2013
LAPORAN TAHUNAN ANNUAL REPORT
OPTIMALISASI
SUMBER DAYA MENUJU KINERJA TERBAIK Resources Optimization Towards The Best Performance
Optimalisasi Sumber Daya pada Tahun 2013
1
Resources Optimization in 2013
OPTIMALISASI SUMBER DAYA MENUJU KINERJA TERBAIK RESOURCES OPTIMIZATION TOWARDS THE BEST PERFORMANCE
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Laporan Tahunan 2013
2
Resources Optimization Towards The Best Performance
Annual Report 2013
Optimalisasi Sumber Daya pada Tahun 2013
3
Resources Optimization in 2013
OPTIMALISASI SUMBER DAYA MENUJU KINERJA TERBAIK RESOURCES OPTIMIZATION TOWARDS THE BEST PERFORMANCE Di tahun 2013, PTPN VII berhasil meningkatkan perolehan laba bersih konsolidasi, dari Rp54,33milyar di tahun 2012 menjadi Rp78,61 milyar. Menghadapi dinamika eksternal yang
PTPN VII berkomitmen untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Melalui konsistensi penerapan lima kebijakan penuh ketidakpastian,
strategis berupa Optimalisasi Pengelolaan Aset Perusahaan, Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Keuangan, Optimalisasi Pengelolaan SDM dan Organisasi, Optimalisasi Pengembangan Perusahaan, Optimalisasi Hubungan Kemitraan dan Lingkungan. PTPN VII berkeyakinan bahwa tahun 2013 merupakan langkah awal menuju kinerja terbaik In 2013, the PTPN VII has succeeded increasing consolidation net profit gain, from Rp54.33 billion in 2012 into Rp78.61 billion. In encountering uncertain external dynamic, the PTPN VII was committed to optimize all resources it was owned. Through consistency on the implementation of five strategic policies in form of Company’s Asset Management Optimization, Financial Resources Utilization Optimization, HR and organization management Optimization, Company Development Optimization, Partnership and Community Relation Optimization. PTPN VII believed that in 2013 was a start point to the best performance.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
4
Resources Optimization Towards The Best Performance
OPTIMALISASI SUMBER DAYA PADA TAHUN 2013 RESOURCES OPTIMIZATION IN 2013
01
Pencapaian produktivitas yang optimal dan penggalian potensi produksi Optimum productivity achievement and Potential Production Exploration
02
Optimalisasi kapasitas dan utilitas, peningkatan efisiensi pabrik, menjaga konsistensi mutu produksi Optimization of capacity and utility, enhancement of mill efficiency, maintain production quality consistency
Laporan Tahunan 2013
03
Optimalisasi pengelolaan keuangan diarahkan pada peningkatan IGF (Internal Generated Fund) danperbaikan rasio keuangan Financial Management Optimization is directed to enhancement of IGF and improvement of Financial ratio
Annual Report 2013
Optimalisasi Sumber Daya pada Tahun 2013
5
Resources Optimization in 2013
04
Implementasi budaya perusahaan, perubahan struktur organisasi, peningkatan kompetensi dan skill SDM serta implementasi sistem jenjang karir dan renumerasi Implementation of company culture, organization structure change, competency improvement and HR skill and implementation of carrier rank system and remuneration
05
Pemberdayaan aset-aset strategis, pembangunan, pengembangan dan konsolidasi pabrik, akuisisi lahan, serta pengembangan system Strategic assets, development, construction and factory consolidation empowerment
Laporan Tahunan 2013
06
Perbaikan dan peningkatan sistem kerja pengadaan bahan baku, pengelolaan pelanggan, lingkungan masyarakat sekitar dan lingkungan hidup Improvement and enhancement of raw material procurement work system, customer management, surrounding communities and environmental
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
6
DAFTAR ISI TABLE OF CONTENT
2
OPTIMALISASI SUMBER DAYA MENUJU KINERJA TERBAIK RESOURCES OPTIMIZATION TOWARDS THE BEST PERFORMANCE
6
Ikhtisar Keuangan Financial Highlight
8
Ikhtisar Operasional Operational Highlight
13
LAPORAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI BOC AND BOD REPORT
14
Laporan Dewan Komisaris Report from The Board of Commissioners
22
Identitas & Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris BOC Identity & Biography
27
Laporan Direksi Report from The Board Directors
40
Identitas & Riwayat Hidup Singkat Direksi BOD Identity and Biography
45
Sumber Daya Manusia Human Resource
58
PROFIL PERUSAHAAN
80
Nama dan Alamat Lembaga dan atau Penunjang Pasar Modal Institution and/or Capital Market Support’s Name and Address
82
Penghargaan Atau Sertifikasi Yang Sudah Diterima / Achievement Or Certification Received
92
Nama Dan Alamat Entitas Anak Dan Atau Kantor Cabang / Kantor Perwakilan Subsidiaries Entity And / Or Branch/Representative Name And Address.
94 Peristiwa Penting Significant Events
97
ANALISA PEMBAHASAN MANAJEMEN
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
98 Tinjauan Industri Industrial Review 102 Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha
Operational Review Per Business Segment
128 Tinjauan Pemasaran Marketing Review 128 Produk Dasar Basic Product 129
COMPANY PROFILE
59 Identitas Perusahaan Company Identity 60 Riwayat Singkat Perusahaan Company History in Brief
Strategi Strategy
130 Pangsa Pasar Market Share
137 Prospek & Pengembangan Usaha
Prospect& Business Development
63 Bidang Usaha Business Line
144 Tinjauan Keuangan Financial Statement
Struktur Organisasi Organizational Structure
148
Laporan Laba Rugi Komprehensif Comprehensive Loss And Profit Statement
150
Aset Lancar, Aset Tidak Lancar, Total Aset Current Asset, Non-Current Asset, Total Asset
152
Liabilitas Jangka Pendek, Jangka Panjang, Total Liabilitas Short-Term Liabilities, Long-Term Liabilities, Total Liabilities
154
Ekuitas Equity
154
Arus Kas Cash Flow
161
Informasi Dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Material Information And Fact Occurred After Date Of Accountant Report
69
Visi, Misi dan Tata Nilai Elaboration on Vision, Mission and Values
71 Tujuan, sasaran dan strategi Objectives and Strategies 61 Milestone 65
Wilayah Operasional Operational Area
Komposisi Pemegang Saham Shareholders Composition 74 Struktur Group Group Structure 75
Daftar Entitas Anak dan / atau Asosiasi Subsidiaries and/or Associated Entity List
75
Informasi Entitas Anak dan / atau Asosiasi Subsidiaries and/or Associated Entity Information
162 Deviden Dividend
79
Kronologis Pencatatan Saham Stock Listing Chronology
79 Kronologis Pencatatan Efek Lainnya Other Effect Recording Chronology
163 Program Kepemilikan Saham Oleh Karyawan Dan Atau Manajemen Shareholdings Program By Employees And/Or Management 163 Realisasi Penggunaan Hasil Penawaran Umum Rrealization Of Public Offering Result 164 Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi,
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Optimalisasi Sumber Daya pada Tahun 2013
Resources Optimization in 2013
7
Divestasi, Penggabungan, Peleburan Usaha, Akuisisi, dan restrukturisasi hutang/modal Material information regarding investment, expansion, divestment, business merger, acquisition, and debt/ capital restructuring
289
Akuntan Perseroan Corporate Accountant
Akses Informasi Dan Data Perusahaan Access To Information And Company’s Data
165 Informasi transaksi material yang mengandungbenturan kepentingan dan atau transaksi dengan pihak afiliasi Material transaction information containing fund conflict of interest or transaction with the affiliated
291
166
Uraian mengenai perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan Description regarding the legislation regulation amendment that significantly affect the company.
166 Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan pada tahun buku terakhir Description regarding accounting policy amendment applied by the company in the last fiscal year
173
TATA KELOLA PERUSAHAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
174 Penerapan Tata Kelola Implementation Of Gcg 176 Asesmen Tata Kelola Gcg Assessment
Standar Etika Ethical Standard 296 306
Perkara Penting Yang Dihadapi Perusahaan Significant Issues Encountered by The Company
308
Kebijakan Tata Kelola Governance Policies
329
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting Of Shreholders
194 Informasi Pemegang Saham Pengendali Controller Shareholders Information 195 Uraian Dewan Komisaris Description Of The Board Of Commissioners 220
Direksi Board Of Directors
245
Hubungan Dewan Komisaris Dan Direksi BOC And BOD Relationship
246
Remunerasi Dewan Komisaris Dan Direksi BOC And BOD Remuneration
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITIES
329 Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan Environmental Responsibility 343 Ketenagakerjaan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Employment, Health And Work Safety 350
Pengembangan Sosial & Kemasyarakatan Social And Community Development
263
Tanggung Jawab Terhadap Konsumen Customer Responsibility
184 Struktur Tata Kelola Gcg Structure 185
Pernyataan Budaya Perusahaan Statement Of Corporate Culture Whistle Blowing System
367 LAMPIRAN
ATTACHMENT 385
LAPORAN KAP
PUBLIC ACCOUNTING FIRM REPORT
249 Sekretaris Dewan Komisaris BOC Secretary 253 Komite Audit Audit Committee 263 Komite Manajemen Risiko Risk Management Committee 272
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Satuan Pengawasan Intern Internal Control Unit
280
Sistem Pengendalian Intern Internal Control System
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
8
IKHTISAR KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS
URAIAN
2009
2010
2011
2012
2013
Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi (Rp Miliar)
DISCRIPTION Consolidation Comprehensive Profit Loss (Rp Billion)
Penjualan
2.892,46
3.832,93
4.923,30
4.360,37
4.616,81
Sales
Beban Pokok Penjualan
2.291,10
2.972,54
4.223,06
3.544,60
3.641,74
Cost Of Goods Sold
601,36
860,40
700,24
815,77
969,16
GrossProfit
Laba Kotor LabaUsaha
322,62
490,57
378,46
277,96
359,56
OperatingIncome
Laba sbl. Pajak Penghasilan
218,48
345.00
213,72
63.00
114,32
Income before Income Tax
Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
68,13
91,75
60,31
8,67
35,87
Benefit (expense) Income Tax
Laba Tahun Berjalan
150,36
253,24
153,41
54,33
78,61
Current Year Profit
Laba yang dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk
150,36
253,24
153,41
54,33
78,65
Profit Attributable to Owner of Parent Entity
0.04
Profit Attributable to NonControlling Interest
Laba yang dapat Diatribusikan Kepada Kepentingan Non Pengendali Jumlah Saham Yang Beredar
365,00
365,00
365,00
1.226,22
1.226,22
Laba (rugi) komprehensif per Saham (Rp)
412
694
420
44
64
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi (Rp Miliar)
Consolidation Financial Position Statement
Total Aset lancar
1.537,99
1.713,88
1.827,65
2.205,87
2.251,69
Total Current Asset
Total Aset tidak lancar
2.268,88
3.144,08
4.209,90
4.960,03
5.788,61
Total Non Current Asset
Jumlah Aset
3.806,87
4.857,96
6.037,55
7.165,91
8.040,30
Total Assets
5,57
7,05
8,59
20,09
20,60
Investasi Pada Entitas asosiasi Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
1.048,61
1.136,23
1.556,04
1.768,45
1.921,24
Total Short term Liabilities
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
1.488,58
2.249,93
2.947,46
3.862,77
4.505,12
Total Long term Liabilities
Jumlah Ekuitas
1.269,69
1.471,81
1.534,05
1.534,69
1.613,94
Total Equity
Modal Kerja Bersih
489,39
577,66
271,61
437,43
330,46
Net working capital
EBITDA
479,70
669,57
632,31
568,14
691,14
RASIO-RASIO KEUANGAN
FINANCIAL RATIOS (%)
ROA
15,69
18,08
14,61
11,46
12,73
Return on Assets (ROA)
ROE
15,69
18,08
14,61
11,46
12,73
Return on Equities (ROE)
Rasio Lancar
146,67
150,84
117,45
124,74
117,20
Current Ratio
DER
199,83
230,07
293,57
366,93
398,18
Debt to Equity Ratio (DER)
DAR
66,65
69,70
74,59
78,58
79,93
Debt to Assets Ratio (DAR)
MARJIN LABA
PROFIT MARGIN (%)
Marjin Laba Kotor
20.79
22.45
14.22
18.71
20.99
Gross profit margin
Marjin Laba Usaha
11.15
12.8
7.69
6,37
7,79
Operating income margin
Marjin Laba Bersih
5,20
6,61
3.12
1.25
1.7
Net income margin
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Optimalisasi Sumber Daya pada Tahun 2013
9
1. Nilai Penjualan Total (RpMiliar) Total sales (Rp Billion)
Resources Optimization in 2013
2. Laba Komprehensif (RpMiliar) Comprehensive Profit (Rp Billion)
253,24
150,36
153,41
4.616,81
4.360,37
4.923,30
3.832,93
54,33
2010
2011
2012
2009
2013
3. Jumlah Aset (RpMiliar) Total asset (Rp Billion)
2012
2013
2011
2012
1.613,94
2010
1.534,69
2009
1.534,05
2013
1.471,81
1.269,69
2012
8.040,30
2011
7.165,91
2010
2011
4. Jumlah Ekuitas (RpMiliar) Total Equity (Rp Billion)
6.037,55
4.857,96
3.806,87 2009
2010
78,61
2. 892,46 2009
2013
Rasio Keuangan Financial Ratios
12,73%
Rasio Imbal Hasil terhadap Aktiva / ROI
5,12%
Rasio Imbal Hasil terhadap Ekuitas / ROE
5,12%
Rasio Lancar / Current Ratio
79,93%
Rasio Kewajiban Terhadap Jumlah Aktiva / Liabilities Ratio to Total Asset
20,99%
Marjin Laba Kotor / Gross Profit Margin
7,79%
Marjin Laba Usaha / Operating Profit Margin
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
10
IKHTISAR OPERASIONAL OERATIONAL HIGHLIGHTS
URAIAN
2009
2010
2011
2012
2013
DISCRIPTION
KOMODITAS KARET
Rubber Commodity
Areal Kebun
Estate Area [Ha]
Areal Kebun Sendiri
35,156
35,157
34,694
35,762
35,236
Areal Kebun Plasma
-
-
-
-
-
Produksi Kebun (Ton)
Owned Estate Plasma estate Estate Production
Produksi Kebun Sendiri
33,072
28,666
21,021
20,632
21,916
Owned Production
Produksi Pihak ke III
20,779
28,732
44,448
47,331
63,270
Third Party Production
Produktivitas (Kebun Inti) Produksi Hasil Olah
1,679
1,701
1,605
1,634
1,656
Productivity (Nucleus Estate)
-
57,399
65,468
67,963
87,006
Processed Product Production
KOMODITAS KELAPA SAWIT
OIL PALM COMMODITY
Areal Kebun Areal Kebun Sendiri
Estate Area (Ha) 37,905
36,643
36,183
36,147
36,459
Owned Estate
23,868
23,868
23,868
23,868
23,868
Plasma estate
Produksi Kebun Sendiri
436,097
403,396
467,792
431,701
383,637
Produksi Kebun Plasma
Areal Kebun Plasma Produksi Kebun
Estate Production (Ton) Owned Production
327,394
304,204
424,836
544,857
398,845
Plsama Production
Produktivitas (Kebun Inti)
16,005
17,436
19,063
16,789
12,989
Productivity (Nucleus Estate)
Produksi Hasil Olah (Ton)
-
151,409
196,113
203,266
278,369
Processed Product Production
KOMODITAS TEH
TEA COMMODITY
Areal Kebun [Ha]
Estate Area
Areal Kebun Sendiri
1,438
1,438
1,438
1,438
1,438
Areal Kebun Plasma
-
-
-
-
-
Produksi Kebun
Owned Estate Plasma Estate
Estate Production (Ton)
Produksi Kebun Sendiri
14,878
17,810
19,570
18,372
15,500
Owned Production
Produksi Kebun Plasma
-
-
-
-
-
Plsama Production
Produktivitas (Kebun Inti)
11,203
12,455
13,686
12,847
10,779
Productivity (Nucleus Estate)
Produksi Hasil Olah (Ton)
-
3,826
4,294
4,097
4,971
Processed Product Production
KOMODITAS TEBU
SUGARCANE COMMODITY
Areal Kebun
Estate Area (Ha)
Areal Kebun Sendiri
1,438
1,438
1,438
1,438
1,438
Owned Estate
Areal Kebun Plasma
-
-
-
-
-
Plasma Estate
1,010,966
1,145,331
1,002,249
976,288
1,152,141
Produksi Kebun Produksi Kebun Sendiri
Estate production (Ton) Owned Production
Tebu Rakyat
486,442
564,091
399,700
321,662
294,684
Community’s Sugarcane
Tebu Rakyat Bebas
184,046
271,075
213,089
168,215
242,843
Free Community Sugarcane
Produktivitas (Kebun Inti)
64,543
63,441
62,089
65,234
60,709
Productivity (Nucleus Estate)
Produksi Hasil Olah (Ton)
-
132,061
110,714
106,606
131,195
Processed Product Production
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Optimalisasi Sumber Daya pada Tahun 2013
11
Resources Optimization in 2013
Produktivitas Kebun Inti / Nucleus Estate Productivity Kelapa Sawit / Oil Palm (Ton)
2010
2011
2012
Teh / Tea (Ton)
2010
2011
2012
65,234
2010
2011
60,709
2009
62,089
63,441
2013
64,543
2012
10,779
2011
12,847
13,686
12,455
11,203
2010
2012
Produksi Hasil Olah
Processed Product Production
Karet / Rubber
Kelapa Sawit / Oil Palm
Naik menjadi / Up to 87, 006 ton
Teh / Tea
21%
2013
Tebu / Sugarcane (Ton)
2009
28%
12,989
16,789
16,005
17,436
1,656
1,634
2009
1,605 2013
19,063
1,701
1,679 2009
37%
Naik menjadi / Up to 278, 369 ton
Tebu / Sugarcane Naik menjadi / Up to 4,971 ton
Laporan Tahunan 2013
23%
Naik menjadi / Up to 131,195 ton
2013 Annual Report
2013
LAPORAN DEWAN KOMISARIS BOARD OF COMMISSIONER REPORT
Pemegang Saham yang Terhormat Dear Respected Shareholder
Dewan Komisaris mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkah dan karunia-Nya sehingga pencapaian
kinerja PTPN VII (Persero) tahun 2013 ini lebih baik dibandingkan tahun 2012 di tengah ketidakpastian kondisi eksternal. Apa yang telah kita raih selama ini juga merupakan hasil jerih payah seluruh Insan PTPN VII (Persero), yang dengan penuh rasa pengabdian telah menunjukkan unjuk kerja terbaiknya bagi Perusahaan. Untuk itu, Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih. The BOC expresses the gratitude to God The Almighty on His blessing and gifts thus the achievement of PTPN VII (Persero) performance in this 2013 was better than 2012 in the midst of external condition uncertainty. What we have achieve so far was also the hard work of all PTPN VII (Persero) Personnel, which with full of devotion has suggested their best performance for the Company. Therefore, the BOC expresses their appreciation and gratitude.
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
14
Resources Optimization Towards The Best Performance
Penilaian atas Kinerja Direksi Selama Tahun 2013
Assessment on BOD Performance during 2013
Sejak dilakukannya penataan terhadap fundamental perusahaan melalui penataan aset, sistem kerja (work system) dan sumberdaya manusia di tahun 2009, Dewan Komisaris menilai bahwa PTPN VII (Persero) telah mampu menata dan membangun landasan bisnisnya dengan kokoh. Melalui berbagai upaya berupa asesmen terhadap sumber daya produksi, dan diikuti penghapusan areal tanaman menghasilkan non produktif, melaksanakan program akselerasi peremajaan tanaman (replanting), optimalisasi kapasitas pabrik, dan penataan hari giling tebu menjadi 180 hari, kinerja perusahaan diharapkan akan semakin meningkat.
Since the restructuring of company fundamental through assets restructuring, the work system and human resource in 2009, the BOC assessed that PTPN VII (Persero) has able to manage and build its solid business fundamental. Through various efforts in form of assessment on production resources and followed by elimination of non productive immature plant area, carried out the replanting acceleration program, optimization of mill capacity, and restructuring of sugarcane milled day into 180 days, the company’s performance was expected will be more increasing.
PTPN VII (Persero) telah mampu melewati masa-masa sulit selama dua tahun terakhir dan berhasil meningkatkan kinerja keuangannya. Laba bersih tahun 2013 mencapai Rp78,6 milyar, meningkat sebesar Rp24,3 milyar atau 44,7% dibandingkan tahun 2012. Meskipun demikian, Dewan Komisaris memandang bahwa situasi finansial dan operasional perusahaan yang menuntut untuk dilakukannya efisiensi anggaran, perlu disikapi dengan metode yang tepat.
PTPN VII (Persero) has able to pass the difficult time for the last two years and managed to increase its financial performance. 2013 net profit reached Rp78.6 billion, increased by Rp24.3 billion or 44.7% compared 2012. Nevertheless, the BOC considered that the company’s financial and operational situation which demanded to be conducted a budget efficiency, needed to be addressed with a right method.
Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya ditetapkannya 5 (lima) kebijakan strategis “5-O” di tahun 2013 sebagai pedoman pelaksanaan untuk melanjutkan penataan terhadap fundamental perusahaan yang berperan sebagai pondasi dalam rangka memelihara kesinambungan pertumbuhan perusahaan. Lima kebijakan strategis berupa “Optimalisasi Pengelolaan Aset Perusahaan, Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Keuangan, Optimalisasi Pengelolaan SDM dan Organisasi, Optimalisasi Pengembangan Perusahaan, dan Optimalisasi Hubungan Kemitraan dan Lingkungan” harus dilaksanakan secara konsisten guna terwujudnya sasaran jangka panjang yaitu pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan melalui pertumbuhan produktivitas, skala ekonomi usaha, dan industri yang terintegrasi.
The BOC fully supported the enactment of 5 (five) strategic policies (five-O) in 2013 as implementation guidance to continue the arrangement on company fundamental which acts as foundation in order to maintain the sustainability of the company’s growth. Five strategic policies were in form of “Optimization of Company’s Asset Management, Optimization of Financial Resource Utilization, Optimization of HR Management, Optimization of Company’s Development, and Optimization of Partnership and Environmental Relation” should be implemented consistently in order to realize the long-term target namely sustainable company’s growth through productiveness growth, business economic scale, and integrated industry.
Skor KPI tahun 2013 tercapai sebesar 100,65 melebihi target KPI sebesar 100. Tingkat kesehatan Perusahaan tahun 2013 masuk kategori A (Sehat). Hasil capaian tersebut cukup membanggakan, namun Dewan Komisaris menyampaikan beberapa catatan atas hasil kinerja PTPN VII (Persero)meliputi:
The 2013 KPI score reached by 100.65 exceeding the KPI target by 100. Company’s health level in 2013 included in A category (Healthy). The achievement result was quite encouraging, but the BOC conveyed several notes on PTPN VII (Persero) performance include:
y Laba setelah pajak tahun 2013 mencapai 144,70% dibandingkan realisasi tahun 2012 sejalan dengan peningkatan produksi karet 25,3% dan tebu 15,2%. Namun, laba setelah pajak tahun 2013 hanya mencapai 67,34% dari RKAP disebabkan produksi kebun sendiri maupun pembelian pihak III/ Plasma dan harga jual berada di bawah RKAP.
y Profit after tax in 2013 reached 144.70% compared to 2012 realization in line with the increase of rubber production by 25.3% and sugarcane 15.2%. However, the profit after tax in 2013 only reached 67.34% of CAPB caused by own estate production or III party/ plasma and selling price was below CAPB.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Dewan Komisaris
15
Board of Commissioner Report
y Total nilai penjualan tahun 2013 mencapai Rp4,61 trilyun atau 105,7% dari realisasi tahun 2012 sebesar Rp4,36 trilyun. Namun, nilai penjualan tahun 2013 hanya mencapai 83,8% dibandingkan dengan RKAP 2013. Hal ini terutama disebabkan volume penjualan di bawah RKAP. Total nilai penjualan dibanding realisasi tahun 2012 meningkat disebabkan volume penjualan komoditi karet dan tebu meningkat sedangkan komoditi sawit dan teh menurun. Harga jual komoditi karet tercapai 85,1%, inti sawit 98,0% dan Gula 96,7% terhadap RKAP.
y Total sales in 2013 reached Rp4.61 trillion or 105.7% of 2012 realization by Rp4.36 trillion. However, sales value in 2013 only reached 83.8% compared to 2013 CAPB. This was particularly caused by the sales volume was below CAPB. Total sales compared to 2012 realization were increasing due to the rubber and sugarcane commodity sales volume increased whereas the oil palm and tea commodity was declining.
Meningkatnya capaian laba bersih tahun 2013 dibanding tahun 2012 belum secara signifikan memberikan dampak terhadap pendanaan perusahaan guna pembiayaan peremajaan tanaman dan rehabilitasi aset untuk mengangkat potensi ke arah yang lebih optimal. Oleh sebab itu, Dewan Komisaris telah memberikan persetujuan perpanjangan fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) sindikasi sebesar Rp900 milyar untuk jangka waktu satu tahun berikut aset yang diagunkan yang digunakan untuk investasi tahun 2013. Dewan Komisaris juga telah memberikan persetujuan peningkatan modal disetor ke Anak Perusahaan PT. Karya Nusa Tujuh dari semula sebesar Rp2,4 milyar ( 80% ) menjadi Rp 27,0 milyar (90% ).
Increasing of net profit achievement in 2013 compared to 2012 has not significantly gave impact to company’s funding for the replanting funding and asset rehabilitation to raise the potential to a more optimum direction. Therefore, the BOC has provided approval on the Working Capital Loan facility extension syndication by Rp900 billion for one year along with collateralized asset which used for 2013 investment. The BOC also has provided approval on increase of paid-in capital to Subsidiary PT Karya Nusa Tujuh from Rp.2.4 billion (80%) to Rp27.0 billion (90%).
Terkait adanya persaingan perolehan bahan baku dengan pihak swasta Dewan Komisaris menyarankan hal-hal sebagai berikut:
Related to the competition of raw material acquisition with the private company, the BOC suggested following terms:
y Agar manajemen meningkatkan pembinaan kepada petani plasma dan mitra binaan lainnya (pihak ketiga) guna memenuhi kebutuhan bahan baku PKR dan PKS dengan berazaskan kesetaraan, saling menguntungkan dan beriorentasi jangka panjang. y Terhadap pabrik-pabrik yang idle capacity akibat kekurangan bahan baku agar dilakukan optimalisasi dengan cara mengoperasikan salah satu pabrik dari beberapa pabrik yang berdekatan sampai bahan baku tercukupi. y Untuk mengantisipasi kelebihan TBS saat panen puncak maka kebijakan dalam penyediaan kapasitas PKS dihitung berdasarkan jumlah TBS yang tersedia pada saat panen puncak.
y In order the management enhanced the mentoring to plasma partners and other fostered partners (third parties) to meet the raw material needs of Crumb Rubber Mill and Oil Palm Mill based on equality, mutual beneficial and long-term oriented. y To mills in ide capacity as result of raw material shortage to be conducted optimization by operating one of mill from several adjacent mills until the raw material fulfilled. y To anticipate the excess of FFB when peak harvest come then the policy in OPM capacity procurement was calculated based on available FFB during peak harvest.
Terhadap aset tidak produktif, Dewan Komisaris telah memberikan persetujuan penghapusan aset tanaman kelapa sawit di UU Bekri seluas 403 ha dengan nilai buku sebesar Rp1,2 milyar dan persetujuan penghapusbukuan aset tanaman kelapa sawit di UU Sungai Lengi Tanaman (Suta) seluas 419 ha dengan nilai buku sebesar Rp532,9 juta.
To unproductive asset, the BOC has provided approval on disposal of oil palm asset in Bekri business unit by 403 ha with book value by Rp1.2 billion and approval on write-off of oil palm asset in Sungai Lengi Tanaman (Suta) Business Unit by 419 ha with book value by Rp532.9 million.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
16
Resources Optimization Towards The Best Performance
Perubahan Komposisi Dewan Komisaris Tahun 2013
BOC Composition Change in 2013
Komposisi Dewan Komisaris pada tahun 2013 telah beberapa kali mengalami perubahan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN selaku RUPS PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Nomor SK-307/ MBU/2013 tanggal 12 Juli 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris, M. Saleh S. Ali digantikan oleh Robert A. Simanjuntak. Selanjutnya, pada tanggal 13 Oktober 2013, dengan berakhirnya masa tugas anggota Dewan Komisaris yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN selaku RUPS PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), maka Dewan Komisaris yang aktif hanya berjumlah 2 orang yaitu Harun Sulkam dan Robert A. Simanjuntak. Pada tanggal 21 November 2013, berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Nomor SK-387/MBU/2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), dilakukan perubahan keanggotaan Dewan Komisaris. Dengan demikian komposisi Dewan Komisaris menjadi 5 (lima) orang, yaitu Prof. DR. Ir. H. Ahmad Anshori Mattjik, M.Sc sebagai Komisaris Utama, dengan anggota Dewan Komisaris yaitu Harun Sulkam, Prof. Robert A.Simanjuntak,M. Sc,Ph.D , Komjen Pol (Purn.) Drs.Nanan Soekarna, dan Dr. Ir. Haryono, M.Sc.
The BOC composition in 2013 has several times experiencing a change. Based on SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No SK-307/MBU/2013 dated 12 July 2013 regarding Dismissal and Appointment of BOC member, M. Saleh S. Ali was replaced by Robert A. Simanjuntak. Afterwards, on 13 October 2013, by the end of the BOC tenure of office which was appointed based on SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero), then the active BOC was only 2 people namely Harun Sulkam and Robert A. Simanjuntak. On 21 November 2013, based on SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No Sk-387/MBU/2013 of Dismissal and Appointment of BOC member of PTPN VII (Persero), was performed a change of BOC membership. Therefore the BOC composition became 5 (five) people, they were Prof. DR. Ir. H. Ahmad Anshori Mattjik, M. Sc as President Commissioner, with BOC members were Harun Sulkam, Prof. Robert A. Simanjuntak, M. Sc, Ph. D., Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna, and Dr. Ir. Haryono, M. Sc.
Komposisi Dewan Komisaris paling sedikit 20% merupakan anggota Dewan Komisaris Independen yang ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya. Per tanggal 31 Desember 2013, jumlah Komisaris Independen PTPN VII (Persero) telah memenuhi ketentuan tersebut. Keseluruh an atau 100% anggota Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga deng an anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi dan /atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
The BOC composition at least 20% (twenty percent) was an Independent BOC member which stipulated in their appointment decision. Per 31 December 2013, number of PTPN VII (Persero) Independent Commissioner has met that provision. Overall or 100% of PTPN VII (Persero) BOC member did not have a financial, management, shareholding and/or family relationship with other BOC member, BOD member and/or controller shareholders or relation with the concerned SOE, which it could influenced its ability to act independently.
Penilaian Atas Kinerja Komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris
Assessment on Committees Performance under BOC
Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, dan Komite Manajemen Risiko.
The BOC is the company organ who in charge and collectively responsible to perform supervision and provides advises to BOD and ensures that the company implements GCG. In its task implementation, the BOC assisted by Audit Committee, and Risk Management Committee.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Dewan Komisaris
17
Board of Commissioner Report
Dewan Komisaris telah melakukan evaluasi atas kinerja Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Dewan Komisaris berpendapat bahwa selama tahun 2013 Komite Audit telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, diantaranya melakukan analisa dan evaluasi atas Laporan Manajemen Bulanan, Triwulanan dan Tahunan, laporan-laporan lain yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris serta melakukan analisa dan evaluasi terhadap Rencana Kerja Dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2014. Sepanjang tahun 2013, Komite audit telah melaksanakan rapat sebanyak 14 kali.
The BOC has evaluated the Audit Committee and Risk Management Committee performance. The BOC argued that during 2013 the Audit Committee has carried out their task and responsibility properly, include to analyze and evaluate on Monthly, Quarterly, Annual Management Report, other reports which required attention from BOC and performed analysis and evaluation to 2014 Company Action and Budget Plan (CAPB). During 2013, the Audit Committee has carried out meeting by 14 times.
Terkait penilaian atas kinerja Komite Manajemen Risiko, Dewan Komisaris berpendapat bahwa sepanjang tahun 2013 Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan baik, diantaranya melakukan review dan memberikan rekomendasi atas efektivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko Perusahaan melalui pertemuan secara berkala maupun cara lainnya untuk membahas progres dari tahapan-tahapan tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko, dan melakukan pengawasan atas pelaksanaan rekomendasi Komite Manajemen Risiko oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko. Sepanjang tahun 2013, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 14 kali.
Related with assessment on Risk Management Committee performance, the BOC argued that during 2013 the Risk Management Committee has carried out their task and authority properly, include performed review and provided recommendation on effectiveness of risk management implementation conducted by the Company Risk Management Work Unit through gradually meeting or other means to discuss the progress of tasks and responsibility stages conducted by the Risk Management Work Unit, and performed supervision on implementation of Risk Management Committee recommendation by Risk Management Work Unit. During 2013, the Risk Management Committee has carried out meeting by 14 times.
Pada bulan Desember 2013, telah dilakukan pergantian Ketua Komite seiring pergantian susunan keanggotaan Dewan Komisaris, sehingga Ketua Komite Audit dijabat oleh Robert A. Simanjuntak. Demikian halnya dengan personalia Komite Manajemen Risiko, mengalami perubahan mengikuti perubahan susunan keanggotaan Dewan Komisaris.
In December 2013, there has been performed Head of Committee turnover, thus the Head of Audit Committee was served by Robert A. Simanjuntak. As well as the Risk Management Committee personnel, suffered a change following the change of BOC membership composition.
Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Company Governance Application
Dewan Komisaris mengapresiasi upaya dan komitmen Direksi untuk meningkatkan penerapan tata kelola Perusahaan, diantaranya adalah melalui penyempurnaan Pedoman GCG dan Board Manual Direksi dan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris meyakini bahwa dengan adanya penyempurnaan kedua pedoman tersebut, pelaksanaan tata kelola perusahaan di PTPN VII (Persero)akan semakin meningkat sehingga dapat mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ. Demikan pula hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi yang sudah diatur dalam Board Manual Direksi dan Dewan Komisaris akan semakin efektif sehingga masing-masing dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya.
The BOC appreciated the BOD efforts and commitment to enhance the Company governance application, include by improvement of GCG Guidelines and BOD and BOC’s Board Manual. The BOC believed that with the improvement of those two guidelines, the company governance implementation in PTPN VII (Persero) will be increasingly improve thus it could encourage the company management professionally, transparently and efficiently, and empower the function and enhance the organ independence. Similarly the work relationship between the BOD and BOC which has been regulated in Board Manual of BOD and BOC will be more effective thus each of them could carry out their tasks and obligation properly.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
18
Resources Optimization Towards The Best Performance
Atas diberlakukannya Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (Whistle Blowing System) sesuai surat Keputusan Direksi No:7.15/Kpts/22/2013 tanggal 31 Juli 2013, Dewan Komisaris menghargai komitmen Direksi dan jajaran PTPN VII (Persero)dalam menegakkan pengelolaan perusahaan yang bersih dan beretika. Momen tersebut hendaknya diikuti dengan proses internalisasi tata nilai dan Code of Conduct kepada seluruh Insan PTPN VII (Persero) sehingga mereka mengetahui dengan jelas perbuatan mana yang diperbolehkan dan perbuatan mana yang dilarang dan termasuk dalam kategori pelanggaran. Demikian pula, sosialisasi WBS kepada pihak internal dan stakeholders perlu dilaksanakan secara terus-menerus dan terprogram. Setiap ada pelaporan pelanggaran juga harus ditindaklanjuti dengan mengacu pada ketentuan WBS sehingga penerapan WBS dapat ditegakkan.
With the enactment of Whistle Blowing System pursuant to BOD decree No: 7.15/Kpts/22/2013 dated 31 July 2013, the BOC appreciated the BOD and PTPN VII (Persero) personnel’s commitment in enforcing a clean and ethical company’s management. Those moments was best followed with value internalization process and Code of Conduct to all PTPN VII (Persero) Personnel thus they discovered clearly which actions are allowed, prohibited and include in violation category. Likewise, the WBS socialization to internal and stakeholders party required to be carried out continuously and programmatically. Every violation report also should be followed up by referring to WBS provision thus the WBS application can be enforced.
Terkait hasil asesmen GCG tahun 2013 yang meningkat dibandingkan tahun 2012, Dewan Komisaris merasa senang dan mengharapkan agar kekurangan-kekurangan yang ditemukan dapat segera dilengkapi.
In relation with the 2013 GCG assessment result which increasing compared to 2012, the BOC perceived delighted and expected in order the found shortages could be immediately completed.
Tata Kelola Teknologi Informasi
Information Technology Governance
Dewan Komisaris menilai langkah PTPN VII (Persero) untuk mengembangkan Sistem Manajemen Terpadu atau SMTN7 merupakan kebijakan yang sangat tepat. Hal ini menunjukkan adanya komitmen yang tinggi dari pihak manajemen untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan yang berlaku. Dewan Komisaris mendorong agar program SMTN7 dapat direalisasikan tepat waktu sehingga dapat segera masuk tahap implementasi, pelaksanaan internal audit, tinjauan manajemen dan tindakan perbaikan serta proses sertifikasi SMTN7.
BOC assessed the PTPN VII (Persero)’s steps to develop the Integrated Management System of PTPN VII (Persero) or SMTN7 was a very precise policy. This suggested that there was a high commitment from the management to meet the customer requirements and applicable regulation. The BOC encouraged in order the SMTN7 program can be realized right on time thus it could immediately entering the implementation, internal audit implementation, management review and improvement action stages and SMTN7 certification process.
SDM dan Work System
HR and Work System
Guna menunjang efektivitas operasional dalam penggalian potensi produksi, dan meningkatkan kualitas operasi, Dewan Komisaris mendukung kebijakan strategi Direksi untuk menata kembali struktur organisasi pada tahun 2013, baik kantor Direksi, Distrik, maupun unit usaha, yang disesuaikan dengan perkembangan bisnis dan pengembangan SDM. Dewan Komisaris juga mendukung dilaksanakannya kajian terhadap kebutuhan tenaga kerja, dikaitkan dengan analisa formasi dan kompetensi serta pengembangan sistem reward and punishment melalui sistem penilaian karyawan berdasarkan kriteria terukur. Hal ini dimaksudkan agar karyawan merasa lebih termotivasi untuk berprestasi dan memberikan yang terbaik bagi perusahaan, serta sebagai landasan yang obyektif bagi Direksi dalam penilaian promosi, demosi dan mutasi.
To support the operational effectiveness in exploration of potential production, and enhanced the operational quality, the BOD supported the BOD strategy policy to restructure the organization in 2013, either the Head Office, District, or Business Unit, adjusted with the business development and HR development. BOC was also supporting implementation of study on labor necessities, related with formation analysis and competency as well as development of reward and punishment system through employee assessment system based on measured criteria. This was intended to make the employee feel more motivated to gain achievement and to provide the best for the company, and as an objective foundation for the BOD in promotion assessment, demotion and employee mutation.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Dewan Komisaris
19
Board of Commissioner Report
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Social and Community Responsibility
Dewan Komisaris mendorong dilaksanakannya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan serta program CSR untuk masyarakat di sekitar wilayah kerja Perusahaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan program yang dilaksanakan secara konsisten akan menumbuhkan hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan sehingga dapat mengeliminasi konflik lingkungan dan sosial di sekitar perusahaan dan meningkatkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan. Hal ini bertujuan agar Perusahaan mampu mewujudkan konsep Triple Bottom Lines, yaitu secara finansial mampu memberikan keuntungan kepada pemegang saham (Profit), secara sosial masyarakat sekitar ikut menikmati manfaat atas keberadaan perusahaan (People), dan proses bisnisnya berdampak positif terhadap lingkungan bahkan meningkatkan kualitasnya (Planet).
BOC encouraged the implementation of Partnership and Community Development Program and CSR program for community in the vicinity of company’s work area pursuant to applicable regulation legislation. The program implementation which carried out consistently will cultivate a good relationship with the stakeholders thus it could eliminate the environment and social conflict in the vicinity of company and enhance the cooperation with the stakeholders. The aim was to promote the Company to be able to realize the Triple Bottom Lines concept, it was financially able to provide profit to shareholders (Profit), socially the surrounding community participates in enjoying the benefit on the community existence (People), and its business process had a positive impact on the environment even enhance its quality (Planet).
Dewan Komisaris merasa puas atas diperolehnya penghargaan PROPER HIJAU dan PROPER BIRU serta Penghargaan Industri Hijau dan mengharapkan agar prestasi tersebut dapat ditingkatkan ke level yang lebih tinggi sebagai bentuk keseriusan Perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.
The BOC perceived satisfy on the obtaining GREEN PROPER and BLUE PROPER award and Green Industrial Award and expected those achievement can be enhanced to higher level as form of Company seriousness to environment management.
Pandangan Atas Prospek Usaha Perusahaan
View Over Company Business Prospect
Meskipun beberapa ramalan menyatakan bahwa harga komoditas di tahun 2014 akan lebih baik dibandingkan tahun 2013, Dewan Komisaris mengingatkan Direksi agar selalu mewaspadai dan memonitor pergerakan harga komoditas yang terjadi di pasar global sehingga dapat mengambil keputusan dengan segera. Dewan Komisaris menyetujui keputusan Direksi untuk mempertahankan sikap kehati-hatian, terutama dalam menentukan asumsi harga jual produk di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2014.
Despite several forecast stated that the commodity price in 2014 will be much better compared to 2013, the BOC reminded the BOD in order to always aware and monitor the commodity price movement occurred in global market thus they could make decision immediately. The BOC agreed on BOD decision to maintain cautious attitude, particularly in determining the product selling price assumption in 2014 CAPB.
Dewan Komisaris berkeyakinan bahwa beberapa upaya berupa program akselerasi peremajaan tanaman (replanting), optimalisasi kapasitas pabrik, dan penataan hari giling tebu menjadi 180 hari, yang telah dilakukan ini akan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman di masa mendatang sehingga Perusahaan mampu menghasilkan produk dengan biaya seefisien mungkin. Namun, Dewan Komisaris mengingatkan Direksi untuk mewaspadai anomali iklim yang akan terus terjadi yang berdampak pada penurunan produksi. Untuk itu, Dewan Komisaris meminta Direksi agar menyiapkan langkah mitigasi sejak awal untuk meminimalisasi dampak negatif anomali iklim.
The BOC believed that several efforts in form of replanting acceleration program, mill capacity optimization, and arrangement of milled sugarcane day into 180 days, which has been conducted will able to increase the plant production and productivity in the future thus the Company able to yield products with cost as efficient as possible. However, the BOC reminded the BOD to aware of climate anomaly that will continue to occur and affected on the decrease of production. Therefore, the BOC requested the BOD to prepare mitigation steps since the beginning to minimize the negative impact of climate anomaly.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
20
Resources Optimization Towards The Best Performance
Terkait perubahan budaya konsumen yang menghendaki minuman yang praktis untuk produk teh, Dewan Komisaris mendukung sepenuhnya kebijakan yang diambil PTPN VII (Persero)berupa pengembangan produk CTC yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2013. Ke depan, diharapkan bahwa langkah ini dapat menciptakan nilai tambah yang jauh lebih tinggi mengingat selama ini harga jual produk teh sangat berfluktuasi tergantung gejolak harga di pasar global. Namun, Dewan Komisaris juga mengingatkan Direksi agar melaksanakan strategi pemasaran yang tepat sehingga produk CTC tersebut bisa cepat dikenal dan disukai konsumen.
Related with the change of consumer culture which desiring a practical drink for tea product, the BOC fully supported the policies taken by PTPN VII (Persero) in form of CTC product development which started to be implemented in late 2013. In the future, it was expected that these steps could create much higher addedvalue given all this time the tea product selling price is fluctuating depends on price volatility in global market. However the BOC also reminded the BOD in order to implement the right marketing strategies thus the CTC product could immediately recognized and preferred by the consumers.
Penutup
Closing
Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan kepada Direksi dan seluruh Insan PTPN VII (Persero), kepada Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan lainnya atas kerjasama dan dukungannya sehingga tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris terkait fungsi pengawasan dan penasihat dapat terlaksana dengan baik.
The BOC expresses appreciation to BOD and all PTPN VII (Persero) Personnel, to Shareholders and other Stakeholders on the cooperation and support until the tasks and responsibility of the BOC related the supervision and advisory can be carried out properly.
Dewan Komisaris memberikan apresiasi positif atas kinerja yang diraih di tahun 2013. Untuk itu, kita tetap harus selalu bersyukur seraya berupaya dengan sungguh-sungguh untuk memberikan yang terbaik bagi Perusahaan. Dewan Komisaris meyakini bahwa konsistensi dalam menerapkan lima kebijakan strategis akan membawa PTPN VII (Persero) melewati tantangan tahun 2014 menuju masa depan yang lebih cerah.
The BOC gives a positive appreciation for performance that has been achieved in 2013. Therefore, we needs to always grateful and strive earnestly to provide the best for the Company. The BOC believes that the consistency in applying the five strategic policies will bring the PTPN VII (Persero) pass the 2014 challenges heading to a better future.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Dewan Komisaris Board of Commissioner
Ahmad A. Mattjik Komisaris Utama President Commissioner
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Dewan Komisaris
Laporan Tahunan 2013
21
Board of Commissioner Report
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
22
Resources Optimization Towards The Best Performance
IDENTITAS DAN RIWAYAT HIDUP SINGKAT DEWAN KOMISARIS BRIEF IDENTITY AND BIOGRAPHY OF BOARD OF COMMISSIONER
Prof. DR. Ir. H. Ahmad Anshori Mattjik, M.Sc Komisaris Utama President Commissioner
Harun Sulkam, SH Komisaris - Commissioner
Lahir di Jakarta, 26 Juni 1946, menjadi Komisaris Perseroan sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 dan terhitung mulai tanggal 13 Oktober 2013 sesuai Surat Keputusan Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No:SK-387/ MBU/2013 tanggal 21 November 2013, beliau ditunjuk sebagai Komisaris Utama PTPN VII (Persero) menggantikan Bpk. Akmaluddin Hasibuan.
pada Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. He was born in Jakarta, 26 June 1946, he became the Company Commissioner since 2003 up to 2008 and counted since 13 October 2013 as SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No: SK-387/ MBU/2013 dated 21 November 2013, he was appointed as President Commissioner of PTPN VII (Persero) replacing Mr. Akhmaludding Hasibuan.
Beliau mendapatkan gelar Sarjana bidang Biometrika dari Institut Pertanian Bogor (1971), Magister Bidang Statistik, University of Minnesota, Amerika Serikat (1977) dan Doktor bidang Statistika Terapan dari Colorado State University (1980). Pernah menjadi Rektor Institut Pertanian Bogor 2002-2007. Sampai sekarang masih menjabat sebagai Profesor Emiritus
He derived his degree in Biometrics Bachelor from Bogor Agriculture Institute (1971), Master of Statistic, University of Minnesota, USA (1977) and Applied Statistic Doctor from Colorado State University (1980). He was once served as Professor Emeritus in Statistic Department, Mathematics and Natural Science Faculty, Bogor Agriculture Institue.
Lahir di Ujung Pandang, 10 Oktober 1967. Meraih gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Proklamasi 1945, Jogjakarta (1998). Diangkat pertama kali sebagai Anggota Komisaris Perseroan sejak tanggal 12 September 2006, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP- 101/MBU/2006 tanggal 11 September 2006 dan kemudian diangkat kembali dengan SK Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No. KEP-209/MBU/2011 tanggal 10 Oktober 2011. Aktif pada Yayasan Tenaga Kerja Indonesia (1996-1998), selanjutnya menjadi tenaga profesional pada Kantor Hukum Profesional HSH (2001-2004) dan Kantor Hukum Profesional H3I sejak tahun 2004 sampai saat ini
He was born in Ujung Pandang, 10 October 1967. He derived his Law Bachelor degree from law Faculty of Proklamasi University 1945, in Yogyakarta (1998). He was first appointed as Company Commissioner Member since 12 September 2006, pursuant to SOE Minister Decree No. KEP101/MBU/2006 dated 11 September 2006 and then reappointed using SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No. KEP-209/MBU/2011 dated 10 October 2011. He was active in Indonesian Labor Foundation (1996-1998), afterwards he became the professional in Professional Legal Office HSH (2001-2004) and Professional Legal Office H3I since 2004 up to present.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Dewan Komisaris
Prof. Robert A.Simanjuntak, M.Sc, Ph.D Komisaris - Commissioner Lahir di Jakarta, 7 Juli 1962. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986), meraih Master of Science (MSc) di tahun 1988 dan meraih gelar Doktor (Ph.D.) dari University of Birmingham, UK (1998). Tahun 1986 hingga sekarang menjadi Guru Besar Ilmu Ekonomi Keuangan Negara Fakultas Ekonomi UI. Pada tahun 2003 pernah menjabat sebagai Ketua Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Desentralisasi Fiskal - TADF. Bulan Mei 2005 hingga Juni 2009 menjadi Ketua Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi UI. Selain itu di tahun 2009 menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina, Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD). Pernah menjabat sebagai Direktur Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, MPKP-FEUI hingga April 2005 dan pernah dipercaya sebagai Tenaga Ahli Panitia Anggaran DPR-RI Menjabat sebagai Komisaris Independen), PT Tugu Pratama Indonesia-General Insurance. dari Agustus 2010 sampai dengan Mei 2012. Di samping itu telah banyak terlibat dalam berbagai kegiatan penelitian dan konsultan (terutama di bidang keuangan publik, jaminan sosial, manajemen sektor publik dan isu-isu desentralisasi, tetapi juga di bidang ekonomi industri, uang dan perbankan, dan asuransi dan manajemen risiko) yang
Komjen Pol (Purn.) Drs. Nanan Soekarna Komisaris - Commissioner Lahir di Purwakarta, Jawa Barat pada tanggal 30 Juli 1955. Menjabat sebagai Anggota Komisaris Perseroan sejak 21 November 2013 sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No. SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013. Beliau merupakan alumni terbaik Akpol 1978 dan meraih penghargaan Adhi Makayasa. Beliau juga pernah menjadi Danyon Taruna Akpol, Korspri Pimpinan Kapolda Metro Jaya, Korspri Pimpinan Kapolri, Kapuskodalops Polda Sulsel, Ses NCB Interpol Indonesia, Staf Ahli Bidang Sospol Kapolri, Kadiv Humas Polri (2009-
23
Board of Commissioner Report
dibiayai oleh lembaga internasional atau lembaga donor seperti Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), USAID, AUSAID, Trust BelandaDana (DTF), Decentralization Support Facility (DSF), GTZ, GIZ, InWent, JICA, JBIC, danOpen Society Institute (OSI). Diangkat pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) sejak tanggal 12 Juli 2013 sesuai Surat Keputusan Menteri BUMN No.SK- 307/ MBU/2013 tanggal 12 Juli 2013 He was born in Jakarta, 7 July 1962. He obtained his Economic Bachelor degree from Indonesian University (1986), obtained Master of Science (MSc) in 1988 and Doctor (Ph.D) from University of Birmingham, UK (1998). In 1986 until present he become the professor of state financial economic in Indonesian University. In 2003 he once served as Head of Assistance Team of Financial Minister of Fiscal Decentralization Field, in May 2005 up to June 2009 he became the Head of Economic Department, Economic Faculty, Indonesia University. In addition in 2009 he served as Vice Chairman of Board of Trustee, Monitoring of Regional Autonomy Implementation Committee. He once served as Director of Public Plan And Policy Master Program, Economic Faculty of Indonesia University until April 2005 and once trusted as Budget Expert Committee of Indonesia Republic of
House of Representatives. He served as Independent Commissioner in PT Tugu Pratama Indonesia-General Insurance from August 2010 up to May 2012. In addition he has been much involved in many research and consultant activities (particularly in public financial, social security, public management, and decentralization issues, and also in industrial economy, money and banking, insurance fund and risk management) which funded by the international institution or donor institution such as World Bank, Asia Development Bank, USAID, Dutch Trust Fund, Decentralization Support Facility, GTZ, GIZ, InWent, JICA, JBIC, and Open Society Institute (OSI). He was first appointed as PTPN VII (Persero) BOC member since 12 July 2013 based on SOE Minister Decree No. SK-3-7/MBU/2013 dated 12 July 2013
2010), Irwasum Polri (2010-2011) dan terakhir menjabat Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia mendampingi Jenderal Timur Pradopo (1 Maret 2011). He was born in Purwakarta, West Java on 30 July 1955. He served as Company Commissioner member since 21 November 2013 based on SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No. SK-387/MBU/2013 dated 21 November 2013. He was the best alumnus of Police Academy 1978 and achieved award of Adhi Makayasa. He also once became Danyon Taruna Akpol, Korspri Head of Regional Police of Metro Jaya, Korspri Head of Indonesia Republic Police, Kapuskodalops Regional Police South Sulawei, Ses NCB Interpol Indonesia, social politic expert
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
staff, Head of PR Division of Indonesia Republic Police (2009-2010), Irwasum Indonesia Republic Police (2010-2011) and the last he served as Deputy Head of Indonesia Republic Police accompany General Timur Pradopo (1 March 2011)
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
24
Resources Optimization Towards The Best Performance
Office of The President, Republic of The Philippines, Januari-Desember 1981. Pada tahun 1982, beliau melanjutkan Training Sistem Data Base dan Sistem Programming di Honeywell Education Center, Boston, Massachussetts, USA. Selanjutnya bekerja sebagai Programmer dan Disainer Sistem Data Base, pada Pusdatik.
Dr. Ir. Haryono, M.Sc Komisaris - Commissioner Lahir di Rembang, 16 Mei 1956. Beliau mengawali pendidikan tingginya di Departemen Statistika dan Komputasi, Fakultas Pertanian IPB-Bogor, Program Utama Statistika dan Penunjang Agronomi (1980). Gelar Master of Science dari Departement of Computer Science, Western Michigan University, USA, (1987). Gelar Doctor of Technical Science dari Division of Computer Science, School of Engineering and Technology, Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (1995). Beliau mengawali kariernya di Badan Litbang Pertanian pada tahun 1980 sebagai staf Pusat Pengolahan Data dan Statistik (Pusdatik). Menjalani Training Bahasa Inggris di Lembaga Indonesia-Amerika, Jakarta (1980), dan dilanjutkan dengan Training Programming dan System Analyses and Design di National Computer Institute, The
Pengalaman beliau diawali saat ditunjuk sebagai Direktur PCMU (Project Coordination and Monitoring Unit) pada Participatory Development of Agricultural Technology Project, tahun 1996-2001 pada Pusat Penyiapan Progam Penelitian Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Selanjutnya beliau mendapat tugas sebagai Kepala Bagian Kerjasama IPTEK pada tahun 20012005, sebagai Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, pada tahun 2005-2010, dan sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2010-sekarang. Sesuai Surat Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No:SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 maka beliau ditunjuk sebagai Anggota Komisaris PTPN VII (Persero) He was born in Rembang, 16 May 1956. He started his higher education in Statistic and Computation Department, Agriculture Faculty of IPB-Bogor, Major Program of Statistic and Agronomy Supporting (1980), Master of Science degree from Computer Science Department, in Western Michigan University, USA (1987). His Doctor of Technical Science degree obtained from Divi-
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
sion of Computer Science, School of Engineering and Technology, Asian Institute of Technology, Bangkok Thailand (1995). He started his career in Agriculture Research and Development Agency in 1980 as staff of Data and Statistic Processing Center. He underwent English Training in Indonesia-Amerika Institution, Jakarta (1980), and proceeded with Training Programming and System Analyses and Design in National Computer Institute, the Office of The President, Republic of the Philippines, January – December 1981. In 1982, he proceeded the Data Base System training and Programming System in Honeywell Education Center, Boston, Massachussetts, USA. Afterwards he worked as Programmer and Designer of Data Base System, in Data and Statistic Processing Center. His experience was started when he was appointed as Director of PCMU in Participatory Development of Agricultural Technology Project, in 1996-2001 in Agriculture Research Program Preparation Center, Agriculture Research and Development Center, Agriculture Research and Development Agency. Afterwards he was assigned as Head of Science and Technology Cooperation Division in 2001-2005, as Secretary of Agriculture Research and Development Agency, in 2005-2010, and as Head of Agriculture Research and Development Agency, 2010 – present. Based on SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No: SK-387/MBU/2013 dated 21 November 2013 then he was appointed as PTPN VII (Persero) Commissioner Member.
LAPORAN DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTOR REPORT
Pemegang Saham yang Terhormat Dear Respected Shareholder
Di tengah ketidakpastian kondisi eksternal terkait masih berlanjutnya krisis global, PTPN VII (Persero) berhasil
membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp78,6 miliar di tahun 2013, meningkat sebesar Rp24,3 miliar atau 44,7% dibandingkan tahun 2012. In the midst of uncertainty of the external condition related the ongoing global crisis, PTPN VII (Persero) succeeded to book its net profit gain by Rp78.6 billion in 2013, it increased by Rp24.3 billion or 44.5% compared to 2012.
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
28
Resources Optimization Towards The Best Performance
Strategi Perusahaan
Company’s Strategies
Penataan terhadap fundamental perusahaan melalui penataan aset, sistem kerja (work system) dan sumber daya manusia yang dimulai tahun 2009, perlahan tapi pasti telah mulai menampakkan hasil di tahun 2013 dengan adanya peningkatan produksi khususnya pada komoditas karet dan pengelolaan keuangan yang semakin efisien.
Structuring on the company’s fundamental by structuring the asset, work system and human resource which started in 2009, it was slow but definitely has started to show some results in 2013 with an increase on production particularly on rubber commodity and more efficient financial management.
Situasi finansial dan operasional perusahaan yang menuntut untuk dilakukannya efisiensi anggaran, harus disikapi dengan metode yang tepat. Di tahun 2013, Direksi meluncurkan 5 (lima) kebijakan strategis (5-O) sebagai pedoman pelaksanaan untuk melanjutkan penataan terhadap fundamental perusahaan yang berperan sebagai fondasi dalam rangka memelihara kesinambungan pertumbuhan perusahaan. Lima kebijakan strategis meliputi:
The company’s financial and operational situation which demanded to be conducted a budget efficiency, should be addressed with the right method. In 2013, the BOD issued 5 (five) strategic policies (5-O) as a guidance of the implementation to continue the structuring on company’s fundamental which acted as foundation in order to maintain company’s growth sustainability. These five strategic policies were:
1. Optimalisasi Pengelolaan Aset Perusahaan y Tanaman: pencapaian produktivitas yang optimal dan penggalian potensi produksi y Pabrik: Optimalisasi kapasitas dan utilitas, peningkatan efisiensi pabrik, menjaga konsistensi mutu produksi
1. Optimization of Company’s Assets Management y Plant: achievement of optimum productivity and production potential explore y Mill: optimization of capacity and utility, mill efficiency improvement, maintain production quality consistency
2. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Keuangan Pengelolaan keuangan diarahkan pada peningkatan IGF (Internal Generated Fund) dan perbaikan rasio keuangan.
2. Optimization of Financial Resource Utilization Financial management was directed at enhancement and financial ratio improvement
3. Optimalisasi Pengelolaan SDM dan Organisasi Implementasi budaya perusahaan, perubahan struktur organisasi, peningkatan kompetensi dan skill SDM serta implementasi sistem jenjang karir dan renumerasi 4. Optimalisasi Pengembangan Perusahaan Pemberdayaan aset-aset strategis, pembangunan, pengembangan dan konsolidasi pabrik, akuisisi lahan, serta pengembangan sistem
3. Optimization of HR and Organization Management Implementation of company’s culture, organization structure change, HR competency and skill enhancement and implementation of career rank and remuneration system 4. Optimization of Company Development Empowerment of strategic assets, factory development, construction and consolidation, land acquisition, and system development.
5. Optimalisasi Hubungan Kemitraan dan Lingkungan Perbaikan dan peningkatan sistem kerja pengadaan bahan baku, pengelolaan pelanggan, lingkungan masyarakat sekitar dan lingkungan hidup
5. Optimization of Partnership and Community Relation Repair and upgrade work system of raw material procurement, customer management, surrounding communities and environment.
Kebijakan 5-O tersebut menjadi tantangan dan harapan dalam menjawab prioritas kebutuhan jangka pendek perusahaan saat ini. Dalam menyikapi hal tersebut, perombakan yang sudah dilakukan pada kebun dan pabrik Gula belum lama ini telah menampakan hasil kerja yang positif. Pendapatan dari komoditas gula saat ini mampu berperan dalam membantu percepatan cash flow Perusahaan seiring bertumbuhnya TBM tanaman keras, yang pada saatnya nanti menjadi buah manis kesabaran dan kerja keras karyawan PTPN VII (Persero).
The 5-O policy became a challenge and hope in answering priority of company’s short-term needs nowadays. In addressing this, reformation has been conducted in Sugar Work Unit not so long ago and it has started to show a positive work result. The revenue from sugar commodity at present able to take part in assisting the Company’s cash flow acceleration in line with the growth of perennials FFB, which in the future it will be a sweet fruit of patience and work hard of the PTPN VII (Persero) employees.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
IGF
Laporan Dewan Direksi
29
Board of Director Report
Menindaklanjuti surat Menteri Negara BUMN No. S-240/ MBU/2012 tanggal 9 Mei 2012 tentang penugasan pelaksanaan program integrasi sapi-sawit, pada tanggal 18 Januari 2012 PTPN VII (Persero) mengambil kebijakan strategis dengan mendirikan anak perusahaan dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan nama PT Karya Nusa Tujuh. Pendirian anak perusahaan tersebut dimaksudkan agar pengembangan usaha peternakan dapat dijalankan secara fokus. Perusahaan memiliki modal dasar sebesar Rp11,00 milyar dan modal disetor sebesar Rp3 milyar. Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) memiliki saham 20% senilai Rp600 juta dan PTPN VII (Persero) memiliki saham 80% senilai Rp2,4 milyar.
Following up the SOE Minister No. S-240/MBU/2012 dated 9 May 2012 of assignment of cattle-palm integrated program implementation, on 18 January 2012 PTPN VII (Persero) took strategic policies by establishing subsidiary in form of Limited Company named PT Karya Nusa Tujuh. The establishment of this subsidiary was determined to develop the husbandry business can be carried out in focus. The company has authorized capital by Rp11.00 billion and paid-in capital by Rp3 billion. The Ruwa Jurai Employee Cooperative of PTPN VII (Persero) has 20% shares worth by Rp600 million and PTPN VII (Persero) has 80% shares worth by Rp2.4 billion.
Kinerja Perusahaan terhadap Target
Company Performance against Target
Penilaian kinerja Direksi tahun 2013 didasarkan pada pencapaian target dan indikator kinerja utama (KPI). Di dalam KPI tahun 2013, Direksi telah memasukkan skor KPKU sebagai salah satu indikator penilaian pada perspektif Kepemimpinan, Tata Kelola, dan Tanggung Jawab Sosial. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Surat Kementerian BUMN No. S-08/S.MBU/2013 tanggal 16 Januari 2013 tentang Penyampaian Pedoman Penentuan Key Performance Indicator dan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul pada BUMN.
The assessment on BOD performance in 2013 was based on target achievement and KPI. In 2013 KPI, the BOD has input Superior Performance Assessment Criteria (SPAC) as one of assessment indicator on Leadership, Governance, and Social Responsibility Perspective. This was a follow up of SOE Minister No. S-08/S/MBU/2013 on 16 January 2013 of Conveyance of KPI and SPAC Determination Guidelines on SOE.
Asesmen atas capaian kinerja Direksi yang tertuang dalam KPI tahun 2013 telah dinilai oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan yang hasilnya termuat dalam Laporan No. 018/ LHEK-N7/JKT2/II/14 tanggal 20 Februari 2014. Hasil asesmen menunjukkan bahwa realisasi KPI tahun 2013 mencapai skor 100,65, lebih tinggi dari target KPI sebesar 100.
The assessment on BOD performance achievement which put forth on 2013 KPI has been audited by PAO Hadori Sugiarto Adi and Partners which the result contained in Report No. 018/LHEK-N7/JKT2/II/14 dated 20 February 2014. The assessment result suggested that the 2013 KPI realization reached score 100.65 higher than KPI target by 100.
Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. 100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang menilai Aspek Keuangan, Operasional dan Administrasi, kinerja perusahaan memperoleh score 71.04 pada peringkat “Sehat A”.
Based on SOE Minister Decree No.100/MBU/2002 dated 4 June 2002 which assessed the Financial, Operational and Administration aspect, Company performance obtained score 71,04 on rank “Healthy A”.
Secara keseluruhan, kinerja PTPN VII (Persero) tahun 2013 relatif lebih baik dibandingkan tahun 2012 sebagaimana berikut: y Realisasi Laba bersih tahun 2013 mencapai Rp78,6 milyar, meningkat 44,7% dibandingkan tahun 2012, namun berada di bawah RKAP sebesar Rp 38,1 milyar atau 32,7%. y Nilai penjualan bersih mencapai Rp4,62 milyar, meningkat 5,9% dibandingkan tahun 2012, namun berada di bawah RKAP sebesar Rp889,32 milyar atau 83,2%. Terhadap total nilai penjualan, komoditi karet memberikan kontribusi sebesar Rp78,1 milyar atau 3,4 %, komoditi kelapa sawit sebesar Rp 533,1 milyar atau 28,8 %, komoditi teh sebesar Rp 25,6 milyar atau 30,7% dan gula/tetes sebesar Rp 252,5 milyar atau 20,3%.
Overall, the PTPN VII (Persero) performance in 2013 was relative better compared to 2012 as stated below: y 2013 net profit realization reached Rp78.6 billion, it increased 44.7% compared to 2012, however it was below CAPB by Rp38.1 billion or 32.7%. y Net sales value reached Rp4.62 billion, it increased 5.9% compared 2012, however it was below CAPB by Rp889.32 billion or 83.2%. Against total sales value, the rubber commodity contributed by Rp78.1 billion or 3.4%, oil palm commodity by Rp533.1 billion or 28.8%, tea commodity was by Rp25.6 billion or 30.7% and sugar/molasses by Rp252.5 billion or 20.3%
y Harga jual rata-rata karet tahun 2013 mengalami
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
30
Resources Optimization Towards The Best Performance
penurunan terbesar dibandingkan komoditi lain, yaitu sebesar Rp4.615/kg atau 14,89% terhadap tahun 2012, sedangkan harga jual rata-rata komoditi gula turun sebesar Rp309/kg atau 3,33%. y
y Average rubber selling price in 2013 suffered a largest decrease compared to other commodity, namely by Rp4,615/kg or 14.89% against 2012, whereas the average sugar commodity selling price fell by Rp309/ kg or 3.33%
y Harga jual rata-rata minyak sawit tahun 2013 meningkat sebesar Rp571/kg atau 9,50%, sedangkan untuk teh meningkat sebesar Rp2.673/kg atau 18,59%.
y The average selling price of palm oil in 2013 increased by Rp571/kg or 9.50%, whereas for tea increased by Rp2,673/kg or 18.59%
y Volume penjualan karet tahun 2013 meningkat 34,4% dari tahun 2012 menjadi 84.980 ton seiring dengan peningkatan produktivitas karet kebun sendiri yang berada di atas realisasi tahun sebelumnya maupun RKAP. Namun, volume penjualan karet berada di bawah RKAP sebesar 4,6% terkait dengan tidak tercapainya produksi karet plasma dan sebagian karet masih dalam bentuk lump sejumlah 5.175 ton.
y The rubber sales volume in 2013 increased 34.4% from 2012 into 84,980 ton along with the increase of Own Estate rubber productivity which above prior year realization or CAPB. However, the rubber sales volume was below CAPB by 4.6% related with the failure in achieving the plasma rubber production and most rubbers still in form of lump amounted to 5,175 ton
y Volume penjualan minyak sawit tahun 2013 mengalami penurunan 16,5% dari tahun 2012 menjadi 165.195 ton dan berada di bawah RKAP sebesar 34,5% sejalan dengan penurunan produktivitas kelapa sawit.
y Palm oil sales volume in 2013 suffered a decrease by 16.5% of 2012 into 165.195 ton and below CAPB by 34.5% along with the decrease of oil palm productivity
y Volume penjualan teh tahun 2013 mengalami penurunan 23,3% dari tahun 2012 menjadi 3.380 ton, dan berada di bawah RKAP sebesar 32,1% seiring dengan menurunnya produktivitas teh kebun sendiri.
y The tea sales volume in 2013 suffered a decrease by 23.3% of 2012 into 3,380 ton and below CAPB by 32.1% along with the decrease of Own Estate tea productivity
y Volume penjualan gula meningkat 12,8% dari tahun 2012 menjadi 101.845 ton, namun berada di bawah RKAP sebesar 20,2% sejalan dengan turunnya produktivitas kebun sendiri.
y Sugar sales volume increased 12.8% of 2012 into 101,845 ton, however it was below CAPB by 20.2% along with the decline of Own Estate productivity
y Volume penjualan tetes tahun 2013 meningkat 14,5% dari tahun 2012 menjadi 81.943 ton, dan berada di atas RKAP sebesar 26,5%.
y Molasses sales volume in 2013 increased 14.5% of 2012 into 81,943 ton, and it was above CAPB by 26.5%
Secara umum, kinerja operasional karet sebagai penyumbang utama pendapatan perusahaan tahun 2013 berada pada level yang diharapkan dengan adanya peningkatan produksi. Terhadap tahun 2012, produksi karet kebun sendiri meningkat 6,2%.Untuk mempertahankan pencapaian produksi karet, PTPN VII (Persero) melaksanakan penggalian produksi lebih optimal dan mempertahankan potensi jangka panjang. Upaya pengawalan produksi dilaksanakan bekerjasama dengan Balai Penelitian Sungei Putih. Namun, adanya penurunan harga sebesar 14,89% terhadap tahun 2012 menyebabkan nilai penjualan karet berada di bawah RKAP sebesar Rp78,14 milyar atau 3,4%.
Generally, the rubber operational performance as main contributor of company revenue in 2013 was at the expected level with an increase in production. Against 2012, the Own Estate rubber production increased 6.2%. To maintain the rubber production achievement, PTPN VII (Persero) held a more optimum production exploration and maintain long-term potential. The production escort effort was carried out in cooperation with the Sungai Putih Research Center. However, the existence of price decrease by 14.89% against 2012 was causing the rubber sales value below CAPB by Rp78.14 billion or 3.4%.
Realisasi produksi karet kebun plasma dan pembelian pihak ketiga tahun 2013 meningkat 33,7% dari tahun 2012 menjadi 63.270 ton, namun berada di bawah RKAP sebesar
Rubber production realization of plasma estate and third party purchase in 2013 increased 33.7% of 2012 into 63,270 ton, however it was below CAPB by 6.8%. This was
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Dewan Direksi
31
Board of Director Report
6,8%. Hal ini antara lain disebabkan adanya persaingan yang semakin meningkat dengan pihak swasta.
caused by the existence of increasing competition with the private party.
Produksi kelapa sawit kebun sendiri tahun 2013 mencapai 383.637 ton atau 75,7% terhadap RKAP dan 88,9% terhadap realisasi tahun 2012. Hal ini terutama disebabkan adanya pengaruh water deficit pada semester II tahun 2012 sehingga jumlah tandan dan rata-rata berat tandan sawit menjadi berkurang. Produksi TBS plasma/ pihak III tahun 2013 mencapai 398.845 ton atau 62,3% terhadap RKAP dan 73,2% terhadap realisasi tahun 2012. Hal ini antara lain disebabkan tingginya tingkat persaingan dengan PPKS baru tanpa kebun yang berada di sekitar wilayah kerja PTPN VII (Persero).
The oil palm production of own estate in 2013 reached 383,637 ton or 75.7% to CAPB and 88.9% to 2012 realization. This was particularly caused by the influence of water deficit in semester II in 2012 thus total bunches and average weight of palm bunches was reduced. The FFB production of plasma/III party in 2013 reached 398,845 ton or 62.3% against CAPB and 73.2% against 2012 realization. This was caused by the high of competition level with the new OPM which has no estate in surrounding of PTPN VII (Persero) work area.
Produksi teh kering tahun 2013 mencapai 3.375 ton atau 67,9 % terhadap RKAP dan 82,4% terhadap tahun 2012. Hal ini dikarenakan pengaturan bidang rotasi petik dan rotasi panen tidak sesuai dengan program serta adanya tanaman yang terserang penyakit.
Dry tea production in 2013 reached 3,375 ton or 67.9% against CAPB and 82.4% against 2012. This was caused by the picking and harvest rotation did not suited with the program and the existence of plant attacked by the disease.
Produksi gula tahun 2013 mencapai 104.030 ton atau 45% terhadap RKAP, namun meningkat 10% terhadap tahun 2012. Hal ini disebabkan perawatan kebun di Unit Cima tidak normatif terkait adanya blokade massa. Produksi tebu rakyat tahun 2013 lebih tinggi 3,4% dari RKAP, namun lebih rendah 8% dari tahun 2012. Sedangkan produksi tebu rakyat bebas tahun 2013 lebih tinggi dari RKAP maupun tahun 2012, masing-masing sebesar 12,7% dan 44,4%. Perusahaan telah melakukan pembinaan kepada petani secara intensif, serta meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait.
Sugar production in 2013 reached 104,030 ton or 45% against CAPB, however it increased 10% against 2012. This was caused by the estate treatment in Cima BU did not normative related with the mass blockade. Community sugarcane production in 2013 was 3.4% higher than CAPN, however it was 8% lower than 2012. Whereas free community sugarcane production in 2013 was higher than CAPB or 2012, respectively by 12.7% and 44.4%. The company has performed mentoring to farmers intensively, and increased coordination and communication with related parties.
Realisasi investasi pada tahun 2013 mencapai Rp1,12 trilyun atau 103% dari RKAP sebesar Rp1,09 trilyun. Investasi non tanaman (termasuk investasi dalam penyelesaian) tahun 2013 tercapai sebesar Rp318,1 milyar, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar Rp53,1 milyar atau 14,3%. Hal ini terkait dengan pelaksanaan investasi didasarkan pada skala prioritas, diutamakan untuk investasi yang berhubungan langsung dengan produksi.
The investment realization in 2013 reached Rp1.12 trillion or 103%A of CAPB by Rp1.09 trillion. The non plant investment (including investment in settlement) in 2013 reached Rp318.1 billion, it was below 2013 CAPB by Rp53.1 billion or 14.3%. This was related with the investment implementation based on the priority scale, it was prioritized for investment which has direct relation with the production.
Investasi tanaman belum menghasilkan tercapai Rp806,4 milyar berada di atas RKAP tahun 2013 Rp82,2 milyar atau 11,4%. Hal ini disebabkan pembebanan aktuaria imbalan kerja yang terakomodir dalam RKAP 2013.
sebesar sebesar adanya belum
Investment of immature plant reached by Rp806.4 billion above 2013 CAPB by Rp82.2 billion or 11.4%. This was caused by the existence or imposition of employee benefits actuarial which has not been accommodated in 2013 CAPB.
Pada tahun 2013, liabilitas perusahaan meningkat sebesar Rp794,6 milyar atau 14,11%, terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp152,25 milyar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp642,35 milyar. Kenaikan pinjaman bank jangka panjang terutama disebabkan adanya penambahan pencairan pinjaman berupa kredit investasi sindikasi untuk investasi tahun 2013.
In 2013, the company’s liabilities increased by Rp794.6 billion or 14.11% consist of short-term liabilities amounted to Rp152.25 billion and long-term liabilities by Rp642.35 billion. The increase of long-term bank loan was particularly caused by the existence of additional loan disbursement in form of syndicated investment credit for 2013 investment.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
32
Resources Optimization Towards The Best Performance
Laba sebelum pajak penghasilan tahun 2013 mencapai Rp114,32 milyar, naik 81,45% terhadap tahun 2012, sedangkan laba bersih tahun 2013 mencapai Rp78,45 milyar naik 44,35% terhadap tahun 2012.
Profit before income tax in 2013 reached Rp114.32 billion, rose up by 81.45% to 2012, whereas net profit in 2013 reached Rp78.45 billion increase 44.35% against 2012.
Kendala yang Dihadapi
Encountered Constraints
Salah satu kendala yang dihadapi PTPN VII (Persero) adalah permasalahan lahan yang berujung pada blokade massa terhadap Distrik Cintamanis pada awal Mei hingga triwulan III tahun 2012. Hal ini menyebabkan kegiatan perawatan kebun yang diblokade tidak dapat dilaksanakan sesuai norma sehingga produktivitas yang dicapai berada di bawah target. Upaya PTPN VII (Persero) untuk mengatasi kendala tersebut adalah melaksanakan koordinasi dengan pihak keamanan dan Pemda sebagai mediator ke masyakarat.
One of constraint encountered by PTPN VII (Persero) was land issues which end up on mass blockade against Cintamanis Business Unit in early May to III quarter in 2012. This incident was causing the blockaded estate treatment activities could not been carried out as norm thus the achieved productivity was below target. The PTPN VII (Persero) effort to monitoring the constraint was by carrying out coordination with the authorities and local government as mediator to the community.
Persaingan untuk mendapatkan karet dari plasma maupun pihak ketiga menghadapi kendala berupa meningkatnya persaingan dengan swasta. Sejak bulan Juni 2013, terdapat gudang swasta di daerah Way Abung, Kotabumi, Lampung Utara (milik swasta). Hasil karet yang dibeli pihak swasta dari plasma dan pihak ketiga dikirim ke daerah Padang dan Medan. Upaya PTPN VII (Persero) untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengadakan pembinaan kepada petani bersama-sama dengan Kelompok Usaha Bersama (”KUB”) yang sudah terbentuk dan mengupayakan pembelian bahan olah Karet secara tunai dengan harga bersaing
Competition to derive rubber from plasma or third party encountered constraints in form of increasing of competition with the private company. Since June 2013, there were private warehouse in Way Abung, Kotabumi, North Lampung area (owned by private company). Rubber result bought by the private company from plasma and third party was sent to Padang and Medan area. The PTPN VII (Persero) effort to overcome the constraint was by carrying out mentoring to farmers together with the Joint Business Group which already established and strived to buy the rubber raw material in cash with competitive price.
Untuk komoditi kelapa sawit, PTPN VII (Persero) menghadapi kendala berupa meningkatnya persaingan dengan Pabrik Pengolah Kelapa Sawit swasta yang tidak memiliki kebun. Hal ini menyebabkan banyaknya produk TBS plasma dan pihak ketiga lari ke PPKS swasta. Upaya PTPN VII (Persero) untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengintensifkan pembinaan petani dan Memberikan pelayanan (service) terbaik dan pembelian secara tunai (cash and carry) dengan harga yang bersaing.
For oil palm commodity, PTPN VII (Persero) encountered constraints in form of increasing of competition with private Oil Palm Processing Mill which did not have any estate. This was causing many of plasma and third party’s FFB product went to private OPM. The PTPN VII (Persero) effort to overcome the constraint was by intensifying the famers mentoring and provided the best service and cash and carry purchase with a competitive price.
Untuk komoditi teh, PTPN VII (Persero) menghadapi kendala berupa terjadinya penurunan realisasi produksi teh tahun 2013 terhadap RKAP. Hal tersebut disebabkan karena penataan ulang areal petik untuk meningkatkan mutu pucuk,sehingga petik manual mutu pucuk medium 58 dan mutu petik mesin medium 47, dan rata-rata mutu pucuk medium 55 dan pertumbuhan pucuk terganggu akibat serangan hama Empoasca dan Helopeltis. Upaya PTPN VII (Persero) untuk mengatasi kendala tersebut adalah Penertiban pemetikan pada daun-daun yang sudah siap panen.
Laporan Tahunan 2013
For tea commodity, PTPN VII (Persero) encountered constraints in form of the decrease of tea production realization in 2013 to CAPB. This was caused by the restructuring of picking area to enhance the shoot quality, thus manual picking of shoot quality medium was 58 and machine picking quality medium was 47, and average shoot quality medium was 55 and the growth of shoot was disturbed as effect of Empoasca and Helopeltis insect attack. The PTPN VII (Persero) effort to overcome the constraints was by controlling the picking on ready to harvest leaves.
Annual Report 2013
Laporan Dewan Direksi
33
Board of Director Report
Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Company Governance Application
Beberapa peningkatan yang telah dilaksanakan PTPN VII (Persero) selama tahun 2013 dalam rangka penerapan Good Corporate Governance adalah:
Several improvements that has been carried out by PTPN VII (Persero) during 2013 in context of GCG application were by:
1. Menetapkan Penyempurnaan Pedoman Good Corporate Governance dalam Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No: 7.15/Kpts/26/2013 dan No: KEP-106/DKVII/12/2013 tanggal 4 Desember 2013. 2. Menetapkan Board Manual Direksi & Dewan Komisaris dalam Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No:7.15/Kpts/02/2013 dan No: KEP-01/ DKVII/01/2013 tanggal 2 Januari 2013. 3. Menetapkan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang telah disempurnakan dalam Surat Keputusan Direksi No:7.15/Kpts/03/2013 tanggal 2 Januari 2013.
1. Determined the GCG improvement in BOC and BOD Joint Decree No: 7.15/Kpts/26/2013 and No: KEP-106/ DKVII/12/2013 dated 4 December 2013.
PTPN VII (Persero) telah memiliki Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (Whistle Blowing System) sesuai surat Keputusan Direksi No:7.15/Kpts/22/2013 tanggal 31 Juli 2013. WBS disusun dalam rangka memberikan kesempatan kepada segenap insan perusahaan dan pihak eksternal untuk dapat menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap prinsipprinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, serta nilainilai etika yang berlaku berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan serta dengan niat baik untuk kepentingan perusahaan. Sosialisasi WBS telah dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2013 dengan mengundang perwakilan pekerja dari Distrik, Unit, dan Bagian.
PTPN VII (Persero) has had a Whistle Blowing System pursuant to BOD Decree No:7.15/Kpts/22/2013 dated 31 July 2013. The WBS was drafted in order to provide opportunity for all company’s personnel and external parties to be able to convey report regarding alleged violation against the GCG, as well as applicable ethical value based on accounted evidences and good intention for the company’s interest. WBS socialization has been carried out on 29 October 2013 by inviting the employee representative from District, Unit and Division.
Sebagai wujud dari komitmen terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara berkelanjutan, PTPN VII (Persero) berupaya untuk menindaklanjuti rekomendasi hasil asesmen. Pada tahun 2013, pencapaian nilai asesmen PTPN VII (Persero) adalah 83,16 (BAIK), meningkat dibandingkan tahun 2012 dengan nilai 80,01(BAIK). Asesmen tahun 2012 dilaksanakan oleh BPKP Propinsi Lampung sedangkan tahun 2013 dilaksanakan secara self assessment
As form of commitment on the GCG application sustainably, PTPN VII (Persero) strived to follow up the assessment result recommendation. In 2013, the achievement of PTPN VII (Persero) assessment result was 83.16 (Good), it increased compared to 2012 with value 80.01 (Good). 2012 assessment was carried out by Financial and Development Supervisory Agency of Lampung province whereas in 2013 it was carried out by self assessment.
Tata Kelola Teknologi Informasi
Information Technology Governance
Tata Kelola Teknologi Informasi PTPN VII (Persero) disusun berdasarkan Permen PER-2/MBU/2013 Tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara yang diterbitkan tanggal 18 Februari 2013. Panduan ini juga merupakan pedoman yang harus dilaksanakan oleh PTPN VII (Persero) untuk meng implementasikan pengelolaan dan Manajemen Teknologi
The PTPN VII (Persero) IT Governance was drafted based on Minister Regulation PER-2/MBU/2013 regarding Drafting Manual of SOE IT Management which published on 18 February 2013. This manual was also a manual that should be carried out by PTPN VII (Persero) to implement the IT Management in order to suit the standard rules and IT Governance best practices. This suitability was
Laporan Tahunan 2013
2. Stipulated the BOD & BOC Board Manual in BOC and BOD Joint Decree No: 7.15/Kpts/02/2013 and No: KEP01/DKVII/01/2013 dated 2 January 2013 3. Stipulated the Code of Conduct of PTPN VII (Persero) which has been enhanced in BOD Decree No: 7.15/ Kpts/03/2013 dated 2 January 2013.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
34
Resources Optimization Towards The Best Performance
Informasi (TI), agar sesuai dengan kaidah standar dan best practice Tata Kelola TI. Kesesuaian tersebut dilandasi oleh kompleksitas dan besarnya lingkup pengelolaan TI di PTPN VII (Persero) yang saat ini mengelola Infrastruktur TI berupa Jaringan WAN, Jaringan LAN dan Hardware (Server, PC) diseluruh Unit, Distrik, Kantor Direksi dan LO Jakarta, serta pengembangan Sistem ERP.
underpinned by complexity and the magnitude of the IT management scope in PTPN VII (Persero) which at present managing IT Infrastructure in form of WAN network, LAN network and Hardware (Server, PC) in all Unit, District, Head Office and LO Jakarta, as well as the development of ERP system.
PTPN VII (Persero) tengah mengembangkan Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII (Persero) atau SMTN7. SMTN7 merupakan upaya memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan yang berlaku dengan penerapan 7 (tujuh) sistem manajemen berstandar internasional dan nasional secara terintegrasi, meliputi:
PTPN VII (Persero) is in the midst of developing Integrated Management System of PTPN VII (Persero) or IMSN7. IMSN7 was an effort to meet the customer requirements and applicable legislation by applying 7 (seven) management system which has an integrated international and national standard, includes:
y ISO 9001: 2008 Sistem Manajemen Mutu, y ISO 14001: 2004 Sistem Manajemen Lingkungan, y OHSAS 18001: 2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, y ISO 22000: 2005 Sistem Manajemen Keamanan Pangan, y Permentan nomor 19/Permentan/OT.140.3.2011 tanggal 29 Maret 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO), y Permen BUMN nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, y Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013 -2014.
y ISO 9001:2008 Quality Management System y ISO 14001:2004 Environmental Management System y OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management System y ISO 22000:2005 Food Security Management System
Proses perancangan tahun 2013 dimulai dari workshop pengenalan sistem manajemen, penyusunan proses bisnis, penyusunan diagram konteks, penyusunan prosedur sampai dengan penyusunan daftar dokumen referensi dan catatan yang berupa Instruksi Kerja dan Blanko/Formulir laporan. Perancangan SMTN7 dijadwalkan selesai pada tahun 2014 dilanjutkan dengan implementasi, pelaksanaan internal audit, tinjauan manajemen dan tindakan perbaikan serta proses sertifikasi SMTN7.
2013 design process was started from workshop of management system introduction, business process drafting, context diagram drafting, procedure drafting until reference document list drafting and notes in form of Work Instruction and report form.
Optimalisasi Pengelolaan SDM dan Organisasi
HR and Organization Management Optimization
Untuk meningkatkan efektifitas, Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris, telah memperbarui struktur organisasi PTPN VII (Persero). Melalui Surat Keputusan No. 7.5/Kpts/258/2012 tanggal 26 November 2013, Bagian Teknik dan Bagian Pengolahan digabung menjadi satu Bagian yaitu Bagian Teknik & Pengolahan serta memasukkan Bagian Kepatuhan dan Manajemen Risiko ke dalam Bagian Hukum & Regulasi.
To enhance effectiveness, the BOD with approval from BOC has updated the PTPN VII (Persero) organization structure. Via Decree No. 7.5/Kpts/258/2012 dated 26 November 2013, Technical Division and Processing Division was merged into one division namely Technical and Processing Division and include the Obedience and Risk Management Division into Legal and Regulation Division.
Laporan Tahunan 2013
y Agriculture Ministry Regulation No. 19/Permentan/ OT.140.3.2011 dated 29 March 2011 regarding Indonesian Sustainable Palm Oil. y SOE Minister Regulation No PER-01/MBU/2011 dated 1 August 2011 regarding GCG on SOE y Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013-2014
IMSN7 designing was scheduled finish in 2014 continued with implementation, internal audit execution, management review and improvement action and IMSN7 certification process.
Annual Report 2013
Laporan Dewan Direksi
35
Board of Director Report
PTPN VII (Persero) mengadakan program pelatihan dan pengembangan karyawan pada semua level jabatan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan dan Pekerja. Selama tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah mengeluarkan biaya pendidikan dan pelatihan Pekerja sebesar Rp4.3 milyar, yang dialokasikan untuk berbagai program pelatihan dan pengembangan. Hal ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keahlian Pekerja PTPN VII (Persero) menuju kinerja terbaik.
PTPN VII (Persero) held employee training and development program for all position level which the implementation was suited with the Company and Employee’s necessities. During 2013, PTPN VII (Persero) has spent employee education and training cost by Rp4,3 billion, which it was allocated for various training and development program. This was carried out in order to increase the PTPN VII (Persero) employee competency and skill into better performance.
Terkait hak dan kewajiban karyawan, pada tanggal 2 s.d 6 Desember 2013 telah dilaksanakan perundingan PKB antara Direksi PTPN VII (Persero) dan Serikat Pekerja PTPN VII (Persero). Perundingan yang dilaksanakan secara rutin setiap 2 (dua) tahun sekali tersebut telah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan baru diantaranya adalah Penetapan Gaji Pokok.
Related with employee’s rights and obligation, on 2 up to 6 December 2013 has been carried out CLA negotiation between the PTPN VII (Persero) BOD and PTPN VII (Persero) Labor Union. The negotiation which held routinely every once in 2 (two) years has yielded new agreements include base salary determination.
Terkait aspek ketenagakerjaan dan K3, PTPN VII (Persero) memiliki kebijakan Zero Accident di setiap unit usaha melalui berbagai upaya preventif dan kuratif. Keseriusan PTPN VII (Persero) terlihat dengan diperolehnya Zero Accident Award tahun 2013 untuk 9 (sembilan) unit usaha dan distrik.
Related with labor and OHS, PTPN XII has Zero Accident Policy in every business unit through various preventive and curative efforts. The PTPN VII (Persero) seriousness was seen from its achievement on Zero Accident Award in 2013 for 9 (nine) business units and districts.
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Social and Community Responsibility
Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) melaksanakan program Kemitraan dengan sumber dana berasal dari penerimaan pengembalian pinjaman Mitra Binaan sebesar Rp9,78 milyar, sedangkan untuk program Bina Lingkungan menggunakan saldo akhir tahun 2012 sebesar Rp739,69 juta. Adapun dana Bina Lingkungan yang masuk dalam komponen biaya pada tahun 2013 sebesar Rp3,49 milyar. Implementasi dari pelaksanaan program PKBL PTPN VII (Persero) tahun 2013 diwujudkan melalui program PTPN 7 Peduli , yaitu yaitu: Peduli Kemitraan, Peduli Bencana Alam, Peduli Pendidikan, Peduli Kesehatan, Peduli Keagamaan, Peduli Pembangunan, dan Peduli Lingkungan. PTPN VII (Persero) juga melaksanakan program pengentasan kemiskinan dalam rangka ikut berperan aktif dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
In 2013, PTPN VII (Persero) carried out Partnership Program with fund source derived from acceptance of Fostered Partner loan epayment by Rp9.78 billion, whereas for Community Development program used final balance of 2012 by Rp739.69 million. As for the Community Development fund included in 2013 cost component by Rp3.49 billion. The implementation of PTPN VII (Persero) PCDP in 2013 was manifested through PTPN 7 Care program, namely: Partnership Care, Natural Disaster Care, Education Care, Health Care, Religious Care, Development Care, and Community Care. PTPN VII (Persero) also carried out the poverty alleviation in order to take an active role in an effort to enhance the community welfare.
Komitmen PTPN VII (Persero) terhadap pengelolaan lingkungan dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan PROPER HIJAU dan PROPER BIRU serta Penghargaan Industri Hijau. Pada tahun 2013, sebanyak 1 unit usaha mendapatkan PROPER HIJAU dan 8 unit usaha mendapatkan PROPER BIRU skala nasional, 5 unit usaha mendapatkan Penghargaan Industri Hijau level 5 dan 3 unit usaha mendapatkan Penghargaan Industri Hijau level 4.
PTPN VII (Persero) commitment against community management was proved with the achievement of GREEN PROPER and BLUE PROPER and Green Industrial Award. In 2013, amounted to 1 business unit derived GREEN PROPER and 8 business units obtained BLUE PROPER in national scale, 5 business units and 3 business units obtained Green Industrial Awards level 4.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
36
Resources Optimization Towards The Best Performance
Perubahan Komposisi Anggota Direksi
Change of BOD Member Composition
Pada pertengahan tahun 2013, Pemegang Saham selaku RUPS melakukan pergantian Direksi PTPN VII (Persero) setelah sebelumnya dilakukan fit and proper test pada sejumlah kandidat. Pemegang saham melalui Surat Keputusan Menteri BUMN No. S-276/MBU/2013 tanggal 10 Juni 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi PTPN VII (Persero), menunjuk Ir. Kusumandaru NS, MBA sebagai Direktur Utama menggantikan Ir. Boyke Budiono, MBA, CWM.
In the middle 2013, the Shareholders as GMS conducted a change of PTPN VII (Persero) BOD after previously was conducted a fit and proper test on several candidate. The Shareholders via SOE Minister Decree No. S-276/ MBU/2013 dated 10 June 2013 regarding Discharge and Appointment of PTPN VII (Persero) BOD member, appointed Ir. Kusumandaru NS., MBA as President Director replacing Ir. Boyke Budiono, MBA, CWM.
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No:7.6/ Kpts/188/2012 tanggal 6 Maret 2012 yang kemudian diperbaharui dengan Surat Keputusan Direksi No:7.5/ Kpts/292/2013 tanggal 30 Desember 2013 maka fungsi pemasaran yang semula kedudukannya berada di bawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan berubah kedudukannya menjadi dibawah Direktorat Keuangan.
Task and authorization division of every BOD member was stipulated based on BOD Decree No: 7.6/Kpts/188/2012 dated 6 March 2012 which later it was updated with BOD Decree No:7.5/Kpts/292/2013 dated 30 December 2013 then the marketing function which formerly it was below the Plan and Development Directorate then it changed into under Financial Directorate.
Prospek Perusahaan ke Depan
Company’s Prospect in the Future
Sebagai perusahaan penghasil komoditas yang kinerjanya sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas global, prospek usaha PTPN VII (Persero) akan meningkat seiring dengan membaiknya harga komoditas di tahun 2014. Meskipun demikian, PTPN VII (Persero) memilih untuk mempertahankan sikap kehati-hatian, terutama dalam menentukan asumsi harga jual produk di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2014. Manajemen berkeyakinan bahwa melalui penguatan daya saing internal berupa konsistensi penerapan lima kebijakan strategis, pertumbuhan produksi secara berkelanjutan dengan biaya yang semakin efisien akan dapat diraih. Hal ini akan menjadi kekuatan bagi Perusahaan untuk melewati tantangan eksternal yang penuh dengan ketidakpastian dan bersifat uncontrollable.
As a commodity producer company which its performance is very influenced by the fluctuating of global commodity price, the PTPN VII (Persero) business prospect will increase along with the improve of commodity price in 2014. However, PTPN VII (Persero) chooses to maintain a cautious attitude, mainly in determining the product selling price assumption in 2014 CAPB. The Management believes that by strengthening the internal competitiveness in form of consistency in applying the five strategic policies, the sustainable production growth with more efficient cost will be achieved. This will be the power for the Company to pass the external challenge which full of uncertainty and uncontrollable.
Menurut LMC International Ltd melalui www.bisnis.com, konsumsi karet dunia akan bertumbuh rata-rata 3,5% per tahun hingga 2018 seiring dengan meningkatnya permintaan untuk ban pengganti, yang mendukung harga komoditas itu. Pada tahun 2020, China produksi ban kendaraan ringan akan mencapai 35% dari produksi global ban kendaraan ringan. Hal ini akan berdampak positif bagi PTPN VII (Persero) mengingat sekitar 54% karet kering produk PTPN VII (Persero) ditujukan untuk penjualan ekspor. Guna meraih peluang peningkatan permintaan di tahun-tahun mendatang, PTPN VII (Persero) telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, di antaranya adalah replanting
According to LMC International Ltd in www.bisnis.com , the world rubber consumption will grow 3.5% in average per year until 2018 in line with the increase of demand for replacement tires, which it supports the commodity price. In 2020, China will produce light vehicle tires which will reach 35% from global production of light vehicle tires. This will positively impact the PTPN VII (Persero) consider about 54% PTPN VII (Persero) dry rubber product is addressed for the export sales. To achieve the opportunity of demand increase in future years, PTPN VII (Persero) has conducted several efforts to enhance the production and productivity, include by replanting the non productive rubber. In 2013 the PTPN VII (Persero) rubber plant
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Dewan Direksi
37
Board of Director Report
tanaman karet non produktif. Pada tahun 2013 komposisi tanaman karet PTPN VII (Persero) didominasi oleh Tanaman Belum Menghasilkan dengan areal seluas 18.166 ha (52%), Tanaman Menghasilkan yang produktif seluas 9.636 ha (27%), Tanaman Menghasilkan tidak produktif seluas 5.852 ha (17%), dan Tanaman Baru/Ulang seluas 1.582 ha (4%).Dengan demikian PTPN VII (Persero) mempunyai peluang yang tinggi untuk meningkatkan produksinya di masa mendatang.
composition was dominated by Immature Plant with area by 18,166 Ha (52%), productive mature plant by 9,636 ha (27%), non productive mature plant by 5,852 ha (4%). Therefore PTPN VII (Persero) has a high opportunity to enhance its production in the future.
Terkait risiko fluktuasi harga jual karet yang masih ditentukan oleh mekanisme pasar (price taker) sebagai akibat dari supply dan demand, PTPN VII (Persero) mengambil upaya mitigasi berupa menghasilkan produk yang lebih diminati pasar. Penurunan harga akibat mekanisme pasar ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Related with the risk of rubber selling price fluctuating which still stipulated by the price taker as result of supply and demand, PTPN VII (Persero) took a mitigation effort in form of producing more demanded market product. The price decline as effect of this price taker mechanism can influence the company’s financial performance.
Intensitas persaingan produk CPO adalah dengan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Kampanye negatif yang dilancarkan oleh negara produsen minyak tersebut bisa diantisipasi dengan keikutsertaan perusahaan dalam sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Potensi peluang komoditi kelapa sawit untuk terus tumbuh adalah adanya permintaan negara kekuatan ekonomi di Asia yaitu China dan India. Sedangkan permintaan domestik juga memicu pertumbuhan ini, seperti halnya kebijakan peningkatan penggunaan biodiesel 10% dalam kandungan bahan bakar.
The intensity of CPO product competition is with other vegetable oils such as soybean oil and sunflower oil. The negative campaign waged by those oil producer countries can be anticipated by the company participation in ISPO certification. The potential of oil palm commodity to continue growing is because the existence of demand from strong economic countries in Asia such as China and India. Whereas domestic demand is also triggered this growth, such as the policy in increase of 10% biodiesel use in fuel content.
Anomali iklim berupa kemarau basah pada tahun 2013 akan berpengaruh kepada produksi kelapa sawit pada tahun 2014. Upaya PTPN VII (Persero) untuk mengantisipasi hal tersebut adalah pembuatan embung/irigasi. PTPN VII (Persero) memiliki komposisi tanaman kelapa sawit yang ideal sehingga diharapkan produksi dan produktivitas di tahun-tahun mendatang akan terus meningkat.
Climate anomalies in form of wet drought in 2013 will affect the oil palm production in 2014. The PTPN VII (Persero) efforts to anticipate it was by making ponds/irrigation. PTPN VII (Persero) has an ideal oil palm composition thus it was expected the production and productivity in future years will keep increasing.
Untuk komoditi teh, pada akhir tahun 2013 perusahaan mengembangkan produk CTC yang memiliki peluang lebih menguntungkan, dengan mulainya perubahan budaya konsumen yang menghendaki minuman yang praktis.
For tea commodity, in late 2013 the Company developed CTC product which has a more benefiting opportunity, with the start of changes in consumer culture which desiring more practical drinks.
PTPN VII (Persero) berupaya agar dapat menghasilkan gula dengan biaya seifisen mungkin sehingga dapat memperoleh margin laba yang optimal. Untuk itu, upaya perbaikan budidaya dan efisiensi pabrik yang mengarah pada peningkatan produktivitas menjadi pilihan utama bagi PTPN VII (Persero). Dengan luas areal mencapai 19.403 Ha tebu sendiri dan 4.739 Ha tebu rakyat, PTPN VII (Persero) optimis bahwa di tahun 2014 akan mampu menyumbang produksi gula sebesar 168.140 ton, naik 140% terhadap tahun 2013.
PTPN VII (Persero) strived to produce sugar with cost as efficient as possible thus it can obtain optimum profit margin. Therefore, efforts on cultivation improvement and factory efficiency which led to productivity improvement became the main option for PTPN VII (Persero). With area width reached 19,403 ha own sugarcane and 4,739 Ha community sugarcane, PTPN VII (Persero) was optimistic that in 2014 will be able to contribute sugar production by 168,140 ton, rose 140% against 2013.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
38
Resources Optimization Towards The Best Performance
Penutup
Closing
Beberapa hal yang terjadi di Tahun 2013 harus menjadi perhatian bersama sebagai bekal menghadapi perubahan yang akan terjadi di masa mendatang, karena kunci keberhasilan perubahan terletak pada seluruh elemen bersama untuk dapat berpartisipasi positif dan menjadi garda terdepan dalam proses perubahan menuju perusahaan yang unggul dan berdaya saing tinggi. Tanpa dukungan dari lingkungan internal perusahaan, perubahan yang diharapkan sulit untuk diwujudkan.
Several terms occurred in 2013 should become our concern as a provision to face changes that will emerge in the future, because the change success key lies in all elements to be able to positively participation and become frontline in change process to a superior and high competitiveness company. Without any support from internal company environment, the expected change will be difficult to be realized.
Atas hasil yang diperoleh di tahun 2013, Direksi menyampaikan terimakasih kepada seluruh karyawan PTPN VII (Persero). Direksi juga menyampaikan terimakasih atas arahan dan pengawasannya Dewan Komisaris selama ini. Kepada seluruh pemangku kepentingan, mitra bisnis, pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya, Direksi menyampaikan terimakasih atas kerjasamanya dan dukungan yang diberikan selama ini.
Over result achieved in 2013, the BOD expresses gratitude to all PTPN VII (Persero) employees. The BOD also expresses the gratitude on direction and supervision of the BOC for all this time. To all stakeholders, business partners, customers and other stakeholders, the BOD says thank you on the cooperation and support given all this time.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Dewan Direksi / Board of Director
Ir. Kusumandaru NS Direktur Utama / President Director
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Dewan Direksi
Laporan Tahunan 2013
39
Board of Director Report
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
40
Resources Optimization Towards The Best Performance
IDENTITAS & RIWAYAT HIDUP SINGKAT DIREKSI
IDENTITY AND BRIEF BIOGRAPHY OF BOARD OF DIRECTORS Ir. Kusumandaru NS, MBA Direktur Utama - President Director
Ir. Muhammad Natsir, SH Direktur Produksi - Production Director
Lahir di Teluk Betung (Bandar Lampung), 24 Juli 1958. Memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Universitas Lampung serta Sarjana Hukum di Palembang. Memulai karirnya di Perseroan pada tahun 1984 se bagai Sinder di Pabrik Gula Bungamayang
Lahir di Cianjur, Jawa Barat, 25 Februari 1959. Meraih gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor dengan predikat Sangat Memuaskan (1983), meraih gelar Magister Bisnis Administrasi dari Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya Jakarta (1992) dengan predikat Cum Laude.
He was born in Cianjur, East Java 25 February 1959. He obtained his Agriculture Bachelor from Bogor Agriculture Institute with Magna Cum Laude (1983), obtained his Business Administration Master from Management Institute of Prasetya Mulya Jakarta (1992) with predicate Cum Laude.
Mengawali karirnya sebagai Sinder Kebun PG Takalar PTP XXIV-XXV (1983-1989), selanjutnya beliau pernah menjabat Kepala Bidang Pemasaran PTP XXXII (1996), Administratur PG Takalar (1996), Kepala Divisi Tanaman Semusim dan Ternak PTPN XIV (1997-1998), Direktur Produksi PTPN XIV (1998-2001), Direktur SDM/Umum PTPN XIV (2001-1003), Direktur Produksi PTPN XIII (2003-2007). Direktur Utama PTPN XIII (2007-2012), Wakil Direktur Utama PTPN III (2012-2013). Sesuai dengan SK Kementerian BUMN No: S-276/MBU/2013 maka terhitung tanggal 10 Juni 2013 menjabat sebagai Direktur Utama PTPN VII (Persero)
He initiated his career as Planter Estate of Takalar SM of PTP XXIV (1983-1989), afterwards he was served as Head of Marketing Division of PTP XXXII (1996), Administrator of Takalar SM (1996), Head of Seasonal Crop and Animal Division of PTPN XIV (1997-1998), Production Director of PPN XIV (1998-2001), the HR/General Director of PTPN XIV (2001-2003), Production Director of PTPN XIII (2003-2007). President Director of PTPN XII (2007-2012), Vice President Director of PTPN III (2012-2013). Pursuant to SOE Ministry Decree No: S-276/ MBU/2013 then starting from 10 June 2013 he served as President Director of PTPN VII (Persero)
(PTP XXI-XXII) dan kemudian menjadi Kepala Rayon pada tahun 1990 di Pabrik Gula Cinta Manis (PTP XXXI). Hingga pada tahun 1996 terjadi perubahan Perseroan menjadi PTPN VII (Persero), diangkat sebagai Kepala Tanaman di pabrik gula Bungamayang (1997) dan Asisten Kepala Tanaman di kebun karet Unit Usaha Tulungbuyut.
He was born in Teluk Betung (Bandar Lampung), 24 July 1958. He obtained his Agriculture Bachelor degree in Lampung University and Law Bachelor in Palembang. He initiated his career in the Company in 1984 as Planter in Bungamayang Sugar Mill (PTP XXI-XXII) and afterwards he became Head of Rayon in 1990 in Cinta Manis SM (PTP XXXI). Until 1996 there was a change in Company into PTPN VII (Persero), he was appointed as Head of Planter Assistant in rubber estate of Tulungbuyut Business Unit. Start in 2001 he served as Manager up to 2009, then in the same year he was appointed as Banyuasin District Manager which supervised PTPN VII (Persero) area in South Sumatera. And counted since 1 March 2012 pursuant to Company Shareholder Decree (Persero) of PTPN VII (Persero) No. SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012 he officially was appointed as Production Director in PTPN VII (Persero). In 2004 and 2005 he derived awards as Best Female Worker Mentor in Sumatera by President of Indonesian Republic , and in 2006 he obtained award on Zero Accident in Beringin BU by Vice President of Indonesian Republic.
Mulai tahun 2001 memegang jabatan sebagai Manajer hingga tahun 2009, kemudian pada tahun yang sama diangkat menjadi Manajer Distrik Banyuasin membawahi wilayah PTPN VII (Persero) di Sumatera Selatan. Dan terhitung tanggal 1 Maret 2012 sesuai SK Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No. SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 resmi diangkat menjadi Direktur Produksi di Perusahaan Perseroan PT Perkebunan Nusantara VII. Pada tahun 2004 dan 2005 secara berturut-turut mendapat penghargaan sebagai Pembina Terbaik Tenaga Kerja Wanita Se-Sumatera oleh Presiden Republik Indonesia, serta pada tahun 2006 mendapat penghargaan atas Zero Accident di Unit Usaha Beringin oleh Wakil Presiden Republik Indonesia.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Dewan Direksi
41
Board of Director Report
Lahir di Tarutung (Sumatera Utara), 13 Maret 1958, meraih gelar Sarjana Pertanian dari Institut Pertanian Bogor pada tahun 1982 dan melanjutkan ke jenjang pendidikan Magister Manajemen Agribisnis UMA Medan pada tahun 2010. Memulai karir sebagai Trainee Asisten Tanaman di Sei Kabara PTP IV pada tahun 1982 dan kemudian menjadi Asisten dan Staf di bidang tanaman PTP IV mulai tahun 1984 hingga 1995. Berlanjut pada tahun 1995 hingga 2002 bertugas sebagai Kepala Urusan Tanaman di PTPN III dan kurang lebih selama 7 tahun (2002-2009) menjabat sebagai Manajer Kebun di lingkungan PTPN III, hingga pada pertengahan April 2009 diangkat menjadi Distrik Manajer TapanuliSelatan PTPN III.
He was born in Tarutung (North Sumatera), 13 March 1958, he obtained his Agriculture Bachelor degree from Bogor Agriculture Institute in 1982 and proceeded his education to Agribusiness Management Master in UMA Medan (2010). He started his career as Trainee Assistant Plant in Sei Kabara PTP IV in 1982 and became the Assistant and Staff in Planter Division of PTP IV started in 1984 to 1995.
Mulai tanggal 1 Maret 2012, sesuai SK Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No. SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 telah resmi menjadi Direktur di Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII.
Started in 1 March 2012, pursuant to Shareholder Company Decree of PTPN VII (Persero) No. SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012 has officially became the Director in PTPN VII (Persero).
Lahir di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 27 Agustus 1956, memperoleh gelar Sarjana Muda pada jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara dan selanjutnya menyelesaikan studinya sebagai Sarjana Ilmu Sosial dan Perpustakaan pada Universitas yang sama. Karir sebagai pekerja di PTPN III (Persero) dimulai pada tahun 1981-1990 sebagai karyawan dan kemudian dari tahun 1991 - 2001 menjadi Asisten di Bidang Keuangan Perusahaan. setelah itu selama 6 tahun (2001-2007) menjadi Kepala Urusan di Bagian Keuangan dan Pembiayaan PTPN III (Persero) hingga pada tahun 2008 diangkat menjadi Kepala Bagian Keuangan.
lands, 27 August 1956, he obtained his baccalaureate degree in Accounting in North Sumatera university and afterwards he finished his study as Social and Library Science Bachelor in the same University. His career as worker in PTPN III (Persero) started in 1981-1990 as employee and from 1991-2001 became an Assistant in Company Financial Division. Then after 6 years (2001-2007) he became Head of Affair in Financial and Funding Division of PTPN III (Persero) until in 2008 he was appointed as Head of Financial Division.
Mulai tanggal 1 Maret 2012, sesuai SK Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII No. SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012, resmi diangkat menjadi Direktur di Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII. saat ini masih aktif menjabat sebagai Komisaris di PT Environment Synthetic Wood Nusantara (PT. ESW Nusantara), anak perusahaan PTPN III (Persero).
Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA Direktur Perencanaan dan Pengembangan - Director of Plan and Development
Continued in 1995 to 2002 he was in charge as Head of Planter Division in PTPN III and about 7 years (2002-2009) served as Estate Manager in PTPN III, until in the middle of April 2009 he was appointed as Manager District of South Tapanuli in PTPN III.
Start in 1 March 2012, pursuant to Company Shareholder Decree of PTPN VII (Persero) No. SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012, he was officially appointed as Director in PTPN VII (Persero). At present he was still active serve as Commissioner of PT Environment Synthetic Wood Nusantara (PT ESW Nusantara), subsidiary’s of PTPN III (Persero).
He was born in Tanjung Pinang, Riau Is-
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Drs. H. Agoes Riyanto Direktur Keuangan - Finance Director
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
42
Resources Optimization Towards The Best Performance
Budi Santoso, SH Direktur SDM dan Umum - HR and General Director Lahir di Bandung, tanggal 24 Juni 1961, menjadi Direktur SDM dan Umum sejak tanggal 8 April 2009, sesuai Surat Keputusan Menteri Negara BUMN No. KEP-81/ MBU/2009 tanggal 7 April 2009.
He was born in Bandung on 24 June 1961, he became HR and General Director since 8 April 2009, pursuant to SOE Minister Decree No. KEP-81/MBU/2009 dated 7 April 2009.
Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran (1985), Bandung. Bergabung dengan Perseroan pada tahun 1986. Sejak 1999 - 2003 menjabat sebagai Kepala Bagian SDM Perseroan, kemudian Mei 2003 - 2009 menjabat sebagai Corporate Secretary Perseroan. Selama karirnya di Perseroan, banyak bergerak di bidang perkembangan ketenagakerjaan dan sumber daya manusia
He obtained his Law Bachelor from Law Faculty of Padjadjaran University (1985), Bandung. He joined in the Company in 1986. Since 1999-2003 served as Head of Company HR Division, then in May 20032009 served as Corporate Secretary. During his career in the Company, he mostly involved in Labor and Human Resource Development Division.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Surat Pernyataan
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas Laporan Tahunan 2013 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Statement Letter Members of the Board of Commissioners and the Board of Directors Regarding Responsibility For Annual Report 2013 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Tahun 2013 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. We the undersigned declare that all the information included in the annual report 2013 of PT Perkebunan Nusantara VII (Perseo) has been fully disclosed and we are responsible for the truthfulness of the content of the company’s annual report. This is our declaration, which has been made truthfully
Direktur Utama President Director
Komisaris Utama President Commissioner
Kusumandaru NS
Ahmad Anshori Mattjik
Direktur Produksi Production Director
Direktur SDM & Umum Director of HR & GA
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
M. Natsir
Budi Santoso
Robert A. Simanjuntak
Nanan Soekarna
Direktur Perencanaan & Pengembangan Planning & Development Director
Direktur Keuangan Finance Director
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Rafael P. Sibagariang
Agoes Riyanto
Haryono
Harun Sulkam
SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCE Implementasi
budaya
perusahaan,
perubahan
struktur
peningkatan kompetensi dan skill SDM serta implementasi sistem jenjang karir dan renumerasi menjadi salah satu pilar utama dalam rangka
organisasi,
mewujudkan optimalisasi sumber daya menuju kinerja terbaik.
2009
2010
2011
2012
2013
2009
9.606.359
2010
4.258.932
4.993.539
Biaya Pelatihan dan Pengembangan (Rp.ribu) Training and Developments cost (Rp. Thousand)
5.788.273
17.330
15.290
15.668
16.973
17.697
Jumlah Karyawan Tetap dan Tidak Tetap Number of Permanent and Temporary Employees
10.066.065
The implementation on company culture of organization structure change, competency improvement and HR skill as well as implementation of career rank and remuneration are one of main pillar in order to embody the resource optimization into the best performance.
2011
2012
Jumlah Karyawan Tetap dan Tidak Tetap / Number of Permanent and Temporary Employees Biaya Pelatihan dan Pengembangan (Rp ribu) / Training and Developments cost (Rp thousand)
2013
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
46
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Human Resource Management Policy
PTPN VII (Persero) bertekad mewujudkan kepemimpinan transformasional dengan memegang prinsip bahwa sumber daya manusia adalah aset potensial yang harus dikelola berdasarkan Human Capital Management System(HCMS) dengan mempertimbangkan keselarasan job requirement dan Disticnt Job Profile guna mencapai kinerja terbaik. Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Manusia dan Organisasi berbasiskan HCMS diwujudkan dengan penyusunan 5 (lima) modul HCMS meliputi (1) Desain Organisasi, (2) Standar Formasi, (3) Sistem Remunerasi (4) Performance Management & Incentive System, dan(5) Sistem Rekrutmen, Sistem Karier dan Sistem Pengembangan Berbasis Talent Management.
PTPN VII (Persero) decides to realize the transformational leadership by holding principle that human resource is a potential asset needs to be managed based on Human Capital Management System (HCMS) by considering the harmony of job requirement and Distinct Job Profile to achieve the best performance. HCMS-based Optimization of Human Resource and Organization Management is realized with the arrangement of 5 (five) HCMS module consist of (1) Organization Design, (2) Formation Standard, (3) Remuneration System, (4) Performance Management & Incentive System, and (5) Recruitment System, Career System and Talent Management-based Development System.
Prasyarat utama dalam implementasi HCMS adalah penetapan Performance Management dan Competency Management yang termuat dalam Disticnt Job Profile dalam upaya mempersiapkan Pekerja berkinerja unggul. PTPN VII (Persero) memberikan kesempatan berkarier sesuai ketersediaan formasi, kebutuhan perusahaan dan sesuai persyaratan kompetensi yang terbuka bagi semua Pekerja tanpa membedakan ras, agama, warna kulit maupun jenis kelamin.
Main requirement in HCMS implementation is determination of Performance Management and Competency Management contain in Distinct Job Profile in an effort to prepare a superior performance employee. PTPN VII (Persero) provides career opportunity based on formation availability, company needs and based on competency requirements open for all employees without distinguish race, religion, skin color, and gender.
Beberapa keputusan strategis yang ditetapkan manajemen terkait optimalisasi sumber daya manusia adalah:
Several strategic decisions determined by management relating with human resource optimization are:
1. Struktur Organisasi dengan SK Direksi No.7.5/ Kpts/281/213 Tanggal 26 November 2013 2. Perundingan Perjanjian Kerja Bersama pada tanggal 2 s.d 6 Desember 2013, selanjutnya telah ditetapkan oleh Kementerian Tenaga Kerja dengan surat keputusan nomor KEP. 13/PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2014 tanggal 22 Januari 2014 dan berlaku mulai 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2015. 3. Pemenuhan kebutuhan pekerja pimpinan (golongan III) diprioritaskan dari jalur internal. 4. Penataan dan Optimalisasi Sumber Daya Manusia pada pekerja golongan I dan II
1. Organization structure with BOD Decree No. 7.5/ Kpts/281/213 dated 26 November 2013 2. Joint Collective Labor Agreement Negotiation on 2 up to 6 December 2013, hereinafter it has been determined by Labor Ministry with Decree No. KEP. 13/ PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2014 dated 22 January 2014 and applied on 1 January 2014 up to 31 December 2015.
Laporan Tahunan 2013
3. Fulfillment of managerial employees needs ( III grade) is prioritized from internal path 4. Regulation and optimization of HR on I and II grade employee
Annual Report 2013
Sumber Daya Manusia
47
Human Resources
Profil SDM
HR Profile
Tahun 2013 jumlah Pekerja PTPN VII (Persero) mencapai 17.330 orang, terdiri dari Pekerja tetap sebanyak 13.213 orang, Pekerja Tidak Tetap sebanyak 4.041 orang dan Calon Pekerja Pimpinan sebanyak 76 orang. Jumlah Pekerja total tahun 2013 mengalami peningkatan sebanyak 2.040 orang terhadap jumlah Pekerja tahun 2012 yang mencapai 15.290 orang. Hal ini disebabkan adanya peningkatan Pekerja Tidak Tetap sebanyak 2.189 orang terkait adanya pemenuhan tenaga kerja bidang produksi khususnya pemanen dan penyadap. Jumlah pekerja tetap mengalami penurunan sebanyak 149 orang dikarenakan memasuki masa pensiun.
In 2013 number of PTPN VII (Persero) employee reached 17,330 employees, comprised of permanent employees by 13,213 employees, Temporary worker by 4,041 employees and Managerial Employee Candidate by 76 employees. Number of employees in 2013 was having an increase by 2,040 employees to number of employees in 2012 reached 15,290 employees. This was caused by the increase of Temporary Employees by 2,189 employees related with fulfillment of production employees, particularly harvesters and tappers. Number of permanent employees was having a decrease by 149 employees because they were entering a pension period.
Komposisi Pekerja Berdasarkan Level Organisasi
Employees Composition based on Organization Level No.
Uraian
2011
2012
2013
Description
1.
Dewan Komisaris
6
6
6
Board of Commissioner
2.
Direksi
5
5
5
Board of Directors
3.
Manajer Atas
4
5
5
Top Manager
4.
Manajer Menengah Atas
5.
Manajer Menengah Madya
6.
Manajer Menengah Pratama
540
7.
Pekerja Golongan I-II
13.100
Jumlah Pekerja Tetap 8.
44
49
52
Top Middle Manager
144
131
117
Senior Middle Manager
585
487
Junior Middle Manager
12.668
12.552
I-II Grade Employee
13.803
13.438
13.213
Total Permanent Employee
Pekerja Tidak Tetap
1.865
1.852
4.117
Temporary Employee
Jumlah Pekerja Aktif
15.668
15.290
17.330
Total Active Employee
Pekerja PTPN VII (Persero) didominasi oleh Pekerja Tetap golongan I-II yang mencapai jumlah 12.552 orang atau 94,99% dari total Pekerja. Berdasarkan pendidikan, komposisi Pekerja di tahun 2013 mengalami peningkatan pada level lulusan SMU dan di bawah SMU, sedangkan jumlah Pekerja pada level diploma ke atas relatif stabil. Hal ini terkait dengan ketersediaan formasi jabatan dan sesuai kebutuhan perusahaan. Terkait karakteristik usaha Perseroan di bidang agrobisnis perkebunan, PTPN VII (Persero) lebih banyak membutuhkan Pekerja untuk kegiatan pemeliharaan, panen dan pasca panen di kebun serta Pekerja operasional di pabrik. Oleh sebab itu, Pekerja pada level golongan I-II dan Pekerja Tidak Tetap dengan latar pendidikan SMU dan di bawah SMU serta berjenis kelamin laki-laki lebih mendominasi komposisi Pekerja PTPN VII (Persero).
Laporan Tahunan 2013
PTPN VII (Persero)’s employees are dominated by I-II Grade Permanent Employees reach total 12,552 employees or 94.99% of total employees. Based on education, the Employees composition in 2013 increased in High School level and under High School graduates, whereas numbers of employees on diploma level and above were relatively stable. This is related with, the position formation availability and based on company’s necessity. Related with Company’s business characteristic in plantation agribusiness, PTPN VII (Persero) much more needs worker for maintenance, harvest and post harvest activities in plantation and operational workers in mill. Therefore, male workers in grade I-II level and male temporary worker with high school and under high school background are more dominating the PTPN VII (Persero) employees’ composition.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
48
Resources Optimization Towards The Best Performance
Komposisi Pekerja Berdasarkan Jenjang Pendidikan Employee composition based on education rank
No. 1.
Pendidikan
2011
2012
2013
Education
1
1
1
Ph.D
S3
2.
S2
26
38
37
Master
3.
S1
656
698
679
Bachelor
4.
Diploma
5.
SMU
6.
Di bawah SMU Jumlah Pekerja Aktif
188
185
187
Diploma
4.894
4.947
6.131
High School
9.903
9.421
10.295
Under high school
15.668
15.290
17.330
Total Active Worker
2011
2012
2013
Gender
14.010
13.668
15.080
Male
Komposisi Pekerja Berdasarkan Jenis Kelamin Employees composition based on gender
No. 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Pekerja Aktif
1.658
1.622
2.250
Female
15.668
15.290
17.330
Total Active Employee
Berdasarkan jenjang usia, Pekerja berusia 20 – 29 tahun berjumlah 3.279 orang, usia 30 – 39 tahun berjumlah 4..549 orang, usia 40 – 49 tahun berjumlah 5.599 orang, usia > 50 tahun berjumlah 3.903 orang. Untuk mempertahankan jumlah pekerja pada level komposisi ideal berdasarkan jenjang usia, PTPN VII (Persero) selalu membentuk kader baru untuk mengisi standar formasi yang akan kosong akibat adanya Pekerja yang memasuki Masa Bebas Tugas. Proses pengkaderan dilakukan melalui program rekrutmen dari internal maupun eksternal Perusahaan.
Based on age, employees aged between 20-29 years old are 3,279 employees, aged 30-39 years old are 4,549 employees, aged 40-49 years old are 5,599 employees, and aged > 50 years old are 3,903 employees. To maintain number of employees at ideal composition level based on age, PTPN VII (Persero) always forms new cadre to fill formation standard that will be vacant as result of employee who will enter the pre-retirement. The cadre is conducted via recruitment program from internal or external of the company.
Komposisi Pekerja Berdasarkan Jenjang Usia Employee composition based on Age
No. 1.
Usia / Age
2011
2012
2013
Usia / Age
759
874
3.279
20 – 29
20 – 29
2.
30 – 39
3.583
3.377
4.549
30 – 39
3.
40 – 49
7.323
6.891
5.599
40 – 49
4.
> 50
4.003
4.148
3.903
> 50
15.668
15.290
17.330
Total Active Employees
Total Active Employees
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Sumber Daya Manusia
49
Human Resources
Produktivitas Pekerja
Employees productivity
Pada tahun 2013, tingkat produktivitas Pekerja adalah sebagai berikut: y Tingkat produktivitas komoditi karet tahun 2013 mencapai 11 Kg per Hari Kerja atau naik 110% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 10 Kg/Hk. y Tingkat produktivitas komoditi kelapa sawit tahun 2013 mencapai 558 Kg per Hari Kerja atau turun 81.7 % dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 683 Kg/Hk. y Tingkat produktivitas komoditi teh tahun 2013 mencapai 27 Kg per Hari Kerja atau turun 90% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 30 Kg/Hk. y Tingkat produktivitas komoditi tebu tahun 2013 mencapai 542 Kg per Hari Kerja atau turun 87.6% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 619 Kg/Hk.
In 2013, the employees productivity level was as follow: y Productivity level of rubber commodity in 2013 reached 11 kg per working day or up to 110% compared to 2012 reached 10 Kg/wd y Productivity level of oil palm commodity in 2013 reached 558 kg per working day or decreased by 81,7% compared to 2012 reached 683 kg/wd y Productivity level of tea commodity in 2013 reached 27 kg/wd or fell by 90% compared to 2012 reached 30 kg/wd y Productivity level of sugar cane commodity in 2013 reached 542 kg/wd or fell by 87,6% compared to 2012 reached 619 kg/wd.
Produktivitas Pekerja
Employees productivity Uraian
2011
2012
2013
Description
Komoditi Karet (Kg/Hk)
10
10
11
Rubber commodity (Kg/wd)
Komoditi Kelapa Sawit (Kg/Hk)
750
683
558
Oil Palm Commodity (Kg/wd)
Komoditi Teh (Kg/Hk)
33
30
27
Tea Commodity (Kg/wd)
Komoditi Tebu (Kg/Hk)
409
619
542
Sugar cane commodity (Kg/wd)
Pelatihan dan Pengembangan SDM
Human Resource Training and Development
Sumber Daya Manusia sebagai aset perusahaan memiliki posisi yang sangat strategis, karena SDM adalah aset yang sangat menentukan pemanfaatan dan pendayagunaan aset-aset yang lainnya. Kinerja SDM akan sangat terkait dengan performance dari sebuah perusahaan. Oleh karenanya, SDM sebagai aset yang strategis harus terus dikembangkan agar dapat memberikan kontribusi optimal kepada perusahaan. PTPN VII (Persero) melaksanakan Program Pengembangan SDM bertujuan untuk menciptakan SDM yang berkualitas, memiliki pengetahuan, skill yang dapat menunjang pencapaian maksimal kinerja pekerja PTPN VII (Persero). Penyusunan desain program pengembangan SDM mengacu pada beberapa aspek antara lain:
HR as the company’s assets has a very strategic position, because HR is the most determining utilization assets and usefulness of other assets. The HR performance will be much related with performance of a company. Therefore, HR as a strategic asset must always be developed in order able to provide optimum contribution to the company. PTPN VII (Persero) implements HR Development Program which aim to create a quality HR, have knowledge, has skill to support achievement of maximum worker performance. The drafting of HR development program design refers to severa aspects include:
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
50
1. Hasil pemetaan pekerja yang dilakukan melalui program Assessment Center. 2. Kebutuhan program pelatihan dari masukan masing masing Bagian sesuai bidang terkait. 3. Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan tahun sebelumnya.
1. Worker mapping result conducted by Assessment Center Program 2. Training program necessity from each division’s input based on appropriate related field. 3. Evaluation result of training implementation in previous year.
Realisasi Program Pengembangan Kompetensi SDM Tahun 2013 Realization of HR Competency Development Program Year 2013 Uraian
Real Th 2013 / 2013 Realization Fisik /Physically
Description
Biaya / Fee (ribu /thousand)
Kursus Jabatan
12
215,944,950
Position Course
Kursus Pemeriksaan
12
43,845,000
Examination course
In House Training/Pelatihan
712
965,601,423
In House Training
Field & Mill Day
-
-
Field & Mill Day
Study Banding
104
50,154,300
Comparative Study
24
310,669,600
Factory Performance Improvement
SMK3 / Hiperkes
7
-
OSHMS/CHOH
Evaluasi Monitoring
-
-
Monitoring Evaluation
Peningkatan Kinerja Pabrik
Pelatihan Purna Karya
37
24,048,340
After-Work Training
3
27,696,800
Master & Diploma III education
Pendidikan S2 & D3 Konsultan SDM & lain-lain Seminar/Lokakarya
-
1,103,067,994
HR Consultant and others
869
1,517,903,727
Workshop
1,780
4.258.932.134
Setiap pekerja PTPN VII (Persero) dituntut untuk memiliki kompetensi yang baik sesuai dengan bidang tugas dan kebutuhan posisi jabatannya serta hasil pemetaan pekerja untuk keperluaan saat ini maupun masa datang. Pada tahun 2013 PTPN VII (Persero) menganggarkan biaya Pengembangan SDM sebesar Rp 8,80 milyar. Realisasi kegiatan Pengembangan SDM menghabiskan biaya sebesar Rp4,26 milyar (48,39% dari anggaran). Jumlah biaya tersebut adalah untuk pembiayaan pelatihan/ kursus peserta sebanyak 1.780 orang dengan rincian sebagai berikut:
Every PTPN VII (Persero) is demanded to have a good competency pursuant to tasks field and its position necessities and result of worker mapping for present or future necessities. In 2013 PTPN VII (Persero) have budgeted HR development cost by Rp 8.80 billion. Realization of HR Development activities has spent cost of Rp4,26 billion (48.39% of budget). Those amount was to funding participant training/course by 1,780 person with details were as follow:
1. Program Pendidikan
1. Education Program
Dalam rangka peningkatan kualitas dan kompetensi serta penambahan wawasan bisnis dan manajerial, PTPN VII (Persero) telah mengirimkan 3 (tiga) pekerja untuk mengikuti program pendidikan meliputi:
In context of quality and competency improvement and additional business and managerial insight, PTPN VII (Persero) has sent 3 (three) workers to participate in education program consist of:
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Sumber Daya Manusia
51
Human Resources
a. Pendidikan S2 Magister Management di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta diikuti oleh 2 (dua) pekerja, masuk tahun 2011 dan diperkirakan selesai tahun 2013 b. Pendidikan D3 keperawatan di Politeknik Kesehatan Bengkulu, diikuti oleh 1 (satu) pekerja, masuk tahun 2012 dan diperkirakan selesai tahun 2014
a. Master of Management in UGM Yogyakarta followed by 2 (two) workers, entry in 2011 and estimated graduate in 2013 b. Diploma 3 Nursing in Health Polytechnic Bengkulu, attended by 1 (one) worker, entry in 2012 and estimated graduate in 2014.
2. Inhouse Training
2. Inhouse Training
Pelaksanaan Inhouse Training tahun 2013 melibatkan 712 Pekerja, atau 95% dari jumlah fisik yang ditetapkan dalam RKAP 2013. Kegiatan Inhouse Training diselenggarakan dengan melibatkan narasumber yang berasal dari unsur Pekerja, Purnakarya dan pihak lain yang berpengalaman pada bidangnya. Tujuan pelaksanaan Inhouse Training terutama adalah untuk meningkatkan kompetensi bidang (hard competency) sesuai dengan bidang tugas masingmasing. Selama tahun 2013 kegiatan Inhouse Training yang dilaksanakan adalah:
2013 in house training implementation was engaging 712 employees, or 95% of total physical stipulated in 2013 CAPB. In house training activities were held by engaging source from employees, after-work and other parties who experienced in their field. The aim of In house Training implementation particularly was to increase the hard competency pursuant to each task field. During 2013 the implemented in house training activities were:
Inhouse Training Tahun 2013 Inhouse Training Year 2013 Uraian
∑ Peserta Parrticipans
Kompetensi Hard
Description
Soft
Pelatihan Bidang TUK
59
√
CTS Field training
Penelusuran Kompetensi Bid. Tekpol
80
√
Competency Search of Engineering and Management field
Pelatihan ISO 14001
47
√
ISO 14001 training
Pelatihan Persiapan Giling Distrik Gula
367
√
Sugar district Milled Preparation Training
Pelatihan Bidang Hukum & Pertanahan
54
√
Legal and Land Training
Pelatihan Komputer
30
√
Computer Training
Pembekalan& Evaluasi Capek Jalur S1 Internal, STIPAP-LPP Medan & Jalur Retooling
34
√
Debriefing and Evaluation of Employee candidate of internal Bachelor Path, STIPAP-LPP Medan and Retooling Path
3. Kursus Jabatan
3. Office Course
Dalam rangka mempersiapkan pekerja pimpinan (Manajer) dalam melaksanakan tugasnya pada kemampuan kepemimpinan dan manajerial, PTPN VII (Persero) secara keberlanjutan mengirimkan pekerja untuk mengikuti Kursus Jabatan. Kursus Jabatan dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan dan Kampus Yogyakarta, kursus ini ditujukan untuk mempertajam kemampuan manajerial, kepemimpinan, strategi para manajer dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Pelaksanaan kegiatan Kursus Jabatan tetap mengacu pada efisiensi dan efektivitas kegiatan.Tahun 2013 PTPN VII (Persero) mengirimkan 12 pekerja untuk mengikuti Kursus Jabatan dengan rincian sebagai berikut:
In order to prepare the managerial employees in implementing its duty on leadership and managerial ability, PTPN VII (Persero) sustainably sends employee to participate in Office Course. Office Course is implemented by Medan and Yogyakarta Plantation Education Institute, this course is addressed to sharpen the managerial, leadership, strategy ability of the manager in an effort to enhance the company’s performance. The implementation of these Office Course activities refers to activity’s efficiency and effectiveness. In 2013 PTPN VII (Persero) sent 12 employees to engage in Office Course with details were as follow:
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
52
Resources Optimization Towards The Best Performance
a. KMPM di LPP Yogya dan Medan, diikuti oleh 6 peserta. b. KMPD di LPP Medan, diikuti oleh 3 peserta. c. PCIM di LPP Medan, diikuti oleh 3 peserta.
a. APMC in LPP Yogya and Medan, attended by 6 participants b. BPMC in LPP Medan, attended by 3 participants c. Week Lecture of Manager’s Wife in LPP Medan, attended by 3 participants
4. Kursus Pemeriksaan
4. Auditing Course
Guna meningkatkan kompetensi Pekerja dalam melakukan audit, PTPN VII (Persero) mengirimkan Pekerja untuk mengikuri Kursus pemeriksaan yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan atau lembaga lainnya. Tahun 2013 PTPN VII (Persero) telah mengirimkan 12 pekerja untuk mengikuti kursus pemeriksaan dengan rincian sebagai berikut:
In order to enhance the Employees competency in conducting auditing, PTPN VII (Persero) engages several employees to participate in Auditing Course held by Accounting and Financial Development Center or other institution. In 2013 PTPN VII (Persero) has sent 12 employees to engage in auditing course with details were as follow:
Uraian
∑ Peserta Parrticipans
Kompetensi Hard
Description
Soft
Audit Operasional
2
√
Operational Audit
Seminar Internal Audit
1
√
Internal Audit Seminar
Diklat Audit Operasional
1
√
Operational Audit Training
Audit Kecurangan
1
√
Fraud Auditing
Dasar-Dasar Audit
1
√
Basics Audit
Conducting Internal Investigation
1
√
Conducting Internal Investigation
Seminar Audit Forensik
2
√
Forensic Audit Seminar
Seminar AAI
1
√
Seminar AAI / IAA Seminar
Seminar dan Pengukuhan Gelar PIA
2
√
Seminar and Inauguration of AIP
Total Peserta
12
Total participants
5. Public Training
5. Public Training
Sepanjang tahun 2013 PTPN VII (Persero) mengirimkan 869 pekerja untuk mengikuti Seminar/Lokakarya/ Workshop yang diselenggarakan oleh pihak eksternal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan skill dan kompetensi pekerja terkait dengan bidangnya sesuai dengan perkembangan pengetahuan.
During 2013 PTPN VII (Persero) sent 869 employees to engage in Seminar/Workshop/Course held by external parties. The aim is to increase employee’s skill and competency related with their field pursuant to knowledge development.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Sumber Daya Manusia
Human Resources
53
Seminar/Workshop/Lokakarya yang diikuti olah Pekerja PTPN VII (Persero) Seminar/Workshop attended by the PTPN VII (Persero) Employees Uraian
∑ Peserta Parrticipans
Kompetensi Hard
Description
Soft
Workshop Leadership Program
34
Seminar Otomasi dan Energi Pabrik
3
√
Workshop Sistem Manajemen Terpadu
62
√
Integrated Management System Workshop
Bintek Perbaikan Kinerja Industri Karet & Sawit
1
√
Technical Guidance of Rubber & Oil Palm Industry Performance Maintenance
Workshop Distinct Job Profile
34
√
Distinct Job Profile Workshop
Seminar Penilaian Karet Konfensional
1
√
Conventional Rubber Assessment Seminar
Seminar Indonesian Sugar Solution
8
√
Indonesian Sugar Solution Seminar
Workshop Development Modul ERP
5
√
ERP Module Development Workshop
Seminar DSR Irigation
4
√
DSR Irrigation Seminar
Leadership Program Workshop
Pelatihan Evaluator KPKU
5
√
Training of Trainers
2
√
Factory Automation and Energy Seminar
SPAC Evaluator Training √
Training of Trainers
Pelatihan Tea Taster
1
√
Tea Taster Training
Workshop Competency Level Index (CLI)
6
√
Competency Level Index (CLI) Workshop
Seminar Bearing SKF
18
√
Bearing SKF Seminar
Seminar Agroindustry Outlook
2
√
Agro industry Outlook Seminar
Seminar Ikatan Istri Pimpinan BUMN
5
√
Seminar Arah Baru Kebijakan Pergulaan
3
√
New Direction of Sugar Policy Seminar
Talk Show Motivasi Mario Teguh
6
√
Motivation Talk Show of Mario Teguh
Association of SOE Chief Wife Seminar
Rekrutmen dan Kualifikasi
Recruitment and Qualification
PTPN VII (Persero) telah melaksanakan analisa terhadap kebutuhan Pekerja pada setiap jenjang jabatan dengan mempertimbangkan proyeksi kebutuhan Pekerja untuk mengisi formasi program pengembangan serta proyeksi Pekerja yang akan memasuki pensiun. Berdasarkan standar formasi tersebut, pada tahun 2013 PTPN VII (Persero) telah melaksanakan rekrutmen dan kualifikasi dengan uraian sebagai berikut: 1. Pada tahun 2013 untuk Pekerja Pimpinan (Golongan III) tidak dilakukan rekrutmen dan kualifikasi. 2. Penerimaan Pekerja Pelaksana (golongan IA) diprioritaskan berasal dari Pekerja Tidak Tetap yang dilaksanakan di Unit Usaha dan Distrik bekerja sama dengan Bagian Sumber Daya Manusia dan Bagian Teknis lainnya.Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah menyeleksi karyawan outsorcing yang belum diangkat sebanyak 3518 orang, yang memenuhi persyarakatan untuk diangkat sebagai Pekerja Tetap sebanyak 948 orang.
PTPN VII (Persero) has implemented analysis on Employees’ needs in every position rank by considering the employees needs projection to fill development program formation as well as employees’ projection that will enter the pension period. Based on that formation standard, PTPN VII (Persero) in 2013 has held recruitment and qualification with details were as follow:
Laporan Tahunan 2013
1. In 2013 for Managerial Employee (III Grade) was not conducted recruitment and qualification 2. Implementing workers acceptance (IA class) was prioritized from temporary employee held in Business Unit and District in cooperation with the HRD and other technical division. In 2013, PTPN VII (Persero) has selected outsourcing employee who has not been appointed yet amounted to 3518 people, which qualify to be appointed as Permanent Employees amounted to 948 people.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
54
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kesempatan Kerja Yang Sama
Equal Employment
SDM yang kompeten di bidangnya merupakan salah satu aset penting bagi perusahaan, karena tanpa mereka perusahaan tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, Direksi atau pejabat yang berwenang senantiasa memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada pekerja untuk maju sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan dan kualitas yang telah ditetapkan, dengan cara:
A competent HR in their fields constitutes one of most important asset for the company, because without any of them the company will not able to run as the way it is. Therefore, the BOD or other authorized officials always provide as wide as possible opportunity for the worker to move forward based on achievement and determined quality, by:
a. Mempekerjakan, menetapkan besarnya gaji, memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir,serta menentukan persyaratan kerja lainnya, tanpa memperhatikan latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. b. Berkomitmen terhadap program Pemerintah Wajib Belajar Sembilan Tahun dan Perlindungan Anak dengan tidak mempekerjakan anak dibawah umur dalam setiap proses bisnis. c. Menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan (pelecehan) yang mungkin timbul sebagai akibat perbedaan watak, keadaan pribadi, dan latar belakang kebudayaan seseorang. d. Memberikan penghargaan atas prestasi hasil kerja individu atau kerja sama tim yang menciptakan sinergi demi kepentingan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
a. Employ, determine the amount of salary, provide trainings, determine career rank, and determine other job requirements, without noticing on ethnical, religion, gender, age, disability one’s has, or other specific state background which protected by regulation legislation
Penilaian Kinerja
Performance Appraisal
Pengukuran kinerja dilaksanakan berdasarkan prinsip obyektivitas dan keadilan. Sistem penilaian harus mampu menjadi pembeda antar pekerja berkinerja tinggi dengan pekerja berkinerja rendah. Sistem Penilaian Kinerja (SPK) diperuntukkan bagi Pekerja golongan III - IV, untuk Pekerja golongan I – II menggunakan Sistem Daftar Penilaian Prestasi Kerja (DP2K). Hasil pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar pengembangan Pekerja, dasar kenaikan Golongan/Berkala, dasar pertimbangan promosi/ mutasi serta dasar penentuan kebutuhan pendidikan dan pelatihan.
Performance appraisal is held based on objectivity and justice principles. The appraisal system must be able to be differentiator between the high performance employees with low performance employee. The Performance Appraisal System (PAS) is addressed for III-IV grade employee, for I-II grade employee assessment is done by using Job Performance Assessment List System (JPALS). The performance appraisal result is used as basic of employee development, basic of class/periodic promotion, basic of promotion/mutation consideration and basic determination of education and training needs.
Pada tahun 2013, terdapat 24 Pekerja yang mendapatkan promosi ke jenjang yang lebih tinggi, 595 Pekerja dimutasi ke bagian lain dalam rangka pengayaan jabatan/program rotasi, dan 26 Pekerja mendapatkan demosi.
In 2013, there were 24 employees who received promotion to higher position, 595 employees were mutated to other division in context of position enrichment/rotation program, and 26 employees received demotion.
Laporan Tahunan 2013
b. Committed to Government Program of Nine Months Compulsory Education and Child Protection by not employ underage in every business process c. Provide work environment free from any kind of pressure (harassment) that maybe emerge as result of differences in character, personal state, and one’s cultural background d. Provide awards on individual or team work performance achievements which create a synergy for the company’s interest pursuant to policy that has been set by the company.
Annual Report 2013
Sumber Daya Manusia
55
Human Resources
Kesejahteraan Pekerja
Employees’ Welfare
PTPN VII (Persero) memberikan jaminan atas kesejahteraan Pekerja yang diatur di dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Direksi PTPN VII (Persero) dan Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara VII. PKB mengatur hal-hal sebagai berikut: Hubungan kerja; Perencanaan Karir Karyawan; Hari kerja dan jam kerja; Pembebasan dari kewajiban untuk bekerja; Golongan, penggajian, tunjangan; Keselamatan dan kesehatan kerja; Jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja; Perawatan kesehatan dan pengobatan; Pembinaan keahlian dan keterampilan; Tata tertib kerja; Pemutusan hubungan kerja; Hal-hal khusus; Penyelesaian keluh kesah. Perundingan PKB dilakukan setiap 2 tahun sekali sehingga dapat disesuaikan dengan perkembangan terkini. Perundingan terakhir dilaksanakan pada tanggal 2 s.d. 6 Desember 2013. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang telah diperbaharui tersebut telah didaftarkan ke Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI c.q. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang ditetapkan dengan surat keputusan nomor KEP. 13/PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2014 tanggal 22 Januari 2014 dan berlaku mulai 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2015.
PTPN VII (Persero) provides guarantee on each employees’ welfare as regulated on Collective Labor Agreement between the PTPN VII (Persero)’s BOD and Labor Union of PN VII. CLA regulates following terms: labor relation, employee career plan, weekdays and working hours, exemption of obligation to work; payroll, allowance classification; occupational safety and health; social security and labor welfare; health treatment and medication; skill and expertise training; job rules; dismissal; special terms; complaint settlement. The CLA negotiation is held once in every two years thus can be adjusted with recent development. The last discussion was held on 2 up to 6 December 2013. The updated CLA has been registered to Labor and Transmigration Ministry c.q. Directorate of Industrial Relationship Development and Manpower Social Security stipulated by decree no. KEP.13/PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2014 dated 22 January 2014 and applied since 1 January 2014 up to 31 December 2015.
Setiap Pekerja Tetap PTPN VII (Persero) mendapatkan hakhaknya berupa gaji, uang lembur, biaya pelaksanaan tugas, bonus, tunjangan hari raya keagamaan, tunjangan cuti tahunan dan jaminan sosial meliputi fasilitas pengobatan dan perawatan kesehatan bagi Pekerja dan batih, penyediaan fasilitas perumahan lengkap dengan listrik dan air, terutama yang di Unit sedangkan bagi yang tidak tersedia dalam bentuk fisik diberikan dalam bentuk bantuan sewa rumah, listrik dan air, serta bantuan Bahan Bakar untuk semua Pekerja, pengikutsertaan Pekerja pada program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) meliputi program Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Posisi per 31 Desember 2013, PTPN VII (Persero) mengikutsertakan Pekerja golongan I - IV sebanyak 11.522 orang sebagai peserta aktif Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) pada Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun), dan 1.584 orang peserta aktif PPIP pada DPLK BRI untuk Pekerja yang diangkat mulai tahun 2009.Pada tahuan 2013, sebanyak 784 orang Pekerja yang akan memasuki pensiun, diikutsertakan dalam pelatihan Pra Purnakarya.
Every PTPN VII (Persero) permanent employee receives their rights in form of salary, overtime pay, cost of task execution, bonuses, religious holiday allowance, annual leave allowance and social security covering treatment and health care facility for employee and family, housing facility completed with electricity and water, particularly in unit whereas for those who is not available in form of physical is given in form of residential rent, water and electricity aid, and fuel aid for every employees, engagement in manpower social security covering old age pension, accident insurance and life insurance, plantation pension fund, and financial institution pension fund. Position per 31 December 2013, PTPN VII (Persero) engaged I-IV class employees amounted to 11,522 people as active participants of Defined Benefit Pension Plan in Plantation Pension Fund, and 1,584 active employees of Defined Contribution Pension Plan in FIPF BRI for employees who was appointed start in 2009. In 2013, amounted to 784 employees will enter the pension period, and they were engaged in pre retirement training.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
56
Resources Optimization Towards The Best Performance
Pekerja Tidak Tetap PTPN VII (Persero) mendapatkan hakhaknya berupa Gaji, Pengobatan, Jamsostek, Pakaian Kerja, THR. Besarnya penghasilan yang diperoleh Pekerja Tetap level paling bawah sama dengan standar UMP Sumsel sebesar Rp1.630.000 sedangkan penghasilan Pekerja Tidak tetap per bulan disesuaikan dengan UMP masing-masing propinsi (Lampung Rp1.150.000,- Bengkulu Rp1.200.000,- dan Sumsel Rp1.630.000.-)
PTPN VII (Persero)’s Temporary Employees received their rights in form of salary, health treatment, social security, uniforms, Religious holiday allowance. The amount of salary received by lowest level of permanent employees was the same with Province Minimum Wages of South Sumatera amounted to Rp1,630,000 whereas the Temporary Employee’s salary per month was adjusted with each province’s PMW (Lampung Rp1,150,000,- Bengkulu Rp1,200,000,- and South Sumatera Rp1,630,000,-)
Penghargaan terhadap Pekerja
Awards for the Employees
Pada tahun 2013, Perusahaan memberikan Penghargaan Masa Pengabdian kepada Pekerja yang telah bekerja secara terus-menerus tanpa terputus selama 20 tahun, 25 tahun, 30 tahun, 35 tahun atau lebih berupa: y Masa Kerja 20 tahun diberikan kepada 106 Orang Pekerja dalam bentuk Piagam. y Masa Kerja 25 tahun diberikan kepada 714 orang Pekerja dalam bentuk uang penghargaan 5 x Gaji Pokok, Medali Emas seberat 10 gram dan Piagam. y Masa Kerja 30 tahun diberikan kepada 297 orang Pekerja dalam bentuk uang penghargaan 3 x Gaji Pokok, Medali Emas seberat 10 gram dan Piagam. y Masa kerja 35 tahun diberikan kepada 96 orang Pekerja dalam bentuk uang pengahargaan 5 x Gaji Pokok, Medali Emas 10 gram dan Piagam.
In 2013, the Company provided Term of Office Awards to employees who has been working continuously without uninterruptedly for 20 years, 25 years, 30 years, 35 years, or more in form of: y 20 years tenure was given to 106 employees in form of charter y 25 years tenure was given to 714 employees in form of cash of 5 times basic salary, 10 gram Gold Medal and Charter y 30 years tenure was given to 297 employees in form of award cash of 3 times basic salary, 10 gram Gold Medal, and Charter y 35 years tenure was given to 96 employees in form of award cash of 5 times basic salary, 10 grams Gold Medal and Charter.
Pengelolaan Hubungan Industrial
Industrial Relationship Management
Wadah penyampaian aspirasi Pekerja di PTPN VII (Persero) (Persero) terakomodasi dalam Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara VII (SPPN VII) dengan perwakilan di masingmasing Distrik dan Unit Usaha.SPPN VII berdiri sejak tahun 1999 yang pembaruannya tercatat di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung nomor 568/245/07/10/2011 tanggal 17 Oktober 2011.SPPN VII berfungsi sebagai: y Pihak dalam pembuatan Perjanjian Kerja Bersama dan penyelesaian perselisihan industrial, y Sarana untuk menjaga, membina dan meningkatkan hubungan kerja yang harmonis dalam mewujudkan dan memelihara hubungan industrial, y Sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan anggota.
Employee aspiration conveyance media in PTPN VII (Persero) is accommodated in Labor Union of Nusantara Plantation VII with their representatives in each district and business unit. LUNP VII established since 1999 which the renewal was recorded in Labor Agency of Bandar Lampung No 568/245/07/10/2011 dated 17 October 2011. LUNP VII served as: y A party in making the Collective Labor Agreement and industrial dispute settlement y Facility to maintain, manage and enhance a harmonious relationship in realizing and maintaining industrial relation y Aspiration means in fighting the member’s rights and interests.
Pengakuan Perusahaan terhadap SPPN VII telah disepakati dalam Perjanjian kerja Bersama antara SPPN VII dan PTPN VII (Persero), dan diwujudkan dalam bentuk antara lain:
Company’s recognition to LUNP VII has been agreed on Collective Labor Agreement between LUNP VII and PTPN VII (Persero), and embodied in form of:
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Sumber Daya Manusia
57
Human Resources
y Memberikan fasilitas kantor, perlengkapan dan peralatan Kantor bagi Pengurus SPPN VII, y Memberikan fasilitas pelaksanaan musyawarah besar penggantian pengurus serta kegiatan lainnya. PTPN VII (Persero) juga memberikan biaya akomodasi dan transportasi kepada Pengurus dan anggota SPPN VII yang tengah melaksanakan tugas Serikat Pekerja.
y Provided office facilities, equipments and office tools for the LUNP VII management y Provided major discussion implementation facility of management turnover and other activities PTPN VII (Persero) also provided accommodation and transportation cost for the management and member of LUNP VII who was carrying out their Labor Union duty.
Turnover Pekerja
Employees Turnover
Dari tahun ke tahun, angka turnover Pekerja PTPN VII (Persero) relatif rendah. Sepanjang tahun 2013, ada 784 pekerja yang berhenti menjadi karyawan PTPN VII (Persero) dengan rincian 708 orang berhenti karena memasuki masa pensiun, 37 orang karena pengunduran diri dan 39 meninggal dunia.
From year to year, the PTPN VII (Persero) employee turnover number is relatively low. During 2013, there were 784 employees who quit being PTPN VII (Persero) employee with following details 708 employees discharge because entering a pension period, 37 employees resigning and 39 employees were deceased.
Rendahnya tingkat turnover Pekerja PTPN VII (Persero) karena faktor pengunduran diri menunjukkan semakin tingginya kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Beberapa hal yang mendukung kepuasan Pekerja adalah adanya sistem dan prosedur yang jelas, adanya sistem kompensasi yang jelas dan transparan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama, adanya suasana kerja yang nyaman, adanya sistem jenjang karir yang jelas serta adanya program pengembangan kompetensi dan kemampuan Pekerja.
