Laporan Tahunan Annual Report
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk.
2011
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17–19 Jakarta 10340, Indonesia T +62 21 391 0110, 392 0061, 392 0091 (hunting) F +62 21 391 2005, 392 0607 www.bfi.co.id
The Wheel of Change
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk.
The Wheel of Change Laporan Tahunan 2011 Annual Report
Identitas Perusahaan
Company Identity
Nama Perusahaan PT BFI Finance Indonesia Tbk. disingkat BFI Finance
Name of Company PT BFI Finance Indonesia Tbk. abbreviated BFI Finance
Kedudukan Jakarta, Indonesia
Domicile Jakarta, Indonesia
Berdiri 7 April 1982
Established 7 April 1982
Modal Dasar Rp500 miliar
Authorized Capital Rp500 billion
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Rp380,2 miliar
Issued and Fully Paid Capital Rp380.2 billion
Kepemilikan Investor luar negeri 81,96% Investor dalam negeri 18,04%
Ownership Foreign investors 81.96% Local investors 18.04%
Kegiatan Usaha Pembiayaan Konsumen, Sewa Pembiayaan dan Anjak Piutang
Business Activities Consumer Financing, Finance Lease and Factoring
Hubungi Kami PT BFI Finance Indonesia Tbk. MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Indonesia Telepon : (62-21) 391 0110, 392 0061, 392 0091 Faksimili : (62-21) 391 2005, 392 0607 E-mail :
[email protected]
Contact Us PT BFI Finance Indonesia Tbk. MNC Tower, 25th Floor 17-19, Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat 10340 Indonesia Telephone : (62-21) 391 0110, 392 0061, 392 0091 Facsimile : (62-21) 391 2005, 392 0607 E-mail :
[email protected]
Situs Web www.bfi.co.id
Website www.bfi.co.id
Seiring dengan perjalanan bisnis organisasi kami ke tahun yang baru, kami masih melanjutkan hal-hal yang telah dimulai sebelumnya – melakukan investasi dalam berbagai sumber daya dan investasi di sisi waktu dalam menciptakan sebuah struktur organisasi yang mampu mendukung pertumbuhan yang terjadi tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga hingga di masa mendatang. Sebuah organisasi yang dinamis diharapkan dapat bereaksi cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis – terutama perubahan atas berbagai kebutuhan konsumen, strategi dari pihak pesaing dan, tak kalah pentingnya, kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan pemerintah.
As we move on to a new business year, we continue where we left off – invest resources and time in creating a structure that will be able to support growth not just in the short term but in the foreseeable future. A dynamic organization is expected to react quickly to changes in the business environment – most notably changes in the needs of customers, strategy of competitors and last but not least, governmental policies and regulations.
Pertama-tama, berbagai proses kerja yang berjalan perlu ditata sebagaimana mestinya untuk mendukung pertumbuhan bisnis, di mana kami berusaha untuk menyederhanakan dan mengotomasikannya jika diperlukan. Produktivitas adalah hal yang terpenting, tetapi kami perlu untuk selalu mengikuti perubahan yang terjadi pada kebutuhan konsumen kami. Kedua, kami selalu sadar dan peka terhadap perubahan-perubahan atas peraturan dan kebijakan, di mana hal tersebut dapat memberikan dampak yang besar terhadap cara kami melakukan bisnis. Oleh karena itu, kami harus membangun sebuah organisasi yang taat pada peraturan, namun tetap memiliki kemampuan untuk merespon perubahan yang ada secara cepat. Ketiga, mengelola sumber daya manusia adalah sangat penting dan dalam hal ini dukungan karyawan perlu digalang dan dikelola dengan baik. Langkah untuk mendidik dan mendidik kembali para karyawan untuk menciptakan sumber daya yang bernilai dan menyelaraskan berbagai kepentingan Perusahaan merupakan tantangan yang berkelanjutan, proses pembelajaran secara terus-menerus dalam rangka ”mengasah gergaji” dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Firstly, processes are being put in place to ensure scalability of the business, where we strive to simplify and automate where necessary. Productivity is of utmost importance, but always keeping in mind the changing needs of the customer. Secondly, we stay mindful and sensitive to regulatory and policy changes, which might potentially have dramatic impact to the way we do business. Therefore, we have to build an organization that is compliant, but also able to respond to such changes quickly. Thirdly, managing human capital is crucial and in this case employee acceptance is a must to be managed. It is a continuous challenge to educate and reeducate our employees to create buy-in and align our interests, a continuous learning process as we sharpen the saw, and set the stage for the challenges that lie ahead.
Sifat bisnis di zaman moderen dan lingkungan persaingan yang terus meningkat memerlukan sebuah organisasi yang dinamis dan revolusioner. Roda perubahan adalah ungkapan yang menyiratkan suatu organisasi yang terus berkembang, dengan fokus pada berbagai langkah perbaikan yang berjalan berkelanjutan.
The nature of modern business and an increasingly competitive environment calls for a dynamic and revolutionary organization. The wheel of change implies an organization that is ever evolving, with a focus on continuous improvement.
“Para pemimpin senantiasa memandang ke depan, tidak hanya melihat ke bawah.” “Leaders keep their eyes on the horizon, not just on the bottom line.” Warren G. Bennis
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
1
Daftar Isi Contents
Performa 2011 The Performance of 2011 BFI Finance mencatat pertumbuhan bisnis yang positif secara konsisten dalam lima tahun terakhir. Peran BFI Finance sebagai penyedia jasa pembiayaan bagi masyarakat semakin diperkuat dengan terus bertambahnya jaringan operasional di berbagai wilayah Indonesia. BFI Finance has consistently exhibited positive business growth in the last five years. BFI Finance’s role as a financing service provider is further strengthened by its ever-expanding operational network throughout Indonesia.
Sumber Daya Manusia Human Capital Sebaik apapun rencana kerja dan bisnis suatu perusahaan, tidak akan mungkin memberikan hasil nyata dan maksimal tanpa dukungan sumber daya manusia. No matter how good the work plan and business strategy of a company, it would not be possible to give the concrete and maximum results without the support of human capital.
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis Perusahaan menutup tahun 2011 dengan jumlah kontrak pembiayaan baru sebanyak 177.212 unit, meningkat 44,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah nilai pembiayaan baru sebesar Rp5.742 miliar, meningkat 38,2% dibandingkan tahun sebelumnya. The Company closed the year with total contract of new bookings of 177,212 units, which is a 44.6% increase from the previous year’s. Total value of new bookings was at Rp5,742 billion, which is a 38.2% increase from the previous year’s.
Tata Kelola Korporasi yang Baik Good Corporate Governance Perusahaan selalu dan secara konsisten dan terus-menerus mematuhi dan menggunakan prinsip-prinsip tata kelola korporasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam peraturan yang berlaku di Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan ketentuan peraturan lainnya. The Company has consistently complied with and adopted corporate governance principles to accommodate the regulatory requirements of the Indonesia Stock Exchange (BEI), the Indonesia’s Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) and other regulatory requirements.
2
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Identitas Perusahaan Company Identity Roda Perubahan Wheel of Change
Performa 2011 The Performance of 2011
1
4
Ikhtisar Kinerja 2011 2011 Performance Highlights Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Ikhtisar Saham dan Obligasi Shares and Bonds Highlights Sambutan Presiden Komisaris Message from President Commissioner Sambutan Presiden Direktur Message from President Director Penghargaan dan Pencapaian Awards and Achievements Peristiwa Penting 2011 2011 Event Highlights
Profil Perusahaan Company Profile
6 7 9 12 18 24 28
30
Sekilas Perusahaan Company at a Glance Visi, Misi dan Nilai-Nilai Dasar Vision, Mission and Core Values Struktur Organisasi Organization Structure
Tinjauan Bisnis Business Overview
32 34 35
36
Produk-Produk Kami Our Products Kinerja Operasional dan Pelayanan Berkualitas Operational Performance and Quality Services Testimoni Para Konsumen Customers’ Testimony Testimoni Para Rekanan Partners’ Testimony
Sumber Daya Manusia Human Capital
38 42 50 52
54
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile Profil Direksi Board of Directors’ Profile Profil Manajemen Senior Senior Management’s Profile
Teknologi Informasi Information Technology
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
56
86
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review Tinjauan Operasional 2011 2011 Operational Review Pandangan Terhadap Tahun 2012 Outlook for the Year 2012
Tata Kelola Korporasi yang Baik Good Corporate Governance
88 108 110
114
Pernyataan Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Statement Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure • Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders • Uraian Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Description • Uraian Direksi Board of Directors’ Description • Komite-Komite Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Committees • Audit Internal Perusahaan Corporate Internal Audit • Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Prinsip-Prinsip Berusaha Code of Conduct Manajemen Risiko Risk Management Permasalahan Hukum Legal Disputes Kegiatan Komunikasi Perusahaan Corporate Communication Activity
116 118 118 119 122 126 138 139 141 146 152 153
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
158
Laporan Keuangan Financial Report
171
Jaringan Network
301
72 75 76
80
Pertanggungjawaban Atas 310 Laporan Tahunan 2011 Accountability on the 2011 Annual Report
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
3
Performa 2011 BFI Finance mencatat pertumbuhan bisnis yang positif secara konsisten dalam lima tahun terakhir. Peran BFI Finance sebagai penyedia jasa pembiayaan bagi masyarakat semakin diperkuat dengan terus bertambahnya jaringan operasional di berbagai wilayah Indonesia.
2011
Performance 4
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
BFI Finance has consistently exhibited positive business growth in the last five years. BFI Finance’s role as a financing service provider is further strengthened by its ever-expanding operational network throughout Indonesia.
Kinerja (Rp miliar) Performance (Rp billion)
2007
2008
2009
2010
2011
Jumlah Aset Total Assets
2.524
3.531
2.393
3.870
5.305
Jumlah Pendapatan Total Revenues
570
890
910
922
1.248
Laba Tahun Berjalan Profit for the Year
200
232
301
362
425
2.557
3.120
1.972
4.155
5.742
Jumlah Aset yang Dikelola Total Assets Managed
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
5
Ikhtisar Kinerja 2011 2011 Performance Highlights
BFI Finance mencatat pertumbuhan bisnis yang positif secara konsisten dengan pertumbuhan jumlah aset 37,1% dalam setahun terakhir. Peran BFI Finance sebagai penyedia jasa pembiayaan bagi masyarakat semakin diperkuat dengan terus bertambahnya jaringan operasional di berbagai wilayah Indonesia menjadi 110 kantor cabang dan 59 gerai hingga akhir tahun 2011. Hal ini juga tercermin dari peningkatan jumlah pendapatan Perusahaan sebesar 35,4%, jumlah aset yang dikelola sebesar 38,2% dan jumlah kontrak baru sebesar 44,6% (lihat Tabel 2).
Jumlah Aset (dalam miliar Rupiah)
Jumlah Pendapatan (dalam miliar Rupiah)
Total Assets (in billion Rupiah)
Total Revenues (in billion Rupiah)
6.000
1.400 5.305
5.250 4.500
3.000
2.524
875 700
2.393
2.250
525
1.500
350
750
175
0
1.248
1.225 1.050
3.870
3.531
3.750
07
08
09
10
11
0
890
910
922
08
09
10
570
07
Laba Tahun Berjalan (dalam miliar Rupiah)
Jumlah Aset yang Dikelola (dalam miliar Rupiah)
Profit for the Year (in billion Rupiah)
Total Assets Managed (in billion Rupiah)
480
6.000 425
420 362
360
240
5.250
232
3.000
180
2.250
120
1.500
60
750
0
07
08
09
4.155
3.750
200
10
11
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
11
5.742
4.500
301
300
6
BFI Finance exhibited consistent positive business growth by recording 37.1% in total assets growth in the last year. BFI Finance’s role as a financing service provider is further strengthened by its ever-expanding operational network throughout Indonesia consisted of 110 branch offices and 59 kiosks by the end of 2011. This was also reflected by the 35.4% increase in terms of the Company’s revenues, 38.2% in total assets managed and 44.6% in total of new contract (see Table 2).
0
3.120 2.557 1.972
07
08
09
10
11
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Ringkasan Laporan Keuangan dan Rasio
Summary of Financial Statements and Ratio
(Rp miliar)
2007
(Rp billion)
2008
2009
2010
2011 Statements of Comprehensive Income
Laporan Laba Rugi Komprehensif Pendapatan
570
890
910
922
1.248
Revenues
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
279
330
392
463
529
Profit Before Income Tax
Laba Tahun Berjalan
200
232
301
362
425
Profit for the Year
Piutang Pembiayaan Konsumen^^^
1.915
2.520
2.088
2.871
3.716
Consumer Financing Receivables^^^^
Investasi Neto Sewa Pembiayaan^^^
381
359
208
521
1.095
Net Investment in Finance Lease^^^^
2.297
2.878
2.296
3.391
4.811
Total Receivables
(71)
(144)
(213)
(73)
(61)
Allowance for Impairment Losses
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah Piutang Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Pajak Tangguhan - Bersih Aset Lain-Lain - Bersih Jumlah Aset
Statements of Financial Positions
26
41
27
6
4
Deferred Tax Assets - Net
272
756
282
546
550
Other Assets - Net
2.524
3.531
2.393
3.870
5.305
Total Assets Fund Borrowings
Pinjaman yang Diterima
991
1.801
657
1.593
2.316
Utang Obligasi
197
199
-
159
482
Bonds Payable
Utang Lain-Lain
134
173
202
178
141
Other Payables
Jumlah Ekuitas
1.203
1.357
1.534
1.941
2.366
Shareholders' Equity
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
2.524
3.531
2.393
3.870
5.305
Total Liabilities and Shareholders’ Equity
Saham Beredar (juta)
760
760
760
760
760
Share Outstanding (million)
Laba per Saham Dasar (Rp)
263
305
396
476
559
Basic Earning per Share (Rp)
102,0
107,0
135,0
-
- *
Dividend per Share (Rp)
Pengembalian Terhadap Ekuitas**
17,4%
18,1%
20,8%
20,8%
19,8%
Return On Equity (ROE)**
Pengembalian Terhadap Ekuitas Disesuaikan***
17,8%
18,6%
21,3%
21,0%
19,8%
Adjusted ROE***
Data Saham
Dividen per Saham (Rp)
Share Data
Rasio-Rasio
Pengembalian Terhadap Aset^
Ratios
9,9%
7,7%
10,2%
11,6%
9,3%
Return On Assets (ROA)^
Rasio Likuiditas****
3,04 x
1,83 x
3,26 x
2,66 x
2,83 x
Liquidity Ratio****
Total Liabilitas Terhadap Aset
0,52 x
0,62 x
0,36 x
0,5 x
0,55 x
Debt to Assets
Rasio Utang Bersih Terhadap Ekuitas^^
0,85 x
1,16 x
0,32 x
0,73 x
1,08 x
Net Debt-to-Equity Ratio^^
*
Menunggu keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2012 Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa, Pajak Penghasilan dan Pendapatan Komprehensif Lain / Rata-rata Ekuitas *** Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa, Pajak Penghasilan dan Pendapatan Komprehensif Lain / Rata-rata (Ekuitas + Obligasi Wajib Konversi - Aset Pajak Tangguhan) **** Aset Lancar / Liabilitas Lancar ^ Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa, Pajak Penghasilan dan Pendapatan Komprehensif Lain / Rata-rata Aset ^^ (Pinjaman - Kas) / Ekuitas, n.a. jika negatif ^^^ Tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih **
*
Await for the resolution of the 2012 General Meeting of Shareholders (GMOS) Net Profit Before Extraordinary Items, Income Tax and Other Comprehensive Income / Average Equity *** Net Profit Before Extraordinary Items, Income Tax and Other Comprehensive Income / Average (Equity + Mandatory Convertible Bonds - Deferred Tax Assets) **** Current Assets / Current Liabilities ^ Net Profit Before Extraordinary Items, Income Tax and Other Comprehensive Income / Average Total Assets ^^ (Interest Bearing Debts - Cash) / Equity, n.a. if negative ^^^ Excluding Repossessed Collaterals **
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
7
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Statistik
Statistics 2007
2008
2009
2010
2011
Nilai Pembiayaan Baru (Rp miliar)
Value of New Bookings (Rp billion)
Sewa Pembiayaan
356
287
94
570
1.087
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
2.201
2.833
1.878
3.584
4.655
Consumer Financing
Jumlah
2.557
3.120
1.972
4.155
5.742
Total
Jumlah Kontrak Baru yang Dibukukan
Number of New Contracts Booked 397
342
105
401
5.450
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
Sewa Pembiayaan
47.864
80.990
84.362
122.186
171.762
Consumer Financing
Jumlah
48.261
81.332
84.467
122.587
177.212
Total Average Value of New Booking (Rp million)
Rata-rata Nilai Kontrak Baru (Rp juta) 897
838
894
1.422
199
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
Sewa Pembiayaan
46
35
22
29
27
Consumer Financing
Jumlah
53
38
23
34
32
Nilai Total Piutang yang Dikelola (Rp miliar)*
Total Value of Total Receivables Managed (Rp billion)*
381
359
208
521
1.095
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
Sewa Pembiayaan
2.227
2.896
2.303
3.113
4.392
Consumer Financing
Jumlah
2.608
3.255
2.511
3.633
5.487
Total
Jumlah Kontrak yang Dikelola*
Number of Contracts Managed* 633
787
570
607
5.559
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
Sewa Pembiayaan
60.448
97.670
109.989
134.929
185.315
Consumer Financing
Jumlah
61.081
98.457
110.559
135.536
190.874
Rata-rata Nilai Kontrak yang Dikelola (Rp juta)*
Total Average Value of Contracts Managed (Rp million)*
Sewa Pembiayaan Pembiayaan Konsumen
602
456
365
858
197
Finance Lease
37
30
21
23
24
Consumer Financing
Jumlah
43
33
23
27
29
Total
Jumlah Jaringan
55
70
76
121
169
Number of Networks
1.231
1.409
1.468
1.774
2.560
Permanent Employees
461
742
887
1.880
2.075
Contract-Basis Employees
1.692
2.151
2.355
3.654
4.635
Total
Jumlah Karyawan Karyawan Tetap
Number of Employees
Karyawan Kontrak Jumlah
* Termasuk piutang di luar Laporan Posisi Keuangan (Channeling) dan piutang pembiayaan yang telah dijual yang dikelola Perusahaan dan tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
* Including off-Statements of Financial Positions (Channeling) receivables and outright sale of receivables managed by the Company and excluding Repossessed Collaterals
Sejarah Pembayaran Dividen Selama Lima Tahun Terakhir Tahun Buku Tanggal RUPS/Rapat Direksi
Dividend Payment History for the Last Five Years
2007
2008
2009
8 April 2008
15 Mei 2009
11 Desember 2009, 22 April 2010
2010*
2011***
15 Juni 2011
Fiscal Year -
Jumlah Dividen per Saham (dalam nilai penuh - mata uang Rupiah) - Interim** - Final Total Rasio Pembayaran
Dividend per Share (in full amount - Rupiah currency) -
-
57,00
-
-
- Interim**
102,00
107,00
78,00
-
-
- Final
102,00
107,00
135,00
-
-
Total
39%
35%
34%
-
-
Pay Out Ratio
-
-
29 Januari 2010
-
-
26 Juni 2008
9 Juli 2009
4 Juni 2010
-
-
- Final
77.555
81.356
102.645
-
-
Total of Dividend (in Rp million)
Tanggal Pembayaran - Interim - Final Total Dividen (dalam Rp juta)
Date of Payment
* Tidak ada pembayaran dividen untuk tahun buku 2010 ** Dividen tunai interim diputuskan oleh Rapat Direksi *** Menunggu keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun 2012
8
Date of GMOS/BOD Meeting
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
- Interim
* There is no dividend payment for fiscal year 2010 ** Interim cash dividend declared by the Board of Director’s (BOD) Meeting *** Await for resolution of 2012 General Meeting of Shareholders (GMOS)
Ikhtisar Saham dan Obligasi Shares and Bonds Highlights
Kronologis Pencatatan Saham
Chronology of Share Listing
Saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya).
The Company’s shares are listed on the Indonesia Stock Exchange (previously known as Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange).
Kronologis pencatatan saham adalah sebagai berikut:
Chronology of share listing is as follows:
Sejarah Saham
Capital History Saham Baru Diterbitkan (juta) New Shares Issued (million)
Periode Period
Peristiwa
Saham Ditempatkan (juta) Shares Outstanding (million)
Event
IPO @Rp5.750,00
April 1990
2,1
10,5
IPO @Rp5,750
1 untuk 10 Saham Dividen
Januari / January 1993
1,2
11,7
1-for-10 Stock Dividend
17 untuk 20 Saham Bonus
Juli / July 1993
9,9
21,6
17-for-20 Stock Bonus
1 untuk 3 Saham Dividen
Januari / January 1994
7,2
28,8
1-for-3 Stock Dividend
1 untuk 1 Penawaran Umum Terbatas @Rp1.500,00
Mei / May 1994
28,9
57,7
1-for-1 Rights Issue @Rp1,500
2 untuk 1 Penawaran Umum Terbatas @Rp1.000,00
Maret / March 1997
115,4
173,1
2-for-1 Rights Issue @Rp1,000
2 untuk 1 Pemecahan Saham
September 1997
173,1
346,2
2-for-1 Stock Split
Saham Baru dari Konversi Obligasi Wajib Konversi
Agustus / August 2002 Mei / May 2006
414,2
760,4
New Shares From MCB Conversion
Pergerakan Harga Saham 2011 (Rp)
Share Price Movement for 2011 (Rp)
8.000
Tertinggi Highest
7.400
4.800
Terendah Lowest
Penutupan Closing
3.200
1.600
0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Sejarah Harga Saham (Rp)
Nov
Des
Share Price History (Rp)
Tertinggi Highest
Periode
Okt
Terendah Lowest
Penutupan Closing
Period
2010
2011
2010
2011
2010
2011
Triwulan 1
1.760
3.750
1.590
2.650
1.710
3.325
1st Quarter
Triwulan 2
2.400
5.600
1.710
3.200
2.150
5.500
2nd Quarter
Triwulan 3
3.625
7.600
2.000
5.150
3.625
6.000
3rd Quarter
Triwulan 4
4.200
6.700
3.375
4.900
3.725
5.700
4th Quarter
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
9
Ikhtisar Saham dan Obligasi Shares and Bonds Highlights
Komposisi Pemegang Saham
Shareholding Structure
Komposisi pemegang saham Perusahaan dengan kepemilikan sebesar 5% atau lebih pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
The shareholding structure with 5% or more ownership per 31 December 2011, is as follows:
Nilai Nominal Rp500,00 per Saham Price per Share Rp500
Keterangan
Description
Jumlah Saham Number of Shares
Nilai Nominal (Rp) Nominal Value (Rp)
%
1.000.000.000
500.000.000.000,00
100,00
Authorised Capital
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
760.339.281
380.169.640.500,00
100,00
Issued and Fully Paid Capital
Jumlah Saham dalam Portepel
239.660.719
119.830.359.500,00
341.762.483
170.881.241.500,00
Modal Dasar
Share Capital in Portepel
Pemegang Saham
Shareholders
Trinugraha Capital & Co. SCA The Northern Trust S/A AVFC
44,95
Trinugraha Capital & Co. SCA
75.750.500
37.875.250.000,00
9,96
The Northern Trust S/A AVFC
Lainnya
342.826.298
171.413.149.000,00
45,09
Others
Jumlah
760.339.281
380.169.640.500,00
100,00
Total
44,95
45,09
%
Trinugraha Capital & Co. SCA The Northern Trust S/A AVFC Lainnya
9,96
Kepemilikan saham dari anggota-anggota Dewan Komisaris dan Direksi per 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Keterangan
Johanes Sutrisno (Komisaris) Francis Lay Sioe Ho (Presiden Direktur) Yan Peter Wangkar (Direktur)
Shares owned by members of the Board of Commissioners and Board of Directors as of 31 December 2011, are as follows:
Nilai Nominal Rp500,00 per Saham Price per Share Rp500 Jumlah Saham Number of Shares
Nilai Nominal (Rp) Nominal Value (Rp)
Description %
124
62.000,00
0,00
Johanes Sutrisno (Commissioner)
2.824.116
1.412.058.000,00
0,37
Francis Lay Sioe Ho (President Director)
108.500
54.250.000,00
0,01
Yan Peter Wangkar (Director)
Cornellius Henry Kho (Direktur)
1.230.999
615.499.500,00
0,16
Cornellius Henry Kho (Director)
Jumlah
4.163.739
2.081.869.500,00
0,54
Total
10
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Kronologis Pencatatan Obligasi
Chronology of Bond Listing
2007
2009
2011
Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap tercatat di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 20 Agustus 2007. Penawaran Umum atas Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap dibantu oleh lembaga dan profesional bidang pasar modal, sebagai berikut:
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Januari 2010. Penawaran Umum atas Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dibantu oleh lembaga dan profesional bidang pasar modal, sebagai berikut:
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 Juni 2011. Penawaran Umum atas Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap dibantu oleh lembaga dan profesional bidang pasar modal, sebagai berikut:
BFI Finance Indonesia II 2009 Fixed Rate Bonds were listed on Indonesia Stock Exchange on 8 January 2010. Public Offering of BFI Finance Indonesia II 2009 Fixed Rate Bonds was supported by institutions and capital market professionals, as follows:
BFI Finance Indonesia III 2011 Fixed Rate Bonds were listed on Indonesia Stock Exchange on 28 June 2011. Public Offering of BFI Finance Indonesia III 2011 Fixed Rate Bonds was supported by institutions and capital market professionals, as follows
Penjamin Pelaksana Obligasi Underwriter PT Danareksa Sekuritas
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Underwriter PT Danareksa Sekuritas dan PT Standard Chartered Securities Indonesia
BFI Finance Indonesia 2007 Fixed Rate Bonds were listed on Surabaya Stock Exchange on 20 August 2007. Public Offering of BFI Finance Indonesia 2007 Fixed Rate Bonds was supported by institutions and capital market professionals, as follows: Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Underwriter PT Danareksa Sekuritas Wali Amanat Trustee PT Bank Mega Tbk. Akuntan Publik Public Accountant Tanubrata Sutanto & Rekan Konsultan Hukum Law Firm Jusuf Indradewa & Partners Notaris Notary Fathiah Helmi, S.H. Pemeringkat Efek Bond Rating Agency PT Moody’s Indonesia Pada tanggal 16 Agustus 2009 Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap telah dilunasi. On 16 August 2009, BFI Finance Indonesia 2007 Fixed Rate Bonds were fully paid.
Emisi
Wali Amanat Trustee PT Bank Mega Tbk.
Wali Amanat Trustee PT Bank Mega Tbk.
Akuntan Publik Public Accountant Tanubrata Sutanto & Rekan
Akuntan Publik Public Accountant Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan
Konsultan Hukum Law Firm Jusuf Indradewa & Partners
Konsultan Hukum Law Firm Jusuf Indradewa & Partners
Notaris Notary Fathiah Helmi, S.H.
Notaris Notary Fathiah Helmi, S.H.
Pemeringkat Efek Bond Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
Pemeringkat Efek Bond Rating Agency PT Fitch Ratings Indonesia
Pada tanggal 23 Januari 2012 Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap telah dilunasi. On 23 January 2012, BFI Finance Indonesia II 2009 Fixed Rate Bonds were fully paid.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
11
Sambutan Presiden Komisaris Message from the President Commissioner
BFI Finance berhasil membukukan pembiayaan baru senilai Rp5.742 miliar serta membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp425 miliar atau meningkat 17,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Dear Stakeholders,
Selama tahun 2011 perekonomian dunia mengalami penurunan percepatan pertumbuhan dan hal ini berpotensi terjadinya penurunan lebih lanjut atas harga komoditas dan pada akhirnya akan mengurangi volume perdagangan dunia serta mengurangi permintaan atas komoditas ekspor dari Indonesia. Namun demikian, langkah-langkah yang mempercepat penyerapan anggaran belanja negara, perbaikan iklim investasi serta percepatan pembangunan infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ekspor minyak dan gas, hasil tambang, minyak sawit, tekstil dan sepatu, peralatan elektronik dan komoditas lainnya tetap menjadi pendukung perluasan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Dalam keadaan demikian maka pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% sebagaimana tercantum dalam asumsi anggaran belanja negara tahun 2012 dapat tercapai, dan menjadi yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (5,2%), Filipina (5,0%), Thailand (4,5%) dan Singapura (4,4%). Peringkat Indonesia atas pinjaman luar negeri menurut Fitch di bulan Desember 2011 dan oleh Moody’s Investor Service di bulan Januari 2012 meningkat ke Investment Grade dan peringkatnya masing-masing naik dari BB+ menjadi BBB- (dari Fitch) dan dari Ba1 menjadi Baa3 (dari Moody’s) dengan perkiraan stabil. Pandangan yang stabil ini akan mendorong investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
During the year 2011 the world economy experienced slower economic growth and will have potential impact on further declining commodity prices that will eventually drive down world trade and reduce the demand for Indonesia’s export commodities. However, by encouraging government budget absorption, improving investment climate and speeding up infrastructure development, we could boost economic growth. Export of oil and gas, minerals, crude palm oil, textile and footwear, electric appliances and other commodities will continue to be the enabler for expanding employment and improving people’s income. Under such circumstance, the assumed economic growth at 6.7% in the state budget could be achieved and is to be higher than other ASEAN countries, such as Malaysia (5.2%), the Philippines (5.0%), Thailand (4.5%) and Singapore (4.4%). Indonesia has its sovereign debt rating raised by Fitch in December 2011 and Moody’s Investor Service in January 2012 to Investment Grade and upgraded its rating respectively from BB+ to BBB- (by Fitch) and from Ba1 to Baa3 (by Moody’s) with stable outlook. This stable outlook will attract investors back to Indonesia for foreign direct investments.
12
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Terus Melangkah Maju Keep Moving Forward
BFI Finance was able to book new portfolio of Rp5,742 billion, achieving profit for the year of Rp425 billion or 17.5% above the previous year. Kusmayanto Kadiman Presiden Komisaris President Commissioner
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
13
Sambutan Presiden Komisaris Message from the President Commissioner
Dewan Komisaris Board of Commissioners Kiri ke kanan Left to right 1. Richard Andrew Deitz Komisaris Commissioner 2. Johanes Sutrisno Komisaris Commissioner 3. Kusmayanto Kadiman Presiden Komisaris President Commissioner 4. Emmy Yuhassarie Komisaris Commissioner 5. Alfonso Napitupulu Komisaris Commissioner
14
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Dalam hubungannya dengan prospek perekonomian per wilayah, dua pulau terbesar di Indonesia, Sumatera dan Kalimantan, memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi yang didukung oleh ekspor minyak dan gas, batubara, udang beku, minyak kelapa sawit, karet alam dan kayu lapis. Indonesia bagian timur dikenal sebagai pengekspor untuk berbagai komoditas mulai dari tambang nikel, ikan beku dan produk pertanian. Selain itu, Pulau Jawa dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, memiliki pertumbuhan yang signifikan atas jumlah populasi dengan pendapatan menengah ke atas. BFI Finance melanjutkan pembukaan kantorkantor cabang baru serta perekrutan agen dan perwakilan pemasaran difokuskan di daerah yang diuntungkan oleh adanya pendukung-pendukung kegiatan ekonomi ini.
In terms of economic prospect by region, the two largest islands in Indonesia, Sumatera and Kalimantan, have the most rapid growth as supported by export of oil and gas, coal, frozen shrimp, crude palm oil, natural rubber and plywood. In the eastern part of Indonesia, the export based commodities ranges from nickel ore mining, frozen fish and agriculture products. In addition, Java Island as the region with the highest population density, has significant growth in numbers of middle-income population. BFI Finance continues to open new branch offices and recruits agents and marketing representatives in the areas where the local economy gain from these drivers.
Didorong oleh cepatnya pertumbuhan perekonomian di pasar tradisional seperti Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan, serta Indonesia Timur, serta komitmen pemerintah atas Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), BFI Finance memanfaatkan momentum ini dengan memberikan prioritas Pembiayaan Konsumen ritel hampir di semua provinsi dan tetap menjaga portofolio Sewa Pembiayaan yang cukup besar di beberapa wilayah. Kemampuan dalam pengelolaan diversikasi portofolio dalam berbagai skema produk pembiayaan telah berhasil mempertahankan sumber pendapatan yang stabil meskipun terdapat tekanan penurunan bunga. BFI Finance berhasil menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp5.742 miliar serta membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp425 miliar atau meningkat 17,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
Triggered by fast economic growth in traditional markets such as Sumatera, Kalimantan, Java and Bali and part of East Indonesia and the government’s commitment for adoption of Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia or MP3EI), BFI Finance gained momentum by prioritized booking in retail Consumer Financing in almost all of the provinces while maintaining sizeable Finance Lease portfolio in certain areas. The ability in managing the diversity of portfolio amongst various financing schemes has resulted in stable income stream despite the market push for lower rates. BFI Finance was able to book new portfolio of Rp5,742 billion, achieving profit for the year of Rp425 billion or 17.5% above the previous year.
Meskipun terdapat pertumbuhan ekonomi yang positif serta tingginya permintaan kebutuhan Pembiayaan Konsumen, pemerintah, bank sentral serta para analis mengindikasikan adanya ”bubble” perekonomian yang disebabkan oleh agregat nilai jaminan yang tidak mencukupi dalam Pembiayaan Konsumen. Dalam hal ini, manajemen BFI Finance membuat strategi untuk memperkuat struktur produk Pembiayaan Konsumen untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan terjadi di kemudian hari. Selain itu, Komite Manajemen Risiko telah menyiapkan suatu sistem kerja untuk identifikasi, pengkajian, pengawasan dan mitigasi risiko yang dihadapi ke tingkat yang wajar. Dewan
Despite positive growth in economy and high demand for Consumer Financing, the government, central bank and analyst identify the risk on potential bubble economy due to an aggregate under collateralization in Consumer Financing business. In this respect, the management of BFI Finance has a strategy for strengthening structure in Consumer Financing product to prevent unwanted risk. In addition, to ensure proper control of the Company’s risk exposure, the Risk Management Committee put in place a risk management framework for identifying, reviewing, monitoring and mitigating the inherent risk to an acceptable level. The Board of Commissioners
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
15
Sambutan Presiden Komisaris Message from the President Commissioner
Komisaris dan Direksi sepakat membangun dan menerapkan pengawasan dan pelaksanaan pertahanan lapis tiga (triple lines of defense) agar bisnis BFI Finance terus tumbuh dan menghasilkan keuntungan berkelanjutan. Pertahanan lapis tiga itu adalah Komite Manajemen Risiko, Audit Internal dan Eksternal, dan Komite Audit. Departemen Manajemen Risiko, Audit Internal dan Komite Audit melakukan pertukaran informasi serta membicarakan profil risiko Perusahaan dengan Komite Manajemen Risiko untuk selanjutnya membahas permasalahan risiko di tingkat Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala.
and Board of Directors have agreed to build and implement a monitoring and implementation of triple lines of defense so that BFI Finance business continues to grow and generate sustainable profits. Those triple lines of defense are the Risk Management Committee, Internal and External Audit, and the Audit Committee. The Risk Management Department, Internal Audit and the Audit Committee periodically hold risk discussions and subsequently bringing up any potential issues to the Risk Management Committee and to the Board of Directors and the Board of Commissioners.
Beberapa perusahaan multifinance melakukan kerja sama strategis dengan prinsipal masingmasing dan dengan strategi baru memasuki pasar sejak tahun 2011 dengan tingkat bunga yang kompetitif, mengakibatkan persaingan yang sangat ketat di tahun 2011 dan seterusnya. Untuk menjawab tantangan ini, BFI Finance melanjutkan perluasan jaringan kegiatannya melalui pembukaan kantor cabang baru yang didukung infrastruktur yang terintegrasi serta penggalangan sumber dana yang lebih luas untuk dapat memanfaatkan momentum pertumbuhan perekonomian di tahun-tahun mendatang.
Several multifinance companies have strategic alliances with their respective principals and with their new strategy have been entering market with competitive pricing since the year 2011, resulting tougher competition in the year 2011 and onward. To address this challenge, BFI Finance continues to expand its network by opening new branch offices supported by an integrated infrastructure and exploring wider sources of funds to ride the momentum of the economic growth in the years to come.
Dengan bangga kami menyajikan Laporan Tahunan BFI Finance, termasuk di dalamnya laporan keuangan Perusahaan, untuk tahun 2011. Laporan keuangan tersebut telah diaudit
We are pleased to present the Annual Report of BFI Finance, including the Company’s financial report, for the year 2011. The financial statements
Dewan Komisaris dan Direksi sepakat membangun dan menerapkan pengawasan dan pelaksanaan pertahanan lapis tiga (triple lines of defense) agar bisnis BFI Finance terus tumbuh dan menghasilkan keuntungan berkelanjutan. The Board of Commissioners and Board of Directors have agreed to build and implement a monitoring and implementation of triple lines of defense so that BFI Finance business continues to grow and generate sustainable profits.
16
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan, yang merupakan afiliasi dari BDO International.
have been audited by Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Certified Public Accountants as an affiliation of BDO International.
Atas nama Dewan Komisaris, kami sampaikan terima kasih kepada para pemegang saham, kreditor, rekanan, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya atas dukungan yang telah diberikan, serta kepada Direksi, manajemen dan seluruh karyawan BFI Finance yang telah bekerja keras untuk melaksanakan perubahan dalam pengelolaan bisnis untuk mendukung pertumbuhan usaha di masa depan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan berkatNya kepada kita semua.
On behalf of the Board of Commissioners, we would like to express our gratitude towards the shareholders, creditors, suppliers, customers and other stakeholders for their supports, as well as the Board of Directors, the management and employees of BFI Finance who have been working hard to implement changes in governing the business to support the future business growth. May the Almighty God always gives His blessing to us all.
Kusmayanto Kadiman Presiden Komisaris President Commissioner
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
17
Sambutan Presiden Direktur Message from the President Director
Pengembangan jaringan dan saluran-saluran distribusi kami ke seluruh pelosok negeri terus menjadi prioritas dengan tujuan untuk lebih dekat dengan para konsumen kami. Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Dear Stakeholders,
Tahun 2011. Tahun di mana perekonomian global diguncang oleh berbagai berita buruk seputar penurunan peringkat utang Amerika Serikat, masalah-masalah utang negara dan ancaman perpecahan di zona mata uang Euro dan, yang lebih dekat dengan negara kita, bencana gempa bumi dan tsunami di Jepang.
2011. The year where our global economy was rocked with more bad news of a US credit downgrade, sovereign debt troubles and threat of disunity in the Eurozone and, closer to home, the tragic earthquake and tsunami in Japan.
Di kawasan negeri sendiri, kita menyaksikan berlanjutnya peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia menjadi sebesar 6,5% yearon-year, di mana negara menikmati keuntungan dari meningkatnya pendapatan di pedesaan dan menguatnya sektor-sektor fundamental domestik. Sistem perbankan dalam keadaan sehat, di mana hampir seluruh pinjaman dan pendanaan dilakukan secara domestik, dan harga-harga komoditas berada dalam kondisi stabil. Bulan Desember juga membawa beberapa kabar baik dengan disetujuinya undang-undang pembebasan tanah yang telah lama dinantikan, kemudian segera diikuti oleh peningkatan peringkat menjadi Investment Grade oleh Fitch. Fenomena ini makin meningkatkan keyakinan para investor di Indonesia sehingga memberikan nama baik tersendiri di tengah kondisi ekonomi global yang mengalami kelesuan.
On the local front, we continue to see Indonesia’s Gross Domestic Product (GDP) growth accelerate in 2011 to 6.5% growth year-on-year, as the country benefitted from rising rural incomes and solid domestic fundamentals. The banking system is healthy, with almost all lending and funding primarily domestic, and commodity prices are stable. December also brought more good news with the approval of the long awaited land acquisition bill, followed immediately by a ratings upgrade to Investment Grade by Fitch. This further spurred investors’ confidence in Indonesia which put a silver lining to an otherwise dampened global economy.
Bisnis sepanjang tahun tetap berjalan lancar di tengah lingkungan yang sangat kompetitif di mana faktor harga menjadi senjata utama dalam persaingan. BFI Finance mencatatkan pencapaian-pencapaian berikut ini: • Rp5.742 miliar nilai bisnis baru, meningkat 38,2% dibandingkan tahun 2010 (lihat Tabel 2) • Rp1.248 miliar dalam perolehan pendapatan, meningkat 35,4% dibandingkan tahun 2010
Business during the year remains robust amidst a very competitive environment where pricing was the main weapon. BFI Finance achieved the following milestones: • Rp5,742 billion of new bookings, a 38.2% increase from 2010 (see Table 2) • Rp1,248 billion in revenue, a 35.4% increase from 2010 (see Table 1) • Rp425 billion in profit for the year, a 17.5% increase from 2010 (see Table 1) • 1.2% non-performing loan (NPL), a 0.2% improvement from 2010’s NPL of 1.4% (see
(lihat Tabel 1)
• Rp425 miliar dalam perolehan laba tahun berjalan, meningkat 17,5% dibandingkan tahun 2010 (lihat Tabel 1) • 1,2% piutang macet (NPL), perbaikan sebesar 0,2% dibandingkan NPL tahun 2010 sebesar 1,4% (lihat Tabel 9)
18
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Table 9)
Perubahan Dinamis Dynamic Change
Expanding our distribution network and channels throughout the country continues to be a priority in order to be closer to our customers.
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
19
Sambutan Presiden Direktur Message from the President Director
Direksi Board of Directors Kiri ke kanan Left to right 1. Cornellius Henry Kho Direktur Director 2. Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director 3. Yan Peter Wangkar Direktur Director
20
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Eksposur bisnis kami terus menyebar secara baik, yaitu 25,3% di wilayah Sumatera, diikuti 32,1% di wilayah Jabodetabek, Jawa dan Bali, sementara wilayah Kalimantan dan Indonesia Timur (termasuk Sulawesi) memberikan kontribusi masing-masing sebesar 22,9% dan 19,7% dari total piutang kami. Portofolio bisnis Sewa Pembiayaan kami masih terus didominasi oleh sektor pertambangan sebesar 34,1% dari total piutang, diikuti oleh sektor kontraktor dan pertanian masing-masing sebesar 13,4% dan 7,1%. Sektor-sektor lain memberikan kontribusi 45,5% dari portofolio kami. Hal ini selaras dengan pertumbuhan sektorsektor ekonomi dalam industri yang bersangkutan
Our business exposure continues to be well dispersed with 25.3% in Sumatera, followed by 32.1% in Greater Jakarta, Java and Bali, whilst Kalimantan and East Indonesia (Sulawesi) contribute to 22.9% and 19.7% of our receivables respectively. Our Finance Lease portfolio continues to be dominated by the mining sector with 34.1% of receivables, followed by contractor and agriculture with 13.4% and 7.1% respectively. Other sectors represent approximately 45.5% of our portfolio. This is in line with the growth of the economic sectors in the industry (see Chart of Finance Lease Portfolio Breakdown by Industry).
(lihat Grafik Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Jenis Industri).
Sebagian besar pembiayaan kami masih pada sektor kendaraan roda empat, dengan 19,1% dari portofolio kami berasal dari mobil baru (semuanya melalui perantaraan dealer), 52,6% mobil bekas (31% melalui perantaraan dealer dan 21,6% bisnis langsung), 20% dari Sewa Pembiayaan dan 8,4% dari motor bekas.
We continue to finance largely four-wheelers, with 19.1% of our portfolio attributed to new cars (all through dealers), 52.6% used cars (31% through dealers and 21.6% direct), 20% to Finance Lease and 8.4% used motorcycles .
Kami terus memprioritaskan pengembangan jaringan dan saluran-saluran distribusi kami ke seluruh pelosok negeri dengan tujuan untuk lebih dekat dengan para konsumen kami, serta meningkatkan keterlibatan kami dengan para konsumen dalam rangka berbagi pengalaman khas BFI Finance kepada mereka. Kami menambah 7 cabang baru dan 41 gerai baru di tahun 2011, sehingga mencapai total 169 outlet per 31 Desember 2011.
Expanding our distribution network and channels throughout the country continues to be a priority in order to be closer to our customers as well as to improve our engagement with them in order to share with them the BFI Finance experience. We added 7 new branches and 41 new kiosks this year, giving us a total of 169 outlets as at 31 December 2011.
Di sisi pendanaan, BFI Finance terus meningkatkan kemampuannya untuk mendapatkan sumber pendanaan yang lebih besar dan harga yang lebih baik sepanjang tahun 2011, melalui: • Penerbitan obligasi sebesar Rp420 miliar di bulan Juli 2011 • Pinjaman sindikasi dalam dolar Amerika senilai US$60 juta di bulan Agustus 2011 • Fasilitas pembiayaan bersama sebesar Rp1 triliun dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) di bulan September 2011 • Beberapa sumber pendanaan lainnya berasal dari bank-bank dengan jumlah total mencapai Rp2,1 triliun
On the funding side, BFI Finance continues to improve its ability to secure larger as well as better priced funding during the year, through: • The issuance of Rp420 billion bond in July 2011 • US$60 million syndicated US dollars loan in August 2011 • Up to Rp1 trillion joint financing facility from Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) in September 2011 • Several other lines from banks totaling in excess of Rp2.1 trillion
Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam sumber pendanaan dibandingkan tahuntahun sebelumnya, di mana kami percaya bahwa hal tersebut menunjukkan meningkatnya profil investasi kami yang berasal dari perbaikan
This shows a significant improvement in sources of funds compared to previous years, which we believe is due to our improved investment profile attributed to our consistent and sustainable improvement in financial performance shown over
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
21
Sambutan Presiden Direktur Message from the President Director
performa finansial yang konsisten dan berkelanjutan selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, kehadiran investor strategis yang signifikan dengan profil yang baik sangat membantu dalam meningkatkan kelayakan kredit Perusahaan. Kami berharap untuk terus mengembangkan kemampuan pendanaan kami di tahun mendatang, dan juga menargetkan untuk terus mengurangi biaya pendanaan.
the years. Moreover, the presence of a significant strategic investor with a good profile did help in improving the Company’s credit worthiness. We hope to further expand our funding capabilities in the coming year, and also target to further reduce our cost of funding.
Kami juga telah membuat kemajuan dalam penyaluran bisnis baru, retensi pelanggan dan inisiatif-inisiatif dalam penagihan melalui manajemen berbasis data yang yang lebih baik dan aktivitas-aktivitas telemarketing. Berbagai kegiatan dilakukan di area ini untuk meningkatkan produktivitas, mengurangi biaya akuisisi dan membawa kami lebih dekat kepada para konsumen kami.
We also made considerable progress in our origination, customer retention and collection initiatives through better database management and telemarketing activities. More work is being conducted in this area to improve productivity, reduce acquisition cost and bringing us closer to our customers.
Sejalan dengan peningkatan bisnis kami, keluarga besar BFI Finance makin berkembang dengan 3.654 karyawan (tetap dan kontrak) di tahun 2010 dan kini menjadi 4.635 karyawan pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini merupakan peningkatan yang signifikan yang memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari jaringan Perusahaan yang terus berkembang. Tantangan yang akan terus dihadapi adalah bagaimana melakukan rekrutmen karyawan secara benar, melatih dan menyediakan mereka jenjang karir sehingga kami dapat menjadi mitra yang berkembang; membimbing mereka menjadi para pemimpin dan terus membuat mereka terlibat dalam pekerjaan mereka dan menjadi afiliasi bagi Perusahaan. Kami di BFI Finance sangat yakin bahwa sumber daya manusia terus menjadi aset terbesar kami dan kami terus menciptakan kesadaran di kalangan karyawan untuk bertanggung jawab atas pengembangan Sumber Daya Manusia dalam organisasi. Telah banyak investasi dan sumber daya yang dikeluarkan di tahun 2011 untuk mengembangkan sistem aplikasi sumber daya manusia, pengelolaan dan penilaian yang lebih baik terhadap karyawan, dan juga menempatkan proses pengukuran insentif yang lebih terstruktur yang diharapkan mampu memotivasi para karyawan dengan lebih baik. Langkah penyelarasan sumber daya manusia ini adalah kunci untuk membangun landasan yang kuat untuk memungkinkan skalabilitas dari bisnis kami di tahun-tahun mendatang. Produktivitas adalah kunci dari skalabilitas yang sukses. Hal inilah yang kami terus usahakan untuk dicapai di tahun-tahun mendatang.
In line with our business growth, the BFI Finance family grew from 3,654 employees (permanent and contract) in 2010 to 4,635 as at 31 December 2011. This is a significant growth that is needed to staff the expanding network. The challenge continues on how to recruit right, train and provide them a career path so that we will be able to become a partner in to develop and nurture them to be leaders and continue to make them engaged in their work and affiliation to the Company. We at BFI believe strongly that human capital is our largest asset and we continue to create the awareness to all employees to be responsible for the development of Human Capital in the organization. Much investment and resources were spent this year in developing a human resources portal, to better manage and assess our employees, and also to put in place a more structured incentives measurement process targeted at motivating employees better. This human capital alignment is key to building a stronger foundation to enable scalability of our business in the coming years. Productivity is key to successful scalability. This is what we strive to achieve in the coming years.
22
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Tahun 2011 adalah tahun yang sibuk bagi tim CSR kami di mana kami memulai beberapa proyek penting untuk membantu masyarakat. Proyekproyek tersebut, antara lain, pembangunan community centre, pengembangan anak usia dini, program operasi gratis untuk penderita katarak dan celah bibir. Dengan bangga saya menyatakan bahwa insan-insan di BFI Finance sangat mementingkan kesejahteraan sosial dan kami senantiasa mendorong mereka untuk berkontribusi dengan cara apapun yang mereka mampu.
2011 was also a busy year for our CSR team as we embarked on several key projects to give back to the community. Such projects involved, amongst others, the building of a community centre, early childhood development, free cataract and cleft lip surgeries. I am proud to say that the people at BFI Finance place high importance in social welfare and we constantly encourage them to contribute in any way they can.
Selama tahun 2011, BFI Finance mengalami perubahan dalam hal kepemilikan saham dan susunan Dewan Komisaris. Pada bulan Mei 2011, Trinugraha Capital & Co. SCA mengakuisisi 44,95% saham BFI Finance dari para pemegang saham lainnya. Sejalan dengan hal ini, perubahan juga terjadi pada susunan Dewan Komisaris. Kami menyambut hadirnya dua Komisaris baru, Bapak Kusmayanto Kadiman dan Ibu Emmy Yuhassarie, dan mengucapkan selamat berpisah kepada Bapak Rudy Capelle atas darma baktinya dalam Dewan Komisaris Perusahaan sejak tahun 2005. Bapak Kusmayanto Kadiman menggantikan Bapak Johanes Sutrisno sebagai Presiden Komisaris efektif sejak bulan Juni 2011. Bapak Johanes Sutrisno tetap memangku jabatan sebagai Komisaris Perusahaan. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menghaturkan terima kasih yang setulusnya kepada Bapak Johanes Sutrisno dan Bapak Rudy Capelle atas darma bakti mereka sebagai Presiden Komisaris dan Komisaris, dan kontribusi mereka yang tak ternilai kepada BFI Finance selama beberapa tahun terakhir.
During the year BFI Finance also saw changes in shareholding and the Board of Commissioners’ structure. In May 2011, Trinugraha Capital & Co. SCA acquired 44.95% of BFI Finance’s shares from existing shareholders. In line with this, changes also occurred at the Board of Commissioners’ structure. We welcome two new Commissioners on board, Mr. Kusmayanto Kadiman and Mdm. Emmy Yuhassarie, and bid farewell to Mr. Rudy Capelle who has served on our Board of Commissioners since 2005. Mr. Kusmayanto Kadiman replaces Mr. Johanes Sutrisno as President Commissioner effective June 2011. Mr. Johanes Sutrisno remains on the board as a Commissioner. I would like to take this opportunity to extend our heartiest gratitude to Mr. Johanes Sutrisno and Mr. Rudy Capelle for their years of service as President Commissioner and Commissioner, and their invaluable contribution to BFI Finance over the years.
Akhirnya, atas nama Direksi dan seluruh karyawan, saya ingin menyampaikan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada seluruh pemangku kepentingan Perusahaan yang telah memberikan dukungan kepada kami selama tahun 2011. Kami berterima kasih kepada Tuhan Maha Kuasa yang telah membimbing dan melindungi bisnis kami di tahun 2011 dan terus berdoa dan memohon bimbinganNya di tahun 2012.
Finally, on behalf of the Board of Directors and all employees, I would like to extend our deep appreciation for the support extended to us during the year from all stakeholders. We thank the Almighty God for guiding and protecting our business in 2011 and continue to pray and seek His guidance for 2012.
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
23
Penghargaan dan Pencapaian Awards and Achievements
2004 01
Peringkat Sepuluh Besar pada “2003 Good Corporate Governance Perception Index” oleh majalah SWA dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) Ranked Top Ten in the “2003 Good Corporate Governance Perception Index” by SWA magazine and The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
2005 02
Peringkat Lima Besar untuk Perusahaan Sektor Keuangan pada “2004 Good Corporate Governance Perception Index” oleh majalah SWA dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) Ranked Top Five for Financial Sector Company in the “2004 Good Corporate Governance Perception Index” by SWA magazine dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
2006 03
Predikat “Perusahaan Terpercaya” pada “2005 Good Corporate Governance Perception Index” oleh majalah SWA dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) Awarded “Trusted Company” in the “2005 Good Corporate Governance Perception Index” by SWA magazine and The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2005 oleh majalah InfoBank Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 2005 by InfoBank magazine
24
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
2007 04
Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2006 dan Perusahaan Multifinance Terbaik oleh majalah InfoBank Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 2006 and The Best Multifinance Company by InfoBank magazine Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2007 oleh majalah Investor (kategori aset Rp1-2 triliun) The 2007 Best Multifinance Company by Investor magazine (asset category of Rp1-2 trillion)
2008 Penghargaan Khusus dari Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia atas komitmen Perusahaan menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dengan mendukung implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Special Award from The Minister of Public Works of The Republic of Indonesia for the Company’s commitment in carrying out its Corporate Social Responsibility (CSR) by supporting the implementation of the Urban Poverty Project (UPP)
05
Peringkat Lima Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2007 oleh majalah InfoBank dan Investor Ranked Top Five of The 2007 Best Multifinance Company by InfoBank and Investor magazine Predikat “Perusahaan Terpercaya” pada “2007 Good Corporate Governance Perception Index” oleh majalah SWA dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) Awarded “Trusted Company” in the “2007 Good Corporate Governance Perception Index” by SWA magazine and The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
25
Penghargaan dan Pencapaian Awards and Achievements
2009 06
Peringkat Sepuluh Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2008 oleh majalah InfoBank Ranked Top Ten of The 2008 Best Multifinance Company by InfoBank magazine
2010 Penghargaan “Anugerah Business Review 2009” dari majalah Business Review dalam empat kategori, yaitu: Peringkat Pertama untuk Tata Kelola Korporasi (Good Corporate Governance) Terbaik, Peringkat Ketiga untuk Pemasaran Terbaik, Peringkat Ketiga untuk CEO Terbaik 2009, dan Peringkat Keempat untuk Korporasi Terbaik 2009 Awarded the “2009 Anugerah Business Review” from Business Review magazine in four categories: First Rank for the Best Good Corporate Governance (GCG), Third Rank for the Best Marketing, Third Rank for The Best CEO 2009, and Fourth Rank for the Best Corporation 2009
26
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
07
Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2009 oleh majalah Infobank Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 2009 by Infobank magazine Tropi Emas untuk Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Selama Lima Tahun Berturut-turut (20052009) oleh majalah Infobank Golden Trophy for Multifinance Company with Excellent Financial Performance in Five Years Consecutively (2005-2009) by Infobank magazine
Peringkat Sepuluh Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2010 oleh majalah Investor (kategori aset di atas Rp2 triliun sampai 5 triliun) Ranked Top Ten of The 2010 Best Multifinance Company by Investor magazine (the category of asset above Rp2 trillion until 5 trillion) Penerbit Obligasi Terbaik 2010 kategori Emiten Obligasi Keuangan Pendatang Baru, penerbit Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C, oleh majalah Investor The 2010 Best Bonds Issuer for the category of Issuer of Financial Bonds Newcomer, the issuer of BFI Finance Indonesia II Year 2009 C Series’ Bonds, by Investor magazine
2011 Perusahaan Pembiayaan Terbaik 2010 kategori aset di atas Rp500 miliar oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) The 2010 Best Multifinance Company for the category of asset above Rp500 billion by the Indonesian Financial Services Association (APPI) Salah satu dari 50 Perusahaan Emiten Terbaik dalam Penerapan Tata Kelola Korporasi yang Baik (GCG) yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) bekerja sama dengan majalah Investor dalam The 2nd Annual IICD Corporate Governance Award One of the Best 50 Corporate Issuers in the GCG Implementation based on the assessment conducted by Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) in collaboration with Investor magazine in The 2nd Annual IICD Corporate Governance Award
08
Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2010 dan Perusahaan Multifinance Terbaik oleh majalah InfoBank Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 2010 and The Best Multifinance Company by InfoBank magazine Tropi Emas untuk Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Selama Lima Tahun Berturut-turut (20062010) oleh majalah Infobank Golden Trophy for Multifinance Company with Excellent Financial Performance in Five Years Consecutively (2006-2010) by Infobank magazine
Peringkat Sepuluh Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2010 oleh majalah Investor Ranked Top Ten of The 2010 Best Multifinance Company by Investor magazine Penghargaan 2011 Indonesian Human Capital Study (IHCS) dari Dunamis Human Capital dan majalah Business Review dalam dua kategori: The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service dan The Best for CEO Commitment Awarded the 2011 Indonesian Human Capital Study (IHCS) from Dunamis Human Capital and Business Review magazine in two categories: The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service and The Best for CEO Commitment
Perusahaan Pembiayaan Terbaik 2011 kategori aset di atas Rp500 miliar oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) The 2011 Best Multifinance Company for the category of asset above Rp500 billion by the Indonesian Financial Services Association (APPI) Peringkat Sepuluh Besar “Top 40 A-List Perusahaan Terbuka” dan meraih penghargaan “Best of the Best Awards 2011” dari majalah Forbes Indonesia Ranked Top Ten of “Top 40 A-List Listed Companies” and awarded “Best of the Best Awards 2011” from Forbes Indonesia magazine
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
27
Peristiwa Penting 2011 2011 Event Highlights
Januari | January
Mei | May
Juni | June
19 Pembelian 44,9% saham BFI Finance oleh Trinugraha Capital & Co. SCA disampaikan secara resmi dan tertulis kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
20 Acara penandatanganan kerja sama program Payment Point antara PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan BFI Finance.
The purchase of 44.9% of BFI Finance’s shares by Trinugraha Capital & Co. SCA was communicated officially and in writing to the Chairman of the Capital Market and Financial Market Supervisory Board (Bapepam-LK).
The signing ceremony of Payment Point program between PT Pos Indonesia (Persero), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. and BFI Finance.
April | April 21 Acara simbolis Peletakan Batu Pertama Gedung Kantor Pusat BFI Finance di Bumi Serpong Damai, Serpong, Provinsi Banten. The symbolic ceremony of Laying the First Stone of BFI Finance Head Office Building in Bumi Serpong Damai, Serpong, Banten Province. 7 Perayaan hari ulang tahun BFI Finance ke-29 tahun dengan menyelenggarakan periksa kesehatan gratis warga kurang mampu dan jemaah Masjid Bimantara di wilayah Kebon Sirih, periksa kadar kolesterol dan asam urat gratis untuk karyawan, kegiatan donor darah dari Palang Merah Indonesia (PMI), dan seminar kesehatan gratis bagi karyawan bertajuk “Ibu Bekerja dan Tumbuh Kembang Anak” kerja sama dengan UNICEF Indonesia dan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). The celebration of BFI Finance 29th anniversary by organizing free medical examination for underprivileged community and congregation of the Bimantara Mosque in Kebon Sirih area, free checking of cholesterol and uric acid levels for employees, blood donor from the Indonesian Red Cross (PMI), and free health seminar for employees titled “Working Mother and Child Development” collaborated with UNICEF Indonesia and Indonesian Breastfeeding Mothers’ Association (IBMA).
28
30 BFI Finance menerima dua penghargaan pada acara apresiasi “2011 Indonesia Human Capital Study (IHCS)” yang diselenggarakan di Jakarta oleh Dunamis Human Capital dan majalah Business Review, yaitu The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service dan The Best for CEO Commitment. BFI Finance received two awards at the appreciation ceremony of “2011 Indonesia Human Capital Study (IHCS)” held in Jakarta by Dunamis Human Capital and Business Review magazine, consisted of The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service and The Best for CEO Commitment.
Agustus | August
Juni | June
15 Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa di Jakarta. The Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders (GMOS) was held in Jakarta.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
3 Acara penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sindikasi antara sebelas bank (kreditor) dan BFI Finance senilai US$60 juta di Singapura, di mana Standard Chartered Bank dan Deutsche Bank AG bertindak sebagai Lead Arranger Bersama. The signing ceremony of syndicated term loan facility agreement between eleven banks (creditors) and BFI Finance worth US$60 million in Singapore, in which Standard Chartered Bank and Deutsche Bank AG acted as the Joint Lead Arranger.
Agustus | August
November | November
7 BFI Finance menerima penghargaan dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) sebagai Perusahaan Pembiayaan Terbaik 2011 untuk kategori total aset di atas Rp500 miliar.
25 Acara penandatanganan perjanjian pemberian fasilitas pembiayaan bersama (joint financing) antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) dan BFI Finance di Jakarta. The signing ceremony of the agreement of the joint financing facility’s provision between PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) and BFI Finance in Jakarta.
September | September
Desember | December
BFI Finance received an award from Indonesian Financial Services Association (APPI) as the 2011 Best Multifinance Company for the category of total assets above Rp500 billion 2-6 Rapat kerja tahunan manajemen puncak BFI Finance di Beijing, Cina. The annual meeting of BFI Finance top management in Beijing, China.
Desember | December 8 BFI Finance menerima penghargaan “Best of the Best Awards 2011” dari majalah Forbes Indonesia sebagai salah satu dari 40 Perusahaan Go Public Indonesia Teratas dan Terbaik (A-List) di Jakarta. 23 BFI Finance menerima penghargaan dari majalah Infobank sebagai Perusahaan Multifinance Terbaik Peringkat Nomor Satu di Indonesia dalam acara “Infobank Multifinance Awards 2011” di Jakarta. Perusahaan juga menerima Tropi Emas untuk Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus selama lima tahun berturut-turut (2006-2010). BFI Finance received an award from Infobank magazine as the Best Multifinance Company Ranked Number One in Indonesia at the event of “Infobank Multifinance Awards 2011” in Jakarta. The Company also received the Golden Trophy for Multifinance Company with Excellent Financial Performance in five years consecutively (2006-2010).
5 Penyelenggaraan Paparan Publik di Jakarta untuk menyampaikan hasil kinerja bisnis BFI Finance hingga triwulan ke-3 tahun 2011.
BFI Finance received the “Best of the Best Awards 2011” from Forbes Indonesia magazine as one of the Top 40 Best Performing Indonesian Listed Companies (A-List) in Jakarta.
The Public Expose was held in Jakarta to present the Company’s results of business performance until the third quarter of 2011.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
29
Profil Perusahaan BFI Finance memfokuskan kegiatan bisnisnya pada pembiayaan kendaraan-kendaraan roda empat dan dua serta alat-alat berat melalui Sewa Pembiayaan.
Company Profile 30
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
BFI Finance focuses its business on financing four and two-wheeled vehicles, as well as heavy equipment Finance Lease.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
31
Sekilas Perusahaan Company at a Glance
Berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan Manufacturer Hanover Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT BFI Finance Indonesia Tbk. merupakan salah satu perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia. Pada tahun 1986, PT Bank Umum Nasional dan Essompark Ltd., Hong Kong mengambil alih kepemilikan Manufacturer Hanover Leasing Corporation dalam Perusahaan. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah izin operasi untuk menjalankan usaha multifinance dan berganti nama menjadi PT Bunas Finance Indonesia. Pada tahun sama Perusahaan berganti status menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). BFI Finance adalah salah satu perusahaan yang pertama kali menjadi perusahaan publik di tahun 1990.
Founded in 1982 as a joint venture with Manufacturer Hanover Leasing Corporation of the USA, PT BFI Finance Indonesia Tbk. is one of the oldest finance companies in Indonesia. In 1986, PT Bank Umum Nasional and Essompark Ltd. of Hong Kong acquired Manufacturer Hanover Leasing Corporation’s stake in the Company. In 1990, the Company was given the operating license to run a multifinance company and was renamed PT Bunas Finance Indonesia. In the same year the Company went public and listed on the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges. BFI Finance became one of the first companies that went public in 1990.
Melewati krisis ekonomi di Asia, yang berawal di tahun 1997, BFI Finance berhasil melakukan restrukturisasi hutang lebih cepat pada tahun 2001 dan tanpa melalui program bantuan pemerintah dan nama Perusahaan diubah menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Saat ini BFI Finance menjadi perusahaan publik Indonesia yang secara mayoritas dimiliki oleh pihak asing, sebagian besar adalah lembaga keuangan terkemuka. BFI Finance menjadi perusahaan yang memiliki laporan posisi keuangan yang sehat.
Following the Asian financial crisis, which started in 1997, BFI successfully managed to restructure its debts in 2001 without the government’s bailout program and the Company’s name was changed to PT BFI Finance Indonesia Tbk. Today BFI Finance is majority owned by foreign investors, many of which are leading financial institutions. BFI Finance has become a company with strong statements of financial positions.
32
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
BFI Finance memfokuskan kegiatan bisnisnya pada pembiayaan kendaraan-kendaraan roda empat dan dua untuk segmen ekonomi menengah ke bawah. Perusahaan juga membiayai alat-alat berat melalui Sewa Pembiayaan. Secara geografis, Perusahaan melakukan bisnis ke seluruh penjuru nusantara, tanpa adanya pembatasan pada merek, tipe, area atau industri tertentu.
BFI Finance focuses its business on financing four and two-wheeled vehicles to the middle and lower middle segment of the economy. It also does heavy equipment Finance Lease. Geographically it does business throughout the country with no single concentration in any particular brand, type, area or industry.
Kegiatan Usaha Perusahaan mendapatkan izin untuk menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk: • Pembiayaan Konsumen • Sewa Pembiayaan • Anjak Piutang
Business Activities The Company is licensed to provide financing in forms of : • Consumer Financing • Finance Lease • Factoring
Pembiayaan Konsumen merupakan aktivitas pembiayaan yang dikenakan bunga dalam bentuk penyediaan barang konsumen seperti mobil dan sepeda motor kepada para konsumen dengan pembayaran angsuran secara berkala.
Consumer Financing is an interest-based financing that provides financing in consumer goods such as car and motorcycle to end customer with regular instalment payment for a certain period of time.
Aktivitas Sewa Pembiayaan merupakan pembiayaan untuk penyediaan barang-barang modal seperti mesin-mesin industri, alat-alat berat dan barang modal lainnya.
Finance Lease provides financing in capital goods such as industrial machineries, heavy equipments and other capital investments.
Anjak Piutang adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Perusahaan pada saat ini tidak melakukan aktivitas anjak piutang.
Factoring is a financing activity focusing on the purchase and/or transfer also management handling of a company’s short-term claim gained from domestic or international commercial transaction. The Company does not perform this kind of activity at the moment.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
33
Visi, Misi dan Nilai-Nilai Dasar Vision, Mission and Core Values
34
Visi
Vision
Menjadi mitra solusi keuangan yang terpercaya yang turut berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat
To become a trusted partner in financial solutions that contributes for the enhancement of people’s standard of living
Misi
Mission
• Menyediakan solusi keuangan yang terpercaya dan efektif kepada konsumen kami • Mencapai tingkat pengembalian modal yang superior dan menciptakan gambaran positif di pasar modal • Menyediakan tempat kerja yang kondusif, adil dan menantang yang akan mendorong potensi terbaik dari para karyawan • Membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan mitra bisnis kami berdasarkan saling percaya dan menguntungkan • Memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat di mana kami beroperasi
• To provide reliable and effective financial solutions to our customers • To deliver superior return-oninvestment (ROI) and to create a positive image in capital market • To provide a conducive, fair and challenging workplace to unleash the best potential of our employees • To build a long-term partnership with our business partners based on mutual trust and benefit • To contribute positively to the society where we operate
Nilai-Nilai Dasar
Core Values
• Kepuasan Pelanggan • Memberi yang Terbaik • Kerja Sama • Saling Percaya dan Menghormati
• Customer Satisfaction • Strive for Excellence • Teamwork • Mutual Trust and Respect
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Struktur Organisasi Organization Structure
Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders
Dewan Komisaris Board of Commissioners Komite Nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee
Komite Audit Audit Committee
Direksi Board of Directors
Komite Manajemen Risiko Risk Management Committee
Departemen Audit Internal Internal Audit Department
Departemen Manajemen Risiko Risk Management Department
Kantor Manajemen Proyek Project Management Office
Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
Divisi Bisnis (Direktur) Business Division (Director)
Departemen Pengembangan Jaringan Network Development Department
Divisi Operasional dan Keuangan (Direktur) Operation and Finance Division (Director)
Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Area Regional Managers and Area Managers
Departemen Manajemen Pemasaran Langsung Direct Marketing Management Department Departemen Manajemen Produk Ritel (Mobil) Retail Product (Car) Management Department Departemen Manajemen Produk Ritel (Motor) Retail Product (Motorcycle) Management Department Departemen Manajemen Produk Korporasi (Sewa Pembiayaan) Corporate Product (Finance Lease) Management Department Departemen Penagihan dan Pemulihan Collection and Recovery Department Departemen Hukum dan Litigasi Legal and Litigation Department
Departemen Kepastian Kualitas Quality Assurance Department
Departemen Sumber Daya Manusia dan Pelayanan Human Capital and Services Department Departemen Pengawasan Keuangan Financial Control Department
Kantor Cabang dan Gerai Branch Offices and Kiosks
Departemen Teknologi Informasi Information Technology Department Departemen Keuangan dan Perbendaharaan Finance and Treasury Department Departemen Pengembangan dan Manajemen Operasional Cabang Branch Operation Development and Management Department Departemen Pengembangan Operasional Operational Development Department Departemen Sistem Informasi Bisnis Business Information System Department Departemen Urusan Umum General Affairs Department
Departemen Pengembangan Cabang Branch Development Department
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
35
Tinjauan Bisnis Setelah hampir 30 tahun berkiprah di Indonesia, bisnis jasa Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan yang dijalankan BFI Finance semakin kokoh berkat meningkatnya kepercayaan dan pengakuan para konsumen terhadap pelayanan BFI Finance yang berkualitas.
Business Overview 36
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
After nearly 30 years in Indonesia, the business of Consumer Financing and Finance Lease run by BFI Finance has grown more solid, thanks to the growing trust and recognition from the customers toward the increasing quality customer service of BFI Finance.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
37
Produk-Produk Kami Our Products
Saat ini BFI Finance menawarkan jasa pembiayaan untuk pengadaan kendaraan mobil baru maupun bekas (melalui dealer dan non-dealer), motor bekas non-dealer dan alat-alat berat.
BFI Finance currently offers financing for new and used cars (through dealers and non-dealers), used motorcycles non-dealer and heavy equipment.
38
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Pembiayaan Retail
Retail Financing
Pembiayaan Konsumen dapat didefinisikan secara umum sebagai produk jasa pembiayaan kendaraan mobil baru melalui dealer, mobil bekas melalui dealer dan non-dealer, serta motor bekas non-dealer (definisi non-dealer mengacu pada bisnis langsung dari Perusahaan). Berdasarkan data per 31 Desember 2011, Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi 81,1% dari jumlah nilai pembiayaan baru (lihat Tabel 2).
Consumer Financing can be broadly defined as financing of new cars through dealers, used cars through dealers and non-dealer, and used motorcycles non-dealer (non-dealer refers to direct business originated by the Company). As at 31 December 2011, Consumer Financing accounted for 81.1% of total value of new bookings (see Table 2).
Pembiayaan Mobil Baru dan Bekas (Berasal dari Dealer) Pembiayaan mobil yang berasal dari rekanan dealer (disebut Kredit Cicilan Mobil atau KCM) telah menjadi bisnis inti di BFI Finance selama lebih dari dua puluh tahun. Produk ini menyediakan pembiayaan untuk mobil baru dan bekas. Kami menyediakan pembiayaan bagi konsumen melalui para dealer mobil rekanan dengan jangka waktu pembiayaan mulai satu hingga empat tahun dengan suku bunga tetap.
New and Used Car Financing (Dealer Originated) Car financing through dealers (known as Kredit Cicilan Mobil or KCM) has been BFI Finance’s core business for over twenty years. This includes both new and used cars. We provide financing to end users through car dealerships for tenors ranging from one to four years at a fixed rate.
Angka penjualan mobil terus mengalami pertumbuhan di tahun 2011 setelah terjadi pemulihan yang kuat di tahun sebelumnya akibat krisis keuangan global.
Car sales saw continued growth in 2011 after a strong recovery in the previous year from the global financial crisis
Perusahaan pembiayaan lainnya dan bank komersial masih menjadi salah satu dari kompetitorkompetitor terkuat di sektor ini, di mana mereka menerapkan strategi penetapan harga yang kompetitif untuk keuntungan mereka. Walaupun demikian, jaringan distribusi Perusahaan yang luas, kecepatan proses aplikasi dan kedekatan dengan para konsumen memberikan keunggulan tersendiri saat harus bersaing dengan bankbank dan perusahaan-perusahaan multifinance lainnya. KCM dipasarkan di 78,4% dari kantorkantor cabang kami. Rendahnya tingkat penetrasi kendaraan roda empat dan kuatnya permintaan akan kendaraan mobil dari konsumen yang masih berlanjut di Indonesia memberikan dampak yang bagus bagi bisnis kami, dan kami optimis bahwa bisnis ini akan terus menguat.
Other multifinance companies and commercial banks remain one of our largest competitors in this sector, using competitive pricing strategies to their advantage. Nonetheless, the Company’s extensive distribution network, speedy processing and proximity to the customers have given us a competitive edge when competing with banks and other multifinance companies. KCM is offered in 78.4% of our branches. Low car penetration rates and continued strong demand for cars in Indonesia augurs well for our business, and we are optimistic that this business will continue to grow from strength to strength.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
39
Produk-Produk Kami Our Products
Pembiayaan Mobil Bekas dan Motor Bekas (Non-Dealer) Pembiayaan yang berasal dari non-dealer diperkenalkan pertama kali tahun 2006 untuk melayani kebutuhan para konsumen secara langsung (para pemilik kendaraan mobil dan motor) yang memerlukan pembiayaan tanpa perantaraan dealer otomotif. Hal ini termasuk para konsumen yang sebelumnya sudah menjadi konsumen BFI Finance dengan melakukan transaksi repeat order, transaksi-transaksi baru yang bersumber dari referensi sesama konsumen (program Customer-Get-Customer), atau melalui agen-agen penjualan dan Telesales Call Centre (pemasaran dan penjualan langsung). Di tahun 2011, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan angka penjualan di segmen bisnis ini yang mencakup ekspansi jaringan distribusi secara cepat dengan menambah lebih banyak gerai, sebuah konsep yang diperkenalkan tahun 2010, atau titik-titik bisnis baru di daerah-daerah berpenduduk padat. Konsep baru ini membantu kami untuk melakukan penetrasi pasar dan melayani masyarakat dalam jumlah lebih besar secara efisien. Kami berkomitmen untuk terus menumbuhkan bisnis penjualan langsung ini
40
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Used Car and Used Motorcycle Financing (NonDealer) Non-dealer originated financing was first introduced in 2006 to cater the needs of end customers (owners of cars and motorcycles) that require financing without involving the automotive dealer as the middlemen. This includes customers who have been BFI Finance’s existing customers by conducting repeat-order transactions, the new transactions sourced through customer referrals (Customer-Get-Customer program), or via the freelance sales agents and Call Center Telesales (direct marketing and sales). In 2011, continuing efforts used to expand sales in this segment of our business that included rapid expansion of our distribution network to add more kiosks, a concept introduced in 2010, or business origination points in densely populated areas. This new concept helps us to penetrate the market and serve a larger number of communities more efficiently. We continue to be committed to the growth of our direct sales business as we believe that it is more lucrative. Our target market for this product
karena kami percaya bahwa jenis produk ini lebih menarik. Target pemasaran kami untuk produk ini adalah kalangan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Berbagai paket pemasaran produk yang inovatif dan waktu proses yang cepat membantu kami dalam bersaing di pasar dengan para kompetitor yang jumlahnya terus bertambah.
is the middle-low income group. Innovative product packages and our quick processing time help us to compete with the growing number of competitors in the market.
Pembiayaan Korporasi
Corporate Financing
Sewa Pembiayaan Bisnis Sewa Pembiayaan kami meliputi jasa keuangan yang terutama ditujukan bagi konsumen pengguna alat-alat berat. Konsumen Sewa Pembiayaan kami berasal dari sektor bisnis tambang logam, kontraktor umum, pertanian dan transportasi. Sewa Pembiayaan memberikan kontribusi 18,9% dari jumlah nilai pembiayaan baru yang dibukukan oleh Perusahaan per 31 Desember 2011 (lihat Tabel 2). Eksposur Sewa Pembiayaan kami yang terbesar berada di sektor pertambangan yang mencatat 34,1% dari jumlah portofolio. Selebihnya berasal dari sektor kontraktor umum, pertanian, transportasi, perhutanan dan lain-lain (lihat Grafik Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Jenis Industri).
Finance Lease Our Finance Lease business comprises financial leases written mainly to users of heavy equipment. Our customers in Finance Lease mainly came from metal mining, general contractors, agriculture and transportation sectors. Finance Lease constituted 18.9% of total value of new bookings as at 31 December 2011 (see Table 2). Our largest Finance Lease exposure is to the mining industry with 34.1% of total portfolio. The rest came from sectors such as general contractor, agriculture (crops), transportation, forestry (logging) and others (see Chart of Finance Lease Portfolio Breakdown by Industry).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
41
Kinerja Operasional dan Pelayanan Berkualitas Operational Performance and Quality Services
BFI Finance terus memperkokoh komitmennya untuk meningkatkan dan memperbarui semangat serta budaya pelayanan dari seluruh jajaran di Perusahaan.
BFI Finance continued to strengthen its commitment to the enhancement and improvement of service culture throughout the Company.
42
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Setelah hampir 30 tahun berkiprah di Indonesia, bisnis jasa Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan yang dijalankan BFI Finance semakin kokoh berkat meningkatnya kepercayaan dan pengakuan para konsumen terhadap pelayanan BFI Finance yang berkualitas, makin beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang terus bergerak dinamis di pasar. Perusahaan mengakui betapa pentingnya peran para konsumen sebagai faktor penentu atas kelangsungan dan kesuksesan bisnis. Selain itu, Perusahaan juga terus memperkokoh komitmennya untuk meningkatkan dan memperbarui semangat serta budaya pelayanan dari seluruh jajaran di Perusahaan secara berkelanjutan, baik pelayanan kepada konsumen dari kalangan eksternal maupun internal. Perusahaan memegang teguh nilai-nilai yang menjadi Visi Pelayanan BFI Finance, terdiri dari:
After nearly 30 years in Indonesia, the business of Consumer Financing and Finance Lease run by BFI Finance has grown more solid thanks to the growing trust and recognition from the customers toward the increasing quality, more variety of services provided by BFI Finance in which tailored to the needs of customers whose demands evolve dynamically with the market. The Company recognizes the critical role of its customers in ensuring the continuity of the Company’s business and success. Moreover, the Company also continued to strengthen its commitment to the enhancement and improvement of service culture throughout the Company, both to external and internal customers. The Company upholds the following values that translate to the Service Vision of BFI Finance:
• Cepat: melakukan proses kerja berdasarkan standarisasi waktu, prosedur yang berlaku dan keakuratan dengan kecermatan serta kerja sama tim untuk mencapai kepuasan pelanggan. • Profesional: melakukan proses kerja dengan didukung oleh kompetensi, inisiatif yang proaktif disertai dengan integritas yang baik serta sikap dan perilaku yang terpuji dari seluruh karyawan BFI Finance. • Aman: memberikan keamanan dan menjaga kerahasiaan data pelanggan dan aset Perusahaan dengan sistem penyimpanan aset yang aman dan didukung oleh reputasi BFI Finance yang baik dan berwibawa, demi kenyamanan pelanggan. • Dinamis: secara terus-menerus dan berkala melakukan perbaikan sistem proses kerja dan strategi Perusahaan, sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan Perusahaan, baik di lingkungan eksternal dan internal yang bersifat makro maupun mikro.
• Fast: execute the work process based on standardized time, prevailing procedures, accuracy with prudence and also teamwork in order to meet the customer satisfaction; • Professional: execute the work process that is supported with competency, proactive initiative along with good integrity, commendable attitude and behaviour from all employees of BFI Finance; • Safe: provide security and guard the secrecy of clients’ documents and Company’s assets with a secured and safe storage system, supported by good and authoritative reputation of BFI Finance, for the sake of customer convenience; • Dynamic: continuously and periodically improve the system of Company’s work process and strategy, in accordance to customer and Company’s needs, whether in the macro or micro external and internal environment.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada para konsumen; baik kalangan eksternal maupun internal; beberapa program baru telah diluncurkan selama tahun 2011, sebagai berikut:
To improve our overall services for internal and external customers, the following new programs has been implemented during the year 2011, such as:
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
43
Kinerja Operasional dan Pelayanan Berkualitas Operational Performance and Quality Services
Program-program Pelayanan * Tagline Pelayanan “SIAP MEMBANTU ANDA” mencerminkan komitmen BFI Finance dalam melayani para konsumennya.
Service Programs * Service Tagline “READY TO ASSIST YOU” reflects the commitment from BFI Finance in providing service to its customers.
* Layanan Pelanggan Virtual adalah layanan khusus bagi konsumen melalui sarana media sosial Facebook dan Twitter, di mana konsumen dapat melakukan hal-hal seperti berkomunikasi dengan personel Perusahaan, memperoleh informasi terbaru seputar produk dan layanan Perusahaan, dan bergabung dalam komunitas sesama konsumen BFI Finance.
* Virtual Customer Care is a special service for the customers through the means of social media in the forms of Facebook and Twitter, where the customers can do activities such as to communicate with the Company’s personnel, to get updated information on the Company’s products and services, and to join in the BFI Finance’s community of customer.
44
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
* Program Cara Mudah Bayar Angsuran dengan Payment Point bertujuan untuk memberikan kemudahan akses bagi para konsumen dalam melakukan pembayaran angsuran ke rekening BFI Finance melalui fasilitas-fasilitas elektronik perbankan yang mudah dijangkau dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Perusahaan mengadakan kerja sama dengan beberapa institusi perbankan nasional terkemuka sebagai collecting agent. Konsumen BFI Finance dapat melakukan pembayaran angsuran melalui jaringan ATM Bersama, jaringan ATM dan layanan di gerai teller dari Bank Permata dan Bank Mandiri, serta fasilitas e-Banking dari Bank Mandiri. Untuk memperluas jaringan Payment Point non-bank, BFI Finance juga bekerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) dan memanfaatkan layanan online dari kantor-kantor pos seluruh Indonesia. Khusus di tahun 2011, Perusahaan memperluas kerja sama dengan utilisasi jaringan ATM Bank Central Asia (BCA) untuk menambah titiktitik pembayaran, memberikan kemudahan dan pilihan lebih kepada konsumen dalam melakukan pembayaran angsuran di berbagai wilayah Indonesia. Hingga akhir tahun 2011, 54% dari konsumen BFI Finance telah menggunakan jaringan Payment Point untuk melunasi kewajiban angsuran mereka.
* Easy Pay Installment Program with Payment Point is aimed at providing easy access for customers to pay installment to BFI Finance’s account through the electronic banking facilities which are easily accessible and spread all across Indonesia. The Company collaborates with several well-known banking institutions acting as collecting agents. Customers of BFI Finance are now able to pay their installments through the ATM Bersama network, the ATM networks and teller-counter services of Permata Bank and Mandiri Bank, and also the e-Banking facility of Mandiri Bank. To expand the network of Payment Point non-bank, BFI Finance also collaborated with PT Pos Indonesia (Persero) and utilizes online service of the post offices in Indonesia. In 2011 the Company expanded the co-operation by signing up to the utilization the ATM network of the Bank of Central Asia (BCA) to add payment points, to provide convenience and more choices for the customers in making installment payments in various regions of Indonesia. By the end of 2011, 54% of BFI Finance customers have used the Payment Point network to pay their installment obligations.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
45
Kinerja Operasional dan Pelayanan Berkualitas Operational Performance and Quality Services
* Implementasi Electronic Data Capture (EDC) yang merupakan teknologi yang diterapkan Perusahaan untuk meningkatkan kontrol operasional atas proses penagihan konsumen di lapangan secara nasional. Perubahan alat tagih di mana semula menggunakan formulir Bukti Setoran Sementara (BSS) kemudian menjadi aplikasi EDC merupakan salah satu langkah utama mengurangi cara-cara penerimaan pembayaran angsuran secara manual dari konsumen dan memaksimalkan otomatisasi pencatatan pembayaran angsuran konsumen. Dengan implementasi teknologi EDC secara mobile, pembayaran-pembayaran angsuran konsumen langsung tercatat di sistem Perusahaan. Sebanyak 1.300 unit EDC mobile dioperasikan hingga akhir tahun 2011.
* Implementation of Electronic Data Capture (EDC) is a technology applied by the Company to improve operational control over field collection nationally. The collection tool convertion from utilizing the Temporary Receipt form (Bukti Setoran Sementara or BSS) to the application of EDC has become one of the major steps to reduce the manual ways in receiving installment payment from the customers and to maximize the automation of customers’ installment payment records. By implementing the mobile EDC technology, the customers’ installment payments are recorded directly in the Company’s system. There were 1,300 units of mobile EDC being operated until the end of 2011.
* Program Star Customer merupakan program pelayanan khusus bagi para konsumen BFI Finance yang termasuk kualifikasi loyal dan sangat bagus. Perusahaan melakukan beberapa program untuk meningkatkan ikatan emosional dengan konsumen.
* Star Customer Program is a special service program for the customers of BFI Finance who qualify for the loyal and excellent category. The Company introduced several loyalty programs to increase emotional bonding with customers.
* Program Hari Konsumen merupakan suatu kegiatan yang bertujuan menumbuhkan budaya pelayanan dan memperkuat kembali komitmen karyawan dalam mewujudkan kepuasan pelanggan. Program pelayanan secara khusus dijadikan program rutin setiap tahunnya yaitu pada bulan September sekaligus memperingati “Hari Pelanggan Nasional.”
* Customer Day Program is an activity with the aim to enhance service culture and reinvigorate employees’ commitment in focusing on customer satisfaction. The special service program that has been adopted as annual routine program yearly, in September to coincide with “National Customer Day.”
* Layanan Pengaduan Nasabah merupakan wujud komitmen pelayanan BFI Finance yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Layanan ini adalah sarana komunikasi dua arah antara BFI Finance dengan para konsumen
* Customer Information Service is a form of service commitment that focuses on customer satisfaction. This kind of service is a two-way communication facility between BFI Finance and its customers and vice versa, where the
46
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
dan sebaliknya, di mana konsumen dapat mengajukan berbagai pertanyaan, saran, kritik, dan keluhan seputar produk jasa layanan Perusahaan. Berbagai bentuk sarana kemudahan akses bagi para konsumen dalam menyampaikan keluhan-keluhan dan saran-sarannya direalisasikan melalui e-mail Customer Care:
[email protected], Customer Care Hotline: 081511815000; fasilitas SMS Gateway: 08158767234; dan menu Customer Service Online pada situs web Perusahaan, www.bfi.co.id.
customers could deliver various questions, suggestions, critics, and complaints surround the Company’s service products. Various forms of facilitiy that gave easy access for the customers in conveying their complaints and suggestions were realized through Customer Care e-mail:
[email protected], Customer Care Hotline: 081511815000; SMS Gateway facility: 08158767234; and Customer Service Online menu on the Company’s website: www.bfi.co.id.
