Laporan Tahunan 2011 Annual Report. Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Hutan. Increase The Productivity of Forest Resources

Laporan Tahunan 2011 Annual Report

Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Hutan Increase The Productivity of Forest Resources

Sustainable Growth Pendapatan Perum Perhutani menembus angka Rp 3 Triliun. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan Perum Perhutani tumbuh pada angka 13,7 % dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh pada tahun 2010. Perum Perhutani revenue exceeded IDR 3 trillion this year. This shows that Perum Perhutani Revenue has grown 13.7 % when compared to revenue in 2010.

Perusahaan kehutanan tertua di dunia (dalam sejarah). Perum Perhutani berorientasi pada tercapainya sustainability Planet • Profit • People secara integratif

Financial

Customer

The oldest forestry company in the world (in history). Perum Perhutani is oriented towards the achievement of sustainability of: Planet • Profit • People in integrated

2


Internal Process

Learning & Growth

Enviroment & Com

Employment Satifaction

IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights

Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated

2011

2010

2009

2008

2007

Kas dan setara kas Cash and cash equivalent

782,611

914,128

967,966

857,917

686,991

Piutang Usaha Trade receivables

184,731

170,281

117,178

112,442

96,502

Persediaan Inventories

566,747

358,659

285,638

198,481

243,730

Biaya dibayar dimuka Prepaid expenses

11,098

42,066

39,935

51,774

63,420

Pajak dibaya dimuka Prepaid taxes

50,817

44,305

8,756

16,475

12,591

NERACA Balance sheet

23,172

16,889

15,768

14,932

18,771

1,663,051

1,546,328

1,435,240

1,252,021

1,121,946

Aset tanaman Plantation assets

377,629

125,487

-

-

-

Aset tetap bersih Net fixed assets

386,246

298,247

261,132

230,263

231,607

Aset pajak tangguhan Deferred taxes

78,633

60,348

68,979

68,758

48,355

Biaya ditangguhkan Deferred charges

33,638

39,940

26,621

23,394

19,518

9,903

8,607

8,733

9,095

8,086

886,052

532,620

365,465

331,510

307,565

2,549,103

2,078,948

1,800,705

1,583,531

1,429,511

Aset lancar lainnya Other current assets Jumlah Aset Lancar Total Current Assets

Aset tidak lancar lainnya Other current assets Jumlah aset tidak lancar Total non-current assets Jumlah aset Total assets

127,221

6,300

5,898

6,633

5,857

Hutang usaha Trade payable

62,045

31,199

32,043

10,848

14,853

Uang muka penjualan hasil hutan Forest product sales advances

30,852

24,355

23,418

23,717

49,074

113,529

139,187

168,265

133,038

106,032

Hutang pajak Taxes payables

20,742

48,022

30,831

47,797

6,496

Kewajiban lancar lainnya Employee benefits liabilities

14,106

60,178

37,992

26,055

123,448

Kewajiban lancar Current liabilities

371,399

309,240

298,448

248,088

305,759

Kewajiban imbalan pasca kerja Employee benefits liabilities

113,873

85,352

93,486

87,275

46,059

Hutang Bank Bank loan

Biaya yang masih harus dibayar Accured expenses

7,787

30,168

-

-

-

22,706

15,254

39,283

33,057

26,926

Kewajiban tidak lancar Non-current liabilities

154,549,

130,773

132,769

120,332

72,985

Jumlah Kewajiban Total Liabilities

525,948

440,014

431,217

368,420

378,744

6,886

8,302

8,294

7,673

7,468

Modal Equity

700,000

700,000

700,000

700,000

700,000

Cadangan Umum Reserves

590,229

590,229

4338,718

237,061

237,061

Cadangan tujuan

334,887

64,652

64,652

64,652

64,652

Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya Unappropiate retained earnings

391,151

275,751

157,824

205,724

39,265

2,016,268

1,630,632

1,361,195

1,207,438

1,043,299

2,549,103

2,078,948

1,800,705

1,583,531

1,429,511

Dana reboisasi Greening fund Kewajiban tidak lancar lainnya Other non-current liabilities

Hak Minoritas Minority Rights

Jumlah Ekuitas Total Equity Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Total Liabilities and Equity

6


IKHTISAR KEUANGAN Financial Highlights

KILAS KINERJA 2011

FLASHBACK PERFORMANCE OF 2011

Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Expressed in million Rupiah, unless otherwise stated

2011

2010

2009

2008

2007

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME PENDAPATAN USAHA / REVENUE

3,144,313

2,787,176

2,425,691

2,360,879

2,207,334

BEBAN POKOK PENJUALAN / COST OF REVENUE

2,027,527

1,929,471

1,720,797

1,853,058

1,786,967

LABA KOTOR / GROSS PROFIT

1,116,786

857,704

704,894

507,820

420,367

- Beban pemasaran / marketing expenses

139,861

124,956

120,442

115,701

117,294

- Beban umum dan administrasi /

669,465

472,746

413,641

322,209

287,755

2,014

1,863

5,935

-

-

811,341

599,566

540,019

437,910

405,050

305,444

258,138

164,874

69,910,

15,317

BEBAN USAHA / OPERATING EXPENSES

General and administrative expenses - Beban hutan lindung / Expenses of protected forest JUMLAH BEBAN USAHA / TOTAL OPERATING EXPENSES LABA USAHA / OPERATING INCOME Pendapatan (beban) diluar usaha pokok / Income (expense) outside the core business - Pendapatan lain-lain / Other income

146,956

89,700

105,252

215,614

92,802

- Beban lain-lain / Other expenses

(27,883)

(22,391)

(56,586)

(65,026)

(56,819)

119,073

67,309

48,666

150,587

35,983

424,517

325,447

213,540

220,498

51,300

(54,517)

(41,057)

(55,381)

(76,549)

(20,381)

Jumlah pendapatan diluar usaha pokok / Principal amount of income outside the business Laba sebelum pajak penghasilan / Profit before income tax Manfaat (beban) pajak / Benefit (expense) - Pajak kini / Current tax - Pajak tangguhan / Deferred tax Jumlah beban pajak / Total income tax Laba bersih sebelum hak minoritas /

19,724

(8,630)

220

20,403

8,376

(34,792)

(49,688)

(55,161)

(56,145)

(12,004)

389,725

275,759

158,379

164,352

39,295

(9,282,591)

1,033,910

39,672

(13,382,240)

(16,965,644)

(1,416)

7

555

226

47

Net income before minority interest Hak minoritas pemegang saham anak perusahaan / The minority shareholders of subsidiaries - PT Perhutani Alam Wisata (Palawi) (1%) - PT Perhutani Anugerah Kimia (PAK) (45%) Laba bersih

(1,425)

8

555,

212

30

391,151

275,750

157,824

164,139

39,265


7

IKHTISAR OPERASIONAL Operational Highlights

GRAFIK TOTAL PENDAPATAN Chart of Total Revenue Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah

3,144.3 2,787.2 2,425.7 2,362.4 2,207.4

2011

2010

2009

2008

2007

PENDAPATAN HASIL KAYU TEBANGAN

PENDAPATAN HASIL KAYU OLAHAN

Revenue from Timber Wood Products

Revenue from Processed Wood Products

Dalam miliar Rupiah In billion Rupiah


1,414 384 1,374

1,363 1,348

1,319 245

246

245

200

2011

2010

2009

2008

2007

PENDAPATAN HASIL INDUSTRI NON-KAYU

2011

2010

2009

2008

Revenue from Non-Wooden Industrial Products

PENDAPATAN HASIL HUTAN LAINNYA Revenue from Other Forestry Products



1.281

250 1.010 169

789

123

575

92

512

2011

8

2007

2010

2009


2008

69

2007

2011

2010

2009

2008

2007

LAPORAN DIREKSI Report of Directors

Fokus dan tujuan kebijakan Perum Perhutani, meliputi 4 (empat) tujuan strategis, yaitu: Menerapkan pengelolaan hutan lestari; Pengembangan dan Penguatan Industri; Pengembangan Kelembagaan dan SDM dan Peningkatan Laba Usaha serta Kesejahteraan Masyarakat. The focus and purpose Perum Perhutani policy, including 4 (four) strategic objectives: Implementing sustainable forest management; Development and Strengthening Industry; Institutional and Human Resource Development and Improvement of Profit, and the prosperity of community.

