Output Per-Komoditas Perkebunan Pada Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota Tahun 2015....................................
82
Tabel 32. Keluaran/Output Tanaman Rempah dan Penyegar Per-Satker Pelaksana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun 2015...............
83
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
v
Tabel 33. Keluaran/Output Tan aman Semusim Per-Satker Pelaksana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun 2015 ............................................... 85 Tabel 34. Keluaran/Output Tanaman Tahunan Per-Satker Pelaksana Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota Tahun 2015 ....................................... 86 Tabel 35. Realisasi Per-Belanja Tahun Anggaran 2015 ............................................ 90
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
vi
BAB II NAWACITA PEMBAN GUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2015-2019
2.1. Visi dan Misi Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019 Dinamika perubahan lingkungan strategis sangat mempengaruhi lingkungan perkebunan, agar selaras dengan kondisi lingkungan saat ini maka dilakukan pembaharuan visi dan misi yang mengacu pada NAWACITA sebagai cita-cita tertinggi dalam pembangunan nasional.
2.1.1.
Visi Visi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan untuk melaksanakan
pembangunan
perkebunan
adalah
meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman
untuk
perkebunan
secara optimal untuk memperkokoh pondasi sistem pertanian bioindustry berkelanjutan, dalam rangka mendukung Visi Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 yaitu mewujudkan sistem pertanian bioindustry berkelanjutan yang menghasilkan beragam
pangan
sehat
dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumber daya lokal untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.
2.1.2.
Misi Mengacu
pada
misi
pembangunan
nasional
dan
Kementerian
Pertanian, misi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan untuk melaksanakan pembangunan perkebunan adalah: 1) Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran dan kerjasama teknis
yang
berkualitas;
pengelolaan
administrasi
keuangan dan aset yang berkualitas; memberikan pelayanan umum,
tata
laksana,
kepegawaian,
humas,
hukum
dan
administrasi perkantoran yang berkualitas; melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas;
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
5
2) Mendorong upaya peningkatan produyksi dan produktivitas usaha budidaya tana man semusim, tanaman rempah dan penyegar dan tanaman tahunan; 3) Memfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan; memotivasi petani/pekebun dalam penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal/wilayah setempat; serta mendorong pemberdayaan petani dan penumbuhan kelembagaan petani; 4) Memfasilitasi
ketersediaan
teknologi,
perkebunan,
pengamatan,
pemantauan
organisme pengganggu
tanaman
sistem
perlindungan
dan
pengendalian
(OPT)
dan
penanganan
dampak perubahan iklim; 5) Memfasilitasi peningkatan penyediaan teknologi dan penerapan pascapanen
budidaya
tanaman
semusim,
tanaman
rempah
penyegar dan tanaman tahunan; 6) Memfasilitasi peningkatan bimbingan dan penanganan usaha perkebunan berkelanjutan seperti ISPO (Indonesia Suistainable Palm
Oil),
PIR
(Perkebunan
Inti
Rakyat),
Rekomtek
(Rekomendasi Teknis) dan lain-lain; Memfasilitasi peningkatan penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan.
2.1.3.
TUGAS Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan
dan
standarisasi
teknis
di
bidang
perkebunan.
2.1.4.
FUNGSI 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang
perbenihan
dan
sarana produksi, budidaya serta perlindunganperkebunan 2) Pelaksanaan
kebijakan
di
bidang
perbenihan
dan
sarana
produksi, budidaya serta perlindungan perkebunan
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
6
3) Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang
perbenihan
dan
sarana
produksi
budidaya
serta
perlindungan perkebunan 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya serta perlindungan perkebunan 5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.
2.1.5.
Tujuan Direktorat Jenderal Perkebunan
Dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dan pembangunan pertanian pada periode jangka menengah tahun 20152019, maka tujuan yang ditetapkan sesuai visi, misi serta tugas pokok dan fungsi adalah sebgai berikut: 1) Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih unggul, bermutu dan bersertifikat, sarana produksi dan alat mesin pertanian serta pembangunan kebun sumber benih tanaman semusim, tahunan dan rempah penyegar. 2) Melakukan pengembangan komoditas
unggulan
perkebunan
pada lahan-lahan eksisting dan lahan bukaan baru sesuai potensi kearifan lokal, kebutuhan pengembangan kawasan dan kesiapan daerah
pengembangan
melalui
pendekatan
kawasan
yang
terintegrasi antar sektor dan memperhatikan kelayakan ekonomi, agroekosistem,
sosial,
pasar
dan
pengembangan/potensi
berkelanjutan. 3) Melakukan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada pekebun dalam mendorong usaha agribisnis perkebunan dibudidayakan melalui sistem budidaya perkebunan yang baik, berkelanjutan dan nmemperhatikan isu-isu lingkungan terutama dalam penggunaan benih dan sarana produksi (pupuk dan pestisida).
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
7
4) Memberikan
fasilitasi kegiatan pemberdayaan pekebun dan
penguatan kelembagaan kelompok petani tanaman semusim, tanaman
tahunan dan
penumbuhan
penyegar melalui
kebersamaan/dinamika
penguatan
kelembagaan,
pengembangan
sistem
dukungan penyediaan serta
rempah
kemudahan
kelompok,
penyuluhan
dan
sarana
fasilitasi
akses
dan
pelatihan
pendampingan,
prasarana
pembiayaan
ilmu
pelatihan
budidaya,
dan
pengetahuan
permodalan
dan
teknologi
informasi, pasca panen dan perlindungan perkebunan. 5) Memfasilitasi penyediaan/pengadaan alat pascapanen tanaman semusim, tanaman tahunan dan rempah penyegar yang spesifik lokasi dan fungsi. upaya
6) Melakukan memfasilitasi
strategis
penerapan
dan
bimbingan
pembinaan
teknis
usaha
dalam
perkebunan
berkelanjutan, perizinan usaha perkebunan, penilaian usaha perkebunan serta inventarisasi, identifikasi
dan
penanganan
kasus gangguan usaha dan konflik perkebunan. 7) Memfasilitasi ketersediaan teknologi perlindungan perkebunan, pengamatan, pengganggu
pemantauan tanaman
dan
(OPT),
pengendalian
organisme
pencegahan
kebakaran
lahan/kebun dan penanganan dampak perubahan iklim. 8) Memberikan
pelayanan
perencanaan,
program,
anggaran,
kerjasama teknis, administrasi keuangan, aset, umum, organisasi, tata
laksana,
kepegawaian,
hukum,
perkantoran, evaluasi pelaksanaan
humas,
kegiatan
dan
administrasi penyediaan
data serta informasi yang berkualitas. 9) Melakukan upaya pengembangan komoditas perkebunan sumber bio-energy, sistem pertanian polikultur serta penerapan integrasi tanaman perkebunan dalam mendukung pengembangan sistem pertanian
bio-industry
melalui
pendekatan
zero
waste
management.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
8
2.2.
Perencanaan Strategi s Ditjen Perkebunan Tahun 2015-2019 Perencanaan strategis merupakan suatau perencanaan jangka menengah yang dimaksudakan agar organisasi dapat secara proaktif beradaptasi dengan perubahan dinamika lingkungan strategis baik internal maupun eksternal
sekaligus
merupakan
perencanaan
yang
mempertimbangkan
berbagai keadaan, terutama menyangkut keunggulan, peluang, kendala dan tantangan organisasi kedepan. Kemampuan organisasi dalam melakukan penyesuaian terhadap dinamika lingkungan strategis akan menentukan keberlangsungan dan keberhasilan organisasi dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran kinerja.
Terbitnya Renstra Ditjen. Perkebunan tahun 2015-2019 maka kebijakan pembangunan perkebunan selam 5
tahun
kedepan
arah sudah
memiliki pedomannya dan telah diimplementasikan dalam program dan kegiatan. Arah kebijakan masih perlu dijabarkan secara rinci menjadi rencana kerja tahunan (RKT) agar skala prioritas yang telah ditetapkan bisa tercapai melalui tahapan pembangunan perkebunan selama lima tahun menjadi terencana, terukur, tepat sasaran dan berkelanjutan.
2.2.1. Arah Kebijakan Ditjen Perkebunan 2015-2019 Memantapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang dengan
menekankan
perekonomian
pencapaian
berlandaskan
daya
keunggulan
saing
sumberdaya
kompetitif alam
dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK terus
meningkat.
Untuk
mewujudkan
hal
tersebut,
yang
pemerintah
menetapkan 9 (sembilan) agenda prioritas NAWACITA dan Ditjen. Perkebunan Meningkatkan
mendapat
2
(dua)
amanat
produktivitas
rakyat
dan
prioritas
daya
saing
yaitu di
1).
pasar
internasional melalui peningkatan agroindustri dan sasaran komoditas Kelapa Sawit, Karet, Kakao, Teh, Kopi dan Kelapa; dan 2). Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
9
sektor strategis ekonomi domestik melalui peningkatan kedaulatan pangan dengan sasaran komoditas Tebu. Selain itu agenda prioritas terkait membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah perbatasan, daerah tertinggal, kawasan Indonesia timur dan desa dalam kerangka negara kesatuan menjadi salah satu arah kebijakan yang akan diprioritaskan melalui kegiatan tematik.
A. Arah Kebijakan Umum a) Pengembangan komoditas perkebunan strategis Pengembangan komoditas yang memiliki manfaat dan fungsi strategis dalam perekonomian nasional dan berkontribusi terhadap sumber penerimaan negara meliputi komoditas unggulan nasional yaitu tebu, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, teh, pala, lada dan cengkeh. Selain itu terdapat komoditas unggulan sesuai potensi lokal yaitu nilam, kemiri sunan, kapas, jambu mete, tembakau dan sagu. Lahan yang menjadi sasaran adalah lahan eksisting dan bukaan baru yang sesuai dengan potensi,
kebutuhan dan
kesiapan
daerah. Persyaratan dapat dikembangkan adalah memiliki kelayakan secara ekonomi, bio-fisic/agro-ecosystem, sosial, pasar, dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Upaya-upaya komoditas produktivitas
yang
ditempuh
unggulan
melalui
dengan
benih
bermutu,
pengembangan
peningkatan
kegiatan
ekstensifikasi dan diversifikasi penyediaan
dalam
produksi
rehabilitasi, yang
intensifikasi,
didukung
pemberdayaan
dan
petani
oleh dan
penguatan kelembagaan, pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber benih, penanganan pasca panen, pembinaan usaha
dan
perlindungan
perkebunan
serta
pemberian
pelayanan berkualitas. Pada akhirnya dihasilkan budidaya
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
10
perkebu nan yang baik seperti yang ditetapkan yaitu 1) akselera si peningkatan produktivitas tanaman, 2) penerapan budidaya yang baik (GAP, GMP, SPS, dll), 3) penerapan budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, 4) mewujudkan
7
(tujuh)
Gema
Revitalisasi
(lahan,
perbenihan/perbibitan, infrastruktur pertanian, SDM petani, permodalan petani, kelembagaan petani, dan teknologi serta industri hilir), 5) mendorong sistem pertanian polikultur, terpadu dan terintegrasi.
Berdasarkan fungsinya, terdapat 8 (delapan) kelompok fokus pengembangan komoditas unggula perkebunan
strategis
yaitu: 1) Bahan makanan pokok nasional adalah gula/tebu. 2) Bahan makanan pokok lokal adalah sagu. 3) Produk
pertanian
penting
pengendali
inflasi
adalah
CPO/minyak goreng. 4) Bahan baku industri konvensional yaitu kelapa sawit, karet, kakao, kopi, lada, pala, teh, jambu mete, kapas, tembakau. 5) Bahan baku industri lainnya yaitu minyak atsiri
(nilam,
pala, cengkeh). 6) Produk industri pertanian prospektif yaitu pala, lada, cengkeh, sagu. 7) Produk energi pertanian prospektif yaitu kemiri sunan, tebu, kelapa, kelapa sawit, sagu. 8) Produk pertanian berorientasi ekspor dan substitusi impor yaitu kelapa sawit, karet, kakao, kopi, lada, pala, teh, jambu mete, kapas, tembakau. Khusus komoditas karet, kebijakan pengembangan areal produktif memperhatikan kesepakatan perjanjian internasional
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
11
(ITRC)
yaitu
organisasi
produsen
karet
dunia
yang
beranggotakan Indonesia, Thailand dan Malaysia.
b) Pengembangan
kawasan
berbasis
komoditas
unggulan
perkebunan. Merupakan implementasi dari Permentan no. 50/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian, terdapat 5 amanat yaitu: 1) Membentuk Kawasan Pertanian Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. 2) Mengembangkan
40
komoditas
Pertanian
Unggulan
Nasional di Kabupaten/Kota melalui: pemanfaatan potensi daerah, kegiatan,
pemanfaatan
lahan
eksisting,
pengutuhan
penyediaan
sarana
prasarana,
penyediaan
data/informasi, promosi dan anggaran serta keterpaduan secara multiyears. 3) Pengembangan
dilakukan
dengan
sistem
polikultur,
tumpangsari, rotasi tanam, pola tanam dan pola integrasi antar komoditas. 4) Memperhatikan RT/RW, kelestarian lingkungan dan SDA, keselamatan masyarakat dan selaras Renstra. 5) SPM pada aspek benih, penyuluhan, litbang, infrastruktur, pengendalian OPT dan karantina.
Pengembangan kawasan berbasis komoditas
perkebunan
harus diupayakan untuk mengembangkan dan membina kawasan-kawasan perkebunan rakyat agar menjadi kawasan perkebunan peranan
rakyat
berwawasan
kelembagaab
kemampuan
usaha
agribisnis;
perkebunan,
agribisnis
masyarakat,
meningkatkan meningkatkan meningkatkan
populasi dan kapasitas produksi disetiap kawasan serta
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
12
mneingkatkan
pendapatan
Sasaran utama adalah
dan
kesejahteraan
mengembangkan
pekebun.
wilayah-wilayah
yang berpotensi sebagai sentra-sentra perkebunan menjadi kawasan perkebunan rakyat yang berorientasi agribisnis berkelanjutan. Strategi operasional pengembanagan kawasan meliputi penguatan perencanaan, penguatan sumber daya insani, penguatan kelembagaan, percepatan adopsi teknologi penguatan sarana dan prasarana, penguatan kerjasama dan kemitraan serta penguatan industri hilir.
Amanat Kepmentan no 46/2015 tentang Penetapan Kawasan Perkebunan Nasional: 1) Penetapan kawasan
perkebunan
pada
setiap
lokasi
dikembangkan melalui perencanaan program, kegiatan dan
anggran
sesuai
dengan
kelas
dan
tahapan
pembangunan spesifik lokasi secara berkelanjutan. 2) Perencanaan nasional
pembangunan
mencakup
penunjang,
kawasan
penyediaan
teknologi,
perkebunan
prasarana,
pembiayaan,
pemasaran serta kelembagaan
dan
sarana
pengolahan, sumber
daya
manusia pengelolanyan. 3) Eselon 1 yang menangani penelitian dan pengembangan pertanian melakukan pemetaan kawasan perkebunan nasional
berdasarkan
agroekosistem
dan
kondisi
eksisting kawasan. 4) SKPD yang membidangi pertanian di provinsi wajib menyusun
masterplan
pengembangan
kawasan
perkebunan nasional. 5) SKPD yang
membidangi pertanian di kabupaten/kota
wajib menyusun masterplan pengembangan kawasan perkebunan nasional.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
13
6) Pem biayaan
pembangunan
kawasan
perkebunan
nasi onal bersumber dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, PMA,
PMDN,
Koperasi,
Masyarakat
atau
integrasi
diantaranya. 7) Direktorat teknis dan Eselon 1 lingkup Kementerian Pertanian
wajib
mengalokasikan
anggaran
pengembangan kawasan perkebunan nasional. 8) Gubernur dan Bupati/Walikota mensinergikan kegiatan dalam pengembangan kawasan perkebunan nasional melalui APBD dan sumber pembiayaan lainnya. 9) Penetapan kawasan perkebunan berlaku 5 tahun.
c) Pengembangan sumber daya insani (SDI) perkebunan Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjamin pembangunan perkebunan
bio-industry
dilaksanakan didasarkan
pada
kemampuan, kesiapan, kemandirian dan kedaulatan dari pekebun
sesuai
akhirnya perkebunan
kapasitas
terwujudnya
pengetahuannya
sistem dan
yang bertumpu
pada
yang
usaha
pada
agribisnis
kemandirian dan
kemampuan pelaku usaha. Penekanan kebijakan sesuai dengan RPJMN 2015-1019 yaitu peningkatan kualitas sumber daya manuasianya/insaninya.
Sumber daya manusia yang berkompeten dan berintegritas tergantung penggerak,
pada
ideologi
pemersatu
bangsa
dan
perwujudan TRISAKTI yaitu
sebagai
pengarah kedaulatan
penuntun,
sebagaimana dalam
politik,
berdikari dalam ekonomi dan kepribadian dalam kebudayaan. Penjabaran TRISAKTI dalam RPJMN 2015-2019: 1) Kedaulatan
dalam
politik
diwujudkan
dalam
pembangunan demokrasi politik yang berdasarkan hikmat
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
14
kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan
perwakilan.
Kedaulatan rakyat menjadi karakter, nilai, dan semangat dibangun melalui gotong royong dan persatuan bangsa. 2) Berdikari
dalam
ekonomi
diwujudkan
dalam
pembangunan demokrasi ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan dalam pengelolaan keuangan negara dan pelaku utama dalam pembentukan produksi dan distribusi nasional. Negara memiliki karakter kebujakan dan kewibawaan pemimpin yang kuat dan berdaulat
dalam
mengambil
ekonomi rakyat melalui
keputusan-keputusan
penggunaan
sumber
daya
ekonomi nasional dan anggaran negara untuk memenuhi hak dasar warganegara. 3) Kepribadian dalam pembangunan
kebudayaan diwujudkan melalui
karakter
dan
kegotongroyongn
yang
berdasar pada realitas kebhinekaan dan kemaritiman sebagai kekuatan potensi bangsa dalam mewujudkan implemnetasi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi Indonesia masa depan.
Prinsip dasar TRISAKTI ini
menjadi basis sekaligus arah erubahan berdasarkan pada mandat konstitusi dan menjadi pilihan sadar dalam pengembangan daya hidup kebangsaan Indonesia, yang menolak ketergantungan dan diskriminasi, serta terbuka dan
sederajat
dalam
membangun
kerjasama
yang
produktif dalam tataran pergaulan internasional.
d) Penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha perkebunan Upaya
meningkatkan
kemampuan
dan
kemandirian
kelembagaan pekebun dalam memanfaatkan peluang usaha yang ada dan menjalin kerjasama usaha dengan mitra terkait
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
15
melalui pronsip saling menguntungkan, saling menghargai, saling b ertanggung jawab, saling memperkuat dan saling ketergantungan antara petani / pengusaha / karyawan / masyarakat sekitar perkebunan.
Pengembangan kemitraan usaha perkebunan secara terpadu dilaksanakan pada sentra-sentra produksi yang
memiliki
potensi berkembang dengan ketersedian bahan baku melalui kemitraan dengan investor dalam dan luar
negrei sehingga
jenis kelompok tani bisa diperluas.
e) Pengembangan
dan
penguatan
sistem
pembiayaan
perkebunan Upaya mengembangkan sistem pembiayaan yang tepat untuk memudahkan penyerapan oleh masyarakat pekebun dalam kegiatan usaha perkebunan, kemudahan akses, persyaratan lunak dan tersedia dalam bentuk skim kredit program perkebunan
untuk
perkebunan.
membiayai
Sasaran
menumbuhkembangkan
semua
kebijakan kelembagaan
aktivitas
budidaya
kedepan
adalah
petani
sebagai
"channeling agent" lembaga keuangan formal di
perdesaan
baik perbankan maupun non perbankan untuk pembiayaan permodalan
pekebun
seperti
Lembaga
Agribisnis (LKM-A), koperasi, dll.
Isu
Keuangan strategis
Mikro
kedepan
adalah terkait bimbingan dan pendampingan teknis serta penguatan modal usaha bagi kelompok/gabungan kelompok melalui pemberian bantuan modal, serta memperkuat jaringan kelompok tani dengan penyuluh lapangan.
f)
Pengembangan
sarana
prasarana
dan
infrastruktur
pendukung usaha agribisnis perkebunan
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
16
Sebagai upaya mendukung penyediaan sarana prasarana dan infrastruktur pendukung usaha agribisnis perkebunan. Isu penting terkait kebutuhan infrastruktur dasar perkebunan adalah
ketersediaan,
kelayakan,
pemanfaatan
dan
optimalisasi irigasi teknis, embung/dam/waduk dan jalan produksi. Instansi lain yang dapat mendukung infrastruktur perkebunan
adalah
Kementerian
PUPR,
Kementerian
Perhubungan, Pemprov/Pemkab/Pemkot.
g) Perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan
pengelolaan
lingkungan hidup Aspek lingkungan menjadi perhatian dalam setiap usaha budidaya
perkebunan
muali
dari
pembukaan
lahan,
penanaman, pemilihan bibit unggul, penggunaan pupuk dan pestisida, pengendalian
OPT,
penanganan
pascapanen
sampe hilirnya dilakukan secara bijaksana. Isu lingkungannya adalah pemanfaatan sumber daya genetik/benih,
kebakaran
dan pembakaran lahan/kebun, penggunaan zat kimia dalam pupuk dan pestisida, pemanfaatan bio-technology modern yang tidak ramah lingkungan, dll.
h) Peningkatan upaya adaptasi, mitigasi bencana, perubahan iklim dan perlindungan perkebunan Upaya
menghindari
kegagalan
usaha
perkebunan
yang
disebabkan oleh perubahan iklim akibat pemanasan global sehingga berimplikasi terhadap munculnya berbagai bencana alam dan tingginya serangan OPT. Membangun kemampuan petani dalam
melakukan adaptasi
dan mitigasi terhadap
dampak perubahan iklim, salah satunya melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) serta membangun sistem informasi iklim dan penyesuaian pola dan kalender tanam yang sesuai
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
17
dengan karakteristik masing-masing-wilayah.
i)
Dukungan pengelolaan dan pelaksanaan program tematik pembangunan perkebunan Sebagai bentuk dukungan Ditjen. Perkebunan untuk kegiatan yang secara langsung berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi sub sektor perkebunan di daerah. Program tematik sub sektor perkebunan, sebagai berikut: 1) Pengarus Utamaan Gender (PUG) Fasilitasi kegiatan Ditjen. Perkebunan melalui kegiatan SL-PHT tanaman perkebunan. SL-PHT merupakan salah satu model pelatihan yang sesuai untuk pemberdayaan petani
yang
bertujuabn
meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan, sikap dan perilaku petani/kelompok tani agar mau dan mampu secara mandiri menerapkan PHT dalam pengelolaan kebunnya. 4 (empat) prinsip PHT yaitu
budidaya
tanaman
sehat,
pemanfaatan
pelestarian musuh alami, pengamatan secara
dan
berkala,
dan petani menjadi manajer di kebun sendiri. 2) Peningkatan penciptaan lapangan kerja dan peningkatan keterampilan petani (ketanagakerjaan) program yang diinisiasi Kantor
Staf
Presiden
(KSP)
sebagi implementasi dari 3 agenda prioritas NAWACITA dalam
peningkatan
sumber
daya
manusia,
yaitu:
meningkatkan kualitas hidup manusi melalui peningkatan kualitas diklat, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing
kemandirian
di
pasar
ekonomi
internasional,
dengan
mewujudkan
menggerakkan
sektor-
sektor strategis ekonomi. 3) Pengembangan kawasan perbatasan Pengelolaan
kawasan
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
dilakukan
untuk
mendorong
18
perk
embangan
kawasan
agar dapat
perk embangankawasan diwilayah memanfaatkan potrensi
mengikuti
nasional
lainnya,
ekonomi dan sumber
daya
lainnya melalui kerjasama dengan negara tetangga, memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara. Peran strategis kawasan perbatasan sebagai "belt of security"sosial ekonomi sebagai sebagai nasional "image and gateway", dan lingkungan sebagai "buffer zone". Paradigma baru penanganan perbatasan dari sebatas "security approacha" menjadi lebih integrasiantara security dan
prosperity approach. Prioritas
pada
perbatsan darat di kawasan Kalimantan-Sarawak-Sabah, NTT-Timor Leste dan Papua-PNG. Upaya yang dilakukan anatar lain; meningkatkan potensi ekonomi dibidang pertanian/perkebunan,
meningkatkan
perdagangan
ekspor-impor, menurunnya kegiatan perdagangan produk pertanian/perkebunan ilegal, serta memperkuat layanan perkarantinaan
di
perbatasan.
Komoditas
yang
dikembangkan merupakan spesifik lokasi dan sesuai agrosistem di wilayah perbatasan seperti karet, kelapa sawit, pala, jambu mete, sagu, kelapa, kopi, lada, cengkeh, dll melalui fasilitasi kegiatan dan anggaran setiap
tahun
di
lokasi-lokasi
prioritas
yang
telah
ditetapkan oleh BNPP (Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan). 4) Pengembangan daerah tertinggal Ditujukan
untuk
meningkatkan
kesejahteraan,
pemerataan pembangunan dan mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah tertinggal dengan daerah maju. Dalam pendekatan sektor pertanian/perkebunan menyediakan sarana prasarana produksi yang memadai,
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
19
me mpercepat
peningkatan
kapasitas
petani/pekebun,
penge mbangan dan diseminasi teknologi spesifik lokasi, penguatan jaringan pasar produk pertanian/perkebunan dan
promosi potensi
pertanian/perkebunan
daerah
tertinggal, untuk Papua dan Papua Barat dilakukan dengan lebih memberdayakan penduduk asli dibidang produksi pertanian/perkebunan.
Kriteria daerah tertinggal berdasarkan pendekatan relatif berdasarkan pada perhitungan 6 kriteria dasar dari 27 indikator utama, yaitu: Perekonomian
masyarakat
(persentase
keluarga
miskin dan konsumsi per-kapita). sumber daya manusia (angka harapan hidup, ratarata lama sekolah dan angka melek huruf). prsarana
infrastruktur
(jumlah
jalan
aspal/diperkeras/beton, pengguna listrik, telepon, dll) kemampuan keuangan daerah (celah fiskal). aksesbilitas (rata-rata jara ke pusat-pusat pelayanan dan pertumbuhan). Karakteristik
daerah
(persentasi
daerah
rawan
bencana, lahan kritis, rawan konflik, kawasan hutan). Pembangunan kawasan tertinggal harus diperlakukan secara
khusus
sebagai
model
pembangunan
yang
mencoba membangun keterkaitan (linkage), keselarasan (harmony), dan kemitraan (partnership).
5) Pengembangan kegiatan antisipasi dampak perubahan iklim Kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bersifat spsifik
lokasi
dengan
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
mempertimbangkan
kondisi
20
geogr afis
masing-masing
wilayah
sehingga teknologi
yang akan diterapkan tepat guna dan spesifik lokasi dengan kearifan loka. Target dalam isu lingkungan adalah menurunkan GRK (gas rumah kaca) hingga 26% (0,008 giga ton CO2e) dengan usaha sendiri dan 41% (0,011 giga ton CO2e) dengan bantuan internasional dari kondisi tanpa adanya rencana aksi (business as ussual) sesuai Perpres no. 61/2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Fasilitasi Ditjen. Perkebunan, sebagai berikut: kesiapsiagaan
pencegahan
kebakaran
lahan
dan
rendah
emisi
kebun mitigasi dan adaptasi perubahan iklim pengembangan
model
perkebunan
karbon pada perkebunan kopi rakyat pemberdayaan
masyarakat
dalam
rangka
pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan dan kebun pembinaan
dan
sertifikasi
desa
pertanian
organik
berbasis komoditi perkebunan. 6) Pengembangan kawasan Indonesia Timur Fokus
kebijakan
pembangunan
adalah
antar
mempercepat
wilayah
KTI
serta
pemerataan mendorong
transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara, Papua Barat dan Papua dengan tetap menjaga momentum
pertumbuhan di wiayah
Jawa-Bali
dan
Sumatera.
j)
Penguatan tata kelola pemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi sebagai dasar pelayanan prima
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
21
Dimaksu dkan untuk membangun
aparatur
negara
yang
berkualitas , profesional dan berdaya saing melalui sistem tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dari KKN, transparan dan akuntabel. B. Arah Kebijakan Khusus
Arah kebijakan khusus pembangunan perkebunan tahun 20152019, sebagai berikut: a) Pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka peningkatan produksi gula nasional. Upaya pemenuhan kebutuhan pangan berbasis tebu (gula) di dalam negeri dalam bentuk gula konsumsi langsung rumah tangga/gula kristal putih (GKP) dan gula konsumsi yang dipruntukkan untuk
industri/gula kristal
rafinasi
(GKR).
Sasaran strategis adalah peningkatan produksi gula nasional untuk
mewujudkan
kedaulatan
pangan
melalui
kegiatan
bongkar ratoon, rawat ratoon, perluasan areal, pembangunan KBI & KBD, penataan varietas, database tebu sistem online, bantuan alat dan mesin pertanian, bantuan alat panen, dukungan
pengendalian
OPT,
SL-PHT
tebu
dan
pemberdayaan petani tebu di sentra-sentra pengembangan tebu. Kebijakan tentang pertebuan diperkuat dengan upaya khusus (UPSUS) melalui Permentan no. 14.1/2015 tentang pedoman upaya khusus percepatan swasembada pangan & peningkatan produksi komoditas strategis melalui APBN-P tahun 2015. Indikator kinerja UPSUS adalah pengembangan areal produktif tanaman tebu melalui bantuan benih Arah kebijakan yang ditujukan untuk dan produktivitas penataan
varietas
peningkatan
tebu.
produksi
tebu antara lain: 1) rasionalisasi atau tebu
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
untuk
memdapatkan
komposisi
22
varietas
tebu
unggul
pada
wilayah
tertentu
secara
proporsional berdasarkan tingkat kemasakan sehingga masa giling optimal dapat dicapai dan pada gilirannya akan dapat meningkatkan rendemen melalui sinkronisasi varietas unggul engan tipologi lahan pengembangan, komposisi kemaskan yang seimbang antar tebang awal, tengah dan akhir
pada
suatu wilayah, ketersediaan bahan tanam yang sehat, murni dan tepat waktu pada saat dibutuhkan; 2)
Penerapan
teknologi
GHP
budidaya
tebu
yang
sesuai
GAP,
dan
memperhatikan kondisi perubahan iklim ari masa tanam dan masa panen tebu; 3) Percepatan kegiatan bongkar
ratoon
tebu karena pada dasarnya produktivitas tebu setelah 3-4 kali masa panen akan menurun (≤ 70 ton/ha) harus diremajkan dengan varietas unggul yang telah direkomendasikan, rawat ratoon yaitu pemeliharaan tanaman keprasan tebu secdara lebih intensif dan efektif dalam penggunaan pupuk
secara
tepat yaitu sesuai dan seimbang, perluasan tebu pada daerah bukaan baru sesuai agroekosistem pengembangan tebu; 4) Efisiensi hara dan penggunaan pupuk organik dan majemuk hanya untuk 1 kali pemupukan pada 1 kali masa tanam sampai dengan masa panen yang memiliki sifat penguraian lamban dengan formulasi terdiri dari unsur mikro dan makro; 5)
suplesi
air
dengan
membuat
embung
(tampungan
air/waduk kecil terutama pada daerah tadah hujan) dan pengoperasionalan
pompa
air
untuk
lahan
tebu;
6)
penyediaan agro input dalam mendukung kegiatan bongkar ratoon dan rawat ratoon baik alsintan
maupun
sarana
produksi lainnya untuk digunakan dalam pengendalian OPT dengan PHT; 7) dukungan revitalisasi pabrik gula (PG) untuk meningkatkan kapasitas produksi serta inisiasi pembangunan PG baru dengan alat dan mesin modern yang memiliki
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
23
kapasita s tinggi; 8) penyiapan kebijakan/regulasi pusatdaerah
dalam
mendukung
sistem
pertebuan
nasional
terutama persoalan stabilitas harga.
Tabel.1 Proyeksi Mikro Pengembangan Tebu tahun 2015-2019
Indikator
Target per Target per Tahun
Tahun
Luas Areal
Produksi
Produktivitas
tanam (Ha)
(ton)
(Kg/Ha)
2015
484.000
2.972.000
6.140
2016
496.000
3.270.000
6.593
2017
504.000
3.500.000
6.944
2018
510.000
3.660.000
7.176
2019
517.000
3.820.000
7.389
1,66
6,50
4,75
Laju Pertumbuhan (%)
b) Peningkatan
diversifikasi
pangan
berbasis
komoditas
perkebunan Bertujuan untuk menyediakan kuantitas dan kualitas pangan pokok
dengan
berbagai
jenis
yang
cukup
sehingga
ketergantungan pada beras berkurang. Dilakukan dengan cara penganekaragaman usaha pertanian dengan polikultur, dilaksanakan dengan cara, sebagai berikut: 1) Diversifikasipertanian dengan pergantian jenis tanaman. Diarahkan pada daerah penghasil pangan selain beras seperti sagu di Papua, dll. 2) Diversifikasi pertanian dengan sistem tumpangsari. Keuntungannya
adalah
membantu
dalam
menahan
serangan hama dan ikut menambah unsur hara. 3) Diversifikasi
pertanian
dengan
menggunakan
lahan
pertanian berbasis hutan. Diversifikasi perkebunan mengandung arti: 1) Diversifikasi
pangan
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
yang
dimaksud
adalah
24
penge mbangan
tanaman
sagu
dalam
rangka
men subtitusi konsumsi beras menjadi konsumsi lain selain beras untuk menjaga stabilitas pangan. 2) Diversifikasi pangan yang dimaksud adalah kegiatan pelengkap dan pendukung kegiatan-kegiatan lain yang benar-benar ditujukan sebagai bahan makanan pokok untuk
diversifikasi
pangan
seperti
integrasi
tan.
perkebunan - ternak (daging sebagai bahan pangan). 3) Diversifikasi
pangan
yang
dimaksud
adalah
untuk
mendorong peningktan produksi, produktivitas dan luas areal dari bahan makanan pokok yang ditujukan sebagai diversifikasi pangan seperti: Pemanfaatan
limbah
tanaman
kelapa
sawit/kopi
sebagai bahan campuran pakan atau kandang ternak. Tumpang
sari
pada
kegiatan
ini
mengandung
arti
komoditi perkebunan berfungsi menjaga kestabilan unsur hara.
Tabel
2.
Kegiatan
Ditjen.
Peningkatan
Perkebunan
Diversifikasi
dalam
mendukung
Pangan
untuk
Penganekaragaman Komoditi Pertanian
No I.
Kegiatan Utama
Kegiatan Diversifikasi
Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim A.
Pengembangan Sistem Pertanian
1.
berbasis tanaman semusim II.
Pengembangan
Sistem
Pertanian terpadu tebu-ternak
Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan A.
Pengembangan Sistem Pertanian
1.
berbasis tanaman tahunan
Integrasi
kelapa
sawit-ternak,
karet-ternak, kelapa-ternak, dll beserta
pengawalan
dan
pendampingan B.
Pengembangan
areal
tanaman sagu
produktif
2.
Penataan
dan
tanaman
sagu
perluasan beserta
pengawlan dan pendampingan
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
25
III
Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tan. Rempah dan Penyegar A.
Pengembangan Sistem Pertanian
1.
Integrasi
tanaman
berbasis tanaman Rempah dan
penyegar-ternak
Penyegar
kakao-ternak dll)
rempah
(kopi-ternak,
c) Peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan berorientasi ekspor dalam mewujudkan daya saing subsektor perkebunan Bertujuan
meningkatkan dan memperkuat pengembangan
komoditas
perkebunan
berorientasi
ekspor
dan
yang
berpotensi dan berprospek untuk pasar ekspor dan yang mempunyai nilai tambah. Inti dari arah kebijakan adalah daya saing
yaitu
bagaimana
mengembangkan memiliki
membuat,
menciptakan
produk
yang
berorientasi
baik
dengan
harga
kualitas
dan
ekspor
yang
bersaing
tanpa
meninggalkan kelestarian lingkungan hidup. Kualitas produk bersaing dapat dilihat dari penerapan standar kualitas tinggi seperti sistem jaminan mutu budidaya, pascapanen dan pengolahan (GAP, GHP, GMP dan SPS) serta sistem jaminan produk (HACCP, keamanan pangan dll). Upaya peningkatan nilai tambah komoditi perkebunan difokuskan pada hal yakni 1)
peningkatan
perkebunan
kualitas
untuk
dan
mendukung
jumlah
olahan
peningkatan
produk
daya
saing
dipasar dalam negeri diukur dengan peningkatkan jumlah produk yang bersertifikat mutu; 2) upaya pengembangan produk yang punya daya saing di pasar internasional
baik
segar maupun olahan, dengan catatan kebutuhan dalam negeri
sudah
tercukupi.
12
komoditas
andalan
perkebunan, berdasarkan kontribusinya tahun 2014
ekspor yaitu
kelapa sawit 78,59%, karet 9%, kelapa 5,87%, tebu 3,23%, kopi 1,32%, kakao 1,14%, sedang sisanya 0,84% (teh, jambu mete, kapas, tembakau, lada dan cengkeh).
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
26
Tabel 3. Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka peningkatan
nilai
tambah
dan
komoditas
yang
berorientasi ekspor dalam meningkatkan daya saing No. 1.
Aspek-Aspek Kebijakan Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas unggulan perkebunan yang selama ini berkontribusi dalam penerimaan negara dari ekspor yaitu kelapa sawit, karet, kelapa, tebu, kopi dan kakao.
2.