* Situs Web BFI Finance, www.bfi.co.id, senantiasa diperbarui sehingga memungkinkan konsumen dan masyarakat mempelajari tentang program-program promosi terbaru, kesaksian konsumen, dan jasa pembiayaan yang ditawarkan Perusahaan. Pengunjung situs web juga dapat berkomunikasi dengan staf Customer Service seputar produk-produk jasa pembiayaan, menyampaikan keluhan atau saran, hingga menanyakan hal lowongan pekerjaan.
* BFI Finance Website, www.bfi.co.id, is constantly revamped so that the customers and community are able to know about the newest promotional programs, customers’ testimonies, and the financing services offered by the Company. Those who access the website can also communicate with Customer Service staff regarding the financial service products, conveying their complaints and suggestions, even queries on job vacancies.
* BFI Learning Centre (BLC) merupakan fasilitas web internal yang berfungsi sebagai media komunikasi antarkaryawan. Situs web ini memuat berbagai artikel, informasi menarik dan bermanfaat seputar aktivitas Perusahaan dan para karyawan; seperti sosialisasi programprogram baru Perusahaan dan berita-berita dari kantor cabang; artikel dan video untuk membangkitkan motivasi kerja, materi-materi pelatihan untuk peningkatan pengetahuan teknis dan non-teknis, rubrik khusus bernama HiBerNaSe (Hijau, Bersih, Natural dan Sehat) sebagai upaya menumbuhkan kesadaran cinta lingkungan, resensi buku-buku dan filmfilm terbaru, dan lain-lain.
* BFI Learning Centre (BLC) is an internal web facility that functions as a medium of communication between employees. This website has variety of articles, interesting and useful information regarding activities of the Company and employees; such as socialization of Company’s new programs and news from branch offices; articles and videos to raise work motivation, training materials to enhance technical and non-technical knowledge, a special column called HiBerNaSe (an acronym means Green, Clean, Natural and Healthy) as an effort to grow nature-loving awareness, reviews on the latest books and films, and many others.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
47
Kinerja Operasional dan Pelayanan Berkualitas Operational Performance and Quality Services
* Penentuan Penilaian Indikator Kunci Kinerja (KPI) Pelayanan Berkualitas bagi setiap karyawan BFI Finance yang merupakan komitmen dari pihak manajemen Perusahaan untuk melakukan evaluasi dan penilaian atas tingkat keberhasilan pemberian pelayanan Perusahaan kepada para konsumennya, dalam rangka meningkatkan standar kualitas pelayanan konsumen secara konsisten dari tahun ke tahun. Penilaian menjadi bagian tak terpisahkan dari Evaluasi Kinerja Karyawan di tiap semester.
* Determination of Key Performance Indicators (KPI) in Quality Services for every employee in BFI Finance which was commitment from the Company’s management to conduct evaluation and assessment on the Company’s success rate of service delivery to its customers, in order to enhance the quality standard of customer service consistently from year to year. This evaluation has become an integrated part of the Employees’ Performance Review in each semester.
Pengembangan Standarisasi Pelayanan BFI Finance telah membuat standarisasi pelayanan untuk memberikan pengalaman positif kepada setiap konsumen; khususnya mereka yang berkunjung langsung ke kantor-kantor cabang BFI Finance.
The Enhancement of Service Standardization BFI Finance provides standardized service to ensure positive experience to all its customers; particularly those who make direct visits to our branches.
Dengan semakin bertambahnya jumlah kantor cabang dan karyawan, Perusahaan telah menyediakan Panduan Layanan BFI Finance yang berisi panduan lengkap standarisasi pelayanan untuk menunjang kegiatan-kegiatan operasional para karyawan; khususnya pelayanan dari para staf frontline.
With massive growth of its branch offices and employees, the Company has provided the BFI Finance Service Guideline that contains a complete guide to support employees’ operational activities; especially the services from the frontliners.
Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Pelayanan BFI Finance memberikan berbagai program pelatihan secara intensif bagi sumber daya manusia di bidang pelayanan selama tahun 2011, terutama staf frontline seperti Customer Service dan Kasir, serta Quality Service Spesialis Wilayah (QSS Wilayah).
Human Capital Development in Service Sector
Modul-modul pelatihan tersebut bertujuan untuk: • menyamakan persepsi dan membentuk perilaku positif yang mengacu pada budaya pelayanan Perusahaan. • mengembangkan paradigma dan tingkat pelayanan yang dipetakan dalam setiap fungsi kerja dari masing-masing karyawan.
The training modules aims to: • to equate perception and form positive attitude that is in line with the service culture at BFI Finance. • to improve the paradigm and level of service to be instilled into each employee and work function.
48
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
BFI Finance provided various intensive training programs to employees in the service field during the year 2011; particularly the frontline staff such as Customer Service and Cashier, also the Regional Quality Service Specialist (Regional QSS).
• meningkatkan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan penampilan yang memenuhi standar-standar Perusahaan, terutama bagi para staf frontline sebagai garda depan dalam menampilkan citra perusahaan yang baik.
• to enhance the knowledge, behaviour, skill and presentation that fulfill the Company’s standards, especially to our frontline staff as the vanguard in highlighting good corporate image.
Monitoring Pelayanan Untuk meningkatkan citra layanan positif BFI Finance, maka Quality Service Spesialis Wilayah (QSS Wilayah) di tiap wilayah melakukan on-site monitoring dan peningkatan pelayanan kepada konsumen di regional masing-masing. On-site monitoring ini juga sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi dan kapabilitas dari para staf frontline yang memegang peranan penting dalam menciptakan kesan pertama yang baik terhadap konsumen dengan standar-standar yang telah ditetapkan.
Service Monitoring To improve the service image of BFI Finance, the Regional Quality Service Specialist (Regional QSS) in each area will conduct on-site monitoring and service enhancement to customers in their respective regions. This on-site monitoring is also crucial in maintaining and improving the competency and capability of our frontliners who are the first point of contact with customers.
Monitoring segi pelayanan ini juga didapatkan melalui masukan langsung dari para konsumen, media survei kepuasan pelanggan tahap awal dan tahap akhir periode kontak konsumen yang dilakukan setiap semester.
This service monitoring also takes into account direct input from customers, through customer satisfaction surveys implemented in the early and end stages of customers’ contract tenor and conducted in each semester.
BFI Finance terus meningkatkan kemampuannya dalam berkompetisi di pasar dan bereaksi secara proaktif terhadap perubahan iklim bisnis yang demikian cepat melalui pembaharuan sistem operasional yang semakin mendukung efektivitas dan efisiensi. Faktor yang juga tidak kalah penting adalah komitmen dari seluruh jajaran Perusahaan yang mengacu pada peningkatan kualitas pelayanan konsumen secara berkesinambungan. Cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan ini adalah dengan mengadopsi teknologi sistem operasional yang berdaya guna sesuai kondisi geografis dari konsumen, pemberian pelatihan secara intensif untuk menghasilkan sumber daya manusia yang mampu mengaplikasikan Visi Pelayanan BFI Finance secara terintegrasi demi pencapaian kepuasan konsumen sebagai salah satu nilai-nilai dasar Perusahaan.
BFI Finance continuously improve its capability in competing in this market and to react proactively toward rapid changes in business climate through the revamping of operational system that heavily supports effectivity and efficiency. The equally critical factor is the commitment coming from all levels within the Company to the sustainable improvement of customer service quality. The most effective way to achieve this goal is by adopting an efficient operational system technology based on customers’ geographic condition, providing intensive training to produce human capital whose capable of applying the integrated Service Vision of BFI Finance for the sake of gaining customer satisfaction as one of the Company’s core values.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
49
Testimoni Para Konsumen Customers’ Testimony
Bapak | Mr. Windu Lokasi | Location: Jambi Profesi: Distributor sembako dan kue kering Profession: Distributor of basic foods and pastries
Ibu Sri Lestari adalah konsumen pembiayaan kendaraan motor yang telah mengambil empat kontrak di BFI Finance. Beliau pertama kali mengenal BFI Finance melalui iklan di Harian Radar Lampung. Proses aplikasi di BFI Finance mudah dan cepat, sesuai dengan kebutuhannya saat itu. Beliau senang dengan pelayanan yang baik dari BFI Finance, terutama fasilitas pembayaran angsuran yang dapat dilakukan melalui jaringan ATM Bank Permata. Hal tersebut sangat membantu karena rumah beliau berjarak cukup jauh dari lokasi kantor cabang BFI Finance. Beliau berharap pelayanan BFI Finance dapat semakin ditingkatkan.
Bapak Windu mengetahui BFI Finance pertama kali saat lewat di depan kantor cabang BFI Finance dan melihat giant banner yang terpampang. Beliau mengajukan aplikasi pembiayaan dengan tujuan untuk memajukan usahanya di bidang distribusi sembako dan kue kering. Alhasil, beliau sudah melakukan tiga kali repeat order dengan BFI Finance. Beliau yang tadinya hanya memiliki 1 unit motor sebagai sarana angkutan usaha, telah berhasil membeli 1 unit mobil pick-up. Kini beliau juga mampu membeli 1 unit truk sebagai tambahan sarana angkutan. Bapak Windu senang menjadi konsumen BFI Finance karena prosesnya mudah dan tidak berbelit-belit. Pelayanan yang diberikan para karyawan BFI Finance memuaskan. Kemudahan pembayaran angsuran melalui kantor pos setempat sangat membantu Bapak Windu karena lokasi rumah beliau cukup jauh dari kantor cabang BFI Finance. Beliau sangat berterima kasih kepada BFI Finance yang telah banyak membantu memajukan usahanya dan tidak akan ragu untuk mengajukan repeat order jika memerlukan pembiayaan. Beliau berharap BFI Finance dapat selalu memberikan kemudahan dan solusi keuangan yang lebih baik kepada para konsumennya.
The first time Mr. Windu knew about BFI Finance was when he passed a BFI Finance branch office and saw the giant banner on display. He filled up a financing application for working capital to finance his business in basic foods and pastries distribution. He has now signed three repeat orders with BFI Finance. He only had a motorcycle as the means of transportation to support his business in the beginning, but later he managed to buy pick-up. Recently he was able to buy a truck as the additional transportation facility. Mr. Windu is happy to be the customer of BFI Finance because the processes were easy and straightforward. The services provided by the the staff of BFI Finance were satisfying. The ease of installments payment through the local post office proved to be very helpful to Mr. Windu because his house is located quite far from BFI Finance branch office. He is truly grateful to BFI Finance that has helped him to grow his business and will not hesitate to apply for a repeat order everytime he needs more financing. He hoped that BFI Finance will always be able to provide convenience and better financial solutions to its customers.
Mrs. Sri Lestari is a customer of motorcycle financing who has signed four contracts at BFI Finance. She first learned about BFI Finance from an advertisement in Radar Lampung Daily. The application process at BFI Finance was easy and fast which was suitable to her needs at that time. She is happy with the good service of BFI Finance, especially the installments payment facility that can be conducted through the ATM network of Permata Bank. It is very helpful because her house is quite far from the location of BFI Finance branch office. She hopes that BFI Finance could enhance its services.
Ibu | Mrs. Sri Lestari Lokasi | Location: Bandar Lampung, Lampung Profesi: Pemilik toko bahan bangunan Profession: Building materials store owner
50
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Bapak | Mr. Muh. Ali Rahman Lokasi | Location: Makassar, Sulawesi Selatan Profesi: Pengusaha rental angkutan truk dan alat berat Profession: Entrepreneur of truck and heavy equipment carrier rental
Bapak | Mr. Hartono Lokasi | Location: Sunter Profesi: Pengusaha jasa ekspedisi, PT. Unitrans Indonusa Utama Profession: Entrepreneur of expedition service, PT. Unitrans Indonusa Utama
Hingga saat ini Bapak Muh. Ali Rahman telah mengambil sembilan kontrak di BFI Finance. Beliau menyukai proses persetujuan aplikasi yang cepat, demikian juga pelayanan para karyawan BFI Finance yang sangat baik sehingga beliau tidak pernah mengalami masalah. Pembiayaan dari BFI Finance digunakan untuk pembelian unit truk baru demi kepentingan usaha. Bapak Muh. Ali Rahman juga sangat terkesan dan terharu karena BFI Finance mengingat hari ulang tahun beliau. Karyawan BFI Finance menyempatkan diri untuk datang berkunjung ke rumah beliau dan memberikan bingkisan khusus. Beliau berharap BFI Finance akan menjadi semakin baik pelayanannya di masa mendatang.
Up until now, Mr. Muh. Ali Rahman has signed nine contracts at BFI Finance. He is happy with the fast application approval process, as well as the excellent services from the staff of BFI Finance so that he never experienced any problem. He utilized the financing from BFI Finance to purchase a unit of new truck to support his business. Mr. Muh. Ali Rahman was also impressed and deeply moved because BFI Finance remembered his birthday. The staff of BFI Finance took the time to visit his house and present him with a special gift. He hopes that BFI Finance would become better in terms of service in the future.
Bapak Hartono mengetahui BFI Finance sejak beliau bekerja di United Tractors (UT), di mana nama BFI Finance sudah memiliki reputasi terpercaya dan terkenal akan kredibilitas, keamanan dan kecepatan prosesnya. Beliau mengajukan aplikasi pembiayaan untuk memajukan usahanya di bidang jasa ekspedisi sejak lima tahun yang lalu. Alhasil, beliau sudah melakukan lebih dari dua puluh kali repeat order dengan BFI Finance hingga sekarang. Berkat BFI Finance, operasional PT. Unitrans Indonusa Utama yang sudah berjalan selama sebelas tahun semakin berkembang di seluruh Indonesia. Bapak Hartono puas dengan pelayanan BFI Finance yang sangat cepat dan para karyawannya yang ramah. Jaringan BFI Finance yang tersebar luas dan jumlah outletnya yang banyak memudahkan Bapak Hartono untuk memberikan unit kendaraan yang sedang berada di kantor cabang Unitrans agar dilakukan survei oleh staf BFI Finance.
Mr. Hartono knew BFI Finance since he still worked at United Tractors (UT), in which BFI Finance’s name has had reliable reputation and was known for its credibility, security and speed of process. He has lodged financing applications to advance his business in the field of expedition services since five years ago. As a result, he has performed more than twenty time of repeat order with BFI Finance up until now. Thanks to BFI Finance, the operations of PT. Unitrans Indonusa Utama that has been running for eleven years have grown throughout Indonesia. Mr. Hartono is pleased with the fast service of BFI Finance and its friendly staff. The widespread network of BFI Finance and its numerous outlets made it easy for Mr. Hartono to present the vehicle unit at Unitrans branch office to be surveyed by the staff of BFI Finance.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
51
Testimoni Para Rekanan Partners’ Testimony
Saya mengetahui BFI Finance pertama kali pada tahun 1997. Kerja sama tersebut masih berlangsung erat sampai sekarang. BFI Finance merupakan perusahaan pembiayaan yang paling awal mendirikan bisnisnya di kawasan Kalimantan Timur sehingga hal inilah yang membuat kerja sama dengan PT Mandau Berlian Sejati terus terjalin. Sekarang BFI Finance sudah semakin maju dan berkembang. Pelayanannya juga sangat baik, terbukti dengan proses survei dari staf pemasarannya yang sangat cepat walaupun calon konsumen berada di pelosok atau daerah luar kota. Pengalaman yang amat menyenangkan dan menarik berbisnis dengan BFI Finance adalah dalam hal komunikasi di mana pimpinan cabang dan para stafnya begitu ramah dan bersahabat, dan saya merasa akrab. Berkat dukungan pelayanan BFI Finance yang makin baik dan berkembang, kini penjualan kendaraan mobil di dealer saya mencapai rata-rata 250 unit per bulan. Saya sangat senang dan tersanjung bahwa dealer saya terpilih dan masuk di kategori Gold program BFI Partnership. Hal tersebut sungguh memotivasi saya untuk dapat semakin maju dan lebih baik lagi.
I first knew BFI Finance in 1997. The cooperation is still going strong until present day. BFI Finance was the finance company with the earliest establishment in the East Kalimantan region, so this factor is what makes the co-operation with PT Mandau Berlian Sejati continue to exist. BFI Finance now has become more advanced and developed. The service is also excellent, it has been proven by the fast survey process conducted by its marketing staff eventhough the prospect customers were in remote areas or lived outside the city. The most pleasant experience and interesting in doing business with BFI Finance is in terms of communication where the branch manager and its staff are so hospitable and friendly, and I feel kind of familiar. Thanks to the support of BFI Finance’s better and improved service, the car sales at my dealer now reaches an average of 250 units per month. I feel very happy and honored that my dealer was selected and included in the Gold category of BFI Partnership program. It has truly motivated me to be more advanced and better.
Bapak | Mr. Trisnadi Pemilik Dealer Mobil Pixel, Bekasi, Jawa Barat Owner of Pixel Car Dealer, Bekasi, West Java
52
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Bapak | Mr. Surono Pemilik Dealer PT Mandau Berlian Sejati, Balikpapan, Kalimantan Timur Owner of Car Dealer, PT Mandau Berlian Sejati, Balikpapan, East Kalimantan
Nama saya Trisnadi, pemilik dealer mobil Pixel yang berdiri pada tahun 2008. Saya mengenal BFI Finance sejak tahun 1990an. Saya senang berbisnis dengan BFI Finance karena telah banyak membantu memajukan usaha saya di bidang jual beli kendaraan mobil. Selain proses aplikasi di BFI Finance dikenal lebih mudah dan cepat, saya juga percaya bahwa BFI Finance memiliki pengalaman lebih dalam bisnis jasa pembiayaan konsumen sehingga ahli dalam melakukan analisa para calon konsumen. Hal ini sangat membantu saya karena banyak konsumen saya yang berasal dari luar kota Bekasi, seperti Depok, Karawang, Cikampek dan Cilegon. Saya ingin terus membina kerja sama yang saling menguntungkan dengan BFI Finance di masa-masa mendatang.
My name is Trisnadi, the owner of Pixel car dealer established in 2008. I knew BFI Finance since 1990’s. I am happy to do business with BFI Finance because it has helped me to grow my business in the field of buying and selling automobiles. Besides the fact that the application process at BFI Finance is easier and faster, I also believe that BFI Finance has a solid experience in consumer finance business so that it is an expert in conducting analysis of prospect customers. This fact truly helped me a great deal since many of my customers coming from outside the Bekasi city, such as Depok, Karawang, Cikampek and Cilegon. I would like to develop a mutually beneficial co-operation with BFI Finance continuously in the future.
Bapak | Mr. Hasan Pemilik Showroom Hasan, Jambi Owner of Hasan Showroom, Jambi
Saya mengenal BFI Finance sejak tahun 2002. Sejak berprofesi menjadi penjual mobil perorangan, kemudian memiliki showroom mobil sendiri pada tahun 2007 hingga sekarang, kerja sama dengan BFI Finance selama hampir sepuluh tahun terus terjalin erat. BFI Finance turut mendukung pengembangan bisnis saya melalui pembiayaan unit-unit mobil yang dibeli para konsumen di showroom Yansy Mobil. Proses aplikasi di BFI Finance lebih cepat dibandingkan perusahaan pembiayaan lain. Berkat BFI Finance, saya dapat menjual sekitar 11 hingga 15 unit mobil per bulan. Saya bahkan pernah menjual hingga 25 unit per bulan. Menurut saya, BFI Finance saat ini sudah sangat maju di daerah Balikpapan. Pelayanan dan kerja sama dari para karyawannya sangat baik, ramah dan cepat tanggap sehingga segala hal dapat ditangani dengan tuntas. Pengalaman paling menyenangkan dan menarik yang selalu saya ingat adalah ketika saya memerlukan pencairan dana yang mendesak untuk penjualan satu unit mobil, ternyata BFI Finance justru sanggup membantu pencairan dana untuk tiga unit mobil sekaligus! Hingga saat ini hal tersebut sangat berkesan bagi saya dan tidak akan pernah saya lupakan. Sebagai salah satu rekanan bisnis BFI Finance yang termasuk kategori Silver dalam program BFI Partnership, saya merasa tersanjung. Hal tersebut semakin memberikan motivasi bagi saya untuk terus meningkat hingga masuk ke kategori Gold.
Saya adalah rekanan bisnis BFI Finance dengan sistem Perjanjian Kerja Sama Dealer (PKD) sejak tahun 2005. Hingga kini saya masih menjalin kerja sama bisnis yang baik dengan BFI Finance karena dari segi komitmen dan pelayanan BFI Finance terbukti jauh lebih baik dibandingkan perusahaan pembiayaan lainnya. Saya tidak pernah mengalami masalah saat berbisnis dengan BFI Finance karena pelayanan yang baik dari para stafnya. Pengalaman paling menyenangkan dengan BFI Finance adalah adanya kesempatan penukaran poin reward setiap tahun di mana saya sudah beberapa kali mendapatkan hadiah-hadiah menarik dan bermanfaat. BFI Finance perlu terus meningkatkan pelayanan yang selama ini sudah bagus, lebih fleksibel dalam hal prosedur persetujuan aplikasi konsumen sehingga lebih cepat dari segi waktu, dan memberikan suku bunga yang lebih kompetitif. Semoga BFI Finance dapat lebih maju dari sekarang, terus berkembang dan tetap berada di puncak.
I have been a business partner of BFI Finance via Dealer’s Partnership Agreement system since 2005. Up until now I still maintain a good business relationship with BFI Finance because based on commitment and service point-of-view BFI Finance has been proven to be a lot better than other finance companies. I never experienced any problem while doing business with BFI Finance due to the good service of its employees. The most pleasant experience with BFI Finance is the chance to redeem the annual reward points in which I was able to obtain several exciting and useful gifts. BFI Finance needs to improve its good service continuously, more flexible in terms of the approval procedure of customer’s application so it will become faster in time, and to give more competitive interest rate. It is hopeful that BFI Finance will become more advanced from now, grow continuously and stay on top.
I knew BFI Finance since 2002. Since I worked as an individual car seller, then had my own car showroom in 2007 until now, the co-operation with BFI Finance has remained solid for almost ten years now. BFI Finance has contributed in developing my business through the financing of the automobiles bought by customers at Yansy Mobil showroom. The application process at BFI Finance is faster than other finance companies. Thanks to BFI Finance, I manage to sell around 11 to 15 units of car per month. I could even reach the selling number of 25 units per month. In my opinion, BFI Finance has been so advanced in Balikpapan area nowadays. The service and co-operation from its employees are excellent, friendly and responsive so that all matters can be handled thoroughly. The most pleasant and exciting experience that I will always remember was when I needed funds disbursement urgently for a car transaction, but it turned out that BFI Finance was actually able to assist funds disbursement for three cars at once! Until now it was so memorable for me and I will never forget it. As one of the business partners of BFI Finance that is included in Silver category of BFI Partnership program, I feel flattered. It motivates me further to continue to rise up into the Gold category Ibu | Mrs. Story Yansy Pemilik Showroom Yansy Mobil, Balikpapan, Kalimantan Timur Owner of Yansy Mobil Showroom, Balikpapan, East Kalimantan
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
53
Sumber Daya Manusia Sebaik apapun rencana kerja dan bisnis suatu perusahaan, tidak akan mungkin memberikan hasil nyata dan maksimal tanpa dukungan sumber daya manusia.
Human Capital 54
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
No matter how good the work plan and business strategy of a company, it would not be possible to give the concrete and maximum results without the support of human capital.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
55
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
BFI Finance menerima anugerah dua penghargaan pada “2011 Indonesian Human Capital Study (IHCS)” dari Dunamis Human Capital dan majalah Business Review dalam dua kategori, terdiri dari The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service dan The Best for CEO Commitment.
BFI Finance received two awards at the “2011 Indonesian Human Capital Study (IHCS)” from Dunamis Human Capital and Business Review magazine in two categories, The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service and The Best for CEO Commitment.
56
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Jumlah Karyawan Total Number of Employees
4.635
11
3.654
10
2.355
09 08 07
2.151 1.692
Pada tahun 2011 dan sejak tahun-tahun sebelumnya, BFI Finance selalu menempatkan pengembangan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia sebagai prioritas pertama dan utama Perusahaan untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan karena hal ini merupakan faktor kunci dan tidak bisa dipisahkan dari kemajuan Perusahaan. Sebaik apapun rencana kerja, strategi bisnis dan kecanggihan sistem operasional suatu perusahaan, tidak akan mungkin memberikan hasil nyata yang diharapkan dan maksimal bagi perusahaan tersebut tanpa dukungan sumber daya manusia yang memenuhi standar untuk mengimplementasikannya.
In 2011, like the years before, BFI Finance continued to place top priority on its development of human capital capacity and capability, as we recognize it to be a key factor in achieving sustainable success for our business. No matter how good the work plan, business strategy or sophistication of the operational systems of a company, it would not be impossible to give the expected concrete and maximum results for a company without the support of human capital that meets the standards to implement them.
Pengelolaan sumber daya manusia dinilai efektif apabila Perusahaan mampu menempatkan personel yang tepat pada bidang pekerjaan yang tepat sasaran. Oleh karena itu, kemampuan dalam hal profiling terus ditingkatkan untuk memberikan ketajaman dalam menilai dan mendapatkan sumber daya manusia dengan kualitas terbaik bagi Perusahaan. Berbagai materi pembelajaran terbaru yang berguna bagi tambahan pengetahuan dan kompetensi karyawan terus digali. Program peningkatan kesejahteraan karyawan yang membuat mereka mampu menikmati “nilai tambah” yang bermanfaat terus dievaluasi agar dapat mendorong semangat para karyawan untuk mampu memberikan yang terbaik sesuai batas kemampuan dan bidang keahlian mereka masing masing. Perusahaan senantiasa memberikan perhatian khusus atas jalur karir yang jelas bagi para karyawan berprestasi dan bergiat dalam melahirkan generasi penerus yang nantinya diharapkan mampu memimpin Perusahaan untuk menjadi organisasi idaman di masa-masa mendatang.
Human resources management is considered effective when the Company has the ability to place the right people in the right jobs. Therefore, profiling efforts were improved to enhance appraisal capabilities and to get the best quality of human resources for the Company. We continue to source for various training modules to improve employees’ knowledge and competency. The programs, intended to improve employees’ welfare, are evaluated constantly so it could further encourage employees to strive for the best given their capabilities and areas of expertise. The Company has always paid special attention to career development, especially of high performing employees who are expected to lead the Company to become an organization of choice in the future.
Pentingnya pemahaman Nilai-nilai Dasar yang menjadi budaya dasar Perusahaan terus ditanamkan kepada seluruh karyawan, yang terdiri dari: • Saling Percaya dan Menghormati • Kerja Sama • Memberi yang Terbaik • Kepuasan Pelanggan
The following are the Company’s Core Values constantly instilled in our employees: • Mutual Trust and Respect for Each Other • Teamwork • Striving for Excellence • Customer Satisfaction
Untuk menjamin kualitas pelayanan yang baik, para karyawan juga dididik untuk senantiasa memperhatikan etika standar pelayanan dan profesionalisme yang tinggi, mengikuti Pedoman Prinsip-prinsip Berusaha yang baik, manajemen risiko serta Tata Kelola Korporasi yang Baik (Good Corporate Governance).
To ensure the best quality of services, employees are taught to be mindful of the ethics of standard services and high professionalism in line with the Company’s Code of Conduct, risk management as well as Good Corporate Governance.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
57
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
Kerja keras Perusahaan dalam usahanya untuk terus memberikan dan meningkatkan kualitas dari program-program pengembangan sumber daya manusia membuahkan hasil yang membanggakan. Pada tanggal 30 Juni 2011 BFI Finance menerima anugerah dua penghargaan pada “2011 Indonesian Human Capital Study (IHCS)” dari Dunamis Human Capital dan majalah Business Review dalam dua kategori, terdiri dari The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service dan The Best for CEO Commitment.
The Company’s hard work in its effort to enhance the quality of human capital development programs has shown commendable results. On 30 June 2011, BFI Finance received two awards at the “2011 Indonesian Human Capital Study (IHCS)” from Dunamis Human Capital and Business Review magazin`e in two categories, The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service and The Best for CEO Commitment.
Kebijakan Rekrutmen Hingga akhir tahun 2011, jumlah karyawan BFI Finance mencapai 4.635 karyawan. Sejalan dengan kebijakan dan langkah-langkah ekspansi Perusahaan untuk mengembangkan jaringan operasionalnya ke berbagai wilayah di Indonesia, Perusahaan memerlukan sumber daya manusia tanpa henti untuk memenuhi tuntutan tersebut. Dibandingkan tahun 2010 di mana Perusahaan mempekerjakan 3.654 karyawan, terjadi peningkatan jumlah karyawan sebesar 26,8% atau bertambah 981 karyawan (lihat Tabel Jumlah Karyawan). Angka persentase tersebut lebih kecil dibandingkan tahun 2010 di mana kenaikan jumlah karyawan sebesar 55,2% terhadap 2.355 karyawan di tahun 2009. Walaupun jumlah jaringan Perusahaan terus bertambah dari tahun ke tahun, BFI Finance selalu menerapkan kebijakan secara hati-hati dalam hal rekrutmen karyawan baru dengan tujuan untuk berfokus pada peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja para karyawan.
Recruitment Policy As at the end of 2011, the number of employees of BFI Finance was 4,635. In line with the policy and measures to expand the Company’s network to different areas of Indonesia, the Company required ongoing human capital to fulfil its increasing demand for talent. From 3,654 employees employed in 2010, the number increased 26.8% or equal to 981 people (see Table of Total Number of Employees). The percentage increase was lower compared to 2010 which saw the increase of 55.2% against 2,355 employees in 2009. With the Company’s total networks continuing to grow from year to year, BFI Finance always looks to improve on its employee recruitment policy with the aim of focusing on the improvement of the quality of talent as well as the efficiency and effectiveness of the employees’ performance for the future.
Proses perekrutan sumber daya manusia dilakukan di berbagai wilayah Nusantara melalui pemasangan iklan lowongan kerja di media massa berupa surat kabar lokal maupun nasional, pengumuman melalui situs web Perusahaan dan situs web khusus bagi pencari lapangan kerja, program Employee-Get-Employee, dan partisipasi acaraacara job fair di berbagai kampus di Indonesia. Perekrutan melalui jalur kampus di beberapa universitas terkemuka di Indonesia ditujukan untuk mengisi posisi sebagai Management Trainee (MT) yang akan dididik menjadi calon pemimpin di masa mendatang. Rasio jumlah karyawan dengan kualifikasi lulusan universitas (tingkat S1 dan S2) terhadap total karyawan adalah 58,3% (lihat Tabel Analisa Karyawan).
The recruitment process of human resources was conducted throughout the archipelago via job application ads in mass media such as local and national newspapers, announcement in Company’s website and special websites for job seekers, Employee-Get-Employee program, and job fairs at various universities in Indonesia. Recruitment through respected universities is intended for the Management Trainee (MT) positions and successful applicants will be trained and groomed to become future leaders of the Company. The percentage of university graduates (S1 and S2 level) within the Company’s employment roster is 58.3% (see Table of Employee Analysis).
58
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan (2011) By Level of Education (2011) 0,5
Employees’ Composition
Jumlah Karyawan
0,4 0,7
Number of Employees
2007
2008
2009
2010
2011
1.692
2.151
2.355
3.654
4.635
Menurut Jenjang Pendidikan 2007
%
26,2
57,2
2010
2011
S2
19
26
25
28
34
Master Degree
1.338
1.579
1.641
2.303
2.667
Bachelor Degree
Diploma
172
256
288
551
695
Diploma
SMA
147
270
382
750
1.215
Senior High School
SMP
14
19
18
21
22
Junior High School
2
1
1
1
2
Primary School
1.692
2.151
2.355
3.654
4.635
Total
Jumlah
S2 Master Degree S1 Bachelor Degree Diploma Diploma SMA Senior High School SMP Junior High School SD Primary School
2009
S1
SD
15,0
By Level of Education 2008
Analisa Karyawan Tingkat Universitas
Employee Analysis 2010
2011
Perubahan Change
63,8%
58,3%
-5,5%
University
D3
15,1%
15,0%
-0,1%
Diploma College
SD hingga SMA
21,1%
26,7%
5,6%
Primary to High School
100,0%
100,0%
Jumlah
Total
Menurut Jenjang Manajemen 2007
Menurut Jenjang Manajemen (2011) By Managerial Level (2011) 0,1 0,1
1,0 2,8
80,0
% Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Manager Senior Senior Manager Manager Yunior Junior Manager Officer Officer Staf Staff
By Managerial Level 2008
2009
2010
2011
Dewan Komisaris
3
3
4
4
5
Board of Commissioners
Direksi
3
3
3
3
3
Board of Directors
Manager Senior
25
31
31
37
47
Senior Manager
Manager Yunior
95
109
124
123
131
Junior Manager Officer
Officer 16,0
Degree
241
335
356
566
742
Staf
1.325
1.670
1.837
2.921
3.707
Staff
Jumlah
1.692
2.151
2.355
3.654
4.635
Total
Sebagai salah satu upaya meningkatkan semangat para karyawan agar semakin mantap meniti karir menuju puncak dan dalam mengerahkan segala kemampuan mereka yang terbaik, Departemen Sumber Daya Manusia juga menerapkan sistem jabatan karyawan berdasarkan corporate grade.
As part of the efforts to increase the morale of the employees to boost their confidence and to expose their capability to the maximum, the Human Resources Department has also implemented an employee’s professional ranking system based on corporate grade.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
59
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
Menurut Jenjang Usia
By Age 2007
2008
2009
2010
2011
< 25
347
424
495
1.080
1.312
25 – 30
798
1.037
1.082
1.566
2.278
30 – 35
292
400
455
35 – 40
174
186
200
207
204
61
76
92
109
105
45 – 50
11
18
17
28
26
9
10
14
14
18
1.692
2.151
2.355
3.654
4.635
Jumlah | Total
Menurut Masa Kerja (tahun)
Menurut Masa Kerja (2011) By Period of Service (2011) 4,1
14,9
% 49,1
2011
2.615
3.373
3–5
449
556
5 – 10
385
504
10 – 20
198
193
7
9
40 – 45
3.654
4.635
45 – 50
<3
10,9
> 20 Jumlah | Total 72,8
< 3 tahun year 3 – 5 tahun year 5 – 10 tahun year 10 – 20 tahun year > 20 tahun year
60
By Period of Service (year)
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
0,6 0,4
2010
0,2
%
2,3 4,4
692
40 – 45
> 50
12,0
650
Menurut Jenjang Usia (2011) By Age (2011)
< 25 25 – 30 30 – 35 35 – 40
45 – 50
28,3
Produktivitas Karyawan
Karyawan
Employee Productivity 2010
2011
Perubahan Change
3.654
4.635
26,8%
Employee
Jaringan
121
169
39,7%
Network
Karyawan / Jaringan
30,2
27,4
-9,2%
Employee / Network
Nilai Pembiayaan Baru / Rata-rata Karyawan (Rp miliar)
1,4
1,4
0,2%
Value of New Booking / Average Employee (Rp billion)
Kontrak Baru / Rata-rata Karyawan
40,8
42,8
4,8%
New Contract / Average Employee
Pelatihan dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Sebagai aset utama bagi Perusahaan dalam mencapai sukses berkelanjutan, sumber daya manusia di BFI Finance terus dikembangkan melalui berbagai program pelatihan berkala, baik dari sumber internal maupun eksternal.
Training and Management of Human Capital
Untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin masa depan, selama tahun 2011 Perusahaan telah menyelenggarakan program-program pelatihan dan pengembangan sebagai berikut: • 12 kali pelatihan Management Trainee Program (MTP) dengan 302 peserta • 2 kali pelatihan Leadership Development Program (LDP) dengan 38 peserta • 2 kali pelatihan First-Line Managers Development Program (FMDP) dengan 40 peserta • 2 kali pelatihan Middle Management Development Program (MMDP) dengan 41 peserta • 1 kali pelatihan Senior Management Development Program (SMDP) dengan 14 peserta • 2 kali pelatihan Managers Development Program (MDP) dengan 2 peserta
To prepare its future leaders, during 2011 the Company already held the following training and developmental programs: • 12 Management Training Programs (MTP) with 302 participants • 2 Leadership Development Programs (LDP) with 38 participants • 2 First-Line Managers Development Programs (FMDP) with 40 participants • 2 Middle Management Development Programs (MMDP) with 41 participants • 1 Senior Management Development Program (SMDP) with 14 participants • 2 Managers Development Programs (MDP) with 2 participants
As the main asset of the Company in developing its business, human capital at BFI Finance are put through continuously being developed through the various and periodic training programs from internal and external sources.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
61
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
Dengan demikian total peserta keseluruhan program-program di atas berjumlah 437 karyawan. Perusahaan juga mengirimkan para karyawan untuk mengikuti berbagai pelatihan internal dan eksternal, seminar dan/atau workshop bekerja sama dengan institusi dalam dan luar negeri, dengan frekuensi sebagai berikut: • 23 pelatihan in-house bagi 487 peserta • 71 pelatihan eksternal bagi 167 peserta
The total number of participants of the overall programs as mentioned above was 437 employees. The Company also encouraged its employees to participate in various internal and external trainings, seminars and/or workshops held together with domestic and foreign institutions, with the following frequencies: • 23 in-house trainings for 487 participants • 71 external trainings for 167 participants
Perusahaan menyadari pentingnya pembekalan pengetahuan teknis yang memadai bagi tiap karyawan sehingga mereka mampu melakukan pekerjaannya dengan baik dan memberikan hasil yang diharapkan. BFI Finance secara rutin menyelenggarakan program-program pelatihan materi teknis dengan modul basic hingga advanced bagi para karyawan dari berbagai tingkatan secara terpadu, baik yang dilakukan secara terpusat di kantor pusat maupun di kantorkantor cabang.
The Company realizes the importance of appropriate technical knowledge for each of its employees so that they could perform their duties in maximum capacity and to produce expected results. BFI Finance routinely held trainings ranging from basic to advanced modules for employees from all level cohesively, organized both at its headquarters or branch offices.
Untuk memastikan bahwa calon-calon pemimpin potensial dikembangkan dengan tepat, maka dilakukan proses assessment secara berkala kepada para karyawan untuk mengukur kompetensi dan potensi mereka. Selain dalam bentuk pemberian pelatihan, Perusahaan juga memberikan Bantuan Pendidikan Profesional bagi karyawan yang ingin meneruskan pendidikannya ke jenjang S1 dan S2.
To ensure on-track development of potential future leaders, assessments were conducted periodically to evaluate their competency and capability. Other than trainings, the Company also provided Professional Education Accommodation for employees wishing to continue their study to S1 or S2 level.
Optimalisasi fasilitas e-mail dan internet juga dimanfaatkan BFI Finance untuk memberikan konsep e-learning kepada para karyawan, di mana Perusahaan secara berkala memberikan metode pembelajaran dalam bentuk sharing artikel-artikel surat kabar atau majalah, ringkasan buku referensi populer yang menambah wawasan pengetahuan dan materi pelatihan yang bersumber dari situs web eksternal.
E-learning is also encouraged by the Company, optimizing e-mail and internet facilities as means of providing easy access to information to employees, where the Company periodically updates them with relevant articles related to the industry and market, summaries of popular referential books to expand their knowledge and training materials obtained from external website sources.
Dengan semakin bertambahnya jaringan operasional berupa kantor-kantor cabang dan gerai-gerai di berbagai wilayah Indonesia dalam tahun-tahun mendatang, hal ini akan mengakibatkan bertambahnya kebutuhan sumber daya manusia. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
With the growing operational network that consists of branch offices and kiosks at various regions in Indonesian territory in the coming years, it will undoubtedly cause the rising demand for human capital. In anticipation of this, BFI Finance has been continuously investing in the implementation
62
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
BFI Finance secara berkelanjutan melakukan investasi dengan penerapan Human Resource Information System (HRIS). Sistem operasi database karyawan dengan teknologi canggih ini terus mengalami pengembangan di segala fungsi untuk mengakomodasi dan memberikan kemudahan-kemudahan bagi Perusahaan dalam memproses berbagai urusan administratif personalia secara lebih sistematis dan membantu proses seleksi dalam rangka peningkatan kompetensi karyawan melalui berbagai jalur program pelatihan dan pengembangan.
of Human Resource Information System (HRIS). This employment database operating system equipped with advance technology has undergone improvements in every function in order to accommodate and provide conveniences for the Company to process various stages of personnel’s administrative affairs in a more systematic manner and to assist the selection process in order to increase employees’ competency through various means of training and development programs.
Kesejahteraan Karyawan Loyalitas dan produktivitas karyawan adalah aset utama BFI Finance untuk mencapai target yang lebih baik di masa mendatang. Oleh karena itulah Perusahaan secara berkala mengevaluasi kompensasi dan benefit untuk memastikan kesejahteraan karyawan terjaga dengan baik.
Employees’ Welfare Employee’s loyalty and productivity are the main assets of BFI Finance to help the Company achieve its future targets. That is why the Company evaluates its compensation and benefit policies periodically to make sure that the employee’s welfare is well maintained.
Perusahaan menyediakan program kesejahteraan karyawan yang kompetitif, antara lain:
The Company provides competitive welfare program to its employees, such as:
1. Gaji dan Bonus Kinerja Struktur gaji dan bonus kinerja bagi karyawan didasarkan atas tingkat atau pangkat masingmasing karyawan ditambah dengan prestasi yang telah dicapai dan kontribusi yang diberikan kepada Perusahaan. Pencapaian prestasi dilihat dari beberapa faktor yaitu (i) individu; (ii) grup atau tim; (iii) Perusahaan. Perusahaan juga memandang pentingnya penyesuaian gaji terhadap keadaan perekonomian sehingga standar kehidupan yang layak bagi karyawan bisa terpenuhi. Perusahaan juga selalu memperhatikan standar penetapan upah minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
1. Salary and Performance Bonus Salary and performance bonus structure is based on corporate rank, achievement and contribution to the Company. Accomplishment is measured at these levels: (i) individual; (ii) team; (iii) Company. It also takes into account the importance of salary adjustment that is in line with economic condition sufficient to meet an acceptable standard of living. The Company also always complies with the minimum wage requirements set by the government.
2. Fasilitas dan Tunjangan Di samping gaji pokok dan tunjangan transportasi, Perusahaan juga memberikan fasilitas-fasilitas dan tunjangan-tunjangan lainnya, antara lain: • Fasilitas kepemilikan sepeda motor (Motorcycle Ownership Program) atau kepemilikan mobil (Car Ownership Program).
2. Facility and Benefit Besides basic salary and transportation allowance, the Company also provides other facilities and benefits, as follows: • Motorcycle Ownership Program (MOP) or Car Ownership Program (COP).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
63
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
• Program kepemilikan fasilitas penunjang kerja berupa kamera digital, komputer laptop, kalkulator finansial dan smart phone. • Fasilitas asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Tunjangan Kematian (TK). • Fasilitas asuransi karyawan yang mencakup Asuransi Kecelakaan Diri dan Asuransi Jiwa. • Tunjangan perumahan, tunjangan pulang ke kota domisili dan tunjangan penempatan bagi karyawan yang ditempatkan di kota lain di luar domisili. • Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan setahun sekali. • Penggantian biaya pengobatan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit untuk karyawan dan anggota keluarganya.
• Work-support facilities ownership program consists of digital camera, laptop computer, financial calculator and smart phone. • Insurance coverage from Employee’s Social Security (Jamsostek) consists of Job Safety Security, Pension and Bereavement Allowance. • Employees’ insurance coverage that includes Personal Accident and Life Insurance. • Housing allowance, hometown return trip allowance and assignment allowance for employees assigned in places other than their domicile towns/cities. • Annual religious holiday benefit (known as THR) • Out-of-patient medical bills and hospitalization reimbursement for employees and their family members.
3. Dana Pensiun Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan dalam Program Pensiun Iuran Pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) di Indonesia.
3. Pension Fund The Company subscribes to a Defined Contribution Pension Program managed by Financial Institution’s Pension Fund (DPLK) in Indonesia for all its employees.
4. Pelatihan dan Pengembangan Pelatihan dan pengembangan internal dilakukan secara reguler kepada para karyawan; baik materi bersifat teknis untuk peningkatan ketrampilan kerja maupun materi non-teknis untuk pengembangan diri karyawan.
4. Training and Development Regular internal training and development are conducted for employees; both technical material to improve the professional and nontechnical skills.
Pelatihan tingkat dasar maupun lanjutan di bidang marketing, kredit kontrol, operasional, internal audit dan credit analyst diberikan kepada para karyawan tergantung dari kebutuhan karyawan di lingkungan kerjanya.
Basic as well as advanced trainings in marketing, credit control, operational, internal audit and credit analyst were provided based on employees’ needs in relation to their job requirement.
Program-program pengembangan diri yang diberikan kepada karyawan meliputi antara lain: pelatihan teknis, cara menyiapkan dan melakukan presentasi yang baik, cara bernegosiasi yang baik dan benar, kerja sama tim, outbound, kepemimpinan dan supervisi.
Development programs given to the employees include, amongst others: technical development, presentation skills, negotiation skills, team work, outbound, leadership and supervisory development.
Perusahaan juga mengadakan pelatihan yang difokuskan untuk mendidik para calon pemimpin baik dari segi kemampuan teknis maupun manajerial. Pelatihan khusus yang diadakan antara lain:
The Company also conducted training focusing on training potential leaders in technical and managerial skills. These include:
64
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Management Trainee Program (MTP) Program ini wajib diikuti oleh para calon kepala bagian (unit head) dan pengawas (team leader) yang berfokus pada penguasaan di bidang teknis dan supervisi. Program ini dimulai sejak tahun 2000. Durasi program ini berkisar empat bulan dan kurikulumnya terdiri dari pelatihan dalam kelas (In-class session) dan pelatihan spesialisasi dalam praktek kerja (on-thejob training atau OJT session).
• Management Trainee Program (MTP) This program is mandatory for future unit heads and team leaders with focus on technical and supervisory skills. This program started in 2000. The training duration is averagely four months and the curriculum consists of in-class and on-thejob training sessions.
• Leadership Development Program (LDP) Program ini merupakan lanjutan dari Management Trainee Program (MTP) yang diadakan untuk para calon pimpinan cabang dan koordinator di kantor cabang, serta para calon pengawas (supervisor) di kantor pusat, yang berfokus pada pendalaman penguasaan materi teknis yang lebih bersifat studi kasus dan materi non-teknis; terutama yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan manajerial dan kepemimpinan (manager leader).
• Leadership Development Program (LDP) This program is the continuance of the Management Trainee Program (MTP) held for potential branch managers and coordinators at the branch office, as well as prospective supervisors at the head office, with focus on the deepening of technical material that is more case studies and nontechnical material; especially those related to the enhancement of managerial and leadership capabilities (manager leader).
• First-Line Managers Development Program (FMDP) Program ini merupakan lanjutan dari Leadership Development Program (LDP) yang diadakan untuk level Pimpinan Cabang maupun Supervisor Kantor Pusat level yunior. Program pelatihan berlangsung selama satu minggu dan dikemas dengan kurikulum yang terdiri dari pelatihan mengenai penampilan, keterampilan komunikasi, pemahaman mengenai Talent Management (HR for non-HR), keterampilan memberikan Business Presentation dan juga Leadership (kepemimpinan).
• First-Line Managers Development Program (FMDP) This program is the continuance of the Leadership Development Program (MTP) which is held for the level of Branch Manager and Head Office Supervisor in junior level. The training program has one-week duration and is packed with a curriculum consisted of training on appearance, communication skill, understanding of Talent Management (HR for non-HR), skills of giving Business Presentation and also Leadership.
• Middle Management Development Program (MMDP) Program pelatihan bersertifikasi dan bersifat project-based ini merupakan kerja sama BFI Finance dengan Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya di Jakarta yang khusus diselenggarakan untuk membekali calon-calon pemimpin; terutama posisi Manajer Madya; dengan pengetahuan, keterampilan, kemampuan manajerial dan kepemimpinan. Program ini memberikan empat fokus pembelajaran, yaitu bidang
• Middle Management Development Program (MMDP) This certified and project-based training program is the collaboration between BFI Finance and Prasetiya Mulya Business School in Jakarta specially organized to provide the future leaders; especially the Middle Manager position; with the knowledge, skill, managerial and leadership capability. This program presents four focuses of learning; consist of operations, marketing, finance and human resources.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
65
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
66
operasional, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia. Para peserta juga dibekali dengan segi pengetahuan non-teknis seperti kepemimpinan, berpikir strategis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan manajemen proyek. Setelah menjalani kursus dalam kelas selama dua minggu, para peserta melakukan riset di lapangan selama tiga bulan dan kemudian diakhiri dengan memberikan presentasi berdasarkan hasil riset yang dilakukan. Program ini diharapkan mampu menghasilkan pimpinan cabang, manajer dan kepala bagian yang handal di bidangnya masingmasing; baik secara kualitas maupun kuantitas; sekaligus memiliki pengetahuan cross-function sehingga mereka juga mengetahui dan memahami pekerjaanpekerjaan yang dilakukan bagian-bagian lain dalam organisasi Perusahaan.
The participants are also provided with non-technical knowledge such as leadership, strategic thinking, problem solving, decision making and project management. After undergoing a twoweek in-class program, every participant is required to do a field-research program for three-month duration and it will be finalized by giving a presentation based on results of the conducted research. This program is expected to produce qualified branch managers, managers and unit heads considered to be experts in their own fields, as well as possessing crossfunction knowledge so that they are also able to know and understand the tasks performed by the other sections within the Company’s organization.
• Senior Management Development Program (SMDP) Program ini merupakan lanjutan dari Middle Management Development Program (MMDP) di mana BFI Finance bekerja sama dengan Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya untuk membekali para Manajer Senior Perusahaan dengan kemampuan stratejik untuk melakukan analisa di berbagai bidang dalam jangka waktu 3-5 tahun mendatang.
• Senior Management Development Program (SMDP) This program is the continuance of Middle Management Development Program (MMDP) in which BFI Finance has collaborated with Prasetiya Mulya Business School to equip the Company’s Senior Managers with the strategic capability to conduct analysis in various fields for the period of the next 3 to 5 years.
• Managers Development Program (MDP) Para manajer terpilih mengikuti program pelatihan di lembaga pendidikan internasional, Asian Institute of Management (AIM) di Manila, Filipina, untuk memberikan pengalaman lebih dan peningkatan wawasan di level internasional.
• Managers Development Program (MDP) The selected managers attended a training program at an international education institute, Asian Institute of Management in Manila, Philippines, to give more experience and increased insight in the international level.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Risiko dalam melakukan pekerjaan di perusahaan jasa pembiayaan seperti BFI Finance umumnya terjadi di kalangan karyawan lapangan yang dalam keseharian lebih sering melaksanakan tugas-tugas mereka di luar kantor. Karyawan lapangan yang dimaksud adalah karyawan bidang pemasaran, credit control dan field auditor. Kecelakaan yang umum terjadi adalah kecelakaan lalu lintas dengan mengendarai kendaraan bermotor roda dua.
Job Safety and Health The risks of performing duties in a finance company such as BFI Finance are mostly experienced by field staffs considering their daily duties require them to be outside the office. These field staffs are those in the marketing, credit control and field auditor section. Common accidents usually involve traffic accidents, most commonly with two-wheeled vehicles.
Jumlah kecelakaan lalu lintas dan lainnya yang terjadi saat karyawan menjalankan tugas maupun di luar tugas selama tahun 2011 tercatat ada 28 kasus. Hal ini merupakan peningkatan dibandingkan tahun 2010 dengan 14 kasus.
Throughout 2011, the total of traffic and other accidents occurred during field duty and off were 28 cases. This marks an increase compared to 2010 where there were 14 cases.
Jumlah Kasus Tahun 2011 Number of Case in 2011
Pemasaran
Pengawas Kredit
Auditor Lapangan
Operasional
Marketing
Credit Control
Field Auditor
Operation
17
5
0
6
Dari tabel data di atas, berikut penjabaran mengenai dampak kecelakaan yang terjadi atas kondisi fisik karyawan sebagai berikut: • Luka ringan : 23 karyawan • Luka berat : 4 karyawan • Meninggal : 1 karyawan
The detailed damage report from the above table in relation with the employee’s physical condition is as follows: • Minor injuries : 23 employees • Heavy injuries : 4 employees • Death : 1 employee
Terhadap seluruh kasus kecelakaan kerja dan kecelakaan lainnya di atas, Perusahaan senantiasa menjalankan kebijakan untuk sesegera mungkin menyalurkan kompensasi kepada pihak keluarga karyawan. Bagi karyawan yang mengalami luka ringan dan berat, Perusahaan segera menyalurkan fasilitas Asuransi Kecelakaan Diri atau Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), fasilitas penggantian biaya rawat inap rumah sakit dan/atau biaya rawat jalan.
With regards to the aforementioned occupational and non-occupational accidents, the Company always issues compensation to the employee’s family as soon as possible. For employees who suffered minor and severe injuries, the Company immediately distributes Personal Accident Insurance or Job Safety Security (JKK) and provides inpatient and/or outpatient reimbursement.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
67
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
Special Reward for The Best Performance In 2011, the Company has granted rewards in the form of promotion for 1,016 employees from various ranks. Those promotions are given to employees based on their achievements and performances. This was one of the forms of Company’s appreciation toward its employees’ achievement and hard work during the previous year.
Penghargaan Khusus Bagi Kinerja Terbaik Selama tahun 2011 Perusahaan telah memberikan penghargaan berupa promosi jabatan kepada 1.016 karyawan dari berbagai posisi. Promosi jabatan ini diberikan bagi para karyawan berdasarkan pencapaian dan prestasi kerja mereka. Hal ini dilakukan sebagai salah satu tanda penghargaan dari Perusahaan atas pencapaian dan kerja keras para karyawan selama periode kinerja setahun sebelumnya. Menurut Jenjang Manajemen
By Managerial Level
Promosi Karyawan (2011) Employees’ Promotion (2011) 3,9
2010
2011
Manajer Senior
0
8
Senior Manager
Manajer Yunior
9
40
Junior Manager
Officer
169
168
Officer
Staf
461
800
Staff
Jumlah
639
1.016
Total
16,5
%
Manager Senior Senior Manager Manager Yunior Junior Manager Officer Officer Staf Staff
Selain itu juga terdapat beberapa program penghargaan karyawan untuk bidang-bidang tertentu, seperti: 1. Karyawan Operasional, Pemasaran dan Pengawas Kredit Terbaik 2. Karyawan dengan Pelayanan Berkualitas Terbaik 3. Trainer Terbaik
68
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
0,8
78,7
There are also several reward programs for certain fields, such as: 1. The Best Employee in Operation, Marketing and Credit Control 2. The Best Employee in Quality Service 3. The Best Trainer
Pencapaian kinerja terbaik tidak hanya mampu dilakukan oleh karyawan secara individual. Keberhasilan Perusahaan lebih ditentukan dari adanya persamaan pola pikir dan tujuan dari seluruh personel di semua bidang untuk mencapai hasil yang terbaik. Salah satu dari Nilai-Nilai Dasar BFI mengungkapkan pentingnya unsur Kerja Sama dalam membentuk kekompakan antarpersonel Perusahaan untuk mencapai tujuan serta target keberhasilan yang ditetapkan. Oleh karena itu Perusahaan secara rutin tiap tahun juga memberikan penghargaan bagi kantor cabang yang meraih pencapaian terbaik untuk berbagai kategori evaluasi bisnis, sebagai berikut:
The achievement for best performance is not exclusive to employees as individuals. The success of the Company is determined by collective mindset and same purposes from all elements within the Company to reach the best result. One of BFI Finance’s Core Values explains the importance of Co-operation in forming intrapersonal harmony to achieve the agreed objectives and targets of success. Therefore, the Company granted annual rewards to the branch offices that achieved best results in various business evaluation categories, as follows:
1. Kantor Cabang dengan Performa Terbaik 2. Kantor Cabang yang Paling Menguntungkan 3. Kantor Cabang yang Paling Berkembang
1. The Best Performing Branch 2. The Most Profitable Branch 3. The Most Improved Branch
Perusahaan secara konsisten berusaha menciptakan iklim kompetisi bisnis yang sehat antara individu dan kelompok, lingkungan kerja yang kondusif bagi pengembangan diri karyawan agar dapat terus melakukan performa kerja terbaik dengan tingkat efektivitas maksimal dan membuka jalur peluang-peluang karir yang cerah bagi peningkatan potensi karyawan.
The Company consistently tries to create a healthy climate of business competition between both individual and group, a conducive working environment for employees’ self-development so that they are able to do the best performance with maximum effectiveness level and to open the bright path of career opportunities for employees’ potency enhancement.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
69
Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu lima tahun.
70
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Pursuant to the Company’s Articles of Association, the Board of Directors and Board of Commissioners are appointed by the Shareholders at Annual General Meeting for a period of five years.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 80 tanggal 15 Juni 2011, yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H, Notaris di Jakarta, masa jabatan seluruh Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan adalah dari tahun 2011 hingga ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2016; kecuali Mr. Richard Andrew Deitz yang baru diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris pada tahun 2009 dan berakhir pada tahun 2014; dimana susunannya adalah sebagai berikut:
According to Annual General Meeting of Shareholders Deed No. 80, dated 15 June 2011, verified by Aulia Taufani, S.H., a Notary in Jakarta, the Board of Directors and Board of Commissioners are appointed for the period of 2011 until the closing of the Annual General Meeting of Shareholders in 2016; except for Mr. Richard Andrew Deitz who was appointed as one of the members of the Board of Commissioners in 2009 and will be ended in 2014; which consist of the following:
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
71
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
Kusmayanto Kadiman Presiden Komisaris President Commissioner • Presiden Komisaris, BFI Finance, sejak Juni 2011 • Komisaris dan Penasihat beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber daya alam dan pembangkit listrik, sejak 2009 • Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia, 2004-2009 • Ketua, Asian-Europe University Network (ASEAUNINET), 2002-2004 • Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), 2001-2004 • Kepala Pusat Pengembangan Teknologi, Institut Teknologi Bandung (ITB), 1998-2001 • Kepala Laboratorium Kontrol, Institut Teknologi Bandung (ITB), 1995-1998 • Direktur Kelompok Usaha di Jakarta, 1993-1995 • Direktur Pusat Komputer, Institut Teknologi Bandung (ITB), 1990-1993 • Doctor of Philosophy, Australian National University, Canberra, Australia, 1988 • Sarjana Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB), 1977 • Warga Negara Indonesia, lahir 1954
72
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• President Commissioner, BFI Finance, since June 2011 • Commissioner and Advisor to several companies in the field of natural resources and power generation, since 2009 • State Minister of Research and Technology of the Republic of Indonesia, 2004-2009 • Chairman, Asian-Europe University Network (ASEAUNINET), 2002-2004 • Rector of Bandung Institute of Technology (ITB), 20012004 • Head of Technology Development Centre, Bandung Institute of Technology (ITB), 1998-2001 • Head of Laboratory Control, Bandung Institute of Technology (ITB), 1995-1998 • Director of Business Group in Jakarta, 1993-1995 • Director of Computer Centre, Bandung Institute of Technology (ITB), 1990-1993 • Doctor of Philosophy, Australian National University, Canberra, Australia, 1988 • Bachelor of Engineering Physics, Bandung Institute of Technology (ITB), 1977 • Indonesian citizen, born 1954
Emmy Yuhassarie
Johanes Sutrisno
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
• Komisaris, BFI Finance, sejak Juni 2011 • Komisaris, PT Danareksa, sejak 2008 • Staff Khusus, Kementerian Negara BUMN Republik Indonesia, sejak 2007 • Presiden Komisaris, PT Inalum, sejak 2007 • ABA Associate Member, sejak 2005 • Konsultan Domestik, Bank Dunia, 2005 • Konsultan Domestik, Bank Dunia dan Indonesia National Committee of Good Governance, 2003 • Konsultan Domestik, Asian Development Bank, 2001 • Ketua, Pusat Studi Hukum, sejak 1997 • Master of Law (LLM.), University of California (UC) Berkeley, Amerika Serikat, 1982 • Dosen Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, sejak 1981 • Sarjana Hukum, Universitas Airlangga, Surabaya, 1979 • Warga Negara Indonesia, lahir 1950
• • • • • • •
• Komisaris, BFI Finance, sejak Juni 2011 • Commisioner, PT Danareksa, since 2008 • Special Staff, State Ministry of State-Owned Enterprises of the Republic of Indonesia, since 2007 • President Commisioner, PT Inalum, since 2007 • ABA Associate Member, since 2005 • Domestic Consultant, World Bank, 2005 • Domestic Consultant, World Bank and Indonesia National Committee of Good Governance, 2003 • Domestic Consultant, Asian Development Bank, 2001 • Chairman, Centre of Law Studies, since 1997 • Master of Law (LLM.), University of California (UC) Berkeley, USA, 1982 • Lecturer of International Law, Law Faculty of the University of Indonesia, since 1981 • Bachelor of Law, University of Airlangga, Surabaya, 1979 • Indonesian citizen, born 1950
• • • • • • • • • • • • • • •
Komisaris, BFI Finance, sejak Juni 2011 Presiden Komisaris, BFI Finance, April 2000-Mei 2011 Direktur Keuangan, PT Carsurin sejak April 2007 Direktur, BFI Finance, 1991-1999 Credit Officer, BFI Finance, 1982-1991 Mutual International Finance Corporation, 1980-1982 Financial and Accounting Officer, PT Union Carbide Indonesia, 1976-1980 Auditor, SGV, Utomo, Mulia & Co., 1973-1976 Drs. (Ekonomi), Universitas Indonesia, Jakarta, 1980 Master of Business Administration, Universitas Gadjah Mada, Jakarta, 2009 Warga Negara Indonesia, lahir 1951 Commissioner, BFI Finance, since June 2011 President Commissioner, BFI Finance, April 2000-May 2011 Finance Director, PT Carsurin, since April 2007 Director, BFI Finance, 1991-1999 Credit Officer, BFI Finance, 1982-1991 Mutual International Finance Corporation, 1980-1982 Financial and Accounting Officer, PT Union Carbide Indonesia, 1976-1980 Auditor, SGV, Utomo, Mulia & Co., 1973-1976 Drs. (Economics), University of Indonesia, Jakarta, 1980 Master of Business Administration, University of Gadjah Mada, Jakarta, 2009 Indonesian citizen, born 1951
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
73
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Profile
Alfonso Napitupulu
Richard Andrew Deitz
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
• Komisaris, BFI Finance, sejak 2006 • Managing Partner, Kantor Pengacara Alfonso Napitupulu, S.H. & Associates, Jakarta, sejak 1993 • Kantor Pengacara Alfonso, Giunseng & Kolopaking, Jakarta, 1988-1993 • Praktisi International Lawyer di Law Office of Bronson, Bronson & McKinnon, San Francisco, California, Amerika Serikat, 1984-1985 • Kantor Hukum Gani Djemat & Partners, 1975-1988 • Advokat, Konsultan Hukum untuk Pasar Modal dan Hak Kepemilikan Intelektual, 1976 • Warga Negara Indonesia, lahir 1950
• Komisaris, BFI Finance, sejak 2009 • Direktur, VR Capital Group Ltd., Moskow, Rusia, sejak November 1998 • Managing Director and Head of Fixed Income Trading, Renaissance Capital Group, Moskow, Rusia, April 1995November 1998 • Managing Director, Credit Suisse First Boston, New York, Amerika Serikat dan Moskow, Rusia, 1991-April 1995 • Spesialisasi bidang Fixed Income Derivatives, Credit Suisse First Boston, New York, Amerika Serikat, 1987-1991 • Bachelor of Arts bidang Sejarah dan Ekonomi, Yale University, New Haven, Connecticut, Amerika Serikat, 1987 • Warga Negara Amerika Serikat, lahir 1965
• Commissioner, BFI Finance, since 2006 • Managing Partner, Law Office of Alfonso Napitupulu, S.H. & Associates, Jakarta, since 1993 • Law Office of Alfonso, Giunseng & Kolopaking, Jakarta, 1988-1993 • Practising as an International Lawyer with Law Office of Bronson, Bronson & McKinnon, San Francisco, California, USA, 1984-1985 • Law Office of Gani Djemat & Partners, 1975-1988 • Advocate, Legal Consultant on Capital Market and Intellectual Property Right, 1976 • Indonesian citizen, born 1950
74
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Commissioner, BFI Finance, since 2009 • Director, VR Capital Group Ltd., Moscow, Russia, since November 1998 • Managing Director and Head of Fixed Income Trading, Renaissance Capital Group, Moscow, Russia, April 1995November 1998 • Managing Director, Credit Suisse First Boston, New York, USA, and Moscow, Russia, 1991-April 1995 • Specialized in Fixed Income Derivatives, Credit Suisse First Boston, New York, USA, 1987-1991 • Bachelor of Arts in History and Economics, Yale University, New Haven, Connecticut, USA, 1987 • USA citizen, born 1965
Profil Direksi Board of Directors’ Profile
Francis Lay Sioe Ho
Yan Peter Wangkar
Cornellius Henry Kho
Presiden Direktur President Director
Direktur Director
Direktur Director
• • • •
• Direktur, BFI Finance, sejak 1994 • Berbagai posisi di bidang pemasaran, BFI Finance, 1988-1994 • Account Officer, Marketing and Credit Department, Bangkok Bank Ltd., Jakarta, 1988 • Master of Business Administration, University of Missouri, Amerika Serikat, 1987 • BSc. (Computer Science and Economics), Iowa State University, Amerika Serikat, 1985 • Warga Negara Indonesia, lahir 1961
• Direktur, BFI Finance, sejak 1997 • Kepala Divisi Pengawas Keuangan dan Treasury, BFI Finance, 1996-1997 • Pengawas Keuangan, BFI Finance, 19921996 • Auditor, Prasetio, Utomo and Co., 19891992. • Drs. (Ekonomi), Universitas Trisakti, Jakarta, 1990 • Warga Negara Indonesia, lahir 1966
• • • • • • • • • • • •
• •
Presiden Direktur, BFI Finance, sejak 1986 Direktur, BFI Finance, 1983-1986 Direktur Pendiri, BFI Finance, 1983 Kepala Departemen Kredit, PT Indovest, 1980-1983 Berbagai posisi di Treasury and Marketing, PT Indovest, 1975-1980 Executive Officer, Departemen Keuangan Singapura, 1972-1974 Master of Business Management, Asian Institute of Management, Filipina, 1975 BBA (Bachelor of Business Administration), University of Singapore, 1972 Warga Negara Indonesia, lahir 1948 President Director, BFI Finance, since 1986 Director, BFI Finance, 1983-1986 Founding Director, BFI Finance, 1983 Head of Credit Department, PT Indovest, 1980-1983 Various positions in Treasury and Marketing, PT Indovest, 1975-1980 Executive Officer, Singapore Ministry of Finance, 1972-1974 Master of Business Management, Asian Institute of Management , Philippines, 1975 BBA (Bachelor of Business Administration), University of Singapore, 1972 Indonesian citizen, born 1948
• Director, BFI Finance, since 1994 • Various positions in marketing, BFI Finance, 1988-1994 • Account Officer, Marketing and Credit Department, Bangkok Bank Ltd., Jakarta, 1988 • Master of Business Administration, University of Missouri, USA, 1987 • BSc. (Computer Science and Economics), Iowa State University, USA, 1985 • Indonesian citizen, born 1961
• Director, BFI Finance, since 1997 • Division Head for Financial Control and Treasury, BFI Finance, 1996-1997 • Financial Controller, BFI Finance, 19921996 • Auditor, Prasetio, Utomo and Co., 19891992 • Drs. (Economics), Trisakti University, Jakarta, 1990 • Indonesian citizen, born 1966
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
75
Profil Manajemen Senior Senior Management’s Profile
Personel Kantor Pusat Head Office Personnel
Divisi Operasional dan Keuangan
Nama | Name
Posisi Jabatan | Job Title
• Perri Gustovandani
• Associate Department Head of Internal Audit
Operation and Finance Division
• Tonny Widjaja
• Department Head of Finance and Treasury
• Vido Onadi
• Associate Department Head of Business Information System
• Andrew Adiwijanto
• Associate Division Head of Human Capital, Operation and Services
• Sudjono
• Associate Division Head of Financial Control and Information System
• Allen Hutama
• Associate Department Head of Information Technology
• Masmudi
• Associate Department Head of Human Capital (HC Training)
• Budi Darwan Munthe
• Associate Department Head of General Affairs and Assistant to Corporate Secretary
• Jefry Suryo
• Associate Department Head of Financial Control and Operational Development
• Adhy Al Hosen
• Associate Department Head of Project Management Office
• Pramudiyo Linggar
• Associate Department Head of Branch Operation Management
(Berdiri dari kiri ke kanan | Standing from left to right)
(Duduk dari kiri ke kanan | Sitting from left to right)
76
• Monica Handoyo
• Associate Department Head of Human Capital (HC Development)
• Ika Santi
• Associate Department Head of Branch Operation Development
• Desi Gunawan
• Department Head of Human Capital and Services
• Utami Muliawaty
• Associate Department Head of Human Capital (HC Recruitment and Branch Support)
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Divisi Bisnis
Nama | Name
Posisi Jabatan | Job Title
Business Division
• Angtawan Anggadiwirja
• Department Head of Legal and Litigation
• Donie Prayogo
• Associate Division Head of Quality Assurance and Branch Development
• Rudy Eddywidjaja
• Department Head of Retail Product (Car) Management
• Ronny Harijanto
• Deputy Department Head of Retail Product (Motorcycle) Management
• Goklas
• Associate Department Head of Branch Development
• Herizal Welli
• Department Head of Quality Assurance
• Sutadi
• Associate Division Head of Collection, Recovery, Legal and Litigation
(Berdiri dari kiri ke kanan | Standing from left to right)
(Duduk dari kiri ke kanan | Sitting from left to right) • Lusito Krisyati
• Associate Department Head of Legal and Litigation
• Silvia Thamrin
• Associate Department Head of Quality Assurance
• Yoga Aryanto
• Department Head of Corporate Product (Finance Lease) Management
• Jackson Lim
• Department Head of Network Development
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
77
Profil Manajemen Senior Senior Management’s Profile
Personel Kantor Cabang Branch Offices Personnel
Lukman Nelam
Iwan
Djani Setiadi
Handoko Kuarso
Susinto Tenggono
Petrus Denny
Stanly Darisang
Rachmadi
Hernandi Kusno
78
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Pimpinan Wilayah Regional Manager
Posisi Jabatan | Job Title • Lukman Nelam
Pimpinan Wilayah I & II / Region I & II Manager
• Iwan
Pimpinan Wilayah III / Region III Manager
• Djani Setiadi
Pimpinan Wilayah V / Region V Manager
• Handoko Kuarso
Pimpinan Wilayah VI / Region VI Manager
• Susinto Tenggono
Pimpinan Wilayah VII / Region VII Manager
• Petrus Denny
Pimpinan Wilayah VIII / Region VIII Manager
• Stanly Darisang
Pimpinan Wilayah IX / Region IX Manager
• Rachmadi
Pimpinan Wilayah X / Region X Manager
• Hernandi Kusno
Pimpinan Wilayah XI / Region XI Manager
Pimpinan Area Area Manager
Posisi Jabatan | Job Title • Sudi Hartono
Area Manager – Region I
• Toni
Associate Area Manager – Region II
• Tommy Wijaya Tjhang
Area Manager – Region III
• Augusnen Silalahi
Area Manager – Region V
• Stefanus Wibowo
Associate Area Manager – Region V
• Herman Handoko
Associate Area Manager – Region V
• Tan Eng Han
Area Manager – Region VI
• Medy Mirdianata
Associate Area Manager – Region VII
• I Kadek Tirtayasa
Associate Area Manager – Region VII
• Joniweldi
Associate Area Manager – Region VIII
• Raymundus Clemens Winokan
Associate Area Manager – Region VIII
• Khenriek Tjandra
Associate Area Manager – Region VIII
• Rifky Kurniawan
Associate Area Manager – Region VIII
• Budi Hariono
Associate Area Manager – Region X
• Ratna Yunizar
Associate Area Manager – Region XI
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
79
Teknologi Informasi Dengan adanya sistem aplikasi dan infrastruktur jaringan yang bersifat online memudahkan pengembangan sistem dan aplikasi yang mendukung kebutuhan bisnis Perusahaan.
Information Technology 80
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
With an online application system and network infrastructure, it becomes easier to develop systems and applications to support the Company’s business needs.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
81
Teknologi Informasi Information Technology
Di tahun 2011 seluruh outlet Perusahaan telah terhubung ke kantor pusat secara real-time online.
In 2011, all of the Company’s outlets were connected to the head office on a real-time online basis.
82
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Sebagai perusahaan pembiayaan yang terus maju dan berkembang dari tahun ke tahun, BFI Finance menyadari pentingnya dukungan Teknologi Informasi (TI) dalam usaha mencapai target Perusahaan. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, banyak kemajuan dan perubahan dilakukan oleh Departemen TI Perusahaan. Hal ini dimulai dengan implementasi core system Perusahaan yang telah selesai dilakukan pada triwulan ketiga tahun 2010. Aplikasi inti ini dibangun berbasis web dan bersifat real-time online dengan ketersediaan data terpusat (centralized data). Adanya core system yang terpusat ini memudahkan manajemen Perusahaan dalam memonitor seluruh aktivitas outlet serta membuat keputusan yang bersifat strategis.
As a finance company that continues to grow and expand from year to year, BFI Finance realizes the importance of Information Technology (IT) in its efforts to achieve its targets. Over the course of the last two years, a lot of progress and changes were made by the Company’s IT Department. This was kicked-off by the implementation of Company’s core system that completed in the third quarter of 2010. The core application was built based on web and is real-time online with centralized data availability. The existence of this centralized core system has made it easier for the Company’s management to monitor the activities of all outlets and also aids strategic decision-making.
Pengembangan infrastruktur jaringan komunikasi data juga dilakukan untuk mendukung implementasi core system tersebut. Di tahun 2011 seluruh outlet Perusahaan telah terhubung ke kantor pusat secara real-time online. Upaya yang dilakukan antara lain upgrade perangkat jaringan dan server, redundant system baik pada perangkat server maupun jaringan komunikasi, penerapan high availability system pada core system, serta pengawasan berbagai perangkat untuk monitoring jaringan dan perangkat infrastruktur. Dengan adanya sistem aplikasi dan infrastruktur jaringan yang bersifat online ini memudahkan pengembangan sistem dan aplikasi untuk mendukung kebutuhan bisnis Perusahaan.
Development of the data communications network infrastructure was also conducted to support the implementation of our core system. In 2011, all of the Company’s outlets were connected to the head office on a real-time online basis. Efforts already made were, amongst others, to upgrade the network devices and servers, redundant system both on the server and network communication, application of high availability system on the core system, as well as contolling various devices for monitoring network devices and infrastructure. With an online application system and network infrastructure, it becomes easier to develop systems and applications to support the Company’s business needs.
Beberapa pengembangan yang telah dilakukan di bidang TI selama tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Some notable development that has been done in IT throughout 2011 are as follows:
• Sistem Online untuk Pembayaran Angsuran Konsumen Perusahaan telah bekerja sama dengan beberapa pihak penyedia jasa jaringan pembayaran online, seperti PT Artajasa Pembayaran Elektronis dan Rintis. Saat ini BFI Finance telah dapat menerima pembayaran angsuran konsumen melalui jaringan ATM BCA, Bank Permata, Bank Mandiri serta jaringan kantor pos di seluruh Indonesia dari PT Pos Indonesia. Dengan mekanisme pembayaran sistem online ini maka pembayaran angsuran dari konsumen dapat diterima di sistem database Perusahaan pada hari yang sama.
• Online System for Customers’ Installments Payment The Company has been working closely with several service providers of online payment networks, such as PT Artajasa Pembayaran Elektronis and Rintis. Currently, BFI Finance accepts installments payment made by customers through the ATM networks of BCA, Permata Bank, Mandiri Bank and also the post offices network nationwide from PT Pos Indonesia. The online system mechanism enables customers’ installments payment to be recorded in the Company’s database system on the same day as they are paid.
• Implementasi Teknologi Electronic Data Capture (EDC) Untuk meningkatkan keamanan dan efektivitas penagihan ke konsumen, Perusahaan menerapkan penggunaan Electronic Data
• Implementation of Electronic Data Capture (EDC) Technology To improve the safety and effectiveness of billing to customers, the Company has adopted the use of Electronic Data Capture (EDC) for
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
83
Teknologi Informasi Information Technology
Capture (EDC) bagi staf penagihan lapangan (collection) di seluruh outlet BFI Finance secara nasional. Dengan penggunaan EDC diharapkan dapat menghindari terjadinya praktek-praktek penyalahgunaan formulir tanda terima bukti pembayaran angsuran konsumen yang sebelumnya bersifat manual (Bukti Setoran Sementara atau BSS) serta dapat mampu semakin meningkatkan mekanisme kontrol internal Perusahaan secara efektif dan efisien.
field collection staff across BFI Finance’s entire national outlets. The use of EDC can avoid acts of fraud using the payment receipt form as proof of customers’ installments payment, which were formerly manual (Temporary Payment Receipt or BSS) and may be able to further enhance the Company’s internal control mechanisms effectively and efficiently.
• Aplikasi Mobile Survey Sistem Mobile Survey juga telah diimplementasikan secara nasional oleh Perusahaan dalam usaha meningkatkan efektivitas proses survei di lapangan oleh para staf surveyor BFI Finance. Keberadaan aplikasi Mobile Survey ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kerja staf surveyor di lapangan. Sebelumnya seorang surveyor harus kembali ke kantor untuk melakukan penginputan data aplikasi konsumen di sistem komputer. Dengan menggunakan sistem Mobile Survey, seorang surveyor tidak perlu lagi harus kembali ke kantor untuk melakukan penginputan data dan dapat langsung melakukannya di lapangan melalui sarana telepon seluler atau smartphone, sehingga meningkatkan mobilitas surveyor dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Aplikasi Mobile Survey ini sudah langsung terintegrasi dengan core system sehingga proses aplikasi selanjutnya dapat langsung terhubung secara otomatis dan meningkatkan produktivitas.
• Mobile Survey Application The Mobile Survey system has been also implemented nationally by the Company in its effort to enhance the efficacy of the survey process in the field by the surveyor staff of BFI Finance. The Mobile Survey application is expected to improve work productivity of surveyor staff in the field. Previously, a surveyor has to return to the office to input the customers’ application data in a computer system. By utilizing the Mobile Survey system, a surveyor no longer needs to go back to the office for data input and can do it directly in the field using tools such as a cellular phone or a smartphone, thereby increasing a surveyor’s mobility in carrying out the daily duties. This Mobile Survey application has been integrated directly with the core system so that the next application process can be directly connected automatically and therefore can improve productivity.
• Pengembangan Human Resource Information System (HRIS) Perusahaan secara terus-menerus juga mengembangkan implementasi Human Resource Information System (HRIS) untuk mendukung proses kerja dan pemutakhiran data karyawan. Aplikasi HRIS merupakan aplikasi berbasis web dan dapat diakses langsung secara online dari seluruh outlet Perusahaan di Indonesia. Aplikasi HRIS juga telah dilengkapi dengan fitur-fitur baru yang bersifat employee self-service, seperti pemutakhiran data-data pribadi karyawan, input pengajuan klaim biaya berobat rawat inap dan rawat jalan, serta pengajuan izin dan cuti karyawan. Proses evaluasi hasil kerja tengah tahun dan akhir tahun (job performance review) juga sudah dapat dilakukan secara online dari seluruh jaringan di Indonesia.
• Development of Human Resource Information System (HRIS) The Company has also been working on the implementation of Human Resources Information System (HRIS) to support the work process and update the employees’ data. The HRIS application is a web-based application and can be accessed directly online from all the Company’s outlet nationally. The HRIS application is also equipped with new features, which enables self-service for employees, such as updating employees’ personal data, medical claims for inpatient and outpatient, as well as filing employee’s permit and leave of absence. Process of job performance review for mid-year and year-end can also be performed online from the Company’s entire network in Indonesia.
84
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Implementasi Datawarehouse dan Business Intelligence (DW/BI) Untuk memberikan dukungan kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan secara cepat, tepat dan akurat, Perusahaan telah mengimplementasikan Datawarehouse dan Business Intelligence (DW/BI). Pengembangan DW/BI ini sejalan dengan telah dijalankannya aplikasi core system yang merupakan aplikasi sentral dengan ketersediaan data terpusat. Dengan telah berjalannya ketersediaan data terpusat, DW/BI menjadi power tools bagi jajaran manajemen Perusahaan dalam mengendalikan proses operasional Perusahaan dan membuat keputusan-keputusan strategis. Proses pengembangan DW/BI dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama meliputi area sales dan booking, fase kedua meliputi area account receivables (A/R) dan penagihan (collection), dan fase ketiga meliputi area operasional. Hingga akhir tahun 2011, proses implementasi sudah sampai pada fase kedua dan akan memasuki fase ketiga.
• Implementation of Data Warehouse dan Business Intelligence (DW/BI) To provide support for quicker, more precise and accurate management decision-making, the Company has implemented Data Warehouse and Business Intelligence (DW/ BI). Development of DW/BI was in line with the running of core system application which is the central application with availability of centralized data. With the running of centralized data availability, DW/BI has become the power tool for Company’s management in controlling the Company’s operational process and making strategic decisions. The process of DW/BI development was divided into three phases. The first phase covered the areas of sales and booking, the second phase for the areas of account receivables (A/R) and collection, and the third phase for the operational area. The implementation process reached the second phase by the end of 2011, and now it will enter the third phase.
• Pengembangan Sistem Business-toBusiness (B2B) dengan Sumber Pendanaan dari BTPN Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan kerja sama dalam bentuk pembiayaan bersama (joint financing) dengan pihak penyedia dana, yaitu Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Kerja sama dalam integrasi sistem Business-to-Business (B2B) ini meliputi proses pembiayaan bersama di mana sistem akan secara otomatis memproses transaksi-transaksi yang dibiayai oleh Perusahaan yang juga memenuhi kriteria bank untuk dapat dibiayai menurut porsi yang telah ditetapkan bersama antara kedua pihak pada keesokan harinya. Hal ini juga berlaku untuk pembayaran angsuran konsumen di mana setiap pembayaran yang diterima akan dilakukan proses pass-through ke bank secara mirroring.
• Development of Business-to-Business (B2B) System and BTPN Joint Financing In 2011, the Company signed a co-operation in the form of joint financing with Bank of National Pension Savings (Bank Tabungan Pensiunan Nasional or BTPN). The collaboration in the Business-to-Business (B2B) system integration covered the process of joint financing where the system would process the transactions funded by the Company which also fulfills the bank criteria to be funded according to the predetermined portion shared between two parties automatically on the following day. This also applies to customers’ installments payment in which a pass-through process to the bank by mirroring will be performed for every payment received.
• Aplikasi Mobile Approval Untuk mendukung mobilitas dalam memberikan keputusan kredit dan persetujuan aplikasi pembiayaan konsumen di mana unsur kecepatan sangat menjadi tuntutan masyarakat di era teknologi dan komunikasi pada saat ini, Perusahaan telah mengimplementasikan aplikasi Mobile Approval yang terintegrasi dengan core system. Aplikasi ini dibangun berbasis Blackberry smartphone dan telah digunakan di seluruh outlet Perusahaan. Diharapkan dengan implementasi Mobile Approval ini proses persetujuan aplikasi pembiayaan dari konsumen dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat.
• Mobile Approval Application In order to support mobility whilst granting credit decisions and approvals for customers’ financing application in which speed factor is very much demanded by the society in the era of technology and communication these days, the Company has implemented the Mobile Approval application which is integrated with the core system. This application was built based on Blackberry smartphone and has been utilized in the Company’s entire outlets. It is expected that by the implementation of Mobile Approval, the customer’s application approval process can be done more quickly and accurately. PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
85
Pembahasan dan Analisa Manajemen Perusahaan menutup tahun 2011 dengan jumlah kontrak pembiayaan baru sebanyak 177.212 unit, meningkat 44,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah nilai pembiayaan baru sebesar Rp5.742 miliar, meningkat 38,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Management Discussion and Analysis 86
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
The Company closed the year with total contract of new bookings of 177,212 units, which is a 44.6% increase from the previous year’s. Total value of new bookings was at Rp5,742 billion, which is a 38.2% increase from the previous year’s.
Jumlah Kontrak Baru yang Dibukukan Number of New Contracts Booked
177.212
11 10
122.587
09
84.467
08 07
81.332 48.261
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
87
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
Peningkatan bisnis Perusahaan didorong oleh permintaan yang meningkat tajam dari bisnis alat-alat berat dan juga pertumbuhan yang besar dari sektor Pembiayaan Konsumen untuk mobil baru dan bekas.
The Company’s business increase is driven by the strong demand for heavy equipment as well as the robust growth of Consumer Financing for both new and used vehicles.
88
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Jumlah Aset yang Dikelola (Rp miliar) Total Assets Managed (Rp billion)
5.742
11 10 09 08 07
4.155 1.972 3.120 2.557
Umum
General
PT BFI Finance Indonesia Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta Notaris No. 57 yang dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta, telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2091-HT.01.01.TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris No. 250 tanggal 22 April 2010 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-43372AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 2 September 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0066287.AH.01.09. Tahun 2010 tanggal 2 September 2010, dan sampai dengan Laporan Tahunan ini selesai dibuat, masih dalam proses pencetakan Berita Negara Republik Indonesia.
PT BFI Finance Indonesia Tbk. (Company) was established on 7 April 1982 based on Notarial Deed No. 57 of Kartini Muljadi, S.H., Notary in Jakarta, was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Justice and Human Rights) of the Republic of Indonesia by his Decision Letter No. C2-2091-HT.01.01.TH.82 dated 28 October 1982 and was published in the State Gazette No. 102 dated 21 December 1982, Supplement No. 1390. The Articles of Association had been amended for several times, the latest of which was covered by the Notarial Deed No. 250 dated 22 April 2010 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta and was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue of his Decree No. AHU-43372-AH.01.02. Tahun 2010 dated 2 September 2010 and had been registered in the Company Register No. AHU-0066287.AH.01.09.Tahun 2010 dated 2 September 2010, and up to the date of completion of this Annual Report, the deed was still in printing process in the State Gazette of the Republic of Indonesia.
Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982 yang telah diperbarui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/ KMK.013/1990 tanggal 23 April 1990 jo. Surat Keputusan No. Kep-038/ KM.5/2006 tanggal 20 Februari 2006.
The Company obtained its license to operate as a financing company from the Minister of Finance based on its Decision Letter No. KEP038/KM.11/1982 dated 12 August 1982 has been amended by Decision Letter No. 493/ KMK.013/1990 dated 23 April 1990 jo. Decree No. Kep-038/KM.5/2006 dated 20 February 2006.