The low of PTPN VII (Persero) employee turnover level was caused by resigning factors which suggested that the high of work satisfaction and organization commitment. Several terms supporting the employee satisfaction were the existence of clear system and procedure, the existence of clear and transparent compensation put forth on CLA, the existence of comfortable working atmosphere, clear career rank system and employees’ competency and ability development program
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
IDENTITAS PERUSAHAAN COMPANY IDENTITY
NAMA / Name
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
ALAMAT / Address
Jl.Teuku Umar No.300, Bandar Lampung - 35141 Telp 0721-702233, Fax 0721-702775 www.ptpn7.com
BIDANG USAHA / Business Line
Agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh dan tebu / Plantation Agribusiness with rubber, oil palm, tea and sugarcane commodity
KEPEMILIKAN / Owner
Pemerintah Republik Indonesia 100% / 100% owned by RI Government
TANGGAL PENDIRIAN / Establishment Date
11 Maret 1996/ 11 March 1996
DASAR HUKUMPENDIRIAN Establishment
/ Legal Basis of
MODAL DASAR / Authorized Capital
Peraturan Pemerintah (PP) No.12 tahun 1996 / Government Regulation No. 12 year 1996 Rp. 4.900.000.000.000 (empat trilyun sembilan ratus milyar rupiah) terbagi atas 4.900.000 (empat juta sembilan ratus ribu) saham dengan nilai nominal Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) per saham / Rp. 4,900,000,000,000 (four trillion nine hundreds billion rupiah) divided into 4,900,000 (four million nine hundreds thousand) shares with par-value Rp. 1,000,000 (one million rupiah) per share
MODAL DITEMPATKAN DAN DISETOR PENUH / Issued And Fully Paid-Up Capital
Rp 1.226.223.000.000 (satu trilyun dua ratus dua puluh enam milyar dua ratus dua puluh tiga juta rupiah) / Rp1,226,223,000,000 (one trillion two hundreds twenty six billion and two hundreds twenty three million rupiah)
KRONOLOGISPENCATATAN Chronological stock listing
SAHAM
JARINGAN KANTOR / Office Network
/
Status PTPN VII (Persero) adalah BUMN kategori non listed sehingga belum tercatat dalam Bursa Efek. / The PTPN VII (Persero) status is non listed thus it has not recorded in Stock Exchange. y
1 Kantor Penghubung / 1 liaison office
y 5 Distrik / 5 districts
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
60
Resources Optimization Towards The Best Performance
Sekilas Perusahaan
Company at a glance
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) (”Perusahaan”) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta pendirian yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, S.H., No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-8335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) was established based on Government Regulation No. 12 year 1996, as declared in establishment deed made in front of Notary Harun Kamil, S. H., No. 40 dated 11 March 1996 and has obtained legalization from Indonesian Republic Justice Minister via Decree No. C2-8335.HT.01.01.TH.96 dated 8 August 1996 and has been announced in additional of RI Official News No. 80 dated 4 October 1996.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk perubahan Modal Dasar Perseroan dari yang semula Rp 1.000.000.000.000 (satu trilyun rupiah) menjadi Rp 4.900.000.000.000 (empat trilyun sembilan ratus milyar rupiah) dan perubahan Modal Disetor dari yang semula Rp 365.000.000.000 (tiga ratus enam puluh lima milyar rupiah) menjadi Rp 1.226.223.000.000 (satu trilyun dua ratus dua puluh enam milyar dua ratus dua puluh tiga juta rupiah). Perubahan tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.AHU-04423.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 5 Februari 2013.
The Company Articles of Association has suffered several changes and Company’sArticles of Association for the company’s Authorized Capital from initial Rp1,000,000,000,000 (one trillion rupiah) into Rp4,900,000,000,000 (four trillion nine hundreds billion rupiah) and paid-in capital change from initial Rp365,000,000,000 (three hundreds sixty five billion rupiah) into Rp1,226,223,000,000 (one trillion two hundreds twenty six billion and two hundreds twenty three million). This change has been legalized and submitter to Justice and Human Rights Minister of RI via Decree No. AHU-04423.AH.01.02 year 2013 date 5 February 2013.
Pada tanggal 11 Maret 1996, dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (”BUMN”) di bidang perkebunan, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, pemerintah telah melakukan relokasi pengelolaan daerah perkebunan di bawah BUMN Perkebunan. Sehubungan dengan relokasi pengelolaan daerah perkebunantersebut, PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), eks Proyek PT Perkebunan XI (Persero) di Provinsi Sumatera Selatan, dan eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di Provinsi Bengkulu telah dinyatakan bubar dan sejak tanggal tersebut digabung ke dalam perusahaan baru dengan nama PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
On 11 March 1996, in context of SOE restructuring in plantation field, based on GR No. 12 year 1996 dated 14 February 1996, the government has conducted plantation regional management relocation under Plantation SOE. In connection with this plantation regional management relocation, PTPN X (Persero), PTPN XXXI (Persero), ex project of PTPN XI (Persero) in South Sumatera Province, and ex project of PTPN XXIII (Persero) in Bengkulu province has been declared as disbanded and since that date it was mergered into new company named PTPN VII (Persero).
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
61
Company Profile
JEJAK LANGKAH MILESTONE PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) memang masih berusia belasan tahun. Namun, cikal bakal perusahaan ini sudah ada sejak zaman Belanda. Dalam perjalanannya, perusahaan mengalami beragam perubahan. Mulai dari berpindah kepemilikan, pergantian nama, perombakan struktur, perubahan komoditas dan lain-lain. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan perusahaan perkebunan yang unggul dengan produktivitas tinggi sesuai tuntutan zaman.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) still is teenager age. However, the forerunner of this company has been existed since Colonial period. In its journey, the company experienced many changes. It started from switching ownership, change of names, reform of structure, changes in commodity and else. Those terms is aim to create a superior plantation company with high productivity as times demands.
Perusahaan swasta Belanda masuk ke wilayah Bekri, Lampung Tengah. Maskapai Bekri merupakan salah satu dari belasan perusahaan pionir Pemerintah Belanda dalam usaha perkebunan. Perusahaan ini mulai menanam kelapa sawit dan dalam kurun waktu tujuh tahun kemudian mendirikan pabrik pengolahan minyak sawit dengan sistem handpress
1963
1916
It was established BPU PNP, BPU PNP Rubber, tobacco sugar and rice pestle. South Sumatera and Lampung area which managed Rubber PNP become PNP Rubber IX Tanjung Karang, Bekri and Triplex Natar ill included into PNP Natar III Medan. Pagaralam included in PNP Antan VII Bandung.
The Dutch private companies were entering the Bekri, Lampung Tengah. Bekri airline was one of dozens Dutch pioneer company in plantation business. This company started to plant oil palm and in seven year later established palm oil processing mill using hand press system. Setelah proklamasi kemerdekaan, aset perkebunan swasta asing menjadi milik Negara Indonesia. Pada masa ini dibentuklah Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Perusahaan inilah yang merintis ikhtisar perbaikan asset dan pengelolaan usaha perkebunan.
1968 1950
The Dutch plantation nationalization and establishment of new PNP. Dibentuk PPN kesatuan yang merupakan gabungan dari PPN Lama dan PPN Baru
Pemerintah membagi pengelolaan usaha perkebunan berdasarkan wilayah. Dibentuklah 28 PNP dimana Sumsel dan Lampung berada dibawah bendera Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) X, dengan 15 Unit kerja (12 Unit di wilayah Lampung dan 3 Unit di Sumsel). The government divided the plantation business management based on area. Then it was established 28 PSCs (Plantation State Company) in which the South Sumatera and Lampung was under the PSC X, with 15 Units (12 units in Lampung and 3 Units in South Sumatera)
After proclamation, the foreign private plantation’s assets were turned into Indonesian Republic’s assets. At present it was established a State Plantation Company (PNP). This company who was pioneering the asset repairs overview and plantation business management Nasionalisasi perkebunan Belanda dan pembentukan PPN Baru
Dibentuk BPU PPN, BPU PPN Karet, Gula Tembakau dan Antan. Wilayah Sumsel dan Lampung yang mengelola PPN karet menjadi PPN Karet IX Tanjung Karang. Bekri dan pabrik Triplex Natar dimasukkan kedalam PPN Natar III Medan. Pagaralam Masuk ke PPN Antan VII Bandung
1969 1957
Dibentuk Badan Khusus Urusan Perusahaan Perkebunan Negara (BKUPNP) dimana PNP X masuk kedalam BKUPNP Wilayah II Jawa Barat dan Lampung yang berkedudukan di Bandung It was established Special Agency of State Plantation Company Affair (SASPCA) in which the PNP X included in SASPCA Area II East Java and Lampung which located in Bandung.
1961
It was established PNP unity which constitute merger from former PNP and new PNP.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Pemerintah menggagas proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR). PNP X membangun PIR berupa kebun karet pada areal transmigrasi di Way Abung dan Baturaja
1976
62
Resources Optimization Towards The Best Performance
1996
The Government initiated Community Nucleus Estate. PNP X established CNE in form of rubber estate in transmigration area in Way Abung and Baturaja. PNP X kembali membangun PIR I kebun karet Tebenan/ Talang Jaya
It was born PT Perkebunan Nusantara VII constituted merger of PTP X Lampung, PTP XXXI Palembang, Development Project of PTP XI Lahat and Development of Project PTP XXIII in Bengkulu.
1977
PNP X built CNE I of Tebenan/Talang Jaya rubber estate. Dimulai studi kelayakan proyek pengembangan pabrik gula Cinta Manis.
1978
1980
The PNP X changed its name into Plantation Limited Company (PTP) X. Pemerintah menugaskan PTP XI untuk membangun kebun Karet di Lahat, Sumsel dan menugaskan PTP XXIII Surabaya untuk mengembangkan kebun karet, kelapa sawit dan kakao di wilayah Bengkulu, yaitu di Padang Pelawi, Talo Pino dan Ketahun serta pengembangan kebun tebu dan Pabrik Gula Bungamayang.
2003
Pembentukan UBS Bengkulu, Muara Enim dan Banyuasin Establishment of UBS Bengkulu, Muara Enim and Banyuasin.
It was started a project feasibility study of Cinta Manis sugar mill development. Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) X berganti nama menjadi Perusahaan Terbatas Perkebunan (PTP) X.
Lahirlah PT Perkebunan Nusantara VII yang merupakan hasil penggabungan dari PTP X Lampung, PTP XXXI Palembang, Proyek Pengembang PTP XI Lahat serta Proyek Pengembangan PTP XXIII di Bengkulu.
1982
2007
2010
2011
Perubahan UBS menjadi Distrik. Penambahan Distrik Sekampung dan Seputih There was a change from UBS into District. Addition of Sekampung and Seputih District Meraih sertifikat produk penggunaan tanda SNI untuk empat PPKR dan dua PRSS It achieved product certificate of SNI sign use for four PPKR and two PRSS. Meraih sertifikat produk penggunaan tanda SNI untuk satu PPKR dan meraih sertifikat ISO 9001 : 2008 untuk delapan PPKR dan empat PRSS It achieved product certificate of SNI sign use for one PPKR and It achieved ISO 9001:2008 certificate for eight PPKR and four PRSS.
The government assigned PTP XI to construct rubber estate in Lahat, South Sumatera and assigned PTP XXIII Surabaya to develop a rubber, oil palm and cacao estate in Bengkulu area, namely in Padang Pelawi, Talo Pino and Ketahun as well as rubber estate and Bungamayang Sugar Mill development.
2012
Memperoleh anugerah penghargaan PROPER peringkat BIRU untuk enam Unit Usaha dan peringkat HIJAU untuk satu Unit Usaha Perancangan Enterprise Resource Planning It obtained BLUE PROPER award for its six business unit and GREEN for one Business Unit. Enterprise Resource Planning design.
Pabrik Gula Cinta Manis dan Bungamayang efektif dioperasikan.
1984
Cinta Manis and Bungamayang sugar mill was effectively operated. Pabrik Gula Cinta Manis dan Bungamayang dijadikan sebuah badan usaha tersendiri dengan nama PTP XXXI, dengan kantor pusat di Palembang.
1989
Cinta Manis and Bungamayang sugar mill was turned into one separate business entity with name PTP XXXI, with head office located in Palembang.
Laporan Tahunan 2013
2013
Perancangan Sitem Manajemen Terpadu Nusantara VII (SMTN7). Mendirikan anak perusahaan PT Karya Nusa Tujuh yang merupakan proyek penggemukan sapi potong dan pabrik pakan ternak Pergantian Komisaris dan Direktur Utama Design of Integrated Management System of Nusantara VII (SMTN7). It established subsidiaries named PT Karya Nusa Tujuh constitute cattle fattening project and animal feed factory. Change of Commissioner and President Director.
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
63
Company Profile
KEGIATAN USAHA BUSINESS ACTIVITIES
PTPN VII mengelola 4 (empat) segmen usaha, yakni: 1. Segmen Karet 2. Segmen Kelapa Sawit 3. Segmen Gula 4. Segmen Teh
PTPN VII manages 4 (four) business segment, namely: 1. Rubber segment 2. Oil palm segment 3. Sugar segment 4. Tea segment
PTPN VII juga memiliki satu anak perusahaan yang mengelola Peternakan Sapi (PT Karya Nusa 7), saat ini masih dalam tahap pengembangan usaha.
PTPN also has one subsidiary managing Cattle Breeding (PT Karya Nusa 7), at present is still in business development progress.
Bidang Usaha Menurut Anggaran Dasar
Line of Business according to Articles of Association
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan Akta No. 34 tanggal 13 Agustus 2008 oleh N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H, maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan usaha di bidang agrobisnis dan agroindustri, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan/ mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut:
Pursuant to Company Articles of Association Deed No. 34 dated 13 August 2008 by N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S. H., the Company’s purposes and objectives are managing business in agribusiness and agro industrial field, as well as optimization on Company’s resource use to yield high quality goods and/or service and has a strong competitive to obtain/pursue benefit to increase the Company’s value by applying Limited Company’s Principles. To achieve the above purposes and objectives, the Company can implement following main business activities:
1. Pengusahaan budidaya tanaman, meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut.
1. Crops cultivation, is covering land clearing and processing, nursery, planting and maintenance and harvesting as well as other activities related with those crop cultivation
2. Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain, menjadi barang setengah jadi dan/atau barang jadi serta produk turunannya.
2. Production is covering own or other crop processing, into semi-finished goods and/or finished goods and its derivatives product
3. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.
3. The trading encompasses implementation of marketing activities of various kind of production output as well as conduct other trading activities relating with Company’s business activities
4. Pengembangan usaha bidang Perkebunan, Agrowisata, Agro Bisnis, dan Agro Industri
4. Business development in plantation, agrotourism, agribusiness, and agro industry field.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
64
Produk /Jasa Yang Dihasilkan Resulting product/service
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) bergerak dibidang usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan produk hasil jadi sebagai berikut : PTPN VII (Persero) is engaged in plantation agribusiness field with commodity of rubber, oil palm, tea, and sugarcane with finished products are as follow:
Karet Rubber SIR 3L; SIR 3WF; SIR 20; RSS I; RSS II; RSS III; Cutting A
Pasar / market Lokal / Local Eksport / Export
: : 63% : 37%
Tebu Gula Tetes
Minyak sawit Minyak Inti Sawit Inti Sawit Bungkil Inti Sawit
Sugarcane Sugar Molasses
Palm Oil Palm Kernel Oil Palm Kernel Palm Kernel Cake
Pasar / market : Lokal / Local : 100% Eksport / Export : -
Pasar / market : Lokal / Local Eksport / Export
: 100% :-
Teh - Tea 1. Ortodox Premium TG FOP; GFOP; FOP; FBOP; PF; DUST 2. Ortodox Normal BOP; F; PF; DUST; BP; BT; BOP I; BP I; PF I; PD I C; CTC; CD
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
3. Ortodox Mutu II PF-II; DUST II; DUST III; DUST IV; BP II; BT II; FANNING II; FANNING III 4. Off Grade : BM; FLUF; RMIT; Powder Pasar / market : Lokal / Local : 77% Eksport / Export : 23%
Profile Perusahaan
Company Profile
65
WILAYAH OPERASIONAL OPERATIONAL AREA
KANTOR DIREKSI HEAD OFFICE
1. Head Office 2. Way Sekampung District
Kedaton Business Unit Trikora Business Unit Pematang Kiwah Business Unit Rejosari Business Unit Way Berulu Business Unit Bergen Business Unit Way Lima Business Unit
3. Way Seputih District
Bekri Business Unit Padang Ratu Business Unit Tulung Buyut Business Unit Bungamayang Business Unit
4. Banyuasin District
Musi Landas Business Unit Tebenan Business Unit Betung Business Unit Betung Krawo Business Unit Talang Sawit Business Unit Bentayan Business Unit Cinta Manis Business Unit
5. Muara Enim District
Beringin Business Unit Baturaja Business Unit Sungai Niru Business Unit Sungai Lengi Tanaman Business Unit Sungai Lengi PabrikBusiness Unit Senabing Business Unit Pagaralam Business Unit
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
6. Bengkulu District
Talo Pino Business Unit Padang Pelawi Business Unit KetahunBusiness Unit
STRUKTUR ORGANISASI ORGANIZATION STRUCTURE
Berdasarkan SK Direksi No. 7.5/Kpts/281/2013 tanggal 26 November 2013 Based on BOD Decree No: 7.5/Kpts/281/2013 dated 26 November 2013 Garis Lini Garis Koordinasi Direktur Produksi Ir. H. Natsir, SH
Bagian Satuan Pengawasan Intern Ir. Armas Haryadi, MBA
Distrik Way Sekampung Ir. Musyafak
Distrik Way Seputih Ir. Amirrudin Umar, SH
Bagian Tanaman Ir. Sunaryanto Purwo,
Bagian Sumber Daya Manusia Ir. Habib Wibowo
Bagian Teknis & Pengolahan Ir. Irma Kurniawati
Bagian Umum & PKBL Ir. Yulita Ratna Karyati
UU WALI Ir. Dwitya Agung PY
Direktur SDM & Umum Budi Santoso, SH
Bagian Hukum & Regulasi Sri Nenda Singarimbun, SH
UU RESA Ir. Cristian Priyo P, MM
UU BEKI Ir. Krisno Minarno, MM
UU PEWA R. Hery Darso Subroto, BSc, SP
UU TUBU Ir. Amiruddin Umar, SH
UU MULA Ir. I Ketut Mulyawan, MM
UU BEKA Ir. Robertt Simanjuntak, MM
UU KEDA M. Arifin, Sp
UU PATU Ir. Vedy Pudiansyah
UU TEBE Ir. Joko Lelono, SP
UU BETE Ir. Gerry Siagian
UU BEGE Ir. Pratiknyo
UU BUMA Ir. Sukarnoto
UU BETU Wahyu Supriatna, SP
UU TASA Ir. Lip Supran
UU WABE Ir. Leonardaus
UU RAPI Ir. Bambang Rachmadi, MM
UU CIMA Asep Jayanti, SE
m H
RUPS
DEWAN KOMISARIS
Direktur Utama Ir. Kusumandaru NS, MBA
Direktur Perencanaan & Pengembangan Ir. Rafael Parasian Sibagariang, M.MA
Direktur Keuangan Drs. H. Agus Riyanto
Distrik Banyuasin Ir. Akhmad Affifudin, MM
Distrik Muara Enim Ir. Robert Simanjuntak, MM
Bagian Pengkajian & Pengembangan Ir. Y. Hadi Nugroho, MSc
Bagian Logistik Mujito, SP
Bagian Keuangan Sumardi, SE
Bagian Pemasaran Ir. A A Putra Wahyu G, MBA
Bagian Akuntansi Suprayogi, SE
Bagian Tehnologi & Informasi Ir. Budi Firman, S. St
Distrik Bengkulu Ir. Budi Susanto, MM
Sekretaris Perusahaan Sonny Sudiastanto, SH
UU BERI Ir. Dedi Ahdiyat
UU SUTA Ir. Panani
UU TAPI Ir. Yuli Hananto
UU BAJA Ir. Ponirin
UU SUPA Ir. Kusnadi, MM
UU PAWI Ir. Safip
UU SUNI Gusti Putu Sudiarba, S.P
UU SENA Ir. M. Syahril Saroji
UU KETA Ir. Sufri Gunawan
UU PALA Ir. Syukri Zuber
VISI, MISI & TATA NILAI VISION, MISSION AND VALUES
Visi dan Misi PTPN VII (Persero) ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang 2010-2014 yang disahkan oleh Kementerian BUMN melalui Surat Persetujuan Kementerian BUMN No :S-827/MBU/2010 PTPN VII (Persero)’s vision and mission stipulated in Long Term Plan 2010-2014 legalized by the SOE Ministry via SOE Ministry Approval Letter No:S-827/MBU/2010.
“MENJADI PERUSAHAAN AGRIBISNIS BERBASIS KARET, KELAPA SAWIT, TEH DAN TEBU YANG TANGGUH SERTA BERKARAKTER GLOBAL” to be a resilient rubber, oil palm, tea and sugarcane based agribusiness company and has a global character.
Visi
Vision
Penjelasan Visi :
Vision Description:
y Tangguh
y Resilient
Memiliki daya saing yang prima, melalui peningkatan produktivitas, mutu, skala ekonomi usaha, dan dukungan industri hilir.
It has a prime competitiveness, through productivity, quality, business economy scale enhancement and support of downstream industry
y Karakter Global
y Global character
Mempunyai karakteristik perusahaan berkelas dunia dengan proses bisnis dan kinerja yang prima serta menghasilkan produk yang berstandar internasional.
It has a world class company characteristic with a prime business process and performance as well as yielding an international standard product.
Misi
Mission
1. Menjalankan usaha perkebunan karet kelapa sawit, teh dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan.
1. Run rubber, oil palm, tea and sugarcane business estate by using cultivation technology and an effective processing process as well as environmental friendly
2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh, dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbarukan. 3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi. 4. Membangun tata kelola usaha yang efektif. 5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya saingguna menumbuh kembangkan perusahaan.
2. Develop industry business integrated with core business (rubber, oil palm, tea, and sugarcane) by using renewable technology 3. Develop competency-based human resources. 4. Build an effective business governance 5. Maintain stakeholders’ interest balance to embody the competitiveness to develop the company.
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
70
Tata Nilai
The Spirit of Change “ProMOSI“ ditetapkan menjadi tata nilai PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. 7.6/Kpts/477/2008 tanggal 19 Desember 2008. Tata nilai ini merupakan landasan dalam membangun budaya perusahaan. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjiwai setiap sikap dan perilaku insan Perseroan dalam aktivitas seharihari, baik sebagai pekerja maupun sebagai pribadi.
Resources Optimization Towards The Best Performance
Value The Spirit of Change “ProMOSI” is set to be PTPN VII (Persero)’s value pursuant to BOD Decree No: 7.6/ Kpts/477/2008 dated 19 December 2008. This value is a base in developing company’s culture. These values are expected able to animate every behavior and attitude of all Copany’s employees in their daily activities, either as worker or as personal.
Produktivitas
Productivity
Produktivitas adalah upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dan dikelola. Perseroan secara transparan, akuntabel, asli dan bertanggungjawab untuk mencapai hasil optimal semua sasaran Perseroan yang dilaksanakan dengan Sigap, Maju, Antusias, Rajin dan Terampil (SMART).
Productivity is an effort of owned and managed resources use optimization. The Company is transparently, accountably, originally and responsibly to achieve optimum yield all Company’s goal implemented with Spry, Forward, Enthusiastic, Diligent and Skill (SMART)
Mutu
Quality
Mutu dipahami sebagai sikap lahir dan batin untuk menghasilkan kinerja yang terbaik kepada pemangku kepentingan sebagai perwujudan kemuliaan diri. Mutu ditandai dengan sikap berpegang teguh pada kualitas kerja dalam upaya merebut pangsa pasar dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Quality is comprehended as inner and outer attitude to produce the best performance for the stakeholders as form of self glory. Quality is marked by attitude of sticking to work quality in an effort capturing market share and maintain the company’s viability.
Organisasi
Organization
Organisasi mengandung pengertian sadar akan posisi, peran, dan tanggung jawab dalam satu sistem dinamis yang utuh serta menjunjung tinggi etos kerja dan nilai – nilai kekeluargaan. Memandang organisasi sebagai wadah insan yang utuh dan unggul, bercipta, berkarsa dan berkarya.
Organization contains definition of aware on position, role and responsibility in one whole dynamic system as well as upholds the work ethic and family values. It views the organization as a media of a complete and superior, created, initiative, and worked.
Servis
Service
Servis diartikan sebagai panggilan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pemangku kepentingan demi pertumbuhan Perseroan secara berkesinambungan.
Service is translated as a call to provide the best services to stakeholders for the sustainable Company’s growth.
Inovasi
Innovation
Inovasi adalah tindakan kreatif dalam melakukan upaya perbaikan dan penyempurnaan terus menerus untuk mengembangakan proses kerja dan produk dalam rangka menciptakan nilai tumbuh.
Innovation is a creative action in conducting an ongoing maintenance and improvement effort to develop the work and product process in order to create a grow value.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
71
Company Profile
TUJUAN & STRATEGI PERUSAHAAN COMPANY’S OBJECTIVES AND STRATEGIES
Tujuan perusahaan
Company’s objectives
Sesuai Akte Pendirian Perusahaan, tujuan Perusahaan adalah :
Pursuant to the Company’s Establishment Deed, the company’s objectives are:
1. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektor perkebunan sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuh berkesinambungan dalam skala usaha yang ekonomis.
1. Implement construction and development of agribusiness of plantation sector as a healthy, strong and sustainable grow company’s principle in economic business scale
2. Menjadi perusahaan yang berkemampu-labaan (profitable), makmur (wealthy) dan berkelanjutan (sustainable), sehingga dapat berperan lebih jauh dalam akselerasi pembangunan regional dan nasional.
2. To be a profitable, wealthy, and sustainable company, thus it can take part further in regional and national development acceleration.
Strategi perusahaan
Company’s Stategies
Isu-isu strategi yang teridentifikasi sebagai berikut : 1. Internal Business Process 2. Tenaga kerja 3. Hubungan dengan stakeholders
Identified strategic issues are as follow: 1. Internal business process 2. Labor 3. Relation with stakeholders
Penjabaran isu-isu strategis tersebut tergambarkan dalam strategi 5-O
Description of these strategic issues is illustrated in 5-O Strategy.
A. Optimalisasi Pengelolaan Aset Perusahaan
A. Optimization of company’s assets management
y Tanaman: pencapaian produktivitas yang optimal dan penggalian potensi produksi melalui penanganan hama penyakit, pengaturan komposisi tanaman dan pengawasan mutu panen
y Plants: optimum productivity achievements and exploration of potential production through pest management, plant composition setting and harvest quality control.
y Pabrik : Optimalisasi kapasitas dan utilitas, peningkatan efisiensi pabrik, menjaga konsistensi mutu produksi dan peningkatan infrastruktur
y Mill: optimization of capacity and utility, mill efficiency enhancement, maintain production quality consistency and infrastructure improvement.
B. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Keuangan
B. Optimization of financial resource utilization
Implementasi pembelian bahan baku, perencanaan perusahaan secara berjenjang, penerapan manajemen risiko dalam perencanaan, cash efektiveness, dana investasi diarahkan pada kegiatan yang bersifat quick yield, value added dan margin optimal, mencari alternative sumber pendanaan dan pengendalian biaya
Implementation of raw material purchase, corporate planning in stages, application of risk management in planning, cash effectiveness, investment fund directed to quick yield, value-added and optimum margin activities, seek fund source alternative and cost control.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
72
Resources Optimization Towards The Best Performance
C. Optimalisasi Pengelolaan SDM dan Organisasi
C. Optimization of HR and Organization Management
Efektivitas organisasi, proses dan sistem kerja, evaluasi pemenuhan formasi tenaga kerja, pendekatan human capital management, optimalisasi aset tenaga kerja, implementasi sistem jenjang karir dan remunerasi, pengendalian biaya kesehatan, integrasi dan ketaatan pada sistem manajemen, pengembangan dan implementasi ERP
Organization effectiveness, work process and system, evaluation of labor formation fulfillment, approach on human capital management, optimization of labor assets, implementation of career rank system and remuneration, health cost control, integration and obedience to management system, ERP development and implementation
D. Optimalisasi Pengembangan Perusahaan
D. Optimization of Corporate Development
Rasionalisasi PPKS, Pembangunan dan pengembangan PPKR, PPKS dan PRSS, Optimalisasi aset strategis
Oil Palm Processing Mill rationalization, construction and development of PPKR, OPPM and PRSS, optimization of strategic assets
E. Optimalisasi Hubungan Kemitraan dan Lingkungan
E. Optimization of Partnership and Environmental Relationship
Koordinasi dengan aparat berwenang, penyelesaian pinjaman, pengadan bahan baku plasma, pengelolaan limbah, peningkatan fungsi kehumasan, koordinasi dengan pemerintah dan intansi, pengelolaan pelanggan.
Coordination with authorities, loan settlement, plasma raw material procurement, waste management, PR function improvement, coordination with government and institution, customer management.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
73
Company Profile
Strategic Alignment
1
Optimalisasi Pengelolaan Aset Perusahaan
Best Practice Agriculture Optimalisasai Penggalian Produksi Optimalisasi Kapasitas dan Utilitas Menjaga Konsistensi Mutu Produksi Peningkatan Efisiensi Pabrik
Optimalisasi Hubungan Kemitraan dan Lingkungann
5
Pengendalian bahan baku Pengelolaan pelanggan Pengelolaan lingkungan masyarakat Pengelolaan lingungan hidup
2
Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Keuangan
Cost Effectiveness Dana Investasi diarahkan pada kegiatan yg bersifat Quick Yield Mencari Alternatif pendanaan Pengendalian Biaya Optimalisasi Harga Jual Produk
Optimalisasi Pengembangan Perusahaan
4
3
Optimalisasi Pengelolaan SDM dan Organisasi
Pemberdayaan Aset Idle (non produktif )
Perubahan struktur organisasi
Pembangunan dan pengembangan pabrik
Peningkatan kompetensi SDM
Konsolidasi pabrik Akuisisi lahan Pengembangan sistem SMT dan ERP
Memperkuat dan mengimplementasikan budaya perusahaan Peningkatan Skill SDM Implementasi Jenjang karier dan sistem Renumerisasi
STRATEGIC ISSUES 1. Internal Business 2. Tenaga Kerja 3. Hubungan dengan Stakeholder
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
74
Resources Optimization Towards The Best Performance
Struktur Group PTPN7 (Persero)
PTPN 7 (Persero) Group Structure
100%
Pemerintah Republik Indonesia
Entitas Anak
Entitas Asosiasi Associated Entity
Subsidiaries PT KARYA NUSA TUJUH
25%
80%
11% 6,7%
PT RISET PERKEBUNAN NUSANTARA
PT KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA
2,4%
Laporan Tahunan 2013
PT BIO INDUSTRI NUSANTARA
INDOHAM Gmbh
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
75
Company Profile
INFORMASI ENTITAS ANAK DAN/ATAU ENTITAS ASOSIASI INFORMATION OF SUBSIDIARIES AND/OR ASSOCIATED ENTITIES
Nama Entitas Entities Name
Alamat Address
Presentase Percentage
Bidang Usaha Business line
Status Operasi Operation Status
PT Karya Nusa Tujuh
Jl.Teuku Umar No. 300 Bandar Lampung, 35141
80%
Penggemukan sapi Cattle fattening
Indoham GmbH
Hamburg, Jerman
2,4%
Trader
PT Riset Perkebunan Nusantara
Jl. Salak No. 1A, Bogor 16151
11%
Penelitian & Pengembangan Research & Development
Beroperasi mulai tahun 2009 In operation since 2009
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
Jl. Cut Meutia No. 11 Jakarta 10330
6,7%
Trader
Beroperasi mulai tahun 2009 In operation since 2009
PT Bio Industri Nusantara
Jl. Ir. H. Juanda No. 107 Bandung
25%
Produksi pupuk berbasis biologi, industri perdagangan pupuk dan obat obatan tanaman serta pelayanan jasa konsultasi. Producing biology-based fertilizer, fertilizer trading industry and plants medicine and consultant services
Beroperasi tahun 1999 In operation since 1999
Beroperasi mulai tahun 2013 In operation since 2013 Tidak beroperasi (proses likuidasi) Not operating (liquidation process)
Entitas Anak
Subsidiaries
PT KARYA NUSA TUJUH
PT KARYA NUSA TUJUH
PT Karya Nusa Tujuh berkedudukan di Kota Bandar Lampung , didirikan berdasarkan Akta Notaris Sujono Paryono, SH, Nomor:05 tanggal 18 Januari 2013. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.AHU 21361.AH.01.01 Tahun 2013 tertanggal 19 April 2013. Perusahaan memiliki modal dasar sebesar Rp 11.000.000.000 dan modal disetor sebesar Rp3.000.000.000 Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) memiliki 20% saham senilai Rp600.000 dan PTPN VII (Persero) memiliki 80% saham senilai Rp 2.400.000.
PT Karya Nusa Tujuh is based in Bandar Lampung city, established based on Notary Deed of Sujono Paryono, SH, No: 05 dated 18 January 2013. This establishment deed has been legalized by the Law and Human Rights Minister of RI Decree No. AHU 21361.AH.01.01 year 2013 dated 19 April 2013. The company has basic capital by Rp11,000,000,000 and paid-in capital by Rp3,000,000,000 the Employee Cooperative of Ruwa Jurai of PTPN VII (Persero) has 20% share worth by Rp600,000 and PTPN VII (Persero) has 80% shares worth by Rp2,400,000.
PT Karya Nusa Tujuh memiliki areal peternakan sapi yang berada di Bekri dan Bungamayang Provinsi Lampung. Saat ini perusahaan menjalankan usaha peternakan sapi potong yang terdiri dari satu kandang sapi yang
PT Karya Nusa Tujuh has cattle breeding area located in Bekri and Bungamayang of Lampung Province. At present the company runs beef cattle breeding business contain of one cowshed which has been fully operated
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
76
telah beroperasi secara penuh yang terletak di Desa Sinar Banten, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung dan proyek pengembangan penggemukan sapi potong dan pabrik pakan ternak yang terletak di Desa Negara Tulang Bawang, Kecamatan Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
Resources Optimization Towards The Best Performance
located in Sinar Banten Village, Bekri sub district, Central Lampung district, Lampung province and project of beef cattle fattening development and animal feed mill located in Negara Tulang Bawang village, Bungamayang sub district, North Lampung district, Lampung Province.
Komisaris & Direktur PT Karya Nusa Tujuh Commisioner and Director of PT Karya Nusa Tujuh Nama / Name
Jabatan / Position
Rafael Parasian Sibagariang
Komisaris / Commissioner
Tantan Roswana
Direktur / Director
Ikhtisar Keuangan Financial Overview Aset Lancar
Rp6.836.374.603
Current assets
Aset Tetap
Rp7.451.624.483
Fixed assets
Liabilitas jangka pendek
Rp537.209.844
Short term liability
Liabilitas jangka panjang
Rp10.543.380.279
Long-term liability
Ekuitas
Rp3.207.408.963
Equity
Pendapatan
Rp6.989.818.925
Revenue
Laba Bersih
Rp207.408.963
Entitas Asosiasi
Net profit
Association Entity
PT BIO INDUSTRI NUSANTARA PT Bio Industri Nusantara didirikan berdasarkan Akta Notaris Tien Norman Lubis, S.H. No. 10 -tanggal 10 November 1999, dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No.C.06812. HT.01.01.Th-2001 tanggal 28 Agustus 2001. PT Bio Industri Nusantara merupakan perusahaan penghasil pupuk hayati ”Emas”,pupuk hayati berbahan aktif mikroba pelarut hara dan pemantap agregat tanah, dan barang-barang sejenis. Kepemilikan Saham PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) di PT Bio Industri Nusantara adalah sebesar 25% senilai Rp1.925 juta. Dengan pencatatan berdasarkan metode ekuitas, maka nilai penyertaan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) pada PT Bio Industri per 31 Desember 2013 adalah Rp7.295 juta. Untuk tahun 2013 perusahaan mendapatkan deviden sebesar Rp483.75 juta
Laporan Tahunan 2013
PT Bio Industri Nusantara was established based on Notary Deed of Tien Norman Lubis, S.H., No. 10 – dated 10 November 1999, and has been approved by RI Justice Minister in Decree No. C. 06812.HT.01.01.Th-2001 dated 28 August 2001. PT Bio Industri Nusantara is a producer of biofertilizer “Emas”, biofertilizer is made from active ingredient of solvent microbial nutrient and soil aggregate stabilizers, and similar ingredients. Shareholdings of PTPN VII (Persero) in PT Bio Industri Nusantara is by 25% worth Rp1,925 million. With recording based on equity method, then the value of investment of PTPN VII (Persero) at PT Bio Industri per 31 December 2013 was Rp7,295 million. For 2013 the company gained dividend by Rp483,75 million.
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
77
Company Profile
HAMBURG-INDONESIA IMPORT-GMBH (INDOHAM) Indoham didirikan berdasarkan Akta Notaris Dr. Wessendorf No. 926/1960 tanggal 25 Maret 1960, dan telah terdaftar pada Pengadilan Hamburg, Jerman, dengan No. HR.B.9116 tanggal 25 April 1960. Bidang usaha Indoham adalah penjualan komoditas PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) di pasar Eropa dan Afrika Utara berdasarkan pada penawaran yang didapat Indoham setiap hari dari PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Selain itu, Indoham bertugas memonitor harga-harga komoditas di pasar internasional serta ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) untuk disampaikan ke PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Kepemilikan saham PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) di Indoham adalah sebesar 2,4% dari jumlah saham atau senilai Rp784 juta.
Indoham was established based on Notary Act of Dr. Wessendorf No. 926/1960 dated 25 March 1960, and has been registered in Hamburg Court Germany, with number HR.B.9116 dated 25 April 1960. The business line of Indoham is PTPN VII (Persero) commodity sales in Europe and North Africa market based on tender Indoham gained every day from PTPN VII (Persero). In addition, Indoham is in charge to monitor the commodity prices in international market as well as provisions issued by European Economic Community to be delivered to PTPN VII (Persero). The PTPN VII (Persero) shareholdings in Indoham is 2.4% of total share or worth by Rp784 million.
PT RISET PERKEBUNAN NUSANTARA (PT RPN) PT Riset Perkebunan Nusantara dibentuk sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) seluruh PT Perkebunan Nusantara I sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dan PT RNI (Persero) dan sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-713/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 dan sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Seluruh PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dan PT RNI (Persero) mengenai Persetujuan Pendirian Perseoran Terbatas PT Riset Perkebunan Nusantara serta surat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) No. 04.01/X/221/ XI/2009 mengenai setoran modal PT Riset Perkebunan Nusantara. Besarnya penyertaan modal sampai dengan Desember 2013 Rp11.520 juta
PT Riset Perkebunan Nusantara was established pursuant to Decision of General Meeting of Shareholders (GMS) all PTPN start from PTPN I up to PTPN XIV (Persero) and PT RNI (Persero) and based on SOE Minister Decree No. S-713/ MBU/2009 dated 30 September 2009 and pursuant to GMS Decision of all PTPN start from PTPN I (Persero) up to PTPN XIV (Persero) and PT RNI (Persero) regarding approval of limited company establishment of PT Riset Perkebunan Nusantara and letter of PTPN IV (Persero) No. 04.01/X/221/ XI/2009 of paid-up capital of PT Riset Perkebunan Nusantara. The amount of capital participation up to December 2013 was Rp11,520 million.
PT KHARISMA PEMASARAN BERSAMA NUSANTARA (PT KPBN) Penyertaan saham pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara adalah sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-674/ MBU/2009tanggal 30 September 2009 tentang perubahan bentuk Kantor Pemasaran Bersama PTPN menjadi Perseroan Terbatas. Pembayaran atas penyertaan modal saham PT Kharisma Pemasaran Bersama sebesar Rp1.000.000 dilaksanakan tanggal 21 Januari 2010. Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham No. 48/ KPBN/P/01/XII/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang penambahan setoran modal sebesar Rp 702.487,- . Besarnya penyertaan PTPN VII (Persero) sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar Rp 1.001 Juta.
Laporan Tahunan 2013
Share participation of PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara is based on SOE Minister letter No. S-674/ MBU/2009 dated 30 September 2009 regarding change the SOE Joint Marketing Office into Limited Company. Payment on the capital share participation of PT Kharisma Pemasaran Bersama amounted to Rp1,000,000 implemented on 21 January 2010. Based on Shareholders Decision No. 48/KPBN/P/01/XII/2011 dated 30 December 2011 of capital injection by Rp702,487,-. The amount of PTPN VII (Persero) participation up to 31 December 2013 was amounted to Rp1,001 million.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
78
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara didirikan berdasarkan Akta Notaris N.M Dipo Nusantara PUA UPA, SH No.4 Tanggal 16 November 2010 dan telah disetujui oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.AHU-60488.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 11 Desember 2010.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara was established based on Notary Deed of N.M. Dipo Nusantara PUA UPA, SH No. 4 dated 16 November 2010 and has been approved by Justice and Human Rights decision No. AHU60488.AH.01.01 year 2010 dated 11 December 2010.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara adalah perusahaan yang melakukan usaha dibidang perdagangan, pemasaran komoditas agro industri, pengelolaan komoditas agro industri serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya perusahaan meliputi pengelolaan gudang, fasilitas penimbunan, dan transportasi, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya untuk pendidikan dan pelatihan, jasa konsultan di bidang pemasaran komoditas agro industri dan pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan.
PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara is a company which conduct a business in trading, agribusiness commodity marketing line as well as optimization of company resources utilization covering warehouse management, hoarding facility, and transportation, optimization of resource utilization for education and training, consultant service in agribusiness commodity marketing and procurement of facilities and infrastructures owned by the company.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
79
Company Profile
INFORMASI PEMEGANG SAHAM SHAREHOLDERS INFORMATION
Informasi Harga Saham Share Price Information
Saham PTPN VII (Persero) sepenuhnya 100% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dan belum melepas sahamnya kepada publik (belum diperdagangkan). PTPN VII (Persero) share is 100% owned by the Government of Republic Indonesia and has not released its share to public (has not traded yet)
Informasi Mengenai Obligasi
Sampai dengan 31 Desember 2013 tidak terdapat Obligasi PTPN VII (Persero)
Information of Bond
Up to 31 December 2013 there was no PTPN VII (Persero)’s bonds
Komposisi Pemegang Saham
Sampai dengan akhir tahun 2013 saham PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) 100% dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Shareholder Composition
Up to late 2013 the PTPN VII (Persero)’s share was 100% owned by the Government of Republic Indonesia Komposisi Kepemilikan Saham Shareholdings Composition
PT Perkebunan Nusantara VII merupakan Perusahaan Non Listed sehingga baik masyarakat, direksi, maupun dewan komisaris PTPN VII tidak mempunyai kepemilikan saham atas PTPN VII. Kepemilikan saham seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia 100%. PTPN VII is a Non Listed Company thus either public, BOD or BOC of PTPN VII cannot have shareholdings on PTPN VII.
Kronologis Pencatatan Saham Chronological of Share Listing
PT Perkebunan Nusantara VII merupakan Perusahaan Non Listed sehingga belum tercatat dalam Bursa Efek dan tidak menjual sahamnya kepada publik. Oleh sebab itu,informasi kronologis pencatatan saham dan jenis aksi korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah saham tidak tersedia. PTPN VII is a Non Listed Company, thus it has not listed in Stock Exchange and do not sell its share to public. Therefore, the chronological of share listing and type of corporate action causing the change of share amount is not available.
Kronologis Pencatatan Obligasi Chronological of Bond Listing
PT Perkebunan Nusantara VII merupakan Perusahaan Non Listed sehingga tidak menjual sahamnya kepada publik. Oleh sebab itu, informasi kronologis pencatatan efek lainnyadan jenis aksi korporasi yang menyebabkan perubahanjumlah efek lainnya tidak tersedia. As a Non Listed Company the PTPN VII do not sell its share to public. Therefore, the information of other security listing and type of corporate action causing a change of other exchange is not available.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
80
Resources Optimization Towards The Best Performance
Lembaga Profesi Penunjang Perseroan Profession Institution Supporting The Company
PT Pefindo
Lembaga Pemeringkat Efek “Melakukan pemantauan tahunan pemeringkatan atas Medium Term Notes (MTN) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)”
Panin Tower Senayan City Lt.17 Jl. Asia Afrika Lot.19 Jakarta 10270, Indonesia Telp (021) 72782380 Fax (021) 72782370
Notoris :
ARRY SUPRATNO, S.H.
“Membuat akta penerbitan dan penunjukan agen pemantau Medium Term Notes (MTN) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)”
Kantor : Gedung Arthaloka Lt 7, Suite 706 Jl. Jendral Sudirman Kav.2, Jakarta Pusat Telp : (021) 2511351. Fax (021) 7511413
Konsultan Hukum :
SjahnAZ-Noerdin-Sarilukita
Legal Consultant
Kantor : Patra Office Lt 18, Suite 1823 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.32-34, Jakarta Telp (021) 5251861, (021) 5251864, Fax (021) 5251807
Security Agencies :
Notary
“Melakukan pemeriksaan dan memberikan pendapat dari segi hukum atas kewenangan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sehubungan dengan rencana penerbitan surat berharga Medium Term Notes (MTN)”
Kantor AkuntanPublik
Public Accountant Office: “Melaksanakan audit atas laporan keuangan tahun buku berjalan, melaksanakan audit kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, melaksanakan evaluasi kinerja perusahaan, audit umum laporan keuangan dan evaluasi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)”
Laporan Tahunan 2013
HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan Jl.Ciledug Raya 36A, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230, Indonesia Telp (021) 8317046 Fax (021) 8317050
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
Company Profile
81
Konsultan Hukum :
Legal Consultant
“Memberikan pendapat hukum, melakukan legal audit, legal drafting, dan pendampingan perkara hukum (non litigasi dan litigasi)”
Handra Darwin dan Rekan Plaza I, 4th Floor Room 407 Jl. Jenderal Ahmad Yani Kav. 67 Jakarta 10510, Indonesia Telp (021) 420 6529 Fax (021) 4206542
Nazaruddin Mansyuri, S.H Jln. Flamboyan Gg Langgar No. 32 Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung
Edwin Situmorang
Syarifuddin Husin, S.H. M.Hum
Ratu Plaza Office Tower LT 23 Jl. Jenderal Sudirman kav 9 Kota Jakarta Provinsi DKI Jakarta
Jl. Azz Cinder Bumi No. 3 Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung
Rozali Umar, S.H.
Made Sukiade, S.H.
Jln. Flamboyan Gg Langgar No. 32 Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung
Jln. Jenderal Sudirman No. 08 Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu
Bambang Haryanto, S.H.
Fahmi Abdullah
Jln. BLT Basuki Rahmad No. 32 A Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan
Jln. Jenderal Sudirman No. 8 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan
Notaris/ PPAT :
Notary “Membuat akta perikatan, legalisasi dokumen, dan membantu menyelesaikan pengurusan sertipikasi hak tanah”
Fathiah Helmi, S.H.
Dipo Nusantara Pua Upa, S.H.
Pranata Nusantara, S.H.
Graha Irama LT 6 Jl. HR. Rasuna Said Blok X-I Kav 1 & 2 Kuningan Kota Jakarta Provinsi DKI Jakarta
Jln. Pulo Mas barat VI/53 Kota Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta
Jln. Taman Sunter Indah Blok HJ 2/32 Kota Jakarta Utara Provinsi DKI Jakarta
Sujono Paryono, S.H.
Herry Aprizal, S.H.
Tubagus Lukman Suheru, S.H.
Jln. Teuku Umar No. 36 Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung
Jln. Jenderal Sudirman No. 7 Kotabumi Kab. Lampung Utara Provinsi Lampung
Jln. Gele Harun No. 15 Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung
Tumpak Holong L. Tobing, S.H.
Mujiriyatno AM, S.H.
Marleni, S.H
Jln. Kolonel Makmun Rasyid No. 67 Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung
Jln. Jenderal Sudirman No. 153 Kotabumi Kab. Lampung Utara Provinsi Lampung
Jl. Palembang-Jambi KM 111 Kab. Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan
Nirwana, S.H.
Renni Astuti, S.H.
Akhmad Wasil, S.H.
Ruko Taman Gading Blok B No. 02 Jl. Raya Palembang - Indralaya Km 28 Indralaya Kab. Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan
Jln. Kapten A. Rivai Komplek Taman Mandiri Blok B I No. 4- Kota Palembang rovinsi Sumatera Selatan
Jln. Lingga Raya Tanjung Enim Kab. Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
82
Resources Optimization Towards The Best Performance
Penghargaan
Awards
Unit Bekri Penghargaan:
Industri Hijau Tahun 2013 Hasil : Level 5 Pemberi Penghargaan : Kementerian Perindustrian Tanggal Perolehan : November 2013 Awards: Green industry Year 2013 Result : Level 5 Appreciator: Industrial Ministry Date of Acquisition: November 2013
Penghargaan:
“Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” Hasil : Peringkat Biru Pemberi Penghargaan : Kementerian Lingkungan Hidup RI
Periode : 2012 – 2013
Awards: “Assessent of Company Performance Ratings in Environmental Management Program” Result: Blue Rating Appreciator: Ministry of Environment Period: 2012-2013
Unit Pematang Kiwah Penghargaan:
Industri Hijau Tahun 2013 Hasil : Level 4 Pemberi Penghargaan :Kementerian Perindustrian Tanggal Perolehan : November 2013 Awards: Green Industry Year 2013 Result: Level 4 Appreciator: Ministry of Industry Date of Acquisition: November 2013
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
83
Company Profile
Unit Kedaton Penghargaan:
Industri Hijau Tahun 2013 Hasil : Level 5 Pemberi Penghargaan :Kementerian Perindustrian Tanggal Perolehan : November 2013 Awards: Green Industry Year 2013 Result : Level 5 Appreciator: Industrial Ministry Date of Acquisition: November 2013
Penghargaan:
“Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” Hasil : Peringkat Biru Pemberi Penghargaan : Kementerian Lingkungan Hidup Periode : 2012 – 2013 Awards: “Assessent of Company Performance Ratings in Environmental Management Program” Result: Blue Rating Appreciator: Ministry of Environment Period: 2012-2013
Unit Way Berulu Penghargaan:
“Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” Hasil : Peringkat Biru Pemberi Penghargaan : Kementerian Lingkungan Hidup Periode : 2012 – 2013 Awards: “Assessent of Company Performance Ratings in Environmental Management Program” Result: Green Rating Appreciator: Ministry of Environment Period: 2012-2013
Penghargaan:
Industri Hijau Tahun 2013 Hasil : Level 4 Pemberi Penghargaan :Kementerian Perindustrian Tanggal Perolehan : November 2013 Awards: Green Industry Year 2013 Result : Level 4 Appreciator: Industrial Ministry Date of Acquisition: November 2013
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
84
Resources Optimization Towards The Best Performance
Unit Tulungbuyut Penghargaan: Industri Hijau Tahun 2013 Hasil : Level 5 Pemberi Penghargaan :Kementerian Perindustrian Tanggal Perolehan : November 2013 Awards: Green Industry Year 2013 Result : Level 5 Appreciator: Industrial Ministry Date of Acquisition: November 2013
Penghargaan: “Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” Hasil : Peringkat Biru Pemberi Penghargaan : Kementerian Lingkungan Hidup Periode : 2012 – 2013 Awards: “Assessent of Company Performance Ratings in Environmental Management Program” Result: Blue Rating Appreciator: Ministry of Environment Period: 2012-2013
Unit Rejosari Penghargaan: “Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” Hasil : Peringkat Biru Pemberi Penghargaan : Kementerian Lingkungan Hidup Periode : 2012 – 2013 Awards: “Assessent of Company Performance Ratings in Environmental Management Program” Result: Green Rating Appreciator: Ministry of Environment Period: 2012-2013
Penghargaan: Industri Hijau Tahun 2013 Hasil : Level 4 Pemberi Penghargaan :Kementerian Perindustrian Tanggal Perolehan : November 2013 Awards: Green Industry Year 2013 Result : Level 4 Appreciator: Industrial Ministry Date of Acquisition: November 2013
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
85
Company Profile
Unit Betung Penghargaan: “Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” Hasil : Peringkat Biru Pemberi Penghargaan : Kementerian Lingkungan Hidup Periode : 2012 – 2013 Awards: “Assessent of Company Performance Ratings in Environmental Management Program” Result: Blue Rating Appreciator: Ministry of Environment Period: 2012-2013
Unit Bungamayang Penghargaan: “Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup” Hasil : Peringkat Hijau Pemberi Penghargaan : Kementerian Lingkungan Hidup Periode : 2012 – 2013 Awards: “Assessent of Company Performance Ratings in Environmental Management Program” Result: Green Rating Appreciator: Ministry of Environment Period: 2012-2013
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
86
Resources Optimization Towards The Best Performance
Sertifikasi
Certification
Unit Usaha Baturaja Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu diUnit UsahaBaturaja, diperoleh sejak tahun 2005, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 27 Juli 2012 dan berlaku sampai dengan 26 Juli 2015 The certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Baturaja Business Unit, it was obtained since 2005, updated from version ISO 9001 : 2000 on 27 July 2012 and valid until 26 July 2015.
Unit Usaha Beringin Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu diUnit Usaha Beringin, diperoleh sejak tahun 2005, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 29 September 2011 dan berlaku sampai dengan 28September 2014 Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Beringin Business Unit, it was obtained since 2005, updated of version ISO 9001 : 2000 on 29 September 2011 and valid until 28 September 2014.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
87
Company Profile
Unit Usaha Kedaton Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu diUnit Usaha Kedaton, diperoleh sejak tahun 2005, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 29 September 2011 dan berlaku sampai dengan 28September 2014. Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Kedaton Business Unit, it was obtained since 2005, updated from version ISO 9001 : 2000 on 29 September 2011 and valid until 28 September 2014.
Unit Usaha Ketahun Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu diUnit UsahaKetahun, diperoleh sejak tahun 2005, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 27 Juli 2012 dan berlaku sampai dengan 26 Juli 2015 Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Ketahun Business Unit, it was derived since 2005, updated from version ISO 9001 : 2000 on 27 July 2012 and valid until 26 July 2015.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
88
Resources Optimization Towards The Best Performance
Unit Usaha Musilandas Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu di Unit UsahaMusilandas, diperoleh sejak tahun 2005, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 10 Januari 2013 dan berlaku sampai dengan 9 Januari 2016 Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Musilandar Business Unit, it was derived since 2005, updated from version ISO 9001 : 2000 on 10 January 2013 and valid until 9 January 2016.
Unit Usaha Pagar Alam Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu di Unit Usaha Pagar Alam, diperoleh sejak tahun 2013, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 20Mei 2013 dan berlaku sampai dengan 19Mei 2016. Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Pagar Alam Business Unit, it was derived since 2013, updated from version ISO 9001 : 2000 on 20 May 2013 and valid until 19 May 2016.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
89
Company Profile
Unit Usaha Padang Pelawi Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu di Unit UsahaPadang Pelawi, diperoleh sejak tahun 2013, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 23November 2012 dan berlaku sampai dengan 22November 2015. Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Padang Pelawi Business Unit, it was derived since 2013, updated from version ISO 9001 : 2000 on 23 November 2012 and valid until 22 November 2015.
Unit Usaha Pematang Kiwah Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu di Unit Usaha Pematang Kiwah, diperoleh sejak tahun 2013, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 29September 2011 dan berlaku sampai dengan 28September 2014. Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Ketahun Business Unit, it was derived since 2005, updated from version ISO 9001 : 2000 on 27 July 2012 and valid until 26 July 2015.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
90
Resources Optimization Towards The Best Performance
Unit Usaha Tulung Buyut Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu di Unit UsahaTulung Buyut, diperoleh sejak tahun 2013, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 27Juli 2012 dan berlaku sampai dengan 28Juli 2015. Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Tulung Buyut Business Unit, it was derived since 2013, updated from version ISO 9001 : 2000 on 27 July 2012 and valid until 28 July 2015
Unit Usaha Tebenan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu di Unit UsahaTebenan, diperoleh sejak tahun 2013, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 10September 2011 dan berlaku sampai dengan 28September 2014 Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Tebenan Business Unit, it was obtained since 2013, updated from version ISO 9001 : 2000 on 10 September 2011 and valid until 28 September 2014.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Profile Perusahaan
91
Company Profile
Unit Usaha Way Berulu Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 (YOQA) untuk Sistem Manajemen Mutu di Unit Usaha Way Berulu, diperoleh sejak tahun 2013, diperbarui dari versi ISO 9001 : 2000 pada tanggal 10Januari 2013 dan berlaku sampai dengan 9 Januari 2016. Certification of Quality Management System ISO 9001 : 2008 (YOQA) for Quality Management System in Way Berulu Business Unit, it was derived since 2013, updated from version ISO 9001 : 2000 on 10 January 2013 and valid until 9 January 2016
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
92
Resources Optimization Towards The Best Performance
Alamat Unit Usaha, Entitas Anak Dan Entitas Asosiasi
Address Of The Business Unit, Subsidiaries And Associated Entity
ENTITAS ANAK DAN ENTITAS ASOSIASI
y PT KARYA NUSA TUJUH
SUBSIDIARIES AND ASSOCIATED ENTITIES
Jl. Teuku Umar No. 300 Bandar Lampung, 35141 Telp. 0721-702233 (Hunting) Fax. 0721-702775
y Indoham GmbH
y PT BIO INDUSTRI NUSANTARA
Hamburg, Jerman Telp : -, Fax :-
Jl. Ir.H.Juanda No.107 Bandung Telp. (62-22) 2530580 Fax. (62-22) 2530591
y PT KHARISMA PEMASARAN BERSMA NUSANTARA
Jl.Cut Meutia No.11 Jakarta 10330 Telp. (021) 3907554, 3106685 (Hunting). Fax. (021) 31935091
y PT RISET PERKEBUNAN NUSANTARA Jl.Salak No.1A, Bogor 16151 Telp.+62 251 8333382 Fax. +62 251 8315985
DISTRIK WAY SEKAMPUNG y Unit Usaha Bergen
y Unit Usaha Rejosari
Jl. Pramuka No. 11/24, Rajabasa, Bandar Lampung 35144, Lampung Tlp : 0721 - 705546. Fax : 0721 - 705546
Bergen Business Unit
Rejosari Business Unit
y Unit Usaha Kedaton
y Unit Usaha Way Lima
y Unit Usaha Way Berulu
Kedaton Business Unit
Way Lima Business Unit
Way Berulu Business Unit
y Unit Usaha Trikora
y Unit Usaha Pematang Kiwah
Trikora Business Unit
Pematang Kiwah Business Unit
Desa Rejomulyo, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan
Jl Raya Natar No.71 A Lampung Selatan, Lampung, Telp (0721) 91461
DISTRIK WAY SEPUTIH WAY SEPUTIH DISTRICT
y Unit Usaha Tulung Buyut Tulung Buyut Business Unit
Desa Sinar Banten Kec. Bekri, Lampung Tengah, Lampung Telpon & Fax. 0725-26444
Kampung Kalipapan Kecamatan Negeri Agung Kabupaten Way Kanan Telp 0828 7063120
y Unit Usaha Bungamayang Bungamayang Business Unit
y Unit Usaha Padang Ratu Padang Ratu Business Unit
WAY SEKAMPUNG DISTRICT
Desa Way Galih Kec Tanjung Bintang Kab Lampung Selatan Lampung Tlp (0721) 707353
Desa Negara Tulang Bawang Kec. Bungamayang – Lampung Utara 34554 PO.BOX 26/KB. Telp (0724) 730085
Tromol Pos No.59 Tanjung Karang – Bandar Lampung 35000
Desa Cipadang Kec Gedong Tatatan Kab Peswaran Lampung
Desa Karangsari Kec Padangratu Lampung Tengah
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Desa Rejosari Kec Natar Lampung Selatan, Lampung
Desa Kebagusan Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran 35371 Telp (0721) 94537
y Unit Usaha Bekri Bekri Business Unit
Kecamatan Bekri Lampung Tengah Telp (0725) 26444
Profile Perusahaan
DISTRIK BENGKULU
Company Profile
93
y Unit Usaha Padang Pelawi Padang Pelawi Business Unit
y Unit Usaha Talopino Talopino Business Unit
Jl Raya Bengkulu – Manna KM 26,5 Seluma Bengkulu 38577 Telp (0736) 342012
Jl. Pring Baru, Kec Talo Kecil Kabupaten Seluma
y Unit Usaha Bentayan Bentayan Business Unit
y Unit Usaha Cinta Manis Cinta Manis Business Unit
Desa Keluang – Kec Tugkal Ilir – Kab. Banyuasin 30781
Desa Ketiau Kec. Lubuk Keliat Kab. Ogan Ilir Telp (0712) 322033
y Unit Usaha Musi Landas Musi Landas Business Unit
y Unit Usaha Tebenan Tebenan Business Unit
y Unit Usaha Betung Betung Business Unit
Jalan Raya Palembang – Betung KM 20 PO.BOX 1068 Palembang 30001 Telp (0711) 430569
Jl Raya Palembang – Sekayu KM 75 Palembang
Jl Raya Palembang – Sekayu KM .. Palembang
y Unit Usaha Betung Krawo
y Unit Usaha Talang Sawit
Betung Krawo Business Unit
Talang Sawit Business Unit
Jalan Raya Palembang – Jambi KM 75, Betung Banyuasin 30758
Musi Banyuasin - Palembang
BENGKULU DISTRICT Jl. Pangeran Natadirja Km. 7 No. 65, Bengkulu 38225, Provinsi Bengkulu Tlpn: 0736 - 21302. Fax: 0736 – 21302 y Unit Usaha Ketahun Ketahun Business Unit Jl P. Natadirja No.65 Km.7 Bengkulu Telp (0736) 21302
DISTRIK BANYUASIN BANYUASIN DISTRICT Jl. Kol. H. Barlian Km. 9,5 Palembang 30152, Sumatera Selatan Telepon : 0711 - 411418 Fax : 0711 – 410237
DISTRIK MUARA ENIM MUARA ENIM DISTRICT Jl. Inovasi, Desa Panangjaya, Kec. Gunung Megang, Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan Telepon : 082881484438 Fax : 073 - 4422100
Jalan Manggul – Senabing KM 12 PO.BOX 42 Lahat 31401 Telp (0713) 322957
y Unit Usaha Beringin Beringin Business Unit
y Unit Usaha Baturaja Baturaja Business Unit
y Unit Usaha Sungai Niru Sungai Niru Business Unit
Jl Raya Prabumulih Baturaja KM.52 Muara Enim – Sumsel Telp (0713) 323777
Desa Lekisrejo Batumarta III Baturaja (OKU) 32152 Telp (0735) 325777
Kecamatan Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim – Sumsel
y Unit Usaha Sungai Lengi Tanaman
y Unit Usaha Sungai Lengi Pabrik
Sungai Lengi Tanaman Business Unit
Sungai Lengi Pabrik Business Unit Panang Jaya Muara Enim
Jl. Inovasi Panang Jaya Kec. Gunung Megang Kab. Muara Enim
y Unit Usaha Senabing Senabing Business Unit
Kotak Pos No.125 Muara Enim –Sumsel Telp (0812) 7116824
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
y Unit Usaha Pagaralam Pagaralam Business Unit Pagar Alam – Gunung Dempo Telp (0721) 91461
PERISTIWA PENTING SIGNIFICANT EVENTS
18 Januari 2013
12 Juni 2013
PTPN VII mendirikan anak perusahaan PT Karya Nusa Tujuh yang bergerak di bidang usaha penggemukan sapi
Serah Terima Jabatan Direktur Utama dari Boyke Budiono kepada Kusumandaru NS dan, disaksikan oleh Komisaris Utama Akmaluddin Hasibuan.
PTPN VII established subsidiary named PT Karya Nusa Tujuh engaged in cattle fattening business unit
Handover of President Director Position from Boyke Budiono to Kusumandaru N.S and witnessed by President Commissioner Akmaluddin Hasibuan
9 Maret 2013 Kunjungan Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam rangka HUT PTPN 7 (Persero)
2 Oktober 2013
SOE Minister Dahlan Iskan visit to commemorate PTPN 7 (Persero) anniversary
PTPN VII gelar workshop Perencanaan Prosedur SMT I, diikuti oleh Tim Perancangan Sistem Manajemen Terpadu di Grand Hotel Lembang PTPN VII held workshop of SMT I Procedure Planning, attended by Integrated Management System Design Team in Grand Hotel Lembang
22 Maret 2013 Executive Briefing Perancangan Sistem Manajemen Terpadu PTPN7 (SMTN7) Executive Briefing of Integrated Management System Design of PTPN 7 (SMTN7)
7 - 27 Juni 2013 PTPN7 menjadi salah satu peserta dengan menjual berbagai macam produk bibit unggulan PTPN7 pada gelaran Lampung Fair, di PKOR Way Halim Bandarlampung yang berlangsung selama 20 hari. PTPN7 was one of participant by selling various kind of superior seed product of PTPN7 on Lampung fair, in PKOR Way Halim Bandarlampung lasted for 20 days
8 November 2013 Menteri BUMN Dahlan Iskan menanam pohon dalam rangka ”Gerakan Tanam Pohon 1 Milyar” di PTPN 7 (Persero) SOE Ministry Dahlan Iskan planted a tree in context of ”1 Billion Tree Planting Movement” at PTPN 7 (Persero)
29 - 30 Oktober 2013 PTPN VII menyelenggarakan Diklat mitra binaan selama dua hari, diikuti oleh 19 mitra binaan PKBL PTPN VII held fostered partners training for 2 days, attended by 19 PCDP fostered partners
25 November 2013 Lounching produk Teh CTC Pagar Alam Launching of Pagar Alam CTC Tea Product
ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION ON COMPANY PERFORMANCE
Perekonomian Indonesia tahun 2013 menghadapi tantangan yang tidak ringan akibat dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang pada gilirannya mendorong menurunnya harga komoditas dunia. Perekonomian Indonesia tahun 2013 tumbuh sebesar 5,7%, melambat bila dibandingkan dengan
Penurunan pertumbuhan ekonomi 2013 tercatat pada terbatasnya pertumbuhan ekspor riil akibat melambatnya ekonomi global. Dari sisi permintaan pertumbuhan
tahun
2012
sebesar
6,2%.
domestik, pertumbuhan investasi, khususnya investasi non bangunan, juga melambat. Sementara itu, konsumsi rumah tangga masih menjadi penggerak utama pertumbuhan. Indonesian economy in 2013 encountered hard challenges as result of global economic growth deceleration which eventually emerging the decrease of world commodity price. The Indonesian economic in 2013 grew by 5.7%, slowing if compared to 2012 growth by 6.2%. The decrease of 2013 economic growth was recorded on limitation of real export growth as result of global economic deceleration. Of the domestic demand, the investment growth, particularly non building investment, was also slowing down. Meanwhile, the household consumption was still major driver of growth.
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
98
Resources Optimization Towards The Best Performance
Makro Ekonomi
Economy Macro
Membaiknya kondisi ekonomi global yang dimotori oleh AS dan Jepang, serta indikasi pemulihan ekonomi di kawasan Eropa, China dan India di penghujung tahun 2013 diperkirakan dapat berlanjut pada tahun 2014 sehingga dapat menopang ekonomi Indonesia ke depan, baik dari jalur perdagangan maupun jalur finansial. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih baik, mendekati batas bawah kisaran 5,8-6,2% sejalan perbaikan ekonomi global di tengah berlanjutnya proses konsolidasi ekonomi domestik mengarah ke kondisi yang lebih seimbang. (Tinjauan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia, Januari2014)
The improvement of global economic condition was driven by US and Japan, and economic recovery indication in Europe, China and India in late 2013 was estimated could continue in 2014 thus it can support the Indonesian economic in future, either from trading path or financial path. In 2014, the economic growth estimated will be better, approaching lower limit of range 5.8 – 6.2% in line with global economic improvement in the middle of domestic economic consolidation process continuity which lead to more balanced conditions. (Monetary Policy Review, Indonesian Bank, January 2014)
Tinjauan Industri
Industrial Review
Selama dua tahun terakhir, pergerakan harga komoditas pertanian di tingkat global semakin tak menentu. Fluktuasi harga yang sangat tajam pada periode krisis global 20082009 ternyata belum menemukan tingkat keseimbangan baru. Kini, kian banyak komoditas pertanian yang rentan terhadap kondisi perekonomian global.
For the last two years, the movement of agriculture commodity price in global level is increasingly erratic. The very sharp price fluctuation in global crisis period 20082009 apparently has not found a new balance level. Now, many agriculture commodity are susceptible to global economic condition.
Kelompok komoditas perkebunan mengalami penurunan harga paling signifikan selama dua tahun ini. Lesunya perekonomian global ikut mengurangi permintaan terhadap komoditas perkebunan, memicu kelebihan penawaran dan penurunan harga. Harga rata-rata karet dunia anjlok dari 4,52 dollar AS per kilogram (kg) tahun 2011 menjadi 3,18 dollar AS per kg tahun 2012, bahkan menyentuh di bawah 2,90 dollar AS per kg pada Desember 2012. Harga rata-rata teh dunia anjlok dari 2,92 dollar AS per kg tahun 2011 menjadi 2,28 dollar AS per kg tahun 2012. Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) dunia juga turun drastis dari 1.125 dollar AS per ton tahun 2011 menjadi 1.020 dollar AS per ton tahun 2012 dan jatuh ke kisaran 800 dollar AS per ton pada Desember 2012. (Bustanul Arifin GuruBesar Universitas Lampung dan Ekonom Senior INDEF Jakarta)
The plantation commodity group suffers most significant price decrease for last two years. The flagging of global economy participates in reducing demand on plantation commodity, it triggers excessive offer and price decrease. The average price of rubber dropped from US$4.52 per kg in 2011 into US$ 3.18 per kg in 2012, even touched under US$ 2.90 per kg in December 2012. The average price of world tea was fallenUS$ 2.92 per kg in 2011 into US$ 2.28 per kg in 2012. The average price of world CPO was also fell down dramatically from US$ 1,125 per ton in 2011 to US$ 1,020 per ton in 2012 and fell down to range US$ 800 per ton in December 2012. (Bustanul Arifin Professor of Lampung University and INDEF Senior Economist in Jakarta).
Komoditi Karet
Rubber Commodity
Industri karet tengah mengalami tekanan dari sisi permintaan dan harga. Konsumsi karet alam di Amerika Serikat, India, dan Jepang tercatat turun masingmasing 3,1%, -0,1%, dan 5,1%. Lesunya daya serap karet alam tersebut aantara lain disebabkan oleh kondisi
The rubber industry is under pressure from the demand and price side. The natural rubber consumption in US, India, and Japan recorded as decreasing each by 3.1%, -0,1%, and 5.1%. The flagging of natural rubber absorption was caused by world economic condition being depressed.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
99
Management analysis and discussion on company performance
perekonomian dunia yang tengah tertekan. (Daud Husni Bastari, Ketua Umum Gapkindo).
(Daud Husni Bastari, Chief of Gapkindo)
Sementara itu, harga karet perlahan-lahan merosot dari posisi akhir 2012 sebesar US$ 2,88/Kg menjadi US$ 2,51/ Kg pada Juni, US$ 2,39/Kg pada Juli, dan US$ 2,29/Kg pada Agustus 2013. Harga tersebut mendekati level terendah dan berpotensi menyentuh harga pokok produksi. Menghadapi kondisi tersebut, Gapkindo mengimbau 131 anggotanya untuk menurunkan produksi sebesar 10% sehingga supplay-demand karet jadi seimbang lagi.
Meanwhile, the rubber price was slowly decreasing from the position in late 2012 by US$ 2.88/kg into US$ 2.51/kg in June, US$ 2.39/kg in July, and US$ 2.29/kg in August 2013. The prices have approached lowest level and potential to touch cost of production. Ecountering such condition, Gapkindo urged its 131 members to lower the production to 10% thus the supply-demand of rubber become balance again.
Berdasarkan data Gapkindo, produksi karet alam Indonesia pada 2011 mencapai 2,99 juta ton, naik menjadi 3,04 juta ton pada 2012, dan diproyeksi mencapai 3,18 juta ton pada 2013.
By virtue of Indonesian Rubber Company Association (IRCA) data, the Indonesian natural rubber production in 2011 reached 2.99 million ton, rose up to 3.04 million ton in 2012, and projected reached 3.18 million ton in 2013.
Penurunan produksi sebesar 10% akan mulai dilakukan Gapkindo pada Januari 2014 sampai batas waktu yang belum ditentukan.
The production reduction by 10% will be executed by Gapkindo in January 2014 until undetermined time limit.
Komoditi Kelapa Sawit
Oil Palm Commodity
Memasuki tahun 2014 industri sawit akan memiliki prospek yang cukup cerah dan menjanjikan. Menurut para ahli di tahun 2014 produksi sawit akan meningkat sementara permintaan dunia belum sepenuhnya pulih dan normal.
Entering 2014 the oil palm industry will have a quite bright and promising prospect. According to the experts in 2014 the oil palm production will increase while the world demand has not fully recover and normal.
Kebijakan beberapa negara terutama Indonesia dan Malaysia yang akan meningkatkan konsumsi dalam negeri biofuelnya akan menjadi faktor yang akan menentukan perkembangan kelapa sawit di tahun 2014. Indonesia diperkirakan bakal menambah pasokan konsumsi CPO sebesar 3,3 juta ton untuk produksi biofuel.
The policy of several countries particularly Indonesia and Malaysia which will increase the domestic consumption on biofuel will be the factor that will determine the oil palm development in 2014. Indonesia was estimated will increase the CPO consumption supply by 3.3 million ton for biofuel production.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meyakini prospek industri kelapa sawit nasional pada tahun 2014 cukup menjanjikan. Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan produk turunannya di pasar internasional diprediksi mampu menembus US$ 1.100 per ton. Hal itu berpotensi mendongkrak ekspor CPO hingga ke level US$ 24,2 miliar.
The Indonesian Oil Palm Entrepreneur Association (IOPEA) believed that the national oil palm industry prospect in 2014 is quite promising. The CPO price and its derivatives product in international market were predicted able to penetrate US$1,100 per ton. That is potentially boosting the CPO export up to level US$24.2 billion.
Berdasarkan data GAPKI, produksi CPO dan Palm Kernel Oil (PKO) tahun 2013 mencapai 26 juta ton atau naik 1,9% dibanding 2012 sebanyak 26,5 juta ton. Sedangkan produksi 2014 diperkirakan ada di kisaran 27,5-28 juta ton.
Based on Indonesian Palm Oil Entrepreneur Association (IPOEA), the CPO and PKO production in 2013 reached 26 million ton or rose up by 1.9% compared to 2012 by 26.5 million ton. Whereas the 2014 production was estimated will in range of 27.5-28 million ton.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
100
Resources Optimization Towards The Best Performance
Komoditi Teh
Tea Commodity
Produksi Teh nasional pada 2012 tercatat 145.575 ton. Dari capaian itu, 75.483 ton teh diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan nasional, sedangkan 70.092 ton lainnya menjadi komoditi ekspor.
The national tea production in 2012 was recorded 145,575 ton. Of those achievements, 75,483 ton tea was addressed to meet the national needs, whereas other 70,092 tons became export commodity.
Dengan volume sebanyak 75.483 ton teh, jumlah tersebut ternyata belum memenuhi seluruh kebutuhan teh dalam negeri. Hal ini disebabkan, pada tahun yang sama Indonesia mengimpor teh sebanyak 24.397 ton.
With volume as much as 75,483 ton tea, this amount apparently has not met all domestic needs of tea. This was caused by, in the same year Indonesia imported tea amounted to 24,397 ton.
Hal itu berarti Indonesia dan produsen teh dunia seolah saling bertukar ekspor impor. Padahal, dengan produksi 145.575 ton teh, Indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tidak perlu sampai mengimpor.
It means that Indonesia and world tea producers is likely exchange the import and export. Whereas, with production 145,575 ton tea, Indonesia still able to meet the domestic needs, it does not have to import it.
Dengan sentuhan pengolahan, pengimpor teh dari Indonesia dapat kembali menjual produknya ke negara lain dengan harga lebih mahal. Artinya, negara pengimpor itulah yang mendapatkan keuntungan lebih besar.
With processing touch, the tea importer from Indonesia can resell its product to other country with higher prices. Means that, the importing country will derive more profit.
Guna menigkatkan harga jual, produk teh yang diekspor harus memiliki nilai tambah. Sebelum diekspor, teh telah melalui proses pengolahan. Jika perlu, teh diekpor dalam kondisi siap minum.
To increase the selling price, the exported tea product must have an added-value. Before it will be exported, tea must through many processing process. If necessary, the tea is exported in ready to drink state.
Selain perihal kebijakan pemerintah, perlu ada perbaikan dalam hal tata niaga teh. Selisih harga antara industri hulu dengan hilir teh masih terlalu besar. Harga jual pucuk teh hanya Rp1500 – Rp1.700/kilogram. Sementara itu, industri di tingkat hilir bisa menjual satu poci kecil teh dengan harga Rp90.000.
In addition to government policy, it needs to be improvement in term of tea trade system. The difference in price between the tea upstream industry with downstream industry tea is still too large. The selling price of tea shoots was only Rp1,500 – Rp1,700/kg. Meanwhile, industry in downstream level can sell one small teapot with price Rp90,000,-
Komoditi Gula
Sugar Commodity
Pasar gula di Indonesia dikategorikan menjadi dua jenis pasar, yaitu pasar gula konsumsi domestik dan pasar gula untuk keperluan industri makanan dan minuman. Pasar gula konsumsi domestik dipasok dari gula yang dihasilkan oleh pabrik gula BUMN (PTPN/RNI) dan swasta melalui pemrosesan tebu yang dihasilkan di kebun/sawah dalam negeri. Sedangkan pasar gula untuk industri makanan dan minuman dipasok oleh pabrik gula rafinasi, yang bahan bakunya adalah gula mentah (raw sugar) yang diperoleh dari impor gula.
Sugar market in Indonesia is categorized into two types of market, namely domestic consumption sugar market and market for food and beverage industry needs. The domestic consumption sugar market is supplied from SOE sugar factory (PTPN/RNI) and private company by sugarcane processing produced in domestic plantation/ field. Whereas the sugar market for food and beverage industry is supplied by refined sugar mill, which the raw material is raw sugar obtained from sugar import.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
101
Management analysis and discussion on company performance
Pasar gula kristal domestik sampai saat ini belum sepenuhnya mampu dipenuhi oleh produksi gula kristal domestik. Pada tahun 2013, diperkirakan kebutuhan pasar gula kristal domestik sebesar 2,8 juta ton, sedangkan produksi petani dan pabrik gula hanya sebesar 2,7 juta ton. Hal ini dapat menimbulkan resiko melonjaknya harga gula di tingkat eceran, yaitu pada saat konsumsi naik ataupun saat produksi petani turun. (Staf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi Harianto)
Domestic crystal sugar market to date has not been fully fulfilled by domestic crystal sugar production. In 2013, it was estimated that the domestic crystal sugar market needs amounted to 2.8 million ton, whereas the farmer and sugar mill production was only 2.7 million ton. This may generate risk in soaring of the sugar price in retail level, it was when the consumption rising or when the farmer production decreasing. (Special Staff of President of Food and Energy Division Harianto)
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan menetapkan harga patokan petani gula kristal putih tahun 2014 sebesar Rp8.250 per kilogram, sedangkan harga tahun 2012 dipatok sebesar Rp8.100 per kilogram. Selain mempertimbangkan kadar rendemen, perhitungan besaran HPP juga mempertimbangkan harga gula di pasar dunia.
The Government through Trade Ministry stipulated the farmer standard price of white crystal sugar in 2014 by Rp8,250 per kg, whereas the price in 2012 was set by Rp8,100 per kg. in addition to considering the yield levela, the calculation of farmer standard price was also considering the sugar price in world market.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA OPERATION REVIEW PER BUSINESS SEGMENT
Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) mampu memproduksi minyak sawit sebanyak 163.873 ton, turun 19,4 % terhadap tahun sebelumnya, sedangkan produksi inti sawit mencapai 40.235 ton, turun 15,2 % terhadap tahun sebelumnya. Produksi karet mencapai 85.186 ton, meningkat 25,3 % terhadap tahun sebelumnya. Produksi Gula sebanyak 104.030 ton, naik 10,0 % terhadap tahun sebelumnya, dan Produksi Teh sebanyak 3.375 ton, turun 17,6 % terhadap tahun sebelumnya. In 2013, PTPN VII (Persero) able to produce palm oil by 163,873 ton, decrease by 19.4% to prior year, whereas the palm kernel reached 40,235 ton, fel by 15.2% to prior year. The rubber production reached 85,186 ton, increase by 25.3% to prior year. The sugar production was by 104,030 ton, rose up to 10.0% to prior year, and tea production by 3,375 ton, fell by 17.6% to prior year.
PTPN VII (Persero) mengelola 4 (empat) segmen usaha, yakni:
PTPN VII (Persero) managed 4 (four) business segment, namely:
1. Segmen Karet
1.
Rubber segment
2. Segmen Kelapa Sawit
2.
Oil palm segment
3. Segmen Gula
3.
Sugar segment
4. Segmen Teh
4.
Tea segment
PTPN VII (Persero) juga memiliki satu anak perusahaan yang mengelola Peternakan Sapi (PT Karya Nusa 7), saat ini masih dalam tahap pengembangan usaha.
PTPN VII (Persero) also has one subsidiary which manage the Cattle Husbandry (PT Karya Nusa 7), at present it is still in business development stages.
Pada tahun 2013, segmen Karet memberikan kontribusi sebesar 49 % terhadap nilai penjualan total, segmen kelapa sawit berkontribusi 29 %. Segmen Gula memberikan kontribusi sebesar 21 %, dan Segmen Teh memberikan kontribusi sebesar 1 %.
In 2013, the rubber segment contributed by 49% to total sales value, oil palm segment contributed 29%. Sugar segment contributed by 21% and tea segment contributed by 1%.
KOMODITI KARET
RUBBER COMMODITY
Produksi dan Kegiatan Usaha
Business Production and Activities
Total produksi karet PTPN VII (Persero) tahun 2013 mencapai 85.186 ton, berasal dari kebun sendiri sebesar 21.916 ton atau 25,7% dan kebun plasma/pihak III sebesar 63.270 ton atau 74,3%. Pencapaian produksi karet tahun 2013 mengalami penurunan 4,4% terhadap RKAP yang ditargetkan sebesar 89.080 ton. Terhadap realisasi tahun 2012 yang sebesar 67.963 ton, realisasi produksi karet total tahun 2013 meningkat 25.3% atau 17.223 ton.
Total PTPN VII (Persero) rubber production in 2013 reached 85,186 ton, derived from own estate by 21,916 ton or 25.7% and plasma estate/3rd party amounted to 63,270 ton or 74.3%. Rubber production achievement in 2013 was suffering a decrease by 4.4% against CAPB which targetted by 89,080 ton. Against 2012 realization by 67,963 ton, total rubber production realization in 2013 increased 25,3% or 17,223 ton.
Kontribusi Produksi Kebun Karet Sendiri Dan Plasma/Pihak III Contribution Of Own Rubber Estate Production And Plasma/III Party 2012 Uraian Description
Produksi Production (Ton)
2013
% Kontribusi Contribution
Produksi Production (Ton)
% Kontribusi Contribution
2013/2012 %
Kebun Sendiri / Own Estate
20.632
30,4
21.916
25,7
6,22
Kebun Plasma / pihak III / Plasma Estate / III party
47.331
69,6
63.270
74,3
33,67
Total
67.963
Laporan Tahunan 2013
85.186
Annual Report 2013
25,34
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
104
1. Produksi dan Produktivitas Kebun Sendiri
Resources Optimization Towards The Best Performance
1. Production and Productivity of Own Estate
Realisasi produksi Karet sendiri tahun 2013 sebesar 21.916 ton, berada di atas RKAP tahun 2013 sebesar 687 ton atau 3,2% dan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produksi Karet mengalami peningkatan sebesar 1.283 ton atau 6,2%.
The 2013 realization of own rubber production was amounted to 21,916 ton, it was above the 2013 CAPB by 687 ton or 3.2% and compared to 2012 realization the rubber production was having an increase by 1,283 ton or 6.2%.
Untuk mempertahankan pencapaian produksi agar lebih optimal dan untuk mempertahankan potensi jangka panjang maka manajemen telah melakukan pengawalan produksi bekerjasama dengan Balai Penelitian Sungai Putih.
To maintain the production achievement in order to be optimum and to maintain the long-term potential then the management has conducted the production escort in cooperation with the Sungai Putih Research Center.
Produksi dan Produktivitas Karet Kebun Sendiri Production and Productivity of Own Rubber Estate Realisasi Realization
Uraian Description
2012 (1)
Karet Produktif / Productive Rubber (ton) Karet Non Produktif /Non Productive Rubber (ton) Jumlah /Total (ton) Produktivitas /Productivity (Kg/ha)
RKAP CAPB
2013 (2)
2013 (3)
Persentase Percentage 2:1
2:3
16.400
15.959
15.928
97.3
100,2
4.232
5.957
5.301
140,7
112,4
20.632
21.632
21.229
106,2
103,2
1.634
1.656
1.653
101.4
100.2
Produktivitas Karet tahun 2013 mencapai 1.656 kg/ ha, berada di atas RKAP tahun 2013 sebesar 3 kg/ ha dan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produktivitas Karet mengalami kenaikan 22 kg/ha atau 1,4%.
2013 rubber productivity reached 1,656 kg/ha, it was above 2013 CAPB by 3 kg/ha and compared to 2012 realization of rubber productivity which was increasing 22 kg/ha or 1.4%.
Upaya–upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas : 1. Mengupayakan semua pohon dapat mengeluarkan produksi, dengan memindahkan panel yang tidak terserang KAS (Kering Alur Sadap) 2. Melakukan pengobatan pohon KAS 3. Rasionalisasi sadap ATS (Alternate Tapping System) semula 375 pohon per hanca menjadi 250 pohon per hanca (pada areal bertopografi berbukit) 4. Meningkatkan disiplin dan pengawasan 5. Memenuhi kekurangan tenaga kerja 6. Pengamanan produksi bekerja sama dengan aparat keamanan dan tokoh masyarakat serta menambah patroli pengamanan kebun 7. Membentuk team pengawalan produksi dari Kantor Pusat, Distrik dan Unit.
Efforts that has been conducted in order to increase the productivity: 1. Attempted to make all trees can produce, by removing the panel that has not attacked by dry tapping grooves 2. Conducted a treatment to dry tapping grooves trees 3. Rationalization of Alternate Tapping System formerly 375 trees per hanca into 250 trees per hanca (on area of hilly topography) 4. Increased the discipline and supervision 5. Covered the labor shortage 6. Production security in cooperation with authorities and community leader and added estate security patrol. 7. Established production escort team from Head Quarters, District and Unit.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
Management analysis and discussion on company performance
105
Perkembangan Produksi dan Produktivitas Karet Kebun Sendiri Development of Own Rubber Estate Production and Productivity
Produksi / Production (Ton) Produktivitas / Productivity (Kg/Ha)
2. Produksi Kebun Plasma/Pihak III
2009
2010
2011
2012
2013
33.072
28.666
21.021
20.632
21.916
1.679
1.701
1.605
1.634
1.656
2. Production of the Plasma/III Party Estate
Realisasi Produksi Pembelian Pihak III tahun 2013 mencapai 63.270 ton, berada dibawah RKAP tahun 2013 sebesar 4.581 ton atau 6,8%, namun bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produksi Karet mengalami peningkatan sebesar 15.940 ton atau 33,7%. Belum tercapainya target RKAP pembelian Pihak III karena:
Realization of III Party Purchase Production in 2013 reached 63,270 ton, it was under 2013 CAPB by 4,581 ton or 6.8%, however if compared to 2012 realization the rubber production was having an increase by 15,940 ton or 33.7%. The failure in achiving the CAPB target of III party purchase was because:
y Pada pertengahan Triwulan III sebagian besar produksi Karet termasuk milik petani menurun karena fisiologi tanaman (mengalami gugur daun) dan kemarau.
y In mid-quarter III most of rubber production include farmers’ was decreasing because the plant physiology (experiencing an autumn leaves) and drought.
y Sejak bulan juni terdapat Pesaing yang memiliki gudang bokar di daerah Way Abung untuk dikirim ke daerah Padang dan Medan, sehingga persaingan di Wilayah Lampung semakin meningkat.
y Since July there was competitor who has a Rubber Processing Material (RPM) warehouse in Way Abung area to be sent to Padang and Medan area, thus the competition in Lampung area was increasing.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan produksi:
Efforts that has been conducted in context of production improvement:
y Mengadakan pembinaan kepada petani bersamasama dengan Kelompok Usaha Bersama (”KUB”) yang sudah terbentuk.
y Held a mentoring to farmers together with established Joint Venture Group (JVG)
y Mengupayakan pembelian bahan olah Karet secara tunai dengan harga bersaing.
y Strived the RPM purchase in cash with a competitive price.
Produksi Karet Kebun Plasma/Pihak III Plasma/III Party Rubber Estate Production Realisasi Realization
Uraian /Description (Ton)
2012 (1) Karet /Rubber
2013 (2)
47.331
63.270
RKAP CAPB 2013 (3) 67.851
Persentase Percentage 2:1 133,7
2:3 93,2
Perkembangan Produksi Karet Kebun Plasma/Pihak III Development of Plasma/III Party Rubber Estate Production 2009 Produksi /Production (Ton)
20.779
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
2010 28.732
2011 44.448
2012 47.331
2013 63.270
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
106
3. Produksi Hasil Jadi
Resources Optimization Towards The Best Performance
3. Finished-Goods Production
Realisasi produksi hasil jadi Karet pada tahun 2013 adalah 85.186 ton, berada dibawah RKAP sebesar 3.894 ton atau 4,4%. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2012, produksi hasil jadi karet mengalami kenaikan sebesar 17.223 ton atau 25,3%. Produksi RSS tercapai 6.076 ton atau di bawah RKAP sebesar 1.012 ton (14,3%) dan produksi SIR HG tercapai 6.588 ton atau di bawah RKAP sebesar 472 ton (6,7%). Tidak tercapainya produksi SIR HG dan RSS terhadap RKAP disebabkan banyaknya lateks yang mengalami prakoagulasi dan dijadikan slab untuk bahan baku SIR 20.
The realization of rubber finished-goods production in 2013 was 85,186 ton, it was under CAPB target by 3,894 ton or 4.4%. However if it was compared to 2013, the rubber finished-goods production was having an increase by 17,223 ton or 25.3%. The RSS production reached 6,076 ton or under CAPB by 1,012 ton (14.3%) and SIR HG production was by 6,588 ton or under CAPB target by 472 ton (6.7%). The failure of SIR HG and RSS production against CAPB was caused by many latex experiencing pre-coagulation and made the slab as the SIR 20 raw material.
Produksi Hasil Jadi Finished-Goods Production Realisasi Realization
Uraian Description
2012 (1)
RKAP CAPB
2013 (2)
2013 (3)
Persentase Percentage 2:1
2:3
SIR 3L SIR 3WF
7.027 519
6.160 428
6.707 353
87,7 82,4
91,9 121,1
SIR HG (SIR 3L + SIR 3WF)
7.545
6.588
7.060
87,3
93,3
54.979
72.522
74.932
131,9
96,8
5.238 59 52
5.784 82 63
6.733 141 73
110,4 137,8 120,4
85,9 57,9 85,7
SIR LG (SIR 20) RSS I RSS II RSS III Cutting Jumlah RSS / Total RSS Overall Total
4. Mutu Produk
89
148
141
165,2
104,8
5.438
6.076
7.088
111.7
85,7
67.963
85.186
89.080
125.3
95,6
4. Product Quality
Realisasi mutu hasil jadi SIR HG Karet di bawah RKAP sebesar 472 ton (6,7%) dan di bawah tahun 2012 sebesar 957 ton (12,7%). Mutu hasil jadi SIR LG dibawah RKAP sebesar 2.410 ton (3,2%) dan di atas tahun 2012 sebesar 17.543 ton (31,9%). Untuk Karet jenis RSS dibawah RKAP sebesar 1.012 ton (14,3%) dan di atas tahun 2012 sebesar 638 ton (11,7%).
Realization of rubber SIR HG finished-goods quality was under 472 ton (6.7%) and under 2012 by 957 ton (12.7%). The quality of SIR LG finished-goods was under CAPB by 2,410 ton (3.2%) and above 2012 by 17,543 ton (31,9%). For rubber RSS type was under CAPB by 1,012 ton (14.3%) and above 2012 by 638 ton (11.7%).
Perkembangan Kapasitas Produksi
Production Capacity Development
1. Luas Areal
1. Width of Area
Luas areal komoditi karet kebun sendiri PTPN VII (Persero) tahun 2013 mencapai 35.236 ha, terdiri atas Tanaman Menghasilkan seluas 15.488 ha atau 44%, Tanaman Belum Menghasilkan seluas 18.166 ha atau 51,6%, dan Tanaman Baru/Tanaman Ulang
Laporan Tahunan 2013
The width of PTPN VII (Persero)’s own rubber estate commodity area in 2013 reached 35,236 ha, consist of Mature Plant by 15,488 Ha or 44%, Immature Plant was by 18,166 ha or 51.6%, and new plant/replant was by 1,582 ha or 4.4%. The achievement of area width in
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
107
seluas 1.582 ha atau 4,4%. Pencapaian luas areal tahun 2013 turun 98,3% terhadap RKAP yang ditargetkan seluas 35.855 ha. Terhadap realisasi tahun 2012 yang mencapai 35.374 ha, realisasi luas areal karet tahun 2013 turun 99,6% atau 138 ha.
Management analysis and discussion on company performance
2013 was decreasing 98.3% against targeted CAPB by 35,855 ha. To 2012 realization which reached 35,374 ha, the rubber width area realization in 2013 was decreasing 99.6% or 138 ha.
Luas Areal Width of Area (Ha) Realisasi Realization
Uraian Description
2012 (1)
RKAP CAPB
2013 (2)
2013 (3)
Persentase Percentage 2:1
2:3
Tanaman Menghasilkan / Mature Plant Karet Produktif / Productive Rubber
9.967
Karet Non Produktif / Non Productive Rubber
9.636
9.636
96,7
100
5.858
5.852
5.852
99,9
100
Jumlah / Total
15.825
15.488
15.488
97,9
100
Tanaman Belum Menghasilkan / Immature Plant
16.239
18.166
18.490
111,9
98,2
TB/TU/TK
3.310
1.582
1.877
47,8
84,3
Jumlah / Total
19.549
19.748
20.367
101
97
Overall Total
35.374
35.236
35.855
99,6
98,3
Realisasi areal TM produktif tahun 2013 berkurang seluas 331 ha (96,7%) dari posisi per 2012, sedangkan areal TM non produktif berkurang seluas 6 ha (99,9%) dari per posisi 2012. Secara keseluruhan areal TM karet mencapai 100% terhadap RKAP.
Realization of 2013 productive mature plant area reduced by 331 ha (96.67%) from position per 2012, whereas the non productive mature plant reduced by 6 ha (99.9%) from position per 2012. Overall the rubber mature plant area reached 100% to CAPB.
Realisasi areal TBM dibandingkan RKAP 2013 berkurang 324 ha, yang disebabkan oleh okupasi masyarakat. Sedangkan areal TB/TU/TK dibandingkan RKAP berkurang 295 ha yang disebabkan adanya TU dalam penyelesaian.
Realization of immature plant compared to 2013 CAPB reduced by 324 ha, which it was caused by the local community occupation. Whereas the NP/RP/SP compared to CAPB was reduced by 295 ha caused by the existence of re-plant in progress.
2. Kapasitas Olah
2. Processing Capacity
Realisasi kapasitas olah pabrik per hari untuk SIR HG, SIR LG dan RSS pada tahun 2013 dibandingkan dengan RKAP 2013 masih mengalami idle yang cukup tinggi. Khusus SIR HG dan RSS, idle kapasitas sebagai strategi untuk memperoleh fleksibilitas jenis produk guna antisipasi permintaan pasar, sedangkan idle kapasitas pabrik SIR LG disebabkan pembelian bokar pada tahun 2013 dibawah RKAP akibat harga yang fluktuatif.
Laporan Tahunan 2013
Realization of mill processing capacity per day for SIR HG, SIR LG and RSS in 2013 compared to 2013 CAPB was still suffering a quite high idle. Particularly SIR HG and RSS, the capacity idle as strategy to obtain flexibility of product type to anticipate the market demand, whereas the idle capacity of SIR LG mill was caused by the RPM purchase in 2013 below the CAPB as result of a fluctuating prices.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
108
Kapasitas Olah Pabrik Mill Processing Capacity Uraian Description
Realisasi Realization 2012 (1)
RKAP CAPB
2013 (2)
2013 (3)
Persentase Percentage 2:1
2:3
Pabrik SIR HG / SIR HG Mill (Ton/hari)
24,0
18,9
20,8
79,0
91,0
Pabrik SIR LG / SIR LG Mill (Ton/hari)
186,0
213,4
220,4
114,7
96,8
Pabrik RSS / RSS Mill (Ton/hari) Total PTPN VII (Persero) (Persero) (Ton/hari)
16,0
17,5
20,8
109,4
84,1
226,0
249,8
262,0
110,5
95,3
Penjualan
Sales
Realisasi hasil penjualan Karet tahun 2013 mencapai Rp2,24 trilyun, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar Rp 78,1 miliar atau 3,4%. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012, hasil penjualan Karet tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp281,5 miliar atau 14,4%. Hal ini disebabkan:
The realization of rubber sales in 2013 reached Rp2.24 trillion, it was under 2013 CAPB by Rp78.1 billion or 3.4%. If it was compared to 2012 realization, the rubber sales result in 2013 was having an increase by Rp281.5 billion or 14.4%. This was caused by:
y Volume penjualan di bawah RKAP sejumlah 4.100 ton senilai Rp106,7 Miliar, namun terhadap tahun 2012 volume penjualan meningkat 21.739 ton (34,38 %) senilai Rp281,46 miliar. Volume penjualan Karet di bawah RKAP terkait dengan pencapaian produksi tahun 2013 sebesar 95,6% (Real 85.186 ton; RKAP 89.080 ton) dan masih dalam bentuk lump sejumlah 5.174 ton.
y The sales volume was under CAPB amounted by 4,100 ton worth by Rp106.7 billion, however against 2012 the sales volume was increasing by 21,739 ton (34.38%) or worth by Rp281.46 billion. The rubber sales volume was under CAPB related with 2013 production achievement by 95.6% (Real 85,186 ton; CAPB 89.080 ton) and it was still in form of lump amounted to 5,174 ton.
y Harga jual di atas RKAP sebesar Rp336/Kg mengakibatkan penjualan di atas RKAP sebesar Rp28,6 miliar, namun terhadap tahun 2012 harga penjualan turun Rp4.615/kg atau 14,89 % senilai Rp392,14 miliar
y The selling price above CAPB was by Rp336/kg resulting the sales was above CAPB by Rp28.6 billion, however to 2012 the sales price declined by Rp4,615/ kg or 14.89% worth by Rp392.14 billion.
Profitabilitas
Profitability
Pada tahun 2013, laba kotor segmen usaha karet mencapai Rp42,17 miliar, turun 24,5% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp55,87 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga jual.Hal ini berakibat pada meningkatnya profitabilitas (gross profit margin), yakni dari 19,0% di tahun 2012 menjadi 19,3% di tahun 2013.
In 2013, the gross profit of rubber business segment reached Rp42.17 billion, fell by 24.5% compared to 2012 reached Rp55.87 billion. This decrease was particularly caused by the decline of selling price. This was resulting on increasing of profitability (gross profit margin), namely from 19.0% in 2012 into 19.3% in 2013.
Uraian Laba (miliar) Nilai Penjualan (miliar) Gross Profil Margin Rp/Kg
2013
% 2013 thd 2012 %2013 to 2012
2012
Description
42,17
55,87
75,5
Gross Profit
2.241,01
1.959,55
114,3
Total Revenue
19,3
19,0
101,6
Gross Profil Margin
26.621
30.985
85,1
Price
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
109
Management analysis and discussion on company performance
KOMODITI KELAPA SAWIT OIL PALM COMMODITY
Produksi dan Kegiatan Usaha
Production and Business Activities
Total produksi TBS kelapa sawit PTPN VII (Persero) tahun 2013 mencapai 782.483 ton, berasal dari kebun sendiri sebesar 383.637 ton atau 49,0% dan kebun plasma/pihak III sebesar 398.845 ton atau 51,0%. Pencapaian produksi tahun 2013 ini mengalami penurunan 31,8% terhadap RKAP yang ditargetkan sebesar 1.147.207 ton. Terhadap realisasi tahun 2012 yang sebesar 976.558 ton, realisasi produksi TBS total tahun 2013 turun 19,9% atau 194.075 ton.
Total oil plam FFB production of PTPN VII (Persero) in 2013 reached 782,483 ton, it was derived from own estate by 383,637 ton or 49.0% and plasma/III party estate by 398,845 ton or 51.0%. The production achievement in 2013 was suffering a decline by 31.8% against CAPB which targeted by 1,147,207 ton. To 2012 realization amounted to 976,558 ton, the realization of total FFB production in 2013 decreased by 19.9% or 194,075 ton.
Total produksi minyak sawit PTPN VII (Persero) tahun 2013 mencapai 163.873. ton, berasal dari kebun sendiri sebesar 83.464 ton atau 50,9% dan kebun plasma/pihak III sebesar 80.410 ton atau 49,1%. Pencapaian produksi tahun 2013 ini mengalami penurunan 35,1% terhadap RKAP yang ditargetkan sebesar 88.475 ton. Terhadap realisasi tahun 2012 yang mencapai 203.266 ton, realisasi produksi minyak sawit total tahun 2013 turun 19,4% atau 39.393 ton.
The total production of PTPN VII (Persero) palm oil in 2013 reached 163,873 ton, it was derived from own estate by 83,464 ton or 50.9% and plasma/III party estate by 80,410 ton or 49.1%. The 2013 production achievement was suffering a decrease by 35.1% against targeted CAPB by 88,475 ton. To realization of 2012 which reached 203,266 ton, the realization of total palm oil production in 2013 decreased 19.4% or 39,393 ton.
Total produksi inti sawit PTPN VII (Persero) tahun 2013 mencapai 40.235 ton, berasal dari kebun sendiri sebesar 18.662 ton atau 46,4% dan kebun plasma/pihak III sebesar 21.573 ton atau 53,6%. Pencapaian produksi inti sawit tahun 2013 ini mengalami penurunan 29,9% terhadap RKAP yang ditargetkan sebesar 57.360 ton. Terhadap realisasi tahun 2012 yang sebesar 47.453 ton, realisasi produksi inti sawit total tahun 2013 turun 15,2% atau 7.218 ton.
Total palm kernel production of PTPN VII (Persero) in 2013 reached 40,235 ton, it was obtained from own estate by 18,662 ton or 46.4% and plasma/III party estate by 21,573 ton or 53.6%. The achievement of palm kernel production in 2013 was having a decrease by 29.9% against CAPB which targeted by 57.360 ton. To 2012 realization amounted to 47,453 ton, the realization of total palm kernel production in 2013 declined by 15.2% or 7,218 ton.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
110
Kontribusi Produksi Kebun Kelapa Sawit Sendiri Dan Plasma/Pihak III Contribution Of Own Oil Palm And Plasma/Iii Party Estate Production 2012
Uraian Description
Produksi (Ton)
2013
% Kontribusi
Produksi (Ton)
% Kontribusi
2013/2012
Kebun Sendiri / Own Estate TBS / FFB
431.701
44,2
383.637
49,0
-11,13
Minyak Sawit / Palm Oil
93.876
46,2
83.464
50,9
-11,09
Inti Sawit /Palm Kernel
20.676
43,6
18.662
46.4
-9,74
TBS / FFB
544.857
55,8
398.845
51,0
-26,79
Minyak Sawit / Palm Oil
109.390
53,8
80.410
49,1
-26,49
Inti Sawit / Palm Kernel
26.776
56,4
21.573
53,6
-19,53
Total TBS / FFB
976.558
100,0
782.483
100,0
-19,9
Total Minyak Sawit / Palm Oil
203.266
100,0
163.873
100,0
-19,4
Total Inti Sawit / Palm Kernel
47.453
100,0
40.235
100,0
-15,2
Kebun Plasma/pihak III / Plasma/III Party Estate
1. Produksi dan Produktivitas TBS, Minyak Sawit, dan Inti Sawit Kebun Sendiri
1. Production and Productivity of Own Estate FFB, Palm Oil and Palm Kernel
Realisasi produksi TBS sendiri tahun 2013 sebesar 383.637 ton, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar 123.056 ton atau 24,3% dan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produksi TBS mengalami penurunan sebesar 48.064 ton atau 11,1%. Penurunan produksi TBS sendiri Tahun 2013 terhadap RKAP maupun terhadap tahun 2012 terutama karena adanya water deficit semester II tahun 2012 ( 145-486 mm) selama tiga bulan yaitu Juli s.d September 2012. Water deficit akan berdampak pada:
Realization of own FFB production in 2013 was 383,637 ton, it was under 2013 CAPB by 123,056 ton or 24.3% and compared to 2012 realization the FFB production was having a decline by 48,064 ton or 11.1%. The decrease of own FFB production in 2013 against CAPB or 2012 was mainly because the existence of water deficit semester II year 2012 (145-486 mm) for three months namely July up to September 2012. The water deficit will impact on:
y Produksi komoditi Kelapa Sawit sangat dipengaruhi kondisi kemarau dengan kreteria ; Dry spell (hari terpanjang tidak hujan)> 20 hari, bulan kering > 3 bulan, water deficit>200 mm dan curah hujan < 1.250 mm/ tahun.
y Production of oil palm commodity was influenced by drought with criteria; dry spell (longest day not raining) > 20 days, dry months >3 months, water deficit > 200 mm and rainfall <1,250 mm/year.
y Pengaruh kondisi kemarau terhadap perkembangan bunga/buah, sebagai berikut:
y The influence of drought condition against flower/ fruit progress, was as follow:
y Perkembangan pembentukan tandan menjadi tidak sempurna (mulai 6 bulan setelah kemarau) yang mengakibatkan penurunan RBT, dan atau menjadi abortus (gagal buah) yaitu pada bulan November 2012 sampai dengan Maret 2013.
y Development of bunches formation to be imperfect (start from 6 months after the drought) was causing the RBT decrease, and or became abortion it was in November 2012 up to March 2013.
y Kerusakan calon bunga untuk produksi 7 s.d. 10 bulan setelah kemarau yang dapat mengakibatkan RBT pada bulan April s.d Triwulan III 2013, dan penurunan jumlah tandan mulai April.
y The damage of the bloom for production was 7 up to 10 months after drought which can lead to RBT in April up to quarter III 2013, and the decrease in number of bunches was started in April.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
111
Management analysis and discussion on company performance
Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit Kebun Sendiri Oil Palm Production and Productivity of Own Estate Realisasi Realization
Uraian Description
RKAP CAPB
Persentase Percentage
2012 (1)
2013 (2)
2013 (3)
2:1
2:3
431.701
383.637
506.693
88,9
75,7
Minyak Sawit /Palm Oil
93.876
83.464
116.539
88,9
71,6
Inti Sawit / Palm Kernel
20.676
18.662
25.272
90,3
73,8
114.552
102.126
141.810
89.2
72.0
16.789
12.989
17.155
77,4
75,7
3.651
2.826
3.946
77,4
71,6
Produksi / Production (ton) TBS / FFB
MI + IS Produktivitas / Productivity (Kg/ha) TBS / FFB Minyak Sawit / Palm Oil Inti Sawit / Palm Kernel MI + IS
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas : 1. Melakukan penyiraman dengan limbah organik di Unit Rejosari, Unit Bekri, Unit Betung, dan Unit Kebun Kelapa Sawit Betung Krawo. 2. Penambahan embung baru 3. Membentuk team pengawalan produksi dari Kantor DIreksi, Distrik dan Unit 4. Pengamanan produksi berkerjasama dengan aparat keamanan dan tokoh masyarakat serta menambah patroli pengamanan kebun
804
632
856
78,6
73,8
4.455
3.458
4.801
77,6
72,0
Efforts that has been done in order to increase the productivity: 1. Conducted watering with organic waste in Rejosari, Bekri, Betung Unit and Betung Krawo Oil Plam Estate Unit 2. Added new ponds 3. Established production escort team from Head Office, District and Unit 4. Production security in cooperation with the authorities and community leader and added estate security patrol.
Perkembangan produksi kebun sendiri Development of own estate production 2009 TBS / FFB
2010
2011
2012
2013
436.097
403.396
467.792
431.701
383.637
Minyak Sawit / Palm Oil
94.573
87.932
105.629
93.876
83.464
Inti Sawit / Palm Kernel
23.367
18.802
21.953
20.676
18.662
2. Produksi dan Produktivitas TBS, Minyak Sawit, Inti Sawit Kebun Plasma dan Pembelian
3. Production and Productivity of Plasma Estate FFB, Palm Oil, and Palm Kernel and Purchase
Pencapaian produksi TBS Plasma dan Pihak III tahun 2013 sebesar 398.845 ton, berada di bawah RKAP 2013 sebesar 241.669 ton atau 37,7% dan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produksi TBS mengalami
The achievements of Plasma and III Party FFB production in 2013 was by 398,845 ton, it was below 2013 CAPB by 241,669 ton or 37.7% and compared to 2012 realization of FFB production was having a decline by
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
112
penurunan sebesar 146.012 ton atau 26,8%. Belum tercapainya target pembelian Pihak III akibat penurunan produksi TBS yang ada di lapangan sekitar 60 -70%, serta adanya persaingan yang semakin ketat dimana saat ini banyak berdiri pabrik baru yang tidak mempunyai kebun sendiri yang berada di sekitar wilayah kerja PTPN VII (Persero).
Resources Optimization Towards The Best Performance
146,012 ton or 26.8%. The failure of III Party purchase target was a result of decreasing of FFB production existed in field about 60 – 70%, and the existence of tight competition in which at present many new factory was established without having their own estate located in the vicinity of PTPN VII (Persero) working area.
Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit Kebun Plasma /Pihak III Oil Palm Production and Productivity of Plasma/III Party Realisasi Realization
Uraian Description
RKAP CAPB
Persentase Percentage
2012 (1)
2013 (2)
2013 (3)
2:1
2:3
323.927
158.502
251.347
48,9
63,1
Produksi Plasma / Plasma Production (Ton) TBS / FFB Minyak Sawit / Palm Oil
65.691
32.647
54.538
49,7
59,9
Inti Sawit / Palm Kernel
16.407
9.187
12.687
56,0
72,4
MI + IS
82.099
41.835
67.225
51,0
62,2
220.930
240.344
389.167
108,8
61,8
Minyak Sawit / Palm Oil
43.699
47.762
81.272
109,3
58,8
Inti Sawit / Palm Kernel
10.369
12.385
19.402
119,4
63,8
MI + IS
54.068
60.148
100.674
111,2
59,7
13.572
6.641
10.531
48,9
63,1
2.752
1.368
2.285
49,7
59,9
Pembelian Pihak III / Purchase of III Party (Ton) TBS / FFB
Produktivitas Kebun Plasma/Pihak III /Plasma/III Party Estate Productivity (kg) TBS / FFB Minyak Sawit / Palm Oil Inti Sawit / Palm Kernel MI + IS
687
385
532
56,0
72,4
3.440
1.753
2.817
51,0
62,4
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas:
Efforts have been done in order to increase the productivity were:
y Mengintensifkan pembinaan petani
y Intensified the farmer fostering
y Memberikan pelayanan (service) terbaik dan pembelian secara tunai (cash and carry) dengan harga yang bersaing.
y Provided the best services and cash and carry purchase with a competitive prices.
Perkembangan Produksi Kelapa Sawit Plasma + Pihak III Development Of Plasma + III Party Oil Palm Production 2009 TBS / FFB
2010
2011
2012
2013
327.394
304.204
424.836
544.857
398.845
Minyak Sawit / Palm Oil
67.575
63.478
90.484
109.390
80.410
Inti Sawit / Palm Kernel
14.654
14.938
20.863
26.776
21.573
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
113
3. Rendemen
Management analysis and discussion on company performance
3. Yield
Realisasi rendemen Minyak Sawit tahun 2013 mencapai 20,94%, berada di bawah RKAP yang ditargetkan mencapai 22%. Namun, rendemen tahun 2013 mengalami peningkatan 100,8% dibandingkan realisasi rendemen tahun 2012 yang mencapai 20,77%.
Realization of Palm Oil yield in 2013 reached 20.94%, it was below CAPB which targeted 22%. However, the 2013 yield was having an increase by 100.8% compared to 2012 yield realization reached 20.77%.
Rendemen Minyak Inti Sawit belum mencapai RKAP 2013 dan realisasi 2013 karena kadar air dan kadar kotoran Inti Sawit mencapai >13%. Rendemen Inti Sawit sendiri mencapai 4,86% di bawah RKAP 0,14%, dan dibandingkan dengan tahun 2012 meningkat sebesar 0,08%. Rendemen Inti Sawit plasma mencapai 5,80% di atas RKAP 0,75%, dan dibandingkan dengan tahun 2012 meningkat sebesar 0,73%. Rata-rata rendemen Inti Sawit PTPN VII (Persero) 5,14%.
Palm kernel oil yield has not achieved 2013 CAPB and 2013 realization due to the water level and impurities level of palm kernel reached >13%. The palm kernel yield itself reached 4.86% below CAPB 0.14%, and compared to 2012 increased by 0.08%. The plasma palm kernel yield reached 5.80% above CAPB 0.75%, and compared to 2012 increased by 0.73%. Average PTPN VII (Persero) palm kernel yield was 5.14%.
Realisasi Rendemen Minyak Sawit dan Inti Sawit Tahun 2013 Dibandingkan dengan Realisasi 2012 dan Rkap 2013 Dapat Dilihat Pada Tabel Berikut: Realization of Palm Oil and Palm Kernel Yield In 2013 Compared to 2012 Realization And 2013 CAPB Can Be Seen In Following Table: Realisasi Realization
Uraian Description
RKAP CAPB
2012 (1)
2013 (2)
2013 (3)
21,75
21,76
23,00
Persentase Percentage 2:1
2:3
Rendemen Minyak Sawit / Palm Oil Yield (%) Kebun Sendiri / Own Estate
100
95
Kebun Plasma / Plasma Estate
20,27
20,60
21,70
102
95
Pihak III/Kemitraan / III Party/Partners
19,78
19,87
20,88
100
95
Rata-rata / Average
20,77
20,94
22,00
Kebun Sendiri / Own Estate
4,79
4,86
4,99
101,5
97,4
Kebun Plasma / Plasma Estate
5,07
5,80
5,05
114,5
114,9
Pihak III/Kemitraan / III Party/Partners
4,69
5,15
4,99
109,7
103,2
Rata-rata / Average
4,86
5,14
5,00
105,7
102,8
100,8
95,2
Rendemen Minyak Sawit / Palm Oil Yield (%)
Perkembangan Kapasitas Produksi
Development of Production Capacity
1. Luas Areal
2. Area Widhth
Realisasi areal TM kelapa sawit tahun 2013 bertambah seluas 3.823 Ha dari realisasi tahun 2012. Terhadap RKAP 2013 realisasi areal TM maupun TBM tahun 2013 mencapai 100%.
Realization of oil palm mature plant area in 2013 was increasing by 3,823 Ha of 2012 realization. To 2013 CAPB the mature plant or immature plant area realization in 2013 was reaching 100%.
Pada tahun 2013, terdapat penambahan areal TB/TU/ TK seluas 639 Ha yang tidak dilakukan di tahun 2012. Pencapaian ini lebih tinggi 41 Ha terhadap RKAP 2013.
In 2013, there was addition in NP/RP/SP area by 639 Ha which was not done in 2013. This achievement was higher 41 Ha against 2013 CAPB.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
114
Resources Optimization Towards The Best Performance
Realisasi Realization
Uraian Description
RKAP CAPB
2012 (1)
2013 (2)
2013 (3)
Tanaman Menghasilkan / Mature Plant
25.713
29.536
Tanaman Belum Menghasilkan / Immature Plant
10.434 -
Persentase Percentage 2:1
2:3
29.536
114,9
100,0
6.284
6.284
60,2
100,0
639
598
-
106,9
36.147
36.459
36.418
100,9
100,1
Tanaman Menghasilkan / Mature Plant
23.868
23.868
23.868
100
100
Jumlah / Grand Total
60.015
60.327
60.286
100,5
100
Kebun Sendiri / Own Estate (ha)
TB/TU/TK Jumlah / Total Kebun Plasma / Plasma Estate (ha)
2. Kapasitas Pengolahan
2. Processing Capacity
PTPN VII (Persero) memiliki 7 (tujuh) pabrik pengolahan kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas sebesar 275 ton TBS/jam.
PTPN VII (Persero) has 7 (seven) oil palm processing mill with total capacity by 275 tons FFB/hours.
Realisasi kapasitas olah PPKS di bawah RKAP sebesar 15,8% karena kurangnya pasokan bahan baku TBS, namun bila dibandingkan dengan tahun 2012 kapasitas olah PPKS tahun 2013 mencapai 103,96%. Realisasi kapasitas olah PPIS di bawah kapasitas terpasang pabrik sebesar 3,6%, namun bila dibandingkan dengan tahun lalu kapasitasolah PPIS mencapai 100,2%.
Realization of POPM was below CAPB by 15.8% because lack of FFB raw materials, however if it was compared to 2012 the POPM processing capacity in 2013 reached 103.96%. The realization of PKPM processing capacity was below capacity of installed mill by 3.6%, however if it was compared to prior year the PKPM processing capacity reached 100.2%.
Kapasitas Olah Processing Capacity Realisasi Realization
Uraian Description
2012 (1)
2013 (2)
RKAP CAPB 2013 (3)
Persentase Percentage 2:1
2:3
PPKS / POPM (ton/jam)
222,84
231,66
275,00
103,96
84,24
PPIS / PKPM (ton/jam)
144,32
144,60
150,00
100,19
96,40
Penjualan
Sales
Realisasi hasil penjualan Kelapa Sawit tahun 2013 mencapai Rp1,32 trilyun, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar Rp533,1 miliar atau 28,8% dan dibandingkan dengan realisasi hasil penjualan Kelapa Sawit tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp111,5 miliar atau 7,8%. Hal ini disebabkan:
Realization of 2013 Oil Palm Sales Result reached Rp1.32 trillion, it was below 2013 CAPT by Rp533.1 billion or 28.8% and compared to realization of 2012 Oil Palm sales result it was having a decrease by Rp111.5 billion or 7.8%. This was caused by:
y Volume penjualan Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit/ Bungkil Inti Sawit di bawah RKAP masing-masing sejumlah 87.153 ton senilai Rp589,3 miliar dan 13.199 ton atau
y Palm Oil and Palm Kernel/Palm Kernel Cake sales volume was under CAPB respectively by 87,153 ton worth by Rp589.3 billion and 13,199 ton or worth by
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
Management analysis and discussion on company performance
115
Rp40.6 billion. The sales volume of Palm Kernel was above CAPB by 6,065 ton or worth by Rp12.3 billion. The palm oil sales volume was below CAPB particularly caused by the production achievement was only 64.9% (Real 163,873 ton; CAPB 252,348 ton).
senilai Rp40,6 miliar. Volume penjualan Inti Sawit berada di atas RKAP sejumlah 6.065 ton atau senilai Rp12,3 miliar. Volume penjualan Minyak Sawit di bawah RKAP terutama disebabkan pencapaian produksi hanya sebesar 64,9% (Real 163.873 ton; RKAP 252.348 ton). y Harga jual Minyak Sawit di atas RKAP sebesar Rp454/ Kg mengakibatkan nilai penjualan di atas RKAP sebesar Rp75 miliar.
Profitabilitas
Profitability
Pada tahun 2013, segmen usaha kelapa sawit mengalami kerugian sebesar Rp40,82 miliar, turun 191% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai laba Rp2,13 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan.
In 2013, the oil palm business segment suffered a loss by Rp40.82 billion, fell by 191% compared to 2012 which reached profit Rp2.13 billion. This decrease particularly was caused by the decrease of sales volume.
Uraian Laba (miliar) Gross Profil Margin Nilai Penjualan (miliar)
2013
% 2013 thd 2012 %2013 against 2012
2012
Description
(40,82)
2,13
-191
Gross Profit
15,5
17,6
88,0
Gross Profil Margin
1320,63
1432,09
92,2
Total Revenue
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
116
Resources Optimization Towards The Best Performance
KOMODITI TEH TEA COMMODITY
Produksi dan Kegiatan Usaha
Production and Business Activities
1. Produksi dan Produktivitas Pucuk Segar dan Teh Kering
1. Production and Productivity of Fresh Shoot and Dry Tea
Realisasi produksi Teh segar tahun 2013 sebesar 15.500 ton, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar 6.040 ton atau 28% dan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produksi Teh mengalami penurunan sebesar 2.872 ton atau 15,6%.
Realization of Fresh tea production in 2013 was by 15,500 ton, it was below 2013 CAPB by 6,040 ton or 28% and compared to 2012 realization the tea production suffered a decrease by 2,872 ton or 15.6%.
Penurunan realisasi produksi Teh Tahun 2013 terhadap RKAP terutama disebabkan:
The decrease of tea production realization in 2013 against CAPB was mainly caused by:
y Penataan ulang areal petik untuk meningkatkan mutu pucuk,sehingga petik manual mutu pucuk medium 58 dan mutu petik mesin medium 47, dan rata-rata mutu pucuk medium 55.
y Rearrangement of picking area to increase the shoot quality, thus the medium shoot quality manual picking was 58 and medium machine shoot quality was 47, and average medium shoot quality was 55.
y Pertumbuhan pucuk terganggu akibat serangan hama Empoasca dan Helopeltis.
y The shoot growth was disturded as effect of Empoasca and Helopeltis pest attack.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
117
Management analysis and discussion on company performance
Realisasi produksi Teh kering tahun 2013 sebesar 3.375 ton, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar 1.599 ton atau 32,1% dan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produksi Teh mengalami penurunan sebesar 722 ton atau 17,6%.
The realization of dry tea in 2013 was by 3,375 ton, it was below 2013 CAPB by 1,599 ton or 32.1% and compared to 2012 realization the tea production suffered a decrease by 722 ton or 17.6%.
Produktivitas Teh tahun 2013 sebesar 10.779 kg/ha, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar 4.200 kg/ ha atau 28% dan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produktivitas Teh mengalami penurunan sebesar 2.069 kg/ha atau 16,1%.
2013 tea productivity was by 10,779 kg/ha, it was below 2013 CAPB by 4,200 kg/Ha or 28% and compared to 2012 realization the tea productivity suffered a decrease by 2,069 kg/ha or 16.1%.
Produksi dan produktivitas Pucuk Segar dan Teh Kering Fresh Shoot and Dry Tea Production and Productivity Realisasi Realization
Uraian Description
RKAP CAPB
Persentase Percentage
2012 (1)
2013 (2)
2013 (3)
2:1
2:3
18.372
15.500
21.540
84,4
72,0
4.097
3.375
4.974
82,4
67,9
12.847
10.779
14.979
83,9
72,0
2.865
2.347
3.459
81,9
67,9
Produksi / Production (ton) Pucuk Segar / Fresh Shoot Teh Kering / Dry Tea Produktivitas / Productivity (Kg/ha) Pucuk Segar / Fresh Shoot Teh Kering / Dry Tea
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas :
Efforts have been done in order to increase the productivity were:
Penertiban pemetikan pada daun-daun yang sudah siap panen (manjing).
Controlling on leaves picking that have been ready to harvest.
Perkembangan Produksi Pucuk Segar dan Teh Kering Fresh shoot and dry tea production development
Pucuk Segar / Fresh shoot (ton) Teh Kering / Dry Tea
2009
2010
2011
2012
2013
14.878
17.810
19.750
18.372
15.550
3.258
3.826
4.297
4.097
3.375
2. Produksi Hasil Jadi
2. Finished-Goods Production
Realisasi produksi Teh kering mencapai 3.375 ton berada dibawah RKAP sebesar 1.599 ton atau 32,1% dan dibandingkan dengan tahun lalu megalami penurunan sebesar 722 ton atau 17,6%.
Realization of dry tea production reached 3,375 ton it was below CAPB by 1,599 ton or 32.1% and compared to prior year it suffered a decrease by 722 ton or 17.6%.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
118
Resources Optimization Towards The Best Performance
Produksi Teh Kering dan Rendemen Teh Dry Tea and Tea Yield Production Realisasi Realization
Uraian Description
RKAP CAPB
Persentase Percentage
2012 (1)
2013 (2)
2013 (3)
2:1
2:3
Mutu I / Quality I
2.297
2.001
2.811
Mutu II / Quality II
1.349
1.066
1.661
79,0
64,2
451
308
502
68,3
61,4
Total Teh Kering / Total Dry Tea (ton)
4.097
3.375
4.974
82,4
67,9
Rendemen / Yield (%)
22,30
21,78
23,09
97,6
94,3
Teh Kering / Dry Tea (ton)
Bohea (ton)
87,1
71,2
Perkembangan Kapasitas Produksi
Production Capacity Development
1. Luas Areal
1. Area Width
Realisasi areal TM teh tahun 2013 bertambah seluas 8 Ha dari realisasi tahun 2012, berasal dari TBM 2012. Realisasi tahun 2013 mencapai 100% terhadap RKAP 2013. Pada tahun 2013, tidak terdapat penambahan areal TB/TU/TK sesuai dengan RKAP 2013.
2013 realization of tea mature plant area increased by 8 Ha of 2012 realization, it was derived from 2012 immature plant. The 2013 realization reached 100% against 2013 CAPB. In 2013, there were no addition area for NP/RP/SP based on 2013 CAPB.
Perkembangan Luas Areal Teh Kebun Sendiri Development of Own Estate Tea Area Realisasi Realization
Uraian Description
RKAP CAPB
Persentase Percentage
2012 (1)
2013 (2)
2013 (3)
2:1
2:3
1.430
1.438
1.438
100,6
100,0
8
-
-
-
-
Kebun Sendiri / Own Estate (ha) Tanaman Menghasilkan / Mature Plant Tanaman Belum Menghasilkan / Immature Plant TB/TU/TK Jumlah / Total
2. Kapasitas Olah
-
-
-
-
-
1.438
1.438
1.438
100
100,0
2. Processing Capacity
Realisasi kapasitas olah pucuk teh segar tahun 2013 mencapai 48 ton/hari, berada di bawah RKAP 2013 dan realisasi tahun 2012 masing-masing sebesar 30,9% dan 20,80%. Demikian juga, realisasi kapasitas olah teh kering tahun 2013 hanya mencapai 65,10% terhadap RKAP dan 82,40% terhadap realisasi tahun 2012. Hal ini disebabkan produksi teh segar dan teh kering tahun 2013 mengalami penurunan.
Laporan Tahunan 2013
Realization of fresh tea shoot processing capacity in 2013 reached 48 ton/day, it was below 2013 CAPB and 2012 realization respectively by 30.9% and 20.80%. likewise, the dry tea processing capacity realization in 2013 only reached 65.10% against CAPB and 82.40% against 2012 realization. This was particularly caused by the fresh tea and dry tea production in 2013 suffered a decrease.
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
119
Management analysis and discussion on company performance
Realisasi Realization
Uraian Description
RKAP CAPB
2012 (1)
2013 (2)
2013 (3)
Pucuk Segar / Fresh Shoot
60,59
48,00
Teh Kering / Dry Tea
12,68
10,45
Persentase Percentage 2:1
2:3
69,50
79,20
69,10
16,05
82,40
65,10
UU Pala / Pala Business (ton/hari)
Penjualan
Sales
Realisasi hasil penjualan Teh tahun 2013 sebesar Rp57,6 miliar, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar Rp25,6 miliar atau 30,7% dan dibandingkan dengan realisasi hasil penjualan Teh tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp 5,7 miliar atau 9,1%. Hal ini disebabkan:
The realization of tea sales result in 2013 by Rp57.6 billion, it was below 2013 CAPB by Rp25.6 billion or 30.7% and compared to 2012 tea sales result realization it suffered a decrease by Rp5.7 billion or 9.1%. This was caused by:
y Volume penjualan di bawah RKAP sejumlah 1.594 ton atau senilai Rp 26,7 miliar.
y Sales volume was below CAPB by 1,594 ton or worth by Rp26.7 billion
y Harga jual Teh di atas RKAP sebesar Rp327/Kg mengakibatkan penjualan di bawah RKAP sebesar Rp1,1 Miliar.
y Tea selling price was above CAPB by Rp327/kg resulting the sales went below CAPT by Rp1.1 billion.
Profitabilitas
Profitability
Pada tahun 2013, laba kotor segmen usaha teh mencapai Rp0,78 miliar, naik 742,8% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp0,105 miliar. Meskipun terjadi Penurunan volume penjualan namun harga jual mengalamai kenaikan.
In 2013, the gross profit of tea business segment reached Rp0.78 billion, rose up by 742.8% compared to 2013 reached Rp0.105 billion. Despite it was occurred a decrease on sales volume but the selling price was increasing.
Uraian Laba (miliar) Nilai Penjualan (miliar) Gross Profil Margin Rp/Kg
2013
% 2013 thd 2012 2013 % to 2012
2012
Description
0,78
0,105
742,8
Gross Profit
57,62
63,36
76,7
Total
11,9
12,1
98,3
Gross Profil Margin
17.052
14.379
118,6
Price
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
120
Resources Optimization Towards The Best Performance
KOMODITI TEBU
SUGARCANE COMMODITY
Produksi dan Kegiatan Usaha
Production and Business Activities
Total produksi tebu PTPN VII tahun 2013 mencapai 1.689.669 ton, berasal dari tebu sendiri sebesar 1.152.142 ton atau 68,2%, tebu rakyat sebesar 294.684 ton atau 17,4% dan tebu rakyat bebas sebesar 242.483 ton atau 14,4%. Pencapaian produksi tahun 2013 ini mengalami penurunan, tercapai 88,8% terhadap RKAP yang ditargetkan sebesar 1.901.696 ton. Terhadap realisasi tahun 2012 yang sebesar 1.426.250 ton, realisasi produksi tebu total tahun 2013 naik 18,5% atau 263.419 ton.
Total production of PTPN VII sugarcane in 2013 reached 1,689,669 ton, it was obtained from own sugarcane by 1,152,142 ton or 68.2%, the community’s sugarcane was amounted to 294,684 ton or 17.4% and free community sugarcane was 242,483 ton or 14.4%. The achievement of this 2013 production has decreased, reached 88.8% of the CABP was targeted at 1,901,696 tons. To 2012 realization amounted by 1.426.250 ton, the realization of total sugarcane production in 2013 rose up by 18,5% or 263,419 ton.
Total produksi gula PTPN VII tahun 2013 mencapai 105.507 ton, berasal dari tebu sendiri sebesar 82.349 ton atau 78,1% dan ex. tebu rakyat sebesar 7.248 ton atau 6,9%. Pencapaian produksi tahun 2013 ini mengalami penurunan 16,93% terhadap RKAP tahun 2013 yang ditargetkan sebesar 127.010 ton. Terhadap realisasi tahun 2012 yang mencapai 94.620 ton, realisasi produksi gula total tahun 2013 naik 11,51% atau 10.887 ton.
The total PTPN VII sugar production in 2013 reached 105.507 ton, it was derived from own sugarcane by 82.349 ton or 78,1% and ex community sugarcane was by 7.248 ton or 6,9%. Achievement of 2013 production suffered a decrease by 16,93% against 2013 CAPB which targeted by 127.010 ton. To 2012 realization which was reached 94.620 ton, the realization of total sugar production in 2013 rose up by 11,51% or 10.887 ton.
Total produksi tetes PTPN VII tahun 2013 mencapai 80.497 ton, berasal dari kebun sendiri sebesar 64.522 ton atau 80,2% dan kebun plasma/pihak III sebesar 15.975 ton atau 19,8%. Pencapaian produksi tahun 2013 ini mengalami peningkatan 24,3% terhadap RKAP tahun 2013 yang ditargetkan sebesar 64.768 ton. Terhadap realisasi tahun 2012 yang sebesar 53.461 ton, realisasi produksi tetes total tahun 2013 naik 51,25% atau 27.036 ton.
Total molasses production of PTPN VII in 2013 reached 80.497 ton, it was derived from own estate by 64,522 ton or 80,2% and plasma/III party estate was by 15.975 ton or 19,8%. The achievement of 2013 production increased by 24,3% against 2013 CAPB which targeted by 64,768 ton. To 2012 realization which amounted to 53.461 ton, the realization of total molasses production in 2013 rose up by 51,25% or 27.036 ton.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
Management analysis and discussion on company performance
121
Kontribusi Produksi Tebu Sendiri Dan Tebu Rakyat Contribution of Own and Community Sugarcane Production 2012 Uraian Description
Produksi Production (Ton)
2013
% Kontribusi Contribution
Produksi Production (Ton)
% Kontribusi Contribution
2013/2012 %
Jumlah Tebu / Total Sugarcane Tebu Sendiri / Own sugarcane
976.288
66,6
1.152.141
68,2
1,6
Tebu Rakyat / Community sugarcane
321.662
21,9
294.684
17,4
-4,5
Tebu Rakyat Bebas / Free community sugarcane
168.215
11,5
242.843
14,4
2,9
1.466.165
100
1.689.668
100
Tebu Sendiri / Own sugarcane
69.963
74,0
82.349
79,2
5,2
Tebu Rakyat / Community sugarcane
24.576
26,0
21.681
20,8
-5,2
Tebu Rakyat Bebas / Free Community sugarcane
13.788
14,6
15.910
15,1
1
Total
94.539
100,0
104.030
100,0
Tebu Sendiri / Own sugarcane
60.721
82,1
64.522
82,6
0,5
Tebu Rakyat / Community sugarcane
13.266
17,9
13.584
17,4
-0,5
Total
73.987
100,0
78.106
100,0
Total Jumlah Gula / Total Sugar
Jumlah Tetes / Total Molasses
1. Total Produksi Tebu, Gula, Tetes (Tebu Sendiri)
1. Total Production of Sugarcane, Sugar, Molasses (Own Sugarcane)
Realisasi produksi Tebu sendiri tahun 2013 sebesar 1.152.142 ton, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar 1.391.340 ton atau 17,2% dan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produksi Tebu sendiri mengalami peningkatan sebesar 168.603 ton atau 17,1%. Tidak tercapainya target RKAP disebabkan:
Realization of own sugarcane production in 2013 was by 1,152,142 ton, it was below 2013 CAPB by 1.391.340 ton or 17,2% and compared to 2012 realization the own sugarcane production experienced an increase by 168.603 ton or 17,1%. Failure in achieving the CAPB target was caused by:
y Produktivitas tidak tercapai terutama di PG Cima yang disebabkan perawatan kebun tidak normatif dampak dari blokade massa terutama untuk masa tanam awal Mei sampai dengan Triwulan III 2012.
y Failure in productivity particularly in Cima SM which caused by estate treatment was not normative as impact of mass blockade particularly for planting season in early May up to Quarter III 2012.
y Jam berhenti masih tinggi di PG Buma sehingga berdampak pada kapasitas tidak tercapai.
y Factory stop was still high in Buma SM thus it impacted on the capacity that was not achieved.
y Jumlah Tenaga tebang yang tidak stabil.
y Number of cutting personnel was unstable
y Iklim basah di musim kering berpengaruh juga pada bobot dan rendemen.
y Wet climate in dry seasom also took effect on weight and yield.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
122
Resources Optimization Towards The Best Performance
Realisasi Produksi Dan Produktivitas Hasil Kebun Tebu Sendiri Production And Productivity Realization Of Own Sugarcane Estate Realisasi Realization
Uraian Description
2012 (1)
RKAP CAPB
Persentase Percentage
2013 (2)
2013 (3)
2:1
2:3
983.539
1.152.142
1.329.340
117,14
82,81
74.814
82.830
104.083
110,71
79,58
7,61
7,19
7,48
94,51
96,10
Jumlah Gula / Number of sugar (ton)
75.023
82.349
127.010
109,76
64,84
Jumlah Tetes / Number of molasses
49.363
75.680
64.768
153,31
116,85
67,2
60,7
72,9
90,30
83,26
Produksi / Production (ton) Jumlah Tebu / Number of sugarcane Jumlah Hablur / Number of hablur Rendemen / Yield (%)
Produktivitas / Productivity (ton/Ha) Tebu / Sugarcane Gula / Sugar
5,1
4,3
6,7
84,61
65,19
Tetes / molasses
3,4
4,0
3,4
118,18
117,49
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas :
Efforts have been conducted in order to increase the productivity were:
y Memberikan premi pada operator Grabe Loader dan angkutan untuk meningkatkan ritase angkutan truk
y Provided premium to Grabe Loader operator and transportation to increase the truck transportation trip
y Memberikan kompensasi uang makan penebang pada saat tidak bisa melaksanakan penebangan saat terjadi blokade untuk mempertahankan jumlah tenaga tebang yang sudah direkrut y Menambah tenaga tebang baik lokal maupun akad (dari Jawa) serta mempersiapkan barak penampung penebang
y Providedmean allowance compensation for the loggers when they could not perform a logging when the blockade occurred to defend number of recruited loggers. y Added loggers both from local and from Java and prepared the loggers barracks.
y Melaksanakan/membantu perbaikan jalan menuju sumber-sumber tenaga lokal dan jalan produksi
y Performed/assisted the roadwork to local source personnel and production road.
y Berkoordinasi dengan pihak keamanan dan pemda sebagai mediasi ke masyarakat agar bersedia membuka blokade jalan.
y Coordinated with the security and local government as mediation to community in order they agreed to open the road blockade.
Perkembangan Produksi Tebu Sendiri (Ton) Own Sugarcane Production Development (Tons)
Jumlah Tebu / Total Sugarcane Jumlah gula / Total Sugar Jumlah tetes / Total Molasses
Laporan Tahunan 2013
2009
2010
2011
1.010.966
1.145.331
1.002.249
983.539
1.152.142
103.570
103.912
90.477
94.620
111.835
57.808
83.273
73.210
53.461
80.861
Annual Report 2013
2012
2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
123
2. Realisasi produksi dan produktivitas hasil kebun Tebu Rakyat Tebu Rakyat Bebas
Management analysis and discussion on company performance
2. Realization of Community Sugarcane Estate production and productivity Realization of community sugarcane production in 2013 was by 537.527 ton, it was below 2013 CAPB amounted to 510.357 ton or 5,32% and compared to 2012 realization the community sugarcane production suffered a decrease by 94.816 ton or 24,42%.
Realisasi produksi Tebu rakyat tahun 2013 sebesar 537.527 ton, berada diatas RKAP tahun 2013 sebesar 510.357 ton atau 5,32% dan dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 produksi Tebu rakyat mengalami peningkatan sebesar 94.816 ton atau 21,42%.
Realisasi Produksi Dan Produktivitas Hasil Kebun Tebu Sendiri Production And Productivity Realization Of Own Sugarcane Estate Realisasi Realization
Uraian Description
2012 (1)
RKAP CAPB
2013 (2)
2013 (3)
Persentase Percentage 2:1
2:3
Produksi / Production (ton) Jumlah Tebu / Number of sugarcane Jumlah Hablur / Number of hablur
321.662
294.684
284.899
91,6
103,4
23.754
20.652
21.859
86,9
94,5
Rendemen / Yield (%)
7,38
7,01
7,67
94,9
91,3
Jumlah Gula / Number of sugar (ton)
24.576
21.681
21.925
88,2
98,9
Jumlah Tetes / Number of molasses
13.266
13.584
11.396
102,4
119,2
72,46
74,66
71,05
103,0
105,1
Gula / Sugar
5,54
5,49
5,47
99,2
100,5
Tetes / molasses
2,99
3,44
2,84
115,2
121,1
Produktivitas / Productivity (ton/Ha) Tebu / Sugarcane
Upaya yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan produktivitas :
Efforts have been done in order to increase the productivity:
Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pihak terkait.
Increased the coordination and communication with related parties.
Perkembangan Produksi Tebu Rakyat dan Tebu Rakyat Bebas (Ton) Development Of Community Sugarcane Production (Tons) 2009
2010
2011
2012
2013
Jumlah Tebu - Total Sugarcane
670.488
835.165
612.789
442.711
537.527
Jumlah gula - Total Sugar
24.911
26.868
23.834
19.597
23.158
Jumlah tetes - Total Molasses
15.365
19.607
15.264
11.059
15.975
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
124
Resources Optimization Towards The Best Performance
Perkembangan Kapasitas Produksi
Development of Production Capacity
1. Luas Areal Ditebang
1. Logged Area
Luas areal ditebang tahun 2013 mencapai 22.925 ha, terdiri atas tebu sendiri seluas 18.978 ha atau 82,8%, dan tebu rakyat seluas 3.947 ha atau 17,2%. Terhadap RKAP 2013, luas areal ditebang berada di bawah RKAP seluas 167 ha atau 0,7%. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2012, luas areal ditebang tahun 2013 meningkat 4.131 ha atau 21,9 %
The width of logged area in 2013 reached 22,925 ha, it was comprised of own sugarcane by 18,978 ha or 82.8%, and community sugarcane by 3,947 ha or 17.2%. against 2013 CAPB, thewidth of logged area was below CAPB by 167 ha or 0.7%. however if it was compared to 2012, the width of logged area in 2013 increased by 4.131 ha or 21.9%. Realisasi Realization
Uraian Description
2012 (1)
Tebu Sendiri / Own sugarcane (Ha) Tebu Rakyat / Community Sugarcane (Ha) Total
1. Kapasitas Pengolahan Bahan Baku (Tebu)
RKAP CAPB
2013 (2)
2013 (3)
Persentase Percentage 2:1
2:3
14.966
18.978
19.082
126,8
99,5
4.439
3.947
4.010
88,9
98,4
19.405
22.925
23.092
118,1
99,3
1. Processing Capacity Raw Material (Sugarcane)
Realisasi Tebu digiling PG Buma 1.084.709 ton berada di atas RKAP sebesar 35.300 ton atau 3,2% dan dibandingkan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 84.538 ton atau 8,5%. Sedangkan PG Cima tercapai sebesar 604.960 ton berada dibawah RKAP sebesar 176.727 ton atau 22,6% dan dibandingkan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 138.966 ton atau 29,8%.
Sugarcane realization milled by Buma SM was 1,084,709 ton it was above CAPB by 35.300 ton or 3,2% and compared to 2012 it was having an increase by 84,538 ton or 8.5%. Whereas the Cima SM reached 604,960 ton or below CAPB by 176.727 ton or 22,6% and compared to 2012 it was having an increase by 138,966 ton or 29.8%.
Kapasitas giling
Milling capacity
Kapasitas giling PG Buma 7.202 TCD namun hanya mencapai 6.792 TCD, mengalami penurunan 410 TCD dan kapasitas giling PG Cima sebesar 5.668 TCD namun hanya mecapai 4.540 TCD berada dibawah 1.128 TCD.
The milling capacity of Buma SM was 7,202 TCD but it only reached 6,792 TCD, it suffered a decrease by 410 TCD and milling capacity of Cima SM was by 5,668 TCD however it only reached 4,540 TCD below 1,128 TCD.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
Management analysis and discussion on company performance
125
Kinerja Pabrik Tahun 2013 Mill Performance in 2013 Realisasi Realization
Uraian Description
RKAP CAPB
Persentase Percentage
2012 (1)
2013 (2)
2013 (3)
2:1
2:3
1.000.171
1.084.709
1.120.009
108,45
96,85
PG Buma / Buma SM Tebu / Sugarcane (ton) Hari Giling / Milling day (hari/day) Kapasitas (Excl.) / Capacity (ton/hari)
180
199
161
110,56
123,60
6.664
6.792
7.202
101,93
94,31
465.994
604.960
781.687
129,82
77,39
135
160
160
118,52
100,00
4.082
4.540
5.668
111,21
80,11
PG Cima / Cima SM Tebu / Sugarcane (ton) Hari Giling / Milling day (hari/day) Kapasitas (Excl.) / capacity (ton/hari)
Penjualan
Sales
Realisasi hasil penjualan Gula tahun 2013 sebesar Rp990,5 miliar, berada di bawah RKAP tahun 2013 sebesar Rp252,5 miliar atau 20,3% dan dibandingkan dengan realisasi hasil penjualan tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp85,2 miliar atau 9,4%. Hal ini disebabkan:
Realization of Sugar sales result in 2013 was by Rp990.5 billion, it was below 2013 CAPB by Rp252.5 billion or 20.3% and compared to 2012 sales realization it was having an increase by Rp85.2 billion or 9.4%. This was caused by:
y Volume penjualan di bawah RKAP sejumlah 25.790 ton atau senilai Rp239,8 miliar. Volume Penjualan Gula di bawah RKAP terutama dikarenakan pencapaian produksi hanya tercapai sebesar 82,7% (Real 105.507 ton; RKAP 127.635 ton).
y Sales volume was below CAPB amounted to 25,790 ton or worth by Rp239.8 billion. The Sugar Sales Volume was below CAPB particularly due to the production achievement was only 82.7% (Real 105,507 ton; CAPB 127,635 ton)
y Harga jual Gula di bawah RKAP sebesar Rp334/Kg mengakibatkan penjualan di bawah RKAP sebesar Rp34 miliar.
y Selling price of sugar was below CAPB by Rp334/kg resulting the sales was below CAPB by Rp34 billion.
Profitabilitas
Profitability
Pada tahun 2013, laba kotor segmen usaha tebu mencapai Rp112,18 miliar, naik 2289,4% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp4,9 miliar. Gros Profit Margin tahun 2013 mencapai 32,8%, meningkat 161,6% terhadap tahun 2012 yang mencapai 20,3%.Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan
In 2013, the gross profit of sugarcane business segment reached Rp112.18 billion, rose up by 2289.4% compared to 2012 reached Rp4.9 billion. The gross profit margin in 2013 reached 32.8%, increased by 161.6% against 2012 reached 20.3%. This increase was particularly caused by the increase of sales volume.
Uraian Laba (miliar) Gross Profil Margin Nilai Penjualan (miliar)
2013
% 2013 thd 2012 2013 % to 2012
2012 112,18
Description
4,90
2289,4
Gross Profit
32,8
20,3
161,6
Gross Profil Margin
990,54
161.900
113,5
Total
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
126
Resources Optimization Towards The Best Performance
PENELITIAN & PENGEMBANGAN RESEARCH AND DEVELOPMENT
PTPN VII (Persero) memiliki perhatian khusus terhadap kegiatan Penelitian dan Pengembangan sebagai usaha untuk peningkatan core bisnis perusahaan. Dalam mendukung kegiatan Penelitian dan Pengembangan, PTPN VII (Persero) menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang kompeten untuk mendukung kinerja perusahaan. PTPN VII (Persero) has special attention to Research and Development activities as an attempt to increase the company core business. In supporting the Research and Development activities, PTPN VII (Persero) established a cooperation with many competent parties to support the company’s performance.
Program Penelitian dan Pengembangan terdiri dari :
The Research and Development programs are comprised of:
Bidang Tanaman
Plant Field
a) Usaha Peningkatan Produktivitas dan Pemetaan Kesuburan Tanah pada tanaman Karet dan Kelapa Sawit kerjasama dengan Balai Penelitian Tanah Bogor.
a) Effort on Soil Fertility Productivity and Mapping Enhancement on rubber and oil palm plant in cooperation with the Bogor Soil Research Center.
Tanah merupakan media paling vital untuk tempat tumbuh komoditas tanaman yang menjadi core business dari PTPN VII (Persero). Untuk mendapatkan performa yang maksimal dari tanaman, maka kondisi tanah harus dijaga kestabilannya. Setelah dieskploitasi selama puluhan tahun kondisi tanah di areal tanaman PTPN VII (Persero) mengalami degradasi. Dengan kerjasama ini diharapkan dapat memetakan tanah di areal karet dan kelapa sawit PTPN VII (Persero) secara komprehensif, sehingga dapat menjadi landasan yang kuat untuk mengelola areal karet dan kelapa sawit PTPN VII (Persero) yang tujuan akhirnya untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
Soil is the most vital medium for a place to grow plant commodity which become the core business of PTPN VII (Persero). To derive maximum performance from the plant, then the soil state must be maintain its stability. After exploited for decades the land condition in PTPN VII (Persero) plant area suffered a degradation. With this cooperation it is expected that it can map the soil in rubber and oil palm PTPN VII (Persero) area comprehensively, thus it can be a strong foundation to manage the PTPN VII (Persero) rubber and oil palm area which the final aim is to increase the plant productivity.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
127
Management analysis and discussion on company performance
b) Teknik kelayakan konservasi tanah dan air (teras gulud) di Perkebunan kelapa sawit Unit Usaha Rejosari PTPN VII (Persero) kerjasama dengan PPKS Medan dan tenaga ahli IPB. Kerjasama ini didasarkan atas asumsi sebagai berikut :
b) Land and water conservation feasibility technique (plot terrace) in oil palm estate of Rejosari Business Unitof PTPN VII (Persero) in cooperation with Oil Palm Processing Mill Medan and Bogor Agriculture Institute experts. This cooperation was based on assumtion as follow:
y Kecepatan degradasi tanah akibat erosi lebih cepat dibandingkan proses pembentukan tanah.
y Soil degradation acceleration as result of erotion is quicker compared to soil formation process
y Kendala kekeringan akibat kemarau dapat dikurangi dengan teknologi resapan air pada teras guludan
y Drought constraint as result of drought can be reduced with water absorption technology on plot terrace.
Pengawalan upaya pemutusan siklus hidup Ganoderma sp pada perkebunan kelapa sawit Unit Usaha Bekri PTPN VII (Persero) kerjasama dengan BPBPI (Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia). PengamatanP dan perlakuan terhadap lahan dalam upaya untuk pengendalian Ganoderma sp perlu evaluasi dan standarisasi perlakuan dalam upaya mengatasi penyakit Ganoderma sp.
The escort on termination effort of Ganoderma sp life cycle on oil palm estate in Bekri Business Unit belong to PTPN VII (Persero) in cooperation with Indonesia Plantation Biotechnology Research Center. Observation and treatment to land as an effort to control the Ganoderma sp need evaluation and treatment standardization in an effort overcoming the Ganoderma sp disease.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
128
Resources Optimization Towards The Best Performance
TINJAUAN PEMASARAN
MARKETING REVIEW
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis, PTPN VII (Persero) menghasilkan produk komoditas yang ditujukan untuk memenuhi pasar lokal dan ekspor. Pada tahun 2013, segmen operasional karet memberikan kontribusi penjualan sebesar 49% terhadap penjualan total, diikuti segmen kelapa sawit sebesar 29%, segmen gula sebesar 21% dan dan segmen teh sebesar 1%. As a company which engages in agribusiness, PTPN VII (Persero) yields commodity product addressed to meet the local and export market. In 2013, the rubber operational segment provides sales contribution by 49% to total sales, followed by oil palm segment by 29%, sugar segment by 21% and tea segment by 1%.
Harga jual produk PTPN VII (Persero) ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran yang terbentuk di pasar serta daya serap pasar yang cenderung fluktuatif. Oleh sebab itu, PTPN VII (Persero) sebagai perusahaan yang price taker, harus mampu menghasilkan produk terstandar dengan biaya seefisien mungkin sebagai prasyarat utama. Pelanggan utama PTPN VII (Persero) adalah para trader dengan mekanisme penyampaian produk dan layanan utama mulai dari PTPN VII (Persero) – Trader – Broker/Pabrikan – End User. Untuk dapat memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan, PTPN VII (Persero) memiliki persyaratan dan ekspektasi atas produk utama, layanan pendukung pelanggan dan operasi, yaitu tepat mutu, tepat jumlah, administrasi penjualan bisa selesai dengan tepat waktu.
Selling price of the PTPN VII (Persero) products was stipulated by demand and offer mechanism established in market and market absorption which tend to fluctuate. Therefore, PTPN VII (Persero) as a price taker company, must be able to produce a standardized product with cost as efficient as possible as main prerequisite. The major customers of PTPN VII (Persero) were traders with product distribution mechanism and main service start from PTPN VII (Persero) – Traders – Broker/Manufacturer – End User. To be able to meet the customer expectation and satisfaction, PTPN VII (Persero) has requirements and expectation on the main product, customers and operational supporting service, namely right quality, right quantity, and the sales administration can be done right on time.
Pelaksanaan Pemasaran ditempuh dengan dua cara, yaitu:
The marketing implementation was taken in two ways, include:
1. Pemasaran melalui PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara untuk produk standar yang diproduksi, meliputi: y Komoditi Karet a. SIR: SIR 3L, SIR 3WF, SIR 20 b. RSS: RSS I, RSS II, RSS III, Cutting A
1. Marketing by PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara for produced standard products, consist of: y Rubber commodity a. SIR: SIR 3L, SIR 3WF, SIR 20 b. RSS: RSS I, RSS II, RSS III, Cutting A
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
129
Management analysis and discussion on company performance
y Komoditi Kelapa Sawit a. Crude Palm Oil b. Palm Kernel Oil c. Palm kernel Mill d. Palm Kernel y Komoditi Tebu a. Gula b. Tetes y Komoditi Teh a. Orthodok Normal: - Mutu Satu: BOP, BOPF, PF, BP, BT, DUST - Mutu Dua: PF II, BP II, BT II, DUST II, DUST III, DUST IV, FANN II, FAN IIII b. CTC: - Mutu Satu: BP I, PF I, PD, D1 - Mutu Dua: DII 2. Penjualan oleh PTPN VII (Persero) untuk produk kategori off grade komoditi karet dan komoditi teh, produk untuk kebutuhan sendiri (UPS) dan untuk keperluan penelitian anak perusahaan.
y Oil palm commodity a. Crude Palm Oil b. Palm Kernel Oil c. Palm kernel Mill d. Palm Kernel y Sugarcane commodity a. Sugar b. Molasses y Tea commodity a. Normal orthodox: - Quality one: BOP, BOPF, PF, BP, BT, DUST - Quality two: PF II, BP II, BT II, DUST II, DUST III, DUST IV, FANN II, FAN IIII b. CTC: - Quality one: BP I, PF I, PD, D1 - Quality two: DII 2. Sales by PTPN VII (Persero) for the off grade product of rubber and tea commodity, products for own needs and for research and subsidiary needs.
Produk yang akan dipasarkan harus melalui evaluasi yang meliputi stock bebas dan prognosa produksi, bulan shipment, jenis/mutu, dan unit usaha atau wilayah/tempat pengambilan barang.
Product will be marketed must pass evaluation that include free stock and production prognosis, shipment month, type/quality, and business unit or area/place to collect the goods.