Peningkatan
produksi
dan
produktivitas
melalui
aspek
penguatan
perbenihan, pemberdayaan dan pendekatan standar pelayanan minimum (SPM)
untuk
komoditas
unggulan
perkebunan
yang
memiliki
prospek/potensi dalam meningkatkan ekspor perkebunan seperti teh, jambu mete, kapas, tembakau, lada dan cengkeh. 3.
Penerapan sistem budidaya, pascapanen, pengolahan komoditas perkebunan yang baik (GAP, GHP, GMP dan SPS).
4.
Pengembangan komoditas perkebunan yang berwawasan lingkungan.
5.
Pengembangan pasar dengan pendekatan kerjasama di forum-forum internasional, selain itu diperlukan pengayaan aspek promosi dan membangkitkankesadaran dalam penggunaan produk-produk dalam negeri.
6.
Upaya pengembangan inovasi dan adopsi teknologi yang terus mengarah pada efisiensi industrialisasi perkebunan dan perdesaan.
7.
Memperkuat industri hilir dg mendorong investasi di sub sektor perkebunan.
8.
Memperkuat aspek kelembagaan petani/pekebun yang menunjang efisiensi produksi dan kemitraan usaha.
9.
Penghapusan ekonomi biaya tinggi dengan menghilangkan inefisiensi dalam bidang pemasaran.
10.
Pembangunan dan perbaikan sarana prasarana dan infrastruktur dalam mendukung sistem budidaya, pascapanen, pengolahan dan pemasaran.
11.
Perbaikan tata niaga untuk menekan biaya inefisiensi yang timbul, selain itu diperlukan pengaturan bea masuk bagi produk-produk impor kedalam negeri dan melalui kebijakan non tarif barrier.
12.
Sinergitas kebijakan pusat (antar K/L)-daerah dalam penganggaran dan dukungan regulasi yang kuat terkait ekspor impor.
13.
Mempersiapkan kemampuan SDI dalam bekal kemampuan, keahlian, kemandirian yang kuat di bidang pertanian dalam menghadapi globalisasi (MEA).
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
27
d) Pemenuhan
penyediaan
bahan
baku
bio-energy
dan
pengembangan pondasi sistem pertanian bio-industry Pengembagan sistem pertanian bio-industry mengarah pada sistem pertanian masa depan seperti yang tercantum dalam dokumen Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 20132045. Dalam strategi ini pengembangan komoditas perkebunan sebagai
sumber
energi
secara
terintegrasi
yang
menghubungkan kegiatan on-farm dan pengolahan dalam satu wilayah (hulu-hilir), terintegrasi dalam sebuah rantai nilai, pendekatran zero wastemanagement dan dalam penyediaan bahan baku perlu dukungan sektor lain. Pengembangan BBN (bio-energy)
merupakan
upaya
perspektif
dalam
rangka
kemandirian bahan bakar cair yaitu penyandingan serasi BBN dengan BBM yang berbasis bahan baku lokal terbarukan. Berdasarkan Perpres no. 5/2006 tentang Kajian Energi Nasional bahwa sasaran kebijakan energi nasional melalui bahan bakar nabati (biofuel) adalah terwujudnya
energi
(primer) mix yang optimal pada tahun 2025 menjadi lebih dari 5%, kebijakan ini diperkuat dengan Inpres no/2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain. Meneteri Pertanian dalam Inpres tersebut mendapat mandat untuk: 1) Mendorong penyediaan tanaman bahan abakar nabati (biofuel) termasuk benih dan bibitnya. 2) Melakukan penyuluhan pengembangan tanaman bahan bakau bahan bakar nabati (biofuel). 3) Memfasilitasi penyeediaan benih dan bibit
tanaman
bahan baku bahan bakar nabati (biofuel). 4) Mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan kegiatan pascapnen tanaman bahan baju bahan bakar nabati (biofuel).
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
28
Amanat NAWACITA untuk berdikari secara ekonomi antara lain
dal am hal merelokasi
penyediaan biofuel
sebagian
subsidi
BBM
ke
dan menyusun strategi cerdas energi
baru terbarukan. Komoditas perkebuan yang cukup siap dalam penyediaan benih, budidaya, produksi, produktivitas, pananganan pasca panen dan pasar adalah kelapa sawit (CPO) sebagai bahan baku bahan bakar nabati (biofuel) sesuai mandatori BBN tahun 2020 sebesar 30% (B30). Sedang komoditas lain yang memiliki potensi adalah kelapa, kemiri sunan, dan jarak pagar namun terdapat kendala dilapangan yaitu kurang memiliki aspek ekonomis untuk dibudidayakan,
ketersediaan
lahan,
tanaman
tua
dan
dihilirnya untuk dijadikan sumber BBN memerlukan waktu, tenaga dan anggaran yang cukup besar. Faktor varietas yang menghasilkan rendemen dan produktivitas tinggi sebagai sumber
BBN belum dikaji dari sisi efektivitas dan efisiensi
ekonomi. Komoditas perkebunan lain yang dicanangkan untuk pengembangan BBN sebagai sumebr
bio-ethanol
adalah tebu, aren dan sagu sesuai mandatori BBN tahun 2010 sebesar 20%.
Tabel 4. Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan pengembangan pondasi sistem pertanian bio-industry
No.
Aspek-Aspek Kebijakan
1.
Peningkatan produksi dan produktivitas komoditas kelapa sawit (dalam bentuk CPO dan minyak sawit lainnya) sebagai penghasil bio-fuel melalui kegiatankegiatan 4-ASI, perlindungan perkebunan, pascapnen, dan pemebrdayaan. .
2.
Peningkatan produksi dan produktivitas kemiri sunan melalui aspek penguatan perbenihan, pemberdayaan dan pendekatan standar pelayanan minimum (SPM).
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
29
Selain itu dikembangkan juga komoditas penghasil bio-fuel seperti kelapa dll serta komoditas penghasil bio-ethanol seperti tebu, sagu, dll. 3.
Kegiatan pengemabangan integrasi tanaman perkebunan dan ternak yang merupakan basis pendekatan pertanian bio-industry.
4.
Inisiasi pemanfaatan biomassa perkebunan dari sampah/sisa tanamn perkebunan (pelepah dan daun) sebagi sumber pakan ternak dan sumber energi (biogas dan pupuk organik) dari feses/urine ternak setelah mengkonsumsi biomassa pakan tersebut (zero waste management).
5.
Upaya melakukan perluasan areal, rehabilitasi/peremajaan, dibersifikasi, pengembangan model serta pembangunan dan pemeliharaan kebun sumber bahan tanam (KI dan KE)
6.
Menemukembangkan komoditas-komoditas perkebunan lainnya yang spesifik lokasi sebbagai sumber BBN dan kegiatan bio-industry.
7.
Penerapan sistem budidaya, pascapnen, pengolahan komoditas perkebunan yang baik (GAP, GHP, GMP dan SPS).
8.
Upaya pengembangan inovasi dan adopsi teknologi yang terus mengarah dalam menemukan VUB yang berproduktivitas tinggi dan menghasilkan rendemen yinggi sebagai sumber bio-energy serta analisis ekonomi skala petani/pekebun.
9.
Pengembagan komoditas perkebunan sumber BBN dan bio-industry yang berwawasan lingkungan.
10.
Pembangunan/perbaikan
unit
pengolahan
hasil,
sarana
prasarana
dan
infrastruktur pendukung sistem budidaya, pascapnen, pengolahan, dan pemasaran BBN dan bio-industry. 11.
Memperkuat aspek kelembagaan petani/pekebun yang menunjang efisiensi produksi dan kemitraan usaha untuk pengembangan BBN dan bio-industry.
12.
Mendorong investasi untuk pengembangan BBN dan bio-industry.
13.
Sosialisasi, koordinasi, pengawalan, pendampingan, pembinaan dan edukasi kepada masyarakat dalam mengembangkan dan menggunakan BBN.
14.
Penciptaan pasar domestik dan stabilitas harga yan didukung dengan mengoptimalkan diversifikasi sumber BBN.
15.
Penyusunan
peta
jalan/masterplan/roadmap
pengembangan
komoditas
perkebinan sumber BBN dan bio-industry. 16.
Sinergitas kebijakan pusat (antar K/L) - daerah dalam penganggaran dan dukungan regulasi yang kuat terkait pengembangan komoditas perkebunan sumber BBN dan bio-industry.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
30
e)
Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah Dimaksudkan
untuk
meningkatkan
kualitas
tata
kelola
pemerintahan yang baik dalam memberikan kontribusi yang optimal untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya saing nasional/internasional. Tata kelola adalah peningkatan integritas, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi
birokrasi
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan dan pelayan publik.
Tabel 5. Aspek-aspek kebijakan tahun 2015-2019 dalam rangka akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik No. 1.
Aspek-Aspek Kebijakan
Peningkatan produksi akuntabilitas kinerja Ditjen. Perkebunan melalui aspek perencanaan kinerja (penyusunan renstra, perjanjian kinerja/PK dan rencana kinerja tahunan/RKT), pengukuran kinerja (penetapan IKP/IKU dan IKK), pengelolaan data
kinerja,
pelaporan
kinerja
(penyusunan
laporan
kinerja/Lakin/Lakip), evaluasi kinerja (reviu terhadap kinerja oleh APIP) dan capian kinerja (realisasi kinerja fisik dan keuangan). 2.
Pemberian pelayanan yang prima dan berkualitas kepada masyarakat/publik secara konsisten dan berkelanjutan melalui pendekatan kebijakan 1 pintu dan 1 atap dalam bidang pengembangan perkebunan, pelayanan data dan informasi serta dukungan manajemen dan teknis lainnya lingkup Ditjen. Perkebunan (perencanaan, keuangan dan perlengkapan, umum serta evaluasi dan layanan rekomendasi). Selain itu juga dengan
mendorong
inovasi
pelayan
publik,
peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik serta penguatan kapasitas dan efektivitas pengawasan pelayanan publik. 3.
Peningkatan penyelenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas KKN dengan menerpakan sistem keterbukaan dan akuntabilitas informasi publik (semangat WBK)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
31
4.
Pembinaan
pegawai
dalam
penerapan
prinsip
tatanan
penge lolaan manajemen keterbukaan, akuntablitas, efektivitas dan efisiensi, supremasi hukum, keadilan dan partisipasi. 5.
Melakukan koordinasi lintas sektoral dan bimbingan teknis terkait tata kelola kepemerintahan yang baik, reformasi birokrasi, pelayan prima dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah seperti dengan KemenpanRB dll.
f)
Peningkatan pendapatan keluarga pekebun Kebijakan ini merupakan resultan dari pencapaian semua sasaran
strategis.
Prasyarat
tercapainya
peningkatan
pendapatan keluarga pekebun, diantaranya: 1)
peningkatan
produksi
dan
produktivitas
usaha
tani
pekebun dengan luas kepemilikan lahan yang terbatas melalui penerapan budidaya yang baik. 2)
adanya jaminan harga yang bersaing dalam kerangka supply demand.
3)
pekebun mampu meningkatkan niali tamabh terhadap usaha agribisnis perkebunan.
4)
tersedianya jaminan pasar.
5)
konektivitas terhadap ketersediaan infrastruktur.
6)
aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan.
7)
penanganan adaptasi, mitigasi dampak perubahan iklim, bencana alam dan perlindungan perkebunan.
8)
adopsi inovasi teknologi dan informasi yang tinggi.
9)
dukungan
ketersediaan
benih,
alsintan
&
sarana
produksi lainnya. 10) dukungan
kegiatan
penyuluhan,
pelatihan
dan
pemberdayaan.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
32
2.2.2. Sasaran Makro Pembangunan Perkebunan
Dimensi pembangunan sektor unggulan terkait kedaulatan pangan menjadi strategi Ditjen. Perkebunan. Proyeksi makro pembagunan perkebunan tahun 2015-2019 dalam renstra Ditjen. Perkebunan:
Tabel 6.
Proyeksi Makro Pembangunan Perkebunan tahun 2015-2019 Laju
Target per Tahun No
Pertumbuhan
Indikator 2015
1.
Pertumbuhan PDB (%)
2. 3.
2016
2017
2018
2019
(%)
5,43
4,85
5,15
5,02
4,90
5,07
Neraca Perdagangan (juta US$)
32.727
36.146
39.914
44.067
48.643
10,42
Niali Ekspor (juta US$)
35.656
39.221
43.143
47.457
52.203
10,00
2.2.3. Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan Perumusan agenda prioritas NAWACITA yang menjadi tupoksi Ditjen. Perkebunan
adalah
menggerakkan
sektor
mewujudkan strategis
kemandirian ekonomi
ekonomi
domestik
dengan melalui
peningkatan kedaulatan pangan dengan sasaran produksi ula tahun 2019 mencapai 3,8 ton. Selain itu agenda prioritas terkait akslerasi pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan agroindustri berbasis komoditas perkebunan untuk komoditas kelapa
sawit
sebesar 36,42 juta ton CPO di tahun 2019; karet 3,81 juta ton (kering); kakao 961 ribu ton biji kering; teh 162,7 ribu ton daun kering; kopi 778 ribu ton kopi berasan; kelapa 3,49 juta ton setara kopra. Mendukung pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian 2015-2019, Ditjen. Perkebunan menetapkan sasaran
strategisnya
yang difokuskan pada peningkatan produksi dan produktivitas 16 komoditas strategis yang menjadi unggulan nasional perkebunan, proyeksi luas tanam, produksi dan produktivitas 2015-2019 sebagai berikut:
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
33
Tabel 7. Proyeksi
Luas
Tanaman
Menghasilkan/TM
(hektar)
Komoditas
Perkebunan tahun 2015-2019
Laju
Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan/TM (hektar) per Tahun No
Pertumbuhan
Indikator 2015
1.
Tebu
2.
2016
2017
2018
2019
(%)
484.000
496.000
504.000
510.000
517.000
1,66
Kelapa Sawit
7.717.000
7.728.000
7.799.000
7.930.000
8.121.000
1,29
3.
Karet
3.055.000
3.106.000
3.156.000
3.206.000
3.257.000
1,61
4.
Kelapa
2.653.000
2.662.000
2.673.000
2.684.000
2.696.000
0,40
5.
Kakao
1.180.000
1.208.000
1.238.000
1.267.000
1.278.000
2,02
6.
Kopi
966.000
972.000
981.000
991.000
1.006.000
1,02
7.
Teh
121.900
122.400
122.500
122.900
123.100
0,25
8.
Lada
116.500
117.000
117.600
118.000
118.700
0,47
9.
Cengkeh
309.000
310.000
312.000
316.000
320.000
0,88
10.
Pala
150.000
157.000
164.000
171.000
178.000
4,37
11.
Jambu Mete
334.900
335.000
341.000
344.000
347.000
0,89
12.
Nilam
31.900
32.200
32.400
32.600
32.800
0,70
13.
Kapas
7.000
7.000
7.000
7.000
7.000
0,00
14.
Tembakau
274.000
279.000
285.000
291.000
296.000
1,95
15.
Kemiri Sunan
25
25
25
25
25
0,00
16.
Sagu
1.400
1.400
1.400
1.400
1.400
0,00
Tabel 8. Proyeksi Produksi (ton) Komoditas Perkebunan tahun 2015-2019 Laju
Proyeksi Produksi (ton) per Tahun No
Pertumbuhan
Indikator 2015
1.
Tebu
2.
Kelapa Sawit (CPO)
3.
Karet
2016
2017
2018
2019
(%)
2.972.000
3.270.000
3.500.000
3.660.000
3.820.000
6,50
30.798.000
30.845.000
32.657.000
34.515.000
36.420.000
4,31
3.320.000
3.438.000
3.559.000
3.683.000
3.810.000
3,50
3.309.000
3.355.000
3.401.000
3.446.000
3.491.000
1,35
773.000
831.000
872.000
916.000
961.000
5,60
(karet kering) 4.
Kelapa (kopra)
5.
Kakao (biji kering)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
34
6.
Kopi
725.000
738.000
751.000
765.000
778.000
1,78
159.600
160.400
161.200
162.000
162.700
0,48
93.000
94.100
95.100
96.200
97.300
1,14
112.600
114.700
116.800
119.000
121.200
1,86
27.700
29.000
30.400
31.800
33.400
4,79
123.630
123.650
126.600
129.600
132.700
1,79
2.750
2.760
2.780
2.810
2.840
0,81
1.850
1.930
2.000
2.090
2.170
4,07
279.600
298.800
319.400
341.500
365.100
6,90
(berasan) 7.
Teh (daun kering)
8.
Lada (kering)
9.
Cengkeh (bunga kering)
10.
Pala (biji kering)
11.
Jambu Mete (gelondong kering)
12.
Nilam (minyak nilam)
13.
Kapas (serat berbiji)
14.
Tembakau (daun kering)
Tabel 9. Proyeksi Produktivitas (kg/ha) Komoditas Perkebunan tahun 20152019 Laju
Proyeksi Produksi (ton) per Tahun No
Indikator
Pertumbuhan 2015
2016
2017
2018
2019
(%)
1.
Tebu
6.140
6.593
6.944
7.176
7.389
4,75
2.
Kelapa Sawit
3.991
3.991
4.187
4.352
4.485
2,98
3.
Karet
1.087
1.107
1.128
1.149
1.170
1,86
4.
Kelapa
1.247
1.260
1.272
1.284
1.295
0,94
5.
Kakao
655
688
704
723
752
3,51
6.
Kopi
751
759
766
772
773
0,75
7.
Teh
1.309
1.310
1.316
1.318
1.322
0,24
8.
Lada
798
804
809
815
820
0,66
9.
Cengkeh
364
370
374
377
379
0,97
10.
Pala
185
185
185
186
188
0,40
11.
Jambu Mete
369
369
371
377
382
0,89
12.
Nilam
86
86
86
86
87
0,11
13.
Kapas
264
276
286
299
310
4,07
14.
Tembakau
1.020
1.071
1.121
1.174
1.233
4,85
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
35
Proyeksi-proyeksi
terseb ut didasarkan atas kebijakan Ditjen. Perkebunan
dalam menggarap sentra -sentra produksi komoditas perkebunan tahun 20152019, seperti: 1) intensifikasi tanaman kelapa sawit, kakao, kkopi, lada, cengkeh, pala dan teh; 2) penggunaan benih unggul bermutu, bersertifkat serta demplot peremajaan pada kelapa sawit; 3) bongkar/rawat ratoon dan penataan varietas pada tanaman tebu; 4) peremajaan pada karet, kelapa, jambu mete, kopi, pala, dan kakao; 5) rehabilitasi pada kelapa, jambu mete,
kopi,
teh,
kakao, lada, pala dan cengkeh; 6) penanaman kapas dan tembakau; 7) penataan tanaman sagu; 8) pengendalian OPT dan SL-PHT; 9) pemberdayaan petani yanhg secara tidak langsung membina petani untuk
secara swadaya
mengimplementasikan teknik-teknik budidaya tanaman yang benar untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
2.3. Strategi Pembangunan Perkebunan
Strategi pembangunan perkebunan selama 5 tahun (2015-2019) dapat dibagi menjadi strategi umum dan strategi khusus. Sebagai penjelasan strategi umum dirumuskan dalam rangka mendukung program Ditjen.
Perkebunan yaitu
peningakatan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan berkelanjutan. Strategi
khusus
adalah
srtegi
pembangunan
yang
dirumuskan
dalam
mendukung pencapaian 6 sasaran strategis yaitu 1) pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka meningkatka produksi gula nasional; 2) peningkatan diversifikasi; 3) peningkatan komoditas tambah
dan
verorientasi
ekspor
dalam
perkebunan
mewujudkan
daya
bernilai
sasing;
4)
pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan pengembangan fondasi sistem pertanian bio-industry; 5) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik; 6) peningkatan pendapatan keluarga pekebun.
2.5.1. Strategi Umum 1) Strategi pengembangan komoditas strategis 2) Strategi pengembangan kawasan berbasis komoditas perkebunan
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
36
unggulan nasional 3)
Strategi pengembangan sumber daya insani perkebunan (SDI)
4) Strategi penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha perkebunan 5) Strategi
pengembangan
dan
penguatan
sistem
pembiayaan
perkebunan 6) Strategi
pengembangan
sarana
prasarana
dan
infrastruktur
pendukung usaha perkebunan 7) Strategi perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan hidup 8) Strategi peningkatan upaya adaptasi, mitigasi bencana, perubahan iklim dan perlindungan perkebunan 9) Strategi dukungan pengelolaaan danpelaksanaan program tematik pembangunan perkebunan 10) Strategi penguatan tata kelola kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi sebagai dasar pelayanan 3.5.1. Strategi Khusus
1) Strategi pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka peningkatan produksi gula nasional 2) Strategi
peningkatan
diversifikasi
pangan
berbasis
komoditas
perkebunan 3) Strategi peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan verorientasi ekspor dalam mewujudkan daya asing komoditas perkebunan 4) Strategi pemenuhan penyediaan bahan baku
bio-energy
dan
pengembangan fondasi sistem pertanian bio-industry 5) Strategi akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik 6) Strategi peningkatan pendapatan keluarga pekebun.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
37
2.4. Program Direktorat Jen deral Perkebunan
Pembangunan perkebunan saat ini dan dimasa yang akan datang menghadapi tantangan yang cukup berat baik dalam tataran liberalisasi perdagangan global maupun lingkup regional, terutama setelah memasuki era
AEC
(Asean
Economic Community). Agar perkebunan Indonesia tetap eksis dan dapat memanfaatkan peluang pasar bebas Asean ini adalah bagaimana strategi yang tepat dalam pengembangan komoditas perkebunan berkelanjutan, berdaya saing dalam kuantitas dan kualitas namun tetap ramah lingkungan sehingga bisa
diterima
pasar
Eropa/Amerika
Utara,
serta
memecahkan
masalah
pengangguran dan kemiskinan melalui perkebunan.
Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor: SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor: 0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit hanya mempunyai dan tanggung jawab
terhadap
Eselon
pelaksanaan
II
kegiatan.
Dengan demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah outcomedan indikator kinerja unit Eselon II adalah output.
Berdasarkan Perpres no. 45/2015 tentang Kementerian Pertanian, bagian keenam
pasal
18
menyelenggarakan
"Direktorat perumusan
Jenderal dan
Perkebunan
pelaksanaan
mempunyai
kebijakan
di
tugas bidang
peningkatan produksi tebu, dan tanaman perkebunan lainnya", sedang pasal 19 menyebutkan Ditjen. Perkebuan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi tebu dan tanaman perkebunan lainnya, pengembangan bahan baku bio energi, pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan, serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan perkebunan;
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
38
b. pelaksanaan
kebij akan
di
bidang
penyediaan
perbenihan,
penyelenggaraan bu didaya, peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran
hasil
produksi
pengembangan
bahan
tebu
dan tanaman
baku
perkebunanberkelanjutan,
bio
serta
perkebunan
energi,
pengendalian
lainnya,
pembinaan hama
usaha
penyakit
dan
perlindungan perkebunan; c.
penyusunan
norma,
standar,
penyediaan
perbenihan,
prosedur,
dan
penyelenggaraan
kriteria
di
budidaya,
bidang
peningkatan
pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil
produksi
tebu
dan
tanaman perkebunan lainnya,
bahan
baku
bio
pengembangan
energi, pembinaan usaha perkebunan berkelanjutan, serta pengendalian hama penyakit
dan perlindunganperkebunan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di perbenihan,
penyelenggaraan
pengolahan,
dan
budi
pemasaran hasil
daya,
bidang
penyediaan
peningkatan
pascapanen,
produksi
tebu
dan
tanaman
perkebunan lainnya, pengembangan bahan baku bio energi, pembinaan usaha perkebunan
berkelanjutan,
serta
pengendalian
hama penyakit
dan perlindungan perkebunan; e. pelaksanaan
evaluasi
dan
perbenihan,
penyelenggaraan
pengolahan,
dan
pelaporan budi
pemasaran hasil
di
daya,
bidang
penyediaan
peningkatan
produksi
tebu
pascapanen,
dan
tanaman
perkebunan lainnya, pengembangan bahan baku bio energi, pembinaan usaha perkebunan
berkelanjutan,
serta
pengendalian
hama penyakit
dan perlindungan perkebunan; f.
pelaksanaan
administrasi
Direktorat
Jenderal Perkebunan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
Sesuai
potensi,
permasalahan,
peluang
perkebunan bahwa program pembangunan adalah
"peningkatan
produksi
dan
dan
tantangan
perkebinan
produktivitas
pembangunan
tahun
tanaman
2015-2019 perkebunan
berkelanjutan" . Terdapat 2 indikator kinerja program (IKP) yaitu: 1) laju
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
39
peningkatan produksi te bu; 2) laju peningkatan produksi tanaman unggulan perkebunan lainnya.
Tabel 10.
Indikator
Kinerja
Program
(IKP)
Peningaktan
Produksi
dan
Produktivitas Tan. Perkebunan Berkelanjutan Tahun 2015-2019 Target IKP per Tahun No
Indikator
Rata-Rata 2015
1.
2.
Laju Peningkatan Produksi Tanaman
2016
2017
2018
2019
12,91
10,03
7,03
4,57
4,37
7,78
16,35
2,45
2,90
2,89
2,86
5,49
Tebu (%) Laju Peningkatan Produksi Tanam an Unggulan Perkebunan Lainnya (%)
Untuk mencapai proyeksi tersebut maka dalam program pembangunan perkebunan diarahkan pada kegiatan rehabilitasi,
intensifikasi,
ekstensifikasi
dan diversifikasi yang didukung dengan penyediaan benih unggul bermutu, pemberdayaan
petani
pembangunan/pemeliharaan
dan kebun
benih,
penguatan penanganan
kelembagaan, pasca
panen,
pembinaan usaha dan perlindungan perkebunan serta pemberian pelayanan berkualitas.
2.5. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA 2015-2019 Ditjen. Perkebunan mempunyai tanggung jawab dalam implentasi agenda prioritas NAWACITA pada pencapaian sasaran pokok sub agenda prioritas peningkatan kedaulatan pangan dan peningkatan agroindustri. Tabel 11. Implementasi Agenda Prioritas NAWACITA Direktorat Jenderal Perkebunan 2015-2019 NO 1.
2.
KEGIATAN PRIORITAS
PENANGGUNG JAWAB
Perluasan areal pertanian lahan kering 1 juta
Ditjen. Perkebunan dan Ditjen
hektar di luar Jawa (perkebunan 150.000 hektar)
terkait komoditas lainnya.
Pengendalian impor pangan
Ditjen. Perkebunan, Setjen/Ditjen terkait komoditas lainnya dan lintas sektoral.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
40
3.
Reforma agraria 9 juta hektar
Ditjen. Perkebunan, Setjen/Ditjen terkait komoditas lainnya, Ditjen PSP dan lintas sektoral.
4.
5.
Pengembangan 1.000 Desa Pertanian Organik
Ditjen. Perkebunan dan Ditjen
(perkebunan 150 Desa Pertanian Organik)
terkait komoditas lainnya.
Pengembangan areal pertanian melalui
Ditjen. Perkebunan, Ditjen terkait
pemanfaatan lahan bekas tambang
komoditas lainnya, Ditjen PSP dan lintas sektoral.
6.
Pengembangan food estate di Kalimantan Barat,
Ditjen. Perkebunan dan Ditjen
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan
terkait komoditas lainnya.
Kepulauan Aru 7.
Pengembangan Kelapa Sawit di wilayah
Ditjen. Perkebunan
perbatasan di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur (1 juta hektar) 8.
Pengembangan Tebu dan Pembangunan Pabrik
Ditjen. Perkebunan
Gula di luar Jawa (Sulawesi, NTB, dll) (perluasan 500.000 hektar di Sultra, membangun/rehabilitasi 10 PG baru di luar jawa) 9.
10.
Peningkatan produksi dan ketersediaan beras,
Ditjen. Perkebunan dan Ditjen
jagung, kedelai, tebu, cabai dan bawang merah
terkait komoditas lainnya.
Integrasi tanaman dengan ternak sapi di lahan
Ditjen. Perkebunan, Ditjen terkait
perkebunan Kelapa Sawit, tanaman pangan dan
komoditas lainnya dan lintas
di kawasan hutan (di lahan TM Kelapa Sawit
sektoral.
@20%-sapi/ jagung/kedelai)
Dari agenda NAWACITA yang menjadi tanggung jawab Ditjen. Perkebunan, sebagaiman tercantum dalam tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Perluasan areal perkebunan 150.000 hektar di lahan kering Pengembangan komoditas cengkeh, kakao, kopi, lada, pala, tebu, jambu mete, karet, kelapa, kelapa sawit dan kemiri sunan dilahan-lahan bukaan baru yang sesuai dengan agrosistemnya dan dilahan-lahan sub optimal di 33 provinsi. 2) Pengembangan
150
Desa
Pertanian
Organik
Berbasis
Komoditas
Perkebunan
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
41
Merupakan kegiatan y ang menjadi tanggung jawab Direktorat Perlindungan dengan target terca painya 150 desa pertanian organik yang berbasil tersertifikasi sampai denga tahun 2019 oleh Lembaga Sertifikasi Organik yang
terakreditasi.
Mulai
tahun
2016
sebagai tahap
awal
dengan
melakukan pembinaan pada kelompok tani tentang bagaimana melakukan budidaya tanaman perkebunan organik saampai denga fasilitasi sertifikasi organik berbasis kelompok tani pada lahan perkebunan tertentu.
Ruang lingkup kegiatan pengembangan pertanian organik sebagai berikut: •
Penerapan budidaya tanaman secara organik dengan memenuhi azas keberlanjutan dan GAP organik.
•
Penggunaan
input
budidaya
secara
organik
(bantuan
benih,
sarana/simber air dan sarana produksi organik lainnya seperti pupuk, pestisida dll) dan tanpa penggunaan sarana input sintesis serta adanya siklus
pengolahan
limbah
kebun
sesuai
prinsip
zero
waste
management. •
Sistem manajemen budidaya organik dengan memenuhi syarat ramah lingkungan.
•
Pengembangan sumber daya manusia (petani dan petugas) dalam memahami konsep pertanian organik.
•
Pengawalan, pendampingan dan pembinaan monitoring pertanian organik.
•
Petunjuk kerja perkebunan
berbasis pertanian
organik melalui
penerapan penggunaan lahan terkonversi baik tanman
tahunan
maupun semusim •
Sertifikasi produk perkebunan organik.
3) Pengembangan food estate Bertujuan untuk
menciptakan pusat-pusat pertumbuhan/sentra pangan
berbasis komoditas pertanian dalam rangka mewujudkan
kedaulatan
pangan. Pengembangan food estate dilaksanakan di daerah yang belum dapat dikategorikan sebagai daerah lumbung pangan dan belum mandiri
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
42
dalam
memenuhi
kebutuhan
pangannya.
Pelaksanaan
food
estate
bersamaan dengan kegiatan pengembangan 1 juta hektar kawasan pangan Merauke dan rice estate di Kalimantan Barat 120.000 hektar, Kalimantan Tengah 180.000 hektar, Kalimantan Utara 10.000 hektar dan Maluku 190.000 hektar. Fasilitasi dukungan dalam bentuk kegiatan yang dapat memacu/mendorong peningkatan produksi dan produktivitas, pasca penen dan perlindungan perkebunan. 4) Pengembangan Kelapa Sawit di Wilayah Perbatasan Sasaran kegaiatan adalah pengembangan diareal eksisting dan perluassan areal 1 juta hektar di perbatsan negara di Kalimantan Barat/Timur/Utara melalui pola PIR (perkebunan inti rakyat). Sehingga dapat menarik minat investor
untuk
menanam
modal
didaerah
perbatasan.
Kegiatan
pengembangan ini perlu memperhatikan masalah ketersediaan lahan dan tenaga kerja, ketersediaan sarana prasarana dan infrastruktur, kesiapan daerah dalam melaksanakan pola PIR, dukungan BUMN dan instansi terkait lainnya serta sinergitas RTRW nasional. 5) Pengembangan tebu dan inisiasi pembangunan pabrik gula baru Dimaksudkan
untuk
mendukung
pemenuhan
bahan
baku
dalam
peningkatan produksi gula nasional 3,82 juta ton pada tahun 2019 (pemenuhan gulka kristal putih/GKP) melalui perluasan areal tebu 500.000 hektar di Sulawesi Tenggara, sedang inisiasi pembangunan PG baru dilakukan (BUMN,
dengan
merekomendasikan Kementerian/Lembaga terkait
Kementerian
Perindustrian dan Perdagangan)
dalam
hal
pemanfaatan lahan pengemabnagan tebu yang belum dilengkapi PG dengan target membangun/rehabilitasi 10 PG di Jawa dan luar Jawa. 6) Integrasi tanaman perkebunan dengan ternak sapi di lahan perkebunan kelapa sawit dan integrasi tanaman pangan di lahan perkebunan kelapa sawit Bertujuan untuk: 1) mendukung swasembada daging dan pengembangan sapi berkelanjutan; 2) peningkatan produktivitas usaha tani kelapa sawit melalui pemanfaatan kotoran padat dan cair ternak sapi sebagai pupuk
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
43
organik; 3) menduku ng pemenuhan energi dalam bentuk biogas pada wilayah perkebunan k elapa sawit. Fasilitas yang diberikan berupa bantuan: •
Integrasi tanaman-ternak yaitu bibit ternak sapi, kandang, padang penggembalaan, alat pengolah hasil samping kelapa sawit,
alat
pengolah limbah ternak dan pendampingan oleh tenaga pendamping dan tenaga ahli. •
Integrasi tanaman pangan di lahan perkebunan kelapa sawit yaitu memberikan insentif dan kemudahan lain kepada perusahaan kelapa sawit swasta yang melakukan pengembangan tanaman jagung dan kedelai pada lahan tanaman sawit yang belum menghasilkan secara penuh dan pengembangan integrasi sawit-sapi seluas 10% dari areal kebun kelapa sawit yang sudah menghasilkan.
2.6. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan
Sebagai penjabarab dari program terdapat 9 sembilan kegiatan utama yang melekat pada 9 eselon II Ditjen. Perkebunan sesuai dengan Permentan no. 61/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yaitu: 1) Direktorat
Tanaman
Semusim,
kegiatan:
produktivitas tanaman semusim. Prioritas
peningkatan
produksi
pengembangan
pada
dan 4
komoditas unggulan tanaman semusim yaitu tebu, kapas, tembakau dan nilam. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut: a. Pengembangan areal produktif tanaman tebu. b. Pengembangan areal produktif tanaman semusim lainnya (kapas, tembakau dan nilam). c.
Perluasan areal tanaman tebu di lahan kering.
d. Koordinasi pelaksanaan pengembangan tanaman semusim.
Tabel 12.
Indikator
Kinerja
Kegiatan
(IKK)
Peningaktan
Produksi
dan
Produktivitas Tanaman Semusim Tahun 2015-2019
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
44
Target IKK per Tahun No
Indikator 2015 Pengembangan areal produktif
1.
2016
2017
2018
2019
66.713
42.568
42.568
42.568
42.568
8.435
2.446
2.446
2.446
2.446
-
14.009
14.009
14.009
14.009
23
75
75
75
75
tanaman tebu (hektar) Pengembangan areal produktif
2.
tanaman
semusim
lainnya
(hektar) Perluasan areal tanaman tebu di
3.
lahan kering (hektar) Koordinasi
4.
pelaksanaan
pengembangan
tanaman
semusim (dokumen)
2) Direktorat
Tanaman
Rempah
dan Penyegar,
kegiatan:
peningkatan
produksi dan produktivitas tanaman rempah dan penyegar.
Direktorat Tanaman Rempah dan
Penyegar melaksanakan fungsi dalam
meningkatan produksi dan produktivitas tanaman rempah dan penyegar melalui penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma. Prioritas pengembangan pada 4 komoditas unggulan tanaman rempah dan penyegar yaitu kakao, kopi, lada, teh, cengkeh dan pala. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut: a. Pengembangan areal produktif tanaman kakao b. Pengembangan areal produktif tanaman kopi c.
Pengembangan areal produktif tanaman teh
d. Pengembangan areal produktif tanaman lada e. Pengembangan areal produktif tanaman cengkeh f.
Pengembangan areal produktif tanaman pala
g. Perluasan areal tanaman rempah dan penyegar di lahan kering (kakao, kopi, teh, lada, cengkeh dan pala) h. Pengembangan kebun sumber benih tanaman rempah dan penyegar i.
Pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
45
j.
Pengembangan
sistem pertanian berbasis tanaman rempah dan
penyegar k.
Koordinasi
pelaksanaan
pengembangan
tanaman
rempah
dan
penyegar
Tabel 13. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 20152019 Target IKK per Tahun No
Indikator 2015
1.
Pengembangan
areal
2016
2017
2018
2019
184.910
91.150
91.150
91.150
91.150
34.150
16.010
16.010
16.010
16.010
3.215
3.100
3.100
3.100
3.100
10.580
5.500
5.500
5.500
5.500
9.770
5.400
5.400
5.400
5.400
10.775
3.100
3.100
3.100
3.100
-
8.825
8.825
8.825
8.825
101
100
100
100
100
27.940
8.095
8.095
8.095
8.095
produktif tan. kakao (hektar) 2.
Pengembangan
areal
produktif tan. kopi (hektar) 3.
Pengembangan
areal
produktif tan. teh (hektar) 4.
Pengembangan produktif
areal
tanaman
lada
(hektar) 5.
Pengembangan produktif
areal
tan.
cengkeh
(hektar) 6.
Pengembangan
areal
produktif tan. pala (hektar) 7.
Perluasan rempah
areal
dan
tanaman
penyegar
di
lahan kering (hektar) 8.
Pengembangan
kebun
sumber benih tan. rempah dan penyegar (hektar) 9.
