LAPORAN TAHUNAN
2016
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Jl. Juanda No. 35 Jakarta Pusat 12120 www.ppatk.go.id
template laptah 2016 FIX.indd 1
23/01/2017 2:41:42 PM
Sambutan Assalamu’alaikum wr wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT KIAGUS AHMAD BADARUDDIN Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
yang
telah
memberi
kita
kelapangan,
kesempatan, dan kemampuan untuk dapat mengelola
dan
mengembangkan
Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) guna kepentingan bangsa dan negara dalam upaya memelihara stabilitas sistem keuangan perekonomian nasional secara umum, dan secara khusus untuk membantu
penegakan
hukum
dengan
mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT) di Indonesia. Sesuai
amanat
Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, maka PPATK membuat Laporan Tahunan 2016 yang berisi tentang pelaksanaan tugas PPATK dalam melaksanakan
fungsi
pencegahan
dan
pemberantasan TPPU dan TPPT. Fungsi ini ditunjang dengan pelaksanaan manajemen internal berbasis Teknologi Informasi guna mewujudkan efektif
dan
Good efisien.
Governance PPATK
juga
secara terus
berupaya untuk mendukung implementasi Nawa Cita, terutama terkait dengan Nawa Cita ke-IV yaitu menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
2
template laptah 2016 FIX.indd 2
LAPORAN TAHUNAN 2016
23/01/2017 2:41:43 PM
Selama periode tahun 2016, begitu
Negeri, Kementerian Luar Negeri, Komisi
banyak dinamika yang terjadi beriringan
Pemberantasan Korupsi, dan stakeholder
dengan capaian kerja yang telah PPATK
terkait. Tidak lupa juga rasa terima kasih
torehkan. Dimulai dengan keberhasilan
kepada rekan-rekan pers dan masyarakat
meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian
dalam upaya bersama memberantas TPPU
(WTP) selama sepuluh tahun beruntun,
di negeri yang kita cintai ini. Yakinlah,
pencapaian
dalam
tanpa dukungan dari stakeholders selama
BKN Award 2016 kategori Perencanaan
ini, keberadaan PPATK tidak akan memiliki
Kepegawaian, peringkat kedua Anugrah
makna.
peringkat
kedua
raihan
Ke depan, masih setumpuk kerja dan
predikat Sangat Baik dalam Akreditasi
target pencapaian lain yang akan dikerjakan
Kearsipan
potensi
oleh PPATK demi torehan hasil terbaik.
pendapatan negara melalui sektor pajak
Semoga ke depan PPATK dapat berperan
dengan nominal mencapai Rp.3,5 triliun,
semakin
sukses menyelenggarakan 2
harapan bersama bahwa segala bentuk
Keterbukaan
Informasi ANRI,
Publik,
menggali
Counter-
nd
optimal,
pencucian
di Nusa Dua, Bali bekerjasama dengan
diberantas dari bumi pertiwi, dan bermuara
Australian Transaction Report and Analysis
pada
Centre (AUSTRAC), hingga Ground Breaking
kemakmuran, gemah ripah loh jenawi,
Institut
Indonesia
bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan
(Indonesian Financial Intelligence Institute/
bangga kami sampaikan Laporan Tahunan
IFII) yang kelak menjadi Pusdiklat Anti
ini sebagai perwujudan nyata kerja, kerja,
TPPU pertama dan rujukan di kawasan Asia
dan kerja kami. 14 tahun PPATK, mari
Tenggara.
bersinergi membangun negeri.
Ucapan
Keuangan
terima
kasih
secara
tulus
dapat
mewujudkan
Terrorism Financing Summit (CTF Summit)
Intelijen
uang
guna
terwujud-nya
dicegah
kesejahteraan
dan dan
Wassalamu’alaikum wr wb.
kami sampaikan atas berbagai dukungan yang
tak
henti
pemerintah Republik
dari
terkait
Indonesia,
lembaga/instansi seperti
Dewan
Presiden
Jakarta,
Januari 2017
Kepala PPATK
Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia, Bank Indonesia, Otoritas
Jasa
Keuangan,
Agung,
Kepolisian
Mahkamah
Negara
Republik
Kiagus Ahmad Badaruddin
Indonesia, Kejaksaan Agung, Kementerian Keuangan,
Kementerian
Dalam
Negeri,
Kementerian Hukum dan HAM, Pengadilan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 3
3
23/01/2017 2:41:43 PM
Menjadi Lembaga Intelijen Keuangan Independen yang Berperan Aktif dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
Meningkatkan Kualitas Pengaturan dan Kepatuhan Pihak Pelapor
Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Informasi dan Kualitas Hasil Analisis yang Berbasis
1
MISI PPATK
2
Teknologi Informasi Meningkatkan Efektivitas Penyampaian dan Pemantauan Tindak Lanjut Laporan Hasil
3
Analisis, Pemberian Nasihat dan Bantuan
4
Hukum, serta Pem-berian Rekomendasi kepada Pemerintah
Meningkatkan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
5
Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Internal untuk Mewujudkan Good Governance dengan Memanfaatkan Teknologi Informasi secara Efektif dan Efisien.
4
template laptah 2016 FIX.indd 4
LAPORAN TAHUNAN 2016
23/01/2017 2:41:44 PM
5 NILAI DASAR PPATK (INTAN PERMAI) Integritas
1
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
Tanggung Jawab Melakukan sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban
2 Profesional
3
Melakukan sesuatu secara terampil, handal dan sesuai kompetensi terbaik untuk mencapai hasil terbaik
Kerahasiaan
4
Mampu menjaga informasi yang secara hukum bersifat rahasia, baik untuk kepentingan negara maupun lembaga
Kemandirian Mampu mengeluarkan segala potensi terbaik secara independent
5
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 5
5
23/01/2017 2:41:47 PM
Daftar Isi
6
template laptah 2016 FIX.indd 6
LAPORAN TAHUNAN 2016
23/01/2017 2:41:48 PM
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 7
7
23/01/2017 2:41:48 PM
Executive Summary
PPATK bergerak dalam koridor payung hukum Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU). Dalam Pasal 39 UU ini disebutkan bahwa PPATK mempunyai tugas mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Dalam menjalankan tugasnya, PPATK menerapkan prinsip akuntabilitas berupa pembuatan dan penyampaian laporan pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang secara berkala setiap 6 (enam) bulan kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam rangka melaksanakan fungsi
Wealth,
yaitu
instrumen hukum yang memungkinkan
pembentukan
perampasan aset/kekayaan seseorang
Pusat
Pendidikan
dan
Pelatihan (Pusdiklat) PPATK, sebuah
yang
cikal bakal pusat Diklat Anti TPPU
tidak wajar (yang tidak sesuai dengan
di
Tujuan
sumber pemasukannya) tanpa mampu
adalah
membuktikan bahwa hartanya tersebut
rezim
diperoleh secara sah (bukan berasal
anti pencucian uang yang efektif di
dari tindak pidana). Instrumen serupa
Indonesia serta memenuhi tuntutan
dikenal
masyarakat
Convention
regional
dalam
Asia
Tenggara.
Pusdiklat
rangka
ini
membangun
terhadap
peningkatan
kinerja yang secara terus menerus harus
memiliki
pula
harta
dalam
dalam
jumlah
United
Against
Nations
Corruption
(UNCAC).
ditingkatkan, khususnya dalam rangka
Selain itu, PPATK juga berupaya
membantu menjaga stabilitas sistem
untuk membatasi ruang gerak pelaku
keuangan serta membantu penegakan
tindak
hukum
pidana
di
Indonesia.
PPATK
juga
pidana
khususnya
korupsi
dan
tindak
penyuapan
berupaya untuk melakukan terobosan
dengan mendorong disahkannya RUU
baru dalam upaya pengembalian hasil
Pembatasan
tindak
optimal
Uang Kartal. Pembatasan ini diperlukan
dalam bentuk mendorong disahkannya
agar upaya penyuapan yang mengarah
RUU
pada
pidana
secara
Perampasan
lebih
Aset.
Salah
satu
klausul dalam RUU Perampasan Aset
template laptah 2016 FIX.indd 8
Unexplained
pencegahan, saat ini sedang berproses
pembangunan
8
adalah
tindak
dicegah
lebih
Transaksi
pidana dini
Penggunaan
korupsi secara
dapat
sistemik.
LAPORAN TAHUNAN 2016
23/01/2017 2:41:49 PM
Executive Summary Pembatasan jumlah
tunai
dalam
oleh berbagai lembaga strategis untuk
diharapkan
dapat
berkontribusi
transaksi
tertentu
mempersempit
ruang
gerak
pelaku
dalam
mendapatkan
calon-calon pejabat yang berintegritas
tindak pidana dalam bertransaksi. PPATK
khususnya
akan meningkatkan upaya pengawasan
transaksi
kepatuhan kepada pihak pelapor dalam
pejabat yang akan menempati posisi
melaksanakan
penting. Selain itu, PPATK juga tetap
kewajiban
pelaporan
melalui
rekam
keuangan
mencurigakan
kepada PPATK, terutama kepada pihak
konsisten
pelapor
upaya menggali potensi penerimaan
yang
belum
melaksanakan
berpartisipasi
dalam
negara seoptimal mungkin dari sektor
kewajiban tersebut Dalam
dan
jejak
melaksanakan
tugas
di
pajak. 85 (delapan puluh lima) HA
bidang pemberantasan TPPU dan TPPT,
proaktif
kinerja PPATK terlihat dari peningkatan
penerimaan
signifikan
inquiry
triliun. Dari jumlah tersebut, jumlah
(HA)
pajak yang sudah dibayarkan sebesar
yang dikeluarkan, jumlah pertukaran
Rp2,1 triliun. 4 (empat) HA reaktif telah
informasi, serta pengaduan masyarakat
ditindaklanjuti dengan penetapan pokok
terkait kasus TPPU. Selain itu, PPATK
pajak dan sanksi administrasi sebesar
juga turut berkontribusi dalam upaya
Rp134,5 miliar. Dari jumlah tersebut,
bersama
jumlah pajak yang sudah dibayarkan
yang
terhadap
masuk,
jumlah
Hasil
Analisis
melawan
illegal
fishing
dengan menjadi bagian dari Satgas
telah
menghasilkan
pajak
potensi
sejumlah
Rp2,1
sebesar Rp131,9 miliar. PPATK
Pemberantasan Illegal, Unreported and
juga
sukses
Unregulated Fishing yang digagas oleh
menyelenggarakan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Terrorism Financing Summit (2 nd CTF
RI. Peran PPATK dalam Satgas tersebut
Summit) bersama dengan AUSTRAC
adalah
aliran
di Nusa Dua, Bali, Agustus 2016. CTF
yang
Summit merupakan inisiatif bersama
dapat mengarahkan penyidik dalam
antara PPATK dan Australian Transaction
menentukan apakah telah terjadi tindak
Report and Analysis Centre (AUSTRAC)
pidana dan menemukan alat bukti dan
dalam rangka meningkatkan kegiatan
tersangkanya.
pertukaran
support
transaksi
data
keuangan
terkait
dan
aset
Kerja nyata PPATK dalam periode tahun
2016
menuai
hasil
positif.
2 nd
dalam
informasi
Counter-
intelijen
antar
negara, khususnya terkait tindak pidana pendanaan
terorisme.
Kegiatan
ini
PPATK semakin aktif dilibatkan dalam
pertama kali diselenggarakan sebagai
melakukan support data untuk seleksi
bentuk optimalisasi upaya pencegahan
pejabat
dan
strategis
di
Kementerian
/
pemberantasan
tindak
pidana
Lembaga Negara serta BUMN. Amanah
pendanaan terorisme di tingkat kawasan
yang diberikan oleh Bapak Presiden
yaitu Asia Pasifik.
dan Bapak Wakil Presiden RI dalam membantu seleksi kabinet berlanjut dengan
makin
dipercayanya
PPATK
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 9
9
23/01/2017 2:41:49 PM
Sekapur Sirih
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) merupakan lembaga sentral (focal point) yang mengkoordinasikan pelaksanaan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang di Indonesia. Secara internasional PPATK merupakan suatu Financial Intelligence Unit (FIU) yang memiliki tugas dan kewenangan untuk menerima laporan transaksi keuangan, melakukan analisis atas laporan transaksi keuangan, dan meneruskan hasil analisis kepada lembaga penegak hukum. Lembaga dikenal
di
PPATK
pertama
Indonesia
dalam
kali
Undang-
segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan
dan
kewenangan
undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang
PPATK. Selain itu, PPATK wajib menolak
Tindak Pidana Pencucian Uang yang di-
dan/atau mengabaikan segala campur
undangkan pada tanggal 17 April 2002.
tangan
Pada tanggal 13 Oktober 2003, Undang-
pelaksanaan tugas dan kewenangan.
dari
pihak
Dalam
undang tersebut mengalami perubahan
mana
upaya
pun
dalam
pencegahan
dan
25 Tahun
pemberantasan tindak pidana pencucian
2003 tentang Perubahan atas Undang-
uang, PPATK menggunakan pendekatan
Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak
mengejar
Pidana Pencucian Uang.
the
dengan Undang-undang No.
Dalam rangka
hasil
money)
kejahatan
dalam
(follow
mencegah
dan
memberikan landasan hukum yang lebih
memberantas tindak pidana. Pendekatan
kuat untuk mencegah dan memberantas
ini dilakukan dengan melibatkan berbagai
tindak pidana pencucuan uang, pada
pihak
tanggal 22 Oktober 2010 diundangkan
Pencucian Uang) yang masing-masing
Undang-Undang
memiliki
No.
8
Tahun
2010
(dikenal peran
tentang Pencegahan dan Pemberantasan
diantaranya
Tindak Pidana Pencuci-an Uang yang
Pengawas
menggantikan Undang-undang terdahulu.
Penegak
Keberadaan Undang-undang No. 8
dengan dan
Pihak dan
Hukum,
Rezim
Anti
fungsi
signifikan,
Pelapor,
Lembaga
Pengatur, dan
Lembaga
pihak
terkait
lainnya. Pendekatan Anti Pencucian Uang
keberadaan
merupakan pendekatan yang melengkapi
PPATK sebagai lembaga independen dan
pendekatan konvensional yang selama ini
bebas dari campur tangan dan pengaruh
dilakukan dalam memerangi kejahatan.
dari
Pendekatan ini memiliki beberapa kelebihan
Tahun
ini
10
tugas
2010
memperkuat
kekuasaan setiap
manapun.
orang
dilarang
Dalam
hal
melakukan
dan
terobosan
dalam
mengungkap
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 10
23/01/2017 2:41:49 PM
kejahatan, mengejar hasil kejahatan dan
dibuat dalam pertemuan International
membuktikannya di pengadilan. Dengan
Cooperation Review Group (ICRG), 22-
keberadaan PPATK dan Rezim Anti Pencucian
23 Juni 2015, di Brisbane, Australia
Uang memiliki tujuan akhir untuk menjaga
yang menyatakan Indonesia bersih dari
stabilitas dan integritas keuangan serta
label tidak patuh terhadap implementasi
membantu upaya penegakan hukum untuk
Resolusi Dewan Keamanan PBB 1267
menurunkan angka kriminalitas.
dan 1373 serta Rekomendasi FATF. Ke-
Selain itu, untuk menunjang efektifnya
putusan ini menunjukan bahwa Indonesia
dan
bisa memproklamirkan kepada dunia
pemberantasan tindak pidana pencucian
tentang terjaganya kualitas integritas
uang
Peraturan
sistem keuangan Indonesia sehingga
Presiden No. 6 Tahun 2012 tanggal 11
sistem keuangan nasional kita tidak
Januari
bisa dijadikan sarana maupun sasaran
pelaksanaan di
2012,
telah
ditetapkan
Koordinasi
dan
Pemberantasan
Pencucian diketuai
Bidang
melalui
Komite
Pencegahan yang
pencegahan
Indonesia,
bentukan Pidana
upaya
Uang
oleh
Politik
Hukum
Nasional
(Komite
Menteri dan
pem-
kejahatan.
Tindak
Di panggung internasional, PPATK
TPPU)
juga menunjukan eksistensi dan peran
Koordinator Keamanan
strategisnya
melalui
Counter-Terrorism
penyelenggaraan
Financing
Summit
dengan Wakil Menteri Koordinator Bidang
(CTF Summit). Kegiatan yang diseleng-
Perekonomian dan Kepala PPATK sebagai
garakan bekerjasama dengan Australian
Sekretaris Komite.
Tran-saction Report and Analysis Centre
Anggota Komite TPPU
lainnya adalah Menteri Luar Negeri, Menteri
(AUSTRAC)
Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM,
pertama di kawasan Asia Pasifik yang
Menteri Keuangan, Kapolri, Jaksa Agung,
membahas optimalisasi upaya bersama
Kepala
Indonesia,
pencegahan dan pemberantasan pen-
Kepala BNPT dan Kepala BNN. Komite ini
danaan terorisme. Tidak kurang 19
bertugas mengkoordinasikan penanganan
negara dan lebih dari 200 peserta meng-
pencegahan dan pem-berantasan tindak
hadiri kegiatan ini.
BIN,
Gubernur
Bank
ini
merupakan
kegiatan
Peran serta publik dan stakeholder
pidana pencucian uang. Selain dalam lingkup domestik, PPATK
merupakan modal penting untuk men-
secara aktif memanfaatkan koordinasi dan
dukung langkah-langkah yang dilakukan
kerjasama dengan FIU negara lain serta
PPATK
Forum Internasional seperti The Egmont
dengan pendekatan pengejaran hasil
Group. Berbagai kerjasama tersebut dilaku-
kejahatan
kan
uang
bertujuan akhir untuk menjaga stabilitas
dilakukan
sistem keuangan dan menurunkan angka
dengan memanfaatkan pengetahuan yang
kriminalitas. Besar harapan agar publik
multidisiplin,
selalu
PPATK
merupakan
mengingat
pencucian
kejahatan
yang
kemajuan
teknologi
serta
dalam
memerangi
(follow
senantiasa
the
kejahatan
money)
bergerak
yang
beriring
tidak mengenal batas wilayah. Partisipasi
bersama PPATK dalam mencegah dan
aktif PPATK dalam forum internasional me-
memberantas
nuai hasil positif, dengan dikeluarkannya
Pidana Pencucian Uang serta Tindak
Indonesia sebagai negara yang masuk ke
Pidana
dalam “Daftar Hitam” FATF. Keputusan itu
bersih, kenapa harus risih!
segala
Pendanaan
bentuk
Terorisme.
Tindak Kalau
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 11
11
23/01/2017 2:41:49 PM
LAPORAN TAHUNAN 2016
Struktur Organisasi
12 template laptah 2016 FIX.indd 12
23/01/2017 2:41:50 PM
KEPALA PPATK
KIAGUS AHMAD BADARUDDIN Pak
Badar,
panggilan
akrabnya
dilahirkan
di
Palembang, Sumatera Selatan, 29 Maret 1957. Ia menempuh pendidikan Diploma III Ekonomi Perusahaan
dan
S1
ekonomi
Manajemen
di
Universitas Sriwijaya Palembang. Gelar Sarjana Ekonomi diraihnya tahun 1986. Pendidikan S2 ditempuh di University of Illinois at UrbanaChampaign dan mendapatkan gelar Master of Science pada tahun 1991. Perjalanan karir di Kementerian Keuangan dirintis sejak tamat SMA tahun 1977, dimulai dari posisi pelaksana hingga menduduki berbagai jabatan antara lain sebagai Direktur Sistem Perbendaharaan, Direktur Pelaksanaan Anggaran, Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara, Sekretaris Jenderal, hingga Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Pada tahun 2003 ia juga pernah diangkat sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
WAKIL KEPALA PPATK
DIAN EDIANA RAE Dian Ediana Rae adalah Doktor Hukum Ekonomi dari Universitas Indonesia sekaligus pejabat karir di Bank Indonesia. Gelar doktor diraih dengan predikat
cum
laude.
Pendidikan
sarjana
ia
tempuh di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, sedangkan Master bidang Hukum Bisnis ditempuh di University of Chicago Law School. Sebelum ditetapkan sebagai Wakil Kepala PPATK, ia menjabat sebagai Kepala Departemen Regional I Bank Indonesia. Dalam pengalaman karirnya di Bank Indonesia, ia pernah ditempatkan di Direktorat Hukum, Direktorat Peraturan dan Pengembangan Perbankan, Deputi Direktur Direktorat Internasional, hingga pernah menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di London, Inggris, serta Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI yang meliputi Jawa Barat dan Banten.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 13
13
23/01/2017 2:41:51 PM
SUCCESS STORY
2016
01
02
03
04
14
2nd COUNTER-TERRORISM FINANCING SUMMIT 2016, SINERGI PERANGI PENDANAAN TERORISME
GROUNDBREAKING PUSDIKLAT ANTI TPPU PPATK, PERTAMA DAN MENJADI RUJUKAN DI KAWASAN ASIA TENGGARA
MENGGALI PENDAPATAN PAJAK MELALUI REZIM ANTI PENCUCIAN UANG
SUPPORT DATA UNTUK SELEKSI PEJABAT STRATEGIS DI KEMENTERIAN / LEMBAGA NEGARA
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 14
23/01/2017 2:41:51 PM
MENINGKATNYA HASIL ANALISIS YANG DITINDAKLANJUTI OLEH PENYIDIK
REGIONAL RISK ASSESSMENT ON TERRORIST FINANCING: SINERGI FIU REGIONAL PERANGI PENDANAAN TERORISME
08
09
10
11
12
06
07
SATU DEKADE SABET PREDIKAT WAJAR TANPA PENGECUALIAN
PERINGKAT KEDUA PENILAIAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
05
PERINGKAT KEDUA BKN AWARD KATEGORI PERENCANAAN KEPEGAWAIAN
DESAIN BARU WEBSITE PPATK
RAIH PREDIKAT SANGAT BAIK DALAM AKREDITASI KEARSIPAN
KOMITMEN 100% E-PROCUREMENT PPATK
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 15
15
23/01/2017 2:41:52 PM
1
8-11 AGUSTUS 2016
2 COUNTER-TERRORISM FINANCING SUMMIT 2016, SINERGI PERANGI PENDANAAN TERORISME nd
Wakil Presiden RI Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla memberikan keynote speech 2 nd CTF Summit 2016, Nusa Dua, Bali, Indonesia
P
usat Pelaporan dan Analisis Transaksi
pendanaan aksi terorisme, baik perorang-
Keuangan
an, kelompok maupun organisasi serta
dengan
(PPATK)
Australian
bekerjasama
Transaction
Reports
afiliasinya.
and Analysis Centre (AUSTRAC) sukses
Kegiatan ini membawa manfaat baik bagi
menyelenggarakan kegiatan 2 nd Counter
Indonesia dari sisi kerjasama internasional
Terrorism Financing (CTF) Summit, dimana
maupun nasional dalam rangka persiapan
kegiatan ini merupakan rangkaian lanjutan
menghadapi mutual evaluation Indonesia
kegiatan
pada
Counter
Terrorism
Financing
tahun
2017
mendatang,
salah
Summit yang sebelumnya diselenggara-
satunya terkait komitmen melaksanakan
kan di Sydney, Australia pada tahun 2015.
rekomendasi
Pada tahun ini, Indonesia diberikan ke-
pidana pendanaan terorisme yang telah
percayaan untuk menjadi tuan rumah bagi
ditetapkan
penyelenggaraan
40 Rekomendasi Financial Action Task
kegiatan
2 nd
Counter
Terrorism Financing (CTF) Summit yang di-
Force
dalam
standar
(FATF)
memerangi internasional
khususnya
tindak dalam
Rekomendasi
selenggarakan pada tanggal 8-11 Agustus 2016 di Bali dan dihadiri oleh Wakil Presiden RI. CTF
Summit
adalah
pertemuan
khusus tahunan antar sesama pejabat setingkat Menteri/Eselon I yang menangani bidang anti-terorisme dan pejabat Kepala FIU guna mempererat hubungan kerjasama regional dalam rangka memfasilitasi dan mengakomodasi maraknya isu terorisme melalui pencegahan dan pemberantasan
16
CTF Summit adalah pertemuan khusus tahunan antar sesama pejabat setingkat Menteri/ Eselon I yang menangani bidang anti-terorisme dan pejabat Kepala FIU guna mempererat hubungan kerjasama regional
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 16
23/01/2017 2:41:55 PM
No. 5, 6, dan mendasi
8 yang merupakan Reko-
terkait
langsung
dengan
isu
3. Berbagi
teknik
yang
efektif
untuk
mencegah aliran dana dan pendanaan
Counter–Terrorist Financing (CTF) yang
teroris
masuk
ke
pasar
keuangan
harus diterapkan di seluruh dunia termasuk
formal sesuai dengan jurisdiksi yang
Indonesia. Rekomendasi tersebut meminta
berlaku;
setiap negara harus mampu melakukan
4. Mendayagunakan program kemitra-an
kerjasama nasional dan internasional dalam
pemerintah dengan swasta (public-
mengidentifikasi, menilai dan memahami
private partnerships) dalam rangka
resiko pendanaan terorisme atas negara
menghadapi ancaman dari pendanaan
tersebut dan harus mengambil tindakan
terorisme serta untuk memperkuat
mitigasi dengan mendayagunakan sumber
keamanan pasar keuangan global dan
daya yang ada yang ditujukan untuk
regional; dan
pendanaan
5. Memaksimalkan peran teknologi dalam
terorisme dapat dimitigasi secara efektif
mengidentifikasi dan memutus mata
dan
rantai aliran pendanaan terorisme.
memastikan berdaya
bahwa guna.
resiko Tujuan
lain
yang
diangkat dalam CTF Summit ini antara lain: 1. Bekerja sama untuk mengidentifikasi
Hasil yang dicapai dalam 2 nd CTF
dan memahami secara utuh tingkat
Summit antara lain pembentukan Financial
ancaman yang ditimbulkan oleh pen-
Intelligence Consultative Group (FICG),
danaan terorisme di wilayah regional
pelaksanaan Regional Analyst Exchange,
Asia Tenggara dan Australia, salah
serta peluncuran Regional Risk Assesment
satunya dengan menghasilkan produk
on Terrorist Financing. Hasil akhir kegiatan
berupa Regional Risk Assessment on
ini tertuang dalam Nusa Dua Statement
Terrorist Financing (RRA on TF);
yang
2. Berkolaborasi
dan
saling
informasi
terkait
dengan
intelijen
keuangan
berbagi informasi
maupun
antara
lain
mengutuk
serangan
teroris di berbagai negara, mendukung revitalisasi
peran
PBB
dan
Dewan
info
Keamanan PBB dalam usaha memerangi
terkait lainnya untuk mengidentifikasi
terorisme, menggarisbawahi bahwa ISIS
sekaligus
melawan
merupakan
dihasilkan
oleh
ancaman
praktek
yang
pendanaan
ancaman
global
terhadap
keamanan dan perdamaian internasional,
terorisme
dengan
membentuk
serta
Financial
Intelligence
Consultative
kolaborasi yang lebih kuat dan inovasi
Group (FICG);
berkomitmen
mempromosikan
dalam memerangi pendanaan terorisme.
Foto Bersama Panitia Penyelenggara 2nd CTF Summit 2016, Nusa Dua, Bali, Indonesia
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 17
17
23/01/2017 2:41:58 PM
2
4 MEI 2016
GROUNDBREAKING INSTITUT INTELIJEN KEUANGAN INDONESIA, PERTAMA DAN MENJADI RUJUKAN DI KAWASAN ASIA TENGGARA
Acara simbolis serah terima pelaksanaan proyek pembangunan gedung PUSDIKLAT ANTI TPPU dari Kepala PPATK kepada Direktur PT. Nindya Karya sebagai kontraktor
G
round Breaking Gedung Institut Intelijen Keuangan Indonesia (Indonesian
Financial Intelligence Institute/IFII) digelar di Tapos, Depok, pada 4 Mei 2016. Kelak, IFII akan menjadi yang pertama sekaligus rujukan di kawasan Asia Tenggara. Tujuan pembentukan IFII adalah dalam rangka membangun rezim anti pencucian uang yang efektif di Indonesia serta memenuhi tuntutan masyarakat terhadap peningkatan
Prosesi tekan tombol sirene bersama walikota depok dalam acara groundbreaking Pusdiklat
kinerja yang secara terus menerus harus ditingkatkan,
khususnya
dalam
rangka
membantu menjaga stabilitas keuangan
18
upaya
memecahkan
masalah-masalah
yang krusial yang terus berkembang.
serta membantu penegakan hukum di
Perencanaan pembangunan IFII sudah
Indonesia. PPATK berusaha untuk tetap
dilakukan sejak tahun 2014, dimulai dengan
konsisten mengembangkan sumber daya
kajian, pencarian lokasi, dan pengurusan
manusia baik yang ada di lingkungan PPATK
perizinan. Gedung IFII ini akan dibangun di
maupun para stakeholder lainnya dalam
atas tanah eks aset BPPN, seluas 9510 m2.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 18
23/01/2017 2:42:01 PM
Penampakan Institut Intelijen Keuangan Indonesia
Saat ini telah memiliki Sertifikat Hak Pakai
cahaya matahari, dan sesedikit mungkin
tanggal 11 Juli 2015 atas nama Pemerintah
menggunakan pengatur udara elektronik.
Republik Indonesia c.q. PPATK.
Pengelolaan lingkungan taman yang asri, moratorium
pengelolaan air limbah untuk dipergunakan
pembangunan gedung-gedung pemerintah,
kembali, dan meminimalkan pembuangan
rencana pembangunan gedung ini telah
air ke lingkungan sekitar dengan membuat
mendapat persetujuan dari Presiden RI
sumur-sumur resapan dan bak kontrol.
Di
tengah
adanya
melalui Surat Menteri Sekretaris Kabinet RI
Untuk
mewujudkan
gedung
IFII
B.669/Seskab/Polhukam/11/2015
ini, PPATK dibantu oleh konsultan dan
tanggal 11 November 2015. Proses Izin
kontraktor yang telah dipilih melalui proses
Mendirikan Bangunan sudah dimulai sejak
lelang secara elektronik. PT Ciriajasa Cipta
tahun 2015. Saat ini sudah 95% dokumen
Mandiri
persyaratan IMB sudah dapat diselesaikan,
Konstruksi, PT Patroon Arsindo sebagai
dan diharapkan dalam waktu yang tidak
Konsultan Perencana, dan PT Nindya Karya
terlalu lama, IMB sudah bisa diterbitkan
(Persero) sebagai Kontraktor Pelaksana
oleh Pemerintah Daerah Kota Depok.
Konstruksi. Sesuai ketentuan yang berlaku,
Nomor
Bangunan terdiri dari 3 lantai ruang Diklat,
4
lantai
asrama,
dan
1
semi
basement dengan total luas hampir 10.000 m , yang terdiri dari ruang pengelola Diklat, 2
PPATK
sebagai
juga
Konsultan
dibantu
oleh
Manajemen
Tim
Teknisi
dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Diharapkan gedung IFII yang sedang
5 ruang kelas, ruang wisma yang mampu
dibangun
menampung 120 peserta didik, auditorium,
meningkatkan optimalisasi kinerja seluruh
sarana
olahraga
pihak yang merupakan bagian dari rezim
dan rekreasi. Gedung Diklat ini dirancang
anti pencucian uang di Indonesia sesuai
sebagai sebuah bangunan yang ramah
dengan tugas, fungsi, dan kewenangan
lingkungan,
masing-masing pihak.
energi
ibadah,
serta
sarana
meminimalisir
listrik,
melalui
penggunaan
oleh
PPATK
tersebut
dapat
pemanfaatan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 19
19
23/01/2017 2:42:01 PM
3
MEI 2016
MENGGALI PENDAPATAN PAJAK MELALUI REZIM ANTI PENCUCIAN UANG
S
alah satu dukungan
penuh PPATK
dalam setiap kebijakan pemerintah
dilakukan dengan mengoptimalkan pene-
pajak yang sudah dibayarkan sebesar Rp3,5 triliun. b. 4
(empat)
HA
reaktif
dengan
telah
rimaan negara dari sektor perpajakan.
ditindaklanjuti
penetapan
Produk Hasil Analisis (HA) dan Informasi
pokok pajak dan sanksi administrasi
yang dihasilkan PPATK secara nyata telah
sebesar Rp134,5 miliar. Dari jumlah
membantu meningkatkan pungutan pajak
tersebut, jumlah pajak yang sudah
untuk negara senilai lebih dari Rp3,5 triliun
dibayarkan sebesar Rp131,9 miliar.
rupiah. Pada periode tahun 2006 sampai dengan Mei 2016, sebanyak 190 (seratus
Selain itu, PPATK juga telah menerima
dan 121
permintaan informasi dari DJP tentang data
(seratus dua puluh satu) informasi PPATK
kepemilikan rekening 3.100 WP penunggak
telah dikirimkan kepada Direktorat Jenderal
pajak, dan telah ditindaklanjuti oleh PPATK
Pajak (DJP), dan dari jumlah tersebut, HA
dengan menyampaikan data 2.961 WP
dan Informasi yang telah ditindak lanjuti
kepada DJP. Selanjutnya, dari 2.961 data
DJP sebagai berikut:
WP tersebut, sebanyak 2.393 data WP
sembilan puluh) Hasil Analisis
HA
telah ditindaklanjuti oleh DJP dengan total
proaktif telah menghasilkan potensi
perkiraan hutang pajak sebesar Rp25,9
penerimaan
triliun.