Strategi Pemasaran
Marketing Strategy
Untuk menghadapi persaingan dan faktor-faktor yang melemahkan harga jual terkait krisis finansial dan perlambatan ekonomi global di tahun 2013, PTPN VII (Persero) berupaya mempertahankan pelanggan yang loyal dan sekaligus memperluas pasar untuk mendapatkan pelanggan baru. Melalui konsistensi penerapan lima kebijakan strategis, PTPN VII (Persero) berupaya untuk mengefisienkan biaya produksi sehingga mampu memberikan harga yang kompetitif kepada pelanggan. Selain itu, PTPN VII (Persero) juga berupaya untuk menjaga mutu produk dengan meningkatkan quality assurance pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu di seluruh komoditas. Hal ini dimaksudkan agar pelanggan mendapatkan produk dengan kualitas yang terjamin sehingga dapat mengeliminir keluhan maupun klaim pelanggan setelah produk diterima.
To deal with competition and factors that weaken the selling price related with financial crisis and global economy deceleration in 2013, PTPN VII (Persero) strived to maintain its loyal customers and at once expand the market to gain new customers. By five strategic plan application consistency, PTPN VII (Persero) strived to streamline the production cost thus able to provide a competitive price for the customers. In addition, PTPN VII (Persero) was also attempted to maintain product quality by increasing quality assurance of the Quality Management System implementation in all commodity. This was intended in order the customer derived products with guaranteed quality thus may eliminate customer’s complaint or claim after the product received.
PTPN VII (Persero) melaksanakan penjualan dengan prinsip persediaan minimal dan pembayaran tepat waktu dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua pelanggan yang terdaftar untuk mengikuti tender ataupun penawaran langsung atas penjualan komoditi
PTPN VII (Persero) conducted sales with minimum supply principles and right on time payment by providing the same opportunity for all listed customers to participate in tender or direct offer on the company’s commodity sales. To ensure the product quality, the Company always
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
130
Resources Optimization Towards The Best Performance
perusahaan. Untuk menjamin kualitas produk, Perusahaan selalu memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai mutu produk pada saat penyerahan barang dengan terlebih dahulu melakukan analisa bersama yang dilakukan oleh surveyor independen.
provided correct, clear and honest information regarding product quality during goods submission by previously conducted a joint analysis conducted by independent surveyor.
Karena sangat pentingnya pelanggan bagi kelangsungan hidup perusahaan, PTPN VII (Persero) secara periodik melaksanakan customer relationship management dengan melakukan pendataan terhadap animo, tingkat kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan. Data dan masukan dari pelanggan selanjutnya dievaluasi dan dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penyempurnaan layanan.
Considering how important the customer is for the sustainably of the company, PTPN VII (Persero) periodically held a customer relationship management by performing data collection to customer interest, satisfaction and dissatisfaction level. Data and input from customer then evaluated and became a reference to conduct a service improvement.
Produk karet PTPN VII (Persero) ditujukan untuk pasar lokal dan pasar ekspor, masing-masing dengan kontribusi sebesar 45,81% pasar lokal dan 54,19% pasar ekspor. Negara tujuan ekspor adalah Cina, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, Singapura, India, Pakistan, Argentina, Jepang, Canada, Belgia, Peru, Brasil, Mexico, Malaysia, Chile, Thailand. Untuk mengurangi risiko tidak terjualnya produk karena tidak sesuai dengan spesifikasi dari pembeli, PTPN VII (Persero) menerapkan strategi berupa menjual produk yang diminati pasar. Oleh sebab itu, untuk komoditas karet akan difokuskan kepada produk SIR 20 dan RSS.
PTPN VII (Persero) rubber product was addressed for the local and export market, with contribution by 45.81% local market and 54.19% export market respectively. The export destination were China, US, South Korea, Australia, Singapore, India, Pakistan, Argentina, Japan, Canada, Belgium, Peru, Brazil, Mexico, Malaysia, Chile, Thailand. To reduce unsold product risk because it was not within specification from buyer, PTPN VII (Persero) applied strategy by selling only product as market demanded. Therefore, for the rubber commodity will be focused only to SIR 20 and RSS product.
Produk sawit dan gula PTPN VII (Persero) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal, sedangkan produk teh ditujukan untuk pasar lokal dan pasar ekspor, masingmasing dengan kontribusi sebesar 25,63 % pasar lokal dan 74,37 % pasar ekspor. Untuk menghasilkan produk hilir yang mempunyai nilai tambah, PTPN VII (Persero) tengah mengembangkan produk dan pemasaran gula dan teh kemasan dengan melibatkan mitra bisnis dan kunsultan. Pengembangan produk gula dan teh kemasan ini diharapkan akan memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi bagi perusahaan.
PTPN VII (Persero) oil palm and sugar was addressed to meet the local necessities, whereas tea product was addressed to local and export market each with contribution by 25.63% local market and 74.37% export market. To produce downstream product which has valueadded, PTPN VII (Persero) is currently developing product and sugar marketing and packaged tea by involving a business partner and consultant. The sugar and packaged tea development is expected will provide higher profit margin for the company.
Pangsa Pasar
Market Share
Komoditi Karet
Rubber Commodity
Produk karet PTPN VII (Persero) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor. Pada tahun 2013, pangsa pasar komoditas karet PTPN VII (Persero) mencapai 2,66% dari total produksi karet Indonesia yang mencapai 3.199 ribu ton. Pangsa pasar karet PTPN VII (Persero) mengalami kenaikan 0,72% dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,94% dari 3.400 ribu ton. Bila dibandingkan dengan produksi dunia pangsa pasar karet PTPN VII mencapai 0,71 % dari 11.919 ribu ton, naik 0,16 % terhadap tahun sebelumnya yang mencapai 0,55 % dari 11.400 ribu ton.
PTPN VII (Persero) rubber product is addressed to meet the local and export needs. In 2013, the market share of PTPN VII (Persero) rubber product reached 2.66% of total Indonesian rubber production which reached 3,199 thousand tons. The market share of PTPN VII (Persero) rubber was having a decrease by 0,72% of prior year that reached 1.94% from 3,400 thousand tons. If it was compared to world production the market share of PTPN VII (Persero) rubber reached 0.71% from 11,919 thousand tons, rose up by 0.16% to prior year which reached 0.55% from 11,400 thousand ton.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
Pangsa Pasar Produksi Karet PTPN VII (Persero) Terhadap Produksi Karet Indonesia The Market Share of PTPN VII (Persero) Rubber Production to Indonesian Rubber Production
2013
Management analysis and discussion on company performance
131
Pangsa Pasar Produksi Karet Indonesia terhadap Produksi Karet Dunia The Market Share Of Indonesian Rubber Production To The World Rubber Production
2013
2,66%
Produksi Karet PTPN VII (Persero) / PTPN VII (Persero) Rubber Production Produksi Karet Indonesia / Indonesian Rubber Production
26,84%
Produksi Karet Indonesia / Indonesian Rubber Production Produksi Karet Dunia / The World Rubber Production
Pembeli Utama Dan Pembeli Baru Ekspor Karet PTPN VII (Persero) Major Buyer and New Buyer of PTPN VII (Persero)’S Rubber Export NO
NAMA PEMBELI BUYER
2013
2012
1.
New Continent Enterprises Pte Ltd
31,67%
38,07%
2.
Wilson Global Trade Pte Ltd
25,03%
25,38%
3.
Tong Teik Pte Ltd
17,39%
21,79%
4.
Jaya Tropical Pte Ltd
4,96%
5,28%
5.
Lanesborough Invesment Pte Ltd
3,25%
2,59%
6.
Vitra Commodities Pte Ltd
0,61%
5,92%
Pembeli Baru New Buyer 1.
Synergy (2012) Pte Ltd
13,31%
2.
Namazie International Pte Ltd
3,12%
3.
Central Victory Trading
0,66%
Pembeli Utama Dan Pembeli Baru Lokal Karet PTPN VII (Persero Local Major Buyer and New Buyer of PTPN VII (Persero)’S Rubber NO
NAMA PEMBELI BUYER NAME
2013
2012
1.
PT Bitung Guna Sejahtera
52,26%
52,21%
2.
PT Wilson Tunggal Perkasa
36,63%
27,18%
3.
PT Industri Karet Deli
1,76%
5,07%
4.
PT Sumber Cahaya Mulia
5.
CV Dramaga
1,61%
2,93%
6.
PT Asia Ruberrindo
1,56%
2,85%
4,70%
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
132
Resources Optimization Towards The Best Performance
Pembeli Baru New Buyer 1.
Karias Tabing Kencana
3,02%
2.
Sumber Cahaya Mulia
0,70%
Sawit
Oil Palm
Seluruh produk sawit PTPN VII (Persero) dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Pada tahun 2013, pangsa pasar komoditas sawit PTPN VII (Persero) mencapai 0,58% dari total produksi minyak mentah kelapa sawit Indonesia yang mencapai 28.400 ribu ton. Pangsa pasar sawit PTPN VII (Persero) turun 0,16% dari tahun sebelumnya. Bila dibandingkan dengan produksi dunia, pangsa pasar minyak mentah kelapa sawit PTPN VII (Persero) mencapai 0,29% dari 56.200 ribu ton. Penurunan pangsa pasar sawit PTPN VII (Persero) disebabkan adanya penurunan produksi sawit sebesar 18%. Namun, PTPN VII (Persero) memiliki tanaman belum menghasilkan yang cukup luas sehingga diharapkan dapat menopang peningkatan produksi di tahun-tahun mendatang
All PTPN VII’s oil palm product is marketed to meet the local necessities. In 2013, the PTPN VII’s oil palm market share reached 0.58% of total Indonesian crude palm oil that reached 28,400 thousand tons. The PTPN VII’s palm oil market share decreased by 0.16% of prior year. If compared to world production, the PTPN VII’s CPO market share reached 0.29% from 56,200 thousand tons. The decrease of PTPN VII’s oil palm market shares was caused by the decrease of oil palm production amounted to 18%. However, the PTPN VII (Persero) has quite wide immature plants thus expected it can support the production enhancement in future years.
Pangsa Pasar Produksi Sawit PTPN VII (Persero) Terhadap Produksi Sawit Indonesia/The Market Share Of Indonesian Palm Oil Production To The World Palm Oil Production
Pangsa Pasar Produksi Sawit Indonesia Terhadap Produksi Sawit Dunia / The Market Share Of Indonesian Palm Oil Production To The World Palm Oil Production
2013
2013
0,58%
Produksi Sawit PTPN VII (Persero) / PTPN VII Palm Oil Production Produksi Sawit Indonesia / Indonesian Palm Oil Production
Laporan Tahunan 2013
50,53%
Produksi Sawit Indonesia / Indonesian Palm Oil Production Produksi Sawit Dunia / The World Palm Oil Production
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
133
Management analysis and discussion on company performance
Pembeli Utama Lokal Produk Sawit PTPN VII (Persero) Local Major Buyer Of PTPN VII (Persero)’S Oil Palm Product NO.
NAMA PEMBELI BUYERS’ NAME
2013
2012
1.
PT Aman Jaya Persada
23,0%
38,23%
2.
PT Indokarya Internusa
18,7%
14,00%
3.
PT Palm Mas Asri
11,4%
1,71%
4.
PT Sinar Alam Permai
10,5%
13,58%
5.
PT Bina Karya Prima
7,3%
16,13%
6.
PT Palm Mandiri Sentosa
5,3%
1,49%
7.
PT Tristar Palm International
3,2%
4,24%
8.
PT Wilmar Nabati Indonesia
3,2%
1,27%
2013
2012
Pembeli Utama Baru New Buyer NO.
NAMA PEMBELI BUYER NAME
1.
PT Trinity Interlink
9,8%
2.
PT Pacific Indopalm Industries
0,9%
3.
PT Berkat Sawit Sejati
0,3%
4.
PT Agrocitra
0,2%
Gula
Sugar
Seluruh produk gula PTPN VII (Persero) dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Pada tahun 2013, pangsa pasar gula PTPN VII (Persero) mencapai 3,82% dari total produksi gula Indonesia yang mencapai 2.761 ribu ton ton. Pangsa pasar PTPN VII (Persero) naik 0,18% dari tahun sebelumnya yang mencapai 4,00% dari produksi Indonesia. Bila dibandingkan dengan produksi dunia, pangsa pasar gula PTPN VII (Persero) mencapai 0,07% dari 182.956 ribu ton produksi gula dunia, sedangkan tahun sebelumnya pangsa pasar PTPN VII (Persero) mencapai 0,05%.
All PTPN VII (Persero) sugar products are marketed to meet the local necessities. In 2013, the PTPN VII (Persero) sugar market share reached 3.82% of total Indonesian sugar production that reached 2,761 thousand tons. The PTPN VII (Persero) market share rose up by 0.18% of prior year that reached 4.00% of Indonesian production. If compared to world production, the PTPN VII (Persero) sugar market share reached 0.07% from 182,956 thousand ton of world sugar production, whereas prior year the PTPN VII (Persero) market share reached 0.05%.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Pangsa Pasar Produksi Gula PTPN VII (Persero) Terhadap Produksi Gula Indonesia/The Market Share Of PTPN VII (Persero) Sugar Production To Indonesian Sugar Production
2013
134
Resources Optimization Towards The Best Performance
Pangsa Pasar Produksi Gula Indonesia Terhadap Produksi Gula Dunia / The Market Share Of Indonesian Sugar Production To The World Sugar Production
2013
3,82%
Produksi Gula PTPN VII (Persero) / PTPN VII (Persero) Sugar Production Produksi Gula Indonesia / Indonesian Sugar Production
1,51%
Produksi Gula Indonesia / Indonesian SugarProduction Produksi Gula Dunia / The World Sugar Production
Pembeli Utama Gula PTPN VII (Persero) Major Buyer of PTPN VII (Persero)’s Sugar NO.
NAMA PEMBELI BUYERS’ NAME
2013
2012
1.
PT Aman Jaya Perdana
42,27%
34,69%
2.
CV Hasil Karya Wijaya
20,68%
23,71%
3.
CV Duo Gemini Sakti
15,23%
7,83%
4.
PT Medansakti Asta Sukses
14,43%
13,77%
5.
PD Setia / Kawi Hamdani
4,01%
0,21%
6.
CV Wahyu Tama Agrindo
3,21%
6,02%
7.
Kopkar RJ UU Cima
0,06%
0,03%
8.
PT Perkebunan Nusantara VI
0,01%
0,01%
Pembeli Baru New Buyer 1.
PT Pinago Utama
0,053%
2.
PT Karya Nusa Tujuh
0,035%
3.
Koperasi Primer Ruwa Jurai
0,005%
4.
Kopkar Distrik Way Seputih
0,002%
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
135
Management analysis and discussion on company performance
Teh
Tea
Produk teh PTPN VII (Persero) dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor. Pada tahun 2013, pangsa pasar teh PTPN VII (Persero) mencapai 2,41% dari total produksi teh Indonesia yang mencapai 140 ribu ton. Bila dibandingkan dengan produksi dunia, pangsa pasar teh PTPN VII (Persero) mencapai 0,12% dari 1.804 ribu ton produksi teh dunia.
PTPN VII (Persero) tea product is marketed to meet the local and export needs. In 2013, the market share of PTPN VII (Persero) tea reached 2.41% of total Indonesian tea production reached 140 thousand ton. If compared to world production, the market share of PTPN VII (Persero) tea reached 0.12% of 1,804 thousand world production.
Pangsa Pasar Produksi Teh PTPN VII (Persero) Terhadap Produksi Teh Indonesia/The Market Share Of PTPN VII (Persero) Tea Production To Indonesian Tea Production
Pangsa Pasar Produksi Tea Indonesia Terhadap Produksi Tea Dunia / The Market Share Of Indonesian Tea Production To The World Tea Production
2013
2013
2,41%
Produksi Teh PTPN VII (Persero) / PTPN VII (Persero) Tea Production Produksi Teh Indonesia / Indonesian Tea Production
Laporan Tahunan 2013
7,76%
Produksi Teh Indonesia / Indonesian Tea Production Produksi Teh Dunia / The World Tea Production
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
136
Resources Optimization Towards The Best Performance
Pembeli Ekspor Teh PTPN VII (Persero) / PTPN VII (Persero)’s Tea Export Buyer NO.
NAMA PEMBELI BUYERS’ NAME
2013
2012
-
38,69%
1.
PT Unilever Indonesia Tbk
2.
L. Elink Schuurman (Thee) BV
28,34%
13,48%
3.
Indoma (P.P) Sdn Bhd
24,31%
29,00%
4.
Sri Muhibbah Tea Merchants
2,96%
2,93%
5.
Kong Wooi Fong Tea Merchants
10,73%
5,60%
6.
PT Van Rees Indonesia
8,13%
0,71%
7.
Suruchi Indonesia
4,07%
3,50%
Pembeli Baru New Buyer 1.
Henry P Thomson, Inc
13,95%
2.
Aziz Kouchai Ltd
3,03%
3.
Berlian Nusantara Sdn Hbd
2,94%
4..
J.FR.Scheibler GMBH & Co.Kg
1,24%
Pembeli Lokal Teh PTPN VII Local PTPN VII (Persero) Tea Buyer NO.
NAMA PEMBELI BUYERS’ NAME
2013
2012
1.
PT Swadaya Makmur Sentosa
35,4%
16,76%
2.
PT Trijasa Prima International
21,8%
15,65%
3.
PT Sedap Harum
12,7%
5,84%
4.
PD Mari Tea
11,8%
6,99%
5.
PT Selamat Prama Arta
5,1%
7,08%
6.
PT Van Rees Indonesia
5,0%
2,22%
7.
PT Cassa Amagra Hutama
3,3%
3,36%
Pembeli Baru New Buyer 1.
PT Agro Pangan Putra Mandiri
1,4%
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
137
Management analysis and discussion on company performance
PROSPEK, PENGEMBANGAN USAHA DAN STRATEGI PERUSAHAAN PROSPECT, BUSINESS DEVELOPMENT AND COMPANY’S STRATEGY
Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2014 akan mencapai 3,2 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi pada bulan Juni 2013 yaitu tiga persen (yoy), dan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan selama tahun 2013 sebesar 2,4 persen.Ekonomi negara berkembang juga diproyeksi tumbuh sekitar 5,3 persen tahun 2014 atau meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,8 persen. Membaiknya perekonomian global sejatinya merupakan momentum bagi Indonesia untuk dapat terus menjaga pertumbuhan ekonomi domestik. Kegiatan ekonomi dunia yang terus membaik akan mampu meningkatkan volume perdagangan dunia.
Laporan Tahunan 2013
The World Bank projected global economic growth in 2014 will reach 3.2 percent (yoy) or higher than estimation in June 2013 namely three percent and higher compared to 2013 growth by 2.4 percent. The developing countries economic was also projected grow about 5.3 percent this year or increasing compared to 2013 by 4.8 percent. Global economic recovery was a true momentum for Indonesia to be able to continue maintaining domestic economic growth. The world economy activitythat keep improving will able to enhance the world trading volume.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
138
Resources Optimization Towards The Best Performance
Disamping itu harga komoditas global yang menurun pada tahun 2013 diperkirakan rebound pada tahun 2014, hal ini menjadi peluang untuk dapat dimanfaatkan Indonesia, yang tentunya akan membawa dampak positip terhadap ekspor Indonesia.
Beside the global commodity price which decreasing in 2013 it was estimated will rebound in 2014, this is an opportunity to be exploited by Indonesia, which it certainly will bring a positive impact to Indonesian export.
Sebagai perusahaan penghasil komoditas yang kinerjanya sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas global, prospek usaha PTPN VII (Persero) akan meningkat seiring dengan membaiknya harga komoditas di tahun 2014. Meskipun demikian, PTPN VII (Persero) memilih untuk mempertahankan sikap kehati-hatian, terutama dalam menentukan asumsi harga jual produk di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2014. Manajemen berkeyakinan bahwa melalui penguatan daya saing internal berupa konsistensi penerapan lima kebijakan strategis, pertumbuhan produksi secara berkelanjutan dengan biaya yang semakin efisien akan dapat diraih. Hal ini akan menjadi kekuatan bagi Perusahaan untuk melewati tantangan eksternal yang penuh dengan ketidakpastian dan bersifat uncontrollable.
As a producer of commodity which its performance was very influenced by global commodity price fluctuation, the PTPN VII (Persero) business prospect will increase in line with the improving of commodity price in 2014. Hence, PTPN VII (Persero) chooses to maintain a cautious attitude, particularly in determining assumption of product’s selling price in 2014 CAPB. The management believes that by strengthening the internal competitiveness in form of consistency in application of five strategic policies, the production growth sustainably with more efficient cost will be achieved. This will be the power for the company to pass the external challenges which full of uncertainty and uncontrollable.
Negara-negara yang menjadi target konsumen karet alam perusahaan sebagian besar adalah negara-negara Eropa dan Asia. Prospek perekonomian global menunjukkan bahwa negara-negara Asean akan tumbuh sedikit lebih baik dan menjadi kekuatan ekonomi ketiga setelah China dan India apabila Asean menjadi satu komunitas ekonomi pada tahun 2015. Sedangkan prospek pasar Eropa belum menunjukkan perbaikan ekonomi sejak tahun 2009, yang akan berpengaruh terhadap demand produk karet alam.
Countries that become the target of the company’s natural rubber consumers are mostly Europe and Asia. The global economic prospect suggests that the Asean countries will grow slightly better and becomes the third economic power after China and India if the Asean can be one economic community in 2015. Whereas the Europe market prospect has not suggested any economic improvement since 2009, which will affect the natural rubber product.
Intensitas persaingan produk karet alam terjadi dengan produk sintetis yang masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahannya. Namun secara umum karet alam lebih diminati konsumen karena sifatnya yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan.
The intensity of natural rubber product competition is occurred with synthetic product in which each of them has its own advantages and disadvantages. However, generally the natural rubber is more desirable by the consumers because its nature that can be refurbished and environmental friendly.
Menurut LMC International Ltd melalui www.bisnis.com, konsumsi karet dunia akan bertumbuh rata-rata 3,5% per tahun hingga 2018 seiring dengan meningkatnya permintaan untuk ban pengganti, yang mendukung harga komoditas itu. Pada 2020, China akan mencapai 35% dari produksi global ban kendaraan ringan. Hal ini akan berdampak positif bagi PTPN VII (Persero) mengingat sekitar 54% karet kering produk PTPN VII (Persero) ditujukan untuk penjualan ekspor. Guna meraih peluang peningkatan permintaan di tahun-tahun mendatang, PTPN VII (Persero) telah melakukan beberapa upaya untuk
According to LMC International Ltd via www.bisnis.com, the world rubber consumption will grow 3.5% per year in average up to 2018 in line with increasing of demand for replacement tires, which supports the commodity price. In 2020, China will reach 35% of global production of light vehicles’ tire. This will positively impact the PTPN VII (Persero) consider about 54% dry rubber of PTPN VII (Persero) product is addressed for the export sales. To achieve opportunity of increasing demand in future years, PTPN VII (Persero) has conducted several efforts to increase the production and productivity, include replanting of non
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
139
Management analysis and discussion on company performance
meningkatkan produksi dan produktivitas, di antaranya adalah replanting tanaman karet non produktif. Pada tahun 2013 komposisi tanaman karet PTPN VII (Persero) didominasi oleh Tanaman Belum Menghasilkan dengan areal seluas 18.166 ha (52%), Tanaman Menghasilkan yang produktif seluas 9.636 ha (27%), Tanaman Menghasilkan tidak produktif seluas 5.852 ha(17%), dan Tanaman Baru/ Ulang seluas 1.582 ha (4%). Dengan demikian PTPN VII (Persero) mempunyai peluang yang tinggi untuk meningkatkan produksinya di masa mendatang.
productive rubber plants. In 2013 the PTPN VII (Persero) rubber crops composition was dominated by immature plants with area over 18,166 Ha (52%). The productive mature plants was 9,636 Ha (27%), unproductive mature plant was 5,852 Ha (17%), and new/replant was 1,582 Ha (4%). Therefore, PTPN VII (Persero) has a high opportunity to increase its production in the future.
Terkait risiko fluktuasi harga jual yang masih ditentukan oleh mekanisme pasar (price taker) sebagai akibat dari supply dan demand, PTPN VII (Persero) mengambil upaya mitigasi berupa menghasilkan produk yang lebih diminati pasar. Penurunan harga akibat mekanisme pasar ini dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Relating with selling price fluctuation risk which still determined by price mechanism (price taker) as result of supply and demand, PTPN VII (Persero) takes a mitigation action in form of producing more demanded product. The price decrease as result of this market mechanism can influence the company financial performance.
Menurut GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) di tahun 2014 industri sawit diperkirakan memiliki prospek yang cukup cerah dan menjanjikan. Di tahun 2014 produksi akan meningkat, namun permintaan dunia belum sepenuhnya pulih dan normal. Kebijakan beberapa negara terutama Indonesia dan Malaysia yang akan meningkatkan konsumsi biofuel-nya akan menjadi faktor yang akan menentukan perkembangan kelapa sawit di tahun 2014. Diperkirakan Indonesia akanmenambah pasokan konsumsi CPO sebesar 3,3juta ton untuk produksi biofuel. Agar kebijakan ini dapat berjalan dengan baik maka diperlukan insentif dan regulasi yang kondusif. Momen ini menjadi peluang bagi industri minyak sawit untuk berperan lebih besar dalam perekonomian.
According to Indonesian Palm Oil Association in 2014 the palm oil is estimated will have a quite bright and promising prospect. In 2014 the production will increase, however the world demand has not fully recover and normal. The policy of several countries particularly Indonesia and Malaysia which will increase the biofuels consumption will be a factor that will determine the oil palm development in 2014. It is estimated that Indonesia will add the CPO consumption supply by 3.3 million ton for the biofuels production. In order this policy can be run effectively then it is required a intensive and conducive regulation. This moment becomes opportunity for the palm oil industry to take a greater part in economic.
Intensitas persaingan produk CPO adalah dengan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Kampanye negatif yang dilancarkan oleh negara produsen minyak tersebut bisa diantisipasi seperti dengan keikutsertaan perusahaan dalam sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). Potensi peluang komoditi kelapa sawit untuk terus tumbuh adalah adanya permintaan negara kekuatan ekonomi di Asia yaitu China dan India. Sedangkan permintaan domestik juga memicu pertumbuhan ini, seperti halnya kebijakan peningkatan penggunaan biodiesel 10% dalam kandungan bahan bakar. Selain itu adanya peningkatan added value pada biomassa kelapa sawit serta adanya potensi untuk bergerak di industri hilir seperti pabrik minyak goreng dan pabrik oleo chemical dengan berbahan baku PKO.
The intensity of CPO product competition is with other vegetable oil such as soybean oil and sunflower oil. The negative campaign waged by those oil producer countries can be anticipated by engaging the company in ISPO certification. The potential opportunities for the oil palm commodity to keep growing are the existence of demand from China and India. Whereas the domestic demand also triggers this growth, as well as the policy of 10% increase of biodiesel use in fuel content. In addition there are increasing of added-value in oil palm biomass and potential to move in downstream industry such as cooking oil mill and oleo chemical made from PKO.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
140
Resources Optimization Towards The Best Performance
Untuk proyeksi ke depan, anomali iklim berupa kemarau basah pada tahun 2013 akan berpengaruh kepada produksi kelapa sawit pada tahun 2014. Upaya PTPN VII (Persero) untuk mengantisipasi hal tersebut adalah melalui water management seperti pembuatan embung/ irigasi. PTPN VII (Persero) memiliki komposisi tanaman kelapa sawit yang ideal sehingga diharapkan produksi dan produktivitas di tahun-tahun mendatang akan terus meningkat.
For future projection, climate anomalies in form of wet dry in 2013 will affect the oil palm production in 2014. The PTPN VII (Persero) efforts to anticipate those terms above are by water management such as making ponds/irrigation. PTPN VII (Persero) has an ideal oil palm composition thus expected the production and productivity in future years will continue increasing.
Pertumbuhan produksi teh Indonesia masih jauh di bawah negara produsen lainnya. Pada tahun 1995 produksi teh Indonesia (dalam metric ton) mencapai 154.013 yang kemudian meningkat pada tahun 2005 yang mencapai 171.410, sedangkan untuk tahun 2011, produksi teh menurun menjadi 142.000.
The Indonesian tea production growth is still far below other producer countries. In 1995 Indonesian tea production reached 154,013 then increased in 2005 by 171,410, whereas for 2011, tea production decreased by 142,000.
Indonesia bergantung pada ekspor teh curah, yang merupakan (hulu) produk primer. Lemahnya industri teh hilir di Indonesia berpengaruh terhadap daya saing industri teh Indonesia di pasar internasional. Ekspor produk hilir teh hanya sekitar 6 persen dari total ekspor teh. Target konsumen teh perusahaan secara umum adalah Asia dan Eropa. Seperti halnya pada komoditi karet, prospek ekonomi negara-negara Asean dan Asia lainnya lebih baik daripada negara-negara Eropa, sehingga mempengaruhi demand produk.
Indonesia is depending on bulk tea, which constitutes a primary product (upstream). Weakening of Indonesian downstream tea industry effects on competitiveness of Indonesian tea industry in international market. The tea downstream product export is merely 6 percent of total tea export. The target of company’s tea consumer generally is Asia and Europe. As well as rubber commodity, the economic prospect of Asean and other Asia countries is much better then Europe countries, thus it is influenced by the product demand.
Pertumbuhan produk teh yaitu CTC, orthodox dan green tea pada periode tahun 2003 sd 2011 masing-masing adalah 14, 9, dan 75. Berdasarkan tren pertumbuhan antar produk tersebut, pada akhir tahun 2013 Perusahaan mengembangkan produk CTC yang memiliki peluang lebih menguntungkan, dengan mulainya perubahan budaya konsumen yang menghendaki minuman yang praktis.
The growth among products namely CTC, orthodox and green tea in period of 2003 up to 2011 respectively was 14, 10, 9, 27 and 75. Based on growth trend among those products, in late 2013 the Company developed CTC product which has more advantaging opportunity, with the onset of consumer culture change which demanding a practical drinks.
Pertumbuhan produksi tebu Indonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 1995 produksi tebu (dalam metric ton) adalah sebesar 29.998.800 dan menurun pada tahun 2012 sebesar 26.341.600. Produksi ini jauh bila dibandingkan dengan produksi Brazil yang pada periode yang sama menghasilkan 303.699.488 dan 670.757.958 masing-masing.
The growth of Indonesian sugarcane production is fluctuating from year to year. In 1995 the sugarcane production (in ton metric) was by 29,998,800 and decreased in 2012 by 26,341,600. This production was far if compared to Brazil production at the same period yielding 303,699,488 and 670,757,958 respectively.
Supply produk gula nasional masih cukup untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Namun, seringnya adanya perubahan pada kebijakan impor gula ditambah dengan adanya gula ilegal berpengaruh terhadap mekanisme permintaan selama ini, dengan sendirinya
National sugar product supply was still enough to meet the domestic demand. However, because there was often a change on sugar import policy plus the existence of illegal sugar affected on current demand mechanism which by itself affecting the sugar price. All this time, the
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
141
Management analysis and discussion on company performance
akan mempengaruhi harga gula. Selama ini, harga gula putih Kristal terbentuk berdasarkan harga patokan petani (HPP) yang ditetapkan pemerintah dan hasil pelelangan.
crystal white sugar price was formed based on farmer standard price stipulated by the government and auction result.
Produksi gula pada tahun 2013 tidak optimal karena dibayangi terjadinya anomali iklim, yang ditandai dengan hujan berkepanjangan sejak awal hingga menjelang berakhirnya musim giling. Produksi gula nasional dari hasil penggilingan tebu pada 2014 diprediksi naik dibanding tahun lalu, kendati ketidakpastian kondisi iklim dan harga gula dalam negeri masih tetap membayangi. Menurut Senior Advisor Asosiasi Gula Indonesia (AGI), dari hasil kompilasi taksasi Maret 2014 pada semua pabrik gula, menunjukkan luas areal budidaya tebu mencapai 472.792 hektare, jumlah tebu digiling 26.182.325 ton dan gula yang dihasilkan lebih kurang 2.927.486 ton. Adapun produktivitas tebu diproyeksikan 76,5 ton per hektare, dengan rendemen 8,09% dan hablur 6,2 ton per hektare. Jika proyeksi tersebut dapat direalisasikan, praktis Indonesia pada tahun 2014 telah mampu menutup semua kebutuhan gula konsumsi secara mandiri, dengan asumsi kebutuhan nasional sejumlah 2,6 juta ton.
The sugar production which was not optimum in 2013 was because overshadowed by the climate anomalies, marked by prolonged rain since beginning until near the end of milling season. National sugar production from sugarcane milling result in 2014 was predicted risen compared to prior year, despite uncertainty of climate condition and domestic sugar price was still shadowing. According to Senior Advisor of Indonesian Sugar Association, from assessed compilation result in March 2014 at all sugar mills, it suggested that the sugarcane cultivation area reached 472,792 Ha, number of milled sugarcane was 26,182,325 tons and produced sugar was approximately 2,927,486 tons. As for the sugarcane productivity was projected 76.5 tons per Ha, with yield 8.09% and crystal 6.2 tons per Ha. If the projection can be realized, practically Indonesia in 2014 has able to cover all consumption sugar needs independently; with assumption the national needs was amounted to 2.6 million tons.
PTPN VII (Persero) berupaya agar dapat menghasilkan gula dengan biaya seifisen mungkin sehingga dapat memperoleh margin laba yang optimal. Untuk itu, upaya perbaikan budidaya dan efisieni pabrik yang mengarah pada peningkatan produktivitas menjadi pilihan utama bagi PTPN VII. Dengan luas areal mencapai 19.403 Ha tebu sendiri dan 4.739 Ha tebu rakyat, PTPN VII (Persero) optimis bahwa di tahun 2014 akan mampu menyumbang produksi gula sebesar 168.140 ton, naik 140% terhadap tahun 2013.
PTPN VII (Persero) attempted to be able to produce sugar with cost as efficient as possible thus can derive optimum profit margin. Therefore, the effort to improve cultivation and mill efficiency which lead to productivity improvement becomes the main choice for the PTPN VII. With area width reached 19,403 Ha from sugarcane itself and 4,739 Ha community’s sugarcane, PTPN VII (Persero) optimistic that in 2014 it will be able to donate sugar production by 168,140 tons, rise up 140% to 2013.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
142
Resources Optimization Towards The Best Performance
PENGEMBANGAN USAHA BUSINESS DEVELOPMENT
1. Pembangunan Pabrik Karet RSS Wabe Pembangunan Pabrik Karet RSS kapasitas 10 ton/hari yang berlokasi di Unit Way Berulu Provinsi Lampung dibangun untuk memenuhi permintaan akan karet RSS yang lebih tinggi dari permintaan karet SIR High Grade. Sampai dengan 31 Desember 2013 telah dilakukan studi kelayakan pembangunan pabrik karet RSS Wabe dengan hasil layak untuk untuk dilaksanakan.
Laporan Tahunan 2013
1. Wabe RSS Rubber Mill Construction The construction of RSS rubber mill with capacity by 10 tons/day located in Way Berulu Unit Lampung Province was constructed to meet the demand on RSS rubber which was higher than SIR High Grade demand. Up to 31 December 2013 has been conducted a feasibility study of RSS rubber Wabe factory construction with result was feasible to be implemented.
Annual Report 2013
Analisis dan pembahasan manajemen atas kinerja perusahaan
143
2. Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Bentayan Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit Bentayan ditujukan untuk menampung TBS dari kebun sendiri terkait dengan adanya peningkatan produksi yang berasal dari kebun-kebun program replanting yang telah memasuki umur Tanaman Menghasilkan (TM). Pembangunan pabrik akan dimulai pada bulan Oktober 2014 dan diperkirakan selesai pada bulan Desember 2015. Sampai dengan 31 Desember 2013 telah dilakukan studi kelayakan oleh konsultan independen dengan hasil layak untuk dilaksanakan dan telah dilakukan penyusunan kontrak dengan konsultan Detail Engineering Design (DED). 3. Optimalisasi Aset
Management analysis and discussion on company performance
2. Bentayan Oil Palm Mill Construction The construction of Oil Palm Mill Bentayan was addressed to accommodate the FFB from own estate related with production increase from estates with replanting program which has entered Mature Plant age. The mill construction will begin in October 2013 and estimated will be finished in December 2015. Up to 31 December 21013 it has been conducted a feasibility study by independent consultant with result feasible to be implemented and has been conducted a contract drafting with consultant Detail Engineering Design (DED).
3. Assets optimization
PTPN VII Persero) memiliki dua jenis aset tetap, yaitu aset operasional dan aset non operasional. Kedua aset tersebut harus dikelola dengan baik sehingga memberikan hasil yang optimal, dan tidak memberatkan anggaran perusahaan. Bahkan aset-aset tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pendapatan non usaha bagi perusahaan. PTPN VII (Persero) memiliki aset berupa tanah (termasuk sumber daya alam di dalamnya) dan bangunan yang terletak di lokasi yang strategis, dan berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan aset-aset strategis tersebut yang secara efektif akan dimulai pada tahun 2014 adalah optimalisasi aset tanah/bangunan untuk dikembangkan dalam bidang properti dan eksploitasi batu. Pengembangan aset akan dilaksanakan oleh,anak perusahaan PTPN VII (Persero) bekerja sama dengan Mitra strategis.
Laporan Tahunan 2013
PTPN VII (Persero) has two fixed assets, namely operational and non operational assets. Both assets must be managed well thus provide an optimum result, and not burdensome the company’s budget. Even those assets are expected to contribute non business revenue for the company. PTPN VII (Persero) has assets in form of land (include natural resources located in strategic location, and potential for its development. The development of those strategic assets which effectively will be started in 2014 is optimization of land/building assets to be developed in property and rocks exploitation. The assets development will be implemented by PTPN VII (Persero) subsidiaries in cooperation with Strategic Partners.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
144
Resources Optimization Towards The Best Performance
KINERJA KEUANGAN
FINANCIAL PERFORMANCE
Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) dihadapkan pada kendala eksternal berupa penurunan harga jual komoditas karet terkait masih berlangsungnya krisis global. Melalui berbagai upaya manajemen, di tahun 2013 Perusahaan masih mampu meraih nilai penjualan bersih sebesar Rp4,62 trilyun, naik 5,88% dibandingkan realisasi tahun 2012 sebesar Rp4,36 trilyun. Kenaikan ini terutama disebabkan kenaikan volume penjualan karet, gula dan tetes. Kontributor penjualan terbesar tahun 2013 adalah komoditas karet dengan nilai penjualan mencapai Rp2,24 trilyun atau 48,54%dari total penjualan bersih. In 2013, PTPN VII (Persero) was encountered on external constraints in form of a decrease of rubber commodity selling price related with ongoing of global crisis. Through various management efforts, in 2013 the Company still able to achieve net sales amounted by Rp4.62trillion, rose up 5.88% compared with 2012 realization by Rp4.36 trillion. This increase was particularly caused by the increase of rubber, sugar and molasses sales volume. The largest sales contributor in 2013 was rubber commodity with sales value by Rp2.24 trillion or 48.54% of total net sales.
Pencapaian kinerja keuangan Perusahaan ditinjau dari Laporan Laba Rugi Perusahaan diuraikan sebagai berikut:
Uraian
Description Realisasi/Realization
Penjualan Bersih Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Biaya Operasional Biaya Penjualan Biaya Umum dan Administrasi Jumlah Laba Operasi Penghasilan/(biaya) Lain-lain Bagian Laba Entitas Operasi Laba sebelum PPh Badan PPh Badan Company Laba Bersih Kepentingan Non-Pengendali Total Laba Komprehensif
The Company’s financial performance achievement is reviewed from Corporate profit-loss statement described as follow: ∆%
2012 2013
Net Sales 4.360.371 4.616.805 105,88 Cost of Goods Sold (3.544.599) (3.647.647) 102,91 Gross Profit 815.771 969.159 118,80 Operational Expenses Expenses of Sales (54.496) (71.612) 131,41 General and Administration Expenses (483.318) (537.988) 111,31 Total (537.814) (609.600) 113,35 Operating Income 277.957 359.559 129,36 Income (expenses) other (215.512) (246.038) 114,16 Profit Entity Operational Share 557 1.047 188,10 Profit before tax 63.002 114.568 181,85 Company Tax (8.670) (35.915) 414,26 Basic Earnings 54.333 78.653 144,76 Non Controlling Interest - (41,48) Total Comprehensive Income 54.333 78.612 144,69
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
Financial Performance
145
Penjualan Bersih
Net Sales
Kontribusi Pendapatan Per Segmen OperasI
Income Contribution per Operation Segment
Segment
2012
Segment
Jumlah Amount
2013
%Kontribusi Contribution
Jumlah Amount
%Kontribusi Contribution
Perubahan Change %
Karet
Rubber
1.959,55
44,94
2.241,01
48,54
14,36
Kelapa Sawit
Oil Palm
1.432,09
32,84
1.320,64
28,61
-7,78
Teh
Tea
63,36
1,45
57,63
1,25
-9,06
Gula
Sugar
905,37
20,76
990,54
21,46
9,41
Sapi
Cows
-
-
4,97
0,11
-
Kompos
Compost
-
-
2,02
0,04
-
Jumlah
Total
4.360,37
100,00
4.616,81
100,00
5,88
Penjualan Segmen Operasi Karet
Sales of Rubber Operation Segment
Penjualan Karet tahun 2013 sebesar Rp2,24 triliun mengalami kenaikan sebesar Rp281,46miliar atau 14,4% dari tahun 2012. Kenaikan tersebut disebabkan kenaikan volume penjualan sebesar 21.739 Ton atau 34,4%, dari 63.241 ton di tahun 2012 menjadi 84.980 ton di tahun 2013. Di sisi lain, harga jual mengalami penurunan sebesar Rp4.615/Kg atau sebesar 14,9%, yaitu dari Rp30.985/kg di tahun 2012 menjadi Rp26.371/kg di tahun 2013.
Rubber sales in 2013 was amounted to Rp2.24 trillion having a decrease by Rp281.64 billion or 14.4% of 2012. This increase was caused by an increase on sales volume by 21.739 tons or 34,4% from 63.241 tons in 2012 to 84.980 tons in 2013. In other hand, the selling price was suffering a decrease by Rp4,615/Kg or amounted to 14.9%, namely from Rp30,985/kg in 2012 to Rp26,371/kg in 2013.
Penjualan Segmen Operasi Kelapa Sawit
Sales of Oil Palm Operation Segment
Penjualan Kelapa Sawit tahun 2013 mencapai Rp1,32 triliun, mengalami penurunan sebesar Rp111,45 miliar atau 7,8% dari tahun 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan menurunnya jumlah produksi hasil jadi akibat penurunan produksi TBS yang hanya sebesar 80,1% dibandingkan tahun 2012.
Oil palm sales in 2013 reached Rp1.32 trillion, it suffered a decrease by Rp111.45 billion or 7.8% from 2012. The decrease was particularly caused by decreasing of the amount of finished-goods production as result of a decrease of FFB production that merely amounted to 80.1% compared to 2012.
Penjualan Segmen Operasi Teh
Sales of Tea Operation Segment
Penjualan Teh tahun 2013 mencapai Rp 57,63 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp 5,74 miliar atau 9,1% dari tahun 2012. Penurunan penjualan Teh terutama disebabkan penurunan volume penjualan yaitu dari sebesar 4.407 ton di tahun 2012 menjadi 3.380 ton di tahun 2013. Sedangkan untuk harga jual teh mengalami peningkatan dari Rp 14.379/kg di tahun 2012 menjadi Rp17.052/kg di tahun 2013.
The tea sales in 2013 reached Rp57.63 billion, it suffered a decrease by Rp5.74 billion or 9.1% of 2012. The decrease of tea sales particularly was caused by the decrease of sales volume namely by 4,407 tons in 2012 to 3.380 ton in 2013. Whereas for the tea selling price was having an increase from Rp14,379/kg in 2012 to Rp17.052/kg in 2013.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
146
Penjualan Segmen Operasi Gula
Sales of Sugar Operation Segment
Penjualan Gula tahun 2013 sebesar Rp990,54 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp85,17 miliar atau 9,41% dari tahun 2012. Kenaikan penjualan Gula terutama disebabkan kenaikan volume penjualan Gula dan Tetes, masing-masing sebesar 12,8% dan 14,5%. Di sisi lain, harga jual gula mengalami penurunan dan harga tetes tetap, masing-masing sebesar Rp8.966/kg atau 96,7% dan Rp945/kg atau 100%.
The sugar sales in 2013 was amounted to Rp990.54 billion, it was having an increase by Rp85.17 billion or 9.41% of 2012. The increase in sugar sales was particularly caused by the increase of sugar and molasses sales volume, amounted to 12.8% and 14.5% respectively. In other hand, the sugar selling price was suffering a decrease and the molasses was fixed, amounted to Rp8,966/kg or 96.7% and Rp945/kg or 100% respectively.
Penjualan Segmen Operasi Sapi
Sales of Cattle Operation Segment
Penjualan sapi dan pupuk kompos tahun 2013 mencapai Rp6,99 miliar.
Cattle and compost fertilizer sales in 2013 reached Rp6.99 billion.
Volume Penjualan dan Total Revenue Sales Volume and Total Revenue
Uraian
2013
Description Vol (ton)
Nilai (Juta) Value (Million)
% 2013 terhadap 2012 % 2013 to 2012
2013 Rp/Kg
Vol (ton)
Nilai (Juta) Value (Million)
Rp/Kg
Vol (ton)
Nilai (Juta) Value (Million)
Rp/Kg
Karet
Rubber
Ekspor
Export
46.055
1.226.028
26.621
37.544
1.210.722
32.248
122,7
101,3
82,6
Lokal
Domestic
38.925
1.014.984
26.075
25.697
748.827
29.141
151,5
135,5
89,5
Jumlah
Total
84.980
2.241.012
26.371
63.241
1.959.549
30.985
134,4
114,4
85,1
Kelapa Sawit
Palm
Minyak Sawit
Oil Palm
Inti Sawit
Palm Kernel
Minyak Inti Sawit
165.195
1.191.986
7.216
197.736
1.313.896
9.965
21.244
2.132
1.000
2.175
Palm Kernel Oil
11.500
88.464
7.693
13.761
100.084
7.273
83,6
88,4
105,8
Bungkil Inti Sawit
Bungkil Palm Kernel
20.707
18.944
915
24.174
15.936
659
85,7
118,9
138,8
Jumlah
Total
1.432.090
92,2
Teh
Tea
Ekspor
Export
Lokal
Domestic
Jumlah
Total
Gula
Sugar
Tetes
Molasses
Jumlah
Total
Sapi
Cattle
Pupuk Kompos
Compost
Jumlah TOTAL
1.320.638
6.645
83,5
90,7
108,6
2.175
866
16.732
19.314
1.199
18.707
15.606
72,3
89,4
123,8
2.513
40.895
16.272
3.208
44.658
13.921
78,3
91,6
116,9
14.379
3.380
57.626
17.052
4.407
63.365
101.845
913.125
8.966
90.322
837.714
9.275
112,8
109,0
96,7
81.943
77.414
945
71.578
67.652
945
114,5
114,4
100,0
990.539
905.366
109,4
4.973
-
-
2016,525
-
-
-
-
4.616.805 4.360.371
6.990
105,9
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
90,9
Kinerja Keuangan
Financial Performance
147
Beban Pokok Penjualan
Cost of Goods Sold
Beban pokok penjualan merupakan beban produksi karet, kelapa sawit, teh, gula, sapi dan pupuk kompos. Beban pokok penjualan pada tahun 2013 sebesar Rp3,65 triliun meningkat sebesar 2,9% dibandingkan tahun 2012 yang senilai Rp3,54 triliun. Total beban produksi di tahun 2013 mencapai Rp3,31 triliun atau turun 1,9% dibandingkan biaya produksi tahun 2012 yang mencapai Rp3,38 triliun.
Cost of goods sold is a rubber, oil palm, tea, sugar, cattle and compost fertilizer expenses. The cost of goods sold in 2013 was amounted to Rp3.65 trillion increase by 2.9% compared to 2012 that worth Rp3.54 trillion. Total production expenses in 2013 reached Rp3.65 trillion or rose by 2.9% compared to the production expenses in 2012 reached Rp3.54 trillion.
Laba Kotor
Gross Profit
Laba kotor tahun 2013 mencapai Rp969,16 miliar, mengalami peningkatan dibanding pencapaian laba kotor tahun 2012 yang sebesar Rp815,77 miliar. Kenaikan laba kotor ini terutama dipicu oleh peningkatan penjualan dibandingkan tahun 2012.
Gross profit in 2013 reached Rp969.16 billion, it was having an increase compared to gross profit achievement in 2012 amounted by Rp815.77 billion. The increase of this gross profit was particularly triggered by the increase of sales compared to 2012.
Beban Usaha
Operating Expenses
Beban usaha tahun 2013 mencapai Rp609,60 miliar, meningkat 13,3% bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 sebesar Rp71,79 miliar. Peningkatan tertinggi terdapat pada biaya umum dan administrasi, yaitu sebesar Rp54,67 miliar atau 11,3% terutama meningkatnya biaya gaji,upah, imbalan masa kerja dan tunjangan lainnya terkait meningkatnya UMR. Sedangkan kenaikan biaya penjualan sebesar Rp17,12 miliar seiring dengan meningkatnya penjualan di tahun 2013 dibandingkan tahun 2012.
Operating expenses in 2013 reached Rp609.60 billion, increased 13.3% compared with 2012 realization by Rp17.79 billion. The highest increase was located on general and administration expenses, it was amounted to Rp54.67 billion or 11.3% particularly the increase of wages, salaries, term of office benefits and other allowances related with increasing of Regional Minimum Wage. Whereas the sales expenses increase was amounted by Rp17.12 billion in line with increasing sales in 2013 compared to 2012.
Beban Usaha (Rp miliar) Operating Expenses (Rp Billion) Uraian
Description
2012
2013
∆%
Beban Umum & Administrasi
General & Administration Exp.
483,32
537,99
11,31
Biaya Penjualan
Cost of Sales
54,50
71,61
31,39
Jumlah
Total
537,81
609,60
13,35
Rasio Efisiensi
Efficiency Ration
Tingkat kenaikan beban Perseroan dibanding penjualan menunjukkan penurunan. Hal ini tercermin dari harga pokok penjualan terhadap penjualan menurun menjadi 79,0% dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 81,3%. Sementara itu, rasio beban usaha terhadap penjualan bersih mengalami peningkatan, yaitu dari 12,3% di tahun 2012 menjadi 13,2% di tahun 2013.
The increase level of company’s expenses compared with the sales suggested a decrease. This was reflected from cost of goods sold to sales decreasing into 79.0% compared last year realization by 81.3%. Meanwhile, the operating expenses ration to net sales was having an increase, which was from 12,3% in 2012 to 13,2% in 2013.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
148
Uraian
Description Satuan Unit
Penjualan Bersih
Net Sales
Rp miliar
4.360,37
4.616,81
5,88
Beban Pokok Penjualan
Cost of Goods Sold
Rp miliar
3.544,60
3.647,65
2,91
Beban Usaha
Operating Expenses
Rp miliar
537,81
609,60
13,35
Rasio Beban Pokok Penjualan/ Penjualan Bersih
Cost of Goods Sold to Net Sales Ratio
% 81,29 79,01
Rasio Beban Usaha/ Penjualan Bersih
Operating Expenses to Net Sales Ratio
% 12,33 13,20
2012
2013
∆%
Laba Usaha
Operating Profit
Pencapaian laba usaha di tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 29,4% sehingga menjadi Rp359,56 miliar dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp277,96 miliar.
The achievement of operating profit in 2013 was having an increase amounted to 29.4% thus be Rp359.56 billion compared to 2012 amounted by Rp277.96 billion.
Penghasilan (Beban) Lain-Lain
Other Income (Expenses)
Pada tahun 2013, beban lain-lain perseroan adalah sebesar Rp246,04 miliar, meningkat sebesar Rp30,53 miliar dibandingkan tahun 2012. Kenaikan beban lain-lain ini terutama disebabkan kenaikan beban bunga akibat meningkatnya pinjaman kredit.
In 2013, other expenses were amounted by Rp246.04 billion; increased by Rp30.53 billion compared to 2012. The increase of other expenses was particularly caused by the increase of interest rate as result of increasing the credit loans.
Penghasilan (Beban) Lain-lain (Rp Juta) Other Incomes (Expenses) (Rp Million) Uraian
Description
Penjualan non-komoditi
Non-Commodity Sales
Penghasilan bunga
Interest Incomes
Pendapatan klaim asuransi
Insurance Claim Incomes
Pendapatan pelepasan HGU
Right to Cultivate income release
Beban keuangan
Financial Expenses
Beban dan denda pajak
Tax expenses and penalty
Beban piutang takt ertagih
Bad debt expenses
Beban kerugian tanaman Cima
Cima Plant loss expenses
Rugi penghapusan asset tanaman
Plant asset write-off loss
Rugi penghapusan aset tetap
Fixed asset write-off loss
Laba/(Rugi) selisih kurs
Profit/loss on foreign exchange
Pendapatan/(beban) lainnya
Other income/expenses
Jumlah
Total
Laporan Tahunan 2013
2012
2013
∆%
50.488,48
31.143,31
-38,82
3.404,69
6.663,25
95,71
-
6.990,25
-
44.927,86
3.895,95
-91,33
(233.870,06)
(293.250,99)
25,39
(6.001,29)
(13.152,74)
119,17
(268,86)
(1.213,35)
351,29
(50.295,57)
-
-
(4.658,78)
(1.004,59)
-78,44
(2.413,72)
-
-
6.063,35
26.492,22
336,92
(22.888,15)
(12.601,31)
-44,94
(215.512,05)
(246.038,00)
14,16
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
Financial Performance
149
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Badan
Profit Before Corporate Income Tax
Pada tahun 2013 Perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp114,57 miliar, meningkat sebesar 81,85% dari perolehan laba sebelum pajak tahun 2012 sebesar Rp63,00 miliar..
In 2013 the Company booked profit before tax by Rp114.57 billion, increased by 81.85% from profit before tax achievement in 2012 by Rp63.00 billion.
Laba Komprehensif
Comprehensive Profit
Pada tahun 2013 Perseroan membukukan laba komprehensif sebesar Rp78,61 miliar, meningkat sebesar 44,7% dibandingkan laba bersih pada tahun 2012 sebesar Rp54,33 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan penjualan sebesar Rp256,43 miliar atau 5,9% dan beban pokok penjualan Rp103,05 miliar atau 2,9% dari tahun 2012.
In 2013 the Company incorporated a comprehensive tax by Rp78.61 billion, increased by 44.7% compared to 2012 net profit amounted to Rp54.33 billion. This was caused by the increase of sales by Rp256.43 billion or 5.9% and cost of goods sold by Rp103.05 billion or 2.9% of 2012.
Rasio Profitabilitas
Profitability Ration
Profitabilitas PTPN VII (Persero) yang dihitung dari laba usaha dibagi penjualan bersih tahun 2013 mencapai 7,79%, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yang hanya mencapai 6,37%. Hal terutama disebabkan oleh meningkatnya penjualan bersih sebesar 5,88% dari Rp4,36 triliun pada tahun 2012 menjadi sebesar Rp4,62 triliun pada tahun 2013.
PTPN VII (Persero) profitability calculated from operating profit divided by 2013 net sales reached 7.79% it was having an increased compared to 2012 which only reached 6.37% mainly caused by increasing of net sales by 5.88% from Rp4.36 trillion in 2012 to Rp4.62 trillion in 2013.
Uraian
Ratio
Marjin Laba Kotor
Gross Profit Margin
Marjin Laba Usaha Marjin Laba Bersih ROA Return on Assets (ROA) ROE Return on Equities (ROE)
2012
2013
18,71%
20,99%
Operating Profit Margin
6,37%
7,79%
Net Profit Margin
1,25%
1,70%
ROA Return on Assets (ROA)
11,46%
12,71%
ROE Return on Equities (ROE)
3,67%
5,11%
∆%
Imbal Hasil Aktiva
Return On Asset
Imbal Hasil Aktiva di tahun 2013 sebesar 12,71%, mengalami peningkatan dari tahun lalu sebesar 11,46%, hal ini sejalan dengan peningkatan laba sebelum bunga, pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA) di tahun 2013, dengan kenaikan Capital employed.
Return on Assets in 2013 was amounted to 12.71%, increasing 11.46% from last year, this was in line with the increase of profit before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) in 2013, with the increase of capital employed.
Pencapaian Imbal Hasil Ekuitas di tahun 2013 adalah sebesar 5,11%, meningkat dibanding tahun lalu yang sebesar 3,67%. Kenaikan imbal hasil ekuitas ini sebagai dampak dari peningkatan laba bersih pada tahun 2013, dan kenaikan modal sendiri sebagai dampak dari kenaikan alokasi laba tahun lalu ke cadangan umum.
The achievement of Return on Equity in 2013 was 5.11%, increasing compared to prior year by 3.67%. The increase of this return on equity was as result of the increase of net profit in 2013, and the increase of equity capital as impact from increase of last year profit allocation to general reserve.
Imbal Hasil Ekuitas
Laporan Tahunan 2013
Return on Equity
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
150
Resources Optimization Towards The Best Performance
POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED FINANCIAL POSITIONEE
Secara ringkas tabel Neraca Perseroan untuk tahun 20122013 dapat ditampilkan sebagai berikut:
Briefly the company balance sheet table for 2012-2013 can be presented below:
Neraca 2012-2013 (Rp Juta) Balance 2012-2013 (Rp Million) Uraian
Description
2012 2013
+/(-)
Jumlah %
Aset Lancar
Current Assets
2.205.874
2.251.692
45.818
2,08
Aset Tidak Lancar
Non Current Assets
4.960.031
5.788.609
847.605
16,71
Total Aset
Total Assets
7.165.905
8.040.301
874.396
12,20
Liabilitas Jangka Pendek
Short Term Liabilities
1.768.447
1.921.235
152.788
8,64
Liabilitas Jangka Panjang
Long Term Liabilities
3.862.768
4.505.122
642.355
16,63
Total Liabilitas
Total Liabilities
5.631.215
6.426.357
795.143
14,12
Ekuitas
Equity
1.534.690
1.613.943
79.253
5,16
Total Aset
Total Assets
Jumlah aset PTPN VII tahun 2013 mencapai Rp8,04 triliun, terdiri atas 28,01% aset lancar dan 71,99% aset tidak lancar. Nilai total aset ini mengalami lonjakan sebesar 12,20% dibanding tahun 2012 sebesar Rp7,16 triliun. Hal ini dipicu oleh peningkatan aset lancar dan tidak lancar masing-masing sebesar 2,08% dan 16,71% bila dibandingkan tahun 2012.
Total PTPN VII asset in 2013 reached Rp8.04 trillion, consist of 28.01% current asset and 71.99% non-current asset. Total value of these assets increased by 12.20% compared 2012 by Rp7.16 trillion. This was triggered by the increase of current assets and non-current assets by 2.08% and 16.71% respectively compared to 2012.
Aset Lancar
Current Asset
Aset lancar PTPN VII meningkat 2,08%, yakni dari Rp2,21 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp2,25 triliun pada tahun 2013. Hal ini terutama disebabkan kenaikan pada persediaan sebesar Rp236,37 miliar atau 20,63% dibanding realisasi tahun 2012. Peningkatan persediaan disebabkan meningkatnya persediaan tanaman semusim sebesar Rp366,59 miliar atau 49,74%. Di sisi lain, Kas/ Bank dan piutang mengalami penurunan masing-masing sebesar Rp189,81 miliar dan Rp8,08 miliar atau sebesar 33,85% dan 8,81%.
PTPN VII current asset increased 2.08%, it was from Rp2.21 trillion in 2012 to Rp2.25 trillion in 2013. This was mainly caused by the increase on supply by Rp236.37 billion or 20.63% compared to 2012 realization. The supply increase was caused by increasing of seasonal plants amounted by Rp366.59 billion or 49.74%. in other hand, the Cash/Bank and receivables suffered a decrease by Rp189.81 billion and Rp8.08 billion respectively or by 33.85% and 8.81% respectively.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
Financial Performance
151
Komposisi Aset Lancar Composition of Current Assets 2012
Uraian
Description
Kas dan setara kas
Cash and cash equivalent
Rp juta (Rp million)
2013
%Kontribusi Contribution
Rp juta %Kontribusi (Rp million) Contribution
∆%
560.741,40
25,42
370.931,46
16,47
-33,85
Piutang usaha pihak ketiga Accounts receivable third parties
17.981,55
0,82
20.613,49
0,92
14,64
Piutang lain-lain
Other receivable
73.700,64
3,34
62.992,71
2,80
-14,53
Persediaan bersih
Net Inventory
1.145.639,94
51,94
1.382.009,85
61,38
20,63
Uang muka pajak
Prepaid Taxes
372.060,43
16,87
377.243,01
16,75
1,39
Aset lancar lainnya
Other Current Assets
35.750,20
1,62
37.901,44
1,68
6,02
Jumlah
Total
2.205.874,15
100,00
2.251.691,95
100,00
2,08
Aset Tidak Lancar
Non-Current Assets
Aset tidak lancar PTPN VII meningkat 16,71%, yakni dari Rp4,96 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp5,79 triliun pada tahun 2013. Hal ini terutama disebabkan karena kenaikan aset tanaman dan aset tetap, masing-masing sebesar Rp710,31 miliar atau 20,94%, dan Rp129,83 miliar atau 8,62%. Aset tanaman meningkat terkait dengan kegiatan replanting yang masih berlanjut hingga tahun 2013.
PTPN VII non-current assets increased by 16.71%, it was from Rp4.96 trillion in 2012 to Rp5.79 trillion in 2013. This was particularly caused by the increase of plant assets and fixed asset, respectively by Rp710.31 billion or 20.94% and Rp129.83 billion or 8.62%. the plant assets was increasing relating to on going replanting activities up to 2013.
Komposisi Aset Tidak Lancar Composition of Non Current Assets
Uraian
Description
Piutang kepada pihak-pihak berelasi Receivable to related parties Investasi pada perusahaan asosiasi Investment in Associates Company
2012 Rp juta (Rp million)
2013
%Kontribusi Contribution
Rp juta %Kontribusi (Rp million) Contribution
∆%
16.494,72
0,33
17.592,37
0,30
6,65
7.197,87
0,15
7.294,86
0,13
1,35
Investasi jangka panjang lainnya
Other Long Term Investment
12.889,89
0,26
13.305,42
0,23
3,22
Properti investasi
Investment property
19.180,59
0,39
153,94
0,00
-99,20
Aset tanaman perkebunan Plantation Crop Asset Tanaman telah menghasilkan
Maturity Plant
1.226.159,78
24,72
1.533.865,36
26,50
25,10
Tanaman belum menghasilkan
Immaturity Plant
2.165.223,04
43,65
2.567.824,37
44,36
18,59
Aset tetap
Fixed Assets
1.506.728,70
30,38
1.636.558,22
28,27
8,62
Aset tidak lancar lainnya
Other Non Current Assets
6.155,91
0,12
12.014,10
0,21
95,16
Jumlah
Total
4.960.030,50
100,00
5.788.608,62
100,00
16,71
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
152
Total Liabilitas
Total Liabilities
PTPN VII mencatatkan total liabilitas pada tahun 2013 sebesar Rp6,43 triliun, yang terdiri atas 70,10% liabilitas jangka pendek dan 29,90% liabilitas jangka panjang. Nilai total liabilitas ini meningkat sebesar 14,12% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp5,63 triliun. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.
PTPN VII recorded total liabilities in 2013 amounted by Rp6.43 trillion, consisted of 70.10% short-term liabilities and 29.90% long-term liabilities. Total value of these liabilities increased by 14.12% compared to 2012 reached Rp5.63 trillion. This increase was caused by the increase of short-term and longterm liabilities.
Liabilitas Jangka Pendek
Short-Term Liabilities
Liabilitas jangka pendek mengalami peningkatan sebesar 8,64%, yakni dari Rp1,77 triliun di tahun 2012 menjadi Rp1,92 triliun di tahun 2013. Kenaikan ini terutama disebabkan adanya kenaikan pada Kredit Sindikasi (KMK) sebesar Rp300 miliar dan kenaikan Hutang Jangka Panjang Jatuh Tempo sebesar Rp12,00 miliar atau 12,63%.
Short-term liabilities were having an increase by 8.64% from Rp1.77 trillion in 2012 to Rp1.92 trillion in 2013. This increase was mainly caused by the increase of syndicated loans by Rp300 billion and increase of Maturing Long-Term Debt by Rp12.00 billion or 12.63%.
Komposisi Liabilitas Jangka Pendek Composition of Short-Term Liabilities 2012
Segment Segment
Rp juta (Rp million)
2013
%Kontribusi Contribution
Rp juta %Kontribusi (Rp million) Contribution
∆%
Pinjaman jangka pendek
Short-Term Loans
713.684,61
40,36
1.018.505,06
53,01
42,71
Utang usaha
Accounts Payable-Trades
690.173,48
39,03
552.422,82
28,75
-19,96
Utang pajak
Tax Payables
17.347,36
0,98
9.868,18
0,51
-43,11
Biaya yang masih harus dibayar
Costs accrued
136.309,93
7,71
62.661,84
3,26
-54,03
Uang muka dari pelanggan
Advances from customers
20.881,47
1,18
95.205,99
4,96
355,94
Bagian pinjaman jangka panjang Part of long-term loan that yang akan jatuh tempo dalam will be maturity in waktu satu tahun period of one year Hutang bank
Bank Payable
95.000,00
5,37
107.000,00
5,57
12,63
Liabilitas sewa pembiayaan
Funding Rent Liabilities
20.040,44
1,13
20.762,72
1,08
3,60
Liabilitas lancar lainnya
Other current liabilities
75.009,96
4,24
54.808,63
2,85
-26,93
Jumlah
Total
1.768.447,24
100,00
1.921.235,23
100,00
8,64
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
Financial Performance
153
Liabilitas Jangka Panjang Long-Term Liabilities Liabilitas jangka panjang mengalami peningkatan sebesar 16,63%, yakni dari Rp3,86 triliun di tahun 2012 menjadi Rp4,51 triliundi tahun 2013. Kenaikan liabilitas jangka panjang disebabkan oleh kenaikan pinjaman jangka panjang sebesar Rp642 miliar atau 16,63% dibandingkan dengan tahun 2012. Kenaikan pinjaman jangka panjang terutama disebabkan oleh adanya penambahan pencairan pinjaman Kredit Investasi (KI) Sindikasi Tranche D sebesar Rp740 miliar yang digunakan untuk investasi tanaman dan non-tanaman tahun 2013. Long-term liabilities was having an increase by 16.63%, it was from Rp3.86 trillion in 2012 to Rp4.51 trillion in 2013. The increase of long-term liabilities was caused by the increase of long-term loan by Rp642 billion or 16.63% compared to 2012. The increase of long-term loan mainly was causied by the existence of additional loan disbursement of Investment Credit (IC) of Syndicated Tranche D by Rp740 billion used for plant and non plant investment in 2013.
Komposisi Liabilitas Jangka Panjang Composition of Long-Term Liabilities 2012
Segment Segment
Rp juta (Rp million)
Hutang kepada pihak – pihak berelasi
Payable to related parties
Pinjaman jangka panjang
Long-Term Loans
Liabilitas sewa pembiayaan
Finance lease liabilities
Surat hutang jangka menengah
Medium-term IOU/Notes
Liabilitas imbalan kerja karyawan
Employee Benefit Liabilities
Liabilitas pajak tangguhan
Deferred tax liabilities
Jumlah
Total
Laporan Tahunan 2013
2013
%Kontribusi Contribution
Rp juta %Kontribusi (Rp million) Contribution
∆%
31.877,52
0,83
14.919,95
0,33
-53,20
3.303.436,48
85,52
4.294.447,27
95,32
30,00
59.506,57
1,54
41.933,84
0,93
-29,53
452.000,00
11,70
102.000,00
2,26
-77,43
-
-
-
-
-
15.947,03
0,41
51.821,11
1,15
224,96
3.862.767,59
100,00
4.505.122,17
100,00
16,63
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
154
Total Ekuitas
Total Equity
Pada tahun 2013 Ekuitas yang dicapai sebesar Rp1,61 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp79,25 miliar atau 5,16% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp1,53 triliun. Hal ini disebabkan peningkatan laba ditahan sebesar Rp54,33 miliar yang berasal dari tambahan laba bersih tahun 2012 berdasarkan keputusan RUPS, peningkatan laba bersih sebesar Rp24,11 miliar, dan hak minoritas pada PT Karya Nusa Tujuh sebesar Rp641 Juta.
In 2013 the equity was achieved by 1.61 trillion, increased by Rp79.25 billion or 5.16% compared to 2012 or by Rp1.53 trillion. This was caused by the increase of retained profit by Rp54.33 billion derived from additional net income in 2012 based on GMS, the increase of net profit was by Rp24.11 billion, and minority rights in PT Karya Nusa Tujuh was by Rp641 million.
Komposisi Liabilitas Jangka Panjang Composition of Long-Term Liabilities 2012
Segment Segment
Rp juta (Rp million)
Modal saham
Share Capital
Selisih nilai transaksi antar entitas pengendali
Difference in transaction value between control entities
2013
%Kontribusi Contribution
Rp juta %Kontribusi (Rp million) Contribution
∆%
1.226.223,00
79,90
1.226.223,00
75,98
-
8.888,92
0,58
8.888,92
0,55
-
Saldo Laba Retained earnings - Ditentukan penggunaannya
Appropriated
- Belum ditentukan penggunaannya
Unappropriated
245.245,32
15,98
299.577,91
18,56
22,15
54.332,59
3,54
78.611,86
4,87
Kepentingan non sepengendali
44,69
Non-Controlling Interests
-
-
641,48
0,04
-
Jumlah
Non-Controlling Interests
1.534.689,83
100,00
1.613.943,17
100,00
5,16
ARUS KAS CASH FLOW
Posisi kas dan setara kas akhir tahun 2013 menurun 33,85%, yakni dari Rp560,74 miliar di tahun 2012 menjadi Rp370,93 milyar di tahun 2013. Penurunan tersebut terutama disebabkan adanya pembayaran bunga sebesar Rp466,58 miliar, pembayaran pinjaman jangka pendek sebesar Rp129,48 milyar dan pembayaran pinjaman jangka panjang dan menengah sebesar Rp458,02 milyar. Per akhir Desember 2013, Perseroan menerima kas dari pelanggan sebesar Rp4,75 triliun, pinjaman jangka pendek sebesar Rp444,94 miliar dan pinjaman jangka panjang dan menengah sebesar Rp1,09 triliun.
Laporan Tahunan 2013
Cash and cash equivalent in late 2013 was decreasing 33.85%, it was from Rp560.74 billion in 2012 to Rp370.93 billion in 2013. The decrease was mainly caused by the existence of interest payment by Rp466.58 billion, the short-term loan payment by Rp129.48 billion and longterm loan payment and medium-term loan payment was by Rp458.02 billion. Per late December 2013, the Company received cash from customers by Rp4,75 trillion, short-term loan by Rp444.94 billion and long-term loan and medium-term loan was by Rp1.09 trillion.
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
Financial Performance
155
Arus Kas Cash Flow Uraian
Description
2012
Kas dan setara kas awal tahun
Cash and Cash Equivalents at the beginning of the year
403.941
560.741
38,82
Kas bersih diperoleh (digunakan) dari aktivitas operasi
Net cash derived (used) from operational activities
(59.365)
(222.038)
274,02
Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
Net Cash used in investing activities
(939.277)
(942.695)
0,36
1.149.380
948.431
-17,48
150.737
(216.302)
-243,50
6.063
26.492
336,95
Kas bersih diperoleh dari Net cash provided by (used in) (digunakan untuk) aktivitas pendanaan financing activities Kenaikan (Penurunan) bersih kas
Net Increase in Cash
Pengaruh selisih kurs
Effect of foreign exchange
Kas dan setara kas akhir tahun
Cash and Cash Equivalents at the end of the year
.560.741
2013
∆%
370.931 -33,85
Arus Kas dari Kegiatan Operasi
Cash Flow from Operational Activities
Arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi meningkat sebesar 274,02%, yakni dari Rp59,37 milliar ditahun 2012 menjadi Rp222,04 milliar di tahun 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan peningkatan pembelian bahan baku plasma/pihak III.
Cash flow being used for the operational activity increased by 274.02%, namely from Rp59.37 billion in 2012 into Rp222.04 billion in 2013.The increase was particularly caused by the increase of Plasma raw material purchase/ third parties.
Arus Kas dari Kegiatan Investasi Tahun 2013 ini Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah Rp942,70 miliar, naik sebesar Rp3,42 miliar atau 0,4% dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp939,28 miliar.
Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan Arus kas dari kegiatan pendanaan pada tahun 2013 lebih banyak menerima dana dari kreditur pihak lain daripada melakukan pembayaran sehingga diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp948,43 miliar, menurun dari tahun 2012 yaitu sebesar Rp1,15 trilyun. Penurunan arus kas dari kegiatan pendanaan pada tahun 2013 terutama disebabkan pembayaran pinjaman jangka panjang dan menengah jatuh tempo sebesar Rp458,02 miliar, naik sebesar Rp353,65 miliar atau 338,8% dari tahun 2012 yang sebesar Rp104,37 miliar.
Laporan Tahunan 2013
Cash Flow from Investment Activities In 2013 the net cash used for the investment activity was Rp942.70 billion, rose up by Rp3.42 billion or 0.4% compared to 2012 by Rp939.28 billion.
Cash Flow from Funding Activities Cash flow from funding activities in 2013 was receiving more fund from creditor then making a payment thus derived from funding activities amounted to Rp948.43 billion, fell from 2012 by Rp1.15 trillion. The decrease of cash flow from funding activities in 2013 particularly caused by the long-term loan payment and medium-term maturity by Rp458.02 billion, rose by Rp353.65 billion or 338.8% from 2012 by Rp104.37 billion.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
156
Resources Optimization Towards The Best Performance
KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG DAN KOLEKTIBILITAS PIUTANG ABILITY TO PAY THE DEBTS AND RECEIVABLE COLLECTIBILITY
Likuiditas
Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi liabilitas lancarnya yang diukur dengan perbandingan antara aset lancar dengan liabilitas jangka pendek. Tingkat likuiditas Perseroan tahun 2013 adalah sebesar 117,43%, menurun dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 124,74%.
Liquidity is the company’s ability to cover its current liabilities measured by comparing between the current asset with short-term liability. The Company liquidity level in 2013 was amounted to 117.43%, it was decreasing compared to 2012 by 124.74%.
Solvabilitas
Solvability
Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi seluruh liabilitasnya, yang diukur dengan membandingkan seluruh liabilitas dengan seluruh aset. Perbandingan antara liabilitas dengan aset Perseroan tahun 2013 adalah sebesar 0,80 kali, meningkat apabila dibandingkan dengan rasio yang sama pada tahun 2012 yang sebesar 0,79 kali. Perbandingan besaran rasio tersebut menyiratkan bahwa Perseroan masih memiliki kemampuan yang cukup baik dalam memenuhi seluruh kewajibannya.
Solvability is Company’s ability to cover all its liabilities, which is measured by comparing all liabilities with all assets. The comparison between liabilities with company’s asset in 2013 was amounted to 0.80 times, it increased if compared with the same ration in 2012 by 0.79 times. The comparison of those ratio size implied that the Company still have a quite good ability in fulfilling its all obligation.
Tingkat Kolektibilitas
Collectibility Level
Pada tahun 2013, kolektibilitas perusahaan ditunjukkan dengan angka perputaran niaga 2 (dua) hari, sehingga rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonvers piutang menjadi kas / setara kas adalah 2 (dua) hari. Angka perputaran niaga ini sama seperti tahun 2012. Hal ini menunjukkan kemampuan kolektibilitas perseroan dalam menagih piutang masih cukup baik.
In 2013, the company’s collectability was suggested by trade turnover rate of 2 (two) days, thus the average period required to convert receivables into cash or cash equivalent were 2 (two) days. This trade turnover rate was still the same with 2012. This suggested that the company’s collectivility ability in collecting the receivable was still good.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
Financial Performance
157
STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL CAPITAL STRUCTURE AND CAPITAL STRUCTURE POLICY
Di dalam menentukan struktur pendanaan, manajemen PTPN VII (Persero) terlebih dahulu menganalisa sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhinya dan kemudian menetapkan struktur modal yang ditargetkan. Kebijakan struktur modal merupakan kebijakan perusahaan yang bertujuan untuk menentukan sumber pembiayaan kegiatan operasi perusahaan baik itu dengan menggunakan dana yang berasal dari dalam perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan. PTPN VII menerapkan kebijakan pendanaan atau struktur modal yang optimal sehingga terjadi keseimbangan antara risiko dan pengembalian yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan.
In determine the funding structure, the PTPN VII (Persero) Management initially analyzes several factors that influences them and then determines the targeted capital structure. The capital structure policy is a company policy aim to determine the company operational activity funding sources either by using external funds or internal funds. PTPN VII applies an optimum funding policy or capital structure thus resulting in balance between risk and return that can maximize the company value.
Pada tahun 2013, rasio utang terhadap modal mencapai 3,98%, meningkat dari posisi tahun 2012 sebesar 3,67%. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan liabilitas jangka panjang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan investasi tahun 2013. PTPN VII (Persero) memiliki kebijakan dalam pendanaan investasi, yaitu sumber dana internal sebesar 33% dan dan eksternal sebesar 67%.
In 2013, the debt ration to capital reached 3.98%, it rose up then position in 2012 by 3.67%. this increase was caused by the increase of long-term liabilities used to fulfill the investment necessities in 2013. The PTPN VII (Persero) has policy in investment funding, they were internal funding source amounted to 33% and external funding source amounted to 67%.
Rasio Hutang Terhadap Modal Debt to Equity Ratio Uraian
Description 2012 2013
Jumlah liabilitas Rp miliar
Total Liabilities (Rp billion)
5.631.215
6.426.357
Ekuitas
Equity
1.534.690
1.613.943
Rasio hutang terhadap modal (%)
Debt to Equity Ratio (%)
3,98
3,67
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
158
Struktur Modal Capital Structure 2012
Segment Segment
Rp juta (Rp million)
2013
%Kontribusi Contribution
Rp juta %Kontribusi (Rp million) Contribution
∆%
Liabilitas jangka pendek
Current liabilities
1.768.447
24,68
1.921.235
23,90
8,64
Liabilitas jangka panjang
Non Current liabilities
3.862.768
53,90
4.505.122
56,03
16,63
Jumlah liabilitas
Total Liabilities
5.631.215
78,58
6.426.357
79,93
14,12
Ekuitas
Equity
1.534.690
21,42
1.613.943
20,07
5,16
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Total Liabilities and Equity
7.165.905
100,00
8.040.301
100,00
12,20
IKATAN MATERIAL UNTUK INVESTASI BARANG MODAL
MATERIAL COMMITMENT FOR THE CAPITAL EXPENDITURE
Selama tahun 2013 tidak terdapat ikatan yang material atas investasi barang modal.
During 2013 there were no material commitments on capital investment.
INFORMASI KEUANGAN YANG TELAH DILAPORKAN YANG MENGANDUNG KEJADIAN YANG SIFATNYA LUAR BIASA DAN JARANG TERJADI
FINANCIAL INFORMATION THAT HAS BEEN REPORTED CONTAINING EXTRAORDINARY AND INFREQUENT EVENTS
Laporan Keuangan PTPN VII (Persero) yang diaudit untuk Periode Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 tidak memiliki informasi keuangan yang bersifat luar biasa.
Financial Statement of PTPN VII (Persero) that was audited for the Period Year Ended on 31 December 2013 and 2012 did not have any extraordinary financial information.
PENINGKATAN ATAU PENURUNAN YANG MATERIAL DARI PENJUALAN/ PENDAPATAN BERSIH
MATERIAL INCREASE OR DECREASE FROM NET SALES/INCOME
Penjualan/pendapatan bersih pada tahun 2013 sebesar Rp4,62 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp256,43 miliar atau 5,9% dari tahun 2012 sebesar Rp4,36 triliun. Peningkatan penjualan ini terutama dikarenakan oleh faktor kenaikan volume penjualan Karet dan Gula.
The net sales/income in 2013 was amounted to Rp4.62 trillion, it was having an increase by Rp256.43 billion or 5.9% from 2012 amounted by Rp4.36 trillion. The increase in sales was particularly caused by the factor of rubber and sugar sales volume increase.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
159
Financial Performance
DAMPAK PERUBAHAN HARGA TERHADAP PENJUALAN/PENDAPATAN BERSIH IMPACT OF PRICE CHANGE TO NET SALES/INCOME
Dampak Perubahan Harga
Impact of Price Change
Pada tahun 2013, secara rata-rata harga jual seluruh komoditas PTPN VII (Persero) mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 kecuali harga minyak sawit, minyak inti sawit, bungkil inti sawit dan teh. Penurunan harga jual karet merupakan penurunan harga jual terbesar dibandingkan komoditi lain. Hal ini terkait dengan masih berlanjutnya perlambatan ekonomi global sepanjang tahun 2013.
In 2013, in average the selling price of all PTPN VII (Persero) commodity was suffering a decrease compared to 2012 unless the palm oil, palm kernel oil, bungkil kernel oil, and tea price. The decrease of rubber selling price was the largest decline in selling price compared to other commodities. This was relating with the ongoing of global economy deceleration during 2013
Karet
Rubber
Harga jual mengalami penurunan sebesar Rp4.615/Kg atau sebesar 14,89%, yaitu dari Rp30.985/kg di tahun 2012 menjadi Rp26.371/kg di tahun 2013.
The rubber selling price was suffering a decrease by Rp4.615/kg or 14.89%, it was from Rp30,985/kg in 2012 to Rp26,371/kg in 2013.
Minyak Sawit
Palm Oil
Harga jual mengalami kenaikan sebesar Rp571/Kg atau sebesar 8,59%, yaitu dari Rp6.645/kg di tahun 2012 menjadi Rp7.216/kg di tahun 2013.
The palm oil selling price was having an increase by Rp571/kg or by 8.59%, it was from Rp6.645/kg in 2012 to Rp7,216/kg in 2013.
Minyak Inti Sawit
Palm Kernel Oil
Harga jual mengalami kenaikan sebesar Rp419/Kg atau sebesar 5,77%, yaitu dari Rp7.273/kg di tahun 2012 menjadi Rp7.693/kg di tahun 2013.
The palm kernel oil selling price was increasing by Rp419/ kg or amounted to 5.77%, it was from Rp7,273/kg in 2012 to Rp7,693/kg in 2013.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
160
Resources Optimization Towards The Best Performance
Bungkil Inti Sawit
Kernel Oil Cake
Harga jual mengalami kenaikan sebesar Rp256/Kg atau sebesar 38,82%, yaitu dari Rp659/kg di tahun 2012 menjadi Rp915/kg di tahun 2013.
The kernel oil cake selling price was having an increase by Rp256/kg or by 38.82%, it was from Rp659/kg in 2012 to Rp915/kg in 2013
Teh
Tea
Harga jual mengalami kenaikan sebesar Rp2.673/Kg atau sebesar 18,59%, yaitu dari Rp14.379/kg di tahun 2012 menjadi Rp17.052/kg di tahun 2013.
The tea selling price was having an increase by Rp2,673/kg or by 18.59%, it was from Rp14.379/kg in 2012 to Rp17,052 in 2013.
Gula
Sugar
Harga jual mengalami penurunan sebesar Rp309/Kg atau sebesar 3,33%, yaitu dari Rp9.275/kg di tahun 2012 menjadi Rp8.966/kg di tahun 2013.
The sugar selling price was suffering a decrease by Rp309/ kg or by 3.33%, it was from Rp9,275/kg in 2012 to Rp8,966/ kg in 2013.
Tetes
Molasses
Harga jual tetes tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun 2012 yaitu sebesar Rp945/kg.
The molasses selling price was not change compared to 2012 by Rp945/kg.
Harga Jual Rata-rata Average Selling Price Harga Price Satuan 2011 2012 2013 % % Unit 2012/2011 2013/2012 Karet
Rubber
Rp/kg
39.341
30.985
26.371
78,76
85,11
Minyak Sawit
Crude Palm Oil
Rp/kg
7.125
6.645
7.216
93,26
108,59
Inti Sawit
Palm Kernel
Rp/kg
-
2.175
2.132
-
98,02
Minyak Inti Sawit
Palm kernel oil
Rp/kg
9.763
7.273
7.693
74,50
105,77
Bungkil Sawit
Oil expeller
Rp/kg
554
659
915
118,95
138,85
Teh
Tea
Rp/kg 13.626 14.379 17.052
Gula
Sugar
Rp/kg 7.642 9.275 8.966 121,37 96,67
Tetes
Molasses
Rp/kg
640
945
945
105,53 118,59
147,66
100,00
Dampak Perubahan Harga terhadap Penjualan
Price Change Impact on Sales
Fluktuasi harga jual sangat mempengaruhi penerimaan penjualan/pendapatan bersih. Pada tahun 2013 pengaruh penurunan harga pada beberapa komoditi terutama Karet, mengakibatkan penurunan penjualan/pendapatan bersih sebesar Rp392,14 miliar.
The selling price fluctuation is very influencing the net sales/income gain. In 2013 the effect of price reduction in several commodities particularly rubber was resulting a decrease of net sales/income by Rp392.14 billion.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
161
Financial Performance
INFORMASI DAN FAKTA MATERIAL YANG TERJADI SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN MATERIAL INFORMATION AND FACT OCCURRED AFTER ACCOUNTANT’S REPORT DATE
Tidak terdapat informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan.
There was no material information and fact occurred after the accountant’s report date.
KEBIJAKAN DAN PEMBAYARAN DEVIDEN
DIVIDEND POLICY AND PAYMENT
a. Besarnya Dividen untuk Masing-Masing Tahun:
a. The amount of dividend for each year was:
Based on GMS approval on 2012 Financial Statement validation that the 2012 net profit all was allocated to company’s general reserve, then in 2013 the company did not conduct any dividend payment.
Sesuai dengan persetujuan RUPS pada pengesahan Laporan Keuangan Tahun 2012 bahwa laba bersih tahun 2012 dialokasikan seluruhnya ke cadangan umum perusahaan, maka pada tahun 2013 perusahaan tidak melakukan pembayaran dividen.
b. Besarnya Payout Ratio Tahun 2012 s/d 2013
b. The amount of payout ratio in 2012 up to 2013
Besarnya Pay Out Ratio (deviden, cadangan umum, dan PKBL) tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
The amount of payout ratio (dividend, general reserve, and PCDP) in 2012 and 2013 can be seen in following table:
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
162
Alokasi laba Profit Allocation Uraian
Description
2011
Dividen
Dividend
Program Kemitraan
Partnership Program
2,00
Bina Lingkungan
Community Development
3,00
Jumlah
Rp miliar
%
30,00 46,02
Cadangan Umum General Reserve
2013
Rp miliar
%
Rp miliar
-
- 12,50 9,83
3,07
-
-
-
-
4,60
-
-
-
-
65,00 99,72 100,00 54,33 87,50 68,79 100,00 153,41 100,00 54,33 100,00 78,61
Total
Dividen per saham (Rp) Dividend per Share
•
%
2012
126.909
-
8.014
Deviden tahun buku 2011 diumumkan tgl 7 Juni 2012 dan dibayarkan secara bertahap sebagai berikut: 1. Tgl 5 Juli 2012 sebesar Rp11,50 miliar 2. Tgl 6 Agustus 2012 sebesar Rp8,63 miliar 3. Tgl 6 September 2012 sebesar Rp8,63 miliar 4. Tgl 6 Oktober 2012 sebesar Rp8,63 miliar 5. Tgl 6 November 2012 sebesar Rp8,63 miliar
-
•
Untuk tahun buku 2012, RUPS memutuskan tidak ada pembagian deviden atas laba tahun buku 2012, dan semua laba dialokasikan kecadangan umum.
-
For fiscal year of 2012, the GMS decided that there was no dividend distribution on profit fiscal year 2012, and all profit was allocated to general reserve
•
RUPS tahun buku 2013 memutuskan dividen tahun buku 2013 sebesar Rp9,83 miliar atau 12,50% dari perolehan laba tahun buku 2013 yang akan dibayarkan pada tahun 2014.
-
GMS fiscal year 2013 decided that the dividend fiscal year 2013 amounted to Rp9.83 billion or 12.50% from profit achievement fiscal year 2013 that will be paid in 2014.
Laporan Tahunan 2013
Dividend of fiscal year 2011 was announced on 7 June 2012 and paid out in stages as follow: 1. 2. 3. 4. 5.
5 July 2012 by Rp11.50 billion 6 August 2012 by Rp8.63 billion 6 September 2012 by Rp8.63 billion 6 October 2012 by Rp8.63 billion 6 November 2012 by Rp8.63 billion
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
Financial Performance
163
URAIAN KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN DESCRIPTION OF SHAREHOLDING BY EMPLOYEE OR MANAGEMENT
PTPN VII (Persero) merupakan perusahaan BUMN yang 100% sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Oleh sebab itu, PTPN VIII tidak melaksanakan program kepemilikan saham oleh karyawan dan manajemen melalui program MSOP (Management Stock Option) dan ESOP (Employee Stock Option).
PTPN VII (Persero) is an SOE company which a 100% of its shares were owned by the Indonesian Republic Government. Therefore, PTPN VII do not perform a shareholding program by employee and management by MSOP and ESOP program.
REALISASI PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM
REALIZATION OF FUND USE RESULT OF PUBLIC OFFERING
PTPN VII (Persero) merupakan perusahaan non-listed yang seluruh sahamnya (100%) dimiliki oleh pemerintah. Dengan demikian tidak terdapat informasi mengenai realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
PTPN VII (Persero) is a non-listed company that a 100% of its shares owned by the government. Therefore there is no information concerning realization of fund use result of public offering.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
164
INFORMASI MATERIAL, ANTARA LAIN MENGENAI INVESTASI, EKSPANSI, DIVESTASI, AKUISISI, RESTRUKTURISASI HUTANG/MODAL MATERIAL INFORMATION, SUCH AS INVESTMENT, EXPANSION, DIVESTITURE, ACQUISITION, DEBT/CAPITAL RESTRUCTURING
Investasi
Investment
Pada tahun 2013, perusahaan melaksanakan investasi (capital expenditure) sebesar Rp1,12 triliun untuk penambahan dan peremajaan aset perusahaan. Investasi ini meningkat sebesar Rp124,91 miliar atau 12,5% dari realisasi tahun 2012 sebesar Rp999,66 miliar. Investasi tahun 2013 terdiri dari:
In 2013, the company performed investment (capital expenditure) amounted by Rp1.12 trillion for the company asset addition and rejuvenation. This investment was increasing by Rp124.91 billion or 12.5% from 2012 realization by Rp999.66 billion. 2013 investment consisted of:
-
Investasi tanaman tercapai sebesar Rp806,43 miliar, meningkat Rp82,18 miliar atau 11,3% dari tahun 2012 sebesar Rp724,25 miliar. Hal ini terutama disebabkan adanya kenaikan pembebanan kapitalisasi beban imbalan kerja dan bunga.
-
Plant investment reached Rp806.43 billion, increased Rp82.18 billion or 11.3% of 2012 by Rp724.25 billion. This was particularly caused by the increase in capitalization imposition of the employee and interest benefit expenses
-
Investasi non-tanaman tercapai sebesar Rp318,15 miliar, mengalami peningkatan sebesar Rp42,74 miliar atau 15,5% dari tahun 2012. Penurunan investasi ini terutama disebabkan pelaksanaan investasi didasarkan pada skala prioritas, diutamakan untuk investasi yang berhubungan langsung dengan produksi, dan juga dikarenakan pelaksanaan investasi disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
-
The non-plant investment reached by Rp318.15 billion, it suffered an increase by Rp42.74 billion or 15.5% of 2012. This investment decrease particularly was caused by the investment implementation was based on priority scale, prioritized for investment that directly related with the production, and also caused by the investment implementation was adjusted with the company financial condition.
Sumber pendanaan investasi berasal dari internal sebesar Rp361,64 miliar dan sisanya berasal dari Pinjaman Jangka Panjang berupa Kredit Sindikasi sebesar Rp740 miliar.
The investment funding source derived from internal was amounted to Rp361.64 billion and the remaining was derived from Long-Term Loan in form of syndicated credit by Rp740 billion.
Ekspansi
Expansion
Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) tidak melakukan proses dan aktivitas yang berkaitan dengan ekspansi.
In 2013, the PTPN VII (Persero) did not conduct any process and activities related with expansion.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
165
Financial Performance
Divestasi
Divestment
Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) tidak terdapat program dan proses yang berkaitan dengan divestasi perseroan. Seluruh saham perseroan dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia.
In 2013, in PTPN VII (Persero) there were no programs or processes related with company divestment. All company’s shares were owned by the Indonesian Republic Government.
Penggabungan/Peleburan Usaha
Business Merger
Pada tahun 2013, tidak ada program dan proses yang berkaitan dengan penggabungan/peleburan usaha.
In 2013, there was no program or process related with business merger.
Akuisisi
Acquisition
Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) tidak melakukan proses dan aktivitas yang berkaitan dengan akuisisi.
In 2013, the PTPN VII (Persero) did not conduct any process or activities related with acquisition.
Restrukturisasi hutang/modal
Debt/Capital Restructuring
Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) tidak melakukan restrukturisasi hutang/modal.
In 2013, PTPN VII (Persero) did not conduct any debt/ capital restructuring.
INFORMASI TRANSAKSI MATERIAL YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN/ATAU TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI
MATERIAL TRANSACTION INFORMATION CONTAINS CONFLICT OF INTEREST AND/OR TRANSACTION WITH THE AFFILIATED PARTIES
Tidak terdapat transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi.
There was no material transaction containing a conflict of interest and/or transactions with the affiliated parties.
URAIAN MENGENAI PERUBAHAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN TERHADAP PERUSAHAAN
DESCRIPTION OF LEGISLATION REGULATION AMENDMENT THAT SIGNIFICANTLY AFFECTS THE COMPANY
Perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap pencapaian kinerja perusahaan pada tahun 2013
Changes in laws and regulations that have a significant effect on the achievement of the company’s performance in 2013
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
166
Resources Optimization Towards The Best Performance
PerubahanPeraturan Regulation Amendment
Dampak Bagi Perusahaan Impact to Company
1
Peraturan Menteri ESDM RI Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak EMR Minister Regulation No. 1 year 2013 of Fuel Use Control
Penggunaan BBM non Subsidi The use of non-subsidized fuel
2
Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 98/Permentan/ OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan Agriculture minister regulation No. 98/Permentan/ OT.140/9/2013 of Plantation Business Licensing Guidelines
Kewajiban untuk membangunkan kebun plasma seluas 20% dari luas areal perkebunan yang akan diusahakan Obligation to construct plasma estate by 20% of estate area that will be commercialized Kewajiban untuk menyelesaiakan pengurusan hak tanah (HGU) di BPN dalam jangka waktu 2 tahun (cima; beringin; Beka) Obligation to resolve right to cultivate in BPN within 2 years (Cima; Beringin; Beka)
3
Kewajiban untuk melaksanakan dalam menata pengelolaan TI bagian dari GCG yang direalisasikan melalui kebijakan dalam pedoman mengatur program BOC, BOD, TI, dan pemilik Proses Bisnis Obligation to perform IT management as part of GCG that realized through policy in guidelines regulating the BOC, BOD, IT, and business process owner
Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-02/MBU/2013 tentang Panduan Penyusunan pengelolaan teknologi informasi Badan Usaha Milik Negara SOE Minister Regulation No. Per-02/MBU/2013 of Guidelines for Developing the management of information technology for State Owned Enterprises
Kewajiban untuk melaksanakan Implementasi TI berdasarkan pada perencanaan Strategis/Master Plan TI Obligation to perform implementation based on strategic planning / IT master plan
URAIAN MENGENAI PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
DESCRIPTION REGARDING THE CHANGE OF ACCOUNTING POLICY
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penuyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, kecuali bagi penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi dan berlaku secara efektif sejak tanggal 1 Januari 2013 sebagai berikut:
The accounting policy applied in drafting the consolidated financial statement is consistent with the accounting policy applied in the drafting of consolidated financial statement for year ended on 31 December 2012, unless for application of several statement of financial accounting standards (SFAS) that has been revised and applied effectively since 1 January 2013 as follow:
1. PSAK 38, “Kombinasi bisnis pada entitas sepengendali” 2. PSAK 60, “Instrumen keuangan:Pengungkapan”.
1.
Laporan Tahunan 2013
2.
SFAS 38, “business combination of entities under common control” SFAS 60, “Financial Instrument: disclosure”
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
167
Financial Performance
Pengaruh dari penerapan PSAK tersebut terhadap laporan keuangan perusahaan adalah:
The Effects of SFAS application to company’s financial statement are:
1.
1. SFAS 38: business combination of entities under common control, provide guidance to the business combination of entities under common control either for entities that receive the business or entities that release the business. The business combination of entities under common control was recorded using pooling of interest. The difference between the amount transferred and recorded will be presented. The SFAS 38 revision, effective on 1 January 2013 did not emerging a change on Company’s accounting policy and did not effect on the reported amounts for the current period or prior financial year
PSAK 38: Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali, memberikan panduan untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali baik untuk entitas yang menerima bisnis maupun entitas yang melepas bisnis. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara jumlah yang dialihkan dan yang dicatat akan disajikan . Revisi PSAK 38, yang berlaku efektif 1 Januari 2013 tidak menimbulkan perubahan terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak berpengaruh pada jumlah yang dilaporkan untuk periode berjalan atau tahun keuangan sebelumnya.
2. PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Standar ini berlaku secara prospektif untuk periode keuangan yang dimulai pada 1 Januari 2012. Standar yang baru merevisi sejumlah persyaratan pengungkapan yang telah ada dan menambahkan beberapa pengungkapan baru. Prinsip utama dari standar ini adalah untuk mengungkapkan informasi yang memadai yang membuat pengguna laporan keuangan mampu mengevaluasi kinerja dan posisi keuangan instrument keuangan yang signifikan milik Perusahaan. PSAK 60 berisi pengungkapanpengungkapan baru atas risiko-risiko dan manajemen risiko dan mensyaratkan entitas pelaporan untuk melaporkan sensitivitas instrumen keuangannya terhadap pergerakan risiko-risiko tersebut. Beberapa ketentuan baru yang penting dan relevan antara lain:
2.
SFAS 60, the “financial instrument: Disclosure”. This standard was applied prospectively for financial period started on 1 January 2012. The new standard revised number of existing disclosure requirements and added several new disclosures. Main principle from this standard was to reveal proper information that made the financial statement user able to evaluate the significant financial performance and position of the financial instrument belong to the Company. SFAS 60 contained new disclosures of risks and risk management and required the reporting entities to report their financial instrument sensitivity to the risks movement. Several new important and relevant provision were:
- Pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko antara lain risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas. - Pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelas aset dan liabilitas keuangan, serta pengungkapan hirarki nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan.
- Qualitative and quantitative disclosures on impact of risks include market risk, credit risk and liquidity risk. - Disclosure of fair value for every asset and financial liability class, and hierarchy disclosure of fair value to financial instrument that measured with fair value on the reporting date.
Perusahaan menetapkan bahwa adopsi standar-standar baru dan revisi ini tidak material mempengaruhi laporan keuangannya. Selain itu, Perusahaan telah mengungkapkan informasi mengenai penyajian laporan keuangan dan pengungkapan yang terkait.
The company determined that the adoption of this new standard and revision was not materially influencing the financial statement. In addition, the company has disclosed information of financial statement presentation and related disclosure.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
168
Penerapan standar baru berikut, standar dan interpretasi baru dan revisi standar yang relevan berikut tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi dan efek material untuk jumlah yang dilaporkan atas periode berjalan atau periode sebelumnya.
Application of following new standards. The following new standard and interpretation and relevant revised standard did not generate a major change on the accounting policy and material effect to the amount reported on current period or prior period.
•
•
• • • • • • • • • • •
PSAK 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PSAK 16 (Revisi 2011): Aset tetap PSAK 26 (Revisi 2011): Biaya Pinjaman PSAK 30 (Revisi 2011): Sewa PSAK 46 (Revisi 2010): Pajak Penghasilan PSAK 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan, Penyajian PSAK 53 (Revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham PSAK 55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan, Pengakuan dan Pengukuran PSAK 56: Laba per saham PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan pengungkapan atas bantuan Pemerintah ISAK 15-PSAK 24: Batasan Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. ISAK 25: Hak atas Tanah
• • • • • • • • • • •
SFAS 10 (revised 2010): effect of changes in foreign exchange rate SFAS 16 (revised 2011): fixed asset SFAS 26 (revised 2011): borrowing cost SFAS 30 (revised 2011): lease SFAS 46 (Revised 2010): Income Tax SFAS 50 (revised 2010): financial instrument, presentation SFAS 53 (revised 2010): Share-based payment SFAS 55 (revised 2011): Financial Instrument: Recognition and Measurement SFAS 56: profit per share SFAS 61: accounting of government grant and disclosure of government assistance IFAS 15-SFAS 24: Limits on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction IFAS 25: Land Rights
Ketaatan Sebagai Wajib Pajak
Compliance of Taxpayer
Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak kepada pemerintah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pembayaran pajak PTPN VII (Persero) pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
In 2013, PTPN VII (Persero) has met its obligation as taxpayer to government pursuant to applicable legislation provision. The tax payment of PTPN VII (Persero) in 2013 was as follow:
2012 2013
PPh Pasal 21
Income Tax Article 21
Rp29,60 miliar
Rp30,73 miliar
PPh Pasal 23
Income Tax Article 23
Rp14,60 miliar
Rp20,39 miliar
PPh Pasal 29
Income Tax Article 29
Rp69,62 miliar
Rp50,00 miliar
PPN Masukan
vAT output
Rp591,31 miliar
Rp676,62 miliar
PPN Keluaran
vAT output
Rp529,90 miliar
Rp669,55 miliar
Pajak Bumi dan Bangunan
Land & building tax
Rp22,49 miliar
Rp24,09 miliar
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Kinerja Keuangan
169
Financial Performance
PENCAPAIAN TARGET 2013
TARGET ACHIEVEMENT 2013
Realisasi penjualan total pada tahun 2013 mencapai 83,8% dari target RKAP. Tidak tercapainya realisasi penjualan terhadap RKAP terutama disebabkan penurunan volume penjualan pada produksi hasil jadi Karet (95,4%), Minyak Sawit (65,5%), Minyak Inti Sawit (70,8%), Bungkil Inti Sawit (71,0%), Teh (67,9%), dan Gula (79,8%). Faktor lain yang juga menyebabkan tidak tercapainya penjualan terhadap target RKAP adalah penurunan harga jual pada produksi hasil jadi Gula (96,4%). Penurunan penjualan tersebut berdampak signifikan terhadap perolehan laba perusahaan yang hanya mencapai 67,3% terhadap target RKAP.
Realization of total sales in 2013 reached 83.8% of CAPB target. The failure in achieving the sales realization of CAPB mainly was caused by the decrease of sales volume on rubber finished-goods production (95.4%), palm oil (65.5%), palm kernel oil (70.8%), palm kernel cake (71.0%), tea (67.9%), and sugar (79.8%). Other factor that also considered in causing the failure of sales achievement to CAPB target was the decline in selling price on Sugar finished-goods production (96.4%). The decrease in sales significantly impacted on company’s profit earning that only gained 67.3% to CAPB target.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
170
2013 Target RKAP CAPB target
Realisasi Realization
%
Target RKAP 2014 CAPB Target
Penjualan (Rp miliar) - Karet - Minyak Sawit - Inti Sawit - Minyak Inti Sawit - Bungkil Inti Sawit - Teh - Gula - Tetes
Sales (Rp Billion) Rubber Palm Oil Palm Kernel Palm Kernel Oil Palm Kernel cake Tea Sugar Molasses
Jumlah
Total
Harga Jual (Rp/Kg) - Karet - Minyak Sawit - Inti Sawit - Minyak Inti Sawit - Bungkil Inti Sawit - Teh - Gula - Tetes
Selling Price Rubber 26.034 26.371 101 Palm Oil 6.762 7.216 107 Palm Kernel 2.028 2.132 105 Palm Kernel Oil 7.311 7.693 105 Palm Kernel cake 713 915 128 Tea 16.728 17.052 102 Sugar 9.300 8.966 96 Molasses 865 945 109
Volume Jual (Ton)
- Karet - Minyak Sawit - Inti Sawit - Minyak Inti Sawit - Bungkil Inti Sawit - Teh - Gula - Tetes
Rubber Palm Oil Palm Kernel Palm Kernel Oil Palm Kernel cake Tea Sugar Molasses
2.319,15 2.241,01 97 1.706,26 1.191,99 70 7,91 21,24 269 118,80 88,46 74 20,79 18,94 91 83,20 57,63 69 1.187,01 913,12 77 56,01 77,41 138 5.499,13 4.609,82 84
89.080 84.980 95 252.348 165.195 65 3.900 9.965 256 16.250 11.500 71 29.156 20.707 71 4.974 3.380 68 127.635 101.845 80 64.768 81.943 127
2.522,92 2.215,68 10,73 149,05 21,32 93,69 1.330,48 75,11 6.418,98 26.914 7.150 2.000 7.500 850 19.137 8.950 1.050
93.739 309.885 5.366 19.873 25.078 4.896 148.657 71.533
Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (Induk) (Rp miliar) - Karet - Kelapa Sawit - Teh - Tebu Sugar
Ruber Palm Oil Tea Cane
Jumlah Total
42,52 42,17 99 25,94 (40,82) -157 15,21 0,78 5 71,97 112,18 156 155,64
114,32
74
41,07 77,07 11,1 90,32 219,56
Margin Laba/(Rugi) Sebelum Pajak (Induk) (%) - - - -
Karet Kelapa Sawit Teh Tebu Sugar
Rubber Palm Oil Tea Cane
1,83 1,40 18,28 5,79
Laporan Tahunan 2013
1,88 102,73 -3,09 -220,71 1,36 7,43 11,33 195,68
Annual Report 2013
1,63 3,22 11,85 6,43
Kinerja Keuangan
171
Financial Performance
TARGET 2014
TARGET IN 2014
PTPN VII (Persero) menetapkan target penjualan tahun 2014 sebesar Rp6.370,94 milliar, naik 115,85% dibandingkan target penjualan tahun 2013. Peningkatan ini diproyeksikan berasal dari peningkatan volume penjualan karet 115,22%, minyak sawit 122,80%, minyak inti sawit 137,58%, bungkil inti sawit 86,01%, dan gula 116,47%. Laba sebelum pajak ditargetkan mencapai Rp238,39 milyar, meningkat 208,52% terhadap tahun 2012 yang mencapai Rp114,32 milyar. Dengan memperhatikan kondisi eksternal yang masih terpengaruh perlambatan ekonomi global, harga jual yang ditargetkan PTPN VII relatif tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012.
PTPN VII (Persero) determined the sales target in 2014 by Rp6,370.94 billion, rose by 115.85% compared to 2013 sales target. This increase was projected derived from the increase of rubber sales volume by 115.22%, palm oil 122.80%, palm kernel oil 137.58%, palm kernel cake 86.01%, and sugar 116.47%. the profit before tax was targetted reach Rp238.39 billion, rose by 208.52% to 2012 reached Rp114.32 billion. By noticing the external state that still affected by the global economic deceleration, the selling price targetted by the PTPN VII was not relatively having an increase compared to 2012.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Tata Kelola Perusahaan
173
Corporate Governance
TATA KELOLA PERUSAHAAN CORPORATE GOVERNANCE
PTPN VII (Persero) memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan penerapan tata kelola dan senantiasa menerapkan dengan sebaik-baiknya seluruh prinsip-prinsip GCG yang meliputi transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian,
Manajemen berkeyakinan bahwa penerapan Good Corporate Governance (GCG) akan mendorong perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang unggul dan nilai tambah ekonomi
dan kewajaran.
pemegang saham dan para stakeholder, termasuk pengurus perusahaan dan pekerja. Penerapan prinsip-prinsip GCG bukan hanya diterapkan di Kantor Direksi tetapi meliputi seluruh jajaran perusahaan baik pada Bagian, Distrik dan Unit Usaha.
The PTPN VII (Persero) has a high commitment to enhance the governance implementation and always apply with the best all GCG principles covering transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness. Management believes that the GCG implementation will encourage the company to create a superior performance and economic value-added of the shareholders and the stakeholders, include management and employees. The GCG principles implementation is not only in the Head Office but also covering all company rank either in the Division, District, or Business Unit.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
174
Resources Optimization Towards The Best Performance
PENERAPAN TATA KELOLA
GOVERNANCE IMPLEMENTATION
PTPN VII (Persero) memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan penerapan tata kelola dan senantiasa menerapkan dengan sebaik-baiknya seluruh prinsip-prinsip GCG yang meliputi transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran. Manajemen berkeyakinan bahwa penerapan Good Corporate Governance (GCG) akan mendorong perusahaan untuk menghasilkan kinerja yang unggul dan nilai tambah ekonomi pemegang saham dan para stakeholder, termasuk pengurus Perusahaan dan pekerja. Penerapan prinsip-prinsip GCG bukan hanya diterapkan di Kantor Direksi tetapi meliputi seluruh jajaran perusahaan baik pada Bagian, Distrik dan Unit Usaha. The PTPN VII (Persero) has a high commitment to enhance the governance implementation and always apply with the best all GCG principles covering transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness. The management believes that the GCG implementation will encourage the company to create a superior performance and value-added economic of the shareholders and the stakeholders, include the Company management and workers. The GCG principles implementation is not merely applied in the Head Office but also covering all company rank either in the Division, District, or Business Unit.
Sebagai wujud kepatuhan terhadap sejumlah peraturan yang menjadi landasan hukum pelaksanaan tata kelola, PTPN VII (Persero) telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan sejak tahun 2004 yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi No:7.6/ Kpts/435/2004 tanggal 20 Oktober 2004 tentang Pedoman Good Corporate Governance dan telah disempurnakan kembali dengan Surat Keputusan Bersama Direksi & Dewan Komisaris No:7.15/Kpts/26/2013 tanggal 4 Desember 2013 tentang Penyempurnaan Pedoman Good Corporate Governance.
As a form of obedience to all regulation that become the legal basis of governance implementation, the PTPN VII (Persero) has developed the corporate governance structure and system since 2004 at stated on BOD Decree No: 7.6/Kpts/435/2004 dated 20 October 2004 regarding GCG Guideliness and has been updated on BOD & BOC Joint Decree No: 7.15/Kpts/26/2013 dated 4 December 2013 regarding the improvement of GCG Guideliness.
TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
THE AIM OF CORPORATE GOVERNANCE IMPLEMENTATION
Penerapan Good Corporate Governance oleh perseroan mutlak diperlukan agar tercapai keseimbangan hubungan antar organ-organ perseroan, yang mencakup dengan struktur kelembagaan dan mekanisme operasional (keseimbangan internal), serta terpenuhinya tanggung jawab perseroan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat dan seluruh stakeholders, yang mencakup pengaturan
The GCG implementation by company is absolutely required in order to achieve a balance of relationship between the company’s organs, which covering organizational structure and operational mechanism (internal balance), and fulfillment of company’s responsibility as a business entity in community and all stakeholders, which covering relationship arrangement between the company and all stakeholders (external balance).
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
175
Corporate Governance
hubungan antara perseroan dengan seluruh stakeholders (keseimbangan eksternal). Yang pada akhirnya akan memberi nilai tambah bagi perseroan. Hubungan tersebut akan menentukan arah pengembangan dan meningkatkan kinerja perseroan serta berjalannya fungsifungsi pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien.
It eventually will provide value-added for the company. Those relationships will determined the development direction and enhance the company’s performance as well as the functions of corporate governance effectively and efficiently.
Penerapan GCG oleh perseroan bertujuan untuk:
The GCG that has implemented by the company is aim to:
a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional; b. Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian Organ; c. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggungjawab sosial perusahaan terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar perusahaan; d. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional; e. Meningkatkan iklim investasi nasional; f. Mensukseskan program privatisasi.
a. Maximize company’s value by increasing the openness, accountability, trusted, responsible, and fair principle in order the company has a strong competitiveness, both nationally and internationally;
PENERAPAN PEDOMAN GCG
THE GCG GUIDELINESS IMPLEMENTATION
a. Sosialisasi
a. Socialization
Membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen untuk melaksanakan GCG oleh semua Organ Perseroan serta seluruh pekerja, sehingga terbentuk rasa memiliki dan pemahaman atas pelaksanaan pedoman GCG dalam kegiatan sehari-hari.
It was conducted build understanding, awareness and commitment to implement the GCG by all Company’s Organs as well as all workers, thus established a sense of belonging and understanding on the GCG guidelines implementation in daily activities.
b. Implementasi
b. Implementation
Melakukan kajian sendiri dan atau dengan menggunakan jasa pihak eksternal yang independen terhadap kondisi perusahaan saat ini dan menyusun program yang berkaitan dengan pelaksanaan GCG serta melakukan tindakan korektif yang diperlukan.
Conduct self study and or by using the service of independent external party toward current company condition and draft a program related with GCG implementation as well as conduct a required corrective action.
Laporan Tahunan 2013
b. Encourage the management of the company professionally, transparently and efficiently, as well as empowering the function and enhance the organ independency; c. Encourage the organ in making the decision and perform action based on high moral value and obedience to applicable regulation legislation, as well as awareness on the existence of corporate social responsibility to stakeholders or environmental preservation in the vicinity of the company; d. e. f.
Improve the company contribution in the national economic; Enhance the national investment climate; Manage the privatization program successful.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
176
Resources Optimization Towards The Best Performance
c. Evaluasi
c. Evaluation
Melakukan penilaian sendiri dan atau dengan menggunakan jasa pihak eksternal yang independen untuk memastikan penerapan GCG secara berkesinambungan. Hasil laporan tersebut diungkapkan dalam laporan tahunan dan dilaporkan dalam RUPS Laporan Tahunan.
Conduct self assessment and or by using the service of external party who independently ensure the GCG implementation continuously. The report result iss conveyed on annual report and reported on GMS Annual Report.
d. Pelaporan Terhadap Pelanggaran Pedoman Tata Kelola Perusahaan
d. Reporting on Corporate Governance Guideliness Violation
Perusahaan memberikan kesempatan kepada Komisaris, Direksi dan Pekerja Perseroan untuk menyampaikan laporan mengenai dugaan terhadap pelanggaran Pedoman Tata Kelola Perusahaan/GCG secara pribadi kepada pejabat yang berwenang.
The company provides opportunity to the BOC, BOC, and Company’s Employees to convey report of alleged violation of Corporate Governance/GCG privately to authorized officers.
Setiap laporan harus mencantumkan identitas pelapor. Perseroan akan memberikan penghargaan kepada pelapor, apabila pelanggaran yang dilaporkan benar terjadi dan disertai dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Sebaliknya jika laporan tersebut tidak benar, pelapor akan diberi sangsi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Every report must be put forth the whistleblower identity. The company will provide award for the whistleblower, if the reported violation truly happens and accompanied with accounted evidences. In contrary if the report is not true, the whistleblowers will be given a sanction pursuant to applicable provision.
ASESMEN TATA KELOLA PERUSAHAAN
ASSESSMENT OF CORPORATE GOVERNANCE
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU/2011 pasal 44 tanggal 1 Agustus 2011 tentang kewajiban BUMN untuk melaksanakan pengukuran terhadap penerapan GCG dalam bentuk self assessment maupun oleh pihak eksternal, PTPN VII telah melaksanakan asesmen GCG tahun 2013 secara self assessment. Asesmen GCG dilaksanakan pada tanggal 21 Februari 2014 sampai dengan April 2014. Evaluasi dilaksanakan oleh Tim Self Assessment GCG yang terdiri atas beberapa lintas Bagian Kantor Direksi, Sekretaris Dewan Komisaris dan Komite yang berada di bawah Dewan Komisaris yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi No:SKR/VII/13/2014 tanggal 17 Februari 2014 perihal Penugasan Tim Self Assessment GCG. According to SOE Minister Regulation Provision No. PER-01/MBU/2011 article 44 dated 1 August 2011 regarding the SOE obligation to implement assessment on GCG implementation in form of self assessment or assessed by the external party, PTPN VII has implemented 2013 GCG assessment by self assessment. GCG assessment was implemented on 21 February 2014 up to April 2014 evaluation was carried out by GCG Self Assessment Team consist of several cross section of Head Office, BOC Secretary and Committee under BOC which determined by BOD Decree No: SKR/VII/13/2014 dated 17 February 2014 regarding the Appointment of GCG Self Assessment Team.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
178
Resources Optimization Towards The Best Performance
RINGKASAN HASIL SELF ASSESSMENT GCG TAHUN 2013
RINGKASAN HASIL SELF ASSESSMENT GCG TAHUN 2013
Hasil tersebut menunjukkan penerapan GCG di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) telah mendekati ketentuan yang berlaku, namun masih terdapat halhal yang memerlukan upaya-upaya perbaikan dan perlu menjadi prioritas organ perusahaan dalam menindaklanjutinya meliputi hal-hal berikut:
The result suggested that the GCG application in PTPN VII (Persero) has closed to the prevailing provision, but it still contained terms which required an improvement efforts and needed to be the priority:
1. Pemegang Saham/RUPS a. Menetapkan pedoman pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris yang diantaranya mengatur tentang penjaringan atau nominasi calon anggota Dewan Komisaris dan penilaian bagi calon anggota Dewan Komisaris. b. Melaksanakan pengesahan RJPP tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku. Tahun 2014 bertepatan dengan berakhirnya RJPP Periode 2010 s.d 2014, penyusunan RJPP Pediode 2015 s.d 2019 diupayakan untuk disahkan tepat waktu. c. Menetapkan pedoman penyusunan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris.
1. Shareholders/GMS a. Determines the BOC appointment and dismissal guidelines includes arranging of election or nomination the BOC candidate prospective and assessment for BOC member candidate b. Carries out the Company’s Long-Term Plans (CLTP) verification timely accordance with applicable provision. 2014 coincides with the end of CLTP period 2010 up to 2014, the drafting of CLTP period 2015 up to 2019 was strived to be verified timely.
2. Dewan Komisaris a. Melakukan pemutakhiran pedoman yang memuat aturan pengambilan keputusan Dewan Komisaris dengan menambahkan standar waktu tingkat kesegeraan pengambilan keputusan terhadap usulan Direksi. b. Pengawasan dan arahan terkait Sistem Pengendalian Intern Perusahaan belum terstruktur ke dalam suatu laporan pembahasan Sistem Pengendalian Intern perusahaan sebagai entitas. Karena pengawasan terhadap Sistem Pengendalian Intern masih bersifat pengawasan operasional. c. Melaksanakan pengawasan serta pemberian nasehat terhadap kebijakan manajemen risiko perusahaan secara spesifik. Arahan Dewan Komisaris berupa telaah tertulis mengenai pelaksanaan Manajemen Risiko yang dilakukan perusahaan, melalui pembahasan Laporan Profil Manajemen Risiko Perusahaan yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris. d. Melaksanakan pengawasan arahan terkait pengadaan barang dan jasa secara terstruktur ke dalam suatu laporan pembahasan sistem/pedoman pengadaan barang dan jasa yang dijalankan perusahaan.
2. Board of Commissioner a. Performs guidance update containing rule on BOC decision- making by adding a time standard of decision-making immediacy level against the BOD proposal
Laporan Tahunan 2013
c.
Determine the drafting guidance of BOC Supervisory Duty Report.
b. Supervision and direction related the Company’s Internal Control System has not yet structured into a discussion report of company Internal Control System as entity. Because supervision on Internal Control System is still an operational oversight. c. Carries out the supervision and advice granting against company’s risk management policy specifically. The BOC direction in form of written study regarding Risk Management performed by the company, is through discussion of Company Risk Management Profile Report presented by BOD to BOC d. Carries out direction supervision related the goods and service procurement structurally into a goods and service procurement system/guidance discussion report carried out by the company
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
179
e. Menyusun Rencana Kerja atas kebijakan mutu dan pelayanan, melaksanakan dengan memberikan saran dan arahan untuk meningkatkan kualitas kinerja perusahaan. f. Menyusun Rencana Kerja dalam pemantauan terhadap kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan pihak ketiga. Melaksanakannya dengan memberikan saran dan arahan untuk memastikan perusahaan telah menjalankan aspek kepatuhan sesuai ketentuan industri dan perundangan (compliance). g. Penilaian kinerja Direksi berupa evaluasi dalam agenda rapat, sementara pencapaian KPI belum dibahas secara spesifik dalam suatu laporan pembahasan. Sehingga diperlukan evaluasi menyeluruh atas KPI Direksi, meliputi penilaian terhadap kinerja Direksi secara individu berdasarkan telaahan kriteria, target dan indikator kinerja utama yang tercakup dalam Kontrak Manjemen Direksi, kemudian menyampaikannya kepada Pemegang Saham. h. Mendokumentasikan secara tertulis hasil telaah atau pembahasan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris. i. Komite Dewan Komisaris menyusun Laporan Triwulan secara rutin, dengan materi memuat perbandingan realisasi kegiatan dengan program kerja, uraian substansi hasil kegiatan, dan rekomendasi yang diberikan kepada perusahaan terkait hasil analisa masing-masing Komite Dewan Komisaris.
e. Compiles a Work Plan on the quality and service policy, carries out by provides suggestion and direction to enhance the company’s performance.
3. Direksi a. Memutakhirkan dokumen penunjukan direktur penanggung jawab bidang GCG, dengan penambahan tugas-tugas direktur bidang GCG. b. Pedoman Pengendalian Gratifikasi belum memuat pemutakhiran dan ketentuan sanksi. Melakukan pemutakhiran terhadap kebijakan Pengendalian Gratifikasi dengan menambahkan materi yang belum tertuang. Pelaksanaan pengendalian gratifikasi perlu dituangkan rencana kerja. c. Rencana pelatihan Direksi dicantumkan dalam RKAP secara terpisah, realisasi selama ini di dalam RKAP hanya dicantumkan rencana pelatihan secara global, baik itu pelatihan untuk karyawan maupun untuk Direksi. d. Tahun 2013 perusahaan masih menggunakan RJPP Periode 2010 s.d 2014. Tinjauan atas RJPP Periode 2010 s.d 2014 adalah penyusunan RJPP mengacu pada pedoman penyusunan RJPP berbentuk SOP, belum sampai pada bentuk pedoman penyusunan
3. Board of Director a. Updates the appointment documents for director in charge of GCG with the addition of GCG Director tasks. b. Gratification Control Guidance has not contained updates and sanction provision. Performs updates on Gratification Control by adding material that has not been stated. Implementation of gratification control needs to be put forth in work plan
Laporan Tahunan 2013
f.
Drafting the work plan in monitoring against the company’s compliance to regulation legislation and agreement with the third party. Carry it out by providing suggestion and direction to ensure the company has performed compliance aspect based on industry provision and regulation.
g.
BOD performance assessment in form of evaluation in meeting agenda, meanwhile the KPI achievement has not been discussed specifically in a discussion report. Thus it is required a thorough evaluation on BOD KPI, consists of assessment against BOD performance individually based on criteria for research paper, target and indicator of major performance covered in BOD Management Contract, then expresses it to Shareholders.
h.
Documenting the research result or BOC Supervisory Report discussion in written BOC Committee compiles Quarterly Report routinely, with material containing comparison of activity realization with the work program, description of activity result substance, and recommendation given to the Company related with each BOC Committee analysis result.
i.
c.
BOD training plan put forth in CAPB separately, the realization all this time in CAPB is merely included training plan globally, either training for employee or for BOD
d.
In 2013 the company still used Company’s Long-Term Plan period 2010 up to 2014. Review on CLP period 2010 up to 2014 was on CLP drafting referring to CLP drafting guidelines in form of SOP, it has not to the form of drafting guidelines in entity, and presentation
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
secara entitas, serta penyampaian rancangan RJPP kepada RUPS atau Dewan Komisaris terlambat. Sehingga untuk penyusunan RJPP Periode 2015 s.d 2019, perlu ditetapkan pedoman penyusunan RJPP secara spesifik, serta mematuhi jadwal waktu penyampaian RJPP. e. Menyusun LM Perusahaan dengan mencantumkan pencapaian kinerja Direksi secara individu, tidak hanya laporan kinerja secara kolegial. f. Menetapkan kebijakan pengelolaan anak perusahaan, termasuk diantaranya formula remunerasi Direksi anak perusahaan. Kepengurusan anak perusahaan harus didukung oleh pedoman internal mengenai pengelolaan anak perusahaan. Saat ini sudah ada draft pedoman penilaian kinerja Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan, yang perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direksi. g. Menetapkan pemutakhiran Kebijakan Akuntansi perusahaan sesuai perkembangan SAK (Standar Akuntansi Keuangan). h. Melaksanakan evaluasi atas pengendalian internal, meliputi tingkat entitas dan tingkat operasional/ aktivitas secara berkala. Untuk Laporan Tahunan Perusahaan sudah ada sertifikasi/asersi dari Direksi, namun Laporan Keuangan pada tingkatan di bawah Direksi belum disertai cascading/sertifikasi. i. Perusahaan telah memiliki kontak pelanggan, untuk itu mekanisme pelayanan kontak pelanggan yang sudah ada perlu dijalankan secara efektif serta melakukan evaluasi atas hasil Survei Kepuasan Pelanggan. j. Melaksanakan program kerja assessment terhadap pemasok dengan entitas, bukan secara parsial. Assessment pemasok dilakukan berdasarkan pencapaian QCDS (quality, cost, delivery, service). k. Kinerja perusahaan Tahun 2013 lebih baik dibanding Tahun 2012, namun demikian tren kinerja perusahaan secara umum flukatif yang cenderung masih dibawah kinerja lima tahun terakhir. Rekomendasi upaya perbaikan dengan langkah strategis untuk meningkatkan nilai pemegang saham secara konsisten dan berkelanjutan. l. Menetapkan kebijakan pengendalian informasi perusahaan, yang memuat aturan pengelolaan lalu lintas informasi perusahaan dan pelayanan informasi publik yang diminta stakeholder. m. Melakukan upaya untuk penyusunan Annual Report tahun berjalan agar masuk dalam peringkat lima besar.
Laporan Tahunan 2013
Resources Optimization Towards The Best Performance
180
of CLP design presentation to GMS or BOC was late. Thus for the CLP drafting period of 2015 up to 2019, it needs to be stipulated a CLP drafting guidelines specifically, and complies the CLP presentation schedule. e. Compiles the Company LM by including the BOD performance achievement individually, not merely performance report collegially. f. Stipulates subsidiaries management policy, include subsidiaries’ BOD remuneration formula. The subsidiaries management must be supported by internal guidance regarding the subsidiaries management. At present there is a subsidiaries’ BOD and BOC performance assessment guidelines draft, which needs to be stipulated using BOD Decree. g. Stipulates the company’s Accounting Policy update based on Financial Accounting Standard h. Carries out evaluation on internal control, includes entity level and operational/activity level gradually. For Company’s Annual Report there are a certification/ assertions from the BOD, however the Financial Report on level under BOD has not accompanied by cascading/certification i. The company has had a customer’s contact, therefore the existing customer contact service mechanism needs to be carried out effectively and performs evaluation on Customer Satisfaction Survey result j.
Carries out the assessment work program on supplier with entity, not partially. The supplier assessment is performed based on QCDS achievement
k. 2013 company’s performance is much better than 2012, however the company’s performance trend generally is fluctuating which still tend to be under the last five years’ performance. The recommendation for improvement efforts with strategic steps to enhance the shareholder’s value consistently and sustainably is given. l. Stipulates company’s information control policy, containing company’s information traffic management control and public information service which is requested by the stakeholders. m. Performs efforts for the current Annual Report drafting in order it may included in top five.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
n.
181
Corporate Governance
Melakukan optimalisasi sumber daya yang ada untuk mengikuti CSR Award, serta berpartisipasi dalam ajang penghargaan di bidang publikasi atau di bidang lainnya.
n. Performs existing resource optimization to participate in CSR Awards, and participate in award event in publication or in other fields.
4. Satuan Pengawasan Intern a. Melakukan pemutakhiran Internal Audit Charter (IAC) secara sesuai kebutuhan dan mengacu kepada Standar Profesional Audit Intern, serta dituangkan ke dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani Komisaris Utama dan Direktur Utama. b. Melakukan evaluasi/penilaian atas efektifitas pengendalian intern perusahaan, dengan melaksanakan program jaminan kualitas. Program jaminan dilakukan untuk peningkatan fungsi audit internal atau peer review atas tugas pengawasan yang telah dilaksanakan. c. Melaksanakan sertifikasi terhadap auditor Satuan Pengawasan Intern.
4. Internal Audit Unit a. Performs IAC update periodically as needed and refers to Internal Audit Professional Standard, and outlined into Joint Decree signed by President Commissioner and President Director.
5. Sekretaris Perusahaan a. Menyusun rencana kerja mengenai program pengenalan perusahaan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang baru. b. Mengkoordinir pelaksanaan tindak lanjut atas area of improvement hasil pengukuran penerapan GCG pada tahun sebelumnya.
5. Company Secretary a. Compiles work plan of company introduction program to new BOD and BOC or Board of Trustee member. b. Coordinates the follow up implementation on area of improvement of prior year GCG implementation measurement result.
Laporan Tahunan 2013
b. Performs evaluation/assessment on company’s internal control effectiveness, by carrying out the quality assurance program. The assurance program is performed for the internal audit function improvement or peer review on supervision task which has been implemented. c. Carries out certification on Internal Audit Unit’s auditor.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
182
Resources Optimization Towards The Best Performance
TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL ASESMEN TAHUN 2012
FOLLOW UP OF 2012 ASSESSMENT RESULT RECOMMENDATION
Selama tahun 2013 perusahaan telah melaksanakan Tindak Lanjut atas Areal of Improvement hasil Penilaian (Assessment) Penerapan GCG Tahun 2012. Beberapa hal yang sudah ditindaklanjuti sebagai berikut :
During 2013 the company has implemented Follow-Up on Areal of Improvement of 2012 GCG Implementation Assessment Result. Several matters that has been followed up were as follow:
1. Perusahaan telah melakukan pemutakhiran terhadap Pedoman GCG dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PTPN VII (Persero), sekaligus menuangkannya ke dalam bentuk Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani bersama oleh Komisaris Utama dan Dewan Komisaris. 2. Perusahaan melaksanakan pengukuran penerapan GCG. Tahun 2013 dilaksanakan Program Penilaian (Assessment) oleh Lembaga Eksternal, sedangkan Tahun 2014 dilaksanakan Program Evaluasi (Review) secara mandiri oleh tim internal melalui agenda Self Assessment GCG. 3. Upaya untuk melaksanakan GCG secara optimal telah dilakukan perusahaan, sehingga KPI GCG Tahun 2013 dapat tercapai dengan tingkat pemenuhan yang memadai. 4. Perusahaan telah melaksanakan sosialisasi Pedoman Gratifikasi ke seluruh unit kerja secara berjenjang. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman kebijakan pengendalian gratifikasi, sehingga bisa dilaksanakan secara optimal. 5. Pada tahun 2013 perusahaan telah menetapkan Pedoman Pengaduan Dugaan Penyimpangan (Whistle Blowing System), didalamnya memuat perangkat pelaksana Whistle Blowing System, dan sarana serta mekanisme pengaduan. 6. Pedoman Pengaduan Dugaan Penyimpangan (Whistle Blowing System) telah disosialisasikan secara berjenjang ke seluruh unit kerja, maupun kepada stakeholder melalui media yang telah disediakan perusahaan, baik bersifat elektronik maupun media jurnalistik cetak. 7. Perusahaan melaksanakan Sistem Pengaduan Dugaan Penyimpangan (Whistle Blowing System) dengan memonitor media penyampaian laporan serta melaporkan pengelolaan Whistle Blowing System pada akhir tahun.
1. The company has updated the GCG guidelines and PTPN VII (Persero) Code of Conduct, as well as put forth it on to Joint Decree (JD) signed together by President Commissioner and Board of Commissioner.
Laporan Tahunan 2013
2. The Company performed measurement of GCG implementation. In 2013 it carried out the Assessment Program by the External Institution, where as in 2014 it was implemented a Review Program conducted independently by the internal team using GCG Self Assessment agenda. 3. Effort to carry out the GCG optimally has been conducted by the company, thus 2013 KPI GCG can be achieved with a proper fulfillment level.
4. The company has carried out socialization of Gratification Guideliness to all units in stages. This was conducted as means to provide understanding of gratification control policy, thus can be implemented optimally. 5. In 2013 the company has determined the Whistle Blowing System, containing Whistle Blowing System executor, and facility as well as complaints mechanism.
6. The Complaint of Alleged Irregularities Guideliness (Whistle Blowing System) has been socialized in stages to all units, and to stakeholders via media provided by the company, both electronic and printed.
7.
The Company carried out the Whistle Blowing System by monitoring media of report submission and report the Whistle Blowing System management at the end of the year.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
8.
183
Komisaris baru telah mengikuti Program Pengenalan Anggota Komisaris Baru pada forum Rapat Komisaris, sesuai pedoman Board Manual.
Corporate Governance
8. The new Commissioner has participated in New Commissioner Member Introduction Program in Commissioner Meeting forum, based on Board Manual guidelines.
9. Perusahaan telah melakukan upaya penyelesaian masalah hukum dan menuangkannya ke dalam Laporan Progress Penanganan permasalahan hukum. Kendala yang dihadapi dalam penanganan permasalahan hukum adalah banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yang cenderung diluar kendali manajemen.
9.
10. Pada tahun 2013 perusahaan telah melaksanakan Survei Kepuasan Karyawan.
10. In 2013 the Company has carried out Employee Satisfaction Survey.
11. Dengan ditetapkannya Pedoman Pelaporan Dugaan Penyimpangan (Whistle Blowing System), pengelolaan penanganan keluhan stakeholders dijalankan melalui satu pintu pada Whistle Blowing System.
11. With the stipulation of Whistle Blowing System, the management of stakeholders’ complaint handling was implemented through one door on the Whistle Blowing System.
12. Perusahaan telah melakukan upaya untuk meningkatkan nilai pemegang saham, hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan Earning per Share (EPS) dan pencapaian Key Performance Indicator (KPI) lebih tinggi dibanding tahun 2012.
12. The Company has conducted an effort to increase the shareholders value, the terms was shown by the increase of Earning per Share (EPS) and achievement of Key Performance Indicator (KPI) higher than 2012.
13. Perusahaan mengoptimalkan fungsi website perusahaan sebagai media informasi publik dengan menampilkan pedoman infrastruktur GCG pada menu tersendiri meliputi: Code of Conduct, Board Manual, Pedoman Pengendalian Gratifikasi, Whistle Blowing System.
13. The Company optimized the Company’s website function as media of public information by featuring GCG infrastructure guidelines on separate menu consists of: Code of Conduct, Board Manual, Gratification Control Guidelines, Whistle Blowing System.
ASESMEN KPKU
ASSESSMENT OF SPAC
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) telah menerapkan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) yang bersifat mandatory bagi setiap BUMN tanpa terkecuali sejak tahun 2012. Evaluasi atas hasil assesment KPKU PTPN VII tahun 2013 dilaksanakan oleh evaluator dari PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan disupervisi oleh Tim dari Forum Ekselen BUMN Kementerian BUMN, dengan skor hasil klarifikasi mencapai 416,25 (jenjang predikat Early Improvement ).
The PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) has applied the Superior Performance Assessment Criteria (SPAC) which is mandatory for every SOE without any exception since 2012. The evaluation on the 2013 PTPN VII SPAC assessment result was implemented by evaluator from PTPN VII (Persero) and supervised by Team from SOE Excellent Forum of SOE Ministry, with the clarification result score reached 416.25 (level of predicate is Early Improvement).
Laporan Tahunan 2013
The company has conducted a legal issue settlement effort and put forth it on to Handling Progress Report of legal issues. The constraints faced in handling the legal issues are much influenced by the external factor which tends beyond the control of management.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
184
Resources Optimization Towards The Best Performance
STRUKTUR TATA KELOLA
GOVERNANCE STRUCTURE
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) telah menerapkan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) yang bersifat mandatory bagi setiap BUMN tanpa terkecuali sejak tahun 2012. Evaluasi atas hasil assesment KPKU PTPN VII tahun 2013 dilaksanakan oleh evaluator dari PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan disupervisi oleh Tim dari Forum Ekselen BUMN Kementerian BUMN, dengan skor hasil klarifikasi mencapai 416,25 (jenjang predikat Early Improvement).
Based on Law No. 40 Year 2007 regarding the Limited Company and law No. 19 Year 2003 of SOE stated that the company’s organ consists of General Meeting of Shareholders, BOC, and BOD. The Company’s organs of PTPN VII (Persero) run their function pursuant to applicable provision based on the principle that each organ has independency in carry out their tasks, functions, and responsible merely for the company’s interest.
Struktur Tata Kelola Perusahaan di PTPN VII Corporate Governance Structure at PTPN VII
RUPS/GMS
DIREKSI Board of Director
Sekretaris Perusahaan Company Secretary
Satuan Pengawas Internal Internal Audit Unit
Manajemen Risiko Risk Management
Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, struktur tata kelola PTPN VII (Persero) terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi dibantu oleh organ-organ GCG lainnya seperti Komitekomite, mekanisme pengendalian risiko dan sistem audit internal serta Sekretaris Perusahaan dan organ pendukung lainnya.
Laporan Tahunan 2013
DEWAN KOMISARIS Board of Commisioner
Komite Manajemen Risiko Risk management Committee
Komite Audit Audit Committee
Sekretaris Dewan Komisaris BOC Secretary
Based on above provisions, the PTPN VII (Persero) governance structure consists of GMS, BOC and BOD assisted by other GCG organs such as Committees, risk control mechanism and internal audit system as well as the Company Secretary and other supporting organs.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
185
Corporate Governance
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan institusi atau lembaga bagi Pemegang Saham untuk mengadakan pertemuan serta mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan kepemilikan saham di Perusahaan. Sebagai Organ Perusahaan, RUPS memiliki kewenangan tertinggi yang tidak dilimpahkan baik kepada Dewan Komisaris maupun Direksi. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan serta peraturan perundang-undangan, RUPS memiliki kewenangan untuk meliputi pengangkatan dan pemberhentian anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk akuntan publik, serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas yang diberikan kepada Dewan Komisaris, Direksi ataupun manajemen, dan karyawan Perusahaan.
The General Meeting of Shareholders (GMS) is an institution for the Shareholders to establish a meeting as well as making a crucial decision related with the shareholding in the Company. As one of the Company’s organ, GMS has the highest authority which is assigned to neither BOC nor BOD. Based on the Articles of Association and regulation legislation, the GMS has authority covering appointment and dismissal of BOC and BOD member, evaluate the BOC and BOC performance, authorize the Articles of Association changes, provide approval on Annual Report, determine the profit usage allocation, appoint the public accountant, as well as determine the amount and type of compensation as well as facility given to BOC, BOD and or Management, and Company’s employees.
PELAKSANAAN DAN AGENDA RUPS
GMS IMPLEMENTATION AND AGENDA
Selama tahun 2013, Perusahaan melaksanakan 3 (tiga) kali RUPS berupa 1 (satu) kali RUPS Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Tahun 2013, 1 (satu) kali RUPS Laporan Tahunan Persetujuan & Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2012 dan 1 (satu) RUPS Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Tahun 2014.
During 2013, the Company implemented 3 (three) times of GMS in form of 1 (one) time of Company Budget Working Plan Year of 2013, 1 (one) time of Annual Report Approval & Financial Statement Validation Year Book 2012 and 1 (one) time of Company Budget Working Plan Year of 2014.
Rincian agenda pembahasan dan keputusan RUPS selama tahun 2013, sebagai berikut:
GMS discussion and decision agenda details during 2013, include:
1. RUPS Atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2013
1. GMS on the Company Action Plan and Budget (CAPB) year of 2013
Pembahasan dan pengesahan RKAP 2013 yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 17 Januari 2013. Sesuai Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII (Persero) No.7.15/RIS/001/2013, keputusan yang disetujui pada rapat tersebut adalah sebagai berikut:
Discussion and validation of 2013 CAPB was held in Jakarta on 17 January 2013. Based on Minutes of meeting of PTPN VII (Persero)’s BOC and BOD No. 7.15/RIS/001/2013, the decision agreed in the meeting were as follows:
a.
a. 2013 Company Work and Budget Plan (CAPB) approval b. 2013 PCDP (Partnership & Community Development Program) Work and Budget Plan (APB-PCDP) approval c. Approval of BOC and BOD Key Performance Indicators (KPI) was determined separately pursuant to SPAC approach.
b. c.
Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2013. Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran PKBL (RKAPKBL) tahun 2013. Persetujuan Key Performance Indicators (KPI) Direksi dan Dewan Komisaris ditetapkan tersendiri sesuai dengan pendekatan KPKU.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
186
d. Persetujuan penjaminan aset perusahaan sebagai agunan kredit pada Bank maupun Lembaga Keuangan lainnya dalam rangka pendanaan multi years (2012-2017) untuk investasi. e. Persetujuan sebagai penjamin : • Program Kemitraan Tebu Rakyat musim tanam 2013/2014 • Program Kemitraan Sapi dengan kelompok tani Kecamatan Bekri , Lampung Tengah • Program Revitalisasi Perkebunan Komoditi Kelapa Sawit di Rawa Pitu, Tulang Bawang dan Kebun Plasma di wilayah Sumatera Selatan seluas 3.000 Ha. f. Persetujuan penghapusbukuan aktiva tetap tanaman tidak produktif dengan nilai buku sebesar Rp 9.720 juta dalam rangka replanting tahun 2013 seluas 2.670 Ha berikut percepatan penghapusbukuan di tahun buku 2013 yang akan dilaksanakan replanting tahun 2014 seluas 3.581 Ha senilai Rp 15.288 juta dan Aktiva tetap non tanaman senilai Rp 456 juta.
d. Approval on company’s asset underwriting as credit collateral to Bank or other Financial Institution in the multi years funding (2012-2017) for investment.
2. RUPS Atas Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Tahun Buku 2012
2. GMS on Annual Report Approval and Financial Statement Validation Year Book 2012
Sesuai undangan Direksi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) No. 7.15/A/11/2013 tanggal 25 April 2013, telah diadakan rapat bersama Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN yang mendapat kewenangan sebagai kuasa pemegang saham sesuai Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-166/MBU/2012 tanggal 13 April 2012 untuk melaksanakan RUPS pada tanggal 30 April 2013 di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta.
Referring to PTPN VII (Persero) BOD invitation No. 7.15/A/11/2013 dated 25 April 2013, it has been established a meeting with SOE Ministry of Primary Industry Business Deputy who was authorized as the shareholders authorities pursuant to SOE Minister Decree No. KEP-166/MBU/2012 dated 13 April 2013 at the SOE Ministry Office in Jakarta.
Pokok-pokok Keputusan RUPS tertuang dalam Risalah No.7.15/RIS/02/2013, dengan uraian sebagai berikut:
The GMS Decree principals were put forth in Minutes No.7.15/RIS/02/2013, with description as follow:
a. Menyetujui Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku 2012 termasuk Laporan Pelaksanaan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama tahun buku 2012, sekaligus pemberian pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas tahun buku 2012. b. Menyetujui Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2012 sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris.
a.
Approved the Annual Report and Financial Statement Report Year Book 2012 include BOC Supervision Assignment Implementation Report during 2012, as well as provision of settlement and full disclaimer (volledig acquit et de charge) to BOD and BOC on fiscal year 2012.
b.
Approved Annual Report include Financial Statement of Partnership and Community Development Program fiscal year 2012 as well as provide settlement and disclaimer (acquit et de charge) to BOD and BOC.
Laporan Tahunan 2013
e. - - -
f.
Approval as guarantor of: Sugarcane Farmers Partnership Program for growing season of 2013/2014 Cattle Partnership Program with farmers group of Bekri sub district, Central Lampung Revilization of Oil Palm Commodity Estate Program in Rawa Pitu, Tulang Bawang and Plasma Estate in South Sumatera by 3,000 Ha. Approval on fixed-asset write-off of non productive plants with book value amounted to Rp.9,720 million along with accelerated write-off of year book 2013 which will be implemented replanting in 2014 amounted to 3,581 Ha worth by Rp15,288 million and non-plant fixed asset worth by Rp456 million.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
187
c. Menetapkan penggunaan laba bersih tahun buku tahun 2012 sebesar Rp 54.332.593.692 (lima puluh empat miliar tiga ratus tiga puluh dua juta lima ratus sembilan puluh tiga ribu enam ratus sembilan puluh dua rupiah) sebagai cadangan untuk menambah modal perusahaan dan melanjutkan program investasi. d. Sesuai ketentuan pasal 29 dan 30 Peraturan Menteri BUMN No:PER-07/MBU/2010 dinyatakan bahwa “tantiem kepada Direksi dan Dewan Komisaris diberikan dalam hal BUMN memperoleh keuntungan dalam tahun buku yang bersangkutan, telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya dalam RKAP serta pencapaian ukuran kinerja utama (key performance indicator) lebih dari 70% dan tingkat kesehatan dengan nilai lebih dari 70. Pada tahun 2012 , PT Perkebunan Nusantara VII (persero) memperoleh laba bersih sebesar Rp 54,33 miliar dan realisasi skor tingkat kesehatan tercapai 70,28 atau sehat A dan KPI tercapai dengan skor 81,5. Tingkat kesehatan dan KPI tersebut turun dibandingkan dengan tahun 2011 maupun RKAP 2012. Oleh karena itu diputuskan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) tidak diberikan tantiem. e. Menetapkan gaji Direktur Utama untuk tahun 2013 sebesar Rp89.000.000 (delapan puluh sembilan juta rupiah) per bulan dengan komposisi gaji honorarium untuk Direktur, Komisaris Utama dan Komisaris masing-masing sebesar 90%, 40% dan 36% dari gaji Direktur Utama. f. Menyetujui penggantian KAP untuk Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan PKBL tahun buku 2013. g. Menyetujui penghibahan saham PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) di PT Riset Perkebunan Nusantara kepada negara sebanyak 24 (dua puluh empat) lembar saham atau senilai Rp 24.000.000 (dua puluh empat juta rupiah). h. Menyetujui penyelesaian permasalahan Indoham GmbH oleh PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam rangka proses likuidasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan persetujuan permasalahan tersebut berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
Laporan Tahunan 2013
Corporate Governance
c. Determined the net profit usage fiscal year 2012 amounted to Rp54,332,593,692 (fifty four billion three hundred thirty two million five hundred ninty three thousand six hundred and ninety two rupiah) as resever to add company’s capital and proceed the investment program d. Pursuant to provision article 29 and 30 SOE Minister Regulation No: PER-07/MBU/2010 stated that “tantiem to BOD and BOC was given in term of SOE derives profit in current fiscal year, it has been budgeted and calculated as cost in CAPB as well as the achievement of key performance indicator is more than 70% and health level value is more than 70. In 2012, PTPN VII (Persero) gained net profit amounted to Rp54.33 billion and realization of health level score was 70.28 or Health A and KPI score was 81.5. Health level and KPI was decreasing compared to 2011 or CAPB 2012. Therefore it has been decided that the BOC and BOD of PTPN VII (persero) was not given the tantiem.
e. Determined the President Director salary for 2013 was amounted to Rp89,000,000,- (eighty nine million rupiahs) per month with composition the honorarium wages for Director, President Commissioner and Commisioner were 90%, 40% and 36% respectively of the President Director salary. f. Approved the PAF replacement for Company Financial Statement and PCDP Financial Statement fiscal year 2013 g. Approved share grant of PTPN VII (Persero) at PT Riset Perkebunan Nusantara to the State amounted to 24 (twenty four) shares or worth by Rp24,000,000 (twenty fourt million rupiahs) h. Approved the settlement of Indoham GmbH issues by PTPN VII (Persero) in liquidation process pursuant to applicable provision and the approval of the issues applied for 1 (one) year.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
188
3. RUPS Atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2014
3. GMS on 2014 Work Plan and Company’s Budget
Pembahasan dan pengesahan RKAP 2014 yang diselenggarakan di Kementerian BUMN pada tanggal 24 Desember 2013. Sesuai Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII (Persero) No.SKR/RIS/003/2013, keputusan yang disetujui pada rapat tersebut adalah sebagai berikut:
Discussion and validation of 2014 CAPB was held in SOE Ministry on 24 December 2013. Pursuant to Minutes of Meeting of PTPN VII (Persero) BOC and BOD No. SKR/ RIS/003/2013, the decision agreed in the meeting were as follow:
a.
a.
Menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2014, RKA PKBL Tahun 2014, RKA Dewan Komisaris tahun 2014 dan Key Performance Indicators (KPI) Direksi dan KPI Dewan Komisaris. b. Menyetujui pengagunan sebagian aset perusahaan dalam rangka penarikan pinjaman dari perbankan untuk investasi multi years (2014-2017) dengan dana eksternal tahun 2014 sebesar Rp610 milyar. c. Menyetujui persiapan IPO dan atau penerbitan obligasi dalam rangka mencari alternatif sumber pendanaan melalui pasar modal. d. Menyetujui secara prinsip untuk melakukan kerjasama Build Lease Transfer (BLT) atau mekanisme lainnya yang memberikan hasil optimal bagi PT Perkebunan Nusantara VII daam rangka pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit di Unit Usaha Bentayan. e. Menyetujui sebagai avalis dan melaksanakan prefinancing untuk : 1. Program Kemitraan Tebu Rakyat 2. Program Kemitraan Sapi 3. Program Revitalisasi Perkebunan Komoditi Kelapa Sawit f. Menyetujui atas penghapusbukuan tanaman non produktif dalam rangka replanting tahun 2014-2015 seluas 1.571 Ha dengan nilai buku Rp 6,73 milyar. g. Menyetujui secara prinsip pendirian anak perusahaan bekerja sama dengan mitra strategis dalam rangka optimalisasi aset. h. Menyetujui untuk melaksanakan percepatan pekerjaan yang mendahului RUPS 2014 meliputi: 1. Proses pengadaan barang dan jasa untuk investasi maupun eksploitasi untuk komoditi tebu KTG 2014/2015 2. Proses pengadaan barang dan jasa untuk investasi eksploitasi komoditi aneka tanaman terutama pupuk semester I periode berikutnya.
Laporan Tahunan 2013
Approved the 2014 Company Action Plan and Budget (CAPB), APB PCDP year 2014, BOC APB year 2014 and BOD and BOC KPI.
b. Approved collateralization some part of the company’s asset in term of withdrawal of bank loan for multi years investment (2014-1017) with 2014 external fund amounted to Rp610 billion c. Approved the IPO preparation and or obligation issuance to seek funding source alternative through capital market d. Approved principally to conduct Build Lease Transfer (BLT) cooperation or other mechanish providing optimal result for the PTPN VII in terms of construction of oil palm processing mill in Bentayan Business Unit e. Approved as credit insurer and implement prefinancing for: 1. Sugar Cane Farmer Partnership Program 2. Cattle Partnership Program 3. Oil Palm Commodity Estate Revitalization Program f.
Approved on the write-off of non-productive plant to replanting year of 2014-2015 by 1,571 Ha with book value by Rp6.73 billion g. Approved principally the establishment of subsidiaries in cooperation with the strategic partner in term of asset optimization. h. Approved to carry out work acceleration which preceded the 2014 GMS consist of: 1. Goods and service procurement process for investment or exploitation for the sugar cane commodity of KTG 2014/2015 2. Goods and service procurement process for various plants commodity explotation investment particularly the fertilizer of semester I of the next period.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
189
i. Menyetujui pengadaan barang dan jasa untuk kegiatan investasi yang dilaksanakan secara multiyears yaitu : program Enterprises Resources Planning (ERP), Pembangunan PPKS Bentayan, Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomass (PLTBS) dan melanjutkan pembangunan/optimalisasi pabrik pengolahan karet di Unit Usaha Way Berulu.
i.
TINDAK LANJUT KEPUTUSAN RUPS
FOLLOW-UP THE GMS DECISION
PTPN VII telah menindaklanjuti arahan Rapat Umum Pemegang Saham terkait dengan persetujuan atas Laporan Tahunan tahun 2012 tanggal 25 April 2013, antara lain mencakup:
PTPN VII has followed up the GMS direction related with agreement on 2012 Annual Report on 25 April 2013, include:
•
•
PTPN VII has incorporated net profit fiscal year 2012 by Rp54,332,593,692 (fifty four billion three hundred thirty two million five hundred ninety three thousand six hundred and ninety two rupiahs) as reserve to raise the company’s capital and proceed the investment program
•
Did not provide any tantiem to BOD and BOC of PTPN VII (Persero)
•
Carried out the provision of President Director’s salary determination, the salary/honorarium for BOD, President Commissioner and Commissioner as decided in GMS.
•
Appointed the Public Accounting Firm (PAF) HLB Hadori Sugiarto Adi & Partners to replace old the PAF. PAF HLB Hadori Sugiarto Adi & Partners was assigned to conduct an audit on 2013 Company’s Financial Statement and PCDP Financial Statement In addition to the above terms, there were several GMS direction as follow:
•
•
•
•
PTPN VII telah memasukkan laba bersih tahun buku tahun 2012 sebesar Rp 54.332.593.692 (lima puluh empat miliar tiga ratus tiga puluh dua juta lima ratus sembilan puluh tiga ribu enam ratus sembilan puluh dua rupiah) sebagai cadangan untuk menambah modal perusahaan dan melanjutkan program investasi. Tidak memberikan tantiem kepada Direksi dan Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Melaksanakan ketentuan penetapan gaji Direktur Utama, gaji/honorarium untuk Direktur, Komisaris Utama dan Komisaris sebagaimana diputuskan dalam RUPS. Menunjuk Kantor Akuntan Publik HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan untuk menggantikan KAP yang lama. KAP Publik HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan bertugas untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Perseroan dan Laporan Keuangan PKBL Tahun 2013. Selain hal diatas, terdapat beberapa arahan RUPS sebagai berikut:
Laporan Tahunan 2013
•
Approved goods and service procurement for the investment activity carried out in multi years namely: Enterprises Resources Planning (ERP) program, Oil Palm Processing Unit Bentayan Construction, Biomass Power Plant Construction (BPPC) and continued the construction/optimalization of rubber processing mill in Way Berulu Business Unit.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
190
Resources Optimization Towards The Best Performance
Tindak Lanjut Arahan RUPS/Follow-Up The Rups Direction Pengesahan Laporan Tahunan 2012/Validation of 2012 Annual Report
Status
No
Belum Efektif/ Not Efektif Effective Yet Effective
Arahan Pemegang Saham Shareholders Direction
1
Direksi diminta menindaklanjuti secara tuntas temuan, catatan dan saran Auditor maupun hasil pemeriksaan BPK-RI termasuk temuan tahun-tahun sebelumnya yang belum ditindaklanjuti dan melaporkan hasil tindak lanjut tersebut kepada Pemegang Saham. BOD was asked to follow-up completely the Auditor’s findings, notes and suggestion or BPK-RI inspection result including prior years findings which have not been followed up and report the follow-up result to shareholders
2
Direksi agar menyempurnakan Standar Operating Procedure (SOP) di setiap kegiatan dan menerapkannya secara konsisten disertai pertanggungjawaban yang berjenjang dari tingkatan yang terendah hingga manajemen puncak. BOD to improve the Standard Operating Procedure (SOP) in every activities and apply consistently attached with tiered accountability from lowest up to top management level.
