Annual Report Laporan Ta h u n a n
Mendorong Pertumbuhan Mendukung Kemajuan
04
01
Vision and Mission Visi dan Misi
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
05
Vision To be a good corporate citizen in the country by delivering innovative, responsible and customer focused solutions to our clients with the best team in marketplace.
Mission Citi’s mission is to serve as a trusted partner to our clients by responsibly providing financial services that enable growth and economic progress. Our core activities are safeguarding assets, lending money, making payments and accessing the capital markets on behalf of our clients. We have 200 years of experience helping our clients meet the world’s toughest challenges and embrace its greatest opportunities. We are Citi, the global bank – an institution connecting millions of people across hundreds of countries and cities. The four key principles – the value that guides as we perform our mission – are: • Common Purpose: One team, with one goal: serving our clients and stakeholders. • Responsible Finance: Conduct that is transparent, prudent and dependable. • Ingenuity: Enhancing our clients’ lives through innovation that harnesses the breadth and depth of our information, global network and world-class products. • Leadership: Talented people with the best training who thrive in a diverse meritocracy that demands excellence, initiative and courage.
Visi Menjadi warga korporasi yang baik dengan memberikan solusi yang inovatif, bertanggung jawab dan terfokus kepada klien dengan tim terbaik di industri.
Misi Misi Citi adalah untuk menjadi mitra terpercaya bagi para nasabah dengan memberikan layanan keuangan secara bertanggung jawab yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan dan kemajuan ekonomi. Inti kegiatan kami adalah untuk menjaga aset, pinjaman dana, melakukan pembayaran dan mengakses pasar modal atas nama nasabah kami. Citi memiliki pengalaman lebih dari 200 tahun dalam membantu nasabah menghadapi tantangan terberat serta meraih peluang terbesarnya. Kami adalah Citi, bank berskala global – lembaga yang menghubungkan jutaan orang di ratusan negara dan kota.
Empat prinsip kunci – nilai yang memandu dalam melakukan misi kami adalah: • Tujuan Bersama: Satu tim, dengan satu tujuan: melayani klien dan pemangku kepentingan kami. • Keuangan yang Bertanggungjawab: Perilaku yang transparan, bijak dan dapat diandalkan. • Kepiawaian: Meningkatkan taraf hidup nasabah melalui inovasi yang memanfaatkan keluasan dan kedalaman informasi yang kami miliki, serta jaringan global dan produk-produk kelas dunia kami. • Kepemimpinan: Sumber daya manusia bertalenta tinggi dengan pelatihan terbaik yang berkembang berlandaskan kemampuan dan pencapaian (meritocracy) yang menuntut keunggulan, inisiatif dan keberanian.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
06
Table of Content Daftar Isi 01 Citi Mission and Vision
Misi dan Visi Citi
04
02 Financial Highlights
Kinerja Keuangan
08 Ownership and Management Kepemilikan dan Manajemen
20
08
09 Strategic Review 03 Snapshot of Citi
Sekilas Citi
Perjalanan Sejarah
12
05 Letter from Citi Country Officer/ Chief Executive Officer
Kata Sambutan dari Citi Country Officer/ Chief Executive Officer
Penghargaan & Apresiasi
14
17
07 General Information
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Informasi Umum
Perkembangan Makroekonomi
32
11 Financial Summary
06 Awards & Accolades
28
10 Macroeconomic Developments
04 Historical Footprint
Tinjauan Strategis
10
18
Ringkasan Keuangan
34
12 Institutional Clients Group (ICG) Institutional Clients Group • Product and Services Innovation Inovasi Produk dan Layanan
46
48
07
13 Global Consumer Banking (GCB) Global Consumer Banking • Product and Services Innovation Inovasi Produk dan Layanan
16 Corporate Citizenship 54
17 Branch Information 56
14 Event Highlights
Peristiwa Penting
80
15 Functional Review
Kegiatan Kemasyarakatan Perusahaan 120
Tinjauan Fungsional
90
• Risk Management Manajemen Risiko
91
• Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan
110
• Human Resources Sumber Daya Manusia
112
Informasi Kantor Cabang
133
18 Capital and Risk Exposure Disclosur Table and Implementationof Bank’s Risk Management
Tabel Pengungkapan Permodalan dan Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko
135
19 Audited Financial Statement
Laporan Keuangan yang telah Diaudit
163
• Information Technology Teknologi Informasi 116
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
08
02
Financial Highlights Kinerja Keuangan
74,558
Asset (Aset) IDR 74,558 Bio 64,793
65,033
2013
2014
2015
39,670 39,535
Loan (Kredit) IDR 39,535 Bio
38,619
2013
2014
2015
19.0%
Return of Equity
16.7%
(Imbal Hasil Ekuitas) 10.7%
2013
2014
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
2015
10.7%
09
2,505
Net Income (Laba Bersih)
2,003
IDR 1,567 Bio 1,567
2013
2014
2015
49,540
Deposit (Simpanan)
IDR 49,540 Bio 43,297 42,171
2013
2014
2015
28.2%
Capital Adequacy Ratio
(Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum)
25.5% 24.5%
2013
28.2%
2014
2015
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
10
03
Snapshot of Citi Sekilas Citi
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
11
Citi Indonesia was established in 1968, providing a full range of banking services. Citi’s initial center of operation was located in Hotel Indonesia with 15 staff members. It later relocated to PP building at Jalan M. H. Thamrin 57 and remained there until 1970. A year later, Citi moved to Jalan M. H. Thamrin 55, and relocated to the Landmark Building at Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1 in 1986 until 2001. Citi Indonesia’s current headquarter is located at Citibank Tower, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 54-55, Jakarta. Citi Indonesia (“Bank”) is formally established under the Ministry of Finance Decree No. D. 15. 6. 1. 4. 23 dated June 14, 1968, to conduct general banking and foreign exchange activities. Citi Indonesia is part of Citibank, N. A. New York (Head Office). Citi obtained approval from Bank Indonesia (BI) to change its name from First National City Bank, Jakarta Branch to Citibank National Association (Citibank, N. A.), Jakarta Branch as stipulated in the BI Letter no. 9/376/UPPB/PBD on July 1, 1976. Since then, the Bank has set up branches in major cities across Indonesia. The first branch was opened in Jalan Gatot Subroto in Jakarta, which later moved and became Pondok Indah branch. Citi then opened a cash office on Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1 in 1986 that was later upgraded to a full branch in 2009. Our Surabaya branch on Jalan Soetomo was opened in December 1989. The Bandung branch was opened in August 1994 on Jalan Ir. H. Juanda, and Medan branch in March 2001 on Jalan Imam Bonjol no. 23. The Semarang branch was opened in November 2002 on Jalan Pahlawan no. 5 followed by Denpasar branch in May 2004 located on Jalan Teuku Umar 208-210. In recent years, Citi has opened several cash offices in the capital city of Jakarta.
Citi Indonesia berdiri pada tahun 1968 dengan menyediakan layanan perbankan yang lengkap. Citi memulai operasinya di Hotel Indonesia dengan 15 karyawan, lalu pindah ke Gedung PP di Jalan M. H. Thamrin 57 sampai tahun 1970. Setahun kemudian, Citi pindah ke Jalan M. H. Thamrin 55 dan pada tahun 1986 berpindah ke Gedung Landmark di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1 hingga tahun 2001. Saat ini kantor pusat Citi Indonesia berlokasi di Citibank Tower, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 54-55, Jakarta. Tertanggal 14 Juni 1968, Citi Indonesia (“Bank”) resmi berdiri di bawah Surat Keputusan Menteri Keuangan No. D. 15. 6. 1. 4. 23 untuk melalukan kegiatan bank umum dan aktivitas devisa. Bank merupakan bagian dari Citibank, N. A., New York (Kantor Pusat).
Citi memperoleh persetujuan untuk mengubah nama dari First National City Bank, Jakarta Branch menjadi Citibak, National Association (Citibank, N. A.) melalui Surat Bank Indonesia no. 9/376/UPPB, PDB pada tanggal 1 Juli 1976. Sejak saat itu, Citi telah mendirikan beberapa kantor cabang di berbagai kota besar di Indonesia. Kantor cabang Citi yang pertama dibuka di Jalan Gatot Subroto, Jakarta yang kemudian pindah dan menjadi Kantor Cabang Pondok Indah. Pada tahun 1986 Citi membuka kantor kas di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 1 dan ditetapkan menjadi Kantor Cabang Pondok Indah pada tahun 2009. Kantor Cabang Surabaya di Jalan Dr. Soetomo dibuka pada bulan Desember 1989. Kantor Cabang Bandung dibuka pada
bulan Agustus 1994 di Jalan Ir. H. Juanda, dan Kantor Cabang Medan pada bulan Maret 2001 di Jalan Imam Bonjol no. 23. Kantor Cabang Semarang dibuka dibuka pada November 2002 di Jalan Pahlawan No. 5 disusul dengan Kantor Cabang Denpasar pada bulan Mei 2004 di Jalan Teuku Umar 208-210. Dalam beberapa tahun terakhir, Citi juga telah membuka beberapa kantor kas di ibukota Jakarta.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
12
04
Historical Footprint Perjalanan Sejarah
1986 First foreign bank to introduce ATM machines. Bank asing pertama yang memperkenalkan mesin ATM.
1968 Established as a full branch under First National City Bank in Jakarta. Berdiri pertama kali sebagai cabang di bawah First National City Bank di Jakarta.
1980 First bank to introduce electronic banking. Bank pertama yang memperkenalkan electronic banking.
2014 First Smart ATM in Pacific Place and Plaza Indonesia. Memperkenalkan Smart ATM pertama di Pacific Place dan Plaza Indonesia.
2015 Launched Four Smart Branches in Indonesia. Membuka Empat “Smart Branch” di Indonesia.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
2013 Launched CitiDirect BE Mobile and Tablet. Meluncurkan CitiDirect BE Mobile dan Tablet.
1989 First foreign bank to introduce credit cards to Indonesian market. Bank asing pertama yang memperkenalkan kartu kredit ke nasabah Indonesia.
2012 Launched Ready Credit: innovative personal loan. Memperkenalkan Ready Credit: fasilitas kredit personal yang inovatif.
13
1993 Pioneered the 24/7 customer service via CitiPhone. Pionir layanan nasabah 24/7 lewat CitiPhone.
1998 Citi Peka Community Center launch. Pusat komunitas Citi Peka didirikan.
2011 Launched Premier Miles Card and Rewards Cards. Memperkenalkan kartu kredit Premier Miles dan Rewards Cards. 2010 Launched equity brokerage operation. Operasi perdagangan perantara ekuitas dimulai.
1999 Launched One Bill, a smart billing service platform. Peluncuran One Bill, inovasi layanan smart billing.
2007 Launched e-PIB for online import tax payment. Meluncurkan e-PIB untuk pembayaran pajak impor secara online.
2002 Introduced Eazy Pay Plan (EPP) and CitiDirect Online Banking. Memperkenalkan Eazy Pay Plan (EPP) dan CitiDirect Online Banking.
2005 Launched the first cash back credit card in Indonesia. Meluncurkan kartu kredit cash back pertama di Indonesia.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
14
05
Letter from Citi Country Officer/ Chief Executive Officer Kata Sambutan dari Citi Country Officer/ Chief Executive Officer
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
15
Dear Readers, 2015 was a challenging year for the Indonesian economy. Structural reforms had begun but various external factors hampered economic growth. The unstable commodity prices, the volatility of exports and the increasing demand of foreign funding affected the local currency. Fortunately, increased government spending and implementation of infrastructure projects enabled the country to experience conservative growth. In the midst of these challenges, Citibank N.A., Indonesia managed to record positive performance. In 2015 Citi recorded a net income of IDR 1,567 billion and successfully increase total assets by 14.6% in comparison to previous year. Citi also demonstrates solid Capital Adequacy Ratio (CAR) of 28.2%. These achievements are result of our strategy in becoming a bank with the concept of simpler, smaller, safer and stronger. Citi is committed in serving and providing the best financial solutions to our customers irrespective of market conditions. As a global bank which put forth innovation, especially in digital space, Citibank N.A., Indonesia launched four smart branches in 2015. The branches offer superb banking solutions including flexibility and convenience. Previously, Citi Indonesia also launched five Smart ATMs in numerous prominent shopping centers. Citi Indonesia also re-launched Citi-Telkomsel Credit Card, which has interesting features and benefits. This card is the first and only bundled credit card between a bank and a telecommunication company in the country. The launch of these facilities is part of Citi’s commitment to be at the forefront in providing remarkable experience to our customers. Through its global network, Citi earned the trust of the Indonesian Government to be the joint lead managers and joint book-runners for the issuance of the Republic of Indonesia’s US$ bond series RI0125 and RI0145 amounting to US$ 4 billion. Furthermore, Citi was also appointed to be one of the book-runner in Pelindo II bonds, amounting US$ 1.6 billion, largest issuance in Indonesia for state-owned enterprise. Citi was also chosen by the biggest airline in the country, Garuda Indonesia to provide cash management solution. This cutting edge solution has been used by more than 2000 corporate clients in Indonesia, including 40 government institutions as well as state-owned enterprises.
These achievements are further cemented by numerous awards and accolades that we received, namely Best Bank from The Asset, Best Foreign Bank from Alpha Southeast Asia, Best Transaction Bank for Indonesia from The Asset, Best Global Bank from Euromoney, Best Consumer Digital Banking for Indonesia from Global Finance, Best Wealth Management Bank in Indonesia from The Asian Banker and Best Bank in Digital Services from Tempo Media. Citi was also appointed as one of the banks that are able to manage state accounts owned by ministries/ state institutions/working unit within Ministry of Finance. Citi Indonesia was also recognized as the Best Perception Bank from the Office of State Revenue. As a good corporate citizen, Citi also strives to contribute and deliver positive impacts to the community in which we operate. Globally, Citi focuses on three pillars which are expanding economic opportunities for youths, partaking in urban transformation efforts as well as improving financial inclusion. Through Citi Peka (Peduli dan Berkarya), meaningcare and create something impactful, the umbrella of every corporate citizenship activities, Citi Indonesia contribute in boosting entrepreneurial spirit and increasing employability amongst youths; enhancing financial literacy for women, farmers and micro entrepreneurs; and providing recognitions and improving the capacity of micro entrepreneurs. These corporate citizenship activities are in-line with the government’s agenda, particularly that of Financial Services Authority (OJK) in improving the financial literacy level of the country. In closing, I would like to extend my appreciation to all employees, business partners, clients and stakeholders of Citi Indonesia for their trust and confidence in 2015. May we continue to become the leading and trusted banking partner for our customers.
Thank you, Batara Sianturi Citi Country Officer/ Chief Executive Officer
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
16
Para Pembaca yang Terhormat, Tahun 2015 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Sepanjang tahun telah terjadi berbagai reformasi struktural yang cukup berarti, namun pengaruh eksternal tetap mendominasi dan acap kali menjadi hambatan bagi pertumbuhan. Harga komoditas yang masih belum stabil, kondisi ekspor Indonesia yang mengalami volatilitas, serta kebutuhan pembiayaan luar negeri yang tinggi menjadi pengaruh pergerakan nilai tukar rupiah. Meskipun demikian, peningkatan belanja pemerintah serta pelaksanaan dan pengembangan proyek-proyek infrastruktur berhasil menjadi penyeimbang sehingga perekonomian tetap dapat tumbuh secara konservatif. Di tengah perkembangan dan tantangan tersebut, Citibank N.A., Indonesia tetap berhasil mencetak kinerja yang positif. Pada tahun 2015 Citi berhasil mencetak laba bersih senilai IDR 1.567 milyar dengan peningkatan aset sebesar 14,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Citi Indonesia juga berhasil membukukan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPPM) sebesar 28.2%. Kinerja ini tidak lepas dari strategi kami untuk menjadi bank dengan konsep simpler, smaller, safer and stronger. Citi senantiasa berkomitmen untuk melayani dan memberikan solusi finansial terbaik bagi nasabah dalam menghadapi berbagai kondisi perekonomian. Sebagai bank berskala global yang terus mengutamakan inovasi, terutama di ranah digital, Citibank N.A., Indonesia pada tahun 2015 meluncurkan empat Smart Branch. Keempat cabang tersebut menawarkan berbagai fleksibilitas dan kenyamanan melalui solusi perbankan digital yang paripurna. Sebelumnya Citi juga telah membuka lima Smart ATM yang dapat ditemukan di berbagai pusat perbelanjaan terkemuka. Di lini kartu kredit, Citi melakukan peluncuran kembali kartu kredit Citi-Telkomsel yang memiliki berbagai fitur dan manfaat yang menarik bagi nasabah. Produk ini adalah satu-satunya hasil kerjasama antara perusahaan perbankan dan telekomunikasi di Indonesia. Peluncuran berbagai fasilitas ini adalah wujud dari komitmen Citi untuk senantiasa berada di depan dalam memberikan pelayanan perbankan yang mengesankan bagi nasabah. Citi melalui jaringan globalnya berhasil memperoleh kepercayaan dari Pemerintah Indonesia untuk menjadi joint lead managers dan joint bookrunners dalam penjualan Surat Utang Negara (SUN) dalam Valuta Asing Berdenominasi US dollar seri RI0125 dan RI0145 senilai US$4 milyar. Selain itu, Citi juga dipilih menjadi salah satu bookrunner dalam penerbitan obligasi Pelindo II senilai US$ 1,6 milyar yang merupakan penerbitan obligasi terbesar bagi BUMN di Indonesia. Di sisi penyediaan solusi keuangan korporat, Citi ditunjuk oleh maskapai penerbangan terbesar di
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
negeri ini, Garuda Indonesia, untuk menyediakan solusi cash management. Solusi ini merupakan unggulan di Citi dan telah digunakan oleh lebih dari 2000 nasabah korporat di Indonesia, termasuk diantaranya 40 institusi pemerintahan dan Badan Usaha Miliki Negara (BUMN). Berbagai pencapaian tersebut dikukuhkan melalui sejumlah penghargaan, antara lain sebagai Best Bank dari The Asset, Best Foreign Bank dari Alpha Southeast Asia, Best Transaction Bank for Indonesia dari The Asset, Best Global Bank dari Euromoney, Best Consumer Digital Banking for Indonesia dari Global Finance, Best Wealth Management Bank in Indonesia dari The Asian Banker dan Best Bank in Digital Services dari Tempo Media. Dari Pemerintah Indonesia, Citi juga berhasil mendapat beberapa penghargaan dan kepercayaan seperti dipilihnya Citi sebagai salah satu bank yang dapat mengelola rekening milik kementerian negara/lembaga negara/satuan kerja anggaran dari Kementerian Keuangan serta diperolehnya penghargaan sebagai Bank Persepsi Terbaik dari Kantor Pusat Penerimaan Negara. Dalam menjalankan peran sebagai warga korporasi yang baik, Citi juga berusaha untuk memberikan manfaat dan dampak yang positif pada komunitas di mana Citi beroperasi. Secara global Citi berfokus pada tiga pilar, yaitu memperluas kesempatan ekonomi bagi kaum muda, transformasi kawasan urban dan inklusi keuangan. Melalui payung kegiatan kemasyarakatan Citi Peka (Peduli dan Berkarya), Citi di Indonesia memberikan kontribusi di bidang kemajuan kewirausahaan dan penyerapan tenaga kerja bagi kaum muda; peningkatan literasi keuangan bagi perempuan, petani dan pengusaha kecil; serta pemberian penghargaan bagi pengusaha mikro. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka mendukung agenda pemerintah, khususnya Otoritas Jasa Keuangan dalam mewujudkan masyarakat cerdas keuangan. Akhir kata, saya ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh karyawan, mitra bisnis, nasabah serta pemangku kepentingan Citi Indonesia atas kepercayaan dan kerjasamanya sepanjang tahun 2015 ini. Semoga Citi dapat senantiasa menjadi mitra perbankan yang terdepan dan terpercaya.
Terima Kasih, Batara Sianturi Citi Country Officer/ Chief Executive Officer
17
06
Awards & Accolades Penghargaan & Apresiasi
2015 Best Tax Payment Bank in Indonesia
Best Service Provider Transaction Bank
by Ministry of Finance
by The Asset Magazine
Best Foreign Bank in Indonesia
Best Foreign Bank in Indonesia
by Alpha South East Asia
by Global Banking & Finance Review
Best Consumer Digital Bank 2015 (Indonesia)
Best Primary Dealer by Ministry of Finance
by Global Finance Magazine
• Diamond Award - the Regular Banking (Multinational) • Platinum Credit Card for achieving exceptional Total Service Quality Satisfaction
• Best Bank in Indonesia (14 Consecutive Years) • Best Corporate & Investment Bank (Global) • Best Loan House • Deal of the Year: Republic of Indonesia’s US$4 billion fixed rate notes
by Service Excellence by The Asset Magazine
Best Wealth Management in Indonesia
Best Bank in Digital Service by Tempo Media
by The Asian Banker
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
18
07
General Information Informasi Umum
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
19
Citi is committed to be a good corporate citizen in Indonesia and complying with Bank Indonesia’s regulations. We aim to conduct our business with the highest standards of ethical conduct; reporting results with accuracy and transparency; and maintaining full compliance with the laws, rules, and regulations that govern the businesses.
Citi memiliki komitmen untuk menjadi warga korporat yang baik di Indonesia dan mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kami akan menjalankan bisnis dengan standar kode etik tertinggi, melaporkan hasil usaha dengan akurat dan transparan, dan akan tetap mematuhi secara penuh hukum dan peraturan yang berlaku.
Citi’s franchise in Indonesia provides comprehensive banking services including Corporate Banking and Consumer Banking. We are the leading foreign bank in the country with assets of approximately IDR 74 Trillion, more than 3600 employees, 9 auxiliary branches*, 2 cash offices*, and 68 ATMs* across 6 major cities (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar and Medan).
Citi menjalankan sejumlah kegiatan bisnis di Indonesia dengan menyediakan beragam layanan termasuk Corporate Banking dan Consumer Banking. Kami adalah bank asing terdepan dengan aktiva sebesar IDR 74 trilyun, lebih dari 3600 pegawai, 9 kantor cabang pembantu*, 2 kantor kas*, dan 68 ATM* yang tersebar di 6 kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Medan).
*data as per 31st March 2016
*data as per 31 Maret 2016
Citibank N.A., Indonesia Branch
Institutional Clients Group (ICG) Market and Securities Services • Global Markets • Securities Services Banking Services • Cash • Trade • Management • Advisory
Global Consumer Banking (GCB) Cards • Premier Miles • Rewards • CashBack • Co-Brand Retail Banking • Wealth Management • Retail Assets • Deposits (CASA TD) Consumer Finance • Ready Credit
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
20
08
Ownership and Management Kepemilikan dan Manajemen
As of 31 December 2015 the bank is managed by the following Senior Management Team: Hingga 31 Desember 2015 bank dikelola oleh Pimpinan Kantor Cabang berikut ini:
Citi Country Officer/ Chief Executive Officer Batara Sianturi Country Business Manager – Global Consumer Banking Batara Sianturi* Chief Financial Officer Shirish Trivedi Country Human Resources Officer Pambudi H. T. Soenarsihanto
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Head of Global Markets Sergio Rodrigo Maza Dominguez Compliance Director Yessika Effendi Senior Country Operations Officer Siddharth Sabherwal *Acting as Country Business Manager - Global Consumer Group as per December 1, 2015. *Merangkap sebagai Pelaksana Tugas Country Business Manager - Global Consumer Group sejak 1 Desember 2015.
21
The Bank is a branch of and is fully owned (100%) by Citigroup, Inc. – New York, USA. Bank merupakan cabang dari dan dimiliki sepenuhnya (100%) oleh Citigroup, Inc. – New York, USA.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
22
>Senior Management Profile Profil Manajemen Senior Batara Sianturi was appointed as Citi Country Officer/Chief Executive Officer of Citibank N.A., Indonesia in June 2015. Prior to this appointment he was the Citi Country Officer and Regional Head for Citi Philippines and Guam. During the 28 years that he has been with Citi, Batara has held a range of senior leadership and strategic positions, such as Chief Financial Officer, Retail Banking Director and Country Marketing Director for the Retail Banking and Credit Cards business, all of which were achieved while he was in Indonesia. In 2005, Batara relocated to Hungary and appointed as the Consumer Business Manager before taking on a broader role of becoming Citi Country Officer in 2007. In 2008 the role was expanded to Regional Head of 12 countries in Central Eastern Europe (Serbia, Montenegro, Bosnia, Macedonia, Albania, Croatia, Slovenia, Estonia, Lithuania, Latvia, Belarus and Moldova). In terms of awards and recognitions, Batara was named as one of the Top 25 Executives in Indonesia by SWA Magazine of 2009. He was also the recipient of the Golden Beehive Memorial Coin Award in 2013 from the Hungarian Banking Association. In 2014, PeopleAsia magazine recognized him as one of Men Who Matter, recognizing his contributions to the banking sector in the Philippines. In 2015, he was commended for the Responsible Business Leadership at the Asia Responsible Entrepreneurship Awards (AREA) by Enterprise Asia, for championing sustainable and responsible entrepreneurship. Batara has two bachelor degrees namely in Chemical Engineering and in Polymer/Macromolecular Science from Case Western Reserve University and a Master Degree in Chemical Engineering from Steven’s Insitute of Technology and an an MBA in Finance from St. John’s University.
Batara Sianturi Citi Country Officer / Chief Executive Officer
Batara Sianturi ditunjuk sebagai Citi Country Officer/Chief Executive Officer untuk Citibank N.A., Indonesia pada bulan Juni tahun 2015. Sebelum menjabat posisi ini, beliau adalah Chief Executive Officer dan Regional Head untuk Citi Filipina dan Guam. Selama berkarir di Citi selama lebih dari 28 tahun, Batara pernah menduduki berbagai posisi kepemimpinan dan strategis, seperti Chief Financial Officer, Retail Banking Director dan Country Marketing Director. Seluruh posisi strategis ini berhasil diraih oleh Batara pada saat meniti karir di Indonesia. Pada tahun 2005, Batara ditugaskan ke Hongaria dimana beliau diangkat sebagai Consumer Business Manager dan setelah itu diangkat menjadi Citi Country Officer pada tahun 2007. Peran ini semakin diperluas pada tahun 2008 dimana Batara juga ditunjuk sebagai Regional Head untuk 12 negara di Eropa Tengah dan Timur (Serbia, Montenegro, Bosnia, Macedonia, Albania, Croatia, Slovenia, Estonia, Lithuania, Latvia, Belarus dan Moldova). Dari sisi penghargaan, Batara pernah dinobatkan sebagai salah satu Top 25 Executives di Indonesia versi majalah SWA tahun 2009. Pada tahun 2013, Bapak Batara menerima Golden Beehive Memorial Coin Award dari Hungarian Banking Association. Pada tahun 2014, majalah People Asia menganugerahi beliau dengan gelar sebagai salah satu Men Who Matter, atas kontribusinya di sektor perbankan Filipina. Di tahun 2015, beliau juga menerima penghargaan sebagai Responsible Business Leadership pada acara Asia Responsible Entrepreneurship Awards (AREA) oleh Enterprise Asia, atas usaha dan kontribusinya untuk mendukung kewirausahaan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Sianturi memiliki dua gelar sarjana, yaitu di bidang Chemical Engineering dan Polymer/Macromolecular Science dari Case Western University, serta dua gelar pascasarjana yaitu Chemical Engineering dari Steven’s Institute of Technology dan di bidang Finance dari St. John’s University.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
23
Shirish Trivedi has served as Chief Financial Officer since 2008. He started his career at Citi New York before taking assignment at Citi Puerto Rico in 1974. Since then, he has held a number of senior management positions at Citi New York as well as CFO roles for Citi Bahrain and Middle East Division, Chief of Staff and Regional CFO and Human Resources Head for Gulf/Levant Region and Cluster Chief Finacial Officer for Turkey/Israel. Shirish graduated from the University of Baroda, India in 1969 and earned his Master of Engineering Administration from the University of Utah, Salt Lake City, USA in 1971.
Shirish Trivedi Chief Financial Officer
Shirish Trivedi telah menjabat sebagai Chief Financial Officer sejak tahun 2008. Beliau memulai karirnya di Citi New York sebelum melanjutkan tugas di Citi Puerto Rico tahun 1974. Semenjak itu, beliau telah menjabat berbagai manajemen senior di Citi New York dan menjadi CFO untuk Citi Bahrain dan Divisi Timur Tengah, Kepala Staff dan Regional CFO dan Human Resources Head for Gulf/Levant Region serta Cluster Chief Finacial Officer untuk Turki/ Israel. Shirish lulus dari University of Baroda, India pada tahun 1969 dan mendapatkan gelar Master of Engineering Administration dari University of Utah, Salt Lake City, Amerika Serikat pada tahun 1971.
Yessika Effendi was appointed as Compliance Director in October 2010. She has an extensive experience in Operations and Technology under her belt where she was the Global Transaction Services Operations Head in 2008 and Cash and Trade Operations Head in 2006. In 2001, Yessika worked on a two-year assignment at Citigroup Regional Trade Processing Center for Asia Pacific in Malaysia as Document Checking and Export Booking Unit Head. Yessika was granted a scholarship from the Australian Development Cooperation Scholarship (ADCOS) to the University of Adelaide where she earned her Bachelor of Science degree majoring in Statistics and Computer Science in 1997. She joined Citi Indonesia in 1997 as a Management Associate.
Yessika Effendi Compliance Director
Yessika Effendi ditunjuk sebagai Compliance Director pada bulan Oktober tahun 2010. Beliau memiliki pengalaman luas di bidang teknologi dan operasional sebagai Global Transaction Services Operations Head pada tahun 2008 dan Cash and Trade Operations Head pada tahun 2006. Yessika ditugaskan selama dua tahun di Citigroup Regional Trade Processing Center untuk Asia Pasifik di Malaysia sebagai Document Checking and Export Booking Unit Head pada tahun 2001. Yessika mendapatkan beasiswa dari Australian Development Cooperation Scholarship (ADCOS) untuk meraih gelar sarjana Bachelor of Science dari University of Adelaide dengan jurusan Statistika dan Ilmu Komputer pada tahun 1997. Beliau bergabung dengan Citi Indonesia sebagai Management Associate pada tahun yang sama.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
24
Pambudi Soenarsihanto was appointed as Country Human Resources Officer of Citi Indonesia in December 2013. He has over 20 years of experience holding various positions in telecommunication industry and consulting firm across Asia Pacific. Pambudi spent 11 years working in strategic HR and leading projects in areas of global transformation, cultural change, talent management and acquisition and leadership development. Pambudi graduated from Universite de Nantes, France for both Bachelor of Computer Science and Master of Computer Science degrees. He earned his Master of Business Administration degree in 2005 from Helsinki School of Economics, Finland. Pambudi Soenarsihanto ditunjuk sebagai Country Human Resources Officer Citi Indonesia pada bulan Desember 2013. Beliau memiliki lebih dari 20 tahun pengalaman memegang berbagai posisi penting di industri telekomunikasi dan perusahaan consulting di Asia Pasifik. Selama 11 tahun terakhir, beliau menggeluti bidang strategi sumber daya manusia dan memimpin proyek dalam area transformasi global, pergantian kultur perusahaan, manajemen talenta serta akuisisi dan pengembangan kepemimpinan. Pambudi lulus dari Universite de Nantes, Perancis di mana beliau memperoleh gelar Bachelor of Computer Science dan Master of Computer Science. Beliau mendapatkan gelar Master of Business Administration pada tahun 2005 dari Hensinki School of Economics, Finlandia.
Pambudi H. T. Soenarsihanto Country Human Resources Officer
Siddarth Sabherwal was appointed as Senior Country Operations Officer for Citi Indonesia in May 2011. His responsibility includes ensuring operational and technology excellence across the company and capacity building for the company’s future growth. Siddarth joined Citi India in 1996 and since has held numerous leadership roles in operations and business over the course of his career. His 18 years of experience comprise of geographical set up and positions in the field of corporate and retail clients in various units and products including Center of Excellence, Citi Transaction Services, Securities and Fund Services, etc. Siddarth holds a bachelor’s degree in Commerce and a Chartered Accountant certificate from Ernst and Young India. Siddarth Sabherwal ditunjuk sebagai Senior Country Operations Officer untuk Citi Indonesia pada bulan Mei 2011. Tanggung jawab beliau meliputi memastikan kelangsungan operasional dan teknologi yang unggul di seluruh perusahaan serta membangun kapasitas perusahaan demi pertumbuhan masa depan. Siddarth bergabung dengan Citi India pada tahun 1996 dan sejak itu telah memegang berbagai posisi kepemimpinan dalam bidang operasional bisnis sepanjang karirnya. Pengalaman beliau selama 18 tahun meliputi pengalaman kerja di berbagai tempat dan posisi dalam menangani klien korporat maupun retail di berbagai unit termasuk Center of Excellence, Citi Transaction Services, Securities and Fund Services dan sebagainya. Siddarth memegang gelar Bachelor of Commerce serta sertifikat Chartered Accountant dari Ernst and Young India.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Siddarth Sabherwal Senior Country Operations Officer
25
Sergio Maza has accumulated more than 14 years of experience in various fields including corporate bank and public sector as an Analyst and FX Transactor. He spent 6 years in Mexico before moving to Citi Singapore in 2005 to hold a regional position in global markets. Sergio was appointed as Head of Global Markets of Citi Indonesia in October 2013. Sergio graduated from Anahuac University, Mexico City with a bachelor degree in Actuarial Science in 1999. He received a full scholarship from Citi in 2002 to earn his Master of Science in Financial Mathematics at the University of Chicago.
Sergio Rodrigo Maza Dominguez Head of Global Markets
Sergio Maza memiliki lebih dari 14 tahun pengalaman di berbagai bidang termasuk perbankan korporasi dan sektor publik sebagai Analyst and FX Transactor. Setelah 6 tahun di Meksiko, pada tahun 2005 beliau menjabat posisi regional di Global Markets Citi Singapura. Sergio ditunjuk sebagai Head of Global Markets untuk Citi Indonesia pada bulan Oktober 2013. Sergio lulus dari Anahuac University, Mexico City dengan gelar sarjana di bidang sains aktuari pada tahun 1999. Beliau mendapatkan beasiswa penuh dari Citi pada tahun 2002 untuk memperoleh gelar Master of Science in Financial Mathematics di University of Chicago.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
26
>Citi Indonesia Management Team Manajemen Citi Indonesia
Citi Indonesia Management Team from left to right: Manajemen Citi Indonesia dari kiri ke kanan:
01. Helen Maris Chief of Staff 02. Vincent C Soegianto Head of Treasury & Trade Solutions 03. Harapman Kasan Head of Citi Commercial Bank 04. Erwin Wiriadi Head of Global Consumer Business Risk
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
27
05. Anke Subandy Head of Operational Risk 06. Gioshia Ralie Head of Corporate Investment Banking 07. Sri Yuanita Mukti (Acting) Head of Retail Banking 08. Riko Tasmaya Head of Global Subsidiaries Group
14. Batara Sianturi Citi Country Officer/ Chief Executive Officer and (Acting) Country Business Manager of Global Consumer Group
18. Shirish Trivedi Country Chief Financial Officer
15. Yessika Effendi Compliance Director
20. Antonius Gunadi Head of Internal Audit
12. Elvera N Makki Country Head Corporate Affairs
16. Marita Alisjahbana Country Risk Manager
21. Pambudi Haju Country Human Resources Officer
13. Imelda Sebayang Country Head Securities Services
17. Siddharth Sabherwal Senior Country Operations Officer
09. Vera Sihombing Country Legal Counsel 10. Hotman Simbolon Head of Government Affairs 11. Vikas Kumar Head of Cards and Loans
19. Sergio Maza Head of Global Markets
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
28
09
Strategic Review Tinjauan Strategis
Citibank, N.A., Indonesia Branch is committed to continue strengthening its business in Indonesia and to provide financial solutions for our clients in any market conditions. We are committed to being a good corporate citizen in Indonesia, supporting the country economic growth by providing comprehensive set of banking products and services to Indonesian Corporate clients, Small to Medium Enterprises and Consumers. In doing so, we continue empowering Indonesian businesses to grow and we continue helping Consumers to improve their standard of living. Our focus on innovation ensures the delivery of best practices from around the world to Indonesia. We are committed to grow Indonesian talent through best-in-class professional training and job mobility. Citibank, N.A., Indonesia Branch began to ride the nation-wide trend of digitization by implementing Smart Branches, where customers’ banking experience is enhanced with Citi’s Signature Experience – seamless process through world-class digital capabilities. This includes the
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
introduction of various paperless application processes and the inclusion of technology-based equipment such as video-conferencing facilities. This is also in line with Citibank, N.A., Indonesia Branch’s mission to provide a simpler and more flexible banking experience to the customers through digital means. Another project initiated starting year 2015 towards digitization includes the Global Mobile Project, where Citibank Mobile App will come in a refreshed user interface with easy navigation and simple design. This project is launched to further entice customers to use our Mobile Banking app and improve customers’ banking experience as a whole. This project is also in line with our mobile-first perspective, to design an online experience for mobile devices, before adapting it for the desktop or any other device. It has become a key area that we highly focus on to improve along with customers’ shifting behavior towards mobile. Delivering Citi Mobile App with a more refreshed look will showcase our reinforcement towards digital acceleration.
Citibank, N.A., Indonesia Branch also continued to improve its product lines. Our Credit Card business continued to focus on optimizing its customer portfolio base by carrying on with the initiatives of converting its legacy cards (which consists of Classic, Gold, Platinum, Ultima), into Valuebased proposition Cards including Co-brand cards (Garuda Indonesia Citi & Citi Telkomsel). This initiative is in line with Management strategy to provide better features and benefits to the whole existing portfolio. Citibank, N.A., Indonesia Branch Corporate Bank Business also continued growing and strengthening its core products under TTS (Treasury and Trade Solutions) and Markets and Securities Services by offering innovative solutions for customers. This includes providing integrated value proposition powered by One Citi: global network, global custody service, collection coverage, and advance payment and liquidity management technology. Also supported with the enhancement of “Citiconnect” - Web enabled corporate credit card payment services, which integrates Business-To-
29
technology/telecommunications in line with the business strategy, while keeping our strict adherence to the government rules and regulations. In line with Citigroup's strategy globally, we are simplifying and standardizing the way we manage our company, so we can deliver a remarkable employee and client experience. Our focus on Target Client Model, Organization, Functions and Franchise Processes, Location and Site Strategy, Technology and Platforms, and Performance Management enables Citibank, N.A., Indonesia Branch to truly harness the full potential of our global network, empower employees to make better decisions and bring consistency across businesses and geographies. It helps us innovate, streamline processes and be more agile in our decision-making so that we can better utilize Citi’s unparalleled resources and global footprint.
Consumer (B2C) transaction and Citi Connect. We also continued focusing on our cross-selling opportunities across businesses in providing endto-end financial solutions to our customers which include access to domestic capital markets, connection/ access to investment banking experts within Citi organization, fixed income origination and services and products of Consumer Bank on a more selective basis. We are constantly monitoring our business goals in light of our various opportunities and risks. This entails evaluating the impact of potential changes to the domestic and global economy, resulting opportunities and threats, and to develop new initiatives required to respond to those changes. In anticipation of potential adverse impact from the possibility of a global economy downturn, a set of early warning triggers have been established. These triggers are monitored on regular basis. This is done through a series of stress tests and back-up planning to ensure continuity of business, process improvement and upgrade
Globally, our consumer banking also launched the ‘Power of ONE’ initiative as a roadmap to achieve its main purpose “To deliver remarkable experience to our clients wherever they are”. The Power of ONE is about how we can deliver as one Citi, one team and one culture through five actions – Be Responsible, Be Positive, Be ONE Team, Be Remarkable and Be Our Future. Throughout the years, Citibank, N.A., Indonesia Branch has been an efficient bank and will continue to prioritize operating efficiency. This is reflected in the way Citibank, N.A., Indonesia Branch determines lending rates to customers and current re-engineering activities.
reference rates decrease our effective lending rates will also decrease. Citibank, N.A., Indonesia Branch is committed to maintain prudent and healthy credit origination and risk management principles to support Bank Indonesia’s efforts in ensuring that high credit standards are maintained. We expect to maintain our CAR above Bank Indonesia minimum requirement and monitor all required ratios such as Net Open Position, Offshore Borrowing, Efficiency Ratio and Legal Lending Limit below the maximum level. In line with Bank Indonesia’s mission to improve bank efficiency, Citibank, N.A., Indonesia Branch has driven re-engineering process with the vision to simplify processes, improve productivity and efficiency, and identify synergies between units. We are working on several fronts which includes: 1. Leveraging technology to simplify and automate processes. 2. Encouraging customers to use electronic platforms for transaction initiation such as: e-delivery of statements and advises, and increased functionality of Citi Online and Mobile banking (eg. bill payment and online fund transfer, mobile applications). 3. Differentiated Product and Servicing by Segment/Customer. i.e. pre-defined workflows for common requests to enable effective tracking and escalation. 4. Vendor pricing negotiations. 5. Reviewing & identifying synergies between business or teams.
In determining lending rates for our clients, Citibank, N.A., Indonesia Branch considers several factors, such as tenor of the loan, reference rate associated with the loan tenor, risk premium associated with customer’s credit rating, cross selling opportunity, other qualitative factors. Hence, Citibank, N.A., Indonesia uses market reference rates such as BI rates, JIBOR and government bonds yield curve instead of overhead costs to determine lending rate to customers. Subsequently, when the market
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
30
Citibank, N.A., Indonesia memiliki komitmen untuk terus memperkuat bisnisnya di Indonesia dan menyediakan layanan finansial kepada para nasabah dalam berbagai kondisi pasar. Kami berkomitmen menjadi good corporate citizen di Indonesia, turut mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan sejumlah produk perbankan yang komprehensif untuk korporasi, usaha kecil menengah, dan konsumen Indonesia. Dengan menjalankan hal tersebut, kami terus mendukung bisnis di Indonesia untuk tumbuh dan kami terus mendukung konsumen untuk meningkatkan standar kehidupan mereka. Fokus kami pada inovasi akan memastikan pengaplikasian terbaik dari berbagai belahan dunia diterapkan di Indonesia. Kami terus berkomitmen untuk mengembangkan talenta lokal melalui pelatihan profesional terbaik dan mobilitas pekerjaan. Citibank, N.A., Indonesia semakin mendalami era digitalisasi dengan mengimplimentasikan Smart Branch, dimana pengalaman perbankan nasabah ditingkatkan melalui Citi’s Signature Experience – proses perbankan yang mulus melalui kapabilitas digital kelas dunia. Hal ini didukung dengan penyertaan terhadap berbagai proses aplikasi paperless dan penyertaan terhadap fasilitas berbasis teknologi seperti fasilitas konferensi video. Hal ini sejalan dengan misi Citibank, N.A., Indonesia untuk memberikan pengalaman perbankan yang lebih mudah dan fleksibel kepada nasabah melalui berbagai fasilitas digital. Proyek lain yang berhubungan dengan digitalisasi dan diinisiasikan pada tahun 2015 adalah Proyek Global Mobile, dimana aplikasi Citibank Mobile akan muncul dengan user interface yang telah diperbaharui menggunakan navigasi yang lebih mudah dan desain sederhana. Proyek ini diluncurkan untuk lebih menarik
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
nasabah untuk menggunakan aplikasi Mobile Banking dan meningkatkan pengalaman perbankan nasabah secara keseluruhan. Proyek ini juga sejalan dengan perspektif mobile-first, yaitu untuk mendesain pengalaman online untuk perangkat mobile sebelum diadaptasikan untuk desktop atau perangkat lainnya. Mobile-first telah menjadi area penting yang difokuskan bersamaan dengan pergerakan perilaku nasabah terhadap perangkat mobile. Memberikan penampilan baru terhadap aplikasi Citi Mobile akan menunjukan dukungan kami terhadap perkembangan digital. Citibank, N.A., Indonesia terus meningkatkan lini produk kami. Bisnis kartu kredit kami terus berfokus untuk mengoptimalisasikan manajemen portfolio, dengan melanjutkan kegiatan perubahan kartu kredit Citibank yang lama (terdiri dari Classic, Gold, Platinum & Ultima) menjadi kartu kredit dengan proposisi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah termasuk kartu kredit Co-brand (kartu kredit Garuda Indonesia Citi & kartu kredit Citi Telkomsel). Inisiatif ini sudah sejalan dengan strategi Manajemen di dalam memberikan fitur dan manfaat yang lebih baik kepada seluruh nasabah. Citibank, N.A., Indonesia akan secara terus menerus mengembangkan dan memperkuat produk-produk inti di bawah TTS (Treasury and Trade Solutions) dan Markets and Securities Services dengan menawarkan solusi inovatif kepada nasabah. Hal ini termasuk menyediakan penawaran jasa terintegrasi yang didukung oleh One Citi: jaringan global, servis global kustodian, cakupan Collection, dan teknologi terkini dalam manajemen pembayaran dan likuiditas. Didukung pula dengan penambahan “Citiconnect” – jasa pembayaran kartu kredit korporasi melalui jaringan internet, yang mengintegrasikan transaksi Bisnis kepada Konsumen (B2C) dan Citi Connect. Kami terus fokus dalam kesempatan cross-selling antar bisnis dengan menyediakan solusi finansial secara menyeluruh kepada nasabah kami termasuk memberikan akses pada pasar modal
domestik, akses/koneksi kepada ahli investment banking dalam organisasi Citi, fixed income origination serta jasa dan produk dari Consumer Bank atas dasar yang lebih selektif. Secara berkala, kami mengevaluasi tujuan usaha kami sesuai dengan peluang dan risiko yang ada. Hal ini termasuk melakukan evaluasi terhadap dampak-dampak perubahan ekonomi, baik lokal maupun global, peluang dan ancaman yang ada, serta mengembangkan rencana baru untuk menjawab perubahan-perubahan tersebut. Kami telah menetapkan kriteria-kriteria early warning triggers, yang kami monitor secara berkala untuk mengantisipasi dampak dari kemungkinan penurunan ekonomi dunia global. Hal tersebut dilakukan melalui serangkaian stress tests dan rencana alternatif untuk menjamin kelangsungan usaha, peningkatan efisiensi proses serta peningkatan teknologi atau telekomunikasi yang sejalan dengan strategi bisnis dengan tetap mentaati peraturanperaturan dan hukum yang berlaku. Sejalan dengan strategi global Citigroup, kami juga menyederhanakan dan membakukan praktik manajemen perusahaan, sehingga kami dapat memberikan pengalaman yang luar biasa bagi klien dan karyawan. Fokus kami pada Model Target Klien, Organisasi, Proses Franchise dan Fungsi, Strategi Lokasi dan Situs, Platform dan Teknologi, dan Manajemen Kinerja akan memudahkan Citibank, N.A., Indonesia untuk memanfaatkan potensi penuh dari jaringan global yang kami miliki, memberdayakan karyawan untuk membuat keputusan yang lebih baik, dan membawa konsistensi lintas bisnis dan geografi. Hal tersebut akan membantu kami dalam melakukan inovasi, menyederhanakan proses, dan menjadikan kami lebih cepat dalam membuat keputusan sehingga kami dapat memanfaatkan dengan lebih baik aset dan jejak global Citi yang tak tertandingi.
31
Secara global, consumer banking kami juga meluncurkan inisiatif Power of ONE” sebagai peta untuk mencapai tujuan utama kami yaitu “Untuk memberikan pengalaman yang luar biasa untuk klien kami dimanapun berada”. Inisiatif ”Power of ONE” adalah bagaimana kami dapat bekerja sebagai satu Citi, satu tim, dan satu budaya melalui lima aksi yaitu – Bertanggung Jawab, Positif, Menjadi “ONE” Tim, Menjadi Luar Biasa, dan Menjadi Masa Depan Kami. Selama ini, Citibank, N.A., Indonesia adalah bank yang mengedepankan efisiensi dan kami akan terus memprioritaskan efisiensi dalam keseharian operasional kami. Hal ini tercermin melalui cara kami dalam menentukan suku bunga pinjaman untuk nasabah dan aktivitasaktivitas re-engineering kami. Dalam menentukan suku bunga pinjaman untuk nasabah kami, Citibank, N.A., Indonesia mempertimbangkan beberapa faktor seperti jangka waktu pinjaman, suku bunga referensi yang terkait dengan jangka waktu pinjaman, premi risiko yang terkait dengan credit rating nasabah, potensi cross-selling serta beberapa faktor kualitatif lainnya. Oleh karena itu, Citibank, N.A., Indonesia tidak menggunakan biaya overhead dalam menentukan suku bunga pinjaman untuk nasabah melainkan menggunakan suku bunga referensi yang berlaku di pasar seperti suku bunga BI, JIBOR dan imbal hasil investasi obligasi pemerintah. Sehingga, jika suku bunga referensi yang berlaku di pasar turun maka suku bunga efektif pinjaman kami juga turun.
rasio yang diwajibkan seperti Posisi Devisa Netto, Pinjaman Luar Negeri, Beban Operasional Pendapatan Operasional dan Batasan Maksimum Pemberian Kredit di bawah level maksimum yang telah ditentukan. Sejalan dengan misi Bank Indonesia untuk meningkatkan efisiensi, Citibank, N.A., Indonesia telah mendorong proses re-engineering dengan visi untuk menyederhanakan proses, meningkatkan produktivitas dan efisiensi, dan mengidentifikasi sinergi antar unit. Kami melakukan beberapa hal berikut yang meliputi: 1. Memanfaatkan teknologi untuk menyederhanakan dan mengotomatisasi proses. 2. Mendorong nasabah untuk menggunakan platform elektronik dalam menginisiasi transaksi seperti: e-Delivery untuk tagihan dan advis, dan peningkatan fungsi Citi Online dan Mobile Banking (seperti pembayaran tagihan, transfer dana secara online dan aplikasi mobile). 3. Produk dan Pelayanan yang dibedakan menurut Segmen/ Nasabah, seperti alur kerja yang telah ditentukan untuk permintaanpermintaan umum agar pelacakan dan eskalasi menjadi efektif. 4. Negosiasi atas harga Vendor. 5. Meninjau & mengidentifikasi sinergi antara bisnis atau tim.
Citibank, N.A., Indonesia berkomitmen untuk mempertahankan prinsipprinsip penyaluran kredit dan risiko manajemen yang sehat dan bijak dalam mendukung usaha Bank Indonesia untuk memastikan tercapainya standar kredit yang tinggi. Kami akan mempertahankan CAR di atas level minimum Bank Indonesia dan memonitor seluruh
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
32
10
Macroeconomic Developments Perkembangan Makroekonomi
In 2015 global economic growth further weakened, led by slow-downs in Emerging Markets particularly China. Volatility in global markets was elevated especially prior to the Fed liftoff in December. The Chinese Yuan also devalued for the first time in two decades, as part China’s reform to move towards a more flexible exchange rate regime. In Indonesia, structural reforms were initiated but somewhat held back by global headwinds. Fiscal space was unexpectedly constrained amid shrinking oil revenues. Many infrastructure projects were still in preparation phase. The weakening rupiah helped exports of selected manufacturing sectors, but total exports were still dragged by the
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
shrinkage in commodity shipments. That said, imports shrank which helped ease pressures on the trade balance. Growth in private consumption also weakened, with big-ticket items impacted by a downturn in the credit cycle. Small-ticket items consumption still saw positive growth but slowed. Declining commodity prices and slow demand pulled down the inflation rate to 3.4%. On the whole, economic growth slowed to 4.8% during the year, from around 5% in the year before. The combination of global uncertainties and domestic growth concerns led to a reduction of capital inflows into Indonesia’s bond and equity markets, which led to pressure on the rupiah. Policymakers played an important role in stabilizing the currency through exchange market intervention, but foreign reserves subsequently fell. On average, the rupiah exchange rate weakened to 13,714/USD in 2015, compared to 11,866/USD in 2014.
The banking sector in 2015 generally remained well capitalized, with a capital adequacy ratio of 21.4%. Yet in a weak economic environment, demand for loans became tepid. Loans disbursed by the banking sector only increased by 10% year on year, lower compared to 13% in 2014. The exchange rate depreciation impacted corporate balance sheets and led to delays in company expansion plans. Non-performing loans nudged up to 2.7%, from 2.3% a year earlier.
33
Di tahun 2015, pertumbuhan ekonomi global melemah lebih lanjut, dipimpin oleh melambatnya pertumbuhan di negara-negara berkembang terutama Tiongkok. Volatilitas di pasar dunia meningkat terutama sebelum naiknya suku bunga AS di bulan Desember. Yuan Tiongkok juga didevaluasi untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir, sebagai bagian dari reformasi Tiongkok menuju rezim nilai tukar yang lebih fleksibel. Di Indonesia, reformasi struktural telah dimulai namun terhambat oleh tekanan global. Ruang fiskal tertahan sebagai akibat dari menyusutnya pendapatan dari minyak. Banyak proyek infrastruktur yang masih dalam tahap persiapan. Melemahnya rupiah membantu ekspor di beberapa sektor manufaktur, akan tetapi ekspor secara keseluruhan masih turun seiring dengan menurunnya ekspor sumber daya alam. Namun di lain sisi, impor juga menyusut sehingga mengurangi tekanan pada neraca perdagangan. Pertumbuhan dari konsumsi swasta juga cenderung menurun. Konsumsi barang tahan lama terpukul oleh penurunan siklus kredit. Belanja rutin masih menunjukkan pertumbuhan yang positif, namun melambat. Menurunnya harga dan permintaan komoditas primer menurunkan inflasi ke angka 3.4%. Secara kesulurahan, pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 4.8% pada tahun 2015, dari sekitar 5% pada tahun sebelumnya.
Kombinasi dari ketidakpastian pasar global dan lemahnya pertumbuhan ekonomi domestik menyebabkan berkurangnya arus masuk modal ke pasar obligasi dan saham Indonesia. Dan berakibat menimbulkan tekanan terhadap rupiah. Bank sentral memainkan peranan penting dalam menstabilkan nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar, walaupun dengan konsekuensi penurunan cadangan devisa. Rata-rata, nilai tukar rupiah melemah ke 13.714 per 1 USD di tahun 2015, dibandingkan 11.866 per 1 USD di tahun 2014. Permodalan sektor perbankan di tahun 2015 secara umum tetap terjaga dengan baik, dengan rasio kecukupan modal 21.4%. Namun dalam keadaan ekonomi yang lemah, permintaan kredit berkurang. Penyaluran kredit oleh sektor perbankan hanya meningkat sebanyak 10% dibandingkan tahun sebelumnya, lebih rendah dibandingkan 13% pada tahun 2014. Depresiasi nilai tukar berdampak pada neraca korporasi dan menunda rencana ekspansi perusahaan. NPL menyentuh 2.7%, dari 2.3% di tahun sebelumnya.
Source: BPS, Citi Research
Indonesia GDP Growth and Inflation Rate 7.00%
9.00% 8.00%
6.00%
7.00%
5.00%
6.00%
4.00%
5.00%
3.00%
4.00% 3.00%
2.00%
2.00%
1.00%
1.00%
0.00%
0.00% 2009
2010
2011
GDP (%YoY)
2012
2013
2014
2015
Inflation (%YoY)
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
34
11
Financial Summary Ringkasan Keuangan
Citibank, N.A, Indonesia Branch’s total assets grew by 14.6% compared to previous year, reaching IDR 74,558 billion. Total Loan and Advances after allowance for impairment losses grew by 0.8% compared to previous year, reaching IDR 38,495 billion. Total customer deposits increased by 17.5% to IDR 49,540 billion in 2015. Return on Equity (ROE) was at 10.7%. Return on Asset (ROA) was at 2.8% which was higher than the foreign owned bank industry average1. Total Bank Regulatory Capital rose to IDR 15,368 billion, an increase of 10.1% compared to previous year. Capital Adequacy Ratio (CAR) was sitting at 28.2%. This ratio remained well above the minimum requirement from Bank Indonesia of 9% - < 10%2. NPL – Net at 0.4% was better than previous year by 0.9%. Citibank, N.A., Indonesia Branch’s Net Income was at IDR 1,567 billion. Net Interest Income in 2015 was at IDR 3,370 billion, higher by IDR 155 billion or 4.8% compared to previous year. Citibank, N.A., Indonesia Branch’s financial statements for the year ended 31 December 2015 was audited by Public Accounting firm Siddharta Widjaja & Partner (member of KPMG International) with unqualified opinion.
Aset Citibank, N.A., Indonesia meningkat sebesar 14,6% dibandingkan tahun sebelumnya dan mencapai IDR 74.558 milyar. Total Kredit yang diberikan setelah cadangan kerugian penurunan nilai tumbuh sebesar 0,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan mencapai IDR 38,495 milyar. Jumlah dana pihak ketiga pun mengalami peningkatan sebesar 17,5% menjadi IDR 49.540 milyar pada tahun 2015.
Total modal Bank yang diwajibkan regulator meningkat sebesar 10,1% menjadi IDR 15.368 milyar dibandingkan tahun sebelumnya. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) tercatat sebesar 28,2%. Rasio ini jauh di atas persyaratan minimum dari Bank Indonesia sebesar 9% - < 10%2. NPL Net tercatat sebesar 0,4%, meningkat 0.9% dibandingkan tahun sebelumnya.
dalam IDR milyar
Income Statement
2015
2014
2013
2012
2011
Laporan Laba Rugi
Net Interest Income
3,370
3,215
2,748
2,930
2,968
Pendapatan Bunga Bersih
Non Interest Income
3,047
3,428
3,098
3,023
3,070
Pendapatan selain Bunga
Operating Income
6,417
6,643
5,846
5,953
6,038
Pendapatan Operasional
Net Operating Income
2,100
3,350
2,688
2,504
2,494
Laba Operasional
Income before Tax
2,100
3,350
2,688
2,505
2,494
Laba sebelum Pajak
Net Income
1,567
2,505
2,003
1,871
1,864
Laba Bersih Laporan Posisi Keuangan
Statement of Financial Position
2015
2014
2013
2012
2011
Total Assets
74,558
65,033
64,793
62,213
59,109
Jumlah Aset
Total Earning Assets*
72,881
61,931
63,341
60,755
57,949
*Jumlah Aset Produktif
Total Loans*
39,535
38,619
39,670
32,032
26,889
*Jumlah Kredit
Total Customer Deposits
49,540
42,171
43,297
42,077
38,344
Jumlah Simpanan
8,802
9,129
8,036
7,493
7,219
Rekening Kantor Pusat
Head Office Accounts Core Capital (Tier 1)
14,828
13,453
12,411
10,755
10,028
Modal Inti (Tier 1)
Total Bank Capital
15,368
13,953
12,881
11,201
10,331
Jumlah Modal Bank
*before allowance for Impairment Losses
2
Laporan keuangan Citibank, N.A., Indonesia untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 telah diaudit oleh kantor akuntan publik Siddharta Widjaja & Rekan (anggota KPMG Internasional) dengan opini wajar tanpa pengecualian.
Imbal Hasil Ekuitas (ROE) berada di 10,7%. Imbal Hasil Aset (ROA) berada di 2,8%, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan perusahaan asing1.
in billion IDR
1
Laba Bersih Citibank, N.A., Indonesia sebesar IDR 1.567 milyar. Pendapatan Bunga Bersih di tahun 2015 adalah IDR 3.370 milyar, lebih tinggi IDR 155 milyar atau 4,8% dari tahun sebelumnya.
Source: Indonesian Banking Statistics - Vol. 14, No. 1, December 2015 Minimum CAR ratio based on Bank’s risk profile
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
*sebelum Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
2
1 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia - Vol. 14, No. 1, Desember 2015 Kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) berdasarkan profil risiko bank
35
Financial Ratios Financial Ratios
Rasio-Rasio Keuangan 2015
2014
2013
2012
2011
77.2%
87.7%
83.4%
71.4%
66.7%
Rasio Kredit yang diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga
5.4%
5.8%
5.2%
5.6%
6.0%
Marjin Pendapatan Bunga Bersih
I Liquidity Loan to Funding Ratio
I Likuiditas
II Rentability Net Interest Margin
Rasio-rasio Keuangan
II Rentabilitas
Return on Assets
2.8%
5.1%
4.3%
4.1%
4.3%
Imbal Hasil Aset
Return on Equity
10.7%
19.0%
16.7%
16.7%
19.0%
Imbal Hasil Ekuitas
Operational Expense to Operational Income
89.2%
79.8%
85.8%
73.8%
71.0%
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operational (BOPO)
Non Performing Loan - gross
2.3%
1.7%
1.8%
0.8%
1.4%
Kredit Bermasalah terhadap jumlah Kredit - Bruto
Non Performing Loan - net
0.4%
1.3%
1.5%
0.3%
0.6%
Kredit Bermasalah terhadap jumlah Kredit - Neto
Non Performing Productive Assets and Non Productive Assets to Productive Assets and Non Productive Assets
2.0%
1.4%
0.8%
0.4%
0.5%
Aset produktif dan aset non produktif bermasalah terhadap aset produktif dan aset non produktif
Non Performing Productive Assets to Productive Assets
1.3%
1.1%
1.1%
0.5%
0.7%
Aset produktif bermasalah terhadap aset produktif
Allowance for Impairment Losses to Productive Assets
1.7%
0.9%
0.8%
1.0%
1.2%
Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif
III Productive Asset
III Aset Produktif
IV Compliance
IV Kepatuhan Persentase Pelanggaran BMPK
Violation of Legal Lending Limit Related Parties
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
Non Related Parties
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
Pihak Terkait Pihak Tidak Terkait Persentase Pelampauan BMPK
Excess of Legal Lending Limit Related Parties
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
Non Related Parties
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
0.0%
Reserve Requirement
Pihak Terkait Pihak Tidak Terkait Giro Wajib Minimum (GWM)
Reserve Requirement Primary IDR
7.8%
8.2%
8.2%
8.7%
9.7%
GWM Utama Rupiah
Reserve Requirement Foreign Currency
9.3%
9.0%
8.5%
9.0%
8.9%
GWM Valuta Asing
Net Open Position**
0.0%
0.0%
8.3%
6.7%
4.4%
**Posisi Devisa Neto (PDN)
V Capital
V Permodalan
Capital Adequacy Ratio (with credit and market risk)
34.8%
31.5%
30.4%
30.3%
25.5%
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (dengan risiko kredit dan pasar)
Capital Adequacy Ratio (with credit, market, and operational risk)
28.2%
25.5%
24.5%
23.8%
20.5%
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (dengan risiko kredit, pasar, dan operasional)
Other Information
2015
2014
2013
2012
2011
Informasi Lain
Cost of Fund (in billion IDR)
1,247
933
766
652
939
Total Biaya Dana (dalam IDR milyar)
**After considering deduction of foreign currency placements in term deposit with Bank Indonesia, based on the prevailing Bank Indonesia regulation.
**Setelah memperhitungkan penempatan berjangka pada Bank Indonesia dalam valuta asing sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
36
3,350
4,687 Net Interest Income Pendapatan Bunga Bersih
4,206 2,100
3,370
3,215
Interest Income Pendapatan Bunga
Income Before Tax Laba Sebelum Pajak
2,505 1,567
Net Income Laba Bersih
2014
2015
Income before Tax and Net Income (in billion IDR) Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih (IDR Milyar)
Net Income Citibank, N.A., Indonesia Branch’s Net Income was IDR 1,567 billion, which was lower by 37.4% compared to prior year. This is mainly due to higher allowance for impairment losses on financial assets. Net Interest Income Net Interest Income in 2015 was at IDR 3,370 billion, higher by 4.8% compared to previous year. The increase was mainly due to higher interest revenue from loan and advances, financial assets held for trading, and placement with Bank Indonesia and other Banks offset by higher interest expense in time deposit and on-call deposit.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
1,317 991
2014
2015
Net Interest Income, Interest Income and Interest Expense (in Billion IDR) Pendapatan Bunga Bersih, Pendapatan Bunga, dan Beban Bunga (IDR Milyar)
Laba Bersih Laba bersih Citibank, N.A., Indonesia adalah IDR 1.567 milyar, turun sebesar 37,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan oleh lebih tingginya pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Pendapatan Bunga Bersih Pendapatan Bunga Bersih di tahun 2015 adalah IDR 3.370, lebih tinggi sebesar 4,8% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh lebih tingginya pendapatan bunga dari kredit yang diberikan, aset keuangan untuk diperdagangkan, serta penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain diimbangi dengan peningkatan beban bunga terhadap deposito berjangka dan deposito on-call.
Interest Expense Beban Bunga
In Billion IDR/IDR Milyar
37
5,000 4,317
4,500
2014
4,000 2015
3,500
3,293
3,000 2,500 2,000
1,952
1,821 1,476
1,500
1,226
1,000 500 0 Net Fees and Commissions Income Pendapatan Provisi dan Komisi Bersih
Other Operating Income Pendapatan Operasional Lainnya
Other Operating Expense Beban Operasional Lainnya
Net Fees and Commisions Income, Other Operating Income and Operating Expense (in Billion IDR) Pendapatan Provisi dan Komisi Bersih, Pendapatan Operasional Lainnya dan Beban Operasional (IDR Milyar)
Net Fees and Commissions Income Net Fees and Commissions Income in 2015 was at IDR 1,821 billion, a 6.7% decrease compared to previous year, mainly driven by decline in fees and commissions from credit cards, selling agent commissions, and cash management commissions. Other Operating Income Other Operating Income in 2015 was at IDR 1,226 billion, a 16.9% decrease compared to previous year, mainly driven by lower revaluation of foreign exchange. Other Operating Expenses Other Operating Expenses in 2015 was at IDR 4,317 billion, an increase of 31.1% compared to previous year mainly driven by increase in allowance for impairment losses on financial assets.
Pendapatan Provisi dan Komisi Bersih Pendapatan provisi dan komisi bersih di tahun 2015 adalah IDR 1.821 milyar, turun 6,7% dibandingkan tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh menurunnya provisi dan komisi dari kartu kredit, komisi agen penjual, dan komisi manajemen kas. Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Operasional Lainnya di tahun 2015 adalah IDR 1.226 milyar, turun sebesar 16,9% dibandingkan tahun sebelumnya terutama disebabkan oleh lebih rendahnya penjabaran transaksi valuta asing. Beban Operasional Lainnya Beban Operasional Lainnya di tahun 2015 adalah IDR 4.317 milyar, naik sebesar 31,1% dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh adanya peningkatan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
38
Loans and Advances (Net) Kredit yang Diberikan Placement with Bank Indonesia and Other banks Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-Bank Lain Investment Securities Efek-efek untuk Tujuan Investasi Demand Deposits with Bank Indonesia and Other Banks Giro pada Bank Indonesia dan Bank-Bank Lain
51.6% 58.7%
Financial Assets Held for Trading Aset Keuangan untuk Diperdagangkan Other Financial Assets Aset Keuangan Lainnya
17.9%
7.6%
15.4%
13.4%
7.6%
8.3%
3.6% 4.8% 7.0%
3.9%
2014
2015 Assets Composition (in Billion IDR) Kompsisi Aset (IDR Milyar)
>Financial Positions Posisi Keuangan Assets Total assets grew by 14.6% to IDR 74,558 billion in 2015. The growth was mainly driven by placement with Bank Indonesia and other banks, financial assets held for trading, demand deposits with Bank Indonesia and other banks, and Loan and advances by IDR 8,417 billion, IDR 1,258 billion, IDR 1,223 billion, and IDR 306 billion respectively, and offset by lower other assets and securities purchased under resale agreements by IDR 864 billion and IDR 747 billion respectively.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Aset Total aset tumbuh sebesar 14,6% menjadi IDR 74.558 milyar pada tahun 2015. Pertumbuhan ini antara lain didukung oleh penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain, aset keuangan untuk diperdagangkan, giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, serta kredit yang diberikan masingmasing sebesar IDR 8.417 milyar, IDR 1.258 milyar, IDR 1.223 milyar, dan IDR 306 milyar, dan diimbangi oleh lebih rendahnya aset lain-lain dan efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, masing-masing sebesar IDR 864 milyar dan IDR 747 milyar.
39
38,188
38,495
Total Loan Jumlah Kredit yang Diberikan
1.7%
Allowance for Impairment Losses to Productive Assets Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif
0.9%
2014
2015
Loan Growth and Allowance for Impairment Losses to Productive Assets (IDR Billion) Pertumbuhan Kredit dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif
Loans and Advances In 2015, Total Loan and Advances after allowance for impairment losses was IDR 38,495 billion, an increase of 0.8% compared to previous year. The increase was primarily due to growth in local currency working capital and consumer loan by IDR 2,340 billion and IDR 1,542 billion respectively, offset by lower foreign currencies working capital loan by IDR 2,942 billion. Citibank, N.A., Indonesia Branch had maintained adequate allowance for impairment losses on loan and advances at IDR 1,041 billion in 2015 and IDR 430 billion in 2014. Citibank, N.A., Indonesia Branch maintained NPL below 5% in 2015 and continued adopting prudent banking practices. NPL Gross and NPL Net were recorded at 2.3% and 0.4% respectively.
Kredit yang Diberikan Pada tahun 2015, total Kredit yang diberikan setelah cadangan kerugian penurunan nilai dilaporkan sebesar IDR 38.495 milyar, tumbuh sebesar 0,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh lebih tingginya kredit modal kerja dan konsumen dalam mata uang Rupiah sebesar masingmasing IDR 2.340 milyar dan IDR 1.542 milyar, diimbangi oleh lebih rendahnya kredit modal kerja dalam mata uang asing sebesar IDR 2.942 milyar. Citibank, N.A., Indonesia tetap menjaga kecukupan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas kredit yang diberikan sebesar IDR 1.041 milyar pada tahun 2015 dan IDR 430 milyar pada tahun 2014. Citibank, N.A., Indonesia mempertahankan NPL di bawah 5% pada tahun 2015 dan terus berpedoman pada prinsip kehati-hatian. NPL Gross dan NPL Net masing-masing tercatat sebesar 2,3% dan 0,4%.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
40
49,540 Total Loans Jumlah Kredit yang Diberikan
42,171 38,495
38,188
Total Customer Deposits Jumlah Dana Pihak Ketiga Bukan Bank
87.7% 77.2%
LFR Rasio Kredit yang diberikan terhadap Dana Pihak Ketiga
2014
2015
Total Loans and Total Customer Deposits (In Billion IDR) Jumlah Kredit yang Diberikan dan Jumlah Dana Pihak Ketiga Bukan Bank (IDR Milyar)
Financial Assets Held for Trading and Investment Securities Financial Assets Held for Trading increased by 53.4% to IDR 3,612 billion in 2015. This is mainly due to greater holdings of Indonesia government bonds and US government bonds. Investment securities decreased by 0.4% to IDR 9,980 billion. This is due to the decrease in Indonesia government bonds – Sukuk Ijarah and Bank Indonesia Certificate. Placements with Bank Indonesia and Other Banks Placement with Bank Indonesia and Other Banks increased by 169.6% to IDR 13,380 billion in 2015. This is mostly attributable to higher call money in USD and IDR in 2015. Total Customer Deposits Total customer deposits increased by 17.5% to IDR 49,540 billion in 2015. The increase was mainly attributable to increase in time deposits and on-call deposits in IDR.
Aset Keuangan Untuk Diperdagangkan dan Efek-Efek Untuk Tujuan Investasi Aset Keuangan untuk Diperdagangkan tumbuh sebesar 53,4% menjadi IDR 3.612 milyar pada tahun 2015. Hal ini disebabkan oleh lebih besarnya efekefek obligasi pemerintah Republik Indonesia dan obligasi pemerintah Amerika Serikat. Efek-efek untuk tujuan investasi turun sebesar 0,4% menjadi IDR 9.980 milyar. Hal ini disebabkan oleh turunnya investasi pada obligasi pemerintah Republik Indonesia – Sukuk Ijarah dan Sertifikat Bank Indonesia. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank-Bank Lain meningkat sebesar 169,6% menjadi IDR 13.380 milyar pada tahun 2015. Hal ini terutama disebabkan oleh lebih tingginya penempatan call money dalam mata uang USD dan IDR pada tahun 2015. Total Dana Pihak Ketiga Bukan Bank Jumlah dana pihak ketiga bukan bank tumbuh sebesar 17,5% menjadi IDR 49.540 milyar pada tahun 2015. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh lebih tingginya deposito berjangka dan deposito on-call.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
41
13,953
15,368 Total Regulatory Capital Jumlah Modal Bank CAR KPMM
25.5%
2014
28.2%
2015
Total Regulatory Capital (in Billion IDR) and Capital Adequacy Ratio (%) Jumlah Modal Bank (IDR Milyar) dan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (%)
Head Office Accounts and Regulatory Capital Head Office Accounts decreased by 3.6% to IDR 8,802 billion in 2015. The decrease was primarily due to lower unremitted profits and decrease in fair value reserves (available-for-sale financial assets). Capital Adequacy Ratio (CAR) was at 28.2%, increased by 2.7% compared to the previous year. The ratio remained well above the minimum requirement from regulator of 9% - < 10%. Total Bank Regulatory Capital had been increasing steadily in the last five years. In 2015, the number rose to IDR 15,368 billion, an increase of 10.1% compared to the previous year. This was in line with the Bank’s commitment to maintain a strong capital position. Citibank, N.A., Indonesia Branch continuously maintains a strong capital level to meet minimum regulatory capital requirement and to support its various business activities. Our capital structure consists of two major components, namely Net Inter Office Funding (NIOF) and Unremitted Profit. Our declared NIOF as of December 2015 was IDR 6,893 billion, increased by 11.3% compared to previous year due to foreign exchange translation gain.
Rekening Kantor Pusat dan Modal yang Diwajibkan Regulator Rekening Kantor Pusat turun sebesar 3,6% menjadi IDR 8.802 milyar pada tahun 2015. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan laba yang belum dipindahkan ke kantor pusat dan cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual). Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) tercatat sebesar 28,2%, meningkat sebesar 2,7% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Rasio ini jauh di atas persyaratan minimum dari regulator sebesar 9% - < 10%.
Citibank, N.A., Indonesia terus mempertahankan tingkat permodalan yang kuat untuk memenuhi peraturan permodalan minimum serta mendukung berbagai aktivitas bisnis bank. Struktur permodalan kami terdiri dari dua komponen utama yaitu Dana Usaha dan Laba Ditahan. Total Dana Usaha per Desember 2015 adalah sejumlah IDR 6.893 milyar, meningkat sebesar 11,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh pengaruh peningkatan penjabaran transaksi valuta asing.
Total modal Bank yang diwajibkan regulator telah meningkat dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 jumlah tersebut meningkat menjadi IDR 15.368 milyar, naik sebesar 10,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan komitmen Bank untuk mempertahankan posisi modal yang kuat.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
42
Transparency Aspect according to Quarterly Published Financial Report (December 2015) Citibank, N.A., Indonesia Branch has performed a transparent conduct in accordance to the prevailing regulations and disclosed its financial information for 2015 in its quarterly publication. The financial information in this report is in accordance with the Regulation and Circulation Letter from Otoritas Jasa Keuangan on transparency and publication of Bank’s financial report.
Aspek Transparansi sesuai Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan (Desember 2015) Citibank, N.A., Indonesia telah melaksanakan aktivitas secara transparan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta telah mempublikasikan informasi keuangan tahun 2015 pada Publikasi Triwulanan. Informasi Keuangan dalam laporan tersebut disajikan sesuai dengan Peraturan serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank.