Pemberdayaan pekebun tan. rempah
dan
penyegar
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
46
(orang) 10. Pengembangan
sistem
-
9
9
9
9
21
192
192
192
192
produksi
dan
pertanian berbasis tanaman rempah dan penyegar (KT) 11. Koordinasi
pelaksanaan
pengembangan
tanaman
rempah dan penyegar (dok)
3) Direktorat
Tanaman
Tahunan,
kegiatan:
peningkatan
produktivitas tanaman tahunan. 4) Direktorat Pasca Panen dan Pembinaan Usaha, kegiatan: dukungan pasca panen dan pembinaan usaha. 5) Direktorat Perlindungan Perkebunan, kegiatan: dukungan perlindungan perkebunan. 6) Sekretariat Ditjen. Perkebunan, kegiatan: dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya. 7) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Medan, kegiatan: dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan. 8) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Surabaya, kegiatan: dukungan pengujian dan pengawasan mutu
benih
serta penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan. 9) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Ambon, kegiatan: dukungan pengujian dan pengawasan mutu benih serta penyiapan teknologi proteksi tanaman perkebunan.
2.6.1. Komoditas Unggulan Nasional Perkebunan Tahun 2015-2019
Perencanaan pembangunan perkebunan dengan pendekatan komoditas unggulan menekankan motor penggerak pembangunan suatu daerah pada komoditas kopi, pala, lada, kakao, kelapa, jambu mete atau lainnya yang eksisting telah dikembangkan dalam skala kelompok tani yang
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
47
dinilai bisa menj adi unggulan baik di tingkat
domestik
maupun
internasional. Pene ntuan komoditas unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Ada beberapa kriteria mengenai komoditas unggulan, diantaranya: 1). Komoditas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan perekonomian yaitu dapat memberikan kontribusi yang signifikan baik pada peningkatan produksi,
pendapatan
maupun pengeluaran; 2). Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuatbaik sesama komoditas unggulan maupun komoditas-komoditas lainnya; 3). Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain di pasar nasional maupun internasional baik dalam harga produk, biaya produksi, kualitas pelayanan maupun aspekaspek lainnya; 4). Komoditas unggulan di suatu daerah memeiliki keterkaitan dengan daerah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku; 5). Komoditas unguulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya; 6). Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu
tertentu,
mulai dari fase kelahiran, pertumbuhan, puncak hingga penurunan; 7). Komoditas unggulan tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal; 8). Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.
Komoditas unggulan dapat ditinjau dari sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran komoditas unggulan dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi dan kondisi
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
48
sosial ekonomi pet ani di suatu wilayah. Sementara dari sisi permintaan, komoditas unggula n dicirikan oleh kuatnya permintaan di pasar baik pasar dimestik maupun internasional. Komoditas unggulan merupakan komoditas yang memiliki nilai strategis berdasarkan pertimbangan fisik (kondisi tanah dan iklim) maupun sosial ekonomi dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan sumber daya manusia, infrastruktur dan kondisi sosial budaya) untuk dikembangkan di suatu wilayah.
Dalam
rangka
pengembangan
komoditas
unggulan
nasional,
Kementerian Pertanian secara intensif telah melakukan
berbagai
langkah strategis dengan mengidentifikasi dan mengembangkan potensi komoditas unggulan tersebut diberbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah dengan menetapkan pengembangan kawasan berbasis komoditi perkebunan.
Dari 127 komoditas binaan Ditjen Perkebunan sesuai keputusan Menteri Pertanian No. 511 Tahun 2006 dan No. 3399 Tahun 2009, untuk prioritas penanganan difokuskan pada 15 komoditas strategis yang menjadi unggulan nasional yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa,
Kakao,
Kopi, Lada, Jambu Mete, Teh, Cengkeh, Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Tebu, Kapas, Tembakau, dan Nilam. Sedangkan Pemerintah Daerah didorong untuk memfasilitasi dan melakukan pembinaan komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya masing-masing.
2.6.2. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019
Sebagai penjabaran dari program, masing-masing unit eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai 1 (satu) kegiatan. Dengan demikian
di
lingkup
Direktorat
(sembilan) kegiatan pembangunan
Jenderal
Perkebunan
perkebunan
sesuai
terdapat
9
Peraturan
Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
49
Oktober 2010 tenta ng Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yaitu: 1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim. Prioritas pengembangan tanaman semusim difokuskan pada 4 komoditas strategis yaitu
Tebu, Kapas, Tembakau dan
dengan fokus kegiatannya yaitu: Swasembada
Gula
Nilam, Nasional
(Tebu), Pengembangan Komoditas Ekspor (Nilam dan Tembakau), Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Kapas) dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan; 2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu
Tanaman
Rempah
dan Penyegar. Prioritas pengembangan tanaman rempah dan penyegar difokuskan pada 5 komoditas strategis yaitu kakao, Kopi, Lada, Teh dan Cengkeh dengan fokus kegiatannya yaitu: Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional (Gernas Kakao), Pengembangan Komoditas Ekspor (Kopi, Lada, Teh dan Kakao), Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri (Cengkeh)
dan
Pengembangan
Tanaman
Perkebunan
Berkelanjutan; 3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan. Prioritas pengembangan tanaman tahunan difokuskan pada 6 komoditas strategis yaitu Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Jambu Mete, Jarak Pagar dan Kimiri Sunan dengan fokus kegiatannya yaitu : Revitalisasi
Perkebunan
(Kelapa
Sawit,
Kakao
dan
Karet),
Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati/BioEnergi (Jarak Pagar, Kelapa Sawit, Kelapa dan Kemiri Sunan), Pengembangan Komoditas Ekspor (Kelapa, Kelapa Sawit, Karet dan Jambu
Mete),
dan
Pengembangan
Tanaman
Perkebunan
Berkelanjutan; 4) Dukungan Prioritas
Penanganan kegiatan
ini
Pascapanen adalah
untuk
dan
Pembinaan
memfasilitasi
Usaha.
peningkatan
penanganan pascapanen tanaman semusim, tanaman rempah dan
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
50
penyegar dan tanaman tahunan, bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan s erta memfasilitasi penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan; 5) Dukungan Perlindungan Perkebunan. Prioritas kegiatan adalah menurunkan
luas
areal
perkebunan
yang
terserang
OPT
(Organisme Pengganggu Tumbuhan; 6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya,
dengan
prioritas kegiatan ini adalah jumlah Provinsi yang memperoleh pelayanan dan pembinaan yang berkualitas di bidang perencanaan, keuangan, umum dan evaluasi serta pelaporan; 7) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Medan, dengan prioritas kegiatan yaitu: Memfasilitasi pelayanan sertifikasi benih (jumlah bibit yang disertifikasi) dan peningkatan jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan; 8) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi
Proteksi
Tanaman
Perkebunan
BBP2TP
Surabaya,
dengan prioritas kegiatan yaitu: Memfasilitasi pelayanan sertifikasi benih (jumlah bibit yang disertifikasi) dan
peningkatan
jumlah
teknologi terapan perlindungan perkebunan; 9) Dukungan Pengujian, Pengawasan Mutu Benih dan Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Ambon, dengan prioritas kegiatan yaitu: Memfasilitasi pelayanan sertifikasi benih (jumlah bibit yang disertifikasi) dan peningkatan jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan.
Untuk
bidang
Proteksi
Tanaman
Perkebunan
Pontianak
(BPTP
Pontianak) memiliki tugas dalam melaksanakan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan dalam identifikasi dan penanganan OPT Tanaman Perkebunan,
pengembangan
teknologi
agens hayati OPT Perkebunan, eksplorasi dan inventarisasi musuh
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
51
alami OPT Perkeb unan, pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu, pemanfaatan pestisida nabati serta pengelolaan data, informasi dan analisis teknis dalam bidang proteksi tanaman perkebunan.
2.6.3. Penjabaran Program dan Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019
Dari 4 target sukses Kementerian Pertanian dalam
membangun
pertanian selama periode 2015-2019, Direktorat Jenderal Perkebunan mendukung pencapaian target tersebut melalui penjabaran program dan kegiatan yang mengacu pada: 1). Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan yaitu melalui pencapaian swasembada gula nasional tahun 2015 pada komditi Tebu; 2). Peningkatan Diversifikasi Pangan dalam hal ini adalah kegiatan dalam
rangka
penganekaragaman
komoditi
pertanian
untuk
mencapai ketahanan pangan perkebunan dengan pangan lainnya seperti kegiatan integrasi kebun-ternak (contoh: Kelapa Sawit dan Sapi),
sistem tumpang
sari (tanaman pangan/hortikultura dan
perkebunan) dan lain-lain. 3). Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor
yaitu
melalui
fokus kegiatan diantaranya adalah: a. Pengembangan komoditi ekspor yang terdiri
dari
komoditi
Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kelapa, Kakao, Jambu Mete, Lada, Tembakau, Teh dan Nilam; b. Revitalisasi perkebunan yang terdiri dari komoditi Kelapa Sawit, Karet dan Kakao; c.
Gerakan
peningkatan
produksi
dan
mutu
Kakao
nasional
(Gernas kakao);
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
52
d. Penyediaa n bahan tanaman sumber Bahan Bakar Nabati/BBN (Bio-energy ) yang terdiri dari komoditi Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Kelapa dan Kelapa Sawit; e. Pengembangan komoditas pemenuhan dalam negeri yang terdiri dari komoditi Kapas dan Cengkeh; f.
Dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan yang
terdiri
dari
dukungan
penanganan
pembinaan usaha, dukungan
pascapanen
perlindungan
dan
perkebunan,
dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Direktorat Jenderal Perkebunan serta dukungan pengujian, pengawasan mutu benih dan penerapan teknologi tanaman perkebunan. 4). Peningkatan Kesejahteraan Petani yaitu mencakup semua program dan kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan melalui 7 (tujuh) fokus kegiatan pembangunan perkebunan karena pada dasarnya program dan kegiatan pembangunan perkebunan yang dilaksanakan sematamata hanya untuk kepentingan masyarakat petani/pekebun dalam rangka
meningkatkan
pendapatannya
menuju
kesejahteraan
petani/pekebun. Tujuh fokus kegiatan pembangunan perkebunan sebagai berikut: a. Revitalisasi Perkebunan; b. Swasembada Gula Nasional; c.
Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (BioEnergy);
d. Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional; e. Pengembangan Komoditas Ekspor; f.
Pengembangan
Komoditas
Pemenuhan
Kebutuhan
Dalam
Negeri; g. Dukungan
Pengembangan
Tanaman
Perkebunan
Berkelanjutan.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
53
2.7. Rencana Kinerja Tahun an (RKT) Tahun 2015
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra, dan akan dilaksanakan oleh satuan organisasi/kerja melalui berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan RKT dilakukan seiring dengan agenda penyusunan program dan
kebijakan
anggaran oleh pimpinan satuan organisasi/ kerja yang akan dicapai pada tahun berjalan. Penyusunan
RKT meliputi sasaran stratregis, sasaran program,
sasaran kegiatan utama, indikator kinerja sasaran/ indikator kinerja
utama
(IKU), dan target yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, dengan melakukan
penetapan
sasaran,
penyusunan
indikator
sasaran,
dan
menetapkan target.
2.7.1. Program Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015
Program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015 yaitu Program Peningkatan
Produksi
Dan
Produktivitas
Tanaman
Perkebunan
Berkelanjutan.
2.7.2. Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015 Kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan
merupakan
penjabaran
dari
program Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan, yaitu: 1) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim; 2) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar; 3) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan; 4) Dukungan
Pengembangan
Penanganan
Pascapanen
dan
Pembinaan Usaha; 5) Dukungan Perlindungan Perkebunan; 6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya;
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
54
7)
Dukungan Pen gujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Prote ksi Tanaman Perkebunan pada BBP2TP Medan, BBP2TP Surabaya dan BBP2TP Ambon.
2.7.3. Fokus Kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015 Fokus kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015, yaitu: 1) Revitalisasi Perkebunan 2) Swasembada Gula Nasional 3) Penyediaan Bahan Tanaman Sumber Bahan Bakar Nabati (BioEnergi) 4) Pengembangan Komoditas Ekspor 5) Pengembangan Komoditas Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri 6) Dukungan Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
2.8.
Perjanjian Kinerja
Dokumen PK merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya alam yang tersedia melalui target kinerja serta indikator kinerja
yang
menggambarkan
keberhasilan pencapaiannya yang berupa hasil (outcome) maupun keluaran (output).
2.8.1.
Perjanjian Kinerja (PK) Ditjen. Perkebunan Tahun 2015
Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2015 disusun dengan mengikuti format sesuai Pedoman Permen-PAN dan RB No. 29 Tahun 2010. PK Direktorat
Jenderal Perkebunan ditandatangani oleh Direktur
Jenderal Perkebunan dan Menteri Pertanian pada bulan Januari 2015. PK tersebut berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam dimensi produksi dan produktivitas tanaman perkebunan.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
55
2.8.2.
Penanda Tanga n Perjanjian Kinerja (PK) Satker Perkebunan
Ditandatangani oleh seluruh pimpinan satker yang mendapat alokasi dana APBN untuk pembangunan perkebunan sebagai pernyataan kesanggupan untuk melaksanakan kegiatan yang sudah ditetapkan beserta sanksinya kepada Dirjen. Perkebunan. Pimpinan satker yang menandatangani perjanjian tersebut sebanyak 98 satker
yang
meliputi 6 satker pusat, 4 satker UPT pusat, 32 satker Provinsi dan 56 satker Kabupaten/Kota.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
56
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN 2015
Penyerapan angggaran yang tinggi memang dibutuhkan untuk membantu menggerakkan roda ekonomi nasional namun dalam melaksanakan kegiatan yang mendukung penyerapan anggaran harus tetap berpijak dalam koridor peraturan yang. Pada tahun TA. 2015 Ditjen Perkebunan mengalami kesulitan dalam menyerap anggarannya karena dipengaruhi oleh banyaknya kegiatan yang bersifat kontraktual terutama untuk pengadaan benih, pupuk dan obat-obatan dan dipengaruhi pula oleh besarnya anggaran perubahan (APBN-P) yang terbit diakhir bulan Maret 2015 dan baru diterima Satker daerah antara bulan April-Mei 2015. Mengingat sifat tanaman perkebunan yang terdiri dari tanaman semusim dan tanaman tahunan maka proses penyediaan benih harus disesuaikan dengan musim tanam pada awal musim hujan yang jatuh antara bulan Oktober - November atau pada daerah tertentu awal musim hujan jatuh pada bulan Januari-Februari terutama didaerah kering seperti NTT dan Maluku sebagian, sehingga banyak pencairan uang dilakukan pada bulan-bulan menjelang tahun anggaran berakhir. Selain hal tersebut diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan angggaran adalah ketepatan perencanaan, jenis belanja pada DIPA (belanja barang atau belanja sosial), kecepatan
dalam
menyusun
Juklak/Juknis,
Penyusunan
KAK
pengadaan
barang/jasa, personil pelaksana kegiatan baik pada tingkatan menejemen maupun pelaksana teknis, pemilihan CP/CL, dinamisasi organisasi satker daerah (pergantian pejabat/petugas pelaksana kegiatan), revisi anggaran, penghematan anggaran, volume paket kegiatan yang harus ditenderkan di ULP maupun ditingkat pejabat pengadaan b/j, mobilitas pimpinan satker, kapabilitas anggota pokja ULP/pejabat pengadaan b/j, penyusunan TOR dan spesifikasi teknis, waktu dalam proses tender, waktu pelaksanaan kegiatan dalam kontrak, agroklimat dan musim tanam, ketersediaan barang yang diadakan (produk pabrikan atau bibit tanaman), kemampuan perusahaan yang ditunjuk sebagai penyedia barang/jasa, pelatihan teknis/administrasi, pembinaan dan pengawalan oleh petugas teknis satker ke petani,
ketersediaan
anggaran/biaya
petugas
teknis
ke
petani,
kesiapan
lahan/tempat peralatan pertanian dan kesiapan petani mengikuti pedoman teknis penanaman tanaman perkebunan dan mengoperasikan peralatan pertanian. Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
57
Keberhasilan pembangunan perkebunan juga dipengaruhi oleh ketaatan didalam menerapkan aturan teknis yang tertuang didalam pedoman teknis untuk masing-masing komoditas yang dibudidayakan maupun pedoman teknis kegiatan dukungan terhadap budidaya seperti pedoman teknis pemberdayaan, SL-PHT, pengadaan peralatan pasca panen dll. Pedoman teknis merupakan penjabaran dari peraturan Menteri Pertanian, Pedoman Bansos dan peraturan lainnya. Keberhasilan dan atau kegagalan didalam setiap pelaksanaan kegiatan harus terekam dengan baik oleh setiap satker dan dilaporkan ke pusat. Keberhasilan dimanfaatkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegaiatan selanjutnya selain itu hasil kegiatan sekarang untuk mengukur outcomes dimasa akan datang yaitu bibit yang ditanam sekarang bagaimana hasil panen di masa mendatang apakah produktivitas lebih tinggi dibanding varietas yang lingkungan yang ada dan pakah bisa mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani, untuk alat pasca panen apakah peralatan tersebut bisa meningkatkan nilai tambah terhadap hasil panen, kegiatan SL-PHT apakah bisa meningkatkan pengetahuan petani dalam pengendalian hama penyakit melalui musuh alami serta bisa membantu meningkatkan kesejahteraan mereka dst. Untuk kegagalan bisa dijadikan alat studi dalam menerapkan kebijakan anggaran di masa mendatang.
Selain rekaman keberhasilan dan kegagalan setiap satker diwajibkan untuk melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap bulan dan atau laporan insidental sesuai kebutuhan dan kepentingan pusat. Hasil laporan ini bermanfaat untuk menyediakan data untuk pimpinan yang memerlukan seperti untuk rapat pimpinan (Rapim A dan B) yang dilaksanakan minimal 2 kali dalam sebulan, permintaan bahan dari instansi luar seperti kantor Wapres, menko perekonomian, dll. Sedang laporan rutin adalah Laporan Bulanan, laporan triwulanan dan laporan tahunan. Laporan realisasi fisik dan keuangan Direktorat Jenderal Perkebunan mencakup data dan informasi capaian pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan sebagai gambaran kinerja pembangunan perkebunan yang meliputi: capaian pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Perkebunan (Kegiatan Utama dan Fokus Kegiatan), realisasi kegiatan berdasarkan satker, realisasi kegiatan yang di pantau KSP (Kantor Staf Presiden) dan realisasi kegiatan yang dipantau Bappenas.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
58
3.1. Realisasi Program Direktorat Jenderal Perkebunan
Perkembangan pembangunan perkebunan sudah memasuki era Renstra 2015-2019/renstra Nawacita, sebagai gambaran dan pembanding pelaksanaan program disajikan hasil tahun 2011-2015 dan tahun anggaran 2015.
3.1.1. Realisasi 2011-2015
Kinerja program Pembangunan perkebunan melalui APBN selama kurun 5 tahun terakhir, telah tersalur anggaran sebesar 9,196 triliun/83,85% dari pagu anggaran yang tersebar di 33 provinsi dengan pencapaian fisik 88,27% (fisik). Kinerja keuangan dan fisik tertinggi terjadi pada tahun anggaran 2012 yaitu keuangan dapat tersalur 94,65% dengan pencapain fisik sebesar 98,06%, keberhasilan TA. 2012 didorong oleh penempatan anggaran untuk pengadaan bibit pada pengembangan kopi dan pengadaan traktor untuk pengembangan tebu di pusat sedang satker daerah sebagai pelaksana teknis saja, hal ini memudahkan dalam proses pengadaan barang karena rekanan bisa terfokus di satu titik yaitu di pusat, disisi lain rekanan yang terlibat adalah rekanan yang mempunyai kapabilitas sesuai bidangnya. Pencapaian kinerja keuangan dan fisik terendah terjadi pada tahun anggaran 2015, seperti terlihat dalam tabel 1 dan chart 2 dibawah.
Tabel. 14 Realisasi Keuangan dan Capaian Fisik Program 2011-2015 MASA ANGGARAN
REALISASI KEUANGAN PAGU ANGGARAN
(ANGKA)
(%)
CAPAIAN FISIK (%)
2011
1.975.106.212.000
1.648.041.375.000
83,44
86,77
2012
1.464.443.342.000
1.386.163.824.000
94,65
98,06
2013
1.709.421.139.000
1.431.311.655.000
83,73
90,30
2014
1.320.618.976.000
1.162.864.295.000
88,05
92,90
2015
4.497.268.026.000
3.567.602.933.000
79,33
83,60
10.966.857.695.000
9.195.984.082.000
83,85
88,27
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
59
Chart .2 Realisasi Keuangan dan Capaian Fisik Program 2011-2015 (Prosentase)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
2011 2012 2013 2014 2015
Realisasi Keuangan
Capaian Fisik
3.1.2. Realisasi 2015
Alokasi anggaran program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp4,497 triliun yang terbagi kedalam kegiatan utama disetiap direktorat teknis dan sekretariat sedang besaran anggaran masing-masing kegiatan berbeda tergantung fokus kegiatan/komoditas prioritas Ditjen. Perkebunan dan keputusan politik yang menyertainya.
Hasil Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan TA. 2015 anggaran terealisasi sebesar Rp3,568 triliun atau 79,33%, dengan fisik sebesar 83,60%. Rendahnya penyerapan anggaran dipengaruhi oleh kurang berhasilnya pelaksanaan pengembangan tebu terutama di Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara dan Jawa Timur, disamping itu dipengaruhi pula oleh efisiensi dari hasil kontrak pengadaan barang dan jasa. Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
60
Trend penyerapan anggaran dalam kurun waktu tahun anggaran 2015 masih belum seperti yang diharapkan yaitu bulan Januari sampai dengan Mei pergerakannya cenderung datar (rata-rata dibawah 5°) baru mulai naik signifikant pada bulan Juni sampai bulan November (rata-rata 20°) dan di medio NovemberDesember mendongak tajam dengan kenaikan 65°. Kondisi ini dipengaruhi oleh terbitnya APBN perubahan di bulan Maret dan DIPA perubahan diterima sekitar bulan Mei sehingga banyak pengelola keuangan dan penanggung jawab kegiatan belum siap melaksanakan kegiatan DIPA perubahan, selain itu juga dipengaruhi oleh permasalahan ULP, CP/CL, dll seperti terlihat dalam grafik di chart 1.
Posisi penyerapan anggaran Ditjen Perkebunan dari 12 eselon I lingkup Kementerian Pertanian sampai dengan akhir tahun anggaran 2015 adalah di posisi 11, naik satu tingkat dibanding pada pertengahan bulan Desember 2015. Kenaikan ini didukung oleh tingginya penyerapan anggaran dari kegiatan tanaman rempah dan penyegar serta kegagalan dari tender daging oleh Ditjen Peternakan.
Trillions
Chart 1. Realisasi Keuangan 2015
5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Rencana Penarikan Dana (awal)
Jun
Jul
Ags
Sep
Rencana Penarikan Dana (revisi)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Okt
Nov
Des
Realisasi Anggaran
61
A.
Realisasi Kegiatan Utama Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015
Turunan program adalah Kegiatan Ditjen. Perkebunan yang merupakan TUPOKSI dari eselon-2 baik Direktorat maupun Sekretariat. Kinerja kegiatan didasarkan pada kemampuan menyerap keuangan dan mencapai target fisik yang ditetapkan sesuai yang direncanakan sendiri oleh masing-masing eselon2. Berdasarkan tingkat keberhasilan penyerapan keuangan maka keberhasilan tertinggi dicapai oleh kegiatan UPT Pusat (BBPPTP Medan, Ambon, Surabaya dan BPTP Pontianak) dengan nama kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan sebesar 99,93%, sedang yang terendah oleh kegiatan Direktorat Tanaman Semusim dengan kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim sebesar 58,39%. Namun bilamana ditinjau dari beban anggaran maka kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar dengan penyerapan 97,97% adalah yang paling berhasil, karena mempunyai beban anggaran lebih besar dengan perbandingan anggaran 1:29 dibanding UPT Pusat. Ditinjau dari kinerja pencapaian target fisik maka kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan dinilai paling berhasil karena mampu mencapai 99,93%, hasil fisik diatas 100 persen dicapai oleh BBP2TP Ambon dan BPTP Pontianak, sedangkan pencapaian fisik terendah ada pada kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas & Mutu Tan. Semusim sebesar 58,39%.
Tabel 15 Realisasi penyerapan Keuangan dan Capaian Fisik per Kegiatan Utama Tahun 2015
KODE KEGIATAN
KEGIATAN
REALISASI KEUANGAN
PAGU ANGGARAN Rp (milyar)
Rp (milyar)
(%)
CAPAIAN FISIK (%)
Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Rempah Dan Penyegar
2.066
1.839
88,98
97,97
1775
Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Semusim
1.565
997
63,70
58,39
1776
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
62
Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Tahunan Pengembangan Penanganan Pasca Panen Komoditas Perkebunan Dukungan Perlindungan Perkebunan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen. Bun Dukungan Pemgujian Dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Tekhnologi Proteksi Tanaman Perkebunan JUMLAH
1777
1778 1779 1780
1781
B.
387
335
86,73
94,79
48
42
87,63
98,62
174
143
82,15
93,28
187
146
78,03
93,75
70
66
93,65
99,93
4.497
3.568
79,33
83,60
Realisasi Keluaran/Output Pada Kegiatan Ditjen Perkebunan Kinerja kegiatan Ditjen Perkebunan dapat dinilai dari kemampuan untuk
mencapai sasaran yang dimanifestasikan melalui target keluaran/output. Tinggi rendahnya pencapaian target sangat dipengaruhi oleh kecermatan dalam pendataan CP/CL baik pada saat pengajuan usulan kegiatan (e-proposal) maupun pelaksanaan kegiatan itu sendiri. Tanaman perkebunan kebanyakan merupakan
tanaman
tahunan
yang
mempunyai
ciri
tersendiri
dalam
budidayanya, sehingga ketepatan dalam mengatur pengadaan barang/jasa dan musim tanam sangat hasil yang ingin dicapai dan hal yang sama juga berlaku pada tanaman semusim. Pada tanaman semusim khususnya tanaman tebu dikenal 2 pola tanam, kapas dan nilam ditanam pada awal tahun.
1)
Keluaran/Output
Pada
Kegiatan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas Dan Mutu Tanaman Rempah Penyegar Tahun 2015
Pencapaian kinerja output pada kegiatan Tanaman Rempah dan Penyegar mencapai 97,92% dengan penyerapan anggaran sebesar 88,99%, tingginya pencapaian fisik kegiatan didukung oleh keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan pengembangan komoditas utamanya yaitu pengembangan kopi, teh, kakao, lada dan cengkeh. Pelaksanaan kegiatan yang tidak mencapai seratus persen adalah kegiatan pengembangan kakao di Luwu Utara disebabkan oleh ketersediaan lahan petani yang jelas kepemilikannya
dan
tergabung
dalam
kelompok
tani
terbatas,
pengembangan Lada di Sanggau disebabkan lahan sasaran yang tersedia Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
63
merupakan lahan kawasan hutan produksi dan hutan lindung untuk menghindari permasalahan hukum maka hanya direalisasikan seluas 240 hektar atau 40% dari target seluas 600 hektar.
Tabel 16
Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah Penyegar Tahun 2015 Keuangan
No
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
9.
10.
11.
Fisik
Keluaran/Output
Pengembangan Tanaman Kopi Pengembangan Tanaman Teh Pengembangan Tanaman Kakao Pengembangan Tanaman Lada Pengembangan Tanaman Cengkeh Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar Pengembangan Tanaman Pala Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar Koordinasi. Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Layanan Perkantoran Jumlah
Anggaran
Realisasi
Rp(000)
Rp(000)
306.885.383
280.050.785
91,26
59.130
59.130 100,00 Ha
41.537.790
40.468.638
97,43
3.215
3.215 100,00 Ha
1.274.324.056 1.155.141.390
%
Target
90,65 184.910
Realisas i
%
Sat
183.158
99,05 Ha
10.220
96,60 Ha
57.518.255
49.572.031
86,18
10.580
45.658.865
41.921.689
91,82
9.770
177.839.033
145.829.020
82,00
27.940
24.977
89,40 Org
42.656.600
35.942.036
84,26
12.475
9.775
78,36 Ha
5.093.981
4.490.256
88,15
106
89
83,55 Ha
12.541.360
9.645.788
76,91
21
21 100,00 Lap
101.614.009
75.069.361
73,88
12
12 100,00 Bln
619.303.000
559.733
90,38
12
12 100,00 Bln
2.066.288.635 1.838.690.728
9.770 100,00 Ha
88,99 308.171 300.553
97,92
Pada diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran tanaman rempah dan penyegar yang tinggi melebihi penyerapan rata-rata nasional meskipun tidak mencapai 90%, hal ini disebabkan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan melalui lelang dan nilai kontrak rata-rata 10% lebih rendah dari pagu/HPS. Pengembangan kakao yang memiliki porsi anggaran lebih dari 61% dari keseluruhan anggaran pengembangan tanaman rempah dan penyegar dapat mencapai pelaksanaan fisik 99,05% dengan penyerapan anggaran 90,65% sehingga dapat mempengaruhi pencapaian fisik dan realisasi keuangan. Secara umum pelaksanaan pengembangan tanaman dapat mencapai rata-rata 99% seperti kopi, teh, Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
64
dan cengkeh dapat mencapai 100% sedang kakao 99%, lada 97%, pala 78%. Penyebab tidak maksimalnya pencapaian fisik karena salah satu alasannya adalah ketidak tersediaan data CP/CL, lahan masuk kawasan hutan lindung/produksi dan ketiadaan benih bina meskipun perencanaan penganggaran sudah melalui e-proposal.
2)
Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2015
Tanaman semusim adalah tanaman yang hanya mampu tumbuh selama semusim pada tahun tersebut, atau tanaman tahunan yang biasa dipanen cepat sebelum musim berakhir. Jenis tanaman perkebunan semusim yaitu: •
Serat henep, dari tanaman Cannabis sativa
•
Serat kapas, dari beberapa spesies kapas, Gossypium spp.
•
Serat kenaf, dari batang Hibiscus cannabinus
•
Serat goni dan bunga rosela, dari tanaman Hibiscus sabdariffa
•
Serat sisal, dihasilkan dari daun tanaman sisal, Agave sisalana
•
Serbuk indigo, dihasilkan dari tanaman tarum, Indigofera tinctoria.
•
Gula
tebu, dihasilkan
dari perasan
batang tebu dan
produk
sampingannya (dapat pula dibudidayakan secara tahunan) •
Daun tembakau, dihasilkan dari tanaman tembakau, Nicotiana spp.
Jenis tanaman semusim yang dikembangkan oleh pemerintah dalam 5 tahun terakhir renstra adalah tanaman tebu, nilam dan kapas. Sedikitnya jumlah komoditas tanaman semusim yang dikembangkan karena 3 komoditas inilah yang masih eksis ditengah masyarakat dan produk dari ketiga tanaman sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Tebu merupakan tanaman ketahanan pangan karena produk gula merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat dan sangat dibutuhkan. Besarnya konsumsi gula belum bisa dipenuhi dari dalam negeri sehingga masih banyak produk gula impor yang beredar di masyarakat terutama pada industri Mamin. Kegiatan pengembangan tebu adalah penyaluran bantuan benih intensifikasi/ektensifikasi/pembangunan sumber benih, penyaluran bantuan Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
65
alat pengolah lahan (traktor, dll), GPS, dump truck, pompa air, pupuk dan pestisida, rekruitmen TKP/PLP-TKP, dan Pemberdayaan Pekebun dan Penguatan Kelembagaan dengan sasaran di 7 sentra tebu tradisional yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa timur, Lampung, Sulawesi Selatan dan 7 provinsi rintisan baru yaitu Aceh, Sumatera Selatan, Gorontalo, Sulawesi
Tenggara,
Sumatera
Barat,
NTB
dan
Jambi.
Anggaran
pengembangan tebu dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan atau Dinas Yang Membidangi Perkebunan provinsi pada kewenagan Tugas Pembantuan, untuk tahun anggaran 2015 selain provinsi terdapat 2 kabupaten yang melaksanakan pengembangan tebu yaitu kabupaten Bener Meriah 200 hektar dan kabupaten Ogan Komering Ilir 550 hektar dengan target lahan yang dikerjakan seluas 67.180 hektar. Komoditas lain yang dikembangkan pada tahun 2015 selain tebu adalah kapas 7.630 hektar, tembakau 630 hektar dan nilam 175 hektar. Untuk pengembangan kapas pada sentra kapas yaituJawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Pengembangan nilam dilakukan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sumatera Barat. Pengembangan Tembakau di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, Sumatera Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Barat
Tabel 17
Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim Tahun 2015 Keuangan
No
Fisik
Keluaran/Output
1.
Pengembangan Tan. Tebu
2.
Anggaran
Realisasi
Rp(000)
Rp(000)
%
Target Realisasi
%
Satua
1.419.251.085 879.124.633 61,94
67.930
37.281
54,88
Ha
Penanaman Tan. Kapas
25.744.890 24.354.642 94,60
7.630
7.600
99,61
Ha
3.
Penanaman Tan. Tembakau
19.794.250
7.761.071 39,21
630
285
45,24
Ha
4.
Penanaman Tan. Nilam
5.039.050
4.430.685 87,93
175
175 100,00
Ha
5.
Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tan. Semusim Koordinasi, Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Semusim Layanan Perkantoran
79.638.832 71.604.414 89,91
12
12 100,00
Bln
15.387.533
9.485.640 61,64
23
23 100,00
Lap
429.585
277.964 64,71
12
12 100,00
Bln
63,70
76.412
6.
7.
Jumlah
1.565.285.225
997.039.050
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
45.388
58,39
66
Pada tabel diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran pengembangan tanaman semusim yang hanya mencapai sebesar 63,70% jauh dibawah tingkat penyerapan rata-rata nasional, sedangkan pencapaian fisik lebih rendah lagi bahkan lebih rendah dari penyerapan keuangan yaitu sebesar 58,39%. Rendahnya kinerja Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman
Semusim
disebabkan
anggaran
pengembangan tebu hanya terserap 61,94% dengan capaian fisik 54,88% di Jawa Timur dan Jawa Tengah penyebab utama rendahnya kinerja pengembangan tebu. Pengembangan tembakau juga banyak yang tidak dilaksanakan disebabkan kesulitan mendapatkan sumber benih.
Permasalahan pada kegiatan tebu adalah kelompok calon penerima mengundurkan diri dikarenakan banyaknya persyaratan dari tim pemeriksa yang tidak dapat dipenuhi kelompok, tim teknis di lapangan yang tdk bisa menyelesaiakan proses pencairan dana, persyaratan administrasi kelompok tani terlambat diserahkan dan atau tidak lengkap (surat kepemilikan lahan dan KK tidak dapat dipenuhi), kondisi lapangan yang sangat kompleks dan lewatnya waktu tanam sehingga banyak yang tidak dilaksanakan.
3)
Kegiatan
Peningkatan
Produksi,
Produktivitas
dan
Mutu
Tanaman Tahunan Tahun 2015 Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan
meliputi
kegiatan
revitalisasi
perkebunan,
Pengembangan
komoditas Ekspor, penyediaan bahan tanaman sumber bahan bakar nabati (bio-energi), pengembangan komoditas pemenuhan konsumsi dalam negeri dan dukungan pengembangan tanaman perkebunan berkelanjutan. Kelapa Sawit menjadi komoditas utama dan sekaligus pemberi/kontributor utama devisa negara sekaligus citra perkebunan Indonesia namun disisi lain menjadi perhatian utama tidak dalam pengembangannya tetapi menjadi perhatian di dunia internasional mengenai isu lingkungan dan kampanye negatif lainnya. Untuk menangkal isu negatif tersebut sekaligus untuk
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
67
menunjukkan kinerja perkebunan dan sebagai bentuk pertanggung jawaban maka Ditjen. Perkebunan mengambil kebijakan sebagai berikut: 1.
Setiap perusahaan sawit diwajibkan harus memiliki sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), sebagaimana dikatakan oleh Kasubdit
Budidaya
Direktorat
Tanaman
Tahunan,
Kementerian
Pertanian, Murdwi Astuti, pada salah satu surat kabar, yaitu ISPO menganut prinsip dan kriteria sistem usaha sawit secara berkelanjutan atau dengan kata lain ramah lingkungan. Dengan menganut prinsipprinsip tersebut, minyak sawit Indonesia bisa memerangi kampanye hitam. Promosi ISPO telah dilakukan pada 2012 di Jerman dan Moskow. Pada 2013 dilanjutkan di London dan Den Haag. Promosi juga dilakukan di India dan China. Tanggapan cukup positif dari negara Eropa. Mereka mengusulkan agar promosi dilanjutkan dan dibuat mekanisme pembelian melalui jalur resmi, misalnya bursa; 2.
Integrasi kelapa sawit dan sapi terus digalakkan untuk swasembada daging sekaligus memproduksi kompos. Ini salah satu strategi memproduksi pupuk murah sehingga petani bisa merawat kebun mereka secara intensif. Dengan demikian, produktivitas kebun rakyat bisa naik dan kesejahteraan meningkat;
3.
Meningkatkan intensifikasi lahan, terutama perkebunan rakyat, atau memperhatikan
pengaturan
jarak
tanam
pada
lahan
perkebunan/pemanfaatan lahan yaitu dimana dalam satu lahan tidak hanya tergantung pada satu komoditi saja, sehingga ketika harga turun, tidak terlalu berpengaruh/berdampak pada petani karena dalam satu lahan tersebut dimanfaatkan dengan jenis tanaman lainnya; 4.