√
√ √
√ √ √
Laporan Tahunan 2013
Keterangan Description
Batas Waktu Penyelesaian Settlement Deadline
Semua rekomendasi BPK telah ditindaklanjuti/All BPK recommendation has been followed up
Agustus 2013 August 2013
PTPN VII (Persero) sedang menyusun Sistem Manajemen Terpadu (SMT) yang mengintegrasikan 7 (tujuh) Sistem Manajemen yang meliputi ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 22000, ISPO, GCG dan Kriteria Baldrige. PTPN VII (Persero) is currently drafting the Integrated Management System (SMT) which integrating 7 (seven) Management Systems include ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, ISO 22000, ISPO, GCG and Baldrige Criteria
22 Maret 2013
Perkembangan kegiatan perencanaan SMT sebagai berikut: The Development of SMT planning activity was as follow: 1. Eksekutif Briefing/ Briefing Executive 2. Workshop pengenalan Sistem Manajemen Terpadu Workshop on Introduction of Integrated Management System 3. Penyusunan Proses Bisnis/ Drafting of the Business Process 4. Penyusunan Diagram Konteks/the Drafting of Context Diagram 5. Penyusunan Prosedur the Drafting of Procedure 6. Review Prosedur Procedure Review
Annual Report 2013
9-14 April 2013 1-3 Mei 2013
4 Mei-23 Jul 2013 29 Jul-28 Okt 2013 11-21 Nov 2013 5 Des 2013-15 Jul 2014
Tata Kelola Perusahaan
191
Corporate Governance
Status
No
Belum Efektif/ Not Efektif Effective Yet Effective
Arahan Pemegang Saham Shareholders Direction
Keterangan Description
7. Penyusunan Dokumen Referensi dan Dokumen Catatan (DR/DC) the Drafting of Reference and Note Documents (DR/DC) √ 8. Penyusunan Dokumen Sistem PTPN VII (Persero) √ 9. Pembuatan Manual SMT PTPN7 √ 10. Super Executife Briefing dan Kick Off Implementasi √ 11. Pelatihan Audisi Internal SMK PTPN7 √ 12. Sertifikasi Guna mendukung pelaksanaan SMT, PTPN VII (Persero) juga merancang Distinct Job Profile yang menggambarkan tentang uraian jabatan meliputi Misi Jabatan, Ilustrasi Jabatan, Dimensi Jabatan, Tanggung Jawab Utama, Indikator Kinerja Utama, Kewenangan Utama, Kondisi Lingkungan Kerja, Hubungan dengan Pihak Lain dan Kualifikasi Jabatan. Perkembangan Kegiatan DJP, sebagai berikut: 1. Desk Study √ 2. Workshop I dan Penyusunan √ DJP 3. Workshop II dan Penyusunan √ DJP 4. Pembahasan Hasil Workshop √ 5. Penyelesaian Akhir √ 6. Persentasi dan Penyerahan √ Hasil Akhir
Batas Waktu Penyelesaian Settlement Deadline
√
3
Direksi agar meningkatkan disiplin SDM kebun dalam penerapan SOP antara lain melalui peningkatan awareness disemua level, sehingga setiap SDM kebun harus mengetahui secara rinci tentang kondisi kebun yang menjadi kewenangan dan tanggung jawabnya.
4
Dalam penerapan early warning system dan monitoring terhadap kegiatan operasional kebun secara day to day, Direksi agar membuat sistem pengawasan dan pelaporan berbasis teknologi.
√
Laporan Tahunan 2013
1. Penyusunan DJP (Distinct Job Profile) (sebagai penyempurnaan format Job Description yang lama) 2. Penyusunan Prosedur dan Instruksi Kerja sebagai bagian dalam pembanguna SMT (Sistem Manajemen Terpadu) PTPN VII PTPN VII (Persero) sedang membangun Sistem ERP (Enterprise Resources Planning) yaitu sistem informasi berbasiskan teknologi informasi (TI) yang mengintegrasikan aliran
2013 Annual Report
16-17 Juli 2014 21 Jul-10 Sep 2014 11-12 Sep 2013 22-26 Sep 2014 2015
15-19 Apr 2013 25-26 Apr 2013 14-15 Mei 2013 20-21 Jun 2013 17 Jul-5 Okt 2013 7-12 Okt 2013 November 2013 Desember 2013
18 Nov 2013
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
192
Resources Optimization Towards The Best Performance
Status
No
Belum Efektif/ Not Efektif Effective Yet Effective
Arahan Pemegang Saham Shareholders Direction
√
√ √ √ √ √ 5
Mengingat pada tahun 2012 terdapat biayabiaya controlable yang realisasinya melampui RKAP, maka kedepan Direksi agar melakukan pengendalian terhadap biaya -biaya tersebut. Disamping itu, juga harus memperhatikan akuntabiltas serta efektivitas pengeluaran biaya tersebut (cost effectiveness).
√ √
6
Dalam rangka menggali potensi produksi yang maksimal dari komoditas yang dibudidayakan, Direksi agar melakukan pengkajian terhadap pola pengelolaan tanaman (on farm) yang selama ini berbasis pada kelas lahan menjadi target produksi yang akan dicapai.
√
Laporan Tahunan 2013
Keterangan Description
informasi lintas fungsional dan organisasioanal perusahaan Proses Pembanguna ERP sebagai berikut: 1. Inisiasi ERP a. Penyusunan Kebutuhan Bisnis terhadap sistem ERP (BRD/Business Requirement Document) (BRD/Business Requirement Document) b. Penyusunan Manajemen Resiko Implementasi Sistem ERP Sistem ERP 2. Perancangan sistem ERP (Mock Up) 3. Development Sistem ERP a. Penyusunan Sistem ERP b. Pengujian/UAT ( User Acceptance Test) 4. Pilot Project (3 Distrik, Kantor Pusat dan 4 Unit Usaha) 5. Penerapan Keseluruhan (Kantor Pusat, 5 Distrik, 27 Unit Usaha) 6. Pemeliharaan dan Pemantauan Sistem ERP
Batas Waktu Penyelesaian Settlement Deadline
18 Nov 2013
4 Apr 2013
27 Agust 2013 14 Nov 2013
15 Jan 2014 15 Apr 2014 18 Feb 2015
Realisasi permintaan modal kerja dilakukan melalui tahapan screening dimana permintaan modal kerja tersebut dilengkapi dengan dokumen pendukung yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
Akhir 2013
Meningkatkan fungsi pengendalian anggaran, baik untuk Unit Usaha dan Kantor Pusat agar anggaran yang telah disetujui tidak terlampaui
2014
Telah dilakukan kerjasama dengan Balai Penelitian Tanah Bogor untuk menentukan: 1. Perlakuan untuk memperlakukan media tanam yang sesuai dengan jenis tanah. 2. Kesesuaian varietas/jenis tanaman terhadap kesesuaian lahan.
Annual Report 2013
2014
2013-2014
Tata Kelola Perusahaan
193
Corporate Governance
Status
No
7
8
9
Arahan Pemegang Saham Shareholders Direction
Belum Efektif/ Not Efektif Effective Yet Effective
Dalam rangka pemberian bonus kepada karyawan, Direksi agar menyusun formulasi yang didasarkan pada capaian kinerja operasional dan finansial masing-masing bidang/ unit serta melakukan sosialisasi tentang hal tersebut kepada karyawan .
√
Dalam rangka membangun fungsi organisasi yang optimal, Direksi agar mengkaji kembali struktur organisasi yang ada dan menciptakan budaya kerja perusahaan yang sehat serta menerapkan prinsip the right man on the right place.
√
1. Struktur Organisasi sedang dalam kajian, arah perubahan Struktur Organisasi mendukung 5O (Optimalisasi)
√
2. Hasil pemetaan kompetensi dipertimbangkan dalam penempatan/penataan SDM
Memperhatikan prediksi harga jual komoditas sawit dan karet tahun 2013 yang masih belum menggembirakan, maka perlu dilakukan upaya- upaya yang komperhensif untuk meraih potensi produksi di masingmasing unit kebun secara maksimal.
10 Dalam rangka memperoleh harga jual komoditas yang optimal, Direksi diminta untuk senantiasa menerapkan strategi pemasaran yang didasarkan pada informasi pasar yang akurat dan melakukan terbosan pemasaran guna mencari peluang baru . Salah satunya melalui kerjasama sinergi dengan PT PLN dalam hal penyediaan Pure Plant Oil (PPO) sebagai campuran bahan bakar High Speed Diesel (HSD) untuk PLTD PT PLN. 11 Dalam rangka meningkatkan kinerja dan keberlangsungan perusahaan, Direksi diminta memperbaiki komposisi umur tanaman, terutama terhadap kebun- kebun yang menurun kinerjanya akibat dominasi tanaman tua/renta jauh lebih besar dibandingkan dengan kelas umur yang lain. Perbaikan komposisi umur tanaman tersebut tetap didasarkan pada kemampuan likuiditas perusahaan
Keterangan Description
Batas Waktu Penyelesaian Settlement Deadline
Desain Bonus berdasarkan Merit System sedang disusun
2013 2013-2017
√
Untuk Optimalisasi Produksi: 1. Telah dilakukan kerjasama pengawalan produk dengan PPKS Medan dan Balai Penelitian Sungei Putih.
√
2. Peningkatan pengamanan melalui MOU dengan Polda Wilayah Sumbagsel
√
Sedang dilakukan kajian finansial beserta pola kerjasamanya
1. Rescheduling tanaman ulang 2. Memperpendek masa TBM
√
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
194
Resources Optimization Towards The Best Performance
INFORMASI PEMEGANG SAHAM PENGENDALI INFORMATION REGARDING CONTROLER SHAREHOLDER
Saham PTPN VII sejumlah 100% sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia yang merupakan pemegang saham utama dan pengendali sehingga baik anggota Direksi maupun masyarakat umum tidak memiliki saham PTPN VII. The PTPN VII’s share amounted to 100% is fully owned by Government Republic of Indonesia which is the major and controller shareholder thus neither the BOD member non the society own the PTPN VII shares.
Pemerintah Republik Indonesia Republic Indonesia
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
195
Corporate Governance
URAIAN DEWAN KOMISARIS URAIAN DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Saat ini Dewan Komisaris Perseroan berjumlah 5 (lima) orang. Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Komite Manajemen Risiko. The Board of Commissioners is the company’s organ that’s comprehensively in charge of overseeing and providing advice to the Board of Directors as well as ensuring that the company implements GCG.Currently the Board of Commissioners consists of five people. Commissioner’s duty as primus inter pares is to coordinate the activities of the Board of Commissioners. In the performance of its duties, the Board is assisted by the Secretary of the Board of Commissioners, the Audit Committee and Risk Management Committee.
Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Komisaris
Appointment and Dismissal of Board of Commissioner
Pengangkatan Komisaris dilakukan oleh RUPS dengan kualifikasi sebagai berikut: (1) Memiliki integritas, dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha Persero tersebut, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; (2) Mampu melaksakanan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi, Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara. Pengangkatan Dewan Komisaris dilakukan setelah melalui tahap fit and proper test.
The BOC appointment is conducted by GMS with qualification as follow: (1) has integrity, dedication and comprehend the company’s management issues related with one of management functions, has an adequate knowledge in the Company business, as well as able to provide proper time to carry out the tasks; (2) able to carry out a legal action and never declared as bancrupt or become the BOD member, the BOC who declared guilty causing a company went bancrupt or one who never convicted because commited a criminal offense which disadvantaging the state finance. The BOC appointment is conducted after fit and proper test stages.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
196
Resources Optimization Towards The Best Performance
Pemberhentian anggota Dewan Komisaris dilakukan apabila tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak manajemen, tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau ketentuan Anggaran Dasar, terlibat dalam tindakan yang merugikan Perseroan dan/atau Negara, melakukan perbuatan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang seharusnya dihormati sebagai anggota Direksi BUMN, dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, mengundurkan diri.
Dismissal of BOC member is conducted if he/she can not fulfill the obligation has been agreed in the management contract, can not carry out his/her tasks well, not carry out the legislation regulation provision and/or Articles of Association provision, involves in action disadvantaging the ethic and/or appropriateness that should be respected as the SOE BOD member, declared as guilty by Court decision that having a permanent legal force, resign.
Tugas & Wewenang Dewan Komisaris
BOC Tasks and Authority
Tugas Dewan Komisaris
Board of Commisioner’s Task
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta ketentuan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
The BOC is in charge to conduct a supervision on the management policy, the process of management generally either regarding the Company or Company business conducted by the BOD and provide suggestions to BOD include monitoring the implementation of Corporate Long Term Plan (CLTP), Work Plan and Company’s Budget (CAPB) as well as provision of applicable regulation legislation, for the company’s interest and pursuant to the company’s objectives and goal.
Wewenang Dewan Komisaris
Board of Commissioner Authority
Dalam melaksanakan berwenang untuk:
tugasnya,
Dewan
Komisaris
In carrying out their tasks, the Board of Commissioner is authorized to:
a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumendokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perseroan. b. Memasuki pekarangan, gedung dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan. c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan. d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi. e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris. f. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu. g. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.
a. Examine the books, letters, and other documents, check on cash for the verification and other securities and examine the Company’s wealth
Laporan Tahunan 2013
b. Enter the environment, building and office used by the Company c. Request the explanation from BOD and/or other official regarding all issues concerning the Company management d. Discover all policies and actions that has been and will be conducted by the BOD e. Request the BOD and/or other officials under BOD with knowledge of BOD to attend the BOC meeting f. Appoint and dismiss the BOC Secretary, if necessary g. Temporary dismiss the BOD member pursuant to Articles of Association provision.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
197
Corporate Governance
Hak & Kewajiban Dewan Komisaris
Board of Commissioner Rights and Obligation
Hak Dewan Komisaris
Board of Commisioner Rights
a. Anggota Dewan Komisaris diberikan honorarium dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. The BOC member is given honorarium and allowance/ facility including pension allowance which the type and amount are determined by GMS by refering to provision of applicable legislation regulation
b. Berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
b. The BOC has a right to resign from his/her position by notify it in written regarding his/her intention to the Company with copy sent to Shareholders, other BOC and BOD member approximately 30 (thirty) days before his/her resign date.
Kewajiban Dewan Komisaris
Board of Commissioner Obligation
Dalam melaksanakan berkewajiban untuk:
tugasnya,
Dewan
Komisaris
a. memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan, b. meneliti dan menelaah serta menandatangani RJPP dan RKAP yang disiapkan oleh Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, c. memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP mengenai alasan Dewan Komisaris menandatangani RJPP dan RKAP, d. mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan, e. melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan, f. meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani laporan tahunan, g. memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan, apabila diminta, h. menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan dalam RKAP, i. membentuk Komite Audit, j. mengusulkan akuntan publik kepada RUPS, k. membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya, l. melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain,
Laporan Tahunan 2013
In implementing their tasks, the BOC is obligate to:
a. provide suggestion to BOD in carrying out the Company Management, b. Examine and study as well as signing the CLTP and CAPB prepared by BOD pursuant to Articles of Association provision c. Provide suggestion and advice to GMS concerning CLTP and CAPB of the BOC excuse signing the CLTP and CAPB d. Following the Company’s activity development, provide suggestion and advice to GMS concerning every issue that considered as important matter for the Company management e. Report immediately to GMS if there is any symptom of declining the Company’s performance f. Observe and study the regular and annual report prepared by the BOD as well as signing the annual report g. Provide description, suggestion and advise to GMS concerning Annual Report, if requested h. Drafting annual work program and input it to CAPB i. Form an Audit Committee j. Propose public accountant to GMS k. Create BOC minutes of meeting and save the copy l. Report to the Company concerning the shareholdings and/or his/her family to the concerned Company and other Company
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
198
Resources Optimization Towards The Best Performance
m. memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS, n. melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan, anggaran dasar, dan/atau keputusan RUPS.
m. Provide reports of supervision task that has been conducted during last fiscal year to GMS
Komposisi Dewan Komisaris
Board of Commissioner Composition
Komposisi Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) pada Semester I 2013 adalah sebagai berikut:
The PTPN VII (Persero) BOC composition in Semester I 2013 was as follow:
n. Carry out other obligation in term of supervision task and provide councel, as long as it does not contrary with the legislation regulation, articles of association, and/or GMS decision.
Komposisi Dewan Komisaris Periode 24 September 2008 – 21 November 2013 BOC Composition Period of 24 September 2008 – 21 November 2013
No
Nama Name
Jabatan Position
SK Pengangkatan Appointment Decree
1
Drs. Akmaluddin Hasibuan, M.Sc
Komisaris Utama President Commissioner
KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008 KEP-187/MBU/2008 dated 24 September 2008
2
Prof. DR. Ir. H. Ahmad Anshori Mattjik, M.Sc
Komisaris Commissioner
KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008 KEP-187/MBU/2008 dated 24 September 2008
3
Harun Sulkam
Komisaris Commissioner
KEP-209/MBU/2011 tgl 10 Oktober 2011 KEP-209/MBU/2011 dated 10 October 2011
4
Prof. DR. Ir. H. M. Saleh S. Ali, M.Sc
Komisaris Commissioner
KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008 KEP-187/MBU/2008 dated 24 September 2008
5
Ir. Razali Ishak
Komisaris Commissioner
KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008 KEP-187/MBU/2008 dated 24 September 2008
6
DR. Ir. Hasanuddin Ibrahim, Dipl. Ing. Agr
Komisaris Commissioner
KEP-187/MBU/2008 tanggal 24 September 2008 KEP-187/MBU/2008 dated 24 September 2008
Komposisi Dewan Komisaris sebagaimana tersebut di atas, pada tahun 2013 telah beberapa kali mengalami perubahan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN selaku RUPS PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Nomor SK-307/MBU/2013 tanggal 12 Juli 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris, M. Saleh S. Ali digantikan oleh Robert A.
Laporan Tahunan 2013
The BOC composition as shown above, in 2013 there has been several times changes. Based on SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No. SK-307/MBU/2013 dated 12 July 2013 regarding Dismissal and Appointment of BOC member, M Saleh S. Ali was replaced by Robert A. Simanjuntak. Afterwards, on 13 October 2013, with the closure of BOC member’s term of office who appointed
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
199
Corporate Governance
Simanjuntak. Selanjutnya, pada tanggal 13 Oktober 2013, dengan berakhirnya masa tugas anggota Dewan Komisaris yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN selaku RUPS PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), maka Dewan Komisaris yang aktif hanya berjumlah 2 orang yaitu Harun Sulkam dan Robert A. Simanjuntak. Pada tanggal 21 November 2013, berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Nomor SK-387/MBU/2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), dilakukan perubahan keanggotaan Dewan Komisaris.
by virtue of SOE Minister Decree as the GMS of PTPN VII (Persero), the the active BOC was only 2 person left those were Harun Sulkan and Robert A. Simanjuntak. On 21 November 2013, by virtue of SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No SK-387/MBU/2013 of Dismissal and Appointment of PTPN VII (Persero) BOC Member, it was conducted a change on BOC membership.
Selanjutnya komposisi Dewan Komisaris pada akhir tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Furthermore, the BOC composition in the end of 2013 was as follow:
Komposisi Dewan Komisaris Periode 21 November 2013 –20 November 2018 BOC Composition Period of 21 November 2013-20 November 2018
No
Nama Name
Jabatan Position
SK Pengangkatan Appointment Decree
Independensi Independency
1
Prof. DR. Ir. H. Ahmad Anshori Mattjik, M.Sc
Komisaris Utama President Commissioner
SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 SK-387/MBU/2013 Dated 21 November 2013
Independen Independent
2
Harun Sulkam
Komisaris Commissioner
KEP-209/MBU/2011 tanggal 10 Oktober 2011 KEP-209/MBU/2011 Dated 10 October 2011
Independen Independent
3
Prof. Robert A.Simanjuntak,M.Sc,Ph.D
Komisaris Commissioner
SK- 307/MBU/2013 tanggal 12 Juli 2013 SK- 307/MBU/2013 Dated 12 July 2013
Independen Independent
4
Komjen Pol (Purn.) Drs.Nanan Soekarna
Komisaris Commissioner
SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 SK-387/MBU/2013 Dated 21 November 2013
Independen Independent
5
Dr. Ir. Haryono, M.Sc
Komisaris Commissioner
SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 SK-387/MBU/2013 Dated 21 November 2013
Independen Independent
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
200
Independensi Dewan Komisaris
Independency of BOC
Dewan Komisaris dituntut agar bertindak secara independen, tanpa adanya benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis, baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan dengan Direksi. Komposisi Dewan Komisaris paling sedikit 20% (dua puluh persen) merupakan anggota Dewan Komisaris Independen yang ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya. Per tanggal 31 Desember 2013, jumlah Komisaris Independen PTPN VII (Persero) telah memenuhi ketentuan tersebut. Keseluruhan atau 100% anggota Dewan Komisaris PTPN VII tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota Direksi dan/ atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi kemampuanya untuk bertindak independen.
BOC is demanded to not act independently, without any conflict of interest that may interfere its ability to implement the tasks independently and critically, both in relation to each other and in relation to the BOD. The BOC composition is at least 20% (twenty percent) and it was the Independent BOC member who determined in its appointment decree. On 31 December 2013, total of PTPN VII (Persero) Independent BOC member has fulfilled the provision. Overall or 100 % of PTPN VII BOC member do not have any financial, management, shareholdings and/or family relation with other BOC member, BOD member and/or controller shareholder or relation with the concerned SOE, which it may affect its ability to act independently.
Untuk menjamin tercapainya independensi dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang objektif dan menempatkan kewajaran di antara beragam kepentingan serta senantiasa terbebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).
To ensure the achievement of independency in carrying out its duty, the BOC encourages the creation of an objective work climate and environment and puts fairness between various interests and always free from any conflict of interest.
Hubungan Afiliasi Affiliate Relationship Hubungan Afiliasi dengan Affiliate Relationship With
Rafel Sibagariang
Agoes Riyanto
Budi Santoso
M.Natsir
Kusumandaru NS
Direksi BOD
Haryono
Nanan Soekarna
Robert A. Simanjuntak
Harun Sulkan
A.A. Mattjik
Dewan Komisaris BOC
NAMA Name
1.
A.A. Mattjik
x
2.
Harun Sulkan
x
3.
Robert A.Simanjuntak
x
4.
Nanan Soekarna
x
5.
Haryono
x
6.
Kusumandaru NS
x
7.
M.Natsir
x
8.
Budi Santoso
x
9.
Agoes Riyanto
x
Rafel Sibagariang
x
10.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
201
Corporate Governance
Rangkap Jabatan Dewan Komisaris
Double Position of BOC
Anggota Dewan Komisaris tidak ada yang memangku jabatan rangkap sebagai Anggota Dewan Komisaris maupun Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta; jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif, dan/atau calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah; dan atau jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. Pernyataan Direksi atas hal tersebut tertuang menjadi satu di dalam Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan.
There is no BOC member who has a double position as BOC or BOD at other SOE, Regionally-Owned Enterprise (ROE), Privately-Own Enterprise (POE); occupies other position pursuant to legislation provision, political party management and/or legislative candidate/member, and/ or head/deputy head of regional candidate, and/or other position that may cause a conflict of interest.
Benturan Kepentingan
Conflict of Interest
Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam menjalankan kewajibannya sesuai dengan Board Manual Perseroan dituntut untuk lepas dari segala macam bentuk benturan kepentingan sehingga mengharuskan Direksi untuk memberikan pernyataan mengenai tidak adanya benturan kepentingan, sejalan hal dimaksud di dalam memenuhi Good Corporate Governance maka Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) memberikan pernyataannya di dalam Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan yang ditandatangani pada awal jabatannya.
PTPN VII (Persero) BOC in carrying out their obligation pursuant to Company’s Board Manual is demanded to free from all kind of conflict of interest thus oblige the BOD to provide statement concerning unavailability of conflict of interest, in line with terms mentioned above in fulfilling the GCG so the PTPN VII (Persero) BOC provides their statement in form of Statement Letter of Not Having a Conflict of Interest signed at the beginning he/she serves.
Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan tersebut memuat beberapa pernyataan sebagai berikut:
The Statement Letter of Not Having Conflict of Interest contains several statements include:
- Kepemilikan saham baik pada perusahaan lain maupun pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) - Tidak adanya hubungan keluarga baik dengan sesama anggota Direksi maupun anggota Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). - Tidak adanya rangkap jabatan sebagai Direksi atau Dewan Komisaris pada BUMN, BUMD ataupun perusahaan swasta - Tidak menjabat sebagai pejabat struktural ataupun fungsional pada instansi/lembaga pemerintah pusat/ daerah. - Tidak menjabat sebagai pengurus partai politik/ anggota legislatif, calon kepala/wakil kepala daerah serta jabatan lain yang menimbulkan benturan kepentingan.
- Shareholdings both at other company and at PTPN VII (Persero) - There is no family relationship either with fellow BOD or BOC member of PTPN VII (persero)
Laporan Tahunan 2013
Above BOD statement is put forth onto Statement Letter of Not Having A Conflict of Interest.
- Do not have any other position as BOD or BOC at other SOE, ROE, or private company - Do not serve as a structural or functional official in other regional/central government agency/institution - Do not serve as political party management/legislative member, head/deputy head of regional and other position causing a conflict of interest.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
202
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kepemilikan Saham Dewan Komisaris BOC Shareholdings No Nama Name
1 2 3 4 5
Jabatan Position
A.Anshori Matjjik Komisaris Utama President Commissioner Harun Sulkam Anggota Komisaris Commissioner Member Robert Anggota Komisaris A.Simanjuntak Commissioner Member Nanan Soekarna Anggota Komisaris Commissioner Member Haryono Anggota Komisaris Commissioner Member
Kepemilikan Saham di PTPN VII
Kepemilikan saham di Perusahaan Lainnya
Keterangan
Shareholdings at PTPN VII
Shareholdings at other company Ada Tidak Available No x
Description
Ada Available -
Tidak No x
-
x
-
x
-
x
-
x
-
x
-
x
-
x
-
x
Pendelegasian Wewenang
Delegation of Authority
Pendelegasian wewenang anggota Dewan Komisaris kepada anggota Dewan Komisaris lainnya dinyatakan dengan surat kuasa tertulis. Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat mewakili seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang berhalangan. Pendelegasian wewenang Dewan Komisaris kepada Komite Audit diatur dalam Piagam Komite Audit.
The delegation of BOC member authority to other BOC member is stated in written power of authority. One BOC member may only represent one other BOC member who is absent. The delegation of BOC authority to Audit Committee is regulated on Audit Committee Charter.
Pada tahun 2013 tidak terdapat pendelegasian wewenang anggota Dewan Komisaris kepada anggota Dewan Komisaris lainnya melalui Surat Kuasa.
In 2013 there was no delegation of authority that the BOC member given to other BOC member via Power of Authority.
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris
BOC Guideliness and Work Regulation
Dalam rangka mengawasi dan memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan korporasi, kepatuhan Direksi dalam menjalankan peraturan perundangan yang berlaku dan memberikan masukan kepada Direksi, Dewan Komisaris berpedoman pada Board Manual Dewan Komisaris dan Direksi yang terakhir dimutakhirkan tahun 2013. Board Manual tersebut merupakan acuan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjalankan tugas masing-masing untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan dan kepatuhan dalam menerapkan prinsipprinsip GCG.
In order to supervise and monitor the BOD obedience in carrying out the corporation, the BOD obedience in carrying out the applicable legislation regulation and provide input to BOD, the BOC is refering to BOC and BOD Board Manual which has been updated in 2013. The Board Manual is a reference for BOC and BOD in carrying out each duty to realize the company’s vision and mission and obedience in applying the GCG principles.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
203
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris diatur secara khusus dalam Bab II Board Manual PT Perkebunan Nusantara VII tahun 2013, dengan pokok-pokok isi mencakup: • Persyaratan, Keanggotaan dan Masa Jabatan Dewan Komisaris; • Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris; • Hak dan Kewajiban Dewan Komisaris; • Pembagian Kerja Dewan Komisaris • Perangkapan Jabatan • Rapat Dewan Komisaris; • Organ Pendukung Dewan Komisaris; • Pendelegasian Wewenang
Work guidelines and regulation of BOC is regulated specifically on Chapter II of Board Manual of PTPN VII year of 2013, with content principles include: • • • • • • • •
BOC Requirements, Membership and Term of Office; BOC Duties and Authorities; BOC Rights and Obligation; BOC Job Division Double Position BOC meeting; BOC Supporting Organ Delegation of Authority
Pembagian Kerja Dewan Komisaris
BOC Job Division
Pembagian kerja diantara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka sendiri. Dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan penasehatan, Dewan Komisaris telah melakukan pembagian tugas diantara para anggota Dewan, sesuai surat keputusan Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) No.365.A/DK.VII/10/2008 tgl 21 Oktober 2008 sebagai berikut:
The job division among the BOC member is regulated by their own. In carrying out the supervision and advisory function, the BOC has conducted a task division between the BOC member, pursuant to PTPN VII (Persero) BOC Decree No. 365.A/DK.VII/10/2008 dated 21 October 2008 as follow:
Pembagian Tugas Dewan Komisaris periode21 Oktober 2008 s.d 21 November 2013 BOC Task Division period of 21 October 2008 up to 21 November 2013 No. 1.
Nama Name Akmaluddin Hasibuan
2.
Hasanuddin Ibrahim
3.
Ahmad A. Mattjik
4.
M. Saleh S. Ali
5. 6.
Razali Ishak Harun Sulkam
Tugas Job Koordinator Coordinator Bidang Pengawasan SDM dan PKBL HR & PCDP Supervision Division Bidang Pengawasan Pengadaan dan Pemasaran Procurement Supervision and Marketing Division Bidang Pengawasan Keuangan dan Investasi merangkap Ketua Komite Audit Financial and Investment Supervision double as Head of Audit Committee Bidang Pengawasan Produksi Production Supervision Division Bidang Pengawasan Umum dan Keamanan General and Security Supervision Division
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
204
Keanggotaan Dewan Komisaris sebagaimana tersebut di atas, pada tahun 2013 telah beberapa kali mengalami perubahan. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN selaku RUPS PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Nomor SK-307/MBU/2013 tanggal 12 Juli 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris, M. Saleh S. Ali digantikan oleh Robert A. Simanjuntak. Selanjutnya, pada tanggal 13 Oktober 2013, dengan berakhirnya masa tugas anggota Dewan Komisaris yang diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN selaku RUPS PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), maka Dewan Komisaris yang aktif hanya berjumlah 2 orang yaitu Harun Sulkam dan Robert A. Simanjuntak. Pada tanggal 21 November 2013, berdasarkan Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Nomor SK-387/MBU/2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan AnggotaAnggota Dewan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), dilakukan perubahan keanggotaan Dewan Komisaris. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor : SK-107/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013, pembagian tugas diantara anggota disusun sebagai berikut:
Resources Optimization Towards The Best Performance
The BOC membership as mentioned above, in 2013 has encountered several changes. By virtue of SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No. SK-307/MBU/2013 dated 12 July 2013 of Dismissal and Appointment of BOC member, M. Saleh S. Ali was replaced by Robert A. Simanjuntak. Hereafter, on 13 October 2013, with the end of BOC member term of office who was appointed based on SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero), then the active BOC was only 2 people they were Harun Sulkan and Robert A. Simanjuntak. On 21 November 2013, by virtue of SOE Minister Decree as GMS of PTPN VII (Persero) No. SK-387/MBU/2013 of Dismissal and Appointment of PTPN VII (Persero) BOC member, it was conducted a change of BOC membership. Furthermore, based on BOC Decree No: SK-107/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013, the tasks division between the member was compiled as follow:
Pembagian Tugas Dewan Komisaris periode 21November 2013 – 20 November 2018 BOC Tasks division period of 21 November 2013-20 November 2018 No.
Nama
Tugas
Name
Job
1.
Ahmad A. Mattjik
2.
Nanan Soekarna
3.
Harun Sulkam
4.
Robert A. Simanjuntak
5.
Haryono
6.
Harun Sulkam
Koordinator Coordinator Bidang Pengawasan SDM dan Umum HR Supervision and General Division Bidang Pengawasan Perencanaan, Pemasaran dan Pengembangan merangkap Ketua Komite Manajemen Risiko Plan, Marketing and Development Supervision Division also serves as Head of Risk Management Committee Bidang Pengawasan Keuangan merangkap Ketua Komite Audit Financial Supervision Division also serves as Head of Audit Committee Bidang Pengawasan Produksi Production Supervision Division Bidang Pengawasan Umum dan Keamanan General and Security Supervision Division
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
205
Corporate Governance
Program Pengenalan Untuk Komisaris
Introduction Program for the BOC
Program pengenalan untuk anggota Dewan Komisaris yang baru telah dilaksanakan PTPN VII tanggal 6 Desember 2013 dalam acara Rapat Internal Dewan Komisaris di Kantor Perwakilan (Liaison Office) Jakarta. Program pengenalan bertujuan untuk memberikan gambaran tentang profil perusahaan yang berisikan materi tentang kondisi umum perusahaan, wilayah operasional perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, strategi yang sedang dijalankan oleh perusahaan. Materi pengenalan dipresentasikan oleh Sekretaris Dewan Komisaris.
Consider there were several times changes on BOC member composition during 2013, then in the end of 2013 there was recently held a training program in order the improvement of BOC competency in form of scientific speech held on 12 December 2013 at Padjajaran University by DR. H. C. Chairul Tanjung.
Dalam acara program pengenalan tersebut Dewan Komisaris yang baru sepakat akan menghindari potensi untuk terlibat dalam kegiatan operasional yang menjadi kewenangan Direksi, dan menghindari potensi terjadinya gratifikasi serta berkomitmen akan melaksanakan GCG sebaik baiknya. Dewan Komisaris juga telah menyepakati pembagian tugas diantara Komisaris.
In 2014 Work Plan, the new BOC has made a development program for BOC member in form of training/workshop/ seminar in order to increase the BOC member skills. The program will be implemented in 2014. As information, the development program that has been carried out up to quarter II year of 2014 was Public Speech held by National Economic Committee in Jakarta on 14 April 2014.
Program Pengembangan
Development Program
Mengingat adanya beberapa kali perubahan susunan anggota Dewan Komisaris selama tahun 2013, maka baru pada akhir tahun 2013 terdapat program pelatihan dalam rangka peningkatan kompetensi Dewan Komisaris berupa Orasi Ilmiah yang diadakan pada tanggal 12 Desember 2013 di Universitas Padjajaran oleh DR.H.C. Chairul Tanjung.
Consider there were several times changes on BOC member composition during 2013, then in the end of 2013 there was recently held a training program in order the improvement of BOC competency in form of scientific speech held on 12 December 2013 at Padjajaran University by DR. H. C. Chairul Tanjung.
Di dalam Rencana Kerja tahun 2014, Dewan Komisaris yang baru telah membuat program pengembangan anggota Dewan Komisaris berupa pelatihan/workshop/seminar dalam rangka meningkatkan kemampuan anggota Dewan Komisaris. Program tersebut akan dilaksanakan tahun 2014. Sebagai informasi, program pengembangan yang telah terlaksana sampai dengan Triwulan II tahun 2014 adalah Ceramah Umum yang diadakan oleh Komite Ekonomi Nasional di Jakarta pada 14 April 2014.
In 2014 Work Plan, the new BOC has made a development program for BOC member in form of training/workshop/ seminar in order to increase the BOC member skills. The program will be implemented in 2014. As information, the development program that has been carried out up to quarter II year of 2014 was Public Speech held by National Economic Committee in Jakarta on 14 April 2014.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
NO
NAMA Name
206
Resources Optimization Towards The Best Performance
JENIS PELATIHAN/WORKSHOP/SEMINAR Type of Training/Workshop/Seminar TANGGAL Date
PELAKSANAAN Implementation TEMPAT Location
TAHUN/YEAR 2013
1
A.Anshori Mattjik
Orasi Ilmiah :
12-Dec-13
Graha Sanusi Hardjadinata
Inovasi, Kewirausahaan dan Kepemimpinan Mempercepat Indonesia Maju
12 December 2013
Universitas Padjajaran, Bandung
14-Apr-14
Auditorium Menara Bank Mega Lt.3, Jakarta
Scientific Speech: Innovation, Entrepreneurship and Leadership Accelerate Indonesia Advanced
TAHUN/YEAR 2014 Ceramah Umum : Malaysia-Indonesia: Dulu, Kini dan Selamanya 1
A.Anshori Mattjik General Speech: Malaysia-Indonesia: Past, Now, and Forever
Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris
BOC Meeting Implementation
Rapat Komisaris diselenggarakan minimal satu kali dalam satu bulan. Rapat Komisaris terdiri dari Rapat Internal Komisaris dan Rapat Komisaris dengan Direksi. Setiap Rapat Komisaris dibuatkan risalah rapat yang menggambarkan jalannya rapat. Dalam risalah rapat tersebut dicantumkan juga bila ada pendapat yang berbeda (dissenting comments) dengan apa yang diputuskan dalam Rapat Komisaris. Risalah rapat asli diadministrasikan/ diarsipkan sebagaimana dokumen perusahaan lainnya oleh Direksi.
The BOC meeting is held minimally once a month. The BOC meeting consists of Commissioner Internal Meeting, and BOC – BOD meeting. On every BOC meeting the Minutes of Meeting was made which described the meeting progress. In the Minutes of Meeting also contained dissenting comments of the BOC meeting result. The original minute of meeting was administrated/archieved as other company’s document by the BOD.
Selama tahun 2013 telah dilakukan rapat kerja (internal) Dewan Komisaris sebanyak 11 kali, dengan pokok-pokok bahasan yaitu: a. Membahas Program Kerja Dewan Komisaris untuk Tahun Anggaran 2013. b. Membahas RKAP perseroan tahun anggaran 2013 dan 2014. c. Membahas laporan kunjungan Dewan komisaris ke unit-unit usaha, Distrik dan Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). d. Membahas surat-surat masuk dari Direksi serta memberikan arahan atau rekomendasi bila diperlukan. e. Membahas laporan Komite Audit dan Laporan Komite Manajemen Risiko. f. Pengenalan anggota Dewan Komisaris yang baru.
During 2013 there were 11 times BOC internal meeting, the following were the discussion principles include:
Laporan Tahunan 2013
a. Discussed the BOC Work Progam for fiscal year of 2013 b. Discussed the Company’s CAPB fiscal year 2013 and 2014 c. Discussed BOC Visit Report to Business Unit, District and PTPN VII (Persero) Head Office d. Discussed the incoming mail from BOD and provide direction or recommendation if needed e. Discussed Audit Committee Report and Risk Management Committee Report f. Introduction of new BOC member
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
207
Corporate Governance
Jumlah Kehadiran Rapat Internal Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) Tahun 2013 Number of PTPN VII (Persero) BOC Internal Meeting Attendance 2013
No.
Dewan Komisaris
Jumlah
Tingkat Kehadiran
Board of Commissioner
Number
Attendance Level
Rapat
Kehadiran
Meeting
Attendance
1.
Akmaluddin Hasibuan*)
9
9
100%
2.
Harun Sulkam
11
11
100%
3.
Razali Ishak*)
9
9
100%
4.
M. Saleh S. Ali**)
8
6
75%
5.
Hasanuddin Ibrahim*)
9
8
89%
6.
Ahmad A. Mattjik
10
10
100%
7.
Robert Simanjuntak ***)
3
3
100%
8.
Haryono****)
1
1
100%
9.
Nanan Soekarna****)
1
1
100%
*) Menjabat s.d tanggal 21 November 2013/served up to 21 November 2013 **)Menjabat s.d.12 Juli 2013/served up to 12 July 2013 ***) Mulai menjabat tanggal 12 Juli 2013/start serving on 12 July 2013 ****) Mulai menjabat tanggal 21 November 2013/start serving on 21 November 2013
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
208
Agenda Rapat Internal Dewan Komisaris Tahun 2013 BOC Internal Meeting Agenda year of 2013
No 1
Tanggal
11 Januari 2013 11 January 2013
2
3
Agenda
Date
Membahas RKAP PTPN VII (Persero ) Discussed the PTPN VII (Persero) CAPB Membahas Program Kerja dan KPI Dewan Komisaris untuk tahun 2013 Discussed the Work Program and BOC KPI for year of 2013
16 Januari 2013
Pembahasan Laporan Komite mengenai Hasil Pengecekan kembali Biaya Investasi 2013.
16 January 2013
Discussion of BOC Report concerning 2013 Investment Cost Recheck Result
13 Februari 2013
Pembahasan Laporan Temuan Pemeriksaan BPK.
13 February 2013
Discussion of SAA Audit Finding Report Pembahasan laporan kunjungan Ke Watu dan Rawa Pitu. Discussion of Visit Watu and Rawa Pitu Report Perkenalan Sekretaris Dekom yang baru. Introduction of New BOC Secretary Pembahasan rencana Pinjaman Rp 940 milyar untuk kebutuhan Investasi 2013. Discussion of Rp940 Billion Loan Plan for the 2013 Investment
14 Maret 2013
Pembahasan Laporan Hasil audit oleh KAP atas laporan keuangan perseroaan tahun buku 2012
14 March 2013
Discussion of Audit Result Report by PAF on Company’s Financial Statement fiscal year 2012
28 Maret 2013
Pembahasan Laporan Komite atas hasil evaluasi hasil audit KAP HES atas laporan Keuangan Perseroaan tahun buku 2012.
28 March 2013
Discussion of Committee Report on Evaluation Result of Audit Result of PAF HES of the Company’s Financial Statement fiscal year of 2012
4
5
Laporan produksi s/d 20 Maret 2013 Production Report up to 20 March 2013 6
11 April 2013
Pembahasan materi rapat untuk rencana rapat tanggal 12/4/2013 antara Direksi PTPN VII (Persero) dengan Kementerian BUMN Discussion of meeting material for meeting plan on 12/4/2013 between the PTPN VII (Persero) BOD with the SOE Ministry
7
8
9
30 Mai 2013
Pembahasan Laporan Hasil Kunjungan Kerja
30 May 2013
Discussion of Work Visit Result Report
11 Juni 2013
Pembahasan Laporan Produksi sampai dengan Mei 2013
11 June 2013
Discussion of Production Report up to May 2013
5 September 2013
Tindak Lanjut Rapat Gabungan 29 Agustus 2013 Joint Meeting Follow Up 29 August 2013 Mekanisme Kerja Dewan Komisaris BOC Work Mechanism
10
13 November 2013
Pembahasan RKAP 2014
13 November 2013
Discussion of 2014 CAPB Penggunaan anggaran Mendahului pemgesahan RKAP 2014 The Use of Budget precedes the 2014 CAPB Validation
11
6 Desember 2013
Program pengenalan Anggota Dewan Komisaris baru
6 December 2013
Introduction Program of New BOC Member
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
209
Corporate Governance
Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris pada Rapat Gabungan Dewan Komisaris & Direksi Tahun 2013 Number of BOC Attendance on BOC & BOC Joint Meeting year of 2013
No.
Dewan Komisaris
Jumlah
Tingkat Kehadiran
Board of Commissioner
Number
Attendance Level
Rapat
Kehadiran
Meeting
Attendance
1.
Akmaluddin Hasibuan *)
8
8
100%
2.
Harun Sulkam
9
9
100%
3.
Razali Ishak *)
8
8
100%
4.
M. Saleh S. Ali **)
6
4
67%
5.
Hasanuddin Ibrahim *)
8
7
88%
6.
Ahmad A. Mattjik
9
9
100%
7.
Robert Simanjuntak ***)
3
2
67%
8.
Haryono ****)
1
1
100%
9.
Nanan Soekarna ****)
1
1
100%
*) Menjabat s.d tanggal 21 November 2013/serves up to 21 November 2013 **)Menjabat s.d.12 Juli 2013/serves up to 12 July 2013 ***) Mulai menjabat tanggal 12 Juli 2013/start serving on 12 July 2013 ***) Mulai menjabat tanggal 21 November 2013/start serving on 21 November 2013
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
210
Agenda Rapat Internal Dewan Komisaris Tahun 2013 BOC Internal Meeting Agenda year of 2013
No 1.
Tanggal
Agenda Rapat
Date
Meeting Agenda
16 Januari 2013
Pembahasan Laporan Produksi sampai dengan Desember 2012.
16 January 2013
Discussion of Production Report up to December 2012 Pembahasan surat penghapusbukuan aset tanaman karet tua non produktif. Discussion of asset write-off letter of the non production mature rubber
2.
13 Pebruari 2013
Pembahasan laporan KAP HES atas audit laporan kegiatan keuangan tahun buku 2012.
13 February 2013
Discussion of PAF HES report on audit of financial activity statement fiscal year 2012 Pembahasan Laporan Produksi sampai dengan Januari 2013 Discussion of Production Report up to January 2013
3.
28 Maret 2013
Pembahasan Kinerja Produksi sampai dengan 20 Maret 2013.
28 March 2013
Discussion of Production Performance up to 20 March 2013 Pembahasan Laporan Audit atas Laporan Keuangan tahun buku 2012. Discussion of Audit Report on Financial Statement fiscal year 2012
4. 5.
30 April 2013
Membahas materi laporan keuangan untuk RUPS tahun 2012 Discussed financial statement material for 2012 GMS
30 Mei 2013
Pembahasan pencapaian kinerja Perseroan sampai dengan April
30 May 2013
Discussion of Company’s Performance achievements up to April Pembahasan basil kunjungan kerja Dekom Discussion of BOC work visit result Pembahasan progres implementasi terintegrasi Discussion of Integrated Implementation Progress
6. 7.
12 Juli 2013
Evaluasi Semester I 2013
12 July 2013
Evaluation of Semester I 2013
29 Agustus 2013
Pembahasan kebijakan strategis perusahaan
29 August 2013
Discussion of company’s strategic policy Pembahasan Laporan Kinerja sampai dengan Juli 2013 Discussion of Performance Report up to July 2013
8.
11Oktober 2013
Pembahasan Tindak Lanjut Kebijakan Strategi perusahaan 2013.
11 October 2013
Discussion of Follow Up on 2013 Company’s strategic policy Pembahasan Struktur Organisasi Discussion of Organization Structure Pembahasan Laporan Kinerja sampai dengan September 2013 dan prognosa 2013 Discussion of Performance Report up to September 2013 and 2013 Prognosis
9.
11
6 Desember 2013
Program Pengenalan Dewan Komisaris
6 December 2013
BOC Introduction Program
6 Desember 2013
Program pengenalan Anggota Dewan Komisaris baru
6 December 2013
Introduction Program of New BOC Member
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
211
Pertanggungjawaban Kinerja Dewan Komisaris
BOC Performance Accountability
Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dipertanggungjawabkan dalam Laporan Tugas Pengawasan untuk Tahun Buku 2013, dan telah disampaikan dalam RUPS Laporan Keuangan tanggal 21 Maret 2013
The implementation of BOC task is accounted on Supervision Task Report for fiscal year of 2013, and has been presented in Financial Statement GMS on 21 March 2013.
Keputusan Dewan Komisaris:
BOC Decisions:
Selama tahun 2013, Dewan Komisaris PTPN VII telah mengambil sejumlah keputusan antara lain mencakup:
During 2013, the PTPN VII BOC has taken number of decision include:
•
Keputusan Dewan Komisaris Nomor 01/DK.VII/01/2013 tanggal 2 Januari 2013 tentang Board Manual.
•
BOC Decree No. 01/DK.VII/01/2013 dated 2 January 2013 regarding Board Manual
•
Keputusan Dewan Komisaris Nomor 10/DK.VII/01/2013 tanggal 1 Februari 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
•
BOC Decree No. 10/DK.VII/01/2013 Dated 1 February 2013 regarding Dismissal and Appointment of PTPN VII (Persero) BOC Secretary
•
Keputusan Dewan Komisaris Nomor 20/DK.VII/02/2013 tanggal 28 Februari 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Sekretaris Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
•
BOC Decree No. 20/DK.VII/02/2013 dated 28 February 2013 regarding the Dismissal and Appointment of PTPN VII (Persero) BOC Secretary
•
Keputusan Dewan Komisaris Nomor 41/DK.VII/04/2013 tanggal 30 April 2013 tentang Perpanjangan Masa Tugas Staf Sekretariat Dewan Komisaris.
•
BOC Decree No. 41/DK.VII/04/2013 dated 30 April 2013 regarding Extension of BOC Secretariat Staff Term of Office
•
Keputusan Dewan Komisaris Nomor 107/ DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 tentang Pembagian Tugas Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
•
BOC Decree No. 107/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013 regarding PTPN VII (Persero) BOC Task Division
•
Keputusan Dewan Komisaris Nomor 108/ DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Komite Audit
•
BOC Decree No. 108/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013 regarding Dismissal and Appointment of Audit Committee Member
•
Keputusan Dewan Komisaris Nomor 109/ DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Komite Manajemen Risiko
•
BOC Decree No. 109/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013 regarding Dismissal and Appointment of Risk Management Committee Member
•
Keputusan Dewan Komisaris Nomor 110/ DK.VII/12/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct)
•
BOC Decree No. 110/DK.VII/12/2013 dated 11 December 2013 regarding Code of Conduct.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
212
Resources Optimization Towards The Best Performance
Persetujuan Dewan Komisaris Kepada Direksi: Surat Dewan Komisaris Nomor 12/DK.VII/02/2013 tanggal 13 Februari 2013 tentang Persetujuan Kredit Investasi Surat Dewan Komisaris Nomor 13/DK.VII/02/2013 tanggal 13 Februari 2013 tentang Persetujuan Fasilitas Kredit Modal Kerja Surat Dewan Komisaris Nomor 15/DK.VII/02/2013 tanggal 27 Februari 2013 tentang Persetujuan Penghapusbukuan Aktiva Tetap Tanaman Non Produktif Surat Dewan Komisaris Nomor 35/DK.VII/04/2013 tanggal 2 April 2013 tentang Persetujuan Peningkatan Modal Disetor ke Anak Perusahaan Surat Dewan Komisaris Nomor 60/DK.VII/07/2013 tanggal 29 Juli 2013 tentang Persetujuan Izin Pengadaan Barang/ Jasa Indent Untuk Persiapan Giling PG Tahun 2014 Surat Dewan Komisaris Nomor 76/DK.VII/08/2013 tanggal 30 Agustus 2013 tentang Persetujuan Perpanjangan Fasilitas Kredit Modal Kerja Ekspor Surat Dewan Komisaris Nomor 77/DK.VII/08/2013 tanggal 30 Agustus 2013 tentang Persetujuan Perpanjangan Fasilitas Kredit Modal Kerja Sindikasi Surat Dewan Komisaris Nomor 93/DK.VII/10/2013 tanggal 8 Oktober 2013 tentang Persetujuan Modifikasi Pabrik Latex Pekat Menjadi Pabrik RSS di Unit Usaha Way Berulu Surat Dewan Komisaris Nomor 105/DK.VII/11/2013 tanggal 25 November 2013 tentang Persetujuan Usulan Pengadaan barang/Jasa Kebutuhan Giling Tahun 2014 Surat Dewan Komisaris Nomor 61/DK.VII/07/2013 tanggal 30 Juli 2013 tentang Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) Keputusan Dewan Komisaris Nomor 106/DK.VII/12/2013 tanggal 4 Desember 2013 tentang Penyempurnaan Pedoman GCG Surat Dewan Komisaris Nomor 86/DK.VII/09/2013 tanggal 20 September 2013 tentang Negosiasi Kembali Besarnya Biaya Yang diajukan KAP Hadori Sugiarto Adi dan Rekan
Laporan Tahunan 2013
BOC Approval to BOD: BOC Letter No. 12/DK.VII/02/2013 dated 13 February 2013 regarding Investment Credit Approval BOC Letter No. 13/DK.VII/02/2013 dated 13 February 2013 regarding Working Capital Credit Facility Approval
BOC Letter No 15/DK.VII/02/2013 dated 27 February 2013 regarding Approval of Fixed Asset Write-Off of NonProductive Plant BOC Letter No. 35/DK.VII/04/2013 dated 2 April 2013 regarding Approval of Capital Enhancement Deposited into Subsidiaries BOC Letter No. 60/DK.VII/07/2013 dated 29 July 2013 regarding Approval of Indent Goods/Service Procurement Permit for PG Milled Preparation year of 2014 BOC Letter No. 76/DK.VII/08/2013 dated 30 August 2013 regarding Approval of Export Working Capital Loan Extension Facility BOC Letter No. 77/DK.VII/08/2013 dated 30 August 2013 regarding Approval on Syndication Working Capital Loan Facility Extension BOC Letter No. 93/DK.VII/10/2013 dated 8 October 2013 regarding Approval on Modification of Concentrated Latex Mill into RSS Mill in Way Berulu Business unit BOC Letter No. 105/DK.VII/11/2013 dated 25 November 2013 regarding Approval of Goods/Service Procurement Proposal for the needs of milled year of 2014 BOC Letter No. 61/DK.VII/07/2013 dated 30 July 2013 regarding Appointment of Public Accounting Firm (PAF)
BOC Decree No. 106/DK.VII/12/2013 dated 4 December 2013 regarding GCG Guidelines Improvement
BOC Letter No. 86/DK.VII/09/2013 dated 20 September 2013 regarding Renegotiation on the Amount of Cost
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
213
Rekomendasi dan Laporan Dewan Komisaris Kepada Pemegang Saham
Corporate Governance
submitted by PAF Hadori Sugiarto Adi and Partner BOC Recommendation and Report to Shareholders
Surat Dewan Komisaris Nomor 34/DK.VII/04/2013 tanggal 1 April 2013 tentang Rekomendasi Pelepasan Aset HGB Way Sekampung Surat Dewan Komisaris Nomor 42/DK.VII/05/2013 tanggal 14 Mei 2013 tentang Surat Pemberitahuan Pencalonan M. Shaleh Ali sebagai Kepala Daerah Surat Dewan Komisaris Nomor 63/DK.VII/07/2013 tanggal 30 Juli 2013 tentang Penghapusbukuan Aktiva Tetap Tanaman Kelapa Sawit (Non Produktif ) di UU Sungai Lengi Tanaman Surat Dewan Komisaris Nomor 65/DK.VII/07/2013 tanggal 31 Juli 2013 tentang Rekomendasi Dewan Komisaris atas Revisi RKAP Tahun 2013 Surat Dewan Komisaris Nomor 90/DK.VII/10/2013 tanggal 7 Oktober 2013 tentang Rekomendasi Penghapusbukuan dan Pemindahtanganan Aktiva Tetap Non Produktif Berupa Kendaraan dan Besi Tua Surat Dewan Komisaris Nomor 92/DK.VII/10/2013 tanggal 8 Oktober 2013 tentang Persetujuan Prinsip Pinjaman Jangka Panjang
Pendapat, Arahan dan Nasihat Dewan Komisaris Surat Dewan Komisaris Nomor 14/DK.VII/02/2013 tanggal 14 Februari 2013 tentang Permintaan Data Kemajuan Rawa Pitu Surat Dewan Komisaris Nomor 18/DK.VII/02/2013 tanggal 27 Februari 2013 tentang Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian dan Tindak Lanjut (Revitalisasi Perkebunan Rawa Pitu) Surat Dewan Komisaris Nomor 19/DK.VII/02/2013 tanggal 28 Februari 2013 tentang Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian dan Tindak Lanjut (Unit Usaha Betung Krawo) Surat Dewan Komisaris Nomor 55/DK.VII/07/2013 tanggal 2 Juli 2013 tentang Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian dan Tindak Lanjut (Distrik Muara Enim)
Laporan Tahunan 2013
BOC Letter No. 34/DK.VII/04/2013 dated 1 April 2013 regarding Asset Disposal Recommendation of HGB Way Sekampung BOC Letter No. 42/DK.VII/05/2013 dated 14 May 2013 regarding Notification Letter of Candidacy of M. Shaleh Ali as Head of Regional BOC Letter No. 63/DK.VII/07/2013 dated 30 July 2013 regarding Fixed Asset Write-Off of Non Productive Oil Palm Plant in Sungai Lengi Tanaman Business unit
BOC Letter No. 65/DK.VII/07/2013 dated 31 July 2013 regarding BOC Recommendation on CAPB Revision year of 2013 BOC Letter No. 90/DK.VII/10/2013 dated 7 October 2013 regarding Recommendation of Non Productive Fixed Asset Write-Off and Transfer in form of Vehicle and Scrap Iron BOC Letter No. 92/DK.VII/10/2013 dated 8 October 2013 regarding Approval of Long Term Loan Principle
BOC Suggestion, Direction and Advice BOC Letter No. 14/DK.VII/02/2013 dated 14 February 2013 regarding Request of Rawa Pitu Progress Data
BOC Letter No. 18/DK.VII/02/2013 dated 27 February 2013 regarding Terms Need to Get The Attention and Follow Up (Revitalization of Rawa Pitu Estate)
BOC Letter No. 19/DK.VII/02/2013 dated 28 February 2013 regarding Terms Need to Get The Attention and Follow Up (Betung Krawo Business unit) BOC Letter No. 55/DK.VII/07/2013 dated 2 July 2013 regarding Terms Need To Get The Attention and Follow Up
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
214
Surat Dewan Komisaris Nomor 56/DK.VII/07/2013 tanggal 2 Juli 2013 tentang Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian dan Tindak Lanjut (UU Bekri) Surat Dewan Komisaris Nomor 59/DK.VII/07/2013 tanggal 23 Juli 2013 tentang Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian dan Tindak Lanjut (UU Padang Pelawi, UU Ketahun, UU Talopino) Surat Dewan Komisaris Nomor 62/DK.VII/07/2013 tanggal 30 Juli 2013 tentang Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian dan Tindak Lanjut (UU Beta, UU Beka, UU Betu, UU Mula) Surat Dewan Komisaris Nomor 81/DK.VII/09/2013 tanggal 4 September 2013 tentang Laporan Penyelesaian Unit Pengolah Teh CTC dan Pengembangan Mutu Orthodox di Unit Usaha Pagar Alam Surat Dewan Komisaris Nomor 84/DK.VII/09/2013 tanggal 16 September 2013 tentang Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian dan Tindak Lanjut (UU Cinta Manis dan UU Sungai Lengi Tanaman) Surat Dewan Komisaris Nomor 88/DK.VII/09/2013 tanggal 2 Oktober 2013 tentang Hal-hal Yang Perlu Mendapat Perhatian dan Tindak Lanjut (UU Pala, Tapi, Pawi) Surat Dewan Komisaris Nomor 105/DK.VII/11/2013 tanggal 25 November 2013 tentang Persetujuan Usulan Pengadaan barang/Jasa Kebutuhan Giling Tahun 2014
Tanggapan Dewan Komisaris Surat Dewan Komisaris Nomor 05/DK.VII/01/2013 tanggal 11 Januari 2013 tentang Tanggapan Dewan Komisaris atas RKAP PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Surat Dewan Komisaris Nomor 22/DK.VII/03/2013 tanggal 4 Maret 2013 tentang Surat Pengantar Laporan Pengawasan Dewan Komisaris Tahun 2012 Surat Dewan Komisaris Nomor 33/DK.VII/04/2013 tanggal 1 April 2013 tentang Tanggapan Dewan Komisaris terhadap Laporan Tahunan Perusahaan (Perseroan) PT Perkebunan Nusantara VII Tahun Buku 2012
Laporan Tahunan 2013
Resources Optimization Towards The Best Performance
(Muara Enim District) BOC Letter No. 56/DK.VII/07/2013 dated 2 July 2013 regarding Terms Need to Get The Attention and Follow Up ( Bekri Business unit) BOC Letter No. 59/DK.VII/07/2013 dated 23 July 2013 regarding Terms Need to Get The Attention and Follow Up (Padang Pelawi Business unit, Ketahun Business unit, Talopino Business unit) BOC Letter No. 62/DK.VII/07/2013 dated 30 July 2013 regarding Terms Need To Get The Attention and Follow Up (Beta Business unit, Beka Business unit, Betu Business unit, Mula Business unit) BOC Letter No. 81/DK.VII/09/2013 dated 4 September 2013 regarding the Settlement Report of CTC Tea Processor Unit and Orthodox Quality Development at Pagar Alam Business Unit BOC Letter No. 84/DK.VII/09/2013 dated 16 September 2013 regarding Terms Need To Get The Attention and Follow Up (Cinta Manis and Sungai Lengi Tanaman Business Unit) BOC Letter No. 88/DK.VII/09/2013 dated 2 October 2013 regarding Terms Need To Get the Attention and Follow Up (Pala, Tapi, Pawi Business Unit) BOC Letter No. 105/DK.VII/11/2013 dated 25 November 2013 regarding Approval of Goods/Service Procurement of Milled Needs year of 2014
BOC Response BOC Letter No. 05/DK.VII/2013 dated 11 January 2013 regarding BOC Response on PTPN VII (Persero) CAPB
BOC Letter No. 22/DK.VII/03/2013 Dated 4 March 2013 regarding Recommendation Letter of BOC Supervision year of 2012 BOC Letter No. 33/DK.VII/04/2013 dated 1 April 2013 regarding the BOC Response on Company’s Annual Report of PTPN VII (Persero) Fiscal Year 2012
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
215
Corporate Governance
Pengusulan Akuntan Publik kepada RUPS
Proposing the Public Accountant to GMS
Surat Dewan Komisaris Nomor 75/DK.VII/08/2013 tanggal 28 Agustus 2013 tentang Pengadaan Jasa Auditor Independen Untuk Audit Atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2013.
BOC Letter No. 75/DK.VII/08/2013 dated 28 August 2013 regarding the Independent Auditor Service Procurement for Audit on Financial Statement Fiscal Year 2013.
Penilaian Kinerja Dewan Komisaris
BOC Performance Assessment
Penilaian kinerja Dewan komisaris tahun 2013 mengacu pada pencapaian terhadap Key Performance Indicator (KPI) Dewan Komisaris pada pengawasan tahun 2013. Pelaksanaan tugas Dewan Komisaris telah direncanakan setiap awal tahun yang tercantum dalam Program Kerja Dewan Komisaris. Penilaian kinerja Dewan Komisaris dilakukan secara selfassessment dan bersifat kolegial. Setelah penilaian selesai dilaksanakan maka Dewan Komisaris menyusun Laporan Tugas Pengawasan yang akan disampaikan kepada Pemegang Saham dalam RUPS guna dilakukan evaluasi dan mendapat pengesahan.
The Assessment of BOC Performance in 2013 was referring to achievement of BOC Key Performance Indicator (KPI) on 2013 supervision. The implementation of BOC tasks has been planned every initial year put forth on BOC Working Program. The BOC Performance Assessment was conducted by self assessment and it was collegial. After the assessment finished then the BOC drafted Supervision Assignment Report which will be presented to Shareholder in GMS to be conducted evaluation and received a validation.
Realisasi Key Performance Indicator (KPI) Dewan Komisaris pada pengawasan tahun 2013 tercapai dengan skor 93,1%. Penyebab tidak tercapainya KPI tahun 2013, adalah tidak tercapainya kegiatan kunjungan kerja yang dilakukan ke Distrik/Unit Usaha.
The BOC KPI realization on 2013 supervision achieved score of 93.1%. The cause of failure in achieving 2013 KPI, was due the working visit activities conducted to District or Business Unit failed to be achieved.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
NO
1.
Resources Optimization Towards The Best Performance
216
Kegiatan
Uraian
Rencana Tahun 2013
Activities
Description
2013 Plan
Rapat Internal Internal Meeting
Evaluasi kebijakan, laporan manajemen dan masalah khusus
Realisasi Tahun 2013 2013 Realization Frekuensi Skor Frequency Score
Pelaksanaan Implementation
Frekuensi Frequency
Skor Score
Setiap Bulan Every Month
12 kali/times
10
11
9,2
1 kali/time
3
1 kali/time
3
2 kali/times
7
2 kali/times
7
15 kali/ times
20
14 kali/ times
19,2
2 kali/times
10
2 kali/times
10
12 kali/times
10
9 kali/times
7,5
2 kali/times
5
2 kali/times
5
16
25
13
22,5
Evaluation of Policy, Management Report and Special Issues Evaluasi usulan
Akhir
mengenai KAP
Triwulan III
Evaluation of proposal of PAF Evaluasi RKAP dan
End of Quarter III Akhir
RJP
Triwulan
Evaluation of CAPB and LTP
IV End of Quarter IV
Jumlah Rapat Internal Number of Internal Meeting Rapat
2.
Pembahasan RKAP
dengan
dan RJP
Direksi dan
CAPB and LTP Discussion
Awal triwulan IV Beginning of Quarter IV
Manajemen Meeting with the BOD and Management Pembahasan laporan manajemen
Setiap bulan Monthly
(bulanan, triwulanan,semester, tahunan) Discussion of Management Report (Monthly, Quaterly, Semester, Annually) Pembahasan
Setiap semester
kebijakan dan masalah khusus
Semesterly
Discussion of Policy and Special Issues Jumlah Rapat dengan Direksi dan Manajemen Number of Meeting with BOD and Management
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
NO
3.
217
Corporate Governance
Kegiatan
Uraian
Rencana Tahun 2013
Activities
Description
2013 Plan
Realisasi Tahun 2013
Pelaksanaan
Frekuensi
Skor
2013 Realization Frekuensi Skor
Implementation
Frequency
Score
Frequency
Score
2 kali/times
10
2 kali/times
10
2 kali/times
10
2 kali/times
10
1 kali/time
5
1 kali/time
5
5 kali/times
25
5 kali/times
25
24 kali/times
4
13 kali/times
2,2
Rapat dan
Pembahasan dalam
Triwulan IV
konsultasi
rangka pengesahan
Quarter IV
dengan
RKAP dan atau
Pemegang
RJP
Saham
Discussion in the validation of CAPB and or LTP
Meeting and Consultation with the Shareholder Pembahasan dalam
Triwulan I
rangka pengesahan
Quarter I
Laporan Tahunan (Audited) Discussion in validation of Annual Report (Audited) Pembahasan
Triwulan III
evaluasi atas
Quarter III
Laporan Manajemen Perusahaan Semester I Evaluation discussion on Company Management Report Semester I Jumlah rapat dengan Pemegang Saham Number of Meeting with Shareholder Kunjungan
1.Untuk pemahaman
Kerja
bisnis dilakukan
Working Visit
kunjungan kerja ke Kantor Direksi dan
4.
unit usaha yang dipandang perlu,
2 kali dalam sebulan/ twice in a month
terbagi dalam : For business comprehension it was conducted a working visit to Head Office and Business Unit which deemed necessary, distinguished into: Kunker bidang Produksi Working Visit of Production
Laporan Tahunan 2013
12 kali/ times
2013 Annual Report
7 kali/ times
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
NO
218
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kegiatan
Uraian
Rencana Tahun 2013
Activities
Description
2013 Plan Pelaksanaan Implementation
Frekuensi Frequency
Realisasi Tahun 2013 Skor Score
2013 Realization Frekuensi Skor Frequency Score
Kunker bidang 2.
Produksi
12 kali/ times
7 kali/ times
4 kali/ times
2 kali/ times
4 kali/ times
2 kali/ times
4 kali/ times
2 kali/ times
Working Visit of Production Kunker bidang SDM Working Visit of HR Kunker bidang Pemasaran dan Renbang Marketing, Plan, Development Working Visit Kunker bidang Keuangan Financial Working Visit Laporan Kunker
13 kali/ times
2,2
10
15 kali/times
6,4
20
17 saran/ suggestions
20
24 kali/ times
Jumlah kunjungan kerja
26 kali/times
4
Number of Working Visit Masukan
Saran lisan yang
saran
tertuang dalam notulen
(nasehat)
rapat atau saran tertulis
kepada 3.
Oral advice/suggestion put forth on minutes of meeting or written suggestion
12 saran/ suggestions
Direksi
Input suggestion (advice) to BOD
Jumlah Skor 100 Total score
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
93,1
Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tahunan 2013
219
Corporate Governance
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
220
DIREKSI
DIRECTOR
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan. Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan serta mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Board of Director is the Company organ which authorize and fully responsible on the Company’s management for the Company’s interest. The BOD is obligate to carry out all action related with the company’s management with good intention and full responsibility for the company’s interest and goal also represent the company pursuant to the Articles of Association and applicable legislation regulation.
Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi
BOD Appointment and Dismissal
Pengangkatan anggota Direksi dilakukan dengan memperhatikan keahlian, pengalaman serta persyaratan lain berdasarkan peraturan perundangan. Anggota Direksi diangkat dan diberhentikan oleh RUPS atau berdasarkan keputusan seluruh Pemegang Saham di luar RUPS. Keputusan RUPS mengenai pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi juga menetapkan saat mulai berlakunya pengangkatan dan pemberhentian tersebut. Dalam hal RUPS tidak menetapkan, maka pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi tersebut mulai berlaku sejak penutupan RUPS.
BOD member appointment is conducted by paying attention to skill, experiences and other requirements based on regulation. The BOD member is appointed and dismissed by GMS or based on all shareholders decision outside GMS. The GMS decisions regarding the appointment and dismissal of BOD member is also determining the time when the appointment and dismissal is effective. In term of GMS did not determine, then the appointment and dismissal of BOD member is effective since the GMS closing.
Pengangkatan direksi dilakukan oleh RUPS dengan kualifikasi sebagai berikut:
BOD appointment was conducted by GMS with qualification are as follow:
•
-
•
Memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta memiliki dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan perusahaan. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak
Laporan Tahunan 2013
-
Meet the skill, integrity, leadership, experience, honest, good conduct, as well as having a high dedication to advance and develop the company Able to carry out the legal action and never declared as bankrupt or be the BOD or BOC member or Board
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
221
Corporate Governance
pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan atau perum dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara.
of Supervision who is declared as guilty causing a company or public company declared as bankrupt or one who never convicted because conducting a criminal offense that disadvantaging the state finance.
Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
The BOD term of office is determined for 5 (five) years and can be reappointed for 1 (one) time of the next term of office.
Tugas & Wewenang Direksi
BOD Task and Authority
1. Tugas Direksi
1. The BOD Tasks
Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan RUPS.
BOD is in charge to carry out all action related with Company management for the Company’s interest and pursuant to company’s objective and goal as well as represent the Company either inside or outside of Court regarding all terms and all occurrence with limitation as regulated in legislation regulation, the Articles of Association and/or GMS Decision.
Salah seorang anggota Direksi ditunjuk oleh Rapat Direksi sebagai penanggungjawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di Perseroan.
One of the BOD members is appointed by the BOD meeting as a responsible person in the GCG implementation and monitoring within the Company.
Direksi mempunyai tugas antara lain:
The BOD has tasks includes:
a.
a.
b. c.
d. e. f.
g.
Memimpin dan mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan secara berdaya guna dan berhasil guna. Mempertanggungjawabkan pengolahan perusahaan menurut bidangnya masing-masing baik kedalam maupun keluar dan kepada RUPS. Mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan. Memimpin, merencanakan dan mengkoordinir pelaksanaan tugas di bidang masing-masing. Memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada Manajer Distrik/Manajer Unit Usaha/Kepala Bagian sesuai dengan kepentingan perusahaan. Menyelenggarakan Rapat Direksi secara berkala dipimpin oleh Direktur Utama untuk menentukan kebijakan operasional perusahaan.
Laporan Tahunan 2013
Lead and manage the company pursuant to the company’s goal and always strive to enhance the company’s efficiency and effectiveness. b. Master, maintain and manage the company’s asset both efficient and effective. c. Be responsible on the company management according to each division either inside or outside and to GMS. d. Represent the company inside and outside Court. e. f.
g.
Lead, plan and coordinate the task implementation in each division. Provide authority and responsibility to District Manager/Business Unit Manager/Division Manager pursuant to the company’s interest. Establish a BOD Meeting periodically led by President Director to determine the Company’s operational policy.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
h.
Resources Optimization Towards The Best Performance
222
Mengadakan rapat sewaktu-waktu apabila dianggap perlu oleh Direktur Utama atau atas usul dari sekurang-kurangnya 1/3 (satu per tiga) dari jumlah anggota Direksi dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.
h. Establish a meeting anytime if considered as necessary by the President Director or on the proposal of at least from the total amount of BOD member by stating issues will be discussed. .
2. Wewenang Direksi
2. Director Authorities
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berwenang untuk:
In carrying out the tasks, the BOD is authorized to:
a. b.
a. Determined the Company’s management policy. b. Regulate the BOD handover of power to one or several BOD member to make a decision on behalf of BOD or represent the Company inside and outside the Court. c. Regulate the BOD handover of power to one or several Company’s employee either individual or group or to someone else, to represent the Company inside and outside Court. d. Regulate provisions of Company staffing include salary, pension and other income determination for the Company’s employees based on applicable legislation regulation, with the determination provision of salary, pension and other income for workers who exceeding the obligation determined by the regulation legislation, must obtain approval first from GMS.
c.
d.
e.
f. g.
Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa orang anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja Perseroan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan, serta mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan /atau Keputusan RUPS.
Laporan Tahunan 2013
e.
Appoint and dismiss the Company’s employee based on Company’s staffing regulation and applicable regulation legislation.
f.
Appoint and dismiss the Company’s secretary.
g. Conduct all action and other deeds regarding the management or ownership of the Company’s wealth, binding the Company with other party and/or other party with the Company, as well as represent the Company inside and outside court about everything and all occurrences, with limitations as regulated in legislation regulation, Articles of Association and/or GMS decision.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
223
Corporate Governance
Hak & Kewajiban Direksi
The BOD Rights and Obligation
Hak Direksi
BOD Rights
Anggota Direksi diberi gaji dan tunjangan/fasilitas termasuk santunan purna jabatan yang jenis dan jumlahnya ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
The BOD member is given salary and allowance/facility include full pension compensation which the type and amount is determined by the GMS by paying attention to the provision of legislation regulation.
Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan dengan tembusan kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan lainnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya. Apabila surat pengunduran diri disebutkan tanggal efektif kurang dari 30 (tiga puluh) hari dari tanggal surat diterima, maka dianggap tidak menyebutkan tanggal efektif pengunduran diri. Apabila sampai dengan tanggal yang diminta oleh anggota Direksi yang bersangkutan atau dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri dalam hal tidak disebutkan tanggal efektif pengunduran diri, tidak ada keputusan dari RUPS, maka anggota Direksi tersebut berhenti pada tanggal yang diminta tersebut di atas atau dengan lewatnya waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri diterima tanpa memerlukan persetujuan RUPS.
One BOD member has a right to resign from his position by notify in written regarding his intention to the Company with copy delivered to the shareholders, the BOC and others company’s BOD members approximately 30 (thirty) days before his resignation date. If the resignation letter stated that the effective date is less than 30 (thirty) days from the date the letter was received, then it is considered as not mentioning the effective date of his resignation. If until the date requested by the concerned BOD member or within 30 (thirty) days since the date of resignation in term of not stated the resignation effective date, there is no decision from GMS, then the concerned BOD member is resigning on the requested date above or by the passage of 30 (thirty) days since the resignation date is accepted without GMS approval.
Kewajiban Direksi
BOD Obligation
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berkewajiban untuk:
In implementing its task, the BOD is obligate to:
a.
a. Strive and ensure implementation of company’s business and activities pursuant to objectives and goal and its business activities. b. Prepare in time the Company’s Long Term Plan (CLP), Company Action Plan and Budget (CAPB), and its change as well as convey it to BOC and Shareholder to obtain the GMS validation.
b.
c. d.
Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), dan perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan RUPS. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai RJPP dan RKAP. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi.
Laporan Tahunan 2013
c.
Provide explanation to GMS regarding CLP and CAPB.
d.
Draft a Shareholder List, Special List, Minutes of GMS, and Minutes of BOD Meeting.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
e.
Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan. f. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit. g. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan, serta laporan mengenai hak-hak Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan antara lain sebagai akibat penghapusbukuan piutang. h. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan. i. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh RUPS kepada Menteri yang membidangi Hukum dan HAM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. j. Menyampaikan laporan perubahan susunan Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang membidangi Hukum dan HAM. k. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan serta dokumen perseroan lainnya. l. Menyimpan di tempat kedudukan Perseroan: Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan serta dokumen perseroan lainnya. m. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan. n. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham. o. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya. p. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau diminta anggota Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham. q. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi Perseroan. r. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Laporan Tahunan 2013
Resources Optimization Towards The Best Performance
224
e. Draft an Annual Report as form of Company Management Accountability, as well as the Company’s financial documents as referred in Law regarding the Company’s Document. f.
g.
h. i.
j.
Draft the Financial Statement based on Financial Accounting Standard and submit it to Public Accountant to be audited. Present the Annual Report include Financial Statement to GMS to get approval and validation, as well as report regarding Company’s rights that is not recorded in bookkeeping among other as effect of receivables writeoff. Provide explanation to GMS regarding Annual Report. Convey the balance sheet and profit and loss statement that has been validated by GMS to the Minister who in charge of Law and Human Rights pursuant to provision of legislation regulation. Convey report of a change of Shareholders, BOD and BOC composition to the Law and Human Rights Minister.
k.
Maintain Shareholders list, Special list, Minutes of GMS, Minutes of BOC meeting and Minutes of BOD meeting, Annual Report and Financial documents as well as other company’s document.
l.
Store in Company’s domicile: the Shareholder List, Special List, Minutes of GMS, and Minutes of BOC meeting and Minutes of BOD meeting, annual Report and Financial Documents as well as other company’s document.
m. Draft the accounting system pursuant to Financial Accounting Standard and based on internal controlling principles, particularly the management, recording, storing and supervision function. n. Provide periodic report according to means and time of applicable provision, as well as other report every time the BOC and/or Shareholders ask for it. o. p.
q. r.
Draft the Company’s organization composition complete with its detail and tasks. Provide explanation of everything asked or requested by the BOC member and the Shareholder. Draft and determined the Company’s organization blue print. Implement other obligations pursuant to provision regulated in Articles of Association and determined by GMS based on legislation regulation.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
225
Corporate Governance
Komposisi Direksi
BOD Composition
Komposisi Direksi PTPN VII (Persero) pada Semester I 2013 adalah sebagai berikut:
PTPN VII (Persero) BOD Composition in Semester I 2013 was as follow:
Komposisi Direksi s.d tanggal 10 Juni 2013 BOD Composition up to 10 June 2013
No
Nama Name
Jabatan Position
SK Pengangkatan Appointment Decree
1
Ir.Boyke Budiono, MBA, CWM
Direktur Utama President Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012
Ir. Muhammad Natsir, SH
Direktur Produksi Production Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012
3
Budi Santoso, SH
Direktur SDM & Umum HR & General Director
KEP-81/MBU/2009 tanggal 7 April 2009 KEP-81/MBU/2009 dated 7 April 2009
4
Drs. H. Agoes Riyanto
Direktur Keuangan Financial Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012
5
Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA
Direktur Perencanaan & Pengembangan Plan & Development Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012
2
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
226
Resources Optimization Towards The Best Performance
Pada pertengahan tahun 2013, Pemegang Saham selaku RUPS melakukan pergantian Direksi PTPN VII (Persero) melalui Surat Keputusan Menteri BUMN No:S-276/ MBU/2013 tanggal 10 Juni 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi PTPN VII (Persero) yang menunjuk Ir.Kusumandaru NS, MBA sebagai Direktur Utama menggantikan Ir.Boyke Budiono, MBA, CWM.
In the middle of 2013, the Shareholders as GMS conducted a change of PTPN VII (Persero) BOD via SOE Minister Decree No: S-276/MBU/2013 dated 10 June 2013 regarding Dismissal and Appointment of PTPN VII (Persero) BOD member that appoint Ir. Kusumandaru NS, MBA as the President Director replacing Ir. Boyke Budiono, MBA, CWM.
Selanjutnya komposisi Direksi setelah semester II 2013 adalah sebagai berikut:
Afterwards the BOD composition after semester II 2013 was as follow:
Komposisi Direksi per 31 Desember 2013 BOD Composition per 31 December 2013
No
Nama Name
Jabatan Position
SK Pengangkatan Appointment Decree
1
Ir. Kusumandaru NS, MBA
Direktur Utama President Director
No: S-276/MBU/2013 tgl 10 Juni 2013 No: S-276/MBU/2013 dated 10 June 2013
Ir. Muhammad Natsir, SH
Direktur Produksi Production Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012
3
Budi Santoso, SH
Direktur SDM & Umum HR & General Director
KEP-81/MBU/2009 tanggal 7 April 2009 KEP-81/MBU/2009 dated 7 April 2009
4
Drs. H. Agoes Riyanto
Direktur Keuangan Financial Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 dated 1 March 2012
5
Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA
Direktur Perencanaan & Pengembangan Plan & Development Director
No.SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 No.SK-92/MBU/2012 date 1 March 2012
2
Kebijakan Mengenai Suksesi Direksi
Policy of BOD Succession
Kebijakan mengenai suksesi Direksi tercantum dalam Board Manual PTPN VII (Persero). Suksesi manajemen dimaksudkan untuk mempersiapkan Bakal Calon Anggota Direksi yang berasal dari internal perusahaan. Suksesi manajemen didahului dengan program kaderisasi dengan mempertimbangkan integritas, dedikasi dan kompetensi individu. Terhadap Bakal Calon Anggota Direksi yang berasal dari internal BUMN dapat dipertimbangkan untuk diangkat sebagai Anggota Direksi pada BUMN yang bersangkutan berdasarkan Uji Kelayakan dan Kepatutan oleh Lembaga Profesional yang dipilih oleh BUMN atau Kementerian BUMN Deputi Teknis/Sekretaris Kementerian BUMN dapat meminta usulan atau pendapat dari Dewan Komisaris terhadap Bakal Calon Anggota Direksi yang berasal dari internal BUMN.
Policy regarding the BOD succession is put forth on PTPN VII (Persero) Board Manual. The management succession is referred to prepare the BOD candidate who originated from the internal company. The management succession is preceded by regeneration program and by considering integrity, dedication, and individual competition. For the BOD member candidate who originated from internal SOE can be considered to be appointed as BOD member at the concerned SOE based on Fit and Proper Test conducted by a Professional Institution chosen by the SOE or SOE ministry, the deputy of technical/secretary at SOE ministry may request a suggestion or advise from the BOD concerning the BOD member candidate originated from internal SOE.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
227
Proses pengangkatan Bapak Kusumandaru menjadi Direktur Utama PTPN VII (Persero) menggantikan Bapak Boyke Budiono pada tanggal 10 Juni 2013 telah memenuhi ketentuan tersebut.
The appointment process of Mr. Kusumandaru becomes the President Director of PTPN VII (Persero) replacing Mr. Boyke Budiono on 10 June 2013 has met the provision.
Independensi dan Hubungan Afiliasi Direksi
Independency and Affiliation Relationship of BOD
Baik Direktur Utama dan anggota Direksi PTPN VII (Persero) lainnya tidak memiliki hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping atau hubungan semenda (menantu/ipar) baik antara anggota Direksi maupun Direksi dengan anggota Dewan Komisaris.
Both President Director and other PTPN VII SOE BOD member do not related by blood up to third degree either horizontally or vertically or related by married (in law) among the BOD member or between the BOD with the BOC member.
Hal tersebut menjadi jaminan bahwa anggota Direksi dalam menjalankan tugasnya bertindak secara independen, serta menghindari kemungkinan terjadinya kolusi dan nepotisme. Begitu juga dengan tidak terdapatnya hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham dan/atau Pengendali.
Those terms above become an assurance that the BOD member in implementing his task is acting independently, as well as to avoid possibility of collusion and nepotism. Likewise the absence of affiliation relationship between the BOD member with the Shareholders and/or Controller.
Pernyataan Direksi atas hal tersebut tertuang menjadi satu di dalam Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan.
The BOD statement above is put forth in Statement Not Having a Conflict Of Interest Letter.
Benturan Kepentingan
Conflict of Interest
Direksi dalam menjalankan kewajibannya sesuai dengan Board Manual Perseroan dituntut untuk lepas dari segala macam bentuk benturan kepentingan sehingga mengharuskan Direksi untuk memberikan pernyataan mengenai tidak adanya benturan kepentingan, sejalan hal dimaksud di dalam memenuhi Good Corporate Governance maka Direksi PTPN VII (Persero) memberikan pernyataannya di dalam Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan yang ditandatangani pada awal jabatannya.
BOD in implementing its obligation pursuant to the Company’s Board Manual is demanded to release from any kind of conflict of interest thus obligate the BOD to provide statement of Not Having Any Conflict of Interest, in line with terms mentioned above in fulfilling the GCG then the PTPN VII (Persero) BOD provides their statement in Statement of Not Having Any Conflict Of Interest Letter signed in the beginning of their post.
Surat Pernyataan Tidak Mempunyai Benturan Kepentingan tersebut memuat beberapa pernyataan sebagai berikut :
The statement of Not Having Any Conflict of Interest Letter contains several statements include:
-
-
-
-
Kepemilikan saham baik pada perusahaan lain maupun pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Tidak adanya hubungan keluarga baik dengan sesama anggota Direksi maupun anggota Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Tidak adanya rangkap jabatan sebagai Direksi atau Dewan Komisaris pada BUMN, BUMD ataupun perusahaan swasta
Laporan Tahunan 2013
-
-
Shareholdings either at other company or at the PTPN VII (Persero) There is no family relationship either with fellow BOD member or with the PTPN VII (Persero) BOC member Do not double the position either as BOC or BOD of other SOE, ROE, or private company
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
-
-
Resources Optimization Towards The Best Performance
228
Tidak menjabat sebagai pejabat struktural ataupun fungsional pada instansi/lembaga pemerintah pusat/daerah. Tidak menjabat sebagai pengurus partai politik/ anggota legislatif, calon kepala/wakil kepala daerah serta jabatan lain yang menimbulkan benturan kepentingan.
-
Do not occupy as a structural official or functional at government/regional institution/agency
-
Do not occupy as political party management/ legislative member, head/deputy head of regional candidate as well as other position that might emerge a conflict of interest.
Rangkap Jabatan
Double Position
Sesuai Board Manual PTPN VII (Persero), anggota Direksi tidak ada yang memangku jabatan rangkap sebagai Anggota Direksi pada Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta; jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif, dan/atau calon Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah; dan atau jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
In accordance with PTPN VII (Persero) Board Manual, there are no BOD member who has a double position as BOD member in SOE, ROE, POE; other position pursuant to provision of legislation, political party management and/ or legislative candidate/member, and/or Head/Deputy Head of Regional candidate; and or other position that may emerge a conflict of interest.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor:PER-01/MBU/ 2011 Pasal 19, Direksi harus menyampaikan informasi mengenai jabatan Dewan Komisaris di anak perusahaan/perusahaan patungan dan/atau perusahaan lain. Selama tahun 2013, terdapat 2 orang anggota Direksi yang mempunyai hubungan kepengurusan di perusahaan lain, yaitu 2 (dua) orang sebagai komisaris di perusahaan asosiasi dan 1 (satu) orang sebagai anggota komisaris di anak perusahaan yaitu :
Based on SOE minister regulation No: PER-01/MBU/2011 Article 19, BOD must present information concerning the BOC position in subsidiaries/joint venture and/or other companies. During 2013, there are 2 BOD member who have management relation in other company, namely 2 (two) person as BOC in an associated company and 1 (one) person as BOC member in a subsidiary involve:
•
-
•
•
Ir. Kusumandaru NS. MBA sebagai Komisaris Utama PT Riset Perkebunan Nusantara. Ir. M.Natsir SH sebagai anggota Dewan Komisaris di PT Bio Industri Nusantara terhitung mulai tanggal 18 Februari 2013 menggantikan Ir. Gatot Bintoro sesuai Keputusan Pemegang Saham di Luar RUPS tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dewan Komisaris PT Bio Industri Nusantara No:KEP/V.2/113/II/2013 tanggal 18 Februari 2013. Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA. sebagai Komisaris Utama pada anak perusahaan PT Karya Nusa Tujuh yang bergerak di bidang pembibitan sapi sesuai Keputusan Rapat Direksi tanggal 18 Desember 2013 yang kemudian dituangkan dalam Akte Pendirian Perushaan Nomor:5 tanggal 18 Januari 2013 oleh Notaris Sujono Paryono.
Laporan Tahunan 2013
-
-
Ir. Kusumandaru NS. MBA serves as President Commissioner of PT Riset Perkebunan Nusantara Ir. M. Natsir SH serve as BOC at PT Bio Industri Nusantara from 18 February 2013 replacing Ir. Gatot Bintoro pursuant to Shareholders Decision beyond GMS of Dismissal and Appointment of PT Bio Industri Nusantara BOC No: KEP/V.2/113/II/2013 dated 18 February 2013 Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA. as President Commissioner at subsidiary PT Karya Nusa Tujuh engaged in cattle breeding pursuant to BOD meeting decision dated 18 December 2013 then put forth on the Statutes of Incorporation No: 5 dated 18 January 2013 by Notary Sujono Paryono.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
229
Corporate Governance
Kepemilikan Saham Direksi BOD Shareholdings
No
Nama
Jabatan
Kepemilikan Saham di PTPN VII
Kepemilikan saham di Perusahaan Lainnya
Keterangan
Name
Position
Shareholdings at PTPN VII
Shareholdings at other company
Description
Ir. Kusumandaru NS, 1 MBA
Direktur Utama
Ir. Muhammad Natsir, 2 SH
Direktur Produksi
3 Budi Santoso, SH
4 Drs. H. Agoes Riyanto
President Director
Production Director Direktur SDM &Umum HR &General Director Direktur Keuangan Finance Director
Ada Available
Tidak No
Ada Available
Tidak No
-
x
-
x
-
x
-
x
-
x
-
x
-
x
-
x Biccon Agro Makmur (Jambi) sebanyak 49.000 lembar
Direktur Pemasaran & Renbang Rafel Parasian 5 Ir. Sibagariang, M.MA
-
x
√
-
Marketing, Planning & Development Director
Biccon Agro Makmur (Jambi) 49,000 pieces
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi
Guidelines and BOD Work Rules
Dalam rangka melaksanakan peran dan fungsi kepengurusan perseroan serta mengelola hubungan dengan Dewan Komisaris, Direksi berpedoman pada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi yang termuat dalam Board Manual Dewan Komisaris dan Direksi tahun 2013 Bab III.
In order to carry out the role and function of company’s management as well as manage the relationship with the BOC, BOD based on BOD Guidelines and Work Rules put forth on 2013 BOC and BOD Board Manual Chapter III.
Cakupan Pedoman dan Tata Tertib Keja Direksi meliputi:
The BOD Guidance Scope and Work Rules involve:
• • • • • •
- Definition - Tasks and Authorities - Rights and Obligation - BOD Composition and Work Division - Double Position - BOD Meeting
Pengertian Tugas dan Weewenang Hak dan Kewajiban Susunan dan Pembagian Kerja Direksi Perangkapan Jabatan Rapat Direksi
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
• • • • •
Resources Optimization Towards The Best Performance
230
Organ Pendukung Direksi Pengendalian Intern Pengadaan Barang dan Jasa Pengelolaan Aset Pendelegasian Wewenang
- - - - -
BOD Supporting Organ Internal Controlling Goods and Service Procurement Asset Management Delegation and Authority
Pembagian Kerja Direksi
BOD Work Division
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No:7.6/ Kpts/188/2012 tanggal 6 Maret 2012 yang kemudian diperbaharui dengan Surat Keputusan Direksi No:7.5/ Kpts/292/2013 tanggal 30 Desember 2013 dan sesuai Board Manual PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) maka pembagian kerja Direksi terdiri dari:
Task and authority division of each BOD member is determined based on BOD Decree No: 7.6/Kpts188/2012 dated 6 March 2012 which updated with BOD Decree No: 7.5/Kpts/292/2013 dated 30 December 2013 and pursuant to PTPN VII (Persero) Board Manual then the BOD work division consist of:
1. Direktur Utama
President Director
a. Direktur Utama mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan dan mengawasi tugas para Direktur agar tercapai pelaksanaan operasional perusahaan secara teratur, terarah, terkendali dan terpadu.
a. President Director has a duty to lead, plan, coordinate, implement and monitor the Directors’ tasks in order to achieve the implementation of the company’s operations in a regularly arranged, directed, controlled and integrated way.
b.
Direktur Utama bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan umum perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar, RUPS, dan Keputusan/petunjuk lainnya yang diberikan oleh Menteri Negara BUMN.
b. The President Director is responsible for the implementation of the general policies of the company as set out in the statutes, the General Meeting of Shareholders, and Decision / other instructions given by the Minister of State Owned Enterprises.
c.
Direktur Utama disamping merupakan pemimpin umum dari perusahaan, berkewajiban untuk membimbing, mengkoordinir, semua aktivitas dari Direktur Bidang. Selain itu berkewajiban pula untuk mengelola seluruh kegiatan operasional sehingga dapat mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan oleh RUPS.
c. Besides being general leader of the company, he is obliged to guide and coordinate all the activities of the Directors. In addition, he is also obliged to manage all operational activities in order to achieve the goals / targets set by the GMS.
d.
Kebijakan lainnya yang berkaitan dengan investasi baru, kebijakan keuangan dan rekrutmen serta mutasi Kepala Urusan/Sinder Kepala keatas (2 level dibawah Direksi) ditangani secara langsung oleh Direktur Utama.
d.
Other policies relatied to new investment, finance and recruitment policies and mutation of head of Affairs (2 levels below the Board of Directors) are handled directly by the President Director.
2. Direktur Produksi
2. Director of Production
Direktur Produksi bertanggungjawab atas:
Director of Production is responsible for:
a. Perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan
Laporan Tahunan 2013
a.
Planning, organizing, implementing and controlling
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
b.
c.
d.
e.
231
dan pengawasan pada seluruh kegiatan yang menyangkut produksi dan investasi yang telah diputuskan oleh Direktur Utama baik tanaman maupun non tanaman. Segala aktivitas yang menyangkut pengolahan dan bidang teknik sehingga menghasilkan mutu dan kualitas sebagaimana yang diharapkan. Kerja seluruh Distrik, Unit Usaha dan Bagian-bagian yang terkait dengan aktivitas produksi termasuk unit usaha plasma. Hal-hal yang berkaitan dengan biaya, baik investasi maupun eksploitasi termasuk pengendalian harga pokok Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
Corporate Governance
the production-related activities and investment that have been decided by the President Director of both crop and non-crop. b. All activities related to processing and engineering to produce good quality products as expected. c.
Work throughout the District, Business Unit and divisions associated with production activities, including business unit of plasma.
d.
Matters relating to costs, both investment and exploitation,including the cost of control.
e. Execution of other tasks given by the President Director.
3. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum
3. D irector of Human Resources (HR) and General Affairs
Direktur SDM dan Umum bertanggungjawab atas:
Director of Human Resources and general affairs is responsible for:
a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan pembinaan SDM yang meliputi personalia, hubungan antar kerja, kesejahteraan pekerja, pendidikan latihan, Kesehatan dan Keselematan Kerja (K3), dan hal-hal yang menyangkut bidang umum seperti keamanan, hubungan masyarakat (humas), hukum dan pertanahan.
a.
Planning, organizing, implementing and monitoring all activities on human resource development, including personnel, labor relations, employee welfare, educational training, work health and safety (WHS), and matters relating to common areas such as security, public relations (PR) , law and land.
b. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang berkaitan dengan kegiatan pembinaan pengusaha kecil dan koperasi serta mengkoordinir pelaksanaan kegiatan unit usaha di daerah pengembangan dalam hal penyiapan lahan dan aspek legal.
b.
Planning, organizing, implementing and monitoring development activities related to small businesses and koperasi and coordinate the implementation of activities in the area of business unit development in terms of land preparation and legal aspects.
c.
Segala aktivitas di Unit Usaha Plasma yang berkaitan dengan pembinaan petani peserta.
c. All activities in Business Unit of Plasma related to development of farmer participants.
d.
Wilayah kerja seluruh Distrik, Unit Usaha dan Bagianbagian yang terkait dengan SDM dan Umum.
d.
e.
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
e. Execution of other tasks given by the President Director.
Laporan Tahunan 2013
Work areas throughout the District, Business Unit and parts related to Human Resources and General affairs.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
232
Resources Optimization Towards The Best Performance
4. Direktur Keuangan
4. Director of Finance
Direktur Keuangan bertanggungjawab atas:
Director of Finance is responsible for:
a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan yang menyangkut keuangan yang berlaku umum.
a.
Planning, organizing, implementing and monitoring all activities related to financial concerns which are generally applied.
b.
b.
Management of funding sources and uses of funds that support increased productivity and control of base cost of sale.
Pengelolaan sumber dana dan penggunaan dana yang mendorong peningkatan produktivitas dan pengendalian harga pokok penjualan.
c. Kelancaran sistem informasi keuangan dan non keuangan yang tepat waktu, akurat, dan tepat guna.
c. Smooth system operation of financial and nonfinancial information that is timely, accurate, and appropriate.
d.
Wilayah kerja seluruh Distrik, Unit Usaha dan Bagianbagian yang terkait dengan bidang keuangan.
d.
e.
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
e. Execution of other tasks given by the President Director.
Work areas throughout the District, Business Unit and parts related to finance.
5. Direktur Pemasaran dan Perencanaan Pengembangan (Renbang)
5. Director of Marketing and Development Planning
Direktur Pemasaran dan Renbang bertanggungjawab atas:
Director of Marketing and Development Planning is responsible for:
a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan pengkajian, perencanaan dan pengembangan usaha dan pemasaran yang meliputi penentuan harga jual, stok, produksi, distribusi/penyaluran barang, pengembangan produk dan promosi sehingga mencapai sasaran yang diinginkan.
a.
Planning, organizing, implementing and monitoring all activities on assessment activities, planning and business development and marketing, including sale pricing, stock, production, distribution / delivery of goods, product development and promotion in order to achieve the desired goals.
b.
Mengumpulkan informasi, menganalisa (analisa pasar) dan melakukan pengembangan pasar.
b.
Gathering information, analyzing (market analysis) and developing the market.
c.
Mengendalikan biaya penjualan seefisien mungkin dan mendapatkan harga jual yang menguntungkan perusahaan.
c.
Controlling cost of sales as efficiently as possible and getting a favorable selling price for the company.
d. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pengadaan barang, stok barang gudang dan jasa keperluan proses produksi serta pengendalian harga pembelian sehingga dicapai harga yang wajar.
d.
Planning, organizing, implementing and supervising procurement, warehouse inventory and services needed production process as well as controlling the purchasing price so that the reasonable purchase price can be achieved
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
233
Corporate Governance
e.
Pengkajian, perencanaan dan pengembangan usaha dan/atau produk baru sesuai dengan kebutuhan pasar.
e. Assessment, planning and business development and / or new products according to market needs.
f.
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.
f. Execution of other tasks given by the President Director.
Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian Wewenang
Direksi dapat mendelegasikan kewenangan kepada anggota Direksi lainnya dan pejabat setingkat di bawah Direksi. Pendelegasian wewenang meliputi tugas, tanggung jawab serta kewenangan, dan dibuat secara tertulis.
The BOD may delegate its authority to other BOD member and officials one level under BOD. The authority delegation covering tasks, responsibilities and authority and made in written.
Setiap pendelegasian wewenang dilakukan melalui analisis terhadap pekerjaan yang akan didelegasikan dan kompetensi orang yang akan menerima pendelegasian wewenang.
Every authority delegation is conducted by analysis on the job that will be delegated and the competency of the person who will receive the authority delegation
Pada tahun 2013 terdapat 41 kali pendelegasian wewenang anggota Direksi kepada anggota Direksi lainnya, 10 kali pendelegasian wewenang Direksi kepada Kepala Bagian dan 5 kali pendelegasian wewenang Direksi kepada Tim Lelang melalui surat kuasa.
In 2013 there were 41 times authority delegation from BOD member to other BOD member, 10 times authority delegation from BOD to Head of Division and 5 times authority delegation to Auction Team via letter of authority.
Program Pengenalan untuk Direksi
Introduction Program for the BOD
Setelah acara serah terima jabatan Direktur Utama Ir.Boyke Budiono MBA, CWM kepada Direktur Utama yang baru Ir.Kusumandaru NS , MBA pada tanggal 12 Juni 2013, maka selanjutnya diadakan program pengenalan kepada Direktur Utama Ir. Kusumandaru NS, MBA pada tanggal 17 Juni 2013 yang diikuti oleh seluruh anggota Direksi jajaran General Manager, Manajer Unit, Kepala Bagian dan karyawan Kantor Direksi.
After the handover of President Director position event Ir. Boyke Budiono MBA, CWM to a new President Director Ir. Kusumandaru NS, MBA on 12 June 2013, then afterwards it was held an introduction program for the President Director Ir. Kusumandaru NS, MBA on 17 June 2013 followed by all BOD member and GM ranks, Unit Manager, Head of Division and BOD Employees.
Dalam acara tersebut dipresentasikan profil perusahaan secara global dan dilanjutkan dengan perkenalan masingmasing jajaran strata Pembina berikut Distrik, Unit Usaha dan Bagian yang ditangani.
In those event presented the company profile globally and continued with introduction of each rank of Trustee following District, Unit and Division being handled.
Program Pengembangan Direksi
BOD Development Program
Selama tahun 2013 untuk peningkatan kompetensi serta memperluas wawasan guna mendukung kinerja perusahaan maka Direksi telah mendapatkan beberapa pelatihan sebagai berikut:
During 2013 for the improvement of competency and expand the insight to support the company’s performance then the BOD has received several trainings as follow:
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
234
Resources Optimization Towards The Best Performance
Daftar Direksi yang Mengikuti Pelatihan Pengembangan SDM Bod List Who Participate in HR Development NO
1
PESERTA/PARTICIPANT
Ir. Boyke Budiono, MBA
DIR
7.01
JENIS PENDIDIKAN/EDUCATION TYPE
Executive Briefing (Kick Off Meeting)
PELAKSANAAN/IMPLEMENTATION TANGGAL/DATE
22 Mar 2013/22 March 2013
Integrated Management System (IMS)
2
Ir. Kusumandaru NS, MBA
7.01
TEMPAT/LOCATION
Ruang Rapat Lt. I/Meeting Room 1st floor Kantor Direksi PTPN VII Persero)/ PTPN VII (Persero) BOD Office
Promotion Of Bio-Energy Investments In The Sugarcane Industry In Indonesia
18 April 2013
Four Seasons Hotel Palm Court Room Jl.HR Rasuna Said Jakarta
Seminar Arah Baru Kebijakan Pergulaan Nasional.
12 December 2013 12 December 2013
Auditorium LPP Yogyakarta Jl.Urip Sumoharjo No.100 Yogyakarta
New Policy Direction of National Sugar Industry Seminar 3
4
Ir. M. Natsir, SH
Budi Santoso, SH
7.02
7,03
Executive Briefing (Kick Off Meeting)
22 March 2013
Ruang Rapat Lt. I
Integrated Management System (IMS)
22 March 2013
Kantor Direksi PTPN VII Persero)
Seminar Arah Baru Kebijakan Pergulaan Nasional.
12 December 2013
Auditorium LPP Yogyakarta Jl.Urip Sumoharjo No.100 Yogyakarta
New Policy Direction of National Sugar Industry Seminar
12 December 2013
Pertemuan Direktorat SDM dan Semiloka Dies Natalis ke-43 dengan Tema “Peningkatan Kemitraan Dalam Membangun Daya Saing Industri Perkebunan Yang Berkelanjutan”
01 February 2013 01 February 2013
HR Directorate Meeting and 43th anniversary workshop “Partnership Improvement in Building Competitiveness of Sustainable Plantation Industry”
5
Drs. Agoes Riyanto,MBA
7.04
drafting of KPI and GCG Implementation procedure
Yogyakarta
Executive Briefing (Kick Off Meeting) Integrated Management System (IMS)
22 March 2013 22 March 2013
Ruang Rapat Lt. I Kantor Direksi PTPN VII Persero)
Workshop on Strengthening Integrity through Publik Private Partnership Preventing Facilitation Payments and Managing Gift Rules
24 Juni 2013 24 June 2013
Santika Premiere Dyandra Hotel dan Convention Medan
Pertemuan Direktorat SDM dan Umum HR Directorate and general meeting
22 November 2013 22 November 2013
Convention Hall Lt.IV LPP Kantor Pusat Jl.LPP No.1 Yogyakarta
Seminar Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di BUMN GCG implementation in SOE seminar
23 March 2013 23 March 2013
The Trans Luxury Hotel Bandung Jl.Gatot Subroto No.289 Bandung
Executive Briefing (Kick Off Meeting) Integrated Management System (IMS)
22 March 2013 22 March 2013
Ruang Rapat Lt. I Kantor Pusat PTPN VII
Penyusunan Key Performance Indicators dan tata cara Pelaksanaan Good Corporate
06 April 2013
Hotel Novotel Jl.Pemuda No.123 Semarang 50132
Seminar Perkembangan dan Prospek Perekonomian Indonesia 2013
02 Mei 2013 02 May 2013
Auditorium Gedung Danareksa Lantai 3 Jl.Medan Merdeka Selatan No.14 Jakarta 10110
Simplikasi Prosedur Perizinan Dalam Rangka Peningkatan Penanaman Modal Di Indonesia
03 - 04 Juli 2013 03-04 July 2013
Gedung Balai Kartini Ruang Mawar (Lantai 2) Jl.Jend.Gatot Subroto Kav.37 Jaksel
Sosialisasi Pengawasan Dapenbun dapenbun supervision socialization
02 September 2013
Kantor Direksi PTPN IV (Persero) Jl.Letjend.Soeprapto No. 2 Medan
Simposium Nasional dengan Tema “ Menyongsong Penerapan COSO 2013 & ERM di lingkungan
12 December 2013 12 December 2013
Auditorium Pusdiklat BPK RI Jl. Binawarga II, Kalibata Raya
2013 Economic Development and prospect seminar simplification of licensing procedure in the enhancement of capital investment in indonesia
National symposium: “Welcoming the 2013 COSO & ERM implementation in SOE environment”
6
Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA
BUMN” 7.05
Convention Hall Lantai IV dan Auditorium LPP KampusYogyakarta Jl.Jend.Urip Sumoharjo 100
Jakarta Selatan
Executive Briefing (Kick Off Meeting)
22 March 2013
Ruang Rapat Lt. I
Integrated Management System (IMS)
22 March 2013
Kantor Pusat PTPN VII
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
235
Corporate Governance
Pelaksanaan Rapat Direksi
BOD Meeting Implementation
Rapat Direksi diselenggarakan secara rutin sekurangkurangnya sekali dalam satu bulan. Setiap rapat Direksi dibuatkan risalah rapat yang menggambarkan jalannya rapat. Dalam risalah rapat tersebut dicantumkan juga bila ada pendapat yang berbeda (dissenting comments) dengan apa yang diputuskan dalam rapat Direksi. Risalah rapat asli harus diadministrasikan/ diarsipkan sebagaimana dokumen perusahaan lainnya.
The BOD meeting is held routinely at least once a month. Every BOD meeting is made its minutes of meeting which describe the meeting proceed. In the minutes of meeting is also put forth if there is any dissenting comments with whatever that have been decided in the BOD Meeting. The original minutes of meeting must be administrated/ archived as other company’s document.
Selama tahun 2013, Direksi telah melakukan rapat internal sebanyak 17 (tujuh belas kali) dan rapat gabungan Dewan komisaris Direksi sebanyak 9 (sembilan kali).
During 2013, the BOD has established internal meeting amounted to 17 (seventeen) times and joint meeting between the BOD and BOC amounted to 9 (nine) times.
Frekuensi & Kehadiran Direksi dalam Rapat Internal Direksi Frequency and Attendance of BOD in BOD Internal Meeting
No.
Dewan Komisaris
Jumlah
Tingkat Kehadiran
Board of Commissioner
Number
Attendance Level
Rapat
Kehadiran
Meeting
Attendance
1
Ir. Boyke Budiono, MBA, CWM*)
10
10
100%
2
Ir. Kusumandaru NS, MBA**)
7
7
100%
3
Ir. Muhammad Natsir, SH
17
16
94%
4
Budi Santoso, SH
17
17
100%
5
Drs. H. Agoes Riyanto
17
16
94%
6
Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA
17
16
94%
*) Menjabat s.d tanggal 10 Juni 2013/served up to 10 June 2013 **) Menjabat sejak tanggal 10 Juni 2013/served since 10 June 2013
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
236
Resources Optimization Towards The Best Performance
Agenda Rapat Internal Direksi
BOD Internal Meeting Agenda
Selama tahun 2013 Direksi telah mengadakan 17 kali rapat internal yang terbagi atas 10(sepuluh) rapat internal dipimpin oleh Ir.Boyke Budiono , MBA, CWM dan 7 (tujuh) kali rapat internal yang dipimpin oleh Ir. Kusumandaru NS, MBA.
During 2013 BOD has established 17 times internal meeting distinguished into 10 (ten) internal meeting led by Ir. Boyke Budiono, MBA, CWM and 7 (seven) times internal meeting led by Ir Kusumandaru NS, MBA
No 1.
2.
3.
4.
Pelaksanaan Implementation
Agenda
Selasa, 8 Januari 2013 Tuesday, 8 January 2013
-
Pembahasan RKAP 2013 & RKO; Discussion on 2013 CLP & RKO
-
Pembahasan keuangan perusahaan; Discussion on company’s finance
-
Evaluasi hasil produksi; production result evaluation
-
Pembahasan Tanaman Ulang; replant Discussion
-
Pembahasan optimalisasi aset; asset optimization discussion
-
Pembahasan SDM & struktur organisasi; HR & organization structure discussion
-
Pembahasan mekanisme CSR; CSR mechanism discussion
-
Pembahasan pendirian anak perusahaan; subsidiaries establishment discussion
-
Pembahasan legal perusahaan; company legal discussion
Selasa, 29 Januari 2013 Tuesday, 29 januari 2013
Selasa, 5 Februari 2013 Tuesday, 5 februari 2013
Selasa, 12 Februari 2013 Tuesday, 12 februari 2013
- Pembahasan draft laporan keuangan untuk RUPS; financial report draft for GMS discussion -
Pembahasan optimalisasi pengembangan aset; asset development optimization discussion
-
Pembahasan permasalahan lahan; land issues discussion
-
Pembahasan hasil konsultan tentang pengawalan produksi; consultation result of production escort discussion
-
Pembahasan rencana pelaksanaan HUT PTPN VII; PTPN VII anniversary implementation plan discussion
-
Pembahasan permasalahan pemasaran; marketing discussion
-
Pembahasan permasalahan lahan; land issues discussion
-
Pembahasan rencana TU 2013; 2013 replant plan discussion
-
Pembahasan pencapaian produksi; production achievement discussion
-
Pembahasan optimalisasi pengembangan aset perusahaan; company’s asset development optimization discussion
-
Pembahasan SDM;HR discussion
-
Pembahasan optimalisasi aset; Asset optimization discussion
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
No
5.
6.
Pelaksanaan Implementation
Selasa, 26 Februari 2013 Tuesday, 26 februari 2013
Selasa, 19 Maret 2013 Tuesday, 19 March 2013
237
Corporate Governance
Agenda -
Pembahasan permasalahan lahan; land issues discussion
-
Pembahasan pencapaian produksi dan infrastruktur; production and infrastructure achievement discussion
-
Pembahasan pendirian anak perusahaan; subsidiaries establishment discussion
-
Pembahasan hasil KAP; Public Accounting Firm result discussion
-
Pembahasan optimalisasi aset; asset optimization discussion
-
Pembahasan permasalahan pemasaran; marketing issues discussion
-
Pembahasan pendirian anak perusahaan; subsidiaries establishment discussion
-
Evaluasi produksi TM & TBM; mature and immature plant production evaluation
-
Pembahasan MoU kerjasama; MoU cooperation discussion
-
Pembahasan hasil PKAT (Program Kerja Audit Tahunan); AAWP (Annual Audit Work Program) result discussion
-
Evaluasi sistem internal perusahaan; internal company’s system evaluation
-
Pembahasan optimalisasi aset; asset optimization discussion
- Pembahasan draft Whistle Blowing System; Whistle Blowing System Draft discussion
7.
Selasa, 7 Mei 2013 Tuesday, 7 May 2013
-
Pembahasan produksi; production discussion
-
Pembahasan laporan keuangan; financial statement discussion
-
Pembahasan pelaksanaan Proper; proper implementation discussion
-
Evaluasi kinerja unit; unit performance evaluation
-
Pembahasan Pedoman Pengadaan Barang & Jasa; goods & service procurement guidelines discussion
-
Evaluasi pelaksanaan CSR; CSR implementation evaluation
-
Pembahasan kebijakan pro-hire; pro-hire policy discussion
-
Pembahasan pelaksanaan TU; replant implementation discussion
-
Pembahasan optimalisasi aset; asset optimization discussion
-
Pembahasan program hilirisasi produk; product downstream program discussion
-
Pembahasan program kredit investasi; credit investment program discussion
-
Pembahasan pelaksanaan Enterprise Resource Planning (ERP).; ERP implementation discussion
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
No 8.
9.
238
Resources Optimization Towards The Best Performance
Pelaksanaan Implementation
Agenda
Selasa, 14 Mei 2013 Tuesday, 14 May 2013
-
Pembahasan optimalisasi aset perusahaan; company’s asset optimization discussion
-
Pembahasan pendapatan penjualan produk; product sale revenue discussion
-
Pembahasan RKAP 2013; 2013 CAPB discussion
-
Pembahasan hilirisasi produk; product downstream discussion
-
Pembahasan SDM; HR discussion
-
Pembahasan Rencana Jangka Panjang (RJP); Long Term Plan discussion
-
Evaluasi biaya pengamanan; security cost evaluation
-
Pembahasan pencapaian produksi dan permasalahan infrastruktur perusahaan; production achievement and company’s infrastructure issues discussion
Selasa, 21 Mei 2013 Tuesday, 21 May 2013
- Pembahasan Early Warning System (EWS); EWS discussion
10.
11.
12.
Selasa, 28 Mei 2013 Tuesday, 28 May 2013
Selasa, 18 Juni 2013 Tuesday, 18 June 2013
Selasa, 16 Juli 2013 Tuesday, 16 july 2013
-
Pembahasan RKAP 2013; 2013 CLP discussion
-
Pembahasan sinergi BUMN; SOE Synergy discussion
-
Pembahasan SDM; HR discussion
-
Pembahasan hasil penjualan; sales result discussion
-
Pembahasan optimalisasi pengembangan aset perusahaan; company’s asset development optimization discussion
-
Pembahasan TU 2013; 2013 replant discussion
-
Pembahasan legal bisnis perusahaan; company’s legal business discussion
-
Pembahasan Struktur organisasi; organization structure discussion
-
Pembahasan kredit investasi; credit investment discussion
-
Pembahasan permasalahan logistik; logistic issues discussion
-
Pembahasan Rencana Jangka Panjang (RJP); Long Term Plan discussion
-
Pembahasan mengenai TU dan pupuk; replant & fertilizer discussion
-
Pembahasan keuangan perusahaan; company’s finance discussion
-
Pembahasan penghapusbukuan dan optimalisasi aset perusahaan; company’s asset write-off and optimization discussion
-
Pembahasan hasil rapat gabungan Dewan Komisaris & Direksi; BOC & BOD joint meeting result discussion
-
Pembahasan logistik; Logistic discussion
-
Pembahasan sistem pendelegasian wewenang Direksi; BOD authority delegation system discussion
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
No 13.
14.
15.
16.
17.
239
Corporate Governance
Pelaksanaan Implementation
Agenda
Selasa, 30 Juli 2013 Tuesday, 30 July 2013
-
Pembahasan produksi; production discussion
-
Pembahasan optimalisasi aset perusahaan; company’s asset optimization discussion
-
Pembahasan permasalahan lahan; land issues discussion
-
Pembahasan kredit investasi; credit investment discussion
-
Pembahasan pengadaan dan pemakaian pupuk; fertilizer use and procurement discussion
-
Pembahasan hasil kunjungan Dewan Komisaris; BOC visit result discussion
-
Evaluasi hasil produksi;pembahasan lahan; land issues & production result evaluation
-
Pembahasan SDM; HR discussion
-
Pembahasan keuangan perusahaan; Company’s finance discussion
-
Pembahasan optimalisasi aset; asset optimization discussion
-
Pembahasan masalah koperasi; cooperatives issues discussion
-
Pembahasan sistem komunikasi Direksi; BOD communication system discussion
-
Evaluasi hasil produksi; Production result evaluation
-
Pembahasan keuangan perusahaan; company’s finance discussion
-
Pembahasan Kantor Akuntan Publik; Public Accountant Office discussion
-
Pembahasan optimalisasi aset; Asset optimization discussion
-
Pembahasan MoU di bidang akademis; MoU in academic discussion
-
Evaluasi produksi dan pengadaan bahan baku; Production and raw material procurement evaluation
-
Pembahasan optimalisasi aset perusahaan; company’s asset optimization discussion
-
Pembahasan permasalahan lahan; land issues discussion
-
Pembahasan legal bisnis perusahaan; company’s legal business discussion
-
Pembahasan RUPS RKAP 2014; 2014 GMS CAPB discussion
-
Pembahasan desain pelimpahan wewenang; authority delegation design discussion
-
Pembahasan anak perusahaan; subsidiaries discussion
-
Pembahasan optimalisasi aset perusahaan; company’s asset optimization discussion
Selasa, 20 Agustus 2013 Tuesday, 20 August 2013
Selasa, 27 Agustus 2013 Tuesday, 27 August 2013
Selasa, 01 Oktober 2013 Tuesday, 01 October 2013
Selasa, 20 Desember 2013 Tuesday, 20 December 2013
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
240
Resources Optimization Towards The Best Performance
Frekuensi & Kehadiran Direksi dalam Rapat Gabungan Dewan Komisaris & DireksiTahun 2013 BOD Frequency and Attendance in 2013 BOD & BOC Joint Meeting
No.
Dewan Direksi
Jumlah
Tingkat Kehadiran
Board of Director
Amount
Attendance Level
Rapat
Kehadiran
Meeting
Attendance
1
Ir. Boyke Budiono, MBA, CWM*)
5
5
100%
2
Ir. Kusumandaru NS, MBA**)
4
4
100%
3
Ir. Muhammad Natsir, SH
9
9
100%
4
Budi Santoso, SH
9
9
100%
5
Drs. H. Agoes Riyanto
9
9
100%
6
Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA
9
9
100%
*) Menjabat s.d tanggal 10 Juni 2013; serve up to 10 June 2013 **) Menjabat sejak tanggal 10 Juni 2013; serve since 10 June 2013
Pertanggungjawaban Kinerja Direksi
BOD Performance Accountability
Dalam melaksanakan tugasnya Direksi bertanggung jawab kepada RUPS antara lain mencakup: Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan Perseroan; Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan; Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada RUPS untuk disetujui dan disahkan, serta laporan mengenai hak-hak Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan antara lain sebagai akibat penghapusbukuan piutang; Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan; Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham.
In implementing their task the BOD is responsible to GMS include: create Annual Report as form of Company’s management accountability, and Company’s finance documents; drafting Financial Statement based on Finance Accounting Standard; present the Annual Report include financial statement to GMS to get approval and validation, and report of Company’s rights that are not recorded in bookkeeping among other as result of receivable writeoff; provide explanation to GMS regarding the Annual Report; provide periodic report by means and time pursuant to applicable provision, as well as other report each time the BOC and/or shareholders requests for it.
Penilaian Kinerja Direksi
BOD Performance Assessment
Sesuai dengan Surat Menteri BUMN No.676/MBU/2004 tanggal 22 Desember 2004, Direksi dan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (persero) telah menandatangani kontrak manajemen PT Perkebunan Nusantara VII (persero) tanggal 17 Januari 2012 dan menyepakati bahwa Direksi mengupayakan pencapaian target KPI tahun 2013 dengan skor minimal sebesar 100 yang direalisasi 99,43.
Pursuant to SOE Minister No. 676/MBU/2004 date 22 December 2004, the PTPN VII (Persero) BOC and BOD has signed a management contract on 17 January 2012 and agree that the BOD was strive the 2013 KPI Target achievement with minimum score by 100 but realization was 99.43.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
241
Corporate Governance
Penilaian kinerja Direksi tahun 2013 didasarkan pada pencapaian target dan indikator kinerja utama (KPI). Di dalam KPI tahun 2013, Direksi telah memasukkan skor KPKU sebagai salah satu indikator penilaian pada perspektif Kepemimpinan, Tata Kelola, dan Tanggung Jawab Sosial. Hal ini merupakan tindak lanjut dari Surat Kementerian BUMN No. S-08/S.MBU/2013 tanggal 16 Januari 2013 tentang Penyampaian Pedoman Penentuan Key Performance Indicator dan Kriteria Penilaian Kinerja Unggul pada BUMN.
2013 BOD performance assessment based on target achievement and KPI. In 2013 KPI, the BOD has input the SPAC score as one of the assessment indicator on the Leadership perspective, Governance, and Social Responsibilities. This was the follow up from SOE Ministry Letter No. S-08/S.MBU/2013 dated 16 January 2013 of KPI Determination Guidelines and Criteria of Superior Performance Assessment in SOE Submission.
Asesmen atas capaian kinerja Direksi yang tertuang dalam KPI tahun 2013 telah dinilai oleh KAP Hadori Sugiarto Adi & Rekan yang hasilnya termuat dalam Laporan No. 018/LHEK-N7/JKT2/II/14 tanggal 20 Februari 2014. Hasil asesmen menunjukkan bahwa realisasi KPI tahun 2013 mencapai skor 100,65, lebih tinggi dari target yang ditetapkan.
Assessment on BOD performance achievement put forth in KPI year of 2013 has been assessed by PAO Hadori Sugiarto Adi & Partner which the result was listed on Report No. 018/LHEK-N7/JKT2/II/14 dated 20 February 2014. The assessment result suggested that the 2013 KPI realization reached score 100.65, higher then determined target.
Tabel berikut menunjukkan KPI 2013 yang disepakati dibandingkan dengan realisasinya:
Table below suggests the agreed 2013 KPI compared with its realization:
Perspektif Perspective
Skor KPI KPI Score Realisasi 2013 Realization 2013
Target 2013
%
I
Keuangan dan Pasar Finance and Market
20,49
24,00
85,38
II
Fokus pada Pelanggan Focus on customer
26,40
22,00
120,00
III
Efektivitas Produk dan Proses Product and process effectiveness
18,01
20,00
90,05
IV
Fokus Tenaga Kerja Labor focus
19,16
17,00
112,71
V
Kepemimpinan, Tata Kelola dan Tanggung Jawab Sosial Leadership, Governance and social responsibilities
16,59
17,00
97,59
Jumlah Total
100,65
100,00
100,65
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
242
Resources Optimization Towards The Best Performance
Penjelasan KPI tahun 2013 :
Explanation of 2013 KPI:
Keuangan dan Pasar
Finance and Market
Jumlah skor pencapaian KPI 2013 untuk perspektif keuangan dan pasar perusahaan adalah 20,49. Pencapaian ini lebih rendah dari target KPI sebesar 24,00. Indikator yang pencapaiannya di bawah target KPI 2013 terutama pada aspek return on asset dengan skor sebesar 3,37 dari bobot KPI sebesar 5,00. Kemudian aspek net profit margin juga di bawah target KPI dengan nilai 4,02 dari bobot 5,00. Pencapaian ini terkait dengan pencapaian laba perusahaan yang belum optimal. Selain itu aspek market share, current ratio dan aspek debt to equity ratio juga turun.
Total of 2013 KPI achievement score for company’s finance and market perspective was 20.49. This achievement was lower than KPI target amounted to 24.00. Indicator which its achievement was below the 2013 KPI target particularly on ROA aspect with score 3.37 from KPI weight by 5.00. Then the Net Profit Margin aspect was also below KPI target with score 4.02 from weight 5.00. This achievement was related with the company’s profit achievement that has not optimum. In addition the market share, current ratio and debt to equity ratio aspect were also falling.
Fokus pada pelanggan
Focus on customer
Jumlah skor pencapaian KPI 2013 untuk perspektif fokus pada pelanggan tercapai 120% dari target KPI sebesar 22,00. Indikator yang pencapaiannya sesuai dengan target KPI yaitu pada aspek tingkat kepuasan pelanggan dan customer loyalty index dengan total skor masingmasing 13,20. Hal ini dikarenakan pada tahun 2013 tidak ada klaim dari pelanggan.
Total of 2013 KPI achievement score for the focus on customer perspective was 120% from the KPI target by 22.00. Indicator which the achievement was suited with the KPI target that was on customer satisfaction level aspect and customer loyalty index with total score 13.20 respectively. This was due to in 2013 there was no claim from customer.
Efektivitas Produk dan Proses
Product and process effectiveness
Jumlah skor pencapaian KPI 2013 untuk perspektif efektivitas produk dan proses adalah 18,01. Pencapaian ini lebih rendah 1,99 poin dari target KPI sebesar 20,00. Indikator yang pencapaiannya di bawah target KPI 2013 terletak pada aspek pencapaian produksi komoditi karet dengan skor sebesar 1,67 dari bobot KPI sebesar 1,75. Hal yang sama juga dialami komoditi minyak sawit dan gula yang mendapat poin masing-masing 1,14 dan 1,24 dari target KPI sebesar masing-masing 1,75 dan 1,50. Kemudian indikator yang pencapaiannya di bawah KPI 2013 terletak pada aspek pencapaian produktivitas sendiri untuk komoditi minyak sawit dan gula masing-masing 0,50 dan 0,31 dari target KPI 2013.
Total of 2013 achievement score for the product and process effectiveness perspective was 18.01. This achievement was lower 1.99 point from KPI target by 20.00. Indicator which its achievement lowers then 2013 KPI target was on rubber production achievement aspect with score by 1.67 from KPI weight by 1.75. The same things was also experienced by the palm oil and sugar commodity which gained point respectively 1.14 and 1.24 from KPI target respectively by 1.75 and 1.50. afterwards the indicator which its achievement below 2013 KPI was located on self productivity achievement for the palm oil and sugar commodity respectively 0.50 and 0.31 from 2013 KPI target.
Fokus Tenaga Kerja
Labor Focus
Jumlah skor pencapaian KPI 2013 untuk perspektif fokus tenaga kerja perusahaan adalah 19,16. Pencapaian ini telah mencapai 113% dari target KPI sebesar 17. Indikator pencapaiannya yaitu competency level index karyawan pimpinan mencapai poin 7,22, employee engagement index mencapai poin 6,77 dan rasio kecukupan tenaga kerja mencapai poin 5,18.
Total score of 2013 KPI achievement for the Company’s labor focus perspective was 19.16. This achievement has reached 113% from KPI target by 17. The achievement indicator was competency level index of managerial employee reached 7.22 point, employee engagement index reached 6.77 point and labor adequacy ratio reached 5.18.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
243
Corporate Governance
Kepemimpinan , Tata Kelola dan Tanggung Jawab Sosial Jumlah skor pencapaian KPI 2013 untuk perspektif kepemimpinan , tata kelola dan tanggung jawab sosial perusahaan adalah 16,59. Pencapaian ini lebih rendah dari target KPI 2013 sebesar 17. Indikator yang pencapaiannya berada diatas KPI 2013 terdapat pada aspek KPKU 20122013 dengan skor 3,83 dari target 3,5, aspek tingkat penyerapan CAPEX dengan skor 3,10 dari target 3,00 dan aspek GCG dengan skor 3,55 dari target 3,5. Untuk pencapaian aspek kinerja PKBL dengan skor 3,40 dari target 3,50 dan aspek shareholder aspiration dengan skor 2,70 dari target 3,50.
Leadership, governance and social responsibility Total score of 2013 KPI achievement for the leadership, governance and CSR was 16.59. This achievement was lower than the 2013 KPI target amounted to 17. Indicator which its achievement above 2013 KPI was on the 20132013 SPAC aspect with score 3.83 from target 3.5, the CAPEX absorption level aspect with score 3.10 from target 3.00 and GCG aspect with score 3.55 from target 3.5. For the achievement of PKBL Performance aspect with score 3.40 from target 3.50 and shareholder aspiration aspect with score 2.70 from target 3.50.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
244
Resources Optimization Towards The Best Performance
Penilaian Tingkat Kinerja Perusahaan
Company’s Performance assessment
Tingkat kesehatan perusahaan dihitung berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang meliputi Aspek Keuangan, Aspek Operasional, dan Aspek Administrasi, dengan pencapaian sebagai berikut:
Company’s health level is calculated based on SOE Minister Decree No. KEP-100/MBU/2002 date 4 June 2002 which covering Financial, Operational, and Administration Aspect, with achievement are as follow:
Indikator/Indicator Bobot/weight Tahun/Year 2013 Nilai/Score Score Kategori/Category
I. Aspek Keuangan/Financial Aspect 1. Return On Equity (ROE) 20,00 5,11 % 7,00 2. Return On Investment (ROI) 15,00 12,71 % 10,50 3. Rasio Kas (Cash Ratio) 5,00 19,25 % 3,00 4. Rasio Lancar (Current Ratio) 5,00 117,43 % 4,00 5. Collection Periods 5,00 1,47 hari 5,00 6. Perputaran Persediaan/inv entory turnover 5,00 21,77 hari 5,00 7. Perputaran Total Asset/Total Asset Turnover 5,00 84,83 % 3,50 8. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva/ Own Equity ratio to total asset 10,00 19,15 % 6,00 Jumlah I./ Total I 70,00 44,00 II. Aspek Operasional/Operational Aspect 1. Produksi per Ha Kebun Sendiri/ Production per Ha owned estate - Karet/rubber 2,43 100,19 % 2,43 - Kelapa Sawit (TBS)/Oil Palm (FFB) 1,43 75,71 % 0,72 - T e h /Tea 0,06 71,96 % 0,03 - Hablur 1,07 87,14 % 0,86 Jumlah II.1 / Total II.1 5,00 4,04 2. Rendemen Hasil Olahan/Processed Product extraction - Kelapa Sawit (MS) oil palm (MS) 2,79 94,59 % 2,23 - T e h/Tea 0,12 94,30 % 0,10 - Gula/Sugar 2,09 91,48 % 1,67 Jumlah II.2/Total II.2 5,00 4,00 3. Produktivitas Tenaga Kerja/Labor Productivity 5,00 98,17 % 4,00 Jumlah II/Total ii 15,00 12,04 III. Aspek Administrasi/Administration aspect 1. Laporan Perhitungan tahunan./ Annual Calculation Report 3,00 4,00 3,00 2. Rancangan RKAP./RKAP Design 3,00 2,00 3,00 3. Laporan Periodik./ Periodic Report 3,00 - hari 3,00 4. Kinerja PUKK/PUKK Performance a. Efektifitas Penyaluran/Distribution Effectiveness 3,00 93,67 % 3,00 b. Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman/ Loan Payment Collectibility 3,00 85,16 % 3,00 Jumlah III/Total II 15,00 15,00 Total I+II+III 100,00 71,04
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
245
Berdasarkan hasil penilaian di atas skor tingkat kesehatan perusahaan tahun 2013 yang diperoleh mencapai 71,04 dengan predikat “ Sehat A” . Hasil ini sedikti lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 dengan skor sebesar 70,28.
Based on achievement result above the company’s health level score in 2013 gained 71.04 with predicate “Healthy A”. This result was a little bit higher then 2012 with score by 70.28.
Perkembangan Tingkat Kesehatan Perusahaan Company’s health development Uraian Bobot/Weight Skor/Score 2009
2010
2011 2012
2013
Aspek Keuangan/Financial aspect
70
67,50
69,50
57,75
43,25
44,00
Aspek Operasional/Operational Aspect
15
12,54
12,01
13,66
12,03
12,04
Aspek Administrasi/Administration
15
15,00
15,00
15,00
15,00
15,00
95,04
96,51
86,41
70,28
71,04
Total 100
Tingkat Kesehatan Perusahaan Sehat Sehat Sehat Sehat Healty Healty Healty Healty
AAA
AAA
AA
A
Sehat Healty A
Hubungan Komisaris dan Direksi
BOC and BOD Relationship
Dewan Komisaris dan Direksi menerapkan prinsip-prinsip hubungan kerja sebagai berikut:
BOC and BOD applied work relationship principles as follow:
1.
1.
The BOC honors the BOD’s tasks and authorities in managing the company as regulated in legislation regulation and Company’s Articles of Association.
2.
The BOD honor the BOC tasks and authorities to conduct a supervision and provide suggestion toward the company management policy pursuant to provision of Articles of Association.
3.
Every work relation between the BOC and BOD is formally institutional, which means that always based on a standard mechanism or correspondence that can be accounted.
4.
Informal work relation can be conducted by each of BOD member and BOC member, but it cannot be serve as basis on accounted policy-making.
5.
The BOC deserves to obtain the company’s information completely, timely and accurately. The BOD is responsible on the company’s information presentation to the BOC completely, timely, and accurately. The BOC and BOD agree on the work relation between the organs under BOC and organs under BOD.
Dewan Komisaris menghormati tugas dan wewenang Direksi dalam mengelola perusahaan sebagaimana telah diatur dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan. 2. Direksi menghormati tugas dan wewenang Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap kebijakan pengelolaan perusahaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. 3. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dan Direksi merupakan hubungan yang bersifat formal kelembagaan, yang berarti senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi yang dapat dipertanggung jawabkan. 4. Hubungan kerja yang bersifat informal dapat dilakukan oleh masing-masing anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris, namun tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi perusahaan secara lengkap, tepat waktu dan akurat. 6. Direksi bertanggung jawab atas penyampaian informasi perusahaan kepada Dewan Komisaris secara lengkap, tepat waktu dan akurat. 7. Dewan Komisaris dan Direksi menyepakati hubungan kerja antara organ-organ dibawah Dewan Komisaris dan organ-organ di bawah Direksi.
Laporan Tahunan 2013
6.
7.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
246
Sebagai media komunikasi untuk membahas persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan keputusan strategis yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi melaksanakan pertemuan dan komunikasi formal melalui forum rapat. Kehadiran Direksi dalam Rapat Dewan Komisaris dimungkinkan apabila Direksi atau salah satu anggota Direksi diundang oleh Dewan Komisaris untuk menjelaskan, memberikan masukan atau melakukan diskusi. Sebaliknya, Direksi dapat mengundang Dewan Komisaris atau salah satu anggota Dewan Komisaris untuk menjelaskan, memberikan masukan atau melakukan diskusi terhadap suatu permasalahan sebagai bahan bagi Direksi untuk menjalankan tugasnya. Kehadiran Dewan Komisaris dalam Rapat Direksi juga dimungkinkan atas permintaan Dewan Komisaris atau salah satu anggota Dewan Komisaris untuk hadir dalam rapat Direksi guna memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.
As a communication media to discuss the critical matters concerning business sustainability and strategic decision that need the BOC and Shareholder approval, the BOC and BOD carry out a formal meeting and formal communication through meeting forum. The BOD presence in the BOC meeting is possible if the BOD or one of the BOD members was invited by the BOC to explain, present input or having a discussion. In contrary, the BOD may invite the BOC or one of the BOC members to explain, provide input or having a discussion regarding a certain matters as material for the BOD to carry out their duty. The BOC presence in the BOD meeting is also possible on request of BOC or one of BOC member to present in the BOC meeting to provide insights about the discussed matters.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
BOC and BOD Remuneration
1. Dasar Penetapan Remunerasi
1. Basis of Remuneration Determination
Remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi merupakan kewenangan Pemegang Saham dan ditetapkan dalam RUPS yang formulasinya mengacu pada Peraturan Meneg BUMN Nomor PER-07/MBU/2010 tanggal 27 Desember 2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN.
Remuneration for the BOC and BOD member is an authorization of Shareholders and stipulated in GMS that the formulation refers to the SOE Minister No. PER07/MBU/2010 dated 27 December 2010 regarding the SOE BOD, BOC and BOT (Board of Trustee) Revenue Determination Guidelines.
2. Prosedur Penetapan Remunerasi
2. Remuneration Determination Procedure
•
-
BOD proposes the formulation and amount of BOD remuneration to BOC related with the result of each BOD performance appraisal.
-
The BOC reviews the remuneration formulation proposed by the BOD. The BOC proposed to GMS to determined the BOD salary, allowance and other facilities.
• •
•
Direksi mengusulkan formulasi dan jumlah remunerasi Direksi kepada Dewan Komisaris yang dikaitkan dengan hasil penilaian kinerja masingmasing Direksi. Dewan Komisaris mereviu formulasi remunerasi yang diusulkan Direksi. Dewan Komisaris mengusulkan kepada RUPS untuk menetapkan gaji Direksi, tunjangan dan fasilitas lainnya. Remunerasi yang diterima Direksi dan Dewan Komisaris di tahun 2013 didasarkan pada putusan RUPS tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan PTPN VII (Persero) Tahun Buku 2012 yang tertuang dalam risalah No.7.15/RIS/002/2013 tanggal 25 April 2013.
Laporan Tahunan 2013
-
-
Remuneration accepted by the BOD and BOC in 2013 was based on GMS decision regarding Annual Report Approval and Financial Statement Validation of PTPN VII (Persero) fiscal year 2012 put forth on minutes No. 7.15/RIS/002/2013 dated 25 April 2013.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
247
Corporate Governance
3. Hubungan antara Remunerasi dengan Kinerja Perusahaan
3. Relationship between the Remuneration with the Company’s performance
Penetapan penghasilan berupa gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pendapatan, aktiva, kondisi dan kemampuan keuangan perusahaan, tingkat inflasi, dan faktor lain yang relevan, serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Determination of income in form of salary/honorarium, allowance and fixed facility is conducted by considering the company’s income, assets, condition and financial ability, inflation level and other relevant factor, and it cannot contrary with the regulation legislation.
Penetapan penghasilan berupa tunjangan dan tantiem yang bersifat variable, dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pencapaian target, tingkat kesehatan dan kemampuan keuangan serta faktor lain yang relevan.
Income determination in form of allowance and tantiem which is variable was conducted by considering the target achievement factor, health level and financial ability and other relevant factor.
Pemberian remunerasi kepada Dewan Komisaris dilaksanakan dengan memperhatikan realisasi pencapaian Key Performance Indicator (KPI) Dewan Komisaris pada pengawasan tahun 2012.
Remuneration given to BOC was implemented by noticing the KPI achievement realization of the BOC in supervision year of 2012.
Pemberian remunerasi kepada Direksi dilaksanakan dengan memperhatikan realisasi pencapaian Key Performance Indicator (KPI) Direksi atas pencapaian kinerja perusahaan tahun 2012.
Remuneration provision to BOD was carried out by noticing on the realization of BOD KPI on company’s performance achievement year of 2012.
4. Struktur Remunerasi Dewan Komisaris
4. BOC Remuneration Structure
Remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) didasarkan pada kebijakan remunerasi yaitu anggota Dewan Komisaris mendapat gaji bulanan dan tunjangan tertentu serta tantiem yang besarnya ditetapkan oleh RUPS, dan uang penghargaan diberikan kepada Komisaris di saat mengakhiri masa jabatannya sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan untuk semua BUMN. Remunerasi yang diberikan kepada Komisaris sesuai dengan ketentuan RUPS sebagai berikut:
Remuneration given to PTPN VII (Persero) BOC is based on remuneration policy which is the BOC member obtain monthly salary and given allowance and tantiem which the amount is stipulated by GMS, and the award cash is given to BOC when he ended his term of office pursuant to Finance Minister provision to all SOE. The remuneration given to BOC pursuant to GMS provision is as follow:
1. Penghasilan a. Komisaris Utama : 40 % x Gaji Direktur Utama b. Komisaris : 36 % x gaji Direktur Utama 2. Biaya Perjalanan Dinas (BPD), fasilitas pengobatan dan perawatan kesehatan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan. 3. Dalam hal Perusahaan memperoleh laba, kepada Komisaris diberikan tantiem yang besarnya ditetapkan oleh RUPS dengan komposisi sebagai berikut: a. Komisaris Utama : 40 % x Tantiem Direktur Utama b. Komisaris : 36 % x Tantiem Direktur Utama
1. Income a. President Commissioner: 40% x President Director Salary b. Commissioner : 36% x President Director Salary 2. Official travel cost (OTC), treatment facility and health care are adjusted with applicable provision in the Company 3. In term if the company gains profit, to BOC is given tantiem which the amount is stipulated by GMS with composition as follow: a. President commissioner: 40% x President Director tantiem b. Commissioner : 36% x President Director tantiem
4.
Santunan purna jabatan diberikan pada setiap masa Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
248
jabatan Komisaris berakhir yang diberikan dalam bentuk pengikutsertaan dalam program asuransi yang iurannya ditanggung oleh perusahaan. Imbalan Jangka Panjang bagi Dewan Komisaris adalah dengan mengikutsertakan Dewan Komisaris dalam Asuransi Purna Jabatan dengan besaran Premi 25% dari Gaji dan dibayarkan tahunan. Besaran Remunerasi Dewan Komisaris ditetapkan berdasarkan hasil RUPS No.7,15/RIS/002/2013 dan diatur di dalam PerMen No. Per-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
Resources Optimization Towards The Best Performance
4.
After office compensation is given every time the BOC term of office is ended which is given in form of engagement in assurance program, which its dues is borne by the company
Long Term reward for the BOC is by engaging the BOC in After Office assurance with the amount of the premium is 25% from salary and paid annually. Amount of BOC Remuneration is stipulated based on GMS result No. 7.15/RIS/002/2013 and regulated in Minister Regulation No. Per-07/MBU/2010 regarding the SOE BOD, BOC, and Board of Trustees Income Determination Guidelines.
Remunerasi Aktual Selama Tahun 2013 (Rp) Actual Remuneration during 2013 (Rp) Remunerasi Bulanan Monthly Remuneration
Nama Name
Remunerasi Selama 1 Tahun Remuneration for 1 Year
Honorarium Transportasi Komunikasi Total Total Transportation Communication Honorarium Total Tunjangan /Allowance
THR + Tantiem
Akmaluddin Hasibuan*)
30.660.400
6.132.080
1.533.020
371.841.600
92.960.400
111.242.370
Harun Sulkam
27.594.360
5.518.872
1.379.718
366.697.440
91.674.360
118.007.267
Razali Ishak*)
27.594.360
5.518.872
1.379.718
334.657.440
83.664.360
109.395.349
M. Saleh S. Ali**)
27.594.360
5.518.872
1.379.718
185.826.472
46.456.618
81.406.613
Hasanuddin Ibrahim*)
27.594.360
5.518.872
1.379.718
334.657.440
83.664.360
109.395.349
Ahmad A. Mattjik
27.594.360
5.518.872
1.379.718
370.257.440
92.564.360
59.876.816
Robert A. Simanjuntak ***)
32.040.000
6.408.000
1.602.000
180.870.968
45.217.742
36.600.653
Haryono****)
32.040.000
6.408.000
1.602.000
64.080.000
16.020.000
8.611.918
Nanan Soekarna****)
32.040.000
6.408.000
1.602.000
64.080.000
16.020.000
8.611.918
*) Menjabat s.d tanggal 21 November 2013/serves up to 21 November 2013 **)Menjabat s.d.12 Juli 2013 / serves up to 12 July 2013 ***) Mulai menjabat tanggal 12 Juli 2013/start serves on 12 July 2013 ****) Mulai menjabat tanggal 21 November 2013/Start serve on 21 November 2013
Struktur Remunerasi Direksi
BOD Remuneration Structure
Sesuai putusan RUPS atas persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan tahun buku 2012. No.7.15/RIS/002/2013 tanggal 25 April 2013 disebutkan bahwa gaji Direktur Utama untuk tahun 2013 sebesar Rp89.000.000,00 per bulan sedangkan gaji anggota Direksi ditetapkan sebesar 90% dari gaji Direktur Utama.
Pursuant to GMS decision on the annual report approval and financial statement validation fiscal year 2012 No. 7.15/RIS/002/2013 dated 25 April 2013 stated that the President Director salary for 2013 was amounted to Rp89,000,000.00 per month whereas the BOD member salary was stipulated by 90% of the President Director salary.
Berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No. PER – 07/ MBU/2010 dan KEP – 11/D1.MBU/2011, rincian remunerasi Direksi PTPN VII (Persero) pada tahun 2013, sebagai berikut:
Based on SOE Minister Regulation No. PER-07/MBU/2010 and KEP-11/D1.MBU/2011, details of PTPN VII (Persero) BOD Remuneration in 2013 were as follow:
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
249
Corporate Governance
Remunerasi Aktual Selama Tahun 2013 (Rp) Actual Remuneration during 2013 (Rp) Remunerasi Bulanan Monthly Remuneration
Nama Name
Remunerasi Selama 1 Tahun Remuneration for 1 Year
Honorarium Transportasi Komunikasi Total Total Communication Honorarium Total Tunjangan /Allowance
THR + Tantiem
Ir.Boyke Budiono, MBA, CWM*)
76.651.000
-
-
514.270.667
157.396.000
89.299.855
Ir. Kusumandaru NS, MBA**)
89.000.000
-
-
534.000.000
18.000.000
111.644.913
Ir. Muhammad Natsir, SH
68.985.900
-
-
916.743.600
160.556.400
223.939.531
Budi Santoso, SH
68.985.900
-
-
916.743.600
160.556.400
223.939.531
Drs. H. Agoes Riyanto
68.985.900
-
-
916.743.600
160.556.400
223.939.531
Ir. Rafel Parasian Sibagariang, M.MA
68.985.900
-
-
916.743.600
160.556.400
223.939.531
*)Menjabat sebagai Direktur Utama s.d 10 Juni 2013/serves as President Director up to 10 June 2013 **) Menjabat sebagai Direktur Utama mulai 10 Juni 2013/serves as President Director from 10 June 2013
Selain memperoleh gaji, Direksi juga memperoleh fasilitas berupa kendaraan dinas, rumah dinas, serta beberapa tunjangan yaitu tunjangan komunikasi, tunjangan representasi, tunjangan cuti dan asuransi purna jabatan.
Beside obtain a salary, the BOD is also derived facilities in form of transportation, house, and several other allowances namely communication allowance, representation allowance, leave allowance and after office assurance.
SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS BOC SECRETARY
Dasar Pengangkatan Basic Appointment
Untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsinya, Dewan Komisaris melalui SK No. KEP-20/ DK.VII/02/2013 tanggal 28 Februari 2013 telah memberhentikan dengan hormat Bapak Teddy Poernama sebagai Sekretaris Dewan Komisaris dan mengangkat Bpk. R.M.Wiratmoko sebagai Sekretaris Dewan Komisaris yang baru. Sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris BUMN, maka yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan sebagai Sekretaris Dewan Komisaris yaitu berasal dari luar perusahaan, diangkat oleh Dewan Komisaris, memahami tata kelola perusahaan dan mampu berkomunikasi dengan baik. To support the smoothness of its basic tasks and function, the BOC via Decree No. KEP-20/DK.VII/02/2013 dated 28 February 2013 has honorably discharged Mr. Teddy Poernama as BOC Secretary and appointed Mr. R. M. Wiratmoko as the new BOC Secretary. Based on SOE Minister Regulation No. PER-12/MBU/2012 dated 24 August 2012 regarding the SOE BOC Supporting Organ, then the concerned has met the requirements as BOC Secretary which he was from outside of the company, appointed by BOC, understand the company governance and able to communicate well.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
250
Resources Optimization Towards The Best Performance
PROFIL SEKRETARIS DEWAN KOMISARIS BOC SECRETARY PROFILE
R.M . Wiratmoko Prasidhanto
Lahir di Yogyakarta, 20 Agustus 1982, mengawali pendidikan di Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN) dan lulus sebagai Diploma (D3) pada tahun 2003, kemudian melanjutkan ke PEFE Universitas Indonesia dan lulus sebagai Sarjana (S-1) jurusan Ekonomi Akuntansi pada tahun 2009.
He was born in Yogyakarta, 20 August 1982. He started his education in State Administration Academy (SAA) and graduate as Diploma in 2003, then continued to PEFE Indonesian University and graduate as Bachelor of Economic Accounting in 2009.
Selain menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris PTPN VII (Persero), yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Asisten Peneliti di Asdep Riset dan Informasi (2010-2013) dan kemudian terakhir menjabat sebagai Pelaksana tugas. Kasubag Perundang-undangan Kementrian BUMN (2013 – sekarang).
Beside serving as the BOD Secretary of PTPN VII (Persero) the concerned was also once serving as Researcher Assistant in Research and Information Department (2010-2013) and the last he was serving as Task Executor Head of SOE Ministry Legislation Sub Division (2013-present).
Menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) sejak 28 Februari tahun 2013 hingga sekarang sesuai SK No. KEP-20/DK.VII/02/2013 tanggal 28 Februari 2013.
He was serving as BOC Secretary in PTPN VII (Persero) since 28 February 2013 to present pursuant to Decree No. KEP-20/DK.VII/02/2013 dated 28 February 2013.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
251
Corporate Governance
Struktur Organisasi Sekretaris Dewan Komisaris Sekretaris Dewan Komisaris BOC Secretary
Untuk mendukung kelancaran administrasi organisasi maka Sekretaris Dewan Komisaris mengangkat Sdr. Budi Santoso sebagai honorer staf administrasi guna membantu tugas –tugas administrasi Sekretaris Dewan Komisaris.
The BOC Secretary Organization Structure To support the smoothness of organization administration then the BOC secretary appointed Mr. Budi Santoso as Administration Temporary Staff to assist the BOC Secretary administration tasks.
Staf Administrasi Administration Staff
Pedoman Kerja dan Tugas Sekretaris Dewan Komisaris
BOC Secretary Working and Task Guidelines
Pedoman Kerja Sekretaris Dewan Komisaris tercantum di dalam Board Manual PTPN VII (Persero) tahun 2013. Sekretaris Dewan Komisaris juga dilengkapi dengan Job Description yang tercantum dalam Program Kerja Dewan Komisaris.
The BOC secretary Work Guidelines is put forth in PTPN VII (Persero) Board Manual in 2013. The BOC Secretary is completed with the Job Description put forth on the BOC working program.
Sekretariat Dewan Komisaris bertugas melakukan kegiatan untuk membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya berupa:
The BOC secretariat is in charge to conduct activities to assist the BOC in carrying out its tasks in form of:
a.
a.
b. c.
d. e.
Mempersiapkan rapat, termasuk bahan rapat (briefing sheet) Dewan Komisaris. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan. Mengadministrasikan dokumen Dewan Komisaris, baik surat masuk, surat keluar, risalah rapat maupun dokumen lainnya. Menyusun Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris. Menyusun Rancangan Laporan-laporan Dewan Komisaris.
Selain melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Sekretaris Dewan Komisaris selaku pimpinan Sekretariat, melaksanakan tugas lain berupa: a. Memastikan bahwa Dewan Komisaris mematuhi peraturan perundang-undangan serta menerapkan prinsip-prinsip GCG.
Laporan Tahunan 2013
Preparing meeting, include the BOC BOC meeting material (briefing sheet). b. Create BOC minutes of meeting pursuant to company’s article of association. c. Administrate the BOC documents, wither incoming, outgoing letters, minutes of meeting or other documents. d. Drafting Work Plan Design and BOC Budget. e.
Drafting the BOC Reports Design.
Beside implementing the task as stated above, the BOC Secretary as head of Secretariat carries out other tasks in form of: a. Ensure that the BOC obey the regulation legislation as well as apply the GCG principles.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
252
b.
Resources Optimization Towards The Best Performance
Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Dewan Komisaris secara berkala dan/atau sewaktu-waktu apabila diminta. c. Mengkoordinasikan anggota Komite, jika diperlukan dalam rangka memperlancar tugas Dewan Komisaris. d. Sebagai penghubung (liaison officer) Dewan Komisaris dengan pihak lain.
b.
Provide information required by the BOC gradually and/or anytime if requested.
c.
Coordinate the Committee member, if required in order to facilitate the BOC tasks. As the liaison officer of the BOC with other parties.
Remunerasi Sekretaris Dewan Komisaris
BOC Secretary Remuneration
Remunerasi Sekretaris Dewan Komisaris telah ditetapkan sesuai keputusan dalam RUPS Laporan Keuangan.
The BOC Secretary Remuneration has been stipulated pursuant to decision in GMS of Financial Statement.
d.
Remunerasi Bulanan Monthly Remuneration
Nama Name
Remunerasi Selama 1 Tahun Remuneration for 1 Year
Honorarium Transportasi Komunikasi Total Total Transportation Communication Honorarium Total Tunjangan /Allowance
R.M.Wiratmoko
13.350.000
2.670.000
667.500
129.795.300
32.448.826
THR + Tantiem
48.220.566
Laporan Kegiatan Sekretaris Dewan Komisaris
BOC Secretary Activity Report
Selama tahun 2013, Sekretaris Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai berikut:
During 2013, the BOC Secretary has carried out its tasks and obligation were as follow:
a. b.
a. b.