The full set of report is accessible through www.citibank.co.id website.
Keseluruhan laporan dapat dilihat dan diakses melalui website www.citibank.co.id
Spot and Derivative Transaction Report
Laporan Transaksi Spot dan Derivatif
31 December 2015
31 Desember 2015
(in million IDR)
(dalam jutaan rupiah) BANK
No.
Transaction
Tagihan dan Kewajiban Derivatif Derivative Receivables & Liabilties
Tujuan Purposes
Nilai Nominal Nominal Amount
Trading Trading
Tagihan Receivables
Hedging Hedging
Transaksi
Kewajiban Liability
A. Related to Foreign Exchange
Terkait dengan Nilai Tukar
1
Spot
2,184,801
2,184,801
-
995
2,857
Spot
2
Forward
7,120,036
7,120,036
-
121,306
35,276
Forward
3
Option
Option
a. Sell
4,055
4,055
-
-
6
Jual a.
b. Buy
4,055
4,055
-
6
-
Beli b.
-
-
-
-
-
18,294,767
18,294,767
-
111,300
203,068
Swap
-
-
-
-
8,333
Lainnya
4
Future
5
Swap
6
Others
B. Related to Interest Rate 1
Forward
2
Option
Future
Terkait dengan Suku Bunga Forward
-
-
-
-
-
a. Sell
-
-
-
-
-
Jual a.
b. Buy
-
-
-
-
-
Beli b.
-
-
-
-
-
Future
3,246,075
3,246,075
-
1,384
574
Swap
3
Future
4
Swap
5
Others
C. Others TOTAL
Option
-
-
-
-
-
Lainnya
2,235,473
2,235,473
-
58,317
488,879
Lainnya
33,089,262
33,089,262
-
293,308
738,993
JUMLAH
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
43
Allowance for Loss Reserves
Cadangan Penyisihan Kerugian
31 December 2015 and 2014
31 Desember 2015 dan 2014
(in million IDR)
(dalam jutaan rupiah) 31 Desember 2015
No.
CKPN
POSTS
Individu Individual
31 Desember 2014
PPA wajib dibentuk
Kolektif Collective
CKPN
Umum General
Khusus Specific
Individu Individual
PPA wajib dibentuk
Kolektif Collective
POS-POS
Umum General
Khusus Specific
1
Placement with other banks
-
-
46,921
-
-
-
18,383
-
2
Spot and derivative receivables
-
-
2,655
2,064
-
-
2,680
304
Penempatan pada bank lain Tagihan spot dan derivatif
3
Securities
-
1,383
23,590
-
-
2,080
11,143
-
Surat berharga
4
Repurchase securities (Repo)
-
-
-
-
-
-
-
-
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
5
Reverse repurchase securities (Reverse Repo)
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
6
Acceptance receivables
7
Loans
8
Tagihan akseptasi
-
514
2,087
20
-
1,053
2,887
21
689,784
349,537
333,259
770,350
46,785
381,404
319,501
239,647
Investments
-
-
15
-
-
-
15
-
Penyertaan
9
Temporary capital investments
-
-
-
-
-
-
-
-
Penyertaan modal sementara
10
Other claims
108,588
-
108,588
-
98,788
-
98,788
-
Tagihan lainnya
11
Off balance sheet transactions
-
-
39,996
315,651
-
-
46,678
256,297
Kredit
Transaksi Rekening Administratif
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
44
Quality of Productive Assets Report and Other Information 31 December 2015 and 2014 (in million IDR) 31 December 2015 No.
POSTS
Lancar Current
Dalam Perhatian Khusus Special Mention
Kurang Lancar Sub Standards
Diragukan Doubtful
Macet Loss
Jumlah Total
I. AFFILIATED PARTIES 1
Placement with other banks a. Rupiah b. Foreign Currencies
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
99,877
Spot & derivative receivables a. Rupiah
-
-
-
-
-
-
b. Foreign Currencies
5
-
-
-
-
5
3
Securities
4
Repurchase Securities (Repo)
5
99,877
a. Rupiah
-
-
-
-
-
-
b. Foreign Currencies
-
-
-
-
-
-
a. Rupiah
-
-
-
-
-
-
b. Foreign Currencies
-
-
-
-
-
-
Reverse repurchase securities (Reverse Repo) a. Rupiah
-
-
-
-
-
-
b. Foreign Currencies
-
-
-
-
-
-
6
Acceptance receivables
-
-
-
-
-
-
7
Loans
i. Rupiah
-
-
-
-
-
-
ii. Foreign Currencies
-
-
-
-
-
-
47,789
1,640
-
-
-
49,429
-
-
-
-
-
-
i. Rupiah
-
-
-
-
-
-
ii. Foreign Currencies
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
a. SME Debtors
b. Non SME Debtors i. Rupiah ii. Foreign Currencies c. Loans Restructuring
d. Property Loans 8
Investments
-
-
-
-
-
-
9
Temporary capital investments
-
-
-
-
-
-
10
Other claims
-
-
-
-
-
-
11
Commitment and contigencies 8,514
274
12
Foreclosed assets
a. Rupiah b. Foreign Currencies
-
8,788
39
-
-
-
-
39
-
-
-
-
-
-
-
-
II. NON AFFILIATED PARTIES 1
2
Placement with other Banks a. Rupiah
1,425,715
-
-
-
-
1,425,715
b. Foreign Currencies
3,166,548
-
-
-
-
3,166,548
Spot & derivative receivables a. Rupiah b. Foreign Currencies
3
4
5
1,027
-
-
-
-
1,027
267,341
16,759
8,176
-
-
292,276
Securities a. Rupiah
7,269,765
-
-
-
-
7,269,765
b. Foreign Currencies
6,286,052
-
-
-
-
6,286,052
Repurchase Securities (Repo) a. Rupiah
-
-
-
-
-
-
b. Foreign Currencies
-
-
-
-
-
-
Reverse repurchase securities (Reverse Repo) a. Rupiah
-
-
-
-
-
-
b. Foreign Currencies
-
-
-
-
-
-
6
Acceptance receivables
219,114
394
-
-
-
219,508
7
Loans
i. Rupiah
294,871
-
89,000
-
-
383,871
ii. Foreign Currencies
642,585
-
-
-
-
642,585
i. Rupiah
22,114,719
2,485,934
97,186
126,245
206,772
25,030,856
ii. Foreign Currencies
11,655,386
651,377
26,311
-
317,417
12,650,491
5,522
34,149
10,278
7,027
1,817
58,793
16,542
50,026
-
-
-
66,568
185,343
-
-
-
-
185,343 1,500
a. SME Debtors
b. Non SME Debtors
c. Loans Restructuring i. Rupiah ii. Foreign Currencies d. Property Loans 8
Investments
9
Temporary capital investments
10
Other claims
11
Commitment and contigencies
12
1,500
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
108,588
-
-
-
-
108,588
a. Rupiah
37,115,298
2,271,553
172,909
5,293
11,368
39,576,421
b. Foreign Currencies
22,090,534
2,264,070
336,833
-
-
24,691,437
-
-
-
-
-
-
Foreclosed assets
III. OTHER INFORMATION 1
Total Asset guaranteed: a. In Bank Indonesia b. In Other Parties
2
-
Allowance for impairment of financial assets to productive assets
1,149,806 1,645,196
3
Total Allowance to productive assets
4
SME Loans to total loans
3.51%
5
Micro loans to total loans
2.12%
6
Number of SME debtors to total debtors
0.01%
7
Number of micro debtors to total debtors
0.00%
8
Others a. Two step loans b. Financing Mudharabah Muqayyadah c. Productive Assets written off
541,286
d. Recovery of previous productive assets written off
-
e. Productive Assets permanently written off
-
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
45
Laporan Kualitas Aset Produktif dan Informasi Lainnya 31 Desember 2015 and 2014 (dalam jutaan rupiah) 31 December 2014 Lancar Current
Dalam Perhatian Khusus Special Mention
Kurang Lancar Sub Standards
Diragukan Doubtful
Macet Loss
POS-POS
Jumlah Total
I. PIHAK TERKAIT Penempatan pada bank lain -
-
-
-
-
-
21,508
-
-
-
-
21,508
Valuta asing b. Tagihan spot dan derivatif
-
-
-
-
-
-
Rupiah a.
160
-
-
-
-
160
Valuta asing b.
-
-
-
-
-
-
Rupiah a.
-
-
-
-
-
-
Valuta asing b.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Surat berharga
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
3
4
Rupiah a. Valuta asing b. Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
-
1
Rupiah a.
5
Rupiah a. Valuta asing b. Tagihan Akseptasi
6
Kredit
7
Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) a. -
-
-
-
-
-
Rupiah i.
-
-
-
-
-
-
Valuta asing ii.
45,501
2,534
-
-
-
48,035
Rupiah i.
-
-
-
-
-
-
Valuta asing ii.
-
-
-
-
-
-
Rupiah i.
-
-
-
-
-
-
Valuta asing ii.
-
-
-
-
-
-
Kredit properti d.
-
-
-
-
-
-
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
Penyertaan modal sementara
9
-
-
-
-
-
-
Tagihan lainnya
10
Komitmen dan kontinjensi
11
5,726
697
-
-
-
6,423
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Bukan debitur UMKM b.
Kredit yang direstrukturisasi c.
8
Rupiah a. Valuta asing b. Aset yang diambil alih
12
II. PIHAK TIDAK TERKAIT Penempatan pada bank lain 160,920
-
-
-
-
160,920
1,655,868
-
-
-
-
1,655,868
1
Rupiah a. Valuta asing b. Tagihan spot dan derivatif
763
-
-
-
-
763
Rupiah a.
293,395
3,284
934
-
-
297,613
Valuta asing b.
8,072,366
-
-
-
-
8,072,366
Surat berharga
2
3
Rupiah a. Valuta asing b.
4,711,123
-
-
-
-
4,711,123
-
-
-
-
-
-
Rupiah a.
-
-
-
-
-
-
Valuta asing b.
744,656
-
-
-
-
744,656
-
-
-
-
-
-
301,037
427
-
-
-
301,464
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
4
5
Rupiah a. Valuta asing b. Tagihan Akseptasi
6
Kredit
7
Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) a. 27,544
116
39
-
7
27,706
Rupiah i.
49,510
-
-
-
-
49,510
Valuta asing ii.
19,669,519
1,724,190
114,265
84,207
40,309
21,632,490
14,708,848
502,272
341,822
30,799
3,748
15,587,489
Bukan debitur UMKM b. Rupiah i. Valuta asing ii. Kredit yang direstrukturisasi c. 5,319
15,253
7,000
825
583
28,980
Rupiah i.
-
-
-
-
-
-
Valuta asing ii.
222,674
-
-
-
-
222,674
1,500
-
-
-
-
1,500
Penyertaan
-
-
-
-
-
-
Penyertaan modal sementara
9
98,788
-
-
-
-
98,788
Tagihan lainnya
10
Komitmen dan kontinjensi
11
27,907,416
1,171,176
90,201
1,861
9,813
29,180,467
25,123,949
1,439,203
484,186
61,925
-
27,109,263
-
-
-
-
-
-
Kredit properti d. 8
Rupiah a. Valuta asing b. Aset yang diambil alih
12
III. INFORMASI LAIN Total aset bank yang dijaminkan: -
1
Pada Bank Indonesia a. Pada pihak lain b.
530,110
Total CKPN aset keuangan atas aset produktif
996,344
Total PPA yang wajib dibentuk atas aset produktif
3
1.42%
Persentase kredit kepada UMKM terhadap total kredit
4
0.00%
Persentase kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total kredit
5
0.01%
Persentase jumlah debitur UMKM terhadap total debitur
6
0.01%
Persentase jumlah debitur Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total debitur
7
Lainnya
8
-
Penerusan kredit a.
-
Penyaluran dana Mudharabah Muqayyadah b.
444,701
Aset produktif yang dihapus buku c.
-
Aset produktif dihapus buku yg dipulihkan/berhasil ditagih d.
-
Aset produktif yang dihapus tagih e.
2
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
46
12
Institutional Client Group(ICG)
Our extensive product breadth and geographic scope enable ICG to effectively utilize our resources to best-serve our customers. With four offices located in Jakarta, Bandung, Surabaya, and Medan, ICG strives to provide clients with best-in-class products, services, and execution. Citi’s Institutional Clients Group (ICG) provides comprehensive financial solutions to our corporate clients ICG core business products can be classified into two main categories: • Markets and Securities Services consisting of Global Markets and Securities Services. • Banking Services consisting of Cash, Trade, Corporate Portfolio Management and Advisory.
Produk kami yang beragam, serta cakupan geografis kami memungkinkan ICG untuk menggunakan sumber daya terbaiknya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada Nasabah. Melalui empat kantor cabang yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan, ICG berusaha untuk menyediakan produk, pelayanan, dan pelaksanaan yang terbaik di dunia. Citi Institutional Client Group (ICG) menyediakan solusi keuangan yang menyeluruh untuk nasabah korporasi kami. Produk-produk bisnis inti ICG dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama: • Markets and Securities Services yang terdiri dari Global Markets dan Securities Services. • Banking Services yang terdiri dari Cash, Trade, Corporate Portfolio Management dan Advisory.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
47
ICG Strategy: “To continue to grow & strengthen our core products to create value added benefits for our customers.” Strategi ICG: “Untuk terus mengembangkan dan memperkuat produk-produk inti kami untuk menciptakan keuntungan bernilai tambah bagi nasabah kami.”
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
48
>Institutional Clients Group Products and Service Innovation >Insitutional Clients Group Inovasi Produk dan Layanan
Pengembangan Sistem – Perhitungan Pajak & Administratif Citi Indonesia telah mengembangkan sistem perhitungan pajak menjadi otomatis untuk mengkalkulasi pajak atas transaksi pendapatan tetap & pemasukan, dan mengadministrasikan formulir pajak setiap klien. Sistem ini dikembangkan oleh Citi Indonesia sebagai bank kustodian untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan terhadap kebutuhan klien sehubungan dengan administrasi pajak. Pengembangan Sistem – Perdagangan Mata Uang Asing (FX) Otomatis Indonesia telah mengembangkan sistem internal untuk mengintegrasikan sistem utama sekuritas dan pertukaran mata uang asing (FX). Pengembangan sistem ini memberi nilai tambah terhadap pelayanan Bank Kustodian terhadap klien karena eksekusi pertukaran mata uang asing (FX) atas penyelesaian portofolio dapat dilakukan secara otomatis berdasarkan parameter yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan dengan klien.
>> Securities Services System Enhancement – Tax Calculation & Administration Citi Indonesia has enhanced its tax system to automatically calculate withholding tax for income and fixed income transaction, as well as to maintain and tracking of tax form. This system enables Citi Indonesia as custodian bank to further improve our tax administration service’s scope and level to be delivered to our clients need. Internal System Development – Auto FX Citi Indonesia has further developed its internal system to integrate the core system of securities and FX (Foreign Exchange). This new system developed to improve service level of Citi Indonesia as custodian bank to our client through enabling automated FX booking based on securities trades as per specific setup per client’s request.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Participation in implementation of New Fund System or S-Invest Citi Indonesia has been joining the Indonesia mutual fund’s industry initiative in implementing the New Fund System (NFS) or S-Invest. S-Invest system is created by the Indonesia central depositary (KSEI) and has been built as an integrated platform to connect related participants to Mutual Fund and Discretionary Fund managed by Fund Manager. Related parties will be custodian banks, fund managers and distribution agents. This system allows regulatory monitoring for the transaction details of every participant involved. As mutual fund’s industry participant, Citi Indonesia as custodian bank is developing our fund’s supporting system to enable our system to be integrated with S-Invest to allow Straight-Through-Processing (STP).
Partisipasi dalam implementasi New Fund System atau S-Invest Citi Indonesia berpartisipasi dalam inisiatif yang berlangsung di pasar reksadana di Indonesia Citi Indonesia sehubungan dengan implementasi New Fund System (NFS) atau S-Invest. Sistem S-Invest ini dibangun oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai infrastruktur yang terintegrasi yang menghubungkan seluruh pihak yang terlibat dalam transaksi Reksadana. Pihak-pihak yang terintegrasi dalam sistem ini adalah bank kustodian, manajer investasi dan agen penjual. Sistem ini akan memungkinkan fungsi pemantauan dan pengawasan atas detil transaksi yang dilakukan oleh seluruh pihak dalam traksaksi reksadana. Sebagai pihak yang memegang peranan dalam industri reksadana, Citi Indonesia sebagai bank kustodian melakukan pengembangan atas sistem pendukung operasional reksadana sehingga dapat terintegrasi dengan sistem S-Invest agar transaksi dapat diproses secara otomatis (Straight-Through-Processing)
49
>>Treasury and Trade Solutions Receivable Matching Reconciliation Solution (RMRS) RMRS is a unique digital zerohuman-intervention reconciliation module developed by Citi. The solution is leverage on the secure and interactive electronic forms to communicate and capture remittance information from payers. The incoming fund will be automatically reconciled against the remittance information and reported back to client via CitiDirect or H2H for client to close the open A/R.
Receivable Matching Reconciliation Solution (RMRS) RMRS adalah modul rekonsiliasi unik, tanpa intervensi manusia yang dikembangkan oleh Citi. Solusinya adalah pengungkitan pada formulir elektronik yang aman dan interaktif untuk berkomunikasi dan menangkap informasi pengiriman uang dari pembayar. Dana yang masuk akan otomatis dicocokkan terhadap informasi pengiriman uang dan dilaporkan kembali ke klien melalui CitiDirect atau H2H untuk menutup A/R yang terbuka.
Central Travel Account (CTA) Card CTA is essentially a T&E card with a purpose to consolidate air travel ticket for a corporate client. The program is a centrally billed corporate account designed to help monitor and control travel-related expenses. By having CTA, client is able to streamline processes associated with authorizing, purchasing, monitoring and reconciling travel and related expenses.
Central Travel Account (CTA) Card CTA pada dasarnya adalah kartu T&E dengan tujuan untuk mengkonsolidasikan tiket perjalanan udara untuk nasabah korporasi. Program ini adalah akun korporasi yang memiliki tagihan terpusat dan dirancang untuk membantu mengawasi dan mengkontrol beban biaya terkait dengan perjalanan. Dengan memiliki CTA, nasabah mampu merampingkan proses yang terkait dengan otorisasi, pembelian, pengawasan dan merekonsiliasi biaya perjalanan dan biaya yang terkait didalamnya.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
50
ETAX MPN-G2 The Indonesian Tax Authorities under the Ministry of Finance has launched new electronic tax payment system called Module Penerimaan Negara Generasi 2 (MPN-G2). Citi has implemented MPN-G2 for all our corporate customers, without any requirement to update the customer system to maintain customer convenience and satisfaction. Citi eTax has capability to request Billing IDs on behalf of our customers with single or bulk mechanism which can improve operational efficiency as well as reducing human error rate. Citi is the only foreign bank and one of six banks in Indonesia, which have adopted this solution. The Indonesian Tax Authority under the Ministry of Finance has given Citi an Award of Appreciation for partnership. In addition, Citi is recognized as the second biggest bank that processes corporate tax payments nationwide. Client’s Mandate – Indonesia Ministry of Finance Citi Indonesia has been selected as one of the partner bank of the Government of the Republic of Indonesia to provide cash management and account services to all Ministries, Government Agencies and Working Units under the Government of the Republic of Indonesia for the fiscal year of 2016. This mandate allows Citi Indonesia to provide full support to the Ministry of Finance’s objective in increasing real-time visibility and achieving interest optimization on cash balance of governmental budget disbursed by State Treasury of Ministry of Finance to Ministries, Government Agencies and Working Unit. This signing endorses our continuing relationship with the client and marks acknowledgement of our commitment to deliver excellent service to government institutions and the public sector.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
ETAX MPN-G2 Otoritas Pajak Indonesia di bawah naungan Kementerian Keuangan telah meluncurkan sistem pembayaran pajak elektronik baru yang disebut Modul Penerimaan Negara Generasi 2 (MPN-G2). Citi telah menerapkan MPN-G2 untuk semua pelanggan korporat kami, tanpa kewajiban untuk memperbarui sistem nasabah untuk mempertahankan kenyamanan dan kepuasan. Citi eTax memiliki kemampuan untuk meminta ID Penagihan atas nama nasabah kami dengan mekanisme tunggal atau massal yang dapat meningkatkan efisiensi operasional serta mengurangi tingkat kesalahan manusia. Citi adalah satu-satunya bank asing dan salah satu dari enam bank di Indonesia, yang telah mengadopsi solusi ini. Otoritas Pajak Indonesia, dibawah naungan Menteri Keuangan memberikan penghargaan kepada Citi atas kerjasamanya. Selain itu, Citi diakui sebagai bank terbesar kedua yang memproses pembayaran pajak perusahaan nasional. Client’s Mandate – Indonesia Ministry of Finance Citi Indonesia dipilih menjadi salah satu bank mitra pemerintahan Indonesia untuk menyediakan manajemen kas dan layanan akun untuk seluruh departemen kementerian, instansi pemerintahan dan satuan kerja dibawah pemerintahan republik Indonesia untuk tahun 2016. Mandat ini memperbolehkan Citi Indonesia menyediakan dukungan penuh untuk tujuan menteri keuangan dalam menaikan visibilitas real-time dan mencapai optimasi bunga pada saldo kas anggaran pemerintah yang disalurkan oleh Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan untuk Departemen kementerian, Instansi Pemerintah dan Satuan Kerja . Penandatanganan ini mendukung hubungan kami dengan nasabah dan tanda pengakuan komitmen kami dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk institusi pemerintah dan sektor publik.
51
>> Corporate and Investment Banking As a branch of a foreign bank, Citi Indonesia facilitates our customer’s needs to engage in capital markets transactions in the international capital markets through a Citi entity overseas: Sebagai kantor cabang bank Asing, Citi Indonesia memfasilitasi kebutuhan nasabah-nasabah kami untuk penerbitan obligasi mereka di pasar modal internasional melalui kantor Citibank diluar negeri:
Charoen Pokphand Indonesia Syndication Loan In November 2015, Citi acted a Sole Coordinator, Mandated Lead Arranger and Bookrunner in PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk’s (CPIN) Syndicated Loan. The facility was structured as an USD and IDR dual-currency credit facility with a size of USD 100 million and IDR 3 trillion respectively with a tenor of 5 years. This facility represents CPIN’s fifth consecutive successful transaction that Citi has worked on with CPIN since it tapped the syndication loan market in 2007. Pinjaman Sindikasi Charoen Pokphand Indonesia Pada bulan November 2015, Citi bertindak sebagai Sole Coordinator, Mandated Lead Arranger, dan Bookrunner untuk pinjaman sindikasi PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Fasilitas yang diberikan berupa fasilitas kredit dual-currency USD dan IDR senilai USD 100 juta dan IDR 3 triliun dengan tenor 5 tahun. Fasilitas ini merepresentasikan transaksi kelima yang berhasil dilakukan secara bersama-sama oleh Citi dan CPIN sejak perusahaan ini memasuki pasar pinjaman sindikasi di tahun 2007.
Bumi Serpong Damai Senior Notes Offering In April 2015, Citi successfully priced PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) USD 225 million 5-year guaranteed Senior Unsecured Notes offering. Citi served as a Sole Global Coordinator and Joint Bookrunner on this landmark offering. The transaction achieved the tightest inaugural coupon/yield amongst Indonesia real estate offering with an orderbook of USD 750 million. Penawaran Obligasi Bumi Serpong Damai Pada bulan April 2015, Citi berhasil menawarkan Senior Unsecured Notes dengan jangka waktu 5 tahun senilai USD 225 juta untuk PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Citi bertindak sebagai Sole Global Coordinator dan Joint Bookrunner untuk transaksi ini. Transaksi ini berhasil meraih tingkat kupon/yield perdana terendah dalam industri real estate di Indonesia dengan orderbook senilai USD 750 juta.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
52
Adaro Energy Group Club Loan In December 2015, Citi acted as one of the Mandated Lead Arrangers for a US$320 million club loan involving PT Adaro Energy Tbk’s subsidiaries, PT Saptaindra Sejati (SIS) and PT Maritim Barito Perkasa (MBP). SIS focuses in coal mining and hauling contracting that serves major coal miners, while MBP concentrates in the coal barging and transshipment, as well as ship-loading services. Despite challenging environment in the coal sector, the transaction proved to be a success, with very strong demand amongst banks and continued to cement Citi’s strong relationship with Adaro Energy Group. Club Loan Grup Adaro Energy Pada bulan Desember 2015, Citi bertindak sebagai salah satu Mandated Lead Arranger untuk pinjaman club senilai US$320 juta untuk dua anak perusahaan PT Adaro Energy Tbk, PT Saptaindra Sejati (SIS) and PT Maritim Barito Perkasa (MBP). SIS berkecimpung dalam usaha kontraktor pertambangan dan hauling batu bara untuk perusahanperusahaan pertambangan batu bara besar di Indonesia, sedangkan MBP berkecimpung di bidang jasa transportasi dan pengangkutan batu bara. Terlepas dari kondisi yang cukup menantang di sektor pertambangan batu bara, transaksi ini tetap mendapatkan permintaan yang sangat positif dari industri perbankan dan terus mempererat hubungan antara Citi dan Grup Adaro Energy.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Pelindo II Bond In April 2015, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (Pelindo II) successfully priced a US$1.6 billion 10 and 30year offering. Citi served as Joint Bookrunner and Billing & Delivery Agent for this transaction. The transaction is the largest debut transaction by an Indonesian StateOwned Enterprise (“SOE”) to date and achieved a record low for a 10-year coupon amongst Indonesian SOEs. The demand from investors peaked at over US$5 billion across all tranches, and priced at lowest spread to the sovereign for any Indonesian SOEs, highlighting investor recognition of IPC’s strategic importance and critical role for Indonesia’s infrastructure development. Obligasi Pelindo II Pada bulan April 2015, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) (Pelindo II) berhasil menerbitkan senior notes senilai US$1.6 miliar dengan tenor 10 dan 30 tahun. Dalam transaksi ini, Citi bertindak sebagai Joint Bookrunner dan Billing & Delivery Agent. Transaksi ini adalah transaksi debut terbesar yang pernah dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) Indonesia dan berhasil meraih kupon 10 tahun terendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan BUMN Indonesia lainya. Permintaan dari para investor sangat kuat, berjumlah lebih dari US$ 5 milyar untuk semua tranche yang ditawarkan, dan berhasil mencapai spread imbal balik terendah terhadap surat berharga negara dibandingkan dengan perusahaanperusahaan BUMN Indonesia lainnya. Hal ini terus menunjukkan keyakinan investor terhadap kepentingan strategis IPC kepada pembangunan infrastruktur Indonesia.
Telkomsel Cash Management In late-2014, Citibank was mandated as the core payment bank for PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). After a diligent structuring and implementation process, Citi successfully launched the CitiDirect platform to all Telkomsel branches across Indonesia by Q1 2015. CitiDirect - our digitalized banking platform - provides end to end digital base solutions, allowing Telkomsel an enhanced visibility, efficiency and consolidated view of all payment data and trends. Our platform has since become Telkomsel’s choice for payment solutions. Pengelolaan Keuangan Telkomsel Pada akhir tahun 2014, Citibank memenangkan mandat sebagai bank pembayaran inti untuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Setelah melalui proses strukturisasi dan implementasi yang menyeluruh, Citi sukses meluncurkan platform CitiDirect untuk semua cabang Telkomsel di Indonesia pada kwartal 1 2015. CitiDirect – platform perbankan digital kami – memberikan Telkomsel solusi perbankan yang terintegrasi, dan memungkinkan Telkomsel untuk melihat semua data dan tren pembayaran secara efisien dan terkonsolidasi. Hingga saat ini, platform CitiDirect kami terus menjadi pilihan Telkomsel untuk proses-proses pembayaran.
53
Tower Bersama Senior Notes Offering In February 2015, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) successfully priced a USD 350 million 7-year Senior Unsecured Notes. This is Tower Bersama’s second bond offering since the first issuance in March 2013. The transaction was Indonesia’s first offering by a corporate issuer in 2015 and achieved an orderbook of USD 1.7 billion. This transaction achieved the lowest yield in history for an Indonesian corporate without government ownership for 7-year or longer tenor offering. Penawaran Obligasi Tower Bersama Pada bulan Februari 2015, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil menerbitkan Senior Unsecured Notes 7 tahun senilai USD 350 juta. Ini merupakan penerbitan obligasi Tower Bersama yang kedua setelah penerbitan pertama mereka pada Maret 2013. Transaksi ini merupakan transaksi penerbitan perusahaan pertama di Indonesia pada tahun 2015 dan berhasil menghasilkan orderbook senilai USD 1.7 miliar. Transaksi ini berhasil meraih yield terendah dalam sejarah Indonesia untuk perusahaan Indonesia tanpa kepemilikan pemerintah dengan jangka waktu 7 tahun atau lebih.
Republic of Indonesia (USD) Bond In January 2015, Citi as Joint Bookrunner assisted the Republic of Indonesia in pricing a US$4 billion 10-year and 30-year US$ fixed rate, senior unsecured notes, the largest Indonesian issuance to date. The deal was carefully timed to seize a window of stability after an extended period of volatility as a result of the fall in crude oil prices, treasury yields, and concerns around the Eurozone and Greece. The transaction received overwhelming positive response from the market, with order book reaching US$20 billion for the two tranches, the largest to date. In December 2015, Citi was subsequently mandated by the Republic of Indonesia as a Joint Bookrunner to price a US$3.5 billion 10- and 30-year offering, US$ fixed rate, senior unsecured notes. The deal was meticulously designed for Indonesia to pre-fund 2016 state budget requirements and also to seize optimal market window following an accelerated transaction preparation process. Strong participation was also noted from Indonesia’s core investor base, anchoring demand yet again and demonstrating confidence in the sovereign and its prospects.
yang relatif stabil setelah periode volatilitas yang disebabkan oleh turunnya harga minyak mentah, imbal balik treasury serta ketidakstabilan ekonomi Eurozone dan Yunani. Penerbitan ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari pasar, dengan order book yang bernilai sebesar US$ 20 milyar, terbesar hingga saat ini. Pada bulan Desember 2015, Citi kembali mendapat mandat sebagai Joint Bookrunner dari Pemerintah Indonesia untuk menerbitkan surat hutang dengan nilai US$3.5 miliar berjangka waktu 10 dan 30 tahun. Penerbitan ini direncanakan dengan seksama untuk keperluan pre-funding belanja negara di tahun 2016 dan memanfaatkan kondisi pasar yang optimal mengikuti proses persiapan transaksi yang cepat. Transaksi ini mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari investor-investor inti surat berharga Indonesia, menunjukkan kepercayaan pasar yang kuat terhadap Indonesia dan prospek-prospek pertumbuhannya.
Obligasi (USD) Republik Indonesia Pada bulan Januari 2015, Citi sebagai Joint Bookrunner membantu Pemerintah Indonesia menerbitkan US$ fixed rate, senior unsecured note senilai US$4 miliar, berjangka waktu 10 dan 20 tahun yang merupakan penerbitan terbesar Indonesia hingga saat ini. Periode penerbitan ini dicanangkan secara matang untuk memanfaatkan keadaan pasar global
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
54
13
Global Consumer Banking (GCB)
Our core businesses in Global Consumer Banking (GCB) include credit cards, consumer lending, savings and deposits, investment, insurance, products and treasury products. Bisnis utama kami di GCB adalah kartu kredit, pinjaman nasabah, tabungan dan deposito, produk-produk investasi, asuransi, serta produk-produk treasury.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
55
The Global Consumer Banking business operates 9 Auxiliary branches, 2 cash offices and 68 ATMs in six major Indonesia cities (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, and Denpasar). Citibank has one of the largest customer payment networks in the nation. GCB is a pioneer in the Indonesian credit card industry. We aim to continuously provide innovative and value added programs to our customers. We also provide our customers with industry-leading banking technology, a strong country presence, as well as a powerful Citi global franchise.
Global Consumer Banking (GCB) memiliki 9 kantor cabang pembantu, 2 kantor kas dan 68 ATM yang tersebar di enam kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, dan Denpasar). Hal ini sesuai dengan tujuan kami untuk memperluas jaringan dan mempermudah aktivitas perbankan nasabah. Citibank termasuk bank dengan jaringan pembayaran nasabah terbesar di Indonesia. GCB adalah perintis dalam industri kartu kredit di Indonesia. Kami bertujuan untuk terus menyediakan program-program yang inovatif dan bernilai tambah untuk nasabah kami. Kami juga menyediakan teknologi perbankan yang terdepan, kehadiran yang luas serta jaringan cabang Citi global yang kuat.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
56
> Global Consumer Banking Products and Service Innovation >Global Consumer Banking Inovasi Produk dan Layanan
>>E-business
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Enhance Internet Banking Services To increase customers' convenience, we enhanced several Citibank Online features and services, such as: • Change PIN of Citi ATM Card, Citi Credit Card & City Ready Credit Card. • Live Chat with Citi Chat Officer regarding information on our products and services. • Online Card Activation for Citi ATM Card, Citi Credit Card & City Ready Credit Card. • Convert Citi Credit Card transactions into monthly installment with EazyPay program.
Peningkatan Layanan Internet Banking Untuk meningkatkan kenyamanan nasabah, kami menyediakan beberapa fitur dan layanan tambahan pada Citibank Online, seperti: • Mengubah PIN Kartu ATM Citi, Kartu Kredit Citi dan Kartu Ready Credit. • Berkomunikasi langsung mengenai informasi produk dan layanan Citibank dengan Citi Chat Officer melalui Live Chat. • Aktivasi Kartu ATM Citi, Kartu Kredit Citi dan Kartu Ready Credit secara online. • Mengubah transaksi Kartu Kredit Citi menjadi cicilan bulanan dengan program EazyPay.
Enhance Citi Credit Card Payment Service To increase customers' convenience, Citibank customers are able to pay their Citi Credit Card, Ready Credit & Citibank Personal Loans through transfer menu in ATM Bersama, Prima and ALTO networks, real-time online.
Peningkatan Layanan Pembayaran Kartu Kredit Citi Untuk meningkatkan kenyamanan nasabah, Citibank menyediakan layanan pembayaran Kartu Kredit Citi, Ready Credit dan Personal Loan Citibank melalui menu transfer pada jaringan ATM Bersama, Prima dan ALTO secara real-time online.
57
>>Credit Cards In 2015, Citibank remains firmly committed to addressing the Credit Card needs of the people in order to meet customer’s needs better and to continue to deliver more benefits in the long run. Fulfilling these commitments, Citibank has taken the initiative to convert the metal based Credit Cards (Gold and Classic) into the customerneed based proposition cards like PremierMiles, Rewards, and Cashback. For each Credit Card customer selected, Citibank continues to provide added value for our loyal Credit Card customers. From faster point rewards calculation for Citi Rewards Card, bigger cash back value (up to 5%) for Citi Cash Back Card, more mileage and redemption partners for Citi PremierMiles Card, and more privileges when traveling with Garuda Indonesia Citi Card.
Di tahun 2015, Citibank tetap memiliki komitmen kuat untuk memusatkan perhatian pada kebutuhan Kartu Kredit masyarakat Indonesia agar dapat memenuhi kebutuhan nasabah dengan lebih baik dan terus memberikan manfaat yang lebih besar dalam jangka panjang. Memenuhi komitmen tersebut, Citibank telah mengambil inisiatif untuk merubah Kartu Kredit yang berbasis metal (Gold dan Classic) menjadi Kartu Kredit berbasis proposisi yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah seperti PremierMiles, Rewards, dan Cashback. Pada setiap Kartu Kredit pilihan nasabah, Citibank senantiasa memberikan nilai tambah bagi pengguna setia Kartu kredit. Dari pengumpulan poin rewards yang lebih cepat melalui Kartu Citi Rewards, nilai cash back yang lebih besar (hingga 5%) dari Kartu Citi Cash Back, lebih banyak mileage dan redemption partner untuk Kartu PremierMiles, dan lebih banyak keistimewaan dalam melakukan perjalanan dengan Kartu Garuda Indonesia Citi.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
58
In May 2015, Citibank has successfully re-launched Citi Telkomsel Credit Card. Citi Telkomsel Credit Card is a co-brand credit card which was first introduced in 2005, in cooperation with PT Telekomunikasi Selular. Now, Citi Telkomsel Credit Card presents its cardholders with more features and benefits to fulfill the growing needs of the urban lifestyle in Indonesia. Some of the features and benefits for Citi Telkomsel Credit Cardholders, among others, cardholders will get a choice of Exclusive kartuHalo packages at a price of Rp80 thousand, Rp125 thousand and Rp175 thousand and enjoy the benefit of buy one get one free movie ticket at the XXI every Friday. With Citi Telkomsel Credit Card, customers with urban lifestyle can also collect Citi Rewards Point faster for their everyday transactions including, 2x reward points for transactions at selected theaters and coffee shop, Shell gas station, electronics stores and gadgets as well as app purchases via smartphone, and 3x reward points from Telkomsel bill payments through Citibank 1Bill. In this era, online transactions are often and increasingly made. Citibank is committed to always provide the best security and comfort for online transactions. Since February 2016, Citibank has implemented new measures to improve the security of online transactions using Citi Credit Cards with 3D Secure technology. 3D Secure is a security protocol used by banks worldwide to authenticate card transactions online. Customers will be asked to enter a One-Time Password (OTP) when doing online shopping using credit card at participating merchants in 3 Domain Secure (3D Secure) where an additional screen will appear asking the customer to enter a One-Time Password (OTP) which will be sent to Customer’s phone number listed on the Citibank system.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Pada Mei 2015, Citibank dengan sukses meluncurkan kembali Kartu Kredit Citi Telkomsel. Kartu Kredit Citi Telkomsel merupakan kartu kredit co-brand yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005, bekerjasama dengan PT. Telekomunikasi Selular. Kini, Kartu Kredit Citi Telkomsel kembali hadir dengan manfaat dan keuntungan tambahan untuk lebih mememuhi kebutuhan gaya hidup urban masyarakat Indonesia yang terus berkembang. Beberapa manfaat dan keuntungan bagi Pemegang Kartu Kredit Citi Telkomsel, antara lain akan mendapatkan pilihan Paket Eksklusif kartuHalo dengan harga Rp. 80 ribu, Rp. 125 ribu dan Rp. 175 ribu serta program beli satu gratis satu tiket nonton di XXI setiap hari Jumat. Dengan Kartu Kredit Citi Telkomsel, pelanggan juga dapat mengumpulkan Citi Rewards Point semakin cepat untuk transaksi gaya hidup urban sehari-hari dengan 2x poin reward untuk transaksi di bioskop dan coffee shop pilihan, SPBU Shell, gerai elektronik dan gadget serta pembelian aplikasi melalui smartphone, serta 3x poin reward dari pembayaran tagihan Telkomsel melalui 1Bill Citibank. Di era yang semakin maju ini, transaksi online sudah sering dilakukan. Citibank berkomitmen untuk selalu memberikan pengamanan terbaik untuk kenyamanan dan keamanan dalam transaksi online. Sejak Februari 2016, Citibank mengimplementasikan sebuah langkah baru untuk meningkatkan keamanan transaksi online menggunakan Kartu Kredit Citi dengan teknologi 3D Secure. 3D Secure adalah protokol pengamanan yang digunakan oleh bank-bank di seluruh dunia untuk mengotentikasi transaksi kartu secara online. Nasabah akan diminta untuk memasukkan One-Time Password (OTP) ketika melakukan belanja online menggunakan Kartu Kredit di merchant yang berpartisipasi dalam 3 Domain Secure (3D Secure) dimana layar tambahan akan muncul dan meminta Nasabah untuk memasukkan One-Time Password (OTP) yang akan dikirim ke nomor ponsel Nasabah yang terdaftar pada sistem Citibank.
59
>>> Citi Rewards Card: A Rewards card that providing faster rewards, with points that valid for life. The benefit for customer is the accelerated Reward Points accumulation. Earn up to 3X Citi Rewards Points for every IDR 3,000 transactions for the following categories: (see Table 12.1)
Get more rewards from Citi Rewards Card: • Citi Rewards Card has the fastest collection of Citi Rewards Points. • The Citi Rewards Points have no expiry date.
For every other transaction, IDR 3,000 = 1 Citi Reward Point.
Redeem the Citi Rewards Points with various options: • Extra discounts off up to 15% at favorite merchant. • Redemption through www.citirewards.com or 24-Hours CitiPhone Banking. • Shopping, dining and hotels, both domestic and International. • Mileage redemption with GarudaMiles, KrisFlyer and other airlines.
*Shopping category includes purchases made in Department Store and clothing stores. **Valid for retail and online transactions that utilize foreign currency for legal tender; Category definition complies with Merchant ID definition and records within VISA/MasterCard system database.
KATEGORI
SENIN-JUMAT
SABTU-MINGGU
BELANJA
2x Citi Rewards Points
3x Citi Rewards Points
BERSANTAP
2x Citi Rewards Points
3x Citi Rewards Points
TRANSAKSI DI LUAR NEGER
3x Citi Rewards Points Table 12.1
Kartu Kredit Citi Rewards: Kartu yang memberikan rewards lebih cepat dengan poin yang berlaku selamanya. Manfaat yang didapatkan nasabah adalah akumulasi poin reward yang lebih cepat dan menguntungkan. Raih hingga 3X Citi Rewards Points setiap pembelanjaan Rp 3.000 di kategori: (lihat tabel 1) Untuk transaksi lainnya, Rp 3.000 = 1 Citi Reward Point. *Kategori Shopping termasuk Departemen Store dan Pakaian. **Berlaku untuk transaksi retail dan online yang menggunakan mata uang asing sebagai pecahan pembayaran; Definisi kategori menyesuaikan dengan definisi dan pencatatan Merchant ID dalam sistem VISA MasterCard. Nantikan banyaknya rewards dari Citi Rewards Card: • Citi Rewards Card memiliki pengumpulan poin tercepat. • Poin yang terkumpul berlaku selamanya. Tukarkan Citi Rewards Points dengan berbagai macam pilihan: • Menghemat belanja hingga 15% di berbagai merchant favorit. • Hadiah melalui: www citirewards. com atau CitiPhone Banking 24 jam. • Voucher belanja, bersantap di restoran ternama dan menginap di hotel dalam maupun luar negeri. • Mileage dengan GarudaMiles, KrisFlyer dan maskapai penerbangan lainnya.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
60
>>>Citi Cash Back Card: A Card that gives more cash back for every transactions anywhere. Earn up to 5% cash back with every transaction anywhere using Citi Cash Back Card. With Citi Cash Back Card, you can save up to IDR 500,000 on your monthly bills or up to IDR 6,000,000 per year. *Cash back calculation using progressive method. **Maximum cash back amounts up to IDR 500,000 per month or IDR 6,000,000 per year per card.
Kartu Kredit Citi Cash Back: Kartu yang memberikan cash back lebih besar untuk setiap transaksi di manapun. Dapatkan cash back hingga 5% di mana pun untuk setiap transaksi menggunakan Kartu Kredit Citi Cash Back. Dengan Kartu Kredit Citi Cash Back, tagihan bulanan dapat hemat hingga Rp 500.000,atau Rp 6.000.000,- per tahun. *Cash back dihitung menggunakan metode progresif. **Jumlah maksimum cash back hingga Rp 500.000,-.
Transaction per period
% Cash Back Rate*
The first IDR 6 million
1% Cash Back
The next IDR 6 million
3% Cash Back
For next spending avbe IDR 12 Million
5% Cash Back
Table 12.2
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
61
>>> Citi Telkomsel Card: Credit Card that is catered to fulfill the growing needs of Indonesians’ urban lifestyle. Citi Telkomsel Card provides a wide range of privileges for its cardholder, especially those who live in urban area and are in need of a credit card that can cater their everyday lifestyle needs. One of the privileges is to get 3x reward points from Telkomsel bill payment through 1Bill Citibank. Customers can also enjoy other privileges using Citi Telkomsel Cards: • 2x reward points for cinema and coffee shop transactions, SPBU Shell, electronic and gadget merchants, as well aselectronic shopping transactions through smartphones • kartuHalo Exclusive Package only for Citi Telkomsel Cardholders • Citi Rewards Points redemption for Telkomsel products: - Free data package (2 GB & 3.5 GB). - Free 100 SMS. - Free 100 minutes talk to Telkomsel. - Free top-up Simpati Voucher.
Kartu Kredit Citi Telkomsel: Kartu yang ditujukan untuk mememuhi kebutuhan gaya hidup urban masyarakat Indonesia. Kartu Kredit Citi Telkomsel menawarkan berbagai keistimewaan untuk Pemegang Kartu, terutama mereka yang tinggal di daerah perkotaan dan memerlukan kartu yang dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup mereka sehari-hari Salah satu manfaat yang didapatkan adalah pemberian 3x poin reward dari pembayaran tagihan Telkomsel melalui 1Bill Citibank. Nasabah juga dapat menikmati keistimewaan lainnya dengan menggunakan Kartu Kredit Citi Telkomsel: • 2x poin reward untuk transaksi di bioskop dan coffee shop pilihan, SPBU Shell, gerai elektronik dan gadget serta pembelian aplikasi melalui smartphone. • Pilihan Paket Eksklusif kartuHalo khusus untuk Pemegang Kartu Kredit Citi Telkomsel. • Penukaran Citi Rewards Points dengan produk Telkomsel: - Gratis Paket Data (2 GB & 3,5 GB) - Gratis SMS. - Gratis bicara 100 menit ke sesama Telkomsel. - Gratis top-up Voucher Simpati.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
62
>>>Citi PremierMiles Card: Travel Card that gives faster miles collection and more flexible miles redemption. Citi PremierMiles Credit Card is the first travel non cobrand card launched in Indonesia, which gives mileage as rewards of all cardholders’ retail transactions. Providing faster miles collection, the flexible conversion (flexibility in redemption), unforgettable travel experience (Complete Travel Experience). Best part of it, your Citi Miles has no expiry date. The benefits of Citi PremierMiles Card are as follows: • Evergreen Mileage • More mileage, more transactions will get additional mileage bonus. • Mileage can be redeemed to 10 Frequent Flyer Programs: Etihad Airways, Kris Flyer, Asia Miles, Royal Orchard Thai, British Airways Miles, Delta Sky Miles, Garuda Indonesia Frequent Flyer, Qatar Airlines, Eva Air, and Malaysia Airlines. • The 10 Frequent Flyer Programs provides freedom to fly with over 60 Airlines option. • Receive Priority Pass to get access to 700 lounges worldwide.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Kartu Kredit Citi PremierMiles: Kartu Travel yang memberikan pengumpulan miles lebih cepat dan penukaran miles yang lebih fleksibel. Kartu Kredit Citi PremierMiles adalah kartu travel non co-brand pertama di Indonesia, yang memberikan Mileage kepada Pemegang Kartu sebagai penghargaan untuk semua transaksi retail yang telah dilakukan. Memberikan pengumpulan miles lebih cepat, konversi yang lebih fleksibel (flexibility in redemption) serta pengalaman travel yang mengesankan (Complete Travel Experience). Kelebihannya lagi, Citi Miles Anda tidak memiliki tanggal kadaluarsa. Adapun keuntungan yang diberikan oleh Kartu Kredit PremierMiles adalah sebagai berikut: • Mileage yang berlaku selamanya • Lebih banyak Milleage. Semakin banyak pemakaian akan mendapatkan semakin banyak bonus mileage. • Mileage dapat ditukarkan ke salah satu dari 12 Frequent Flyer Program: Etihad Airways, Kris Flyer, Asia Miles, Thai Royal Orchard, British Airways Miles, Delta Sky Miles, Garuda Indonesia Frequent Flyer, Qatar Airlines, Flying Blue, Qantas, Eva Air, dan Malaysia Airlines. • 12 Frequent Flyer Program di atas memberikan kebebasan terbang dengan lebih dari 60 Maskapai Penerbangan sesuai pilihan. • Mendapatkan Priority Pass untuk akses ke 700 lounge di seluruh dunia.
63
>>>Garuda Indonesia Citi Card: A Travel card that provides the best privileges when traveling Garuda Indonesia Citi Card (GICC) provides a wide range of privileges for its Cardholder, especially when travelling using Garuda Indonesia Citi Card. One of the privilege is up to 3X GarudaMiles for every transactions made: (see table 12.3) Customers can also enjoy other privileges using Garuda Indonesia Citi Credit Cards: • Bonus 2,500 GarudaMiles. • 20 kg excess baggage. • Save 5% for ticket purchase at Garuda Indonesia Ticketing Office and Official Website. • Free access to Citibank Airport Lounge • More comfortable queue with special check-in counter in Soekarno-Hatta Terminal 2F Domestic Airport & GarudaMiles Gold check-in counter at other airports in Indonesia for you and 1 (one) travel companion with the same ticket booking code. • Priority waiting list on ticket reservation. • Boarding announcement. • Redeem GarudaMiles to Award ticket & Upgrade Award on Garuda Indonesia.
Kartu Kredit Garuda Indonesia Citi: Kartu travel yang memberikan berbagai keistimewaan dalam melakukan perjalanan Kartu Kredit Garuda Indonesia Citi yang menawarkan berbagai keistimewaan untuk Pemegang Kartu, terutama ketika bepergian dengan menggunakan Kartu Kredit Garuda Indonesia. Salah satu manfaat yang didapatkan adalah pemberian 3X GarudaMiles untuk transaksi yang dilakukan: Nasabah juga dapat menikmati keistimewaan lainnya dengan menggunakan Kartu Kredit Garuda Indonesia Citi: • Bonus 2,500 GarudaMiles. • Ekstra bagasi 20 kg. • Hemat 5% untuk pembelian tiket di kantor penjualan Garuda Indonesia dan website resmi Garuda Indonesia. • Akses gratis ke Citibank Airport Lounge. • Kenyamanan check-in lebih melalui checkin counter khusus di Bandara SoekarnoHatta Terminal 2F Domestik dan check-in counter GarudaMiles Gold di bandara lainnya di Indonesia. • Prioritas daftar tunggu reservasi tiket. • Pemanggilan boarding. • Penukaran GarudaMiles dengan Award Ticket & Upgrade Award di Garuda Indonesia.
Table 12.3
Transaction Amount
Garuda Miles Earned
Ticket Purchase at Garuda Indonesia
3 GarudaMiles
Other Spending
2 GarudaMiles
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
64
>>Ready Credit Citi Ready Credit managed to increase customer growth, along with the expansion of selling coverage; there were more than 190,000 active customers at the end of 2015. In addition, product improvement also achieved through additional transaction channel. Customers now can perform cash withdrawal and fund transfer through ATM Bersama Network. This feature will bring more convenience for customers to do ATM transaction in any ATM with Bersama Network. Why choose Citi Ready Credit? Citibank Ready Credit offers more benefits for its customers.
Instant Cash Cash withdrawals at all Citibank ATMs, Bersama ATMs, BCA ATMs or ATMs with PLUS logo for cash withdrawals abroad. Fund transfer to any bank through Citibank ATMs, Bersama ATMs, Citibank Online or CitiPhone Banking 24 hours. Maximum cash withdrawal per day is up to IDR 10 million at Citibank ATMs and IDR 10 million at Bersama ATMs and BCA ATMs. Flexible Freedom to choose payment methods, 6% minimum payment or fixed installment up to 36 months, or the combination of both. Free to use the funds according to your needs. No Fees* Use your Citi Ready Credit and enjoy all the benefits. • Free Annual Fee for life. • No administration fee. • Allows you to withdraw cash anywhere, at no fee. • No transfer fee to any bank. *For early payment of Ready Credit installment facility, before the maturity date of the loan facility, Customer will be charged a fee of 5% of the outstanding loan amount along with daily interest charged.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Affordable Installment Customer can enjoy special interest rate for fixed installment facility up to 36 months. Citi Ready Credit has 2 (two) types of fixed installment facilities, which are: • Ready Credit Installment Plan (RCIP) is a fixed installment facility where Customer can transfer funds to their beneficiary accounts. • Ready Credit Conversion (RCC) is a facility with fixed installment to convert current cash withdrawal that had been withdrawn. Revolving Loan Limit Unlike ordinary loan, with Citi Ready Credit you can get loan limit that is automatically replenished after payment is received, and you can reuse the Citi Ready Credit to do cash withdrawals. Various Payment Channel Payment can be done through Citibank ATMs, Other Banks Partners ATMs, Post Offices, or direct debit from your Citibank account. Electronic Monthly Billing Statement Customer will receive details of transaction and the amount of Citi Ready Credit bills via e-mail (you can choose to register your billing statement via e-mail).
65
>>Ready Credit Citi Ready Credit berhasil meningkatkan pertumbuhan nasabah, seiring dengan perluasan jaringan penjualan yang gencar dilakukan, tercatat lebih dari 190.000 nasabah aktif di akhir tahun 2015. Penyempurnaan produk juga dicapai melalui penambahan jaringan untuk tarik tunai dan transfer, yaitu melalui jaringan ATM Bersama. Fitur ini memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi tarik tunai dan transfer di seluruh ATM yang tergabung dalam jaringan ATM Bersama. Mengapa memilih Citi Ready Credit? Citibank Ready Credit menawarkan berbagai keunggulan lebih bagi para nasabahnya.
Dana Siap Pakai Penarikan tunai di seluruh ATM Citibank, ATM Bersama dan ATM BCA atau ATM berlogo PLUS untuk penarikan tunai di luar negeri. Transfer dana ke bank mana pun melalui ATM Citibank, ATM Bersama, Citibank Online atau Citiphone Banking 24 jam. Maksimal penarikan tunai dalam satu hari hingga Rp 10 juta di ATM Citibank dan Rp 10 juta di ATM Bersama dan ATM BCA. Fleksibel Kebebasan dalam memilih cara pembayaran minimum 6% atau Cicilan Tetap hingga 36 bulan atau gabungan keduanya. Bebas dalam menggunakan jumlah dana sesuai dengan kebutuhan Anda. Tanpa Biaya* Gunakan Citi Ready Credit Anda dan nikmati seluruh keuntungannya. • Gratis iuran tahunan selamanya. • Gratis biaya administrasi. • Gratis biaya penarikan tunai. • Gratis transfer ke bank manapun. *Khusus untuk pelunasan Cicilan Tetap sebelum tanggal jatuh tempo berakhirnya fasilitas pinjaman, akan dikenakan biaya sebesar 5% dari jumlah pokok yang tersisa ditambah bunga harian berjalan.
Cicilan Ringan Nasabah dapat menikmati fasilitas Cicilan Tetap dengan bunga ringan hingga 36 bulan. Citi Ready Credit memiliki 2 (dua) jenis fasilitas kredit Cicilan Tetap: • Ready Credit Installment Plan (RCIP) adalah fasilitas kredit Cicilan Tetap di mana dana akan ditransferkan ke rekening Anda • Ready Credit Conversion (RCC) adalah fasilitas Cicilan Tetap untuk mengubah penarikan tunai yang telah dilakukan pada bulan berjalan. Plafon Pinjaman Berbeda dengan Kredit Tanpa Agunan (KTA) biasa, dengan Citi Ready Credit Anda mendapatkan plafon pinjaman yang secara otomatis terisi kembali setelah pembayaran diterima, dan Anda dapat kembali melakukan pengambilan dana tunai. Pembayaran Mudah Pembayaran dapat dilakukan melalui ATM Citibank, ATM Bank Rekanan, Kantor Pos, atau Debit langsung dari rekening Citibank Anda. Tagihan Bulanan Elektronik Nasabah akan menerima perincian transaksi dan jumlah tagihan Citi Ready Credit melalui email (Anda dapat memilih untuk meregistrasikan tagihan Anda melalui email).
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
66
>>Partnerships As part of our commitments to increase customer satisfaction, Citibank continuously extends its partnerships with various merchant partners, providing numerous marketing programs that highlights the benefits of using Citi credit cards. “Save with Points” program which has been launched some years ago has gotten wide acceptance by the market and was successfully increase loyalty and satisfaction of Citi cardholders. As of now, there are more than 1500 outlets that serves as Citi point redemption. Cardholders can easily enjoy discount starting from 15% to 100% (free with points) at those merchant partners. Continuing the success of “free movie with points” at cinema XXI, Citi extend the same programs at more cinema XXI outlets, including outlets outside Jabodetabek area. During 2015, Citibank successfully increased the merchant penetration on e-commerce space, be it in retail category, gadget or travel related. This strategy was aligned with the increasing need of customer to shop online and also supported by the fact that so many new e-commerce merchant partners that has established and successfully brought
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
customer attention. Citibank offered extra benefit to its cardholders by providing 0% installment, discount when they transact online. Citibank significantly increase tie ups with dining and groceries partners, which not only bring more relevance to customer to spend using Citi credit cards but also bring more benefit and convenience to cardholders. With the offer ranging from free menu, discounts, free voucher for next visit, and many more offers in these dining and groceries, in 2015 customer satisfaction improved by far. In the retail sector, in order to maintain leadership position in Retail category, Citibank continued its partnerships with several Top-tier retailers/ department stores such as MAP (Mitra Adi Perkasa) and SOGO. Citibank and merchant partners were actively populating the entire yearly calendar with variety marketing programs, be it thematic programs such as Chinese New Year, Back-to-School, Idul Fitri, Christmas and New Year. In 2015, Citibank also had tie ups with malls, like Mal Pondok Indah, Plaza Indonesia and Kota Kasablanka to provide more shopping experience and to increase loyalty with Citi credit cards.
67
During 2015, Citibank successfully increased the merchant penetration on e-commerce space, be it in retail category, gadget or travel related. Di tahun 2015, Citibank secara khusus memperbanyak kerjasama dengan partnerpartner e-commerce (online), baik itu di terkait fashion, gadget ataupun travel.
>>Kerja Sama Sebagai bentuk komitmen kami untuk senantiasa meningkatkan kepuasan nasabah, Citibank selalu berupaya bekerjasama dengan partner-partner terbaik untuk menawarkan berbagai kelebihan dalam bertransaksi dengan kartu kredit Citi. “Save with points” atau “Hemat pakai poin” yang sudah dimulai beberapa tahun lalu, masih menjadi program yang efektif dalam meningkatkan loyalitas dan kepuasan nasabah. Saat ini terdapat lebih dari 1500 outlet yang menerima penukaran poin Citibank. Nasabah dengan mudah dapat menikmati diskon mulai dari 10% hingga 100% (gratis dengan menukarkan poin) di berbagai outlet pilihan. Melanjutkan sukses di tahun lalu, tahun ini Citibank menambah jumlah outlet Cinema XXI yang menawarkan “Nonton Gratis Pakai Poin” yang merupakan promo favorit bagi nasabah kartu kredit Citi.
Di tahun 2015, Citibank secara khusus memperbanyak kerjasama dengan partner-partner e-commerce (online), baik itu di terkait fashion, gadget ataupun travel. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan nasabah untuk berbelanja secara online dan juga didukung oleh maraknya partner-partner e-commerce baru yang bermunculan dan memberikan penawaran yang luar biasa menarik. Dalam bekerjasama dengan partnerpartner e-commerce, Citibank menawarkan berbagai kemudahan transaksi, seperti cicilan 0%, diskon dan lain sebagainya. Citibank secara signifikan menambah program-program dengan partner dining dan supermarket, yang secara langsung memberikan manfaat yang relevan dan mudah dinikmati oleh nasabah. Berbagai penawaran seperti menu (hidangan) gratis, diskon, gratis voucher, terbukti sukses meningkatkan loyalitas nasabah terhadap kartu kredit Citi maupun bertransaksi di partner merchant. Hal ini nyata terlihat dengan meningkatnya rating ataupun tingkat kepuasan nasabah terhadap Citibank di tahun 2015.
Di bidang retail, guna memperkokoh posisi Citibank sebagai salah satu market leader, Citibank bekerjasama dengan retailer terkemuka seperti MAP (Mitra Adi Perkasa) dan SOGO. Citibank bersama partner giat mengadakan program untuk mengisi agenda belanja tahunan, baik yang bersifat tematik seperti Chinese New Year, Back-to-School, Lebaran, Natal dan Tahun Baru ataupun promo sepanjang tahun berupa diskon dengan poin dan cicilan 0%. Pada tahun 2015, Citibank juga bekerjasama dengan mal-mal besar dan terkemuka seperti, seperti Mal Pondok Indah, Plaza Indonesia dan Kota Kasablanka. Pemegang kartu kredit Citi dapat menikmati aneka penawaran spesial jika berbelanja dengan menggunakan kartu kredit Citi di mal-mal tersebut selama periode program berlangsung.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
68
>>Retail Bank, Citigold About Citigold At Citigold, Citigold customers are always the center of everything Citi do. By having a gold conversation with Citi, we get to understand Citigold customer’s financial goals so that Citi can customize Citigold customers best fit wealth management advice, to grow Citigold customer’s wealth towards their goals and empower their success. Henceforward, Citi provide 3 pillars of competitive advantage propositions; 1. Wealth Advisory At Citigold, Citi integrate wealth planning for Citigold customers, using Gold Conversation methods whereby Citigold customers can set the goal for investment path, and regularly check on the portfolio performance with the guidance of team of experts, Citigold Executives who are highly trained with the knowledge and experience to partner with Citigold customers along their financial journey and to complete, wealth management products to suits Citigold customer’s needs and financial goals.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
2. Global Banking Privileges Citigold customer’s privileges extend way beyond home. Whether they are traveling overseas, relocating to another country or global investment opportunities, Citi give total control of Citigold customer’s finances from anywhere in the world via an extensive international network of branches, ATMs, Citibank Online and world wide world privileges via Citibank World Privileges 3. Rewards & Privileges Distinguished Citigold customer’s will enjoy unparalleled access to the finest banking and investment solutions, as well as exclusive experiences that cater to their lifestyle.
69
Tentang Citigold Di Citigold, nasabah Citigold selalu menjadi pusat dari segala sesuatu yang Citi lakukan. Dengan Gold Conversation bersama Citi, kami dapat memahami tujuan finansial nasabah Citigold sehingga Citi dapat memberikan saran yang sesuai terhadap pengolahan manajemen kekayaan, untuk mengembangkan aset nasabah Citigold terhadap tujuan mereka dan memberdayakan keberhasilan mereka. Berikut adalah 3 pilar proposisi keunggulan kompetitif Citi; 1. Wealth Advisory Di Citigold, Citi mengintegrasi perencanaan keuangan bagi nasabah Citigold, menggunakan metode Gold Conversation dimana nasabah Citigold dapat menetapkan tujuan untuk jalur investasi, dan secara teratur memeriksa kinerja portofolio dengan bimbingan tim ahli Citi, Citigold Eksekutif yang sangat terlatih dengan pengetahuan dan pengalaman mereka siap untuk bermitra dengan nasabah Citigold dengan mengikuti perjalanan finansial nasabah dan untuk melengkapi, produk wealth management yang cocok dengan kebutuhan dan tujuan finansial nasabah Citigold.
2. Keistimewaan Perbankan Global Nasabah Citigold memiliki keistimewaan tak hanya sebatas di rumah. Ketika nasabah bepergian ke luar negeri, relokasi ke negara lain atau peluang investasi global, Citi memberikan nasabah Citigold kontrol menyeluruh terhadap finansial nasabah Citigold dari mana saja di dunia melalui jaringan internasional yang luas seperti kantor cabang, ATM, Citibank Online dan keistimewaan di seluruh dunia melalui Citibank World Privileges. 3. Penghargaan & Keuntungan Nasabah Citigold yang akan menikmati akses tak tertandingi untuk perbankan dan investasi solusi terbaik, serta pengalaman eksklusif yang memenuhi gaya hidup mereka.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
70
Wealth Advisory Citi offers a full range of banking products and services, with access to a vast range of investment opportunities to suit Citigold customer’s financial goals. 1. The Gold Conversation A well-conceived and personalized wealth management plan with defined long-term goals. Over time, market conditions as well as Citigold customers own financial circumstances may evolve. Citigold customers may have a Gold Conversation with Citigold Relationship Managers to align portfolio with current market conditions. 2. Integrated Wealth Planning Our financial planning expertise can help give you the edge in building your wealth in a wellstructured manner using tools and methodologies that are both thorough and detailed, Citi assists Citigold customers to derive financial strategies that are not only based on your particular needs, but also customized to achieve financial goals effectively. 3. Team of Specialists Citigold’s Relationship Manager is a team of professionals is highly trained with the knowledge and experience to partner you along your financial journey. Citigold is fully committed to working in partnership with Citigold customers to ensure that all financial needs are taken care of. 4. Wealth Management Products Citigold is committed to offers wide range of quality investment products and research on global and local financial markets to help address investment needs and achieve Citigold customer’s financial goals. a. Everyday Banking b. Investment Solutions c. Wealth Preservation and Transference
Global Banking Privileges At Citigold, Citi understand that Citigold customer’s financial requirements extend beyond home. Whether they travel frequently or have loved ones living overseas, Citi’s extensive global network offers seamless service support; whenever, wherever. With Citi’s global banking products and services, and footprint in over 700 cities worldwide, making Citigold customer’s banking transaction is home away from home. It’s just how we committed on what we have communicated; a Citi client anywhere is a Citi Client everywhere. 1. ATM/Branch Access Free ATM withdrawals at Citibank ATMs worldwide 2. Citibank Global Transfer Real-time and free fund transfer to Citibank accounts in more than 15 countries. 3. Global View Account The convenience to view Citibank accounts in more than 10 countries conveniently, only via one login at Citibank Online. 4. Citibank World Privileges Discover a world of exclusive offers, exceptional services and superior benefits as you travel the globe with Citibank Card. 5. Passport to global banking Citigold global recognition worldwide, after all; a Citi client anywhere is a Citi Client everywhere. Rewards & Privileges As Citigold Customer, discover a level of prestige and recognition accorded only to a select few. Citi are pleased to present with a suite of unique lifestyle experiences handpicked just for Citigold Customers. 1. Series of Events From insightful economic seminars to unique lifestyle experiences for Citigold customers 2. Distinctive Perks It happens every day with Citigold, even more on your birthday and special occasions.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
3. Exclusive Privileges • 24-Hours dedicated CitiPhone Executive to help you with your inquiries. You can reach them at (021) 5296 2929. • Special Citigold offers from preferred merchants. • Higher limit for ATM withdrawal and transactions compare to Citibanking. • Worldwide Citigold status recognition. Show your Citigold debit card and get complimentary access to worldwide Citibank Lounge and domestic Citibank Lounge at Soekarno-Hatta airport.
71
Wealth Advisory Citi menawarkan berbagai produk dan layanan perbankan, dengan akses ke berbagai macam peluang investasi yang sesuai dengan tujuan finansial nasabah Citigold. 1. Gold Conversation Sebuah perencanaan pengelolaan finansial yang bersifat personal dan dipahami dengan baik dengan tujuan jangka panjang. Seiring waktu, kondisi pasar serta nasabah Citigold memiliki keadaan finansial yang dinamis. Nasabah Citigold dianjurkan untuk memiliki Gold Conversation dengan Citigold Relationship Managers untuk menyelaraskan portofolio dengan kondisi pasar. 2. Perencanaan Kekayaan Terintegrasi Keahlian perencanaan keuangan kami dapat membantu Anda memberikan bantuan dalam membangun kekayaan Anda dengan cara yang terstruktur menggunakan sarana dan metodologi yang menyeluruh dan rinci, Citi membantu nasabah Citigold untuk memperoleh strategi keuangan yang tidak hanya didasarkan pada kebutuhan khusus, tetapi juga disesuaikan untuk mencapai tujuan finansial secara efektif. 3. Tim Spesialis Citigold Relationship Manager adalah tim profesional yang sangat terlatih dengan pengetahuan dan pengalaman yang tinggi dan siap untuk menjadi teman dalam perjalanan finansial Anda. Citigold berkomitmen penuh untuk bekerja dalam kemitraan dengan nasabah Citigold untuk memastikan bahwa semua kebutuhan keuangan nasabah, diperhatikan secara baik oleh Citi.
4. Produk Wealth Management Citigold berkomitmen untuk menawarkan berbagai macam produk investasi berkualitas dan penelitian di pasar keuangan global dan lokal untuk membantu kebutuhan investasi dan mencapai tujuan finansial nasabah Citigold. a. Perbankan Sehari-hari b. Solusi Investasi c. Pemeliharaan dan Pemindahan Kekayaan Kesitimewaan Perbankan global Di Citigold, Citi memahami bahwa kebutuhan finansial nasabah Citigold tak hanya sebatas di rumah atau di Negara nasabah membuka rekening perbankan Citigold. Apakah mereka sering bepergian atau memiliki orang yang dicintai yang tinggal di luar negeri, jaringan global Citi yang luas menawarkan dukungan layanan tanpa batas; kapanpun dimanapun. Dengan produk-produk dan jasa perbankan global Citi, dan pengalaman lebih dari 700 kota di seluruh dunia, membuat transaksi perbankan nasabah Citigold seperti di rumah. Ini adalah komitmen dari pada apa yang telah kami sampaikan; A Citi client anywhere is a Citi Client everywhere. 1. ATM/ Akses ke Cabang Gratis penarikan di ATM Citibank di seluruh dunia. 2. Citibank Global Transfer Transfer dana gratis dan Real-time ke rekening Citibank di lebih dari 15 negara. 3. View Global Account Kenyamanan untuk melihat rekening Citibank di lebih dari 10 negara dengan mudah, hanya melalui satu login di Citibank Online.
5. Paspor untuk Perbankan global Status Citigold secara global di seluruh dunia; a Citi client anywhere is a Citi Client everywhere. Pengahargaan & Keuntungan Sebagai nasabah Citigold, temukan tingkat prestise dan status diberikan hanya untuk Anda pribadi Nasabah Citigold. Citi dengan senang hati menyajikan rangkaian pengalaman gaya hidup yang unik dipilih sendiri hanya untuk Nasabah Citigold. 1. Rangakaian Acara Dari seminar ekonomi sampai pengalaman gaya hidup yang unik bagi nasabah Citigold 2. Fasilitas Istimewa Hal ini terjadi setiap hari dengan Citigold, bahkan lebih pada hari ulang tahun Anda dan acara-acara khusus. 3. Hak Eksklusif • CitiPhone Executive didedikasikan 24 Jam untuk membantu Anda. Anda dapat menghubungi mereka di (021) 5296 2929. • Penawaran khusus Citigold di berbagai merchant. • Batas penarikan ATM yang lebih tinggi dan juga transaksi dibandingkan dengan Citibanking. • Status Citigold diseluruh dunia. Tunjukan kartu debit Citigold Anda dan dapatkan akses gratis Citibank Lounge di seluruh dunia dan Citibank Lounge domestik di Bandara Soekarno-Hatta.
4. Citibank World Privileges Temukan rangkaian penawaran eksklusif, layanan yang luar biasa dan manfaat unggul saat Anda melakukan perjalanan keliling dunia dengan Citibank Card.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
72
Citigold Seminar Series Citigold Seminar Series is part of Citi’s commitment from the 3 pillars of Citigold: Wealth Advisory, Global Banking and Rewards & Privileges. In that regards, Citigold regularly held Citigold Seminar Series As part of Citi Indonesia’s commitment in providing the best in-class wealth advisory. For the year 2015, Citigold Seminar Series focuses on the launch of Gold Conversations. Gold Conversations, a banking feature under Wealth Management which emphasizes on wealth advisory through asset diversifications. This latest service is in-line with the current dynamics in the economy and in ensuring that affluent and emerging affluent customers can continue to optimize their investment to achieve their financial targets. Gold conversation is a portfolio review; it is part of the Wealth Advisory services that Citi provide to Citigold customers. Through this service, Relationship Managers are able to provide a more accurate inputs and advices on investment strategy in accordance to the customers’ risk profile and investment goals. The system will allow customers to achieve maximum yield as it constantly follow market conditions and developments.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Regardless of the economic condition, Citi constantly advise Citigold customers to diversify their investment portfolios so that they can minimize their risks in each of the asset class. Through this innovative approach, Citi will be able to formulate and recommend various investment products that are more in line with the customers’ risk profile and the prevailing market conditions. These personalized formulas are subject to periodic reviews based on rigorous analysis by Citi global research team. Citi’s Relationship Managers use these formulas as reference to develop a customized investment strategy which meets the financial goals and needs of each Citigold customer. In order to optimize the Gold Conversations program, Citi Indonesia hosted series of events for its customers and media. The event began with a journalist class entitled “Understand Your Assets, Optimize Your Investment” where journalists through an interactive board game were introduced to various investment products and how those fluctuate in different market conditions. The game was followed by a basic introduction to investment and how wealth management services can assist customers in achieving customers’ financial goals. Similar events were also held for customers in Jakarta and Surabaya, in which they also received market updates
from fund house partners. These series of activities culminated in the 2016 Market Outlook, where Citigold customers were provided with an overview of the currently market conditions domestically and abroad, including investment climate, stock market and bonds as well as prospects for next year. On top of that, during Q4 2015 Citigold Seminar series also brought the topic Tax Amnesty. The tax amnesty bill is one of the upcoming government policies to improve tax governance and enhance the attractiveness of investment in Indonesia. Citi collaborate with PT Schroder Investment Management Indonesia as one of the fund manager at Citi and EY as professional tax advisors on this particular event. The seminar present details on how the Tax Amnesty bill is going to be rolled out as well as its impact to the Indonesian market. Through the exposure that is delivered by reliable sources that we present, we hope our valued Citigold clients will feel secure in making investment decisions in accordance with their financial goals.