20


LAPORAN DIREKSI Report of Board of Directors

LAPORAN DEWAN PENGAWAS DAN DIREKSI REPORT OF SUPERVISORY BOARD AND BOARD OF DIRECTORS

Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

Dear Stakeholders,

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Best wishes for us all.

Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan izin-Nyalah, Perum Perhutani dapat terus memberikan sumbangsih dalam Pembangunan Bangsa dan Negara yang tercinta ini.

Let us extend our gratitude to God, because of His grace and permission that Perum Perhutani can continue to contribute in the development our Nation and our beloved country.

Memasuki tahun 2011, Perum Perhutani telah melaksanakan berbagai kebijakan strategis sehingga patut kami laporkan dalam laporan tahunan ini, sebagai salah satu wujud atau bentuk pertanggungjawaban kami kepada shareholder dan segenap stakeholders.

Entering the year 2011, Perum Perhutani has carried out many strategic policies that are should reported in this annual report, as form of our responsibility to our shareholders and stakeholders.

KINERJA 2011 Kebijakan Strategis

2011 PERFORMANCE

Sesuai dengan Rencana Jangka Panjang (RJP) Perum Perhutani tahun 2010-2014, telah ditetapkan tujuan Perusahaan tahun 2011 sebagai bagian dari tujuan jangka pendek RJP 2010-2014 yang merupakan tahapan penyelamatan Sumber Daya Hutan (SDH) dan Perusahaan guna mendukung peran dan fungsi SDH sebagai sistem penyangga kehidupan (life support system) dan sumber kemakmuran rakyat. Berbagai upaya diarahkan untuk mempertahankan keberadaan Perusahaan dan SDH beserta seluruh fungsi dan perannya secara terintegrasi (comprehensive) dengan arah pengembangan yang meliputi berbagai hal, sebagai berikut:

In accordance with the 2010-2014 Perum Perhutani Long Term Plan (RJP), has been established the purposes of the Company in 2011 as part of 2010-2014 RJP short-term goal which is the phase of Forest Resources (SDH) and Company saving in order to support the role and function of SDH as life support systems and the source of people’s prosperity. Various efforts are directed to maintain the existence of the Company and SDH and all its functions and roles in an integrated (comprehensive) manner with the direction of development that includes various of matters, as follows:

•

•

Stabilization of the area and the preservation of SDH and its function as life support systems in order to meet the needs of ecological, social and economic.

•

Completion of the administrative and financial management system based on Good Corporate Governance (GCG) gradually and continuously. Economic Value Added (EVA) improvement of timber and nontimber industry development, forest ecosystems, germplasm and land productivity optimization.

•

•

•

Pemantapan kawasan dan kelestarian SDH beserta fungsinya sebagai sistem penyangga kehidupan (life support system) dalam rangka pemenuhan kebutuhan ekologi, sosial dan ekonomi. Penyempurnaan manajemen administrasi dan keuangan berbasis sistem Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) secara bertahap dan berkesinambungan. Peningkatan EVA (Economic Value Added) dari pengembangan industri berbasis hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekosistem hutan, plasma nutfah dan optimalisasi produktivitas lahan. Pemantapan industri kayu terpadu (integrated wood

Strategic Policy

•

•

Stabilization of integrated timber industry, gum rosin and


21


•

•

22

industry), industri gondorukem dan derivatnya, industri minyak kayu putih, industri butir lak, industri berbasis agroforestri (pangan dan energi), industri ekowisata dan industri berbasis jasa lingkungan lainnya. Aliansi strategis dengan MDH dalam kegiatan ekonomi dan pengelolaan hutan-lahan berbasis manfaat mutual (mutual benefit) untuk kesejahteraan masyarakat desa hutan. Dalam pengelolaan bisnis Perusahaan ke depan, fungsi bisnis Perusahaan dilaksanakan oleh Strategic Bussiness Unit (SBU) yaitu unit-unit dengan KPH/ KBM sebagai satuan operasional SBU, sedangkan Direksi/ Kantor Pusat berperan sebagai Management Office.

•

•

its derivatives industry, cajuputi oil industry, lacquer grain industry, agroforestry-based industries (food and energy), eco-tourism industry and other environmental service-based industries. The strategic alliance with the MDH in economic activities and forest-land management based on mutual benefits for the welfare of forest rural community. In the future management of the Company's business, business functions of the Company carried out by the Strategic Bussiness Unit (SBU), i.e units with KPH/KBM as SBU operating units, while the Board of Directors/Head Office acts as a Management Office.

Pada periode 2011, secara garis besar, fokus dan tujuan kebijakan Perum Perhutani, meliputi 4 (empat) tujuan strategis, sebagai berikut: • Menerapkan pengelolaan hutan lestari untuk seluruh Unit Manajemen Pengelolaan Hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) • Pengembangan dan Penguatan Industri. • Pengembangan Kelembagaan dan Sumberdaya Manusia (SDM). • Peningkatan Laba Usaha dan Kesejahteraan Masyarakat.

In 2011, in outline, the focus and purpose of Perum Perhutani policy includes the following 4 (four) strategic objectives:

Dalam rangka melaksanakan berbagai kebijakan tersebut di atas, maka terdapat berbagai faktor eksternal dan internal yang penting untuk dicermati karena berpengaruh terhadap kondisi Perusahaan, antara lain: tekanan terhadap sumberdaya hutan, tuntutan penerapan pengelolaan hutan lestari, tuntutan kelestarian lingkungan khususnya tata air, tingginya kemiskinan di sekitar hutan dan angka penganguran yang relatif tinggi, serta kebutuhan energi masyarakat sekitar hutan yang cukup tinggi. Sementara itu, faktor interenal yang mempengaruhi kondisi Perusahaan, antara lain: kebutuhan kenaikan ”take home pay” (THP), produktivitas karyawan yang masih rendah dan sistem manajemen yang belum efektif. Dilain pihak, SDH belum sepenuhnya digali secara optimal.

In order to implement the policies mentioned above, there are many external and internal factors that are important to be observed as an effect of the condition of the Company, among others: pressure on forest resources, demands of the application of sustainable forest management, demands of environmental sustainability particularly in water system, the poverty around forest areas and relatively high unemployment rate, as well as the energy needs of forest communities is quite high. Meanwhile, the internal factors that affect the condition of the Company, among others: the need for increase in "take home pay" (THP), employees productivity is still low andthe management systems have not been an effective. On the other hand, SDH has not been fully explored.