Melakukan analisa mengenai kinerja perusahaan Menyiapkan Bahan Rapat internal dan bahan rapat Gabungan Dewan Komisaris & Direksi c. Menyiapkan Notulen rapat internal dan rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2013 d. Menyiapkan surat-surat keluar untuk pemegang saham dan ke Direksi PTPN VII (Persero) e. Menyiapkan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris kepada Pemegang saham dan mempersiapkan rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi PTPN VII (Persero) f. Mendokumentasikan & mengarsipkan surat baik surat masuk maupun surat keluar dari dan ke Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) g. Memfasilitasi tugas-tugas Dewan Komisaris dalam rangka kunjungan kerja dan pengawasan ke Unit PTPN VII (Persero) h. Tugas-tugas lain yang ditugaskan oleh Dewan Komisaris seperti menghadiri perayaan keagamaan yang diadakan oleh perseroan.
Laporan Tahunan 2013
c.
d. e.
Conduct analysis regarding company performance Prepare the Internal Meeting Material and BOC & BOD Joint Meeting Material Prepare the Minutes of Internal Meeting and Joint Meeting of BOC and BOD during 2013 Prepare the outgoing mails for the shareholders and to PTPN VII (Persero) BOD Prepare the BOC Supervision Report to Shareholders and prepare BOC recommendation to PTPN VII (Persero) BOD
f. Documenting and achieving the letters either incoming or outgoing from and to BOC of PTPN VII (Persero) g. Facilitate the BOC tasks in context of Work Visit and supervision to PTPN VII (Persero) Unit h.
Other tasks assigned by the BOC such as attending the religious ceremonial held by the Company.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
253
Corporate Governance
KOMITE PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS SUPPORTING COMMITTEE OF BOC
Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-12/MBU/2012 pasal 2 tentang organ pendukung Dewan Komisaris BUMN, disebutkan bahwa organ pendukung Dewan Komisaris dapat terdiri dari Sekretariat Dewan Komisaris, Komite Audit dan satu komite lain, jika diperlukan. Organ Pendukung Dewan Komisaris PTPN VII (Persero) per 31 Desember 2013 terdiri atas Sekretaris Dewan Komisaris, Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. According to SOE Minister Regulation No: PER-12/MBU/2012 Article 2 of SOE BOC Supporting Organ, it is stated that the BOC supporting organ consist of BOC Secretariate, Audit Committee, and one other committee, if necessary. Supporting organ of PTPN VII (Persero) BOC per 31 December 2013 consist of BOC Secretary, Audit Committee and Risk Management Committee.
KOMITE AUDIT
AUDIT COMMITTEE
Dasar Pembentukan Komite Audit
Basic Establishment of Audit Committee
Pembentukan Komite Audit mengacu pada UndangUndang No. 19 tahun 2003 pasal 70 tentang BUMN, yang menyebutkan bahwa Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN wajib membentuk Komite Audit.
The Audit Committee Establishment refers to Law No.19 year 2003 article 70 of SOE, it is stating that the BOC and Board of Trustees of SOE are obligate to establish an Audit Committee.
Selanjutnya pembentukan Komite Audit diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-05/MBU/2006 tanggal 20 Desember 2006 yang diperbarui dalam Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012.
Afterwards the Audit Committee establishment is regulated in SOE Minister Regulation No. Per-05/MBU/2006 dated 20 December 2006 updated on SOE Minister Regulation No. PER12/MBU/2012 dated 24 August 2012.
Komite Audit PTPN VII (Persero) sudah dibentuk sejak tahun 2006, dan terakhir diperbarui melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris melalui SK No: SK-108/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Komite Audit.
PTPN VII (Persero) Audit Committee has been established since 2006, and last updated by BOC Decree No: SK-108/ DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013 of Dismissal and Appointment of Audit Committee.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
254
Resources Optimization Towards The Best Performance
Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Audit
Appointment and Dismissal of Audit Committee
Pengangkatan dan pemberhentian anggota Komite Audit juga mengacu pada Peraturan Menteri BUMN No. PER-12/ MBU/2012 tanggal 24 Agustus 2012, yang menyatakan bahwa Ketua dan Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada RUPS.
The appointment and dismissal of Audit Committee member is also referring to SOE Minister Regulation No. PER-12/ MBU/2012 dated 24 August 2012, it is stating that the Chairman and member of Audit Committee are appointed and dismissed by the BOC and reported to RUPS.
Adapun mekanisme dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota Komite Audit diatur secara khusus dalam Piagam Komite Audit tahun 2008
As for appointment and dismissal procedure of the Audit Committee member is regulated specifically in 2008 Audit Committee Charter.
Komposisi Komite Audit
Audit Committee Composition
Anggota Komite Audit PTPN VII (Persero) tidak berasal dari karyawan PTPN VII (Persero) dan tidak mempunyai benturan kepentingan, bukan pelanggan dan bukan supplier PTPN VII (Persero). Komisaris mengangkat dan memberhentikan Ketua/Anggota Komite melalui Surat Keputusan Komisaris dan disampaikan pada Kementerian BUMN selaku pemegang saham.
Audit Committee members of PTPN VII (Persero) do not come from Employees of PTPN VII (Persero) and do not have a conflict of interest, not customers and not the suppliers of PTPN VII. Commissioners appoint and remove the Chairman/ Members of the Committee by Commissioner Decree and it is conveyed to the Ministry of Enterprise as a shareholder.
Komposisi Komite Audit sebelumnya sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris PTPN VII No: KEP314/DK.VII/09/2008 tanggal 1 September 2008 dan No: KEP-175/DK.VII/05/2009 tanggal 29 Mei 2009 yang kemudian diperbaharui dengan Surat Keputusan No: KEP-07/DK.VII/02/2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut:
The previous Audit Committee pursuant to PTPN VII (Persero) BOD Decree No: KEP-314/DK.VII/09/2008 dated 1 September 2008 and No: KEP-175/DK.VII/05/2009 dated 29 May 2009 then updated by Decree No: KEP-07/DK.VII/02/2011 regarding Dismissal and Appointment of Chairman and member of Audit Committee are as follow:
Ketua Komite
Chairman of Committee
: M.Saleh S.Ali
Anggota Member : Herry Suheri Widuro Adi Pradono Ronnie P Sitorus
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
255
Kemudian seiring dengan pembentukan Komite Manajemen Risiko pada tahun 2012 maka Ketua Komite Audit yang sebelumnya dijabat oleh anggota Dewan Komisaris Bpk. M.Saleh S. Ali digantikan oleh Bpk. Razali Ishak, begitu juga dengan anggota Komite Audit Bpk. Ronnie P.Sitorus yang diangkat menjadi anggota Komite Manajemen Risiko, sehingga komposisi Komite Audit sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris No: KEP-07/DK.VII/02/2012 tanggal 27 Februari 2012 adalah sebagai berikut:
Ketua Komite
Chairman of Committee
Corporate Governance
Then along with the Risk Management Committee establishment in 2012 the Chairman of Audit Committee who previously served by BOC Member Mr. M. Saleh S. Ali replaced by Mr. Razali Ishak, likewise another Audit Committee member Mr. Ronnie P. Sitorus who is appointed to be the Risk Management Committee member, thus the Audit Committee composition pursuant to BOD Decree No: KEP-07/ DK.VII/02/2012 dated 27 February 2012 is as follow:
: Razali Ishak
Anggota Member : Herry Suheri Widuro Adi Pradono
Setelah adanya pergantian anggota Dewan Komisaris pada tanggal 21 November 2013 dan telah habisnya masa perpanjangan anggota Komite Audit yang lama maka komposisi Komite Audit sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris No: SK-107/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 dan No: SK-108/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013, adalah sebagai berikut:
After there was a change of BOC member on 21 November 2013 and the expiration of Audit Committee member extension period then the Audit Committee composition based on BOC Decree No: SK-107/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013 and No: SK-108/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013, are as follow:
Ketua Komite
Chairman of Committee
: Robert A.Simanjuntak
Anggota
Member
: Ronnie P. Sitorus
Ketua Komite Audit juga merupakan anggota Dewan komisaris Independen PTPN VII (Persero) atau Anggota Dewan Komisaris yang dapat bertindak Independen.
Laporan Tahunan 2013
The Chairman of Audit Committee is also member of PTPN VII (Persero) Independent BOC or BOC member who acts independently.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
256
Resources Optimization Towards The Best Performance
Periode: 1 September 2008–27 Februari 2012 Period: 1 September 2008-27 February 2012 Jabatan Position
Nama Name
Surat Keputusan Decree
Ketua Chairman M.Saleh S.Ali
No: KEP-314/DK.VII/09/2008 tanggal 1 September 2008 No: KEP-314/DK.VII/09/2008 dated 1 September 2008
Anggota Member Widuro Adi Pradono Herry Suheri
No: KEP-314/DK.VII/09/2008 tanggal 1 September 2008 No: KEP-314/DK.VII/09/2008 dated 1 September 2008
Ronnie P. Sitorus
No: KEP-175/DK.VII/05/2009 tanggal 29 Mei 2009 No: KEP-175/DK.VII/05/2009 dated 29 May 2009
No: KEP-01/DK.VII/01/2009 tanggal 13 Januari 2009 No: KEP-01/DK.VII/01/2009 dated 13 January 2009
Periode: 27 Februari 2012 – 6 Desember 2013 Periode: 27 February 2012 – 6 December 2013 Jabatan Position
Nama Name
Surat Keputusan Decree
Ketua Chairman Razali Ishak
No: KEP-07/DK.VII/02/2012 tanggal 27 Februari 2012 No: KEP-07/DK.VII/02/2012 dated 27 February 2012
Anggota Member Widuro Adi Pradono
No: KEP-07/DK.VII/02/2011 tanggal 1 Februari 2011 No: KEP-07/DK.VII/02/2011 dated 1 February 2011
Herry Suheri
No: KEP-07/DK.VII/02/2011 tanggal 1 Februari 2011 No: KEP-07/DK.VII/02/2011 dated 1 February 2011
Periode: 6 Desember 2013 Periode: 6 December 2013 Jabatan Position
Nama Name
Surat Keputusan Decree
Ketua Chairman Robert A Simanjuntak
No: SK-107/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 No: SK-107/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013
Anggota Member Ronnie P. Sitorus
No: SK-108/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 No: SK-108/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
257
Corporate Governance
Kualifikasi Pendidikan & Kompetensi Komite Audit
The Audit Committee Education Qualification & Competency
Anggota Komite Audit PTPN VII (Persero) mempunyai latar belakang sebagai auditor pada bidang perkebunan.
Member of PTPN VII (Persero) Audit Committee has a background as an auditor at plantation field.
Kualifikasi pendidikan dan kompetensi anggota Komite Audit PTPN VII (Persero) tahun 2013 dapat dilihat pada profil berikut:
The education and competency qualification of the 2013 PTPN VII (Persero) Audit Committee member can be seen at profile below:
Ronnie P. Sitorus
Dilahirkan di Porsea, 20 Desember 1950. Mendapat gelar Sarjana di Sekolah Tinggi Ekonomi Mahardika Surabaya di tahun 1986, mengikuti pendidikan Ajun Akuntan PAAP FE Unair Surabaya (1979).
He was born in Porsea, 20 December 1950. He obtained his Bachelor title in Mahardika Economic School Surabaya in 1986, taking education at Ajun Akuntan PAAP Economic Faculty Unair Surabaya (1979).
Perjalanan kariernya dimulai menjadi Forex drilling Coy of Indonesia di tahun 1971 dan Parker drilling coy of Indonesia Inc di tahun 1972.
His career was began as Forex Drilling Coy of Indonesia in 1971 and Parker Drilling Coy of Indonesia Inc in 1972.
Beliau bergabung di lingkungan PTPN sejak tahun 1975. Bermula menjadi Staf Inspeksi PN/PTP Wilayah IV Surabaya di tahun 1979-1987 kemudian menjadi staf SPI PTP XXI-XXII di tahun 1987 selama 3 tahun. Ia juga sempat memengang beberapa posisi, diantaranya Kepala Urusan SPI PTP XXXI (1990-1996), Kepala Urusan Verifikasi PTPN VII (Persero) (1996-1997), dan menjadi Kepala Urusan SPI PTPN VII (Persero) (2004-2006).
He joined PTPN since 1975. He started served as PN/PTP Area IV Inspection Staff Surabaya in 1979-1987 then served as SPI PTP XXI-XXII staff in 1987 for 3 years. He also served several position, namely Head of SPI Affairs at PTP XXXI (1990-1996), Head of Verification Affair at PTP VII (Persero) (1996-1997), and Head of SPI Affair at PTPN VII (Persero) (2004-2006).
Beliau memperoleh gelar Qualified Internal Auditor (QIA) pada Institut Pendidikan Pelatihan Audit dan Manajemen (IPPAM) Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPAI) di tahun 2006, dan juga seminar ABC Sistem Peranannya dalam Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kinerja Manajemen (1994); Lokakarya Perencanaan Strategis Perusahaan LMUI dan Lokakarya Nasional, Aplikasi dan Implikasi Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan BUMN/BUMD (1994);
He gained his Qualified Internal Auditor (QIA) title at Audit and Management Training Institute (AMTI) at Internal Audit Education Foundation (IAEF) in 2006, and also participated at ABC System. His role in Improvement of Management Performance Effectivity and Efficiensy (1994); Company Strategic Plan Workshop LMUI and National Workshop, Application and Implication of Goods and Services Procurement Procedure in SOE/ROE environment (1994);
Lokakarya Analisa Laporan Keuangan untuk Penilaian Kinerja Perusahaan (1997); Seminar The Role Internal Auditing Inpreventingand Detecting Corruption (2004); dan Seminar Nasional FKSPI (2006).
Financial Statement Analysis Workshop for the Corporate Performance Assessment (1997); The Role Internal Auditing In Preventing and Detecting Corruption Seminar (2004); and FKSPI National Seminar (2006)
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
258
Resources Optimization Towards The Best Performance
Independensi Komite Audit
Audit Committee Independence
Independensi Komite Audit tertuang dalam pada Pedoman Kerja (Charter) Komite Audit tahun 2008 yaitu bahwa anggota Komite Audit harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
Audit Committee Independe is put forth on 2008 Work Charter of Audit Committee stating that the Audit Committee member must fulfill qualification as follow:
a)
a)
b)
Tidak memiliki kepentingan/keterkaitan pribadi yang dapat menimbulkan dampak negatiF dan konflik kepentingan terhadap BUMN yang bersangkutan. Anggota Komite audit yang berasal dari luar BUMN dilarang mempunyai hubungan sedarah dan semenda sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun garis ke samping dengan Anggota Komisaris/Dewan Pengawasan dan/atau Anggota Direksi.
Do not have any interest or personal relation that might emerge negative impact and conflict of interest to the concerned SOE b) The Audit Committee member from outside SOE is forbidden to have a consanguineal and affinal (related by marriage) relationship up to third degree both horizontally and vertically with the BOC, BOD and/or Board of Trustees members.
Pedoman Kerja Komite Audit
Audit Committee Work Guidelines
Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Audit berpedoman pada Pedoman Kerja (Charter) Komite Audit tahun 2008 dan Program Kerja Komite Audit yang tertuang menjadi satu di dalam Program Kerja Dewan Komisaris Tahun 2013.
In implementing its tasks, the Audit Committee is referring to the 2008 Work Charter of Audit Committee and Audit Committee Work Program put forth in one on 2013 BOC Work Program.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Audit Committee Tasks and Responsibilities
Komite Audit Perseroan bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan peran pengawasan di Perseroan, terutama dalam hal:
The Company’s Audit Committee is obligate to assist the BOC implementing the supervision role in the Company, particularly in term of:
1.
1.
Memastikan efektivitas sistem pengendalian internal yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan pengelolaan perusahaan. 2. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, termasuk kepatuhan Perseroan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku. 3. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan oleh perseroan. 4. Melakukan penelaahan atas ketaatan perseroan terhadap peraturan perundang- undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan bisnis perseroan. 5. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Auditor Internal. 6. Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi oleh perseroan serta pelaksanaan manajemen resiko oleh Direksi. 7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
Laporan Tahunan 2013
Ensure the internal controlling system effectiveness that may reduce the opportunity of deviation on the company’s management. 2. Identify terms that needs to get attention of the BOC, include the Company obedience to the applicable legislation regulation. 3. Conduct study on financial information that will be issued by the Company. 4. Conduct a study on company’s obedience to the legislation regulation in capital market and other legislation regulation related with the Company’s business. 5. Conduct study on the audit implementation by the Internal Auditor. 6. Report to BOC various risk encountered by the Company and implementation of risk management by the BOD. 7. Carry out other tasks given by the BOC.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
259
Corporate Governance
Laporan Pelaksanaan Tugas Komite Audit
Report of Audit Committee Tasks Implementation
Selama tahun 2013 sesuai dengan penugasan Dewan Komisaris, Komite Audit telah melaksanakan tugastugasnya sebagai berikut:
During 2013 in accordance with the assignment of the Board of Commissioners, the Audit Committee has carried out his duties as follows:
1. Menyiapkan evaluasi untuk bahan rapat dan mengikuti rapat Dewan Komisaris.
1. Preparing evaluation for meeting materials and attending the meeting of the Board of Commissioners. 2. Preparing evaluation for joint meeting materials between the Board of Commissioners and the Board of Directors of PT. Plantation Nusantara VII (Persero) and participating in the joint meeting. 3. Accompanying the Board of Commissioners in carrying outmonitoring visits to the Company along with the business unit. 4. Performing analysis and evaluation on the Monthly, Quarterly and Annual Management Reports, and other reports that require the attention of the Board of Commissioners. 5. Performing analysis and evaluation on the Company Action Pland and Budget (CABP) in 2014 6. Conduction Risk Management Committee meeting 7. Attending a meeting about an External Auditor (PAF) examination program on the examination of financial statements of PTP Nusantara VII (Persero) which its fiscal year ended in 2013 8. Discussing CAPB PTP Nusantara VII (Persero) year 2014.
2.
Menyiapkan evaluasi untuk bahan rapat gabungan antara Dewan Komisaris dengan Direksi PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan mengikuti rapat gabungan. 3. Mendampingi Dewan Komisaris dalam melaksanakan kunjungan kerja pengawasan ke Perseroan beserta unit usaha. 4. Melakukan Analisa dan evaluasi atas Laporan Managemen Bulanan, Triwulanan dan Tahunan serta laporan-laporan lain yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. 5. Melakukan Analisa dan evaluasi terhadap Rencana Kerja Dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2014. 6. Mengadakan rapat Komite Manajemen Risiko. 7. Mengikuti rapat pembahasan program pemeriksaan Auditor Eksternal (KAP) atas pemeriksaan Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) tahun buku 2013. 8. Membahas RKAP PTPerkebunan Nusantara VII (Persero) tahun 2014.
Frekuensi Pertemuan dan Tingkat Kehadiran Komite Audit
Meeting Frequency and Attendance Level of the Audit Committee
Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam anggaran dasar, yaitu sebulan sekali. Selama tahun 2013, Komite Audit telah melaksanakan rapat sebanyak 14 kali dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Audit Committee establishes meeting at least the same with the minimum provision of the BOC meeting stipulated in the Articles of Association, namely once a month. During 2013, the Audit Committee has carried out meeting 14 times with the attendance level as follow:
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
260
Resources Optimization Towards The Best Performance
Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit Attendance level of the Audit Committee Meeting Nama Name Jumlah Rapat Jumlah Hadir Number of Meeting Amount of Attendance
Persentase Percentage
Razali Ishak
14
14
100%
Widuro Adi Pradono
14
14
100%
Herry Suheri
14
14
100%
Robert A.Simanjuntak*)
-
-
0%
Ronnie P.Sitorus**)
-
-
0%
*)Penunjukan tugas rangkap sebagai Ketua Komite Audit dilakukan pada tanggal 21November2013 dan pada bulan November hingga Desember tidak terdapat rapat internal Komite Audit. The appointment of double position as Chairman of Audit Committee was held on 21 November 2013 and in November up to December there was no Audit Committee internal meeting **)Penunjukan sebagai anggota Komite Audit dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 dan pada bulan Desember tidak terdapat rapat internal Komite Audit. The Appointment of Audit Committee member was held on 6 December 2013 and in December there was no Audit Committee internal meeting
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
261
Corporate Governance
Rincian kegiatan Komite Audit selama tahun 2013 sebagai berikut Details of Audit Committee activities in 2013 were as follow No Tanggal Date
Kegiatan Activities
1.
8/01–10/01/2013
Mendampingi Kunjungan kerja (Kunker) Dekom ke ke Distrik Bengkulu. Accompany the BOC Official visit to Bengkulu District
2
10/01/2013
Rapat Komite Manajemen Risiko dan Komite Audit membahas pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko. Risk Management Committee and Audit Committee Meeting discussing the implementation of Risk Management Committee’s Tasks
3.
11/01/2013
Mengikuti rapat Dewan Komisaris dalam rangka membahas RKAP 2013 PTPN VII (Persero) dan membahas program kerja/KPI Dekom 2013. Engage in BOC meeting in order to discuss the 2013 PTPN VII (Persero) CAPB and discuss the Work Program/KPI BOC 2013
4
14-15/01/2013
Mengikuti pembahasan RKAP 2013 mengenai Investasi Non Tanaman dan Pengembangan Engange in 2013 CAPB discussion of Non Plant Investment and Development
5
16/01/2013
Mengikuti Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Gabungan. Participate in BOC meeting and Joint Meeting
6
21-23/01/2013
Cross check Rencana penghapusbukuan aset tanaman karet. Cross check the rubber asset write-off plan
7
11/02 – 12/02/2013
Evaluasi Pengadaan barang dan jasa Goods and service procurement evaluation
8
13/02/2013
Mengikuti rapat Gabungan Participate in joint meeting
9
20 – 22/02 2013
Mendampingi Kunjungan kerja (Kunker) Dekom ke ke Distrik Banyuasin. Accompany the BOC in Official visit to Banyuasin District
10
28/02/2013
Rapat Komite Manajemen Risiko dan Komite Audit membahas Konsep Piagam Komite Manajemen Risiko Risk Management Committee Meeting and Audit Committee discuss concept of Risk Management Committee Charter
11
5/03-7/03/2013
Melakukan tugas penentuan titik nol pada tanaman karet di UU Tebe dan Mula Conduct the zero point determination on the rubber plant in BU Tebe and Mula
12
11/03 -12/03/2013
Mendampingi Kunjungan kerja (Kunker) Dekom ke Kantor Direksi dalam rangka Ulang Tahun PTPN VII (Persero) Assist the BOC in Official visit to Head Office in the context of PTPN VII (Persero) anniversary
13
14/03/2013
Rapat pembahasan Hasil Audit KAP HES atas Laporan Keuangan tahun buku 2012. Meeting of PAF HES Audit Result on the 2012 Financial Statement discussion
14
18/03 – 20/03/2013
Mendampingi Dekom kunker ke Distrik Bengkulu Accompany the BOC in official visit to Bengkulu District
15
28/03/2013
Mengikuti Rapat Dekom dan Ragab. Engage in BOC and Ragab Meeting
16
4/04 – 6/04/2013
Mendampingi Dekom kunker ke UU Cima dan Suta/Supa Accompany the BOC in official visit to BU Cima and Suta/Supa
17
11/04/2013
Mengikuti Rapat Dekom Engage in BOC Meeting
18
30/04/2013
Mengikuti Rapat Gabungan. Participate in Joint Meeting
19
23/05 – 24/05/2013
Mendampingi Dekom kunker ke UU Wabe, Wali dan Resa Assist the BOC in Official visit to BU Wabe, Wali and Resa
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
262
Resources Optimization Towards The Best Performance
No Tanggal Date
Kegiatan Activities
20
30/05/2013
Mengikuti Rapat Gabungan Attend the joint meeting
21
4/06 – 5/06/2013
Mengikuti Dekom kunker ke Kantor Direksi dalam rangka pembahasan kinerja Unit Usaha. Participate in BOC Official visit to Head Office in order to discuss the Business Unit Performance
22
11/06/2013
Mendampingi Dekom Kunker ke Kantor Direski dalam rangka serah terima Dirut Assist the BOC in Official visit to Head Office in context of handover position of President Director
23
17/06/2013
Mendampingi Dekom Kunker ke Kantor Direksi dalam rangka pisah kenal Dirut Assist the BOC in its Official visit to Head Office in context of BOD farewell event
24
26/06 – 28/06/2013
Mendampingi Dekom kunker ke UU Suta dan Supa Assist the BOC in official visit to BU Suta and Supa
25
17/07 – 19/07/2013
Mendampingi Dekom kunker ke Distrik Bengkulu Assist the BOC in official visit to Bengkulu District
26
29/08/2013
Mengikuti Rapat Gabungan Participate in Joint Meeting
27
11/10/2013
Mengikuti Rapat Gabungan Participate in Joint Meeting
28
12/11/2013
Rapat pembahasan RKAP 2014 Discussion of 2014 CAPB meeting
29
10/12/2013
Mengikuti Serah Terima Dekom dan Rapat Kerja Gabungan antara Dewan Komisaris dan Direksi PTP N VII dalam rangka pembagian tugas tugas Direksi dan pengenalan anggota Dewan Komisaris yang baru Participate in handover BOC position and Joint Meeting between the BOC and BOD of PTPN VII (Persero) in context of BOD tasks divison and introduction of the new BOC member.
Remunerasi Komite Audit
Remuneration of the Audit Committee
Remunerasi bagi Komite Audit ditetapkan secara internal oleh Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan diatur lebih lanjut dalam SK Dewan Komisaris No: KEP-314/DK.VII/09/2008 tanggal 1 September 2008 dan No: KEP-01/DK.VII/01/2009 tanggal 13 Januari 2009 dengan nilai sebagai berikut:
Remuneration for the Audit Committee is determined internally by the PTPN VII (Persero) BOC and regulated forther on BOC Decree No: KEP-314/DK.VII/09/2008 dated 1 September 2008 and No: KEP-01/DK.VII/01/2009 dated 13 January 2009 with the values are as follow:
No
Nama
Honor (Rp)
1.
Ronni P. Sitorus
16.020.000
2.
Dinny Rahmi Prihatini
13.350.000
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
263
Corporate Governance
KOMITE MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT COMMITTEE
Dasar Pembentukan Komite Manajemen Risiko
Basic Establishment of Risk Management Committee
Komite Manajemen Risiko dibentuk berdasarkan SK Dewan Komisaris No: KEP-08/DK.VII/02/2012 tanggal 27 Februari 2012 dengan tugas dan wewenang untuk melakukaan pengelolaan risiko Perusahaan secara menyeluruh.
The Risk Management Committee was established by Decree of the board of commissioners No. BOC: KEP-08/DK.VII/02/2012 dated February 27, 2012 with the duty and authority to run overall risk management of the company.
Pengangkatan dan Pemberhentian Komite Manajemen Risiko
Appointment and Dismissal of Risk Management Committee
Mekanisme dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota Komite Manajemen Risiko diatur secara khusus dalam Pedoman Kerja Komite Manajemen Risiko.
The mechanism and procedure of Risk Management Committee appointment and dismissal is regulated specifically in Risk Management Committee Working Guideliness.
Komposisi Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee Composition
Anggota Komite Manajemen Risiko PTPN VII (Persero) tidak berasal dari karyawan PTPN VII (Persero) dan tidak mempunyai benturan kepentingan, bukan pelanggan dan bukan supplier PTPN VII Persero). Komisaris mengangkat dan memberhentikan Ketua/Anggota Komite melalui Surat Keputusan Komisaris dan disampaikan pada Kementerian BUMN selaku pemegang saham.
Members of the Risk Management Committee of PTPN VII (Persero) is not originated from Employees of PTPN VII (Persero) and do not have a conflict of interest, not customers and not the suppliers of PTPN VII. Commissioners appoint and remove the Chairman/Members of the Committee by Commissioner Decree and inform it to the Ministry of State Owned Enterprises as a shareholder.
Komposisi Komite Manajemen Risiko pada tahun 2012 sesuai surat Keputusan Dewan Komisaris No: KEP-08/ DK.VII/02/2012 tanggal 27 Februari 2012 adalah:
Risk Management Committee composition in 2012 pursuant to BOC Decree No: KEP-08/DK.VII/02/2012 date 27 February 2012 is:
Ketua Komite
Chairman of Committee
: M.Saleh S.Ali
Anggota
Member
: Ronnie P Sitorus
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
264
Setelah M. Saleh S. Ali tidak menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris terhitung mulai Juli 2013 maka untuk sementara jabatan Ketua Komite Manajemen Risiko dijabat oleh Bpk. Robert A. Simanjuntak hingga diterbitkannya Surat Keputusan Dewan Komisaris No: SK-107/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 dan No: SK-109/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 maka Dewan Komisaris menetapkan komposisi Komite Manajemen Risiko sebagai berikut:
Ketua Komite
Chairman of Committee
Resources Optimization Towards The Best Performance
After Mr. M. Saleh S. Ali was not served as BOC member start in July 2013 then for temporary the Chairman of Risk Management Committee position was served by Mr. Robert A. Simanjuntak until the issuance of BOC Decree No: SK107/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013 and No: SK109/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013 then the BOC stipulated the Risk Management Committee composition were as follow:
: Harun Sulkam
Anggota Member : Herry Suheri Widuro Adi Pradono
Periode: 27 Februari 2012 – 6 Desember 2013 Period: 27 February 2012 – 6 December 2013 Jabatan Position
Nama Name
Surat Keputusan Decree
Ketua Chairman M.Saleh S.Ali
No: KEP-08/DK.VII/02/2012 tanggal 27 Februari 2012 No: KEP-08/DK.VII/02/2012 dated 27 February 2012
Anggota Member Ronnie P. Sitorus
No: KEP-08/DK.VII/02/2012 tanggal 27 Februari 2012 No: KEP-08/DK.VII/02/2012 dated 27 February 2012
Periode: 6 Desember 2013 Periode: 6 December 2013 Jabatan Position
Nama Name
Surat Keputusan Decree
Ketua Chairman Harun Sulkam
No: SK-107/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 No: SK-107/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013
Anggota Member Widuro Adi Pradono Herry Suheri
No: SK-109/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 No: SK-109/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013
Laporan Tahunan 2013
No: SK-109/DK.VII/12/2013 tanggal 6 Desember 2013 No: SK-109/DK.VII/12/2013 dated 6 December 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
265
Corporate Governance
Kualifikasi Pendidikan & Kompetensi Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee Education and Competency Qualification
Anggota Komite Manajemen Risiko mempunyai kompetensi di bidang bisnis perkebunan dan sebagai auditor. Kualifikasi pendidikan dan kompetensi anggota Komite Manajemen Risiko PTPN VII (Persero) tahun 2013 dapat dilihat pada profil berikut:
Risk Management Committee member has a competency in plantation business and as auditor. The education and competency qualification of the PTPN VII (Persero) Risk Management Committee member in 2013 can be seen in profile below:
Herry Suheri
Dilahirkan di Ciamis, 7 November 1952. Menjabat sebagai Komite Audit Komisaris Urusan Kinerja Produksi sejak 2010. Ia mendapat gelar Sarjana Pertanian di Universitas Palembang pada tahun 1999 dan gelar Magister di Sekolah Tinggi Manajemen Labora pada tahun 2000.
He was born in Ciamis, 7 November 1952. He served as Commissioner Audit Committee of Performance Affair since 2010. He derived his Agricultural Bachelor title at Palembang University in 1999 and Master degree at Labora Management Institute in 2000.
Ia memulai karier sebagai mandor besar dan Assisten Afdeling pada tahun 1976-1986 di PTP X. Selanjutnya menjadi Kepala Urusan Proteksi Bagian Tanaman dan menjadi Asisten Kepala Tanaman Kebun pada tahun 1990. Ia juga sempat magang Manager Kebun(1992-1993) dan magang Kepala Bagian Pengembangan Proyek (1994) di PTPN VII (Persero). Di tahun 1994-2001 menjadi Manajer Kebun dan Pabrik di PTPN VII (Persero) dan Kepala Bagian Tanaman dari 2001 sampai 2004. Menjadi seorang Distrik Manajer di tahun 2004 selama 4 tahun hingga akhirnya menjadi Komite Audit Komisaris Urusan Kinerja Produksi di PTPN VII (Persero).
He started his career as forement and Afdeling Assistant in 1976-1986 in PTP X. afterwards he officiated as Head of Plant Protection Affair and be the Head Assistant of Estate Plant in 1990. He also took internship as the Plantation Manager (1992-1993) and internship as Head of project Development Division (1994) at PTPN VII (Persero). In 19942001 he was officiated as Manager of Estate and Mill in PTPN VII (Persero) and Head of Plant Division from 2001 up to 2004. He was a District manager in 2004 for over 4 years and finally he became member of Commisioner Audit Committee of Production Performance Affair in PTPN VII (Persero)
Beliau juga aktif di beberapa pelatihan. Pelatihan pertamanya di mulai di Pekan Perlindungan Tanaman Perkebunan Budi Daya Karet ditahun 1987. Ia juga pernah mengikuti kusus Manajemen Perkebunan Menengah di LPP Medan (1992), kursus Manajemen Keuangan untuk Staf Non Keuangan di LPP Yogya (1994), dan kursus Manajemen Perkebunan Lanjut (2000). Mengikuti seminar Pengelolaan Penyakit Kering alur Sadap, Jamur Akar Putih, Peningkatan Kualitas & Produksi Lateks Tanaman Karet (2006), Workshop Pemantapan Revitalisasi Sektor Perkebunan untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Perkebunan (2007), Seminar Penerapan Compentency Based Human Resource Management (2007), dan International Rubber Conference & Exhibition (2007).
He was also active in several training. His first training was started in Rubber Cultivation Plantation Protection Week in 1987. He once also engaged in Intermediate Plantation Management course in LPP Medan (1992), Financial management Course for non staff in LPP Yogya (1994), and Advanced Plantation Management (2000). Attending the Tapping Grooves Dry Disease, White Root Fungus, Improvement of Rubber Latex Quality and Production (2006), Plantation Revitalization Stabilization Workshop to increase Plantation Society Welfare (2007), Implementation of Competency Based Human Resource Management Seminar (2007), and International Rubber Conference and Exhibition (2007).
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
266
Resources Optimization Towards The Best Performance
Widuro Adi Pradono
Dilahirkan di Sidoarjo, 13 April 1979. Meraih gelar Sarjana Jurusan Akuntansi di STIE YKPN pada tahun 2005.
He was born in Sidoarjo, 13 April 1979. He obtained his Accounting Bachelor in STIE YKPN in 2005.
Memulai karier sebagai Ketua Lapangan Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah untuk Proyek Iklan Televisi Produk Obat Nyamuk Bakar Garuda di tahun 2003. Di tahun 2006, ia menjabat sebagai Auditor di KAP Drs Abdul Muntalib & Co selama satu tahun dan ditahun selanjutnya menjadi Audior di KAP Eddy Prakarsa Permana & Siddharta. Pria yang sempat menjadi pengajar di SD Budi Mulia2 (2002-2003) ini menjabat sebagai Akuntan di RSM AAJ Associates sejak 2008.
He started his career as Head of Field Yogyakarta and Central Java area for the Television Commercial Project of Garuda Mosquito Coils in 2003. In 2006, he served as Auditor in PAF Drs Abdul Muntalib & Co for a year and in the next year he served as Auditor in PAF Eddy Prakarsa Permana & Siddharta. The man who once officiated as teacher in SD Budi Mulia 2 (2002-2003) was also served as Accountant in RSM AAJ Associate since 2008.
Beliau juga aktif di beberapa pelatihan, di antaranya Seminar Hearing Draft Rancangan Undang-undang Akuntan Publik (2005), Seminar Nasional Perpajakan ” Arah Perubahan RUU Perpajakan” (2005), dan Seminar Nasional ”Mewujudkan Good Corporate Govermance melalui Pelaksanaan Undangundang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (2006).
He was also active in several training involves Hearing Draft of Public Accountang Bills Draft Seminar (2005), Taxation National Seminar “Direction of Bills Taxation” (2005), and National Seminar “To Promote GCG by Implementation of RI Law No. 5 Year 1999 of Prohibition of Monopolistic and Unhealthy Business Competition Practices. (2006).
Independensi Komite Manajemen Risiko
Management Committee Independency
Independensi Komite Manajemen Risiko tertuang dalam pada Pedoman Kerja (Charter) Komite Manajemen Risiko tahun 2013 yaitu bahwa anggota Komite Manajemen Risiko harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
Risk Manajement Committee Independency is put forth in Working Guidelines (Charter) of Risk Management Committee year of 2013 stating that Risk Management Committee must fulfill qualification as follow:
1) Anggota Komite Manajemen Risiko yang kedudukannya sebegai Anggota Dewan Komisaris tidak mempunya hubungan keluarga sedarah sampai derajat ke-3, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping ataupun hubungan yang
1.
Laporan Tahunan 2013
Risk Management Committee Member who officiate as BOC member do not have any consanguineal relationship up to 3rd degree, both horizontally and vertically or affinal relationship with the other BOC member or with the BOD member.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
267
timbul karena perkawinan dengan anggota Dewan Komisaris lainnya atau dengan anggota Direksi. 2) Anggota Komite Manajemen Risiko yang bukan anggota Dewan Komisaris tidak mempunya hubungan keluarga sedarah sampai derajat ke -3, baik menurut garis lurus maupun garis kesamping ataupun hubungan yang timbul karena perkawinan dengan anggota Komite Manajemen Risiko lain atau dengan anggota Komite lain dilingkungan Dewan Komisaris yang dapat menimbulkan benturan kepentingan (Conflict Of Interest). 3) Tidak memangku jabatan rangkap sebagai pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan atau calon kepala daerah/wakil kepala daerah dan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku yang dapat menimbulkan benturan kepentingan 4) Tidak memiliki hubungan usaha, baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan perseroaan (Persero) PTP Nusantara VII, yang dapat, menimbulkan benturan kepentingan. 5) Bukan merupakan karyawan kunci yakni orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan perusahaan dalam tiga tahun terakhir sebelum diangkat oleh Dewan Komisaris. 6) Bukan merupakan Karyawan Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, atau pihak lain yang memerikan jasa audit, jasa hukum dan atau jasa konsultasi lainnya kepada perusahaan dalam waktu satu tahun terakhir sebelum diangkat menjadi Komite Manajemen Risiko.
Corporate Governance
2.
The Risk Management Committee member who is not member of BOC do not have any consanguineal relationship up to 3rd degree, either horizontally or vertically or relation occurred because of marriage (affinal) with other Risk Management Committee member or with other Committee member in BOC environment which may emerge a conflict of interest.
3.
Do not occupy double position as political party management and/or candidate of legislative member and/or head/deputy head of regional and other position pursuant to applicable regulation legislation that may emerge a conflict of interest.
4.
Do not have any business relation, either directly or indirectly who related with the Company’s business activity of PTPN VII (Persero) that may emerge a conflict of interest.
5.
Not member of key employee it is a person who has authority and responsibility to plan, lead, or control the company’s activity within the last three months befor appointed by the BOC
6. Not employee of Public Accounting Office, Legal Consultant Office, or other party who pride audit services, legal services and or other consultation services to the company within the last one year before appointed to be the Risk Management Committee.
Pedoman Kerja Komite Manajemen Risiko
Working Guidelines of Risk Management Committee
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Manajemen Risiko, berpedoman kepada Pedoman (Charter) Kerja Komite Manajemen Risiko.
In implementing its duty the Risk Management Committee is referring to Work Guidelines (Charter) of Risk ManagemenT Committee
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Manajemen Risiko
Tasks and Responsibilities of Risk Management Committee
1. Melakukan review dan memberikan rekomendasi atas efektivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko Perusahaan melalui pertemuan secara berkala maupun cara lainnya untuk membahas progres dari tahapan-tahapan tugas dan tanggung jawab yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko.
1.
Laporan Tahunan 2013
Conducting a review and providing recommendations on the effectiveness of risk management undertaken by Corporate Risk Management Unit through regular meetings and other ways to discuss the progress of the stages of the duties and responsibilities performed by the Risk Management Unit.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
268
2.
Melakukan review atas penilaian risiko oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko terhadap rencana investasi perusahaan yang material. 3. Melakukan pengawasan atas kegiatan Satuan Kerja Manajemen Risiko dalam memantau pelaksanaan mitigasi resiko oleh unit-unit kerja terkait. 4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan rekomendasi Komite Manajemen Risiko oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko. 5. Melakukan analisis dan evaluasi atas usulan Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan review tahunan atas Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang diajukan oleh Direksi. 6. Melakukan penelaahan atas informasi risiko dan manajemen risiko perusahaan dalam laporanlaporan yang akan dipublikasikan, melalui proses: a. Diskusi bersama dengan manajemen b. Review atas draft dari laporan yang akan dipublikasikan 7. Melakukan pembahasan atas risiko-risiko penting pada unit-unit di lingkungan perusahaan, sesuai kebutuhan. 8. Komite Manajemen Risiko harus menyampaikan laporan pelaksanaan tugas khusus dengan tingkat kerahasiaan maksimal, terbatas pada anggota Komite Manajemen Risiko dan anggota Dewan Komisaris 9. Melakukan self-evaluation dan self improvement terhadap efektivitas pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko.
Resources Optimization Towards The Best Performance
2. Reviewing the risk assessment by the Risk Management Unit of the company’ on material investment plans. 3. Supervising over the activities of the Risk Management Unit in monitoring the implementation of risk mitigation by related work units. 4. Supervising over the implementation of the recommendations of the Risk Management Committee by Risk management units. 5. Performing analysis and evaluation on the proposed Company Action Plans and Budget (CABP) and the annual review of the Company’s Long-Term Plan (CLTP) proposed by the Board of Directors. 6. Reviewing risk information and risk management of the company in reports that will be published through the process: a. Discussion with management b. Review the draft of a report to be published 7. Discussing important risks at units in the neighborhood of the company as needed. 8. The Risk Management Committee must submit a report of implementation of special duties with high confidentiality at maximum level, limited to the members of the Risk Management Committee and member of the Board of Commissioners 9. Performing self-evaluation and self-improvement of the effectiveness of the implementation of the Risk Management Committee.
Laporan Pelaksanaan Tugas Komite Manajemen Risiko
Implementation of Risk Management Committee Task Report
Selama tahun 2013 sesuai dengan penugasan Dewan Komisaris, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan tugas-tugasnya baik secara sendiri maupun bersama sama dengan Komite Audit sebagai berikut:
During 2013 based on BOC assignment, the Risk Management Committee has carried out its tasks well either individual or together with the Audit Committee include:
a. Menyiapkan evaluasi untuk bahan rapat dan mengikuti rapat Dewan Komisaris b. Menyiapkan evaluasi untuk bahan rapat gabungan antara Dewan Komisaris dengan Direksi PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan mengikuti rapat gabungan. c. Mendampingi Dewan Komisaris dalam melaksanakan kunjungan pengawasan ke Perseroan beserta unit usaha.
a. Preparing evaluation for meeting materials and attending the meeting of the Board of Commissioners b. Preparing evaluation for joint meeting materials between the Board of Commissioners and the Board of Directors of PT. Plantation Nusantara VII (Persero) and participating in the joint meeting. c. Accompanying the Board of Commissioners in carrying out monitoring visits to the Company along with the business unit.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
269
Corporate Governance
d. Melakukan Analisa dan evaluasi atas Laporan Managemen Bulanan, Triwulanan dan Tahunan serta laporan- laporan lain yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris e. Melakukan Analisa dan evaluasi terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2014 f. Mengadakan rapat Komite Manajemen Risiko. g. Mengikuti rapat pembahasan program pemeriksaan Auditor Eksternal (KAP) atas pemeriksaan Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang berakhir Tahun buku 2013. h. Membahas RKAP PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) tahun 2014.
d.
Performing analysis and evaluation on the Monthly, Quarterly and Annual Management Reports, and other reports that require the attention of the Board of Commissioners e. Performing analysis and evaluation on the Company Action Plan and Budget (CABP) in 2014 f. held Risk management Committee meeting g. Attending a meeting about an External Auditor (PAF) examination program on the examination of financial statements of PTP Nusantara VII (Persero) which its fiscal year ended in 2013. h. Discussing CAPB PTP Nusantara VII (Persero) year 2014.
Frekuensi Pertemuan dan Tingkat Kehadiran Komite Manajemen Risiko
Meeting Frequency and Attendance Level of Risk Management Committee
Selama tahun 2013, Komite Manajemen Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 14 kali dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
During 2013, the Risk Management Committee has carried out 14 times meeting with attendance level are as follow:
Tingkat Kehadiran Rapat Komite Manajemen Risiko Attendance Level of Risk Management Committee Meeting Nama Name Jumlah Rapat Jumlah Hadir Number of Meeting Amount of Attendance
Persentase Percentage
M. Saleh S.Ali
11
11
100%
Ronnie P. Sitorus
14
14
100%
Harun Sulkam*)
3
3
100%
Widuro Adi Pradono**)
-
-
0%
Herry Suheri**)
-
-
0%
*)Penunjukan tugas rangkap sebagai Ketua Komite Manajemen Risiko dilakukan pada tanggal 21 November 2013 dan pada bulan November hingga Desember tidak terdapat rapat internal Komite Manajemen Risiko. Appointment of double position as Head of Risk Management was conducted on 21 November 2013 and in November up to December there was no Risk Management Committee’s internal meeting. **)Penunjukan sebagai anggota Komite Manajemen Risiko dilakukan pada tanggal 6 Desember 2013 dan pada bulan Desember tidak terdapat rapat internal Komite Audit. The appointment as Risk Management Committee member was conducted on 6 December 2013 and in December there was no Audit Committee’s internal meeting
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
270
Resources Optimization Towards The Best Performance
Rincian kegiatan Komite Manajemen Risiko selama tahun 2013 Risk Management Committee activities details during 2013 No Tanggal Date
Kegiatan Activities
1. 8/01 – 10/01/2013
Mendampingi Kunjungan kerja (Kunker) Dekom ke Distrik Bengkulu. Accompany the BOC in its Official visit to Bengkulu District
2 10/01/2013
Rapat Komite Manajemen Risiko membahas pelaksanaan tugas KMR. Risk Management Committee Meeting discussiong the implementation of RMC
3.
Mengikuti rapat Dewan Komisaris dalam rangka membahas RKAP 2013 PTP N VII dan membahas program kerja/KPI Dekom 2013. Participate in BOC meeting in order to discuss the 2013 CAPB of PTPN VII (Persero) and discuss the working progam 2013 BOC KPI
11/01/2013
4 14-15/01/2013
Mengikuti pembahasan RKAP 2013 mengenai Investasi Non Tanaman dan Pengembangan Engage in 2013 CAPB discussion regarding the non plant investment and development
5 16/01/2013
Mengikuti Rapat Dewan Komisaris dan Rapat Gabungan. Engage in BOC Meeting and Joint Meeting
6 21-23/01/2013
Cross check Rencana penghapusbukuan aset tanaman karet. Cross check the Rubber asset write-off plan
7 11/02 – 12/02/2013
Evaluasi Pengadaan barang dan jasa Evaluate the goods and service procurement
8 13/02/2013
Mengikuti rapat Gabungan Engage in Joint Meeting
9 20 – 22/02 2013
Mendampingi Kunjungan kerja (Kunker) Dekom ke ke Distrik Banyuasin. Accompany the BOC in its official visit to Banyuasin District
10
Rapat Komite Manajemen Risiko dan Komite Audit membahas Konsep Piagam Komite Manajemen Risiko Engage in Risk Management Committee and Audit Committee meeting discussing the Risk Management Committee Charther
28/02/2013
11 5/03-7/03/2013
Melakukan tugas penentuan titik nol pada tanaman karet di UU Tebe dan Mula Conduct determination of zero point task on the rubber plant in BU Tebe and Mula
12
Mendampingi Kunjungan kerja (Kunker) Dekom ke Kantor Direksi dalam rangka Ulang Tahun PTPN VII (Persero) Assist the BOC in its official visit to Head Office in context of PTPN VII (Persero) anniversary
11/03 -12/03/2013
13 14/03/2013
Rapat pembahasan Hasil Audit KAP HES atas Laporan Keuangan tahun buku 2012. Discussion of Audit PAF HES Result on Financial Statement fiscal year 2012
14 18/03 – 20/03/2013
Mendampingi Dekom kunker ke Distrik Bengkulu Assist the BOC in its official visit to Bengkulu District
15 28/03/2013
Mengikuti Rapat Dekom dan Ragab. Attend the BOC and Joint Meeting
16 4/04 – 6/04/2013
Mendampingi Dekom kunker ke UU Cima dan Suta/Supa Assist the BOC in its official visit to BU Cima and Suta/Supa
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
271
No Tanggal Date
Kegiatan Activities
17 11/04/2013
Mengikuti Rapat Dekom Engage in BOC meeting
18 30/04/2013
Mengikuti Rapat Gabungan. Engage in Joint Meeting
19 23/05 – 24/05/2013
Mendampingi Dekom kunker ke UU Wabe, Wali dan Resa Assist the BOC in its official visit to BU Wabe, Wali and Resa
20 30/05/2013
Mengikuti Rapat Gabungan Engage in Joint Meeting
21
Mengikuti Dekom kunker ke Kantor Direksi dalam rangka pembahasan kinerja Unit Usaha. Follow the BOC in its official visit to Head Office in context of Business Unit Performance discussion
4/06 – 5/06/2013
22 11/06/2013
Mendampingi Dekom Kunker ke Kantor Direksi dalam rangka serah terima Dirut Assist BOC in its official visit to BOC office in context of handover of President Director position
23 17/06/2013
Mendampingi Dekom Kunker ke Kantor Direski dalam rangka pisah kenal Dirut Assist the BOC in its official visit to Head Office in context of President Director farewell
24 26/06 – 28/06/2013
Mendampingi Dekom kunker ke UU Suta dan Supa Assist the BOC in its official visit to BU Suta and Supa
25 17/07 – 19/07/2013
Mendampingi Dekom kunker ke Distrik Bengkulu Assist the BOC in its official visit to Bengkulu District
26 29/08/2013
Mengikuti Rapat Gabungan Participate in Joint Meeting
27 11/10/2013
Mengikuti Rapat Gabungan Participate in joint meeting
28 12/11/2013
Rapat pembahasan RKAP 2014 Meeting of 2013 CAPB discussion
29
Mengikuti Serah Terima Dekom dan Rapat Kerja Gabungan antara Dewan Komisaris dan Direksi PTP N VII dalam rangka pembagian tugas tugas Direksi dan pengenalan anggota Dewan Komisaris yang baru Engage in BOC handover position and Joint Meeting between the BOC and BOD of the PTPN VII (Persero) in context of BOD tasks division and introduction of the new BOC member
10/12/2013
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
272
Resources Optimization Towards The Best Performance
Remunerasi Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee Remuneration
Remunerasi bagi Komite Manajemen Risiko ditetapkan secara internal oleh Dewan Komisaris PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan diatur lebih lanjut dalam SK Dewan Komisaris No: KEP-08/DK.VII/02/2012 tanggal 27 Februari 2012.
Remuneration for the Risk Management Committee (RMC) is stipulated internally by the PTPN VII (Persero) BOC and regulated further on BOC Decree No: KEP-08/DK.VII/02/2012 dated 27 February 2012.
No
Nama
Honor (Rp)
1.
Herry Suheri
17.800.000
2.
Widuroadi Pradono
13.350.000
SEKRETARIS PERUSAHAAN COMPANY SECRETARY
Peran Sekretaris Perusahaan pada PTPN VII (Persero) menjadi peran yang sangat utama pada penyampaian informasi kepada masyarakat. Peran tersebut melekat pada bagian Sekretariat Perusahaan yang independen baik di perusahaan maupun kepada unit usaha yang lain. Selain itu Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab langsung kepada Direksi sehingga hal ini memungkinkan Sekretaris Perusahaan bertindak mewakili Perusahaan dalam berhubungan dengan pihak luar dan bertugas untuk mengelola informasi yang berkaitan dengan kebijakan dan aktivitas perusahaan. The role of the Corporate Secretary at the PTPN VII (Persero) becomes a very major role in delivering information to society. Such role of the Secretariat is attached to the company’s independent secretariat unit in both company and other business units. In addition, the Company Secretary is directly responsible to the Board of Directors so that it enables Company Secretary to take action on behalf of the Company in dealing with outsiders and duties to manage the information related to the policies and activities of the company.
Pengangkatan dan Pemberhentian Sekretaris Perusahaan
Appointment and Dismissal of the Company Secretary
Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No PER-01/ MBU/2011 Pasal 28 (3), Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Sekretaris Perusahaan PTPN VII (Persero) hingga tahun 2013 dijabat oleh Sonny Soediastanto, S.H. yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 7.6/KPTS/242/2010.
In accordance to SOE Minister Regulation No. PER-01/ MBU/2011 Article 28 (3), Company Secretary is appointed and dismissed by the President Director with the BOC approval. The PTPN VII (Persero) Company Secretary up to 2013 is served by Mr. Sonny Soediastanto, S.H. who was appointed based on BOD Decree No. 7.6/KPTS/242/2010.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
273
Corporate Governance
Kualifikasi Pendidikan & Kompetensi Sekretaris Perusahaan
Appointment and Dismissal of the Company Secretary
Sekretaris Perusahaan PTPN VII (Persero) dipersyaratkan untuk memenuhi beberapa persyaratan antara lain pendidikan minimal S-1 di bidang Komunikasi, Sospol, hukum, pertanian, teknik, kemudian mampu berkomunikasi dan membangun hubungan kerja serta mempunyai pemikiran analitis dan mampu berpikir secara konseptual. Kualifikasi pendidikan dan kompetensi Sekretaris Perusahaan PTPN VII (Persero) tahun 2013 dapat dilihat pada profil berikut:
The PTPN VII (Persero) Company Secretary is required to fulfill several requirements include: minimum education is S-1 (undergraduate) in field of Communication, Social Politic, Law, Agriculture, Engineering, able to communicate and build a work relationship as well as having an analytic thought and able to think conceptually. The education qualification and competency of PTPN VII Company Secretary year of 2013 can be viewed in profile below:
PROFIL SEKRETARIS PERUSAHAAN COMPANY SECRETARY
Sonny Soediastanto, S.H.
Lahir di Surabaya, 4 Juli 1958. Beliau mengawali karir sebagai karyawan Tjiwi Kimia pada tahun 1984 selama 1 tahun, dan kemudian di bidang perkebunan pada tahun 1985 di PTP XXII sebagai calon pegawai trainee. Setelah menjalani 3 bulan masa percobaan, diangkat menjadi anggota staf Kantor PG Bunga Mayang di PTPN XXXI hingga kemudian dipercaya untuk menjadi anggota staf Kantor Pusat PTPN XXXI. Setelah adanya penggabungan PTPN X, PTPN XXXI, dan PTPN XXII menjadi PTPN VII (Persero) beliau dipercaya untuk menjabat sebagai Tim Khusus Pembebasan Lahan pada tahun 1990. Dengan selesainya tugas pembebasan tersebut, beliau diangkat sebagai Kepala Urusan Bagian Umum pada tahun 1996, dan sempat menjabat sebagai Kepala Urusan Hukum Agraria pada tahun 1999. Pada tahun 2000, setelah adanya proses inpassing dengan penyesuaian golongan, beliau dipercaya menjadi Kepala Urusan Umum, Sosial, & Keamanan pada Bagian Umum. Kemudian pada tahun 2001 bagian Sekretariat Perusahaan terbentuk dan dengan adanya urusan Hubungan Masyarakat pada bagian tersebut, beliau diangkat menjadi Kepala Urusan Hubungan Masyarakat. Humas dan untuk mengisi kekosongan jabatan Sekretaris Perusahaan yang telah diangkat sebagai Direktur SDM & Umum, maka beliau diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan PTPN VII (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 7.6/ KPTS/242/2010
Laporan Tahunan 2013
He was born in Surabaya on 4 July 1958. He started his career as Tjiwi Kimia employee in 1984 for 1 year, and then in plantation field in 1985 in PTP XXII as trainee employee candidate. After underwent his 3 months probation, he was appointed as Office Staff member of PG Bunga Mayang in PTPN XXXI then trusted to be the member of PTPN XXXI central office staff. After the merger of PTPN X, PTPN XXXI, and PTPN XXII become PTPN VII (persero) he was trusted to serve as Land Acquisition Special Team in 1990. With the expiration of his term of office, he was appointed as Head of General Division Affair in 1996, and has an opportunity to serve as Head of Agrarian Law in 1999. In 2000, after the existence inpassing process with the group adjustment, he was trusted to be the Head of General, Social and Security Affair at the General Division. Then in 2001 the Company Secretariate was established and with the existence of Community Relationship affair in this Division, he was appointed as Head of Community Relationship Affair. Public Relation and to fill the vacancy of Company Secretary position that has been appointed as HR & General Affair Director, then he was appointed as PTPN VII (Persero) Company Secretary based on BOD Decree No. 7.6/ KPTS/242/2010.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
274
Resources Optimization Towards The Best Performance
Struktur Organisasi Sekretaris Perusahaan
Company Secretary Organization Structure
Sesuai SK Direksi No: 7.5/Kpts/281/2013 tanggal 26 November 2013 tentang Struktur Organisasi Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), bahwa kedudukan Sekretaris Perusahaan berada di bawah Direktur Utama dan mempunyai 3 (tiga) urusan sebagai berikut:
Based on BOD Decree No: 7.5/KPTS/281/2013 dated 26 November 2013 regarding Head Office Organization Structure of PTPN VII (Persero), that the Company Secretary position is under the President Director and have 3 (three) affairs as follow:
- Urusan Protokoler, Humas dan Biro Direksi - Urusan Hubungan Antar Lembaga - Urusan Liaison Office (LO) Jakarta
- Protocol, Public Relation and Director Bureau Affair - Inter-institutional Relation Affair - Liaison Office Affair Jakarta
Pedoman Kerja Sekretaris Perusahaan
Working Guideliness of the Company Secretary
Pedoman kerja Sekretaris Perusahaan PTPN VII (persero) berdasarkan pada surat Keputusan Direksi No: 7.6/ SI/04/2012 tanggal 11 Juni 2012 tentang Penerapan Proses Bisnis & SOP Perusahaan Perseroan (Persero) PT perkebunan Nusantara VII.
The Working Guideliness of Company Secretary of PTPN VII (Persero) based on BOD Decree No: 7.6/SI/04/2012 dated 11 June 2012 regarding Business Process and PTPN VII’s SOP Implementation.
Tugas & Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
Tasks and Responsibilities of the Company’s Secretary
1. Memastikan citra perusahaan terjaga dengan baik. 2. Memastikan tidak adanya testimoni negatif terhadap perusahaan 3. Memastikan tata kelola perusahaan berjalan dengan baik. 4. Memastikan corporate identity telah sesuai dengan Grafik Standard Manual (GSM) 5. Memastikan laporan tahunan perusahaan tepat waktu. 6. Memastikan pelaksanaan protokoler berjalan secara efektif. 7. Memastikan pelaksanaan administrasi perkantoran sesuai ketentuan yang berlaku
1. 2.
Uraian Pelaksanaan Tugas
Tasks Implementation Description
Urusan Protokoler, Humas dan Biro Direksi
Protocol, PR, and Director Bureau Affair
1. Membantu tugas Sekretaris Perusahaan dalam menjalin hubungan serta kerjasama yang harmonis dengan semua unsur stakeholder serta melaksanakan pengumpulan data guna penyebaran informasi (positif ) yang seluas-luasnya.
1.
Laporan Tahunan 2013
3. 4. 5. 6. 7.
Ensure the company’s image is well preserved Ensure there is no negative testimonial against the Company Ensure the Company governance goes well Ensure the coporate identity has purusnt to Manual Standard Graph (GMS) Ensure the Company’s Annual Report is right on time Ensure the protocol implementation runs effectively Ensure the office administration implementation is according to applicable provision
Assist the Company Secretary tasks in establishing a harmonious relationship and cooperation with all stakeholder elements and carry out data collection for the distribution of (positive) information as wide as possible.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
275
2. Menyusun sistem dan prosedur pelaksanaan/ penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat (public relation) baik melalui siaran pers, ekspose, kunjungan pers dan sebagainya. 3. Menyusun sistem prosedur pelaksanaan/ penyelenggaraan kegiatan keprotokoleran tamu internal dan eksternal. 4. Memberikan saran kepada manajemen dalam melakukan mitigasi resiko atas publikasi eksternal terhadap PTPN VII (Persero). 5. Mengkoordinir penerbitan media informasi dan komunikasi untuk keperluan internal perusahaan. 6. Menyusun rencana, monitoring dan evaluasi biaya operasional bidang Humas, Protokoler, dan Biro Direksi.
Corporate Governance
2.
Draft public relation implementation procedure and system either by press conference, expose, pers visit and others.
3.
Draft protocol activity implementation system and procedur for the internal and external guest.
7. Monitoring dan evaluasi pengelolaan kegiatan dokumentasi Perusahaan melalui foto, video, kliping berita atau berupa dokumentasi berita lainnya.
Provide suggestion to management in performing risk mitigation on external publication to PTPN VII (Persero). 5. Coordinate the information and communication media publishing for the internal company necessity. 6. Draft planning, monitoring and evaluation of the operational cost of PR, Protocol, and Director Bureau division. 7. Monitoring and evaluate the management of company documentation activities by picture, video, news clippings or in form of other documentation.
Urusan Hubungan Antar Lembaga
Inter-Agency Relation Affair
1. 2.
Memastikan pengeluaran biaya sesuai dengan RKAP Memastikan tata kelola perusahaan berjalan dengan baik. 3. Memastikan laporan tahunan perusahaan berjalan tepat waktu. 4. Memastikan pelaksanaan administrasi perkantoran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Memastikan penyampaian informasi perusahaan akurat dan tepat waktu 6. Memastikan pengelolaan arsip central tertata dengan aman dan rapih.
1. Ensure the cost expenses is pursuant to CAPB 2. Ensure the corporate governance is wellimplemented 3. Ensure the company’s annual report established timely 4. Ensure the implementation of office administration is based on applicable provision 5. Ensure the company’s information presentation is accurate and right on time 6. Ensure the central archieve management is arranged safely and neatly.
Urusan Liaison Office (LO) Jakarta
Liaison Office (LO) Affair Jakarta
1. Menyelenggarakan dan mengelola manajemen perkantoran LO Jakarta 2. Melaksanakan dan membina hubungan/ komunikasi dengan Kementerian BUMN dan Instansi Pemerintahan lainnya 3. Melayani dan mempersiapkan kegiatan Dewan Komisaris, Direksi, Pekerja dalam pelaksanaan tugas kedinasan, berobat, cuti atau keperluan lainnya di Jakarta atau melalui Jakarta berdasarkan penunjukan/pemberitahuan resmi dari perusahaan.
1. Establish and manage the Jakarta LO Office Management 2. Carry out and maintain relationship/communication with the SOE ministry and other Government Institution. 3. Serve and prepare the BOC, BOD, Employees activities in the implementation of official duties, treatment, leave or other necessities in Jakarta or through Jakarta based on official appointment/ notification from the company.
Laporan Tahunan 2013
4.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
276
Resources Optimization Towards The Best Performance
Program Pelatihan
Training Program
Guna menunjang kinerja Sekretaris Perusahaan serta menambah wawasan dalam bidang Good Corporate Governance maka selama tahun 2013, program pelatihan yang diberikan adalah sebagai berikut:
To Support the Comppany Secretary performance and augment knowledge in GCG then during 2013, the training programs given were as follow:
No
1.
Pelaksanaan Implementation
Uraian Seminar/Workshop
Hari & Tanggal Day & Date
Tempat Location
Sosialisasi Peraturan Kementerian BUMN oleh Kementerian BUMN tentang: SOE Ministry Regulation Socialization by the SOE Ministry regarding: 1. Peraturan Menteri BUMN nomor PER-12/MBU/2012 tentang Organ Pendukung Dewan Komisaris/Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara SOE Minister Regulation No. PER-12/MBU/2012 regarding SOE BOC/ BOT (Board of Trustees) 2. Peraturan Menteri BUMN nomor PER-15/MBU/2012 tanggal 25 September 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pengadaan Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa BUMN SOE Minister Regulation No. PER-15/MBU/2012 dated 25 September 2012 regarding the Change on SOE Minister Regulation No. PER-05/ MBU/2008 regarding General Guideliness of SOE Goods and Service Procurement Implementation
11 Februari 2013 11 February 2013
Kementerian BUMN, Jakarta SOE Ministry, Jakarta
23 Maret 2013 23 March 2013
The Trans Luxury Hotel, BAndung
2
Seminar Penerapan Good Corporate Governance oleh Kementerian BUMN GCG Implementation by SOE Ministry Seminar
23 Mei 2013 23 May 2013
Kementerian BUMN, Jakarta SOE Ministry, Jakarta
3
Sosialisasi UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial oleh Kementerian BUMN tentang: Socialization of Social Security Administrative Body Law by the SOE Ministry regarding: - Knowledge Sharing UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), berkaitan dengan transformasi PT Askes, PT Jamsostek, PT Taspen. Knowledge Sharing of Law No. 24 year 2011 regarding Social Security Administrative Body (BPJS), related with transformation of PT Askes, PT Jamsostek, PT Taspen - Koordinasi peningkatan pemahaman Sekretaris Perusahaan BUMN tentang komunikasi publik Kementerian BUMN, dalam program LAPOR! Coordination of SOE Company Secretary Understanding Improving regarding the SOE public communication, in LAPOR! Program. Tentang LAPOR! About LAPOR! Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!) adalah aplikasi media sosial yang melibatkan partisipasi publik dan bersifat dua arah, yang digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan monitoring dan verifikasi capaian program pembangunan maupun pengaduan masyarakat terkait pelaksanaan program pembangunan nasional. Community aspiration and complaint online services (LAPOR!) is a twoway social media application involving public participation, which it is used as tools to conduct monitoring and verification of development program achievement or community complaint related with the national development program implementation.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
No
4
277
Corporate Governance
Pelaksanaan Implementation
Uraian Seminar/Workshop
Hari & Tanggal Day & Date
Sosialisasi Peraturan Kementerian BUMN oleh Kementerian BUMN SOE Ministry Regulation Socialization by the SOE Ministry
18 Oktober 2013 18 October 2013
-
23 Maret 2013 23 March 2013
-
Nomor PER-15/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan Barang dan/atau Jasa Badan Usaha Milik Negara Number PER-15/MBU/2012 regarding Change on the SOE Minister Regulation No. PER-05/MBU/2008 regarding the General Guideliness on the SOE Goods and/or Service Procurement Implementation Nomor PER-19/MBU/2012 tentang Pedoman Penundaan Transaksi Bisnis Yang Terindikasi Penyimpangan dan/atau Kecurangan. Number PER-19/MBU/2012 regarding Business Transaction Postponement Guidelines that Indicated a Deviation and/or Fraudulence.
Tempat Location Hotel Gran Inna Muara, Padang, Sumatera Barat
23 Mei 2013 23 May 2013
Publikasi Media Internal Tahun 2013 2013 Internal Media Publication Tanggal Date Januari 2013 January 2013
Topik Issue Issue Topic Media Program kemitraan berupa usaha dalam bidang agrobisnis (pertanian terpadu dengan peternakan) mulai dijalankan di Unit Usaha dengan warga di desa-desa. Untuk pertama kali dan sebagai percontohan, usaha dilaksanakan di Desa Ketiuan Kecamatan Lubukkeliat dan Sribandung Kecamatan Tanjungbatu. Partnership program in form of business in Agribusiness (integrated agriculture with animal husbandary) begin carried out in Business Unit with the villager. For the first time and as pilot project, the business was carried out in Ketiuan Village, Lubukkeliat sub district and Sribandung, Tanjung Batu sub district.
Media Agro 7
Usaha dalam bidang ternak dan pertanian terpadu tersebut berupa ternak kambing, itik, kolam ikan dan budidaya tanaman sayur-mayur. Pada program tersebut PTPN VII (Persero) Unit Usaha Cintamanis membantu penyediaan kandang, bibit, dan teknologi budidayanya. The integrated business between the husbandry and agriculture was in form of goat, duck, fishery and vegetables. In this program PTPN VII (Persero) Cintamanis Business Unit assisted in cages, seeds, and its cultivation technologi procurement.
5 Maret 2013 5 March 2013
PTPN VII (Persero) memberikan layanan kesehatan kepada 800 warga dari sejumlah desa di Kecamatan Tanjungsari, Lampung Selatan. PTPN VII (persero) provide a health services to 800 citizens in number of villages in Tanjungsari, South Lampung
Media Agro 7
9 Maret 2013 9 March 2013
Kunjungan meneg BUMN Dahlan Iskan “Pabrik Gula harus untung dan Bantu Petani” Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan minta PTPN VII (Persero) untuk menggunakan dan memanfaatkan sistem elektronik tebu petani yang dikirim ke pabrik milik PTPN VII. Dengan sistem tersebut akan berdampak sangat bagus untuk memperbaiki produksi. Mr. Dahlan Iskan, SOE Minister having a visit “Sugar Mill must benefiting and Assist the Farmers” The SOE Minister Dahlan Iskan asked the PTPN VII (Persero) to use and utilize the farmer sugarcane electronic system sent to PTPN VII’s mill. With this system it will impacted the production well.
Media Agro 7
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Tanggal Date
Resources Optimization Towards The Best Performance
278
Topik Issue Issue Topic
Media
11 Maret 2013 Tantangan Memasuki fase Pertumbuhan 11 March 2013 Challenge in entering the growth phase
Media Agro 7
Maret 2013 March 2013
PTPN VII (Persero) Salurkan Dana PKBL Rp76 Miliar PTPN VII (Persero) distributes the PKBL fund Rp76 billion
27 April 2013
Tergetkan produksi 151 Ribu Ton Gula Targeting production of 151 thousand tons sugar
22 April 2013
Kerja Sama dengan Unila dan Lembaga Adat Cooperation between the Unila and traditional institution
23-24 April 2013
PTPN VI (Persero) sebagai tempat studi banding pengelolaan Lingkungan VII (Persero) PTPN VII (Persero) as a comparative study of management of Environtment VII (Persero)
PTPN VII (Persero) Unit Usaha Talopino dan Ketahun penghargaan “Zero Accident” (Nihil kecelakaan kerja) dan system Manajemen K3 (SMK3). PTPN VII (Persero) Talopino and Ketahun Business Unit achieve “Zero Accident” and K3 Management System award
Media Agro 7
10 Juni 2013 10 June 2013
Serah Terima Jabatan Direktur Utama PTPN VII Handover of President Director Position of PTPN VII
Media Agro 7
25 April 2013
Tujuh Unit Usaha raih Proper Seven business unit achieve proper
Media Agro 7
14 April 2013
PTPN VII (Persero) raih penghargaan Pendonor Terbaik PTPN VII (Persero) receives awards for the best donors
Media Agro 7
30 April 2013
11 Juni 2013 PKBL diganti Jadi TJSL 11 June 2013 PKBL changed into TJSL
Media Agro 7
29 Agustus 2013 29 August 2013
Kebersamaan untuk Memajukan Perusahaan Togetherness to promote the Company
Media Agro 7
29 Agustus 2013 29 August 2013
PTPN VII Unit Usaha Bungamayang bersama Lembaga Musyarwarah Masyarakat \ Adat (LMMA) Gunom Ragom Marga Bungamayang Tanam Pohon di aeal Rayon 2 Unit Usaha Bungamayang. PTPN VII Bungamayang Business Unit together with Deliberative Institution of Indigenous Community (LMMA) Gunom Ragom Marga Bungamayang Plant Trees in Rayon 2 Bungamayang Business Unit Area
Media Agro 7
Unit Usaha Ketahun PTPN VII (Persero) Santuni 2000 Anak Yatim Ketahun Business Unit of PTPN VII (Persero) donate 2000 orphans
Media Agro 7
24 July 2013 24 Juli 2013
25 September 2013 Percepatan Produksi sebagai Tonggak Kebangkitan Production Acceleration as the revival benchmark
Media Agro 7
23-27 Sept. 2013
PTPN VII (Persero) Gelar Workshop Perencanaan Prosedur SMT PTPN VII (Persero) establish a workshop of SMT Procedure Planning
Media Agro 7
September
Produksi gula Nasional Turun 20 persen National Sugar Production decreasing 20 percent
Media Agro 7
23-24 Sept. 2013
PTPN VI Study Banding Menris ke PTPN VII (Persero) PTPN VI Having an Industrial Ministry Comparative Study to PTPN VII (Persero)
Media Agro 7
3 Oktober 2013 3 October 2013 March 2013
Membangun Sinergi Pekerja dengan Perusahaan Develop a synergy between worker and the company Polda Lampung Sosialisasi Pengamanan Aset
Media Agro 7
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
279
Corporate Governance
Publikasi Media Internal Tahun 2013 2013 Internal Media Publication Tanggal Date
Topik Issue Issue Topic Media
8-Jan-13
Sejumlah BUMN Salurkan CSR Rp5,7 M di Lamsel
8 January 2013
Several SOE Distribute Rp5.7 Billion CSR in South Lampung
10-Jan-13
Kemenangan PTPN VII adalah Kemenangan Rakyat
10 January 2013
The Winning of PTPN VII is The Winning of The People
17-Jan-13
PTPN VII Berdayakan Puluhan UMKM
17 January 2013
PTPN VII Cultivates dozens of UMKM
7 Februairi 2013
PTPN VII Dukung One Bilion Indonesia Trees
7 February 2013
PTPN VII Supports One Billion Indonesia Trees
18-Feb-13
Hipmi Gandengan Tiga BUMN
18 February 2013
Hipmi In Cooperation with three SOE
18-Feb-13
Buktikan Komitmen, kementerian BUMN Tinjau Kampung Binaan di Tuba
18 February 2013
Prove its Commitment, the SOE Ministry Visit Fostered Village in Tuba
6-Mar-13
PTPN VII Gelar pengobatan Gratis 800 Warga Tanjungsari
6 March 2013
PTPN VII Establish Free Medical for 800 Tanjungsari community
10-Mar-13
BUMN Support Jalan Tol
10 March 2013
SOE Support the Highway
11-Mar-13
BUMN Perbaiki Manajemen Pabrik Gula
11 March 2013
SOE Reconditioning the Sugar Mill Management
11-Mar-13
Medai Sriwijaya
Lampung News Paper
Lampung News Paper
Radar Lampung
Radar Lampung
Tribun, Kupas Tuntas, Bongkar Post
Radar Lampung
Kupas Tuntas
Pembatasan Impor Sapi Dikaji Ulang
Kupas Tuntas
Cattle Import Limitation is restudied
11-Mar-13
Dahlan Iskan Buka Funbike PTPN VII 2013
11 March 2013
Dahlan Iskan Opens 2013 PTPN VII Fundbike
7-Mar-13
PTPN VII Sumbang 171 Kantong Darah ke PMI
07 March 2013
PTPN VII Domate 171 Blood Bags to Indonesian Red Cross (PMI)
11-Mar-13
RNI dan PTPN Wajib Pelihara Sapi
11 March 2013
RNI and PTPN Obligate to cultivate cattle
9-Apr-13
Peringati HUT Ke-17, PTPN 7 Gelar Fun Bike dan CSR
9-Apr-13
Commemorate the 17th anniversary, PTPN VII Establish funbike and CSR
13-Mar-13
Pramuka Membentuk Karakter
13 March 2013
Pramuka Forms a Character
Laporan Tahunan 2013
Lampung Post
Radar Lampung Rakyat Lampung, Lampung News paper, Radar lampung News dan Bongkar Post Lampung News Paper
Media Pekerja BUMN
Lampung Ekspres
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
280
Resources Optimization Towards The Best Performance
SATUAN PENGAWASAN INTERN INTERNAL AUDIT UNIT
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam aktivitasnya membentuk suatu Unit Audit Internal yang disebut Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI). SPI merupakan pengawas yang objektif dan independen serta dirancang untuk memberi nilai tambah dalam meningkatkan kinerja dengan memperhatikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan peran dalam paradigma baru sebagai evaluator, katalisator, dan konsultan. SPI diketuai oleh Kepala Bagian yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Penjabaran tugas pokok dan pemberian wewenang kepada SPI dijabarkan dalam Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Satuan Pengawasan Intern yang disahkan tanggal 3 Januari 2011. PTPN VII (Persero) in its activities forms Internal Audit Unit called Internal Audit Unit (SPI). SPI is an objectives and independent supervisor and designed to provide added-value in increasing performance by noticing the GCG principles with the role in new paradigm as evaluators, catalyst, and consultant. SPI is chaired by the Hea.d of Division who is appointed and dismissed by the President Director with the BOC Approval. Basic task description and authority delegation to SPI is described in the Internal Audit Charter of Internal Audit Unit legalized on 3 January 2011.
Struktur Organisasi SPI
SPI Organization Structure
Sesuai SK Direksi No. 7.5/KPTS/281/2013 tanggal 26 November 2013 tentang Struktur Organisasi Kantor Direksi PTPN VII (Persero), secara struktural Bagian SPI berada di bawah Direktur Utama dan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang membawahi tiga orang Kepala Urusan yaitu Kaur Pengawasan Operasional Bidang Tanaman, Kaur Pengawasan Operasional Bidang Teknik/Pengolahan, serta Kaur Pengawasan Keuangan, Administrasi dan SDM. Struktur Organisasi Bagian SPI Kantor Direksi PTPN VII (Persero) adalah sebagai berikut:
Refer to BOD Decree No. 7.5/KPTS/281/2013 dated 26 November 2013 regarding Head Office Organization Structure of PTPN VII (Persero), structurally the SPI Division is under President Director and is chaired by one Head of Division who overseen three Head of Division namely Head of Operational Supervision of Plant Division, Head of Operational Supervision of Technical/Processing Division, and Head of Financial, Administration, and HR Supervision Affair. Organization Structure of SPI division in PTPN VII (Persero) Head Office is as follow:
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
281
Corporate Governance
Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern Head of Internal Supervision Unit Division
Kepala Urusan Pengawasan Operasional Bidang Tanaman Head of Operational Supervision Affair of Plant Division
Krani Kepala Sekretariat Head of Secretariate
Krani Sekretariat Secretariate
Staf Urusan Pengawasan Operasional Bidang Tanaman Staff of Operational Supervision Affair of Plant Division
Kepala Urusan Pengawasan Operasional Bidang Teknik/ Pengolahan Head of Operational Supervision Affair of Technical/Processing Divison
Staf Urusan Pengawasan Operasional Bidang Teknik dan Pengolahan Staff of Operational Supervision Affair of Technical and Processing Division
Agendaris Agendarist
Dalam pelaksanaan Audit, struktur organisasi secara fungsional adalah sbb: In Implementing the Audit, the organization structure functionally is as follow:
Penanggung Jawab Audit Person In Charge of Audit
Ketua Tim Audit Head of Audit Team
Auditor Auditor
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Kepala Urusan Pengawasan Keuangan, Adminstrasi dan SDM Head of Financial, Administration, and HR Supervision Affair
Staf Urusan Pengawasan Keuangan, Administrasi dan SDM Staff of Finance, Administration and HR Supervision Affair
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
282
Resources Optimization Towards The Best Performance
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala SPI
Appointment and Dismissal of Head of SPI
Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/ MBU/2011 Pasal 28 (3) tanggal 1 Agustus 2011, Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Selama tahun 2013, terjadi pergantian kepala SPI yaitu Sunaryanto Purwo per 1 Juni 2013 digantikan oleh Armaz Hariadi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Tanaman sesuai Surat keputusan Direksi Nomor: 7.5/Kpts/165/2013 tanggal 30 Mei 2013.
Pursuant to SOE Minister Regulation No. PER-01/ MBU/2011 Article 28 (3) dated 1 August 2011, the Head of SPI is appointed and dismissed by the President Director with the Approval of BOC. During 2013, occurred replacement of Head of SPI it was Mr. Sunaryanto Purwo per 1 June 2013 was replaced by Mr. Armaz Hariadi who previously served as Head of Plant Division based on BOD Decree No: 7.5/KPTS/165/2013 dated 30 May 2013
PROFIL KEPALA SPI HEAD OF SPI PROFILE
Sunaryanto Purwo Periode 1 Oktober 2012 s.d. 30 Mei 2013 Period of 1 October 2012 up to 30 May 2013
Lahir di Surabaya, tanggal 21 Desember 1957, meraih gelar S-1 dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Memulai karier sebagai Asisten Tanaman di beberapa Unit Usaha antara lain di Unit Usaha Bekri tahun 1983-1986 dan Unit Usaha Bergen tahun 19861990, kemudian di tahun 1990-1992 dimutasikan sebagai Staf Bagian Tanaman di Kantor Pusat. Tahun 1992-1994 diangkat sebagai Pjs. Asisten Kepala Tanaman di Unit Usaha Beringin, lalu dimutasikan ke Bagian Tanaman di kantor Pusat sebagai Kepala Urusan Adms. & Investasi tahun 1994-1997. Pada tahun 1997-1999 diangkat sebagai Pjs. Manajer di Unit Usaha Way Lima kemudian beliau dimutasikan sebagai Manajer Unit Usaha di beberapa Unit Usaha yakni Unit Usaha Rejosari tahun 2001-2003, Unit Usaha Bentayan tahun 2003 -2004. Tahun 2004-2012 dimutasikan sebagai Kepala Bagian Tanaman dan terhitung sejak bulan Oktober 2012 s.d. Mei 2013 menjabat sebagai Kepala bagian SPI.
Laporan Tahunan 2013
He was born in Surabaya on 21 December 1957. He gained his undergraduate title from Agriculture Faculty of Brawijaya University. He started his career as Plant Assistant in Bekri Business Unit in 1983-1986 and Bergen Business Unit in 1986-1990, and then in 1990-1992 he was transferred as Plant Division Staff in Head Office. In 1992-1994 he was appointed as Temporary Officer (Pjs) of Head of Plant Division Assistant in Beringin Business Unit, and then he was transferred to Plant Division in Head Office as Head of Administration & Investment Affair in 1994-1997. In 1997-1999 he was appointed as Pjs. Manager in Way Lima Business Unit then transferred as Business Unit Manager in Rejosari BU in 2001-2003, Bentayan BU in 2003-2004. In 2004-2012 he was transferred as Head of Plant Division and commencing from October 2012 up to May 2013 he served as Head of SPI Division.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
283
Corporate Governance
PROFIL KEPALA SPI HEAD OF SPI PROFILE
Armaz Hariadi Periode 1 Juni 2013 s.d. saat ini Period of 1 June 2013 up to present
Lahir di Palembang, 22 Maret 1959, meraih gelar S-1 dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor tahun 1982 dan gelar S-2 dari IEU Oklahoma State University.
He was born in Palembang, 22 March 1959, he obtained his Bachelor Degree from Agriculture Faculty at Bogor Agriculture Institute in 1982 and his Master title from IEU of Oklahoma State University.
Memulai karier sebagai Asisten Tanaman di Unit Cinta Manis tahun 1984-, kemudian dimutasikan sebagai Staf E Sekretariat Direksi di Kantor Direksi tahun 1994 dan diangkat sebagai Kepala Urusan Sekretariat di tahun yang sama.
He started his carried as Plant Assistant in Cinta Manis BU in 1984, then was transferred as Staff E of BOD in Head Office in 1994 and was appointed as Head of Secretariate Affair in the same year.
Bulan September 1994 mutasi sebagai Kepala Urusan Tanaman Tebu di Bagian Tanaman Kantor Direksi. Tahun 1995 mutasi sebagai Kepala Workshop Pabrik Gula Bungamayang. Pada Bulan Agustus 1995 mutasi sebagai Kepala Urusan Sekretariat Kantor Direksi.
In September 1994 he was transferred as Head of Sugar Cane Affair in Plant Division of Head Office. In 1995 he was transferred again as Head of Bungamayang Sugar Mill Workshop. In August 1995 he was transferred as Head of Secretariate of Head Office.
Kemudian mutasi sebagai Kepala Urusan Pengembangan Perusahaan Investasi di Bagian Pengembangan Tahun 1999-2000. Tahun 2000 mutasi sebagai Sinder Kepala Tanaman Unit Usaha Cinta Manis. Tahun 2003 mutasi sebagai Kepala Urusan Tanaman Tebu Bagian Tanaman Kantor Direksi, Di Tahun 2004- 2006 mutasi sebagai Kepala Urusan Evaluasi Laporan & Sisdur Bagian SPI. Pada tahun 2006 diangkat sebagai Pjs. Manajer di Unit Usaha Bergen. Kemudian mulai November 2006 beliau dimutasikan sebagai Manajer Unit Usaha di beberapa Unit Usaha yakni Unit Usaha Padangratu tahun 2006-2008, Unit Usaha Pagaralam tahun 2008-2009. Tahun 2009-2011 dimutasikan sebagai Manajer Pemasaran. Tahun 2011 – 2012 mutasi sebagai Manajer Perencanaan & Pengendalian Anggaran, kemudian mutasi sebagai Kepala Bagian Tanaman tahun 2012-2013, Dan terhitung sejak bulan Juni 2013 menjabat sebagai Kepala bagian SPI.
Afterwards he was transferred as Head of Investment Company Development Division in 1999-2000. In 2000 he was transferred as Sinder Head of Cinta Manis BU Plant. In 2003 transferred as Head of Sugar Cane Affair of Plant Division in Head Office, in 20042006 transferred as Head of Report Evaluation and Sisdur of SPI Division. In 2006 he was appointed as Pjs Manager in Bergen BU. Then started in November 2006 he was transferred again as BU Manager in several BU namely Padangratu BU in 2006-2008, Pagaralam BU in 2008-2009. In 2009-2011 he was transferred as Marketing Manager. In 2011-2012 transferred again as Budget Plan & Controlling Manager, then transferred as Head of Plant Division in 2012-2013, and commencing from June 2013 he served as Head of SPI Division.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
284
Resources Optimization Towards The Best Performance
Profil Auditor SPI
SPI Auditor Profile
Jumlah Pekerja di Bagian SPI per 31 Desember 2013 adalah sebanyak 17 orang yang terdiri dari 15 pekerja yang terkait langsung dengan pelaksanaan fungsi internal auditor dan 2 orang melaksanakan fungsi sekretariat Bagian SPI. Latar belakang auditor adalah berpendidikan Strata 1 dan D3 bidang Pertanian, Ekonomi dan Teknik. Dalam menjalankan tugasnya, Auditor dibantu 1 (satu) Pembantu Auditor, dengan latar belakang pendidikan SMU. Setiap Auditor telah mengikuti pelatihan di bidang audit secara berkesinambungan.
Number of worker in SPI Division per 31 December 2013 was 17 employees consist of 15 employees who directly connected with the internal auditor function implementation and 2 employees implementing the SPI Division Secretariate function. The auditor background was Undergraduate and Diploma 3 in Agriculture, Economic and Engineering field. In implementing his duties, Auditor was assisted by 1 (one) Auditor Assistant, with education background was Highschool. Every auditor has engaged in audit training continuously.
Komposisi Pekerja Bagian SPI per 31 Desember 2013adalah sebagai berikut SPI Division Workers Composition per 31 December 2013 was as follow No
Nama Jabatan Position Name Jumlah Number
1
Kepala Bagian Head of Division
1 Orang 1 Person
2
Kepala Urusan Bidang Pengawasan Head of Supervision Affair Division
3 Orang 3 person
3
Staf Urusan Pengawasan Bidang Tanaman Supervision Affair Staff of Plant Division
3 Orang 3 person
4
Staf Urusan Pengawasan Bidang Teknik dan Pengolahan Supervision Affair Staff of Technical and Processing Division
3 Orang 3 Person
5
Staf Urusan Pengawasan Bidang Keuangan, Administrasi dan SDM Supervision Affair Staff of Financial, Administration and HR Division
4 Orang 4 Person
6
Krani Kepala Head Krani
1 Orang 1 Person
7
Krani Sekretariat Secretariate Krani
1 Orang 1 Person
8
Agendaris Agendarist
1 Orang 1 Person
Jumlah Number
17 Orang 17 Person
Adapun secara fungsional, personil SPI adalah sebagai berikut: As functionally, the SPI personnel were as follow No
Nama Jabatan Position Name Jumlah Number
1
Penanggung Jawab Audit Person in Charge of Audit
1 Orang 1 Person
2
Ketua Tim Audit Head of Audit Team
3 Orang 3 Person
3 Auditor 4
10 Orang 10 Person
Pembantu Auditor Audit Assistant
1 Orang 1 Person
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
285
Corporate Governance
Pengembangan Kompetensi dan Sertifikasi Auditor
Auditor Competency and Certification Development
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kemampuan personil SPI, PTPN VII (Persero) melaksanakan program pengembangan Auditor berupa pendidikan dan pelatihan baik berupa kursus audit, seminar maupun workshop yang dilakukan secara berkesinambungan guna meningkatkan kemampuan personil dalam bidang karir dan fungsi audit. Pelatihan diikuti secara berjenjang untuk dapat memperoleh Gelar Profesi yaitu Professional Internal Auditor (PIA).
In order to increase the competency and skill of the SPI personnel, the PTPN VII (Persero) implements Auditor Development program in form of education and training either in form of audit course, seminar or workshop held continuously to enhance the personnel skill in audit career and function. Training is followed in tiered to obtain a Profession Title namely Auditor Internal Professional (PIA).
Sampai dengan Tahun 2013, pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh para auditor yang ada saat ini adalah sebagai berikut: Up to 2013, the education and training have been attended by the auditor available at present were as follow: No
Nama Jabatan Position Name Jumlah Number
1
Sertifikasi Professional Internal Auditor (PIA) Auditor Internal Professional Certification (PIA)
2
Diklat Dasar-Dasar Audit Basics of Auditing Training
15
3
Diklat Audit Operasional Operational Audit Training
12
4
Diklat Komunikasi dan Psikologi Audit Audit Communication and Psychology Training
8
5
Diklat Audit Kecurangan Fraudulence Auditing Training
8
6
Diklat Pengelolaan Tugas-Tugas Audit Audit Tasks Management Training
7
7
Risk Based Audit
2
8
Diklat Fraud Auditing Fraudulence Auditing Training
1
2
Jumlah Total
55
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
286
Resources Optimization Towards The Best Performance
Piagam Audit Internal
Internal Audit Charter
Internal Audit Charter adalah piagam/dokumen formal yang merupakan pengakuan eksistensi dan komitmen Direksi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sesuai Surat keputusan nomor: 7.14/Kpts/002/2011 tanggal 3 Januari 2011. Internal Audit Charter mengatur kedudukan SPI sebagai Organisasi Internal Audit, ruang lingkup tugas, tanggung jawab pelaporan, wewenang dan peranan, serta standar profesi auditor internal. Internal Audit Charter disusun untuk menjadi pedoman bagi para Auditor Internal agar dapat melaksanakan tugas secara optimal, serta diketahui oleh Auditee/pihak-pihak lain yang terkait agar dapat saling tercipta pengertian dan kerjasama yang baik dalam mewujudkan Visi dan Misi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
Internal Audit Charter is a charter/formal document which is the recognition of the existence and the commitment of the Board of Directors of PT. Plantation Nusantara VII (Persero) pursuant to Decree No: 7.14/Kpts/002/2011 dated 3 January 2011. Internal Audit Charter regulates the position of Internal Audit unit (IAU) as an organization, with scopes of duties, report responsibilities, authorities and roles, as well as the internal audit profession standards. Internal Audit Charter is drafted to serve as guidelines for the Internal Auditor in order to carry out the tasks optimally, and known by the audited people/other related parties in order to create mutual understanding and good cooperation in realizing the vision and mission of PT. Plantation Nusantara VII (Persero).
Dengan berpedoman kepada Internal Audit Charter, SPI diharapkan dapat menghasilkan suatu laporan audit yang mencapai standar dan kualitas tertentu untuk mendukung aktivitas perusahaan.
With reference to the Internal Audit Charter, IAU is expected to generate an audit report that reaches a certain standard and quality to support the activities of the company.
Tugas & Kewajiban SPI
SPI Tasks and Obligation
Peran Satuan Pengawasan Intern adalah membantu manajemen dalam mencapai sasaran perusahaan. Untuk itu, Satuan Pengawasan Intern memberikan bantuan berupa analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi mengenai aktivitas Unit Operasional melalui Direktur Utama, dengan tujuan:
Role of Internal Audit is to assist management in achieving corporate goals. Therefore, Internal Audit provides assistance in the form of analysis, assessment, recommendation, consultation and information about the activities through the Operating Unit Director, with the aim of:
• Menjaga ketaatan terhadap sistem dan prosedur yang berlaku. • Meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya. • Menjaga keamanan asset perusahaan dari pemborosan, pencurian, dan kehilangan. • Menjaga ketepatan pembukuan/pelaporan, perhitungan/kalkulasi biaya, analisis ratio setiap Unit Usaha/Bagian/Distrik sesuai kebijakan akuntansi yang berlaku.
• Maintain adherence to systems and procedures.
Wewenang
Authority
Sesuai Audit Charter SPI tanggal 3 Januari 2011, SPI mempunyai akses terhadap seluruh dokumen, pencatatan, personal dan fisik kekayaan perusahaan di seluruh unit kerja perusahaan untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas auditnya.
In accordance with the SPI Audit Charter on 3 January 2011, the SPI has access to all company’s asset documents, recording, personal and physical in all company’s working unit to derive data and information related with its auditing tasks implementation.
Laporan Tahunan 2013
• Improve the efficiency and cost effectiveness. • Maintain the security of company assets, theft and loss. • Maintain accuracy of accounting/reporting, calculations/costing, ratio analysis of each Business Unit/Section/District accordance with the applicable accounting policies.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
287
Corporate Governance
Perencanaan Audit Internal 2013
2013 Internal Audit Plan
Pada setiap awal tahun, SPI membuat Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) untuk rencana pelaksanaan pengawasan SPI sesuai peran dan fungsi yang ditetapkan yaitu Auditor, Konsultan dan Katalisator. Penyusunan unit yang akan menjadi objek audit memperhatikan tingkat risiko masing-masing unit. Pada tahun 2013 SPi merencanakan pelaksanan audit sebanyak 48 kali. Rencana penugasan PKAT yang telah disetujui Direktur Utama dikomunikasikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris c/q Komite Audit.
In every intial year, the SPI creates an Annual Auditing Working Program (AAWP) for the implementation plan of SPI supervision based on determined role and function namely Auditor, Consultant and Catalyst. The unit drafting that will be the audit object noticing on risk level of each unit. In 2013 the SPI planned on audit implementation amounted by 48 times. The AAWP assignment plan that has been appved by the President Director was communicated to BOC and BOD c/q Audit Committee.
Selain pelaksanaan audit SPI juga menyusun rencana kegiatan pengembangan kompetensi auditor.
In addition to the audit implementation the SPI was also drafting an auditor competency development activity plan.
Pelaksanaan Kegiatan SPI Tahun 2013
2013 SPI Activities Implementation
SPI melaporkan pelaksanaan tugasnya yang dituangkan dalam Laporan Hasil Audit (LHA) kepada Direktur Utama. Pada setiap triwulan, SPI juga membuat Laporan Kinerja SPI yang disampaikan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris c/q Komite Audit.
President Director with copy given to BOC c/q Audit Committee.
Berikut adalah realisasi pelaksanaan tugas SPI selama tahun 2013:
Following were realization of SPI tasks in 2013:
• Melaksanakan 48 audit (100% dari rencana) yaitu 22 audit dilaksanakan pada semester I dan 26 audit dilaksanakan pada semester II. • Melaksanakan monitoring tindak lanjut temuan hasil audit • Bertindak sebagai counterpart atas pelaksanaan pemeriksaan dengan tujuan tertentu oleh BPK • Bertindak sebagai counterpart atas pelaksanaan General Audit tahun buku 2013 oleh KAP • Bertindak sebagai counterpart atas pelaksanaan GCG tahun buku 2013 oleh BPKP Lampung
• Implemented 48 audit (100% from plan) namely 22 audit were implemented in semester I and 26 audit were in semester II • Carried out monitoring on follow up of audit result finding • Acted as counterpart on the examination implementation with given objective by the State Audit Agency (SAA) • Acted as counterpart on implementation of General Audit fiscal year 2013 by PAF. • Acted as counterpart on the GCG implementation fiscal year 2013 by the Lampung FDSA
Sistem Pengendalian Internal
Internal Controlling System
Sistem pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan Dewan Komisaris, Manajemen, dan Personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan berikut ini:
System of internal control is a process that involves the Board of Commissioners, management, and other personnel, designed toprovide reasonable assurance of achieving the following objectives:
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
288
Resources Optimization Towards The Best Performance
• Keandalan dan kebenaran informasi • Kepatuhan terhadap kebijakan rencana kerja, prosedur dan peraturan perundangan • Pengamanan harta kekayaan perusahaan, • Penggunaan sumber daya (resources) yang ekonomis dan efisien • Pencapaian tujuan dan sasaran operasi atau program.
• Information reliability and validity • Obedience on working plan policy, procedure and legislation regulation • Safeguarding the company’s asset • The utilization of economic and efficient resources
PTPN VII (Persero) terus berupaya meningkatkan pelaksanaan sistem pengendalian intern untuk mengamankan seluruh asset perusahaan. Ruang lingkup sistem pengendalian internal meliputi:
PTPN VII (Persero) continued to strive enhancing the implementation of internal control system to secure all company’s asset. The scope of internal control system comprised of:
• Lingkungan pengendalian internal: integritas, tata nilai dan Pedoman Etika, kompetensi karyawan, peng- organisasian dan pengembangan sumberdaya manusia, perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Direksi • Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha: proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha yang relevan. • Aktivitas pengendalian: tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi. • Sistem informasi dan komunikasi meliputi proses penyajian laporan kegiatan operasional, finansial, dan ketaatan atas ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk BUMN. • Monitoring meliputi proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian internal termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi sehingga dapat dilaksanakan secara optimal. Integritas dan nilai-nilai etis yang dijaga dan ditunjukkan oleh Manajemen dan Pekerjanya, dengan adanya kode etik perilaku perusahaan. Komitmen Manajemen terhadap kompetensi di atur dalam Pedoman Pembinaan Karier Pekerja PTPN VII (Persero), filosofi dan gaya operasi Manajemen dengan budaya perusahaan, menganut tata nilai “ProMOSI”. Perusahaan juga membangun hubungan yang kondusif dengan pihak pemerintah, badan legislatif dan stakeholders lainnya, dalam mendukung pengendalian manajemen yang sehat.
Laporan Tahunan 2013
• Operational or achievement
program
goal
and
objective
• Internal control environment: integrity, values and ethical guidelines, employees competency, HR organizing and development, attention and direction conducted by the BOD • Business risk study and management: process to identify, analysis, assess and manage a releval business risk. • Controlling activities: actions conducted in a controlling process on the company’s activities in every level and unit of organization structure. • Information and communication system consist of report presentation process of operational, financial, and obedience activity on the provision and regulation that applicable for SOE • Monitoring involve of assessment process on the internal controlling system quality include audit internal function on each organization structure level and unit thus it can be implemented optimally Integrity and ethical value is kept and suggested by the Management and Worker, with the existence of company’s code of conduct. The management commitment on the competency is regulated in Worker Career Development Guideliness of PTPN VII (Persero), management philosophy and operation style with the company’s culture are embracing the “ProMOSI” value. The company also develops conducive relation with the government, the legislative institution and other stakeholders, in
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
289
Evaluasi atas Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Evaluasi atas efektivitas sistem pengendalian intern dilakukan pada tingkat entitas dan operasional. Evaluasi atas efektivitas Sistem Pengendalian Intern dilakukan secara berkala oleh auditor Internal maupun eksternal sesuai prosedur audit yang berlaku. Bagian Satuan Pengawasan Intern (SPI) melakukan evaluasi pada Unit, Distrik dan Bagian pada saat melaksanakan Audit. Sedangkan secara entitas evaluasi dilakukan oleh Auditor eksternal, yakni Kantor Akuntan Publik (KAP) pada saat melaksanakan general audit pada setiap tutup buku. Hasil audit atas efektivitas system pengendalian intern dituangkan dalam Laporan Auditor Independen atas Kepatuhan terhadap Perundang-undangan dan Pengendalian Intern.
AKUNTAN PERSEROAN
Corporate Governance
supporting a healthy management controlling.
Evaluation on Internal Controlling System Effectiveness Evaluation of internal controlling system effectiveness is conducted on entity and operational level. Evaluation on Internal Controlling System effectiveness is conducted gradually by the Internal or external auditor pursuant to applicable audit procedure. The SPI Division performs evaluation on Unit, District and Division at the time of audit held. Where as in entities evaluation is performed by external auditor, namely Public Accountant Office (PAF) when implementing the general audit in every fiscal year. The audit result on the internal controlling system effectiveness is put forth on the Independent Auditor Report on the obedience to the legislation and internal controlling.
COMPANY’S ACCOUNTANT
Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Hadori Sugiarto & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. KAP Hadori Sugiarto & Rekan untuk pertama kalinya melaksanakan audit Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) tahun buku 2013 dengan jumlah imbal jasa sebesar Rp 850 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses. Penunjukan tersebut telah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008 tanggal 5 Februari 2008 pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang kuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Penunjukan akuntan telah melalui serangkaian proses pengadaan jasa di PTPN VII (Persero). Mulai dari mengundang beberapa KAP yang telah terdaftar di BPK dan berpengalaman dalam mengaudit perkebunan yang akan melaksanakan Initial Public Offering (IPO) untuk ikut dalam proses pengadaan jasa KAP yang akan dilaksanakan oleh PTPN VII (Persero) sampai dengan proses persetujuan Dewan Komisaris dan Pelaporan Kepada Pemegang Saham. Akuntan Perseroan ditunjuk berdasarkan keputusan RUPS pada tanggal 30 April 2013.
Laporan Tahunan 2013
Company’s Financial Statement for year ended on 31 December 2013 has been auditer by the PAF Hadori Sugiarto & Partner with reasonable opinion without any exception. The PAF Hadori Sugiarto & Partner for the first time performed PTPN VII (Persero) Financial Statement Audit fiscal year 2013 with the amount of service reward by Rp850 million include vAT and out of pocket expenses. The appointment has pursuant to Finance Minister Regulation No. 17/PMK.01/2008 dated 5 February 2008 Article 3 paragraph 1 stated that the general audit service procurement on a financial statement of an entity is conducted by the PAF approximately 6 (six) fiscal years and by a Public Accountant approximately 3 (three) fiscal years respectively.
The accountant appointment has been through a series of service procurement in PTPN VII (Persero). Start from inviting several PAF that has been listed in BPK and has experiences in auditing plantation that will perform the Initial Public Offering (IPO) to participate in the JAP service procurement process which will be performed by the PTPN VII (Persero) until the BOC approval process and Reporting to the Shareholders. The company’s accountant was appointed based on RUPS decision on 30 April 2013. The PTPN VII (Persero) Financial Statement Audit 2009-
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
290
Audit Laporan Keuangan PTPN VII (persero) tahun 20092013 berturut-turut dilakukan oleh Akuntan dan KAP sebagai berikut:
Resources Optimization Towards The Best Performance
2013 was respectively conducted by the Accountant and PAF as follow:
Daftar Auditor Eksternal Tahun Buku 2009-2013 External Auditor List Fiscal Year 2009-2013 Tahun Buku Year Book
Akuntan Accountant
Kantor Akuntan Publik Public Accountant Office
Fee Audit
Opini Opinion
Jasa Di Luar Audit Keuangan Services beyond Financial Audit
2009
Drs. Hari Purwantono No. Registrasi AkuntanPublik: AP.98.1.0065
Purwantono, Sarwoko & Sandjaja
Rp824 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp824 million include vAT and out of pocket expenses
Wajar dalam semua hal yang material Reasonable in all material terms
Tidak ada Non
2010
Achmad Hidayat, CPA No. Registrasi AkuntanPublik: AP.98.1.0144
Hendrawinata Gani & Hidayat
Rp685 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp685 Million include vAT and Out of Pocket Expenses
Wajar dalam semua hal yang material Reasonable in all material terms
Tidak ada Non
2011
Drs. Iskariman Supardjo No. Registrasi AkuntanPublik: AP.0336
Hendrawinata Eddy & Siddharta
Rp685 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp685 million include vAT and out of pocket expenses
Wajar dalam semua hal yang material Reasonable in all material terms
Tidak ada Non
2012
Drs. Iskariman Supardjo No. Registrasi AkuntanPublik: AP.0336
Hendrawinata Eddy & Siddharta
Rp675 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp675 million include vAT and out of pocket expenses
Wajar dalam semua hal yang material Reasonable in all material terms
Tidak ada Non
2013
Drs. Jimmy Jansen, Ak,CPA No. Registrasi AkuntanPublik: AP.021
PAF Hadori Sugiarto & Rekan
Rp850 Juta termasuk PPN dan out of pocket expenses Rp850 million include vAT and out of pocket expenses
Wajar dalam semua hal yang material Reasonable in all material terms
Tidak ada Non
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
291
Corporate Governance
AKSES INFORMASI DAN DATA PERUSAHAAN
COMPANY’S INFORMATION AND DATA ACCESS
PTPN VII (Persero) menyediakan akses atas informasi perusahaan dalam rangka keterbukaan PTPN VII (Persero) kepada para stakeholders melalui berbagai sarana media, yaitu:
PTPN VII (Persero) provides assess on company’s information in context of PTPN VII (Persero) openness to stakeholders through various media facilities, include:
• Website perusahaan beralamat di http://www.ptpn7. com, yang berisi tentang profil perusahaan, struktur organisasi, kebijakan, laporan kinerja tahunan serta update berita tentang kegiatan internal perusahaan.
• Company’s website address at http://www.ptpn7.com contain company’s profile, organization structure, policies, annual performance report and latest update news about the company’s internal activities
• Portal Kementerian BUMN yang beralamat di http:// www.bumn.go.id/ptpn7/ menyajikan informasi dan data kinerja perusahaan yang dapat diakses secara bebas oleh masyarakat.
• SOE Ministry portal address at http://www.bumn.go.id/ ptpn7/provide information and data of the company’s performance that can be accessed freely by the society
• Penerbitan buletin bulanan dan majalah Triwulan “Media Agro” sebagai sarana sosialisasi dan komunikasi karyawan internal PTPN VII (Persero) serta didistribusikan juga ke beberapa instansi terkait.
• Monthly bulletin and quarterly magazine “Media Agro” as a means of internal employee socialization and communication in PTPN VII (Persero) and distributed to several related institutions
• Di samping itu penerbitan Laporan Tahunan (Annual Report) dilakukan juga setiap tahunnya oleh perseroan.
• In addition Annual Report publishing is also conducted every year by the company.
STANDAR ETIKA
ETHICAL STANDARD
Keberadaan Kode Etik
Existence of Code of Conduct Policy
PTPN VII (Persero) berkomitmen untuk menegakkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam pengelolaan perusahaan sehari-hari di semua tingkatan jabatan. Untuk itu, Direksi PTPN VII (Persero) telah menerbitkan Surat Keputusan Direksi Nomor: 7.15/ Kpts/01/2013 tanggal 2 Januari 2013 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct). Selanjutnya, Dewan Komisaris dan Direksi telah menetapkan Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII (Persero) No: 7.15/ Kpts/27/2013 dan No: KEP-110/DK.VII/12/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Penyempurnaan Pedoman Perilaku PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Pedoman Perilaku merupakan pedoman bagi seluruh pengurus perusahaan dan pekerja PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas sehari-hari serta dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.
PTPN VII (Persero) is committed to enforce GCG principles in daily company’s management in all position level. Therefore, the PTPN VII (Persero) BOD has issued BOD Decree No: 7.15/KPTS/01/2013 dated 2 January 2013 regarding Code of Conduct. Afterwards, the BOC and BOD has stipulated a Joint Decree of PTPN VII (Persero) BOC and BOD No: 7.15/KPTS/27/2013 and No: KEP-110/ DK.VII/12/2013 dated 11 December 2013 of PTPN VII (Persero) Code Of Conduct Improvement. The code of conduct is a guidelines fo all company management and PTPN VII (Persero) workers in acting and conducting to implement their daily activities as well as in interacting with their fellow workers, business partner and other interested parties.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
292
Resources Optimization Towards The Best Performance
Muatan Code of Conduct
Code of Conduct Load
Pedoman Perilaku merupakan salah satu bentuk komitmen PTPN VII (Persero) atas implementasi GCG dan merupakan sekumpulan komitmen yang berisi tentang kewajiban, larangan dan hubungan dengan stakeholders lainnya.
Code of conduct is one of PTPN VII (Persero) commitment form on the GCG implementation and is a group of commitment containing of obligation, prohibition and relation with other stakeholders.
Kode Etik Perusahaan yang mengatur kewajiban yang harus ditaati setiap insan PTPN VII (Persero) memuat: Pengamanan Harta Benda; Kerahasiaan Informasi; Keterbukaan Informasi; Kepemilikan Informasi dan Intangible Asset; Kesehatan dan Keselamatan Kerja; dan Kesempatan Kerja yang Sama.
Company’s code of conduct regulate all obligation must be obeyed by every PTPN VII (Persero) employee containing: property safeguarding; information confidentiality; information openness; information ownership and intangible asset; health and work safety and the same work opportunity.
Kode Etik Perusahaan yang mengatur larangan yang harus dihindari setiap insan PTPN VII (Persero) memuat: Benturan Kepentingan, Kegiatan Politik; Jamuan Bisnis; Hadiah, Donasi, Cendera Mata, dan Sumbangan; Perbuatan Tercela.
Company’s code of conduct that regulated a prohibition must be avoided by every PTPN VII (Persero) employees contains: Conflict of Interest, Political Activities; Business Dinner; Presents, Donation, Souvenirs, and Contribution; misconduct.
Pedoman hubungan dengan stakeholders memuat pedoman perilaku yang berkenaan dengan hubungan antara Pengurus Perusahaan dan Pekerja dengan stakeholder yang merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain adalah RUPS, Rekanan, Kreditur dan Bank, Pelanggan/Pembeli, Pesaing, PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara, Pemerintah, Masyarakat dan Lingkungan, Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian, serta Media Massa, LSM dan Organisasi Kemasyarakatan.
The relation guidelines with the stakeholders contain code of conduct related with relation between the Company Management and Worker with Stakeholders, they are parties who have interest to the company either directly or undirectly. These interested parties among others are: RUPS, Partners, Creditor and Bank, Customer/Buyer, Competitor, PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara, Government, Society and Environtment, College and Research Center, as well as Mass Media, Non-Governmental Organization and community organizations.
Pemberlakuan Code of Conduct
Code of Conduct Enforcement
Setiap insan perusahaan harus memiliki komitmen untuk dapat menyelaraskan diri dengan sistem nilai dan budaya kerja di perusahaan. Oleh karena itu, seluruh pengurus Perusahaan dan pekerja wajib menempa diri untuk menyamakan dan menyatukan keyakinan dan tekad agar dapat menerapkan sikap dan perilaku kerja yang sesuai dengan sistem nilai dan budaya kerja yang dianut perusahaan, yang dikodifikasikan dalam Code of Conduct. Keberhasilan penerapan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) merupakan tanggung jawab dari Direksi, Kepala Bagian, Manajer Distrik dan Manajer Unit Usaha di lingkungan unit kerja masing-masing.
Every company’s employees must have a commitment to be able to harmonize themselves with the working value and culture system at the company. Therefore, all company management and worker must forge themselves to equalize and uniting the working faith and willpower pursuant to the working value and culture system adopted by the Company, which codified in code of conduct. The successful of this code of conduct implementation is the responsibility of the BOD, Head of Division, District Manager and Business Unit Manager in each of their working unit environtment.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
Corporate Governance
293
Setiap dua tahun seluruh pengurus Perusahaan dan pekerja diwajibkan secara tertulis untuk menyatakan kesanggupan mentaati dan melaksanakan setiap butir pedoman perilaku ini, yang diwujudkan dalam suatu pernyataan kepatuhan yang ditanda tangani oleh setiap pengurus Perusahaan dan pekerja sebagai salah satu syarat kelanjutan hubungan kerja dengan perusahaan.
Every two years all Company Management and workers are obligated in written to declare their willingness to obey and carry out each code of conduct items, realized in a obedience statement signed by all Company Management and workers as one of continued employment requirements with the company.
Sosialisasi Code of Conduct
Code of Conduct Socialization
Segenap Pejabat Puncak memiliki tanggung jawab dalam memberikan pemahaman penerapan Code of Conduct kepada pegawai di lingkungan unit kerja masing masing. Sebagai bagian dalam upaya pemberian pemahaman pegawai dalam penerapan Code of Conduct maka:
All of Top Management have responsibility in providing understanding of code of conduct application to employees in each working unit environment. As part of the employees understanding provisioning effort in code of conduct application then:
•
•
Code of conduct is socialized to all company workers via each leader officials thus can be comprehended and well, good and correctly applied.
•
Every company’s employees receive one copy of code of conduct and sign the statement form stating that he/she has received, understood, and agreed to obey the code of conduct. Code of conduct is integral part of the worker agreement of every company employee thus every employee must aware that disobedience to code of conduct may influence the performance assessment result and the employee career.
•
•
•
•
Code of Conduct disosialisasikan kepada seluruh pekerja perusahaan melalui pejabat pimpinan masing-masing sehingga dapat dipahami dan diterapkan dengan tepat, baik dan benar. Setiap pekerja perusahaan mendapat satu salinan Code of Conduct dan menandatangani formulir pernyataan bahwa telah menerima, memahami, dan setuju untuk mematuhi Code of Conduct. Code of Conduct merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerja setiap insan perusahaan sehingga setiap pegawai perusahaan harus mengetahui bahwa ketidakpatuhan terhadap Code of Conduct dapat mempengaruhi hasil penilaian kinerja dan jenjang karir pegawai perusahaan. Formulir pernyataan harus diperbaharui dan ditandatangani kembali setiap dua tahun oleh setiap pekerja. Formulir pernyataan yang telah ditandatangani dikumpulkan dan diarsipkan oleh masing-masing unit kerja sebagai bukti komitmen seluruh pekerja perusahaan.
Dalam rangka mendukung proses GCG, Code of Conduct PTPN VII (Persero) sesuai SK Nomor: 7.15/Kpts/03/2013 tanggal 2 Januari 2013 telah disosialisasikan bersama dengan BPKP Provinsi Lampung pada tanggal 29 Oktober 2013 di Lampung dan 27 November 2013 di Palembang kepada seluruh pekerja PTPN VII (Persero).
Laporan Tahunan 2013
•
•
Statement form must be updated and resigned every two years by every workers
•
Statement form that has been signed was collected and archieved by each working unit as commitment evidence of all company’s worker.
In order to support the GCG process, PTPN VII (Persero) code of conduct pursuant to Decree No: 7.15/ KPTS/03/2013 dated 2 January 2013 has been socialized together with FDSA Lampung Province on 29 October 2013 in Lampung and 27 November 2013 in Palembang to all PTPN VII (Persero) employees.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
294
Penegakan dan Penanganan Pelanggaran
Enforcement and Handling of Violation
Penegakan dan sanksi pelanggaran kode etik dilaksanakan PTPN VII (Persero) melalui mekanisme Whistle Blowing System. Pekerja yang mengetahui atau mencurigai adanya pekerja yang melakukan pelanggaran terhadap pedoman perilaku, wajib menyampaikan pengaduan dengan bukti yang cukup kepada Pengelola Whistle Blowing System. Laporan dari pihak luar wajib diterima sepanjang didukung bukti dan identitas yang jelas dari pelapor. Pengelola Whistle Blowing System yang bertugas menerima laporan tersebut wajib melindungi kerahasiaan identitas pekerja yang melaporkan pelanggaran untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan terlapor atau pihak lain kepada pelapor.
Code of ethic violation enforcement and sanction is implemented by PTPN VII (Persero) by Whistle Blowing System mechanism. The worker who discovering or suspecting the existence of worker who conduct a violation on code of conduct, obligate to convey the complaint with sufficient evidence to the WBS administrator. Report from outside of the company must be accepted as long as supported by a clear evidence and identity from the whistleblower/informer. The WBS administrator who obligates to receive the report obligates to protect the confidentiality of the worker identity who reporting the violation to avoid things that are not desirable conducted by the reported or other party to the informer.
Kepada pengurus Perusahaan dan pekerja yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku (Code of Conduct) dalam tingkatan apapun akan diberikan sanksi disiplin atau sanksi lainnya sesuai peraturan yang berlaku.
To the Company administrator/management and worker who proved performing a violation on code of conduct in any level will be given a discipline sanction or other sanction pursuant to applicable regulation.
Selama tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah memberikan sanksi kepada pekerja strata pengatur, penata, dan pembina dengan rincian sebagai berikut:
During 2013, PTPN VII (Persero) has given sanction to worker at regulator, administrator, and fosterer with details as follow:
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sanksi pelanggaran disiplin 1 Orang Pernyataan tidak puas 3 Orang Teguran Tertulis 4 Orang Peringatan Pertama 9 Orang Peringatan Kedua 2 Orang Peringatan Ketiga 1 Orang
Laporan Tahunan 2013
Disciplinary violation sanction 1 person Not satisfy statement 3 person Written warning 4 person First warning 9 person Second warning 2 person Third warning 1 person
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
295
Corporate Governance
Pernyataan Budaya Perusahaan
Company’s Culture Statement
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dalam mengembangkan kegiatan usaha membutuhkan suatu budaya perusahaan dalam bentuk pedoman tertulis, yang dapat menjadi acuan bagi organ perusahaan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Pedoman yang memuat Nilai-nilai Perusahaan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi PTPN VII (Persero) No: 7.15/Kpts/27/2013 dan No: KEP110/DK.VII/12/2013 tanggal 11 Desember 2013 tentang Penyempurnaan Pedoman Perilaku PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
PTPN VII (Persero) in developing business activities requires a company’s culture in form of written guidance, which can be a preference for the company organs in implementing their duty and obligation. Guidelines containing company value is stipulated based on BOC and BOD of PTPN VII (Persero) Joint Decree No: 7.15/ KPTS/27/2013 and No: KEP-110/DK.VII/12/2013 dated 11 December 2013 regarding improvement of code of conduct of PTPN VII (Persero).
Budaya perusahaan (corporate culture) telah dirumuskan dengan icon ”ProMOSI”. “ProMOSI” sebagai asas budaya perusahaan, dapat diuraikan sebagai berikut:
The corporate culture has been formulated with “ProMOSI’ icon. “ProMOSI” as a company culture basis, can be described as follow:
Pro = Produktivitas Adalah pemanfaatan secara maksimal potensi yang ada pada seluruh sumber daya;
M = Mutu Produk yang bermutu selain baik, adalah yang didelivery tepat waktu, didesain sesuai selera konsumen, dijual dengan harga lebih murah dari yang lain, sehingga mutu asasnya adalah persaingan (competitiveness), bukan lagi komperatif (comparativeness);
O = Organisasi Setiap individu mengerti akan posisinya, memahami tugas dan tahu kepada siapa harus mempertanggung jawabkan wewenangnya;
S = Servis Semua individu dalam organisasi menyadari bahwa dirinya bekerja untuk melayani atasan, bawahan, teman sekerja, konsumen, dan stakeholder.
I = Inovasi Setiap individu dalam organisasi harus melakukan inovasi-inovasi dalam rangka mengikuti perubahan. Mereka yang tidak cepat mengikuti perubaan dengan inovasi-inovasinya akan hilang tertindas perubahan jaman.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Pro = Productivity It is a maximal utilization of existing potential on all resources M = Mutu (Quality) It is a high quality product beside good, is delivered on time, designed as consumer taste, sold cheaper from other, thus the quality principles are competitiveness, no longer comparativeness. O = Organization Every individual will learn of his/her position, comprehends the duty and knows to whom he must accountable his authority; S = Service All individual in organization awares that he/she works to serve his superior, subordinate, co-worker, customer, and stakeholders. I = Innovation Every individual in organization must conduct innovations in order to follow changes. They who do not follow quickly the change with their innovations will be lost surpressed by the changing times.
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
296
Resources Optimization Towards The Best Performance
WHISTLE BLOWING SYSTEM
PTPN VII (Persero) telah memiliki Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (Whistle Blowing System) sesuai surat Keputusan Direksi No:7.15/Kpts/22/2013 tanggal 31 Juli 2013. WBS disusun dalam rangka memberikan kesempatan kepada segenap insan perusahaan dan pihak eksternal untuk dapat menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, serta nilai-nilai etika yang berlaku berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan serta dengan niat baik untuk kepentingan perusahaan. PTPN VII (Persero) already has a Whistle Blowing System pursuant to BOD Decree No: 7.15/KPTS/22/2013 dated 31 July 2013. The WBS was drafted in order to provide opportunity to all company employees and the external parties to be able to convey report regarding alleged violation of the GCG principles, as well as applicable ethical values based on accounted evidences and good intention for the company’s interest.
Keberadaan Kebijakan WBS
WBC Policy Presence
Adapun dasar hukum penyusunan Whistle Blowing System (WBS) adalah:
As for the legal basis of the WBS drafting were:
- Undang-Undang No.31 tahun 1999 dan telah diperbaharui dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Korupsi, - Undang-Undang No.13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Pelapor. - Undang-Undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik - Pedoman Sistem Pelaporan dan Pelanggaran (Whistle Blowing System) Komite Nasional Kebijakan Governance tahun 2008 - Code of Conduct PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
- Law No. 31 year 1999 and has been updated with Law No. 20 year 2001 of corruption eradication.
WBS PTPN VII (Persero) telah disosialisasikan kepada jajaran manajemen perusahaan pada tanggal 29 Oktober 2013. Penyempurnaan WBS terhadap aspek perangkat kerja,
The PTPN VII (Persero) WBS has been socialized to all company’s management ranks on 29 October 2013. The WBS improvement to the working device aspect,
Laporan Tahunan 2013
- Law No. 13 year 2006 of Protection of Witnesses and Complainants - Law No. 11 year 2008 of Information and Transaction Electronic - Whistle Blowing System Guideliness of the 2008 National Committee of Governance Policy - PTPN VII (Persero) Code of Conduct
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
297
Corporate Governance
mekanisme pelaporan serta mekanisme perlindungan bagi pelapor telah dilakukan dan diterbitkan sesuai Surat Keputusan Direksi No:SKR/Kpts 01/2014 tanggal 1 Mei 2014.
reporting mechanism and protection mechanism for the complainants has been conducted and issued pursuant to BOD Decree No: SKR/KPTS/01/2014 dated 1 May 2014.
Mekanisme Penyampaian Laporan
Surat : Tim Pengelola Laporan dan Perlindungan Pelapor WBS PTPN VII (Persero) PTPN VII WBS Report Management and
Report Conveyance Mechanism
Pelapor dapat menyampaikan laporan dugaan pelanggaran melalui media resmi perusahaan yang telah disediakan sebagai berikut: The complaina.nts may convey the alleged violation report through available company’s official media as follow
Complainants Protection Team
Jl.Teuku Umar No.300 Bandar Lampung.
SMS : 0823-767-00027 Faksimile : (0721) 774433 Email :
[email protected] Website : http://wbs.ptpn7.com
Kriteria Umum Pelaporan
General Criteria of Reporting
Setiap Pelaporan dugaan pelanggaran, harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
Every reporting of alleged violation, must meet following criterias:
1. Pelapor dapat mengungkapkan identitas dengan jelas (nama, alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi) ataupun anonim. 2. Pelaporan dilakukan melalui sarana pelaporan yang telah tersedia 3. Isi laporan dugaan pelanggaran dapat berupa:
1.
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Jenis pelanggaran yang dilaporkan Pelaku pelanggaran dan pihak yang terlibat Lokasi kejadian pelanggaran Waktu kejadian pelanggaran Kronologis kejadian pelanggaran Nilai kerugian/dampak pelanggaran Bukti yang mendukung pelaporan
Laporan Tahunan 2013
2. 3.
Complainants/reporters may reveal his/her identity clearly (name, address, and available contact phone) or anonymous. The reporting is conducted via available reporting facilities The content of alleged violation report may in form of: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Type of reported violation The violator and involved parties Violation scene violation occurrence time chronology of the violation value of losses/violation impact evidences that supporting the reporting
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
298
Resources Optimization Towards The Best Performance
Mekanisme Pelaporan
Reporting Mechanism
Tata Cara Pelaporan Dugaan Pelanggaran:
Alleged Violation Reporting Procedure:
1. Pelapor menyampaikan laporan dugaan pelanggaran melalui sarana pelaporan yang telah disediakan perusahaan. 2. Pelapor mendapatkan tanda terima pelaporan dugaan pelanggaran. 3. Atas laporan oleh Pelapor, Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor menerima dan memverifikasi dugaan pelanggaran yang diterima. Verifikasi dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Pelapor disertai identitas atau anonim
1.
2) Kesesuaian kriteria pelaporan baik untuk pelapor dengan identitas ataupun pelapor anonim. 3) Perlindungan terhadap pelapor. 4. Setelah itu dilakukan telah atas laporan dugaan pelanggaran. Apabila kriteria pelaporan terpenuhi maka laporan akan ditindaklanjuti dan apabila pelapor memerlukan perlindungan, maka Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor akan memberikan fasilitas perlindungan maupun bekerjasama dengan pihak lain untuk melakukan perlindungan. Hasil verifikasi dan telaah dituangkan dalam Berita Acara 5. Apabila terlapor adalah pekerja perseroan Laporan Dugaan Pelanggaran akan ditindaklanjuti oleh Tim Investigasi. 6. Apabila terlapor adalah Tim Investigasi Laporan Dugaan Pelanggaran akan ditindaklanjuti oleh Direksi. 7. Apabila terlapor adalah Direksi dan/atau Dewan Komisaris Laporan Dugaan Pelanggaran akan ditindaklanjuti oleh Dewan Kehormatan. 8. Apabila diperlukan, tindak lanjut atas Dugaan Pelanggaran dapat melibatkan investigator eskternal yang ditunjuk oleh Perseroan.
Laporan Tahunan 2013
Complainants conveys the alleged violation report via reporting facilities provided by the company
2.
Complainants receives reporting of alleged violation receipt 3. Of report by the complainants, the Report Management and Complainant Protection Team receive and verify the incoming alleged violation report. Verification is conducted by noticing on several following terms: 1) The Complainants along with identity or anonymous 2) Suitability of the reporting criteria either for the complainant with identity or anonymous complainants 3) Protection over the complainants 4. Afterwards it is conducted a study on alleged violation report. If the reporting criteria is fulfilled then the report will be followed up and if the complainant needs protection, then the Report Management and Complainants Protection Team will provides protection facility or cooperate with other party to perform a protection. The verification and study result are put forth on the Official Report. 5. If the reported is the company’s employee the Alleged Violation Report will be followed up by the Investigation Team 6. If the reported is the Investigation Team the Alleged Violation Report will be followed up by the BOD 7. If the reported is BOD and/or BOC the Alleged Violation Report will be followed up by the Board of Trustees. 8. If required, the follow up on Alleged Violation can involve the external investigator appointed by the Company.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
299
Corporate Governance
Penanganan Pelaporan Dugaan Pelanggaran
Handling on Alleged Violation Reporting
A. Tindak Lanjut Penanganan Pelaporan Dugaan Pelanggaran
A. Follow up on Alleged Violation Reporting Handling
a) Tim Investigasi
a) Investigation team
1. Tim Investigasi menerima laporan dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor. 2. Tim investigasi kemudian akan melakukan investigasi. 3. Membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan/atau sanksi atas tindakan pelanggaran kepada Direksi. 4. Mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya.
1.
b) Direksi
b) BOD
1. Direksi menerima laporan dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Tim Investigasi 2. Direksi menugaskan tim investigasi untuk melakukan investigasi 3. Tim investigasi membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan/atau sanksi atas tindakan pelanggaran kepada Direksi. 4. Tim investigasi mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya.
1.
c)
c)
Board of Trustees
1.
The BOT receives report from Report Management and Reporter Protection Team on Alleged Violation by the BOD/BOC
Dewan Kehormatan
1. Dewan Kehormatan menerima laporan dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Direksi/ Dewan Komisaris 2. Selanjutnya Dewan Kehormatan akan melakukan investigasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang terdapat pada Sistem Pedoman Dugaan Pelanggaran. 3. Membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan dilaporkan kepada Komisaris Utama atas pelanggaran yang dilakukan oleh Direksi dan kepada Pemegang Saham apabila pelanggaran dilakukan oleh Komisaris. 4. Mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya.
Laporan Tahunan 2013
The investigation team receives report from Report Management Team and Reporter/Complainant Protection 2. Investigation team will conduct an investigation 3. Draft an Investigation Result Report containing recommendation and/or witnesses on violation action to BOD 4. Documenting all investigation process relating the supporting evidences, paper work, official record or other documents.
The BOD receives report from Report Management Team and Reporter/Complainant Protection Team committed by the Investigation Team 2. BOD assigns investigation team to perform investigation 3. Investigation team drafting an Investigation Result Report containing recommendations and/or sanction on the violation action to BOD 4. Investigation team documents all investigation process relating with the supporting evidence, paper work, official record, and other documents.
2. Afterwards the Board of Trustees will conduct investigation pursuant to principles contain in Alleged Violation Guideliness System 3. Drafting Investigation Result Report which containing a recommendation and reported to President Commisioner on the violation commited by the BOD and to Shareholders if the violation commited by the BOC. 4. Documenting all investigation process relating with the supporting evidences, paper work, official record or other documents.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
300
Resources Optimization Towards The Best Performance
B. Hasil Penanganan Pelaporan Dugaan Pelanggaran
B. Result of Alleged Violation Reporting Handling
1) Atas rekomendasi oleh Tim Investigasi, Direksi mengenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku, apabila terbukti mengarah kepada tindak pidana maka dengan pertimbangan Perseroan laporan tersebut dapat dilimpahkan kepada Aparat Penegak Hukum. 2) Atas rekomendasi oleh Dewan Kehormatan, apabila menyangkut Direksi, Komisaris menindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila menyangkut Komisaris, Pemegang Saham menindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku, 3) Bila tidak terbukti atau selesai, maka laporan pengaduan akan ditutup dan dituangkan dalam Berita Acara Tindak Lanjut Selesai.
1) On recommendation by the Investigation Team, the BOD charges sanction pursuant to applicable provision, if convicted it leads to criminal acts then with Company’s consideration the report will be delegated to law enforcement 2) On recommendation by the BOT, if relating with BOD, the BOC follows up based on applicable provision. If it comes to BOD, the BOC follows up based on applicable provision. If it comes to BOC, the Shareholders follow up referring to applicable provision. 3) If it is not convicted or over, then the complaint report will be closed and put forth in the Official Report of Completed Follow-Up
C. Pelaporan Dugaan Pelanggaran
C. Alleged Violaion Reporting
1. Tim Pengelolaan Pelaporan Dugaan Pelanggaran membuat laporan berkala triwulanan kepada Direksi mengenai penyelenggaraan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran. Laporan tersebut berisi: 1) Status Pelapor 2) Kategori dan deskripsi pelanggaran 3) Status Tindak Lanjut 4) Hasil Tindak Lanjut 2. Direksi melaporkan secara semesteran perkembangan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran kepada Dewan Komisaris. 3. Ringkasan perkembangan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran dilaporkan dalam Laporan Tahunan (Annual Report).
1. Alleged Violation Reporting Management Team drafts quarterly periodic report to BOD regarding the implementation of Alleged Violation Reporting System. The report contains: 1) Reported Status 2) Violation Category and description 3) Follow up status 4) Follow up result 2. BOD reports biannually the development of Alleged Violation Reporting System to BOC
D. Monitoring dan Evaluasi
D. Monitoring and Evaluation
Untuk menjamin efektivitas penerapan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran perlu dilakukan monitoring dan evaluasi Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran secara berkala minimal satu tahun sekali. Hal ini dilakukan untuk memenuhi sasaran yang telah ditetapkan pada awal pencanangan sistem ini dan juga memastikan bahwa pencapaian tersebut sesuai dengan tuntutan bisnis perseroan maupun peraturan perundangan yang berlaku. Monitoring dan evaluasi ini dapat dilakukan sendiri oleh Direksi melalui Satuan Pengawasan Intern atau menggunakan pihak luar yang independen.
To ensure the implementation effectiveness of Alleged Violation Reporting System needs to be performed monitoring and evaluation on Alleged Violation Reporting System Gradually minimum once a year. This is conducted to meet the determined target at the beginning of the system was designed and also to ensure that the achievement is based on company’s business demand or applicable regulation legislation. This monitoring and evaluation can be conducted alone by the BOD through Internal Audit Unit or using independent external party.
Laporan Tahunan 2013
3. Summary of Alleged Violation Reporting System development on Annual Report
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
301
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran maupun melakukan pemantauan atas rekomendasi perbaikan. Hasil monitoring dan evaluasi dituangkan dalam bentuk laporan kepada Direksi.
Corporate Governance
Monitoring and evaluation is conducted to yield improvement recommendation of the Alleged Violation Reporting System or conducts monitoring on the improvement recommendation. Monitoring and evaluation result is put forth in form of report to the BOD.
PIHAK YANG MENGELOLA PENGADUAN PARTY WHO MANAGES THE COMPLAINT
Struktur Pengelolaan
Management Structure
Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran berada pada Direksi, khususnya Direktur Utama, sedangkan Dewan Komisaris akan melakukan pengawasan atas kecukupan dan efektifitas pelaksanaan sistem tersebut.
Alleged Violation Reporting System is located at BOD, particularly President Director, whereas the BOC will conduct supervision on the adequacy and effectiveness of the system implementation.
Adapun Struktur Pengelolaan WBS di perseroan adalah sebagai berikut:
As for WBS Management Structure in the Company is as follow:
Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor
Report Management and Reporter Protection Team
Tim yang melakukan tugas dalam hal pengelolaan atas laporan mengenai dugaan pelanggaran dan perlindungan pelapor. Tim ini menerima pelaporan pelanggaran, menyeleksi laporan pelanggaran untuk diproses lebih lanjut oleh tim investigasi tanpa membuka identitas pelapor. Tim ini juga bertanggung jawab atas pelaksanaan program perlindungan pelapor sesuai dengan kebijakan yang telah dicanangkan, terutama aspek kerahasiaan dan jaminan keamanan pelapor. Untuk keperluan pengelolaan laporan dan perlindungan pelapor, tim mendapatkan bantuan hukum, keuangan dan operasional bila diperlukan. Pembentukan Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi yang diketuai oleh salah satu Direksi sesuai No: SDM/Kpts/097/2014 tanggal 1 April 2014.
A team who managing the report regading alleged violation and reporter protection. This team receives violation report, selects violation reports to be processed further by the investigation team without revealing the reporter identity, this team is also responsible on the implementation of reporter protection program based on proclaimed policy, particularly the confidentiality and reporter security guarantee. For the necessity of report management and reporter protection, team receives legal, financial, and operational aid if required. The establishment of Report Management and Reporter Protection Team is put forth on the BOD Decree chaired by one of Director based on No: SDM/Kpts/097/2014 dated 1 April 2014.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
302
Resources Optimization Towards The Best Performance
Tugas Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor:
The Report Management and Reporter Protection Team tasks:
1)
Menerima laporan atas adanya dugaan pelanggaran dari pelapor. 2) Menjaga kerahasiaan pelapor dan menyimpan identitas pelapor pada tempat yang aman. 3) Memferifikasi laporan atas dugaan pelanggaran yang masuk, dengan cara memastikan bahwa laporan tersebut telah memenuhi kriteria dan sesuai dengan kategori yang ditetapkan. 4) Membuat berita acara hasil verifikasi laporan dugaan pelanggaran dan rekomendasi tindak lanjut. 5) Memfasilitasi perlindungan kepada pelapor. 6) Membuat laporan secara berkala minimal 3 (tiga) bulan sekali kepada Direksi, yang meliputi jumlah pengaduan, kategori pengaduan, status pelaporan dugaan pelanggaran serta media yang digunakan oleh pelapor.
1) Receives report on alleged violation from the reporter/complainants 2) Maintain reporter confidentiality and save the reporter identity at safe place 3) Verify report on incoming alleged violation, by ensuring that the report has met the criteria and according to determined category
Tim Investigasi
Investigation Team
Tim yang bertugas untuk melakukan investigasi lebih lanjut terhadap substansi pelanggaran yang dilaporkan. Tujuannya adalah mencari dan mengumpulkan buktibukti yang diperlukan guna memastikan bahwa memang telah terjadi pelanggaran. Dalam hal terdapat buktibukti yang memadai, maka rekomendasi sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan diberikan kepada Direksi. Akan tetapi bila tidak ditemukan bukti-bukti yang mencukupi, maka proses investigasi dihentikan dan laporan pelanggaran tidak dilanjutkan.
Team who is in charge to conduct further investigation to the reported violation substance. The aim is to seek and collect evidences required ensuring that there has been a violation. In term of there is contain adequate evidences, then sanction recommendation to the conducted violation is given to the BOD. However if found insufficient evidences, then the investigation process is discontinued and the violation report is not proceed.
Untuk keperluan investigasi tim mendapatkan bantuan hukum, keuangan dan operasional terhadap seluruh unit yang diinvestigasi.
For the investigation needs the team obtains a legal, financial and operational aid to all investigated unit.
Pembentukan Tim Investigasi dituangkan dalam Surat Keputusan Direktur Utama yang diketuai oleh salah satu direksi No:SDM/Kpts/097/2014 tanggal 1 April 2014.
The establishment of investigation team was put forth on the President Commisioner Decree chaired by one of Director No: SDM/Kpts/097/2014 dated 1 April 2014.
Tugas Tim Investigasi:
The investigation team tasks are:
1) Melakukan investigasi terhadap laporan dugaan pelanggaran yang layak ditindaklanjuti dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor; 2) Memastikan terjadinya tindakan pelanggaran dengan bukti-bukti pendukung; 3) Menentukan nilai kerugian/dampak atas tindakan pelanggaran
1) Performs investigation on alleged violation report that worth to be followed up from the Report Management and Reporter Protection team 2) Ensures the violation action occurrence with supporting evidences 3) Determines the loss/impact value on the violation action
Laporan Tahunan 2013
4)
Create official record result of report verification of the alleged violation and follow up recommendation 5) Facilitate the protection to the reporter 6) Draft the periodically report minimum 3 (three) month to BOD, consist of complaint number, complaint category, alleged violation reporting status and media used by the reporter
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
303
Corporate Governance
4) Berkoordinasi dengan investigator eksternal, penegak hukum dan/atau instansi lainnya, bila diperlukan dengan persetujuan Direksi. 5) Membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan/atau sanksi atas tindakan pelanggaran kepada Direksi. 6) Mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya.
4) Coordinates with the external investigator, law enforcement and/or other institution, if required with the approval of BOD 5) Creates Investigation Result Report containing recommendation and/or sanction on the violation action to the BOD 6) Documenting all investigation process related with supporting evidences, paper work, official record or other documents
Dewan Kehormatan
Board of Trustee
Tim yang menangani pelaporan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran Direksi/Komisaris. Pembentukan Dewan Kehormatan dikukuhkan oleh Direksi sesuai Surat Keputusan Direksi No:7.6/Kpts/601/2012 tanggal 15 Maret 2012.
It is a team that handles reporting related with the BOD/ BOD alleged violation. The establishment of BOT installed by BOD pursuant to BOD Decree No:7.6/Kpts/601/2012 dated 15 March 2012.
Tugas Dewan Kehormatan:
The BOT tasks are:
1) Menerima Laporan dari Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor atas adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Direksi/Komisaris ; 2) Memastikan terjadinya tindakan pelanggaran oleh Direksi/Komisaris dengan bukti-bukti pendukung; 3) Menentukan nilai kerugian/dampak atas tindakan pelanggaran Direksi/Komisaris 4) Berkoordinasi dengan investigator eksternal, penegak hukum dan/atau instansi lainnya. 5) Membuat Laporan Hasil Investigasi yang di dalamnya memuat rekomendasi dan dilaporkan kepada Komisaris Utama atas pelanggaran yang dilakukan oleh Direksi dan kepada Pemegang Saham apabila pelanggaran dilakukan oleh Komisaris. 6) Mendokumentasikan seluruh proses investigasi terkait bukti pendukung, kertas kerja, berita acara maupun dokumen lainnya.
1) Receives Report from Report Management and Reporter Protection Team on the alleged violation occurrence committed by the BOD/BOC; 2) Ensure the occurrence of violation action by the BOD/BOC with supporting evidences 3) Determine loss/impact value on the violation action committed by the BOC/BOD 4) Coordinate with the external investigator, legal enforcement and/or other institution 5) Create Investigation Result Report containing recommendation and reported to President Commissioner on the violation committed by the BOD and to shareholders if the violation committed by the BOC 6) Documenting all investigation report relating with the supporting evidences, paper work, official report or other documentation.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
304
Resources Optimization Towards The Best Performance
PERLINDUNGAN PELAPOR PERLINDUNGAN PELAPOR
Kebijakan Perlindungan Pelapor
Policy of the Reporter Protection
Perseroan berkomitmen untuk melindungi pelapor pelanggaran yang beriktikad baik dan perseroan akan patuh terhadap segala peraturan perundangan yang terkait serta best practices yang berlaku dalam penyelenggaraan Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran (Whistle Blowing System). Kebijakan ini juga menjelaskan maksud dari adanya perlindungan pelapor yaitu untuk mendorong terjadinya pelaporan pelanggaran dan menjamin keamanan si pelapor maupun keluarganya.
The company is commited to protect the violation reporter who has a good intention and the company with comply with all related regulation legislation and applicable best practices in the Whistle Blowing System management. This policy is also explaining the intention of the reporter protection it is to encourage the occurrence of violation reporting and ensure the reporter and his family security.
Adapun kebijakan perlindungan pelapor pada perseroan adalah sebagai berikut:
As for the reporter protection policy in the company are as follow:
1. Identitas pelapor dijamin kerahasiaannya oleh perseroan dan/atau Tim Pengelolaan Laporan dan Perlindungan Pelapor. 2. Perseroan menjamin perlindungan terhadap pelapor dari segala bentuk ancaman, intimidasi, ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama pelapor menjaga kerahasiaan pelanggaran yang diadukan kepada pihak manapun. 3. Perlindungan terhadap pelapor juga berlaku bagi pihak yang mengelola sistem pelaporan dugaan pelanggaran maupun pihak-pihak yang memberikan informasi terkait dengan pengaduan tersebut. 4. Jaminan keamanan informasi dan perlindungan terhadap tindakan balasan dari terlapor atau perseroan, yang berupa ancaman keselamatan fisik, teror psikologis, keselamatan harta, perlindungan hukum dan keamanan pekerjaan
1.
Jumlah Pengaduan
Number of Complaint
Sejak diluncurkannya WBS pada tanggal 31 Juli 2013 hingga periode 31 Desember 2013, tidak terdapat pelaporan dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Pengurus Perusahaan maupun Insan PTPN VII (Persero).
Since the WBS was launched on 31 July 2013 up to 31 December 2013, there were no alleged violation reporting committed by the Company’s Management or PTPN VII (Persero) employees.
Laporan Tahunan 2013
2.
3.
4.
The reporter identity is guaranteed its confidentiality by the Company and/or the Report Management and Reporter Protection Team The Company ensures a protection to the reporter from all kind of threat, intimidation, or any unpleasant action from any party as long as the reporter keeps the violation secrecy reported to any party. The protection on the reporter also applies for the party which manage the alleged violation reporting system or parties which provide information related with the complaint Information security guarantee and protection on the retaliatory measure from the reported or the Company, in form of physical threat, psychological terror, safety property, legal protection and work safety.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
305
Untuk mendukung terciptanya penyelenggaraan Good Corporate Governance secara efektif maka sosialisasi serta penegakan penerapan WBS akan terus ditingkatkan. Secara berkala akan dilaksanakan pemutakhiran/penyempurnaan sistem dalam rangka perbaikan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan bisnis Perseroan.
Laporan Tahunan 2013
Corporate Governance
To support the creation of GCG implementation effectively then the socialization and enforcement of WBS application will continue to be improved. Gradually system improvements and update will be carried out in order the continuous improvement pursuant to Company’s business development.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
306
Resources Optimization Towards The Best Performance
Perkara Penting yang Dihadapi Perusahaan
Important Cases Encountered by the Company
Sampai dengan 31 Desember 2013, perkara penting yang dihadapi perusahaan sebanyak 4 (empat) kasus, terkait gugatan hukum yang diajukan oleh pihak ketiga, baik masyarakat maupun perusahaan berbadan hukum, terutama masalah sengketa lahan yang dikuasai pihak PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Selama tahun 2013, tidak terdapat perkara penting yang dihadapi entitas anak.
Up to 31 December 2013, the important cases encountered by the company were amounted by 4 (four) cases, related with lawsuit filed by the third party, either the community or legal entities, particularly land dispute problems occupied by the PTPN VII (Persero). During 2013, there were no important cases encountered by the subsidiaries.
Rincian perkara penting yang dihadapi perusahaan adalah sebagai berikut:
Following are details of important cases:
No
Nomor Perkara/Nilai Gugatan Case Number/ Lawsuit Value
Pokok Perkara Principal Case
Status Perkara Case Status
Keterangan Description
1
Pabrik Gula Bunga mayang • Nomor Register Perkara: 18/G/2010/PTUN.JKT • Gugatan Tata Usaha Negara • Nilai Gugatan tanah seluas 4.650 Ha
PT Bumi Madu Mandiri menggugat Tata Usaha Negara (TUN) atas surat Badan Pertanahan Nasional RI No: 4652/16.1-100/XI/09 tanggal 10 November 2009 yang menolak memproses pengukuran lahan seluas 4.650 Ha, yang diklaim telah diganti rugi oleh PT Bumi Madu Mandiri.
Putusan Peninjauan Kembali (PK) dari Mahkamah Agung RI No: 96PK/TUN/2012 dengan amar putusan: 1. Menolak permohonan PK PTPN VII (Persero) 2. Menghukum pemohon membayar biaya perkara Peninjauan Kembali sebesar Rp. 2.500.000,- memenangkan PT Bumi Madu Mandiri
Sekarang dalam proses pengajuan Peninjaun Kembali (PK) yang kedua dengan mengajukan bukti baru (novum) di Mahkamah Agung RI
Bungamayang Sugar Mill - Case Register No: 18/G/2010/PTUN.JKT - Administrative lawsuit - Land claim value over 4,650 Ha land
PT Bumi Madu Mandiri sued the State Adminsitration on letter of RI State Land Agency No:4652/16.1-100/XI/09 dated 10 November 2009 that refused processing the land measure by 4,650 Ha, which claimed to has been compensated by the PT Bumi Madu Mandiri
Decision on Judicial Review (JR) from RI Supreme Court No: 96PK/TUN/2012 with the injunction: 1. Rejected the PTPN VII (Persero)’s JR Petition 2. Penalize the appellant to pay JR case fee amounted to Rp2,500,000,- win the PT Bumi
At present is in the second JR submission process by filing new evidences (novum) in RI Supreme Court. Note: In this case PTPN VII (persero) is defendant II (intervention) represented by the State Prosecutor of the RI Office of Prosecutor-General (OPG). Whereas the PT Bumi Madu Mandiri as the plaintiff is represented by Gunawarman (Director)
Pabrik Gula Bunga mayang • Nomor Register Perkara: 26/G/2011/PTUN-BL • Gugatan Tata Usaha Negara • Nilai gugatan tanah seluas 301 Ha
Junardi menuntut pembatalan sertipikat HGU No. 21 tahun 1995 seluas 3.819,1292 Ha. Selain itu juga menuntut lahan seluas 301 Ha tidak termasuk dalam bagian sertipikat HGU No. 21 tahun 1995.
Madu Mandiri Putusan Kasasi dari Mahkamah Agung RI No. 90 K/TUN/2013, dengan amar putusan memenangkan PTPN VII (Persero). Junardi tidak mengajukan upaya hokum Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung RI.
Putusan PTTUN Medan bersifat declaratoir yang menyatakan membatalkan putusan PTUN Bandar Lampung.
2
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Catatan: Dalam perkara ini, PTPN VII (Persero) sebagai tergugat II (Intervensi) diwakili oleh Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejaksaan Agung RI. Sedangkan PT Bumi Madu Mandiri sebagai Penggugat diwakili oleh Gunawarman (Direksi)
Catatan: Dalam perkara ini, PTPN VII (Persero) sebagai Tergugat II (Intervensi) diwakili oleh Handra Darwin dan rekan. Sedangkan Junardi bertindak untuk dan atas nama sendiri selaku Penggugat.
Tata Kelola Perusahaan
No
3
4
307
Corporate Governance
Nomor Perkara/Nilai Gugatan Case Number/ Lawsuit Value
Pokok Perkara Principal Case
Status Perkara Case Status
Keterangan Description
Bungamayang Sugar Mill - Case Register No: 26/G/2011/PTUN-BL - State Administrative lawsuit - claim value over 301 Ha Land
Junardi sued the cancellation of the RTC certificate No. 21 year 1995 total area 3,819.1292 Ha. In addition he also sued the 301 Ha land not included in RTC certificate No. 21 year 1995
Decision on cassation from RI Supreme Court No. 90 K/ TUN/2013, with injunction win the PTPN VII (Persero) Junardi did not file Judicial Review Remedy to RI Supreme Court.
The PTTUN Medan verdict is declaratoir stating that canceling the SAC Bandar Lampung verdict Note: In this case, PTPN VII (persero) as the defendant II (intervention) represented by Handra Darwin and Partners
Pabrik Gula Bunga mayang • Nomor Register Perkara: 5/G/2013/PTUN.BL • Gugatan Tata Usaha Negara • Nilai gugatan tanah seluas 185,5535 Ha
Ir. Dian Kurnia menuntut pembatalan sertipikat HGU No. 39 tahun 2010 seluas 185,5535 Ha yang diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Tulang Bawang.
Penetapan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung No: 5/G/2013/PTUNBL, dengan amar putusan mengabulkan permohonan pencabutan gugatan oleh Penggugat.
Bungamayang Sugar Mill - Case Register No: 5/G/2013/PTUN.BL - State Administrative lawsuit - Claim over 185.5535 Ha land.
Ir. Dian Kurnia sued cancellation over RTC certificate No. 39 year 2010 over 185.5535 ha land issued by the SLA of Tulang bawang District.
Bandar Lampung State Administrative Court stipulation No: 5/G/2013/ PTUN-BL, with injunction granting application of lawsuit revocation by the plaintiff
The lawsuit has been revoked by the Plaintiff, and reached a peace agreement between PTPN VII (Persero) as Defendant II (Intervention) with Ir. Dian Kurnia as Plaintiff. Note: In this case, PTPN VII (Persero) as the defendant (intervention) represented by Rozali Umar and Partner. Whereas Ir. Dian Kurnia acted for and on his own behalf as the defendant.
Unit Kebun Karet Bergen • Nomor Register Perkara: 02/PDT.G/2010/PN.KLD • Gugatan Keperdatan Kepemilikan Tanah • Nilai gugatan tanah seluas 30,45 Ha
Hi. Maini bin Sawi menggugat/mengklaim sebagai pemilik lahan seluas 30,45 Ha yang berada di dalam lokasi Afdeling Kalianda PTPN VII (Persero).
Putusan Kasasi dari Mahkamah Agung RI No. 2839 K/Pdt/2012, dengan amar putusan menolak permohonan Kasasi pemohon (memenangkan PTPN VII (Persero)).
Saat ini dalam proses permohonan eksekusi formal di Pengadilan Negeri Kalianda.
Hi. Maini bin Sawi tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung RI. Bergen Rubber Estate - Case register no: 02/ PDT.G/2010/PN.KLD - Civil lawsuit of Land ownership - Claim value over 30.45 Ha land
Hj. Maini bin Sawi sued/ claimed as owner over 30.45 Ha land located in Kalianda District location belong to PTPN VII (Persero)
Laporan Tahunan 2013
Cassation verdict from RI Supreme Court No. 2839 K/ Pdt/2012, with injunction rejected the appellant cassation (win PTPN VII (Persero)) Hj. Maini Bin Sawi did not filed a legal remedy of Judicial Review to RI Supreme Court
2013 Annual Report
Gugatan telah dicabut oleh Penggugat, dan tercapai kesepakatan perdamaian antara PTPN VII (Persero) selaku Tergugat II (Intervensi) dengan Ir. Dian Kurnia selaku Penggugat. Catatan: Dalam perkara ini, PTPN VII (Persero) sebagai Tergugat II (Intervensi) diwakili oleh Rozali Umar dan rekan. Sedangkan Ir. Dian Kurnia bertindak untuk dan atas nama sendiri selaku Tergugat.
Catatan: Dalam perkara ini, PTPN VII (Persero) sebagai Tergugat diwakili oleh Jaksa Pengacara Negara (JPN) Kejaksaan Tinggi Lampung. Sedangkan Nursyamsu R dan rekan mewakili Penggugat (Hj. Maini bin Sawi) At present the formal execution application process in Kalianda District Court. Note: In this case, PTPN VII (persero) is the Defendant represented by State Prosecutor of the Lampung Office of the high prosecutor general. Whereas Nursyamsu R and Partners represent the Plaintiff (Hj. Maini Bin Sawi)
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
308
Resources Optimization Towards The Best Performance
Informasi Tentang Sanksi Administratif
Information of the Administration Sanction
Selama tahun 2013 tidak terdapat sanksi administratif yang dikenakan oleh otoritas Pasar Modal, Perbankan dan lainnya kepada PTPN VII (Persero), anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
During 2013 there was no administrative sanction charged by the Capital Market, Banking and other authority to PTPN VII (Persero), member of BOC and BOD.
KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN COMPANY’S GOVERNANCE POLICY
PTPN VII (Persero) memiliki sejumlah kebijakan dalam rangka meningkatkan penerapan Tata Kelola Perusahaan. Beberapa kebijakan penting yang termuat dalam GCG Code, Board Manual Dewan Komisaris dan Direksi, Code of Conduct, maupun kebijakan yang tertuang melalui Surat Keputusan Direksi adalah:
PTPN VII (Persero) has number of policies in order to increase the Company Governance. Several crucial policy put forth on the GCG Code, BOC and BOD’s Board Manual, Code of Conduct, or policies put forth on the BOD Decree include:
Benturan Kepentingan
Conflict of Interest
Semua pengurus perusahaan dan pekerja harus menghindari benturan kepentingan (conflict of interest). Benturan kepentingan adalah keadaan di mana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta pekerja. Benturan kepentingan pribadi dan keluarga dengan kepentingan perusahaan yang dihindari adalah sebagai berikut:
All company’s management and employee must avoid the conflict of interest. Conflict of interest is a state in which contains conflict between the company economic interest with the shareholder, BOC and BOD member, and employees personal economic interest. The conflicts of personal and family interest with the company interest that needs to be avoided are as follow:
1)
1) Specifically for the BOC is prohibited to occupy double position as other SOE/ROE BOD member, Private-Owned Enterprise, or other position according to legislation regulation, political party’s company management and/or candidate/member of legislative and/or candidate of head/deputy head of regional, and/or other position that might emerge the conflict of interest
Khusus untuk Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap sebagai Anggota Direksi BUMN/ BUMD lain, Badan Usaha Milik Swasta, atau jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, pengurus perusahaan partai politik dan/atau calon/anggota legislatif dan/atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dan/atau jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. 2) Antar para anggota Dewan Komisaris dan antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Direksi
Laporan Tahunan 2013
2) Among the BOC members and between the BOC member with the BOD member is not allowed to
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
3)
309
tidak boleh ada hubungan keluarga sedarah atau hubungan karena perkawinan sampai dengan derajat ke-3 (ketiga), baik menurut garis lurus maupun garis ke samping. Khusus untuk Anggota Direksi dilarang memangku jabatan sebagai Anggota Direksi pada BUMN/ BUMD, Badan Usaha Milik Swasta, Anggota Dewan Komisaris pada Badan Usaha Milik Negara, Jabatan Struktural dan Fungsional pada Instansi/Lembaga Pemerintah Pusat/Daerah atau jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, pengurus Perusahaan partai politik dan/ atau calon/anggota legislatif dan/atau calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dan/atau jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
Corporate Governance
have consanguineal or affinal relation up to third degree, either horizontally or vertically
3) Specifically for the BOD member is prohibited to occupy position as BOD member at other SOE/ ROE, POE, BOC member in other SOE, structural and Functional Position at Central/Regional Government Institution/Agency or other position with provision of legislation regulation, political party’s company management and/or candidate/member of legislative and/or candidate of Regional Head/ Deputy Head, and/or other position that might emerge the conflict of interest
4) Antar para anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping, termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan. 5) Pengurus perusahaan dan pekerja harus menghindari posisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya atau berpotensi menimbulkan benturan kepentingan dengan kepentingan perusahaan. 6) Pengurus perusahaan dan pekerja dilarang untuk menanamkan modal/investasi atau ikatan bisnis dengan pihak lainnya yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan perusahaan baik langsung maupun tidak langsung yang dapat menimbulkan benturan kepentingan. Untuk memastikan bahwa setiap pengambilan keputusan dilakukan secara objektif dalam perusahaan maka semua pengurus perusahaan dan pekerja diwajibkan untuk mengungkapkan kepada Dewan Kehormatan atas semua kepentingannya pada pihak lain, yang mempunyai keterkaitan bisnis dengan perusahaan dan diminta tidak terlibat dalam pengambilan keputusan yang akan menimbulkan benturan kepentingan.
4)
Kegiatan Politik
Political Activities
Kegiatan yang berkaitan dengan politik, pengurus perusahaan dan pekerja dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut:
Activities related with the politic, company management and employee are limited by following terms:
1) Perusahaan tidak berafiliasi ke partai politik manapun di seluruh dunia.
1)
Laporan Tahunan 2013
Among the BOD members and between the BOD members with the BOC members is prohibited to have a family relation up to third degree, either horizontally or vertically, include relation that occurred due to marriage.
5) The company management and employee must avoid position or situation that allows the conflict of interest or potential emerging a conflict with interest with the company’s interest 6) The company management and employee is prohibited to invest or make a business ties with other parties who has a business relation with the company directly or indirectly that may emerge the conflict of interest. To ensure that every decisionmaking is held objectively within the company then all company management and employee are obligated to convey to the BOT all their interests on other party, who has business interrelation with the company and requested to not involve in the decision-making that might emerge the conflict of interest.
The company is not affiliated to any political party in the world
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
310
Resources Optimization Towards The Best Performance
2)
Perusahaan tidak memperkenankan dana, fasilitas, dan sumber daya perusahaan disumbangkan kepada partai atau kandidat partai maupun non partai. 3) Setiap pengurus Perusahaan dan pekerja sebagai pribadi tidak dihalangi untuk menyalurkan aspirasi politiknya.
2)
4) Keputusan yang diambil oleh seorang pengurus perusahaan atau pekerja untuk memberikan kontribusi dalam bentuk waktu, uang, atau sumber daya personalnya bagi kampanye atau aktivitas politik merupakan konsekuensi dan risiko bagi yang bersangkutan.
4)
Hadiah, Donasi,Cendera Mata, dan Sumbangan
Present, Donation, Souvenir, and Contribution
Semua pengurus perusahaan dan pekerja dalam memandang hal yang berkaitan dengan hadiah, cendera mata, dan sumbangan adalah sebagai berikut:
All company management and employees in considering terms related with present, souvenir, and donation are as follow:
1) Pengurus Perusahaan dan pekerja dilarang untuk menerima baik langsung maupun tidak langsung sesuatu yang berharga dari pelanggan/rekanan atau seorang pejabat pemerintah dan pihak lain untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya, kecuali dilaporkan ke KPK sesuai peraturan perundangundangan. 2) Perusahaan dapat memberikan kepada tiap pelanggan/mitra/stakeholder dalam rangka menjaga hubungan baik sesuai dengan kebijakan perusahaan maksimal Rp1.000.000,00 selama 1 (satu) tahun kalender. 3) Pengurus perusahaan dan pekerja maupun anggota keluarganya yang langsung maupun tidak langsung dilarang menerima uang atau yang disetarakan, hadiah atau pemberian dengan bentuk dan nilai tertentu dimana diketahui atau patut diduga pemberian tersebut diberikan dalam kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan orang yang bersangkutan. 4) Perusahaan dapat memberikan uang atau yang disetarakan dalam batas kewajaran/kepatutan untuk amal atau tujuan sosial seperti: 5) Perkawinan pengurus perusahaan/pekerja atau putra/putrinya. 6) Khitanan putra/putri pengurus perusahaan atau pekerja.
1) The company management and employee are prohibited to receive either directly or indirectly something precious from the customers/partners or government officials and other party to influence or as a reward on what he has done and other actions, unless it is reported to CEC (Corruption Eradication Commission) based on legislation regulation
Laporan Tahunan 2013
The company does not permit the company’s fund, facility, and resources donated to neither party nor non party candidate. 3) Every Company management and employees as personal are not hindered to distribute their political aspiration The decision taken by one company management or employee to provide contribution in form of time, money, or his personal resources for the party campaigne or political activities constitute of the concerned consequences and risk.
2) The company may provide to each customer/ partner/stakeholder in order to maintain a good relationship pursuant to company’s policy maximum Rp1, 000,000.00 for 1 (year). 3)
The company management and employee or their family who directly or indirectly is prohibitied to receive money or the equivalent, presents or gift in given form of value in which discovered or suspected the gift is given in relation with the job or position of the concerned.
4)
The company may provide money or the equivalent in acceptable/appropriateness limit for charityor social purpose such as: Marriage of the company management/employee or their son/daughter. Circumcision of the daughter/son of the company management/employee
5) 6)
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
311
Corporate Governance
7) Sumbangan pada saat pengurus Perusahaan dan pekerja atau suami/istri, orang tua/mertua, putra/ putri mendapat musibah. 8) Dengan ketentuan hadiah atau pemberian dengan bentuk dan nilai tertentu tersebut masing-masing atau seluruhnya selama 1 (satu) tahun kalender bernilai tidak lebih dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). 9) Pemberian donasi hanya dapat dilakukan untuk tujuan amal, kegiatan keagamaan dan tujuan sosial lainnya dalam batas yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7) Donation when the company management and employee or their wife/husband, parents/in law, son/ daughter receive an accident. 8) With present/gift determination in given form and value each or overall for 1 (one) calendar year worth no more than Rp1,000,000.00 (one million rupiah)
Perbuatan Tercela
Misconduct Acts
Semua pengurus perusahaan dan pekerja dalam memandang hal yang berkaitan dengan perbuatan tercela adalah sebagai berikut :
All company management and employee in viewing terms related with the misconduct act are as follow:
1) Pengurus perusahaan dan pekerja dilarang menawarkan, menerima atau mengarahkan orang lain melakukan penyuapan dalam cara dan bentuk untuk kepentingan apapun yang diyakini dan dianggap dapat menimbulkan benturan kepentingan. 2) Pengurus perusahaan dan pekerja tidak memanfaatkan posisi dan wewenangnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang diyakini dapat digolongkan sebagai Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. 3) Pengurus perusahaan dan pekerja dilarang menggunakan, menyuruh menggunakan atau menjadi penjual maupun perantara penjualan narkotika dan obat-obat terlarang, minuman keras, dan komoditas sejenis.
1) The company management and employee are prohibited to offer, receive or directing other people to perform bribery in any means and form for any interest which bealieved and considered could generate a conflict of interest
Pengurus perusahaan dan pekerja dilarang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma agama, dan etika kesusilaan.
The company management and employee are prohibited to conduct action that contrary with the religion, and ethics morality norms.
Keterbukaan Informasi
Information Opennes
Perusahaan wajib mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan BUMN sesuai dengan peraturan perundang-undangan secara tepat waktu, akurat, jelas,dan objektif, sesuai UndangUndang Nomor 14 tahun 2008 dan Peraturan Menteri BUMN Nomor 01 tahun 2011.
The company is obligate to release important information in SOE Annual Report and Financial Statement pursuant to legislation and regulation timely, accurately, clearly, and objectively, pursuant to Law No. 14 year 2008 and SOE minister regulation No. 01 year 2011.
Laporan Tahunan 2013
9)
The donation granting only can be conducted for the charity, religious activities and social purpose in limitation suited with the company financial and applicable provision legislation.
2)
The company management and employee are not using its position and authority to perform action that believed can grouped as corruption, collution, and nepotism, 3) The company’ s management and employee are prohibited using, order to use or to be seller or mediator of drugs, alcoholic, and similar commodity.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
312
Resources Optimization Towards The Best Performance
TEKNOLOGI INFORMASI
INFORMATION TECHNOLOGY
Modal Informasi atau Information Capital perlu dikelola dengan baik melalui perencanaan strategis, sehingga perusahaan memiliki potensi yang sangat besar dalam mencapai tujuannya.Untuk meciptakan Information Capital, PTPN VII (Persero) melalui perencanaan strategis telah mengembangkan Inisiatif-inisiatif TI tahun 2009-2013 yang disusun dalam bentuk Roadmap dan Implementasi Teknologi Informasi. Roadmap dan Strategi Implementasi TI tersebut menjadi panduan bagi PTPN VII (Persero) dalam menentukan pengelompokan, pentahapan serta prioritasi dari inisiatif-inisiatif TI yang didasarkan atas kebutuhan strategis maupun operasional bisnis perusahaan.
Laporan Tahunan 2013
Information capital needs to be managed properly through a strategic plan, thus the company has a largest potential in reaching its goal. To create Information Capital, PTPN VII (Persero) through strategic planning has developed IT Initiatives year of 2009-2013 drafted in form of Roadmap and IT Implementation. This Roadmap and IT Implementation Strategy become a reference for the PTPN VII (Persero) in determining groups, phasing and priority of IT initiatives based on strategic needs or company business operational.
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
313
Corporate Governance
Pengembangan Enterprise Resource Planning (ERP) Perkebunan
Development of Estate ERP
Salah satu agenda yang mengintegrasikan ke-empat program besar dari Roadmap dan Implementasi TI adalah pengembangan Enterprise Resource Planning (ERP) Perkebunan. Pengembangan ini telah dimulai sejak tahun 2010 yaitu program insiatif TI yang berupa penyusunan definisi, standarisasi dan kamus data. Sistem ERP Perkebunan ini mengintegrasikan informasi manajemen di seluruh fungsional organisasi, seperti tanaman, pengolahan, teknik, akuntansi keuangan, SDM, pemasaran, hubungan pelanggan, dll . Tujuan strategisnya tidak lain adalah untuk memfasilitasi aliran informasi antar fungsi bisnis di dalam organisasi PTPN VII (Persero) yang melingkupi karakteristik bisnis komoditas Karet, Kelapa Sawit, Teh dan Tebu
One of agenda integrating four major programs from Roadmap and IT Implementation is estate Enterprise Resource Planning (ERP). This development has been started since 2010 it was IT initiative program in form of drafting of definition, standardization, and data dictionary. The Estate ERP System is integrating management information in all functional organization, such as plant, processing, technique, financial accounting, HR, marketing, customer relation, dll. The strategic aim is to facilitate the information flow between the business function in PTPN VII (Persero) organization that covering the business characteristic of rubber, oil palm, tea and sugarcane.
Proses Bisnis PTPN VII (Persero) Berbasiskan Sistem ERP Perkebunan diintegrasikan melalui data/Informasi yang bersifat lintas fungsional Organisasi yang mencakup modul aplikasi:
The business process of PTPN VII (Persero) Estate ERP System-based is integrated trough cross-functional organization data/information include application modules:
a) Tanaman/Perkebunan, Geografi Informasi Sistem b) Produksi & Quality Control (Pengolahan), Logistik, Inventory, Teknik, Manajemen Aset c) Human Capital Information System, Umum, Klinik/ Kesehatan, d) Akuntansi & Keuangan, RKAP e) Executive Information System/Dashboard.
a) Plant/Estate, System Information Geography b) Production & Quality Control (Processing), Logistic, Inventory, Technique, Asset Management c) Human Capital Information System, General, Clinic/ Health d) Accounting & Financial, CAPB e) Executive Information System/Dashboard
Dengan sasaran yang ingin dicapai adalah:
With targets wish to be achieved are:
a) Mengintegrasikan semua data sistem operasional perusahaan ke pusat penyimpanan data yang kemudian dapat dengan mudah diakses oleh semua bagian yang membutuhkan b) Menghasilkan informasi yang real-time c) Membantu organisasi dalam mengendalikan bisnis yang lebih baik karena dapat mengendalikan anggaran, mengurangi tingkat idle stock dan inventory, meningkatkan perputaran stock, mengurangi cycle time order, meningkatkan produktivitas, komunikasi lebih baik sehingga berdampak pada peningkatan benefit (profit) perusahaan d) Memungkinkan perpaduan kegiatan perencanaan dan proses transaksi
a)
Laporan Tahunan 2013
Integrate all company operational data system to data storage center therefore it can be accessed by all division who needs it
b) Produce a real-time information c) Assist the organization in controlling a better business because it can control the budget, reduce the idle stock and inventory level, increase the stock turnover, reduce cycle time order, enhance productivity, better communication thus impacting on company benefit enhancement
d)
Enable a mix of planning activities and transaction process
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
314
Sistem ERP Perkebunan mulai dikembangkan secara bertahap yang akan berlangsung dari tahun 2012 sampai dengan 2014 adalah sebagai berikut.
The Estate ERP starts to be developed in stages that will take place from 2012 up to 2014 are as follow:
R A B M A
G
G N ULA
Tata Kelola Teknologi Informasi
Information Technology Governance
Tata Kelola Teknologi Informasi PTPN VII (Persero) disusun berdasarkan Permen PER-2/MBU/2013 Tentang Panduan Penyusunan Pengelolaan Teknologi Informasi Badan Usaha Milik Negara yang diterbitkan tanggal 18 Feruari 2013. Panduan ini juga merupakan pedoman yang harus dilaksanakan oleh PTPN VII (Persero) untuk mengimplementasikan pengelolaan dan Manajemen Teknologi Informasi (TI), agar sesuai dengan kaidah standar dan best practice Tata Kelola TI. Kesesuaian tersebut dilandasi oleh kompleksitas dan besarnya lingkup pengelolaan TI di PTPN VII (Persero) yang saat ini mengelola Infrastruktur TI berupa Jaringan WAN, Jaringan LAN dan Hardware (Server, PC) diseluruh Unit, Distrik, Kantor Direksi dan LO Jakarta. Kemudian ditunjang lagi dengan adanya pengembangan Sistem Enterprise Resource Planning Perkebunan PTPN VII (Persero) yang mencakup seluruh area proses Bisnis Komoditas Perkebunan PTPN VII (Persero) yang dimulai dari Proses Binsis Tanaman sampai dengan proses Bisnis Sistem Keuangan dan Akuntansi. Besarnya penggunaan TI di PTPN VII (Persero), menimbulkan kompleksitas yang cukup besar pula. Kompleksitas ini dapat dikenali dari
The Information Technology Governance of PTPN VII (Persero) was drafted based on Permen PER-2/MBU/2013 regarding Guidelines of the IT Management Drafting of SOE published on 18 February 2013. This gudaince is also a guidelines that must be implemented by PTPN VII (Persero) to implement the IT management, in order to conform to standard rules and IT Governance best practices. This suitability is underpinned by the complexity and the size of IT management scope in PTPN VII (Persero) which at present managing IT Infrastructure in form of WAN network, LAN Network and Hardware (Server, PC) in all unit, district, Head Office and LO Jakarta. Then supported again with development of ERP System of PTPN VII (Persero) which covering all process area of Estate Commodity Business of PTPN VII (Persero) which started from Plant Business Process up to Financial and Accounting System Business. The amount of IT use in PTPN VII (Persero) generates considerable complexity. This complexity can be recognized from addressed scope start from business alignment with IT, IT risk to business process, IT budget or investment, up to benevit value from IT to business strategy. This basis that makes the IT
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
315
Corporate Governance
lingkup yang ditangani mulai dari penyelarasan bisnis dengan TI, risiko TI terhadap proses bisnis, anggaran atau investasi TI, sampai dengan nilai manfaat dari TI terhadap strategi bisnis. Dasar inilah yang menjadikan penyusunan Tata Kelola TI menjadi mandatory dilaksanakan di PTPN VII (Persero) .
Governance drafting becomes mandatory implemented in PTPN VII (Persero).
Maksud dan tujuan penyusunan dan penetapan Tata Kelola TI PTPN VII (Persero) tersebut secara spesifik dapat dijelaskan sebagai berikut:
The aim and objective of PTPN VII (Persero) IT Governance drafting and determination specifically can be explained as follow:
Maksud:
Aim:
a. Untuk mendukung terciptanya Good Corporate Governance Perusahaan; b. Untuk memberikan pengaturan kepada penyelenggara dan pelaksana terkait layanan TI Perusahaan untuk melaksanakan Kebijakan Pengelolaan TI Perusahaan secara konsisten dan berkesinambungan; c. Untuk memberikan kerangka acuan bagi penyelenggara dan pelaksana terkait layanan TI Perusahaan dalam penyusunan dan penetapan Petunjuk Pelaksanaan dan Prosedur agar terjadi sinergi antara pengembangan dan operasional TI di lingkungan Perusahaan.
a. b.
Sedangkan yang menjadi tujuannya adalah:
Whereas the objectives are:
a. Tersedianya pedoman untuk terwujudnya pola standar pelaksanaan pengembangan, penerapan dan operasional TI di Perusahaan; b. Tersedianya alat bantu bagi Perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan kinerja serta pertumbuhan Perusahaan yaitu melalui : 1. Penyediaan informasi yang lengkap, komprehensif, akurat, dan tepat waktu untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. 2. Peningkatan efektifitas dan efisiensi proses bisnis serta peningkatan produktifitas di seluruh lini usaha Perusahaan
a. Availability of guidelines for the realization of IT development, application and operational implementation standard pattern within the Company b. Availability of assistive devices for the Company in order to meet the customers need and enhance the performance as well as the company’s growth namely by: 1. A complete, comprehensive, accurate, and timely information provision to support the Management Decision-Making 2. Effectiveness and efficiency enhancement of the business process as well as productivity enhancement in all Company’s business lines.
Laporan Tahunan 2013
c.
To support the creation of Company GCG To provide arrangement to organizer and executor related with the Company’s IT Service to implement the Company IT Management Policy consistenly and continuously To provide frame of reference for the organizer and executor related with the Company’s IT service in drafting and stipulation of the Implementation and Procedure Guidelines in order to occur synergy between the IT development and operational in the Company’s environment.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Kerangka Kerja Tata Kelola Teknologi Informasi PTPN VII (Persero) PTPN VII (Persero) IT Governance Framework
316
Resources Optimization Towards The Best Performance
G N LA
U R BA
M A G
Pelaksanaan Tata kelola Teknologi Informasi PTPN VII (Persero) meliputi proses dan penyusunan dokumen yaitu:
The PTPN VII (Persero) IT Governance Implementation consist of document process and drafting include:
a)
Assesment/Audit dengan level kematangan 0,67 pada Skala Cobit-5 b) Formulasi Framework dan Mekanisme Kontrol Tata Kelola TI c) Kebijakan, Standard dan Prosedur TI d) Roadmap Implementasi inisiatif-inisiatif Tata Kelola TI untuk mencapai Target Level Kematangan 3 pada skala Cobit-5 di tahun 2016.
a) Audit Assessment with maturity level 0.67 on a Cobit-5 Scale b) Framework Formulation and IT Governance Control Mechanism c) IT Policy, Standard and Procedure d) Implementation Roadmap of IT Governance Initiative to reach Maturity Level Target 3 on Cobit-5 scale in 2016.
Pada tahun 2013 telah menyelesaikan tahap Assesment/ Audit dan formulasi framework Tata Kelola TI PTPN VII (persero) yang dalam pelaksanaannya mengikutsertakan unsur-unsur fungsional terkait perusahaan yang terdiri dari bidang Teknologi Informasi, Sistem Pengawasan Internal, Pengembangan, Sekretariat Perusahaan, Hukum dan Regulasi.
In 2013 has accomplished PTPN VII (persero) IT Governance assessment/audit and Framework Formulation stages which in implementation engaging functional structure related with the company consist of IT, Internal Control System, Development, Company Secretariate, Legal and Regulation.
Pemeliharaan dan Pengembangan Infrastruktur TI
IT Infrastructure Maintenance and Development
Dari sisi infrastruktur Bagian TI & Sistem telah melaksanakan program kerja antara lain:
From infrastructure side the IT division and system has implemented a work program include:
1. Pemeliharaan Infrastruktur TI pendukung proses bisnis, meliputi : a. Sistem Informasi/Software Aplikasi (Transaksi Proses Bisnis/TPB; Akuntansi Keuangan; Persediaan Barang Gudang; Penerimaan Bahan Baku)
1. IT Infrastructure Maintenance as the business process support, include: a. Information system/application software (business process transaction/BPT; Financial Accounting; warehouse inventory; raw material receipt
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
317
Corporate Governance
b. Infrastruktur (Komputer Desktop dan Notebook; Server & BackUp Data; Sistem keamanan Informasi; Email dan Website Korporasi; Jaringan WAN dan LAN; Layanan Internet; Layanan Video Conference, VoIP)
b. Infrastructure (desktop computer & notebook, server & back up data, Information Security System; Corporate Email and Website; WAN and LAN network, Internet services; video conference services, VoIP)
2. Pengembangan Jaringan WAN & LAN Setelah tahun 2012 sebagian besar Unit Usaha dan Distrik beralih teknologi WAN dari VSAT menjadi teknologi Metrolink Ethernet milik PT Telkom. Menyusul pada tahun 2013 telah dilaksanakan pengembangan Jaringan Komputer (Data dan Komunikasi) WAN pada Unit Mula, Betu, Beka, Pawi, Tulung Buyut, Trikora, IPMG Bengkulu, IPMG Palembang, IPMG Lampung, dan IPMG Pulau Baai (Bengkulu) yang telah terkoneksi dengan Kantor Direksi dengan memanfaatkan teknologi Metrolink. Dengan demikian seluruh kantor wilayah kerja PTPN VII (Persero) dapat diintegrasikan melalui Jaringan WAN yang terpusat di Kantor Direksi.
2. WAN & LAN Network Development After 2012 most of Business Unit and District switching the WAN technology from VSAT to Ethernet Metrolink technology belong to PT Telkom. Followed in 2013 has been implemented WAN Computer Network Development (Data and Communication) in Mula, Betu, Beka, Pawi, Tulung Buyut, Trikora, IPMG Bengkulu, IPMG Palembang, IPMG Lampung, and IPMG Pulai Baai (Bengkulu) that has been connected with the Head Office using Metrolink Technology. Therefore all work area office of PTPN VII (Persero) can be integrated through WAN network centralized in Head Office.
3. Pengembangan Data Center Dalam rangka implementasi Sistem Informasi Terintegrasi/ERP, maka dari sisi infrastruktur Kantor Pusat PTPN VII (Persero) telah dilakukan pembenahan fisik, konfigurasi Server dan jaringan serta pengaturan tata ruang Data Centre di Kantor Direksi.
3. Data Center Development In context of implementation of integrated information system/ERP, from the infrastructure side the PTPN VII (Persero) Head Office has conducted physical improvement, server and network configuration as well as the spatial arrangement of Data Center in Head Office.
4. Fasilitas Video Conference sebagai media untuk melakukan pembahasan atau rapat secara Live baik data maupun video di LO Jakarta, Kandir, dan Kantor Distrik.Melalui pemanfaatan Teknologi Video Conference perusahaan mampu mengefisiensikan biaya perjalanan dinas sekitar Rp 300-500 Juta/tahun
4.
Laporan Tahunan 2013
Video Conference facility as media to perform live discussion or meeting either in data or video in LO Jakarta, Head Office, and District Office. By the use of Conference Video Techology the Company is able to streamline the official travel cost about Rp300-500 million/year.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
318
Sistem Manajemen Terpadu
Integrated Management System
Menghadapi situasi bisnis yang dinamis PTPN VII harus melakukan pengembangan perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja, salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan sistem melalui perancangan Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII (Persero) atau SMTN7
Encounter a dynamic business situation the PTPN VII must perform a company development in order to be able to increase its performance, one of them is by performing system development through design of Integrated Management System of PTPN VII (Persero) or IMSN7 (SMTN7).
SMTN7 merupakan upaya memenuhi persyaratan pelanggan dan perundangan yang berlaku dengan penerapan 7 (tujuh) sistem manajemen berstandar internasional dan nasional secara terintegrasi, meliputi:
IMSN7 is an effort to meet the customer requirements and applicable legislation with application of 7 (seven) National and International Standard management System in integrated, include:
• • •
• • •
• •
•
•
ISO 9001 : 2008 Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001 : 2004 Sistem Manajemen Lingkungan, OHSAS 18001 : 2007 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ISO 22000 : 2005 Sistem Manajemen Keamanan Pangan, Permentan nomor 19/Permentan/OT.140.3.2011 tanggal 29 Maret 2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO), Permen BUMN nomor PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013 -2014.
•
ISO 9001:2008 Quality Management System ISO 14001: 2004 Environmental Management System OHSAS 18001: 2007 Work Health and Safety Management System ISO 22000: 2005 Food Safety Management System
•
Permentan No 19/Permentan/OT.140.3.2011 dated 29 March 2011 regarding Guideliness of Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO)
•
Permen SOE No. PER-01/MBU/2011 dated 1 August 2011 regarding GCG Application on SOE
•
Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence 2013-2014
Proses perancangan tahun 2013 dimulai dari workshop pengenalan sistem manajemen, penyusunan proses bisnis, penyusunan diagram konteks, penyusunan prosedur sampai dengan penyusunan daftar dokumen referensi dan catatan yang berupa Instruksi Kerja dan Blanko/Formulir laporan.
Design process in 2013 was started from management system introduction workshop, business process drafting, context diagram drafting, procedure drafting up to drafting of reference and note documents list in form of Working Instruction and Report Form.
Perancangan SMTN7 dijadwalkan selesai pada tahun 2014 dilanjutkan dengan implementasi, pelaksanaan internal audit, tinjauan manajemen dan tindakan perbaikan serta proses sertifikasi SMTN7.
IMSN7 design was scheduled for completion in 2014 continued with IMSN7 implementation, internal audit implementation, management review and improvement action and IMSN7 certification process.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tata Kelola Perusahaan
Laporan Tahunan 2013
319
Corporate Governance
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
320
Resources Optimization Towards The Best Performance
MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT
Manajemen Risiko Korporasi adalah upaya untuk mengidentifikasi, menganalisis/mengevaluasi, mengelola dan mengkaji ulang risiko perusahaan secara efektif agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan dampak risiko seminimal mungkin. Kewajiban untuk menerapkan Manajemen Risiko tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Manajemen Risiko Korporasi di PTPN VII (Persero) diatur dalam suatu Kebijakan Manajemen Risiko yang dituangkan di dalam Surat Keputusan Direksi No: 7.8/Kpts/017/2012 tanggal 01 November 2012. Corporate Risk Management is an effort to identify, analyze/evaluate, manage and restudy the company risk effectively in order the determined company’s objective can be achieved with risk impact as minimum as possible. The obligation to apply Risk Managent is put forth on the SOE Minister Regulation No: PER-01/ MBU/2011 dated 1 August 2011 regarding the GCG Application in the SOE. The Corporate Risk Management in PTPN VII (Persero) was regulated in a Risk Management Policy put forn on BOD Decree No. 7.8/KPTS/017/2012 dated 1 November 2012.
Sistem Manajemen Risiko
Risk Management System
Sistem Manajemen Risiko PTPN VII (Persero) saat ini masih mengacu kepada COSO Enterprise Risk Management – Integrated Framework (2004). Hal ini ditindaklanjuti dengan penyusunan blue print / road map pada Tahun 2010 sebagai acuan dalam penerapan Manajemen Risiko di PTPN VII (Persero). Namun seiring dengan perancangan Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII (Persero), maka Sistem Manajemen Risiko PTPN VII (Persero) juga mengalami perubahan dengan mengacu kepada ISO 31000 (2009). Untuk Tahun 2013 Manajemen Risiko yang diterapkan adalah “Praktik Manajemen Risiko Korporasi berbasis Kinerja”, yang berisikan rencana aktivitas pengembangan penerapan MRK PTPN VII (Persero) secara berkelanjutan.
The Risk management System of PTPN VII (Persero) at present is still referring to COSO Enterprise Risk Management – Integrated Framework (2004). This is followed up drafting the blue print/road map in 2010 as reference in implementation of Risk Management in PTPN VII (Persero). However along with the design of Integrated Management System of PTPN VII (Persero) is also suffers a change by referring to ISO 31000 (2009). For 2013 the applied Risk Management was “PerformanceBased Corporate Risk Management Practices” containing plan of CRM application development activity of PTPN VII (Persero) sustainably.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Manajemen Risiko
321
Risk Management
Sosialisasi Manajemen Risiko
Risk Management Socialization
Sosialisasi Manajemen Risiko di lingkungan PTPN VII (Persero) dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan baik di tingkat Unit, Distrik dan Bagian Kantor Direksi. Hal ini ditindaklanjuti dengan menunjuk Agen Manajemen Risiko di masing-masing unit kerja tersebut. Diharapkan agenagen manajemen risiko dapat mengawal implementasi manajemen risiko di unitnya masing-masing.
Risk Management Socialization in PTPN VII (Persero) environment is conducted regularly and continuously either in Unit, District and Head Office Division level. This is followed up by appoint Risk Management Agent in these each work unit. It is expected that the Risk Management Agents can escort the Risk Management Implementation in their each unit.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan memperoleh sertifikasi manajemen risiko, upaya yang dilakukan adalah dengan mengikuti pelatihan, workshop, seminar dan lokakarya yang diikuti oleh personel kunci dan agen-agen manajemen risiko, baik di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan dengan melibatkan kosultan pihak II
In order to increase the competency and obtain Risk Management Certification, the efforts conducted are by participating in training, workshop, and seminar attended by key personnel and risk management agents, either in internal or external company by involving the third party consultant.
Evaluasi Atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Evaluation on Risk Management System Effectiveness
Evaluasi atas efektivitas Sistem manajemen Risiko dilaksanakan dengan mengukur 8 (delapan) unsur Key Risk Indicator, yaitu:
Evaluation on RMS effectiveness is implemented by measuring 8 (eight) Key Risk Indicator elements, include:
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kesadaran, yaitu mengukur tingkat kesadaran para pemangku kepentingan internal, baik terhadap risiko secara umum maupun penerapan manajemen risiko yang sedang dilangsungkan. Reputasi, yaitu mengukur pandangan (serta penerimaan) para pemangku kepentingan internal terhadap penerapan Manajemen Risiko. Budaya, yaitu mengukur sejauh mana budaya sadar risiko telah mengakar dan melatarbelakangi pelaksanaan praktik Manajemen Risiko. Keahlian, yaitu mengukur tingkat kompetensi para pemangku kepentingan internal di bidang Manajemen Risiko guna menunjang penerapan manajemen risiko. Kepercayaan, yaitu mengukur sejauh mana tingkat kepercayaan para pemangku kepentingan internal terhadap hasil dari penerapan Manajemen Risiko. Sumber Daya, yaitu mengukur sumber daya (khususnya SDM) perusahaan yang tersedia secara memadai guna menunjang penerapan manajemen risiko. Penerapan, yaitu mengukur seberapa jauh praktik Manajemen Risiko serta pemeliharaan basis data/ informasi manajemen risiko perusahaan telah didukung dengan proses otomatisasi berbasis teknologi informasi.
Laporan Tahunan 2013
Awareness, it is measuring awareness level of the internal stakeholders, either to risk in general or ongoing risk management application.
2.
Reputation, it is measuring a view (and acceptance) of the internal stakeholders to the application of Risk Management 3. Culture, it is measuring to what extent the risk awareness culture has rooted and what is behind the implementation of Risk Management practices 4. Skill, it is measuring the competency level of the internal stakeholders in Risk Management field to support the risk management application 5.
6.
7.
Trust, it is measuring to what extent the trust level of the internal stakeholders on the result of Risk Management application Resources, it is measuring the available company’s resources (particularly HR) adequately to support the risk management application Application, it is measuring to what extent the Risk Management practices as well as the maintenance of company’s database/risk management information has been supported by IT-based automation process
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
322
8. Proses, yaitu mengukur seberapa jauh praktik Manajemen Risiko telah dilaksanakan dengan berbasis pada suatu metodologi yang dirujuk oleh praktik terbaik penerapan Manajemen Risiko.
8. Process, it is measuring to what extent the Risk Management practices has been implemented with a methodology-based referenced by the best Risk Management application.
Berdasarkan hasil pengukuran 8 unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum Sistem Manajemen Risiko di PTPN VII (Persero) berjalan dengan cukup efektif dan masih terus dikembangkan sesuai road map Manajemen Risiko PTPN VII (Persero).
Based on 8 elements measurement result can be concluded that generallay the RMS in PTPN VII (persero) is running quite effective and still continue to be developed based on road map of PTPN VII (Persero) Risk Management.
Hal ini ditandai dengan beberapa hal berikut:
This is marked by following terms:
•
•
•
•
•
Kesadaran pemilik risiko untuk melakukan swa asesmen risiko. Budaya sadar risiko cukup melekat pada pemilik risiko, hal ini ditandai dengan upaya melakukan kajian risiko dalam kegiatan operasional perusahaan. Para pemangku kepentingan di bidang Manajemen Risiko dinilai cukup mampu melakukan kajian risiko secara efektif, seperti penggunaan analisis risiko secara semi kuantitatif. Sumber daya yang tersedia cukup memadai, baik di tingkat pusat (Urusan Manajemen Risiko Bagian Keuangan) maupun agen-agen manajemen risiko di setiap Distrik/Bagian/Unit.
•
•
•
Risk owner awareness to conduct a risk selfassessment Risk awareness culture is quite attached to the risk owner, this is marked by the effort conducting a risk study in the company operational activities The stakeholders in Risk Management filed is considered quite capable conducting a risk study effectively, such as the use of risk analysis semiquantitatively Available resources are quite adequate, either in central level (Risk Management Affair of Financial Division) or risk management agent in each District/ Division/Unit.
Risiko-Risiko yang dihadapi Perusahaan dan Mitigasinya
Various risks encountered by the Company
Pada Tahun 2013 telah dilaksanakan Swa Asesmen Risiko di tingkat Unit, Distrik dan Bagian Kantor Direksi PTPN VII (Persero) serta telah disusun Laporan Profil Risiko Korporasi yang antara lain meliputi:
In 2013 it has been implemented a Risk Self-Assessment in Unit, District, and Division level of the PTPN VII (Persero) Head Office and has drafted the Profile of Corporate Risk among others involving:
1. Risiko Operasional
1. Operational Risk
a. Risiko Pencapaian Produksi
a.
Hasil swa asesmen risiko teridentifikasi adanya risiko pencapaian produksi baik dari kebun inti maupun dari pembelian Pihak III. Hal ini dikarenakan potensi dari kebun inti belum tergali secara optimal, kondisi cuaca ekstrem dan masih adanya pencurian. Sedangkan pembelian Pihak III terkendala karena adanya persaingan pembelian bahan baku dengan pabrik-pabrik swasta sejenis.
From result of risk self-assessment it was identified the existence of production achievement risks either from nucleus or from the purchase of 3rd party. These were due to the potential of the nucleus has not optimally explored, the extreme climate state and the existence of thievery. Whereas the purchase of third party was constrained because the existence of competitive purchase of raw materials with the similar private mills.
Laporan Tahunan 2013
Production Achievement Risk
Annual Report 2013
Manajemen Risiko
323
Risk Management
Mitigasi risiko: Untuk kebun inti perusahaan melakukan optimalisasi produksi dengan pengawalan intensif, pengawasan melekat terhadap penggalian produksi dan peningkatan keamanan dengan patroli rutin di areal rawan pencurian. Sedangkan untuk pembelian Pihak III perusahaan melakukan optimalisasi kompetensi personel yang menangani pembelian bahan baku, pembentukan Komite Pengadaan Bahan Baku di Kantor Direksi, mengupayakan kemampuan finansial di bidang keuangan dan memperluas jaringan pemasok di lingkungan Unit/ Distrik.
Risk Mitigation: for nucleus the company conducted a production optimization with intensive escort, inherent monitoring on the exploration of production and security enhancement by performing a routine patrol in theft-prone area. Whereas for the purchase of third party the company conducted optimization of personnel’s competency who handles the raw material purchase, establishment of raw material procurement committee at the head office, strived the financial ability in financial field and expanded the supplier network in unit/district environment.
b. Risiko Gangguan Serangan Hama
b. Risk of Pest Attack Disturbance
Risiko serangan hama dapat terjadi pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) maupun pada Tanaman Menghasilkan (TM), antara lain: ancaman serangan babi hutan, monyet, ulat, belalang, dan penggerek.
Pest attack risk can occurred to immature plant or mature plant, include: wild boar, monkey, caterpillar, grasshoppers, and stemborer attact threat.
Mitigasi risiko: Upaya mendeteksi hama pada waktu yang lebih dini (Early Warning System) mutlak harus dilaksanakan. Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian, keuntungan deteksi dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tidak terkendali/terduga. Secara otomatis, biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan jauh lebih rendah daripada pengendalian serangan hama yang sudah menyebar luas.
Risk mitigation: an effort to detect the pest earlier (Early Warning System) is absolutely must be done. Beside it will ease the prevention and control action, the benefit of early detection also aims in order to avoid uncontrol/unexpected attack blast. Automatically, the control cost via early detection is certainly much lower than the pest attack control that already spreading.
2. Risiko Keuangan
2. Financial Risk
a.
a. Fluctuations in Currency Exchange Rates
Fluktuasi Nilai Tukar Mata Uang
merupakan risiko yang teridentifikasi pada bidang keuangan. Harga jual ekspor dan biaya produksi perusahaan dipengaruhi oleh nilai tukar Rupiah terhadap harga di pasar internasional khususnya untuk bahan baku impor, seperti pupuk, bahan serta peralatan lainnya. Kondisi perubahan perekonomian dunia, regional dan nasional sangat berpengaruh terhadap nilai tukar Rupiah yang pada akhirnya menjadi risiko yang harus dihadapi Perusahaan.
It is a risk identified in financial field. The export selling price and company production cost influenced by the exchange rate on prices in the international market particularly for the import raw material, such as fertilizer, material as well as other tools. The condition of global, regional and national economic change are very influencing the rupiah exchange rate which eventually will be risk encountered by the company.
Dampak menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS akan mengakibatkan penurunan pendapatan bagi Perusahaan meski harga bahan baku yang diimpor oleh Perusahaan tidak langsung mengalami penurunan. Namun apabila nilai tukar Rupiah terdepresiasi terhadap Dollar AS, harga bahan baku impor tersebut langsung naik sejalan dengan depresiasinya nilai tukar Rupiah
Impact on strengthening of the rupiah exchange rate to USD will result in the decrease of company’s income eventhough the raw material price imported by the Company is not immediately suffering a decrease. However if the Rupiah exchange rate is depreciated against USD, the imported raw material price is immediately rising in line with depreciated of rupiah exchange rate eventhough in other hand weakening
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
324
Resources Optimization Towards The Best Performance
walaupun di sisi lain melemahnya nilai tukar tersebut akan menimbulkan penambahan pendapatan dari penjualan ekspor. Kondisi Rupiah yang fluktuatif dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara signifikan, baik secara positif maupun negatif.
of the exchange rate will generate the additional income from export sales. The fluctuative Rupiah condition can affect the company’s financial performance significantly, either positively or negatively.
Mitigasi risiko: Perusahaan meminimalkan dampak risiko tersebut dengan cara menetapkan asumsi harga dalam RKAP sesuai arahan dan persetujuan dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Namun demikian kebijakan penjualan komoditi di pasar domestik sejauh ini juga dapat membantu pendapatan perusahaan.
Risk Mitigation: the Company minimized the risk impact by means of determining price assumption in CAPB pursuant to direction and approval from SOE Ministry as the shareholders. However the commodity sales policy in domestic market so far also may help the company’s earnings.
b. Risiko Fluktuasi Harga Jual Komoditas
b. Risk of Commodity Selling Price Fluctuation
Harga komoditas utama perusahaan seperti kelapa sawit, karet, gula dan teh banyak ditentukan oleh mekanisme pasar internasional, baik pasar spot maupun pasar forward. Pasar komoditas tersebut sangat sensitif terhadap tingkat produksi dan perubahan ekonomi dunia. Ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan di tingkat dunia akan mempengaruhi harga jual. Penurunan akibat mekanisme pasar ini dapat mempengaruhi tingkat pendapatan dan keuntungan Perusahaan.
The company’s main commodity price such as oil palm, rubber, sugar and tea is mostly determined by the international market mechanism, either the spot or forward market. The commodity market is very sensitive to the production level and global economic change. The imbalance between demand and supply in global level will influence the selling price. The decrease as result of this market mechanism may influence the income level and company’s profit.
Mitigasi risiko: Untuk mendapatkan harga jual komoditas yang kompetitif, perusahaan telah menetapkan kebijakan mutu sesuai dengan standar untuk memenuhi persyaratan produk seperti SNI, ISO serta sertifikasi lainnya yang mendukung. Selain itu perusahaan juga melakukan analisis pasar untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan dari pangsa pasar serta dengan memaksimalkan produkproduk dengan harga tertinggi, sehingga secara agregat harga jual dapat dipertahankan.
Risk mitigation: to earn a competitive commodity selling price, the company has stipulated the quality policy pursuant to standard to meet the product requirements such as SNI, ISO and other supporting certification. In addition the company is also conduct market analysis to discover the needs and desire of the market shares and by maximizing the product with highest price, thus aggregately the selling price can be maintained.
3. Risiko Strategis
3. Strategic Risk
a.
a. Business Risk
Risiko Usaha
CPO sebagian besar dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak goreng. Minyak goreng itu sendiri dapat disubstitusi oleh minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Produk substitusi yang biaya produksinya lebih tinggi daripada biaya produksi CPO kebanyakan diupayakan oleh negaranegara maju. Negara-negara produsen minyak nabati sebagai pesaing CPO sering melakukan kampanye yang mendiskreditkan minyak sawit melalui isu kesehatan seperti kandungan kolestrol tinggi. Kampanye seperti ini
Laporan Tahunan 2013
CPO is mostly used as cooking oil raw material. The cooking oit itself can be substituted by other vegetable oil such as soybean oil and sunflower oil. The substitute product which the production cost is higher then the CPO production cost is mostly strived by the developed country. Producing countries of the vegetable oil as CPO competitor often conducts a campaign discrediting the palm oil through many health issues such as high collesterol contect. Such campaign in long term can form a negative image for the consumers about the use of vegetable oil made from cpo. Such state may cause a
Annual Report 2013
Manajemen Risiko
Risk Management
325
dalam jangka panjang dapat membentuk citra negatif bagi konsumen tentang penggunaan minyak nabati yang berbahan baku CPO. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pergeseran konsumsi dari minyak sawit ke minyak nabati lainnya yang pada gilirannya bisa mempengaruhi tingkat pendapatan dan keuntungan Perusahaan.
shifting consumption from palm oil to other vegetable oil which in turn it may influence the company’s income and profit level.
Di bidang karet, produk karet sintetis merupakan pesaing karet alam, namun masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan, yang dalam banyak hal saling melengkapi. Untuk komoditas gula, produksi dalam negeri belum mampu untuk mencukupi kebutuhan sendiri sehingga Pemerintah memberikan izin impor gula untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri. Hal ini akan menyebabkan harga komoditas gula yang bervariasi.
In rubber field, the synthetic rubber product is the natural rubber competitor; however each of them has advantages and disadvantages, which in many cases are complementary. For the sugar commodity, the domestic production has not sufficed our own needs thus the Government allow us to import the sugar to meet the domestic sugar needs. This will cause the sugar commodity prices vary.
Mitigasi Risiko:
Risk Mitigation:
•
-
•
•
Melalui kegiatan yang positif guna meyakinkan konsumen dan dapat mengangkat citra perusahaan. Meningkatkan produktivitas dan kualitas produk sehingga menjadi komoditi yang mempunyai nilai jual yang pantas dan dapat bersaing dengan produk impor. Memperluas jaringan bisnis baik domestik maupun luar negeri.
Through positive activities to ensure the consumers and may raise the company’s image. - Improve the productivity and product quality thus become a commodity which have a proper sale value and can compete with imported product - Expand the business network either both domestically and internationally.
b. Risiko Hak Guna Usaha (HGU)
b. Right to Cultivate (RTC) Risk
Sebagai perusahaan perkebunan negara yang mengelola budidaya tanaman diatas lahan HGU, pemastian akan status lahan sesuai aturan yang berlaku menjadi risiko sendiri yang harus dikelola. Proses pengurusan dan perpanjangan HGU yang memerlukan waktu dan biaya, persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangka pengurusan tersebut, penjarahan/okupasi lahan yang menyebabkan status lahan menjadi tidak clean and clear serta tuntutan dari para stakeholders akan kejelasan status lahan menjadikan risiko ini menjadi risiko yang strategis bagi perusahaan.
As the state plantation company that manages the plant cultivation on the RTC land, ascertainment of the land status pursuant to applicable regulation becomes its own risk that must be managed. The process in obtaining and the extention of RTC requires more time and cost, the requirements needs to be fulfilled in context of this process, land occupation which cause the land status become unclean and unclear and the demand from stakeholders on the land status clarity becomes a starategic risk for the company.
Mitigasi Risiko: Untuk mengantisipasi dan memitigasi risiko tersebut manajemen melakukan langkah-langkah dengan melakukan inventarisasi terhadap status HGU lahan – lahan di perusahaan, melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak pemerintah dalam hal ini BPN untuk percepatan proses perpanjangan HGU sesuai prosedur yang berlaku, melakukan sosialisasi, pendekatan dan pemahaman kepada stakeholders di sekitar kebun
Risk mitigation: to anticipate and mitigate the risk the management conduct steps by performing an inventory to the lands RTC status in the company, perform communication and coordination with the government in this context is State Land Agency (SLA) pursuant to applicable procedure, performs socialization, approach and understanding to stakeholder in the vicinity of the estate and company area, conduct a litigation and non litigation steps on the occupied land and
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
326
Resources Optimization Towards The Best Performance
dan areal perusahaan, melakukan langkah litigasi dan non litigasi atas lahan – lahan yang diokupasi dan juga melakukan upaya pendekatan sosial perusahaan dengan membangun areal kemitraan serta melalui program CSR dan PKBL.
also perform company social approach effort by constructing a partnership area as well as through the CSR and PCDP.
c.
c. Investment Risk
Risiko Investasi
Risiko investasi akan menjadi tinggi bahkan ekstrem apabila realisasi pelaksanaan investasi baik dari waktu pelaksanaan, manfaat maupun hasil yang diharapkan terhadap investasi yang dilakukan perusahaan tersebut tidak sesuai dengan target yang diharapkan.
The investment risk will go high even extreme if the realization of investment implementation either from the implementation time, expected benefit or result on the investment that performed by the company does not match the expected target.
Mitigasi Risiko: Perusahaan melakukan mitigasi atas risiko investasi dengan melakukan kajian terhadap kelayakan investasi, sumber dana yang digunakan, perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan selama dan setelah masa investasi dilaksanakan.
Risk Mitigation: the Company performs mitigation on investment risk by perform study on the investment feasibility, used fund sources, plan, monitoring, evaluation and reporting during and after the investment period implemented.
4. Risiko Eksternalitas
4. Externality Risk
a. Risiko Cuaca Ekstrem dan Risiko Gangguan Lahan.
a. Extreme climate risk and land disturbance
Hal ini berdampak terhadap pencapaian produksi dan produktivitas tanaman.
This affects on the production achievement and plant productivity.
Mitigasi risiko: Untuk cuaca ekstrem khususnya bidang tanaman mitigasi yang dilakukan melalui program water management dengan pembuatan dan pemanfaatan embung serta perbaikan struktur tanah melalui aplikasi pupuk organik dan eks pengolahan (solid, tandan kosong, abu boiler).
Risk mitigation: For the extreme climate particularly in mitigation plant performed by water management program by making and utilization of ponds and improvement of land structure through organic fertilizer application and ex processing (solid, empty bunches, boiler ash).
Untuk gangguan lahan, perusahaan menjalin kerjasama dengan aparat keamanan serta meningkatkan hubungan yang lebih baik lagi dengan masyarakat sekitar melalui pola Corporate Social Responsibility (CSR).
For the land disturbance, the company establishes cooperation with the security forces and enhances a better relation with the local community by CSR patter.
b. Risiko Bencana Alam
b. Natural Disaster Risk
Bencana alam yang membawa kerugian bagi Perusahaan antara lain terjadinya angin puting beliung yang dapat merobohkan tanaman karet serta bencana kebakaran pada areal tanaman tebu, tanaman kelapa sawit muda, tanaman karet serta potensi kebakaran di pabrik.
Natural disaster that brough a loss to the company include tornado that may knock down the rubber as well as fire disaster in the sugarcane, immature oil palm, rubber, and potential fire at the factory.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Manajemen Risiko
327
Risk Management
Mitigasi risiko: Bencana angin puting beliung memang tidak bisa dihindari namun dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan, antara lain dengan cara manajemen percabangan (kanopi) secara optimal. Sedangkan bencana kebakaran di areal tanaman dapat diantisipasi melalui penyiapan tanki air di setiap rayon/afdeling, persiapan perangkat pemadam kebakaran, kesiapan personel dan patroli rutin oleh petugas pemadam kebakaran di unit kerja. Untuk antisipasi kebakaran di pabrik, perusahaan telah mempersiapkan alat-alat pemadam api di lingkungan pabrik, antara lain instalasi air hydrant dan alat pemadam api ringan (APAR). Disamping itu perusahaan juga mengantisipasi dampak dari kebakaran dengan mengalihkan risiko ke pihak lain (asuransi).
Risk mitigation: the tornado is definitely can not be avoided however the impact caused by the disaster can be minimized, including by means of branching management optimally. Whereas the fire disaster in plant area can be anticipated by preparing the water tank in every rayon/section, the preparation of fire extinguisher, personnel readiness and routine patrol by the fire department in each business unit. To anticipate the fire in factory, the company has prepared the fire extinguishers in mill, include hydrant installation and fire extinguisher. In addition the company also anticipates the impact of the fire by transfer the risk to other party (insurance)
Upaya untuk Mengelola Risiko
Effort to Manage the Risk
Upaya untuk mengelola risiko dapat dilakukan melalui:
Effort to manage the risk can be done by:
a. Melaksanakan asesmen risiko terhadap setiap sasaran proses bisnis sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), dan membuat rencana mitigasi atau pengendalian risiko yang dituangkan dalam Rencana Kerja Operasional (RKO).
a.
b. Melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang ada sudah dikelola dengan baik, antara lain dengan melakukan evaluasi secara rutin oleh Urusan Manajemen Risiko Kantor Direksi dan melakukan pendekatan audit berbasis risiko oleh Bagian SPI.
b. Perform monitoring and evaluation to ensure that the existing risk has been managed well, include by perform evaluation routinely by the Risk Management Affair of the Head Office and perform risk-based audit approach by the Internal Audit Unit (IAU) division.
Profil Risiko Korporasi PTPN VII (Persero) Tahun 2013 telah disusun oleh Urusan Manajemen Risiko Bagian Keuangan dan dilaporkan kepada Direksi. Laporan Profil Risiko Korporasi tersebut diteruskan kepada Komite Pemantau Risiko untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.
The Corporate Risk Profile of PTPN VII (Persero) in 2013 has been drafted by the Risk Management Affair of the Financial Division and reported to BOD. The CRP report is forwarded to Risk Monitoring Committee to be presented to BOC..
Laporan Tahunan 2013
Perform risk assessment to every target of business process as put forth on CAPB, and drafting a mitigation plan or risk control put forth on the Operational Work Plan (OWP).
2013 Annual Report
PROGRAM KEMITRAAN PARTNERSHIP PROGRAM
PROGRAM CSR CSR PROGRAM
PROGRAM BINA LINGKUNGAN COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN SOCIAL AND ENVIRONMENT RESPONSIBILITY
Komitmen PTPN VII (Persero) terhadap pengelolaan lingkungan dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan PROPER HIJAU dan PROPER BIRU serta Penghargaan Industri Hijau
The PTPN VII (Persero) commitment to environment management is proved by obtaining awards of GREEN PROPER and Blue PROPER as well as the Green Industrial Awards
PTPN VII (Persero) dalam menjalankan kegiatan usaha yang bergerak di sektor agribisnis tidak terlepas dari dukungan masyarakat dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan pemikiran baru dari John Elkington yaitu tentang konsep Triple Bottom Lines (konsep profit-people-planet), yang kemudian berkembang pesat dan menjadi pegangan umum korporasi modern di seluruh dunia. Dalam konsep Triple Bottom Lines, dinyatakan bahwa
entitas bisnis dianggap berhasil apabila secara finansial mampu memberikan keuntungan kepada pemegang saham (Profit), secara sosial masyarakat sekitar ikut menikmati manfaat atas keberadaan perusahaan (People), dan proses bisnisnya berdampak
positif terhadap lingkungan bahkan meningkatkan kualitasnya (Planet).
PTPN VII (Persero) in implementing its business activities that engaged in agribusiness sector cannot be separated from the community and environmental support. This is in line with the new thinking of John Elkington namely Triple Bottom lines concept (profit-people-planet concept), which then thrived rapidly and became the general guidance of the modern corporation in over the world. In Triple Bottom Lines concept, it was stated that the business entity has been considered as successful if financially it able to provide profit for the shareholders, socially the community is also benefitting on the company existence (People), and the business process also has a positive impact on the environment even increase its quality (Planet).
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
330
Resources Optimization Towards The Best Performance
PTPN VII (Persero) senantiasa berupaya menjunjung tinggi nilai komunitas setempat dan mendorong terciptanya suasana yang harmonis serta mewujudkan tanggungjawab sosial dan lingkungan (TJSL) perusahaan kepada masyarakat setempat. Dalam implementasi TJSL perusahaan tentunya tidak dapat bergerak dan bekerja sendiri tanpa bantuan pemangku kepentingan seperti, masyarakat lokal dan pemerintah daerah. Dengan mengajak pemangku kepentingan dalam melakukan konservasi lingkungan, maka perusahaan dapat dengan mudah menciptakan sebuah relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut sehingga dapat mengeliminasi konflik lingkungan dan sosial disekitar perusahaan dan meningkatkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan.
The PTPN VII (Persero) always strives to uphold the local community value and generates the creation of harmonious atmosphere and manifests the company’s social and environmental responsibility (SER) to local community. In its implementation the company’s SER definitely cannot run and work by itself without any assist from stakeholders, such as local community and regional government. By inviting the stakeholders to participate in environmental conservation, then the company can easily create a good relation with the stakeholders thus it can eliminate the environment and social conflict in the vicinity of the company and enhancescooperation with the stakeholders.
Pengertian tentang TJSL
Definition of SER
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan secara sukarela. Landasan hukum PTPN VII (Persero) dalam melaksanakan program TJSL adalah:
Company’s social responsibility is a concept in which the company integrates the social and environmental awareness in their business operation and in their interaction with the stakeholders voluntarily. The legal basis of PTPN VII (Persero) in implementing the SER program are:
y Undang-Undang No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan UndangUndang No. 25 tahun 2007 pasal 15 (b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman Modal (UU PM), setiap perseroan atau penanam modal diwajibkan untuk melakukan sebuah upaya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan. Kebijakan ini juga mengatur sanksi bagi perusahaan yang tidak menjalankan kewajiban tersebut. y Peraturan Menteri BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. y Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-08/MBU/2013 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. y Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup y Peraturan Menteri Pertanian No.19/Permentan/ OT.140/3/2011 Tentang Pedoman Perkebunan
y Law No. 40 year 2007 article 74 regarding Limited Company (UU PT) and Law No. 25 year 2007 Article 15(b) and Article 16(d) regarding Capital Investment (UU PM), every company or investor is obligate to perform an effort on the company’s social responsibility implementation that has been budgeted and calculated as the Company’s cost. This policy also regulates sanction for the company which did not implement the obligation.
Laporan Tahunan 2013
y SOE Minister regulation No. PER-05/MBU/2007 dated 27 April 2007 regarding the SOE Partnership Program with the Small Scale Business and Community Development Program. y The SOE Minister Regulation No. PER-08/MBU/2013 regarding Fourth Change on the SOE Minister Regulation No. PER-05/MBU/2007 regarding SOE Partnership Program with the Small Scale Business and Community Development Program. y Law No. 32 Year 2009, regarding Environmental Protection and Management y Agriculture Minister Regulation No. 19/Permentan/ OT.140/3/2011 regarding Indonesian Sustainable
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
331
Social and Environment Responsibility
Palm Oil dated 29 March 2011
Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia(Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO) tanggal 29 Maret 2011. y Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
y Government Regulation No. 50 year 2012 regarding the Occupational Safety and Health Management System Application
Implementasi dari pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PTPN VII (Persero) tahun 2013 dikenal dengan program PTPN 7 Peduli, yaitu: y Peduli Kemitraan y Peduli Bencana Alam y Peduli Pendidikan y Peduli Kesehatan y Peduli Keagamaan y Peduli Pembangunan y Peduli Lingkungan
Implementation from the SER program in 2013 by PTPN VII (Persero) was also known as PTPN 7 Care program, include: y Partnership Care y Natural disaster Care y Education Care y Health Care y Religious Care y Development Care y Environmental Care
Struktur Pengelola
Management Structure
Pelaksana kegiatan TJSL adalah Bagian Umum dan PKBL yang secara struktural berada di bawah Direktorat Umum dan SDM. Bagian Umum dan PKBL dikepalai oleh Kepala Bagian Umum dan PKBL yang membawahi 2 (dua) Kepala Urusan (Kaur), yaitu Kepala Urusan PKBL dan Kepala Urusan Rumahtangga dan Keamanan. Pelaksana kegiatan TJSL di distrik dan unit usaha adalah Staf Kemitraan, Asisten SDM dan Umum serta Krani Kepala Umum
The SER activity implementer is General and PCDP Division which structurally under the General and HR Directorate. The General and PCDP division is headed by Head of General and PCDP Division which supervise 2 (two) Head of Affair, they are Head of PCDP Affair and Head of Household and Security Affair. The implementers of SER in district and business unit are Partnership Staff, HR and General Assistant and General Head Secretary.
Ruang Lingkup dan Sumber Dana TJSL
SER Scope and Fund Source
Pelaksanaan TJSL tahun 2013 di PTPN VII (Persero) mengalami perubahan terkait adanya beberapa kali perubahan kebijakan. Dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-08/MBU/2013 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, maka pelaksanaan PKBL PTPN VII (Persero) tahun 2013 adalah sebagai berikut:
The 2013 SER implementation in PTPN VII (Persero) was having a change related with the existence of several policy changes. With the issuance of SOE Minister Regulation No. PER-08/MBU/2013 regarding Fourth Changes on SOE Minister Regulation No. PER-05/ MBU/2007 regarding SOE Partnership Progam with Small Scale and Community Development Program, then the implementation of PCDP of PTPN VII (Persero) year of 2013 are as follow:
1. Dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang semula berasal dari penyisihan laba setelah pajak, menjadi anggaran Perusahaan yang diperhitungkan sebagai biaya, maksimal 2% dari laba bersih tahun sebelumnya. Pembukuan dana PKBL yang dananya bersumber dari anggaran yang diperhitungkan sebagai biaya, dilaksanakan sesuai dengan mekanisme Perusahaan.
1. All PCDP fund derived from provision of profit after tax, it become the company budget which calculated as cost, maximum 2% of previous year’s net profit. The accounting of PCDP fund which the fund source from budget calculated as cost, implemented pursuant to Company’s Mechanism.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
332
Resources Optimization Towards The Best Performance
2. Dana PKBL juga bersumber dari penyisihan sebagian laba BUMN yang teralokasi sampai dengan akhir tahun 2012. Pembukuan dana tersebut dilaksanakan terpisah dari pembukuan BUMN Pembina.
2. The PCDP fund is also derived from provision of some SOE profit which allocated up to late 2012. The accounting of fund is implemented separate from SOE Trustee accounting.
Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) melaksanakan program Kemitraan dengan sumber dana berasal dari penerimaan pengembalian pinjaman Mitra Binaan sebesar Rp9,78 milyar, sedangkan untuk program Bina Lingkungan menggunakan saldo akhir tahun 2012 sebesar Rp739,69 juta. Adapun dana Bina Lingkungan yang masuk dalam komponen biaya pada tahun 2013 sebesar Rp3,49 milyar.
In 2013, the PTPN VII (Persero) implemented a partnership program with the funding source originated from acceptance of loan repayment of the Fostered Partner by Rp9.78 billion, whereas for the Community Development program used balance of late 2012 by Rp739.69 million. As for Community Development fund which include in cost component in 2013 was amounted to Rp3.49 billion.
Kebijakan Terhadap Lingkungan
Policy on the Environment
Salah satu misi PTPN VII (Persero) adalah menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan. Atas dasar misi tersebut, PTPN VII (Persero) terus berkomitmen dan konsisten dalam pelaksanaan pengendalian dan pencegahan pencemaran (pollution prevention) yang mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, sehingga sasaran pengelolaan lingkungan dapat terkendali dan menjadi Perusahaan yang berwawasan lingkungan (eco efficiency). Komitmen Perusahaan terhadap lingkungan diwujudkan melalui kebijakan sebagai berikut:
One of PTPN VII (Persero) mission is to run the Rubber, oil palm, tea and sugar cane business by using cultivation technology and effective processing process and environmental friendly. On this ground, the PTPN VII (Persero) continue to be committed and consistent in implementation of controlling and pollution prevention referring to Law No. 32 year 2009, regarding Environmental protection and management, thus the environment management target can be controlled and become an eco efficiency company. The company’s commitment to environment is realized through policies as follow:
y Dalam aktivitas budaya tanaman dan proses pengolahan kelapa sawit, karet, tebu dan teh, PTPN VII (Persero) mengutamakan pencegahan pencemaran lingkungan khususnya limbah cair, limbah B3, limbah padat, emisi udara serta melakukan upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan secara berkesinambungan. y Perusahaan berkomitmen untuk menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang terkait dengan lingkungan hidup. y Perusahaan memanfaatkan sumberdaya alam secara efisien dan efektif dalam setiap lini kegiatan perusahaan.
y In plant cultivation activities and oil palm, Rubber, sugarcane and tea processing process, PTPN VII (Persero) prioritizes on the prevention of environmental pollution particularly liquid waste, B3 waste, solid waste, air emission and conduct environmental improvement and preservation sustainably. y The company is committed to comply all applicable legislation regulation and other requirements related with environmental
Laporan Tahunan 2013
y The company utilizes the natural resources efficiently and effectively in every company’s activity line.
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
333
Social and Environment Responsibility
Aktivitas yang Dilakukan
Undertaken Activities
Dalam menjalankan aktivitas operasional yang berkaitan dengan proses produksi, PTPN VII (Persero) mengutamakan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat luas. Lingkup kegiatan PTPN VII (Persero) yang mengarah pada efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya meliputi penggunaan bahan kimia yang ramah lingkungan, penerapan reduce, recycle, reuse, dan recovery pada proses produksi, penggunaan intensitas energi yang rendah, penggunaan intensitas air yang rendah, serta melakukan minimisasi limbah dan menggunakan teknologi rendah karbon. Selain itu, PTPN VII (Persero) juga melaksanakan beberapa kegiatan terkait pengelolaan lingkungan, antara lain implementasi AMDAL, UKL-UPL dan kelengkapan ijin lingkungan, konservasi sumber daya alam dan pelestarian lingkungan, penelitian dan pengembangan pengelolaan lingkungan.
In undertaking its operational activities related to the production process, PTPN VII (Persero) prioritized on efficiency and effectiveness of the resources use sustainably thus able to harmonize the industrial development with the environmental preservation and able to provide benefit for community. The PTPN VII (Persero) activities scope which leads to efficiency and effectiveness of the resources use was involving the use of environmentally friendly chemical, application of reduce, recycle, reuse, and recovery on production process, the use of low energy intensity, the use of low water intensity, and undertook waste minimization and was using low-carbon technology. In addition, PTPN VII (Persero) was also carrying out several activities related to environmental management, include EIA, Environmental Monitoring Efforts-Environmental Management Efforts and completeness of environmental permit, resources conservation and environmental preservation, environmental management research and development.
Lingkup kegiatan yang dilaksanakan PTPN VII (Persero) terkait pengelolaan lingkungan selama tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Activity scope carried out by PTPN VII (Persero) related with environmental management for 2013 were as follow:
a. Program Penilaian Pengelolaan Lingkungan
a. Environmental Management Assessment Program
y PROPER
y PROPER
PTPN VII (Persero) selalu berpartisipasi aktif dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) yang merupakan program penilaian tahunan dalam pengelolaan lingkungan perusahaan yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah mengikutkan 19 Pabrik yang dimilikinya dalam penilaian PROPER baik tingkat Nasional maupun tingkat daerah. Pada tingkat nasional, PTPN VII (Persero) mengikutkan 9 (sembilan) pabrik yaitu Buma, Wabe, Keda, Pewa, Resa, Beki, Tubu, Betu, Pawi dengan hasil 8 (delapan) pabrik mendapatkan peringkat PROPER biru dan 1 (satu) pabrik mendapatkan peringkat PROPER hijau. Pada tingkat daerah PTPN VII (Persero) mengikutkan 10 (sepuluh) pabrik yaitu Cima, Baja, Beri, Suni, Supa, Pala, Tapi, Tebe, Mula, Tasa dengan hasil 10 (sepuluh) pabrik mendapatkan peringkat PROPER biru.
Laporan Tahunan 2013
PTPN VII always actively participated in Company Performance Rating Assessment Program in Environmental Management (PROPER) which constitute annual assessment program in company environmental management held by Environmental Ministry. In 2013, PTPN VII (Persero) has engaged its 19 Mills in PROPER Assessment both nationally or regionally. In national level, PTPN VII (Persero) engaged 9 (nine) mills namely Buma, Wabe, Keda, Pewa, Resa, Beki, Tubu, Betu, Pawi with result 8 (eight) mills received Blue PROPER and 1 (one) mill received green PROPER. In regional level, PTPN VII (Persero) engaged 10 (ten) mills namely Cima, Baja, Beri, Suni, Supa, Pala, Tapi, Tebe, Mula, Tasa with result 10 (ten) mills received Blue PROPER.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
334
y Penghargaan Industri Hijau
Resources Optimization Towards The Best Performance
y Green Industry Awards
PTPN VII selalu berpartisipasi aktif dalam Penghargaan Industri Hijau. Penghargaan Industri Hijau merupakan penghargaan tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian, diberikan kepada industri yang antara lain telah melakukan upaya penghematan penggunaan sumber daya alam serta penggunaan energi ramah lingkungan dan terbarukan. Pada tahun 2013 PTPN VII (Persero) telah mengikutkan 7 Pabrik (Buma, Beki, Keda, Tubu, Resa, Wabe, Pewa) dalam penilaian penghargaan industri hijau. Hasil yang diperoleh adalah 4 (empat) pabrik mendapatkan Penghargaan Industri Hijau level 5 (interval nilai 90,1 - 100) dan 3 (tiga) pabrik mendapatkan Penghargaan Industri Hijau level 4 (interval nilai 80,1 - 90).
PTPN VII (Persero) always actively participates in Green Industry Awards. The Green Industry Award is annual award held by the Industrial Ministry, given to Industry which among others has conducted efforts on efficient use of natural resources and the use of environmentally friendly and renewable energy. In 2013 PTPN VII (Persero) has engaged 7 mills (Buma, Beki, Keda, Tubu, Resa, Wabe, Pewa) in green industry award assessment. Result obtained were 4 (four) mills received Green Industry Awards level 5 (interval value 90.1-100) and 3 (three) mills received Green Industry Awards level 4 (interval value 80.1-90).
b. Dokumen Lingkungan
b. Environmental Documents
PTPN VII (Persero) telah melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL yang terkait dengan pengembangan usaha, meliputi:
PTPN VII (Persero) has implemented EIA related to business development, include:
y Penyusunan Dokumen UKL -UPL dan Ijin Lingkungan pengembangan Pabrik Pengolahan Karet PTPN VII (Persero) Unit Tulungbuyut dengan kapasitas produksi 3 Ton KK Rubber Smoke Sheet (RSS) dan 60 Ton KK Standard Indonesian Rubber (SIR) perhari yang disusun oleh konsultan CV TEC Consultant y Penyusunan Dokumen Addendum Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) dan Addendum Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKP-RPL) peningkatan kapasitas Pabrik Pengolahan Karet Remah PTPN VII (Persero) Unit Baturaja dengan kapasitas semula 20 Ton KK/hari menjadi 80 Ton KK/hari yang disusun oleh konsultan PT Manajemen Akhlak Lingkungan Sriwijaya y Penyusunan Dokumen UKL-UPL dan Ijin Lingkungan peningkatan kapasitas pabrik teh PTPN VII (Persero) Unit Pagaralam yang disusun oleh konsultan PT Indolestari Makmur y Penyusunan Dokumen Lingkungan dan Ijin Lingkungan Konversi Pabrik SIR HG menjadi SIR LG di PTPN VII (Persero) Unit Beringin, yang disusun oleh konsultan PT Bumi Jage Dalam y Penyusunan Dokumen UKL-UPL dan Ijin Lingkungan Peternakan sapi PT Karya Nusa Tujuh di PTPN VII (Persero) Unit Bekri dan Bungamayang yang disusun oleh CV Wira Persada
y Drafting of UKL-UPL and Environmental Permit of Rubber processing mill development owned by PTPN VII (Persero) in Tulungbuyut Unit with production capacity 3 ton KK RSS and 60 Ton KK SIR per day drafted by CV Tec Consultant
Laporan Tahunan 2013
y Drafting of Environmental Impact Analysis Addendum Documents and Environmental Monitoring Plan (RKP-RPL) of capacity enhancement of crumb Rubber processing mill of PTPN VII (Persero) Baturaja Unit with initial capacity 20 Ton KK/Day to 80 Ton KK/day drafter by PT Manajemen Akhlak Lingkungan Sriwijaya consultant. y Drafting of UKL-UPL and Environmental Permit Documents of tea mill capacity enhancement of PTPN VII (Persero) Pagaralam Unit drafted by PT Indolestari Makmur consultant y Drafting of Environment and Environmental Permit of SIR HG Mill Conversion into SIR LG in PTPN VII (Persero) Beringin Unit, drated by PT Bumi Jage Dalam consultant y Drafting of UKL-UPL and Cattle Breeding Environment of PT Karya Nusa Tujuh in PTPN VII (Persero) Bekri and Bungamayang Unit drafted by CV Wira Persada.
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
335
Social and Environment Responsibility
c. Sistem Manajemen Lingkungan
C. Environmental Management System
PTPN VII (Persero) telah mengaplikasikan sistem manajemen terintegrasi (ISO 9001:2008 dan ISO 14001:2005). Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah menyusun Sistem Manajemen Terpadu (SMTN7) yang mengintegrasikan beberapa sistem manajemen dan kriteria-kriteria penilaian kinerja perusahaan antara lain: ISO 9001:2008, ISO 14001:2005, ISO 22000:2009, OHSAS 18001:2007, GCG, ISPO, dan Malcolm Baldrige Criteria. Program kegiatan yang dilaksanakan terkait hal tersebut adalah:
PTPN VII (Persero) as applied integrated management system (ISO 9001:2008 and ISO 14001:2005). In 2013, PTPN VII (Persero) has drafted an Integrated Management System (SMTN7) which integrating several management systems and company’s performance assessment criteria include: ISO 9001:2008, ISO 14001:2005, ISO 22000:2009, OHSAS 18001:2007, GCG, ISPO and Malcolm Baldrige Criteria. The activity programs implemented related with those above were:
y Pelatihan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2005 yang diikuti oleh 47 peserta dengan Trainer Yoqa (Yogya Environmental Quality Asurance) y Pelatihan Sistem Manajemen Terpadu PTPN 7 yang meliputi pemahaman ISO 9001:2008, 14001:2004, ISO 22000:2009, OHSAS 18001:2007, GCG, ISPO dan Malcom Baldrige Criteria yang diikuti oleh 50 peserta, dengan Trainer Iskandar Sadikin Cs dari Lembayung Center y Adapun pelatihan Audit Internal SMTN7 baru akan dilaksanakan bulan Mei 2014.
y Environmental Management System training of ISO 14001:2005 attended by 47 participants with Trainer Yoqa (Yogya Environmental Quality Assurance) y Integrated Management System training of PTPN VII include understanding of ISO 9001:2008, 14001:2004, ISO 2200:2009, OHSAS 18001:2007, GCG, ISPO and Malcolm Baldrige Criteria attended by 50 participant, with trainer Iskandar Sadikin and friends from Lembayung Center y As for Audit Internal SMTN7training will just held in May 2014.
Terkait mandatory sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) yang pelaksanaannya paling lambat tanggal 31 Desember 2014, maka PTPN VII (Persero) telah membentuk Tim Implementasi ISPO. Perusahaan juga telah mengikuti sosialisasi ISPO dan Pelatihan Audit Internal ISPO
Related with mandatory ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) certification which the implementation is at the latest 31 December 2014, then PTPN VII (Persero) has established the ISPO Implementation Team. Company has also attended the ISPO socialization and ISPO Internal Audit Training.
d. Konservasi Sumber Daya Alam dan Pelestarian Lingkungan
d. Natural Resources Conservation and Environmental Preservation
Dalam upaya pelestarian lingkungan, PTPN VII (Persero) telah melaksanakan beberapa kegiatan penghijauan di sejumlah wilayah serta berpartisipasi aktif dalam mendukung program pemerintah baik skala provinsi maupun nasional. PTPN VII (Persero) juga telah melakukan kegiatan terkait konservasi sumber daya, antara lain:
In the environmental preservation effort, PTPN VII (Persero) has implemented several greening activities in several area and actively participates in supporting the government program either province or national scale. The PTPN VII (Persero) also has conducted activities related with resources conservation, include:
y Pembuatan embung sebagai tempat penampungan air hujan dalam upaya konservasi air sejumlah tiga unit di Unit Usaha Rejosari, Bekri dan Bunga Mayang y Melakukan perawatan terhadap fasilitas sumber air yang digunakan guna mendukung aktivitas perusahaan y Meningkatkan dan terus berinovasi dalam upaya efisiensi penggunaan air dan energi, diantaranya
y The making of pond as rain water reservoir in water conservation effort in three unit in Rejosari, Bekri and Bungamayang Business Unit y Conduct a treatment to water source facility used to support the company’s activities
Laporan Tahunan 2013
y Enhance and innovate in water and energy utilization efficiency effort, include water conservation with close loop system for condenser cooling water with
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
336
konservasi air dengan close loop system untuk air pendingin kondensor dengan Spray pond dan Cooling tower di PG. Bungamayang.
Resources Optimization Towards The Best Performance
spray pond and cooling tower in Bungamayang sugarmill.
e. Program Pengelolaan Lingkungan
e. Environmental Management Program
Beberapa program lingkungan yang telah dilaksanakan oleh PTPN VII (Persero) pada tahun 2013 antara lain:
Several environmental program has been carried out by PTPN VII (Persero) in 2013 include:
y Penanaman tanaman Legume Cover Crop (LCC) Mucuna Brateata pada areal perkebunan kelapa sawit dan karet guna meningkatkan bahan organik tanah, memperbaiki kondisi fisik tanah yaitu aerasi dan menjaga kelembaban tanah, mencegah dan mengurangi erosi permukaan tanah, memperkaya tanah dengan senyawa Nitrogen y Menerapkan sistem tebu hijau yang masuk pabrik yaitu dengan tidak melakukan pembakaran saat penebangan tebu agar ekosistem tetap terjaga y Meminimalkan penggunaan pupuk kimia dengan mengaplikasikan pupuk kompos organik hasil produksi sendiri pada areal perkebunan tebu (kompos blotong) dan kelapa sawit (kompos tandan kosong) y Pengembangan Musuh Alami Tanaman Tebu yaitu melakukan pengembangan musuh alami hama penggerek batang , penggerek pucuk dan kutu bulu putih pada tanaman tebu, diantaraanya dengan melakukan pengembangan Trichogramma, Ellasmus, Apanteles, Tetrastichus dan Lalat jatiroto y Melakukan penanaman dan pengembangan tanaman Turnera subulata yang ditanam dipinggiran blok areal perkebunan sawit, yang berfungsi sebagai inang predator alami hama ulat api, serta menjaga populasi Burung Hantu dan Ular Cobra sebagai predator alami hama tikus y Perawatan instalasi dan pengurasan kolam IPAL secara rutin di seluruh Pabrik Karet, Sawit, Gula dan Teh PTPN VII (Persero) y Memanfaatkan limbah cair PPKS untuk pupuk organic (land application) pada beberapa areal perkebunan kelapa sawit PTPN VII (Persero) y Pemanfaatan limbah cair kelapa sawit sebagai media pengomposan pada pabrik kompos tandan kosong y Konservasi air dengan close loop system untuk air pendingin kondensor dengan Spray pond dan Cooling tower di PG. Bungamayang y Sistem pemurnian nira mentah tanpa sulfitasi dengan menggunakan koagulan full grade sehingga ramah lingkungan dan mengurangi emisi gas belerang
y Planted of Legume Cover Crop (LCC) Mucuna Brateata in oil palm and Rubber estate area to increase the soil organic matter, improved the soil physical condition namely aeration and maintain the soil humidity, prevent and reduce, soil erosion, enrich soil with nitrogen compounds.
Laporan Tahunan 2013
y Applied the green sugar cane system that entering the mill i.e. by not perform burning while harvesting the sugar cane in order the ecosystem remain intact. y Minimized the use of chemical fertilizers by applying own production organic compost fertilizer on the sugar cane estate area (compost filter cake) and oil palm (empty fruit bunches compost). y Development of Sugarcane Natural Enemy i.e. by carrying out natural enemy development on stem borer, shoot borer, sugarcane woolly aphid on sugar cane, include by developing Trichogramma, Ellasmus, Apanteles, Tetrastichus and Diatraeophaga Striatalis Townsend. y Plantedand developedturnera subulata which planted on the outskirts of the estate area, which serves as host of natural predators of Nettle Caterpillar, and maintain the owl and cobra population as natural predator of the rats. y The installation maintenance and WWTP pond drainage routinely in all Rubber, Palm, Sugar and Tea mill of PTPN VII (Persero) y Utilized the POPM liquid waste for the organic fertilizer (land application) in several oil palm estate areas of PTPN VII (Persero) y Utilizedthe oil palm liquid waste as the composting media in empty fruit bunches composting mill y Water conservation with close loop system for condenser cooling water with Spray pond and cooling tower in Bungamayang Sugar mill y Raw juice purification system without sulfitation by using full grade coagulant making it environmentally friendly and reduce sulfur gas emissions in PTPN VII
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
337
di PTPN VII (Persero) PG Bungamayang, sehingga pemakaian belerang menurun sebesar 62,1% pada tahun 2013 y Melakukan recycling limbah cair untuk mendukung proses produksi di Pabrik Gula dan Karet PTPN VII (Persero) y Pengalihan penggunaan pembangkit listrik Genset ke PLN, sebagai upaya untuk efisiensi penggunaan bahan bakar sekaligus sebagai upaya untuk menurunkan emisi udara yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan dan upaya dan efek Gas Rumah Kaca (GRK) y Dalam penghematan pemakaian bahan bakar seperti solar atau residu sekaligus sebagai upaya perusahan untuk menurunkan Emisi udara dan efek Gas Rumah Kaca (GRK), PTPN VII Persero telah melakukan pemanfaatan sumber energi yang Ekonomis, Terbarukan dan Ramah lingkungan berupa cangkang dan fiber di setiap PPKS, serta pemanfaatan ampas tebu di Pabrik Gula sebagai bahan bakar Boiler y Pemanfaatan limbah padat berupa Bungkil Inti Sawit, Tetes, Solid Decanter dan Kulit Cokelat untuk bahan campuran makanan ternak sapi, yang dikelola oleh anak perusahaan yaitu PT Karya Nusa Tujuh y Melakukan identifikasi timbulan limbah B3 dari kegiatan operasional perusahaan, menyimpan seluruh limbah B3 di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) yang memiliki izin, melakukan pemantauan dan pencatatan limbah B3 yang masuk ke dalam TPS LB3 yang dituangkan kedalam logbook dan neraca dan secara berkala melaporkan ke isntansi terkait yang berwenang, kemudian menyerahkan pengelolaan lanjutan limbah B3 kepada pihak pengumpul/pengolah/pemusnah yang kompeten dan memiliki izin y Melakukan pencatatan dan pengujian kualitas limbah cair dan emisi udara yang dilakukan oleh Laboratorium yang terakreditasi
f.
Pemantauan Lingkungan
Social and Environment Responsibility
(Persero) Bungamayang Sugar mill, thus the use of sulfur was decreasing by 62.1% in 2013 y Recycling the liquid waste to support the production process in Sugar and Rubber Mill of PTPN VII (Persero) y Transfer of electricity power generator use to SPC, as effort for fuel efficiency as well as efforts to reduce the air emission resulting from company operational activities and greenhouse gas effect
y In saving fuel consumption such as solar or residue as well as the company’s effort to reduce the air emission and greenhouse effect, PTPN VII (Persero) has perform utilization of economic, renewable and environmentally friendly energy source in form of shell and fibre in every PPOM, as well as utilization of bagasse in Sugar Mill as boiler fuel. y Solid waste use in form of palm kernel cake, molasses, solid decanter and cacao skin, for the mixture of cattle food, managed by subsidiaries PT Karya Nusa Tujuh y Performed identification of B3 waste generation from the company’s operational activities, stored all B3 waste in temporary storage which has lisence, perform monitoring and recording of B3 waste which entering the temporary storage of B3W that put forth onto logbook and balance and gradually report to related authorized institution, then submit the advanced B3 waste management to the waste collector/processing/destruction who is competent and have license. y Performed recording and testing of liquid waste quality and air emission conducted by accredited Laboratory
f. Environmental Monitoring
PTPN VII (Persero) secara rutin melaksanakan pemantauan lingkungan berupa proses pengamatan, pencatatan, pengukuran, pendokumentasian menurut prosedur standard tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolok ukur. Tujuan pelaksanaan pemantauan lingkungan antara lain adalah sebagai sasaran untuk untuk mengetahui kondisi lingkungan di sekitar lokasi usaha apakah terjadi
Laporan Tahunan 2013
PTPN VII (Persero) routinely carries out the environmental monitoring in form of observation, recording, measuring, documenting process as given standard procedure to one or more environmental components by using one or more parameters as benchmarks. The aims of environmental monitoring implementation are as target to discover the environment condition in the vicinity of business location whether occur a decline in environmental quality or not with the existence of the company business and creates
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
338
penurunan kualitas lingkungan atau tidak dengan adanya kegiatan usaha Perusahaan serta menciptakan mekanisme koordinasi antara pihak-pihak yang terkait melalui perturakan informasi.
coordination mechanism between the related parties through the information exchange.
Pemantauan lingkungan dilaksanakan oleh pihak internal perusahaan dan pihak eksternal, yaitu oleh Laboratorium yang terakreditasi (BARISTAND/HIPERKES/LABKESDA). Lokasi pemantauan meliputi kondisi lingkungan di sekitar pabrik karet, pabrik sawit, pabrik gula dan pabrik teh milik PTPN VII (Persero). Jenis pemantauan dan pengujian meliputi pemantauan kualitas air limbah, kualitas air badan sungai atau sumur pantau, kualitas tanah, kualitas udara, ambient, kebisingan dan getaran.
Environmental monitoring is carried out by internal and external company, i.e. by a accredited (BARISTAND/ HIPERKES/LABKESDA) Laboratory. Monitoring location is covering environmental condition in the vicinity of Rubber, oil palm, sugar and team mills belong to PTPN VII (Persero). Monitoring and testing type include monitoring of water waste quality, water river quality or wells, soil quality, air quality, ambient, noise and vibration.
Aktivitas Pemantauan Lingkungan PTPN VII (Persero) Tahun 2013 PTPN VII (Persero) Enviromental Monitoring Activities 2013 Pabrik/Mill No
Jenis Pemantauan/ Monitoring Type
Frekuensi Pemantauan/ Monitoring Frequency
Pelaksana Pemantauan/ Monitoring Implementer
Sawit/ Palm
Karet/ Rubber
Gula/ Sugar
Teh/Tea
y Inlet IPAL/WWTP
√
√
√
√
Per 3 Bln/Months
BARISTAND/LAB. BPLHD/ LAB. KESDA
y Outlet IPAL/WWTP
√
√
√
√
Per 1 Bln/Months
BARISTAND/LAB. BPLHD/ LAB. KESDA
y Badan Sungai/River
√
√
√
√
Per 3 Bln/Months
BARISTAND/LAB. BPLHD/ LAB. KESDA
y Sumur Pantau/ Monitoring Wells
√
-
-
-
Per 6 Bln/Months
BARISTAND/LAB. UNSRI
2.
Kualitas Udara/Air Quality
√
√
√
√
Per 6 Bln/Months
HIPERKES
3.
Ambient
√
√
√
√
Per 6 Bln/Months
HIPERKES
4.
Kebisingan dan Getaran/ Noisy and Vibration
√
√
√
√
Per 6 Bln/Months
HIPERKES
5.
Kualitas Tanah/Sail Quality
√
-
-
-
Per 1 Thn/Year
BARISTAND/LAB. UNSRI
1.
Kualitas Air/Water Quality
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
339
Social and Environment Responsibility
Hasil Pemantauan Limbah Cair Tahun 2013 Liquid Waste Monitoring Result in 2013 No.
Komoditas
Parameter
Commodity
Satuan
Baku Mutu
Realisasi
Unit
Quality Standart
Realization
1.
Sawit [LA]
pH BOD5 COD Minyak/Lemak Pb Cu Cd Zn
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
6-9 -
7.91 2,740.10 4,202.37 8.85 <0.001 0.12 <0.001 0.20
2.
Sawit [Non LA]
pH BOD5 COD TSS NH3N N-Total
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
6-9 100 350 250 25 50
7.76 67.26 264.20 131.80 25.64 28.73
3.
Karet
pH BOD5 COD TSS NH3N N-Total
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
6-9 60 200 100 5 10
7.09 15.10 51.39 22.29 0.38 2.69
Hasil pemantauan tahun 2013 terhadap pabrik sawit dan pabrik karet menunjukkan kualitas outlet limbah cair telah memenuhi baku mutu. Setiap tahun, PTPN VII (Persero) selalu memperoleh penghargaan PROPER HIJAU dan PROPER BIRU serta Penghargaan Industri Hijau untuk pabrik sawit, pabrik karet, pabrik gula dan pabrik teh yang membuktikan bahwa Perusahaan selama ini telah melaksanakan pengelolaan lingkungan dengan konsisten sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2013 monitoring result on oil palm and Rubber mill suggested that the liquid waste outlet quality has met the quality standard. Every year, PTPN VII (Persero) always obtains GREEN PROPER and Blue PROPER as well as Green Industrial Awards for the oil palm, Rubber, sugar and tea mill which proves that the Company has been carrying out environmental management consistently pursuant to applicable regulation.
Evaluasi beban pencemaran limbah cair, emisi udara dan beban emisi Gas Rumah Kaca dilakukan secara internal perusahaan. Pelaporan dalam pengelolaan lingkungan dilaksanakan dalam bentuk RKL-RPL yang dilaporkan secara rutin setiap triwulan kepada BLH Kabupaten/Kota, BPLHD Provinsi, KLH-RI Jakarta, PPE Region Sumatera, Kantor Direksi dan Kantor Distrik PTPN VII (Persero).
The evaluation of liquid waste pollution, air emission, and greenhouse gas emission load was conducted internally. The reporting of environmental management was carried out in form of RKL-RPL reported routinely every three months to District/City Environmental Agency, REA province, Ministry of Environment-RI Jakarta, Ecoregion Management Center Sumatera Reguin, Head Office and PTPN VII (Persero) District Office.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
340
Resources Optimization Towards The Best Performance
g. Penelitian dan Pengembangan Pengelolaan Lingkungan
g. Environmental Management Research and Development
Komitmen manajemen dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki kinerja pengelolaan lingkungan terus dilakukan, yang difokuskan pada kegiatan yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, diantaranya:
The management commitment in an effort to improve and enhance the environmental management performance continues to be performed, focused on activities that able providing value-added for the company, include:
y PTPN VII (Persero) bekerjasama dengan Maris Project BV, Ku Leuven Universite Berlgia, UNDIP-Semarang, PT Wirana dalam pemanfaatan limbah cair kelapa sawit (POME) sebagai media pengembangan microalgae spirulina yang dapat digunakan sebagai makanan suplemen dengan kadar protein yang tinggi di PTPN VII (Persero) Unit Bekri y PTPTN VII (Persero) dalam upaya penggunaan energi terbarukan saat ini sedang melakukan pengkajian tentang pemanfaatan teknologi heat exchanger berbahan bakar cangkang untuk pengolahan karet remah (crumb Rubber) di PTPN VII (Persero) Unit Padang Pelawi
y PTPN VII (Persero) in cooperation with Maris project BV, Ku Leuven Universite Berlgia, UNDIP-Semarang, PT Wirana in Palm Oil Liquid Waste Utilization (POME) as media of microalgae spirulina development that can be used as food supplement with a high protein content in PTPN VII (Persero) Bekri Unit y PTPN VII (Persero) in an effort of renewable energy use at present is currently performing study on utilization of heat exchanger technology using shells as fuel for the crumb Rubber processing in PTPN VII (Persero) Padang Pelawi Unit.
Dampak Keuangan Aktivitas Lingkungan
Financial Impact on Environmental Activities
Sepanjang tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah mengeluarkan biaya pengelolaan lingkungan sebesar Rp11,42 milyar meliputi biaya penyusunan dokumen lingkungan, pengelolaan dan pengolahan limbah, kegiatan analisa, kegiatan PROPER dan aktivitas pemantauan lingkungan dengan rincian per komoditas sebagai berikut:
During 2013, PTPN VII (Persero) has spent for environmental management amounted by Rp11.42 billion comprise of environmental document drafting cost, waste management and processing, analysis activities, PROPER activities and environmental monitoring activities with details per commodity are as follow:
Biaya Pengelolaan Lingkungan (Rp) Environmental Management Cost (Rp)
Realisasi Biaya/ Cost Realization Komoditas Jumlah Pabrik Commodity Number of Mill 2012 2013 Sawit/Palm
7
8.000.488.000
6.218.289.000
Karet/Rubber
10
3.862.645.000
3.557.110.000
Gula/Sugar
2
985.031.000
1.380.491.000
Teh/Tea
1
127.695.000
260.076.000
Total
20
12.975.859.000
11.415.966.000
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Social and Environment Responsibility
341
Sertifikasi dan Penghargaan Bidang Lingkungan Hidup Environmental Certification and Awards Sebagai upaya menuju Perusahaan agrobisnis yang berwawasan lingkungan (eco efficiency), pada tahun 2013 PTPN VII (Persero) telah menyusun Sistem Manajemen Terpadu (SMTN7) yang mengintegrasikan beberapa sistem manajemen dan kriteria-kriteria penilaian kinerja perusahaan antara lain: ISO 9001:2008, ISO 14001:2005, ISO 22000:2009, OHSAS 18001:2007, GCG, ISPO, dan Malcolm Baldrige Criteria.Sertifikasi yang telah diperoleh meliputi sertifikasi ISO 9001:2008 untuk semua pabrik yang dimiliki Perusahaan, sedangkan sertifikasi ISO 14001:2005, ISO 22000:2009, OHSAS 18001:2007, dan ISPO untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Terpadu (SMTN7) sedang dalam proses untuk mendapatkannya.
As an effort to eco efficiency agribusiness company, in 2013 PTPN VII (Persero) has drafted Integrated Management System (SMTN7) which integrating several management system and criterias of company performance assessment include: ISO 9001:2008, ISO 14001:2005, ISO 22000:2009, OHSAS 18001:2007, GCG, ISPO, and Malcom Baldrige Criteria. Certification that has been achieved include ISO 9001:2008 certification for all mills owned by the Company, where as the ISO 14001:2005, ISO 22000:2009, OHSAS 18001:2007, and ISPO certification to support the Integrated Management System implementation is currently in progress to earn it.
Komitmen PTPN VII (Persero) dalam kinerja pengelolaan lingkungan dibuktikan dengan diperolehnya beberapa penghargaan baik skala provinsi maupun skala nasional, antara lain:
PTPN VII (Persero) commitment in environmental management performance is proved by obtaining several awards either in province scale or national scale, include:
Penghargaan PROPER/PROPER Awards
Skala/Scale
Unit
Komoditas Commodity
Peringkat/Rating 2012
2013
Nasional
Bungamayang
Gula/Sugar
Hijau/Green
Hijau/Green
National
Kedaton
Karet/Rubber
Hijau/Green
Biru/Blue
Way Berulu
Karet/Rubber
Hijau/Green
Biru/Blue
Pematang Kiwah
Karet/Rubber
Hijau/Green
Biru/Blue
Tulungbuyut
Karet/Rubber
Biru/Blue
Biru/Blue
Padang Pelawi
Karet/Rubber
Hijau/Green
Biru/Blue
Rejosari
Sawit/Palm
Biru/Blue
Biru/Blue
Bekri
Sawit/Palm
Hijau/Green
Biru/Blue
Betung
Sawit/Palm
Biru/Blue
Biru/Blue
Daerah Regional
Pagaralam
Teh/Tea
Hijau/Green
Biru/Blue
Tebenan
Karet/Rubber
Hijau/Green
Biru/Blue
Baturaja
Karet/Rubber
Hijau/Green
Biru/Blue
Beringin
Karet/Rubber
Biru/Blue
Biru/Blue
Musilandas
Karet/Rubber
Biru/Blue
Biru/Blue
Sungailengi Pabrik
Sawit/Palm
Biru/Blue
Biru/Blue
Sungainiru
Sawit/Palm
Biru/Blue
Biru/Blue
Talangsawit
Sawit/Palm
Biru/Blue
Biru/Blue
Talopino
Sawit/Palm
Biru/Blue
Biru/Blue
Cintamanis
Gula/Sugar
Biru/Blue
Biru/Blue
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
342
Resources Optimization Towards The Best Performance
Penghargaan Industri Hijau Green Industrial Awards Unit Usaha/Business Unit
Komoditas/Commodity
Bungamayang
Gula/Sugar
Level 5
Bekri
Sawit/Palm
Level 5
Kedaton
Karet/Rubber
Level 5
Tulungbuyut
Karet/Rubber
Level 5
Way Berulu
Karet/Rubber
Level 4
Pematang Kiwah
Karet/Rubber
Level 4
Rejosari
Sawit/Palm
Level 4
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Peringkat/Rating
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
343
Social and Environment Responsibility
KETENAGAKERJAAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA EMPLOYMENT, OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
Kebijakan
Policy
Pokok-pokok pengelolaan terkait ketenagakerjaan tercantum di dalam Pedoman GCG PTPN VII (Persero) tahun 2013. Hubungan dengan Pekerja didasarkan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
Management Principals related employment is put forth in 2013 PTPN VII (Persero) GCG Guidelines. The relation with Employee is based on principals as follow:
y Selalu menghormati hak-hak pekerja sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; y Tidak bersikap diskriminatif berdasarkan latar belakang seseorang, baik etnik, agama, jender, maupun usia dalam hal yang berkaitan dengan pekerjaan, termasuk gaji, ketentuan training dan jenjang karir; y Menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan dan intimidasi yang mungkin timbul sebagai akibat perbedaan watak, kepribadian, dan latar belakang kebudayaan seseorang; y Senantiasa bermitra dengan Serikat Pekerja yang diakui oleh Perusahaan; y Mentaati Perjanjian Kerja Bersama, nilai-nilai perusahaan dan semua peraturan yang dikeluarkan perusahaan; y Memberikan kesempatan kepada pekerja untuk mengikuti pendidikan, pelatihan dan pengembangan lebih lanjut yang sejalan dengan kompetensi dan kebutuhan perusahaan.
y Always honor the employee’s rights pursuant to applicable provision and regulation legislation
Laporan Tahunan 2013
y Not acting discriminative background, either ethnic, or age in terms related with salary, training determination
based on one’s religion, gender, the job, including and carrier rank.
y Provide work environmental that is free from any form of pressure and intimidation which may emerge as effect of character, personality and one’s culture background difference. y Always partnering with Labor Union acknowledged by the company y Comply Collective Labor Agreement, company values and all regulation issued by the company y Provide opportunities for the employee to participate in education, training and advanced development in line with competency and company’s needs
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
344
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kebijakan PTPN VII (Persero) terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan ditetapkan surat Keputusan Direksi Nomor: 7.6/Kpts/090/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
PTPN VII (Persero)’s policies associated with Occupational Health and Safety by BOD Decree No: 7.6/Kpts/090/2001 regarding Guidelines on Occupational Safety and Health Implementation of PTPN VII (Persero).
Pedoman pelaksanaan K3 ini terdiri dari:
This OSH implementation guidelines consist of:
a Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Tanaman Karet, Kelapa Sawit, Teh dan Tebu. b Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Tehnik dan Amdal: Pabrik Karet, Minyak Kelapa Sawit, Teh dan Gula c Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Kantor Direksi, Kantor Perewakilan/Distrik dan IPMG Panjang, Boom Baru, Pulau Bay. d Alat Pelindung Diri.
a. Guidelines of Occupational Safety and Health Implementation of Rubber, Palm Oil, Tea and Sugarcane Plant Division b. Guidelines of Occupational Safety and Health Implementation of technical and EIA Division: Rubber, palm oil, tea and sugar mills c. Guidelines of Occupational safety and Health implementation in Head Office, Representative Office/ District and IPMG Panjang, Boom Baru, Pulau Bay. d. Personal Protective Equipment.
Kebijakan lain yang terkait dengan K3 yaitu:
Other policies related with OSH include:
y Jaminan Kesehatan untuk pekerja dan keluarga serta pensiunan dan isteri secara paripurna dengan swakelola. y Mengikutkan semua karyawan dalam program jaminan Asuransi Tenaga Kerja berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua. y Menyediakan pelayanan kesehatan/Klinik di setiap Unit, Distrik dan Kantor Direksi. y Mengoptimalkan program K3 dengan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) di Masing-masing Unit dan Distrik. y Menganggarkan alokasi dana K3 pada RKAP 2013 meliputi: pengadaan perlengkapan K3 di setiap Unit, Pemeriksaan lingkungan kerja dan Pemeriksaan Pekerja yang berpotensi dampak penyakit akibat kerja. y Penyediaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di setiap Kantor dan Pabrik.
y Health insurance for employee and family as well as pension allowance and wife with self-management y Engaging all employee in Labor Insurance in form of accident insurance, life insurance and old age pension insurance y Provide health services/clinic in every Unit, District and Head Office y Optimize the OSH by forming K3 Trustee Committee (P2K3) in each Unit and District y Budgeting the 2013 K3 fund allocation and CAPB include: K3 procurement in every unit, work environmental inspection and employee inspection who potentially suffering a diseases as impact of his work y Fire extinguisher procurement in every office and mills
Kegiatan yang Dilakukan
Undertaken Activities
Kegiatan yang dilaksanakan terkait Ketenagakerjaan di tahun 2013 meliputi:
Activities carried out associated with employment in 2013 include:
a.
a.
Serikat Pekerja
Sepanjang tahun 2013, Perusahaan telah memfasilitasi beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh Serikat Pekerja PTPN VII (Persero) di antaranya adalah:
Laporan Tahunan 2013
Labor Union
During 2013, the Company has facilitated several activities carried out by the PTPN VII (Persero) Labor Union include:
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
345
y Perusahaan memfasilitasi perundingan PKB berupa biaya perjalanan Dinas. y Bantuan Perjalanan Dinas bagi Pengurus Serikat Pekerja yang mengadakan Rapat/Musyawarah baik tingkat PTPN VII maupun Federasi SPBUN.
Social and Environment Responsibility
y Outbond Pengurus SPPN VII.
y Company facilitated CLA Negotiation in form of Official Travel cost y Travel Assistance Service for the Labor Union Management which conduct a meeting/discussion either in PTPN VII level or Nusantara Plantation Labor Union Federation y Out bond of NPLU VII.
b. Perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
b. Collective Labor Agreement (CLA) Negotiation
Pada tanggal 2 s.d 6 Desember 2013 telah dilaksanakan perundingan PKB antara Direksi PTPN VII (Persero) yang diwakili oleh Ir Kusumandaru NS dan Serikat Pekerja PTPN VII (Persero) yang diwakili oleh Ir Vedy Pudiansyah. Perundingan yang dilaksanakan secara rutin setiap 2 (dua) tahun sekali tersebut telah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan baru terkait hak-hak dan kewajiban Pekerja PTPN VII (Persero). Kesepakatan baru yang telah dimufakati bersama antara lain meliputi Penetapan Gaji Pokok.
On 2 up to 6 December 2013 has been implemented a CLA negotiation between the PTPN VII (Persero) BOD represented by Ir. Kusumandaru NS and Labor Unior of PTPN VII (Persero) represented by Ir Vedy Pudiansyah. Discussion was implemented routinely every once in 2 (two) years has yielded new agreements related with rights and obligation of the PTPN VII (Persero) employees’ obligation. New agreement that has been agreed together include determination of basic salary.
c.
c.
Kesetaraan Gender dan Kesempatan Kerja
Gender Equality and Job Opportunity
Prinsip kesetaraan gender dan kesempatan kerja yang sama termuat di dalam Code of Conduct yaitu:
The same gender equality principles and job opportunity contained in Code of Conduct include:
y Mempekerjakan, menetapkan besarnya gaji, memberikan pelatihan, menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya, tanpa memperhatikan latar belakang etnik, agama, jenis kelamin, usia, cacat tubuh yang dipunyai seseorang, atau keadaan khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. y Berkomitmen terhadap program Pemerintah Wajib Belajar Sembilan Tahun dan Perlindungan Anak dengan tidak mempekerjakan anak di bawah umur dalam setiap proses bisnis. y Menyediakan lingkungan kerja yang bebas dari segala bentuk tekanan (pelecehan) yang mungkin timbul sebagai akibat perbedaan watak, keadaan pribadi, dan latar belakang kebudayaan seseorang. y Memberikan penghargaan atas prestasi hasil kerja individu atau kerja sama tim yang menciptakan sinergi demi kepentingan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
y Employ, determine the amount of the salary, provide training, determine career path, and determine other job requirements, without noticing ethnical, religious, gender, age, disability background owned by someone, or other special condition protected by the legislation regulation.
Perbedaan gaji yang diterima Pekerja tergantung pada level jabatan, dan tidak ada perbedaan antara Pekerja Laki-laki dengan Pekerja perempuan. Sampai dengan akhir tahun 2013, komposisi Pekerja berdasarkan gender adalah 87% pria dan 13% wanita.
Laporan Tahunan 2013
y Committed to Nine-Year Compulsory Education Program and Child Protection by not employing underage children in each business process. y Provide work environment that is free from any kind of pressure (harassment) that may occurred as character differences, personal state, and one’s cultural background. y Provide awards on the individual or team work achievement which creating a synergy for the company’s interest pursuant to policy that has been determined by the Company. Differences in salary received by employees depend on their position level, and there is no difference between the Male and Female employee. Up to late 2013, the employee composition based on gender was 87% male and 13% female.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
346
Resources Optimization Towards The Best Performance
d. Pendidikan dan Pelatihan Pekerja
d. Employee Education and Training
PTPN VII (Persero) mengadakan program pelatihan dan pengembangan Pekerja pada semua level jabatan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan dan Pekerja. Selama tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah mengeluarkan biaya pendidikan dan pelatihan Pekerja sebesar Rp4.3 milyar, turun 54% dibandingkan realisasi tahun 2012 yang mencapai Rp9,6 milyar
PTPN VII (Persero) holds employee training and development program on all position level which the implementation is suited with the Company and employee’s necessities. During 2013, PTPN VII (Persero) has spent Employee education and training fee amounted to Rp4,3 billion, fell by 54% compared to 2012 realization reached Rp9.6 billion.
Uraian rinci tentang pendidikan dan pelatihan Pekerja disajikan pada Tinjauan Sumber Daya Manusia Laporan Tahunan 2013.
Detail description of employee education and training was presented on 2013 GMS
e.
e.
Turn Over Pekerja
Employee Turnover
Pada tahun 2013 terdapat 784 pekerja yang berhenti, dengan rincian 708 orang pensiun, 37 orang mengundurkan diri dan 37 orang meninggal dunia. Tingkat turnover Pekerja karena mengundurkan diri sangat rendah dibandingkan total Pekerja.
In 2013 there were 784 worker who discharged, with details 708 retired person, 37 person resigned and 37 passed away. The Employee turnover due to resign was very low compared to total employees
f.
f. Employee Satisfaction Survey
Survei Kepuasan Pekerja
Hasil survei kepuasan Pekerja tahun 2013 mencapai skor 79,53. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja merasa puas bekerja di PTPN VII (Persero). Faktor yang mendukung kepuasan Pekerja di antaranya adalah adanya jaminan kesejahteraan pekerja serta suasana kerja yang kondusif.
The employee satisfaction survey reached score 79.53. This suggest that employees are satisfied working at PTPN VII. Factors that support satisfaction are the welfare of employees and conducve working atmosphere.
Kegiatan yang dilaksanakan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tahun 2013 meliputi:
Activity held related with occupational health and safety in 2013 include:
1. Melaksanakan Pengujian Lingkungan/tempat Kerja dan tenaga kerja di beberapa Unit dan Distrik yang memiliki Pabrik oleh UPTD K3 Provinsi Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu. Adapun yang diperiksa adalah: y Iklim Kerja y Kebisingan y Pencahayaan y Debu Total y Kadar Gas Udara (Embient) y Analisa Laboratorium y Tes Audio Metri (ambang dengar)
1. Implemented Environmental/Workplace and employee testing in several unit and district that has mills by the Regional Technical Implementer Unit of Lampung Province, South Sumatera and Bengkulu. As for the terms being inspected were: y Work climate y Noise y Exposure y Total dust y Embient y Laboratory analysis y Audiometric tests (hearing threshold)
2. Melaksanakan Riksa Uji (Pemeriksaan dan Pengujian peralatan K3 di IPMG Panjang, Pabrik gula Cinta Manis dan Pabrik Gula Bungamayang
2. Implemented Inspection and Testing of the K3 equipments in IPMG Panjang, Cinta Manis sugar mill and Bungamayang sugarmill.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Social and Environment Responsibility
347
3. Kegiatan Panitia Pembina K3 (P2K3)
3. K3 Trustee Committee Activity (P2K3)
Selama tahun 2013, aktivitas P2K3 di Unit maupun Distrik meliputi: y Melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada karyawan untuk meningkatkan kesadaran dan disiplin dalam penggunaan peralatan kerja dan APD y Melakukan pengawasan dalam pemakaian APD y Simulasi dan pelatihan cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) y Memeriksakan karyawan yang beresiko tinggi/ dugaan terkena penyakit akibat hubungan kerja.
During 2013, the P2K3 in Unit or District include: y Performed socialization and conseling to the employee to enhance awareness and discipline in the use or work equipment and Personal protective Equipment (PPE) y Monitored the use of PPE y Simulation and training on the use of fire extinguisher y Examined the employee who at high risk/alleged of disease due to the employment relationship
4. Kegiatan Bulan K3 y Membuat dan memasang rambu-rambu berupa anjuran dan peringatan di setiap stasiun pabrik dan bengkel umum serta di tempat-tempat yang rawan kecelakaan. y Melaksanakan apel bersama dalam rangka bulan K3 di Unit Bekri yang dipimpin langsung oleh Muspida Lampung Tengah. y Ikut berpartisipasi baik kegiatan maupun dana dalam kegiatan bulan K3 yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung.
4. K3 months activities y Created and installed signs in form of suggestion and warning in every mill station and public workshop and in accident-prone spots.
5. Program Kesehatan Lingkungan. y Mengadakan kegiatan Lomba Kebersihan Lingkungan baik lingkungan pabrik/kantor dan perumahan pekerja yang diikuti oleh seluruh karyawan. y Melakukan Foging (pengasapan) di lingkungan perumahan secara rutin dan berkala untuk mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh serangga (nyamuk). y Melakukan uji sampel limbah pabrik baik secara rutin maupun berkala yang bekersama dengan Laboratorium daerah.
5. Environmental health Program y Held Environmental Cleanliness Competition either in mill/office and in employees housing attended by all employees y Perform fogging in housing routinely and gradually to prevent disease caused by mosquitoes y Perform mill waste sample test either routinely of gradually in cooperation with Regional laboratory
6. Program Penilaian Zero Acident (kecelakan Nihil) dan SMK3 Award 2013 y Mengikuti penilaian oleh Tim penilai/Audit Zero Acident dan SMK3 Award dari Disnaker Kabupaten, Disnaker Provinsi dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Pusat. y Unit dan Distrik di PTPN VII (Persero) memperoleh Zero Accident Award tahun 2013 terdiri dari:
6. Zero Accident Assessment Program and Safety and Work Health Management System (SWHMS) Award 2013 y Participated in the assessment assessed by assessor/audit team of zero accident and SWHMS award from Manpower Agency Province and Manpower and Transmigration Ministry of RI y Unit and district in PTPN VII (Persero) derived Zero Accident Award in 2013 comprised of:
Laporan Tahunan 2013
y Held joint briefing in context of K3 Month in Bekri Unit directly led by the Muspida Lampung Tengah y Participated in activities and fund in K3 activities held by manpower and transmigration agency of Lampung Province
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
348
Resources Optimization Towards The Best Performance
Unit/Distrik Penerima Penghargaan Zero Accident Award tahun 2013 Unit/District Receiver of the 2013 Zero Accident Award No A B C
Wilayah/Area
Unit/Distrik/unit/district 1. Pewa, 2. Tubu, 3. Keda, 4. Buma 1. Betu. 2. Mula, 3. Beri 1. Pawi, 2. Tapi
Lampung Sumsel Bengkulu
g. Pemeriksaan Kesehatan pra kerja terhadap calon Pekerja Tetap dan Pekerja Kampanye/Musiman dengan perincian sebagai berikut:
No
Way Berulu Way lima Bergen Musi Landas
5 6 7 8 9 10 11
Tebenan Bentayan Betung Krawo Betung Senabing Distrik CIMA Distrik BUMA Jumlah/Total
1 2 3 4
Tetap Permanent • • • •
130 166 139 108 105 11 40 54 27 366 477 1.623
h. Penatalaksanaan Kasus Kecelakaan Kerja Sepanjang tahun 2013, telah terjadi sejumlah kasus kecelakaan kerja sebanyak 19 kasus, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 103 kasus, dengan perincian:
No.
Calon Pekerja Candidate
Peserta Tes Participant
Unit
1 2 3 4
g. Health Inspection pre-employment to permanent employee and temporary employee with details as follow:
• • • • • • •
h. Occupational Accident Cases Management During 2013, there has been occurred number of occupational accident by 19 cases, lower than 2012 reached 103 cases, with details:
Kasus/Case
Kategori/Category
2012 91 11 1 – 103
Ringan/Minor Sedang/Moderate Berat/Severe Meninggal/Decease Jmlah/Total
Laporan Tahunan 2013
Musiman Temporary
Annual Report 2013
2013 16 3
19
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
349
Social and Environment Responsibility
Penatalaksanaan atau penanganan kasus kecelakaan kerja yang ringan sampai dengan sedang dilakukan di masingmasing di Klinik Kesehatan yang ada di lingkungan Unit atau Distrik karena tenaga kesehatan, obat dan alat kesehatan sudah cukup memadai, sedangkan untuk kasus kecelakan dengan kategori berat segera mendapat pertolongan pertama dari tenaga kesehatan yang ada di Unit atau Distrik dan selanjutnya dirujuk ke Rumah sakit dengan Ambulance Perusahaan dan didampingi oleh tenaga paramedis.
Occupational accident cases handling/management from minor up to moderate was performed in each Health Clinic in each Unit or District because the paramedic, medicine and medical devices was quite adequate, whereas for the severe accident immediately received first aid from available paramedic in unit or district and hereafter admitted to Hospital using Company Ambulance and assisted by the paramedic.
Dampak Keuangan
Financial Impact
Dampak keuangan terkait ketenagakerjaan tahun 2013 meliputi:
Financial impact related employment in 2013 include:
y Biaya Serikat Pekerja Rp485 Juta y Biaya Perundingan PKB Rp631,59 juta y Biaya Pendidikan dan Pelatihan Rp4,3 Miliar y Biaya Turnover Pekerja (pensiun, meninggal dunia dan mengundurkan diri) Rp83,79 Miliar
y Labor Union cost Rp485 million y Collective labor agreement negotiation cost Rp631.59 million y Education and training cost Rp4.3 billion y Employee turnover cost (pension, decease, and resign) Rp83.79 billion
Dalam pelaksanaan program Keselamatan dan kesehatan Kerja yang ada di lingkungan PTPN VII (Persero) telah terealisasi biaya sebesar:
In the implementation of Occupational Safety and Health program available in PTPN VII (Persero) area has been realized cost amounted to:
y Biaya pengobatan dan perawatan tahun 2013 sebesar Rp58,85 milyar. y Biaya pemeriksaan kesehatan calon Pekerja tetap Rp419,46 juta. y Biaya pemeriksaan kesehatan calon pekerja Kampanye/musiman Rp8,4 juta. y Biaya riksa uji peralatan K3 Rp28,50 juta. y Biaya pemeriksaan lingkungan kerja dan pekerja yang beresiko tinggi terkena penyakit akibat hubungan kerja Rp50 juta y Biaya partisipasi dalam rangka kegiatan bulan K3 yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung Rp7,5 juta.
y Treatment and care cost in 2013 amounted to Rp58.85 billion y Health examination cost of the permanent employee candidate by Rp419.46 million y Health examination cost of the campaign/temporary employee candidate by Rp8.4 million y K3 equipment test cost Rp28.50 million y Work environmental examination and high risk worker due to exposed by the disease as result of labor relation by Rp50 million y Participation in K3 month activities cost held by Manpower and Transmigration Agency of Lampung Province by Rp7.5 million.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
350
Resources Optimization Towards The Best Performance
PENGEMBANGAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN SOCIAL AND COMMUNITY DEVELOPMENT
Wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) tersebar di tiga provinsi, yaitu Lampung, Sumatera Selatan dan Bengkulu dengan latar belakang masyarakat yang beragam. PTPN VII (Persero) menyadari bahwa terciptanya suasana yang harmonis dengan masyarakat setempat dapat mendorong keberhasilan dan keberlanjutan Perusahaan dalam jangka panjang. Oleh sebab itu Perusahaan memiliki komitmen yang tinggi agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar, yang diwujudkan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. The work area of PTPN VII (Persero) is scattered in three provinces, i.e. Lampung, South Sumatera and Bengkulu with various community background. PTPN VII (Persero) aware that the creation of a harmonious atmosphere with local community may encourage the company success and sustainable in long-term. Therefore the Company has a high commitment in order to provide maximum benefit for local community, embodied through Partnership and Community Development Program.
Kebijakan Umum
General Policy
Berdasarkan Risalah Rapat Pembahasan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan atas pelaksanaan PKBL PTPN VII (Persero) tahun buku 2012 No.RIS/71/D5.MBU/2013 bahwa program PKBL untuk tahun 2013 tidak mendapat alokasi laba, sehingga penyaluran program kemitraan tahun 2013 menggunakan dana penerimaan dari pengembalian pinjaman Mitra Binaan. Demikian juga untuk Program Bina Lingkungan, dana yang akan disalurkan berasal dari anggaran Perusahaan sehingga masuk dalam komponen biaya.
Based on Minutes of Annual Report and Financial Statement Discussion Meeting on the implementation of PCDP PTPN VII (Persero) fiscal year 2012 No.RIS/71/ D5.MBU/2013 that the PCDP program for 2013 did not earn a profit allocation, thus the partnership program distribution in 2013 used fund from loan repayment of the Fostered partner loan. Likewise for the Community Development Program, the fund that will be distributed was from the Company Budget thus including in cost component.
Keputusan ini sejalan dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-07/MBU/2013 yang terakhir diperbarui dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-08/MBU/2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 10 September 2013 Tentang Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
This decision has been in line with the SOE minister regulation No. PER-07/MBU/2013 latest updated with SOE Minister Regulation No. PER-08/MBU/2013 regarding Forth Changes on the SOE Minister Regulation No. PER05/MBU/2007 dated 10 September 2013 regarding SOE Partnership Program with Small Scale Business and Community Development Program.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
351
Social and Environment Responsibility
Atas dasar keputusan tersebut, PTPN VII (Persero) telah mengambil kebijakan terkait pelaksanaan PKBL tahun 2013, meliputi:
On the basis of this decision, PTPN VII (Persero) has taken a policy related to 2013 PCDP implementation, include:
y Sumber dana PKBL tahun 2013 berasal dari dana penerimaan pengembalian pinjaman Mitra Binaan.
y 2013 PCDP fund source derived from loan repayment of the Fostered Partner
y Perusahaan telah menganggarkan dana CSR dalam RKAP yang dibebankan sebagai biaya sebagaimana amanat Peraturan Menteri BUMN No. PER-08/ MBU/2013 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.
y The company has budgeted the CSR fund in CAPB which charged as cost as mandate of SOE Minister Regulation No. PER-08/MBU/2013 and Law No. 40 year 2007 regarding Limited Company and RI Government Regulation No. 47 year 2012 regarding Social and Environmental Responsibility of Limited Company.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
352
Resources Optimization Towards The Best Performance
Sasaran, Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan PKBL
Target, Policy and Strategy of PCDP Implementation
1. Program Kemitraan
1. Partnership Program
Sasaran Kerja Program Kemitraan
The Partnership Program Work Target
y Dana kemitraan dengan usaha kecil tersalurkan di atas 90%. y Kolektibilitas pengembalian pinjaman di atas 70%. y Penyaluran pinjaman kepada kelompok (pembentukan cluster).
y Partnership fund with small scale business distributed is above 90% y Loan repayment collectability is above 70% y Loan distribution to groups (cluster establishment)
Kebijakan
Policy
y Program Kemitraan difokuskan pada pemberian pinjaman modal kerja/pemberdayaan usaha kecil, khususnya pada kegiatan sektor Industri, Perdagangan, Perikanan, Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Jasa dan usaha lainnya baik secara sendiri maupun kelompok (Pola Clustering) y Fokus pada pola cluster-cluster UKM terutama di Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan y Pembentukan Desa-Desa Binaan disekitar Unit Usaha, sehingga akan menjadi pagar sosial bagi Unit Usaha. y Pemetaan Kebutuhan Stakeholder y Program Sinergi BUMN dalam hal kerjasama penyaluran Program Kemitraan untuk Petani TR
y Partnership program is focused on loan granting in form of capital to small scall business, particularly in industrial, trading, fishery, plantation, agriculture, husbandry, services and other business sector either individual or group (clustering pattern) y Focus on small business unit clusters pattern mainly in agriculture, husbandry, fishery and plantation
Strategi Penyaluran
Distribution strategy
y Asesmen kelayakan calon mitra. Bertujuan untuk menyeleksi UMKM yang belum Bankable agar dapat memperoleh bantuan modal dari perusahaan. UMKM yang dengan bantuan modal mampu berkembang diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
y Assessment of partner candidate feasibility. Its aim is to select the Small and Medium Micro Business (SMMB) that has not bankable in order to derived capital aid from the company. SMMB with capital aid is able to develop and it is expected can open a new employment opportunities for the society
y Asesmen kelayakan nilai modal Merupakan aktivitas seleksi untuk mempertimbangkan besaran nilai modal yang layak diberikan guna mendorong percepatan kemajuan usaha mitra binaan.
y Capital value feasibility assessment It is a selection activity to consider the amount of capital value that properly given to encourage the acceleration of the fostered partners’ business.
y Pembinaan Mitra Bertujuan agar sikap dan perilaku mitra usaha berubah menuju perilaku bisnis yang etis dan professional sehingga mitra binaan mempunyai
y Fostering partner Its aim is in order the attitude and behavior of the business partner is change into an ethical and professional business conduct thus the fostered
Laporan Tahunan 2013
y Forming Fostered Villages in surround of business unit, thus it will be a social fencing for the business unit y Mapping of stakeholders needs y SOE Synergy program in context of cooperation of Partnership Program distribution for the TR farmers
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
353
kedisiplinan untuk mempertanggungjawabkan kewajibannya agar dapat membantu UMKM lain untuk memperoleh tambahan modal.
Social and Environment Responsibility
partner has a discipline to responsible his/her obligation in order to be able to assist other SMMB to derive additional capital.
Program Pembinaan
Fostering Program
Selain memberikan bantuan dalam bentuk pinjaman dana modal kerja, PTPN VII (Persero) juga memberikan pembinaan dalam bentuk:
In addition to provide aid in form of working capital loan, PTPN VII (Persero) also provides fostering in form of:
y Kunjungan ke Mitra Binaan, dilakukan minimal setahun sekali y Pendidikan dan pelatihan, bagi Mitra Binaan baru y Lokakarya dan Studi Banding, bagi Mitra Binaan yang menunjukan kinerja baik y Promosi melalui pameran/expo y Publikasi y Pendampingan Mitra Binaan yang bertujuan memberikan informasi tentang kebutuhan pasar sehingga Mitra Binaan dapat meningkatkan/ mengembangkan produk yang dihasilkan dengan harapan nantinya akan mampu meningkatkan akses pasar maupun nilai jual produk yang dihasilkan.
y Visiting to fostered partner, performed minimum once a year y Educational and training for new fostered partner y Workshop and comparative study, for the fostered partner who suggest a good performance y Promotion in form of exhibition/expo y Publication y Fostered partner mentoring which aim to provide information of the market needs thus the fostered partner can enhance/improve its resulting product with expectation in future it will be able to enhance the market access or resulting product sales value.
2. Program Bina Lingkungan
2. Community Development Program
Sasaran
Target
Sasaran kerja Program Bina Lingkungan tahun 2013 adalah dana bina lingkungan tersalurkan kepada masyarakat dalam program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sebesar 90%.
The work target of Community Development Program in 2013 was community development fund can be distributed to community in community social condition empowerment program amounted to 90%.
Kebijakan y Program Bina Lingkungan difokuskan dalam bentuk program pendidikan/pelatihan, peningkatan kesehatan dan pelestarian lingkungan. y Tumbuhnya sentra-sentra Desa Hortikultura y Pembentukan desa-desa binaan disekitar Unit Usaha.
Policy y Community Development program was focused in form of education/training program, enhance health and environmental preservation y The growth of horticulture village centers y The establishment of fostered villages in surround of unit business
Strategi
Strategy
Untuk mencapai tingkatan pemberdayaan masyarakat (community empowerment), maka strategi yang diterapkan: y Corporate Giving dengan motivasi untuk bantuan amal. y dengan motivasi untuk bantuan kemanusiaan.
To achieve the community empowerment, then strategies applied are:
Laporan Tahunan 2013
y Corporate Giving with motivation for charity aid y Corporate philanthropy humanitarian aid
2013 Annual Report
with
motivation
for
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
354
Resources Optimization Towards The Best Performance
y Corporate Community Relation umumnya dilatarbelakangi untuk membangun citra perusahaan. y Corporate Community Development untuk pemberdayaan masyarakat (empowering). Ini adalah strategi yang paling kompleks dan menantang, karena proses pelaksanaan tidak gampang, membutuhkan waktu lama, dan memerlukan kesabaran dan daya tahan. Stakeholders harus disiapkan sikap dan mentalnya untuk proses pemberdayaan, yaitu sikap mental etis dan professional.
y Corporate community relation generally motivated to build the company’s image y Corporate community development for the community empowering. This is the most complex and challenging strategy, due the implementation process is not easy, required a long period, and needs patience and endurance. Stakeholders must be prepared their attitude and mental for the empowerment process, i.e. ethical and professional mental attitude.
Kegiatan yang Dilakukan
Undertaken Activities
Implementasi dari pelaksanaan program PKBL PTPN VII (Persero) tahun 2013 diwujudkan melalui program PTPN 7 Peduli yaitu:
Implementation of the 2013 PNTP VII (Persero) PCDP realized through PTPN VII Care Program i.e.:
1. PTPN 7 PEDULI KEMITRAAN
1. PTPN 7 PARTNERSHIP CARE
Merupakan kepedulian perusahaan dalam terciptanya pertumbuhan ekonomi rakyat.
upaya
t is company awareness in its effort to create community’s economic growth.
Program Kemitraan diberikan kepada Usaha Kecil yang memiliki kriteria antara lain:
Partnership program is given to Small Business that has criteria include:
a. Usaha Kecil/Usaha Mikro (pedagang di pasar tradisional) b. Usaha Kecil yang telah berstruktur dengan baik. c. Koperasi, Koperasi Karyawan/KPN d. Jenis Usaha yang mempunyai sifat berkesinambungan dan mempunyai prospek untuk dikembangkan serta mampu merebut pasar. e. Usaha kecil dibidang Agribisnis dan Agroindustri (perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, dll) f. Usaha kecil unggulan daerah (kerajinan, makanan, hasil bumi). g. Usaha yang mempunyai kontribusi terhadap pendapatan daerah/nasional. h. Usaha yang berada disekitar wilayah kerja PTPN VII (Unit Usaha/Distrik/Kantor Direksi). i. Usaha Kecil dalam bentuk cluster antara lain pertanian, industri keripik, gerabah, perkebunan.
a. Small Business/Micro Business (merchant in traditional market) b. Small Business which has been structured well c. Cooperatives, employee cooperatives d. Type of business which has a continuous nature and has a prospect to be developed and able to seize the market e. Small Business in agribusiness and agroindustrial (plantation, agriculture, husbandry, fishery, etc) f. Regional superior small business (craft, food, crops)
Realisasi penyaluran program kemitraan tahun 2013 sebesar Rp9,78 milyar, disalurkan kepada 1.386 Mitra Binaan, terdiri atas sektor industri Rp769 juta (190 MB), sektor perdagangan Rp2,45 milyar (371 MB), sektor perikanan Rp195 juta (21 MB), sektor perkebunan Rp95 juta (8 MB), sektor pertanian Rp5,62 milyar (721 MB), sektor peternakan Rp110 juta (19 MB), sektor jasa Rp395 juta (55 MB) dan lainnya Rp150 juta (1 MB).
Realization of 2013 partnership program distribution is amounted to Rp9.78 billion, distributed to 1,386 Fostered Partners, comprised of Industrial Sector Rp769 million (190 FPs), trading sector Rp2.45 billion (371 FPs), fishery sector Rp195 million (21 FPs), plantation sector Rp95 million (8 FPs), agriculture sector Rp5.62 billion (721 FPs), husbandry sector Rp110 million (19 FPs), services sector Rp395 million (55 FPs) and others Rp150 million (1 FPs).
Laporan Tahunan 2013
g. Business that has a contribution to regional/national income h. Business located in the vicinity of PTPN VII (Business Unit/District/Head Office) area i. Small Business in form of cluster include, agriculture, chips industry, pottery, plantation.
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
355
Social and Environment Responsibility
Pembinaan Mitra Realisasi dana pembinaan/hibah program kemitraan tahun 2013 sebesar Rp1,53 milyar, digunakan untuk kegiatan sebagai berikut:
Fostered Partners The realization of 2013 fostered fund/partnership program grant was amounted by Rp1.53 billion, used for activities as follow:
y Melakukan pelatihan Manajamen Usaha Kecil yang bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan Mitra Binaan antara lain tentang strategi pemasaran, pengelolaan penjualan, pembukuan usaha kecil, manajemen SDM, desain perencanaan bisnis, perlindungan hukum dalam usaha, kebijakan pemerintah terhadap UKM dan strategi mencari peluang usaha dan ESQ. Pelaksanaan kegiatan tersebut bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung dan dinas/instansi terkait. y Melakukan pelatihan kemasan dan labeling untuk Mitra Binaan sektor industri makanan, dilaksanakan bekerja sama dengan D & D Pack. y Mengikutsertakan Mitra Binaan dalam kegiatan Seminar BUMN Membangun Negeri diselenggarakan oleh Media Perkebunan. y Melakukan kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat dalam program Desa Binaan PTPN VII di Desa Lumbirejo, Kec. Negeri Katon, Kab. Pesawaran.
y Performed Small Business Management training which aim to increase knowledge and insight of the Fostered Partner include marketing strategy, sales management, small business accounting, HR management, business plan design, legal protection in business, government policy to MSB and strategy in seeking business opportunity and ESQ. The implementation of this activity is in cooperation with the Economic and Business Faculty, Lampung University and related agency/institution.
y Mengikutsertakan Mitra Binaan dalam kegiatan promosi/pameran baik di daerah, di Ibukota Jakarta dan di luar negeri antara lain: y Pameran ”Indonesia Charity Bazaar and Cultural Performance” di Abu Dhabi. y Pameran Bengkulu Expo, diikuti Mitra Binaan Sektor Industri Kerajinan dan Makanan (Batik Besurek, Dodol Tapai, Lempok Durian, aneka Keripik, aneka makanan khas Bengkulu) y Pameran Sriwijaya Exhibition di Jakarta, diikuti Mitra Binaan Sektor Industri Kerajinan dan Makanan (Songket, Jumputan, Aluminium, Kayu Akar Teh, Dodol Kentang, Dodol Salak, Aneka Keripik, dll). y Mengirimkan produk Mitra Binaan (aneka produk olahan berbahan baku Ubi Kayu) dalam kegiatan Pameran Parade Pangan Nusantara di Surabaya bersama Pemerintah Provinsi Lampung. y Pameran Lampung Selatan Fair diikuti Mitra Binaan wilayah Kabupaten Lampung Selatan sektor industri kerajinan dan makanan (Batik Lampung, Bordir, Gerabah, Rotan dan Aneka Keripik) y Gelar Produk Mitra Binaan dalam acara Lomba Ketangkasan dan Ketrampilan Pramuka menampilkan produk industri Makanan.
Laporan Tahunan 2013
y Performed packaging and labeling training for the FP in food industrial sector, implemented in cooperation with D & D Pack. y Engaged the FP in SOE Builds the Country Seminar held by Plantation Media y Performed entrepreneurship training activities for community in PTPN VII Fostered Village program in Lumbirejo Village, Negeri Katon sub district, Pasawaran District. y Engaged the FP in promotion/exhibition either in regional, in capital city Jakarta and in overseas include: y “Indonesia Charity Bazaar and Cultural Performance” Exhibition in Abu Dhabi y Bengkulu Expo exhibition, followed by FP of Craft and Food Industrial Sector (Batik Besurek, Dodol Tapai, Lempok Durian, chips, specific food from Bengkulu) y Sriwijaya Exhibition in Jakarta, attended by FP of Craft and Food (songket, jumputan, aluminum, tea root wood, potatoes lunkhead, salak lunkhead, chips, etc) y Send the FP’s products (processed product made from cassava) in Nusantara Food Parade Exhibition in Surabaya with Lampung Province y South Lampung Fair followed by FP in South Lampung area in craft and food industry sector (batik lampung, embroidery, pottery, rattan, and chips) y Fostered Partner Product Exhibition in Scout Dexterity and Skill Contest event featuring food industrial product.
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
356
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kerjasama Penyaluran PK dengan Lembaga Lain Dalam rangka meningkatkan sinergi pembinaan usaha kecil dengan Pemerintah Daerah, PTPN VII (Persero) melaksanakan kerjasama penyaluran PK dengan sejumlah lembaga antara lain:
Cooperation of PP Distribution with other Institution In order to increase the small business fostering synergy with the Regional Government, PTPN VII (Persero) carries out cooperation of PP distribution with number of institution include:
y Kerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Lampung, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung, BP4K Kabupaten Lampung Selatan, sebagai pemberi materi pada pelatihan manajemen usaha kecil. y Kerjasama dengan D & D Indonesia, Jakarta, Yayasan Langit Sapta, sebagai pemberi materi pada pelatihan label dan kemasan bagi Mitra Binaan sektor industri Makanan. y Kerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dalam pendampingan/ monitoring perkembangan usaha Mitra yang dilaksanakan di Desa Lumbirejo (Desa Binaan PTPN VII). y Kerjasama dengan Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya dalam kegiatan pendampingan/monitoring/ pemetaan kebutuhan masyarakat/calon Mitra Binaan di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin.
y Cooperation with Agriculture and Horticulture Crops Department, Lampung Province, Cooperatives Agency and SMBB Lampung Province, Agriculture Fishery and Forestry Counseling Implementer Agency of South Lampung District, as material givers in label and packaging training for the fostered partner in food industry sector
y In cooperation with the Economic and Business Faculty of Lampung University in mentoring/ monitoring the Partner’s business development implemented in Lumbirejo village (PTPN VII’s Fostered Village) y In cooperation with the Agriculture Faculty, of Sriwijaya University in mentoring/monitoring/ mapping activity of the community/Fostered Partner candidate needs in Musi Banyuasin District area.
Perkembangan Cluster PTPN VII (Persero) telah mengembangkan cluster sebagai berikut: y Cluster pertanian budidaya Jagung, Padi dan Ubi Kayu di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Pringsewu, Tanggamus, Pesawaran Tulang Bawang dan Mesuji. y Cluster peternakan Domba/Kambing dan Sapi di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur. y Cluster industri kerajinan Bordir di Kec. Natar, Kabupaten Lampung Selatan. y Cluster industri kerajinan Gerabah di Kec. Natar, Kabupaten Lampung Selatan. y Cluster industri/pengrajin Songket di sekitar Unit Usaha Cinta Manis, Kec. Tanjung Batu, Kab. Ogan Ilir y Cluster industri Kerupuk/Kemplang di sekitar Unit Usaha Cinta Manis, Kec. Tanjung Batu, Kab. Ogan Ilir.
Cluster Development PTPN VII (Persero) has developed clusters as follow:
Kerjasama PKBL dengan sesama BUMN Kerjasama/sinergi BUMN yang telah dilaksanakan PTPN VII (Persero) yaitu Pelaksanaan kegiatan penyaluran program Posyandu yang merupakan program BUMN Peduli Kesehatan tahun 2012. Pada kegiatan tersebut,
PCDP Cooperation with peer SOE SOE cooperation/synergy that has been implemented by PTPN VII (Persero) i.e. implementation of integrated health unit program which constitute the SOE Care Health in 2012. In this activity, PTPN VII (Persero) as coordinator.
Laporan Tahunan 2013
y Maize, Rice and Cassava cultivation agriculture clusters in South Lampung, East Lampung, Pringsewu, tanggamus, Pesawaran Tulang Bawang and Mesuji Area. y Sheep/Goat and Cattle husbandry cluster in Central Lampung and East Lampung y Embroidery craft industrial cluster in Natar, South Lampung y Pottery craft industrial cluster in Natar, South Lampung y Songket craftsmen/industrial cluster in the vicinity of Cinta Manis Business Unit, Tanjung Batu, Ogan Ilir. y Cracker/Kemplang industrial cluster in the vicinity of Cinta Manis Business Unit, Tanjung Batu, Ogan Ilir district.
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
357
Social and Environment Responsibility
PTPN VII (Persero) bertindak selaku Koordinator. Bantuan posyandu diberikan kepada posyandu di 10 (sepuluh) Kecamatan di wilayah Provinsi Lampung.
The integrated health unit aid was given to integrated health units in 10 district in Lampung Province.
Program Bina Lingkungan merupakan suatu program kepedulian PTPN VII (Persero) terhadap permberdayaan kondisi sosial lingkungan masyarakat yang berada di Desa sekitar wilayah kerja PTPN VII (Persero). Dana Program Bina Lingkungan digunakan untuk tujuan yang memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah Usaha PTP VII (Persero) dalam bentuk bantuan:
The community development program is a PTPN VII (Persero) care program to empowerment of community social condition located in Village in PTPN VII (Persero) area. The PCDP funs is used with aim to provide benefits for the community in surround PTPN VII (Persero) business area in form of:
a. b. c. d.
Bantuan korban bencana alam; Bantuan pendidikan dan/atau pelatihan; Bantuan peningkatan kesehatan; Bantuan pengembangan prasarana dan/atau sarana umum; e. Bantuan sarana ibadah; f. Bantuan pelestarian alam; g. Bantuan pengentasan kemiskinan;
a. b. c. d. e. f. g.
Penyaluran dana Program Bina Lingkungan PTPN VII (Persero) tahun 2013 menggunakan saldo tahun 2012. Realisasi dana yang disalurkan mencapai Rp739,68 juta meliputi kegiatan pemberian bantuan korban bencana alam Rp38,1 juta, pendidikan/pelatihan Rp462,87 juta, peningkatan kesehatan masyarakat Rp201,51 juta, pengembangan sarana dan prasarana umum sejumlah Rp20,71 juta, bantuan sarana ibadah Rp1,5 juta dan Pelestarian Alam sejumlah Rp15 juta.
Community development program fund distribution of PTPN VII (Persero) in 2013 used 2012 balance. The distributed fund realization reached Rp739.68 million covering natural disaster aid activity by Rp38.1 million, education/training Rp462.87 million, community health improvement Rp201.51 million, public infrastructure and facility development amounted to Rp20,71 million, the worship facility aid Rp1.5 million and Natural Preservation Rp15 million.
2. PTPN VII PEDULI BENCANA ALAM
2. PTPN VII CARE NATURAL DISASTER
Merupakan wujud kepedulian perusahaan kepada korban musibah bencana alam. Pada tahun 2013, PTPN VII telah menyalurkan dana peduli bencana senilai Rp38,1 juta berupa bantuan material untuk pembuatan jalan yang terputus akibat banjir di Desa Way Galih dan bantuan tanggap darurat banjir di sembilan desa di sekitar Unit Usaha Betung dan Unit Usaha Talang Sawit.
s a form of company awareness to natural disaster. In 2013, PTPN VII has distributed natural disaster care fund amounted to Rp38.1 million in form of material aid for road construction which cut off by flooding in Way Galih village and flood emergency respond in nine village in surround Betung Business Unit and Talang Sawit Business Unit.
3. PTPN 7 PEDULI PENDIDIKAN
3. PTPN 7 EDUCATION CARE
Merupakan wujud kepedulian perusahaan dalam peningkatan kualitas pendidikan. Pada tahun 2013 PTPN VII (Persero) telah menyalurkan dana peduli pendidikan senilai Rp462,87 juta antara lain:
Is a form of company awareness in increasing the education quality. In 2013 PTPN VII (Persero) has distributed education care fund by Rp462.87 million include:
Laporan Tahunan 2013
Natural disaster victim aid Education and/or training aid Health enhancement aid Infrastructure and/or public facility development aid Worship facility aid Natural preservation aid Poverty alleviation aid
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
358
y Bantuan kegiatan Pelatihan Ketrampilan Jumputan yang diikuti oleh Ibu-Ibu Rumah Tangga dan Anak Putus Sekolah yang berada di sekitar Unit Usaha Cinta Manis sejumlah ± 50 Peserta, berasal dari Desa Tanjung Pinang I & II, Desa Limbang Jaya, Desa Tanjung Laut dan Desa Burai, Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir bekerjsama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan. y Bantuan dalam kegiatan lomba ketrampilan dan ketangkasan Pramuka antar Gugus Depan tingkat SLTP se-Wilayah Kota Bandar Lampung, yang diikuti oleh 36 Gugus Depan atau ± 1.000 siswa tingkat SLTP. Tujuan kegiatan lomba tersebut antara lain adalah mengasah ketrampilan siswa-siswi dalam kegiatan Pramuka, memotivasi siswa-siswi untuk berperan serta membangun generasi muda yang disiplin, berjiwa ksatria dan trampil serta bertanggung jawab, membentuk jiwa kepemimpinan yang mandiri dan berkepribadian yang tegar dalam situasi apapun, serta mendorong perkembangan Gerakan Pramuka sebagai wadah pembinaan karakter dan kreativitas Generasi Muda. y Bantuan kegiatan Pendidikan/Pelatihan Masyaralat dalam Program BUMN Membangun Desa yang dilaksanakan di Desa Lumbirejo dalam bentuk inkubasi bisnis dan pengembangan kewirausahaan, bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung. y Bantuan dalam program peningkatan kualitas pendidikan masyarakat dalam bentuk perlengkapan sarana belajar mengajar, perlengkapan sekolah, kegiatan seminar/workshop, pelatihan dan lain-lain yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggil, dll.
Resources Optimization Towards The Best Performance
y Jumputan Skill Training activity aid followed by housewifes and dropped out children in surround CInta Manis Business Unit amounted to ± 50 participants, from Tanjung Pinang I & II, Limbang Jaya, Tanjung laut and Burai villages, Tanjung Laut Village, Ogan Ilir in cooperation with the industrial and trading of South Sumatera Province. y Aid for scout skill and dexterity competition activity between front group of Junior High School in Bandar Lampung area, followed by 36 Front Group or ± 1,000 JHSchool level. The aim of this competition in scout activity was to motivate the students to take part in building a discipline, gentle and skill and responsible, formed independent and strong personality leadership spirit in every situation, and encouraged the Scout movement development as character development media and young generation creativity.
y Aid in Community Education/Training activity in SOE Building Village Program implemented in Lumbirejo Village in form of business incubation and entrepreneurship development, in cooperation with the Economic and Business faculty, Lampung University. y Aid in community education quality improvement program in form of teaching learning facility equipment, school equipments, workshop activities, training and other held by Universities, etc.
4. PTPN 7 PEDULI KESEHATAN
4. PTPN 7 HEALTH CARE
Merupakan wujud kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah menyalurkan dana peduli kesehatan senilai Rp201,51 juta, antara lain: • Bantuan dalam kegiatan pelayanan kesehatan berupa pengobatan umum dan pemeriksaan golongan darah gratis bagi masyarakat yang berada di wilayah Desa Purwodadi Dalam, Kec. Tanjung Sari, Kabupaten Lampung Selatan, yang diikuti ±750 Peserta, bekerjasama dengan Yayasan Hilal Ahmar Lampung. Setiap peserta pengobatan gratis juga diberikan sabun, pasta gigi dan sikat gigi. Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang sehat.
s a form of company’s concern in an effort to increase the community’s health. In 2013, PTPN VII (Persero) has distributed health care fund by Rp201.51 million, include:
Laporan Tahunan 2013
•
Aid health service activities in form of free treatment and blood type examination for community in Purwodadi Dalam village, Tanjung Sari sub district, Lampung Selatan district, attended by ± 750 participants, in cooperation with the Hilal Ahmar Lampung Foundation. Every free treatment participants were also given a soap, tooth paste and tooth brush. With this activities it were expected that it will create a healthy community.
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
•
•
359
Kegiatan donor darah yang dilaksanakan di Wilayah Distrik Way Sekampung, Distrik Way Seputih, Distrik Muara Enim, Distrik Banyuasin, Distrik Bengkulu dan Kantor Direksi bekerja sama dengan PMI setempat. Bantuan angsuran kendaraan Ambulance Yayasan Hilal Ahmar Lampung, yang dipergunakan untuk pelayanan bidang kesehatan masyarakat yang berada di sekitar wilayah Provinsi Lampung.
Social and Environment Responsibility
•
•
Blood donor activity was implemented in Way Sekampung, Way Seputih, Muara Enim, Banyuasin, Bengkulu districts and Head Office in cooperation with local Red Cross Aid of ambulance installment of Hilal Ahmar Lampung Foundation, which used for the community health services located in Lampung Province area.
5. PTPN 7 PEDULI PEMBANGUNAN
1.4. PTPN 7 DEVELOPMENT CARE
Merupakan kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan kondisi sarana dan prasarana umum. Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah menyalurkan dana peduli pembangunan senilai Rp20,71 juta antara lain: • Bantuan material pembuatan talut/drainase RT 009, Kel. Bumi Kedamaian, Kec. Kedamaian, Bandar Lampung. • Bantuan material pembuatan gorong-gorong di Desa Teluk Kijing III, Kecamatan Lais, Kabupaten Musi Banyuasin oleh masyarakat. 6. PTPN 7 PEDULI KEAGAMAAN
Is a company awareness in an effort to increase the public facility and infrastructure. In 2013, PTPN VII (Persero) has distributed development care fund amounted to Rp20.71 million include: • Drainage construction material aid in RT 009, Bumi Kedamaian Village, Kedamaian sub district, Bandar Lampung • Culverts construction material aid in Teluk Kijing III village, Lais sub district, Musi Banyuasin district by the community. 6. PTPN 7 RELIGIOUS CARE
Merupakan wujud kepedulian perusahaan dalam upaya meningkatkan sarana prasarana ibadah dan perlengkapan sarana ibadah, pada tahun 2014 telah diserahkan bantuan sajadah kepada Kelompok Muallaf Al-Hidayah, Kec. Jati Agung, Kab. Lampung Selatan. 7. PTPN 7 PEDULI PELESTARIAN ALAM
s a form of company concern to increase the worship infrastructure and facility and worship equipments, in 2014 has been submitted pray mat aid to Muallah AlHidayah group, Jati Agung sub district, South Lampung district.
Merupakan kepedulian perusahaan dalam upaya pelestarian lingkungan. Pada tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah menyalurkan dana peduli pelestarian alam senilai Rp15 juta, antara lain:
is a form of company concern in an effort for the natural preservation. In 2013, PTPN VII (Persero) has distributed natural preservation care fund amounted to Rp15 million, include:
•
•
Woody tree and fruit seed planting by 1,000 trees implemented by alumni association of JHSchool 2 Bandar Lampung with community in the vicinity of JHSchool 2 Bandar Lampung.
•
Planting of woody tree and fruits seed by 1,000 trees in Gunung Betung, Taman Hutan Raya (Grand Forest) Wan Abdul Rahman implemented by Indonesian Conservation Cadre Communication Forum, regional coordination Lampung. Seed procurement aid in XVII Natural Resources Conservation Week held by HIMBIO MNSF UNILA which the planting was in location surround the Campus and Math and Natural Science Faculty (MNSF) laboratory.
•
•
Penanaman bibit pohon jenis kayu-kayuan dan buahbuahan sejumlah 1.000 batang yang dilaksanakan oleh Ikatan Alumni SMP Negeri 2 Bandar Lampung bersama masyarakat di sekitar SMPN 2 Bandar Lampung. Penanaman bibit pohon jenis kayu-kayuan dan buahbuahan sejumlah 1.000 di Gunung Betung, Taman Hutan Raya Wan Abdul Rahman yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia, Korda Lampung. Bantuan penyiapan bibit dalam kegiatan Pekan Konservasi Sumber Daya Alam XVII yang diselenggarakan oleh HIMBIO FMIPA UNILA yang penanamannya di lokasi sekitar Kampus dan Laboratorium FMIPA.
Laporan Tahunan 2013
7. PTPN 7 NATURAL PRESERVATION CARE
•
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
360
Resources Optimization Towards The Best Performance
Program Pengentasan Kemiskinan
Poverty alleviation program
PTPN VII (Persero) tengah merintis Pembentukan Desa Binaan dalam rangka program pengentasan kemiskinan. 1. Sasaran Sasaran kerja adalah pemetaan / mapping desa berdasarkan potensi / kondisi Calon Desa Binaan. 2. Kebijakan Program pembentukan desa binaan difokuskan dalam bentuk program pendidikan/pelatihan, peningkatan kesehatan dan pelestarian lingkungan. 3. Strategi Untuk mencapai tingkatan program pembentukan Desa Binaan, Strategi yang diterapkan: - Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam hal: o Pemetaan o Pendampingan o Diklat pra usaha menuju Program Kemitraan - Bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat untuk menjalin sinergi program - Pembentukan Cluster Mitra Binaan
PTPN VII (Persero) is currently pioneering the establishment of Fostered Village in context of poverty alleviation program 1. Target Work target is a village mapping based on potential / condition of the Fostered Village Candidate. 2. Policy Fostered village establishment program is focused in form of education/training program, health enhancement and environmental preservation 3. Strategy To achieve the Fostered Village program level, strategies applied include: - Cooperation with the universities in term of: o Mapping o Mentoring o Pre-business training to Partnership Program - In cooperation with local Regional Government to establish program synergy - Establishment of fostered partner cluster
Aktivitas Kegiatan
Event activities
Kegiatan pembentukan Desa Binaan dilaksanakan PTPN VII (Persero) bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung (FEB UNILA) dengan program yang dilaksanakan dalam bentuk program inkubasi bisnis dan pengembangan kewirausahaan. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap yaitu: - Sosialisasi program inkubasi, diikuti masyarakat yang memiliki usaha di sektor pertanian, sektor peternakan, sektor perdagangan, dirangkaikan dengan uji motivasi, penyuluhan dan pelatihan. - Melaksanakan program pendidikan/pelatihan: o Pelatihan Manajemen Bisnis, Kewirausahaan, Izin Usaha dan Tata Niaga Pertanian (Tanaman dan Ternak) o Pelatihan Pengolahan Industri olahan Kreatif dari bahan baku jagung dan ubi kayu (singkong). o Pelatihan industri olahan gula merah dan gula semut o Pelatihan penggemukan dan pakan ternak sapi dan praktek pembuatan pupuk organik/kompos. o Pameran hasil usaha rakyat, lomba industri kreatif dan bakti sosial.
Activities of Fostered Village establishment were implemented by PTPN VII (Persero) in cooperation with the Economic and Business Faculty, Lampung University with program held in form or business incubation program and entrepreneurship development. Its implementation was conducted in staged i.e.: - Socialization of incubation program, attended by community who has business in agriculture, husbandry, trading sectors tailored with motivation, counseling and training test. - Implemented education/training program o Business, Entrepreneurship, Business License, Agriculture Trade system (crops and livestock) training. o Creative Processing Industry Training made from corn and cassava o Brown sugar and sugar ant processing industry training o Cattle feedlot and food training and organic / compost fertilizer production practices o Public business exhibition, creative industry contest, and social services.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
361
Social and Environment Responsibility
Sebagai kelanjutan program pelatihan, PTPN VII (Persero) dan FEB UNILA melakukan pendampingan terhadap pengembangan usaha sehingga produk yang dihasilkan mampu memenuhi permintaan pasar.
As continuation of the training program, PTPN VII (Persero) and FEB UNILA held mentoring to business development thus the resulting product was able to meet the market standard
Kinerja Program Kemitraan
Partnership Program Performance
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN RI No. KEP-100/MB/2002 tanggal 4 Juni 2002, kinerja Program Kemitraan PTPN VII (Persero) selama 3 tahun terakhir, yaitu:
Based on SOE Minister Decree No. KEP-100/MB/2002 dated 4 June 2002, the PTPN VII (Persero) Partnership Program performance for the last 3 years, was:
Kinerja/Performance Efektifitas penyaluran/Distribution effectiveness Score Kolektibilitas pengembalian/Repayment Collectability Score
2011
2012
2013
94,22%
94,84%
93,67%
3
3
3
86,88%
88,34%
85,16%
3
3
3
Dampak Keuangan
Financial Impact
Dana Program Kemitraan disalurkan dalam bentuk pemberian pinjaman modal kerja dengan jasa administrasi sebesar 6% per tahun dan dalam bentuk pembinaan untuk peningkatan produktivitas Mitra Binaan. Penyaluran Pinjaman Program Kemitraan PTPN VII (Persero) tahun 2013 kepada usaha kecil/usaha mikro mencapai Rp9,78 milyar disalurkan kepada 1.386 Mitra Binaan, dan dalam bentuk pembinaan Mitra Binaan sebesar Rp1,53 milyar. Akumulasi penyaluran pinjaman sampai dengan tahun 2013 sebesar Rp83,94 milyar sedangkan pembinaan/hibah sebesar Rp13,02 milyar. Pengembangan dana tahun 2013 terdiri atas pengembalian pinjaman (pokok + jasa administrasi) serta jasa giro sebesar Rp12,01 milyar. Pada tahun 2013, sumber dana Program Kemitraan berasal dari penerimaan pengembalian pinjaman Mitra Binaan sesuai Risalah Rapat Pembahasan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan atas pelaksanaan PKBL PTPN VII (Persero) tahun buku 2012 No.RIS/71/D5.MBU/2013.