73
Rangkaian Seminar Citigold Rangkaian Seminar Citigold merupakan bagian komitmen Citi terhadap 3 pilar Citigold: Wealth Advisory, Global Banking dan Rewards & Privileges. Dalam hal itu, Citigold secara rutin menyelenggarakan Rangakaian Seminar Citigold (Citigold Seminar Series) sebagai bagian dari komitmen Citi Indonesia dalam memberikan yang terbaik di kelas kekayaan penasehat. Untuk tahun 2015, Rangkaian Seminar Citigold berfokus pada peluncuran dari Gold Conversation. Gold Conversations, fitur perbankan pada bagian Wealth Management yang menekankan kepada penasehat kekayaan melalui diversifikasi aset. Layanan terbaru ini sejalan dengan dinamika perekonomian saat ini dan dalam memastikan bahwa nasabah affluent dan emerging affluent dapat terus mengoptimalkan investasi mereka untuk mencapai target finansial mereka. Gold Conversation adalah review dari portofolio; dimana ini adalah bagian dari layanan Wealth Advisory yang Citi berikan kepada nasabah Citigold. Melalui layanan ini, Relationship Managers mampu memberikan masukan yang lebih akurat dan saran tentang strategi investasi sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi nasabah. Sistem ini akan
memungkinkan nasabah Citigold untuk mencapai hasil maksimal yang terus-menerus mengikuti perkembangan dan kondisi pasar. Terlepas dari kondisi ekonomi, Citi kerap menyarankan nasabah Citigold untuk mendiversifikasi portofolio investasi mereka sehingga mereka dapat meminimalkan risiko di masingmasing kelas aset. Melalui pendekatan inovatif ini, Citi mampu merumuskan dan merekomendasikan berbagai produk investasi yang sesuai dengan profil risiko nasabah dan kondisi pasar yang berlaku. Layanan ini tunduk pada ulasan periodik berdasarkan analisis yang ketat oleh tim riset global Citi. Relationship Manager Citi menggunakan formula ini sebagai acuan untuk mengembangkan strategi investasi yang disesuaikan yang memenuhi tujuan finansial dan kebutuhan setiap nasabah Citigold. Dalam rangka mengoptimalkan program Gold Conversations, Citi Indonesia menjadi tuan rumah serangkaian acara untuk nasabah dan media. Acara dimulai dengan kelas jurnalis berjudul "Pahami Aset Anda, Optimalkan Investasi Anda" dimana jurnalis melalui permainan papan interaktif diperkenalkan ke berbagai produk investasi dan bagaimana mereka bergerak dalam kondisi pasar yang berbeda. Permainan ini diikuti oleh pengenalan dasar layanan manajemen kekayaan investasi dan bagaimana itu dapat membantu dalam mencapai tujuan keuangan nasabah. Peristiwa serupa juga diadakan
untuk nasabah Citigold di Jakarta dan Surabaya, di mana mereka juga mendengarkan ulasan keadaan pasar dari mitra fund house Citi. Rangkaian kegiatan memuncak di 2016 Market Outlook, di mana nasabah Citigold disediakan dengan gambaran dari kondisi pasar saat ini baik dalam negeri dan luar negeri, termasuk iklim investasi, pasar saham dan obligasi serta prospek untuk tahun depan. Selain itu, selama Q4 2015 Rangkaian Seminar Citigold juga membawa topik Pajak Pengampunan. RUU Pajak Pengampunan merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang akan datang untuk meningkatkan tata kelola pajak dan meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia. Citi berkolaborasi dengan PT Schroder Investment Management Indonesia sebagai salah satu manajer dana di Citi dan EY sebagai penasihat pajak profesional pada acara khusus ini. Seminar hadir dengan rincian bagaimana RUU Pajak Pengampunan akan diluncurkan serta dampaknya terhadap pasar Indonesia. Melalui pemaparan yang disampaikan oleh sumber terpercaya yang kami sajikan, kami berharap nasabah Citigold yang kami hargai merasa aman dan nyaman dalam membuat keputusan investasi sesuai dengan tujuan keuangan mereka.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
74
>>PEKA Fund FSI Peka Fund, was established by First State Investments Indonesia (FSI Indonesia) and is distributed exclusively by Citibank N.A., Indonesia in which the bank also serve as custodian bank. This is a pioneer Mutual Fund product in Indonesia which integrates social responsibility concept. The main objective of FSI Peka Fund is to bring concrete and tangible impacts to Indonesian communities and the environment through social development initiatives. The total amount for the annual donations is derived from FSI Peka Fund’s Management Fee. Citi expresses sincere gratitude and appreciation to Citigold clients whose trust and commitments have made it possible for Citibank N.A., Indonesia and FSI Indonesia to take part in this effort. Citi is committed to continuously maintain its position as a responsible business institution that is fully committed to social responsibility.
2015 Peka fund was granted to: Pusat Pengembangan Pemberdayaan Wanita (PPSW), YCAB Foundation, Kelola Foundation, Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) and Indonesia Mengajar. Total grant allocated is amounting to IDR 1.9Bio which derived from FSI Peka Fund’s Management Fee.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
>>Dana PEKA FSI Peka Fund, didirikan oleh First State Investments Indonesia (FSI Indonesia) dan didistribusikan secara eksklusif oleh Citibank N.A., Indonesia yang juga berfungsi sebagai bank kustodian. Produk investasi ini adalah pelopor reksadana di Indonesia yang mempromosikan konsep tanggung jawab sosial. Tujuan utama dari FSI Peka Fund adalah untuk membawa dampak konkrit dan terukur untuk masyarakat Indonesia & lingkungan melalui inisiatif pengembangan sosial. Jumlah total sumbangan tahunan berasal dari biaya manajemen FSI Peka Fund. Citi menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada nasabah Citigold, bahwa yang diberikan dengan kepercayaan dan komitmen telah memungkinkan Citibank N.A., Indonesia dan FSI Indonesia untuk mengambil bagian dalam upaya ini. Citi berkomitmen untuk terus mempertahankan posisinya sebagai institusi bisnis yang bertanggung jawab yang berkomitmen penuh terhadap tanggung jawab sosial. Dana Hibah Peka 2015 diberikan kepada: Pusat Pengembangan Pemberdayaan Wanita (PPSW), YCAB Foundation, Yayasan Kelola, Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) dan Indonesia Mengajar. Jumlah total dana hibah yang disalurkan adalah sebesar IDR 1.9 Milyar yang berasal dari biaya manajemen FSI Peka Fund.
75
>>BancAssurance Citi and AIA have engaged in a special collaboration as part of long term commitment in several countries in Asia Pacific. The synergy between Citi as a trusted bank and AIA as the reputable life insurance company in Indonesia has been enjoyed by Citi’s customers for more than a year. In 2015, new products have also been added to the range of insurance product available including retirement product and term-life endowment product to complete the solution available to fulfill Citi’s customers need. We have also actively conducted several customer’s events as part of education given to Citi customers on the importance of having sufficient protection for their wealth and family.
Citi-AIA telah menjalin kerjasama sebagai bagian dari komitmen jangka panjang di beberapa negara di Asia Pasifik. Sinergi antara Citi sebagai bank terpercaya dan AIA sebagai perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia telah dinikmati oleh nasabah Citi selama lebih dari satu tahun. Di tahun 2015, produk baru telah ditambahkan untuk memperbanyak pilihan produk asuransi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan nasabah Citi, termasuk produk pensiun dan produk asuransi dwi-guna. Kami juga telah mengadakan berbagai acara bagi nasabah Citi untuk memberikan edukasi yang berhubungan dengan pentingnya memilik proteksi kekayaan dan keluarga yang cukup.
Retail banking customers will have the choice from a wide range of insurance products offered through Retail Banking channel while Credit Cardholders will continue to enjoy the availability of insurance product through Telemarketing. Both channels receive dedicated support from AIA, be it in the form of special product features available only for Citi’s customers or dedicated service. Providing the solution for customer’s financial and protection needs will always be our main focus.
Nasabah perbankan ritel akan memiliki pilihan dari berbagai macam produk asuransi yang ditawarkan melalui saluran perbankan ritel, sementara pemegang Kartu Kredit akan terus menikmati kehadiran produk asuransi melalui saluran telemarketing. Kedua saluran mendapat dukungan khusus dari AIA, baik itu dalam bentuk fitur produk yang khusus tersedia hanya untuk nasabah Citi maupun layanan khusus. Memberikan solusi untuk kebutuhan finansial dan proteksi nasabah akan selalu menjadi fokus utama kami.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
76
>>Commercial Banking Citi Commercial Bank (CCB) business in Indonesia had enjoyed a tremendous growth for the past five years. Loan growth has approximately doubled over the past 5 years. Until last year in 2015 when the economy was slowing down caused by the weakening commodity price, energy price and purchasing power. This slow business environment allowed us only to grow moderately last year.
needs with full service relationship. Our strengths rely on our personal relationship and knowledge - being ‘a thought partner’ for our customers to proactively provide ideas or solutions as well as global network for them to grow their business. It has proven successfully brought them to the next level through IPO, international market, Export Credit Agency and syndicated loans.
To cope with the economic and new banking regulatory challenges, not to mention continued shifting of consumer behavior, CCB has formulated its focus in 2015 to maintain and strengthening relationship with existing clients.
Our will to enable customer in developing their business is reflected through series of client activities such as hedging education event for importer and exporter clients to minimize losses and socialization of Bank Indonesia new regulation on foreign exchange that may impact their business. Working together with product partner, in 2015 we also promoted the use of our latest digital banking platform for commercial bank that meets clients’ needs. This offer provides a unique experience with ability to review and analyze global
Providing only world-class product, CCB serves commercial business segment - corporation. CCB Indonesia established in 2006 and keeps its commitment to fulfill complete banking
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
cash position through sophisticated analytical tools and facilitate important business decisions on-the-go. In 2016, we will continue to serve this segmentation through 4 branches in Indonesia, namely in Jakarta, Bandung, Surabaya, and Medan. Despite efforts to build growth, there are strong needs to optimize business strategy with the context of risk management considerations as well as structured early warning system of impending bank distress. Leveraging our global network and business knowledge as our main strength as well as embracing our state-of-art digital banking that can give real benefit to our customers, we believe we can stay competitive and deliver better customer experience.
77
Our strengths rely on our personal relationship and knowledge being "a thought partner" for our customers. Kekuatan kami terletak pada hubungan personal dan pengetahuan menjadi "thought partner" bagi nasabah kami
Citi Commercial Bank (CCB) Indonesia telah memperoleh pertumbuhan yang sangat besar dalam lima tahun terakhir. Pinjaman yang diberikan tumbuh hingga mencapai dua kali lipat dalam lima tahun. Hingga tahun lalu, pada 2015, saat ekonomi melambat akibat harga komoditas, harga energi dan daya beli melemah. Kondisi bisnis yang melambat ini menyebabkan kita hanya dapat tumbuh secara moderat tahun lalu. Menghadapi tantangan ekonomi dan peraturan-peraturan perbankan baru, termasuk perubahan kontinyu prilaku konsumen, CCB memformulasikan fokusnya di tahun 2015 pada upaya membina dan mempererat hubungan klien-klien yang sudah ada. Menyediakan hanya produk berkelas dunia, CCB melayani segmen bisnis komersial - perusahaan. CCB berdiri di Indonesia pada 2006 dan terus memegang komitmennya untuk memenuhi kebutuhan perbankan komprehensif dengan layanan lengkap. Kekuatan kami terletak pada hubungan personal dan pengetahuan menjadi “thought partner” bagi nasabah kami untuk secara aktif memberikan ide-ide atau solusi dan juga menyediakan jaringan global yang akan mendukung mereka dalam pengembangan bisnis. CCB telah terbukti sukses membawa nasabahnasabahnya berkembang melalui IPO, pasar internasional, Export Credit Agency, dan syndicated loan.
Keinginan kami untuk membantu pengembangan bisnis nasabah dapat dilihat melalui rangkaian aktivitas bagi nasabah seperti edukasi hedging bagi nasabah importer dan eksporter untuk mengurangi kerugian dan sosialisasi peraturan Bank Indonesia terkait valuta asing yang akan berdampak pada bisnis. Bekerja sama dengan mitra produk kami, pada 2015, CCB juga mengajak klien untuk menggunakan landasan perbankan digital yang mampu memenuhi kebutuhan klien. Tawaran ini memberikan pengalaman khusus kepada klien melalui kemampuan layanan dalam mengulas dan menganalisa posisi kas global dengan analitik yang mutakhir dan mampu memfasilitasi kebutuhan bisnis saat sedang mobile. Pada tahun 2016, kami akan terus melayani segmentasi ini melalui empat cabang di Indonesia, yaitu di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan. Meskipun CCB akan terus berupaya untuk tumbuh dan berkembang, penting bagi kami untuk mengoptimalisasi strategi bisnis dalam konteks pertimbangan manajemen resiko dan sistem early warning yang terstruktur untuk mengantisipasi kerugian bank. Mengangkat jaringan global dan pengetahuan bisnis sebagai kekuatan utama yang dimiliki Citi dan mengedepankan perbankan digital yang memiliki manfaat nyata bagi klien, kami percaya kami dapat tetap kompetitif dan memberikan pengalaman nasabah yang lebih baik.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
78
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
79
>>Citibusiness Collaborating as part of Citi Retail Banking, CitiBusiness completes the offering to Citi’s clients by offering smart business solutions to cater to clients’ business banking needs, focusing on small and medium enterprise.
Sebagai bagian dari Citi Retail Banking, Citibusiness melengkapi penawaran pada nasabah Citi dengan menawarkan solusi bisnis terpadu untuk memenuhi kebutuhan bisnis perbankan nasabah dengan fokus pada usaha kecil dan menengah.
These solutions are packaged into a value proposition strategy which consists of 3 pillars below: • First, professional support of our Relationship Manager who will learn about the company’s business model and provide solutions to cater to each company’s needs, ranging from basic transaction banking products, liabilities, assets and trade services. • Second, the support of the Foreign Exchange and Investment Specialists who provide market updates on currency market and investment in the world, generally, and Indonesia in particular. • Third, CitiBusiness Banking Portal, aims to improve the efficiency of our clients banking operations through secure on-line banking system.
Solusi ini dikemas menjadi sebuah strategi proposisi nilai yang terdiri dari 3 pilar di bawah ini: • Pertama, dukungan profesional dari Relationship Manager kami yang akan mempelajari model bisnis perusahaan dan memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing perusahaan, mulai dari transaksi perbankan, solusi pendanaan dan pinjaman serta layanan perdagangan internasional. • Kedua, dukungan dari ahli valas dan investasi yang memberikan laporan terkini mengenai pasar mata uang asing dan investasi di dunia pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya. • Ketiga, Citibusiness Banking Portal, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional perbankan nasabah melalui sistem perbankan online yang aman.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
80
14
Event Highlights Peristiwa Penting
> Citi is recognized as the Best Tax Payment Bank in Indonesia Citi dianugerahi penghargaan sebagai Best Tax Payment Bank di Indonesia
Citi Indonesia received the Best Tax Payment Bank award by the Indonesian Tax Office KPPN VII. Citi was also appointed to participate, as one of the pilot banks, during the Indonesian Finance Ministry’s grand launching of MPN G2 system, the latest government’s electronic taxation system. This appointment by Ministry of Finance further reiterates Citi’s leadership in bringing innovative solutions to its clients, in implementing the new electronic taxation system. This newly launched system allows taxpayers to settle their tax payment online. Citi e-Tax offers a state of the art webbased tax payment solution that has the capability to process various tax payments online namely corporate/ individual income tax, payroll income tax, resident/non-resident withholding tax, final withholding tax, value added tax, sales tax on luxury goods, stamp duty, prepaid withholding tax (import) and excise tax.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Citi Indonesia menerima penghargaan sebagai Best Tax Payment Bank dari Kantor Pajak Indonesia KPPN VII. Citi juga dipercaya sebagai salah satu bank pertama yang dapat menggunakan sistem MPN G2 pada acara peluncuran sistem ini di Departemen Keuangan Indonesia. Ini merupakan sistem perpajakan elektronik terbaru dari pemerintah. Pengharagaan yang kembali diberikan kepada Citi oleh Kementerian Keuangan ini menegaskan kembali kepemimpinan Citi dalam memberikan solusi inovatif bagi klien dalam menerapkan sistem pembayaran pajak secara elektronik. Sistem yang baru diluncurkan ini memungkinkan para wajib pajak untuk dapat melunasi pembayaran pajak mereka secara daring. Citi e-Tax menawarkan solusi pembayaran pajak web-based yang memiliki kemampuan untuk memproses berbagai pembayaran pajak secara daring seperti misalnya, pajak penghasilan perusahaan/perorangan, pajak pendapatan, pajak potongan penghasilan penduduk/non-penduduk, pajak pemotongan akhir, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah, materai, pajak dibayar di muka pemotongan (impor) dan cukai.
81
>Citi-Telkomsel Credit Card Re-launched Peluncuran Kembali Kartu Kredit Citi-Telkomsel
Citi Indonesia and Indonesia’s biggest cellular operator, Telkomsel strengthened their partnership through the rejuvenation of CitiTelkomsel credit card which boasts new features and benefits. First introduced in 2005, Citi-Telkomsel card remains to be the only co-branded credit card by a bank and a telecommunication provider in Indonesia. Citi Indonesia constantly evolves in order to keep up with the dynamics of the Indonesian market. The revitalized Citi Telkomsel Credit Card is designed to offer more rewards and benefits that are relevant and appealing to Indonesia’s urban population whose lives are now intertwined with internet and technology. Aiming at urbanites, the card offers rewards and privileges that allow cardholders and Telkomsel subscribers to enjoy exclusive offerings and extra reward points for various transactions. These offerings cater to the tech savvy and sophisticated young professionals and urban people whose lifestyle includes watching movies in the cinema, dining in posh café and restaurants. The increasingly mobile urban lifestyle also contributes to growing needs of communication gadgets and large data plans.
Citi Indonesia dan operator selular terbesar di Indonesia, Telkomsel kembali menjalin kerjasama melalui peluncuran kembali kartu kredit CitiTelkomsel yang menawarkan berbagai macam fitur dan layanan menarik baru. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005, kartu kredit Citi-Telkomsel tetap menjadi satu-satunya kartu kredit yang bekerjasama dengan penyedia jasa telekomunikasi di Indonesia. Citi Indonesia terus berkembang untuk dapat terus bersaing dengan kondisi pasar Indonesia yang begitu dinamis. Kartu kredit Citi-Telkomsel yang telah diperbaharui ini dirancang untuk dapat menawarkan lebih banyak keuntungan dan manfaat yang relevan dan menarik bagi masyarakat Indonesia yang saat ini begitu akrab dengan kemajuan internet dan teknologi. Menyasar kaum urban, kartu ini menawarkan berbagai keuntungan dan hak istimewa yang memungkinkan para pemegang kartu dan pelanggan Telkomsel untuk dapat menikmati berbagai persembahan eksklusif dan poin reward tambahan dari berbagai transaksi. Penawaran ini sangat tepat bagi penikmat teknologi, profesional muda serta kaum urban dengan sejumlah gaya hidup masa kini seperti menonton film bioskop, serta santap siang maupun malam di kafe ataupun restoran mewah. Seiring dengan peningkatan gaya hidup kaum urban, hal ini turut mempengaruhi meningkatkanya kebutuhan akan moda telekomunikasi.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
82
>Citi Indonesia’s Global Community Day “Button Up” Set a New World Record
More than 1,900 participants sew 10,000 buttons to elementary school uniforms in the 10th Global Community Day (GCD) held on Sunday, 7 June 2015.
Citi Indonesia Global Community Day “Button Up” Mencetak Rekor Baru Dunia
Pada tahun 2015, Citi Indonesia took on the theme “Button Up”, in which for the first time our GCD was held simultaneously in 6 major cities in Indonesia where Citi operates its business: Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar, Medan and Jakarta. The highly successful event also set a new world record for the most buttons sewn to school uniforms in most locations. The idea of sewing buttons to school uniforms is a realization of Citi Indonesia’s supports to the government program on education that calls on for a 12 year mandatory schooling. The uniforms in Jakarta was distributed to underprivileged children all across Indonesia through a partnership with local non-profit organization Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) and uniforms from other cities were donated to selected schools.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Pada hari Minggu, 7 Juni 2015, lebih dari 1.900 peserta secara sukarela menjahit 10.000 kancing ke seragam sekolah dasar di acara Global Community Day (GCD). Program ini telah memasuki tahun ke-sepuluh. Pada tahun 2015, Citi Indonesia mengangkat tema " Button Up", di mana untuk pertama kalinya GCD diadakan serentak di 6 kota besar di Indonesia dimana Citi beroperasi, yakni di Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar, Medan dan Jakarta. Acara ini juga berhasil mencatat rekor baru dunia untuk jumlah kancing paling banyak yang dijahit ke seragam sekolah di lokasi yang paling banyak. Ide menjahit kancing seragam sekolah merupakan realisasi dari dukungan Citi Indonesia terhadap program pemerintah terkait wajib belajar 12 tahun. Seragam yang telah dijahit di Jakarta didistribusikan kepada pelajar yang berasal dari keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia melalui kemitraan dengan organisasi nonprofit Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation) sedangkan seragam yang telah dijahit di kotakota lain disumbangkan ke beberapa sekolah terpilih di kota tersebut.
83
>Citi Indonesia Announced USD 900,000 Grants to Six Non-profit Organizations Citi Indonesia Memberikan Dana Hibah Sebesar USD 900,000 bagi Enam Organisasi Non-profit
Citi Indonesia through Citi PeKa (acronym for caring and creating something impactful) hosted Citi Corporate Citizenship Summit and Workshop in 2015. The event featured a press conference to announce the distribution of USD 900,000 from Citi Foundation to 6 selected non-profit organization partners. Citi Indonesia is committed to be a trusted financial institution, as well as the government’s partner in building Indonesia’s economy and empowering local communities. The signing ceremony with those organizations was one of Citi's concrete actions to achieve that mission. The grant was distributed to 6 nonprofit organizations to implement a twelve-month programs focusing on advancing youth economic opportunities, financial inclusion and urban transformation. The grantees were Mercy Corps Indonesia (FEED Mobile), Association of Center for Women Resources Development (Financial Education for Mature Women), Junior Achievements Indonesia (Growing the Spirit: Youth Entrepreneurship Initiative), Center for Micro, Small and Medium Enterprises of Faculty Economic and Business University of Indonesia (Citi Microentrepreneurship Awards) as well as two new grantees Indonesia Business Links (Skilled Youth program) and YCAB Foundation (Jakarta Urban Transformation).
Citi Indonesia melalui Citi Peka (peduli dan berkarya) pada tahun 2015 telah menyelenggarakan Citi Corporate Citizenship Summit and Workshop 2015. Sebagai bagian dari acara ini adalah konferensi pers yang mengumumkan pendistribusian dana hibah sebesar USD 900.000 yang diberikan oleh Citi Foundation kepada 6 organisasi non-profit terpilih. Citi Indonesia berkomitmen untuk terus menjadi lembaga keuangan terpercaya, serta mitra pemerintah dalam pembangunan perekonomian Indonesia dan memberdayakan komunitas lokal. Upacara penandatanganan dengan organisasi non-profit tersebut merupakan wujud upaya nyata Citi dalam mencapai misi tersebut. Dana hibah ini didistribusikan kepada 6 organisasi non-profit sebagai modal dalam melaksanakan program tahunan yang berfokus pada peningkatan kesempatan ekonomi bagi kaum muda, inklusi finansial serta transformasi urban. Para penerima dana hibah tersebut adalah Mercy Corps Indonesia (FEED Mobile), Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) (Pendidikan Keuangan bagi Wanita Usia Matang), Prestasi Junior Indonesia (Growing the Spirit: Youth Entrepreneurship Initiative), UKM Center FEUI (Citi Microentrepreneurship Awards) serta dua penerima dana hibah baru yakni Indonesia Business Links (Skilled Youth program) dan YCAB Foundation (Jakarta Urban Transformation).
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
84
>Citi Indonesia hosted Mid-Year Market Outlook for Citigold Customers
Strengthening its leadership in wealth advisory, Citi Indonesia hosted a midyear market outlook entitled “One step backwards, two steps forward”.
Citi Indonesia Selenggarakan Mid-Year Market Outlook bagi Nasabah Citigold
Dedicated for Citigold customers, the event provided retrospect and insights of Indonesia’s economy and market outlook in the second semester of 2015. The event also marked the first Citigold market outlook attended by Batara Sianturi since his appointment as Chief Executive Officer (CEO) for Indonesia. The Presidential Chief of Staff of Republic Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan attended the event as a Keynote Speaker. This market outlook is a realization of Citi Indonesia’s commitment in wealth advisory to Citi’s valued Citigold clients and equips them with comprehensive insights of the latest economic condition.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Mengukuhkan posisinya sebagai bank terdepan dalam ranah wealth advisory, Citi Indonesia pada tahun 2015 menyelenggarakan market outlook dengan tema “One Step Backwards, Two Steps Forward”. Acara yang ditujukan bagi nasabah Citigold ini memberikan sejumlah pandangan dan tinjauan terkait kondisi perekonomian dan market outlook di semester kedua tahun 2015. Acara ini juga menandai Citigold market outlook pertama yang dihadiri oleh Batara Sianturi sejak penunjukannya sebagai Chief Executives Officer (CEO) Indonesia. Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan turut hadir dalam acara tersebut sebagai pembicara utama. Acara market outlook ini merupakan realisasi dari komitmen Citi Indonesia untuk menjadi bank terdepan dalam ranah wealth advisory dan melayani nasabah Citigold dengan memberikan pandangan dan tinjauan terkait kondisi ekonomi terkini.
85
>Citi Indonesia Launched Four Smart Branches in Jakarta Citi Indonesia Luncurkan Empat Smart Branch di Jakarta
Citi Indonesia simultaneously launched four Smart Branches in Jakarta located in Kelapa Gading, Prince Center Building, Abdul Muis and Pantai Indah Kapuk in 2015. The opening of the smart branch is another innovation from Citi after previously launched Citi Smart ATM, which can be found in 5 major shopping centers in Jakarta. The four branches offer more flexible and powerful solutions to create remarkable Citi Signature Experience. Globalization, digitization and urbanization have transformed our customers’ lifestyles and needs. In response to this, Citi provides them with a more advanced banking solution. The launching of four Citi Smart Branches in Indonesia exemplifies Citi’s continued commitment in investing in the country, as well as showcasing Citi’s technological innovation, which offers enhanced costumer experience that is clearly distinct from conventional branch. Citi Smart Branch is designed to create comfort and flexibility for our customers. Supported by the best in class technology and digital platform, Citibank continues to be at the forefront in delivering remarkable experience to our customers.
Pada tahun 2015, Citi Indonesia berhasil meluncurkan empat smart branch di Jakarta yang berlokasi di Kelapa Gading, Prince Center Building, Abdul Muis dan Pantai Indah Kapuk. Peluncuran Smart Branch ini merupakan inovasi terkini dari Citi setelah sebelumnya meluncurkan Citi Smart ATM yang dapat ditemukan di 5 pusat perbelanjaan ternama di Jakarta. Ke empat Smart Branch tersebut menawarkan berbagai solusi perbankan yang lebih fleksibel untuk dapat menciptakan Citi Signature Experience yang berkesan. Globalisasi, digitalisasi dan urbanisasi telah mengubah gaya hidup dan kebutuhan nasabah Citi. Menanggapi hal ini, Citi merasa perlu untuk dapat menyediakan solusi perbankan yang terdepan bagi segenap nasabah. Peluncuran empat Citi Smart Branch di Indonesia mengukuhkan komitmen Citi untuk terus berinvestasi di negeri ini, serta dalam memberikan inovasi teknologi terkini, yang menawarkan pengalaman perbankan yang menarik dan berbeda dari cabang konvensional. Citi Smart Branch dirancang untuk menciptakan kenyamanan dan fleksibilitas bagi nasabah. Didukung dengan teknologi terbaik serta platform digital, Citibank secara berkelanjutan berusaha untuk menjadi bank yang terdepan dalam memberikan pelayanan perbankan yang berkesan bagi nasabahnya.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
86
>Jakarta Hosted the First New Cities Foundation’s Annual Conference Held in Asia Jakarta Menjadi Tuan Rumah Konferensi Tahunan Pertama New Cities Foundation yang Diselenggarakan di Asia
The New Cities Foundation held its annual global conference in Jakarta from 9-11 June 2015. The first time held in Asia, the conference took the theme “Seizing the Urban Moment”, attended by government officials, academics and business practitioners. Focusing on urbanization, the event addressed issues such as affordable housing, access to water, utilization of technology, transport, creation of public spaces, managing natural disasters, cultural diversity, good governance, empowerment of citizens, as well as social enterprises and financing. Innovative projects such as the extraction and purification of water for slums were highlighted. A competition was held for students on projects to improve city life. Site visits were also organized by the Jakarta government to a rail development, old town and new mixed retail/commercial/ leisure/housing development. Through this activity Citi showcased its expertise in providing financing solutions and for cities, including Jakarta.
The New Cities Foundation menyelenggarakan konferensi global tahunannya di Jakarta. Kegiatan ini diselenggarakan pada 9-11 Juni 2015. Pertama kali diadakan di Asia, konferensi yang mengambil tema "Seizing the Urban Moment" ini dihadiri oleh sejumlah pejabat pemerintah, akademisi serta praktisi bisnis. Berfokus pada urbanisasi, acara ini membahas sejumlah isu strategis seperti pembangunan perumahan dengan harga terjangkau, akses terhadap air bersih, pemanfaatan teknologi, transportasi, penciptaan ruang publik, pengelolaan bencana alam, keragaman budaya, tata pemerintahan yang baik, pemberdayaan warga, serta pembiayaan dan usaha berbasis sosial. Sejumlah proyek inovatif seperti ekstraksi dan pemurnian air di kawasan kumuh merupakan topik yang paling disorot dalam acara ini. Sebuah kompetisi terkait peningkatan kapasitas hidup di kawasan perkotaan juga diselenggarakan bagi sejumlah pelajar. Salah satu agenda acara ini adalah kunjungan lapangan yang diorganisir oleh pemerintah kota Jakarta ke wilayah pengembangan jalur kereta api, pengembangan kota tua serta pengembangan perumahan, kawasan hiburan, kawasan komersial serta kawasan industri. Melalui program ini, Citi kembali menunjukkan kemampuannya dalam memberikan solusi finansial terbaik bagi perkotaan trmasuk Jakarta.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
87
>Citi Indonesia Inks Cash Management Deal with Garuda Indonesia Penandatanganan Kesepakatan Cash Management antara Citi Indonesia dengan Garuda Indonesia
Citi Indonesia inked a deal to provide cash management services to the country’s largest airline operator Garuda Indonesia. Citi’s recent appointment further reaffirms the bank’s support of a key client for which Citi has served as sole global cash management bank for international sales collections since 2011. The recent deal between the four banks, including Citi and Garuda Indonesia will support the carrier’s head office and national branches cash management requirements. Citi has been a trusted choice for Garuda for over 30 years, supporting the company’s banking facilities and needs across 13 countries worldwide. Through its global network across over 100 countries, Citi is ready to support Garuda Indonesia’s both locally and internationally.
Citi menandatangani kesepakatan penyediaan pelayanan cash management untuk operator penerbangan terbesar di tanah air, Garuda Indonesia. Hal ini menegaskan kembali dukungan yang telah diberikan oleh Citi sebagai satu-satunya bank berskala global yang menangani cash management untuk sistem penagihan penjualan internasional sejak 2011. Kesepakatan yang terjalin dengan empat bank di Indonesia, termasuk diantaranya dengan Citi bersama Garuda Indonesia akan memberikan dukungan penuh terhadap kebutuhan cash management yang diperlukan oleh maskapai tersebut, baik di kantor pusat maupun di berbagai cabang di tanah air. Citi telah dipercaya selama lebih dari 30 tahun untuk mendukung berbagai fasilitas dan kebutuhan perbankan dari maskapai ini, baik di dalam negeri maupun di lebih dari 13 negara lainnya. Melalui jaringan global yang dimiliki oleh Citi di lebih dari 100 negara, Citi yakin dapat mendukung perkembangan bisnis Garuda Indonesia baik di kancah lokal maupun internasional.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
88
>Jakarta City Plan Rolls Out with Signing Ceremony and Tour around South Quarter Jakarta City Plan Adakan Upacara Penandatanganan dan Tur di Kawasan South Quarter
The signing ceremony between Citi Indonesia and PT. Intiland Development, Tbk. marks an important milestone in the Jakarta City Plan (JCP) project. Witnessed by representative of Citi employees and mass media, CEO Indonesia Batara Sianturi accompanied by former CBM Lauren Sulistiawati and former Senior Country Operations Officer Siddharth Sabherwal signed the agreement with President Director & CEO Intiland Hendro S. Gondokusumo at the new Citi Lobby of South Quarter Tower B. Through this leasing agreement, Citi will occupy 10 floors for its new office at one of the South Quarter towers. The office space will later be the center for business operations and financial services for a significant number of Citi employees, especially those working in operation department. In line with Citi Works concept, which is an innovative office space design approach focusing on the needs of employees, the new office will offer effective and modern working space that boasts the latest technology. By moving to this new location, it is expected to increase work efficiency and productivity as well as to deliver remarkable experience to Citi’s clients and customers.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Upacara penandatanganan antara Citi Indonesia dan PT. Intiland Development, Tbk. menandai sebuah tonggak penting dalam proyek Jakarta City Plan (JCP). Disaksikan oleh sejumlah perwakilan karyawan Citi dan media massa, CEO Indonesia Batara Sianturi didampingi oleh mantan CBM Lauren Sulistiawati dan mantan Senior Country Operations Officer Siddharth Sabherwal menandatangani pakta perjanjian dengan Presiden Direktur & CEO Intiland Hendro S. Gondokusumo di Lobby baru Citi yang berada di Tower B kawasan South Quarter. Melalui perjanjian sewa ini, Citi nantinya akan menempati 10 lantai di Tower B kawasan perkantoran South Quarter. Kedepannya ruang kantor Citi yang baru ini akan menjadi pusat kegiatan operasi bisnis dan jasa keuangan bagi sejumlah besar karyawan Citi, terutama bagi mereka yang bekerja di bagian operasional. Sejalan dengan konsep Citi Works dimana kedepannya Citi akan menggunakan desain ruang kantor yang inovatif dan mengutamakan kebutuhan karyawan, kantor baru Citi ini akan menawarkan ruang kerja yang efektif serta modern yang dilengkapi dengan teknologi terkini. Diharapkan, sejalan dengan perpindahan lokasi kantor Citi, akan meningkatkan efisiensi kerja serta produktivitas yang akan memberikan pengalaman perbankan yang mengesankan bagi sejumlah nasabah dan klien Citi.
89
>Citi Indonesia Dedicated International Women’s Day Celebration to Papuan Women Citi Indonesia Mendedikasikan Perayaan Hari Perempuan Sedunia bagi Para Wanita Papua Citi Indonesia through Citi Indonesia Women Council (IWC) held the 4th International Women’s Day (IWD) celebration in Jakarta. Citi Indonesia celebrates womanhood and women’s contributions to society. Taking the theme “Stand up like a Woman”, which focuses on the issue of violence towards women in Indonesia, particularly in Papua, where violence against women are amongst the highest in the country. Citi Indonesia has over 2,000 female employees, making up to 57% of the workforce, including 245 women which currently hold key positions in managerial level, from Vice Presidents and above. Citi is proud to foster the development of women and committed in empowering our women as well as creating impacts to women in wider communities. Also present in Citi International Women’s Day celebration was Her Excellency Prof. Dr. Yohana Yembise, M.A., Indonesia Minister of Women Empowerment and Children Protection. In her keynote speech, she praised Citi’s attention to Papuan women who are subject to domestic violence. Realizing the importance of education in support of preventing violence, Citi donated USD 11,540 to the Coalition Forum of Rising Papuan Women.
Citi Indonesia melalui Citi Indonesia Women Council (IWC) merayakan Hari Perempuan Sedunia yang telah memasuki tahun keempat penyelenggaraannya di Jakarta. Citi Indonesia merayakan kewanitaan dan kontribusi wanita terhadap masyarakat dengan mengambil tema “Stand up like a Woman”, yang berfokus pada isu kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, khususnya di Papua, di mana kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan kasus yang tercatat paling tinggi di negeri ini. Citi Indonesia memiliki lebih dari 2.000 karyawan perempuan, yang berarti 57% karyawan Citi Indonesia adalah perempuan. Termasuk diantaranya 245 orang perempuan yang saat ini memegang posisi tingkat manajerial, mulai dari posisi Vice President ke atas. Citi sangat bangga dan terus mendukung peningkatan karir perempuan di Indonesia dan
terus berkomitmen untuk senantiasa mengembangkan perempuan sehingga dapat memberikan dampak yang luas bagi lingkungan dimana para perempuan tersebut berada. Turut hadir dalam perayaan Hari Perempuan Sedunia yang dirayakan oleh Citi Indonesia, adalah Prof. Dr. Yohana Yembise, M. A., Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia. Dalam pidatonya, beliau memuji perhatian Citi terhadap perempuan Papua yang rawan menjadi objek kekerasan dalam rumah tangga. Sadar akan peran penting pendidikan dalam usaha pencegahan kekerasan, Citi memberikan donasi sebesar USD 11,540 kepada Koalisi Forum Kebangkitan Perempuan Papua.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
90
15
Functional Review Tinjauan Fungsional
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
91
>Risk Management Manajemen Risiko Citi’s risk management framework is designed to balance strong corporate oversight with well-defined independent risk management functions within each business. Our risk managers support each of our businesses, implement prudent risk management policies and practices, and control policies that enhances and address the business requirements.
Kerangka manajemen risiko Citi dibuat untuk menyeimbangkan pengawasan korporasi yang kuat dengan fungsi manajemen risiko yang independen di dalam setiap bisnis. Manajer risiko kami mendukung masing-masing lini bisnis dan menerapkan kebijakan dan praktek manajemen risiko, serta kebijakan kontrol untuk meningkatkan dan menjawab kebutuhan bisnis.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
92
>>Credit Risk Credit risk is the risk of loss arising from a customer or counterparty’s inability to meet an obligation. This risk type exists in our outstanding loans and leases, trading account assets, derivative assets and unfunded lending commitments that include loan commitments, letters of credit, and financial guarantees. Citi as a bank needs to manage the credit risk inherent to the entire portfolio as well as the risk in individual credits or transactions. The effective management of credit risk is a critical component of a comprehensive approach to risk management and is essential to the long-term success of any banking organization.
>>>Consumer Credit Our consumer credit risk is diversified through our geographic span, our franchise, and our product. Product Program and Business Credit Policy and Procedure Manual governing end-to-end credit cycles from acquisition to collection are established within the Global Consumer Credit and Fraud Risk Policy framework and local regulatory requirement to set, monitor, and manage the product risk appetite. These policies and procedures are reviewed periodically to accommodate recent environment changes and to ensure our booking quality and portfolio performance.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Consumer Portfolio Risk Management Credit risk management for consumer credit begins with initial underwriting and occurs throughout a borrower’s credit cycle. Approval authority to approve the facility and to grant the credit exposure to Business Credit Officers is delegated by the appointed Senior Credit Officer. The authority limit for each individual is decided based on the individual credit experience and past performance, if any. Delegation authority from Senior Credit Officer and Business Credit Officers is governed in the relevant credit policies. Citi’s consumer loan portfolio is comparatively diversified by both product and location. In the consumer portfolio, credit loss is often expressed in terms of annualized net credit losses as a percentage of average loan balances. Statistical techniques are used to establish, risk appetite, credit performance and profitability benchmark, and metrics to balance risks and rewards appropriately. Credit risk is monitored based on consumer exposure, grouped by product and other related attributes. Statistical models are built using detailed behavioral information from external sources, such as the national credit bureau, or internal historical data. These models shape the foundation of our consumer credit risk management process and are used to approve or decline credit decisions, portfolio management decisions, collections management procedures, adequacy of the allowance for loan losses, and economic capital allocation for credit risk to ensure a consistent process across all products and businesses in accordance with policies established by the Global Consumer Risk Management office.
>>>Corporate Credit The credit risk team that supports corporate business consists of independent Risk Senior Credit Officers (SCOs) and Business SCOs, supported by a team of credit officers, analysts and administration officers. Strategies for Significant Corporate Credit Risk Exposure Our strategy for mitigating significant credit risk exposures rests on our adherence to key policies including: stringent target market selection involving the fulfillment of certain criteria; Credit committee approval with dual control process whereby approval at a minimum should be received from an independent credit officer from Risk Management and a credit officer from business with appropriate covering limits, to ensure objectivity; Early Monitoring process to identify potential credit issues in order to alert the management for immediate remediation; frequent portfolio review to objectively gauge the portfolio’s health; mandatory annual review for individual obligors to assess individual credit quality; and the utilization of our internal risk rating model, derived through the use of statistical models, in estimating the probability of credit default.
93
>>Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko kerugian akibat kegagalan nasabah atau rekanan bank dalam memenuhi kewajibannya. Hal ini dapat ditemukan di fasilitas pinjaman dan sewa yang belum lunas, aktiva rekening perdagangan, aktiva derivatif dan komitmen peminjaman yang belum dibiayai, antara lain fasilitas pinjaman, letter of credit, atau garansi finansial yang belum diselesaikan. Citi sebagai sebuah bank harus mampu menangani risiko kredit yang berada didalam keseluruhan portofolio,begitu juga dengan risiko yang terdapat diseluruh individu kredit atau transaksi. Manajemen risiko kredit yang efektif merupakan komponen penting dari pendekatan yang menyeluruh terhadap pelaksanaan manajemen risiko, dan merupakan landasan kesuksesan dari sebuah organisasi perbankan.
>>>Kredit Konsumen Risiko kredit konsumer kami terdiversifikasi melalui jangkauan geografis, kantor cabang, serta produk kami. Product Program dan Business Credit Policy and Procedure Manual menjabarkan pengaturan kebijakan yang mencakupi seluruh siklus kredit sejak awal sampai akhir dari mulai dari akuisisi (booking) sampai kegiatan penagihan yang sesuai dengan kerangka kebijakan Global Consumer Credit Fraud and Risk Policy serta ketentuan regulasi lokal dalam rangka menetapkan, mengawasi dan mengelola batas risiko (Risk Appetite) produk. Kebijakan dan prosedur ini ditinjau secara berkala agar sesuai dengan perubahan kondisi terkini dan untuk memastikan kualitas booking dan kinerja portofolio kami.
Pengelolaan Risiko Portfolio Kredit Konsumen Pengelolaan risiko kredit untuk kredit konsumen dimulai dari proses awal evaluasi kredit dan terus dilakukan di tiap tahapan siklus kredit nasabah. Kewenangan dari para Business Credit Officers untuk memberikan persetujuan fasilitas kredit dan untuk memberikan eksposur kredit didelegasikan oleh Senior Credit Officer yang ditunjuk. Kewenangan memutus kredit untuk setiap individu ditentukan berdasarkan pengalaman kredit dan kinerja dari individu terkait apabila ada. Portofolio kredit konsumen Citi cukup beragam secara produk maupun secara lokasi. Di portofolio konsumen, kerugian kredit umumnya dilihat dalam kerugian kredit neto yang di-setahunkan sebagai persentase dari rata-rata saldo pinjaman. Teknik-teknik statistik digunakan untuk menetapkan batas risiko yang diinginkan (risk appetite), kinerja kredit dan acuan profitabilitas, dan metrik untuk menyeimbangkan risiko dan keuntungan secara tepat. Risiko kredit dipantau berdasarkan eksposur nasabah yang digolongkan berdasarkan produk dan kriteria terkait lainnya. Model statistic dibuat menggunakan informasi perilaku secara rinci yang didapat dari sumber eksternal, seperti kredit biro nasional atau data historis internal. Model ini menjadi dasar untuk proses pengelolaan risiko kredit dan digunakan dalam menentukan persetujuan atau penolakan kredit, keputusan pengelolaan portofolio, prosedur pengelolaan penagihan, kecukupan cadangan untuk kerugian kredit, dan alokasi modal ekonomi risiko kredit untuk memastikan penerapan proses yang konsisten di semua produk dan bisnis sesuai dengan aturan yang ditentukan oleh Kantor Manajemen Risiko Konsumer Global.
>>>Kredit Korporasi Tim risiko kredit yang menunjang bagian bisnis korporasi terdiri dari Senior Credit Officer (SCO) dari tim Manajemen Risiko yang bersifat independen, dan SCO Bisnis; serta didukung oleh tim credit officer, analis dan administrasi. Strategi Untuk Eksposur Risiko Kredit Yang Signifikan Strategi kami dalam rangka mitigasi eksposur risiko kredit signifikan terletak pada kepatuhan kami terhadap kebijakan kunci, termasuk: pemilihan target pasar yang ketat dan melibatkan pemenuhan kriteria tertentu; persetujuan perpanjangan kredit oleh Komite Kredit dengan proses kontrol dualis di mana persetujuan setidaknya diperoleh dari satu petugas kredit bisnis dan satu petugas kredit independen dari Manajemen Risiko, dengan batas covering yang mencukupi, demi menjamin objektivitas; Early Monitoring untuk mengidentifikasi masalah kredit di tahap awal agar manajemen bisa mengambil tindakan dengan segera; Portfolio Review untuk mengukur kesehatan portofolio; Annual Review wajib bagi obligor individu untuk menilai kualitas kredit; dan penggunaan model peringkat risiko internal kami yang diperoleh melalui penggunaan model statistik dalam memperkirakan kemungkinan terjadinya wanprestasi.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
94
>>Market Risk Market Risk Management Process Market risk encompasses liquidity risk and price risk, both of which arise in the normal course of business of a global financial intermediary. Liquidity risk is the risk that an entity may be unable to meet a financial commitment to a customer, creditor, or investor when due. Price risk is the earning risk from changes in interest rates and foreign exchange rates, and implied volatilities. Price risk arises in nontrading portfolios, as well as in trading portfolios. Market risks are measured in accordance with established standards to ensure consistency across businesses and the ability to aggregate risk. Interest Rate Risk Governance The risks in Citi’s non-traded portfolios are estimated using a common set of standards that define, measure, limit and report the market risk. Each business is required to establish, with approval from independent market risk management, a market risk limit framework that clearly defines approved risk profiles within the parameters of Citi’s overall risk appetite. In all cases, the businesses are ultimately responsible for the market risks they take and to ensure that the risks are still within their defined limits. These limits are monitored by independent market risk, country and business Asset and Liability Committees (ALCO).
Mitigation and Hedging of Risk All financial institutions’ financial performances are subject to some degree of risk due to changes in interest rates. In order to manage these risks effectively, Citi may modify pricing on new customer loans and deposits, enter into transactions with other institutions or enter into the approved off-balance-sheet derivative transactions that have the opposite risk exposures. Therefore, Citi regularly assesses the viability of strategies to reduce unacceptable risks to earnings and implements such strategies when the bank believes those actions are prudent. As information becomes available, Citi formulates strategies aimed at protecting earnings from the potential negative effects of changes in interest rates. Organizational Management of Market Risk Market risk is set as an independent organization, separated from the business line, to avoid conflict of interest issue and to ensure effective risk management and sound internal control. Based on the roles and responsibilities, Market risk organization is divided into three divisions: 1. Independent Market risk managers: responsible to monitor risk exposures, review risk measurements, establish the limit, and communicate the result of monitoring and analysis to the business. 2. Risk Analytics: responsible to specify the methodology or techniques and assumptions of Market risk measurements, and oversee the production of Market risk measurement to ensure the integrity of the measurement. 3. Risk Architecture: responsible to oversee market risk infrastructure and provide Market Risk reports to Market Risk Managers.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Management of trading book portfolio and the valuation method that is used Citi Indonesia performs trading activities with its clients in some products, such as local currency denominated government securities, foreign exchange (spot and forward) and vanilla interest rate derivative. These trading activities require the bank to maintain position within the risks limits including Market risk limits as required in internal Market risk policies. As part of the risk management, hedging strategy plays an important role in trading activities in Citi Indonesia. The products for trading and hedging activities are monitored and controlled by Market Risk. The business has to get approval from all Control groups in Citi Indonesia to be able to include a new product in the Permitted Product List. This Control group includes: credit risk, market risk, operational risk, legal counsel, finance, compliance, information and technology team. The validation of the pricing model, valuation model, and risk measurement model of all trading products is done by qualified and independent personnel. Citi establishes Model validation policy to ensure that all financial models are validated and periodically reviewed by qualified personnel and independent from the creator of the model.
95
>>Risiko Pasar Proses Pengelolaan Risiko Pasar Risiko pasar meliputi risiko likuiditas dan risiko harga yang muncul dalam serangkaian bisnis keuangan global. Risiko likuiditas adalah risiko apabila sebuah badan atau perusahaan tidak mampu untuk memenuhi komitmen finansialnya kepada nasabah, kreditor, atau penanam modal pada saat jatuh tempo. Risiko harga adalah risiko atas pendapatan yang muncul dari perubahan tingkat bunga dan nilai tukar mata uang asing, dan fluktuasi secara tidak langsung. Risiko harga bisa muncul di dalam portfolio non–trading dan juga portofolio trading. Risiko pasar dihitung sesuai dengan standar yang berlaku untuk memastikan konsistensi di semua bisnis dan untuk dapat melakukan penjumlahan risiko dengan benar. Pengelolaan Risiko Suku Bunga Risiko-risiko dari portofolio non-trading dihitung menggunakan seperangkat acuan yang menjelaskan tentang penentuan, pengukuran, pembatasan dan pelaporan risiko pasar. Setiap bisnis dituntut untuk menetapkan, dengan persetujuan dari manajemen risiko pasar yang independen, kerangka batas risiko pasar yang mencerminkan profil risiko yang telah disetujui dan dalam batasan-batasan risiko Citi secara keseluruhan. Di setiap waktu, pihak bisnis bertanggung jawab terhadap risiko-risiko pasar yang mereka ambil dan memastikan posisinya tetap di bawah batas yang telah ditentukan. Batas-batas tersebut diawasi oleh pihak risiko pasar yang independen, Asset and Liability Committees (ALCOs).
Pengurangan dan Lindung Nilai Risiko Kinerja keuangan dari semua lembaga keuangan tergantung pada tingkat risiko tertentu yang disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga. Untuk mengatur risiko-risiko ini secara efektif, Citi dapat melakukan perubahan dalam menentukan harga untuk transaksi pinjaman atau deposito yang baru, melakukan transaksi dengan institusi yang lain, ataupun melakukan transaksi derivatif off-balance sheet yang telah disetujui yang memiliki nilai risiko yang berlawanan. Oleh sebab itu, Citi melakukan penilaian secara berkala akan kelangsungan suatu strategi yang telah dipilih untuk mengurangi risiko terhadap pendapatan dan menerapkan strategi tersebut setelah bank yakin bahwa tindakan tersebut memang tepat. Dengan informasi yang ada, Citi dapat menyusun strategi untuk melindungi pendapatan dari dampak negatif atas perubahan tingkat suku bunga. Organisasi Pengelolaan Risiko Pasar Risiko pasar diatur sebagai organisasi independen, terpisah dari lini bisnis, untuk menghindari konflik kepentingan dan untuk memastikan manajemen risiko yang efektif dan pengendalian internal yang baik. Berdasarkan peran dan tanggung jawab, Organisasi Risiko Pasar dibagi menjadi tiga divisi: 1. Manajemen risiko pasar yang independen: bertugas untuk mengawasi eksposur resiko, meninjau pengukuran resiko, menetapkan limit, dan mengkomunikasikan hasil dari pengawasan dan analisa kepada bisnis.
Pengelolaan portofolio trading book dan metode penilaian yang digunakan Citi Indonesia melakukan kegiatan perdagangan dengan klien dalam beberapa produk, seperti sekuritas pemerintah dalam mata uang Rupiah, perdagangan valuta asing (spot dan forward) dan derivatif suku bunga yang sederhana. Kegiatan perdagangan ini mengharuskan bank untuk mempertahankan posisi dalam batas-batas risiko termasuk risiko pasar seperti yang dipersyaratkan dalam kebijakan Risiko pasar internal. Sebagai bagian dari manajemen risiko, strategi lindung nilai memainkan peran penting dalam kegiatan perdagangan di Citi Indonesia. Produk untuk kegiatan perdagangan dan aktivitas lindung nilai dipantau dan dikendalikan oleh Risiko Pasar. Bisnis harus mendapatkan persetujuan dari semua kelompok kontrol di Citi Indonesia untuk dapat memasukkan sebuah produk baru di Daftar Produk yang diijinkan. Kelompok kontrol meliputi: risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, hukum, keuangan, kepatuhan,informasi dan teknologi. Validasi model perhitungan harga, model valuasi dan pengukuran risiko dari semua produk perdagangan dilakukan oleh personil yang ahli dan independen. Citi menetapkan kebijakan Model validasi untuk memastikan bahwa semua model keuangan divalidasi dan secara berkala ditinjau oleh personil yang berkualitas dan independen dari pencipta model.
2. Risk Analytics: bertanggung jawab untuk menentukan metodologi atau teknik dan asumsi pengukuran risiko pasar dan mengawasi produksi pengukuran risiko pasar untuk memastikan integritas pengukuran. 3. Risk Architecture: bertanggung jawab untuk mengawasi infrastruktur risiko pasar dan memberikan laporan Risiko Pasar untuk Manajer Risiko Pasar.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
96
The mechanism used to measure market risk for periodical risk monitoring purposes and for the calculation of capital adequacy in trading book Within Independent Market Risk, there is a single set of standards for the measurement of market risk in order to ensure consistency across businesses, stability in methods, and transparency of risk. Critical measurement concepts associated with the measurement of market risk are outlined below: 1. FACTOR SENSITIVITIES Factor sensitivities are used to measure an instrument’s sensitivity to a change in value. The methodologies underlying the factor sensitivity calculations must comply with the Citi Market Risk Exposure Specification document meet the interface specifications of the independent risk systems and are subject to reconciliation standards to ensure the integrity and completeness of the data.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
2. VOLATILITY AND CORRELATION The volatility and correlation of market factors are used to calculate statistically-based portfolio risk measurements such as VaR. The historical time series of data used for calculating the volatility and correlation between markets factors should, whenever possible, be consistent with the data that is used to produce valuations for Citi’s financial statements. 3. VALUE AT RISK VaR estimates the potential decline in the value of a position or a portfolio, under normal market conditions, within a defined confidence level, and over a specific time period. VaR is used to establish internal limits representing the maximum loss of a position that is generated from a one-day loss measured on a historical basis with a determined confidence level. 4. STRESS TESTING Stress testing can be based upon either a range of historical periods of market stress or purely hypothetical future market events. Stress testing is designed to quantify the potential impact of extreme market movements on a firm-wide basis and is performed at least on a monthly basis.
5. BACK-TESTING Back-testing is done on a periodic basis, in order to assess the adequacy of allocated market risk capital (derived from VaR) as a cushion to absorb losses. Backtesting is the comparison of ex-ante VaR to ex-post Profit and Loss (P&L). At this moment, Citi Indonesia uses Standardized approach to calculate Market Risk component in the Regulatory CAR.
97
Mekanisme yang digunakan untuk mengukur risiko pasar untuk pemantauan secara periodik dan perhitungan kecukupan modal dalam trading book Dalam Risiko Pasar Independen, ada satu set standar untuk pengukuran risiko pasar dalam rangka untuk memastikan konsistensi di bisnis, stabilitas metodologi dan transparansi risiko. Konsep pengukuran yang penting yang terkait dengan pengukuran risiko pasar diuraikan di bawah ini: 1. FAKTOR SENSITIVITAS Faktor sensitivitas digunakan untuk mengukur sensitivitas instrumen terhadap perubahan nilai. Metodologi yang mendasari perhitungan faktor sensitivitas harus mematuhi dokumen yang mengatur spesifikasi nilai Risiko Pasar, harus memenuhi spesifikasi interface dari sistem risiko yang independen dan sesuai dengan standar rekonsiliasi untuk memastikan integritas dan kelengkapan data.
2. VOLATILITAS DAN KORELASI Volatilitas dan korelasi dari faktor pasar digunakan untuk menghitung pengukuran risiko berdasarkan portofolio statistik seperti VaR. Data historis dari beberapa periode digunakan untuk menghitung volatilitas dan korelasi antara beberapa faktor pasar harus, bila memungkinkan, konsisten dengan data yang digunakan untuk valuasi untuk laporan keuangan Citi.
5. BACK-TESTING Back-Testing dilakukan secara periodik, untuk menilai kecukupan alokasi modal atas risiko pasar (berasal dari VaR) sebagai cadangan untuk menyerap kerugian. Backtesting adalah perbandingan ex-ante VaR untuk ex-post Laba Rugi (P&L).
3. VALUE AT RISK VaR memperkirakan potensi penurunan nilai posisi atau portofolio, dalam kondisi pasar normal, dalam tingkat akurasi tertentu, dan selama periode waktu tertentu. VaR digunakan untuk menetapkan batasan internal kerugian maksimum dari posisi tertentu yang dihasilkan dari kerugian satu hari yang diukur secara historis dengan tingkat akurasi tertentu 4. STRESS TESTING Stress testing dapat didasarkan pada: beberapa periode stress yang sudah berlalu atau dari hipotetis peristiwa pasar masa depan. Stress testing dirancang untuk mengukur dampak potensial dari pergerakan pasar ekstrim pada perusahaan secara keseluruhan dan dilakukan minimal setiap bulan.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
98
>>Liquidity Risk Liquidity Management Liquidity management is the responsibility of the Country Treasurer. Management of liquidity is performed daily and monitored by the Country Treasurer and independent risk management. The Asset and Liabilities Committee (ALCO) undertakes the oversight responsibility along with the Country Treasurer. One of the objectives of the ALCO is to monitor and review the overall liquidity and balance sheet position of Citi. Monitoring Liquidity The Country Treasurer prepares an annual funding and liquidity plan which is endorsed by Country ALCO and approved by Independent Risk Management. The funding and liquidity plan includes analysis of the balance sheet as well as the economic and business conditions impacting the liquidity of business and/or country. As part of the funding and liquidity plan, liquidity limits, liquidity ratios, market triggers, and assumptions for periodic stress tests are established and approved. The parameters are reviewed at least annually.
Liquidity Limits Liquidity limits establish boundaries for market access in business-as-usual conditions and are monitored against the liquidity position daily. These limits are established on the basis of balance sheet size, depth of the market, local management experience, stability of the liabilities, and liquidity of the assets. Finally, limits are subject to the evaluation of Citi's stress results. Generally, limits are established such that in stress scenarios, Citi can fund itself independently or act as a net provider of liquidity. Thus, the risk tolerance of the liquidity position is dependent upon Citi’s capacity to cover its position under stressed conditions. These limits are the key daily risk management tool for Citi. Liquidity Ratios A series of standard corporate-wide liquidity ratios has been established to monitor the structural elements of Citi's liquidity. Key liquidity ratios include S2 ratio (defined as ratio of Unencumbered High Quality Liquidity Resources over Cumulative Net Outflows), and deposits to loans ratio. Several measures exist to review potential concentrations of funding by any individual name, product, industry, or geography. Triggers for management discussion, which may result in actions, have been established against these ratios. OJK has issued Consultative Papers (CP) for Liquidity Coverage Ratio (LCR) and Leverage Ratio in October 2014. Banks are required to test the ratios for try-out purposes during 2015 each quarter for LCR and for Leverage Ratio. According to Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (RPOJK) for LCR, monthly LCR reporting will be effective from January 2016, while leverage ratio report will be effective from January 2018. Citi is committed to fulfill these requirements in a timely manner.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Market Triggers Market triggers are internal or external market or economic factors that may imply a change to market liquidity or Citi's access to the markets. Citi's market triggers are monitored weekly by the Country Treasurer and independent risk management and are discussed in the ALCO. Market indicators for monitoring liquidity include Net liquidity in the Market, Currency and Bond movement, Credit Rating and Inflation. Stress Testing Simulated liquidity stress testing is periodically performed for each country. A variety of firm-specific and market-related scenarios are used. These scenarios include assumptions about significant changes in key funding sources, credit ratings, contingent uses of funding, and political and economic conditions in the country. The results of the stress test are reviewed to ensure Citi’s ability to fund itself independently or act as a net provider of liquidity. In addition, a Contingency Funding Plan is prepared periodically. The plan includes detailed policies, procedures, roles and responsibilities, and the results of the stress test. The product of the stress test is a series of alternatives that can be used by the Country Treasurer in a liquidity event.
99
>> Risiko Likuiditas Manajemen Likuiditas Manajemen likuiditas merupakan tanggung jawab Country Treasurer. Manajemen likuiditas dilakukan setiap hari dan juga dipantau oleh Country Treasurer dan pihak manajemen risiko yang independen. Asset and Liability Committees (ALCO) bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen likuiditas bersama Country Treasurer. Salah satu tujuan dari ALCO adalah untuk memantau dan meninjau kondisi likuiditas dan posisi neraca Citi secara menyeluruh. Pengawasan Likuiditas Country Treasurer mempersiapkan rencana pendanaan dan likuiditas setiap tahun, yang disahkan oleh Country ALCO dan disetujui oleh pihak manajemen risiko independen. Rencana ini mencakup analisa mengenai kondisi neraca dan unsurunsur ekonomi dan bisnis yang akan mempengaruhi likuiditas bisnis dan/atau kantor cabang Indonesia. Bagian dari rencana tersebut meliputi penentuan dan pengesahan batas-batas seperti batas untuk likuiditas, rasio likuiditas, market triggers, dan asumsi-asumsi untuk pengujian stress-test. Parameterparameter tersebut akan ditinjau setidaknya setahun sekali. Batas Likuiditas Batas-batas untuk likuiditas menjadi batasan untuk akses pasar dalam situasi bisnis pada kondisi normal dan akan dipantau terhadap posisi likuiditas setiap harinya. Batas-batas tersebut ditentukan berdasarkan
ukuran neraca, kedalaman pasar uang, tingkat pengalaman pihak manajemen lokal, kestabilan kewajiban, dan tingkat likuiditas aktiva. Batas tersebut juga akan dibandingkan dengan hasil dari tes stres Citi. Batas tersebut ditentukan sedemikian rupa sehingga dalam kondisi tekanan/ stres, Citi mampu melakukan pendanaan secara independen/ mandiri atau menjadi penyedia likuditas neto. Dengan demikian, toleransi risiko untuk posisi likuiditas dibatasi berdasarkan kemampuan Citi untuk menutup posisinya dalam kondisi stres. Batas tersebut merupakan bagian kunci dari manajemen risiko Citi. Rasio Likuiditas Beberapa rasio likuiditas telah ditentukan untuk memantau struktur likuiditas Citi. Beberapa rasio utama meliputi rasio S2 (didefinisikan sebagai perbandingan antara aktiva lancar berkualitas tinggi yang tidak terikat dan kumulasi pengeluaran kas) dan rasio deposito terhadap kredit. Selain itu, terdapat pula beberapa ukuran yang digunakan untuk meninjau potensi konsentrasi pendanaan berdasarkan sumber dana, produk, industri, dan geografi. Batasan untuk masing-masing rasio telah ditentukan dari awal sehingga memungkinkan pihak manajemen mengambil langkah pengamanan bila diperlukan. OJK telah mengeluarkan Consultative Paper (CP) yang mengatur pemenuhan Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Leverage Ratio pada bulan Oktober 2014. Bank-bank diwajibkan untuk mengukur rasio-rasio tersebut dalam rangka uji coba selama 2015 setiap kuartal untuk LCR dan untuk Leverage Ratio. Berdasarkan Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (RPOJK) untuk LCR, pelaporan LCR bulanan akan efektif sejak Januari 2016, sedangkan pelaporan Leverage Ratio akan efektif sejak Januari 2018. Citi berkomitmen sepenuhnya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Market Triggers Market triggers adalah unsur-unsur internal maupun eksternal pasar atau faktor ekonomi yang bisa menyebabkan perubahan tingkat likuiditas pasar atau kemampuan akses Citi ke pasar. Unsur-unsur ini dipantau secara mingguan oleh Country Treasurer dan pihak manajemen risiko independen, dan dirundingkan pada rapat ALCO. Indikator peringatan untuk memantau likuiditas termasuk neto likuiditas di pasar, pergerakan mata uang dan obligasi, Credit Rating dan Inflasi. Stress-testing Simulasi pengujian stress-testing dilakukan secara rutin menggunakan beberapa skenario tertentu, baik yang berkaitan dengan pasar maupun bank. Skenario tersebut meliputi asumsi perubahan sumber dana utama, perubahaan tingkat kredit, pendanaan darurat, dan perubahan situasi ekonomi dan politik. Hasil pengujian ditinjau berkala untuk memastikan bahwa dalam kondisi tertekan, Citi mampu melakukan pendanaan secara independen/mandiri atau menjadi penyedia likuiditas. Rencana Pendanaan Darurat juga dipersiapkan secara berkala. Rencana tersebut meliputi kebijakan yang lengkap, prosedur, peran dan tanggung jawab berbagai pihak, dan hasil dari stress-testing tersebut. Hasil dari pengujian tersebut berupa serangkaian alternatif yang bisa digunakan oleh Country Treasurer dalam kejadian yang berkaitan dengan likuiditas.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
100
>>>Operational Risk Management Process Operational Risk Management refers to the end-to-end process that ensures operational risks are effectively managed from the time when they are identified to the time when the risks are mitigated within the risk appetite of Citibank Indonesia. It is the responsibility of everyone in the bank. This process is used to manage operational risks at all level across the bank. •Risk Identification Risk management starts with the risk identification and identified through analysis of internal factors such as key control lapses and external factors, such as environmental threats. •Risk Assessment Once identified, the potential impact of the risks is quantified and assigned risk grades (Significant, High, Medium, or Low).
>>Operational Risk >>>Operational Risk Management (ORM) Governance Structure Citi Indonesia maintains an Operational Risk Management Framework with a Governance Structure to support its core operational risk management activities of anticipation, mitigation, and recovery. To ensure effective management of operational risk across units in the Bank, the Governance Structure presents the following three lines of defense: • First Line of Defense: The Business owns its risks, including its operational risk, and is responsible for its management. In-Business Control is responsible for identifying and reporting of operational risks as they emerge and communication of these risks to Independent Risk Management and
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Control Functions, who can create a comprehensive view of Citi’s risks. • Second Line of Defense: Independent Risk Management and Control Functions establish the second line of defense to enhance the effectiveness of controls and manage operational risks across products and business line. This second line of defense includes Operational Risk Management, Fraud Risk Management, Compliance, Finance, Human Resources, Legal, and Business Information Security. • Third Line of Defense: Internal Audit recommends enhancements on an ongoing basis and provides independent assessment and evaluation of internal controls.
•Risk Mitigation and Control Based on the priority, appropriate corrective action plans are established to reduce the inherent risk to within the bank’s risk appetite. •Risk Monitoring The final step of the process is to monitor unresolved risks until the point when the risk exposures are within our tolerance. •Operational Risk Management Framework & Strategy The ORM Framework is intended to ensure management across Citi of the operational risks and ongoing exposures in the development and delivery of products and services to our clients, and support Basel framework implementation.
101
"Citi Indonesia maintains an Operational Risk Management Framework with a Governance Structure to support its core operational risk management activities of anticipation, mitigation, and recovery." "Citi Indonesia menerapkan kerangka kerja manajemen risiko operasional dengan struktur tata kelola yang mendukung aktifitas dasar pengelolaan risiko operasional yaitu antisipasi, mitigasi, dan pemulihan."
>>Risiko Operasional >>Struktur Tata Kelola Manajemen Risiko Operasional Citi Indonesia menerapkan kerangka kerja manajemen risiko operasional dengan struktur tata kelola yang mendukung aktifitas dasar pengelolaan risiko operasional yaitu antisipasi, mitigasi, dan pemulihan. Untuk memastikan penerapan manajemen risiko operasional yang efektif di seluruh satuan kerja, struktur tata kelola dibagi menjadi 3 (tiga) lini pertahanan, yaitu : • Lini Pertahanan Pertama: Bisnis adalah pemilik risiko, termasuk risiko operasional, dan bertanggung jawab dalam pengelolaannya. Bagian Pengendalian di Bisnis bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan melaporkan risiko operasional yang muncul dan mengkomunikasikan risiko tersebut kepada Satuan Manajemen Risiko yang independen dan satuan-satuan yang berfungsi dalam hal pengendalian, yang dapat memberikan pandangan yang menyeluruh atas risiko-risiko yang ada pada Bank. • Lini Pertahanan Kedua: Satuan Manajemen Risiko yang independen dan satuan-satuan yang berfungsi dalam hal pengendalian membentuk lini pertahanan kedua untuk meningkatkan efektifitas pengendalian dan pengelolaan
risiko operasional di berbagai produk dan lini bisnis. Lini pertahanan kedua ini termasuk Operational Risk Management, Fraud Risk Management, Compliance, Finance, Human Resources, Legal, Business Information Security. • Lini Pertahanan Ketiga: Satuan Audit Intern memberikan rekomendasi perbaikan secara terus menerus dan melakukan penilaian dan evaluasi secara independen terhadap pengendalian internal. >>Proses Manajemen Risiko Operasional Manajemen risiko operasional mengacu kepada keseluruhan proses yang memastikan risiko operasional dikelola secara efektif, mulai dari saat diidentifikasi hingga saat risiko tersebut dimitigasi sesuai dengan batasan risiko Citibank Indonesia. Hal ini merupakan tanggung jawab seluruh jajaran Bank. Proses ini digunakan untuk mengelola risiko operasional di seluruh tingkatan yang ada di Bank. • Identifikasi Risiko Manajemen risiko dimulai dengan identifikasi risiko dan teridentifikasi melalui analisis faktor internal seperti kelemahan kontrol kunci dan faktor eksternal seperti ancaman dari lingkungan kontrol.
• Penilaian Risiko Setelah teridentifikasi, potensi dampak risiko diukur dan ditentukan peringkat risikonya (signifikan, tinggi, sedang, atau rendah). • Mitigasi Risiko dan Kontrol Berdasarkan skala prioritas, rencana tindak lanjut perbaikan ditetapkan untuk mengurangi risiko inheren sesuai dengan batasan risiko bank. • Pemantauan Risiko Langkah terakhir dari proses manajemen risiko adalah memantau risiko-risiko yang belum dapat ditangani sampai pada titik dimana eksposur risiko sesuai dengan batasan risiko bank. • Kerangka & Strategi Manajemen Risiko Operasional Kerangka Manajemen Risiko Operasional bertujuan untuk memastikan pengelolaan risiko operasional dan eksposur yang ada di seluruh Citi di dalam pengembangan dan penyuguhan produk dan servis kepada nasabah kami, serta mendukung implementasi kerangka kerja Basel.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
102
The ORM Framework: • Promotes the advancement of operational risk management across Citi with effective anticipation, mitigation and recovery activities intended to ensure the proactive reduction of the frequency and severity of Citi’s Operational Risk Events; • Establishes a foundation on which the activities of segments, the resulting operational risks, and the associated controls are identified, periodically assessed, subject to corrective action, appropriately documented, and communicated; • Is a supplement to good management practices and judgment; managers remain accountable for ensuring that all activities and their associated operational risks are appropriately managed; and
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
• Facilitates adherence by Citi to regulatory requirements, including Basel capital standards. The ORM Framework is intended to ensure management across Citi of the operational risks and ongoing exposures in the development and delivery of products and services to our clients. It includes risk identification, measurement, monitoring and reporting, and management of operational risk across Citi. For this purpose, several operational risk tools have been established and implemented regularly across all units in the Bank, such as identification of Key Operational Risks (KORs) through Manager’s Control Assessment (MCA), monitoring of Key Risk and Control Indicators, reporting and monitoring of operational risk events and losses.
The operational risk governance model for the Bank provides formalized, transparent and consistent governance which clearly defines the roles and responsibilities for managing operational risk at the Bank. The aim is to place accountability to operational risks that may arise and simultaneously facilitates the segregation of duties independently between the risk taking units, risk control units, and the functions of the Internal Audit. Operational risk management has also been supported by adequate human resources and infrastructures. As part of anticipating the Bank’s business development and business environment changes, Citi continuously enhances policies and procedures. The Bank realizes that promoting risk awareness is
103
Kerangka Manajemen Risiko Operasional: • Mempromosikan pengelolaan risiko operasional yang lebih maju di Citi dengan aktivitas-aktivitas antisipasi, mitigasi, dan pemulihan dengan tujuan untuk memastikan berkurangnya frekuensi dan tingkat keseriusan dari kejadian-kejadian risiko operasional secara proaktif; • Mendirikan pondasi agar aktivitas di berbagai segmentasi, dengan risiko operasionalnya dan pengendalian terkait, dapat diidentifikasi, dinilai secara periodik, serta tindakan perbaikannya terdokumentasi dan dikomunikasikan dengan tepat. • Sebagai pendukung terhadap praktek manajemen dan penilaian yang baik; manajer tetap bertanggung jawab untuk memastikan semua aktivitas dan risiko operasional terkait dikelola dengan tepat; dan • Memfasilitasi kepatuhan Citi terhadap peraturanperaturan dari regulator, termasuk standar modal Basel. crucial to all employees. Hence increasing employees’ awareness and competences are continually enhanced through risk awareness campaigns as well trainings. All of Citi employees are responsible for managing day-today operational risks and controls and for implementing a comprehensive internal control monitoring and assessment program within their areas, as part of operational risk mitigating mechanism.
Kerangka Manajemen Risiko Operasional dimaksudkan untuk memastikan pengelolaan risiko operasional dan eksposur yang ada pada Citi, di dalam pengembangan dan penyuguhan produk dan jasa kepada nasabah kami. Penerapan manajemen risiko operasional termasuk identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pelaporan risiko, serta pengelolaan risiko operasional di Citi. Untuk tujuan ini, beberapa alat pengelolaan risk operasional telah dibuat dan diimplementasikan secara periodik di semua satuan pada Bank, seperti identifikasi terhadap kunci risiko operasional melalui Manager’s Control Assessment (MCA), pemantauan atas kunci indikator risiko dan pengendalian, pelaporan dan pemantauan dari kejadian and kerugian risiko operasional.
Model tata kelola risiko operasional untuk Bank memberikan tata kelola yang formal, transparan dan konsisten yang secara jelas menegaskan alur pelaporan untuk mengelola risiko operasional dalam Bank. Model tata kelola bertujuan untuk menempatkan akuntabilitas terhadap risiko operasional yang mungkin timbul serta pada saat yang bersamaan memfasilitasi pemisahan tugas secara independen antara satuan pengambil risiko, satuan pengendali risiko, dan satuan audit intern. Manajemen risiko operasional juga telah didukung oleh sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai. Sebagai bagian dari antisipasi terhadap pengembangan dan perubahan lingkungan usaha, Citi secara berkesinambungan meningkatkan kebijakan dan prosedur. Bank menyadari bahwa peningkatan kesadaran risiko sangat penting bagi seluruh karyawan. Sejalan dengan itu peningkatan pemahaman dan kemampuan karyawan senantiasa diperbaharui dan ditingkatkan melalui kampanye kesadaran risiko dan pelatihan. Seluruh karyawan Citi bertanggung jawab untuk mengelola risiko dan pengendalian operasional sehari-hari, serta mengimplementasikan pemantauan pengendalian intern dan program penilaian di area masing-masing, sebagai bagian dari mekanisme mitigasi risiko operasional.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
104
>>Compliance Risk To mitigate any kind of loss and noncompliance of the rules and regulations in force that may occur, Citi perform compliance risk management according to Bank Indonesia Regulation Number 13/2/PBI/2011 on the Implementation of Compliance Function for Commercial Bank.
Compliance Unit and Bank’s senior managements have proficient level of awareness and understanding of Bank’s compliance risk. They are actively monitoring the compliance of all business units. The formulation of Bank’s risk appetite and risk tolerance has been in line with Bank’s strategic objectives and overall strategy.
Citi Indonesia has a framework, infrastructure and processes to ensure effective compliance risk management. Citi Indonesia has a dedicated and knowledgeable team in the Compliance Unit which is chaired by the Director of Compliance. Compliance Unit is an independent organizational structure that has been set up to deal with the complexity of business units in Citi Indonesia, in an effort to ensure the implementation of the compliance function as follows: • Conducting socialization of regulations. • Implementing consultative functions related to the implementation of the applicable regulations. • Realizing the implementation of the Culture of Compliance in the Bank; • Managing Compliance Risk; • Ensuring all policies, procedures, systems and activities are in accordance with the prevailing regulator regulations and applicable law; • Ensuring compliance with all commitments to Bank Indonesia and other authorities.