85 a.
(delapan
puluh
pajak
lima)
sejumlah
Rp3,5
triliun. Dari jumlah tersebut, jumlah
4
SUPPORT DATA UNTUK SELEKSI PEJABAT STRATEGIS DI KEMENTERIAN / LEMBAGA NEGARA
S
ejak
tahun
dipercaya
2014, oleh
PPATK
Presiden
telah untuk
membantu dalam proses seleksi calon menteri dan pejabat Eselon I. Sedangkan
20
berdasarkan SE MenPAN-RB No. 1 Tahun
Transparan dinyatakan bahwa setiap orang
2012 tentang Peningkatan Pengawasan
yang akan menduduki jabatan setingkat
Dalam Rangka Mewujudkan Aparatur
eselon II harus melalui proses pengecekan
Negara yang Berintegritas, Akuntabel dan
data transaksi yang ada di PPATK. Dalam hal
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 20
23/01/2017 2:42:02 PM
5
2 JANUARI 2016 - 30 NOVEMBER 2016
MENINGKATNYA HASIL ANALISIS YANG DITINDAKLANJUTI OLEH PENYIDIK
K
egiatan
analisis
informasi
atas
transaksi
dituangkan
dalam
Hasil
Dalam
hasil
analisis
hal
laporan
dan
keuangan Analisis
(HA).
menunjukkan
adanya indikasi TPPU dan/atau tindak pidana
lainnya,
disampaikan
maka
kepada
HA
pihak
tersebut berwenang
untuk ditindaklanjuti. HA yang ditindaklanjuti adalah HA yang
informasi
tindak
lanjutnya
telah
diterima PPATK pada tahun berjalan, yang menginformasikan bahwa atas HA PPATK telah
ditindaklanjuti
dengan
Selama tahun 2016 terdapat total 435 (empat ratus tiga puluh lima) HA dari penyidik yang sudah diterima informasi tindak lanjutnya oleh PPATK, antara lain sedang dalam pengembangan dan analisis (DJP), penyelidikan dan penyidikan.
informasi
antara lain sebagai berikut: a. Telah
dilakukan
informasi/
pengumpulan
penyelidikan/penyidikan
tracing, keperluan blokir, penguatan
atas suatu kasus baru. b. HA
digunakan
identifikasi pihak-pihak terkait, asset
untuk
memberikan
informasi tambahan atas kasus yang tengah ditangani penyidik (antara lain
indikasi TPPU, perampasan aset). c. HA
digunakan
untuk
kepentingan
untuk
kepentingan
perpajakan. d. HA
digunakan
penuntutan
(antara
lain
asset
recovery). ini, PPATK melakukan pengecekan track record transaksi keuangan mencurigakan dan data keuangan lainnya terhadap para calon pejabat tersebut. Hasil pengecekan yang dilakukan
oleh
PPATK
tersebut
menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi
Presiden
ataupun
para
menteri
Selama tahun 2016 terdapat total 435 (empat ratus tiga puluh lima) HA dari penyidik yang sudah diterima informasi tindak lanjutnya oleh PPATK, antara lain sedang dalam pengembangan dan analisis (DJP), penyelidikan dan penyidikan.
untuk menyeleksi calon pejabat yang jujur, bersih dan berintegritas. Sampai dengan November 2016, PPATK telah menyampaikan informasi untuk fit and proper test atas permintaan Sekretariat
Kabinet
RI
sebanyak
27
Surat, dan dari instansi lainnya sebanyak 24 surat.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 21
21
23/01/2017 2:42:02 PM
17-20 MEI 2016
REGIONAL RISK ASSESSMENT ON TERRORIST FINANCING: SINERGI FIU REGIONAL PERANGI PENDANAAN TERORISME
6
Salah satu momen penyusunan Regional Risk Assessment on Terrorist Financing bersama Australian Transaction Reports and Analysis Centre (AUSTRAC)
T
indak pidana pendanaan terorisme
Tenggara dan Australia, yang diharapkan
merupakan kejahatan yang bersifat
dapat membantu negara-negara yang ada
lintas batas negara yang penanganannya
di wilayah tersebut untuk mengenal dan
sangat
dan
memitigasi
luar
yang terjadi di wilayah tersebut. Negara-
memperkuat
negara yang terlibat dalam kegiatan RRA TF
membutuhkan
kerjasama
dari
Indonesia.
Dalam
hubungan
kerjasama
bantuan
negara-negara rangka
di
pencegahan
dan
pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme sekaligus sebagai tindak lanjut
22
risiko
pendanaan
terorisme
antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Australia. Secara
khusus
RRA
TF
bertujuan
hasil NRA on TF yang telah diluncurkan
untuk mengidentifikasi metode, teknik,
tahun 2015, pada tahun 2016 ini Indonesia
dan sarana yang digunakan teroris dan
telah menjadi pemrakarsa dalam penilaian
organisasi teroris untuk menggalang dana,
risiko pendanaan terorisme untuk kawasan
memindahkan dana, dan menggunakan
Asia Tenggara dan Australia yang disebut
dana.
dengan Terrorist Financing Regional Risk
mengetahui
Assesment (RRA TF). RRA TF dimaksudkan
pendanaan
untuk melakukan penilaian risiko pendanaan
muncul dalam waktu 3 hingga 5 tahun ke
terorisme
depan. Melalui kegiatan RRA TF ini telah
yang
ada
di
wilayah
Asia
Penilaian
juga
ditujukan
kerentanan terorisme
dan
yang
untuk
ancaman berpotensi
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 22
23/01/2017 2:42:05 PM
dihasilkan pula rencana strategis dimasa
kuesioner tersebut akan disatukan dengan
depan terkait anti pendanaan terorisme
jawaban kuesioner RRA TF negara perserta
yang bersifat lintas batas negara.
lainnya untuk mendapatkan hasil penilaian
Untuk mensukseskan kegiatan RRA TF pada tahun 2016 PPATK bersama
secara regional menyeluruh untuk kawasan Asia Tenggara dan Australia.
perwakilan negara yang terlibat dalam
Aspek penilaian yang dilakukan lewat
kegiatan RRA TF ini telah melakukan
kegiatan RRA TF ini yang telah diluncurkan
beberbagai kegiatan berupa koordinasi,
pada acara Counter Terrorist Financing
diskusi, dan pertemuan untuk menentukan
Summit (CTF) pada tanggal 7 sampai
metodologi
11 September 2016 di Nusa Dua Bali,
analisis
dan
pengumpulan
data dalam bentuk pengisian kuesioner.
diantaranya meliputi:
Kegiatan berjalan sangat kondusif dan efektif dengan menghasilkan kesepakatan metode penilaian
dalam risiko
pelaksanaan pendanaan
kegiatan terorisme.
Dengan semangat untuk mensukseskan kegiatan RRA TF ini pada tanggal 17-20
A. Modus Pendanaan Terorisme yang meliputi a. Pengumpulan dana (Rising Fund) 1. Self-funding from legitimate sources
Mei 2016, di Hotel Aryaduta Bandung,
2. Nonprofit organizations
Jawa Barat, PPATK bersama stakeholders
3. Fundraising
anti pendanaan terorisme yang terdiri dari Penyidik (Densus 88 Anti Teror dan Satgas Terorisme Kejaksaan Agung RI), Badan Intelijen Negara, Hakim dari Pengadilan
through
media and crowdfunding 4. Criminal Activity b. Pemindahan dana (Moving Fund) 1. Cross border movement of
Negeri Jakarta Pusat, Timur, Barat, Utara
funds/value
dan Selatan serta Regulator (Bank Indonesia
2. Banking system
dan Otoritas Jasa Keuangan) telah sukses
3. Alternative
melaksanakan kegiatan FGD dalam rangka
social
remittance
and
money service businesses
pengisian kuesioner RRA TF. Hasil jawaban
Empat Aksi Prioritas dalam Regional Risk Assessment on Terrorist Financing
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 23
23
23/01/2017 2:42:06 PM
Foto Bersama saat Peluncuran Regional Risk Assessment on Terrorist Financing
c. Penggunaan dana (Using Fund)
berada di wilayah Asia Tenggara dan juga
1. Operasional •
Personnel mobility/travel
•
Weapon
and
explosive
materials •
Training personnel
2. Organisasional •
penanganan segera oleh para negara yang Australia sebagaimana dapat digambarkan pada bagan dibawah ini: Terhadap
priority
action
tersebut
beberapa diantaranya sudah dan akan ditindaklanjuti
oleh
instansi
charity
adalah: Riset sectoral risk assessment mengenai
NPO
lainnya
bersama
Window and family
• Propaganda radicalization
terkait
PPATK
yang
diantaranya
sudah
dilakukan
meetings
tahun 2016, serta riset tahun 2017 yang
•
Salary
akan ditujukan untuk memenuhi priority
•
Terrorist network
action diantaranya adalah riset Regional
maintenance
Risk Assessment mengenai NPO (RRA NPO) dan Riset mengenai Cross Border
B. Faktor yang Berpotensi menimbul-
Movement of funds/value yang diharapkan
kan risiko
kedepannya risiko pendanaan terorisme
a. New Payment Method
yang terjadi dapat dicegah dan diberantas
b. ISIL dan pendanaan internasional
bersama bukan hanya melibatkan otoritas
lainnya ke region
negara Indonesia namun juga negaranegara dimana Indonesia berdekatan yakni
Kegiatan RRA TF ini menghasilkan 4 priority action yang harus mendapat
24
negara-negara dikawasan Asia Tenggara dan juga Australia.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 24
23/01/2017 2:42:07 PM
7
20 SEPTEMBER 2016
SATU DEKADE SABET PREDIKAT WAJAR TANPA PENGECUALIAN
K
omitmen PPATK dalam pengelolaan keuangan pemerintah yang transparan
dan akuntabel kembali mendapat Opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan. Opini BPK merupakan pengakuan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi
keuangan
yang
disajikan
dalam
laporan keuangan dengan memperhatikan kesesuaian penyajian Laporan Keuangan dengan
Standar
Akuntansi
Pemerintah
(SAP), kecukupan pengungkapan informasi keuangan dalam Laporan Keuangan sesuai dengan pengungkapan yang diatur SAP, kepatuhan terhadap Peraturan Perundangundangan,
dan
Efektifitas
Sistem
Pengendalian Intern. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Penyerahan Piagam Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati kepada Sekretaris Utama PPATK Bjardianto Pudjiono
Keuangan kembali berhasil mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Lembaga atas capaian Opini Wajar Tanpa
sepuluh kali berturut-turut sejak tahun
Pengecualian
2006 s.d tahun 2015 dari Badan Pemeriksa
Kementerian Negara dan Lembaga Tahun
Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan
2006 s.d. 2016 diberikan langsung secara
Tahun
tahun
simbolik oleh Menteri Keuangan Republik
pertama penerapan Standar Akuntansi
Indonesia, Ibu Sri Mulyani kepada Sekretaris
Pemerintah Berbasis Akrual sebagaimana
Utama PPATK Bapak Bjardianto Pudjiono di
diamanatkan dalam Undang-Undang No.17
Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Jakarta.
2015
yang
merupakan
Penyerahan penghargaan atas keber-
untuk
Laporan
Keuangan
Standar Akuntansi Pemerintah berbasis
memepertahankan
akrual merupakan basis akuntansi dimana
Opini WTP 5 Tahun berturut turut dilaku-
transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya
kan
(penerimaan
hasilan di
K/L
dalam
sela
acara
pembukaan
Rapat
dan/atau
pengeluaran)
Akuntansi
diakui, dicatat dan disajikan dalam Laporan
Pemerintah
Keuangan pemerintah pada saat terjadinya
Tahun 2016 yang bertajuk “Mewujudkan
transaksi tersebut tanpa memperhatikan
Percepatan
waktu kas atau setara kas diterima atau
Kerja dan
Nasional Pelaporan
(Rakernas) Keuangan
Pembangunan
Infrastruktur
bertempat di Istana Negara, Jakarta pada
dibayarkan.
hari selasa 20 september 2016. Sementara
Dalam prosesnya, BPK mengerahkan
untuk piagam penghargaan Pemerintah
300 akuntan untuk mengaudit kementeri-
Republik Indonesia kepada Kementerian /
an/lembaga
atas
Laporan
Keuangan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 25
25
23/01/2017 2:42:09 PM
Kementerian
(LKK/L)
sebanyak 26 K/L mendapatkan opini Wajar
Hasilnya,
Dengan Pengecualian (WDP) dan 4 K/L
jumlah kementarian/lembaga (K/L) yang
mendapatkan opini Tidak Mendapatkan
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecuali-
Pendapat.
pada
an
Negara/Lembaga
tahun
(WTP)
anggaran
tercatat
2015.
mencapai
56
K/L,
8
20 SEPTEMBER 2016
PERINGKAT KEDUA PENILAIAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
(KIP), dan penghargaan diberikan langsung RI
Dr.
oleh
Wakil
Muhammad
Presiden
Jusuf
Raihan
ini
nyata
pelaksanaan
Kalla.
merupakan
wujud
kewajiban
PPATK sebagai Badan Publik untuk mengumumkan, melayani
menyediakan,
permohonan
Informasi
Publik, dan melakukan pengelolaan informasi dan dokumentasi sesuai dengan Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin menerima penghargaan Keterbukaan Informasi Publik yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Ir. H. M. Jusuf Kalla
P
restasi
hebat
kembali
diukir
oleh
PPATK.
Lembaga intelijen di bidang keuangan ini
menyabet
predikat
terbaik
kedua
Keterbukaan
Informasi Publik di kategori Lembaga Non Struktural. Penilaian ini dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat
Undang-undang
Informasi
Publik.
Adanya
penghargaan ini juga merupakan salah
satu
PPATK
bentuk
dalam
penyelenggaraan transparan,
komitmen mewujudkan
negara
efektif,
efisien,
yang dan
akuntabel.
9
PERINGKAT KEDUA BKN AWARD KATEGORI PERENCANAAN KEPEGAWAIAN usat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Daerah (BKD) seluruh Indonesia yang
Keuangan
terdiri dalam 8 (delapan) kategori yaitu
mendapatkan
peringkat
kedua pada BKN Award 2016 dalam kategori
Perencanaan
Perencanaan Kepegawaian. BKN Award 2016
Pengadaan dan Kepangkatan, Pelayanan
merupakan penghargaan yang diberikan
Pensiun, Implementasi Computer Assisted
oleh
Test
Pemerintah
RI
kepada
unit-unit
kepegawaian instansi/Badan Kepegawaian
26
14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan
26 MEI 2016
P
No.
dalam
Kepegawaian,
Manajemen
Pelayanan
Aparatur
Sipil
Negara, Implementasi Penilaian Kinerja,
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 26
23/01/2017 2:42:10 PM
Implementasi
Assessment
ketepatan waktu pengusulan
Center, Pelaksanaan e-PUPNS
dokumen kepegawaian, pro-
dan BKD Inovatif.
posionalitas anggaran belanja
Trofi
BKN
didapatkan
Award
oleh
yang
PPATK
pegawai
di-
belanja
dan
anggaran
pembangunan
serta
serahkan oleh Wakil Presiden
rasionalitas
usulan
dengan
Republik Indonesia Jusuf Kalla
kebutuhan
sesuai
dengan
kepada
Utama
Batas Usia Pensiun (BUP). Atas
PPATK, Bjardianto Pudjiono,
penghargaan yang dimaksud,
dalam acara Rapat Koordinasi
PPATK
Sekretaris
berkomitmen
untuk
Nasional (Rakornas) Kepegawaian, Kamis
terus meningkatkan pelayanan pengelolaan
(26/5) bertempat di Hotel Bidakara Jakarta.
kepegawaian
Kriteria penilaian dalam kategori Perencanaan Kepegawaian meliputi kelengkapan
kepada
seluruh
Pegawai
sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
dan kebenaran dokumen kepegawaian,
10
AGUSTUS 2016
DESAIN BARU WEBSITE PPATK
S
ejak Agustus 2016, PPATK meluncurkan
Guna semakin mendekatkan PPATK
desain website baru yang merupakan
kepada publik, website baru PPATK juga
penyempurnaan dari tampilan dan konten
dilengkapi
website sebelumnya. Tampilan baru ini
system,
dapat dilihat di www.ppatk.go.id.
layanan pemohon informasi publik, hingga
Desain website baru PPATK menampilkan tampilan berita utama yang lebih
dengan pengaduan
fitur
whistleblowing
pencucian
uang,
e-learning yang berfungsi sebagai sarana belajar bagi masyarakat.
menarik, sebaran laporan transaksi keuang-
Sebagai bukti komitmen PPATK dalam
an mencurigakan dari seluruh wilayah
mengimplementasikan Instruksi Presiden
Indonesia yang disajikan dalam bentuk
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan
infografis, begitu juga dengan tampilan
Komunikasi Publik, tampilan website baru
statistik laporan transaksi keuangan dan
PPATK
statistik kinerja dan reformasi birokrasi
Public Relations (GPR), yang merupakan
yang ditayangkan dalam bentuk grafis dan
bentuk
dapat dipantau langsung oleh publik.
dalam menyukseskan program Nawa Cita.
juga
menampilkan
sinergi
kehumasan
Government pemerintah
Website baru PPATK dapat diakses di www.ppatk.go.id dengan tampilan baru yang lebih informatif dan edukatif
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 27
27
23/01/2017 2:42:11 PM
11
NOVEMBER 2016
RAIH PREDIKAT SANGAT BAIK DALAM AKREDITASI KEARSIPAN
Rapat Pleno antara Arsip Nasional Republik Indonesia dengan PPATK
P
ada tahun 2016, Pihak Pusat Akreditasi
dicapai oleh Unit Kearsipan Pusat Pelaporan
Kearsipan
Nasional
Republik
dan Analisis Transaksi Keuangan yaitu
melakukan
penilaian
sebesar 89,85 (Delapan Puluh Sembilan
kegiatan
Koma Delapan Puluh Lima) dengan predikat
Arsip
Indonesia
(ANRI)
akreditasi
kearsipan
melalui
verifikasi lapangan dan uji petik dalam
Sangat baik.
rangka kegiatan akreditasi unit kearsipan
Hasil penilaian Akreditasi Kearsipan
di lingkungan Pusat Pelaporan dan Analisis
ini menjadi semangat bagi Unit Kearsipan
Transaksi
PPATK
Keuangan
dari
bulan
Maret
untuk
semakin
pengelolaan
meningkatkan
sampai dengan bulan November 2016. Hasil
kegiatan
dari penilaian tersebut ditampilkan pada
mengetahui
acara Rapat Pleno yang diselenggarakan
di seluruh unit pengolah dan mengukur
oleh pihak ANRI dengan mengundang para
tingkat kepatuhan unit pengolah terhadap
pengelola arsip di Unit Kearsipan PPATK.
Pedoman Penyelenggaraan Kearsipan Pada
kondisi
arsip
pengelolaan
serta arsip
Aspek-aspek yang dinilai oleh pihak
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Pusat Akreditasi Kearsipan ANRI, antara
Keuangan, sehingga pengelolaan arsip di
lain Aspek Pengelolaan Arsip Dinamis,
seluruh unit kerja menjadi lebih baik lagi
Aspek Sumber Daya Manusia Kearsipan,
nantinya.
dan Aspek Sarana dan Prasarana Kearsipan. Hasil yang dicapai dari kegiatan rapat pleno ini adalah keterangan hasil akreditasi yang
28
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 28
23/01/2017 2:42:13 PM
12
AGUSTUS 2016
KOMITMEN 100% E-PROCUREMENT PPATK
D
alam rangka mewujudkan birokrasi yang
Procurement
bersih dan akuntabel telah dilakukan
National Procurement Award ini sekaligus
beberapa
upaya
untuk
melaksanakan
Award.
Penganugrahan
menjadi dorongan kepada seluruh K/L/D/I
barang
untuk Meningkatkan Kualitas LPSE dalam
dan jasa pemerintah (PBJP) yang hasilnya
membenahi sektor pengadaan barang dan
ditunjukkan antara lain dengan semakin
jasa.
program
reformasi
pengadaan
meningkatnya transaksi pengadaan secara
Tahun ini LKPP membagikan 50 tropi
dan efisiensi belanja negara
dan sertifikat penghargaan dengan lima
Hal ini sejalan dengan arah kebijakan
kategori yang diperebutkan, dimana PPATK
pembangunan
ditujukan
berhasil memperoleh penghargaan dalam
untuk memantapkan pembangunan secara
katagori “Komitmen 100% eProcurement”.
menyeluruh di berbagai bidang.
Komitmen
elektronik
nasional
yang
pengadaan
barang/jasa
di
pemerintah
lingkungan PPATK secara elektornik telah
yang berfungsi melakukan pembinaan dan
dilakukan secara konsisten sejak tahun
pengembangan
2010 sampai dengan sekarang melalui
LKPP
sebagai
lembaga
sistem
informasi
serta
pengawasan penyelenggaraan pengadaan
LPSE Kementrian Keuangan.
barang/jasa pemerintah secara elektronik, memberikan
apresiasi
kepada
LPSE
Kementrian /Lembaga /Institusi /Daerah dalam
bentuk
penganugrahan
National
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 29
29
23/01/2017 2:42:13 PM
BIDANG
PENCEGAHAN 01
02
03
04
30
PERSIAPAN INDONESIA HADAPI MUTUAL EVALUATION 2017
SELAMAT DATANG PUSDIKLAT APU PPT
RUU PERAMPASAN ASET, TEROBOSAN BARU PENGEMBALIAN HASIL TINDAK PIDANA SECARA OPTIMAL
PERSEMPIT RUANG GERAK PELAKU TINDAK PIDANA MELALUI RUU PEMBATASAN TRANSAKSI TUNAI
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 30
23/01/2017 2:42:14 PM
UPAYA PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME MELALUI PENGAWASAN NON PROFIT ORGANIZATION
05
PROGRESS IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2/2016
06
07
INISIASI LEGAL PERSON PEMILIK MANFAAT DARI KORPORASI DAN KONTRAK PENGELOLAAN HARTA KEKAYAAN
PERLUASAN KOMITE ANTI TPPU
08
09
10
11
12
13
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN KEPATUHAN BERBASIS RISIKO
INDEKS PERSEPSI PUBLIK APUPPT 2016
MoU PPATK-LKPP, KOMITMEN BERSIH-BERSIH PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH
DUKUNGAN STRANAS TPPU TERHADAP PERWUJUDAN NAWACITA
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 31
31
23/01/2017 2:42:15 PM
PERSIAPAN INDONESIA HADAPI MUTUAL EVALUATION 2017
01
M
utual Evaluation (ME) merupakan
barang dan jasa lainnya, serta penegakan
proses peer review yang dilaksanakan
hukum dalam rezim APU/PPT.
untuk
menentukan
tingkat
ME
kepatuhan
melibatkan
proses
desk-based
negara anggota Asia Pacific Group on
review dan on-site visit ke negara anggota
Money Laundering (APG) dalam penerapan
APG oleh tim yang terdiri dari perwakilan
standar
Pencucian
negara anggota APG dan Sekretariat APG
Pendanaan
yang komposisisnya terdiri atas pakar/ahli
dikeluarkan
di bidang hukum, keuangan dan pengaturan
oleh Financial Action Task Force (FATF).
Penyedia Jasa Keuangan/Penyedia Barang
Standar internasional tersebut terdiri dari
dan Jasa, serta penegakan hukum.
Uang
internasional dan
Terorisme
40
Pemberantasan (APU/PPT)
rekomendasi
nama
Anti
“FATF
yang
yang
dikenal
Tujuan
dengan
Recommendation”.
Recommendation/Rekomendasi
dari
dilaksanakannya
ME
FATF
adalah untuk memastikan negara anggota
FATF
memenuhi dua faktor sebagai berikut:
sebagaimana dimaksud mencakup standar
i.
Technical
Compliance
yakni
anggota
dalam
dalam hal regulasi, pengawasan terhadap
kepatuhan
penyedia jasa keuangan serta penyedia
memenuhi Rekomendasi FATF yang di
negara
(TC)
antaranya
diwujudkan
dengan
adanya regulasi yang memadai; bukti
Hasil dari ME akan pada tingkat internasional menentukan penilaian dunia internasional terhadap kematangan rezim APU/ PPT Indonesia yang akan mempengaruhi reputasi dan citra sistem finansial dan sistem hukum di Indonesia dalam kaitannya dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme.
32
data maupun statistik dari penerapan Rekomendasi
FATF;
serta
adanya
wewenang yang nyata pada competent authorities. ii. Effectiveness efektivitas
merupakan
penerapan
dari
ukuran regulasi
yang ada mengenai APU/PPT. Tujuan dari diujinya efektivitas adalah untuk meningkatkan outcome dari penerapan Rekomendasi FATF; mengidentifikasi sejauh mana rezim APU/PPT nasional mencapai tujuan dari Rekomendasi FATF dan mengidentifikasi kelemahan sistemik;
membantu
memprioritaskan
negara
untuk
langkah-langkah
untuk memperkuat sistem APU/PPT nasional.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 32
23/01/2017 2:42:15 PM
Salah satu sesi FATF on-site visit yang diadakan di kantor PPATK pada 2015
Hasil dari ME akan menentukan penilaian
dunia
kematangan
internasional
rezim
APU/PPT
kondisi rezim APU/PPT di Indonesia ditinjau
terhadap
dari perspektif standar global. Lebih lanjut,
Indonesia
proses ME akan membuat PPATK untuk
yang pada gilirannya dapat mempengaruhi
dapat:
reputasi dan citra sistem finansial dan
mengidentifikasi 1.
kekurangan
dan
sistem hukum di Indonesia dalam kaitannya
kelemahan dari peraturan-peraturan
dengan pencegahan dan pemberantasan
turunan UU No. 8 tahun 2010 tentang
tindak
dan
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
pendanaan terorisme. Citra dan reputasi ini
Pidana Pencucian Uang maupun UU
penting untuk meningkatkan kepercayaan
No. 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan
antara lain dalam penanaman modal asing/
dan
investasi, penerbitan obligasi oleh negara,
Pendanaan Terorisme sehingga dapat
maupun dalam pengembangan industri
dilakukan perbaikan;
pidana
pencucian
uang
tingkat
nasional,
kepatuhan
Indonesia dalam pelaksanaan Rekomendasi FATF
yang
dinilai
dalam
ME
Tindak
Pidana
2. merumuskan strategi nasional untuk
keuangan nasional ke tingkat global. Pada
Pemberantasan
akan
mengatasi
kelemahan-kelemahan
yang ditemukan dalam proses ME; dan 3. menunjukkan
Indonesia
membantu Indonesia untuk memperkuat
kepada
kerangka nasional APU/PPT yang akan
pencegahan
mempermudah
Tindak Pidana Pencucian Uang dan
instansi
terkait
dalam
mempersulit aktivitas dari pelaku tindak
dunia
komitmen
Internasional dan
dalam
pemberantasan
Pendanaan Terorisme.
pidana pencucian uang dan tindak pidana asal.
Pada bulan November 2017 mendatang,
Bagi PPATK, selaku focal point dari
Indonesia akan mendapat giliran untuk
rezim APU/PPT di Indonesia, proses ME
dievaluasi oleh tim evaluator yang akan
akan memberikan gambaran utuh atas
ditentukan oleh APG. Apabila Indonesia
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 33
33
23/01/2017 2:42:15 PM
Foto bersama antara Kepala dan Wakil Kepala PPATK periode 2011-2016 Dr. Muhammad Yusuf dan Agus Santoso dengan delegasi On-site visit FATF
menolak untuk dievaluasi dalam kerangka
usaha atau kantor perwakilan dari
ME, maka hal tersebut akan berdampak
industri finansial asing di indonesia.
pada diragukannya komitmen Indonesia
pembatasan
hubungan
oleh dunia internasional dalam pencegahan
usaha atau transaksi keuangan dengan
dan
institusi keuangan di indonesia
pemberantasan
Tindak
Pidana
Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. Pada
tingkat
yang
paling
merugikan
4. melakukan review, perubahan atau jika diperlukan
menghentikan
adalah Indonesia akan dicantumkan dalam
korespondensi
FATF
keuangan di indonesia.
public
berdampak
statement/blacklist pengenaan
sanksi
yang
dengan
hubungan lembaga
berupa
counter-measures yang dapat berdampak
Dalam
proses
persiapan
ME
dan
pada terganggunya sistem keuangan dan
pelaksanaan ME sendiri akan melibatkan
menghambat perkembangan investasi di
cukup banyak instansi terkait sehingga
Indonesia.
dibutuhkan kerja sama dan koordinasi
Counter-measures
dimaksud
antara lain meliputi:
yang sinergis guna mensukseskan ME
1. penolakan pembukaan cabang, anak
2017 mendatang. Instansi terkait yang
usaha atau kantor perwakilan dari
terlibat adalah Pusat Pelaporan dan Analisis
industri finansial indonesia di negara
Transaksi Keuangan sebagai focal point,
lain.
kemudian Mahkamah Agung; Kementerian
2. penolakan pembukaan cabang, anak
34
3. melakukan
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 34
23/01/2017 2:42:17 PM
Keamanan; Kementerian Dalam Negeri; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Keuangan; Kementerian Hukum dan HAM; Kementerian Agama; Kementerian Sosial; Kementerian Koperasi dan UKM; Kejaksaan RI; Kepolisian Negara RI; Badan Narkotika Nasional; Badan Nasional Penanggulangan Terorisme; Badan Intelijen Nasional; Badan Pengawas Tenaga Nuklir; Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi; Bank Indonesia; dan Otoritas Jasa Keuangan. Sampai koordinasi
dengan terkait
akhir
tahun
persiapan
ME
2016 telah dilakukan
Pada bulan November 2017 mendatang, Indonesia akan mendapat giliran untuk dievaluasi oleh tim evaluator yang akan ditentukan oleh APG. Apabila Indonesia menolak untuk dievaluasi dalam kerangka ME, maka hal tersebut akan berdampak pada diragukannya komitmen Indonesia oleh dunia internasional dalam pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
dan
akan
terus
dilakukan
secara intensif. Koordinasi yang dilakukan antara lain dalam hal sosialisasi mengenai ME kepada instansi terkait, action plan jangka pendek maupun jangka panjang, kekurangan Indonesia yang perlu diatasi dalam
menghadapi
ME,
serta
inisiasi
penyusunan peraturan untuk mendukung pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme di Indonesia. Berdasarkan
self-assessment
yang
telah dilakukan oleh PPATK, Indonesia masih menghadapi banyak defisiensi baik dari segi technical compliance maupun effectiveness sehingga untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam ME tentunya dibutuhkan komitmen dan dukungan yang kuat dari pemerintah, serta kerja sama yang lebih baik lagi diantara instansi terkait untuk mengatasi defisiensi dimaksud.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 35
35
23/01/2017 2:42:18 PM
SELAMAT DATANG INSTITUT INTELIJEN KEUANGAN INDONESIA
02
Suasana di gedung IFII
I
nstitut Intelijen Keuangan Indonesia
dari 48 (empat puluh delapan) program
(Indonesian
diklat. Program Diklat yang rencananya
Financial
Intelligence
Institute/IFII) merupakan unit kerja baru
akan
setingkat eselon II yang dibentuk melalui
Februari tahun 2017 berjumlah 21 dari 48
Rancangan Peraturan Presiden yang saat
Program Diklat yang dimiliki oleh PPATK.
ini tinggal menunggu pengesahan dari
IFII mendapat sambutan positif menjelang
Presiden RI. IFII dibentuk dengan tujuan
pembukaannya.
meningkatkan optimalisasi kinerja seluruh
dengan antusiasnya beberapa Penyedia
pihak yang merupakan bagian dari rezim anti
Jasa
pencucian uang di Indonesia sesuai dengan
memperkaya pemahamannya melalui IFII.
tugas, fungsi, dan kewenangan masing-
Selain itu beberapa lembaga Diklat seperti
masing
FKDKP, BINS serta JCLEC secara informal
pihak,
melalui
pengembangan
mulai
dilaksanakan
Keuangan
mulai
Hal (PJK)
pada
tersebut yang
menawarkan
Bulan
terbukti
berencana
sumber daya manusia atas kompetensi
sudah
dan pengetahuan pegawai PPATK dan
pelatihan.
pemangku kepentingan melalui pendidikan
internasional seperti UNODC dan AIPEG
dan pelatihan di bidang pencegahan dan
juga telah menyatakan ketertarikannya
pemberantasan tindak pidana pencucian
untuk
uang dan pendanaan terorisme.
kegiatan di IFII.