Partnership program fund is distributed in form of capital loan grant with administration service amounted to 6% per year and in form of fostering for the Fostered Partners Productivity enhancement. The loan distribution of PTPN VII (Persero) partnership praogam in 2013 to small business/micro business reached Rp9.78 billion distributed to 1,386 Fostered Partners, and in form of mentoring fostered partners amounted by Rp1.53 billion, the accumulation of loan distribution up to 2013 was Rp83.94 billion whereas the grant/fostering was amounted to Rp13.02 billion. The fund development in 2013 consist of loan repayment (principal + administrative service) and giro service by Rp12.01 billion. In 2013, the Partnership Program loan repayment pursuant to Minutes of Annual Report and Financial Statement Discussion Meeting on the implementation of PCDP of PTPN VII (Persero) fiscal year 2012 No.RIS/71/D5.MBU/2013.
Penyaluran bantuan dana Bina Lingkungan tahun 2013 mencapai Rp739,69 juta Akumulasi penyaluran dana bina lingkungan sampai dengan tahun 2013 sebesar Rp48,58 milyar Sumber dana Bina Lingkungan berasal dari saldo dana tahun 2012 sesuai Risalah Rapat Pembahasan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
Community Development fund aid distribution in 2013 reached Rp739.69 million Accumulation of community development fund distribution up to 2013 was Rp48.58 billion. Community Development fund source was derived from fund balance in 2012 pursuant to Minutes of Annual Report and Financial Statement
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
362
Resources Optimization Towards The Best Performance
atas pelaksanaan PKBL PTPN VII (Persero) tahun buku 2012 No.RIS/71/D5.MBU/2013.
Discussion Meeting on the implementation of PTPN VII (Persero) PDCP fiscal year 2012 No.RIS/71/D5.MBU/2013.
Adapun dana Bina Lingkungan yang masuk dalam komponen biaya pada tahun 2013 sebesar Rp3,49 milyar.
As for Community Development fund which include in cost component in 2013 was amounted to Rp3.49 billion.
Realisasi Penyaluran Pinjaman PK (Ribu) Partnership Program Loan Distribution Realization (Thousand) 2013 Uraian/Description A. Penyaluran PK/PP Distribution Lampung Sumsel Bengkulu Jumlah/Total A
∑ Mitra/ Partner
2012
Rp ribu/ thousand
∑ Mitra/ partner
Perubahan/change %
Rp ribu/ thousand
∑ Mitra/ Partner
Rp ribu/ thousand
882 329 175
7,161,500 1,047,000 1,571,000
1863 76 57
11,969,500 873,500 658,500
-52,66 332,89 207,02
-40,17 19,86 138,57
1386
9,779,500
1996
13,501,500
-30,56
-27,57
B.Lain-lain/others Hibah/Grant Operasional/Operational Lain-Lain/Others
1,531,150 697,188 -
2,395,946 999,541 -
-36,09 -30,25 -
Jumlah/total B
2,228,338
3,395,487
-34,37
12,007,838
16,896,987
-28,93
Jumlah/Total A+B
Realisasi Penyaluran Bina Lingkungan Community Development Distribution Realization 2013
Uraian/Description 1 BUMN Peduli/SOE Care 2 BUMN Pembina/SOE Trustee y Bencana Alam/Natural Disaster y Pendidikan & Pelatihan/Education & training y Peningkatan Kesehatan/Health Improvement y Sarana/Prasarana Umum/Public Facility/infrastructure y Sarana Ibadah/Worship facility y Pelestarian Alam/Natural Preservation y Pengentasan Kemiskinan/Poverty Alleviation Jumlah/total Jumlah Kesuruhan/Grand Total
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Perubahan/ Change
2,561,003
0.00
38,100 462,873 201,507 20,706 1,500 15,000 -
13,650 1,180,660 1,114,853 1,100,161 353,783 1,303,588 -
179,12 -60,80 -81,93 -98,12 -99,58 -98,85 -
739,686
5,066,695
-85,40
46,380
166,572
-72,16
786,066
5,233,267
-84,98
-
Operasional/Operational
2012
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
363
Social and Environment Responsibility
TANGGUNG JAWAB PRODUK DAN KONSUMEN PRODUCT AND CONSUMERS RESPONSIBILITY
Kebijakan
Policy
Pelanggan atau konsumen merupakan stakeholder yang sangat penting bagi perusahaan karena tanpa pelanggan perusahaan tidak mungkin dapat tumbuh dan berkembang. Untuk itu setiap pengurus Perusahaan dan pekerja harus memiliki perilaku unggul agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, sebagai berikut:
Customer or consumers is a very important stakeholder for the company due without customer the company cannot grow and develop. For that ground every company’s management and employees must have a superior attitude in order could provide the best services for the customer, include:
a. Bekerja dengan mengutamakan kualitas pelayanan kepada pelanggan dengan memberikan pelayanan yang ramah, cepat, tepat, akurat serta selalu membina hubungan bisnis yang bersahabat, jujur dan terbuka. b. Memberikan informasi kepada pelanggan mengenai hak-hak pelanggan, standar pelayanan, serta informasi lain yang diperlukan pelanggan; c. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan senantiasa memberikan perhatian, kualitas, waktu dan keamanan sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku;
a. Working by prioritizing the service quality to the customer by providing a friendly, fast, right, accurate services and always establish a friendly, honest and open business relationship. b. Provide information for the customer regarding customer’s rights, service standard, and other information required by the customer. c. Provide the best services to customer by always provide attention, quality, time and security pursuant to applicable service standard.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
364
Resources Optimization Towards The Best Performance
d. Memberikan kesempatan yang sama kepada semua pembeli yang terdaftar untuk mengikuti tender ataupun penawaran langsung atas penjualan komoditi perusahaan sesuai pedoman/ketentuan yang berlaku di perusahaan. e. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai mutu komoditi perusahaan pada saat penyerahan barang dengan terlebih dahulu melakukan analisa bersama yang dilakukan oleh surveyor independen jika diperlukan, sehingga tidak ada hal-hal yang disembunyikan untuk mengelabui pelanggan. f. Mempersiapkan kuantitas komoditi perusahaan kepada pelanggan, mengacu kepada ketentuan yang tercantum dalam kontrak penjualan.
d. Provide the same opportunity to all registered buyer to engage in tender or direct offering on company’s commodity sales pursuant to the applicable provision/guidelines in the company.
Program Kegiatan
Activities Program
1. Customer Satisfaction Survey
1. Customer Satisfaction Survey
Dalam upaya mencapai Good Corporate Governance, salah satu yang dilakukan perusahaan sebagai tanggung jawab kepada konsumen adalah melaksanakan survei kepuasaan pelanggan. Sebagai responden pada tahun 2013 adalah pembeli yang mewakili seluruh komoditas yaitu pembeli komoditi karet 6 responden (Lanesborough Investmen PTE LTD, PT Sumber Cahaya Mulia, Wilson, Global Trade PTE LTD, New Continent Enterprises, PT Asia Rubberindo, PT Bitung Guna Sejahtera, CV, Swadaya , pembeli komoditi sawit 5 responden (PT. Palm Mandiri Sentosa, PT Tri Star Palm International, PT Trinity Internusa, PT Palm Mas Asri, PT Aman Jaya Perdana) , pembeli komoditi tebu 3 responden (PT Medan Sakti Asta Sukses, CV Hasil Karya Wijaya, PT. Duo Gemini Sakti), Pembeli komoditi Teh 5 responden (CV Swadaya Makmur Sentosa, CV Padakersa, PT. Sariwangi A. E. A, PT Jakarta Tea Treaders, PT Tri Jaya Prima International).
In an effort to achieve GCG, one of activities conducted by the Company as its responsibility to consumers is implementing customer satisfaction survey. As respondents in 2013 were buyers represent all commodity i.e. Rubber commodity buyer 6 respondents (Lanesborough Investment PTE LTD, PT Sumber Cahaya Mulia, Wilson, Global Trade PTE LTD, New Continent Enterprises, PT. Asia Rubberindo, PT. Bitung Guna Sejahtera, CV Swadaya, oil palm commodity buyer 5 Respondents (PT. Palm Mandiri Sentosa, PT Tri Star Palm International, PT. Trinity Internusa, PT. Palm Mas Asri, PT. Aman Jaya Perdana), sugar cane commodity buyer 3 Respondents (PT Medan Sakti Asta Sukses, CV. Hasil karya Wijaya, PT Duo Gemini Sakti), Tea Commodity Buyer 5 respondents (CV Swadaya Makmur Sentosa; CV Padakersa, PT. Sariwangi A. E. A, PT Jakarta Tea Traders, PT Tri Jaya Prima International).
Faktor-faktor yang menjadi indikator loyalitas pelanggan, yaitu:
Factor that be the customers’ loyality indicators are:
a. Jangka waktu pembeli menjadi pelanggan produk PTPN VII (Persero) b. Keinginan pembeli untuk selalu membeli produk PTPN VII (Persero) c. Spesifikasi produk PTPN VII (Persero) sesuai yang dibutuhkan pembeli.
a. Period in which the buyer become the PTPN VII (Persero) product customer b. Buyer wish to always buy the PTPN VII (Persero) product c. PTPN VII (Persero) product specification as buyer needed
Laporan Tahunan 2013
e. Provide correct, clear and honest information regarding company’s commodity quality during goods submission with first initially perform joint analysis conducted by the independent surveyor if needed, thus there were no terms hide to deceive the customers. f. Prepare the company commodity quantity to customers, refers to provision put forth in sales contract.
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Faktor-faktor yang pelanggan, yaitu: a. b. c. d.
menjadi
indikator
365
kepuasan
Ketepatan waktu pelayanan pengambilan DO Ketepatan waktu penyerahan barang Ketepatan Jumlah penyerahan barang Ketepatan atas mutu barang yang diserahkan
Social and Environment Responsibility
Factors that be the customer satisfaction indicator are:
a. b. c. d.
Punctuality of the DO pickup service Punctuality of the goods submission Accuracy of good submission amount Accuracy on submitted goods quality
Hasil Survei tahun 2013 sebagai berikut: 2013 survey result are as follow: a. Survei Loyalitas Pelanggan Customer Loyalty Survey Komoditi/ Commodity 1. Karet/Rubber 2. Kelapa sawit/Oil Palm 3. Tebu/Sugar Cane 4. Teh/Tea 5. Total rata-rata/average
b. Survei Kepuasan Pelanggan Customer Satisfaction Skor/ Score
Loyalitas/ Loyality
93 83 83 90 88
Sangat/Very Sangat/Very Sangat/Very Sangat/Very Sangat/Very
Komoditi/ Commodity 1. Karet/Rubber 2. Kelapa sawit/Oil Palm 3. Tebu/Sugar Cane 4. Teh/Tea 5. Total rata-rata/average
Skor/ Score
Kepuasan/ Satisfies
87 76 68 77 78
Sangat/Very Puas/Satisfy Puas/Satisfy Puas/Satisfy Puas/Satisfy
Berdasarkan hasil survei tahun 2013, tingkat kepuasan komoditi kelapa sawit, tebu, teh berada pada level “puas”. Faktorfaktor yang perlu ditingkatkan untuk komoditi kelapa sawit adalah Pelayanan DO baik di unit usaha maupun di IPMG, komoditi tebu Mempercepat pelayanan muat di unit usaha dan komoditi teh melakukan temu pelanggan ke pabrik dalam rangka evaluasi proses pengolahan sebagai upaya meningkatkan mutu produk. Based on 2013 survey, the oil palm, sugarcane, tea commodity satisfaction level was in level “satisfy”. Factors needed to be improved for the oil palm commodity were DO service in both in business unit and in IPMG, sugar cane commodity were accelerating loading service in business unit and tea commodity were customers gathering at the factory in order to evaluate processing to improve the quality product.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
366
Resources Optimization Towards The Best Performance
2. Temu Pelanggan
2. Customers Gathering
PTPN VII Persero selalu berupaya untuk menjaga kredibiltas mutu produk dan kepercayaan pembeli. Salah satu upaya untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan adalah dengan mengadakan acara temu pelanggan. Acara ini dianggap penting karena PTPN VIII (Persero) dapat memperoleh feed back guna perbaikan secara terus menerus. Berikut beberapa kegiatan temu pelanggan PTPN VII (Perseo) tahun 2013.
PTPN VII (Persero) always attempted to maintain product quality credibility and buyer trust. One of effort to maintain a good relationship with the customers was by holding a customer gathering. This events was considered as important because PTPN VII (Persero) could derived feedback for continous maintenance. Following were several customers gathering held by PTPN VII (Persero) in 2013.
Tanggal Kunjungan/Visit date
Nama Perusahaan/Company’s Name
Tempat Kegiatan/Activity Location
16 Mei 2013
PT Wilson Tunggal Perkasa PT Gadjah Tunggal Tbk
Unit Pematang Kiwah
29 Mei 2013
PT Hankook Tire Indonesia
Unit Way Berulu
3. Program Promosi
3. Promotion Program
Selama tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah mengadakan kegiatan promosi yaitu:
During 2013, the PTPN VII (Persero) has established promotion activity include:
y PTPN VII mengikuti gelar Lampung Fair yang berlangsung selama 20 hari (7 s/d 27 Juni 2013) dengan mempromosikan beberapa produk bibit kelapa sawit, karet dan kakau.
y PTPN VII attended the Lampung fair held for 20 days (7 up to 27 June 2013) by promoting several oil palm, Rubber and cacao seed products
y Pada tanggal 25 November 2013 PTPN VII bekerjasama dengan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) meluncurkan produk teh CTC dihotel Borobudur Jakarta, yang dihadiri sejumlah wakil dari perusahaan pembeli teh diantaranya PT Padakeasa, PT. Agropangan/Sosro, PT LES, PT TEA, PT Indocemak Int., PT Rajawali, PT Unilever Indonesia, PT Pancarasa, Drassco Forset Int.
y On 25 November 2013 PTPN VII in cooperation with PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN) launched CTC tea product in Borobudur Hotel Jakarta, attended by number of tea buyer company representative include PT Padakeasa, PT Agropangan/ Sosro, PT LES, PT TEA, PT Indocemak int, PT Rajawali, PT Unilever Indonesia, PT Pancarasa, Drassco Forset Int.
4. Layanan Pengaduan (Klaim)
4. Complaint (Claim) Service
PTPN VII (Persero) berupaya untuk selalu tanggap dalam pelayanan konsumen, salah satunya adalah pengaduan (klaim) pembeli. Media yang digunakan untuk penyampaian pengaduan bisa melalui media telpon dan Fax di nomor 0721-705665/0721-707353, email
[email protected] Pengaduan atau keluhan melaui telpon diselesaikan paling lambat 2 hari. Pengaduan atau keluhan melalui surat diselesaikan paling lambat 2 bulan sesuai permasalahan. PTPN VII (Persero) selalu mengevaluasi permasalahan pengaduan
PTPN VII (Persero) strives to always aware in consumer services, one of them is by providing buyer complaint (claim) media. Media used for the complaint conveyance are phone and fax at 0721-705665/0721-707353, email
[email protected] Complaint by phone settled approximately 2 days. Complaint or claim by letter is settled approximately 2 month based on the issues. PTPN VII (Persero) always evaluates the customer complaint issues and provides the best solution for both parties maximally in December. During 2013 there were
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
367
Social and Environment Responsibility
pelanggan dan memberikan solusi terbaik untuk kedua belah pihak maksimal pada bulan Desember.Selama tahun 2013 terdapat 15 pengaduan, 14 di antaranya merupakan klaim terhadap produk karet dan 1 klaim mutu CPO. Biaya klaim CPO hanya sebesar sebesar Rp36,46 juta sedangkan klaim yang sifatnya klaim produk cacat telah diganti dengan produk standar.
15 complaints, 14 among others was claim on Rubber product and 1 (One) was claim on CPO quality. CPO claim cost anly amounted to Rp36.46 million while claim on defective product have been replaced with standard product.
Dampak Keuangan
Financial Impact
Dampak keuangan yang timbul terkait tanggung jawab produk dan konsumen adalah biaya survei, temu pelanggan dan promosi. Selama tahun 2013, PTPN VII (Persero) telah mengeluarkan biaya tersebut sebesar Rp1,58 milyar. Selain itu, PTPN VII (Persero) juga telah membayar klaim mutu sebesar Rp36,46 juta.
Financial impact emerged related with product and consumers’ responsibility is survey cost, customer gathering and promotion. During 2013, PTPN VII (Persero) has spent amounted to Rp1.58 billion. In addition, PTPN VII (Persero) has also paid quality claim amounted to Rp36.46 million.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
368
Resources Optimization Towards The Best Performance
KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT 2012 ASSESSMENT CRITERIA
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Kriteria Penilaian Annual Report 2013
369
Assessment Criteria
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page I. Umum 1. Laporan Tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam bahasa Inggris
The Annual Report is presented in appropriate and correct Bahasa Indonesia and it is also suggested to present it in English
2. Laporan tahunan dicetak dengan kualitas yang baik dan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang mudah dibaca
The Annual Report is printed in a high quality standard, using an easily-read font and size
3. Laporan Tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas. Nama Perusahaan dan tahunAnnual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka 2. Samping 3. Sampul belakang; dan 4. Setiap halaman
The Annual Report should clearly mention the identity of the company Name of the Company and the Year of Annual Report are displayed on: 1. Front cover 2. Book Spine 3. Back cover; and 4. Each page
4. Laporan tahunan ditampilkan di website perusahaan Mencakup laporan tahunan terkini dan tahun-tahun sebelumnya
The Annual Report should be displayed on the Company website Encompassing the latest annual report and prior years
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Important Financial Data Highlight
1. Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun bukuatau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha 2. Laba (rugi) 3. Total Laba (rugi) komprehensif; dan 4. Laba (rugi) bersih per saham
Information on the company business outcome in comparative form within 3 (three) financial years or since the business start if the company runs its business less than 3 (three) years The information includes : 1. Sales/operating revenue 2. Profit (loss) 3. Total comprehensive income; and 4. Net income per share
2. Informasi posisi keuangan perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun Informasi memuat antara lain : 1. Jumlah Investasi pada entitas asosiasi 2. Jumlah asset 3. Jumlah liabilitas; dan 4. Jumlah ekuitas
Information on the Company’s financial position in comparative form within 3 (three) financial years or since the business start if the company run its business less than 3 (three) years The information includes : 1. Total investments on association entities 2. Total assets 3. Total liabilities; and 4. Total equities
3. Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 3 (tiga) tahun bukuatau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3 (tiga) tahun
Financial ratio in comparative form within 3 (three) financial years or since starting the business if the company run the business less than 3 (three) years
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan relevan dengan industri perusahaan.
The information include 5 (five) general financial ratios and is relevant to the company’s sector of industry
4. Informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. 1. Informasi dalam bentuk tabel yang memuat: a. Jumlah saham yang beredar; b. Kapitalisasi pasar; c. Harga saham tertinggi, terendah, penutupan; dan d. Volume perdagangan.
dan
Laporan Tahunan 2013
Information on the share price in the form of tables and graphics. 1. Information in table contain: a. The amount of outstanding share b. Market capitalization c. The highest, lowest, and closing stock price; and d. Trading volume
2013 Annual Report
√
√
√
√
10
10
10
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
370
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 2. Informasi dalam bentuk grafik yang memuat paling kurang harga penutupan dan volume perdagangan saham
2. Information in table contain at least closing price and stock trading volume
untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir
For every quarterly in the last 2 (two) financial years
5. Informasi mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konversi yang masih beredar dalam 2 (dua) tahun buku terakhir. Informasi memuat: 1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar (outstanding) 2. Tingkat bunga/imbalan 3. Tanggal jatuh tempo; dan 4. Peringkat obligasi/sukuk
Information on outstanding bond, Shariah bond or convertion bond within the last 2 (two) financial years The information include: 1. Total amount of issued bond/sukuk (islamic bond)/convertible bond 2. Interest rate 3. Date of maturity; and 4. Bond/sukuk rating
III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
Board of Commissioners and Board of Directors’ Report
1. Laporan Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian atas kinerja Direksi mengenai pengelolaan Perusahaandan dasar penilaiannya 2. Pandangan atas prospek usaha yang disusun oleh Direksidan dasar pertimbangannya 3. Penilaian atas kinerja komite-komite yang berada dibawah Dewan Komisaris; dan 4. Perubahan Komposisi Dewan Komisaris dan alasan perubahannya (jika ada)
Board of Commissioners’ Report contains several matters as follows: 1. Performance assessement of the Board of Directors in running the Company and its basic assessment. 2. Analysis on the business prospect formulated by the Board of Directors and their basic assessment 3. Assessment on committees performance under Commissioner Board; and 4. The change of Board of Commissioners’ composition and the reason of canges (if any)
2. Laporan Direksi Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Analisis atas kinerja perusahaan, mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditergetkan dan kendalakendala yang dihadapi perusahaan. 2. Analisistentang prospek usaha 3. Penerapan tata kelola perusahaan; dan 4. Perubahan komposisi anggota Direksi & alasan perubahannya (jika ada)
Board of Directors’ Report contain terms as follows: 1. Company performance analysis, including among others strategic policies, comparison between aschieved and targeted outcome and obstacles faced by the company. 2. Business prospect analysis 3. The implementation of good corporate governance 4. The change of Board of Directors’ composition & the reason of changes (if any)
3. Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri. 2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan. 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya; dan 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang tidak menandatangani laporan tahunan atau;Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan.
Signature of the members of the BOD and the BOC
Laporan Tahunan 2013
contains terms as follows: 1. Signature to be affixed on a separate sheet. 2. Statement that the BOD and the BOC fully responsible for the contents of the annual report. 3. Signed by all members of the BOC and the BOD by stating their names and positions; and 4. Written explanation from the relevant parties is to be provided in a separate letter if there are any members of the BOD or BOC who do not sign the annual report or; Written explanation from other members is to be provided in a separate letter if there aren’t any written explanations from the relevant parties thereto.
Annual Report 2013
√
√
√
√
10
10
10
Kriteria Penilaian Annual Report 2012
371
Assessment Criteria
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page IV. Profil Perusahaan
Company Profile
1. Nama dan alamat lengkap perusahaan Informasi memuat antara lain nama dan alamat, kode pos, no. Telp, no. Fax, email dan website.
Name and address of the company The information includes among others the name and address, zip code, phone number, fax number, e-mail and website addresses.
2. Riwayat singkat perusahaan Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama, dan perubahan nama perusahaan (jika ada)
Company history in brief Includes among others the date/year of establishment, name, and change to the company’s name (if any)
√
3. Bidang Usaha Uraian mengenai antara lain: 1. Kegiatan usaha perusahaan menurut anggaran dasar terakhir 2. Kegiatan usaha yang dijalankan; dan 3. Produk dan/atau jasa yang dihasilkan.
Business Line Description should include among others: 1. Thebusiness activities of the company in accordance with the latest Articles of Association; 2. Business activities that carried on; and 3. Description of the product produced or service provided.
√
4. Struktur Organisasi Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan paling kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah direksi
Organizational Structure In the form of a chart, containing name and position, at least until one layer structure below the BOD
5. Visi dan Misi Perusahaan Mencakup: 1. Visi perusahaan 2. Misi perusahaan; dan 3. Keterangan bahwa visi dan misi tersebut telah disetujui oleh Direksi/Dewan Komisaris
Vision and Mission of the Company Includes: 1. Vision of the Company 2. Mission of the Company, and 3. Explanation that such vision and mission have been agreed upon by the BOD/BOC
6. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6. Tanggal penunjukkan pertama kali sebagai anggota Dewan Komisaris 7. Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja 6. Tanggal penunjukan pertama kali sebagai anggota Direksi 8. Jumlah karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan kompetensinya (misal : aspek pendidikan dan pelatihan karyawan).
Identity and curriculum vitae of the members of the Board of Commissioners Information includes among others: 1. Name 2. Position (including position in other company or institution) 3. Age 4. Education 5. Work experience 6. Date of the first appointment as members of the BOC
Information includes among others 1. Total employees for each level of organization
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk organisasi
masing-masing
level
Laporan Tahunan 2013
Identity and curriculum vitae of the members of the Board of Directors. Information includes among others: 1. Name 2. Position (including position in other company or institution) 3. Age 4. Education 5. Work experience 6. Date of the first appointment as members of the BOD Total employees (comparative within the last 2 years) and description on their competency development (such as: education and training for employees).
2013 Annual Report
√
√
10
10
10
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
372
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan 3. Jumlah karyawan berdasarkan status kepegawaian 4. Deskripsi dan data pengembangankaryawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan; dan 5. Biaya pengembangan kompetensi karyawanyang telah dikeluarkan
2. Total employees for each educational level 3. Total employess by virtue of employment status 4. Employee description and development data that has been conducted by reflecting on the existing of equal opportunity to entire employees; and 5. Cost of employees competence development which has been incurred
9. Komposisi pemegang saham Mencakup antara lain: 1. Nama Pemegang Saham yang memiliki 5% atau lebih saham 2. Nama Direktur dan Komisaris yang memiliki saham 3. Kelompok pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham, masing-masing kurang dari 5%, dan persentase kepemilikannya.
Composition of shareholders Information includes among others: 1. Name of shareholders holding 5% of share or more 2. Name of Directors and Commissioners holding shares 3. Public shareholders holding less than 5% of share, and percentage of share owned
10. Daftar entitas anak dan/atau entitas asosiasi Informasi memuat antara lain: 1. Nama entitas anak dan/atau asosiasi 2. Persentase Kepemilikan saham 3. Keterangan tentang bidang usaha entitas anak dan/ atau entitas asosiasi 4. Keterangan status operasi entitas anak dan/atau entitas asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi) 11. Struktur grup perusahaan Struktur grup perusahaandalam bentuk bagan yang menggambarkan entitas anak, entitas asosiasi, joint venture, dan special purpuse vihicle (SPV)
List of subsidiary and/or associate Information includes among others: 1. Name of Subsidiary and/or Associate 2. Percentage of share owned 3. Information on business line of the subsidiary and/or associate company 4. Information on the operational status of the subsidiary and/or associate company (operating or no operating)
12. Kronologis pencatatan saham Mencakup antara lain: 1. Kronologis pencatatan saham 2. Jenis tindakan operasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah saham. 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama bursa di mana saham perusahaan dicatatkan.
Chronology of share listing Includes among others: 1. Chronology of share listing 2. Type of the corporate action that causes a change in total shares 3. Change in total shares from the early listing to the end of bookkeeping year 4. Name of the stock exchange where the company’s shares are listed.
13. Kronologis pencatatan efek lainnya Mencakup antara lain: 1. Kronologis pecatatan efek lainnya. 2. Jenis tindakan operasi (corporate action) yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya. 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku. 4. Nama bursa di mana efek lainnya dicatatkan; dan
Chronology of other stock listing Includes among others: 1. Chronology of other stock listing 2. Type of corporate action that causes a change in total other shares 3. A change in total other shares from the early listing through the end of bookkeeping year 4. Name of the stock exchange where the company’s shares are listed; and 5. Stock Rank
5. Peringkat efek. 14. Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat BAE/pihak yang mengadminstrasikan saham perusahaan 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik 3. Nama dan alamat Perusahaan Pemeringkat Efek
Laporan Tahunan 2013
The Structure of The Company’ Group The Structure of The Company’ Group in form of chart which illustrates the profile of its subsidiaries, associates, joint ventures, and special purpose vehicles (SPV)
Name and address of stock exchange supporting institution and/or profession Information includes among others: 1. Name and address of BAE/parties that administrates the company’s share 2. Name and address of Public Accountant Office 3. Name and addres of the Stock Rating Company
Annual Report 2013
√
√
√
√
10
10
10
Kriteria Penilaian Annual Report 2012
373
Assessment Criteria
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 15. Penghargaan yang diterima dalam tahun buku terakhir dan/atau sertifikasi yang masih berlaku dalam tahun buku terakhirbaik yang berskala nasional maupun internasional. Informasi memuat antara lain: 1. Nama Penghargaan dan/atau sertifikat 2. Tahun perolehan 3. Badan pemberi penghargaan dan/atau sertifikat; dan 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi)
Award that was received in the last financial year book and/or certificate applicable in the last financial year received by the company, both national and international level. Information includes among others: 1. Name of the award and/or certificate 2. Year of attainment 3. Grant awarding bodies; and 4. The validity period (for certification)
16. Nama dan alamat entitas anak dan/atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada). Memuat informasi antara lain: 1. nama dan alamat entitas anak; dan 2. nama dan alamat kantor cabang/perwakilan.
The name and address of subsidiary and/or branch office or representative office (if any). Contain information includes: 1. name and address of subsidiaries; and 2. name and address of branches/representatives
Note: If the company does not have subsidiaries/ branches/representatives, please revealed
Catatan: apabila perusahaan tidak memiliki entitas anak/ cabang/perwakilan, agar diungkapkan
V. Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
Management Analysis and Discussion on Corporate Performance
1. Tinjauan operasi per segmen usaha Memuat uraian mengenai: 1. Produksi/kegiatan usaha 2. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi
Operational review per business segment Information includes: 1. Production/operating activities 2. The increase/decrease of production capacity for each business segment 3. Sales/operating income 4. Profitability
3. Penjualan/pendapatan usaha 4. Profitabilitas 2. Uraian atas kinerja keuangan Perusahaan
Explanation on Corporate financial performance
Analysis of the corporate financial performance, containing comparison with that of the previous year and the cause of increase/decrease (in the form of narration and tables), including:
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya dan penyebab kenaikan/ penurunan(dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aset lancar, aset tidak lancar dan total aset 2. Liabilitas jangka pendek, liabilitas jangka panjang, dan total liabilitas. 3. Ekuitas 4. Penjualan/pendapatan usaha, beban dan laba (rugi), pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif; dan 5. Arus kas
1. Current assets, non-current assets and total assets 2. Current liability, non-current liability and total liabilities 3. Equities 4. Sales/operating revenue, expenses and income, other comprehensive income, and total comprehensive income 5. Cashflow
3. Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar utang dan tingkat kolektibilitas piutang perusahaan, dengan menyajikan perhitungan rasio yang relevansesuai dengan jenis industri perusahaan . Penjelasan tentang: 1. Kemampuan membayar hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang; dan 2. Tingkat kolektibilitas piutang
Discussion and analysis on Corporate solvability and collectability level, by presenting the relevant ratio calculation pursuant to type of company..
4. Bahasan tentang struktur modal(capital structure) dan kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy) Penjelasan atas: 1. Struktur modal (capital structure); dan 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal (capital structure policy)dan dasar pemilihan kebijakan tersebut
Discussion on capital structure,and capital structure policy
Laporan Tahunan 2013
Explanation on: 1. Solvability, short-term or long-term loan; and 2. Collectability level
Explanation on: 1. Capital structure 2. Capital structure policies and basic of those policy selection
2013 Annual Report
√
√
√
√
10
10
10
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
374
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 5. Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatan-ikatan tersebut 3. Mata uang yang menjadi denominasi 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait. Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan.
Note: it should also be revealed, if the corporation has no capital goods related investments.
6. Bahasan mengenai investasi barang modal yang direalisasikan pada tahun buku terakhir Penjelasan tentang: 1. Jenis investasi barang modal; 2. Tujuan investasi barang modal; dan 3. Nilai investasi barang modal yang dikeluarkan pada tahun buku terakhir.
Discussion regarding capital investment realized in the last financial year Explanation of: 1. Type of capital investment 2. Capital investment goal; and 3. Value of capital investment issued on the last financial year
Catatan: apabila tidak terdapat realisasi investasi barang modal, agar diungkapkan
Note: If it does not contain any capital investment realization, please revealed
7. Informasi perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi), dan target atau proyeksi yang ingin dicapai untuk satu tahun mendatang mengenai pendapatan, laba, struktur permodalan, atau lainnya yang dianggap penting bagi perusahaan.
Some Comparative information between the early financial yearbook target with its realization, and the target or projections to achieve for the coming year concerning revenues, profits, capital structure, or other information vital for the company.
Informasi memuat antara lain: 1. Perbandingan antara target pada awal tahun buku dengan hasil yang dicapai (realisasi); dan 2. Target atau proyeksi yang ingin dicapai dalam satu tahun mendatang.
Information should contain: 1. A comparison between the early financial yearbook target with the outcomes achieved (realization); and 2. Target or projections to achieve for the coming year.
8. Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan. Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang.
Information and material fact occurred after the date of accountant report Elaboration of important events after the date of accountant report including the impact to corporate performance and business risk in the future.
Note: In the absence of any important events after the date of accountant report, it should also be revealed.
Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan.
Discussion on material contract for capital investment Explanation on: 1. Objective of the contract 2. Source of the fund expected to meet the requirements of the contract 3. Denominated currency 4. Steps planned by the company to protect the risk of the concerned foreign currency position.
9. Uraian tentang prospek usaha perusahaan
Elaboration on corporate business prospect.
Elaboration on corporate prospect in relation to industry, and economics in general, and it can be accompanied with quantitative supporting data from a reliable source of data.
Uraian mengenai prospek perusahaan dikaitkan dengan industri dan ekonomi secara umum disertai data pendukung kuantitatif dari sumber data yang layak dipercaya
10. Uraian tentang aspek pemasaran
Elaboration on marketing aspect
Elaboration on marketing for corporate products and services, among others market share
Uraian tentang aspek pemasaran atas produk dan/atau jasa perusahaan, antara lain strategi pemasaran dan pangsa pasar
11. Uraian mengenai kebijakan dividen dan jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir.
Laporan Tahunan 2013
Elaboration on dividend policy and the total cash dividend per share and the total dividend per year announced or paid within the last 2 (two) financial years.
Annual Report 2013
√
√
√
√
10
10
10
Kriteria Penilaian Annual Report 2012
375
Assessment Criteria
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page
Memuat uraian mengenai: 1. Kebijakanpembagiandividen 2. Total dividen yang dibagikan 3. Jumlah dividen kas per saham 4. Payout ratio; dan 5. Tanggal pengumuman dan pembayaran dividen kas untuk masing-masing tahun.
Information includes: 1. Dividend division policy 2. Amount of cash dividends per share 3. Payout ratio Payout ratio for each year
Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasannya.
Note: If there is no dividend payment, state the reason/s.
12. Program kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen yang dilaksanakan perusahaan (ESOP/ MSOP) Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah saham ESOP/MSOP dan realisasinya; 2. Jangka waktu; 3. Persyaratan karyawan dan/atau manajemen yang berhak; dan 4. Harga exercise.
Share ownership program by employees and/or management that conducted by the company (ESOP/ MSOP) Contain description of: 1. Total ESOP/MSOP share and the realization 2. Period; 3. Requirements of eligible employees and/or management; and 4. Exercise price
Catatan: apabila tidak memiliki program dimaksud, agar diungkapkan
Note: if do not have any of those program mentioned above, please state
13. Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana). Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana 2. Rencana penggunaan dana 3. Rincian penggunaan dana 4. Saldo dana; dan 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada)
Realization of fund utilization resulted from public offering (in case the company is still obliged to present fund utilization realization report). Information includes: 1. Total fundraising 2. Fund utilization plan 3. Fund utilization breakdown 4. Fund Balance 5. Date of RUPS approval over changes in fund utilization (if any)
14. Informasi material mengenai investasi, ekspansi, divestasi, penggabungan/ peleburan, akuisisi atau restrukturisasi utang/modal. Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi 2. Nilai transaksi atau jumlah yang direstrukturisasi; dan 3. Sumber dana Catatan: apabila tidak ada transaksi dimaksud, agar diungkapkan
Some Materials information regarding investments, expansions, divestment, acquisition/ mergers, or debt/ capital restructuring. Information includes: 1. Objective of transaction 2. Transaction value or the amount being restructurized; and 3. Source of fund
15. Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi
Information on material transaction containing conflict of interest and/or transaction with affiliates
Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi dan sifat hubungan afiliasi 2. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi
Information includes: 1. Name of parties in the transaction and nature of affiliation relationship 2. Explanation about the appropriateness of the transaction 3. Reason/s for transaction 4. The realization of transaction within the current period 5. Corporate policy related to the review mechanism over transaction; and 6. Compliance with the related regulations and conditions
3. Alasan dilakukannya transaksi 4. Realisasi transaksi pada periode tahun buku terakhir 5. Kebijakan perusahaan terkait dengan mekanisme review atas transaksi; dan 6. Pemenuhan peraturan dan ketentuan terkait
Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan.
Laporan Tahunan 2013
√
√
Note: If there is no such transaction, please state
Note: If there is no such transaction, please state
2013 Annual Report
√
√
10
10
10
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
376
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 16. Uraian mengenai perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan.
Elaboration on the change of laws and regulations significantly affecting the company
Uraian memuat antara lain: perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan.
Information contains among others: any amendment to the legislation, and its impact on the company.
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan.
Note: If there is no amendment to the legislation that has any significant impact, please state
17. Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansiyang diterapkan perusahaan pada tahun buku terakhir.
Elaboration on the change of accounting policies applied by the company on the last financial year
Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
The information includes among others any changes to the accounting policies, their reasons and impacts on the financial statement.
Note: If there is no change of accounting policies, please state.
Catatan: apabila tidak terdapat perubahan kebijakan akuntansi, agar diungkapkan
√
√
√
√
VI. Good Corporate Governance 1. Uraian Dewan Komisaris Uraian memuat antara lain: 1. Uraian tanggung jawab Dewan Komisaris 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Struktur remunerasi yang menunjukkan komponen remunerasi dan jumlah nominal per komponen untuk setiap anggota Dewan Komisaris. 4. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan. 5. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Dewan Komisarisatau program orientasi bagi Komisaris baru; dan 6. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib kerja Dewan Komisaris) 2. Informasi mengenai Komisaris Independen Meliputi antara lain: 1. Kriteria penentuan Komisaris Independen; dan 2. Pernyataan tentang independensi masing-masing Komisaris Independen. 3. Uraian Direksi Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi 2. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan Direksi 3. Frekuensi pertemuan dan Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan gabungan Direksi dan Dewan Komisaris; 4. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi atau program orientasi bagi Direksi baru
Laporan Tahunan 2013
Elaboration from the BOC Information includes among others: 1. Elaboration on the Board of Commissioners’ responsibilities. 2. Disclosure of the procedures for determining remuneration. 3. Structure of remuneration indicating the remuneration components and the nominal per component for each member of the Board of Commissioners. 4. Frequency of meeting and level of attendance of the Board of Commissioners in the meetings. 5. Training program in order to improve the competence of the Board of Commissioners or orientation program for new Commissioners; and 6. Disclosures of Board Charter ( Board of Commissioners’ guidelines and working orders) Information of Independent Commissioners Involving: 1. Criteria of independent commisioners determination; and 2. Statement of independence of each independent commissioner. Elaboration from the Board of Directors Information includes among others: 1. The scope of work and the responsibility of the members of the Board of Directors 2. Frequency of meeting and attendance level of Director members in Director meeting 3. Attendance level of the members of the Board of Directors in the meeting 4. Training program in order to improve the competence of the members of the BOD or orientation program for new Director
Annual Report 2013
10
10
10
Kriteria Penilaian Annual Report 2012
377
Assessment Criteria
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 5. Pengungkapan mengenai Board Charter (pedoman dan tata tertib kerja Direksi); dan 6. Kebijakan mengenai suksesi Direksi
5. Disclosures of Board Charter ( Board of Directors’ guidelines and working orders) 6. Policy of Director succession
4. Assessment terhadap anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Assessment of the members of the BOC and the BOD
Elaboration on: 1. Execution procedure of the assessment of the performance of the members of the BOC and the BOD 2. The criteria used for performing the assessment of the performance of the members of the BOC and the BOD 3. The party performing the assessment.
Uraian mengenai: 1. Prosedur pelaksanaan assessment atas kinerja Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kriteria yang digunakan dalam pelaksanaan assessment atas kinerja anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 3. Pihak yang melakukan assessment.
5. Uraian mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi
2. Struktur remunerasi yang menunjukkan jenis dan jumlah imbalan jangka pendek, pasca kerja, dan/atau jangka panjang untuk setiap anggota Direksi. 3. Pengungkapan indikator kinerja untuk penetapan remunerasi Direksi.
Elaboration on the remuneration policies for Directors Includes among others: 1. Disclosure of the procedures for determining remuneration. 2. Structure of remuneration indicating the type and amount of the short-term, post-working, and/or long-term payment for each member of the BOD. 3. Disclosure of performance indicator to measure the performance of the Directors.
6. Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali, baik langsung maupun tidak langsung, sampai kepada pemilik individu.
Any Information related to the Principal and Controller Shareholders, direct or indirect up to the individual share holders.
Dalam bentuk skema atau diagram, kecuali untuk BUMN yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah
Please reveal in a schema or in diagram, unless for SOE fully owned by the government.
7. Pengungkapan hubungan afiliasi antara anggota Direksi, Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham Utama dan/ atau Pengendali
Disclosures of affiliation relationships between the members of BOD, BOC and the Principal Shareholders, and/ or the Controller.
4. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan anggota Dewan Komisaris lainnya 5. Hubungan afiliasi antara anggota Dewan Komisaris dengan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali
The disclosures should cover: 1. The affiliation relationships among the members of board of directors 2. The affiliation relationships between the members of the BOD with the members of the BOS 3. The affiliation relationship between the members of the BOD with the Principal and/ or the Controller Shareholders. 4. The affiliation relationship among the members of the BOC. 5. The affiliation relationship between the members of the BOC with the Principal and/ or the Controller Shareholders
Catatan: apabila tidak mempunyai hubungan afiliasi dimaksud, agar diungkapkan
Note: if no such affiliation relationships exist, please state.
Mencakup antara lain: 1. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi
Mencakup antara lain: 1. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Direksi lainnya 2. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan anggota Dewan Komisaris 3. Hubungan afiliasi antara anggota Direksi dengan Pemegang Saham Utama dan/atau Pengendali
8. Komite Audit
Audit Committee
Includes among others: 1. Name, and position of the members of the audit committee
Mencakup antara lain: 1. Nama dan jabatan anggota Komite Audit
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
√
√
√
√
10
10
10
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
378
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 2. Kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja anggota komite audit 3. Independensi anggota Komite Audit 4. Uraian tugas dan tanggungjawab 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit. 6. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit.
2. Educational qualifications and work experience of the member of the audit committee 3. Independency of the members of the audit committee 4. Job description and responsibility 5. Brief report on the implementation of audit committee’s tasks. 6. Frequency of meeting and attendance level of the members of the audit committee.
9. Komite Nominasi dan Remunerasi Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota komite nominasi dan/atau remunerasi
Nomination and Remuneration Committee Includes among others: 1. Name, position and curriculum vitae of the members of the nomination and/or remuneration committee 2. Independency of the members of the nomination and/or remuneration committee 3. Job description and responsibility 4. Brief description on the activities of the nomination and/or remuneration committee; and 5. Frequency of meeting and attendance level of the nomination and/or remuneration committee
2. Independensi anggota komite nominasi dan/atau remunerasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite nominasi dan/ atau remunerasi; dan 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite nominasi dan/atau remunerasi 10. Komite-komite lain di bawah Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan dan riwayat hidup singkat anggota komite lain. 2. Independensi anggota komite lain 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain; dan 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain 11. Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan. Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat sekretaris perusahaan. 2. Uraian pelaksanaan tugas sekretaris perusahaan 3. Program pelatihan dalam rangka mengembangkan kompetensi sekretaris perusahaan.
Other committees below Commissioners in the company
the
Board
Includes among others: 1. Name, position and curriculum vitae of the members of other committees 2. Independency of the members of other committees 3. Job description and responsibility 4. Brief description on the activities of other committees; and 5. Frequency of meeting and attendance level of the members of other committees Job description and function of the Corporate Secretary Includes among others: 1. Name and curriculum vitae of the corporate secretary 2. The implementation of corporate secretary’s tasks 3. Training program in order to develop company’s secretary competence Description of shareholders general meeting (RUPS) of prior years Involving: 1. RUPS decision in prior year; 2. Realization of RUPS result on financial year; and 3. Reason on terms containing RUPS decision that has not been realized yet.
13. Uraian mengenai unit Audit Internal
Elaboration on Internal Audit Unit
Laporan Tahunan 2013
Includes among others: 1. Name of the Chairman of the Internal Audit Unit 2. The number of employees (internal auditor) in the internal audit unit 3. certification as an internal auditor
Annual Report 2013
√
√
√
of
12. Uraian mengenai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun sebelumnya Mencakup antara lain: 1. Keputusan RUPS tahun sebelumnya; 2. Realisasi hasil RUPS pada tahun buku; dan 3. Alasan dalam hal terdapat keputusan RUPS yang belum direalisasikan.
Mencakup antara lain: 1. Nama Ketua Unit Audit Internal 2. Jumlah pegawai (auditor internal) pada unit audit internal 3. Sertifikasi sebagai profesi audit internal
√
10
10
10
Kriteria Penilaian Annual Report 2012
379
Assessment Criteria
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 4. Kedudukan unit audit internal dalam struktur perusahaan 5. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan unit audit internal; dan 6. Pihak yang mengangkat/memberhentikan ketua unit audit internal 14. Akuntan Publik Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan telah melakukan audit laporan keuangan tahunan
4. Position of the internal audit unit in the structure of the company 5. Brief report regarding implementation of internal audit unit activity; and 6. The party appointing/terminating the head of the internal audit unit. Public accountant
√
√
3. Besarnya fee untuk masing-masing jenis jasa yang diberikan oleh akuntan publik; dan 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa audit laporan keuangan tahunan
Information includes among others: 1. The total period the accountant has performed audit over the company’s annual financial statement. 2. The total period the Public Accountant Office has performed audit over the annual financial statement 3. The rate of the fee for each services that the accountant provides 4. Other services provided by the accountant in addition to the financial audit.
Catatan: apabila tidak ada jasa lain dimaksud, agar diungkapkan
Note: if there is no such other services, please reveal
√
15. Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai sistem manajemen risiko yang diterapkan perusahaan 2. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem manajemen risiko 3. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan ; dan 4. Upaya untuk mengelola risiko tersebut
Elaboration on corporate risk management Includes among others: 1. Elaboration on risk management system
10
16. Uraian mengenai sistem pengendalian intern
Elaboration on the internal control system
10
Includes among others: 1. A brief explanation of the internal control system, among others: operational and financial control. 2. The internal control compliance system clarification regarding the internal control system utilizing an international recognized frameworks (COSO- internal control framework); and 3. Explanation on the evaluation of the internalcontrol system effectiveness.
10
2. Jumlah periode Kantor Akuntan Publik telah melakukan audit laporan keuangan tahunan
Mencakup antara lain: 1. Penjelasan singkat mengenai sistem pengendalian intern, antara lain mencakup pengendalian keuangan dan operasional 2. Penjelasan kesesuaian sistem pengendalian intern dengan kerangka yang diakui secara internasional (COSO – internal control framework); dan 3. Penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan atas efektivitas sistem pengendalian intern
2. Elaboration on the evaluation conducted over the risk management system effectiveness 3. Explanations on risks faced by the company 4. Efforts to manage the risks
17. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan lingkungan hidup 1. Mencakup antara lain informasi tentang: 2. Kebijakanyang ditetapkan manajemen 3. Kegiatan yang dilakukan, terkait program lingkungan hidup yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, dan lain-lain 4. Sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki
Elaboration on the CSR related to environment
18. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakanyang ditetapkan manajemen; dan
Elaboration on the CSR related to manpower, occupational health and safety environment
Laporan Tahunan 2013
√
Information includes among others: 1. Policy determined by management 2. The activities undertaken, arising from the environmental-related activities such as the use of material and environmentally friendly and recycled energy, the corporate waste management system, etc. 3. The environmental certification being held.
Covers some information, such as: 1. Policies determined by the management, and
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
380
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 2. Kegiatan yang dilakukanterkait praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat turnover karyawan, tingkat kecelakaan kerja, dan lain-lain
2. Activities conducted regarding the employment, health care, and work safety practices, such as: gender equality and employment opportunities, facilities and work safety, employess turnover rates, accident rates, and others.
19. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan pengembangan sosial dan kemasyarakatan
Elaboration on the CSR related to social and community development
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Kebijakanyang ditetapkan manajemen 2. Kegiatan yang dilakukan, dan 3. Biaya yang dikeluarkan terkait pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain
Information includes among others: 1. Policies determined by the management; and 2. The activities undertaken, and 3. Financial impact/s arising from any activities related to social and community development such as the use of local manpower, the empowerment of the community living in the vicinity of the company, repair of social facilities and infrastructure, other forms of donation, and so on.
20. Uraian mengenai corporate social responsibility yang terkait dengan tanggung jawab kepada konsumen Mencakup antara lain: 1. Kebijakan yang ditetapkan manajemen 2. Kegiatan yang dilakukan, dan
Elaboration on the CSR related to the responsibilities to consumers. Information includes among others: 1. Policies determined by the management 2. The activities undertaken, and
terkait tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain
related to the responsibilities for products such as consumers’ health and safety, product information, facilities, the number of and settlement to consumers’ complaints, and so on
21. Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan Mencakup antara lain: 1. pokok perkara/gugatan 2. status penyelesaian perkara/gugatan 3. pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan 4. sanksi administrasi yang dikenakan kepada Entitas, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas terkait (pasar modal, perbankan dan lainnya) pada tahun buku terakhir (atau terdapat pernyataan bahwa tidak dikenakan sanksi administrasi)
Important issues faced by the company, the subsidiary entity, the members of BOD and/or BOC during the annual report period Includes among others: 1. Lawsuit 2. Status of lawsuit settlement 3. The influence towards corporate financial condition 4. Administrative penalties imposed on entities, the members of board of commisionaires and BOD, authorities of (capital markets, banking industries, and others) published in the last fiscal year (or please give statements if no such administrative penalties occured)
Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan
Note: please reveal if no disputes occured.
22. Akses informasi dan data perusahaan
Access to information and corporate data
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website (dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), media massa, mailing list, buletin, pertemuan dengan analis, dan sebagainya
Elaboration on the availability of access to information and corporate data for the public, such as through website (Indonesian and English version), mass media, mailing list, bulletin, analyst forum meeting, etc.
23. Bahasan mengenai kode etik Memuat uraian antara lain: 1. Isi kode etik 2. Pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi seluruh level organisasi 3. Penyebarluasan kode etik
Elaboration on code of conducts Includes among others: 1. The content of code of conducts 2. Statement that the code of conducts are applicable to all levels of organization 3. Dissemination of codes of conduct
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
√
√
√
√
10
10
10
Kriteria Penilaian Annual Report 2012
381
Assessment Criteria
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 4. Upaya penegakan dan sanksi pelanggaran kode etik; dan 5. Pernyataan mengenai budaya perusahaan (corporate culture) yang dimiliki perusahaan
4. Efforts in its application and enforcement of code of conduct; and 5. Statements about corporate culture owned by the company
24. Pengungkapan mengenai whistleblowing system
Disclosure of whistle blowing system
Containing elaboration on the whistleblowing system mechanism, including: 1. Disclosure of breach report 2. Protection of whistleblowers 3. Grievance handling 4. The party addressing grievance 5. The amount of grievance handling and processed in the last financial year as well as its follow up
Memuat uraian tentang mekanisme whistleblowing system antara lain: 1. Penyampaian laporan pelanggaran 2. Perlindungan bagi whistleblower 3. Penanganan pengaduan 4. Pihak yang mengelola pengaduan 5. Jumlah pengaduan yang masuk dan diproses pada tahun buku terakhir serta tindak lanjutnya.
√
√
√
VII Informasi Keuangan
Financial Information
1. Surat pernyataan direksi dan/atau dewan komisaris tentang tanggung jawab atas laporan keuangan Kesesuaian dengan peraturan terkait tentang tanggung jawab atas laporan keuangan
Board of Directors’ Statement and/or Board of Commissiners’ Responsibility for Financial Statements Compliance with the related regulations regardingBoard of Directors’ Responsibility for Financial Statements.
2. Opini auditor independen atas laporan keuangan
Opinion of the independent auditor about the Financial Statements
10
3. Deskripsi auditor independen di opini
The description of the independent auditor in the opinion Decription includes: 1. Name & signature 2. Date of Audit Report; and 3. Number of Public Accountant Office permit and number of Public Accountant permit
10
Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit; dan 3. Nomor ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik 4. Laporan keuangan yang lengkap Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Laporan posisi keuangan (neraca) 2. Laporan laba rugi komprehensif 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan 6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pospos dalam laporan keuangannya (jika relevan)
Comprehensive financial statements Containing fully the reporting financial statement elements: 1. Report on financial position (balance sheet) 2. Comprehensive income statement 3. Statement of changes in equity 4. Cashflow Report 5. Notes to financial statement 6. Report on the financial position in early comparative period, which is presented at the time the entity imposes an accounting policy retrospectively, at the time it makes a representation of the financial statement posts, or at the time the entity reclassifies the posts in its financial statement (if relevant).
5. Perbandingan tingkat profitabilitas Perbandingan laba (rugi) tahun berjalan dengan tahun sebelumnya
Comparison of profitability level Comparison of the year-to-date profit (loss) to that of the previous year.
6. Laporan arus kas Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: operasi, investasi, dan pendanaan 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi
Cashflow Statement To meet the following requirements: 1. Categorized into three activity categories: operating, investing and financing activity 2. The use of direct method to report cashflow from operating activities
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
√
10
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
382
Resources Optimization Towards The Best Performance
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 3. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan/ atau pengeluaran kas selama tahun berjalan pada aktivitas operasi, investasi dan pendanaan; dan 4. Pengungkapan transaksi non kas harus dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan
3. Separated presentation between cash receipt and or cash expenditure during the year-to-date on operating, investing and financing activities; and 4. Disclosure of non-cash transaction in the note over the financial statement.
7. Ikhtisar kebijakan akuntansi Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK 2. Dasar pengukuran dan penyusunan laporankeuangan
Accounting Policy Highlight To include at least: 1. Statement of compliance with the SAK. 2. Basis for measurement and preparation of financial statement. 3. Ackowledgement of income and expense. 4. Employment benefits; and 5. Financial statements
3. Pengakuan pendapatan dan beban 4. Imbalan kerja; dan 5. Instrumen keuangan 8. Pengungkapan transaksi pihak berelasi Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Nama pihak berelasi, serta sifat dan hubungan dengan pihak berelasi; 2. Nilai transaksi beserta persentasenya terhadap total pendapatan dan beban terkait; dan 3. Jumlah saldo beserta persentasenya terhadap total aset atau liabilitas.
Disclosure of transaction by related parties Information includes among others: 1. Name of the related parties, as well as the nature and relation of the related parties. 2. Amount of transaction along with its percentage against the total income and related expense. 3. Amount of balance along with its percentage against the total assets or liabilities.
9. Pengungkapan yang berhubungan dengan perpajakan Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini;
Disclosure related to Taxes Information must include: 1. Reconciliation between fiscal and the calculation of the present tax expense 2. Explanation on the relation between tax expense (income) and accounting profits. 3. Statement that Taxable Profit from the reconciliation becomes the basis of filling in the Annual Taxation Return of Corporate Income Tax 4. Description of assets and liabilities of the deferred tax acknowledged on the financial position report for each presenting period, and the amount of the expenses (income) of the deferred tax acknowledged on the earnings statement if the amount is not reflected on the number of assets or liabilities of the deffered tax acknowledged in the financial position report. 5. Disclosure of the presence or the absence of tax dispute
2. Penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi; 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi dijadikan dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan; 4. Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aset atau liabilitas pajak tangguhan yang diakui pada laporan posisi keuangan; dan 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak. 10. Pengungkapan yang berhubungan dengan aset tetap Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang digunakan; 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya; 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (untuk model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (untuk model biaya); dan 4. Rekonsiliasi jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan aset tetap pada awal dan akhir periode dengan menunjukkan: penambahan, pengurangan dan reklasifikasi.
Laporan Tahunan 2013
Disclosure related to Fixed Assets Things that must be disclosed: 1. The depreciation method used 2. Elaboration on accounting policies selected, between the revaluation model and cost model 3. The method and significant assumption used in estimating the fair value of fixed assets (revaluation model) or recording the fair value of fixed assets (cost value) 4. Reconcilliation of the registered gross amount and accumulation of the fixed asset depreciation at the beginning and in the end of the period by highlighting the addition, deduction and reclassification.
Annual Report 2013
√
√
√
√
10
10
10
Kriteria Penilaian Annual Report 2012
383
Assessment Criteria
Kriteria & Penjelasan Criteria & Description Halaman Page 11. Pengungkapan yang berhubungan dengan segmen operasi Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Informasi umum yang meliputi faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen yang dilaporkan; 2. Informasi tentang laba rugi, aset, dan liabilitas segmen yang dilaporkan; 3. Rekonsiliasi dari total pendapatan segmen, laba rugi segmen yang dilaporkan, aset segmen, liabilitas segmen, dan unsur material segmen lainnya terhadap jumlah terkait dalam entitas; dan
Disclosure related with operation segment Terms must be disclosed: 1. General information involving factors used to identify reported segments;
4. Pengungkapan pada level entitas, yang meliputi informasi tentang produk dan/atau jasa, wilayah geografis dan pelanggan utama.
2. Information regarding profit and loss, assets, and liability of reported segment; 3. Reconciliation of total segment revenue, profit and lost of reported segments, segment’s assets, segment’s liability, and ther segment’s material elements to the amount related within the entity; and 4. Disclosure on entity level, which covering information regarding product and/or service, geography area and major customer.
12. Pengungkapan yang berhubungan dengan instrumen keuangan Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan; 2. Klasifikasi instrumen keuangan; 3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan; 4. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko; 5. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; dan 6. Analisis risiko yang terkait dengan instrumen keuangan secara kuantitatif.
Disclosure related to financial instrument Things that must be disclosed: 1. Accounting requirements, conditions and policies for every financial instrument group 2. Classification of financial instrument 3. Fair value of every financial instrument group 4. Objective and policies of corporate financial risk management 5. Explanation on risk related to financial instrument: market risk, loan risk and liquidity risk 6. Risk analysis related to quantitative financial instruments.
13. Penerbitan laporan keuangan Hal-hal yang diungkapkan antara lain: 1. Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit; dan 2. Pihak yang bertanggung jawab mengotorisasi laporan keuangan.
Release of financial statement Information includes: 1. Date of the financial statement authorization for being released; and 2. The party responsible for authorizing the financial statement
VIII Lain-lain
Others
Good corporate governance practices exceeding criterion, such as: 1. There is a management responsibility affidavit regarding the financial statement for the non public companies. 2. Submitting a Sustainability report/CSR composed based on internationally accepted standards (GRI Sustainability Reporting Guidelines)
Praktik good corporate governance yang melebihi kriteria, seperti: 1. Terdapat surat pernyataan tanggung jawab manajemen atas Laporan Keuangan bagi Perusahaan non Tbk. 2. Menyampaikan Laporan Keberlanjutan/CSR yang disusun berdasarkan standar yang berlaku secara internasional (GRI Sustainability Reporting Guidelines). 3. Keberagaman komposisi Dewan Komisaris dan Direksi
Laporan Tahunan 2013
3. Diversity on BOC and BOD structure
2013 Annual Report
√
√
√
√
10
10
10
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Laporan Tahunan 2013
384
Resources Optimization Towards The Best Performance
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Tahunan 2013
385
Consolidated of Financial Statements
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Laporan Tahunan 2013
386
Resources Optimization Towards The Best Performance
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Tahunan 2013
387
Consolidated of Financial Statements
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Laporan Tahunan 2013
388
Resources Optimization Towards The Best Performance
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
389
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKPT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASIAN
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (BALANCE SHEETS)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan / Notes
2012 ASSETS
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha pihak ketiga Piutang lain-lain pihak ketiga - bersih Persediaan - bersih Uang muka pajak Aset lancar lainnya Jumlah aset lancar
ASET TIDAK LANCAR Piutang kepada pihak-pihak berelasi Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi jangka panjang lainnya Properti Investasi Aset tanaman perkebunan Tanaman telah menghasilkan, bersih Tanaman belum menghasilkan Aset tetap - bersih Aset tidak lancar lainnya Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
370,931,456 20,613,486 62,992,705 1,382,009,852 377,243,005 37,901,444
2d,3 2e,4 2e,5 2f,6 2j,7a 8
2,251,691,948
560,741,406 17,981,550 73,700,636 1,145,639,936 372,060,430 35,750,195
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Account receivable - third party Others receivable - third party - net Inventories - net Tax advance Other current assets
2,205,874,153
Total current assets
1,226,159,782 2,165,223,035 1,506,728,699 6,155,908
NON-CURRENT ASSETS Receivables to related parties Investments in associates Other long-term investments Investment property Plantation assets Mature plantations - net Immature plantations Fixed assets - net Other non-current assets
5,788,608,619
4,960,030,503
Total non-current assets
8,040,300,567
7,165,904,656
TOTAL ASSETS
17,592,365 7,294,857 13,305,418 153,935 1,533,865,362 2,567,824,367 1,636,558,219 12,014,096
2q,9,37a 2g,10 2g,11 2y, 14 2h,12a 2h,12b 2i,13 2m,15
Laporan Tahunan 2013
16,494,723 7,197,873 12,889,890 19,180,593
2013 Annual Report
1
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
390
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKPT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASIAN
CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (BALANCE SHEETS)
(Lanjutan) 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013
(Continued) December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan / Notes
2012
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS
LIABILITIES
LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman jangka pendek Utang usaha Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Uang muka dari pelanggan Bagian pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang bank Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas lancar lainnya
1,018,505,061 552,422,819 9,868,182 62,661,837 95,205,985
107,000,000 20,762,723 54,808,625
16 17 2j, 7b 18 19
713,684,608 690,173,475 17,347,357 136,309,933 20,881,469
22 23 20
95,000,000 20,040,438 75,009,955
SHORT - TERM LIABILITIES Short-term loans Accounts payable Tax payable Accrued expenses Advances from customers Portion of long-term loans with one year maturity Bank loans Financing lease liabilities Other current liabilities
1,768,447,235
Total short - term liabilities
Jumlah liabilitas jangka pendek
1,921,235,232
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang kepada pihak-pihak berelasi Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Surat utang jangka menengah Liabilitas imbalan kerja karyawan Liabilitas pajak tangguhan
14,919,951 4,294,447,274 41,933,835 102,000,000 51,821,108
Jumlah liabilitas jangka panjang
4,505,122,168
3,862,767,594
Total long-term liabilities
6,426,357,400
5,631,214,829
TOTAL LIABILITIES
JUMLAH LIABILITAS
2q,21,37b 22 23 24 2r,25 2j, 7d
31,877,524 3,303,436,478 59,506,567 452,000,000 15,947,025
EKUITAS Modal saham: Modal dasar - 4.900.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (angka penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor - 1.226.223 saham Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali
Saldo laba: Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Kepentingan non sepengendali
1,226,223,000 8,888,916
299,577,911 78,611,858 641,482
26 2w,28
29 30
LONG-TERM LIABILITIES Loans to related parties Long-term loans Financing lease liabilities Medium-term notes Liabilities for employee benefits Deferred tax liabilities
245,245,317 54,332,594 -
EQUITY Capital stock: Authorized - 4,900,000 shares with a Value of Rp1.000.000 (full amount) per share Issued and paid - 1,226,223 shares Difference in transaction value between control entities Retained earnings: Appropriated Unappropriated Non-controlling interest
1,226,223,000 8,888,916
JUMLAH EKUITAS
1,613,943,167
1,534,689,827
TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
8,040,300,567
7,165,904,656
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Notes to the consolidated financial statements are part of an integral of these consolidated financial statements
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
2
Laporan Keuangan Konsolidasi
391
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAKPT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME Untuk tahun-tahun yang berakhir pada For the years ended tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan / Notes
2013 Penjualan bersih Beban pokok penjualan Laba kotor Beban Usaha Beban penjualan Beban umum dan administrasi Laba operasi
2012
4,616,805,282
2o,31
4,360,370,854
(3,647,646,616)
2o,32
(3,544,599,396)
969,158,666
(71,611,517) (537,988,436)
815,771,458
2o,33 2o,34
359,558,713
Penghasilan/(Beban) lain-lain Penjualan non-komoditi Penghasilan bunga Pendapatan klaim asuransi Pendapatan pelepasan HGU Beban keuangan Beban dan denda pajak Beban piutang tak tertagih Beban kerugian tanaman Cima Rugi penghapusan aset tanaman Rugi penghapusan aset tetap Laba/(Rugi) selisih kurs, bersih Pendapatan/(beban) lainnya, bersih
31,143,311 6,663,251 6,990,250 3,895,950 (293,250,995) (13,152,738) (1,213,349) (1,004,594) 26,492,224 (12,601,310)
Jumlah beban lain-lain, bersih
(54,496,006) (483,318,034) 277,957,418
Net Sales Cost of goods sold Gross profit Operating Expenses Selling expenses General and Administrative expenses Operating Profit
50,488,475 3,404,694 44,927,856 (233,870,057) (6,001,286) (268,861) (50,295,567) (4,658,778) (2,413,720) 6,063,349 (22,888,153)
Others Income/ (Expense) Sales of non-commodity Interest income Insurance claims revenue Release HGU revenue Financial expenses Tax expenses and penalties Bad debts expenses Expenses losses of Cima plants Loss on disposal of plantation assets Loss on disposal of fix assets Gain/(Loss) on foreign exchange, net Others income/(expense), net
(246,038,000)
(215,512,048)
Total others expenses - net
Laba sebelum bagian laba perusahaan asosiasi Bagian laba entitas asosiasi
113,520,713 1,047,447
62,445,370 556,846
Profit before share of profit of associated companies Section associates profit
Laba sebelum pajak penghasilan badan
114,568,160
63,002,216
Profit before corporate income tax
Penghasilan/(beban) pajak penghasilan badan Pajak kini entitas anak Pajak tangguhan
(40,736) (35,874,084)
Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak LABA BERSIH Laba yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik perusahaan Kepentingan non pengendali Total laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik perusahaan Kepentingan non pengendali
2o 2o
2p, 35 2e,4,5 12a 13 2c
2j,7f 2j,7f
(8,669,622)
Income/(Expense) of corporate income tax Subsidiaries current tax Deferred tax
78,653,340
54,332,594
Profit for the year
-
-
Other comprehensive income, net of tax
78,611,858 41,482 78,653,340
36 30
-
NET INCOME Profit attributable Owners of the Company Non controlling interest Total Comprehensive income attributable to:
78,611,858 41,482 78,653,340
36 30
Owners of the Company Non controlling interest -
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian Laporan Tahunan 2013
Notes to the consolidated financial statements are part of 2013 Annual Report an integral of these consolidated financial statements
3
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
392
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the years ended December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
Selisih nilai transaksi antar
Catatan / Notes
Dividen Laba bersih periode berjalan Tambahan modal disetor Penggunaan lain dari saldo laba berdasarkan Surat Pengesahan dari pemilik modal Pengalihan saldo laba Reklasifikasi
365,000,000 29 27 29
Saldo per 31 Desember 2012 Pengalihan ke saldo laba Investasi kepentingan non pengendali Laba bersih tahun berjalan
Tambahan modal disetor / Additional paid-in capital
Modal saham / Capital stock
Saldo per 1 Januari 2012
29 30
Saldo per 31 Desember 2013
entitas sepengendali / Difference in transaction
861,223,000
value between Entities under common control
10,202,627 851,020,373 (861,223,000) )
Saldo laba / Retained earning Ditentukan Belum ditentukan penggunaannya / penggunaannya / Appropriated Unappropriated
8,888,916
996,549,188
-
(851,020,373) ) 99,716,502 -
1,226,223,000
-
8,888,916
245,245,317
-
-
-
54,332,594 -
1,226,223,000
-
8,888,916
299,577,911
Kepentingan non pengendali / Non-controlling interest
Jumlah ekuitas / Total equity
153,410,003
-
(46,023,001) ) 54,332,594 (7,670,500) ) (99,716,502) ) -
-
54,332,594 (54,332,594) ) 78,611,858 78,611,858
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
1,534,050,734
Balance as of January 1, 2012
(46,023,001) Dividend 54,332,594 Net income for the period Additional paid in capital (7,670,500) Another use of retained earning by - Endorsement letter from share holders Transfer of retained earnings Reclassification
-
1,534,689,827
Balance as of December 31,2012
600,000 41,482
600,000 78,653,340
Transfer to retained earning Non-controling interest investment Net income for the year
641,482
1,613,943,167
Balance as of December 31, 2013
Notes to the consolidated financial statements are part of an integral of these consolidated financial statements
4
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
393
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS For the years ended December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
4,748,769,516
4,386,308,561
(3,658,437,706) (774,618,652) 315,713,158
(3,306,293,629) (707,425,807) 372,589,125
Cash flows from operating activities Cash receipts from customers Cash payment to: Suppliers Directors and Employees Cash flows from operating activities
Penerimaan bunga Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran bunga Pembayaran tantiem Pembayaran lain-lain
6,899,564 (48,693,633) (466,579,926) (29,337,127)
3,404,694 (66,716,423) (366,135,795) (2,507,000) -
Interest received Income tax payment Interest payment Bonus payments Others payment
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
(222,037,964)
(59,365,399)
Net cash flows provided by operating activities
Pembayaran untuk persediaan sapi
646,060 (613,337,329) (329,816,919) (187,251)
1,008,925 (632,944,886) (307,341,506) -
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
(942,695,439)
(939,277,467)
444,936,552 400,000 600,000 1,090,000,000 (129,483,434) (458,021,889) -
330,928,880 1,000,000,000 (23,481,748) (104,374,125) (46,023,001) (7,670,500)
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan
948,431,229
1,149,379,506
Net cash flows provided by financing activities
Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas Pengaruh selisih kurs Kas dan setara kas awal tahun (catatan 3)
(216,302,174) 26,492,224 560,741,406
150,736,640 6,063,350 403,941,416
Increase / (Decrease) in cash and cash equivalents - net Effect of foreign exchange Cash and cash equivalent at beginning of year (note 3)
370,931,456
560,741,406
Cash and cash equivalent at end of year (note 3)
184,640,828
163,018,076
382,460,710
339,703,603
Activities which not affecting cash flow The addition of immature plants through interest capitalization Conversion of immature plantations being mature plantations
Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok Direksi dan karyawan Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas investasi Penerimaan dividen dari perusahaan asosiasi Pembayaran untuk penambahan tanaman belum menghasilkan Pembayaran untuk penambahan aset tetap dan hak guna usaha
Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan dari pinjaman jangka pendek Penerimaan utang pihak ketiga Penerimaaan modal dari non pengendali Penerimaan dari pinjaman jangka panjang dan menengah
Pembayaran pinjaman jangka pendek Pembayaran pinjaman jangka panjang dan menengah
Pembayaran dividen Pembayaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Kas dan setara kas akhir tahun (catatan 3) Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas Penambahan tanaman belum menghasilkan melalui kapitalisasi bunga Konversi tanaman belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Laporan Tahunan 2013
Cash flows from investing activities Dividends received from associated companies Payment for additional of immature plants Payment for additional of fixed asset and rights of bisnis
Payment for cows inventory Net cash flows used for investing activities Cash flows from financing activities Receipts from short term loans Receipt from loans - third parties Capital receipts from non-controlling Receipts from long and medium term loans Payments of short term loans Payment of long term loan and medium Devidend payment Partnership program and community development payment
Notes to the consolidated financial statements are part of an integral of these consolidated financial statements
2013 Annual Report
5
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
394
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan
GENERAL a.
Company's establishment and general information
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta pendirian yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, S.H., No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-8335.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan telah diumumkan dalam tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dan perubahan terakhir adalah berdasarkan Akta No. 94 tanggal 30 Januari 2013 yang dibuat di hadapan N.M.Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., Notaris di Jakarta Timur, sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk perubahan Modal Dasar Perseroan dari yang semula Rp 1.000.000.000.000,(satu trilyun rupiah) menjadi Rp 4.900.000.000.000,- (empat trilyun sembilan ratus milyar rupiah), dan perubahan Modal Disetor dari yang semula Rp 365.000.000.000,- (tiga ratus enam puluh lima milyar rupiah) menjadi Rp 1.226.223.000.000,- (satu trilyun dua ratus dua puluh enam milyar dua ratus dua puluh tiga juta rupiah). Perubahan tersebut telah disahkan dan diserahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-04423.AH.01.02 Tahun 2013 tanggal 05 Februari 2013.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) ("Company") was established based on Government Regulation No. 12 year 1996, as stated in the deed of establishment which was made in the presence of notary Harun Kamil, S.H., No. 40 dated March 11, 1996 and has obtained approval from the Minister of Justice of the Republic of Indonesia through decision letter No. C28335.HT.01.01.TH.96 dated August 8, 1996 and has announced in the additional state News of Republic of Indonesia No. 80 dated October 4, 1996. The articles of Association, has change for several time, and the latest change is based on Deed No. 94 dated January 30, 2013 which are made in the presence of N.M.Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., Notary in East Jakarta, according to changes to the articles of the company to change the stock Capital of the company from the former of Rp 1,000,000,000,000.- (one trillion rupiah) to Rp 4,900,000,000,000.- (four trillion nine hundred billion rupiah) and changes in paid-in capital of Rp 365,000,000,000.- (three hundred and sixty five billion rupiah) to Rp 1,226,223,000,000.(one billion two hundred and twenty-six billion two hundred and twenty three million rupiah). The amendment has been endorsed and submitted by the Minister of law and human rights of Republic of Indonesia through decision letter No. AHU04423.AH.01.02 Year 2013 dated February 05, 2013.
Pada tanggal 11 Maret 1996, dalam rangka restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) di bidang perkebunan, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, pemerintah telah melakukan relokasi pengelolaan daerah perkebunan di bawah BUMN Perkebunan. Sehubungan dengan relokasi pengelolaan daerah perkebunan tersebut, PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), eks Proyek PT Perkebunan XI (Persero) di Propinsi Sumatera Selatan, dan eks Proyek PT Perkebunan XXIII (Persero) di Propinsi Bengkulu telah dinyatakan bubar dan sejak tanggal tersebut digabung ke dalam perusahaan baru dengan nama PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
On March 11, 1996, in the framework of the restructuring of State-owned enterprises (SOEs) in the field of forestry, based on government Regulation No. 12 year 1996 dated February 14,1996, the Government has been doing relocation management of plantation areas under the SOEs plantations. In connection with the relocation of plantation regional management, PT Perkebunan X (Persero), PT Perkebunan XXXI (Persero), eks Project PT Perkebunan XI (Persero) in South Sumatera Province, and eks Project PT Perkebunan XXIII (Persero) in Bengkulu Province was declared dissolved and since that date are merged into a new company under the name of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero).
Sesuai dengan Pasal 3 – Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi: a. Pengusahaan budidaya tanaman, yang meliputi pembukaan dan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut; b. Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi; c. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang berhubungan dengan d. Pengembangan usaha bidang perkebunan, agro wisata dan agro bisnis; dan e. Usaha-usaha lain yang langsung menunjang usaha pokok di atas.
In accordance with article 3 - the Company articles of Association, the scope of activities of the Company include: a. Cultivation of plant, which is include the opening and management of land, seeding, planting and maintenance as well as carry out other activities in connectiion with the cultivation of the plant; b. Production include plant harvesting, processing plant itself as well as from other parties into semi-finished goods or finished goods; c. Trade includes the implementation of a wide range of marketing activities and the production of other goods trading activities related to the Company's business; d. Business development in the field of plantation, agrotourism and agro-business, and e. Other efforts that directly support the core business on
Perusahaan memiliki areal perkebunan yang tersebar di Propinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Kantor Pusat Perusahaan terletak di Jalan Teuku Umar No. 300, Bandar Lampung, Propinsi Lampung. Saat ini Perusahaan menguasai tanah seluas 131.360 Ha, termasuk yang meliputi kelapa sawit, karet, teh, dan tebu dan menghasilkan produk minyak kelapa sawit, inti sawit, karet, gula dan teh.
The company has been spread plantations in Lampung, South Sumatra and Bengkulu. Corporate Headquarters is located at Jalan Teuku Umar No. 300, Bandar Lampung, Lampung Province. Currently, Company handle land area of 131,360 Ha, including palm oil, rubber, tea, and sugar cane and produce palm oil, palm kernel, rubber, sugar and tea.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
6
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
395
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
a. Pendirian dan informasi umum Perusahaan (Lanjutan)
GENERAL (Continued) a.
Company's establishment and general information (Continued)
Jumlah areal perkebunan yang telah mendapatkan sertifikat Hak Guna Usaha (“HGU”) dan Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang terdiri dari 21.038 Ha berlokasi di Propinsi Sumatera Selatan, 9.807,52 Ha di Propinsi Bengkulu dan 45.074,45 Ha di Propinsi Lampung. HGU tersebut akan berakhir pada periode antara tahun 2018 – 2049.
Total plantation area certified by Business Use Rights ("HGU") and Rights to Buildings ("HGB") consisting of 21,038 Ha located in South Sumatra Province, 9,807.52 Ha in Bengkulu Province and 45,074.45 Ha in Lampung Province. The HGU will expire in the period between the years 2018 - 2049.
Perusahaan memiliki 12 (dua belas) pabrik pengolahan karet dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 305 ton karet kering per hari, 7 (tujuh) pabrik kelapa sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 280 ton tandan buah segar (“TBS”) per jam, 2 (dua) pabrik pengolahan inti sawit dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 100 ton inti sawit per hari, 2 (dua) pabrik gula dengan jumlah keseluruhan kapasitas pengolahan sebesar 12.500 ton tebu per hari dan 1 (satu) buah pabrik teh dengan kapasitas pengolahan 80 ton pucuk daun segar per hari. b. Karyawan, Direksi dan Komisaris
The Company has 12 (twelve) rubber processing factories with a total processing capacity of 305 tons of dry rubber per day, 7 (seven) palm oil mills with a total processing capacity of 280 tons of fresh fruit bunches ("FFB") per hour, 2 (two) palm kernel processing plants with a total processing capacity of 100 tons per day of palm kernel, 2 (two) sugar mills with a total capacity of around 12,500 tonnes of cane per day and 1 (one) tea factory with a processing capacity of 80 tonnes of fresh leaf per day.
b.
Employees, Directors, and Commissioners
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan memiliki masing-masing sejumlah 13.213 karyawan dan 13.438 karyawan (tidak diaudit).
On December 31, 2013 and 2012, the Company has 13,213 and 13,438 employers (unaudited).
Susunan Dewan komisaris pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN RI) Nomor : KEP-209/MBU/20 tanggal 10 Oktober 2011 (pengangkatan kembali Anggota Komisaris Harun Sulkam terhitung mulai tanggal 10 Oktober 2011), Nomor : SK/307/MBU/2013 tanggal 12 Juli 2013 (Penggantian Anggota Komisaris M.Saleh Ali dengan Robert A. Simanjuntak), Nomor : SK-387/MBU/2013 tanggal 21 November 2013 (penggantian Komisaris lama kecuali H.A.Anshori Mattjik dan Harun Sulkam terhitung mulai tanggal 21 November 2013), adalah sebagai berikut :
Composition of the Board of Commissioners on December 31, 2013 and 2012 based on the Letter of the Minister of State Owned Enterprises of the Republic of Indonesia (SOEs RI) Number: KEP-209/MBU/2011 dated October 10, 2011 (appointment of a member of Commissioner Harun Sulkam calculated from October 10, 2011), Number: SK/307/MBU/2013 dated July 12, 2013 (replacing the Commissioner member M. Saleh Ali with Robert A. Simanjuntak), Number: SK-387/MBU/2013 dated November 21, 2013 (the replacement of the old Commissioners except H.A.Anshori Mattjik and Harun Sulkam calculated from November 21, 2013), is follows:
Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris
2013
2012
H.A Anshori Mattjik Nanan Soekarna Haryono Harun Sulkam Robert A. Simanjuntak -
Akmaluddin Hasibuan M. Saleh Ali Hasanuddin Ibrahim Harun Sulkam H.A Anshori Mattjik Razali Ishak
Susunan Direksi pada tanggal 31 Desember 2013 berdasarkan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN RI) Nomor : KEP-81/MBU/2009, tanggal 7 April 2009, Nomor : SK-92/MBU/2012 tanggal 1 Maret 2012 dan Nomor: SK-276/MBU/2013 tanggal 10 Juni 2013 (penggantian Direktur Utama dari Boyke Budiono kepada Kusumandaru NS terhitung mulai tanggal 10 Juni 2013).
Composition of the Board of Directors on December 31, 2013 based on the Letter of the Minister of State Owned Enterprises of the Republic of Indonesia (SOEs RI) Number: KEP-81/MBU/2009, dated April 7, 2009, Number: SK-92/MBU/2012, dated March 1, 2012 and Number: SK-276/MBU/2013 dated June 10, 2013 (replacing the Director of Boyke Budiono to Kusumandaru NS calculated from June 10, 2013).
2013 Kusumandaru NS Direktur Utama M. Natsir Direktur Produksi Agoes Riyanto Direktur Keuangan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Budi Santoso Rafel P. Sibagariang Direktur Pemasaran dan Renbang
Laporan Tahunan 2013
President Commissioner Commissioner Commissioner Commissioner Commissioner Commissioner
2012 Boyke Budiono M. Natsir Agoes Riyanto Budi Santoso Rafel P. Sibagariang
2013 Annual Report
7
President Director Production Director Finance Director Human Resources and General Director Marketing and Research Development Director
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
396
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (Lanjutan)
1.
b. Karyawan, Direksi dan Komisaris (Lanjutan)
GENERAL (Continued) b.
Employees, Directors, and Commissioners (Continued)
Remunerasi yang diberikan kepada Direksi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dalam bentuk gaji dan bonus, tunjangan hari raya, dan tunjangan lainnya masingmasing sejumlah Rp 4.969.605; Rp 367.595; Rp 180.000 (2012: Rp 5.783.471; Rp 367.595 dan Rp 1.590.601). Sedangkan remunerasi yang diberikan kepada Komisaris Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dalam bentuk honorarium, tunjangan lainnya dan tunjangan hari raya masingmasing sejumlah Rp 2.453.665; Rp 636.876; Rp 225.162 (2012 : Rp 3.289.446; Rp 847.690; Rp 225.162). c.
Entitas Anak
Remuneration provided to Directors of the Company for the year ended December 31, 2013 in the form of salaries and bonuses, holiday allowances, and other benefits amounted to Rp 4,969,605; Rp 367,595; Rp 180,000 (2012: Rp 5,783,471; Rp 367,595 and Rp 1,590,601). While the remuneration given to the Commissioner of the Company for the year ended December 31, 2013 in the form of honorarium, other benefits and holiday allowance each amounting of Rp 2,453,665; Rp 636,876; Rp 225,162 (2012: Rp 3,289,446; Rp 847,690; Rp 225,162).
c.
Subsidiaries
Pada tanggal 18 Januari 2013, Perusahaan memiliki 80 % kepemilikan saham pada entitas anak sebagai berikut :
Entitas Entitas anak PT Karya Nusa Tujuh
Mulai Beroperasi / Start Operation Januari 2013
On January 18, 2013, the Company has 80% shareholding in subsidiaries as follows :
Persentase Kepemilikan / Percentage of Ownership 2012 2013 -
80%
Susunan dewan komisaris dan direksi Anak Perusahaan per tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Dewan komisaris: Komisaris Dewan direksi: Direktur
Total Aset Sebelum Eliminasi (dalam ribuan Rupiah) / Total Assets before Elimination (in thousand Rupiah) 2013 2012 14,287,999
-
Entity Subsidiaries PT Karya Nusa Tujuh
Composition of the Board of Commissioners and Directors of the subsidiaries as of December 1, 2013 are as follows:
Insinyur Rafel Parasian Sibagariang Insinyur Tantan Roswana
Board of commissioners: Commissioner Board of Directors: Director
Anak Perusahan, PT Karya Nusa Tujuh, berkedudukan di Kota Bandar Lampung, didirikan berdasarkan Akta Notaris Sujono Paryono, S.H., Nomor : 05 Tanggal 18 Januari 2013. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU.21361.AH.01.01. Tahun 2013 tertanggal 19 April 2013. Perusahaan memiliki modal dasar sebesar Rp.11.000.000 dan modal disetor sebesar Rp 3.000.000. Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) memiliki 20% senilai Rp 600.000,- dan PTPN VII (Persero) memiliki 80% saham senilai Rp 2.400.000.
Subsidiaries, PT Karya Nusa Seven, based in Bandar Lampung City, was founded by Deed of Notary Sujono Paryono, S.H., Number: 05 Date January 18, 2013. The deed of establishment was approved by the Decree of the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in Decree Letter No. AHU.21361.AH.01.01. Year 2013 dated April 19, 2013. The Company has an authorized capital of Rp 11,000,000 and paidup capital of Rp 3,000,000. Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PTPN VII (Persero) has 20% amounting to Rp 600,000,- and PTPN VII (Persero) has a 80% share amounting to Rp 2,400,000.
PT Karya Nusa Tujuh memiliki areal peternakan Sapi yang tersebar di Bekri dan Bunga Mayang Provinsi Lampung. Saat ini Perusahaan menjalankan usaha peternakan sapi potong yang terdiri dari satu kandang sapi yang telah beroperasi secara penuh yang terletak Di Desa Sinar Banten, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung dan proyek pengembangan penggemukan sapi potong dan pabrik pakan ternak yang terletak Di Desa Negara Tulang Bawang, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.
PT Karya Nusa Tujuh has scattered dairy farms acreage in Bekri and Bunga Mayang Lampung Province. The Company is currently running a cattle breeding business consisting of a cow shed which has been fully operational is located in the Village of Sinar Banten, Bekri District , Central Lampung Regency, Lampung Province and project development of fattening beef cattle and animal feed factories located in Tulang Bawang Village, Bunga Mayang District, North Lampung, Lampung Province.
Pada tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan mengkonsolidasi laporan keuangan entitas anak.
On December 31, 2013, the Company has consolidated the subsidiaries financial statements.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
8
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
397
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Perusahaan yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan di bawah ini: a. Penyajian Laporan Keuangan
An overview of the accounting policies applied by the Company that affect the determination of financial position and results of operations, described below: a. Presentation of Financial Statments
Laporan keuangan Perusahaan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, disajikan sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2009), ”Penyajian Laporan Keuangan”.
Company's consolidated financial statements for the year ended December 31, 2013, presented in accordance with PSAK No. 1 (Revised 2009), "Presentation of Financial Statements"
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akuntansi biaya perolehan historis, dan dasar pengukuran dijelaskan secara lebih jauh pada kebijakan akuntansi berikut.
The consolidated financial statements have been prepared on the historical cost accounting concept, and basic measurements further explained in the accounting policies below.
Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas operasi, investasi dan
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method by classifying cash receipts and payments into operating, investing and financing activities.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah. Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian Perusahaan, kecuali dinyatakan lain, dibulatkan menjadi ribuan Rupiah yang terdekat.
The reporting currency used in the preparation of these consolidated financial statements is the Rupiah. All figures in the consolidated financial statements of the Company, unless otherwise stated, are rounded to the nearest thousand Rupiah.
b. Prinsip konsolidasian
b.
Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak dimana Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham. Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian dalam semua hal yang material telah diterapkan secara konsisten oleh entitas anak, kecuali dinyatakan lain.
The consolidated financial statements include the financial statements of subsidiaries in which the Company either directly or indirectly, has more than 50% shareholding. The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements in all material respects have been consistently applied by the subsidiaries, unless otherwise stated.
Seluruh transaksi dan saldo yang material antara perusahaanperusahaan yang dikonsolidasikan telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
All material transactions and balances between companies have been eliminated in the consolidated financial statements.
Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.
Subsidiaries are fully consolidated from the acquisition date, ie the date control is obtained until the date control ceases. Control is presumed to exist when the Company owns, directly or indirectly through subsidiaries, more than half of the voting power of the entity.
Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali (“KNP”), bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.
The entire comprehensive incomes are attributable to owners of the holding and to the non-controlling interest ("NCI"), even if the results of the NCI are in deficit.
Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian, dicatat sebagai transaksi ekuitas. Jika kehilangan pengendalian atas suatu entitas anak, maka Perusahaan dan entitas anak: ● menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill ) dan liabilitas entitas anak; ● menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; ● menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; ● mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; ● mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; ● mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif, dan mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai laba komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
Changes in holding's ownership interest in subsidiaries which does not result in loss of control are accounted as equity transactions. If the loss of control over a subsidiary, the company and its subsidiaries: ● stop the recognition of assets (including any goowill) and liabilities of the subsidiary; ● stop the recognition of the carriying amount of any NCI ● stop the recognition of accumulated translation difference, recorded in equity, if any; ● recognizes the fair value of receipt; ● recignizes any investement at fair value; ● recognizes any differences that are generated as a profit or loss in the statement of comprehensive income and reclassification holding part of the components that were previously recognized as comprehensive income to statements of comprehensive income, or switch directly to retained earnings.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
9
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
398
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2.
b. Prinsip konsolidasian (Lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (Continued) b.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung pada Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas dalam laporan posisi keuangan (neraca) konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
1 USD
NCI reflects the portion of profit or loss and net assets of not attributable subsidiaries, directly or indirectly to the Company, each of which is presented in the consolidated statement of comprehensive income and within equity in the consolidated statement of financial position (balance sheet), apart from part attributable to owners of the holding.
c.
Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pos aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan sebagai berikut: 2013 (Rp)
9,670 d.
Kas dan setara kas terdiri dari uang kas, uang yang ada di bank serta deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya. e. Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Transaction and Balance in Foreign Currencies
The books of accounts in the Company are maintained in Rupiah currencies. Transactions in foreign currencies are recorded at the exchange rate on transaction date. Monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are reported in Rupiah using the Bank Indonesia middle rate on the statements of financial position balance sheet date as follows: 2012 (Rp)
12,189
d. Kas dan Setara Kas
Principles of consolidation (Continued)
1 USD
Cash and Cash Equivalents Cash and cash equivalents consist of cash on hand, cash in bank and time deposits with an three months maturity or less from the date of placement.
Allowancee.for Doubtful Accounts
Penyisihan piutang tak tertagih ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun. f. Persediaan
Allowance for doubtful accounts is determined based on a review of the status of each account receivable at the end of the year. f.
Inventories
Persediaan termasuk tanaman perkebunan semusim, yaitu tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam. Akun tanaman semusim merupakan akumulasi beban-beban yang berhubungan dengan pengadaan lahan, pemupukan, dan bibit hingga panen. Sedangkan beban-beban yang berhubungan dengan pengadaan dan perawatan bibit tanaman semusim yang belum siap untuk berproduksi dicatat sebagai aset lain-lain.
Inventories include seasonal plantation crops; that is plants that directly results in a single growing season crops. Account are accumulated expenses associated with land acquisition, fertilizer, and seed to harvest. While the expenses associated with the procurement and maintenance of seed crops are not yet ready for production are recorded as others assets.
Persediaan hewan ternak dalam pertumbuhan termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan beban pabrikasi langsung.
Inventories of farm animals in growth, including the cost of raw materials, direct labor and manufacturing overhead directly.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).
Inventories are stated at the lower of cost and net realizable value.
Harga perolehan ditetapkan berdasarkan metode rata-rata dan meliputi biaya pembelian, biaya konversi untuk persediaan yang dikonversi melalui proses produksi sendiri dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition) . Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada tanggal laporan posisi keuangan.
Historical cost determined by the average method and includes the cost of purchase, conversion cost to convert inventory through the production process itself and other costs incurred to supply and place in a state that is ready to be sold or used (present location and condition). Allowance for obsolete inventories is determined based on a review of the state of inventories at the date of statements of financial position.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan.
Net realizable value is the estimated selling price less the estimated reasonable costs to complete and sell the inventories of finished goods produced.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
10
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
399
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
g. Investasi
ACCOUNTING POLICIES (Continued) g.
Investment
Investasi pada perusahaan asosiasi
Investments in associate entity
Perusahaan asosiasi adalah suatu badan usaha yang dimiliki Perusahaan, baik langsung maupun tidak langsung, 20% atau lebih hak suara di badan usaha tersebut, atau Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan, namun tidak mengendalikan badan usaha tersebut.
Associate entity is an owned entity by the Company, either directly or indirectly, 20% or more of the voting rights in the entity, or the Company has significant influence, but not control these entities.
Investasi Perusahaan dengan kepemilikan saham antara 20% sampai dengan 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Dalam metode ekuitas, saldo penyertaan yang disajikan dalam laporan posisi keuangan adalah harga perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dengan pendapatan dividen.
Company's Investment with shareholders ranging in between 20% to 50% is accounted using the equity method. In the equity method, the investment balance is presented in the statements of financial position is the acquisition cost of the investment is increased or decreased by the Company's net earnings or losses of the investee since the date of acquisition and reduced by dividends.
Investasi jangka panjang lainnya
Other long term investment
Investasi jangka panjang lainnya merupakan investasi untuk dimiliki oleh Perusahaan dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi ini dapat berbentuk : a) Kepemilikan saham kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi; dan b) Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersihnya.
Other long term investment is an investment owned by the Company for a period more than 12 (twelve) months; this investment can take in the form as follows: a) Ownership of less than 20% shares are recorded at the lower cost and net realizable value, and
h. Tanaman Perkebunan
b) Long-term investments in shares of stock that are not available fair values are not available are recorded at the lower cost and net realizable value. h.
Plantation Plants
Tanaman perkebunan diklasifikasi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu tanaman produksi dan persediaan. Tanaman produksi dibedakan menjadi tanaman belum menghasilkan dan tanaman telah menghasilkan. Tanaman yang langsung memberikan hasil dalam satu musim tanam diklasifikasikan sebagai persediaan.
Plantation plants are classified into two (2) categories, namely plant production and inventory. Production plant can be divided into immature plants and mature plants. Plants that directly had results in a growing season are classified as inventory.
Tanaman belum menghasilkan
Immature Plants
Tanaman belum menghasilkan dikelompokkan sebagai aset tidak lancar dan tidak disusutkan dan dinyatakan sebesar harga perolehannya, meliputi: a) Biaya langsung seperti biaya-biaya pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, dan pemeliharaan termasuk biaya tenaga kerja yang terkait dengan kegiatan tersebut; dan b) Kapitalisasi beban keuangan atas pinjaman yang digunakan untuk mengembangkan tanaman selama tanaman tersebut belum menghasilkan.
Immature plants are classified as non-current assets and are not depreciated and are carried at cost, include: a) Direct costs such as the seeding costs, land preparation, planting, fertilizing, and maintenance including labor cost associated with these activities, and b) Capitalization of financial expenses on loans used to develop plants for immature plants.
Tanaman menghasilkan
Mature plants
Biaya perolehan tanaman belum menghasilkan direklasifikasi ke akun tanaman telah menghasilkan pada saat tanaman tersebut mulai menghasilkan. Jangka waktu suatu tanaman dinyatakan mulai menghasilkan ditentukan oleh pertumbuhan vegetatif dan berdasarkan taksiran manajemen, dengan ketentuan sebagai berikut:
Cost from immature plants have been reclassified to the account of mature plants produce when the plant begins to produce. Periods of declared plants begin to produce are determined by vegetative growth and are determined by management based on estimates, with the following conditions:
a) Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur 3 (tiga) tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok telah menghasilkan tandan buah atau dua lingkaran tandan telah matang atau berat ratarata buah per tandan telah mencapai 3 (tiga) kilogram atau lebih;
a) Oil palm plants produce expressed as mature plants if turning into 3 (three) years and 60% of the total number of trees per block has yielded fruit bunch or two bunches of ripe circle or average weight of fruit per cluster has reached the 3 (three) pounds or over;
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
11
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
400
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2.
h. Tanaman Perkebunan (Lanjutan)
h.
Plantation Plants (Continued)
b) Tanaman karet dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur 5 (lima) tahun dan 60% dari jumlah seluruh pohon per blok sudah dapat disadap dan mempunyai ukuran lilit batang 45 cm yang diukur pada ketinggian satu meter dari pertautan okulasi; dan c) Tanaman teh dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan apabila telah berumur 3 (tiga) tahun dan 60% daun dari jumlah seluruh pohon per blok telah dapat dipetik.
b) Rubber plant are determined as mature if turning into 5 (five) years and 60% of the total number of trees per block can be tapped and have already girth size 45 cm measured at a height of one meter of linkage grafting, and
Penyusutan tanaman telah menghasilkan dimulai sejak dipindahkan dari tanaman belum menghasilkan, dihitung dengan cara sebagai
Depreciation mature are plant moved from immature plants, calculated as follows: Tarif penyusutan per tahun / Depreciation Rate per year Type of assets plantations
Metode / Method
Jenis aset tanaman Tanaman telah menghasilkan - karet Tanaman telah menghasilkan - kelapa sawit Tanaman telah menghasilkan - teh
i.
ACCOUNTING POLICIES (Continued)
c) Tea plants are determined as mature plants if turning into 3 (three) years and 60% of the total leaf trees per block has to be learned.
Garis lurus / Straight line Garis lurus / Straight line Garis lurus / Straight line
Aset Tetap
4%
Mature plants – Rubber
4%
Mature plants – Palm
2%
Mature plants – tea
i.
Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar nilai perolehan, yang terdiri dari harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset tetap siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Penyusutan diakui dengan metode garis lurus. Tanah diakui sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Fixed Assets
Formerly fixed assets are measured at cost, which consists of the acquisition price and costs directly attributable to bringing the asset to the location and condition necessary for fixed asset ready for use in accordance with the intent and purpose of management, as well as the initial estimate of the costs of dismantling and removing the item and restoring the site on assets. Depreciation is recognized on a straight-line method. Land is recognized at cost and no depreciation is accounted for. Tarif penyusutan per tahun /
Metode / Method
Depreciation Rate per year
Bangunan
Garis lurus / Straight line
5% - 6,6%
Mesin dan instalasi pabik
Garis lurus / Straight line
12.50%
Mechine and factory installation
Jalan, jembatan dan saluran
Garis lurus / Straight line
6.25%
Roads, brigdges, and tunnels
Peralatan angkut
Garis lurus / Straight line
20%
Transportation equipment
Peralatan kebun
Garis lurus / Straight line
20%
Garden equipment
Peralatan kantor
Garis lurus / Straight line
10% - 20%
Jenis aset
Type of assets Building
Office equipment
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review setiap akhir tahun setiap tahun buku untuk memastikan nilai residu, manfaat dan metode depresiasi diterapkan secara konsisten sesuai dengan ekspektasi pola manfaat ekonomis dari aset tersebut.
The residual values, useful lives and depreciation method are reviewed at each end of every financial year to make sure residual values, benefits and depreciation method are consistent with the expected pattern of economic benefits from the asset.
Penyusutan dari suatu aset tersebut tersedia untuk digunakan, yaitu ketika aset tersebut berada di lokasi dan kondisi membutuhkan aset tersebut untuk dapat beroperasi sesuai dengan kebutuhan manajemen. Penyusutan tidak berhenti ketika aset tidak digunakan dalam operasional perusahaan kecuali jika aset tersebut telah habis disusutkan.
Depreciation of an available for used assets, ie when the asset is in the location and condition of these assets need to be able to operate according to management needs. Depreciation does not cease when the asset is not used in the operations of the company unless the asset is depreciated exhausted.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
12
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
401
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) i.
j.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
Aset Tetap (Lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (Continued) i.
Fixed Assets (Continued)
Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), ”Aset Tetap” dan ISAK 25, ”Hak Atas Tanah”. Revisi terhadap PSAK No. 16 menetapkan bahwa ruang lingkupnya meliputi juga properti yang dibangun atau dikembangkan untuk digunakan di masa depan sebagai properti investasi tetapi belum memenuhi kriteria sebagai properti investasi dalam PSAK No. 13 (Revisi 2011), ”Properti Investasi”.
The Company has adopted SFAS No. 16 (Revised 2011), "Fixed Assets" and ISAK 25, "Land Rights". Revisions to SFAS No. 16 provides that the scope also includes properties built or developed for future use as investment property but do not meet the criteria as an investment property in of SFAS No.. 13 (Revised 2011), "Investment Property".
Adopsi PSAK No. 16 yang direvisi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan dan pengungkapan dari Perusahaan.
The adoption of revised SFAS No. 16 is revised with no significant impact on the financial reporting and disclosure of the Company.
ISAK 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (”HGU”), Hak Guna Bangunan (”HGB”) dan Hak Pakai (”HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun ”Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sesuai dengan ketentuan transisi ISAK 25 tersebut, seluruh saldo beban tangguhan neto atas perolehan pertama HGU, HGB, HP tersebut direklasifikasi ke akun ”Aset Tetap – Tanah” pada laporan posisi keuangan tanggal 1 Januari 2012 dan dihentikan amortisasinya sejak tanggal tersebut. Sedangkan biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun ”Beban Ditangguhkan, Neto” pada laporan posisi keuangan dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan umur ekonomis tanah.
Interpretation of FAS 25 establishes that the cost of obtaining the legal rights of land in the form of Hak Guna Usaha ("HGU"), Hak Guna Bangunan ("HGB") and Hak Pakai ("HP") when the land was first acquired is recognized as part of the cost of land in account "Fixed Assets" and is not amortized. In accordance with the transitional provisions of the IFAS 25, the entire balance of net deferred charges on the acquisition of the first HGU, HGB, HP reclassified to "Fixed Assets - Land" in the statement of financial position dated January 1, 2012 and discontinued amortization since that date. While the cost of obtaining an extension or renewal over legal rights to the land in the form of HGU, HGB and HP is recognized as part of "Deferred Charges, Net" in the statements of financial position and amortized over the shorter of the life of the legal rights and economic life of land.
Pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi tersebut diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria. Semua beban pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprenhensif pada saat terjadinya. Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif.
By the time major inspection is done, the cost of the inspection is recognized in the carrying amount of property and equipment as a replacement if it meets the criteria. All the burden of maintenance and repairs that do not meet the recognition criteria are recognized in the statements of comprehensive income as incurred. When an asset is disposed of or no future economic benefits are expected from its use or disposal, the cost and accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any, are removed from the accounts. Any gain or losses arising from derecognition of the asset will still be included in the statement of comprehensive income.
Pajak Penghasilan
j.
Pajak penghasilan badan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode bersangkutan. Perusahaan melakukan penangguhan pajak (deferred income tax) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak yang terutama berhubungan dengan beban penyusutan dan amortisasi. Perlakuan tersebut telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. k. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Income Tax Corporate income taxes specified based on the taxable income for the period in question. Company made tax-deferred (deferred tax income) for the timing differences between income and expenses recognition for financial reporting purposes and the commercial tax burden is primarily related to depreciation and amortization. The treatment is in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 46, Accounting for Income Taxes.
k.
Revenue and Expense Recognition
Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis) .
Revenue and expense are recognized as incurred (accrual basis).
Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat Perusahaan telah, secara signifikan, memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. Di samping itu, tidak terdapat ketidakpastian yang signifikan sehubungan dengan arus penerimaan pendapatan dari penjualan dan biaya-biaya sehubungan dengan penjualan tersebut serta kemungkinan terjadinya pengembalian barang.
Revenue from sale of goods is recognized when the Company has, significantly, moving the risks and benefits of ownership of the goods to the buyer. In addition, there is significant uncertainty with respect to the flow of revenue from sales receipts and expenses in connection with the sale and possible return of goods.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 13
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
402
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) l.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
Liabilitas Diestimasi
ACCOUNTING POLICIES (Continued) l.
Liabilitas diestimasi harus diakui apabila Perusahaan memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, besar kemungkinan (probable) penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat. m. Penurunan Nilai Aset
Estimated Liabilities Estimated liabilities should be recognized when the Company has a present obligation (legal or constructive) as a result of past events, it is probable that the liability settlement resulted in an outflow of resources and a reliable estimate of the amount of the liability can be made.
m.
Impairment in Asset Value
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan menelaah ada atau tidaknya penurunan nilai aset apabila terjadi perubahan kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika terdapat indikasi penurunan nilai aset, Perusahaan menaksir jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan oleh nilai yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai. Kerugian penurunan nilai aset diakui apabila nilai tercatat aset atau unit yang menghasilkan kas melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Kerugian penurunan nilai aset diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
At date of statements of financial position, the Company examines whether there is any impairment of assets occurs when events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. If there is no impairment of assets, the Company estimates the recoverable amount of the asset. Recoverable value specified by the value of the higher of net selling price and used value. Impairment loss is recognized whenever the carrying amount of an asset or unit generating cash exceeds its recoverable value. Impairment loss is recognized in the statement of comprehensive income for the year.
Nilai tercatat aset yang rugi penurunan nilainya telah diakui harus dinaikkan kembali menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, hanya jika terjadi perubahan dalam taksiran yang digunakan untuk menentukan nilai aset yang dapat diperoleh kembali sejak saat terakhir kali rugi penurunan nilai diakui. Kerugian penurunan nilai aset dapat dipulihkan hanya jika nilai tercatat aset tidak melebihi nilai tercatat aset yang seharusnya diakui, setelah dikurangi depresiasi atau amortisasi, seandainya pada tahun sebelumnya tidak ada pengakuan rugi penurunan nilai atas aset tersebut.
Carrying value of the asset which impairment loss has been recognized to be raised again to the amount recoverable amount, only if there is a change in the estimates used to determine the value of assets that can be recovered since the last time an impairment loss is recognized. Impairment losses may be recovered only if the asset's carrying amount does not exceed the carrying amount that should be recognized, net of depreciation or amortization, if no prior year recognition of an impairment loss of the asset.
n. Biaya Ditangguhkan
n.
Biaya-biaya yang mempunyai manfaat di kemudian hari dan melebihi akhir periode pembukuan dikapitalisasi dan diamortisasikan selama taksiran masa manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus, termasuk biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah (Hak Guna Usaha) yang diamortisasi sepanjang umur hukum hak atas tanah tersebut. Beban tangguhan lainnya diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya. o. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Deferred Expense Costs that has future have benefits and end of the period exceeds the bookkeeping capitalized and amortized over their estimated useful lives using the straight-line method, including costs incurred in connection with the processing legal of land (leasehold) are amortized over the life of the legal rights of other deferred. Other deffered expense is amortized over the useful life of each charge.
o.
Revenue and Expenses Recognition
Pendapatan dari penjualan barang jadi diakui pada saat risiko dan hak kepemilikan barang berpindah ke pelanggan berdasarkan perjanjian atau syarat penjualan dalam kontrak.
Revenue from the sale of finished goods is recognized when the risks and ownership of the goods have passed to the right of the customer under the agreement or terms of sale in the contract.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis )
Expenses are recognized when incurred (accrual basis)
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
14
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
403
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
p. Beban Keuangan
ACCOUNTING POLICIES (Continued) p.
Biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aset tetap dan tanaman belum menghasilkan dikapitalisasi sampai saat pembangunan aset tetap telah selesai dan siap untuk digunakan atau saat tanaman mulai menghasilkan. Biaya pinjaman ini mencakup beban bunga, rugi selisih kurs dan biaya pinjaman q. Transaksi pada Pihak-pihak Berelasi
Financial Burden Loan costs incurred to finance the construction of fixed assets and immature plants are capitalized until the construction of fixed assets has been completed and is ready for used or when the plants begin to produce. Loan costs include interest expense, foreign exchange losses and other costs.
q.
Transaction with Related Parties
Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagaimana dimaksud dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, “Pengungkapan Pihak – Pihak Berelasi”.
The Company has transactions with related parties as defined in Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 7, "Disclosures - Related Parties".
Semua transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan. Transaksi Perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang dilakukan dalam kegiatan usaha normal tidak diungkapkan sebagai transaksi pihak-pihak berelasi, kecuali untuk transaksi antar Perkebunan Nusantara atau asosiasi yang dibentuk oleh Perkebunan Nusantara dimana perlakuan transaksinya ditentukan oleh Perkebunan Nusantara.
All significant transactions with related parties whether conducted by the terms and conditions equal to or not equal to a third party, have been disclosed in the attached financial statements. Company transactions with State-Owned Enterprises / Regional done in the normal course of business is not disclosed as related party transactions, except for transactions between PTPN or association formed by PTPN where treatment of transactions are specified by PTPN.
r. Imbalan Jasa Masa Kerja Karyawan i.
r.
Imbalan jasa masa kerja karyawan
Incentive services of employee's working time i.
Incentive services of employee's working time
Imbalan jasa masa kerja diakui berdasarkan jumlah imbalan yang lebih tinggi antara Peraturan Perusahaan dengan Undangundang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Berdasarkan Perjanjian Kerja Bersama (“PKB”) antara Perusahaan dan karyawan, Perusahaan memberikan imbalan jasa masa kerja pensiun kepada karyawan yang telah mencapai usia pensiun normal pada umur 55 – 56 tahun sesuai dengan Undangundang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (“UUTK”) dan imbalan lainnya berupa santunan hari tua, tunjangan masa persiapan pensiun (MPP), cuti panjang, dan penghargaan masa kerja. Kecuali untuk pensiun, imbalan tersebut tidak didanai. Estimasi liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan sehubungan dengan program imbalan pasti jasa masa kerja adalah nilai kini dari liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aktiva program, jika ada, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial serta biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti lainnya dihitung oleh aktuarial independen menggunakan metode projected unit credit.
Is recognized based on the higher labor amount of the rewards among firms with Law No. 13/2003. Based on Joint Work Agreement ("PKB") between the company and the employees, the company provides retirement working period service rewards to employees who have reached normal retirement age at the age of 55 - 56 years in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 ("UUTK") and other rewards in the form of compensation for the old days, perks, retirement preparation period (MPP), sabbatical, and appreciation of the work. Except for pensions, the rewards are not funded.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah dalam mata uang Rupiah dengan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation specified by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of government bonds in Rupiah currency with maturities approximately equal to the time of maturity of the related pension liabilities.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari perubahan asumsi dan perbedaan antara asumsi aktuarial dengan kenyataan (experience adjustment ) sejumlah yang lebih besar antara 10% dari liabilitas imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi komprehensif selama rata-rata sisa masa kerja para karyawan yang bersangkutan.
Gains and losses arising from changes in assumptions and differences between actuarial assumptions with reality (experience adjustments) amount of the greater of 10% of the defined benefit obligation are charged or credited in the statements of comprehensive income over the expected average remaining working lives of the employees who relevant.
Laporan Tahunan 2013
Estimate liability are recognized in the statement of financial position with respect to the program in return for a certain period of employment services is the present value of the liability at the date of the report definitely rewards financial position reduced by fair value of assets program, if any, as well as tailored to the actuarial profits or losses and past service costs other certain. Calculated by independent aktuarial using projected unit credit method.
2013 Annual Report 15
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
404
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2.
r. Imbalan Jasa Masa Kerja Karyawan (Lanjutan) i.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
ACCOUNTING POLICIES (Continued) r.
Imbalan jasa masa kerja karyawan
i.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan. Biaya jasa lalu dibebankan langsung pada laba rugi, kecuali bila perubahan terhadap manfaat program tergantung pada status kepegawaian pekerja di masa yang akan datang (periode vesting ). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasikan secara garis lurus sepanjang periode vesting . ii.
Incentive services of employee's working time (Continued) Incentive services of employee's working time Current service cost is recognized as an expense in the current period. Past service cost is recognized immediately in profit or loss, unless the change to the benefits of the program depends on the employment status of workers in the future (the vesting period). In this case, the past service costs are amortized using straight-line basis over the vesting
Tantiem
ii. Tantiem
Perusahaan membuat penyisihan atas tantiem berdasarkan estimasi manajemen dan dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Tantiem akan dibayarkan kepada Direksi dan Komisaris setelah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”). Selisih antara jumlah tantiem yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana tantiem tersebut disahkan oleh RUPS.
The Company makes provision for bonus based on management's estimates and charged to current operations. Tantiem are paid to Directors and Commissioner after approval of the General Meeting of Shareholders ("RUPS"). The difference between the bonus amounts estimated by management with the amount authorized by the shareholder is charged or credited in the period in which such Tantiem authorized by the GMS.
iii. Bonus
iii. Bonuses
Bonus ditetapkan berdasarkan estimasi Direksi Perusahaan dan disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”). Selisih antara jumlah bonus yang diestimasi oleh manajemen dengan jumlah yang disahkan oleh pemegang saham dibebankan atau dikreditkan pada periode dimana untuk keputusan atas besaran bonus tersebut disahkan oleh RUPS.
s. Instrumen Keuangan
The bonus is determined based on estimates of Directors of the Company and approved by the General Meeting of Shareholders ("RUPS"). The difference between the bonus amount estimated by management to the amount approved by shareholders charged or credited in the period for which the decision on the amount of the bonus was approved by the RUPS. s.
Financial Instrument
Perusahaan telah mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pelaporan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”.
The Company has adopted SFAS No. 50 (Revised 2006), "Financial Instruments: Presentation and Reporting", and SFAS No. 55 (Revised 2006), "Financial Instruments: Recognition and Measurement".
PSAK No. 50 (Revisi 2006) mengatur persyaratan tentang penyajian dari instrumen keuangan dan informasi yang harus diungkapkan di dalam laporan keuangan, sedangkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.
SFAS No. 50 (Revised 2006) set the requirements for the presentation of financial instruments and information that must be disclosed in the financial statements, whereas SFAS No. 55 (Revised 2006) establishes principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy and sale of non-financial items.
Aset Keuangan
Financial Assets
Aset keuangan terdiri dari kas dan instrumen keuangan lainnya. Aset keuangan, selain instrumen lindung nilai, diklasifikasikan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda oleh manajemen pada awal pengakuannya, tergantung pada tujuan perolehan investasi tersebut. Pengklasifikasian aset keuangan dievaluasi kembali pada setiap tanggal pelaporan pada tanggal di mana pilihan klasifikasi atau perlakuan akuntansi tersedia, sesuai dengan yang dipersyaratkan pada standar akuntansi yang berlaku.
Financial assets consist of cash and other financial instruments. Financial assets, other than hedging instruments, are classified in the following categories: financial assets at fair value through the statements of comprehensive income, loans and receivables, held to maturity investments, and available-for-sale financial assets. Financial assets are classified into different categories by management on initial recognition, depending on the purpose of the investment. The classification of financial assets is reevaluated at each reporting date to the date on which the choice of classification or accounting treatment is available, as required in the applicable accounting standards.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
16
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
405
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
s. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (Continued) s.
Financial Instrument (Continued)
Aset Keuangan (Lanjutan)
Financial Assets (Continued)
Pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui pada tanggal perdagangan. Seluruh aset keuangan yang tidak diklasifikasikan pada nilai wajar dalam laporan laba rugi komprehensif awalnya diakui pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif awalnya diakui pada nilai wajar dan biaya transaksi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif.
Purchases and sales of financial assets are recognized prevalent on the date of trade. All financial assets that are not classified at fair value in statements of comprehensive income are initially recognized at fair value plus transaction costs that are directly attributable. Financial assets at fair value through statements of comprehensive income are initially recognized at fair value and transaction costs are expensed in the statements of comprehensive income.
Pinjaman yang diberikan dan piutang non derivatif dengan aset keuangan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak dikutip di pasar aktif. Mereka muncul ketika entitas menyediakan uang, barang atau jasa secara langsung kepada debitur dengan tidak berniat perdagangan piutang. Mereka termasuk dalam aset lancar, kecuali untuk yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset tidak
Loans and non-derivative receivable with fixed or determinable payments financial assets that are not quoted in an active market. They arise when the entity provides money, goods or services directly to a debtor with no intention of trade the receivables. They are included in current assets, except for maturities greater than 12 months after the date of statements of financial position which are classified as non-current assets.
Aset keuangan Perusahaan dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang disajikan sebagai kas dan setara kas, dan piutang usaha dan piutang lain-lain dalam laporan posisi keuangan. Kas dan setara kas didefinisikan sebagai saldo kas, giro dan jangka pendek, investasi likuid dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dan yang memiliki risiko signifikan dari perubahan nilai. Piutang usaha dan piutang lain-lain diklasifikasikan dan dicatat sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Penyisihan atas jumlah yang tidak tertagih dicatat bila ada bukti yang obyektif bahwa Perusahaan tidak akan dapat menagih piutang tersebut. Piutang tidak tertagih dihapuskan pada saat diidentifikasi.
The Company's financial assets classified as loans and receivables are presented as cash and cash equivalents, and accounts receivable and others receivable in the statements of financial position. Cash and cash equivalents are defined as cash on hand, demand deposits and short-term, liquid investments with original maturities of three months or less that is readily convertible into cash and which have a significant risk of changes in value. Accounts receivable and other receivables are classified and accounted for as loans and receivables in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006). Allowance for uncollectible amounts is recorded when there is objective evidence that the Company will not be able to collect the receivables. Uncollectible receivables written off when identified.
Seluruh pendapatan dan pengeluaran, termasuk kerugian penurunan nilai, yang berkaitan dengan aset keuangan yang diakui dalam laporan laba rugi disajikan sebagai pendapatan bunga dan beban bunga di laporan laba rugi komprehensif.
All revenues and expenses, including impairment losses, relating to financial assets that are recognized in the income statement is presented as interest income and interest expense in the statements of comprehensive income.
Bunga, pendapatan dividen, dan arus kas lainnya yang berasal dari pemilikan aset keuangan diakui pada laba rugi komprehensif pada saat diperoleh, tanpa melihat bagaimana nilai tercatat aset keuangan tersebut ditentukan.
Interest, dividend income and other cash flows derived from ownership of financial assets are recognized in comprehensive income when earned, without seeing how the asset's carrying amount was determined.
Penghentian pengakuan aset keuangan terjadi ketika hak untuk menerima arus kas dari instrumen keuangan berakhir atau ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan telah dialihkan. Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari pembayaran yang diterima harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Derecognition of financial assets can realized when the rights to receive cash flows from the financial instruments expire or are transferred and substantially all the risks and rewards of ownership have been transferred. At the time of derecognition of the financial asset entirely, the difference between the carrying amount and the sum of the payments received are recognized in the statements of comprehensive income.
Penurunan Nilai
Impairment Value
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan
At statements of financial position date, the Company evaluates whether objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menilai bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
For loans and receivables carried at amortized cost, the Company first evaluates whether objective evidence of impairment exists individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 17
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
406
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) s. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
ACCOUNTING POLICIES (Continued) s.
Financial Instrument (Continued)
Penurunan Nilai (Lanjutan)
Impairment Value (Continued)
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menguji penurunan nilai secara kolektif. Aset yang dinilai secara individual untuk penurunan nilai dan terdapat kerugian penurunan nilai atau masih terdapat, tidak disertakan dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif (SBE) awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
If the company determines there is no objective evidence of impairment of financial assets that are individually assessed, whether it is significant or not, then the assets put into a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively impairment test. Assets that are individually assessed for impairment and losses decrease in value or still present, are not included in the assessment of the decline in the value of collectively.
Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui akun cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan.
The carrying amount of the financial asset is reduced through the allowance account and the amount of impairment loss is recognized in the statements of comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of financial assets. Loans and receivables along with the related reserves waived if there is a realistic possibility in the future of the recovery and all collateral has been realized or transferred to the Company.
Jika, dalam tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang yang dikarenakan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambahkan atau dikurangi (dipulihkan) dengan menyesuaikan akun penyisihan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi yang seharusnya jika penurunan nilai tidak diakui pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasi.
If, in a subsequent year, the value of the estimated impairment loss increases or decreases due to an event occurring after the impairment was recognized, the impairment loss previously recognized is added or subtracted (restored) by adjusting the allowance account. The recovery must not result in the carrying amount of financial assets more than the amortized cost that should not be recognized if the decline in value on the date of restoration done. Total recovery of financial assets recognized in the consolidated statements of comprehensive income.
Liabilitas Keuangan
Financial Liabilities
Liabilitas keuangan terdiri dari pinjaman jangka pendek, utang usaha dan lain-lain, dan pinjaman bank, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Financial liabilities consist of short-term loans, accounts payable and others, and bank loans, which are measured at amortized cost using the effective interest method.
Liabilitas keuangan diakui ketika Perusahaan terlibat sebagai pihak dalam perjanjian kontraktual suatu instrumen. Seluruh beban yang berkaitan dengan bunga diakui sebagai beban pada laporan laba rugi komprehensif.
Financial liabilities are recognized when the Company is involved as a party to the contractual agreements of the instrument. All expenses related to interest recognized as an expense in the statements of comprehensive income.
Pinjaman jangka pendek dan pinjaman bank diperoleh untuk mendukung kebutuhan pendanaan dan operasi jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya diakui sejumlah yang diterima, setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Setelah pengakuan awal, utang dan pinjaman jangka panjang yang dikenakan bunga diukur dengan biaya yang diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif (“SBE”).
Short-term loans and bank loans get to support the funding needs and short-term and long-term operations. Both recognized a number received, net of direct issue costs. After initial recognition, debt and long-term loans bear interest measured at amortized cost using the Effective Interest Rate ("SBE").
Utang usaha dan utang lain-lain lancar, dan biaya masih harus dibayar dinyatakan sebesar jumlah tercatat (jumlah nosional), yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya.
Accounts payable and other current payables and accrued expenses are stated at carrying amount (notional amount), which is approximately at fair value.
If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the carrying amount of the asset to the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not realized). Present value of estimated future cash flows discounted at the beginning effective interest rate of the financial asset. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate.
18
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
407
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
2.
s. Instrumen Keuangan (Lanjutan)
t.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
ACCOUNTING POLICIES (Continued) s.
Financial Liabilities (Continued)
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya dari laporan posisi keuangan hanya jika liabilitas tersebut berakhir melalui pelepasan, pembatalan atau kadaluwarsa.
Financial liabilities are derecognised from the statements of comprehensive income only when the liability is ended through the relase, cancellation or expiration.
Penggunaan Saldo Laba Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
t.
Penggunaan saldo laba ditentukan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) meliputi pembagian dividen dan penyisihan atas cadangan umum. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-08/MBU /2013, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (“PKBL”) tidak mendapatkan lagi alokasi laba tahun berjalan (alokasi saldo laba tahun 2012 Rp 7.670.500). u. Informasi Segmen
u.
v. Laba Bersih per Saham
v.
w.
Restructuring The Under Control Entities In accordance with SFAS No. 28, "Accounting for Restructuring the Under Control Entities" adopted by the Company since the date of March 11, 1996, the restructuring transactions between entities under common control, such as transfers of assets, liabilities, shares or other ownership instrument that is done in the framework of the reorganization of the entities that are in a group effort not constitute a change of ownership in terms of economic substance, so that such transactions do not result in a gain or loss to the company or the individual entity within the same group.
x.
Pada tahun 2013, Perusahaan menerapkan untuk pertama kalinya standar akuntansi revisi berikut yang wajib diterapkan untuk periode akuntansi yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013 : i. PSAK 38, “Kombinasi bisnis pada entitas sepengendali” ii. PSAK 60, “Instrumen keuangan :Pengungkapan”.
Laporan Tahunan 2013
Net Income per Share Net income per share is calculated by dividing net income of the weighted number shares issued and outstanding during the year occured.
Sesuai dengan PSAK No. 28, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang diterapkan oleh Perusahaan sejak tanggal 11 Maret 1996, transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrument kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Penerapan Standar Akuntansi Baru yang Berlaku 1 Januari 2013
Segment Information Segment information is presented based on identified business segments. A business segment is a unit of work that can be provide different products and services and is managed separately. Segment information is made in accordance with the accounting policies adopted in preparing and serving the financial statement.
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah tertimbang saham ditempatkan dan disetor penuh selama tahun yang bersangkutan. w. Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Use of Retained Earnings Based on The decision of The General Meeting of Shareholders Use of retained earnings determined by General Meeting of Shareholders ("RUPS") covers the distribution of dividends and the elimination of general allowances. Based on the Regulations of Minister of State Owned Enterprises State number, PER-08/MBU / 2013 Partnership and Environmental Development Program does not get allocation of current income (allocation of retained earnings in 2012 of Rp 7.670.500).
Informasi segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasikan. Suatu segmen usaha adalah suatu unit usaha yang dapat dibedakan dan menyediakan produk dan jasa yang berbeda dan dikelola secara terpisah. Informasi segmen dibuat sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diadopsi dalam mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan.
x.
Financial Instrument (Continued)
Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
The Application of The New Accounting Standart that Apply on January 1, 2013 In 2013, the Company applied for the first time following revised accounting standards that must implemented for accounting periods beginning on or after January 1, 2013 : i. SFAS 38, “Business combinations of under control entities" ii. SFAS 60, “Financial Instruments :Disclosures”.
2013 Annual Report 19
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
408
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) x.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
Penerapan Standar Akuntansi Baru yang Berlaku 1 Januari 2013 (Lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (Continued) x.
The Application of The New Accounting Standart That Apply on January 1, 2013 (Continued)
Berikut adalah pengaruh penerapan standar akuntansi baru tersebut terhadap laporan keuangan.
The followings are the effects of new accounting standart on the financial statements.
i. PSAK 38: Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali, memberikan panduan untuk kombinasi bisnis entitas sepengendali baik untuk entitas yang menerima bisnis maupun entitas yang melepas bisnis. Kombinasi bisnis entitas sepengendali dicatat menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara jumlah yang dialihkan dan yang dicatat akan disajikan. Revisi PSAK 38, yang berlaku efektif 1 Januari 2013 tidak menimbulkan perubahan terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak berpengaruh pada jumlah yang dilaporkan untuk periode berjalan atau tahun keuangan sebelumnya.
i. SFAS 38: Business Combinations on Entities, provides guidance for business combinations under common control for both the business entity and the entity receiving the release business. Business combinations of entities under common control are recorded using the pooling of interest method. The difference between the amount transferred and the note will be presented. Revision of SFAS 38, which became effective January 1, 2013 did not result in changes to the Company's accounting policies and has no effect on the amounts reported for the current year or the previous financial year.
ii. PSAK 60, “Instrumen Keuangan : Pengungkapan” Standar ini berlaku secara prospektif untuk periode keuangan yang dimulai pada 1 Januari 2012. Standar yang baru merevisi sejumlah persyaratan pengungkapan yang telah ada dan menambahkan beberapa pengungkapan baru. Prinsip utama dari standar ini adalah untuk mengungkapkan informasi yang memadai yang membuat pengguna laporan keuangan mampu mengevaluasi kinerja dan posisi keuangan instrument keuangan yang signifikan milik Perusahaan. PSAK 60 berisi pengungkapan-pengungkapan baru atas risiko- risiko dan manajemen risiko dan mensyaratkan entitas pelaporan untuk melaporkan sensitivitas instrumen keuangannya terhadap pergerakan risiko-risiko tersebut. Beberapa ketentuan baru yang penting dan relevan antara lain; 1. Pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko antara lain risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas. 2. Pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelas aset dan liabilitas keuangan, serta pengungkapan hirarki nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan.
ii. SFAS No.60, “Financial Instruments: Disclosures” This standard applies prospectively for financial periods beginning on January 1, 2012. The new standards review a number of existing disclosure requirements and added some new disclosures. The main principle of this standard is to disclose sufficient information that allows users of financial statements are able to evaluate the performance and financial position of significant financial instruments of the Company. SFAS 60 contains new disclosures over the risks and risk management and requires the reporting entity to report financial instrument sensitivity to movements in these risks. Some new provisions are important and relevant include;
Perusahaan menetapkan bahwa adopsi standar-standar baru dan revisi ini tidak material mempengaruhi laporan keuangannya. Selain itu, Perusahaan telah mengungkapkan informasi mengenai penyajian laporan keuangan dan pengungkapan yang terkait.
The Company establishes that the adoption of these new standards and revisions are not materially affecting its financial statements. In addition, the Company has disclosed information regarding the presentation of financial statements and related disclosures.
Penerapan standar baru berikut, standar dan interpretasi baru dan revisi standar yang relevan berikut tidak menimbulkan perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi dan efek material untuk jumlah yang dilaporkan atas periode berjalan atau periode sebelumnya.
The application of the following new standards, new standards and interpretations and revisions following relevant standards do not cause major changes to the accounting policies and material effect on the reported amounts of current period or before periods. ● SFAS 10 (Revised 2010): Effects of Changes on Foreign Exchange Rates ● SFAS 16 (Revised 2011): Fixed Asset ● SFAS 26 (Revised 2011): Borrowing Costs ● SFAS 30 (Revised 2011): Rent ● SFAS 46 (Revised 2010): Income Tax ● SFAS 50 (Revised 2010): Financial Instrument ● SFAS 53 (Revised 2010): Share Based Payment ● SFAS 55 (Revised 2011): Financial Instrument, Recognition, and Measurements ● SFAS 56: Earnings per share ● SFAS 56: Accounting for Goverment Grants and Disclosure of Goverment Assistance
1. Qualitative and quantitative disclosure of the impact of risks includes market risk, credit risk and liquidity risk. 2. Disclosure of fair value of each class of financial assets and liabilities, and the disclosure of the fair value hierarchy of financial instruments measured at fair value at the reporting date.
● PSAK 10 (Revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing ● ● ● ● ● ● ●
PSAK 16 (Revisi 2011): Aset tetap PSAK 26 (Revisi 2011): Biaya Pinjaman PSAK 30 (Revisi 2011): Sewa PSAK 46 (Revisi 2010): Pajak Penghasilan PSAK 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan, Penyajian PSAK 53 (Revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham PSAK 55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan, Pengakuan dan Pengukuran ● PSAK 56: Laba per saham ● PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan pengungkapan atas bantuan Pemerintah
20
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
409
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
x. Penerapan Standar Akuntansi Baru yang Berlaku 1 Januari 2013 (Lanjutan)
ACCOUNTING POLICIES (Continued) x.
● ISAK 15-PSAK 24 : limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and Their Interaction ● ISAK 25 : Land Rights
● ISAK 15-PSAK 24 : Batasan Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. ● ISAK 25 : Hak atas Tanah y. Properti Investasi
The Application of The New Accounting Standart That Apply on January 1, 2013 (Continued)
y.
Investment Property
Properti Investasi terdiri dari tanah, bangunan prasarana dan instalasi, yang dikuasai Perusahaan untuk disewakan atau untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha normal. Properti Investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan Properti Investasi.
Investment property consists of land, buildings and infrastructure installations, held by the Company to rent or get benefit from capital appreciation or both, and are not for use in the production or supply of goods or services or for administrative purposes or sale in the ordinary course of business. Investment properties are stated at cost including expenses directly attributable to the acquisition of Investment Properties.
Selanjutnya, Properti Investasi diukur berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan) dan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian Properti Investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harian penggunaan Properti Investasi. Nilai wajar Properti Investasi ditentukan berdasarkan acuan harga pasar untuk properti sejenis.
The Investment Property is measured at cost less accumulated depreciation (except for land which is not depreciated) and impairment losses. The carrying amount includes the cost of replacing part of an existing investment property at the time the fee, if the recognition criteria are met, and does not include the cost of daily use Investment Property. The fair value of investment property is determined by reference to market prices for similar properties.
Penyusutan bangunan, prasarana dan instalasi dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset antara 4 (empat) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. Properti Investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika Properti Investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasan tersebut.
Depreciation of buildings, infrastructure and installation is computed using the straight-line method over the useful lives of the assets between the four (4) to 20 (twenty) years. Investment property is disposed the recognation when disposal or when the investment property is no longer used permanenlty and has no future economic benefit that can be excepted when the disposal.
Transfer ke Properti Investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan.
Transfer to investment property will be doing when, and only there is a change in use, evidenced by the end of the use by the owner, commencement of an operating lease to other parties or completion of construction or development.
Untuk transfer dari Properti Investasi ke aset yang digunakan dalam operasi, Perusahaan menggunakan metode biaya pada tanggal perubahan penggunaan. Jika aset yang digunakan Perusahaan menjadi Properti Investasi, Perusahaan mencatat aset tersebut sesuai dengan kebijakan aset tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahan penggunaannya.
Transferring investment property to used in operations assets, the Company uses the cost method at the date of change in use. If the assets used by the Company into Investment Property, the Company recorded the assets in accordance with the policy of fixed assets up to the date of change in use.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 21
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
410
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS
3. 2013
Kas
CASH AND EQUIVALENTS 2012 356,334
498,797
Kas di bank Rekening Rupiah: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Agroniaga Tbk PT Bank Perkreditan Rakyat Agroloka PT Bank Rakyat Indonesia - Syariah PT Bank lampung PT Bank Bengkulu PT Bank CIMB Niaga Tbk Indonesia Eximbank PT Bank Sumatera selatan
Rekening Dolar Amerika Serikat: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2013: US$ 2.825.996 ; 2012: US$ 5.186.828) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2013: US$ 34.561; 2012: US$ 534.334) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (2013: US$ 9.950; 2012: US$ 9.990)
154,017,276 104,147,920 48,052,322 20,621,893 5,765,562 2,786,408 39,213 10,314 1,801 1,330 335,444,039
34,446,071 421,265 121,284 34,988,620 370,931,456
102,869,069 152,159,692 234,221,083 10,356,774 2,887,699 2,430,948 26,595 4,739 2,721 5,509 504,964,829
Cash Cash on bank Rupiah Account: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Agroniaga Tbk PT Bank Perkreditan Rakyat Agroloka PT Bank Rakyat Indonesia - Syariah PT Bank lampung PT Bank Bengkulu PT Bank CIMB Niaga Tbk Indonesia Eximbank PT Bank Sumatera Selatan
United Stated Dollar Account : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50,156,631(2013: US$ 2.825.996 ; 2012: US$ 5.186.828) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 5,167,006 (2013: US$ 34.561; 2012: US$ 534.334) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 96,606 (2013: US$ 9.950; 2012: US$ 9.990) 55,420,243 560,741,406
Kas diasuransikan terhadap risiko kerugian atas pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan asuransi sebesar Rp 52.230.000 (2012: Rp 58.645.000).
Cash insured against losses from theft and other risks with total insured of Rp 52,230,000 (2012: Rp 58,645,000).
Tingkat bunga deposito berjangka Rupiah kurang dari tiga bulan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sebesar 4,5 %-9,75% dan 4%-10%.
Interest rate on Rupiah time deposits less than three months for the years ended December 31, 2013 and 2012 are 4.5% -9.75% and 4% 10%.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
22
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
411
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG USAHA
4. 2013
Pihak ketiga: New Continent Enterprise Pte L. Elink Schuurman (Thee) BV PT Wilson Global Trade Pte.Ltd PT Karya Bersama Sentosa Abadi Lanesboroght Investment Pte. Ltd Vitra Commodoties Pte. Ltd Hendry P Thomson Inc Tong Teik Pte ltd PT Sedap Harum PD Mari Tea Berlian Nusantara Sdn Bhd PT Van Rees Indonesia PT Selamat Pratama Arta PT RCA Putra Cemerlang PT Agropangan Putra Mandiri Chudickson Trading Pte. Ltd PT Aman Jaya Perdana Kong Wooi Tea Merchants PT Suruchi Indonesia PT Trijasa Prima International PT Paduan Bakti PT Orbit Perkasa Satria PT Sinar Alam Permai Lainnya (dibawah Rp 50.000) Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu
ACCOUNT RECEIVABLE 2012
6,984,516 4,095,077 3,615,053 2,016,525 1,065,616 605,395 354,601 313,099 242,028 212,075 202,167 183,455 149,317 107,520 104,445 362,597 20,613,486 -
1,130,866 3,494,659 2,423,501 978,060 1,079,050 384,864 202,567 203,341 191,732 145,500 143,757 7,445,460 158,193 17,981,550 -
20,613,486
17,981,550
Rincian piutang usaha berdasarkan umur (bulan) adalah sebagai berikut: 2013 Sampai dengan 3 bulan 3 bulan - 6 bulan 6 bulan - 1 tahun Lebih dari 1 tahun
Third Party: New Continent Enterprise Pte L. Elink Schuurman (Thee) BV PT Wilson Global Trade Pte.Ltd PT Karya Bersama Sentosa Abadi Lanesboroght Investment Pte. Ltd Vitra Commodoties Pte. Ltd Hendry P Thomson Inc Tong Teik Pte ltd PT Sedap Harum PD Mari Tea Berlian Nusantara Sdn Bhd PT Van Rees Indonesia PT Selamat Pratama Arta PT RCA Putra Cemerlang PT Agropangan Putra Mandiri Chudickson Trading Pte. Ltd PT Aman Jaya Perdana Kong Wooi Tea Merchants PT Suruchi Indonesia PT Trijasa Prima International PT Paduan Bakti PT Orbit Perkasa Satria PT Sinar Alam Permai Other (Under Rp 50.000) Less: Allowance for doubtful accounts
Details of accounts recevable based on age (month) as follows: 2012
18,424,887 2,188,599 -
15,133,593 2,847,957 -
20,613,486
17,981,550
Up to 3 months 3 months – 6 months 6 months – 1 year More than one year
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang asing adalah sebagai berikut : Details of accounts receivable based on foreign currency is as follows : 2013 Dalam Dolar Amerika Serikat (2013: US$ 1.355.165 2012: US$886.762) Dalam Rupiah
2012
16,518,110 4,095,376
8,574,988 9,406,562
20,613,486
17,981,550
In United States Dollar (2013: US$ 1.355.165 2012: US$886.762) In Rupiah
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa seluruh saldo piutang usaha pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 akan tertagih, sehingga tidak perlu dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu.
The Company's management believes that the entire balance of accounts receivable at the date of December 31, 2013 and 2012 will be collectible, so do not need to form the allowance for doubtful
Piutang usaha dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang (Catatan 22).
Accounts receivable used as collateral to obtain long-term loans (Note 22).
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 23
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
412
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG LAIN-LAIN
5.
2012
2013 Piutang tebu rakyat Pinjaman pegawai Piutang proyek kemitraan Piutang penjualan tandan buah segar dan bibit Piutang kerja sama olah (KSO) Piutang pendapatan klaim asuransi Lainnya Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu
OTHERS RECEIVABLE
21,925,515 16,492,820 9,945,306 2,964,671 17,094,812 68,423,124 (5,430,419)
3,036,430 14,337,550 22,992,169 9,322,923 122,024 2,204,564 25,902,046 77,917,706 (4,217,070)
62,992,705
73,700,636
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
Saldo awal Penambahan selama tahun berjalan Pemulihan penyisihan piutang ragu-ragu
6.
Public sugarcane receivable Employee receivable Project partnership receivable Recevaible from sale of fresh fruit bunches and seeds Join produce receivable Insurance claim income receivable Others Net of: Allowance for doubtfull account
Mutation of allowance for doubtfull accounts: 2013
2012
4,217,070 1,213,349 5,430,419
3,948,209 268,861 4,217,070
Beginning balance Additions during the year Recovery of allowance for doubtful accounts
Piutang tebu rakyat merupakan pinjaman yang diberikan kepada petani tebu yang digunakan sebagai modal kerja untuk budidaya tanaman tebu. Pelunasan atas pinjaman ini akan diterima Perusahaan dalam bentuk tebu pada saat dipanen.
Public Sugarcane receivable represents loans provided to cane farmers that are used as working capital for the cultivation of sugar cane. Repayment of the loan will be received by the Company in the form of sugar cane during harvest.
Piutang proyek kemitraan kelapa sawit merupakan bagian lancar atas pinjaman yang diberikan kepada petani sebagai modal untuk budidaya tanaman kelapa sawit. Pelunasan atas pinjaman ini akan diterima Perusahaan dalam bentuk Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit petani kepada Perusahaan. Pembayaran atas piutang kemitraan akan mulai diterima Perusahaan pada tahun kelima dan akan dicicil oleh petani selama 60 (enam puluh) bulan.
Palm oil partnership project receivable is the current portion of loans to farmers as capital for oil palm cultivation. Repayment of the loan will be received by the Company in the form of fresh fruit bunches (FFB) of oil palm growers to the Company. Payment of the partnership receivable by the Company will begin its fifth year and will be repaid by the farmers during the 60(sixty) months.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa penyisihan piutang raguragu memadai untuk menutup kerugian atas kemungkinan piutang lainlain tak tertagih.
The Company's management believes that the allowance for doubtful accounts is adequate to cover losses on the possibility of allowance for doubtfull others receivables and drops.
PERSEDIAAN
6. 2013
Persediaan barang jadi Karet Gula dan tetes Teh Sapi Minyak sawit dan inti sawit Pakan Kompos Persediaan barang gudang: Pupuk dan bahan kimia Bahan bakar dan pelumas Suku cadang Lainnya Tanaman semusim : Beban pembibitan tebu Beban pemupukan dan pemeliharaan Beban penggarapan tanah Jumlah persediaan
INVENTORIES 2012
138,124,012 25,616,276 12,845,715 3,352,799 2,921,662 8,800 8,154 182,877,418
191,026,824 5,220,851 10,942,918 31,514,982 238,705,575
61,288,823 17,201,785 203,943 16,901,222 95,595,773
134,053,024 13,709,417 395,915 21,830,783 169,989,139
39,050,155 918,394,036 146,092,470
30,389,123 583,995,480 122,560,619
1,103,536,661
736,945,222
1,382,009,852
1,145,639,936
24
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Fimished goods inventory Rubber Sugar Tea Cows Palm oil and palm kernel Animal feed Compost Werehouse inventory: Fertilizer and chemicals Fuels and lubricants Spare parts Other Seasonal plant : Sugarcane breeding expense Fertilization and maintenance expense Tillage of the soil expense Total inventories
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
413
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
7.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
PERSEDIAAN (Lanjutan)
6.
INVENTORIES (Continued)
Seluruh persediaan, kecuali tanaman semusim, telah diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah nilai pertanggungan asuransi pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 812.892.424 dan Rp 642.406.996. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan, mengingat persediaan Perusahaan ditempatkan di beberapa lokasi, sehingga kemungkinan timbulnya kerugian dalam waktu bersamaan untuk beberapa lokasi adalah sangat kecil.
Inventories, except for seasonal plants, has been insured against losses from fire, theft and other risks with sum insured on the date of December 31, 2013 and 2012 respectively amounted to Rp 812,892,424 and Rp 642,406,996. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured, because Company's inventories are placed in multiple locations, so that the possibility of a loss in the same time to multiple locations is very small.
Persediaan dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman jangka panjang (Catatan 22).
Inventories have guaranteed to obtain long-term loans (Note 22).
PERPAJAKAN
7.
a. Uang muka pajak 2013 Pajak penghasilan badan Klaim atas penagihan pajak Pajak pertambahan nilai
TAXES a. Tax advance 2012
136,096,179 214,337,425 26,809,401
137,983,003 214,337,425 19,740,002
377,243,005
372,060,430
Corporate income tax Claim for tax collection Value added tax
Pajak penghasilan badan
Corporate income tax
Saldo lebih bayar pajak penghasilan badan Perusahaan per 31 Desember 2013 dan 2012 terdiri dari: 2013
The balance of the overpayment of corporate income tax of the company as December 31, 2013 and 2012 consist of : 2012
Pajak penghasilan badan - tahun 2013 Pajak penghasilan badan - tahun 2012 Pajak penghasilan badan - tahun 2011 Pajak penghasilan badan - tahun 2008
46,173,254 76,417,792 13,505,133
76,417,791 48,060,079 13,505,133
136,096,179
137,983,003
Corporate income tax – 2013 Corporate income tax – 2012 Corporate income tax –2011 Corporate income tax – 2008
Klaim atas penagihan pajak
Claim for tax billing
Sampai dengan 31 Desember 2013, Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang masih dalam proses penyelesaian dengan rincian sebagai berikut :
Until December 31, 2013, the Company has received Tax Assessment Letters (SKP) and STPs (STP) from the Directorate General of Taxation (DJP) are still in the process of completion with the following details :
Keterangan Pajak Pertambahan Nilai eks KPP Metro Pajak Pertambahan Nilai eks KPP Metro Pajak Pertambahan Nilai eks KPP Metro Pajak Pertambahan Nilai Pajak Pertambahan Nilai Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Badan Pajak Penghasilan Badan Pajak Pertambahan Nilai
Catatan / Notes
Tahun Fiskal / Year Tax
Jenis Surat / Type of Letter
Jumlah / Total
40c 40c 40c 40d 40d 40d 40e 40e 40f 40g 40g
2001- 2003 2001- 2003 2001- 2003 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2009 2009
SKPKB STP STP SKPKB STP STP SKPKB SKDJP SKPLB SKPLB STP
44,608,885 5,304,079 51,668,471 94,331,089 5,518,273 12,342,848 12,387,634 (8,466,692)
Laporan Tahunan 2013
(48,115,480) (76,965,552)
2013 Annual Report 25
2,482,649
Description Value added tax eks KPP Metro Value added tax eks KPP Metro Value added tax eks KPP Metro Value added tax Value added tax Value added tax Income tax section 21 Income tax section 21 Corporate income tax Corporate income tax Value added tax
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
414
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (Lanjutan)
7. TAXES (Continued)
a. Uang muka pajak (Lanjutan) Atas keputusan-keputusan tersebut, Perusahaan telah membayar secara tunai tagihan pajak PPN dan PPh 21 sebagai berikut : 2013 Pajak Pertambahan Nilai 2008 Pajak Pertambahan Nilai eks KPP Metro Pajak Pertambahan Nilai 2009 Pajak penghasilan pasal 21 Dikurangi: telah dibebankan ditahun 2010
112,192,210 101,581,435 2,482,649 12,387,634 228,643,928 (14,306,503) 214,337,425
a.
Tax advance (Continued) As the assessments, Company has paid in cash VAT and income tax section 21 bills as follows: 2012
112,192,210 101,581,435 2,482,649 12,387,634 228,643,928 (14,306,503) 214,337,425
Seluruh tagihan pajak telah dibayar oleh Perusahaan baik melalui pembayaran tunai maupun kompensasi dari kelebihan bayar pajak badan tahun 2008 dan 2009 serta pajak penghasilan pasal 21 tahun 2008. Sampai dengan 31 Desember 2013, Perusahaan belum menyetujui keputusan-keputusan tersebut. b. Utang pajak
2012
3,850,327 2,120,971 3,847,771 8,377 40,736
5,112,313 618,895 6,368,149 5,248,000 -
9,868,182
17,347,357 c.
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak penghasilan Perusahaan dan entitas anak adalah sebagai berikut: 2013 Laba induk perusahaan Beda tetap Kesejahteraan karyawan Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final Pendapatan sewa yang dikenakan pajak final Pendapatan pelepasan HGU Beban pajak dan lain-lain
Reconciliation between income before income tax per consolidated statements of comprehensive income with taxable income of the Company's and its subsidiaries are as follows: 2012 63,002,216
27,829,774 (6,649,471) (1,260,770) (3,895,950) 13,152,738 143,496,335
23,385,314 (3,404,694) (1,196,983) (52,480,000) 5,372,635 34,678,488
15,662,348
Laporan Tahunan 2013
Income tax section 21 Income tax section 23 Income tax section 25 4 section 2 of final income tax Subsidiaries income tax article 29
Corporate income tax
114,320,014
Beda temporer Penyusutan aset tetap dan aset tanaman telah menghasilkan (55,629,817) Biaya imbalan jasa masa kerja Bagian laba bersih perusahaan asosiasi (96,984) Penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai 418 Pendapatan klaim asuransi (6,990,250) Pengurangan biaya piutang ragu-ragu 1,213,349 Biaya gaji yang dikapitalisir dalam aset tanaman belum menghasilkan (64,365,524) Transaksi pembiayaan aset tetap (1,965,179) Penghasilan (rugi) kena pajak
Tax payable
2013
c. Pajak penghasilan badan
Less: charged in 2010
Entire tax bill has paid by the Company either by cash payment or compensation of corporate tax overpayment in 2008 and 2009 and income tax section 21 in 2008. As of December 31, 2013, the Company has yet to approve those decisions. b.
Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25 PPh 4 ayat 2 final Pajak penghasilan pasal 29 anak perusahan
Value added tax in 2008 Value added tax eks KPP Metro Value added tax in 2009 Income tax section 21
Gain holding company master Difference fixed Employee wellness Interest revenue to final tax Rental revenue to final tax Revenue release Tax expenses and others Temporary differences
(22,376,030) Depreciation of fixed asset and mature plants aseets (33,020,162) Cost of service fee working period (22,421) Part of associated companies net income Allowance for inventory disposal and impairment Insurance claims revenue 268,861 Cost reduction for doubtful accounts (39,768,031) (1,695,053)
Capitalized salary costs in immature plants assets Transaction funding of fixed assets
(61,934,348)
Annual Report 2013
26
Taxable income (loss)
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
415
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (Lanjutan)
7. TAXES (Continued) 2012
2013 Penghasilan (rugi) kena pajak Kompensasi rugi fiskal
Laba / (Rugi) fiskal Pajak penghasilan badan tahun berjalan dengan tarif yang berlaku Dikurangi : Pajak penghasilan dibayar dimuka Pasal 25 Pasal 22 Pasal 23 Lebih bayar pajak penghasilan badan
15,662,348 (61,934,348)
(61,934,348) -
(46,272,000)
(61,934,348)
-
-
46,173,254 46,173,254 (46,173,254)
76,417,791 76,417,791 (76,417,791)
Entitas anak
Taxable income (loss) Tax loss compensation
Profit / (Loss) Tax Corporate income tax for the year with normal rate Less: Income taxes paid in downpainmen Section 25 Section 22 Section 23 Corporate income tax overpayment
Subsidiaries
Laba komprehensif sebelum pajak penghasilan badan Taksiran penghasilan kena pajak
2013
2012
Rp
Rp -
248,145 248,145
Perhitungan beban pajak penghasilan badan tahun berjalan dan taksiran utang pajak penghasilan adalah sebagai berikut : 2013
Calculation of corporate income tax expense for the year and estimated income tax debt as follows: 2012 Rp
Rp Penghasilan kena pajak Beban pajak penghasilan badan berdasarkan tarif Dikurangi pembayaran dimuka pajak penghasilan: Pasal 25 Jumlah Taksiran utang pajak penghasilan badan
Comprehensive income before corporate income tax Estimated taxable income
248,145 40,736
-
-
-
Income Tax The burden of the corporate income tax base on rate, Less income downpayment tax section 25 Total
40,736
-
Estimated corporate income tax debt
d. Pajak penghasilan tangguhan
d.
Perhitungan jumlah aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut :
Deffered income tax The calculation amount of deffered tax assets and liabilities is as follows :
2013 31 Desember 2012 / December 31, 2012
Penghasilan (beban) pajak tangguhan pada laporan laba rugi komprehensif / Income (Expense) Deferred tax on the statements of comprehensive income
Aset pajak tangguhan : Aset tanaman belum menghasilkan (26,532,764) (3,796,420) Aset tetap Pendapatan klaim asuransi (1,799,468) Penyertaan jangka panjang Penyisihan persediaan Transaksi sewa pembiayaan aset tetap
Rugi fiskal Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah
(356,227) 15,483,587 1,054,267 (15,947,025)
Laporan Tahunan 2013
(16,091,381) (13,907,454) (1,747,562) (24,246) 104 (491,295) (3,915,587) 303,337 (35,874,084)
31 Desember 2013 / December 31, 2013 (42,624,145) (17,703,874) (1,747,562) (1,823,714) 104 (847,522) 11,568,000 1,357,604 (51,821,109)
2013 Annual Report 27
Deferred tax asset : Immature plants Fixed Assets Insurance claims revenue Long term investments Allowance for inventories Financing leases of fixed assets Fiscal loss Allowance for doubtdul accounts Total
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
416
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (Lanjutan)
7. TAXES (Continued)
d. Pajak penghasilan tangguhan (Lanjutan)
d.
Income tax-deferred interest (Continued)
2012 31 Desember 2011/ December 31, 2011
Penghasilan (beban) pajak tangguhan pada laporan laba rugi komprehensif / Income (Expense) Deferred tax on the statements of comprehensive income
31 Desember 2012 / December 31, 2012 Assets / (Liabilities) Deferred tax : Immature plants Fixed Assets Long term investments Financing leases of fixed assets Allowance for doubtdul accounts Reserve of working period Allowance for decline value Total
Aset / (liabilitas) pajak tangguhan: Aset tanaman belum menghasilkan
Aset tetap Penyertaan jangka panjang Transaksi sewa pembiayaan aset tetap
Penyisihan piutang ragu-ragu Cadangan imbalan jasa masa kerja Penyisihan penurunan nilai persediaan
Jumlah
(9,942,008) (5,594,008) (5,605) (423,763) 15,483,587 67,215 (8,255,040) (8,669,622)
(16,590,756) 1,797,588 (1,793,863) 67,536 987,052 8,255,040 (7,277,403)
e. Rekonsiliasi antara jumlah beban (penghasilan) pajak dan jumlah yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut : 2013 Laba konsolidasi sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif
e.
2012 63,002,216
Pajak pada tarif yang berlaku 28,580,004 Pengaruh pajak atas beban yang tidak diperkenankan/ (penghasilan yang dikenakan pajak final): Jasa giro yang dikenakan pajak final (1,662,368) Pendapatan sewa yang dikenakan pajak final (315,193) Pendapatan pelepasan HGU (973,988) Lain-lain 10,245,629 35,874,084 35,874,084
15,750,554
Laba induk perusahaan
f.
Entitas anak Pajak kini Pajak tangguhan
(8,669,622) (8,669,622)
(40,736) (40,736) (35,914,820)
(8,669,622) 8.
2013 Uang muka pada pemasok Sewa dibayar dimuka Pengembangan sapi Lainnya
Tax Income (Expenses)
(35,874,084) (35,874,084)
ASET LANCAR LAINNYA
7,970,833 29,930,611 37,901,444
Laporan Tahunan 2013
Applicable tax rate Tax effect of unpredicted expense / (income subjected to final tax): Interest income subjected to final tax Rental income subjected to final tax Revenues on HGU release Others
2012
2013 Entitas induk Pajak kini Pajak tangguhan
Consolidated profit before income tax according to the statement of comprehensive income Subsidiaries (profit) / loss before income tax Profit of the holding company
(851,173) (299,246) (13,120,000) 7,189,487 8,669,622 8,669,622
f. Penghasilan (beban) pajak
8.