Compliance unit is also committed to develop human talents with focus on knowledge of bank products and services; and the bank’s business strategy and its relation to the implementation of compliance risk management. Compliance unit reviews every new product and activity, or its development to ensure compliance requirements and risks assessments are met. Through various governance and committee meetings, and discussions directly with business and functional units, Compliance Unit will ensure Bank’s compliance with the applicable laws and the prevailing rules and regulations. Compliance unit ensures all commitment of improvement had been completed and the report had been submitted to regulator in timely manner. Bank has a system to provide oversight to all corrective commitment from weaknesses found by selfidentification also from Internal Audit including from regulator. Compliance Unit has a Compliance Testing function with its risk-based approach to assess and evaluate the effectiveness, adequacy and appropriateness of policies, procedures and systems related products and activities against the prevailing laws and regulations. The implementation of Compliance function is reported and presented at least quarterly in the Bank’s Governance Committees and in a semi-annually basis to regulator.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
"To mitigate any kind of loss and noncompliance of the rules and regulations in force that may occur, Citi perform compliance risk management according to Bank Indonesia Regulation Number 13/2/PBI/2011 on the Implementation of Compliance Function for Commercial Bank." "Untuk menghindari segala bentuk kerugian dan ketidakpatuhan atas peraturan dan perundang-undangan yang berlaku yang mungkin terjadi, Citi melakukan Pengelolaan risiko kepatuhan sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum."
105
>> Risiko Kepatuhan Untuk menghindari segala bentuk kerugian dan ketidakpatuhan atas peraturan dan perundangundangan yang berlaku yang mungkin terjadi, Citi melakukan Pengelolaan risiko kepatuhan sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Citi Indonesia memiliki kerangka, infrastruktur dan proses untuk memastikan efektifitas manajemen risiko kepatuhan. Citi Indonesia memiliki tim yang berdedikasi serta berwawasan di Unit Kepatuhan yang dipimpin langsung oleh Direktur Kepatuhan. Unit Kepatuhan merupakan struktur organisasi yang independen yang telah disiapkan untuk menghadapi kompleksitas unit usaha di Citi Indonesia, dalam upaya menjamin pelaksanaan fungsi kepatuhan sebagai berikut: • Melakukan sosialisasi peraturan • Melaksanakan fungsi konsultasi terkait dengan pelaksanaan dari peraturan yang berlaku • Menjalankan pelaksanaan budaya kepatuhan di Bank; • Mengelola Risiko Kepatuhan; • Memastikan semua kebijakan, prosedur, system, dan kegiatan telah sesuai dengan peraturan regulator dan hukum yang berlaku; • Memastikan kepatuhan terhadap semua komitmen kepada regulator dan otoritas lainnya.
Unit Kepatuhan beserta seluruh manajemen senior Bank memiliki tingkat kesadaran dan pemahaman yang tinggi terhadap risiko kepatuhan. Mereka secara aktif melakukan pemantauan terhadap kepatuhan seluruh unit bisnis. Perumusan tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko telah memadai dan sejalan dengan sasaran dan strategi Bank secara keseluruhan.
Unit Kepatuhan memastikan semua komitmen perbaikan telah diselesaikan dengan baik dan laporan telah diserahkan kepada regulator pada waktu yang telah ditentukan. Bank memiliki sebuah system untuk memantau semua komitmen perbaikan dari kelemahankelemahan yang diidentifikasi sendiri serta yang ditemukan oleh audit internal maupun regulator.
Unit Kepatuhan juga berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berfokus pada pengetahuan produk dan jasa bank, strategi bisnis bank serta kaitannya dengan penerapan manajemen risiko kepatuhan. Unit kepatuhan melakukan kajian atas setiap produk atau aktivitas baru beserta setiap pengembangannya untuk memastikan unsur kepatuhan dan manajemen risiko terpenuhi.
Unit Kepatuhan memliki fungsi Uji Kepatuhan dengan pendekatan berbasis risiko untuk menilai dan mengevaluasi efetivitas, kecukupan, dan ketepatan kebijakan, prosedur dan sistem terkait. Pelaksanaan fungsi Kepatuhan dilaporkan dan dipresentasikan paling tidak setiap triwulan dalam rapat komite dan semitahunan kepada regulator.
Melalui berbagai pengaturan dan pertemuan komite, serta diskusi langsung dengan unit bisnis dan fungsional, Unit Kepatuhan akan memastikan kepatuhan Bank telah sesuai dengan ketentuan perundangundangan dan peraturan yang berlaku.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
106
>>Reputational Risk Management of Reputational Risk The Corporate Affairs team is supported by officers with extensive experience in banking and communications hence have the capacity to safeguard the reputation of the institution. Identification process and reputational risk evaluation can be executed by respective business units (through compliance analysis on certain new products/services and activity of control that is carried out by Business Unit Coordination Officer/ BUCO) or together between business units and Corporate Affairs unit. The evaluation process and reputational risk management can be done with the coordination of business units and Corporate Affairs. The Bank keeps record, manages and evaluates the customers’ complaints and negative coverage in the media. These points of evaluations support the bank in managing reputational risk. Management of Reputational Risk during Crisis The life and work of Citi Indonesia franchise flows, for the most part in predictable routines. However, unexpected incidents can occur which depart from the routine and/ or poses a threat to our operations and reputation – e.g. Pandemic outbreak, system outages, etc. During such times, communication to all stakeholders, including customers, media, business partners, and staff take on special significance. News reports become a primary source of information for many of Citi’s constituents and for the general public; therefore, Citi has a strong vested interest in the degree to which news reports are timely and accurate.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Statements, Comments, and Observations The Global Citi Media Policy is enforced at all times and is used as the common platform for policies and guidelines on media queries and responses. Statements and Comments are prepared with factual and complete information. The Corporate Affairs unit will be responsible in appointing and managing the following: • Official Citi Spokespersons To ensure the accuracy and consistency of information provided by Citi in time of crisis, the franchise designates a single office or person to issue official statements and respond to media queries. • Crisis Communications The Corporate Affairs unit leads and assembles the Crisis Communications team in order to establish a clear line of communication to regulators, media and general public, customers & business partners, staff Crisis Assessment. • Crisis Assessment The Crisis Communications team and the Continuation of Business team together identify, assess and evaluate the possible risk and reputational risk outcome.
107
>> Risiko Reputasi Pengelolaan Risiko Reputasi Unit Corporate Affairs didukung oleh staf yang telah memiliki pengalaman di perbankan dan komunikasi sehingga memiliki kapasitas untuk menjaga reputasi institusi. Proses identifikasi dan pengukuran risiko reputasi dapat dilakukan oleh unit bisnis terkait (melalui analisa kepatuhan atas produk/aktivitas baru dan aktivitas pengendalian yang dilakukan oleh Business Unit Coordination Officer/ BUCO), atau secara bersama antara unit bisnis terkait dengan unit Corporate Affairs. Proses pemantauan dan pengelolaan risiko reputasi dilakukan melalui koordinasi antara unit bisnis dengan unit Corporate Affairs. Bank mencatat, mengelola dan mengevaluasi keluhan nasabah dan pemberitaan negatif pada media massa. Sistem Informasi ini mendukung Bank dalam upayanya mengelola risiko reputasi. Pengelolaan Risiko Reputasi Pada Masa Krisis Alur kegiatan operasional di Citi Indonesia, pada dasarnya merupakan suatu rutinitas yang jelas. Namun, ada kalanya terjadi insiden yang diluar rutinitas dan/atau mengancam operasi and reputasi bank – seperti; epidemi, kegagalan sistem, dll. Pada saat-saat tersebut, komunikasi kepada seluruh pihak yang berkepentingan termasuk nasabah, media, mitra bisnis dan karyawan menempati posisi utama. Liputan media menjadi sumber informasi penting bagi konstituen Citi dan juga masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, Citi memiliki kepentingan untuk memastikan bahwa laporan liputan media haruslah aktual dan faktual.
Pernyataan, Komentar, dan Observasi Peraturan dan Kententuan Hubungan Media Citi Global diterapkan secara disiplin dan digunakan sebagai landasan serta petunjuk atas setiap pertanyaan dan pernyataan kepada media. Pernyataan dan komentar disiapkan secara faktual dengan informasi yang lengkap. Unit Corporate Affairs bertanggung jawab dalam menunjuk dan mengelola hal-hal sebagai berikut: • Juru Bicara resmi Untuk memastikan akurasi dan konsistensi dari informasi yang diberikan oleh Citi pada masa krisis, bank menunjuk satu juru bicara resmi untuk memberikan penyataan resmi dan memberikan respon kepada media. • Tim Komunikasi masa krisis Unit Corporate Affairs mengepalai dan membentuk Tim Komunikasi Krisis guna menegakan jalur Komunikasi yang jelas dan lancar kepada regulator, media dan publik, nasabah, mitra bisnis dan karyawan. • Evaluasi Krisis Tim Krisis Komunikasi dan Tim Kontinuasi Bisnis bersama-sama mengidentifikasi, menilai dan mengevaluasi kemungkinankemungkinan dari risiko bisnis dan reputasi pada masa krisis.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
108
>>Strategic Risk
>> Risiko Strategis
When developing business strategies, the bank is taking into account the related risks that may occur.
Dalam mengembangkan strategi bisnis, Bank turut memperhitungkan resikoresiko terkait yang mungkin terjadi.
The Bank Business Plan (RBB) has been prepared in accordance with the vision and mission of the Bank which are guided by the provisions of Bank Indonesia on the Bank Business Plan. The RBB was prepared by the Management Board of Citibank, N.A., Indonesia Branch.
Rencana Bisnis Bank (RBB) telah disusun sesuai dengan visi dan misi Bank yang berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang Rencana Bisnis Bank. RBB tersebut disusun oleh dewan manajemen Citibank, N.A., Indonesia.
RBB is prepared by taking into consideration external and internal factors affecting the sustainability of the Bank and it comprehensively covers all the existing business units. Citibank, N.A., Indonesia Branch's business strategy to identify relevant risks is through a rigorous process of risk management that focuses on the successful growth of the business while ensuring compliance to regulations and portfolio management processes are sound. Citibank, N.A., Indonesia Branch manages all risks (credit, market, liquidity, operational, legal, compliance, reputational, and strategic).
RBB disusun dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kelangsungan usaha Bank dan dengan komprehensif mencakup semua unit bisnis yang ada. Strategi bisnis Citibank, N.A., Indonesia dalam mengidentifikasi risiko terkait adalah melalui proses manajemen risiko yang ketat yang menitikberatkan pada keberhasilan pertumbuhan bisnis dengan tetap menjaga kepatuhan terhadap regulasi-regulasi yang berlaku dan proses manajemen portofolio yang sehat dan memadai. Citibank, N.A., Indonesia mengelola seluruh kelompok risiko (kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, kepatuhan, reputasional, dan strategis).
Comprehensive Continuity of Business (COB) plans are in place and updated. COB testing is performed annually with good results. Senior management supervision is provided with Country Coordinating Committee reviews. In addition there are regular business and strategic reviews conducted through the management committee with continuous supervision from regional and global offices. The review takes into account micro and macro analysis of external factors that might impact the business.
Rencana kelangsungan usaha (Continuity of Business) yang komprehensif telah tersedia dan dikinikan. Uji coba kelangsungan usaha dilakukan secara tahunan dengan hasil yang memuaskan. Pengawasan oleh manajemen senior dilakukan dengan ulasan dari Country Coordinating Committee. Tinjauan bisnis dan strategi dilakukan secara berkala dalam berbagai rapat komite manajemen dengan pengawasan yang dilakukan oleh kantor regional dan kantor pusat (global) secara terus menerus. Ulasan yang dilakukan juga mencakup analisa mikro dan makro dari faktor luar yang mungkin mempunyai dampak terhadap bisnis bank.
The Management Board of Citibank, N.A., Indonesia Branch in their respective lines of business will communicate to all stakeholders regarding the implementation of the RBB. Control units such as SKAI (Independent Internal Audit), Legal, Compliance, and SKMR (Risk Management) units cooperate in order to ensure the effective implementation of the RBB. Citibank, N.A., Indonesia Branch also reports realization of RBB to Bank Indonesia in a timely manner.
Dalam mengimplementasikan RBB, dewan manajemen Citibank, N.A., Indonesia di masing-masing lini bisnis akan mengkomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan. Unit-unit pengendalian seperti SKAI (Satuan Kerja Audit Internal), Hukum, Kepatuhan, SKMR (Satuan Kerja Manajemen Risiko) bekerjasama untuk memastikan efektivitas pelaksanaan RBB. Citibank, N.A., Indonesia juga melaporkan realisasi RBB secara tepat waktu kepada Bank Indonesia.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
109
>>Legal Risk
>> Risiko Hukum
Legal risk relates to situations in which lawsuits and litigation cases may cause financial losses to the Bank due to cases such as weak contracts and products and services that are lacking in terms of juridical aspect. When managing legal risk the Bank has to be aware of the potential incidences that may lead to legal risk. The Bank also needs to ensure that the daily functions comply with law and regulations in order to minimize the possibility for litigation cases by implementing a series of control mechanisms.
Risiko hukum berkaitan dengan situasi di mana tuntutan hukum dan kasus litigasi dapat menyebabkan kerugian finansial pada Bank yang disebabkan oleh kasus-kasus seperti kontrak yang lemah dan produk dan layanan yang kurang memadai secara aspek yuridis. Dalam mengelola risiko hukum, Bank perlu mengawasi insiden-insiden yang berpotensial dapat menimbulkan risiko hukum. Bank juga perlu memastikan bahwa aktivitas keseharian sesuai dengan hukum dan peraturan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kasus kasus litigasi dengan cara menerapkan serangkaian mekanisme kontrol.
The Bank already has a legal division that is responsible and has the expertise to review and prepare agreements related to the use of products, services and facilities with its customers, and also to ensure that the existing litigation matters are well monitored and managed.
Bank telah memiliki suatu divisi hukum yang bertanggung jawab dan memiliki keahlian untuk memeriksa, dan mempersiapkan perjanjianperjanjian terkait penggunaan produk, layanan dan fasilitas dengan para nasabahnya, serta untuk memastikan bahwa kasus-kasus litigasi yang ada dipantau dan dikelola dengan baik.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
110
>Corporate Governance Citi Corporate Governance aspires to the highest standards of corporate governance and ethical conduct: doing what we say; reporting results with accuracy and transparency; and maintaining full compliance with the laws, rules and regulations that govern Citi’s businesses. The Good Corporate Governance has become very crucial especially with the increasing business risks and challenges in Banking Industry. The Good Corporate Governance promotes the long-term interests of stakeholders, strengthens management accountability and helps build public trust in the Company.
Citi has established Corporate Governance Guidelines which provide a framework for the effective governance of the Company. The Management regularly reviews developments in corporate governance and updates the Corporate Governance Guidelines and other governance materials as it deems necessary and appropriate. The Management’ primary responsibility is to provide effective governance over Citi’s affairs for the benefit of its stakeholders, and to consider the interests of its diverse constituencies around the world, including its customers, employees, suppliers and local communities. In all actions taken by the Management, they are expected to exercise their business judgment in what they reasonably believe to be the best interests of Citi. In discharging that obligation, Management with Citi’s senior executives and its outside advisors and auditors ensure honesty and integrity. Citi has Code of Conduct that outlines the principles, key policies and laws that govern the activities of the company, and to which our employees and others who work with or represent us directly or indirectly must adhere.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
The Citi Code of Conduct offers guidance for professional conducts which are guided by the following principles: • Common Purpose — One team, with one goal: serving our clients and stakeholders. • Responsible Finance — Conduct that is transparent, prudent and dependable. • Ingenuity — Enhancing our clients’ lives through innovation that harnesses the breadth and depth of our information, global network and world-class products. • Leadership — Talented people with the best training who thrive in a diverse meritocracy that demands excellence, initiative and courage. The latest Corporate Governance Report can be found at Citi Indonesia’s website: www.citibank.co.id
111
> Tata Kelola Perusahaan Tata Kelola Citi berkeinginan untuk mencapai standar tertinggi tata kelola perusahaan dan etika yaitu: melakukan apa yang kita katakan; melaporkan hasil dengan akurasi dan keterbukaan; serta menjaga kepatuhan terhadap hukum, peraturan dan perundangan yang mengatur bisnis Citi. Tata Kelola Perusahaan telah menjadi sangat penting, terutama dengan meningkatnya risiko usaha dan tantangan yang dihadapi dalam industri perbankan. Tata kelola Perusahaan mempromosikan kepentingan jangka panjang dari pemegang saham, memperkuat Dewan dan akuntabilitas manajemen serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap Perusahaan.
Citi telah membentuk Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang menyediakan kerangka kerja bagi pengelolaan perusahaan yang efektif. Pimpinan secara berkala mengkaji perkembangan tata kelola perusahaan dan memperbarui Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan bahan pemerintahan lainnya yang dianggap perlu dan tepat. Tanggung jawab utama Pimpinan adalah untuk menyediakan tata kelola yang efektif atas keperluan Citi untuk kepentingan pemegang saham, dan untuk mempertimbangkan kepentingan konstituen yang beragam di seluruh dunia, termasuk nasabah, karyawan, pemasok dan masyarakat. Dalam semua tindakan yang diambil, Pimpinan diharapkan untuk melakukan penilaian bisnis, di mana mereka meyakini sebagai kepentingan atau keputusan terbaik dari Citi. Dalam melaksanakan kewajibannya, Pimpinan bersama dengan para senior Citi serta penasehat dari luar dan auditor memastikan kejujuran dan integritas.
Citi Kode Etik menyediakan panduan sikap profesional yang dipandu oleh prinsip-prinsip berikut: • Umum Tujuan - Satu tim, dengan satu tujuan: melayani klien dan pemangku kepentingan. • Keuangan Bertanggung Jawab – Praktik yang transparan, bijaksana dan dapat diandalkan. • Ingenuity - Meningkatkan kehidupan klien kami melalui inovasi yang memanfaatkan keluasan dan kedalaman informasi, jaringan global dan produk kelas dunia. • Kepemimpinan – Talenta terbaik dengan pelatihan unggul yang berkembang dalam meritokrasi keberagaman yang menuntut keunggulan, inisiatif dan keberanian. Laporan Tata Kelola Perusahaan terbaru dapat ditemukan di situs web Citi di Indonesia: www.citibank.co.id
Citi memiliki Kode Etik yang menguraikan prinsip-prinsip, kebijakan kunci dan undang-undang yang mengatur kegiatan perusahaan, yang mana karyawan dan pihak lain yang bekerja dengan atau mewakili kami secara langsung atau tidak langsung harus mematuhi.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
112
>Human Resouces Sumber Daya Manusia During the 48 years of presence in Indonesia, Indonesia remains an important market for Citi and through Citi Indonesia; Citi will continue to contribute and invest in Indonesian people in order to realize all of their potentials and opportunities to grow. This is in line with Citi’s commitment to become the employer of choice in Indonesia. Citi continues to attract the best talents, fresh graduates as well as professional hires, in the market both locally and globally. With our presence in more than 160 countries, our strength is really about leveraging our global network to develop our Indonesian leaders. Throughout the year, our human resource development programs remain to be one of the best, therefore making our talents as one of the most sought-after resources in the industry. Citi globally and in Indonesia have often been referred to as the “University of Bankers”; we had developed and contributed a lot of prominent business and public organization leaders.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
6 out of 7 of our BOD are internally groomed within Citi. There are at least 8 local and multinational banks in Indonesia whom CEOs are the alumnus of Citi. There are currently more than 80 Indonesian talents working in 12 countries, for short-term and longterm assignments as well as being expatriate employees. These numbers strengthen our belief that we are developing the best leaders, not just for the bank itself, but also for the industry and for the country. Citi develops its talents through 4 primary approaches: 1. Development through Education (i.e. development through training, formal education, etc.) 2. Development On-The-Job (i.e. development through project assignment, job enlargement / enrichment, job rotation, etc.) 3. Development through Relationship (e.g. development through mentoring, coaching, etc.) 4. Development through Mobility
Development through Education Training is expected to give employees opportunities to improve their skills and knowledge so that they are able to perform their present jobs more effectively and is able to keep up with the development of the company and grow within the organization. Align with the training expense ratio requirement from Otoritas Jasa Keuangan (OJK), we continue to offer various learning opportunities including competency-based training curriculum, which encompasses training on product / function related skills; executive / leadership development and management skills training; and specific courses / programs / seminars on a need basis. We also continue to support qualified employees to pursue higher education by providing up to 10 Master scholarships each year at selected top universities in Indonesia. The above programs are conducted in classroom / face-to-face, as well as through online and web-based channel. Here at Citi, technology becomes the backbone of everything, including how we conduct our HR development practices. We believe
113
employee joined 19.5 trainings in average, where 88% of these trainings are conducted online, while the rest are from classroom training. These ratios between classroom and online training can be considered healthy in relation to our efforts to nurture our internal sharing and knowledge management culture.
technology integration is our key to successful learning and development strategy implementation. We have an integrated HR system, starting from an HR information system that ties with the recruitment system, talent and performance management system, development planning system, learning and content management system until compensation planning system. These systems are also interlinked with our knowledge management, MOOC and social media learning platforms. Such integration is also seen when we do our global leadership development solutions. We tie in between e-learning, virtual instructor-led training (VILT), classical classroom training and a 360-degree feedback to ensure that our leadership workshop really brings an impact. These solutions are then continually enforced with a lot of post-training checkups, additional e-learnings, collaboration forums and newsletters. In 2015, average all training mandays (both for classroom and online) are 5.48 mandays per employee, where 66.5% of these mandays are achieved through classroom training, and the rest are from online training. Each
Total classroom training in 2015 is up to 563 training classes. Training mandays and training pax per employee specifically for classroom training are 3.6 mandays and 2.3 pax. Trainings are generally distributed throughout the levels of the organization and most of them received training more than the targets. Average training attendance is 97%, with 83% of “Above Average” and “Excellent” training satisfaction. Our trainings are generally considered relevant to participants' role, facilitated by knowledgeable trainer, had a well-organized content and applicable in the real-life setting. Development On-The-Job Studies suggest that 70% of development occurs while actually "doing" it. There are many opportunities for employees to learn and develop "on-the-job." Some of the learning will be offered to employees formally, however in reality, most will occur through employees taking the initiative to seek more opportunities to learn and develop new skills. Employees are recommended to engage their managers in discussions about how to develop new skills "on-the-job." Examples of learning and developing on the job including specific project assignment, job enlargement / enrichment, job rotation, secondment, peer reviewing, and many others. We will continue to send talents to participate in a more formal Citi regional / global talent development programs, such as Management Associate (MA) Program,
O&T Leadership Development Program (LDP), O&T iLead Programs, TIGER Program, GCB eXcel Program, Asia Pacific Fast-TraX Program, Citi Women Leadership Development Program (CWLDP), Asia Inspiring Women Leaders Program (AIWLP), etc. These programs select the best Citi talents across franchise countries through rigorous screening and interview processes conducted personally by Citi senior management team. Development through Relationship A very effective way in which employees can learn is through interacting with more experienced people. Citi provides such learning and development opportunity through a variety of different roles or relationships which include mentors, peer mentors, coaches, etc.; selected from our talent pool locally and globally. More formal mentoring programs are also available for our talents, such as the Asia Pacific Diversity Senior Women’s Mentoring Program, Reverse Mentoring Program, and other kinds of mentoring program offered through our executive / leadership development programs. Development through Mobility We will continue our efforts to upgrade the skills of our talents to grow within Citi, both locally and globally. As part of a global organization, we recognize the value of best practices transfer across the franchise globally. Through careful matching between talents' aspirations and business needs / objectives, we can prepare and promote them for key positions’ succession plan when they come back to Indonesia. We continue to identify selected local talents for international work assignments, both for short-term as well as long-term assignments. There are currently more than 80 Indonesian talents working in 12 countries, in both junior and senior level positions
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
114
> Sumber Daya Manusia in Product, Sales and Marketing, Risk Management, Operation and Technology, Finance and HR areas. Some of them have made remarkable achievements and become career role model for Citi employees in Indonesia. These successes have raised our flagship in the Citi worldwide and brought a great sense of pride to Citi Indonesia. Similarly, we will provide opportunities for foreign talents to work in Citi Indonesia on short-term and long-term assignments. We will continue to identify expatriate project opportunities which can help improving our local employees’ skills through a transfer of knowledge. It will also be a good opportunity for Citi employees from other franchise countries to learn from and work in the Indonesian banking environment. In order to support development approaches mentioned above, we also continuously strive to maintain a healthy, productive and balanced working environment. A Voice of Employee (VoE) survey is conducted annually and the results are analyzed for proactive organizational intervention. We will continue to improve our working environment through effective employee activities and communication programs. Know Your Employee Aside from Talent Management, KnowYour-Employee (KYE) has also become a central focus and an integral part of the Citi's Risk Management priorities. We have a robust KYE program consisting of various processes, such as pre-employment screening and monitoring, aiming to ensure that we conduct an appropriate level of due diligence on our employees to maintain the highest level of integrity and minimize the possibility of fraud.
Selama 48 tahun berkarya di Indonesia, Indonesia tetap merupakan pasar yang penting bagi Citi dan melalui Citi Indonesia; Citi akan terus berkontribusi dan berinvestasi pada putra-putri terbaik Indonesia dalam rangka mewujudkan semua potensi dan peluang mereka untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini sejalan dengan komitmen Citi untuk terus menjadi perusahaan pemberi kerja terbaik di Indonesia. Citi akan terus berusaha untuk menarik talenta-talenta terbaik di pasar, baik secara lokal maupun global. Dengan kehadiran kami di lebih dari 160 negara, kekuatan kami terletak pada jaringan global kami dalam mengembangkan para pemimpin di Citi Indonesia. Program pengembangan sumber daya manusia kami tetap dikenal sebagai salah satu yang terbaik, menjadikan talenta-talenta kami sebagai salah satu sumber daya yang paling sering dicari di industri ini. Citi secara global dan di Indonesia seringkali dikenal sebagai "Universitas Bankir" karena kami telah mengembangkan banyak pemimpin bisnis dan organisasi publik yang terkemuka. 6 dari 7 Direksi kami dikembangkan dan dipersiapkan oleh Citi sendiri. Setidaknya ada 8 CEO bank lokal dan multinasional di Indonesia saat ini yang merupakan alumnus dari Citi. Saat ini ada lebih dari 80 talenta Indonesia yang bekerja di 12 negara, untuk penugasan jangka pendek dan jangka panjang serta menjadi karyawan ekspatriat di negaranegara tersebut. Angka-angka ini memperkuat keyakinan kami bahwa kami mengembangkan para pemimpin terbaik, bukan hanya untuk organisasi kami sendiri, tetapi juga untuk industri dan negara ini. Citi mengembangkan talenta melalui 4 pendekatan utama: 1. Pengembangan melalui Pelatihan 2. Pengembangan melalui Penugasan 3. Pengembangan melalui Hubungan 4. Pengembangan melalui Perubahan Lokasi Kerja
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Pengembangan melalui Pelatihan Pelatihan diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada karyawan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka sehingga mereka dapat mengembangkan karir dan melakukan pekerjaan mereka saat ini dengan lebih efektif. Selaras dengan ketentuan jumlah biaya pelatihan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kami terus menawarkan berbagai kesempatan pembelajaran termasuk pelatihan berbasis kompetensi; pengembangan eksekutif / kepemimpinan; dan lainlain. Kami juga terus mendukung karyawan yang memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan akademis di berbagai universitas terkemuka di Indonesia. Kami menyediakan hingga 10 beasiswa Magister setiap tahunnya untuk program tersebut. Berbagai program pelatihan tersebut dilakukan baik secara tatap muka maupun melalui perantaraan teknologi. Di Citi, teknologi menjadi tulang punggung dari segala sesuatu, termasuk bagaimana kami melakukan praktik pengembangan SDM. Kami percaya integrasi teknologi adalah kunci keberhasilan dalam menerapkan strategi pengembangan. Kami memiliki sistem informasi SDM yang terintegrasi, mulai dari sistem perekrutan, sistem manajemen kinerja dan talenta, sistem manajemen pembelajaran, sistem manajemen pengetahuan, media sosial internal, sampai dengan sistem perencanaan kompensasi. Integrasi tersebut juga terlihat ketika kami mengadakan pelatihan kepemimpinan. Dalam satu sesi pelatihan, kami akan memberikan e-learning, pelatihan secara virtual, pelatihan secara langsung di kelas, sampai dengan umpan balik 360 derajat untuk memastikan bahwa pelatihan tersebut benar-benar membawa dampak. Setelah pelatihan tersebut selesai, masih banyak lagi intervensi paska pelatihan yang akan diberikan seperti penyediaan materi pengayaan dan berbagai forum diskusi seputar pelatihan tersebut. Di tahun 2015, pelatihan di Citi mencapai 5.48 man days per karyawan, di mana 66.5% diberikan dalam bentuk pelatihan di kelas dan
115
sisanya secara online. Setiap karyawan rata-rata mendapatkan 19.5 pelatihan setiap tahunnya, di mana 88% dilakukan secara online dan sisanya dalam bentuk pelatihan di kelas. Rasio ini dapat dianggap sehat dalam kaitannya dengan upaya kami dalam mensukseskan praktik manajemen pengetahuan dan memelihara budaya "berbagi-pengetahuan" kami. Jumlah kelas pelatihan di Citi mencapai 563 kelas. Pelatihan umumnya terdistribusi secara merata di seluruh jenjang jabatan dan kebanyakan dari mereka menerima pelatihan lebih dari target. Rata-rata kehadiran peserta dalam pelatihan mencapai 97%, dimana 83% dari mereka merasa "Puas" dan "Sangat Puas" dengan pelatihan-pelatihan tersebut. Pelatihan kami secara umum dianggap relevan dengan peran para peserta, difasilitasi oleh fasilitator berpengalaman, memiliki kandungan materi yang terorganisir dengan baik dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Pengembangan melalui Penugasan Studi menunjukkan bahwa 70% dari pengembangan sebenarnya terjadi pada saat seseorang melakukan suatu penugasan secara langsung. Ada banyak kesempatan bagi karyawan untuk belajar melalui metode pengembangan ini. Beberapa pengembangan yang lebih formal akan ditawarkan kepada karyawan, namun dalam kenyataannya, sebagian besar pengembangan ini terjadi ketika karyawan tersebut berinisiatif untuk mencarinya sendiri. Karyawan dianjurkan untuk melibatkan manajer mereka dalam mendiskusikan mengenai bagaimana mereka dapat memperoleh pengembangan ini. Beberapa contoh pengembangan ini adalah melalui penugasan spesifik, pembesaran / pengayaan ruang lingkup pekerjaan, rotasi dan sebagainya. Kami akan terus mengirimkan talenta-talenta kami untuk berpartisipasi dalam program pengembangan talenta yang lebih formal, seperti Management Associate (MA) Program, O&T Leadership Development Program (LDP), O&T iLead Programs, TIGER Program, GCB
eXcel Program, Asia Pacific Fast-TraX Program, Citi Women Leadership Development Program (CWLDP), Asia Inspiring Women Leaders Program (AIWLP), dan lain-lain. Untuk dapat diterima dalam berbagai program tersebut, talenta-talenta Citi harus melalui serangkaian proses seleksi dan wawancara yang ketat yang dilakukan secara pribadi oleh tim manajemen senior Citi. Pengembangan melalui Hubungan Cara yang sangat efektif untuk berkembang adalah juga melalui interaksi dengan orang lain yang lebih berpengalaman. Citi memberikan kesempatan pengembangan ini melalui para mentor dan coach kami. Program mentoring formal lainnya juga tersedia untuk talenta-talenta kami, seperti Asia Pacific Diversity Senior Women’s Mentoring Program, Reverse Mentoring Program dan berbagai jenis program mentoring lainnya yang ditawarkan sebagai bagian dari program pengembangan eksekutif/ kepemimpinan kami. Pengembangan melalui Perubahan Lokasi Kerja Kami akan melanjutkan upaya kami untuk meningkatkan keterampilan talenta-talenta kami untuk mengisi posisi-posisi kunci yang kosong di Citi. Sebagai bagian dari sebuah organisasi global, kami percaya dengan tingginya nilai sebuah alih pengetahuan dan praktik terbaik antara Citi Indonesia dengan Citi negara-negara lain. Dengan mencocokkan aspirasi mereka dengan kebutuhan / arahan bisnis yang ada, kami dapat mempersiapkan dan mempromosikan mereka untuk mengisi posisi-posisi kunci tersebut ketika mereka kembali ke Indonesia.
dalam berkarir bagi karyawan Citi di Indonesia. Sebaliknya, kami juga terus memberikan kesempatan bagi talenta-talenta asing untuk bekerja di Citi Indonesia dalam penugasan jangka pendek dan jangka panjang. Kami akan terus mengidentifikasi berbagai proyek yang dapat membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan karyawan lokal kami melalui program alih pengetahuan. Ini juga akan menjadi kesempatan yang baik bagi mereka untuk belajar dari dan bekerja di lingkungan perbankan Indonesia. Untuk mendukung berbagai metode pengembangan diatas, kami juga terus berusaha untuk memelihara lingkungan kerja yang sehat, produktif dan seimbang. Survei Voice of Employee (VoE) dilakukan setiap tahun dan hasilnya dianalisis secara mendalam dalam rangka menciptakan intervensi organisasi yang proaktif. Kami akan terus memperbaiki lingkungan kerja kami melalui kegiatan karyawan dan program komunikasi yang efektif. Mengenal Karyawan Anda ("Know Your Employee") Selain Manajemen Kinerja, KnowYour-Employee (KYE) juga menjadi fokus utama dan merupakan bagian integral dari prioritas Manajemen Risiko Citi. Kami memiliki program KYE yang komprehensif yang terdiri dari berbagai proses -seperti proses pemeriksaan dan pengawasan pra-kepegawaian -- yang bertujuan untuk mempertahankan tingkat integritas tertinggi dari karyawan kami dan meminimalkan kemungkinan terjadinya penipuan.
Kami akan terus mengidentifikasi talenta-talenta kami untuk penugasan internasional, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Saat ini ada lebih dari 80 talenta Indonesia yang bekerja di 12 negara, di jenjang jabatan junior dan senior, di berbagai fungsi seperti Produk, Penjualan dan Pemasaran, Manajemen Risiko, Operasional dan Teknologi, Keuangan dan SDM. Beberapa dari mereka telah mencetak prestasi yang luar biasa dan menjadi teladan
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
116
>Information Technology Support Banking Business Globally Citi Information Technology provides Citibank with a global infrastructure services comprising network and telecommunication supports, system and application services and data center operations. With a global network, Citi provides services are including: integrated reporting, and management of networks and data centers. Citi Corporate Markets and Banking (CMB), Global Consumer Group (GCG) rely on general information technology controls provided by Citi Information Technology.
further promote new investments in Information Technology used in transaction and information processing, where it is spelled out in the project plan to change the system through the implementation of programs such as: Smart Branch, Global to Common, IFTI Report as accommodate PPATK requirement and Online Billing Tax Payment.
To increase the efficiencies of banks’ operational activities and the quality of banks’s service to their customers, Banks are expected to develop business strategies, amongst others by reaping the benefits of improvement of Information Technology (IT). Such strategy development will
Generated information is important in the decision making process by both internal and external parties. Therefore, IT must be managed effectively to maximize its effectiveness and to mitigate the related risks of the implemented technologies.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
The ability of Banks in managing IT will determine the success in producing complete, accurate, updated, total, secure, consistent, punctual and relevant information.
The Capability of Information Technology Systems available today, have reliability in terms of connectivity is to connect the Regional Office to headquarters and between headquarters and branch offices. With the complexity of the system, which is supported by the reliability of the bank in managing IT, the Bank is expected to continue to maintain a consistency in the provision of the information is complete, accurate, current, complete, safe, consistent, timely and relevant. Thus, the information generated to support the decision making process and the Bank's business operations to improve the speed and accuracy of transactions and customer service. Reliability of Information Technology will ensure protection from internal and external threats that could potentially interfere with the operational and functional activities of daily bank.
117
Considering the complexity of the IT systems used, allowing an opportunity to attack or internal or external threats and potentially disrupt the operational and functional activities of daily bank. Supervision periodically the focus of Citibank in anticipation significant threat or attack and can disrupt the overall IT system. Common problems of technology, such as operational errors related to technology, technology use by unauthorized persons and the misuse of technology; hardware problems, such as equipment failures and inadequate or lack the necessary hardware unavailability; safety or security issues, such as burglary (hacking) , firewall failure and external disturbances; software problems, such as computer viruses and bugs in the programming; system problems, such as system failure and system maintenance; telecommunications issues, such as telephone, fax and email.
Risk Management Effective IT systems management and risk management in accordance to regulatory compliance, to be Citibank’s focus to ensure the adequacy of the implementation of the IT is used. Bank has established policies in the implementation of the work function in accordance with the organizational structure and complexity of the business as well as assistive technologies used by the Bank. Policies outlined in written procedures that are used in the implementation of IT operations. Procedures have load of responsibility, accountability, empowerment, and guidance for the executive. Moreover the management has set the standard, ie the requirements that must be met by the hardware and software used in the production environment, as well as testing and development of IT in the organization of the Bank. The Bank has established policies and procedures in applying technology for the sustainable operation of the communication network and communication network security by separating WAN and LAN segments with security devices (such as firewalls) that restrict access and traffic entry and exit data. Bank has set international standards in the field of information security that includes diversity in the types of transactions / products / services and a network of offices and supporting the technology used. Bank has established procedures for handling events / issues that include hardware, operating systems, application systems, network devices, and security equipment. The Bank has established policies, strategies and procedures to address the state of disaster Bank. And to ensure adequate monitoring and reporting of IT related activities and risks are functioning optimally, the internal and external audit has been conducted periodically by performing test and validation of the policies, processes, procedures, standards and requirements in the management of IT.
Ensuring Business Continuity Bank is aware of the reputational risk and the negative public opinion that can be caused due to system failure and the inability of the Bank to provide customer service support. Mitigate this risk, the Bank has adequate BCP / DRP especially for the time of the system failure (downtime) are significant and can reduce the Bank's ability to maintain customer loyalty. Testing of BCP / DRP for all systems / applications and significant infrastructure involving end users (end to end), and conducted periodically to ensure that the BCP / DRP can be operated either in the event of interruption / disaster. Future Plans Bank has policies and procedures for capacity planning to ensure that the hardware and software and supporting infrastructure used by the Bank in accordance with the operational needs of the business, can anticipate the development of the Bank's business, as well as to avoid the risk of shortages or even a waste of IT resources. Developed capacity planning for quite a long period of time and are always updated to accommodate the changes. In addition, maintenance and periodic inspections of the facilities of information processing and support facilities in accordance with established procedures. With refer to the implementation of Government Regulation PP-82 2012 regarding the System and Electronic Transactions - Effective October 15, 2012, the Bank plans to comply with the regulations in accordance with the applicable regulations for the purposes of law enforcement, protection, and enforcement of national sovereignty over data of its citizens.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
118
> Teknologi Informasi Pendukung Bisnis Perbankan Global Teknologi Informasi Citibank Indonesia adalah bagian dari teknologi informasi global Citi yang menyediakan Citibank dengan layanan infrastruktur global yang terdiri dari dukungan jaringan dan telekomunikasi, sistem dan layanan aplikasi dan operasi pusat data. Dengan jaringan global, Citi menyediakan layanan yang meliputi: pelaporan terpadu, dan pengelolaan jaringan dan pusat data. Institutional Client Group (ICG), Global Consumer Group (GCG) mengandalkan teknologi informasi yang disediakan oleh Teknologi Informasi Citi. Dalam rangka meningkatkan efisiensi kegiatan operasional dan mutu pelayanan Bank kepada nasabahnya, Bank dituntut untuk mengembangkan strategi bisnis Bank antara lain dengan memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi (TI). Pengembangan strategi tersebut selanjutnya mendorong investasi baru dalam TI yang digunakan dalam pemrosesan transaksi dan informasi sebagaimana tertuang dalam rencana perubahan sistem seperti: Smart Branch, Global to Common, Laporan IFTI untuk mengakomodasi kebutuhan PPATK dan Pembayaran Tagihan Pajak Secara Online.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Kehandalan Bank mengelola TI menentukan keberhasilan Bank dalam menghasilkan suatu informasi yang lengkap, akurat, terkini, utuh, aman, konsisten, tepat waktu dan relevan. Dengan demikian informasi yang dihasilkan dapat mendukung proses pengambilan keputusan dan operasional bisnis Bank baik oleh pihak intern Bank maupun pihak ekstern. Untuk itu TI harus dikelola secara efektif guna memaksimalkan efektivitas penggunaannya dan agar risiko terkait dari teknologi yang diimplementasikan dapat dimitigasi. Kehandalan Teknologi Informasi Sistem yang tersedia saat ini, memiliki kehandalan dalam hal konektivitas yaitu untuk menghubungkan Regional Office ke kantor pusat serta antara kantor pusat dengan kantor cabang. Dengan kompleksitas sistem yang ada dan didukung dengan kehandalan bank dalam mengelola TI, diharapkan Bank dapat terus mempertahankan konsistensi penyediaan suatu informasi yang lengkap, akurat, terkini, utuh, aman, konsisten, tepat waktu dan relevan. Dengan demikian, informasi yang dihasilkan dapat mendukung proses pengambilan keputusan dan operasional bisnis Bank dalam meningkatkan kecepatan dan keakuratan transaksi serta pelayanan kepada nasabah. Kehandalan Teknologi Informasi juga memperhatikan akan ancaman serangan secara internal maupun eksternal yang berpotensi mengganggu aktifitas operasional dan fungsional bank sehari-hari.
Menyadari kompleksnya sistem TI yang digunakan, memungkinkan adanya peluang terhadap serangan atau ancaman secara internal atau eksternal dan berpotensi mengganggu aktifitas operasional dan fungsional bank sehari-hari. Pengawasan secara berkala menjadi fokus Citibank dalam mangantisipasi ancaman atau serangan yang signifikan dan dapat menganggu sistem TI secara keseluruhan. Permasalahan umum teknologi, seperti kesalahan operasional terkait dengan teknologi, penggunaan teknologi oleh orang yang tidak berwenang dan penyalahgunaan teknologi; permasalahan hardware, seperti kegagalan perlengkapan dan ketidakcukupan atau ketidaktersediaan hardware yang diperlukan; permasalahan pengamanan atau security, seperti pembobolan (hacking), kegagalan firewall dan gangguan eksternal; permasalahan software, seperti virus komputer dan bugs dalam programming; permasalahan sistem, seperti kegagalan sistem dan pemeliharaan sistem; permasalahan telekomunikasi, seperti jaringan telepon, faksimili dan email. Manajemen Resiko Pengelolaan Sistem TI secara efektif dan penerapan manajemen risiko sesuai dengan ketentuan yang berlaku, menjadi andalan Citibank guna memastikan kecukupan atas implementasi dari TI yang digunakan. Bank telah menetapkan kebijakan dalam pelaksanaan fungsi kerja sesuai dengan struktur organisasi dan kompleksitas usaha serta teknologi pendukung yang digunakan Bank. Kebijakan dijabarkan dalam prosedur tertulis yang digunakan dalam pelaksanaan operasional TI. Prosedur telah memuat tanggung jawab, akuntabilitas, pemberian wewenang, dan pedoman bagi para
119
pelaksana. Selain itu manajemen telah menetapkan standar, yaitu persyaratan yang harus dipenuhi oleh perangkat keras dan perangkat lunak yang dipergunakan di lingkungan produksi, serta pengujian, dan pengembangan dalam penyelenggaraan TI Bank. Bank telah menetapkan kebijakan dan prosedur dalam menerapkan teknologi jaringan komunikasi untuk kelangsungan operasional dan keamanan jaringan komunikasi dengan melakukan pemisahan segmen WAN dan LAN dengan perangkat pengamanan (seperti firewall) yang membatasi akses dan lalu lintas keluar masuknya data. Bank telah menetapkan standar internasional di bidang pengamanan informasi yang meliputi keragaman dalam jenis transaksi/produk/jasa dan jaringan kantor serta teknologi pendukung yang digunakan. Bank telah menetapkan prosedur penanganan kejadian/ permasalahan yang mencakup perangkat keras, sistem operasi, sistem aplikasi, perangkat jaringan, dan peralatan keamanan. Bank telah menetapkan kebijakan, strategi dan prosedur untuk menangani keadaan disaster Bank. Dan untuk memastikan pemantauan yang memadai dan pelaporan mengenai aktivitas terkait TI dan risikonya telah berfungsi optimal, maka audit internal maupun eksternal telah dilakukan secara berkala dengan melakukan tes dan validasi atas kebijakan, proses, prosedur, standar dan persyaratan dalam pengelolaan TI.
Menjaga Keberlangsungan Usaha Bank menyadari adanya risiko reputasi dan opini publik yang negatif yang dapat ditimbulkan karena kegagalan sistem dan ketidak-mampuan Bank dalam memberikan dukungan layanan nasabah. Memitigasi risiko tersebut, Bank telah memiliki kecukupan BCP/ DRP terutama untuk menghadapi saat terjadinya kegagalan sistem (downtime) yang signifikan dan dapat menurunkan kemampuan Bank dalam memelihara loyalitas nasabah. Pengujian BCP/DRP untuk seluruh sistem/aplikasi dan infrastruktur yang signifikan melibatkan end user (end to end), dan dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa BCP/DRP dapat dioperasikan dengan baik pada saat terjadi gangguan/bencana.
Dengan mengacu pada implementasi Peraturan Pemerintah PP-82 2012 tentang Sistem dan Transaksi Elektronik - Efektif 15 Oktober 2012, Bank berencana untuk mematuhi peraturan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk tujuan penegakan hukum, perlindungan, dan penegakan kedaulatan nasional atas data warganya.
Rencana Ke Depan Bank memiliki kebijakan dan prosedur perencanaan kapasitas untuk dapat memastikan bahwa perangkat keras dan perangkat lunak dan infrastuktur pendukung yang digunakan Bank telah sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis, dapat mengantisipasi perkembangan usaha Bank, serta dapat menghindari risiko kekurangan atau bahkan pemborosan sumber daya TI. Perencanaan kapasitas disusun untuk jangka waktu cukup panjang dan selalu dikinikan untuk mengakomodir perubahan yang ada. Selain itu juga pemeliharaan dan pemeriksaan secara berkala terhadap fasilitas pemrosesan informasi dan fasilitas pendukung telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
120
17
Corporate Citizenship Kegiatan Kemasyarakatan Perusahaan
The Adventure of Agent Penny
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
121
Citi Peka Citi’s mission is to enable progress. Through our core business practices and philanthropic efforts, Citi is privileged to serve people in more than 100 countries and jurisdictions, as provider, partner, employer and neighbor. We are living during a period of unprecedented urban growth, and the challenges facing cities and the people living in them cannot be underestimated. Access to financing, innovation and new partnerships are needed now more than ever, and Citi is well positioned to help finance and scale solutions with impact, thus corporate citizenship remains tightly linked to our business strategy.
Citi memiliki misi untuk mendorong perubahan dan kemajuan. Melalui praktik bisnis dan kegiatan filantropi yang telah dilakukan, Citi telah melayani nasabah di lebih dari 100 negara dan yurisdiksi baik sebagai penyedia layanan, kolega hingga mitra kerja. Saat ini kita berada pada era pertumbuhan kawasan urban yang sangat pesat dan belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga tantangan yang dihadapi oleh daerah perkotaan dan masyarakatnya tidak dapat diremehkan. Akses finansial, inovasi serta kemitraan sangat dibutuhkan saat ini, dan Citi telah berada pada posisi yang tepat untuk memberikan solusi finansial yang bermanfaat. Oleh sebab itu kegiatan kemasyarakatan sangat terkait erat dengan strategi bisnis yang dijalankan oleh Citi.
Recently there are three trends which currently occur around the world, namely globalization, urbanization and digitization. These three trends are changing the society’s paradigm towards corporate citizenship activities. Citi Indonesia through Citi Peka, an acronym to Peduli (to care) and Berkarya (to create something impactful) is an umbrella for every corporate citizenship activities in Indonesia. Globally, Citi focuses on three areas of corporate citizenship namely, Economic Opportunity for Youths, Financial Inclusion and Urban Transformation. In Indonesia, we put our efforts in which we can achieve the greatest impacts both for business as well as the communities. Our community programs and initiatives are in line with corporate governance/ethics of Citi and create added to all of our stakeholders.
Citi Peka programs are focusing on the following areas: (1) empowering and recognizing micro entrepreneurs and micro financial institutions; (2) enhancing business and employability skills for youths; (3) and financial education for marginalized groups. Through these efforts, Citi Peka has partnered with 31 organizations and disbursed more than USD 8 million worth of grants and reaching more than 800.000 people. Consistent with our “More than Philantrophy” principle, Citi also encourages volunteerism amongst its employees. Since the inception of Citi Peka in 1998, 90% of Citi employees have devoted their time to the communities as Citi Volunteers.
Saat ini dunia tengah menghadapi 3 tren besar, yaitu globalisasi, urbanisasi dan digitalisasi. Ketiga tren tersebut telah mengubah paradigma dalam menjalankan kegiatan kemasyarakatan. Citi Indonesia melalui Citi Peka (Peduli dan Berkarya) adalah payung dari seluruh kegiatan kemasyarakatan yang diselenggarakan di Indonesia. Secara global Citi berfokus pada tiga pilar untuk kegiatan kemasyarakatan, yakni Kesempatan Ekonomi bagi Kaum Muda, Inklusi Finansial dan Transformasi Perkotaan. Di Indonesia, kami memberikan perhatian khusus pada upaya-upaya yang dapat memberikan manfaat yang besar dan positif tidak hanya pada kegiatan usaha kami tapi juga pada komunitas di mana kami beroperasi. Program dan inisiatif komunitas juga harus sesuai dengan prinsip tata kelola usaha yang bertanggung jawab dan beretika, juga dapat menciptakan
nilai tambah yang positif bagi pemangku kepentingan Citi. Program Citi Peka berfokus pada area-area berikut: (1) pemberdayaan dan penghargaan terhadap pengusaha dan lembaga keuangan mikro; (2) peningkatan kemampuan wirausaha muda; (3) serta pembangunan kapasitas keuangan. Melalui berbagai program pemberdayaan, Citi Peka telah bermitra dengan lebih dari 31 organisasi dan mencairkan lebih dari USD 8 juta untuk hibah serta menjangkau lebih dari 800.000 individu. Konsisten dengan prinsip “Lebih dari Filantropi”, Citi juga telah berhasil mendorong kegiatan kesukarelaan diantara karyawannya. Sejak awal Citi Peka tahun 1998, lebih dari 90% karyawan Citi telah menjadi Citi Volunteers dan mengkontribusikan waktunya untuk masyarakat.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
122
>Citi Peka Current Programs Program Citi Peka Saat Ini >>Citi Microentrepreneursip Awards Citi Microenterpreneurship Awards (CMA) is a global initiative aimed at raising awareness on the importance of micro entrepreneurship and microfinance in supporting financial inclusion and economic empowerment of low-income individuals. This award ceremony is being held in more than 30 countries around the world, including in Indonesia. Since the first CMA in 2005, Citi Peka has partnered with the University of Indonesia’s MSME’s Center. In 2015, more than 400 micro enterprises in Indonesia applied for CMA. Winners were selected based on 4 categories namely, (1) Women Micro Entrepreneurs, (2) Social Micro Entrepreneurs, (3) Eco-friendly Micro Entreprenerus and (4) Cultural Preservation Micro Entrepreneurs. Besides that, there are also 3 special categoris, (1) The Best Micro Entrepreneurs, (2) The Best Micro Finance Institutions and (3) The Best Young Micro Entrepreneurs. The award ceremony was attended by over 150 people which consisted of government representatives, academics,
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
non-government organizations as well as members of national top-tier media. This year the award for Best Microentrepreneur went to Sasjunita, an herbal tea entrepreneur from the village of Sijunjung in West Sumatra. She also received an award for Best Cultural Preservation for her effort in preserving traditional medicinal herb. She started her business back in 2012 with just USD 6 dollar of capital in hope to popularized the local fruit and leaves of garcinia atrovidis which has numerous health benefits. Since then, Sasjunita empowers women around her community to produce the tea. The tea is now being marketed online and has penetrated different parts of the country and even overseas. In the past 11 years, more than 300 micro entrepreneurs and 4,800 micro finance institutions have participated in CMA with more than 110 MSMEs crowned as winners. Since 2005, Citi Peka has disbursed more than USD 1,100,000 worth of grant. This program aimed to benefit more beneficiaries in the future by providing recognitions, network and capacity buildings to the finalists.
123
Left to Right: 1. CEO Citi Indonesia Batara Sianturi (center, standing) together with CMA winners and representative from Financial Services Authority and Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprise; 2. Visiting one of the CMA winners in Yogyakarta
>>Citi Microentrepreneursip Awards Citi Microentrepreneurship Awards (CMA) merupakan salah satu inisiatif global yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kewirausahaan dan keuangan mikro dalam mendukung inklusi keuangan dan pemberdayaan ekonomi bagi individu-individu berpenghasilan rendah. Penghargaan ini akan diadakan di lebih dari 30 negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sejak CMA pertama kali diselenggarakan pada tahun 2005, Citi Peka telah menjalin kerjasama dengan sama dengan pusat Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Universitas Indonesia. Pada tahun 2015, lebih dari 400 usaha mikro di Indonesia mendaftarkan diri untuk CMA. Para pemenang diseleksi ke dalam empat kategori yakni, (1) Pengusaha Mikro Perempuan, (2) Pengusaha Mikro berbasis Sosial, (3) Pengusaha Mikro Ramah Lingkungan dan (4) Pengusaha Mikro berbasis Pelestarian Budaya. Selain
itu, terdapat pula tiga kategori spesial yakni (1) Pengusaha Mikro Terbaik, (2) Lembaga Finansial Mikro terbaik serta (3) Pengusaha Mikro Muda Terbaik. Acara puncak CMA 2015 dihadiri oleh 150 orang yang terdiri dari perwakilan dari instansi pemerintahan terkait, akademisi, LSM serta rekanrekan pers dari media nasional. Pemenang Pengusaha Mikro Terbaik pada tahun 2015 jatuh pada Sasjunita, seorang pengusaha teh herbal dari desa Sijunjung, Sumatera Barat. Sasjunita juga menerima penghargaan untuk kategori Pelestarian Budaya Terbaik atas usahanya dalam melestarikan ramuan obat tradisional. Sasjunita mengawali bisnisnya di tahun 2012 dengan modal sebesar USD 6 dengan harapan dapat mempopulerkan daun garcinia atrovidis yang memiliki banyak khasiat kesehatan. Semenjak itu, Sasjunita memperdayakan perempuan di sekelilingnya untuk memproduksi teh ini. Saat ini teh miliknya telah berhasil dijual secara daring dan telah merambah ke berbagai daerah di dalam maupun luar negeri.
Dalam 11 tahun terakhir, lebih dari 300 pengusaha mikro dan 4.800 lembaga keuangan mikro berpartisipasi dalam program ini dengan telah terpilihnya lebih dari 110 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagai pemenang. Sejak tahun 2005, Citi Peka telah mengalokasikan dana lebih dari USD 1,100,000 untuk program ini. Kedepannya, program ini diharapkan dapat semakin banyak menjaring dan memberikan penghargaan serta peningkatan kapasitas bagi UKM terpilih.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
124
>>Financial Education for Mature Women Citi believes that women hold an important role in the society since they are often trusted to manage their families’ finances. However, financial literacy level amongst women is still low, especially among underprivileged families. In 2010, Citi Indonesia partnered with Association Center for Women’s Resources Development (PPSW) to provide financial education for women. This program is an adaptation of CitiTsao Financial Education Program for Women in Singapore. The program is designed to assist women in improving their financial knowledge, implement sound action plan and build financial assets to increase their economic stability. From the previous focus on mature women above 40 years of age, the current program focuses on productive age women between the age of 18-35 living around Jakarta and Pontianak. Since its inception, the program have benefitted more than 3,900 under privilege women in several provinces, namely DKI Jakarta, Banten, Aceh, Riau, West Java and West Kalimantan.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
In its fourth year, the program aimed to bring to attention the importance of financial education and social protection for women to the national government by sharing lessons learned from the program. Through various multi stakeholder forums, different players both from private and public sectors were brought in together to form an action forum to develop a road map and action plans in increasing financial literacy and access to social protection for women. These documents was later shared and disseminated to the various government agencies to be further considered as one of the government’s priority agenda. >>FEED Mobile Indonesia is an agriculture country where the majority of its citizens are farmers. Despite this prominent status, most farmers in the country are still living below poverty line due to limited access to market and low financial literacy level, with middle men and loan sharks playing major roles in their economic lives. Therefore, Citi Indonesia through Citi Peka in partnership with Mercy Corps Indonesia, worked together
to build farmers capability and expertise in managing their personal and business finances. Through the Financial Education and Empowerment Goes Digital and Mobile program or known as FEED Mobile, local farmers and smallholder business owners are being provided financial education through digital device. Entering its 2nd year, the program specifically aimed to enable farmers and small business owners in the regent of Indramayu, West Java to improve their financial knowledge and capability through simple mobile devices that they have. At the end of the program, farmers are able to increase their farming and trade productivity as well as build and preserve their assets, hence increasing their financial stability. As of 2015, the program has reached around 7,000 smallholder farmers and business owners in the area.
125
Left to Right 1. Encouraged mature women to learn financial management Education for Mature Women 2. Citi Volunteers involved in FEED Mobile activities
>>Pendidikan Finansial Bagi Perempuan Matang Citi percaya bahwa perempuan memegang peranan penting dalam masyarakat, hal ini seiring dengan peran perempuan yang seringkali menjadi pengatur keuangan keluarga. Namun, tingkat pemahaman keuangan di antara perempuan masih cenderung rendah, terutama di kalangan keluarga kurang mampu. Pada tahun 2010, Citi Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) untuk menyedikan pendidikan finansial yang layak bagi perempuan. Program ini merupakan adaptasi dari program serupa di Singapura yang dikenal dengan Citi-Tsao Financial Education Program for Mature Women. Program ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan keuangan bagi perempuan, mengimplementasikan rencana aksi yang baik dan membangun aset keuangan untuk meningkatkan stabilitas ekonomi mereka. Sebelumnya program ini fokus pada perempuan berusia 40 tahun keatas, namun kini program fokus pada perempuan usia produktif yang berada di rentang usia 18-35 tahun yang tinggal di daerah urban disekitar Jakarta dan Pontianak. Sejak awal penyelenggaraannya, program
ini telah memberikan manfaat ke lebih dari 3.900 perempuan kurang mampu di berbagai provinsi, yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Aceh, Riau, dan Kalimantan Barat. Pada tahun keempat penyelenggaraannya, program ini telah berhasil meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan finansial dan perlindungan sosial bagi perempuan kepada pemerintah terkait melalui berbagai pembelajaran dari program ini. Melalui berbagai forum multi stakeholders, berbagai pihak seperti pihak swasta hingga sektor publik telah diundang untuk bergabung dalam sebuah forum aksi untuk memformulasikan peta dan rencana aksi untuk meningkatkan tingkat literasi keuangan dan akses terhadap jaringan proteksi bagi perempuan. Dokumen ini nantinya akan dibagikan kepada segenap instansi pemerintahan terkait untuk diusulkan sebagai salah satu agenda prioritas bagi pemerintah Indonesia. FEED Mobile Indonesia adalah negara berbasis agrikultur dimana mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Sayangnya, sekalipun Indonesia adalah negeri yang kaya di sektor agrikultur, sebagian besar petaninya
masih hidup dibawah garis kemiskinan dikarenakan akses terbatas terhadap pasar dan pengetahuan yang rendah terkait pemahaman finansial. Oleh sebab itu kondisi perekonomian mereka dikuasai oleh rentenir dan tengkulak. Citi Indonesia melalui Citi Peka bekerjasama dengan Mercy Corps Indonesia berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan kapabilitas petani di Indonesia dalam mengatur keuangan rumah tangga mereka. Melalui program yang diberi nama FEED Mobile, petani lokal dan pemilik usaha kecil akan diberikan pendidikan keuangan melalui perangkat digital. Memasuki tahun kedua, program ini khusus ditujukan untuk memberdayakan petani kecil dan pemilik usaha kecil di Indramayu, Jawa Barat untuk dapat meningkatkan kemampuan keuangan mereka melalui pemanfaatan fasilitas digital yang telah mereka miliki. Pada akhir dari program ini, petani dan pemilik usaha kecil mampu meningkatkan pertanian dan produktivitas perdangan serta membangun dan melestarikan aset mereka, sehingga stabilitas keuangan mereka meningkat. Sejak tahun 2015, program ini telah membantu sekitar 7.000 petani dan pemilik usaha kecil di daerah ini.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
126
Left to Right 1. Growing the Spirit: Youth Entrepreneurship Initiative 2. Citi Volunteers helped the students in turning waste into something useful
>>Growing the Spirit: Youth Entrepreneurship Initiative Affirming Citi’s commitment in the development of youth financial education, Citi Indonesia through Citi Peka conducted a program called Growing the Spirit: Youth Entrepreneurship Initiative to reach out for high school and vocational school students. Initially begun in 2012, Citi Peka collaborated with Plan International in Urban Youth Financial Education and Entrepreneurship Program, aiming to educate youth on finances and entrepreneurship. The year 2014 marked a new beginning for the program through the appointment of Prestasi Junior Indonesia (PJI) as Citi Peka’s new partner for the program. As per 2015, Citi Peka has allocated USD 340,000 to Prestasi Junior Indonesia to implement the program which focuses on building business and
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
entrepreneurial skills of youths. Since inception, the program has reached over than 18,200 students and over 145 teachers across 6 cities in Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya and Denpasar. This year, the program sent young entrepreneurs from SMKN 4 Denpasar, Bali to compete in the Asia Pacific Company of the Year in South Korea. Through the student company that they established, these students produced soap made from natural and organic ingredients grown around their community. Within 6 months of the establishment of the company, the students were able to market their soap to local businesses including spas and hotels. Having won the National Student Company Championship held by PJI, these students were sent to compete at the regional level representing Indonesia. Prior to their trip to Korea, students from SMKN 4 shared their lessons learned in establishing the company with other students from targeted schools in Jakarta. Journalists from top tiers media were also invited to cover their stories.
>>Citi Clean-up Community In line with one of Citi Foundation focus area of Urban Transformation, this year (2015) Citi Indonesia through Citi Peka has partnered with Yayasan Cinta Anak Bangsa to implement an urban transformation related program, namely Citi Clean-up Community. The program is aimed to create economic opportunities through waste management for youths in living in urban slums around Jakarta. Through this program, YCAB reached out to 1,200 teenagers to be agents of change in their respective communities, especially in the areas of environmental preservation and personal hygiene. The program is being implemented in densely populated areas of Tanah Abang and Manggarai in Jakarta.
127
>>Growing the Spirit: Youth Entrepreneurship Initiative Mengukuhkan komitmen Citi dalam pendidikan keuangan bagi kaum muda, Citi Indonesia melalui Citi Peka menyelenggarakan program yang bertajuk Growing the Spirit: Youth Entrepreneurship Initiative untuk menjangkau siswa-siswi SMA dan SMK. Berawal pada tahun 2012, Citi Peka bekerjasama dengan Plan International menyelenggarakan Urban Youth Financial Education and Entrepreneurship Program yang bertujuan memberikan pendidikan keuangan serta kewirausahaan pada kaum muda. Terhitung sejak tahun 2014 program ini mengalami pembaharuan dan menggandeng Prestasi Junior Indonesia sebagai mitra. Sejauh ini, Citi Peka telah mendonasikan USD 340.000 dalam kerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia untuk melaksanakan program pendidikan wirausaha dengan membangun keterampilan wirausaha pada kaum
muda. Program ini telah berhasil menjaring lebih dari 18.200 siswasiswi dan lebih dari 145 guru SMA/ SMK yang tersebar di 6 kota, yaitu Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Denpasar. Tahun ini Citi Indonesia melalui Citi Peka dan PJI mengirimkan pengusaha muda yang berasal dari SMKN 4 Denpasar, Bali untuk berkompetisi di Asia Pacific Company of the Year di Korea Selatan. Melalui perusahaan yang mereka dirikan, para siswa memproduksi sabun yang terbuat dari bahan-bahan alami dan organik yang tumbuh di sekitar lingkungan mereka. Dalam kurun waktu 6 bulan dari pendirian perusahaan, para siswa sudah dapat memasarkan sabun mereka ke beberapa usaha lokal termasuk spa dan hotel. Setelah memenangkan the National Student Company Championship yang diselenggarakan oleh PJI, para siswa dikirim untuk bersaing di tingkat regional yang mewakili Indonesia. Sebelum perjalanan mereke ke Korea Selatan, para siswa dari SMKN 4 berbagi pembelajaran dalam membangun perusahaan kepada siswa-siswa lain di beberapa sekolah di Jakarta. Wartawan dari berbagai media terkemuka juga diundang untuk meliput kisah mereka.
>>Citi Clean-up Community Sejalan dengan salah satu fokus area Citi Foundation yakni Transformasi Urban, tahun ini (2015) Citi Indonesia melalui Citi Peka bekerjasama dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa untuk menerapkan program yang berkaitan dengan transformasi urban, yaitu Citi Clean-up Community. Program ini bertujuan untuk menciptakan peluang ekonomi melalui pengelolahan sampah bagi kaum muda yang tinggal di daerah kumuh di sekitar Jakarta. Melalui program inI, YCAB merangkul 1.200 remaja untuk menjadi duta dalam kebersihan, terutama di bidang pelestarian lingkungan dan kebersihan pribadi. Program ini dilaksanakan di daerahdaerah padat penduduk Tanah Abang dan Manggarai di Jakarta.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
128
>>Skilled Youths Program One of Citi Peka focus area is to empower, develop and provide Indonesian youths with economic opportunities. In order to create this, Citi Peka partnered with Indonesia Business Links (IBL) to conduct Skilled Youths program for underprivileged youths in Cikarang, West Java. Formerly known as a farming community, the area is rapidly changing into an industrial zone hence forcing the community to adapt. Grappling with the changes, youths in the area are having difficulties in finding employments. The program aimed to tackle these challenges by developing capacity building programs for youths to increase their chance of employment or to pursue entrepreneurial avenue by creating local small businesses which will support the larger corporations operating in the area. Through the two-pronged approach of “Skilled Young Employees” and “Skilled Young Businessmen”, Citi and IBL provided capacity buildings to 250 youths between the ages of 15 to 29. >>Global Community Day Global Community Day (GCD) celebrates Citi’s volunteering spirit around the globe. On a designated day, volunteers work on variety of projects including better housing, education, environmental protection, health care and cultural activities. All Citi employees are encouraged to join in this activity along with their friends and family. More than 66,000 Citi volunteers in 473 cities and 95 countries dedicated 325,000 hours during Global Community Day.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
>>Skilled Youth Salah satu fokus area Citi Peka adalah untuk mendukung perkembangan dan memberikan sejumlah kesempatan ekonomi bagi kaum muda di Indonesia. Dalam rangka menciptakan kesempatan ekonomi yang lebih baik bagi kaum muda di Indonesia, Citi Peka bekerjasama dengan Indonesia Business Links (IBL) untuk menyelenggarakan sebuah program bertajuk Muda Terampil bagi kaum muda yang kurang mampu di Cikarang, Jawa Barat. Sebelumnya dikenal sebagai komunitas petani, area ini berubah dari semula kawasan pertanian menjadi zona industri. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran gaya hidup sehingga masyarakatnya harus beradaptasi. Bergulat dengan perubahan, kaum muda di daerah ini mengalami kesulitan dalam menemukan pekerjaan. Program ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan mengembangkan program peningkatan kapasitas bagi para kaum muda untuk meningkatkan kesempatan kerja atau membuka lahan pekerjaan dengan membuat usaha kecil yang dapat mendukung perusahaan besar yang beroperasi di daerah tersebut. Melalui program “Pekerja Muda Terampil” dan “Pengusaha Muda Terampil”, Citi dan IBL membangun kapasitas 250 kaum muda antara umur 15 sampai 29 tahun di kawasan tersebut. >>Global Community Day Global Community Day merupakan hari yang merayakan semangat relawan Citi di seluruh dunia. Pada hari yang sudah ditentukan, para relawan bekerja di berbagai proyek sosial dan kemanusiaan seperti perbaikan rumah, pendidikan, perlindungan lingkungan, kesehatan, dan kegiatan budaya. Semua karyawan Citi diajak untuk bergabung dalam kegiatan ini bersama dengan teman-teman dan keluarga mereka. Lebih dari 66.000 relawan Citi di 473 kota dari 95 negara meluangkan 325.000 jam untuk berpartisipasi dalam Global Community Day.
129
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
130
GCD 2009 – More than 1,000 Citi volunteers revamped Taman Ismail Marzuki performing arts area in “Let’s TIM Up”.
>>GCD 2015: Button Up Celebrating the 10th Global Community Day (GCD) and taking on the theme “Button Up”, more than 1,900 participants sew 10,000 buttons into elementary school uniforms. For the first time, the event was conducted simultaneously in 6 major cities in Indonesia where Citi operates, namely Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar, Medan and Jakarta. The event set a new national record for the most buttons sewn into school uniforms in most locations.
The first GCD initiative dated back in 2006. In past years, Citi Peka through GCD activities has mobilized over 20,000 Citi volunteers participating in our annual community service event.
GCD 2013 – More than 1,300 Citi volunteers participated in “Citi Cinte Betawi” to preserve Betawi cultures.
GCD 2007 – Within the theme “Zoo Day Out”, over 1,200 Citi volunteers cleaned up and restored Ragunan Zoo, Jakarta
The activity symbolizes Citi Indonesia’s supports in government’s agenda in achieving 12 years of mandatory school enrollment for Indonesian children. The uniforms were later distributed to underprivileged children all across Indonesia through a partnership with local non-profit organizations. In Jakarta, Citi collaborated with Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation).
GCD 2012 – Citi held “Walk with the Champions” to raise funds for former champions and national athletes.
GCD 2006 - Approximately 1,000 Citi volunteers planted 1,000 mangroves at Muara Angke, Jakarta in “Tree for Life”
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
GCD 2014 – Citi held “Tribute to Legends” to pay tribute to local legendary singers, composers and musicians.
GCD 2011 – Around 1,000 Citi volunteers along with SLB-A National Mentors helped visually impaired students in “Vision of Citi”. GCD 2010 – With Indonesian Red Cross, 1,500 Citi volunteers donated 750 blood bags in “Drops of Hope” program.
GCD 2008 – “Railway Getaway” involved 1,000 Citi volunteers cleaned the trains as well as 8 stations in Jakarta.
131
>>GCD 2015: Button-Up Dalam rangka merayakan Global Community day (GCD) yang telah memasuki tahun ke-10, dan dengan mengambil tema “Button Up”, lebih dari 1,900 peserta berhasil menjahit lebih dari 10.000 kancing seragam anak sekolah. Untuk pertama kalinya, acara ini dilaksanakan secara serentak di 6 kota dimana Citi Indonesia beroperasi: Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar, Medan dan Jakarta. Kegiatan ini berhasil mencetak rekor nasional untuk menjahit kancing seragam sekolah terbanyak secara serentak di lokasi terbanyak. Aktivitas ini merupakan simbol dukungan Citi Indonesia terhadap agenda pemerintah dalam mencapai 12 tahun wajib sekolah bagi anak-anak Indonesia. Seragam tersebut kemudian didistribusikan kepada anak-anak kurang mampu di seluruh Indonesia melalui kemitraan dengan organisasi non-profit lokal. Di Jakarta, Citi berkolaborasi dengan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB Foundation).
Inisiatif GCD pertama kali dilaksanakan pada tahun 2006. Sejak itu, Citi Peka melalui kegiatan GCD telah memobilisasi lebih dari 20,000 relawan Citi untuk berpartisipasi dalam kegiatan tahunan ini. GCD 2014 – Citi menggelar “Tribute to Legends” memberikan penghargaan kepada penyanyi, pencipta lagu dan musisi Indonesia yang legendaris. GCD 2013 – Lebih dari 1.300 relawan Citi berpartisipasi dalam “Citi Cinte Betawi” untuk melestarikan budaya Betawi. GCD 2012 – Citi menggelar “Walk with the Champions” dan menggalang dana untuk para juara dan mantan atlet nasional.
GCD 2009 – Lebih dari 1.000 relawan Citi mempercantik kompleks Taman Ismail Marzuki dalam “Let’s TIM Up”. GCD 2008 – “Railway Getaway” melibatkan 1.000 relawan Citi membersihkan kereta api dan 8 stasiun kereta di Jakarta. GCD 2007 – Bertemakan “Zoo Day Out”, lebih dari 1.200 relawan Citi membersihkan dan memperbaiki Kebun Binatang Ragunan, Jakarta. GCD 2006 - Sekitar 1.000 relawan Citi menanam 1.000 tanaman bakau di Muara Angke, Jakarta dalam “Tree for Life”.
GCD 2011 – Sekitar 1.000 relawan Citi bersama Pembina Tingkat Nasional SLB-A membantu siswa tuna netra dalam “Vision of Citi”. GCD 2010 – Bersama PMI, 1.500 relawan Citi mendonorkan 750 kantong darah dalam program “Drops of Hope”.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
132
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
133
17
11 Branch Location* 11 Lokasi Kantor Cabang 1. Citibank Pondok Indah Menara Citibank Jl. Metro Pondok Indah Kav. II/BA No. 1 Pondok Indah Jakarta 12340
2. Citibank Kebon Jeruk Gedung Sastra Graha (sebelah RCTI) Jl. Raya Perjuangan Kav. 21 Kebon Jeruk Jakarta 11530
3. Citibank Kelapa Gading Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC 6 No. 1-3 Kelapa Gading Permai Jakarta 14240
4. Citibank Prince Center Prince Center Building Jl. Jendral Sudirman Kav. 3-4 Jakarta 10220
5. Citibank Pantai Indah Kapuk Metro Broadway The Galery No. 8 Unit ES, ET & FA Jl. Pantai Indah Kapuk Utara II Pantai Indah Kapuk Jakarta 14460
6. Citibank Abdul Muis Jl. Abdul Muis No. 50 Jakarta Pusat 10160
8. Citibank Basuki Rahmat Jl. Basuki Rahmat No. 86 Surabaya 60271
9. Citibank Bali Graha Mahkota Jl. Teuku Umar No. 208-210 Denpasar 80113
10. Citibank Medan Jl. Imam Bonjol No. 23 Medan 20151
11. Citibank Semarang Jl. Pahlawan No. 5 Semarang 50243
7. Citibank Bandung Jl. Asia Afrika No. 137 Bandung 40112
* as per 31 March 2016
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
134
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
135
18
Capital and Risk Exposure Disclosure Table and Implementation of Bank’s Risk Management Tabel Pengungkapan Permodalan Serta Pengungkapan Ekposur Risiko dan Penerapan Manajemen Risiko Bank
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
136
Important Disclosures Below are some notes regarding capital and risk exposure disclosure and implementation of Bank’s risk management: 1. Citibank Indonesia is branch of foreign bank which has no subsidiary in Indonesia. Thus we only disclose capital risk exposure and the implementation of Bank’s risk management as an individual bank. 2. Bank has no Repo, Securitization exposure, exposure in Sharia unit and settlement risk for financial year ended as of 31 December 2015 and 2014. Hence, tables which are relating to above exposures are not included. 3. Risk weighted asset for market risk is calculated using standard method. Due to this, market riskinternal model disclosure table is not included.