Tinjauan Perekonomian Indonesia dan Ikhtisar Keuangan Utama
Overview of Indonesian Economy and Key Financial Highlights
Perekonomian Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat di tahun 2011 walaupun berada di tengah kondisi perekonomian dunia yang bergejolak. Industri otomotif juga terus mencatat pertumbuhan besar senilai 16,9% year-on-year
The Indonesian economy continued to show robust growth in 2011, despite of a tumultuous year for the global economy. The automotive industry continued to record strong growth of 16.9% yearon-year, or total 894,180 units for cars, and 8.7%
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
89
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
atau total 894.180 unit untuk kendaraan mobil, dan 8,7% year-on-year atau 8.043.535 unit untuk kendaraan motor. Kami juga melihat peningkatan yang besar pada penjualan alat-alat berat dan kinerja yang kokoh dari sektor pertambangan dan kontraktor, yang merupakan pertanda baik bagi bisnis kami. Kami mengharapkan tahun 2012 sebagai masa tahan uji, di balik kekhawatiran akan kondisi perekonomian yang tidak pasti, peningkatan kapasitas masyarakat ekonomi kelas menengah dan pendapatan-pendapatan jangka pendek, dan ekspansi pinjaman dalam sistem perbankan, di samping kekhawatiran terusmenerus akan terjadinya penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan implementasi kebijakan untuk menaikkan uang muka pembiayaan kendaraan bermotor.
year-on-year, or 8,043,535 units for motorcycles. We also saw strong heavy equipment sales and strong performance from mining and contractors, all of which bode well for our business. We continue to expect a resilient 2012, on the back of a buoyant economy, growing middle class and disposable incomes, and credit expansion in the banking system, despite lingering concerns over fuel subsidy removal and the implementation of higher down payment for automotive financing.
Grafik 1
Chart 1
Jumlah Kontrak per Bulan BFI Finance (Rp miliar) | Total Monthly Bookings of BFI Finance (Rp billion) 600
544
500
468 420
400
448
465
480
504
492
514
505
496
Okt-11
Nov-11
Des-11
405
300 200 100 0
Jan-11
Feb-11
Mar-11
Apr-11
Mei-11
Jun-11
Jul-11
Agt-11
Sep-11
Perusahaan menutup tahun 2011 dengan jumlah kontrak pembiayaan baru sebanyak 177.212 unit, meningkat 44,6% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 122.587 unit. Jumlah nilai pembiayaan baru sebesar Rp5.742 miliar, meningkat 38,2% dibandingkan jumlah nilai pembiayaan baru tahun sebelumnya senilai Rp4.155 miliar (lihat Tabel 2). Peningkatan ini terutama didorong oleh permintaan yang meningkat tajam dari bisnis alatalat berat dan juga pertumbuhan yang besar dari sektor pembiayaan konsumen untuk mobil baru dan bekas.
The Company closed the year with total contract of new bookings of 177,212 units, which is a 44.6% increase from the previous year’s new bookings of 122,587 units. Total value of new bookings was at Rp5,742 billion, which is a 38.2% increase from the previous year’s total value of new bookings of Rp4,155 billion (see Table 2). This increase is driven mainly by the strong demand for heavy equipment as well as the robust growth of consumer financing for both new and used vehicles.
Total pendapatan adalah Rp1.248 miliar yang merupakan peningkatan sebesar 35,4% dibandingkan Rp922 miliar di tahun sebelumnya. Pendapatan dari Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi 62,4% dibandingkan dengan tahun 2010 di mana Pembiayaan
Total revenue was Rp1,248 billion which was an increase of 35.4% from Rp922 billion in the previous year. Consumer Financing income made up 62.4% of total revenue compared to 2010 where Consumer Financing contributed to 65.1% of total revenue. Finance Lease contribution
90
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Konsumen memberikan kontribusi 65,1% dari total pendapatan. Kontribusi dari Sewa Pembiayaan meningkat menjadi 11,5% dibandingkan 7,3% di tahun 2010. Pendapatan-pendapatan lainnya termasuk Pendapatan Bunga, Pendapatan Selisih Premi Asuransi dan fee based income yang antara lain berupa biaya administrasi, denda keterlambatan dan biaya penutupan kontrak, menurun menjadi 26,1% dibandingkan 27,6% di tahun 2010 (lihat Tabel 1).
increased to 11.5% compared to 7.3% in 2010. Other income including Interest Income, Gains from Insurance Premiums and fee based income such as administration fee, late charges and termination fee, amongst others, decreased to 26.1% compared to 27.6% in 2010 (see Table 1).
Dalam hal profitabilitas, laba sebelum pajak penghasilan di tahun 2011 adalah sebesar Rp529 miliar dan laba tahun berjalan sebesar Rp425 miliar, meningkat masing-masing 14,4% dan 17,5% dibandingkan tahun 2010 (lihat Tabel 1). Pengembalian terhadap aset (Return On Asset atau ROA) adalah sebesar 9,3%, sementara pengembalian terhadap ekuitas rata-rata (Return On average Equity atau ROE) adalah sebesar 19,8%. Kedua rasio tersebut menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan tahun 2010 di mana ROA sebesar 11,6% dan ROE sebesar 20,8% berdasarkan analisa sebagai berikut: di triwulan tahunan ke-4 tahun 2011, ROE meningkat 307 basis poin quarter-on-quarter menjadi 21,4% yang didorong oleh lonjakan sebesar 23% quarter-onquarter untuk pendapatan bersih dan rasio utang terhadap ekuitas meningkat hingga 1,37 kali. Tetapi ROE menurun 109 basis poin year-onyear menjadi 19,8% sepanjang tahun 2011 yang disebabkan oleh lonjakan kerugian penurunan nilai and basis ekuitas yang tinggi. ROE di tahun 2011 secara relatif stabil di angka 20,8% year-onyear jika tidak termasuk kerugian penurunan nilai.
In terms of profitability, profit before income tax in 2011 was Rp529 billion and profit for the year of Rp425 billion, up 14.4% and 17.5% respectively compared to 2010 (see Table 1). Return on Asset (ROA) was 9.3%, whilst Return on average Equity (ROE) was 19.8%. Both ratios showed a slight drop compared to 2010 ROA of 11.6% and ROE of 20.8% due to the following analysis: in the annualised 4th quarter of 2011, ROE jumped 307 basis points quarter-on-quarter to 21.4% driven by a 23% quarter-on-quarter surge in net earnings as debt-to-equity ratio rose to 1.37 times. However, ROE declined 109 basis points year-on-year to 19.8% for 2011, but this was due mainly to surging impairment loss and a high equity base. Excluding impairment loss, ROE in 2011 was relatively unchanged year-on-year at 20.8%.
Analisa Laporan Keuangan
Financial Report Analysis
Pembahasan kinerja operasi Perusahaan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 harus dibaca bersama dengan laporan keuangan yang telah diaudit, termasuk catatan atas laporan keuangan, yang disajikan dalam Laporan Tahunan ini.
The discussion of the Company’s operating performance for the periods ended 31 December 2011 and 2010 should be read in conjunction with its audited financial statements, including the notes thereto, which are set out in this Annual Report.
Pembahasan berikut ini adalah berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Perusahaan yang telah disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Indonesia untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011, dan diaudit oleh Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan.
The following discussion is based upon the Company’s consolidated financial statements, which have been prepared in accordance to Indonesian Generally Accepted Accounting Principles (GAAP or PSAK) for the year ended 31 December 2011, and audited by Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan, Public Accountant.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
91
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
Table 1 Income Statements (Rp billion)
Tabel 1 Laporan Laba Rugi (Rp miliar) Perubahan Change
2010
2011
600
779
29,7%
Consumer Financing
67
144
114,5%
Finance Lease
13
10
-20,7%
Interest
680
933
37,1%
Interest - Related Revenues
PENDAPATAN Pembiayaan Konsumen Sewa Pembiayaan Bunga Jumlah Pendapatan Bunga yang Berhubungan Pendapatan Selisih Premi Asuransi
REVENUES
63
77
21,9%
Gain from Excess of Insurance Premiums
Lain-lain
178
239
33,8%
Others
Jumlah Pendapatan
922
1.248
35,4%
Total Revenues
Umum dan Administrasi
296
383
29,2%
General and Administrative
Keuangan
145
283
95,3%
Financing
Pemasaran
BEBAN
EXPENSES
18
24
38,2%
Marketing
Rugi (Laba) Selisih Kurs - Bersih
0
(0)
na
Loss (Gain) on Foreign Exchange - Net
Kerugian Penurunan Nilai
0
29
18.261,7%
Impairment Losses
Jumlah Beban
459
719
56,6%
Total Expenses
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
463
529
14,4%
Profit Before Income Tax
(101)
(104)
3,2%
Income Tax
362
425
17,5%
Profit for the Year
Pajak Penghasilan Laba Tahun Berjalan
Pertumbuhan Growth
Pertumbuhan Growth
35,4 %
17,5 %
Jumlah Pendapatan Total Revenues
Laba Tahun Berjalan Profit for the Year
92
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Tabel 2 Pembiayaan Baru
Table 2 New Booking 2010
Perubahan Change
2011
Nilai Pembiayaan Baru (Rp miliar)
Value of New Bookings (Rp billion)
Mobil Bekas - Non-Dealer
1.603
1.524
-4,9%
Used Car - Non-Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
428
676
57,9%
Used Motorcycle - Non-Dealer
Jumlah Pembiayaan - Non-Dealer (A)
2.031
2.200
8,3%
(A) Total Non-Dealer Referred Financing
Mobil Bekas - Dealer
1.031
1.514
46,9%
Used Car - Dealer
Mobil Baru - Dealer
522
941
80,1%
New Car - Dealer
Jumlah Pembiayaan - Dealer (B)
1.553
2.455
58,1%
(B) Total Dealer - Referred Financing
Pembiayaan Konsumen (A+B)
3.584
4.655
29,9%
(A+B) Consumer Financing
570
1.087
90,6%
Finance Lease
4.155
5.742
38,2%
Sewa Pembiayaan Jumlah Jumlah Kontrak Baru Mobil Bekas - Non-Dealer Motor Bekas - Non-Dealer Jumlah Kontrak - Non-dealer (A) Mobil Bekas - Dealer Mobil Baru - Dealer
Total Total New Contract
26.924
25.109
-6,7%
Used Car - Non-Dealer
80.208
123.748
54,3%
Used Motorcycle - Non-Dealer
107.132
148.857
38,9%
(A) Total Contract Non-Dealer Referred
12.138
16.605
36,8%
Used Car - Dealer
2.916
6.300
116,0%
New Car - Dealer
Jumlah Kontrak - Dealer (B)
15.054
22.905
52,2%
(B) Total Contract Dealer - Referred
Pembiayaan Konsumen (A+B)
122.186
171.762
40,6%
(A+B) Consumer Financing
401
5.450
1259,1%
Finance Lease
122.587
177.212
44,6%
Total
Sewa Pembiayaan Jumlah Rata-Rata Besaran Kontrak Baru (termasuk Channeling) (Rp juta)
Average Size of New Booking (including Channeling) (Rp million)
Mobil Bekas - Non-Dealer
59,5
60,7
1,9%
Used Car - Non-Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
5,3
5,5
2,3%
Used Motorcycle - Non-Dealer
19,0
14,8
-22,1%
Total Non-Dealer Referred Financing Used Car - Dealer
Jumlah Pembiayaan - Non-Dealer Mobil Bekas - Dealer
84,9
91,2
7,4%
Mobil Baru - Dealer
179,1
149,3
-16,6%
New Car - Dealer
Jumlah Pembiayaan - Dealer
103,2
107,2
3,9%
Total Dealer - Referred Financing
29,3
27,1
-7,6%
Consumer Financing
1.422,4
199,5
-86,0%
Finance Lease
33,9
32,4
-4,4%
Total
Pembiayaan Konsumen Sewa Pembiayaan Jumlah
Pertumbuhan Growth
Pertumbuhan Growth
38,2 %
44,6 %
Nilai Pembiayaan Baru Value of New Bookings
Jumlah Kontrak Baru Total New Contract
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
93
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
Tabel 3 Piutang yang Dikelola (Termasuk Piutang yang Dikelola di Luar Laporan Posisi Keuangan/ Channeling dan Piutang yang Telah Dijual)
Table 3 Receivables Managed (Including Off-Statements of Financial Positions Receivables/Channeling and Outright Sales of Receivables)
2010
Perubahan Change
2011
Jumlah Piutang yang Dikelola (Rp miliar)
Total Receivables Managed (Rp billion)
Mobil Bekas - Non-Dealer
1.208
1.185
-2,0%
Used Car - Non-Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
296
461
55,9%
Used Motorcycle - Non-Dealer
Jumlah Pembiayaan - Non-Dealer (A)
1.504
1.646
9,4%
(A) Total Non-Dealer Referred Financing
Mobil Bekas - Dealer
1.081
1.701
57,3%
Used Car - Dealer
528
1.045
98,1%
New Car - Dealer
Jumlah Pembiayaan - Dealer (B)
1.609
2.746
70,7%
(B) Total Dealer - Referred Financing
Pembiayaan Konsumen (A+B)
3.113
4.392
41,1%
(A+B) Consumer Financing
521
1.095
110,3%
Finance Lease
3.633
5.487
51,0%
Mobil Baru - Dealer
Sewa Pembiayaan Jumlah Jumlah Kontrak yang Dikelola
Total Number of Contracts Managed
Mobil Bekas - Non-Dealer
29.550
28.988
-1,9%
Used Car - Non-Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
80.010
121.107
51,4%
Used Motorcycle - Non-Dealer
109.560
150.095
37,0%
(A) Total Contract Non-Dealer Referred
20.370
26.106
28,2%
Used Car - Dealer
Jumlah Kontrak - Non-Dealer (A) Mobil Bekas - Dealer
4.999
9.114
82,3%
New Car - Dealer
Jumlah Kontrak - Dealer (B)
Mobil Baru - Dealer
25.369
35.220
38,8%
(B) Total Contract Dealer - Referred
Pembiayaan Konsumen (A+B)
134.929
185.315
37,3%
(A+B) Consumer Financing
607
5.559
815,8%
Finance Lease
135.536
190.874
40,8%
Sewa Pembiayaan Jumlah Rata-rata Nilai Kontrak yang Dikelola (Rp juta)
Total Average Value of Contracts Managed (Rp million)
Mobil Bekas - Non-Dealer
40,9
40,9
-0,1%
Used Car - Non-Dealer
Motor Bekas - Non-Dealer
3,7
3,8
3,0%
Used Motorcycle - Non-Dealer
Jumlah Pembiayaan - Non-Dealer
13,7
11,0
-20,1%
Total Non-Dealer Referred Financing
Mobil Bekas - Dealer
53,1
65,1
22,8%
Used Car - Dealer
105,5
114,7
8,7%
New Car - Dealer
63,4
78,0
23,0%
Total Dealer - Referred Financing
Mobil Baru - Dealer Jumlah Pembiayaan - Dealer Pembiayaan Konsumen Sewa Pembiayaan Jumlah
23,1
23,7
2,7%
Consumer Financing
857,7
197,0
-77,0%
Finance Lease
26,8
28,7
7,2%
Total
Pertumbuhan Growth
Pertumbuhan Growth
51,0 %
40,8 %
Jumlah Piutang yang Dikelola Total Receivables Managed
Jumlah Kontrak yang Dikelola Number of Contracts Managed
94
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Kontrak Baru Kontrak baru secara keseluruhan meningkat 38,2% di tahun 2011 (lihat Tabel 2), yang didorong oleh produk Pembiayaan Konsumen dan segmen baru dalam Sewa Pembiayaan (Finance LeaseLCV atau Light Commercial Vehicle), di mana hampir semua jenis produk mencatat angka pertumbuhan dua digit. Pertumbuhan tersebut di atas lebih kecil jika dibandingkan angka pertumbuhan di tahun 2010 sebesar 110,7%, yang disebabkan oleh fakta bahwa tahun 2010 merupakan tahun pemulihan dari tahun 2009 yang memiliki basis angka yang agak rendah. Meskipun demikian, pertumbuhan yang kuat di tahun 2011 ini disebabkan oleh kekuatan industri otomotif yang berkelanjutan, di samping juga ekspansi jaringan distribusi Perusahaan yang terus berlangsung.
New Business Booked Overall new bookings grew by 38.2% in 2011 (see Table 2), driven largely by Consumer Financing and a new product in Finance Lease (Finance Lease-LCV or Light Commercial Vehicle), where nearly all products recorded double digit growth. This growth was less compared to the growth recorded in 2010 of 110.7%, due to the fact that 2010 was a recovery year from a rather lowbased 2009. Nevertheless, this strong growth in 2011 is attributed to continued robustness of the automotive industry, alongside continued expansion of our distribution network.
Pembiayaan Konsumen Pembiayaan Konsumen terus mendominasi portofolio Perusahaan sebesar 81,1% dari nilai kontrak baru selama tahun 2011, dibandingkan tahun 2010 di mana Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi 86,3%. Di tahun 2011, Pembiayaan Konsumen secara garis besar dibagi dalam segmen Mobil Baru (20,2%), Mobil Bekas (65,3%) dan Motor Bekas (14,5%). Bisnis yang berasal dari referensi dealer memberikan kontribusi 52,7% dari total nilai bisnis Pembiayaan Konsumen, sementara 47,3% berasal dari bisnis langsung atau non-dealer. Secara komparatif, di tahun 2010 segmen Mobil Baru memberikan kontribusi 14,6%, Mobil Bekas 73,5% dan Motor Bekas 11,9% dari total bisnis Pembiayaan Konsumen. Transaksi yang berasal dari referensi dealer memberikan kontribusi sebesar 43,3% dari total nilai bisnis Pembiayaan Konsumen, sementara 56,7% berasal dari bisnis non-dealer.
Consumer Financing Consumer Financing continues to dominate our portfolio with 81.1% of the value of new business booked during the year, compared to 2010, where Consumer Financing contributed to 86.3%. In 2011, Consumer Financing was broadly divided into New Car (20.2%), Used Car (65.3%) and Used Motorcycles (14.5%). Dealer-referred business constituted 52.7% of total value of new Consumer Financing business, whilst 47.3% were non-dealer-referred business. Comparatively, in 2010, New Car constituted 14.6%, Used Car 73.5% and Used Motorcycles 11.9% of total Consumer Financing business. Dealer-referred business constituted 43.3% of total value of new Consumer Financing business, whilst 56.7% were non-dealer-referred business.
Sewa Pembiayaan Sewa Pembiayaan memberikan kontribusi sebesar 18,9% dari nilai keseluruhan kontrak baru di tahun 2011, dibandingkan kontribusi Sewa Pembiayaan sebesar 13,7% di tahun 2010. Peningkatan dalam transaksi Sewa Pembiayaan ini disebabkan oleh diperkenalkannya segmen Finance Lease-LCV (Light Commercial Vehicle) di bulan Februari 2011. Total transaksi bisnis Sewa Pembiayaan meningkat dari Rp570 miliar di tahun 2010 menjadi Rp1.087 miliar di tahun 2011, yang berarti terjadi peningkatan sebesar 90,6%. Peningkatan terbesar berasal dari segmen produk Finance Lease-LCV (Light Commercial Vehicle), sementara segmen
Finance Lease Finance Lease contributed to 18.9% of the value of new bookings in 2011, compared to 2010, where Finance Lease contributed to 13.7%. This improvement in Finance Lease is largely attributed to the introduction of Finance Lease-LCV (Light Commercial Vehicle) in February 2011. Our total Leasing business grew from Rp570 billion in 2010 to Rp1,087 billion in 2011, which translates to a 90.6% growth. The largest growth came from Finance Lease-LCV (Light Commercial Vehicle), whilst traditional Finance Lease-HETO (Heavy Equipment, Truck, Others) posted only 8.5% growth compared to the year before. Finance
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
95
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
Finance Lease-HETO (Heavy Equipment, Truck, Others) hanya mencatat pertumbuhan sebesar 8,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Segmen Finance Lease-LCV bersaing dengan segmen Mobil Bekas-Non-Dealer dan hal ini menjelaskan terjadinya penurunan kontrak dari segmen produk yang disebut terakhir pada tahun 2011.
Lease-LCV competes with Non-Dealer-referred Used Car and this explains a drop in the booking of the latter in 2011.
Tabel 4 Pembagian Portofolio Berdasarkan Produk
Table 4 Portfolio Breakdown by Product
2010
2011
Perubahan Change
Mobil Bekas - Dealer
29,8%
31,0%
1,2%
Used Car - Dealer
Mobil Bekas - Non-Dealer
33,3%
21,6%
-11,7%
Used Car - Non-Dealer
Mobil Baru - Dealer
14,5%
19,1%
4,5%
New Car - Dealer
8,1%
8,4%
0,3%
Used Motorcycle - Non-Dealer
14,3%
20,0%
5,6%
Finance Lease
100,0%
100,0%
Pembiayaan Konsumen:
Motor Bekas - Non-Dealer Sewa Pembiayaan Jumlah
Consumer Financing:
Total
Analisa Laporan Laba Rugi
Income Statements Analysis
Pendapatan
Revenue
Pendapatan di tahun 2011 adalah sebesar Rp1.248 miliar dibandingkan dengan tahun 2010 yang tercatat sebesar Rp922 miliar. Hal ini merupakan peningkatan sebesar 35,4% dibandingkan tahun 2010 (lihat Tabel 1), di mana sejalan dengan meningkatnya pembiayaan baru sebesar 38,2% dan didasari oleh kuatnya pertumbuhan sektor bisnis otomotif dan kondisi-kondisi industri yang mendukung, dan juga cepatnya ekspansi jaringan distribusi Perusahaan, kokohnya kemampuan pendanaan dan suksesnya pemasaran selama tahun 2011.
2011 revenue was Rp1,248 billion, compared to 2010 where revenue recorded was Rp922 billion. This translates to a 35.4% increase compared to 2010 (see Table 1), in line with our new bookings growth of 38.2% and due to a robust automotive sector and favourable industry conditions, as well as our rapid expansion of distribution network, strong funding capability and successful marketing in the last year.
Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi sebesar 62,4% dari total pendapatan di tahun 2011, sementara itu Sewa Pembiayaan memberikan kontribusi 11,5%. Kontributor pendapatan Perusahaan lainnya berasal dari Pendapatan Bunga (0,8%), Pendapatan Selisih Premi Asuransi (6,2%) dan Lain-lain (19,1%). Secara komparatif, di tahun 2010 Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi 65,1% dari total pendapatan, sementara itu Sewa Pembiayaan memberikan kontribusi 7,3%. Kontributor pendapatan lainnya adalah Pendapatan Bunga (1,4%), Pendapatan Selisih
Consumer Financing contributed to 62.4% of total revenue in 2011, whilst Finance Lease constituted 11.5%. Other revenue contributors include Interest Income (0.8%), Gain from Excess of Insurance Premiums (6.2%) and Others (19.1%). Comparatively, in 2010, Consumer Financing contributed to 65.1% of total revenue, whilst Finance Lease constituted 7.3%. Other revenue contributors were Interest Income (1.4%), Gain from Excess of Insurance Premiums (6.9%) and Others (19.3%) (see Table 1). On the same note as new bookings, there was a shift of Non-dealer-
96
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Premi Asuransi (6,9%) dan Lain-lain (19,3%) (lihat Tabel 1). Sama dengan penjelasan pada bagian kontrak baru, terjadi peralihan transaksi bisnis di segmen Mobil Bekas-Non-Dealer ke Finance Lease-LCV, yang menjelaskan adanya pergeseran kontribusi pendapatan ke Sewa Pembiayaan.
referred Used Car business to Finance Lease-LCV, which explains the shift in revenue contribution toward Finance Lease.
Pendapatan dari Pembiayaan Konsumen Bisnis Pembiayaan Konsumen Perusahaan berfokus pada pembiayaan mobil baru dan bekas, dan motor, keduanya dilakukan baik melalui dealer maupun non-dealer. Pendapatan dari Pembiayaan Konsumen meningkat menjadi Rp779 miliar atau kontribusi 62,4% dari total pendapatan tahun 2011 dibandingkan Rp600 miliar di tahun sebelumnya. Peningkatan 29,7% ini mengungguli pertumbuhan industri otomotif tahun 2011 sebesar 16,9% year-on-year atau total 894.180 unit untuk mobil, dan 8,7% year-onyear atau 8.043.535 unit untuk motor. Pendapatan Pembiayaan Konsumen secara garis besar terdiri dari Mobil Baru (15,7%), Mobil Bekas (64,2%) dan Motor Bekas (20,1%). Bisnis melalui referensi dealer memberikan kontribusi 43,5% dari total pendapatan Pembiayaan Konsumen, dan bisnis langsung atau non-dealer sebesar 56,5%. Secara komparatif, untuk tahun 2010, pendapatan Pembiayaan Konsumen terdiri dari Mobil Baru (11,1%), Mobil Bekas (72,3%) dan Motor Bekas (16,7%). Di tahun yang sama, bisnis melalui dealer memberikan kontribusi 36,6% dari total pendapatan Pembiayaan Konsumen, dan bisnis langsung atau non-dealer sebesar 63,4%.
Revenue from Consumer Financing Our Consumer Financing business focuses on the financing of new and used cars, and motorcycles, both through dealers and non-dealers. Consumer Financing income increased to Rp779 billion or 62.4% contribution of 2011 total revenue from Rp600 billion in the previous year. This 29.7% growth outperformed the automotive industry growth of 16.9% year-on-year or total 894,180 units for cars, and 8.7% year-on-year or 8.043.535 units for motorcycles. Consumer Financing income is broadly divided into New Car (15.7%), Used Car (64.2%) and Used Motorcycles (20.1%). Dealer-referred business constituted 43.5% of total Consumer Financing income, and nondealer-referred business 56.5%. Comparatively, in 2010, Consumer Financing income was broken down into New Car (11.1%), Used Car (72.3%) and Used Motorcycles (16.7%). In the same year, Dealer-referred business constituted 36.6% of total Consumer Financing income, and nondealer-referred business 63.4%.
Pendapatan dari Sewa Pembiayaan Bisnis Sewa Pembiayaan Perusahaan berfokus pada pembiayaan dari alat-alat berat, armada truk dan kendaraan-kendaraan kategori komersial ringan, dengan porsi bisnis yang terbesar berada pada sektor pertambangan dan kontraktor umum. Pendapatan dari Sewa Pembiayaan meningkat menjadi Rp143,5 miliar atau kontribusi 11,5% dari total pendapatan tahun 2011 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp66,9 miliar (lihat Tabel 1). Peningkatan ini terutama berasal dari diperkenalkannya Sewa Pembiayaan untuk Kendaraan Komersial Ringan (Finance Lease-LCV) dan, untuk tingkatan yang lebih rendah, pertumbuhan konservatif dalam Sewa Pembiayaan tradisional untuk Alat Berat, Truk dan Lain-lain (Finance Lease-HETO).
Revenue from Finance Lease Our Finance Lease business focuses on the finance lease of heavy equipment, trucks and light commercial vehicles, with a large portion of the business focused on mining and general contracting. Finance Lease income increased to Rp143.5 billion or 11.5% contribution of 2011 total revenue from Rp66.9 billion in the previous year (see Table 1). The jump was primarily attributable to the introduction of Finance Lease for Light Commercial Vehicle (Finance Lease-LCV) and, to a lesser extent, a modest growth in the traditional Finance Lease for Heavy Equipment, Truck and Others (Finance Lease-HETO).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
97
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
Pendapatan Berasal dari Pendapatan Bunga Pendapatan bunga terdiri dari suka bunga yang dikenakan terhadap rekening deposito berjangka dan giro. Pendapatan bunga menurun menjadi Rp10,5 miliar atau kontribusi 0,8% dari total pendapatan Rp13,2 miliar di tahun sebelumnya, yang merupakan penurunan sebesar 20,7% (lihat Tabel 1). Hal ini terutama sejalan dengan kebijakan penurunan Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) sebesar 75 basis poin selama tahun 2011.
Revenue from Interest Income Interest income comprises of interests earned from time deposits and current accounts. Interest Income decreased to Rp10.5 billion or 0.8% of total revenue from Rp13.2 billion in the previous year, representing a 20.7% decrease (see Table 1). This is mainly in line with the decrease of Bank Indonesia’s benchmark rate by a total of 75 basis points over the course of 2011.
Pendapatan Berasal dari Pendapatan Selisih Premi Asuransi Pendapatan selisih premi asuransi adalah pemasukan yang didapat dari selisih antara premi asuransi yang dibebankan kepada para konsumen dengan jumlah aktual yang dibayarkan Perusahaan kepada perusahaan asuransi yang terkait dengan transaksi-transaksi Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan. Pendapatan selisih premi asuransi meningkat menjadi Rp77 miliar atau 6,2% dari total pendapatan sebesar Rp63 miliar di tahun sebelumnya, yang merupakan pertumbuhan sebesar 21,9%. Hal ini terutama didorong oleh pertumbuhan bisnis dan pendapatan yang diperoleh selama tahun 2011 (lihat Tabel 1).
Revenue from Gain from Excess of Insurance Premiums Gain from excess of insurance premiums comprises income earned from the excess of insurance premiums charged to customers over the actual amounts paid by the Company to the insurers related to Consumer Financing and Finance Lease transactions. Gain from excess of insurance premiums increased to Rp77 billion or 6.2% of total revenue from Rp63 billion in the previous year, representing a 21.9% growth. This is driven largely by the increase of business and revenue booked over the year (see Table 1).
Pendapatan dari Lain-Lain Pendapatan lain-lain terdiri dari pemasukan Perusahaan seperti biaya administrasi, denda keterlambatan, biaya penutupan kontrak, laba rugi atas penjualan aset tetap dan lainnya. Pendapatan lain-lain meningkat menjadi Rp239 miliar atau 19,1% dari total pendapatan sebesar Rp178 miliar di tahun sebelumnya, yang mencerminkan pertumbuhan sebesar 33,8% (lihat Tabel 1).
Revenue from Others Others comprises income such as administrative income, late charges, termination income, gain on disposal of equipments and miscellaneous. Other income increased to Rp239 billion or 19.1% of total revenue from Rp178 billion in the previous year, representing a 33.8% growth (see Table 1).
Biaya Operasi
Operating Expense
Total biaya operasi tahun 2011 meningkat 57,6% menjadi Rp719 miliar dibandingkan Rp459 miliar di tahun sebelumnya (lihat Tabel 5). Peningkatan ini disebabkan oleh (i) lonjakan Kerugian Penurunan Nilai sebesar 18.261,7% menjadi Rp29 miliar yang diikuti perubahan dalam perhitungan Standar Akuntansi untuk Penurunan Nilai yang dimulai sejak tahun 2010, (ii) peningkatan sebesar 95,3% dari Beban Keuangan menjadi Rp283 miliar di mana utang meningkat 59,7% terhadap pertumbuhan dana piutang, sementara beban pembiayaan rata-rata juga meningkat, (iii) peningkatan sebesar 38,2% untuk Beban Pemasaran menjadi Rp24 miliar untuk mendukung pembukaan outlet baru
Total operating expense for 2011 rose 57.6% to Rp719 billion from Rp459 billion in the previous year (see Table 5). The increase was largely due to (i) a 18,261.7% surge in Impairment Losses to Rp29 billion following a change in the Accounting Standard for Impairment Losses measurement starting 2010, (ii) a 95.3% increase in Financing Cost to Rp283 billion as debts jumped 59.7% to fund receivable growth while average cost of funds rose, (iii) a 38.2% rise in Marketing Expense to Rp24 billion to support opening of new outlets and rising independent marketing agents, (iv) a 29.2% growth in General and Administrative Expense (including Salaries and Employee
98
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
dan meningkatnya jumlah agen pemasaran independen, (iv) pertumbuhan sebesar 29,2% dalam Beban Umum dan Administrasi (termasuk Gaji dan Imbalan Kerja) menjadi Rp383 miliar di balik terjadinya pertumbuhan jumlah karyawan sebesar 26,8% dan kenaikan gaji sederhana.
Benefits) to Rp383 billion on the back of a 26.8% growth in total employee and a modest salary increment.
Konsisten dengan tahun sebelumnya, komponenkomponen utama dari biaya operasi adalah Beban Keuangan dan Gaji dan Imbalan Kerja (lihat Tabel 5). Gabungan kedua komponen ini adalah 74,9% dari total biaya operasi, terdiri dari Beban Keuangan sebesar Rp283 miliar atau 39,3% dari total biaya operasi, sedangkan Gaji dan Imbalan Kerja sebesar Rp256 miliar atau 35,6% dari total biaya operasi di tahun 2011. Secara komparatif, untuk tahun 2010, gabungan dari Gaji dan Imbalan Kerja dan Beban Keuangan adalah 69,6% dari total biaya operasi, di mana pengeluaran untuk Gaji dan Imbalan Kerja sebesar Rp175 miliar atau 38,1% dari total biaya operasi, sedangkan Beban Keuangan sebesar Rp145 miliar atau 31,5% dari total biaya operasi di tahun 2010. Hal ini mencerminkan terjadinya peningkatan Beban Keuangan sebesar 95,3% dan Gaji dan Imbalan Kerja sebesar 46,7% dibandingkan tahun 2010 (lihat Tabel 5 dan 6).
Consistent with the previous year, the largest components of operating expense were Financing Cost and Salaries and Employee Benefits (see Table 5). Together, they make up 74.9% of total Operating Expense, where Financing Cost was Rp283 billion or 39.3% of total operating expense, and Salaries and Employee Benefits was Rp256 billion or 35.6% of total operating expense in 2011. Comparatively, in 2010, Salaries and Employee Benefits and Financing Cost made up 69.6% of total operating expense, where Salaries and Employee Benefits was Rp175 billion or 38.1% of total Operating Expense and Financing Cost was Rp145 billion, or 31.5% of total operating expense in 2010. This translates to an increase in Financing Cost of 95.3% and Salaries and Employee Benefits of 46.7% compared to 2010 (see Table 5 and 6).
Beban Pemasaran meningkat menjadi Rp24 miliar dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp18 miliar, yang berarti terjadi peningkatan sebesar 38,2%. Hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah pembayaran komisi para agen pemasaran Perusahaan dan kegiatan promosi yang kemudian menyebabkan meningkatnya jumlah kontrak baru yang tercatat selama tahun 2011. Penyusutan (depresiasi) meningkat menjadi Rp22 miliar dibandingkan dengan Rp14 miliar di tahun 2010, yang berarti meningkat 52,3%. Kerugian Penurunan Nilai meningkat menjadi Rp29 miliar dari Rp0,2 miliar di tahun 2010, yang berarti terjadi peningkatan sebesar 18.261,7% (lihat Tabel 5). Peningkatan tajam dari segi Kerugian Penurunan Nilai ini adalah dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi pada Standar Akuntansi atas Penurunan Nilai mulai tahun 2010.
Marketing Expense increased to Rp24 billion compared to Rp18 billion in 2010, which is translated to a 38.2% increase. This increase is in line with increased payment amount of commissions for the Company’s marketing agents and promotional activities resulting in the increased in new bookings recorded in 2011. Depreciation increased to Rp22 billion compared to Rp14 billion in 2010, which is translated to a 52.3% increase. Impairment Losses increased to Rp29 billion compared to Rp0.2 billion in 2010, which is translated to a 18,261.7% increase (see Table 5). This substantial change in Impairment losses is an effect of the changes in Accounting Standard for Impairment measurement starting 2010.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
99
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
Laba Tahun Berjalan dan Profitabilitas
Profit for the Year and Profitability
Laba tahun berjalan di tahun 2011 meningkat 17,5% menjadi Rp425 miliar dari Rp362 miliar di tahun sebelumnya (lihat Tabel 1). Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan Pendapatan sebesar 35,4% yang cukup besar untuk mengimbangi peningkatan Biaya Operasi sebesar 56,6%.
Profit for the year in 2011 rose 17.5% to Rp425 billion from Rp362 billion in the previous year (see Table 1). This came on the back of a 35.4% Revenue growth, which more than offset a 56.6% increase in Operating Expense.
Pendapatan bunga bersih di tahun 2011 meningkat 21,4% menjadi Rp650 miliar dibandingkan Rp536 miliar di tahun 2010 (lihat Tabel 6). Tetapi marjin bunga bersih menurun sebesar 372 basis poin menjadi 14,3% dari 18,0% di tahun sebelumnya (lihat Tabel 7) yang disebabkan oleh peningkatan rasio utang terhadap ekuitas.
Net interest income for 2011 grew 21.4% to Rp650 billion from Rp536 billion in 2010 (see Table 6). Net interest margin, however, decreased 372 basis points to 14.3% from 18.0% last year (see Table 7) due to surging debt-to-equity ratio.
Spread bunga bersih menurun 192 basis poin menjadi 8,8% dari 10,7% di tahun sebelumnya (lihat Tabel 7) karena meningkatnya beban pembiayaan dan penyusutan imbal balik rata-rata yang diakibatkan oleh (i) penurunan suku bunga
Net interest spread declined 192 basis points to 8.8% from 10.7% last year (see Table 7) due to rising cost of funds and a contraction in the average yield following (i) a decline in the overall market interest rate, (ii) rising contribution from
Tabel 5 Biaya Operasi
Table 5 Operating Expense 2010
Perubahan Change
2011
Biaya Operasi (Rp miliar) Gaji dan Imbalan Kerja Penyusutan Honorarium Tenaga Ahli
Operating Expense (Rp billion) 175
256
46,7%
Salaries and Employee Benefits
14
22
52,3%
Depreciation
2
3
37,7%
Professional Fees
Lain-lain
105
102
-3,2%
Others
Umum dan Administrasi
296
383
29,2%
General and Administrative
Keuangan
145
283
95,3%
Financing
Pemasaran
18
24
38,2%
Marketing
Rugi (Laba) Selisih Kurs - Bersih
0
(0)
na
Loss (Gain) on Foreign Exchange - Net
Kerugian Penurunan Nilai
0
29
18.261,7%
Impairment Losses
459
719
56,6%
Jumlah Beban Persentase dari Total Gaji dan Imbalan Kerja Penyusutan Honorarium Tenaga Ahli
Total Expenses Percentage of Total
38,1%
35,6%
-2,4%
Salaries and Employee Benefits
3,1%
3,0%
-0,1%
Depreciation Professional Fees
0,5%
0,4%
-0,1%
Lain-lain
22,9%
14,2%
-8,7%
Others
Umum dan Administrasi
64,6%
53,3%
-11,3%
General and Administrative
Keuangan
31,5%
39,3%
7,8%
Financing
Pemasaran
3,8%
3,4%
-0,5%
Marketing
Rugi (Laba) Selisih Kurs - Bersih
0,0%
0,0%
0,0%
Loss (Gain) on Foreign Exchange - Net
Kerugian Penurunan Nilai
0,0%
4,0%
4,0%
Impairment Losses
100,0%
100,0%
0,0%
Total Expenses
Jumlah Beban
100
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
secara umum di pasar, (ii) peningkatan kontribusi dari produk-produk jasa pembiayaan dengan nilai transaksi besar tetapi memberikan imbal balik lebih kecil, dan (iii) peningkatan persaingan.
lower-yield, higher-ticket increased competition.
Belanja Barang Modal
Capital Expenditure
Belanja barang modal di tahun 2011 menurun sebesar 21,0% menjadi Rp83 miliar dibandingkan Rp105 miliar di tahun 2010, karena lebih rendahnya pengeluaran biaya akuisisi tanah untuk pembangunan tempat usaha. Porsi terbesar dari belanja barang modal di tahun 2011 adalah untuk pembukaan 48 outlet baru yang terdiri dari 7 kantor cabang dan 41 gerai baru. Sebagai perbandingan, di tahun 2010 Perusahaan membuka 45 outlet baru yang terdiri dari 27 kantor cabang dan 18 gerai.
Capital expenditure for 2011 decreased 21.0% to Rp83 billion from Rp105 billion in 2010, primarily due to lower spending on acquisitions of land for business premises. A large portion of 2011 capital expenditure was for opening of 48 new outlets comprising 7 new branches and 41 kiosks. As a comparison, in 2010 the Company opened 45 new outlets including 27 new branches and 18 kiosks.
Tabel 6 Analisa Profitabilitas
products,
and
(iii)
Table 6 Profitability Analysis 2010
2011
Perubahan Change
Pendapatan Bunga Usaha (Rp miliar)*
680
933
37,1%
Interest Related Revenue (Rp billion)*
Beban Keuangan
145
283
95,3%
Financing Cost
Pendapatan Bunga Bersih
536
650
21,4%
Net Interest Income
* Pendapatan Sewa Pembiayaan + Pembiayaan Konsumen + Pendapatan Bunga
* Finance Lease + Consumer Financing Revenues + Interest Income
Tabel 7 Analisa Bunga Bersih
Table 7 Net Interest Analysis 2009
Pendapatan Bunga Bersih (Rp miliar) Rata-rata Piutang - Proforma+ Marjin Bunga Bersih* Pendapatan Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan - Proforma Pengembalian Terhadap Aset Produktif** Beban Keuangan - Proforma
536
2010
Perubahan Change
650
21,4%
Net Interest Income (Rp billion) Average Proforma Receivables+
2.975
4.551
53,0%
18,0%
14,3%
-3,7%
Net Interest Margin*
691
978
41,4%
Proforma Revenue from Consumer Finance and Leasing
23,2%
21,5%
-1,8%
Productive Asset Return**
169
338
100,2%
Proforma Financing Cost
1.351
2.671
97,7%
Average Proforma Fund Borrowings
Beban Pembiayaan^
12,5%
12,7%
0,2%
Cost of Funds^
Selisih Bunga Bersih^^
10,7%
8,8%
-1,9%
Net Interest Spread^^
Rata-rata Pinjaman yang Diterima Proforma
* Marjin Bunga Bersih = Pendapatan Bunga Bersih / Rata-rata Piutang Proforma
* Net Interest Margin = Net Interest Income / Average Proforma Receivables
** Pengembalian Terhadap Aset Produktif = Pendapatan Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan-Proforma / Rata-rata Piutang-Proforma
** Productive Asset Return = Proforma Revenue from Consumer Financing and Finance Lease / Average Proforma Receivables
^ Beban Pembiayaan = Beban Keuangan-Proforma / Rata-rata Pinjaman yang Diterima-Proforma
^ Cost of Funds = Proforma Financing Cost / Average Proforma Fund Borrowings
^^ Selisih Bunga Bersih = Pengembalian Terhadap Aset Produktif - Beban Pembiayaan
^^ Net Interest Spread = Productive Asset Return - Cost of Funds
+ Tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
+ Excluding Repossessed Collaterals
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
101
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
Tabel 8 Laporan Posisi Keuangan (Rp miliar)
Tabel 8 Statements of Financial Position (Rp billion) Perubahan Change
2010
2011
Kas dan Setara Kas
334
231
-31,0%
Cash and Cash Equivalent
Investasi Neto Sewa Pembiayaan*
521
1.095
110,3%
Net Investment in Finance Leases*
Piutang Pembiayaan Konsumen*
2.871
3.716
29,5%
Consumer Financing Receivables*
Jumlah Piutang Bersih
3.391
4.811
41,9%
Total Net Receivables
(73)
(61)
-17,0%
Allowance for Impairment Losses
3.318
4.751
43,2%
Total Net Receivables
6
4
-30,5%
Deferred Tax Assets - Net
145
204
40,9%
Property and Equipments
6
40
615,9%
Derivative Financial Assets - Net
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah Neto Piutang Bersih Aset Pajak Tangguhan Bersih Aset Tetap Aset Keuangan Derivatif - Bersih
61
75
21,2%
Other Assets - Net
Jumlah Aset
Aset Lain-lain - Bersih
3.870
5.305
37,0%
Total Assets
Pinjaman yang Diterima
1.593
2.316
45,4%
Fund Borrowings
Utang Obligasi
159
482
202,6%
Bonds Payable
Utang Lain-lain
178
141
-20,7%
Other Payables
Jumlah Liabilitas
1.929
2.939
52,3%
Total Liabilities
Ekuitas
1.941
2.366
21,9%
Shareholders’ Equity
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
3.870
5.305
37,1%
Total Liabilities and Shareholders’ Equity
* Tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
Pertumbuhan Growth
37,0 % Jumlah Aset Total Assets
37,1 % Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Total Liabilities and Shareholders‘ Equity
* Excluding Repossessed Collaterals
Analisa Laporan Posisi Keuangan
Statements of Financial Positions Analysis
Aset
Assets
Total aset meningkat 37,1% yang mencapai Rp5.305 miliar di tahun 2011, dibandingkan dengan Rp3.870 miliar di tahun 2010 (lihat Tabel 8). Hal ini antara lain terdiri dari total piutang sebesar Rp4.811 miliar, atau peningkatan sebesar 41,9% dibandingkan dengan Rp3.391 miliar di tahun 2010. Total piutang terdiri dari komponen-komponen Piutang Bersih dari Sewa Pembiayaan sebesar Rp1.095 miliar atau 22,8% dari total piutang, dan Piutang Bersih dari Pembiayaan Konsumen sebesar Rp3.716 miliar atau 77,2% dari total piutang. Secara komparatif, di tahun 2010 total piutang terdiri dari komponen-komponen Piutang Bersih dari Sewa Pembiayaan sebesar Rp521 miliar atau 15,4% dari total piutang, dan Piutang Bersih dari Pembiayaan Konsumen sebesar Rp2.871 miliar atau 84,6% dari total piutang.
Total assets grew by 37.1% to reach Rp5,305 billion in 2011, compared to Rp3,870 billion in 2010 (see Table 8). This consisted, amongst others, total receivables of Rp4,811 billion, or a 41.9% increase compared to Rp3,391 billion in 2010. Total receivables can be broken down to Net Receivables from Finance Lease of Rp1,095 billion, or 22.8%, and Net Receivables from Consumer Financing of Rp3,716 billion, or 77.2% of total receivables. Comparatively, in 2010, total receivables was broken down to Net Receivables from Finance Lease of Rp521 billion, or 15.4%, and Net Receivables from Consumer Financing of Rp2,871 billion, or 84.6% of total receivables.
102
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah sebesar Rp61 miliar di tahun 2011, dibandingkan Rp73 miliar di tahun 2010, yang dihitung berdasarkan tren tunggakan yang terjadi di masa lalu, menggunakan Model Markov (roll-rate). Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya Investasi Sewa Pembiayaan dan Piutang Pembiayaan Konsumen (lihat Tabel 8).
Allowance for Impairment Losses was Rp61 billion in 2011, compared to Rp73 billion in 2010, and is computed based on the Company’s historical delinquency trend, using the Markov Model (rollrate). The Company’s management believes that the Allowance for Impairment Losses is sufficient to cover losses that might arise from uncollectible Investment in Finance Leases and Consumer Financing Receivables (see Table 8).
Posisi kas BFI Finance tetap baik dengan jumlah Rp231 miliar, dibandingkan Rp334 miliar di tahun 2010. Posisi kas yang lebih besar di tahun 2010 disebabkan oleh penempatan cadangan yang lebih besar untuk mengantisipasi pembayaran obligasi Perusahaan yang jatuh tempo di bulan Januari 2011. Cadangan kas Perusahaan di tahun 2011, walaupun lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, berjumlah memadai untuk memastikan bahwa semua liabilitas yang jatuh tempo dibayar kembali secara tepat waktu. Kas tambahan ditempatkan dalam bentuk deposito on-call untuk memastikan bahwa Perusahaan memiliki kas yang cukup dan tersedia setiap saat.
The Company’s cash position remains good at Rp231 billion, compared to Rp334 billion in 2010. The higher cash position in 2010 was due to larger reserves in anticipation of a bond redemption in January 2011. The Company’s reserves in 2011, albeit lower than the previous year’s, is adequate to ensure that all maturing obligations are repaid on a timely basis. Additional cash is put in on-call deposits to ensure that the Company is sufficiently cash-ready at all times.
Pinjaman, Pendanaan dan Solvabilitas
Borrowing, Funding and Solvency
Total liabilitas meningkat 52,3% sehingga mencapai Rp2.939 miliar di tahun 2011, dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar Rp1.929 miliar (lihat Tabel 8). Hal ini antara lain terdiri dari total Pinjaman yang Diterima senilai Rp2.316 miliar atau peningkatan sebesar 45,4% dibandingkan di tahun 2010 sebesar Rp1.593 miliar. Peningkatan Pinjaman yang Diterima ini menaikkan rasio utang terhadap ekuitas Perusahaan dari 0,73 kali menjadi 1,08 kali di tahun 2011 (lihat Tabel 8 dan 13). Peningkatan rasio utang terhadap ekuitas merupakan bagian dari strategi Perusahaan untuk mendorong pertumbuhan dan meningkatkan Pengembalian Terhadap Ekuitas (ROE). Namun tingkat dari rasio utang terhadap ekuitas ini masih berada dalam batas kebijakan konservatif Perusahaan dan belum mencapai batas maksimal “10 kali” yang ditetapkan oleh pihak regulator.
Total liabilities grew by 52.3% to reach Rp2,939 billion in 2011, compared to Rp1,929 billion in 2010 (see Table 8). This consisted, amongst others, total Fund Borrowings of Rp2,316 billion or a 45.4% increase compared to Rp1,593 billion in 2010. This increase in Fund Borrowings increases the Company’s debt-to-equity ratio from 0.73 times to 1.08 times in 2011 (see Table 8 and 13). The increase in debt-to-equity ratio was part of the Company’s strategy to drive growth and raise Return On Equity (ROE). However, the level of debt-to-equity ratio was within the Company’s conservative policy and far from the “10 times” limit set by the regulator.
Sejumlah Rp1.502 miliar atau 64,9% dari Pinjaman yang Diterima Perusahaan selama tahun 2011 adalah dalam mata uang Rupiah, sementara Rp814 miliar atau 64,9% dalam mata uang asing yang bersumber dari bank-bank
Rp1,502 billion or 64.9% of the Company’s Fund Borrowings during the year were Rupiah borrowings, whilst Rp814 billion, or 64.9% were foreign currency borrowings sourced from local and foreign banks, in the form of term loans. In
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
103
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
lokal dan asing, berbentuk pinjaman berjangka. Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka senilai US$60 juta di bulan Agustus 2011, di mana Standard Chartered Bank, Cabang Jakarta, dan Deutsche Bank AG., Cabang Singapura, bertindak sebagai Mandated Lead Arranger. Secara komparatif, di tahun 2010 sejumlah Rp1.230 miliar atau 77,2% dari Pinjaman yang Diterima Perusahaan adalah dalam mata uang Rupiah, sementara Rp362 miliar atau 22,8% dalam mata uang asing yang bersumber dari bank-bank lokal dan asing, dalam bentuk pinjaman berjangka. Liabilitas dari bankbank tersebut rata-rata memiliki suku bunga tetap selama masa pinjaman. Seluruh pinjaman mata uang asing dilengkapi dengan kontrak lindung nilai untuk menutup risiko perubahan nilai tukar mata uang dan suku bunga.
August 2011, the Company signed the Term-Loan Facility Agreement for US$60 million, in which Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, and Deutsche Bank AG., Singapore Branch, acted as the Mandated Lead Arranger. Comparatively, in 2010, Rp1,230 billion, or 77.2% of the Company’s Fund Borrowings during the year were Rupiah borrowings whilst Rp362 billion, or 22.8% were foreign currency borrowings sourced from local and foreign banks in the form of term loans. Most bank obligations carry a fixed rate for the tenure of the loan. All foreign currency loans are covered with a cross-currency swap agreement to cover the risks of foreign exchange and interest rates volatility.
Utang Obligasi adalah sebesar Rp482 miliar atau 17,2% dari Pinjaman yang Diterima Perusahaan, dan merupakan peningkatan sebesar 202,6% dibandingkan tahun 2010, di mana Utang Obligasi bernilai Rp159 miliar atau 9,1% dari Pinjaman yang Diterima Perusahaan. Peningkatan ini terjadi karena adanya penerbitan Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah penawaran pokok senilai Rp420 miliar dan tenor 12, 24 dan 36 bulan. Obligasi tersebut telah tercatat di Bursa Efek Indonesia. Bunga obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi.
Bonds Payable was Rp482 billion, or 17.2% of the Company’s Fund Borrowings, and a 202.6% increase compared to 2010, where Bonds Payable was Rp159 billion, or 9.1% of the Company’s Fund Borrowings. This increase was due to the issuance of BFI Finance Indonesia III 2011 Fixed Rate Bonds with a principal offering amount of Rp420 billion and tenure of 12, 24 and 36 months. The bonds are listed on the Indonesian Stock Exchange. Interest on the bonds is paid on a quarterly basis, starting from the issuance date.
Ekuitas dan Dividen
Equity and Dividends
Ekuitas pemegang saham tumbuh 21,9% yang mencapai Rp2.366 miliar di tahun 2011, dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp1.941 miliar. Pengembalian terhadap ekuitas rata-rata (ROE) sebesar 19,8%, terjadi sedikit penurunan di mana tahun sebelumnya sebesar 20,8% (lihat Tabel Ikhtisar Keuangan). Hal ini terjadi terutama karena kerugian penurunan nilai yang meningkat tajam dan basis ekuitas yang tinggi. ROE tahun 2011 akan bertahan di angka 20,8% seperti halnya di tahun 2010 jika tidak termasuk perhitungan kerugian penurunan nilai ini.
Shareholders’ equity grew by 21.9% to reach Rp2,366 billion in 2011, compared to Rp1,941 billion in 2010. Return on average equity (ROE) was 19.8%, there was a slight decrease compared to 20.8% from the previous year (see Table of Financial Highlights). This was due mainly to surging impairment losses and a high equity base. Excluding impairment losses, ROE in 2011 would have been similar to that in 2010 at 20.8%.
Tidak ada pembayaran dividen untuk tahun buku 2010, di mana hal ini sesuai dengan kebijakan Perusahaan untuk menginvestasikan kembali seluruh sisa laba untuk mendukung pertumbuhan Perusahaan (lihat Tabel Sejarah Pembayaran Dividen Selama Lima Tahun Terakhir).
There were no dividends declared for fiscal year 2010, in line with the policy to reinvest all earnings toward the growth of the Company (see Table of Dividend Payment History of the Last Five Years).
104
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Kualitas Aset
Asset Quality
Piutang Macet (NPL) Normal di luar Agunan Yang Diambil Alih adalah sebesar 1,4% di tahun 2011 dibandingkan 1,5% di tahun 2010 (lihat Tabel 9). Hal ini merupakan peningkatan sebesar 10 basis poin. Peningkatan ini mencerminkan berbagai upaya dari Perusahaan dalam penataan kembali tim penagihan dan kontrol kredit yang lebih meningkat. NPL Normal dari Sewa Pembiayaan adalah 1,9% dibandingkan 5,2% di tahun 2010. NPL Normal dari Pembiayaan Konsumen adalah 1,2% dibandingkan tahun 2010 sebesar 0,9%. Hal ini merupakan penurunan sebesar 330 basis poin untuk Sewa Pembiayaan dan 30 basis poin lebih tinggi untuk Pembiayaan Konsumen (lihat Tabel 9).
Normal Non-Performing Loan (NPL) that excludes the Repossessed Collaterals in 2011 was 1.4%, compared to 1.5% in 2010 (see Table 9). This is an improvement of 10 basis points. This improvement is a reflection of the Company’s efforts in the realignment of its collection team and enhanced credit control. Normal NPL from Finance Lease was 1.9% compared to 5.2% in 2010. Normal NPL from Consumer Finance was 1.2% compared to 0.9% in 2010. This is a decrease of 330 basis points for Finance Lease and 30 basis points higher for Consumer Financing, respectively (see Table 9).
Tabel 9 Piutang Macet
Table 9 Non-Performing Loan (NPL) 2010
2011
Perubahan Change
Piutang Macet Absolut (Rp miliar)
Absolute NPL (Rp billion)
Sewa Pembiayaan
27,3
21,2
-22,3%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
24,5
44,6
81,9%
Consumer Financing
Jumlah Piutang Macet
51,8
65,8
27,1%
Proforma Rasio Piutang Macet*
Total NPL Proforma NPL Ratio*
Sewa Pembiayaan
5,2%
1,9%
-3,3%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
0,8%
1,0%
0,2%
Consumer Financing
Jumlah Piutang Macet
1,4%
1,2%
-0,2%
Total NPL
Sewa Pembiayaan
5,2%
1,9%
-3,3%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
0,9%
1,2%
0,3%
Consumer Financing
Jumlah Piutang Macet
1,5%
1,4%
-0,2%
Total NPL
Rasio Piutang Macet Normal*
Normal NPL Ratio*
* Proforma Piutang Macet berdasarkan Piutang Macet / Jumlah Aset yang Dikelola, termasuk Channeling dan Piutang yang Dialihkan ke Bank serta tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
* Proforma NPL is based on NPL / Total Receivables Managed, including Channeling and Transfer of Receivables to Bank and excluding Repossessed Collaterals
Berdasarkan basis Proforma, NPL di tahun 2011 adalah 1,2% dibandingkan 1,4% di tahun 2010. Hal ini merupakan perbaikan 20 basis poin. NPL dari Sewa Pembiayaan adalah 1,9% dibandingkan 5,2% di tahun 2010. NPL dari Pembiayaan Konsumen sebesar 1,0% dibandingkan 0,8% di tahun 2010. Hal tersebut merupakan penurunan 330 basis poin untuk Sewa Pembiayaan dan 20 basis lebih tinggi untuk Pembiayaan Konsumen (lihat Tabel 9).
On a Proforma basis, NPL in 2011 was 1.2%, compared to 1.4% in 2010. This is an improvement of 20 basis points. NPL from Finance Lease was 1.9% compared to 5.2% in 2010. NPL from Consumer Finance was 1.0% compared to 0.8% in 2010. This is a decrease of 330 basis points for Finance Lease and 20 basis points higher for Consumer Financing, respectively (see Table 9).
Secara umum, Sewa Pembiayaan memiliki NPL lebih tinggi karena sifat industri yang lebih bergantung pada siklus alam dan ketergantungan
Generally, Finance Lease has higher NPL due to the industry’s more cyclical nature and high dependence on universal commodity prices. The
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
105
Tinjauan Keuangan 2011 2011 Financial Review
yang tinggi terhadap harga komoditas universal. Penurunan tajam NPL dari Sewa Pembiayaan di tahun 2011 disebabkan oleh kebijakan penagihan yang lebih ketat, pembatasan pemberian pinjaman kepada konsumen-konsumen tertentu, serta kinerja yang kurang menentu di sektor komoditas yang mendasarinya, baik dari segi produksi maupun harga, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. NPL dari Pembiayaan Konsumen yang sedikit lebih tinggi adalah hal yang telah dapat diperkirakan karena makin tingginya jumlah kontrak baru.
vast improvement in Finance Lease NPL in 2011 is due more stringent collection policies, better credit restrictions to certain customers, as well as less erratic performance for the underlying commodities sectors, both in terms of production and prices, compared to the previous year. The slightly higher NPL for Consumer Financing, which is expected due to the higher volume of business booked.
Tingkat Kolektibilitas Piutang
Receivables Collectibility Ratio
Total penghapusan piutang bermasalah Proforma pada tahun 2011 adalah sebesar 0,7%, dibandingkan 0,5% di tahun 2010. Tetapi jika Perusahaan memperhitungkan pemulihan piutang macet maka jumlah persentase penghapusan piutang macet (bersih) di tahun 2011 adalah 0,44% dibandingkan 0,38% di tahun 2010. Piutang macet tersebut ditutup dengan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai sebesar Rp61 miliar atau 0,9 kali cakupan NPL (lihat Tabel 9, 10 dan 11).
Total Proforma bad debt written off in 2011 was 0.7%, compared to 0.5% in 2010. However, if we take into account the recovery of bad debt, total percentage of net bad debt written off in 2011 was 0.44% compared to 0.38% in 2010. NPL was covered by Allowance for Impairment Losses of Rp61 billion or 0.9 times coverage of existing NPL (see Table 9, 10 and 11).
Tabel 10 Penghapusan Piutang
Table 10 Loan Write Off 2010
2011
Perubahan Change
Penghapusan (Rp miliar) Sewa Pembiayaan
Absolute Write Off (Rp billion) 2,0
5,7
188,6%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
15,9
30,7
92,9%
Consumer Financing
Total
17,9
36,4
103,5%
Penghapusan Proforma (% dari Jumlah Piutang yang Dikelola*)
Total Proforma Write Off (% of Total Risk-Asset Managed*)
Sewa Pembiayaan
0,4%
0,5%
0,1%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
0,5%
0,7%
0,2%
Consumer Financing
Total
0,5%
0,7%
0,2%
Penghapusan Normal (% dari Piutang Bersih)
Total “Normal” Write Off (% of On-Statements of Financial Positions Receivables)
Sewa Pembiayaan
0,4%
0,5%
0,1%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
0,6%
0,8%
0,3%
Consumer Financing
Total
0,5%
0,8%
0,2%
Total
* Total Aset yang Dikelola termasuk adalah Jumlah Piutang pada Laporan Posisi Keuangan + Piutang yang Ditransfer / Diteruskan ke Bank-bank dan tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih
106
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
* Total Risk Assets Managed include On-Statements of Financial Positions Receivable + Receivable Transferred / Channeled to Banks and excluding Repossessed Collaterals
Tabel 11 Kecukupan Penyisihan
Table 11 Loan Loss Coverage 2010
2011
Perubahan Change
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Rp miliar) Sewa Pembiayaan
Allowance for Impairment Losses (Rp billion) 9
10
13,2%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
64
Jumlah
73
50
-21,3%
Consumer Financing
61
-17,0%
Total
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (% dari Piutang Bersih) Sewa Pembiayaan
Allowance for Impairment Losses (% of Net Receivable) 1,8%
0,9%
-0,8%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
2,2%
1,4%
-0,9%
Consumer Financing
Jumlah
2,2%
1,3%
-0,9%
Total
Tabel 12 Sumber Dana - Proforma (Rp miliar)
Obligasi Pinjaman Bank (Valuta Asing)
Table 12 Proforma Source of Funds (Rp billion) Perubahan Change
2010
2011
159
482
202,6%
Bond
362
814
124,5%
Bank Borrowings (Foreign Currency)
1.227
1.482
20,8%
Bank Borrowings (Rupiah)
3
20
554,0%
Other Borrowings
241
673
179,1%
Channeling Loan
1.993
3.471
74,2%
Total Debts (Proforma)
178
143
-19,7%
Other Liabilities
Ekuitas
1.941
2.366
21,9%
Equity
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
4.112
5.980
45,4%
Total Liabilities and Equity Funding
Pinjaman Bank (Rupiah) Pinjaman Lainnya Channeling Loan Jumlah Pinjaman (Proforma) Utang Lain-lain
Tabel 13 Analisa Rasio Utang Terhadap Ekuitas
Table 13 Analysis of Debt-to-Equity Ratio Perubahan Change
2010
2011
Utang Bersih Terhadap Ekuitas Proforma*
0.85 x
1.37 x
0,52
Proforma Net Debt-to-Equity*
Utang Bersih Terhadap Ekuitas
0.73 x
1.08 x
0,35
Ordinary Net Debt-to-Equity
* Termasuk Utang di Luar Laporan Posisi Keuangan
* Including Off-Statements of Financial Positions (Channeling) Loans
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
107
Tinjauan Operasional 2011 2011 Operational Review
BFI Finance terus berkomitmen menciptakan inovasiinovasi dalam proses operasional sehari-hari dengan mengembangkan sistem Mobile Application untuk mendukung proses aplikasi konsumen yang lebih cepat. BFI Finance is sustainably committed to create innovations in daily operational process by developing the Mobile Application system to support customers’ application process to be a lot faster.
Perusahaan memperluas jaringannya dengan menambah 7 kantor cabang baru dan 41 gerai baru sepanjang tahun 2011 menjadi 110 kantor cabang dan 59 gerai di akhir tahun 2011. Ekspansi yang cepat ini dilakukan sebagai akibat dari kondisi makro-ekonomi dan iklim politik yang kondusif di Indonesia, yang berpengaruh baik terhadap permintaan konsumen akan kendaraan mobil, motor dan alat-alat berat.
The Company expanded its network by adding 7 new branches and 41 new kiosks during the year to 110 branches and 59 kiosks by the end of 2011. The rapid expansion was made on the back of conducive macro-economic and political climate in Indonesia, which boded well for demand of cars, motorcycles, and heavy equipment.
Mayoritas kantor cabang dan gerai baru kami terletak di kota-kota terpencil di luar Jawa, di mana terdapat aktivitas perekonomian yang dapat menciptakan bisnis baru terutama melalui pembiayaan non-dealer dengan imbal balik yang besar. Kami hanya membuka 4 kantor cabang baru dan 18 gerai baru di Pulau Jawa yang kompetitif. Ekspansi melalui pembukaan gerai-gerai ini adalah strategi marketing kami yang inovatif dan sukses, untuk mengembangkan bisnis pembiayaan motor bekas.
The majority of our new branches and kiosks were in outlying towns outside Java, where there were economic activities that could generate new booking primarily for high-yield, non-dealerreferred financing. We opened only 4 new branches and 18 new kiosks in the competitive Java Island. Expansion through opening of kiosks is our innovative and successful marketing strategy to develop our used motorcycle financing business.
Selain pembukaan kantor cabang dan gerai baru, Perusahaan memperluas jaringannya dengan cara (i) bermitra dengan para agen perorangan dan pemilik usaha, terutama para pemilik toko jasa ritel kecil dan menengah dan (ii) menggunakan fasilitas Layanan Pesan Singkat (SMS) dan telemarketing yang menjadi makin populer karena dianggap efektif dan hemat biaya untuk berhubungan dengan para konsumen dan calon konsumen.
In addition to opening new branches and kiosks, the Company expanded its network by (i) working with individual agents and entrepreneurs, mainly owners of small and medium retail / service shops and (ii) using Short Message Service (SMS) facility and telemarketing, which are gaining popularity as it is effective and cost efficient in reaching potential and existing customers.
Dalam rangka membangun dan memperluas jaringan telemarketing dan call centre, Perusahaan
To build strong and spread out telemarketing or call centre network, the Company has recruited
108
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Kantor Cabang dan Gerai Baru yang Dibuka Selama Tahun 2011 New Branch Offices and Kiosks Opened During 2011
Kantor Cabang / Branch Office Medan
Gerai / Kiosk
Rantau Prapat Pekanbaru
Manado
Tanjung Pinang
Gorontalo Jambi
Palu
Samarinda Balikpapan
Palembang
Metro Banjarmasin Banjarbaru Tangerang, Pamulang Karawang, Cikarang Semarang Cirebon Bandar Lampung Tegal Kudus Lamongan Gresik Surabaya Sidoarjo Bandung Yogyakarta Malang Garut
Ternate Manokwari
Kotamobagu
Palopo Ambon Makassar
Solo Jombang Mojokerto Denpasar
telah merekrut para Telesales Executive (TSE) dan menempatkan mereka di berbagai kantor cabang di seluruh Indonesia. Kami memiliki kemampuan untuk mengukur perkembangan tingkat retensi konsumen secara nasional, yang merupakan salah satu indikator dari performa para TSE. Hal ini dicapai setelah (i) melakukan serangkaian program pelatihan kembali, (ii) memberlakukan berbagai program stimulus, (iii) mengelola basis data dengan menggunakan konsep platform tunggal, dan (iv) mengembangkan sistem-sistem untuk monitoring dan kepastian kontrol kualitas.
Telesales Executives (TSE) and placed them in our branches nationwide. We have been able to gauge the development of customer retention rate nationally, which is one of the indicators of TSE’s performance. This was achieved after (i) conducting series of re-training program, (ii) launching various stimulus programs, (iii) managing database on a single-platform concept, and (iv) developing monitoring and quality control assurance systems.
BFI Finance berkomitmen untuk meneruskan langkah-langkah inovasi dalam proses operasional sehari-hari. Hal ini terbukti di tahun 2011 dalam perkembangan dua hal. Pertama, pengembangan sistem Mobile Application untuk makin mempercepat proses aplikasi konsumen. Kedua, adanya kolaborasi dengan (i) beberapa bank lokal terkemuka yang memiliki jaringan-jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di seluruh negeri, dan (ii) kantor pos yang memiliki jaringan online untuk bertindak sebagai collecting agent dan tempat-tempat pembayaran untuk memfasilitasi pembayaran angsuran para konsumen kami.
BFI Finance is committed to continuous innovations in daily operational process. This is evident in two developments in 2011. First, a development of Mobile Application system to speed up customer application process. Second, collaborations with (i) several well-known local banks, which have vast networks of Automated Teller Machine (ATM) across the country, and (ii) post offices that have online network to act as our collecting agents and payment points to facilitate customers’ instalment payments.
Singkat kata, kami terus aktif melakukan perluasan jaringan dan merangkul mitra-mitra bisnis baru untuk meningkatkan pemasaran dari pembiayaan non-dealer kami, terutama pembiayaan motor bekas.
In short, we are actively working to increase our network and embrace new business partners to improve our marketing of non-dealer-referred financing especially used motorcycle financing.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
109
Pandangan Terhadap Tahun 2012 Outlook for the Year 2012
Sementara kita melangkah ke tahun 2012, beberapa peristiwa tertentu cukup membebani pikiran kita tentang kemungkinan apa yang mungkin terjadi di tahun 2012. Peristiwa paling mengkhawatirkan adalah keadaan ekonomi global di tahun 2011, kawasan Eropa berada dalam keadaan kacau dengan solusi yang serba sulit. Kawasan Asia terus menjanjikan pertumbuhan yang lebih kuat dan keuntungan investasi. Indonesia mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang sehat sebesar 6,5% dan mempertahankan laju inflasi rendah di angka 3,8%. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta menjadi indikator yang menunjukkan performa lebih baik secara global, meningkat 3,2%, dibandingkan indeks-indeks bursa saham lainnya yang menunjukkan kinerja negatif. Meskipun demikian sudah ada beberapa tanda perlambatan menjelang akhir tahun 2011, dengan terjadinya sedikit penurunan dalam perkembangan ekonomi bulanan dan melambatnya konsumsi produk mobil, semen, persediaan uang dan barang-barang ritel selama triwulan terakhir. Pada akhir tahun 2011 peringkat Indonesia ditingkatkan menjadi Investment Grade oleh Fitch, disusul kemudian oleh Moody’s di bulan Januari 2012, sebuah pertanda akan datangnya hari-hari baik bagi negara dengan populasi terpadat keempat di dunia ini. Dengan adanya ancaman perlambatan ekonomi dari negara-negara Asia terbesar, Cina dan India, apa yang dapat dilakukan Indonesia di tahun mendatang?
As we move into 2012, certain events weigh heavily in our thoughts of what the new year could possibly bring. The biggest cloud is the state of the global economy in 2011, Europe is in a turmoil with no easy solutions. Asia continues to promise more robust growth and investment returns. Indonesia recorded a healthy 6.5% of Gross Domestic Product (GDP) growth and kept inflation low at 3.8%. The Jakarta Composite Index was one of the better performers globally, up by 3.2%, compared to other indices that showed negative returns. Nonetheless there are already signs of some slow down toward the end of 2011, with a slight decline in monthly economic growth and slowing consumption of cars, cement, money supply and retail in the last quarter. At year end Indonesia was upgraded to Investment Grade by Fitch, followed by Moody’s in January 2012, a telling sign of better days to come for the world’s fourth most populous nation. With threat of slowdown in the largest Asian economies, China and India, what do we make of Indonesia in the coming year?
Pertama, turunnya profil risiko yang menandakan meningkatnya keyakinan para investor dan biaya yang lebih rendah dalam melakukan bisnis, tetapi kita tetap harus waspada akan kondisi ekonomi global dan bagaimana hal tersebut akan memberikan dampak negatif terhadap ketersediaan pendanaan saat menjelang akhir tahun 2012. Oleh karena itu, walaupun bank-bank di Indonesia memiliki neraca keuangan yang sehat dan prospek pertumbuhan yang positif, kami perlu bersiap menghadapi pengetatan likuiditas sehubungan dengan pendekatan yang lebih hati-hati dari para kreditor dalam memberikan pinjaman. Indonesia terus menunjukkan konsumsi domestik yang kuat, kalangan penduduk usia muda dan kelas menengah yang berkembang pesat, yang semuanya merupakan pertanda baik untuk bisnis kami. Memburuknya kemacetan lalu lintas di kota besar dan adanya data angka
First off, a falling sovereign risk profile signals increased investor confidence and lower cost of doing business, but we remain cautious about the global economy and how it might negatively impact the availability of funding in the later part of 2012. Hence, despite healthy balance sheets and a positive growth outlook for Indonesian banks, we expect some tightening of liquidity as creditors take a slightly more cautious approach toward lending. Indonesia continues to boast strong domestic consumption, a young demographic and a fast growing middle class, all of which bode well for our business. Worsening traffic congestion in major cities and official release figures point toward a resilient automotive industry – the Association of Indonesia Automotive Industries (GAIKINDO) predicts car and motorcycle sales to grow by 4% to 5% and 10% to 15% respectively in 2012. The key, we believe, is to move our business further
110
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
yang dikeluarkan secara resmi mengarah pada fakta kondisi industri otomotif yang tangguh – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memprediksi bahwa angka penjualan kendaraan mobil dan motor akan tumbuh masingmasing sekitar 4% hingga 5% dan 10% hingga 15% di tahun 2012. Kuncinya, menurut kami, adalah lebih mengembangkan bisnis kami di luar Pulau Jawa untuk mengambil keuntungan dari tingkat penetrasi kendaraan mobil yang masih rendah di pulau-pulau terluar Indonesia. Sentimen bisnis memang positif, tetapi kami juga menyadari akan terjadinya perubahan-perubahan dalam hal kebijakan dan peraturan, seperti inisiatif-inisiatif pemerintah untuk mengurangi jumlah kendaraan mobil di jalan dan berlakunya kondisi yang lebih ketat bagi pinjaman konsumen, yang tentunya akan berdampak pada bisnis kami di tahun mendatang. Risiko-risiko lainnya yang terus kami amati adalah mengenai inflasi dan infrastruktur - potensi penghapusan subsidi BBM untuk kendaraan pribadi akan berdampak negatif terhadap inflasi, dan sementara Indonesia telah mengambil langkah cukup besar di bidang infrastruktur (terutama dengan pemberlakuan Undang-undang Pembebasan Tanah) dan penanganan korupsi, kami akan melihat seberapa cepat pemerintah dapat memperoleh pendanaan dan melaksanakan proyek-proyek yang telah direncanakan sebelumnya.
away from Java to take advantage of lower car penetration rates in outer islands. Business sentiment is positive but we are also conscious of how policy and regulatory changes, such as government initiatives to reduce number of cars on the road and more stringent lending conditions to consumers, might impact our business in the coming year. Other risks we continue to be mindful of are inflation and infrastructure - the potential removal of fuel subsidies for private cars will have a negative impact on inflation, and whilst Indonesia has taken considerable stride on the infrastructure front (most notably with the implementation of the Land Acquisition Law) and the handling of corruption, we wait to see how quickly the government is able to obtain funding and execute projects in the pipeline.
Kami di BFI Finance terus mengambil pendekatan yang konsisten dalam membangun jaringan kami – melalui jaringan berbentuk fisik dan juga nonfisik yang berupa otomatisasi dan perbaikanperbaikan teknologi lainnya. Saluran-saluran distribusi baru tengah ditelaah melalui berbagai media outsource – tema yang akan makin berkembang di tahun 2012. Hal ini sangat penting dalam rangka mempertahankan momentum pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami juga terus bergumul dengan masalah tersulit di Indonesia – kurangnya jumlah tenaga kerja terampil, terutama di daerah pedesaan – untuk mendukung langkah ekspansi ini. Secara internal, proyek-proyek percontohan untuk menguji berbagai sistem dan proses baru sudah ditempatkan sebagaimana mestinya, untuk mendukung produktivitas dan pembangunan kapasitas. Proyek-proyek ini ditargetkan untuk memaksimalkan potensi dari sumber daya manusia kami untuk mencapai target-target produktivitas tersebut.
We at BFI Finance continue to take a consistent approach in building our network channel – through physical outlets as well as non-physical presence in the form of automation and other technological improvements. New channels of distribution are being explored through mediums of outsource – a growth theme for 2012. This is crucial in order to maintain the momentum for continuous growth. We also continue to grapple with a well-known Indonesian conundrum - shortage of skilled labour, especially in rural areas, to aid this expansion. Internally, pilot projects to test new systems and processes are in place, to aid productivity and capacity building. These projects are targeted at maximizing the potential of our human capital to reach our productivity targets.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
111
Pandangan Terhadap Tahun 2011 Outlook for the Year 2012
Kami juga menyadari bahwa langkah ekspansi yang agresif juga membawa tambahan risiko. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kami untuk meningkatkan kemampuan manajemen risiko dengan kontrol yang lebih baik dari bisnis ini – secara singkatnya, memahami pasar dan para konsumen kami dengan lebih baik. Kami terus berusaha mewujudkan operasional yang unggul – dalam rangka persiapan diri untuk menghadapi pertumbuhan yang lebih kuat di tahun-tahun mendatang. Pengembangan Sumber Daya Manusia diperkuat dengan keterlibatan secara terus-menerus untuk membangun kepemimpinan berkualitas yang lebih baik secara lebih luas melingkupi berbagai tingkat jabatan, dan selalu menyadari kebutuhan para karyawan dalam rangka melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan tingkat tuntutan yang tinggi.
We are also mindful that aggressive expansion brings with it additional risk. It is therefore of utmost importance that we heighten our risk management capabilities with better control of the business– in short, to understand our market and customers better. We continue to strive toward operational excellence – to set the stage for stronger growth in the coming years. Human Capital development is being strengthened by continuous engagement to build better quality leadership across the breadth and depth of our rank and file and always being mindful of their needs in order to fulfill their ever demanding jobs.
Rasio biaya berbanding pendapatan menjadi hal yang semakin penting untuk dilakukan kontrol sehubungan dengan adanya unsur persaingan dan biaya pendanaan yang pada akhirnya merambah naik sepanjang tahun. Kami mengantisipasi biaya tenaga kerja untuk tetap bertahan seiring dengan peningkatan kebutuhan akan karyawan-karyawan berbakat dan pendapatan per kapita negara yang meningkat. Pendanaan tidak menjadi masalah untuk saat ini, tetapi perlu usaha lebih dari kami untuk mendapatkan suku bunga yang baik dalam rangka meningkatkan peringkat Perusahaan.
Cost-to-revenue ratio is becoming an increasingly important area to control as competition and the expected funding cost to eventually creep up during the year. We are anticipating labour cost to remain firm as demand for talented employees increases as the country’s per capita improves. Funding is currently not an issue but to obtain good rates needs an extra effort by us in order to improve our rating.
112
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
“Hari-hari untuk menuai panen berkat cuaca yang baik menjadi semakin berkurang seiring berlalunya waktu.” Mengelola bisnis dengan sarana-sarana moderen yang lebih baik dan kemampuan untuk membaca secara lebih baik tentang bagaimana pergerakan di pasar adalah hal yang sangat penting dalam rangka mempertahankan jalur yang telah kami tetapkan untuk tahun-tahun mendatang.
“The days of good harvest due to good weather are becoming fewer as time goes by.” Managing the business with better modern tools and better reading of how the market will move is crucial for us in order to maintain the trajectory that we have set in the coming years.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
113
Tata Kelola Korporasi yang Baik Perusahaan selalu dan secara konsisten dan terus-menerus mematuhi dan menggunakan prinsip-prinsip tata kelola korporasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam peraturan yang berlaku di Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan ketentuan peraturan lainnya.
Good Corporate Governance 114
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
The Company has consistently complied with and adopted corporate governance principles to accommodate the regulatory requirements of the Indonesia Stock Exchange (BEI), the Indonesia’s Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) and other regulatory requirements.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
115
Pernyataan Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Statement
BFI Finance berkeyakinan bahwa praktek tata kelola korporasi sejalan dengan tugas Direksi dalam pelaksanaan kebijakan strategis dan bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan atas jalannya perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris berkomitmen atas kualitas standar pelaporan keuangan, keterbukaan informasi dan integritas bisnis dalam semua hal yang menjadi kewajiban Perusahaan. Lebih lanjut, Direksi dan Dewan Komisaris mempertanggungjawabkan kepada pemegang saham atas penyelenggaraan tata kelola korporasi yang baik. Kepatuhan terhadap standar etika bisnis, undang-undang korporasi dan peraturan yang berlaku menjadi bagian dalam pernyataan tata kelola korporasi ini.
BFI Finance consider the practice of good corporate governance to be integral to the role of the Board of Directors in executing strategy and for the Board of Commissioner in overviewing the corporate actions. Directors and Commissioners are committed to maintain high standards of financial reporting, transparency and business integrity in all company’s undertakings. The Board of Directors and Commissioners are accountable to the company’s shareholders for good corporate governance. Compliance to the code of business conduct, corporate law and applicable rules and regulations is the basis for the Company’s corporate governance philosophy.
Perusahaan selalu dan secara konsisten dan terusmenerus mematuhi dan menggunakan prinsipprinsip tata kelola korporasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam peraturan yang berlaku di Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan ketentuan peraturan lainnya serta melakukan regulasi dan perbaikan struktur tata kelola korporasi yang berkelanjutan. Perusahaan telah melakukan pengaturan yang ketat di bidang manajemen internal dan kegiatan operasional sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Kami berkomitmen untuk selalu melakukan perbaikan sesuai tuntutan praktek-praktek berusaha yang lebih baik.
The Company has consistently complied with and adopted corporate governance principles to accommodate the regulatory requirements of the Indonesia Stock Exchange (BEI), the Indonesia’s Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) and other regulatory requirements as well as continued to regulate and improve its corporate governance structure. The Company has been regulating its internal management and operation in a strict manner in accordance to the Articles of Association. We are committed to the continuous improvement of our better practices.
Direksi memberikan arahan terhadap evaluasi risiko Perusahaan, pengelolaan sumber daya, perencanaan strategis serta pengelolaan keuangan dan operasional untuk memastikan bahwa kewajiban Perusahaan terhadap pemegang saham serta pemangku kepentingan lainnya telah dimengerti dan dipenuhi. Dewan Komisaris, yang terdiri dari beragam profesi bisnis dan latar belakang, melakukan kajian terhadap kinerja manajemen untuk memastikan integritas dan keyakinan atas informasi keuangan, kegiatan monitoring serta manajemen risiko. Beberapa fungsi Dewan Komisaris dapat didelegasikan kepada berbagai komite, yang terdiri dari Komite Manajemen Risiko, Komite Audit dan Komite Nominasi dan Remunerasi.
The Board of Directors presides over the Company’s risk assessment, resource management, strategic planning and financial and operational management to ensure that obligations to shareholders and other stakeholders are understood and met. The Board of Commissioners, comprising of professionals from a range of businesses and backgrounds, monitors the performance of management to ensure the integrity and reliability of financial information, controls and risk management. Certain functions of the Board of Commissioners are delegated to committees, such as the Risk Management Committee, Audit Committee and Nomination and Remuneration Committee.
Tujuan Perusahaan adalah menciptakan nilai jangka panjang Perusahaan dan memaksimalkan tingkat pengembalian modal bagi para pemegang saham melalui penyediaan berbagai produk jasa pembiayaan kepada para konsumen kami.
The Company’s corporate objective is to create long-term value of the Company and maximize the total return to shareholders through providing broad scope of financial services to our customers.
116
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Kusmayanto Kadiman
Emmy Yuhassarie
Johanes Sutrisno
Presiden Komisaris President Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Alfonso Napitupulu
Richard Andrew Deitz
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Direksi Board of Directors
Francis Lay Sioe Ho
Yan Peter Wangkar
Cornellius Henry Kho
Presiden Direktur President Director
Direktur Director
Direktur Director
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
117
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep tata kelola korporasi. Pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban Perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadap semua informasi kinerja Perusahaan, kepemilikan dan para pemegang kepentingan.
Corporate governance concept emphasizes on two important things. Firstly, the right of shareholder to be provided with correct and timely information, and secondly, the obligation of the Company to disclose accurately, in a timely manner and transparently all information regarding the Company’s performance, shareholders and stakeholders.
Implementasi tata kelola korporasi di BFI dipicu tekad untuk menjadi yang terbaik melalui para prefesional untuk dapat menyajikan hal-hal materiil mengenai perusahaan dan meyakinkan investor untuk mendapatkan akses atas informasi yang jelas dan akurat.
Corporate governance implementation at BFI Finance is fueled by the determination to become the very best by employing professional to provide disclosure of material matters concerning the corporation to ensure that all investors have access to clear, factual information.
Rapat Umum Pemegang Saham
General Meeting of Shareholders
Pemegang saham melakukan investasi keuangan di Perusahaan, sehingga berhak untuk melakukan pengambilan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas permasalahan penting, termasuk penunjukan anggota Direksi dan Dewan Komisaris, persetujuan atas laporan tahunan, keputusan untuk pembagian dividen serta remunerasi bagi para anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Direksi dan Dewan Komisaris menyadari bahwa untuk melakukan pengambilan keputusan dalam RUPS dengan baik, maka pemegang saham wajib diberikan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Merupakan komitmen dari Direksi dan Dewan Komisaris untuk menetapkan dan membagi informasi tersebut secara tepat waktu kepada semua pemegang saham dan para pihak berkepentingan lainnya, serta memastikan adanya kepatuhan dalam keterbukaan informasi sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku.
The financial investment made by shareholders in the Company entitles those with voting shares during the General Meeting of Shareholders (GMOS) a voice on important matters including the appointment of the Board of Directors and Board of Commissioners, the approval of the annual reports, determine dividends declared and remuneration for the members of the boards. The boards recognize that to vote during GMOS in an informed manner shareholders must receive relevant information. It is the commitment of the boards to identify and distribute the information in a timely way to all shareholders and the other stakeholders, as well as to ensure compliance for delivering disclosure obligations imposed by law.
Untuk komunikasi yang lebih baik dengan pemegang saham Perusahaan serta pihak yang berkepentingan lainnya di seluruh dunia, dan untuk dapat memberikan informasi yang terkini tentang perkembangan Perusahaan, BFI Finance menerbitkan laporan bulanan dan laporan triwulanan yang diberi nama BFI Finance Post dan Management Discussion and Analysis (MD&A). MD&A, laporan tahunan dan informasi terkait lainnya diterbitkan dalam situs web Perusahaan http://www.bfi.co.id yang dapat diakses oleh pemegang saham dan pihak-pihak
For better communication with its shareholders and stakeholders around the world and to update the information on the Company’s developments, BFI Finance publishes the monthly and quarterly reports titled BFI Finance Post and Management Discussion and Analysis (MD&A) reports. The MD&A, the annual report and other relevant information are posted on the Company’s website at http://www.bfi.co.id that can be accessed by the shareholders and registered parties who have interest in the Company. In addition, BFI Finance
118
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
yang berkepentingan dengan Perusahaan yang terdaftar. Selain itu, BFI Finance juga menerbitkan buletin triwulanan, khususnya memuat informasi aktivitas internal dan didistribusikan ke seluruh outlet Perusahaan.
also produces quarterly bulletins, mostly for internal purposes, distributed to all the Company’s outlets.
Pemegang saham diharapkan untuk dapat menghadiri rapat-rapat umum tahunan. Setelah selesai penyelenggaraan rapat, hasil keputusan yang diambil dalam rapat akan diumumkan di dalam surat kabar dan situs web Perusahaan.
Shareholders are encouraged to attend the annual general meetings. The outcome of the decisions made during the meeting are announced in the newspapers and posted on the Company’s website following the meeting.
Uraian Dewan Komisaris
Board of Commissioners’ Description
Sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris (BOC) dan Direksi (BOD) secara bersama-sama bertanggung jawab atas keberhasilan Perusahaan serta mempertanggungjawabkan kinerja usahanya kepada para pemegang saham.
In accordance with the Corporate Law and the Company’s Articles of Association, the Board of Commissioners (BOC) and the Board of Directors (BOD) are collectively responsible for the success of the Company and accountable to the shareholders for delivering business performance.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris terdiri dari minimal tiga orang anggota dan maksimal lima orang anggota. Salah satu anggota diangkat sebagai Presiden Komisaris. Dari lima anggota Dewan Komisaris yang ada, tiga di antaranya merupakan Komisaris Independen.
Pursuant to the Company’s Articles of Association, the Board of Commissioners consists of a minimum of three and maximum of five members. One of them is appointed as President Commissioner. Of the existing five members, three are Independent Commissioners.