Reconciliation between the amount of expense (income) tax and the amount calculated using applicable tax rate is as follows :
114,568,159 (248,145) 114,320,014
(Laba)/Rugi entitas anak sebelum pajak penghasilan
(26,532,764) (3,796,420) (1,799,468) (356,227) 15,483,587 1,054,267 (15,947,025)
Holding entity Current tax Deferred tax Subsidiaries Current tax Deferred tax
OTHER CURRENT ASSETS 2012 4,432,793 11,743 9,279,480 22,026,179 35,750,195
Annual Report 2013 28
Suppliers advance Rent advance Cow development Others
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
417
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PIHAK-PIHAK BERELASI
9. 2013
PT Perkebunan Nusantara XIV PT Perkebunan Nusantara II PT Perkebunan Nusantara I PT Perkebunan Nusantara III PT Perkebunan Nusantara VI PT Perkebunan Nusantara IV PT Perkebunan Nusantara IX PT Perkebunan Nusantara XIII Dana Pensiun Perkebunan Perusahaan asosiasi : PT Rajawali Nusantara Indonesia Lain-lain (dibawah Rp 100 juta) Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu
RECEIVABLES TO RELATED PARTIES 2012
15,291,579 636,660 286,317 39,463 32,461 20,784 1,183,571 17,490,835
15,290,585 638,262 286,317 5,257 11,550 4,179 100,413 16,336,563
101,530 17,592,365 17,592,365
91,534 66,626 16,494,723 16,494,723
PT Perkebunan Nusantara XIV PT Perkebunan Nusantara II PT Perkebunan Nusantara I PT Perkebunan Nusantara III PT Perkebunan Nusantara VI PT Perkebunan Nusantara IV PT Perkebunan Nusantara IX PT Perkebunan Nusantara XIII Dana Pensiun Perkebunan Associated companies : PT Rajawali Nusantara Indonesia Others (below Rp100 million) Less: Allowance for doubtful accounts
Penjelasan dari transaksi terkait piutang di atas lihat Catatan 37a dan 37c. Explanation of the above transaction related receivables see notes 37a and 37c 10. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI
10. INVESTMENTS IN ASSOCIATES
Tahun 2013
Persentase Kepemilikan / Ownership Percentage PT Bio Industri Nusantara Dikurangi / Less : Penurunan permanen nilai penyertaan Permanent impairment of investments value :
25%
Jumlah Penyertaan Awal Tahun / Investment Amount of beginning
Bagian laba / (rugi) bersih / Reklasifikasi Part of / Reclassificat Net Profit / (Loss) ion
Dividen / Dividen
Year 2013 Jumlah Penyertaan Akhir Tahun / Total year end
7,197,873
2,626
578,111
(483,753)
7,294,858
7,197,873
2,626
578,111
(483,753)
7,294,858
Dividen / Dividen (1,008,925)
Jumlah Penyertaan Akhir Tahun / Total year end 7,197,873
(1,008,925)
7,197,873
Tahun 2012 / Year 2012
PT Bio Industri Nusantara Dikurangi / Less : Penurunan permanen nilai penyertaan Permanent impairment of investments value :
Persentase Kepemilikan / Ownership Percentage 25%
Jumlah Penyertaan Awal Tahun / Investment Amount of beginning 7,175,451
Bagian laba / (rugi) Reklasifikasi bersih / / Part of Reclassificat Net Profit / ion (Loss) - 1,031,347
7,175,451
-
1,031,347
Perusahaan memiliki 1925 saham atau 25% dari seluruh saham Company has 1.925 shares or 25% from entire shares of PT Bio Industri PT Bio Industri Nusantara senilai Rp 1.000 / per saham. PT Bio Nusantara amounted to Rp 1.000 / share. PT Bio Industri Nusantara is attempting in the field of fertilizer. Industri Nusantara bergerak dalam bidang usaha pupuk.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 29
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
418
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
11. OTHER LONG TERM INVESTMENTS
Tahun 2013
Persentase Kepemilikan / Ownership Percentage Nilai penyertaan / Investment value : Indoham PT Kharisma Pemasaran Bersama PT Riset Perkebunan Nusantara
Jumlah Penyertaan Awal Tahun / Investment Penambaha Amount of beginning n / Increase year
2.4% 6.7% 11%
Dikurangi / Less : Penurunan permanen nilai penyertaan Permanent impairment of investments value :
Year 2013 : Jumlah Penyertaan Akhir Tahun / Total year Pengurangan end / Decrease investment
368,753 1,000,702 11,520,435 12,889,890
415,528 415,528
-
784,281 1,000,702 11,520,435 13,305,418
12,889,890
415,528
-
13,305,418
Pengurangan / Decrease
Jumlah Penyertaan Akhir Tahun / Total year end investment
-
Tahun 2012 / Year 2012 :
Persentase Kepemilikan / Ownership Percentage Nilai penyertaan / Investment value : Indoham PT Kharisma Pemasaran Bersama PT Riset Perkebunan Nusantara
Jumlah Penyertaan Awal Tahun / Investment Amount Penambaha of beginning n/ year Increase
2.4% 6.7% 11%
Dikurangi / Less : Penurunan permanen nilai penyertaan Permanent impairment of investments value :
368,753 1,000,000 50,000 1,418,753
702 11,470,435 11,471,137
-
368,753 1,000,702 11,520,435 12,889,890
1,418,753
11,471,137
-
12,889,890
Penyertaan saham pada Hamburg Indonesische Import Gesellschaft mbH (“Indoham”) adalah sesuai dengan surat eks-BKU PNP No. 871.WK.BK/A/U/175 tanggal 14 April 1975 dan No. 1554/ASS.PP/A/U/78 tanggal 30 Agustus 1978 dan sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Indoham tanggal 6 Agustus 1997 di Departemen Pertanian, Jakarta.
Investment in Hamburg Indonesische Import Gesellschaft mbH ("Indoham") is in accordance with the ex-BKU PNP Letter no. 871.WK.BK/A/U/175 dated April 14, 1975 and No. 1554/ASS.PP/A/U/78 dated August 30, 1978 and in accordance with the General Meeting of Shareholders of Indoham dated August 6, 1997 at the Ministry of Agriculture, Jakarta.
Penyertaan saham pada PT Riset Perkebunan Nusantara adalah sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-713/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 dan sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham seluruh PT Perkebunan Nusantara I (Persero) sampai dengan PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dan PT RNI (Persero) mengenai Persetujuan Pendirian Perseroan Terbatas PT Riset Perkebunan Nusantara serta surat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) No. 04.01/X/221/XI/2009 mengenai setoran modal PT Riset Perkebunan Nusantara. Pada tahun 2012 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) telah melakukan penyetoran modal sebesar Rp 11.470.435 sesuai Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 22 Juli 2011.
Shares investment on PT Riset Perkebunan Nusantara is in accordance with the letter of the State Minister for State-Owned Enterprises No. S-713/MBU/2009 dated September 30, 2009 and in accordance with the General Meeting of the entire Shareholders of PT Perkebunan Nusantara I (Persero) to PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) and PT RNI (Persero) regarding Establishment Approval of the Limited Company of PT Riset Perkebunan Nusantara as the letters of PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) No. 04.01/X/221/XI/2009 regarding the paid in capital of PT Riset Perkebunan Nusantara. In 2012, PT Perkebunan Nusantara VII (persero) has paid the capital amounted to Rp 11,470,435 according to General Meeting of the Shareholders on July 22, 2011.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
30
Laporan Keuangan Konsolidasi
419
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
11. INVESTASI JANGKA PANJANG LAINNYA (Lanjutan)
11. OTHER LONG TERM INVESTMENTS (Continued)
Penyertaan saham pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara adalah sesuai dengan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S-674/MBU/2009 tanggal 30 September 2009 tentang perubahan bentuk Kantor Pemasaran Bersama PTPN menjadi Perseroan Terbatas. Pembayaran atas penyertaan modal saham PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara sebesar Rp1.000.000 dilaksanakan tanggal 21 Januari 2010. Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham No. 48/KPBN/P/01/XII/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang penambahan setoran modal sebesar Rp 702. 12. ASET TANAMAN PERKEBUNAN
12. PLANT ASSET
a. Tanaman telah menghasilkan
a. Saldo 31 Des 2012 / Balance Dec 31, 2012
Nilai perolehan tanaman: Karet Kelapa sawit Teh
Akumulasi penyusutan: Karet Kelapa sawit Teh
Investment of shares in PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara is accordance with the letter of the State Minister for State-Owned Enterprises No. S-674/MBU/2009 dated 30 September 2009 on changes shape into a Joint Marketing Office PTPN Company Limited. Payment of the equity shares of PT Kharisma Joint Marketing of 1,000,000 held on January 21, 2010. Based on the decision of Shareholders No. 48/KPBN/P/01/XII/2011 dated December 30, 2011; there has been a injection of Rp 702.
Penambahan / Increase
Mature plants (continued)
Saldo 31 Des 2013 / Pengurangan / Reklasifikasi / Balance Decrease Reclassification Dec 31, 2013
-
(3,460,912)
43,046,058
653,178,108
866,776,264
-
(1,784,216)
338,458,132
1,203,450,180
30,496,970
-
-
956,520
31,453,490
1,510,866,196
-
(5,245,128)
382,460,710
1,888,081,778
112,378,870
25,592,858
(2,943,033)
-
135,028,695
164,177,869
48,015,321
(1,784,215)
-
8,149,675
629,071
-
-
Accumulated depreciation: Rubber 210,408,975 Oil palm 8,778,746 Tea
284,706,414
74,237,250
(4,727,248)
-
354,216,416
1,226,159,782
Saldo 31 Des 2011 / Balance Dec 31, 2011 Nilai perolehan tanaman : Karet Kelapa sawit Teh Akumulasi penyusutan : Karet Kelapa sawit Teh
Acquisition value plant Rubber Oil palm Tea
613,592,962
1,533,865,362
Penambahan / Increase
Saldo 31 Des 2012 / Pengurangan / Reklasifikasi / Balance Decrease Reclassification Dec 31, 2012 Acquisition value plant Rubber Oil palm Tea
513,257,917
-
(13,674,695)
114,009,740
613,592,962
641,082,401
-
-
225,693,863
866,776,264
30,496,970
-
-
-
30,496,970
1,184,837,288
-
(13,674,695)
339,703,603
1,510,866,196
99,290,336
22,542,790
(9,454,256)
-
112,378,870
134,770,339
29,407,530
-
-
7,539,738
609,937
-
-
Accumulated depreciation: Rubber 164,177,869 Oil palm 8,149,675 Tea
241,600,413
52,560,257
(9,454,256)
-
284,706,414
943,236,875
1,226,159,782
Pengurangan tanaman telah menghasilkan termasuk penghapusan untuk dilakukan penanaman kembali (replanting). Total nilai rugi penghapusan tanaman menghasilkan sebesar Rp 517.880 (2012: Rp 4.658.778).
Laporan Tahunan 2013
Reductions include the elimination of the plant has produced for planting back (replanting). The total value of plants yield losses deletion of Rp 517 880 (2012: Rp 4,658,778).
2013 Annual Report 31
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
420
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
12. ASET TANAMAN PERKEBUNAN (Lanjutan)
12. PLANT ASSET (Continued)
b. Tanaman belum menghasilkan
b.
Tanaman belum menghasilkan merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan lahan perkebunan kelapa sawit, karet dan teh milik Perusahaan (lahan perkebunan inti) seperti pembersihan lahan, penanaman bibit, pemupukan, aktivitas pemeliharaan lainnya dan beban keuangan dari pinjaman yang berkaitan dengan pengembangan tanaman tersebut sampai areal perkebunan yang bersangkutan telah menghasilkan dan diakui sebagai tanaman menghasilkan (Catatan 2h). Pada periode tahun berjalan penghapusan tanaman belum menghasilkan seluas 18 Ha di Unit Usaha Betung Krawo sebesar Rp 486.714 (2012 : Rp 2.304.144), merupakan areal yang dipusokan.
Immature Plant Immature plants are costs used to develop the palm oil plantation area, rubber and tea owned by Company (core plantation area) such as land cleaning, seeding, fertilizing, other maintenance activities and financial expenses from loan related to the plantation development until the area has produced and recognized as mature plantattion (Note 2h). On the current year period, write-off of the immature plants are around 18 hectare in Betung Krawo Unit Business amounted to Rp 486,714 (2012 : Rp 2,304,144), which is dried up area.
Perincian saldo biaya pengembangan lahan tersebut adalah sebagai berikut : Details of the balance land development costs are as follows : 2012 2013 Saldo awal Tambahan biaya pengembangan Penghapusan Kapitalisasi beban keuangan (Catatan 35) Dikurangi: Reklasifikasi ke tanaman menghasilkan Ditambah: Pembibitan
2,165,223,035 580,204,495 (486,714) 184,640,828 2,929,581,644
1,740,409,729 565,358,870 (2,304,144) 163,018,076 2,466,482,531
(382,460,710) 2,547,120,934 20,703,433 2,567,824,367
(339,703,603) 2,126,778,928 38,444,107 2,165,223,035
13. ASET TETAP
Nilai buku pemilikan langsung Aset sewa pembiayaan Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku aset sewa pembiayaan Jumlah Aset Tetap Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Jumlah nilai buku
Less: Reclassification to mature plants Plus: Seedling
13. FIXED ASSETS 2013
Pemilikan langsung Biaya perolehan Akumulasi penyusutan
Beginning balance Additional development costs Elimination Capitalization of financial expenses (Note 35)
2012
3,333,523,102 (1,754,147,973)
2,988,966,787 (1,563,649,693)
1,579,375,129
1,425,317,094
Direct ownership Acquisition cost Accumulated depreciation The book value of direct ownership
94,376,014 (37,192,924)
100,202,191 (18,790,586)
Leased assets Acquisition cost Accumulated depreciation
57,183,090
81,411,605
The book value of leased assets
3,427,899,116 (1,791,340,897)
3,089,168,978 (1,582,440,279)
1,636,558,219
1,506,728,699
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
32
Total Fixed Assets Acquisition cost Accumulated depreciation Total book value
Laporan Keuangan Konsolidasi
421
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
13. ASET TETAP (Lanjutan)
13. FIXED ASSETS (Continued)
Pemilikan langsung
Direct Ownership 2013 Saldo 31 Des 2012 / Balance Dec 31 2012
Nilai perolehan: Tanah Bangunan Mesin dan instalasi pabrik Jalan, jembatan dan saluran Peralatan angkut Peralatan pertanian Peralatan lainnya Bangunan dan prasarana dalam pembangunan Jumlah nilai perolehan Akumulasi penyusutan: Bangunan Mesin dan instalasi pabrik Jalan, jembatan dan saluran Peralatan angkut Peralatan pertanian Peralatan lainnya
165,628,579
Penambahan / Increase
Saldo 31 Des 2013 / Reklasifikasi / Balance
Pengurangan / Decrease
Reclassification Dec 31, 2013 /
1,329,150
-
306,990,692
20,967,686
-
1,849,680,609
231,661,108
-
252,803,047
34,519,111
-
98,134,370
1,962,799
-
194,495,902
16,331,451
-
327,958,378
Value of the acquisition: Land Building
2,081,194,899
Machine and plant installation
287,322,158
Roads, bridges and channels
(5,496)
100,091,673
5,496
210,832,850
Transport equipment Plantation Equipment Other equipment
19,026,658 (146,818) -
185,984,387
75,990,655
21,427,211
-
-
97,417,866
2,943,723,854
328,198,517
-
18,879,840
3,290,802,211
45,242,933
24,339,689
(26,861,731)
-
42,720,891
2,988,966,787
352,538,206
(26,861,731)
18,879,840
3,333,523,102
Total value of acquisition
Buildings and improvements
in development
178,784,240
10,197,801
-
-
188,982,041
Accumulated depreciation Building
1,030,887,447
132,053,501
-
-
1,162,940,948
Machine and plant installation
81,651,572
14,850,507
-
-
96,502,079
Roads, bridges and channels
67,293,228
9,274,999
-
(5,496)
76,562,731
154,359,352
15,652,140
-
(119,798)
169,891,694
50,673,854
8,594,626
-
Transport equipment Plantation Equipment Other equipment
1,563,649,693
190,623,574
-
(125,294)
59,268,480 1,754,147,973 1,579,375,129
1,425,317,094
2012 Saldo 31 Des 2011 / Balance Dec 31 2011 Nilai perolehan: Tanah Bangunan Mesin dan instalasi pabrik Jalan, jembatan dan saluran Peralatan angkut Peralatan pertanian Peralatan lainnya Bangunan dan prasarana dalam pembangunan Jumlah nilai perolehan Akumulasi penyusutan: Bangunan Mesin dan instalasi pabrik Jalan, jembatan dan saluran Peralatan angkut Peralatan pertanian Peralatan lainnya
Saldo 31 Des 2012 / Penambahan / Increase
Pengurangan / Decrease
Balance Reklasifikasi / Reclassification Dec 31 2012
301,998,940
4,074,821
(1,456,541)
2,373,472
306,990,692
Value of the acquisition: Land Building
1,643,426,343
187,472,748
(1,135,481)
19,916,999
1,849,680,609
Machine and plant installation
230,697,650
17,323,004
4,782,393
252,803,047
Roads, bridges and channels
97,119,703
1,881,068
(866,401)
-
98,134,370
183,133,527
11,397,239
(64,564)
29,700
194,495,902
Transport equipment Plantation Equipment Other equipment
107,140,186
-
2,720,544
-
-
55,767,849
165,628,579
19,460
75,990,655
82,889,873
2,943,723,854
(56,766,435)
45,242,933
72,318,528
3,652,667
2,635,834,877
228,522,091
(3,522,987)
50,723,424
52,154,295
(868,351)
2,686,558,301
280,676,386
(4,391,338)
26,123,438
2,988,966,787
Total value of acquisition
168,217,590
10,743,684
(177,034)
-
178,784,240
Accumulated depreciation : Building
889,290,672
142,466,394
(869,619)
68,532,230
13,119,342
57,487,200
10,672,429
137,243,442
17,150,774
Buildings and improvements
41,950,781
8,752,773
1,362,721,915
202,905,396
-
1,030,887,447
Machine and plant installation
-
81,651,572
Roads, bridges and channels
(866,401)
-
67,293,228
(64,564)
29,700
154,359,352
Transport equipment Plantation Equipment Other equipment
-
(1,977,618)
1,323,836,386
Laporan Tahunan 2013
(29,700) -
50,673,854 1,563,649,693 1,425,317,094
2013 Annual Report 33
in development
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
422
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
13. ASET TETAP (Lanjutan)
13. FIXED ASSETS (Continued)
Aset sewa pembiayaan
Leased Assets Mesin instalasi / Machine Instalation
2013 Nilai perolehan: Saldo 31 Desember 2012 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo 31 Desember 2013
12,335,085 3,311,924 (330,481) (9,016,715) 6,299,813
Akumulasi penyusutan: Saldo 31 Desember 2012 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo 31 Desember 2013
623,568 352,750 (3,640) (532,151) 440,527 5,859,286
Mesin instalasi / Machine Instalation
2012
Alat angkut / Transport Equipment
Jumlah / Total
2013
87,867,106 4,387,303 (13,194,923) 9,016,715 88,076,201
100,202,191 7,699,227 (13,525,404) 94,376,014
Acquisition value: Balance Desember 31 2012 Increase Decrease Reclassification Balance Desember 31 2013
18,167,018 18,143,842 (90,614) 532,151 36,752,397
18,790,586 18,496,592 (94,254) 37,192,924
Accumulated depreciation: Ballance Desember 31 2012 Increase Decrease Reclassification Balance Desember 31 2013
51,323,804
57,183,090
Alat angkut / Transport Equipment
Jumlah / Total
2012
87,867,106
65,329,680 34,872,511 100,202,191
Acquisition Value : Balance Desember 31 2011 Increase Decrease Reclassification Balance Desember 31 2012
623,568 623,568
2,987,715 15,179,303 18,167,018
2,987,715 15,802,871 18,790,586
Accumulated depreciation : Ballance Desember 31 2011 Increase Decrease Reclassification Balance Desember 31 2012
11,711,517
69,700,088
81,411,605
Nilai perolehan: Saldo 31 Desember 2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo 31 Desember 2012
12,335,085 12,335,085
65,329,680 22,537,426
Akumulasi penyusutan: Saldo 31 Desember 2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo 31 Desember 2012
Tanah yang digunakan untuk operasi Perusahaan termasuk tanah untuk tanaman telah menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan, pada tanggal laporan posisi keuangan dikuasai oleh Perusahaan dan manajemen berkeyakinan bahwa penguasaan tersebut akan terus berlanjut.
Land used for company operations including land for mature plants and immature plants, on the statement of financial position is controlled by the Company and the management believes that such authorization will continue.
Penyusutan aset tetap, amortisasi tanaman telah menghasilkan dan beban tangguhan hak atas tanah yang dibebankan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai
Depreciation of fixedd assets, amortization for mature plants and deffered expenses on land rights for the year ended December 31, 2013 and 2012 are as follows:
2013 Penyusutan/amortisasi Aset tetap Tanaman telah menghasilkan (Catatan 12a)
Dibebankan ke akun: Beban pokok penjualan Biaya umum dan administrasi
2012
209,120,166 74,237,250 283,357,416
218,708,267 52,560,257 271,268,524
275,301,901 8,055,515 283,357,416
262,691,261 8,577,263 271,268,524
34
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Depreciation / Amortisation Fixed Assets Mature Plants (note 12a)
Expance to account: Cost of sales General and administrative expenses
Laporan Keuangan Konsolidasi
423
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
13. ASET TETAP (Lanjutan)
13. FIXED ASSETS (Continued)
Aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan sebesar Rp 2.102.214.468 pada tanggal 31 Desember 2013 (2012: Rp 1.975.841.574) cukup memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan, mengingat aset tetap Perusahaan terletak di beberapa lokasi, sehingga kemungkinan timbulnya kerugian dalam waktu yang bersamaan untuk beberapa lokasi adalah sangat kecil.
Fixed assets are insured against fire and other risks under a particular policy package. Management believes that the insurance sum of Rp 2,102,214,468 on December 31, 2013 (2012: Rp 1.975.841.574) were have already adequate to cover possible losses from such risk, given the fixed assets of the Company located in multiple locations, so that the likelihood of loss within the simultaneously to multiple locations is very small.
Bangunan dan prasarana dalam pembangunan terdiri dari pembangunan sarana dan prasarana sebesar Rp 15.558.900 (2012: Rp 21.073.080), serta beban-beban pengurusan tanah dan lahan sebesar Rp 27.161.990 (2012: Rp 24.169.853).
Building and infrastructure in development consist of the construction of facilities and infrastructure amounting to Rp 15,558,900 (2012: Rp 21,073,080), as well as expenses of land stewardship amounting to Rp 27,161,990 (2012: Rp 24,169,853).
Sebagian tanah dan beberapa bangunan tertentu dijadikan jaminan untuk pinjaman jangka pendek (Catatan 16) dan pinjaman jangka panjang (Catatan 22).
The majority of land and several buildings used as collateral for certain short-term loans (Note 16) and long-term loans (Note 22).
14. PROPERTI INVESTASI
14. INVESTMENT PROPERTIES
Rincian dari properti investasi adalah : Saldo 31 Des 2012 / Balance Des 31, Nilai perolehan : Tanah Jumlah Nilai Perolehan Nilai Buku Bersih
Penambahan / Increase
19,180,593 19,180,593 19,180,593
Details of investment property is : 2013 Saldo 31 Des 2013 / Pengurangan / Reklasifikasi / Balance Decrease Reclassification Des 31, -
-
(19,026,658) (19,026,658)
153,935 153,935 153,935
Value acquisition: Land Total value acquisition Net Book Value
2012 Saldo 31 Des 2011 / Balance Des 31, Nilai perolehan : Tanah Jumlah Nilai Perolehan Nilai Buku Bersih
Penambahan / Increase
-
-
-
15. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA
19,180,593 19,180,593
19,180,593 19,180,593 19,180,593
Value acquisition: Land Total value acquisition Net Book Value
15. OTHER NON-CURRENT ASSETS 2013
Beban kebun tebu bibit (KTB) Aset lainnya
Saldo 31 Des 2012 / Pengurangan / Reklasifikasi / Balance Decrease Reclassification Des 31,
11,165,611 848,485 12,014,096
Beban kebun tebu bibit (KTB) merupakan beban tangguhan dalam rangka persiapan pembibitan yang akan menjadi beban kebun tebu giling (KTG) dalam 2 (dua) tahun mendatang.
Laporan Tahunan 2013
2012 5,307,421 848,487 6,155,908
Expenses sugarcane seedlings Other assets
Sugarcane seedings expenses is a deferred expenses in preparation for breeding that will be rollers sugarcane expensen in next 2 (two) years.
2013 Annual Report 35
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
424
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN JANGKA PENDEK
16. SHORT - TERM LIABILITIES 2013
Kredit Modal Kerja Kredit sindikasi PT Bank Agroniaga Tbk LPEI (Indonesia Eximbank)
900,000,000 75,136,533 975,136,533
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi Tebu Rakyat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Dikurangi: penyaluran kredit ke kelompok tani PT Bank Agrooniaga Tbk Dikurangi: penyaluran kredit ke kelompok tani PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Dikurangi: penyaluran kredit ke kelompok tani
20,148,840 (6,248,169) 27,380,468 (8,191,153) 17,523,423 (7,244,881) 43,368,528 1,018,505,061
2012 Working capital loan Syndicated loans PT Bank Agroniaga Tbk LPEI (Indonesia Eximbank)
600,000,000 50,000,000 29,393,517 679,393,517 9,008,958 (2,352,972) 18,810,248 (3,505,687) 17,523,423 (5,192,879) 34,291,091
Credit Food Security and Public Sugarcane Energy PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Less: loans to farmer groups PT Bank Agroniaga Tbk Less: loans to farmer groups PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Less: loans to farmer groups
713,684,608
Kredit Modal Kerja
Working Capital Loan
Kredit Sindikasi
Credit Syndication
Kredit sindikasi merupakan fasilitas pinjaman modal kerja dalam bentuk Revolving Credit Facility , dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp 900.000.000. Berdasarkan surat persetujuan penambahan fasilitas kredit pada tanggal 20 Mei 2013, Bank Mandiri No: CBG.AGB/SPPK/046/2013, BNI No: BIN/4.3/299/R, Bank BRI No: B.831-MND/NDD/05/2013, Indonesia Eximbank No: PBD/SP3/44/2013 dengan jumlah fasilitas maksimum dirincikan sebagai berikut: 2013
A syndicated credit is working capital loan facility in the form of Revolving Credit Facility, with a maximum credit limit of Rp 900,000,000. Based on the Agreement Letter of additional credit facility on May 20, 2013, Bank Mandiri No: CBG.AGB/SPPK/046/2013, BNI No.: BIN/4.3/299/R, Bank BRI No: B.831-MND/NDD/05 /2013, Indonesia Eximbank No: PBD/SP3/44/2013 with maximum limits facility is specified as follows: 2012
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk LPEI (Indonesia Eximbank)
246,000,000 254,000,000 186,000,000 214,000,000 900,000,000
246,000,000 254,000,000 86,000,000 214,000,000 600,000,000
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk LPEI (Indonesia Eximbank)
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan yang juga digunakan sebagai agunan dalam perjanjian kredit investasi, berupa:
The loan facility is secured by collateral that is also used as collateral in the investment credit agreement, such as:
1. Seluruh agunan yang telah dijaminkan kepada masing-masing kreditur berikut jaminan tambahan lainnya akan dilakukan roya dan dipasang kembali Hak Tanggungan minimal 100% dari limit kredit secara paripassu antara kreditur dan didudukkan dalam perjanjian bagi hasil jaminan yang pengikatannya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Piutang dan persediaan dilakukan roya dan diikat secara fidusia dan didaftarkan di lembaga fidusia minimal Rp 900.000.000 yang dibagi secara paripassu antara para kreditur dan didudukkan dalam perjanjian pembagian hasil jaminan yang pengikatannya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. All collateral has been warranted to each creditors with other additional collateral that will be roya and reassembled the Mortgage least 100% of the credit limit paripassu between creditors and seated in a production sharing agreement binding assurances made in accordance with applicable regulations. 2. Receivables and inventory do Roya and tied fiduciary and registered in fiduciary institutions in a minimum of Rp 900,000,000 divided paripassu among the creditors and seated in a revenue sharing agreement guarantees that its binding is done in accordance with applicable regulations.
Pinjaman ini akan berakhir pada tanggal 28 Oktober 2014.
The loan will due on October 28, 2014.
PT Bank Agroniaga Tbk Pinjaman dari PT Bank Agroniaga Tbk merupakan fasilitas pinjaman modal kerja dalam bentuk revolving credit facility dengan batas maksimum sebesar Rp 50.000.000 yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja perusahaan. Bunga yang dikenakan untuk pinjaman ini adalah sebesar 10,5% per tahun.
PT Bank Agroniaga Tbk Loan from PT Bank Agroniaga Tbk is working capital loan facility in the form of a revolving credit facility with a maximum limit of Rp 50,000,000 that were used for Company's working capital needs. Interest charged for this loan is 10.5% per year.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
36
Laporan Keuangan Konsolidasi
425
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
16. SHORT - TERM LIABILITIES (Continued)
Kredit Modal Kerja (Lanjutan)
Working Capital Loan (Continued)
PT Bank Agroniaga Tbk (Lanjutan) Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan berupa tanah dengan sertifikat HGU No. 8/Banyuasin Kel Betung dan Teluk Kijing, Kec Betung, Kab Banyuasin, Prop Sumatera Selatan, Sebagaimana diuraikan dalam surat ukur No 8/Banyuasin/2009 tanggal 12 Agustus 2009 seluas 2.107,08 ha. Atas Jaminan tersebut telah terpasang Hak Tanggungan Peringkat I (Pertama) sesuai dengan SHT NO. 213/2011 tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp 62.500.000. Di tahun 2013 pinjaman ini adalah sebesar Rp nihil (2012 : Rp 50.000.000). Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 13 Mei 2014.
PT Bank Agroniaga Tbk (Continued) The loans are secured by collateral in the form of land with certificate HGU No. 8/Banyuasin Betong Regency and Kijing Bay, Betong district, Banyuasin Regency, South Sumatra Province, as described in the measurement letter No. 8/Banyuasin/2009 dated August 12, 2009 covering an area of 2,107.08 ha. The guarantee has been installed above Mortgage Rating I (First) in accordance with SHT NO. 213/2011 dated August 10, 2011 amounted to Rp 62,500,000.
LPEI (Indonesia Eximbank)
LPEI (Indonesia Eximbank)
Pinjaman dari Indonesia Eximbank merupakan Fasilitas Kredit Modal Kerja Ekspor Supplier dalam mata uang Rupiah dengan batas maksimum pinjaman sebesar Rp 100.000.000. Kredit Modal Kerja ini digunakan untuk pembiayaan atas tagihan supplier/ kontraktor UKM kepada debitur yang telah dibeli/ dibiayai oleh fasilitas yang diberikan oleh Divisi UKM Indonesia Eximbank. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 9,00 % per tahun yang direview setiap saat sesuai dengan ketentuan Indonesia Eximbank dan dibayarkan setiap tanggal 25 setiap bulannya.
Indonesia Eximbank loans is a Supplier Export Working Capital Credit Facility in Rupiah with a maximum loan of Rp 100,000,000. This Working Capital Loan is used to finance the supplier bill/ contractor of SMEs debtors who have purchased / financed by the facilities provided by the Division of SMEs Indonesia Eximbank. This loan interest rate of 9.00 % per year that is reviewed at all times in accordance with the provisions of Indonesia Eximbank and paid every 25th of each month.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan agunan yang juga digunakan sebagai agunan dalam perjanjian kredit modal kerja, berupa: 1. Pabrik pengolahan Karet Unit Usaha Beringin, yang terletak di Jl. Raya Prabumulih – Baturaja Km 52 Desa Karang Agung, Kec. Rambang Lubai, Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan. SHGU No.5 seluas 45,743 Ha. Dengan pengikatan nilai Hak Tanggungan peringkat I sebesar IDR. 60 Milyar.
The loans are secured by collateral that is also used as collateral in the credit agreement for working capital, in the form of: 1. Rubber processing plant of Beringin Business Unit, which is located on Jl. Raya Prabumulih - Baturaja Km 52 Karang Agung Village, Rambang Lubai district, Muara Enim subdistrict, South Sumatra. SHGU No.5 covering an area of 45.743 ha with the binding of the first ranking Mortgage value with amount of IDR 60 Billion. 2. Palm oil processing plant of Niru River Business Unit, which is located on Jl. Pertamina (Raya Village Jemenang), Jemenang village, Rambang Dangku, Muara Enim District, South Sumatra. SHGB No. 1 with area of 65.082 ha. on behalf of PTPN VII. With the binding of the first rank value Deferred Rights of IDR. 7 Billion. 3. Palm oil processing plant of Talang Saiwit Business Unit, which is located on Jl. Pertamina (Raya Tanjung Agung Village), Tanjung Agung Village, Sekayu District, Musi Banyuasin Sub district, South Sumatra. SHGB No.01 an area of 46.234 on behalf of PTPN VII. With the binding of the first ranking Mortgage value of IDR 35 Billion.
2. Pabrik pengolahan Kelapa Sawit Unit Usaha Sungai Niru, yang terletak di Jl. Pertamina (Raya Desa Jemenang), Desa Jemenang, Kec. Rambang Dangku, Kab. Muara Enim, Sumatera Selatan. SHGB No. 1 seluas 65,082 Ha. an. PTPN VII. Dengan pengikatan nilai Hak Tangguhan peringkat I sebesar IDR. 7 Milyar. 3. Pabrik pengolahan Kelapa Sawit Unit Usaha Talang Sawit, yang terletak di Jl. Pertamina (Raya Desa Tanjung Agung), Desa Tanjung Agung, Kec Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. SHGB No.01 seluas 46,234 Ha an. PTPN VII. Dengan pengikatan nilai Hak Tanggungan peringkat I sebesar IDR 35 Milyar. Perpanjangan kredit terakhir dengan surat No. PBD/SP3/65/2012, jangka waktu pinjaman satu (1) tahun. Pinjaman ini jatuh tempo pada tanggal 4 Oktober 2013 dan diperpanjang dengan surat No. PBP/SP3/72/2013 dengan jangka waktu 1 tahun dan jatuh tempo tanggal 28 Oktober 2014 dengan bunga 9% per tahun (2012 : 9%), pada tahun 2013 pinjaman tersebut sebesar Rp 75.136.533 (2012: 29.393.517).
In 2013, these loans amounted to Rp nil (2012: Rp 50,000,000). The loan will due on May 13, 2014.
Extension of the last credit is by the letter No. PBD/SP3/65/2012, 1 (one) year loan term. These loan due on October 4, 2013 and is extended by letter No. PBP/SP3/72/2013 with a period of 1 year and due on October 28, 2014 with 9% interest per year (2012: 9%), in 2013 these loan is amounted to Rp 75,136,533 (2012: 29,393,517).
37
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
426
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
16. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)
16. SHORT - TERM LIABILITIES (Continued)
Kredit Modal Kerja (Lanjutan)
Working Capital Loan (Continued)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Fasilitas pinjaman untuk kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) – Tebu diselenggarakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. CBB.BB I/PKS.008/2013 dan No. 7.10/KTR/02/2013 untuk MTT 2013/2014. Kredit modal kerja ini digunakan untuk membiayai usaha budi daya tebu. Pokok, beban bunga dan beban administratif penarikan kredit akan dibayar kembali oleh kelompok tani penerima fasilitas kredit yang diberikan kepada anggota kelompok tani/koperasi primer binaan pabrik gula di wilayah kerja perusahaan. Di tahun 2013 Perusahaan telah memperoleh Kredit KKPE TR MTT 2012/2013 dan 2013/2014 sebesar Rp 20.148.840 dan telah disalurkan ke kelompok tani Bunga Mayang sebesar Rp 6.248.169.
Loan facility for Food and Energy Security Credit - Sugarcane held by the cooperative agreement between the company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. CBB.BB I/PKS.008/2013 and No. 7.10/KTR/02/2013 for MTT 2013/2014. Working capital loan is used to finance business sugarcane cultivation. Principal, interest expense and administrative burden of the withdrawal of credit to be repaid by the beneficiary gourp farmers who grant credit facility given to the group members / primary cooperative sugar mills built in the region of the company. In 2013 the Company has obtained Credit KKPE TR MTT 2012/2013 and 2013/2014 amounting to Rp 20,148,840 and has been distributed to the farmers group of Bunga Mayang amounted of Rp 6,248,169.
PT Bank BRI Agroniaga Tbk
PT Bank BRI Agroniaga Tbk
Fasilitas pinjaman untuk kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) – Tebu Rakyat diselenggarakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dengan PT Bank BRI Agroniaga Tbk No. BA/SP15/Dir.01/V/2013 dan 7.10/KTR/01/2013 untuk MTT 2013/2014. Kredit modal kerja ini digunakan untuk membiayai usaha budi daya tebu. Pokok, beban bunga dan beban administratif penarikan kredit akan dibayar kembali oleh kelompok tani penerima fasilitas kredit yang diberikan kepada kelompok tani/koperasi primer binaan pabrik gula di wilayah kerja perusahaan. Di tahun 2013 Perusahaan telah memperoleh Kredit KKPE TR MTT 2012/2013 sebesar Rp 27.380.468 dan telah disalurkan ke kelompok tani Bunga Mayang sebesar Rp 8.191.153.
Loan facility for Food and Energy Security Credit - Public Sugarcane held by the cooperative agreement between the company and PT Bank BRI Agroniaga Tbk No. BA/SP-15/Dir.01/V/2013 dan 7.10/KTR/01/2013 for MTT 2013/2014. Working capital loan is used to finance business sugarcane cultivation. Principal, interest expense and administrative burden of the withdrawal of credit to be repaid by the beneficiary gourp farmers who grant credit facility given to the group members / primary cooperative sugar mills built in the region of the company. In 2013 the Company has obtained Credit KKPE TR MTT 2012/2013 and 2013/2014 amounting to Rp 27,380,468 and has been distributed to the farmers group of Bunga Mayang amounted of Rp 8,191,153.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Fasilitas pinjaman untuk kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) – Tebu diselenggarakan berdasarkan perjanjian kerja sama antara perusahaan dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk No. B.351DIR/PRG/05/2013 dan No. 7.10/KTR/03/2013 untuk MTT 2013/2014. Kredit modal kerja ini digunakan untuk membiayai usaha budi daya tebu. Pokok, beban bunga dan beban administratif penarikan kredit akan dibayar kembali oleh kelompok tani penerima fasilitas kredit yang diberikan kepada kelompok tani/koperasi primer binaan pabrik gula di wilayah kerja perusahaan. Kredit modal kerja ini diberikan kepada petani di lingkungan pabrik gula Bunga Mayang di kabupaten Lampung Utara dan pabrik gula Cinta Manis di Kayuagung. Di tahun 2013 Perusahaan telah memperoleh Kredit MTT 2012/2013 sebesar Rp 17.523.423 dan telah disalurkan ke kelompok tani Bunga Mayang sebesar Rp 7.244.881.
Credit loan facility for food and energy security (KKPE) - Sugarcane held by the cooperative agreement between the company and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk No. B. 351-DIR/PRG/05/2013 and No. MTT 7.10/KTR/03/2013 for 2013/2014. Working capital loans are used to finance business sugarcane cultivation. Principal, interest expense and administrative burden of the withdrawal of credit to be repaid by the beneficiary farmers’ group credit facilities granted to a group of farmers / primary cooperative sugar mills built in the region of the company. These working capital loans are given to farmers in sugar factories in the district Flowers Mayang North Lampung as well as farmers in sugar mills at Kayuagung Sweet Love. In 2013 the Company has obtained Credit MTT 2012/2013 amounted to Rp17.523.423 and has been distributed to farmer groups Bunga Mayang Rp 7,244,881
17. UTANG USAHA
17. ACCOUNTS PAYABLE
Utang usaha merupakan utang kepada pemasok dalam mata uang Rupiah yang timbul dari pembelian dengan rincian sebagai berikut: 2013 Pupuk Konstruksi Bahan bakar minyak Kimia Umum
135,524,626 124,042,686 4,858,559 2,690,597 285,306,351 552,422,819
Accounts payable is owed to suppliers in Rupiah from the purchase with the following details: 2012 282,162,529 83,464,095 10,931,029 7,847,877 305,767,945 690,173,475
38
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Fertilizer Construction Fuel Chemical General
Laporan Keuangan Konsolidasi
427
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
18. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
18. ACCRUED EXPENSES 2013
Biaya jasa produksi Bunga pinjaman Tantiem Biaya tanaman ulang Jasa profesional Gaji Biaya pengadaan aset Biaya SDM Biaya angkutan produksi Biaya pakaian kerja Lainnya
43,124,854 11,838,275 1,975,000 1,186,414 785,000 75,786 3,676,508 62,661,837
Berkaitan dengan tahun buku 2013, manajemen telah mengestimasi jumlah jasa produksi sebesar 1 (satu) bulan gaji karyawan (2012: satu bulan gaji karyawan) . 19. UANG MUKA DARI PELANGGAN
Teh : PT Elinkindo International Sariwangi PT Suruchi Lipton Tea Ltd. Sri Muhibah Sedap Harum PT Unilever Indonesia PT Indoma KPB Jakarta Koi Woo Fong Tea Lainnya (dibawah Rp 50.000) Kelapa sawit : PT Indo Karya Internusa PT Trinity Interlink PT Sinar Alam Permai Palm Mandiri CV Aman jaya Palm Mas Asri PT Bina Karya Prima CV Kuali Mas Iskandar Robby PT Cisadane Raya Lainnya (dibawah Rp 50.000)
Production service costs Loan interest Tantiem Re-plant cost Profesional service Salary Aset acquisition cost SDM cost Transport cost of production Working clothes cost Other
Related with the fiscal year 2013, management has estimated the number of production services by 1 (one) month salary of employees (2012: one month salary of the employee). 19. ADVANCES FROM CUSTOMERS
2013 Karet : Wilson Global Trade Pte. Ltd. PT Bitung Guna Sejahtera Namazie International Private PT Jaya Tropical CV Dramaga Sinergy PTE Tong Teik Pte. Ltd. Indotama Rezeki Lainnya (dibawah Rp 50.000)
2012 41,031,422 14,216,466 1,503,157 1,004,091 613,636 49,130,901 4,639,273 3,195,700 2,271,394 2,603,089 16,100,804 136,309,933
2012
5,392,175 5,370,221 4,862,985 1,795,242 1,674,038 565,241 89,663 19,749,565
8,567,581 3,175,257 87,434 1,789,434 186,610 59,997 49,236 13,915,549
1,952,814 668,369 490,945 171,867 5,909 564,404 3,854,308
737,371 190,634 481,840 254,897 234,364 224,476 209,365 180,585 2,513,532
31,861,820 21,718,222 15,168,280 2,350,920 177,273 91,820 143,593 71,511,928
243,069 3,267,329 173,922 340,982 165,000 63,750 63,000 51,805 83,531 4,452,388
39
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Rubber : Wilson Global Trade Pte. Ltd. PT Bitung Guna Sejahtera Namazie International Private PT Jaya Tropical CV Dramaga Sinergy PTE Tong Teik Pte. Ltd. Indotama Rezeki Other (below Rp 50.000) Tea : PT Elinkindo International Sariwangi PT Suruchi Lipton Tea Ltd. Sri Muhibah Sedap Harum PT Unilever Indonesia PT Indoma KPB Jakarta Koi Woo Fong Tea Other (below Rp 50.000) Oil Palm : PT Indo Karya Internusa PT Trinity Interlink PT Sinar Alam Permai Palm Mandiri CV Aman jaya Palm Mas Asri PT Bina Karya Prima CV Kuali Mas Iskandar Robby PT Cisadane Raya Other (below Rp50.000)
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
428
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
19. UANG MUKA DARI PELANGGAN (Lanjutan)
19. ADVANCES FROM CUSTOMERS (Continued) 2013
Gula : Lainnya (dibawah Rp 50.000)
2012
90,184 90,184
-
95,205,985
20,881,469
20. LIABILITAS LANCAR LAINNYA
Sugar : Other (Under Rp50.000)
20. OTHER CURRENT LIABILITIES 2013
Iuran pensiun Uang jaminan dari kontraktor dan kompensasi lahan Koperasi Karyawan Ruwa Jurai Pengobatan karyawan Titipan koperasi dan karyawan Pembelian TBS, bahan olah karet (Bokar), dan tebu dari pihak ketiga Utang bunga tebu rakyat Utang PT LPP Agro Multi Prima Jasa Penebangan dan pengangkutan Utang bagi hasil Lainnya
13,239,966 12,823,327 6,455,526 3,064,653 2,963,495 2,724,906 1,131,953 507,233 487,971 11,409,595 54,808,625
21. UTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI
Asosiasi: Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan Nusantara Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Yogyakarta Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Pusat Penelitian Karet Sungai Putih Lembaga Penelitian Sembawa Palembang lainnya (dibawah Rp 200juta)
101,404 Retirement 9,045,114 Security deposits from contractor and land compensation 22,837,661 Koperasi Karyawan Ruwa Jurai 2,536,647 Employees medical 5,227,391 Entrusted cooperatives and employee Purchase of TBS, rubber material, and sugarcane 16,529,334 from third party Public sugarcane loan interest 1,814,038 Debt to PT LPP Agro Multi Prima Jasa 5,006,496 Logging and transport 1,529,029 Debt for results 10,382,841 Other 75,009,955 21. LOANS TO RELATED PARTIES
2013 Perusahaan afiliasi : PT Perkebunan Nusantara XI PT Perkebunan Nusantara V Yayasan Dana Pensiun cabang PTPN VII PT Perkebunan Nusantara X PT Perkebunan Nusantara VIII PT Perkebunan Nusantara XII PT Perkebunan Nusantara XIII PT Perkebunan Nusantara IX Dana Pensiun Perkebunan PT Perkebunan Nusantara III
2012
2012
919,972 393,153 249,033 182,481 177,052 50,954 50,883 24,085 2,047,613
398,552 395,153 1,723,900 266,442 37,474 40,990 9,600,986 17,299 12,480,796
8,051,936 3,917,990 575,661 144,882 127,337 54,532 12,872,338
10,390,235 5,752,388 582,140 134,394 324,336 2,213,235 19,396,728
14,919,951
31,877,524
Penjelasan dari transaksi sehubungan dengan utang di atas lihat catatan 37b dan 37c.
Laporan Tahunan 2013
Affiliated companies : PT Perkebunan Nusantara XI PT Perkebunan Nusantara V Retirement fund Foundation branch PTPN VII PT Perkebunan Nusantara X PT Perkebunan Nusantara VIII PT Perkebunan Nusantara XII PT Perkebunan Nusantara XIII PT Perkebunan Nusantara IX Dana Pensiun Perkebunan PT Perkebunan Nusantara III Association : Join Marketing office of PT Perkebunan Nusantara Yogyakarta Institute of Education and Training Medan Palm oil Research Center Rubber of Sungai Putih Research Center Sembawa Palembang Research Institute Other (Below Rp200 million)
Explanation from the transaction in connection with debt above see notes 37b and 37c.
Annual Report 2013
40
Laporan Keuangan Konsolidasi
429
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
22. PINJAMAN JANGKA PANJANG
22. LONG - TERM LOANS 2013
2012
Utang bank : Kredit Investasi Pinjaman Sindikasi
4,395,440,914
3,407,440,913
Dikurangi : Nilai buku biaya pinjaman Ditambah : Amortisasi biaya provisi
4,395,440,914 (13,704,519) 14,596,853
3,407,440,913 (14,431,511) 313,050
4,396,333,248
3,393,322,452
5,114,026
5,114,026
Utang Pemerintah Republik Indonesia Pemerintah RI - Rehabilitasi PIR Dikurangi: Bagian lancar
4,401,447,274 (107,000,000)
3,398,436,478 (95,000,000)
4,294,447,274
3,303,436,478
Bank loan : Invensment Credit Syndicated loan Less : Book value of loan costs Plus : Amortization of provision costs Indonesia Goverment Debt RI Goverment – PIR Rehabilitation Less: Current portion
Kredit Investasi
Investment Credit
Pinjaman Sindikasi
Syndicated Loan
Pada tahun 2013, berdasarkan surat persetujuan pada tanggal 10 Oktober 2013, Bank Mandiri No: CBG.AGB/SPPK/123/2013, BNI No: BIN/4.3/190/R, Bank BRI No: B.1790-MND/NDD/10/2013, Indonesia Eximbank No: PBD/SP3/73/2013. Perusahaan kembali memperoleh fasilitas kredit secara sindikasi (Perjanjian Sindikasi) dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan LPEI (Indonesia Eximbank), dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bertindak sebagai agen fasilitas, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai agen penampungan dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai agen penjamin. Untuk fasilitas KI tahun 2013, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tidak ambil bagian.
In 2013, based on the approval letter dated October 10, 2013, Bank Mandiri No: CBG.AGB/SPPK/123/2013, BNI No.: BIN/4.3/190/R, Bank BRI No: B.1790-MND/NDD/10/2013, Indonesia Eximbank No.: PBD/SP3/73/2013. Company obtains syndicated credit facility (Syndication Agreement) with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk and LPEI (Indonesia Eximbank), with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk act as facility agent, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk as the reservoir agent and PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk acts as guarantor agent. For the KI facility in 2013, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk has not taking part.
Fasilitas kredit sindikasi ini terbagi dalan 4 (empat) tranche dengan jumlah fasilitas maksimum sebagai berikut :
Syndicated credit facility is divided in 4 (four) tranches with the following maximum limits :
2013 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Tranche A Tranche B Tranche C Tranche D
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2013 PT Bank Rakyar Indonesia (Persero) Tbk
LPEI (Indonesia Eximbank)
Jumlah / Total
1,237,176,914
833,690,000
312,574,000
404,000,000
2,787,440,914
210,000,000
210,000,000
210,000,000
70,000,000
700,000,000
135,600,000
135,600,000
135,600,000
45,200,000
452,000,000
-
240,500,000
446,500,000
53,000,000
740,000,000
1,582,776,914
1,419,790,000
1,104,674,000
572,200,000
4,679,440,914
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
1,237,176,913
833,690,000
312,574,000
404,000,000
2,787,440,913
210,000,000
210,000,000
210,000,000
70,000,000
700,000,000
135,600,000
135,600,000
135,600,000
45,200,000
452,000,000
1,582,776,913
1,179,290,000
658,174,000
519,200,000
3,939,440,913
2012
Tranche A Tranche B Tranche C
Tranche A Tranche B Tranche C Tranche D
2012
Laporan Tahunan 2013
PT Bank Rakyar Indonesia (Persero) Tbk
LPEI (Indonesia Eximbank)
2013 Annual Report 41
Jumlah / Total Tranche A Tranche B Tranche C
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
430
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
22. LONG - TERM LOANS (Continued)
Kredit Investasi (Lanjutan)
Investment Credit (Continued)
Pinjaman Sindikasi (Lanjutan)
Syndicated Loan (Continued)
Fasilitas tranche A digunakan untuk pelunasan kredit investasi dan kredit modal kerja dari fasilitas kredit lama. Fasilitas tranche B digunakan untuk pembiayaan kembali atas investasi tanaman dan non tanaman untuk kebun eksisting serta pembiayaan tanaman dan non tanaman berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2012. Fasilitas tranche C digunakan untuk membiayai pelunasan Medium Term Notes (MTN) yang akan jatuh tempo pada tahun 2013 dan 2014 sedangkan fasilitas trance D digunakan untuk membiayai CAPEX PTPN VII (Persero) berdasarkan RKAP tahun 2013 berupa investasi Tanaman dan Non Tanaman sebesar Rp 1.060.820.000. Pinjaman ini dikenakan bunga 10% per tahun dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kesepakatan kreditur. Jangka waktu pinjaman 10 (sepuluh) tahun sejak penandatanganan addendum kredit kedua.
Tranche A facility is used for the repayment of investment credit and working capital credit from the old credit facilities. Tranche B facility is used to refinance the plantation investment and non-crop plants for the garden as well as the financing of existing plants and non-plant based on Work Plan and Budget in 2012. Tranche C facility is used to finance the repayment of Medium Term Notes (MTN), which will mature in 2013 and 2014 while the trance D facility is used to finance CAPEX PTPN VII (Persero) based on RKAP 2013 in the form of investment for plant and non-plant amonting to USD 1,060,820,000. The loan bears interest at 10% per year and may change from time to time in accordance with the agreement of creditors. 10 (ten) year loan period from the signing of second credit addendum.
Fasilitas tranche A dan tranche B telah dicairkan seluruhnya di tahun 2012, fasilitas tranche C dicairkan sesuai dengan jadwal pelunasan Medium Term Notes (MTN), sedangkan fasilitas tranche D dicairkan Oktober 2013.
Facility tranche A and tranche B has been fully disbursed in 2012, tranche C facility disbursed in accordance with the repayment schedule of Medium Term Notes (MTN), whereas D facility tranche disbursed in October 2013.
Pinjaman ini dijamin dengan : 1. Agunan Fixed Asset Seluruh agunan yang telah dijaminkan kepada masing-masing kreditur berikut jaminan tambahan lainnya akan dilakukan roya dan dipasang kembali Hak Tanggungan Peringkat III (ketiga) minimal 100% dari limit Kredit secara paripassu antara para kreditur dan didudukkan dalam Perjanjian Pembagian Hasil Jaminan yang pengikatnya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Agunan Non Fixed Asset (Piutang dan Persediaan) Piutang dan persediaan dilakukan roya dan diikat secara fidusia dan didaftarkan di Lembaga Fidusia minimal sebesar Rp 900.000.000 yang dibagi secara paripassu antara Para Kreditur dan didudukkan dalam Perjanjian Pembagian Hasil Jaminan yang pengikatnya dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
The Loan is secured by : 1. Fixed Asset Collateral All collateral has been warranted to the each following creditors with other additional collateral that will be roya and reassembled by Mortgage Rating III (third) of at least 100% from credit limit by paripassu between creditors and seated in the Guarantee Production Result Sharing Agreements that the bonding is done in accordance with the applicable regulations. 2. Non Fixed Assets Collateral Asset (Receivable and Inventories) Receivables and inventories do in Roya and tied fiduciary and enrolled in Fiduciary Institute with a minimum of Rp 900,000,000 paripassu divided between the creditors and seated in the Guarantee Production Result Sharing Agreements that the bonding is done in accordance with the applicable regulations.
Perjanjian kredit tersebut mensyaratkan Perusahaan mempertahankan rasio keuangan sebagai berikut : - Current Ratio minimum 1 kali - Rasio Debt Service Coverage minimum 1 kali - Rasio utang terhadap ekuitas maksimum 4 kali
untuk
The credit agreement requires the Company to maintain financial ratios as follows : - Current Ratio of at least 1 time. - Debt Service Coverage Ratio of at least 1 time. - Debt to equity ratio maximum of 4 times
Perjanjian kredit tersebut juga tidak memperkenankan Perusahaan untuk : - Memindahtangankan barang jaminan - Bertindak sebagai penjamin utang - Menjaminkan jaminan pinjaman kepada pihak lain - Memperoleh pinjaman dari kreditur lain
The credit agreement requires the Company to maintain financial ratios as follows: - Transfer collateral - Acting as a guarantor of the debt - Pledge loan guaranteee to another parties - Getting a loan from another lender
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
42
Laporan Keuangan Konsolidasi
431
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
22. PINJAMAN JANGKA PANJANG (Lanjutan)
22. LONG - TERM LOANS (Continued)
Kredit Investasi (Lanjutan)
Investment Credit (Continued)
Pinjaman Sindikasi (Lanjutan)
Syndicated Loan (Continued)
Saldo kredit sindikasi pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : Syndicated loan balances at December 31, 2013 are as follows : PT Bank Negara LPEI PT Bank PT Bank Rakyar Indonesia (Indonesia Mandiri Indonesia Jumlah / (Persero) Tbk Eximbank) (Persero) Tbk (Persero) Tbk Total Tranche A Tranche B Tranche C Tranche D Dikurangi: Bagian lancar Tranche A Tranche B Tranche C Tranche D Tranche A Tranche B Tranche C Tranche D
1,163,943,365
784,340,487
294,071,470
380,085,592
2,622,440,914
207,000,000
207,000,000
207,000,000
69,000,000
690,000,000
102,900,000
102,900,000
102,900,000
34,300,000
343,000,000
-
240,500,000
446,500,000
53,000,000
740,000,000
1,473,843,365
1,334,740,487
1,050,471,470
536,385,592
4,395,440,914
37,726,374
25,422,476
9,531,606
12,319,544
1,500,000
1,500,000
1,500,000
500,000
85,000,000 5,000,000
3,600,000
3,600,000
3,600,000
1,200,000
12,000,000
-
1,625,000
3,016,892
358,108
5,000,000
42,826,374
32,147,476
17,648,498
14,377,652
107,000,000
1,126,216,991
758,918,012
284,539,863
367,766,048
2,537,440,914
205,500,000
205,500,000
205,500,000
68,500,000
685,000,000 331,000,000
99,300,000
99,300,000
99,300,000
33,100,000
-
238,875,000
443,483,108
52,641,892
735,000,000
1,431,016,991
1,302,593,012
1,032,822,971
522,007,940
4,288,440,914
Tranche A Tranche B Tranche C Tranche D Less : Current posision Tranche A Tranche B Tranche C Tranche D Tranche A Tranche B Tranche C Tranche D
Saldo kredit sindikasi pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Syndicated credit balance on december 31, 2012 are as follows: PT Bank Negara LPEI PT Bank PT Bank Rakyar Indonesia (Indonesia Mandiri Indonesia Jumlah / (Persero) Tbk Eximbank) (Persero) Tbk (Persero) Tbk Total Tranche A Tranche B Dikurangi: Bagian lancar Tranche A Tranche B Tranche A Tranche B
1,203,888,937
811,258,403
304,163,759
393,129,815
2,712,440,914
208,500,000
208,500,000
208,500,000
69,500,000
695,000,000
1,412,388,937
1,019,758,403
512,663,759
462,629,815
3,407,440,914
39,945,572
26,917,916
10,092,289
13,044,223
1,500,000
1,500,000
1,500,000
500,000
5,000,000
41,445,572
28,417,916
11,592,289
13,544,223
95,000,000
1,163,943,365
784,340,487
294,071,470
380,085,592
2,622,440,914
207,000,000
207,000,000
207,000,000
69,000,000
690,000,000
1,370,943,365
991,340,487
501,071,470
449,085,592
3,312,440,914
Pemerintah RI – Rehabilitasi PIR Pinjaman dari Pemerintah RI untuk rehabilitasi PIR (Perkebunan Inti Rakyat) merupakan biaya rehabilitasi tanaman proyek PIR yang rusak sebelum dikonversikan menjadi milik petani peserta proyek PIR. Berdasarkan Surat Ketetapan Menteri Keuangan No. S1544/MK.013/1987 tanggal 8 Desember 1987, 50% dari total biaya rehabilitasi menjadi beban Perusahaan dan sisanya ditanggung oleh Pemerintah. Perjanjian pinjaman dengan Pemerintah RI ini tidak memiliki ketentuan mengenai hal yang tidak boleh dilakukan oleh Perusahaan (negative covenant ). Perusahaan telah mengajukan usulan beberapa kali, termasuk melalui Surat Direksi No. 7.9/A/159/2002 tanggal 26 Juli 2002 agar pinjaman tersebut dapat dikonversikan menjadi Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Perusahaan. Namun, sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan, usulan tersebut belum mendapatkan tanggapan tertulis dari Menteri Keuangan. Saldo pinjaman per 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp. 5.114.026.
Less : Current posision Tranche A Tranche B Tranche A Tranche B
RI Goverment – Rehabilitation NPS Loans from the Government of Repblic of Indonesia for (Nucleus Plantation of Society) NPS rehabilitation is the rehabilitation cost of damaged plants before converted into a farmer-owned project participants. Based on an Assessment Letter of the Minister of Finance No. S1544/MK.013/1987 dated December 8, 1987, 50% of the total rehabilitation costs were borned by the Company and the rest is borned by the Government. Loan agreement with the Government of Indonesia does not have a provision regarding things that should not be made by the Company (negative covenants). The company has a number of times proposed, including by the Board of Directors Letter No. 7.9/A/159/2002 dated July 26, 2002 so that the loan can be converted into the State Capital Investment (PMN) to the Company. However, up to the statements of financial position date, the proposal has not received a written response from the Minister of Finance. Outstanding loans as of December 31, 2013 were Rp. 5,114,026.
43
Laporan Tahunan 2013
90,000,000
Tranche A Tranche B
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
432
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
23. LIABILITAS SEWA PEMBIAYAAN
23. LEASE FINANCING LIABILITIES
Perusahaan melakukan transaksi sewa pembiayaan dengan PT BRI Syariah untuk pembelian alat berat di Unit Usaha Bunga Mayang, Cinta Manis, Betung, Bekri, Pematang Kiwah, Padang Pelawi, Kedaton, Baturaja, Distrik Banyuasin, Way Sekampung, Way Seputih, dan Muara Enim.
Company has finance lease transactions with PT BRI Syariah to purchase heavy equipment in Business Unit of Bunga Mayang, Cinta manis , Betung, Bekri, Pematang Kiwah, Padang Pelawi, Kedaton, Baturaja, Banyuasin District, Way Sekampung, Way Seputih, and Muara Enim.
Pembayaran sewa minimum atas liabilitas sewa pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut : 2013
Minimum lease payments over the finance lease liabilities are as follows : 2012
Tidak lebih dari 1 tahun Antara 1 tahun sampai 4 tahun Lebih dari 4 tahun Dikurangi: Biaya sewa pembiayaan di masa datang Nilai kini liabilitas sewa pembiayaan
26,773,836 46,740,594 308,852 73,823,282 (11,126,724) 62,696,558
Nilai kini liabilitas sewa pembiayaan dirinci sebagai berikut : 2013
27,977,454 67,220,827 2,618,706 97,816,987 (18,269,982) 79,547,005
Less than 1 year Between 1 year to 4 years More than 4 years Less: Future cost of financing rent Present value of finance lease liabilities
Present value of financce lease liabilities are detailed as follows : 2012
Tidak lebih dari 1 tahun
20,762,723
20,040,438
Less than 1 year
Antara 1 tahun sampai 4 tahun Lebih dari 4 tahun
41,632,883 300,952 41,933,835 62,696,558
56,964,053 2,542,514 59,506,567 79,547,005
Between 1 year to 4 years More than 4 years
Nilai kini liabilitas sewa pembiayaan 24. SURAT UTANG JANGKA MENENGAH
24. MEDIUM - TERM NOTES 2013
Pokok pinjaman Dikurangi : Beban penerbitan surat utang jangka menengah Ditambah: Amortisasi penerbitan surat utang jangka menengah Dikurangi: bagian lancar
Present value of finance lease liabilities
2012
102,000,000
451,521,263
102,000,000
(478,737) 451,042,526
102,000,000 102,000,000
957,474 452,000,000
Tanggal 8 Juli 2010, Perusahaan menerbitkan surat utang jangka menengah (Medium Term Notes – “MTN”) dalam bentuk Sertifikat Jumbo MTN dengan pokok utang sebesar Rp 152.000.000 yang terdiri dari MTN seri A sebesar Rp50.000.000 dan seri B sebesar Rp 102.000.000. Jangka waktu MTN seri A dan seri B masing-masing selama 3 tahun dan 4 tahun terhitung sejak tanggal penerbitan dan dikenakan bunga sebesar 10,4% per tahun dan 10,7% per tahun. MTN tersebut telah didaftarkan di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 bulan. Perusahaan telah membayar MTN Seri A sebesar Rp 50.000.000 dengan kredit Trance C pada 8 Juli 2013. MTN Seri B sebesar Rp 102.000.000 akan jatuh tempo pada tanggal 8 Juli 2014 dan pembayaran dilakukan dengan penyaluran langsung kredit Trance C. Berdasarkan Pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo, MTN tersebut mendapat peringkat “idBBB+” (Triple B Plus, stable outlook) sesuai surat No. 995/PEF-Dir/V/2013 untuk periode 21 Mei 2013 sampai dengan 1 Mei 2014.
Laporan Tahunan 2013
Loan principal Less: Issuance cost of medium term notes Add: Ammortisation of issuance of medium term notes Less: current portion
452,000,000 Dated July 8, 2010, the Company issued Medium Term Notes (“MTN" ) in the form of MTN Jumbo Certificates with the principal loan debt of Rp 152,000,000 comprising of MTN series A amounting to Rp 50,000,000 and series B of Rp 102,000,000. MTN term of series A and series B, respectively for 3 years and 4 years from the date of issuance and bear interest at 10.4 % per year and 10.7 % per year. MTN has been registered in PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Interest is paid every 3 months. The Company has paid MTN Series A for Rp 50,000,000 by Trance C credit on July 8, 2013. MTN Series B for Rp 102,000,000 will mature on July 8, 2014 and the payment is made by direct credit of Trance C. Based on the ranking done by Pefindo, MTN were rated " idBBB + " ( Triple B Plus , stable outlook ) according to the letter No. 995/PEF-Dir/V/2013 for the period of May 21, 2013 until May 1, 2014.
Annual Report 2013
44
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
433
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
24. SURAT UTANG JANGKA MENENGAH (Lanjutan)
24. MEDIUM - TERM NOTES (Continued)
Tanggal 22 Desember 2010, Perusahaan menerbitkan surat utang jangka menengah (Medium Term Notes – “MTN”) dalam bentuk Sertifikat Jumbo MTN dengan pokok utang sebesar Rp 300.000.000. MTN tersebut telah didaftarkan di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Jangka waktu MTN adalah 380 hari dan dikenakan bunga sebesar 9,3% Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 bulan dan berakhir pada tanggal 12 Januari 2012 yang merupakan tanggal pelunasan pokok MTN. Berdasarkan Pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo, MTN tersebut mendapat peringkat “idA” (Single A, stable outlook) sesuai surat No. 1604/PEF-Dir/XII/2011 untuk periode 22 Desember 2011 sampai dengan 1 Desember 2012. Pada tanggal 28 Desember 2011, Perusahaan telah membayar MTN ini sebesar Rp299.000.000, dengan adanya pelunasan ini, Perusahaan menerbitkan sertifikat jumbo atas MTN dengan nilai Rp1.000.000 dengan tingkat bunga 8,3% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 12 Januari 2012 yang merupakan tanggal pelunasan pokok MTN.
Dated December 22, 2010, the Company issued Medium Term Notes (“MTN " ) in the form of MTN Jumbo Certificates with the principal loan of Rp 300,000,000. MTN has been registered in PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). A period of 380 days MTN and bears interest at 9.3% Interest is paid every 3 months and ended on January 12, 2012 which is the settlement date of principal payment MTN. Based on the ranking made by Pefindo, MTN rated “idA " (Single A , stable outlook ) according to the letter No. 1604/PEF-Dir/XII/2011 starting from the period of December 22, 2011 until December 1, 2012. On December 28, 2011, the Company has paid MTN amounting to Rp 299.000.000, with this settlement, Company publishes MTN jumbo certificate with a value of Rp 1,000,000 with interest rate of 8.3% per year and will mature on January 12, 2012 is the date for settlement of principal MTN.
Pada tanggal 28 Desember 2011, perusahaan telah menerbitkan surat utang jangka menengah (Medium Term Notes - “MTN”) dalam bentuk sertifikat Jumbo MTN dengan pokok utang sejumlah Rp 300.000.000. MTN tersebut telah didaftarkan secara elektronik di PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan Nomor 714/STF/02/2011. Jangka waktu MTN adalah 380 hari dihitung sejak tanggal penerbitan dan dikenakan bunga sebesar 9,30% per tahun. Pembayaran bunga dilakukan setiap 3 bulan dan jatuh tempo pada tanggal 11 Januari 2013 yang merupakan tanggal pelunasan Pokok MTN. Pelunasan Pokok MTN sejumlah Rp 300.000.000 dilakukan dengan penyaluran langsung kredit Trance C. Berdasarkan Pemeringkatan yang dilakukan oleh Pefindo, MTN tersebut mendapat peringkat “idA” (Single A, stable outlook) sesuai surat No. 1602/PEF-Dir/XII/2011 untuk periode 22 Desember 2011 sampai dengan 1 Desember 2012.
On December 28, 2011, the company has issued Medium Term Notes ("MTN") in the form of MTN Jumbo certificate with principal amounting to Rp300.000.000. MTN has registered electronically in PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) with Number 714/STF/02/2011. A period of 380 days from the date of issuance and bear interest at 9.30% per year. Interest is paid every 3 months and mature on January 11, 2013 which is the repayment principal date of the MTN. MTN principal repayment is amounted to Rp300.000.000 paid by Trance C direct channeling credit. Based on the ranking made by Pefindo, the MTN is rated "id A" (Single A, stable outlook) according to letter No. 1602/PEF-Dir/XII/2011 for the period of December 22, 2011 until December 1, 2012.
25. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
25.
Estimasi liabilitas imbalan jasa masa kerja karyawan setelah dikurangi nilai wajar aset dana pensiun pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 i. Liabilitas/(kekayaan) manfaat pensiun ii. Liabilitas imbalan kerja lainnya Liabilitas (kekayaan)
2012 (182,022,901) 168,100,972
(14,144,486)
(13,921,929)
2013
8,588,265 77,356,439
172,545,778
85,944,704
2013
i. ii.
Liabilities (assets)
Retirement benefits expenses Other employee benefits expense
Charged to the account : 2012
62,926,018 109,619,760
36,239,457 49,705,247
172,545,778
85,944,704
Laporan Tahunan 2013
Liabilities / (assets) of retirement benefits Other employee benefits liabilities
Expense of exchange for employee service period of work has been allocated to the plant expense and Company's operating expenses as follows: 2012
34,011,450 138,534,328
Dibebankan ke akun: Tanaman belum menghasilkan Beban usaha
Estimated liability of exchange for employee service period of work after deducting the fair value of retirement fund assets on December 31, 2013 and 2012 are as follows:
(206,331,253) 192,186,767
Beban imbalan jasa masa kerja karyawan telah dialokasikan ke dalam beban tanaman dan beban usaha Perusahaan sebagai berikut:
Beban manfaat pensiun Beban imbalan kerja lainnya
LIABILITIES FOR EMPLOYEE BENEFITS
2013 Annual Report 45
Immature plants Operating expenses
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
434
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
25. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (Lanjutan) i.
Imbalan pensiun
25.
LIABILITIES FOR EMPLOYEE BENEFITS (Continued) i.
Retirement benefits
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang dihitung berdasarkan gaji terakhir dan masa kerja karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh Dapenbun berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. Kep-344/KMK/17/1999.
The Company has a defined benefit retirement plan for all permanent employees which are calculated based on latest salary and work period of employment. This retirement fund is managed by Dapenbun based on Minister of Finance Decree No. Kep-344/KMK/17/1999.
Pendanaan Dapenbun berasal dari kontribusi karyawan dan Perusahaan, masing-masing sebesar 6% dan 4,94% dari gaji dasar tahunan karyawan, dan bila terdapat saldo defisit antara aset dan liabilitas dana pensiun akan ditanggung oleh Perusahaan. Aset dana pensiun terutama terdiri atas deposito berjangka, surat-surat berharga dan investasi jangka panjang berbentuk saham, tanah dan bangunan.
Dapenbun funding is derived from contributions of employees and the Company, respectively 6% and 4.94% from annual basic salary of the employee, and if there is a deficit balance between retirement fund assets and liabilities will be borne by the Company. Retirement fund assets principally consist of time deposits, marketable securities and long-term investments in the form of shares, land and buildings.
Penilaian aktuarial dilakukan setiap tahun. Nilai wajar aset dan liabilitas aktuarial berdasarkan laporan aktuaris PT Binaputera Jaga Hikmah tanggal 7 Februari 2014 dengan laporan No. 066/PSAK-BJH/II-2014 (2012: 21 februari 2013) adalah
Actuarial valuation carried out every year. The fair value of assets and liabilities actuarial based on actuarial reports of PT Binaputera Jaga Hikmah dated February 7, 2014 with report No. 066/PSAK-BJH/II-2014 (2012: February 21, 2013) is as
a. Liabilitas/(kekayaan) manfaat pensiun :
a. Liabilities / richness) retirement benefits : 2013
2012
Nilai kini liabilitas manfaat pensiun Nilai wajar aset bersih
615,244,437 (474,730,000)
499,578,342 (392,181,502)
Posisi pendanaan Kerugian aktuarial yang belum diakui
140,514,437 (346,845,690) (206,331,253)
107,396,840 (289,419,741) (182,022,901)
b. Beban manfaat pensiun yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif : 2013 Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil investasi Iuran karyawan Amortisasi kerugian aktuarial
10,356,916 42,364,243 (39,218,150) (5,435,428) 25,943,869 34,011,450
c. Rekonsiliasi perubahan selama periode berjalan atas liabilitas/(kekayaan) bersih yang diakui di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut : 2013 Saldo awal Beban manfaat pensiun Iuran perusahaan
The present value of liabilities retirement benefits Fair value of net assets Funding position Unrecognized actuarial losses
b. Retirement benefits expense that are recognized in the statements of comprehensive income : 2012 9,660,547 21,458,574 (37,605,644) 15,074,787 8,588,264
Current service costs Interest cost Investment result Employee contributions Amortization of actuarial losses
c. Reconciliation of changes in the current period on net liabilities / (assets) wich is recognized in the statements of finanncial position are as follows : 2012
(161,659,683) (182,022,900) 8,588,265 34,011,450 (58,319,802) ) (28,951,482) (182,022,900) (206,331,252)
Begining balance Retirement benefit expenses Company contributions
Asumsi utama yang digunakan oleh aktuaris dalam perhitungan Main assumption used by actuary in calculating the liabilities retirement liabilitas beban pensiun adalah sebagai berikut: expense are as follows : Tingkat bunga aktuarial Kenaikan gaji rata-rata Tingkat pengembalian hasil investasi Tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun Usia normal pensiun
8.48% 5% 10% 2.5% 55 - 56 tahun
Laporan Tahunan 2013
5.3% 5% 10% 2.5% 55 - 56 tahun
Annual Report 2013
46
Actuarial interes rate Increase in average salary Rate of return on investment Rate of increase in compensation Normal reteriment age
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
435
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
25. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (Lanjutan)
25.
ii. Imbalan jasa masa kerja lainnya
LIABILITIES FOR EMPLOYEE BENEFITS (Continued) ii.
Tabel-tabel berikut meringkas unsur biaya imbalan jasa masa kerja lainnya meliputi santunan hari tua, tunjangan masa persiapan pensiun, dan cuti panjang yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan posisi keuangan Perusahaan untuk liabilitas imbalan jasa masa kerja berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah seperti termuat dalam laporannya bertanggal 7 Februari 2014 dengan laporan 066/PSAK–BJH/II-2014 (2012: 21 Februari 2013)
a. Liabilitas imbalan jasa masa kerja:
a. Liability exchange of service period of work : 2012
2013
680,453,861 (499,183,941) (13,168,948) 168,100,972
Nilai kini liabilitas 626,619,776 Kerugian aktuarial yang belum diakui (423,897,851) Biaya jasa lalu yang belum diakui - non vested (10,535,158) 192,186,767 b. Biaya imbalan jasa masa kerja :
25,762,390 16,972,108 2,633,790 31,988,151 77,356,439
29,513,092 53,607,532 2,633,790 52,779,914 138,534,328
c. Perubahan liabilitas imbalan jasa masa kerja selama tahun berjalan 2013 Saldo awal Beban imbalan kerja Pembayaran imbalan kerja
168,100,972 138,534,328 (114,448,533) 192,186,767
26. MODAL SAHAM
Current service cost Interest expense Amortization of unrecognized pasts service cost Actuarial losses
c. Changes in current exchange of service period of work liabilities : 2012 194,679,845 77,356,439 (103,935,312) 168,100,972
Beginning balance Employee benefit expense Employee benefit payment
26. CAPITAL STOCK
Pemilik saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut : 2013 Negara Republik Indonesia
Current liabilty value Amortization of unrecognized actuary losses Unrecognized past service cost - non vested
b. Exchange of service period of work cost : 2012
2013 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu yang belum diakui Kerugian aktuarial
Compensation for service other working period The following tables summarize the other elements of exchange for employee service period of work compensation for services include old-age, retirement preparation benefits allowance, and long service leave that are recognized in the statements of comprehensive income and statements of financial position of the Company for future services employment benefits liabilities based on calculations calculated by an independent actuary of PT Binaputera Jaga Hikmah as contained in the report dated February 7, 2014 with report No.066/PSAK-BJH/II-2014 (2012: February 21, 2013).
1,226,233,000
27. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Shareholders of the Company on December 31, 2013 and 2012 are as follows : 2012 1,226,233,000
State of Republic of Indonesia
27. ADDITIONAL PAID IN CAPITAL
Berdasarkan Akta notaris N.M Dipo Nusantara Pua Upa ,S.H.,MKn nomor 42 pada tanggal 17 Oktober 2012 dengan Notaris pengganti Yulianti Irawati S.H. , tentang Pernyataan Keputusan Pemegang Saham, disetujui untuk menempatkan saham yang masih dalam simpanan sejumlah Rp 861.223.000
Based on Notary Deed of N.M Dipo Nusantara Pua Upa,S.H.,Mkn number 42 on the date of October 17, 2012 by the substitute Notary of Yulianti Irawati S.H., regarding the Statements of Shareholders Decision, that is approved to place the deposited shares amounting to Rp 861,223,000
Akta ini telah didaftarkan ke Kemenkunham pada tanggal 29 Oktober 2012 sesuai dengan surat dari Kemenkunham No : AHU-AH.01.1038492.
This deed was registered to Kemenkunham on October 29, 2012 in accordance with the letter from Kemenkunham No: AHU-AH.01.1038 492.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 47
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
436
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
28. SELISIH NILAI TRANSAKSI ANTAR ENTITAS SEPENGENDALI28. DIFFERENCE IN TRANSACTIONS VALUE BETWEEN A CONTROL ENTITIES Untuk mendukung pelaksanaan restrukturisasi, maka berdasarkan akta Keputusan Menteri Keuangan (PP No. 12 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996) yang dibuat di hadapan Notaris Harun Kamil, S.H., No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan NO. C2-8335HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996. Sejak tanggal tersebut beberapa BUMN Perkebunan dinyatakan sebagai perusahaan baru walaupun substansinya masih meneruskan usaha sebelumnya, dengan perubahan dalam struktur ekuitasnya (jumlah saham dan saldo laba). Selisih bersih aset dan liabilitas sebesar Rp384.091.543 yang timbul dari pelaksanaan realokasi tersebut, setelah mempertimbangkan jumlah yang digunakan sebagai setoran modal saham sebesar Rp365.000.000, diakui sebagai komponen ekuitas dengan judul “Selisih Nilai Transaksi Antar Entitas Sepengendali” sebesar Rp 19.091.543.
To support the implementation of the restructuring, according to Decree deed of the Minister of Finance (PP No. 12 year 1996 dated February 14, 1996) which is made in the presence of Notary Harun Kamil, S.H., No.40 dated March 11, 1996 and was approved by the Ministry of Justice of the Republic of Indonesia under decision letter NO. C2-8335HT.01.01.TH.96 dated August 8, 1996. Since that date some BUMN Plantations declared as new company even though the substance is still continuing previous efforts, with the change in the equity structure (number of shares and retained earnings). Net difference between assets and liabilities amounted to Rp 384,091,543 arising from the implementation of such reallocation, after considering the amount used as shares of capital contribution of Rp 365,000,000, is recognized as equity component under the title of "Differences of Transactions Value between Under Common Control Entity" amounting to Rp 19,091,543.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 223/KMK.06/2011 tahun 2011, selisih transaksi antar entitas sepengendali senilai Rp 10.202.627 telah dikonversi sebagai tambahan modal disetor (Catatan 27) sehingga saldo selisih transaksi antar entitas sepengendali pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar sebesar Rp 8.888.916.
In accordance with the Decree of the Minister of Finance no. 223/KMK.06/2011 in 2011, the difference between entities under common control transactions worth Rp10.202.627 has been converted as additional paid-in capital (Note 27) that balances the difference in transactions between entities under common control at the date of December 31, 2013 and 2012 amounted amounted
29. PEMBAGIAN LABA
29. PROFIT DISTRIBUTION
Sebagaimana diputuskan dalam Rapat Umum Tahunan Para Pemegang Saham pada tahun 2013 dan 2012, masing-masing diselenggarakan pada tanggal 25 April 2013 dan 7 Juni 2012, Perusahaan telah mengalokasikan laba bersih untuk tujuan sebagai berikut :
As decided in the annual general meeting of shareholders in 2013 and 2012, respectively held on April 25, 2013 and June 7, 2012 the company had allocated its net income for the following purpose:
a. Pembayaran dividen kepada pemegang saham untuk laba tahun 2012 tidak dibagikan :
a.
Dividend payment to undistributed earnings : Jumlah / Total (Rp)
Periode / Period
shareholders
2013 Cadangan umum
299,577,911
37 208
b. Formation of general reserves: 2012 245,245,317
Sesuai dengan akta pendirian Perusahaan, bagian dari laba yang disediakan untuk dana cadangan umum ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari modal yang ditempatkan, hanya dapat digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perusahaan. Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi jumlah 20% tersebut, maka RUPS dapat memutuskan menggunakan kelebihan tersebut bagi keperluan Perusahaan. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 30 April 2013 Nomor 7.15/RIS/002/2013, menetapkan penggunaan laba bersih tahun buku 2012 sebesar Rp 54.332.594 sebagai cadangan untuk menambah modal perusahaan dan melanjutkan program investasi.
Laporan Tahunan 2013
the year 2012
Rp per saham / Rp per share
Deklarasi pada tahun 2013 untuk laba tahun 2012 / Declaration in 2013 to profit in 2012 Deklarasi pada tahun 2012 untuk laba tahun 2011 / Declaration in 2012 to profit in 2011 46,023,001 Deklarasi pada tahun 2011 untuk laba tahun 2010 / Declaration in 2011 to profit in 2010 75,973,160 b. Pembentukan cadangan umum :
for
General reserve
In accordance with the Company's establishment deed, part from profits that are provided to the general reserve fund is determined by the General Meeting of Shareholders by ignoring the applicable legislation. Reserve fund up to the amount of at least 20% (twenty percent) from issued capital, can only be used to cover losses suffered by the Company. If the amount of the reserve fund are in excess of 20%, then General Meeting of Shareholders can decide to use these advantages for the purposes of the Company. Based on the Minutes of General Meeting of Shareholders dated April 30, 2013 Number 7.15/RIS/002/2013, appropriation of net profit for the financial year of 2012 is Rp 54,332,594 as reserve to increase Company capital investment and continue the investment program.
Annual Report 2013
48
Laporan Keuangan Konsolidasi
Consolidated of Financial Statements
437
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
29. PEMBAGIAN LABA (Lanjutan)
29. PROFIT DISTRIBUTION (Continued)
c. Dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
c.
Dana untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (“PKBL”) bersumber dari alokasi laba bersih sampai dengan tahun 2012, di tahun 2013 PKBL tidak mendapatkan lagi alokasi laba Perusahaan.
Funding for the Partnership and Environment Development Program (PKBL), sourced from net income allocation until 2012, in the year of 2013, PKBL does not get any partnership company profit allocation. 2012
2013 Dana program kemitraan Dana bina lingkungan
3,068,200 4,602,300 7,670,500
-
30. HAK MINORITAS
2012
2013
-
641,482 641,482
Saldo hak minoritas pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut : 2013 Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PT Perkebunan Nusantara VII Persero dalam PT Karya Nusa Tujuh (20 % pada tahun 2013) Nilai investasi Laba tahun berjalan
Hasil penggemukan sapi Sapi Pupuk Kompos
a.
Details of net sales by comodity groups are as follows :
2012
1,959,549,444 1,432,090,479 63,364,605 3,455,004,528
990,538,809
905,366,326
4,973,294 2,016,525 6,989,819
-
4,616,805,282
4,360,370,854
3,374,045,176 1,242,760,106 4,616,805,282
Laporan Tahunan 2013
Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PT Perkebunan Nusantara VII Persero in PT Karya Nusa Tujuh (20 % in 2013) Investments value Current year income
SALES
2,241,012,164 1,320,638,071 57,626,419 3,619,276,654
b. Rincian penjualan menurut daerah geografis adalah sebagai berikut 2013 Domestik Ekspor
31.
a. Rincian penjualan bersih berdasarkan kelompok komoditi adalah sebagai berikut : 2013
Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PT Perkebunan Nusantara VII Persero in PT Karya Nusa Tujuh
Minority interset balance on December 31, 2013 and 2012 can be explained as follows : 2012
600,000 41,482 641,482
31. PENJUALAN
Hasil tanaman semusim Gula dan tetes
Partnership program fund Environment development fund
30. MINORITY RIGHTS
Koperasi Karyawan Ruwa Jurai PT Perkebunan Nusantara VII Persero dalam PT Karya Nusa Tujuh
Komoditi Hasil tanaman keras Karet Kelapa sawit Teh
Funding for the Partnership and Environment Development Program
Commodity Solid plant result Rubber Oil Palm Tea Seasonal plant result Sugar Cow fattening result Cows Compost
b. Details of sales by geographic area are as follows: 2012 3,130,942,172 1,229,428,682 4,360,370,854
2013 Annual Report 49
Domestic Ekspor
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
438
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
31. PENJUALAN (Lanjutan)
31. SALES (Continued)
c. Rincian pembeli dengan nilai jual bersih melebihi 10% dari penjualan per komoditi Perusahaan adalah sebagai berikut:
c. Details of the customers with net sale value exceed of 10% of sales per commodity are as follows:
Kelapa sawit
Oil palm 2013
Pembeli PT Aman Jaya Perdana PT Indokarya Internusa PT Palm Mas Asri PT Sinar Alam Permai PT Trinity PT Bina Karya Prima
2012
2013
2012
275,576,522
482,558,490
21%
34%
260,041,090
245,410,100
20%
17%
200,117,415
-
15%
-
147,342,720
267,651,550
11%
19%
143,121,010
-
11%
-
-
189,045,432
-
13%
1,026,198,757
1,184,665,572
78%
83%
2013
2012
Karet
Rubber 2013
Pembeli PT Bitung Gunasejahtera New Continent Enterprises Pte. PT Wilson Trading Perkasa Wilson Global Trade Pte. Ltd Tong Teik Pte. Ltd
2012
540,529,750
390,219,645
24%
20%
390,718,379
429,702,071
17%
22%
374,914,022
234,242,302
17%
12%
308,421,535
248,917,747
14%
13%
-
235,806,150
-
12%
1,614,583,686
1,538,887,915
72%
79%
2013
2012
Gula dan tetes 2012
339,209,091
361,307,955
34%
40%
265,078,182
122,690,909
27%
14%
240,772,727
214,540,682
24%
24%
-
111,092,727
-
12%
845,060,000
809,632,273
85%
89%
2013
2012
Teh
Consumer CV Hasil Karya Wijaya PT Duo Gemini Sakti CV Medan Sakti CV Sumber Hidup
Tea 2013
Pembeli CV Swadaya Makmur PT Trijasa Prima Sejati PT Sedap Harum CV Rajawali PT Unilever
Consumer PT Bitung Gunasejahtera New Continent Enterprises Pte. PT Wilson Trading Perkasa Wilson Global Trade Pte. Ltd Tong Teik Pte. Ltd
Sugar and drops 2013
Pembeli CV Hasil Karya Wijaya PT Duo Gemini Sakti CV Medan Sakti CV Sumber Hidup
Consumer PT Aman Jaya Perdana PT Indokarya Internusa PT Palm Mas Asri PT Sinar Alam Permai PT Trinity PT Bina Karya Prima
2012
16,680,126
7,896,880
29%
12%
10,616,092
12,000,067
18%
19%
6,145,226
-
11%
-
-
9,779,735
-
15%
-
9,130,423
-
14%
33,441,444
38,807,105
58%
61%
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
50
Consumer CV Swadaya Makmur PT Trijasa Prima Sejati PT Sedap Harum CV Rajawali PT Unilever
Laporan Keuangan Konsolidasi
439
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
32. BEBAN POKOK PENJUALAN
32. COST OF GOODS SOLD 2013
2012 Solid Plant: Raw material used Depreciation and amortization expenses Wages and others expenses
Tanaman keras: Bahan baku yang digunakan Beban penyusutan dan amortisasi Beban upah dan lain-lain
2,479,821,447 163,338,276 252,907,734
2,533,525,150 142,633,418 244,935,090
Beban pokok produksi Saldo barang jadi awal tahun Saldo barang jadi akhir tahun
2,896,067,457 233,484,723 (153,891,388)
2,921,093,658 135,777,038 (233,484,723)
2,975,660,792
2,823,385,973
Tanaman semusim : Bahan baku yang digunakan Beban penyusutan dan amortisasi Beban upah dan lain-lain
420,562,566 111,804,309 154,109,123
443,925,350 120,057,843 155,639,029
Beban pokok produksi Saldo barang jadi awal tahun Saldo barang jadi akhir tahun
686,475,998 5,220,851 (25,616,276)
719,622,222 6,812,052 (5,220,851)
666,080,573
721,213,423
5,398,749 159,317 470,438
-
Cows : Raw material used Depreciation and amortization expenses Wages and others expenses
6,028,504 3,246,501 (3,369,753)
-
Cost of goods manufactured Beginning balance of finished goods Ending balance of finished goods
5,905,252
-
3,647,646,616
3,544,599,396
Beban pokok penjualan tanaman keras
Beban pokok penjualan tanaman semusim Ternak sapi : Bahan baku yang digunakan Beban penyusutan dan amortisasi Beban upah dan lain-lain Beban pokok produksi Saldo barang jadi awal tahun Saldo barang jadi akhir tahun Beban pokok penjualan ternak sapi Total beban pokok penjualan
Pemasok-pemasok utama dari pembelian yang dilakukan oleh Perusahaan selama tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: 2013 Pemasok : PT Galatta Lestarindo PT Mega Eltra PT Betha Tri Adi PT Trada Trading Indonesia PT Sarana Adyaboga Koperasi Ruwa Jurai PT Karya Bersama Sentosa Abadi PT Darma Dwi Jaya PT Sasabil Utama PT Mayang Sari Lestari PT Karya Bersama S A PT Gitamas Lestarindo PT Sinar Citra Abadi PT Saraswati AM
126,528,955 116,439,237 70,753,717 61,526,863 59,878,035 58788210 44,268,183 30,204,369 27,598,025 22,969,212 618,954,806
2012 50,475,988 107,451,354 52,773,592 54,117,158 54,572,369 86,383,270 55,412,265 53,368,185 98,515,616 37,693,632 650,763,429
Laporan Tahunan 2013
Cost of goods manufactured Beginning balance of finished goods Ending balance of finished goods Cost of solid plants sold Seasonal plants : Raw material used Depreciation and amortization expenses Wages and others expenses Cost of goods manufactured Beginning balance of finished goods Ending balance of finished goods Cost of seasonal plants sold
Cost of cattle Total cost of goods sold
The main suppliers of purchases made by the Company during 2013 and 2012 are as follows: 2013
2012
10.10% 9.29% 5.65% 4.91% 4.78% 4.69% 3.50% 2.41% 2.20% 1.83% 49.40%
1.44% 3.07% 1.51% 1.55% 1.56% 2.47% 1.58% 1.52% 2.81% 1.08% 18.59%
2013 Annual Report 51
Suppliers : PT Galatta Lestarindo PT Mega Eltra PT Betha Tri Adi PT Trada Trading Indonesia PT Sarana Adyaboga Koperasi Ruwa Jurai PT Karya Bersama Sentosa Abadi PT Darma Dwi Jaya PT Sasabil Utama PT Mayang Sari Lestari PT Karya Bersama S A PT Gitamas Lestarindo PT Sinar Citra Abadi PT Saraswati AM
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
440
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
33. BEBAN PENJUALAN
33. SALES EXPENSES 2013
Beban pengangkutan Beban kantor pemasaran bersama Beban pergudangan Beban instalasi pemompaan Beban analisa produksi Beban lainnya
49,370,558 9,409,605 2,687,650 2,004,691 713,914 7,425,099 71,611,517
34. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM 2013 274,026,203 48,320,395 43,124,854 35,655,984 24,903,526 17,421,274 16,450,220 12,188,657 10,324,951 8,055,515 5,735,640 3,623,395 2,967,020 1,975,000 1,419,072 31,786,730 537,978,436
35. BEBAN KEUANGAN
2012 229,451,501 47,159,034 41,031,422 31,532,259 27,547,196 19,354,955 8,874,563 6,411,733 12,437,794 8,577,264 7,725,740 3,431,879 13,170,346 1,503,157 1,112,402 23,996,789 483,318,034
Salaries, wages, exchange of service period of work and other allowance Travel expenses Production services expense Security expense Maintenance and repairs expenses Electricity and water expenses Insurance expense Consultant expense Waste management expense Deprecation and amortization expenses Property and land tax expenses Public relations and social expenses Education and training expenses Tantiem Membership and donations expenses Other expense
35. FINANCIAL EXPENSES 2013
2012
477,891,823
396,888,133
(184,640,828) 293,250,995
(163,018,076) 233,870,057
36. LABA PER SAHAM INDUK
Total Interest expenses Capitalization interest expenses: Immature plants
36. EARNINGS PER SHARE (HOLDING) 2013
Laba pemilik perusahaan Dikurangi laba entitas anak Laba induk Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar
Carriage Expense Join marketing office expense Wareshousing expenses Pumping installation expenses Production analysis expenses Other expenses
34. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
Beban gaji, upah, imbalan masa kerja karyawan dan tunjangan lainnya Beban perjalanan Beban jasa produksi Beban keamanan Beban pemeliharaan dan perbaikan Beban listrik dan air Beban asuransi Beban konsultan Biaya penanggulangan limbah Beban penyusutan dan amortisasi Beban pajak bumi dan bangunan Beban hubungan masyarakat dan sosial Beban pendidikan dan pelatihan Tantiem Beban iuran keanggotaan dan sumbangan Beban lainnya
Jumlah beban bunga Beban bunga dikapitalisasi: Tanaman belum menghasilkan
2012 34,161,235 9,929,317 3,790,168 1,407,227 650,474 4,557,585 54,496,006
78,611,858 (165,927) 78,445,931 1,226,223 64
Laporan Tahunan 2013
2012 54,332,594 1,226,223 44
Annual Report 2013
52
Profit to owner of company Net of Subsidiaries profit Holding profit Weighted average number of outstanding shares
Laporan Keuangan Konsolidasi
441
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
37. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI 37. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES a. Piutang kepada pihak-pihak berelasi Persentase terhadap jumlah aset
a.
2013 Perusahaan Afiliasi PT Perkebunan Nusantara XIV 15,291,579 PT Perkebunan Nusantara II 636,660 PT Perkebunan Nusantara I 286,317 PT Perkebunan Nusantara III 39,463 PT Perkebunan Nusantara VI 32,461 PT Perkebunan Nusantara IV 20,784 PT Perkebunan Nusantara IX PT Perkebunan Nusantara XIII Dana Pensiun Perkebunan 1,183,571 17,490,835 Perusahaan asosiasi PT Rajawali Nusantara Indonesia 101,530 Lain-lain (dibawah Rp 100juta) 17,592,365
2013
2012
15,290,585 638,262 286,317 5,257 11,550 4,179 100,413 16,336,563
0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002
0,213 0,009 0,004 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,227
91,534 66,626 16,494,723
0,000 0,000 0,002
0,001 0,002 0,230
2012
Piutang kepada Perusahaan afiliasi PT Perkebunan tidak dikenakan bunga dan belum ditentukan saat pelunasannya. Piutang ini berasal dari andil biaya tim pengembangan industri kelapa sawit, beban yang berkaitan dengan aktivitas rapat, pembebanan biaya bibit tebu dan pengobatan karyawan perusahaan afiliasi.
b. Utang kepada pihak-pihak berelasi
Receivables - related parties Percentage of total assets
a. Payables - related parties Persentase terhadap jumlah aset / Percentage to total assets 2013
Perusahaan asosiasi Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan Nusantara Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Yogyakarta Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Pusat Penelitian Karet Sungai Putih Balai Penelitian Sembawa Palembang Lainnya
Assosiation companies PT Rajawali Nusantara Indonesia Other (below Rp100 million)
Account receivable from affiliated company PT Perkebunan is not subject to interest and repayment is currently undetermined. This receivable sourced from the share cost of the palm oil industry development team, the burden associated with meeting activity, the burden of sugar cane seed and employees medical of affiliated companies.
2012
2013
2012
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,006 0,006 0,024 0,004 0,000 0,001 0,000 0134 0,175
Perusahaan Afiliasi PT Perkebunan Nusantara XI PT Perkebunan Nusantara V PT Perkebunan Nusantara X PT Perkebunan Nusantara VIII PT Perkebunan Nusantara XII PT Perkebunan Nusantara XIII PT Perkebunan Nusantara IX PT Perkebunan Nusantara III Dana Pensiun Perkebunan
Affiliates PT Perkebunan Nusantara XIV PT Perkebunan Nusantara II PT Perkebunan Nusantara I PT Perkebunan Nusantara III PT Perkebunan Nusantara VI PT Perkebunan Nusantara IV PT Perkebunan Nusantara IX PT Perkebunan Nusantara XIII Dana Pensiun Perkebunan
919,972 393,153 182,481 177,052 50,954 50,883 24,085 1,798,580
398,552 395,153 1,723,900 266,442 34,474 40,990 17,299 9,600,986 12,477,796
Affiliated Companies PT Perkebunan Nusantara XI PT Perkebunan Nusantara V PT Perkebunan Nusantara X PT Perkebunan Nusantara VIII PT Perkebunan Nusantara XII PT Perkebunan Nusantara XIII PT Perkebunan Nusantara IX PT Perkebunan Nusantara III Dana Pensiun Perkebunan
8,051,936
10,390,235
0,001
0,145
3,917,990
7,566,426
0,001
0,105
Associated Companies Joint Marketing Office PT Perkebunan Nusantara Yogyakarta Institute of Education and Training
575,661
582,140
0,000
0,008
Medan Palm Oil Research Center
144,882
134,394
0,000
0,002
Sungai Putih Rubber Research Center
127,337 303,565 13,121,371 14,919,951
324,336 402,197 19,399,728 31,877,524
0,000 0,000 0,002 0,002
0,005 0,006 0,271 0,446
Palembang Sembawa Research Center
53
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Other
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
442
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. SALDO DAN TRANSAKSI BERELASI (Lanjutan)
DENGAN
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
PIHAK-PIHAK 37. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (Continued)
Utang kepada perusahaan afiliasi merupakan utang yang timbul dari penggantian beban pengobatan, beban aktivitas rapat dan transportasi.
Debt to affiliated companies is a debt arising from the replacement medical expense, meeting activities and transportation expenses.
Utang kepada Pusat Penelitian Kelapa Sawit (“PPKS”), Medan merupakan tagihan atas jasa yang diberikan untuk pengembangan kelapa sawit dan dari aktivitas pembelian kecambah kelapa sawit.
Debt to Palm Oil Research Center, Medan is the bill for services rendered for the development of palm oil and palm sprouts purchasing activities.
Utang kepada Pusat Penelitian Karet Sungai Putih adalah tagihan atas jasa yang diberikan untuk pengembangan karet dan dari aktivitas pembelian bibit karet.
Debt to Sungai Putih Rubber Research Center is a bill for services provided for the development of rubber and rubber seedlings purchasing activity.
Utang kepada Kantor Pemasaran Bersama merupakan tagihan atas biaya administrasi pengurusan dokumen ekspor dan iuran pemasaran terpadu serta andil biaya pameran produk perkebunan.
Debt to the Joint Marketing Office is billed for the cost of export documents administrative process and integrated marketing contributions as well as marketing exhibition plantations products costs.
c. Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak- pihak berelasi sebagai berikut :
c. Detail for nature of relationships and type of material transactions with related parties as follows :
No.
Pihak-pihak berelasi / Related partiesSifat hubungan / Relationship Transaction
1
PT Perkebunan Nusantara I
Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI
2
PT Perkebunan Nusantara II
Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI
3
PT Perkebunan Nusantara III
4
PT Perkebunan Nusantara IV
5
PT Perkebunan Nusantara V
Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI
6
PT Perkebunan Nusantara VI
7
PT Perkebunan Nusantara IX
Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI
8
PT Perkebunan Nusantara X
9
PT Perkebunan Nusantara XI
10
PT Perkebunan Nusantara XII
11
PT Perkebunan Nusantara XIII
12
PT Perkebunan Nusantara XIV
13
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Yogyakarta / Yogyakarta Institute of education and training Badan Musyawarah Direksi (BMD) PTPN / Deliberation Board of Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) / Indonesia Sugar Plantation Research Center
Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI Asosiasi / Association
14 15
Pemilikan oleh Pemerintah RI / Ownership by Government of RI
Asosiasi / Association Asosiasi / Association
Andil biaya Pekan Olah Raga Wilayah Sumatera, tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat / Contribute of Sumatera Sports Week cost, medical invoice and contribution to meeting cost Andil biaya Pekan Olah Raga Wilayah Sumatera, tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat / Contributed the cost of Sports Week Sumatra, medical invoice and contribution to meeting cost Tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat / Invoice for Medical and contribution to the meeting cost Tagihan biaya pengobatan / Invoice for Medical cost Tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat / Invoice for Medical and contribution to the meeting cost Andil biaya Pekan Olah Raga Wilayah Sumatera, tagihan biaya pengobatan dan andil biaya rapat / Contribute of Sumatera Sports Week cost, medical invoice and contribution to meeting cost Tagihan biaya rapat / Invoiced for meeting cost
Tagihan biaya pengobatan / Invoiced for Medical Tagihan biaya pengobatan / Invoiced for Medical Tagihan biaya Sawit Nusantara Award 2009 / Invoiced for the Sawit Nusantara Award 2009 cost Tagihan biaya karet dan teh Nusantara Award 2009 / Invoiced for rubber and tea Nusantara Award 2009 Pinjaman modal kerja dan taguhan biaya pengobatan / Working capital loans and invoiced for medical Biaya pendidikan dan training karyawan / Employee education and training of employees expenses Iuran dan perumusan PKB Induk / Fee and formulation of PKB holding Biaya pengawalan produksi gula / S ugar production guard cost
54
Laporan Tahunan 2013
Transaksi / Transaction
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
443
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. SALDO DAN TRANSAKSI BERELASI (Lanjutan)
DENGAN
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
PIHAK-PIHAK 37. BALANCES AND TRANSACTION WITH RELATED PARTIES (Continued) Sifat hubungan / Relationship Transactions
No.
Pihak-pihak berelasi / Related parties
16
Dana Pensiun Perkebunan Pusat Jakarta / Plantation Retriment Fund Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan / Medan Palm Oil Research Lembaga Penelitian Perkebunan Indonesia / Indonesia Plantation
Asosiasi / Association
Lembaga Penelitian Sembawa Palembang / Sembawa Palembang Balai Penelitian RISPA Medan / RISPA Researach Center Medan Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan Nusantara / Joint Marketing Office PT Perkebunan
Asosiasi / Association
17 18
19 20 21
Asosiasi / Association Asosiasi / Association
Asosiasi / Association Asosiasi / Association
38. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
Mata uang / Currency Per 31 Desember 2013 Aset: Kas dan setara kas Piutang usaha
38. ASSET AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY
Mata uang / Currency
2,870 1,355 4,225
34,988,620 16,518,110 51,506,730
As of December 31, 2013 Assets: Cash and cash equivalents Accounts receivable
Setara Rupiah / Equivalent of the Rupiah
Jumlah / Total
5,731 887 6,618
USD USD
39. INFORMASI SEGMEN OPERASI
Setara Rupiah / Equivalent to Rupiah
Jumlah / Total
USD USD
Per 31 Desember 2012 Aset : Kas dan setara kas Piutang usaha
Transaksi / Transactions Kekurangan iuran dana pensiun / Disadvantages of Retirement contributions Pembelian bibit kelapa sawit dan biaya analisa daun / Purchase of oil palm seedlings and leaf analysis cost Biaya penelitian tanaman dan biaya pendidikan dan pelatihan karyawan / P lant research and employee education and training costs Biaya rekomendasi pemupukan / Fe recommendation cost Rekomendasi dan penelitian kelapa sawit / Palm Oil r ecommendation and research Biaya pengurusan dokumen ekspor, andil biaya pameran dan iuran KPB / Export document processing cost, contribution to exhibition cost and KPB fee
55,420,243 8,574,988 63,995,231
As of December 31, 2012 Assets : Cash and cash equivalents Accounts receivable
39. OPERATION SEGMENT INFOMATION
Tanaman
Plants Kelapa Sawit / Palm Oil
Penjualan bersih Beban pokok penjualan
Karet / Rubber
2013 Gula dan tetes / Sugar and drops
Total / Total
1,320,638,071
2,241,012,164
990,538,809
57,626,419
4,609,815,463
(1,116,280,410)
(1,808,596,810)
(666,080,573)
(50,783,572)
(3,641,741,365)
324,458,236
6,842,847
204,357,661
432,415,354
Ternak sapi
Net Sales Cost of goods sold
968,074,098
Casttle 2013
Penjualan bersih Beban pokok penjualan
Teh / Tea
2012 -
6,989,819 (5,905,251) 1,084,568
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 55
Net Sales Cost of goods sold
rtilizer
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
444
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
39. INFORMASI SEGMEN OPERASI
39. OPERATION SEGMENT INFOMATION
Kelapa Sawit / Palm oil Penjualan bersih Beban pokok penjualan
Karet / Rubber
2012 Gula dan tetes / Sugar and drop
1,432,090,478
1,959,549,444
905,366,326
63,364,606
4,360,370,854
(1,587,774,565)
(721,213,423)
(55,667,212)
(3,544,599,396)
184,152,903
7,697,394
371,774,879
Rincian penjualan menurut daerah geografis adalah sebagai berikut : 2013
Dikurangi: Beban pokok penjualan
Total / Total
(1,179,944,196) 252,146,282
Domestik Ekspor
Teh / Tea
815,771,458
Details of sales by geographic area are as follows : 2012 3,130,942,172 1,229,428,682 4,360,370,854 (3,544,599,396) 815,771,458
3,374,045,176 1,242,760,106 4,616,805,282 (3,647,646,616) 969,158,666
40. LIABILITAS BERSYARAT
Net Sales Cost of goods sold
Domestic Export Less: Cost of goods sold
40. UNCONDITIONAL LIABILITIES
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan memiliki komitmen dan perikatan bersyarat sebagai berikut :
As of December 31, 2013 and 2012, the Company had commitments and conditional as follows :
a. Perusahaan telah menguasai lahan tanah seluas 132.360,74 Ha dan posisi sampai dengan tanggal 31 Desember 2013 dari luasan tersebut seluas 7.199,28 Ha (tahun 2012 seluas 7.802,76 Ha) areal dipersengketakan/diklaim oleh masyarakat yang diantaranya berperkara melalui jalur hukum seluas 5.910,28 Ha (tahun 2012 seluas 5.958,28 Ha) dan telah terdaftar di pengadilan.
a.
The company has mastered 132,360.74 hectares land area and the position until December 31, 2013 from the area of 7,199.28 ha (in 2012 covering an area of 7,802.76 ha) area of disputed / claimed by the society of which litigants through the legal area of 5,910.28 ha (in 2012 covering an area of 5,958.28 ha) and has been registered in court.
Perusahaan telah melakukan upaya-upaya penyelesaiaan, baik melalui koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah dan dari Pihak Kepolisian serta pendekatan dengan tokoh-tokoh informal setempat, maupun penyelesaian melalui jalur hukum.
The company has made completion efforts, either through coordination with the Local Government and Police as well as the approach of local informal leaders, and settlement through legal channels.
Selain itu upaya untuk meminimalisir tindakan okupasi/klaim tanah, oleh para warga terus diupayakan juga pengurusan sertifikat Hak Guna Usaha (HGU)/Hak Guna Bangunan (HGB)/ Hak Pakai (HP) kepada instansi yang berwenang.
Besides, efforts to minimize occupational actions / claims of land, by the residents continue to be pursued also the maintenance of certificate of Hak Guna Usaha (HGU) / Hak Guna Bangunan (HGB) / Hak Pakai(HP) to the competent authorities.
Jumlah kerugian dari seluruh tanah lahan yang dipersengketakan/diklaim oleh masyarakat belum dapat diestimasi dan perusahaan tidak membuat penyisihan terhadap kemungkinan rugi atas klaim masyarakat tersebut.
Total loss of the entire land area on disputed / claimed by society can not be estimated and the Company does not make allowance for the possibility of loss on the society claims.
b. Tindak lanjut penyelesaian sengketa lahan ± 4.650 Perusahaan dengan PT Bumi Madu Mandiri di Pabrik gula Bunga Mayang.
b. Follow-up of ± 4.650 ha land dispute resolution between Company with PT Bumi Madu Mandiri in Bunga Mayang Sugar Factory.
1. Mahkamah Agung RI telah menolak permohonan upaya hukum luar biasa Peninjauan Kembali (PK) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) terhadap putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 158 K/TUN/2011 tanggal 12 Juni 2011 junct Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta Nomor : 219/B/2010/PT.TUN.JKT tanggal 21 Desember 2010 juncto PT TUN Jakarta Nomor : 18/G/2010/PT TUN.JKT tanggal 19 Juli 2010. 2. Sedang diupayakan peroleh hak keperdataan Perusahaan dan telah dilakukan koordinasikan dengan BPN RI dan Kejaksaaan Agung RI untuk tindak lanjut pelaksanaan putusan (eksekusi) serta menyikapi permohonan HGU yang diajukan oleh 3. Selain itu juga dilaksanakan akan ditempuh langkah hukum (litigasi) gugatan perdata atau langkah mediasi (non litigasi) dengan melibatkan JPN Kejaksaan Tinggi Lampung, guna kejelasan status aset tanahnya.
1. The Supreme Court has rejected the request for extraordinary legal effort Review (PK) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) against the decision of Supreme Court of Indonesia Number: 158 K/TUN/2011 dated June 12, 2011 in conjunction with the Jakarta TUN High Court Number: 219/B/2010/PT.TUN.JKT dated December 21, 2010 in conjunction with PT TUN Jakarta Number: 18/G/2010/PT TUN.JKT dated July 19, 2010. 2. Being pursued acquired the company rights and has coordinate with BPN RI and RI Attorney General to follow up the implementation of the judgment (execution) as well as addressing the HGU petition filed by PT Bumi Madu Mandiri to BPN. 3. It also carried out legal measures which will be taken (litigation) a civil action or mediation step (non-litigation) involving the High Court JPN Lampung, in order to clear the status of the land asset
o
56
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
445
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40. LIABILITAS BERSYARAT (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
40. UNCONDITIONAL LIABILITIES (Continued)
b. Tindak lanjut penyelesaian sengketa lahan ± 4.650 Perusahaan dengan PT Bumi Madu Mandiri di Pabrik gula Bunga Mayang. 4. Secara paralel terdapat tuntutan 4.650 Hektar tersebut oleh FNBM (Sdr. Hayun dkk) termasuk lahan yang dikuasai PTPN VII (Persero) seluas 320 Ha (bagian areal 4.650 Ha), sehingga penyelesaiannya ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Way Kanan, karena terkait permohonan Izin lokasi lahan seluas 320 Ha tersebut kepada Bupati Way Kanan. 5. Kondisi di lapangan dari total keseluruhan lahan seluas 4.650 Ha masing-masing sebagai berikut : a. Lahan seluas 320 Ha (eks. Umbul Way Hijau) dikuasai dan dikelola oleh PTPN VII (Persero) b. Lahan seluas 461 Ha, dalam pengawasan Polda Lampung namun saat ini diusahakan oleh PTPN VII (Persero) sesuai izin lokasinya. c. Lahan seluas 3.869 Ha diokupasi oleh PT Bumi Madu Mandiri. c. Pada tanggal 25 September 2008, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Pajak No. S156/WPJ.19/KP.0304/2008 yang menyatakan bahwa Perusahaan mempunyai tunggakan pajak pertambahan nilai sebesar Rp 45.850.662 dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak tahun-tahun sebelumnya. Dirjen Pajak meminta agar Perusahaan membayar tunggakan tersebut sebelum dikeluarkan surat sita. Manajemen tidak setuju dengan ketetapan tersebut karena mereka berpendapat bahwa Perusahaan telah memenuhi liabilitas pajaknya dengan pembayaran pajak melalui KPP Bandar Lampung, sehingga tidak terdapat liabilitas sebesar Rp 45.850.662 yang harus diakui dalam laporan keuangan tahun 2009. Sesuai dengan risalah rapat yang diadakan tanggal 4 Februari 2009, antara Perusahaan dengan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, KPP Bandar Lampung, KPP Metro Lampung, KPP BUMN, dan Kementerian BUMN, Perusahaan akan mengajukan usulan kepada Menteri Negara BUMN dan Menteri Keuangan agar seluruh tunggakan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar pajak sebesar Rp 45.850.662 tersebut berikut denda bunganya dapat ditanggung oleh
b. Follow-up of ± 4.650 ha land dispute resolution between Company with PT Bumi Madu Mandiri in Bunga Mayang Sugar Factory. 4. Parallel, there is a 4,650 hectare claim that by FNBM (Mr. Hayun and friend) includes land held by PTPN VII (Persero) in area of 320 hectares (4,650 ha area part), so the solution followed by the Way Kanan District, as relate to the land location of permit application to the Way Kanan Regent. 5.
Field conditions of total land area of 4,650 ha as follows: a. A land area of 320 hectares (eks. Umbul Way Hijau) is controlled and managed by PTPN VII (Persero) b. A land area of 461 hectares, in Lampung police surveillance but now is cultivated by PTPN VII (Persero) appropriate with location permit. c. A land area of 3,869 hectares is occupied by PT Bumi Madu Mandiri
c.
On September 25, 2008, the Company received a notice from the Directorate General of Tax No. S-156/WPJ.19/KP.0304/2008 stated that the Company has value-added tax arrears amounted to Rp 45,850,662 of Tax Underpayment Letters and previous years STP. Director General of Taxation requested that the Company pay the arrears before the issuance of letters of confiscation. Management does not agree with these provisions because they believe that the Company has complied with its tax liability tax payments through KPP of Bandar Lampung, so there is no liability of Rp 45,850,662 to be recognized in the financial statements of 2009. In accordance with the minutes of the meeting held on February 4, 2009, between the Company and Large Taxpayers DJP, KPP of Bandar Lampung, Metro Lampung KPP, SOEs KPP, and the Ministry of SOEs, the Company will submit a proposal to the Minister of State Owned Enterprises and the Minister of Finance that all arrears by assessments for underpayment of Rp 45,850,662 and the following penalty interest may be borne by the government.
Perusahaan sudah membayar sebesar Rp 1.241.778 ke kantor pajak sebesar denda utang PPN terhadap jasa penggilingan pada tanggal 8 April 2009, sehingga saldo pajak kurang bayar pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp 44.608.844.
The company has already paid amounting to Rp 1,241,778 to the tax office for the VAT penalties debt against milling services on April 8, 2009, so that balance of tax underpayment as on December 31, 2009 amounting to Rp 44,608,844.
Menteri Negara BUMN mengajukan usulan utang PPN PTPN VII (Persero) eks KPP Metro untuk ditanggung Pemerintah yaitu melalui surat No. S-464/MBU/2009 tanggal 7 Juli 2009. Namun sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 belum ada tanggapan tertulis dari Menteri Keuangan. Pada tanggal 29 Januari 2010, Menteri Negara BUMN mengajukan kembali permohonan pembebasan terhadap PPN Jasa Giling PTPN VII (Persero) melalui surat No S-69/MBU/2010 kepada menteri keuangan dan belum mendapatkan tanggapan dan respon dari Menteri Keuangan. Pada tanggal 3 Mei 2010, Perusahaan menerima Surat Tagihan Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak No. 0006/109/01/051/10 yang menyatakan Perusahaan memiliki tunggakan pajak pertambahan nilai sebesar Rp 5.304.097. Sehingga tagihan pajak Perusahaan per tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 49.912.963 dan telah di net off dengan kelebihan bayar pajak penghasilan badan tahun 2008 sebesar Rp 48.115.481 dan sisanya di net off dengan kelebihan pajak penghasilan badan tahun 2009.
State Minister of State Owned Enterprises proposed VAT debt PTPN VII (Persero) ex KPP of Metro is borne by Government through letter No. S-464/MBU/2009 dated July 7, 2009. However, until the date of December 31, 2009 there has been no written response from the Minister of Finance. On January 29, 2010, the Minister of State Owned Enterprises resubmit the VAT application exemption Milled Services PTPN VII (Persero) through letter No. S-69/MBU/2010 to the Minister of finance and has not received response from the Minister of Finance. On May 3, 2010, the Company received STPs from the Directorate General of Tax No. 0006/109/01/051/10 stating the Company has value added tax arrears amounting to Rp 5,304,097. So the tax refund as of December 31, 2010 amounted to Rp 49,912,963 and has been in net off the overpayment of 2008 corporate income tax amounting to Rp 48,115,481 and the rest is net off by the excess corporate income tax in 2009.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 57
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
446
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40. LIABILITAS BERSYARAT (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
40. UNCONDITIONAL LIABILITIES (Continued)
Pada tanggal 5 Mei 2011, Perusahaan menerima Surat Tagihan pajak dari Direktorat Jenderal Pajak No. 0001-0008/109/03/051/11 yang menyatakan Perusahaan memiliki tunggakan pajak pertambahan nilai sebesar Rp 51.668.471. Atas tunggakan Perusahaan telah melakukan pembayaran tunai sebesar Rp 17.233.249 dan sisanya senilai Rp 34.435.222 oleh Direktorat Jenderal Pajak dilakukan net off dengan kelebihan bayar pajak penghasilan badan tahun 2009 sebesar Rp 25.968.529 dan kelebihan bayar pajak penghasilan pasal 21 tahun 2008 Rp 8.466.692 Atas tagihan-tagihan pajak tersebut pada tanggal 12 Maret 2012, Perusahaan telah melakukan gugatan terhadap KPP BUMN sehubungan dengan penerbitan SKP yang menurut Perusahaan dilakukan tanpa dasar.
On May 5, 2011, the Company received the tax refund from the Directorate General of Tax No. 0001-0008/109/03/051/11 stating the Company has value added tax arrears amounting to Rp 51,668,471. The Company's above arrears has paid by cash of Rp 17,233,249 and the remaining amount of Rp 34,435,222 by the Directorate General of Tax net off with a net overpayment of 2009 corporate income tax amounting to Rp 25,968,529 and overpayment of income tax section 21 in 2008 amounted to Rp 8,466,692
Pada tanggal 03 Januari 2013 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah mengeluarkan putusan sela yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak berwenang, memeriksa dan memutuskan gugatan yang diajukan oleh PTPN VII (Persero).
On January 3, 2013, the South Jakarta District Court has issued an injunction stating that the South Jakarta District Court has no authority to examine and decide a lawsuit filed by PTPN VII (Persero).
Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal 17 Februari 2014 PTPN VII mengajukan kembali gugatan di Pengadilan Negeri Metro terhadap Dirjen Pajak/KPP BUMN atas penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar/Surat Tagihan Pajak Hutang PPN exs KPP Metro sesuai tanda terima pengajuan gugatan No :
Related to the matter, on February 17, 2014, PTPN VII re-submit lawsuit in the Metro District Court against the Director General of Tax / Tax Office of SOEs over the issuance of Tax Underpayment / STPs VAT payable exs Tax Offife of Metro appropriate with submission of legal actions receipt No: 02 / Pdt.6/2014
d. Pada tanggal 26 April 2010, Perusahaan menerima surat pemberitahuan kurang bayar dari Direktorat Jenderal Pajak No. 00117 - 00128/207/08/051/10 tanggal 26 April 2010 yang menyatakan bahwa Perusahaan mempunyai tunggakan pajak pertambahan nilai sebesar Rp 94.331.089 atas pajak pertambahan nilai tahun 2008 kemudian perusahaan menerima surat tagihan pajak terkait PPN Januari sampai dengan Desember 2008 (Pasal 14(4)) sebesar Rp 5.518.273. Manajemen tidak setuju dengan ketetapan tersebut dengan alasan bahwa koreksi yang dilakukan tidak sesuai dengan Undang-Undang PPN. Pada bulan Juli, Perusahaan mengajukan keberatan atas SKPKB PPN Barang dan Jasa, keberatan ini ditolak karena tidak memenuhi persyarata formal sehingga pada bulan September 2010, Perusahaan mengajukan surat permohonan pembatalan SKPKB atas barang dan jasa dengan alasan penerbitan SKPKB tersebut tidak sesuai dengan Undang-undang perpajakan. Tanggal 31 Desember 2010 dan 6 Januari 2011, Dirjen Pajak Kanwil DJP Wajib Pajak Besar menerbitkan surat keputusan yang menolak permohonan pembatalan. Atas surat penolakan ini, pada bulan Januari 2011, Perusahaan mengajukan gugatan kepada pengadilan pajak.
Regarding the above tax invoices on March 12, 2012, the Company has made a lawsuit against the Tax Office in connection with the SKP issuance has no fundamental.
d.
On April 26, 2010, the Company received a notice of underpayment Letter from the Directorate General of Taxation No. 00117 - 00128/207/08/051/10 dated April 26, 2010 stating that the Company has value-added tax arrears amounting to Rp 94,331,089 over the value-added tax in 2008 then the company received a letter related to the VAT tax bill from January to December 2008 (Article 14 (4)) of Rp 5,518,273). Management does not agree with the provision on the grounds that the correction is not made in accordance with the VAT Act. In July, the Company filed an objection to the underpayment of VAT on goods and services , this objection was rejected because it did not meet the formal requirement so in September 2010 , the Company filed a request for cancellation of the underpayment of goods and services by reason of the issuance of the underpayment is not in accordance with the tax laws. Dated December 31, 2010 and January 6, 2011, the Director General of Taxation DJP Large Taxpayers issue decree letter regarding refuse of cancellation request. Based on this rejection letter, in January 2011, the Company filed a lawsuit against the tax court.
Pada tanggal 5 Mei 2011, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari Direktur Jenderal Pajak No. 0002800039/109/08/051/11 yang menyatakan Perusahaan memiliki tunggakan pajak atas bunga keterlambatan pembayaran pajak pertambahan nilai tahun 2008 sebesar Rp 12.342.848.
On May 5, 2011, the Company received a notice from the Director General of Taxation No. 00028-00039/109/08/051/11 stating the Company has tax arrears on interest on late payment of value added tax in 2008 amounted to Rp 12,342,848.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah membayar tunggakan sebesar Rp 65.475.320 dan telah mengakui beban pajak sebesar Rp 14.306.504. Sisa tunggakan sebesar Rp 46.716.890 oleh Direktorat Jenderal Pajak dilakukan net off dengan kelebihan bayar pajak penghasilan badan tahun 2009.Pada bulan Februari dan Maret 2012, Perusahaan menerima pemberitahuan dari Pengadilan sesuai keputusan No. 36865-36869, 36710-36715 dan 36476/PP/M.XV/99/2012 yang menolak gugatan Perusahaan.
Until December 31, 2011, the Company has paid the arrears of Rp 65,475,320 and has been recognized income tax expense of Rp 14,306,504. The rest of the arrears of Rp 46,716,890 by the tax authorities do off with a net overpayment of corporate income tax of 2009. on February and March 2012, the Company received notification from the Court according to the decision No. 36865-36869, 36710-36715 and 36476/PP/M.XV/99/2012 which ejected the Company's claim.
Laporan Tahunan 2013
Annual 58 Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
447
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
40. LIABILITAS BERSYARAT (Lanjutan)
40. UNCONDITIONAL LIABILITIES (Continued)
Pada tanggal 14 Mei 2012 dan 22 April 2013, Perusahaan telah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas putusan Pengadilan Pajak yang menolak gugatan pembatalan SKPKB PPN dan SKPLB PPh Badan Tahun 2008. Sampai dengan saat ini Mahkamah Agung masih memproses pengajuan PK yang diajukan oleh PTPN VII (Persero). e. Pada tanggal 10 Mei 2010, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Pajak No. 00001/201/08/323/10 yang menyatakan bahwa Perusahaan mempunyai tunggakan pajak penghasilan PPh 21 sebesar Rp 12.387.634 dari Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahun 2008. Atas SKPKB ini Perusahaan telah mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kedaton melalui surat No. 7.9/A/177/2010 tanggal 5 Agustus 2010. Pada tanggal 7 Juli 2011, Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan keputusan No. Kep-478/WJP.28/2011 yang menyatakan bahwa menerima sebagian keberatan wajib pajak dengan rincian sebagai berikut : Semula / Originally Pokok Sanksi Total
9,384,571 3,003,063 12,387,634
On May 14, 2012 and 22 April 2013, the Company has filed the Review (PK) against the decision of the Tax Court which rejected the request for cancellation of VAT underpayment and overpayment of corporate income tax of 2008. Up to this time, the Supreme Court is still processing claims submitted by PTPN VII (Persero). e.
On May 10, 2010, the Company received a notice from the Directorate General of Tax no. 00001/201/08/323/10 stating that the Company has tax arrears of income tax article 21 amounting to Rp 12,387,634 from Underpayment of Income Tax Article 21 of 2008. For this SKPKB, Company has filed an objection to the Director General of Tax through Kedaton Tax Office Primary by letter No. 7.9/A/177/2010 dated August 5, 2010. On July 7, 2011, the Directorate General of Tax issued the decision No. Kep-478/WJP.28/2011 stating to accept most of objection of taxpayer with the following details :
Menjadi / to be
Selisih / Difference
4,030,427 1,289,736 5,320,163
5,354,144 1,713,327 7,067,471
Principal Penalties Total
Perusahaan telah menerima pengembalian pokok dan bunga atas kelebihan bayar tagihan pajak penghasilan pasal 21 sebesar Rp 8.466.692, dan pengembalian tersebut di net off dengan tagihantagihan pajak perusahaan. Atas keputusan ini Perusahaan melakukan banding dengan surat No. 7.10/A/203/2010 tanggal 4
The Company has received a return of principal and interest on income tax refund overpayment of article 21 of Rp 8,466,692, and the return is net off with the corporate tax invoices. The Company's decided to appeal by letter No. 7.10/A/203/2010 dated October 4, 2010.
Sampai dengan akhir tahun 2013, Perusahaan belum menerima putusan dari Pengadilan Pajak atas pengajuan permohonan banding tersebut.
As of the end of 2013, the Company has not yet received a decision from the Tax Court on the filing of the appeal.
f. Pada tanggal 26 April 2010, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Pajak No. 00030/406/08/051/10 yang menyatakan bahwa Perusahaan mempunyai kelebihan pajak penghasilan sebesar Rp 48.115.481 dari Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2008. Dalam pembukuannya, Perusahaan mengakui adanya kelebihan pembayaran pajak untuk tahun pajak 2008 sebesar Rp 61.620.614. Atas SKPLB ini Perusahaan mengajukan surat permohonan pembatalan SKPLB atas pajak penghasilan wajib pajak badan dengan alasan penerbitan SKPLB tersebut tidak sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan melalui surat No. 7.9/A/201/2010 tanggal 8 September 2010.
f.
On April 26, 2010, the Company received a notice from the Directorate General of Tax. 00030/406/08/051/10 stating that the Company has excess income tax of Rp 48,115,481 of Tax Overpayment Letter Corporate Income Tax in 2008. In the books, the Company recognized excess tax payments for fiscal year 2008 amounted to Rp 61,620,614. The top SKPLB Company filed a cancellation petition income tax overpayment taxpayer by reason of the issuance of such overpayment is not in accordance with the Tax Act in its letter No.. 7.9/A/201/2010 September 8, 2010.
Sampai dengan akhir tahun 2013, Perusahaan belum menerima putusan dari Pengadilan Pajak atas pengajuan permohonan banding tersebut.
As of the end of 2013, the Company has not yet received a decision from the Tax Court on the filing of the appeal.
g. Pada tanggal 12 April 2011, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Pajak No. 00017/406/09/051/11 yang menyatakan bahwa Perusahaan mempunyai kelebihan pajak penghasilan sebesar Rp 76.965.552 dari Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan tahun 2009. Dalam pembukuannya, Perusahaan mengakui adanya kelebihan pembayaran pajak untuk tahun pajak 2008 sebesar Rp 77.087.233. Atas SKPLB ini Perusahaan mengajukan surat permohonan keberatan melalui surat No No. 710/A/115/2011 tanggal 9 Juni 2011 .
g. On April 12, 2011, the Company received a notice from the Directorate General of Tax No. 00017/406/09/051/11 stating that the Company has income tax overpayment of Rp 76,965,552 from Tax Overpayment Letter of Corporate Income Tax in 2009. In the books, the Company recognized excess tax payments for fiscal year of 2008 amounted to Rp 77,087,233. For thi above SKPLB, Company filed an objection letter No. 710/A/115/2011 dated June 9, 2011.
59
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
448
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40. LIABILITAS BERSYARAT (Lanjutan)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
40. UNCONDITIONAL LIABILITIES (Continued)
Perusahaan juga menerima surat pemberitahuan dari Direktorat Jenderal Pajak No. 00080/107/09/05/11 tanggal 7 April 2011 yang menyatakan bahwa Perusahaan mempunyai tunggakan pajak atas pajak pertambahan nilai tahun 2009 sebesar Rp 2.482.247. Tunggakan ini oleh DJP di net off dengan lebih bayar pajak penghasilan badan tahun 2009.
The company also receives notification from the Directorate General of Tax No. 00080/107/09/05/11 dated 7 April 2011 stating that the Company has tax arrears of value added tax in 2009 amounted to Rp 2,482,247. These arrears were net off by DJP with overpayment of 2009 corporate income tax.
Pada tanggal 9 Juni 2011, sesuai surat No. 7.10/A/115/2011 Perusahaan mengajukan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar PPh Badan No. 00017/406/09/051/11. Pada tanggal 31 Januari 2012 Perusahaan menerima Surat Pemberitahuan dari Dirjen Pajak Nomor: KEP-70/WPJ.19/2012 yang menolak keberatan yang diajukan oleh Perusahaan.
On June 9, 2011, in accordance with letter No. 7.10/A/115/2011, Ccompany filed an objection against the income tax assessment No. 00017/406/09/051/11. On January 31, 2012 the Company received the Notice Letter of the Director General of Tax Number: KEP-70/WPJ.19/2012 which rejected the objections rose by the Company.
Sampai dengan akhir tahun 2013, Pengadilan Pajak masih memproses banding tersebut.
As of the end of 2013, the Tax Court is still in the appeal process.
41. TUJUAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
41. THE OBJECTIVE OF FINANCIAL RISK MANAGEMENT POLICIES
Liabilitas keuangan utama Perusahaan meliputi pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, utang usaha dan lain-lain dan biaya masih harus dibayar. Tujuan utama dari liabilitas keuangan ini adalah untuk mengumpulkan dana untuk operasi Perusahaan. Perusahaan juga mempunyai berbagai aset keuangan seperti piutang lain-lain serta kas dan setara kas, yang dihasilkan langsung dari kegiatan usahanya.
Company's principal financial liabilities include short-term loans and long-term, account payable and others and accrued expenses. The main purpose of these financial liabilities is to raise funds for the operations of the Company. The Company also has various financial assets such as other receivables and cash and cash equivalents, resulting directly from its operations.
Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, kebijakan Perusahaan adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas instrumen keuangannya
For the years ended December 31, 2013 and 2012, the Company's policy is to not hedge the financial instrument.
Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko harga komoditas, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masingmasing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut :
The main risks of the Company’s financial instruments are interest rate risk, commodity price risk, credit risk, and liquidity risk. The Board of Directors reviews and approves policies for managing each risks which are described in more detail as follows :
Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas
Interest rate risk on fair value and cash flows
Risiko suku bunga Perusahaan terutama timbul dari pinjaman untuk modal kerja dan investasi. Pinjaman pada berbagai suku bunga menimbulkan risiko suku bunga atas nilai wajar kepada Perusahaan. Tidak terdapat pinjaman Perusahaan yang dikenakan suku bunga tetap.
Company's interest rate risk rose primarily from loan for working capital and investment. Loans at various interest rates raise the interest rate risk in the fair value to the Company. Company has no fixed rate interest loan.
Saat ini, Perusahaan tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko suku bunga. Untuk pinjaman modal kerja dan investasi.
This time, the Company has no formal hedge policy on the interest rate risk for working capital and investment loans.
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat liabilitas keuangan Perusahaan yang memiliki risiko suku bunga, berdasarkan periode jatuh temponya masing-masing :
The following table presents the carrying values of the Company’s financial liabilities that have interest rate risk, based on the maturity period :
60
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
449
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
41. TUJUAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 41. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVE POLICES (Lanjutan) (Continued) Jumlah / Total
1 tahun / 1 year
1 - 2 tahun / 1 - 2 year
2 - 5 tahun 2 - 5 year
> 5 tahun > 5 year
Per tanggal 31 Desember 2013 / On December 31, 2013 : Pinjaman bank jangka pendek / Short term bank loans Pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun / One year maturity of long term loan Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun / Long term loans net of one year maturity portion Kewajiban sewa pembiayaan / Lease liabilities Surat hutang jangka menengah / Medium term notes
1,018,505,061
1,018,505,061
-
-
-
107,000,000
107,000,000
-
-
-
4,289,333,248
-
172,000,000
1,438,000,000
2,679,333,248
62,696,558
20,762,723
20,762,723
21,171,112
-
102,000,000
102,000,000
-
-
-
713,684,608
713,684,608
-
-
-
95,000,000
95,000,000
-
-
-
3,317,554,940
-
90,000,000
845,000,000
2,368,436,478
79,547,005
20,040,438
40,080,876
19,425,691
-
452,000,000
350,000,000
102,000,000
-
-
Per tanggal 31 Desember 2012 / On December 31, 2012 Pinjaman bank jangka pendek / Short term bank loans Pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun / One year maturity of long term loan Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun / Long term loans net of one year maturity portion Kewajiban sewa pembiayaan / Lease liabilities Surat hutang jangka menengah / Medium term notes
Risiko mata uang
Currency Risk
Mata uang pelaporan Perusahaan adalah Rupiah. Perusahaan dapat menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena penjualan dalam mata uang asing (terutama dalam Dolar AS) atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolok ukur perubahan harganya dalam mata uang asing. Saat ini, Perusahaan tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai transaksi dalam mata uang asing.
The Company's reporting currency is Rupiah. Companies can face the risk of foreign currency exchange rate because sales in foreign currencies (primarily the U.S. Dollar) or prices that are significantly affected by changes in the benchmark price in foreign currency. Currently, the Company has no formal hedging policy of foreign currency transactions.
Namun, harga produk utama Perusahaan akan berfluktuasi sesuai dengan harga yang diperdagangkan di pasar internasional yang didenominasi dalam Dolar AS. Keterkaitan dalam fluktuasi harga secara alamiah tersebut dipandang dapat mengurangi risiko mata uang
However, the Company's primary product prices will fluctuate according to the price traded in the international market which is denominated in U.S. Dollars. Relevance in the natural price fluctuations may reduce the perceived risk of currency of the
Risiko harga komoditas
Commodity price risk
Perusahaan terkena dampak risiko harga komoditas akibat beberapa faktor, antara lain cuaca, kebijakan pemerintah, tingkat permintaan dan penawaran pasar dan lingkungan ekonomi global. Dampak tersebut terutama timbul dari penjualan minyak kelapa sawit, di mana marjin laba atas penjualan minyak kelapa sawit tersebut terpengaruh fluktuasi harga pasar internasional.
The company faces risks of comodity prices due to several factors; i.e. weather, governance policy, market supply and demand, as well as the global economy environment. These factors arose mainly from the palm oil market where profits are highly determined by international market price fluctuations.
Pada saat ini, Perusahaan tidak mempunyai kebijakan formal lindung nilai atas risiko harga komoditas.
At this time, the Company has no formal hedge policy of the commodity price risk.
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 61
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
450
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
41. TUJUAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 41. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVE POLICES (Lanjutan) (Continued) Risiko kredit
Credit Risk
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan, tetapi terdapat kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dengan rekam jejak atau sejarah kredit yang baik. Merupakan kebijakan Perusahaan bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi
Credit risk faced by the Company came from loans to customers, but there are policies to ensure the sale of products only made to reliable track record customers with good credit history. It is the Company's policy that all customers who make purchases on credit will have to go through a credit verification procedures.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, eksposur maksimum Perusahaan terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori dari aset keuangan yang disajikan pada laporan posisi keuangan.
On statements of financial position date, the Company's maximum exposure to credit risk is the carrying amounts of each category of financial assets that are presented in the statements of financial position.
Perusahaan tidak memiliki konsentrasi risiko kredit.
The company does not have a concentration of credit risk.
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Perusahaan mengelola profil likuiditasnya untuk membiayai belanja modal dan melunasi utang yang jatuh tempo dengan menyediakan kas dan setara kas yang cukup, ketersediaan pendanaan melalui kecukupan jumlah fasilitas kredit yang diterima.
The Company manages its liquidity profile to finance capital expenditures and repay maturing loan by providing sufficient cash and cash equivalents, the funding availability through adequacy amount of credit facilities received.
Perusahaan secara teratur mengevaluasi arus kas proyeksi dan aktual dan kesempatan melakukan penggalangan dana utang bank.
The Company regularly evaluates projected and actual cash flows and the opportunity to fundraising bank loan.
42. INSTRUMEN KEUANGAN
42. FINANCIAL INSTRUMENT
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasi dicatat sebesar nilai wajar, atau disajikan dalam jumlah tercatat baik karena jumlah tersebut adalah kurang lebih sebesar nilai wajarnya atau karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Penjelasan lebih lanjut diberikan pada paragraf-paragraf berikut.
Financial instruments are presented in the consolidated statements of financial position recorded at fair value, or presented at carrying value either because the amount is less than or at fair value because its fair value can not be measured reliably. Further explanation is given in the following paragraphs.
Instrumen keuangan dengan nilai tercatat yang kurang lebih sebesar nilai wajarnya
Financial instruments with carrying amount approximately at fair value
Manajemen menetapkan bahwa nilai tercatat (berdasarkan jumlah nosional) kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, utang lancar usaha dan lain-lain dan biaya masih harus dibayar, serta pinjaman bank jangka pendek kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena instrumen keuangan tersebut berjangka pendek.
Management has determined that the carrying value (based on the notional amount) of cash and cash equivalents, accounts receivable, other receivables, current liabilities and others and accrued expenses, and short-term bank loans at fair value less because of the short term financial instruments.
Nilai tercatat dari pinjaman jangka panjang dengan suku bunga mengambang kurang lebih sebesar nilai wajarnya karena dinilai ulang secara berkala.
The carrying amount of long-term loans with floating interest rates approximately equal to their fair values due to be reassessed regularly.
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
62
Laporan Keuangan Konsolidasi
451
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
42. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
42. FINANCIAL INSTRUMENT (Continued)
31 Desember 2013
December 31, 2013
Aset Aset lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Aset tidak lancar Piutang kepada pihak-pihak berelasi
Pinjaman yang diberikan dan piutang / Loans and Receivable
Liabilitas pada biaya perolehan diamortisasi / Liabilities at Amortized Acquisition cost
370,931,456
-
370,931,456
20,613,486
-
20,613,486
62,992,705
-
62,992,705
Jumlah / Total
17,592,365
-
17,592,365
472,130,012
-
472,130,012
-
1,018,505,061
1,018,505,061
-
552,422,819
552,422,819
-
62,661,837
62,661,837
-
95,205,985
95,205,985
-
54,808,625
54,808,625
Liabilitas Liabilitas jangka pendek Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha dan lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Uang muka dari pelanggan Liabilitas lancar lainnya Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas jangka pendek Liabilitas jangka panjang Utang kepada pihak-pihak berelasi Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas sewa pembiayaan Surat utang jangka menengah Liabilitas imbalan kerja karyawan Liabilitas pajak tangguhan
-
127,762,723
127,762,723
-
1,911,367,050
1,911,367,050
-
14,919,951
14,919,951
-
4,187,447,273
4,187,447,273
-
41,933,835
41,933,835
-
102,000,000
102,000,000
6,257,668,109
6,257,668,109
-
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 63
Assets Current assets Cash and equivalent Account receivable Others Receivable Non current assets Receivable to related parties Liabilities Short term liabilities Short - term bank loans Account payables and others Accrued expenses Advances from costumers Other current liabilities Long-term payables Less than one year maturity Short-term liabilities Long-Term Liabilities Loan to related parties Long-term loans net of one year maturity Lease liabilities Medium term notes Liabilities for employee benefits Deferred tax liabilities Total Long-Term Liabilities
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
Resources Optimization Towards The Best Performance
452
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued)
31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
42.
42. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
FINANCIAL INSTRUMENT (Continued)
31 Desember 2012
December 31, 2012 Liabilitas pada
Aset Aset lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Aset tidak lancar Piutang kepada pihak-pihak berelasi
Pinjaman yang
biaya perolehan
diberikan dan
diamortisasi /
piutang /
Liabilities at
Loans and
amotrized
Jumlah /
receivables
acquisition cost
Total
560,741,406
-
560,741,406
17,981,550
-
17,981,550
73,700,636
-
73,700,636
16,494,723
-
16,494,723
668,918,315
-
668,918,315
Liabilitas Liabilitas jangka pendek Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha dan lain-lain Biaya yang masih harus dibayar Uang muka dari pelanggan Liabilitas lancar lainnya Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas jangka pendek Liabilitas jangka panjang Utang kepada pihak-pihak berelasi Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas sewa pembiayaan Lainnya Surat utang jangka menengah Liabilitas jangka panjang
-
713,684,608
713,684,608
-
690,173,474
690,173,474
-
136,309,933
136,309,933
-
20,881,469
20,881,469
-
75,009,955
75,009,955
-
115,040,438
115,040,438
-
1,751,099,877
1,751,099,877
-
31,877,524
31,877,524
-
3,303,436,478
3,303,436,478
-
59,506,567
59,506,567
-
452,000,000
452,000,000
-
5,597,920,446
5,597,920,446
43. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasian PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) pada tanggal 20 Februari 2014 dan 5 Maret 2013, serta bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
Laporan Tahunan 2013
Assets Current assets Cash and cash equivalent Accounts receivable Others receivable Non current assets Receivable to related parties Liabilities Current liabilities Short term bank loans Account payables and others Accrued expenses Advance from costumers Other current liabilities Long-term loan net of one year maturity Short-term liabilities Long-Term Liabilities Loan to related parties Long-term loans net of one year maturity Lease payable Others Total Long-Term Liabilities
43. APPROVAL OF FINANCIAL STATEMENTS The Board of Directors has completed the consolidated financial statements of PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) for the year ended December 31, 2013 and the financial statements for the year ended December 31, 2012 of PT Plantation Nusantara VII (Persero) on February 20, 2014 and March 5 , 2013, and is responsible for the financial statements.
Annual Report 2013
64
Laporan Keuangan Konsolidasi
453
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) INDUK PERUSAHAAN 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (BALANCE SHEETS) HOLDING COMPANY December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
2012 ASSET
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha pihak ketiga Piutang lain-lain pihak ketiga - bersih Persediaan - bersih Uang muka pajak Aset lancar lainnya Jumlah aset lancar
ASET TIDAK LANCAR Piutang kepada pihak-pihak berelasi Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi jangka panjang lainnya Properti Investasi Aset tanaman perkebunan Tanaman telah menghasilkan, bersih Tanaman belum menghasilkan Aset tetap - bersih Aset tidak lancar lainnya Jumlah aset tidak lancar JUMLAH ASET
369,771,881 18,596,961 62,992,705 1,378,544,573 377,243,005 48,249,828
560,741,406 17,981,550 73,700,636 1,145,639,936 372,060,430 35,750,195
CURRENT ASSETS Cash and equivalents Account receivable - third party Others receivable - third party - net Inventories - net Tax Advance Other current assets
2,255,398,953
2,205,874,153
Total current assets
17,592,366 9,694,857 13,305,418 153,935
16,494,723 7,197,873 12,889,890 19,180,593
1,533,865,362 2,567,824,367 1,629,106,595 12,014,095
1,226,159,782 2,165,223,035 1,506,728,699 6,155,908
NON-CURRENT ASSETS Receivables to related parties Investments in associates Other long-term investments Investment property Plantation assets Mature plantations - net Immature plantations Fixed assets - net Other non-current assets
5,783,556,995
4,960,030,503
Total non-current assets
8,038,955,948
7,165,904,656
TOTAL ASSETS
65
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) (Lanjutan) INDUK PERUSAHAAN 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
454
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (BALANCE SHEETS) (Continued) HOLDING COMPANY December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2013
2012
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS
LIABILITIES
LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman jangka pendek Utang usaha Utang pajak Biaya yang masih harus dibayar Uang muka dari pelanggan Bagian pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Utang bank Liabilitas sewa pembiayaan Liabilitas lancar lainnya
1,018,505,061 552,422,819 9,827,446 62,565,363 95,205,985
713,684,608 690,173,475 17,347,357 136,309,933 20,881,469
107,000,000 20,762,723 54,408,625
95,000,000 20,040,438 75,009,955
SHORT-TERM LIABILITIES Short-term loans Accounts payable Tax payable Accrued expenses Advances from customers Portion of long-term loans with one year maturity Bank loans Lease financing liabilities Other current liabilities
Jumlah liabilitas jangka pendek
1,920,698,022
1,768,447,235
Total short-term liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang kepada pihak-pihak berelasi Pinjaman jangka panjang Liabilitas sewa pembiayaan Surat utang jangka menengah Liabilitas imbalan kerja karyawan Liabilitas pajak tangguhan
14,919,951 4,294,447,274 41,933,835 102,000,000 51,821,108
Jumlah liabilitas jangka panjang
4,505,122,168
3,862,767,594
Total long-term liabilities
6,425,820,190
5,631,214,829
TOTAL LIABILITIES
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS Modal saham: Modal dasar - 4.900.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 (angka penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor - 1.226.223 saham Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali Saldo laba: Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
31,877,524 3,303,436,478 59,506,567 452,000,000 15,947,025
LONG-TERM LIABILITIES Loans to related parties Long-term loans Lease financing liabilities Medium-term notes Liabilities for employee benefits Deferred tax liabilities
1,226,223,000
1,226,223,000
8,888,916
8,888,916
299,577,911 78,445,931
245,245,317 54,332,594
EQUITY Capital stock: Authorized - 4.900.000 shares with a Value of Rp1.000.000 (full amount) per share Issued and paid - 1.226.223 share Difference in transaction value between controlled entities Retained earnings : Appropriated Unappropriated
JUMLAH EKUITAS
1,613,135,758
1,534,689,827
TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
8,038,955,948
7,165,904,656
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
66
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
Laporan Keuangan Konsolidasi
455
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF INDUK PERUSAHAAN 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME HOLDING COMPANY December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2013 Penjualan bersih Beban pokok penjualan Laba kotor
2012
4,609,815,463
4,360,370,854
(3,641,741,365)
(3,544,599,396)
Net Sales Cost of goods sold
968,074,098
815,771,458
(71,575,825) (537,231,660)
(54,496,006) (483,318,034)
359,266,613
277,957,418
Penghasilan/(Beban) lain-lain Penjualan non-komoditi Penghasilan bunga Pendapatan klaim asuransi Pendapatan pelepasan HGU Beban keuangan Beban dan denda pajak Beban piutang tak tertagih Beban kerugian tanaman Cima Rugi penghapusan aset tanaman Rugi penghapusan aset tetap Laba/(Rugi) selisih kurs, bersih Pendapatan/(beban) lainnya, bersih
31,143,311 6,649,472 6,990,250 3,895,950 (293,250,995) (13,152,738) (1,213,349) (1,004,594) 26,492,224 (12,543,576)
50,488,475 3,404,694 44,927,856 (233,870,057) (6,001,286) (268,861) (50,295,567) (4,658,778) (2,413,720) 6,063,349 (22,888,153)
Income/ (Expense) Other Sales of non-commodity Interest income Insurance claims revenue Release HGU revenue Financial expenses Tax expenses and penalties Bad debts expenses Expenses losses of Cima plants Loss on disposal of plantation assets Loss on disposal of fix asset Gain/(Loss) on foreign exchange, net Others income/(expense), net
Jumlah beban lain-lain, bersih
(245,994,046)
(215,512,048)
Total other expenses - net
Laba sebelum bagian laba perusahaan asosiasi Bagian laba entitas asosiasi
113,272,568 1,047,447
62,445,370 556,846
Profit before share of profit of associated companies Section associates profit
Laba sebelum pajak penghasilan badan
114,320,015
63,002,216
Profit before corporate income tax
Penghasilan/(beban) pajak penghasilan badan Pajak kini Pajak tangguhan
(35,874,084)
(8,669,622)
78,445,931
54,332,594
Profit for the year
-
-
Other comprehensive income, net of tax
Beban Usaha Beban penjualan Beban umum dan administrasi Laba operasi
Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain, setelah pajak LABA BERSIH Laba yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik perusahaan Total laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik perusahaan
Laba bersih per saham
78,445,931 78,445,931
54,332,594 54,332,594
Gross profit Operating Expenses Selling expenses General and Administrative expenses Operating Profit
Income/(Expense) of corporate income tax Current tax Deferred tax
NET INCOME Profit attributable Owners of the Company Total Comprehensive income attributable to:
78,445,931 78,445,931
54,332,594 54,332,594
64
44
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report
67
Owners of the Company
Earnings per share
Optimalisasi Sumber Daya Menuju Kinerja Terbaik
456
Resources Optimization Towards The Best Performance
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS INDUK PERUSAHAAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan / Notes
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY HOLDING COMPANY For the years ended December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali / Difference in Saldo laba / Retained earning transaction value Ditentukan Belum ditentukan between a penggunaannya / penggunaannya / controlled entities Appropriated Unappropriated
Tambahan modal disetor / Additional paid-in capital
Modal saham / Capital stock
Saldo per 1 Januari 2012
365,000,000
10,202,627
Dividen Laba bersih periode berjalan Tambahan modal disetor Penggunaan lain dari saldo laba berdasarkan Surat Pengesahan dari pemilik modal Pengalihan saldo laba Reklasifikasi
861,223,000
851,020,373 (861,223,000) )
Saldo per 31 Desember 2012 Pengalihan ke saldo laba Laba bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2013
1,226,223,000
-
8,888,916 8,888,916
996,549,188 (851,020,373) ) 99,716,502 245,245,317
-
-
-
54,332,594 -
1,226,223,000
-
8,888,916
299,577,911
153,410,003 (46,023,001) ) 54,332,594 (7,670,500) ) (99,716,502) ) 54,332,594 (54,332,594) ) 78,445,931 78,445,931
2013 Deviden per saham (Rupiah penuh)
Laporan Tahunan 2013
Annual Report 2013
1,534,050,734
Balance as of January 1, 2012
(46,023,001) Dividend 54,332,594 Net income for the period Additional paid in capital (7,670,500) Another use of retined earning by - Endorsement letter from the share holders Transfer of retained earning Reclassification 1,534,689,827
Balance as of December 31,2012
78,445,931
Transfer to retained earning Net income for the year
1,613,135,758
Balance as of December 31, 2013
2012 -
68
Jumlah ekuitas / Total equity
37,532
Dividen per share (Full amount)
Laporan Keuangan Konsolidasi
457
Consolidated of Financial Statements
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) LAPORAN ARUS KAS INDUK PERUSAHAAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) STATEMENTS OF CASH FLOWS HOLDING COMPANY For the year ended December 31, 2013 and 2012 (In Thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
2013 Arus kas dari aktivitas operasi Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada: Pemasok Direksi dan karyawan Arus kas yang diperoleh dari aktivitas operasi
2012
4,743,796,223
4,386,308,561
(3,654,767,055) (774,512,886) 314,516,282
(3,306,293,629) (707,425,807) 372,589,125
Cash flows from operating activities Cash receipts from customers Cash payment to: Suppliers Directors and Employees Cash flow from operating activities
Penerimaan bunga Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran bunga Pembayaran tantiem Pembayaran lain-lain
6,885,626 (48,693,633) (466,579,926) (28,720,426)
3,404,694 (66,716,423) (366,135,795) (2,507,000) -
Interest received Income tax payment Interest payment Bonus payment Others payment
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi
(222,592,077)
(59,365,399)
Net cash flows used in operating activities
Arus kas dari aktivitas investasi Penerimaan dividen dari perusahaan asosiasi Pembayaran untuk penambahan tanaman belum menghasilkan Pembayaran untuk penambahan aset tetap dan hak guna usaha
646,060 (613,337,329) (329,609,632)
Cash flows from investing activities 1,008,925 Dividends received from associated companies (632,944,886) Payment for additional immature plants (307,341,506) Payment for additional to fixed asset and rights of bisnis
Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi
(942,300,901)
(939,277,467)
Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan dari pinjaman jangka pendek
Pembayaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
444,936,552 1,090,000,000 (129,483,434) (458,021,889) -
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas pendanaan
947,431,229
Penerimaan dari pinjaman jangka panjang dan menengah
Pembayaran pinjaman jangka pendek Pembayaran pinjaman jangka panjang dan menengah
Pembayaran dividen
Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas
Pengaruh selisih kurs Kas dan setara kas awal tahun (catatan 3) Kas dan setara kas akhir tahun (catatan 3)
Cash flow from finaning activities 330,928,880 Receipts from short term loans 1,000,000,000 Receipts from long and medium term loans (23,481,748) Payments of short term loans (104,374,125) Payment of long term loan and medium (46,023,001) Devidend payment (7,670,500)Partnership program and environment development payment 1,149,379,506
(217,461,749) 26,492,224 560,741,406
Net cash flow provided by financing activities
150,736,640 Increase / (Decrease) in cash and cash equivalents - net 6,063,350 Effect of foreign exchange 403,941,416 Cash and cash equivalent at beginning of year (note 3)
369,771,881
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas Penambahan tanaman belum menghasilkan melalui kapitalisasi bunga Konversi tanaman belum menghasilkan menjadi tanaman menghasilkan
Net cash flow used in investing activities
560,741,406
Cash and cash equivalent at end of year (note 3)
184,640,828
163,018,076
382,287,061
339,703,603
Activities not affecting cash flow The addition of the immature plants through interest capitalization Conversion immature plantations being mature plantations
Laporan Tahunan 2013
2013 Annual Report 69
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Jl. Teuku umar No.300 Bandar Lampung 35141 Lampung-Indonesia Telp : 0721-702233 (Hunting) Fax: 0721-702775 E-mail:
[email protected]
www.ptpn7.com