Pengungkapan Penting Di bawah ini beberapa penjelasan mengenai table pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko bank: 1. Citibank Indonesia merupakan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang beroperasi di Indonesia yang tidak mempunyai perusahaan anak. Sehingga dalam pengungkapan ini hanya mencantumkan pengungkapan permodalan serta pengungkapan risiko dan penerapan manajemen risiko Bank secara individu. 2. Bank tidak memiliki eksposur Repo, Sekuritisasi, eksposur di unit syariah dan eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan setelmen pada akhir tahun buku 31 Desember 2015 dan 2014. Oleh karena itu tabel berhubungan dengan pengungkapan eksposur-eksposur tersebut tidak kami cantumkan. 3. Perhitungan aset tertimbang menurut risiko pasar menggunakan metode standar. Oleh karena itu table pengungkapan risiko pasar dengan menggunakan model internal tidak kami cantumkan.
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
137
Tabel Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Asing Table Quantitative Disclosure Capital Structure Foreign Bank
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah KOMPONEN MODAL CAPITAL COMPONENT (1)
(2)
31 Desember 2015 31 December 2015
31 Desember 2014 31 December 2014
(3)
(4)
I 1
2
Dana Usaha Operating Funds 1
Dana Usaha / Operating Funds
6,892,500
6,192,500
2
Modal Disetor / Paid in capital
141,760
141,760
Cadangan / Reserve 1
Cadangan Umum / General Reserve
2
Cadangan Tujuan / Specific Reserve
-
-
-
-
-
-
3
Laba (Rugi) Tahun-Tahun Lalu yang Dapat Diperhitungkan Unremitted Profit From Prior Years
7,192,552
6,365,482
4
Laba (Rugi) Tahun Berjalan yang Dapat Diperhitungkan Current Year Net Income
1,566,833
1,219,897
5
Revaluasi Aset Tetap Revaluation of Fixed Asset
-
-
6
Pendapatan Komprehensif Lainnya : Keuntungan Berasal Dari Peningkatan Penyertaan Dalam Kelompok Tersedia Untuk Dijual Other Comprehensive Income: Gain on Increase in Available for Sale Investment
-
-
7
Cadangan Umum Aset Produktif General Reserve For Allowance For Uncollectible Productive Asset
539,826
500,074
8
Faktor Pengurang Modal Capital Charge (Deduction) -
-
Pendapatan komprehensif lainnya yang tidak dapat diperhitungkan Uncalculated Other Comprehensive Income
(107,392)
-
Selisih Kurang Antara PPA Dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Atas Aset Produktif Differences between allowance For Losses and Impairment Losses of Productive Assets
(495,390)
(466,233)
Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) Atas Aset Non Produktif Yang Wajib Dihitung Allowance for Losses Non Productive Assets Compuls to Calculated
-
-
Selisih Kurang Jumlah Penyesuaian Nilai Wajar Dari Instrumen Keuangan Dalam Trading Book Differences on Adjustment of Fair Value on Financial Instrument in Trading Book
-
-
(303,303)
-
-
-
(59,156)
-
Penyertaan Additional Paid in Capital
-
-
Kekurangan Modal pada Perusahaan Anak Asuransi Shortage of Capital in Insurance Subsidiaries
-
-
Eksposur Sekuritisasi Securitization Exposure
-
-
15,368,230
13,953,480
Selisih Kurang Karena Penjabaran Laporan Keuangan Differences Due to Financial Statements Translation
Perhitungan Pajak Tangguhan Deferred Tax Assets Goodwill Goodwill Asset Tidak Berwujud Lainnya Other Intangible Asset
MODAL BANK ASING ( Jumlah A s.d L - M ) FOREIGN BANK CAPITAL (Total A until L - M)
II III
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT RISK WEIGHTED ASSET - CREDIT RISK
43,168,763
43,393,194
IV
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL RISK WEIGHTED ASSET - OPERATIONAL RISK
10,309,923
10,310,871
V
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR RISK WEIGHTED ASSET - MARKET RISK
1,022,668
954,379
1,022,668
954,379
-
-
28.20%
25.53%
VI
A
Metode Standar Standard Method
B
Metode Internal Internal Method
RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [II : (III + IV + V)] CAPITAL ADEQUACY RATIO - CREDIT RISK, OPERATIONAL RISK AND MARKET RISK [II : (III + IV + V)]
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015 -
10,677,034
24,917,307
Tagihan Kepada Bank Claims on Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
Kredit Pegawai/Pensiunan Employee Loan/Pension
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
Tagihan Kepada Korporasi Claims on Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
Aset Lainnya Other Assets
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Keterangan Wilayah 1 : DKI Jakarta dan Sekitarnya Wilayah 2 : Surabaya dan Sekitarnya Wilayah 3 : Bandung dan Sekitarnya Wilayah 4 : Medan dan Sekitarnya Wilayah 5 : Semarang dan Sekitarnya Wilayah 6 : Bali dan Sekitarnya
Total
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Bank and International Institution
31 Desember 2015/31 December 2015
-
-
-
2,476,505
-
56,684
12,356
897,352
1,501,307
-
-
209
8,597
(4)
Wilayah 2 Zone 2
-
-
-
3,832,723
-
52,863
25,655
813,676
2,935,667
-
-
193
4,669
(5)
Wilayah 3 Zone 3
-
-
-
-
973,585
-
22,263
3,548
374,247
572,519
-
-
1,008
(6)
Wilayah 4 Zone 4
-
-
586
-
-
-
-
456,506
-
19,405
3,732
13,215
419,568
(7)
Wilayah 5 Zone 5
-
-
435
-
-
-
-
358,011
-
39,855
2,096
9,547
306,078
(8)
Wilayah 6 Zone 6
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah/Net Amount Based on Geography
Remark Zone 1 : DKI Jakarta and Surrounding Areas Zone 2 : Surabaya and Surrounding Areas Zone 3 : Bandung and Surrounding Areas Zone 4 : Medan and Surrounding Areas Zone 5 : Semarang and Surrounding Areas Zone 6 : Bali and Surrounding Areas
71,905,388
-
1,339,962
70,366
306,664
7,163,002
-
3,021,648
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector
(3)
24,409,405
2
(2)
(1)
Wilayah 1 Zone 1
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
No.
1
Kategori Portfolio Portfolio Category
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
80,002,718
-
1,531,032
117,753
27,025,344
16,412,173
-
-
309,095
7,176,268
-
3,021,648
24,409,405
(9)
Total
64,428,280
-
1,422,256
41,492
28,436,160
8,259,096
-
-
281,729
4,601,239
-
2,534,088
18,852,220
(10)
Wilayah 1 Zone 1
31 Desember 2014/31 December 2014
-
-
-
3,527,185
-
131,546
7,666
2,116,030
1,256,521
-
-
480
14,942
(11)
Wilayah 2 Zone 2
-
-
-
-
-
-
-
3,625,043
-
53,090
15,237
1,036,160
2,520,556
(12)
Wilayah 3 Zone 3
510
-
-
-
1,078,978
-
29,166
2,684
589,082
456,472
-
-
1,064
(13)
Wilayah 4 Zone 4
-
-
613
-
-
-
-
379,870
-
19,427
2,585
14,263
342,982
(14)
Wilayah 5 Zone 5
-
-
721
-
-
-
-
272,525
-
33,487
1,290
9,343
227,684
(15)
Wilayah 6 Zone 6
Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah/Net Amount Based on Geography
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Table Net Amount Based On Geography - Bank Only
73,311,881
-
1,688,972
70,954
32,201,038
13,063,311
-
-
284,607
4,616,691
-
2,534,088
18,852,220
(16)
Total
138
-
2,245 1,500
Tagihan Kepada Bank Claims on Bank
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
Kredit Pegawai / Pensiunan Employee Loan/Pension
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
Tagihan Kepada Korporasi Claims on Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
Aset Lainnya Other Assets
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Total
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Bank and International Institution
3
39,502,175
-
20,250,522
181,098
192
5,533,292
-
628,161
2
12,905,165
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector
(3)
1
(2)
(1)
≤ 1 tahun ≤ 1 year
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
Kategori Portfolio Portfolio Category
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
9,450,749
-
-
12,779
4,352,100
57,039
-
-
4,612
124,107
-
917,800
3,982,312
(4)
>1 - 3 thn >1 - 3 years
3,864,731
-
-
3,372
675,834
34,384
-
-
10,681
272,746
-
1,440,674
1,427,040
(5)
>3 - 5 thn >3 - 5 years
1,668,617
-
-
1,119
381,880
4,915
-
-
293,297
-
-
-
987,406
(6)
>5 thn >5 years
25,516,446
1,529,532
98,238
1,365,008
16,134,737
-
-
313
1,246,123
-
35,013
5,107,482
(7)
Non-Kontraktual Non-Contractual
≤ 1 tahun ≤ 1 year
80,002,718
-
1,531,032
117,753
27,025,344
16,412,173
-
-
309,095
7,176,268
-
3,021,648
24,409,405
(8)
7,058,032
-
-
1,549
1,808,423
11,406
-
-
265
774,982
-
157
4,461,250
(9)
46,588,847
-
-
4,031
28,187,322
39,471
-
-
1,885
3,644,040
-
633,549
14,078,549
(10)
>1 - 3 thn >1 - 3 years
3,559,895
-
-
339
1,417,619
35,603
-
-
16,025
5,936
-
1,900,382
183,991
(11)
>3 - 5 thn >3 - 5 years
822,260
-
-
1,266
420,596
5,756
-
-
266,212
-
-
-
128,430
(12)
>5 thn >5 years
-
-
-
15,282,847
1,688,972
63,769
367,078
12,971,075
-
-
220
191,733
(13)
Non-Kontraktual Non-Contractual
31 Desember 2014/31 December 2014 Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Net Amount Based on Contractual Remaining Maturity
31 Desember 2015/31 December 2015 Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Net Amount Based on Contractual Remaining Maturity Total
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak - Bank secara Individual Table Net Amount Based on Contractual Remaining Maturity - Bank Only
73,311,881
-
1,688,972
70,954
32,201,038
13,063,311
-
-
284,607
4,616,691
-
2,534,088
18,852,220
(14)
Total
139
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015 -
Pertambangan dan Penggalian / Mining and Excavation
Industri Pengolahan / Manufacturing
Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water
Konstruksi / Construction
Perdagangan Besar dan Eceran / Whosale and Retail Trading
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Accommodation and Food Providers
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Transportation, Warehouse and Communication
Perantara Keuangan / Financial Brokerage
Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Real Estate, Leasing and Corporate Services
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Public Administration, Defense and Compulsory Social Security
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-
Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya International Agency and Other International Extra Agency
Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya / Other Services
Bukan Lapangan Usaha / Non Business Activity
Lainnya / Others
17
18
19
20
Total
-
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga Individual Services for Housing
16
24,409,405
208
-
-
-
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Social Services, Social Culture, Entertainment and Individual Services
15
-
Jasa Pendidikan / Education Services
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial / Health and Social Services
13
14
10,102,084
-
14,307,113
-
-
-
-
-
Perikanan / Fishery
-
2
(3)
(2)
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan / Agriculture, Hunting and Forestry
1
Claims on Sovereign
Tagihan Kepada Pemerintah
(1)
Sektor Ekonomi Economic Sector
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
-
-
3,021,648
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
35,013
239
-
-
-
-
-
2,986,396
(4)
Claims on Public Sector
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
(5)
Claims on Multilateral Development Bank and International Institution
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7,176,268
302,995
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,873,273
(6)
Claims on Bank
Tagihan Kepada Bank
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
309,095
-
309,095
(7)
Claims Secured by Residential Property
Kredit Beragun Rumah Tinggal
31 Desember 2015/31 December 2015
(8)
Claims Secured by Commercial Real Estate
Kredit Beragun Properti Komersial
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(9)
Employee Loan/ Pension
Kredit Pegawai/ Pensiunan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8,102
16,412,173
-
16,239,111
-
-
-
-
-
-
-
988
-
-
-
-
-
-
163,972
(10)
Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual Table Net Amount Based on Economic Sector - Bank Only
27,025,344
285,105
218,505
-
344
-
61,278
-
-
-
302,607
6,319,531
630,453
48,554
3,164,912
202,807
521,515
11,088,909
2,480,236
-
1,700,588
(11)
Claims on Corporate
Tagihan Kepada Korporasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
117,753
-
117,753
(12)
Past Due Claims
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,531,032
1,531,032
(13)
Other Assets
Aset Lainnya
(14)
Exposures at Sharia Unit (if any)
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
140
-
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga Individual Services for Housing
Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya International Agency and Other International Extra Agency
Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya / Other Services
Bukan Lapangan Usaha / Non Business Activity
Lainnya / Others
16
17
18
19
20
Total
-
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Social Services, Social Culture, Entertainment and Individual Services
15
18,852,220
217
-
-
-
Jasa Pendidikan / Education Services -
9,130,412
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial / Health and Social Services
12
-
13
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Public Administration, Defense and Compulsory Social Security
11
9,721,591
14
Perantara Keuangan / Financial Brokerage
Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Real Estate, Leasing and Corporate Services
-
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Transportation, Warehouse and Communication
9
10
-
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Accommodation and Food Providers
8
-
Konstruksi / Construction
Perdagangan Besar dan Eceran / Whosale and Retail Trading
-
-
-
-
-
7
(3)
Claims on Sovereign
Tagihan Kepada Pemerintah
6
Industri Pengolahan / Manufacturing
3
Listrik, Gas dan Air / Electricity, Gas and Water
Pertambangan dan Penggalian / Mining and Excavation
2
5
Perikanan / Fishery
1
4
(2)
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan / Agriculture, Hunting and Forestry
(1)
Sektor Ekonomi Economic Sector
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
-
-
2,534,088
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
157
-
-
-
0
-
-
2,533,931
(4)
Claims on Public Sector
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik
(5)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Claims on Multilateral Development Bank and International Institution
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,616,691
191,740
-
-
241
-
-
-
-
-
-
4,424,710
(6)
Claims on Bank
Tagihan Kepada Bank
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
284,607
-
284,607
(7)
Claims Secured by Residential Property
Kredit Beragun Rumah Tinggal
31 Desember 2014/31 December 2014
(8)
Claims Secured by Commercial Real Estate
Kredit Beragun Properti Komersial
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(9)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Employee Loan/Pension
Kredit Pegawai / Pensiunan
-
-
-
19
15
21
-
72
-
15
73
608
183
-
179
-
-
-
13,063,311
-
13,062,127
(10)
Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual Table Net Amount Based on Economic Sector - Bank Only
32,201,038
216,166
287,579
-
-
-
38,030
-
-
-
323,049
6,670,126
1,453,095
73,580
3,711,775
227,621
141,530
14,372,687
2,935,000
-
1,750,798
(11)
Claims on Corporate
Tagihan Kepada Korporasi
-
-
-
7
0
-
-
-
-
6
0
0
-
-
-
-
-
-
70,954
-
70,940
(12)
Past Due Claims
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,688,972
1,688,972
(13)
Other Assets
Aset Lainnya
(14)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Exposures at Sharia Unit (if any)
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)
141
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
316,272
277,538
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif Portfolio Impairment Provision
Tagihan yang Dihapus Buku Write Off
4
5 83,965
49,202
-
-
-
-
4,087,986
(4)
Wilayah 2 Zone 2
Remark Zone 1 : DKI Jakarta and Surrounding Areas Zone 2 : Surabaya and Surrounding Areas Zone 3 : Bandung and Surrounding Areas Zone 4 : Medan and Surrounding Areas Zone 5 : Semarang and Surrounding Areas Zone 6 : Bali and Surrounding Areas
570,973
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual Individual Impairment Provision
3
Keterangan Wilayah 1 : DKI Jakarta dan Sekitarnya Wilayah 2 : Surabaya dan Sekitarnya Wilayah 3 : Bandung dan Sekitarnya Wilayah 4 : Medan dan Sekitarnya Wilayah 5 : Semarang dan Sekitarnya Wilayah 6 : Bali dan Sekitarnya
560,234
a. Telah Jatuh Tempo/Past Due
-
40,731
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai (impaired) Impaired Assests
2
50,143,336
(3)
Wilayah 1 Zone 1
a. Belum Jatuh Tempo/Current
Tagihan Gross Financial Assets
(2)
(1)
1
Keterangan Description
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
18,258
88,520
-
-
-
-
7,002,132
(5)
Wilayah 3 Zone 3
84,277
15,324
89,000
-
89,000
-
1,738,168
(6)
Wilayah 4 Zone 4
Wilayah/Geography
56,986
12,685
-
-
-
-
902,483
(7)
Wilayah 5 Zone 5
31 Desember 2015/31 December 2015
20,262
7,830
-
-
-
-
639,201
(8)
Wilayah 6 Zone 6
541,286
489,833
659,973
560,234
129,731
64,513,306
(9)
Total
242,140
316,272
145,573
114,774
30,799
-
48,512,547
(10)
Wilayah 1 Zone 1
61,810
49,202
-
-
-
-
3,466,509
(11)
Wilayah 2 Zone 2
94,610
88,520
-
-
-
-
6,235,109
(12)
Wilayah 3 Zone 3
19,294
15,324
-
-
-
-
1,586,087
(13)
Wilayah 4 Zone 4
Wilayah/Geography
20,747
12,685
-
-
-
-
738,507
(14)
Wilayah 5 Zone 5
31 Desember 2014/31 December 2014
Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Table Gross Financial Assets and Provision Based on Geography - Bank Only
6,101
7,831
-
-
-
-
493,792
(15)
Wilayah 6 Zone 6
444,701
489,834
145,573
114,774
30,799
61,032,551
(16)
Total
142
-
Industri Pengolahan Manufacturing
Listrik, Gas dan Air Electricity, Gas and Water
Konstruksi Construction
Perdagangan Besar dan Eceran Whosale and Retail Trading
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Accommodation and Food Providers
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Transportation, Warehouse and Communication
Perantara Keuangan Financial Brokerage
Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Real Estate, Leasing and Corporate Services
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Public Administration, Defense and Compulsory Social Security
Jasa Pendidikan Education Services
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Health and Social Services
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Social Services, Social Culture, Entertainment and Individual Services
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga Individual Services for Housing
Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya International Agency and Other International Extra Agency
Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya Other Services
Bukan Lapangan Usaha Non Business Activity
Lainnya Others
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Total
-
Pertambangan dan Penggalian Mining and Excavation
3
72,016,025
2,133,358
11,524,494
-
344
10,131,002
285,940
27,107,238
565,138
46,026
3,211,869
186,736
550
10,359,893
4,874,704
-
2
1,588,733
Perikanan Fishery
(3)
1
(2)
(1)
Tagihan Gross Financial Assets
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Agriculture, Hunting and Forestry
Sektor Ekonomi Economic Sector
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
(4)
-
-
4
-
-
-
-
-
-
108,592
12,093
-
-
-
-
-
-
-
-
-
96,495
Belum Jatuh Tempo Current (5)
-
-
-
-
251,594
-
-
-
-
-
-
-
-
-
190
-
345,758
-
550
170,177
102,839
Telah Jatuh Tempo Past Due
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai Impaired Asset
31 Desember 2015/31 December 2015
(6)
659,973
12,093
-
-
-
-
-
-
-
-
96,495
-
-
338,096
-
-
110,688
102,601
-
-
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual Individual Impairment Provision (7)
489,833
3
408,023
-
-
-
-
-
-
-
569
11,841
2,045
18
13,903
905
-
33,021
17,542
-
1,963
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif Portfolio Impairment Provision
Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual Table Gross Financial Assets and Provision Based on Economic Sector - Bank Only
(8)
Tagihan yang Dihapus Buku Write-Off
541,286
-
541,119
-
-
-
7
13
-
-
2
-
31
3
113
-
-
-
-
-
-
143
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015 15 19
9,938,078 2,105,407
Listrik, Gas dan Air Electricity, Gas and Water
Konstruksi Construction
Perdagangan Besar dan Eceran Whosale and Retail Trading
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Accommodation and Food Providers
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Transportation, Warehouse and Communication
Perantara Keuangan Financial Brokerage
Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Real Estate, Leasing and Corporate Services
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Public Administration, Defense and Compulsory Social Security
Jasa Pendidikan Education Services
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Health and Social Services
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Social Services, Social Culture, Entertainment and Individual Services
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga Individual Services for Housing
Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya International Agency and Other International Extra Agency
Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya Other Services
Bukan Lapangan Usaha Non Business Activity
Lainnya Others
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Total
21
Industri Pengolahan Manufacturing
3
63,428,278
-
241
-
9,130,412
296,232
20,124,747
1,420,365
69,255
3,585,597
186,962
61,053
11,687,364
3,317,976
-
Pertambangan dan Penggalian Mining and Excavation
1,504,534
Perikanan Fishery
(3)
2
(2)
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Agriculture, Hunting and Forestry
(1)
Tagihan Gross Financial Assets
1
Sektor Ekonomi Economic Sector
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
(4)
-
-
-
402,759
-
-
-
-
-
-
-
-
-
34,920
-
-
-
935
-
-
366,904
Belum Jatuh Tempo Current (5)
-
-
5,363
-
-
-
213,371
-
166,539
-
-
-
7
3
-
-
-
-
32
3
41,425
Telah Jatuh Tempo Past Due
Tagihan yang Mengalami Penurunan Nilai Impaired Asset
31 Desember 2014/31 December 2014
(6)
145,573
12,093
-
-
-
-
-
-
-
-
-
86,695
-
-
41,422
-
-
5,363
-
-
-
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual Individual Impairment Provision (7)
384,538
1
315,029
-
-
-
3
3
11
-
306
9,798
4,693
32
13,454
481
37
29,070
10,565
-
1,055
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif Portfolio Impairment Provision
Tabel Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual Table Gross Financial Assets and Provision Based on Economic Sector - Bank Only
(8)
Tagihan yang Dihapus Buku Write-Off
441,780
-
440,692
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
39
573
219
-
166
-
-
91
144
Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Other Charge/Release for the Current Year
4
Saldo Akhir CKPN/Ending Balance of Impairment Provision
CKPN yang Digunakan untuk Melakukan Hapus Buku Atas Tagihan pada Periode Berjalan Impairment Provision for Write Off Current Year
Pemulihan CKPN pada Periode Berjalan Release of Impairment Provision for the Current Year (Net)
2.b
3
Pembentukan CKPN pada Periode Berjalan Charge of Impairment Provision for the Current Year (Net)
Pembentukan (Pemulihan) CKPN pada Periode Berjalan (Net) Charge/Release of Impairment Provision for the Current Year (Net)
2
2.a
Saldo Awal CKPN Beginning Balance of Impairment Provision
(2)
(1)
1
Keterangan Description
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
(3)
659,973
15,089
-
499,311
145,573
CKPN Individual Individual Impairment Provision (4)
489,832
13,632
(541,286)
632,948
384,538
CKPN Kolektif Portfolio Impairment Provision
31 Desember 2015/31 December 2015
(5)
145,573
1,512
(3,070)
46,759
100,372
(6)
384,538
2,176
(441,780)
413,928
410,214
CKPN Kolektif Portfolio Impairment Provision
31 Desember 2014/31 December 2014 CKPN Individual Individual Impairment Provision
Tabel Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank secara Individual Table Detail of Impairment Provision Movement - Bank Only
145
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015 idAAA
PT Pemeringkat Efek Indonesia
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
12
TOTAL
Aset Lainnya Other Assets
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and retail Portfolio
8
11
Kredit Pegawai / Pensiunan Employee Loan/Pension
7
10
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
6
Tagihan Kepada Korporasi Claims on Corporate
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
5
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
Tagihan Kepada Bank Claims on Bank
4
9
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Bank and International Institution
3
1,358,707
-
201,984
1,156,723
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector
1
(04)
[Idr]AAA
PT ICRA Indonesia
(03)
AAA (idn)
PT. Fitch Ratings Indonesia
2
(02)
(01)
Aaa
AAA
Fitch Rating
Moody’s
AAA
Standard and Poor’s
Lembaga Pemeringkat Rating Agency
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Soverign
Kategori Portfolio Portfolio Category
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
A1 s.d A3 A1 to A3 A+(idn) s.d. A-(idn) A+(idn) to A-(idn) [Idr]A+ s.d [Idr]A [Idr]A+ to [Idr]A
Aa1 s.d Aa3 Aa1 to Aa3 AA+(idn) s.d AA-(idn) AA+(idn) to AA-(idn) [Idr]AA+ s.d [Idr]AA [Idr]AA+ to [Idr]AA
-
-
-
886,641
-
774,494
112,147
(05) -
1,104,032
-
202,639
866,674
-
34,719
(06)
idA+ s.d id A idA+ to id A
A+ s.d A A+ to A
AA+ s.d AA AA+ to AA
idAA+ s.d idAA idAA+ to idAA
A+ s.d A A+ to A
AA+ s.d AA AA+ to AA
3,538,548
7,623,082
-
850,705
1,687,867
-
1,545,962
-
3,858,116
-
356,273
2,061,169
-
1,440,674
(08)
id BB+ s.d id BBid BB+ to id BB-
id BBB+ s.d id BBBid BBB+ to id BBB(07)
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB [Idr]BB+ to [Idr]BB
BB+(idn) s.d BB-(idn) BB+(idn) to BB-(idn)
Ba1 s.d Ba3 Ba1 to Ba3
BB+ s.d BB BB+ to BB
BB+ s.d BB BB+ to BB
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB [Idr]BBB+ to [Idr]BBB
BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BBB+(idn) to BBB-(idn)
Baa1 s.d Baa3 Baa1 to Baa3
BBB+ s.d BBB BBB+ to BBB
BBB+ s.d BBB BBB+ to BBB
Peringkat Jangka Panjang/Long Term Rating
(09)
-
-
-
-
-
-
-
id B+ s.d id Bid B+ to id B-
[Idr]B+ s.d [Idr]B[Idr]B+ to [Idr]B-
B+(idn) s.d B-(idn) B+(idn) to B-(idn)
B1 s.d B3 B1 to B3
B+ s.d BB+ to B-
B+ s.d BB+ to B-
-
-
-
-
276,179
-
276,179
(10)
Kurang dari idB Below idB-
Kurang dari [Idr]B Below [Idr]B-
Kurang dari B-(idn) Below B-(idn)
Kurang dari B3 Below B3
Kurang dari B Below B-
Kurang dari B Below B-
Tagihan Bersih/Net Amount
31 Desember 2015/31 December 2015
(11)
idA1
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1 [Idr]A1+ to [Idr]A1
F1+(idn) s.d F1(idn) F1+(idn) to F1(idn)
P-1
F1+ s.d F1 F1+ to F1
A-1
-
-
-
-
-
-
-
(12) -
-
-
-
-
-
-
(13)
-
-
-
-
-
-
-
idA3 s.d id A4 idA3 to id A4
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3 [Idr]A3+ to [Idr] A3
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2 [Idr]A2+ to [Idr]A2
idA2
F3(idn)
P-3
F3
A-3
F2(idn)
P-2
F2
A-2
Peringkat Jangka Pendek/Short Term Rating
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portfolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual Table Net Amount based on Porfolio Category and Rating-Bank Only
(14)
Kurang dari idA4 Below idA4
-
-
-
-
-
-
-
Kurang dari [Idr]A3 Below [Idr]A3
Kurang dari F3(idn) Below F3(idn)
Kurang dari P-3 Below P-3
Kurang dari F3 Below F3
Kurang dari A-3 Below A-3
46,525,908
-
24,363,070
1,291,688
-
293
20,870,857
(15)
Tanpa Peringkat Unrated
61,632,665
-
27,025,344
7,176,268
-
3,021,648
24,409,405
(16)
Total
146
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and retail Portfolio
Tagihan Kepada Korporasi Claims on Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
Aset Lainnya Other Assets
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
8
9
10
11
12
TOTAL
Kredit Pegawai / Pensiunan Employee Loan/Pension
5
7
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
4
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
Tagihan Kepada Bank Claims on Bank
3
6
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Bank and International Institution
844,091
-
655,215
188,876
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector
2
(04)
idAAA
PT Pemeringkat Efek Indonesia
(03)
[Idr]AAA
PT ICRA Indonesia
-
(02)
AAA (idn)
PT. Fitch Ratings Indonesia
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Soverign
(01)
Aaa
AAA
Fitch Rating
Moody’s
AAA
Standard and Poor’s
Lembaga Pemeringkat Rating Agency
1
Kategori Portfolio Portfolio Category
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
id BB+ s.d id BBid BB+ to id BB-
id BBB+ s.d id BBBid BBB+ to id BBB-
[Idr]A+ s.d [Idr]A [Idr]A+ to [Idr]A
[Idr]AA+ s.d [Idr]AA [Idr]AA+ to [Idr]AA
-
-
-
102,892
-
273
102,619
(05)
-
-
-
1,606,155
-
261,999
1,344,156
(06)
idA+ s.d id A idA+ to id A
[Idr]BBB+ s.d [Idr]BBB [Idr]BBB+ to [Idr]BBB
A+(idn) s.d. A-(idn) A+(idn) to A-(idn)
AA+(idn) s.d AA-(idn) AA+(idn) to AA-(idn)
idAA+ s.d idAA idAA+ to idAA
[Idr]BB+ s.d [Idr]BB [Idr]BB+ to [Idr]BB
BBB+(idn) s.d BBB-(idn) BBB+(idn) to BBB-(idn)
A1 s.d A3 A1 to A3
7,299,221
-
1,814,928
1,154,340
-
1,728,906
2,601,047
(07)
Baa1 s.d Baa3 Baa1 to Baa3
7,109,512
-
146,374
732,521
-
805,025
5,425,591
(08)
BB+(idn) s.d BB-(idn) BB+(idn) to BB-(idn)
Ba1 s.d Ba3 Ba1 to Ba3
BB+ s.d BB BB+ to BB
Aa1 s.d Aa3 Aa1 to Aa3
BBB+ s.d BBB BBB+ to BBB
A+ s.d A A+ to A
BB+ s.d BB BB+ to BB
AA+ s.d AA AA+ to AA
BBB+ s.d BBB BBB+ to BBB
A+ s.d A A+ to A
AA+ s.d AA AA+ to AA
Peringkat Jangka Panjang/Long Term Rating
-
-
-
-
123,869
-
123,869
(09)
id B+ s.d id Bid B+ to id B-
[Idr]B+ s.d [Idr]B[Idr]B+ to [Idr]B-
B+(idn) s.d B-(idn) B+(idn) to B-(idn)
B1 s.d B3 B1 to B3
B+ s.d BB+ to B-
B+ s.d BB+ to B-
(10)
-
-
-
-
-
-
-
Kurang dari idB Below idB-
Kurang dari [Idr]B Below [Idr]B-
Kurang dari B-(idn) Below B-(idn)
Kurang dari B3 Below B3
Kurang dari B Below B-
Kurang dari B Below B-
Tagihan Bersih/Net Amount
31 Desember 2014/31 December 2014
(11)
idA1
[Idr]A1+ s.d [Idr]A1 [Idr]A1+ to [Idr]A1
F1+(idn) s.d F1(idn) F1+(idn) to F1(idn)
P-1
F1+ s.d F1 F1+ to F1
A-1
7
-
-
7
-
-
-
(12)
idA2
[Idr]A2+ s.d [Idr]A2 [Idr]A2+ to [Idr]A2
F2(idn)
P-2
F2
A-2
-
-
-
-
-
-
-
(13)
-
-
-
-
-
-
-
idA3 s.d id A4 idA3 to id A4
[Idr]A3+ s.d [Idr] A3 [Idr]A3+ to [Idr] A3
F3(idn)
P-3
F3
A-3
Peringkat Jangka Pendek/Short Term Rating
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portfolio dan Skala Peringkat - Bank secara Individual Table Net Amount based on Porfolio Category and Rating-Bank Only
(14)
Kurang dari idA4 Below idA4
-
-
-
-
-
-
-
Kurang dari [Idr]A3 Below [Idr]A3
Kurang dari F3(idn) Below F3(idn)
Kurang dari P-3 Below P-3
Kurang dari F3 Below F3
Kurang dari A-3 Below A-3
41,118,291
-
29,198,379
1,094,172
-
157
10,825,582
(15)
Tanpa Peringkat Unrated
58,204,038
-
32,201,038
4,616,691
-
2,534,088
18,852,220
(16)
Total
147
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Nilai Tukar Foreign Exchange
Lainnya Others
2
3
Nilai Tukar Foreign Exchange
Lainnya Others
2
3
TOTAL
Suku Bunga Interest Rate
1
BANK SECARA INDIVIDUAL - Bank Only
31 Desember 2014/31 December 2014
TOTAL
Suku Bunga Interest Rate
1
BANK SECARA INDIVIDUAL - Bank Only
31 Desember 2015/31 December 2015
No.
Variabel yang Mendasari Underlying Variable
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
51,486,307
-
49,480,589
2,005,718
37,360,333
-
32,814,105
4,546,228
1 Tahun 1 Year
7,378,249
-
2,054,616
5,323,633
2,218,267
-
586,544
1,631,723
> 1 Tahun - 5 Tahun > 1 Year - 5 Years
Notional Amount
> 5 Tahun > 5 Years
-
-
-
-
-
-
-
-
560,863
-
434,107
126,756
416,798
-
341,664
75,134
Tagihan Derivatif Derivative Receivable
940,543
-
655,708
284,835
767,913
-
502,055
265,858
Kewajiban Derivatif Derivative Payable
Tabel Pengungkapan Resiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi Derivatif Table Counterparty Credit Risk : Derivative Transactions
1,929,674
-
1,776,300
153,374
782,425
-
699,139
83,286
Tagihan Bersih sebelum MRK Net Amount before CRM
744,664
-
744,664
-
7
-
7
-
MRK (Mitigasi Risiko Kredit) CRM (Credit Risk Mitigation)
1,185,010
-
1,031,636
153,374
782,417
699,131
83,286
Tagihan Bersih setelah MRK Net Amount after CRM
148
-
-
-
-
-
-
-
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
Total
2
3
4
5
6
7
(3)
1
(2)
(1)
Tagihan Bersih Net Amount
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
(4)
-
-
-
-
-
-
-
-
MRK (Mitigasi Risiko Kredit) CRM (Credit Risk Mitigation) (5)
Tagihan Bersih setelah MRK Net Amount after CRM
31 Desember 2015/31 December 2015
-
-
-
-
-
-
-
-
(6)
-
-
-
-
-
-
-
-
ATMR setelah MRK RWA after CRM
(7)
744,656
-
-
-
-
-
-
744,656
Tagihan Bersih Net Amount
(8)
744,656
-
-
-
-
-
-
744,656
MRK (Mitigasi Risiko Kredit) CRM (Credit Risk Mitigation)
(9)
Tagihan Bersih setelah MRK Net Amount after CRM
31 Desember 2014/31 December 2014
Tabel Pengungkapan Resiko Kredit Pihak Lawan : Transaksi Reverse Repo - Bank secara Individual Table Net Amount based on Counterparty Credit Risk : Reverse Repo Transaction - Bank Only
-
-
-
-
-
-
-
-
(10)
-
-
-
-
-
-
-
-
ATMR setelah MRK RWA after CRM
149
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
150
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Table Net Amount based on Risk Weight after Credit Risk Mitigation - Bank Only
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2015/31 December 2015 Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Amount after Credit Risk Mitigation
Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
2
3
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
ATMR RWA
Beban Modal Capital Charge
(13)
(14)
24,366,770
-
-
-
-
-
-
65
-
65
6
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
-
-
-
-
-
1,580,784
-
1,440,674
-
2,231,066
222,883
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
-
4,110,233
-
-
-
2,119,588
-
276,529
-
2,197,367
219,517
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
-
-
269,869
39,226
-
-
-
-
-
110,145
11,003
6
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Employee Loan/Pension
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
11,665,387
-
-
8,789,178
878,039
9
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
-
972,479
-
-
-
107,810
-
19,959,971
276,179
21,190,381
2,116,919
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
-
-
-
-
-
-
-
808
111,628
168,249
16,808
11
Aset Lainnya Other Assets
432,843
-
-
-
-
-
-
1,096,689
1,500
1,098,939
109,784
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24,799,613
5,082,712
269,869
39,226
-
3,808,182
11,665,387
22,774,736
389,307
35,785,390
3,574,959
Total Eksposur Neraca Total on Balance Sheet
-
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Off Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
-
-
-
-
-
-
-
142
-
142
14
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
-
-
-
-
-
190
-
-
-
95
9
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
-
1,830
-
-
-
109,292
-
9
-
70,653
7,058
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Employee Loan/Pension
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
4,511,618
-
-
3,383,731
338,035
9
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
-
-
-
-
-
39,002
-
3,323,483
-
3,425,287
342,186
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
-
-
-
-
-
-
-
-
4,518
6,777
677
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total Eksposur TRA Total Off Balance Sheet
-
1,830
-
-
-
148,484
4,511,618
3,323,634
4,518
6,886,685
687,979
42,428
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
-
111,993
-
-
-
292,917
-
44,616
-
213,472
21,326
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
27
-
-
20
2
6
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
-
4,000
-
-
-
10
-
286,428
-
287,233
28,695
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
42,428
115,993
-
-
-
292,927
27
331,044
-
500,725
50,023
Total Eksposur Counterparty Credit Risk Total Counterparty Credit Risk
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
-
151
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Table Net Amount based on Risk Weight after Credit Risk Mitigation - Bank Only
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2014/31 December 2014 Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit Net Amount after Credit Risk Mitigation
Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
2
3
0%
20%
35%
40%
45%
50%
75%
100%
150%
Lainnya Others
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
ATMR RWA
Beban Modal Capital Charge
(13)
(14)
17,972,602
-
-
-
-
-
-
77
-
77
8
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
-
-
-
-
-
1,729,063
-
-
-
864,532
86,367
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
-
2,573,091
-
-
-
890,206
-
248,403
-
1,252,685
125,143
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
-
-
241,718
42,889
-
-
-
-
-
101,757
10,166
6
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Employee Loan/Pension
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
9,372,690
-
-
7,030,122
702,309
9
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
-
627,064
-
-
-
141,474
-
22,723,052
123,869
24,309,788
2,428,548
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
-
-
-
-
-
-
-
296
68,038
102,354
10,225
11
Aset Lainnya Other Assets
578,441
-
-
-
-
-
-
1,109,032
1,500
1,111,280
111,017
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
18,551,043
3,200,155
241,718
42,889
-
2,760,743
9,372,690
24,080,860
193,407
34,772,595
3,473,783
Total Eksposur Neraca Total on Balance Sheet
-
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Off Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
-
-
-
-
-
-
-
140
-
1,998
200
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
805,025
-
805,025
80,422
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
-
1,873
-
-
-
104,595
-
-
-
63,614
6,355
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan Employee Loan/Pension
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
3,670,130
-
-
2,752,597
274,985
9
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
-
-
-
-
-
44,901
-
3,979,250
-
4,337,640
433,330
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
-
-
-
-
-
-
-
-
2,514
3,771
377
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total Eksposur TRA Total Off Balance Sheet
-
1,873
-
-
-
149,496
3,670,130
4,784,415
2,514
7,964,645
795,669
-
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
-
-
-
-
-
-
-
131,029
-
-
-
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
-
181,342
-
-
-
460,400
-
45,739
-
312,208
31,190
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
-
-
-
-
-
-
8
-
-
6
1
6
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
-
28,424
-
-
-
40
-
338,036
-
343,740
34,340
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total Eksposur Counterparty Credit Risk Total Counterparty Credit Risk
-
209,766
-
-
-
460,440
8
514,804
-
655,954
65,531
-
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
152
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Table Net Amount and Credit Risk Mitigation Technique - Bank Only
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2015/31 December 2015 Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet
Tagihan Bersih Net Amount
(3)
1
Tagihan Kepada Pemerintah / Claims on Sovereign
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Claims on Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
4
Tagihan Kepada Bank / Claims on Banks
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal / Claims Secured by Residential Property
6
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee Loan/Pension
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
11,899,813
9
Tagihan kepada Korporasi / Claims on Corporate
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Past Due Claims
11
Aset Lainnya / Other Assets
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any) Total Eksposur Neraca Total on Balance Sheet
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Commitment and Contingency Liabilities of Off Balance Sheet Transactions
Bagian Yang Dijamin Secured Exposure Agunan Cash Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Lainnya Others
(4)
(5)
(6)
(7)
Bagian Yang Tidak Dijamin Unsecured Exposure (8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]
24,366,835
-
-
-
24,366,835
3,021,458
-
-
-
3,021,458
-
-
-
-
-
6,584,347
-
77,997
-
6,506,350
309,095
-
-
-
309,095
-
-
-
-
-
-
-
-
154,152
80,274
-
11,665,387
23,165,036
704,845
1,143,752
-
21,316,439
113,234
798
-
-
112,436
1,531,032
-
-
-
1,531,032
-
-
-
-
-
70,990,850
859,795
1,302,023
-
-
68,829,032
1
Tagihan Kepada Pemerintah / Claims on Sovereign
142
-
-
-
142
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Claims on Public Sector Entity
190
-
-
-
190
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank / Claims on Banks
142,395
-
31,264
-
111,131
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal / Claims Secured by Residential Property
-
-
-
-
-
6
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee Loan/Pension
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
4,512,334
682
34
-
4,511,618
3,569,863
41,681
165,697
-
3,362,485
4,520
2
-
-
4,518
-
-
-
-
-
8,229,444
42,365
196,995
-
9
Tagihan kepada Korporasi / Claims on Corporate
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Past Due Claims
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any) Total Eksposur TRA Total Exposure of Off Balance Sheet
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
-
7,990,084
1
Tagihan Kepada Pemerintah / Claims on Sovereign
42,428
-
-
-
42,428
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Claims on Public Sector Entity
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank / Claims on Banks
449,526
-
-
-
449,526
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
26
-
-
-
26
6
Tagihan kepada Korporasi / Claims on Corporate
290,445
-
-
-
290,445
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
-
-
-
-
-
782,425
-
-
-
-
782,425
80,002,719
902,160
1,499,018
-
-
77,601,541
Total Eksposur Counterparty Credit Risk Total Counterparty Credit Risk Total (A+B+C)
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
153
Tabel Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank secara Individual Table Net Amount and Credit Risk Mitigation Technique - Bank Only
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2014/31 December 2014 Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
(1)
(2)
A
Eksposur Neraca On Balance Sheet
1
Tagihan Kepada Pemerintah / Claims on Sovereign
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Claims on Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
4
Tagihan Kepada Bank / Claims on Banks
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
6
Tagihan Bersih Net Amount
(3)
Bagian Yang Dijamin Secured Exposure Agunan Cash Collateral
Garansi Guarantee
Asuransi Kredit Credit Insurance
Lainnya Others
(4)
(5)
(6)
(7)
Bagian Yang Tidak Dijamin Unsecured Exposure (8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]
17,972,679
-
-
-
17,972,679
1,729,063
-
-
-
1,729,063
-
-
-
-
-
3,800,821
-
89,121
-
3,711,700
284,607
-
-
-
284,607
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee Loan/Pension
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
9
Tagihan kepada Korporasi / Claims on Corporate
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Past Due Claims
11
Aset Lainnya / Other Assets
12
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any) Total Eksposur Neraca Total on Balance Sheet
B
Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Administratif Commitment and Contingency Liabilities of Off Balance Sheet Transactions
1
Tagihan Kepada Pemerintah / Claims on Sovereign
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Claims on Public Sector Entity
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
4
Tagihan Kepada Bank / Claims on Banks
5
Kredit Beragun Rumah Tinggal / Claims Secured by Residential Property
6
9,392,324
18,425
1,209
-
9,372,690
27,107,665
1,075,191
2,417,015
-
23,615,459
68,439
105
-
-
68,334
1,688,972
-
-
-
1,688,972
-
-
-
-
-
62,044,571
1,093,721
2,507,346
-
-
58,443,504
3,856
-
3,716
-
140
805,025
-
-
-
805,025
-
-
-
-
-
128,388
62
21,858
-
106,468
-
-
-
-
-
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
-
-
-
-
-
7
Kredit Pegawai/Pensiunan / Employee Loan/Pension
-
-
-
-
-
8
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
3,670,980
849
0
-
3,670,130
9
Tagihan kepada Korporasi / Claims on Corporate
4,726,873
31,600
671,123
-
4,024,150
10
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo / Past Due Claims
2,514
0
-
-
2,514
11
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any)
-
-
-
-
-
9,337,635
32,511
696,697
-
Total Eksposur TRA Total Exposure of Off Balance Sheet
-
8,608,428
C
Eksposur akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)
1
Tagihan Kepada Pemerintah / Claims on Sovereign
875,685
744,656
-
-
131,029
2
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik / Claims on Public Sector Entity
-
-
-
-
-
3
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
-
-
-
-
-
4
Tagihan Kepada Bank / Claims on Banks
687,482
-
-
-
687,482
5
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
8
-
-
-
8
366,499
-
-
-
366,499
-
-
-
-
-
6
Tagihan kepada Korporasi / Claims on Corporate
7
Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Exposures at Sharia Unit (if any) Total Eksposur Counterparty Credit Risk Total Counterparty Credit Risk Total (A+B+C)
1,929,674
744,656
-
-
-
1,185,018
73,311,881
1,870,889
3,204,043
-
-
68,236,950
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015 -
11,899,813
23,165,036
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
Kredit Pegawai/Pensiunan Employee Loan/Pension
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
Aset Lainnya Other Assets
4
5
6
7
8
9
10
11
TOTAL
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
3
70,990,850
1,531,032
113,234
309,095
6,584,347
-
3,021,458
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
24,366,835
(3)
2
(2)
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
(1)
Tagihan Bersih Net Amount
1
Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
65
36,104,188
-
169,447
22,471,238
8,924,860
-
-
110,145
2,197,367
-
2,231,066
(4)
ATMR Sebelum MRK RWA Before CRM
31 Desember 2015/31 December 2015
65
35,785,390
1,098,939
168,249
21,190,381
8,789,178
-
-
110,145
2,197,367
-
2,231,066
(5)
ATMR Setelah MRK RWA After CRM
Tabel Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca Table Asset Exposure on Balance Sheet
62,044,570
1,688,972
68,439
27,107,665
9,392,324
-
-
284,607
3,800,821
-
1,729,063
17,972,679
(3)
Tagihan Bersih Net Amount
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Individual Credit RWA Calculation under Standardized Approach - Bank Only
-
864,532
77
37,074,298
1,111,281
102,511
26,597,212
7,044,243
-
-
101,757
1,252,685
(4)
ATMR Sebelum MRK RWA Before CRM
31 Desember 2014/31 December 2014
-
864,532
77
34,772,596
1,111,281
102,354
24,309,788
7,030,122
-
-
101,757
1,252,685
(5)
ATMR Setelah MRK RWA After CRM
154
-
-
-
4,512,334
3,569,863
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
Kredit Beragun Rumah Tinggal Claims Secured by Residential Property
Kredit Beragun Properti Komersial Claims Secured by Commercial Real Estate
Kredit Pegawai/Pensiunan Employee Loan/Pension
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
Tagihan yang Telah Jatuh Tempo Past Due Claims
3
4
5
6
7
8
9
10
TOTAL
190
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
2
8,229,444
4,520
142,395
-
142
(3)
1
(2)
(1)
Tagihan Bersih Net Amount
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
-
-
-
70,653
-
95
142
6,984,374
6,779
3,522,454
3,384,251
(4)
ATMR Sebelum MRK RWA Before CRM
31 Desember 2015/31 December 2015
-
-
-
70,653
-
95
142
6,886,685
6,777
3,425,287
3,383,731
(5)
ATMR Setelah MRK RWA After CRM
-
-
-
128,389
-
805,025
3,856
9,337,638
2,514
4,726,874
3,670,980
(3)
Tagihan Bersih Net Amount
-
-
-
63,614
-
805,025
1,998
8,294,273
3,771
4,666,630
2,753,235
(4)
ATMR Sebelum MRK RWA Before CRM
31 Desember 2014/31 December 2014
Tabel Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen / Kotinjensi pada Transaksi Rekening Administratif Table Exposure on Commitment/Contingent Liabilities in Administrative Accounts
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Individual Credit RWA Calculation under Standardized Approach - Bank Only
-
-
-
63,614
-
805,025
1,998
7,964,646
3,771
4,337,640
2,752,598
(5)
ATMR Setelah MRK RWA After CRM
155
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
Tagihan Kepada Bank Claims on Banks
Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Claims on Micro and Small Enterprise and Retail Portfolio
Tagihan kepada Korporasi Claims on Corporate
4
5
6
TOTAL
-
Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Claims on Multilateral Development Banks and International Institutions
3
782,425
290,445
26
449,526
-
Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Claims on Public Sector Entity
42,428
2
(3)
Tagihan Kepada Pemerintah Claims on Sovereign
(2)
(1)
Tagihan Bersih Net Amount
1
Kategori Portofolio Portfolio Category
No.
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah
(4)
500,732
287,240
20
213,472
-
-
-
ATMR Sebelum MRK RWA Before CRM
31 Desember 2015/31 December 2015
(5)
-
-
-
500,725
287,233
20
213,472
ATMR Setelah MRK RWA After CRM
366,500
8
687,481
-
-
875,685
1,929,674
(3)
Tagihan Bersih Net Amount (4)
655,954
343,740
6
312,208
-
-
-
ATMR Sebelum MRK RWA Before CRM
31 Desember 2014/31 December 2014
Tabel Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Table Counterparty Credit Risk
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Individual Credit RWA Calculation under Standardized Approach - Bank Only
(5)
-
-
-
655,954
343,740
6
312,208
ATMR Setelah MRK RWA After CRM
156
157
Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pendekatan Standar - Bank secara Individual Credit RWA Calculation under Standardized Approach - Bank Only Tabel Pengungkapan Total Pengukuran Risiko Kredit Table Total Credit Risk Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2015 31 December 2015
Total ATMR Risiko Kredit Risk Weighted Asset - Credit Risk
31 Desember 2014 31 December 2014
43,168,763
43,393,194
(965,241)
(466,233)
Total Faktor Pengurang Modal Capital Deduction Factor
Tabel Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar Table Market Risk under the Standardized Approach Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2015/31 December 2015 Jenis Risiko Type of Risk
No.
(1) 1
31 Desember 2014/31 December 2014
Bank
Bank
Beban Modal Capital Charge
ATMR RWA
Beban Modal Capital Charge
ATMR RWA
(3)
(4)
(5)
(6)
(2) Risiko Suku Bunga Interest Rate Risk a. Risiko Spesifik Spesific Risk
-
-
-
-
b. Risiko Umum General Risk
67,129
839,112
73,972
924,653
2
Risiko Nilai Tukar Foreign Exchange Risk
14,685
183,556
2,378
29,726
3
Risiko Ekuitas *) Equity Risk *)
4
Risiko Komoditas *) Commodity Risk *)
5
Risiko Option Option Risk
-
-
-
-
81,814
1,022,668
76,350
954,379
TOTAL
Tabel Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual Table Operational Risk under Basic Indicator Approach - Bank Only Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2015/31 December 2015
No.
Pendekatan / Approach
(1)
(2)
1
Pendekatan Indikator Dasar Basic Indicator Approach
TOTAL
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir) Gross Income (Average of last 3 years)
Beban Modal Capital Charge
(3)
(4)
31 Desember 2014/31 December 2014
ATMR RWA
Pendapatan Bruto (Rata-rata 3 tahun terakhir) Gross Income (Average of last 3 years)
Beban Modal Capital Charge
ATMR RWA
(5)
(6)
(7)
(8)
5,498,626
824,794
10,309,923
5,499,131
824,870
10,310,871
5,498,626
824,794
10,309,923
5,499,131
824,870
10,310,871
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
158
Tabel Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual Table Maturity Profile Rupiah - Bank Only
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2015/31 December 2015 Jatuh Tempo Rekening Account
No.
(1) I
(2)
(3)
1 bulan 1 month
> 1 bln s.d 3 bln > 1 month s.d 3 months
> 3 bln s.d. 6 bln > 3 months to 6 months
> 6 bln s.d. 12 bln > 6 months to 12 months
> 12 bln > 12 months
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
NERACA On Balance Sheet A
Aset Asset 1. Kas / Cash
258,648
258,648
-
-
-
-
2. Penempatan pada Bank Indonesia Placement to BI
2,685,285
1,010,409
286,785
229,694
133,589
1,024,808
3. Penempatan pada bank lain Placement to Other Bank
1,425,716
875,716
550,000
-
-
-
4. Surat Berharga / Marketable Securities 5. Kredit yang diberikan / Loans 6. Tagihan lainnya / Other Receivables
19,828
847,067
1,171,368
727,846
4,503,654
3,308,972
2,959,043
1,759,313
2,597,319
14,571,379
33,992
24,038
8,926
507
-
521
1,566
-
-
-
1,757,955
38,628,951
5,499,177
4,651,821
3,160,882
3,458,754
21,858,317
28,002,806
8,272,568
3,186,498
2,552,150
1,484,324
12,507,266
-
-
-
-
-
-
897,448
700,000
-
-
-
197,448
4. Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Marketable Securities
-
-
-
-
-
-
5. Pinjaman yang Diterima / Borrowing
-
-
-
-
-
-
6. Kewajiban lainnya / Other Liabilities
41,871
32,371
8,926
296
236
42
2,655,849
-
-
-
-
2,655,849
31,597,974
9,004,939
3,195,424
2,552,446
1,484,560
15,360,605
7,030,977
(3,505,762)
1,456,397
608,436
1,974,194
6,497,712
Total Aset Total Assets B
7,269,763 25,196,026
1,759,521
7. Lain-lain / Others
Kewajiban Liabilities 1. Dana Pihak Ketiga / Third-party Funds 2. Kewajiban pada Bank Indonesia Liabilities to BI 3. Kewajiban pada bank lain Liabilities to other bank
7. Lain-lain / Others Total Kewajiban Total Liabilities
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Asset - Liabilities II
Saldo Balance
REKENING ADMINISTRATIF Off Balance Sheet A
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivable 1. Komitmen / Commitment
-
-
-
-
-
-
2. Kontijensi / Contigent
60,596
-
5,000
-
-
55,596
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Receivable
60,596
0
5,000
0
0
55,596
39,025,525
13,260,220
25,765,305
-
-
-
622,784
37,727
100,902
80,936
333,858
69,361
39,648,309
13,297,947
25,866,207
80,936
333,858
69,361
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivable - Off Balance Sheet Payable
(39,587,713)
(13,297,947)
(25,861,207)
(80,936)
(333,858)
(13,765)
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
(32,556,736)
(16,803,709)
(24,404,810)
527,500
1,640,336
6,483,947
0
(16,803,709)
(41,208,519)
(40,681,019)
(39,040,683)
(32,556,736)
B
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Payable 1. Komitmen / Commitment 2. Kontijensi / Contigent
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Payable
Selisih Kumulatif Cummulative Difference
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
159
Tabel Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individual Table Maturity Profile Rupiah - Bank Only
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2014/31 December 2014 Jatuh Tempo Rekening Account
No.
(1) I
(2)
(3)
1 bulan 1 month
> 1 bln s.d 3 bln > 1 month s.d 3 months
> 3 bln s.d. 6 bln > 3 months to 6 months
> 6 bln s.d. 12 bln > 6 months to 12 months
> 12 bln > 12 months
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
NERACA On Balance Sheet A
Aset Asset 1. Kas / Cash 2. Penempatan pada Bank Indonesia Placement to BI 3. Penempatan pada bank lain Placement to Other Bank 4. Surat Berharga / Marketable Securities 5. Kredit yang diberikan / Loans 6. Tagihan lainnya / Other Receivables
338,208
338,208
-
-
-
-
4,036,511
755,004
808,758
136,361
977,850
1,358,538
160,921
160,921
-
-
-
-
6,623,527
-
123,149
291,236
1,287,724
4,921,418
21,692,245
2,828,506
2,823,604
1,512,348
1,711,299
12,816,488
745,420
158,472
586,184
538
-
226
2,478,127
-
-
-
-
2,478,127
36,074,959
4,241,111
4,341,695
1,940,483
3,976,873
21,574,797
21,309,279
4,711,740
3,485,077
1,515,124
267,861
11,329,477
-
-
-
-
-
-
2,983,136
1,770,000
-
-
-
1,213,136
4. Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Marketable Securities
-
-
-
-
-
-
5. Pinjaman yang Diterima / Borrowing
-
-
-
-
-
-
6. Kewajiban lainnya / Other Liabilities
11,247
9,950
-
12
-
1,285
2,668,279
-
-
-
-
2,668,279
26,971,941
6,491,690
3,485,077
1,515,136
267,861
15,212,177
9,103,018
(2,250,579)
856,618
425,347
3,709,012
6,362,620
1. Komitmen / Commitment
10,000
10,000
-
-
2. Kontijensi / Contigent
32,239
-
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Receivable
42,239
10,000
0
27,434,760
9,324,193
18,110,567
-
-
-
1,752,131
32,278
147,740
55,354
1,437,832
78,927
29,186,891
9,356,471
18,258,307
55,354
1,437,832
78,927
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivable - Off Balance Sheet Payable
(29,144,652)
(9,346,471)
(18,258,307)
(55,354)
(1,436,832)
(47,688)
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
(20,041,634)
(11,597,050)
(17,401,689)
369,993
2,272,180
6,314,932
0
(11,597,050)
(28,998,739)
(28,628,746)
(26,356,566)
(20,041,634)
7. Lain-lain / Others Total Aset Total Assets B
Kewajiban Liabilities 1. Dana Pihak Ketiga / Third-party Funds 2. Kewajiban pada Bank Indonesia Liabilities to BI 3. Kewajiban pada bank lain Liabilities to other bank
7. Lain-lain / Others Total Kewajiban Total Liabilities
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Asset - Liabilities II
Saldo Balance
REKENING ADMINISTRATIF Off Balance Sheet A
B
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivable
0
-
-
1,000
31,239
1,000
31,239
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Payable 1. Komitmen / Commitment 2. Kontijensi / Contigent
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Payable
Selisih Kumulatif Cummulative Difference
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
160
Tabel Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Individual Table Maturity Profile Foreign Currency - Bank Only
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2015/31 December 2015 Jatuh Tempo Rekening Account
No.
(1) I
(2)
1 bulan 1 month
(3)
(4)
> 1 bln s.d 3 bln > 1 month s.d 3 months
> 3 bln s.d. 6 bln > 3 months to 6 months
> 6 bln s.d. 12 bln > 6 months to 12 months
> 12 bln > 12 months
(5)
(6)
(7)
(8)
NERACA On Balance Sheet A
Aset Asset 1. Kas / Cash
12,637
12,637
-
-
-
-
2. Penempatan pada Bank Indonesia Placement to BI
840,000
655,645
3,426
1,117
591
179,221
3. Penempatan pada bank lain Placement to Other Bank
236,955
236,939
-
-
-
16
4. Surat Berharga / Marketable Securities
456,007
224,775
3,552
2,404
-
225,276
5. Kredit yang diberikan / Loans
941,591
277,306
164,781
87,681
53,496
358,327
6. Tagihan lainnya / Other Receivables
34,734
10,359
15,713
2,688
5,828
146
7. Lain-lain / Others
90,270
46,122
7,180
558
210
36,200
2,612,194
1,463,783
194,652
94,448
60,125
799,186
1,554,107
133,060
42,824
13,962
7,386
1,356,875
-
-
-
-
-
-
12,089
25
-
-
-
12,064
4. Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Marketable Securities
-
-
-
-
-
-
5. Pinjaman yang Diterima / Borrowing
-
-
-
-
-
-
6. Kewajiban lainnya / Other Liabilities
66,495
14,541
19,078
15,334
6,454
11,088
848,716
158
137
136
14
848,271
2,481,407
147,784
62,039
29,432
13,854
2,228,298
130,787
1,315,999
132,613
65,016
46,271
(1,429,112)
Total Aset Total Assets B
Kewajiban Liabilities 1. Dana Pihak Ketiga / Third-party Funds 2. Kewajiban pada Bank Indonesia Liabilities to BI 3. Kewajiban pada bank lain Liabilities to other bank
7. Lain-lain / Others Total Kewajiban Total Liabilities
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Asset - Liabilities II
Saldo Balance
REKENING ADMINISTRATIF Off Balance Sheet A
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivable 1. Komitmen / Commitment
231,097
160,038
22,547
26,654
19,692
2,166
2. Kontijensi / Contigent
2,899,787
63,012
91,059
39,307
34,346
2,672,063
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Receivable
3,130,884
223,050
113,606
65,961
54,038
2,674,229
2,004,513
724,609
1,217,297
44,989
14,482
3,136
244,875
22,207
57,794
52,107
71,342
41,425
2,249,388
746,816
1,275,091
97,096
85,824
44,561
881,496
(523,766)
(1,161,485)
(31,135)
(31,786)
2,629,668
1,012,283
792,233
(1,028,872)
33,881
14,485
1,200,556
0
792,233
(236,639)
(202,758)
(188,273)
1,012,283
B
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Payable 1. Komitmen / Commitment 2. Kontijensi / Contigent
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Payable
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivable - Off Balance Sheet Payable
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
Selisih Kumulatif Cummulative Difference
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
161
Tabel Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank secara Individual Table Maturity Profile Foreign Currency - Bank Only
Dalam Jutaan Rupiah/In Million Rupiah 31 Desember 2014/31 December 2014 Jatuh Tempo Rekening Account
No.
(1) I
(2)
1 bulan 1 month
(3)
(4)
> 1 bln s.d 3 bln > 1 month s.d 3 months
> 3 bln s.d. 6 bln > 3 months to 6 months
> 6 bln s.d. 12 bln > 6 months to 12 months
> 12 bln > 12 months
(5)
(6)
(7)
(8)
NERACA On Balance Sheet A
Aset Asset 1. Kas / Cash
19,397
19,397
-
-
-
-
2. Penempatan pada Bank Indonesia Placement to BI
428,000
266,830
3,261
1,407
1,263
155,239
3. Penempatan pada bank lain Placement to Other Bank
135,436
135,400
-
-
-
36
4. Surat Berharga Marketable Securities
380,390
36,185
25,503
77,560
1,008
240,134 357,787
5. Kredit yang diberikan / Loans
1,260,087
360,071
380,474
94,333
67,422
6. Tagihan lainnya / Other Receivables
48,383
18,437
18,921
5,898
3,804
1,323
7. Lain-lain / Others
76,609
14,823
5,861
124
9,106
46,695
2,348,302
851,143
434,020
179,322
82,603
801,214
1,677,241
210,370
40,763
17,582
15,793
1,392,733
-
-
-
-
-
-
12,602
160
-
-
-
12,442
-
-
-
-
-
-
Total Aset Total Assets B
Kewajiban Liabilities 1. Dana Pihak Ketiga / Third-party Funds 2. Kewajiban pada Bank Indonesia Liabilities to BI 3. Kewajiban pada bank lain Liabilities to other bank 4. Surat Berharga yang Diterbitkan Issued Marketable Securities 5. Pinjaman yang Diterima / Borrowing
-
-
-
-
-
-
6. Kewajiban lainnya / Other Liabilities
86,980
21,345
22,275
8,365
9,461
25,534
7. Lain-lain / Others Total Kewajiban Total Liabilities
Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca Asset - Liabilities II
Saldo Balance
558,914
2,943
4,481
991
3,073
547,426
2,335,737
234,818
67,519
26,938
28,327
1,978,135
12,565
616,325
366,501
152,384
54,276
(1,176,921)
REKENING ADMINISTRATIF Off Balance Sheet A
Tagihan Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivable 1. Komitmen / Commitment
321,760
154,848
102,298
28,760
35,854
-
2. Kontijensi / Contigent
3,137,680
46,625
64,033
121,296
149,322
2,756,404
Total Tagihan Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Receivable
3,459,440
201,473
166,331
150,056
185,176
2,756,404
2,627,406
1,051,310
1,440,155
67,404
67,537
1,000
295,884
8,361
58,792
63,674
75,409
89,648
2,923,290
1,059,671
1,498,947
131,078
142,946
90,648
Selisih Tagihan dan Kewajiban dalam Rekening Administratif Off Balance Sheet Receivable - Off Balance Sheet Payable
536,150
(858,198)
(1,332,616)
18,978
42,230
2,665,756
Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] Difference [(IA-IB)+(IIA-IIB)]
548,715
(241,873)
(966,115)
171,362
96,506
1,488,835
0
(241,873)
(1,207,988)
(1,036,626)
(940,120)
548,715
B
Kewajiban Rekening Administratif Off Balance Sheet Payable 1. Komitmen / Commitment 2. Kontijensi / Contigent
Total Kewajiban Rekening Administratif Total Off Balance Sheet Payable
Selisih Kumulatif Cummulative Difference
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
162
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
163
19
Audited Financial Statements 2015 Laporan Keuangan 2015 yang Telah Diaudit
Citi Indonesia Laporan Tahunan 2015
CITIBANK, N.A. CABANG INDONESIA/ INDONESIA BRANCH
HAL/ PAGE
ISI
THE MANAGEMENT’S STATEMENT
SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN
FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015:
LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015: LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 ---------------------------LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 ---------------------------LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 ---------------------------LAPORAN ARUS KAS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 ---------------------------CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 ---------------------------LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
CONTENTS
1
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION ---------------------------------31 DECEMBER 2015
2
STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME YEAR ENDED ---------------------------------31 DECEMBER 2015
3
STATEMENT OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS YEAR ENDED -------------------------------- 31 DECEMBER 2015
4-5
STATEMENT OF CASH FLOWS YEAR ENDED -------------------------------- 31 DECEMBER 2015
6 - 86
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED -------------------------------- 31 DECEMBER 2015 INDEPENDENT AUDITORS‘ REPORT
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset tetap, bersih Aset pajak tangguhan, bersih Aset lain-lain, bersih
Catatan/ Notes
31 Desember/ 31 December 2015 2014*
1 Januari 2014/ 31 Desember 2013/ 1 January 2014/ 31 December 2013*
578,441
498,641)
7,30 19,30
5,107,482) 1,046,141)
4,461,250 469,020
4,153,779) 535,443)
8,30 9,30
13,379,848) 3,612,341)
4,962,949 2,354,393
10,30 30 11,30 12,30
-) 218,994) 38,494,618) 9,979,916) 248,117) 303,303) 1,733,898)
747,446 300,411 38,188,361 10,015,464 194,281 162,523 2,598,041
5,711,000) 5,264,474) ) -) 228,613) 39,257,684) 7,776,220) 178,230) 108,940) 1,080,088)
Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Securities purchased under resale agreements Acceptance receivables Loans and advances Investment securities Fixed assets, net Deferred tax assets, net Other assets, net
74,557,501)
65,032,580
64,793,112)
TOTAL ASSETS
30
15,32 30
JUMLAH ASET LIABILITAS DAN REKENING KANTOR PUSAT
LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS
LIABILITAS Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan Utang akseptasi Liabilitas pajak kini Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya JUMLAH LIABILITAS
LIABILITIES 49,539,588) 13,102,571)
42,170,881 10,416,530
43,296,788) 9,757,665)
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks
767,850) 219,508) 40)
940,525 301,464 221,066
1,684,993) 230,050) 67,210)
2,126,037) 65,755,594)
1,852,836 55,903,302
1,720,719) 56,757,425)
Financial liabilities held for trading Acceptance payables Current tax liabilities Accrued expenses and other liabilities TOTAL LIABILITIES
17 18
385) 141,375)
385 141,375
385) 141,375)
12
(107,392)
22,045
32
8,767,539)
8,965,473
7,913,827)
8,801,907)
9,129,278
8,035,687) TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS
74,557,501)
65,032,580
13,30 14,19,30 9,30 30 15 16,30,32
REKENING KANTOR PUSAT Penyertaan kantor pusat Penyertaan tambahan Cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual), bersih Laba yang belum dipindahkan ke kantor pusat JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT JUMLAH LIABILITAS DAN REKENING KANTOR PUSAT
ASSETS
) 432,843)
HEAD OFFICE ACCOUNTS
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Statutory investment Additional investments Fair value reserves (available-for-sale (19,900) financial assets), net
)
64,793,112)
Unremitted profit
TOTAL LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
* Setelah penyajian kembali
As restated *
1
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENT OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL: Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga, bersih Pendapatan provisi dan komisi Beban provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi, bersih PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA: Pendapatan transaksi perdagangan, bersih Laba atas penjualan efek-efek untuk tujuan investasi, bersih Pendapatan lainnya BEBAN OPERASIONAL LAINNYA: Beban personalia Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan, bersih Beban umum dan administrasi
Notes
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi Aset keuangan tersedia untuk dijual: Perubahan nilai wajar bersih Perubahan nilai wajar yang ditransfer ke laba rugi pada saat penjualan - bersih Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi
OPERATING INCOME AND EXPENSES: Interest income Interest expenses Net interest income
4,687,255) (1,317,274) 3,369,981)
4,206,245) (990,994) 3,215,251)
22,29 22
1,823,580) (2,699) 1,820,881)
1,958,733) (6,639) 1,952,094)
23
528,744)
544,119)
29
110,180) 587,268) 1,226,192)
62,242) 869,213) 1,475,574)
16,24,32
(1,190,304)
(1,151,526)
25 26
(1,035,304) (2,091,829) (4,317,437)
(366,878) (1,774,989) (3,293,393)
2,099,617)
3,349,526)
INCOME BEFORE TAX
(532,784)
(844,585)
INCOME TAX EXPENSE
1,566,833)
2,504,941)
NET INCOME
15,32
LABA BERSIH PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN: Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan manfaat pasti neto Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
2014*
8,11,20 13,14,21
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN
2015
16,32
12
PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK PENGHASILAN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
10,871)
(9,674)
(2,718) 8,153)
2,418) (7,256)
Fees and commissions income Fees and commissions expenses Net fees and commissions income OTHER OPERATING INCOME: Net trading income Gain on sale of investment securities, net Other income OTHER OPERATING EXPENSES: Personnel expenses Addition of allowance for impairment losses on financial assets, net General and administrative expenses
OTHER COMPREHENSIVE INCOME: Items that will not be reclassified to profit or loss Remeasurements of net defined benefit liability Income tax related to items that will not be reclassified to profit or loss Items that will be reclassified to profit or loss Available-for-sale financial assets: Net changes in fair value Fair value changes transferred to profit or loss on disposal - net Income tax related to items that will be reclassified to profit or loss
(178,764)
65,338)
6,181)
(9,411)
43,146) (129,437)
(13,982) 41,945)
(121,284)
34,689)
OTHER COMPREHENSIVE INCOME, NET OF INCOME TAX
1,445,549)
2,539,630)
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
* Setelah penyajian kembali
As restated *
2
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENT OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Penyertaan kantor pusat/ Catatan/ Statutory Notes investment Balance, 1 Januari 2014/31 Desember 2013, seperti dilaporkan sebelumnya Dampak penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2013), setelah pajak penghasilan
32
Saldo 1 Januari 2014, setelah penyajian kembali
Cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual), bersih/ Fair value reserves (available-forsale financial assets), net
Penyertaan tambahan/ Additional investment
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat/ Unremitted profit
Jumlah rekening kantor pusat/ Total head office accounts
385
141,375
(19,900)
7,901,711)
8,023,571)
Balance, 1 January 2014/ 31 December 2013, as previously reported
-
-
-)
12,116)
12,116)
Effect of adoption of PSAK No. 24 (2013 Revision), net of income tax
385
141,375
(19,900)
7,913,827)
8,035,687)
Balance 1 January 2014, as restated
-
-
-)
2,504,941)
2,504,941)
Comprehensive income for the year:
Laba komprehensif tahun berjalan: Laba bersih tahun berjalan*
Cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual), bersih: Perubahan nilai wajar, bersih Perubahan nilai wajar yang ditransfer ke laba rugi pada saat penjualan, bersih Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan pasti neto, bersih
Net income for the year* Other comprehensive income, net of income tax:
Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak penghasilan:
12
-
49,003)
-
-
(7,058)
-)
(7,058)
-
-
-
(7,256)
(7,256)
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
41,945)
2,497,685)
2,539,630)
Pemindahan laba ke Kantor Pusat
-
-
-)
(1,446,039)
(1,446,039)
Profit remitted to Head Office Balance, 31 December 2014, as restated
16,32
Saldo, 31 Desember 2014, setelah penyajian kembali
-
-)
49,003)
Fair value reserve (availablefor-sale financial assets), net: Changes in fair value, net Fair value changes transferred to profit or loss on disposal, net Remeasurements of net defined benefit liability
385
141,375
22,045)
8,965,473)
9,129,278)
-
-
-)
1,566,833)
1,566,833)
Comprehensive income for the year:
Laba komprehensif tahun berjalan: Laba bersih tahun berjalan
Net income for the year Other comprehensive income, net of income tax:
Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak penghasilan: Cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual), bersih: Perubahan nilai wajar, bersih Perubahan nilai wajar yang ditransfer ke laba rugi pada saat penjualan, bersih Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan pasti neto, bersih
Total comprehensive income for the year
12
Fair value reserve (availablefor-sale financial assets), net: Changes in fair value, net Fair value changes transferred to profit or loss on disposal, net
-
-
(134,073)
-)
(134,073)
-
-
4,636)
-)
4,636)
-
-
-)
8,153)
8,153)
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
(129,437)
1,574,986)
1,445,549)
Total comprehensive income for the year
Pemindahan laba ke Kantor Pusat
-
-
-)
(1,772,920)
(1,772,920)
Profit remitted to Head Office
385
141,375
(107,392)
8,767,539)
8,801,907)
Saldo, 31 Desember 2015
16
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Remeasurements of net defined benefit liability
Balance, 31 December 2015
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
* Setelah penyajian kembali
As restated *
3
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
LAPORAN ARUS KAS TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENTS OF CASH FLOWS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Laba bersih Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi: Amortisasi goodwill dan aset takberwujud lainnya Beban imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap Laba penjualan aset tetap Kerugian/(keuntungan) yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan, bersih Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan Laba selisih kurs, bersih Pendapatan bunga Beban bunga Beban pajak penghasilan
24 26
25 20 21 15
Perubahan pada aset dan liabilitas operasi: Aset keuangan untuk diperdagangkan Tagihan akseptasi Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan Aset lain-lain Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan Utang akseptasi Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya Pembayaran beban bunga Penerimaan pendapatan bunga Pembayaran pajak penghasilan badan Kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
2015
2014
1,566,833)
2,504,941)
16,814) 54,547) 74,367) (160)
8,427) 48,593) 63,731) (133)
7,453)
(11,832)
1,035,304) (995,802) (4,679,820) 1,317,274) 532,784)
366,878) (124,911) (4,206,245) 990,994) 844,585)
(1,265,401) 81,956)
2,921,913) (71,414)
744,657) (1,308,724) 894,284) 7,344,248) 2,682,395)
(744,657) 686,000) (1,497,156) (1,156,099) 660,348)
(172,675) (81,956)
(744,468) 71,414)
229,524) (1,289,170) 4,219,659) (854,162) 10,154,229)
73,500) (962,285) 3,777,346) (755,876) 2,743,594)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES: Net income Adjustments to reconcile net income to net cash used in operating activities: Amortization of goodwill and other intangible assets Post-employment benefit expenses Depreciation of fixed assets Gain on sale of fixed assets Unrealized loss/(gain) from changes in fair value of trading securities, net Addition of allowance for impairment losses on financial assets Foreign exchange gain, net Interest income Interest expenses Income tax expense Changes in operating assets and liabilities: Financial assets held for trading Acceptance receivables Securities purchased under resale agreements Loans and advances Other assets Deposits from non-bank customers Deposits from other banks Financial liabilities held for trading Acceptance payables Accrued expenses and other liabilities Payments of interest expenses Receipts of interest income Payments of corporate income tax Net cash provided by operating activities
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
4
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes
2015
2014
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Pembelian efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual Penjualan efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual Penerimaan pendapatan bunga dari efek-efek untuk tujuan investasi
(7,761,436)
Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi
88,821)
(1,853,708)
Net cash provided by (used in) investing activities
(1,772,920)
(1,446,039)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES: Profit remitted to Head Office
(1,772,920)
(1,446,039)
8,470,130)
(556,153)
10,471,660)
10,898,863)
1,024,524) 19,966,314)
Effect of foreign exchange rate fluctuation 128,950) on cash and cash equivalents 10,471,660) Cash and cash equivalents, end of the year
(128,251) 208)
7,624,400) 353,900)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Pemindahan laba ke Kantor Pusat Kas bersih digunakan untuk aktivitas pendanaan Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas, awal tahun Pengaruh fluktuasi kurs valuta asing pada kas dan setara kas Kas dan setara kas, akhir tahun Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
7 8
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES: Acquisition of fixed assets Proceeds from sale of fixed assets Purchase of available-for(17,127,069) sale investment securities Disposal of available-for14,943,751) sale investment securities Receipts of interest income from 409,259) investment securities (81,533) 1,884)
432,843) 5,107,482) 1,046,141)
578,441) 4,461,250) 469,020)
13,379,848) 19,966,314)
4,962,949) 10,471,660)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Net cash used in financing activities Net increase (decrease) in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents, beginning of the year
Cash and cash equivalents consist of: Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements.