Penggunaan bibit atau benih berkualitas baik, adanya pembinaan SDM/Petani, peremajaan tanaman/replanting, dll Pengembangan
komoditas
tanaman
tahunan
tahun
2015
difokuskan pada 5 komoditas utama yaitu Sagu, Kelapa, Kelapa Sawit, Karet, Kemiri Sunan dan Jambu Mete dengan luas areal yang ditargetkan sebanyak
64.680
hektar
tersebar
diseluruh
provinsi
di
Indonesia.
Mendukung pengembangan komoditas unggulan dan agar tercapai sasaran pembangunan perkebunan berkelanjutan yang ditetapkan maka perlu ada
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
68
kegiatan dukungan berupa pemberdayaan petani tanaman tahunan meliputi pelatihan kelembagaan, budidaya tanaman dll. Tabel 18
Keluaran/Output Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan Tahun 2015 Keuangan
No
Keluaran/Output
1.
Pengembangan Tan. Karet
2. 3. 4. 5.
6.
7. 8. 9.
10. 11.
12. 13.
Anggaran
Realisasi
Rp(000)
Rp(000)
Fisik %
Target
Reali sasi
%
Sat
151.318.932
137.907.798 91,14 19.215 19.022
99,00 Ha
Pengembangan Tan. Kelapa
89.731.856
75.361.302 83,99 35.851 32.019
89,31 Ha
Pengembangan Tan. Kelapa Sawit Pengembangan Tan. Jambu Mete Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit. Kakao. Karet) Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan Koordinasi. Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Tahunan Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan Pengembangan Tanaman Sagu Layanan Perkantoran
62.509.240
53.803.449 86,07
6.794
6.263
92,19 Ha
4.245.068
4.123.563 97,14
1.700
1.700 100,00 Ha
16.419.089
13.170.377 80,21
100
94
94,01 Lap
2.064.760
1.812.099 87,76
16
15
93,75 KT
Jumlah
17.617.506
13.788.335 78,26 16.348 14.383
87,98 Orang
235.815
229.668 97,39
20
20 100,00 Ha
9.979.286
7.830.023 78,46
15
15 100,00 Lap
6.168.962
5.170.568 83,82
212
19.282.876
15.304.444 79,37
12
12 100,00 Bln
5.835.800
5.824.649 99,81
1.100
1.100 100,00 Ha
1.159.400
964.123 83,16
12
12 100,00 Bln
386.568.590
335.290.396 86,74
81.395
181
74.836
85,19 Ha
94,79
Pada tabel diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Tahunan yang cukup baik sebesar 86,74% sedikit diatas tingkat penyerapan rata-rata nasional, sedangkan pencapaian fisik sangat tinggi, jauh diatas penyerapan keuangan yaitu sebesar 94,97%. Pencapaian realisasi fisik yang tinggi disebabkan karena pada kegiatan pengembangan tanaman utama dan memiliki anggaran seperti karet sagu, jambu mete dan kemiri sunan tercapai fisik rata-rata hampir 100%, sedang kelapa masih dibawah 90%. 4)
Kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
69
Direktorat
Pascapanen
"melaksanakan
dan
penyiapan
Pembinaan
perumusan
Usaha
dan
mempunyai
pelaksanaan
tugas
kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pascapanen dan pembinaan usaha". Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1.
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pascapanen semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik
2.
Pelaksanaan kebijakan di bidang pascapanen semusim, rempah, penyegar,
tahunan,
dan
bimbingan
usaha
dan
perkebunan
berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik 3.
Penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria di bidang pascapanen semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik
4.
Pemberian bimbingan usaha teknis dan evaluasi di bidang pascapanen semusim, rempah, penyegar, tahunan, dan bimbingan usaha dan perkebunan berkelanjutan, serta gangguan usaha dan penanganan konflik
5.
Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pascapanen dan Pembinaan Usaha
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya pada tahun 2015 Dirat. Pasca Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan mengalokasikan anggaran sebesar Rp47,8 milyar untuk penangananan Gangguan Usaha dan konflik Perkebunan, Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan, Penilaian Usaha Perkebunan, dll. Anggaran terbesar dialokasikan untuk pengadaan peralatan pasca panen dengan sasaran 286 kelompok tani yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, kegiatan penangananan Gangguan Usaha dan konflik Perkebunan dialoksikan untuk 114 kasus yang memiliki potensi agrobisnis yang rentan terhadap gesekan kepentingan dan dari tahun ke tahun cenderung meningkat baik kuantitas maupun tingkat kualitasnya, Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
70
sementara penyelesaiannya sangat lambat dan tidak dapat dilakukan secara parsial karena membutuhkan koordinasi dan keterlibatan berbagai instansi atau lembaga yang terkait. Kegiatan pembinaan usaha perkebunan dialokasikan untuk di 32 provinsi pembinaan dilakukan dengan harapan pembinaan dan pengawasan lebih efektif sehingga memberikan kontribusi yang lebih optimal khususnya dalam memanfaatkan sumber daya lahan yang sudah semakin terbatas.
Tabel 19
Keluaran/Output Dukungan Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha Tahun 2015 Keuangan Keluaran/Output
No
1. 2.
3.
4. 5. 6.
Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan Koordinasi. Pembinaan dan Monev Tanaman Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Koordinasi Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Perkebunan Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan Layanan Perkantoran Jumlah
Fisik
Anggaran
Realisasi
Rp(000)
Rp(000)
29.931.519
27.782.276 92,82
286
6.863.673
5.619.327 81,87
17
17 100,00 Lap
12
12 100,00 Bln
81.100
%
Target
81.100
Reali sasi 283
%
Satua
98,95 KT
100,00 5.300.409
4.056.856 76,54
114
110
96,49 Kasus
5.027.148
3.865.708 76,90
32
31
96,88 Prov
573.750
464.215 80,91
12
12 100,00 Bln
47.777.599
41.869.483 87,63
473
465
98,62
Penyerapan anggaran Kegiatan Dukungan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha sebesar 87,63%, penyerapan keuangan ini sedikit diatas tingkat penyerapan rata-rata nasional, sedangkan pencapaian fisik 98,62% menunjukkan bahwa hampir seluruh kegiatan dilaksanakan dan lebih banyak merupakan sisa anggaran dari hasil lelang terutama dalam pengadaan peralatan penanganan pasca panen, hal ini dibuktikan dengan hasil perolehan peralatan yang hampir mencapai 100%.
5)
Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2015
Kegiatan
yang
menjadi
tanggungjawab
Direktorat
Perlindungan
Perkebunan dalam rangka pencapaian program perkebunan merupakan cerminan dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perlindungan adalah Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
71
Dukungan
Perlindungan
Perkebunan.
Output
kegiatan
dukungan
perlindungan perkebunan adalah luas areal pengendalian OPT untuk penurunan luas areal serangan OPT sebesar 1% per tahun yang dimulai tahun 2010. Sasaran utama yang ditetapkan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan perkebunan adalah : 1.
Rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan, terutama untuk OPT penting pada 9 (sembilan) komoditas unggulan nasional;
2.
Rumusan kebijakan di bidang pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim (DPI) pada 9 (sembilan) provinsi rawan kebakaran dan DPI;
3.
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim pada 32 provinsi;
4.
Kebijakan
di
bidang
identifikasi
dan
pengendalian
organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan dan pencegahan kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim; 5.
Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan organisasi.
Aloksi anggaran untuk kegiatan perlindungan perkebunan sebesar Rp174,4 milyar yang dibagi dalam kegiatan pemberdayaan perangkat dengan sasaran,
sekolah
lapang
pengendalian
hama
terpadu
(SL-PHT),
penangananan organisme pengganggu tanaman (OPT) perkebunan.
Tabel 20
Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan Tahun 2015 Keuangan
No
Keluaran/Output
Anggaran
Realisasi
Rp(000)
Rp(000)
Fisik %
Target
Reali sasi
%
Satua
1.
Pemberdayaan Perangkat
48.034.549
38.973.715
81,14
120
112
2.
SL-PHT Perkebunan
22.121.920
20.886.134
94,41
220
220 100,00 KT
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
93,33 Unit
72
3. 4.
5.
6. 7.
Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan Koordinasi. Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan Perkebunan Pemberdayaan petugas pengamat opt Layanan Perkantoran Jumlah
29.231.267
21.401.313
73,21
90
57.192.060
45.934.678
80,32 33.266
71
78,89 Dok 96,74 Ha
32.183 6.825.700
6.057.216
88,74
20
9.614.147
8.848.333
92,03
967
1.385.115
1.174.096
84,77
12
174.404.758
143.275.483
82,15 34.695
20 100,00 Lap
918
94,93 Orang
12 100,00 Bln 33.536
93,28
Pada tabel diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan sebesar 82,15%, namun pencapaian fisik jauh lebih tinggi sebesar 93,28%, ini menunjukkan bahwa tingkat capaian fisik tidak terpengaruh oleh rendahnya penyerapan keuangan. Pencapaian fisik tinggi disumbang oleh tingginya realisasi luasan penanganan hama penyakit (OPT) yang mencapai luasan 32.182 hektar areal serangan terlaporkan seluruhnya dapat dikendalikan dari pagu target anggaran seluas 33.266 hektar (catatan: penanganan OPT dapat dilakukan bilamana ada laporan serangan). Kegiatan pokok lain seperti SL-PHT dapat terlaksana seluruhnya, sedang pemberdayaan perangkat yang melekat di kewenangan Dekonsentrasi hanya tercapai 112 dari 120 unit, sisanya ratarata diatas 94%.
6)
Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2015
Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya merupakan program generik 1, yang dimaksud dengan generik disini adalah bahwa program yang dapat digunakan lebih luas cakupannya, fleksibel dan relevan untuk menampung kegiatan-kegiatan pendukung seperti gaji, tunjangan pegawai dsb. Kegiatan-kegiatan program generik (pendukung) Ditjen . Perkebunan: 1)
Peningkatan kapasitas instansi/unit perencanaan di pusat & di daerah.
2)
Penyempurnaan ketatalaksanaan.
3)
Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur di di instansi tingkat pusat dan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
73
4)
Peningkatan fasilitas kerja, gedung, kantor, sarana & prasarana kerja lainnya.
5)
Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur di Ditjen. Perkebunan di instansi tingkat pusat dan UPT.
6)
Pengawasan pelaksanaan kinerja dan anggaran Ditjen. Perkebunan.
7)
Peningkatan kualitas kehumasan dalam rangka membangun citra positif lembaga (brand image building).
8)
Peningkatan
kualitas
sistem
data
&
informasi
perencanaan
pembangunan. 9)
Pelaksanaan kegiatan pendukung lainnya.
10) Peningkatan
intensitas
kerjasama
dengan
perguruan
tinggi
&
organisasi profesi di pusat dan di UPT. Anggaran dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya sebesar Rp186,6 milyar terbagi dalam kegiatan pusat/Ditjen. Perkebunan dan satker daerah baik Dekonsentrasi, TP provinsi/kabupaten/kota. Untuk kegiatan pusat dibagi berdasarkan per-eselon 3 sedang kegiatan satker daerah dibagi dalam 2 (dua) kewenangan yaitu dekonsentrasi (DK) dan Tugas Pembantuan (TP), seluruh satker provinsi memperoleh dana dekonsentrasi.
Tabel 21
Keluaran/Output Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2015 Keuangan
No
Fisik
Keluaran/Output Anggaran
Realisasi
Rp(000)
Rp(000)
%
Target
Realis asi
%
Sat
3.646.680
3.464.897
95,02
12
12 100,00 Bln
24.723.434
19.685.380
79,62
12
12 100,00 Bln
61.910.586
55.549.813
89,73
12
12 100,00 Bln
6.680.560
5.188.826
77,67
3
3 100,00 Bln
10.683.672
8.413.486
78,75
3
2
66,67 Dok
28.258.600
11.300.014
39,99
10
8
80,00 Dok
7.
Dokumen Keuangan dan Perlengkapan Dokumen Kepegawaian, Hukum dan Humas Dokumen Evaluasi dan Pelaporan
4.966.855
4.630.282
93,22
3
3 100,00 Dok
8.
Layanan Perkantoran
39.819.389
35.721.575
89,71
12
12 100,00 Dok
9.
Kendaraan Bermotor
96.050
95.333
99,25
5
5 100,00 Bln
10.
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
5.785.900
1.536.850
26,56
438
252
57,53 Unit
186.571.726 145.586.455
78,03
510
321
93,75
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya Dokumen Perencanaan
Jumlah
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
74
Pada tabel diatas tingkat penyerapan anggaran kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis Lainnya sebesar 78,03%, sedang pencapaian fisik mencapai 93,75%, tingkat penyerapan keuangan lebih tinggi dibanding rata-rata nasional, hal disebabkan dana pendamping dari APBD jumlahnya cukup tinggi, sedang jumlah pegawai tidak seimbang dengan banyaknya kegiatan dan besaran anggaran yang dilaksanakan. Sedang pencapaian fisik tinggi karena kegiatan APBN dan APBD yang dilaksanakan ada kesamaan tujuan, jika sudah menggunakan APBD maka APBN tidak digunakan atau sebaliknya. 7)
Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015
Kegiatan Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan merupakan kegiatan spesifik yang diberikan kepada UPT ditjen. perkebuan di 4 provinsi yaitu 3 UPT berbentuk balai besar yang dipimpin oleh pejabat setingkat eselon-2 yaitu BBP2TP Medan, Surabaya dan Ambon dan 1 UPT berbentuk balai yang dipimpin oleh pejabat setingkat eselon-3 yaitu BPTP Pontianak di Kalimantan Barat.
Tugas pokok yang dibebankan kepada 3 BBP2TP yaitu Medan, Surabaya dan Ambon adalah melaksanakan pengawasan, pengembangan pengujian mutu benih, dan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan,
serta
pemberian
bimbingan
teknis
penerapan
sistem
manajemen mutu dan laboratorium. Sedang tugas pokok yang dibebankan kepada
BPTP
Pontianak
yaitu
hanya
dibidang
proteksi
tanaman
perkebunan. Jumlah dan jenis kegiatan dimasing-masing UPT bisa berbeda-beda sesuai dengan prioritas kegiatan masing-masing UPT, contoh BBP2TP Medan tidak menganggarkan kegiatan sertifikasi dan pengawasan pada tahun 2014 sedang 2 (dua) BBP2TP yang lain menganggarkan hal ini disebabkan tidak ada daerah/wilayah binaan yang mengajukan sertifikasi benih ke BBP2TP Medan. Anggaran operasional 4
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
75
(empat) UPT sebesar Rp53,958 milyar yang dimanfaatkan untuk 15 kegiatan utama/output, dengan kegiatan prioritas pada sertifikasi dan pengujian mutu benih, pembangunan kebun demplot, uji koleksi dll, rakitan teknologi spesifikasi proteksi tanaman perkebunan, pengawasan peredaran benih, dan pemanfaatan agen hayati. Tabel 22
Keluaran/Output
Kegiatan
Dukungan
Pengujian
dan
Pengawasan Mutu Benih Serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015 Keuangan No
1. 2. 3. 4.
Keluaran/Output
Pembangunan Kebun Contoh. Demplot. Uji Koleksi. dll Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan Pemanfaatan Agensia Hayati
6.
Sertifikasi dan Pengujian Mutu benih Koordinasi. Pembinaan dan Monev Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Layanan Perkantoran
7.
Kendaraan Bermotor
5.
Fisik
8.
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 9. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 10. Gedung/Bangunan Jumlah
Anggaran
Realisasi
Rp(000)
Rp(000)
%
Target
Realisasi
%
Satua
952.000
946.055 99,38
100
100 100,00 Ha
2.336.863
2.151.411 92,06
29
28
561.041
528.848 94,26
15
15 100,00 Jenis
673.550
638.691 94,82 17.193.250 17.918.701 104,22 Batang
96,55 Paket
Tek
9.466.227 85,82
12
12 100,00 Bln
94,91 48.159.552 154.540 148.537 96,12
12
12 100,00 Bln
11.030.627
50.741.297
8
8 100,00 Unit
85.750
51.797 60,40
1
1 100,00 Unit
3.305.825
3.281.148 99,25
315
315 100,00 Unit
530.000
529.074 99,83
600
600 100,00 M2
70.371.493 65.901.339 93,65 17.194.342 17.919.792
99,93
Pada tabel diatas menggambarkan tingkat penyerapan anggaran kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis Lainnya sebesar 93,65%, sedang pencapaian fisik mampu mencapai 99,93%, pencapaian fisik yang tinggi ditopang oleh keberhasilan dalam sertifikasi dan pengujian benih sebanyak 17,919 juta batang dari target yang hanya 17,193 juta batang terdiri dari di BBP2TP Surabaya tersertifikasi 17,915 juta batang sedang Ambon tersertifikasi 3,5 ribu batang. Keberhasilan ini dari tak terlepas dari tingginya kinerja UPT Surabaya dan Ambon yang didukung SDM yang mumpuni dan bisa diberdayakan dengan baik.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
76
Secara umum pencapaian fisik di seluruh UPT sangat baik rata-rata 100 persen, Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll seluruh target seluas 100 hektar selesai dilaksanakan/dibangun di 3 UPT yaitu Surabaya, ambon dan Pontianak, sedang yang tidak mencapai 100% adalah
kegiatan
Rakitan
Teknologi
Spesifikasi
Proteksi
Tanaman
Perkebunan di 4 UPT dengan target 29 paket teknologi rakiatan hanya UPT Surabaya yang tidak mampu menyelesaikan semuanya dari target 5 paket hanya mampu diselesaikan 4 paket.
C.
Realisasi Berdasarkan Kewenangan Tahun 2015
Sesuai dengan DIPA 2015, Direktorat Jenderal Perkebunan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp4,495 trilyun (APBN Murni dan APBN-P) untuk menjalankan program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan. Anggaran difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang dapat menciptakan multiplier effect yang optimal. Sehingga hal tersebut diharapkan dapat menangkap peluang, menjawab tantangan, mengatasi permasalahan dan mampu menjadi gerakan di masyarakat agar pencapaian sasaran pembangunan perkebunan 2015 seperti yang diharapkan.
Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sebanyak 497 yang tersebar di 34 provinsi. Dengan keterbatasan APBN, untuk memenuhi rasa keadilan dan ketidak-berpihakan kepada kebupaten/kota yang ingin melaksanakan pembangunan perkebunan, maka ditetapkan kriteria untuk penetapan satker mandiri (otonom) sebagai berikut: (a)
Kinerja satker dua
tahun terakhir (2013 dan 2014); (b) Nomenklatur Dinas. Urutan prioritas pengalokasian anggaran terkait dengan nomenklatur dinas secara berurutan: apabila Dinas Perkebunan berdiri sendiri akan memperoleh prioritas utama, Dinas Gabungan namun masih tersurat kata "Perkebunan", seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan menjadi prioritas kedua, dan Dinas Gabungan tanpa kata "Perkebunan" akan menjadi prioritas terakhir; (c) Alokasi anggaran yang dikelola minimal
Rp 1 milyar, bila anggaran yang dikelola dibawah Rp. 1
milyar, maka dana tersebut dialokasikan dan dikelola oleh Provinsi sebagai Tugas Pembantuan (TP) Provinsi; dan (d) Besar-kecilnya kontribusi terhadap Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
77
sasaran produksi dan luas areal secara nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan tahun 2015-2019.
Berdasarkan kriteria tersebut ditetapkan TA. 2015 ditetapkan 88 satker, yang terdiri atas 1 Satker Pusat/Ditjen. Perkebunan, 4 Satker UPT Pusat, 33 Satker Dinas Provinsi dan 50 Satker Dinas Kabupaten/kota. Anggaran untuk seluruh satker tersebut dimanfaatkan untuk memfasilitasi pengembangan 15 komoditas perkebunan unggulan nasional dengan prioritas utama adalah pengembangan tebu sebagai komoditas pangan.
Anggaran terbagi dalam 4 kewenangan yaitu anggaran Kantor Pusat (Ditjen. Perkebunan), anggaran Kantor Daerah (4 UPT Pusat), anggaran Dekonsentrasi 33 provinsi, anggaran Tugas Pembantuan Provinsi di 33 provinsi dan anggaran Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota di 50 kabupaten/kota. Besaran anggaran masing-masing kewenangan dan realisasinya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 23 Keluaran/Output
Kegiatan
Ditjen
Perkebunan
berdasarkan
Kewenangan Tahun 2015 NO
PELAKSANA/ KEWENANGAN
1.
PUSAT
2.
UPT PUSAT/BALAI
3.
PROVINSI: A. DEKONSENTRASI B. TUGAS PEMBANTUAN
4.
TUGAS PEMBATUAN KAB/KOTA
JUMLAH
REALISASI
PAGU
Rp(000)
VOLUME KELUARAN/OUTPUT %
TARGET
REALISASI
152.055.731
108.964.488
71,66
630
70.371.493
65.901.339
93,65
17.194.414
97.904.151
86.335.266
88,18
915
896
97,92
3.445.803.165 2.639.784.078
76,61
321.463
279.607
86,98
655.461.452
91,44
164.931
163.168
98,93
4.482.925.407 3.556.446.623
79,33
17.682.353
716.790.867
441
%
92,33
17.919.866 104,22
18.363.978 103,85
Pada tabel diatas terdapat pencapaian realisasi fisik diatas 100% yaitu pada UPT Pusat/Balai hal ini mengindikasikan kinerja yang luar biasa, secara keseluruhan penyerapan anggaran adalah sebesar 93,65% dengan pencapaian fisik 99,93%. Penyerapan anggaran terendah pada Kantor Pusat sedang pencapaian fisik terendah pada Tugas Pembantuan Provinsi hanya 86,98%.
D.
Realisasi
Pada
Satker
Pusat,
Kantor
Daerah,
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
78
Pada tahun 2015 ini terdapat 6 satker pusat yang terdiri dari satker Sekretariat, Direktorat Tanaman Tahunan, Direktorat Tanaman Semusim, Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Perlindungan, dan Direktorat Pasca Penen dan Bimbingan Usaha.
1)
Satker Pusat/Ditjen. Perkebunan
Anggaran pusat terbagi dalam 6 kegiatan utama yang mengacu pada Tingkat Eselon II.
Tabel 24
Keluaran/Output Kegiatan Per-Satker Pusat Lingkup Ditjen. Perkebunan Tahun 2015 Realisasi
No
Satker Pelaksana
Pagu Rp(000)
%
Volume Keluaran/Output Reali Target % sasi
1.
Direktorat Tan. Rempah & Penyegar
13.160.663
10.205.520
77,55
33
33 100,00
2.
Direktorat Tanaman Semusim
15.817.118
9.763.605
61,73
35
35 100,00
3.
Direktorat Tanaman Tahunan
11.138.686
8.794.146
78,95
27
27 100,00
4.
Direktorat Perlindungan
7.437.423
6.083.542
81,80
29
29 100,00
5.
Direktorat Ppu
8.210.815
7.231.310
88,07
32
32 100,00
6.
Sekretariat
96.291.026
66.886.365
69,46
474
285
87,88
152.055.731
108.964.488
71,66
630
441
92,33
JUMLAH
Berdasarkan data dalam tabel diatas tergambarkan pencapaian fisik yang mencapai 92,33%, sedang penyerapan anggaran hanya pada kisaran 71,66%, tampak seperti terjadi anomali penyerapan anggaran rendah sekali tetapi capaian fisik tinggi (perhitungan fisik total didasarkan pada beban anggaran masing-masing Satker). Kondisi ini bisa terjadi karena tolok ukur satuan fisik yang tidak menggambarkan kinerja per Satuan Kerja, terjadinya efisiensi dalam pengadaan barang/jasa. Unit kerja dengan penyerapan anggaran terendah adalah Direktorat Tanaman Semusim dengan 61,73%, sedang yang tertinggi diperoleh Direktorat PPU 88,07%. Rendahnya penyerapan di Tansim dipengaruhi oleh kurangnya koordinasi dalam pemanfaatan anggaran dan sikap terlalu berhati-hati dalam penggunaan anggaran.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
79
2)
Satker UPT Pusat/Balai Lingkup Ditjen. Perkebunan
Pembentukan unit pelaksanaan teknis diatur dalam peraturan Menteri Pertanian,
secara
umum
UPT
berkedudukan
dibawah
dan
bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Perkebunan. Tugas dan fungsi seluruh UPT Pusat adalah: 1)
melaksanakan pengawasan & pengembangan pengujian mutu benih
2)
melaksanakan analisis teknis dan pengembangan proteksi tanaman perkebunan
3)
Melaksanakan
pemberian
bimbingan
teknis
penerapan
sistem
manajemen mutu dan laboratorium Untuk BPTP Pontianak khusus pada bidang proteksi.
Tabel 25
Keluaran/Output Kegiatan per satket UPT pusat Lingkup Ditjen Perkebunan Tahun 2015
No
Realisasi Pelaksana/Kewenangan
Pagu
Volume Keluaran/Output
Rp(000)
%
Target
Realisasi
%
1. BBP2TP Surabaya
17.922.826
17.188.844
95,90 17.192.946 17.915.608
2. BBP2TP Medan
26.555.766
24.261.352
91,36
48
48 100,00
3. BBP2TP Ambon
17.309.031
16.083.681
92,92
1.336
4.124 106,88
4. BPTP Pontianak
8.583.870
8.367.462
97,48
84
86 102,38
70.371.493
65.901.339
JUMLAH
99,57
93,65 17.194.414 17.919.866 101,87
Terlihat pada tabel diatas penyerapan keuangan tertinggi pada BPTP Pontianak sebesar 97,48% sedang penyerapan keuangan terendah BPTP Medan, namun jika dilihat berdasarkan bobot anggaran BBP2TP Medan menjadi yang terbaik dari sisi penyerapan anggaran, sedang jika ditinjau dari pencapaian kinerja maka BBP2TP Ambon menjadi yang terbaik karena berhasil mencapai fisik 106,88%. Secara keseluruhan kinerja seluruh UPT Pusat menjadi kelompok satker yang memiliki kinerja terbaik dengan pencapain fisik diatas 100 persen. 3)
Satuan Kerja Perkebunan Tingkat Provinsi
Pada tahun 2015 merupakan awal alokasi anggaran untuk 33 provinsi, karena adanya pertambahan provinsi baru yaitu Kalimantan Utara. Menilik Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
80
potensi wilayah pengembangan komoditas ketahanan pangan dan amanat swasembada gula maka provinsi yang Jawa Timur kembali mendapat alokasi anggaran terbesar pada tahun anggaran 2015 dan dibelakangnya Jawa Tengah.
a.
Realisasi Anggaran dan Pencapaian Fisik
Tabel 26
Keluaran/Output
Per-Satker
Provinsi
Berdasarkan
pada
Kewenangan PAGU KEWENANGAN
REALISASI KEWENANGAN KEUANGA
NO
SATKER
DK
TP
DK
TP
Rp(000)
Rp(000)
Rp(000)
Rp(000)
FISIK
N DK
TP
DK
TP
(%)
(%)
(%)
(%)
98,30
68,57 100,00
1.
DINAS PERKEBUNAN PROV. JAWA BARAT
3.334.352
2.
DINAS PERKEBUNAN PROV. JAWA TENGAH
2.490.645
3.
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROV. DIY
1.271.110
21.326.330
1.257.315
16.306.336
98,91 76,46 100,00
97,62
4.
DINAS PERKEBUNAN PROV. JAWA TIMUR
2.411.464
491.600.558
1.985.309
348.854.980
82,33 70,96 100,00
72,10
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROV ACEH DINAS PERKEBUNAN PROV SUMATERA UTARA DINAS PERKEBUNAN PROV SUMATERA BARAT
4.871.896
105.059.513
2.140.914
81.322.676
43,94 77,41
84,87
2.438.478
39.520.281
2.339.090
33.518.996
95,92 84,81 100,00
99,84
2.374.618
52.980.076
2.100.852
36.743.371
88,47 69,35 100,00
96,84
8.
DINAS PERKEBUNAN PROV. RIAU
6.740.701
30.435.438
6.331.859
28.401.333
93,93 93,32 100,00 100,00
9.
DINAS PERKEBUNAN PROV. JAMBI
6.755.383
34.350.399
6.270.600
31.950.989
92,82 93,01 100,00
98,42
10.
DINAS PERKEBUNAN PROV. SUMATERA SELATAN
6.506.489
79.015.605
5.841.141
45.387.413
89,77 57,44 100,00
87,94
11.
DINAS PERKEBUNAN PROV. LAMPUNG
2.697.058
211.903.562
2.577.421
160.950.721
DINAS PERKEBUNAN PROV. KALIMANTAN BARAT DINAS PERKEBUNAN PROV. KALIMANTAN TENGAH DINAS PERKEBUNAN PROV. KALIMANTAN SELATAN DINAS PERKEBUNAN PROV. KALIMANTAN TIMUR DINAS PERKEBUNAN PROV. SULAWESI UTARA DINAS PERKEBUNAN PROV. SULAWESI TENGAH
6.288.501
33.261.112
5.738.413
29.881.925
91,25 89,84 100,00
5.820.029
17.552.347
5.666.016
16.373.813
97,35 93,29 100,00 100,00
4.981.089
13.894.997
3.635.224
12.034.436
72,98 86,61 100,00
4.609.545
11.298.361
3.360.854
8.023.643
72,91 71,02 100,00 100,00
2.296.742
60.284.019
2.207.750
56.945.024
96,13 94,46 100,00 100,00
2.029.665
249.567.718
1.924.879
196.679.854
94,84 78,81 100,00
92,78
18.
DINAS PERKEBUNAN PROV. SELATAN
2.507.387
493.717.246
2.050.446
407.853.315
81,78 82,61 100,00
97,88
19.
DINAS PERKEBUNAN & HORTIKULTURA PROV. SULTRA
2.023.270
298.472.014
1.899.707
285.437.101
93,89 95,63 100,00
99,24
5.
6.
7.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
109.571.450 412.000.283
3.277.674
2.243.765
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
75.130.632 183.209.417
90,09 44,47
100,00
77,42
98,94 27,23
95,56 75,95 100,00 100,00 93,52
97,12
81
20.
DINAS PERTANIAN PROVINSI MALUKU
1.416.138
35.382.211
1.416.020
31.475.650
99,99 88,96 100,00 100,00
21.
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI
1.893.970
53.965.828
1.645.943
45.662.130
86,90 84,61 100,00 100,00
DINAS PERKEBUNAN PROV. NUSA TENGGARA BARAT DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN NTT DINAS PERKEBUNAN & PETERNAKAN PROV. PAPUA
2.562.702
104.437.825
2.278.313
95.121.304
88,90 91,08 100,00
99,61
2.135.668
52.375.389
2.115.622
47.229.957
99,06 90,18 100,00
93,12
2.868.385
39.295.295
2.848.736
35.132.397
99,31 89,41 100,00
99,31
25.
DINAS PERKEBUNAN PROV. BENGKULU
1.880.848
35.880.962
1.841.391
34.811.779
97,90 97,02 100,00
99,97
26.
DINAS PERTANIAN PROV. MALUKU UTARA
2.369.278
34.528.084
2.285.925
31.977.382
96,48 92,61 100,00 100,00
DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROP. BANTEN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROV. KEPULAUAN BABEL DINAS PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI GORONTALO DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PETERNAKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA BARAT DINAS PERKEBUNAN PROVINSI SULAWESI BARAT DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
1.471.220
15.859.905
1.392.582
15.272.725
94,65 96,30 100,00 100,00
1.510.307
2.903.215
1.431.000
2.371.897
94,75 81,70 100,00
84,69
2.089.053
57.288.939
2.087.786
41.879.979
99,94 73,10 100,00
99,99
1.343.385
5.368.406
830.879
4.261.396
61,85 79,38 100,00
82,70
2.282.390
7.148.706
2.232.400
6.950.079
97,81 97,22 100,00 100,00
1.069.835
221.514.989
1.004.921
185.922.032
562.550
14.042.102
74.519
97.904.151
3.445.803.165
22.
23.
24.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
JUMLAH
93,93 83,93 100,00
90,60
6.709.396
13,25 47,78
16,67
53,33
86.335.266 2.639.784.07 8
88,18 76,61
98,40
84,54
Berdasarkan data pada diatas tergambarkan tingkat penyerapan anggaran Dekonsentrasi sebesar 88,18% dan Tugas Pembantuan sebesar 76,61%, tingkat penyerapan ini masih jauh dari target Menteri Pertanian yang sebesar 95%. Dekonsentrasi memperoleh dana sangat kecil hal ini disebabkan hanya memuat program/kegiatan generik yang sifatnya administratif seperti kegiatan pembinaan dan pengawalan, rapat-rapat, honor dll. Sebaliknya Tugas Pembantuan memperoleh dana yang besar disebabkan sebagian besar kegiatannya adalah pengembangan komoditas seperti karet, kelapa, kakao,kopi, tebu dll.
Penyerapan keuangan terendah pada anggaran Dekonsentrasi adalah Kalimantan Utara (13,25%), Aceh (43,94%) dan Kepulauan Riau (61,85%)
sedang
penyerapan
keuangan
tertinggi
pada
anggaran
Dekonsentrasi adalah Maluku (99,99%), Papua (99,31%) dan Nusa Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
82
Tenggara Timur (99,06%). Berdasarkan pencapaian fisik yang terendah Tugas Pembatuan Provinsi adalah Jawa Tengah (27,23%), Kalimantan Utara (53,33%) dan Jawa Timur (72,10%) sedang diluar dua provinsi ini pencapaian fisik Dekonsetrasi semuanya mencapai 100%.
Penyerapan
keuangan
terendah
pada
anggaran
Tugas
Pembantuan Provinsi adalah Jawa Tengah (44,47%), Kalimantan Utara (47,78%), dan Sumatera Selatan (57,44%) sedang penyerapan keuangan tertinggi pada anggaran Tugas Pembantuan Provinsi adalah Papua Barat (97,22%), Banten (97,02%) dan Bengkulu (96,30). Berdasarkan pencapaian fisik yang terendah hanya Kalimantan Utara (16,67%) dan Jawa Tengah (77,42%) sedang pencapaian fisik yang mencapai 100% pada Tugas Pembatuan Provinsi ada 10 provinsi.
Rendahnya penyerapan anggaran di Kalimantan Utara disebabkan oleh organisasi Satuan Kerja belum berjalan secara optimal karena masih pada masa transisi sebagai provinsi baru, untuk Jawa tengah disebabkan pengembangan tebu dengan nilai anggaran mencapai ratusan milyar rupiah banyak yang tidak dapayt dilaksanakan karena berbagai alasan dari CP/Cl sampai dengan resiko hukum yang mungkin akan dihadapi oleh pelaksana hal demikian juga terjadi di Jawa Timur dan provinsi lain yang memiliki anggaran pengembangan tebu.
b.
Pencapaian Fisik Komoditas Rempah dan Penyegar dalam Luas Areal
Tabel 27
Keluaran/Output Tanaman Rempah dan Penyegar Pada Tugas Pembantuan Provinsi Tahun 2015 KOMODITAS (HEKTAR)
NO
SATKER KOPI PAGU
1
JAWA BARAT
2
JAWA TENGAH
3
DIY
4
JAWA TIMUR
TEH
REA
900
900
1.000
1.000
PAGU 2.015
REA 2.015
KAKAO PAGU 250
300 1.200
LADA
REA
PAGU
200
REA
CENGKEH PAGU
REA
500
500
600
600
PALA PAGU
REA
300
1.200
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
83
5
ACEH
8
SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN
9
LAMPUNG
6 7
16
KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA
17
MALUKU
18
BALI
10 11 12 13 14 15
20
NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR
21
PAPUA
22
BENGKULU
23
MAULKU UTARA
24
BANGKA BELITUNG
25
GORONTALO
26
PAPUA BARAT
19
27 28
3.400
3.400
2.275
1.675
1.500
1.500
1.500
1.500
3.000
3.000
4.050
4.050
1.800
1.800
3.900
3.900
2.950
2.950
700
700
800
800
100
-
2.850
2.850
3.500
3.500
1.225
1.225
500
500
9.075
8.075
100
2.750
2.750
750
750
23.230 23.035
500
500
18.850 18.850
350
350
1.450
1.450
200
200
100
100
1.350
1.350
21.850 21.850 3.900
3.900
3.400
3.400
2.300
2.300
300
300
2.400
2.400
1.950
1.950
1.350
1.350
800
780
900
900
2.300
2.300
900 200
900
155 1.100
1.150
SULAWESI BARAT KALIMANTAN UTARA JUMLAH
1.000
1.100
1.150
11.400 11.400
28.600
Dalam
28.580
tabel
2.015
2.015
diatas
500
500
94.305
93.415
terlihat
8.250
8.250
persebaran
5.800
5.800
pengembangan
6
komoditas tanaman rempah penyegar ada di 28 provinsi, tanaman teh hanya di Jawa Barat, Kopi di 13 provinsi, kakao di 18 provinsi, Lada di 6 provinsi, cengkeh di 9 provinsi dan pala di 5 provinsi. Target pengembangan tanaman rempah penyegar 148.045 hektar terealisasi 146.135 hektar, komoditas yang tidak terealisasi seluruhnya adalah kopi 10 hektar di Papua, kakao 890 hektar di (Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Aceh dan Jawa Barat), dan Pala 1.000 hektar di Aceh. Permasalahan tidak terlaksananya pengembangan Pala dan kakao di aceh adalah karena tidak tersedianya benih bina tanaman pala sedang kakao di Pidie Jaya dan Bireuen tidak dapat dilaksanakan karena harga entres lebih tinggi dibanding unit cost yang di DIPA. Meskipun seluruh pengembangan kopi 1.000 hektar di Jawa Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
84
tengah terlaksana namun ada pengadaan atraktan yang tidak dapat dilaksanakan.
c.