Bahkan
mendukung
kerjasama
lembaga
donor
penyelenggaraan
PPATK telah menyusun Program dan Kurikulum Diklat APU PPT yang terdiri
36
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 36
23/01/2017 2:42:20 PM
RUU PERAMPASAN ASET, TEROBOSAN BARU PENGEMBALIAN HASIL TINDAK PIDANA SECARA OPTIMAL
S
03
aat ini Indonesia tengah menyusun ketentuan
dilakukannya pemidanan
yang
memungkinkan
perampasan atau
yang
aset
dikenal
tanpa dengan
istilah non conviction based (NCB) asset forfeiture. Mekanisme ini memungkinkan dilakukannya perampasan aset tanpa harus menunggu adanya putusan pidana yang berisi tentang pernyataan kesalahan dan pemberian hukuman bagi pelaku tindak penegakan hukum yang profesional,
pidana. RUU Pidana
Perampasan dibuat
Aset
Tindak
berdasarkan
beberapa
transparan, dan akuntabel. c. Ketiga,
bahwa
berdasarkan
pertimbangan:
pertimbangan pertama dan kedua,
a. Pertama, bahwa sistem dan mekanisme
maka
yang
ada
aset
hasil
instrumen
mengenai tindak yang
perampasan
pidana
berikut
digunakan
untuk
Undang Tindak
perlu
membentuk
tentang Pidana;
Undang-
Perampasan dengan
Aset
mengingat
Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang-
melakukan tindak pidana, pada saat
Undang
Dasar
Negara
ini belum mampu mendukung upaya
Indonesia Tahun 1945.
Republik
penegakan hukum yang berkeadilan dan rakyat
meningkatkan sebagaimana
kesejahteraan
Adapun sasaran yang ingin dicapai
diamanatkan
dari pembentukan dan penyusunan RUU
oleh Undang-Undang Dasar Negara
Perampasan Aset Tindak Pidana adalah:
Republik Indonesia Tahun 1945.
a. menyediakan ketentuan hukum yang
b. Kedua, jelas
bahwa dan
pengaturan
komprehensif
yang
mengenai
bersifat
komprehensif
digunakan
oleh
yang
aparat
dapat
penegak
pengelolaan aset yang telah dirampas
hukum dan aparat pemerintah lainnya
akan
dalam melaksanakan penyitaan dan
mendorong
terwujudnya
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 37
37
23/01/2017 2:42:20 PM
perampasan hasil dan instrumen tindak
yang
pidana.
tidak wajar (yang tidak sesuai dengan
b. mendorong agar pengembalian hasil
memiliki
sumber
harta
dalam
pemasukannya)
tanpa
jumlah mampu
tindak pidana bisa dilaksanakan secara
membuktikan bahwa hartanya tersebut
optimal
yang
diperoleh secara sah (bukan berasal dari
efektif, dalam waktu yang singkat dan
tindak pidana). Instrumen serupa dikenal
sesuai dengan ketentuan perundang-
pula dalam United Nations Convention
undangan yang berlaku.
Againts
melalui
mekanisme
c. mengimbangi perkembangan di dunia internasional
di
bidang
penegakan
Corruption
(UNCAC).
Aset
seseorang yang didaftarkan atas nama pihak ketiga (misalnya anggota keluarga)
rangka
tetap dapat dianggap sebagai aset/harta
instrumen
orang tersebut selama dapat dibuktikan
tindak pidana atau asset recovery
adanya peralihan aset pada pihak ketiga
antar negara.
tersebut.
hukum
khususnya
pengembalian
hasil
dalam dan
Penyusunan RUU Perampasan Aset Salah satu klausul yang dimasukkan
Tindak Pidana dilakukan oleh sebuah Panitia
dalam RUU tersebut adalah unexplained
yang
wealth. Konsep yang berhubungan, illicit
Menteri Hukum dan HAM. Panitia tersebut
enrichment, juga masuk dalam RUU Tindak
beranggotakan wakil dari instansi-instansi
Pidana Korupsi. Unexplained wealth adalah
terkait
instrumen hukum yang memungkinkan
KPK, PPATK, Kementerian Luar Negeri,
perampasan
Kementerian
aset/kekayaan
seseorang
PAN
dibentuk
berdasarkan
seperti
RB,
Keputusan
Kepolisian, Keuangan,
Setneg,
dan
Kejaksaan, Kementerian Kementerian
Hukum dan HAM sebagai ”focal point”.
Salah satu klausul yang dimasukkan dalam RUU Perampasan Aset adalah unexplained wealth. Unexplained wealth adalah instrumen hukum yang memungkinkan perampasan aset/ kekayaan seseorang yang memiliki harta dalam jumlah tidak wajar tanpa mampu membuktikan bahwa hartanya tersebut diperoleh secara sah.
Adapun sistematika dan substansi yang diatur dalam RUU tersebut antara lain adalah
sebagai
berikut:
Penelusuran,
pemblokiran, penyitaan, dan perampasan; Illicit
enrichment/unexplained
we-wenang
mengajukan
perampasan
aset
wealth;
permohonan
dan
wewenang
pengadilan untuk mengadili; pengelolaan aset;
perlindungan
dan
kompensasi;
perlindungan terhadap pihak ketiga yang beritikad baik. RUU ini masuk dalam long list Program Legislasi Nasional (Prolegnas) pada DPR-RI masa bakti 2009-2014. Pembahasan RUU ini telah sampai pada tahap harmonisasi (penghalusan)
antar
kementerian
dan
dinyatakan selesai pada tanggal 16 Maret 2012. Pengharmonisasian ini melibatkan perwakilan
dari
Sekretariat
Negara,
Kemenkeu, Polri, Kejaksaan Agung, KPK,
38
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 38
23/01/2017 2:42:20 PM
2) Jaksa
Agung
RI
belum
dapat
membubuhkan paraf persetujuan atas
Sistematika dan substansi yang diatur dalam RUU tersebut antara lain Penelusuran, pemblokiran, penyitaan, dan perampasan; Illicit enrichment/ unexplained wealth; wewenang mengajukan permohonan perampasan aset dan wewenang pengadilan untuk mengadili; pengelolaan aset; perlindungan dan kompensasi; perlindungan terhadap pihak ketiga yang beritikad baik.
RUU tersebut sebagaimana disampaikan melalui surat Nomor B-120/A/ Chk.1/07/2014 tanggal 10 Juli 2014. Adapun keberatan Kejaksaan terkait dengan
lembaga
pengelolaan
aset
karena dikejaksaan sudah ada lembaga sejenis. 3) Kepala Kepolisian Negara RI belum dapat membubuhkan paraf persetujuan atas
RUU
tersebut
disampaikan
sebagaimana
melalui
surat
Nomor
B/1943/VI/2014/Divkum tanggal 24 Juni 2014. Adapun Keberatan POLRI terkait peran penyidik karena harus melalui Kejaksaan untuk mengajukan perampasan
aset.
Keberatan
Kemenkeu terkait harus ada penetapan pengadilan
setelah
penilaian
oleh
lembaga apraisal. Berkenaan Sekretariat kembali
dengan Negara
RUU
hal
tersebut,
menyampaikan
tersebut
untuk
dibahas
kembali bersama dengan kementerian/ PPATK, Kemenlu, Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Kemenpan dan RB, serta Kemenkumham. Selanjutnya
melalui
surat
dari
Sekretariat Negara Nomor: B-175/Kemsetneg/d-4/PU.00/09/2014
tanggal
September
Penyampaian
2014
perihal
25
Kembali Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perampasan Aset Tindak Pidana dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) Menteri Keuangan telah membubuhkan paraf
atas
RUU
dimaksud
kecuali
pada halaman 24 batang tubuh dan halaman 13 penjelasan RUU dimaksud sebagaimana surat
Nomor
disampaikan
melalui
S-585/MK.01/2014
tanggal 5 September 2014.
lembaga terkait, sebelum diajukan kepada Bapak Presiden. Pada awal tahun 2015, Kementerian Hukum dan HAM melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM telah membentuk penyusunan Aset
panitia RUU
Tindak
antarkementerian
tentang
Pidana
yang
Perampasan terdiri
dari
perwakilan dari Kementerian Hukum dan HAM,
PPATK,
Kementerian
Keuangan,
Kementerian PAN dan RB, KPK, Kejaksan Agung, Sekretariat Negara, dan Kepolisian. Sampai dengan saat ini telah dilakukan pembahasan secara insentif sebanyak 3 (tiga) kali, yaitu pada tanggal 13 Maret, 10 April dan 27 Juni 2015. Dalam rangka percepatan pembahasan RUU tersebut, PPATK bekerjasama dengan UNODC dan US
Embassy
telah
menyelenggarakan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 39
39
23/01/2017 2:42:20 PM
Fokus Grup Diskusi mengenai percepatan penyusunan RUU tentang Perampasan Aset
Dimohon dukungan Presiden untuk dapat mendorong percepatan penyelesaian pembahasan dan harmonisasi RUU Perampasan Aset Dalam Tindak Pidana, dan segera disampaikan kepada DPR-RI untuk dapat dilakukan pembahasan bersama dengan Pemerintah.
Tindak Pidana yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 dan 17 Juni 2015 di Sentul Bogor, Jawa Barat. Pada tahun 2016, Kementerian Hukum dan
HAM
tidak
membentuk
kembali
Panitia Antar Kementerian (PAK) dengan pertimbangan diperlukan adanya kajian lebih mendalam atas konsep perampasan aset
yang
akan
diatur
dalam
RUU
Perampasan Aset. Namun, seiring dengan nawacita dimana Presiden berkomitmen untuk membentuk regulasi RUU Perampasan Aset,
maka
Kementerian
Hukum
dan
HAM berencana menindaklanjuti arahan Presiden tersebut dengan melaksanakan kegiatan harmonisasi atas RUU tersebut. Namun, sampai dengan akhir tahun 2016, Kementerian
Hukum
dan
HAM
belum
dari
Ketua
Tim
Penyusn,
dapat merampungkan proses kajian dan
praktisi,
kegiatan
dengan hal tersebut, dimohon dukungan
harmonisasi
mengidentifikasi
tersebut.
kembali
isu-isu
Untuk yang
serta
Presiden
akademisi.
untuk
Sehubungan
dapat
mendorong
masih menjadi pending matters di RUU
percepatan penyelesaian pembahasan dan
Perampasan Aset Dalam Tindak Pidana,
harmonisasi RUU Perampasan Aset Dalam
maka pada tanggal 20 Desember 2016,
Tindak Pidana, dan segera disampaikan
PPATK kembali menginisiasi kegiatan Fokus
kepada DPR-RI untuk dapat dilakukan
Grup Diskusi (FGD) yang menghadirkan
pembahasan bersama dengan Pemerintah.
PERSEMPIT RUANG GERAK PELAKU TINDAK PIDANA MELALUI RUU PEMBATASAN TRANSAKSI TUNAI
04
D
alam dunia modern, transaksi keuang-
ini
an berkembang sangat pesat seiring
resiko, mempermudah komunikasi atau
dengan
perubahan
perdagangan
dunia
yang semakin mengglobal. Perkembangan transaksi keuangan tersebut terjadi baik
40
narasumber
bertujuan
melanggengkan Transaksi khususnya
non
pada
Pada
prinsipnya
transaksi
meminimalisasi
hubungan
bisnis
antar
para pihak yang telah terjalin.
pada transaksi keuangan tunai maupun tunai.
untuk
satu
keuangan
melalui sisi
non
lembaga
semakin
tunai,
keuangan
canggih
dan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 40
23/01/2017 2:42:20 PM
memudahkan, seiring dengan kemajuan
mempersempit ruang gerak pelaku tindak
ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada sisi
pidana dalam bertransaksi. Di samping
lain, transaksi keuangan non-tunai, biasanya
itu
dilakukan melalui lembaga keuangan lebih
diperoleh
mudah dilakukan pelacakan kembali, akan
aturan mengenai pembatasan transaksi
tetapi bagi para pelaku tindak pidana
tunai antara lain : adanya penghematan
kemudahan pelacakan kembali tersebut
dalam jumlah uang yang harus dicetak,
sangat dihindari. Oleh karena itu terdapat
penghematan bahan baku uang, biaya
kecenderungan para pelaku tindak pidana
penyimpanan (fisik) uang di Bank Indonesia,
untuk menghindari transaksi keuangan non
dapat mengurangi peredaran uang palsu,
tunai khususnya melalui sarana perbankan.
mendidik
Kondisi
untuk menggunakan jasa perbankan dalam
tersebut
disebabkan
sifat
dari
pelaku tindak pidana yang tidak ingin
ada
sejumlah
manfaat
pemerintah
dan
jika
lain
yang
menerapkan
mendorong
masyarakat
bertransaksi.
diketahui tindak kejahatannya dan hasilnya.
Pembatasan transaksi keuangan tunai
Upaya menghindari pelacakan hasil tindak
di negara-negara tertentu seperti Prancis
pidana saat ini, terdapat kecenderungan
dan Brasil, yang telah menerapkan aturan
penggunaan transaksi tunai. Kasus – kasus
tersebut untuk menekan tingkat korupsi.
tindak pidana di Indonesia khususnya yang
Untuk
berkaitan dengan tindak pidana korupsi
melakukan
banyak menggunakan transaksi keuangan
keuangan
tunai.
korupsi dan pencucian uang.Berdasarkan
PPATK
sebagai
institusi
yang
uraian
itu
sudah
saatnya
Pemerintah
pembatasan tunai
untuk
tersebut
transaksi
meminimalisasi
menunjukkan
bahwa
mempunyai tugas menganalisis transaksi
aturan mengenai pembatasan transaksi
keuangan
transaksi
tunai dapat meminimalisasi atau menekan
tunai dibatasi sampai jumlah tertentu.
tingkat korupsi di beberapa begara, maka
Pembatasan
diperlukan
penyuapan
mengusulkan ini
diperlukan agar
yang mengarah
upaya
pada tindak
adanya
undang-undang
dirasakan yang
mengaturnya.
pidana korupsi dapat dicegah lebih dini.
Sedangkan
PPATK
mengenai
undangan yang ada belum mengakomodir
ini
dapat
upaya pencegahan tindak pidana melalui
peraturan perundang-
pembatasan transaksi tunai. Pembatasan
berharap
pembatasan
transaksi
tertuang dalam undangan.
ketentuan tunai
peraturan
perlunya
perundang-
Pembatasan transaksi tunai
dalam jumlah tertentu diharapkan dapat
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 41
41
23/01/2017 2:42:20 PM
transaksi
tunai
berkaitan
dengan
kepentingan banyak pihak dan menyentuh kehidupan
masyarakat
serta
berkaitan
dengan hak asasi manusia karena terkait pembatasan
transaksi
setiap
individu,
maka diperlukan adanya naskah akademik sebagai justifikasi mengenai pentingnya pengaturan tentang pembatasan transaksi keuangan tunai. Sampai dengan akhir Juni 2014, PPATK telah dan
mendorong HAM
terkait
Kementerian
Hukum
pembahasan
Naskah
Akademik dan Rancangan Undang-Undang tentang Pembatasan Transaksi Uang Kartal. Pada tanggal 25-27 April 2014, PPATK bekerjasama dengan Badan Pembinaan Hukum
Nasional
(BPHN)
Kementerian
Hukum dan HAM menyelenggarkan finalisasi Naskah
Akademik
Undang
tentang
Kartal.
Adapun
Undang-
Pembatasan
Transaksi
pembahasan secara insentif sebanyak 5
Rancangan
(lima) kali, yaitu pada tanggal 5 Maret,
Pembatasan
21 April, 29 Juni 2015, 18 Agustus 2015,
awal
tentang
dibahas
dan 4 September 2015. Adapun finalisasi
penyusun
pembahasan RUU sebagaimana tersebut
Naskah Akademik RUU tersebut. Adapun
di atas oleh tim PAK telah dilaksanakan
tim penyusun Naskah Akademik
terdiri
pada tanggal 2 s.d 4 Juni 2016. Proses
dari PPATK, Kementerian Hukum dan HAM,
harmonisasi telah selesai dilakukan pada
Bank Indonesia, Kementerian Keuangan,
bulan November 2016 dan Kementerian
akademisi,
Hukum
Transaksi
Kartal
bersama-sama
42
Rancangan
draft
Undang-Undang
PPATK sebagai institusi yang mempunyai tugas menganalisis transaksi keuangan mengusulkan transaksi tunai dibatasi sampai jumlah tertentu. Pembatasan ini diperlukan agar upaya penyuapan yang mengarah pada tindak pidana korupsi dapat dicegah lebih dini.
juga
dengan
dan
telah tim
praktisi
keuangan.
dan
HAM
selaku
pemprakarsa
Kementerian Hukum dan HAM juga telah
akan segera menyampaikan RUU tersebut
memasukan Rancangan Undang-Undang
kepada Sekretariat Negara untuk dapat
tentang Pembatasan Transaksi Kartal ke
ditindaklanjuti dengan proses penyampaian
dalam long list RUU Tahun 2015-2019.
RUU tersebut oeh Presiden kepada DPR
Pada awal tahun 2015, Kementerian
RI. PPATK juga mendorong Kementerian
Hukum dan HAM melalui Keputusan Menteri
Hukum dan HAM untuk segera mengajukan
Hukum dan HAM telah membentuk panitia
permohonan RUU Pembatasan Transaksi
antarkementerian penyusunan Rancangan
Uang
Undang-Undang
Prolegas Prioritas Tahun 2017 mengingat
tentang
Pembatasan
Kartal
untuk
dalan
seluru
dari Kementerian Hukum dan HAM, PPATK,
Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon
Kementerian Keuangan, Kejaksan Agung,
dukungan Presiden untuk dapat mendorong
Sekretariat
Bank
percepatan penyampaian RUU tersebut
Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan.
kepada DPR-RI untuk dapat dilakukan
Sampai dengan saat ini telah dilakukan
pembahasan bersama dengan Pemerintah.
Kepolisian,
telah
ke
Transaksi Tunai yang terdiri dari perwakilan
Negara,
persyaratannya
masuk
dipenuhi.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 42
23/01/2017 2:42:20 PM
UPAYA PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME MELALUI PENGAWASAN NON PROFIT ORGANIZATION
T
05
indak pidana terorisme merupakan kejahatan
internasional
yang
membahayakan keamanan dan perdamaian dunia serta merupakan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak
untuk
hidup.
Rangkaian
tindak
pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara
Kesatuan
Republik
telah
mengakibatkan
tanpa
memandang
Indonesia
hilangnya korban,
nyawa
ketakutan
masyarakat secara luas, dan kerugian harta benda sehingga berdampak luas terhadap politik,
kehidupan dan
Masyarakat
sosial,
hubungan Indonesia
ekonomi,
internasional.
dan
masyarakat
Selain itu, upaya pencegahan dan
dunia saat ini sedang dihadapkan pada
pemberantasan tindak pidana pendanaan
keadaan yang sangat mengkhawatirkan
terorisme juga diatur dalam Rekomendasi
akibat maraknya aksi teror. Meluasnya
8 FATF Recommendation yang menyatakan
aksi teror yang didukung oleh pendanaan
bahwad “There is a diverse range of
yang bersifat lintas negara mengakibatkan
approaches in identifying, preventing and
pemberantasannya
combating terrorist misuse of NPOs. An
membutuhkan
kerja
sama internasional. Komitmen
effective approach, however, is one that internasional
involves all four of the following elements:
dan
mem-
(a) outreach to the sector, (b) supervision
pendanaan
or monitoring, (c) effective investigation
terorisme diwujudkan dengan disahkannya
and information gathering and (d) effective
International Convention for the Suppress-
mechanisms for international cooperation.
ion of the Financing of Terrorism, 1999
The following measures represent specific
(Konvensi
Pemberantasan
actions that countries should take with
Pendanaan Terorisme, 1999). Indonesia
respect to each of these elements, in order
telah melakukan ratifikasi konvensi tersebut
to protect their NPO sector from terrorist
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
financing abuse”.
dalam
upaya
berantas
masyarakat mencegah
tindak
pidana
Internasional
2006 tentang Pengesahan International
Upaya pemberantasan dalam hal ini
Convention for the Suppression of the
tindak pidana terorisme yang dilakukan
Financing of Terrorism, 1999 (Konvensi
pemerintah
Internasional Pemberantasan Pendanaan
Namun
Terorisme, 1999).
hanya terbatas pada upaya penangkapan
telah
upaya
cukup
memuaskan.
pemerintah
tersebut
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 43
43
23/01/2017 2:42:21 PM
pelaku
dan
perhatian yang
kurang
terhadap
merupakan
memberikan
unsur
faktor
pendanaan
utama
dalam
setiap aksi teror. Oleh karena itu, upaya penanggulangan tindak pidana terorisme dinyakini tidak akan optimal tanpa adanya pencegahan dan pemberantasan terhadap
1. Penyalahgunaan
Unregistered
Local
NPO –yang beroperasi sebagai sekolah berbasis
agama
–
oleh
teroris
yang
kelompok
radikal. 2. Terduga
bersembunyi
pada registered NPO. 3. Yayasan
Panti
pendanaan terorisme. Saat ini, berdasarkan
Foundation/NPO)
peraturan perundang-undangan mengenai
sebagai
pencegahan dan pemberantasan tindak
aktivitas teroris.
salah
Asuhan
(Orphans
yang
dijadikan
satu
trik
menutupi
pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme, upaya pencegahan
Sebagaimana telah diketahui bahwa
dan pemberantasan terhadap pendanaan
pendirian
terorisme
sudah
melalui
diatur
pendekatan
follow
dimana
17 Tahun 2013 tentang Organisasi Ke-
terdapat kewajiban bagi penyedia jasa
masyarakatan yang memuat persyaratan
keuangan
pendirian
prinsip
untuk
dilakukan the
melakukan
mengenali
kewajiban
money
penerapan
pengguna
menyampaikan
jasa
laporan
dan ke
Namun, modus operandi dari tindak pidana hanya
pendanaan melalui
keuangan
terorisme
media
tetapi
penyedia
upaya
melalui
pengumpulan
media
masyarakat/lembaga
organisasi
kesejahteraan
sosial atau yang lebih dikenal dengan non-profit
organization.
Berdasarkan
Riset “Case Study terkait Risk of Terrorist Abuse in The Non Profit Organization (NPO) Sector2013-2014 "dilakukan selain untuk melakukan kajian database internal PPATK, juga untuk meminta data/informasi tambahan kepada instansi eksternal yang secara
penyampaian
khusus
menangani
yang
melibatkan
untuk
kegiatan
kasus-kasus
penyalahgunaan terorisme,
yang
Undang-Undang
pendaftaran, laporan,
telah Nomor
kewajiban
penyelesaian
sengketa, pengawasan, serta sanksi baik masyarakat
yang
didirikan
oleh pihak domestik maupun pihak asing.
jasa
terorisme, teroris dan organisasi teroris kali
dan
masyarakat
tidak
dan pendistribusian dana untuk kegiatan kerap
dalam
organisasi
PPATK.
organisasi
NPO akan
dimuat pada buku “FATF Typologi” dalam kajian FATF Typologi Project Team. Sejauh ini, PPATK telah menemukan 3 (tiga) kasus penyalahgunaan NPO oleh teroris, antara
PPATK telah menemukan 3 (tiga) kasus penyalahgunaan NPO oleh teroris, antaralain: 1. Penyalahgunaan Unregistered Local NPO –yang beroperasi sebagai sekolah berbasis agama –oleh kelompok radikal. 2. Terduga teroris yang bersembunyi pada registered NPO. 3. Yayasan Panti Asuhan (Orphans Foundation/ NPO) yang dijadikan sebagai salah satu trik menutupi aktivitas teroris.
lain:
44
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 44
23/01/2017 2:42:21 PM
Selain itu, terdapat pula Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Lembaga Kesejahteraan
Sosial
yang
didalamnya
mengatur perizinan, sumber pendanaan, penyampaian laporan, pengawasan dan sanksi bagi lembaga kesejahteraan sosial. Undang-Undang
tersebut
termasuk
dalam
legal
framework
dalam
upaya
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme yang mungkin dilakukan oleh organisasi masyarakat dan lembaga kesejahteraan sosial. Sehubungan
dengan
hal
tersebut
di atas, maka pada awal tahun 2016, PPATK
menginisiasi
penyusunan
Rancangan Peraturan Presiden (RPerPres) tentang
Pada awal tahun 2016, PPATK menginisiasi penyusunan Rancangan Peraturan Presiden (RPerPres) tentang Tata Cara Penerimaan dan Pemberian Sumbangan oleh Organisasi Kemasyarakatan Dalam Pencegahan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme.
Tata
Cara
Penerimaan
dan
Pemberian Sumbangan oleh Organisasi Kemasyarakatan Tindak
Pidana
Dalam Pendanaan
Pencegahan Terorisme.
Adapun instansi yang terlibat dalam proses pembahasan antar kementerian, antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, POLRI, dan PPATK. RPerPres ini telah selesai dibahas antar kementerian dan juga telah selesai melalui proses harmonisasi. Saat ini RPerPres tersebut telah
disampaikan
oleh
Kementerian
Hukum dan HAM kepada Presiden melalui Sekretariat Negara untuk dapat segera ditandatangani.
PROGRESS IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2/2016
P
06
ada umumnya pelaku tindak pidana
kegiatan yang sah maupun tidak sah.
berusaha
atau
Tindak pidana pencucian uang tidak hanya
menyamarkan asal usul harta kekayaan
mengancam stabilitas dan integritas sistem
yang merupakan hasil dari tindak pidana
perekonomian dan sistem keuangan, tetapi
dengan berbagai cara agar harta kekayaan
juga dapat membahayakan sendi-sendi
hasil
kehidupan
tindak
menyembunyikan
pidananya
sulit
ditelusuri
bermasyarakat,
berbangsa,
oleh aparat penegak hukum, sehingga
dan bernegara berdasarkan Pancasila dan
pelaku
Undang-Undang Dasar Negara Republik
harta
dengan kekayaan
leluasa
memanfaatkan
tersebut
baik
untuk
Indonesia Tahun 1945.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 45
45
23/01/2017 2:42:21 PM
Dalam konsep anti pencucian uang, pelaku dan hasil tindak pidana dapat diketahui
melalui
penelusuran
untuk
selanjutnya hasil tindak pidana tersebut dirampas untuk negara atau dikembalikan kepada
yang
berhak.
Apabila
harta
kekayaan hasil tindak pidana yang dikuasai oleh pelaku atau organisasi kejahatan dapat disita atau dirampas, hal ini dapat menurunkan tingkat kriminalitas karena pelaku kejahatan tidak hanya dihukum secara fisik dengan pemenjaraan, tetapi juga
akan
disita
dan
dirampas
harta
kekayaannya yang berasal atau terkait dengan tindak pidana yang dilakukannya. Motivasi untuk melakukan kejahatan dapat ditekan karena pelaku kejahatan sama sekali tidak akan memperoleh keuntungan baik secara finansial maupun non-finansial.
memberikan kewenangan kepada PPATK
Dalam melaksanakan tugas, fungsi,
untuk meminta dan mendapatkan data
dan
kewenangannya,
PPATK
sebagai
dan informasi dari instansi pemerintah
Financial Intelligence Unit (FIU) tidak hanya
dan/atau lembaga swasta yang memiliki
membutuhkan laporan dari pihak pelapor
kewenangan mengelola data dan informasi,
(reporting parties) sebagai sumber utama
termasuk dari instansi pemerintah dan/
proses analisis dan pemeriksaan, tetapi
atau
juga memerlukan data dan informasi yang
laporan dari profesi tertentu (vide Pasal 41
dapat memberikan nilai tambah (value
ayat (1) huruf a. Undang-Undang Nomor
added) terhadap hasil analisis dan hasil
10 Tahun 2010). Adapun mekanisme atau
pemeriksaan PPATK.
ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
Data dan informasi yang diperlukan
penyampaian
swasta
data
yang
dan
menerima
informasi
oleh
tersebut, tidak hanya yang dimiliki atau
instansi
dikelola oleh Instansi Pemerintah, namun
swasta sebagaimana tersebut di atas,
juga
diatur
yang
dimiliki
atau
dikelola
oleh
pemerintah dengan
dan/atau
Peraturan
lembaga
Pemerintah.
lembaga swasta. PPATK berharap dapat
Pengaturan
diberikan akses langsung/tidak langsung
penyampaian
atau
penghimpunan
PPATK memiliki kerangka aturan (legal
data dan informasi yang diperlukan dalam
framework) yang jelas dan sesuai dengan
melaksanakan fungsi analisis, pemeriksaan
prinsip-prinsip keamanan informasi, serta
dan pengawasan kepatuhan.
memberikan perlindungan bagi Instansi
dapat
Para
melakukan
pembentuk
atau
penyusun
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
46
lembaga
dimaksud data
bertujuan
dan
agar
informasi
ke
Pemerintah dan/atau lembaga swasta yang menyampaikan data dan informasi. Pada
tahun
2013,
PPATK
telah
Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU)
melakukan inisiasi penyusunan Rancangan
telah menyadari hal ini dan kemudian
Peraturan
Pemerintah
tentang
Tata
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 46
23/01/2017 2:42:21 PM
Cara Penyampaian Data dan Informasi
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
oleh Instansi Pemerintah dan Lembaga
Uang.
Swasta. Pada tahun yang sama, PPATK
Adapun
materi
pokok
yang
diatur
menyampaikan “initial draft” Rancangan
dalam Peraturan Pemerintah ini antara lain:
Peraturan
1. jenis data dan informasi yang diminta
Pemerintah
Kementerian
Hukum
tersebut dan
kepada
HAM
untuk
ditindaklanjuti dengan proses pembahasan antar
kementerian,
harmonisasi,
dan
oleh PPATK; 2. tata
cara
informasi
penyampaian oleh
Instansi
data
dan
Pemerintah
dan/atau lembaga swasta ke PPATK;
sinkronisasi. Pada tanggal 1 Februari 2016, Presiden
dan
Peraturan
3. perlindungan hukum bagi pimpinan
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Instansi Pemerintah dan/atau lembaga
Tata Cara Penyampaian Data dan Informasi
swasta serta pejabat atau pegawai
Oleh
yang ditunjuk terhadap penyampaian
RI
akhirnya
menetapkan
Instansi
Pemerintah
dan/atau
Lembaga Swasta Dalam Pencegahan dan
data dan informasi ke PPATK.
INISIASI LEGAL PERSON PEMILIK MANFAAT
DARI KORPORASI DAN KONTRAK PENGELOLAAN HARTA KEKAYAAN
T
indak
pidana
pencucian
uang
07
pidana pencucian uang dan tindak pidana
stabilitas
dan
pendanaan terorisme, antara lain:
perekonomian
dan
n berdasarkan National Risk Assessment
sistem keuangan, serta membahayakan
terkait TPPU diperoleh hasil bahwa
sendi-sendi
korporasi
dapat
mengancam
integ-ritas
sistem
kehidupan
bermasyarakat,
(nilai
tingkat
ancaman
berbangsa, dan bernegara berdasarkan
7,01) lebih berpotensi pelaku TPPU
Pancasila
dibandingkan perorangan (niai tingkat
dan
Undang-Undang
Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Korporasi dan kontrak pengelolaan harta
ancaman 6,74); n korporasi
yang
memiliki
tingkat
baik
ancaman “tinggi” meliputi (i) yayasan;
langsung atau tindak langsung oleh pelaku
(ii) perkumpulan; dan (iii) korporasi
tindak pidana yang merupakan Pemilik
non UMKM; dan
kekayaan
Manfaat
dapat
dijadikan
(Beneficial
sarana
Owner)
dari
hasil
n selain itu, berdasarkan National Risk
tindak pidana untuk melakukan kegiatan
Assessment
pencucian uang, sehingga perlu mengatur
hasil
tata cara mengenali penerima manfaat dari
tinggi adalah (i) pendanaan dalam
korporasi dan kontrak pengelolaan harta
negeri melalui sumbangan ke yayasan
kekayaan.
(nilai risiko 6,23); dan (ii) pendanaan
Urgensi pengaturan terkait Beneficial Owner terkait risiko
terjadinya tindak
bahwa
terkait modus
TPPT TPPT
diperoleh berisiko
dalam negeri melalui penyalahgunaan dana yayasan (nilai risiko 6,18).
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 47
47
23/01/2017 2:42:21 PM
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pada akhir tahun 2016, PPATK
a. Ketentuan umum
menginisiasi
b. Ruang lingkup korporasi dan kontrak
Peraturan
penyusunan
Presiden
Rancangan
(RPerPres)
pengelolaan harta kekayaan
tentang Manfaat
c. Tata cara mengenali pemilik manfaat
Dari Korporasi dan Kontrak Pengelolaan
dari korporasi dan kontrak pengelolaan
Harta Kekayaan Dalam Pencegahan dan
harta kekayaan
Penerapan
Mengenali
Pemilik
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
d. Pengawasan
Uang
e. Sanksi
dan
Tindak
Pidana
Pendanaan
Terorisme. Adapun muatan dari RPerPres
f.
Kerja sama nasional dan internasional
PERLUASAN KOMITE ANTI TPPU
08
S
48
tersebut adalah sebagai berikut:
ebagai upaya pemenuhan terhadap
Komite
TPPU
yang
bertanggung
Task
jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh
Force on Money Laundering (FATF) nomor
Menko Polhukam ini mempunyai susunan
2 (dua) dan amanat Pasal 92 UU Nomor
keanggotaan dari instansi penegak hukum,
8 Tahun 2010 mengenai koordinasi dan
Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP),
kerjasama nasional, Indonesia membentuk
dan otoritas terkait lainnya. Komite TPPU
Komite Koordinasi Nasional Pencegahan
diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang
dan Pemberantasan TPPU (Komite TPPU)
Politik Hukum dan Keamanan dan wakil ketua
berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Nomor 6 Tahun 2012.