5
1.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
UMUM
1.
GENERAL
a. Citibank. N.A., Cabang Indonesia ("Bank") didirikan berdasarkan persetujuan dari Menteri Keuangan dengan surat No. D.15.6.1.4.23 tanggal 14 Juni 1968 untuk melakukan kegiatan bank umum dan aktivitas devisa. Aktivitas utama Bank mencakup perbankan untuk korporasi dan konsumen. Bank berkedudukan di Citibank Tower, Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55, Jakarta 12190. Bank melakukan aktivitas-aktivitasnya di Indonesia berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 7/1992 mengenai Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 10/1998. Operasi Bank dilakukan di kantor cabang utama di Jakarta dan sembilan kantor cabang pembantu di Jakarta maupun di kota-kota lain di Indonesia. Bank merupakan kantor cabang dari Citibank N.A., yang berkantor pusat di New York ("Kantor Pusat"). Citibank N.A. merupakan bagian dari Citigroup Inc., yang merupakan induk perusahaan penyedia jasa keuangan global yang menawarkan berbagai ragam jasa keuangan kepada nasabah korporasi dan konsumen.
a. Citibank, N.A,. Indonesia Branch ("the Bank”) was established based on the approval from the Ministry of Finance in its letter No. D.15.6.1.4.23 dated 14 June 1968 to conduct general banking and foreign exchange activities. The main activities of the Bank include corporate and consumer banking. The Bank is located at Citibank Tower, Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55, Jakarta 12190. In performing its activities in Indonesia, the Bank is governed by the Law of the Republic of Indonesia No. 7/1992 regarding Banking as amended by the Law of the Republic of Indonesia No. 10/1998. The Bank's operations are conducted through the Jakarta main branch and its nine sub-branches in Jakarta and other cities in Indonesia. The Bank is a branch of Citibank N.A., with its headquarter in New York ("Head Office”). Citibank N.A. is ultimately part of Citigroup Inc., which is a diversified global financial services holding company whose business provides a broad range of financial services to corporate and consumer customers.
b. Susunan manajemen Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
b. The composition of the Bank's management as of 31 December 2015 and 2014 was as follows: 2015
Citi Country Officer Direktur Kepatuhan Country Chief Financial Officer Country Business ManagerGlobal Consumer Group Country Human Resources Officer Senior Country Operation Officer Head of Global Markets
Batara Sianturi Yessika Effendi Shirish Laxmishankar Trivedi Batara Sianturi* Pambudi H.T. Soenarsihanto Siddharth Sabherwal Sergio Rodrigo Maza Dominguez
Citi Country Officer Compliance Director Country Chief Financial Officer Country Business ManagerGlobal Consumer Group Country Human Resources Officer Senior Country Operation Officer Head of Global Markets
2014 Country Head dan CCO Direktur Kepatuhan Country Chief Financial Officer Country Business ManagerGlobal Consumer Group Country Human Resources Officer Senior Country Operation Officer Head of Global Markets
Tigor M. Siahaan Yessika Effendi Shirish Laxmishankar Trivedi Lauren Sulistiawati Pambudi H.T. Soenarsihanto Siddharth Sabherwal Sergio Rodrigo Maza Dominguez
*) Merangkap sebagai Pelaksana tugas Country Business aaaaaaManager-Global Consumer Group sejak 1 Desember 2015
2.
*) Acted as Country Business Manager-Global Consumer Group since 1 December 2015
DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN a.
2.
Pernyataan kepatuhan
BASIS OF PREPARATION OF THE FINANCIAL STATEMENTS a.
Laporan keuangan Bank disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ("SAK") di Indonesia. b.
Country Head and CCO Compliance Director Country Chief Financial Officer Country Business ManagerGlobal Consumer Group Country Human Resources Officer Senior Country Operation Officer Head of Global Markets
Statement of compliance The Bank's financial statements have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards ("SAK”).
b.
Laporan keuangan Bank merupakan gabungan dari akun-akun kantor cabang utama dan seluruh kantor cabang pembantu. Saldo dan transaksi antar cabang telah dieliminasi.
6
The Bank's financial statements are combined from the accounts of the main branch and all subbranches. lnterbranch balances and transactions have been eliminated.
2.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
2.
BASIS OF PREPARATION OF THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
Laporan keuangan Bank telah disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 30 Maret 2016 c.
The Bank's financial statements were authorized for issue by the management on 30 March 2016.
Dasar pengukuran
c.
Laporan keuangan disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep nilai historis, kecuali bila standar akuntansi mengharuskan pengukuran dengan nilai wajar. d.
The financial statements have been prepared on the accrual basis using the historical cost concept, except where the accounting standards require fair value measurement.
Mata uang fungsional dan penyajian
d.
Laporan keuangan ini disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Bank. Kecuali dinyatakan secara khusus, seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi jutaan Rupiah. e.
Functional and presentation currency These financial statements are presented in Rupiah, which is the Bank's functional currency. Except when otherwise indicated, all figures in these financial statements have been rounded to millions of Rupiah.
Laporan arus kas
e.
Laporan arus kas menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas disajikan dengan menggunakan metode tidak langsung. f.
Basis of measurement
Statement of cash flows The statement of cash flows presents the changes in cash and cash equivalents from operating, investing and financing activities. The statement of cash flows is presented using the indirect method.
Perubahan kebijakan akuntansi
f.
Berikut ini adalah standar akuntansi dan interpretasi standar akuntansi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015 dan mempunyai pengaruh terhadap Bank:
Changes in accounting policies The following accounting standards and interpretation of accounting standard became effective on 1 January 2015 and are relevant to the Bank:
a. Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan” b. PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”
b.
c.
PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan” d. PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset” e. PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian” f. PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”
c.
g. PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” h. PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar” i. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) No. 26 (Revisi 2013), “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”
g.
a.
d. e. f.
h. i.
7
Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 1 (2013 Revision), “Presentation of Financial Statements” PSAK No. 24 (2013 Revision), “Employee Benefits” PSAK No. 46 (2014 Revision), “Income Taxes” PSAK No. 48 (2014 Revision), “Impairment of Assets” PSAK No. 50 (2014 Revision), “Financial Instruments: Presentation” PSAK No. 55 (2014 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” PSAK No. 60 (2014 Revision), “Financial Instruments: Disclosures” PSAK No. 68, “Fair Value Measurement” Interpretation of Financial Accounting Standard (“ISAK”) No. 26 (2013 Revision), “Reassessment of Embedded Derivatives”
2.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) f.
2.
Perubahan kebijakan akuntansi (Lanjutan)
BASIS OF PREPARATION OF THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) f.
Changes in accounting policies (Continued)
Bank telah menganalisis bahwa penerapan standar akuntansi tersebut di atas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan kecuali yang dijelaskan berikut ini.
The Bank has assessed that the adoption of the above mentioned accounting standards other than specified below do not have any significant impact to the financial statements.
i.
i.
Penyajian pos-pos komprehensif lain
dalam
penghasilan
Terkait dengan penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”, Bank telah memodifikasi penyajian pos-pos dalam penghasilan komprehensif lain dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, untuk menyajikan pos-pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi pada masa yang akan datang terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi. Informasi komparatif telah disajikan kembali dengan menggunakan basis yang sama. ii.
of
other
In connection with the adoption of PSAK No. 1 (2013 Revision), “Presentation of Financial Statements”, the Bank has modified the presentation of items of other comprehensive income in its statements of profit or loss and other comprehensive income, to present items that will be reclassified to profit or loss in the future separately from those that will not be reclassified to profit or loss. Comparative information has been re-presented on the same basis.
Pengukuran nilai wajar
ii. Fair value measurement
Pada tanggal 1 Januari 2015, Bank menerapkan PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, yang mengkonsolidasi panduan mengenai bagaimana nilai wajar diukur, yang sebelumnya tersebar di beberapa PSAK, menjadi satu standar komprehensif. PSAK No. 68 mendefinisikan nilai wajar, menetapkan suatu kerangka pengukuran nilai wajar, dan mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar. PSAK ini memperkenalkan penggunaan harga keluar (exit price) dalam pengukuran nilai wajar dan persyaratan pengungkapan yang lebih ekstensif. PSAK No. 68 diterapkan secara prospektif. Perubahan ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengukuran aset dan liabilitas Bank. Bank telah menambahkan pengungkapan baru yang diwajibkan oleh PSAK No. 68 dalam laporan keuangan (lihat Catatan 30). iii.
Presentation of items comprehensive income
On 1 January 2015, the Bank adopted PSAK No. 68, “Fair Value Measurement”, which consolidates the guidance on how to measure fair value, which was spread across various PSAKs, into one comprehensive standard. PSAK No. 68 defines fair value, sets out a framework for measuring fair value, and requires disclosures about fair value measurements. It introduces the use of an exit price in fair value measurement, as well as extensive disclosure requirements. PSAK No. 68 is applied prospectively. The change had no significant impact to the measurements of the Bank’s assets and liabilities. The Bank has included new disclosures as required under PSAK No. 68 in the financial statements (see Note 30).
Imbalan kerja
iii. Employee benefits
Pada tanggal 1 Januari 2015, Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, yang membawa perubahan dalam pengukuran, penyajian dan pengungkapan imbalan kerja manfaat pasti. Dampak yang paling signifikan dari perubahan ini adalah eliminasi metode koridor dalam pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial dan percepatan pengakuan biaya jasa lalu.
On 1 January 2015, the Bank adopted PSAK No. 24 (2013 Revision), “Employee Benefits”, which introduces changes in the measurement, presentation and disclosure of defined benefit plans. The most significant impact to the Bank as a result of this revision is the elimination of the corridor method for recognizing actuarial gains and losses and acceleration of the recognition of past service costs.
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 24 (Revisi 2013), Bank telah menerapkan perubahan kebijakan akuntansi ini secara retrospektif dan telah menyajikan kembali informasi komparatif di dalam laporan keuangan ini (lihat Catatan 16 dan 32).
In accordance with the transitional provision of PSAK No. 24 (2013 Revision), the Bank has applied the change in this accounting policy retrospectively and has restated the comparative information presented in these financial statements (see Notes 16 and 32).
8
2.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) g.
h.
2.
Standar akuntansi yang diterbitkan tetapi belum efektif
BASIS OF PREPARATION OF THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) g.
Accounting standards issued but not yet effective
Terdapat beberapa standar akuntansi baru yang sudah terbit tetapi belum efektif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan belum diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan ini, kecuali untuk PSAK No. 110 (Revisi 2015), “Akuntansi Sukuk” seperti dijelaskan dibawah ini.
A number of new accounting standards have been issued but not yet effective for the year ended 31 December 2015 and have not been applied in preparing these financial statements, except for PSAK No. 110 (2015 Revision), “Accounting for Sukuk” as discussed below.
Standar akuntansi dan interpretasi standar akuntansi yang relevan terhadap Bank, berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2016 dan 1 Januari 2017, adalah sebagai berikut:
The accounting standards and interpretation of accounting standard that are relevant to the Bank, effective starting 1 January 2016 and 1 January 2017, are as follows:
a. PSAK No. 1 (Revisi 2015), “Penyajian Laporan Keuangan” b. PSAK No. 7 (Revisi 2015), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” c. PSAK No. 16 (Revisi 2015), “Aset Tetap”
a.
d. PSAK No. 19 (Revisi 2015), “Aset Takberwujud” e. PSAK No. 24 (Revisi 2015), “Imbalan Kerja”
d.
f.
PSAK No. 25 (Revisi 2015), “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” g. PSAK No. 68 (Revisi 2015), “Pengukuran Nilai Wajar” h. PSAK No. 110 (Revisi 2015), “Akuntansi Sukuk” i. ISAK No. 30 (Revisi 2015), “Pungutan”
f.
Bank masih dalam proses menganalisis dampak yang akan ditimbulkan dari penerapan standar-standar ini.
The Bank is still in the process of analyzing the impacts from adopting these standards.
Pada tanggal 1 Januari 2015, Bank telah melakukan penerapan dini PSAK No. 110 (Revisi 2015), “Akuntansi Sukuk”, yang menetapkan klasifikasi baru yaitu diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain untuk investasi pada sukuk. PSAK ini diterapkan secara prospektif. Bank menentukan kembali klasifikasi investasi pada sukuk untuk investasi yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan dan direklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain. Pada saat reklasifikasi, investasi tersebut diukur pada nilai wajar dan selisih antara nilai wajar dan jumlah tercatat diakui dalam penghasilan komprehensif lain.
On 1 January 2015, the Bank has early adopted PSAK No. 110 (2015 Revision), “Accounting for Sukuk”, which introduces a new classification, i.e. measured at fair value through other comprehensive income, for investment in sukuk. This PSAK is applied prospectively. The Bank has re-determined the classification of its investments in sukuk that were previously classified as measured at acquisition cost to measured at fair value through other comprehensive income. At reclassification, such investment is measured at fair value and the difference between the fair value and its carrying amount is recognized in other comprehensive income.
b. c.
e.
g. h. i.
Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi
PSAK No. 1 (2015 Revision), “Presentation of Financial Statements” PSAK No. 7 (2015 Revision), “Related Party Disclosures” PSAK No. 16 (2015 Revision), “Property, Plant and Equipment” PSAK No. 19 (2015 Revision), “Intangible Assets” PSAK No. 24 (2015 Revision), “Employee Benefits” PSAK No. 25 (2015 Revision), “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors” PSAK No. 68 (2015 Revision), “Fair Value Measurement” PSAK No. 110 (2015 Revision), “Accounting for Sukuk” ISAK No. 30 (2015 Revision), “Levies”
h. Use of judgements, estimates and assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of financial statements in conformity with SAK requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates and assumptions are based on management's best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.
9
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
2. DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan)
2.
h. Penggunaan pertimbangan, estimasi dan asumsi (Lanjutan)
BASIS OF PREPARATION OF THE FINANCIAL STATEMENTS (Continued) h.
Use of judgements, estimates and assumptions (Continued)
lnformasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan-pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang signifikan terhadap laporan keuangan dijelaskan di Catatan 6.
Information about significant areas of estimation uncertainty and critical judgments in applying accounting policies that are significant to the financial statements are described in Note 6.
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang diterapkan di dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah sebagai berikut:
The significant accounting policies applied in the preparation of these financial statements are as follows:
a. Setara kas
a.
Cash equivalents
Untuk tujuan penyajian laporan arus kas, setara kas meliputi giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan dana pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.
For the purpose of presentation of the statement of cash flows, cash equivalents consist of demand deposits with Bank Indonesia, demand deposits with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks that mature within three months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted.
b. Penjabaran transaksi dan saldo dalam valuta asing
.
b.
Foreign currency transactions and balances translation
Transaksi-transaksi dalam valuta asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah using the exchange rates prevailing at the transaction date.
Saldo aset moneter dan liabilitas moneter dalam valuta asing pada akhir tahun dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Reuters pukul 16:00 WIB.
Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using Reuters' middle rates at 16:00 Western Indonesian Time.
Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam valuta asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing diakui pada laba rugi tahun berjalan.
The exchange gains or losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are recognized in the current year profit or loss.
Laba atau rugi kurs valuta asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan tingkat suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam valuta asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir tahun.
The foreign currency gains or losses on monetary items are the difference between amortized cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest rate and payments during the year, and the amortized cost in foreign currency translated into Rupiah using the exchange rate at the end of the year.
Aset dan liabilitas non-moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Non-monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using the exchange rates prevailing at the transaction date.
Kurs valuta asing utama pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut (dalam nilai penuh):
The major foreign exchange rates as of 31 December 2015 and 2014 were as follows (in full amount):
2015 1 Dolar Amerika Serikat (USD) 1 Dolar Australia (AUD) 1 Dolar Singapura (SGD) 1 Dolar Hong Kong (HKD) 1 Poundsterling lnggris (GBP) 100 Yen Jepang (JPY) 1 Euro (EUR) 1 Dolar New Zealand (NZD) 1 Baht Thailand (THB)
2014
13,785.00 10,083.73 9,758.95 1,778.70 20,439.02 11,452.00 15,056.67 9,444.80 381.97
12,385.00 10,148.27 9,376.19 1,596.98 19,288.40 10,356.00 15,053.35 9,709.23 376.56
10
1 United States Dollar (USD) 1 Australian Dollar (AUD) 1 Singapore Dollar (SGD) 1 Hong Kong Dollar (HKD) 1 British Poundsterling (GBP) 100 Japanese Yen (JPY) 1 Euro (EUR) 1 Dolar New Zealand (NZD) 1 Baht Thailand (THB)
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) c.
Financial assets and financial liabilities
Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, aset keuangan untuk diperdagangkan, efekefek yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan akseptasi, kredit yang diberikan, efek-efek untuk tujuan investasi, dan tagihan lainnya (yang disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain).
The Bank's financial assets mainly consist of cash, demand deposits with Bank Indonesia, demand deposits with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, financial assets held for trading, securities purchased under resale agreements, acceptance receivables, loans and advances, investment securities, and other receivables (which are presented as part of other assets).
Liabilitas keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan dari nasabah bukan bank, simpanan dari bank-bank lain, liabilitas keuangan untuk diperdagangkan, utang akseptasi dan utang lainnya (yang disajikan sebagai bagian dari beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya).
The Bank's financial liabilities mainly consist of deposits from non-bank customers, deposits from other banks, financial liabilities held for trading, acceptance payables and other payables (which are presented as part of accrued expenses and other liabilities).
c.1. Klasifikasi
c.1. Classification
Bank mengklasifikasikan aset keuangan dan liabilitas keuangannya ke dalam kategori pengukuran sebagai berikut berdasarkan sifat dan tujuannya:
The Bank classifies its financial assets and financial liabilities into the following measurement categories based on their nature and purpose:
a) Aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang memiliki 2 (dua) subklasifikasi, yaitu aset keuangan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; b) lnvestasi yang dimiliki hingga jatuh tempo; c) Pinjaman yang diberikan dan piutang; d) Aset keuangan tersedia untuk dijual; e) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
a) Financial assets and financial liabilities at fair value through profit or loss, which has 2 (two) sub-classifications, i.e. financial assets and financial liabilities designated as such upon initial recognition and financial assets and financial liabilities classified as held for trading;
lnstrumen keuangan dengan kategori untuk diperdagangkan adalah instrumen keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga atau suku bunga dalam jangka pendek atau untuk lindung nilai instrumen trading book lainnya.
Held for trading financial instruments are those financial instruments that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing with the intention of benefiting from short-term price or interest rate movements or hedging other elements of the trading book.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasian di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.
Kategori tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
The available-for-sale category are nonderivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified in one of the other categories of financial assets.
b) c) d) e)
11
Held-to-maturity investments; Loans and receivables; Available-for-sale financial assets; Financial liabilities measured amortized cost.
at
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) c.
c.1. Klasifikasi (Lanjutan)
Financial assets and financial liabilities (Continued) c.1. Classification (Continued)
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi terdiri dari liabilitas keuangan non-derivatif yang dimiliki Bank tidak untuk diperdagangkan dan tidak ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi.
Financial liabilities measured at amortized cost consist of non-derivative financial liabilities that are not held for trading purpose and not designated as fair value through profit or loss.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki aset keuangan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai nilai wajar melalui laba rugi.
As of 31 December 2015 and 2014, the Bank did not have any financial assets and financial liabilities designated as such upon initial recognition as fair value through profit or loss.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki investasi dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo.
As of 31 December 2015 and 2014, the Bank did not have any investments which were classified as held-to-maturity.
c.2. Pengakuan
c.2. Recognition
Bank mengakui pinjaman yang diberikan serta simpanan pada tanggal perolehan.
The Bank recognizes loans and deposits on the date of origination.
Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date when the Bank commits to purchase or sell those assets.
Semua aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya pada awalnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi salah satu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut.
All other financial assets and financial liabilities are initially recognized on the trade date when the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instruments.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut.
At initial recognition, financial assets or financial liabilities are measured at fair value plus (for financial instruments not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial assets or issue of financial liabilities. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada awal pengakuan liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issue of a financial liability and are incremental costs that would not have been incurred if the instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt recognized initially. Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recorded as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expenses for transaction costs related to financial liabilities.
12
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) c.
c.3. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi
Financial assets and financial liabilities (Continued) c.3. Amortized cost measurement
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
The amortized cost of a financial asset or financial liability is the amount at which the financial asset or liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount, minus allowance for impairment losses.
Tingkat suku bunga efektif adalah tingkat suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi arus kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan (atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat bersih pada pengakuan awal. Pada saat menghitung tingkat suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.
The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash flows through the expected life of the financial instrument (or, where appropriate, a shorter period) to the net carrying amount on initial recognition. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument, but does not consider future credit losses.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi (Catatan 3c.2) dan seluruh imbalan serta poin (Catatan 3t) yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tingkat suku bunga efektif.
The calculation of effective interest rate includes transaction costs (Note 3c.2) and all fees and points (Note 3t) paid or received that are an integral part of the effective interest rate.
c.4. Pengukuran nilai wajar
c.4. Fair value measurement
Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2015
Policy applicable from 1 January 2015
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran di pasar utama atau, jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling menguntungkan dimana Bank memiliki akses pada tanggal tersebut. Nilai wajar liabilitas mencerminkan risiko wanprestasinya.
Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date in the principal market or, in its absence, the most advantageous market to which the Bank has access at that date. The fair value of a liability reflects its non-performance risk.
13
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) c. Financial assets and financial liabilities (Continued)
c.4. Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
c.4. Fair value measurement (continued)
Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2015 (lanjutan)
Policy applicable from 1 January 2015 (continued)
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasian di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika transaksi atas aset dan liabilitas terjadi dengan frekuensi dan volume yang memadai untuk menyediakan informasi penentuan harga secara berkelanjutan.
When available, the Bank measures the fair value of a financial instrument using the quoted price in an active market for that instrument. A market is regarded as active if transactions for the asset or liability take place with sufficient frequency and volume to provide pricing information on an ongoing basis.
Jika harga kuotasian tidak tersedia di pasar aktif, Bank menggunakan teknik penilaian dengan memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi dan relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi. Teknik penilaian yang dipilih menggabungkan semua faktor yang diperhitungkan oleh pelaku pasar dalam penentuan harga transaksi.
If there is no quoted price in an active market, then the Bank uses valuation techniques that maximise the use of relevant observable inputs and minimise the use of unobservable inputs. The chosen valuation technique incorporates all of the factors that market participants would take into account in pricing a transaction.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima. Jika Bank menetapkan bahwa nilai wajar pada pengakuan awal berbeda dengan harga transaksi dan nilai wajar tidak dapat dibuktikan dengan harga kuotasian di pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik atau berdasarkan teknik penilaian yang hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi, maka nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal disesuaikan untuk menangguhkan perbedaan antara nilai wajar pada saat pengakuan awal dan harga transaksi. Setelah pengakuan awal, perbedaan tersebut diakui dalam laba rugi berdasarkan umur dari instrumen tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is normally the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received. If the Bank determines that the fair value at initial recognition differs from the transaction price and the fair value is evidenced neither by a quoted price in an active market for an identical asset or liability nor based on a valuation technique that uses only data from observable markets, then the financial instrument is initially measured at fair value, adjusted to defer the difference between the fair value at initial recognition and the transaction price. Subsequently, that difference is recognised in profit or loss on an appropriate basis over the life of the instrument but no later than when the valuation is wholly supported by observable market data or the transaction is closed out.
Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga penawaran dan harga permintaan, maka Bank mengukur aset dan posisi long berdasarkan harga penawaran dan mengukur liabilitas dan posisi short berdasarkan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi devisa bersih (net open position), mana yang lebih sesuai.
If an asset or a liability measured at fair value has a bid price and an ask price, then the Bank measures assets and long positions at a bid price and liabilities and short positions at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.
14
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) c. Financial assets and financial liabilities (Continued)
c.4. Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
c.4. Fair value measurement (continued)
Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2015 (lanjutan)
Policy applicable from 1 January 2015 (continued)
Kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar, yang terekspos risiko pasar dan risiko kredit yang dikelola oleh Bank berdasarkan eksposur netonya baik terhadap risiko pasar ataupun risiko kredit, diukur berdasarkan harga yang akan diterima untuk menjual posisi net long (atau dibayar untuk mengalihkan posisi net short) untuk eksposur risiko tertentu. Penyesuaian pada level kelompok tersebut dialokasikan pada aset dan liabilitas individual berdasarkan penyesuaian risiko relatif dari masing-masing instrumen individual di dalam kelompok.
Portfolios of financial assets and financial liabilities measured at fair value, that are exposed to market risk and credit risk that are managed by the Bank on the basis of the net exposure to either market or credit risk, are measured on the basis of a price that would be received to sell a net long position (or paid to transfer a net short position) for a particular risk exposure. Those portfolio-level adjustments are allocated to the individual assets and liabilities on the basis of the relative risk adjustment of each of the individual instruments in the portfolio.
Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2015
Policy applicable before 1 January 2015
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan aktif dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model opsi penetapan harga (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan.
If a market for a financial instrument is not active, the Bank establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include the use of recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Bank, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments.
Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument. The Bank calibrates valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.
15
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) c. Financial assets and financial liabilities (Continued)
c.4. Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
c.4. Fair value measurement (continued)
Kebijakan berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2015 (lanjutan)
Policy applicable before 1 January 2015 (continued)
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets.
Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
When transaction price provides the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in the profit or loss depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the financial instrument and include adjustments to take into account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Estimated fair values obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
Aset keuangan dan posisi long diukur menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan dan posisi short diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi devisa bersih (net open position), mana yang lebih sesuai.
Financial assets and long positions are measured at a bid price; financial liabilities and short positions are measured at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.
16
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) c.
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
c.
c.5. Penghentian pengakuan
Financial assets and financial liabilities (Continued) c.5. Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak kontraktual untuk menerima arus kas dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when the Bank transfers the contractual rights to receive the cash flows from the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in the transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability.
Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if the Bank does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets or liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
Bank menghapusbukukan saldo aset keuangan beserta cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur sehingga debitur tersebut tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh eksposur.
The Bank writes off a financial asset balance and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the financial assets are uncollectible. This determination is made after considering information such as the occurrence of significant changes in the financial position of the borrowers such that the borrowers can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to repay back the entire exposure.
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan, dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged, cancelled or expired.
17
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
c. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
c. Financial assets and financial liabilities (Continued)
c.6. Saling hapus
c.6. Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount is presented in the statement of financial position when, and only when, the Bank has a legal enforceable right to offset the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
d. Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
d. Demand deposits with Bank Indonesia and other banks
Setelah pengakuan awal, giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, demand deposits with Bank Indonesia and other banks are measured at amortized cost using the effective interest method.
e. Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain
e. Placements with Bank Indonesia and other banks
Setelah pengakuan awal, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. f.
g.
Subsequent to initial recognition, placements with Bank Indonesia and other banks are measured at amortized cost using the effective interest method.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan
f. Financial assets and financial liabilities held for trading
Aset keuangan dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan terdiri dari efek-efek utang dan derivatif yang tidak ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai.
Financial assets and financial liabilities held for trading consist of debt securities and derivatives that are not designated as hedging instruments.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung pada laba rugi tahun berjalan.
Financial assets and financial liabilities held for trading are initially recognized and subsequently measured at fair value in the statement of financial position, with transaction costs recognized directly in the current year profit or loss.
Seluruh perubahan nilai wajar diakui sebagai bagian dari pendapatan bersih transaksi perdagangan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Keuntungan atau kerugian yang direalisasi pada saat penjualan atau penyelesaian instrumen keuangan untuk diperdagangkan diakui pada laba rugi tahun berjalan.
All changes in fair value are recognized as part of net trading income in the statement of profit or loss and other comprehensive income. Gains or losses which are realized when the financial instruments held for trading are sold or settled are recognized in the current year profit or loss.
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
g. Securities purchased under resale agreements
Setelah pengakuan awal efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, securities purchased under resale agreements are measured at amortized cost using the effective interest method.
18
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
h. Efek-efek untuk tujuan investasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) h. Investment securities
Efek-efek untuk tujuan investasi, selain obligasi pemerintah - sukuk (investasi pada sukuk), diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi, dan setelah pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya.
Investment securities, other than government bonds - sukuk (investment in sukuk), are classified as available-for-sale and are initially measured at fair value plus transaction costs and subsequent to initial recognition are measured at their fair value.
Pendapatan bunga diakui pada laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek utang untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laba rugi tahun berjalan.
Interest income is recognized in profit or loss using the effective interest method. Foreign exchange gains or losses on available-for-sale debt securities investment are recognized in the current year profit or loss.
Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi berdasarkan metode identifikasi spesifik.
Other fair value changes are recognized directly in other comprehensive income until the investment is sold or impaired, whereupon the cumulative gains and losses previously recognized in other comprehensive income are reclassified to profit or loss as a reclassification adjustment based on the specific identification method.
Laba atau rugi, yang direalisasi pada saat efek-efek untuk tujuan investasi dijual, diakui pada laba rugi tahun berjalan.
Gains or losses, which are realized when the investment securities are sold, are recognized in the current year profit or loss.
i. lnvestasi pada sukuk
i. Investment in sukuk
Sebelum tanggal 1 Januari 2015, Bank mengklasifikasikan investasi pada sukuk sebagai diukur pada biaya perolehan atau diukur pada nilai wajar.
Prior to 1 January 2015, the Bank classified investment in sukuk as measured at acquisition cost or measured at fair value.
Mulai tanggal 1 Januari 2015, Bank menentukan klasifikasi investasi pada sukuk sebagai diukur pada biaya perolehan, diukur pada nilai wajar melalui laba rugi atau diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain.
Starting 1 January 2015, the Bank determines the classification of investment in sukuk as measured at acquisition cost, measured at fair value through profit or loss or measured at fair value through other comprehensive income.
Investasi pada sukuk diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan jika:
Investment in sukuk is classified as measured at acquisition cost if:
a. lnvestasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual; dan
a. Such investment is held in a business model whose objective is to collect contractual cash flows; and
b. Persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.
b. The contractual terms give rise an specified dates to payments of principals and/or the margin.
Investasi diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain jika:
Investment in sukuk is classified as measured at fair value through other comprehensive income if:
a. lnvestasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual dan melakukan penjualan sukuk; dan
a. Such investment is held within a business model whose objective is achieved by both collecting contractual cash flows and selling the sukuk; and
b. Persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.
b. The contractual terms give rise an specified dates to payments of principals and/or the margin.
Bank tidak mengubah klasifikasi investasi pada sukuk kecuali terjadi perubahan model usaha.
The Bank does not change the classification of investment in sukuk unless there is a change in the business model.
19
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
i. lnvestasi pada sukuk (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) i. Investment in sukuk (Continued)
Pada saat pengakuan awal, Bank mencatat investasi pada sukuk sebesar biaya perolehan ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan investasi pada sukuk.
At initial recognition, the Bank records investment in sukuk at acquisition cost plus directly attributable transaction costs.
Setelah pengakuan awal, investasi pada sukuk yang diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan dinyatakan sebesar biaya perolehan, ditambah biaya transaksi yang belum diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai, jika ada.
Subsequent to initial recognition, investment in sukuk classified as measured at acquisition cost is stated at acquisition cost, plus unamortized portion of transaction costs that are amortized using straight-line method, minus allowance for impairment losses, if any.
lnvestasi pada sukuk yang diukur pada biaya perolehan disajikan pada laporan posisi keuangan sebagai bagian dari efek-efek untuk tujuan investasi.
Investment in sukuk measured at acquisition cost is presented in the statement of financial position as part of investment securities.
lnvestasi pada sukuk yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, investasi pada sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dicatat sebesar nilai wajar. Seluruh perubahan nilai wajar diakui pada laba rugi tahun berjalan.
Investment in sukuk classified as measured at fair value through profit or loss is initialiy recognized at acquisition cost. Subsequent to initial recognition, investment in sukuk measured at fair value through profit or loss is stated at fair value. All changes in fair value are recognized in the current year profit or loss.
lnvestasi pada sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi disajikan pada laporan posisi keuangan sebagai bagian dari aset keuangan untuk diperdagangkan.
Investment in sukuk measured at fair value through profit or loss is presented in the statement of financial position as part of financial assets held for trading.
lnvestasi pada sukuk yang diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, investasi pada sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dicatat sebesar nilai wajar. Seluruh perubahan nilai wajar diakui pada penghasilan komprehensif lain.
Investment in sukuk classified as measured at fair value through other comprehensive income is initialiy recognized at acquisition cost. Subsequent to initial recognition, investment in sukuk measured at fair value through other comprehensive income is stated at fair value. All changes in fair value are recognized in other comprehensive income.
lnvestasi pada sukuk yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain disajikan pada laporan posisi keuangan sebagai bagian dari efekefek untuk tujuan investasi.
Investment in sukuk measured at fair value through other comprehensive income is presented in the statement of financial position as part of investment securities.
j. Tagihan dan utang akseptasi
j. Acceptance receivables and payables
Setelah pengakuan awal, tagihan dan utang akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, acceptance receivables and payables are measured at amortized cost using the effective interest method.
k. Kredit yang diberikan
k. Loans and advances
Setelah pengakuan awal kredit yang diberikan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial measurement, loans and advances are measured at amortized cost using the effective interest method.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans are stated at amortized cost in accordance with the proportion of risks borne by the Bank.
20
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
l. ldentifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan
l. Identification and measurement of impairment of financial assets
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti objektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
At each reporting date, the Bank assesses whether there is objective evidence that financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the assets, and that the loss event has an impact on the future cash flows on the assets that can be estimated reliably.
Bukti objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai meliputi wanprestasi atau tunggakan pembayaran oleh debitur, restrukturisasi aset keuangan oleh Bank dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, indikasi bahwa debitur akan dinyatakan pailit, hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau data yang dapat diobservasi lainnya yang terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset tersebut.
Objective evidence that financial assets are impaired includes default or delinquency by a borrower, restructuring of a financial asset by the Bank on terms that the Bank would not otherwise consider, indications that a borrower will enter bankruptcy, the disappearance of an active market for a security due to financial difficulties, or other observable data relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of borrowers or economic conditions that correlate with its defaults.
Bank menentukan bukti penurunan nilai atas aset keuangan secara individual dan kolektif. Evaluasi penurunan nilai secara individual dilakukan terhadap aset keuangan yang signifikan secara individual.
The Bank considers evidence of impairment for financial assets at both a specific and collective level. All individually significant financial assets are assessed for specific impairment.
Semua aset keuangan yang signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai secara individual dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilai yang sudah terjadi namun belum diidentifikasi. Aset keuangan yang tidak signifikan secara individual akan dievaluasi secara kolektif untuk menentukan penurunan nilainya dengan mengelompokkan aset keuangan tersebut berdasarkan karakteristik risiko yang serupa. Aset keuangan yang dievaluasi secara individual untuk penurunan nilai dan dimana kerugian penurunan nilai diakui, tidak lagi termasuk dalam penurunan nilai secara kolektif.
All individually significant financial assets which are not individually impaired are then collectively assessed for any impairment that has been incurred but not yet identified. Financial assets that are not individually significant are collectively assessed for impairment by grouping together such financial assets with similar risk characteristics. Financial assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is recognized are no longer included in the collective assessment of impairment.
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren probability of default dimasa lalu, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik yang digunakan masih memadai.
In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modelling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management's judgement as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modelling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
21
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) l.
3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
l. Identification and measurement of impairment of financial assets (Continued)
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut.
Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets' original effective interest rate.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralised financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralised financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Kerugian penurunan nilai yang terjadi diakui pada laba rugi dan dicatat pada akun cadangan kerugian atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laba rugi.
Impairment losses are recognized in profit or loss and reflected in an allowance account against financial assets carried at amortized cost. When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss previously recognized is reversed through profit or loss.
Kerugian penurunan nilai atas efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lain ke dalam laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Jumlah kerugian kumulatif yang direklasifikasi dari pendapatan komprehensif lain ke laba rugi, merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui dalam laba rugi. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.
Impairment losses on available-for-sale investment securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in other comprehensive income to profit or loss as a reclassification adjustment. The cumulative loss that is reclassified from other comprehensive income to profit or loss is the difference between the acquisition cost, net of any principal repayment and amortization, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in profit or loss. Changes in allowance for impairment losses attributable to time value are reflected as a component of interest income.
Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual yang mengalami penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laba rugi tahun berjalan.
If in a subsequent period, the fair value of an impaired available-for-sale debt instrument increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in the profit or loss, the impairment loss is reversed, with the amount of reversal recognized in profit or loss for the year.
Jika persyaratan kredit atau piutang dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
If the terms of a loan or receivable are renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of the terms.
22
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
m. Simpanan dari bank-bank lain dan nasabah bukan bank
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) m. .Deposits from other banks and non-bank customers
Setelah pengakuan awal, simpanan dari bank-bank lain dan nasabah bukan bank diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to intial recognition, deposits from other banks and non-bank customers are measured at amortized cost using the effective interest method.
n. Aset tetap
n. Fixed assets
Aset tetap diukur dengan menggunakan model biaya, yaitu awalnya diakui sebesar biaya perolehan, dan setelah pengakuan awal sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada.
Fixed assets are measured using the cost model, initially measured at cost and subsequently carried net of accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any.
Penyusutan dihitung sejak bulan aset yang bersangkutan digunakan, dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaatnya sebagai berikut:
Depreciation is calculated from the month the asset is placed into service, based on straight-line method over the estimated useful lives as follows:
Tahun/Years Instalasi Perabot dan peralatan kantor Kendaraan bermotor
5 - 10 2 - 10 5
Installations Office furnitures and equipments Motor vehicles
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laba rugi; sedangkan renovasi dan penambahan yang jumlahnya penting dan memperpanjang masa manfaat dikapitalisasi ke aset tetap yang bersangkutan. Nilai tercatat serta akumulasi penyusutan atas aset tetap yang tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan laba atau ruginya disajikan sebagai pendapatan atau beban operasional lainnya dalam laba rugi tahun berjalan.
Normal repair and maintenance expenses are charged to profit or loss; while renovation and betterments, which are significant and prolong the useful life of assets, are capitalized to the respective assets. The carrying amount and the related accumulated depreciation of premises and equipment which are not utilized anymore or sold, are removed from the related group of assets, and the gains or losses are recognized as other operating income or expense in the current year profit or loss.
Jika nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset tetap diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai aset dibebankan pada laba rugi tahun berjalan
If the carrying amount of fixed assets exceeds its recoverable amount, the carrying amount of fixed assets shall be reduced to its recoverable amount and the impairment losses are charged to the current year profit or loss.
o. Pajak penghasilan
o. Income taxes
Beban pajak penghasilan terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak penghasilan diakui pada laba rugi kecuali untuk item yang diakui secara langsung di pendapatan komprehensif lain.
Income tax expense comprises current and deferred tax. Income tax expense is recognized in profit or loss except to the extent that it relates to items recognized directly in other comprehensive income.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang atau pengembalian pajak yang dihitung atas laba atau rugi kena pajak untuk tahun yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan dan termasuk penyesuaian yang dibuat untuk penyisihan pajak tahun sebelumnya, baik untuk merekonsiliasi pajak penghasilan dengan pajak yang dilaporkan di surat pemberitahuan tahunan, atau untuk memperhitungkan perbedaan yang muncul dari pemeriksaan pajak.
Current tax is the expected tax payable or refundable on the taxable income or loss for the year using tax rates substantively enacted as of the reporting date, and includes true-up adjustments made to the previous years' tax provisions either to reconcile them with the income tax reported in annual tax returns, or to account for differences arising from tax assessments.
23
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
o. Pajak penghasilan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) o. Income taxes (Continued)
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan, dan nilai yang digunakan untuk tujuan perpajakan. Pajak tangguhan diukur dengan mengunakan tarif pajak yang diharapkan untuk diterapkan atas perbedaan temporer pada saat pembalikan, berdasarkan peraturan yang telah berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal pelaporan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak masa depan, seperti kompensasi rugi fiskal, apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Deferred tax is recognized in respect of temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities for financial reporting purposes and the amounts used for taxation purposes. Deferred tax is measured at the tax retes that are expected to be applied to temporary differences when they reverse, based on the laws that have been enacted or substantively enacted at the reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carry forwards, to the extent that realization of such benefits is probable.
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan/atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan atau banding itu diterima.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received, or if objection and/or appeal is applied, when the results of the objection or appeal are determined.
p. Liabilitas imbalan pasca-kerja
p. Post-employment benefits liability
Liabilitas imbalan manfaat pasti neto dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah liabilitas imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset program dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unitcredit.
The net defined benefit liability is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by fair value of any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method.
Mulai tanggal 1 Januari 2015, pengukuran kembali atas liabilitas imbalan manfaat pasti neto, yang terdiri atas keuntungan dan kerugian aktuarial, pendapatan atas aset program dana pensiun (tidak termasuk bunga) dan efek dari batas atas aset (jika ada, tidak termasuk bunga), diakui segera dalam pendapatan komprehensif lain. Bank menentukan (beban) pendapatan bunga-bersih dari (liabilitas) aset imbalan manfaat pasti neto atas periode tersebut dengan menggunakan suku bunga diskonto yang digunakan untuk mengukur kewajiban imbalan manfaat pasti pada awal periode tahunan menjadi (liabilitas) aset imbalan manfaat pasti neto, dengan memperhitungkan perubahan atas (liabilitas) aset imbalan manfaat pasti neto selama periode tersebut sebagai hasil dari kontribusi dan pembayaran manfaat. Beban bunga-bersih dan beban lainnya yang terkait dengan imbalan kerja manfaat pasti diakui dalam beban personalia dalam laba rugi.
Starting 1 January 2015, remeasurements of the net defined benefit liability, which comprise actuarial gains and losses, the return on plan assets (excluding interest) and the effect of the asset ceiling (if any, excluding interest), are recognized immediately in other comprehensive income. The Bank determines the net interest (expense) income on the net defined benefit (liability) asset for the period by applying the discount rate used to measure the defined benefit obligation at the beginning of the annual period to the net defined benefit (liability) asset, taking into account any changes in the net defined benefit (liability) asset during the period as a result of contributions and benefit payments. Net interest expense and other expenses related to defined benefit plans are recognized in personnel expenses in profit or loss.
Ketika manfaat atas program berubah atau ketika terjadi kurtailmen program, dampak perubahan atas manfaat sehubungan dengan jasa lalu atau keuntungan atau kerugian atas kurtailmen diakui segera dalam laba rugi. Bank mengakui keuntungan atau kerugian atas penyelesaian program imbalan pasti ketika terjadinya penyelesaian.
When the benefits of a plan are changed or when a plan is curtailed, the resulting change in benefit that relates to past service or the gain or loss on curtailment is recognized immediately in profit or loss. The Bank recognizes gains and losses on the settlement of a defined benefit plan when the settlement occurs.
24
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
3.
p. Liabilitas imbalan pasca-kerja (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) p. Post-employment benefits liability (Continued)
Sebelum tanggal 1 Januari 2015, ketika manfaat atas program berubah, porsi perubahan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi dengan metode garis lurus selama rata rata masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Porsi imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban pada laba rugi.
Prior to 1 January 2015, when the benefits of a plan are changed, the portion of the increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to profit or loss on a straight-line basis over the estimated average remaining vesting period. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in profit or loss.
Ketika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai kini liabilitas imbalan pasti, keuntungan atau kerugian tersebut diakui pada laba rugi dengan metode garis lurus selama estimasi rata-rata sisa masa kerja karyawan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuarial tidak diakui.
When the cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting year exceed 10% of the present value of the defined benefits obligation, such gains or losses are recognized in profit or loss on a straight-line basis over the estimated average remaining vesting period. Otherwise, the acturial gains or losses are not recognized.
q. Pendapatan dan beban bunga
q. Interest income and expenses
Pendapatan dan beban bunga diakui pada laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Interest income and expenses are recognized in profit or loss using the effective interest method.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan pada laba rugi tahun berjalan meliputi:
Interest income and expenses presented in the current year profit or loss include:
•
Bunga atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif;
•
Interest on financial assets and liabilities at amortized cost calculated using the effective interest rate method;
•
Bunga atas efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual dihitung menggunakan metode suku bunga efektif.
•
Interest on available-for-sale investment securities calculated using the effective interest rate method.
Pendapatan bunga dari semua aset keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan dipandang bersifat insidentil terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga.
Interest income on financial assets held for trading are considered to be incidental to the Bank's trading operations and are presented as part of interest income.
Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai.
Interest on impaired financial assets continues to be recognized using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment losses.
r. Provisi dan komisi
r. Fees and commissions
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang signifikan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif aset keuangan atau liabilitas keuangan dimasukkan dalam pengukuran suku bunga efektif.
Significant fees and commissions income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or financial liability are included in the measurement of the effective interest rate.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasuk provisi yang terkait kegiatan ekspor/impor, provisi atas manajemen kas dan provisi atas jasa diakui pada saat jasa diberikan. Atas komitmen kredit yang tidak diharapkan adanya penarikan kredit, provisi dari komitmen kredit tersebut diakui berdasarkan metode garis lurus selama jangka waktu komitmen kredit.
Other fees and commissions income, including export/import related fees, cash management fees and service fees are recognized as the related services are rendered. When a loan commitment is not expected to result in the draw-down of a loan, loan commitment fees are recognized on a straightline basis over the loan commitment period.
Beban provisi dan komisi lainnya yang terutama terkait dengan provisi transaksi antar bank diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.
Other fees and commission expenses related mainly to inter-bank transaction fees are expensed as the services are received.
25
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) s.
3.
Pendapatan bersih transaksi perdagangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) s.
Pendapatan bersih transaksi perdagangan terdiri dari keuntungan atau kerugian bersih terkait dengan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan, termasuk seluruh perubahan nilai wajar yang direalisasi maupun yang belum direalisasi. t.
4.
Net trading income comprises net gains or losses related to financial assets and liabilities held for trading, and includes all realized and unrealized fair value changes.
Program loyalitas pelanggan
t.
Customer loyalty program
Bank secara berkala mengkaji kecukupan provisi yang dibentuk atas program loyalitas pelanggan (disajikan sebagai bagian beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya).
The Bank regularly reviews the adequacy of provision on customer loyalty programs (presented as part of accrued expenses and other liabilities).
Provisi ini diakui bila Bank memiliki kewajiban untuk memberikan penghargaan kredit (disebut sebagai ‘poin’) dalam bentuk barang atau jasa secara gratis atau dengan potongan harga kepada nasabah di masa depan. Bank mengidentifikasikan komponen poin penghargaan secara terpisah pada saat transaksi penjualan terjadi. Bank mengalokasikan sejumlah tertentu atas imbalan yang diterima dari nasabah untuk provisi poin penghargaan dengan mengacu pada nilai wajarnya, dan juga menangguhkan pengakuan porsi pendapatan terkait.
This provision is recognized when the Bank has an obligation to grant award credits (called as ‘point’) in the form of free or discounted goods and services to customers in the future. The Bank separately identifies the point reward components when sales transactions occurred. The Bank allocates a certain portion of fees received from customers as provision for point rewards by reference to their fair value, and defers the respective income portion as well.
Bank mengakui beban maupun pendapatan secara penuh hanya jika Bank telah menyelesaikan kewajibannya atas poin penghargaan.
The Bank fully recognizes both income and expense only when the Bank has completed its obligation on the point rewards.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Bank memiliki eksposur terhadap risiko-risiko instrumen keuangan sebagai berikut: • • • •
Net trading income
4. atas
FINANCIAL RISK MANAGEMENT The Bank has exposures to the following risks from financial instruments:
Risiko kredit Risiko pasar Risiko likuiditas Risiko operasional
• • • •
Credit risk Market risk Liquidity risk Operational risk
Catatan di bawah ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan dan kebijakan yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.
The following note presents information about the Bank’s exposure to each of the above risks, the Bank’s objectives and policies for measuring and managing those risks.
a.
a. Risk management framework
Kerangka manajemen risiko Para Pejabat Eksekutif (Executive Officer) Bank di bawah koordinasi Citi Country Officer memiliki tanggung jawab penuh atas penetapan dan pengawasan kerangka manajemen risiko Bank.
The Bank’s Executive Officers under the coordination of Citi Country Officer have the overall responsibility for the establishment and oversight of the Bank’s risk management framework.
26
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) a.
b.
4.
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) a.
Risk management framework (Continued)
Fungsi manajemen risiko Bank dijalankan oleh Assets and Liabilities Committee (ALCO), Komite Kredit, dan Komite Risiko Operasional, yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Bank atas areanya masing-masing.
The Bank’s risk management functions were performed by the Assets and Liabilities Committee (ALCO), Credit Committee, and Operational Risk Committees, which are responsible for developing and monitoring the Bank’s risk management policies in their specified areas.
Semua komite tersebut mempunyai jalur pelaporan formal dan melaporkan aktivitas mereka secara berkala kepada Pejabat-Pejabat Eksekutif (Executive Officers) Bank yang bertanggung jawab.
All committees have formal reporting lines and report their activities regularly to the responsible Bank’s Executive Officers.
Kebijakan manajemen risiko Bank dibentuk untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang dihadapi Bank, untuk menentukan batasan dan pengendalian risiko yang sesuai dan untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan.
The Bank’s risk management policies are established to identify and analyze the risks faced by the Bank, to set appropriate risk limits and controls, and to monitor risks and adherence to limits.
Kebijakan dan prosedur manajemen risiko dikaji secara berkala untuk mencerminkan perubahan pada kondisi pasar, produk dan jasa yang ditawarkan. Bank melalui berbagai pelatihan serta standar dan prosedur pengelolaan, berusaha untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang terpadu dan konstruktif, dimana seluruh karyawan memahami peran dan tanggung jawab mereka.
Risk management policies and procedures are reviewed regularly to reflect changes in market conditions, products and services offered. The Bank, through its various trainings and management standards and procedures, aims to develop a disciplined and constructive control environment, in which all employees understand their roles and obligations.
Manajemen risiko kredit
b. Credit risk management
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang disebabkan pihak lawan gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Untuk memastikan bahwa penurunan kualitas kredit dapat diketahui dengan cepat, portofolio kredit dimonitor secara aktif melalui review tahunan bagi seluruh obligor individu dan pelaksanaan review portofolio untuk obligor dengan jumlah fasilitas yang signifikan; dan risiko tersebut akan dimitigasi melalui pelaksanaan strategi-strategi perbaikan.
Credit risk is the risk of financial loss arising from counterparties not being able to fulfill their contractual obligations. To ensure credit deterioration is quickly detected, credit portfolios are actively monitored through the annual review of all individual obligors and portfolio review for obligors with significant amount of facilities approved; and will be mitigated through the implementation of remediation strategies.
Komite Kredit mempunyai tanggung jawab tertinggi atas pengawasan risiko kredit. Bank mematuhi Panduan Kebijakan Manajemen Risiko, meliputi halhal sebagai berikut:
Credit Committee has the ultimate responsibility for the oversight of credit risk. The Bank adheres to the Risk Management Policy, which covers the following areas:
- Menetapkan struktur otorisasi untuk persetujuan dan perpanjangan fasilitas kredit, kebijakan penilaian peringkat risiko (risk rating) debitur, kebijakan penyelamatan kredit, dokumentasi dan prosedur-prosedur hukum. Kepatuhan terhadap peraturan-peraturan dan perundang-undangan lokal diatur secara terpisah di dalam “Indonesian Local Credit Policy”. Persetujuan atas batasanbatasan otorisasi diberikan kepada Credit Officer unit Bisnis bersama-sama dengan Risk Credit Officer dan Senior Credit Officer.
- Establishing the authorization structure for approval and renewal of credit facilities, debtor’s risk rating policies, remedial management policies, credit assessment, risk reporting, documentation and legal procedures. Compliance with local regulatory and statutory requirements are separately documented in the “Indonesian Local Credit Policy”. Approval of authorization limits are assigned to Business Credit Officers in conjunction with Risk Credit Officers and Senior Credit Officers.
27
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b.
4.
Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit risk management (Continued)
- Mengkaji ulang dan menilai risiko kredit. Analis Kredit Bank menilai semua eksposur kredit sebelum fasilitas-fasilitas kredit disetujui oleh Pejabat Kredit (Credit Officer) yang bersangkutan. Pembaharuan dan pengkajian ulang atas fasilitas-fasilitas kredit harus melalui proses pengkajian ulang yang sama.
- Reviewing and assessing credit risk. The Bank’s Credit Analysts assesses all credit exposures prior to credit facilities being approved by the respective Credit Officers. Renewal and review of credit facilities are subject to the same review process.
- Membatasi konsentrasi eksposur kredit dari pihak-pihak lawan, letak geografis dan industri untuk kredit yang diberikan; dan berdasarkan penerbit, peringkat kredit (credit rating), likuiditas pasar dan negara (untuk efek-efek untuk tujuan investasi).
- Limiting concentrations of credit exposure from counterparties, geographic locations and industries for loans and advances; and by issuer, credit rating, market liquidity and country (for investment securities).
- Mengembangkan dan memelihara peringkat risiko (risk rating) Bank untuk mengkategorikan eksposur berdasarkan tingkat kerugian keuangan yang dihadapi dan untuk memfokuskan pemantauan atas risiko-risiko yang dihadapi. Sistem pemeringkat risiko (risk rating system) digunakan dalam membedakan risiko kredit nasabah individu. Susunan peringkat risiko saat ini terdiri dari sepuluh tingkat (grade) yang mencerminkan tingkat yang berbeda-beda atas probability of default dan adanya agunan yang dijaminkan atau mitigasi risiko kredit lainnya. Tanggung jawab untuk menetapkan peringkat risiko (risk rating) dimiliki oleh Komite Kredit yang melakukan persetujuan terakhir sebagaimana ditentukan oleh kebijakan kredit global. Penilaian peringkat risiko (risk rating) akan dikaji pada saat review persetujuan kredit tahunan, atau saat review interim untuk permintaan perubahan yang material.
- Developing and maintaining the Bank’s risk ratings in order to categorize exposures according to the degree of exposed risk of financial losses and to focus on the management of risks being faced. The risk rating system is used to determine differentiation of individual customer’s credit risk. The current risk rating framework consists of ten grades reflecting varying degrees of probability of default and the availability of collateral or other credit risk mitigation. The responsibility for setting risk ratings lies with the final approving Credit Committee as determined by the global credit policy. Risk ratings are reviewed during the annual credit approval reviews, or interim reviews for material change requests.
- Manajemen risiko kredit ritel menggunakan skor kredit untuk menilai risiko kredit calon nasabah perorangan. Skor Aplikasi (Application Score) mengukur besarnya tingkat utang calon nasabah perorangan dan probabilitas gagal bayar calon nasabah pada saat aplikasi. Skor Perilaku (Behavior Score) memprediksi kemungkinan gagal bayar dari individu yang telah menjadi nasabah bank melalui evaluasi perilaku kredit sekarang dan perilaku historis. Kinerja skor kredit secara rutin dan berkala dikaji dan divalidasi ulang melalui proses pengawasan yang ketat dan rinci.
- Consumer credit risk management uses credit score to assess individual customer’s credit risk. Application Score measures individual customer’s indebtedness and probability of default at the time of application. Behavior Score predicts likelihood of default from the bank’s existing customer by evaluation of current and historical credit behaviors. Performance of credit score is regularly reviewed and revalidated through rigorous and detail monitoring.
28
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
b. Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit risk management (Continued)
- Manajemen penyelamatan kredit (remedial management) mengatur kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur klasifikasi kredit untuk menangani nasabah-nasabah dimana kredit bermasalah telah diidentifikasi. Kebijakankebijakan dan prosedur-prosedur tersebut mencakup kebijakan cadangan kerugian penurunan nilai yang mungkin diperlukan atas ekposur kredit yang bermasalah.
- Remedial management regulates credit classification policies and procedures and focus on customers which credit issues have been identified. The policies and procedures include impairment provision policies that may be required against specific adversely classified credit exposures.
- Menelaah kepatuhan unit-unit bisnis terhadap batasan-batasan eksposur yang disetujui, termasuk ekposur-ekposur atas industri-industri tertentu, risiko negara, dan tipe-tipe produk. Laporan berkala atas kualitas kredit dari masingmasing portofolio tersebut dan tindakan perbaikan yang tepat yang akan dilakukan disediakan kepada Country Risk Manager.
- Reviewing compliance of business units with agreed exposure limits, including those for selected industries, country risk and product types. Regular reports on the credit quality of respective portfolio and appropriate corrective action to be taken are provided to the Country Risk Manager.
- Memberikan masukan, panduan dan keahlian spesialis kepada unit-unit bisnis untuk meningkatkan praktik yang terbaik di Bank dalam melaksanakan manajemen risiko kredit.
- Providing advice, guidance and specialist skills to business units to promote best practices throughout the Bank in implementing credit risk management.
Audit secara berkala terhadap unit bisnis dan proses manajemen risiko kredit dilakukan oleh Audit Internal.
Regular audits of business units and credit risk management processes are undertaken by Internal Audit.
Untuk tujuan manajemen risiko, risiko kredit yang timbul dari instrumen dengan tujuan untuk diperdagangkan (efek-efek dan derivatif dalam kategori untuk diperdagangkan) dikelola secara independen. Risiko atas perubahan nilai aset-aset yang diperdagangkan yang disebabkan karena perubahan credit spreads atas instrumen utang dan derivatif yang termasuk dalam aset-aset yang diperdagangkan dikelola sebagai bagian dari risiko pasar.
For risk management purposes, credit risk arising on trading instruments (trading securities and derivative held for trading) is managed independently. Risk in respect of changes in value of trading assets arising from changes in credit spreads applied to debt securities and derivatives included in trading assets is managed as a component of market risk.
Risiko gagal bayar dari pihak lawan untuk instrumen yang diperdagangkan dipantau secara berkesinambungan. Dalam pemantauan eksposur risiko kredit, pertimbangan diberikan untuk instrumen yang diperdagangkan dengan nilai wajar yang positif dan tingkat kerentanan terhadap nilai wajar atas instrumen yang diperdagangkan tersebut.
The risk that counterparties to trading instruments might default on their obligations is monitored on an ongoing basis. In monitoring credit risk exposure, consideration is given to trading instruments with a positive fair value and to the volatility of the fair value of trading instruments.
Untuk menjaga tingkat risiko kredit, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak lawan yang memiliki reputasi kredit yang baik, melakukan perjanjian induk untuk menyelesaikan secara neto bila memungkinkan, dan jika sesuai, mendapatkan jaminan.
To manage the level of credit risk, the Bank deals with counterparties with good credit standing, enters into master netting agreements whenever possible, and when appropriate, holds collateral.
29
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
b. Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b.
Credit risk management (Continued) i.
i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
Maximum exposure to credit risk
Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk bank garansi dan letters of credit yang tidak dapat dibatalkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah jumlah maksimum yang harus dibayar oleh Bank dalam hal timbul kewajiban atas bank garansi dan letters of credit yang tidak dapat dibatalkan. Untuk komitmen atas kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah yang belum ditarik dari jumlah fasilitas kredit yang telah diberikan (committed) kepada nasabah.
For financial assets recognized in the statement of financial position, the maximum exposure to credit risk equals their carrying amount. For bank guarantees and irrevocable letters of credit issued, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank would have to pay if the obligations of the bank guarantees and irrevocable letters of credit issued are called upon. For credit commitments, the maximum exposure to credit risk is the full amount of the undrawn committed credit facilities granted to customers.
Tabel di bawah ini menyajikan eksposur maksimum terhadap risiko kredit Bank atas instrumen keuangan pada posisi keuangan dan rekening administratif, tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya.
The following table presents the Bank’s maximum exposure to credit risk of financial instruments in the financial position and offbalance sheet accounts, without taking into account any collateral held or other credit enhancement.
2015
2014
Posisi keuangan: Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain Rekening administratif: Bank garansi yang diterbitkan Fasilitas kredit bersifat commited yang belum digunakan Fasilitas letter of credit yang tidak dapat dibatalkan Jumlah
5,107,482 1,046,141
4,461,250 469,020
13,379,848 3,612,341
4,962,949 2,354,393
218,994 38,494,618 9,979,916 414,034
747,446 300,411 38,188,361 10,015,464 1,321,970
3,998,365
5,416,638
24,649,888
22,012,879
765,357 101,666,984
296,073 90,546,854
30
Financial position: Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Securities purchased under resale agreements Acceptance receivables Loans and advances Investment securities Other assets Off-balance sheet accounts: Bank guarantees issued Unused committed loan facilities Irrevocable letters of credit facilities Total
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
b.
ii. Analisis risiko konsentrasi kredit
Credit risk management (Continued) ii.
Concentration of credit risk analysis
Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah nasabah bergerak dalam kegiatan usaha yang sejenis atau menjalankan kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik yang sejenis yang dapat menyebabkan kemampuan mereka untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya dipengaruhi secara serupa oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya.
Concentration of credit risk arises when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Tabel di bawah ini menyajikan konsentrasi risiko kredit berdasarkan jenis pihak lawan (counterparty) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
The following table presents concentration of credit risk by type of counterparty as of 31 December 2015 and 2014:
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit Jumlah Persentase (%)
2015
Korporasi/ Corporates
Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Bank-bank/ Banks
Ritel/Retail
Jumlah/Total
-
5,107,482
-
-
5,107,482
-
-
1,046,141
-
1,046,141
-
9,157,296
4,222,552
-
13,379,848
147,183
3,144,202
320,956
-
3,612,341
218,994 26,074,679
65
1,053,523
11,366,351
218,994 38,494,618
251,264
9,979,916 151,086
11,684
-
9,979,916 414,034
6,485,842 33,177,962
712 27,540,759
284,897 6,939,753
22,642,159 34,008,510
29,413,610 101,666,984
Investment securities Other assets Commitments and contingencies with credit risk Total
32.63
27.09
6.83
33.45
100
Percentage (%)
31
Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Acceptance receivables Loans and advances
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b.
4.
Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b.
ii. Concentration of credit risk analysis (Continued)
ii.. Analisis risiko konsentrasi kredit (Lanjutan)
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit Jumlah Persentase (%)
Credit risk management (Continued)
2014
Korporasi/ Corporates
Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Bank-bank/ Banks
Ritel/Retail
Jumlah/Total
-
4,461,250
-
-
4,461,250
-
-
469,020
-
469,020
-
3,427,205
1,535,744
-
4,962,949
168,680
1,819,880
365,833
-
2,354,393
-
747,446
-
-
747,446
300,411 27,083,572
77
1,305,383
9,799,329
300,411 38,188,361
901,019
10,015,464 78,780
342,171
-
10,015,464 1,321,970
8,955,066 37,408,748
4,416 20,554,518
253,648 4,271,799
18,512,460 28,311,789
27,725,590 90,546,854
Investment securities Other assets Commitments and contingencies with credit risk Total
41.31
22.70
4.72
31.27
100
Percentage (%)
Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Securities purchased under resale agreements Acceptance receivables Loans and advances
Seluruh efek-efek untuk tujuan diperdagangkan diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia, dan Pemerintah Amerika Serikat. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, sovereign rating Republik Indonesia adalah BBB-/outlook stabil, sesuai dengan yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch. Peringkat Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia mengikuti sovereign rating Republik Indonesia. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, sovereign rating untuk Pemerintah Amerika Serikat adalah AAA-/outlook stabil, sesuai dengan yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch.
All trading securities were issued by the Government of Republic of Indonesia, Bank Indonesia, and the Government of the United States of America. As of 31 December 2015 and 2014, sovereign rating of the Republic of Indonesia was BBB-/stable outlook, as assigned by international rating agency, Fitch. The rating for the Government of Indonesia and Bank Indonesia follows the sovereign rating of the Republic of Indonesia. As of 31 December 2015 and 2014, sovereign rating of the Government of the United States of America was AAA-/stable outlook, as assigned by international rating agency, Fitch.
Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit dan sektor ekonomi diungkapkan pada Catatan 11.
The concentration of loans and advances by type of loan and economic sector is disclosed in Note 11.
32
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b.
4.
Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b.
Credit risk management (Continued) iii. Credit risk analysis
iii.. Analisis risiko kredit Dalam mengelola risiko kredit, Bank menggunakan indikator dalam bentuk peringkat kredit internal (internal credit rating) dan hari keterlambatan pembayaran (days past due) untuk beberapa jenis aset keuangan. Tabel di bawah ini menyajikan aset keuangan tersebut di atas yang diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori sebagai berikut:
In managing the credit risk, the Bank uses indicators in the form of internal credit ratings and days past due for several types of financial assets. The following table presents the above mentioned financial assets classified into the categories as follows:
2015 Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual:
-
Peringkat kredit 8 - 10: nonperforming Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
Kredit yang diberikan/ Loans and advances
581,377) (551,385
-
(551,385) 29,992)
Kredit korporasi dan komersial Aset keuangan yang lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai: Peringkat kredit 1 - 7: performing Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
-
54,064)
-
(77) 53,987)
219,508
27,048,306)
(514) 218,994
(80,950) 26,967,356)
Kredit konsumen (termasuk kartu kredit) Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo sampai dengan 29 hari Telah jatuh tempo 30 - 59 hari Telah jatuh tempo 60 - 89 hari Telah jatuh tempo 90 - 179 hari Telah jatuh tempo diatas 180 hari Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
Credit rating 8 - 10: nonperforming Less: allowance for impairment losses Financial assets which the impairment is collectively assessed:
Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara kolektif:
Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: Peringkat kredit 1- 7: performing Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
Individually impaired financial assets:
-
10,672,373) 750,203) 136,546) 94,496) 174,596) 23,361)
-
(408,292) 11,443,283)
218,994
38,494,618)
33
Corporate and commercial loans Past due but not impaired financial assets: Credit rating 1 - 7: performing Less: allowance for impairment losses Neither past due nor impaired financial assets: Credit rating 1 - 7: performing Less: allowance for impairment losses
Consumer loans (including credit card loans) Not past due Past due up to 29 days Past due 30 - 59 days Past due 60 - 89 days Past due 90 - 179 days Past due more than 180 days Less: allowance for impairment losses Total
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b.
4.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
b.
Credit risk management (Continued) iii. Credit risk analysis (Continued)
iii.. Analisis risiko kredit (Lanjutan) 2014 Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables
Kredit yang diberikan/ Loans and advances
Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual:
Individually impaired financial assets:
Peringkat kredit 8 - 10: non-performing Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
-) -) -)
46,785) Credit rating 8 - 10: non-performing Less: allowance for impairment losses
(46,785) -)
Financial assets which the impairment is collectively assessed:
Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara kolektif: Kredit korporasi dan komersial Aset keuangan yang lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai: Peringkat kredit 1 - 7: performing Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai: Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: Peringkat kredit 1- 7: performing Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
Kredit konsumen (termasuk kartu kredit) Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo sampai dengan 29 hari Telah jatuh tempo 30 - 59 hari Telah jatuh tempo 60 - 89 hari Telah jatuh tempo 90 - 179 hari Telah jatuh tempo diatas 180 hari Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
-)
54,927)
-) -)
(17) 54,910)
301,464)
28,283,526)
(1,053) 300,411)
(68,130) 28,215,396)
-) -) -) -) -) -)
9,131,236) 775,184) 114,380) 68,934) 119,985) 23,673)
-) -) 300,411)
(315,337) 9,918,055) 38,188,361)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank juga memiliki tagihan lainnya kepada pihak lawan (disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain) yang mengalami penurunan nilai secara individual dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp 108.588 dan Rp 98.788 dan cadangan kerugian penurunan sebesar nilai terkait masing-masing Rp 108.588 dan Rp 98.788.
Corporate and commercial loans Past due but not impaired financial assets: Credit rating 1 - 7: performing Less: allowance for impairment losses Neither past due nor impaired financial assets: Credit rating 1 - 7: performing Less: allowance for impairment losses Consumer loans (including credit card loans) Not past due Past due up to 29 days Past due 30 - 59 days Past due 60 - 89 days Past due 90 - 179 days Past due more than 180 days Less: allowance for impairment losses Total
As of 31 December 2015 and 2014, the Bank also had other receivables to counterparties (presented as part of other assets) which were individually impaired with nominal value of Rp 108,588 and Rp 98,788 and the corresponding allowance for impairment losses of Rp 108,588 and Rp 98,788, respectively.
34
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b.
4.
Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b.
Credit risk management (Continued) iii. Credit risk analysis (Continued)
iii.. Analisis risiko kredit (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, giro pada Bank Indonesia, giro pada bankbank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, aset keuangan untuk diperdagangkan, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, dan efek-efek untuk tujuan investasi termasuk dalam kategori “belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai”.
As of 31 December 2015 and 2014, demand deposits with Bank Indonesia, demand deposits with other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, financial assets held for trading, securities purchased under resale agreements, and investment securities were included in the category of “neither past due nor impaired”.
Obligor Risk Rating (ORR) mencerminkan probabilitas wanprestasi debitur yang berasal dari penggunaan model statistik yang telah disetujui (divalidasikan secara berkala), penilaian agensi eksternal (diatur untuk kondisi tertentu), atau metodologi skoring yang telah disetujui.
Obligor Risk Rating (“ORR”) reflects the estimated probability of default for an obilgor, and is derived primarily though the use of approved statistical models (validated periodically), external rating agencies (under defined circumstances), or approved scoring methodologies.
Facility Risk Rating (FRR) menggambarkan peringkat kredit dari fasilitas kredit dengan mempertimbangkan keberadaan agunan atau dukungan. FRR ditelaah paling sedikit setahun sekali dan perubahannya diimplementasikan dengan segera.
Facility Risk Rating (“FRR”) represents the credit rating of the facility taking into account the existence of collateral or support. FRR is reviewed at the minimum annually and any amendments are implemented promptly.
FRR dimulai dari 1 sampai dengan 10. Peringkat fasilitas yang lebih rendah mengindikasikan kemungkinan kerugian yang lebih rendah. FRR 1 sampai dengan 7 diterapkan untuk fasilitas yang performing.
The FRR ranges from 1 to 10. The lower facility rating indicates a lower likelihood of loss. FRR 1 to 7 are assigned to performing facilities.
Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai
Individually impaired financial assets
FRR 8 sampai dengan 10 diterapkan kepada fasilitas yang bermasalah atau yang mengalami gagal bayar atau penurunan nilai, dimana Bank tidak mengharapkan untuk mendapatkan pengembalian atas seluruh pokok dan bunga yang jatuh tempo sesuai dengan persyaratan perjanjian kredit.
FRR 8 to 10 are assigned to nonperforming, defaulted, impaired facilities, of which the Bank does not expect to collect all principal and interest due according to the contractual terms of the loan agreements.
Aset keuangan yang lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
Past due but not impaired financial assets
Aset keuangan yang lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai adalah aset keuangan yang pembayaran bunga dan pokok berdasarkan kontraktual telah lewat jatuh tempo, namun Bank berkeyakinan tidak terdapat penurunan nilai atas kelayakan kredit dari nasabah.
Past due but not impaired financial assets are those, which their contractual interest or principal payments are past due, but the Bank believes that there is no impairment yet on the basis of the value of credit worthiness of customers.
35
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b.
4.
Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b.
iv. Agunan
Credit risk management (Continued) iv. Collateral
Agunan digunakan untuk memitigasi risiko kredit sebagai sumber kedua pembayaran kembali apabila nasabah tidak dapat memenuhi kewajiban kontraktualnya.
Collateral is used to mitigate credit risk, as the secondary source of repayment in case the counterparty cannot meet its contractual repayment obligations.
Bank memegang jaminan atas kredit yang diberikan dalam bentuk agunan tunai, hak hipotik atas properti, tanah dan bangunan, kendaraan bermotor, dan obligasi pemerintah. Jaminan umumnya tidak diperlukan untuk penempatan pada bank-bank lain (kecuali ketika surat berharga dipegang sebagai bagian dari efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali), efek-efek untuk tujuan diperdagangkan, dan efek-efek untuk tujuan investasi.
The Bank holds collateral against loans and advances in the form of cash collateral, mortgage interests over property, land and buildings, motor vehicles and government bonds. Collateral generally is not held over placements with other banks (except when securities are held as part of securities purchased under resale agreements), trading securities, and investment securities.
Agunan non-fisik, seperti jaminan perusahaan, jaminan pribadi dan standby letters of credit (SBLC), juga dimiliki Bank untuk eksposur kredit korporasi.
Non-tangible collaterals, such as corporate and personal guarantees and standby letters of credit (SBLC), may also be held against corporate credit exposures.
Untuk jenis eksposur tertentu seperti letters of credit dan garansi, Bank dapat memperoleh agunan tergantung pada penilaian internal risiko kredit untuk eksposur tersebut. Dalam hal terjadi gagal bayar, Bank dapat memiliki hak hukum atas agunan tersebut.
For certain types of exposures such as letters of credit and guarantees, the Bank may obtain collateral depending on its internal credit risk assessments. In the case of a default, the Bank may hold the legal title on the collateral itself.
Persyaratan agunan bukanlah merupakan pengganti faktor kemampuan debitur dalam hal pembayaran kembali kredit, di mana hal ini menjadi pertimbangan utama dalam setiap keputusan pemberian kredit. Dalam menentukan dampak keuangan agunan terhadap kredit yang belum jatuh tempo dan belum mengalami penurunan nilai, Bank menilai signifikansi agunan terkait dengan jenis pembiayaan yang diberikan.
The requirement for collaterals is not a substitute for the debtor’s ability in loan repayment factor, which is the primary consideration for any lending decisions. In determining the financial effect of collateral held against loans which are neither past due nor impaired, the Bank assessed the significance of the collateral held in relation to the type of lending.
Jaminan penuh atau sebagian bergantung dari nilai wajar agunan tersebut, baik berdasarkan penilaian pada saat kredit diberikan atau penilaian terakhir, apakah sama atau lebih besar dari jumlah kredit/jumlah kredit pada saat awal pemberian kredit.
The designation of either fully or partially secured depends on whether the fair value of the collateral, either based on the appraised value at the time of loans disbursement or latest appraisal, is equal to or greater than the outstanding loan/loan at the time of origination.