Pencapaian Fisik Komoditas Semusim dalam Luas Areal
Tabel 28
Keluaran/Output Tanaman Semusim Pada Tugas Pembantuan Provinsi Tahun 2015 KOMODITAS (HEKTAR)
NO
SATKER
TEBU PAGU
TEMBAKAU REA
PAGU
1
JAWA BARAT
2
JAWA TENGAH
3
DIY
4
JAWA TIMUR
5
ACEH
6
SUMATERA UTARA
7
SUMATERA BARAT
100
80
8
JAMBI
440
440
9
SUMATERA SELATAN
650
287
10
LAMPUNG
5.024
5.024
11
SULAWESI SELATAN
3.350
3.350
12
BALI
13
NUSA TENGGARA BARAT
14
NUSA TENGGARA TIMUR
15
GORONTALO JUMLAH
NILAM
REA
PAGU
KAPAS
REA
PAGU
2.000
2.000
60
-
10
10
25.239
3.008
100
50
10
10
550
480
5
5
25.590
17.859
200
-
10
10
200
200
20
-
10
10
5
5
10
10
3.087
3.087
950
950
67.180
36.764
20
20
100
100
130
115
630
285
20
20
30
30
110
110
REA
30
-
7.000
7.000
100
100
250
250
250
250
7.630
7.600
Pengembangan 4 komoditas tanaman semusim (tabel 28) ada di 15 provinsi, tanaman tebu ada di 12 provinsi, tembakau di 7 provinsi, Nilam di 9 provinsi, dan kapas di 5 provinsi. Target pengembangan tanaman semusim 75.550 hektar dapat terealisasi 44.759 hektar. Kegiatan yang tidak seluruhnya terlaksana adalah pengembangan tebu di Jawa Tengah tidak dapat dilaksanakan 22.231 hektar karena petani menolak kegiatan tersebut sedang untuk harvester juga tidak dilaksanakan karena tidak ada penyedia alat tersebut, Bongkar ratoon 10 hektar tidak dapat dilaksanakan karena bibit tidak lolos sertifikasi demikian juaga harvester tidak dapat dilaksanakan karena spesifikasi tidak ada didalam e-cataloq dan dicoba diubah dengan lelang tapi waktu tidak cukup, pengembangan tebu di Jawa Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
85
Timur tidak dapat dilaksanakan 7.731 hektar di 4 kabupaten tidak dapat karena permasalahan teknis dilapangan (Sidoarjo, Kediri, Mojokerto dan Ngawi),
untuk
alat
tebang
296
unit
tidak
dilaksanakan
karena
rekanan/penyedia tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya hingga batas waktu
kontrak,
pengembangan
tebu
di
Sumatera
Selatan
tidak
dilaksanakan 364 hektar, rawat ratoon di OKU Timur tidak dilaksanakan dan bongkar ratoon di Ogan Ilir tidak dilaksanakan karena lahan tidak siap. Pengembangan tanaman tembakau di Jawa Barat tidak dilaksanakan karena tidak ada benih bina dan pada sisi lain petani lebih menginginkan benih unggul lokal, pengembangan Tembakau di Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui anggaran APBN-P tidak dilaksanakan karena musim tanam sudah lewat, pengembangan tembakau di NTB tidak dilaksanakan 15 hektar karena lahan tersebut sudah ditanami.
d.
Pencapaian Fisik Komoditas Tahunan dalam Luas Areal
Tabel 29
Keluaran/Output Tanaman Tahunan Pada Tugas Pembantuan Provinsi Tahun 2015 KOMODITAS (HEKTAR)
NO
SATKER
KARET PAGU
KELAPA SAWIT
KELAPA
REA
PAGU
REA
PAGU
KEMIRI SUNAN
REA
PAGU
1
JAWA BARAT
100
100
500
500
2
JAWA TENGAH
200
200
2.250
-
3
DIY
100
100
4
JAWA TIMUR
5
ACEH
850
800
1.400
1.150
450
450
6
SUMATERA UTARA
300
300
100
100
200
200
7
SUMATERA BARAT
1.450
1.450
1.150
950
300
300
8
RIAU
1.900
1.900
700
700
650
650
9
JAMBI
2.500
2.500
200
200
550
550
10
SUMATERA SELATAN
1.159
1.159
1
-
1
-
11
LAMPUNG
150
150
200
200
12
KALIMANTAN BARAT
1.000
1.000
200
200
750
723
800
800
200
200
240
240
600
550
400
400
100
100
14
KALIMATAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN
15
KALIMANTAN TIMUR
16
SULAWESI UTARA
13
1.950
5
JAMBU METE
REA
PAGU
REA
SAGU PAGU
REA
5
100
100
100
100
1.950
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
86
17
SULAWESI TENGAH
19
SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA
20
MALUKU
21
BALI
18
150
150
3.500
3.500
1.250
1.250
100
100
2.000
2.000
100
100
2.450
2.450
750
750
100
100
600
600
250
250
2.950
2.319
650
650
200
200
500
500
23
NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR
24
PAPUA
25
BENGKULU
26
MAULKU UTARA
1.500
1.500
27
GORONTALO
1.800
1.800
28
KEPULAUAN RIAU
29
PAPUA BARAT
150
150
30
KALIMANTAN UTARA
22
JUMLAH
800
550
800
15
250
15
700
700
400
400
1.100
1.100
250 150
150
457
200
200
12.709
12.516
26.601
23.269
500
-
4.391
3.863
20
20
1.550
1.550
Persebaran pengembangan 4 komoditas tanaman tahunan ada di 30 provinsi, tanaman kelapa ada di 27 provinsi, karet di 16 provinsi, kelapa sawit di 12 provinsi, dan kemiri sunan di 2 provinsi, Jambu Mete di 8 provinsi dan sagu di 2 provinsi. Target pengembangan tanaman semusim 46.371 hektar dapat terealisasi 42.411 hektar. Pengembangan kelapa 2.250 hektar di Jawa tengah tidak dapat dilaksanakan karena tidak tersedia bibit bina, di NTT tidak dilasanakan 631 hektar karena kekurangan benih anakan khusus di kab. (TTU, TTS, Sabu Raijua dan Manggarai Timur), peremajaan tanaman kelapa di Aceh Singkil dan Aceh Tamiang tidak dilaksanakan karena tidak ada CP/CL. Pengembangan karet di Aceh Singkil tidak dilaksanakan karena tidak ada CP/CL. Pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Barat 27 hektar karena tidak cukupnya benih kelapa sawit bermutu bersertifikat di pasar termasuk pupuk NPK serta di Kalimantan Utara tidak dilaksanakan seluruhnya karena aparat Satker belum memhami pekerjaanya.
4)
Satuan Kerja Perkebunan Tingkat Kabupaten/Kota
Jumlah satker kabupaten yang mendapat anggaran tugas bantuan sebanyak 50 satker yang tersebar pada 21 provinsi, komoditas dan kegiatan lain yang dilaksanakan meliputi: Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
87
a. Tanaman Rempah dan Penyegar, antara lain; teh, kakao, kopi, pala, lada dan cengkeh. b. Tanaman Semusim, antara lain; nilam dan tebu c.
Tanaman Tahunan, antara lain; karet,kelapa sawit, jambu mete dan kelapa.
d. Kegiatan
lainnya,
pemberdayaan
antara
petani,
lain;
SL-PHT,
pengembangan peralatan
kebun
pasca
panen
benih, dan
pengembangan sistem berbasis tanaman tahunan.
Anggaran, target fisik, realisasi keuangan dan pencapaian fisik disajikan dalam tabulasi, meliputi; realisasi anggaran beserta fisiknya per-satker, realisasi gabungan komoditas, realisasi komoditas per-jenis tanaman, dll. Secara umum pelaksanaan tugas pembantuan di kabupaten tidak menemui masalah yang berarti, jikapun ada beberapa masalah dapat dengan mudah dicari solusinya meskipun ada beberapa komoditas tidak selesai 100 persen. Semakin banyak satker yang sudah memahami masalah tender berdasarkan
perpres
no.
70/2012,
dimana
saat
banyak
pihak
mempertanyakan kekurangan pegawai teknis yang tergabung dalam ULP (unit pelaksana pengadaan) namun pihak satker kabupaten/kota bisa menjawab bahwa proses pengadaan tidak terkendala dengan hal tersebut, karena dalam proses pengadaan ada tim yang bisa dilibatkan dalam membantu pekerjaan PPK (pejabat pembuat komitmen) yang disebut dengan tim teknis dan tim penyusun HPS, jadi kekhawatiran pihak yang mempertanyakan tersebut terjawab sudah.
Namun disisi laporan ke pusat/provinsi masih banyak kekurangan karena tidak semua satker kabupaten/kota secara rutin dan disiplin melaporkan perkembangan kegiatannya sesuai waktu yang telah ditentukan dalam pedoman monev Ditjen.
Perkebunan.
Kendala
lain
adalah satker
kabupatenkota terlalu berharap banyak pada sistem pelaporan yang dibuat oleh Ditjen. Perkebunan yang disebut dengan e-bun, sedang sistem e-bun belum bisa memenuhi kebutuhan seperti yang diharapkan dan pihak satkerpun tidak membuat laporan secara manual dalam excel.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
88
a.
Realisasi Anggaran dan Pencapaian Fisik
Tabel 30
Keluaran/Output Tugas Pembantuan Per-Satker Kabupaten/Kota Tahun 2015
NO
SATKER
1
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Cianjur
2
Dinas Perkebunan Kab. Garut
3
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Bener Meriah
4
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Pidie
5 6 7
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Aceh Utara Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Aceh Timur Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Nagan Raya
PAGU HARIAN Rp(000)
REALISASI SP2D Rp(000)
(%)
FISIK (%)
9.128.821.000
8.902.877.500
97,52
100,00
14.475.075.000
13.720.678.702
94,79
100,00
175.600.680.000
156.847.335.000
89,32
1.062.520.000
929.939.700
87,52
100,00
6.913.985.000
5.897.131.110
85,29
88,68
8.531.261.000
8.038.169.600
94,22
100,00
100,00
5.165.009.000
4.732.699.500
91,63
99,87
8
Dinas Perkebunan Kab. Batubara
2.501.755.000
1.017.437.500
40,67
27,51
9
Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat
4.817.451.000
4.546.829.700
94,38
100,00
10
Dinas Perkebunan Kab. Kampar
5.262.880.000
4.881.349.000
92,75
94,09
11
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Meranti
5.476.076.000
5.316.377.020
97,08
100,00
12
Dinas Perkebunan Kab. Muara Enim
6.811.826.000
5.930.045.340
87,06
99,90
13
Dinas Perkebunan Kab Musi Rawas
6.210.416.000
5.727.883.500
92,23
99,92
14
Dinas Perkebunan Kab. Ogan Komering Ilir
14.810.772.000
10.819.426.840
73,05
81,85
12.543.015.000
11.142.557.700
88,83
83,99
3.336.756.000
3.121.637.350
93,55
100,00
6.153.944.000
6.035.644.700
98,08
100,00
15 16 17 18
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sanggau Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sintang Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kapuas Hulu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bengkayang
8.830.615.000
8.504.545.000
96,31
100,00
19
Dinas Perkebunan Kab. Kotawaringin Barat
4.496.778.000
4.151.021.000
92,31
100,00
20
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Kab. Tanah Laut
1.757.846.000
1.434.272.400
81,59
100,00
21
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Hulu Sungai Tengah
1.762.259.000
1.590.064.000
90,23
100,00
22
Dinas Perkebunan Kab. Kotabaru
2.224.016.000
1.961.654.100
88,20
100,00
23
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Tabalong
1.859.536.000
1.582.100.700
85,08
99,77
24
Dinas Perkebunan. Tanaman Pangan. Peternakan dan Perikanan Kab. Kutai Barat
2.889.408.000
2.086.606.750
72,22
100,00
25
Dinas Perkebunan Kab. Minahasa Selatan
5.509.197.000
5.464.435.000
99,19
100,00
26
Dinas Perkebunan Kab. Toli-Toli
19.668.580.000
18.152.695.835
92,29
97,02
27
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Sigi
36.369.140.000
34.788.288.854
95,65
100,00
2.722.271.000
2.665.431.800
97,91
100,00
18.495.707.000
16.059.941.332
86,83
100,00
22.728.882.000
21.539.901.854
94,77
100,00
29.911.742.000
24.303.562.583
81,25
91,27
28 29 30 31
Dinas Pertanian. Kehutanan dan Kelautan Kota Palu Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bulukumba Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab.Soppeng Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Luwu Utara
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
89
32
Dinas Pertanian Kab Konawe
22.389.560.000
21.986.662.000
98,20
99,93
33
Dinas Perkebunan Kab. Kolaka
29.426.388.000
28.294.703.600
96,15
100,00
22.253.336.000
22.055.217.000
99,11
100,00
34 35
Dinas Perkebunan dan Hortikultura Kab. Konawe Selatan Dinas Pertanian. Perkebunan dan Peternakan Kab. Sikka
5.291.452.000
5.134.646.400
97,04
100,00
36
Dinas Perkebunan Kab. Alor
2.357.750.000
2.314.360.000
98,16
100,00
37
Dinas Pertanian. Perkebunan dan Peternakan Kab. Bengkulu Tengah
1.930.730.000
1.736.640.000
89,95
100,00
38
Dinas Pertanian Kab. Halmahera Utara
17.084.600.000
16.632.720.600
97,36
99,94
39
Dinas Pertanian Kab. Halmahera Barat
9.918.615.000
9.356.366.000
94,33
100,00
40
Dinas Perkebunan Kab. Halmahera Tengah
7.635.595.000
7.537.094.000
98,71
100,00
5.969.316.000
5.158.177.400
86,41
98,98
5.580.000.000
5.242.099.749
93,94
100,00
41 42
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pandeglang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Lebak
43
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Selatan
9.097.955.000
6.008.074.705
66,04
98,52
44
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bangka
3.884.416.000
3.361.607.388
86,54
100,00
45
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah
1.634.540.000
1.437.225.700
87,93
100,00
46
Dinas Pertanian. Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kab. Pohuwato
11.178.645.000
10.213.738.250
91,37
99,78
18.805.750.000
14.849.590.917
78,96
100,00
39.737.876.000
37.977.807.200
95,57
100,00
39.669.755.000
37.721.103.870
95,09
100,00
29.258.988.000
27.412.677.000
731.133.486.000
666.323.052.749
47 48
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Majene Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab Mamuju
49
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Polewali Mandar
50
Dinas Pertanian. Perkebunan dan Hortikultura Kab Mamasa JUMLAH
93,69 91,14
100,00 98,49
Penyerapan keuangan satker tugas pembantuan kabupaten/kota dari sejumlah 50 satker tercatat 91,14% atau dengan capaian fisik 98,49%. Anggaran
disebabkan
oleh
efisiensi
pengadaan
barang/jasa,
tidak
terlaksananya/selesainya pengembangan karet di kabupaten Batubara dengan status pekerjaan pada KTP CP/CL, kegiatan administratif yang tidak selesai dibeberapa kabupaten, dll. Penyerapan keuangan terendah pada anggaran Tugas Pembantuan Kabupaten adalah Batubara (40,67%), Bangka Selatan (66,04%), dan Kutai Barat (72,22%) sedang penyerapan keuangan tertinggi pada anggaran Tugas Pembantuan Kabupateni adalah Minahasa Selatan (99,19%), Konawe Selatan (99,11%) dan Halmahera Tengah (98,71%). Berdasarkan pencapaian fisik yang terendah adalah Batubara (27,51%), Ogan Komering Ilir (81,85%) dan Sanggau (83,99%) sedang pencapaian fisik yang mencapai 100% pada Tugas Pembatuan Kabupaten ada 34 Satker kabupaten. Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
90
b.
Realisasi Per-Kegiatan
Tabel 31
Realisasi Output Per-Komoditas Perkebunan Pada Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota Tahun 2015 Volume
No
Keluaran/Output
Jumlah
Pagu
Realisasi
Target
Realisasi
Rp(000)
Rp(000)
(Ha/Org/
(Ha/Org/
Kt/Lap)
Kt/Lap)
Satker
(%)
1
Pengembangan Tan. Kopi
155.654.690 151.056.052
30.550
30.550 100,00
6
2 3 4 5 6 7
Pengembangan Tan. T e h Pengembangan Tan. Kakao Pengembangan Tan. Lada Pengembangan Tan. Cengkeh Pemberdayaan Pekebun Tanregar Pengembangan Tanaman Pala Pengembangan Kebun Benih Tanregar Pengembangan Tan. Tebu Penanaman Tan. Nilam Pengembangan Tan. Karet Pengembangan Tan. Kelapa Pengembangan Tan. Kelapa Sawit Pengembangan Tan. Jambu Mete Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan Pemberdayaan Pekebun Tanhun Pengembangan Kebun Benih Tanhun Peralatan Penanganan Pascapanen Tan. Perkebunan Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan SL-PHT Perkebunan Antisipasi Dampak Perub. Iklim Penanganan OPT Perkebunan
13.277.340 13.222.789 259.943.658 241.972.435 14.786.730 10.492.278 18.541.975 17.891.640 72.189.500 66.774.200 6.525.500 6.457.875
1.200 90.605 2.330 3.970 10.484 1.700
1200 100,00 89.743 99,05 1.970 84,55 3970 100,00 10.348 98,70 1700 100,00
2 21 4 7 30 2
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
336801
259287,1
16
11
68,75
5
24.626.700 2.031.190 51.076.238 21.320.752 24.289.595 332.940
19.273.307 1.731.987 46.523.364 19.917.499 22.640.484 332.616
750 65 6.881 8.750 2.853 150
517 65 6.781 8.750 2.850 150
68,93 100,00 100,00 100,00 99,89 100,00
2 7 25 19 15 1
720.935
483.057
23
21
91,30
21
960.070
859.594
9
14.743.112
13.730.441
6.043
5.782
9 100,00 95,68
20
9
462.259
287.293
33
20,6
62,42
8
7.150.600
5.562.115
74
74 100,00
23
6.960.282
6.527.036
72
72 100,00
22
1.882.960 3.818.080 220.550
1.842.482 2.728.542 213.030
19 8 150
19 100,00 7 87,50 150 100,00
9 8 2
Kabupaten/Kota melaksanakan pengembangan 12 komoditas perkebunan dengan target luas areal tergarap sebanyak 149.704 hektar dengan besar anggaran Rp592,407 milyar, dapat diselesaikan 148.246 hektar dengan menyerap anggaran Rp551,512 milyar. Terdapat 1.458 hektar pengembangan komoditas yang tidak dapat dilaksanakan seluruhnya yaitu pengembangan kakao, sawit, lada dan tebu. Pada tahun 2015 pengembangan kopi diintensifkan di kabupaten Bener Meriah dengan alokasi anggaran sebesar Rp135,665 milyar target luas areal 27.650 hektar, dari target sebesar itu seluruhnya dapat dilaksanakan dengan menyerap anggaran 97,14% dari pagu. Dalam perspekstif kewilayahan komoditas perkebunan kakao paling banyak dikembangkan di wilayah Indonesia Timur karena secara tradisional merupakan wilayah pengembangan kakao dan Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
91
sekaligus merupakan sentra kakao nasional, sedang karet banyak dikembangkan di wilayah Indonesia Barat karena wilyah barat merupakan sentra karet dan tanaman tahunan lainnya seperti Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Disamping itu terdapat kegiatan lainnya yaitu: penanganan OPT melalui musuh alami dengan cara menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pelatihan pada petani pekebun dalam bentuk sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SL-PHT), pemberdayaan petani dalam bentuk peningkatan
pengetahuan
kelembagaan
petani
dan
pengembangan
pengetahuan teknis budidaya tanaman perkebunan, kegiatan peningkatan nilai tambah hasil perkebunan melalui penyaluran alat pasca panen beserta pelatihan penggunan alat tersebut, dan sebagai upaya pengembangan perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan sumber kebuh benih.
c.
Pencapaian Fisik Komoditas Rempah & Penyegar dalam Luas Areal
Tabel 32
Keluaran/Output Tanaman Rempah dan Penyegar Per-Satker Pelaksana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun 2015 KOMODITAS (HEKTAR)
NO
SATKER
KOPI PAGU
TEH
REA
1
CIANJUR
2
GARUT
3
BENER MERIAH
4
PIDIE
5
ACEH TIMUR
6
MERANTI
500
500
7
MUARA ENIM
650
650
8 9
350
350
PAGU
KAKAO
REA
600
600
600
600
PAGU
LADA
REA
PAGU
CENGKEH
REA
100
500
500
820
820
700
700
PAGU
REA
100 700
SANGGAU
100
100
600
240
BENGKAYANG
100
100
500
500
MINAHASA 10 SELATAN
12 SIGI
REA
27.650 27.650
700
11 TOLI-TOLI
PAGU
PALA
2.550
2.550
10.750 10.750
13 BULUKUMBA
5.100
5.100
14 SOPPENG
6.100
6.100
15 LUWU UTARA
9.200
8.338
16 KONAWE
6.050
6.050
17 KOLAKA
6.950
6.950
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
92
18
KONAWE SELATAN
6.050
6.050
19 SIKKA
1.550
1.550
20 ALOR
150
150
900
900
700
700
HALMAHERA 21 UTARA HALMAHERA 22 BARAT HALMAHERA 23 TENGAH 24 PANDEGLANG 25 LEBAK
100
100
BANGKA 26 SELATAN
930
930
27 BANGKA
300
300
2.330
1.970
28 POHUWATO
1.600
1.600
29 MAJENE
6.750
6.750
31 MAMUJU
9.350
9.350
31
POLEWALI MANDAR
32 MAMASA JUMLAH
450
450
500
500
500
500
500
500
3.970
3.970
800
800
900
900
1.700
1.700
10.130 10.130 1.300
1.300
30.550 30.550
1.200
1.200
5.725
5.725
90.605
89.743
Dalam tabulasi diatas disajikan persebaran wilayah pengembangan tanaman rempah dan penyegar meliputi wilayah Sulawesi, Jawa, Sumatera dan Maluku. Komoditas teh hanya dikembangkan di Jawa Barat, kakao di Sulawesi (Tengah, Barat, Selatan dan Tenggara), Kopi dikembangkan di Sumatera (Aceh dan Riau) dan Sulawesi Barat (Mamasa), Lada hanya dikembangkan di Bangka Belitung, Pala dikembangkan hanya di Maluku, dan Cengkeh hanya di Sulawesi Utara. Persebaran 4 komoditas tanaman tahunan ada di 30 provinsi, tanaman kelapa ada di 27 provinsi, karet di 16 provinsi, kelapa sawit di 12 provinsi, dan kemiri sunan di 2 provinsi, Jambu Mete di 8 provinsi dan sagu di 2 provinsi. Target pengembangan tanaman semusim 46.371 hektar dapat terealisasi 42.411 hektar.
Secara keseluruhan realisasi pencapaian fisik pengembangan komoditas tanaman rempah dan penyegar hampir mendekati 100 persen, hanya pengembangan komoditas kakao di Toli-Toli dan Kota Palu saja yang tidak tercapai seluruhnya. Berbagai macam persoalan menjadi penyebab tidak berhasilnya kegiatan sebuah satker, seperti data CL/CL tidak akurat, petani mengundurkan diri karena beberapa persyaratan yang diminta tidak dapat dipenuhi, berita adanya pengurangan anggaran sehingga satker melakukan tindakan mengurangi jumlah yang ditenderkan, dll. Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
93
d.
Pencapaian Fisik Komoditas Semusim dalam Luas Areal
Tabel 33
Keluaran/Output Tanaman Semusim Per-Satker Pelaksana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Tahun 2015 KOMODITAS (HEKTAR)
NO
SATKER TEBU PAGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9
NILAM
REALISASI
GARUT
PAGU
REALISASI 10
10
PIDIE
10
10
ACEH UTARA
10
10
PASAMAN BARAT
10
10
KONAWE
5
5
KOLAKA
10
10
POHUWATO
10
10
65
65
BENER MERIAH
OGAN KOMERING ILIR
JUMLAH
200
550
750
200
317
517
Tanaman semusim hanya memiliki 2 (dua) komoditas saja yang dikembangkan oleh satker tugas pembantuan kabupaten/kota dengan target luasan areal yang dikembangkan juga kecil, hanya kabupaten Pasaman Barat (nilam) dan Bener Meriah (tebu) cukup besar yaitu 150 hektar. Pengembangan tanaman semusim anggarannya lebih banyak diletakkan di satker provinsi terutama untuk pengembangan tanaman tebu.
Meskipun kabupaten Bener Meriah bukan wilayah tebu/sentra tebu namun mendapat alokasi pengembangan tanaman tebu pada tahun anggaran 2014 sebesar 150 hektar dan ta. 2015 sebesar 200 hektar, berdasarkan desain pengembangan tanaman tebu nasional, kedepan direncanakan wilayah Gayo di provinsi Aceh akan dikembangkan menjadi wilayah baru sentra pengembangan tebu nasional sebagai upaya dalam mendorong percepatan realisasi swasembada gula nasional.
Pencapaian realisasi fisik pengembangan komoditas tanaman semusim sampai akhir tahun anggaran 2014 mampu mencapai 100 persen baik untuk komoditas nilam maupun tebu di seluruh satker kabupaten/kota. Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
94
e.
Pencapaian Fisik Komoditas Tahunan dalam Luas Areal
Tabel 34
Keluaran/Output Tanaman Tahunan Per-Satker Pelaksana Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten/Kota Tahun 2015 KOMODITAS (HEKTAR)
NO
SATKER KARET PAGU
KELAPA
REA
PAGU
SAWIT
REA
PAGU
METE
REA
1
CIANJUR
150
150
2
GARUT
200
200
5
ACEH UTARA
300
300
250
250
4
ACEH TIMUR
300
300
200
200
5
NAGAN RAYA
250
250
200
200
6
BATUBARA
100
-
200
-
7
PASAMAN BARAT
300
300
150
150
200
200
8
KAMPAR
300
300
250
250
9
MERANTI
300
300
10
MUARA ENIM
300
300
11
MUSI RAWAS
500
500
12
OGAN KOMERING ILIR
521
521
1
13
SANGGAU
300
300
500
500
14
SINTANG
200
200
150
150
15
KAPUAS HULU
550
550
200
200
16
BENGKAYANG
300
300
100
100
300
300
17
KOTAWARINGIN BARAT
200
200
200
200
18
TANAH LAUT
200
200
19
HULU SUNGAI TENGAH
20
KOTABARU
200
200
21
TABALONG
265
265
22
KUTAI BARAT
275
275
23
MINAHASA SELATAN
500
500
24
BULUKUMBA
300
300
25
KONAWE
300
300
26
KOLAKA
450
450
27
KONAWE SELATAN
600
600
28
SIKKA
200
100
29
ALOR
600
600
30
BENGKULU TENGAH
31
HALMAHERA UTARA
1.100
1.100
32
HALMAHERA BARAT
1.100
1.100
33
HALMAHERA TENGAH
1.100
1.100
34
PANDEGLANG
200
200
270
200
200
PAGU
REA
1 500
500
1
270
150
150
200
200
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
95
35
LEBAK
200
200
36
BANGKA SELATAN
37
BANGKA
200
200
38
BANGKA TENGAH
200
200
39
POHUWATO
400
400
40
MAJENE
100
100
41
POLEWALI MANDAR
250
250
8.350
8.050
6.881
JUMLAH
6.781
2.653
2.650
150
150
Pengembangan tanaman tahunan yang dilaksanakan dalam dana tugas pembantuan
kabupaten/kota
lebih
banyak
dititik
beratkan
pada
pengembangan tanaman karet dan kelapa, masing-masing memiliki luasan areal pengembangan sebanyak; kelapa 5.402 hektar, dan karet 5,384 hektar. Sedang 2 (dua) komoditas lain yaitu kelapa sawit dan jambu mete luasan arealnya kecil dan hanya dikembangkan oleh 1 (satu) satker untuk masing-masing komoditas. Pencapaian realisasi fisik pengembangan tanaman tahunan di kabupaten/kota rata-rata 100 persen, hanya tanaman karet yang tidak dapat selesai seluruhnya karena kabupaten Batubara tidak melaksanakannya sedang kabupaten Ogan Komering Ilir hanya mampu menyelesaikan 90 persen dari target yang dibebankan padanya.
E.
Realisasi Anggaran Berdasarkan Belanja
Dalam PMK Nomor 91/PMK.06/2007 tentang Bagan Akun Standar (BAS) sudah didefinisikan mengenai belanja barang dan jasa,
belanja modal, belanja
pegawai dan belanja sosial secara jelas. Definisi Jenis Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi 1. Belanja Pegawai Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar negeri) sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan selama periode
akuntansi,
kecuali
pekerjaan
yang
berkaitan
dengan
pembentukan modal. Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri, dan pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah tidak termasuk dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam kelompok belanja barang dan jasa. Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
96
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belanja pegawai: a)
Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji dan tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-honor pegawai non PNS serta tunjangantunjangan yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b)
Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka pembayaran honor-honor untuk pelaksana kegiatan yang semula disediakan
dari “Belanja
Pegawai :
Uang honor tidak
tetap”
diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya dan kode akun yang digunakan mengikuti jenis belanja kegiatan yang bersangkutan 2. Belanja Barang Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset dan pengembangan,
pelatihan staf, riset pasar
termasuk. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam belanja barang/jasa: a)
Belanja Barang difokuskan untuk membiayai kebutuhan operasional kantor (barang dan jasa), pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya serta biaya perjalanan.
b)
Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk pembayaran honor-honor bagi para pengelola anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat
Penguji/Penandatangan
SPM,
termasuk
Petugas
SAI/
SIMAKBMN). c)
Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan maka pembayaran honor untuk para pelaksana kegiatan menjadi satu kesatuan dengan kegiatan induknya
d)
Pengadaan
Aset Tetap yang nilai persatuannya di bawah nilai
minimum kapitalisasi (< Rp300.000,-/unit); e)
Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak menambah umur ekonomis, manfaat atau kapasitas;
f) g)
Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang pakai habis. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk kegiatan operasional Satker BLU (gaji dan operasional pelayanan Satker BLU).
3. Belanja Modal
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
97
Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. a)
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa
manfaat
lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau
dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. b)
Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan, dan aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan).
Yang termasuk belanja modal adalah: •
Belanja Modal Tanah
•
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
•
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
•
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
•
Belanja Modal Fisik Lainnya
4. Belanja Sosial Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. hal-hal yang perlu diperhatikan: a)
Belanja Bantuan Sosial secara prinsip dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.
b)
Bantuan Sosial yang diberikan kepada masyarakat dapat berupa uang atau barang.
c)
Pengadaan barang atau bantuan peralatan yang akan diberikan kepada masyarakat dalam rangka bansos walaupun berupa barng fisik, pencatatannya tetap menggunakan akun belanja bantuan sosial. (57xxxx)
d)
bantuan sosial diberikan oleh instansi pemerintah dan diberikan kepada institusi selain pemerintah atau masyarakat serta harus memenuhi kriteria risiko sosial;
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
98
Pada tahun anggaran 2015, Ditjen. Perkebunan memperoleh 4 (empat) jenis belanja, yaitu belanja pegawai untuk pegawai kantor pusat dan kantor daerah (4 UPT), belanja barang/jasa, belanja modal dan belanja sosial untuk kegiatan pengembangan tebu dalam mendukung swasembada gula nasional.
Tabel 35 Realisasi Per-Belanja Tahun Anggaran 2015 Kode
Pagu
Realisasi
Rp(000)
Rp(000)
76.157.045
71.655.325
94,09
3.710.027.387
3.085.701.348
83,17
9.661.129
4.639.508
48,02
701.422.465
399.969.307
57,02
Belanja
51
Belanja Pegawai
52
Belanja Barang
53
Belanja Modal
57
Belanja Bantuan Sosial
4.497.268.026
Jumlah
%
3.561.965.488 79,20
Bilamana ditinjau dari penyerapan anggaran berdasarkan belanja, maka belanja modal yang paling kecil penyerapannya, namun yang paling mempengaruhi ketidak berhasilan penyerapan anggaran adalah belanja modal khusunya ntuk pengembangan tebu di Jawa Tengah dan Jawa timur.
3.2. Monitoring dan Evaluasi BAPPENAS
Penerapan PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan merupakan upaya untuk menjawab dan memenuhi tantangan
dan
kebutuhan
dalam
rangka
melaksanakan
siklus
manajemen
pembangunan secara utuh. Tersedianya sistem monitoring dan evaluasi (monev) yang handal akan memberikan kontribusi nyata guna berjalannya siklus umpan balik pada tahap perencanaan yang pada ahirnya akan meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan.
Sistem monev kinerja pembangunan, khususnya terhadap program dan kegiatan yang dituangkan dalam dokumen perencanaan, perlu terus dikembangkan agar lebih bermanfaat bagi manajemen pembangunan. Penyempurnaan mekanisme dan pelaporan
monev,
secara
langsung
mengharuskan
terpenuhinya
dokumen
perencanaan yang berkualitas dan dapat dievaluasi. Pembangunan aplikasi monev Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
99
berbasis
website
(e-Monev)
merupakan
upaya
untuk
mengefektifkan
dan
mengefisienkan pelaporan menuju pada peningkatan kualitas dengan melakukan penyederhanaan terhadap format, aplikasi dan mekanisme pelaporan monev kinerja pembangunan.
Pada tahap awal, aplikasi e-Monev baru dapat diakses oleh Kementerian/Lembaga (K/L) Pusat. Dalam tahap pengembangan selanjutnya, e-Monev direncanakan akan dapat diakses oleh Bappeda dan SKPD tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota terkait dengan
pelaksanaan
kegiatan
dan
program
dengan
Dana
Dekonsentrasi
(Dekon)/Tugas Perbantuan (TP). Secara paralel, e-Monev yang dikembangkan saat ini telah memuat informasi kinerja yang dibutuhkan sebagai masukan dalam rangka penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-BasedPlanning
and
Budgeting),
serta
lebih
lanjut
untuk
mengetahui
kontribusi
kegiatan/program terhadap pencapaian target Prioritas Nasional.
LANDASAN HUKUM. Landasan hukum yang diacu dalam sistem e-Monev Pelaksanaan Rencana Pembangunan adalah : a. Undang-undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. b. Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. c.
Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025.
d. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
Target triwulanan merupakan prakiraan nilai pencapaian penyerapan anggaran dan prakiraan nilai pencapaian kinerja suatu kegiatan secara kumulatif pertriwulanan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Target triwulanan merupakan besaran/nilai yang ingin dicapai sampai dengan triwulan tersebut dan bukan hanya nilai pada triwulan itu saja. 2. Target triwulanan dinyatakan dalam satuan persentase (%). 3. Nilai persentase yang di-input merupakan kumulatif dari triwulan sebelumnya.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
100
4. Target yang di-input adalah target penyerapan anggaran kegiatan per- triwulan dan target capaian kinerja kegiatan per-triwulan 5. Nilai akhir dari target anggaran dan target kinerja pada triwulan IV wajib 100%.
PENGUKURAN NILAI REALISASI PROGRAM
Pengukuran realisasi kinerja suatu program dilakukan berdasarkan realisasi kinerja seluruh
kegiatan
yang
mendukung
program
dimaksud
secara
RERATA
TERTIMBANG. Formula rerata tertimbang memberikan proporsi realiasi kegiatan yang berkontribusi terhadap program sesuai dengan besaran anggarannya.
Pengukuran terhadap status capaian kinerja pelaksanaan program tidak dilakukan berdasarkan indikator outcomes karena sebagaimana RKA K/L dan Renja K/L tidak dilengkapi dengan data nilai target indikator outcomes. Selain itu, karakteristik dari indikator outcomes merupakan indikator jangka panjang, sehingga pengukuran realisasinya sulit dilaporkan dalam periode triwulanan. Pelaporan pelaksanaan program dan kegiatan Ditjen. Perkebunan ke Kementerian PPN/Bappenas sudah dilakukan pada tanggal 2015-01-22 pukul 11:06:39 WIB, dengan hasil sebagai berikut:
3.3.
Pengarus Utamaan Gender (PUG)
Istilah gender sudah digunakan secara luas masyarakat di berbagai forum, baik yang bersifat akademis maupun non-akademis ataupun dalam diskursus pembuatan kebijakan (law making process). Meskipun demikian, tidak selamanya istilah tersebut dipergunakan dengan tepat, bahkan terkadang mencerminkan ketidakjelasan pengertian konsep gender itu sendiri. Kekeliruan ini memiliki implikasi yang tidak kecil, khususnya apabila terjadi dalam proses pembuatan kebijakan. Kekeliruan ini bukan tidak mungkin menyebabkan kebijakan yang dihasilkan tidak tepat sasaran dan tidak mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu kejelasan konsep gender penting sebagai langkah awal memahami pengarusutamaan gender. Konsep gender tidak merujuk kepada jenis kelamin tertentu (laki-laki atau perempuan). Berbeda dengan jenis kelamin, gender merupakan konsep yang dipergunakan untuk menggambarkan peran dan relasi sosial laki-laki dan Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
101
perempuan. Gender merumuskan peran apa yang seharusnya melekat pada laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Konsep inilah yang kemudian membentuk identitas gender atas laki-laki dan perempuan yang diperkenalkan, dipertahankan, dan disosialisasikan melalui perangkat-perangkat sosial dan norma hukum yang tertulis maupun tidak tertulis dalam masyarakat. Berbeda dengan jenis kelamin yang ditentukan oleh aspek-aspek fisiologis, gender merupakan pengertian yang dibentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan, adat istiadat, dan perilaku sosial masyarakat. Oleh karena itu, pengertian gender tidak bersifat universal, melainkan tergantung pada konteks sosial yang melingkupinya. Sebagai contoh, masyarakat berbasis patrilineal seperti di Jawa sangat mungkin merumuskan gender secara berbeda dengan masyarakat yang sistem sosialnya berbasis matrilineal.