Anggotanya terdiri atas Gubernur Bank
Rekomendasi
Financial
Action
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 48
23/01/2017 2:42:22 PM
Indonesia,
Menteri
Keuangan,
Menteri
jangka
Komoditi
(BAPPEBTI)
yang
Luar Negeri, Menteri Hukum dan Hak Asasi
merupakan LPP terhadap perusahaan
Manusia, Menteri Dalam Negeri, Jaksa
yang bergerak di bidang perdagangan
Agung, Kepala Kepolisian Negara Republik
berjangka komoditi.
Indonesia, Kepala Badan Intelijen Negara,
b) OJK merupakan LPP terhadap kegiatan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan
jasa Keuangan antara lain perbankan,
Terorisme, dan Kepala Badan Narkotika
perusahaan efek, manajer investasi,
Nasional.
Kepala
kustodian, wali amanat, perusahaan
Sekretaris
yang
PPATK
merupakan
merangkap
anggota
dan
Komite TPPU. Dinamika berantasan
pembiayaan,
pencegahan
TPPU
yang
dan
pem-
semakin
luas
dan kompleks membutuhkan perluasan
perusahaan
perusahaan
pialang
asuransi asuransi,
dana pensiun lembaga keuangan, dan pegadaian. c) Kementerian
Koperasi
dan
UKM
keanggotaan Komite TPPU sebagai upaya
merupakan LPP terhadap koperasi yang
strategis
melakukan kegiatan simpan pinjam.
memperkuat
Komite
TPPU.
Terdapat 3 (tiga) instansi yang diusulkan untuk masuk menjadi Anggota Komite TPPU,
Usulan
perluasan
keanggotaan
yaitu Kementerian Perdagangan, Otoritas
Komite TPPU telah dilaksanakan melalui
Jasa Keuangan (OJK), dan Kementerian
penyusunan
draft
Koperasi
(R-Perpres)
tentang
dan
UKM.
Ketiga
instansi
Rancangan
Perpres
Perubahan
atas
tersebut diusulkan karena merupakan LPP
Perpres Nomor 6 Tahun 2012. Saat ini,
terhadap para Pihak Pelapor yang wajib
tahap pengajuan draft R-Perpres tersebut
menyampaikan laporan transaksi kepada
adalah dalam tahap akhir, yaitu proses
PPATK sebagaimana dimaksud dalam Pasal
pengesahan oleh Presiden karena telah
17 UU Nomor 8 Tahun 2010 dengan rincian
menyelesaikan tahap Pembahasan Antar
sebagai berikut:
Kementerian (PAK), harmonisasi, dan telah
a) Kementerian Perdagangan membawahi
diparaf oleh Menko Polhukam.
Badan Pengawas Perdagangan Ber-
Rapat Komite Anti TPPU yang saat itu dipimpin Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 49
49
23/01/2017 2:42:22 PM
D
ata Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) yang telah dilaporkan oleh penyedia jasa keuangan sesungguhnya telah bermanfaat bagi PPATK dalam menelusuri transaksi tunai yang sering digunakan oleh
para pelaku penyuapan,
09
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAPORAN TRANSAKSI korupsi dan pencucian uang.KEUANGAN Adapun informasi TUNAI
transaksi
tunai tersebut dipergunakan dalam proses analisis untuk memperkaya informasi terkait suatu tindak pidana dan menemukan keterkaitan antar pihak sehingga
D
ata Laporan Transaksi Keuangan Tunai
transaksi
tunai
tersebut
dipergunakan
(LTKT) yang telah dilaporkan oleh
dalam proses analisis untuk memperkaya
PPATK dapat menyampaikan hasil analisis atas dugaan tindak pidana tertentu penyedia jasa keuangankomprehensif. sesungguhnya telah kepada penyidik dengan
informasi
terkait
suatu
tindak
pidana
bermanfaat bagi PPATK dalam menelusuri
dan menemukan keterkaitan antar pihak
transaksi tunai yang sering digunakan
sehingga PPATK dapat menyampaikan hasil
oleh
analisis atas dugaan tindak pidana tertentu
para
pelaku
penyuapan,
korupsi
Grafik 1 penyidik dengan komprehensif. kepada dan pencucian uang. Adapun informasi Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT GRAFIK 1. Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT
Tahun 2016 Tahun 2016
24,000,000 15.0%
21,000,000 13.8%
18,000,000
13.0%
15,000,000
16.5%
12,000,000 21,107,554 9,000,000 6,000,000
12,247,141
14,270,061
16,121,147
18,347,896
3,000,000 0
2,033,228
2,022,920
1,851,086
2,226,749
2,759,658
2012
2013
2014
2015
2016
Kumulatif LTKT
LTKT Per‐Tahun
Perkembangan Kumulatif (%)
Catatan :
Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 Catatan :- - - Jumlah Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 Perkembangan LTKT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d. Desember 2016.
- Perkembangan LTKT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d. Desember 2016.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 50
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 50
67 23/01/2017 2:42:22 PM
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN KEPATUHAN BERBASIS RISIKO
B
10
erdasarkan Undang - Undang Nomor 8
properti (47.66%), Bank (17.97%), dan
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
pedagang kendaraan bermotor (15.63%).
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Berdasarkan hasil pengawasan kepatuhan
Uang (UU PPTPPU) pada Pasal 43 disebutkan
selama tahun 2016, tim audit menemukan
bahwa dalam rangka melaksanakan fungsi
kewajiban pelaporan kepada PPATK yang
pengawasan terhadap kepatuhan Pihak
belum dilaksanakan oleh pihak pelapor
Pelapor PPATK berwenang untuk melakukan
dengan rincian sebagai berikut:
Audit
Kepatuhan
dan
Audit
Khusus.
Selama tahun 2016, PPATK dalam hal ini Direktorat Pengawasan Kepatuhan telah melaksanakan
pengawasan
kepatuhan
terhadap 128 pihak pelapor yang ada di Indonesia dengan rincian sebagai berikut: TABEL 1. Kegiatan Audit PPATK Tahun 2016 NO
KEGIATAN AUDIT
1
JUMLAH PIHAK PELAPOR
Audit Khusus
35
2
Audit Kepatuhan
81
3
Joint Audit dengan LPP
12
TOTAL
128
Bila
dilihat
berdasarkan
jenis
TABEL 3. Jenis Laporan dan Jumlah Laporan Pengawasan Kepatuhan PPATK Tahun 2016 NO
JENIS LAPORAN
JUMLAH LAPORAN
1
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM)
436
2
Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT)
38.531
3
Laporan Transaksi (LT)
4.295
Pada tahun 2017 pengawasan kepatuhan dilakukan secara risk based audit. Hal ini didukung
dengan
disahkannya
Peraturan
pihak
Kepala PPATK Nomor 13 Tahun 2016 tentang
pelapor, pelaksanaan pengawasan kepatuhan
Tata Cara Pelaksanaan Audit Kepatuhan,
selama tahun 2016 dilakukan terhadap:
Audit Khusus, dan Pemantauan Tindak Lanjut
TABEL 2. Jenis Pihak Pelapor yang Diaudit oleh PPATK Tahun 2016 NO 1 2 3 4 5 6
JENIS PIHAK PELAPOR Bank Pedaganga Valuta Asing Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang Perusahaan Efek Perusahaan Properti/Agen Properti Pedagang Kendaraan Bermotor TOTAL
Hasil
Audit
yang
merupakan
perubahan
atas Peraturan Kepala PPATK Nomor PER-
JUMLAH 23 10 1
10/1.02.2/PPATK/09/12 tentang Tata Cara
13 61
dilakukan dengan audit kepatuhan tidak
20 128
Pelaksanaan Audit Kepatuhan
dan Audit
Khusus. Peraturan terbaru tersebut mengatur bahwa pelaksanaan audit kepatuhan dapat langsung (off-site) dan/atau audit kepatuhan langsung
(on-site).
Adapun
pelaksanaan
audit kepatuhan tidak langsung (off-site) dilakukan melalui penilaian tingkat risiko
Sebagian besar kegiatan pengawas-
terjadinya tindak pidana pencucian uang dan
an kepatuhan pada tahun 2016 dilaku-
tindak pidana pendanaan terorisme pada
kan terhadap perusahaan properti/agen
pihak pelapor.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 51
51
23/01/2017 2:42:22 PM
INDEKS PERSEPSI PUBLIK APUPPT 2016
11
P
engembangan Indeks Persepsi Publik
stakeholders di Indonesia dalam rezim anti
terhadap
telah
pencucian uang dan pendanaan terorisme
diinisiasi oleh PPATK sejak pertengahan
serta mengukur tingkat pemahaman publik
tahun 2015 bersama dengan stakeholder
Indonesia terhadap TPPU dan TPPT. Dengan
Rezim APUPPT serta akademisi, Tim Ahli
adanya pengukuran indeks persepsi publik
dari Badan Pusat Statistik, dan lembaga
APUPPT ini diharapkan Pemerintah dapat
survei independen. Pada tahun 2016 ini
melakukan
tim
penilaian
meningkatkan pemahaman dan kepedulian
kembali hasil Indeks Persepsi Publik Anti
(awareness) masyarakat terhadap Tindak
Pencucian
Pemberantasan
Pidana Pencucian Uang (TPPT) dan Tindak
(IPP
APUPPT)
Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT) serta
Tahun 2016. Indeks Persepsi Publik Anti
memperoleh umpan balik (feedback) dari
Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
masyarakat
(APUPPT) merupakan alat ukur (monitoring
kinerja pencegahan dan pemberantasan
tools) Pemerintah Indonesia, khususnya
TPPU dan TPPT di Indonesia dan mereduksi
dalam hal mengukur efektifitas kinerja
peluang atas risiko terjadinya tindak pidana
PPATK
Pendanaan
TPPU
telah Uang
dan
TPPT
melakukan dan
Terorisme
program
dalam
intervensi
upaya
guna
peningkatan
Momen Soft Launching Indeks Persepsi Publik Indonesia terkait APUPPT
52
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 52
23/01/2017 2:42:24 PM
pencucian uang dan pendanaan terorisme
dengan kriteria responden tertentu dan
di Indonesia.
menggunakan pendekatan rumah tangga.
Penyusunan Indeks Persepsi Publik APUPPT
ini
dilakukan
dalam
bentuk
Hal tersebut dilakukan agar hasil perolehan data berkualitas dan tidak terduplikasi serta
survei berskala nasional yang dilakukan
merepresentatif
oleh
persepsi
PT.Surveyor
Indonesia
(Persero).
Survei ini menggunakan sampel sebanyak 11.000 (sebelas ribu) responden di 1.100
dalam
masyarakat
menggambarkan Indonesia
terkait
dengan TPPU dan TPPT. Berdasarkan
konstruk
variabelnya,
(seribu seratus) desa yang tersebar di
Indeks Persepsi Publik terhadap TPPU dan
33 (tigapuluh tiga) Provinsi di Indonesia
TPPT dibangun berdasarkan dua dimensi
yang
tanggal
utama yaitu dimensi tingkat pemahaman
1-18 Agustus 2016 dengan menghasilkan
publik terhadap TPPU/TPPT dan dimensi
respond rate sebesar 100 persen. Metode
keefektifan kinerja rezim APUPPT. Dimensi
yang digunakan dalam kegiatan survei
tingkat pemahaman publik diukur oleh
tersebut yaitu In-Depth Interview dengan
5 aspek, yakni karakteristik TPPU/TPPT,
mewawancarai responden satu per satu
pelaku utama TPPU/TPPT, pelaku terkait
telah
dilaksanakan
pada
TPPU/TPPT, sumber dana TPPU/TPPT dan faktor pendorong terjadinya TPPU/TPPT.
Dengan adanya pengukuran indeks persepsi publik APUPPT ini diharapkan Pemerintah dapat melakukan program intervensi guna meningkatkan pemahaman dan kepedulian (awareness) masyarakat terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPT) dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPT)
Sementara itu, dimensi keefektifan kinerja rezim APUPPT diukur oleh dua aspek, yaitu keefektifan kinerja rezim pencegahan dan keefektifan kinerja rezim pemberantasan. Indeks Persepsi Publik terhadap TPPU dan TPPT diukur dalam skala antara 0-10, dimana nilai 0 menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kinerja rezim APUPPT (baik dari sisi pencegahan maupun pemberantasan) di Indonesia dinilai oleh publik adalah sangat rendah (terendah), dan nilai 10 menunjukkan bahwa tingkat efektivitas kinerja
rezim
APUPPT
(baik
dari
sisi
pencegahan maupun pemberantasan) di Indonesia dinilai oleh publik adalah sangat baik (tertinggi).
Indeks Persepsi Publik
(IPP) ini dihitung secara terpisah untuk TPPU dan TPPT. Dengan demikian akan terdapat 2 (dua) indeks utama yakni Indeks Persepsi Publik Terhadap TPPU disingkat dengan IPP-TPPU dan Indeks Persepsi Publik
terhadap TPPT disingkat dengan
IPP-TPPT.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 53
53
23/01/2017 2:42:24 PM
MoU PPATK-LKPP, KOMITMEN BERSIHBERSIH PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH
12
P
PATK melakukan perluasan kerjasama dalam
PPATK
di
rangka bidang
menandatangani
menunjang
fungsi
memungkinkan PPATK dapat menambah
dengan
akses data dari katalog barang/jasa yang
Kesepahaman
dimiliki LKPP. Manfaat lebih jauh adalah
pencegahan Nota
Penandatanganan Nota Kesepahaman
dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan
dapat
menegaskan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) pada 2 Mei
mewujudkan
2016. Perluasan kerjasama ini mempunyai
yang baik
peran strategis mengingat berbagai kasus
pengadaan barang dan jasa pemerintah.
besar yang terkait dengan pengadaan
Dengan
barang dan jasa pemerintah, sehingga
TPPU dalam pengadaan barang dan jasa
harus terdapat upaya pencegahan yang
pemerintah dapat ditekan atau dicegah
semakin kuat.
sedini mungkin.
tata
komitmen
kelola
untuk
pemerintahan
dan integritas dalam proses demikian,
potensi
terjadinya
Momen Penandatanganan MoU antara PPATK dengan LKPP
DUKUNGAN STRANAS TPPU TERHADAP PERWUJUDAN NAWACITA
13
D
alam
pelaksanaan
tugas
secara
terukur, Komite TPPU telah menyusun
Strategi
Nasional
Pemberantasan
TPPU
Pencegahan (Stranas
kelanjutannya,
PPATK
selaku
Sekretariat Komite TPPU menyusun konsep
dan
Stranas TPPU periode 2017-2019 dan telah
TPPU)
melakukan pembahasan intensif dengan
periode 2012-2016 pada tahun 2012.
54
Sebagai
seluruh Anggota Komite TPPU.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 54
23/01/2017 2:42:26 PM
harus dicapai oleh masing-masing Anggota
Stranas TPPU disusun guna mendukung perwujudan Nawa Cita, terutama Nomor 4: Memperkuat Kehadiran Negara dalam Melakukan Reformasi Sistem dan Penegakan Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya.
Komite TPPU. Ketujuh Strategi sebagai berikut: a) Strategi
Nasional
1:
Menurunkan
Tingkat Tindak Pidana Korupsi, Tindak Pidana Narkotika, dan Tindak Pidana Perbankan
Melalui
Penegakan
Hukum
Optimalisasi
Tindak
Pidana
Pencucian Uang; Nasional
b) Strategi Mitigasi
Risiko
2:
yang
Mewujudkan Efektif
dalam
Mencegah Terjadinya Tindak Pidana Pencucian
Uang
Dan
Pendanaan
Terorisme Di Indonesia; c) Strategi Nasional 3: Optimalisasi Upaya Pencegahan
dan
Pemberantasan
Tindak Pidana Pendanaan Terorisme; d) Strategi
Nasional
Koordinasi
dan
4:
Kerja
Menguatkan Sama
Antar
Instansi Pemerintah dan/atau Lembaga Stranas TPPU disusun guna mendukung
Swasta;
perwujudan Nawa Cita, terutama Nomor
e) Strategi
Nasional
5:
Meningkatkan
4: Memperkuat Kehadiran Negara dalam
Pemanfaatan
Melakukan Reformasi Sistem dan Penegakan
Sama
Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat,
Optimalisasi
dan Terpercaya. Lebih rinci lagi, Stranas
Berada Di Negara Lain;
TPPU merupakan langkah strategis dan
Instrumen
Internasional
f) Strategi
Asset
Nasional
Kerja
Dalam
Rangka
Recovery 6:
yang
Meningkatkan
terukur dalam Nawa Cita Nomor 4 dalam
Kedudukan
poin kelima, yaitu: Pemberantasan Tindak
dalam Forum Internasional Di Bidang
Kejahatan Perbankan dan Pencucian Uang.
Pencegahan
Salah satu bagian dari Stranas TPPU adalah penyusunan strategi dan rencana aksi guna meningkatkan kualitas penegakan
dan dan
Posisi
Indonesia
Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang Dan Pendanaan Terorisme; dan g) Strategi
Nasional
7:
Penguatan
hukum dalam rangka penanganan berbagai
Regulasi dan Peningkatan Pengawasan
tindak pidana termasuk tindak pidana
Pembawaan Uang Tunai dan Instrumen
perbankan dan pencucian uang. Lebih
Pembayaran Lain Lintas Batas Negara
lanjut Stranas TPPU Periode 2017-2019
Sebagai Media Pendanaan Pendanaan
terdiri dari 7 (tujuh) Strategi yang diperinci
Terorisme.
dengan Rencana Aksi dan Target yang
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 55
55
23/01/2017 2:42:26 PM
BIDANG
PEMBERANTASAN 01
02
03
04
56
PERSIAPAN INDONESIA HADAPI MUTUAL EVALUATION 2017
SELAMAT DATANG PUSDIKLAT APU PPT
RUU PERAMPASAN ASET, TEROBOSAN BARU PENGEMBALIAN HASIL TINDAK PIDANA SECARA OPTIMAL
PERSEMPIT RUANG GERAK PELAKU TINDAK PIDANA MELALUI RUU PEMBATASAN TRANSAKSI TUNAI
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 56
23/01/2017 2:42:26 PM
UPAYA PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME MELALUI PENGAWASAN NON PROFIT ORGANIZATION
05
PROGRESS IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2/2016
06
07
INISIASI LEGAL PERSON PEMILIK MANFAAT DARI KORPORASI DAN KONTRAK PENGELOLAAN HARTA KEKAYAAN
PERLUASAN KOMITE ANTI TPPU
08
09
10
11
12
13
OPTIMALISASI PEMANFAATAN LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN KEPATUHAN BERBASIS RISIKO
INDEKS PERSEPSI PUBLIK APUPPT 2016
MoU PPATK-LKPP, KOMITMEN BERSIH-BERSIH PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH
DUKUNGAN STRANAS TPPU TERHADAP PERWUJUDAN NAWACITA
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 57
57
23/01/2017 2:42:27 PM
01
PENYAMPAIAN HASIL ANALISIS PPATK
Pada periode tahun 2016, sebanyak 435 HA telah disampaikan kepada penyidik,
Pada periode Tahun 2016, sebanyak 402 HA telah disampaikan kepada penyidik, baik kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Kejaksaan Agung (Kejagung), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Narkotika Nasional (BNN), Direktorat Jenderal Pajak, dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. HA yang telah disampaikan ke penyidik tersebut terdiri dari 85 HA proaktif (atas inisiatif PPATK) dan 266 HA reaktif (atas permintaan penyidik)
baik kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri),
Kejaksaan
Agung
Komisi
Pemberantasan
(Kejagung),
Korupsi
(KPK),
Badan Narkotika Nasional (BNN), Direktorat Jenderal Pajak, dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. HA yang telah disampaikan ke penyidik tersebut terdiri dari 103 HA proaktif (atas inisiatif PPATK) dan 332 HA reaktif (atas permintaan penyidik) yang berindikasi TPPU dan/atau tindak pidana asal
yang
telah
disampaikan
kepada
penyidik. Secara kumulatif, pada periode Januari 2003 s/d Desember 2016, PPATK telah menghasilkan 4.549 HA dimana 3.703 HA disampaikan ke penyidik dan 846 HA merupakan HA yang disimpan ke dalam database
PPATK
HA
yang
diserahkan
kepada penyidik adalah HA yang berisi petunjuk
mengenai
adanya
indikasi
transaksi keuangan mencurigakan yang berindikasi TPPU dan/atau tindak pidana
P
asal berdasarkan ketentuan Pasal 44 ayat roses analisis yang dilakukan oleh
1 huruf l UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang
PPATK terdiri atas Analisis Proaktif
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
dan
Analisis
Analisis
Proaktif
Pidana Pencucian Uang. Sedangkan untuk
meneliti
Laporan
HA yang disimpan dalam database PPATK,
Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM)
karena tidak menunjukkan indikasi praktek-
atau laporan terkait lainnya yang dilakukan
praktek TPPU atau tindak pidana asal.
atas insiatif dari PPATK, sedangkan Analisis
Seluruh data yang berada pada database
Reaktif/Inquiry merupakan proses analisis
PPATK akan membantu proses analisis
yang
dari
berikutnya dalam hal memiliki keterkaitan
penyidik TPPU. Hasil akhir dari proses
dengan data yang akan dan/atau sedang
tersebut adalah Hasil Analisis (HA).
di analisis.
merupakan
58
Reaktif. kegiatan
dilakukan
atas
permintaan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 58
23/01/2017 2:42:27 PM
PENINGKATAN JUMLAH PERMINTAAN INFORMASI KE PPATK
02
S
esuai dengan Pasal 90 UU TPPU, dalam
melakukan
pemberantasan melakukan
pencegahan
TPPU,
PPATK
kerjasama
dan
Pada tahun 2016 telah di terima Inquiry masuk sebanyak 746 (enam ratus enam puluh tiga), yang terdiri atas 672 (enam ratus tujuh puluh dua) inquiry domestik dan 74 (tujuh puluh empat) inquiry FIU. Penerimaan permintaan informasi mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2015.
dapat
pertukaran
informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihakpihak dalam negeri maupun luar negeri. Sehubungan dengan kerjasama pertukaran informasi tersebut, PPATK berupaya untuk memenuhi
permintaan
informasi
dari
lembaga terkait dengan berdasarkan pada standar kualitas dan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Permintaan yang
informasi
diterima
pencegahan serta
PPATK
dan
untuk
(inquiry)
untuk
keperluan
pemberantasan
keperluan
TPPU
pengangkatan
(Kemenkopolhukam),
Komisi
Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) termasuk dari Financial Intelligence Unit (FIU) negara lain.
pejabat pemerintah strategis yaitu antara
Pada periode 2 Januari 2016 s.d. 31
lain KPK, Kepolisian RI, Kejaksaan Agung
Desember 2016, telah di terima Inquiry
RI,
(BNN),
masuk sebanyak 807 (delapan ratus tujuh)
Ditjen Pajak, Ditjen Bea dan Cukai, Badan
Inquiry yang terdiri atas 728 (tujuh ratus
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu),
dua
Komisi
dan 79 (tujuh puluh sembilan) inquiry
Badan
Narkotika
Yudisial
(KY),
Nasional
Bank
Indonesia
puluh
(BI), Kementerian Luar Negeri (Kemlu),
FIU.
Kementerian
mengalami
Badan Badan
Kehutanan
Pemeriksaan Pengawasan
Pembangunan Keuangan
(Kemenhut),
Keuangan Keuangan
(BPKP), (Kemenkeu),
(BPK),
dan
HAM
Penerimaan
dengan
inquiry
permintaan
peningkatan
tahun
2015,
domestik informasi
dibandingkan
dimana
sampai
dan
dengan periode Desember 2015 PPATK
Kementerian
telah menerima sebanyak 637 (enam ratus
Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS), Kementerian Hukum
delapan)
(Kemenkum
tiga puluh tujuh) inquiry. Dari
jumlah
807
inquiry
yang
HAM),
diterima PPATK tersebut, sebanyak 754
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri),
(tujuh ratus lima puluh empat) inquiry
Ombudsman, Kementerian Pendayagunaan
telah
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
pengecekan database dan/atau analisis
(Kemenpan RB), Kementerian Koordinator
serta disampaikan Hasil Analisis dan/atau
Bidang
Informasi kepada instansi peminta.
Politik Hukum dan Keamanan
ditindaklanjuti
dengan
dilakukan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 59
59
23/01/2017 2:42:27 PM
PENINGKATAN KUANTITAS PERTUKARAN 03 INFORMASI DAN PENGANDUAN MASYARAKAT
S
esuai
dengan
Tahun
2010
Pasal
90
tentang
UU
No.8
Pencegahan
Sehubungan pertukaran
dengan
informasi
kerjasama
tersebut,
PPATK
dan Pemberantasan Tindak Pidana Pen-
berupaya untuk memenuhi permintaan
cucian
berbunyi
informasi dari lembaga terkait dengan
bahwa dalam melakukan pencegahan dan
berdasarkan pada standar kualitas dan
pemberantasan tindak pidana pencucian
Standard Operating Procedure (SOP) yang
uang, PPATK dapat melakukan kerjasama
telah
pertukaran informasi berupa permintaan,
jenis pertukaran informasi dalam lingkup
pemberian
internasional yaitu:
Uang
dan
(TPPU)
yang
penerimaan
informasi
dengan pihak baik dalam lingkup nasional
ditetapkan.
Terdapat
4
(empat)
a. Outgoing Mutual Request (Incoming
meliputi
Information), yaitu PPATK mengirimkan
instansi penegak hukum, lembaga yang
permintaan informasi kepada FIU lain
berwenang melakukan pengawasan ter-
yang di trigger dari permintaan FIU
hadap penyedia jasa keuangan, lembaga
tersebut;
maupun
internasional
yang
pengelolaan
b. Incoming Mutual Request (Outgoing
dan tanggungjawaab keuangan negara,
Information), yaitu PPATK menerima
lembaga lain yang terkait dengan pen-
permintaan informasi dari FIU lain dan
cegahan dan pemberantasan tindak pidana
PPATK memberikan informasi yang
pencucian uang atau tindak pidana lain
diminta;
yang
bertugas
memeriksa
terkait dengan tindak pidana pencucian uang dan Financial Intelligence Unit (FIU) negara lain.
60
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 60
23/01/2017 2:42:28 PM
c. Spontaneous yaitu
Incoming
PPATK
Information,
menerima
informasi
dari FIU lain secara spontan (tanpa diminta); dan d. Spontaneous
Outgoing
Information,
yaitu PPATK memberikan informasi kepada FIU lain secara spontan (tanpa diminta). Jumlah pertukaran informasi dalam lingkup internasional selama Januari 2003 s.d.
Desember
pertukaran
2016
sebanyak
1.165
informasi.
Sebagian
besar
pertukaran informasi tersebut didominasi oleh informasi yang berasal dari Incoming Mutual Request (Outgoing Information) yaitu sebanyak 525 pertukaran informasi. Kemudian, untuk periode 1 Januari 2016 s.d. 31 Desember 2016, jumlah pertukaran informasi
dalam
lingkup
Untuk memenuhi partisipasi masyarakat dalam penyampaian informasi terkait tindak pidana pencucian uang (money laundering) dan pendanaan terorisme (financing of terrorism), PPATK telah mengembangkan Aplikasi Pengaduan Masyarakat yang tersedia di website PPATK: http://www.ppatk.go.id atau melalui telepon ke 0213850455 dan contact-us@ ppatk.go.id.
internasional
tersebut sebanyak 229 pertukaran informasi dengan 79 kali atau 34,49% merupakan dari
berupa tindak lanjut atau pengembangan
lain
laporan dan/atau informasi dari masyarakat
diantaranya dari negara Malaysia, Korea
dengan analisis atau penempatan laporan
Selatan, Amerika Serikat, Nepal, Australia,
dan/atau informasi dari masyarakat ke
Singapura, Jepang, dan Luxemburg, dan
dalam database PPATK.
penerimaan Financial
permintaan
Intellegence
informasi Unit
(FIU)
PPATK memberikan informasi yang diminta
Dengan semakin banyaknya laporan pengaduan masyarakat yang diterima oleh
(Incoming Mutual Request). Selanjutnya, sejak tahun 2013 PPATK
PPATK, menunjukkan bahwa kesadaran
juga menerima pengaduan masyarakat.
masyarakat
Pengaduan masyarakat yang disampaikan
kontrol sosial semakin baik. Bagi setiap
kepada
pihak
PPATK
merupakan
partisipasi
yang
untuk
melakukan
menyampaikan
sistem laporan
melakukan
pengaduan masyarakat, akan dilindungi
kontrol dan mengadukan penyimpangan-
oleh Undang-Undang sesuai dengan pasal
penyimpangan yang di ketahuinya.
84 ayat 1 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang
aktif
31
masyarakat
untuk
Selama periode Januari 2013 s.d.
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Desember
Pidana Pencucian Uang, yaitu:
sebanyak
58
2016,
PPATK
pengaduan
menerima
masyarakat.
“Setiap
orang
yang
melaporkan
Terhadap laporan dan/atau informasi dari
terjadinya Indikasi tindak pidana Pencucian
masyarakat tersebut, selanjutnya dilakukan
Uang wajib diberi perlindungan khusus
penilaian untuk menentukan tindak lanjut
oleh negara dari kemungkinan ancaman
atas
yang membahayakan diri, jiwa dan/atau
laporan
dan/atau
informasi
yang
diterima. Hasil penilaian tersebut dapat
hartanya, termasuk keluarganya”.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 61
61
23/01/2017 2:42:28 PM
PERAN SERTA AKTIF PPATK DALAM BERBAGAI SATUAN TUGAS
04
1. SATGAS PENCEGAHAN DAN PEMBE-
RANTASAN ILLEGAL FISHING
Pasal 2 UU nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang
menyatakan
bahwa
salah
satu
objek tindak pidana antara lain adalah hasil kejahatan dari sektor kelautan dan perikanan. Pada tahun 2014, PPATK telah menandatangani dengan ikanan
nota
kesepahaman
Kementerian Kelautan dan Per(KKP)
terkait
pencegahan
dan
pemberantasan illegal fishing. Kerjasama ini berupa adanya pertukaran informasi antara PPATK dengan Kementerian KKP, antara lain : a) Informasi yang berasal dari inisiatif KKP atau atas dasar permintaan tertulis dari PPATK, yang meliputi
dugaan tindak
pidana perikanan yang dilakukan oleh perorangan dan/atau korporasi. b) Informasi
mengenai
pengawasan
penyalahgunaan wewenang dan/atau penyimpangan
terhadap
peraturan
perundang-undangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang dan/ atau tindak pidana lainnya oleh unsur KKP. c) Informasi
yang
dibutuhkan
PPATK
dalam rangka pemenuhan informasi dari Financial Inteligence Unit (FIU) negara lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana pencucian uang. d) Informasi perkembangan investigasi awal
dan/atau
penyidikan
perkara
tindak pidana di bidang kelautan dan perikanan yang terindikasi bersamaan
62
dengan tindak pidana pencucian uang dan/atau
tindak
pidana
di
bidang
kelautan dan perikanan; e) Informasi
lainnya
yang
dibutuhkan
PPATK sesuai ketersediaan data KKP. Dengan kerjasama tersebut, PPATK bisa menelusuri lebih lanjut data mengenai illegal fishing diberikan
oleh
dari KKP. Dari data yang menteri,
bisa
diketahui
siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam illegal
fishing.
Selama
periode
tahun
2015 sampai Mei 2016, PPATK menerima 5 (lima) permintaan informasi dari KKP terkait adanya dugaan penyalahgunaan wewenang di lingkungan KKP. Selain sebagaimana dapat
pertukaran di
memberikan
atas,
informasi PPATK
asistensi
juga
dan/atau
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 62
23/01/2017 2:42:29 PM
pendampingan penanganan perkara tindak
kegiatan
pidana di bidang kelautan dan perikanan
Intelijen, dan Pokja Pencegahan; dan
yang diduga bersamaan dengan tindakan
dalam
Melaksanakan
Sekretariat, pembentukan
Pokja Unit
pidana pencucian uang dan/atau tindak
Pemberantasan Pungli (UPP) tingkat
pidana di bidang kelautan dan perikanan.
Kementerian/Lembaga
Adapun
PPATK yang diketuai oleh Sekretaris
pelaksanaan
pengembangan
sumber daya manusia akan diwujudkan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan secara bersamasama dan disepakati lebih lanjut oleh kedua
di
internal
Utama PPATK.
3. TIM KOORDINASI
PENANGGULANGAN TERORISME
pihak. Sebagai wujud nyata upaya penanggulang-
2. SATGAS SAPU BERSIH
an terorisme, terutama pencegahan dan
PUNGUTAN LIAR
pemberantasan
pendanaan
terorisme,
PPATK berperan aktif sebagai Anggota PPATK berperan aktif dalam upaya konkret
dalam Tim Koordinasi Antar Kementerian/
pemerintah memberantas habis pungutan
Lembaga Pelaksanaan Program Penang-
liar (pungli) yang telah disahkan dalam
gulangan Terorisme yang disahkan melalui
Peraturan
Tahun
Keputusan Menko Polhukam Nomor 77
2016 tentang Satgas Saber Pungli. PPATK
Tahun 2016 pada 20 Oktober 2016. Dalam
mengerahkan 11 (sebelas) personel untuk
susunan keanggotaan Tim Koordinasi yang
masuk
dari
diketuai oleh Menko Polhukam tersebut,
total 236 personel Satgas Saber Pungli
Kepala PPATK merupakan Anggota Tim
yang telah dilantik oleh Menko Polhukam
Pengarah dan Direktur Kerjasama dan
selaku pengendali dan penanggung jawab
Humas merupakan Anggota Tim Pelaksana.