Seluruh anggota Dewan Komisaris diangkat oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris, maka calon anggota Dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam-LK tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan. Calon anggota Dewan Komisaris harus lulus pada penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Tim Penguji dan Penilai yang ditunjuk oleh Ketua Bapepam-LK, namun apabila calon anggota Dewan Komisaris sudah pernah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan pada jasa keuangan lain tidak perlu dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan, kecuali yang bersangkutan menurut BapepamLK tidak memenuhi atau diduga tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan/atau kepatutan.
All the members of the Board of Commissioners are appointed by the shareholders at General Meeting of Shareholders for a five-year term commencing from the date of appointment. To be appointed as a member of the Board of Commissioners, candidates must meet the requirements set by the Bapepam-LK about ability and proper assessment for the members of the Board of Directors and Board of Commissioners of Finance Companies. Candidates must pass the fit and proper assessment by the Examiners and Assessment Team appointed by the Chairman of Bapepam-LK, but if the prospective member of the Board of Commissioners had passed the fit and proper assessment of other financial institution, then such assesment is not necessary, unless Bapepam-LK deemed the candidates fail to meet or allegedly fail to meet the fit and/or proper requirements.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
119
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
Seluruh anggota Dewan Komisaris yang saat ini menjabat telah memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Apabila masa jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir, dapat dilakukan penunjukan kembali anggota Dewan Komisaris didasarkan pada hasil penilaian dan rekomendasi dari Komite Nominasi. Sebagai kelanjutan atas hasil penilaian yang dilakukannya, Komite Nominasi membuat rekomendasi untuk memastikan apakah anggota Dewan Komisaris yang sudah selesai masa tugasnya akan diusulkan untuk diangkat kembali. Berdasarkan rekomendasi dari Komite Nominasi, Dewan Komisaris akan mengusulkan kepada Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham apakah penunjukan kembali tersebut dapat disetujui atau tidak oleh rapat.
All members of the Board of Commissioners is currently in compliance with the provisions of existing regulations. When the tenure of the member of the Board of Commissioners is over, the re-election of the member of the Board of Commissioners is subject to performance appraisals overseen by the Nomination and Remuneration Committee. Following the appraisal, the Nomination and Remuneration Committee will recommend if it will endorse a retiring commissioner for reelection. Based on the recommendation from the Nomination and Remuneration Committee, the Board of Commissioners will advise shareholders in the notice of General Meeting of Shareholders whether or not re-election is to be approved by the meeting.
Tugas-tugas Dewan Komisaris sesuai dengan Anggaran Dasar serta Pedoman Tata Kelola Korporasi meliputi supervisi terhadap tindakan Direksi dalam menjalankan usahanya serta memberikan petunjuk kepada Direksi bilamana diperlukan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh beberapa komite, yaitu Komite Audit, Komite Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi dan Remunerasi.
The duties of the Board of Commissioners in accordance with the Articles of Association and the Corporate Governance Manual consist of the supervision of the Company’s operation conducted by the Board of Directors and provide advice to the Board of Directors when required. In performing these duties, the Board of Commissioners is supported by committees; such as the Audit Committee, Risk Management Committee, and the Committee of Nomination and Remuneration.
Dewan Komisaris, jika diperlukan, atas beban Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan independen untuk memberikan petunjuk atas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tanggung jawab Dewan Komisaris.
The Board of Commissioners, as required, at the Company’s expense may seek advice from independent experts on any matter connected with the discharge of their responsibilities.
Secara umum, tanggung jawab dari Dewan Komisaris termasuk hal-hal berikut ini: • Melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan atas strategi bisnis Perusahaan, anggaran tahunan, kebijakan manajemen risiko, dan mekanisme pengawasan internal sebagaimana disusun dan direkomendasikan oleh manajemen. • Memastikan bahwa keputusan atas hal-hal yang di luar kebiasaan serta pengeluaran belanja barang modal telah konsisten dan sesuai dengan tujuan strategis jangka panjang Perusahaan. • Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan di bidang operasional, kecuali untuk pemberian persetujuan kredit atas proposal yang nilainya telah melewati otoritas Direksi.
Broadly, the responsibility of the Board of Commissioners include of the followings: • Evaluating and giving approval on overall business strategy, annual budget, risk management policy, and internal control mechanism as developed and recommended by management. • Ensuring that decision on irregularities and capital expenditures take into consideration the long-term strategic goal of the Company. • In performing their duties, the Board of Commissoners is prohibited from getting involved in the process of making operational decisions, with the exception of approving credit proposals where the exposure exceeds the credit approval authority of the Board of Directors.
120
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Memastikan bahwa Perusahaan dikelola untuk menjaga integritas keuangan dan sesuai dengan perencanaan bisnis yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan keputusan yang telah diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham. • Memastikan terselenggaranya tata kelola korporasi yang baik sesuai dengan pedoman dan standar etika dalam setiap kegiatan Perusahaan, hubungan bisnis dan berlaku pada seluruh tingkat dalam jenjang organisasi Perusahaan.
• Ensuring that the Company preserves in financial integrity and in accordance with business plan approved by the Board of Commissioners and the decision made in the General Meeting of Shareholders. • Ensuring the implementation of Good Corporate Governance in accordance with the manual and code of ethic in all aspects of Company’s activities, business engagement and across all levels of the Company’s hierarchy.
Prosedur Penetapan Besarnya Remunerasi untuk Dewan Komisaris Mengacu pada ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan, remunerasi untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun demikian, RUPS dapat memberikan kuasanya kepada Rapat Dewan Komisaris untuk menentukan dan menyetujui usulan besarnya remunerasi. Oleh karena itu sesuai keputusan RUPS tanggal 15 Juni 2011 dan berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 96 ayat (1, 2 dan 3), mengenai besar dan jenis penghasilan setiap anggota Direksi Perusahaan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Berdasarkan Undangundang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 113 dan pasal 17 ayat 10 Anggaran Dasar Perusahaan, ketentuan tentang besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Procedure for Determining the Remuneration for the Board of Commissioners Pursuant to the Company’s Articles of Association, the remuneration for the members of the Board of Commissioners and the Board of Directors is determined by the General Meeting of Shareholders (GMOS). However, the GMOS may authorize the Meeting of the Board of Commissioners to determine and approve the proposed amount of remuneration. Therefore, based on the decision made during the GMOS dated 15 June 2011, and in accordance to the Law No. 40 of 2007 regarding Limited Company Article 96 subsection (1, 2 and 3), the amount and types of income of each member of the Company’s Board of Directors are determined by the General Meeting of Shareholders and such authority may be delegated to the Board of Commissioners. Based on the Law No. 40 of 2007 regarding Limited Company article 113 and article 17, sub-section 10 of the Company’s Articles of Association, the provisions of the amount of salary or honorarium and allowances for members of the Board of Commissioners is established by the General Meeting of Shareholders.
Mekanisme penentuan besarnya gaji dan tunjangan tersebut dilakukan sebagai berikut: • Direksi melakukan pembahasan mengenai besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris, antara lain dengan mempertimbangkan kemampuan finansial Perusahaan serta kewajaran rasio gaji dan tunjangan berdasarkan kinerja keuangan Perusahaan secara menyeluruh. • Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan evaluasi atas usulan mengenai besarnya gaji dan tunjangan yang diajukan oleh Direksi dengan membandingkan kinerja keuangan Perusahaan serta mempertimbangkan sumber-sumber referensi lainnya.
The mechanism for determining the amount of salary and benefits is as follows: • The Board of Directors conducts review of salary and benefits for the members of the Board of Directors and the Board of Commissioners through, amongst others using comparative analysis of ratios of salary and benefits based on the overall financial performance of the Company. • The Nomination and Remuneration Committee evaluates the recommendation from the Board of Directors on the appropriateness of salary and benefits taking into account of the Company’s financial performance and other references for the committee to consider.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
121
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
• Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan usulan kepada Rapat Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atas usulan besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada Rapat Dewan Komisaris, yang selanjutnya memutuskan besarnya gaji dan tunjangan lainnya sesuai kewenangan yang diberikan oleh RUPS.
• The Nomination and Remuneration Committee submits the proposal for salary and benefits at the Meeting of the Board of Commissioners and the later finalizes the salary and benefits in line with the authorization given by the GMOS.
Rapat Dewan Komisaris Mematuhi ketentuan peraturan pasar modal, pedoman tata kelola korporasi dan praktik-praktik terbaik yang dilakukan BFI Finance, selama tahun 2011 BFI Finance telah menyelenggarakan rapatrapat sebagai berikut: 1. Satu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan pada tanggal 15 Juni 2011, di antaranya pemberian persetujuan atas laporan tahunan Perusahaan, penunjukan anggota-anggota Dewan Komisaris baru dan pengangkatan kembali Direksi serta pendelegasian kekuasaan kepada Rapat Dewan Komisaris untuk menentukan besarnya remunerasi bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris.
Meeting of the Board of Commissioners In compliance with capital market regulation, corporate governance manual and best practices adopted by BFI Finance, during the year 2011 BFI Finance has conducted the following meetings:
2. Sembilan Rapat Resmi Dewan Komisaris dengan Direksi Dalam rapat-rapat Dewan Komisaris dengan Direksi yang diadakan secara berkala ini dibicarakan berbagai aspek operasional, kinerja keuangan, strategi bisnis dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebijakankebijakan, tujuan-tujuan dan target-target usaha dari Perusahaan. Selain rapat-rapat resmi tersebut, baik Direksi maupun Dewan Komisaris juga mengadakan rapat tidak resmi guna membahas antara lain implementasi atas keputusan yang telah diambil dalam rapatrapat resmi.
2. Nine Formal Meetings of the Board of Commissioners with the Board of Directors The formal meetings of the Board of Commissioners with the Board of Directors had regular discussions on various aspects of the company’s operations, financial performance, business strategy and other matters related to the Company’s policies, goals and objectives. In addition to these formal meetings, both the Board of Directors and the Board of Commissioners also conducted informal meetings for implementation of decisions made during the formal meetings.
Uraian Direksi
Board of Directors’ Description
Direksi terdiri dari para profesional yang bekerja penuh untuk Perusahaan, dan bertindak untuk dan atas nama Perusahaan dalam hal berhubungan dengan pihak luar, sesuai dengan Anggaran Dasar dan ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
The Board of Directors consists of full time professionals, who act on behalf of the Company in all external affairs, in accordance with the Articles of Association and the prevailing rules and regulations.
122
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
1. One Annual General Meeting of Shareholders The Annual General Meeting of Shareholders was conducted on 15 June 2011 to, amongst others, approved the annual report, appointed new members of the Board of Commissioners and re-elaction of the existing Board of Directors, and delegated authority to the Meeting of the Board of Commissioners to determine the remuneration for the members of the Board of Directors and the Board of Commissioners.
Direksi bertanggung jawab atas pencapaian visi dan misi Perusahaan melalui penetapan tujuan strategik dan kebijakan. Direksi melakukan pengawasan atas implementasi strategi dan kebijakan tersebut melalui pendekatan yang terstruktur atas pelaporan kinerja yang diuraikan dalam key performance indicator (KPI) yang telah ditetapkan. Para anggota Direksi membawa keahlian masing-masing dan secara kolegial, memiliki kemampuan dan kompetensi untuk memastikan efektivitas dari Direksi. Hal ini termasuk pengetahuan dan pengalaman manajemen yang mendalam, pengetahuan mengenai industri dan profil pelanggan, peraturan yang berlaku serta pengetahuan manajemen risiko.
The Board of Directors is responsible for realizing the vision and mission of the Company through the establishment of strategic objectives and policies. It monitors the implementation of strategies and policies through a structured approach to reporting of defined key performance indicators (KPI). All the directors bring their respectiive expertise and in collegial, have the ability and competence to ensure the effectiveness of the Board of Directors. This includes in-depth management knowledge and experience, understanding of the industries and customers profile, familiar with the regulation and knowledge in risk management.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, Direksi terdiri dari minimal tiga orang anggota dan maksimal lima orang anggota, salah satunya diangkat sebagai Presiden Direktur. Semua anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Direksi, maka calon anggota Direksi wajib memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam-LK tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan. Calon anggota Direksi harus lulus pada penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Tim Penguji dan Penilai yang ditunjuk oleh Ketua BapepamLK, namun apabila calon anggota Direksi sudah pernah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan pada jasa keuangan lain tidak perlu dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan, kecuali yang bersangkutan menurut Bapepam-LK tidak memenuhi atau diduga tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan/atau kepatutan.
Pursuant to the Company’s Articles of Association, the Board of Directors consists of a minimum of three and a maximum of five members, one of them is appointed as President Director. All the members of the Board of Directors are appointed by the shareholders at the General Meeting of Shareholders for five year terms of service commencing from the date of appointment. To qualify as a member of the Board of Directors, candidates must meet the requirements according to ability and decency regulations set by the Bapepam-LK about the fit and proper assessment for the members of the Board of Directors and Board of Commissioners of Finance Companies. Candidates must pass on skills and proper assessment by the Examiners and Assessment Team appointed by the Chairman of BapepamLK, but if the prospective member of the Board of Directors had passed the fit and proper assessment of other financial institution, then such assesment is not necessary unless Bapepam-LK deemed the candidates fail to meet or allegedly fail to meet the fit and/or proper requirements.
Seluruh anggota Direksi yang saat ini menjabat telah memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Apabila masa jabatan anggota Direksi berakhir, pengangkatan kembali anggota Direksi didasarkan pada hasil penilaian dan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi. Sebagai kelanjutan atas hasil penilaian yang dilakukannya, Komite Nominasi dan Remunerasi membuat rekomendasi untuk memastikan apakah anggota Direksi yang sudah selesai masa tugasnya akan diusulkan untuk diangkat kembali. Berdasarkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi, Dewan
All members of the Board of Directors currently in compliance with the provisions of existing regulations. When the tenure of the member of the Board of Directors is over, the re-election of the member of the Board of Directors is subject to performance appraisals overseen by the Nomination and Remuneration Committee. Following the appraisal, the Nomination and Remuneration Committee make recommendations to determine as to whether it will endorse a retiring director for re-election. Based on the recommendation from the Nomination and Remuneration Committee, the Board of Commissioners will advise shareholders
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
123
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
Komisaris akan mengusulkan kepada Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham apakah penunjukan kembali tersebut dapat diterima oleh rapat.
in the notice of General Meeting of Shareholders whether or not re-election is to be approved by the meeting.
Tanggung jawab utama dari Direksi adalah menjaga aset-aset Perusahaan serta memastikan adanya pengembalian investasi yang memadai kepada Pemegang Saham di samping memperhatikan kepentingan pihak-pihak terkait lainnya. Tanggung jawab ini termasuk hal berikut ini: 1. Mengembangkan visi, misi dan nilai-nilai dasar Perusahaan serta perencanaan strategis ke dalam anggaran Perusahaan. 2. Membangun struktur organisasi serta mendefinisikan secara jelas fungsi masingmasing divisi dan mengelola sumber daya yang dimiliki secara efektif. 3. Membentuk sistem mekanisme pengawasan internal dan manajemen risiko, memastikan terselenggaranya fungsi audit internal ke seluruh tingkatan manajemen, konsisten dengan kebijakan dan prosedur yang telah disetujui. 4. Memperhatikan kepentingan dari para pemangku kepentingan Perusahaan.
The primary responsibility of the Board of Directors is to protect the Company’s assets and providing decent return on investment to the shareholders, whilst also considering the interest of other stakeholders. These responsibilities include the following: 1. To develop the Company’s vision, mission and core values as well as the Company’s strategic plan to be consolidated into the business budget. 2. To build an organization structure and define clear functions of each division and manage human capital in an effective manner. 3. To establish a system for internal control mechanism and risk management, ensuring the implementation of internal audit function across all management level, consistent with the approved polices and procedures. 4. To manage the interest of the Company’s stakeholders.
Direksi menyelenggarakan rapat antara anggota Direksi atas hal-hal yang berkaitan dengan strategi bisnis dan aspek operasional selain mengikuti rapat-rapat rutin bulanan yang diselenggarakan dengan Dewan Komisaris.
The Board of Directors conducts frequent meetings amongst the members of the Board of Directors on matters that are related to the business strategy and operational aspects in addition to the regular monthly meeting with the Board of Commissioners.
Direksi yang saat ini menjabat diangkat pada tanggal 15 Juni 2011 untuk jangka waktu lima tahun dan akan berakhir masa jabatannya pada saat Rapat umum Pemegang Saham tahun 2016. Berikut ini adalah susunan dari Direksi:
The existing Board of Directors was elected on 15 June 2011 for five years and will expire in the next General Meeting of Shareholders in 2016. The following is composition of the Board of Directors:
Presiden Direktur : Francis Lay Sioe Ho Direktur : Yan Peter Wangkar Direktur : Cornellius Henry Kho
President Director : Francis Lay Sioe Ho Director : Yan Peter Wangkar Director : Cornellius Henry Kho
Berikut ini adalah rincian kualifikasi dari masingmasing anggota Direksi:
The following is detail of qualification of the Board of Directors:
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur merupakan pengambil keputusan tertinggi dalam organisasi dan bertanggung jawab atas keberhasilan kinerja Perusahaan. Bersama dengan anggota Direksi
Francis Lay Sioe Ho The President Director has the highest decision making authority in the organization and is responsible for the overall result of the Company’s performance. Together with the other members in
124
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
lainnya menyusun sasaran strategis dan rencana kerja untuk pencapaian visi dan misi Perusahaan.
the Board of Directors, he leads the formulation of the strategic objectives and business plan to achieve the Company’s vision and mission.
Yan Peter Wangkar Sebagai Direktur Pemasaran, Kredit dan Penagihan, tugas di bidang pemasaran adalah menanamkan citra Perusahaan dalam seluruh kegiatan bisnis dan menjadikan pasar mengenal Perusahaan sebagai ”pilihan rekanan yang tepat dalam berbisnis” dan melakukan perluasan dan peningkatan penetrasi pasar di jaringan BFI Finance. Sebagai Direktur yang membawahi kredit dan penagihan, yang bersangkutan juga bertanggung jawab atas kualitas aset dan menyusun strategi penagihan piutang yang baik dalam meminimalisasi risiko dan kerugian Perusahaan.
Yan Peter Wangkar As the Marketing, Credit and Collection Director, his primary responsibility is to ensure that our corporate brand image is embedded in all of the Company’s marketing activities, in order for the Company to be recognized as “the right business partner” and to expand and improve market penetration in BFI Finance’s network. As the Director handling the subjects of credit and collection, he is also responsible maintaining asset quality and to design the appropriate collection strategy in order to minimize the Company’s risk and losses.
Cornellius Henry Kho Sebagai Direktur Operasional dan Keuangan, tanggung jawab utamanya mengatur keseluruhan aktivitas operasional Perusahaan (yang meliputi antara lain akuntansi, teknologi informasi (TI) dan sumber daya manusia) pada proses dan tingkat pengelolaan yang optimum dan memastikan ketaatan pada peraturan yang berlaku. Tugas kedua adalah mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang dimiliki Perusahaan untuk menciptakan kinerja keuangan tertinggi.
Cornellius Henry Kho As the Operation and Finance Director, his primary role is to ensure the alignment of the Company’s overall operational activities (which include among others accountancy, information technology (IT) and human resources) with the process and level of optimum governance and in compliance to the regulation. His second responsibility is to optimize the utilization of the Company’s resources to achieve the highest possible financial performance.
Prosedur Penetapan Besarnya Remunerasi untuk Direksi Menunjuk ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan, remunerasi untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Namun demikian, RUPS dapat memberikan kuasanya kepada Rapat Dewan Komisaris untuk menentukan dan menyetujui usulan besarnya remunerasi. Oleh karena itu sesuai keputusan RUPS tanggal 15 Juni 2011 dan berdasarkan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 96 ayat (1, 2 dan 3), mengenai besar dan jenis penghasilan setiap anggota Direksi Perusahaan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
Procedure to Determine Remuneration of the Board of Directors Pursuant to the Company’s Articles of Association, the remuneration for the members of the Board of Commissioners and Board of Directors is determined by the General Meeting of Shareholders (GMOS). However, the GMOS may authorize the Meeting of the Board of Commissioners to determine and approve the proposed amount of remuneration. Therefore, based on the decision made during the GMOS dated 15 June 2011 and in accordance to Law No. 40 of 2007 regarding Limited Company Article 96 subsection (1, 2 and 3), the amount and types of income of each member of the Company’s Board of Directors are determined by the General Meeting of Shareholders and such authority may be delegated to the Board of Commissioners.
Mekanisme yang sama dalam hal penentuan besarnya gaji dan tunjangan kepada anggota
The same mechanism in determining the amount of salary and benefits for the members of the
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
125
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
untuk
Board of Commissioners is also applied for the members of the Board of Directors.
Program Pelatihan Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Direksi BFI Finance menyediakan anggaran bagi anggota Direksi untuk mengikuti program pelatihan melalui berbagai seminar dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan anggota Direksi dengan tujuan akhir untuk meningkatkan efektivitas kinerja Perusahaan.
Training Program for Improving the Effectiveness of the Board of Directors BFI Finance provides budget for the members of the Board of Directors to participate in selected seminars and workshops, aimed at enhancing knowledge of the board member with the ultimate goal for improving the effectiveness of the Company’s performance.
Rapat Direksi dan Dewan Komisaris Rincian daftar hadir dalam rapat resmi Direksi dan Dewan Komisaris selama tahun 2011 disajikan berikut ini:
Board of Directors and Commissioners’ Meeting Detail of attendants at the formal meetings of the Boards during the year 2011 are set out below:
Dewan Komisaris anggota Direksi.
No
diberlakukan
Tanggal / Date
juga
KK
JS
AN
RD
EY
RC
FL
PW
CH
1
3 Februari 2011 3 February 2011
na
√
√
-
na
√
√
√
√
2
29 Maret 2011 29 March 2011
na
√
√
-
na
√
√
√
√
3
19 April 2011 19 April 2011
na
√
√
√
na
√
√
√
√
4
10 Juni 2011 10 June 2011
na
√
√
-
na
√
√
√
√
5
4 Juli 2011 4 July 2011
√
√
√
-
√
na
√
√
√
6
1 Agustus 2011 1 August 2011
√
√
√
-
-
na
√
√
√
7
15 September 2011 15 September 2011
√
√
√
-
√
na
√
√
√
8
8 November 2011 8 November 2011
√
√
√
√
-
na
√
√
√
9
12 Desember 2011 12 December 2011
√
√
√
-
√
na
√
√
√
Ringkasan / Legend: KK : Kusmayanto Kadiman JS : Johanes Sutrisno AN : Alfonso Napitupulu RD : Richard Andrew Deitz EY : Emmy Yuhasserie RC : Rudy Capelle FL : Francis Lay Sioe Ho PW : Yan Peter Wangkar CH : Cornellius Henry Kho √ : Hadir dalam meeting / Attended the meeting - : Tidak hadir dalam meeting / Did not attend the meeting na : Tidak menjabat anggota Dewan Komisaris / Did not hold as member of the Board of Commissioners
Komite–komite Dewan Komisaris
Board of Commissioners’ Committees
Dewan Komisaris membentuk tiga komite khusus, terdiri dari Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Manajemen Risiko. Masing-masing Komite melakukan rapat sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris. Pekerjaan yang dilakukan oleh ketiga Komite
The Board of Commissioners has three specific committees: Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, and Risk Management Committee. Each Committee meets as scheduled under the terms of reference set by Board of Commissioners. The work carried out by each of the three Committees is described in their
126
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
tersebut dijelaskan dalam masing-masing laporan. Setiap Komite berhak untuk menunjuk konsultan dari pihak luar sesuai dengan kebutuhan.
respective reports. Every Committee has authority to seek external advice if required.
Berikut ini beberapa Komite di bawah Dewan Komisaris.
The following are Committees under the Board of Commissioners.
Komite Audit Komite Audit merupakan komite pelaksana dari Dewan Komisaris yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan beserta penjelasannya dan melakukan pengawasan atas kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dari sistem pengendalian internal. Tugas ini termasuk hal-hal berikut: 1. Menelaah terhadap pelaksanaan prinsipprinsip dan praktek-praktek akuntansi dalam penyajian informasi keuangan kepada publik. 2. Menelaah tingkat kecukupan dan efektivitas mekanisme pengendalian internal BFI Finance. 3. Menelaah kualitas fungsi audit internal dengan melakukan penelahan atas prosedur audit internal, perencanaan audit dan efektivitas perbaikan sebagai tindak lanjut atas temuan audit. 4. Sehubungan dengan auditor eksternal, menelaah terhadap cakupan audit dan memeriksa kualitas kinerja dari auditor eksternal serta merekomendasikan kepada Dewan Komisaris sehubungan dengan penunjukan auditor eksternal. 5. Menelaah implementasi praktek Tata Kelola Korporasi yang Baik.
Audit Committee The Audit Committee is an operating committee of the Board of Commissioners entrusted with the oversight of financial reporting and disclosure and the monitoring of compliance with rules and regulations, as well as the effectiveness of internal controls. These include of the following:
Pada tanggal 4 Juli 2011, Dewan Komisaris melakukan pergantian keanggotaan Komite Audit. Dani Firmansjah berhenti dari jabatannya dan sebagai anggota Komite Audit baru adalah Kusmayanto Kadiman, Rudy Capelle, Dominic Picone dan Fendi Santoso. Berikut susunan anggota Komite Audit yang saat ini menjabat:
On 4 July 2011, the Board of Commissioners changed the composition of the committee members. Dani Firmansjah resigned from his membership and the new appointed members of the committee were Kusmayanto Kadiman, Rudy Capelle, Dominic Picone and Fendi Santoso. The following is the composition of the existing Audit Committee members:
Ketua : Johanes Sutrisno Anggota : 1. Stefanus Ginting 2. Kusmayanto Kadiman 3. Rudy Capelle 4. Dominic Picone 5. Fendi Santoso
Chairman : Johanes Sutrisno Members : 1. Stafanus Ginting 2. Kusmayanto Kadiman 3. Rudy Capelle 4. Dominic Picone 5. Fendi Santoso
1. To review of accounting principles and practices adopted in the preparation of public financial information. 2. To review the level of adequacy and effectiveness of BFI Finance’s internal control mechanism. 3. To review the quality of internal audit functions through reviewing the internal audit procedure, audit plan, and the effectiveness of the improvement as follow up of the audit findings. 4. In relation to external auditors, to review the scope of audit and assess the quality of the external auditor’s performance and provide recommendations to the Board of Commissioners concerning the appointment of an external auditor. 5. To review the implementation of Good Corporate Governance practices.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
127
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
Berikut ini merupakan riwayat hidup para anggota Komite:
The curriculum vitae of the members of the Committee is as follows:
Johanes Sutrisno
Stefanus Ginting
Kusmayanto Kadiman
Di samping menjabat sebagai Ketua Komite Audit, beliau juga berkedudukan sebagai Komisaris Perusahaan. Selain itu beliau juga menjadi anggota Komite Audit dari PT Bentoel Internasional Investama Tbk. sejak Januari 2010. Profil beliau dapat dilihat pada bab Sumber Daya Manusia di halaman 73.
Warga negara Indonesia, lahir di Tilburg, Belanda, pada tanggal 31 Juli 1952, menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Beliau menjabat sebagai anggota Komite Audit Perusahaan sejak tahun 2006. Berpengalaman di bidang perbankan dan usaha jasa pembiayaan. Di samping menjabat sebagai anggota Komite Audit Perusahaan, beliau saat ini juga menjabat sebagai Komisaris di perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan direktur perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur.
Di samping menjabat sebagai anggota Komite Audit, beliau juga berkedudukan sebagai Presiden Komisaris Perusahaan sejak bulan Juni 2011 dan menjabat hingga sekarang. Selain itu beliau juga menjadi komisaris dan penasihat dari beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber daya alam dan pembangkit listrik sejak tahun 2009. Profil beliau dapat dilihat pada bab Sumber Daya Manusia di halaman 72.
In addition to serving as the Chairman of the Audit Committee, he is also the Company’s Commissioner. Besides that he also becomes a member of the Audit Committee of PT Bentoel Internasional Investama Tbk. since January 2010. His profile can be seen on the chapter of Human Capital page 73.
Indonesian citizen, born in Tilburg, The Netherlands, on 31 July 1952, completed his education at the Faculty of Economics, University of Gadjah Mada, Yogyakarta. He has served the position as a member of the Company’s Audit Committee since 2006. His financial and banking expertises were attained whilst working in the banking and multifinance sector. Besides being a member of the Company’s Audit Committee, he is also Chairman of an information technology company and a director of an infrastructure company.
128
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
In addition to serving as a member of the Audit Committee, he is also the Company’s President of Commissioner since June 2011 and serves the position until current time. Besides that he also becomes a member of the commissioner and advisor to several companies in the field of natural resources and power generation since 2009. His profile can be seen on the chapter of Human Capital page 72.
Rudy Capelle
Dominic Picone
Warga negara Indonesia, lahir tahun 1947, beliau menjabat sebagai anggota Komite Audit Perusahaan sejak tahun 2011. Sebelumnya beliau bekerja sebagai Assistant Vice President Corporate Banking Citibank, General Manager Marketing and Credit Bank Umum Nasional, Finance Director Kalbe Farma Group, Managing Director Dwi Satrya Utama Group, Asisten CEO Barito Pacific Timber, Executive Director Lippo Group, Komisaris PT Surya Citra Televisi atau SCTV, Direktur Utama PT Info Finance Perkasa, Direktur Utama Bank Niaga, konsultan pribadi untuk beberapa perusahaan, dan Komisaris PT BFI Finance Indonesia Tbk.
Warga negara Australia dan Inggris (dwikewarganegaraan), lahir tahun 1978, beliau menjabat sebagai Komite Audit Perseroan sejak tahun 2011. Sebelumnya beliau juga menduduki berbagai posisi kerja di Divisi Consumer Finance ANZ Bank dan Divisi Investment Banking Credit Suisse. Kini beliau juga menjabat sebagai Vice President dari TPG Capital di Singapura.
Indonesian citizen, born 1947, he has served his position as a member of the Company’s Audit Committee since 2011. Previously, he worked as the Assistant Vice President Corporate Banking of Citibank, General Manager Marketing and Credit of Bank Umum Nasional, Finance Director of Kalbe Farma Group, Managing Director of Dwi Satrya Utama Group, Asistant CEO of Barito Pacific Timber, Executive Director of Lippo Group, Commissioner of PT Surya Citra Televisi atau SCTV, Chief Executive Officer of PT Info Finance Perkasa, Chief Executive Officer Bank Niaga, private consultant for several companies, and the Commissioner of PT BFI Finance Indonesia Tbk.
Australian and British citizen (dual citizenship), born 1978, he has served as a member of the Company’s Audit Committee since 2011. Previously, he held various professional positions at the Consumer Finance Division of ANZ Bank and the Investment Banking Division of Credit Suisse. Now he also holds the position as the Vice President of TPG Capital in Singapore.
Fendi Santoso Warga negara Indonesia, lahir tahun 1979, menjabat sebagai Komite Audit Perusahaan sejak tahun 2011. Sebelumnya beliau menjabat berbagai posisi profesional di Jardines Group; termasuk Astra International, Jardine Motors Group, Jardine Matheson dan Federal International Finance atau FIF. Kini beliau juga menjabat sebagai Vice President dari Northstar Pacific Capital. Indonesian citizen, born 1979, he has served his position as a member of the Company’s Audit Committee since 2011. Previously, he held various professional positions at Jardines Group; including Astra International, Jardine Motors Group, Jardine Matheson; and Federal International Finance or FIF. Now he also holds the position as the Vice President of Northstar Capital in Singapore.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
129
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
Rapat Komite Audit Rapat Komite Audit dijadwalkan tiga bulanan dan bilamana diperlukan dapat lebih sehingga perlu penyesuaian, mencakup pembicaraan hasil temuan audit internal maupun eksternal, efektivitas pengendalian internal, cakupan audit oleh auditor eksternal, dan pembahasan laporan keuangan maupun non-keuangan serta melakukan evaluasi kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan yang berlaku di Perusahaan. Penyusunan jadwal rapat merupakan komitmen bersama antara Direksi, Dewan Komisaris, Manajemen Senior dan Auditor Internal dan Eksternal. Sesuai dengan Piagam Komite Audit, Komite ini memiliki kebebasan atas permasalahan apa yang perlu dibahas dan hal ini tercantum dalam jadwal.
Audit Committee Meeting The Audit Committee meeting is scheduled quarterly and more often if necessary, covers discussions on internal and external audit findings, the effectiveness of internal control, scope of audit to be performed by the external auditor and the discussion on audited financial reports and evaluation on compliance with the prevailing rules and regulations prescribed for the Company. The meeting agenda is a joint commitment between the Board of Directors, the Board of Commissioners, Senior Management, and both the Internal and External Auditors. Pursuant to the Charter of Audit Committee, the Committee has its own perspective on what key issues should be addressed and this is reflected in the agenda.
Komite Audit melakukan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam peraturan Bapepam-LK. Sehubungan dengan ketentuan keterbukaan informasi mengenai kegiatankegiatan Komite Audit yang tercantum dalam Pernyataan Komite Audit yang terdapat dalam laporan ini.
The Audit Committee performs the function as specified by Bapepam-LK through its regulations. The activities of the Audit Committee are disclosed in the Audit Committee Statement of this report.
Selama tahun 2011, Komite Audit menyelenggarakan lima pertemuan resmi. Tiga rapat pertama diselenggarakan sebelum penunjukan anggota Komite Audit baru yang berlaku sejak 4 Juli 2011. Seluruh anggota Komite Audit menghadiri rapat Komite sesuai jadwal yang ditetapkan. Kehadiran dalam Rapat Komite Audit:
In 2011, the Audit Committee conducted five formal meetings. The first three meetings were conducted prior to the change on the Audit Committee members which was effective as of 4 July 2011. All the members of the Audit Committee presented to the Committee’s meetings as scheduled.
Nama
Kehadiran
Presence on the Audit Committee Meeting: Name
Attendance
Johanes Sutrisno
5
Johanes Sutrisno
5
Stefanus Ginting
5
Stefanus Ginting
5
Dani Firmansjah
3
Dani Firmansjah
3
Kusmayanto Kadiman
2
Kusmayanto Kadiman
2
Rudy Capelle
2
Rudy Capelle
2
Dominic Picone
2
Dominic Picone
2
Fendi Santoso
2
Fendi Santoso
2
130
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Laporan Komite Audit Selama tahun 2011, Komite Audit telah melakukan tugas-tugasnya, antara lain mencakup hal-hal berikut: 1. Menilai efektivitas mekanisme kontrol internal melalui penelahan cakupan program audit internal, penilaian terhadap pelaksanaan program audit, dan melakukan evaluasi terhadap laporan aktivitas auditor internal termasuk efektivitas tindak lanjut atas temuan audit. 2. Mengevaluasi informasi keuangan tiga bulanan sebelum disampaikan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia, untuk memastikan kelengkapan dan kebenaran isi laporan. Semua laporan yang disampaikan telah memenuhi standar ketentuan yang berlaku. 3. Menyelenggarakan rapat dengan Akuntan Publik dengan tujuan memeriksa independensi dan obyektivitas dari Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan serta memastikan kecukupan dari cakupan audit eksternal. 4. Berdiskusi dengan Akuntan Publik mengenai rekomendasi-rekomendasi hasil temuan audit sebelumnya dan management letter terkait, serta melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan tahun 2011. Tidak ditemukan adanya rekomendasi auditor yang belum dilakukan tindak lanjut dan laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Report of The Audit Committee In 2011, the Audit Committee carried out their duties, including the following:
Seluruh kegiatan Komite Audit telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris dalam rapat-rapat dengan Dewan Komisaris.
The activities of the Audit Committee were reported to the Board of Commissioners during the meetings with the Board of Commissioners.
Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi ini dibentuk oleh dan untuk membantu Dewan Komisaris. Tugas utama dari Komite ini untuk memastikan adanya proses yang jelas dan benar dalam hal menominasikan anggota-anggota baru dari Direksi dan Dewan Komisaris dan/atau Komite dan dalam hal melakukan evaluasi terhadap kinerja dari anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta mengusulkan kepada Dewan Komisaris untuk hal-hal berikut ini:
Nomination and Remuneration Committee The Nomination and Remuneration Committee was established by and to support the Board of Commissioners. The primary function of the Committee is to ensure that there is a clear and appropriate process in place for the appointment of new members of the Board of Directors, Board of Commissioners and/or Committee and for the performance evaluation of members of the Board of Directors and the Board of Commissioners, and make recommendations to the Board of Commissioners on the following issues:
1. Evaluated the effectiveness of internal control mechanisms through reviewing the scope of the internal audit program, assessed the implementation of audit program and evaluated reports of internal audit activities including the effectiveness of the follow up on audit findings. 2. Reviewed the quarterly financial information prior to submission to Bapepam-LK and the Indonesia Stock Exchange, to ensure the completeness and accuracy of the report. All the reports met the standard reporting requirements. 3. Conducted meetings with the Public Accountant, for the purpose of reviewing the independence and the objectivity of the Public Accountant and the adequacy of the scope of external audit. 4. Discussed with the Public Accountant regarding recommendations on previous audit findings and subsequent management letter, and reviewed the audited financial statement for the fiscal year 2011. There were no pending recommended issues which were not followed up and the financial reports complied with the prevailing accounting standard.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
131
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
Tugas-tugas terkait dengan fungsi nominasi: 1. Menyusun rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai pengembangan kriteria sebagai dasar seleksi, penetapan sistem serta prosedur pemilihan dan atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Melakukan evaluasi atas kompetensi yang diperlukan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk nominasi calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite-komite untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang pihak independen yang akan diajukan sebagai calon anggota Komite.
Duties related to the nomination function: 1. To provide recommendation to the Board of Commissioners on developing criteria for the selection, defining system and procedure for selecting and/or replacing members of the Board of Commissioners and the Board of Directors. 2. To assess necessary and desirable competencies and provides the Board of Commissioners with recommendation on the nomination of the members of the Board of Commissioners, the Board of Directors and the Committees to be proposed to the General Meeting of Shareholders. 3. Provides the Board of Commissioners recommendation on independent parties to be nominated as Committee members.
Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi sehubungan dengan aspek remunerasi termasuk: 1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris kebijakan remunerasi untuk diimplementasikan terhadap Dewan Komisaris dan Direksi. Kebijakan remunerasi terkait dengan hasil evaluasi kinerja. 2. Menelaah perhitungan remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau dalam Rapat Dewan Komisaris dalam hal Rapat Dewan Komisaris telah mendapatkan kewenangan dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk menentukan besarnya remunerasi dan insentif.
The duties and responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee in relation to remuneration matters include: 1. To provide recommendation to the Board of Commissioners for the remuneration policies applicable to the Board of Commissioners and the Board of Directors. The remuneration policy is linked to performance evaluation. 2. To review the remuneration and incentive package for the members of the Board of Commissioners and Board of Directors to be proposed for approval in the General Meeting of Shareholders or to the Meeting of the Board of Commissioners in the event that the General Meeting of Shareholders has delegated the Meeting of the Board of Commissioners to determine such remuneration and incentives.
Dalam hal evaluasi terhadap kinerja Direksi, evaluasi dilakukan Komite setiap tahun sekali. Evaluasi kinerja didasarkan pada empat hal utama, meliputi: pencapaian kinerja keuangan, efektivitas implementasi tata kelola korporasi yang baik, implementasi manajemen risiko serta pencapaian terhadap tujuan-tujuan, visi dan misi Perusahaan. Untuk Dewan Komisaris, penilaian terhadap kinerja anggotanya ditinjau dari pelaksanaan tugas yang dikuasakan oleh Pemegang Saham, pengawasan terhadap kegiatan Perusahaan, serta memastikan efektivitas dari komite-komite yang dibentuk dan pelaksanaan etika bisnis.
With regards to the performance evaluation of the Board of Directors, the Committee conducts a yearly review. The performance evaluation is assessed against four major issues: financial achievement, the effectiveness of implementation of good corporate governance, risk management and achievement of the Company’s set goals, vision and mission. For the Board of Commissioners, assessment to their performance is related to the implementation of their fiduciary duties from the shareholders to oversee the Company’s actions and to ensure the effectiveness of the committees and compliance to the regulations and business ethics.
Pada tanggal 4 Juli 2011, Dewan Komisaris melepas Cornellius Henry Kho dari keanggotaan Komite dan menunjuk Dominic Picone dan Ariani
On 4 July 2011, the Board of Commissioners released Cornellius Henry Kho from the member of the Committee and appointed Dominic Picone
132
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Vidya Sofjan sebagai anggota baru. Susunan Komite yang saat ini menjabat adalah:
and Ariani Vidya Sofjan as the new members. The existing composition of the Committee is:
Ketua : Alfonso Napitupulu Anggota : 1. Francis Lay Sioe Ho 2. Dominic Picone 3. Ariani Vidya Sofjan
Chairman : Alfonso Napitupulu Members : 1. Francis Lay Sioe Ho 2. Dominic Picone 3. Ariani Vidya Sofjan
Berikut ini merupakan riwayat hidup anggota Komite, Ariani Vidya Sofjan, sedangkan riwayat hidup anggota lainnya terdapat di bagian profil Dewan Komisaris (halaman 74), Direksi (halaman 75) dan Komite Audit (halaman 129).
The following is curriculum vitae of committee member, Ariani Vidya Sofjan, and for the other members are stated under the profiles of the Board of Commissioners (page 74), the Board of Directors (page 75) and Audit Committee (page 129).
Ariani Vidya Sofjan Warga negara Indonesia, lahir tahun 1970. Ibu Sofjan menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak Juli 2011. Beliau sekarang juga menjabat sebagai Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk. dan sekaligus Executive Director PT Northstar Pacific Capital. Beliau pernah bekerja sebagai Kepala Riset di Mandiri Sekuritas, kemudian sebagai Analis Senior di PT Bahana Securities. Memulai karir sebagai Analis Ekuitas di Deutsche Morgan Grenfell Asia di tahun 1994. Beliau bergelar Bachelor of Science bidang Keuangan dari Oklahoma State University, Amerika Serikat, tahun 1992.
Ariani Vidya Sofjan Indonesian citizen, born 1970. Ms. Sofjan has served as a member of Remuneration and Nomination Committee since July 2011. She is currently the Director of PT Delta Dunia Makmur Tbk. as well as the Executive Director of PT Northstar Pacific Capital. She was the Head of Research at Mandiri Securities, and she was a Senior Analyst at PT Bahana Securities. She began her career as an Equity Analyst with Deutsche Morgan Grenfell Asia in 1994. She holds a Bachelor of Science in Finance from Oklahoma State University, USA, in 1992.
Komite Manajemen Risiko Komite Manajemen Risiko wajib memberikan bantuan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap para pemegang saham. Selanjutnya, Komite ini bertanggung jawab atas sistem pengawasan internal Perusahaan serta melakukan evaluasi atas efektivitasnya dengan: 1. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap manajemen dalam hal identifikasi dan evaluasi atas strategi penting, kegiatan
Risk Management Committee The Risk Management Committee shall provide assistance to the Board of Commissioners in fulfilling its responsibilities toward the shareholders. Futhermore, the Committee is responsible for the Company’s system of internal control and the review of its effectiveness by: 1. Assessing and providing oversight to management relating to the identification and evaluation of major strategic, operational,
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
133
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
operasional, peraturan perundangan, informasi, dan risiko eksternal yang terkait dengan kegiatan bisnis Perusahaan serta mekanisme proses pengawasan terkait dengan risiko yang dihadapi. 2. Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan manajemen risiko dan kegiatan Perusahaan. 3. Melakukan pengawasan terhadap integritas mekanisme pengendalian kegiatan Perusahaan sehubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan perundangan, termasuk tetapi tidak terbatas pada kesesuaian etika bisnis Perusahaan.
regulation, information, and external risk inherent in the business of the Company and the control process with respect to such risks. 2. Overseeing the risk management compliance and activities of the Company. 3. Overseeing the integrity of the Company’s system of operational controls regarding legal and regulatory compliance, including without limitation, with respect to the conduct of the Company’s business ethic.
Proses dalam manajemen risiko disiapkan secara komprehensif, sistematik serta terus-menerus dengan melakukan pengawasan secara konstan terhadap risiko bisnis. Prosedur penting yang dilakukan dalam proses manajemen risiko meliputi: 1. Risiko-risiko utama yang dihadapi Perusahaan diidentifikasikan dan dicatat dalam risk management dashboard dilengkapi dengan mekanisme pengawasan yang diberlakukan untuk masing-masing jenis risiko. 2. Ditunjuk penanggung jawab yang jelas untuk melakukan identifikasi, pencatatan, analisa dan pengawasan risiko. 3. Unit-unit bisnis diminta untuk melaporkan setiap semester kepada Komite Manajemen Risiko atas risiko bisnis masing-masing serta pelaksanaan mekanisme pengawasan. 4. Prosedur dan kebijakan yang telah disusun secara komprehensif dan terencana dijadikan sebagai panduan Perusahaan. 5. Komite Audit melakukan evaluasi untuk memastikan adanya sistem pengendalian risiko yang efektif serta memberikan laporan kepada Dewan Komisaris.
The risk management process is intended to be comprehensive, systematic and continuous, and based on constant monitoring of business risk. The key feature of the process include of the followings:
Dalam pengelolaan risiko bisnis, Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk menentukan besarnya batas risiko yang dapat diterima oleh Perusahaan dan memastikan bahwa Perusahaan melakukan usahanya dalam batas kriteria risiko yang telah ditentukan. Cakupan penilaian yang dilakukan oleh Komite termasuk evaluasi kualitas portofolio dan kecukupan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai. Laporan komprehensif atas status usaha yang diperkirakan mengandung risiko dapat diperoleh dari manajemen serta dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
In managing business risk, the Risk Management Committee is responsible for determining the Company’s tolerable limits of risk and ensuring that the Company operates within defined risk parameters. The scope of Committee’s reviews covers the risk exposure on portfolio quality and determines the adequacy of allowance for impairment losses. A comprehensive report on the status of any perceived business risk is obtainable from the management and is reported to the Board of Commissioners.
134
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
1. The main risks faced by the Company are identified and recorded in the risk management dashboard together with the control mechanism applicable for each risk category. 2. There is clear allocation of management responsibility for risk identification, recording, analysis and control. 3. Business units are required to report semiannually to the Risk Management Committee on principle business risks and the operation of control mechanism. 4. Comprehensive and well defined control policies are formally set out in the manual of Company’s policies and procedures. 5. The Audit Committee review the effectiveness of the risk management system which are in place and reports to the Board of the Commissioners.
Ketentuan-ketentuan yang komprehensif diberlakukan untuk mengurangi dampak risiko yang ada, antara lain: 1. Penyimpangan terhadap anggaran yang telah disetujui atas pengeluaran untuk pembiayaan barang modal atau komitmen yang melebihi batas tertentu perlu mendapat persetujuan lebih dahulu dari Dewan Komisaris. 2. Pemberian pembiayaan kepada suatu grup atau suatu perusahaan individu yang melebihi batas tertentu dikontrol oleh dan harus mendapat persetujuan lebih dulu dari Dewan Komisaris. 3. Diversifikasi portofolio dilakukan seluas mungkin pada industri-industri yang berkembang dalam perekonomian di Indonesia. 4. Kegiatan yang sehat, lingkungan kerja dan sistem manajemen diawasi dan dievaluasi untuk mencapai standar kinerja yang diharapkan dan patuh terhadap peraturanperaturan yang berlaku. 5. Transaksi-transaksi bisnis harus sesuai dengan otorisasi yang berlaku dan dilaksanakan dengan semestinya.
Comprehensive practices are established to mitigate any possible risk, such as:
Pengendalian internal yang memadai dan efektivitas sistem manajemen risiko memungkinkan manajemen untuk mendapatkan informasi akurat yang terkini dan tepat waktu dalam hal terjadi suatu pelanggaran atau terjadi ketidakpatuhan terhadap standar prosedurprosedur operasional, dan menggunakan informasi tersebut untuk melakukan tindakan seketika guna mengurangi dampak risiko yang timbul. Sehubungan dengan risiko atas portofolio aset Perusahaan, keberhasilan dari mekanismemekanisme manajemen risiko Perusahaan dapat dilihat dari kualitas aset yang mengandung risiko, dalam hal ini telah dikelola dengan baik memenuhi kriteria parameter risiko yang telah ditetapkan.
The adequacy of the internal control and effective risk management systems allow management to obtain timely and accurate up-to-date information with regard to any violation or non-compliance to the standard operating procedures and use this for the basis of immediate action to reduce the impact of any negative risk. In terms of the risk asset portfolio, the success of the Company’s risk management mechanisms can be seen in the quality of the risk asset portfolio, which is well within the criteria of pre-determined risk parameters.
Dalam hal portofolio aset berisiko, eksposur sektor korporasi dipertahankan khususnya di industri yang pertumbuhannya stabil, meskipun saat ini sebagian besar eksposur merupakan Pembiayaan Konsumen. Pembiayaan ini diutamakan kepada usaha-usaha kecil yang bersifat informal dan tersebar secara luas di seluruh outlet yang ada di berbagai kepulauan. Pengembangan kantor cabang diprioritaskan di daerah yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi atas pendapatan
In term of risk assets portfolio, the exposure in corporate sectors has been maintained in the stable growing industries, but the recent majority exposure is in Consumer Financing. Emphasis funding is to small businesses engaged in the informal sectors and widely spread in all outlets throughout the islands. Development of branch offices are priorities in the areas where there is drivers to generate domestic income. Various new types of financing scheme have been developed
1. Any deviation against the approved budget on capital expenditure and commitments above a certain size require prior approval from the Board of Commissioners. 2. Financial exposures above a certain limit to a group of companies or individual are controlled and subject to the Board of Commissioner’s approval. 3. Portfolio diversification is widely spread amongst growing industries of the Indonesian economy. 4. Occupational health, working environment and management systems are monitored and reviewed to achieve acceptable standard of performance and compliance with regulations. 5. Business transactions are properly authorized and executed.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
135
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
asli daerah. Berbagai jenis pembiayaan telah dikembangkan untuk menyediakan fasilitas pembiayaan yang sesuai kebutuhan-kebutuhan para konsumen.
to provide financing facilities suitable for the consumers’ needs.
Meskipun telah melakukan perubahan fokus pada Pembiayaan Konsumen, risiko kredit tetap merupakan salah satu bentuk risiko yang terpenting. Oleh karena itu BFI Finance selalu berusaha agar risiko ini tetap terkontrol baik dengan mewajibkan implementasi kebijakan kredit secara ketat, diversifikasi portofolio yang efektif dan mengutamakan pembiayaan kendaraan yang mudah dijual kembali. Peningkatan perhatian terhadap manajemen portofolio juga dapat menjamin bahwa perkembangan risiko dari waktu ke waktu selalu termonitor dengan baik.
Regardless of the change in the focus to greater reliance in Consumer Financing, credit risk is still one the most crucial risk exposure. BFI Finance therefore, ensures that this type of risk remains manageably by pursuing strict implementation of the policy, effective diversification of the portfolio and to focus such financing on vehicle that has good secondary market. An increased focus on the portfolio management also ensures that the evolvement of risks over time is properly monitored.
Likuiditas dijaga dengan adanya fasilitas-fasilitas dari bank serta bentuk pinjaman lainnya yang memungkinkan. Risiko yang berkaitan dengan pendanaan ini khususnya tingkat bunga dan kontinuitas tersedianya sumber-sumber dana. Manajemen tetap melakukan segala upaya untuk memperkecil risiko-risiko ini dengan mempertimbangkan adanya struktur permodalan Perusahaan yang kuat.
Liquidity is maintained in the form of bank facilities and other types of borrowings wherever applicable. The risk associated with the funding is mainly interest rates and sustainability of the funding sources. Management still enforces every effort to minimize these risks under the strong capital structure consideration of the Company.
Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, selain penerbitan obligasi dan pinjaman luar negeri, sebagian besar fasilitas-fasilitas pinjaman perbankan nasional yang ada dijamin dengan piutang. Komposisi dari aset produktif yang dibiayai Perusahaan menentukan bentuk dari sumber-sumber pendanaan domestik. Oleh karena itu Komite perlu memastikan adanya mitigasi risiko atas kemampuan penyediaan dana sedemikian rupa sehingga pertumbuhan aset Perusahaan tidak hanya tergantung pada tersedianya sumbersumber dana perbankan domestik.
To meet the funding requirements, in addition to issuance of bond and the offshore loans, most of the domestic bank facilities available for funding are secured by receivables. The composition of the risk assets financed by the Company determines the type of domestic funding sources. Therefore, the Committee is to ensure the risk mitigation for the appropriate funding capabilities, as such the future growth of the Company’s assets will not heavily depend on the availability of domestic bank facilities.
Untuk mengurangi dampak risiko operasional yang berasal dari proses internal maupun kesalahan karena faktor manusia dan sistem, teknologi informasi (T.I.) berkualitas tinggi memegang peranan kunci dalam hal perbaikan-perbaikan kualitas operasional dan manajemen portofolio. Pengembangan sistem baru ini telah selesai dan diimplementasikan secara menyeluruh di outlet BFI Finance. Sistem baru ini merupakan sistem terintegrasi yang menggabungkan fungsi proses bisnis dengan administrasi dalam suatu
To reduce operational risk that arises from internal process, human and system errors, high quality information technology (IT) facilities play a key role in quality improvements and portfolio management. Development of the new system has been completed and implemented to all outlets of BFI Finance. The new system provides an integrated link between business process and administration, developed on a web-based platform. This centralized new system aims to speed up the life cycle of business process chain
136
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
sistem yang berbasis web. Sistem baru yang dikelola secara sentral ini dimaksudkan untuk mempercepat rangkaian proses bisnis di samping meningkatkan mekanisme kontrol, integritas data yang tinggi dan kinerja Perusahaan.
while improving the control mechanism, sound data integrity and Company’s performance.
Pada tanggal 4 Juli 2011, Dewan Komisaris membebaskan Francis Lay dari keanggotaan Komite Manajemen Risiko dan mengangkat tiga anggota Komite baru. Susunan Komite Manajemen Risiko yang saat ini menjabat adalah sebagai berikut:
On 4 July 2011, the Board of Commissioners released Francis Lay from his duty as member of the Risk Management Committee and appointed three additional new Committee members. The new composition of the Risk Management Committee is follow:
Ketua : Rudy Capelle Anggota : 1. Emmy Yuhassarie 2. Dominic Picone 3. Fendi Santoso 4. Sudjono
Chairman : Rudy Capelle Members : 1. Emmy Yuhassarie 2. Dominic Picone 3. Fendi Santoso 4. Sudjono
Berikut ini merupakan riwayat hidup anggota Komite, Sudjono, sedangkan riwayat hidup anggota lainnya terdapat di bagian profil Dewan Komisaris (halaman 73) dan Komite Audit (halaman 129).
The following is curriculum vitae of committee member, Sudjono, and for the other members are stated under the profiles of the Board of Commissioners (page 73) and the Audit Committee (page 129).
Sudjono Warga negara Indonesia, lahir tahun 1970. Bapak Sudjono telah menjabat sebagai anggota Komite Manajemen Risiko sejak tahun 2003. Beliau sekarang juga menjabat sebagai Associate Division Head Financial Control and Information System (TI) di Perusahaan. Memulai karir sebagai Auditor Senior di Firma Akuntan Publik Hans Tuanakotta Mustofa (HTM) – anggota dari Deloitte Touche & Tohmatsu. Beliau bergelar Master of Business Administration (MBA) dari Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI Business School) di Jakarta tahun 2006, dan Enterprise Risk Manager (ERMTM) dari Asian Risk Management Institute dan National University of Singapore, tahun 2009.
Sudjono Indonesian citizen, born 1970. Mr. Sudjono has served as a member of Risk Management Committee since 2003. He currently holds the position as the Company’s Financial Control and Information System (IT) Associate Division Head. He began his career as a Senior Auditor at the Public Accountant Firm of Hans Tuanakotta Mustofa (HTM) – a member of Deloitte Touche & Tohmatsu. He holds a Master of Business Administration (MBA) from the Indonesian Institute of Management Development (IPMI Business School), Jakarta, in 2006, and the Enterprise Risk Manager (ERMTM) from the Asian Risk Management Institute and National University of Singapore, in 2009.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
137
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
Komite Manajemen Risiko menyelenggarakan dua rapat tengah tahunan dihadiri oleh seluruh anggota komite, kecuali Emmy Yuhassarie. Hasil rapat-rapat Komite telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris dalam rapat Komite Manajemen Risiko dengan Dewan Komisaris.
The Risk Management Committee conducted two semi-annual meetings, presented by all members of the committee, except Emmy Yuhassarie. The result of Committee’s meetings was reported to the Board of Commissioners during the meeting of the Risk Management Committee with the Board of Commissioners.
Audit Internal Perusahaan
Corporate Internal Audit
Dengan adanya kepastian atas pengelolaan risiko, kontrol, dan proses dalam suatu organisasi, audit internal merupakan salah satu landasan dalam pengelolaan organisasi secara efektif. Audit Internal Perusahaan merupakan suatu badan yang independen, yang berperan memberikan kepastian dan nasehat untuk peningkatan nilai serta memperbaiki kegiatan operasional Perusahaan. Kegiatannya membantu pencapaian tujuan melalui pendekatan yang sistematik dan disiplin dalam melakukan evaluasi serta perbaikan di bidang manajemen risiko dan pengawasan.
By providing assurance on the risk management, control, and governance process within an organization, internal audit is one of the key cornerstones of effective organizational governance. The Corporate Internal Audit is an independence body, addressing its assurance and advisory role to add value and improve the Company’s operation. It helps accomplish its objectives by bringing systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management and control.
Dengan mempertimbangkan tujuan Audit Internal Perusahaan, fungsi utama dan tanggung jawab dari peran pengawasan internal meliputi hal-hal berikut ini: 1. Melakukan evaluasi dan memberikan kepastian yang wajar bahwa sistem pengawasan internal dan sistem pengelolaan telah berfungsi sebagaimana diharapkan sehingga dimungkinkannya pencapaian tujuan Perusahaan. 2. Memberikan laporan adanya indikasi penyimpangan langsung kepada manajemen puncak dan Komite Audit, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan di bidang efektivitas kinerja Perusahaan. 3. Melakukan evaluasi kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku, bilamana diperlukan menggunakan penasihat hukum.
In consideration of the objectives of Corporate Internal Audit, the major roles and responsibilities of internal audit function include of the following:
Untuk pencapaian peran dan tanggung jawab tersebut di atas, Departemen Audit Internal BFI Finance secara independen melakukan pemeriksaan ke seluruh kantor cabang, termasuk di kantor pusat. Selain melakukan audit terhadap transaksi finansial, departemen ini juga mengevaluasi kepatuhan dan pelaksanaan standar prosedur operasi Perusahaan serta secara berkesinambungan melakukan pengkajian atas efektivitas sistem pengendalian internal Perusahaan. Pelaksanaan audit didasarkan pada
In fulfilling the above roles and responsibilities, the Internal Audit Department of BFI Finance has been independently conducting audit activities throughout the branches as well in the head office. In addition to the audit on financial aspect, this department monitors compliance with policies and standard operating procedures and continuously evaluating the effectiveness of the internal control system. The auditing process is adapting the Risk Based Audit concept, which focuses on the areas of greatest risk as determined by the Risk
138
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
1. To evaluate and provide reasonable assurance that internal control and governing systems are functioning as intended and will enable the Company’s objectives and goals to be met. 2. To report internal control deficiencies identified directly to the top management and Audit Committee, and provides recommendations for improving the effective performance of the Company’s operation. 3. To evaluate regulatory compliance with consultation from legal counsel if required.
konsep Audit Berbasis Risiko yang berfokus pada bidang yang memiliki tingkat risiko paling tinggi sebagaimana diindikasikan oleh Komite Manajemen Risiko maupun oleh Komite Audit.
Management Committee and as per the advice of the Audit Committee. Any findings of all adverse events are reported to the Risk Management Committee and the Audit Committee.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Fungsi utama dari Sekretaris Perusahaan untuk memastikan bahwa Direksi melaksanakan tugas yang telah dikuasakan serta menjalankan kegiatan korporasi berdasarkan ketentuan peraturan organisasi yang berlaku dan memastikan adanya kepatuhan Perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perusahaan.
Key responsibility of the Corporate Secretary is to ensure that the Board of Directors discharges its fiduciary duty and performs corporate conduct within an organization’s regulatory environment and to ensure that the Company complies with relevant rules and regulation and also the Company’s Articles of Association.
Sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4 dan Peraturan PT Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek) No. 1-A mengenai pembentukan Sekretaris Perusahaan, BFI Finance menunjuk seseorang sebagai Sekretaris Perusahaan dan saat ini dirangkap oleh salah satu anggota Direksi, Cornellius Henry Kho. Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan antara lain meliputi: • Bertanggung jawab atas corporate action Perusahaan dan memastikan bahwa catatan atas kegiatan Perusahaan sesuai dengan apa yang telah dilakukan Perusahaan. • Bertanggung jawab atas kegiatan komunikasi korporasi secara tepat waktu dan akurat kepada seluruh stakeholder (pemegang kepentingan) dan hubungan investor. • Mengikuti perkembangan yang terjadi di pasar modal dan peraturan-peraturan terbaru yang berlaku di bidang pasar modal. • Memberikan masukan kepada Direksi mengenai peraturan-peraturan Pasar Modal dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan tersebut. • Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Bapepam-LK dan pihak publik. • Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan.
As required by Bapepam-LK Regulation No. IX.I.4 and the Rule of PT Bursa Efek Indonesia (Stock Exchange) No. 1-A in relation to the establishment of a Corporate Secretariat, BFI Finance appointed a person as a Corporate Secretary and now is being held by Cornellius Henry Kho, one of the members of the Board of Directors. The main duties of the Corporate Secretary include of the following: • Responsible for any corporate action conducted by the Company and to ensure that the record of the Company’s action reflects what the Company has done. • Responsible for the corporate communication to be done with time punctuality and accuracy to all stakeholders and the investor relation. • Monitor the development occurred in the capital market and the newest rules and regulations applicable in the capital market. • Provide input to the Board of Directors regarding the rules and regulations of the Capital Market and to ensure the compliance to the rules and regulations. • As the liaison officer of the Company in relation with Bapepam-LK and stakeholders. • To perform the secretarial activities.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan Sekretaris Perusahaan selama tahun 2011, antara lain: 1. Memberikan pelayanan informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat berkaitan dengan kegiatan-kegiatan Perusahaan, seperti permintaan Laporan Tahunan 2010, penerbitan obligasi, dan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa.
The activities undertaken by the Corporate Secretary in 2011 include: 1. Provided the information service to the shareholders and public in relation to the Company activities, such as request for the 2010 Annual Report, the bonds issuance and the Annual General and Extraordinary Meeting of Shareholders.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
139
Struktur Tata Kelola Korporasi Code of Conduct
2. Mengikuti perkembangan setiap peraturan pasar modal baru yang diterbitkan selama tahun 2011 dan menginformasikannya kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan departemen serta unit kerja terkait mengenai keberadaan peraturan baru tersebut. 3. Memberikan laporan-laporan berkala dan laporan-laporan insidentil kepada BapepamLK dan Bursa Efek, termasuk laporan rencana dan hasil pelaksanaan aktivitas-aktivitas Perusahaan, seperti Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa, penerbitan obligasi. 4. Melakukan berbagai publikasi aktivitasaktivitas Perusahaan melalui media massa sebagai perwujudan keterbukaan informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat. 5. Menyiapkan daftar khusus saham, yaitu daftar kepemilikan saham Dewan Komisaris dan Direksi beserta keluarganya berdasarkan periode triwulanan. 6. Mempersiapkan dan menghadiri setiap pelaksanaan rapat Dewan Komisaris dan rapat Direksi, membuat risalah hasil rapat Dewan Komisaris dan rapat Direksi. 7. Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa masingmasing sebanyak satu kali yang dilaksanakan tanggal 15 Juni 2011, dan Paparan Publik untuk kinerja keuangan Perusahaan hingga triwulan ke-3 tahun 2011 sebanyak satu kali yang dilaksanakan tanggal 5 Desember 2011.
140
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
2. Monitored the development of every new regulation from the capital market issued in 2011 and to be informed to the Board of Commissioners, Board of Directors and all related departments and business units regarding the existence of such new regulation. 3. Submitted the regular reports and supplementary reports to Bapepam-LK and the Stock Exchange, including report on plans and results on the implementation of Company activities, such as the Annual General and Extraordinary Meeting of the Shareholders, the issuance of bonds. 4. Produced various publications on the Company activities through the mass media as the implementation of information disclosure to the shareholders and public. 5. Prepared the share register, which provides data of ownership of shares by members of the Board of Commissioners and the Board of Directors as well as their family members based on quarter period. 6. Organized and attended every meeting held by the Board of Commissioners and the Board of Directors, made the minutes of both meetings. 7. Organized the Annual General and Extraordinary Meeting of the Shareholders one time for each event which was held on 22 April 2010, and the Public Expose for the Company’s financial performance up to the third quarter of 2011 for one time which was held on 5 December 2011.
Prinsip-Prinsip Berusaha Code of Conduct
Prinsip-prinsip Berusaha merupakan suatu ketentuan yang menjabarkan tanggung jawab para individu maupun suatu organisasi. Piagam Prinsip-prinsip Berusaha mencakup secara luas hal-hal yang terkait dengan praktik berbisnis dan prosedur. Dalam piagam ini tercantum prinsipprinsip utama yang merupakan pedoman bagi para karyawan dan pimpinan Perusahaan untuk bertindak sesuai dengan etika dan menghindari tingkah laku yang tidak semestinya.
Code of Conduct is a set of rules outlining the proper practice of an individual and organization. The Code of Conduct Charter covers a wide range of business practices and procedures. It stipulates basic principles for all employees and officers of the Company to conduct accordingly and avoid any appearance of improper behaviour.
Tujuan dari adanya Piagam Prinsip-prinsip Berusaha adalah untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan Perusahaan, karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya dan menyiapkan kerangka kerja untuk implementasi empat nilai dasar berikut ini yang mendukung komitmen BFI Finance untuk mencapai keunggulan:
The purpose of the Code of Conduct Charter is to protect the interest of the Company, employees, customers and other stakeholders, and to provide a framework for applying four core values underpinning BFI Finance’s commitments to excellence:
- - - -
- - - -
Saling Percaya dan Menghormati Kerja Sama Memberi yang Terbaik Kepuasan Pelanggan
Mutual Trust and Respect Teamwork Strive for Excellence Customer Satisfaction
Dalam implementasinya, Perusahaan telah memberitahukan kepada Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh karyawan, apapun jabatannya, bahwa mereka wajib untuk melaksanakan standar etika berusaha yang tinggi. Dalam hal ini, BFI Finance telah menerbitkan Pedoman Prinsipprinsip Berusaha, yang mencerminkan nilai integritas, saling menghormati, saling percaya dan kerja sama untuk memberikan yang terbaik dalam rangka meningkatkan reputasi dan kinerja Perusahaan.
In its implementation, the Company has advised the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees, regardless of their position, that they must comply with the highest level of ethical standards. In this regard, BFI Finance has published the Code of Conduct Principles, which reflects the values of integrity, respect, trust and team work, striving at all times for excellence to enhance reputation and performance of the Company.
Pedoman tersebut mencantumkan arah dan petunjuk yang jelas bagi Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan dalam menjalankan usahanya, berinteraksi dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan rekanan usaha, serta lingkungan kerja pada umumnya. Pedoman tersebut juga mencantumkan etika Perusahaan, benturan kepentingan, kecurangan keuangan, penyuapan, perdagangan surat saham dan kontribusi untuk donasi. Rekanan-rekanan bisnis di mana BFI Finance melakukan transaksi juga diharapkan untuk bersikap sesuai dengan Pedoman tersebut.
The Code provides clear direction and advice for the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees in conducting business, interacting with communities, governments and business partners, and general workplace behaviours. The Code states the Company’s position of ethical, conflict of interest, financial inducements, bribery, trading in securities and the contribution of donations. The business partners to which BFI Finance does business with are also expected to act in accordance with the Code.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
141
Prinsip-Prinsip Berusaha Code of Conduct
Pedoman Prinsip-Prinsip Berusaha
Code of Conduct Principles
Pendahuluan PT BFI Finance Indonesia Tbk (“BFI Finance”) adalah perusahaan pembiayaan, yang menawarkan kepada para pelanggannya berbagai rangkaian produk jasa keuangan dalam bentuk Sewa Pembiayaan, Pembiayaan Konsumen dan Anjak Piutang dengan jangkauan pelayanan hampir di sebagian besar provinsi di Indonesia. Untuk dapat memenuhi peran tersebut BFI Finance senantiasa memelihara kepercayaan dengan para pemegang saham, karyawan, pelanggan dan stakeholder lainnya secara profesional dan berintegritas serta bertindak dengan penuh kehati-hatian.
Exordium PT BFI Finance Indonesia Tbk (“BFI Finance”) is a finance company, providing various financial services in the form of Finance Lease, Consumer Financing and Factoring throughout most provinces in Indonesia. To fulfill that role, BFI Finance upholds the trust given by shareholders, employees, customers and other stakeholders by conducting its business professionally with caution and integrity.
Untuk mencapai keberhasilan, diperlukan tingkat perilaku yang dapat diterima semua pihak. Prinsipprinsip berusaha yang tercantum dalam pedoman ini menetapkan standar perilaku tersebut.
To achieve success, a certain set of acceptable behaviors must be established. Business principles contained hereunder define the aforementioned acceptable behaviours.
Pedoman Prinsip-prinsip Berusaha ini berlaku bagi seluruh kegiatan BFI Finance, baik di pusat maupun di kantor-kantor cabang, serta bagi setiap karyawannya. Semua pihak yang berwenang di dalam BFI Finance mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa prinsipprinsip ini dikomunikasikan secara lengkap kepada karyawannya untuk ditaati dengan sungguh-sungguh.
The Code of Business Principles applies to all BFI Finance’s activities; from headquarters to branch offices, and to all employees. All authorized elements within BFI Finance are responsible to ensure that these principles are wholly conveyed towards employees to be followed strictly.
Nilai-Nilai Dasar Perusahaan Nilai-nilai dasar berikut ini menentukan prinsipprinsip berusaha yang dijabarkan menjadi pedoman perilaku yang diharapkan dari setiap karyawan baik di dalam Perusahaan maupun di luar Perusahaan. Keempat nilai dasar tersebut meliputi: 1. Saling Percaya dan Menghormati Nilai ini didasarkan pada suatu prinsip bahwa kepercayaan dapat menumbuhkan rasa saling percaya dan saling menghormati. Hal ini melancarkan jalan untuk komunikasi yang lebih mudah, lebih memahami adanya perbedaan dan menyambut pemikiran serta pendapat baru. 2. Kerja Sama Kerja sama dalam suatu perusahaan merupakan hal yang utama, karena menekankan adanya kebersamaan untuk mencapai suatu tujuan dengan membangun sinergi di antara karyawan.
Company Core Values The following core values define the business principles as behavioral guidelines for employees within the scope of their job internally and externally. The four core values are as follows:
142
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
1. Mutual Trust and Respect This value is based on the principle of trust could nourish mutual trust and respect. This ensures smooth communication to accept differences and new perspectives. 2. Teamwork Teamwork in a corporation is the main priority as it enforces unity in achieving targets by synergizing all employees.
3. Memberi yang Terbaik Nilai ini memotivasi karyawan tidak gampang puas dan tidak hanya untuk memastikan potensi keahlian sesuai standar, tetapi standar tersebut merupakan suatu tantangan untuk dapat melakukan yang lebih baik lagi. Hal ini dimaksudkan sebagai suatu perbaikan yang terus-menerus di dalam proses bisnis, pengembangan produk, dan cara pengambilan keputusan untuk memenuhi tuntutan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. 4. Kepuasan Pelanggan Nilai ini diartikan sebagai tuntutan yang terusmenerus untuk menciptakan kepuasan dalam pelayanan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Pemikiran ini sangat penting sebagai pedoman Perusahaan dalam hal penyusunan prinsip kebijakan dan strategi, aktivitas bisnis, dan proses pengambilan keputusan serta dalam pemberian layanan.
3. Strive for Excellence This value encourages employees to achieve more and not merely performing according to standard, but to view the standard as another challenge to overcome with even better performance. This is intended as a continuous business process improvement, product development and a decision making method to meet the ever-increasing demand for customers’ satisfaction. 4. Customer Satisfaction This value represents the demand to continuously provide satisfaction towards internal and external customers. This mindset is very crucial as the Company’s guideline in formulating policies and strategies, business activities, decision making process and general services.
Standar Perilaku Berusaha BFI Finance melaksanakan kegiatan usahanya dengan kejujuran, integritas, dan keterbukaan, serta menghormati kepentingan pemegang saham, karyawan dan para stakeholder lainnya.
Standard Business Behaviours BFI Finance conducts its business with honesty, integrity, and transparency, and with respect towards shareholders’, employees’, and stakeholders’ interest.
Tanggung Jawab Korporasi BFI Finance mengakui adanya 5 (lima) bidang tanggung jawab korporasi: a. Kepada Pemegang Saham Kami akan menjalankan usaha Perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Korporasi yang Baik. BFI Finance bermaksud untuk memberikan hasil usaha yang optimal dengan senantiasa memelihara pembayaran dividen kepada para pemegang saham, sementara itu juga menahan dana yang mencukupi untuk menggerakkan pertumbuhan Perusahaan. BFI Finance sangat menghargai hubungan dengan para pemegang saham dan akan memberikan informasi tepat waktu, teratur dan dapat dipercaya mengenai kegiatan, kondisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan. b. Kepada Pelanggan Kami memiliki komitmen untuk meraih dan mempertahankan para pelanggan dengan menyediakan produk jasa pembiayaan yang memberikan nilai tambah bagi para pelanggan dari segi manfaat dan biayanya.
Corporate Responsibilities BFI Finance acknowledges the following 5 (five) scopes of its responsibilities: a. Towards Shareholders We conduct business to improve shareholders’ values based on the principles of Good Corporate Governance. BFI Finance intends to provide optimal results by providing dividends for shareholders and retain enough funds to maintain Company’s growth. BFI Finance values its good relationship with shareholders and will provide detailed, accurate, punctual and trustworthy information regarding its business, financial condition and business results. b. Towards Customers We are committed to obtain and maintain customers with financial services that provide added values for customers in terms of benefits and costs.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
143
Prinsip-Prinsip Berusaha Code of Conduct
c. Kepada Karyawan Kami menghargai para karyawan sebagai sumber daya yang sangat penting dan akan merekrut, mempekerjakan, memberikan pelatihan dan mempromosikan karyawan berdasarkan kualifikasi dan kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Lebih lanjut, kami bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi kerja yang sehat dan akan melakukan segala sesuatu yang wajar untuk melindungi keselamatan para karyawan. d. Kepada Pihak Dengan Siapa Berbisnis Kami senantiasa memelihara hubungan yang saling menguntungkan dengan para kreditur, mitra usaha dan pihak lainnya dengan siapa Perusahaan melakukan bisnis, serta mendorong penerapan prinsip-prinsip ini dalam pelaksanaannya. e. Kepada Masyarakat Kami akan senantiasa menjalankan bisnis Perusahaan sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab, menghormati undang-undang dan peraturan yang berlaku di tempat Perusahaan melakukan usaha dan berupaya untuk memastikan bahwa kegiatankegiatan Perusahaan tidak melibatkannya dalam pelanggaran-pelanggaran hak azasi manusia.
c. Towards Employees We value employees as an important resource and will recruit, employ, provide trainings and promote them based on qualifications and capabilities. Furthermore, we are responsible for creating a conducive workplace and ensure employees’ safety. d. Towards Stakeholders We always maintain mutually beneficial relationships with creditors, business partners, and other stakeholders and enforce these principles to realization. e. Towards Community As a member of the society, we will always conduct business in a responsible manner by abiding by rules and regulations and ensuring that the Company’s activities do not in violate human rights.
Sumbangan yang diberikan Perusahaan dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material di tempat di mana Perusahaan beroperasi melalui kegiatan-kegiatan yang dapat memberi manfaat langsung dan seefektif mungkin kepada pihak penerima sumbangan.
The Company’s many contributions are intended to improve the quality of life in its surrounding vicinities and to provide direct benefits to all recipients.
Integritas Usaha BFI Finance beserta seluruh kantor cabang dituntut untuk mengutamakan kejujuran, integritas dan kewajaran di semua aspek usaha Perusahaan dan mengharapkan hal yang sama dalam hubungan dengan semua pihak dengan siapa BFI Finance berbisnis. Semua transaksi bisnis atas nama Perusahaan harus dicerminkan secara akurat dan wajar di dalam pembukuan dan pencatatan Perusahaan sesuai dengan prosedurprosedur yang ditetapkan dan tunduk pada audit. Para karyawan harus menghindari kegiatan pribadi yang bertentangan dengan tanggung jawab dan peran mereka dalam menjalankan bisnis Perusahaan.
Business Integrity BFI Finance and all of its branch offices uphold honesty, integrity and fairness throughout all the Company’s business aspects and expect the same thing from all stakeholders. All business transactions on the Company’s behalf must be recorded accurately in line with standard operating procedures and subject to audit. All employees must put aside their personal interest when conducting the Company’s business.
144
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Komitmen Kegiatan Operasional a. Pemakaian dan perlindungan aset Perusahaan BFI Finance akan memastikan bahwa setiap karyawan bertanggung jawab atas pemakaian yang wajar, perlindungan dan pelestarian aset dan sumber daya Perusahaan. Aset dan sumber daya Perusahaan, maupun kesempatan-kesempatan apapun yang timbul berdasarkan kedudukan seseorang, harus digunakan semata-mata untuk kepentingan pencapaian tujuan korporasi dan bukan untuk kepentingan pribadi.
Operational Business Commitment a. Company’s assets utilization and protection BFI Finance will ensure that every employee is responsible for proper use, protection and preservation of assets and Company resources. Companies’ assets and resouces as well as any opportunities that arise on the basis of one’s position, must be used solely for the interests of corporate objectives and not for personal gain.
Karyawan BFI Finance dilarang mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri atau orang lain melalui penyalahgunaan jabatan.
BFI Finance’s employees must not misuse their positions to gain profit for their or other’s personal gain.
b. Pengungkapan informasi BFI Finance menganggap informasi di bidang strategi bisnis merupakan aset Perusahaan yang harus dilindungi terhadap kehilangan, pelanggaran serta pemakaian dan pengungkapan yang tidak selayaknya.
b. Information disclosure BFI Finance views information regarding business strategy is a crucial asset that must be protected from theft, violation, misuse and inappropriate exposure.
c. Perdagangan orang dalam (insider trading) BFI Finance akan senantiasa memastikan bahwa semua karyawan harus mentaati aturan-aturan insider trading. Ini berarti bahwa adanya informasi bukan untuk umum yang dapat mempengaruhi harga saham BFI Finance harus dirahasiakan dengan baik sampai diumumkan oleh manajemen yang berwenang. Lebih lanjut, karyawan yang mempunyai informasi sensitif yang mungkin dapat mempengaruhi harga saham BFI Finance dan hak-hak terkait, tidak boleh melakukan transaksi langsung maupun tidak langsung atas saham BFI Finance dan hakhak terkait tersebut.
c. Insider trading BFI Finance enforces insider trading regulations to all its employees. This means that insider information that could affect BFI Finance’s share price must be kept confidential until authorized disclosure. Furthermore, employees with access to sensitive information that could affect the BFI Finance’s share price and related rights must not be involved with direct or indirect transaction of BFI Finance’s shares and other related rights.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
145
Manajemen Risiko Risk Management
Manajemen Risiko merupakan aktivitas yang ditujukan untuk melakukan identifikasi, pengukuran, mitigasi serta monitoring atas berbagai risiko. Di BFI Finance, manajemen risiko merupakan kegiatan untuk pengelolaan risiko atas ketidakpastian, ancaman serta memastikan bahwa karyawan bertindak sesuai dengan kebijakan manajemen risiko yang telah ditetapkan.
Risk Management is activity directed towards the identifying, assessing, mitigating and monitoring of risks. At BFI Finance, risk management entails organized activity to manage uncertainty and threat and involves people following procedure and using tools in order to ensure conformance with risk management policies.
Efektivitas sistem manajemen risiko memungkinkan manajemen untuk mendapatkan informasi yang terkini dan akurat dalam hal adanya pelanggaran atau ketidakpatuhan terhadap prosedur, dan hal ini dapat digunakan sebagai dasar pengambilan tindakan untuk mengurangi pengaruh risiko. Dalam hubungannya dengan aset Perusahaan yang mengandung risiko, selama tahun ini BFI Finance memperkenalkan beberapa inisiatif di bidang quality assurance dan manajemen risiko. Tujuannya agar risiko yang berhubungan dengan portofolio dan pembiayaan individu dapat dikontrol dengan lebih baik.
The effective risk management system allows management to obtain timely and accurate upto-date information with regard to any violation or non-compliance to set procedures, and use this for the basis of immediate action to reduce the impact of any negative risk. In terms of the risk asset portfolio, during the year BFI Finance introduced number of initiatives in the field of quality assurance and risk management. The objective is to make the risk associated with portfolio and individual financing more manageable.
Dalam kegiatan usaha Perusahaan terdapat berbagai risiko yang tidak terhindarkan, sebagaimana diuraikan di bawah ini: 1. Risiko Pendanaan dan Likuiditas Pertumbuhan Perusahaan sangat tergantung tersedianya pendanaan yang berasal dari fasilitas perbankan serta sumber dana lainnya untuk membiayai transaksi pembiayaan baru. Untuk memperkecil risiko likuiditas atas perbedaan jatuh tempo investasi dan sumber dana Perusahaan, sebagian pendanaan dilakukan dengan melakukan penjualan tagihan piutang Pembiayaan Konsumen atau melalui channeling. Tagihan pembiayaan yang tidak dijual, pendanaannya dilakukan melalui penerbitan obligasi, pinjaman bank dengan pembayaran yang berkala serta ekuitas Perusahaan. Risiko terhadap fluktuasi perubahan kurs valuta asing berkala dari adanya pinjaman dalam mata uang asing ditutup dengan lindung nilai dari beberapa lembaga keuangan terkemuka.
Inherent with its activities, there are various risks; mainly the risk described in the followings:
146
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
1. Funding and Liquidity Risk The growth of the Company heavily depends on the availability of bank facilities and other sources of financing to provide funding for new bookings. To minimize liquidity risk that stems from changes in the liquidity of the Company’s assets and liabilities, part of the funding is sourced through the sale of receivables or loan channeling. Receivables which are not sold are funded by bond and bank loan with amortize payment and Company’s equity. The risk on currency exchange is solely derived from the Company’s exposure to the foreign currency loans which were hedged by swap contract with reputable financial companies.
2. Risiko Kredit Komite Kredit bertanggung jawab untuk melakukan pengkajian, merekomendasikan dan memberikan persetujuan atas proposal kredit yang diajukan. Untuk proposal yang telah melampaui wewenang otoritas Direksi, diperlukan persetujuan dari Komisaris yang telah ditunjuk sebagai anggota Komite Kredit. Komite Kredit Perusahaan menaruh perhatian dan fokus terhadap perubahan ekonomi serta hal lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas kredit para pelanggan. Berdasarkan kondisi saat ini, BFI Finance memastikan bahwa pengawasan dan pengelolaan portofolio kredit akan tetap terjaga dengan baik melalui implementasi secara ketat kebijakan kredit yang berlaku.
2. Credit Risk The Credit Committee is responsible for providing review, recommendation and approval to credit proposal submission. For the exposure exceeds the authority of the Board of Directors, approval from the Commissioner appointed as a member of the Credit Committee is required. The Company’s Credit Committee pays attention and focuses on the changes in economic and other circumstances that affect the counterparties’ credit standing. Under the current circumstances, BFI Finance ensures that the credit risk remains manageable and properly monitored by pursuing a strict implementation of the prevailing credit policies.
Untuk memungkinkan Perusahaan melaksanakan monitoring kredit secara tersegmentasi, telah dilakukan diversifikasi portofolio pembiayaan ke dalam beberapa aspek risiko, meliputi diversifikasi geografis, jenis dan merek peralatan, jenis produk pembiayaan seperti Pembiayaan Konsumen, Sewa Pembiayaan, dan lain-lain.
In order to enable the Company to implement segmentized credit monitoring, portfolio exposure is grouped into geographic regions, by type of equipment and brand, as well as mix, based on financing products, such as Consumer Financing, Finance Lease, etc.
a) Diversifikasi Geografis Portofolio tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran portofolio terbesar berturut-turut dimulai dari Sumatera, diikuti Jawa dan Bali, Kalimantan, kemudian Sulawesi dan Indonesia Timur. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi pergeseran di mana penyebaran portofolio terbesar berada di wilayah Jawa dan Bali. Diversifikasi secara geografis memungkinkan BFI Finance mengelola penyebaran risiko ke beberapa daerah atas kemungkinan adanya bencana alam seperti banjir, gempa bumi, kegagalan panen atau penurunan perekonomian lokal.
a) Geographic Diversification The portfolio is spread out across Indonesia. The largest portfolio was in Sumatera, followed by Java and Bali, Kalimantan, and then Sulawesi and Eastern Indonesia. There was a shifting compared to the previous year where the largest portfolio was in Java and Bali area. The diversification in geography allows BFI Finance to spread the risk should particular areas encounter local economic disasters such as floods, earthquakes, and harvest failures local or economic downturn.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
147
Manajemen Risiko Risk Management
Diversifikasi Portofolio Berdasarkan Geografis
Portfolio Diversification by Geography
2010
2011
Perubahan Change
Sumatera
23,9%
25,3%
1,4%
Sumatera
Kalimantan
22,5%
22,9%
0,4%
Kalimantan
Sulawesi dan Indonesia Timur
19,1%
19,7%
0,7%
Sulawesi and East Indonesia
Di Luar Jawa dan Bali
65,5%
67,9%
2,4%
Outside Java and Bali
Jabodetabek
8,3%
8,0%
-0,3%
Greater Jakarta
Jawa dan Bali
26,2%
24,1%
-2,1%
Java and Bali
Jumlah Jawa dan Bali
34,5%
32,1%
-2,4%
Total Java and Bali
100,0%
100,0%
Jumlah
24,1
b) Brand Diversification Under the vehicle financing, in terms of value, almost all vehicles financed are Japanese brands, which have high resale values and demand in the secondary market.
For the Finance Lease portfolio, especially in heavy equipment financing, there are only few established brands of equipment used in Indonesia. BFI Finance focus its financing to the heavy equipment which the brands have good resale value in the secondary market.
Auto Portfolio Diversification by Brand
2010
2011
Perubahan Change
Toyota
33,7%
33,5%
-0,2%
Toyota
Mitsubishi
19,7%
20,2%
0,5%
Mitsubishi
Suzuki
11,9%
14,1%
2,2%
Suzuki
Daihatsu
7,7%
8,5%
0,8%
Daihatsu
Honda
8,4%
7,6%
-0,8%
Honda
4,6%
3,6%
-0,9%
Isuzu
86,0%
87,6%
1,5%
Major Japanese Brands
-1,5%
Others
Isuzu Jumlah Merek Jepang Lainnya
14,0%
12,4%
Jumlah
100,0%
100,0%
148
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Total
22,9
19,7
Sumatera Sumatera Kalimantan Kalimantan Sulawesi dan Indonesia Timur Sulawesi and East Indonesia Jabodetabek Greater Jakarta Jawa dan Bali Java and Bali
Diversifikasi Portofolio Mobil Berdasarkan Merek Auto Portfolio Diversification by Brand 12,4 3,6 8,5
Diversifikasi Portofolio Mobil Berdasarkan Merek
25,3
%
8,0
Total
b) Diversifikasi Jenis dan Merek Dalam hal nilai pembiayaan kendaraan, hampir seluruh Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan adalah merek Jepang yang memiliki nilai jual kembali yang tinggi dan adanya permintaan yang bagus di pasar sekunder. Untuk portofolio Sewa Pembiayaan, khususnya di bidang pembiayaan alat-alat berat, hanya ada beberapa merek yang dikenal di Indonesia. BFI Finance mengutamakan pembiayaan alat-alat berat atas beberapa merek yang mempunyai nilai jual yang baik di pasar sekunder.