Berdasarkan kondisi eksternal dan internal tersebut maka strategi pengelolaan hutan di Pulau Jawa diarahkan kepada pengembangan bisnis dari potensi yang ada dan pengembangan bisnis yang berbasis hutan dan lahan (forestland resources) dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari (PHL), Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG/Good Corporate Governance). Selain itu dengan fungsi ekologi, sosial dan ekonomi, SDH diarahkan sebagai life support system (penyangga sistem kehidupan)

Based on external and internal conditions, strategies of forest management in Java is directed to the business development of existing potentials and forest-based business development and ares (forest-land resources) with the principles of Sustainable Forest Management (PHL), Collaborative Forest Management (PHBM) and Good Corporate Governance (GCG). In addition to the functions of ecological, social and economic development, SDH directed as the life support systems devoted to the optimization of SDH functionality and benefits of timber and non-timber


•

Implement sustainable forest management for the entire Forest Management Unit, Forest Administration Unit (KPH),

• •

Industry Development and Strengthening. Institutional Development and Human Resources (HR):

•

Profit and Community Welfare Improvement:



yang ditujukan untuk optimalisasi fungsi dan manfaat SDH berupa pemanfaatan hasil hutan kayu dan non kayu serta pemanfaatan kawasan dan jasa lingkungan guna memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pangan, energi dan air.

utilization as well as the use of area and environmental services to meet basic human needs such as food , energy and water.

Pencapaian Kinerja (Perbandingan Hasil dengan Target)

Achievement of Performance (Comparisons of Results with Targets)

Secara umum, pencapaian kinerja (perbandingan hasil dan target) pada periode 2011, antara lain, dapat kami sampaikan melalui tabel, berikut ini:

In general, achievement of the performance (comparisons of results with targets, as follows:

Target

Hasil/Realisasi

RESULT/REALIZATION

Perencanaan Sumberdaya Hutan (SDH)

• Realisasi kegiatan penataan hutan sampai dengan Desember 2011 adalah sebanyak 16 KPH (100% dari RKAP 2011 sebanyak 16 KPH) dengan luas 405.237 Ha (162% dari RKAP 2011 seluas 250.341 Ha).

• Realization of forest structuring activities until December 2011 is as many as 16 KPH (100% of 2011 RKAP is 16 KPH) with an area of 405,237 ha (162% from 2011 RKAP as many as 250,341 ha.

• Perencanaan prasarana hutan sampai dengan Desember 2011, antara lain: pengukuran trase baru sepanjang 421 Hm (191% dari RKAP 2011 sepanjang 220 Hm) dan penggambaran konstruksi 59 set (61% dari RKAP 2011 sebanyak 97 set).

• Forest infrastructure planning until December 2011, among others: the measurement of a new trace along 421 Hm (191% of all 220 Hm RKAP 2011) and 59 sets of construction drawing (61% of the total of 97 sets RKAP 2011).

• Pengadaan benih sampai dengan Desember 2011, terealisasi sebanyak 42.432 kg (47% dari RKAP 2011 sebanyak 91.094 kg). Pengadaan bibit sampai dengan Desember 2011, sebanyak 86.342.451 batang (104% dari RKAP 2011 sebanyak 82.750.269 btg).

• Seeds procurement oup to December 2011, realized as much as 42,432 kg (47% of the total of 91,094 kg 2011 RKAP). Seedling until December 2011, a total of 86,342,451 rods (104% of the total of 82,750,269 rods 2011 RKAP).

• Kegiatan pelaksanaan tanaman sampai dengan Desember 2011 seluas 55.796 Ha.

• Plant implementation activities up to December 2011 covering 55,796 ha.

• Kegiatan pemeliharaan tanaman tahun II dan III sampai dengan Desember 2011 seluas 85.557 Ha (69% dari RKAP 2011 seluas 123.475 Ha).

• Plants maintenance activities II and III up to December 2011 covering 85,557 ha (69% from 123,475 ha area 2011 RKAP).

• Pemeliharaan tanaman tahun IV dan V sampai dengan Desember 2011 babat rayud tumbuhan liar seluas 95.048 Ha (98%), dangir tanaman pokok seluas 53.589 Ha (135%), pemupukan 37.081 Ha (93%) dan wiwil seluas 84.813 Ha (92%), Pangkas Tanaman Sela seluas 3.307 Ha (99%).

• Plants maintenance in IV and V up to December 2011 tripe covering 95,048 hectares of wild plants (98%), staple crops dangir 53,589 ha area (135%), fertilizer 37,081 ha (93%) and an area of 84,813 Ha wiwil (92%), gap plants prune of 3,307 ha area (99%).

• Perawatan hutan sampai dengan Desember 2011 Tunjuk Tolet seluas 57.232 Ha (37%), Tebang Tanpa Hasil seluas 26.042 Ha (90%), Babad Rayud Tumbuhan Bawah seluas 63.367 Ha (41%), Prunning seluas 20.105 Ha (102%).

• Forest maintenance up to December 2011 covering 57,232 ha Appoints Tolet (37%), Cutting Without Yield covering an area of 26,042 Ha (90%), Tripe Plants Under covering 63,367 ha (41%), covering 20,105 ha Prunning (102%),

Forest Resources (SDH) Planning

Reboisasi dan Rehabilitasi SDH SDH Reforestation and Rehabilitation


23


Produksi Kayu Timber Production

Produksi Non Kayu Non-Timber Production

Produksi Hasil Hutan Lainnya, Usaha Wisata dan Usaha Lain Other Forest Products, Tourism and Other Business

24

• Realisasi produksi kayu Jati sampai dengan Desember 2011, tebangan A - E seluas 39.679 Ha (74% dari RKAP 2011 seluas 53.537 Ha) dengan produksi kayu pertukangan Jati sebanyak 435.402 m3 (87% dari RKAP 2011 sebanyak 498.814 m3 dan produksi kayu bakar sebanyak 3.694 Sm (22% dari RKAP 2011 sebanyak 16.430 Sm).

• Realization of teak production until December 2011, felling A - E covering an area of 39,679 ha (74% of of 53,537 ha 2011 RKAP area) with Teak timber production as much as 435,402 m3 (87% of total of 498,814 m3 2011 RKAP and firewood production as much as 3,694 Sm (22% of the total of 16,430 Sm 2011 RKAP ).

• Realisasi produksi kayu Rimba sampai dengan Desember 2011, tebangan A - E seluas 25.825 Ha (92% dari RKAP 2011 seluas 28.139 Ha) dengan produksi kayu pertukangan Rimba mencapai 533.839 m3 (98% dari RKAP 2011 sebanyak 546.216 m3) dan produksi kayu bakar Rimba mencapai 29.597 Sm (70% dari RKAP 2011 sebanyak 42.273 Sm).

• Rimba timber production until December 2011, felling A - E covering an area of 25,825 ha (92% of an area of 28,139 ha 2011 RKAP) with Rimba carpentry production reached 533,839 m3 (98% of the total of 546,216 m3 2011 RKAP) and Rimba firewood production reached 29,597 Sm (70% of the total of 42 273 Sm 2011 RKAP).

