Laporan
Tahunan
Juni 2015
2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014 Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo 1
Visi dan Misi
2
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Visi Yayasan BOS “Terwujudnya kelestarian orangutan Borneo dan habitatnya dengan peran serta masyarakat ”
Misi Yayasan BOS
1. Mempercepat pelepasliaran orangutan Borneo dari exsitu ke lokasi in-situ sebagai habitatnya 2. Mendorong perlindungan orangutan Borneo dan habitatnya 3. Meningkatkan keberdayaan masyarakat sekitar habitat orangutan 4. Mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan konservasi orangutan Borneo dan habitatnya 5. Menggalang peran serta para pemangku kepentingan dan mendorong kemitraan dengan para pihak 6. Meningkatkan kapasitas lembaga
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
3
Program dan Kegiatan Strategis
YAYASAN BOS
Daftar Isi
Program dan Kegiatan Strategis Yayasan BOS •
•
•
• •
Penyelamatan, rehabilitasi dan reintroduksi orangutan dan satwa lain yang dilindungi (beruang madu), pengkajian dan pengurusan perijinan areal pelepasliaran dan translokasi, pelepasliaran dan translokasi serta pemantauan pasca pelepasliaran dan translokasi. Konservasi habitat orangutan, termasuk pengelolaan kawasan habitat orangutan liar di kawasan Mawas Kalimantan Tengah, pengelolaan kawasan translokasi dan pelepasliaran, pengelolaan kawasan suaka orangutan dan beruang madu serta fasilitasi Praktik Pengelolaan Terbaik (Best Management Practices / BMP) untuk habitat orangutan di luar kawasan hutan. Keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat sekitar, meningkatkan komunikasi dan publikasi serta kerja sama dengan para pemangku kepentingan, penelitian dan pendidikan konservasi lingkungan, serta mendorong penyempurnaan peraturan perundangan terkait Keberlanjutan pendanaan, terdiri dari penggalangan dana dan pengelolaan keuangan Pengelolaan organisasi dan penguatan sistem manajemen.
IMPLEMENTASI PROGRAM Yayasan BOS • • • • •
4
Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng Program Rehabilitasi Lahan dan Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari Program Restorasi Habitat Orangutan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur Program Konservasi Mawas di Kalimantan Tengah Kantor Pusat: Komunikasi, Penggalangan Dana, Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi dan Pengelolaan organisasi dan Keuangan.
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Kata Pengantar Ringkasan Pencapaian di 2014 Tujuan 1 Tujuan 2 Tujuan 3 tujuan 4 Dampak, Tantangan dan Peluang Di Masa Depan Peta wilayah kerja laporan keuangan 2014
6 9 14 28 34 44 48 50 52
Daftar donor 2014 54 Struktur organisasi 2014 55 daftar istilah 57 Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
5
Kata Pengantar
Dr. Ir. Jamartin Sihite CEO
Prof. Bungaran Saragih, Ph.D. Ketua Pembina
6
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Apa yang bisa kita lakukan saat ini sebagai sebuah organisasi, sebagai bagian dari masyarakat, dan sebagai manusia? Adakah yang bisa kita lakukan dan tidak hanya menonton semakin banyak hutan kita dihancurkan? Apa yang bisa kita manfaatkan di era teknologi digital ini di mana jumlah data dan informasi yang dihasilkan luar biasa banyak? Bagaimana kita meyakinkan orang, terutama orang Indonesia, agar berkeinginan untuk mengubah praktek bisnis dan gaya hidup, serta memberikan kontribusi untuk konservasi orangutan? Ini adalah rentetan pertanyaan yang kami tanyakan setiap hari di Yayasan BOS. Karena bagaimana pun juga, kita kini hidup dalam budaya global yang tidak didefinisikan oleh usia dan letak geografis, melainkan oleh orang-orang yang bertekad untuk membuat perubahan nyata. Yayasan BOS senang dapat melaporkan bahwa 2014 adalah tahun dengan kemajuan yang signifikan. Yayasan BOS keluar dari zona nyaman, dan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut, Yayasan BOS terdorong untuk berkarya, berinovasi dan mengambil resiko untuk menciptakan nilainilai yang lebih relevan di pasar Indonesia maupun dunia. Yayasan BOS mulai banyak berkampanye dan meningkatkan intensitas upaya penggalangan dana. Yayasan BOS benar-benar menempatkan nama dan merek organisasi ini di luar sana dengan harapan bahwa ketika orang berbicara tentang orangutan, mereka akan mengasosiasikannya dengan Yayasan BOS. Sampai level tertentu, Yayasan BOS berhasil melakukannya di tahun 2014 melalui keberhasilan kampanye #ClimbForOrangutan yang fenomenal dan penampilan video pada layar raksasa Gedung BCA selama satu bulan, di kawasan bisnis tersibuk di Jakarta, yaitu Jalan Jend. Sudirman.
Dukungan finansial dan komitmen dari sektor swasta Indonesia juga meningkat pesat, yang merupakan pertanda baik. Yayasan BOS juga berhasil mendapatkan dana dari BOS Swiss pada kuartal keempat 2014, untuk kegiatan di Kalimantan Timur. Menggunakan dana tersebut, Yayasan BOS telah menyelesaikan desain kandang bagi penderita TBC dan juga desain pulau pra-pelepasliaran di Samboja Lestari. Pembangunan ditargetkan untuk dimulai pada 2015, selain juga berbagai kegiatan lain di Kalimantan Timur yang akan memanfaatkan dana ini. Kegiatan pelepasliaran orangutan tidak semasif tahun 2012-2013 karena Yayasan BOS ingin memantau dan mengevaluasi interaksi dan distribusi para orangutan yang sudah dirilis ke hutan. Fokus utama Yayasan BOS adalah untuk mencapai keseimbangan demi mengurangi kompetisi. Yayasan BOS juga
menggunakan tahun ini untuk survei dan persiapan area-area pelepasliaran yang baru. Meski masih banyak hambatan, RHOI masih memiliki harapan untuk memperoleh hutan yang diusulkan di Kalimantan Tengah. Akhir kata, Yayasan BOS membuat kemajuan yang substansial di 2014, namum masih banyak yang harus dilakukan untuk merealisasikan semua potensi Yayasan BOS. Dengan terus mengajukan pertanyaanpertanyaan di atas, kami yakin bahwa kinerja Yayasan BOS akan semakin membaik di 2015. Mewakili Dewan Direksi, kami ucapkan terima kasih kepada semua karyawan atas dedikasi dan kerelaannya untuk merangkul budaya baru, yaitu budaya kewirausahaan dan akuntabilitas. Kami berterima kasih juga pada para mitra, donor, dan semua pemangku kepentingan atas dukungannya.
Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Bogor, Juni 2015
Dr. Ir. Jamartin Sihite
Prof. Bungaran Saragih, Ph.D.
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
7
Ringkasan M
emastikan terwujudnya kelestarian orangutan dan habitatnya di Indonesia melalui partisipasi masyarakat adalah tujuan utama Yayasan BOS. Indikator utama pelestarian orangutan di Yayasan BOS adalah kembalinya orangutan yang berada dalam proses rehabilitasi ke habitat alaminya dengan dukungan masyarakat. Sehingga berbagai upaya dan terobosan terus Yayasan BOS lakukan untuk meningkatkan proses reintroduksi orangutan baik pada tahun 2014 ini maupun tahun-tahun berikutnya. Pada awal tahun 2014 jumlah orangutan yang berada di Pusat Rehabilitasi adalah sebanyak 538 orangutan di Nyaru Menteng dan 216 orangutan di Samboja Lestari. Selama tahun 2014, Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng mendapat tambahan sebanyak 18 orangutan, yang terdiri dari satu orangutan hasil penyelamatan (rescue), 10 orangutan ekspeliharaan diserahkan oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) dan masyarakat, lima orangutan dipindahkan dari Samboja Lestari dan dua orangutan lahir di Nyaru Menteng. Sedangkan Samboja Lestari menerima penambahan 14 orangutan, yang terdiri dari satu orangutan yang diselamatkan dari sebuah desa, 11 orangutan diserahkan oleh COP dan BKSDA, dan dua orangutan dikembalikan dari lokasi pelepasliaran Hutan Kehje Sewen. Sehingga pada akhir Desember 2014 Yayasan BOS melakukan rehabilitasi berkelanjutan untuk 702 orangutan di pusat rehabilitasi orangutan, yaitu 489 orangutan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah dan 213 orangutan di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, bersama-sama dengan rehabilitasi 56 Beruang Madu di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari.
8
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Enam orangutan hasil rescue di Kalimantan Tengah di translokasi ke areal PT. RMU dan TN Sebangau. Yayasan BOS juga menyiapkan banyak kandidat pelepasliaran orangutan dan berhasil melepasliarkan 42 orangutan sehingga total orangutan yang telah dilepasliarkan sejak awal 2012 hingga Desember 2014 adalah sebanyak 162 orangutan. Untuk memastikan tingkat keberhasilan pelepasliaran orangutan, tim pemantauan pasca pelepasliaran di Hutan Lindung Bukit Batikap (Batikap) dan Hutan Kehje Sewen (Kehje Sewen) secara rutin melakukan pencatatan data perilaku orangutan untuk memantau dan mengevaluasi proses adaptasi orangutan di habitat barunya dan memberikan dukungan terhadap para individu orangutan tersebut sedini mungkin. Sampai akhir Desember 2014, sekitar 92% orangutan yang telah
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
9
dilepasliarkan dapat bertahan hidup dan hanya 13 orangutan atau 8% tidak dapat bertahan hidup di habitat barunya, yaitu delapan orangutan di HL Batikap (Kalimantan Tengah) dan tiga orangutan di Kehje Sewen (Kalimantan Timur) diidentifikasi mengalami kematian serta dua orangutan dari Kehje Sewen di rescue dan dikembalikan ke Samboja Lestari Untuk memenuhi kebutuhan areal pelepasliaran orangutan, selama tahun ini Yayasan BOS berupaya untuk mendapatkan areal pelepasliaran di Kalimantan Timur melalui skema addendum (tukar guling) areal PT. RHOI dengan penambahan menjadi sekitar 90.000 hektar dan di Kalimantan Tengah melalui skema restorasi ekosistem seluas 66.288 hektar. Pada areal yang diusulkan di Kalimantan Tengah terdapat tumpang tindih ijin penggunaan lahan dengan areal pertambangan, sehingga Kementerian Kehutanan hanya merekomendasikan areal seluas 41.670 ha yang berada pada dua lokasi yang terpisah yaitu 31.950 ha dan 9.730 ha. Untuk itu, Yayasan BOS masih belum memutuskan dan masih akan mencari serta mempertimbangkan adanya kemungkinan areal lain yang lebih layak. Memastikan perlindungan dan pengelolaan habitat orangutan liar adalah kunci untuk kelangsungan hidup orangutan di masa depan. Untuk itu, Yayasan BOS secara rutin melakukan pengelolaan dan perlindungan Kawasan Mawas di Kalimantan Tengah sebagai habitat orangutan liar, melalui pemantauan rutin kawasan dari kegiatan ilegal dan deteksi dini kebakaran serta penutupan kanal. Sedangkan pada lokasi pelepasliaran di Batikap Kalimantan Tengah, Yayasan BOS bersama pemerintah Kabupaten Murung Raya, secara regular melakukan patroli pemantauan kawasan. Dan di Kehje Sewen di Kalimantan Timur difokuskan pada pengelolaan hutan konsesi restorasi ekosistem. Selain itu, tim di Samboja Lestari berkonsentrasi pada kegiatan reboisasi dan pemeliharaan tanaman sebagai areal suaka bagi orangutan dan beruang madu. Untuk perlindungan habitat orangutan di luar kawasan hutan, Yayasan BOS juga memfasilitasi Best Management Practices (BMP) pengelolaan habitat orangutan di areal konsesi dan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat pada 17 desa terus berlanjut terutama pada masyarakat di sekitar kedua pusat rehabilitasi orangutan, di sekitar Kawasan Mawas, dan lokasi pelepasliaran orangutan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Yayasan BOS juga terus berupaya memperluas komunikasi dengan publik melalui diseminasi informasi dalam website, media sosial, serta melalui jejaring kerja baik di tingkat nasional maupun internasional. Akhirnya, sebagai sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) nasional berskala internasional, sangat penting bagi Yayasan BOS untuk secara teratur mengembangkan kapasitas kelembagaan dan melakukan pengelolaan Yayasan secara akuntabel dan transparan. Tahun ini Yayasan BOS telah mengadakan sejumlah pelatihan dalam kapasitas yang berbeda dan program pertukaran informasi melalui keikutsertaan dalam lokakarya atau seminar baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Untuk menjamin keberlanjutan pendanaan, Yayasan BOS melakukan upaya penggalangan dana secara sistematis, baik di dalam negeri maupun di luar negeri bekerja sama dengan para mitra organisasi. Setelah meraih banyak capaian di tahun 2014, Yayasan BOS siap untuk melaksanakan seluruh rencana di tahun 2015!