1)
Pengarus utamaan Gender dalam Pembangunan
Di Indonesia, secara resmi PUG diadopsi menjadi strategi pembangunan bidang pemberdayaan perempuan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
Dalam
inpres
tersebut
dinyatakan
tujuan
PUG
adalah
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi
atas
kebijakan
dan
program
pembangunan
nasional
yang
berperspektif gender. Dan strategi PUG ditempuh dalam rangka mewujudkan kesetaraan
dan
keadilan
gender
dalam
kehidupan
berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ruang lingkup PUG dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2000 meliputi: •
Perencanaan, termasuk di dalamnya perencanaan yang responsif gender/gender budgeting;
•
Pelaksanaan;
•
Pemantauan dan Evaluasi.
Pada tingkatan yang lebih rendah, dasar hukum pelaksanaan PUG juga diatur dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman
Umum
Pelaksanaan
Pengarusutamaan
Gender
dalam
Pembangunan di Daerah yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Dalam Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
102
Negeri Nomor 67 Tahun 2011. Beberapa daerah telah merespons keberadaan instrumen hukum yang mengatur mengenai PUG dengan mengeluarkan peraturan daerah (perda) yang berkaitan dengan PUG, antara lain Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 10 Tahun 2005 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Daerah.
Implementasi PUG perlu didukung dengan anggaran yang responsif gender. sehingga seluruh kementerian/lembaga perlu didorong untuk menerapkan Anggaran Responsif Gender (ARG) ke dalam program dan kegiatan masingmasing kementerian, termasuk Kementerian Pertanian. Selanjutnya, melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 Tahun 2011 implementasi ARG diperluas ke dalam bidang pembangunan sosial, ekonomi, dam politik.
Untuk mempercepat pelaksanaan PUG, juga telah dikeluarkan Surat Edaran tentang Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender pada tanggal 1 November 2012. Surat Edaran ini dikeluarkan secara bersama-sama oleh Menteri
Negara
Perencanaan
Pembangunan
Nasional/Kepala
Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Surat edaran ini ditujukan kepada para menteri Kabinat Indonesia Bersatu II, Jaksa Agung RI, Kepala Kepolisian RI, para kepala lembaga pemerintah non-kementerian, para pimpinan kesekretariatan lembaga negara, para gubernur, dan para bupati/walikota.
Surat Edaran tersebut dikeluarkan mengingat selama ini masih terdapat berbagai permasalahan dan tantangan dalam implementasi PUG. Di tingkat daerah, permasalahan dan tantangan tersebut antara lain: a. Dasar Hukum
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
103
Diperlukan dasar hukum yang lebih kuat sebagai dasar pelaksanaan implementasi PUG di daerah. Hingga saat ini, belum semua daerah memiliki peraturan daerah tentang PUG dalam pembangunan di daerah; b. Pemahaman, komitmen, dan kelembagaan Kurangnya pemahaman dan komitmen pejabat di daerah mengenai PUG dan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) sehingga kelembagaan yang menangani PUG lebih bersifat formalitas dan tidak dapat berfungsi secara optimal; c. Instrumen PPRG Dasar hukum instrumen PPRG belum ada. Instrumen yang digunakan merupakan adaptasi dari Paraturan Menteri Keuangan. d. Kapasitas sumber daya manusia (SDM) Kompetensi SDM pelaksana PPRG sebagian SKPD
masih kurang
memadai. e. Data Terpilah dan Informasi Keterbatasan
atau
ketiadaan
data
terpilah
(antara
laki-laki
dan
perempuan) menjadi kendala utama dalam analisis gender. Pendataan secara terpilah
belum menjadi mekanisme yang terintegrasi dalam
pendataan di daerah.
Percepatan implementasi PUG dalam pembangunan daerah, perlu dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh daerah dalam implementasi PUG selama ini. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain: a. Membuat
dasar hukum
yang
kuat
sebagai
dasar
pelaksanaan
implementasi PUG di daerah, mengingat hingga saat ini belum semua daerah memiliki peraturan daerah tentang PUG dalam pembangunan di daerah; b. Meningkatkan pemahaman dan komitmen pejabat di daerah mengenai PUG dan PPRG; c. Membuat kelembagaan yang khusus menangani PUG sehingga implementasi PUG dapat berfungsi secara optimal;
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
104
d. Meningkatkan kapasitas SDM pelaksana PPRG di seluruh SKPD yang ada di daerah, mengingat PUG harus diimplementasikan di setiap sektor pembangunan di daerah; e. Menyusun Data Terpilah dan mengintegrasikan penyusunan Data Terpilah dalam pendataan semua sektor pembangunan daerah, sehingga dapat dilakukan analisis gender secara memadai sebelum menyusun program dan kegiatan di seluruh sektor tersebut
2)
Pengarus utamaan Gender dalam Kementerian Pertanian
Komposisi pegawai negeri sipil Kementerian Pertanian dalam isu gender, sebagai berikut: a) Pegawai Negeri Sipil (PNS) •
Jumlah PNS lebih dari 20 ribu orang yang tersebar di kantor pusat dan kantor daerah (UPT) dengan proporsi laki-laki 64% dan perempuan 36%
•
PNS dilihat berdasarkan pendidikan S2 dan S1 proporsi perempuan hampir sama dengan laki-laki, berkisar 45%-47%
•
Jumlah pegawai dengan pendidikan Sarjana Muda maka jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki dengan proporsi sebanyak 57 %-43%
b) TENAGA PENYULUH •
Jumlah tenaga penyuluh pertanian, dengan proporsi perempuan 20,6% dan laki-laki 79,4%
c) TENAGA KERJA •
Jumlah tenaga kerja pertanian, dengan proporsi laki-laki 61,3% dan perempuan 38,7%.
•
Sedang khusus tenaga kerja dibidang perkebunan, dengan proporsi perempuan 36% dan laki-laki 64%.
Isu aktual gender sektor pertanian a) Bagaimana menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri, serta mampu memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi. Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
105
b) Bagaimana meningkatkan kontribusi pemuda/pemudi tani dalam usaha pertanian dan pembangunan pedesaan ? c) Bagaimana mengurangi keterlibatan pekerja anak di tingkat usaha rumah tangga ? d) Bagaimana mengurangi kesenjangan gender (Akses, Partisipasi, Kontrol dan Manfaat), ketimpangan upah pekerja antar jenis kelamin, kelompok usia, dan antar wilayah ? e) Bagaimana merancang paket teknologi dan program penyuluhan yang responsif gender ?
Kenapa Perlu Memasukkan Pug dalam Perencanaaan Pembangunan Pertanian a) Terkait dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia pelaku pembangunan ( tenaga kerja pertanian cukup banyak khususnya dipedesaan) b) Ada perbedaan dalam kebutuhan, pengalaman, aspirasi antara lakilaki dan perempuan c) Melalui PUG akan tepat sasaran dalam memfasilitasi pelaku pembangunan, teknik pelatihan yang dibutuhkan, hasil penelitian sesuai dengan aspirasi pelaku Melalui PUG maka dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya pembangunan pertanian dan Meningkatkan pendapatan keluarga.
Hasil Pelaksanaan Kegiatan PUG Kementerian Pertanian Tahun 2015 a) Sosialisasi Pengarususutamaan Gender (PUG) dan Perencanaan dan Penganggaran Yang Responsif Gender (PPRG) di Lima Provinsi b) Koordinasi PUG lingkup Kementan dan Lintas Sektor c) Penyusunan GAP, TOR & GBS Kegiatan Responsif Gender Tahun 2016 d) Rapat Koordinasi Pengelolaan Kegiatan Responsif Gender. e) Pencetakan Pedoman Penyusunan Data Terpilah.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
106
f)
Pencetakan Perencanaan
Pedoman Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Penganggaran Responsive Gender Tahun 2013.
g) Pelaksanaan pemantauan dan monitoring kegiatan responsif gender secara terpadu dengan Eselon I di DIY h) Melakukan koordinasi pelaksanaan PUG di lingkup sektor pertanian dan lintas sektor.
3)
Pengarus Utamaan Gender di Ditjen. Perkebunan
Kegiatan responsif gender ditjen. perkebunan yang masuk dalam program responsif gender kementerian pertanian yaitu kegiatan sekolah lapang pengendalian hama terpadu (SL-PHT) Dirat perlindungan perkebunan dengan sasaran 194 kelompok tani. Secara umum keterlibatan perempuan dalam kegiatan pengembangan perkebunan sangat baik, terbukti dengan hasil pemantauan langsung ke kelompok tani yang dilakukan tim PUG ditjen. perkebunan, dengan hasil sebagai berikut: a. berdasarkan hasil dari pemantauan dilapangan di 2 (dua) kecamatan terhadap
7
(tujuh)
wawancara/diskusi
responden
dan
pengisian
kelompok quesioner
tani
dengan
diperoleh
metode
data
yang
menyatakan bahwa perempuan memperoleh kesempatan yang sama dalam hal sebagai berikut: -
Menjadi pengurus kelompok tani (jabatan sebagai sekretaris dan atau bendahara)
-
Menjadi anggota kelompok tani dan untuk menjadi anggota kelompok di kegiatan SL-PHT
-
Mengelola kebun (merawat tanaman, memungut hasil tanaman, dan menyiapkan bahan perawatan tanaman)
-
Mendapatkan pinjaman modal pengelolaan kebun
-
Memperoleh bantuan pemerintah
-
Mengelola usaha kelompok;
-
Membeli sarana usaha kelompok;
-
Memilih tempat pertemuan;
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
107
-
Menghadiri pertemuan rutin kelompok tani (aktif menghadiri, aktiv membahas permaslahan kelompok dan aktiv dalam pengambilan keputusan kegiatan yang akan dilaksanakan);
-
Partisipasi dalam pertemuan (pelatihan) SL-PHT, seperti: AAES yaitu pendekatan yang digunakan untuk memahami kondisi agro ekosistem melalui pengamatan faktor-faktornya seperti populasi OPT dan musuh alami, fenologi tanaman, cuaca dan vegetasi lain yang selanjutnya dibahas bersama dalam kelompok untuk
memutuskan
tindakan
pengendalian
OPT
yang
dilaksanakan; Topik khusus (tidak aktiv karena topik khusus dipilh oleh pemandu berdasarkan silabus); Dinamika kelompok (tidak aktiv memilih kegiatan dinamika kelompok dipilh oleh pemandu berdasarkan silabus, tetapi aktiv dalam diskusi dan praktek dinamika kelompok); Penerapan hasil keputusan pertemuan (berperan dalam kegiatan budidaya
tanaman,
berperan
aktiv
dalam
melakukan
perbanyakan/penyebaran/pelestarian musuh alami/HPH, aktiv melakukan pengendalian OPT, aktiv dalam pembuatan pupuk BOASHI, aktiv dalam pembuatan pestisida nabati dan ikut aktiv dalam melakukan panen hasil; Penerapan pengetahuan (aktiv menerapkan pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya tanaman, aktiv menerapkan tentang pengendalian OPT);
-
Penyediaan peralatan dan bahan pengelolaan kebun. Kontrol pembagian peran dalam kegiatan AAES; ikut aktiv dalam menentukan siapa yang akan melakukan pengamatan AAES, aktiv melakukan presentasi AAES; Kontrol pembagian peran dalam kegiatan Topik Khusus; ikut aktiv menentukan siapa yang akan melakukan pratek topik khusus; Kontrol pembagian peran dalam kegiatan Dinamika Kelompok; judul kegiatan dalam topik khusus ditentukan oleh pemadu
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
108
berdasarkan silabus, tetapi aktiv dalam ikut menentukan dirinya dan anggotan kelompok lain dala kegiatan dinamika kelompok; Kontrol pembagian peran dalam Penerapan Pengetahuan dan Keterampilan PHT; ikut menentukan siapa yang melakukan budidaya tanaman, ikut menentukan siapa yang melaukkan pengendalian OPT, dan ikut menentukan siapa yang melakukan pelestarian/penyebaran/perbanyakan musuk alami/APH; Kontrol Pemilihan Peralatan dan Bahan Pengendalian OPT; ikut menentukan pemilihan peraltan dan bahan pengendalian OPT; Kontrol
Pengelolaaan
Keuangan;
aktiv
dalam
pengelolaan
keuangan domestik; Kontrol terhadap panen; ikut aktiv menentukan waktu panen dan pengelolaan hasil panen; Kontrol Penjualan Produk; aktiv ikut menentukan penjualan hasil.
-
Manfaat terhadap peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan bagi perempuan yaitu: Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang budidaya tanaman seperti penanaman, pemangkasan dll; Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang hama tanaman; Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang penyakit tanaman; Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang gulma (tumbuhan pengganggu); Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang pelestarian musuh alami; Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang pupuk bokashi; Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang pestisida nabati; Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang pengamatan secara berkala;
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
109
Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang pengendalian OPT secara berkala; Perempuan ikut merasakan manfaat peningkatan pengetahuan dalam SL-PHT tentang panen yang benar. -
Manfaat Terhadap Peningkatan Produksi, setelah mengikuti SL-PHT maka perempuan dapat merasakan adanya peningkatan produksi setelah menerapkan PHT;
-
Manfaat terhadap peningkatan pendapatan, dengan pengendalian hama terpadu melalui pemanfaatan musuh alami maka biaya pengendalian hama tanaman dapat dikurangi dari bahan bakunya disamping itu produksi juga meningkat setelah menerapkan PHT.
-
Pemahaman pengelola terhadap gender sangat baik dibuktikan dengan kebijakan pemberian kuota peserta perempuan dalam SLPHT sebanyak minimal 30%;
-
Pemahaman pendamping/pemandu terhadap gender sangat baik dibuktikan dengan diberikan kesempatan bagi peserta perempuan ikut berperan aktiv dalam diskusi, presentasi hasil pengamatan dll.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
110
BAB IV PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
4.1.
Permasalahan Umum
Permasalahan umum pada pelaksanaan pembangunan perkebunan melalui dana APBN TA 2015 adalah kurang responnya pelaksana di Satker Pusat maupun Daerah terhadap himbauan percepatan pengadaan barang dan jasa pada masa pra DIPA maupun pada saat awal DIPA terbit sehingga masa tanam awal tahun terlewatkan pada akhirnya hampir 99% kegiatan dilakukan pada masa tanam akhir tahun (masa tanam tanaman perkebunan sebagian besar merupakan tanaman tahunan hanya tebu, nilam, tembakau dan kapas yang merupakan tanaman musiman); Panjangnya musim kemarau menyebabkan banyak penanaman yang mendekati akhir tahun bahkan ditanam pada awal tahun baru; Masih sulitnya membangun kelembagaan, kemitraan dan pengembangan kewirausahaan agribisnis; perbankan/sumber permodalan yang belum berpihak pada pertanian khusunya dalam mendanai program revitalisasi perkebunan disebabkan karena masih terbentur pada permasalahan sertifikat tanah/kebun; dan prasarana usaha tani seperti jalan, jembatan yang belum memadai; penafsiran hukum/peraturan yang diterbitkan Kemendagri dengan peraturan yang diterbitkan Kementerian Pertanian masing-masing daerah berbeda.
4.1.1. Permasalahan Administrasi a)
Perencanaan kegiatan dan anggaran belum baik disebabkan belum ada sinergi antara pusat dan daerah sehingga menyebabkan banyaknya ajuan revisi baik DIPA maupun POK.
b)
Penambahan anggaran melalui APBN-P yang besar terutama untuk belanja barang yang terbit diakhir bulan Maret 2015 dan DIPA-nya diterima oleh Satker antara bulan April-Mei 2016 belum bisa diantisipasi dengan baik oleh pelaksana Satker.
c)
Tidak akuratnya data CP/CL, perubahan CP/CL karena berbagai sebab dan Lambatnya penetapan CP/CL oleh pejabat berwenang.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
111
d)
Tidak seimbangnya jumlah anggota ULP dengan beban tugas yang diemban.
e)
Ketidak telitian dalam membaca dokumen, kecurangan, ketidakcakapan dalam menjawab sanggahan dan sebab lain menyebabkan peserta lelang melakukan sanggah banding.
f)
Penolakan Calon Petani terhadap bantuan benih yang tidak disertai bantuan lainnya seperti pupuk dan biaya HOK.
g)
Adanya kebijakan ULP pada beberapa daerah yang mengutamakan tender yang lebih besar dan mendahulukan infrastruktur seperti jalan dan jembatan menyebabkan anggaran yang kecil dan non infrastruktur tertunda dilelangkan.
4.1.2. Pelaksanaan a)
Kebijakan ULP pada beberapa daerah yang mengutamakan tender yang lebih besar menyebabkan anggaran yang lebih kecil yang dimiliki satker perkebunan tertunda pelaksanaannya.
b)
Penolakan petani pada kegiatan pengembangan tebu di Jawa Timur karena berbagai alasan seperti; biaya tambahan diluar subsidi pemerintah
lebih
besar
sedang
harga
jual
rendah
serta
sulit
pemasarannya. c)
Kegiatan pengembangan tebu di OKI dan OKU Timur (TP Provinsi Sumatera Selatan), Bone
(KBD-TP Provinsi Sulawesi Selatan) tidak
dapat terlaksana karena kelompok Tani (poktan) gagal memenuhi persyaratan yang diminta yang aslah satunya terlambat membuka rekening bank. d)
Tidak tersedianya data CP/CL dalam kegiatan pengembangan kakao di Pidie (TP Provinsi Aceh) sehingga kegiatan ini tidak dilaksanakan.
e)
Lelang 2 kali gagal dalam kegiatan pengembangan kakao di Simeleu (TP Provinsi Aceh) sehingga kegiatan ini tidak dilaksanakan.
f)
Tim teknis di lapangan tidak bisa menyelesaiakan proses pencairan dana pada kegiatan pengembangan tebu di Tuban.
g)
Kelompok
Tani
calon
penerima
mengundurkan
diri
dikarenakan
banyaknya prasyaratan dari tim pemeriksa/verifikasi yang tidak dapat Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
112
dipenuhi kelompok tani dalam pengembangan tebu di Ngawi, Jawa Timur. h)
Penyerahkan dokumen kelompok tani yang terlambat dan tidak lengkap sampai batas waktu penyerahan akhir sehingga kegiatan di daerahdaerah tersebut tidak jadi dilaksanakan (Banyuwangi, Bangkalan, Sampang dan Pamekasan) dalam kegiatan pengembangan tebu di Jawa Timur.
i)
Kelompok
Tani
di
Lamongan
yang
sudah
menerima
dana
pengembangan tebu namun tidak mau melaksanakan kegiatannya, akan menyetorkan kembali dana tersebut ke negara.
4.1.3.
Pengawasan a) Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan tidak dilakukan secara rutin dan disiplin, dan sebagian satker pelapor menggunakan form yang tidak standar Ditjen. Perkebunan. b) Pengendalian kegiatan oleh KPA ke/dan PPK terhadap pelaksana kegiatan/pengguna kegiatan tidak dapat dilakukan secara optimal karena beban kerja yang tinggi. c) Pemahaman terhadap tertib administrasi Tim SPI belum optimal dalam melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan perkebunan.
4.2. Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah
Menanggapi permasalahan-permaslahan yang ada,
berbagai macam
tindakan sudah diambil oleh satker-satker bersangkutan dan lembaga-lembaga terkait, tindakan-tindakan tersebut antara lain:
1.2.1. Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah Administrasi a)
Kementerian keuangan telah mengeluarkan aturan mengenai tatacara revisi anggaran, PMK no. 07/2014, implementasi aturan tersebut sudah dilakukan secara ketat di Ditjen. Perkebunan.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
113
b)
Setiap satker selalu memiliki antisipasi dalam menghadapi situasi ini, upaya yang ditempuh satketr antara lain: -
Satker melakukan sosialisai resiko apa saja yang bisa terjadi pada CP/CL bilamana kegiatan tersebut dipotong atau dihapus dan satker juga
menghentikan
kegiatan
tender
dengan
cara
meminta
penghentian tender sementara kepada ULP dan ULP menindaklanjuti dengan menghentikan aktivitas tender secara online melalui fasilitas di aplikasi lpse diikuti dengan pemberitahuan secara langsung lewat telepon/sms dan surat resmi. c)
Pada belanja sosial dilakukan dengan sosialisasi kepada CP/CL saja.
Permasalahan dengan CP/CL, langkah-langkah yang diambil satker, sebagai berikut: -
Bilamana data CP/CL tidak akurat maka kegiatan akan dihentikan dan tidak dilaksanakan samasekali dengan resiko satker tersebut akan mendapat penilaian yang tidak baik dan siap menghadapai pinalti.
-
Perubahan CP/CL terjadi karena berdasar penilaian satker kondisi CP/CL tidak memenuhi syarat teknis dan/administrasi dan sangat perlu diganti untuk mengamankan kegiatannnya dan biasanya satker memiliki CP/CL cadangan.
-
Lambatnya penetapan CP/CL secara umum disebabkan pergantian pejabat diberbagai tingkat yang mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan kegiatan, baik pergantian pejabat pengguna/pelaksana kegiatan, PPK, KPA dan Bupati; sebab lain adalah ketidaksiapan CP/Cl memenuhi persyaratan yang diminta. Untuk menghadapi kondisi demikian telah dilakukan upaya-upaya secara nasional karena kejadian ini menimpa semua lembaga negara didaerah, sedang untuk CP/CL selalu disiapkan CP/CL cadangan.
d)
Satker perkebunan perlu memberi banyak kesempatan dan mendorong pegawainya mengikuti sosialisasi dan sertifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah.
e)
Anggota ULP perlu meningkatkan pengetahuannya mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah; secara aktif terlibat dalam proses tender
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
114
(membaca dokumen, memahami dan mengisi form penilaian evaluasi, memahami perbedaan jasa konsultansi dengan jenis pengadaan lain dan membiasakan menjawab sanggahan) untuk menambah pengetahuannya. Pada sisi lain menghindari interaksi pribadi dengan peserta lelang. f)
Kasus ini benar-benar ada di kantor pusat dan menjadi bahan diskusi SPI di kantor pusat, ternyata tidak saja satker pelaksana yang berfikir bahwa orang teknis harus ada dalam keanggotaan ULP untuk mengerjakan pekerjaan mereka, hingga berdampak pada kegiatannya tidak jadi terlaksana. Untuk mendukung kerja PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dimungkinkan dibentuk tim teknis, dan tim penyusun HPS. Tugas tim teknis dari menyusun KAK, membuat sepesifikasi teknis, memonitor kegiatan ULP, menjadi narasumber ULP, membantu PPK menyusun draft kontrak, sampai dengan sebagai penilai hasil pekerjaan rekanan.
g)
Satker mempercepat usulan lelang ke ULP dengan jauh-jauh hari menyusun KAK, membuat spesifikasi teknis setelah mendapat informasi mendapat aloaksi anggaran yang diusulkannya.
h)
Satker memilih dan melaksanakan kegiatan prioritas dengan lebih efisien dalam penggunaan dana yang ada.
i)
Sama seperti poin 7. yaitu Satker mempercepat usulan lelang ke ULP dengan jauh-jauh hari menyusun KAK, membuat spesifikasi teknis setelah
mendapat
informasi
mendapat
aloaksi
anggaran
yang
diusulkannya untuk kegiatan yang harus melalui tender pada belanja barang/jasa, sedang kegiatan di lapangan tim teknis juga harus mematangkan CP/CL diawal tahun anggaran.
1.2.2. Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Masalah Teknis a)
Perencanaan –
Transparansi dalam penyusunan anggaran, baik ditingkat eksekutif (pusat dan satker dibawahnya) maupun antara eksekutif dan legislatif.
–
Diupayakan unitcost disesuaikan dengan perkembangan harga yang berlaku di daerah; serta tim perencana pusat dan perencana daerah
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
115
harus lebih teliti dan sabar dalam menyusun anggaran, termasuk pada saat pertemuan penyusunan unit cost. –
Renstra pusat telah menjadi acuan dalam penyusunan anggaran, hanya sering terjadi anggaran yang tidak direncanakan dipaksa masuk yang menyebabkan adanya peyelewengan dari renstra.
–
Satker telah melakukan pemeriksaan, penelitian dan pendalaman terhadap proposal dari kelompok tani yang masuk ke mereka namun yang sering terjadi anggaran yang definitif kurang atau berbeda dari yang mereka usulkan, pada sisi lain sikap kelompok tani bisa berubah sewaktu-waktu tanpa konfirmasi ke satker.
b)
Pengorganisasian -
Meningkatkan koordinasi antara satker dengan ULP salah satunya melalui aktivitas diskusi mengenai paket-paket yang akan dilelangkan antara pimpinan 2 (dua) lembaga tersebut untuk mengperkecil kesalahan dalam penyusunan KAK dan Spesifikasi teknis serta memberikan pemahaman terhadap paket yang akan dilelangkan kepada ULP.
-
Permasalahan profesinalisme SDM dan Penyuluh baik TKP/PLPTKP/PNS dapat dilakukan melalui:
Peningkatan profesionalisme, dilakukan dengan memberikan kesempatan
seluas-luasnya
kepada
pegawainya
untuk
mengikuti kegiatan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya.
Satker melakukan reposisi penugasan TKP/PLP-TKP dari penyuluh satu komoditas ke komodtas yang membutuhkan, contoh TKP/PLP-TKP di Jawa Timur dari komoditas kapas dialihkan sementara ke komoditas tebu yang sedang digalakkan besar-besaran.
-
Pelaksana kegiatan harus lebih terbuka kepada PPK sebagai penanggung jawab kegiatan agar proses pelaksanaan lancar dan tidak melanggar peraturan yang ada, dan PPK harus secara rutin memberikan informasi kepada KPA tentang perkembangan proses kegiatannya.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
116
-
Pentingnya mempersiapkan sumber benih sebelum memberikan anggaran pada wilayah yang bukan sentra komoditas tertentu.
-
Sosialisasi
peraturan
bantuan
pertanian/perkebunan
dan
pendampingan yang intens pada CP/CL sangat dibutuhkan.
c)
Pelaksanaan
-
Satker mempercepat usulan lelang ke ULP dengan jauh-jauh hari menyusun KAK, membuat spesifikasi teknis setelah mendapat informasi mendapat alokasi anggaran yang diusulkannya.
-
Usaha satker provinsi untuk mengalihkan CP/CL yang menolak ke sasaran baru CP/CL tidak dapat dilakukan karena terbatasnya lahan dan petani yang siap untuk pengembangan tebu di Jawa Timur, sehingga anggaran untuk wilayah-wilayah tersebut dibekukan dan kegiatannya tidak dilaksanakan.
-
Sosialisasi
peraturan
bantuan
pertanian/perkebunan
dan
pendampingan yang intens pada CP/CL sangat dibutuhkan. -
Penyiapan data CP/CL sangat penting dilakukan, bahkan salah satu syarat
dalam
perencanaan
melampirkan
data
CP/CL
dalam
mengusulkan anggaran melalui e-proposal. -
Perlunya penyederhanaan persyaratan tambahan dalam lelang serta pendalaman terhadap harga benih dipasar dalam penyusunan anggaran maupun penyusunan spesifikasi teknis akan lebih baik dalam proses lelang tanpa melanggar peraturan yang ada.
-
Permasalahan terjadi karena persyaratan yang diminta oleh bank seperti TDP dan NPWP tidak bisa dipenuhi, seharusnya tim teknis bisa
mensosialisikan
peraturan-peraturan
yang
ada
kepada
kelompok tani lebih intens. -
Mengoptimalkan kerja tim teknis dalam pendampingan pada kelompok tani.
-
Mengoptimalkan kerja tim teknis dalam pendampingan pada kelompok tani.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
117
-
Mengoptimalkan kerja tim teknis dalam pendampingan pada kelompok tani.
d)
Pengawasan -
Ditjen. Perkebunan telah memasukkan komponen kedisiplinan dalam pelaporan dalam penilaian kinerja.
-
Pelaksana kegiatan harus lebih terbuka kepada PPK sebagai penanggung jawab kegiatan agar proses pelaksanaan lancar dan tidak melanggar peraturan yang ada, dan PPK harus secara rutin memberikan informasi kepada KPA tentang perkembangan proses kegiatannya.
-
Tim
SPI
telah
melaksanakan
pembinaan
ke
satker-satker
perkebunan untuk melakukan sosialisasi dan monitoring tertib administrasi. Menerapkan fungsi dan peranan Tim SPI di masingmasing Satker dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pembangunan perkebunan.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
118
BAB V PENUTUP
Penyajian laporan didasarkan pada pemenuhan kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran yang utuh terhadap seluruh aktivitas Ditjen Perkebunan dalam melaksanakan program pembangunan perkebunan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Perkebunan secara terus menerus memberi kontribusi yang besar dalam menggerakkan ekonomi nasional dari produk yang dihasilkannya, berdasarkan data statistik dan press rilis Menteri Pertanian menyumbang 15% dari ekonomi nasional dalam bentuk devisa maupun pajak yang dipungut darinya sehingga dapat untuk menyeimbangkan
neraca
perdagangan
Indonesia.
Produk
yang
dihasilkan
perkebunan dan memiliki pasar yang luas di dunaia internasional adalah Kelapa Sawit (CPO/KPO), Karet, Kakao, Teh dll.Dalam tahun 2015 juga terjadi penurunan harga 2 komoditas utama perkebunan yaitu karet dan sawit sehingga berdampak pada penurunan kesejahteraan petani. Pemerintah telah menempuh berbagai upaya mengembalikan kembali harga 2 komoditas tersebut melalui berbagai paket kebijakan
dan dapat berdampak pada harga sawit kembali ke harga ekonomis
sedang karet baru dapat naik diawal tahun 2016.
Pada tingkat produksi tanaman perkebunan banyak berusia tua, rusak dan tidak produktif lagi atau produktivitasnya rendah, dengan kondisi demikian untuk terus menjaga tingkat produksi, meningkatkan mutu dan produktivitas demi keberlangsungan ekspor dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, pemerintah secara rutin setiap tahun mengucurkan anggarannya melalui APBN dan APBD mengembangankan tanaman perkebunan rakyat disamping untuk kepentingan seperti diuraikan diatas juga bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan petani dan perluasan lapangan kerja.