• Sisa persediaan kayu Jati di Hutan pada akhir Desember 2011 berjumlah 1.991 m3, sedangkan kayu Rimba berjumlah 3.377 m3. Sisa persediaan kayu Jati di TPK pada akhir Desember 2011 berjumlah 47.617 m3, sedangkan kayu Rimba berjumlah 48.713 m3. Total sisa persediaan kayu Jati di Hutan dan TPK berjumlah 49.608 m3, sedangkan kayu Rimba berjumlah 52.090 m3.

• The rest of the teak forest inventory at the end of December 2011 amounted to 1,991 m3, while the Rimba timber amounted to 3,377 m3. Teak wood supplies in the rest of TPK at the end of December 2011 amounted to 47,617 m3, while Rimba timber totaled 48,713 m3. Total remaining in stock Teak Forest and amounted to 49,608 m3 TPK, while the amount to 52,090 m3 of Rimba timber.

• Produksi Getah Pinus sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebanyak 100.080 ton (108% dari RKAP 2011 sebanyak 92.370 ton). Produksi Daun Kayu Putih sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebanyak 39.405 ton (99% dari RKAP 2011 sebanyak 39.719 ton). Produksi Kopal sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebanyak 450 ton (82% dari RKAP 2011 sebanyak 550 ton). Produksi Lak Cabang sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebanyak 289 ton (24% dari RKAP 2011 sebanyak 1.200 ton).

• Pine sap production in December 2011 as many as 100,080 tons (108% of the total of 92,370 tonnes 2011 RKAP). Cajuput Leaf production until December 2011 realized as much as 39,405 tonnes (99% of the total of 39,719 tons 2011 RKAP). Copal production until December 2011 realized as much as 450 tons (82% from 550 tonnes 2011 RKAP). Lacquer Branch production until December 2011 realized as much as 289 tons (24% from 1200 tons 2011 RKAP)

• Produksi hasil hutan lainnya sampai dengan Desember 2011 antara lain Rotan sebanyak 351.621 batang (109% dari RKAP 2011 sebanyak 321.950 batang), Bambu sebanyak 88.265 batang (1.322% dari RKAP 2011 sebanyak 6.675 batang), Padi sebanyak 681 ton (29% dari RKAP 2011 sebanyak 2.336 ton), Kelapa sebanyak 214.829 butir (79% dari RKAP 2011 sebanyak 272.620 butir), Karet sebanyak 29.003 kg (36% dari RKAP 2011 sebanyak 79.539 kg) dan Kopi Glondong sebanyak 602.016 kg (78% dari RKAP 2011 sebanyak 775.711 kg), Teeh sebanyak 50.097 kg (148% dari RKAP sebanyak 33.766 kg), Terong Kori sebanyak 17.677 kg (928% dari RKAP sebanyak 1.905 Kg)

• Other forest products, up to December 2011 includes 351,621 rattan sticks (109% of the total of 321,950 stems 2011 RKAP), 88,265 bamboo rods (1,322% of the total of 6,675 rods 2011 RKAP), 681 tons of rice(29% of RKAP 2011 as much as 2,336 tons), 214,829 coconut grains(79% of the total of 272,620 grains 2011 RKAP), 29,003 kg of rubbers (36% of the total of 79,539 kg 2011 RKAP) and 602,016 kg Glondong coffee (78% of the total of 775,711 kg 2011 RKAP) , 50,097 kg of tea (148% of the total 33,766 kg of tea), 17,677 kg Kori Eggplant (928% of as many as 1,905 kg 2011 RKAP)



Industri Industry


• Pendapatan usaha wisata sampai dengan Desember 2011 sebesar Rp 58.638.230,- (99% dari RKAP 2011 sebesar Rp 58.966.853.000,-), dengan jumlah lokasi yang dikunjungi sebanyak 154 lokasi dan jumlah pengunjung sebanyak 2.848.645 orang (219% dari RKAP 2011 sebanyak 1.298.166 orang).

• Tourism revenues up to December 2011 amounting to Rp 58,638,230,- (99% of RKAP 2011 of Rp 58.966.853.000,-), with a number of locations visited as many as 154 locations and number of visitors as many as 2,848,645 people (219% of 1,298,166 people 2011 RKAP).

• Persuteraan Alam sampai dengan Desember 2011 produksi telur F1 sebanyak 4.750 box (53% dari RKAP 2011 sebanyak 9.038 box), produksi kokon pintal tercapai 7.696 kg.

• Natural silk in December 2011 as many as 4,750 box of F1 eggs (53% of total 9038 box 2011 RKAP), spun cocoon production reached 7,696 kg.

• Populasi satwa sampai dengan Desember 2011, Buaya sejumlah 358 ekor, Rusa sejumlah 202 ekor dan Primata sejumlah 9.865 ekor.

• Wildlife populations through December 2011, 358 crocodiles, 202 deer and 9,865 primates.

• Usaha Konvensional, pelaksanaannya pada umumnya dikerjasamakan dengan Pihak III, antara lain Galian C.

• Conventional business, its implementation is generally cooperated with third parties, such as Pit C

• Pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “AIR PERHUTANI” sampai dengan Desember Tahun 2011 terealisasi sebanyak 4.465.044 liter (37% dari RKAP 2011 sebanyak 12.077.715 liter). Penjualan AMDK sampai dengan Desember 2011 sebesar Rp 7.611.292,- (59% dari RKAP 2011 sebesar Rp 12.978.240.000,-).

• "AIR PERHUTANI" bottled water until December of 2011 realized as much as 4,465,044 liters (37% of the total of 12,077,715 liters 2011 RKAP). Sales of bottled drinking water up to December 2011 amounting to Rp 7,611,292, - (59% of RKAP 2011 of Rp 12.978.240.000, -)

• Realisasi sampai dengan Desember 2011 kayu yang diolah untuk industri kayu penggergajian Perum Perhutani jenis Jati berjumlah 45.151 m3 (68% dari RKAP 2011 sebanyak 66.550 m3) dan jenis rimba masih nihil. Dari pengolahan kayu Jati dan Rimba dihasilkan kayu gergajian sebanyak 14.757 m3 (334% dari RKAP 2011 sebanyak 4.415 m3).

• Realization up to the December 2011-treated wood for sawing timber industry Perum Perhutani Teak types totaling 45,151 m3 (68% of the total of 66,550 m3 2011 RKAP) and the type of forest is still nil. From teak and Rimba processing resulted sawn timber produced as many as 14,757 m3 (334% of the total of 4,415 m3 2011 RKAP).

• Industri non kayu berupa Gondorukem sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebanyak 71.976 ton (110% dari RKAP 2011 sebanyak 65.220 ton), Terpentin sebanyak 15.353 ton (113% dari RKAP 2011 sebanyak 13.583 ton), Minyak Kayu Putih sebanyak 266 ton (85% dari RKAP 2011 sebanyak 313ton), Benang Sutera Rawsilk sebanyak 192 kg (5% dari RKAP 2011 sebanyak 3.800 kg) dan Seedlac sebanyak 32 ton (13% dari RKAP 2011 sebanyak 252 ton).