Dukungan dari masyarakat sekitar dan pemangku kepentingan berperan penting dalam mendukung kegiatan Yayasan BOS. Keterlibatan masyarakat lokal,
10
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
11
PENCAPAIAN DI 2014 MISI UTAMA YAYASAN BOS ADALAH “TERWUJUDNYA KELESTARIAN ORANGUTAN BORNEO DAN HABITATNYA DENGAN PERAN SERTA MASYARAKAT.” Untuk mencapai tujuan tersebut, Yayasan BOS melakukan pendekatan melalui pencapaian empat tujuan utama.
12
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
13
Penyelamatan Dan Translokasi Orangutan
Selama tahun 2014, Nyaru Menteng menerima 18 orangutan, di mana 10 orangutan eks-peliharaan diserahkan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan masyarakat, lima orangutan dipindahkan dari Samboja Lestari, satu orangutan hasil rescue dan dua orangutan lahir di Nyaru Menteng. Bersama BKSDA Kalimantan Tengah, tim rescue Nyaru Menteng juga berhasil menyelamatkan enam orangutan liar dan ditranslokasi ke habitat barunya yang sesuai. Pada Agustus 2014, lima orangutan liar yang diselamatkan dari areal perusahaan perkebunan kelapa sawit dan pemukiman warga ditranslokasi ke areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE) PT. Rimba Makmur Utama (PT. RMU), Desa Muara Bulan, Kecamatan Mendawai, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Setelah tinggal di Nyaru Menteng selama satu tahun akhirnya mereka kembali ke habitat alami mereka yang layak dan aman. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama Yayasan BOS dengan BKSDA Kalimantan Tengah, PT. RMU, Forum Konservasi Orangutan Kalimantan Tengah (FORKAH), Forum Orangutan Indonesia (FORINA), dan IFACS USAID. Lalu pada Desember 2014, bersama BKSDA Kalimantan Tengah, Nyaru Menteng merelokasi satu orangutan hasil rescue di desa Marang, Kalimantan Tengah ke Taman Nasional Sebangau.
TUJUAN 1
Mendorong perlindungan orangutan dan satwa lain yang dilindungi (Beruang Madu) melalui pelepasliaran orangutan ke habitat alaminya dan penyediaan Suaka Beruang Madu Yayasan BOS mendukung BKSDA dalam menyelamatkan orangutan, baik dari hasil penyelamatan, penyitaan serta penyerahan masyarakat dan merehabilitasinya di kedua Pusat Rehabilitasi Orangutan yang terletak di Nyaru Menteng Kalimantan Tengah dan di Samboja Lestari Kalimantan Timur, yang memberikan perawatan dan rehabilitasi bagi para orangutan yang berasal dari hasil penyelamatan, penyitaan dan penyerahan dari masyarakat kepada instansi terkait yang bertanggung jawab pada satwa liar dan hutan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Semua orangutan ini menjadi korban dari konflik dengan manusia terutama disebabkan oleh konversi hutan untuk perkebunan kelapa sawit atau penggunaan lahan untuk kegiatan pembangunan lainnya serta perburuan liar.
14
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
15
Sedangkan di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, selama tahun 2014 menerima 14 orangutan yang di antaranya: satu orangutan diselamatkan dari sebuah desa, 11 orangutan dari COP dan BKSDA Tenggarong, Kalimantan Timur, dan dua orangutan dikembalikan dari lokasi pelepasliaran di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Kedua orangutan ini dikembalikan ke Samboja Lestari untuk menghindari konflik dengan orangutan lainnya karena mereka masih belum bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya. Melakukan pengecekan DNA untuk menentukan sub-spesies orangutan segera setelah orangutan
diselamatkan dan/atau disita sangatlah penting, di mana tugas ini merupakan tanggung jawab pemerintah dalam hal ini BKSDA setempat. Hasil tes DNA dapat membantu menentukan lokasi pusat rehabilitasi orangutan yang tepat. Mengikuti prosedur wajib untuk melakukan tes DNA, Yayasan BOS menemukan bahwa lima dari orangutan kami di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, hasil tes DNA menunjukkan mereka memiliki sub-spesies Pongo pygmaeus wurmbii , yang secara alami bertempat tinggal di bagian tengah Pulau Kalimantan. Kelima orangutan ini dipindahkan dari Samboja Lestari, Kalimantan Timur ke Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, pada April 2014.
Rehabilitasi orangutan
Gambar 1. Grafik penerimaan orangutan di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari selama 2014
16
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Proses rehabilitasi orangutan dilakukan terhadap seluruh orangutan yang ada di Pusat Rehabilitasi orangutan Yayasan BOS di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah dan Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Proses rehabilitasi yang dilakukan mencakup proses karantina dan sosialisasi yang bertujuan untuk memastikan standar yang tinggi bagi kesehatan dan kesejahteraan sekaligus membangun kembali kemampuan alami orangutan untuk bertahan hidup di hutan ketika dilepasliarkan ke habitat alaminya. Tes kesehatan lengkap dan masa karantina diberlakukan bagi setiap individu orangutan yang masuk ke pusat rehabilitasi. Selama tahun 2014, Yayasan BOS merawat dan merehabilitasi 786 orangutan; 754 orangutan yang berada di pusat rehabilitasi dan penambahan 32 orangutan sepanjang tahun ini. Dari jumlah tersebut, 556 orangutan
berada di Nyaru Menteng dan 230 orangutan di Samboja Lestari. Populasi orangutan di kedua pusat rehabilitasi ini berkurang selama tahun ini dikarenakan kematian, translokasi, dan pelepasliaran. Sampai dengan akhir tahun 2014, Yayasan BOS merawat 702 orangutan; 489 orangutan di Nyaru Menteng dan 213 orangutan di Samboja Lestari. Dari total 702 orangutan ini ada sebanyak 69 orangutan atau sekitar 10% yang tidak dapat dilepasliarkan atau disebut unreleaseable, karena berbagai kondisi, di antaranya karena mengidap beberapa jenis penyakit menular pada orangutan, memiliki cacat tubuh, atau perilaku liar yang sangat minim akibat terlalu lama dipelihara manusia sebelum menjalani proses rehabilitasi di kedua pusat rehabilitasi Yayasan BOS. Kondisi ini membuat mereka tidak akan bisa bertahan hidup di hutan.
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
17
Kesehatan Orangutan Tim medis Yayasan BOS di Nyaru Menteng maupun di Samboja Lestari mendedikasikan 24 jam waktunya untuk menangani masalah kesehatan yang terjadi dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Hal ini disebabkan kera besar sangat rentan terhadap semua penyakit manusia, sehingga memastikan standar kesehatan orangutan yang tinggi dan meminimalkan penularan penyakit merupakan prioritas utama Yayasan BOS. Selama tahun 2014, kasus medis dari pemeriksaan rutin, tim medis di Nyaru Menteng mencatat dan menangani 335 kasus pada 254 orangutan dari 23 jenis penyakit (rata-rata setiap bulan terdapat 28 kasus penyakit pada 21 orangutan). Masalah kesehatan yang paling umum dilaporkan adalah Malaria (29%), cedera (14%), dan cacing/infeksi parasite (12%). Akibat beberapa kasus penyakit ini, terjadi 20 kematian orangutan di Nyaru Menteng.11 dari 20 kematian tahun ini dikarenakan wabah penyakit dari infeksi virus Encephalomyocarditis. Sementara itu di Samboja Lestari, tercatat 76 kasus penyakit pada 76 orangutan (rata-rata 6 orangutan per bulan), yang terdiri dari 16 jenis penyakit yang mengakibatkan kematian pada dua orangutan.
Kesejahteraan Satwa Yayasan BOS mengelola dua pusat rehabilitasi di Kalimantan Timur dan di Kalimantan Tengah dengan tujuan akhir adalah mengembalikan orangutan yang sehat ke alam liar. Untuk itu kesejahteraan orangutan perlu diperhatikan juga. Ada empat fokus utama di kesejahteraan satwa, yaitu: 1. Nutrisi Tujuan utama dari nutrisi adalah memberikan jumlah dan jenis pakan yang tepat, mengenalkan pakan alami kepada orangutan, dan memberdayakan masyarakat lokal yang merupakan supplier pakan orangutan. Saat ini karena tidak ada protokol yang standar terkait nutrisi maka hampir tidak ada evaluasi terhadap nutrisi yang diberikan kepada orangutan, selain monitoring nutrisi masih dilakukan oleh dokter hewan dan sangat rumit. Tantangan yang dihadapi pada akhirnya adalah sulit menilai status gizi pada populasi yang besar, ahli nutrisi yang ada juga harus menangani logistik, sangat sulit untuk mengubah komposisi pakan, dan suplai yang terbatas.