Presiden
keanggotaan
Nomor
tim
87
Satgas
kegiatan Satgas pada 28 Oktober 2016. Dalam Keputusan Menko Polhukam Nomor 78 Tahun 2016 tentang Kelompok Kerja dan Sekretariat Satgas Saber Pungli, personel PPATK masuk dalam keanggotaan di Sekretariat, Kelompok Kerja (Pokja) Intelijen, dan Pokja Pencegahan. Peran aktif PPATK dalam memberikan dukungan
terhadap
pelaksanaan
tugas
Satgas Saber Pungli antara lain: Melakukan
koordinasi,
penyusunan
rencana dan pelaksanaan kegiatan-
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 63
63
23/01/2017 2:42:30 PM
PPATK sebagai salah satu Anggota
pelaksanaan Rencana Aksi Stranas TPPU
Tim Koordinasi telah berkoordinasi intensif
dan
dengan Badan Nasional Penanggulangan
dan upaya pemenuhan Rekomendasi FATF
Terorisme
(BNPT)
Tim
terkait pendanaan terorisme. Rencana Aksi
Pelaksana
dalam
Rencana
PPATK bersama dengan Rencana Aksi 21
Aksi Program Penanggulangan Terorisme
instansi Anggota Tim Koordinasi lainnya
Tahun 2017. Rencana Aksi PPATK antara
telah dipaparkan kepada Menko Polhukam
lain
dan Kepala BNPT pada 20 Desember 2016.
dalam
hal
selaku
Ketua
menyusun
koordinasi
pertukaran
Pendanaan
Terorisme
2017-2019,
informasi terkait pendanaan terorisme,
05
K
OUTCOME ANOTASI DALAM PENYAMAAN PERSEPSI
egiatan
ini
bagian
penting
untuk
merupakan
memberikan
dari
salah
satu
upaya
kita
kontribusi
mengenai pidana
penanganan
pencucian
uang.
perkara Dalam
tindak rapat
positif
penyusunan anotasi putusan kali ini, telah
bagi para penegak hukum dalam rangka
disiapkan 6 (enam) anotasi putusan perkara
pencegahan dan pemberantasan tindak
tindak pidana pencucian uang yaitu
pidana pencucian uang yang pada akhirnya
1) Perkara an. Agus Kuncoro Putro
bermuara kepada keberhasilan penegakan
2) Perkara an. Carlina Liestyani
hukum terhadap tindak pidana pencucian
3) Perkara an. Ali Abu Bakar
uang di Indonesia. Anotasi putusan perkara
4) Perkara an. Pieter Neke Dhey
tindak pidana pencucian uang yang akan
5) Perkara an. Dennyes Guntur Esmet
kita bahas bersama-sama, nantinya akan
6) Perkara an. Toto Kuntjoro Kusuma Jaya
dicetak dalam bentuk buku anotasi perkara Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang
64
Dalam
kelima
putusan
tersebut,
berisi anotasi beberapa putusan perkara
terdapat terobosan-terobosan hukum yang
TPPU yang patut dijadikan referensi.
dilakukan oleh penegak hukum dalam
Buku anotasi putusan perkara Tindak
membuktikan unsur-unsur pasal pencucian
Pidana Pencucian Uang (TPPU) tersebut
uang yang dapat dijadikan acuan bagi
sangat
menyebarkan
penyidik, penuntut umum, maupun hakim
pemahaman dan meningkatkan kapasitas
yang akan atau sedang menangani perkara-
para penyidik, penuntut umum, dan hakim
perkara tindak pidana pencucian uang.
penting
untuk
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 64
23/01/2017 2:42:30 PM
Selain melakukan fungsi analisis, sesuai amanat Undang-undang Nomor 8
ahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
ang (selanjutnya disebut UU TPPU), PPATK juga memiliki fungsi pemeriksaan
LAPORAN TAHUNAN 2016 KEGIATAN PEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT PENYAMPAIAN LAPORAN 06 HASIL PEMERIKSAAN KEPADA PENEGAK HUKUM
erhadap transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang. Selama tahun 2016, PPATK telah melakukan beberapa kegiatan pemeriksaan KEGIATAN PEMERIKSAAN DAN TINDAK LANJUT PENYAMPAIAN LAPORAN an telah menghasilkan 15 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang disampaikan HASIL PEMERIKSAAN KEPADA PENEGAK HUKUM epada Penyidik dan Kementerian/Lembaga terkait. Penyampaian laporan tersebut
erkaitan dengan pemeriksaan perkara TPPU yang dilakukan terhadap 1.543
S
elain melakukan fungsi analisis, sesuai
narkoba, korupsi, perpajakan, perjudian,
amanat
dan tindak pidana kepabeanan.
fungsi pada analisis, amanat Undang-undang Nomor 8 ekening pihak-pihak Selain terkait melakukan yang terdistribusi 241 sesuai Penyedia Jasa Keuangan. Undang-undang
Nomor
8
2010 2010 tentang Pencegahan dan Tindak Pidana PPATK Pencucian ari kegiatan tahun pemeriksaan atas 15 LHP tersebut, adanya indikasi TPPU Salah satu fokus pemeriksaan tahun tentang Pencegahanditemukan dan Pemberantasan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
pada
tahun
ini
adalah
pemeriksaan
Uang (selanjutnya disebut UU TPPU), PPATK
transaksi keuangan terkait dugaan korupsi
transaksi keuangan yang berindikasi tindak
kegiatan pemeriksaan terhadap transaksi
pidana pencucian uang.
keuangan selama periode 2010 s.d. 2015,
Tahun 2016 melakukan beberapa kegiatan pemeriksaan
hutan lindung untuk dikonversi atau alih
dan telah menghasilkan 15 Laporan Hasil
fungsi menjadi kebun sawit yang dilakukan
kepada
lokal melalui modus menggunakan Surat
engan tindakUang pidana asal narkoba, korupsi, perpajakan, perjudian, dan tindak (selanjutnya disebut UU TPPU), PPATK juga memiliki fungsi pemeriksaan
dana kepabeanan. terhadap keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang. tindak pidana lingkungan hidup. Dari jugatransaksi memiliki fungsi pemeriksaan terhadap Grafik 2 Selama tahun 2016, PPATK telah melakukan beberapa kegiatan pemeriksaan
Perkembangan Jumlah LHP, Jumlah PJK dan Jumlah Rekening yang Diperiksa
adanya indikasi pembalakan tahun 2016, PPATK telah dan telahSelama menghasilkan 15 Laporan Hasil ditemukan Pemeriksaan (LHP) yang disampaikan
kepada Penyidik dan Kementerian/Lembaga terkait. Penyampaian laporan tersebut 6,403 berkaitan dengan(LHP) pemeriksaan perkara TPPU yang terhadap oleh PT. MAL dilakukan dan beberapa pengusaha1.543 Pemeriksaan yang disampaikan
Penyidik
dan
Kementerian/
rekening pihak-pihak terkait yang terdistribusi pada 241 Penyedia Jasa Keuangan. Keterangan
Lembaga terkait. Penyampaian laporan
Ganti
Rugi
(SKGR)
yang
Dari kegiatan pemeriksaan atas 15 LHP tersebut, adanya indikasi diperjualditemukan belikan melalui oknum lurah TPPU tersebut berkaitan dengan pemeriksaan setempat. Berdasarkan hasil pemeriksaan perkara TPPU yang dilakukan terhadap dengan tindak pidana asal narkoba, korupsi, perpajakan, perjudian, dan tindak lebih lanjut diketahui terdapat transaksi
1.543 rekening pihak-pihak terkait yang
pidanaterdistribusi kepabeanan. pada
241
Keuangan.
kegiatan
Dari
Jasa
terlapor pengusaha bisnis hiburan malam,
pemeriksaan
properti, hotel dll di wilayah Pekanbaru
Penyedia
Grafik 2
yang berindikasi melakukan TPPU yang
atas 15 LHP tersebut, ditemukan adanya 1,831
1,774
Perkembangan Jumlah LHP, Jumlah Jumlah yang Diperiksa 1,410 pidana terkait dengan Rekening beberapa tindak pidana asal, indikasi TPPU dengan tindak asalPJK dan Tahun 2016
780 5 16
137
2011
471
GRAFIK 2. 13 117
10 58
19 95
20
200
19
261
747 86
Perkembangan PJK dan Jumlah Rekening yang Diperiksa 2012 2013Jumlah LHP, 2014 Jumlah2015 2016 Jumlah Kumulatif
6,403
Tahun 2016 Jumlah HP
Jumlah PJK
Jumlah Rekening
usat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
1,831
1,774
1,410
88
780
747 471
5 16
137
2011
13 117
2012
Jumlah HP
10 58
2013
19 95
2014
Jumlah PJK
20
200
2015
19
261
2016
86
Jumlah Kumulatif
Jumlah Rekening
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 65
65
23/01/2017 2:42:31 PM
Berdasarkan perhitungan data (Omset) usaha yang masuk ke rekening pribadi
Salah satu fokus pemeriksaan PPATK pada tahun ini adalah pemeriksaan transaksi keuangan terkait dugaan korupsi tindak pidana lingkungan hidup. Dari kegiatan pemeriksaan terhadap transaksi keuangan selama periode 2010 s.d. 2015, ditemukan adanya indikasi pembalakan hutan lindung untuk dikonversi atau alih fungsi menjadi kebun sawit…
dan
dibandingkan
dengan
data
pelaporan SPT selama tahun 2010 s.d 2015 dari dua orang Pengusaha an. DHA dan SM, diduga terdapat penerimaan dana pada rekening pribadi yang belum dilaporkan pada SPT PPh Orang Pribadi dengan nilai masingmasing Rp1.491.191.115.145,- dan Rp978.529.587.038,-. Dari
kasus
ini,
PPATK
telah
menyampaikan 4 Laporan Hasil Pemeriksaan kepada penyidik TPPU sebagai berikut: 1. Dua LHP yang disampaikan ke Penyidik Kepolisian terkait indikasi TPPU dengan tindak pidana asal Penyuapan dan Perjudian; 2. Dua LHP yang disampaikan ke Penyidik
yaitu tindak pidana perjudian, penyuapan
Ditjen Pajak terkait dengan indikasi
dan perpajakan atas 2 orang terlapor
TPPU
yang
Perpajakan.
berprofesi
sebagai
pengusaha.
dengan
tindak
pidana
asal
Adapun rincian indikasi tindak pidana yang ditemukan adalah:
Kasus lain yang juga menjadi perhatian
Teridentifikasi transaksi aliran dana dari
Pengusaha
(beneficial perjudian tindak
yang
owner) ke
pidana
merupakan dari
beberapa
usaha
tersangka
perjudian.
pada kegiatan pemeriksaan PPATK pada tahun ini adalah kasus tindak pidana kepabeanan yang melibatkan beberapa perusahaan
LHP
yang
telah
Adapun
disampaikan kepada Ditjen Bea dan Cukai.
usaha perjudian menggunakan nama
Modus tindak pidana kepabeanan tersebut
mantan ketua ormas sebagai nominee
melibatkan PT KW yang merupakan sebuah
dalam menjalankan usaha hiburan dan
perusahaan garmen milik Korea Selatan
perjudian.
yang beroperasi di Kawasan Berikat di
Teridentifikasi aliran dana dari rekening
Purwakarta.
terlapor pengusaha ke beberapa pihak yang
profilnya
termasuk
kategori
Perusahaan kawasan
yang
berikat
beroperasi
mendapat
di
fasilitas
Politically Expose Person (PEP’s)
dari
dan anggota polisi selama periode
pembayaran bea masuk dan pajak dalam
2010
rangka
melalui
66
dengan
sampai
dengan
rekening
2015,
pribadi
baik
pemerintah impor.
berupa Adapun
penangguhan proses
bisnis
maupun
perusahaan yang beroperasi di KBN yaitu
rekening pihak ketiga terkait (nominee)
PT KW mengimpor bahan baku dari luar
yang diduga berindikasi tindak pidana
negeri, kemudian barang impor tersebut
penyuapan.
diproses untuk menghasilkan barang jadi
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 66
23/01/2017 2:42:31 PM
kemudian hasil produksinya untuk tujuan
tidak ditemukan aliran dana dari PK kepada
ekspor. Impor barang yang dilakukan oleh
ke-4 (empat) importir.
PT KW sebenarnya merupakan barang
Fakta
ini
menunjukkan
bahwa
PK
yang berasal dari pihak pemberi kerja
dalam melakukan aktivitas impor barang
(pemberi order) diluar negeri yang dalam
menggunakan
hal ini adalah K Trading, Co., ST Co., Ltd.,
perusahaan yang mendapatkan fasilitas
dan GTKW Co., Ltd. Ketiga pihak tersebut
kawasan
merupakan induk perusahaan dan pemberi
membayar bea masuk dan pajak impor.
order kepada PT KW untuk mengerjakan
Sedangkan untuk transaksi pembayaran
produksi pakaian jadi.
barang
Terkait dengan proses seperti ini maka
salah
berikat
satu
dokumen
sehingga
langsung
tidak
kepada
perlu
perusahaan
pemasok di luar negeri. Disamping itu, PK
pada
juga diketahui menggunakan perusahaan
PT KW adalah PT KW banyak menerima
lain (PT DKT, dan PT EKL) dalam rangka
dana masuk dari luar negeri yang pihak
mengimpor barang namun berdasarkan
pengirimnya adalah adalah K Trading, Co.,
hasil pemeriksaan ternyata nilai barang
ST Co., Ltd., dan GTKW Co., Ltd. Dana
yang
masuk tersebut merupakan biaya jasa
pemberitahuan impor barang (PIB) jauh
untuk memproses bahan baku menjadi
lebih kecil dibandingkan nilai uang yang
bahan pakaian untuk diekspor. Berdasarkan
dikirimkan kepada pemasok dalam rangka
data importasi Bea Cukai, ternyata seluruh
pembelian
barang yang dikirimkan oleh 3 (tiga)
indikasi mark-down harga barang impor
pemasok tersebut tercatat atas nama PT
dalam dokumen impor yang tujuannya
KW (perusahaan yang mendapat fasilitas
adalah
kawasan berikat), PT YI, PT DKT, dan PT
kewajiban kepabeanan. Data nilai barang
EKL. Disisi lain, dari hasil pemeriksaan,
kepada pemasok diperoleh dari transaksi
transaksi
keuangan
yang
terjadi
diberitahukan
garmen
untuk
dalam
dokumen
sehingga
mengurangi
terdapat
pembayaran
kiriman uang ke luar negeri sedangkan data nilai barang sebagaimana tercantum
Pada tahun 2016 terdapat 3 Hasil Pemeriksaan PPATK yang mengungkap adanya potensi tindak pidana penggelapan pajak terutama untuk Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan nilai potensi penghasilan kena pajak yang belum dilaporkan oleh 3 orang Wajib Pajak Orang Pribadi senilai lebih dari Rp 9,16 Triliun selama periode 2010 s.d 2015
dalam PIB. Dalam
rangka
meningkatkan
kerja
sama dengan Direktorat Jenderal Pajak dan meningkatkan manfaat atas Hasil Pemeriksaan PPATK, pada tahun 2016 terdapat 3 Hasil Pemeriksaan PPATK yang mengungkap adanya potensi tindak pidana penggelapan pajak terutama untuk Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan nilai potensi penghasilan kena pajak yang belum dilaporkan oleh 3 orang Wajib Pajak Orang Pribadi senilai lebih dari Rp 9,16 Triliun selama periode 2010 s.d 2015. Hal
ini
terungkap
dari
2
(satu)
pemeriksaan yang dilakukan terhadap 3 orang Wajib Pajak Orang Pribadi. PPATK
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 67
67
23/01/2017 2:42:31 PM
menemukan transaksi
modus
penyembunyian
bisnis/usaha
terkait
omzet
kegiatan
usaha
melalui
rekening
pribadi
dengan
perusahaan dari
pemilik
usaha yang tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Tahunan yang harus disampaikan oleh wajib pajak. Modus penyimpangan pajak lainnya yang ditemukan adalah penggunaan pihak ketiga sebagai nominee dalam dokumen perusahaan namun transaksi keuangan dikendalikan
oleh
Pengusaha
sebagai
Benificial Owner atau pemilik sebenarnya,
PPATK menemukan modus penyembunyian transaksi bisnis/usaha terkait dengan omzet kegiatan usaha perusahaan melalui rekening pribadi dari pemilik usaha yang tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Tahunan yang harus disampaikan oleh wajib pajak
terutama pada sektor bisnis hiburan malam dan ekspor hasil tambang.
07
P
eraturan
Penetapan PERMA ter-
Mahkamah
sebut
Agung (PERMA) Nomor 1
didasarkan
Tahun 2013 tentang Tata Cara
Undang-Undang
Penyelesaian
14
Permohonan
Harta
Kekayaan
Tindak
Pidana
Tahun
pada Nomor
1985
tentang
Dalam
Mahkamah Agung sebagai-
Pencucian
mana telah diubah dengan
Uang dibentuk untuk mengisi
Undang-Undang
kekosongan
5
“hukum
acara”
Tahun
Nomor
2004
tentang
atas
Undang-
pelaksanaan Pasal 67 Undang-
Perubahan
Undang
Undang Nomor 14 Tahun
2010 dan
Nomor tentang
8
Tahun
1985
Pencegahan
Pemberantasan
Pidana
68
PERAN PPATK DALAM IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 01 TAHUN 2013
Pencucian
tentang
Mahkamah
dan
Undang-
Agung
Tindak
Undang
Uang
tentang
Nomor
Perubahan
3
Kedua
Tahun
(selanjutnya disingkat UU TPPU). Pasal
2009
Atas
67 UU TPPU memberikan kewenangan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985,
kepada penyidik TPPU untuk mengajukan
yang antara lain menyatakan, bahwa MA
permohonan kepada Pengadilan Negeri
mempunyai kewenangan untuk memberi
untuk memutuskan Harta Kekayaan yang
petunjuk, teguran, atau peringatan kepada
diketahui atau patut diduga merupakan
pengadilan di semua badan peradilan yang
hasil tindak pidana menjadi aset negara
berada di bawah kewenangannya dan
atau dikembalikan kepada yang berhak.
membuat peraturan sebagai pelengkap
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 68
23/01/2017 2:42:31 PM
tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Sebagai wujud peran serta PPATK dalam pelaksanaan PERMA 01 tahun 2013 tersebut, sampai dengan Desember 2016, PPATK telah mengirimkan 125 surat kepada PJK terkait penghentian sementara transaksi dan penanganan harta kekayaan atas rekening tersebut telah diserahkan kepada penyidik terkait.
Tindak Pidana Pencucian Uang. Dalam Pasal 3 peraturan ini disebutkan bahwa salah satu syarat dalam mengajukan permohonan penanganan harta kekayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus
dilengkapi
penghentian
dengan
sementara
berita
acara
seluruh
atau
sebagian transaksi terkait harta kekayaan yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana atas permintaan PPATK. Hal ini mengandung arti bahwa penanganan harta kekayaan yang dimaksud dalam peraturan ini didahului dengan penghentian sementara transaksi PPATK. Berdasarkan pasal 1 peraturan Kepala PPATK Nomor PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 tentang pelaksanaan
penghentian
sementara
dan
penundaan transaksi di bidang perbankan, untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum dalam jalannya peradilan. Beberapa materi yang diatur dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2013 meliputi ruang lingkup, mekanisme
permohonan
penanganan
harta kekayaan dalam TPPU dan tindak pidana lain dan hukum acaranya. Peraturan
ini
berlaku
terhadap
permohonan penanganan harta kekayaan yang diajukan oleh Penyidik dalam hal diduga sebagai pelaku tindak pidana tidak ditemukan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010
pasar
modal
dan
asuransi
disebutkan
bahwa penghentian sementara transaksi adalah tindakan penyedia jasa keuangan untuk tidak melaksanakan transaksi atas permintaan PPATK. Sebagai wujud peran serta PPATK dalam
pelaksanaan
PERMA
01
tahun
2013 tersebut, sampai dengan Desember 2016, PPATK telah mengirimkan 125 surat kepada PJK terkait penghentian sementara transaksi dan penanganan harta kekayaan atas rekening tersebut telah diserahkan kepada penyidik terkait.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 69
69
23/01/2017 2:42:32 PM
Hambatan &
Rekomendasi HAMBATAN DAN REKOMENDASI TABEL 4. Daftar Hambatan dan Rekomendasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi PPATK Tahun 2016 Fungsi Analisis
Hambatan
Rekomendasi
Masih terdapat resistensi dari PJK, khususnya PJK Non Bank dalam menyampaikan data SIPESAT. Hal ini disebabkan masih adanya perdebatan mengenai legalitas kewenangan PPATK dalam mengelola data tersebut. Sementara, di sisi lain telah ada ketentuan-ketentuan yang mendukung pelaksanaan SIPESAT di bawah kewenangan PPATK.
Perlu ada komitmen penuh dari pemerintah serta koordinasi intensif dengan lembaga terkait seperti OJK dan asosiasi Penyedia Jasa Keuangan, demi penyamaan persepsi mengenai kewenangan penyelenggaraan SIPESAT oleh PPATK
Dalam proses penyusunan Hasil Analisis, PPATK masih membutuhkan data-data lain sebagai sumber informasi analisis, antara lain data imigrasi, data perpajakan/SPT, data bea cukai, yang tentunya akan banyak memberikan manfaat bagi proses analisis di PPATK.
Diperlukan adanya konektivitas data antara PPATK dengan instansi-instansi yang mengelola data yang penting sebagai sumber informasi analisis, seperti data imigrasi, data perpajakan/SPT, serta data bea cukai. Semakin lengkap sumber data yang dimiliki oleh PPATK, akan semakin memudahkan proses penelusuran transaksi keuangan/harta kekayaan yang dilakukan, dan bermuara pada meningkatnya kualitas Hasil Analisis PPATK. Perlunya Peningkatan Koordinasi Antara PPATK, Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP), dan Penyidik Dalam Menggali Potensi Penerimaan Negara dari Sektor Pajak
70
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 70
23/01/2017 2:42:32 PM
LANJUTAN TABEL 1. Daftar Hambatan dan Rekomendasi Pelaksanaan Tugas dan Fungsi PPATK Tahun 2016 Fungsi
Hambatan
Rekomendasi Dalam rangka mendorong penerimaan negara lebih besar lagi melalui sektor perpajakan, Bapak Presiden RI memberikan perhatian dan dukungan terhadap upaya pemanfaatan HA dan HP PPATK tersebut melalui penyusunan Instruksi Presiden (Inpres) yang dalam waktu dekat akan ditetapkan.
Pemeriksaan dan Riset
Masih ditemukannya hambatan terkait proses tindak lanjut atas Laporan Hasil Pemeriksaan yang disampaikan kepada Penyidik.
Meningkatkan koordinasi dengan jajaran Penyidik terkait agar tindak lanjut dari Laporan Hasil Pemeriksaan bisa lebih dioptimalkan.
Pengawasan Kepatuhan
Masih terdapatnya pihak pelapor yang belum melaksanakan kewajiban pelaporan kepada PPATK.
Meningkatkan Pengawasan Kepatuhan dengan bekerja sama dengan asosiasi pihak pelapor dan Lembaga Pengawas Pengatur serta instansi terkait lainnya.
Perencanaan dan Keuangan
Adanya kebijakan Pemerintah terkait pemotongan anggaran pada Kementerian/Lembaga pada tahun berjalan yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian target kinerja maupun output yang telah ditetapkan, mengingat proses perencanaan dan penganggaran telah dilaksanakan dengan pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting).
Kebijakan pemotongan anggaran Kementerian/ Lembaga agar lebih proporsional dan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Kementerian/ Lembaga.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 71
71
23/01/2017 2:42:32 PM
PROYEKSI KERJA
2017
01
02
03
72
PERSIAPAN MENGHADAPI MUTUAL EVALUATION OLEH APG TAHUN 2017
PRIORITAS HASIL ANALISIS SESUAI DENGAN REKOMENDASI NATIONAL RISK ASSESSMENT
PERCEPATAN IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2/2016
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 72
23/01/2017 2:42:32 PM
04
PROYEKSI PEMERIKSAAN DAN RISET
05
PROYEKSI KERJA PPATK DI BIDANG HUKUM
06
EVALUASI PARUH WAKTU RENCANA STRATEGIS PPATK 2015-2019
PENGAWASAN KEPATUHAN DI DAERAH BERISIKO TINGGI TPPU DAN TPPT BERDASARKAN NATIONAL RISK ASSESSMENT
07
08
09
10
11
PEMBANGUNAN APLIKASI LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN DAN APLIKASI TERKAIT POLITICAL EXPOSED PERSON
PEMBENTUKAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN PENINGKATAN NILAI KAPABILITAS APIP DAN MATURITAS SPIP
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DAN PRATAMA
PUSDIKLAT APUPPT SIAP BEROPERASI
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 73
73
23/01/2017 2:42:33 PM
PERSIAPAN MENGHADAPI MUTUAL 01 EVALUATION OLEH APG TAHUN 2017
P
ada bulan November 2017 mendatang, Indonesia akan mendapat giliran untuk
dievaluasi oleh tim evaluator yang akan ditentukan oleh APG. Apabila Indonesia menolak untuk dievaluasi dalam kerangka ME, maka hal tersebut akan berdampak pada diragukannya komitmen Indonesia oleh dunia internasional dalam pencegahan dan
pemberantasan
Tindak
Pidana
Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme. Pada
tingkat
yang
paling
merugikan
adalah Indonesia akan dicantumkan dalam FATF
public
berdampak
statement/blacklist pengenaan
sanksi
yang berupa
counter-measures yang dapat berdampak
dari segi technical compliance maupun
pada terganggunya sistem keuangan dan
effectiveness sehingga untuk mendapatkan
menghambat perkembangan investasi di
hasil yang memuaskan dalam ME tentunya
Indonesia.
dibutuhkan komitmen dan dukungan yang yang
kuat dari pemerintah, serta kerja sama
telah dilakukan oleh PPATK, Indonesia
yang lebih baik lagi diantara instansi terkait
masih menghadapi banyak defisiensi baik
untuk mengatasi defisiensi dimaksud.
Berdasarkan
self-assessment
PRIORITAS HASIL ANALISIS SESUAI 02 DENGAN REKOMENDASI NATIONAL RISK ASSESSMENT
D
alam
rangka
melaksanakan
fungsi
analisis atau pemeriksaan sebagai-
mana dimaksud dalam Pasal 44 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, produk yang dihasilkan PPATK yaitu Hasil (HA)
Pemeriksaan dan
(HP),
Informasi.
Hasil
Analisis
Output
PPATK
tersebut akan diharmonisasikan dengan rekomendasi
74
National
Risk
Assessment
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 74
23/01/2017 2:42:33 PM
(NRA), yaitu akan diprioritaskan terhadap
Untuk
dapat
meningkatkan
kinerja
3 (tiga) tindak pidana asal yang beresiko
pada tahun 2017, PPATK akan melakukan
tinggi (Narkotika, Korupsi dan Perpajakan).
koordinasi
Dalam menangani kasus tindak pidana
produk PPATK dapat lebih bernilai bagi
narkotika dan korupsi, PPATK bekerjasama
penyidik
dengan aparat penegak hukum lainnya
negara dari sektor pajak, yang s.d bulan
agar para pelaku tindak pidana tersebut
Desember
dapat dijerat dengan Undang-Undang TPPU
kontribusi sebesar Rp3,5 triliun. Selain itu,
sehingga para pelaku jera dan tidak lagi
produk yang dihasilkan PPATK juga akan
melakukan kejahatan. Sedangkan terkait
diselaraskan dengan kebijakan pemerintah
tindak pidana perpajakan, PPATK akan
disektor lainnya seperti illegal logging,
selalu memberikan dukungan penuh dalam
illegal fishing, teroris financing, dll. PPATK
setiap kebijakan pemerintah dalam rangka
juga
mengoptimalkan penerimaan negara dari
yang dibentuk dalam rangka mendukung
sektor perpajakan.
pencegahan dan pemberantasan TPPU dan
yang dan
akan
lebih
intens
mendukung
2016
aktif
telah
dalam
sehingga
penerimaan memberikan
satgas-satgas
Tindak Pidana Asal.
PERCEPATAN IMPLEMENTASI 03 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2/2016
P
PATK
akan
implementasi
melakukan
percepatan
peraturan
pemerintah
nomor 2 tahun 2016 tentang penyampaian tata cara penyampaian data dan informasi oleh
instansi
pemerintah
dan/atau
lembaga swasta dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang. Hal ini telah dimasukkan ke dalam program STRANAS TPPU dimana akan dilakukan identifikasi dan penyusunan data dan informasi yang dibutuhkan oleh PPATK, penjajakan dengan
kerjasama
instansi
antara
pemerintah
PPATK dan/atau
lembaga swasta yang memiliki kewenangan mengelola data dan informasi, penyusunan dan penandatanganan Nota Kesepahaman serta dan
implementasi informasi
penyampaian
sesuai
dengan
data Nota
Kesepahaman.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 75
75
23/01/2017 2:42:33 PM
04 PROYEKSI PEMERIKSAAN DAN RISET
U
ntuk tahun 2017 fokus kegiatan pe-
di Indonesia yang digunakan sebagai
meriksaan akan lebih dititikberatkan
jalur perpindahan uang tunai dalam
pada sektor penerimaan Negara misalnya
rangka pencucian uang dan pendanaan
sektor pajak dan bea cukai serta transaksi
terorisme)
keuangan yang berindikasi tindak pidana
4. Crytocurrency (Kajian Risiko Crypto-
korupsi oleh penyelenggara Negara mau-
currency terhadap Pencucian Uang dan
pun kepala daerah. Hal tersebut dilakukan
Pendanaan Terorisme)
dalam rangka membantu meningkatkan penerimaan
negara.
Sedangkan
untuk
kegiatan riset proyeksi di tahun 2017 akan
5. Trade-based
Money
Laundering/
TBLM (Tipologi Trade Based Money Laundering/Terorrist Financing)
mengerjakan beberapa tema riset yaitu: Riset Rutin
RRA – Based Pendanaan
1. Tipologi 2016 (Tipologi Terkait Kasus-
terorisme atau Terrorist Financing di
kasus Yang Sudah Menjadi Putusan
sektor NPO regional)
Tindak Pidana Pencucian Uang Selama
1. NPO
2. Self
(Penilaian
Funding
risiko
(Tipologi
pendanaan
mandiri yang berasal dari sumber yang
Tahun 2016) HA/HP
2. Redflag
2016
sah pada tindak pidana pendanaan
Transaksi
terorisme dan tindak pidana terorisme)
Berdasarkan Hasil Analisis dan Hasil
3. Cross
Border
Movement
/
CBM
(Pergerakan Uang Tunai di Lintas Batas (Kajian mengenai tingkat kerentanan
Keuangan
(Indikator
Mencurigakan
Pemeriksaan Tahun 2016) 3. Tipologi Narkotika (Tipologi Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Narkotika)
dan ancaman pada wilayah perbatasan
05 PROYEKSI KERJA PPATK DI BIDANG
HUKUM
1) Mengupayakan percepatan penetapan peraturan perundang-undangan yang mendorong
efektifitas
implementasi
rezim anti pencucian uang dan pemberantasan pendanaan terorisme; 2) Mendiseminasikan perundang-undangan
peraturan dibidang
pen-
cegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme melalui pelaksanaan kegiatan
76
seminar/diskusi
dan
sistem
dokumentasi
jaringan
pengelolaan dan
informasi hukum baik yang dilakukan secara
elektronis
website
ke
maupun
manual
melalui
akses
https://jdih.ppatk.go.id, melalui
kompilasi
peraturan perundang-undangan yang terdokumentasi
di
perpustakaan
PPATK;
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 76
23/01/2017 2:42:33 PM
3) Optimalisasi
pemberian
hukum,
berupa
baik
pendapat PPATK
hukum dan
kepentingan
layanan pemberian
kepada
seluruh termasuk
yang
outcomenya
rekomendasi
internal
disampaikannya
kepada
Presiden
dan
instansi terkait untuk menyusun atau
pemangku
menyempurnakan
masyarakat,
yang
memiliki
legal
framework
keterkaitan
dengan
maupun pemberian bantuan hukum
pencegahan dan pemberantasan TPPU
litigasi dan non-litigasi bagi pejabat
dan TPPT sesuai dengan tugas, fungsi
dan pegawai PPATK;
dan kewenangannya masing-masing
4) Melaksanakan kajian/penelitian hukum
instansi; dan
terkait isu-isu terkini mengenai upaya
5) Pemberian keterangan ahli di bidang
pencegahan dan pemberantasan tindak
pencegahan dan pemberantasan TPPU
pidana
dan TPPT baik di tingkat penyidikan,
pencucian
terorisme,
uang
termasuk
pendanaan penyusunan
penuntutan,
anotasi putusan perkara TPPU dan TPPT,
maupun
pemeriksaan
sidang pengadilan.