• Non-timber industry in the form of Gum Rosin to be realized in December 2011 as many as 71,976 tons (110% of the total of 65,220 tons 2011 RKAP), 15,353 tons of Turpentine (113% of the total of 13,583 tonnes 2011 RKAP), 266 tons of Cajuput Oil (85% of RKAP 2011 as much as 313 tons), Rawsilk Silk Yarn as much as 192 kg (5% of the total of 3,800 kg 2011 RKAP) and 32 tons of Seedlac(13% of the total of 252 tons RKAP 2011)


25


Pemasaran Marketing

26

Pemasaran Hasil Hutan Kayu • Penjualan dalam negeri kayu bundar sampai dengan Desember 2011 terealisasi kayu pertukangan Jati sebanyak 395.045 m3 (84% dari RKAP 2011 sebanyak 468.334 m3) dengan pendapatan sebesar Rp 1.065,07 Miliar (82% dari RKAP 2011 sebesar Rp 1.297,03 Miliar). Komposisi sortimen Jati terdiri dari AI sebanyak 162.491 m3 (77%), AII sebanyak 91.025 m3 (71%) dan AIII sebanyak 126.089 m3 (97%). Sedangkan penjualan kayu pertukangan Rimba terealisasi sebanyak 520.722 m3 (102% dari RKAP 2011 sebanyak 509.035 m3) dengan pendapatan sebesar Rp. 345,88 Miliar (109% dari RKAP 2011 sebesar Rp 316,96 Miliar). Total pendapatan dari penjualan kayu tebangan termasuk kayu bakar terealisasi sebesar Rp 1.413,85 Miliar (87% dari target RKAP 2011 sebesar Rp. 1.618,58 Miliar).

Timber Products Marketing • Domestic sales of round wood to be realized in December 2011 Teak timber as much as 395,045 m3 (84% of the total of 468,334 m3 2011 RKAP) with income of Rp 1,065.07 billion (82% of RKAP 2011 Rp 1,297.03 Billion). Teak sortimen composition comprising as many as 162,491 m3 of AI (77%), AII as much as 91,025 m3 (71%) and AIII many as 126,089 m3 (97%). While the timber wood sales realized as much as 520,722 m3 (102% of the total of 509,035 m3 2011 RKAP 2011) with an income of Rp. 345.88 billion (109% of Rp 316.96 billion in 2011 RKAP). Total revenues from the sales of timber harvest, including firewood realized for Rp 1,413.85 billion (87% of the target of RKAP 2011 amounted Rp 1,618.58 billion).

• Harga rata-rata penjualan dalam negeri kayu pertukangan Jati sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebesar Rp 2.696.068,- (97% dari RKAP 2011 sebesar Rp 2.769.450,-), sedangkan untuk kayu pertukangan Rimba terealisasi sebesar Rp 657.961,- (106% dari RKAP 2011 sebesar Rp 622.663,-).

• Average price of domestic sales of Teak timber to be realized in December 2011 amounted to Rp 2.696.068,- (97% from 2011 RKAP, Rp 2,769,450,), while timber wood realized for Rp 657,961, - (106 % of 2011 amounting to Rp 622,663,- 2011 RKAP).

• Pendapatan penjualan dalam negeri kayu olahan sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebesar Rp 83,74 Miliar (53% dari RKAP 2011 sebesar Rp 158,44 Miliar).

• Domestic sales revenues processed wood to be realized in December 2011 amounted to Rp 83.74 billion (53% of Rp 158.44 billion 2011 RKAP).

• Realisasi penjualan luar negeri hasil industri kayu (ekspor) yang berasal dari finished product sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebesar Rp 116,07 Miliar (33% dari RKAP 2011 sebesar Rp 348,47 Miliar).

• Realization of foreign sales of industrial timber (export) derived from the finished product to be realized in December 2011 amounting to Rp 116.07 billion (33% of RKAP of Rp 348.47 billion in 2011).

Pemasaran Hasil Industri Non Kayu • Pendapatan penjualan dalam negeri hasil industri non kayu sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebesar Rp 288,07 Miliar (33% dari RKAP 2011 sebesar Rp. 867,65 Miliar).

Non-Timber Products Marketing • Domestic sales revenue of non-timberl products until December 2011 amounting to Rp 288.07 billion realized (33% of RKAP 2011 amounted to Rp. 867.65 billion).

• Pendapatan penjualan luar negeri hasil industri non kayu sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebesar Rp. 992,79 Miliar (117% dari RKAP 2011 sebesar Rp. 850,01 Miliar).

• Overseas sales income of non-timber industry to be realized in December 2011 amounting to Rp. 992.79 billion (117% of RKAP 2011 amounted to Rp. 850.01 billion).

• Pendapatan pemasaran dalam negeri hasil hutan lainnya sampai dengan Desember 2011 terealisasi sebesar Rp 249,79 Miliar (60% dari RKAP 2011 sebesar Rp. 419,13 Miliar)

• Domestic marketing revenues other forest products to be realized in December 2011 amounting to Rp 249.79 billion (60% of RKAP 2011 amounted to Rp. 419.13 billion)




PROSPEK USAHA

BUSINESS PROSPECTS

Sepanjang periode 2011, ditengah hantaman krisis utang di kawasan Euro yang belum juga kunjung surut, perekonomian nasional terus bertumbuh. Stabilitas keuangan dapat terjaga dan iklim investasi kian hari semakin meningkat. Bahkan, dalam kurun waktu dua tahun terakhir, Indonesia merupakan segelintir negara Asia yang secara konsisten mampu membukukan pertumbuhan ekonomi yang positif.

Throughout 2011, amid the debt crisis hit in the Eurozone that has not yet recede, the national economy continues to grow. Financial stability can be maintained and the investment climate is increasing on a daily basis. In fact, within a period of two years, Indonesia is a few of Asian countries that are consistently able to record positive economic growth.

Dapat dikatakan bahwa kondisi makro ekonomi Indonesia berada dalam keadaan yang positif dan stabil. Hal ini didukung oleh stabilitas rupiah dan juga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kondisi positif berlaku juga untuk beli saham dan surat utang negara. Bahkan, di tengah krisis utang kawasan Euro sehingga terjadi pemangkasan rating sovereign disejumlah negara kawasan tersebut, Indonesia justru memperoleh memperoleh kembali peringkat investment grade dari lembaga rating internasional Fitch setelah 14 tahun menanti dan bekerja keras. Ini menunjukkan Indonesia tetap menjadi target investor untuk berinvestasi.

It could be said that Indonesia's macroeconomic conditions in a state of positive and stable. This is supported by the stability of the rupiah and the Composite Stock Price Index (CSPI). Positive conditions also apply to buy shares and government securities. In fact, amid the Eurozone debt crisis sovereign rating cuts that occurred in several countries in the region, Indonesia would regain investment grade ratings from international rating agency Fitch after 14 years of waiting and working hard. This shows Indonesia remains a target of investors to invest.