Tabel di bawah ini memperlihatkan kredit yang diberikan yang dijamin dengan agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang untuk penyisihan aset produktif sesuai dengan peraturan Bank Indonesia.
The table below sets out loans and advances with collaterals which are eligible for deduction in determining provision for productive assets in accordance with regulation of Bank Indonesia.
Kredit yang diberikan dengan agunan/ Loans and advances with collateral 2015 2014 Kredit yang diberikan - Modal kerja - Konsumen - Pinjaman karyawan Jumlah
1,576,015
1,746,915
105,982
99,730
373,132 2,055,129
370,778 2,217,423
Jenis agunan/ Type of collateral Deposito berjangka dan SBLC/ Time deposit and SBLC Deposito berjangka dan efek-efek/Time deposit and securities Tanah dan bangunan, dan kendaraan bermotor/ Land and buildings, and motor vehicles
36
Loans and advances Working capital Consumer Employee loans Total
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
b. Manajemen risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b.
iv. Agunan (Lanjutan)
Credit risk management (Continued) iv. Collateral (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank tidak memiliki agunan yang diambil alih. c.
As of 31 December 2015 and 2014, the Bank did not have any foreclosed assets.
Manajemen risiko pasar
c.
Market risk management
Risiko pasar adalah risiko dimana perubahan harga pasar, seperti perubahan tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang dan tingkat risiko kredit (tidak termasuk perubahan atas pemilik liabilitas) akan mempengaruhi pendapatan atau nilai instrumen keuangan yang dimiliki oleh Bank.
Market risk is the risk that changes in market prices, such as interest rates, foreign exchange rates and credit spreads (not relating to changes in the obligor’s credit standing) will affect the Bank’s income or the value of its holdings of financial instruments.
Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk mengatur dan mengontrol eksposur risiko pasar dengan parameter-parameter yang dapat diterima, dan pada saat yang bersamaan mengoptimalkan tingkat pengembalian risiko.
The objective of market risk management is to manage and control market risk exposures within acceptable parameters, while optimizing the return on risk.
Manajemen risiko pasar didukung oleh sebuah batasan yang komprehensif dan kerangka kebijakan untuk memantau jumlah risiko yang dapat diterima oleh Bank. Batasan risiko pasar dialokasikan ke berbagai level dan dilaporkan serta dimonitor oleh Unit Kerja Risiko Pasar setiap hari. Detil kerangka batasan dialokasikan ke batasan individual untuk mengatur dan memantau jenis-jenis aset (contoh: tingkat suku bunga, ekuitas), faktor-faktor risiko (contoh: tingkat suku bunga, volatilitas) dan batasan pada laba rugi (untuk mengawasi dan mengatur kinerja portofolio untuk tujuan diperdagangkan).
The management of market risk is supported by a comprehensive limit and policy framework to control the amount of risk that the Bank will accept. Market risk limits are allocated at various levels and are reported and monitored by the Market Risk Unit on a daily basis. The detailed limit framework allocates individual limits to manage and control asset classes (e.g. interest rates, equities), risk factors (e.g. interest rates, volatilities) and profit or loss limits (to monitor and manage the performance of the trading portfolios).
Kewenangan secara keseluruhan atas risiko pasar ditetapkan di dalam ALCO. Unit Kerja Risiko Pasar bertanggung jawab atas pengembangan kebijakan manajemen risiko secara detil (untuk diperiksa dan disetujui oleh ALCO) dan pemeriksaan sehari-hari atas pelaksanaannya.
Overall authority for market risk is vested in ALCO. The Market Risk Unit is responsible for the development of detailed risk management policies (subject to review and approval by ALCO) and for the day-to-day review of their implementation.
Secara garis besar, risiko pasar dibagi menjadi:
In overall, market risk is divided into:
i.
i.
Risiko mata uang Bank memiliki eksposur risiko mata uang melalui transaksi dalam valuta asing. Bank memonitor konsentrasi risiko yang terkait dengan setiap mata uang individual sehubungan dengan penjabaran atas transaksi serta aset dan liabilitas moneter dalam valuta asing ke Rupiah.
Currency risk The Bank is exposed to currency risk through transactions in foreign currencies. The Bank monitors any concentration of risk in relation to any individual currency in regard to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah.
37
4.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) c.
4.
Manajemen risiko pasar (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) c. Market risk management (Continued)
i. Risiko mata uang (Lanjutan)
i.
Currency risk (Continued)
Posisi devisa neto (“PDN”) Bank dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bank-bank diwajibkan untuk memelihara PDN secara keseluruhan setinggitingginya 20% dari jumlah modal.
The Bank’s net foreign exchange position (“NOP”) was calculated based on the prevailing Bank Indonesia regulations. In accordance with the regulations, banks are required to maintain its aggregate NOP at a maximum of 20% of its capital.
Selain memantau batasan PDN, Bank juga mengawasi risiko valuta asing melalui pemantauan tingkat kerugian valuta asing dalam keadaan krisis (stress).
In addition to the NOP limit monitoring, the Bank also monitors foreign exchange risk through foreign currency stress loss trigger.
Eksposur risiko mata uang juga diikutsertakan dalam perhitungan Value at Risk (VaR) untuk menghitung potensi kerugian dari posisi terakhir berdasarkan pada tingkat keyakinan tertentu.
The currency risk exposure is also included in the Value at Risk (VaR) calculation to compute the potential loss from the existing position based on certain confidence level.
PDN secara keseluruhan seperti yang tertera di tabel di bawah ini merupakan penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari selisih bersih aset dan liabilitas dalam neraca untuk setiap valuta asing, ditambah dengan selisih bersih aset dan liabilitas baik yang merupakan komitmen maupun kontinjensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing, yang semuanya dinyatakan dalam ekuivalen Rupiah.
The NOP aggregate as shown in the following table is the aggregation of absolute amounts of net foreign exchange position between onbalance sheets assets and liabilities for each foreign currencies, and the net difference between off-balance sheet assets and liabilities both in form of commitments and contingencies for each foreign currencies, all of which are stated in Rupiah equivalent.
Rasio PDN Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
The Bank’s NOP ratio as of 31 December 2015 and 2014 was as follows: 2015
Aset/ Assets Dolar Amerika Serikat Dolar Kanada Dolar Australia Dolar Singapura Dolar New Zealand Dolar Hong Kong Euro Franc Swiss Poundsterling Inggris Rupee India Yen Jepang Krone Swedia Ringgit Malaysia Baht Thailand Jumlah
55,861,044) 10,354) 300,657) 243,359) 11,531) 5,571) 1,739,033) 23,793) 180,175) -) 334,457) 49) 1) 19,221) 58,729,245)
Liabilitas/ Liabilities (55,683,406) (10,354) (300,520) (244,627) (11,532) (5,575) (1,739,498) (23,776) (179,968) (19) (337,920) (16) -) (18,918) (58,556,129)
Jumlah modal (Catatan 5) Rasio PDN (Keseluruhan)
PDN secara keseluruhan (nilai absolut)/ Aggregate NOP (absolute amount) 177,638) -) 137) 1,268) 1) 4) 465) 17) 207) 19) 3,463) 33) 1) 303) 183,556)
United States Dollar Canadian Dollar Australian Dollar Singapore Dollar New Zealand Dollar Hong Kong Dollar Euro Swiss Franc British Poundsterling India Rupee Japanese Yen Swedish Krone Malaysian Ringgit Thailand Baht
15,368,230)
Total capital (Note 5)
Total
1.19% NOP ratio (Aggregate)
38
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
c. Manajemen risiko pasar (Lanjutan) i.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) c. Market risk management (Continued)
Risiko mata uang (Lanjutan)
i.
Currency risk (Continued)
2014
Aset/ Assets Dolar Amerika Serikat Dolar Kanada Dolar Australia Dolar Singapura Dolar New Zealand Dolar Hong Kong Euro Franc Swiss Poundsterling Inggris Rupee India Yen Jepang Krone Swedia Ringgit Malaysia Baht Thailand Jumlah
PDN secara keseluruhan (nilai absolut)/ Aggregate NOP (absolute amount)
Liabilitas/ Liabilities
58,520,456 7,277 474,693 186,599 8,015 5,367 2,688,436 11,171 80,265 881,991 30 1 4,663 62,868,964
(58,544,902) (7,257) (475,276) (189,484) (8,022) (5,529) (2,689,179) (11,276) (80,070) (18) (881,760) -) -) (4,364) (62,897,137)
Jumlah modal (Catatan 5) Rasio PDN (Keseluruhan)
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, penempatan berjangka pada Bank Indonesia dalam valuta asing dapat menjadi pengurang PDN secara keseluruhan. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, setelah memperhitungkan penempatan berjangka pada Bank Indonesia dalam valuta asing, rasio PDN Bank masing-masing adalah sebesar 0,00%.
24,446 20 583 2,885 7 162 743 105 195 18 231 30 1 299 29,725
United States Dollar Canadian Dollar Australian Dollar Singapore Dollar New Zealand Dollar Hong Kong Dollar Euro Swiss Franc British Poundsterling India Rupee Japanese Yen Swedish Krone Malaysian Ringgit Thailand Baht Total
13,953,480
Total capital (Note 5)
0.21%
NOP ratio (Aggregate)
Based on prevailing Bank Indonesia regulation, foreign currency placements in term deposit with Bank Indonesia can be deducted from aggregate NOP. As of 31 December 2015 and 2014, after deducting foreign currency placements in term deposit with Bank Indonesia, the Bank’s NOP ratio was 0.00%, respectively.
ii. Risiko tingkat suku bunga
ii. Interest rate risk
Kegiatan operasional Bank terekspos oleh risiko fluktuasi tingkat suku bunga dimana aset berbunga dan liabilitas berbunga (bukan untuk tujuan diperdagangkan) jatuh tempo atau ditinjau kembali (repriced) pada waktu atau dalam jumlah yang berbeda.
The Bank’s operations are subject to the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest-earning assets and interest-bearing liabilities (not for trading purpose) mature or repriced at different times or in different amounts.
Pengelolaan manajemen risiko aset dan liabilitas dilakukan berdasarkan sensitivitas Bank terhadap perubahan suku bunga. Secara umum, posisi Bank adalah liabilitas sensitif karena aset-aset berbunga mempunyai durasi yang lebih panjang dan peninjauan kembali suku bunga (repricing) kurang sering dibandingkan dengan liabilitas berbunga. Hal ini berarti dalam kondisi tingkat suku bunga yang cenderung meningkat, marjin yang dihasilkan akan mengecil seiring dengan repricing atas liabilitas. Meskipun demikian, pengaruhnya secara aktual bergantung pada banyak faktor, termasuk apakah terjadi pembayaran kembali yang lebih cepat atau lebih lama dari tanggal kontraktualnya dan variasi dari sensitivitas suku bunga selama periode repricing dan di antara berbagai mata uang.
Asset-liability risk management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. In general, the Bank is liability sensitive because its interest-earning assets have a longer duration and reprice less frequently than interestbearing liabilities. This means that in rising interest rate environment, margin earned will narrow as liabilities reprice. However, the actual effect will depend on a number of factors, including the extent to which repayments are made earlier or later than the contractual dates and variations in interest rate sensitivity within repricing periods and among currencies.
39
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
c. Manajemen risiko pasar (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) c. Market risk management (Continued)
ii. Risiko tingkat suku bunga (Lanjutan)
ii. Interest rate risk (Continued)
Tabel di bawah ini menyajikan aset dan liabilitas berbunga (bukan untuk tujuan diperdagangkan) Bank pada nilai tercatatnya, yang dikategorikan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual (sebelum cadangan kerugian penurunan nilai):
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain*
Jumlah
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain* Jumlah
Nilai tercatat/ Carrying amount
The table below summarizes the Bank’s interest-earning assets and interest-bearing liabilities (not for trading purposes) at carrying amount, categorized by the earlier of contractual repricing or contractual maturity dates (before allowance for impairment losses):
2015 Suku bunga mengambang/ Floating interest rate Kurang dari 3 bulan/ Less than > 3 bulan/ 3 months months
Suku bunga tetap/ Fixed interest rate Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
> 3 bulan/ months
13,379,848) 39,535,322)
1,781,559
6,194,210
13,379,848) 17,615,306)
-) 13,944,247)
9,979,916) 62,895,086)
1,781,559
6,194,210
3,379,791) 34,374,945)
6,600,125) 20,544,372)
(49,539,588)
-
-
(41,698,395)
(7,841,193)
(6,210,071) (55,749,659)
-
-
(2,760,026) (44,458,421)
(3,450,045) (11,291,238)
7,145,427)
1,781,559
6,194,210
(10,083,476)
9,253,134)
Nilai tercatat/ Carrying amount
2014 Suku bunga mengambang/ Floating interest rate Kurang dari 3 bulan/ Less than > 3 bulan/ 3 months months
Investment securities
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks*
Total
Suku bunga tetap/ Fixed interest rate Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
> 3 bulan/ months
4,962,949)
-
-
4,962,949)
-)
747,446) 38,618,630)
4,404,556
1,481,019
747,446) 20,428,282)
-) 12,304,773)
10,015,464) 54,344,489)
4,404,556
1,481,019
55,738) 26,194,415)
9,959,726) 22,264,499)
(42,170,881)
-
-
(36,474,189)
(5,696,692)
(4,224,030) (46,394,911)
-
-
(4,224,030) (40,698,219)
-) (5,696,692)
7,949,578)
4,404,556
1,481,019
(14,503,804)
16,567,807)
* lTidak termasuk liabilitas pada Kantor Pusat (declared capital) yang tidak berbunga pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 (Catatan 14).
Placements with Bank Indonesia and other banks Loans and advances
Placements with Bank Indonesia and other banks Securities purchased under resale agreements Loans and advances Investment securities
Deposits from non-bank customers Deposits from other banks* Total
Exclude amount due to Head Office * (declared capital) which was non-interest bearing * aslof 31 December 2015 and 2014 (Note 14).)
40
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
c. Manajemen risiko pasar (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) c. Market risk management (Continued)
ii. Risiko tingkat suku bunga (Lanjutan)
ii. Interest rate risk (Continued)
Asumsi yang digunakan untuk tabel diatas berdasarkan pada profil risiko tingkat suku bunga dari setiap produk dan perspektif unit Treasury Bank. Produk dengan risiko tingkat suku bunga mengambang dikategorikan sebagai instrumen keuangan dengan tingkat suku bunga mengambang dan produk dengan tingkat suku bunga tetap dikategorikan sebagai instrumen keuangan dengan tingkat suku bunga tetap.
The assumptions used for the above table are based on the interest risk profile of each product and point of view of the Bank’s Treasury. The products with floating rate risk are classified as floating rate instruments and products with fixed rate risk are classified under fixed rate instruments.
Selain itu, pengertian tingkat suku bunga mengambang hanya berlaku pada instrumen keuangan yang memiliki tanggal jatuh tempo spesifik. Suku bunga mengambang tidak berlaku untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai tanggal jatuh tempo spesifik atau sewaktu-waktu bisa dieksekusi, seperti tabungan, giro, cerukan, dan kartu kredit.
In addition, definition of floating rate only applies to financial instruments which has specific maturity date. Floating rate is not applied for financial instruments which has no specific maturity date or can be executed at any time, such as saving accounts, current accounts, overdraft, and credit cards.
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan tingkat suku bunga efektif rata-rata tertimbang untuk masingmasing instrumen keuangan pada tanggal 31.Desember 2015 dan 2014:
The table below summarises the weighted average effective interest rate for each financial instrument as of 31 December 2015 and 2014:
Aset Rupiah: Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Kredit yang diberikan* Efek-efek untuk tujuan investasi - Sertifikat Bank Indonesia - Obligasi pemerintah
2015
2014
8.42% 20.85%
5.75% 21.03%
8.28%
7.24% 8.30%
0.36% 2.44%
0.09% 2.54%
5.12%
5.16%
Valuta asing: Penempatan pada bank-bank lain Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi - Obligasi pemerintah * Termasuk tagihan kartu kredit
Assets Rupiah: Placements with Bank Indonesia and other banks Loans and advances* Investment securities Certificates of Bank Indonesia Government bonds Foreign currencies: Placements with other banks Loans and advances Investment securities Government bonds Include credit card receivables*
Rata-rata tertimbang bagi hasil untuk investasi dalam sukuk dalam mata uang Rupiah pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing sebesar 6,98% dan 7,78%.
The weighted average of profit distribution for investment in sukuk denominated in Rupiah as of 31 December 2015 and 2014 was 6.98% and 7.78%, respectively.
41
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
c. Manajemen risiko pasar (Lanjutan)
c. Market risk management (Continued)
ii. Risiko tingkat suku bunga (Lanjutan) Liabilitas Rupiah: Simpanan dari bank-bank lain - Giro - Interbank call money Simpanan dari nasabah bukan bank - Giro - Tabungan - Deposito berjangka dan deposito on-call Valuta asing: Simpanan dari bank-bank lain - Pinjaman Simpanan dari nasabah bukan bank - Giro - Tabungan - Deposito berjangka dan deposito on-call
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
ii. Interest rate risk (Continued) 2015
2014
0.47% 7.50%
0.49% 5.99%
1.30% 0.65%
1.42% 0.64%
7.90%
7.44%
0.23%
-
0.07% 0.02%
0.03% 0.02%
0.08%
0.10%
Liabilities Rupiah: Deposits from other banks Demand deposits Interbank call money Deposits from non-bank customers Current accounts Saving accounts Time deposits and on-call deposits Foreign currencies: Deposits from other banks Borrowings Deposits from non-bank customers Current accounts Saving accounts Time deposits and on-call deposits
Analisis Value at Risk (“VaR”) atas portofolio trading Sebagai bagian dari manajemen risiko pasar, Bank menggunakan VaR untuk memantau eksposur risiko secara teratur. VaR mengestimasikan potensi penurunan nilai suatu posisi atau suatu portofolio, pada kondisi pasar normal, dengan tingkat keyakinan tertentu selama holding period tertentu.
Value at Risk (“VaR”) analysis on trading portfolio As part of the market risk management, the Bank uses VaR to monitor its risk exposure on regular basis. VaR estimates the potential decline in the value of a position or a portfolio, under normal market conditions, within a defined confidence level over a specific holding period.
Seluruh posisi perdagangan dari portfolio trading termasuk dalam perhitungan VAR trading. Kegiatan trading yang paling aktif di Bank didominasi oleh produk valuta asing, produkproduk suku bunga termasuk efek-efek yang diterbitkan oleh Pemerintah serta produk-produk derivatif plain vanilla yang digunakan sebagai instrumen lindung nilai dari posisi perdagangan.
All trading positions from various trading portfolio are included in trading VAR calculation. The most active trading activities in the Bank are dominated by foreign currency products, interest rate products including government securities and also plain vanilla derivative products as hedging instruments of trading position.
Parameter-parameter di bawah ini digunakan dalam simulasi statistik VaR:
The following parameters are used in a statistical simulation of VaR:
a. Periode historis 'look-back' yang digunakan untuk menghitung volatilitas historis dan korelasi adalah tiga tahun. b. Holding period, yaitu jumlah hari dari perubahan faktor-faktor risiko pasar dimana portofolio akan diperhitungkan. Bank menggunakan holding period selama satu hari. c. Tingkat keyakinan untuk memperkirakan potensi kerugian untuk tujuan manajemen risiko Bank adalah sebesar 99%.
a.
Metode perhitungan VaR yang menggunakan data historis dan tingkat keyakinan tertentu menggambarkan masih adanya kemungkinan dimana kerugian aktual dari peristiwa di masa depan lebih besar dari kerugian potensial yang dihasilkan dari VaR, terutama pada peristiwaperistiwa luar biasa yang memiliki dampak besar.
VaR calculation method that uses historical data and certain confidence level reflects that there is still a possibility of a situation in which the actual losses resulted from future events are higher than potential estimated losses generated from VaR, in particular on extraordinary high impact events.
b.
c.
42
Historical ‘look-back’ period used to calculate historical volatilities and correlations is three years. The holding period, i.e. the number of days of changes in market risk factors the portfolio is subjected to. The Bank uses holding period of one day. Confidence level to estimate the potential loss for the Bank’s risk management purposes is at 99%.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
c. Manajemen risiko pasar (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) c. Market risk management (Continued)
ii. Risiko tingkat suku bunga (Lanjutan)
ii.
Interest rate risk (Continued)
Analisis Value at Risk (“VaR”) atas portofolio trading (Lanjutan)
Value at Risk (“VaR”) analysis on trading portfolio (Continued)
Hasil perhitungan VaR selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut (dalam ribuan USD):
The results of VaR calculation during the years ended 31 December 2015 and 2014 were as follows (in thousands of USD):
Pada tanggal 31 Desember Rata-rata Maksimum Minimum
2015
2014
815 1,528 2,942 384
637 1,529 2,793 637
As of 31 December Average Maximum Minimum
Semua batasan-batasan risiko pasar, termasuk batasan VaR, ditinjau kembali setiap tahun dan disetujui oleh tim manajemen risiko pasar independen dan ALCO.
All market risk limits, including VaR limit, are reviewed annually and approved by an independent market risk management team and ALCO.
Bank melakukan validasi atas akurasi model VaR dengan melakukan back-testing menggunakan hasil laba atau rugi aktual harian sebulan sekali.
The Bank validates the accuracy of VaR model by performing back-testing using actual daily profit or loss results on monthly basis.
Analisis sensitivitas atas portofolio nontrading
Sensitivity portfolio
Sensitivitas faktor merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur eksposur risiko pasar dengan mengambil sensitivitas atas nilai posisi Bank saat ini terhadap perubahan faktor pasar dengan skala tertentu.
Factor sensitivity is one of the measurement tools used to quantify the market risk exposure by taking the sensitivity of the present value of the Bank’s position to a certain scaled changes in market factors.
Analisis sensitivitas atas pendapatan bunga bersih
Sensitivity analysis of net interest income
Manajemen risiko tingkat suku bunga juga diperlengkapi dengan pengawasan sensitivitas atas aset dan liabilitas keuangan Bank terhadap berbagai skenario suku bunga, baik yang standar maupun yang tidak standar. Skenario standar, yang dilakukan secara bulanan, mencakup 100 basis poin (bp) pergerakan paralel naik turunnya seluruh kurva imbal hasil. Analisis atas sensitivitas Bank terhadap pendapatan bunga bersih yang dihasilkan dari aset/liabilitas bersih pada tanggal pelaporan, akibat kenaikan atau penurunan suku bunga pasar, dengan asumsi tidak ada pergerakan kurva imbal hasil yang tidak simetris dan posisi keuangan (aset/liabilitas bersih) tidak berubah, adalah sebagai berikut (dalam ribuan USD):
The management of interest rate risk is also supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank’s financial assets and liabilities to various standard and non-standard interest rate scenarios. Standard scenarios, that are considered on a monthly basis, include a 100 basis point (bp) parallel fall or rise in all yield curves. An analysis of the Bank’s sensitivity in net interest income earned from net assets/liabilities at the reporting date, as a result of increase or decrease in market interest rates, assuming no asymmetrical movement in yield curves and a constant financial position (net assets/liabilities), were as follows (in thousands of USD):
Kenaikan pararel 100bp/100bp parallel increase
analysis
on
non-trading
Penurunan pararel 100bp/100 bp parallel decrease
Pada tanggal 31 Desember 2015 Rata-rata selama tahun 2015
(11,285) (13,303)
11,285 13,303
As of 31 December 2015 Average for 2015
Pada tanggal 31 Desember 2014 Rata-rata selama tahun 2014
(9,287) (12,530)
9,287 12,530
As of 31 December 2014 Average for 2014
43
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
c. Manajemen risiko pasar (Lanjutan)
c. Market risk management (Continued)
ii. Risiko tingkat suku bunga (Lanjutan)
ii. Interest rate risk (Continued)
Analisis sensitivitas atas portofolio nontrading (Lanjutan)
Sensitivity analysis on non-trading portfolio (Continued)
Analisis sensitivitas atas cadangan nilai wajar
Sensitivity analysis of fair value reserves
Bank memantau sensitivitas atas nilai wajar dari efek-efek tersedia untuk dijual dengan menggunakan skenario pasar yang standar, yang mencakup kenaikan dan penurunan kurva imbal hasil sebesar 1 bp secara paralel. Tabel di bawah ini menunjukkan dampak sensitivitas atas cadangan nilai wajar efek-efek tersedia untuk dijual dari perubahan tersebut (dalam ribuan USD):
The Bank monitors the sensitivity of fair value of available-for-sale securities using standard market scenarios, that is parallel increase and decrease of 1 bp in all yield curves. The table below describes the impact sensitivity of fair value reserves of available-for-sale securities to these movements (in thousands of USD):
Kenaikan pararel 1bp/1bp parallel increase Pada tanggal 31 Desember 2015 Pada tanggal 31 Desember 2014
(120.03) (129.82)
d. Manajemen risiko likuiditas
Penurunan pararel 1bp/1bp parallel decrease 120.03 129.82
As of 31 December 2015 As of 31 December 2014
d. Liquidity risk management
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank akan menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajibannya sehubungan dengan liabilitas keuangan.
Liquidity risk is the risk that the Bank will encounter difficulty in meeting obligations associated with its financial liabilities.
Bank bergantung pada simpanan dari nasabah dan bank-bank lain sebagai sumber utama pendanaannya yang secara umum memiliki periode jatuh tempo yang lebih singkat dan sebagian besar merupakan liabilitas yang harus dibayarkan segera. Simpanan-simpanan yang memiliki jangka waktu jatuh tempo yang singkat ini meningkatkan risiko likuiditas Bank.
The Bank relies on deposits from customers and other banks as its primary sources of funding which generally have shorter maturities and a large proportion of them are repayable on demand. The short-term nature of these deposits increases the Bank’s liquidity risk.
Perbedaan waktu antara arus kas masuk dan arus kas keluar serta risiko yang terkait dengan likuiditas merupakan risiko bawaan di seluruh kegiatan operasional bank, dan mungkin dipengaruhi oleh kejadian internal dan/atau eksternal, termasuk: risiko kredit atau risiko operasional, gangguan pasar, atau gangguan pada sistem. Manajemen likuiditas serta posisi dan risiko pendanaan diawasi oleh ALCO.
The timing mismatch of cash flows and the related liquidity risk is inherent in all banking operations, and may be impacted by internal and/or external events, including: credit or operational risks, market disruptions, or systemic shocks. The management of the liquidity and funding positions and risks are overseen by ALCO.
Kebijakan manajemen likuiditas Bank menetapkan tanggung jawab, manajemen dan pendekatan strategi yang diambil untuk memastikan kecukupan likuiditas dipelihara untuk memenuhi kewajiban Bank secara kontraktual atau peraturan perundang-undangan. Seluruh kebijakan dan prosedur likuiditas akan selalu ditinjau dan disetujui oleh ALCO. Laporan ringkasan yang mencakup beberapa pengecualian dan tindakan perbaikan yang diambil, disampaikan secara berkala oleh ALCO kepada manajemen.
The Bank’s liquidity management policy defines the responsibilities, management and strategic approach to be taken to ensure sufficient liquidity is maintained to meet the Bank’s contractual or regulatory obligations. All liquidity policies and procedures are subject to review and approval by ALCO. A summary report, including any exceptions and remedial action taken, is submitted regularly by ALCO to management.
Posisi likuiditas harian Bank dimonitor dan stress testing/analisis skenario likuiditas dilakukan secara reguler dengan menerapkan berbagai macam skenario yang mencakup kondisi pasar yang normal dan yang sulit.
The Bank’s daily liquidity position is monitored and regular liquidity stress testing/scenario analysis is conducted under a variety of scenarios covering both normal and severe market conditions.
Stress-testing/analisis skenario dimaksudkan untuk menghitung dampak yang mungkin terjadi atas suatu peristiwa pada laporan posisi keuangan dan posisi likuiditas dan untuk mengidentifikasi alternatif-alternatif yang dapat digunakan dalam keadaan krisis.
Stress testing/scenario analysis is intended to quantify the likely impact of an event on the statement of financial position and liquidity position and to identify viable alternatives that can be utilized in a crisis event.
44
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
d. Manajemen risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) d. Liquidity risk management (Continued)
Eksposur terhadap risiko likuiditas
Exposure to liquidity risk
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar) berdasarkan sisa umur kontraktual liabilitas keuangan sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Gross nominal cash inflow (outflow) based on remaining contractual maturities of financial liabilities as of 31 December 2015 and 2014 were as follow: 2015
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan non-derivatif Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain* Utang akseptasi Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya Liabilitas derivatif Diperdagangkan: Arus kas masuk Arus kas keluar
Jumlah
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal cash inflow (outflow)
Kurang dari 1 bulan/ Less than one month
> 3-12 bulan/ months
1-3 bulan/ months
> 1-2 tahun/ years
(49,539,588)
(49,750,647)
(36,929,640)
(209,794)
(9,978,344)
(2,632,869)
(6,210,071) (219,508)
(6,263,379) (219,508)
(2,760,571) (69,709)
-) (137,071)
-) (12,728)
-) -)
(460,921) (56,430,088)
(460,921) (56,694,455)
(460,921) (40,220,841)
-) (346,865)
-) (9,991,072)
-) (2,632,869)
)
)
> 2 tahun/ years Non-derivative financial liabilities Deposits from non-bank -) customers Deposits from other (3,502,808) banks* -) Acceptance payables )
-) (3,502,808)
(767,850) (767,850)
17,313,359) (18,192,757) (879,398)
7,390,148) (7,552,362) (162,214)
3,459,939) (3,600,483) (140,544)
5,380,318) (5,673,936) (293,618)
975,033) (1,181,567) (206,534)
107,921) (184,409) (76,488)
(57,197,938)
(57,573,853)
(40,383,055)
(487,409)
(10,284,690)
(2,839,403)
(3,579,296)
Accrued expenses and other liabilities Derivative liabilities Trading: Cash inflow Cash outflow
Total
2014
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan non-derivatif Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain* Utang akseptasi Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya
Nilai nominal bruto arus kas masuk (keluar)/ Gross nominal cash inflow (outflow)
Kurang dari 1 bulan/ Less than one month
1-3 bulan/ months
> 3-12 bulan/ months
> 1-2 tahun/ years
(42,170,881)
(42,845,537)
(35,559,030)
(4,638,105)
(2,587,764)
(32,516)
(4,224,030) (301,464)
(4,224,612) (301,464)
(4,224,612) (108,263)
-) (146,321)
-) (46,880)
-) -)
(236,407) (46,932,782)
(236,407) (47,608,020)
(236,407) (40,128,312)
-) (4,784,426)
-) (2,634,644)
-) (32,516)
> 2 tahun/ years Non-derivative financial liabilities Deposits from non-bank (28,122) customers Deposits from other -) banks* -) Acceptance payables -) (28,122)
Liabilitas derivatif Diperdagangkan: Arus kas masuk Arus kas keluar
Jumlah
Accrued expenses and other liabilities Derivative liabilities
(940,525) -) -) (940,525)
31,645,558) (32,597,030) (951,472)
6,583,097) (6,627,757) (44,660)
17,758,374) (18,111,158) (352,784)
3,933,087) (4,161,629) (228,542)
2,462,631) (2,685,694) (223,063)
908,369) (1,010,792) (102,423)
(47,873,307)
(48,559,492)
(40,172,972)
(5,137,210)
(2,863,186)
(255,579)
(130,545)
* Tidak termasuk liabilitas pada Kantor Pusat (declared capital) (Catatan 14)
Trading: Cash inflow Cash outflow
Total
Exclude amount due to Head Office (declared capital) * (Note 14)))
45
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
d. Manajemen risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) d. Liquidity risk management (Continued)
Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan)
Exposure to liquidity risk (Continued)
Liabilitas pada Kantor Pusat tidak disertakan pada tabel di atas karena sifat dan tujuan dana tersebut secara substansi merupakan penempatan modal dan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan dari bank yang berkedudukan di luar peraturan Bank Indonesia negeri, serta No. 14/18/PBI/2012 dan No. 15/12/PBI/2013 yang menyatakan bahwa modal bagi kantor cabang dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan di luar negeri adalah Dana Usaha yang ditempatkan pada kantor cabang oleh Kantor Pusatnya.
Due to Head Office is not included in the above table since the nature and purpose of this fund in substance contemplates capital placement and in accordance with Decree of the Directors of Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR dated 12 May 1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, auxiliary branch offices and representative offices of foreign banks, as well as Bank Indonesia Regulation No.14/18/PBI/2012 and No. 15/12/PBI/2013 regarding Minimum Capital Requirement which states that capital for a branch of foreign bank in Indonesia is the Operational Funds placed in the branch by its Head Office.
Untuk liabilitas keuangan non-derivatif, arus kas keluar yang diungkapkan dalam tabel di atas menunjukkan arus kas yang tidak terdiskontokan dari pokok dan bunga.
For non-derivative financial liabilities, the cash outflow as disclosed in the above table represents the undiscounted contractual cash flows from principal and interest.
Pengungkapan liabilitas derivatif menunjukkan nilai bruto arus kas masuk dan keluar untuk derivatif yang diselesaikan secara bruto secara bersamaan dan jumlah neto arus kas keluar untuk derivatif yang diselesaikan secara neto. Arus kas liabilitas derivatif seperti yang ditunjukkan di tabel di atas merupakan arus kas berdasarkan jatuh tempo kontraktual yang menurut Bank adalah penting untuk memahami waktu arus kas.
The disclosure for derivatives liabilities shows the gross inflows and outflows for derivatives that have simultaneous gross settlement and the net cash outflows for derivatives that are net settled. The cash flows of derivative liabilities in the table represents the cash flows based on contractual maturities which the Bank believes is essential for an understanding of the timing of the cash flows.
Selain tabel di atas, Bank menggunakan analisis kesenjangan (gap analysis), stress test, rasio-rasio likuiditas dan konsentrasi eksposur untuk mengendalikan risiko likuiditas.
Other than the above table, Bank used gap analysis, stress test, liquidity ratios, and exposures concentration for managing liquidity risk.
Analisis kesenjangan yang digunakan Bank, yaitu Market Access Reporting (MAR), adalah alat utama dalam mengawasi posisi kini likuiditas Bank. MAR mengukur potensi akan adanya kesenjangan pendanaan di berbagai jangka waktu dalam kondisi operasional yang wajar. Kesenjangan terhadap salah satu kategori jangka waktu menunjukkan potensi kebutuhan dana dari pasar yang dibutuhkan, atau penempatan ke pasar (baik internal maupun eksternal) dengan jangka waktu yang diharapkan.
Gap analysis used by the Bank, i.e. Market Access Reporting (MAR) is a key tool in monitoring the current liquidity position of the Bank. The MAR measures potential funding gaps over various time horizons in a standard operating environment. The gap for any given tenor bucket represents the potential required fund from the market, or placements to the market (internal or external) over designated tenors.
46
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
d. Manajemen risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) d. Liquidity risk management (Continued)
Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan)
Exposure to liquidity risk (Continued)
Rasio-rasio likuiditas digunakan oleh Bank untuk mengukur dan mengawasi struktur likuiditas pada dan konsentrasi laporan posisi keuangan pendanaan.
Liquidity ratios are used by the Bank to measure and monitor the structural liquidity of the statement of financial position and concentration of funding.
-
Deposito/kredit yang diberikan: mengukur kemampuan untuk mendanai kredit yang diberikan kepada nasabah dengan deposito dari nasabah;
-
Deposits/loans: measure the ability to fund customer loans and advances with customer’s deposits;
-
Deposito inti/kredit yang diberikan: mengukur kemampuan untuk mendanai kredit yang diberikan kepada nasabah dengan deposito nasabah inti. Untuk menentukan deposito inti, Bank menggunakan metode statistical yaitu regression analysis yang menggunakan 3 tahun data historis dengan standar deviasi sebesar 2,3;
-
Core deposits/loans: measure the ability to fund customer loans with core customer deposits. To determine core deposits, the Bank used statistical method i.e. regression analysis which uses 3 years historical data with standard deviation of 2.3;
-
Selisih dari dana pasar uang/jumlah liabilitas pihak ketiga: mengukur ketergantungan terhadap pendanaan tanpa jaminan yang diperoleh dari pasar uang antar bank;
-
Net market based funds/total third party liabilities: measure the reliance on unsecured funding from interbank money market;
-
Lima (5) sumber pendanaan terbesar/jumlah liabilitas pihak ketiga;
-
Top five (5) large funds providers/total third party liabilities;
-
Jumlah sumber pendanaan yang signifikan dan sensitif/jumlah liabilitas pihak ketiga berdasarkan pada ambang batas lokal.
-
Total sensitive large funds providers/total third party liabilities - based on local threshold. As of 31 December 2015 and 2014, the Bank’s liquidity ratios position were as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, posisi rasio-rasio likuiditas Bank adalah sebagai berikut: 2015 Rupiah Deposito/kredit yang diberikan Deposito inti/kredit yang diberikan Selisih dari dana pasar uang/ jumlah liabilitas pihak ketiga Lima (5) sumber pendanaan terbesar/jumlah liabilitas pihak ketiga Jumlah sumber pendanaan yang signifikan dan sensitif/ jumlah liabilitas pihak ketiga
Batasan/ Limit minimum/ minimum 105% minimum/ minimum 80% maksimum/ maximum 10%
Aktual/ Actual
2014 Batasan/ Limit
Aktual/ Actual
-3.77%
minimum/ minimum 105% minimum/ minimum 80% maksimum/ maximum 5%
maksimum/ maximum 15%
7.15%
maksimum/ maximum 15%
7.14%
maksimum/ maximum 15%
4.50%
maksimum/ maximum 15%
1.58%
115.17% 87.97%
47
Rupiah
102.92%
Deposits/loans
77.80%
Core deposits/loans Net market based funds/ total third party liabilities Top five (5) large funds providers/total third party liabilities Total sensitive large funds providers/total third party liabilities
3.12%
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
d. Manajemen risiko likuiditas (Lanjutan)
d. Liquidity risk management (Continued)
Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan) 2015 Valuta asing Deposito/kredit yang diberikan Deposito inti/kredit yang diberikan Selisih dari dana pasar uang/ jumlah liabilitas pihak ketiga Lima (5) sumber pendanaan terbesar/jumlah liabilitas pihak ketiga Jumlah sumber pendanaan yang signifikan dan sensitif/jumlah liabilitas pihak ketiga
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
Batasan/Limit minimum/ minimum 110% minimum/ minimum 90% maksimum/ maximum 0%
Exposure to liquidity risk (Continued) Aktual/ Actual
Batasan/ Limit
2014
Aktual/ Actual
-54.87%
minimum/ minimum 110% minimum/ minimum 100% maksimum/ maximum 0%
maksimum/ maximum 20%
6.14%
maksimum/ maximum 20%
12.71%
maksimum/ maximum 15%
0.00%
maksimum/ maximum 15%
0.06%
161.42% 123.28%
Foreign currencies
125.72%
Deposits/loans
100.67%
Core deposits/loans Net market based funds/ total third party liabilities Top five (5) large funds providers/total third party liabilities Total sensitive large funds providers/total third party liabilities
-22.04%
Pada tanggal 31 Desember 2014, ada dua rasio likuiditas dalam Rupiah yang melewati batasan yang ditentukan yaitu rasio deposito terhadap kredit yang diberikan dan deposito inti terhadap kredit yang diberikan. Ini disebabkan terutama karena penarikan dana deposito yang tidak diharapkan pada akhir tahun. Rasio yang melewati batasan yang ditentukan tersebut telah dilaporkan sesuai dengan prosedur dan dipresentasikan pada ALCO.
There were two Rupiah liquidity ratios exceeding the limit as of 31 December 2014. i.e. deposits to loans ratio and core deposits to loans ratio. This was mainly because of the unexpected outflow in deposit balance at year end. The ratios which exceeded their limits have been reported in accordance with procedure and presented in ALCO.
Rasio likuiditas dan konsentrasi eksposur diwajibkan untuk dihitung paling sedikit sekali setiap sebulan. Rasio-rasio dan eksposur risiko konsentrasi tersebut harus ditelaah oleh ALCO dan dilaporkan kepada Regional Market Risk Manager.
Liquidity ratios and exposures concentration are required to be calculated at a minimum on a monthly basis. These ratios and concentration risk exposures must be reviewed by ALCO and reported to the Regional Market Risk Manager.
Limit/trigger harus ditetapkan dan disetujui untuk setiap rasio likuiditas standar dan eksposur konsentrasi sebagai bagian dari pendanaan posisi keuangan dan perencanaan likuiditas. Limit/trigger pada umumnya adalah untuk memicu dilaksanakannya diskusi manajemen. Dalam kasus-kasus tertentu, limit/trigger mungkin merupakan suatu “target” yang ditetapkan dengan tujuan mengawasi suatu rencana untuk mengubah struktur likuiditas. Dalam kasus lain, "limit" mungkin diperlukan ketika hal ini penting untuk menentukan batasan. Treasurer Bank dapat menentukan limit/trigger rasio likuiditas untuk Bank. Limit/trigger ini disetujui oleh ALCO dan Regional Market Risk dan tim Global Liquidity Oversight.
Limit/trigger must be established and approved for each of the standard liquidity ratios and concentration exposure as part of the balance sheet funding and liquidity plan. Limit/trigger is generally trigger for management discussion. In certain cases, this limit/trigger may be a “target” that is set in order to monitor a plan for altering structural liquidity. In other cases, “limit” may be required where it is essential to dictate a boundary. The Bank’s Treasurer may establish liquidity ratio limit/trigger for the Bank. This limit/trigger is approved by ALCO and Regional Market Risk and Global Liquidity Oversight team.
48
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
d. Manajemen risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) d. Liquidity risk management (Continued)
Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan)
Exposure to liquidity risk (Continued)
Ketika terdapat pelanggaran terhadap limit/trigger, ALCO, Regional Market Risk Manager, Regional Treasurer dan Citi Global Liquidity Oversight & Analytics harus diberitahu secepatnya dan tindakantindakan disepakati. Perubahan sementara pada limit/trigger untuk Bank harus disetujui oleh Regional Market Risk Manager atau setaranya dalam jangka waktu tidak lebih dari tiga bulan. Persetujuan tambahan dari Treasurer Bank atau designee diperlukan untuk perubahan limit/trigger dan eksposur konsentrasi yang melebihi jangka waktu tiga bulan. Treasurer harus melaporkan semua perubahan terhadap rasio dan limit/trigger eksposur konsentrasi kepada Regional Treasurer and Bank’s Global Liquidity Oversight & Analytics, setelah disetujui.
When a limit/trigger is breached, ALCO, the Regional Market Risk Manager, the Regional Treasurer and Citi Global Liquidity Oversight & Analytics must be notified as soon as possible and a course of action is agreed. Interim changes in limit/trigger for the Bank, not to exceed three months in duration must be approved by the Regional Market Risk Manager or equivalent. Additional approval of the Bank’s Treasurer or designee is required for changes in limit/trigger and concentration exposure exceeding three months in duration. The Treasurer must report all changes in ratio and concentration exposure limit/trigger to the Regional Treasurer and Bank’s Global Liquidity Oversight & Analytics, as they have been approved.
Loan to Funding Ratio
Loan to Funding Ratio
Bank menekankan pentingnya rekening giro dan rekening tabungan inti sebagai sumber dana untuk membiayai pemberian pinjaman kepada nasabah dan tidak menganjurkan ketergantungan pendanaan profesional jangka pendek. Hal ini dicapai dengan memberikan batasan untuk membatasi kemampuan dalam meningkatkan kredit yang diberikan kepada nasabah tanpa diikuti dengan pertumbuhan rekening giro dan tabungan. Batasan ini disebut Loan to Funding Ratio (LFR).
The Bank emphasizes the importance of core current accounts and saving accounts as a source of funds to finance lending to customers and discourages reliance on short-term professional funding. This is achieved by placing limits which restrict the ability to increase loans to customers without corresponding growth in current accounts and saving accounts. This measure is referred to as the Loan to Funding Ratio (LFR).
LFR pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 yang dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku adalah masing-masing sebesar 77,15% dan 87,66%.
The LFR as of 31 December 2015 and 2014, calculated based on the prevailing Bank Indonesia regulations, was 77.15% and 87.66%, respectively.
Risiko likuiditas kontinjensi
Contingent liquidity risk
Dalam kegiatan bisnis yang lazim, Bank melalui persetujuan Grup menyediakan fasilitas yang bersifat committed dan fasilitas siaga kepada nasabah korporasi. Fasilitas ini meningkatkan kebutuhan pendanaan Bank apabila nasabah memilih untuk menaikkan tingkat penarikan kredit di atas tingkat penggunaan normal mereka. Konsekuensi risiko likuiditas dari meningkatnya tingkat penarikan kredit dianalisis dalam bentuk proyeksi arus kas berdasarkan skenario stress yang berbeda-beda.
In the normal course of business, the Bank through Group approval provides customers with committed facilities and standby facilities to corporate customers. These facilities increase the funding requirements of the Bank when customers choose to raise drawdown levels over and above their normal utilization rates. The consequences of liquidity risk from increased levels of drawdown are analysed in the form of projected cash flows under different stress scenarios.
Batasan yang ditetapkan untuk komitmen pendanaan kontinjensi yang tidak dapat dibatalkan diajukan oleh Grup setelah Bank dan disetujui oleh mempertimbangkan kemampuan Bank dalam pendanaannya. Batasan dibagi berdasarkan peminjam dan besarnya komitmen fasilitas yang diberikan.
Limits which are set for non-cancellable contingent funding commitments are proposed by the Bank and approved by the Group after due consideration of the Bank’s ability to fund them. The limits are assigned according to the borrower and the size of the committed line.
49
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
d. Manajemen risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) d. Liquidity risk management (Continued)
Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan)
Exposure to liquidity risk (Continued)
Analisis jatuh tempo aset keuangan dan liabilitas keuangan (sebelum cadangan kerugian penurunan nilai) berdasarkan periode tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo kontraktual pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
The maturity analysis of financial assets and liabilities (before allowance for impairment losses) based on their remaining period to contractual maturity as of 31 December 2015 and 2014 was as follows: 2015
Aset keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain* Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan Utang akseptasi Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya
Selisih
Nilai tercatat/ Carrying Amount
Kontrak tanpa tanggal jatuh tempo/ Contract without maturity date
432,843)
1 - 3 bulan/ months
432,843
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month ) -)
-)
-)
-)
-)
> 3 - 12 bulan/ months
> 1 - 2 tahun/ years
> 2 tahun/ years
5,107,482)
5,107,482
-)
-)
-)
-)
-)
1,046,141)
1,046,141
-)
-)
-)
-)
-)
13,379,848)
-
12,824,225)
555,623)
-)
-)
-)
3,612,341) 219,508) 39,535,322)
-
2,259,853) 69,710) 9,178,861)
12,663) 137,070) 6,351,552)
47,547) 12,728) 10,798,414)
291,429) -) 5,857,174)
1,000,849) -) 7,349,321)
9,979,916) 522,622) 73,836,023)
6,586,466
1,024,686) 438,157) 25,795,492)
816,228) 39,375) 7,912,511)
1,821,956) 45,090) 12,725,735)
3,309,018) -) 9,457,621)
3,008,028) -) 11,358,198)
(49,539,588)
-
(41,439,512)
(3,112,587)
(3,749,646)
(1,021,189)
(216,654)
(6,210,071)
-
(2,760,026)
-)
-)
-)
(3,450,045)
(767,850) (219,508)
-
(165,227) (69,710)
(136,722) (137,070)
(268,199) (12,728)
(145,119) -)
(52,583) -)
(460,921) (57,197,938)
-
(460,921) (44,895,396)
-) (3,386,379)
-) (4,030,573)
-) (1,166,308)
-) (3,719,282)
16,638,085)
6,586,466
(19,099,904)
4,526,132)
8,695,162)
8,291,313)
7,638,916)
)
* Tidak termasuk liabilitas pada Kantor Pusat (declared capital) (Catatan 14)
Financial assets Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Acceptance receivables Loans and advances Investment securities Other assets Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks* Financial liabilities held for trading Acceptance payables Accrued expenses and other liabilities
Difference
Exclude amount due to Head Office (declared capital)* (Note 14))))
50
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
d. Manajemen risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) d. Liquidity risk management (Continued)
Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan)
Exposure to liquidity risk (Continued) 2014
Aset keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Tagihan akseptasi Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bankbank lain* Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan Utang akseptasi Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya
Selisih
Nilai tercatat/ Carrying amount
Kontrak tanpa tanggal jatuh tempo/ Contract without maturity date
578,441)
578,441)
-)
-)
-)
-)
-)
4,461,250)
4,461,250)
-)
-)
-)
-)
-)
469,020)
469,020)
-)
-)
-)
-)
-)
4,962,949)
-)
4,962,949)
-)
-)
-)
-)
2,354,393) 301,464)
-) -)
250,476) 108,263)
788,090) 146,321)
709,221) 46,880)
117,806) -)
488,800) -)
Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Acceptance receivables
747,446) 38,618,630)
-) 754,432)
159,108) 7,180,299)
588,338) 9,599,927)
-) 8,102,996)
-) 4,989,230)
-) 7,991,746)
Securities purchased under resale agreements Loans and advances
10,015,464) 1,420,758) 63,929,815)
-) -) 6,263,143)
15,597) 1,389,535) 14,066,227)
354) 15,208) 11,138,238)
2,635,282) 16,015) 11,510,394)
2,258,054) -) 7,365,090)
5,106,177) -) 13,586,723)
(42,170,881)
(31,807,446)
(3,566,561)
(4,557,423)
(2,183,812)
(31,691)
(23,948)
(4,224,030)
(2,453,735)
(1,770,295)
-)
-)
-)
-)
(940,525) (301,464)
(9,934) -)
(186,011) (108,263)
(191,613) (146,321)
(224,236) (46,880)
(221,448) -)
(107,283) -)
(236,407) (47,873,307)
-) (34,271,115)
(236,407) (5,867,537)
-) (4,895,357)
-) (2,454,928)
-) (253,139)
-) (131,231)
16,056,508)
(28,007,972)
8,198,690)
6,242,881)
9,055,466)
7,111,951)
13,455,492)
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1 - 3 bulan/ months
* Tidak termasuk liabilitas pada Kantor Pusat (declared capital) (Catatan 14)
> 3 - 12 bulan/ months
> 1 - 2 tahun/ years
> 2 tahun/ Years Financial assets Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks
Investment securities Other assets Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks* Financial liabilities held for trading Acceptance payables Accrued expenses and other liabilities
Difference
Exclude amount due to Head Office (declared capital) * (Note 14))))
Semua aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang spesifik seperti tabungan, giro, cerukan dan kartu kredit diklasifikasikan ke dalam kategori “kontrak tanpa jatuh tempo”.
All financial assets and financial liabilities with no specific maturity date such as saving accounts, current accounts, overdraft and credit cards are classified in the category of “contract without maturity date”.
e. Manajemen risiko operasional
e. Operational risk management
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang berasal dari ketidak-cukupan atau kegagalan dari proses internal, sistem, atau faktor manusia, atau kejadian-kejadian dari eksternal. Risiko Operasional termasuk risiko reputasi dan risiko franchise yang berhubungan dengan praktik bisnis pada Bank ataupun yang berlaku di pasar, risiko dari kegagalan dalam mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku, standar etika, tindakan administratif dari regulator atau kebijakan-kebijakan Bank.
Operational risk is the risk of loss resulting from inadequate or failed internal processes, systems, or human factors, or from external events. It includes reputational and franchise risks associated with the Bank’s business practices or market conduct, the risk of failing to comply with applicable laws, regulations, ethical standards, regulatory administrative actions or the Bank’s policies.
51
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) e. Operational risk management (Continued)
Bank mempertahankan kerangka kerja manajemen risiko operasional dengan struktur tata kelola yang mendukung aktivitas dasar pengelolaan risiko operasional dalam antisipasi, mitigasi, dan pemulihan. Untuk memastikan pengelolaan risiko operasional yang efektif di Bank, struktur tata kelola dibagi menjadi 3 (tiga) lini pertahanan, yaitu :
The Bank maintains an operational risk management framework with a governance structure to support its core operational risk management activities of anticipation, mitigation, and recovery. To ensure effective management of operational risk across the Bank, the governance structure presents three lines of defense:
•
Lini pertahanan pertama: unit bisnis memiliki risikonya sendiri, dan bertanggung jawab dalam pengelolaannya. Unit Bisnis Manajemen Risiko yang ada di dalam bisnis bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan melaporkan risiko operasional yang muncul, dan mengkomunikasikan risiko tersebut kepada unit-unit independen yang memegang fungsi-fungsi pengendalian, yang dapat memberikan pandangan yang komprehensif atas risiko Bank di bisnis yang dikelola secara tradisional. Unit bisnis dapat mengandalkan spesialis fungsional dalam mengimplementasikan tanggung jawab tertentu di dalam Kerangka Manajemen Risiko Operasional. Para spesialis ini beroperasi di dalam dan/atau di bisnis-bisnis yang dikelola, bertanggung jawab untuk memberikan pendapat, kontribusi, menjalankan, dan/atau mengawasi kunci-kunci pengendalian dalam menunjang pengelolaan risiko operasional yang efisien dan efektif.
•
First line of defense: the business unit owns its risks, and is responsible for its management. In Business Risk Management Unit which resides within Business is responsible for identifying and reporting of operational risks as they emerge, and communicate of these risks to independent control functions, who can create a comprehensive view of the Bank’s risks across traditionally managed business. The business unit may rely on functional specialists to implement certain responsibilities under the Operational Risk Management Framework. These specialists operating within and/or across managed businesses are responsible for advising on, contributing to, executing, and/or overseeing key controls in support of efficient and effective management of operational risk.
•
Lini pertahanan kedua: fungsi-fungsi pengendalian di Bank membentuk lini pertahanan kedua untuk meningkatkan efektifitas pengendalian dan pengelolaan risiko operasional di berbagai produk dan lini bisnis. Fungsi-fungsi pengendalian di lini pertahanan kedua dalam Risiko & Strategi Bank ini termasuk Compliance, Operational Risk Management and Risk Management, Finance, Human Resources dan Legal. Compliance dan Legal sebagai tambahan memberikan saran terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum dan peraturan yang mempengaruhi risiko dan lingkungan pengendalian Bank serta memberikan informasi tertentu terkait dengan risiko yang muncul.
•
Second line of defense: the Bank’s control functions establish the second line of defense to enhance the effectiveness of controls and manage operational risks across products and business lines. These second line of defense control functions within the Bank’s Risk & Strategy includes Compliance, Operational Risk Management and Risk Management, Finance, Human Resources and Legal. Legal and Compliance additionally advise on legal and regulatory issues that affect the Bank’s risk and control environment and provide certain information related to emerging risks.
•
Lini pertahanan ketiga: audit internal memberikan rekomendasi perbaikan secara terusmenerus dan melakukan penilaian dan evaluasi secara independen terhadap pengendalian internal.
•
Third line of defense: internal audit provides recommendation on enhancements on an ongoing basis and provides independent assessment and evaluation of internal controls.
52
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) e. Operational risk management (Continued)
Kerangka Manajemen Risiko Operasional dimaksudkan untuk memastikan terdapat pengelolaan risiko-risiko operasional dan eksposur yang ada pada Bank dalam pengembangan dan penyampaian produk dan jasa kepada nasabah. Tujuan dari kerangka manajemen risiko operasional adalah sebagai berikut:
The Operational Risk Management Framework is intended to ensure management across the Bank of the operational risks and ongoing exposures in the development and delivery of products and services to our clients. Objectives of the operational risk management framework are as follows:
• Mempromosikan kemajuan pengelolaan risiko
•
Promote the advancement of operational risk management across the Bank through effective anticipation, mitigation, and recovery activities intended to proactive reduction of the frequency and severity of the Bank’s operational risk events;
• Membentuk landasan dimana aktivitas-aktivitas
•
Establishes a foundation on which the activities of segments, the resulting operational risks, and the associated controls are identified, periodically assessed, subject to corrective action, appropriately documented, and communicated;
• Adalah suplemen untuk praktek dan pertimbangan
•
Is a supplement to good management practices and judgment; managers remain accountable for ensuring that all activities and their associated operational risks are appropriately managed; and
• Memfasilitasi kepatuhan Bank terhadap peraturan-
•
Facilitate the Bank’s adherence to regulatory requirements, including Basel II capital standards.
Kerangka manajemen risiko operasional meliputi standar-standar minimum berikut ini untuk identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pelaporan, serta pengelolaan risiko operasional Bank yang konsisten. Proses pengelolaan risiko operasional termasuk langkah-langkah berikut :
The operational risk management framework includes the following minimum standards for consistent identification, measurement, monitoring and reporting, and management of operational risk across the Bank. The process for operational risk management includes the following steps :
-
-
Identify and assess key operational risks;
-
Design controls to mitigate identified risks;
-
Establish key risk and control indicators;
-
Implement a process for early problem recognition and timely escalation; Produce a comprehensive operational risk report; and Ensure that sufficient resources are available to actively improve the operational risk environment and mitigate emerging risks.
operasional di Bank melalui aktivitas-aktivitas antisipasi, mitigasi, dan pemulihan yang efektif untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keseriusan dari kejadian-kejadian risiko operasional secara proaktif;
dari berbagai segmen, risiko operasional yang dihasilkan, dan pengendalian terkait diidentifikasi, dinilai secara berkala, dengan tindakan perbaikan didokumentasi dan dikomunikasikan secara memadai; manajemen yang baik; manajer tetap bertanggung jawab untuk memastikan semua aktivitas dan risiko operasional terkait dikelola dengan tepat; dan peraturan, termasuk standar modal Basel II.
-
Mengidentifikasi dan menilai risiko operasional yang utama; Merencanakan pengendalian untuk memitigasi risiko yang terindentifikasi; Menetapkan indikator risiko dan pengendalian yang utama; Menjalankan proses untuk pengenalan masalah lebih dini dan eskalasi secara tepat waktu; Menghasilkan laporan risiko operasional yang komprehensif;dan Memastikan sumber daya tersedia untuk secara aktif meningkatkan lingkungan risiko operasional dan memitigasi risiko-risiko yang muncul.
-
53
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
4.
e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) e. Operational risk management (Continued)
Kerangka manajemen risiko operasional yang telah diformulasikan dengan baik, yang dipahami oleh seluruh karyawan adalah penting dalam keberhasilan manajemen risiko operasional di Bank. Kerangka ini menyediakan pendekatan yang formal, transparan dan konsisten yang secara jelas menegaskan peranan dan tanggung jawab untuk mengelola risiko operasional dalam Bank. Tujuannya adalah untuk menempatkan akuntabilitas dalam mengelola risiko operasional kepada staf terkait serta pada saat bersamaan memfasilitasi pemisahan tugas antara pemilik risiko, unit pengendalian risiko dan audit internal.
A well formulated operational risk management framework, which is understood by all employees is vital in the success of operational risk management across the Bank. The framework provides a formalized, transparent and consistent approach which clearly defines the roles and responsibilities for managing operational risk at the Bank. Its aim is to assign accountability for managing operational risk to relevant employees and simultaneously facilitates the segregation of duties between risk owners, risk control units and internal audit.
Manajemen risiko operasional didukung oleh sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai. Sebagai bagian dari antisipasi terhadap pengembangan dan perubahan lingkungan usaha, Bank secara berkesinambungan meningkatkan kebijakan dan prosedur. Bank menyadari bahwa mempromosikan kesadaran risiko sangat penting bagi seluruh karyawan. Kampanye kesadaran risiko reguler dan pelatihan diadakan untuk meningkatkan kesadaran risiko karyawan. Seluruh karyawan bertanggung jawab untuk mengelola risiko operasional sehari-hari dan menerapkan pengendalian terkait untuk mitigasi risiko tersebut sebagai bagian dari aktivitas mitigasi risiko operasional.
The management of operational risk is supported by adequate human resource and infrastructure. As part of anticipating the Bank’s business development and business environment changes, the Bank continuously enhances its policies and procedures. The Bank realizes that promoting risk awareness to all employees is crucial. As such, regular risk awareness campaigns and trainings are held to increase all employees’ risk awareness. All employees are responsible for managing dayto-day operational risk and implementing relevant controls to mitigate it as part of their operational risk mitigation activity.
5. MANAJEMEN MODAL
5.
CAPITAL MANAGEMENT
Bank Indonesia (BI) menentukan dan mengawasi kebutuhan modal Bank. Bank diwajibkan untuk mentaati peraturan BI yang berlaku dalam hal modal yang ditetapkan oleh regulator. Pendekatan Bank terhadap pengelolaan modal ditentukan oleh ketentuan strategi dan organisasi Bank, dengan memperhitungkan peraturan, keadaan ekonomi, dan komersial.
Bank Indonesia (BI) sets and monitors capital requirements for the Bank. The Bank is required to comply with prevailing BI regulation in respect of regulatory capital. The Bank’s approach to capital management is driven by the Bank’s strategic and organizational requirements, taking into account the regulatory, economic and commercial environment.
Bank menghitung kebutuhan modal berdasarkan peraturan BI yang berlaku dimana modal yang diwajibkan regulator Bank terutama meliputi: dana usaha, laba tahun-tahun lalu, laba tahun berjalan, selisih kurang dari penyisihan penghapusan aset produktif sesuai ketentuan Bank Indonesia dan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif yang diperbolehkan.
The Bank calculates its capital requirements using the prevailing BI regulation whereby the Bank’s regulatory capital is mainly consist of operating funds, retained earnings, profit for the year, shortfall between allowable amount of allowance for uncollectible account on productive assets according to Bank Indonesia guideline and allowance for impairment losses on productive assets.
Berbagai batasan telah diterapkan untuk bagian-bagian modal yang diwajibkan oleh regulator. Pengaruh dari pajak tangguhan telah dikeluarkan dalam menentukan jumlah saldo laba tahun berjalan dan laba tahun-tahun lalu. Juga terdapat batasan jumlah cadangan umum aset produktif yang boleh dimasukkan sebagai bagian dari modal.
Various limits are applied to elements of the regulatory capital. The effect of deferred taxation has been excluded in determining the amount of retained earnings and profit for the year. There is also a restriction on the amount of general allowances for productive assets that may be included as part of capital.
Aset Tertimbang Menurut Risiko (“ATMR”) Bank ditentukan berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan yang mencerminkan berbagai tingkatan risiko yang terkait dengan aset dan eksposur, yang tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan. Berdasarkan peraturan BI, Bank diharuskan untuk mempertimbangkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam mengukur ATMR Bank.
The Bank’s Risk Weighted Assets (RWA) are determined based on specific requirements that seek to reflect the varying levels of risk attached to assets and exposures not recognized in the statement of financial position. Based on BI regulations, the Bank needs to take into consideration of its credit risk, market risk and operational risk in measuring the Bank’s RWA.
54
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
5. MANAJEMEN MODAL (Lanjutan)
5.
CAPITAL MANAGEMENT (Continued)
Tujuan utama dari pengelolaan modal adalah untuk memastikan penggunaan modal secara efisien, adanya kecukupan aliran dana bagi Bank, adanya kecukupan cadangan untuk menyerap kerugian tak terduga, kesesuaian dengan peraturan pemerintah, dan juga untuk memastikan bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan Bank yang menyebabkan pergerakan dana modal dapat diidentifikasikan dengan baik, diperiksa, dilaporkan dan disetujui oleh pihak manajemen yang berwenang.
The main purpose of capital management is to ensure efficient utilization of capital, availability of adequate cash flows to the Bank and availability of adequate buffer to absorb unexpected loss, compliance with the regulatory requirements and to ensure that actions relating to the Bank that will or can cause movements of capital funds are properly identified, reviewed, reported and approved by the appropriate management.
Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan oleh regulator sepanjang tahun.
The Bank has complied with regulatory imposed capital requirements throughout the year.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio modal Bank terhadap aset tertimbang menurut risiko.
The Capital Adequacy Ratio (CAR) is the ratio of the Bank’s capital over its risk weighted assets.
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 9% - < 10% berdasarkan hasil self assessment profil risiko bank.
In accordance with prevailing Bank Indonesia regulation No. 15/12/PBI/2013, the Bank is required to provide minimum capital of 9% - < 10% based on Bank’s risk profile self assessment result.
Rasio KPMM Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, yang dihitung berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, adalah sebagai berikut:
The Bank’s CAR as of 31 December 2015 and 2014, calculated in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations, was as follows:
Komponen modal: Dana usaha (Catatan 19) Penyertaan Kantor Pusat Laba tahun-tahun lalu yang belum dipindahkan ke kantor pusat (100%) Laba bersih tahun berjalan (2015 : 100%; 2014 : 50%)
((((((
Selisih kurang antara penyisihan penghapusan aset produktif sesuai ketentuan Bank Indonesia dan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif Cadangan umum penyisihan penghapusan aset produktif (maksimum 1,25% dari ATMR) Faktor pengurang modal: Penghasilan komprehensif lainnya berupa potensi kerugian yang berasal dari penurunan nilai wajar aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual Perhitungan aset pajak tangguhan Aset takberwujud lainnya
2015
2014
6,892,500 141,760
6,192,500 141,760
7,192,552 1,566,833
6,365,482 1,219,897
Components of capital: Operating funds (Note 19) Head Office investment Unremitted profit from prior years (100%) Current year net income (2015 : 100%; 2014 : 50%) Shortfall between allowable amount of allowance for uncollectible account on productive assets according to Bank Indonesia guideline and allowance for impairment losses on productive assets General reserve for allowance for uncollectible productive assets (maximum 1.25% of RWA) Capital charge (deduction): )))))))))))))))))))))
(495,390)
(466,233)
539,826)
500,074
Other comprehensive income in the form of potential loss from fair changes of available-forfinancial assets Deferred tax assets Other intangible assets aaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaa
(107,392) (303,303) (59,156) 15,368,230)
13,953,480
43,168,763
43,393,194
1,022,668
954,379
10,309,923
10,310,871
Total capital Risk Weighted Assets - for credit risk Risk Weighted Assets - for market risk Risk Weighted Assets - for operational risk
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum risiko kredit dan risiko pasar
34.78%
31.46%
Capital Adequacy Ratio - credit risk and market risk
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional
28.20%
25.53%
Capital Adequacy Ratio - credit risk, market risk and operational risk
9% - < 10%
9% - < 10%
Required Capital Adequacy Ratio
Jumlah modal Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk risiko kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk risiko pasar Aset Tertimbang Menurut Risiko - untuk risiko operasional
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum yang diwajibkan
)
55
) ) ) )
aaa
)aaaaaaaaaaaaa))))))))))
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
5. MANAJEMEN MODAL (Lanjutan)
5.
Efektif tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan beralih dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan.
CAPITAL MANAGEMENT (Continued) Effective 31 December 2013, the regulatory and supervisory functions, duties and authority in the banking section moved from Bank Indonesia to Otoritas Jasa Keuangan.
6. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN
6.
USE OF ESTIMATES AND JUDGEMENTS
Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (Catatan 4).
These disclosures supplement the commentary on financial risk management (Note 4).
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi
a. Key sources of estimation uncertainty
a.1. Cadangan keuangan
kerugian
penurunan
nilai
aset
a.1. Allowances for impairment losses of financial assets
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan pada Catatan 3l.
Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis as described in Note 3l.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaiannya serta estimasi arus kas yang dinilai dapat diperoleh kembali disetujui secara independen disetujui oleh Unit Risiko.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to claims evaluated individually for impairment and is based upon management’s best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management establishes judgments about the counterparty’s financial condition and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimate of cash flows considered recoverable are independently approved by the Risk Unit.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti objektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang dibutuhkan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini tergantung pada seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan kolektif.
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of receivables with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need loan loss allowances, for collective management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experiences and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimated future cash flows are determined for specific counterparty allowances and the model’s assumptions and parameters used in determining collective allowances.
56
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
6. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (Lanjutan)
6.
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi (Lanjutan)
USE OF ESTIMATES AND JUDGEMENTS (Continued) a.
a.2. Penentuan nilai wajar
Key sources of estimation uncertainty (Continued) a.2. Determining fair value
Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 3c.4. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang objektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.
In determining the fair value of financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price, the Bank uses the valuation techniques as described in Note 3c.4. For financial instruments that trade infrequently and with less price transparency, fair value becomes less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
b. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank
b.
Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:
b.1.. Penilaian instrumen keuangan
b.1. Valuation of financial instruments
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 3c.4. Informasi mengenai nilai wajar dari instrumen keuangan diungkapkan pada Catatan 30.
The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 3c.4. Information about fair value of financial instruments is disclosed in Note 30.
b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
b.2. Financial asset and liability classification
Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu.
The Bank’s accounting policies provide scope for financial assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances.
Dalam mengklasifikasikan aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam kelompok “diperdagangkan”, Bank telah menetapkan bahwa instrumen keuangan tersebut sesuai dengan definisi aset dan liabilitas dalam kelompok diperdagangkan seperti yang dijabarkan dalam Catatan 3c.c.1.
In classifying financial assets and financial liabilities as “trading”, the Bank has determined that the financial instrument meets the description of trading assets and liabilities as set out in Note 3c.c.1.
Dalam mengklasifikasikan investasi pada Sukuk sebagai diukur pada biaya perolehan atau diukur pada nilai wajar, Bank telah menetapkan bahwa Bank telah memenuhi persyaratan klasifikasi sebagaimana dijabarkan dalam Catatan 3i.
In classifying investment in Sukuk as measured at acquisition cost or measured at fair value, the Bank has determined that it meets the requirement of such classification as set out in Note 3i.
57
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
7. GIRO PADA BANK INDONESIA
7. DEMAND DEPOSITS WITH BANK INDONESIA
Akun ini terdiri dari:
This account consists of the following: 2015
Rupiah Dolar Amerika Serikat Jumlah
2014
2,419,407 2,688,075 5,107,482
2,256,720 2,204,530 4,461,250
Rupiah United States Dollar Total
Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan giro wajib minimum dari Bank Indonesia.
Demand deposits with Bank Indonesia are provided to fulfill Bank Indonesia’s requirement on minimum reserve requirements.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, giro Bank pada Bank Indonesia adalah masing-masing sebesar 7,84% dan 8,18% dari jumlah dana pihak ketiga untuk mata uang Rupiah serta sebesar 9,34% dan 8,96% dari jumlah dana pihak ketiga untuk mata uang asing.
As of 31 December 2015 and 2014, the Bank’s demand deposits with Bank Indonesia were 7.84% and 8.18% of total third party deposits for Rupiah currency, and 9.34% and 8.96% of total third party deposits for foreign currency, respectively.
Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang Giro Wajib Minimum (“GWM”) Bank Umum pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
The Bank has fulfilled Bank Indonesia’s prevailing requirements regarding Minimum Reserve Requirement (“MRR”) of Commercial Banks as of 31 December 2015 and 2014.
8. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANKBANK LAIN a.
a.
Menurut jenis dan valuta
Call money: Dolar Amerika Serikat Rupiah
2015
Jumlah
By type and currency
2014
11,924,169 1,189,801 13,113,970
4,632,002 4,632,002
265,878 265,878
330,947 330,947
13,379,848
4,962,949
Penempatan deposito: Rupiah
b.
8. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS
b.
Penempatan pada pihak-pihak berelasi
Call money: United States Dollar Rupiah Deposit placements: Rupiah
Total
Placements with related parties
Pada tanggal 31 Desember 2015, tidak terdapat penempatan pada entitas Citigroup lainnya.
As of 31 December 2015, there were no placements with other Citigroup entities.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, pendapatan bunga atas penempatan pada pihak-pihak berelasi masing-masing sebesar Rp nihil dan Rp 3.469.
During the years ended 31 December 2015 and 2014, the interest income on placements with related parties amounted to Rp nil and Rp 3,469, respectively.
Informasi mengenai suku bunga dan jatuh tempo diungkapkan dalam masing-masing Catatan 4c dan 4d.
Information with regards to interest rate and maturities was disclosed in Notes 4c and 4d, respectively.
58
9.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN UNTUK DIPERDAGANGKAN a.
9.
a.
Aset keuangan untuk diperdagangkan 2015 Efek-efek Obligasi pemerintah Obligasi pemerintah Amerika Serikat Obligasi pemerintah - Sukuk Ijarah Surat Perbendaharaan Negara Sertifikat Bank Indonesia
b.
c.
Financial assets held for trading
2014
1,160,497
481,406
1,929,226 51,697 3,141,420
123,850 517,924 175,249 495,101 1,793,530
323,585 1,193 142,042 4,094 7 470,921
303,788) 6,725) 247,185) 3,164) 1) 560,863)
3,612,341
2,354,393)
Instrumen derivatif Forward valuta asing Spot valuta asing Cross currency swap (CCS) Swap suku bunga (IRS) Opsi valuta asing
Jumlah
FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES HELD FOR TRADING
b.
Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan
Securities Government bonds US government bonds Government bonds - Sukuk Ijarah Indonesian Treasury Notes Certificates of Bank Indonesia Derivative instruments Foreign currency forward Foreign currency spot Cross currency swap (CCS) Interest rate swap (IRS) Foreign currency option
Total
Financial liabilities held for trading
2015
2014
Instrumen derivatif Forward valuta asing Spot valuta asing Cross currency swap (CCS) Swap suku bunga (IRS) Opsi valuta asing
(243,954) (3,052) (509,960) (10,879) (5)
(355,615) (8,535) (563,301) (13,073) (1)
Derivative instruments Foreign currency forward Foreign currency spot Cross currency swap (CCS) Interest rate swap (IRS) Foreign currency option
Jumlah
(767,850)
(940,525)
Total
c.
Transaksi derivatif dengan pihak-pihak berelasi Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah aset derivatif dan liabilitas derivatif dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: 2015 Aset derivatif/ Derivative assets Forward valuta asing Spot valuta asing Cross currency swap (CCS) Swap suku bunga (IRS) Opsi valuta asing Jumlah
Derivative transactions with related parties As of 31 December 2015 and 2014, the balances of derivative assets and derivative liabilities to related parties were as follows:
Liabilitas derivatif/ Derivative liabilities
Aset derivatif/ Derivative assets
2014
Liabilitas derivatif/ Derivative liabilities
93,013 199
(7,639) (134)
34,851 3,083
(141,358) (1,246)
Foreign currency forward Foreign currency spot
83,725 2,709 179,646
(21,080) (2,098) (5) (30,956)
222,260 2,292 -) 262,486
(9,320) (1,887) (1) (153,812)
Cross currency swap (CCS) Interest rate swap (IRS) Foreign currency option
Informasi mengenai jatuh tempo diungkapkan dalam Catatan 4d.
Total
Information with respect to maturities was disclosed in Note 4d.
59
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
10. EFEK-EFEK YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI
10. SECURITIES PURCHASED UNDER RESALE AGREEMENTS
Akun ini merupakan transaksi dengan Bank Indonesia untuk efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali.
This account represents transactions with Bank Indonesia for securities purchased under resale agreements.