Diversifikasi Portofolio Berdasarkan Geografis (2011) Portfolio Diversification By Geography (2011)
%
7,6
14,1
Toyota Toyota Mitsubishi Mitsubishi Suzuki Suzuki Daihatsu Daihatsu Honda Honda Isuzu Isuzu Lainnya Others
33,5
20,2
Diversifikasi Portofolio Mobil Berdasarkan Tipe (2011) Auto Portfolio Diversification By Type (2011) 0,5
4,8
16,3
%
44,3
Diversifikasi Portofolio Mobil Berdasarkan Tipe
18,5
Minibus (termasuk Angkot) Minibus (including City Transport) Truk Light Truck Pick-Up Pick-Up Jeep Jeep Bis Bus Sedan Passenger Car
2011
Perubahan Change
Minibus (termasuk Angkot)
44,1%
44,3%
0,2%
Minibus (including City Transport)
Truk
20,3%
18,5%
-1,8%
Light Truck
Pick-Up
11,2%
16,3%
5,0%
Pick-Up
Jeep
17,7%
15,6%
-2,1%
Jeep
0,8%
0,5%
-0,2%
Bus
94,1%
95,2%
1,1%
Total Commercial Car
5,9%
4,8%
-1,1%
Passenger Car
100,0%
100,0%
Bis Jumlah Mobil Niaga Sedan Jumlah
Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Industri (2011) Leasing Portfolio Breakdown by Industry (2011) 13,4
7,1 1,6
Tambang Batubara Coal Mining Kontraktor Umum General Contractor Pertanian Agriculture (Crops) Tambang Timah Metal Mining Transportasi Transportation Perhutanan Forestry (Logging) Lain-lain Others
28,6
4,9
5,5
d) Diversifikasi Industri pada Sewa Pembiayaan Portofolio Sewa Pembiayaan Perusahaan tersebar di sektorsektor utama mulai dari kontraktor umum, tambang batubara dan timah, transportasi, perhutanan, pertanian dan lain-lain.
Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Industri
%
Auto Portfolio Diversification by Type
2010
15,6
39,0
c) Type Diversification Most of vehicles being financed are commercial vehicles (non-sedan). Commercial vehicles are used for income generation and in most cases utilized for doing business.
c) Diversifikasi Tipe Sebagian besar kendaraan bermotor yang dibiayai merupakan kendaraan komersial (non-sedan). Kendaraan komersial ini digunakan untuk memperoleh penghasilan dan pada umumnya dipergunakan untuk usaha.
2010
Total
d) Industry Diversification in Finance Lease The Company’s Finance Lease portfolio is diversified across major sectors ranging from general contractor, coal and metal mining, transportation, forestry (logging), agriculture (crops) and others.
Leasing Portfolio Breakdown by Industry 2011
Tambang Batubara
38,0%
28,6%
Coal Mining
Kontraktor Umum
15,3%
13,4%
General Contractor
Pertanian
14,8%
7,1%
Agriculture (Crops)
Tambang Timah
6,5%
5,5%
Metal Mining
Transportasi
5,7%
4,9%
Transportation
Perhutanan
3,2%
1,6%
Forestry (Logging)
Lain-lain
16,4%
39,0%
Others
Jumlah
100,0%
100,0%
Total
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
149
Manajemen Risiko Risk Management
e) Focus on low risk and general purpose Finance Lease assets, 38,5% of the Finance Lease receivable is general purpose equipment such as excavators, bulldozers, motor graders, etc., and marine transport vehicles, such as tugboats and barges. The rest 51% is financing for commercial vehicles, such as truck and other vehicles utilized for business activities.
e) Fokus Sewa Pembiayaan atas peralatan multifungsi sebanyak 38,5% dari piutang Sewa Pembiayaan merupakan pembiayaan aset berupa alat berat yang dapat digunakan untuk kegiatan di berbagai industri termasuk alat berat excavator, bulldozer, motor grader dan lain-lain, serta alat transportasi sungai dan laut, seperti kapal penarik (tugboat) dan tongkang. Sisanya sebanyak 51% merupakan pembiayaan untuk kendaraan niaga, seperti truk dan kendaraan lainnya yang digunakan untuk usaha. Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Jenis Alat *
Leasing Portfolio Breakdown by Type of Equipment * 2010
2011
Perubahan Change
Excavator
45,5%
31,8%
-13,8%
Excavator
Bulldozer
14,5%
6,7%
-7,8%
Bulldozer
Alat Berat Lainnya
9,2%
5,4%
-3,9%
Other Heavy Equipment
Jumlah Alat Berat
69,3%
43,9%
-25,5%
Total Heavy Equipment
4,8%
3,2%
-1,6%
Marine Transport and Equipment
Jumlah Aset Serba Guna
74,1%
47,0%
-27,1%
Total General Purpose Assets
Kendaraan
23,5%
51,5%
28,0%
Vehicle
2,3%
1,5%
-0,9%
Others
25,9%
53,0%
27,1%
Total Other Equipment
100,0%
100,0%
Transportasi dan Alat Maritim
Lainnya Jumlah Alat Lainnya Jumlah
150
1,5
51,5
31,8
% 3,2
6,7
5,4
Total
*Tidak termasuk Agunan yang Diambil Alih
f) Piutang kepada pihak berelasi yang sangat minim dan tidak ada pembiayaan kepada grup sendiri. BFI Finance tidak mempunyai transaksi dengan perusahaan yang berelasi karena Perusahaan tidak berafiliasi dengan suatu grup usaha. Piutang dari pihak yang berelasi kurang dari 1% dari total piutang yang dikelola, seluruhnya merupakan piutang pembiayaan kepada karyawan, sementara porsi terbesar piutang pembiayaan kepada satu grup konsumen kurang dari 2% dari total piutang yang dikelola.
Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Jenis Alat (2011) Leasing Portfolio Breakdown by Type of Equipment (2011)
*Excluding Repossessed Collaterals
f) Negligible related party loans and absence of group lending. BFI Finance does not have any inter-company loan exposures as the Company is not affiliated to any group. The only related loans were less than 1% of total asset managed are entirely employee’s loans, while the largest exposure to a single group of customers was less than 2% of total asset managed.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Excavator Excavator Bulldozer Bulldozer Alat Berat Lainnya Other Heavy Equipment Transportasi dan Alat Maritim Marine Transport and Equipment Kendaraan Vehicle Lainnya Others
3. Risiko Operasional Manajemen risiko operasional merupakan siklus dari proses pengawasan yang berkelanjutan terhadap risiko akibat kegagalan atau ketidakcukupan kontrol terhadap sistem dan proses internal, faktor manusia, maupun kejadian yang disebabkan faktor ekternal. Untuk mengurangi risiko operasional internal, BFI Finance telah menyelesaikan pengembangan sistem Teknologi Informasi (TI) sehubungan dengan adanya perubahan dan pengembangan produk pembiayaan, proses, serta pertumbuhan jangkauan operasi dan volume bisnis.
3. Operational Risk The operational risk management is a continual cyclic process for the oversight of operational risk resulting from failure or inadequate control on the internal process and systems, human factors, as well as from external events. To reduce the internal operational risks BFI Finance just completed the process for upgrading the existing Information Technology (IT) system to cope with the changes in product development, process and growth in area coverage and business volume.
Untuk mengurangi dampak risiko dari faktor eksternal, BFI Finance telah menutup asuransi atas seluruh aset tetap dan menyimpan data cadangan di lokasi yang berbeda. BFI Finance juga telah menerapkan “Disaster Recovery Plan” yang melindungi dan menghindari risiko kerusakan operasional serta menjamin adanya kontinuitas kegiatan usaha seandainya terjadi suatu bencana. Selain itu, Perusahaan secara terus-menerus memperbaharui Standar Prosedur Operasi (SOP) untuk menjamin adanya akuntabilitas dan tanggung jawab dari setiap fungsi dalam organisasi.
To reduce risks from external events, BFI Finance has insured its fixed assets and stored back-up data at a separate off site location. BFI Finance has also a “Disaster Recovery Plan” in place that protects and prevents operational damage and ensures a continuation of operations should any disaster strike the Company. Also, the Company continuously updates its Standard Operating Procedures (SOP) to ensure clear accountability and responsibility of every function within the organization.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
151
Permasalahan Hukum Legal Disputes
Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa keuangan, khususnya penyediaan pembiayaan bagi kalangan konsumen retail dan korporasi, perlu diakui bahwa Perusahaan tidak terlepas dari risiko-risiko operasional, terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang kemudian menyebabkan timbulnya tuntutan-tuntutan hukum, baik kasus perdata maupun pidana. BFI Finance menaruh perhatian serius terhadap setiap kasus litigasi yang merupakan bagian dari risiko bisnis Perusahaan ini. Selama tahun 2011, kasuskasus litigasi di BFI Finance yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan diuraikan sebagai berikut:
Perkara Hukum Legal Case
As a financial service provider company, especially one that provides funding for retail customers and corporations, the Company is inevitably stumbles into operational risks and deviations that eventually lead to legal disputes, both civil and criminal. BFI Finance pays special attention towards these litigations which is a part of its business risks. The detailed summary of legal disputes related to the Company’s business activities throughout 2011 is as follows:
Jumlah Perkara Number of Case Perdata Civil
Pidana Criminal
Telah diselesaikan dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap Resolved and have permanent legal binding
7
0
Dalam proses penyelesaian In the process of settlement
6
0
152
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Kegiatan Komunikasi Perusahaan Corporate Communication Activity
BFI Finance memahami pentingnya peran komunikasi Perusahaan dalam rangka meningkatkan citra dan nama baik Perusahaan di kalangan para pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya. Selain menjadi sarana penghubung informasi antara Perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan masyarakat umum, fungsi utama lainnya adalah sebagai sarana promosi produk-produk dari jasa pembiayaan Perusahaan serta berbagai fasilitas pendukungnya, serta jembatan penghubung komunikasi internal antarkaryawan Perusahaan.
BFI Finance understands the importance of the Company communication’s role in order to establish a good image and reputation among stakeholders and general public. In addition to being a means of information liaison between the Company and the stakeholders and the general public, the other main function is as a means of products promotion of Company’s financial services and other supporting facilities, as well as internal communications bridge among employees of the Company.
Kegiatan komunikasi Perusahaan dibagi dalam lima bidang utama, yaitu: 1. Komunikasi Eksternal (non-investor) 2. Komunikasi Internal 3. Corporate Branding dan Promosi Produk 4. Hubungan Investor 5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate communication activity consists of the following five main scopes: 1. External Communication (non-investor) 2. Internal Communication 3. Corporate Branding and Products Promotion 4. Investor Relation 5. Corporate Social Responsibility
Komunikasi Eksternal (non-investor) Fungsi utama dari bidang Komunikasi Eksternal adalah sebagai sarana pengelola dan penyebar informasi Perusahaan ke media massa dan/atau pihak ketiga lainnya sebagai pemenuhan syarat keterbukaan informasi kepada para pemegang kepentingan dan kalangan masyarakat umum. Informasi yang disampaikan wajib memenuhi syarat ketepatan waktu dan keakuratan yang pada akhirnya berguna untuk membentuk opini publik yang positif atas kondisi-kondisi yang terjadi dalam bisnis Perusahaan. Hal ini juga untuk memenuhi prinsip Tata Kelola Korporasi yang Baik (Good Corporate Governance) yang dianut secara taat oleh Perusahaan.
External Communication (non-investor) The main function of External Communication is to manage and spread information related to the Company through media and/or other third parties to fulfill information disclosure requirement towards stakeholders and general public. The information must be accurate, punctual and eventually able to establish the Company’s positive image. This is also in line with the principles of Good Corporate Governance adopted devotedly by the Company.
Tugas dan tanggung jawab bidang Komunikasi Eksternal antara lain: • Pembuatan press release dalam berbagai acara resmi Perusahaan. • Penanganan siaran pers, penyelenggaraan konferensi pers dan peliputan media. • Publikasi laporan keuangan Perusahaan dan berita-berita lainnya yang berhubungan kinerja bisnis Perusahaan. • Update reguler informasi berbagai aktivitas Perusahaan di situs web www.bfi.co.id, termasuk melakukan perubahan desain dan layout situs web agar lebih mudah, nyaman dan menarik dibaca oleh masyarakat yang mengakses fasilitas ini.
The roles and responsibilities of External Communication are as follows: • Composing press release related to the Company’s formal events. • Managing press conference and media coverage. • Publishing the Company’s financial report and other documents pertaining the Company’s business performance. • Regularly updating various information at www.bfi.co.id as well as revising design and layout of the website to ensure visitors’ comfort.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
153
Kegiatan Komunikasi Perusahaan Corporate Communication Activity
Untuk lebih memudahkan komunikasi interaktif dengan publik yang kini semakin banyak mengikuti tren jejaring-jejaring sosial, BFI Finance juga membuka saluran-saluran komunikasi online melalui sarana Facebook dan Twitter.
To create the easier ways to communicate interactively with the public where more people follow the trend of joining the social networks nowadays, BFI Finance also launched online communication channels through Facebook dan Twitter facility.
Kegiatan Komunikasi Eksternal Perusahaan dilakukan oleh beberapa unit kerja dalam organisasi secara terpadu, yaitu Sekretaris Perusahaan dan Departemen Quality Services.
The Company’s External Communication activity is performed by several task units within the organization integratedly, which are Corporate Secretary and Quality Services Department.
Komunikasi Internal Bidang Komunikasi Internal bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dan sirkulasi informasi mengenai perkembangan terkini dari Perusahaan dan informasi-informasi umum lainnya yang relevan dengan berbagai aktivitas Perusahaan, dengan tujuan untuk menjalin kebersamaan, keterbukaan dan kesamarataan informasi serta meningkatkan kualitas interaksi antara pihak manajemen Perusahaan dengan para stakeholder internal; khususnya para karyawan.
Internal Communication Internal Communication section is responsible for the availability and circulation of information related to the Company’s latest development and other relevant information about Company’s activities in order to establish togetherness, transparency, and equality in information as well as to improve interaction between management and internal stakeholders, especially the employees.
Bentuk-bentuk kegiatan Komunikasi Internal antara lain: • Media cetak: buletin BiFI News sebagai sarana komunikasi dari dan untuk karyawan mengenai informasi-informasi terkini seputar aktivitas terkini dari Perusahaan dan karyawan, berbagai informasi umum menarik lainnya (tips-tips dan hiburan) dengan periode terbit empat bulan sekali. • Media elektronik: pembuatan portal web BFI Learning Center (disingkat BLC) sebagai pusat sarana informasi elektronik khusus bagi para karyawan yang memuat berbagai informasi terkini yang terkait aktivitas bisnis Perusahaan, aktivitas karyawan, sarana berbagi informasi dari karyawan untuk karyawan, informasi umum seputar tips-tips yang berguna bagi kehidupan sehari-hari, hingga kampanye hidup sehat dan sayang lingkungan.
Internal Communication’s activities are as follows: • Printed media: quarterly BiFI News bulletin as a mean to inform internal parties about the Company’s and employees’ latest activities, general information (tips and entertainment news). • Electronic media: establishing BFI Learning Center (BLC) web portal as the informational hub for employees that consists of Company’s and employees latest activities, a facility to share general tips from and to employees, general information related to useful tips for daily life, as well as healthy living and nature preservation campaign.
154
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Pertemuan: temu wicara dan sharing dari para manajemen senior Perusahaan dan pembicara eksternal kepada para karyawan mengenai topik-topik hangat, baik yang berhubungan dengan aktivitas Perusahaan maupun pengembangan kepribadian.
• Gathering: holding workshop with Company’s Senior Management and external speakers regarding the latest issues related to Company’s activities as well as personal growth.
Bidang Komunikasi Internal diatur dan dikelola oleh beberapa unit kerja di Perusahaan yang bekerja sama membentuk tim khusus redaksi untuk mengorganisir kegiatan dalam bentuk media cetak dan media elektronik, yaitu Departemen Quality Services, Departemen Sumber Daya Manusia dan Sekretaris Perusahaan.
Internal Communication activities are arranged and managed by several task units at the Company that collaborate to form a special editor team in organizing various activities in the form of printed and electronic media that consists of Quality Services Department, Human Capital Department and Corporate Secretary.
Corporate Branding dan Promosi Produk Perusahaan memahami pentingnya peran bagian Corporate Branding dalam mengkoordinasikan berbagai aktivitas yang mampu menyuarakan nama dan citra baik Perusahaan ke khalayak ramai, terutama para stakeholder eksternal Perusahaan, secara efektif dan efisien. Fungsi utama dari bagian Corporate Branding adalah membuat standarisasi dan batasan-batasan baku lainnya tentang segala hal yang terkait dengan identitas Perusahaan dan cara-cara yang efektif untuk mengkomunikasikannya kepada para stakeholder eksternal dan internal.
Corporate Branding and Products Promotion The Company understands the role of Corporate Branding in coordinating various activities that could effectively and efficiently convey a good image towards general public, especially external stakeholders. The main function of Corporate Branding section is to formulate standardization and threshold related to Corporate identity and effective manners of communicating it to external and internal stakeholders.
Berbagai aktivitas yang dilakukan bagian Corporate Branding, antara lain: • Melakukan standarisasi berbagai atribut yang berhubungan dengan identitas Perusahaan. • Memberikan konsultasi dan asistensi ke berbagai unit kerja di Perusahaan untuk mendukung berbagai aktivitas dan acaraacara resmi dari Perusahaan atau melibatkan partisipasi sponsor dari Perusahaan agar selaras dengan aturan-aturan standar identitas Perusahaan. • Memberikan konsultasi dan asistensi untuk mendukung kampanye produk pembiayaan dari Perusahaan. • Memastikan bahwa segala atribut yang dipergunakan dan membawa nama Perusahaan; baik untuk kegiatan tingkat nasional maupun lokal di kantor-kantor cabang; telah sesuai dengan standarisasi identitas Perusahaan.
Various activities from the Corporate Branding section are as follows: • Formulating standardization related to Company identity. • Providing inputs and assistances to all work units within the Company to support various activities and formal events or involving sponsors to be in line with Company identity. • Providing inputs and assistance to support the Company’s financing services campaign. • Ensuring that all attributes bearing the Company’s name for national or local events are in line with Company identity.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
155
Kegiatan Komunikasi Perusahaan Corporate Communication Activity
Bagian Promosi Produk memprioritaskan aktivitasaktivitasnya pada berbagai jenis kegiatan promosi dari produk-produk jasa pembiayaan Perusahaan, baik yang dilakukan dalam skala nasional maupun lokal oleh tiap kantor cabang. Fungsi utama bagian ini adalah untuk mengkoordinasikan bentuk dan jenis promosi yang perlu dijalankan oleh Perusahaan dalam tingkat nasional maupun lokal per wilayah outlet-outlet agar dapat mendukung target-target penjualan yang ditetapkan tiap unit manajemen produk Perusahaan secara maksimal.
Products Promotion section prioritizes its activities in variety of promotions for the Company’s financial services products at national as well as local level by each branch office. The main function of this section is to coordinate the form and type of promotion that must be run by the Company in national and local levels by region for outlets in order to support the sales targets set for each unit of product management of the Company maximally.
Kedua bagian ini ditangani khusus dengan kerja sama yang erat antara Departemen Quality Services dan Unit Promotion.
Corporate Branding and Products Promotion are performed by Quality Services Department and Promotion Unit.
Hubungan Investor Fungsi dari bagian Hubungan Investor adalah membangun hubungan komunikasi yang efektif dan saling menguntungkan secara konsisten antara Perusahaan dengan kalangan investor atau para pemegang saham serta lembagalembaga pemerintah yang terkait dengan dunia pasar modal dan investasi.
Investor Relation The purpose of Investor Relation is to develop effective and mutually beneficial communication with investors, shareholders and government bodies related to stock market and investment.
Tugas dan tanggung jawab dari bagian ini, antara lain: • Menjembatani komunikasi antara Perusahaan dengan para stakeholder eksternal, terutama para pemegang saham dan lembaga-lembaga pemerintah yang terkait dalam hal pasar modal dan investasi.
The roles and responsibilities of Investor Relation are as follows: • Mediating the communication between the Company and external stakeholders, especially the shareholders and government bodies related to stock market and investment.
156
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Pembuatan Newsletter BFI Finance yang berisi laporan kinerja Perusahaan secara bulanan dan diposting secara rutin tiap bulannya di situs web Perusahaan (www.bfi.co.id); khusus di bagian Hubungan Investor. • Pembuatan laporan Management Discussion & Analysis (MD&A) yang berisi rangkuman dari laporan kinerja Perusahaan berdasarkan periode triwulanan dan diposting secara rutin di situs web Perusahaan (www.bfi.co.id); khusus di bagian Hubungan Investor. • Bertindak sebagai koordinator dalam pembuatan Laporan Tahunan Perusahaan dan publikasi secara online di situs web Perusahaan (www.bfi.co.id). • Bertindak sebagai penyelenggara, koordinator utama dan pengawas dari berbagai kegiatan Perusahaan, seperti Rapat Umum Pemegang Saham dan Public Expose.
• Composing BFI Finance Newsletter pertaining the Company’s performance report and posting it routinely every month at Company’s website www.bfi.co.id on Investor Relation page. • Composing Management Discussion & Analysis (MD&A) report pertaining the summary of Company’s quarterly performance and posting it routinely at www.bfi.co.id on Investor Relation page. • Acting as coordinator in the formulation of the Company’s Annual Report and its online publication at www.bfi.co.id. • Acting as organizer, coordinator and supervisor of various Company’s activities such as General Meeting of Shareholders as well as Public Expose.
Sekretaris Perusahaan secara keseluruhan bertanggung jawab atas pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas dari bagian Hubungan Investor.
Corporate Secretary is fully responsible of the aforementioned function and activities of the Investor Relation section.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) Uraian lengkap mengenai kegiatan CSR BFI Finance dapat disimak lebih lanjut pada bagian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Laporan Tahunan ini (lihat halaman 158).
Corporate Social Responsibility (CSR) The detailed description of BFI Finance’s CSR activities can be viewed at Corporate Social Responsibility section of this annual report (see page 158).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
157
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Perusahaan ingin menjadi mitra masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan di tanah air, meningkatkan taraf pendidikan dari masyarakat kurang mampu dan daerah terbelakang, menyediakan kredit mikro bagi sektor ekonomi menengah ke bawah dan mendukung upaya Pemerintah dalam penghematan energi dan mengurangi emisi karbon.
Corporate Social Responsibility 158
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
The Company wishes to become the community’s partner in eliminating poverty, to increase the education level of the less-fortunate community and underdeveloped areas, to provide micro credit for middlelow economic sector and to support the Government’s effort in energy conservation and to reduce carbon emissions.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
159
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Perusahaan terus berinisiatif mengasah pengetahuan mengenai CSR dalam rangka mendukung proses pembelajaran dan pendewasaan. The Company continued to take initiative to sharpen the knowledge of CSR in order to support the learning and maturation process. CSR sebagai Pedoman Etika Bisnis
CSR as Business Ethics Guideline
BFI Finance berupaya untuk terus konsisten menjalankan komitmen Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility atau CSR). Berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan bagi konsumsi internal dan eksternal Perusahaan telah diselenggarakan selama tahun 2011. Perusahaan telah bertekad dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menjadikan CSR sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis sehari-hari dan berusaha mengembangkan kegiatan-kegiatan CSR secara berkesinambungan di berbagai wilayah Indonesia, terutama di lokasilokasi di mana jaringan BFI Finance berada. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2011 BFI Finance tidak hanya menampilkan sisi filantropi atau kedermawanan Perusahaan, tetapi lebih memberikan penekanan pada pentingnya peningkatan kualitas hidup dan pemberdayaan masyarakat yang bermanfaat jangka panjang serta menunjang proses menuju pembentukan kemandirian masyarakat di bidang sosial ekonomi. Perusahaan terus berinisiatif mengasah pengetahuan mengenai CSR dalam rangka mendukung proses pembelajaran dan pendewasaan, belajar dari pengalamanpengalaman dan praktek-praktek kegiatan CSR perusahaan-perusahaan lain, baik di bidang usaha sejenis maupun bidang usaha lainnya. Perusahaan juga berusaha mengembangkan CSR sebagai budaya dan cara menjalankan usaha secara konsisten sehingga menjadi salah
BFI Finance seeks to be continuously consistent to implement its Corporate Social Responsibility’s (CSR) commitment. Various social activities aimed for the Company’s internal and external consumptions have been conducted throughout 2011. The Company had been determined with all its owned capabilities to make CSR as the integrated part of its daily business activities and tried to develop CSR activities on an ongoing basis at various regions in Indonesia, particularly at the locations where BFI Finance has its networks. As in the previous years, BFI Finance did not only showcase the Company’s philanthropic side in 2011, but focused more on the enhancement of living standard and community’s empowerment that could bring long-term benefits and also support the process towards the establishment of community’s independence in the socio-economic field. The Company continued to take initiative to sharpen the knowledge of CSR in order to support the learning and maturation process, studied from the experiences and practices of CSR activities from other companies, whether those with the same business line or others. The Company also tried to develop CSR as its culture and the way it does business consistently so that it would become one of the primary guidelines in business ethics. This has been clearly stated in the Vision and Mission of BFI Finance. The Company wishes to become the community’s partner in eliminating poverty, to increase the education level of the less-
160
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
satu pedoman utama dalam etika berbisnis. Hal ini sudah tertera jelas dalam Visi dan Misi BFI Finance. Perusahaan ingin menjadi mitra masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan di tanah air, meningkatkan taraf pendidikan dari masyarakat kurang mampu dan daerah terbelakang, menyediakan kredit mikro bagi sektor ekonomi menengah ke bawah dan mendukung upaya Pemerintah dalam penghematan energi dan mengurangi emisi karbon. Kegiatankegiatan sosial kemasyarakatan yang dilakukan Perusahaan juga menggabungkan berbagai unsur yang bertujuan mendukung peningkatan loyalitas konsumen BFI Finance dan sekaligus sebagai ajang promosi bagi social brand image Perusahaan.
fortunate community and underdeveloped areas, to provide micro credit for middle-low economic sector and to support the Government’s effort in energy conservation and to reduce carbon emissions. The Company’s social activities also combined variety of aspect which was aimed to support the enhancement of BFI Finance’s customer loyalty and also acted as promotional event for the Company’s social brand image.
Visi dan Misi CSR Perusahaan
The Company’s CSR Vision and Mission
Visi Menjadi mitra dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan dengan menjaga keseimbangan dari 3P (Profit, People, Planet) dan membangun hubungan yang harmonis antara Pemerintah, Perusahaan dan Masyarakat
Vision To become a partner in significantly enhancing the community’s life quality and welfare by maintaining the balance of 3P (Profit, People, Planet) and to build harmonious relationship between the Government, Corporation and Community
Misi • Memberantas kemiskinan dan keterbelakangan sosial-ekonomi sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Perusahaan • Berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan pendidikan tinggi • Pemberdayaan keluarga-keluarga ekonomi bawah melalui pembiayaan mikro • Penyediaan saluran distribusi untuk usahausaha kecil • Mengimplementasikan cara-cara konservasi energi dalam rutinitas bisnis sehari-hari
Mission • To eliminate poverty and socio-economic retardation in accordance to the Company’s capacity and capability • To participate in upgrading the quality of basic education and higher learning • To empower low income families in building basic homes and other infrastructure • To provide a delivery channel for small enterprises • To implement the ways of conserving energy in daily business routines
Pengembangan Ekonomi
Economic Development
Perusahaan masih meneruskan penyediaan pembiayaan dalam skala yang lebih kecil bagi pengusaha di segmen ekonomi menengah ke bawah. Walaupun beroperasi dalam jangkauan area yang masih terbatas di salah satu wilayah kota Jakarta, BFI Finance berusaha untuk terus mewujudkan komitmennya untuk menjadi mitra masyarakat dalam mengentaskan kemiskinan. Pada umumnya para pelaku usaha di segmen ini berasal dari golongan ekonomi yang belum “bankable” sehingga sulit bagi mereka untuk mendapatkan pembiayaan untuk pengembangan
The Company still continued to provide funding on a smaller scale for entrepreneurs in middle-low economic segment. Eventhough it was operated in a fairly limited area scope in one of the Jakarta city region, BFI Finance tried to realize its commitment continuously to become a partner of the society to alleviate poverty. In general, the entrepreneurs in this segment come from the economic groups which are considered as not yet “bankable” so it is difficult for them to get financing for business development, especially from the banks. BFI Finance as a financial services company aims
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
161
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
usaha, khususnya dari bank-bank. BFI Finance sebagai perusahaan jasa pembiayaan berupaya mengambil peran sebagai lembaga yang menyediakan dana untuk memenuhi kebutuhan pengusaha di segmen ekonomi menengah ke bawah tersebut.
to take the role as an institution that provides funds to meet the needs of those entrepreneurs in middle-low economic segment.
Kalangan pengusaha segmen ekonomi menengah ke bawah yang menjadi target BFI Finance antara lain: • Pedagang pasar tradisional • Pengusaha warung makanan dan minuman • Industri rumahan
The types of middle-low segment entrepreneurs that became the primary target for BFI Finance are as follows: • Traditional merchants • Diners • Domestic industries
Pengembangan Sosial
Social Development
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2011 kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan BFI Finance lebih bervariasi dengan konsep menggabungkan unsur-unsur sosial, branding perusahaan, promosi produk dan peningkatan loyalitas konsumen eksternal; terutama mereka yang memiliki catatan pembayaran angsuran yang baik. Penanggung jawab kegiatan-kegiatan CSR di BFI Finance (Unit CSR) bekerja sama dengan departemen dan unit lainnya seperti Unit Promosi dan Departemen Quality Services untuk mewujudkan konsep tersebut di atas. Diharapkan dengan adanya konsep kerja sama dan crossselling ini, kekompakan antarunit dan departemen di Perusahaan menjadi lebih solid demi mencapai tujuan memajukan Perusahaan secara efisien dan efektif.
Different from the previous years, the social activities conducted by BFI Finance in 2011 had more varieties by having concept of combining the factors of social, company branding, product promotion and external customers’ loyalty enhancement; particularly those who hold good record of installment repayment. The organizer of CSR activities at BFI Finance (CSR Unit) collaborated with other departments and units such as Promotion Unit and Quality Service Department to realize the concept as mentioned above. It is expected that by creating such collaboration and cross-selling concept, the teamwork within the Company’s units and departments will become more solid in order to achieve the purpose of advancing the Company efficiently and effectively.
Dari segi unsur CSR sendiri, Perusahaan menetapkan skala prioritas dalam aktivitas CSR dan fokus pada area kegiatan yang mendukung tujuan pemberdayaan masyarakat, dengan harapan agar Perusahaan dapat senantiasa merealisasikan komitmen-komitmennya dalam hal meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang sosial ekonomi.
On the CSR point-of-view itself, the Company has set the scale of priority for CSR activities and to maintain focus on fields related to community empowerment, with expectation that the Company’s commitments to improving the society’s socio-economic independence could materialize continuously.
Aktivitas-aktivitas pengembangan bidang sosial di tahun 2011 dan akan terus dipertahankan dalam tahun-tahun mendatang adalah: • Bidang Pendidikan • Bidang Infrastruktur dan Lingkungan • Bidang Kesehatan • Kegiatan-kegiatan Amal dan Bantuan Bencana (Donasi Umum) • Customer Business Community (CBC)
The activities for the development of the social sector in 2011 and which will be maintained for the upcoming years are as follows: • Education Sector • Infrastructure and Environment Sector • Health Sector • Charity and Disaster-Relief Activities (General Donations) • Customer Business Community (CBC)
162
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Alokasi Anggaran CSR 2011 2011 CSR Budget Allocation 24,0
4,0
%
13,0 11,0
Pendidikan Education Customer Business Community Customer Business Community Infrastruktur dan Lingkungan Infrastructure and Environment Kesehatan Health Donasi Umum General Donations
49,0
Kegiatan-kegiatan Perusahaan lebih difokuskan pada komunitaskomunitas yang memerlukan bantuan bidang pendidikan, infrastruktur dan kesehatan.
The Company’s activities were targeted at communities in need of education, infrastructure and health support.
Bidang Pendidikan Pendidikan merupakan prioritas utama Perusahaan dalam menyusun program tahunan kegiatan CSR karena begitu besar perannya dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia, tidak hanya bagi kepentingan Perusahaan, tetapi juga kesejahteraan bangsa. Program-program peningkatan kualitas pendidikan yang dijalankan Perusahaan selama tahun 2011 terdiri dari: • Penganugerahan beasiswa untuk anak-anak karyawan dengan prestasi sekolah terbaik dari tingkat SD hingga SMA. • Program beasiswa bagi karyawan berpendidikan akhir D3 untuk melanjutkan ke tingkat S1. Perusahaan juga menyediakan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat S2 yang terbuka bagi karyawan dengan level manajerial.
Education Sector Education becomes the Company’s main priority in conceptualizing its CSR annual programs due to the fact of its crucial role in developing human resources, not only for the Company’s interest but also the nation’s prosperity. The programs of education quality’s improvement run by the Company during 2011 consists of:
• Scholarships endowment for the employees’ accomplished children in academic performance from elementary school level to high school level. • Scholarships program for employees with D3 (diploma) degree to continue to S1 (undergraduate) degree. The Company also provided scholarships to employees in managerial level to continue their education to S2 (masters) degree.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
163
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
• Perusahaan memperkenalkan program beasiswa baru yang ditujukan untuk anakanak Business Agent (BA) dengan prestasi terbaik dari tingkat SD hingga SMA. Program ini bertujuan untuk menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan Perusahaan terhadap kinerja dan kontribusi para BA untuk meningkatkan volume bisnis Perusahaan secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. • Lanjutan kerja sama dengan UNICEF Indonesia melalui fasilitasi dana untuk mendukung program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Implementasi dari program pendidikan dengan pendekatan holistik yang bertujuan mengembangkan kemampuan anak-anak usia 0 hingga 6 tahun dalam hal “bermain sambil belajar”, peningkatan gizi, dan pengasuhan sosial emosional untuk menggali potensi anak ini akan berlangsung selama periode tiga tahun (2011-2013) di daerah Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Program PAUD di daerah tersebut dikenal dengan sebutan Pusat Pengembangan Anak Usia Dini atau “PUS PAUD” dan difokuskan pada program pengembangan di tiga lokasi kecamatan. • Perusahaan terus menjaga kemitraan dengan beberapa universitas terkemuka di dalam negeri untuk program beasiswa yang dianugerahkan bagi para mahasiswa S1 berprestasi. BFI Finance juga merambah ke perguruan tinggi lainnya di daerah Jawa untuk memperkenalkan program beasiswa ini. Perusahaan telah memberikan delapan anugerah beasiswa sepanjang tahun 2011. Program beasiswa BFI Finance juga menyediakan kesempatan magang di berbagai kantor cabang bagi para mahasiswa penerima beasiswa.
164
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• The Company introduced the new scholarships program for the accomplished children of Business Agents (BA) from elementary school level to high school level. This program aimed to show the Company’s gratitude and appreciation toward the agents’ performance and contribution to increase the Company’s business volume significantly in the past few years. • The continuance of collaboration with UNICEF Indonesia through facilitation of funds to support the Early Childhood Development (ECD) program which had been declared by the Ministry of National Education of the Republic of Indonesia. The implementation of this holistic-approach education program, whose objectives are to develop the ability of children aged 0 to 6 years old in “playing and learning”, nutrition improvement, and social emotional care to uncover the child’s potential will be held for the period of three years (20112013) in the area of Polewali Mandar District, West Sulawesi Province. The ECD program in this area is known as Early Childhood Development Centre or “PUS PAUD” and it is focused on development program at three sub-districts location. • The Company maintained close partnerships with several acclaimed local universities for scholarship programs which were granted to accomplished S1 (undergraduate) university students. BFI Finance also started to introduce the scholarships program to other universities in Java area. The Company granted eight scholarships throughout 2011. The BFI Finance scholarships program also provided internship opportunities at its various branch offices for scholarship holders.
Daftar Penerima Beasiswa S1 BFI Finance (Periode: 2003-2011)
List of BFI Finance’s Bachelor Degree Scholarship Recipients (Period: 2003-2011)
Tahun Year
Jumlah Penerima Beasiswa Number of Scholarship Recipients
2003 - 2004
4
2005
2
2006 - 2007
3
Nama Universitas Name of University Universitas Atma Jaya Yogyakarta University of Atma Jaya Yogyakarta Universitas Indonesia University of Indonesia Universitas Atma Jaya Yogyakarta University of Atma Jaya Yogyakarta Universitas Atma Jaya Yogyakarta University of Atma Jaya Yogyakarta Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta Catholic University of Atma Jaya, Jakarta Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Catholic University of Soegijapranata, Semarang Universitas Diponegoro, Semarang University of Diponegoro, Semarang
2008
11
Universitas Brawijaya, Malang University of Brawijaya, Malang Universitas Padjadjaran, Bandung University of Padjadjaran, Bandung Universitas Airlangga, Surabaya University of Airlangga, Surabaya Universitas Tarumanagara, Jakarta University of Tarumanagara, Jakarta Universitas Kristen Maranatha, Bandung Christian University of Maranatha, Bandung
2009
6
Universitas Diponegoro, Semarang University of Diponegoro, Semarang Universitas Brawijaya, Malang University of Brawijaya, Malang Universitas Udayana, Denpasar University of Udayana, Denpasar Universitas Padjadjaran, Bandung University of Padjadjaran, Bandung Universitas Brawijaya, Malang University of Brawijaya, Malang
2010
10
Universitas Diponegoro, Semarang University of Diponegoro, Semarang Universitas Atma Jaya Yogyakarta University of Atma Jaya Yogyakarta Universitas Airlangga, Surabaya University of Airlangga, Surabaya Universitas Diponegoro, Semarang University of Diponegoro, Semarang Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang Catholic University of Soegijapranata, Semarang
2011
8
Universitas Brawijaya, Malang University of Brawijaya, Malang Universitas Negeri Malang State University of Malang Universitas Airlangga, Surabaya University of Airlangga, Surabaya
Total
44
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
165
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Fasilitas infrastruktur yang layak bagi masyarakat ekonomi kurang mampu di Indonesia masih jauh dari kondisi ideal. Berdasarkan hal-hal inilah Perusahaan melakukan berbagai aktivitas yang mendukung perbaikan infrastruktur seperti perumahan bagi keluarga kurang mampu dan fasilitas-fasilitas umum bagi pemberdayaan masyarakarat.
Infrastructure and Environment Sector The adequate public infrastructures for the economically less-fortunate society are still far from the ideal condition. This thus became the basis of the Company’s activities of improving public infrastructure such as housing facilities for the poor and other public facilities for the community empowerment.
Program-program pengembangan infrastruktur yang dilakukan sepanjang tahun 2011 antara lain: • Kemitraan yang terbina antara Perusahaan dengan Departemen Pekerjaan Umum melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Ampang Saiyo di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, masih terus berlanjut untuk pembangunan Gedung Pusat Kegiatan Masyarakat di Kelurahan Ampang, Kota Padang. Proyek pembangunan ini bertujuan untuk memberikan sarana pendidikan dan pelatihan bagi pembangunan ekonomi masyarakat setempat pasca-bencana gempa tahun 2009. • Partisipasi dalam berbagai proyek renovasi rumah ibadah dan sekolah di beberapa wilayah Indonesia. • Renovasi rumah karyawan yang merupakan fasilitas khusus bagi karyawan dengan jenjang dan masa kerja tertentu dalam rangka menciptakan kondisi rumah tinggal yang sehat bagi karyawan sekeluarga.
The programs performed throughout 2011 consist of the following: • The partnership built between the Company and the Ministry of Public Works through the Community Self-supporting Institution (LKM) of Ampang Saiyo in Padang City, West Sumatera Province, continued to be maintained for the construction project of Community Centre Building located in Ampang Village, Padang City. This construction project aims to provide education and training facility for the local community’s economic development postearthquake disaster in 2009. • Participated in renovation projects for houses of worship and schools throughout Indonesia. • Renovated employees housing facilities as special privileges for employees with certain ranking and working period in order to create a better and healthier living environment.
Bidang Kesehatan Peningkatan kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembangunan suatu negara. Untuk mendukung tujuan ini, Perusahaan melibatkan diri dalam berbagai program yang bertujuan membantu pelayanan kesehatan bagi kalangan masyarakat kurang mampu. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan selama tahun 2011, antara lain: • Kerja sama dengan Yayasan Citra Baru, Rotary Club Jakarta Sentral dan Rotary Club of Queenstown, Singapura, dalam program operasi gratis bagi para pasien cacat wajah bibir sumbing dan celah langit-langit dari kalangan masyarakat kurang mampu di berbagai wilayah Indonesia. • Partisipasi Perusahaan sebagai sponsor dan mitra program operasi katarak gratis bagi
Health Sector Community’s health improvement is one of the most important factors in a nation’s development. In order to support this cause, the Company has involved itself in a variety of programs that aim to provide assistance to the heath services of the underprivileged community. The activities conducted during 2011 are as follows:
166
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Partnership with the Citra Baru Foundation, Rotary Club Jakarta Sentral and Rotary Club of Queenstown, Singapore, in the free surgery program for the facial defect patients of cleft lip and cleft palate coming from underprivileged community in various regions in Indonesia. • The Company’s participation as the sponsor and partner of free cataract surgery program for patients coming from underprivileged
•
• •
•
pasien-pasien dari kalangan warga kurang mampu yang diselenggarakan Standard Chartered Bank Indonesia yang bekerja sama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami). Program periksa kesehatan gratis dan khitanan massal bagi masyarakat kurang mampu di berbagai wilayah Indonesia. Periksa kesehatan gratis bagi para karyawan. Seminar kesehatan bagi para karyawan, terutama menyangkut kesehatan para ibu bekerja, bayi dan balita. Pengasapan di lingkungan perumahan (fogging) yang bertujuan untuk mencegah penyakit demam berdarah, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan pemerintah setempat.
Kegiatan-kegiatan Amal dan Bantuan Bencana (Donasi Umum) Berbagai bencana alam dan insiden terjadi sepanjang tahun 2011 yang menyebabkan banyak korban jiwa. BFI Finance berusaha untuk cepat tanggap dalam menangani berbagai kejadian tersebut untuk membantu meringankan beban warga yang menjadi korban. Berbagai kegiatan amal dan bantuan bencana yang dilakukan Perusahaan selama tahun 2011, antara lain:
•
• •
•
community which was held by Standard Chartered Bank Indonesia through its collaboration with the Indonesian Association of Optometrist (Perdami). Free health examination and mass circumcision for underprivileged communities at various areas in Indonesia. Free medical examination for employees. Health seminar for employees, particularly related to the health of working mothers, babies and toddlers. Fogging conducted in people’s home environment to support the purpose to prevent the bloody fever disease, in co-operation with local government’s health office.
Charity and Disaster Relief Activities (General Donation) Several natural disasters and incidents happened during 2011 that caused plenty of deceased victims. BFI Finance gave its best efforts to respond quickly in handling those various phenomenons to help ease the burden of those who became victims. The following are the charity and disaster relief activities performed by the Company during 2011:
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
167
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
• Penggalangan sumbangan berupa dana dan barang-barang bantuan bagi para korban bencana alam, seperti banjir dan letusan gunung berapi. • Pemberian bantuan berupa paket-paket sembako dan keperluan sehari-hari bagi warga korban bencana kebakaran di beberapa wilayah Indonesia. • Program-program pemberian bantuan peralatan belajar mengajar bagi sekolahsekolah di kawasan ekonomi kurang mampu, seperti perangkat komputer bekas dengan kondisi layak pakai dan buku-buku pelajaran. • Pemberian bantuan perangkat meja dan kursi bagi ruang guru di sekolah luar biasa (SLB). • Bakti sosial donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) yang melibatkan partisipasi para karyawan Perusahaan dan kalangan umum di berbagai wilayah Indonesia. • Program mudik gratis dengan kendaraan bis bagi konsumen pembiayaan kendaraan bermotor roda dua dan calon konsumen di sekitar lokasi outlet BFI Finance. Program ini merupakan kerja sama Unit CSR dengan Unit Promosi dan Departemen Quality Services. • Pemberian bantuan perlengkapan hidup sehari-hari dan paket sembako bagi beberapa panti asuhan anak-anak yatim piatu di berbagai wilayah Indonesia.
168
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Collection of donations in the form of funds and relief goods for the victims of natural disasters, such as flood and volcanic eruption. • Granting relief in the form of food packages and daily needs to the victims of arson disasters at various areas in Indonesia. • Programs of granting relief in the form of learning equipments for schools in underprivileged area, such as secondhand computer sets with suitable-for-use condition and schoolbooks. • Granting support of tables and chairs for teacher’s office of the school for disabled children. • Social activity of blood donation in collaboration with the Indonesian Red Cross (PMI) that involved the participation of the Company employees and general public at various areas in Indonesia. • Free homecoming pilgrimage by bus transportation for loyal customers of motorcycle financing and prospect customers residing around the locations of BFI Finance outlets. This program was the collaboration between CSR Unit, Promotion Unit and Quality Services Department. • Granting relief in the form of daily needs and food packages for various orphanages at several areas in Indonesia.
• Acara buka puasa bersama dengan anakanak yatim piatu di panti-panti asuhan untuk memperingati bulan suci Ramadhan. • Berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang diselenggarakan dalam rangka pembukaan outlet BFI Finance di beberapa wilayah Indonesia.
• Fasting-break programs with the orphans at local orphanages to commemorate the holy month of Ramadan. • Variety of social activities held as part of the opening ceremony of a new BFI Finance’s outlet at several areas in Indonesia.
Customer’s Business Community (CBC) Unit CSR BFI Finance bekerja sama dengan Departemen Quality Service membuat program kerja baru bernama Customer Business Community (CBC). Program ini bertujuan untuk meningkatkan loyalitas para konsumen BFI Finance dan menunjang peningkatan branding Perusahaan di masyarakat umum dengan mengadakan bentuk kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang sesuai dengan selera dan budaya masyarakat di berbagai wilayah outlet Perusahaan. Program ini dibantu koordinasinya di berbagai outlet BFI Finance oleh staf Quality Services Specialist (QSS) Wilayah.
Customer’s Business Community (CBC) CSR Unit of BFI Finance in collaboration with Quality Service Department has created a new program called Customer Business Community (CBC). This program has the goals to increase the loyalty of BFI Finance customers and to support the elevation of the Company’s branding within the general society by executing the forms of community activities that suit the local community’s taste and culture at various regions where the Company’s networks are located. Acting as the program coordinator implemented in various BFI Finance’s outlets was aided by the Regional Quality Services Specialist (QSS) staff.
Kegiatan-kegiatan CBC yang diselenggarakan selama tahun 2011, antara lain: • Acara kelas memasak dan wisata kuliner bagi para konsumen loyal BFI Finance dengan dukungan sponsor perusahaan-perusahaan boga terkemuka di Indonesia.
The CBC activities held during 2011 are as follows: • Cooking class and culinary tours program for the loyal customers of BFI Finance with sponsorships support from well-known food companies in Indonesia.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
169
• Gabungan acara kerja bakti untuk membersihkan lingkungan, senam aerobik bersama, seminar kesehatan tentang Osteoporosis, periksa kesehatan gratis, periksa mata gratis, donor darah PMI dan panggung hiburan. • Acara sepeda santai (fun bike) untuk para konsumen BFI Finance terpilih dan warga umum, bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. • Seminar tata rias dan kesehatan kulit wajah bagi para konsumen loyal BFI Finance, terutama kaum ibu dan remaja putri.
• Compilation of communal work program to clean up the environment, joint aerobic gymnastics, health seminar on Osteoporosis, free medical examination, free eye examination, blood donor by the Indonesian Red Cross (PMI) and stage entertainment. • Fun bike program for the selected customers of BFI Finance and general public, in collaboration with the local area government. • Seminar on beauty cosmetics and facial skin health for the loyal customers of BFI Finance, particularly for mothers and female teenagers.
Pelestarian Lingkungan
Nature Preservation
Penanaman kesadaran untuk cinta lingkungan dalam lingkup Perusahaan diwujudkan melalui rekomendasi-rekomendasi sebagai berikut: • Pemakaian energi listrik secara bijaksana dalam hal penerangan dan alat-alat kerja kantor. • Pengurangan konsumsi kertas dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi online sebagai substitusi utama dalam upaya mengurangi dokumen tertulis. • Pemilihan fasilitas-fasilitas penunjang aktivitas kerja yang mengutamakan penghematan konsumsi listrik. • Menganjurkan penerapan gaya hidup go green secara mudah dan hemat kepada seluruh karyawan.
Nature preservation awareness within the Company is realized through the following recommendations: • Wise consumption of electrical energy in terms of the usage of lighting and office equipments. • Reduction of paper consumption by optimizing the utilization of online technology as primary substitute in the effort to reduce paper documents. • Carefully selecting work equipment with the lowest energy consumption. • Encouraging employees to implement the gogreen lifestyle in the easiest and cost-effective way.
Sarana komunikasi berupa artikel-artikel tentang fakta-fakta lingkungan melalui situs web internal, BFI Learning Center (BLC), dan situs web eksternal, www.bfi.co.id, juga dilakukan dengan membuat rubrik khusus bernama HiBerNaSe (Hijau Bersih Natural dan Sehat).
In addition, BFI Learning Centre and external web www.bfi.co.id also sport a special page entitled HiBerNaSe (Hijau Bersih Natural dan Sehat or Green Clean Natural and Healthy).
170
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Laporan Keuangan Dengan Laporan Auditor Independen Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Mata Uang Indonesia)
With Independent Auditor’s Report Years Ended 31 December 2011 and 2010 (Indonesia Currency)
Financial Report PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
171
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
172
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010/ AS OF AND FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (With Comparative Figures in 2009) DAN/AND LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
173
174
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
www.bfi.co.id
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
Exhibit A PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION AS OF 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2011
2010
2009
ASET
ASSETS
KAS DAN SETARA KAS
2c,e,3
DEPOSITO BERJANGKA
2e,4
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN Piutang sewa pembiayaan– setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 10.362, Rp 9.154 dan Rp 40.954 masingmasing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
64.000
-
165.759
2r,13c
2j,7
DEPOSITO DAN KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANYA
2c,e,8
ASET KEUANGAN DERIVATIF - Bersih ASET LAIN-LAIN - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
CASH AND CASH EQUIVALENTS TIME DEPOSITS
-
NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE
1.084.706
ASET TETAP – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 87.381, Rp 72.326 dan Rp 59.331 pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009
511.442
167.261
Finance lease receivables - net of allowance for impairment losses of Rp 10,362, Rp 9,154 and Rp 40,954 as of 31 December 2011, 2010 and 2009 CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
3.648.429 17.434
2.793.652 13.051
4.403
6.337
Consumer financing receivables – net of allowance for impairment losses of Rp 50,432, Rp 64,115 and Rp 172,094 as of 31 December 2011, 2010 and 2009 1.908.006 Third parties 8.159 Related parties 27.100
DEFERRED TAX ASSETS - Net
204.196
144.972
54.864
PROPERTY AND EQUIPMENT - net of accumulated depreciation of Rp 87,381, Rp 72,326 and Rp 59,331 as of 31 December 2011, 2010 and 2009
130
127
1.076
RESTRICTED DEPOSITS AND CASH
2e,o,p,9
39.975
5.584
12.102
DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS - Net
2d,e,h,i,p, 10,23
74.808
60.447
48.653
OTHER ASSETS - net of allowance for impairment losses
5.304.777
3.870.091
2.392.980
TOTAL ASSETS
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
178
334.479
2e,f,5
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN 2e,g,6 Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 50.432, Rp 64.115 dan Rp 172.094 masingmasing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 Pihak ketiga Pihak berelasi 2d,23 ASET PAJAK TANGGUHAN - Bersih
166.696
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan/ Notes
2011
Exhibit A/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) AS OF 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Pinjaman yang diterima Utang pajak Beban yang masih harus dibayar Imbalan pasca kerja Utang dividen Utang obligasi – setelah dikurangi biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi sebesar Rp 3.369 dan Rp 849 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 Utang lain-lain
LIABILITIES AND EQUITY 2e,k,p,11 13a 2e,p,14 2m,22 2e,21
2e,l,12 2e,p
JUMLAH LIABILITAS
2.316.065 20.629 64.195 11.208 456
1.592.513 21.412 72.513 10.228 456
656.663 25.357 74.549 10.911 43.538
LIABILITIES Fund borrowings Taxes payable Accrued expenses Post-employment benefits Dividends payable
481.631 44.361
159.151 72.968
47.792
Bonds payable – net of unamortized bonds issuance cost of Rp 3,369 and Rp 849 as of 31 December 2011 and 2010 Other payables
2.938.545
1.929.241
858.810
TOTAL LIABILITIES
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 500 (nilai penuh) per saham
15
380.170 357.906
380.170 357.906
380.170 357.906
21 31
6.000 1.622.156
6.000 1.196.774
3.000 793.094
EQUITY Share capital – par value Rp 500 (full amount) per share Authorized capital – 1,000,000,000 shares Issued and fully paid-up capital 760,339,281 shares Paid-in capital in excess of par value Retained earnings Appropriated Unappropriated
JUMLAH EKUITAS
2.366.232
1.940.850
1.534.170
TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
5.304.777
3.870.091
2.392.980
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Modal dasar - 1.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh – 760.339.281 saham Tambahan modal disetor - bersih Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan Dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
179
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit B
Exhibit B
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Bunga Lain-lain
2011
2d,e,g,n,16,23 2e,f,n 2e,n,17 2e,j,n,20
Jumlah Pendapatan BEBAN Umum dan administrasi Keuangan Pemasaran Kerugian penurunan nilai Rugi (laba) selisih kurs - bersih (Keuntungan) kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif - bersih
2i,j,l,m,n,19 2e,k,l,n,18 2n 2e,5,6,10 2p
2e,o
2010
2009
849.514 149.736 10.465 238.631
660.782 69.580 13.200 178.369
618.865 49.079 28.828 212.818
REVENUES Consumer financing Finance lease Interest Others
1.248.346
921.931
909.590
Total Revenues
296.452 144.730 17.646 158 4 )(
249.626 180.132 12.985 75.000 54)
40 (
165)
382.942 282.661 24.382 29.011 1 (
(
126 )
EXPENSES General and administrative Finance cost Marketing Impairment losses Loss (gain) on foreign exchange – net (Gain) loss from changes in fair value of derivative financial instruments - net
Jumlah Beban
718.871
459.022
517.524
Total Expenses
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
529.475
462.909
392.066
PROFIT BEFORE INCOME TAX
102.159 1.934
97.238 3.594
77.260 13.438
INCOME TAX Current Deferred
Jumlah Pajak penghasilan
104.093
100.832
90.698
Total Income Tax
LABA TAHUN BERJALAN
425.382
362.077
301.368
PROFIT FOR THE YEAR
PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
2r 13b 13c
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
-
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA PER SAHAM DASAR (dinyatakan dalam Rupiah penuh)
425.382
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
-
362.077
301.368
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR
396
BASIC EARNINGS PER SHARE (expressed in full amount of Rupiah)
2s,26
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
180
-
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
559
476
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit C
Exhibit C
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Modal saham Tambahan ditempatkan modal disetor dan disetor agio saham/ Saldo laba/ Retained earnings penuh/ Paid-in Telah Belum Share capital capital in ditentukan ditentukan Catatan/ issued and excess of penggunaannya/ penggunaannya/ Notes fully paid-up par value Appropriated Unappropriated Saldo pada tanggal 31 Desember 2008
380.170
357.906
-
619.421
ekuitas Bersih/ equity - Net 1.357.497
Dividen tunai tahun 2008
21
-
-
-
(
81.356) (
81.356)
Dividen tunai interim tahun berjalan
21
-
-
-
(
43.339) (
43.339)
Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum
21
-
-
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2009
380.170
357.906
Penyesuaian terkait dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
31
-
-
Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 setelah penyesuaian terkait penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)
31
380.170
357.906
Dividen tunai tahun berjalan
21
-
-
Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum
21
-
-
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
380.170
357.906
Jumlah laba komprehensif tahun berjalan
-
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
380.170
357.906
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
3.000 ( 3.000
-
3.000)
-
3.000 ( 6.000 6.000
Interim cash dividends for the year Appropriation of retained earnings for general reserve
301.368
Total comprehensive income for the year
793.094
1.534.170
Balance as of 31 December 2009
103.909
Adjustment as result of first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006)
1.638.079
Balance as of 1 January 2010 after first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006)
897.003 (
Cash dividends for the year 2008
301.368
103.909
3.000
-
Balance as of 31 December 2008
59.306) (
3.000)
59.306)
-
Cash dividends for the year Appropriation of retained earnings for general reserve
362.077
362.077
Total comprehensive income for the year
1.196.774
1.940.850
Balance as of 31 December 2010
425.382
425.382
Total comprehensive income for the year
1.622.156
2.366.232
Balance as of 31 December 2011
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
181
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit D
Exhibit D
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari transaksi pembiayaan Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan
Penerimaan dari pendapatan bunga Penerimaan bersih dari aktivitas operasi lainnya Administrasi Asuransi Denda Lain-lain
Pembayaran atas: Beban bunga Pinjaman – Rupiah Pinjaman – USD Pinjaman – JPY Obligasi Biaya administrasi bank
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
4.158.534 651.615
3.389.482 322.652
3.120.263 285.625
4.810.149
3.712.134
3.405.888
10.250
12.584
29.465
113.036 77.364 69.826 19.320
72.106 72.782 60.225 44.110
58.351 50.663 60.251 43.541
279.546
249.223
212.806
( ( ( ( (
84.160) 11.607) 16.958) 14.921) 713)
276.904) (
142.622) (
128.359)
(
405.010) (
318.878) (
227.011)
( (
4.654.691) ( 1.087.067) (
3.584.267) ( 570.392) (
1.878.227) 93.831)
(
5.741.758) (
4.154.659) (
1.972.058)
Arus kas (untuk) dari aktivitas operasi sebelum pembayaran pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan
( (
1.323.727) ( 100.920) (
642.218) 102.054) (
1.320.731 101.567)
Arus kas bersih (untuk) dari aktivitas operasi
(
1.424.647) (
744.272)
1.219.164
( (
64.000) 5.935 82.688) (
1.519 105.026) (
(
140.753) (
103.507) (
Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran untuk transaksi pembiayaan baru Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penempatan deposito berjangka Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset tetap Arus kas bersih untuk aktivitas Investasi
182
( ( ( ( (
180.929) 69.680) 241) 24.543) 1.511)
(
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
( ( ( ( (
94.887) 31.543) 1.818) 13.493) 881)
-
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Proceeds from financing transactions Consumer financing Finance lease
Proceeds from interest Net proceeds from other operating activities Administration Insurance Late charges Others
Payment of: Interest expenses Borrowing - Rupiah Borrowing - USD Borrowing - JPY Bonds Bank administration charges
Payment for general and administrative expenses Payment for new financing transactions Consumer financing Finance lease
Cash flows for operating activities before payment of income tax Payment of income tax Net cash flows (for) from operating activities
1.276 12.777)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Placement in time deposits Proceeds from sale of property and equipment Acquisitions of property and equipment
11.501)
Net cash flows for investing activities
-
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit D/2
Exhibit D/2
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari: Pinjaman yang diterima Standard Chartered Bank PT Bank Permata Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Hana LIM Asia Special Situations Master Fund Limited PT IFS Capital Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT BCA Finance PT Bank Sinarmas Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Maybank Indocorp
Penerimaan dari: Channeling, pengalihan piutang dan pembiayaan bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank DKI PT Bank Mutiara Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri Syariah PT Bank Permata Tbk PT Bank Hana PT Bank Ina Perdana
Utang obligasi - bersih
513.000 264.005 250.000 230.673 150.000 143.239 100.000 50.000
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2010
633.370 299.055 250.000 109.412 15.000 -
2009
20.000 30.000
50.000 43.497 22.700 5.097 -
3.275 100.000 70.000 50.000 50.000 30.000
30.000 -
1.822.211
1.610.112
80.000
223.449
-
-
146.652 105.581 99.999 73.768 52.992 52.858 432 -
-
136.390 106.803 -
52.469 87.031 18.000 6.068
755.731
246.756
163.568
415.804
158.407
3.563
-
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from: Fund borrowings Standard Chartered Bank PT Bank Permata Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Hana LIM Asia Special Situations Master Fund Limited PT IFS Capital Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT BCA Finance PT Bank Sinarmas Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Maybank Indocorp
Proceeds from: Channeling, transfer of receivables and joint financing PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank DKI PT Bank Mutiara Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri Syariah PT Bank Permata Tbk PT Bank Hana PT Bank Ina Perdana
Bonds payable - net
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
183
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit D/3
Exhibit D/3
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS (Lanjutan) UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN (Lanjutan) Pembayaran atas: Pinjaman yang diterima Standard Chartered Bank PT Bank Permata Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Maybank Indocorp PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Hana PT Bank Sinarmas Tbk PT IFS Capital Indonesia PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk The Royal Bank of Scotland Plc PT Bank Central Asia Tbk LIM Asia Special Situations Master Fund Limited PT Bank BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT BCA Finance Merril Lynch Credit Product LLC
Angsuran atas penjualan, pengalihan piutang dan pembiayaan bersama Pelunasan pokok obligasi Pembelian kembali obligasi Dividen kas Biaya emisi obligasi Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya untuk pembayaran kembali pinjaman
2011
( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( (
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
-
( ( ( ( ( ( ( ( ( ( (
9.091) 6.429) 2.376) (
1.127.014) (
( (
374.115) ( 95.000) ( (
1.397.617 (
-
( ( ( ( ( ( ( ( ( (
358.033) 122.727) 100.151) 132.275) 31.000) 26.554) 8.003) 51.944) 6.250) 16.667) -
(
215.102)
734.041) (
1.068.706)
-
162)
161.700) 102.388) 1.593)
( ( ( (
946
359.059) 105.500) 94.500) 81.331) 114.863
1.016.499 ( 168.720 (
143.002)
334.479
165.759
315.083
166.696
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
-
(
334.479
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES (Continued) Payments of: Fund borrowings Standard Chartered Bank PT Bank Permata Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Maybank Indocorp PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Hana PT Bank Sinarmas Tbk PT IFS Capital Indonesia PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk The Royal Bank of Scotland Plc PT Bank Central Asia Tbk LIM Asia Special Situations Master Fund Limited PT Bank BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT BCA Finance Merril Lynch Credit Product LLC
Installment on sold and transferred receivables Repayment of bonds principal Buy back on bonds Cash dividends Bonds issuance cost Restricted deposits and cash for repayment of borrowings
1.350.665) Net cash flows from (for) financing activities
167.783)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
184
2009
166.639) 285.584) 57.729) 63.108) 25.000) 37.429) 26.643) 10.080) 36.667) 16.667) 8.333)
-
PENGARUH BERSIH ATAS PERUBAHAN KURS PADA KAS DAN SETARA KAS DALAM MATA UANG ASING KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
2010
(
Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan (PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
362.406) 207.660) 124.189) 116.099) 50.000) 38.099) 36.111) 33.220) 32.637) 28.974) 28.333) 18.056) 16.667) 16.667)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued) FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
NET (DECREASE) INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
THE NET EFFECT OF CHANGES IN EXCHANGE RATES ON CASH AND CASH EQUIVALENTS IN 6.322) FOREIGN CURRENCIES 165.759
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM a. Pendirian Perusahaan
Exhibit E
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL a. Establishment of the Company
PT BFI Finance Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta No. 57 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2091HT.01.01.TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan Akta No. 116 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta tanggal 27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 tanggal 24 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002, Tambahan No. 4195.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (the Company) was established on 7 April 1982 based on Notarial deed No. 57 of Kartini Muljadi, S.H, Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Justice and Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C2-2091- HT.01.01.TH.82 dated 28 October 1982 and was published in the State Gazette No. 102, dated 21 December 1982, Supplement No. 1390. The Company’s Articles of Association had been amended several times, which one of the amendments was based on Notarial deed No. 116 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to become PT BFI Finance Indonesia Tbk. This amendment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Justice and Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001 and was published in the State Gazette No. 35 dated 30 April 2002, Supplement No. 4195.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 250 tanggal 22 April 2010, dari Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) Nomor IX.J.1 tentang Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-43372-AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 2 September 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0066287.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 2 September 2010. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan ini, akta perubahan tersebut sedang dalam proses pencetakan Berita Negara Republik Indonesia.
The Company’s Articles of Association had been amended several times, the latest of which was covered by notarial deed No. 250 dated 22 April 2010 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the Company’s Articles of Association to conform with Decree of the Chairman of the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) No. IX.J.1, concerning the principles of Articles of Association of Companies conducting Equity Securities Public Offering and Public Company. The amendment was approved by the Minister of Justice and Human Rights of Republic of Indonesia by virtue of his decree No. AHU.01.02.Tahun 2010 dated 2 September 2010 and had been registered in the Company Register No.AHU-0066287.AH.01.09.Tahun 2010, dated 2 September 2010. Up to the date of completion of these financial statements, the deed was still in printing process in the State Gazette of the Republic of Indonesia.
Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982, yang telah diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/ KMK.013/ 1990 tanggal 23 April 1990.
The Company obtained its license to operate as a financing company from the Minister of Finance by virtue of his decree No. KEP-038/KM.11/ 1982 dated 12 August 1982 as amended by Decision Letter No. 493/KMK.013/1990 dated 23 April 1990.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
185
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan) a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan)
186
Exhibit E/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued) a. Establishment of the Company (Continued)
Pada tanggal 20 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengamandemen ijin usaha Perusahaan melalui Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-038/KM.5/2006. Melalui amandemen ini, ijin usaha yang sebelumnya diberikan kepada PT Bunas Finance Indonesia Tbk berlaku surut sejak adanya persetujuan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk dari Instansi yang Berwenang melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001.
On 20 February 2006, the Minister of Finance of the Republic of Indonesia amended the Company’s license by virtue of his Decree No. KEP-038/KM.5/2006. Through this amendment, the previous licence granted to PT Bunas Finance Indonesia Tbk was applied for retroactively since the approval of the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to become PT BFI Finance Indonesia Tbk from the Authorized Regulatory Body through decree of Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal meliputi bidang sebagai berikut:
According to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of activities of the Company is mainly enganged in financing activities through the provision of financing or capital goods covering the following areas:
a. b. c. d.
a. b. c. d.
Sewa pembiayaan Pembiayaan konsumen Anjak piutang Usaha kartu kredit
Finance lease Consumer financing Factoring of accounts receivable Credit card
Saat ini, Perusahaan menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. Perusahaan berlokasi di MNC Tower (dahulu Menara Kebon Sirih), Lantai 25, Jl. Kebon Sirih No. 1719, Jakarta.
Currently, the Company mainly engages in leasing and consumer financing activities. The Company’s registered office is located at the MNC Tower (formerly Menara Kebon Sirih), 25th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta.
Perusahaan mempunyai masing-masing 110 kantor cabang dan 59 gerai pada tanggal 31 Desember 2011, 103 kantor cabang dan 18 gerai pada tanggal 31 Desember 2010, dan 76 kantor cabang pada tanggal 31 Desember 2009 yang berlokasi, antara lain, di Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar dan Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1982.
The Company has 110 branches and 59 kiosks as of 31 December 2011, 103 branches and 18 kiosks as of 31 December 2010 and 76 branches as of 31 December 2009, which are located in, among others, Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar and Tangerang. The Company started its commercial operations in 1982.
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital
Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 2.125.000 sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham melalui bursa efek di Indonesia dengan harga penawaran sejumlah Rp 5.750 (nilai penuh) per saham. Pada tahun 1993, Perusahaan melakukan penawaran tambahan sebanyak 8.500.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama melalui bursa efek di Indonesia.
In 1990, the Company conduct an initial public offering of its 2,125,000 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share through the stock exchanges in Indonesia at an offering price of Rp 5,750 (full amount) per share. In 1993, the Company offered an additional of 8,500,000 shares at the same par value per share through a stock exchange in Indonesia.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/3 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan)
Exhibit E/3 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 8 April 1993, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 10 (sepuluh) saham yang dimiliki, sebanyak 1.062.500 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham. Pada tanggal yang sama, para pemegang saham juga menyetujui untuk menerbitkan saham bonus dengan dasar 17 (tujuh belas) saham baru untuk setiap 20 (dua puluh) saham yang dimiliki, sebanyak 9.934.668 saham dengan nilai nominal yang sama. Pada tanggal 22 Januari 1994, para pemegang saham menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 3 (tiga) saham yang dimiliki, sebanyak 7.207.390 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham.
On 8 April 1993, the shareholders of the company agreed to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 10 (ten) shares held totaling 1,062,500 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share. On the same date, the shareholders of the company also agreed to issue bonus shares on the basis of 17 (seventeen) new shares for every 20 (twenty) shares held totaling 9,934,668 shares at the same par value. On 22 January 1994, the shareholders of the company agreed to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 3 (three) shares held totaling 7,207,390 shares at a par value of Rp 1,000 (full amount) per share.
Pada tanggal 18 April 1994, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-639/PM/1994 dalam rangka penawaran umum terbatas pertama (I) Perusahaan sebanyak 28.829.558 saham dengan harga penawaran sejumlah Rp 1.500 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 1 (satu) saham baru. Selanjutnya, pada tanggal 17 Januari 1997, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-71/PM/1997 dalam rangka penawaran umum terbatas kedua Perusahaan sebanyak 115.318.232 saham dengan harga penawaran Rp 1.000 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 2 (dua) saham baru.
On 18 April 1994, the Company received effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-639/PM/1994 to conduct the first rights issue of the Company’s shares on a 1 (one) for 1 (one) basis totaling 28,829,558 shares at an offering price of Rp 1,500 (full amount) per share. Further, on 17 January 1997, the Company received effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-71/PM/1997 to conduct the second rights issue of the Company’s shares on the basis of 2 (two) new shares for every 1 (one) shares held totaling 115,318,232 shares at an offering price of Rp 1,000 (full amount) per share.
Pada tanggal 17 Juni 1997, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 500 (nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari sebanyak 172.977.348 saham menjadi sebanyak 345.954.696 saham.
On 17 June 1997, the shareholders of the Company agreed a stock split, which resulting in change in par value per share from Rp 1,000 (full amount) to Rp 500 (full amount), thus resulting in the increase in number of the Company’s shares outstanding from 172,977,348 shares to 345,954,696 shares.
Dalam rangka restrukturisasi utang, para pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Para Pemegang Saham tanggal 27 Januari 2000 menyetujui penerbitan Mandatory Convertible Bonds atau Obligasi Wajib Konversi (MCB) yang wajib dikonversikan menjadi sebanyak 414.384.585 saham Perusahaan.
Relating to debt restructuring, the Company’s shareholders through Extraordinary General Meeting of Shareholders held on 27 January 2000 had agreed to issue the Mandatory Convertible Bonds (MCB) which should be converted into 414,384,585 shares of the Company.
Pada bulan Mei 2006, seluruh MCB telah dikonversi menjadi sebanyak 414.384.585 saham sehingga jumlah saham beredar Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 menjadi sebanyak 760.339.281 saham (Catatan 15).
In May 2006, all of the MCB had been converted into ordinary shares totaling 414,384,585 shares, which resulting in a total outstanding number of the Companys’ shares as of 31 December 2006 of 760,339,281 shares (Note 15).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
187
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/4 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
188
UMUM (Lanjutan)
Exhibit E/4 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 7 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-3960/BL/2007 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 20 Agustus 2007, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BEI) dengan jumlah emisi final sebesar Rp 200.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 16 November 2007.
On 7 August 2007, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK based on its letter No.S-3960/BL/2007 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 200,000 with a longest maturity of 24 (twenty four) months from the date of issuance. On 20 Agustus 2007, the bond was listed on the Surabaya Stock Exchange (BEI) with a number of final issuance of Rp 200,000. Interest on such bond is paid on quarterly basis starting from 16 November 2007.
Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 16 August 2009, the Company had fully repaid the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap which matured on the date.
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No.S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu terlama 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah emisi final sebesar Rp 160.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 15 April 2010.
On 8 January 2010, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK based on its letter No.S-94/BL/2010 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 200,000 with a longest maturity of 24 (twenty four) months from the date of issuance. On 18 January 2010, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a number of final issuance of Rp 160,000. Interests on such bonds are paid on quarterly basis starting from 15 April 2010.
Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No.S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 450.000 dengan jangka waktu terlama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 11 Juli 2011, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan jumlah emisi final sebesar Rp 420.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 8 Oktober 2011.
On 28 June 2011, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK based on its letter No.S-7248/BL/2011 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 450,000 with a longest maturity of 36 (thirty six) months from the date of issuance. On 11 July 2011, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a number of final issuance of Rp 420,000. Interests on such bonds are paid on quarterly basis starting from 8 October 2011.
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT BFI Finance Indonesia Tbk, yang diaktakan dengan akta No. 80 Tanggal 15 Juni 2011 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 82 masing-masing tertanggal 15 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
Based on the Deed of Resolutions of Extraordinary General Meeting of Shareholders, which were covered by the deed No. 80 dated 15 Juni 2011 in conjunction with the Deed of Resolutions No. 82, each dated 15 Juni 2011, of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the composition of the Board of Commissioners and Directors of the Company as of 31 December 2011 is as follows:
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/5
Exhibit E/5
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued)
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris Komisaris (Independen)
: : : : :
Kusmayanto Kadiman Johanes Sutrisno Alfonso Napitupulu Richard Andrew Deitz Emmy Yuhassarie
: : : : :
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner Commissioner (Independent)
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
: : :
Francis Lay Sioe Ho Yan Peter Wangkar Cornellius Henry Kho
: : :
Directors President Director Director Director
Based on the Deed of Resolutions of Extraordinary General Meeting of shareholders, which were covered by the deed No. 73 dated 15 May 2009 in conjunction with the Deed of Resolutions No. 120, each dated 14 October 2009, of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the composition of the Board of Commissioners and Directors of the Company as of 31 December 2010 and 2009 is as follows:
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT BFI Finance Indonesia Tbk, yang diaktakan dengan akta No. 73 Tanggal 15 Mei 2009 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 120 masing-masing tertanggal 14 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris
: : : :
Johanes Sutrisno Rudy Capelle Alfonso Napitupulu Richard Andrew Deitz
: : : :
Board of Commissioners President Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
: : :
Francis Lay Sioe Ho Yan Peter Wangkar Cornellius Henry Kho
: : :
Directors President Director Director Director
The composition of the Audit Committee of the Company as of 31 December 2011, 2010, and 2009, are as follows:
Susunan Komite Audit pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009 adalah sebagai berikut: Komite Audit Ketua Anggota
2011 : Johanes Sutrisno : Kusmayanto Kadiman Dominic Picone Fendi Santoso Stefanus Ginting Rudy Capelle
2010
2009
Johanes Sutrisno Stefanus Ginting Dani Firmansyah
Johanes Sutrisno Stefanus Ginting Hariadi Widiarta
Gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah keseluruhan sebesar Rp 28.179, Rp 37.240 dan Rp 31.876.
: :
Audit Committee Chairman Member
Salaries and benefits provided to the Board of Commissioners and the Directors for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009 were totaling to Rp 28,179, Rp 37,240 and Rp 31,876, respectively.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
189
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/6
Exhibit E/6
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan) Internal Audit
Internal Audit
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk Unit Audit Internal, yang terdiri dari paling sedikit 1 (satu) orang auditor internal, paling lambat pada tanggal 31 Desember 2009. Unit Audit Internal wajib memiliki Piagam Unit Audit Internal yang ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris.
Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK No. IX.I.7 concerning the Establishment and Guidelines on the Preparation of the Internal Audit Unit Charter, the Company is required to establish an Internal Audit Unit which consist of at least 1 (one) internal auditor, no later than 31 December 2009. Internal Audit Unit is required to establish an Internal Audit Unit Charter which determined by the board of directors upon the approval from the board of commissioners.
Perusahaan telah memenuhi ketentuan dipersyaratkan dalam peraturan tersebut.
The Company has complied with the requirements as set out in the regulation.
yang
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. Corp/CH/L/VII/07-0115 tanggal 9 Juli 2007, Perusahaan menunjuk Cornellius Henry Kho sebagai Sekretaris Perusahaan.
Based on the Company’s Directors Decision Letter No. Corp/CH/L/VII/07-0115 dated 9 July 2007, the Company appointed Cornellius Henry Kho as its Corporate Secretary.
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan yang antara lain bertugas:
Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK No. IX.I.4 concerning the establishment of the Corporate Secretary, the Company is required to establish a Corporate Secretary which functions comprised the followings:
1. Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal; 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemberi modal yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan; 3. Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya; 4. Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan pihak-pihak berwenang (Bapepam-LK, BEI dan lainnya) serta publik; 5. Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh Direktur Perusahaan.
1. 2. 3.
4. 5.
Keep informed with respect to Capital Market developments, especially Capital Market regulations; Provide the public with all information needed by investors regarding the condition of the Issuer or Public Company; Make recommendations to the Issuer or Public Company’s board of directors with respect to compliance with Law No. 8, 1995 concerning the Capital Market and its implementing regulations; Act as the Issuer’s or Public Company’s contact person with Bapepam and the public; and The functions of Corporate Secretary may be concurrently performed by a director of the Issuer or Public Company.
yang
The Company has complied with the requirements as set out in the regulation.
Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
The total number of the Company’s employees as of 31 December 2011, 2010 and 2009 was as follows (unaudited):
Perusahaan telah memenuhi ketentuan dipersyaratkan dalam peraturan tersebut.
2011 Karyawan tetap Karyawan tidak tetap
190
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued)
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
2010
2009
2.560 2.075
1.774 1.880
1.468 887
4.635
3.654
2.355
Permanent employees Non-permanent employees
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/7 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Exhibit E/7 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (PSAK) yang mencakup peraturan BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam lampiran keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK Keputusan No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010.
Presented below are the principal accounting policies applied in the preparation of the financial statements of the Company which have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (SFAS) and the regulations imposed by the BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 regarding Financial Statements Presentation Guidelines as included in the Appendix of the Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000 and its amendment, the Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-554/BL/2010 dated 30 December 2010.
Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
The following are the significant accounting policies that were applied consistently in the preparation of the financial statements:
a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
a.
Basis of Preparation of Financial Statements
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas akrual, kecuali untuk akun-akun tertentu yang disusun dengan menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun tersebut.
The financial statements were prepared under the historical costs concept and on the accrual basis, unless for certain accounts that were prepared using measurements as described in their respective accounting policies.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows were prepared using the direct method and present the sources and uses of cash and cash equivalents according to operating, investing and financing activities.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.
Figures in the financial statements are rounded to and expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
Standar akuntansi baru
New accounting standards
Perubahan atas standar berikut wajib diterapkan untuk pertama kali untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.
The following amendments to standards are mandatory for the first time for the financial year beginning 1 January 2011.
- PSAK No. 1 : Penyajian Laporan Keuangan
- SFAS No. 1 : Presentation of Financial Statements
Perusahaan dapat memilih untuk menyajikan satu laporan kinerja (laporan laba rugi komprehensif) atau dua laporan (laporan laba rugi dan laporan laba rugi komprehensif). Perusahaan memilih menyajikan dalam bentuk satu laporan. Laporan keuangan telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan. - PSAK No. 3 : Laporan Keuangan Interim Standar mengharuskan laporan keuangan interim berisikan laporan laba rugi komprehensif untuk periode interim yang dilaporkan dan secara kumulatif untuk tahun buku berjalan dalam bentuk satu laporan atau dua laporan. Informasi komparatif untuk laporan laba rugi komprehensif harus disajikan untuk perbandingan periode interim, namun informasi komparatif satu tahun untuk tahun buku terakhir tidak disyaratkan. Laporan keuangan interim ini telah disusun menggunakan pengungkapan yang disyaratkan.
Company can choose whether to present one performance statement (the statement of comprehensive income) or two statements (the statement of income and statement of comprehensive income). The Company has elected to present one statement. The financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements. - SFAS No. 3 : Interim Financial Reporting The standard requires the interim financial report to contain a statement of comprehensive income for the interim period reported and the year-to-date presented as either in one statement or two statements. Statement of comprehensive income comparatives should be given for the comparative interim period, but comparatives for the last full financial year are not required. The interim financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
191
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/8 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) a.
SIGNIFICANT
Basis of Preparation (Continued)
ACCOUNTING of
Financial
Standar akuntansi baru (Lanjutan)
New accounting standards (Continued)
- PSAK No. 5 : Segmen Operasi
- SFAS No. 5 : Operating Segments
Standar mengharuskan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis. Standar juga menyempurnakan definisi segmen operasi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. Standar mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Hal ini tidak menyebabkan tambahan penyajian segmen yang dilaporkan. Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang disampaikan kepada pengambil keputusan operasional. Dalam hal ini pengambil keputusan operasional yang mengambil keputusan strategis adalah Direksi. - PSAK No. 7 : Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi
POLICIES Statements
The standard requires the entities to disclose information that enable users of the financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities. The standard also enhances the definition of operating segment and the procedures used to identify and report operating segment. It requires a “management approach” under which segment information is presented on the same basis as that used for internal reporting purposes. This has not resulted in additional reportable segment presented. Operating segment reported in a manner consistent with the internal reporting provided to the chief operating decision-maker. The chief operating decision-maker has been identified as the board of directors that makes strategic decisions.
- SFAS No. 7 : Related Party disclosures
Standar menyempurnakan panduan untuk pengungkapan hubungan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen. Standar memberikan penjelasan bahwa anggota personil manajemen kunci adalah pihak berelasi, sehingga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi personil manajemen kunci untuk masing-masing kategori. Perusahaan telah melakukan evaluasi terhadap hubungan pihak-pihak berelasi dan memastikan laporan keuangan telah disusun menggunakan persyaratan pengungkapan yang telah direvisi.
The standard enhances the guidance of disclosure of related party relationships, transactions and outstanding balances, including commitments. It also makes clear that a member of the key management personnel is a related party, which in turn requires the disclosures of each category of remuneration and compensation of the key management personnel. The Company has evaluated its related party relationships and ensured the financial statements have been prepared under the revised disclosure requirements.
Penerapan standar-standar tersebut tidak berdampak material terhadap Laporan Keuangan Perusahaan. Sebagai tambahan, Perusahaan telah mengungkapkan informasi terkait dengan penyajian laporan keuangan, segmen operasi dan pengungkapan pihak-pihak berelasi sesuai dengan yang disyaratkan standar.
The adoption of those standards did not have a material impact on the financial statements of the Company. In addition, the Company has disclosed information of financial statements presentation, operating segments and related party disclosures as required by the standards.
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:
The following new standards, amendments to standards and interpretations are mandatory for the first time for the financial year beginning 1 January 2011, but are not relevant or did not have material impact for the Company:
-
Laporan Arus Kas/ Statement of Cash Flows Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri/Consolidated and Separate Financial Statements PSAK No. 8 (Revisi 2010) : Peristiwa Setelah Periode Pelaporan/ Events after the Reporting Period PSAK No. 12 (Revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama/ Interests in Joint Venture PSAK No. 15 (Revisi 2009) : Investasi pada Entitas Asosiasi/ Investments in Associates
-
PSAK No. 19 (Revisi 2010) :
-
192
Exhibit E/8
PSAK No. 2 (Revisi 2009) PSAK No. 4 (Revisi 2009)
: :
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Aset Tidak Berwujud/ Intangible Assets
: :
SFAS No. 2 (Revised 2009) SFAS No. 4 (Revised 2009) -
:
SFAS No. 8 (Revised 2010) -
:
SFAS No. 12 (Revised 2009) -
:
SFAS No. 15 (Revised 2009) -
:
SFAS No. 19 (Revised 2010) -
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/9 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/9 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) a.
Standar akuntansi baru (Lanjutan) -
SIGNIFICANT
Basis of Preparation (Continued)
of
Financial
POLICIES Statements
New accounting standards (Continued)
PSAK No. 22 (Revisi 2010) : Kombinasi Bisnis/ Business Combinations PSAK No. 23 (Revisi 2010) : Pendapatan/ Revenue PSAK No. 25 (Revisi 2009) :Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan/Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK No. 48 (Revisi 2009) : Penurunan Nilai Aset/ Impairment of Assets PSAK No. 57 (Revisi 2009) : Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset kontijensi/ Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK No. 58 (Revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan/ Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK No. 7 (Revisi 2009) : Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus/ Consolidation of Special Purpose Entities ISAK No. 9 : Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa/Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities ISAK No. 10 : Program Loyalitas Pelanggan/ Customer Loyalty Program ISAK No. 11 : Distribusi Aset Non-kas kepada Pemilik/ Distributions of Non-Cash Assets to Owners ISAK No. 12 : Pengendalian Bersama Entitas - Kontribusi Non-moneter oleh Venturer/ Jointly Controlled Entities – Non-monetary Contributions by Venturers ISAK No. 14 : Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web/ Intangible Assets Website Costs ISAK No. 17 : Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai/ Interim Financial Reporting and Impairment
b. Penyertaan Saham
ACCOUNTING
b.
: SFAS No. 22 (Revised 2010) : SFAS No. 23 (Revised 2010) : SFAS No. 25 (Revised 2009) : SFAS No. 48 (Revised 2009) : SFAS No. 57 (Revised 2009) : SFAS No. 58 (Revised 2009) :
IFAS No. 7 (Revised 2009) -
:
IFAS No. 9 -
: :
IFAS No. 10 IFAS No. 11 -
:
IFAS No. 12 -
:
IFAS No. 14 -
:
IFAS No. 17 -
Investment in Shares
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan.
Effective 1 January 2011, the Company applied SFAS No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associated Companies”. The revised SFAS is applied retrospectively and prescribes the accounting for investments in associated companies as to determination of significant influence, accounting method to be applied, impairment in value of investments and separate financial statements. The adoption of the said revised PSAK has no significant impact on the financial statements.
Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.
The Company’s investment in its associated company is accounted for using the equity method. An associated company is an entity in which the Company has significant influence. Under the equity method, the cost of investment is increased or decreased by the Company’s share in net earnings or losses of, and dividends received from the investee since the date of acquisition.
Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi dengan jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi.
The statements of comprehensive income reflects the share of the results of operations of the associate. Where there has been a change recognized directly in the equity of the associate, the Company recognizes its share of any such changes and discloses this, when applicable, in the statement of changes in equity. Unrealized gains and losses resulting from transactions between the Company and the associate are eliminated to the extent of the Company’s interest in the associate.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
193
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/10 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Penyertaan Saham (Lanjutan)
194
Exhibit E/10 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) b.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Investment in Shares (Continued)
Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif.
The Company determines whether it is necessary to recognize an additional impairment loss on the Company’s investment in its associate. The Company determines at each reporting date whether there is any objective evidence that the investment in the associate is impaired. If this is the case, the Company calculates the amount of impairment as the difference between the recoverable amount of the investment in associate and its carrying value, and recognizes the amount in the statements of comprehensive income.
Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui oleh investor apabila telah timbul liabilitas atau investor melakukan pembayaran liabilitas perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya memperoleh laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui.