Berdasarkan perkembangan perekonomian Indonesia yang sangat positif tersebut, banyak ahli ekonomi optimis, ekonomi Indonesia tengah memasuki masa ekspansi yang akan berlangsung hingga beberapa tahun mendatang. Dengan demikian, Perum Perhutani optimis bahwa permintaan terhadap produk-produk dan jasa Perum Perhutani, seperti: kayu olahan yang lazim digunakan sebagai barang-barang rumah tangga, seperti furniture, floor tile dan sejenisnya, akan terus meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian dan/atau kondisi perekonomian yang stabil serta terus bertumbuh. Selain produk kayu jati, produk kayu rimba, seperti: mahoni, pinus, sonokeling dan lain sebagainya, yang lebih banyak dipasarkan di dalam negeri diperkirakan akan tetap mengalami peningkatan permintaan maupun harga jualnya. Peningkatan kegiatan perekonomian dan membaiknya kondisi keuangan masyarakat luas di Indonesia diperkirakan akan berpengaruh positif pada permintaan produk furniture maupun bahan bangunan dari kayu. Dengan demikian prospek pemasaran produk kayu dari hutan kelolaan Perum Perhutani pada masa mendatang diharapkan akan semakin cerah.

Based on highly positive of the development of Indonesia's economy, many economists are optimistic that Indonesia's economy is entering a period of expansion that will last up to several years. Thus, Perum Perhutani optimistic that the demands for products and services of Perum Perhutani, such as: wood products commonly used as household goods, such as furniture, floor tile and the similar, will continue to increase along with the improving economy and/or conditions economy is stable and continues to grow. Other than teak wood products, wood products of the jungle, such as mahogany, pine, rosewood, etc., are more heavily marketed in the domestic market is expected to continue to experience increased in demand and selling price. Increased economic activity and improving the financial condition of the community at large in Indonesia is expected to have positive influence on the demand for furniture and building material products from wood. Thus, the prospect of marketing wood products from Perum Perhutani forests-managed in the future expected to be brighter.

Sementara, untuk produk non-kayu yang menjadi unggulan Perum Perhutani adalah gondorukem, terpentin, minyak kayu putih, madu, air minum dalam kemasan, kepompong dan benang sutera serta berbagai produk hasil hutan non kayu lain. Produk gondorukem, terpentin dan minyak kayu putih yang digunakan dalam industry farmasi mendominasi perolehan

Meanwhile, for non-timber products to be Perum Perhutani flagships are gum rosin, turpentine, cajuputi oil, honey, bottled water, cocoon and silk yarn and other various non-timber forest products. Gum rosin, turpentine and cajuputi oil products that are used in the pharmaceutical industry dominated sales gains in this group. Current market trends indicate a


27


28

penjualan produk dalam kelompok ini. Trend pasar saat ini menunjukkan kecenderungan bahwa pengguna maupun pengolah, sangat menyukai penggunaan produk-produk hasil alam sebagai bahan baku utama pembuatan obatobatan, bukan lagi bahan sintetik. Kecenderungan ”back to nature” untuk memenuhi kebutuhan industri farmasi tersebut membuat permintaan maupun harga gondorukem maupun minyak kayu putih cenderung meningkat. Mengingat harga produk olahan gondorukem sebagai bahan baku farmasi yang bernilai ekonomis yang jauh lebih tinggi, maka ada peluang bagi Perum Perhutani untuk masuk ke industri hilir dari gondorukem dengan membangun industri pengolahan gondorukem menjadi bahan baku obat setengah jadi. Bahan baku yang melimpah dan industri farmasi dalam negeri yang juga tengah berkembang pesat merupakan peluang yang baik untuk dimanfaatkan.

tendency for users to be fond of the use of natural products as the main raw materials of drugs, rather than synthetic materials. The trend "back to nature" to meet the needs of the pharmaceutical industry is making the demand and price of gum rosin and cajuputi oil have increased. Considering the price of refined products as pharmaceutical raw materials gum rosin economic value is much higher, there is an opportunity for Perum Perhutani to break into the industry by building downstream industry from the gum rosin processing into semifinished raw material medicine. Abundant raw materials and domestic pharmaceutical industry is also growing rapidly is a good opportunity to be exploited. Flagship products and other products of the optimization of prospective Forest Resources are honey, silk yarn and bottled water. All products are provided opportunities to increase revenue on the Company's future.

Produk unggulan maupun produk berprospek lain dari hasil optimalisasi Sumber Daya Hutan adalah madu, benang sutera dan air minum dalam kemasan (AMDK). Seluruh produk ini memberikan peluang meningkatkan pendapatan Perusahaan pada masa mendatang. Produk lain yang juga menjanjikan adalah pemanfaatan eko turisme, berupa paketpaket wana-wisata ke obyek-obyek wisata alam diwilayah kelolaan Perusahaan. Meningkatnya pendapatan masyarakat dan berkembangnya kesadaran untuk berpartisipasi pada pemeliharaan kelestarian lingkungan membuat pasar wanawisata ini semakin terbuka. Bagi Perusahaan, meningkatnya kegiatan eko-turisme akan memberi dampak positif, berupa semakin tingginya dukungan dan partisipasi masyarakat untuk turut memelihara kelestarian kawasan hutan. Disamping itu, kegiatan eko-turisme membuka pasar bagi produk-produk hasil hutan dari masyarakat desa hutan, membuka peluang kerja yang pada akhirnya mensejahterakan masyarakat.

Other products are also promising is the use of ecotourism, ecotourism packages of travel-the objects of nature tourism in the region managed by the Company. The rising of household incomes and the growing awareness to participate in the maintenance of environmental sustainability create travel market is increasingly open. For the company, increasing eco-tourism activities will have a positive effect, in the form of increasing the support and participation of the community to contribute to maintaining the sustainability of the forest. In addition, eco-tourism activities to open markets for forest products from the rural community, opening up job opportunities that ultimately for the welfare of society.

IMPLEMENTASI PRAKTIK GCG

GCG PRACTICE IMPLEMENTATION

Perum Perhutani meyakini bahwa seluruh program transformasi dan pencapaian kinerja operasional akan dapat ditingkatkan secara konsisten dan berkesinambungan, jika dan hanya jika, Perusahaan secara konsisten dapat menerapkan prinsip-prinsip GCG atau tata kelola yang baik dengan dilandasi komitmen yang tinggi. Sebagai wujud komitmen peningkatan penerapan praktek GCG tersebut, sejak beberapa tahun terakhir, Perum Perhutani telah melakukan sosialisasi dan mengimplementasikan Pedoman GCG maupun Code of Conduct yang telah selesai dikaji dan disusun ulang. Sosialisasi dilakukan melalui penyelenggaraan pelatihan intensif kepada

Perum Perhutani believes that the entire program of transformation and the achievement of operational performance will be improved in a consistent and sustainable manner, if the company can consistently apply the principles of good corporate governance or good governance based on high commitment. As a manifestation of its commitment to increase the application of good corporate governance practices, in recent years, Perum Perhutani had socialized and implementd GCG and the Code of Conduct that has completed their review and rearranged. Socialization is done through the implementation of intensive training to employees on the importance of increasing the application of good corporate




pegawai akan pentingnya peningkatan penerapan praktik GCG. Selain itu, dilakukan penanda-tanganan pernyataan kepatuhan sebagai perwujudan komitmen dari segenap jajaran dan seluruh tingkatan organisasi Perum Perhutani untuk melaksanakan aturan-aturan yang terkandung dalam Pedoman GCG dan Code of Conduct. Dapat kami sampaikan pula bahwa Perum Perhutani terus berupaya melengkapi seluruh infrastruktur, baik dari sisi aturan dan sistem (soft structure) maupun dari sisi hard structure (kelembagaan) untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG.

governance practices. In addition, do the signing statement of compliance as the embodiment of commitment from all ranks and all levels of an organization to implement Perum Perhutani rules contained in the Code of Corporate Governance and Code of Conduct. We can also say that Perum Perhutani continues to complete the entire infrastructure, both in terms of rules and systems (soft structure) or from the hard structure (institutions) to improve the quality of the implementation of GCG.