06 EVALUASI PARUH WAKTU RENCANA
STRATEGIS PPATK 2015-2019
D
(K/L) dan kerangka ekonomi makro.
alam rangka evaluasi paruh waktu Pemerintah
atas
RPJMN
Evaluasi
2015-
dilakukan
menilai
Pimpinan PPATK yang baru, perlu kiranya
maupun indikator kinerja dan menganalisis
dilakukan
permasalahan
atas
pelaksanaan
tujuan,
rangka
2019, serta penyelarasan arah kebijakan evaluasi
pencapaian
dalam
yang
implementasi
sasaran,
terjadi
dalam
sehingga
dapat
Rencana Strategis (Renstra) PPATK tahun
proses
2015-2019. RPJMN merupakan dokumen
menjadi
perencanaan pembangunan nasional untuk
kinerja selanjutnya. Hasil evaluasi dapat
periode 5 tahun sebagai penjabaran visi,
menyediakan
misi dan program Presiden yang memuat
proses
strategi pembangunan nasional, kebijakan
proses
umum, program Kementerian Lembaga
penganggaran pada periode berikutnya.
umpan
balik
data
dan
pengambilan penyusunan
bagi
perbaikan
informasi kebijakan
perencanaan
bagi dan dan
TABEL 5. Tahapan Evaluasi Paruh Waktu Renstra 2017 Januari
Februari
Maret
April
Kick off meeting
Penetapan sasaran strategis, indikator kinerja dan strategi kebijakan PPATK
Sinkronisasi Renstra dengan RPJMN (bilateral meeting dengan Bappenas)
Penetapan Renstra
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 77
77
23/01/2017 2:42:33 PM
07
P
PENGAWASAN KEPATUHAN DI DAERAH BERISIKO TINGGI TPPU DAN TPPT BERDASARKAN NATIONAL RISK ASSESSMENT
royeksi kerja pengawasan kepatuhan PPATK
pada
tahun
2017
akan
dan PBJ akan dilakukan di daerah yang berdasarkan National Risk Assessment
dilaksanakan sebagai berikut: 1. Pengawasan
2. Pengawasan Kepatuhan terhadap PJK
Kepatuhan
untuk
(NRA) adalah daerah beresiko tinggi
Penyedia Jasa Keuangan (PJK) akan
Pencucian
difokuskan pada industri perbankan
Terorisme;
dan pasar modal, kemudian untuk
3. Kegiatan
Uang
dan
Pendanaan
Pemantauan
pemenuhan
Penyedia
komitmen perbaikan atas temuan audit
Barang dan/atau Jasa Lainnya (PBJ)
akan dilakukan terhadap hasil audit
akan
PPATK dan hasil audit dari Lembaga
Pengawasan
Kepatuhan
difokuskan
pada
perusahaan
properti/agen properti dan pedagang
Pengawas dan Pengatur (LPP).
kendaraan bermotor;
08
PEMBANGUNAN APLIKASI LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN MENCURIGAKAN DAN APLIKASI TERKAIT POLITICAL EXPOSED PERSON Laporan
menginisiasi untuk segera membangun
Mencurigakan
aplikasi yang memang didedikasikan
(LTKM) Profesi yang rencananya akan
untuk mengurusi terkait daftar para
dirampungkan pada tahun 2017, hal
pejabat ataupun orang-orang yang
ini sangat penting untuk menampung
dapat dikategorikan ke dalam PEP ini.
1. Pembangunan Transaksi
Aplikasi
Keuangan
kewajiban pelaporan bagi pihak profesi
3. Memulai pembangunan Data Center
tertentu seperti: profesi dari kalangan
2 sebagai tahap awal pengembangan
akuntansi, advokat, notaris, perencana
rancangan Multi Data Center, untuk
keuangan dan konsultan pajak;
menguatkan
2. Membangun
aplikasi
terkait
PEP
(Political Exposed Person), hal ini sangat dibutuhkan mengingat sampai dengan
dukungan
TI
PPATK
dalam rangka membangun sistem TI yang handal. 4. Meningkatkan
layanan
TI
dengan
saat ini belum ada lembaga ataupun
lebih berkualitas berdasarkan pada
instansi
baik
kematangan
swasta
yang
pemerintah dapat
maupun
mengeluarkan
tata
kelola
TI
yang
semakin meningkat.
atau merekomendasikan daftar terkait dengan PEP. Oleh karena itu PPATK
78
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 78
23/01/2017 2:42:36 PM
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
09 MADYA DAN PRATAMA
P
ada tahun 2017, rencananya PPATK
sesuai dengan arahan Kementerian PAN
akan
dan RB.
melakukan
Seleksi
untuk
Dalam
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Madya lowong mengingat pejabat tersebut akan
organisasi, PPATK akan mengadakan Team
memasuki
Selain
Building untuk seluruh pegawai. Hal ini
itu, PPATK akan melakukan pengadaan
dimaksudkan untuk merekatkan hubungan
pegawai
di
antarpegawai sehingga mendorong untuk
Pusdiklat APU PPT. Sehubungan dengan
peningkatan soliditas pegawai. Disamping
adanya
itu,
untuk
pensiun.
pengisian
moratorium
formasi
penerimaan
CPNS,
untuk
membentuk
nilai-
nilai
usia
dan
internalisasi
dan Pratama karena adanya formasi yang batas
dasar
rangka
mengukur
budaya
perkembangan
PPATK akan melakukan pengisian formasi
kompetensi pegawai, akan diselenggarakan
melalui mekanisme redistribusi pegawai
reassessment bagi pejabat dan pegawai.
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 79
79
23/01/2017 2:42:44 PM
10 INSTITUT INTELIJEN KEUANGAN
INDONESIA SIAP BEROPERASI
I
nstitut Intelijen Keuangan Indonesia
tahun 2017 berjumlah 21 dari 48 Program
(Indonesian
Diklat yang dimiliki oleh PPATK.
Financial
Intelligence
Institute/IFII) yang telah selesai pembangunannya
akan
mulai
beroperasi
IFII
mendapat
terbukti
dengan
menyiapkan
Penyedia
Jasa
program
diklat
positif
menjelang pembukaannya. Hal tersebut
pada Bulan Februari 2017. PPATK telah sederet
sambutan
antusiasnya Keuangan
beberapa
(PJK)
yang
serta tenaga pengajar dari internal untuk
berencana untuk menggunakan Pusdiklat
kegiatan diklat tersebut. Harapannya IFII
APU PPT. Selain itu beberapa lembaga
dapat menjadi lembaga diklat bertaraf
diklat seperti FKDKP, BINS serta JCLEC
internasional di Bidang pencegahan dan
secara informal sudah mulai menawarkan
pemberantasan TPPU.
kerjasama pelatihan. Bahkan lembaga donor
PPATK telah menyusun Program dan
internasional seperti UNODC dan AIPEG
Kurikulum Diklat APU PPT yang terdiri dari
juga telah menyatakan ketertarikannya
48 (empat puluh delapan) program diklat.
untuk
Program Diklat yang rencananya akan
kegiatan di Pusdiklat APU PPT.
men-support
penyelenggaraan
mulai dilaksanakan pada Bulan Februari
80
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 80
23/01/2017 2:42:45 PM
LAMPIRAN LAPORAN TAHUNAN 2016
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 81
81
23/01/2017 2:42:46 PM
ANALISIS DAN PEMERIKSAAN 1. Pelaksanaan Fungsi Analisis
2016
LAPORAN TAHUNAN
Tabel 6 Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang menjadi Dasar Analisis (Terkait) ANALISIS DAN PEMERIKSAAN Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Tahun 2016
ANALISIS DAN PEMERIKSAAN
01
Pelaksanaan Fungsi Analisis 1. 1. Pelaksanaan Fungsi Analisis Sebelum
Sesudah Berlakunya UU TPPU Berlakunya UU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun 2015 Tahun 2016 Tabel 6 TABEL 6. Jumlah HA yang TPPU Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang menjadi Jenis Hasil Analisis (HA) No. 8 Thn 2010 Tahun 2011‐ Kumulatif Kumulatif Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang menjadi Dasar Analisis (Terkait) Jumlah Dasar Analisis (Terkait)(s.d. Oktober Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA 2014 Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA 2010)*) 2015 2016
Tahun 2016 (1)
(2)
PROAKTIF Ø Hasil AnalisisJenis Hasil Analisis (HA) Ø LTKM Terkait
(3)
(4) (5) (6) (7) (8) Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU 1,172TPPU 537 21 Tahun 2015110 7 Tahun 2016 10 103 No. 8 Thn 2010 Tahun 2011‐ Kumulatif Kumulatif (s.d. Oktober 1,801 2,851 21 138 Nov‐2016 7 Des‐201610 s.d. Des‐ 103Jumlah 2014 Des‐2015 s.d. Des‐ 2010)*) 2015 2016
(1)
INQUIRY**) PROAKTIF
Tahun 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Ø Hasil Analisis Ø Hasil Analisis
2591,172
939 537
24 21
251 110
7 37
10
Ø LTKM Terkait Ø LTKM Terkait
2592,851
1,801 3,643
21 24
138 650
7 37
10
251
37
27
650
37
TOTAL
Jumlah Jan 2003 s.d. Des‐2016
(9)
(10)
Jumlah Jan 750 2003 s.d. Des‐2016
2,042
1,922 4,893
(8)
(9)
(10)
27
103
332 750
1,522 1,922
1,781
27
103
3322,042
4,893 4,625
4,884
INQUIRY**) Ø Hasil Analisis
259
Ø Hasil Analisis Ø LTKM Terkait
939
1,431259
Ø LTKM Terkait
1,476 3,643
3,110
5,444
24
45 24
361
45
788
44
27
44
37 37
332 332
1,522
4354,625
435
1,781
2,272 4,884
6,667
3,703 9,777
TOTAL
Ø Hasil Analisis 1,431 1,476 45 361 44 37 435 2,272 3,703 Keterangan : Ø LTKM Terkait 3,110 5,444 45 788 44 37 435 6,667 9,777 ‐ Cut off data per 30 Desember 2016. ‐ Proaktif adalah HA yang disampaikan atas insiatif PPATK. Keterangan : ‐ Inquiry adalah HA yang disampaikan sebagai jawaban atas permintaan dari Apgakum. - Keterangan : Cut off data per 30 Desember 2016. - ‐ Cut off data per 30 Desember 2016. Proaktif adalah HA yang disampaikan atas insiatif PPATK. ‐ Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. - ‐ Proaktif adalah HA yang disampaikan atas insiatif PPATK. Inquiry adalah HA yang disampaikan sebagai jawaban atas permintaan dari Apgakum. ‐ HA Inquiry Januari 2004 Desember - ‐ Inquiry adalah HA yang disampaikan sebagai jawaban atas permintaan dari Apgakum. Data Tahun 2010sampai dihitungdengan s.d. Desember 2010.2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan - HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak dipersebagai HA. ‐ Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. hitungkan sebagai HA.
‐ HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan sebagai HA.
Grafik 3 GRAFIK 3. Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Disampaikan ke Penyidik Perkembangan Jumlah HA per‐Tahun yang Disampaikan ke Penyidik Grafik 3 Berdasarkan Jenis HA Tahun 2016 Berdasarkan Jenis HA Perkembangan Jumlah HA per‐Tahun yang Disampaikan ke Penyidik Tahun 2016 Berdasarkan Jenis HA Tahun 2016 500
456
500
450
456
450
400
400
350
350
300
300
250
250
277 277
200
200
180
110 70
70
2012
0 2012
2013
2013 HA per‐Tahun
103
110
73
103
73
2014
2015
2014Proaktif
HA per‐Tahun
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
82 LAPORAN TAHUNAN 2016 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan template laptah 2016 FIX.indd 82
332
251
97
0
332
435
251
180
97
50
50
383 383
231
100
100
301301
361361
231
150
150
435
Proaktif
2016
2015 Inquiry
2016
Inquiry
111
111 23/01/2017 2:42:47 PM
2016 2016
LAPORAN TAHUNAN LAPORAN TAHUNAN
Tabel 7 Tabel 7 TABEL 7. Jumlah Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik Jumlah Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik Jumlah Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik Tahun 2016 Tahun 2016 Tahun 2016 Penyidik Penyidik
(1) (1) Ø KEPOLISIAN SAJA Ø KEPOLISIAN SAJA Ø KEJAKSAAN SAJA Ø KEJAKSAAN SAJA
Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU Jumlah Jan Jumlah Jan Tahun 2015 Tahun 2016 TPPU TPPU Tahun 2015 Tahun 2016 2003 s.d. 2003 s.d. No. 8 Thn 2010 Tahun 2011‐ Kumulatif Kumulatif No. 8 Thn 2010 Des‐2016 Tahun 2011‐ Kumulatif Kumulatif Jumlah Des‐2016 (s.d. Oktober Jumlah Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ (s.d. Oktober 2014 2014 Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ 2010)*) 2015 2016 2010)*) 2015 2016
(2) (2)
Ø KPK SAJA Ø KPK SAJA Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN KPK Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN KPK Ø KEPOLISIAN DAN KEJAKSAAN Ø KEPOLISIAN DAN KEJAKSAAN Ø KEPOLISIAN DAN KPK Ø KEPOLISIAN DAN KPK
Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN BNN Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN BNN Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN DITJEN PAJAK DITJEN PAJAK Ø KEJAKSAAN DAN KPK Ø KEJAKSAAN DAN KPK Ø DITJEN PAJAK Ø DITJEN PAJAK Ø DITJEN BEA DAN CUKAI Ø DITJEN BEA DAN CUKAI
Ø BADAN NARKOTIKA NASIONAL Ø BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) (BNN)
JUMLAH HA JUMLAH HA
0 0 104104 0 0 0 0 1,327 1,327 0 0 0 0
510510 256256 428428 99 99 52 52 2 2 2 2
(3) (3)
(4) (4)
15 15 7 7 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0
135135 72 72 59 59 0 0 0 0 0 0 0 0
(5) (5)
(6) (6)
(7) (7)
19 19 2 2 14 14 0 0 0 0 0 0 0 0
186186 86 86 100100 0 0 0 0 0 0 0 0
831831 414414 587587 99 99 52 52 2 2 2 2
831831 518518 587587 99 99 1,379 1,379 2 2 2 2
0 0
5 5
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
5 5
5 5
0 0 0 0
7 7 71 71 9 9 35 35
0 0 17 17 1 1 0 0
0 0 91 91 3 3 1 1
0 3 1 0
0 2 0 0
0 2 0 0
0 0 52 52 2 2 9 9
7 7 214214 14 14 45 45
7 7 214214 14 14 45 45
1,476 1,476
45 45
361361
44 44
37 37
435435
0 0 0 0
1,431 1,431
23 23 11 11 6 6 0 0 0 0 0 0 0 0
0 3 1 0
(8) (8)
(9) (9)
(10)(10)
2,272 2,272 3,703 3,703
Catatan : Jumlah Inquiry belum memperhitungkan inquiry Januari 2004 s.d. Desember 2008, sebanyak 295 laporan. Catatan : Jumlah Inquiry belum memperhitungkan inquiry Januari 2004 s.d. Desember 2008, sebanyak 295 laporan. Catatan : Jumlah Inquiry belum memperhitungkan inquiry Januari 2004 s.d. Desember 2008, sebanyak 295 laporan.
Tabel 8 TABEL 8. Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik, Tabel 8 Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Dugaan Tindak Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik Pidana Asal Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Tahun 2016 Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Tahun 2016 Tahun 2016 Dugaan Tindak Pidana Asal Dugaan Tindak Pidana Asal
(1)
(1)
Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU Jumlah Jan Jumlah Jan Tahun 2015 TPPU Tahun 2016 Tahun 2015 TPPU Tahun 2016 2003 s.d. 2003 s.d. No. 8 Thn 2010 Tahun 2011‐ Kumulatif Kumulatif No. 8 Thn 2010 Tahun 2011‐ Des‐2016 Kumulatif Kumulatif Jumlah Des‐2016 (s.d. Oktober Jumlah s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ (s.d. Oktober 2014 2014 Des‐2015 Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ 2010)*) 2015 2016 2010)*) 2015 2016
(2)
(2)
(3)
(3)
(4)
(4)
(5)
(5)
(6)
(6)
(7)
(7)
(8)
(9)
(10) (10)
3 3 1 1
7 7 26 26
7 7 26 26
15
188 188
373 373
(8)
Ø Korupsi; Ø Korupsi; Ø Penyuapan; Ø Penyuapan; Ø Narkotika; Ø Narkotika; Ø Di bidang perbankan; Ø Di bidang perbankan; Ø Di bidang Pasar Modal Ø Di bidang Pasar Modal Ø Di bidang perasuransian; Ø Di bidang perasuransian; Ø Kepabeanan; Ø Kepabeanan; Ø Terorisme; Ø Terorisme; Ø Pencurian; Ø Pencurian; Ø Penggelapan; Ø Penggelapan; Ø Penipuan; Ø Penipuan; Ø Pemalsuan uang; Ø Pemalsuan uang; Ø Perjudian; Ø Perjudian; Ø Prostitusi; Ø Prostitusi; Ø Di bidang perpajakan; Ø Di bidang perpajakan; Ø Di bidang kehutanan; Ø Di bidang kehutanan; Ø Di bidang kelautan dan Ø Di bidang kelautan dan perikanan; perikanan; Ø Perdagangan orang; Ø Perdagangan orang;
580580 40 40 47 47 46 46 0 0 1 1 9 9 19 19 4 4 42 42 419 419 5 5 17 17 4 4 7 7 6 6 0 0
789789 48 48 58 58 23 23 1 1 0 0 14 14 30 30 5 5 51 51 189 189 5 5 20 20 0 0 68 68 4 4 0 0
15 15 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 4 4 0 0 3 3 4 4 0 0 0 0 0 0 14 14 1 1 0 0
155155 0 0 4 4 7 7 0 0 0 0 4 4 15 15 0 0 8 8 35 35 0 0 15 15 1 1 83 83 3 3 0 0
23 23 2 2 2 2 3 3 0 0 0 0 1 1 3 3 0 0 0 0 6 6 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 0
20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
221221 11 11 31 31 11 11 0 0 0 0 2 2 29 29 0 0 5 5 54 54 0 0 5 5 1 1 46 46 0 0 0 0
0 0 0 0
3 3 22 22
0 0 0 0
1 1 3 3
1 1 0 0
0 0 0 0
Ø Tidak Teridentifikasi / dll Ø Tidak Teridentifikasi / dll
185 185
146 146
2
27
0
10
1,431 1,431
1,476 1,476
45
Ø Pidana lain yang diancam dengan Ø Pidana lain yang diancam dengan penjara 4 tahun atau lebih penjara 4 tahun atau lebih
JUMLAH HA JUMLAH HA
2 45
361 361
44
0 44
37
10 37
15
435 435
2,272 3,703 2,272 3,703
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
template laptah 2016 FIX.indd 83
27
(9)
1,165 1,165 1,745 1,745 59 59 99 99 93 93 140140 41 41 87 87 1 1 1 1 0 0 1 1 20 20 29 29 74 74 93 93 5 5 9 9 64 64 106106 278 697 278 697 5 10 5 10 40 57 40 57 2 6 2 6 197 204 197 204 7 13 7 13 0 0 0 0
112 112
LAPORAN TAHUNAN 2016
83
23/01/2017 2:42:47 PM
0
2
0
0
0
0.0
n.a.
n.a.
‐100.0
ulauan Riau
0
1
0
0
0
0.0
n.a.
n.a.
‐100.0
pung
0
0
0
0
0
0.0
n.a.
0
0
0.0
2016 n.a.
n.a.
Bangka Belitung
n.a.
n.a.
0
3
1
1.0
n.a.
n.a.
‐66.7
61
59.2
‐72.2
‐72.2
‐25.6
n.a.
n.a.
250.0
‐100.0
‐100.0
‐40.0
Perkembangan Des‐2016 4.9 n.a. (Dalam Persen)
n.a.
150.0
n.a.
n.a.
n.a.
1.0
n.a.
n.a.
0.0
(10)n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
ten
0
TABEL 9. Perkembangan HA 18 82 Proaktif
Jakarta
LAPORAN TAHUNAN 0 0 0 0
Tabel 9 5
5
n.a.
Perkembangan HA Proaktif Menurut Locus Kejadian) Indikasi Terjadinya Tindak Pidana 0 (Tempat 2 1 1 7 6.8 Menurut Locus (Tempat Kejadian) Indikasi Terjadinya Tindak Pidana s.d. Desember 2016 1 5 0 s.d. Desember 2016 0 3 2.9
a Barat
a Tengah
a Timur
ogyakarta
0
2
0 Propinsi
0
0
a Tenggara Barat
(1)0 Nanggroe Aceh Darussalam
a Tenggara Timur
Sumatera Utara
uku
Sumatera Barat Sumatera Selatan
uku Utara
Bengkulu
mantan Barat
Jambi Riau
mantan Timur
Kepulauan Riau
mantan Tengah
Lampung
1 0
1
Des‐2015
0(2)
0
00
Nov‐2016
(3) 0
(4) 0
0
0
00
1 0
0
0
00
1
0
2
0
00
0
20
0
0
0 0 1
0
0
0
0
30
0 3
1
1 18
82
1
21
5
10
2
DI Yogyakarta
0
0
Bali
0
wesi Barat
0 Nusa Tenggara Timur
ontalo
Maluku
mantan Selatan
Banten
wesi Utara
DKI Jakarta
wesi Selatan
Jawa Tengah
wesi Tengah
Jawa Timur
Jawa Barat
wesi Tenggara
Nusa Tenggara Barat
0 0 0
(6) 0
00
0
0
00
4 0
0
0
00
1
0
0
0 0 0 0
0
0
0 0
0(5)
0
0
10
0
00
0
00
0
0
0
00
0
5
15
61
1
1
1
7
0 2 0 2 5 1 2
m‐to‐m
1.0 (8)
y‐on‐y
c‐to‐c
(7) 0.0
n.a.
(9) n.a.
3.9
n.a.
0.0
1.9 n.a.
n.a. n.a.
n.a.n.a.
n.a.
n.a.
1.0
n.a.
n.a.
0.0
0.0
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.n.a.
n.a.
n.a.
n.a. ‐100.0
n.a.
150.0
n.a.n.a.
n.a.
n.a.
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0 0.0
n.a. 1.9
4.9 n.a. n.a. 1.0
n.a. n.a. n.a.
n.a.
n.a.
300.0
‐100.0
n.a.
1.0
1.9 n.a.
n.a.
n.a. ‐66.7
n.a.
‐33.3
1
59.2
‐72.2
‐72.2
‐25.6
n.a.
250.0
0.0
0.0
2.9
‐100.0 1.0
n.a.
0.0
1
6.8
1.0
‐100.0
‐40.0 ‐100.0
‐100.0
‐50.0
n.a.
150.0 n.a.
n.a.
n.a.
‐100.0
0.0n.a.
n.a.
n.a.
00
3
1.9
0.0
n.a.
2
0
4.9
0
00
5
0
0
0
n.a.
n.a.
00
1
0
0
00
1
0
1.0
n.a. 0.0
n.a.
00
0
0
0
00
0
0
0.0
0.0 n.a.
n.a.
n.a.n.a.
n.a.
n.a.
0
0
0
0
2
1.9
n.a.
n.a.
n.a.
0
0
0
0.0
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
0
2
1.9
2.9 n.a.
n.a.
n.a.
21
0
n.a.
n.a.n.a.
n.a.
200.0
0
0
0
5
4.9
n.a.
0.0
n.a.
n.a.
n.a.
7
0
100
2
n.a.
1
1
n.a. 100.0
‐52.4
‐6.4
0
0
0
1
0
0
1100
3
1
1
Sulawesi Selatan
1
2
0
0
1
Sulawesi Tengah
0
1
0
0
0
0
0
00
0
0
0
2
Sulawesi Utara
1
1
0
Kalimantan Tengah
1
1.9
0
10
Kalimantan Selatan21
2
% Distribusi Tahun 2016 (s.d. Des‐2016)
0
0
Kalimantan Barat
Total HA Proaktif
0
0
0
Des‐2016
Tahun 2016 (s.d. Des‐ 2016)
0
Kalimantan Timur
ua Barat
2
0
5
0
Maluku Utara
ua
0
0
0 0
Tahun 2015 (s.d. Des‐ 2015)
0
Kep Bangka Belitung
Jumlah HA
0
0
0 0
Sulawesi Tenggara
0
0
0
Sulawesi Barat
0
0
0
0
00
1
0 3 0 103
1.0
1.0 1.9 1.0
n.a.
0.0
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
150.0
n.a.
n.a.
‐33.3 ‐52.4
0.0
0.0
0.0
1.0
‐100.0
‐100.0
‐50.0
0.0
n.a.
n.a.
‐100.0
0.0
n.a.
n.a.
n.a.
0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Grafik 4 Gorontalo 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Persentase HA Proaktif Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi HA Papua 0 1 0 2 3 2.9 n.a. n.a. 200.0 Papua Barat 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Tahun 2016 Total HA Proaktif 21 110 7 10 103 100.0 ‐52.4 ‐52.4 ‐6.4
GRAFIK 4. Persentase HA Proaktif Berdasarkan Kategori Grafik 4 Nominal Transaksi HA Tahun 2016 Persentase HA Proaktif Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi HA Tahun 2016
Dibawah Rp1 Rp3 Miliar ‐ Rp4 Miliar Miliar 12.2Rp1 Miliar ‐ Rp2 Dibawah Rp1 Rp3 Miliar ‐ Rp4 3.1 Miliar Miliar 12% Miliar 12.2Rp1 Miliar ‐ Rp2 3% 3.1 Miliar 6.1 12% 3% 6.1 6% Rp2 Miliar ‐ Rp3 Rp2 Miliar ‐ Rp3 6% Miliar Miliar 3.1 3.1 Rp4 Miliar ‐ Rp5 Miliar Rp4 Miliar ‐ 5.1
Di atas Rp 5 Miliar Di atas Rp 5 70.4
Miliar 5.1
Miliar 70.4
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
84
LAPORAN TAHUNAN 2016
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan template laptah 2016 FIX.indd 84
Rp5
113
23/01/2017 2:42:47 PM
Tabel 10 Kategori Terlapor TABEL 10. Perkembangan HA Proaktif Berdasarkan
2016
LAPORAN TAHUNAN
LAPORAN TAHUNAN
2016
Perkembangan HA Proaktif Berdasarkan Kategori Terlapor s.d. Desember 2016
s.d. Desember 2016
Tabel 10 Jumlah HA Perkembangan HA Proaktif Berdasarkan Kategori Terlapor Kategori Terlapor s.d. Desember 2016 Des‐2015
Jumlah HA
Kategori Terlapor
Perorangan Ø Laki‐Laki (1) Ø Perempuan
(1) Des‐2015
Tahun 2015 (s.d. Des‐ 2015)
(2) Perorangan 13 Ø Laki‐Laki 10 Non Perorangan/Korporasi Ø Perempuan 3
(3) 90 74 16
Non Perorangan/KorporasiTotal HA Proaktif 8 Total HA Proaktif
21
(2) Nov‐2016 13 10 3 (4)
Tahun 2015 (s.d. Des‐ 2015)
(3) Des‐2016 90
74
Nov‐2016
Des‐2016 % Distribusi Tahun 2016 (5) (s.d. Des‐2016)
(4) Tahun 2016 (s.d. Des‐ 3 2016)
8 6 (7) 2
2
% Distribusi Tahun 2016 (s.d. Des‐2016)
Tahun 2016 Perkembangan Des‐2016 (s.d. Des‐ 2016) (Dalam Persen)
(6) m‐to‐m 54
48
y‐on‐y
m‐to‐m
y‐on‐y
c‐to‐c
(7) c‐to‐c 52.4 46.6 (10) 5.8
(8) ‐38.5 ‐40.0 ‐33.3
(9) ‐38.5 ‐40.0 ‐33.3
(10) ‐40.0 ‐35.1 ‐62.5
‐75.0
‐75.0
145.0
‐52.4
‐52.4
‐6.4
3 2 8 1
(5) 16 8 6 20 2
(6) 1 54 48 6 4
52.4 46.6 2 5.8
(8) 6 ‐38.5 ‐40.0 49 ‐33.3
(9) ‐38.5 ‐40.0 ‐33.3
47.6 ‐62.5
20
21 4
2 110
49 7
47.6 10
‐75.0 103
‐75.0
145.0 100.0
110
7
10
103
100.0
‐52.4
‐52.4
Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen)
‐40.0 ‐35.1
‐6.4
Tabel 11 TABEL 11. Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana Tabel 11 Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Januari 2003 s.d. Desember 2016 (HA database) Januari 2003 s.d. Desember 2016 (HA database) Januari 2003 s.d. Desember 2016 (HA database) Tahun
Tahun
Hasil Analisis
LTKM Hasil Terkait
Analisis
Sebelum Sebelum Berlakunya UU TPPU Januari 2003 ‐ 553 938 No. 8 Thn 2010 Desember 2010 Januari 2003 ‐ Berlakunya UU TPPU 553 (s/d Oktober 2010)* No. 8 Thn 2010 Desember 2010
938
(s/d Oktober 2010)* 2011
149
323
2012
71 2011
137 149
323
2013
35
2012
44
137
36
63
1
1
‐
‐
Sesudah Berlakunya UU TPPU 2014 No. 8 Thn 2010 Sesudah 2015 (sejak Januari 2011)
Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 20102016 (sejak Januari 2011)
LTKM Terkait
2013
2014
2015
Jumlah
292
Jumlah Tahun 2003 s.d. Des 2015
845
2016
71 35
44
36
63
1
1
‐
‐
568 1,506
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Jumlah 292 568 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Catatan : HA dimasukan dalam database karena tidak terindikasi terkait dugaan tindak pidana, Catatan : HA dimasukan dalam database karena tidak terindikasi terkait dugaan tindak pidana, dianggap sesuai dengan dianggap sesuai dengan profil dan memiliki underlying yang wajar serta keterbatasan data. Jumlah Tahun 2003 s.d. Des 2015 845 1,506 profil dan memiliki underlying yang wajar serta keterbatasan data.
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010
Catatan : HA dimasukan dalam database karena tidak terindikasi terkait dugaan tindak pidana, dianggap sesuai dengan profil dan memiliki underlying yang wajar serta keterbatasan data.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
114
LAPORAN TAHUNAN 2016
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
template laptah 2016 FIX.indd 85
85
114
23/01/2017 2:42:48 PM
2016
LAPORAN TAHUNAN
Grafik 5 Perkembangan Jumlah HA per‐Tahun yang Tidak Terindikasi Tindak Pidana (HA database) dan Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. Desember 2016 GRAFIK 5.
2016
LAPORAN TAHUNAN
Grafik 5 Tindak Pidana (HA database) Terindikasi 500 Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Tidak 456 435 Perkembangan Jumlah HA per‐Tahun yang Tidak Terindikasi Tindak Pidana (HA database) dan Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik 450 dan Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. Desember 2016 Januari 2003 s.d. Desember 2016 400 361 350 300 250 200 150 100 50 0
500 450
456
301
277
435
400
361
350
250 200
301
277
300
71 36
35
150 100 50
1
0
2015
2016
71
2013 35
2012
36 2014
1
HA Database
0 2012
2013
0
HA ke Penyidik 2014
2015
2016
HA ke Penyidik Tabel 12 Jumlah HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme TABEL 12. Jumlah HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme, Sebelum dan Sesudah Berlakunya Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Tabel 12 UU TPPU Berdasarkan Jenis HA, Januari 2003 s.d. Desember 2016 Januari 2003 s.d. Desember 2016 Jumlah HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme HA Database
Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Hasil Analisis Jumlah Januari 2003 s.d. Desember 2016 HA
Tahun
Proaktif
Inquiry
Hasil Analisis
Tahun
Sebelum Berlakunya UU TPPU Januari 2003 ‐ No. 8 Thn 2010 Desember 2010 Sebelum (s/d Oktober 2010)* Berlakunya UU TPPU Januari 2003 ‐ No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)*
Sesudah Berlakunya UU TPPU Sesudah No. 8 Thn 2010 Berlakunya UU TPPU (Sejak Januari 2011) No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011)
Desember 2010
Proaktif
Inquiry
8
27 8
27
Jumlah Kumulatif HA
Jumlah HA
Jumlah Kumulatif HA
35
35
35
35
2011
3
6
9
44
2012 2011
6 3
16
97
4451
2013 2012
3 6
21
75
5156
2014 2013
3 3
62
59
5665
2015 2014
11 3
46
9 15
6580
4
15
80
16
25
105
35
74
105
2016
2015 2016
Jumlah
13 39
Jumlah
Jumlah Jan‐2003 s.d. Des‐2016
Jumlah Jan‐2003 s.d. Des‐2016
11 13 39
47
47
16
35 62
62
25 74
109
109
105 105
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. -HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak ‐HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak ‐HA Inquiry Januari 2004 HA. sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan sebagai diperhitungkan sebagai HA. diperhitungkan sebagai HA.