If an investor’s share of losses in an associate equals or exceeds the carrying value of the investment, the investment shall be reported at zero value. Subsequent losses will be accrued by the investor if a liability has arisen or the investor pays the associate’s liabilities guaranteed by the investor. If the associate subsequently reports profit, the investor will recognize profit only after its share of the profit equals the share of net losses that had not been recognized.
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik.
Investment in shares represents a long-term investment in a non-public company.
Penyertaan saham merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Bunas Multi Finance (BMF) dengan persentase kepemilikan sebesar 20%. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diaktakan dengan akta notaris No. 115 tanggal 27 Juni 2001 dari Aulia Taufani, S.H., Notaris pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telah memberikan persetujuan untuk melakukan divestasi penyertaan Perusahaan pada BMF. Namun demikian, divestasi belum dapat dilaksanakan karena belum memperoleh persetujuan dari pemegang saham mayoritas BMF.
Investment in shares represents the cost of the Company’s 20% - equity investment in PT Bunas Multi Finance (BMF). Based on the resolutions of the Extraordinary General Meeting of Shareholders which was covered by Notarial deed No. 115 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders approved the divestment of the Company’s investment in BMF. However, the divestment was not executable as it had not yet been approved by the majority shareholders of BMF.
Sejak tahun 1998, karena bagian Perusahaan atas rugi bersih BMF telah melebihi jumlah tercatat penyertaannya, oleh karenanya investasi diakui sebesar jumlah tercatat sebesar nihil dan sejak itu Perusahaan tidak lagi mengharapkan adanya pemulihan dari penyertaan tersebut.
Since 1998, the Company’s share in the net losses of BMF had exceeded the carrying value of the related investments, thus the investment was written down to zero, and since then, the Company does not expect any recoveries from the said investment.
Pada tanggal 15 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Pengumuman No. Peng-197/MK.5/2006 telah membekukan seluruh kegiatan operasional BMF. Namun demikian, Perusahaan tidak lagi mempunyai hubungan usaha maupun memberikan garansi apapun terhadap BMF.
On 15 February 2006, the Minister of Finance of Republic of Indonesia through announcement letter No. Peng197/MK.5/2006, had suspended all the operational activity of BMF. Nevertheless, the Company has no more business linkage nor made any guarantee for the suspended company.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/11 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) c.
Kas dan Setara Kas
Exhibit E/11 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) c.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and cash equivalents consist of cash on hand, cash in banks and deposits with an original maturity of 3 (three) months or less from the date of placement, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings nor restricted to use.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, kas di bank dinyatakan sebesar saldo penempatan di bank.
Prior to 1 January 2010, cash in banks were stated at the cash amount balance in bank.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pada pengukuran awal, kas di bank disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Starting 1 January 2010, at initial recognition, cash in bank are stated at fair value plus directly attributable transaction cost.
d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
d.
Related party transactions
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:
Related party represents a person or an entity who is related to the reporting entity:
(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor
(a) A person or a close member of the person’s family is related to a reporting entity if that person: (i) has control or joint control over the reporting entity; (ii) has significant influence over the reporting entity; or (iii) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
(b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: (i) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). (ii) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (iii) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (iv) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (v) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (vi) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). (vii) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
(b) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (i) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others). (ii) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member). (iii) Both entities are joint ventures of the same third party. (iv) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. (v) The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity. (vi) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a). (vii) A person identified in (a)(i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
195
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/12 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities
Perusahaan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” efektif sejak tanggal 1 Januari 2010, yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” dan PSAK No. 50 (Revisi 1998), “Akuntansi Investasi Efek tertentu”. Dalam menerapkan standar-standar tersebut di atas, Perusahaan juga telah mempertimbangkan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
The Company adopted SFAS No. 55 (Revised 2006), “Financial Instrumens: Recognition and Measurement” and SFAS No. 50 (Revised 2006), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” with effect from 1 January 2010, which superseded SFAS No. 55 (Revised 1999), “Accounting for Derivatives and Hedging Activities” And SFAS No. 50 (Revised 1998), “Accounting for Investments in Certain Securities”, respectively. In applying the standards mentioned above, the Company also considered the Technical Bulletin No. 4 concerning the Transitional Provisions for the First Adoption of SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) established by the Indonesian Institute of Accountants
Dampak Penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 31.
The effect of first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006) and SFAS No. 50 (Revised 2006) is described in Note 31.
(i)
196
Exhibit E/12
Aset keuangan
(i) Financial assets
Aset keuangan Perusahaan, terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya, aset keuangan derivatif dan pinjaman kepada karyawan (dicatat sebagai bagian dari aset lainlain).
The Company's financial assets, consist of cash and cash equivalents, time deposit, net investments in finance lease, consumer financing receivables, restricted deposits and cash, derivative financial assets and loans to employees (recorded as part of other assets).
Sejak tanggal 1 Januari 2010, perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (1) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan (2) pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi tersebut tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
Since 1 January 2010, the Company classifies its financial assets in the following categories of (1) financial assets at fair value through profit and loss, and (2) loans and receivables. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
(1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
(1)
Financial assets at fair value through profit or loss
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Company as at fair value through profit and loss upon initial recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are also categorized as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/13 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (i)
Aset keuangan (Lanjutan) (1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan)
Exhibit E/13 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued) (1)
Financial assets at fair value through profit or loss (Continued) Financial instruments included in this category are recognized initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of comprehensive income. Gains and losses arising from changes in fair value are included directly in the statement of comprehensive income and are reported respectively as “Gains / (losses) from changes in fair value of derivative financial instruments”.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif”. (2) Pinjaman yang diberikan dan piutang
SIGNIFICANT
(2)
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: (a) yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; (c) dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah atau dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
At initial recognition, the Company’s loans and receivables are measured at fair values plus or minus directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
a) those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit and loss; b) those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or c) those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
197
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/14 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (i)
diberikan
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued)
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued)
dan
piutang
(2)
Loans and receivables (Continued)
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pemberian suatu pinjaman maupun perolehan piutang dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman maupun piutang tersebut tidak diperoleh. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat sebagai bagian dari ‘pendapatan pembiayaan konsumen’ atau pendapatan sewa pembiayaan’. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diamortisasi tetapi diakui dan dicatat secara langsung sebesar jumlah biaya transaksi tersebut di laporan laba rugi komprehensif dan bukan merupakan bagian dari piutang dan pinjaman yang diberikan tersebut.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of loans or receivables and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan or receivables had not been acquired or issued. Income on financial assets classified as loan and receivables is recognized in the statements of comprehensive income and recorded as part of ‘consumer financing income’ or ‘finance lease income’. Interest income on financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of comprehensive income. Prior to 1 January 2010, such transaction costs for loans and receivables provided were not amortized, but recognized and recorded directly for such amount of transaction costs in statement of comprehensive income, and were not part of the receivables and such other loan provided.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “Allowance for Impairment Losses”.
(ii) Liabilitas keuangan
198
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
e.
Aset keuangan (Lanjutan) (2) Pinjaman yang (Lanjutan)
Exhibit E/14
(ii) Financial liabilities
Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar, utang dividen, utang obligasi, dan utang lain-lain.
The Company's financial liabilities consist of fund borrowings, accrued expenses, dividends payable, bonds payable and other payables.
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities as financial liabilities measured at amortized cost.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/15 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (ii) Liabilitas keuangan (Lanjutan) Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Beban atas kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’. Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi untuk pinjaman yang diterima dicatat pada akun ‘aset lain-lain’ (bukan merupakan bagian dari pinjaman yang diterima), kemudian biaya transaksi tersebut diamortisasi secara garis lurus selama umur pinjaman yang diterima dan hasil amortisasinya dicatat sebagai ‘beban keuangan’ di laporan laba rugi komprehensif. (iii) Penentuan nilai wajar
Exhibit E/15 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (ii) Financial liabilities (Continued) Financial liabilities measured at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs. After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of loan received and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan has not been recognized. Expenses on financial liabilities measured at amortized cost is recognized in the statement of comprehensive income and recorded as part of ‘finance cost’. Prior to 1 january 2010, such transaction costs for loan received were recorded in ‘other assets’ account (was not included as part of loan received), further the transaction costs were amortized using straight line basis based on term of that loans and their amortization results were recorded as ‘finance cost’ in the statement of comprehensive income.
(iii) Fair value estimation
Nilai wajar adalah nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melaksanakan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Perusahaan mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Company measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
199
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/16 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (iii) Penentuan nilai wajar (Lanjutan)
200
Exhibit E/16 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (iii) Fair value estimation (Continued)
Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Perusahaan, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan.
If a market for a financial instrument is not active, Company establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transaction between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instrument that are substantially the same, discounted cash flow analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to Company, incorporates all factors that market participants would consider in setting price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut dapat dibuktikan dengan perbandingan dengan transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Saat harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi tertutup.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument (i.e., without modification or repackaging) or based on a valuation technique whose variables includes only data from observable markets. When transaction price provides the best evidence of fair value at initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from valuation model is subsequently recognized in the statement of comprehensive income depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Perusahaan dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Perusahaan yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustment to take account of the credit risk of the Bank and counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Company believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/17 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (iv) Penghentian pengakuan
Exhibit E/17 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (iv) Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist, or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards have been transferred. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the company are recognized as assets or liabilities separately.
Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company stopped the recognition of financial liabilities when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Dalam transaksi di mana Perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In a transaction where the Company has substantially no or did not transfer all the risks and rewards of ownership of financial assets, the Company terminate the recognition of such assets, if the company no longer has control over those assets. The rights and obligations arising or that still exists in the transfer are recognized separately as assets or liabilities. In transfers where control over the assets still owned, the Company continued to recognize the transferred assets in the amount of involvement that is sustainable, where the level of sustainability of the Company in the transferred assets amounted to changes in the value of the transferred assets.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan, dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Perusahaan menentukan bahwa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada kemampuan keuangan konsumen sehingga konsumen tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya, atau konsumen atau unit yang dibiayai tidak dapat ditemukan atau dikuasai oleh pihak ketiga atau hasil penjualan agunan diperkirakan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan.
Companies write off any outstanding consumer financing receivables and net investments in finance lease, and reserves related to impairment losses, when the Company determines that the consumer financing receivables and net investments in finance lease can not be billed. This decision was taken after consideration of information such as the occurrence of significant changes to the financial ability of consumers so that consumers no longer can pay the loan, or consumer or units being financed can not be found or is controlled by third party or the sale of collateral is not expected to be sufficient to pay the entire exposure consumer financing receivables and net investments in finance lease.
(v) Saling hapus instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan liabilitas secara simultan.
(v) Offsetting financial instrument Financial assets and liabilities are set off and the net amount is presented in the statement of financial positions when, and only when, the Company has the legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liabilities simultaneously.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
201
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/18 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (v) Saling hapus instrumen keuangan (Lanjutan) Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. (vi) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (v) Offsetting financial instrument (Continued) Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards. (vi) Impairment of Financial Assets
Sejak tanggal 1 Januari 2010, kebijakan akuntansi atas penurunan nilai aset keuangan adalah sebagai berikut:
Starting 1 January 2010, the accounting policy for impairment of financial assets are as follows:
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a ‘loss event’) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Perusahaan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: (a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami konsumen; (b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; (c) Perusahaan, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami konsumen, memberikan keringanan (konsesi) pada konsumen yang tidak mungkin diberikan jika konsumen tidak memiliki kesulitan tersebut; (d) terdapat kemungkinan bahwa konsumen akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; (e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau
The criteria that the Company uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include: (a) significant financial difficulty of the consumer;
(f)
202
Exhibit E/18
data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: (1) memburuknya status pembayaran konsumen dalam kelompok tersebut; dan (2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
(b) a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments; (c)
the Company, for economic or legal reasons relating to the consumer’s financial difficulty, granting to the consumer a concession that the lender would not otherwise consider;
(d) it becomes probable that the consumer will enter bankruptcy or other financial reorganization; (e) the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or (f) observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including:
(1) (2)
adverse changes in the payment status of consumers in the portfolio; and national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/19 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (vi) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/19 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of Financial Assets (Continued)
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portfolio yang diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by the management for each identified portfolio.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
The Company firstly assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income. If a loan or held-to-maturity investment has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi beban-beban untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped on the basis of similar credit risk characteristics. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets which indicate the debtors’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
203
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/20 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (vi) Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (Lanjutan)
204
Exhibit E/20 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of Financial Assets (Continued)
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows of the assets in the group and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the group. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Ketika piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
When a consumer financing receivables or net investments in finance lease accounts is uncollectible, such receivable is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivables are written off after all necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment expense related to consumer financing receivables and net investments in finance lease are classified into "Allowance for Impairment Losses".
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the an impairment was recognised (such as improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting the allowance for impairment losses. The amount of the reversal is recognized in the statement of comprehensive income.
Penerimaan kemudian atas aset keuangan yang telah dihapus-bukukan sebelumnya, diakui sebagai pendapatan lain-lain.
Subsequent recoveries of financial assets writtenoff in the previous period are recognized as other income.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menentukan penurunan nilai Piutang Pembiayaan Konsumen dan Investasi Neto Sewa Pembiayaan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Piutang tak tertagih dihapuskan pada saat dinyatakan tidak tertagih oleh manajemen Perusahaan. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lainlain pada saat terjadinya.
Prior to 1 January 2010, the Company determined the impairment of consumer financing receivables and net investments in finance lease based on a periodic review of the status of individual receivable accounts at the end of year. Uncollectible receivables will be writen off when they are determined to be uncollectible by the management of the Company. The recoverable amount of the written off-receivables is recognized as other income at the time the income is earned.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/21 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f.
g.
Akuntansi untuk Sewa
Exhibit E/21 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) f.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Accounting for Leases
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Based on SFAS No. 30 (Revised 2007), the determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this SFAS, leases that transfer substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases. Moreover, leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, investasi bersih dalam sewa pembiayaan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi pendapatan administrasi dan ditambah biaya-biaya transaksi (jika ada) yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif.
Starting 1 January 2010, the net investments in finance lease are recognised initially at fair value, deducted by administration income and plus directly attributable transactions costs (if any) and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.
Pada saat pengakuan awal, nilai wajar investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima oleh perusahaan sewa pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan dan simpanan jaminan. Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui. Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
At initial recognition, the fair value of net investments in finance lease represents lease financing receivables plus the residual value at the end of the lease period deducted by unearned lease income and security deposits. The difference between the gross lease receivables and the present value of the lease receivables is recognised as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to the current year statement of income using the effective interest rate. Net investments in finance lease are classified as loans and receivables. Refer to Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, dalam investasi neto sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
Prior to 1 January 2010, the net investments in finance lease, lessor shall recognize assets held under a finance lease in their statements of financial positions and present them as a receivable at an amount equal to the net investments in finance lease.
Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam investasi neto sewa pembiayaan.
The recognition of financing income shall be based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the lessor’s net investment in financing lease.
Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama di mana risiko kredit ditanggung pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
g.
Accounting for Consumer Financing Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
205
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/22 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) g.
206
Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen (Lanjutan)
Exhibit E/22 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) g.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Accounting for Consumer Financing (Continued)
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination of a contract is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year’s statement of comprehensive income at the date of transaction.
Pembiayaan Bersama
Joint Financing
Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan konsumen tanpa jaminan (without recourse) dan pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse). Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama (without recourse) disajikan secara bersih di laporan laba rugi komprehensif. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana Perusahaan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi komprehensif.
Joint financing consist of with and witout recourse joint financing to end-user consumers. The consumer financing receivables under joint financing where each party assumes the credit risk according to the risk portion (without recourse) are stated at net amount in the statement of financial positions. Consumer financing income and interest expense related to without recourse joint financing are stated at net amount in the statement of comprehensive income. Consumer financing receivable under joint financing where the Company assume the credit risk (with recourse) are stated at gross amount in the statement of financial positions. The consumer financing income and interest expense related to with recourse joint financing are stated at gross amount in the statement of comprehensive income.
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Bunga”.
For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customer than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognized as revenue and disclosed as “Interest Income”.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Starting 1 January 2010, Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. See Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen disajikan bersih setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Prior to 1 January 2010, Consumer financing receivables are stated net of unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah pembayaran angsuran yang akan diterima dari pelanggan dengan jumlah pokok pembiayaan, akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen pada tingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen.
Unearned income on consumer financing, which is the excess of aggregate installment payments collectible from the customers over the cost of the financed assets, is recognized as income over the terms of the respective agreements at a constant periodic rate of return on the consumer financing receivables.
Piutang pembiayaan konsumen yang pembayaran angsurannya menunggak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari diklasifikasikan sebagai piutang bermasalah dan pendapatan pembiayaan konsumen diakui pada saat pendapatan tersebut diterima (cash basis).
Consumer financing receivables which installments are overdue for more than 90 (ninety) days are classified as non-performing receivables and the related consumer financing income is recognized only when it is actually collected (cash basis).
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/23 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) h. Agunan yang Diambil Alih
i.
Exhibit E/23 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) h.
ACCOUNTING
POLICIES
Repossessed Collateral
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dan invetasi neto sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih setelah dikurangi estimasi beban pelepasan. Selisih lebih antara saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang tidak dapat ditagih dengan nilai bersih agunan diambil alih yang dapat direalisasi tersebut dibebankan pada cadangan kerugian penurunan nilai.
Repossessed collateral acquired in conjunction with settlement of consumer financing receivables and net investments in finance lease are stated at their net realizable value, less allowance for impairment losses. Net realizable value is the fair value of the repossessed collateral after deducting the estimated costs of disposal. The excess between uncollectible consumer financing receivables and net investments in finance lease balance and net realizable value of the repossessed collateral is charged to allowance for impairment losses.
Jaminan yang diambil alih merupakan bagian dari aset lain-lain.
Collateral that is taken over will become a part of other assets.
Beban-beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan aset tersebut dibebankan pada saat terjadinya.
Expenses in relation with the acquisition and maintenance of those assets are charged as incurred.
Selisih antara nilai tercatat dan hasil penjualan dari agunan diambil alih diakui sebagai laba atau rugi pada saat penjualan agunan diambil alih, dan diakui sebagai “pendapatan lain-lain” dalam laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
The difference between the carrying value and the proceeds from the sale of repossessed collateral is recognized as gain or loss at the time of sale, and recognized as “other revenues” in the statement of comprehensive income for the year.
Beban Dibayar di Muka
i.
Aset Tetap
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over the beneficial periods using the straight-line method.
Beban dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing beban yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus. j.
SIGNIFICANT
j.
Property and Equipment
Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
The Company uses the cost model for its property and equipment measurement.
Aset tetap pemilikan langsung dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Directly acquired property and equipment are stated at cost, excluding day-to-day servicing, less accumulated depreciation and any impairment value, if any.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The initial cost of property and equipment consists of its purchase price, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the property and equipment to its working condition and location for its intended use.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Expenditures incurred after the property and equipment have been put into operations, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to operations in the year such costs are incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the property and equipment beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of property and equipment.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
207
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/24 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j.
Exhibit E/24 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued)
Aset Tetap (Lanjutan)
j.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Property and Equipment (Continued) Depreciation is computed on a straight-line basis over the property and equipment’s useful lives as follows:
Masa manfaat/ Useful lives Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan Rehabilitasi gedung kantor
208
20 tahun/year 5 5 5 5
Building Office equipment Vehicle Furniture and fixtures Leasehold improvements
Tanah tidak disusutkan, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan hak atas tanah di tangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode hak atas tanah tersebut.
Land is not depreciated, the costs incurred in connection with obtaining the rights of land are capitalized and amortized using the straight-line method over the period of the rights of land.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. When assets are sold or retired, the cost and related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts. Any gains or loss arising from derecognition of property and equipment (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the item) is included in the statement of comprehensive income in the year the item is derecognized.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
The asset’s residual values, useful lives and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end.
Aset dalam penyelesaian dan perangkat lunak dalam pengembangan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Asset in progress and software under development are stated at cost and presented as part of the property and equipment. The accumulated cost will be reclassified to the appropriate property and equipment account when the installation is substantially completed and the asset is ready for its intended use.
Penurunan nilai aset non-keuangan
Impairment of non-financial assets
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
Effective January 1, 2011, the Company prospectively adopted SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets”.
PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedurprosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
SFAS No. 48 (Revised 2009) prescribes the procedures to be employed by an entity to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount exceeds the amount to be recovered through use or sale of the asset. If this is the case, the asset is described as impaired and this revised PSAK requires the entity to recognise an impairment loss. This revised PSAK also specifies when an entity should reverse an impairment loss and prescribes disclosures.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/25 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j.
k.
l.
Aset Tetap (Lanjutan)
Exhibit E/25 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) j.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Property and Equipment (Continued)
Penurunan nilai aset non-keuangan (Lanjutan)
Impairment of non-financial assets (Continued)
Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan.
The adoption of SFAS No. 48 (Revised 2009) has no significant impact on the financial reporting.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
The Company assesses at each reporting date whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimation of the asset’s recoverable amount.
Pinjaman yang Diterima
k.
Funds Borrowing
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari berbagai bank dan institusi keuangan, termasuk fasilitas joint financing with recourse. Fasilitas joint financing with recourse disajikan secara gross, yaitu sebanyak pinjaman yang diberikan kepada konsumen dan pinjaman yang diterima dari bank dicatat dalam nilai penuh dengan liabilitas pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Borrowings represent funds received from various bank and financial institutions, including joint financing facilities with recourse. Joint financing facilities with recourse are presented gross, i.e loans granted to customers and borrowings received from banks are recorded at their full amount with repayment obligations in accordance with the terms of the agreement.
Sebelum 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima dinyatakan sebesar biaya perolehan.
Prior to 1 January 2010, borrowings are stated at cost.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Starting 1 January 2010, borrowings are classified as financial liabilities which are measured at amortized cost. Additional costs that are directly attributable to the acquisition of loans are deducted from total borrowings. See Note 2e for the accounting policy on financial liabilities measured at amortized cost.
Utang Obligasi
l.
Bonds Payable
Obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Beban emisi obligasi sehubungan dengan penerbitan obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi obligasi untuk menentukan hasil emisi bersih obligasi tersebut.
Bonds issued are presented at nominal value net of unamortized discounts. Bond issuance costs are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of bonds issuance to determine the net proceeds of the bonds issued.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.
Prior to 1 January 2010, the discounts are amortized over the period of the bonds using the straight-line method.
Sejak tanggal 1 Januari 2010, utang obligasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif (lihat Catatan 2e).
Since 1 January 2010, bonds payable are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the bonds using the effective interest method (see Note 2e).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
209
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/26 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Imbalan Pasca Kerja
210
Exhibit E/26 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) m.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Post-employment Benefits
Imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (”UU No. 13/2003”).
Post-employment benefits such as retirement, severance and service payments are calculated based on Manpower Law No. 13/2003 (“Law No. 13/2003”).
Sesuai dengan UU No. 13/2003, Perusahaan berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU No. 13/2003.
In accordance with Law No. 13/2003, the Company has further payment obligations if the benefits provided by the existing plan do not adequately cover the obligations under Law No. 13/2003.
Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU No. 13/2003 atau Peraturan Perusahaan (mana yang lebih tinggi), dikurangi dengan nilai wajar aset program pensiun Perusahaan dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
The liabilities recognized in the statement of financial positions are the present values of the defined benefit obligations as of the statement of financial position date in accordance with Law No. 13/2003 or the Company’s regulations (whichever is higher), less the fair value of Company pension plan assets, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service costs.
Liabilitas imbalan pasti dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Dalam menghitung imbalan pasca kerja, aktuaris independen telah memperhitungkan juga kontribusi yang telah dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
The defined benefit obligation is calculated by an independent actuary using the Projected Unit Credit method. In calculating post-employment benefits, the independent actuary has considered the contribution paid by the Company to PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk Obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah, sama dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang mendekati jangka waktu liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the interest rates of Government Bonds (considering currently there is no deep market for highquality corporate Bonds) that are denominated in Rupiah, in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating to the terms of the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian, perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan dalam program pensiun yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans in excess of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to statement of comprehensive income over the employees’ expected average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mengharuskan karyawan tersebut tetap bekerja selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan hak tersebut (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past-service costs are recognized immediately in the statement of comprehensive income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified time periode (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on a straight-line basis over the vesting period.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan.
The current service cost is recorded as an expense in the prevailing period.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/27 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Exhibit E/27 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) n.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Revenue and Expenses Recognition
Sejak tanggal 1 Januari 2010, pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif.
Starting 1 January 2010, interest income and expense for all interest bearing financial instruments are recognised within ‘interest income’ and ‘interest expense’ in the statement of comprehensive income using the effective interest method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa mendatang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh biaya transaksi yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Company estimates cash flow considering all contractual term of the financial instrument (for example, prepayment options, call option and other similar options) but does not consider future credit losses. The calculation includes all fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs and all other premiums discounts.
Biaya transaksi merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Transaction costs are additional charges that are directly attributable to the acquisition, issuance or disposal of financial assets or financial liabilities.
Biaya tambahan merupakan biaya yang tidak akan terjadi apabila Perusahaan tidak memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan.
Additional costs are costs that would not occur if the Company does not obtain, publish or otherwise dispose of financial instruments.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Once a financial asset or a group of similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognised using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.
Pendapatan pembiayaan konsumen Perusahaan disajikan bersih setelah dikurangi dengan bagian pendapatan milik bank atau pihak lain sehubungan dengan transaksi-transaksi penerusan pinjaman, pembiayaan bersama, anjak piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang.
The Company’s consumer financing income is presented net of with consumer financing income belongs to the bank in relation with channeling transactions, joint financing cooperations, factoring, and the appointment as manager of accounts receivable.
Pada umumnya pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas biaya komisi dealer dan subsidi dealer diakui menggunakan basis akrual pada saat jasa telah diberikan. Pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas beban komisi dan subsidi dealer diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Income resulted from excess insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy to dealers are generally recognised on an accrual basis when the service has been provided. Gain from excess insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy dealer recognised as an adjustment to the effective interest rate of the loan and receivables.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
211
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/28 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
o.
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) n.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Revenue and Expenses Recognition (Continued)
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan mengakui pendapatan atas sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen sebagaimana yang dijelaskan masing-masing pada Catatan 2f dan 2g. Beban diakui pada saat terjadinya.
Prior to 1 January 2010, the Company recognizes revenue on finance lease and consumer financing as explained in Notes 2f and 2g. Expenses are recognized when these are incurred.
Untuk pendapatan Perusahaan yang diakui berdasarkan cash basis antara lain: pendapatan atas penjualan piutang portofolio dengan metode valuasi diskonto, administrasi dan pendapatan denda.
For Company’s revenue that is recognized based on cash basis is such as: revenue from sale of portfolio receivable by discount valuation, administration and penalty income.
Pendapatan selisih premi asuransi diakui berdasarkan basis akrual yaitu pada saat terjadinya penutupan asuransi.
Income resulted from excess insurance premiums are recognized based on accrual basis when the incurred of closing insurance.
Pendapatan administrasi diakui pada saat perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani.
Administration income is recognize when the consumer financing agreement signed of.
Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai
o.
Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities
Perusahaan melakukan transaksi/kontrak nilai tukar dan swap dalam mata uang asing untuk tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing yang berasal dari utang Perusahaan dalam mata uang asing.
The Company enters into and engages in currency swap and foreign exchange contracts/transactions for the purpose of managing its foreign exchange rate exposures resulting from the Company’s loans in foreign currencies.
Setiap instrumen derivatif (termasuk instrumen derivatif melekat), diakui sebagai aset atau liabilitas berdasarkan nilai wajar setiap kontrak. Nilai wajar merupakan perhitungan nilai kini (present value) dengan mempergunakan asumsi-asumsi dan data yang berlaku umum. Berdasarkan kriteria khusus untuk akuntansi lindung nilai, semua instrumen derivatif yang ada pada Perusahaan tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Oleh sebab itu, perubahan atas nilai wajar dari instrumen derivatif diakui langsung dalam laba rugi tahun berjalan.
Every derivative instrument (including embedded derivatives) are recognized as either asset or liability based on the fair value of each contract. Fair value is a computation of present value by using data and assumption that are generally accepted. Based on the specific requirements for hedge accounting, the said instruments do not qualify and are not designated as hedge activities for accounting purposes. Accordingly, changes in the fair value of such derivative instruments are recognized directly profit or loss for the current year.
p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (1) Mata uang pelaporan Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah. (2) Transaksi dan saldo Transaksi dalam mata uang asing, atau yang memerlukan penyelesaian dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi.
212
Exhibit E/28
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
p.
Foreign Currency Transactions and Balances (1) Reporting currency The financial statements are presented in Rupiah. (2) Transactions and balances Foreign currency transactions that are transactions denominated, or that require settlement, in a foreign currency are translated into Rupiah using the exchange rates prevailing at the dates of the transactions.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/29 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
Exhibit E/29 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued)
p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)
p.
(2) Transaksi dan saldo (Lanjutan)
SIGNIFICANT
Foreign Currency (Continued)
ACCOUNTING
Transactions
and
POLICIES Balances
(2) Transactions and balances (Continued)
Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs penutupan pada tanggal pelaporan dengan menggunakan kurs Bank Indonesia pada tanggal laporan posisi keuangan. Aset dan liabilitas nonmoneter dalam mata uang asing yang diukur berdasarkan biaya perolehan diamortisasi dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal pengakuan awal. Aset dan liabilitas nonmoneter yang diukur berdasarkan nilai wajar dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs pada tanggal nilai wajar ditentukan.
Monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are translated into Rupiah with the closing rate as at the reporting date using middle rate of exchange issued by Bank Indonesia on the statement of financial positions date. Non-monetary items measured at historical cost denominated in a foreign currency translated into Rupiah with the exchange rate as at the date of initial recognition. Non-monetary items in a foreign currency that measured at fair value translated into Rupiah using the exchange rates at the date when the fair value was determined.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs yang berasal dari penyelesaian transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing menggunakan nilai tukar pada akhir tahun diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Foreign exchange gains and losses resulting from the settlement of foreign currency transactions and from the translation at year-end exchange rates of monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are recognized in the statement of comprehensive income.
Seluruh keuntungan dan kerugian selisih kurs yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif disajikan bersih dalam laporan laba rugi komprehensif dalam akun tersebut.
All foreign exchange gains and losses recognized in the statement of comprehensive income presented net in the statement of comprehensive income within the corresponding item.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh) :
The exchange rates used against the Rupiah are as follows (amounts in full Rupiah) :
1 USD 1 JPY
2011 (nilai penuh)/ (full amount)
2010 (nilai penuh)/ (full amount)
2009 (nilai penuh)/ (full amount)
9.068 116,8051
8.991 110,2855
9.400 101,7043
q. Pelaporan Segmen
q.
USD 1 JPY 1
Segment Reporting
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: (1) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); (2) hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan yang dapat (3) tersedia informasi keuangan dipisahkan.
An operating segment is a component of entity which: (1) involves with business activities to generate income and expenses (include income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);
Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal Perusahaan yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi.
The Company presents operating segments based on the information that internally is provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is Board of Directors.
(2)
(3)
operations result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and separate financial information is available.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
213
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/30 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) q. Pelaporan Segmen (Lanjutan)
Exhibit E/30 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) q.
s.
Pajak Penghasilan
POLICIES
Segment Reporting (Continued)
r.
Income Tax
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk item yang diakui secara langsung di ekuitas, beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di ekuitas.
Tax expense comprises current tax and deferred tax expense. Tax expense recognized in the statement of comprehensive income except to items recognized directly in equity, the tax expense associated with that item are recognized in equity.
Beban pajak kini merupakan estimasi utang pajak yang dihitung atas laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the period, using tax rates enacted at the statement of financial positions date.
Perusahaan menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajaknya. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan perpajakan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti kompensasi kerugian fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa yang akan datang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
The Company adopts the asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized at each reporting date for temporary differences between the accounting and tax base of assets and liabilities. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforward, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantially enacted at the statement of financial positions date. Deferred tax is charged or credited to the current year’s statements of comprehensive income, except deferred tax which is charged or credited directly to equity.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are presented in the statement of fin ancial positions, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang berjalan.
214
ACCOUNTING
Operating segments presented by the primary segments are divided into the following business segments: finance leases and consumer financing, while the secondary segments are divided into the following geographic segments: Java, Kalimantan, Sumatera and Sulawesi. (See Note 24)
Segmen operasi Perusahaan disajikan berdasarkan segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, sedangkan segmen sekunder dibagi ke dalam segmen geografis berikut: Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. (Lihat Catatan 24) r.
SIGNIFICANT
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
s.
Earning per Share Earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during current year.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/31 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) t.
Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi
Exhibit E/31 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, mengharuskan manajemen membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, liabilitas, komitmen dan kontinjensi yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian melekat dalam melakukan estimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
The preparation of the Company’s financial statements, in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make judgements, estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets, liabilities, commitments and contingent liabilities which are reported. Due to inherent uncertainty in the estimates thus can lead to actual results reported in future periods differ from those estimates.
I. Penggunaan Pertimbangan
I. Use of Judgements
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: (i)
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements: (i)
Classification of financial liabilities
financial
assets
and
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e.
The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2006). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies as disclosed in Note 2e.
(ii) Cadangan atas kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen
(ii) Allowance for Impairment of net investments in finance lease and consumer financing receivables
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu, hubungan dengan pelanggan dan status piutang dari pelanggan berdasarkan catatan piutang pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat cadangan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan.
The Company evaluate specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Company uses judgment, based on available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current receivables status based on any available third party receivables reports and known market factors, to record specific allowance for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Company expected to collect.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
215
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/32 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) t.
Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi (Lanjutan) I. Penggunaan Pertimbangan (Lanjutan)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) I. Use of Judgements (Continued)
(ii) Cadangan atas kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Lanjutan)
(ii) Allowance for Impairment of net investments in finance lease and consumer financing receivables (Continued)
Cadangan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto pembiayaan dan cadangan piutang pembiayaan konsumen. Nilai tercatat dari investasi neto sewa pembiayaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 1.095.068, Rp 520.596 dan Rp 208.215. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 5. Nilai tercatat dari piutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 3.716.295, Rp 2.870.818 dan Rp 2.088.259. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 6.
These specific allowances are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of net investments in finance lease and consumer financing receivables. The carrying amount of the Company’s net investments in finance lease before allowance for impairment losses as of 31 December 2011, 2010 and 2009 were amounting to Rp 1,095,068, Rp 520,596 and Rp 208,215, respectively. Further details are shown in Note 5. The carrying amount of the Company’s consumer financing receivables before allowance for impairment losses as of 31 December 2011, 2010 and 2009 were amounting to Rp 3,716,295, Rp 2,870,818 and Rp 2,088,259, respectively. Further details are shown in Note 6.
II. Estimasi dan Asumsi Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. (i)
Nilai wajar atas instrumen keuangan Jika nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukkan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
216
Exhibit E/32
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
II. Estimates and Assumptions The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year/period are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared. Existing assumptions and circumstances about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes reflected in the assumptions as they occur. (i)
Fair value of financial instruments If the fair value of financial assets and financial liabilities recorded on the statement of financial positions is not available in an active market, fair value is determined using various valuation techniques including the use of mathematical models. Suggestion (input) for this model comes from market data that can be observed throughout the data available. When observable market data are not available, management consideration is necessary to determine the fair value. Management considerations include considerations such as liquidity and volatility feedback model for derivative transactions and long term discount rate, the early termination rate and assumption for default rate.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/33 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) t.
Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
Exhibit E/33 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued)
(ii) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
(ii) Allowance for impairment losses of financial assets
Perusahaan telah menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Perusahaan membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsiasumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan cadangan perubahan kerugian penurunan nilai tersebut di masa mendatang.
The Company has reviewed loans and receivables at each statements of financial positions date to assess whether impairment should be recognized in the statements of comprehensive income or not. In particular, justification by management is required to estimate the amount and timing of future cash flows when determining impairment. In the estimation of cash flows, the Company makes the justification of the financial condition of debtors and net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, as reflected in changes in reserves of changes in these impairment losses in the future.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan dengan karakteristik risiko kredit yang sejenis ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kolektif. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5 dan Catatan 6.
Allowance for impairment losses that collectively assessed includes inherent credit losses in financing receivables portfolios with similar credit risk characteristics when objective evidence of impairment exist for those portfolios. In assessing the need for collective allowances for impairment losses, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining collective allowances. Further details are shown in Note 5 and Note 6.
(iii) Estimasi umur manfaat aset tetap Perusahaan melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Lihat Catatan 7 untuk jumlah tercatat aset tetap.
(iii) Useful life equipment
estimate
for
property
and
The Company reviews periodically the estimated useful lives of property and equipment based on factors such as technical specification and future technological developments. Future results of operations could be materially affected by changes in these estimates brought about by changes in the factors mentioned. Refer to Note 7 for the carrying amount of property and equipment.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
217
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/34 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) t.
Pertimbangan akuntansi yang penting, estimasi dan asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) (iv) Imbalan Pasca kerja
(v)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued) (iv) Post-employment benefits
Nilai kini liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca kerja.
The present value of the post-employment benefits obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. The assumptions used in determining the net cost (income) for pensions include the discount rate. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post-employment benefits obligations.
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait.
The Company determines the appropriate discount rate at the end of each reporting period. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the obligations. In determining the appropriate discount rate, the Company considers the interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related post-employment benefit obligation.
Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca kerja lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Informasi tambahan diungkapkan pada Catatan 22.
Other key assumptions for post-employment benefit obligations are based in part on current market conditions. Additional information is disclosed in Note 22.
Pajak penghasilan Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13b.
(vi) Aset pajak tangguhan Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 13c.
218
Exhibit E/34
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
(v)
Income tax Significant judgement is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transaction and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Further details are disclosed in Note 13b.
(vi) Deferred tax assets Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences, to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of the future taxable profits together with future tax planning strategies. Further details are disclosed in Note 13c.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/35
Exhibit E/35
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS Cash and cash equivalents consist of the followings:
Kas dan setara kas terdiri dari: 2011 Kas Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1.000)
2010
17.891
12.585
2009 9.022
Cash on hand
37.084 9.669 8.785 5.418 3.233 2.384 2.202 2.129
17.971 19.118 9.448 1.090 251 2.603 1.010 3.859
8.770 3.681 317 1.022 207 42 741 821
3.283
4.207
4.568
Cash in banks Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Others (Balances below Rp 1,000)
Jumlah bank
74.187
59.557
20.169
Total Cash in banks
Jumlah Kas dan Bank
92.078
72.142
29.191
Total cash on hand and in banks
Setara Kas Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Muamalat Indonesia PT BPD Sumatera Utara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - Syariah PT Bank Syariah Mega Indonesia Jumlah setara kas Jumlah kas dan setara kas
30.000 29.618 15.000 -
40.000 7.000 75.212 45.031 40.094 25.000 20.000 10.000
-
-
20.704 10.190
Cash equivalents Time deposits Third parties Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Muamalat Indonesia PT BPD Sumatera Utara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk - Syariah PT Bank Syariah Mega Indonesia
36.296 8.000 28.700 22.341 10.337 -
74.618
262.337
136.568
Total cash equivalents
166.696
334.479
165.759
Total cash and cash equivalents
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, Perusahaan tidak menempatkan kas dan setara kasnya pada pihak yang berelasi.
As of 31 December 2011, 2010 and 2009, the Company had no cash and cash equivalents placed in any related party.
Kisaran suku bunga dari deposito berjangka diatas adalah sebagai berikut:
The range of interests earned from the above time deposits are as follows:
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah
2011
2010
2009
4,9%-10%
5,5%-10%
5,35%-15%
Time deposit interest rate per annum Rupiah
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
219
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/36 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
5.
DEPOSITO BERJANGKA
Exhibit E/36 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 4. TIME DEPOSITS
Akun ini merupakan deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Victoria International Tbk dengan jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan dengan tingkat suku bunga yang berkisar antara 4,9% sampai dengan 10% per tahun.
This account represents time deposits placed in PT Bank Victoria International Tbk with maturity of over 3 (three) months, earning interest rate ranging from 4,9% to 10% per annum.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan tidak menempatkan deposito berjangka pada pihak yang berelasi.
As of 31 December 2011, 2010 and 2009, the Company had no time deposits placed in any related party.
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE The details of net investments in finance lease are as follows:
Rincian investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: 2011 Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Biaya transaksi yang belum diamortisasi Simpanan jaminan Jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
1.339.444 591.643 ( ( (
234.182 ) ( 10.194 ) ( 591.643 ) ( 1.095.068
(
10.362 ) ( 1.084.706
2010 606.559 314.885
240.053 196.954
85.705 ) ( 258 ) 314.885 ) (
31.838 ) 196.954 )
520.596
208.215
9.154 ) ( 511.442
Telah jatuh tempo 2010 2011 2012 2013 2014 dan sesudahnya Jumlah
2010
Net
356.158 187.465 44.873 606.559
240.053
Total
708.197 443.672 158.681 1.339.444
The above net investments in finance lease have the following settlement aging profile: 2010
2009
121.363 969.884 3.821
506.411 14.185
186.775 21.440
Term of period 2 (two) years 3 (three) years More than 3 (three) years
1.095.068
520.596
208.215
Total
Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan yang dibiayai oleh Perusahaan atas barang modal selama 2 (dua) tahun atau lebih.
220
Less allowance for impairment losses
Past due 2010 2011 2012 2013 2014 and thereafter
Cicilan piutang sewa pembiayaan yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya:
Jumlah
Total
9.518 165.363 56.243 8.929 -
18.063
Jangka waktu 2 (dua) tahun 3 (tiga) tahun Lebih dari 3 (tiga) tahun
167.261
Unearned finance lease income Unamortized transaction costs Security deposits
2009
28.894
2011
40.954 )
Finance lease contract receivables Guaranteed residual value
The installment of net investments in finance lease - gross, which will be collected from consumers in accordance with the due dates are as follows:
Angsuran investasi neto sewa pembiayaan - bruto yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2011
2009
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
The term of finance lease contracts financed by the Company on capital goods are 2 (two) years or more.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/37
Exhibit E/37
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued) Classification of net investments in finance lease - gross based on days overdue is as follows:
Pengelompokan investasi neto sewa pembiayaan - bruto menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
2011 %
2010 %
2009 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-150 hari Macet
1.310.550
588.496
230.535
97,84
97,02
96,04
6.320 1.006 295
21.273
4.212 2.848 1.752 1.397 7.854
4.216 2.622 1.563 1.084 33
0,47 0,08 0,02 1,59
0,69 0,47 0,29 0,23 1,30
1,76 1,09 0,65 0,45 0,01
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days 91-150 days Non-performing
Jumlah
1.339.444
606.559
240.053
100,00
100,00
100,00
Total
The movements in the allowance for impairment losses are as follows:
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal Penambahan (pemulihan) cadangan selama tahun berjalan - bersih Penghapusan piutang Penyesuaian terkait dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006) Saldo akhir
2010
9.154
40.954
6.918 5.710 ) (
( -
2009
97 1.978 ) (
(
29.919 )
10.362
9.154
35.041 10.000 4.087 ) 40.954
Beginning balance Addition (reversal) of allowance during the year - net Write-offs of receivable Adjustment as a result of first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006) Ending balance
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah investasi neto sewa pembiayaan sebesar 0,95%, 1,76% dan 19,67% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
Percentage of the allowance for impairment losses to net investments in finance lease was amounting to 0.95%, 1.76% and 19.67% as of 31 December 2011, 2010 and 2009, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
The management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses arising from uncollectible net investments in finance lease.
Seluruh transaksi sewa pembiayaan dilakukan dengan pihak ketiga.
All of the Company’s finance lease transactions were conducted with third parties.
Rincian bunga kontraktual setahun untuk investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:
Details of contractual interest rates per annum for net investments in finance lease are as follows:
Suku bunga rata-rata Suku bunga efektif (kisaran)
2011 %
2010 %
2009 %
19,94 16 - 24
18,50 15 - 22
21,02 15 - 27
Investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima dari Standard Chartered Bank, PT IFS Capital Indonesia, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, PT Bank Hana, PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk, PT Bank Permata Tbk dan LIM Asia Special Situations Master Fund Limited berjumlah keseluruhan sebesar Rp 318.988, pada tanggal 31 Desember 2011 (Catatan 11b).
Average interest rates Effective interest rates (range)
Net investments in finance lease were pledged as collateral for borrowings received from Standard Chartered Bank, PT IFS Capital Indonesia, PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Pan Indonesia Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, PT Bank Hana, PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk, PT Bank Permata Tbk and LIM Asia Special Situations Master Fund Limited was totaling Rp 318,988 as of 31 December 2011 (Note 11b).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
221
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/38 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
6.
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
Exhibit E/38 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued)
Investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk sebesar Rp 7.029 dan Rp 17.510 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 11b.5).
Net investments in finance lease were pledged as collateral for borrowings received from PT Bank Danamon Indonesia Tbk as of 31 December 2010 and 2009 amounting to Rp 7,029 and Rp 17,510, respectively (Note 11b.5).
Investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas utang obligasi yang diterbitkan sebesar Rp 178.777 dan Rp 148.388 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Catatan 12).
Net investments in finance lease were pledged as collateral on bonds payable issued amounting to Rp 178,777 and Rp 148,388 as of 31 Desember 2011 and 2010, respectively (Note 12).
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES This account represents interest bearing receivables denominated in Rupiah arising from financing activities in the form of provision of vehicle to end users with periodic installment payment schedule.
Akun ini merupakan piutang dalam Rupiah yang dikenakan bunga, yang timbul dari kegiatan pembiayaan dalam bentuk kendaraan kepada pemakai akhir dengan pembayaran angsuran secara berkala. 2011 Piutang pembiayaan konsumen – bruto: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 23) Jumlah pembiayaan sendiri
Consumer financing receivables – gross: Self–financing: Third parties Related parties (Note 23)
3.523.036 14.806
2.510.029 9.256
4.552.470
3.537.842
2.519.285
Total self-financing
42.786
199
1.692
Joint financing (without recourse) Third parties
4.595.256
3.538.041
2.520.977
Total consumer financing receivables - gross
Pendapatan pembiayaan yang belum diakui: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 23)
( (
837.667 ) ( 1.939 ) (
637.402 ) ( 1.755 ) (
431.449) 1.097)
Jumlah pembiayaan sendiri
(
839.606 ) (
639.157 ) (
432.546)
Total self-financing
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga
(
7.814 ) (
6) (
172)
Joint financing (without recourse) Third parties
(
847.420 ) (
639.163) (
432.718)
Biaya transaksi yang belum diamortisasi (
31.541 ) (
28.060)
Jumlah pendapatan pembiayaan yang belum diakui
Jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
222
2009
4.533.097 19.373
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga Jumlah piutang pembiayaan konsumen - bruto
2010
3.716.295 (
50.432 ) ( 3.665.863
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
2.870.818 64.115) ( 2.806.703
2.088.259 172.094) 1.916.165
Unearned interest income: Self–financing: Third parties Related parties (Note 23)
Total unearned interest income Unamortized transaction cost Total Less allowance for impairment losses Net
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/39
Exhibit E/39
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) The installment of consumer financing receivables - gross, which will be collected from customer in accordance with the due dates are as follows:
Angsuran piutang pembiayaan konsumen - bruto yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2011
2010
2009
Telah jatuh tempo 2010 2011 2012 2013 2014 2015 dan sesudahnya
73.542 2.600.482 1.256.826 532.280 132.126
40.837 2.117.868 946.087 361.714 71.535 -
45.408 1.736.234 605.436 125.911 7.988 -
Past due 2010 2011 2012 2013 2014 2015 and thereafter
Jumlah
4.595.256
3.538.041
2.520.977
Total
Classification of consumer financing receivables - gross based on days overdue is as follows:
Pengelompokan piutang pembiayaan konsumen - bruto menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
2011 %
2010 %
2009 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-150 hari Macet
4.521.714
3.497.204
2.475.570
98,40
98,85
98,20
24.329 3.694 879 44.640
20.574 4.414 1.728 1.163 12.958
20.094 4.782 1.540 824 18.167
0,53 0,08 0,02 0,97
0,58 0,12 0,05 0,03 0,37
0,80 0,19 0,06 0,03 0,72
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days 91-150 days Non performing
Jumlah
4.595.256
3.538.041
2.520.977
100,00
100,00
100,00
Total
Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen yang disalurkan oleh Perusahaan atas kendaraan bermotor berkisar antara 6 (enam) sampai dengan 48 (empat puluh delapan) bulan.
The term of consumer financing contracts financed by the Company on vehicles were ranged between 6 (six) to 48 (forty eight) months.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements in the allowance for impairment losses are as follows:
2011 Saldo awal Penambahan cadangan selama tahun berjalan - bersih Penghapusan piutang ( Reklasifikasi ke cadangan penurunan nilai agunan yang diambil alih Penyesuaian terkait dengan penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (Catatan 31)
64.115
Saldo akhir
50.432
2010
2009
172.094
16.185 30.730) (
61 15.931) (
862 (
950)
(
91.159)
-
64.115
Beginning balance Addition of allowance during the year 65.000 - net 1.975) Write-offs of receivable Reclassification to allowance for impairment of repossessed collateral Adjustment as a result of first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006) (Note 31)
109.069
172.094
Ending balance
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah piutang pembiayaan konsumen masing-masing sebesar 1,36%, 2,23% dan 8,24% pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
Percentage of the allowance for impairment losses to consumer financing receivables was amounting to 1.36%, 2.23% and 8.24% as of 31 December 2011, 2010 and 2009, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen tersebut.
The management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses arising from uncollectible consumer financing receivables.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
223
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/40
Exhibit E/40
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan) Suku bunga kontraktual setahun konsumen adalah sebagai berikut:
Kendaraan bermotor
224
untuk
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) Contractual interest rates per annum for consumer financing is as follows:
pembiayaan
2011 %
2010 %
2009 %
15 - 30
16 - 32
16 - 38
Vehicles
Perusahaan menerima jaminan dari pelanggan berupa kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan beserta Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai jaminan atas pembiayaan yang diberikan.
Consumer financing receivables were secured by the financed vehicles and the related Certificates of Ownership (BPKB) thereof as collateral on the financing provided.
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, sebagian piutang pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima (Catatan 11a dan 11b) dan utang obligasi (Catatan 12).
As of 31 December 2011, 2010 and 2009, part of consumer financing receivables were pledged as collateral for borrowings received (Notes 11a and 11b) and bonds payable (Note 12).
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas utang obligasi sekurang-kurangnya 110% dari nilai pokok obligasi yang masih terutang, masing-masing (Catatan 12).
As of 31 Desember 2011 and 2010, consumer financing receivables were pledged as collateral on Bonds payable of not less than 110% of outstanding bonds payable principal (Note 12).
Jumlah keseluruhan piutang pembiayaan konsumen (pokok) yang dialihkan atau dijual kepada PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Mutiara Tbk, PT Bank DKI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri adalah sebesar Rp 755.572 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. (Catatan 25a, 25g, 25h, 25i, 25j, 25k, 25l dan 25m).
Total consumer financing receivables (principal) transferred or sold to PT Bank ICB Bumputera Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Mutiara Tbk, PT Bank DKI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Persero) Tbk and PT Bank Syariah Mandiri was totaling Rp 755,572 for the year ended 31 December 2011 (Notes 25a, 25g, 25h, 25i, 25j, 25k, 25l and 25m).
Jumlah keseluruhan piutang pembiayaan konsumen (pokok) yang dialihkan atau dijual kepada PT Bank ICB Bumiputera Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Ina Perdana masing-masing sebesar Rp 243.193 dan Rp 145.568 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Catatan 25a, 25d, 25e, 25g, 25h).
Total consumer financing receivables (principal) transferred or sold to PT Bank ICB Bumiputera Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Ina Perdana was totaling Rp 243,193 and Rp 145,568 for the years ended 31 December 2010 and 2009, respectively (Notes 25a, 25d, 25e, 25g, 25h).
Piutang pembiayaan konsumen kepada pihak-pihak berelasi merupakan pembiayaan yang diberikan kepada karyawan Perusahaan untuk pembelian kendaraan bermotor. Perusahaan mengenakan suku bunga efektif yang berbeda dengan yang dikenakan kepada pihak ketiga (Catatan 23)
Consumer financing receivables from related parties represent financing provided by the Company to its employees, for the purchase of vehicles. The effective interest rates on these financing transactions with the employees were not the same as those entered with the third parties (Note 23).
Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi dalam menutup asuransi kendaraan bermotor konsumen yang dibiayai Perusahaan, terutama dengan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas. Seluruh perusahaan asuransi yang bekerja sama tersebut tidak berelasi dengan Perusahaan.
The Company engages several insurance companies, in covering the insurance on the consumers vehicles that financed by the Company, mainly with PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana and PT Asuransi Asoka Mas. All insurance companies that engaged with the Company are third parties.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/41
Exhibit E/41
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
ASET TETAP
7. PROPERTY AND EQUIPMENT Saldo awal/ Beginning balance
Biaya perolehan Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
2011 Penambahan/ Additions
67.853 18.839 59.506 21.994
2.107 403 6.438 10.796
2.861 37.578
670 5.420
Aset dalam penyelesaian
208.631 8.667
25.834 56.854
Jumlah Biaya Perolehan
217.298
82.688
Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Tercatat
3.902 34.923 11.536
1.436 7.867 5.096
1.890 20.075
475 7.030
72.326
21.904 (
-
-
-
77.896 26.725 69.297 30.458
At cost Land Building Office equipment Vehicles
11 143
161 7.415
3.681 50.270
Furniture and fixtures Leasehold improvements
32.271 32.271 )
258.327 33.250
Asset in progress
291.577
Total at Cost
-
5.338 41.632 10.944
Accumulated depreciation Building Office equipment Vehicles
3
-
2.362 27.105
Furniture and fixtures Leasehold improvements
6.849
-
87.381
Total Accumulated Depreciation
204.196
Carrying Amount
8.409
( -
1.158 5.688
2010 Penambahan/ Additions
2.478 25.833
335 3.036
-
Aset dalam penyelesaian
111.320 2.875
80.344 24.682
Jumlah Biaya Perolehan
114.195
105.026
-
Saldo akhir/ Ending balance
354 1.253
2.110 1.288 5.992 427
67.853 18.839 59.506 21.994
At cost Land Building Office equipment Vehicles
316
48 9.025
2.861 37.578
Furniture and fixtures Leasehold improvements
18.8900 18.890)
208.631 8.667
Asset in progress
217.298
Total at Cost
1.923 1.923
3.161 29.970 9.023
741 5.303 3.391
-
1.497 15.680
393 4.557
-
59.331
14.385
54.864
Reklasifikasi/ Reclassifications
Pengurangan/ Deductions -
Jumlah Tercatat
1.305 6.950
7.936 7.483 4.658 4.618
-
52.167 8.028 11.451 5.327
Jumlah Akumulasi Penyusutan
Saldo akhir/ Ending balance
8.409
13.576 9.523 42.417 17.493
Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
Reklasifikasi/ Reclassifications
Pengurangan/ Deductions
144.972
Saldo awal/ Beginning balance Biaya perolehan Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
(( -
350 878
-
3.902 34.923 11.536
Accumulated depreciation Building Office equipment Vehicles
162
-
1.890 20.075
Furniture and fixtures Leasehold improvements
1.390
-
72.326
Total Accumulated Depreciation
144.972
Carrying Amount
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
225
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/42
Exhibit E/42
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
ASET TETAP (Lanjutan)
7. PROPERTY AND EQUIPMENT (Continued) Saldo awal/ Beginning balance
Biaya perolehan Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
2009 Penambahan/ Additions
Reklasifikasi/ Reclassifications
-
-
13.576 9.523 42.417 17.493
At cost Land Building Office equipment Vehicles
4
-
2.478 25.833
Furniture and fixtures Leasehold improvements
1.532
-
111.320 2.875
Asset in progress
1.532
-
114.195
Total at Cost
-
3.161 29.970 9.023
Accumulated depreciation Building Office equipment Vehicles
4
-
1.497 15.680
Furniture and fixtures Leasehold improvements
745
-
59.331
Total Accumulated Depreciation
54.864
Carrying Amount
4.130 619 4.437 939
2.317 24.618
165 1.215
-
Aset dalam penyelesaian
101.347 1.603
11.505 1.272
-
Jumlah Biaya Perolehan
102.950
12.777
2.784 26.100 6.369
377 3.929 3.336
1.107 11.599
394 4.081
Jumlah Akumulasi Penyusutan
47.959
12.117
Jumlah Tercatat
54.991
Saldo akhir/ Ending balance
Pengurangan/ Deductions
9.446 8.904 38.067 17.995
Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
-
-
87 1.441
59 682
Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sejumlah Rp 21.904, Rp 14.385 dan Rp 12.117 masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 (Catatan 19).
Depreciation charged to operations was amounting to Rp 21,904, Rp 14,385 and Rp 12,117 for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009, respectively (Note 19).
Pengurangan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 terdiri dari penghabusbukuan peralatan kantor dan rehabilitiasi gedung kantor, serta penjualan aset tetap kendaraan dan peralatan kantor dengan rincian keuntungan bersih yang diperoleh sebagai berikut:
Deductions from property and equipment for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009 consist of writen off office equipment and leasehold improvement, and sales of property and equipment - motor vehicles and office equipment with details of net gain on sales as follows:
2011
226
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
Hasil penjualan Jumlah tercatat
5.935 1.561
1.519 533
1.276 788
Proceeds Carrying amount
Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap
4.374
986
488
Net gains on sale of equipment
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/43
Exhibit E/43
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
8.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (Lanjutan)
7. PROPERTY AND EQUIPMENT (Continued)
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan status Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang memiliki masa manfaat antara tahun 2014 sampai tahun 2041. Manajemen Perusahaan beryakinan bahwa tidak akan terdapat kesulitan dalam memperpanjang hak atas tanah karena tanah tersebut diperoleh secara sah dan dilengkapi dengan bukti kepemilikan yang sah.
The Company owns several plots of land with “Hak Guna Bangunan” titles (“Building-Use Titles” or “HGB”) with remaining useful lives of between 2014 and 2041 years. The management of the Company believes that there will be no difficulty in extending the land rights as the land was acquired legally and this is supported by sufficient evidence of ownership.
Aset tetap berupa kendaraan sebesar Rp 9.423 dan Rp 3.760 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010 dijadikan jaminan atas utang pembiayaan kendaraan yang diperoleh dari PT BCA Finance (Catatan 11c).
Property and equipment such as vehicles amounting to Rp 9,423 and Rp 3,760, each in 2011 and 2010 were pledged as collateral for the vehicles financed by PT BCA Finance (Note 11c).
Seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Sinarmas, pihak ketiga, terhadap risiko kerugian kebakaran, banjir dan risiko kerugian lainnya (all risks) dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 105.276, Rp 65.901 dan Rp 64.082 pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap terhadap risiko-risiko yang dipertanggungkan.
All property and equipment, except for land, are covered by insurance to PT Sinarmas Insurance, third party, against losses from fire, flood and other risks (all risks) with a total sum insured amounting to Rp 105,276, Rp 65,901 and Rp 64,082 as of 31 December 2011, 2010 and 2009, respectively. The management believes that the sum insured is sufficient to cover the possible losses that may arise from the said insured risks.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang menimbulkan indikasi penurunan nilai atas jumlah tercatat aset tetap, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset tetap.
The Management of the Company believes that there were no conditions or event that indicate impairment in the carrying amount of its property and equipment, and therefore an allowance for impairment losses of property and equipment is not considered necessary.
DEPOSITO DAN KAS YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal)
2011
8. RESTRICTED DEPOSITS AND CASH 2010
130 -
127 -
130 Deposito berjangka Rupiah PT Bank Danamon Indonesia Tbk Jumlah
-
Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya merupakan dana yang belum dicairkan untuk pembayaran bunga obligasi (Catatan 12), pembayaran dividen (Catatan 21), dan untuk jaminan atas pinjaman yang diterima (Catatan 11).
130 756
127
130
2009
127
Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal)
886
190
Time deposits Rupiah PT Bank Central Asia Tbk
1076
Total
Restricted deposits and cash represent funds restricted for the payment of interest on bonds (Note 12), payment of dividends (Note 21), and as collateral for borrowings received (Note 11).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
227
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/44
Exhibit E/44
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET KEUANGAN DERIVATIF
9. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS A summary of derivative transactions by counterparty, type and underlying as of 31 December 2011, 2010 and 2009 are as follows:
Ikhtisar transaksi derivatif berdasarkan lawan transaksi, jenis dan underlying pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Transaksi Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat PT ANZ Panin Bank Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat
Nilai nosional (nilai penuh)/ Notional amount (full amount)
39.250.000
30.000.000
20.486.111
2011
Nilai wajar/ Fair values
Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp
16.077
8.358
Transactions
339.842
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Foreign currency swap contract (Note 11a) USD
272.040
256.500
PT ANZ Panin Bank Foreign currency swap contract (Note 11a) USD
185.768
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Foreign currency swap contract (Note 11a) 177.410 USD
813.727
773.752
355.919
15.540
Liabilitas keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
39.975
Transaksi Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat Yen Jepang
Nilai nosional (nilai penuh)/ Notional amount (full amount)
37.000.000 ( 270.000.000
2010
Nilai wajar/ Fair values
703) 6.287
Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp
332.667 29.777
333.370 23.490
362.444
356.860
5.584
228
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Liabilitas keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
Transactions Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Foreign currency swap contract (Note 11a) USD JPY
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/45
Exhibit E/45
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan)
Transaksi Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 11a) Dolar Amerika Serikat Yen Jepang
9. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
Nilai nosional (nilai penuh)/ Notional amount (full amount)
12.750.000 810.000.000
2009
Nilai wajar/ Fair values
192 11.910
Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp
Liabilitas keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
119.850 82.380
119.658 70.470
202.230
190.128
Transactions Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Foreign currency swap contract (Note 11a) USD JPY
12.102 Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Pada tanggal 18 September 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 281.550 dan menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 19 September 2007 sampai dengan 19 Desember 2010. Pada tanggal 31 Desember 2009 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 119.658 dan piutang derivatif sebesar USD 12.750.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 119.850. Pada tanggal 19 Desember 2010, saldo kontrak derivatif tersebut telah diselesaikan.
On 18 September 2007, the Company entered into foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, where the Company paid Rp 281,550 and received USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid since 19 September 2007 until 19 Desember 2010. As of 31 December 2009, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 119,658 and derivative receivable arising from the contract was amounting to USD 12,750,000 (full amount) or equivalent to Rp 119,850. On 19 December 2010, the balance of the derivative contract was settled.
Pada tanggal 19 Juni 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 158.500 dan menerima masing-masing sebesar USD 7.000.000 (nilai penuh) dan JPY 1.080.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 19 Juni 2008 sampai dengan 19 Juni 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 23.490 dan Rp 70.470 serta piutang derivatif masing-masing sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) setara dengan Rp 29.777 dan JPY 810.000.000 (nilai penuh) setara dengan Rp 82.380. Pada tanggal 19 Juni 2011, saldo kontrak derivatif tersebut telah diselesaikan.
On 19 June 2008, the Company entered into foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, where the Company paid Rp 158,500 and received USD 7,000,000 (full amount) and JPY 1,080,000,000 (full amount). This contract was valid since 19 June 2008 until 19 June 2011. As of 31 December 2010 and 2009, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 23,490 and Rp 70,470, respectively, and derivative receivable arising from the contract was amounting to JPY 270,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 29,777 and JPY 810,000,000 (full amount) or equivalents to Rp 82,380, respectively. On 19 June 2011, the balance of the derivative contracts was settled.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
229
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/46 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
230
ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan)
Exhibit E/46 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 9. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (Lanjutan)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (Continued)
Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 333.370 dan menerima sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2010 sampai dengan 22 Maret 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 83.343 dan Rp 333.370 serta piutang derivatif masingmasing sebesar USD 9.250.000 (nilai penuh) setara dengan Rp 83.879 dan USD 37.000.000 (nilai penuh) setara dengan Rp 332.667.
On 27 August 2010, the Company entered into foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, where the Company paid Rp 333,370 and received USD 37,000,000 (full amount). This contract was valid since 22 September 2010 until 22 March 2012. As of 31 December 2011 and 2010, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 83,343 and Rp 333,370, respectively, and derivative receivable arising from the contract was amounting to USD 9,250,000 (full amount) or equivalent to Rp 83,879 and USD 37,000,000 (full amount) or equivalents to Rp 332,667, respectively.
Pada tanggal 27 Juli 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 256.500 dan menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2011 sampai dengan 15 September 2014. Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 256.500 dan piutang derivatif sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 272.040.
On 18 September 2007, the Company entered into foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, where the Company paid Rp 256,500 and received USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid since 22 September 2011 until 15 September 2014. As of 31 December 2011, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 256,500, and derivative receivable arising from the contract was amounting to USD 30,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 272,040.
PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
Pada tanggal 2 Agustus 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT ANZ Panin Bank, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 256.500 dan menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 15 September 2011 sampai dengan 15 September 2014. Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 256.500 dan piutang derivatif sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 272.040.
On 2 August 2011, the Company entered into foreign currency swap contract with PT ANZ Panin Bank, where the Company paid Rp 256,500 and received USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid since 15 September 2011 until 15 September 2014. As of 31 December 2011, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 256,500, and derivative receivable arising from the contract was amounting to USD 30,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 272,040.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk, dengan ketentuan Perusahaan membayar sebesar Rp 216.500 dan menerima sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 20 April 2011 sampai dengan 25 Mei dan 15 Juni 2014. Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 177.410 dan piutang derivatif sebesar USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 185.768.
On 20 April 2011, the Company entered into foreign currency swap contract with PT Bank Internasional Indonesia Tbk, where the Company paid Rp 216,500 and received USD 25,000,000 (full amount). This contract was valid since 20 April 2011 until 25 May and 15 June 2014. As of 31 December 2011, derivative payable arising from the contract was amounting to Rp 177,410, and derivative receivable arising from the contract was amounting to USD 20,486,111 (full amount) or equivalent to Rp 185,768.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/47
Exhibit E/47
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. ASET LAIN-LAIN
10. OTHER ASSETS 2011
Beban dibayar dimuka Pinjaman kepada karyawan Pihak berelasi (Catatan 23) Pihak ketiga Lain-lain
Agunan yang diambil alih Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
Aset lain-lain – Bersih
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2010
2009
12.394
13.212
13.009
2.989 4.192 15.522
4.260 2.676 14.226
4.125 1.552 13.000
35.097
34.374
31.686
2.416 43.291
573 26.450
3.561 13.406
45.707
27.023
16.967
(
5.996) (
950)
-
39.711
26.073
16.967
74.808
60.447
48.653
Prepaid expenses Loan to employees Related parties (Note 23) Third parties Others
Repossessed collaterals Net investments in finance lease Consumer financing receivables Less: allowance for impairment losses
Other assets –Net
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, beban dibayar dimuka terdiri dari beban sewa dibayar dimuka, beban asuransi dibayar dimuka, biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman dan pencairan dana pinjaman yang diterima. Sejak tanggal 1 Januari 2010, beban dibayar dimuka terdiri dari beban sewa dibayar dimuka, beban asuransi dibayar dimuka, dan biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman.
Prior to 1 January 2010, prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurances, transaction cost attributable to utilization of loan channeling utilized and fund borrowings received. Starting 1 January 2010, prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurances, and transaction cost attributable to utilization of loan channeling.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat penjualan agunan yang diambil alih.
Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses arising from sales of repossessed collaterals.
11. PINJAMAN YANG DITERIMA
11. FUND BORROWINGS Fund borrowings consist of the followings:
Pinjaman yang diterima terdiri dari: 2011 Pinjaman bank (Mata uang Asing) (a) Pihak Ketiga Standard Chartered Bank (USD 60.000.000) (1) Standard Chartered Bank (2011: USD 9.250.000 2010: USD 37.000.000) (2) Standard Chartered Bank (2011: nihil 2010: JPY 270.000.000 2009: JPY 810.000.000) (3) Standard Chartered Bank (2009: USD 12.750.000) (4) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (USD 20.486.111) (5) Jumlah pinjaman bank (Mata uang Asing) (Dipindahkan)
544.080 83.879
2010
332.667
-
29.777
-
-
185.768
813.727
-
362.444
2009 Bank borrowings (Foreign Currency) (a) Third parties Standard Chartered Bank (USD 60,000,000) (1) Standard Chartered Bank (2011: USD 9,250,000 2010: USD 37,000,000) (2)
-
82.380 119.850 -
202.230
Standard Chartered Bank (2011: nil, 2010: JPY 270,000,000 (2009: JPY 810,000,000) (3) Standard Chartered Bank (2009: USD 12,750,000) (4) PT Bank International Indonesia Tbk (USD 20,486,111) (5) Total bank borrowings (Foreign Currency) (Brought forward)
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
231
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/48
Exhibit E/48
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued) 2011
Jumlah pinjaman bank (Mata uang Asing) (Pindahan)
813.727
Pinjaman bank (Rupiah) (b) Pihak Ketiga PT Bank Permata Tbk (1) PT Bank Pan Indonesia Tbk (2) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (3) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (4) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (5) PT Bank Victoria International Tbk (6) PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (7) PT Bank Sinarmas Tbk (8) LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (9) PT Bank Hana (10) PT Bank Central Asia Tbk (11) PT ANZ Panin Bank (12) PT Bank CIMB Niaga Tbk (13) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (14) PT Bank Maybank Indocorp (15) The Royal Bank of Scotland Plc (d/h ABN Amro Bank N.V) (16) Jumlah Pinjaman Bank Dikurangi : Biaya transaksi yang belum diamortisasi Pinjaman Bank - bersih
232
362.444
2009
202.230
Bank borrowings (Rupiah) (b) Third parties PT Bank Permata Tbk (1) PT Bank Pan Indonesia Tbk (2) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (3)
211.111
300.000
-
171.945 162.731 113.889 93.572 69.411
240.278 135.591 102.048
40.909 33.582 25.000 25.000 23.611
16.803 41.667 75.000 51.944
22.699 -
38.099
-
16.667
48.007 PT Bank Internasional Indonesia Tbk (4) 89.288 PT Bank Danamon Indonesia Tbk (5) PT Bank Victoria International Tbk (6) PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (7) 12.129 PT Bank Sinarmas Tbk (8) LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (9) 28.446 PT Bank Hana (10) PT Bank Central Asia Tbk (11) 30.000 PT ANZ Panin Bank (12) 38.611 PT Bank CIMB Niaga Tbk (13) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (14) 45.528 PT Bank Maybank Indocorp (15) The Royal Bank of Scotland Plc 33.333 (d/h ABN Amro Bank N.V) (16)
2.322.574
1.607.638
129.091 -
Total bank borrowings (Foreign Currency) (Carried forward)
227.097 -
656.663
Total Bank Borrowings Less :
(
26.866) ( 2.295.708 14.523 5.834
Jumlah pinjaman lainnya
Tingkat bunga tahunan (%) Mata uang Rupiah Mata uang asing
2010
283.442 231.945
Pinjaman lainnya (c) PT IFS Capital Indonesia (1) PT BCA Finance (2)
Jumlah
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18.238) 1.589.400
656.663
Unamortized transaction costs Bank Borrowings - net
3.113
-
Other borrowings (c) PT IFS Capital Indonesia (1) PT BCA Finance (2)
20.357
3.113
-
Total other borrowings
2.316.065
1.592.513
-
656.663
2011
2010
2009
9,48-15,75 3,07–4,91
10,00-15,75 2,48–2,75
10,25-17,50 2,04–2,61
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Total
(%) Annual interest rate Rupiah currency Foreign currency
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/49 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) a. Pinjaman bank (Valuta Asing)
Exhibit E/49 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) a. Bank borrowings (Foreign Currency)
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
(1) Pada
tanggal 3 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan Deutsche Bank AG., Singapore Branch yang bertindak sebagai “Mandated Lead Arrangers”, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 3,65% dan akan diangsur secara bertahap dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal 15 Agustus 2012 sampai dengan tanggal 15 September 2014. Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh). Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(1) On 3 August 2011, the Company entered into a Term
Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo pinjaman tersebut sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 544.080.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to USD 60,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 544,080.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT ANZ Panin Bank dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).
In relation to the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and PT ANZ Panin Bank to cover risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 9).
Loan Facility Agreement amounting to USD 60,000,000 (full amount) with several banks, which among others, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and Deutsche Bank AG., Singapore Branch, whose acting as the Mandated Lead Arrangers, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch whose acting as the Security Agent. The loan facility bears annual interest rate at LIBOR plus 3.65% margin, and will be repaid in 24 (twenty four) monthly installments commencing from 15 August 2012 to 15 September 2014. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to USD 60,000,000 (full amount). The loan facility is secured by consumer financing receivables (Note 6).
tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain, Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited yang bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 2,50% dan akan diangsur secara bertahap dalam jangka waktu 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(2) On 27 August 2010, the Company entered into a
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh).
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to USD 37,000,000 (full amount).
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar USD 9.250.000 (nilai penuh) dan USD 37.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 83.879 dan Rp 332.667.
As of 31 December 2011 and 2010, the outstanding loan was amounting to USD 9,250,000 (full amount) and USD 37,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 83,879 and Rp 332,667, respectively.
(2) Pada
Term Loan Facility Agreement amounting to USD 37,000,000 (full amount) with several banks, which among others, Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch whose acting as the Security Agent. The loan facility bears annual interest rate at LIBOR plus 2.50% margin, and will be repaid on installment basis in 18 (eighteen) months from the drawdown date. The loan facility is secured by consumer financing receivables (Note 6).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
233
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/50 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) a. Pinjaman bank (Valuta Asing) (Lanjutan) Standard Chartered Bank (Lanjutan) Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) a. Bank borrowings (Foreign Currency) (Continued) Standard Chartered Bank (Continued) In relation to the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch to cover risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 9).
tanggal 19 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) yang terdiri dari Tranche A sebesar JPY 1.080.000.000 (nilai penuh) serta Tranche B sebesar JPY 1.809.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah bank, antara lain Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited, yang bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai “Offshore Security Agent” serta Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, bertindak sebagai “Lead Arranger” dan juga sekaligus sebagai “Onshore Security Agent”. Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 2,10% untuk Tranche B dan suku bunga LIBOR ditambah dengan 2,25% untuk Tranche A dengan tanggal jatuh tempo final 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar JPY 2.889.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh) pada tahun 2008. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(3) On 19 June 2008, the Company entered into a Term
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pembayaran saldo pinjaman Tranche A sebesar JPY 540.000.000 (nilai penuh), dan pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukan pembayaran saldo pinjaman Tranche A sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) dan melunasi saldo pinjaman Tranche B sebesar JPY 1.809.000.000 (nilai penuh) dan USD 7.000.000 (nilai penuh).
In 2010, the Company had repaid the outstanding Tranche A loan amounting to JPY 540,000,000 (full amount), and in 2009, the Company had repaid outstanding Tranche A loan amounting to JPY 270,000,000 (full amount) and fully repaid the outstanding Tranche B loan amounting to JPY 1,809,000,000 (full amount) and USD 7,000,000 (full amount), respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman Tranche A dan Tranche B.
As of 31 December 2011, the Company had fully repaid all the outstanding loans of Tranche A and Tranche B.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar JPY 270.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 29.777 dan JPY 810.000.000 atau setara dengan Rp 82.380.
As of 31 December 2010 and 2009 the outstanding loans were amounting to JPY 270,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 29,777 and JPY 810,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 82,380, respectively.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).
In relation to the above Loan Facilities Agreements, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch to cover risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 9).
(3) Pada
234
Exhibit E/50
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Loan Facility Agreement comprising Tranche A of JPY 1,080,000,000 (full amount) and Tranche B of of JPY 1,809,000,000 (full amount) and USD 7,000,000 (full amount) with several banks, which among others, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility Agent as well as the Offshore Security Agent, and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whose acting as the Lead Arranger as well as the Onshore Security Agent. These loan facilities bear annual interest at LIBOR plus 2.10% margin on Tranche B, and annual interest rate at LIBOR plus 2.25% margin on Tranche A, and will be due for final repayment in 36 (thirty six) months from the agreement date. The Company had drawndown the loan amounting to JPY 2,889,000,000 (full amount) and USD 7,000,000 (full amount) in 2008, respectively. The loan facilities are secured by consumer financing receivables (Note 6).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/51 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) a. Pinjaman bank (Valuta Asing) (Lanjutan)
Exhibit E/51 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) a. Bank borrowings (Foreign Currency) (Continued)
Standard Chartered Bank (Lanjutan)
Standard Chartered Bank (Continued)
(4) Pada tanggal 19 September 2007, Perusahaan
(4) On 19 September 2007, the Company entered into a
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut, dan pada tanggal 31 Desember 2009 saldo pinjaman tersebut sebesar USD 12.750.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 119.850.
In 2010, the Company had fully repaid the outstanding loan, and as of 31 december 2009 the outstanding loan was amounting to USD 12,750,000 (full amount) or equivalent Rp 199,850.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).
In relation to the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch to cover the risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 9).
menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch yang bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”). Fasilitas pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan berdasarkan suku bunga LIBOR ditambah dengan margin 1,75% dan akan diangsur secara bertahap dalam waktu 39 (tiga puluh sembilan) bulan terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
Term Loan Facility Agreement amounting to USD 30,000,000 (full amount) with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whose acting as the Facility Agent as well as the Security Agent. The loan facility bears annual interest rate at LIBOR plus 1.75% margin, and will be repaid on installment basis in 39 (thirty-nine) months from the drawdown date. The loan facility is secured by consumer financing receivables (Note 6).
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(5) Pada
tanggal 18 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas maksimum kredit USD 25.000.000 (nilai penuh) dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(5) On 18 April 2011, the Company entered into a Term
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh).
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to USD 25,000,000 (full amount).
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman kredit tersebut sebesar USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 185.768.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to USD 20,468,111 (full amount) or equivalent to Rp 185,768.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan BII dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 9).
In relation to the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with BII to cover the risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 9).
Loan Credit Agreement with PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), in the form of additional credit facility of term loan III with maximum credit limit of USD 25,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 216,500 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 48 (fourty-eight) months from the Credit Agreement Date. The loan facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Note 5 and 6).
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
235
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/52 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah)
236
Exhibit E/52 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah)
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
(1)Pada tanggal 10 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) dengan batas maksimum kredit Rp 200.000 dan bersifat “non-revolving”. Pinjaman tersebut akan diangsur secara bertahap dalam waktu 36 (tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(1) On 10 March 2008, the Company entered into a Term Loan Credit Agreement (Term Loan) with PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) with a maximum credit limit of Rp 200,000 and on a “non-revolving” basis. The loan facility will be repaid on installment basis in 36 (thirty-six) months from the agreement date. The loan facility is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 200.000.
In 2008, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 200,000.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 36.364 dan Rp 109.091.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 36,364 and Rp 109,091, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi seluruh pinjaman tersebut di atas.
As of 31 December 2011, the Company had fully repaid the entire outstanding loan.
Pada tanggal 15 Oktober 2010, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving”. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
On 15 October 2010, the Company and Bank Permata signed an Amendment of the Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan facility II with maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 72.727 dan Rp 100.000.
As of 31 December 2011 and 2010, the outstanding loan was amounting to Rp 72,727 and Rp 100,000, respectively.
Pada tanggal 27 April 2011, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen. (Catatan 5 dan 6)
On 27 April 2011, the Company and Bank Permata signed an Amendment of the Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan facility III with maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 90.909.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 90,909.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/53 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Permata Tbk (Lanjutan)
Exhibit E/53 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Permata Tbk (Continued)
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan Bank Permata dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu penarikan fasilitas tersebut berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2012 dan jangka waktu pembayaran kembali maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sesuai dengan jumlah penggunaan kredit (Catatan 6).
On 31 March 2010, the Company entered into a Vehicles Financing Receivables Facility Agreement with Bank Permata with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on a “revolving” basis. The drawdown period was valid until 31 March 2012, and will be due for repayment in 48 (forty-eight) months from the drawdown date. The facility is secured by consumer financing receivables equal to the amount of credit utilized (Note 6).
Pada tanggal 12 Mei 2011, Perusahaan dan Bank Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan, berupa tambahan fasilitas kredit dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sesuai dengan jumlah penggunaan kredit (Catatan 6).
On 12 May 2011, the Company and Bank Permata signed an Amendment of the Vehicles Financing Receivables Facility Agreement, in the form of additional credit facility with maximum financing limit of Rp 150,000 and on a “revolving” basis. The term of the facility was 48 (fourty-eight) months from the drawdown date. This facility is secured by consumer financing receivables equal to the amount of credit utilized (Note 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas sebesar Rp 114.005, dan pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan sebanyak 3 (tiga) kali masing-masing sebesar Rp 90.145, Rp 20.987 dan Rp 21.507.
In 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 114,005, and in 2010, the Company had drawndown the facility in 3 (three) withdrawals amounting to Rp 90,145, Rp 20,987 and Rp 21,507, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 119.806 dan Rp 90.733.
As of 31 December 2011 and 2010, the outstanding facility was amounting to Rp 119,806 and Rp 90,733, respectively.
Pada tanggal 30 Juni 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit berupa fasilitas dalam bentuk fasilitas Money Market dengan Bank Permata dengan batas maksimum sebesar Rp 50.000. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo secara bertahap dalam waktu 6 (enam) bulan. Fasilitas tersebut telah diperpanjang pada tanggal 28 Agustus 2009 untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal perpanjangan kredit.
On 30 June 2008, the Company entered into a Credit Agreement in the form of Money Market facility with Bank Permata, with a maximum limit amounting to Rp 50,000. The facility will be repaid on installment basis in 6 (six) months. This facility was extended on 28 August 2009 for 12 (twelve) months from the date of the agreement extended.
Pada tanggal 9 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani perpanjangan jangka waktu fasilitas kredit tersebut menjadi berlaku sampai dengan tanggal 28 Agustus 2011.
On 9 August 2010, the Company signed an extension of the term of the credit facility that extended until 28 August 2011.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi fasilitas tersebut diatas, dan pada tanggal 31 Desember 2009 saldo fasilitas kredit tersebut sebesar Rp 20.000.
In 2010, the Company had fully repaid the facility, and as of 31 December 2009 the outstanding facility was amounting to Rp 20.000
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
237
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/54 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
238
Exhibit E/54 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
(2)Pada tanggal 19 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal Perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(2) On 19 August 2011, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement (Term Loan) with PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “nonrevolving” basis. The term of this facility was 36 (thirty-six) months from the agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 231.945.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 231,945.
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
(3)Pada tanggal 30 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) yang terdiri dari Tranche A sebesar Rp 200.000 dan Tranche B sebesar Rp 100.000 dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch yang bertindak sebagai Kreditur Awal, Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan (“Security Agent”). Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan objek jaminan fidusia atas piutang dan rekening giro dari Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman sebesar Rp 300.000.
(3) On 30 March 2010, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement comprising Tranche A of Rp 200,000 and Tranche B of Rp 100,000 with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whose acting as the Originator, the Facility Agent (the "Facility Agent") as well as the Collateral Agent (the "Security Agent"). The loan will be due for repayment in 3 (three) years from the drawdown date. The loan is secured by fiduciary transfer of receivables and current account placed in Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and PT Bank Central Asia Tbk (BCA). In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 300,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 211.111 dan Rp 300.000.
As of 31 December 2011 and 2010, the outstanding loan was amounting to Rp 211,111 and Rp 300,000, respectively.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(4)Pada tanggal 13 Desember 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit berupa fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 4 (empat) tahun dan berakhir pada tanggal 13 Desember 2010. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(4) On 13 December 2006, the Company entered into a Credit Agreement in the form of Term Loan facility with PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “nonrevolving” basis. The term of the loan was 4 (four) years and will expire on 13 December 2010. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut diatas, dan pada tanggal 31 Desember 2009 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 48.007.
In 2010, the Company had fully repaid the outstanding loan, and as of 31 December 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 48.007.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/55 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Lanjutan)
Exhibit E/55 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Continued)
Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan dan BII menandatangani Perjanjian Perubahan Akta Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan), berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman selama 43 (empat puluh tiga) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
On 2 September 2010, the Company and BII signed an Amendment of the Term Loan Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan II with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 43 (forty-three) months from the agreement date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 156.945 dan Rp 240.278.
As of 31 December 2011 and 2010 the outstanding loan was amounting to Rp 156,945 and Rp 240,278, respectively.
Pada tanggal 18 November 2011, BII telah mengambilalih pinjaman Perusahaan kepada PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) sebesar 16.428, dengan ketentuan dan persyaratan yang masih sama dengan yang dilakukan dengan Maybank sebelumnya.
On 18 November 2011, BII had taken over the outstanding loan of the Company to PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) amounting to Rp 16,428, with similar terms and conditions as it previously entered into with Maybank.
Pada tanggal 31 Desember 2011 saldo pinjaman kredit tersebut sebesar Rp 15.000.
As of 31 December 2011 the outstanding loan was amounting to Rp 15,000.
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(5)Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengambilan Piutang dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) berupa fasilitas Asset Buy dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 200.000 dan bersifat “revolving”. Fasilitas tersebut memiliki jangka waktu selama 5 (lima) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan sejumlah piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(5) On 10 October 2006, the Company entered into a Receivables Transfer and Receivables Administrator Assignment Agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) in the form of Asset Buy facility with a maximum financing limit of Rp 200,000 and on a “revolving” basis. The term of this facility was 5 (five) years and secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani Perubahan Perjanjian Pengambilan Piutang Dan Penunjukan Selaku Pengelola Piutang tersebut, di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 10 August 2007, the Company and Bank Danamon signed an Amendment of Receivables Transfer and Receivables Administrator Assignment Agreement, wherein the original maximum financing limit was decreased from Rp 200,000 to Rp 113,660.
Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan Bank Danamon dengan pokok perjanjian sebagai berikut: untuk - Batas maksimum kredit baru uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving”, - Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 48.009 dari jumlah keseluruhan sebesar Rp 113.660 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB),
On 18 March 2008, the Company entered into a Term Installment Credit Agreement (KAB) with Bank Danamon with the following subject matters: -
The new maximum credit limit of uncommitted Term Installment Credit (KAB) was amounting to Rp 50,000 and on a “revolving” basis, Asset Buy Facilities amounting to Rp 48,009 out of the total facility of Rp 113,660 was allocated to the uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility, PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
239
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/56 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan) -
-
Batas maksimum kredit Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 98.009 dan akan bertambah dari waktu ke waktu berdasarkan hasil pembayaran fasilitas Asset Buy sebesar Rp 65.651, Jangka waktu fasilitas maksimal 4 (empat) tahun sejak tanggal pencairan, Jangka waktu pencairan fasilitas selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut, Kredit Angsuran Fasilitas Uncommitted Berjangka (KAB) tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 April 2010 dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Fasilitas Asset Buy sebesar Rp 6.143 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Fasilitas Sindikasi JPY sebesar Rp 54.964 dialokasikan ke fasilitas uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB), - Batas maksimum kredit Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 98.009 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 157.656, - Jangka waktu pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2014, - Jangka waktu penarikan pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued) -
-
The original maximum credit limit of the Uncommitted Term Installment Credit Facilities (KAB) of Rp 50,000 was increased to Rp 98,009 and will keep increasing from time to time upon the repayment of Asset Buy facility amounting to Rp 65,651, The term of the facility was 4 (four) years from the drawdown date, Drawdown period of 1 (one) year from the agreement date, The Uncommitted Term Installment Credit facility (KAB) is secured by the consumer financing receivables (Note 6).
The Term Installment Credit Agreement (KAB) had been amended several times, wherein the significant changes were made on 27 April 2010 with the following principal changes: -
-
Asset Buy Facilities of Rp 6,143 was allocated to Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility, JPY Syndicated Facility of Rp 54,964 was allocated to Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility, The maximum credit limit of the Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility was increased from Rp 98,009 to Rp 157,656, The term of the loan was extended and will expire on 19 October 2014, The loan drawdown period was extended to 19 October 2010.