18
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Dari sejumlah tantangan yang ada, ke depannya diharapkan ada penelitian atau koleksi data untuk menetapkan kisaran berat atau tampilan normal. Ahli nutrisi khusus dan mengubah komposisi pakan (sayur atau pakan alami) secara bertahap juga menjadi rencana ke depannya. 2. Enrichment Tujuan enrichment adalah meningkatkan kesejahteraan, terutama bagi orangutan yang tinggal di kandang untuk waktu yang lama atau permanen, meningkatkan kemampuan orangutan bertahan hidup di hutan, dan mencegah atau mengobati perilaku abnormal. Yayasan BOS di Nyaru Menteng mendapat dukungan dari Melbourne zoo untuk pengembangan enrichment dan di Samboja Lestari didukung oleh Taronga zoo, The Orangutan Project (TOP), dan BOS Australia. Di Samboja Lestari saat ini telah dibentuk tim khusus untuk menangani enrichment dan fokus kepada orangutan unreleaseable. Sementara itu di Nyaru Menteng, untuk mengembangkan kapasitas staf enrichment diadakan program pertukaran dengan Melbourne zoo. Ada banyak tantangan yang dihadapi untuk meningkatkan enrichment, yaitu kurangnya sistem monitoring, terbatasnya suplai untuk alat dan jenis enrichment, serta tidak ada evaluasi perilaku terhadap orangutan pasca pemberian enrichment. Ke depannya diharapkan ada evaluasi terhadap alat dan jenis enrichment serta jadwal kerja, mencari pakan pengganti dan mengembangkan penanaman, mengevaluasi dan mengamati perilaku orangutan, dan mencari ide-ide baru. 3. Perawatan Satwa Memberikan perawatan satwa bagi seluruh populasi orangutan maupun individu, mendukung manajemen dalam isu-isu husbandry dan kesehatan, serta menyiapkan populasi yang sehat untuk pelepasliaran. Saat ini yang dilakukan oleh Yayasan BOS dalam rangka perawatan satwa adalah mengobati dan pencegahan kasus medis, persiapan pelepasliaran dan mendukung kegiatan Post Release Monitoring (PRM). Di Nyaru Menteng terdapat tujuh dokter hewan dan satu admin yang membantu medis, sementara di Samboja Lestari terdapat tiga dokter hewan dan satu staf pendukung. Tantangan yang dihadapi di tahun ini tidak ada protokol standar, kendala komunikasi antara manajemen dan babysitter atau teknisi, pengelolaan klinik
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
19
dan pencatatan data medis, terbatasnya akses ke spesialis untuk kasus medis yang kompleks, serta sulitnya mendapatkan dokter hewan atau perawat baru. Rencana ke depannya diharapkan adanya kompilasi protokol standar untuk perawatan satwa, meningkatkan ketrampilan teknis (pelatihan, dll), meningkatkan promosi dan kerja sama dengan sekolah dokter hewan, dan mengundang ahli internasional untuk pelatihan dan pendampingan. 4. Proses Rehab Proses rehab menjadi salah satu fokus utama untuk kesejahteraan satwa dengan tujuan memberikan perawatan dan perlindungan terhadap orangutan, menyiapkan kemampuan bertahan hidup, perawatan permanen bagi unreleaseable orangutan, serta program penyadartahuan.
Orangutan tiba di pusat rehabilitasi, sebelumnya akan melalui proses karantina, kemudian akan masuk ke nursery dan/atau sekolah hutan, lalu ke jenjang ‘universitas’ atau tahap pra-pelepasliaran di pulau, akhirnya dilepasliarkan ke hutan. Pada kenyataannya saat ini, ada proses yang stagnan di antara tahapan. Selain itu ada sekitar 4% orangutan (20 individu) unreleaseable di Nyaru Menteng dan 23% (49 individu) di Samboja Lestari. Tantangannya adalah sistem monitoring yang kurang baik terhadap babysitter atau teknisi, data observasi yang minim dan jarang dianalisa, over populasi, dan adanya penyakit menular seperti Tuberculosis (TB). Untuk di rencana ke depannya akan dibuat protokol husbandry untuk proses rehab, pengumpulan data observasi dan mempekerjakan staf untuk analisa atau umpan balik, serta memperbaiki monitoring dan penjadwalan.
Penyelamatan dan rehabilitasi satwa lain yang dilindungi (Beruang Madu)
Selain rehabilitasi orangutan, Pusat Rehabilitasi di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari juga menerima titipan satwa lain yang dilindungi yaitu beruang madu (Helarctos malayanus) dari BKSDA. Selama tahun 2014, Yayasan BOS merawat dan merehabilitasi 56 Beruang Madu; sembilan (tujuh betina dan dua jantan) di Nyaru Menteng dan 47 (31 betina dan 16 jantan) di Samboja Lestari. Proses rehabilitasi beruang madu hampir sama dengan orangutan mencakup pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan dan kesejahteraan serta proses pembelajaran. Di Nyaru Menteng, kandang yang digunakan tidak cukup besar, sehingga membutuhkan area outdoor yang lebih besar. Sementara itu di Samboja Lestari, dari 47 beruang madu; sembilan beruang sama sekali tidak memiliki akses untuk keluar kandang, tiga beruang hanya keluar setiap tiga hari, dan sisanya mendapatkan akses keluar kandang setiap hari selama setengah hari. Suaka beruang madu di Samboja Lestari membutuhkan area outdoor yang lebih besar dan perencanaan jangka panjang untuk mengelola populasi ini. Selama tahun 2014, dari 47 beruang madu di Samboja Lestari,11 kasus penyakit dilaporkan yang terdiri dari luka gigitan akibat perkelahian antara beruang madu (45%), sakit mata (penyakit progresif seperti katarak) pada beberapa beruang, dan dugaan penyakit auto-immune papiloma. Sementara di Nyaru Menteng tercatat satu kasus kesehatan yaitu lesi kulit kronis, tidak mengganggu beruang tersebut, tapi perlu investigasi lebih lanjut.
20
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
21
PERIJINAN AREAL PELEPASLIARAN DAN TRANSLOKASI DI MASA DATANG
Sampai saat ini, Yayasan BOS memiliki perijinan untuk pelepasliaran orangutan dari Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah dan Samboja Lestari di Kalimantan Timur, di dua lokasi yaitu di Hutan Lindung Bukit Batikap, Kalimantan Tengah dan Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur. Mengingat kedua lokasi pelepasliaran tersebut sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah orangutan yang ada di pusat rehabilitasi, maka sangat penting bagi Yayasan BOS untuk bisa mendapatkan areal pelepasliaran orangutan yang baru. Selama tahun 2014, Yayasan BOS telah berupaya untuk mendapatkan lokasi pelepasliaran orangutan yang baru di Kalimantan Tengah dengan pengajuan pengelolaan kawasan pelepasliaran melalui skema
restorasi ekosistem. Proses pengajuan IUPHHK Restorasi Ekosistem untuk pelepasliaran orangutan di Kalimantan Tengah seluas 66.288 hektar, telah berlangsung sejak tahun 2010. Pada areal yang diusulkan terdapat tumpang tindih penggunaan lahan dengan areal pertambangan, sehingga Kementerian Kehutanan merekomendasikan hanya areal seluas 41.670 ha yang berada pada 2 lokasi yang berbeda yaitu 31.950 ha dan 9.730 ha. Sampai akhir Desember 2014, Yayasan BOS masih belum memutuskan dan masih akan mencari dan mempertimbangkan adanya kemungkinan areal lain yang lebih layak. Di samping itu, untuk dapat menampung kekurangan areal pelepasliaran orangutan di Kalimantan Timur, PT. RHOI juga tengah berupaya untuk dapat memperluas areal IUPHHK-RE PT. RHOI dengan addendum (tukar guling) areal menjadi sekitar 90.000 ha.
Tabel 1. Lokasi dan daya tampung areal pelepasliaran orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS
Luas efektif
Daya tampung orangutan
Realisasi pelepasliaran s/d Desember 2014
Sisa daya tampung orangutan
Jumlah releasable orangutan (per-Des 2014)
HL Bukit Batikap , Kalimantan Tengah
35.267
312
131
181
469
IUPHHK RE- Kehje Sewen (PT. RHOI), Kalimantan Timur
22.176
150
31
119
164
Total
57.443
462
162
300
633
Lokasi
22
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Pelepasliaran orangutan ke habitat alaminya
Pelepasliaran orangutan ke habitat alaminya merupakan tujuan utama dari proses rehabilitasi dan reintroduksi orangutan. Setelah orangutan dinilai dan memenuhi kriteria ketrampilan dasar yang diharapkan bagi para kandidat pelepasliaran, tim akan membuat perencanaan yang sangat rinci dan berbagai persiapan yang diperlukan untuk memastikan pelepasliaran sukses dan aman. Sebagai kelanjutan dari dua tahun sebelumnya, tahun 2014 ini Yayasan BOS masih menggunakan areal pelepasliaran yang ada di Hutan Lindung Bukit Batikap (HL Batikap) di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, untuk orangutan dari Nyaru Menteng; dan Hutan Kehje Sewen (Kehje Sewen), areal konsesi IUPHHK Restorasi Ekosistem yang dikelola oleh PT. RHOI di Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur untuk orangutan dari Samboja Lestari. Semua orangutan yang masuk sebagai kandidat pelepasliaran akan dinilai kemampuannya dalam bertahan hidup di alam, dilanjutkan dengan masa karantina selama dua bulan di mana mereka akan di-screening dari penyakit, diimplan radio transmitter di bawah kulit bagian tengkuk untuk kepentingan pemantauan orangutan pasca pelepasliaran, dan melalui tes DNA, asal sub-spesies orangutan ditentukan. Pada tahun 2014, Yayasan BOS melakukan tes DNA
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
23
Pemantauan pasca pelepasliaran (Post Release Monitoring)
Gambar 2. Jumlah orangutan yang dilepaliarkan dari Pusat Rehabilitasi Yayasan BOS di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari selama tahun 2012-2014 bagi semua orangutan kandidat pelepasliaran dan hasilnya diketahui ada lima orangutan di Samboja Lestari adalah sub-spesies Kalimantan Tengah (Pongo pygmaeus wurmbii). Jadi di luar program pelepasliaran orangutan yang dilakukan Yayasan BOS selama ini, pada April 2014 terdapat pemindahan lima orangutan dari Samboja Lestari ke Nyaru Menteng untuk direhabilitasi lebih lanjut sebelum dilepasliarkan ke hutan di Kalimantan Tengah. Selain itu, persiapan perijinan dan koordinasi baik dengan Pemerintah Pusat (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) maupun dengan Pemerintah Provinsi, BKSDA serta Pemerintah Kabupaten (Kabupaten Murung Raya di Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur), terus dilakukan untuk memastikan bahwa segala proses legal hukum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dapat terpenuhi. Yayasan BOS di tahun 2014 berhasil melepasliarkan 42 orangutan ke rumah sejatinya di hutan. 32
24
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
orangutan berhasil dilepasliarkan dari Nyaru Menteng ke Batikap di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dan 10 orangutan dari Samboja Lestari ke Kehje Sewen, Kalimantan Timur. Sehingga total orangutan yang telah dilepasliarkan oleh Yayasan BOS sejak awal tahun 2012 adalah 162 orangutan, terdiri dari 131 orangutan ke Batikap dan 31 orangutan ke Kehje Sewen. Pada tahun 2014, jumlah orangutan yang dilepasliarkan lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.Hal ini dikarenakan kesulitan dalam mendapatkan sarana transportasi helikopter. Lokasi pelepasliaran orangutan, baik di Batikap, Kalimantan Tengah maupun di Kehje Sewen, Kalimantan Timur, cukup jauh dan terpencil dengan sarana akses yang terbatas. Salah satu sarana transportasi yang paling layak untuk pelepasliaran orangutan adalah dengan menggunakan pesawat menuju ke titik tertentu, lalu dilanjut dengan helikopter sampai ke drop point untuk kemudian dibawa ke titik-titik pelepasliaran orangutan. Perjalanan ke lokasi pelepasliaran dengan jalan darat dan/atau air sangat jauh dan dapat menyebabkan stress bagi orangutan.