2. Pelaksanaan Fungsi Pemeriksaan 2. Pelaksanaan Fungsi Pemeriksaan berlakunya PPTPPU,jumlah jumlahlaporan laporanHasil Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan (HP) SejakSejak berlakunya UUUU PPTPPU, (HP)yang yang disampaikan PPATK Penyidikhingga hinggaTahun Tahun 2016 2016 adalah telahtelah disampaikan oleholeh PPATK kekePenyidik adalah sebanyak sebanyak8686 HP, dengan rincian 35 HP ke PenyidikKPK, KPK,3030HP HPkekePenyidik Penyidik Kejaksaan, Kejaksaan, 2525HP keke HP, dengan rincian 35 HP ke Penyidik HP 86 LAPORAN TAHUNAN 2016 Penyidik Kepolisian, 15 LHP DitjenPajak, Pajak,4 4HP HPmasing-masing masing-masing ke Penyidik Kepolisian, 15 LHP ke ke Ditjen ke Penyidik PenyidikBNN BNN dan Ditjen Bea Cukai, 3 HP ke Gubernur BI, 2 HP ke Panglima TNI, serta 1 HP dan Ditjen Bea Cukai, 3 HP ke Gubernur BI, 2 HP ke Panglima TNI, serta 1 HP template laptah 2016 FIX.indd 86
23/01/2017 2:42:48 PM
2016
LAPORAN TAHUNAN
masing-masing ke Ketua Dewan Komisioner OJK, Kementerian Dalam Negeri, dan LAPORAN TAHUNAN 2016 Kementerian Koperasi dan UKM. LAPORAN TAHUNAN 2016 masing-masing ke perkara Ketua DewanTPPU Komisioner OJK, telah Kementerian Dalam Negeri, dan Berkaitan dengan yang diperiksa olehdan PPATK sejak masing-masing ke Ketua Dewan Komisioner OJK, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan UKM. Kementerian Koperasipemeriksaan dan UKM. berlakunya UU PPTPPU, telah dilakukan setidaknya terhadap 6.403 Berkaitan dengan perkara TPPU yang telah diperiksa oleh PPATK sejak Berkaitan dengan perkara TPPU yang telah diperiksa oleh PPATK sejak berlakunya UU PPTPPU, pemeriksaan ekening pihak terkait yang tersebar pada telah 747 dilakukan PJK. setidaknya terhadap 6.403 berlakunya UU PPTPPU, pemeriksaan telah dilakukan setidaknya terhadap 6.403 Panglima TNI, serta 1 HP masing-masing ke
2. Pelaksanaan Fungsi Pemeriksaan
Sejak berlakunya UU PPTPPU, jumlah
Ketua Dewan Komisioner OJK, Kementerian
laporan Hasil Pemeriksaan (HP) yang telah
Dalam Negeri, dan Kementerian Koperasi
disampaikan oleh PPATK ke Penyidik hingga
dan UKM.
Tahun 2016 adalah sebanyak 86 HP, dengan
Berkaitan dengan perkara TPPU yang
rincian 35 HP ke Penyidik KPK, 30 HP ke
telah diperiksa oleh PPATK sejak berlakunya
Penyidik Kejaksaan, 25 HP ke Penyidik
UU PPTPPU, pemeriksaan telah dilakukan
Kepolisian, 15 LHP ke Ditjen Pajak, 4 HP
setidaknya terhadap 6.403 rekening pihak
terkait masing-masing ke Penyidik dan Ditjen rekening pihak terkait yangBNN tersebar pada 747 PJK.yang tersebar pada 747 PJK. rekening pihak terkait yang tersebar pada 747 PJK. Bea Cukai, 3 HP ke Gubernur BI, 2 HP ke
Tabel 13 Tabel 13 TABEL 13. Jumlah HPJumlah HP Berdasarkan Tahun Penyampaian Berdasarkan Tahun Penyampaian Jumlah HP Berdasarkan Tahun Penyampaian Tabel 13 Januari 2011 s.d. DesemberJumlah HP Berdasarkan Tahun Penyampaian 2016 Januari 2011 s.d.Desember 2016 Januari 2011 s.d.Desember 2016 Januari 2011 s.d.Desember 2016
Tahun
Tahun
Jumlah HP
Jumlah Rekening Jumlah Jumlah PJK Jumlah PJK Rekening 16 137 Jumlah PJK
Tahun 2011
Jumlah HP Jumlah HP
2011 2012
513
16 117
2012 2013
1310
117 58
2013 2014
10 13 19
58 95
2014 2015
1920
95 200
2015 2016
2019
200 261
2014Jumlah Kumulatif 2016
19 19 86
261 747
Jumlah Kumulatif 2015
86 20
747
2011 2012 2013
5
5
10
Jumlah Rekening
137 780
16
137
780 471
117
780
471 1,410 1,410 1,831
58
471
1,831 1,774
95
1,774 6,403 6,403
200
1,410
1,831
Grafik 6 2016 19 261 1,774 Perkembangan Jumlah HP, Jumlah PJK, dan Jumlah Rekening yang Diperiksa Grafik 6 Januari 2011 s.d. Desember 2016 Perkembangan Jumlah HP, Jumlah PJK, dan Jumlah Rekening yang Diperiksa Jumlah Kumulatif 86 747 6,403 Januari 2011 s.d. Desember 2016
6,403
6,403
GRAFIK 6. Perkembangan Jumlah HP, Jumlah PJK, danGrafik 6 Jumlah Rekening yang Diperiksa
Januari 2011 s.d. Desember 2016 Perkembangan Jumlah HP, Jumlah PJK, dan Jumlah Rekening yang Diperiksa Januari 2011 s.d. Desember 2016
6,403
1,831 1,410
5
1,831
747
471 16
137
137 2011 16
2011
780 13 117
10 58 471
2012 13 117
2013 10 58
2012
2013
Jumlah HP
Jumlah HP
1,774
1,410
780 5
1,774
19 95
2014 19 95
2014 Jumlah PJK
Jumlah PJK
20
200
200 20 2015
2015
19
261
86 747
261 19 2016
Jumlah Kumulatif 86
2016
Jumlah Kumulatif
Jumlah Rekening
Jumlah Rekening
LAPORAN TAHUNAN 2016
1,831
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 1,410
template laptah 2016 FIX.indd 87
1,774
87
116
23/01/2017 2:42:48 PM
2016
LAPORAN TAHUNAN PERMINTAAN DAN PERTUKARAN INFORMASI PERMINTAAN DAN PERTUKARAN INFORMASI
02
1. Pemberian Informasi ke Instansi/Lembaga yang Melakukan
1. Pemberian ke Instansi/Lembaga yang Melakukan MoU dengan PPATK MoUInformasi dengan PPATK
Tabel 14 TABEL 14. Jumlah Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian Informasi sesuai dengan Jumlah Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian Informasi sesuai dengan MoU dengan Lembaga/Instansi#) Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA #) MoU dengan Lembaga/Instansi Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA Januari 2003 s.d. Desember 2016 Januari 2003 s.d. Desember 2016
Instansi
(1)
Ø Komisi Pemberantasan Korupsi Ø Badan Pengawas Pemilu Ø Komisi Yudisial Ø Tim Tas TIPIKOR (Bubar Tgl 11/06/2007) Ø BAPEPAM‐LK (Menjadi OJK Th. 2012) Ø Bank Indonesia Ø Dirjen Pajak Ø Kementrian Luar Negeri Ø Kementrian Kehutanan Ø Badan Pemeriksa Keuangan Ø Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Ø Kementrian Keuangan Ø Lembaga Penjamin Simpanan Ø Ditjen Bea dan Cukai Ø Badan Narkotika Nasional Ø Kementrian Hukum dan HAM Ø Kementrian Dalam Negeri Ø Ombudsman Ø Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Ø Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Ø KPPU Ø Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ø Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Ø Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Ø Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Ø Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Ø Kementerian Agama RI Ø Tentara Nasional Indonesia Ø BNPB Ø Kementerian Pertahanan Ø Bappenas Ø Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Ø Badan Kepegawaian Negara Ø Kementerian Kesehatan Ø Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Ø Badan Intelijen Negara Ø Lainnya JUMLAH IHA
Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU TPPU Tahun 2015 Tahun 2016 No. 8 Thn 2010 Tahun 2011‐ Kumulatif Kumulatif (s.d. Oktober 2014 Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ 2010)*) 2015 2016
Jumlah
Jumlah Jan 2003 s.d. Des‐ 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
378
27
2
18
4
6
36
81
459
9 5 1
3 13 0
0 0 0
1 7 0
0 1 0
0 0 0
0 3 0
4 23 0
13 28 1
34
14
0
0
0
0
0
14
48
8 47 1 1 13 6
11 8 0 0 8 0
0 5 0 0 0 0
2 35 0 0 5 0
0 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0
7 49 0 0 2 0
20 92 0 0 15 0
28 139 1 1 28 6
39 1 1 12 1 0 0 0
79 0 0 2 18 1 2 1
3 1 0 0 0 0 0 0
31 1 0 2 2 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0
24 5 1 3 0 0 0 1
134 6 1 7 20 1 2 3
173 7 2 19 21 1 2 3
0
2
0
0
0
0
2
4
4
0 0 0
0 11 0
0 0 0
0 2 3
0 0 0
0 0 0
0 5 1
0 18 4
0 18 4
0
0
1
5
0
1
6
11
11
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
4
1
0
5
9
9
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
1 2 0 0 0 0
1 2 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 0 0
0 13 1 7 4 2
1 15 1 7 4 2
1 15 1 7 4 2
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
1 1 1
1 1 1
1 1 1
0
0
0
0
3
4
7
7
7
6
102
4
78
9
7
147
327
333
563
302
19
201
21
21
334
837
1,400
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. #) Pada periode sebelum berlakunya UU TPPU No.8 Tahun 2010, Instansi KPK, Ditjen Pajak, BNN, Ditjen Bea dan Cukai belum #) Pada periode sebelum berlakunya UU TPPU No.8 Tahun 2010, Instansi KPK, Ditjen Pajak, BNN, Ditjen Bea dan Cukai dinyatakan sebagai instansi yang berwenang untuk menerima HA dari PPATK belum dinyatakan sebagai instansi yang berwenang untuk menerima HA dari PPATK
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 88 LAPORAN TAHUNAN 2016 template laptah 2016 FIX.indd 88
117 23/01/2017 2:42:49 PM
2016 2016
LAPORAN TAHUNAN LAPORAN TAHUNAN
2. Tindak2.Lanjut Pemenuhan Permintaan Informasi Informasi ke PPATKke(Inquiry) Tindak Lanjut Pemenuhan Permintaan PPATK (Inquiry)
2. Tindak Lanjut Pemenuhan Permintaan Informasi ke PPATK (Inquiry)
Tabel 15 Tabel 15 Jumlah Permintaan Informasi (Inquiry) Pertahun Jumlah Permintaan Informasi (Inquiry) Pertahun TABEL 15. Jumlah Permintaan Informasi (Inquiry) Pertahun Beserta Tindaklanjutnya Beserta Tindaklanjutnya
Beserta Tindaklanjutnya Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
2016 TOTAL
Tahun
Jumlah Inquiry Masuk Jumlah Inquiry dijawab Jumlah Inquiry Masuk Jumlah Inquiry dijawab 163
2007
192
2008
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TOTAL
535
754
807
3.531
490
535
637
807
311
490
553
637
109
311
374
553
113
109
183
374
152
113
182
183
226
152
203
182
166
226
237
203
136
166
192
237
2009
136
163
2.992
3.531
754 2.992
Grafik 7
Grafik 7 Tindak Lanjut Pemenuhan Permintaan Informasi
GRAFIK 7. Tindak Lanjut Pemenuhan Permintaan Informasi Tindak Lanjut Pemenuhan Permintaan Informasi
1800
1800
1600
1600
1400
1400
1200
1200
1000
1000
800 600 400 200 0
807
637 553
374
800 600 192 163 400 136 166 200
807
637 553 754
374 535
535 490 490 237 203 192 182 183 203 311 163 182 183 311 226 226 152 152 113 136 166 113 109 109
237
Jumlah Inquiry Masuk Jumlah Inquiry Masuk 754 Jumlah Inquiry Dijawab Jumlah Inquiry Dijawab
0 2007 2008 2009 2007 2010 2008 2011 2009 2012 2010 2013 2011 2014 2012 2015 2013 2016 2014 2015 2016
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
118
118
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 89
89
23/01/2017 2:42:49 PM
2016
LAPORAN TAHUNAN
3. Pertukaran Informasi ke FIU Lain
3. Pertukaran Informasi ke FIU Lain
Tabel 16 Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi TABEL 16. Jumlah Pertukaran Informasi per Tahun Jumlah Pertukaran Informasi per Tahun Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi Januari 2003 s.d. Desember 2016 Januari 2003 s.d. Desember 2016 No.
Jenis Pertukaran Informasi
Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)*
Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011)
Januari 2003 ‐ Desember 2010
2011
2012
2013
Jumlah Tahun 2003 s.d. Des 2016
2014
2015
2016
% Distribusi
Jumlah
1
Outgoing Mutual Request (Incoming Information)
163
32
9 36
15
15
31
138
301
23.2
2
Incoming Mutual Request (Outgoing Information)
198
59
46 52
46
71
84
358
556
42.9
3
Spontaneous Incoming Information
37
5
‐ 18
43
194
105
365
402
31.0
4
Spontaneous Outgoing Information
8
‐
‐ 1
4
9
14
28
36
2.8
406
96
108
289
234
889
1,295
100.0
Jumlah
55
107
Data Tahun Tahun 2010 Desember 2010 *)*)Data 2010dihitung dihitungs.d.s.d. Desember 2010
Keterangan: Keterangan: 1. Outgoing Mutual Request (Incoming Information) : PPATK mengirimkan 1. Outgoing Mutual Request (Incoming Information) : PPATK mengirimkan permintaan permintaan informasi kepada FIU lain, dan PPATK menerima informasi yang informasi kepada FIU lain, dan PPATK menerima informasi yang diminta. diminta. 2. Incoming Mutual Request (Outgoing Information) : PPATK menerima permintaan 2. Incoming Mutual Request (Outgoing Information) : PPATK menerima informasi dari FIU lain, dan PPATK memberikan informasi yang diminta. informasi FIU lain, : dan PPATK memberikan 3. permintaan Spontaneous Incomingdari Information PPATK menerima informasiinformasi dari FIUsyang secara diminta. spontan (tanpa diminta). Spontaneous Outgoing memberikan kepada 3.4. Spontaneous Incoming Information Information: :PPATK PPATK menerimainformasi informasi dari FIU FIUslain secaraspontan spontan (tanpa (tanpa diminta). secara diminta). 4. Spontaneous Outgoing Information : PPATK memberikan informasi kepada Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip berdasarkan EGMONT Group yang merupakan FIU lain secara spontan (tanpa diminta). wadah perhimpunan FIU seluruh dunia.
Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip berdasarkan EGMONT Group yang merupakan wadah perhimpunan FIU seluruh dunia.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 90
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 90
119
23/01/2017 2:42:49 PM
DUAN MASYARAKAT Tabel 17 Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Disampaikan Kepada PPATK LAPORAN TAHUNAN Januari 2013 s.d. Desember 2016
PENGADUAN MASYARAKAT Jenis Pelapor Periode PENGADUAN MASYARAKAT Individu Lembaga
Total
2016 03
Tabel 17 Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Disampaikan Kepada PPATK Januari 2013 s.d. Desember 2016 Januari 2013 s.d. Desember 2016
2013 33 54 Kepada PPATK87 TABEL 17. Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Disampaikan 2014
2015
219
Periode
99 Individu
2013
282
17 Lembaga
Total
33
54
87
219
63
2016 (s.d. Des‐2016)
47
Jumlah 2015 Jan‐2013 s.d. Des‐2016
398 99
2014
63
Jenis Pelapor
11
116
2016 (s.d. Des‐2016)
47
11
58
Jumlah Jan‐2013 s.d. Des‐2016
398
145
543
58
282
17145
116
543
Grafik 8 yang DIsampaikan Kepada PPATK Distribusi Pengaduan Masyarakat yang DIsampaikan Kepada PPATK GRAFIK 8. Distribusi Pengaduan Masyarakat Grafik 8 Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Distribusi Pengaduan Masyarakat yang DIsampaikan Kepada PPATK Selama Tahun 2016 Selama Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Selama Tahun 2016
Lembaga Lembaga 1111 19% 19%
Individu 47 81% Individu
47 81%
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 91
91
23/01/2017 2:42:49 PM
PELAPORAN 1. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan LAPORAN TAHUNAN
2016
Tabel 18 PELAPORAN Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU PELAPORAN
1.
04
Berdasarkan Jenis PJK Pelapor 1. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan s.d. Desember 2016
Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU Jumlah Jan Tabel 18 PPATK Sebelum TABEL 18. Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima dan TPPU Jumlah PJK Pelapor 2016 Tahun 2016 Tahun 2015 Jenis PJK Pelapor 2003 s.d. No. 8 Thn 2010 (s.d. Des‐2016) Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Tahun Kumulatif Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan JenisKumulatif PJK Pelapor Des‐2016 Jumlah (s.d. Oktober 2011‐2014 Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ Berdasarkan Jenis PJK Pelapor 2010)*) s.d. Desember 2016 2015 2016
(1)
(2)
Bank Ø Bank UmumJenis PJK Pelapor ¤ Bank Milik Negara ¤ Bank Swasta
(3)
s.d. Desember 2016 (4)
(5)
12,540
(1)
33,601
1,129
12,702
¤ Bank Pembangunan Daerah Bank
(2) 8,614 36,309
(3) (4) (5) (6) 4,543 2,803 124 26,567 1,4412,748 70,975
Ø Bank Umum ¤ Bank Asing
36,022 2,615
70,408 1,566 2,740 47 25,944
11,096
29,311
12,540
33,601
1,129
¤ Bank Milik Negara ¤ Bank Campuran
1,157
¤ Bank Swasta
Ø Bank Perkreditan Rakyat
287
1,387 1,397 43 10,866 567
¤ Bank Pembangunan Daerah
8,614
4,543
124
¤ Bank Asing
2,615
1,566
47
1,088 1,157
2,201 1,387
Non Bank
Ø Pasar Modal ¤ Bank Campuran Ø Asuransi Ø Bank Perkreditan Rakyat
27,615 2,939 287
Non Bank Ø Dana Pensiun
(8) 143 25,500
(9) 1,975 123,042
(10) 7,959 159,351
16,573 149
28
4462,705
2,324 39
24,808 50
121,160 580
157,182 2,592
109 5,207
11
4891,221
1,331
10,023
50,200
61,296
58,066
70,606
4 3,500
9
43
11,763
2,343
623
767
1,975
1,882
2,169
40
115,069
142,684
220
1,110
48
467 692
57
33
4,67243
237 48
322 692
3,267 1,882
20,859 2,169
23,798 40
36
43
371
0
0
22,960 21,179
2,227
1,435
22,960
Ø Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka Asing Komoditi Ø Money Remittance/KUPU
22,122
21,179
647
30
2,462
170
Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi Ø Penyelenggara E‐Money Ø Koperasi
0
85
30,166
446
39
0 30,166 1,002 647
437
0 1,920 145
14,002
4,672
237
8,738
0
0
2,462 1,002 170 14,002 2,249273 85
69 0
69 0 0
10 0 0
10 0 0 0
132,851 0 5,030 0
8,738
52
2,249
16
52
0
16
0
0
50
23,027
2,029 0
23,027 0
115,069 13
156
820
3,458
4,546
322
266
3,267
20,859
23,798
0
13
13
14
273
755
25
36,832
58,954
69
297
43,286
44,721
105
36,832
939
58,954
379
297
4,742
9,453
9,483
131
105
939
1,076
1,076
0
0
0
0
0
0
4,668 0
4,401 0
0
0
4,742
2
5
1
9,453
25 9,483
37
1,076
1,076
16
69 37
87
1
5
5
2
0
0
0
238,111 0
302,035 0
369
2
87
87
5
5
48,527 0
36
87
5
0
1
33
44,721
6,915
0
131
6,915
220 14
43,286
6,324
0
266 379
883
6,324
28
11
142,68413
883
755
56,7330
0
143
33
489
27
309
26
(11)
12,920 63 371 623 567
12,920
63,924 0
(7)
4,546 9
1
Total LTKM Ø Lainnya
309 2,372
3,5003,458
22,122
0
57
820 2,343
2,939
0
4
70,606
156 467
Ø Asuransi
0
58,066
109
61,296
145 33
Ø Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Ø Dana Pensiun Asing Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Ø Money Remittance/KUPU
Ø Penyelenggara E‐Money
11,763
(s.d. Des‐2016)
437 26
27
0
Des‐2016 Jumlah 10,023 50,200
5,207
2,201
0
Jumlah PJK Pelapor 2016 24,808 2003 s.d. 121,160 157,182
16,573
1,088
0
(11) 149
7,959
Ø Pasar Modal
30
Jumlah Jan
(10) 159,351
2,592
2,227
1,441
767
(9) 123,042
580
Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing
1,435
63
12,702
1,110
(8) 25,500
2,029
61,876 0
Ø Lainnya
(7)
1,920
61,876
27,615 1
Ø Koperasi
(6)
Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum 36,309 70,975 2,803No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) 26,567 2,748 2,372 Berlakunya UU TPPU Tahun 2016 Tahun 2015 36,022 70,408 2,740 25,944 2,705 2,324 No. 8 Thn 2010 Tahun Kumulatif Kumulatif (s.d. Oktober 11,096 2011‐2014 29,311Des‐2015 1,397s.d. Des‐10,866 1,221 1,331 Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ 2010)*) 2015 2016
16 1 2
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. Data Tahun 2010s.d.Desember dihitungs.d. s.d.Desember Desember 2010. **) *)Data Tahun 20162010. menggunakan Database SIAPUPPT per 31 Desember 2016. *) Data Tahun2012 2010 dihitung Total LTKM
63,924
132,851
5,030
56,733
4,668
4,401
48,527
238,111
302,035
369
**)**) Data Data Tahun 2012s.d. s.d.Desember 2016menggunakan menggunakan Database SIAPUPPT per 31 Desember 2016. Tahun 2012 Desember 2016 Database SIAPUPPT per 31 Desember 2016.
Grafik 9 Grafik 9 Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM GRAFIK 9. Menurut Jenis PJK Pelapor Menurut Jenis PJK Pelapor Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Tahun 2016 Tahun 2016 Menurut Jenis PJK Pelapor
Grafik 10 Grafik 10 Jumlah dan Persentase Kumulatif PJK Pelapor yang Jumlah dan Persentase Kumulatif PJK Pelapor yang GRAFIK 10. Menyampaikan LTKM Menyampaikan LTKM Jumlah dan Persentase Kumulatif PJK Pelapor yang Tahun 2016 Tahun 2016 Menyampaikan LTKM Tahun 2016
Tahun 2016
Non Bank 23,027 47% Non Bank
23,027 47%
Bank 149 40%
Bank 25,500 53% Bank
Bank 149 40%
Non Bank 220 60% Non Bank
25,500 53%
220 60%
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
92
LAPORAN TAHUNAN 2016
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
template laptah 2016 FIX.indd 92
121
121
23/01/2017 2:42:50 PM
28.8%
250,000
2016
25.3% LAPORAN TAHUNAN
200,000
36.4%
302,035 LAPORAN TAHUNAN 2016 Grafik 11 GRAFIK 11. Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKM253,508 150,000
Perkembangan Jumlah per‐tahun dan Kumulatif LTKM Januari 2012 s.d. Desember 2016 100,000 196,775 Januari 2012 s.d. Desember 2016 350,000
300,000 350,000
Grafik 11 157,087 115,167 Perkembangan Jumlah per‐tahun dan Kumulatif LTKM Januari 2012 s.d. Desember 2016 50,000
31,021
0
300,000 250,000
41,920
2012
250,000 200,000
Jumlah Kumulatif
200,000
150,000
Jumlah Per‐tahun
25.3%
36.4%
2014
28.8%
56,733
48,527
2015
2016
19.1%
28.8%
2013
25.3%
19.1%
39,688
Perkembangan Kumulatif (%) 302,035
Catatan : ‐ Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 253,508 36.4% 302,035 ‐ Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2012 196,775 253,508 196,775 115,167 s.d. Desember 2016 157,087
150,000
100,000
100,000
50,000
157,087
115,167
50,000
31,021
0
41,920
31,021
0
2012
39,688
56,733
2014
2015
39,688 Grafik 12 56,733
41,920
2013
48,527
48,527 2016
2012 2013 2014 2015 2016 Perkembangan Jumlah LTKM per‐tahun dan Rata‐rata Penerimaan per‐Bulan Jumlah Kumulatif Jumlah Per‐tahun Perkembangan Kumulatif (%) Jumlah Kumulatif Jumlah Per‐tahun Perkembangan Kumulatif (%) Januari 2012 s.d. Desember 2016
CatatanCatatan : ‐ Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 : Catatan : ‐ Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 60,000 56,733 ‐ Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2012 ‐ Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2012 - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2012 s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016
48,527
50,000
41,920 Grafik 12 GRAFIK 12. Perkembangan JumlahGrafik 12 LTKM per-tahun dan Rata-rata Penerimaan per-Bulan 39,688 Perkembangan Jumlah LTKM per‐tahun dan Rata‐rata Penerimaan per‐Bulan Perkembangan Jumlah LTKM per‐tahun dan Rata‐rata Penerimaan per‐Bulan Januari 2012 2016 40,000 s.d. Desember Januari 2012 s.d. Desember 2016 Januari 2012 s.d. Desember 2016 31,021
60,000
60,000 50,000 40,000
20,000
41,920
48,527
39,688
41,920
20,00031,021
39,688
31,021
30,000
30,000
56,733 48,527
50,000 30,000 40,000
56,733
10,000
20,000
02,585
10,000
10,000
0
2012
2,585 2012
0
3,493
2,585
2012
3,493
4,728
3,307
2013
3,493
4,728
3,307
2013
2014 Jumlah Per‐tahun
Jumlah Per‐tahun
2013
4,044
2014 4,728
3,307
2015
2016
4,044
2015
2016 Rata‐rata per‐bulan
Rata‐rata per‐bulan
2014
4,044
2015
2016
Catatan : Catatan : ‐ Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2012 s.d. November 2016 Catatan : ‐ Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2012 s.d. November 2016 Jumlah Per‐tahun - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5Rata‐rata per‐bulan tahun terakhir sejak tahun 2012 s.d. November 2016
Tabel 19 Catatan : ‐ Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2012 s.d. November 2016 Tabel 19 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK TABEL 19. Perkembangan Berdasarkan Kategori Terlapor Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Tabel 19 s.d. Desember 2016 Berdasarkan Kategori Terlapor Berdasarkan Kategori Terlapor
Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK s.d. Desember 2016 Jumlah LTKM s.d. Desember 2016 Berdasarkan Kategori Terlapor % Distribusi Jenis Kategori Terlapor Tahun 2016 s.d. Desember 2016 Des‐2015
(1) (2) Jenis Kategori Terlapor
Jenis Kategori Terlapor Perorangan Ø Laki‐Laki Ø Perempuan (1)
4,776 3,144 1,632 (2)
Des‐2015
Perusahaan/Korporasi
(1)
Perorangan Perorangan Ø Laki‐Laki Total LTKM Ø Perempuan Ø Laki‐Laki
Ø Perempuan
Perusahaan/Korporasi
254
4,776 3,144 5,030 1,632 254
Tahun 2015 (s.d. Des‐2015)
Nov‐2016
(3)
(4)
(5)
Total LTKM
5,030
(8) % Distribusi (9)
(6)
(2)
4,352
52,381 4,776 34,297 56,733 18,084 3,144
1,632
4,352
392
(3)
(4)
348
4,043
(5)
8.3
4,276 4,053 44,484 52,381 4,276 4,053 100.0 2,730 4,4012,641 4,668 48,52728,572 1,546 1,412 34,297 2,730 15,912 2,641
18,084 392
56,733 254
4,668 4,352
5,030
56,733
1,546
348
4,401 392
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
4,668
1,412
4,043
48,527 348
4,401
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
template laptah 2016 FIX.indd 93
m‐to‐m
Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2016 52,381 4,053 44,484 ‐15.1 Tahun 2015 4,276 Tahun 2016 91.7(s.d. Des‐2016) Des‐2015 Nov‐2016 Des‐2016 Nov‐2016 Des‐2016 (s.d. Des‐2015) (s.d. Des‐2016) 64.2 34,297 2,730 2,641 28,572 ‐16.0 (s.d. Des‐2015) (s.d. Des‐2016) 18,084 1,546 1,412 15,912 35.8 ‐13.5 (3) (4) (5) (6) (8)
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Total LTKM Perusahaan/Korporasi
(s.d. Des‐2016)
Tahun 2016 Des‐2016 Jumlah LTKM (s.d. Des‐2016)
Jumlah LTKM
Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen)
(6)
37.0
91.7 44,484 64.2 ‐12.5 35.8 28,572
15,912 8.3
100.0 4,043
48,527
y‐on‐y
c‐to‐c
‐15.1 ‐16.0 ‐13.5 (9)
‐15.1 y‐on‐y ‐16.7 ‐12.0 (10)
37.0
‐7.1
Perkembangan Des‐2016
Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen) % Distribusi (Dalam Persen) (10) (11) Tahun 2016 (s.d. Des‐2016) m‐to‐m
(8)
‐15.1 ‐15.1 91.7 ‐14.5 ‐16.0 ‐16.0 ‐12.5 ‐13.5 64.2 ‐13.5
35.8
37.0
37.0
‐12.58.3
‐12.5
100.0
m‐to‐m c‐to‐c
y‐on‐y
c‐to‐c
(10)
(11)
‐15.1 ‐16.0 ‐13.5
‐15.1 ‐16.7 ‐12.0
‐14.5 37.0
37.0
‐7.1
‐12.5
‐12.5
‐14.5
(9)
(11)
‐15.1 ‐15.1 ‐16.7 ‐12.0 ‐16.0
‐13.5
‐7.1
122
122 LAPORAN TAHUNAN 2016
122 93 23/01/2017 2:42:51 PM
94
template laptah 2016 FIX.indd 94
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Catatan : Jumlah LTKM dihitung berdasarkan Lokasi Pelaporan. Jumlah LTKM tidak Mencerminkan Terjadinya Tindak Pidana.
Catatan : Jumlah LTKM dihitung berdasarkan Lokasi Pelaporan. Jumlah LTKM tidak Mencerminkan Terjadinya Tindak Pidana.