Rincian efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
The details of securities purchased under resale agreements as of 31 December 2014 were as follows:
Pihak lawan/ Counterparty
Tingkat suku bunga/ Interest rate
Bank Indonesia
6.01% - 6.30%
11. KREDIT YANG DIBERIKAN a.
Valuta asing: Modal kerja Konsumen
747,446
11. LOANS AND ADVANCES a.
Menurut jenis dan valuta Rupiah: Modal kerja Konsumen Pinjaman karyawan
Nilai tercatat/ Carrying amount
2015
By type and currency
2014
14,251,164) 11,178,719) )419,287) 25,849,170)
11,911,356) 9,637,079) 406,280) 21,954,715)
13,681,200) 4,952) 13,686,152)
16,602,626) 61,289) 16,663,915)
)
Rupiah: Working capital Consumer Employee loans Foreign currencies: Working capital Consumer
Jumlah
39,535,322)
38,618,630)
Total
Cadangan kerugian penurunan nilai Nilai tercatat
(1,040,704) 38,494,618)
(430,269) 38,188,361)
Alllowance for impairment losses
b. Menurut sektor ekonomi
b. By economic sector
Jumlah/ Amount Manufaktur Keuangan Pertambangan Perdagangan Agribisnis Transportasi Perumahan Komunikasi Lainnya Jumlah
Carrying amount
10,092,601 7,011,636 4,873,874 3,151,823 1,588,733 18,656 186,662 484,568 12,126,769 39,535,322
2015 Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses (143,466) (11,814) (120,143) (351,773) (1,963) (81) (905) (1,683) (408,876) (1,040,704)
60
Nilai tercatat/ Carrying amount 9,949,135 6,999,822 4,753,731 2,800,050 1,586,770 18,575 185,757 482,885 11,717,893 38,494,618
Manufacturing Finance Mining Trading Agribusiness Transportation Real estate Communication Others Total
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
11. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
11. LOANS AND ADVANCES (Continued)
b. Menurut sektor ekonomi (Lanjutan)
b. By economic sector (Continued) 2014 Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
Jumlah/ Amount Manufaktur Keuangan Pertambangan Perdagangan Agribisnis Transportasi Perumahan Komunikasi Lainnya Jumlah
c.
11,472,864 6,841,563 3,318,572 3,427,922 1,500,716 29,603 223,614 1,301,866 10,501,910 38,618,630
(32,353) (10,232) (11,123) (54,710) (1,273) (34) (503) (786) (319,255) (430,269)
< 1 tahun 1 - 5 tahun > 5 tahun Jumlah
Rupiah/ Rupiah
Jumlah/ Total
8,141,485 16,435,963 1,271,722 25,849,170
6,909,168 4,420,699 2,356,285 13,686,152
15,050,653 20,856,662 3,628,007 39,535,322
11,440,511 6,831,331 3,307,449 3,373,212 1,499,443 29,569 223,111 1,301,080 10,182,655 38,188,361
Manufacturing Finance Mining Trading Agribusiness Transportation Real estate Communication Others Total
c. Maturity period based on loan agreement (before deducting allowance for impairment losses)
Menurut jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai) 2015 Valuta asing/ Foreign currencies
Nilai tercatat/ Carrying amount
Rupiah/ Rupiah 6,414,908 14,527,598 1,012,209 21,954,715
2014 Valuta asing/ Foreign currencies 10,459,391 3,777,739 2,426,785 16,663,915
Jumlah/ Total 16,874,299 18,305,337 3,438,994 38,618,630
< 1 year 1 - 5 years > 5 years Total
Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Other significant information relating to loans and advances are as follows:
a. Kredit modal kerja, mencakup kredit dalam bentuk rekening koran dan cerukan, diberikan Bank kepada nasabah untuk mendukung kegiatan operasional dan kebutuhan barang modalnya.
a. Working capital loans, include current accounts and overdraft, extends to customers to support their operational activities and capital goods.
b. Kredit konsumsi terdiri dari kartu kredit dan kredit perorangan lainnya.
b. Consumer loans consist of credit cards and other personal loans.
c. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri dari kredit yang diberikan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan berbagai jangka waktu yang pelunasannya dilakukan melalui pemotongan gaji setiap bulan.
c. Loans to the Bank’s employees consist of car loans, housing loans and loans for other purposes with various terms of repayment which the repayment will be done through monthly salary deductions.
d. Jumlah partisipasi Bank dalam kredit sindikasi bersama bank-bank lain pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp 4.963.653 dan Rp 3.253.323. Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi tersebut pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing berkisar antara 1,41% - 36,36% dan 2,30% - 31,50% pada titik awal fasilitas kredit sindikasi. Bank bertindak selaku arranger dan/atau anggota dalam kredit sindikasi tersebut.
d. The Bank’s total participation in syndicated loans with other banks as of 31 December 2015 and 2014 amounted to Rp 4,963,563 and respectively. The Bank’s Rp 3,253,323, participation on those syndicated loans as of 31 December 2015 and 2014 ranged from 1.41% - 36.36% and 2.30% - 31.50% at initial point of each syndicated loan facility, respectively. The Bank acted as an arranger and/or a member in those syndicated loans.
61
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
11. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
11.
LOANS AND ADVANCES (Continued)
e. Laporan Bank ke Bank Indonesia menyatakan bahwa Batas Maksimum Pemberian Kredit (“BMPK”) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 telah sesuai dengan ketentuan BMPK, baik untuk pihak berelasi maupun untuk pihak ketiga.
e. The Bank’s report submission to Bank Indonesia stated that its Legal Lending Limit (“LLL”) as of 31 December 2015 and 2014 was in compliance with LLL requirements for both related parties and third parties.
f.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah kredit yang diberikan kepada pihak-pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 49.512 dan Rp 48.077, dengan cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sejumlah Rp 45 dan Rp 37.
f. As of 31 December 2015 and 2014, the balance of loans and advances given to related parties amounted to Rp 49,512 and Rp 48,077, respectively, with the respective allowance for impairment losses amounted to Rp 45 and Rp 37, respectively.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, pendapatan bunga atas kredit yang diberikan kepada pihak-pihak berelasi adalah masing-masing sebesar Rp 2.131 dan Rp 1.939.
During the year ended 31 December 2015 and 2014, interest income generated from loans and advances given to related parties amounted to Rp 2,131 and Rp 1,939, respectively.
g. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan untuk tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
g. The movement of allowance for impairment losses on loans and advances during the years ended 31 December 2015 and 2014 was as follows:
Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/Collective allowance for impairment losses Saldo, awal tahun Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan, bersih Penghapusbukuan kredit yang diberikan Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
(383,484)
Saldo, akhir tahun
(46,785)
Jumlah/Total (430,269)
(536,638)
(499,311)
(1,035,949)
541,286)
-)
541,286)
(96,954) (13,529) (489,319)
-) (5,289) (551,385)
(96,954) (18,818) (1,040,704)
Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/Collective allowance for impairment losses Saldo, awal tahun Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai selama tahun berjalan, bersih Penghapusbukuan kredit yang diberikan Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan Selisih kurs
2015 Cadangan kerugian penurunan nilai individual/Individual allowance for impairment losses
2014 Cadangan kerugian penurunan nilai individual/Individual allowance for impairment losses
(408,775)
(3,089)
Addition of allowance for impairment losses during the year, net Write-off of loans and advances Recovery of loans previously written-off Exchange rate difference Balance, end of year
Jumlah/Total (411,864)
(321,075)
(46,759)
(367,834)
441,780)
3,070)
444,850)
(93,809) (1,605) (383,484)
-) (7) (46,785)
(93,809) (1,612) (430,269)
62
Balance, beginning of year
Balance, beginning of year Addition of allowance for impairment losses during the year, net Write-off of loans and advances Recovery of loans previously written-off Exchange rate difference Balance, end of year
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
11. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
11.
LOANS AND ADVANCES (Continued)
h. Rasio non-performing loans (NPL, yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan peraturan Bank Indonesia) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
h. The non-performing loans (NPL, classified as substandard, doubtful and loss in accordance with Bank Indonesia regulation) ratios as of 31 December 2015 and 2014 were as follows:
2015 NPL Bruto NPL Neto
i.
2014
2.26% 0.42%
1.67% 1.26%
i.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, rincian kredit bermasalah (non-performing) per sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
Gross NPL Net NPL
As of 31 December 2015 and 2014, details of non-performing loans per economic sector were as follows:
2015
Pokok/ Principal Manufaktur Perdagangan Transportasi Pertambangan Lainnya Jumlah
2014
Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
Pokok/ Principal
170,184 338,320
(110,559) (338,095)
102,839 251,595 862,938
(102,587) (150,077) (701,318)
372,266 41,429 32 201,469 615,196
Informasi mengenai suku bunga dan jatuh tempo diungkapkan dalam masing-masing Catatan 4c dan 4d. 12.
Rincian efek-efek untuk tujuan investasi berdasarkan jenis efek-efek adalah sebagai berikut:
Tersedia untuk dijual: Obligasi pemerintah Sertifikat Bank Indonesia
INVESTMENT SECURITIES
Jumlah/ Total
2014
Harga perolehan (setelah amortisasi premi/ diskonto)/ Acquisition cost (after amortization of premiums/ discounts)
Keuntungan yang belum direalisasi/ Unrealized gains
7,758,692
(137,986)
7,620,706
5,476,816
29,388
-
-)
-
953,738
5
Diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain: Obligasi pemerintah - Sukuk Ijarah Biaya perolehan: Obligasi pemerintah -aSukuk Ijarah Jumlah
Manufacturing Trading Transportation Communication Others Total
Details of investment securities based on the type of securities were as follow:
2015
Kerugian yang belum direalisasi/ Unrealized losses
(5,847) (41,427) (25) -) (102,587) (149,886)
Information with regard to interest rate and maturities was disclosed in Notes 4c and 4d, respectively.
12. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI
Harga perolehan (setelah amortisasi premi/ diskonto)/ Acquisition cost (after amortization of premiums/ discounts)
Cadangan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses
Jumlah/ Total Available-for-sale: 5,506,204 Government bonds Bank Indonesia 953,743 Certificates Measured at fair value through othera comprehensive income: Government bonds - Sukuk Ijarahaa aaaaaaaaaa
2,364,413
(5,203)
2,359,210
-
-
-
-)
-
3,555,517
-
10,123,105
(143,189)
9,979,916
9,986,071
29,393
63
Acquisition cost: Government bonds 3,555,517 - Sukuk Ijarah 10,015,464 Total
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
12.
EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (Lanjutan)
12.
INVESTMENT SECURITIES (Continued)
Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank, mulai 30 Juni 2013 Bank wajib memenuhi Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA) minimum sebesar 8% dari jumlah liabilitas bank. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah efek-efek untuk tujuan investasi yang dimiliki untuk memenuhi ketentuan CEMA adalah masing-masing sebesar Rp 5.004.508 dan Rp 5.094.772.
In accordance with Bank Indonesia Regulation No. 15/12/PBI/2013 regarding the Bank’s Minimum Capital Requirement, starting on 30 June 2013, the Bank is obliged to fulfill the minimum Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA) of 8% of the Bank’s total liabilities. As of 31 December 2015 and 2014, investment securities to fulfill CEMA requirement was Rp 5,004,508 and Rp 5,094,772, respectively.
Perubahan atas laba/(rugi) yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
The movement of unrealized gain/(loss) from change in fair value of available-for-sale investment securities during the years ended 31 December 2015 and 2014 was as follows:
2015 Saldo pada awal tahun, sebelum pajak penghasilan tangguhan (Rugi)/laba yang belum direalisasi selama tahun berjalan - bersih Rugi/(laba) yang direalisasi dari penjualan efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual selama tahun berjalan bersih Jumlah, sebelum pajak penghasilan tangguhan Pajak penghasilan tangguhan (Catatan 15) Saldo pada akhir tahun, bersih
2014
65,338)
Balance at the beginning of year, before deferred income tax Unrealized (loss)/gain during the year - net
6,181)
(9,411)
Realized loss/(gain) from sale of. available-for-sale investment securities during the year - net
(143,189) 35,797) (107,392)
29,394) (7,349) 22,045)
29,394)
(26,533)
((178,764)
)
Informasi mengenai suku bunga dan jatuh tempo diungkapkan dalam masing-masing Catatan 4c dan 4d. 13.
2015
Valuta asing: Giro Tabungan Deposito berjangka dan deposito on-call Jumlah
DEPOSITS FROM NON-BANK CUSTOMERS a.
Menurut jenis dan valuta
Rupiah: Giro Tabungan Deposito berjangka dan deposito on-call
Balance at the end of year, net
Information with respect to interest rate and maturities was disclosed in Notes 4c and 4d, respectively.
13. SIMPANAN DARI NASABAH BUKAN BANK a.
Total, before deferred income tax Deferred income tax (Note 15)
By type and currency
2014
11,130,063 2,613,193
10,267,662 2,715,714
14,372,707 28,115,963
8,414,514 21,397,890
13,834,314 6,125,038
12,848,135 5,677,830
1,464,273 21,423,625
2,247,026 20,772,991
49,539,588
42,170,881
64
Rupiah: Demand deposits Saving accounts Time deposits and on-call deposits Foreign currencies: Demand deposits Saving accounts Time deposits and on-call deposits
Total
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
13. SIMPANAN DARI NASABAH BUKAN BANK (Lanjutan)
13.
b. Simpanan dari pihak-pihak berelasi
b. Deposits from related parties
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah simpanan dari nasabah bukan bank yang merupakan pihak-pihak berelasi adalah masingmasing sebesar Rp 119.587 dan Rp 258.130.
As of 31 December 2015 and 2014, balance of deposits from non-bank customers who are related parties amounted to Rp 119,587 and Rp 258,130, respectively.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, beban bunga atas simpanan dari pihakpihak berelasi (nasabah bukan bank), yang termasuk dalam jumlah beban bunga, masingmasing sebesar Rp 3.752 dan Rp 2.143.
During the years ended 31 December 2015 and 2014, interest expenses on deposits from related parties (non-bank customers), which were included in total interest expenses, amounted to Rp 3,752 and Rp 2,143, respectively.
Informasi mengenai suku bunga dan jatuh tempo diungkapkan dalam masing-masing Catatan 4c dan 4d.
Information with regards to interest rate and maturities was disclosed in Note 4c and 4d, respectively.
14. SIMPANAN DARI BANK-BANK LAIN a.
DEPOSITS FROM NON-BANK CUSTOMERS (Continued)
14.
a. By type and currency
Menurut jenis dan valuta Rupiah: Giro Interbank call money Valuta asing: Giro Pinjaman Liabilitas pada Kantor Pusat (declared capital)
Jumlah
DEPOSITS FROM OTHER BANKS
2015
2014
1,056,292 700,146 1,756,438
2,163,645 1,770,295 3,933,940
1,003,588 3,450,045
290,090 -
6,892,500 11,346,133
6,192,500 6,482,590
13,102,571
10,416,530
Rupiah: Demand deposits Interbank call money Foreign currencies: Demand deposits Borrowings Due to Head Office (declared capital)
Total
Liabilitas pada Kantor Pusat merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat, untuk tujuan modal kerja dan memenuhi persyaratan jumlah dana yang dilaporkan kepada Bank Indonesia, dengan perpanjangan jangka waktu dilakukan secara berkala.
Due to Head Office represent funds placed in Indonesia by the Head Office for working capital purposes and in meeting the requirements of funds declared to Bank Indonesia, which are rolled-over on a periodical basis.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dana yang dilaporkan kepada Bank Indonesia (declared capital) sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/1/PBI/2005 tanggal 10 Januari 2005 masing-masing sebesar Rp 6.892.500 dan Rp 6.192.500. Dana tersebut selalu diperbaharui dan digunakan untuk perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum seperti yang diatur dalam peraturan Bank Indonesia. Dana tersebut tidak dikenakan bunga sejak tanggal 23 September 2013.
As of 31 December 2015 and 2014, funds declared to Bank Indonesia in accordance with Bank Indonesia Regulation No. 7/1/PBI/2005 dated 10 January 2005 amounted to Rp 6,892,500 and Rp 6,192,500, respectively. These funds are always renewed and are used in the calculation of the Bank’s Capital Adequacy Ratio as required under Bank Indonesia regulation. These funds became noninterest bearing since on 23 September 2013.
65
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
14. SIMPANAN DARI BANK-BANK LAIN (Lanjutan) b.
14.
b. Deposits from related parties
Simpanan dari pihak-pihak berelasi Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah simpanan dari bank-bank lain yang merupakan pihak-pihak berelasi adalah masingmasing sebesar Rp 12.063.180 dan Rp 8.118.974.
As of 31 December 2015 and 2014, balance of deposits from other banks who are related parties amounted to Rp 12,063,180 and Rp 8,118,974, respectively.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, beban bunga atas simpanan dari bankbank lain (pihak-pihak berelasi), yang termasuk dalam jumlah beban bunga, masing-masing sebesar Rp 22.382 dan Rp 5.416.
During the years ended 31 December 2015 and 2014, interest expenses on deposits from related parties (other banks), which were included in total interest expenses, amounted to Rp 22,382 and Rp 5,416, respectively.
Informasi mengenai suku bunga dan jatuh tempo diungkapkan dalam masing-masing Catatan 4c dan 4d.
Information with regards to interest rate and maturities was disclosed in Notes 4c and 4d, respectively.
15. PERPAJAKAN a.
15.
a. Current tax liabilities represent corporate income tax payable amounted to Rp 40 and Rp 221,066 as of 31 December 2015 and 2014, respectively.
Beban pajak penghasilan terdiri dari:
b. Income tax expense consists of: 2015
Beban pajak kini: Tahun berjalan Penghasilan pajak tangguhan: Pembentukan dan pemulihan perbedaan temporer
c.
2014*
633,136)
Rekonsiliasi antara laba akuntansi sebelum pajak dengan beban pajak adalah sebagai berikut:
Laba akuntansi sebelum pajak penghasilan Tarif pajak
909,732)
(100,352) 532,784)
2015
d.
TAXATION
Liabilitas pajak kini merupakan utang pajak penghasilan badan masing-masing sebesar Rp 40 dan Rp 221.066 pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014. (((((
b.
DEPOSITS FROM OTHER BANKS (Continued)
(65,147) 844,585)
c.
Current tax expense: Current year Deferred income tax: Origination and reversal of temporary differences
The reconciliation between accounting income before tax and tax expense was as follows:
2014*
2,099,617 25%
3,349,526) 25%)
Accounting income before income tax Tax rate
Beban yang tidak dapat dikurangkan
524,904 7,880
837,381) 7,204)
Non-deductible expenses
Beban pajak
532,784
844,585)
Tax expense
d. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits its tax returns on the basis of selfassessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations under prevailing regulations.
Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank menghitung dan melaporkan/menyetorkan pajakpajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan atau mengubah pajakpajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
* Setelah penyajian kembali
As restated *
66
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
15. PERPAJAKAN (Lanjutan)
15.
TAXATION (Continued)
Posisi Bank atas perpajakan dapat dipertanyakan oleh Fiskus. Manajemen mempertahankan posisi perpajakan Bank yang diyakini berdasarkan pada teknik dasar yang kuat, sesuai dengan peraturan perpajakan. Oleh karena itu, manajemen yakin bahwa provisi untuk perpajakan adalah memadai untuk semua tahun pajak terbuka berdasarkan kajian beberapa faktor, termasuk interpretasi atas undang-undang perpajakan dan pengalaman masa lalu. Kajian ini didasarkan pada estimasi dan asumsi serta pertimbangan mengenai kejadian masa depan. Informasi baru mungkin saja tersedia dan dapat menyebabkan manajemen untuk mengubah pertimbangannya mengenai kecukupan provisi untuk perpajakan. Perubahan atas provisi untuk perpajakan akan berdampak pada beban pajak pada periode dimana keputusan tersebut dibuat. e.
The Bank’s tax positions may be challenged by the tax authorities. Management vigorously defends the Bank’s tax positions which are believed to be grounded on sound technical basis, in compliance with the tax regulations. Accordingly, management believes that the provisions for taxation are adequate for all open tax years based on the assessment of various factors, including interpretations of tax law and prior experience. This assessment relies on estimates and assumptions and may involve judgment about future events. New information may become available that causes management to change its judgment regarding the adequacy of existing tax provisions. Such changes to tax provisions will impact tax expense in the period in which such determination is made. e.
Perbedaan temporer yang membentuk bagian signifikan dari aset/(liabilitas) pajak tangguhan dan perubahan yang terkait, pada tanggal dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya Efek-efek untuk diperdagangkan Penyusutan aset tetap Amortisasi sewa dibayar dimuka jangka panjang Efek-efek untuk tujuan investasi Cadangan lainnya Aset pajak tangguhan, bersih
31 Desember/ December 2014
Diakui pada laba rugi/ Recognized in profit or loss
The items that give rise to significant portions of deferred tax assets/(liabilities), and the movement there of, as of and for the years ended 31 December 2015 and 2014 were as follows:
Diakui pada pendapatan komprehensif lain/Recognized in other comprehensive income
31 Desember/ December 2015
Deferred tax assets (liabilities):
(13,636)
78,938)
-)
65,302)
Allowance for impairment losses of financial assets
111,010)
14,889)
(2,718)
123,181)
)Accrued expenses and other liabilities
(2,958)
4,821)
-)
1,863)
(23,307)
(43)
-)
(23,350)
Trading securities Depreciation of fixed assets
2,546)
1,660)
-)
4,206)
Amortization of longterm prepaid rental
(7,349) 96,217)
-) 87)
43,146) -)
35,797) 96,304)
Investment securities Other reserves
162,523)
100,352)
40,428)
303,303)
Deferred tax assets, net
67
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
15. PERPAJAKAN (Lanjutan)
Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya Efek-efek untuk diperdagangkan Penyusutan aset tetap Amortisasi sewa dibayar dimuka jangka panjang Efek-efek untuk tujuan investasi Amortisasi goodwill dan aset takberwujud lainnya Cadangan lainnya Aset pajak tangguhan, bersih
15.
31 Desember/ December 2013
Diakui pada laba rugi/ Recognized in profit or loss
TAXATION (Continued)
Diakui pada pendapatan komprehensif lain/Recognized in other comprehensive income
31 Desember/ December 2014*
Deferred tax assets (liabilities):
(45,412)
31,776)
-)
(13,636)
Allowance for impairment losses of financial assets
74,511)
34,081)
2,418)
111,010)
)Accrued expenses and other liabilities
1,889)
(4,847)
-)
(2,958)
(24,177)
870)
-)
(23,307)
Trading securities Depreciation of fixed assets
990)
1,556)
-)
2,546)
Amortization of longterm prepaid rental
6,633)
-)
(13,982)
(7,349)
(2,107) 96,613)
2,107) (396)
-) -)
-) 96,217)
Investment securities Amortization of goodwill and other intangible assets Other reserves
108,940)
65,147)
(11,564)
162,523)
Deferred tax assets, net
Manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan bersih yang timbul dari perbedaan temporer kemungkinan besar dapat direalisasi pada tahun-tahun mendatang.
Management believes that total net deferred tax assets arising from temporary differences are probable to be realized in the future years.
f.
Bank dikenakan pajak atas laba cabang sebesar 10%. Pajak atas laba cabang dikurangkan dari laba yang dipindahkan ke Kantor Pusat.
f.
The Bank is subject to branch profit tax at 10%. This branch profit tax is deducted from any profits remitted to the Head Office.
g.
Pada tanggal 22 dan 23 Pebruari 2012, Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar I menerbitkan beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP) sehubungan dengan tahun fiskal 2005 dan 2006 masing-masing sebesar Rp 119.824 dan Rp 108.970. Pada tanggal 21 Maret 2012, Bank telah melunasi SKPKB dan STP tersebut.
g.
On 22 and 23 February 2012, the Large Taxpayers Office I issued various assessment letters of Tax Underpayment Letter (SKPKB) and Tax Collection Letter (STP) relating to fiscal years 2005 and 2006 amounting to Rp 119,824 and Rp 108,970, respectively. The Bank fully paid those SKPKB and STP underpayments on 21 March 2012.
* Setelah penyajian kembali
As restated *
68
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
15. PERPAJAKAN (Lanjutan)
15.
TAXATION (Continued)
Setelah itu, Bank mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak pada tanggal 16 Mei 2012. Pada tanggal 20 Februari, 14 Maret dan 13 Mei 2013, Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar I menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak untuk menolak surat keberatan yang telah diajukan oleh Bank. Bank telah mengajukan surat banding pada Pengadilan Pajak pada tanggal 16 Mei dan 26 Juli 2013 masing-masing sebesar Rp 101.771 dan Rp 105.682 untuk tahun fiskal 2005 dan 2006. Hasil dari banding tersebut masih belum diketahui sampai dengan tanggal laporan keuangan ini.
Subsequently, the Bank filed objection letters to the Director General of Tax on 16 May 2012. On 20 February, 14 March and 13 May 2013, the Large Taxpayers Office I District Office issued Decision Letters, rejecting the Bank’s objection letters. On 16 May and 26 July 2013, the Bank filed appeal letters to the Tax Court for the amount of Rp 101,771 and Rp 105,682 relating to fiscal years 2005 and 2006, respectively. The appeal result is still unknown as of the date of this financial statements.
Pada tanggal 23 dan 30 Desember 2013, Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar I menerbitkan beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sehubungan dengan tahun fiskal 2007 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 140.847 dan Rp 68.525. Bank telah melunasi SKPKB tersebut pada 21 Januari 2014. Setelah itu, Bank telah mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak pada tanggal 20 dan 28 Maret 2014 masing- masing sebesar Rp 140.847 dan Rp 68.525 untuk tahun fiskal 2007 dan 2008. Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar I pada tanggal 23, 26 dan 27 Februari 2015 telah menerbitkan keputusan yang menolak surat keberatan yang diajukan oleh Bank. Bank telah mengajukan surat banding pada Pengadilan Pajak pada tanggal 22 Mei 2015 masing-masing sebesar Rp 140.847 dan Rp 68.525 untuk tahun fiskal 2007 dan 2008. Hasil dari banding tersebut belum diketahui sampai dengan tanggal laporan keuangan ini.
On 23 and 30 December 2013, the Large Taxpayers Office I issued various assessment letters of Tax Underpayment Letter (SKPKB) relating to fiscal years 2007 and 2008 amounting to Rp 140,847 and Rp 68,525, respectively. The Bank fully paid those SKPKB on 21 January 2014. Subsequently, the Bank filed objection letters to the Director General of Tax on 20 and 28 March 2014 for the amount of Rp 140,847 and Rp 68,525 relating to fiscal years 2007 and 2008, respectively. On 23, 26 and 27 February 2015, the objection request had been rejected by Large Taxpayers Office I District Office. On 22 May 2015, the Bank filed appeal letters to the Tax Court for the amount of Rp 140,847 and Rp 68,525 relating to fiscal years 2007 and 2008, respectively. The appeal result is still unknown as of the date of this financial statements.
Pada tanggal 25 Mei 2015, Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar I menerbitkan beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) sehubungan dengan tahun fiskal 2010 sebesar Rp 1.066.624. Sesuai dengan peraturan yang berlaku Bank telah melunasi sebagian SKPKB tersebut pada tanggal 26 Agustus 2015 sebesar Rp 43.601. Bank telah mengajukan surat keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak pada tanggal 24 Agustus 2015.
On 25 May 2015, the Large Taxpayers Office I issued various assessment letters of Tax Underpayment Letter (SKPKB) relating to fiscal year 2010 amounting to Rp 1,066,624. Based on prevailing tax regulation, Bank has partially paid the SKPKB on 26 August 2015 amounting to Rp 43,601. The Bank filed objection letter to Directorate General of Taxation on 24 August 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, klaim pengembalian pajak sebagai bagian dari aset lain-lain masing-masing sebesar Rp 455.895 dan Rp 414.329.
As of 31 December 2015 and 2014, claims for tax refund as part of other assets amounted to Rp 455,895 and Rp 414,329, respectively.
16. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
16. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY
Bank menyelenggarakan program pensiun imbalan manfaat pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat, yang dikelola dan diadministrasikan oleh Dana Pensiun Citibank,N.A.
The Bank has a defined benefit pension plan covering its qualified permanent employees, which is managed and administered by Dana Pensiun Citibank,N.A.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, iuran yang dibayarkan oleh Bank adalah sebesar 9,8% dan 9,8% dari penghasilan dasar karyawan.
As of 31 December 2015 and 2014, the Bank’s contributions were 9.8% and 9.8% of the employees’ basic salaries.
Selama tahun 2015 dan 2014, iuran yang sudah dibayarkan Bank kepada Dana Pensiun Citibank masing-masing sebesar Rp 51.422 dan Rp 48.577. Bank memperkirakan akan membayar kontribusi sejumlah Rp 50.647 untuk program imbalan manfaat pasti di tahun 2016.
During 2015 and 2014, contributions paid by the Bank to Dana Pensiun Citibank amounted to Rp 51,422 and Rp 48,577, respectively. The Bank expects to pay Rp 50,647 in contributions to its defined benefit plan in 2016.
69
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
16.
POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY (Continued)
Bank juga diharuskan menyediakan imbalan pensiun minimum yang diatur dalam UU Ketenagakerjaan No. 13/2003, yang merupakan liabilitas imbalan manfaat pasti. Jika imbalan pasca-kerja sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No. 13/2003 lebih besar dari program pensiun yang ada, selisih tersebut diakui sebagai bagian dari liabilitas imbalan pasca-kerja secara keseluruhan.
The Bank is also required to provide a minimum postemployment benefits as stipulated in the Labour Law No. 13/2003, which is a defined benefits obligation. If the pension benefits based on Labour Law No. 13/2003 are higher than those based on the existing pension plan, the difference is recorded as part of the overall post-employment benefits obligation.
Liabilitas imbalan manfaat pasti neto sebesar nilai kini dari estimasi jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset program yang ada. Perhitungan dilakukan oleh aktuaria independen, PT Towers Watson Purbajaga dengan menggunakan metode projected-unit-credit.
The net defined benefits liability is calculated as the present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods, deducted by fair value of any plan assets. The calculation is performed by an independent actuary, PT Towers Watson Purbajaga by using the projected-unit-credit method.
Program imbalan manfaat pasti memberikan eksposur risiko aktuarial kepada Bank, seperti: risiko investasi, risiko suku bunga dan risiko inflasi.
The defined benefit plan provides actuarial risk exposures to the Bank, e.g., investment risk, interest rate risk and inflation risk.
Tabel berikut ini menyajikan saldo liabilitas imbalan manfaat pasti neto pada tanggal pelaporan, perubahan nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti, dan perubahan nilai wajar aset program untuk tahun berakhir 31 Desember 2015 dan 2014:
The following table reflects the balance of net defined benefit liability as of reporting dates, the movement in the present value of defined benefit obligation, and movement in the fair value of plan assets for the years ended 31)December 2015 and 2014:
2015()
Nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti
Dana Pensiun/ Pension Fund (447,762)
Undangundang Ketenagakerjaan/ Labour Law
Jumlah/ Total
(109,536)
(557,298)
Present value of defined benefit obligation))))
506,534)
--)
506,534)
Fair value of plan asset
Surplus (defisit)
58,772)
(109,536)
(50,764)
Surplus (deficit)
Efek dari batas atas aset Liabilitas imbalan manfaat pasti neto pada akhir tahun
(4,492)
--)
(4,492)
Effect of asset ceiling
(55,256)
Net defined benefit liability at end of year
Nilai wajar aset program
54,280)
(109,536) 2015()
Perubahan nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti: Nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti, awal tahun
Dana Pensiun/ Pension Fund
Undangundang Ketenagakerjaan/ Labour Law
Jumlah/ Total
Movement in the present value of defined benefit obligation: Present value of defined benefit obligation, (582,621) beginning of year))
(471,214)
(111,407)
Beban jasa kini
(37,876)
(13,507)
(51,383)
Beban bunga
(34,813)
(8,114)
(42,927)
Termasuk dalam laba rugi
Termasuk dalam penghasilan komprehensif lain Kerugian/keuntungan aktuarial yang timbul dari: - Asumsi keuangan - Penyesuaian pengalaman Dipindahkan
Included in profit or loss Current service cost Interest expense Included in other comprehensive income Actuarial losses/gains arising from:
41,980)
6,926)
48,906)
Financial assumptions -
(17,530)
3,993)
(13,537)
Experience adjustment -
(519,453)
(122,109)
(641,562)
70
Carry forward
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
16.
POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY (Continued)
2015()
Dana Pensiun/ Pension Fund Pindahan Lain-lain Pembayaran imbalan pascakerja selama tahun berjalan Nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti, akhir tahun
Undangundang Ketenagakerjaan/ Labour Law
Jumlah/ Total
(519,453)
(122,109)
(641,562)
71,691)
12,573)
84,264)
(447,762)
(109,536)
(557,298)
Carried forward Others Benefits paid during the year Present value of net defined benefit obligation, end of year)
2014*
Nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti
Dana Pensiun/ Pension Fund
Undangundang Ketenagakerjaan/ Labour Law
Jumlah/ Total
(471,214)
(111,407)
(582,621)
Present value of defined benefit obligationi)))
510,790)
--)
510,790)
Fair value of plan asset
Surplus (defisit)
39,576)
(111,407)
(71,831)
Surplus (deficit)
Efek dari batas atas aset Liabilitas imbalan manfaat pasti neto pada akhir tahun
(3,744)
--)
(3,744)
Effects of asset ceiling
35,832)
(111,407)
(75,575)
Net defined benefit liability at end of year
Nilai wajar aset program
2014*
Perubahan nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti: Nilai kini kewajiban imbalan manfaat (pasti, awal tahun
Dana Pensiun/ Pension Fund
Undangundang Ketenagakerjaan/ Labour Law
Jumlah/ Total
(407,262)
(95,833)
(503,095)
Beban jasa kini
(32,508)
(12,229)
(44,737)
Beban bunga
(33,213)
(7,762)
(40,975)
(472,983)
(115,824)
(588,807)
Termasuk dalam laba rugi
Dipindahkan
* Setelah penyajian kembali
Movement in the present value of defined benefit obligation: Present value of defined benefit obligation, beginning of year)) Included in profit or loss Current service cost Interest expense Carry forward
As restated *
71
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
16.
POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY (Continued)
2014* Undangundang Ketenagakerjaan/ Labour Law
Dana Pensiun/ Pension Fund Pindahan Termasuk dalam penghasilan komprehensif lain Kerugian/keuntungan aktuarial yang timbul dari: - Asumsi keuangan - Penyesuaian pengalaman Lain-lain Pembayaran imbalan pascakerja Pemindahan liabilitas Nilai kini kewajiban imbalan manfaat pasti, akhir tahun
Perubahan nilai wajar aset program: Nilai wajar aset program, awal tahun
(472,983)
Jumlah/ Total (588,807)
(115,824)
Included in other comprehensive income Actuarial losses/gains arising from: Financial assumptions -
(30,454)
(4,953)
(35,407)
(1,955)
70)
(1,885)
34,345) (167)
9,355) (55)
43,700) (222)
(471,214)
(111,407)
(582,621)
Benefits paid Liabilities transfer Present value of net defined benefit obligation, end of year))))))))))))
430,921)
Movement in the fair value of plan assets: Fair value of plan assets, beginning of year
Experience adjustment Others
2015
2014
510,790)
Termasuk dalam laba rugi Pendapatan bunga atas aset program
Included in profit or loss 39,763)
Termasuk dalam penghasilan komprehensif lain Pengembalian aset program di luar pendapatan bunga
37,119)
Interest Income on plan assets Included in other comprehensive Income
(23,750)
Lain-lain Kontribusi dibayarkan kepada program Imbalan yang dibayarkan oleh program Nilai wajar aset program, akhir tahun
28,518)
Return on plan assets excluding interest income Others
51,422)
48,577)
Contributions paid into the plan
(71,691)
(34,345)
Benefits paid by the plan
506,534)
510,790)
Fair value of plan assets, end of year
(2,844)
Change in asset ceiling: Asset ceiling, beginning of year
2015
2014*
Perubahan batas atas aset: Batas atas aset, awal tahun Perubahan selama tahun berjalan yang termasuk dalam penghasilan komprehensif lain Batas atas aset, akhir tahun
Carried forward
(3,744)
(748) (4,492)
(900) (3,744)
* Setelah penyajian kembali
Changes during the year included in other comprehensive income Asset ceiling, end of year
As restated *
72
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
16.
2015
Aset program terdiri dari: Obligasi pemerintah Efek ekuitas Obligasi korporasi Deposito berjangka Lainnya
2014
277,598) 110,450) 71,903) 44,388) 2,195) 506,534)
Asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan tersebut adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto per tahun Kenaikan gaji per tahun Tingkat imbal hasil atas aset program per tahun
POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY (Continued) Plan assets comprise of: Government bonds Equity securities Corporate bonds Term deposits Other
225,514) 96,148) 67,464) 121,664) -) 510,790)
The major actuarial assumptions used for the calculation were as follows:
2015
2014
8.75% 8%
7.75% 8%
7.75%
7.75%
Discount rate per annum Salary increase per annum Expected annual rate return on plan assets
Pada tanggal 31 Desember 2015, durasi rata-rata tertimbang dari kewajiban imbalan pasti adalah 8,91 tahun.
As of 31 December 2015, the weighted average duration of the defined benefit obligation is 8.91 years.
Tingkat diskonto digunakan dalam menentukan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal penilaian. Secara umum, tingkat diskonto mengacu pada imbal hasil atas obligasi pemerintah berkualitas tinggi yang diperdagangan di pasar aktif pada tanggal pelaporan.
The discount rate is used in determining the present value of the defined benefit obligation at valuation date. In general, the discount rate correlates with the yield on high quality government bonds that are traded in active markets at the reporting date.
Asumsi kenaikan gaji di masa depan memproyeksikan kewajiban imbalan pasti mulai dari tanggal penilaian sampai dengan usia pensiun normal. Tingkat kenaikan gaji pada umumnya ditentukan dengan menerapkan penyesuaian inflasi terhadap besarnya gaji dan dengan memperhitungkan lamanya masa kerja.
The future salary increase assumption projects the benefit obligation starting from the valuation date through the normal retirement age. The salary increase rate is generally determined by applying inflation adjustments to pay scales, and by taking account of the length of service.
Analisis sensitivitas
Sensitivity analysis
Pada tanggal 31 Desember 2015, perubahan terhadap salah satu asumsi aktuarial, dengan anggapan asumsi yang lain konstan, akan berdampak kepada liabilitas imbalan manfaat pasti neto Bank seperti pada tabel di bawah:
As of 31 December 2015, the changes to one of the relevant actuarial assumptions, holding other assumptions constant, would have affected the Bank’s net defined benefit liability as shown on the table below:
Kenaikan/ Increase Tingkat diskonto (perubahan 1%) Kenaikan gaji di masa depan (perubahan 1%)
Penurunan/ Decrease
(42,958) 31,595)
Meskipun analisis di atas tidak mempertimbangkan seluruh distribusi arus kas yang diharapkan dari program, tabel di atas menunjukkan sensitivitas dari asumsi-asumsi tersebut.
48,906) (28,819)
Discount rate (1% movement) Future salary increase rate (1% movement)
Although the analysis does not take account of the full distribution of cash flows expected under the plan, it does provide an approximation of the sensitivity of the assumptions.
73
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
17. PENYERTAAN KANTOR PUSAT
17.
Merupakan penyertaan Kantor Pusat di Bank sebesar USD 1.000.000 (nilai penuh) [dilaporkan dalam laporan keuangan dengan menggunakan kurs historis] sesuai dengan persyaratan hukum di Indonesia. Hukum melarang pengembalian dana ini kecuali dalam hal penghentian operasi Bank.
STATUTORY INVESTMENT This represents the Head Office statutory investment in the Bank of USD 1,000,000 (full amount) [reported in the financial statements at historical exchange rate] as required by the Indonesian law. The law restricts repatriation of this amount except in the event of termination of the Bank’s operations.
18. PENYERTAAN TAMBAHAN
18.
Bank telah menerima penyertaan tambahan dari Kantor Pusat untuk operasi Bank sebesar USD 10.000.000 (nilai penuh) pada tahun 1994, USD 10.000.000 (nilai penuh) pada tahun 1993, USD 18.000.000 (nilai penuh) pada tahun 1991 dan USD 34.000.000 (nilai penuh) pada tahun 1990 (semua dilaporkan dalam laporan keuangan dengan menggunakan kurs historis).
ADDITIONAL INVESTMENTS The Bank received additional investments from Head Office, to be used for its operations, amounting to (full amount) in 1994, USD 10,000,000 USD 10,000,000 (full amount) in 1993, USD 18,000,000 (full amount) in 1991 and USD 34,000,000 (full amount) in 1990 (all were reported in the financial statements at historical exchange rate).
19. DANA USAHA
19.
OPERATING FUNDS
Dana usaha merupakan selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan Bank di Kantor Pusat dan cabang-cabang di luar Indonesia, sesuai dengan surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan dari bank asing.
Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by the Bank’s Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the decree of the Director of Bank Indonesia No.)32/37/KEP/DIR dated 12 May 1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, sub-branch offices and representative offices of foreign banks.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, dana usaha Bank berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku terdiri dari:
As of 31 December 2015 and 2014, the Bank’s operating funds in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations consist of:
2015 Tagihan ke cabang-cabang lain (termasuk dalam giro pada bank-bank lain) dan aset derivatif dari Kantor Pusat dan cabang-cabang lain
2014
695,917)
359,048)
Due from other branches (included in demand deposits with other banks) and derivative assets from Head Office and other branches
Utang ke Kantor Pusat (termasuk dalam simpanan dari bank-bank lain) dan utang derivatif ke Kantor Pusat
(8,120,749)
(6,740,357)
Due to Head Office (included in deposits from other banks) and derivative liabilities to Head Office
Dana usaha
(7,424,832)
(6,381,309)
Operating funds
Dana usaha yang dilaporkan oleh Bank adalah sebesar USD 500.000.000 juta (nilai penuh) pada tanggal 31 Desember 2015 (ekuivalen dengan Rp 6.892.500) dan 2014 (ekuivalen Rp 6.192.500). Pelaporan dana usaha Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 telah dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku mengenai pinjaman komersial luar negeri.
The Bank’s declared operating funds amounted to USD 500,000,000 million (full amount) as of 31 December 2015 (equivalent to Rp 6,892,500) and 2014 (equivalent to Rp 6,192,500). The declaration of the Bank’s operating funds as of 31 December 2015 and 2014 was made in accordance with prevailing Bank Indonesia regulations concerning commercial offshore borrowings.
Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan (declared operating funds), mana yang lebih rendah, diperhitungkan dalam rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (Catatan 5).
The operating funds or the declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s Capital Adequacy Ratio (Note 5).
74
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
20. PENDAPATAN BUNGA
20.
Merupakan pendapatan bunga yang berasal dari:
Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset keuangan untuk diperdagangkan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Giro pada bank-bank lain Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Jumlah
Represents interest income derived from:
2015
2014
3,777,013 514,383 250,675
3,364,804 523,664 210,799
113,823 17,402
78,078 14,683
13,959 4,687,255
14,217 4,206,245
Selama tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, jumlah pendapatan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan di atas, yang terkait dengan aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi masing-masing sebesar Rp 4.436.580 dan Rp 3.995.446. 21.
Merupakan beban bunga atas:
INTEREST EXPENSES Represent interest expenses incurred for:
2015
Jumlah
2014
873,372 255,564 99,025 54,125 18,842 16,346
518,487 305,323 91,192 37,885 17,808 20,299
Time deposits and on-call deposits Demand deposits Depository insurances premium Borrowings Saving accounts Deposits from other banks
1,317,274
990,994
Total
22. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI, BERSIH
22.
2015
NET FEES AND COMMISSIONS INCOME 2014
Pendapatan provisi dan komisi: Provisi dan komisi dari kartu kredit Komisi agen penjual Komisi jasa kustodian Pendapatan provisi dari fasilitas trade dan kredit Komisi manajemen kas Lain-lain Jumlah Beban provisi dan komisi: Beban komisi penjualan Pendapatan provisi dan komisi, bersih
Loans and advances Investment securities Financial assets held for trading Placements with Bank Indonesia and other banks Demand deposits with other banks Securities purchased under resale agreements Total
During the years ended 31 December 2015 and 2014, total interest income calculated using the effective interest method reported above that relates to financial assets not carried at fair value through profit or loss amounted to Rp 4,436,580 and Rp 3,995,446, respectively.
21. BEBAN BUNGA
Deposito berjangka dan deposito oncall Giro Premi asuransi penjaminan simpanan Pinjaman Tabungan Simpanan dari bank-bank lain
INTEREST INCOME
861,600) 445,518) 163,740)
915,681 481,326 163,800
150,624) 126,626) 75,472) 1,823,580)
155,679 161,887 80,360 1,958,733
Fees and commissions income: Fees and commissions from credit cards Selling agent commissions Custodial service commissions Provision fees from trade and credit facilities Cash management commissions Others Total
(2,699)
(6,639)
Fees and commissions expenses: Sales commissions expenses
1,820,881)
1,952,094
Net fees and commissions income
75
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
22. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI, BERSIH (Lanjutan)
22. NET FEES AND COMMISSIONS INCOME (Continued)
Provisi dan komisi dari kartu kredit terutama terdiri dari pendapatan provisi interchange dan annual fees. Sedangkan komisi agen penjual terutama terdiri dari komisi agen penjual reksadana dan komisi asuransi.
Fees and commissions from credit cards mainly consist of interchange fees and annual fees. Meanwhile, selling agent commissions mainly consist of mutual fund and insurance selling agent commissions.
Selama tahun yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014, pendapatan provisi dan komisi dari pihak-pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 38.881 dan Rp 33.118.
During the years ended 31 December 2015 and 2014, fees and commissions income from related parties amounted to Rp 38,881 and Rp 33,118, respectively.
23. NET TRADING INCOME
23. PENDAPATAN TRANSAKSI PERDAGANGAN, BERSIH 2015 Efek-efek Instrumen derivatif Jumlah
2014
46,179 482,565 528,744
237,109 307,010 544,119
24. BEBAN PERSONALIA
24. 2015
Gaji dan kompensasi lainnya Jaminan sosial tenaga kerja Beban imbalan pasca-kerja Lain-lain Jumlah
954,020 77,278 54,547 104,459 1,190,304
957,489 62,841 48,593 82,603 1,151,526
25.
Pembentukan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan selama tahun berjalan adalah sebagai berikut:
Salaries and other compensation Social security costs Post-employment benefits expenses Others Total
ADDITION OF ALLOWANCE FOR IMPAIRMENT LOSSES ON FINANCIAL ASSETS, NET Addition (reversal) of impairment losses on financial assets during the year was as follows:
2015
Jumlah
PERSONNEL EXPENSES 2014*
25. PEMBENTUKAN CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN, BERSIH
Kredit yang diberikan Tagihan akseptasi
Securities Derivative instruments Total
2014
1,035,949)) (645) 1,035,304)
367,834)) (956) 366,878)
* Setelah penyajian kembali
Loans and advances Acceptance receivables Total
As restated *
76
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
26. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Jasa diberikan oleh pihak di luar Bank Promosi dan pemasaran Gedung Beban alokasi Kantor Pusat Penyusutan aset tetap Jasa profesional Telekomunikasi Pemeliharaan sistem Perjalanan dan transportasi Lain-lain Jumlah
26. 2015
2014
916,499 379,270 214,045 188,443 74,367 60,383 19,934 14,799 11,390 212,699 2,091,829
523,844 351,872 239,569 228,528 63,731 42,945 35,006 19,249 14,816 255,429 1,774,989
27. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
27.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank memiliki komitmen dan kontinjensi sebagai berikut:
Rupiah/ Rupiah
GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
2015 Valuta asing/ Foreign currencies
Service contracted out Promotion and marketing Premises Head Office allocation expenses Depreciation of fixed assets Professional fees Telecommunication System maintenance Travel and transportation Others Total
COMMITMENTS AND CONTINGENCIES As of 31 December 2015 and 2014, the Bank had commitments and contingencies as follows:
Jumlah/ Total
Rupiah/ Rupiah
2014 Valuta asing/ Foreign currencies
Jumlah/ Total
KOMITMEN Liabilitas komitmen Fasilitas kredit bersifat committed yang belum digunakan Fasilitas letter of credit yang tidak dapat dibatalkan
COMMITMENTS Committed liabilities (23,287,454)
(1,362,434)
(24,649,888)
(19,241,023)
(2,771,856)
(22,012,879)
Unused committed loan facilities
(26,348)
(739,009)
(765,357)
(10,663)
(285,410)
(296,073)
Irrevocable letter of credit facilities
(23,313,802)
(2,101,443)
(25,415,245)
(19,251,686)
(3,057,266)
(22,308,952)
KONTINJENSI
CONTINGENCIES
Tagihan kontinjensi Bank garansi yang diterima Pendapatan bunga atas kredit non-performing Lain-lain
Contingent receivables Bank guarantees received Interest on nonperforming loans Others
5,000)
39,954,742)
39,959,742)
1,000)
38,855,517)
38,856,517)
48,464) 7,132) 60,596)
17,648) 1,188) 39,973,578)
66,112) 8,320) 40,034,174)
25,149) 6,089) 32,238)
3,694) 973) 38,860,184)
28,843) 7,062) 38,892,422)
Liabilitas kontinjensi Bank garansi yang diterbitkan
(622,783)
(3,375,582)
(3,998,365)
(1,752,131)
(3,664,507)
(5,416,638)
Contingent liabilities Bank guarantees issued
Jumlah kontinjensi - tagihan (liabilitas) bersih
(562,187)
36,597,996)
36,035,809)
(1,719,893)
35,195,677)
33,475,784)
Total contingencies - net receivables (liabilities)
Jumlah fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (uncommitted) pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 34.863.075 dan Rp 28.570.564.
Unused uncommitted loan facilities granted to customers as of 31 December 2015 and 2014 amounted to Rp 34,863,075 and Rp 28,570,564, respectively.
77
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
27. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan)
27.
COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued)
Jumlah bank garansi yang diterima dari pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 36.622.810 dan Rp 33.160.888.
Total bank guarantees received from related parties as of 31 December 2015 and 2014 amounted to Rp 36,622,810 and Rp 33,160,888, respectively.
Bank menghadapi berbagai macam jenis tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan dalam kegiatan usahanya. Tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak yang signifikan pada hasil usaha, posisi keuangan maupun likuiditas Bank.
The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management does not expect that the results in any of these proceedings will have a material adverse effect on the Bank’s results of operations, financial position or liquidity.
28. JASA KUSTODIAN
28. CUSTODIAL SERVICES
Securities Services Indonesia (dahulu bernama Securities and Fund Services Operations Indonesia) mendapatkan ijin untuk menyediakan jasa kustodian pada bulan Oktober 1991 dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, yang sejak tanggal 31 Desember 2012 menjadi Bagian Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan) berdasarkan Surat Keputusan No. Kep-91/PM/1991.
The Bank’s Securities Services Indonesia (previously named Securities and Funds Services Operations Indonesia) obtained a license to conduct custodial services in October 1991 from the Capital Market Supervisory Board (Bapepam changed to Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency, which effective 31 December 2012 became Capital Market Supervisory Division of Otoritas Jasa Keuangan) under its Decision Letter No. Kep-91/PM/1991.
Jasa yang disediakan oleh Securities Services Indonesia Bank meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan penanganan transaksi, penagihan pendapatan, menerima kuasa, corporate action, pengelolaan kas, pencatatan investasi, pelaporan investasi (NAV), pengembalian pajak, subscription and redemption unit registry dan sub-registry.
The services offered by the Bank’s Securities Services Indonesia include safekeeping, settlement and transaction handling, income collection, proxy, corporate action, cash management, investment accounting, NAV reporting, tax reclamation, subscription and redemption unit registry and subregistry.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, aset yang diadministrasikan oleh Securities Services Indonesia terdiri atas saham, obligasi, deposito berjangka, sertifikat deposito, surat-surat berharga dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, masing-masing sebesar ekuivalen Rp 440.060.684 dan Rp 495.202.422.
As of 31 December 2015 and 2014, the assets which were administered by the Securities Services Indonesia consisted of shares, bonds, time deposits, certificate of deposits, commercial papers and other capital market and money market instruments, with total amount equivalent to Rp 440,060,684 and Rp 495,202,422, respectively.
29. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
29. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Aset, liabilitas, pendapatan, beban, komitmen dan kontinjensi yang timbul dari transaksi-transaksi dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 diungkapkan dalam Catatan 8, 9, 11, 13, 14, 22, dan 27.
Assets, liabilities, income, expenses, commitments and contingencies arising from transactions with related parties as of 31.December 2015 and 2014 were disclosed in Notes 8, 9, 11, 13, 14, 22, and 27.
Informasi tambahan atas transaksi dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan di bawah ini.
Additional information on transactions with related parties is disclosed below.
78
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
29. TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (Lanjutan)
29. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)
Perjanjian dengan PT Citigroup Securities Indonesia
Agreement with PT Citigroup Securities Indonesia
Bank melakukan perjanjian jasa dengan PT Citigroup Securities Indonesia (CSI), dimana Bank setuju untuk menyediakan gedung/bangunan, termasuk listrik, penerangan dan pendingin (AC) kepada CSI. Sebagai kompensasinya, CSI membayar provisi (service fees) setiap bulan sesuai dengan perjanjian di atas. Perjanjian jasa ini telah berakhir pada tanggal 1 Juni 2014.
The Bank entered into a service agreement with PT Citigroup Securities Indonesia (CSI), whereby the Bank agreed to provide office premise and utility services such as the use of electricity, lighting, and air conditioning to CSI. In return for these services, CSI pays monthly service fees in accordance with the agreement to the Bank. The service agreement was terminated on 1 June 2014.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2014, jumlah imbalan yang diterima dari CSI adalah sebesar Rp 70 dan dicatat sebagai pendapatan lainnya.
During the years ended 31 December 2014, total fees received from CSI amounted to Rp 70 and recorded as other income.
30. INSTRUMEN KEUANGAN a.
Klasifikasi keuangan
aset
30.
keuangan
dan
liabilitas
FINANCIAL INSTRUMENTS a.
Classification of financial assets and financial liabilities
Instrumen keuangan pada tabel di bawah ini telah dikelompokkan berdasarkan kategori masingmasing. Kebijakan akuntansi yang penting pada Catatan 3c, 3h dan 3i menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk laba dan rugi atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.
Financial instruments in the table below have been classified based on their respective category. The significant accounting policies in Note 3c, 3h and 3i describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instruments), are recognized.
Tabel di bawah menyajikan nilai tercatat aset keuangan dan liabilitas keuangan utama Bank berdasarkan kategori masing-masing pada tanggal 31)Desember 2015 dan 2014:
The table below sets out the carrying amounts of the Bank’s main financial assets and liabilities based on their respective category as of 31)December 2015 and 2014:
Diperdagangkan/ Held-for-trading Aset keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain, bersih Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain* Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan Utang akseptasi Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya
31 Desember 2015 / 31 December 2015 Pinjaman yang Biaya diberikan dan perolehan Tersedia piutang/ diamortisasi untuk dijual/ lainnya/Other Loans and Availablefor-sale** receivables amortized cost
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount
-
-
432,843
-
432,843
-
5,107,482 1,046,141
-
-
5,107,482 1,046,141
-
13,379,848
-
-
13,379,848
3,612,341 3,612,341
218,994 38,494,618 414,034 58,661,117
9,979,916 10,412,759
-
3,612,341 218,994 38,494,618 9,979,916 414,034 72,686,217
-
-
-
49,539,588 6,210,071
49,539,588 6,210,071
767,850 -
-
-
219,508
767,850 219,508
-
-
-
460,921
460,921
767,850
-
-
56,430,088
57,197,938
* Tidak termasuk liabilitas pada Kantor Pusat (declared capital) (Catatan 14) ** Termasuk investasi pada sukuk yang diklasifikasikan sebagai “diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain”
Financial assets Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Acceptance receivables Loans and advances Investment securities Other assets, net Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks* Financial liabilities held for trading Acceptance payables Accrued expenses and other liabilities
Exclude amount due to Head Office (declared capital) (Note 14) * Include investment in sukuk classified as “measured at fair value ** through other comprehensive income”
79
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
30. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) a.
Klasifikasi aset keuangan keuangan (Lanjutan)
Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain* Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan Utang akseptasi Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya
dan
liabilitas
FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued) a.
Classification of financial assets and financial liabilities (Continued)
2014
Diperdagangkan/ Held-for-trading
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Tersedia untuk dijual/ Availablefor-sale
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/Other amortized cost
-
-
578,441
-
578,441
-
4,461,250 469,020
-
-
4,461,250 469,020
Aset keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain, bersih
30.
-
4,962,949
-
-
4,962,949
2,354,393
-
-
-
2,354,393
2,354,393
747,446 300,411 38,188,361 1,321,970 50,451,407
6,459,947 7,038,388
3,555,517 3,555,517
747,446 300,411 38,188,361 10,015,464 1,321,970 63,399,705
-
-
-
42,170,881 4,224,030
42,170,881 4,224,030
940,525 -
-
-
301,464
940,525 301,464
-
-
-
236,407
236,407
940,525
-
-
46,932,782
47,873,307
* Tidak termasuk liabilitas pada Kantor Pusat (declared capital) (Catatan 14)
b.
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount Financial assets Cash Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Securities purchased under resale agreements Acceptance receivables Loans and advances Investmentsecurities Other assets, net Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks* Financial liabilities held for trading Acceptance payables Accrued expenses and other liabilities
Exclude amount due to Head Office (declared capital) (Note 14) *
Nilai wajar instrumen keuangan
b.
Fair values of financial instruments
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasian harga pasar. Untuk semua instrumen keuangan lainnya, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian lainnya.
The fair values of financial assets and financial liabilities that are traded in active markets are based on quoted market prices. For all other financial instruments, the Bank determines fair values using other valuation techniques.
Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan sedikit memiliki transparansi harga, nilai wajar menjadi kurang obyektif, dan membutuhkan berbagai tingkat pertimbangan tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi harga dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.
For financial instruments that trade infrequently and have little price transparency, fair values is less objective, and requires varying degrees of judgement depending on liquidity, concentration, factors, pricing uncertainty of market assumptions and other risks affecting the specific instrument.
Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut: •
The Bank measures fair values following hierarchy of methods:
Level 1: input yang berasal dari harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk instrumen yang identik yang dapat diakses Bank pada tanggal pengukuran.
•
80
using the
Level 1: inputs that are quoted prices (unadjusted) in active markets for identical instruments that Bank can access at the measurement date.
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
30. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) b.
30.
Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan)
FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued) b.
Fair values of financial instruments (Continued)
• Level 2: input selain harga kuotasian yang termasuk dalam level 1 yang dapat diobservasi, baik secara langsung atau tidak langsung. Dalam kategori ini termasuk instrumen yang dinilai dengan menggunakan: harga kuotasian untuk instrumen yang serupa di pasar aktif; harga kuotasian untuk instrumen yang identik atau yang serupa di pasar yang tidak aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan dapat diobservasi secara langsung maupun tidak langsung dari data pasar.
•
Level 2: inputs other than quoted prices included within level 1 that are observable either directly or indirectly. This category includes instruments valued using: quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for identical or similar instruments in markets that are not active; or other valuation techniques in which all significant inputs are directly or indirectly observable from market data.
Level 3: input yang tidak dapat diobservasi. Dalam kategori ini termasuk semua instrumen dimana teknik penilaian menggunakan input yang tidak dapat diobservasi dan input yang tidak dapat diobservasi ini memberikan dampak signifikan terhadap penilaian instrumen. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasian untuk instrumen serupa yang memerlukan penyesuaian atau asumsi signifikan yang tidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan diantara instrumen tersebut.
•
Level 3: inputs that are unobservable. This category includes all instruments for which the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs have a significant effect on the instrument’s valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments for which significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments.
•
Teknik penilaian mencakup model nilai kini bersih dan arus kas yang didiskontokan, perbandingan dengan instrumen sejenis yang harga pasarnya tersedia, serta dapat diobservasi, serta model penilaian lainnya. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian meliputi suku bunga bebas risiko (riskfree) dan suku bunga acuan serta credit spreads yang digunakan untuk mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi dan nilai tukar mata uang asing.
Valuation techniques include net present value and discounted cash flow models, comparison with similar instruments for which market observable prices exist and other valuation models. Assumptions and inputs used in valuation techniques include risk-free and benchmark interest rates and credit spreads used in estimating discount rates, bond prices and foreign currency exchange rates.
Tujuan dari teknik penilaian adalah untuk pengukuran nilai wajar yang mencerminkan harga yang akan diterima untuk menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
The objective of valuation techniques is to arrive at a fair value measurement that reflects the price that would be received to sell the asset or paid to transfer the liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date.
Bank menggunakan model penilaian yang dikenal secara umum untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan yang umum dan sederhana, seperti swap suku bunga dan currency swap yang hanya menggunakan data pasar yang dapat diobservasi dan membutuhkan sedikit pertimbangan dan taksiran manajemen. Bila memungkinkan, metode penilaian harus berasal dari sumber eksternal atau terverifikasi. Jika tidak memungkinkan, posisi harus melalui peninjauan internal secara independen oleh fungsi pengendalian internal.
The Bank uses widely recognized valuation models for determining the fair value of common and more simple financial instruments, like interest rate swap and currency swap that use only observable market data and require less management judgment and estimation. When possible, valuation methods must be externally sourced or verified. If not possible, positions must be subject to independent internal review by internal control functions.
81
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
30. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
30.
b. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan)
FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued) b. Fair values of financial instruments (Continued)
Untuk instrumen yang lebih kompleks, Bank menggunakan model penilaian sendiri, yang biasanya dikembangkan dari model penilaian yang telah diakui. Beberapa atau semua input yang signifikan dalam model ini mungkin tidak dapat diobservasi di pasar, dan berasal dari harga pasar atau harga atau estimasi berdasarkan asumsi. Contoh instrumen yang memerlukan input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan meliputi beberapa OTC structured derivatives, pinjaman tertentu dan efek yang tidak memiliki pasar aktif. Model penilaian yang menggunakan input yang tidak dapat diobservasi yang signifikan memerlukan tingkat pertimbangan dan asumsi manajemen yang lebih tinggi dalam penentuan nilai.
For more complex instruments, the Bank uses proprietary valuation models, which are usually developed from recognized valuation models. Some or all the significant inputs into these models may not be observable in the market, and are derived from market prices or rates or are estimated based on assumptions. Examples of instruments involving significant unobservable inputs include certain OTC structured derivatives, certain loans and securities for which there is no active market. Valuation models that employ significant unobservable inputs require a higher degree of management judgment and estimation in the determination of value.
Pertimbangan dan estimasi manajemen biasanya memerlukan pemilihan model yang sesuai untuk digunakan, penentuan arus kas masa depan yang diharapkan pada instrumen keuangan yang dinilai, penentuan probabilitas kegagalan pihak lawan dan pembayaran dimuka dan pemilihan tingkat diskonto yang tepat.
Management judgement and estimation are usually required for selection of the appropriate valuation model to be used, determination of expected future cash flows on the financial instrument being valued, determination of the probability of counterparty default and prepayments and selection of appropriate discount rates.
Estimasi nilai wajar derivatif yang diperoleh dari model disesuaikan dengan faktor-faktor lain, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model, sepanjang Bank berkeyakinan bahwa pelaku pasar pihak ketiga akan memperhitungkannya dalam menentukan harga transaksi. Nilai wajar mencerminkan risiko kredit instrumen termasuk penyesuaian untuk memperhitungkan risiko kredit Bank dan pihak lawan.
Fair values estimates of derivative obtained from models are adjusted for other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes that a third party market participants would take them into account in pricing a transaction. Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the Bank and the counterparty.
Instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar
Financial instruments measured at fair values
Tabel berikut ini menyajikan analisa instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 berdasarkan level hirarki nilai wajar:
The table below presents financial instruments measured at fair value as of 31 December 2015 and 2014, based on the level in the fair values hierarchy: 2015 Level 2
Level 1 Aset keuangan Diperdagangkan Aset keuangan untuk diperdagangkan Tersedia untuk dijual Efek-efek untuk tujuan investasi Liabilitas keuangan Diperdagangkan Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan
Jumlah/Total
1,929,226
1,683,115
3,612,341
1,929,226
9,979,916 11,663,031
9,979,916 13,592,257
-
82
767,850
767,850
Financial assets Held for trading Financial assets held for trading Available-for-sale investment securities Financial liabilities Held for trading Financial liabilities held for trading
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
30. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
30.
b. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan)
b. Fair values of financial instruments (Continued) 2014 Level 2
Level 1 Aset keuangan Diperdagangkan Aset keuangan untuk diperdagangkan Tersedia untuk dijual Efek-efek untuk tujuan investasi
FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)
Jumlah/Total
123,850
2,230,543
2,354,393
123,850
6,459,947 8,690,490
6,459,947 8,814,340
Liabilitas keuangan Diperdagangkan Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan
-
940,525
940,525
Financial assets Held for trading Financial assets held for trading Available-for-sale Investment securities Financial liabilities Held for trading Financial liabilities held for trading
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan efek-efek tersedia untuk dijual diprioritaskan untuk menggunakan harga kuotasian pasar, kecuali untuk nilai wajar instrumen utang tertentu, spot, forward, swap suku bunga (“IRS”), dan yang cross currency swap (“CCS”), penilaiannya ditentukan dengan teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi.
The fair values of financial assets and financial liabilities held-for-trading and available-for-sale investment securities were prioritized to use quoted market prices, except for fair value of certain debt securities, spot, forward, interest rate swap (“IRS”), and cross currency swap (“CCS”), which was determined using valuation techniques based on observable inputs.
Instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar
Financial instruments not measured at fair values
Tabel di bawah ini menyajikan nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar dan analisa atas instrumen keuangan tersebut sesuai dengan masingmasing level pada hirarki nilai wajar.
The following table sets out the fair values of financial instruments not measured at fair value and analysis on those financial instruments by level in the fair value hierarchy. 2015 Nilai wajar/ Fair value
Nilai tercatat/ Carrying amount Aset keuangan Kredit yang diberikan Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain*
38,494,618 38,494,618
Level 2
Level 3 -
Jumlah/Total
37,969,725 37,969,725
37,969,725 37,969,725
49,539,588
49,539,588
-
49,539,588
6,210,071 55,749,659
6,210,071 55,749,659
-
6,210,071 55,749,659
* Tidak termasuk liabilitas pada Kantor Pusat (declared capital) (Catatan 14)
83
Financial assets Loans and advances Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks*
Exclude amount due to Head Office (declared capital) (Note 14) *
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
30. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
30.
b. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan)
FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued) b. Fair values of financial instruments (Continued)
2014 Nilai wajar/ Fair value Nilai tercatat/ Carrying amount Aset keuangan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Efek-efek untuk tujuan investasi Kredit yang diberikan
Liabilitas keuangan Simpanan dari nasabah bukan bank Simpanan dari bank-bank lain*
Level 2
Level 3
Financial assets 747,446
747,446
-
747,446
3,555,517 38,188,361 42,491,324
3,427,780 4,175,226
37,774,958 37,774,958
3,427,780 37,774,958 41,950,184
42,170,881
42,170,881
-
42,170,881
4,224,030 46,394,911
4,224,030 46,394,911
-
4,224,030 46,394,911
* Tidak termasuk liabilitas pada Kantor Pusat (declared capital) (Catatan 14)
Sebagian besar dari instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar, diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Daftar di bawah ini menyajikan daftar instrumen keuangan yang nilai tercatatnya mendekati nilai wajarnya, contohnya, instrumen keuangan jangka pendek atau yang ditinjau ulang menggunakan harga pasar secara berkala.
dibayar
Securities purchased under resale agreements Investment securities Loans and advances
Financial liabilities Deposits from non-bank customers Deposits from other banks*
Exclude amount due to Head Office (declared capital) (Note 14) *
Majority of the financial instruments not measured at fair value are measured at amortized cost. The following list sets out those financial instruments for which their carrying amount are reasonable approximation of fair value because, for example, they are short-term in nature or re-priced to current market rates frequently. Financial Assets: - Cash - Current accounts with Bank Indonesia - Current accounts with other banks - Placements with Bank Indonesia and other banks - Acceptance receivables - Other assets
Aset Keuangan: - Kas - Giro pada Bank Indonesia - Giro pada bank-bank lain - Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain - Tagihan akseptasi - Aset lain-lain Liabilitas Keuangan: - Utang akseptasi - Beban masih harus lainnya
Jumlah/Total
Financial Liabilities: - Acceptance payables - Accrued expenses and other liabilities
dan liabilitas
Nilai wajar dari efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dan efek-efek untuk tujuan investasi diestimasi dengan menggunakan harga kuotasian untuk instrumen yang identik atau yang serupa di pasar yang tidak aktif.
Fair value of securities purchased under resale agreements and investment securities are estimated using quoted prices for identical or similar instruments in markets that are not active.
Nilai wajar dari kredit yang diberikan diestimasi dengan menggunakan model penilaian, seperti teknik diskonto arus kas. Input dalam teknik penilaian termasuk arus kas yang akan diterima di masa datang dan suku bunga pasar.
Fair value of loans and advances are estimated using valuation models, such as discounted cash flow techniques. Inputs into the valuation techniques include expected future cash flow and market interest rates.
Nilai wajar dari simpanan dari nasabah bukan bank dan simpanan dari bank-bank lain sama dengan nilai tercatatnya karena sifatnya dapat ditarik sewaktu-waktu.
The fair value of deposits from non-bank customers and deposits from other banks are same with the carrying amount because they are payable on demand in nature.
84
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
30. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
30.
b. Nilai wajar instrumen keuangan (Lanjutan)
b. Fair values of financial instruments (Continued) The fair values calculated are for disclosure purposes only and do not have any impact on the Bank’s reported financial performance or position. The fair values calculated by the Bank may be different from the actual amount that will be received/paid on the settlement or maturity of the financial instrument. As certain categories of financial instruments are not traded, there is management judgment involved in calculating the fair values.
Perhitungan nilai wajar dilakukan hanya untuk kepentingan pengungkapan dan tidak berdampak pada pelaporan posisi atau kinerja keuangan Bank. Nilai wajar yang dihitung oleh Bank mungkin berbeda dengan jumlah aktual yang akan diterima/dibayar pada saat penyelesaian atau jatuh tempo instrumen keuangan. Mengingat kategori tertentu instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan, maka terdapat pertimbangan manajemen dalam perhitungan nilai wajar. 31. KUALITAS ASET PRODUKTIF
31.
Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat (sebelum cadangan kerugian penurunan nilai) aset keuangan dan rekening administratif Bank berdasarkan kolektibilitas aset produktif sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
Lancar/ Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
FINANCIAL INSTRUMENTS (Continued)
QUALITY OF PRODUCTIVE ASSETS The table below presents the Bank’s carrying amounts (before allowance for impairment losses) of financial assets and off-balance sheet transactions based on the grading of productive assets in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation as of 31 December 2015 and 2014.
2015 Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah Total
Giro pada Bank Indonesia
5,107,482
-
-
-
-
5,107,482
Giro pada bank-bank lain
1,046,141
-
-
-
-
1,046,141
13,379,848
-
-
-
-
13,379,848
3,587,407 219,114 35,516,402 9,979,916 522,622
16,759 394 3,155,982 -
8,175 212,504 -
126,245 -
524,189 -
3,612,341 219,508 39,535,322 9,979,916 522,622
Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Acceptance receivables Loans and advances Investment securities Other assets
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain
27,327,425
1,828,088
241,436
5,293
11,368
29,413,610
Off-balance sheet transactions: Commitments and contingencies with credit risk
31,886,960
2,707,809
268,306
-
-
34,863,075
Unused uncommitted loan facilities
Lancar/ Current
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Rekening administratif: Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit Fasilitas kredit bersifat uncommitted yang belum digunakan
2014
Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Aset keuangan untuk diperdagangkan Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Aset lain-lain
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/ Loss
Jumlah Total
4,962,949
-
-
-
-
4,962,949
2,350,176
3,283
934
-
-
2,354,393
747,446 301,037 35,759,310 10,015,464 1,420,758
427 2,244,125 -
456,125 -
115,006 -
44,064 -
747,446 301,464 38,618,630 10,015,464 1,420,758
Demand deposits with Bank Indonesia Demand deposits with other banks Placements with Bank Indonesia and other banks Financial assets held for trading Securities purchased under resale agreements Acceptance receivables Loans and advances Investment securities Other assets
4,461,250
-
-
-
-
4,461,250
469,020
-
-
-
-
469,020
26,266,428
1,320,199
127,289
1,861
9,813
27,725,590
Off-balance sheet transactions: Commitments and contingencies with credit risk
26,770,663
1,290,877
447,098
61,925
-
28,570,563
Unused uncommitted loan facilities
Rekening administratif: Komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit Fasilitas kredit bersifat uncommitted yang belum digunakan
85
CITIBANK, N.A., CABANG INDONESIA
CITIBANK, N.A., INDONESIA BRANCH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2015 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
32. PENYAJIAN KEMBALI
32.
Karena adanya perubahan kebijakan akuntansi seperti yang dijelaskan pada Catatan 2f, informasi komparatif yang disajikan di dalam laporan keuangan ini telah disajikan kembali. Tabel dibawah ini menyajikan dampaknya terhadap laporan keuangan Bank.
RESTATEMENT As a result of the change in accounting policy as described in Note 2f, the comparative information presented in these financial statements have been restated. The following table summarize the impacts on the Bank’s financial statements.
31 Desember 2014/31 December 2014 Seperti Setelah dilaporkan Penyajian disajikan sebelumnya/ kembali/ kembali/ As restated Restatement As restated Laporan posisi keuangan Aset Aset pajak tangguhan - bersih Liabilitas Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya Rekening kantor pusat Laba yang belum dipindahkan ke kantor pusat
Statement of financial position 163,354))
(831)
(1,856,159))
3,323)
162,523))
Assets Deferred tax assets - net
(1,852,836))
Liabilities Accrued expenses and other liabilities Head office accounts
(8,962,981))
(2,492)
(8,965,473))
Unremitted profit
Tahun berakhir 31 Desember 2014/ Year ended 31 December 2014 Seperti Setelah dilaporkan Penyajian disajikan sebelumnya/ kembali/ kembali/ As restated Restatement As restated Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Beban personalia Beban pajak penghasilan Penghasilan komprehensif lainsetelah pajak penghasilan Pengukuran kembali atas liabilitas imbalan manfaat pasti neto
Statement of profit or loss an other comprehensive income (1,148,368))
(3,158)
(1,151,526)(
Personnel expenses
(845,375))
790)
(844,585))
Income tax expense Other comprehensive income-net of income tax)))))
-a
(7,256)
(7,256)a
Remeasurements of net defined benefit liability
1 Januari 2014/31 Desember 2013 1 January 2014/31 December 2013 Seperti dilaporkan Setelah Penyajian sebelumnya/ disajikan kembali/ kembali/ As previously Restatement reported As restated Laporan posisi keuangan Aset Aset pajak tangguhan - bersih Liabilitas Beban masih harus dibayar dan liabilitas lainnya Rekening kantor pusat Laba yang belum dipindahkan ke kantor pusat
Statement of financial position 112,979)
(4,039)
(1,736,874)
16,155)
108,940)
Assets Deferred tax assets - net
(1,720,719)
Liabilities Accrued expenses and other liabilities Head office accounts
(7,901,711)
(12,116)
Penyajian kembali ini tidak memberikan dampak pada jumlah arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang telah dilaporkan sebelumnya.
(7,913,827)
Unremitted profit
The restatement does not impact the classification of previously reported total cash flows from operating, investing and financing activities.
86
Citibank Indonesia Citibank Tower Jl. Jenderal Sudirman Kav. 54-55 Jakarta, 12190 - Indonesia www.citibank.co.id