Pemantauan pasca pelepasliaran sangat penting untuk menilai kesehatan, mempelajari, dan dapat memberikan bukti bahwa orangutan yang dilepasliarkan tersebut dapat beradaptasi dengan kehidupan yang benar-benar mandiri. Tantangan yang dihadapi oleh tim Post Release Monitoring (PRM) adalah menjaga populasi baru ini sehat dan terlindungi untuk jangka waktu lama. Tim PRM mencari, menentukan lokasi, serta mengamati sebanyak mungkin orangutan menggunakan radio transmitter, dan dukungan dokter hewan bersiaga untuk kemungkinan kebutuhan terkait kesehatan. Kombinasi pemantauan dan perawatan pasca pelepasliaran ini bertujuan untuk menentukan adaptasi perilaku pasca pelepasliaran dan memastikan strategi reintroduksi berjalan sesuai rencana, dan di saat yang sama memberikan setiap individu orangutan kesempatan terbaik untuk bertahan hidup. Laporan pemantauan para orangutan ini dibuat harian, mingguan dan bulanan, dengan tujuan membahas kegagalan dan masalah yang muncul, dan untuk memastikan keberhasilan upaya ini di waktu yang akan datang. Monitoring orangutan dilakukan setiap hari dan setiap 100 meter akan dilakukan pemeriksaan sinyal orangutan menggunakan radio transmitter. Segera setelah orangutan dilepasliarkan, maka tim PRM akan langsung melakukan pemantauan terusmenerus terhadap individu orangutan dari keluar sarang di pagi hari sampai membuat sarang tidur di sore hari (nest to nest). Tim PRM akan mencatat apakah individu orangutan ini sudah pulih dari anestesi dan perjalanan, apakah bergerak melalui kanopi dan membuat sarang, dan apakah mereka menemukan pakan. Pemantauan nest to nest dilakukan selama satu sampai dua bulan. Setelah itu, setiap orangutan dipantau perilakunya selama enam hari setiap bulannya dan kemudian berangsurangsur dipantau selama 6 hari setiap 2 bulan sampai satu tahun setelah dilepasliarkan. Selama orangutan tidak dipantau secara intensif (nest to
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
25
nest), dilakukan patroli rutin dengan diikuti selama minimal 2 jam. Pada saat patroli rutin dilaksanakan, dicatat bagaimana orangutan beradaptasi dengan lingkungan baru, menemukan pakan yang cukup, dan berperilaku ‘normal’ seiring waktu, serta memberikan informasi untuk memutuskan apakah perlu dilakukan intervensi terhadap orangutan. Selama tahun 2014, intervensi terhadap orangutan di Kehje Sewen dilakukan terhadap lima kasus dan di Batikap pada enam kasus. Dari hasil pemantauan di Kehje Sewen, saat ini (rata-rata), 13 dari 31 (42%) berhasil diobservasi atau sinyalnya dapat tercatat sejak Januari 2014. Sementara di Batikap saat ini 98 dari 131 (75%) orangutan berhasil diobservasi atau sinyalnya dapat tercatat sejak Maret 2014. Tiga dari 31 individu orangutan di Kehje Sewen ditemukan mati, semuanya adalah betina ex-rehab; dimana: a) Satu individu kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru; b) Satu individu mengalami kesulitan di awal, tapi kondisinya membaik, lalu ditemukan mati seminggu setelah dilakukan observasi terakhir; c) Satu inividu yang sudah dilepasliarkan selama satu tahun baik-baik saja, lalu ditemukan tulang-belulangnya tiga bulan setelah observasi terakhir. Sementara itu di Batikap, 8 dari 131 tercatat atau diduga mati, termasuk dua bayi; dimana: a) satu individu sakit dan dievakuasi ke Kamp, tapi ia mati setelah beberapa hari mendapatkan perawatan intensif di Kamp; b) satu betina mati pasca ditranslokasi; c) dua betina exrehab, lebih dari satu tahun di Batikap dan catatan monitoring mereka baik-baik saja; d) dua betina ex-rehab dan dua bayi orangutan mati dalam kurun waktu tiga bulan pasca pelepasliaran. Berdasarkan hasil pemantauan dan penyelidikan di lapangan, kematian beberapa orangutan di lokasi pelepasliaran ini belum dapat disimpulkan apakah disebabkan akibat konflik atau perkelahian sesama orangutan atau akibat perburuan liar.
26
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
27
Pengelolaan kawasan Mawas di Kalimantan Tengah Kawasan Mawas merupakan hutan rawa gambut seluas 309,000 hektar dan merupakan area yang penting, yang mengalami kerusakan sangat parah (termasuk kerusakan signifikan pada kubah gambut) selama Proyek Lahan Gambut (PLG) di Blok A-Utara dan Blok E, dan berada di dua Kabupaten yaitu Kapuas dan Barito Selatan. Areal ini merupakan salah satu dari sedikit habitat yang tersisa bagi sekitar 3.000 orangutan liar. Pada tahun 2011, Menteri Kehutanan menaikkan status kawasan Mawas dari Hutan produksi menjadi Hutan Lindung (90% area untuk Hutan Lindung dan 10% untuk kawasan konservasi KSA/KPA). Yayasan BOS – Program Konservasi Mawas bekerja sama dengan Pemerintah Daerah, masyarakat setempat dan pihak terkait lainnya melakukan upaya perlindungan kawasan tersebut, melalui pemantauan kawasan dan pencegahan kegiatan ilegal dan kebakaran hutan, rehabiltiasi hutan, restorasi hidrologi, penelitian serta pemberdayaan masyarakat.
Selama tahun 2014, dengan dukungan pendanaan dari USAID-IFACS, Yayasan BOS melalui Program Konservasi Mawas melaksanakan berbagai kegiatan dalam upaya konservasi hutan rawa gambut dan orangutan di Kawasan Mawas pada wilayah Kabupaten Kapuas, dengan capaian sebagai berikut: • Survey dan pemetaan tatas (local canal) di tiga lokasi Kawasan Mawas (Di Sungai Mantangai, Rantau Upak dan Batampang) dan ditemukan 81 tatas, yaitu 35 tatas di Sungai Mantangai, 12 di Rantau Upak dan 34 di Batampang. • Penutupan tatas (local canal blocking) di sekitar Sungai Mantangai Wilayah Desa Mantangai Hulu sebanyak 38 tatas dan 234 blok untuk 33 orang pemilik. • Pelatihan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat di lima desa (Desa Mantangai Hulu, Katunjung, Tumbang Muroi, Tuanan dan Lapetan). • Pelatihan pemetaan partisipatif kawasan bernilai konservasi tinggi (KNKT/HCV), patroli
TUJUAN 2
Mengupayakan konservasi habitat orangutan melalui pengelolaan lestari habitat orangutan liar, areal pelepasliaran dan suaka orangutan
28
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
29
Pengelolaan Kawasan Pelepasliaran Orangutan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah
Pelepasliaran orangutan dari Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah selama tahun 2014 ini dilakukan di areal Batikap Kabupaten Murung Raya. Pengelolaan kawasan pelepasliaran orangutan di Batikap dilakukan oleh Pemerintah Daerah Murung Raya dan selama tahun 2014, Yayasan BOS membantu dalam memfasilitasi kegiatan pemantauan kawasan tersebut secara rutin. Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur merupakan Konsesi Restorasi Ekosistem (ERC) yang dikelola oleh perusahaan milik Yayasan BOS, yaitu PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI). Kawasan hutan ini merupakan hutan produksi yang ditujukan sebagai lokasi pelepasliaran orangutan dari Samboja Lestari.
Gambar 3. Jumlah temuan kegiatan ilegal dan kebakaran di Kawasan Mawas selama tahun 2012-2014
pemantauan KNKT (HCV) dan pembentukan regu patroli masyarakat di dua desa (Desa Mantangai Hulu dan Tuanan). Dua regu masyarakat tersebut melakukan patroli pemantauan areal KNKT di wilayahnya masing-masing selama periode Juli sampai Nopember 2014. • Pengembangan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Kawasan Mawas melalui Penyusunan dan lokakarya pengembangan Conservation Management and Monitoring Plan (CMMP) dengan pendekatan pengelolaan kawasan bernilai konservasi tinggi (KNKT/HCV) di Kawasan Mawas. • Fasilitasi pengembangan komitmen masyarakat dalam perlindungan KNKT dan pemanfaatan sumber daya alam (Community Conservation and Livelihood Agreement/CCLA) di dua desa (Desa Mantangai Hulu dan Tuanan)
30
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Selama tahun 2014, Program Konservasi Mawas memastikan keberlanjutan perlindungan kawasan melalui dua pos pemantauan di Barito Selatan dan Kapuas, 184 kegiatan patroli rutin dilakukan. Tujuannya untuk mencegah dan sebagai deteksi dini akan adanya kegiatan ilegal (logging, kebakaran) yang dapat mengganggu dan merusak hutan di dalam kawasan Mawas. Dari kegiatan patroli ini ditemukan 63 kegiatan penebangan liar dan 22 kali kebakaran. Kegiatan penebangan liar di tahun 2014 ini cukup signifikan peningkatannya dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, bila dibiarkan akan menimbulkan ancaman yang lebih besar. Untuk mengatasi hal ini, Yayasan BOS memfasilitasi masyarakat dalam pengembangan mata pencaharian alternatif yang berkelanjutan.
Selama tahun 2014, dalam rangka pengelolaan areal restorasi eksosistem, Yayasan BOS melalui Program Restorasi Habitat Orangutan (RHO) telah melakukan beberapa kewajiban sebagai pemegang IUPHHK-RE, antara lain: penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) tahun 2015 dan pengerjaan tata batas di kawasan yang berbatasan dengan PT. Intertropic Adhitama yang saat ini sedang dalam tahap akhir pengerjaan tata batas sepanjang 21 km, yang didanai oleh VP Inernational. Sejak area pelepasliaran di sekitar Kamp Lesik (yang terletak di Km 103 di Hutan Kehje Sewen) telah dipenuhi oleh orangutan, RHO mempersiapkan area pelepasliaran baru di Selatan Kehje Sewen dengan cara membuka akses melalui PT. Narkata Rimba dan/ atau PT. Intertropic Adhitama. Yayasan BOS dengan dukungan NEC Jepang, mengembangkan 45 petak ukur permanen untuk memantau perkembangan vegetasi dan biomasa pada areal hutan Kehje Sewen baik pada hutan sekunder maupun primer. Di Kalimantan Tengah, RHOI berfokus pada proses mendapatkan IUPHHK-RE. Setelah menyerahkan hasil AMDAL (SP-1) dan membahas wilayah kerja (SP-2), RHOI kini menunggu izin konsesi restorasi ekosistem baru, untuk pelepasliaran atau translokasi orangutan. Namun sejak 13 perusahaan tambang batu bara menginformasikan bahwa mereka juga bekerja di areal itu, Yayasan BOS harus melobi beberapa pemangku kepentingan, yang akan memakan waktu.