Dalam upaya untuk mendapatkan gambaran dan umpan balik atas berbagai perbaikan serta menyusun rencana peningkatan implementasi praktik GCG, sejak beberapa tahun terakhir, Perum Perhutani senantiasa melakukan GCG asesment secara berkala dan menindak lanjuti rekomendasi asesor independen yang ditunjuk setelah memperhitungkan konidisi internal dan kelaziman praktik GCG terkini. Pada tahun 2006, Perum Perhutani melakukan asesment penerapan praktik GCG yang dilaksanakan oleh BPKP, dengan hasil tingkat pemenuhan praktik GCG berada pada kategori “sangat kurang”. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya tingkat score tingkat penerapan GCG adalah belum memadainya ketersediaan infrastruktur GCG. Seiring dengan pelaksanaan program Transformasi Perum Perhutani, Manajemen Perusahaan telah melakukan berbagai langkah perbaikan baik dari sisi infrastruktur maupun kelengkapan aturan, sesuai dengan rekomendasi asesor dan temuan Tim Transformasi dalam rangka melakukan perbaikan internal di segala bidang.

In an effort to gain insight and feedback on the improvement and enhancement plan implementation GCG practice, since the past few years, Perum Perhutani always doing GCG asesment regularly and follow up the recommendations of independent assessor appointed after taking into account internal condition and current prevalence of the practice of good corporate governance. In 2006, Perum Perhutani do GCG assessment about GCG implementation of practices implemented by the BPKP, with the level of compliance with good corporate governance practices in the category of "very less". The main factor causing the low score is the level of implementation of GCG inadequate infrastructure availability. Along with the implementation of the Perum Perhutani Transformation program, the Management Company has taken various stages to improve both in terms of infrastructure and completeness of the rules, in accordance with the recommendations and findings of the assessor Transformation Team in order to make internal improvements in all areas.

Selanjutnya, pada tahun 2009 Perum Perhutani kembali melakukan asesmen penerapan GCG, yang dilaksanakan oleh PT Indo Mandala Advisories. Menurut hasil assessment tersebut, Perusahaan mendapatkan total score 73,50, dengan kesimpulan kualitas penerapan GCG cukup baik. Peningkatan hasil assesment tersebut, berasal dari berbagai perbaikan yang telah dilakukan Manajemen Perusahaan dalam meningkatkan kualitas penerapan GCG seperti direkomendasikan oleh asesor penerapan GCG pada tahun 2006. Beberapa perbaikan dari sisi kelengkapan infrastruktur maupun softstructure GCG yang telah dilaksanakan pada periode tersebut mencakup diantaranya, adalah pelaksanaan kajian dan penyusunan ulang Kode Etik yang pada periode pelaporan tengah dalam proses penyelesaian, dimana Perhutani mulai melakukan penyusunan Draft COC (Code Of Conduct).

Subsequently, in 2009 re-assessment Perum Perhutani GCG implementation, carried out by PT Indo Mandala Advisories. According to the results of such assessment, the Company obtained a total score of 73.50, with the conclusion of the implementation of good corporate governance quality is quite good. Improved results of these assessments, derived from a variety of improvements have been made in improving the quality of the Company Management application as recommended by the GCG assessors implementation in 2006. Some improvement of the infrastructure as well as the completeness of GCG softstructure that have been implemented during this period include, among others, the implementation of the study and rearrangements of the Code of the reporting period was in the settlement process, which began the preparation of the Draft Perhutani COC (Code Of Conduct).

Seiring dengan implementasi Program Transformasi, Perum Perhutani bertekad melanjutkan perbaikan kualitas penerapan GCG sesuai best practices, dengan menyusun serangkaian

In line with the implementation of the Transformation Program, Perum Perhutani determined to continue improving the quality of the implementation of appropriate best practices of Good


29


rencana aksi peningkatan kualitas penerapan GCG. Rencana aksi tersebut disusun dan dilaksanakan dengan pendampingan dari konsultan yang kompeten dibidangnya. Beberapa rencana aksi untuk memperbaiki kualitas penerapan GCG mencakup berbagai aspek diantaranya:

Corporate Governance, by arranging a series of action plans GCG implementation of quality improvement. Action plans were formulated and implemented with the assistance of consultants who are competent in their field. Some of the action plan to improve the quality of the implementation of GCG covers various aspects such as:

•

Perbaikan yang terkait dengan Hak dan Tanggung jawab Pemilik Modal, terdiri atas berbagai aspek, diantaranya aturan mengenai: Konsultasi dengan pihak terkait untuk hal yang berdampak signifikan; Transaksi penting dan material yang memerlukan persetujuan Pemilik Modal; Penggantian Direksi melalui prosedur fit and proper test yang transparan; Penetapan jumlah Pengawas Independen paling sedikit 20% dari anggota Dewan Pengawas; Perbaikan risalah Rapat Pembahasan Bersama (RPB) yang harus memuat dinamika rapat, dan lain sebagainya.

•

Improvements related to the Right and Responsibility of Capital Owner, consisting of various aspects, including rules on: consultations with relevant parties to the significant impact; significant and material transactions requiring the approval of Own Capital: Replacement of Directors through a transparent fit and proper test procedures, Determination of the number of Independent Supervisory at least 20% of the members of the Supervisory Board Meeting discussion of the minutes of the Joint Improvement (RPB), which shall contain the dynamics of meetings, and so forth.

•

Perbaikan menyangkut kebijakan GCG, terdiri atas 3 aspek, yakni: Peninjauan dan penyusunan kembali Charter (Piagam) Komite Audit; Penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko dan Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi

•

Improved policy regarding GCG, consists of three aspects, namely: A review and realignment Charter (Charter) Audit Committee: Risk Management Policy Formulation and Information Technology Governance Policy

•

Perbaikan Penerapan GCG, yakni: perbaikan berkaitan dengan aktifitas masing-masing Organ Perusahaan, diantaranya adalah peningkatan peran aktif Dewan Pengawas, yang terdiri atas berbagai aspek perbaikan, meliputi diantaranya: tertib administrasi notulen rapat Dewan Pengawas maupun rapat gabungan

•

Improved implementation of GCG, namely: the improvement relates to the activities of each Corporate Organ, including the increase in the active role of the Supervisory Board, which consists of various aspects of repair, including among others: the orderly administration of the minutes of meetings and joint meetings of the Supervisory Board

Perubahan Komposisi Direksi Pada periode 2011, telah dilakukan perubahan komposisi anggota Direksi sesuai dengan SK Menteri BUMN Nomor: KEP-170/MBU/2011 tanggal 22 Juli 2011 di Jakarta. Dalam kesempatan ini, atas nama seluruh Direksi mengucapkan selamat bergabung kepada Bapak Mustoha Iskandar dan Bapak Heru Siswanto dalam Tim Manajemen Perum Perhutani. Kami percaya, pengalaman beliau berdua akan semakin memperkuat dan mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. Adapun komposisi Direksi Perum Perhutani saat ini dapat disampaikan, sebagai berikut:

30


Amendment of Composition of BOARD OF Directors In 2011, the composition of the Board of Directors has changed in accordance with the decree of the Minister of SOEs Number: KEP170/MBU/2011 dated July 22, 2011 in Jakarta. On this occasion, on behalf of the entire Board of Directors would like to welcome to Mr. Mustoha Iskandar and Mr. Heru Siswanto in Perum Perhutani Management Team. We believe his experience will both strengthen and support the smooth implementation of the duties and responsibilities of the Board of Directors. The composition of the Board of Directors Perum Perhutani current can be delivered, as follows:



Direktur Utama President Director

Bambang Sukmananto

Direktur Keuangan Director of Finance

ANS Kosasih

Direktur SDM dan Umum Director of HR and General Affairs

Achmad Fachrodji

Direktur Perencanaan & Pengembangan Strategis Director of Planning and Strategic Development

Tedjo Rumekso

Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Pengembangan Usaha Hutan Rakyat Director of Forest Resource Management and Forest Community Business Development

Mustoha Iskandar

Direktur Industri Kayu dan Non Kayu Director of Timber and Non-Timber Industry

Heru Siswanto

Direktur Pemasaran (Pelaksana Tugas) Care Taker of Director of Marketing

Bambang Sukmananto

Komposisi ini menggantikan komposisi sebelumnya, yaitu:

It replaces the previous composition, namely:

Pelaksana Tugas Direktur Utama Care Taker President Director

Haryono Kusumo

Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Hutan Director of Planning and Forest Management

Haryono Kusumo

Direktur Industri dan Pemasaran Director of Industry and Marketing

Achmad Fachrodji

Direktur Rehabilitasi dan Usaha Pengembangan Hutan Rakyat Director of Rehabilitation and Development of People’s Forest

Tedjo Rumekso

Direktur Keuangan Director of Finance

ANS Kosasih

Pelaksana Tugas Direktur SDM dan Umum Director of HRD and General Affairs

ANS Kosasih

APRESIASI

APRESIASI

Dalam kesempatan ini, atas nama Direksi, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada Dewan Pengawas atas pengarahannya kepada Direksi. Penghargaan yang sama juga disampaikan kepada Pemilik Modal, pelanggan dan mitra usaha atas dukungan, kepercayaan dan kerjasamanya. Direksi juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh karyawan yang telah dengan penuh dedikasi melaksanakan tugas dan mendukung upaya perubahan Perusahaan menjadi pengelola hutan lestari kelas dunia bagi sebesar-besar kemakmuran masyarakat. Disamping itu, pada saat bersamaan meningkatkan kompetensi dan kinerja sehingga memungkinkan Perusahaan mampu meningkatkan kinerja usaha sekaligus menyiapkan landasan yang semakin baik bagi pertumbuhan usaha di masa mendatang.

On this occasion, on behalf of the Board of Directors, we would like to extend our gratitude to the Supervisory Board for its direction to the Board of Directors. The same appreciation presented to the owner of Capital, customers and business partners for their support, trust and cooperation. Directors also expressed thanks and appreciation to all employees who have been carrying out duties with full dedication and support efforts to change the Company into a world-class sustainable forest management for maximum welfare of the community. In addition, at the same time improve the competence and performance, allowing companies to improve business performance as well as preparing the ground the better it is for future business growth.


31


Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada seluruh pemangku kepentingan Perum Perhutani lainnya yang senantiasa memberikan kerjasama terbaik bagi dicapainya peningkatan usaha dan pertumbuhan kinerja Perusahaan secara berkelanjutan.

We also would like to extend our gratitude to all our stakeholders other Perum Perhutani always provide the best partnership for the achievement of business improvement and growth of the Company's performance on an ongoing basis.

Semoga Allah SWT selalu bersama kita dan melindungi kita dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.

May Allah SWT always be with us and protect us in facing a better future.

Jakarta, 31 Desember 2011

Bambang Sukmananto Direktur Utama President Director

32


KUTIPAN DIREKSI

Board of Director's Quotes Bambang Sukmananto Direktur Utama President Director Tahun 2011 adalah merupakan tahun dimulainya kebangkitan Perum Perhutani menuju kejayaan Perusahaan, yaitu melalui usaha pembenahan di semua lini manajemen, mulai dari penanaman, produksi, industri & pemasaran yang harus merupakan proses produksi yang terintegrasi. The year 2011 was a year of commencement of the rise to glory Perum Perhutani Company, through improvements in all areas of business management, from cultivation, production, marketing and industry have an integrated production process.

Achmad Fachrodji Direktur SDM dan Umum Director of HR and General Affairs Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu keharusan dalam rangka mendukung dan/atau menjamin keberlanjutan perusahaan. Bagi Perum Perhutani, SDM merupakan kunci keberhasilan yang utama dalam meraih pencapaian kinerja terbaik bagi perusahaan. Human Resource Development (HRD) is a must in order to support and / or ensure the sustainability of the company. For Perum Perhutani, human resources is a major key to success in achieving the best performance achievements for the company.

Heru Siswanto Direktur Industri kayu dan Non kayu Director of Timber and Non-Timber Industry Tahun 2011 merupakan tahun kebangkitan industri bagi Perum Perhutani, mulai sekarang perusahaan harus fokus untuk meningkatkan added value melalui value creation. Year 2011 was a year of industry resurrection for Perum Perhutani, therefore companies should focus to increase the added value through value creation.

Mustoha Iskandar Direktur Pengelolaan Sumber Daya Hutan dan Pengembangan Usaha Hutan Rakyat Director of Forest Resource Management and Forest Community Business Development Ke depan, Perusahaan akan mengoptimalkan produktivitas lahan hutan, melalui program intensifikasi pengelolaan SDH Frontwards, Perum Perhutani will optimize the productivity of forest lands, through the intensification of forest resource management programs.

Tedjo Rumekso Direktur Perencanaan & Pengembangan Strategis Director of Planning and Strategic Development Sejak beberapa tahun terakhir Perum Perhutani gencar melaksanakan program transformasi secara menyeluruh yang meliputi empat elemen utama dalam pengelolaan perusahaan, yakni: transformasi di level manajemen, transformasi strategi, transformasi struktural dan transformasi kultural. In recent years, Perum Perhutani has aggressively implemented comprehensive transformation program which includes four major elements in the management of the company, which are: the transformation in the level of management, strategic transformation, structural transformation and cultural transformation.

ANS Kosasih Direktur Keuangan Director of Finance Evaluasi kinerja perusahaan didasarkan atas Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Hasil evaluasi menunjukkan tingkat kesehatan perusahaan tahun 2011 termasuk dalam kategori AA (SEHAT) dengan Total Skor 92,5 Evaluation of corporate performance based on the Decree of the Minister of State Owned Number: KEP-100/ MBU/2002 dated June 4, 2002 on the Rating of Health State-Owned Enterprises. Evaluation results demonstrate the soundness of the company in 2011 in the category AA (HEALTHY) with Total Score 92.5


33

Laporan Tahunan 2011 Annual Report. Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Hutan. Increase The Productivity of Forest Resources

Recommend Documents