Pada tanggal 21 Oktober 2010, Perusahaan dan Bank Danamon menyetujui perpanjangan jangka waktu fasilitas kredit dan batas waktu penarikan kredit tersebut masing-masing menjadi sampai dengan tanggal 19 November 2014 dan 19 November 2010.
On 21 October 2010, the Company and Bank Danamon agreed the extension of the term of the loan and the drawdown period of the loan to 19 November 2014 and 19 November 2010, respectively.
Pada tanggal 28 Desember 2010, Perusahaan dan Bank Danamon mendatangani perubahan Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Batas maksimum kredit uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) yang semula sebesar Rp 157.656 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 200.000, pinjaman - Jangka waktu penarikan diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 November 2011.
On 28 December 2010, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Term Installment Credit (KAB) Agreement with the following principal changes: - The maximum credit limit of the Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility was increased from Rp 157,656 to Rp 200,000,
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut, dan pada tanggal 31 Desember 2009 saldo fasilitas Asset Buy tersebut sebesar Rp 524.
240
Exhibit E/56
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
-
The loan drawdown period was extended and will expire on 19 November 2011.
In 2010, the Company had fully repaid the outstanding loan, and as of 31 December 2009 the outstanding loan was amounting to Rp 524.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/57 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
Exhibit E/57 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas KAB tersebut sebesar Rp 108.221 dan Rp 109.412 masing-masing pada tahun 2011 dan 2010.
The Company had drawndown the KAB facility amounting to Rp 108,221 and Rp 109,412 in 2011 and 2010, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 142.049, Rp 129.320 dan 72.470.
As of 31 December 2011, 2010 and 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 142,049, Rp 129,320 and Rp 72,470, respectively.
Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank Danamon berupa fasilitas Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 5 (lima) tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 10 October 2006, the Company entered into a Credit Agreement with Bank Danamon in the form of uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility with a maximum credit limit of Rp 200,000 and on a “revolving” basis. The term of the loan was 5 (five) years. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Note 5 and 6).
Pada tanggal 11 November 2007, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut, dimana batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 11 November 2007, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Credit Agreement, wherein the original maximum credit limit was decreased from Rp 200,000 to Rp 113,660.
Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut, dimana jangka waktu fasilitas kredit dan batas waktu penarikan fasilitas kredit tersebut diperpanjang masing-masing menjadi sampai dengan tanggal 10 Oktober 2012 dan 10 Oktober 2008.
On 18 March 2008, the Company and Bank Danamon signed an Amendment of the Credit Agreement, wherein the term of the credit facility and the loan drawdown period was extended to 10 October 2012 and 10 October 2008, respectively.
Perjanjian Kredit tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2009 dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut: - Batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 113.660 diturunkan menjadi sebesar Rp 46.979, - Jangka waktu pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 14 Oktober 2014, pinjaman - Jangka waktu penarikan diperpanjang sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010.
The Credit Agreement had been amended several times, wherein the significant changes were made on 27 October 2009 with the following principal changes: - The original maximum credit limit was decreased from Rp 113,660 to Rp 46,979,
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani perubahan Perjanjian Kredit dengan pokok perubahan perjanjian menjadi sebagai berikut : - Batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 46.979 diturunkan menjadi sebesar Rp 40.000, - Jangka waktu pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2014, - Jangka waktu penarikan pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2011.
On 31 December 2010, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Credit Agreement with the following principal changes:
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 20.682, Rp 6.271 dan Rp 16.294.
-
The term of the loan was extended and will expire on 14 October 2014, The loan drawdown period was extended to 19 October 2010.
-
The original maximum credit limit was decreased from Rp 46,979 to Rp 40,000,
-
The term of the loan was extended and will expire on 19 November 2014, The loan drawdown period was extended to 19 November 2011.
-
As of 31 December 2011, 2010 and 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 20,682, Rp 6,271 and Rp 16,294, respectively. PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
241
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/58 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Lanjutan)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Continued)
Pada tanggal 10 Agustus 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Danamon berupa fasilitas Uncommitted Kredit Berjangka (KB) dengan batas maksimum sebesar Rp 90.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu Pinjaman tersebut selama 1 (satu) tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sebesar total outstanding fasilitas (Catatan 6).
On 10 August 2007, the Company entered into an agreement with Danamon in the form of Uncommitted Term Loan (KB) facility with a maximum credit limit of Rp 90,000 and on a “revolving” basis. The term of the facility was 1 (one) year. The loan is secured by consumer financing receivables equal to the amount outstanding (Note 6).
Perjanjian Kredit tersebut telah diubah beberapa kali, dimana perubahan signifikan dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2009, dengan pokok perubahan perjanjian sebagai berikut:
The Credit Agreement has been amended several times, wherein the significant changes were made on 27 October 2009, with the following principal changes:
-
-
The original maximum credit limit was decreased from Rp 90,000 to Rp 18,409,
-
The term of the loan was extended and will expire on 19 October 2010.
-
242
Exhibit E/58
Batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 90.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 18.409, Jangka waktu pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010.
Pada tahun 2009, Perusahaan telah melunasi pinjaman tersebut.
In 2009, the Company outstanding loan.
had fully
Pada tanggal 21 Oktober 2010, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut, dimana jangka waktu pinjaman tersebut diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 November 2010.
On 21 October 2010, the Company and Bank Danamon signed an Amendment of the Credit Agreement, wherein the term of the loan was extended and will expire on 19 November 2010.
Pada tanggal 25 Januari 2011, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani perubahan perjanjian Uncommitted Kredit Berjangka tanggal 27 Oktober 2009, di mana batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 18.409 diturunkan menjadi sebesar Rp 10.000.
On 25 January 2011, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Uncommitted Term Loan Agreement dated 27 October 2009, wherein the original maximum credit limit was decreased from Rp 18,409 into Rp 10,000.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.
In 2011, the Company outstanding loan.
had fully
repaid
repaid
the
the
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
(6)Pada tanggal 14 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal Perjanjian kredit dan dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan (Catatan 5 dan 6).
(6) On 14 March 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) with a maximum credit limit of Rp 150,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 39 (thirty-nine) months from the Credit Agreement Date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 150.000.
In 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 150,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 113.889.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 113,889.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/59 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
Exhibit E/59 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk
PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk
(7)Pada tanggal 24 Februari 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (BPD Jabar Banten) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(7) On 24 February 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with PT BPD Jawa Barat & Banten Tbk (BPD Jabar Banten) with a maximum credit limit of Rp 25,000 and on a “nonrevolving” basis. The term of the loan was 36 (thirtysix) months from the Credit Agreement Date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 25.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 25,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 18.572.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 18,572.
Pada tanggal 27 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan BPD Jabar Banten dengan batas maksimum kredit Rp 125.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal Perjanjian Kredit. Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 27 October 2011, the Company entered into a Credit Agreement with BPD Jabar Banten with a maximum credit amounting to Rp 125,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the Credit Agreement date. The facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 75.000.
In 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 75,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 75.000.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 75,000.
PT Bank Sinarmas Tbk
PT Bank Sinarmas Tbk
(8)Pada tanggal 21 April 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Sinarmas Tbk (Bank Sinarmas) berupa fasilitas Uncommitted Term Loan dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat “non revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(8) On 21 April 2008, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank Sinarmas Tbk (Bank Sinarmas) in the form of Uncommitted Term Loan facility with a maximum credit limit of Rp 25,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 25.000.
In 2008, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 25,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman diatas.
As of 31 December 2011, the Company had fully repaid the outstanding loan.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 3.200 dan Rp 12.129.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 3.200 and Rp 12,129, respectively.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
243
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/60 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Sinarmas Tbk (Lanjutan)
244
Exhibit E/60 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Sinarmas Tbk (Continued)
Pada tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penambahan Fasilitas Kredit dengan Bank Sinarmas, berupa tambahan fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
On 9 July 2010, the Company entered into an Additional Credit Facility Agreement with Bank Sinarmas, in the form of an additional Term Loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 69.411 dan Rp 98.848.
As of 31 December 2011 and 2010, the outstanding loan was amounting to Rp 69,411 and Rp 98,848, respectively.
LIM Asia Special Situations Master Fund Limited
LIM Asia Special Situations Master Fund Limited
(9) Pada tanggal 3 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (LIM) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(9) On 3 March 2011, the Company entered into a Credit Agreement with LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (LIM) with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 40.909.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 40,909.
PT Bank Hana
PT Bank Hana
(10) Pada tanggal 3 Juni 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank Hana (Bank Hana) berupa fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 12.000 pada pencairan awal dan Rp 18.000 pada pencairan selanjutnya. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan dan akan berakhir pada tanggal 20 Agustus 2011. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(10) On 3 June 2009, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank Hana (Bank Hana) in the form of Installment Loan with a maximum credit limit of Rp 12,000 at the initial drawdown and Rp 18,000 on the next drawdown. The term of the loan was 2 (two) years from the drawdown date and will expire on 20 August 2011. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2009, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 30.000 dan pada tahun 2011, Perusahaan telah melunasi pinjaman tersebut.
In 2009, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 30,000, and in 2011, the Company had fully repaid the outstanding loan.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar Rp 14.172 dan Rp 28.446.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 14,172 and Rp 28.446, respectively.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/61 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Hana (Lanjutan)
Exhibit E/61 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Hana (Continued)
Pada tanggal 16 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank Hana berupa fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 15.000. Jangka waktu pinjaman selama 1 (satu) tahun sejak tanggal pencairan dan akan berakhir pada tanggal 17 Februari 2011. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
On 16 February 2010, the Company entered into a Credit Agreement with Bank Hana in the form of Installment Loan facility with a maximum credit limit of Rp 15,000. The term of the loan was 1 (one) year from the drawdown date and will expire on 17 February 2011. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 15.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 15,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman kredit tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2010 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 2.631.
As of 31 December 2011, the Company had fully repaid the outstanding loan, and as of 31 December 2010, the outstanding loan was amounting to Rp 2,631.
Pada tanggal 30 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank Hana berupa fasilitas Pinjaman dengan Angsuran dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 30 March 2011, the Company entered into a Credit Agreement with Bank Hana in the form of Installment Loan with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 2 (two) years from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 33.582.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 33,582.
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
(11) Pada tanggal 10 Juni 2010, Perusahaan mengadakan Perjanjian Kredit dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) berupa fasilitas Pinjaman Kredit Angsuran (Installment Loan) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 10 Juni 2013 dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(11) On 10 June 2010, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank Central Asia Tbk (BCA) in the form of Installment Loan with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 3 (three) years from the signing date of the agreement and will expire on 10 June 2013 with drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 25.000 dan Rp 41.667.
As of 31 December 2011 and 2010, the outstanding loan was amounting to Rp 25,000 and Rp 41,667, respectively.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
245
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/62 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
246
Exhibit E/62 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
(12) Pada tanggal 18 November 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 30 (tiga puluh) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(12) On 18 November 2009, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement with PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the loan was 30 (thirty) months from the signing date of the agreement and drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 70.000 dan Rp 30.000 masingmasing pada tahun 2010 dan 2009.
The Company has drawndown the loan amounting to Rp 70,000 and Rp 30,000 in 2010 and 2009, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 25.000, Rp 75.000 dan Rp 30.000.
As of 31 December 2011, 2010 and 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 25,000, Rp 75,000 and Rp 30,000, respectively.
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Cimb Niaga Tbk
(13) Pada tanggal 23 Februari 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) berupa fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) II dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(13) On 7 April 2008, the Company entered into a credit agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) in the form of Fixed Installment Loan facility (PTA) II with a maximum credit limit of Rp 50,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 3 (three) years from the signing date of the agreement. The entire facilities are required to be utilized within 3 (three) months from the date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2007, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2007, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut dan pada tanggal 31 Desember 2009 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 6.944.
In 2010, the Company had fully repaid the outstanding loan, and as of 31 December 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 6,944.
Pada tanggal 7 April 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian kredit dengan Bank CIMB Niaga berupa fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran (PTA) III dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 60.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan kredit dan akan berakhir pada tanggal 7 Juli 2011. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
On 7 April 2008, the Company entered into a credit agreement with Bank CIMB Niaga in the form of Fixed Installment Loan facility (PTA) III with a maximum credit limit of Rp 60,000 and on a “nonrevolving” basis. The term of the loan was 36 (thirtysix) months from the drawdown date and will expire on 7 July 2011. The entire facilities are required to be utilized within 3 (three) months from the agreement date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 60.000.
In 2008, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 60,000.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/63 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk (Lanjutan)
Exhibit E/63 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Cimb Niaga Tbk (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman kredit tersebut.
As of 31 December 2011, the Company had fully repaid the outstanding loan.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar Rp 11.666 dan Rp 31.667.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 11,666 and Rp 31,667, respectively.
Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank CIMB Niaga berupa fasilitas Pinjaman Transaksi Khusus IV dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat on liquidity basis. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 17 Juni 2013. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
On 15 March 2010, the Company entered into a Credit Agreement with Bank CIMB Niaga in the form of Special Transaction Loan facility IV with a maximum credit limit of Rp 50,000 and on a liquidity basis. The term of the loan was 39 (thirty-nine) months from the signing date of the agreement and will expire on 17 June 2013. The entire facilities are required to be utilized within 3 (three) months from the agreement date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 saldo pinjaman kredit tersebut masing-masing sebesar Rp 23.611 dan Rp 40.278.
As of 31 December 2011 and 2010, the outstanding loan was amounting to Rp 23,611 and Rp 40,278, respectively.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(14) Pada tanggal 22 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). Jangka waktu pinjaman tersebut selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(14) On 22 December 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Facility Agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI). The term of the loan was 12 (twelve) months from the initial drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Notes 5).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 22.699.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 22,699.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 22.699.
As of 31 December 2011, the outstanding loan was amounting to Rp 22,699.
PT Bank Maybank Indocorp
PT Bank Maybank Indocorp
(15) Pada tanggal 14 Mei 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) dengan batas maksimum kredit Rp 93.000 dan bersifat “non revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(15) On 14 May 2008, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) with a maximum credit limit of Rp 93,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date, with a drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 93.000.
In 2008, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 93,000. PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
247
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/64 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan) PT Bank Maybank Indocorp (Lanjutan)
248
Exhibit E/64 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued) PT Bank Maybank Indocorp (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut.
As of 31 December 2011, the Company had fully repaid the outstanding loan.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 14.528 dan Rp 45.528.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 14,528 and Rp 45,528, respectively.
Pada tanggal 22 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan Maybank dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 30.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
On 22 March 2010, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with Maybank with a maximum credit limit of Rp 30,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date with drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 30.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 30,000.
Pada tanggal 18 November 2011, pinjaman Perusahaan kepada Maybank sebesar 16.428 telah diambil alih oleh BII, dengan ketentuan dan persyaratan yang masih sama dengan yang dilakukan dengan Maybank sebelumnya.
On 18 November 2011, the outstanding loan of the Company to Maybank amounting to Rp 16,428 was taken over by BII, with similar terms and conditions as it previously entered into with Maybank.
Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 23.571.
As of 31 December 2010, the outstanding loan was amounting to Rp 23,571.
The Royal Bank of Scotland Plc. (d/h ABN Amro Bank N.V)
The Royal Bank of Scotland Plc. (formerly ABN Amro Bank N.V)
(16) Pada tanggal 14 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan The Royal Bank of Scotland Plc. (d/h ABN Amro Bank N.V) (RBS) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat bersifat “non-revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit dan akan berakhir pada tanggal 14 Oktober 2011 dan jangka waktu penarikan selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(16) On 14 July 2008, the Company entered into a Term Loan Credit Agreement with The Royal Bank of Scotland Plc. (formerly ABN Amro Bank NV) (RBS) with a maximum credit limit of Rp 50,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date and will expire on 14 October 2011 with the drawdown period of 3 (three) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2008, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2008, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman kredit tersebut.
As of 31 December 2011, the Company had fully repaid the outstanding loan.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 16.667 dan Rp 33.333.
As of 31 December 2010 and 2009, the outstanding loan was amounting to Rp 16,667 and Rp 33,333.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/65 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/65 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued)
c. Pinjaman lainnya
c. Other borrowings
PT IFS Capital
PT IFS Capital
(1)
Pada tanggal 29 November 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Anjak Piutang No. BF004D000 with recourse dengan PT IFS Capital Indonesia dengan batas maksimum sebesar Rp 50.000 yang terdiri dari batasan untuk investasi neto sewa pembiayaan yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 3.000, dan batasan untuk pembiayaan konsumen yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 300. Jangka waktu perjanjian tersebut berlaku sampai dengan tanggal 29 November 2011.
(1) On 29 November 2010, the Company entered into a With Recourse Domestic Factoring Agreement No. BF004D000 with PT IFS Capital Indonesia with a maximum limit of Rp 50,000 comprising the limit on the net investmens in direct finance lease of Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum, and limit on the consumer financing transferred of Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum. The term of the facility will expire on 29 November 2011.
Pada tahun 2010, Perusahaan belum melakukan pencairan atas fasilitas tersebut.
In 2010, The Company had not yet utilized the facility.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 43.497.
In 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 43,497.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 14.523.
As of 31 December 2011, the outstanding facility was amounting to Rp 14,523.
PT BCA Finance
PT BCA Finance
(2)
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance, untuk tujuan pengadaan 43 (empat puluh tiga) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.384. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun.
(2) On 26 October 2010, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance, for the acquisition of 43 (forty-three) operational vehicles totaling Rp 3,384. The term of the facility was 3 (three) years.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah menggunakan fasilitas tersebut sebesar Rp 3.384.
In 2010, the Company had utilized the facility amounting to Rp 3,384.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 2.079 dan Rp 3.113.
As of 31 December 2011 and 2010, the outstanding balances of the facility was amounting to Rp 2,079 and Rp 3,113, respectively.
Pada tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance, untuk tujuan pengadaan 24 (dua puluh empat) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.274. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun.
On 25 March 2011, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance, for the acquisition of 24 (twenty-four) operational vehicles totaling Rp 3,274. The term of the facility was 3 (three) years.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 3.274.
In 2011, the Company had utilized the facility amounting to Rp 3,274.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 2.349
As of 31 December 2011, the outstanding balances of the facility was amounting to Rp 2,349.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
249
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/66 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan) c. Pinjaman lainnya (Lanjutan)
Exhibit E/66 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. FUND BORROWINGS (Continued) c. Other borrowings (Continued)
PT BCA Finance (Lanjutan)
250
PT BCA Finance (Continued)
Pada tanggal 25 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance. Perusahaan memperoleh pembiayaan tersebut untuk tujuan pengadaan 13 (tiga belas) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 1.823. Jangka waktu pembayaran pembiayaan ini adalah selama 3 (tiga) tahun.
On 25 April 2011, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance, for the acquisition of 13 (thirteen) operational vehicles totaling Rp 1,823. The term of the facility was 3 (three) years.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 1.823.
In 2011, the Company had utilized the facility amounting to Rp 1,823.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 1.406.
As of 31 December 2011, the outstanding balance of the facility was amounting to Rp 1,406.
Seluruh fasilitas pembiayaan tersebut dijamin dengan kendaraan yang dibiayai (Catatan 7).
All the above-mentioned facilities are secured by the vehicles financed (Note 7).
Pembatasan dan Kewajiban
Covenants
Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasanpembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: - Menjaga persentase jumlah pencadangan kerugian penurunan tidak boleh kurang dari 0,50% dari jumlah piutang pembiayaan, atau - Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Bank selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak berakhirnya tahun buku yang bersangkutan dan laporan keuangan kuartalan paling lambat 60 hari sejak berakhirnya tiap kuartal, atau - Menjaga tingkat pembagian dividen maksimum 50% dari laba bersih, atau - Menjaga perbandingan antara jaminan fasilitas kredit minimal 100% dari outstanding pinjaman, atau - Menjaga Gearing ratio (rasio antara pinjaman dengan modal sendiri) tidak lebih besar dari 5 (lima) kali sampai dengan 10 (sepuluh) kali, atau - Menjaga Non performing Loan (NPL) tidak melebihi 5% dari piutang pembiayaan, atau - Dampak mata uang yang tidak dilindungi secara keseluruhan maksimum 25% dari jumlah nilai aset bersih berwujud secara keseluruhan, atau - Ekuitas diharuskan lebih besar dari Rp 900.000, atau - Melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank, salah satunya apabila terdapat perubahan komposisi pemegang saham mayoritas, perubahan susunan anggota komisaris dan direksi, perubahan bidang atau jenis kegiatan usaha Perusahaan, serta apabila Perusahaan melakukan pembubaran, penggabungan usaha dan atau peleburan dengan Perusahaan lain.
On loans received by the Company, the creditors generally entails restrictions and certain liabilities that should be met by the Company, which generally include the followings:
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
-
-
Maintain percentage of total allowance for impairment losses should no less than 0.50% of total financing receivables, or Submit annual audited financial statements to the Bank no later than 4 (four) months subsequent to the year end and quarterly financial statements no later than 60 (sixty) days subsequent to the quarterly period end, or Maintain the maximum dividend payout ratio of 50% of net profit, or Maintain the security margin of at least 100% of the total outstanding loan, or Maintain Gearing ratio (debt to equity ratio) of not greater than 5 (five) to 10 (ten) times, or Maintain Non Performing Loans (NPL) shall not exceed 5% of financing receivables, or The impact of currency risk exposure that are not being covered/hedged shall not exceed 25% of the total net tangible assets, or Total equity should greater than Rp 900,000, or Provide a written notice to the Bank, should any of the following condition are met: changes in the compostion of the majority shareholder, changes in the composition of the board of commissioners and directors, one of them if there are changes in the composition of major shareholders, changes in the composition of the Commissioners and Directors, alter the nature of business, change the field or type of business activities, and enter into consolidation, merger, acquisitions.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/67
Exhibit E/67
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
11. FUND BORROWINGS (Continued)
Pembatasan dan Kewajiban (Lanjutan)
Covenants (Continued)
Fasilitas-fasilitas kredit tersebut di atas dikenakan tingkat bunga per tahun yang berkisar antara 9,48% sampai dengan 15,75% pada tahun 2011, 10,00% sampai dengan 15,75% pada tahun 2010 dan 10,25% sampai dengan 17,50% pada tahun 2009.
The above-mentioned credit facilities bear annual interest rates ranging from 9.48% to 15.75% in 2011, 10.00% to 15.75% in 2010 and 10.25% to 17.50% in 2009.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan atas fasilitas kredit di atas berkisar antara 100% sampai 110%, atau berkisar antara 100% sampai 110% dari jumlah outstanding pinjaman dan diikat secara fidusia.
Total consumer financing receivables pledged as collateral for the above-mentioned credit facilities was ranging from 100% to 110%, or ranging from 100% to 110% of total outstanding loans and fiduciary transferred.
12. UTANG OBLIGASI
Nama Obligasi Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C Jumlah nilai nominal Dikurangi: Biaya emisi Obligasi yang belum diamortisasi Bersih
12. BONDS PAYABLE Tanggal jatuh tempo/ Maturity date
Tingkat bunga per tahun/ Annual interest rate 2011 2010 2009
20 Januari 2011/ 12,00% 20 January 2011 15 Juli 2011/ 12,75% 15 July 2011 15 Januari 2012/ 13,25% 13,25% 15 January 2012
12 Juli 2012/ 12 July 2012 8 Juli 2013/ 9 July 2013 8 Juli 2014/ 8 July 2014
2011
Nilai nominal/ Nominal value 2010
2009
Name of Bonds Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 consist of: Series A
-
-
65.000
-
-
-
30.000
-
Series B
65.000
-
Series C
-
65.000
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 consist of: Series A
9,00%
-
-
90.000
-
-
10,25%
-
-
102.000
-
-
Series B
11,00%
-
-
228.000
-
-
Series C
485.000
160.000
-
Total nominal value Less:
(
3.369) ( 481.631
849 ) 159.151
-
Unamortized bond issuance cost
-
Net
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
251
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/68 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. UTANG OBLIGASI (Lanjutan)
252
Exhibit E/68 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. BONDS PAYABLE (Continued)
Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007
Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007
Pada tanggal 16 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-3960/BL/2007 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 200.000, yang ditawarkan pada nilai nominal, dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,50% per tahun (Catatan 1b).
On 16 August 2007, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK based on its letter No. S-3960/BL/2007 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 200,000, offered at par, bearing fixed interest rate of 12.50% per annum (Note 1b).
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan (3 bulan) sejak tanggal emisi.
triwulan
Interest on such Bond is paid on a quarterly basis starting from the issuance date.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat No. Moody’s No. 032/Moody’s/FIG/VI/2007 tanggal 5 Juni 2007 dari PT Moody’s Indonesia, Obligasi tersebut telah mendapat peringkat Baa1.id atau setara dengan peringkat BBB+. Berdasarkan hasil tahunan pemeringkatan atas obligasi, terakhir dengan Surat No. Peng-00760/BEI.PSU/07-2009 tanggal 16 Juli 2009 dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Obligasi tersebut mendapat peringkat idA(Single A Minus; Stable Outlook) yang berlaku sampai dengan 16 Agustus 2009.
Based on the rating results on long-term debentures in accordance with Letter No. 032/Moody’s/FIG/VI/2007 dated 5 June 2007 of PT Moody’s Indonesia, the bond was rated at Baa1.id or equivalent to BBB+. Based on the results of the annual rating evaluation on the bond, most recently by Letter No. Peng-00760/BEI.PSU/07-2009 dated 16 July 2009 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), the bond was rated at idA- (Single A Minus; Stable Outlook) which valid until 16 August 2009.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang.
The bond was secured by the fiduciary transfer of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties whose category is current totalling 110% of the principal amount of the bond payable.
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 7 tanggal 7 Juni 2007 beserta perubahan-perubahannya yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.
The issuance of the Bond is covered by Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 7 dated 7 June 2007 and its respective amendments thereof of Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, between the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi.
The Company can buy back a part of or the entire bond issued under a condition that such action can only be conducted after one year from the issuance date.
Pada bulan Februari, April dan Juli 2009, Perusahaan telah melakukan pembelian kembali Obligasi tersebut dengan jumlah nominal keseluruhan sebesar Rp 94.500.
In February, April and July 2009, the Company had bought back the Bond totalling Rp 94,500.
Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 16 August 2009, the Company had fully repaid the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap which matured on the date.
setiap
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/69 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. UTANG OBLIGASI (Lanjutan)
Exhibit E/69 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. BONDS PAYABLE (Continued)
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 160.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 30.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun, dan Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 13,25% per tahun.
On 8 January 2010, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK based on its letter No. S-94/BL/ 2010 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 160,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Series A with a nominal value of Rp 65,000 bearing fixed interest rate of 12.00% per annum, Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Series B with a nominal value of Rp 30,000 bearing fixed interest rate of 12.75% per annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia II Bond Tahun 2009 Series C with a nominal value of Rp 65,000 bearing fixed interest rate of 13.25% per annum.
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri obligasi telah dibayarkan pada tanggal 20 Januari 2011 untuk Seri A, 15 Juli 2011 untuk Seri B dan 15 Januari 2012 untuk Seri C.
Interests on such Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The last interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 20 January 2011 for Series A, 15 July 2011 for Series B and 15 January 2012 for Series C, respectively.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Pefindo No. 931/PEF-DIR/X/2009 tanggal 17 September 2009 dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Obligasi tersebut telah mendapat idA- (Single A Minus; Stable Outlook). Berdasarkan hasil tahunan pemeringkatan atas obligasi, terakhir dengan Surat No. 1237/PEF-DIR/IX/2011 tanggal 27 September 2011 dari Pefindo, Obligasi tersebut mendapat peringkat idA- (Single A Minus; Stable Outlook) yang berlaku sampai dengan 15 Januari 2012.
Based on the rating results on long-term debentures in accordance with Letter No. 931/PEF-DIR/X/2009 dated 17 September 2009 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), these bonds were rated at idA- (Single A Minus; Stable Outlook). Based on the results of the annual rating evaluation on Bond, most recently by Letter No. 1237/PEF-DIR/IX/2011 dated 27 September 2011 of Pefindo, the bonds were rated at idA- (Single A Minus; Stable Outlook) which valid until 15 January 2012.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6).
These bonds were secured by the fiduciary transfer of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties whose category is current totalling 110% of the principal amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 tanggal 13 Oktober 2009 beserta perubahan-perubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk. Perubahan terakhir akta tersebut dibuat pada tanggal 15 Januari 2010 dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.
The issuance of these bonds is covered by Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 dated 13 October 2009 and its respective amendments thereof, most recently dated 15 January 2010, both of Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, between the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi.
The Company can buy back a part of or the entire bonds issued under a condition that such action can only be conducted after one year from the issuance date.
Pada tanggal 20 Januari 2011 dan 15 Juli 2011, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 seri A dan seri B dengan jumlah nominal masing-masing sebesar Rp 65.000 dan Rp 30.000.
On 20 January 2011 and 15 July 2011, the Company had fully repaid the outstanding principal of Series A and Series B of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 amounting to Rp 65,000 and Rp 30,000, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang terutang masing-masing sebesar Rp 65.000 dan Rp 160.000.
On 31 December 2011 and 2010, the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Dengan Tingkat Bunga Tetap was amounting to Rp 65,000 and Rp 160,000, respectively. PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
253
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/70 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. UTANG OBLIGASI (Lanjutan)
254
Exhibit E/70 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. BONDS PAYABLE (Continued)
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011
Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 450.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 90.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 102.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,25% per tahun, dan Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 228.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,00% per tahun.
On 28 June 2011, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK based on its letter No. S-7248/BL/2011 in conjunction with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 450,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Series A with a nominal value of Rp 90,000 bearing fixed interest rate of 9.00% per annum, Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Series B with a nominal value of Rp 102,000 bearing fixed interest rate of 10.25% per annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Series C with a nominal value of Rp 228,000 bearing fixed interest rate of 11.00% per annum.
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan pada tanggal 12 Juli 2012 untuk Seri A, 8 Juli 2013 untuk Seri B dan 8 Juli 2014 untuk Seri C.
Interests on such Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The last interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 12 July 2012 for Series A, 8 July 2013 for Series B and 8 July 2014 for Series C, respectively.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC47/DIR/VI/2011 tanggal 22 Juni 2011 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A(idn) yang berlaku sampai dengan 22 Juni 2012.
Based on the rating results on long-term debentures in accordance with Letter No. RC47/DIR/VI/2011 dated 22 June 2011 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), these bonds were rated at A(idn) which valid until 22 June 2012.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6).
The bonds were secured by the fiduciary transfers of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties whose category is current totalling 110% of the principal amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 tanggal 1 April 2011 beserta perubahan-perubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk. Perubahan terakhir akta tersebut dibuat pada tanggal 23 Juni 2011 dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, yang bertindak sebagai Wali Amanat.
The issuance of these bonds is covered in the Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 dated 1 April 2011 and its respective amendments thereof, most recently dated 23 June 2011, both of Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, between the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi.
The Company can buy back a part of or the entire bonds issued under a condition that such action can only be conducted after one year from the issuance date.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang terutang masing-masing sebesar Rp 420.000.
On 31 December 2011 and 2010, the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap was amounting to Rp 420,000, respectively.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/71
Exhibit E/71
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PERPAJAKAN a.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. TAXATIONS
Utang pajak
a. Taxes payable 2011
Pajak Penghasilan : Pasal 21 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 4 (2) – Final Pasal 23 Taksiran pajak penghasilan badan terutang Jumlah
2010
2009
10.576 8.877 432 84 9
13.036 5.064 38 44 6
11.997 11.531 235 19 2
651
3.224
1.573
20.629
21.412
25.357
b. Pajak penghasilan
2011 Laba sebelum pajak penghasilan
Jumlah beda tetap Beda temporer: Gaji dan imbalan pasca kerja Cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan agunan yang diambil alih Penghapusan piutang Penyusutan aset tetap (Keuntungan) kerugian bersih atas penjualan aset tetap Amortisasi biaya emisi obligasi Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas piutang pembiayaan Jumlah beda temporer Taksiran laba kena pajak
Estimated income tax payable Total
b. Income taxes A reconciliation between profit before income tax, as presented in the statements of comprehensive income, and estimated taxable profit for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009 are as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif, dengan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Beda tetap: Beban sewa Pendapatan bunga yang pajaknya bersifat final Beban lain-lain
Income Taxes : Article 21 Article 25 Article 26 Article 4(2) - Final Article 23
2010
2009
529.475
462.909
392.066
545
196
133
(
10.307) ( 747
12.800) ( 950
28.794) 921
(
9.015) (
11.654) (
27.740)
5.970
23.482)
13.435
(
( ( (
32.897) 28.180) ( 3.648) (
48.246 ( 16.955) ( 467)
40.229) 3.395) 349
( (
737) 2.520) (
125 849)
109 1.319
(
(
Profit before income tax Permanent differences: Rent expenses Interest income subjected to final tax Other expenses Total permanent differences Temporary differences: Salaries and post-employment benefits Allowance for impairment losses of net investments in finance lease, consumer financing receivables and repossessed collaterals Write off receivables Depreciation of property and equipment Net (gain) loss on sale of equipment Amortization of bond issuance cost
26.866)
-
-
Unamortized transaction cost on loan
13.417
28.317
-
Unamortized transaction cost on consumer financing receivables
9.667) 510.793
34.935 486.190
(
28.412) 335.914
Total temporary differences Estimated taxable income
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
255
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/72
Exhibit E/72
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PERPAJAKAN (Lanjutan) b.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. TAXATIONS (Continued)
Pajak penghasilan (Lanjutan)
b. Income taxes (Continued) The calculation of income tax expense and estimated corporate income tax payable for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009 are as follows:
Perhitungan beban pajak penghasilan dan taksiran pajak penghasilan badan terutang untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2011 Taksiran laba kena pajak Beban pajak penghasilan 2011 20% x Rp 510.793 2010 20% x Rp 486.190 2009 23% x Rp 335.914
486.190
2009 335.914
Estimated taxable profit
-
-
-
97.238
-
-
-
77.260
Estimated income tax expense 2011 20% x Rp 510,793 2010 20% x Rp 486,190 2009 23% x Rp 33,914
102.159
Beban pajak penghasilan
102.159
97.238
77.260
Estimated income tax expense
Dikurangi: kredit pajak penghasilan pasal 25
101.508
94.014
75.687
Less: income tax credit article 25
651
3.224
1.573
Estimated corporate income tax payable
Taksiran pajak penghasilan badan terutang
256
510.793
2010
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2011 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan.
The corporate income tax calculation for 2011 was a preliminary estimate made for accounting purposes and its subject to revision when the Company lodged its Annual Corporate Income Tax Return.
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2010 dan 2009 sesuai dengan SPT Perusahaan.
The calculation of corporate income tax for 2010 and 2009 conforms with the Company’s Annual Tax Returns.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak. Koreksi terhadap kewajiban pajak Perusahaan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan Perusahaan tersebut telah ditetapkan.
Based on the Taxation Laws in Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (DGT) may assess or amend taxes within 5 (five) years of the time the tax becomes due. Amendments to tax obligations of the Company are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the result of the appeal is determined.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/73
Exhibit E/73
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PERPAJAKAN (Lanjutan) c.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. TAXATIONS (Continued)
Pajak tangguhan
c. Deferred tax The deferred tax effects of the significant temporary differences between commercial and fiscal reporting are as follows:
Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial dan laporan fiskal terdiri dari:
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (Charged) into statements of comprehensive income
31 Desember/ December 2010
31 Desember/ December 2011
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Deferred tax assets (liabilities)
Cadangan kerugian penurunan nilai Imbalan pasca kerja Beban yang masih harus dibayar Penyusutan aset tetap Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman
(
517 2.046 246
942 196 998
1.459 2.242 1.244
1.965) (
877) (
2.842)
5.663 ( -
Aset pajak tangguhan - Bersih
2.684
170) (
504) (
674)
(
5.373) (
5.373)
1.934)
4.403
Penyesuaian terkait dengan penerapan awal PSAK No. 55 (Revisi 2006)/ Adjustment as a result of first adoption of SFAS No. 55 (Revised 2006)
31 Desember/ December 2010
6.337 (
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (Charged) into statements of comprehensive Income
31 Desember/ December 2009
8.347
Allowance for impairment losses Post-employment benefits Accrued expenses Depreciation of property and equipment Unamortized transaction cost on net investments in finance lease and consumer financing receivables Unamortizated bonds issuance cost Unamortized transaction cost on loans fee Deferred tax assets - Net
Aset (Liabilitas) pajak tangguhan
Deferred tax assets (liabilities)
Cadangan kerugian penurunan nilai Imbalan pasca kerja Beban yang masih harus dibayar Penyusutan aset tetap ( Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Aset Pajak Tangguhan – Bersih
21.244 ( 2.510 (
3.558) ( 464)
-
5.527 (
5.281)
-
2.181)
216
-
-
5.663 ( 27.100 (
170) 3.594) (
17.169)
517 2.046 246
17.169)
Accrued expenses Depreciation of property and equipment
(
1.965)
(
Unamortized transaction cost on net investments in finance lease and consumer financing 5.663 receivables Unamortizated bonds 170) issuance cost
-
Allowance for impairment losses Post-employment benefits
6.337
Deferred Tax Assets - Net
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
257
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/74 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PERPAJAKAN (Lanjutan) c.
Exhibit E/74 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. TAXATIONS (Continued)
Pajak tangguhan (Lanjutan)
c. Deferred tax (Continued)
31 Desember/ December 2008
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (Charged) into statements of comprehensive income
31 Desember/ December 2009
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Deferred tax assets (liabilities)
Cadangan kerugian penurunan nilai Beban yang masih harus dibayar Penyusutan aset tetap Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Beban lain-lain
37.669 ( 6.022 (
2.784)
( (
363) 6)
Aset pajak tangguhan - Bersih
16.425) 2.015 603 (
40.538 (
-
13.438)
27.100
Allowance for impairment losses Accrued expenses Depreciation of property and equipment Unamortizated bond issuance cost Other expenses Deferred tax assets - Net
The management believes that future taxable profit will be sufficient to compensate for the deductible of temporary differences.
Beban Pajak Penghasilan
d. Income Tax Expense Reconciliation between the income tax expense calculated by applying the applicable tax rates to the profit before income tax, and the income tax expense as presented in the statements of comprehensive income for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009 are as follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba sebelum pajak penghasilan, dengan beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2011
2010
2009
Laba sebelum pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif
529.474
462.909
392.066
Profit before income tax as presented in the statements of comprehensive income
Beban pajak dengan tarif pajak tunggal yang berlaku
105.895
92.582
90.175
Tax expense at the applicable tax rate
Pengaruh pajak penghasilan atas beda tetap pada tarif pajak tunggal yang berlaku Penyesuaian
(
Beban Pajak Penghasilan
258
2.181)
363 6
Manajemen berkeyakinan bahwa laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasikan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan. d.
21.244 8.037
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
-
1.802) (
104.093
2.331) ( 10.581 100.832
6.380) 6.903 90.698
Tax effects on permanent differences at the applicable single tax rate Adjustment Income Tax Expense
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/75 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PERPAJAKAN (Lanjutan)
Exhibit E/75 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 13. TAXATIONS (Continued)
e. Administrasi
e. Administration
Pada bulan September 2008, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 (Undang-Undang) tentang perubahan ke-empat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 atas Pajak Penghasilan telah disahkan. UndangUndang ini berlaku efektif sejak 1 Januari 2009. Perubahan signifikan yang diatur dalam UndangUndang, salah satunya adalah perubahan tarif pajak penghasilan badan menjadi tarif tunggal, yaitu sebesar 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
In September 2008, Law No. 36 year 2008 (the Law) concerning a change to the four above-Act. 7 year 1983 regarding income tax was approved. This Act is effective from 1 January 2009. Significant changes stipulated in the Act, one of which is a change in corporate tax rate to a single rate, which is 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 and onwards.
Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 (“PP No. 81/2007”) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”.
On 28 December 2007, the President of the Republic Indonesia stipulated the Government Regulation No. 81 Year 2007 (“Gov. Reg. No. 81/2007”) on “Reduction of the Rate of Income Tax on Resident Corporate Tax Payers in the Forum of Publicly-listed Companies.
PP No. 81/2007 ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya adalah 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masingmasing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak.
This Gov. Reg. No.81/2007 provides that resident publicly-listed companies in Indonesia can obtain the reduced income tax rate i.e., 5% lower than highest income tax rate Article 17 paragraph 1b of the Income Tax Law, provided they meet the prescribed criteria, i.e., companies whose shares or other equity instruments are listed in the Indonesia Stock Exchange, whose shares owned by the public is 40%, or more of the total paid shares and such shares are owned by at least 300 parties, each party owning less than 5% of the total paid up shares. These requirements should be fulfilled by the publicly-listed companies for a period of six months in one tax year.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan diatas untuk mendapatkan penurunan tarif sebesar 5%.
The Company has met the requirements to obtain the reduced income tax rate of 5%.
14. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
14. ACCRUED EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2011
2010
2009
Bonus dan tunjangan Bunga Jasa tenaga ahli Lainnya
27.148 27.091 1.274 8.682
30.475 17.452 2.770 21.816
48.126 4.262 5.712 16.449
Bonus and allowance Interest Professional fees Others
Jumlah
64.195
72.513
74.549
Total
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
259
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/76 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. MODAL SAHAM
Exhibit E/76 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 15. SHARE CAPITAL The composition of the Company’s shareholders based on the administration registered by PT Sirca Datapro Perdana, the Share register, as of 31 December 2011, 2010 and 2009, are as follow:
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 berdasarkan administrasi yang dilakukan oleh PT Sirca Datapro Perdana, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
Pemegang saham Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
341.762.483 75.750.500 342.826.298
170.881 37.876 171.413
44,95 9,96 45,09
Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of Shares
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG, London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
147.853.000 135.232.983 114.014.275 39.579.500 323.659.523
73.927 67.616 57.007 19.790 161.830
19,45 17,79 15,00 5,20 42,56
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of Shares
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG, London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
147.853.000 135.725.502 114.014.275 44.079.500 318.667.004
73.927 67.863 57.007 22.039 159.334
19,44 17,85 15,00 5,80 41,91
The Northern Trust S/A AVFC Deutsche Bank AG London 212688.40.00 CS Securities Europe LTD Prime Brokerag Mellon Bank NA S/A Mackenzie Cundill Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Jumlah saham yang dimiliki anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari biro administrasi efek, PT Sirca Datapro Perdana, adalah sejumlah 4.163.739 saham, yang merupakan kepemilikan sebesar 0,55% dari jumlah saham Perusahaan yang beredar pada tanggal 31 Desember 2011 dengan rincian sebagai berikut:
Nilai nominal/ Amount
Nilai nominal/ Amount
Shareholders
%
Shareholders
2009 Nilai nominal/ Amount
%
Shareholders
The number of shares held by the member of the board of commissioners and directors of the Company according to the share register, PT Sirca Datapro Perdana, was 4,163,739 shares which represents 0.55% of the total outstanding shares of the Company as of 31 December 2011 with detail as follows:
Jabatan/ Positions
Francis Lay Sioe Ho Cornelius Henry Kho Yan Peter Wangkar Johanes Sutrisno
Presiden Direktur/ President Director Direktur/ Director Direktur/ Director Komisaris/ Commissioner
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
%
2010
Nama Anggota/ Name of Members
Jumlah/ Total
260
2011
Jumlah saham/ Number of Shares
Jumlah Saham/ Total shares
%
2.824.116 1.230.999 108.500 124
0,37 0,16 0,02 0,00
4.163.739
0,55
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/77 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. MODAL SAHAM (Lanjutan)
Exhibit E/77 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 15. SHARE CAPITAL (Continued) The number of shares held by the member of the board of commissioners and directors of the Company according to the share register, PT Sirca Datapro Perdana, was 4,463,739 shares which represents 0.59% of the total outstanding shares of the Company as of 31 December 2010 and 2009 with details as follows:
Jumlah saham yang dimiliki oleh anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari biro administrasi efek, PT Sirca Datapro Perdana, adalah sejumlah 4.463.739 saham, yang merupakan kepemilikan sebesar 0,59% dari jumlah saham Perusahaan yang beredar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
Jumlah Saham/ Total shares
Nama Anggota/ Name of Members
Jabatan/ Positions
Francis Lay Sioe Ho Cornelius Henry Kho Yan Peter Wangkar Johanes Sutrisno
Presiden Direktur/ President Director Direktur/ Director Direktur/ Director Presiden Komisaris/ President Commissioner
Jumlah/ Total 16. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
2011 Pendapatan pembiayaan konsumen Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 23)
Pendapatan pembiayaan konsumen - bersih
2.824.116 1.530.999 108.500 124
0,37 0,20 0,02 0,00
4.463.739
0,59
16. CONSUMER FINANCING INCOME Details of unearned consumer financing income were as follows:
Rincian pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui adalah sebagai berikut:
Dikurangi: Bagian pendapatan yang dibiayai bank sehubungan dengan kerjasama penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama (Catatan 25)
%
901.877 3.193
(
55.556 ) ( 849.514
2010 682.385 2.570
24.173 ) ( 660.782
651.180 1.817
34.132 ) 618.865
Consumer financing income Third parties Related parties (Note 23) Less: Portion of funds financed by banks in relation to channeling and joint financing cooperation (Note 25) Consumer financing income - net
In years 2011, 2010 and 2009, the Company had no consumer financing income in excess of 10% of total revenues to a customer.
Pada tahun 2011, 2010 dan 2009, tidak terdapat pendapatan pembiayaan konsumen yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan kepada satu konsumen saja. 17. PENDAPATAN BUNGA
2009
17. INTEREST INCOME This account represents interest income on the followings:
Akun ini merupakan pendapatan bunga yang diperoleh dari: 2011
2010
2009
Deposito berjangka Jasa giro
10.258 207
12.497 703
27.913 915
Time deposits Current accounts
Jumlah
10.465
13.200
28.828
Total
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
261
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/78
Exhibit E/78
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. BEBAN KEUANGAN
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 18. FINANCING COST The details of financing cost are as follows:
Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut: 2011
2010
Beban bunga pinjaman Kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing Beban administrasi bank
246.727
125.540
125.707
Interest on borrowings
34.431 1.503
18.331 859
53.712 713
Foreign currency swap contract Bank administration charges
Jumlah
282.661
144.730
180.132
Total
19. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
19. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES The details of general and administrative expenses are as follows:
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 2011 Gaji dan imbalan kerja Asuransi Perbaikan dan pemeliharaan Penyusutan aset tetap (Catatan 7) Komunikasi Perlengkapan kantor Sewa Perjalanan dinas, jamuan dan representasi Beban pensiun Pendidikan dan pelatihan Honorarium tenaga ahli Iklan Surat kabar dan iuran keanggotaan Registrasi saham Amortisasi biaya emisi obligasi (Catatan 12) Lain-lain
2010
2009
256.118 24.367 21.935
174.665 33.726 19.638
165.258 18.714 12.408
21.904 10.201 8.317 7.380
14.385 8.115 5.172 5.733
12.117 7.836 3.135 5.270
6.887 4.807 4.484 3.182 344 232 202
8.149 3.630 9.916 2.311 949 172 190
3.436 3.035 5.775 3.113 451 173 209
9.701
1.319 7.377
Salaries and employee benefits Insurance Repairs and maintenance Depreciation of property and equipment (Note 7) Communications Office supplies Rent Travel, entertainment and representation Pension cost Training and education Professional fees Advertising Subscriptions and membership fees Share registration Amortization of bond issuance cost (Note 12) Others
296.452
249.626
Total
12.582
Jumlah
382.942
-
Prior to 1 January 2010, bonds issuance costs were amortized using straight line method over the period of the bonds and recorded as 'amortization of bond issuance costs'. Starting from 1 January 2010, amortization of bonds issuance costs forms part of the financing cost on bonds issued and calculated using effective interest rate method.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya emisi obligasi diamortisasi dengan metode garis lurus selama jangka waktu obligasi tersebut dan dicatat pada ‘amortisasi biaya emisi obligasi’. Sejak tanggal 1 Januari 2010, amortisasi biaya emisi obligasi merupakan bagian dari beban keuangan atas obligasi yang diterbitkan dan dihitung berdasarkan metode suku bunga efektif. 20. PENDAPATAN LAIN-LAIN
20. OTHER INCOME The details of other income are as follows:
Rincian pendapatan lain-lain adalah sebagai berikut: 2011
262
2009
2010
2009
Pendapatan administrasi Denda keterlambatan Pendapatan terminasi atas pelunasan dipercepat Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap Biaya transaksi Rupa-rupa
113.037 69.826
74.688 60.225
58.375 60.256
Administration income Late charges
31.486
32.899
22.676
Early termination income
4.374 19.908
-
986 9.571
488 50.201 20.822
Net gain on sale of equipment Transaction costs Miscellaneous
Jumlah
238.631
178.369
212.818
Total
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/79 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. PENDAPATAN LAIN-LAIN (Lanjutan)
Exhibit E/79 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 20. OTHER INCOME (Continued)
Biaya transaksi merupakan pendapatan yang diterima Perusahaan dari selisih antara premi asuransi yang dibebankan oleh Perusahaan kepada pelanggan dengan jumlah aktual yang dibayarkan Perusahaan kepada perusahaan asuransi sehubungan dengan transaksi sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen dan disajikan secara bersih.
Transaction costs represents income earned by the Company from the excess of insurance premiums charged to the customers over the actual amounts paid by the Company to the insurers related to finance lease and consumer financing transaction and presented on a net basis.
Sebelum tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi diakui secara langsung di laporan laba rugi komprehensif dan bukan merupakan bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa pembiayaan. Sejak tanggal 1 Januari 2010, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan sewa pembiayaan.
Prior to 1 January 2010, transaction costs is recognized directly in the statements of comprehensive income and did not form part of consumer financing income and finance lease income. Starting from 1 January 2010, transaction costs directly attributable to the acquisition of consumer financing receivables and net investments in finance lease are amortized using the effective interest rate method and recorded as part of consumer financing income and finance lease income.
21. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
21. CASH DIVIDENDS EARNINGS
AND
APPROPRIATION
OF
RETAINED
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan tanggal 15 Mei 2009, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen tunai yang berasal dari laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 107 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 81.356 kepada para pemegang saham Perusahaan yang merupakan 35,10% dari laba bersih Perusahaan untuk tahun buku 2008. Dividen tersebut dibayarkan pada tanggal 19 Juni 2009.
Based on the resolution of the Annual General Meeting of Shareholders dated 15 May 2009, the shareholders of the Company resolved to declare the distribution of cash dividend taken from net profit of year 2008 amounting to Rp 107 (full amount) per share or equivalent to Rp 81,356 to the shareholders of the Company which representing 35.10% of net profit of year 2008. The dividend was paid on 19 June 2009.
Perusahaan juga menyisihkan sebesar Rp 3.000 untuk cadangan umum sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut. Sisa laba bersih untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 147.405 dibukukan sebagai Saldo Laba.
The Company also set aside Rp 3,000 for the general reserve in accordance with Law No. 40 year 2007 concerning the Limited Liability Company, which requires the Company in Indonesia to establish a general reserve of at least 20% of the Company’s issued and paid-up capital. There is no set period of time over which this amount should be provided. Remaining net profit of year 2008 of Rp 147,405 was recorded as Retained Earnings.
Berdasarkan keputusan Rapat Direksi Perusahaan, yang telah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris Perusahaan tanggal 11 Desember 2009, Direksi Perusahaan telah menentukan pembagian dividen tunai interim yang berasal dari laba bersih interim 2009 sebesar Rp 57 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 43.339 kepada para pemegang saham Perusahaan. Dividen tersebut dibayarkan pada tanggal 29 Januari 2010.
Based on the resolution of the Company’s Board of Directors meeting, which had obtained approval from the Board of Commissioners of the Company dated 11 December 2009, the Board of Directors of the Company resolved to declare the distribution of an interim cash dividend taken from net profit of year 2009 amounting to Rp 57 (full amount) per share or equivalent to Rp 43,339 to the shareholders of the Company. The dividend was paid on 29 January 2010.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
263
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/80 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA (Lanjutan)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 21. CASH DIVIDENDS AND EARNINGS (Continued)
APPROPRIATION
OF
RETAINED
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 22 April 2010, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pembagian dividen tunai yang berasal dari laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 135 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 102.645 kepada para pemegang saham Perusahaan yang merupakan 34,06% dari laba bersih Perusahaan untuk tahun buku 2009, setelah diperhitungkan dengan dividen tunai interim yang telah dibagikan berdasarkan keputusan Rapat Direksi Perusahaan yang telah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris Perusahaan tanggal 11 Desember 2009, sebesar Rp 78 (nilai penuh) per saham atau setara dengan Rp 59.306 dibayarkan pada tanggal 4 Juni 2010.
Based on the resolution of the Annual and Extraordinary General Meeting of shareholders dated 22 April 2010, the shareholders of the Company resolved to declare the distribution of cash dividend taken from net profit of year 2009 amounting to Rp 135 (full amount) per share or equivalent to Rp 102,646 to the shareholders of the Company which representing 34.06% of net profit of year 2009, after set-off with the interim cash dividend distributed based on the resolution of the Company’s Board of Directors Meeting which had obtained approval from the Board of Commissioners of the Company dated 11 December 2009, amounting to Rp 78 (full amount) per share or equivalent to Rp 59,306. The dividend was paid on 4 June 2010.
Perusahaan juga menyisihkan sebesar Rp 3.000 untuk cadangan umum sesuai Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut. Sisa laba bersih untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 195.722 dibukukan sebagai Saldo Laba.
The Company also set aside Rp 3,000 for the general reserve in accordance with Law No. 40 year 2007 concerning the Limited Liability Company, which requires the Company in Indonesia to establish a general reserve of at least 20% of the Company’s issued and paid-up capital. There is no set period of time over which this amount should be provided. Remaining net profit of year 2009 of Rp 195,722 was recorded as Retained Earnings.
22. IMBALAN PASCA KERJA
264
Exhibit E/80
22. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Imbalan Pasca Kerja
Post-employment Benefits
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat yang dikelola dan diadministrasikan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Seluruh iuran yang dibayarkan merupakan tanggungan dari Perusahaan, dan merupakan bagian dari program imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Besarnya iuran bulanan adalah sebesar 6% dari gaji pokok karyawan tetap setiap bulan atau maksimal iuran Rp 667.000 (nilai penuh) per bulan. Jenis investasi atas dana pensiun yang dibayarkan Perusahaan tersebut sepenuhnya ditetapkan oleh Perusahaan dan penghasilan atas hasil investasi yang diperoleh ditambahkan sebagai bagian dari cadangan imbalan pasca kerja.
The Company has defined contribution retirement plan for its qualifying permanent employees that defined and administrated by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. All of the contribution paid is borne by the Company and forms part of the employee benefit program in accordance with Manpower Law No. 13/2003. The monthly contribution paid was 6% of the employee’s basic salary or Rp 667,000 (full amount), whichever the greater. The contribution paid is placed as investment of which type is at the option of the Company and the income resulting from the investment will be added as part of post-employment benefits.
Imbalan pasca kerja lainnya meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon dan kompensasi lainnya dihitung oleh PT Prima Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya bertanggal 24 Januari 2012 dan 10 Februari 2011 masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 serta PT Prima Bhaksana Lestari dalam laporannya pada tanggal 19 Januari 2010 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh imbalan kerja tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing 2.561, 1.745 dan 1.448 karyawan.
Other post-employment benefits include bonuses, cash severance, severance and other compensation is calculated by PT Prima Actuary, an independent actuary, in each report dated 24 January 2012 and 10 February 2011 for the years ended 31 December 2011 and 2010, and PT Prima Bhaksana Lestari in its report on 19 January 2010 for the year ended 31 December 2009, by using the "Projected Unit Credit". Number of employees qualify for the employee benefits for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009 was 2,561, 1,745 and 1,448 employees, respectively.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/81 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)
Exhibit E/81 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 22. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued) The details of the liability for post-employment benefits are as follows:
Rincian liabilitas atas imbalan pasca kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2011 Nilai kini liabilitas imbalan pasti Nilai wajar aset program (Kerugian) keuntungan aktuarial yang tidak diakui Biaya jasa lalu yang tidak diakui
2010
(
42.526 14.414) (
32.054 11.319 ) (
16.551 7.744 )
Present value of defined benefit obligation Fair value of plan asset
( (
13.359) ( 3.545) (
6.725 ) 3.782 ) (
6.124 4.020 )
Unrecognized actuarial (loss) gain Unrecognized past service cost
Imbalan pasca kerja
11.208
10.228
2011 Saldo awal 1 Januari Penambahan cadangan yang dibebankan ke laba rugi komprehensif tahun berjalan Imbalan pembayaran ( Pembayaran aset program ( Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan
10.228 6.734 2.658) ( 3.096) ( 11.208
2010
Jumlah beban
4.740 2.940
4.515 1.624 ) ( 3.574 ) ( 10.228
13.652 2.555 1.722 ) 3.574 ) 10.911
Beginning balance as of 1 January Additional provisions charged to statements of comprehensive income for the year Benefit payments Contribution to the plan Liability recognized in statements of financial position
Total post-employment benefits expense is as follows: 2010 3.198 1.821
2009 1.532 2.091
(
1.057) (
929 ) (
1.119 )
(
127) 238
187 ( 238
187 ) 238
6.734
Post-employment benefits
2009
10.911
Jumlah beban imbalan pasca kerja karyawan adalah sebagai berikut: 2011
10.911
The movement in the liability for post-employment benefits are as follows:
Mutasi liabilitas imbalan pasca kerja karyawan adalah sebagai berikut:
Biaya jasa kini Biaya bunga Pengembalian aset program yang diharapkan Amortisasi atas: - (keuntungan) kerugian aktuarial yang tidak diakui - Biaya jasa lalu yang tidak diakui
2009
4.515
2.555
Current service cost Interest cost Expected return on plan asset Amortization of: Unrecognized actuarial (gain) loss Unrecognized past service cost Total expenses
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
265
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/82 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 22. IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)
Exhibit E/82 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 22. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued) Key assumptions used in the above calculation:
Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan di atas: 2011
Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun
9,34% per tahun / 9.34% p.a. 12% per tahun / 12% p.a.
Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
- Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta
Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table 10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. 55 tahun / 55 years old
- Usia pensiun normal
2010
Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun
10% per tahun / 10% p.a. 12% per tahun / 12% p.a.
Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
- Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta
Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table 10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. 55 tahun / 55 years old
- Usia pensiun normal
2009
Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun
11% per tahun / 10% p.a. 10% per tahun / 12% p.a.
Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
- Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta
Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table 10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55.
- Usia pensiun normal
266
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
55 tahun / 55 years old
Economic assumptions: Annual discount rate Annual salary incrementalrate Other assumpstions: Mortality table -
Disability rate Resignation rate -
Normal retirement age Economic assumptions: Annual discount rate Annual salary incremental rate Other assumpstions: Mortality table -
Disability rate Resignation rate -
Normal retirement age Economic assumptions: Annual discount rate Annual salary incremental rate Other assumpstions: Mortality table -
Disability rate Resignation rate -
Normal retirement age -
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/83 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. INFORMASI MENGENAI PIHAK-PIHAK BERELASI
Exhibit E/83 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 23. RELATED PARTY INFORMATION In conducting its business, the Company is engaged in transactions with related parties. The related parties and nature of relationship are as follows:
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Pihakpihak berelasi dan sifat hubungan adalah sebagai berikut: Pihak berelasi/ Related Parties Karyawan/ Employee
Sifat hubungan/ Nature of Relationship
Transaksi/ Transactions
Karyawan kunci/ Key Employee
Piutang pembiayaan konsumen – bruto/ Consumer financing receivables – gross Pinjaman kepada karyawan/ Loans to employees Pendapatan pembiayaan konsumen/ Consumer financing income
Saldo dan transaksi–transaksi kepada/dari pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
Balances and transactions to or from a related party are as follows:
a. Piutang pembiayaan konsumen – bruto
a. 2011
Karyawan: Piutang pembiayaan konsumen bruto Persentase terhadap piutang pembiayaan konsumen - bruto
2010
14.806
9.256
0,42%
0,42%
0,36%
b. 2011
Persentase terhadap pinjaman kepada karyawan
2009
19.373
b. Pinjaman kepada karyawan
Karyawan: Pinjaman kepada karyawan
Consumer financing receivables - gross
2010
Employees: Consumer financing receivables gross Percentage of consumer financing receivables – gross
Loans to employees 2009
2.989
4.260
4.125
Employees: Loans to employee
42,00%
61,42%
72,66%
Percentage of loans to employees
c. Pendapatan pembiayaan konsumen
c. 2011
2010
Consumer financing income 2009
Karyawan: Pendapatan pembiayaan konsumen
3.193
2.570
1.817
Employees: Consumer financing income
Persentase terhadap total pendapatan pembiayaan konsumen
0,26%
0,28%
0,20%
Percentage of total consumer finance income
24. INFORMASI SEGMEN Segmen operasi Perusahaan dibagi berdasarkan produk: pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan. Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang disiapkan untuk pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen tertentu dan melakukan penilaian atas performanya.
24. SEGMENT INFORMATION The Company’s operating segments represent product groups: consumer financing and finance leases. Operating segments are reported in accordance with the internal reporting provided to the chief operating decision maker, which is responsible for allocating resources to the reportable segments and assesses its performance.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
267
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/84
Exhibit E/84
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 24. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Ringkasan berikut menjelaskan operasi masing-masing segmen dalam pelaporan segmen Perusahaan:
The following summary describes the operations in each of the Company's reportable segments.
- Pembiayaan konsumen Termasuk dalam pelaporan segmen pembiayaan konsumen adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatributasikan sebagai bagian dari pembiayaan konsumen.
- Consumer financing Included in consumer financing reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as a part ofconsumer financing.
- Sewa pembiayaan Termasuk dalam pelaporan segmen sewa pembiayaan adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatributasikan sebagai bagian dari sewa pembiayaan.
- Finance lease Included in the finance leases reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as a part of finance lease.
Informasi mengenai hasil dari masing-masing pelaporan segmen disajikan di bawah ini sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang direview oleh Manajemen Perusahaan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut:
Information regarding the results of each reportable segment is included below as included in the internal management reports that are reviewed by the Company's Management. Segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within these industries.
Sewa pembiayaan/ Finance lease Jumlah pendapatan Hasil Pendapatan segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat Dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih Aset dan Liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen
-
Jumlah/ Total
178.522
1.054.204
15.620
1.248.346
Total revenues
178.522
1.054.204 -
15.620 282.661
1.248.346 282.661
Result Segment income Financing cost
407.325
407.325
-
2011 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ financing Unallocated
6.918
1.084.706 6.870
-
16.186
3.665.862 30.580
(
-
5.907 125) ( 104.092
554.209 2.901.095
29.011 125) 529.474 104.092 425.382 5.304.777 2.938.545
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal:
268
- Aset tetap berwujud
-
-
82.688
82.688
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan karyawan
-
-
21.904
21.904
-
-
3.866
3.866
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Unallocated expenses Allowance for impairment losses Gain on foreign exchange - net Profit before income tax Income tax expense Net profit Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipment Depreciation of property and equipment Other non – cash expense: Salaries and employee benefits
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/85
Exhibit E/85
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
24. SEGMENT INFORMATION (Continued) Sewa pembiayaan/ Finance lease
Jumlah pendapatan Hasil Pendapatan segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat Dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih
-
Aset dan Liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen
Jumlah/ Total
81.627
825.132
15.172
921.931
Total revenues
81.627
825.132 -
15.172 144.730
921.931 144.730
Result Segment income Financing cost
-
314.098
314.098
-
2010 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ financing Unallocated
97
511.442 4.561
-
61
-
2.806.703 44.579
36 100.832
551.946 1.880.101
158 36 462.909 100.832 362.077
Unallocated expenses Allowance for impairment losses Gain on foreign exchange - net Profit before income tax Income tax expense Net profit
3.870.091 1.929.241
Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
105.026
105.026
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan karyawan
-
-
14.385
14.385
-
-
941
941
Sewa pembiayaan/ Finance lease Jumlah pendapatan Hasil Pendapatan segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat Dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih
-
Aset dan Liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen
Jumlah/ Total
56.763
820.726
32.101
909.590
Total revenues
56.763
820.726 -
32.101 180.132
909.590 180.132
Result Segment income Financing cost
-
262.611
262.611
-
2009 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ financing Unallocated
Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipment Depreciation of property and equipment Other non – cash expense: Salaries and employee benefits
10.000
167.261 5.202
-
65.000
(
-
1.916.165 39.353
219) ( 90.698
309.554 814.255
75.000 219) 392.066 90.698 301.368 2.392.980 858.810
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
12.777
12.777
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan karyawan
-
-
12.117
12.117
-
-
(
924) (
924)
Unallocated expenses Allowance for impairment losses Gain on foreign exchange - net Profit before income tax Income tax expense Net profit Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipment Depreciation of property and equipment Other non – cash expense: Salaries and employee benefits
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
269
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/86
Exhibit E/86
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
24. SEGMENT INFORMATION (Continued)
Segmen Geografis
Geographical Segments 2011 Jawa Java
Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
415.894
1.513.360
39.311
Kalimantan Borneo 175.206
763.202
9.473
Sumatera Sumatera
Sulawesi Celebes
265.236
221.484
1.165.141
896.635
21.642
12.262
2010 Jawa Java Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
313.657
1.119.849
41.538
Kalimantan Borneo 126.136
492.231
17.185
Sumatera Sumatera
Sulawesi Celebes
206.727
754.029
32.443
13.860
Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
270
295.486
722.075
7.759
Kalimantan Borneo 129.597
310.067
2.950
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Sumatera Sumatera 234.810
538.345
1.074
Sulawesi Celebes
966.439 5.304.777
Other Segment Information Segment assets -
82.688
Capital expenditure Tangible property and equipment
Total Revenues
885.882 3.870.091
Other Segment Information Segment assets -
105.026
Capital expenditure Tangible property and equipment
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
-
Jumlah/ Total 909.590
Total Revenues
428.196 2.392.980
Other Segment Information Segment assets -
12.779
Capital expenditure Tangible property and equipment
86.066
394.297
Jumlah/ Total 921.931
96.944
163.631
996
Total Revenues
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
618.100
Jumlah/ Total
170.526 1.248.346
-
178.467
2009 Jawa Java
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/87 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN a. Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank Bumiputera), di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bank Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bank Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 510.000 dan bersifat “without-recourse” dengan dasar “non-revolving”.
Exhibit E/87 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT a.
On 10 October 2003, the Company entered into a Receivables Sales and Purchase Agreement with PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank Bumiputera), wherein the Company transferred its consumer financing receivables to Bank Bumiputera with a maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 510,000 on a “without-recourse” and “non-revolving” basis.
Pada tanggal 29 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan Bank Bumiputera, di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bank Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving”.
On 29 September 2006, the Company entered into a Receivables Sales and Purchase Agreement with Bank Bumiputera, wherein the Company transferred its consumer financing receivables to Bank Bumiputera with a maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 50,000 and on a “revolving” basis.
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan dan Bank Bumiputera menandatangani Perubahan Perjanjian Jual Beli Piutang dengan pokok perubahan sebagai berikut: Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat “non-revolving” tanggal 10 Oktober 2003, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 510.000 dialokasikan sebesar Rp 75.000 ke Perjanjian Jual Beli Piutang “revolving” sehingga jumlah baki debet tersebut diturunkan menjadi sebesar Rp 435.000. Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat “revolving” tanggal 29 September 2006, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 125.000.
On 11 March 2008, the Company and Bank Bumiputera signed an Amendment of the Receivables Sales and Purchase Agreement with the following principal changes: - On the Sales and Purchase Receivables Agreement dated 10 October 2003 on a “non-revolving” basis. The previous maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 510,000 was allocated by Rp 75,000 to the Receivables Sales and Purchase Agreement on a “revolving” basis. Thus, the maximum financing limit was decreased to Rp 435,000. - On the Receivables Sales and Purchase Agreement dated 29 September 2006 on a “revolving” basis, the previous maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera was increased from Rp 50,000 to Rp 125,000.
Perjanjian Jual Beli Piutang “non-revolving” dan “revolving” tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 21 Mei 2010, di mana jangka waktu perjanjian telah diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 21 Mei 2011.
The Receivables Sales and Purchase Agreements on both “non-revolving” and “revolving” basis had been amended several times, most recently on 21 May 2010, wherein the term of the agreements was extended and will expire on 21 May 2011.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank Bumiputera masing-masing sebesar Rp 52.992, Rp 136.390 dan Rp 52.469 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
The total Company’s consumer financing receivables that were transfered to Bank Bumiputera was amounting to Rp 52,992, Rp 136,390 and Rp 52,469 for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 61.383, Rp 112.990 dan Rp 72.058, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Bumiputera sebesar Rp 13.013, Rp 12.409 dan Rp 7.763 masingmasing untuk tahun yang berakhir yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
As of 31 December 2011, 2010 and 2009, the total receivables transferred by the Company related to the Sale and Purchase Agreements was amounting to Rp 61,383, Rp 112,990 and Rp 72,058, respectively, while the total consumer financing income of Bank Bumiputera’s portion was amounting to Rp 13,013, Rp 12,409 and Rp 7,763 for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009, respectively.
-
-
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
271
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/88 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) b. Pada tanggal 10 Juni 2004, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen dengan PT Bank Ina Perdana (BIP) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 10.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Perjanjian Jual Beli dan Pengalihan Hak/Cessie Portofolio Pembiayaan Konsumen tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 24 Agustus 2009, berdasarkan Addendum Ke-6 di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 10.000 dan bersifat “revolving” ditingkatkan menjadi Rp 100.000 dan menjadi bersifat on liquidation basis yang berlaku efektif mulai tanggal 1 September 2009 sampai dengan tanggal 10 Juni 2010. Perjanjian ini tidak memiliki jangka waktu yang tetap, dan pengakhirannya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dan BIP, ataupun apabila menurut BIP Perusahaan melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) b.
On 10 June 2004, the Company entered into a Sale and Purchase and Transfer of Rights/Consumer Financing Portfolio Cessie Agreement with PT Bank Ina Perdana (BIP) with a maximum financing limit of Rp 10,000 on a “revolving” and “without-recourse” basis. Sale and Purchase and Transfer of Rights/Consumer Financing Portfolio Cessie Agreement had been amended several times, most recently on 24 August 2009, based on the 6th amendment, wherein the previous maximum financing limit of Rp 10,000 was increased to Rp 100,000 on a Liquidation basis effective since 1 September 2009 until 10 June 2010. This agreement has no set period of time, and will be terminated upon a mutual agreement between the Company and BIP, or according to BIP, the Company violates the provisions as set out in the agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pembiayaan tersebut.
As of 31 December 2011, the Company had fully repaid the outstanding financing facility.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 2.914 dan Rp 15.383, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BIP sebesar Rp 143, Rp 1.162, dan Rp 3.566 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
As of 31 December 2010 and 2009, the total receivables transferred by the Company related to the Sale and Purchase Agreement was amounting to Rp 2,914 and Rp 15,383, respectively, while the total consumer financing income of BIP’s portion was amounting to Rp 143, Rp 1,162, and Rp 3,566 for the years ended 31 December 2011, 2010 and 2009, respectively.
c. Pada tanggal 27 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Motor Vehicle Consumer Asset Purchase dengan PT Bank Permata (Bank Permata) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dan bersifat “With Recourse” dan “revolving”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank Permata setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Jangka waktu pembiayaan untuk kendaraan baru yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan sedangkan kendaraan bekas yaitu minimal 6 (enam) bulan dan maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan.
272
Exhibit E/88
c.
On September 27, 2006, the Company entered into a Motor Vehicle Consumer Asset Purchase Financing Cooperation Agreement with PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) with a maximum financing limit of Rp 50,000 and on a “Without Recourse” and “revolving” basis. Under the agreement, Bank Permata agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. The term of financing for new vehicles are 6 (six) months at minimum and 48 (forty-eight) months at maximum, while the term of financing for used vehicles are 6 (six) months at minimum and 36 (thirty-six) months at maximum from the drawdown date.
Pada tanggal 25 Juni 2007, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan tersebut, di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 100.000.
On 25 June 2007, the Company and Bank Permata signed an Amendment of the Financing Cooperation Agreement with Bank Permata, wherein the previous maximum financing limit of Rp 50,000 was increased to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perjanjian Kesepakatan Pengakhiran Kerja Sama, di mana Perusahaan mengambilalih kembali seluruh piutang kepada konsumen yang pernah dialihkan kepada Permata berdasarkan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Motor Vehicle Consumer Asset Purchase tanggal 27 September 2006 dengan melunasi seluruh liabilitas konsumen beserta biaya-biaya lain sebesar Rp 100.000 kepada Permata pada tanggal 8 April 2010.
On 31 March 2010, the Company and Bank Permata signed a Termination of Cooperation Agreement, wherein the Company took over the entire receivables transferred to Bank Permata under Motor Vehicle Consumer Asset Purchase Financing Cooperation Agreement dated 27 September 2006 by repaying all the consumers’ liabilities and the related expenses totaling Rp 100,000 to Bank Permata on 8 April 2010.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/89 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
Exhibit E/89 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan telah melunasi saldo pembiayaan tersebut dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Permata adalah sebesar Rp 2.798 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
As of 31 December 2010, the Company had fully repaid the outstanding financing facility and the total consumer financing income of Bank Permata’s portion was amounting to Rp 2,798 for the year ended 31 December 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 84.535, dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Permata adalah sebesar Rp 10.121 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009.
As of 31 December 2009, total receivables transferred by the Company related to the Motor Vehicle Consumer Asset Purchase Financing Cooperation Agreement was amounting to Rp 84,535, and the total consumer financing income of Bank Permata’s portion was amounting to Rp 10,121 for the year ended 31 December 2009.
d. Pada tanggal 4 Desember 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Penyaluran Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dan bersifat “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BII memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan, di mana Perusahaan bertindak sebagai manajer fasilitas dan manajer penjamin untuk BII. Pada tanggal 22 Juni 2007, batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi Rp 150.000. Perjanjian tersebut tidak memiliki jangka waktu yang tetap, dan pengakhirannya dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dan BII, ataupun apabila menurut BII Perusahaan melanggar ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
d.
On 4 December 2003, the Company entered into a Distribution of Motor Vehicles Credit Facility Cooperation Agreement (KKB) with PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) with a maximum financing limit of Rp 50,000 and on a “without recourse” basis. Under the agreement, BII agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion of 95% of the total financing to the customers and the remaining of 5% will be financed by the Company, wherein the Company acts as facility manager and guarantee manager for BII. On 22 June 2007, the previous maximum financing limit of Rp 50,000 was increased to Rp 150,000. The agreement has no set period of time, and will be terminated upon a mutual agreement between the Company and BII, or according to BII, the Company violates the provisions as set out in the agreement.
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 27 Februari 2008, di mana batas maksimum fasilitas KKB menjadi minimal sebesar Rp 20 dan maksimal Rp 1.000 untuk perorangan, dan sebesar Rp 2.000 untuk perusahaan.
The agreement recently on 27 financing limit and Rp 1,000 Rp 2,000.
had been amended several times, most Februari 2008, wherein the maximum for individuals was Rp 20 at minimum at maximum, and for corporate was
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan telah melunasi saldo pembiayaan tersebut.
As of 31 December 2011, the Company has fully repaid the outstanding financing facility.
Pada tanggal 31 Desember 2010, dan 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BII sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 3.828, dan Rp 30.235, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BII sebesar Rp 2.007 dan Rp 8.452 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
As of 31 December 2010 and 2009, the total principal amount being financed by the BII related to the cooperation agreements was amounting to Rp 3,828 and Rp 30,235, respectively, while the total consumer financing income of BII’s portion was amounting to Rp 2,007 and Rp 8,452 for the years ended 31 December 2010 and 2009, respectively.
Pada tanggal 25 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Penyaluran Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor dengan BII dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without recourse”.
On 25 October 2011, the Company entered into a Distribution of Motor Vehicles Credit Facility Cooperation Agreement with BII with a maximum financing limit of Rp 150,000 on a “non-revolving” and “without recourse” basis.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan belum menggunakan fasilitas tersebut.
As of 31 December 2011, the Company had not yet utilized the facility.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
273
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/90 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) e. Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Secara Syariah (Chanelling) dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 20.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BSM setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Kerja sama pembiayaan tersebut dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah dalam bentuk pembiayaan Murabahah, dimana BSM bertindak sebagai pemilik dana dan Perusahaan sepenuhnya bertindak sebagai wakil Bank untuk memasarkan, mengoperasikan dan menata-usahakan pembiayaan konsumen syariah yang disalurkan. Jangka waktu perjanjian selama 4 (empat) tahun dan akan berakhir pada tanggal 2 Oktober 2013.
Exhibit E/90 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) e.
As of 31 December 2011 and 2010, the total principal amount being financed by BSM related to the cooperation agreements was amounting to Rp 1,388 and Rp 2,771, respectively, while the consumer financing income of BSM’s portion was amounting to Rp 303 and Rp 265 for the years ended 31 December 2011 and 2010, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BSM sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 1.388 dan Rp 2.771, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BSM sebesar Rp 303 dan Rp 265 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010. f.
Pada tanggal 17 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “nonrevolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BRI setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumendokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada konsumen melebihi suku bunga yang dibayarkan Perusahaan kepada BRI. Jangka waktu perjanjian selama 12 (dua belas) bulan. Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan dan BRI menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut, dimana dilakukan perubahan dan penambahan beberapa ketentuan-ketentuan, salah satunya mengubah jangka waktu fasilitas pembiayaan kendaraan menjadi maksimal 4 (empat) tahun untuk mobil bekas jenis penumpang dan kendaraan niaga.
274
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
On 2 October 2009, the Company entered into a Financing Cooperation Agreement Under Syariah Principles (Channeling) with PT Bank Syariah Mandiri (BSM) with a maximum financing limit of Rp 20,000 and on a “non-revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, BSM agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. The financing cooperation was based on the Syariah principles in the form of Murabahah financing, wherein BSM acts as the funds while the Company fully act as a representative of the Bank to market, operate and to administrate the syariah consumer financing. The term of the agreement was 4 (four) years and will expire on 2 October 2013.
f.
On 17 February 2010, the Company entered into a Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) with a maximum financing limit of Rp 150,000 and on a “non-revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, BRI agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, collection, administration and custody of documents. As a compensation, the Company may charge interest to the consumer exceeding the interest paid by the Company to BRI. The term of the agreement was 12 (twelve) months.
On 13 October 2010, the Company and BRI signed an Amendment of the Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement to include several changes and addition of several provisions, which one of these is to change the term of the vehicles financing facility to a maximum of 4 (four) years for the used passenger cars and commercial vehicles.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/91 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
Exhibit E/91 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
Pada tanggal 27 Mei 2011, Perusahaan dan BRI menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut di atas, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 300.000 dan mengubah jangka waktu kerja sama menjadi maksimal 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal 27 Mei 2011.
On 27 May 2010, the Company and BRI signed an Amendment of the Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement, wherein the maximum financing limit was increased to Rp 300,000 and to change the term of the agreements to a maximum of 24 (twenty-four) months from 27 May 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BRI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 136.212 dan Rp 118.643 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BRI adalah masing-masing sebesar Rp 16.253 dan Rp 4.942 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
As of 31 December 2011 and 2010, the total principal amount being financed by BRI related to the cooperation agreement was amounting to Rp 136,212 and Rp 118,643, respectively, while the total consumer financing income of BRI’s portion was amounting to Rp 16,253 and Rp 4,942 for the years ended 31 December 2011 and 2010, respectively.
g. Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, CIMB Niaga setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 90% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 1 (satu) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
g.
On 30 September 2010, the Company entered into a Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) with a maximum limit of Rp 50,000 and on a “revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, CIMB Niaga agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 90% of the total joint financing facility to the customers, and the remaining 10% will be financed by the Company. The term of the facility was valid for 1 (one) year with the drawdown period of 12 (twelve) months from the signing date of the agreement.
Pada 29 November 2011, Perusahaan dan CIMB Niaga menandatangani Addendum I Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama, berupa perubahan batas maksimum pembiayaan menjadi sebesar Rp 100.000 dan memperpanjang jangka waktu kerjasama sampai dengan tanggal 29 November 2012.
On 29 November 2011, the Company and CIMB Niaga signed an Amendment I of the Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility, in the form of change in the maximum financing limit to Rp 100,000 and extended the term of the coorperation until 29 November 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh CIMB Niaga sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 39.959 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian CIMB Niaga sebesar Rp 4.609 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
As of 31 December 2011, the total principal amount being financed by CIMB Niaga related to the cooperation agreement was amounting to Rp 39,959, while the total consumer financing income of CIMB Niaga’s portion was amounting to Rp 4,609 for the year ended 31 December 2011.
Pada tahun 2010, Perusahaan belum menggunakan fasilitas pembiayaan bersama tersebut.
In 2010, the Company had not yet utilized the financing facility.
h. Pada tanggal 4 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank DKI (Bank DKI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank DKI memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
h.
On 4 April 2011, the Company entered into a Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank DKI (Bank DKI) with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” and “withoutrecourse” basis. Under the agreement, Bank DKI agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 36 (thirty six) months from the signing date of the agreement.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
275
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/92 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
Exhibit E/92 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) As of 31 December 2011, the total principal amount being financed by Bank DKI related to the cooperation agreement was amounting to Rp 68,016, while the total consumer financing income of Bank DKI’s portion was amounting to Rp 6,697 for the year ended 31 December 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank DKI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 68.016 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian PT Bank DKI adalah sebesar Rp 6.697 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. i.
j.
276
Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Mutiara Tbk (Mutiara) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Mutiara setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen kredit yang dibiayai oleh Mutiara kepada nasabah. Jangka waktu perjanjian tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan.
i.
On 15 March 2011, the Company entered into a Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement with PT Bank Mutiara Tbk (Mutiara) with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on “non-revolving” and “without– recourse” basis. Under the Agreement, Mutiara agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, collection, administration and custody of the credit documents financed by Mutiara to the customers. The term of the agreement was 36 (thirty-six) months.
Pada tahun 2010, Perusahaan belum mengggunakan fasilitas pembiayaan bersama tersebut.
In 2010, the Company had not yet utilized the financing facility.
Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Mutiara sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 51.058 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Mutiara adalah sebesar Rp 5.076 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
As of 31 December 2011, the total principal amount being financed by Mutiara related to the cooperation agreement was amounting to Rp 51,058, while the total consumer financing income of Mutiara’s portion was amounting to Rp 5,076 for the year ended 31 December 2011.
Pada tanggal 10 Juni 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 125.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Mandiri setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggitingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
j.
On 10 June 2011, the Company entered into a Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) with a maximum limit of Rp 125,000 and on “revolving” and “with-recourse” basis. Under the agreement, Mandiri agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 36 (thirty six) months from the signing date of the agreement.
Pada tanggal 22 September 2011, Perusahaan dan Mandiri menandatangani Addendum Perjanjian Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama tersebut, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 245.000.
On 22 September 2011, the Company and Mandiri signed an Amendment to Cooperation Agreement in conjunction with the provision of Joint Financing Facility, wherein the maximum financing limit was increased to Rp 245,000.
Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Mandiri sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 183.314 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Mandiri adalah sebesar 7.623 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
As of 31 December 2011, the total principal amount being financed by Mandiri related to the cooperation agreement was amounting to Rp 183,314, while the total consumer financing income of Mandiri’s portion was amounting to Rp 7,623 for the year ended 31 December 2011.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/93 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) k. Pada tanggal 25 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 1.000.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BTPN setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggitingginya sebesar 90% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
Exhibit E/93 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) k.
As of 31 December 2011, the total principal amount being financed by BTPN related to the cooperation agreements was amounting to Rp 142,108, while the total consumer financing income of BTPN’s portion was amounting to Rp 1,709 for the year ended 31 December 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BTPN sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar 142.108 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BTPN sebesar Rp 1.709 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. l.
Pada tanggal 3 Juli 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman Asset Based Finance dengan PT Bank UIB (UIB) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 18.000 dan bersifat on liquidation basis. Jangka waktu perjanjian tersebut selama 12 (dua belas) bulan.
On 25 August 2011, the Company entered into a Financing Cooperation Agreement with PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) with a maximum financing limit of Rp 1,000,000 and on “revolving” and “without-recourse” basis. Under the Agreement, BTPN agreed to provide financing facility with a financing portion of 90% of the total financing to the customers and the remaining 10% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 36 (thirty six) months from the signing date of the agreement.
l.
On 3 July 2008, the Company entered into an Asset Based Finance Loan Agreement with PT Bank UIB (UIB) with a maximum financing limit of Rp 18,000 and on Liquidation basis. The term of the agreement was 12 (twelve) months.
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 10 November 2009, di mana batas maksimum pembiayaan yang semula sebesar Rp 18.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 8.496 dan jangka waktu perjanjian tersebut akan berakhir pada tanggal 4 Juli 2010.
The agreement had been amended several times, most recently on 10 November 2009, wherein the previous maximum financing limit of Rp 18,000 was decreased to Rp 8,496 and the term of the agreement will expire on 4 July 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh UIB sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 7.270 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian UIB sebesar Rp 425 dan Rp 1.563 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
As of 31 December 2009, the total principal amount being financed by the UIB related to the cooperation agreements was amounting to Rp 7,270, while the total consumer financing income of UIB’s portion was amounting to Rp Rp 425 and Rp 1,563 for the years ended 31 December 2010 and 2009, respectively.
Pada tahun 2010, perjanjian pinjaman Asset Based Finance dengan UIB tersebut tidak diperpanjang.
In 2010, Asset Based Finance Loan Agreement with UIB was not extended.
Berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dengan UIB tanggal 13 Juli 2010, Perusahaan mengambilalih seluruh liabilitas konsumen yang sebelumnya dibiayai oleh UIB sebesar Rp 3.976 dan mencatatnya sebagai piutang pembiayaan konsumen.
Based on the agreement between the Company and UIB dated 13 July 2010, the Company took over the entire liabilities of the costumers which previously financed by UIB amounting to Rp 3,976 dan recorded as consumer financing receivables.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
277
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/94 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan) m. Pada tanggal 25 Februari 2002, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerja Sama Penyaluran Pembiayaan dengan PT Bank Hana (d/h PT Bank Bintang Manunggal) (Bank Hana) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 10.000 dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada konsumen melebihi suku bunga yang dibayarkan Perusahaan kepada Bank Hana. Hana akan menanggung seluruh risiko kerugian yang mungkin timbul dari berdasarkan fasilitas tersebut. Jangka waktu perjanjian tersebut berlaku selama 1 (satu) tahun. Obyek pembiayaan tersebut adalah kendaraan baru dan bekas dengan komposisi pembiayaan sebesar 40% dan 60%.
278
Exhibit E/94 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued) m.
On 25 February 2002, the Company entered into a Distribution Financing Cooperation Agreement with PT Bank Hana (formerly PT Bank Bintang Manunggal) (Hana) with a maximum financing limit of Rp 10,000 and on a “without-recourse” basis. Under the agreement, the Company is responsible for, among others, collection, administration and custody of documents. As a compensation, the Company may charge interest to the consumer exceeding the interest paid by the Company to Hana. Hana will bear the entire risk of loss that may arise from the facility . The term of the agreement was 1 (one) year. The object of the financing are new and second-hand vehicles with a financing composition of 40% and 60%.
Perjanjian tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 25 Februari 2008, di mana perjanjian tersebut dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan selanjutnya secara otomatis sampai diterimanya surat penghentian perjanjian yang diajukan 30 (tiga puluh) hari sebelumnya oleh salah satu pihak.