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
31
Pengelolaan Kawasan Suaka Orangutan dan Beruang Madu Samboja Lestari Areal suaka orangutan dan beruang madu Samboja Lestari merupakan areal milik Yayasan BOS seluas 1.852 ha. Sekitar 983,24 hektar telah disertifikasi dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan 1.181 hektar telah direhabilitasi. Selama tahun 2014, melalui kerja sama dengan NEC Jepang, Samboja Lestari melakukan penanaman seluas 1,35 hektar dan melakukan pengukuran pertumbuhan tanaman serta biomasa pada beberapa petak ukur permanen. Dalam upaya rehabilitasi lahan kritis di Samboja Lestari untuk memperbaiki kondisi lingkungan bagi suaka orangutan dan beruang madu, kami melibatkan tamu yang datang ke Samboja Lestari untuk melakukan penanaman pohon jenis kayu hutan dan buahbuahan. Selama tahun 2014 ada 91 pohon yang ditanam tamu yang sebagian besar adalah tamu asing dan siswa-siswi sekolah yang berkunjung ke Samboja Lestari. Pemeliharaan tanaman secara rutin dilakukan terhadap tanaman yang ada, berupa penyulaman, penyiangan, pemupukan, serta pemantauan pertumbuhan tanaman melalui pengukuran di Petak Ukur Permanen yang telah dibuat. Tim patroli dan pengamanan Samboja Lestari secara rutin melakukan patroli untuk memantau kawasan dari kegiatan penebangan liar, perburuan, perambahan lahan, pencegahan kebakaran, serta pemeliharaan sarana prasarana termasuk jalan dan batas areal dengan pemukiman warga. Hal ini penting dilakukan, mengingat sejak tahun 2012 terjadi beberapa kasus klaim lahan dari masyarakat sekitar terutama pada lahan Samboja Lestari yang berbatasan dengan areal pemukiman transmigrasi. Penyelesaian masalah sengketa lahan melibatkan Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Pemerintah Pusat (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi) telah diupayakan, akan tetapi belum dapat menyelesaikan permasalahan sepenuhnya. Selain itu kegiatan lain yang dilakukan selama tahun 2014 ini untuk pengelolaan kawasan suaka orangutan adalah memperbaiki fasilitas di Pulau 6. Sekolah Hutan 1 dan Sekolah Hutan 2 kini terpisah di dua area yang jaraknya berjauhan. Untuk pengelolaan suaka beruang madu, Yayasan BOS sedang mempertimbangkan opsi pengelolaan bersama dengan pihak atau organisasi lain yang berfokus pada beruang, atau menyerahkan seluruh pengelolaan kepada pihak lain.
32
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Fasilitasi Best Management Practices (BMP) pengelolaan habitat orangutan di areal Perkebunan Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah dan di Kalimantan Timur Sebagian besar orangutan yang berada di dua Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS merupakan orangutan korban konflik dengan pengelola perkebunan kelapa sawit. Untuk itu, dalam rangka mengurangi tekanan terhadap populasi orangutan liar di habitat aslinya, Yayasan BOS telah mengembangkan program Best Management Practices (BMP) pengelolaan habitat orangutan di luar areal perkebunan kelapa sawit. Yayasan BOS melalui Program Konservasi Mawas melakukan kerja sama dengan TTKP Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Kotawaringin Timur untuk implementasi BMP pada area konservasi (area HCV) di perkebunan kelapa sawit PT. Mentaya Sawit Mas (PT MSM), termasuk fasilitasi pembuatan Memorandum of Understanding (MoU) dengan lima desa untuk mengelola kawasan HCV tersebut. Mou ini akan ditindaklanjuti dengan pelatihan pemetaan partisipatif bagi perwakilan masyarakat dari lima desa dan pelaksanaan pemetaan partisipatif kawasan konservasi tersebut serta penyusunan rencana pengelolaannya. Fasilitasi BMP pengelolaan habitat orangutan memerlukan tahapan dan proses yang sesuai dengan kondisi masingmasing lokasi baik kondisi biofisik maupun sosial. Selama tahun 2014, Yayasan BOS telah melakukan survey awal biodiversity habitat orangutan di dua areal Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) milik Grup Perusahaan PT. Korindo di Kabupaten Lamandau dan Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, serta di dua areal perkebunan kelapa sawit PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) di Kabupaten Kotawairingin Barat dan Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Sedangkan di Kalimantan Timur, Yayasan BOS bekerjasama dengan PT Dharma Satya Nusantara (DSN) di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur. Hasil dari survei awal ini membantu Yayasan BOS dalam mengembangkan tindakan nyata yang diperlukan untuk rencana pengelolaan dan pemantauan kawasan konservasi tersebut. Dari penerapan BMP di areal perkebunan kelapa sawit, sebagian besar kawasan konservasi (HCV) perkebunan merupakan areal yang cukup layak, akan tetapi dengan keterbatasan luasan dan ancaman lainnya, berpotensi menimbulkan konflik antara manusia dengan orangutan untuk masa yang akan datang. Sehingga untuk meminimalisir potensi konflik, penanganan areal HCV sebagai habitat orangutan yang berada di dalam areal perkebunan perlu dilakukan secara komprehensif dan melibatkan semua pihak.
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
33
Pelibatan dan Program Pemberdayaan Masyarakat Sekitar
Kegiatan pelibatan masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan BOS diprioritaskan pada masyarakat sekitar wilayah kerja Yayasan BOS, baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur. Fokus utama dari Strategi Pemberdayaan Masyarakat yang dikembangkan adalah peningkatan mata pencaharian yang berkelanjutan bagi masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar habitat orangutan. Tujuannya adalah untuk memastikan keberlanjutan pembangunan baik secara sosial, lingkungan maupun ekonomi, bagi masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar habitat orangutan, dan untuk meningkatkan partisipasi serta dukungan masyarakat lokal terhadap perlindungan orangutan dan sumber daya alam.
Di Sekitar Pusat Rehabilitasi Orangutan di Kalimantan Tengah dan di Kalimantan Timur Pelibatan masyarakat di sekitar pusat rehabilitasi orangutan di Nyaru Menteng dan Samboja Lestari terutama ditujukan dalam kerja sama pengadaan suplai pakan satwa yang berkelanjutan. Pakan orangutan di Nyaru Menteng disuplai oleh masyarakat sekitar melalui 23 kelompok dari enam desa di Kecamatan Bukit Batu, Tangkiling. Sedangkan di Samboja Lestari, melalui 20 Kelompok tani. Rata-rata pengadaan pakan setiap bulan berkisar antara 100-130 kg per satwa yang terdiri dari 20-31 jenis pakan buah-buahan, sayuran, dan suplemen lain. Nyaru Menteng mendukung desa-desa sekitar dalam melakukan pendataan anggota atau penduduk desa dengan membantu pembuatan kartu tanda penduduk dan membantu masyarakat di Desa Sungai Gohong dan Tumbang Tahai dalam mendapatkan akte kelahiran. Di Samboja Lestari, pelibatan masyarakat dilakukan dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman serta pengembangan demplot pembuatan pupuk organik dari sampah organik sisa pakan satwa.
TUJUAN 3
Pelibatan masyarakat dan para pemangku kepentingan dalam konservasi Orangutan Borneo dan habitatnya melalui kerja sama pelaksanaan, penelitian, pengembangan database, dan pendidikan lingkungan
34
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
35
Di Sekitar Lokasi Pelepasliaran Orangutan di Kalimantan Tengah dan di Kalimantan Timur Selama tahun 2014, sejalan dengan terbatasnya pendanaan, tidak banyak kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan BOS di sekitar areal pelepasliaran orangutan di Kalimantan Tengah. Kegiatan yang dilakukan adalah memelihara komunikasi dengan masyarakat dari dua desa sekitar Hutan Lindung Bukit Batikap, yaitu Desa Tumbang Naan dan Tumbang Tohan. Di Kalimantan Timur, program pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh Yayasan BOS melalui program RHO. Fokus utamanya adalah menjalin hubungan dengan 3 desa di sekitar Hutan Kehje Sewen, yaitu Desa Deabeq, Diaklay dan Benhes. Mayoritas penduduk dari ketiga desa tersebut merupakan Etnis Dayak Wehea, sehingga dalam rangka memperkuat kearifan lokal dan hukum adat masyarakat, khususnya untuk mendukung konservasi orangutan dan habitatnya, Yayasan BOS terlibat dalam terbentuknya Forum Adat Dayak Wehea. Selain itu RHO juga mengeksplorasi kemungkinan kerja sama dengan perusahaan kayu di sekitar Kehje Sewen untuk membuka akses jalan yang lebih mudah dan melakukan sosialisasi hukum adat Wehea di Pelangsiran.
Di Sekitar Habitat Asli Orangutan Liar Kawasan Mawas Sejak beberapa tahun sebelumnya, program pelibatan dan pemberdayaan masyarakat bagi masyarakat di sekitar Kawasan Mawas dilakukan di empat Desa, yaitu Desa Timpah dan Lawang Kajang di Kabupaten Kapuas serta Desa Batampang dan Sungai Jaya di Kabupaten Barito Selatan. Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di empat desa tersebut adalah program penguatan kapasitas, peningkatan ekonomi masyarakat, dan pengembangan kredit mikro. Program penguatan kapasitas dan peningkatan ekonomi masyarakat dilaksanakan di empat desa melalui pendanaan dari DANIDA/CISU Denmark, sedangkan program pengembangan Kredit Mikro di dua desa (Timpah dan Batampang) didanai oleh BOS Swiss. Dalam pelaksanaannya, kedua kegiatan ini dikelola dan dilakukan secara terintegrasi karena memiliki tujuan yang sama. Program pemberdaayan masyarakat ini secara efektif baru dilakukan di tiga desa yaitu (Timpah, Batampang dan Sungai Jaya) dengan melibatkan sembilan kelompok tani dan 98 anggota yang diantaranya terdapat 51 anggota perempuan.
36
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
37
Penelitian dan Pengembangan
Populasi Orangutan Liar Yayasan BOS mendukung studi tentang orangutan liar di Stasiun Penelitian Tuanan di Kawasan Mawas, Kalimantan Tengah. Stasiun Penelitian Orangutan (SPO) Tuanan ini dikelola oleh Yayasan BOS bekerja sama dengan Zurich University, Universitas Nasional Jakarta (UNAS), Rutgers University di Amerika Serikat dan Pemerintah Kabupaten Kapuas. Penelitian di SPO Tuanan ditujukan pada orangutan liar khususnya dalam pemantauan populasi orangutan, pakan dan fisiologi orangutan, perilaku dan kesehatan serta ekologi habitat orangutan. Setiap bulan rata-rata terdapat tujuh mahasiswa baik nasional maupun internasional yang melakukan penelitian.