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
119
Lampiran 2
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
REALISASI PROGRAM, KEGIATAN DAN OUTPUT PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DIRINCI PER SATKER PROVINSI DAN KABUPATEN TAHUN ANGGARAN 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan No
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI JAWA BARAT 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
1 2
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan No
Kegiatan
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
444.643
443.946
99,84
2
3
4
5
6
1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
1778 Dukungan Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Target (volume)
2
Realisasi (volume)
2
Realisasi (%) 100,00
47.040
47.040
100,00
12
12
100,00
2.842.669
2.786.688
98,03
12
12
100,00
3.334.352
3.277.674
98,30
26
26
100,00
Realisasi (volume) 900
Realisasi (%) 100,00 100,00
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN JAWA BARAT 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
1
Fisik
(%)
Fisik
1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha)
5.658.800
3.704.518
65,46
Target (volume) 900
1775.002 Pengembangan Tanaman T e h (Ha) 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG)
28.260.450
27.245.849
96,41
2.015
2.015
1.737.300
870.003
50,08
250
200
80,00
2.864.600
2.232.867
77,95
500
500
100,00
1.807.600
1.669.397
92,35
944
944
100,00
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha)
(%)
28.310
28.310
100,00
2
2
100,00
794.350
697.952
87,86
12
12
100,00
52.573.950
26.047.700
49,54
2.000
2.000
100,00
0,00
60
-
230.470
227.970
98,92
10
10
100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN)
34.050
34.050
100,00
12
12
100,00
1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.029 Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan (HA) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN)
929.500
846.250
91,04
100
100
100,00
1.162.000
1.043.250
89,78
500
500
100,00
65.940
65.550
99,41
1
1
100,00
400.749
363.055
90,59
550
550
100,00
1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
1.328.900
-
0,00
78.100
73.300
93,85
5
5
100,00
132.208
131.747
99,65
10
10
100,00
535.000
405.874
75,86
12
12
100,00
2.384.149
2.173.560
91,17
18
18
100,00
156.200
95.995
61,46
1
1
100,00
74.375
74.285
99,88
1
1
100,00
2.068.720 344.850
2.011.895 314.996
97,25 91,34
22 2
22 2
100,00 100,00
4.432.740
3.563.810
80,40
2.345
2.345
100,00
702.000
593.900
84,60
66
66
100,00
763.120
591.530
77,51
12
12
100,00
23.019
23.019
100,00
12
12
100,00
109.571.450
75.130.632
68,57
10.362
10.252
98,94
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
REALISASI DEKONSENTRASI JAWA TENGAH 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
Output
1778 Dukungan Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha
6
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
96,75
61.500
53.426
86,87
12
12
100,00
1.916.495
1.694.370
88,41
12
12
100,00
2.490.645
2.243.765
90,09
27
27
100,00
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi ( (volume) %) 1.000 100,00
4.842.000
816.912
16,87
2.589.900
2.555.063
98,65
600
600
100,00
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA)
1.166.000
486.000
41,68
126
126
100,00
130.338
104.831
80,43
4
4
100,00
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN)
1.480.650
914.857
61,79
12
12
100,00
378.663.092
166.742.486
44,03
25.239
3.008
11,92
2.486.900
371.286
14,93
100
50
50,00
273.440
139.600
51,05
10
10
100,00
33.700
28.700
85,16
12
12
100,00
1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha)
1.355.000
1.304.970
96,31
200
200
100,00
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha)
5.183.500
0,00
2.250
1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha)
(Rp.000)
(%)
-
-
0,00
432.789
262.030
60,54
650
650
100,00
288.733
198.554
68,77
14
14
100,00
590.341
445.931
75,54
12
12
100,00
1.872.430
1.573.509
84,04
16
16
100,00
194.500
116.213
59,75
1
1
100,00
76.890
16.880
21,95
1
1
100,00
1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen)
1.872.900 377.576
1.749.299 240.870
93,40 63,79
20 2
20 2
100,00 100,00
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA)
6.227.732
3.831.136
61,52
3.365
3.365
100,00
470.400
396.700
84,33
52
52
100,00
361.272
360.656
99,83
12
12
100,00
1.030.200
552.933
53,67
12
12
100,00
412.000.283
183.209.417
44,47
33.710
9.179
27,23
1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan (KT)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
495.969
1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha)
1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS)
5
512.650
1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 4
Fisik Realisasi Realisasi ( (volume) %) 3 100,00
Target (volume) 3
(%)
Target (volume) 1.000
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
Realisasi Keuangan (Rp.000)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN JAWA TENGAH 2015
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha)
3
Pagu (Rp.000)
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
REALISASI DEKONSENTRASI DIY 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan No 1
Kegiatan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 3 100,00
306.880
302.556
98,59
Target (volume) 3
79.460
79.449
99,99
12
12
100,00
884.770
875.310
98,93
12
12
100,00
1.271.110
1.257.315
98,91
27
27
100,00
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN DIY 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 300 100,00
1.537.980
1.344.812
87,44
291.920
279.140
95,62
236
236
100,00
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA)
88.280
43.081
48,80
2
1
40,00
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN)
224.410
213.758
95,25
12
12
100,00
1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha)
15.151.160 129.095 31.230
10.645.403 127.417 30.943
70,26 98,70 99,08
550 5 12
480 5 12
87,27 100,00 100,00
250.884
241.829
96,39
100
100
100,00
1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT)
229.560 590.187
224.978 572.507
98,00 97,00
100 830
100 830
100,00 100,00
139.250
127.674
91,69
12
12
100,00
188.100
182.129
96,83
2
2
100,00
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
957.600 103.664
957.458 99.899
99,99 96,37
10 1
10 1
100,00 100,00
1.006.420
814.499
80,93
780
780
100,00
115.360
113.195
98,12
20
20
100,00
136.240
136.237
100,00
12
12
100,00
154.990
151.379
97,67
12
12
100,00
21.326.330
16.306.336
76,46
2.996
2.925
97,62
3
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
6
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG)
1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
5
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
Pagu (Rp.000)
Target (volume) 300
2
4
Output
1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha)
1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan) Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan) Jumlah
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
(Rp.000)
(%)
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
REALISASI DEKONSENTRASI JATIM 2015
Output
No 1
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
2
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
3
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 1 100,00
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
215.766
196.232
Target (volume) 90,95 1
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
493.579
479.207
97,09
12
12
100,00
1.702.119
1.309.871
76,96
12
12
100,00
2.411.464
1.985.309
82,33
25
25
100,00
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
Pagu (Rp.000)
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN JATIM 2015
Output 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha) 1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 4 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 5 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 6 1780 Dukungan Manajemen dan Du 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) Jumlah
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
Target (volume) 79,49 1.200 82,92 240
(%)
Fisik Realisasi Realisasi (%) (volume) 1.200 100,00 240 100,00
7.448.800 959.000
5.921.171 795.200
608.900
471.941
77,51
12
12
100,00
463.473.990 235.245 6.801.800 226.440 32.600
332.174.987 60.400 182.834 28.909
71,67 25,68 0,00 80,74 88,68
25.590 30 200 10 12
17.859 10 12
69,79 100,00 100,00
232.900
199.100
85,49
100
100
100,00
299.451
268.062
89,52
250
250
100,00
626.157
491.797
78,54
12
12
100,00
1.073.000
953.184
88,83
7
7
100,00
157.800
134.530
85,25
1
1
100,00
144.400
65.013
45,02
1
1
100,00
2.433.600 6.632.875
2.258.499 4.693.999
92,80 70,77
26 3.596
26 2.825
100,00 78,56
213.600
155.355
72,73
12
11
91,67
491.600.558
348.854.980
70,96
31.299
22.566
72,10
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
5
6
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI ACEH 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
3.117.623
524.072
16,81
Target (volume) 7
229.200
182.516
79,63
12
(Rp.000)
(%)
Realisasi (volume) -
Realisasi (%) 0,00
12
100,00
1.525.073
1.434.326
94,05
12
12
100,00
4.871.896
2.140.914
43,94
31
24
77,42
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN ACEH 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN)
17.428.200 21.148.525
16.187.190 15.256.318
92,88 72,14
Target (volume) 3.400 2.275
4.726.150
3.519.266
74,46
638
6.060.800 27.072
111.120 -
1,83 0,00
1.000 2
2.452.100
1.927.043
78,59
12
18
150,00
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
25.201.983 603.125
21.739.107 7.700
86,26 1,28
200 20
200 -
100,00 0,00
10 12
10 12
100,00 100,00 94,12
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha)
Jumlah
(%)
728
114,11 0,00 0,00
-
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha)
423.120 29.700
352.529 17.794
83,32 59,91
8.321.045
7.438.887
89,40
850
800
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha)
3.650.500
2.762.282
75,67
1.400
1.150
82,14
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
4.390.135
4.205.708
95,80
450
450
100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
(Rp.000)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 3.400 100,00 1.675 73,63
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
278.057
245.226
88,19
1
1
100,00
1.644.643
1.176.826
71,56
600
596
99,33
245.580
144.770
58,95
5
970.377
749.338
77,22
12
12
100,00
1.375.370
1.250.975
90,96
14
14
100,00
-
0,00
232.750
193.662
83,21
1
1
100,00
192.780
160.887
83,46
1
1
100,00
426.720 1.683.916
396.689 413.753
92,96 24,57
4 6
4 2
100,00 33,33
2.387.275
2.121.340
88,86
1.180
1.180
100,00
299.400
295.200
98,60
34
34
100,00
598.440
464.743
77,66
12
12
100,00
261.750
184.326
70,42
12
12
100,00
105.059.513
81.322.676
77,41
12.151
10.312
84,87
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan No 1
Kegiatan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan No 1
2
3
4
5
6
Kegiatan
REALISASI TUGAS DEKONSENTRASI SUMATERA UTARA 2015
Output 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 100,00 12
80.340,00
80.340,00
100,00
Target (volume) 12
2.358.138,00
2.258.750,21
95,79
12
12
100,00
2.438.478,00
2.339.090,21
95,92
24
24
100,00
(%)
(Rp.000)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SUMATERA UTARA 2015
Output
1775 Peningkatan Produksi dan 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha) 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan (KT) Panen dan Pembinaan Usaha 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan) Perkebunan Jumlah
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (%) (volume) 100,00 1.500 100,00 1.500 216 100,00
7.855.800 12.142.050 2.112.000
7.229.356 11.582.043 2.047.100
92,03 95,39 96,93
Target (volume) 1.500 1.500 216
144.540
128.407
88,84
4
4
100,00
1.447.800
1.392.055
96,15
12
12
100,00
113.395 1.254.720
113.395 1.222.136
100,00 97,40
5 12
5 12
100,00 100,00
2.584.500 279.500 1.601.800 692.806
2.482.750 279.450 1.583.188 666.419
96,06 99,98 98,84 96,19
300 100 200 5
300 100 200 5
100,00 100,00 100,00 100,00
(Rp.000)
(%)
283.197
273.197
96,47
400
400
100,00
1.269.587
1.188.615
93,62
12
12
100,00
735.780
735.780
100,00
8
8
100,00
151.150
151.150
100,00
2
2
100,00
277.232
277.065
99,94
1
1
100,00
2.978.552 342.480 1.958.854
531.509 342.430 137.414
17,84 99,99 7,02
6 4 5
2 4 1
33,33 100,00 20,00
807.738
668.738
82,79
560
560
100,00
486.800
486.800
100,00
12
12
100,00
39.520.281
33.518.996
84,81
4.864
4.856
99,84
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No
Kegiatan
REALISASI TUGAS DEKONSENTRASI SUMATERA BARAT 2015
Output
1
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
2
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
5
6
Kegiatan
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
441.150
410.311
93,01
Target (volume) 2
76.500
75.910
99,23
12
12
100,00
1.856.968
1.614.631
86,95
12
12
100,00
2.374.618
2.100.852
88,47
26
26
100,00
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 2 100,00
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SUMATERA BARAT 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar Penyegar (ORANG)
24.483.300
15.096.884
61,66
Target (volume) 3.000
2.623.810
2.132.327
81,27
436
436
100,00
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA)
117.930
113.408
96,17
2
2
100,00
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN)
1.893.180
1.234.794
65,22
12
12
100,00
1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha)
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
1778 Dukungan Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 3.000 100,00
1.815.750
1.722.413
94,86
100
80
79,85
1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha)
597.125
540.721
90,55
20
20
100,00
1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha)
286.920
273.770
95,42
10
10
100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha)
305.610
213.077
69,72
12
12
100,00 100,00
10.757.000
8.173.680
75,98
1.450
1.450
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha)
3.103.680
1.917.846
61,79
1.150
950
82,61
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
2.449.700
1.934.466
78,97
300
300
100,00
637.231
319.967
50,21
3
3
100,00
169.057
144.917
85,72
200
200
100,00
241.638
182.155
75,38
5
5
100,00
726.060
635.050
87,47
12
12
100,00
714.580
621.994
87,04
9
9
100,00
227.400
90.707
39,89
2
1
50,00
196.865
94.214
47,86
1
1
100,00
475.540
377.205
79,32
205
205
100,00
429.520
403.889
94,03
56
56
100,00
728.180
519.889
71,40
12
12
100,00
52.980.076
36.743.371
69,35
6.997
6.776
96,84
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
Kegiatan
No 1 2
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
5
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar 1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
REALISASI DEKONSENTRASI RIAU 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 11 100,00
5.251.501
4.863.587
92,61
Target (volume) 11
59.800
59.800
100,00
12
12
100,00
1.429.400
1.408.472
98,54
12
12
100,00
6.740.701
6.331.859
93,93
35
35
100,00
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN RIAU 2015
Output 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan (KT) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 12 100,00
120.000
119.918
99,93
Target (volume) 12
14.108.983 1.834.000 5.105.410
13.501.528 1.698.777 4.904.929
95,69 92,63 96,07
1.900 700 650
1.900 700 650
100,00 100,00 100,00
536.632
467.267
87,07
3
3
100,00
106.650
106.137
99,52
1
1
100,00
568.977
534.442
93,93
650
650
100,00
194.000
182.124
93,88
5
5
100,00
656.900
560.300
85,29
12
12
100,00
258.900
254.315
98,23
4
4
100,00
228.000
197.697
86,71
2
2
100,00
165.250
155.435
94,06
1
1
100,00
207.440 3.117.196
186.220 2.841.531
89,77 91,16
2 9
2 9
100,00 100,00
2.276.500
1.839.321
80,80
1.720
1.720
100,00
(Rp.000)
(%)
409.875
369.287
90,10
54
54
100,00
409.900
363.900
88,78
12
12
100,00
130.825
118.205
90,35
12
12
100,00
30.435.438
28.401.333
93,32
5.749
5.749
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
2
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
3
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
4
5
6
REALISASI DEKONSENTRASI JAMBI 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 11 100,00
5.267.919
4.809.487
91,30
Target (volume) 11
92.894
92.894
100,00
12
12
100,00
1.394.570
1.368.219
98,11
12
12
100,00
6.755.383
6.270.600
92,82
35
35
100,00
(%)
(Rp.000)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN JAMBI 2015
Output 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan (KT) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Perkebunan (Dokumen) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
(%)
Target (volume)
Realisasi (%) 2 100,00
120.854
115.320
95,42
105.400
72.260
68,56
12
12
100,00
3.764.297 36.400
3.691.902 34.120
98,08 93,74
440 12
440 12
100,00 100,00
17.061.600 538.857 4.300.400
16.315.144 530.708 4.215.861
95,62 98,49 98,03
2500 200 550
2500 200 550
100,00 100,00 100,00
1.094.131
1.019.660
93,19
8
8
100,00
393.350
383.153
97,41
3
3
100,00
870.280
855.259
98,27
1050
1050
100,00
727.249
618.615
85,06
9
0
0,00
462.945
382.395
82,60
12
4
33,33
192.600
153.629
79,77
3
3
133,33
238.600
177.156
74,25
2
2
100,00
247.890
161.593
65,19
1
1
100,00
3.365.521
2.502.846
74,37
10
1
10,00
432.625
429.726
99,33
46
5
10,87
332.400
235.354
70,80
12
7
58,33
65.000
56.288
86,60
12
7
58,33
34.350.399
31.950.989
93,01
4884
4807
98,42
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
2
Fisik Realisasi (volume)
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan
Kegiatan
No
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 11 100,00 100,00 12
4.694.126 66.000
4.194.884 66.000
89,36 100,00
Target (volume) 11 12
1.746.363
1.580.257
90,49
12
12
100,00
6.506.489
5.841.141
89,77
35
35
100,00
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SUMATERA SELATAN 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 100,00 4.050 1.800 100,00 125 30,19
20.270.250 8.001.000 3.916.000
15.650.813 5.952.542 1.157.665
77,21 74,40 29,56
23.645
19.076
80,68
2
2
100,00
824.000
382.423
46,41
12
10
83,33
27.154.400 40.000
7.358.281 12.868
27,10 32,17
650 12
287 12
44,08 100,00
8.428.387 44.190 335.450
7.425.520 1.875 83.466
88,10 4,24 24,88
1.159 1 1
1.159 -
100,00 -
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
2.339.125
1.856.415
79,36
7
6
85,71
3
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
6
Realisasi Keuangan (Rp.000)
1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
5
Pagu (Rp.000)
Target (volume) 4.050 1.800 414
2
4
Output
1779 Dukungan Perlindungan Perkeb1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan) Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan) Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
1
REALISASI DEKONSENTRASI SUMATERA SELATAN 2015
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
(Rp.000)
(%)
318.700
-
0,00
350
140.247
84.471
60,23
1
1
100,00
1.200.905
896.624
74,66
12
12
100,00
349.690
306.310
87,59
5
5
100,00
169.000
116.971
69,21
2
2
100,00
253.680
196.991
77,65
1
1
100,00
415.980 1.616.204
379.382 1.462.715
91,20 90,50
4 4
4 4
100,00 100,00
1.704.075
1.067.982
62,67
1.185
1.010
85,23
560.677
405.600
72,34
74
74
100,00
608.100
408.391
67,16
12
12
100,00
301.900
161.033
53,34
1
1
100,00
79.015.605
45.387.413
57,44
9.759
8.577
87,88
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
-
-
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
REALISASI DEKONSENTRASI LAMPUNG 2015
Output
No 1
2
3
4
5
6
Kegiatan
747.110
736.140
98,53
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
122.400
110.248
90,07
12
12
100,00
1.827.548
1.731.033
94,72
12
12
100,00
2.697.058
2.577.421
95,56
28
28
100,00
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN LAMPUNG 2015
Output
1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) Produktivitas Tanaman Semusim 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
Jumlah
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 4 100,00
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
Realisasi Keuangan
Target (volume) 4
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 3.900 100,00 2.950 100,00 886 100,00
19.486.600 12.511.175 4.698.600
19.430.312 12.430.719 4.626.200
99,71 99,36 98,46
Target (volume) 3.900 2.950 886
21.275
20.375
95,77
2
2
100,00
1.291.760
1.217.005
94,21
12
12
100,00
167.130.355 32.000
116.845.404 32.000
69,91 100,00
5.024 12
5.024 12
100,00 100,00
1.108.750 541.000 515.662
1.091.394 526.035 483.930
98,43 97,23 93,85
150 200 3
150 200 3
100,00 100,00 100,00
632.600
546.456
86,38
12
12
100,00
666.230
650.746
97,68
6
6
100,00
214.000
185.636
86,75
1
1
100,00
197.855
183.995
92,99
1
1
100,00
997.200 503.950
996.400 499.063
99,92 99,03
10 325
10 325
100,00 100,00
(Rp.000)
(%)
420.800
356.400
84,70
64
64
100,00
806.460
701.390
86,97
12
12
100,00
127.290
127.262
99,98
12
12
100,00
211.903.562
160.950.721
75,95
13.582
13.582
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
5
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI KALIMANTAN BARAT 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 8 100,00
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
4.709.851
4.451.441
94,51
Target (volume) 8
1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
1.578.650
1.286.972
81,52
12
12
100,00
6.288.501
5.738.413
91,25
20
20
100,00
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN BARAT 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 700 100,00 150 73,53
1775 Peningkatan Produksi dan 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha) Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar Penyegar (ORANG) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
5.100.800 558.100
4.891.318 200.240
95,89 35,88
Target (volume) 700 204
310.350
284.567
91,69
12
12
100,00
7.127.250 508.250 6.355.510
6.911.231 491.270 6.128.019
96,97 96,66 96,42
1.000 200 750
1.000 200 723
100,00 100,00 96,42
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan (KT) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan) Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan) Jumlah
2.101.404
1.980.534
94,25
6
6
100,00
145.950
132.663
90,90
1
1
100,00
2.080.580
1.139.043
54,75
1.000
700
70,00
953.127
720.453
75,59
12
12
100,00
363.564
308.945
84,98
6
6
100,00
260.400
125.343
48,13
2
1
50,00
207.165
163.812
79,07
1
1
100,00
1.012.200 2.642.366
965.766 2.291.028
95,41 86,70
10 8
10 8
100,00 100,00
2.619.146
2.423.191
92,52
1.960
1.960
100,00
798.600
620.052
77,64
12
12
100,00
(Rp.000)
(%)
116.350
104.450
89,77
12
12
100,00
33.261.112
29.881.925
89,84
5.896
5.514
93,52
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
REALISASI DEKONSENTRASI KALIMANTAN TENGAH 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar 1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
4
5
Output 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha)
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Realisasi Keuangan
Fisik
4.548.031
4.451.676
97,88
Target (volume) 9
110.960
105.960
95,49
12
12
100,00
1.161.038
1.108.380
95,46
12
12
100,00
5.820.029
5.666.016
97,35
33
33
100,00
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 9 100,00
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN TENGAH 2015
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
3
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
66.400
66.400
100,00
Target (volume) 2
6.157.150
5.988.519
97,26
800
800
100,00
495.100
477.902
96,53
200
200
100,00
2.268.220
2.158.049
95,14
240
240
100,00
844.784
668.552
79,14
5
5
100,00
1.258.773
1.198.746
95,23
575
575
100,00
371.959
358.946
96,50
2
2
100,00
639.450
527.554
82,50
12
12
100,00
242.880
239.820
98,74
2
2
100,00
354.100
345.181
97,48
3
3
100,00
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 2 100,00
162.300
154.320
95,08
1
1
100,00
587.320 2.653.336
550.526 2.213.202
93,74 83,41
1 8
1 8
100,00 100,00
1.012.325
989.288
97,72
700
700
100,00
138.850
138.759
99,93
14
14
100,00
230.550
229.951
99,74
12
12
100,00
68.850
68.100
98,91
12
12
100,00
17.552.347
16.373.813
93,29
2.589
2.589
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
5
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar 1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
REALISASI DEKONSENTRASI KALIMANTAN SELATAN 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
3.103.322
Fisik
(%)
2.090.867
67,38
Target (volume)
7
Realisasi (volume)
Realisasi (%) 6 85,71
99.700
94.266
94,55
12
12
100,00
1.778.067
1.450.091
81,55
12
12
100,00
4.981.089
3.635.224
72,98
31
30
96,77
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN SELATAN 2015
Output 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan (KT) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan (KT) Panen dan Pembinaan Usaha 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Perkebunan (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1.131.300
1.066.650
94,29
Target (volume) 100
18.200
13.141
72,21
12
3.858.000
3.526.410
91,41
600
550
91,67
3.156.600
3.100.589
98,23
400
400
100,00
939.379
840.281
89,45
4
4
100,00
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 100,00 100 12
100,00
0,00
-
133.450
13.164
9,86
1
336.237
314.217
93,45
350
350
100,00
855.500
628.158
73,43
12
12
100,00
589.367
352.066
59,74
8
5
62,50
284.000
112.451
39,60
2
1
50,00
136.945
100.124
73,11
1
1
100,00
1.541.644
1.116.699
72,44
5
4
80,00
501.975
451.283
89,90
410
410
0,00
313.200
302.378
96,54
28
28
100,00
99.200
96.825
97,61
12
12
100,00
13.894.997
12.034.436
86,61
1.945
1.889
97,12
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
Kegiatan
No 1 2
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
5
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI KALIMANTAN TIMUR 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
3.123.255
2.485.101
79,57
Target (volume) 7
113.880
102.724
90,20
12
12
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 100,00 7 100,00
1.372.410
773.030
56,33
12
12
100,00
4.609.545
3.360.854
72,91
31
31
100,00
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN TIMUR 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
3.598.800
2.816.685
78,27
Target (volume) 800
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
616.000
523.329
84,96
72
72
100,00
69.196
64.688
93,48
2
2
100,00
389.350
130.350
33,48
12
12
100,00
861.300
697.222
80,95
100
100
100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
1.352.991
895.090
66,16
6
6
100,00
275.058
143.984
52,35
5
5
100,00
581.350
338.765
58,27
12
12
100,00
144.575
121.576
84,09
2
2
100,00
274.925
177.617
64,61
2
2
100,00
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan)
1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha)
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 800 100,00
208.882
78.161
37,42
1
1
100,00
614.320 1.999.114
582.219 1.186.415
94,77 59,35
6 7
6 7
100,00 100,00
207.600
170.459
82,11
20
20
100,00
104.900
97.084
92,55
12
12
100,00
11.298.361
8.023.643
71,02
1.059
1.059
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan No 1
2
3
4
5
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI SULAWESI UTARA 2015
Output
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 4 100,00
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
769.150
767.471
99,78
Target (volume) 4
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
120.900
120.900
100,00
12
12
100,00
1.406.692
1.319.379
93,79
12
12
100,00
2.296.742
2.207.750
96,13
28
28
100,00
Fisik Realisasi (volume) 2.750 750 488
Realisasi (%) 100,00 100,00 100,00
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI UTARA 2015
Output
1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Tahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
25.665.925 3.401.825 4.650.770
23.181.217 3.277.842 4.526.000
90,32 96,36 97,32
Target (volume) 2.750 750 488
11.043.550 236.972
10.918.670 229.143
98,87 96,70
2.850 8
2.850 8
100,00 100,00
2.259.500
2.202.112
97,46
12
12
100,00
4.579.800 373.066
4.534.005 179.540
99,00 48,13
1.950 1
1.950 1
100,00 100,00
336.275
331.905
98,70
200
200
100,00
320.197
312.575
97,62
15
15
100,00
478.100
468.542
98,00
12
12
100,00
882.800
878.542
99,52
13
13
100,00
154.200
81.670
52,96
1
1
100,00
115.905
70.561
60,88
1
1
100,00
395.480 396.259
395.480 396.259
100,00 100,00
4 2
4 2
100,00 100,00
2.789.205
2.762.045
99,03
1.820
1.820
100,00
(Rp.000)
(%)
376.340
376.079
99,93
32
32
100,00
876.700
876.095
99,93
12
12
100,00
951.150
946.742
99,54
12
12
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan
No
2 3
4
5
6
Output
1779 Dukungan Perlindungan Perkeb 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan) Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan) Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
1
REALISASI DEKONSENTRASI SULAWESI TENGAH 2015
Kegiatan
Jumlah
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 2 100,00 12 100,00
472.120 69.780
466.892 69.705
98,89 99,89
Target (volume) 2 12
1.487.765
1.388.282
93,31
12
12
100,00
2.029.665
1.924.879
94,84
26
26
100,00
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI TENGAH 2015
Output
1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776 Peningkatan Produksi dan Prod 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Tahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000) 197.277.847 16.552.023
Realisasi Keuangan (Rp.000)
(%)
167.422.492 2.104.822
84,87 12,72
Target (volume) 21.850 2.636
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 21.850 100,00 336 12,75
600.000
572.368
95,39
6
6
96,00
11.403.235
6.770.600
59,37
12
12
100,00
3.212.510
2.703.483
84,15
12
12
100,00
1.402.500 8.987.400 513.830
1.273.095 7.829.206 224.455
90,77 87,11 43,68
150 3.500 2
150 3.500 1
100,00 100,00 50,50
419.693
359.170
85,58
20
20
100,00
403.600
320.256
79,35
12
12
100,00
118.940
106.430
89,48
1
1
100,00
166.800
144.891
86,87
1
1
100,00
165.330
78.340
47,38
1
1
100,00
209.440 357.000
204.200 356.850
97,50 99,96
2 2
2 2
100,00 100,00
6.423.990
5.097.624
79,35
3.600
3.600
100,00
482.400
482.400
100,00
48
48
100,00
786.830
566.575
72,01
12
12
100,00
84.350
62.600
74,21
12
12
100,00
249.567.718
196.679.854
78,81
31.879
29.578
92,78
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
REALISASI DEKONSENTRASI SULAWESI SELATAN 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
3
4
5
6
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
Output
Fisik
(%)
Target (volume)
2
Realisasi (volume)
Realisasi (%) 2 100,00
489.925
267.433
54,59
2.017.462
1.783.013
88,38
12
12
100,00
2.507.387
2.050.446
81,78
14
14
100,00
Realisasi Keuangan
Pagu (Rp.000)
Fisik
20.037.550
17.142.814
85,55
Target (volume) 3.900
247.761.780
238.260.236
96,17
23.230
23.035
99,16
2.683.600
1.721.712
64,16
500
500
100,00
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG)
19.319.625
18.485.743
95,68
2.268
1.994
87,92
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA)
841.144
651.628
77,47
11
11
100,00
6.443.900
5.438.770
84,40
12
12
100,00
160.532.325
94.224.393
58,69
3.350
3.350
100,00
22.000.385 35.800
21.386.944 -
97,21 0,00
7.000 12
7.000 -
100,00 100,00
3.261.650
2.405.916
73,76
1.250
1.250
100,00
222.250
204.160
91,86
100
100
100,00
422.594
330.351
78,17
1
1
100,00
0,00
450
1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 1775.003 Pengembangan Tan. Kakao (Ha) 1775.005 Pengembangan Tan. Cengkeh (Ha)
1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha) 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777.003 Pengembangan Tan. Kelapa (Ha) 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha)
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
(Rp.000)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI SELATAN 2015
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 2
Realisasi Keuangan
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan)
(%)
(Rp.000)
-
324.339
Realisasi Realisasi (volume) (%) 3.900 100,00
0
-
401.500
316.921
78,93
12
12
100,00
827.240
739.379
89,38
6
6
100,00
157.400
83.981
53,36
1
1
100,00
224.620
122.038
54,33
1
1
100,00
2.250.360 383.710
2.250.360 377.981
100,00 98,51
22 2
22 2
100,00 100,00
3.225.684
1.853.929
57,47
1.655
1.655
100,00
616.300
522.293
84,75
79
79
100,00
1.743.490
1.333.767
76,50
12
12
100,00
493.717.246
407.853.315
82,61
43.874
42.943
97,88
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI SULAWESI TENGGARA 2015
Output
1
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
2
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan
Output
Realisasi Realisasi (volume) (%) 100,00 3
520.500
515.267
98,99
16.800
733
4,36
12
1
8,33
1.485.970
1.383.707
93,12
12
12
100,00
2.023.270
1.899.707
93,89
27
16
99,24
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
Fisik
(%)
Target (volume) 18.850
Realisasi Realisasi (volume) (%) 100,00 18.850
207.005.940
202.464.999
97,81
1.283.730
595.042
46,35
350
350
100,00
14.072.450
12.551.741
89,19
2.686
2.686
100,00
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA)
600.000
582.295
97,05
6
6
100,00
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN)
5.506.075
4.805.784
87,28
12
12
100,00
54.875.080
51.000.117
92,94
12
12
100,00
5.160.850
4.814.780
93,29
2.000
2.000
100,00
214.500
214.097
99,81
100
100
100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tan. Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen)
196.262
182.947
93,22
4
4
100,00
309.279
302.839
97,92
400
400
100,00
281.060
247.913
88,21
20
20
100,00
254.200
251.600
98,98
12
12
100,00
773.000
762.054
98,58
10
10
100,00
135.000
133.060
98,56
1
1
100,00
91.060
88.377
97,05
1
1
100,00
396.480 241.900
387.220 240.780
97,66 99,54
5 1
5 1
100,00 100,00
1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
439.720
437.129
99,41
305
305
100,00
268.800
267.300
99,44
24
24
100,00
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
1.142.320
350.124
30,65
12
12
100,00
5.224.308
4.756.903
91,05
12
12
100,00
298.472.014
285.437.101
95,63
24.823
24.823
100,00
1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN)
7
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha)
20
Fisik Target (volume) 3
(%)
1775 Peningkatan Produksi dan 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) Produktivitas Tanaman Rempah dan 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) Penyegar 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG)
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
16
Realisasi Keuangan (Rp.000)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI TENGGARA 2015
6
13
Pagu (Rp.000)
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
Kegiatan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
REALISASI DEKONSENTRASI MALUKU 2015
Output 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 100,00 12
86.900
86.900
100,00
Target (volume) 12
1.329.238
1.329.120
99,99
12
12
100,00
1.416.138
1.416.020
99,99
24
24
100,00
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN MALUKU 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 100,00 1.450
1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha)
7.182.500
6.950.817
96,77
Target (volume) 1.450
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG)
2.970.300
517.281
17,42
474
474
12.754.600
12.426.310
97,43
3.500
3.500
100,00
208.635
155.530
74,55
6
6
100,00
2.391.100
2.093.788
87,57
12
12
100,00
6.355.150
6.113.179
96,19
2.450
2.450
100,00
238.217
190.369
79,91
1
1
100,00
210.006
190.506
90,71
10
10
100,00
456.500
437.500
95,84
12
12
100,00
1.402.538
1.323.642
94,37
8
8
100,00
121.000
102.350
84,59
1
1
100,00
1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA)
6
Pagu (Rp.000)
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha)
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Tahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 10 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 13 1779 Dukungan Perlindungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) Perkebunan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 15 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan) Perkebunan Jumlah
(Rp.000)
(%)
100,00
72.315
59.815
82,71
1
1
100,00
266.980 429.370
248.128 370.087
92,94 86,19
1 300
1 300
100,00 100,00
323.000
296.350
91,75
12
12
100,00
35.382.211
31.475.650
88,96
8.238
8.238
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan
1
2
3
4
5
6
Output
1779 Dukungan Perlindungan Perkeb1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan) Perkebunan 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan) Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No
REALISASI DEKONSENTRASI BALI 2015
Kegiatan
754.045 31.400
Realisasi Keuangan (Rp.000) 651.026 27.900
Fisik
86,34 88,85
Target (volume) 4 12
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 4 100,00 12 100,00
1.108.525
967.017
87,23
12
12
100,00
1.893.970
1.645.943
86,90
28
28
100,00
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN BALI 2015
Output
1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha) Produktivitas Tanaman Semusim 1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
16.566.500 12.259.800 1.005.640 4.017.400
13.268.780 11.144.726 838.640 3.522.877
80,09 90,90 83,39 87,69
Target (volume) 3.400 2.300 200 732
4.747.950
3.613.660
76,11
12
12
100,00
732.830 1.987.200 436.440 1.807.800 242.300 250.000
580.141 1.793.600 402.141 1.764.705 213.758 232.343
79,16 90,26 92,14 97,62 88,22 92,94
100 100 20 750 100 350
100 100 20 750 100 350
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
354.539
226.506
63,89
12
12
100,00
609.601
541.496
88,83
3
3
100,00
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 3.400 100,00 2.300 100,00 200 100,00 732 100,00
38.000
33.650
88,55
1
1
100,00
145.110
104.534
72,04
1
1
100,00
1.252.560 352.548
1.176.900 307.560
93,96 87,24
12 2
12 2
100,00 100,00
4.532.790
3.896.626
85,97
2.185
2.185
100,00
748.200
737.951
98,63
71
71
100,00
1.287.020
866.260
67,31
12
12
100,00
591.600
395.276
66,81
12
12
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan
Kegiatan
1
1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
2
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
3
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
4
5
6
Output
1779 Dukungan Perlindungan Perkeb1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Perkebunan Lainnya (Bulan) Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No
REALISASI DEKONSENTRASI NUSA TENGGARA BARAT 2015
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi (%) (volume) 2 100,00 12 100,00
460.120 74.160
427.898 70.880
93,00 95,58
Target (volume) 2 12
2.028.422
1.779.536
87,73
12
12
100,00
2.562.702
2.278.313
88,90
26
26
100,00
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN NUSA TENGGARA BARAT 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
(%)
Target (volume) 300 2.400 294
Fisik Realisasi Realisasi (%) (volume) 300 100,00 2.400 100,00 294 100,00
1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha) 1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau (Ha) 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha)
1.540.926 18.592.636 1.452.300 1.218.084
1.055.228
86,63
12
12
100,00
63.944.218 1.386.595 5.989.200 1.453.012 649.428
57.848.914 1.290.643 5.047.765 1.315.729 638.646
90,47 93,08 84,28 90,55 98,34
3.087 250 130 600 250
3.087 250 115 600 250
100,00 100,00 88,46 100,00 100,00
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
417.954
414.716
99,23
300
300
100,00
553.809
522.289
94,31
17
17
100,00
0,00
12
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan)
9.600
1.521.407 17.401.989 1.365.410
-
98,73 93,60 94,02
1.052.668
1.018.193
96,72
12
67.144
26.649
39,69
1
-
-
12 -
100,00 -
105.859
88.603
83,70
1
1
100,00
1.515.080 334.103
1.339.466 320.378
88,41 95,89
14 2
14 2
100,00 100,00
2.819.215
2.775.947
98,47
1.500
1.500
100,00
335.200
250.840
74,83
32
24
74,83
1.000.794
878.494
87,78
12
12
100,00
104.437.825
95.121.304
91,08
9.226
9.190
99,61
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
Kegiatan
No 1
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
2
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
3
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
4
5
6
1778 Dukungan Penanganan Pasca Panen dan Pembinaan Usaha
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
REALISASI DEKONSENTRASI NUSA TENGGARA TIMUR 2015
Output 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi ( (volume) %) 12 100,00
334.913
324.875
97,00
Target (volume) 12
1.800.755
1.790.747
99,44
12
12
100,00
2.135.668
2.115.622
99,06
24
24
100,00
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN NUSA TENGGARA TIMUR 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas (Ha)
10.352.800 14.370.850 2.293.870
9.005.642 13.921.337 2.283.154
86,99 96,87 99,53
Target (volume) 1.950 1.350 650
18.230
0
0,00
2
0
0,00
6.918.300
6.673.274
96,46
12
12
100,00
1.389.835
1.036.514
74,58
250
250
100,00
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha) 1777.029 Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan (HA) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
7.637.250 1.694.190 157.715 91.335
6.044.948 1.677.924 156.368 78.356
79,15 99,04 99,15 85,79
2.950 650 15 15
2.319 650 15 15
78,61 100,00 100,00 100,00
809.739
178.739
22,07
12