The agreement had been amended several times, most recently on 25 February 2008, wherein the agreement is extended for 1 (one) year and thereafter¸ will be automatically extended until it is terminated by a prior notification of one of those parties within 30 (thirty) days in advance.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank Hana sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut sebesar Rp 3.904 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Hana sebesar Rp 164 dan Rp 2.663 masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
On 31 December 2009, the total principal amount being financed by Bank Hana related to the cooperation agreements was amounting to Rp 3,904, while the total consumer financing income of Bank Hana’s portion was amounting to Rp 164 and Rp 2,663 for the years ended 31 December 2010 and 2009.
Pada tahun 2010, perjanjian kerjasama penyaluran pembiayaan dengan Bank Hana tersebut tidak diperpanjang.
In 2010, the Coorperation Agreement with Bank Hana was no longer extended.
n. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan berbagai dealer (pedagang kendaraan bermotor) di seluruh Indonesia dalam membiayai kendaraan yang dijual oleh dealer tersebut kepada konsumen yang persyaratan kredit dan administratifnya memenuhi ketentuan Perusahaan. Sifat perjanjian tersebut tidak mengikat satu sama lain, di mana dealer tidak diwajibkan untuk memberikan seluruh dan atau sebagian penjualan kreditnya untuk dibiayai Perusahaan, atau sebaliknya Perusahaan juga tidak wajib untuk membiayai seluruh dan atau sebagian aplikasi kredit yang diajukan oleh dealer tersebut.
n.
The Company entered into cooperation agreements with various dealerships (dealers of motor vehicles) throughout Indonesia in financing the vehicles sold by the dealers to costumers who meet the Company’s credit and administrative requirements. The agreement does not bind one another exclusively, wherein the dealers are not obliged to exclusively render all the entire or part of the vehicles they sell to be financed by the Company, and vice versa, the Company is not obliged to exclusively finance all the credit application submitted by or through the dealers.
o. Perusahaan mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul atas hilangnya kendaraan yang dibiayai Perusahaan dan atau atas kerusakan kendaraan sesuai dengan pilihan polis konsumen. Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan bertindak sebagai penerima ganti rugi yang utama (preferred loss payee).
o.
The Company entered into cooperation agreements with several insurance companies such as PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Asoka Mas to cover losses that may arise from the damage and/or the loss of vehicles financed by the Company according to type of policies selected by the costumers. Under these agreements, the Company acts as the preferred loss payee.
p. Perusahaan tidak mengadakan kerjasama dengan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM).
p.
The Company does not enter into any agreement with Sole Agents (ATPM).
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/95 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
Exhibit E/95 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
Pembatasan dan Kewajiban
Covenants
Atas perjanjian kerjasama yang dilakukan Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasanpembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: - Memjaga Debt to Equity Ratio (DER) tidak melebihi atau sama dengan 10 (sepuluh) kali, atau - Menjaga Current Ratio tidak boleh kurang atau sama dengan 1 (satu) kali, atau - Menjaga persentase total pencadangan kerugian penurunan tidak boleh kurang dari 0,50% dari jumlah piutang pembiayaan konsumen.
On the cooperation agreement of the Company, the creditors generally entails restrictions and certain liabilities that should be met by the Company, which generally include the followings: - Maintain a Debt to Equity Ratio (DER) shall not exceed or equal to 10 (ten) times, or - Maintain the Current Ratio should no less than or equal to 1 (one), or - Maintain percentage of total allowance for impairment losses should no less than 0.50% of total consumer financing receivables.
Fasilitas-fasilitas pembiayaan tersebut dkenakan tingkat bunga per tahun yang berkisar antara 10,50% sampai 14,50% pada tahun 2011, 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2010, dan 11,50% sampai 15,50% pada tahun 2009.
The above-mentioned financing facilities bear annual interest rates ranging from 10.50% to 14.50% in 2011, 11.50% to 15.50% in 2010 and 11.50% to 15.50% in 2009.
Perjanjian penting lainnya
Other significant agreements
Pada tanggal 19 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank DKI dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 175.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu fasilitas tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit.
On 19 December 2011, the Company entered into Credit Agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp 175,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the facility was 42 (fourty two) months from the date of the credit agreement.
Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan fasilitas tersebut.
In 2011, the Company had not yet utilized the facility.
Pada tanggal 14 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT BPD Kalimantan Selatan dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”. Jangka waktu fasilitas tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit.
On 14 December 2011, the Company entered into Credit Agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis. The term of the facility was 42 (fourty two) months from the date of the credit agreement.
Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan fasilitas tersebut.
In 2011, the Company had not yet utilized the facility.
26. LABA PER SAHAM
26. EARNINGS PER SHARE Earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during current year.
Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan ratarata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang berjalan. 2011 Laba tahun berjalan Rata-rata tertimbang saham yang beredar Laba per saham dasar (nilai penuh)
2010
2009
425.382
362.077
301.368
760.339.281
760.339.281
760.339.281
Profit for the year The weighted average of outstanding shares
559
476
396
Basic earnings per share (full amount)
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
279
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/96 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. MANAJEMEN RISIKO
280
Exhibit E/96 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. RISK MANAGEMENT
Pendahuluan dan gambaran umum
Introduction and general description
Perkembangan dunia multifinance yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas pembiayaan semakin mempertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) dan manajemen risiko yang dapat diandalkan. Kedua hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasinya. Penerapan manajemen risiko di Perusahaan pada dasarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri, meskipun dengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal.
The development in multifinance industry followed with the improvement in complexity of financing activity has emphasized more on the importance of good corporate governance and a reliable risk management. Such both matters are important factors, which bring the investors’ attention assessing their investment targeting. Basically, the implementation of risk management within the Company had been done since the establishment of the Company, eventhough the Company was still using a conventional manner and keep improving in accordance with the recent development of internal and external circumstances.
Perusahaan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari operasional Perusahaan dan dapat dikelola secara praktis dan efektif setiap hari, dengan empat tipe risiko utama: 1. Risiko kredit 2. Risiko pasar 3. Risiko pendanaan dan likuiditas 4. Risiko operasional
The Company realizes that risk is an integral part of its operational activity and can be managed practically and effectively day by day, with the following four particular risks: 1. Credit risk 2. Market risk 3. Funding and liquidity risk 4. Operational risk
Kerangka manajemen risiko
Framework of risk management
Pengelolaan risiko di Perusahaan mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha di Perusahaan, yang didasarkan pada kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi Perusahaan.
Risk management within the Company includes overall scope of business activity within the Company, which based on the necessity of balance between business operational function and its risk management thereof. By means of proper risk management and policy, thus the risk management will become a strategic partner to the business in obtaining optimal outcome from the Company’s course of operation.
Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai, Perusahaan terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batasan transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh aktivitas lingkup usaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka evaluasi selalu dilakukan berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya.
In the event of development of proper risk management, the Company keeps developing and increasing the integrated and comprehensive framework of risk management system and internal control structure, so that they are able to provide information as an early warning of any potential risk and accordingly, take appropriate actions to mitigate the risk. The framework of risk management is implemented under the form of policy, procedures, transactional limits, authorizations, and other rules as well as various risk management instruments applicable to all business activity. In order to ensure that the policy and procedures is in line with the current business development, evaluation is frequently carried out in accordance with the change in its risk parameter.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/97 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Exhibit E/97 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. RISK MANAGEMENT (Continued)
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan)
Framework of risk management (Continued)
Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagai berikut :
In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, in which could be described as follows:
1.
Pengawasan aktif Dewan Komsaris dan Direksi, yang mencakup: -
2.
1.
Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala; Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portfolio secara berkala;
-
-
Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko dalam melakukan fungsi pengawasan.
Kebijakan dan penerapan batasan
2.
Identifikasi, pengukuran, pengawasan dan sistem informasi manajemen Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko, terutama risiko kredit dan operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen. Untuk menjamin ketersediaan data risiko yang terkini dan komprehensif, Perusahaan telah melakukan mengkonversi sistem operasi Perusahaan yang ada menjadi centralized system yang dikenal dengan CONFINS. Selain itu, Perusahaan juga melakukan implementasi sistem informasi business intelligence agar data atau informasi risiko dapat disediakan secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen atau pihak ketiga lainnya.
Approving and evaluating risk management policies on a regular basis; Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits and reviewing the quality of portfolio on a regular basis; Presence of Audit Committee and Risk Management Committee in carrying out their supervisory functions.
Policy and implementation limits The Company develops policies related to risk management, which are assessed periodically and aligned constantly to fit the most recent business situation. The policy is translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has policies concerning the level of authority on approval or authorization for both credit and noncredit transactions.
Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan kondisi usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar, Ketentuan Umum dan Surat Keputusan Dewan Direksi, dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan terkait. Perusahaan juga menerapkan batasan persetujuan atau otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit. 3.
Active supervision by the Board of Commissioners and Directors, which includes:
3.
Identification, measurement, management information system
monitoring,
and
The Company has a set of tools to identify, measure, and monitor risks, particularly the credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism. In order to ensure the availability of updated and comprehensive risk data, the Company had converted the existing operating system into a centralized system, which known as CONFINS. Moreover, the Company has also implemented business intelligence information system in order that data or risk information could be provided to the management or other third parties on a prompt and accurate manner.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
281
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/98 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Exhibit E/98 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. RISK MANAGEMENT (Continued)
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan)
Framework of risk management (Continued)
4. Pengendalian internal
4.
Internal control The Company has the Internal Audit Division, which independently reports on process and results of assessment to the Board of Commissioners and Directors. The responsibility of the Internal Audit Division includes: - Providing assessment on the adequacy and effectiveness of all existing business process within the Company; - Conducting examination on compliance to the Company’s risk policies; - Reporting on significant issues related to the control activities within the Company, including potential improvements to these processes; and - Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal, system and procedures, and external auditor)
Perusahaan memiliki Departemen Audit Internal yang secara independen melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dari Departemen Audit Internal mencakup: -
-
Proses dan penilaian risiko
Process and risk assessments
Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh masing-masing unit mengingat risiko yang dihadapi merupakan risiko individual yang melekat pada produk, transaksi maupun proses pada unit yang bersangkutan. Tugas utama dari Departemen Manajemen Risiko adalah menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan, melakukan pengukuran dan pelaporan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan melalui proses persetujuan Direksi.
Basically, risk management processes are carried out by each unit considering that the risk faced represents individual risks which are embedded into the products, transactions, as well as process in the related unit. The primary task of Risk Management Division is to determine policies and procedures as well as doing a series of processes of collecting, measuring, and reporting to the Board of Commissioners and Directors. The determination of risk management policies is carried out through approval process by the Board of Director.
1. Risiko Kredit
1.
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko utama perusahaan, yaitu risiko yang timbul apabila konsumen tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.
Credit risk is the main risk of the Company, that is the risk arising when the customer are not be able to fulfill its obligation in accordance with the agreement as agreed upon between the customer and the Company.
Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: x Diversifikasi portofolio menurut wilayah, sektor ekonomi dan industri, merk dan tipe barang.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: x Diversify the portfolio by region, economic sector and industry, brand and type of goods.
x
x
x x x
282
Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari proses bisnis yang ada di dalam Perusahaan; Melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan risiko Perusahaan; Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian di dalam Perusahaan termasuk rekomendasi perbaikan yang potensial terhadap proses tersebut; dan Melakukan koordinasi strategis dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, hukum, sistem dan prosedur, dan audit eksternal).
Risk Adjusted Pricing Method, yaitu penetapan tingkat bunga pembiayaan berdasarkan risiko yang dihadapi, antara lain dinilai dari tingkat uang muka yang dibayar konsumen, usia kendaraan yang dibiayai, jenis penutupan asuransi yang dipilih dan lain sebagainya. Adanya Key Performance Indicators (KPI) sebagai “early warning system” atas suatu masing-masing produk pembiayaan maupun kantor cabang. Penanganan kontrak bermasalah yang dilakukan secara disiplin dan proaktif. Analisa atas kualitas portofolio secara periodik dan tindakan preventif dan sanksi bagi cabang-cabang yang kualitas portofolionya tidak sesuai target.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
x x x
Risk Adjusted Pricing Method, namely setting the interest rate of financing based on the risks faced by, among others, assessed based on the level of advances paid by consumers, age of vehicles financed, type of insurance coverage selected and so forth. The key performance indicators (KPI) as an “early warning system” of an individual loan products as well as branch offices. Handling of problematic contracts in a discipline and proactive manner. Analysis of portfolio quality through periodic and preventive actions and sanctions for branches whose quality of its portfolio is not on target.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/99 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Exhibit E/99 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
1. Risiko Kredit (Lanjutan)
1.
The following table sets out the total credit risk and risk concentration of consumer financing receivables and net investments in finance lease of the Company as of 31 December 2011 , 2010, dan 2009:
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi atas piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang dimiliki perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009:
Korporasi Perorangan
Credit Risk (Continued)
2011
2010
2009
1.084.706 3.665.863
511.442 2.806.703
167.261 1.916.165
2. Risiko Pasar
2.
Corporate Individual
Market Risk
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama berkaitan dengan perubahan perubahan nilai suku bunga, nilai tukar mata uang yang akan menyebabkan berkurangnya pendapatan, atau bertambahnya biaya modal Perusahaan
Market risk is the risk primarily due to changes in interest rates, exchange rates which could resulting in decrease in revenue, or increase in cost of capital of the Company.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan dalam bentuk maupun menggunakan mata uang asing, sementara seluruh utang Perusahaan dalam mata uang asing telah diproteksi dengan swap dalam jumlah dan tanggal jatuh tempo yang sama dengan utangnya. Dalam hal suku bunga, seluruh bunga yang dibebankan ke konsumen adalah suku bunga tetap (fixed interest rate), sementara utang yang diperoleh sebagian besar juga dalam suku bunga tetap dan hanya sebagian kecil utang dalam bentuk bunga mengambang (floating interest rate).
With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is mitigated to the minimum level. The Company has neither consumer financing nor finance lease business activity that denominated in foreign currencies, while all borrowings of the Company that denominated in foreign currencies have been protected by entering into swap transactions at amount and settlement date that similar to the borrowings thereof. In terms of interest rate, all interest rate charged to the customer is fixed interest rate, while most of the borrowings received bear fixed interest rate, and only a small portion the borrowings bear floating interest rate.
Manajemen risiko yang telah diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: x Liabilitas untuk mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing. x Melakukan penelaahan atas tingkat bunga pembiayaan yang dikaitkan dengan tingkat suku bunga pinjaman. x Membatasi eksposur dalam investasi yang memiliki harga pasar yang fluktuatif.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: x The requirement to cover risks of foreign exchange. x Perform review over the interest rate on financing associated with interest rate on borrowings. x Limiting exposure in the fluctuating market prices.
investment
that
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
has
283
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/100
Exhibit E/100
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
The following table summarizes the Company’s financial assets and liabilities which are grouped according to their currencies that shows the Company’s exposure on market risk as of 31 December 2011, 2010, and 2009:
Tabel berikut ini menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mata uang yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009: USD (Nilai penuh)/ (Full amount)
Tahun 2011 / Year 2011 JPY (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp)
Aset Aset lain-lain
8.843
-
80
Assets Other assets
Jumlah aset
8.843
-
80
Total assets
89.736.111
-
813.727
Liabilities Fund borrowings
340.726 8.843
-
3.090 80
Accrued expenses Other payables
Jumlah liabilitas
90.085.680
-
816.897
Total liabilities
Liabilitas bersih Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing ( Eksposur bersih dalam mata uang asing
90.076.837
-
816.817
Net Liabilities
89.736.111)
-
Liabilitas Pinjaman diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain
340.726
USD (Nilai penuh)/ (Full amount)
(
-
813.727) 3.090
Foreign Currency Swap transactions contract Net exposure in foreign currency
Tahun 2010 / Year 2010 JPY (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp)
Aset Aset lain-lain
8.843
-
80
Assets Other assets
Jumlah aset
8.843
-
80
Total assets
Liabilitas Pinjaman diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain
284
Market Risk (Continued)
37.000.000
270.000.000
362.444
Liabilities Fund borrowings
87.262 8.843
1.396.284 -
939 80
Accrued expenses Other payables
Jumlah liabilitas
37.096.105
271.396.284
363.463
Total liabilities
Liabilitas bersih Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing ( Eksposur bersih dalam mata uang asing
37.087.262
271.396.284
363.383
Net Liabilities
37.000.000) 87.262
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
(
270.000.000) 1.396.284
(
362.444) 939
Foreign Currency Swap transactions contract Net exposure in foreign currency
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/101
Exhibit E/101
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2. USD (Nilai penuh)/ (Full amount)
Market Risk (Continued)
Tahun 2009/ Year 2009 JPY (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp)
Aset Aset lain-lain
8.843
-
83
Assets Other assets
Jumlah aset
8.843
-
83
Total assets
Liabilitas Pinjaman diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain
12.750.000
810.000.000
202.230
Liabilities Fund borrowings
39.427 8.843
4.542.286 -
833 83
Accrued expenses Other payables
Jumlah liabilitas
12.798.270
814.542.286
203.146
Total liabilities
Liabilitas bersih Kontrak Valuta Berjangka Pertukaran mata uang asing ( Eksposure bersih dalam Mata uang asing
12.789.427
814.542.286
203.063
Net Liabilities
Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
12.750.000) 39.427
(
810.000.000)
(
202.230)
5.542.286
833
2011
2010
2009
26.709
13.521
16.161
26.709
13.521
16.161
Foreign Currency Swap transactions contract Net exposure in foreign currency
Increase in interest rate 1% (in 100 basis point) Decrease in interest rate 1% (in 100 basis point)
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
285
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/102
Exhibit E/102
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
27. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
The following table summarizes the Company’s financial assets and liabilities categorized by interest rate to see the impact of changes in interest rates as of 31 December 2011, 2010 and 2009:
Berikut adalah rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut tingkat bunga yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap perubahan suku bunga pada tanggal 31 Desember 2011, 2010, dan 2009:
Tahun 2011/ Year 2011
Tingkat bunga mengambang/ Floating rate < 3 bulan/ months
3-36 bulan/ months
Market Risk (Continued)
Tingkat bunga tetap/ Fixed rate > 3 bulan/ months
3-12 bulan/ months
1-2 tahun/ years
> 2 tahun/ years
Jumlah Total
Aset Keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto pembiayaan - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih
166.696 -
64.000
-
-
-
-
166.696 64.000
-
-
173.344
398.464
376.422
146.838
1.095.068
-
-
687.730
1.399.932
1.035.967
592.666
3.716.295
166.696
64.000
861.074
1.798.396
1.412.389
739.504
5.042.059 Total financial assets
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Utang obligasi
39.590 -
239.211 -
254.211 65.000
603.575 89.463
817.524 101.175
361.954 225.993
2.316.065 481.631
Financial Liabilities Fund borrowings Bonds payable
Jumlah liabilitas keuangan
39.590
239.211
319.211
693.038
918.699
587.947
2.797.696
Total financial liabilities
127.106 (
175.211)
541.863
1.105.358
493.690
151.557
2.244.363
Net
Jumlah aset keuangan
Bersih
Tahun 2010/ Year 2010
Tingkat bunga mengambang/ Floating rate < 3 bulan/ months
3-36 bulan/ months
Tingkat bunga tetap/ Fixed rate > 3 bulan/ months
3-12 bulan/ months
1-2 tahun/ years
> 2 tahun/ years
Jumlah Total
Aset Keuangan Kas dan setara kas Investasi neto pembiayaan - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih Jumlah aset keuangan
334.479
-
-
-
-
-
334.479
Financial Assets Cash and cash equivalents Investment in finance lease - net Consumer financing receivables - net
-
-
552.449
1.141.952
786.488
389.929
2.870.818
-
-
100.328
211.721
166.499
42.048
520.596
-
652.777
1.353.673
952.987
431.977
3.725.893 Total financial assets
334.479
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Utang obligasi
83.928 -
262.235 -
74.238 -
518.480 159.151
429.389 -
224.243 -
1.592.513 159.151
Financial Liabilities Fund borrowings Bonds payable
Jumlah liabilitas keuangan
83.928
262.235
74.238
677.631
429.389
224.243
1.751.664
Total financial liabilities
250.551 (
262.235)
578.539
676.042
523.598
207.734
1.974.229
Net
Bersih
286
Financial Assets Cash and cash equivalents Time deposits Investment in finance lease - net Consumer financing receivables - net
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/103
Exhibit E/103
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
27. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Tahun 2009/ Year 2009
Tingkat bunga mengambang/ Floating rate < 3 bulan/ months
3-36 bulan/ months
Market Risk (Continued)
Tingkat bunga tetap/ Fixed rate > 3 bulan/ months
3-12 bulan/ months
1-2 tahun/ years
> 2 tahun/ years
Jumlah Total
Aset Keuangan Kas dan setara kas Investasi neto pembiayaan - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih Jumlah aset keuangan
165.759
-
-
-
-
-
165.759
-
-
500.571
948.098
518.252
121.338
2.088.259
-
-
54.954
95.037
50.021
8.203
208.215
-
555.525
1.043.135
568.273
129.541
165.759
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima
74.315
327.986
67.154
159.748
27.460
Bersih
92.444 (
327.986)
488.371
883.387
540.813
3. Risiko Likuiditas
3.
129.541
Financial Assets Cash and cash equivalents Investment in finance lease - net Consumer financing receivables - net
2.462.233 Total financial assets 656.663
Financial Liabilities Fund borrowings
1.805.570
Net
Liquidity Risk
Risiko likuiditas merupakan risiko terkait dengan kemampuan sumber dana Perusahaan untuk memenuhi liabilitasnya pada jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk associated with the ability of the Company to meet its obligations when they fall due.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: x Mendapatkan pinjaman dengan skedul pembayaran kembali pokok dan bunga yang sesuai dengan periode jatuh tempo piutang, sehingga tidak terjadi mis-match. x Menjaga agar posisi kas dan Perusahaan selalu dalam posisi likuid untuk mendukung aktivitas pembiayaan selama minimal 7 hari. x Memonitor posisi kas dan bank Perusahaan secara periodik, baik tahunan, bulanan, mingguan maupun harian, guna memastikan agar selalu terdapat surplus kas yang memadai. x Menjaga agar jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode tertentu lebih besar dibanding dengan utang yang jatuh tempo pada periode yang sama.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: x Obtaining borrowings with principal and interest repayment schedule that aligns with the original maturities of receivables, in order to prevent mismatch. x Maintaining the cash and bank position of the Company to remain in a liquid position in supporting the financing activities for at least 7 days. x Monitoring the cash and bank position of the Company in a regular basis, whether annualy, monthly, weekly or daily, to ensure that there is always sufficient cash surplus. x Manage to maintain the number of receivables due in a certain period keeps greater than the debts maturing matured in the same period.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
287
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/104 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Exhibit E/104 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
3.
The following table summarizes the Company’s financial assets and liabilities which are grouped according to their maturities that shows the Company’s exposure on liquidity risk as of 31 December 2011, 2010, and 2009:
Tabel berikut adalah rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut periode jatuh tempo yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko likuiditas pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009:
Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya Jumlah aset keuangan
Liquidity Risk (Continued)
Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2011/ Maturity Profile as of 31 December 2011 2012 2013 2014 > 2015 Total 166.696 64.000 2.087.661 571.808
1.035.967 376.422
-
-
2.890.165
1.412.389
468.751 146.818
123.916 20
166.696 64.000 3.716.295 1.095.068
130
130
Financial assets Cash and cash equivalents Time deposits Consumer financing Finance lease Restricted deposits and cash
124.066
5.042.189
Total financial assets
615.569
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Pinjaman yang diterima Utang obligasi Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain
1.020.287 154.463
Jumlah liabilitas keuangan
1.283.306
1.014.375
606.590
Bersih
1.606.859
398.014
8.979
Aset keuangan Kas dan setara kas Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya Jumlah aset keuangan
64.195 44.361
913.200 101.175 -
380.597 225.993 -
2.316.065 481.631
Fund borrowing Bonds payable
64.195 44.361
Accured expenses Other payables
1.981
2.906.252
Total financial liabilites
122.085
2.135.937
Net
1.981 -
Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010/ Maturity Profile as of 31 December 2010 2011 2012 2013 > 2014 Total 334.479 1.694.400 312.050 2.340.929
786.488 166.499 952.987
323.058 42.047
66.872 -
334.479 2.870.818 520.596
127
127
Financial assets Cash and cash equivalents Consumer financing Finance lease Restricted deposits and cash
66.999
3.726.020
Total financial assets
365.105
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Utang obligasi Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain
288
Financial liabilities 801.535 94.151 72.513 72.968
515.556 65.000 -
275.422 -
Jumlah liabilitas keuangan
1.041.167
580.556
275.422
Bersih
1.299.762
372.431
89.683
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
-
1.592.513 159.151
Fund borrowing Bonds payable
-
72.513 72.968
Accured expenses Other payables
-
1.897.145
Total financial liabilites
1.828.875
Net
66.999
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/105 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
Exhibit E/105 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 27. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
3.
Aset keuangan Kas dan setara kas Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya Jumlah aset keuangan
Liquidity Risk (Continued)
Profil jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2009/ Maturity Profile as of 31 December 2009 2010 2011 2012 > 2013 Total 165.759 1.408.281 149.991 1.724.031
551.268 50.021 601.289
120.990 8.203 129.193
7.720 -
165.759 2.088.259 208.215
1.076
1.076
Financial assets Cash and cash equivalents Consumer financing Finance lease Restricted deposits and cash
8.796
2.463.309
Total financial assets
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Utang lain-lain
462.961
Jumlah liabilitas keuangan
585.302
173.125
20.577
1.138.729
428.164
108.616
Bersih
74.549 47.792
173.125 -
4. Risiko Operasional
20.577 -
4.
-
656.663
Fund borrowing
-
74.549 47.792
Accured expenses Other payables
-
779.004
Total financial liabilites
1.684.305
Net
8.796
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabkan oleh kegagalan sistem teknologi informasi, kesalahan karena faktor manusia, maupun kelemahan prosedur operasional dalam suatu proses. Risiko ini dapat menyebabkan terjadinya kerugian pada Perusahaan sehingga akan mempengaruhi kinerja dan tingkat kesehatan Perusahaan.
Operational risk is the risk of loss due to system failure of information technology, errors due to human factors, weakness in operational procedures and process. These risks may cause harm to the Company and may affect the performance and soundness of the Company.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: x Menerapkan sistem yang tersentralisasi sehingga proses bisnis dapat dan terkontrol secara sistem dan dimonitor dari waktu ke waktu. x Menyiapkan backup dan Disaster Recovery Plan yang memadai bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas sistem aplikasi utama Perusahaan, baik dari sisi hardware dan software. x Menerapkan sistem audit kepatuhan yang berkelanjutan, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. x Menerapkan aturan kerja yang jelas (SOP) dan sanksi yang tegas atas penyimpangan yang terjadi, sesuai dengan tingkat kesalahan yang ditemukan. x Adanya penanaman nilai-nilai dasar Perusahaan sejak dini kepada karyawan, sehingga dapat menghindarkan/ mengurangi potensi penyimpangan. x Adanya penilaian kinerja yang fair dan transparan serta adanya kesempatan untuk pengembangan karir.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: x Implementing a centralized system in order that business processes can be controlled by the system and monitored from time to time. x Preparing backup and Disaster Recovery Plan that is sufficient whenever unexpected event or condition occur towards the Company’s major application systems, both in terms of hardware and software. x Implementing a sustainable compliance audit system, both in branch offices or headquarters. x x
x
Implementing a clear code of conduct (SOP) and strict sanctions for irregularities that occurred, according to level of error identified. Promoting the Company's core values to employees since the early stage, so as to avoid/reduce the potential for irregularities. Fair and transparent performance appraisal and opportunities for career development.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
289
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/106 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Exhibit E/106 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan
Fair value of financial assets and financial liabilities
Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasinya. Kebijakan akuntansi penting pada Catatan 2e menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian (perubahan nilai wajar instrumen keuangan) atas nilai wajar diakui.
Significant accounting policies in Note 2e describes how each category of financial assets and financial liabilities are measured and how revenue and expenses, including gains and losses (changes in fair value of financial instruments) in the fair value is recognized.
Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Demikian halnya dengan liabilitas keuangan telah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The classification of financial assets has been classified as financial assets measured at fair value through profit and loss, and loans and receivables. So with the financial liabilities has been classified as financial liabilities measured at amortized cost.
2011
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan Diukur pada diamortisasi/ Pinjaman yang nilai wajar Jumlah nilai Financial melalui laporan diberikan dan tercatat/ Liabilities laba rugi/ Fair piutang/ Loan measured at and value through Carrying value amortized cost receivables profit and loss amount
2011
Jumlah nilai wajar/ Fair value amount
Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya Aset lain-lain - bersih
Financial assets -
166.696 64.000
-
166.696 64.000
166.696 64.000
-
1.084.706
-
1.084.706
1.084.706
-
3.665.863
-
3.665.863
3.665.863
-
39.975
39.975
Cash and cash equivalents Time deposits Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivatif financial assets - net
-
130 7.181
130 7.181
Restricted deposits and cash Other assets - net
39.975 -
130 7.181
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Utang obligasi Utang lain-lain
290
Financial liabilities -
-
2.316.065
2.316.065
2.316.065
Fund borrowings
-
-
64.195 481.631 44.361
64.195 481.631 44.361
64.195 481.631 44.361
Accrued expenses Bonds payable Other payables
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/107 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 28. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan) 2010
Exhibit E/107 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 28. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued)
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan Diukur pada diamortisasi/ Pinjaman yang nilai wajar Jumlah nilai Financial melalui laporan diberikan dan tercatat/ Liabilities laba rugi/ Fair piutang/ Loan measured at and value through Carrying value amortized cost receivables profit and loss amount
2010
Jumlah nilai wajar/ Fair value amount
Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Deposito dan kas yang dibatasi penggunaannya Aset lain-lain - bersih
Financial assets -
334.479
-
334.479
334.479
-
511.442
-
511.442
511.442
-
2.806.703
-
2.806.703
2.806.703
-
5.584
5.584
Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivatif financial assets - net
-
127 6.936
127 6.936
Restricted deposits and cash Other assets - net
5.584 -
127 6.936
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Utang obligasi Utang lain-lain
Financial liabilities -
-
1.592.513
1.592.513
1.592.513
Fund borrowings
-
-
72.513 159.151 72.968
72.513 159.151 72.968
72.513 159.151 72.968
Accrued expenses Bonds payable Other payables
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair value:
x
Nilai wajar kas dan setara kas, deposito berjangka, deposito dan kas yang dibatasi penggunaanya, beban yang masih harus dibayar dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
x
The fair values of cash and cash equivalents, time deposits, restricted deposits and cash, accrued expenses and other payables approximate their carrying amounts largerly due to short-term maturities of these instruments.
x
Nilai wajar investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, aset lain-lain, pinjaman yang diberikan dan utang obligasi dinilai menggunakan arus kas yang didiskonto berdasarkan tingkat suku bunga efektif pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010.
x
The fair values of net investments in finance lease, consumer financing receivables, other assets, fund borrowings, and bonds payable are determined by discounting cash flows using the effective interest rate as of 31 December 2011 and 2010.
x
Nilai wajar aset keuangan derivatif dinilai berdasarkan harga pasar
x
The fair value of derivative financial assets is determined by market value.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
291
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/108 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. LITIGASI
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 29. LITIGATION
Sebagai tindak lanjut dari Restrukturisasi Utang, Perusahaan telah melakukan eksekusi gadai saham sebanyak 210.192.912 saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Aryaputra Teguharta (APT) dan PT Ongko Multicorpora (OM) sebagai jaminan utang perusahaan-perusahaan Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar sesuai dengan Pledge of Shares Agreement (”Perjanjian Gadai Saham”). Perusahaan selanjutnya melakukan pengalihan dan pendistribusian saham-saham tersebut kepada kreditur dan pihak ketiga berdasarkan Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), dari APT dan OM, persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 serta Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Desember 2000 berdasarkan Surat No. 04/PKPU/ 2000/PN.Niaga.JKT.PST.
Following the Debt Restructuring, the Company had executed 210,192,912 shares that previously held by PT Aryaputra Teguharta (APT) and PT Ongko Multicorpora (OM) pledged as collateral of debt of the entities under the Ongko Group that had fallen due and had not been settled according to the Pledge of Shares Agreement. The Company was then transferred and distributed those shares to its creditors, the third parties based on Consent to Transfer and Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, both obtained from APT and OM, do the transfer and distribution of those shares to the creditors and third parties based on the Letter of Consent to Transfer (Consent to Transfer), and the approval from the Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000, and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 as ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000 based on the Letter No. 04/PKPU/ 2000/PN.Niaga.JKT.PST.
Selanjutnya, sehubungan dengan pelaksanaan eksekusi dan pengalihan saham tersebut di atas, APT mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, Direksi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat dalam restrukturisasi pinjaman Perusahaan yaitu The Law Debenture Trust Corporation p.l.c., The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland p.l.c., PT Ernst & Young dan Alwi Syahri selaku turut Tergugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam registrasi perkara No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2004. APT juga mengajukan permohonan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap saham-saham Perusahaan.
Moreover, in connection with the above mentioned execution and transfer of shares, APT filed a lawsuit against the Company, the Directors of the Company and other several companies involved in the debt restructuring of the Company i.e. The Law debenture Trust Corporation Plc, The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland Plc, PT Ernst & Young and Alwi Syahri as the Defendants to the Central Jakarta District Court which filed under case registration No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST dated 14 April 2004. APT also applied for Confiscation (Conservatoir Beslag) of the shares of the Company.
Pada April 2003, Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan delegasi dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan Sita Jaminan atas saham-saham beberapa pemegang saham Perusahaan.
In April 2003, the bailiff of South Jakarta District Court as delegated by the Central Jakarta District Court confiscated the shares of a number of shareholders of the Company.
OM juga mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, The Law Debenture Trust Corporation p.l.c, Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dan APT selaku Turut Tergugat dalam registrasi perkara No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. tanggal 9 November 2004.
OM also filed a lawsuit against the Company, The Law Debenture Trust Corporation p.l.c, Bapepam (recently known as the Bapepam-LK) and APT as Co Defendant which filed under case registration No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. dated 9 November 2004.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM terhadap Perusahaan didasarkan pada alasan dan latar belakang yang sama yaitu sebagai berikut: 1. APT dan OM tidak pernah memberikan persetujuan sehubungan dengan pelaksanaan gadai saham Perusahaan. 2. Bahwa sejak tanggal 1 Desember 2000, jangka waktu “Pledge of Shares Agreement” antara APT dan OM serta Perusahaan telah berakhir.
The lawsuit and/or the claim filed by APT and OM against the Company was based on the following reason and background: 1. APT and OM had never given a consent in relation to the execution of the pledged shares of the Company.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, APT dan OM menuntut pengembalian masing-masing sebanyak 111.804.732 dan 98.388.180 lembar saham Perusahaan, menuntut pembagian dividen masing-masing sebesar lebih kurang Rp 150.000 dan juga menuntut kerugian imaterial masingmasing sebesar USD 1 miliar (nilai penuh).
292
Exhibit E/108
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
2.
That since 1 December 2000, the term of “Pledge of Shares Agreement” between APT and OM and the Company had ended.
Based on these reasons, APT and the OM demanded the return of 111,804,732 and 98,388,180 shares of the Company, respectively, demanding payment of dividend amounting to approximately Rp 150,000 and also requires immaterial compensation of USD 1 billion (full amount).
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/109 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. LITIGASI (Lanjutan)
Exhibit E/109 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 29. LITIGATION (Continued)
APT juga telah melaporkan Direksi Perusahaan kepada Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes POLRI) dengan tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan saham pada bulan Juni 2003 dan tuduhan melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaaan surat palsu pada bulan Februari 2006.
APT also reported the Board of Directors of the Company to the Headquarter of Indonesian National Police (Mabes POLRI) on charges of committing a crime of embezzlement of shares in June 2003 and charges of committing a crime and falsification or fraudulent use of a letter in February 2006.
Perkembangan Kasus – APT melawan Perusahaan
Case Progress – APT against the Company
Pada tanggal 14 April 2004, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan APT, tetapi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On 14 April 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of APT, however the Company and several other companies whose involved had also filed an appeal to the Jakarta High Court against such decision.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima Banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan No. 302/Pdt/ 2004/PT.DKI. jo. No.123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 1 September 2004 yang isinya antara lain menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi: 1. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Perusahaan dan beberapa pembanding lainnya. 2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 14 April 2004, No. 123/Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST.
The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by the Company through Verdict No. 302/Pdt/2004/PT.DKI. jo. No. 123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 1 September 2004 which stating, among others, that the High Court : 1. 2.
Accepted the appeal filed by the Company and other parties involved. Overturned the Verdict of Central Jakarta District Court dated 14 April 2004, No. 123/ Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST.
Dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi menyatakan: 1. Menolak gugatan APT untuk seluruhnya. 2. Menyatakan sita jaminan yang dilaksanakan jurusita pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan tidak sah dan tidak berharga oleh karenanya diperintahkan untuk diangkat.
In the principal of the case, the High Court stated that: 1. All of the lawsuit filed by APT were rejected. 2. The confiscation executed by the bailiff of the South Jakarta Disctrict Court over the pledge of shares held by several shareholders of the company was not legitimate and, accordingly, it was ordered to be cancelled.
APT mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung Republic Indonesia (MA) atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut.
APT then filed an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia (MA) against the above Verdict of the High Court.
MA melalui putusan No. 677K/PDT/2005 tertanggal 20 Juli 2005 telah menolak permohonan kasasi APT tersebut dengan menguatkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
MA through Verdict No. 677K/ PDT/2005 dated 20 July 2005, rejected the appeal filed by APT and upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/ PT.DKI dated 1 September 2004.
Selanjutnya, sebagai pelaksanaan dari Putusan MA tersebut, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah membatalkan atau mengangkat sita jaminan (conservatoir beslag) atas sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan, yang sebelumnya sita jaminan tersebut telah diletakkan atas permohonan pihak APT. Dengan adanya pembatalan atau pengangkatan sita jaminan (conservatoir beslag) tersebut, maka tidak ada lagi saham-saham Perusahaan yang disita jaminan sehubungan dengan kasus tersebut di atas.
Furthermore, as the implementation of the decision of MA, the Central Jakarta District Court and the South Jakarta District Court had cancelled the confiscation over the shares held by several shareholders of the Company, which previously applied by APT. Following the cancellation of the confiscation, there were no shares of the Company that is confiscated in relation to the above case.
APT mengajukan permohonan Peninjauan Kembali kepada MA atas putusan MA dalam tingkat Kasasi tertanggal 20 Juli 2005 No. 677K/PDT/2005, yang telah menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
APT then requested for a Judicial Review against the Verdict of MA ruling favouring BFI of 20 July 2005 No. 677K/PDT/2005 which upheld the Verdict of the DKI dated Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/PT.DKI 1 September 2004.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
293
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/110 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. LITIGASI (Lanjutan) Perkembangan (Lanjutan)
Kasus
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 29. LITIGATION (Continued)
–
APT
MA melalui Putusan No. 20 Februari 2007 menyatakan:
melawan
Perusahaan
240PK/PDT/2006
tanggal
1. Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, APT. 2. Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI No. 677K/Pdt/2005 tanggal 20 Juli 2005 jo. putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/Pdt/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 123/ Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst tanggal 14 April 2004.
294
Exhibit E/110
Case Progress – APT against the Company (Continued) MA through Verdict No. 240PK/PDT/2006 dated 20 February 2007 stated that: 1. 2.
Accepted the petition for Judicial Review requested by APT. Overturned the Verdict of MA No. 677K/Pdt/2005 dated 20 Juli 2005 jo. the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/Pdt/2004/PT.DKI dated 1 September 2004 jo. the Verdict of the Central Jakarta District Court No. 123/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst. dated 14 April 2004.
MA mengadili kembali yang pada pokoknya antara lain menyatakan Perusahaan dan Direksi Perusahaan dihukum untuk mengembalikan dan menyerahkan saham-saham APT kepada APT.
MA reopened the trial which decided against the Company and its Directors and ordered the return of the shares to APT.
Pada bulan Oktober 2007, APT telah mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk pelaksanaan Putusan PK tersebut di atas (Eksekusi). Selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan Surat Ketetapan No. 079/2007/EKS tanggal 5 Oktober 2007 yang mengabulkan permohonan APT dan memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melakukan Sita Eksekusi terhadap Saham-saham APT di tempat kedudukan Termohon Eksekusi yaitu Perusahaan dan Direksi Perusahaan.
In October 2007, APT requested the Chief of the Central Jakarta District Court to execute the verdict of the Judicial Review. Subsequently the Chief of the Central Jakarta District Court issued Declaration No. 079/2007/EKS dated 5 October 2007 which granted APT’s request and ordered the Registrar of the Central Jakarta District Court to take over the shares of APT at the domicile of the Company and its Board of Directors.
Sita Eksekusi telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Oktober 2007 telah mengeluarkan Penetapan Nomor Daft. No. 079/2007/EKS yang menetapkan antara lain: menyatakan bahwa pelaksanaan eksekusi perkara atas putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung-RI tanggal 20 Februari 2007 No. 240/PK/ PDT/2006 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 079/2007/EKS, tidak dapat dilaksanakan (Non-executable).
The confiscation had been executed by the bailiff of the Central Jakarta District Court and the bailiff of the South Jakarta District Court, and the Chief of the Central Jakarta District Court on 10 October 2007 through Declaration No. Daft. 079/2007/EKS, stated among others: The re-appeal on the Verdict of MA No. 240PK/PDT/2006 dated on 20 February 2007 under registration No. 079/2007/EKS at South Jakarta Distric Court, was Non-executable.
Atas Penetapan No. 079/2007/EKS tersebut APT mengajukan kembali permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melaksanakan pembatalan Penetapan No. 079/2007/EKS dan melanjutkan eksekusi terhadap putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No. 240PK/PD/2006 tanggal 20 Februari 2007. Atas permohonan APT tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Suratnya No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 tanggal 3 Juli 2009 dan Suratnya No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 tanggal 15 Juli 2009 berpendapat bahwa tidak ada alasan bagi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk membatalkan Penetapan No.079/2007 Eks tentang Non-executable.
Based on the declaration No. 079/2007/EKS, APT refiled the request to the Central Jakarta District Court to execute the cancellation of the declaration No. 079/2007/EKS and to proceed with the execution toward the Verdict of appeal of the Supreme Court No. 240PK/PD/2006 dated 20 February 2007. Based on the APT appeal, the Central Jakarta District Court through its Letter No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 dated 3 July 2009 and its Letter No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 dated 15 July 2009 had opinionated that there was no reason for the Central Jakarta District Court to cancel the declaration No.079/2007 Eks regarding the Non-executable.
Terhadap tuduhan tindak pidana penggelapan saham maka melalui surat No. POL: S.Tap/37a/V/2004 tanggal 14 Mei 2004, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena alasan tindak pidana penggelapan dan penipuan saham yang dipersangkakan kepada Direksi Perusahaan bukan merupakan tindak pidana.
Towards the allegation of charges of committing a crime of embezzlement of shares Mabes POLRI, 14 May 2004 through the Decision Letter No. POL: S.Tap/37a/V/2004 dated 14 May 2004, suspended the investigation on such case vide letter which involved the Company’s Board of Directors.
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/111 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. LITIGASI (Lanjutan) Perkembangan (Lanjutan)
Kasus
Exhibit E/111 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 29. LITIGATION (Continued)
–
APT
melawan
Perusahaan
Case Progress – APT against the Company (Continued)
Demikian pula dengan tuduhan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaan surat palsu maka melalui surat No. POL. S.Tap/61a/V/2009 tanggal 5 Mei 2009, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti.
Similarly, towards the allegation of charges of committing a crime of embezzlement of shares and falsification or fraudulent use of a letter Mabes POLRI, through letter No. POL. S.Tap/61a/V/2009, dated 5 May 2009, suspended the investigation as there was not enough evidence.
Perkembangan Kasus – OM melawan Perusahaan
Case Progress – OM against the Company
Pada tanggal 9 November 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan OM dalam Putusan No. 517/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst.
On 9 November 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of OM through Verdict No. 517/Pdt.G/ 2003/PN.Jkt.Pst.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan tanggal 23 Maret 2005 No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo. No. 517/PDT.G/2003/ PN.JKT.PST.
The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by the Company through Verdict No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo. No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 23 March 2005.
MA melalui putusan No. 1478K/PDT/2005 tertanggal 27 Oktober 2005 menolak permohonan kasasi OM dengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.60/PDT/PT.DKI tanggal 23 Maret 2005.
MA through Verdict No. 1478K/PDT/ 2005 dated 27 October 2005, rejected the appeal filed by OM and upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No.60/PDT/PT.DKI dated 23 March 2005.
MA melalui Putusan No. 115PK/PDT/2007 tanggal 19 Juli 2007 menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, PT Ongko Multicorpora.
MA through Verdict No. 115PK/PDT/2007 dated 19 July 2007, rejected the petition for Judicial Review requested by Ongko Multicorpora.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM tersebut disebabkan oleh eksekusi gadai saham yang dijadikan jaminan atas utang-utang perusahaan Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar, serta pengalihan saham yang dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan “Pledge of Shares Agreement”, Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 yang telah disetujui oleh APT dan OM, dan Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 dalam rangka restrukturisasi utang Perusahaan yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 19 Desember 2000. Untuk itu manajemen berpendapat, perkara tersebut tidak akan mempengaruhi kegiatan operasional Perusahaan.
The above lawsuit and/or the claim filed by APT and OM was related to execution of shares pledged as collaterals of debt of the entities under the Ongko Group that had fallen due and had not been settled according to the Pledge of Shares Agreement, Consent to Transfer, Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, the resolution of the Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000 which had been approved by APT and OM, and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 in relation to the Company’s debt restructuring as ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000. As such, the management is of the opinion that the above cases will have no impact on the Company’s operational activities.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
295
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/112 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
Exhibit E/112 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 30. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD
a. Pada tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan telah melunasi pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C dengan jumlah nominal sebesar Rp 65.000.
a. On 15 January 2012, the Company had fully repaid the outstanding principal of BFI Finance Indonesia II Bond of Year 2009 Series C with nominal value of Rp 65,000.
b. Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) yang terdiri dari MTN I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,50% per tahun dan MTN I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun.
b. On 25 January 2012, the Company issued a BFI Finance Indonesia I Medium Term Notes of Year 2012 (MTN I) which consist of MTN I Series A with a nominal value of Rp 25,000 bearing fixed interest rate of 9.50% per annum and MTN I Series B with a nominal value of Rp 200,000 bearing fixed interest rate of 10.50% per annum.
Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN tersebut. Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing pada tanggal 25 Januari 2014 untuk Seri A dan 25 Januari 2015 untuk Seri B.
Interests on the MTN I are paid on a quarterly basis according to the interest payment schedule of the MTN. The last interest payment on the MTN 1 as well as the principal will mature on 25 January 2014 for Series A and 25 January 2015 for Series B, respectively.
31. PENERAPAN AWAL PSAK NO. 50 (REVISI 2006) DAN PSAK NO. 55 (REVISI 2006)
31. FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS NO. 50 (REVISED 2006) AND SFAS NO. 55 (REVISED 2006)
Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) secara prospektif sejak tanggal 1 Januari 2010.
The Company has adopted SFAS No. 50 (Revision 2006) and SFAS No. 55 (Revision 2006) prospectively since 1 January 2010.
Dalam menerapkan standar baru tersebut, Perusahaan telah mengidentifikasi penyesuaian transisi berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 tentang Ketentuan Transisi untuk Penerapan Awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
In adopting the above new standards, the Company had identified the following transitional adjustments in accordance with Technical Bulletin No. 4 concerning the Transitional Provision for the First Adoption of SFAS No. 50 (Revision 2006) and SFAS No. 55 (Revision 2006) issued by the Indonesian Institute of Accountants.
Dampak transisi atas penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap laporan posisi keuangan awal Perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan dalam tabel berikut ini:
The impact of the transition to the SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006) to the beginning balance of the Company’s statement of financial position as of 1 January 2010 are described in the following table:
Aset Cadangan kerugian penurunan nilai Aset pajak tangguhan Ekuitas Saldo laba
296
Penyesuaian transisi ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)/ Adjustment as a result of implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006)
Dilaporkan Sebelumnya/ Previously reported (
213.048) 27.100
(
121.078 (
793.094) (
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Setelah disesuaikan/ After adjusted (
17.169) 103.909) (
91.970) 9.931 897.003)
Assets Allowance for impairment losses Deferred tax asset Equity Retained earnings
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/113 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. STANDAR AKUNTANSI BARU
Exhibit E/113 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 32. NEW ACCOUNTING STANDARD
Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan tetapi belum berlaku efektif adalah sebagai berikut:
Revised Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) issued by the Financial Accounting Standards Board (DSAK) until the completion of the financial statements of the Company but not yet effective are as follows:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:
Effective on or after 1 January 2012:
a. PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai
a. SFAS No. 10, “The Effects of Changes in Foreign Exchanges Rate”, prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency.
b. ISAK 13, “Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan
b. IFAS No. 13, “Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation”, applies to an entity that hedges the foreign currency risk arising from its net investments in foreign operations and wishes to qualify for hedge accounting in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006). Refers to the parent entity and to the financial statements in which the net assets of foreign operations are included as financial statements.
c. PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, mengatur
c. SFAS No. 16 (Revised 2011), “Property, Plant and Equipment”, prescribes the accounting treatment for property, plant and equipment so that users of the financial statements can discern information about an entity's investment in its property, plant and equipment and the changes in such investment. The principal issues in accounting for property, plant and equipment are the recognition of the assets, the determination of their carrying amounts and the depreciation charges and impairment losses to be recognized in relation to them.
d. PSAK No. 18 (Revisi 2010), “Akuntansi dan Pelaporan
d. SFAS No. 18 (Revised 2010), “Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans”, establishes accounting and reporting by the plan to all participants as a group. This Standard complements PSAK No.24 (Revised 2010) “Employee Benefits”.
e. PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” mengatur
e. PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, establishes the accounting and disclosure for employee benefits.
f. PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”, mengatur kebijakan
f. SFAS No. 30 (Revised 2011), “Leases”, prescribes, for lessees and lessors, the appropriate accounting policies and disclosure to apply in relation to leases which applies to agreements that transfer the right to use assets even though substantial services by the lessor may be called for in connection with the operation or maintenance of such assets.
g. PSAK
g. SFAS No. 46 (Revised 2010), “Accounting for Income Taxes”, prescribe the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in statements of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
Tukar Valuta Asing”, menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan. Usaha Luar Negeri”, diterapkan terhadap entitas yang melakukan lindung nilai atas risiko mata uang asing yang timbul dari investasi netonya di dalam kegiatan usaha luar negeri dan berharap dapat memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai PSAK No. 55 (Revisi 2006). Mengacu pada entitas induk dan laporan keuangan dimana aset neto dari kegiatan usaha luar negeri dimasukkan sebagai laporan keuangan. perlakuan akuntansi aset tetap, sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan perubahan dalam investasi tersebut. Masalah utama dalam akuntansi aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan nilainya.
Program Manfaat Purnakarya”, mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK No. 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”. akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.
akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut. No. 46 (Revisi 2010), “Akuntansi Pajak Penghasilan”, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksitransaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
297
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/114 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
Exhibit E/114 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 32. NEW ACCOUNTING STANDARD (Continued)
h. PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan:
h. SFAS No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, establish principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.
i. PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis
i.
j. PSAK No. 55
(Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 50 (revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
j. PSAK No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, establishes principles for recognising and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. Requirements for presenting information about financial instruments are in SFAS No. 50 (Revised 2010): Financial Instruments: Presentation. Requirements for disclosing information about financial instruments are in SFAS 60: Financial Instruments: Disclosures.
k. PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”,
k. SFAS No. 56 (Revised 2011), “Earning per Share”, prescribed principles for the determination and presentation of earnings per share, so as to improve performance comparisons between different entities in the same period and between different reporting periods for the same entity.
l. PSAK No. 60 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”,
l.
m. ISAK No. 15, “PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti,
m. IFAS No. 15, “SFAS No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”, provides guidance on how to assess the limit on the amount of surplus in a defined scheme that can be recognized as an asset under SFAS No. 24 (Revised 2010), ”Employee Benefits”.
n. ISAK No. 20 “Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam
n. ISAK No. 20, “Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders”, prescribes how an entity should account for the tax consequences of a change in its tax status of that of its shareholders.
o. ISAK No. 23, “Sewa Operasi-Insentif”.
o. IFAS No. 23, “Operating Leases-Incentives”.
p. ISAK No. 24, ”Evaluasi Substansi beberapa Transaksi
p. IFAS No. 24, “Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease”.
q. ISAK No. 25, ”Hak atas Tanah”.
q. IFAS No. 25, “Land Rights”.
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar, Interpretasi dan Pencabutan Standar yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.
The Company is currently evaluating and has not determined the impact of the Standards, Interpretation and revocation of standards and the new revised its financial statements.
Penyajian”, menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
Saham”, mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.
menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama. mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risikorisiko tersebut. Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”, memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK No. 24 (revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham” berkaitan dengan bagaimana suatu entitas dapat memperhitungkan konsekuensi pajak atas suatu perubahan dalam status pajaknya atau para pemegang sahamnya.
yang Melibatkan suatu Bentuk Legal Sewa”.
298
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
SFAS No. 53 (Revised 2010), “Share-based Payment”, specify the financial reporting by an entity when it undertakes a share-based payment transaction.
SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”, requires disclosures in financial statements that enable users to evaluate the significance of financial instruments for the financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the entity is exposed during the period and the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/115 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dengan Angka Perbandingan Tahun 2009)
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 1 Maret 2012.
Exhibit E/115 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (With Comparative Figures in 2009)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 33. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS The management of the Company is responsible for the preparation of the financial statements that were completed on 1 March 2012.
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
299
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
300
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Jaringan Per 31 Desember 2011, jaringan BFI Finance meliputi 110 Kantor Cabang dan 59 Gerai.
As of 31 December 2011, the network of BFI Finance included 110 Branch Offices and 59 Kiosks.
Network PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
301
Jaringan Network
SUMATERA UTARA 4 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks RIAU 5 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks
KALIMANTAN BARAT 1 Cabang / Branch
KEP. RIAU 1 Cabang / Branch 1 Gerai / Kiosk
JAMBI 4 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk KALIMANTAN TIMUR 8 Cabang / Branches 3 Gerai / Kiosks
KEP. BANGKA-BELITUNG 1 Cabang / Branch
SUMATERA BARAT 2 Cabang / Branches
KALIMANTAN TENGAH 2 Cabang / Branches
SUMATERA SELATAN 5 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks LAMPUNG 3 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk
DKI JAKARTA 5 Cabang / Branches 3 Gerai / Kiosks
JAWA TENGAH 9 Cabang / Branches 6 Gerai / Kiosks
KALIMANTAN SELATAN 2 Cabang / Branches 3 Gerai / Kiosks
BANTEN 4 Cabang / Branches 5 Gerai / Kiosks
BALI 3 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk JAWA BARAT 13 Cabang / Branches 9 Gerai / Kiosks
302
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
D.I YOGYAKARTA 1 Cabang / Branch 1 Gerai / Kiosk
JAWA TIMUR 16 Cabang / Branches 11 Gerai / Kiosks
NTB 1 Cabang / Branch
SULAWESI TENGAH 3 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk
GORONTALO 2 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk
SULAWESI BARAT 1 Cabang / Branch
SULAWESI UTARA 3 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks
MALUKU UTARA 1 Cabang / Branch
PAPUA BARAT 2 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk
SULAWESI TENGGARA 1 Cabang / Branch
MALUKU 1 Cabang / Branch 1 Gerai / Kiosk
SULAWESI SELATAN 6 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
303
Jaringan Networks
KANTOR PUSAT HEAD OFFICE
MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Tel. : (021) 391 0110, 392 0061, 392 0091 (hunting) Fax. : (021) 391 2005, 392 0607
KANTOR CABANG BRANCH OFFICES KANTOR CABANG JAWA BRANCH OFFICES IN JAVA DKI JAKARTA JAKARTA SPECIAL CAPITAL REGION Sunter Rukan Puri Mutiara Blok A No. 80 Jl. Utama Griya, Sunter Jakarta Utara Tel. : (021) 6531 0319, 6531 0533, 6531 0534, 6531 8330 Fax. : (021) 6531 0535 Kemayoran Kantor Toko Mega Glodok Kemayoran (MGK) Blok D No. 19, Kemayoran Jakarta Pusat Tel. : (021) 6586 7546, 6586 7549, 6586 7554, 6586 7557 Fax. : (021) 6586 7556 Meruya Jl. Lapangan Bola No. 1-1A Meruya, Kebon Jeruk Jakarta Barat Tel. : (021) 5365 2460, 5365 2461 Fax. : (021) 5365 2462 Cengkareng City Resort Residence Ruko Hawaii Blok A No. 110 RT. 006/RW. 014 Kel. Cengkareng Timur, Kec. Cengkareng , Jakarta Barat Tel. : (021) 2902 0520, 2902 0550 Fax. : (021) 2902 0551 Pasar Rebo Jl. Raya Condet No. 27 Kompleks Ruko Mutiara Faza Blok RA-9 RT. 007/RW. 01, Gedong, Pasar Rebo Jakarta Timur Tel. : (021) 8778 2229 Fax. : (021) 8778 2230 BANTEN BANTEN Tangerang Jl. M.T. Haryono No. 9, Sukasari Tel. : (021) 552 2287, 552 7041 Fax. : (021) 552 6542 Serpong Jl. Pahlawan Seribu Ruko Tol Boulevard Blok F No. 7 Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Tel. : (021) 5315 0535, 5315 8222 Fax. : (021) 5315 0589
304
Cikupa Ruko Fortune Blok KC 01/15 Mardi Grass Citra Raya, Cikupa Tangerang Tel. : (021) 2900 3477, 2900 3577 Fax. : (021) 2900 3562 Pamulang Jl. Raya Siliwangi No. 57G RT. 01/RW. 07, Kel. Pamulang Barat, Kec. Pamulang Kab. Tangerang Tel. : (021) 744 2528, 7470 4821, 7470 8424, 7470 8868 Fax. : (021) 742 7955 JAWA BARAT WEST JAVA Bandung • Jl. Moh. Ramdhan No. 82 Tel. : (022) 522 9306 Fax. : (022) 521 2075 • Jl. Lengkong Kecil No. 12B Tel. : (022) 420 6829, 421 0032, 421 0631, 421 0681, 421 0683, 423 5134 Fax. : (022) 421 0032 Bekasi Kompleks Ruko Suncity Square Blok A No. 46-47 Jl. Mayor Hasibuan, Margajaya Tel. : (021) 8886 3611 Fax. : (021) 8886 3612 Bogor Jl. Raya Tajur No. 39D-E Tel. : (0251) 833 7753 Fax. : (0251) 833 7793 Cikampek Ruko Sudirman Center Blok A No. 6 Jl. Jenderal Sudirman No. 100 Desa Pucung, Kec. Kotabaru Kab. Karawang Tel. : (0264) 838 8032 Fax. : (0264) 838 6310 Cikarang Ruko Golden Boulevard Blok CC-5 No. 3A Jl. Niaga Raya, Jababeka 2 Kel. Pasir Sari, Kec. Cikarang Selatan Tel. : (021) 8984 1491 Cirebon Jl. Tuparev No. 115A Desa Kertawinangun, Kec. Kedawung Kab. Cirebon Tel. : (0231) 234941, 246458, 246468 Fax. : (0231) 246470 Depok Ruko Margonda Residen No. 12A-14 Jl. Margonda Raya Kav. 461 Tel. : (021) 7888 1787 Fax. : (021) 7888 1780 Garut Ruko IBC Blok D8 Kel. Pakuwon Tel. : (0262) 234050 Fax. : (0262) 237256
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Karawang • Jl. Tuparev No. 360, RT. 02/RW. 07 Cinangoh, Kel. Karawang Wetan Tel. : (0267) 400870, 400872 Fax. : (0267) 400925 • Ruko Galuh Mas 1 No. 37 Teluk Jambe Tel. : (0267) 419101, 700 1285 Purwakarta Jl. Veteran No. 157 Tel. : (0264) 822 3010, 822 3044 Fax. : (0264) 822 0528 Tasikmalaya Kompleks Pertokoan Plaza Asia Blok A No. 12A Jl. H.Z. Mustofa Tel. : (0265) 235 2188 Fax. : (0265) 235 2199 JAWA TENGAH CENTRAL JAVA Semarang • Ruko Mataram Plaza Blok D No. 03 Jl. M.T. Haryono Tel. : (024) 356 0073 Fax. : (024) 356 3742 • Ruko Setiabudi Plaza No. 12B Jl. Setiabudi No. 121 Tel. : (024) 746 4475, 746 4478, 746 4479 Fax. : (024) 746 4476 Kudus Kompleks Ruko A. Yani No. 1 Jl. Letkol Tit Sudono Tel. : (0291) 330 8198, 438885 Fax. : (0291) 436262 Pekalongan Jl. Dr. Cipto No. 22D Tel. : (0285) 412015 Fax. : (0285) 412014 Rembang Jl. Dr. Wahidin No. 20 Tel. : (0295) 550 4679 Fax. : (0295) 693111 Sragen Jl. Sukowati No. 170 Tel. : (0271) 882 1176, 882 1177 Fax. : (0271) 882 1175 Solo • Jl. Gajah Mada No. 132E Tel. : (0271) 661655, 644566 Fax. : (0271) 663988 • Jl. Raya Solo Permai HD 03 Solo Baru, Sukoharjo Tel. : (0271) 620274, 626719, 626969 Fax. : (0271) 626223 Tegal Jl. Kolonel Sugiono No. 85 Kel. Kemandungan, Kec. Tegal Barat Tel. : (0283) 321160, 321166, 325535 Fax. : (0283) 323121
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA Yogyakarta Jl. Colombo No. 6D Ds. Caturtunggal, Kec. Depok Kab. Sleman Tel. : (0274) 560980, 545866 Fax. : (0274) 560956 JAWA TIMUR EAST JAVA Surabaya • Jl. Ngagel Jaya No. 39 Tel. : (031) 501 4119 Fax. : (031) 501 4456 •
Kompleks Ruko Sentra Darmo Villa Blok A No. 6 Jl. Raya Darmo Permai Selatan Tel. : (031) 734 8281 Fax. : (031) 731 7815
Babat Jl. Raya Plaosan (depan Pasar Agrobis) Tel. : (0322) 456524, 456525 Fax. : (0322) 453191
Mojokerto Ruko Kranggan Permai Blok A05-06 Jl. Pahlawan Tel. : (0321) 332376, 332377 Fax. : (0321) 327066
KANTOR CABANG SUMATERA BRANCH OFFICES IN SUMATERA
Pandaan Kompleks Ruko Chandra Sukun No. 7 Jl. Dr. Soetomo, Kel. Subergedang, Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan Tel. : (0343) 635882, 635883 Fax. : (0343) 635681
Medan • Jl. Ir. H. Juanda No. 26 Tel. : (061) 451 4232 Fax. : (061) 453 0424
Pasuruan Jl. Panglima Sudirman No. 134, Ruko No. 3 Kel. Kebonagung, Kec. Purworejo Tel. : (0343) 416007, 417167, 418007 Fax. : (0343) 420076 Sidoarjo • Kompleks Ruko Gateway No. B/2 Jl. Raya Waru (Aloha) Tel. : (031) 853 9977 Fax. : (031) 853 4577 • Jl. Mojopahit No. 32B Tel. : (031) 805 7102 Fax. : (031) 805 7103
Blitar Jl. Cemara No. 36 Tel. : (0342) 808112, 808345 Fax. : (0342) 808212
Tuban Jl. Basuki Rahmad No. 243 Tel. : (0356) 324312, 326183, 333335 Fax. : (0356) 322050
Bojonegoro Jl. M.H. Thamrin No. 103C Kel. Kauman, Kec. Bojonegoro Tel. : (0353) 888789 Fax. : (0353) 892491
KANTOR CABANG BALI DAN NUSA TENGGARA BRANCH OFFICES IN BALI AND NUSA TENGGARA
Gresik Kompleks Ruko KIG (Kawasan Industri Gresik) A19 Jl. Tridharma No. 3 Tel. : (031) 397 7663 Fax. : (031) 398 9464 Jombang Kompleks Ruko Simpang 3 No. C1 Jl. Merdeka Tel. : (0321) 877804, 877805 Fax. : (0321) 877811 Kediri Kompleks Pertokoan Hayam Wuruk Trade Center Blok C No. 8 Jl. Hayam Wuruk Tel. : (0354) 696791, 699349, 699350 Fax. : (0354) 699351 Lamongan Jl. Sunan Drajat No. 60 Kel. Sidoharjo Tel. : (0322) 324142, 324242 Fax. : (0322) 324478 Malang Jl. Letjen Sutoyo No. 148 Tel. : (0341) 475400, 475402 Fax. : (0341) 475403
BALI BALI Denpasar • Jl. Cokroaminoto No. 43 Tel. : (0361) 427676 Fax. : (0361) 430900 •
SUMATERA UTARA NORTH SUMATERA
• Jl. Bambu II No. 67B Kel. Durian, Kec. Medan Timur Tel. : (061) 663 1220, 664 5847, 664 5849 Fax. : (061) 664 5848 Binjai Kompleks Ruko Surya Permai Jl. T. Amir Hamzah No. 1L Tel. : (061) 882 0999 Fax. : (061) 882 2378 Rantau Prapat Jl. Ahmad Yani No. 104A-B Labuan Batu Tel. : (0624) 327986, 327987 Fax. : (0624) 327988 SUMATERA BARAT WEST SUMATERA Padang Jl. Khatib Sulaiman No. 63D-E Tel. : (0751) 705 4587, 705 6211 Fax. : (0751) 446438 Bukittinggi Jl. Raya Kapas Panji No. 49B Jambu Air, Nagari Taluak IV Suku Kec. Banuhampu, Kab. Agam Tel. : (0752) 33100, 643425 Fax. : (0752) 626200 RIAU RIAU
Kompleks Sudirman Agung Blok C No. 8 Jl. PB. Sudirman Tel. : (0361) 241388 Fax. : (0361) 241098
Gianyar Jl. By Pass Dharma Giri No. 27 Tel. : (0361) 948717, 895 8288, 895 8289 Fax. : (0361) 895 8289 NUSA TENGGARA BARAT WEST NUSA TENGGARA Mataram Jl. Anak Agung Gde Ngurah No. 104F Lingk. Karang Kelebut, Kel. Cakranegara Selatan Tel. : (0370) 624777 Fax. : (0370) 624422
Pekanbaru • Jl. Soekarno Hatta No. 88 Tel. : (0761) 586 2777 Fax. : (0761) 563373 •
Jl. H.R. Subrantas Km. 12,5, RT. 001/RW. 02 Kel. Tuah Karya, Kec. Tampan Tel. : (0761) 61853, 62012 Fax. : (0761) 61671
• Jl. Setiabudi No. 89-89A Tel. : (0761) 33833, 44921, 44925 Fax. : (0761) 33828 Bagan Batu Jl. Jendral Sudirman Kab. Rokan Hilir Tel. : (0765) 551199, 551299 Fax. : (0765) 551577 Ujung Batu Jl. Sudirman No. 188 Ujung Batu Timur Tel. : (0762) 736 3363, 736 3364 Fax. : (0762) 736 3365
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
305
Jaringan Networks
KEPULAUAN RIAU RIAU ISLANDS
KEPULAUAN BANGKA - BELITUNG BANGKA - BELITUNG ISLANDS
KALIMANTAN TIMUR EAST KALIMANTAN
Tanjung Pinang Jl. Gatot Subroto No. 25, Batu 5 Pulau Bintan Tel. : (0771) 318035, 318077 Fax. : (0771) 316401
Pangkal Pinang Kompleks Bangka Square, Ruko No. 2 Jl. Raya Koba Km. 5 No. 17, Bangka Tengah Pulau Bangka Tel. : (0717) 426 1310, 426 1311 Fax. : (0717) 426 1128
Samarinda • Jl. D.I. Panjaitan, Ruko No. 5-6 Tel. : (0541) 777 8070, 777 8071 Fax. : (0541) 770621
JAMBI JAMBI Jambi • Jl. Hayam Wuruk No. 81 Jelutung Tel. : (0741) 755 2050, 755 5000 Fax. : (0741) 755 2048 • Jl. D.I. Panjaitan No. 50 RT. 018, Kebun Handil, Jelutung Tel. : (0741) 443966, 445982 Muara Bungo Jl. Lintas Sumatra Km. 01 No. 198 RT. 005/RW. 02, Bungo Barat Tel. : (0747) 321021, 321412 Fax. : (0747) 321411 Rimbo Bujang Jl. Pahlawan No. 3 Kel. Wirotho Agung, Kec. Rimbo Bujang, Tebo Tel. : (0747) 31080, 431921 Fax. : (0747) 31067 SUMATERA SELATAN SOUTH SUMATERA Palembang • Kompleks Ruko Rajawali No. B3-B4 RT. 016/RW 012, Kel. 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II Tel. : (0711) 370808, 377728 Fax. : (0711) 370909 • Jl. Veteran No. 433 20 Ilir 1 Tel. : (0711) 350366, 372580, 372581, 372582 Fax. : (0711) 350601 Baturaja Jl. Dr. Moh. Hatta RT. 19/RW. 05 Kel. Kemalaraja, Kec. Baturaja Timur Kab. Ogan Komering Ulu Tel. : (0735) 321660, 326200 Fax. : (0735) 321880 Pangkalan Balai Jl. Merdeka No. 10B Kec. Banyuasin Tel. : (0711) 891069 Fax. : (0711) 891473 Prabumulih Jl. Jend. Sudirman No. 352B Tel. : (0713) 323154, 700 0826 Fax. : (0713) 323154
LAMPUNG LAMPUNG Bandar Lampung Jl. Gajah Mada No. 55 Kotabaru, Tanjung Karang Timur Tel. : (0721) 259896, 266725 Fax. : (0721) 263902 Bandar Jaya Jl. Proklamator Raya No. 28-29 Kel. Bandar Jaya, Kec. Terbanggi Besar, Kab. Lampung Tengah Tel. : (0725) 26530, 26531, 527889 Fax. : (0725) 26271 Metro Jl. Jend. Sudirman No. 282 Kel. Metro, Kec. Metro Pusat Tel. : (0725) 785 1613, 785 1614, 785 1615 Fax. : (0725) 785 0289 KANTOR CABANG KALIMANTAN BRANCH OFFICES IN KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT WEST KALIMANTAN Pontianak Jl. Teuku Umar Kompleks Mall Pontianak Blok C5 Darat Sekip, Pontianak Kota Tel. : (0561) 585292, 585293 Fax. : (0561) 747734 KALIMANTAN TENGAH CENTRAL KALIMANTAN Palangkaraya Jl. Cilik Riwut Km. 2 No. 122 Tel. : (0536) 323 5625 Fax. : (0536) 322 6395 Sampit Jl. Jendral Sudirman Km. 1,5 Tel. : (0531) 32687 Fax. : (0531) 34043 KALIMANTAN SELATAN SOUTH KALIMANTAN Banjarmasin Jl. A. Yani Km. 7,8 No. 30 Kertak Hanyar, Kab. Banjar Tel. : (0511) 428 2647, 428 2657, 428 2667, 428 2687 Fax. : (0511) 428 2697 Banjarbaru Jl. Ahmad Yani Km. 35 No. 48 Tel. : (0511) 477 4578, 477 7122 Fax. : (0511) 477 4388
306
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Jl. Merdeka No. 16 Tel. : (0541) 767594, 767679, 768277 Fax. : (0541) 767596 Balikpapan • Kompleks Pertokoan Balikpapan Permai, Blok A1/1 No. 80 Jl. Jenderal Sudirman Tel. : (0542) 732323, 732333 Fax. : (0542) 424711 •
Jl. Sukarno Hatta Km. 2,5 No. 71 Kel. Batu Ampar, Kec. Balikpapan Utara Tel. : (0542) 413732, 748738 Fax. : (0542) 748598
Bontang Ruko Primagama Jl. Bhayangkara Km. 6 No. 16 F Tel. : (0548) 27821, 29957 Fax. : (0548) 29946 Sengata Jl. Yos Sudarso II RT.22 Blok I Kel. Sengata Utara, Kec. Sengata Kab. Kutai Timur Tel. : (0549) 21222 Fax. : (0549) 25354 Tarakan Jl. Gajah Mada No. 75 Kel. Karang Anyar Pantai Tel. : (0551) 33370 Fax. : (0551) 33326 Tenggarong Jl. Patin No. 99B Kutai Kertanegara Tel. : (0541) 666 6088 Fax. : (0541) 666 6202 KANTOR CABANG SULAWESI BRANCH OFFICES IN SULAWESI SULAWESI UTARA NORTH SULAWESI Manado Jl. R.E. Martadinata No. 65 Tel. : (0431) 850371, 850375, 860045 Fax. : (0431) 850032 Tomohon Jl. Tomohon Raya No. 55 Kel. Walian, Kec. Tomohon Selatan Tel. : (0431) 352507, 352782, 315 8989 Fax. : (0431) 353179 Kotamobagu Jl. Brigjen Katamso, Kel. Kotobangun Tel. : (0434) 25133 Fax. : (0434) 23028
GORONTALO GORONTALO Gorontalo Jl. Agus Salim No. 290 Kel. Wumialo, Kec. Kota Tengah Tel. : (0435) 828080 Fax. : (0435) 825853 Marisa Jl. Kompleks Toko Arwana Kel. Buntulia, Kec. Marisa, Kab. Pohuwato Tel. : (0443) 210210 Fax. : (0443) 210212 SULAWESI TENGAH CENTRAL SULAWESI Palu • Jl. Emmy Saelan No. 35B Tel. : (0451) 422678 Fax. : (0451) 426875 • Jl. Sis Aljufri No. 6A Tel. : (0451) 458484, 454166 Fax. : (0451) 454165 Poso Jl. Pulau Sumba No. 7 Kel. Gebangrejo, Kec. Poso Kota Tel. : (0452) 325456 Fax. : (0452) 325396 SULAWESI BARAT WEST SULAWESI Mamuju Jl. Wahab Azasi No. 44 Tel. : (0426) 232 3897, 232 3898, 232 3899 Fax. : (0426) 232 3896 SULAWESI SELATAN SOUTH SULAWESI Makassar • Ruko Cornelian No. 20-21 Jl. Pengayoman, Panakukang Mas Tel. : (0411) 455528 Fax. : (0411) 452206 •
Ruko Nusa Tamalanrea Indah No. 1 & 2 Jl. Bontorampa, Perintis Kemerdekaan Km. 12 Kec. Tamalanrea Tel. : (0411) 582929 Fax. : (0411) 589159
Palopo Jl. Durian Jalur II No. 45 Tel. : (0471) 24820, 330 5050 Fax. : (0471) 23841
Tana Toraja Jl. Poros Makale - Rantepao No. 474A Kel. Tambunan, Kec. Makale Utara Kab. Tana Toraja Tel. : (0423) 22278 Fax. : (0423) 22856 Watampone Jl. Pasar Sentral Palakka Ruko No. 3, Kel. Bulu Tempe, Kec. Tanete Riattang Barat Kab. Bone Tel. : (0481) 291 3588 Fax. : (0481) 291 3633 SULAWESI TENGGARA SOUTH EAST SULAWESI Kendari Jl. A. Yani No. 33 Tel. : (0401) 312 2858, 312 5815 Fax. : (0401) 312 2340 KANTOR CABANG MALUKU & PAPUA BRANCH OFFICES IN MOLLUCAS & PAPUA MALUKU MOLLUCAS Ambon Jl. A.M. Sangaji No. 89 Tel. : (0911) 310400 Fax. : (0911) 312700 MALUKU UTARA NORTH MOLLUCAS Ternate Jl. Stadion No. 36, RT. 01/RW. 01 Kel. Kampung Pisang, Kec. Kota Ternate Tengah Tel. : (0921) 312 5288 Fax. : (0921) 312 4791 PAPUA BARAT WEST PAPUA Sorong Jl. Basuki Rahmat Km. 9,5 Kel. Remu Selatan Tel. : (0951) 322155 Fax. : (0951) 321459 Manokwari Jl. Trikora Wosi Manokwari Tel. : (0986) 213819, 214776 Fax. : (0986) 213820
Parepare Jl. Andi Makassau No. 172 Kel. Ujung Baru, Kec. Soreang Tel. : (0421) 23030 Fax. : (0421) 22003
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
307
Jaringan Networks
GERAI KIOSKS GERAI JAWA DAN BALI KIOSKS IN JAVA AND BALI DKI JAKARTA JAKARTA SPECIAL CAPITAL REGION Jelambar Baru Borobudur No. 45 RT. 08/RW. 07 Jakarta Barat Tel. : (021) 3583 8333 Jl. Dr. Saharjo No. 112, Tebet Jakarta Selatan Tel. : (021) 8378 7076 Jl. KRT Radjiman W No. 37, RT.3/RW.13 Kel. Jatinegara, Kec. Cakung Jakarta Timur Tel. : (021) 4683 6956 Jl. Raya Radar AURI No. 5-D, RT. 008/RW. 014 Kel. Cibubur, Kec. Ciracas Jakarta Timur Tel. : (021) 8775 3378
Jl. Raya Kreteg Pagelaran Kp. Sukajaya, RT. 001/RW. 02. Kel. Pagelaran, Kec. Ciomas Bogor Tel. : (0251) 863 7237 Jl. Pasar Lama Bojong Gede RT. 01/RW. 06 Bogor Tel. : (021) 8798 7145 Jl. Raya Bojong Cilimus Kel. Bojong, Kec. Cilimus, Kab. Kuningan Cirebon Tel. : (0232) 613717 Jl. Raya Bojong Sari No. 87, RT.01 RW.01, Kel. Bojongsari Baru, Kec. Bojongsari Depok Tel. : (0251) 861 1289 Jl. Syechquro, Dusun Krajan I RT.02/RW.01, Kec. Telagasari Kab. Karawang Tel. : (0247) 862 1505 JAWA TENGAH CENTRAL JAVA
BANTEN BANTEN Jl. K.H. Hasyim Ashari No. 45 Cipondoh, Tangerang Tel. : (021) 7346 0607
Jl. Raya Margoyoso No. 4 RT. 02/RW. 01, Kec. Kalinyamatan Jepara Tel. : (0291) 755567
Jl. Raya Ceger No. 12, RT.1/RW.2 Kel. Jurang Mangu Barat, Kec. Pondok Aren, Tangerang Tel. : (021) 7388 0238, 9384 0084
Jl. Raya Semarang Kendal No. 220A Desa Krajankulon, Kec. Kaliwungu Kendal Tel. : (0294) 385049
Ruko Amethys Blok DC 01 No.55 JL.Permata Raya Regency II, Kotabumi Tangerang Tel. : (021) 9115 5006
Ruko A. Yani Blok D1 No. 3 Jl. A. Yani, Ungaran Semarang Tel. : (024) 7691 0846
Jl. Mendut Raya Blok CC No. 19 Taman Borobudur 2, Perumnas II Tangerang Tel. : (021) 5565 6827
Jl. Brigjen Sudiarto RT. 03 / IV Kel. Plamongansari, Kec. Pedurungan Semarang Tel. : (024) 670 6562, 673 3407
JAWA BARAT WEST JAVA
Jl. Adi Sumarmo 17 Ngabeyan, Kartasura, Solo Tel. : (0271) 200 2626, 768 5337
Jln. Terusan Kopo Km. 11 No. 46 Cilampeni, Katapang Bandung Tel. : (022) 7222 5900
Jl Slamet Riyadi No. 22 Sukoharjo Tel. : (0271) 592297
Jl. Raya Cinunuk 450 Bandung Tel. : (022) 781 6320
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA
Jl. Propinsi Jabar Rancaekek Cicalengka Km. 24, Kp. Warungcina, Ds. Linggar, Kec. Rancaekek Bandung Tel. : (022) 779 5599
Jl. Godean Km. 8 Kel. Sidokarto, Kec. Godean, Kab.Sleman, Yogyakarta Tel. : (0274) 797473
Jl. Sultan Hasanudin No.58 Tambun Selatan, Kab. Bekasi Tel. : (021) 8837 4219
308
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
JAWA TIMUR EAST JAVA Jl. Diponegoro No. 23 Desa Kepoh, Kec. Kepohbaru Bojonegoro Tel. : (0353) 773 4534 Jl. Raya Bringkang RT.003 RW.002 Kec. Menganti, Kab. Gresik Gresik Tel. : (031) 791 1375 Jl. Raya Driyorejo No. 127 Gresik Tel. : (031) 750 6064 Jl. Pemuda No. 78, Sidayu Gresik Tel. : (031) 394 3513 Ds. Maduran RT. 02/RW. 01 Lamongan Tel. : (0322) 338 2229 Pertokoan Possindo Kepanjen Jl. Kawi No. 25, Kepanjen Malang Tel. : (0341) 397439 Pertokoan Kusuma Masyur Blok BD Selatan Stasiun Kereta Api Jl. Thamrin 34, RT. 02/RW. 01 Kec. Lawang, Kel. Lawang Malang Tel. : (0341) 424909 Jl. Hayam Wuruk No. 70, Mojosari Mojokerto Tel. : (0321) 596002 Jl. Raya Ngelom No. 370, Taman Sidoarjo Tel. : (031) 788 2768 Pertokoan Katerungan No.4 Jl. Embong Sono Kel. Katerungan, Kec. Krian Sidoarjo Tel. : (031) 897 3666 Jl. Rungkut Kidul No. 44 Surabaya Tel. : (031) 841 9802 BALI BALI Jl. Ahmad Yani No. 25 Abian Tuwung, Kediri Tabanan Tel. : (0361) 810094
GERAI SUMATERA KIOSKS IN SUMATERA
GERAI KALIMANTAN KIOSKS IN KALIMANTAN
SULAWESI SELATAN SOUTH SULAWESI
SUMATERA UTARA NORTH SUMATERA
KALIMANTAN SELATAN SOUTH KALIMANTAN
Jl. Besar Tembung No. 26 Percut Sei Tuan Medan Tel. : (061) 738 1516
Jl. Trans Kalimantan No. 73 RT. 006/RW. 002, Berangas Timur Kec. Alalak, Kab. Barito Kuala Banjarmasin Tel. : (0511) 330 6323
Dusun Bolong Kec. Walenrang Utara No. 1 Km. 27 Kab. Luwu Tel. : (0471) 331 5533
Jl. Aek Nabara Desa Perbaungan, Kec. Bilah Hulu Rantau Prapat Tel. : (0624) 29148 RIAU RIAU Jl. Sembilang No. 23 Kel. Lembah Sari, Kec. Rumbai Pesisir Pekanbaru Tel. : (0761) 52986 Jl. Kaharuddin Nasution No. 166C Kel. Maharatu, Kec. Marpoyan Damai Pekanbaru Tel. : (0761) 73741 KEPULAUAN RIAU RIAU ISLANDS Jl. Perikanan No. 42 Kp. Kuala Lupur, Pasar Barek Motor Kijang, Pulau Bintan Tel. : (0771) 462000 JAMBI JAMBI Dusun Kusuma Jaya RT. 07/RW. 03 Desa Sebapo, Kec. Mestong Jambi Tel. : (0771) 462000 SUMATERA SELATAN SOUTH SUMATERA Jl. Mgs. A. Rachman A-014 RT. 018/RW. 007, Kel. Sako Palembang Tel. : (0711) 820746, 531 7070 Jl. Kol. H. Burlian Km. 9 No. 2380, RT. 23/RW. 04 Kel. Kebun Bunga, Kec. Sukarami Palembang Tel. : (0711) 561 2800 LAMPUNG LAMPUNG Desa Serdang RT. 04 Dusun 4B, Kec. Tanjung Bintang Kab. Lampung Selatan Tel. : (0721) 735 2650
Jl. Martapura Lama Km. 7 No. 308 RT. 005/RW. 001 Kel. Sungai Lulut Kec. Sungai Tabuk, Kab. Banjar Martapura Tel. : (0511) 325 2864
Jl. Andi Pangerang Pettarani No. 56 Maros Tel. : (0411) 371270 GERAI MALUKU DAN PAPUA KIOSKS IN MOLLUCAS AND PAPUA MALUKU MOLLUCAS
Jl. A. Yani Km.56,6 RT. 01/RW. 01, Desa Bawahan Pasar Kec. Mataraman, Kab. Banjar Tel. : (0511) 689007
Jl. Sisingamangaraja, Desa Passo RT. 018/RW. 004, Kec. Baguala Ambon Tel. : (0911) 361133
KALIMANTAN TIMUR EAST KALIMANTAN
PAPUA BARAT WEST PAPUA
Jl. Mulawarman No.37E, RT. 7 Kel. Manggar, Kec. Balikpapan Timur Balikpapan Tel. : (0542) 706 4838
Jl. Nusa Indah (SP2) Kel. Mariayi, Aimas Kab. Sorong Tel. : 0821-98218222, 0287-96057659
Jl. Cipto Mangunkusumo No. 41 RT. 5, Loa Janan Samarinda Tel. : (0541) 262013 Jl. Ampera RT. 13 Kel. Rawa Makmur, Kec. Palaran Samarinda Tel. : (0541) 681517 GERAI SULAWESI KIOSKS IN SULAWESI SULAWESI UTARA NORTH SULAWESI Jl. AKD Trans Sulawesi Kel. Inabonto, Kec. Bolaang Kotamobagu Tel. : (0434) 262 6512 Jl. H.V. Worang Bay Pas Lingkungan V Airmadidi, Kab. Minahasa Utara Tel. : (0431) 891256 GORONTALO GORONTALO Jl. Jend. Sudirman Kel. Hepuhulawa, Kec. Limboto Gorontalo Tel. : (0435) 881891 SULAWESI TENGAH CENTRAL SULAWESI Jl. Lasoso No. 5 Desa Mpanau, Kec. Sigi Biromaru Palu Tel. : (0451) 482213
PT BFI Finance Indonesia Tbk Annual Report 2011
309
Pertanggungjawaban Atas Laporan Tahunan 2011 Accountability on the 2011 Annual Report
Laporan Tahunan 2011 ini berikut laporan keuangan dan informasi terkait di dalamnya dipersiapkan oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk.
This 2011 Annual Report includes the financial report and other information related to the contents thereof is prepared by PT BFI Finance Indonesia Tbk.
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT BFI Finance Indonesia Tbk. membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini sebagai bentuk pertanggungjawaban atas Laporan Tahunan 2011, laporan keuangan dan informasi lainnya yang terkait pada Laporan Tahunan ini.
All members of the Board of Commissioners and Board of Directors of PT BFI Finance Indonesia Tbk. have affixed their respective signatures hereunder as a form of responsibility for the 2011 Annual Report, financial report and other information related to the contents thereof.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Kusmayanto Kadiman
Emmy Yuhassarie
Johanes Sutrisno
Presiden Komisaris President Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Alfonso Napitupulu
Richard Andrew Deitz
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Direksi Board of Directors
310
Francis Lay Sioe Ho
Yan Peter Wangkar
Cornellius Henry Kho
Presiden Direktur President Director
Direktur Director
Direktur Director
Laporan Tahunan 2011 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Laporan Tahunan Annual Report
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk.
2011
Laporan Tahunan 2011 Annual Report
MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17–19 Jakarta 10340, Indonesia T +62 21 391 0110, 392 0061, 392 0091 (hunting) F +62 21 391 2005, 392 0607 www.bfi.co.id
The Wheel of Change
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk.
The Wheel of Change Laporan Tahunan 2011 Annual Report