Orangutan yang Dilepasliarkan Data lengkap orangutan yang telah dilepasliarkan dicatat setiap harinya oleh tim PRM untuk menilai adaptasi dan kemampuannya bertahan hidup di alam. Ribuan jam pengamatan langsung dan data patroli orangutan telah dikumpulkan dan dianalisa secara teratur untuk membuat perencanaan ke depannya serta memungkinkan Yayasan BOS untuk cepat melakukan intervensi jika ada masalah.
Reforestasi
Kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Lawang dihentikan akibat konflik internal. Fasilitasi dan pendampingan teknis pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh staf Mawas dengan bantuan satu fasilitator desa di setiap desa. Pengembangan sistem kredit mikro di dua desa (Timpah dan Batampang) dilakukan melalui partisipasi dari lima kelompok perempuan (46 anggota) dan 2 kelompok laki-laki (16 anggota). Tiga kelompok perempuan di desa Timpah (26 anggota) telah mengembangkan sistem keuangan Usaha Simpan Pinjam (USP) Tempun Tiawon yang mengadopsi sistem yang telah dikembangkan di desa Timpah. Sampai Desember 2014, total simpanan anggota kelompok di Desa Timpah telah mencapai Rp. 58.405.072 dengan total pinjaman anggota sebesar Rp. 73.837.324. Di desa Batampang, dua kelompok perempuan (20 anggota) dan 2 kelompok laki-laki (16 anggota) mengembangan sistem kredit mikro melalui kerja sama dengan Credit Union (CU) Sumber Rejeki – Desa Ampah, Kabupaten Barito Selatan. Sampai akhir Desember 2014, simpanan anggota kelompok di CU Sumber Rejeki telah mencapai Rp. 173.115.240. 25 anggota kelompok di Desa Batampang telah melakukan pinjaman ke CU sebesar 166.000.000, yang sebagian besar digunakan untuk mendukung penambahan modal kerja. Melalui pendampingan rutin, Mawas memfasilitasi penyusunan rencana usaha tiap anggota dengan
38
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
tujuan untuk meningkatkan pendapatan mereka sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki masing-masing. Dengan modal yang berasal dari simpan pinjam, pada akhir Desember 2014, sebagian anggota sudah dapat mencapai tingkat pendapatan bulanan yang ditargetkan oleh mereka sendiri. Di desa Timpah dengan mayoritas usaha bertani karet lokal dan berjualan kebutuhan harian, sekitar 69% anggota kelompok telah mencapai target pendapatan yang diharapkan terutama anggota dengan usaha jasa menjual barang-barang kebutuhan seharihari baik makanan, minuman, maupun bahan pokok. Sedangkan di desa Batampang, sebagian besar anggota memiliki usaha ternak ikan yang diperkirakan akan panen pada bulan Maret 2015, sehingga belum dapat dipantau jumlah pendapatan mereka.
Di Samboja Lestari dan di areal pelepasliaran orangutan di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur, Yayasan BOS secara rutin melakukan pemantauan dan pengukuran pertumbuhan tanaman melalui pengukuran pada Plot Fenologi. Selain itu juga dilakukan penelitian untuk mengembangkan sistem penghitungan karbon tanaman bekerjasama dengan NEC Jepang dan konsultan Smart Energy.
Melalui pendanaan dari USAID-IFACS, masyarakat desa Mantangai Hulu secara langsung terlibat dalam kegiatan penutupan tatas (local canal blocking). Dalam rangka peningkatan kapasitas dan peningkatan pemahaman mengenai lingkungan khususnya konservasi orangutan dan habitatnya, telah dilakukan pelatihan konservasi dan pelatihan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat di lima Desa (Desa Lapetan, Tumbang Muroi, Tuanan, Katunjung dan Mantangai Hulu) di Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas.
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
39
Media Sosial
Pendidikan Lingkungan Program pendidikan lingkungan merupakan program penting dalam menanamkan kepedulian tentang konservasi orangutan Borneo dan habitatnya kepada generasi muda, khususnya siswa/i Sekolah Dasar (SD) dan Menengah (SMP). Yayasan BOS melakukan program pendidikan lingkungan melalui kunjungan ke sekolah-sekolah, terutama Sekolah Internasional di Bogor dan Jakarta. Di Kalimantan Timur, program Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dilakukan di SD di sekitar Samboja Lestari. Sementara itu di Kalimantan Tengah, pendidikan isu-isu lingkungan dilakukan di SD di sekitar Nyaru Menteng, serta pelaksanaan program BOS-KID’s dan BOS FRIENDS. Stasiun Penelitan orangutan Tuanan juga melakukan PLH ke SD Tuanan dan SD di Desa Katunjung.
Media sosial (facebook dan twitter) masih merupakan jalur komunikasi yang paling efektif bagi publik untuk menjangkau dan mengenal Yayasan BOS. Facebook dan twitter Yayasan BOS dan RHOI berhasil menikmati pertumbuhan pesat dengan tema maupun acara inovatif seperti Photo Of The Week dan #ClimbForOrangutan.
Pengunjung Berulang
Pengunjung Baru
Publikasi lain yang dilakukan oleh tim Komunikasi mendukung kegiatan penggalangan dana serta divisi lainnya adalah pembuatan laporan tahunan dan laporan Yayasan BOS lainnya, newsletter Forest Voice tiga bulanan, brosur, poster, banner, kampanye untuk donasi, adopsi orangutan, #Giving Tuesday, Orangutan Caring Week, kampanye #ClimbForOrangutan.
Komunikasi, Publikasi dan Kerja Sama Meningkatkan kesadaran berbagai pihak terhadap upaya konservasi orangutan dan habitatnya, serta mendapatkan dukungan pendanaan sangatlah penting. Penyebaran informasi dilakukan oleh tim Komunikasi Yayasan BOS melalui segala bentuk jalur komunikasi baik itu website, media sosial (Facebook dan Twitter), dan juga melalui media nasional maupun internasional (surat kabar dan televisi).
Di tahun ini, facebook Yayasan BOS berganti nama dari “Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo” menjadi “Yayasan BOS” untuk memposisikannya secara global. Dari hasil evaluasi tim Komunikasi selama dua tahun ini, paling populer di media sosial adalah foto dan kisah tentang penyelamatan orangutan, bayi orangutan, orangutan ibu dan anak.
Pengunjung Pusat-pusat rehabilitasi Yayasan BOS dapat dikunjungi oleh masyarakat umum dengan beberapa akses terbatas. Di Kalimantan Tengah pengunjung bisa mengunjungi Pusat Informasi di Nyaru Menteng dan berkunjung ke pulau prapelepasliaran dengan menggunakan perahu motor. Di Samboja Lestari, Kalimantan Timur, pengunjung dapat menginap di Lodge atau datang untuk kunjungan harian dan mengikuti tur di fasilitas Yayasan BOS. Selama tahun ini, pengunjung di Pusat Informasi Nyaru Menteng mencapai 10.854 pengunjug baik dari warga Palangka Raya, luar daerah, maupun dari luar negeri.
Bekerja Bersama Mitra Organisasi Yayasan BOS Yayasan BOS didukung oleh beberapa mitra organisasi internasional non-pemerintah di seluruh dunia. Setiap tahun Yayasan BOS menyelenggarakan pertemuan tahunan, di mana pada tahun ini diselenggarakan pada 23-26 September 2014, di kantor Pusat Yayasan BOS di Bogor. Di pertemuan ini kami dapat saling berbagi informasi tentang kemajuan, keberhasilan dan tantangan, serta rencana untuk tahun-tahun mendatang.
Gambar 4. Grafik pengunjung website Yayasan BOS
Website Website Yayasan BOS dikunjungi 184.344 kali pada 2014. Ini setara dengan 68 pertunjukan yang terjual habis di Sydney Opera House. Hari tersibuk tahun ini adalah 23 Agustus 2014 dengan 2.314 kunjungan, setelah diterbitkannya kisah “orangutan yatim-piatu terus berdatangan”. Hal ini menunjukkan bahwa cerita tentang bayi orangutan lebih menarik bagi para pengunjung dibandingkan cerita tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat. Sementara itu tiga negara yang paling banyak mengunjungi website Yayasan BOS adalah: Amerika Serikat (26.27%), Indonesia (22.75%), dan Inggris (12.31%). Website RHOI dikunjungi 8.323 kali pada tahun 2014. Ini setara dengan tiga pertunjukan yang terjual habis di Sydney Opera House. Sementara hari tersibuk di tahun ini adalah 12 Februari 2014 dengan 77 kunjungan setelah diterbitkannya kisah tentang “Nest to Nest Monitoring”. Tiga negara yang paling mengunjungi website RHOI adalah: Indonesia (50.57%), Amerika Serikat (8.83%), dan India (4.10%).
40
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Pengunjung Berulang
Pengunjung Baru
Gambar 5. Grafik pengunjung website RHOI
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
41
Supporting Fundraising and Other divisions
Berbagi Ilmu dalam Peningkatan Upaya Konservasi Orangutan Borneo dan Perlindungan Habitatnya
Keberhasilan pencapaian kegiatan Yayasan BOS tahun ini, juga telah memberikan pengalaman yang berharga dan bahan pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan upaya konservasi Orangutan Borneo dan habitatnya. Proses rehabilitasi dan reintroduksi orangutan termasuk di dalamnya pemilihan lokasi pelepasliaran dan proses pelepasliaran orangutan serta monitoring pasca pelepasliaran, merupakan bahan pembelajaran yang dapat dibagi dengan praktisi reintroduksi kera besar lainnya. Berbagi pengalaman dan bahan pembelajaran dari hasil kegiatan Yayasan BOS selama tahun ini, terutama ditujukan kepada para pihak yang terkait, dilakukan baik melalui laporan teknis, keikutsertaan dalam lokakarya dan seminar, update melalui website dan media sosial, film dan dokumentasi serta secara aktif melakukan komunikasi langsung dengan para pihak terkait seperti masyarakat dan Pemerintah. Berbagi pengalaman yang secara langsung dilakukan untuk mendukung konservasi orangutan dan habitatnya di luar kawasan hutan, dilakukan melalui fasilitasi penerapan BMP Pengelolaan habitat orangutan di areal perkebunan kelapa sawit pada beberapa perusahaan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
42
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
43
Peningkatan kapasitas lembaga dan karyawan Yayasan BOS
Jumlah karyawan di Yayasan BOS pada Desember 2014 di seluruh program baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur, serta di Kantor Pusat, Bogor, adalah sebanyak 415 orang, termasuk empat orang tenaga kerja asing atau konsultan yang menjabat sebagai Senior Advisor.Terdapat penambahan staf dari tahun sebelumnya khususnya untuk mendukung peningkatan penanganan kesejahteraan satwa di pusat rehabilitasi orangutan serta mendukung tim komunikasi dan penggalangan dana dalam menjaring dan meningkatkan dukungan dalam upaya perlindungan orangutan dan habitatnya. Selama tahun 2014, peningkatan kapasitas karyawan yang dilakukan Yayasan BOS lebih diutamakan dalam hal memberikan kesempatan karyawan untuk meningkatkan wawasan dan menjalin jejaring melalui keikutsertaan dalam berbagai lokakarya, seminar ataupun diskusi terkait dengan isu yang berkembang baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Di samping itu, dalam rangka memperkuat aspek organisasi dan kelembagaan, pada tahun 2014 ini Yayasan BOS melalui rapat Pembina telah menetapkan kepengurusan dan organisasi Yayasan BOS seperti tercantum pada bagian berikutnya.