12
100,00
1.403.682
1.395.216
99,40
12
12
100,00
93.950
92.598
98,56
1
1
100,00
209.440
209.224
99,90
1
1
100,00
546.420 448.320 371.833
490.190 448.205 370.249
89,71 99,97 99,57
4 4 2
4 4 2
100,00 100,00 100,00
2.145.820
2.057.323
95,88
1.250
1.250
100,00
495.600
495.600
100,00
42
42
100,00
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
825.510
514.560
62,33
12
12
100,00
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi ( (volume) %) 1.950 100,00 1.350 100,00 650 100,00
100.700
100.536
99,84
12
12
100,00
52.375.389
47.229.957
90,18
9.196
8.563
93,12
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
2
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
5 1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim 6
REALISASI DEKONSENTRASI PAPUA 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
13
Output 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha) 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN)
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1777.034 Pengembangan Tanaman Sagu (HA) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik Panen dan Pembinaan Usaha perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
15 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Realisasi Keuangan
Fisik Realisasi Realisasi ( (volume) %) 100,00 3
474.710
474.110
99,87
Target (volume) 3
95.400
94.308
98,86
12
12
100,00
2.298.275
2.280.318
99,22
12
12
100,00
2.868.385
2.848.736
99,31
27
27
100,00
(Rp.000)
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN PAPUA 2015
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
11
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
7.701.211 5.909.209 1.558.170
95,07 99,06 100,00
Target (volume) 800 900 200
(Rp.000)
8.100.375 5.965.050 1.558.170
(%)
Fisik Realisasi Realisasi ( (volume) %) 97,50 780 100,00 900 200 100,00
1.570.400
1.546.150
98,46
12
12
100,00
14.403.855
11.465.500
79,60
12
12
100,00
582.500 382.865
550.250 332.773
94,46 86,92
200 3
200 3
100,00 100,00
282.579
282.579
100,00
14
14
100,00
1.093.450
1.092.925
99,95
12
12
100,00
3.180.255 160.000
3.171.110 138.165
99,71 86,35
700 1
700 1
100,00 100,00
158.350
154.615
97,64
1
1
100,00
65.400
65.400
100,00
20
20
100,00
616.400
616.400
100,00
29
29
100,00
1.175.646
547.942
46,61
12
12
100,00
39.295.295
35.132.397
89,41
2.916
2.896
99,31
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI BENGKULU 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
429.920
395.178
91,92
Target (volume) 2
2
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan)
126.100
125.740
99,71
12
12
100,00
1.324.828
1.320.473
99,67
12
12
100,00
1.880.848
1.841.391
97,90
26
26
100,00
Realisasi (volume) 2.300
Realisasi (%) 100,00 100,00
1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
15
18
20
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
Output
Jumlah
Realisasi Realisasi (volume) (%) 2 100,00
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi (Ha)
11.642.092
11.414.608
98,05
Target (volume) 2.300
1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha)
5.807.860
5.546.570
95,50
900
900
323.810
313.316
96,76
100
100
100,00
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG)
2.628.650
2.283.396
86,87
572
572
100,00
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA)
31.220
15.576
49,89
4
2
50,00
702.200
698.623
99,49
12
12
100,00
1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha)
6.405.950
6.351.554
99,15
800
800
100,00
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha)
1.446.600
1.438.060
99,41
500
500
100,00
1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit (Ha)
2.072.310
2.062.530
99,53
250
250
100,00
574.227
567.150
98,77
2
2
100,00
160.650
160.070
99,64
1
1
100,00
160.607
154.607
96,26
200
200
100,00
428.550
415.790
97,02
2
2
100,00
708.501
679.133
95,85
12
12
100,00
937.620
877.032
93,54
10
10
100,00
195.540
194.540
99,49
2
2
100,00
149.275
144.875
97,05
1
1
100,00
753.360 227.000
748.560 227.000
99,36 100,00
8 16
8 16
100,00 100,00
438.060
434.980
99,30
12
12
100,00
86.880
83.810
96,47
12
12
100,00
35.880.962
34.811.779
97,02
5.716
5.714
99,97
1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha)
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan (KT) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Tahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN BENGKULU 2015
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 7
(Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
(Rp.000)
(%)
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2 3
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
REALISASI DEKONSENTRASI MALUKU UTARA 2015
Output
187.000
182.000
97,33
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
474.230
473.250
99,79
2
2
100,00
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Output
Realisasi Realisasi ( (volume) %) 12 100,00
378.700
375.900
99,26
12
12
100,00
1.329.348
1.254.775
94,39
12
12
100,00
2.369.278
2.285.925
96,48
38
38
100,00
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha)
4.621.300
3.586.880
77,62
1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh (Ha)
5.781.285
5.544.751
95,91
1.350
1.350
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA)
1.038.670
1.038.670
100,00
478
478
100,00
5.086.350
4.896.761
96,27
1.225
1.225
100,00
400.000
398.700
99,68
4
4
100,00
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete (Ha)
1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
Jumlah
(%)
Target (volume) 200
3
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
(Rp.000)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN MALUKU UTARA 2015
1776 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Semusim
6
Fisik
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN)
2
5
Realisasi Keuangan Target (volume) 12
1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN)
4
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi ( (volume) %) 155 77,62 100,00
2.263.300
1.967.104
86,91
12
12
100,00
5.245.277
4.744.419
90,45
11
11
100,00
4.017.061 427.000
3.862.971 418.283
96,16 97,96
1.500 150
1.500 150
100,00 100,00
341.110
341.110
100,00
150
150
100,00
282.683
281.797
99,69
5
5
100,00
293.850
277.200
94,33
12
12
100,00
837.183
833.884
99,61
7
7
100,00
44.600
44.600
100,00
1
1
100,00
76.035
76.035
100,00
1
1
100,00
2.172.690
2.064.527
95,02
1.450
1.450
100,00
151.000
151.000
100,00
23
23
100,00
974.940
974.940
100,00
12
12
100,00
473.750
473.750
100,00
12
12
100,00
34.528.084
31.977.382
92,61
6.403
6.403
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
REALISASI DEKONSENTRASI BANGKA BELITUNG 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
5
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
Jumlah
Realisasi Keuangan
Fisik
449.890
444.165
98,73
Target (volume) 3
46.044
45.505
98,83
12
12
100,00
1.014.373
941.331
92,80
12
12
100,00
1.510.307
1.431.000
94,75
27
27
100,00
(Rp.000)
(%)
Realisasi Realisasi ( (volume) %) 3 100,00
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1775.004 Pengembangan Tanaman Lada (Ha)
7.711.890
7.432.138
96,37
Target (volume) 1.100
1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha)
1.133.420
1.103.687
97,38
228
228
100,00
110.180
110.061
99,89
2
2
100,00
388.500
375.000
96,53
12
12
100,00
3.109.400
3.066.181
98,61
400
400
100,00
315.787
287.851
91,15
2
2
100,00
133.600
133.600
100,00
200
200
100,00
575.488
525.135
91,25
12
12
100,00
201.800
192.081
95,18
3
3
100,00
196.450
160.118
81,51
1
1
100,00
169.435
136.206
80,39
1
1
100,00
663.960 311.620
655.889 301.408
98,78 96,72
6 300
6 300
100,00 100,00
177.600
176.400
99,32
16
16
100,00
300.910
279.005
92,72
12
12
100,00
359.865
337.965
93,91
12
12
100,00
15.859.905
15.272.725
96,30
2.307
2.307
100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan (ORANG) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat OPT (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
(Rp.000)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
(%)
Realisasi Realisasi ( (volume) %) 1.100 100,00
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI BANTEN 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
48.000
48.000
100,00
Target (volume) 8
2
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
70.040
69.730
99,56
12
12
100,00
1.353.180
1.274.852
94,21
12
12
100,00
1.471.220
1.392.582
94,65
32
32
100,00
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar 1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
4
Output
5
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Realisasi Realisasi ( (volume) %) 8 100,00
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan
Fisik
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN)
1.182.950
1.081.904
91,46
Target (volume) 12
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan)
35.560
4.265
11,99
2
1
50
1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan (HA)
77.145
2.440
3,16
5
0
0
542.691
375.145
69,13
12
9
75
141.000
140.970
99,98
1
1
100
94.780
93.520
98,67
1
1
100
384.830 127.944
375.830 125.739
97,66 98,28
2 1
2 1
100 100
69.975
69.850
99,82
50
50
100
246.340
102.235
41,50
12
6
50
2.903.215
2.371.897
81,70
98
83
84,69
1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik Panen dan Pembinaan Usaha perkebunan (KASUS)
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
(%)
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN BANTEN 2015
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 3
(Rp.000)
1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan)
(Rp.000)
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
(%)
Realisasi Realisasi ( (volume) %) 12 100
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
5
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
REALISASI DEKONSENTRASI GORONTALO 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
(%)
Fisik Target Realisasi Realisasi (volume) (volume) (%) 2 2 100,00
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
399.490
398.223
99,68
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
210.000
210.000
100,00
12
12
100,00
1.479.563
1.479.563
100,00
12
12
100,00
2.089.053
2.087.786
99,94
26
26
100,00
Fisik Target Realisasi (volume) (volume) 1.150 1.150 92 92
Realisasi (%) 27,13 121,74
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN GORONTALO 2015
Output
1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1776 Peningkatan Produksi dan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu (Ha) Produktivitas Tanaman Semusim 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam (Ha) 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim (BULAN) 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha) Produktivitas Tanaman Tahunan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.005 SL-PHT Perkebunan (KT) Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
(%)
11.725.380 898.170
11.259.987 898.170
96,03 100,00
133.530
133.458
99,95
3
3
100,00
420.680
386.078
91,77
12
12
100,00
35.218.865 888.540 36.300
20.810.335 879.042 36.300
59,09 98,93 100,00
950 30 12
950 30 12
99,97 100,00 100,00
4.596.820 143.869
4.340.254 136.069
94,42 94,58
1.800 2
1.800 2
100,00 100,00
272.400
255.528
93,81
12
12
100,00
1.228.790
1.219.127
99,21
10
10
100,00
53.000
53.000
100,00
1
1
100,00
123.575
123.197
99,69
1
1
100,00
598.020 119.800
398.680 119.751
66,67 99,96
6 1
6 1
100,00 100,00
247.200
247.002
99,92
100
100
100,00
192.000
192.000
100,00
15
15
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI KEPULAUAN RIAU 2015
Output
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
(%)
Fisik Target Realisasi Realisasi (volume) (volume) ( % ) 1 1 100,00 6 6 100,00
1
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
268.480 61.800
233.200 38.977
86,86 63,07
2
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
106.120
65.872
62,07
12
12
100,00
906.985
492.830
54,34
12
12
100,00
1.343.385
830.879
61,85
31
31
100,00
Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KEPULAUAN RIAU 2015
Output
1777.001 Pengembangan Tanaman Karet (Ha) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 2 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik Panen dan Pembinaan Usaha perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 3 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan) Perkebunan Jumlah
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
Fisik Target Realisasi Realisasi (volume) (volume) ( % ) 83,15 550 550 100,00 48,73 12 6 50,00 (%)
4.589.179 530.562
3.815.774 258.530
97.500
74.508
76,42
1
1
100,00
26.775
3.679
13,74
1
0
0,00
124.390
108.905
87,55
12
12
100,00
5.368.406
4.261.396
79,38
576
569
98,78
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI KEPULAUAN PAPUA BARAT 2015
Output
2
(%)
304.780
295.050
96,81
1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG)
174.400
169.000
96,90
13
13
100,00
1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan
1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan)
85.010
85.010
100,00
12
12
100,00
1.718.200
1.683.340
97,97
12
12
100,00
2.282.390
2.232.400
97,81
39
39
100,00
1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN PAPUA BARAT 2015
Output 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.028 Pengembangan Tanaman Pala (HA)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
352.000
352.000
Fisik
Target Realisasi Realisasi (%) (volume) (volume) ( % ) 100,00 36 36 100,00
1.185.800
1.131.300
95,40
500
500
100,00
1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN)
817.600
783.019
95,77
12
12
100,00
1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa (Ha)
451.250
450.520
99,84
150
150
100,00
1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) (Laporan)
553.457
446.647
80,70
3
3
100,00
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN)
324.939
324.939
100,00
12
12
100,00
2.655.545
2.653.539
99,92
400
400
100,00
279.600
279.600
100,00
2
2
100,00
147.000
147.000
100,00
1
1
100,00
182.075
182.075
100,00
1
1
100,00
199.440
199.440
100,00
12
12
100,00
7.148.706
6.950.079
97,22
1.129
1.129
100,00
1777.034 Pengembangan Tanaman Sagu (HA) 3
(Rp.000)
Fisik Target Realisasi Realisasi (volume) (volume) ( % ) 2 2 100,00
1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit)
Eselon I : Ditjen Perkebunan
1
Realisasi Keuangan
1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan
Jumlah
No
Pagu (Rp.000)
1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 4 1780 Dukungan Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen (TP) (Bulan) Perkebunan Jumlah
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1 2
Kegiatan 1779 Dukungan Perlindungan Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
4
5
Kegiatan
REALISASI DEKONSENTRASI KEPULAUAN SULAWESI BARAT 2015
Output 1779.002 Pemberdayaan Perangkat (Unit) 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
(%)
Fisik Target Realisasi Realisasi (volume) (volume) (%) 2 2 100,00
384.330
377.172
98,14
61.160
61.160
100,00
12
12
100,00
624.345
566.589
90,75
12
12
100,00
1.069.835
1.004.921
93,93
26
26
100,00
Fisik Target Realisasi (volume) (volume) 11.400 11.400 1.134 1.134
Realisasi (%) 100,00 100,00
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN SULAWESI BARAT 2015
Output
1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar (HA) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1777 Peningkatan Produksi dan 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Produktivitas Tanaman Tahunan Karet) (Laporan) 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Panen dan Pembinaan Usaha Perkebunan (KT) 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan (KASUS) 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan (PROVINSI) 1779 Dukungan Perlindungan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Perkebunan (Dokumen) 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan (HA) 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt (ORANG) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan) 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
(%)
203.601.385 8.439.595
170.226.003 8.438.855
83,61 99,99
739.429
678.316
91,74
7
7
100,00
4.897.754
3.535.577
72,19
12
12
100,00
215.147
188.445
87,59
1
1
100,00
155.800
86.554
55,55
12
12
100,00
242.525
232.548
95,89
3
3
100,00
189.000
184.799
97,78
1
1
100,00
167.290
131.722
78,74
1
1
100,00
369.329
342.443
92,72
2
2
100,00
589.750
266.233
45,14
250
113
45,14
142.800
121.600
85,15
12
12
100,00
1.478.710
1.228.953
83,11
12
12
100,00
286.475
259.984
90,75
12
12
100,00
221.514.989
185.922.032
83,93
1.459
1.322
90,60
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
Kegiatan 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Eselon I : Ditjen Perkebunan
No 1
2
3
4
Kegiatan 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
1777 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Tahunan
REALISASI DEKONSENTRASI KEPULAUAN KALIMANTAN UTARA 2015
Output 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya (Bulan)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
(%)
562.550
74.519
90,75
562.550
74.519
13,25
Fisik Realisasi Realisasi Target (%) (volume) (volume) 12 2 16,67
12
2
16,67
REALISASI TUGAS PEMBANTUAN KALIMANTAN UTARA 2015
Output 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao (Ha) 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar (ORANG) 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar (BULAN) 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet) 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan
1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan (BULAN) 1778 Dukungan Penanganan Pasca 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan Panen dan Pembinaan Usaha (PROVINSI) 1780 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan Jumlah
Pagu (Rp.000)
1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) (Bulan)
Pagu (Rp.000)
Realisasi Keuangan (Rp.000)
Fisik Target Realisasi Realisasi (volume) (volume) (%) 94,50 500 500 100,00 73,65 76 76 100,00
(%)
3.352.050 796.940
3.167.770 586.983
258.750
225.850
87,29
12
12
100,00
2.034.000 5.322.810 218.817
1.869.798 74.038 0
91,93 1,39 0,00
200 500 1
200 0 0
100,00 0,00 0,00
1.150.925
244.831
21,27
600
128
21,33
424.250
296.767
69,95
12
9
75,00
207.410
115.519
55,70
1
1
100,00
276.150
127.840
46,29
12
12
100,00
14.042.102
6.709.396
47,78
1.414
938
53,33
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
REALISASI KANTOR PUSAT DITJEN PERKEBUNAN 2015 Eselon I : Ditjen Perkebunan Fisik
Realisasi Keuangan No
Kegiatan
Output
Pagu (Rp.000) (Rp.000)
1
2
3
4
5
6
1775 Peningkatan Produksi 1775.030 Koordinasi, Pembinaan dan dan Produktivitas Tanaman Monev Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar Rempah dan Penyegar (LAPORAN) 1775.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1776 Peningkatan Produksi 1776.022 Koordinasi, Pembinaan dan dan Produktivitas Tanaman Monev Pengembangan Tanaman Semusim Semusim (LAPORAN) 1776.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1777 Peningkatan Produksi 1777.030 Koordinasi, Pembinaan dan dan Produktivitas Tanaman Monev Pengembangan Tanaman Tahunan Tahunan (LAPORAN) 1777.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1778 Dukungan 1778.017 Koordinasi, Pembinaan dan Penanganan Pasca Panen Monev Tanaman Kegiatan dan Pembinaan Usaha Pascapanen dan Pembinaan Usaha (LAPORAN) 1778.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1779 Dukungan 1779.014 Koordinasi, Pembinaan dan Perlindungan Perkebunan Monev Kegiatan Perlindungan Perkebunan (LAPORAN) 1779.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1780 Dukungan 1780.011 Dokumen Perencanaan Manajemen dan Dukungan (DOKUMEN) 1780.012 Dokumen Keuangan dan Teknis Lainnya Ditjen Perlengkapan (Dokumen) Perkebunan 1780.013 Dokumen Kepegawaian, Hukum dan Humas (Dokumen) 1780.014 Dokumen Evaluasi dan Pelaporan (DOKUMEN) 1780.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1780.995 Kendaraan Bermotor (Unit) 1780.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (UNIT)
Jumlah
(%)
Target (volume)
Realisasi (volume)
Realisasi (%)
12.541.360
9.645.788
76,91
21
21
100,00
619.303
559.732
90,38
12
12
100,00
15.387.533
9.485.640
61,64
23
23
100,00
429.585
277.964
64,71
12
12
100,00
9.979.286
7.830.023
78,46
15
15
100,00
1.159.400
964.123
83,16
12
12
100,00
6.863.673
5.619.327
81,87
17
17
100,00
573.750
464.215
80,91
12
12
100,00
6.825.700
6.057.214
88,74
20
20
100,00
1.385.115
1.174.096
84,77
12
12
100,00
6.680.560
5.188.826
77,67
3
3
100,00
10.683.672
8.413.486
78,75
3
2
66,67
28.258.600
11.300.014
39,99
10
8
80,00
4.966.855
4.630.282
93,22
3
3
100,00
39.819.389
35.721.575
89,71
12
12
100,00
96.050
95.333
99,25
5
5
100,00
5.785.900
1.536.850
26,56
438
252
57,53
152.055.731
108.964.488
71,66
630
441
92,33
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
REALISASI KANTOR DAERAH BBPPTP SURABAYA 2015 Eselon I : Ditjen Perkebunan Realisasi Keuangan No
Kegiatan
Output
Pagu (Rp.000) (Rp.000)
1 1781 Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Jumlah
1781.006 Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll (HA) 1781.008 Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan (Paket Teknologi) 1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati (JENIS) 1781.010 Sertifikasi dan Pengujian Mutu benih (Batang) 1781.015 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BULAN) 1781.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1781.995 Kendaraan Bermotor (Unit) 1781.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (Unit) 1781.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (UNIT) 1781.998 Gedung/Bangunan (M2)
(%)
Fisik Target (volume)
Realisasi (volume)
Realisasi (%) 10 100,00
168.650
165.244
97,98
10
458.250
344.008
75,07
5
4
80,00
87.050
85.417
98,12
2
2
100,00
353.000
318.151
90,13
17.192.500
17.915.163
104,20
2.968.885
2.642.647
89,01
12
12
100,00
12.733.766
12.522.296
98,34
12
12
100,00
37.000 85.750
32.532 51.797
87,92 60,40
2 1
2 1
100,00 100,00
650.475
647.235
99,50
2
2
100,00
380.000 17.922.826
379.518 17.188.844
99,87 95,90
400 17.192.946
400 17.915.608
100,00 99,57
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
REALISASI KANTOR DAERAH BBPPTP MEDAN 2015 Eselon I : Ditjen Perkebunan Realisasi Keuangan No
Kegiatan
1 1781 Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Output 1781.008 Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan (Paket Teknologi) 1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati (JENIS) 1781.015 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BULAN) 1781.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1781.995 Kendaraan Bermotor (Unit) 1781.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (UNIT)
Jumlah
Pagu (Rp.000)
(Rp.000)
(%)
Fisik Target (volume)
Realisasi (volume)
Realisasi (%)
619.330
555.905
89,76
5
5
100,00
174.908
155.353
88,82
3
3
100,00
4.115.108
2.943.550
71,53
12
12
100,00
20.002.430
18.982.276
94,90
12
12
100,00
117.540
116.005
98,69
6
6
100,00
1.526.450
1.508.263
98,81
10
10
100,00
26.555.766
24.261.352
91,36
48
48
100,00
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
REALISASI KANTOR DAERAH BBPPTP AMBON 2015 Eselon I : Ditjen Perkebunan Realisasi Keuangan No
Kegiatan
1
1781 Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Output
Pagu (Rp.000)
1781.006 Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll (HA)
601.500
601.500
100,00
1781.008 Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan (Paket Teknologi)
986.950
983.632
99,66
9
9
100,00
1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati (JENIS) 1781.010 Sertifikasi dan Pengujian Mutu benih (Batang) 1781.015 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BULAN) 1781.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1781.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (UNIT) 1781.998 Gedung/Bangunan (M2)
232.170
221.354
95,34
3
3
100,00
320.550
320.540
100,00
750
3.538
471,69
2.528.173
2.494.761
98,68
12
12
100,00
11.454.688
10.280.548
89,75
12
12
100,00
1.035.000
1.031.790
99,69
300
300
100,00
150.000
149.556
99,70
200
200
100,00
17.309.031
16.083.681
92,92
1.336
4.124
106,88
(Rp.000)
Jumlah
Fisik Realisasi Realisasi (volume) (%) 50 100,00
Target (volume) 50
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
(%)
REALISASI KANTOR DAERAH BBPPTP PONTIANAK 2015 Eselon I : Ditjen Perkebunan Realisasi Keuangan No
Kegiatan
Output
Pagu (Rp.000)
1781.006 Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji Koleksi, dll (HA)
181.850
179.311
98,60
1781.008 Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan (Paket Teknologi) 1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati (JENIS) 1781.015 Koordinasi, Pembinaan dan Monev Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BULAN) 1781.994 Layanan Perkantoran (BULAN LAYANAN) 1781.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (UNIT)
272.333
267.866
98,36
10
10
100,00
66.913
66.725
99,72
7
7
100,00
1.418.461
1.385.269
97,66
12
14
116,67
6.550.413
6.374.432
97,31
12
12
100,00
93.900
93.860
99,96
3
3
100,00
8.583.870
8.367.462
97,48
84
86
102,38
(Rp.000) 1 1781 Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
Jumlah
Fisik Target (volume) 40
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
(%)
Realisasi Realisasi (volume) (%) 100,00 40
Lampiran 1 REKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
REALISASI PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN PERKEBUNAN PER PROVINSI DAN PER KABUPATEN MELALUI APBN TAHUN ANGGARAN 2015
PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN TAHUNAN PER KABUPATEN MELALUI APBN TAHUN ANGGARAN 2015 KOMODITAS
NO
SATKER
KARET PAGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
KELAPA
REA
PAGU
SAWIT
REA
PAGU
METE REA
CIANJUR
150
150
GARUT
200
200
ACEH UTARA
300
300
250
250
ACEH TIMUR
300
300
200
200
NAGAN RAYA
250
250
200
200
BATUBARA
100
-
200
-
PASAMAN BARAT
300
300
150
150
200
200
KAMPAR
300
300
250
250
MERANTI
300
300
MUARA ENIM
300
300
MUSI RAWAS
500
500
OGAN KOMERING ILIR
521
521
1
SANGGAU
300
300
500
500
SINTANG
200
200
150
150
KAPUAS HULU
550
550
200
200
BENGKAYANG
300
300
100
100
300
300
KOTAWARINGIN BARAT
200
200
200
200 200
200
270
270 200
200
TABALONG
265
265
KUTAI BARAT
275
275
PAGU
REA
BENER MERIAH PIDIE
500
500
TANAH LAUT HULU SUNGAI TENGAH KOTABARU
500
500
300
300
KONAWE
300
300
KOLAKA
450
450
KONAWE SELATAN
600
600
SIKKA
200
100
ALOR
600
600
HALMAHERA UTARA
1.100
1.100
HALMAHERA BARAT
1.100
1.100
HALMAHERA TENGAH
1.100
1.100
200
200
POHUWATO
400
400
MAJENE
100
100
250
250
8.350
8.050
MINAHASA SELATAN
1
-
1
-
TOLI-TOLI SIGI KOTA PALU BULUKUMBA SOPPENG LUWU UTARA
BENGKULU TENGAH
200
150
150
150
150
200
PANDEGLANG
200
200
LEBAK
200
200
BANGKA
200
200
BANGKA TENGAH
200
200
BANGKA SELATAN
MAMUJU POLEWALI MANDAR MAMASA
JUMLAH
6.881
6.781
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
2.653
2.650
PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN SEMUSIM PER KABUPATEN MELALUI APBN TAHUN ANGGARAN 2015 KOMODITAS
NO
SATKER
TEBU PAGU
1
CIANJUR
2
GARUT
3
BENER MERIAH
4
NILAM REA
PAGU
REA
10
10
PIDIE
10
10
5
ACEH UTARA
10
10
6
ACEH TIMUR
7
NAGAN RAYA
8
BATUBARA
9
PASAMAN BARAT
10
10
10
KAMPAR
11
MERANTI
12
MUARA ENIM
13
MUSI RAWAS
14
OGAN KOMERING ILIR
15
SANGGAU
16
SINTANG
17
KAPUAS HULU
18
BENGKAYANG
19
KOTAWARINGIN BARAT
20
TANAH LAUT
21
HULU SUNGAI TENGAH
22
KOTABARU
23
TABALONG
24
KUTAI BARAT
25
MINAHASA SELATAN
26
TOLI-TOLI
27
SIGI
28
KOTA PALU
29
BULUKUMBA
30
SOPPENG
31
LUWU UTARA
32
KONAWE
33
KOLAKA
34
KONAWE SELATAN
35
SIKKA
36
ALOR
37
BENGKULU TENGAH
38
HALMAHERA UTARA
39
HALMAHERA BARAT
40
HALMAHERA TENGAH
41
PANDEGLANG
42
LEBAK
43
BANGKA SELATAN
44
BANGKA
45
BANGKA TENGAH
46
POHUWATO
47
MAJENE
48
MAMUJU
49
POLEWALI MANDAR
50
MAMASA
JUMLAH
200
550
750
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
200
317
517
5
5
10
10
10
10
65
65
PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN REMPAH PENYEGAR PER KABUPATEN MELALUI APBN TAHUN ANGGARAN 2015 KOMODITAS
NO
SATKER
KOPI PAGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
TEH REA
CIANJUR GARUT BENER MERIAH PIDIE
350
350
27.650
27.650
100
100
PAGU
KAKAO REA
600
600
600
600
PAGU
LADA
REA
PAGU
CENGKEH REA
PAGU
PALA
REA
500
500
820
820
700
700
PAGU
REA
ACEH UTARA ACEH TIMUR
700
700
100
100
600
240
100
100
500
500
2.550
2.550
10.750
10.750
BULUKUMBA
5.100
5.100
SOPPENG
6.100
6.100
LUWU UTARA
9.200
8.338
KONAWE
6.050
6.050
KOLAKA
6.950
6.950
KONAWE SELATAN
6.050
6.050
SIKKA
1.550
1.550
ALOR
150
150
HALMAHERA UTARA
900
900
450
450
HALMAHERA BARAT
700
700
500
500
500
500
500
500
3.970
3.970
NAGAN RAYA BATUBARA PASAMAN BARAT KAMPAR MERANTI
500
500
MUARA ENIM
650
650
MUSI RAWAS OGAN KOMERING ILIR SANGGAU SINTANG KAPUAS HULU BENGKAYANG KOTAWARINGIN BARAT TANAH LAUT HULU SUNGAI TENGAH KOTABARU TABALONG KUTAI BARAT MINAHASA SELATAN TOLI-TOLI SIGI KOTA PALU
BENGKULU TENGAH
HALMAHERA TENGAH PANDEGLANG LEBAK
100
100
BANGKA SELATAN
930
930
BANGKA
300
300
2.330
1.970
800
800
900
900
1.700
1.700
BANGKA TENGAH POHUWATO
1.600
1.600
MAJENE
6.750
6.750
MAMUJU
9.350
9.350
10.130
10.130
POLEWALI MANDAR MAMASA
JUMLAH
1.300
1.300
30.550
30.550
1.200
1.200
5.725
5.725
90.605
89.743
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN TAHUNAN PER PROVINSI MELALUI APBN TAHUN ANGGARAN 2015 KOMODITAS
NO
KARET
SATKER PAGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
KELAPA
REALISASI
PAGU
REALISASI
JAWA BARAT
100
100
500
JAWA TENGAH
200
200
2.250
DIY
KELAPA SAWIT
100
PAGU
KEMIRI SUNAN
REALISASI
PAGU 5
500
JAMBU METE
REALISASI
850
800
1.400
1.150
450
450
300
300
100
100
200
200
SUMATERA BARAT
1.450
1.450
1.150
950
300
300
RIAU
1.900
1.900
700
700
650
650
JAMBI
2.500
2.500
200
200
550
550
SUMATERA SELATAN
1.159
1.159
1
150
150
200
KALIMANTAN BARAT
1.000
1.000
200
200
750
723
KALIMATAN TENGAH
800
800
200
200
240
240
KALIMANTAN SELATAN
600
550
400
400
100
100
-
1
100
100
100
100
-
1.950
1.950
3.500
3.500
SULAWESI SELATAN
1.250
1.250
100
100
SULAWESI TENGGARA
2.000
2.000
100
100
MALUKU
2.450
2.450
BALI
750
750
100
100
NUSA TENGGARA BARAT
600
600
250
250
NUSA TENGGARA TIMUR
2.950
2.319
650
650
200
200
500
500
1.500
1.500
1.800
1.800
150
150
26.601
23.269
SULAWESI TENGAH
150
150
PAPUA BENGKULU
800
800
MAULKU UTARA
REALISASI
200
KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA
PAGU
100
SUMATERA UTARA
LAMPUNG
SAGU
REALISASI
5
JAWA TIMUR ACEH
PAGU
15
250
15
700
700
400
400
1.100
1.100
250 150
150
BANGKA BELITUNG BANTEN GORONTALO KEPULAUAN RIAU
550
550
PAPUA BARAT SULAWESI BARAT KALIMANTAN UTARA
JUMLAH
200
200
12.709
12.609
500 4.391
3.863
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
20
20
1.550
1.550
PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN SEMUSIM PER PROVINSI MELALUI APBN TAHUN ANGGARAN 2015 KOMODITAS
NO
SATKER
TEBU PAGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
JAWA BARAT
TEMBAKAU
REALISASI
PAGU
2.000
2.000
60
25.239
3.008
100
550
480
25.590
17.859
200
200
200
20
100
80
20
JAMBI
440
440
SUMATERA SELATAN
650
287
5.024
5.024
3.350
3.350
3.087
3.087
JAWA TENGAH DIY JAWA TIMUR ACEH
NILAM
REALISASI 50
KAPAS
REALISASI 10
10
10
10
5
5
-
10
10
-
10
10
SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT
PAGU
20
5
5
10
10
PAGU
REALISASI
30
-
RIAU
LAMPUNG KALIMANTAN BARAT KALIMATAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN
7.000
7.000
100
100
250
250
250
250
7.630
7.600
SULAWESI TENGGARA MALUKU BALI NUSA TENGGARA BARAT
100
100
130
115
20
20
NUSA TENGGARA TIMUR PAPUA BENGKULU MAULKU UTARA BANGKA BELITUNG BANTEN GORONTALO
950
950
67.180
36.764
30
30
110
110
KEPULAUAN RIAU PAPUA BARAT SULAWESI BARAT KALIMANTAN UTARA
JUMLAH
630
285
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
PENGEMBANGAN KOMODITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PER PROVINSI MELALUI APBN TAHUN ANGGARAN 2015 KOMODITAS
NO
SATKER
KOPI PAGU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
JAWA BARAT JAWA TENGAH
TEH
REALISASI 900
900
1.000
1.000
PAGU 2.015
LADA
KAKAO
REALISASI 2.015
DIY
PAGU
REALISASI 250
200
300
300
JAWA TIMUR
1.200
1.200
ACEH
3.400
3.400
2.275
1.675
SUMATERA UTARA
1.500
1.500
1.500
1.500
3.000
3.000
SUMATERA BARAT
PAGU
CENGKEH
REALISASI
PAGU
PALA
REALISASI
500
500
600
600
PAGU
REALISASI
1.000
-
2.850
2.850
3.500
3.500
1.225
1.225
500
500
9.075
8.075
RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN
4.050
4.050
1.800
1.800
LAMPUNG
3.900
3.900
2.950
2.950
700
700
800
800
KALIMANTAN BARAT KALIMATAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN
100
100
2.750
2.750
21.850
21.850
23.230 18.850
KALIMANTAN TIMUR SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN
3.900
3.900
SULAWESI TENGGARA
750
750
23.035
500
500
18.850
350
350
1.450
1.450
200
200
MALUKU BALI
3.400
3.400
2.300
2.300
NUSA TENGGARA BARAT
300
300
2.400
2.400
NUSA TENGGARA TIMUR
1.950
1.950
1.350
1.350
800
780
900
900
2.300
2.300 200
155
PAPUA BENGKULU
900
MAULKU UTARA BANGKA BELITUNG
1.100
900
100
100
1.350
1.350
1.100
BANTEN GORONTALO
1.150
1.150
11.400
11.400
KEPULAUAN RIAU PAPUA BARAT SULAWESI BARAT KALIMANTAN UTARA
JUMLAH
28.600
28.580
2.015
2.015
500
500
94.305
93.415
8.250
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
8.250
5.800
5.800
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
Lampiran 3
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN
REKAPITULASI REALISASI KEGIATAN DAN OUTPUT PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2015
REKAPITULASI REALISASI KEGIATAN DAN OUTPUT PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2015
NO.
KEGIATAN
1. 1775 Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Rempah dan Penyegar
OUTPUT 1775.001 Pengembangan Tanaman Kopi 1775.002 Pengembangan Tanaman T e h 1775.003 Pengembangan Tanaman Kakao 1775.004 Pengembangan Tanaman Lada 1775.005 Pengembangan Tanaman Cengkeh 1775.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar 1775.028 Pengembangan Tanaman Pala 1775.029 Pengembangan Kebun Benih Tanaman Rempah dan Penyegar 1775.030 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar 1775.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Rempah dan Penyegar 1775.994 Layanan Perkantoran JUMLAH 1775
2. 1776 Peningkatan 1776.001 Pengembangan Tanaman Tebu Produksi dan Produktivitas 1776.002 Penanaman Tanaman Kapas Tanaman Semusim 1776.003 Penanaman Tanaman Tembakau 1776.004 Penanaman Tanaman Nilam 1776.021 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim 1776.022 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman 1776.994 Layanan Perkantoran JUMLAH 1776 3. 1777 Peningkatan 1777.001 Pengembangan Tanaman Karet Produksi dan Produktivitas 1777.003 Pengembangan Tanaman Kelapa Tanaman Tahunan 1777.004 Pengembangan Tanaman Kelapa Sawit 1777.007 Pengembangan Tanaman Jambu Mete 1777.015 Revitalisasi Perkebunan (Kelapa Sawit. Kakao. Karet) 1777.018 Pengembangan Sistem Pertanian Berbasis Tanaman Tahunan 1777.027 Pemberdayaan Pekebun Tanaman Tahunan 1777.029 Pengembangan Tanaman Kemiri Sunan 1777.030 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman 1777.031 Pengembangan Kebun Benih TanamanTahunan 1777.032 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan 1777.034 Pengembangan Tanaman Sagu 1777.994 Layanan Perkantoran JUMLAH 1777 4. 1778 Dukungan 1778.015 Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan Penanganan Pasca Panen 1778.017 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Tanaman Kegiatan Pascapanen dan Pembinaan Usaha dan Pembinaan Usaha 1778.018 Koordinasi Kegiatan Penanganan Pascapanen dan Pembinaan Usaha Perkebunan 1778.019 Penanganan gangguan usaha dan konflik perkebunan 1778.020 Pembinaan Usaha Perkebunan Berkelanjutan 1778.994 Layanan Perkantoran JUMLAH 1778 5. 1779 Dukungan 1779.002 Pemberdayaan Perangkat Perlindungan Perkebunan 1779.005 SL-PHT Perkebunan 1779.011 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim 1779.012 Penanganan Organisme Pengganggu Tanaman Perkebunan 1779.014 Koordinasi. Pembinaan dan Monev Kegiatan Perlindungan 1779.015 Pemberdayaan petugas pengamat opt 1779.994 Layanan Perkantoran JUMLAH 1779 6. 1780 Dukungan 1780.008 Administrasi Kegiatan Dana Dekonsentrasi (DK) Manajemen dan 1780.009 Administrasi Kegiatan Dana Tugas Pembantuan (TP) Dukungan Teknis Lainnya 1780.010 Dukungan Kegiatan Manajemen dan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan 1780.011 Dokumen Perencanaan 1780.012 Dokumen Keuangan dan Perlengkapan 1780.013 Dokumen Kepegawaian. Hukum dan Humas 1780.014 Dokumen Evaluasi dan Pelaporan 1780.994 Layanan Perkantoran 1780.995 Kendaraan Bermotor 1780.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran JUMLAH 1780 7. 1781 Dukungan Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penyiapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan
1781.006 Pembangunan Kebun Contoh. Demplot. Uji Koleksi. dll 1781.008 Rakitan Teknologi Spesifikasi Proteksi Tanaman Perkebunan 1781.009 Pemanfaatan Agensia Hayati 1781.010 Sertifikasi dan Pengujian Mutu benih 1781.015 Koordinasi. Pembinaan & Monev Perbenihan & Proteksi T Perkebunan 1781.994 Layanan Perkantoran 1781.995 Kendaraan Bermotor 1781.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 1781.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 1781.998 Gedung/Bangunan JUMLAH 1781 TOTAL PROGRAM
PAGU HARIAN
REALISASI SP2D
%
FISIK REALISASI 59.130 Ha
% 100,00
3.215 183.158 10.220 9.770 24.977 9.775 89
100,00 99,05 96,60 100,00 89,40 78,36 83,55
306.885.383.000
280.050.784.881
91,26
TARGET 59.130
41.537.790.000 1.274.324.056.000 57.518.255.000 45.658.865.000 177.839.033.000 42.656.600.000 5.093.981.000
40.468.638.390 1.155.141.389.899 49.572.031.375 41.921.689.273 145.829.019.825 35.942.036.312 4.490.256.296
97,43 90,65 86,18 91,82 82,00 84,26 88,15
3.215 184.910 10.580 9.770 27.940 12.475 106
12.541.360.000
9.645.787.923
76,91
21
101.614.009.000 619.303.000 2.066.288.635.000
75.069.360.926 559.732.480 1.838.690.727.580
73,88 90,38 88,99
12 12 308.171
12 Bln 12 Bln 300.379
100,00 100,00 97,92
1.419.251.085.000
879.124.632.725
61,94
67.930
37.281 Ha
54,88
25.744.890.000 19.794.250.000 5.039.050.000 79.638.832.000
24.354.642.300 7.761.071.133 4.430.685.475 71.604.413.845
94,60 39,21 87,93 89,91
7.630 630 175 12
15.387.533.000
9.485.640.191
61,64
23
429.585.000 1.565.285.225.000
277.964.470 997.039.050.139
64,71 63,70
12 76.412
12 Bln 45.388
100,00 58,39
151.318.932.000
137.907.798.154
91,14
19.990
19.022 Ha
95,16
89.731.856.000 62.509.240.000 4.245.068.000 16.419.089.000
75.361.301.825 53.803.448.664 4.123.562.535 13.170.376.530
83,99 86,07 97,14 80,21
35.851 7.244 1.700 100
32.019 6.263 1.700 94
Ha Ha Ha Laporan
89,31 86,46 100,00 94,01
2.064.760.000 17.617.506.000 235.815.000 9.979.286.000
1.812.098.550 13.788.334.988 229.667.540 7.830.023.212
87,76 78,26 97,39 78,46
16 16.348 20 15
15 14.383 20 15
KT Orang Ha Laporan
93,75 87,98 100,00 100,00
6.168.962.000 19.282.876.000 5.835.800.000 1.159.400.000 386.568.590.000
5.170.568.085 15.304.443.524 5.824.649.000 964.123.162 335.290.395.769
83,82 79,37 99,81 83,16 86,74
212 12 1.100 12 82.620
181 12 1.100 12 74.836
Ha Bln Ha Bln
85,19 100,00 100,00 100,00 94,79
29.931.519.000
27.782.275.627
92,82
286
6.863.673.000
5.619.327.245
81,87
17
81.100.000
81.100.000
100,00
12
5.300.409.000 5.027.148.000 573.750.000 47.777.599.000
4.056.856.450 3.865.708.344 464.214.923 41.869.482.589
76,54 76,90 80,91 87,63
114 32 12 473
48.034.549.000 22.121.920.000 29.231.267.000 57.192.060.000 6.825.700.000 9.614.147.000 1.385.115.000 174.404.758.000
38.973.715.071 20.886.133.575 21.401.313.420 45.934.678.499 6.057.213.506 8.848.332.625 1.174.096.078 143.275.482.774
81,14 94,41 73,21 80,32 88,74 92,03 84,77 82,15
120 220 90 33.266 20 967 12 34.695
Ha Ha Ha Ha Orang Ha Ha
21 Laporan
7.600 285 175 12
100,00
Ha Ha Ha Bln
99,61 45,24 100,00 100,00
23 Laporan
100,00
283 KT
98,95
17 Laporan
100,00
12 Bln
100,00
110 Kasus 31 PROV 12 Bln 465 112 220 71 32.183 20 918 12 33.536
Unit KT Dok Ha Laporan Orang Bln
96,49 96,88 100,00 98,62 93,33 100,00 78,89 96,74 100,00 94,93 100,00 93,28
3.646.680.000
3.464.897.226
95,02
12
12 Bln
100,00
24.723.434.000
19.685.379.745
79,62
12
12 Bln
100,00
61.910.586.000
55.549.812.530
89,73
12
6.680.560.000 10.683.672.000 28.258.600.000 4.966.855.000 39.819.389.000 96.050.000 5.785.900.000 186.571.726.000
5.188.826.014 8.413.485.787 11.300.013.712 4.630.282.183 35.721.574.568 95.332.500 1.536.850.458 145.586.454.723
77,67 78,75 39,99 93,22 89,71 99,25 26,56 78,03
3 3 10 3 12 5 438 510
952.000.000 2.336.863.000 561.041.000 673.550.000 11.030.627.000 50.741.297.000 154.540.000 85.750.000 3.305.825.000 530.000.000 70.371.493.000
946.054.700 2.151.411.034 528.847.755 638.690.813 9.466.227.137 48.159.552.065 148.537.000 51.796.766 3.281.148.080 529.074.000 65.901.339.350
99,38 92,06 94,26 94,82 85,82 94,91 96,12 60,40 99,25 99,83 93,65
4.497.268.026.000
Laporan Tahunan Pembangunan Perkebunan Tahun 2015
3.567.652.932.924
79,33
100 29 15 17.193.250 12 12 8 1 315 600 17.194.342
12 Bln 3 2 8 3 12 5 252 321 100 28 15 17.918.701 12 12 8 1 315 600 17.919.792
100,00
Bln Dok Dok Dok Dok Bln Unit
100,00 66,67 80,00 100,00 100,00 100,00 57,53 93,75
Ha Pkt Tek Jenis Batang Bln Bln Unit Unit Unit M²
100,00 96,55 100,00 104,22 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,93 83,60