TUJUAN 4
Peningkatan kapasitas lembaga melalui penguatan kualitas karyawan, sistem manajemen dan keberlanjutan pendanaan Gambar 6. Jumlah Karyawan Yayasan BOS per Desember 2014
44
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
45
PENGGALANGAN DANA Sejalan dengan strategi penggalangan dana yang telah dikembangkan dalam rangka memperkuat dan diversifikasi peluang pendanaan jangka panjang, Yayasan BOS telah mengembangkan database donor dan upaya penggalangan dana yang difokuskan pada empat sasaran utama, yaitu i) donor terbesar, yayasan dan hibah bantuan pemerintah internasional, ii) donor perseorangan, iii) dukungan dan kerja sama dari mitra organisasi, dan iv) donor perusahaan (Corporate Social Responsibility). Setelah sukses pada tahun 2012, Yayasan BOS terus mengamankan sumbersumber dana dengan fokus pada sumber-sumber dari dalam negeri. Melalui pengembangan proposal kepada lebih dari 20 organisasi di tingkat nasional dan internasional, program adopsi orangutan dan penjualan cinderamata orangutan di tahun 2014 ini, Yayasan BOS berhasil menggalang 72% dari total rencana anggaran tahun 2014, di luar komitmen para mitra utama. Jumlah tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan minimal Yayasan BOS untuk dapat mewujudkan tujuan perlindungan orangutan dan habitatnya pada tahun 2014. Dana yang diterima oleh Yayasan BOS untuk keperluan pencapaian seluruh tujuan perlindungan orangutan dan habitatnya, dikelola secara akuntabel dan transparan melalui bagian keuangan Kantor Pusat. Dan setiap tahun dilakukan audit keuangan oleh akuntan independen yang hasilnya dapat dilihat oleh publik. Aktifitas dan pencapaian penggalangan dana di tahun ini: 1. Membuat rencana kerja dan perekrutan • Terus menerus dievaluasi dan dikembangkan • Staf baru di tim penggalangan dana 2. Adopsi dan donasi (donor-donor individual) • Sistem baru, database baru, merekrut donor/pengadopsi baru, program adopsi dan struktur harga baru, SOP (donasi bulanan) 3. Donor besar dan database pelaporan • Pengingat elektronik untuk proposal atau laporan yang terus diperbaharui. 4. Proposal ke perusahaan, yayasan dan organisasi donor • Sejumlah pertemuan dengan perusahaan di dalam negeri dan proposal ke yayasan-yayasan internasional (mendapat hibah berulang, hadiah, dan donor-donor baru) • Menjaga donor yang ada 5. CPO (biaya eksternalitas sebagai prioritas) • Memprioritaskan CPO dan mengembangkan donor-donor swasta (institusi finansial dan lainnya) 6. Menguji alat, iklan, appeals, kampanye dalam negeri • Beriklan di facebook, twitter, appeals untuk Natal • Kampanye Yayasan BOS pertama: #ClimbForOrangutan 7. Stok dan saham atau warisan • Pada 2014 Yayasan BOS menerima warisan melalui penjualan stok dan saham yang didonasikan. 8. Acara-acara • Bazar, sekolah internasional, kelompok perempuan, Jakarta Highland Games, Bandara Balikpapan, Round the Borneo, Run for Charity, Starwars. 9. Kampanye #ClimbForOrangutan mencapai eksposur yang luar biasa. Video Yayasan BOS juga ditampilkan di layar raksasa Gedung BCA.
46
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
47
Sekitar 17 desa terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi pusat rehabilitasi, hutan pelepasliaran, dan habitat orangutan liar baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur. Dampak dari program ini bagi peningkatan ekonomi masyarakat telah mulai memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, dan yang paling penting adalah mendapat dukungan bagi kegiatan konservasi.
Dampak, Tantangan dan Peluang Di Masa Depan
Dampak utama dari kegiatan Yayasan BOS dalam upaya mencapai tercapai terwujudnya visi dan misi dapat digambarkan sebagai berikut: i) konservasi orangutan, ii) konservasi habitat orangutan, dan iii) dampak positif yang diperoleh masyarakat sekitar. Selama tahun 2014, Yayasan BOS telah menyelamatkan sebanyak 30 orangutan baik di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur, dari hasil penyelamatan dan penyerahan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Sehingga total jumlah orangutan yang ada di kedua pusat rehabilitasi adalah 702 orangutan. Sebanyak enam orangutan di translokasi dan 42 orangutan dilepasliarkan dan Yayasan BOS telah berhasil meningkatkan populasi orangutan di habitat alaminya. Di Kalimantan Tengah, Yayasan BOS selama tahun ini telah melakukan upaya perlingungan terhadap 309.000 hektar hutan rawa gambut di Kawasan Mawas yang merupakan habitat bagi sekitar 3.000 orangutan liar dan perlindungan sekitar 35.000 hektar Hutan Lindung Bukit Batikap (Batikap) di Kabupaten Murung Raya. Di Kalimantan Timur, Yayasan BOS mengelola kawasan pelepasliaran orangutan melalui Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Restorasi Ekosistem seluas 86.450 hektar di Hutan Kehje Sewen (Kehje Sewen). Secara keseluruhan Yayasan BOS telah melakukan perlindungan habitat seluas 430.450 hektar (4.300 km²) hutan hujan di Kalimantan. Perlindungan areal hutan tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca serta perlindungan biodiversity lainnya.
48
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Keseluruhan pencapaian Yayasan BOS selama tahun 2014 tersebut, tidak terlepas dari permasalahan dan tantangan. Permasalahan dan tantangan tersebut sekaligus sebagai peluang untuk peningkatan pencapaian hasil pada tahun-tahun berikutnya. Tantangan utama yang dihadapi oleh Yayasan BOS adalah ketersediaan hutan yang cocok dan aman untuk dijadikan areal pelepasliaran orangutan. Sampai Desember 2014, total jumlah orangutan yang dirawat di kedua pusat rehabilitasi orangutan Yayasan BOS adalah 702 orangutan. Sementara areal pelepasliaran orangutan yang ada saat ini, yaitu di Batikap dan Kehje Sewen, hanya memiliki daya dukung tersisa untuk sekitar 342 orangutan (lihat Tabel 1). Berdasarkan rencana pelepasliaran saat ini, sangat jelas bahwa Yayasan BOS perlu menambah areal hutan yang layak untuk pelepasliaran orangutan pada tahun mendatang bagi orangutan yang saat ini masih berada dalam proses rehabilitasi.
orangutan menjadi stress. Ini juga merupakan sebuah tantangan dan peluang ke depan, di mana kami dituntut untuk melakukan studi dan analisis bagi alternatif pengangkutan orangutan dalam proses pelepasliaran melalui jalan darat dan/atau sungai. Tantangan dan peluang lainnya yang sangat penting juga adalah upaya peningkatan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan dan membangun hubungan yang baik dengan masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar habitat orangutan. Upaya pelestarian orangutan dan habitatnya dalam jangka panjang akan berhasil apabila masyarakat sekitar merasa terlibat dan mendapatkan manfaat positif, baik dari aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan. Dan yang terakhir, pendanaan memegang peranan yang sangat penting, sehingga upaya penggalangan dana dan dukungan parapihak baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional masih tetap diperlukan demi terwujudnya pelestarian orangutan Borneo dan habitatnya.
Mendapatkan areal yang layak untuk lokasi pelepasliaran orangutan bukanlah hal yang mudah, mengingat sebagian besar hutan yang cukup bagus di Kalimantan Tengah maupun di Kalimantan Timur berada pada lokasi yang cukup jauh. Areal-areal ini seringkali sempurna bagi orangutan namun memerlukan dukungan logistik yang signifikan dan biaya yang sangat tinggi. Di tahun ini, Yayasan BOS, telah mengikuti proses untuk mendapatkan ijin bagi lokasi pelepasliaran orangutan di Kalimantan Tengah, yaitu areal Hutan Lindung Tokan Kole Batu Ajan dan usulan pengelolaan areal melalui skema IUPHHK Restorasi Ekosistem di konsesi penebangan yang sebelumnya dikelola oleh PT Tunggal Pamenang. Sampai akhir Desember 2014 belum ada kepastian atas areal tersebut dikarenakan adanya tumpang tindih dengan kepentingan pertambangan. Yayasan BOS juga mengalami kesulitan di tahun ini untuk mendapatkan alat angkut orangutan dalam proses pelepasliaran, khususnya ketersediaan helikopter. Mengingat jarak yang cukup jauh apabila menggunakan transportasi darat atau sungai untuk mengangkut orangutan dan dapat menyebabkan
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
49
Peta area kerja
50
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
51
LAPORAN KEUANGAN 2014
DIAUDIT oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) anggota dari Integra International
Aset
Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2014 dan 2013
LAPORAN AKTIVITAS 31 Desember 2014 dan 2013
(angka dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(angka dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
DECEMBER 31, 2014
2014
DECEMBER 31, 2013 Terikat
Aset Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Uang Muka Biaya Dibayar Dimuka Persediaan Jumlah Aset Lancar
21.206.356.858
11.406.868.543
306.295.400
-
2.195.486.722
1.272.759.104
304.557.412
166.071.850
76.551.052
74.661.052
24.089.247.444
12.920.360.549
843.525.000
843.525.000
37.443.090.601
37.153.985.276
(15.421.395.089)
(13.469.376.326)
816.666.470
872.631.168
13.057.352.620
13.083.911.365
36.739.239.602
38.484.676.483
60.828.487.046
51.405.037.032
Aset Tidak lancar Investasi Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Biaya Ditangguhkan Aset Lain-lain Jumlah Aset tidak lancar Jumlah Aset
Tidak Terikat
Terikat
Tidak Terikat
Pendapatan Donasi
47.665.604.920
6.310.596.863
46.134.314.434
5.393.892.081
Pendapatan Bunga
-
306.528.910
-
111.923.982
Laba Penjualan Aset Tetap
-
15.617.288
-
149.135.417
Pendapatan Lain-lain
-
1.082.491.399
-
986.955.656
Jumlah Pendapatan
47.665.604.920
7.715.234.460
46.134.314.434
6.641.907.136
19.234.650.518
2.622.906.889
20.464.683.636
2.790.638.678
BEBAN OPERASI (berdasarkan proyek) Proyek Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng
KEWAJIBAN DAN ASET BERSIH
Program Samboja Lestari
7.611.746.431
1.037.965.423
7.575.474.407
1.033.019.237
Kewajiban
Program Konservasi Mawas
4.598.250.656
627.034.180
6.494.605.249
885.627.988
Proyek RHO
3.694.049.685
503.734.048
4.932.186.625
672.570.903
Beban Manajemen dan Umum
5.434.971.689
741.132.503
4.863.372.096
663.187.105
40.573.668.979
5.532.773.043
44.330.322.013
6.045.043.911
7.091.935.941
2.182.461.417
1.803.992.421
596.863.225
-
593.038.591
-
564.970.959
48.784.828.131
882.326.164
46.980.835.710
(279.508.020)
55.876.764.072
3.657.826.172
48.784.828.131
882.326.164
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
140.324.000
184.183.000
Hutang Pajak
285.445.641
597.114.336
Hutang Gaji
-
86.123.000
Hutang Lain-lain
465.465.869
225.051.069
Hutang Sewa Guna Usaha
402.661.292
645.411.333
1.293.896.802
1.737.882.737
Jumlah Kewajiban Aset Bersih Terikat Tidak Terikat Jumlah Aset Bersih Jumalah Kewajiban dan Aset Bersih
52
2013
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Jumlah Beban Operasi Kenaikan (Penurunan) Aktiva Bersih Penyesuaian Aktiva Bersih Tahun lalu
55.876.764.072
48.784.828.131
3.657.826.172
882.326.164
59.534.590.244
49.667.154.295
Aktiva Bersih pada Awal Tahun
60.828.487.046
51.405.037.032
Aktiva Bersih pada Akhir Tahun
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
53
Struktur Organisasi 2014
Daftar Donor
2014 Yayasan BOS mengucapkan terima kasih kepada para mitra organisasi dan para donor atas dukungannya untuk konservasi orangutan. Dukungan dan kontribusinya memungkinkan Yayasan BOS dapat melaksanakan kegiatan di masa depan.
Dewan Pembina 4 Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih (Ketua)
Program ADopsi
4 Ir. Djamaludin Suryohadikusumo
Para adopter Yayasan BOS di seluruh dunia
4 Dr. Ir. Wilhelmus Theodorus Maria Smits
Mitra Organisasi dan donor • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
ACG International School Applied Geosolution Arcus Foundation Australian Orangutan Project BHP Biliton BOS Australia BOS German BOS Inggris BOS Japan BOS Switzerland Bridgestone British International School Burger Maria Conoco Philips Danida Donor individual di seluruh dunia EAZA APE Ed Franks Ellis vand den Brink First State Indoequity (Peka Fund) FORINA Frances Garner via Adams Harrison Harrison Ford Helmut Iceland Seafood Barraclough Ltd Jakarta Highland Gathering Jeff Horowitz Kalimantan Tour Destination Kalimantan Forests and Climate Partnership – KFCP • Mama Goose Resto • Margot Marsh Biodiversity Foundation • Mitsubishi Research Institute, Inc
54
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
NASA - SDSU NEC Fielding Ltd Orangutan Appeal – UK Orangutan Outreach USA Oyster Volunteers PA ASIA Ltd. Postkod Stiftelsen PT. Agro Harapan Lestari PT. Andalan Sukses Makmur PT. Bank Central Asia Tbk. PT. Korintiga Hutani (KTH) PT. Monica Hijau Lestari (Body Shop) PT. Musim Mas PT. Mustika Sembuluh (Wilmar Group) PT. Nabatindo Karya Utama PT. Pancasurya Agrindo PT. Salim Ivomas Tbk. PT. Syam Surya Mandiri (Anggana Farmer Members) PT. Trisetia Intiga PT. VICO PT. Windu Nabatindo Lestari (BGA Group) Ralf Bohle Gmbh. Rasanco Management Limited Reflex Nutrition Limited Run for Charity UI Event Rynkeby Foods Santini Luwansa Starwars Event STO Denmark STO Sweden Swiss Foundation
• • • • • • • •
Tetra Tech ARD / IFACS The Environmentalists E.V. The Great Project The International School of Bogor Total E&P Indonesia US Fish and Wildlife Service (USFWS) US Foundation Vier Pfoten International
Donasi berupa barang / jasa • • • • • • • • • • • •
Abaxis Gmbh Aussie Assistance Program BHP Billiton BOS Australia and Knitting Nannies Eickemeyer Lort Smith Animal Hospital Orangutan Land Trust Orangutan Outreach Save the Orangutan Taronga Zoo ZebraVet Para donatur yang memberi donasi berupa alat-alat medis
4 Mayjen (Purn.) Basofi Sudirman 4 Drs. Widodo Sukohadi Ramono, MM
Penasehat pembina 4 Prof. Dr. Sutan Remy Syahdeini, SH. 4 Drs. Marzuki Usman, MA.
Dewan pengawas
4 Drs. Peter Harmanoe Karsono 4 Dr. Jatna Supriatna
DEWAN PEMBINA (PENGURUS, DIJABAT OLEH KETUA PEMBINA ) 4 Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih
CEO 4 Dr. Ir. Jamartin Shite
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
55
Senior Advisors to the CEO 4 Program Planning, Monitoring & Evaluasi:: Jacqueline S underland-Groves, MPhil. 4 Komunikasi: Meirini Sucahyo 4 Animal Welfare: Lone Droscher N ielsen 4 Penasehat Ilmiah untuk Program Reintroduksi Orangutan di Nyaru Menteng: Simon Husson
KEPALA BIRO KANTOR PUSAT Yayasan BOS 4 HRD, Administrasi, Akuntansi, dan Keuangan: Agung Wahyu Wasisto 4 Perencanaan Program, Monitoring &Evaluasi: Baba S. Barkah 4 Komunikasi: Paulina L Ela
PROGRAM KALIMANTAN TIMUR 4 Program Rehabilitasi Lahan dan Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari: Agus Irwanto 4 Program Restorasi Habitat Orangutan: Aldrianto Priadjati
BGA : PT Bumitama Gunajaya Agro BKSDA : Balai Konservasi Sumber Daya Alam BMP : Best Management Practices atau praktek pengelolaan terbaik dalam pengelolaan habitat orangutan di luar kawasan hutan khsususnya di dalam areal perkebunan kelapa sawit
PROGRAM KALIMANTAN TENGAH
56
Daftar Istilah
4 Program Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng: Denny Kurniawan
BOS/BOSF : Borneo Orangutan Survival Foundation (Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo)
4 Program Konservasi Mawas: Jhanson Regalino
BOS Friends dan BOS Kid’s : Program pendidikan lingkungan pada siswa usia dini yang dilakukan oleh Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan publik untuk konservasi orangutan dan habitatnya.
DEWAN PENASEHAT ILMIAH (SAB)
Konsultan Ahli
4 Dr. Jito Sugardjito (Kepala)
4 Dr. Sri Suci Utami Atmoko
4 Prof. Anne Russon (Sekretaris)
4 Dr. I. Singleton
4 Prof. Carel van Schaik
4 Dr. S. Wich
4 Dr. Cheryl Knott
4 Dr. Erin Vogel
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
CCLA : Community Conservation and Livelihood Agreement istilah dalam proyek yang didanai oleh USAIDIFACS yaitu komitmen masyarakat dalam perlindungan KNKT dan terutama dalam pemanfaatan sumber daya alam secara lestari CEO : Chief Executive Officer CMMP : Community Conservation and Livelihood
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
57
Agreement istilah dalam proyek yang didanai oleh USAID-IFACS yaitu komitmen masyarakat dalam perlindungan KNKT dan terutama dalam pemanfaatan sumber daya alam secara lestari DANIDA : Danish International Development Agency DSN : Dharma Satya Nugraha FENOLOGI : Studi tentang siklus periodik hidup tanaman dan bagaimana variasi musiman, iklim serta faktor habitat (seperti elevasi) dapat mempengaruhinya. HCV : High Conservation Value atau kawasan hutan yang memiliki nilai konservasi tinggi HTI : Hutan Tanaman Industri atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) HPH : Hak Pengusahaan Hutan atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan alam (IUPHHK-HA) IUPHHK-RE : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu - Restorasi Ekosistem KFCP : Proyek Kalimantan Forest and Climate Partnership merupakan proyek demonstrasi REDD di wilayah kerja Mawas di Kabupaten Kapuas yang didanai oleh Pemerintah Australia melalui AusAid KNKT : Kawasan Nilai Konservasi Tinggi
Terima Kasih
Semua gambar, kecuali khusus dikreditkan, adalah hak cipta dari Yayasan BOS. Semua hak dilindungi.
KPHL : Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung yang merupakan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang luas wilayahnya seluruh atau sebagian besar terdiri atas kawasan hutan lindung KSA/KPA : Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam Penabatan : Istilah dari bahasa daerah (Dayak Kalimantan Tengah) yang berarti penutupan tatas/parit/kanal kecil (blocking canal) PT RMU : PT Rimba Makmur Utama Rehabilitasi orangutan : Proses pemulihan kesehatan (dan atau) perilaku orangutan sehingga memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan bereproduksi ketika dilepasliarkan ke habitat alaminya Reintroduksi : Upaya untuk melestarikan spesies di daerah tertentu yang pernah menjadi bagian dalam sejarah penyebarannya Release/Rilis : Pelepaliaran orangutan hasil rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Yayasan BOS di Nyaru menteng dan Samboja Lestari ke lokasi habitat alaminya yang sesuai dengan wilayah penyebaran dari sub-spesies tersebut. Rescue : Penyelamatan orangutan dari habitat aslinya baik di areal perkebunan atau di dalam kawasan hutan akibat terancam kelangsungan hidupnya RHOI : Restorasi Habitat Orangutan Indonesia SPO Tuanan : Stasiun Penelitian Orangutan Tuanan di Kawasan Mawas, Kecamatan Mantangai Kabupaten Kapuas Tabat : Istilah dari bahasa daerah (Dayak Kalimantan Tengah) yang berarti tutupan pada tatas/parit yang dibuat dari kayu (block) Tatas : Istilah dari bahasa daerah (Dayak Kalimantan Tengah) yang berarti kanal kecil yang dibuat oleh masyarakat secara manual di kawasan hutan rawa gambut sebagai sarana akses masuk ke dalam hutan TB : Tuberculosis Translokasi : Relokasi atau pemindahan orangutan liar hasil penyelamatan (rescue) ke habitat baru yang layak TTKP : Tim Teknis Kerjasama Program yang dibentuk pemerintah daerah di KalimantanTengah untuk membantu koordinasi, integrasi dan pemantauan kerjasama kegiatan dengan Yayasan BOS UNAS : Universitas Nasional Jakarta
58
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
59
Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Jalan Papandayan 10, Bogor 16151 West Java, Indonesia P: +62 251 8314468 | F: +62 251 8323142 |
[email protected]
60
www.orangutan.or.id
Yayasan BOS - Laporan Tahunan 2014
|f
Yayasan BOS
|
t@bornean_ou