Gambar Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Kumulatif LTKM Gambar Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Kumulatif LTKM Januari 2016 s.d. Desember 2016 Januari 2016 s.d. Desember 2016
LAPORAN TAHUNAN 2016
LAPORAN TAHUNAN 2016
123
23/01/2017 2:42:51 PM
2016 2016
LAPORAN TAHUNAN LAPORAN TAHUNAN
Tabel 20 Tabel 20 PPATK Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK TABEL 20. Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Pekerjaan Terlapor Perseorangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Terlapor Perseorangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan Terlapor Perseorangan s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 Jumlah LTKM
Jenis Pekerjaan Utama Terlapor Perseorangan Jenis Pekerjaan Utama Des‐2015
Terlapor Perseorangan
Des‐2015
(1) (2) Ø Pengusaha/Wiraswasta 1,442 (1) (2) Ø Pegawai Swasta 1,098 Ø Pengusaha/Wiraswasta 1,442 Ø PNS (termasuk pensiunan) 799 Ø Pegawai Swasta 1,098 Ø Ibu Rumah Tangga Ø PNS (termasuk pensiunan) 799254 Ø Pedagang Ø Ibu Rumah Tangga 254180 Ø Pelajar/Mahasiswa Ø Pedagang 180112 Ø Profesional dan Konsultan Ø Pelajar/Mahasiswa 112100 Ø TNI/Polri (termasuk pensiunan) Ø Profesional dan Konsultan 100168 Ø Pegawai BI/BUMN/BUMD Ø TNI/Polri (termasuk pensiunan) 168110 (termasuk pensiunan) Ø Pegawai BI/BUMN/BUMD 110 Ø Pejabat Lembaga Legislatif dan (termasuk pensiunan) 98 Pemerintah Ø Pejabat Lembaga Legislatif dan 98 64 Ø Pengajar dan Dosen Pemerintah Ø Pegawai Bank Ø Pengajar dan Dosen 64 57 Ø Pengurus dan pegawai Ø Pegawai Bank 57 yayasan/lembaga berbadan hukum 10 Ø Pengurus dan pegawai lainnya yayasan/lembaga berbadan hukum 10 Ø Buruh, Pembantu Rumah Tangga lainnya 15 dan Tenaga Keamanan Ø Buruh, Pembantu Rumah Tangga 15 11 Ø Petani dan Nelayan dan Tenaga Keamanan Ø Pengurus/Pegawai LSM/organisasi 11 Ø Petani dan Nelayan 6 tidak berbadan hukum lainnya Ø Pengurus/Pegawai LSM/organisasi 6 Ø Ulama/Pendeta/Pimpinan tidak berbadan hukum lainnya 5 organisasi dan kelompok keagamaan Ø Ulama/Pendeta/Pimpinan 5 3 Ø Pengurus Parpol organisasi dan kelompok keagamaan Ø Pegawai Money Changer Ø Pengurus Parpol 3 0 Ø Pengrajin Ø Pegawai Money Changer 0 0 Ø Tidak Teridentifikasi dll Ø Pengrajin 0 244 Total Terlapor Perseorangan 4,776 Ø Tidak Teridentifikasi dll 244 Total Terlapor Perseorangan 4,776
Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen) Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen)
% Distribusi Tahun 2016 % Distribusi (s.d. Des‐2016) Tahun 2016
Jumlah LTKM
Tahun 2015 Tahun 2016 Nov‐2016 Des‐2016 (s.d. Des‐2015) (s.d. Des‐2016) (s.d. Des‐2016) Tahun 2015 Tahun 2016 Nov‐2016 Des‐2016 (s.d. Des‐2015) (s.d. Des‐2016)
m‐to‐m
m‐to‐m
(4) 1,158 (4) 1,198 1,158 644 1,198 283 644 151 283 165 151 16591 91118
(5) 1,268 (5) 1,046 1,268 336 1,046 260 336 164 260 169 164 16986 86107
(6) 13,470 (6) 11,420 13,470 4,513 11,420 2,852 4,513 1,899 2,852 1,828 1,899 1,221 1,828 1,010 1,221
(8) 30.3 (8) 25.7 30.3 10.1 25.7 6.4 10.1 6.44.3 4.34.1 4.12.7 2.72.3
954799
11853
10767
1,010 777
2.31.7
‐36.3 ‐39.1
‐36.3 ‐39.1
5.9 ‐2.8
799 898
53
67
777 773
1.7 1.7
‐39.1 ‐38.8
‐39.1 ‐38.8
‐2.8 ‐13.9
898656 656414
6036
6040 40 0 0 18
773 506 200 506 200 193
1.71.1 1.10.4
‐38.8 ‐37.5 ‐100.0 ‐37.5
‐38.8 ‐37.5 ‐100.0 ‐37.5
‐13.9 ‐22.9 ‐51.7 ‐22.9
414 231
36 6 6 28
0.4 0.4
‐100.0 80.0
‐100.0 80.0
‐51.7 ‐16.5
231
28
18
193
0.4
80.0
80.0
60
(10) ‐12.1 (10) ‐4.7 ‐12.1 ‐57.9 ‐4.7 2.4 ‐57.9 ‐8.9 2.4 50.9 ‐8.9 ‐14.0 50.9 ‐36.3 ‐14.0
c‐to‐c
c‐to‐c
(3) 18,451 (3) 13,588 18,451 4,443 13,588 3,270 4,443 2,473 3,270 1,406 2,473 1,110 1,406 954 1,110
60
(9) ‐12.1 (9) ‐4.7 ‐12.1 ‐57.9 ‐4.7 2.4 ‐57.9 ‐8.9 2.4 50.9 ‐8.9 ‐14.0 50.9 ‐36.3 ‐14.0
y‐on‐y
y‐on‐y
(11) ‐27.0 (11) ‐16.0 ‐27.0 1.6 ‐16.0 ‐12.8 1.6 ‐23.2 ‐12.8 30.0 ‐23.2 10.0 30.0 5.9 10.0
‐16.5
100
19
20
170
0.4
33.3
33.3
70.0
100120
1914
2017
170 168
0.40.4
33.3 54.5
33.3 54.5
70.0 40.0
120110
14 2
17 1
16869
0.40.2
54.5 ‐83.3
54.5 ‐83.3
40.0 ‐37.3
110 54
2
1
69 50
0.2 0.1
‐83.3 ‐80.0
‐83.3 ‐80.0
‐37.3 ‐7.4
5028 28 4 4 2 23,331 44,484 3,331
0.10.1 0.10.0 0.00.0 0.07.5 100.0 7.5
‐80.0 0.0 0.0n.a. n.a. n.a. 59.0 n.a. ‐15.1 59.0
‐80.0 0.0 0.0n.a. n.a. n.a. 59.0 n.a. ‐15.1 59.0
‐15.1
‐15.1
‐7.4 40.0 ‐63.6 40.0 ‐66.7 ‐63.6 2.0 ‐66.7 ‐15.1 2.0 ‐15.1
54 20
9
9 3 3 0 0 1 1237 4,276 237
2011 11 6 63,267 52,381 3,267 52,381
1
1 3 3 1 1 1 1388 4,053 388
4,276
4,053
44,484
100.0
Tabel 21 TABEL 21. Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Tabel 21 TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor Berdasarkan Jenis PJK Pelapor Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Desember 2016 Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum Jenis PJK Pelapor
Jenis PJK Pelapor
(1) Bank
No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum Jumlah Jan TPPU Jumlah PJK Pelapor 2016 Tahun 2016 Tahun 2015 No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) 2003 s.d. Berlakunya UU No. 8 Thn 2010 (s.d. Des‐2016) Jumlah Jan Tahun Kumulatif Kumulatif Des‐2016 Jumlah PJK Pelapor 2016 TPPU Jumlah Tahun 2015 Tahun 2016 (s.d. Oktober 2011‐2014 Des‐2015 2003 s.d. s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ No. 8 Thn 2010 (s.d. Des‐2016) Tahun Kumulatif Kumulatif 2010)*) Des‐2016 Jumlah 2015 2016 (s.d. Oktober 2011‐2014 Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐ (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 2010)*) 2015 2016
(1) Ø Bank Umum Bank
36,309 (2) 36,022 36,309
70,975 (3) 70,408 70,975
2,803 (4) 2,740 2,803
26,567 (5) 25,944 26,567
2,748 (6) 2,705 2,748
2,372 (7) 2,324 2,372
25,500 (8) 24,808 25,500
123,042 159,351 (9) (10) 121,160 159,351 157,182 123,042
149 (11) 109 149
1094
¤ Bank Milik Negara Ø Bank Umum
11,096 36,022
29,311 70,408
1,397 2,740
10,866 25,944
1,221 2,705
1,331 2,324
10,023 24,808
50,200 157,182 61,296 121,160
¤ Bank Swasta ¤ Bank Milik Negara
12,540 11,096
33,601 29,311
1,129 1,397
12,702 10,866
1,110 1,221
767 1,331
11,763 10,023
58,066 50,200
70,606 61,296
4 57
¤ Bank Pembangunan Daerah ¤ Bank Swasta
8,614 12,540
4,543 33,601
124 1,129
1,441 12,702
309 1,110
767143
1,975 11,763
7,959 58,066
16,573 70,606
5728
¤ Bank Asing ¤ Bank Pembangunan Daerah
2,615 8,614
1,566 4,543
12447
446 1,441
30939
14350
580 1,975
2,592 7,959
5,207 16,573
2811
¤ Bank Campuran ¤ Bank Asing
1,157 2,615
1,387 1,566
47 43
446489
39 26
50 33
580467
2,343 2,592
3,500 5,207
11 9
Ø Bank Perkreditan Rakyat ¤ Bank Campuran
287 1,157
567 1,387
43 63
489623
26 43
33 48
467692
1,882 2,343
2,169 3,500
9 40
2,227 63
30,166 623
1,920 43
2,029 48
23,027 692
115,069 1,882
142,684 2,169
40220
Non Bank Ø Bank Perkreditan Rakyat
27,615 287
61,876 567
Ø Pasar Modal Non Bank
1,088 27,615
2,201 61,876
27 2,227
Ø Asuransi Ø Pasar Modal
2,939 1,088
12,920 2,201
27371
Ø Dana Pensiun Ø Asuransi
2,9391
0 12,920
371 0
Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Ø Dana Pensiun Ø Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Asing Ø Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Ø Money Remittance/KUPU Asing Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka Ø Money Remittance/KUPU Komoditi Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka Ø Koperasi Komoditi Ø Penyelenggara E‐Money Ø Koperasi Ø Lainnya Ø Penyelenggara E‐Money
Ø Lainnya
Total LTKM
Total LTKM
11,435
22,960 0
22,122 1,435
21,179 22,960
22,122 30 30 0 0
0
0 0
4,6720
156 2,029
145237
156322
237 0
322 0
820 23,027 3,267 820 13 3,267
3,458 115,069
4,546 142,684
22033
20,859 3,458
23,798 4,546
3336
13 20,859
14 23,798
36 1
0 266
6,324 13
43,286 13
44,721 14
1 25
647 1,002
8,738 14,002
273755
266883
6,915 6,324
36,832 43,286
58,954 44,721
2569
21,179 2,462
647 170
8,738 2,249
755 379
883 297
6,915 4,742
36,832 9,453
58,954 9,483
69 37
85 2,462
17010
52 2,249
379131
297105
939 4,742
131
105
69
10
0
0 0
0 0
0 0
63,924 0
132,851 0
132,851
52
16
0
0
1,076 9,453
1,076 9,483
3716
2
1,076 87
1,076 87
16
2 5
87 5
87 5
1 2
5 0
2 0
939
16 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
5 0
05,030
56,733 0
04,668
04,401
48,527 0
5,030
56,733
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
template laptah 2016 FIX.indd 95
145 1,920
0 273
69 0
63,924
4,672 437 14,002 0
85
01,002
437 30,166
4,668
4,401
48,527
5 0 238,111 0
238,111
302,035 0
302,035
1
0369 369
124 124
LAPORAN TAHUNAN 2016
95
23/01/2017 2:42:52 PM
2016 2016
LAPORAN TAHUNAN LAPORAN TAHUNAN
Tabel 22 Tabel 22 TABEL 22. Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kelompok UmurBerdasarkan Kelompok Umur Terlapor Perseorangan Terlapor Perseorangan Berdasarkan Kelompok Umur Terlapor Perseorangan s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 Kategori Umur Kategori Umur Terlapor Perseorangan Terlapor Perseorangan (1) (1)
Ø Usia Dibawah 30 tahun Ø Usia Dibawah 30 tahun Ø Usia 30 ‐ 40 tahun Ø Usia 30 ‐ 40 tahun Ø Usia 40 ‐ 50 tahun Ø Usia 40 ‐ 50 tahun Ø Usia 50 ‐ 60 tahun Ø Usia 50 ‐ 60 tahun Ø Usia Diatas 60 tahun Ø Usia Diatas 60 tahun Ø Tidak Teridentifikasi Ø Tidak Teridentifikasi Total Terlapor Perseorangan Total Terlapor Perseorangan
Jumlah LTKM Jumlah LTKM Des‐2015 Des‐2015
(2) (2)
Tahun 2015 Tahun 2015 (s.d. Des‐2015) (s.d. Des‐2015)
(3) (3)
Nov‐2016 Nov‐2016
(4) (4)
Des‐2016 Des‐2016
(5) (5)
Tahun 2016 Tahun 2016 (s.d. Des‐2016) (s.d. Des‐2016)
(6) (6)
% Distribusi % Distribusi Tahun 2016 Tahun 2016 (s.d. Des‐2016) (s.d. Des‐2016) (8) (8)
Perkembangan Des‐2016 Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen) (Dalam Persen) m‐to‐m m‐to‐m
y‐on‐y y‐on‐y
(9) (9)
(10) (10)
c‐to‐c c‐to‐c
(11) (11)
931 931 1,338 1,338 1,411 1,411 815 815 224 224 57 57
10,532 10,532 15,609 15,609 14,252 14,252 8,845 8,845 2,591 2,591 552 552
887 887 1,204 1,204 1,165 1,165 678 678 294 294 48 48
985 985 1,194 1,194 967 967 563 563 269 269 75 75
10,392 10,392 12,865 12,865 11,315 11,315 6,812 6,812 2,518 2,518 582 582
23.4 23.4 28.9 28.9 25.4 25.4 15.3 15.3 5.7 5.7 1.3 1.3
5.8 5.8 ‐10.8 ‐10.8 ‐31.5 ‐31.5 ‐30.9 ‐30.9 20.1 20.1 31.6 31.6
5.8 5.8 ‐10.8 ‐10.8 ‐31.5 ‐31.5 ‐30.9 ‐30.9 20.1 20.1 31.6 31.6
‐1.3 ‐1.3 ‐17.6 ‐17.6 ‐20.6 ‐20.6 ‐23.0 ‐23.0 ‐2.8 ‐2.8 5.4 5.4
4,776 4,776
52,381 52,381
4,276 4,276
4,053 4,053
44,484 44,484
100.0 100.0
‐15.1 ‐15.1
‐15.1 ‐15.1
‐15.1 ‐15.1
Tabel 23 TABEL 23. Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Tabel 23 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 Jumlah LTKM Jumlah LTKM Dugaan Tindak Pidana Asal Dugaan Tindak Pidana Asal
(1) (1) Terkait Tindak Pidana Terkait Tindak Pidana Ø Penipuan Ø Penipuan Ø Korupsi Ø Korupsi Ø Perjudian Ø Perjudian Ø Di Bidang Perbankan Ø Di Bidang Perbankan Ø Narkotika Ø Narkotika Ø Di Bidang Perpajakan Ø Di Bidang Perpajakan Ø Terorisme Ø Terorisme Ø Penyuapan Ø Penyuapan Ø Penggelapan Ø Penggelapan Ø Di Bidang Kelautan Ø Di Bidang Kelautan Ø Perdagangan Manusia Ø Perdagangan Manusia Ø Pencurian Ø Pencurian Ø Prostitusi Ø Prostitusi Ø Di Bidang Kehutanan Ø Di Bidang Kehutanan Ø Di Bidang Lingkungan Hidup Ø Di Bidang Lingkungan Hidup Ø Pemalsuan Uang Ø Pemalsuan Uang Ø Psikotropika Ø Psikotropika Ø Di Bidang Pasar Modal Ø Di Bidang Pasar Modal Ø Penyelundupan Barang Ø Penyelundupan Barang Ø Penyelundupan Imigran Ø Penyelundupan Imigran Ø Di Bidang Asuransi Ø Di Bidang Asuransi Ø Penculikan Ø Penculikan Ø Penyelundupan Tenaga Kerja Ø Penyelundupan Tenaga Kerja Ø Perdagangan Senjata Gelap Ø Perdagangan Senjata Gelap Ø Tindak pidana lain yang diancam
Ø Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 tahun atau dengan pidana penjara 4 tahun atau lebih lebih
Tidak Teridentifikasi Tindak Tidak Teridentifikasi Tindak Pidana/dll Pidana/dll Total LTKM Total LTKM
96
Des‐2015 Des‐2015
Tahun 2015 Tahun 2015 (s.d. Des‐2015) (s.d. Des‐2015)
Nov‐2016 Nov‐2016
Des‐2016 Des‐2016
Tahun 2016 Tahun 2016 (s.d. Des‐2016) (s.d. Des‐2016)
(2) (2) 1,038 1,038 566 566 163 163 89 89 38 38 82 82 48 48 18 18 18 18 3 03 0 0 10 41 4 1 01 00 0 0 00 10 01 0 0 00 00 0 0 0
(3) (3) 13,534 13,534 6,379 6,379 2,079 2,079 1,087 1,087 1,865 1,865 504 504 622 622 185 185 160 160 211 211 16 16 12 12 43 43 10 10 12 12 19 19 2 2 1 51 35 83 8 0 00 00 0 0 0
(4) (4) 1,093 1,093 527 527 337 337 13 13 38 38 68 68 31 31 28 28 24 24 8 08 0 0 20 12 1 0 20 12 1 0 00 00 00 0 0 00 00 0 0 0
(5) (5) 1,127 1,127 707 707 137 137 19 19 25 25 57 57 23 23 77 77 37 37 15 15 0 0 0 00 00 0 0 10 01 0 0 00 00 00 0 0 00 00 0 0 0
(6) (6) 13,164 13,164 6,574 6,574 2,829 2,829 883 883 602 602 528 528 387 387 340 340 320 320 118 118 72 72 63 63 10 10 8 8 7 67 66 6 6 56 45 14 1 0 00 00 0 0 0
6 6
311 311
13 13
29 29
3,992 3,992
43,199 43,199
3,575 3,575
5,030 5,030
56,733 56,733
4,668 4,668
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 96
% Distribusi % Distribusi Tahun 2016 Tahun 2016 (s.d. Des‐2016) (s.d. Des‐2016)
Perkembangan Des‐2016 Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen) (Dalam Persen) m‐to‐m m‐to‐m
y‐on‐y y‐on‐y
c‐to‐c c‐to‐c
(8) (8) 27.1 27.1 49.9 49.9 21.5 21.5 6.7 6.7 4.6 4.6 4.0 4.0 2.9 2.9 2.6 2.6 2.4 2.4 0.9 0.9 0.5 0.5 0.5 0.5 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
(9) (9) 8.6 8.6 24.9 24.9 ‐16.0 ‐16.0 ‐78.7 ‐78.7 ‐34.2 ‐34.2 ‐30.5 ‐30.5 ‐52.1 ‐52.1 327.8 327.8 105.6 105.6 400.0 400.0 n.a. n.a. n.a. n.a. ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. ‐100.0 ‐100.0 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
(10) (10) 8.6 8.6 24.9 24.9 ‐16.0 ‐16.0 ‐78.7 ‐78.7 ‐34.2 ‐34.2 ‐30.5 ‐30.5 ‐52.1 ‐52.1 327.8 327.8 105.6 105.6 400.0 400.0 n.a. n.a. n.a. n.a. ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. ‐100.0 ‐100.0 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
(11) (11) ‐2.7 ‐2.7 3.1 3.1 36.1 36.1 ‐18.8 ‐18.8 ‐67.7 ‐67.7 4.8 4.8 ‐37.8 ‐37.8 83.8 83.8 100.0 100.0 ‐44.1 ‐44.1 350.0 350.0 425.0 425.0 ‐76.7 ‐76.7 ‐20.0 ‐20.0 ‐41.7 ‐41.7 ‐68.4 ‐68.4 200.0 200.0 500.0 500.0 0.0 0.0 33.3 33.3 ‐87.5 ‐87.5 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
395 395
3.0 3.0
383.3 383.3
383.3 383.3
27.0 27.0
3,274 3,274
35,363 35,363
72.9 72.9
‐18.0 ‐18.0
‐18.0 ‐18.0
‐18.1 ‐18.1
4,401 4,401
48,527 48,527
100.0 100.0
‐12.5 ‐12.5
‐12.5 ‐12.5
‐14.5 ‐14.5
125 125
23/01/2017 2:42:52 PM
2016
LAPORAN TAHUNAN
2016
2. 2. Laporan Transaksi Keuangan Tunai Laporan Transaksi KeuanganLAPORAN TAHUNAN Tunai Grafik 13 GRAFIK 13. Perkembangan Perkembangan Jumlah per‐tahun dan Kumulatif LTKT Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT
2. Laporan Transaksi Keuangan Tunai
Januari 2012 s.d. Desember 2016 Januari 2012 s.d. Desember 2016
Grafik 13 Perkembangan Jumlah per‐tahun dan Kumulatif LTKT Januari 2012 s.d. Desember 2016
24,000,000 21,000,000 24,000,000
13.8%
18,000,000 21,000,000
13.8%
16.5% 13.0%
12,000,000 15,000,000
16.5%
21,107,554
9,000,000 12,000,000
12,247,141
2,033,228
0 Catatan :
1,851,086
2013
2,226,749
2014
2,022,920 2013
21,107,554 18,347,896
16,121,147
14,270,061
2,022,920
2012 2,033,228 Kumulatif LTKT 2012
18,347,896
16,121,147
14,270,061
12,247,141
3,000,000 6,000,000 0 3,000,000
15.0%
13.0%
15,000,000 18,000,000
6,000,000 9,000,000
15.0%
2,759,658
2015
1,851,086
2016
2,226,749
LTKT Per‐Tahun 2014
2,759,658
Perkembangan Kumulatif (%) 2015 2016
Catatan : ‐ Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 Kumulatif LTKT LTKT Per‐Tahun Perkembangan Kumulatif (%) - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 - Perkembangan ‐ Perkembangan LTKT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d.Desember 2016. LTKT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d. Desember 2016 Catatan : ‐ Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2003 ‐ Perkembangan LTKT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d.Desember 2016. Tabel 24
Perbandingan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU TABEL 24. Perbandingan Jumlah LTKTBerdasarkan Jenis PJK Pelapor yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU Tabel 24 Perbandingan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Desember 2016 Berdasarkan Jenis PJK Pelapor Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU Jenis Pihak Pelapor Jenis Pihak Pelapor
(1) Bank
(1) Ø Bank Umum Bank Ø Bank Perkreditan Rakyat Ø Bank Umum
235,476 (6) 235,247 235,476 229 235,247
(7) 258,731 258,974
Jumlah Jan Jumlah PJK Pelapor 2003 s.d. Jan 2014 s.d. Des‐ Kumulatif Des‐2016 Jumlah PJK Pelapor 2016 Jumlah Jumlah Jan s.d. Des‐ 2003 s.d. Jan 2014 s.d. Des‐ Kumulatif 2016 Des‐2016 2016 Jumlah s.d. Des‐ (8) (9) (10) (11) 2016 2,743,499 12,419,884 21,040,777 141 (8) (9) (10) (11) 2,740,224 12,419,884 12,404,72821,040,777 21,023,802 2,743,499 141109
TPPU Sebelum Tahun 2015Sesudah Berlakunya UU TPPU Tahun 2016 No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) No. 8 Thn 2010 Berlakunya UU Tahun 2011‐ Kumulatif (s.d. Oktober TPPU Tahun 2015 2014 Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Tahun 2016 Des‐2016 No. 8 Thn 2010 2010)*) Tahun 2011‐ Kumulatif 2015 (s.d. Oktober 2014 Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2010)*) 2015
8,620,893 7,460,973 205,197 2,215,412 (2) (3) (4) (5) 8,619,074 8,620,893 7,451,344 7,460,973 205,034 205,197 2,213,160 2,215,412 1,819 9,629 163 2,252 8,619,074 7,451,344 205,034 2,213,160
258,974 243 258,731
3,275 2,740,224
10,530 1,819
28,751 9,629
762 163
11,337 2,252
2,262 229
1,416 243
16,159 3,275
56,247 15,156
66,777 16,975
32 41
Ø Pasar Modal Non Bank
44 10,530
24 28,751
0762
10 11,337
1 2,262
0 1,416
5 16,159
39 56,247
83 66,777
41 0
Ø Asuransi Ø Pasar Modal
16544
51724
00
346 10
01
00
54
867 39
Ø Asuransi Ø Dana Pensiun
0 165
0517
00
346 0
00
00
40
8670
Ø Dana Pensiun Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing
3 0
0 34
0 31
0 328
34 2,140 2,140 87 87 0
31 1,260 1,260 125 125 0
328 14,877 14,877 784 784 0
0 0 0 0 0 0 0 237,738 237,738
0
0
Non Bank Ø Bank Perkreditan Rakyat
1230
530
0 353
3 123 53 353 Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Ø Kegiatan Usaha Penukaran Valuta 9,972 25,188 638 9,564 AsingØ Kegiatan Usaha Penukaran Valuta 9,972 25,188 638 9,564 Asing Ø Money Remittance/KUPU 346 2,898 41 929 Ø Money Remittance/KUPU 2,898 929 0 346 1 041 2 Ø Pos dan Giro 0 1 0 2 Ø Pos dan Giro Ø Koperasi 0 0 0 3 0 0 0 3 Ø Koperasi 0 0 30 130 Ø Pegadaian 0 0 30 130 Ø Pegadaian Ø Lainnya 0 0 0 0 Ø Lainnya 0 0 0 0 Total LTKT 8,631,423 7,489,724 205,959 2,226,749 Total LTKT 8,631,423 7,489,724 205,959 2,226,749
0 0 0 0 0 0 260,390 260,390
15,156 21,023,802 16,975 12,404,728
0804 804
49,629 49,629 4,611 4,611 3
template laptah 2016 FIX.indd 97
1,032 83
0 0
1,0320
0 0
0807
0 3
807
3
59,601 59,601 4,957 4,957 3
33
33
4 4
3 3 84 87 87 84 87 87 77 207 207 77 207 207 0 0 0 0 0 0 2,759,658 12,476,131 21,107,554 2,759,658 12,476,131 21,107,554
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
10932
0
0
0
0
1
1 0
0 182
182
126 126
LAPORAN TAHUNAN 2016
97
23/01/2017 2:42:53 PM
2016
LAPORAN TAHUNAN
Laporan Pembawaan Uang Tunai 3. 3. Laporan Pembawaan Uang Tunai
LAPORAN TAHUNAN
Tabel 25 TABEL 25. Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Lokasi Pelaporan Berdasarkan Lokasi Pelaporan s.d.Desember 2016 s.d.Desember 2016 Sebelum Tabel 25 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Berlakunya UU Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU TPPU Tahun 2015 Tahun 2016 Lokasi Pelaporan No. 8 Thn 2010 Berdasarkan Lokasi Pelaporan Tahun 2011‐ Kumulatif Kumulatif Jumlah (s.d. Oktober s.d.Desember 2016 2014 Des‐2015 s.d. Des‐ Nov‐2016 Des‐2016 s.d. Des‐
2016
3. Laporan Pembawaan Uang Tunai
(1)
2010)*) 2015 2016 Sesudah Berlakunya UU TPPU Sebelum (2) (3) (4) No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) (5) (6) (7) (8) Berlakunya UU TPPU 2,683 1,612 0 1 0Tahun 2016 0 3,595 Tahun 2015 No. 8 Thn 2010 Tahun 2011‐ 2,866 6,430 0 Kumulatif 0 201 0Kumulatif 3,556 Jumlah (s.d. Oktober 2014 4 Des‐2015 0 s.d. Des‐ 0 Nov‐2016 0 Des‐2016 0 s.d. Des‐ 0 2010)*) 3 2015 2016
Ø Batam Lokasi Pelaporan Ø Soekarno Hatta Ø Bandung Ø Tanjung Balai Karimun (1) (2) 0 (3) 27 (4) Ø Tj. Pinang Ø Batam 2,683 97 1,612 15 0 Ø Ngurah Rai Denpasar Ø Soekarno Hatta 2,866 50 6,430 73 0 Ø Dumai 4 Ø Bandung 3 1 4 0 Ø Teluk Bayur Ø Tanjung Balai Karimun 0 7 27 2 1 Ø Teluk Nibung Ø Tj. Pinang 97 1 15 0 0 Ø Ngurah Rai Denpasar 50 3 73 1 0 Ø Medan Ø Dumai 1 0 4 0 Ø Balikpapan 2 Ø Teluk Bayur 7 0 2 0 Ø Pontianak 1 Ø Teluk Nibung 1 0 0 0 Ø Pekanbaru 1 Ø Medan 3 0 1 0 Ø Semarang (Tj. Emas) 1 Ø Balikpapan 0 0 2 12 0 Ø Lombok Ø Pontianak 0 0 1 0 Ø Palembang 1 Ø Pekanbaru 0 0 1 0 Ø Yogyakarta 2 Ø Semarang (Tj. Emas) 0 1 2 Ø Mataram 0 3 Ø Lombok 0 12 0 Ø Entikong 0 0 Ø Palembang 0 1 0 Ø Kuala Namu 0 0 Ø Yogyakarta 0 2 0 Ø Juanda 0 0 Ø Mataram 0 3 0 Total LPUT 5,711 8,191 Ø Entikong 0 0 1 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. Ø Kuala Namu 0 0 0 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. Ø Juanda 0 0 0 Total LPUT 5,711 8,191 4
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 4
7 (6) 0 1 0 2 201 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 0 0 0 1 0 0 1 0 2 2 0 1 0 0 1 0 0 0 2 0 0 1 0 18 1 0 0 1 0 0 18 202 Grafik 14 (5)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 202
Jumlah Jan 2006 s.d. Des‐2016
(9)
(10)
Jumlah Jan 2006 s.d. 5,208 7,891 9,986Des‐2016 12,852 4 7 0 (8) 2 (9) 36 36 (10) 0 3,595 2 5,208 17 7,891 114 0 3,556 1089,986 183 12,852 233 0 0 0 4 4 5 7 0 2 0 36 2 9 36 0 2 0 17 0 1 114 233 0 108 1 183 2 5 5 0 0 1 4 3 3 9 0 0 2 2 4 4 1 0 0 0 0 2 2 5 0 1 3 2 6 6 3 0 1 0 3 12 12 4 0 2 1 4 2 2 2 0 0 0 2 4 4 3 6 6 0 1 5 5 0 12 12 0 3 4 4 1 2 2 0 15 15 15 0 4 4 0 14 14 14 1 5 5 0 7,304 15,513 21,224 3 4 4 15 15 15 14 14 14 7,304 15,513 21,224
(7)
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. Perkembangan Jumlah per‐tahun dan Kumulatif LPUT
GRAFIK 14. Perkembangan JumlahJanuari 2012 s.d. Desember 2016 per-tahun dan Kumulatif LPUT Grafik 14
24,000 Perkembangan Jumlah per‐tahun dan Kumulatif LPUT Januari 2012 s.d. Desember 2016 Januari 2012 s.d. Desember 2016
24,000 20,000
52.5%
20,000 16,000
52.5%
16,000 12,000 12,000 8,000
4,000 4,000
0 0
38.6%
0.1%
11.8%
21,224
38.6%
12,432
8,000
0.1%
11.8%
8,971
12,432
13,902 13,902
8,971 2,027
3,461
1,470
2,027 2012
3,461 2013
1,470 2014
Kumulatif LPUT 2012 2013
LPUT Per‐Tahun 2014
13,920
21,224
13,920
18 18 2015
7,304 7,304 2016
Perkembangan Kumulatif (%) 2015 2016
Kumulatif LPUT LPUT Per‐Tahun Perkembangan Kumulatif (%) Catatan : ‐ Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2006 Catatan : ‐ Perkembangan LPUT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d. Desember 2016. Catatan : ‐ Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2006 - Jumlah Kumulatif dihitung sejak Januari 2006 - Perkembangan ‐ Perkembangan LPUT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d. Desember 2016. LPUT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s.d. Desember 2016.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 98
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 98
127
127
23/01/2017 2:42:53 PM
LAPORAN TAHUNAN
Tabel 26
LAPORAN TAHUNAN
2016
2016
TABEL 26. Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Tabel 26 Menurut Lokasi Pelaporan Menurut Lokasi Pelaporan Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Januari 2005 s.d. Desember 2016 Menurut Lokasi Pelaporan Januari 2005 s.d. Desember 2016 Januari 2005 s.d. Desember 2016 Jumlah Lokasi Pelaporan Jan‐2006 %Jumlah Lokasi Pelaporan Jan‐2006 % s.d. Des‐2016 (1) Ngurah Rai Denpasar Batam Soekarno Hatta
(1) Ngurah Rai Denpasar Batam Soekarno Hatta
(2) 137 49 47
s.d. Des‐2016
(3) (2) 50.4%
137
18.0%49
(3) 50.4% 18.0%
17.3%47
17.3%
Pekan Baru
Pekan Baru
8
2.9% 8
2.9%
Pontianak
Pontianak
7
2.6% 7
2.6%
Medan
Medan
6
2.2% 6
2.2%
Dumai
Dumai
3
1.1% 3
1.1%
2
0.7%
2
0.7%
2
0.7%
1
0.4%
Tarakan
Tarakan
Tj. Pinang
Tj. Pinang
Teluk Bayur
Teluk Bayur
Kuala Namu
Kuala Namu Tj. Balai Karimun
Tj. Balai Karimun Halim Perdana Kusumah
Halim Perdana Kusumah Teluk Nibung
3
1.1% 3
2
0.7%
2
0.7%
2
0.7%
1
0.4%
1
0.4% 1
1
1.1%
0.4% 0.4%
Teluk Nibung
Juanda
1
0.4% 1
Juanda
Mataram
1
0.4% 1
0.4%
Mataram
Kuala Namu
1
0.4% 1
0.4%
1
0.4%
272
100.0%
Kuala Namu
Bandung
Bandung
272
0.4%
100.0%
Grafik 15 Perbandingan Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai GRAFIK 15. Perbandingan Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Grafik 15 Menurut Lokasi Pelaporan Menurut Lokasi Pelaporan Perbandingan Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Januari 2005 s.d. Desember 2016 Januari 2005 s.d. Desember 2016 Menurut Lokasi Pelaporan
Januari 2005 s.d. Desember 2016 Kuala Namu 1
Kuala Namu
1
Mataram
1
Mataram
1
Juanda
1
Teluk Nibung
Juanda
1
1 Halim Perdana Kusumah
1
Teluk Nibung
1 Tj. Balai Karimun
1
Halim Perdana Kusumah
1
Kuala Namu
2
Tj. Balai Karimun
1
Teluk Bayur
2
Kuala Namu
2
Tj. Pinang
2
Teluk Bayur
2
Tarakan
3
Tj. Pinang
2
Dumai
3
Tarakan
3
Dumai
3
Medan
6
Pontianak
7
Pekan Baru
8
Soekarno Hatta Batam
Medan
6
Pontianak
7
Pekan Baru
8
Soekarno Hatta
47
Batam
49
Ngurah Rai Denpasar
137
47 49
Ngurah Rai Denpasar
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan template laptah 2016 FIX.indd 99
137
LAPORAN TAHUNAN 2016
128 99 23/01/2017 2:42:54 PM
Mei 2012 s.d. Desember 2016 Tahun 2016 LAPORAN TAHUNAN
Jenis Perusahaan Tahun Penyedia Barang dan Jasa Lainnya (PBJ) 2012‐2014
Kumulatif s.d.
Des‐2015 Barang dan JasaNov‐2016 4. Lain 4. Laporan Laporan Transaksi Transaksi Penyedia Penyedia Barang dan Jasa Lain Des‐2015
(1)
Ø Perusahaan Properti
Jumlah LTPBJ 2016
Tahun 2015
(2)
(3)
(4)
Des‐2016
Kumulatif s.d. Des‐2016
(6)
(7)
(5)
Mei 2012 s.d. Des‐2016
(8)
Tabel 27 TABEL 27. Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) 34,414 20162,484 28,785 1,697 1,854 27,663 Mei 2012 s.d. Desember Mei 2012 s.d. Desember 2016
Ø Pedagang Kendaraan BermotorJenis Perusahaan 26,062
Ø Pedagang Perhiasan/logam mulia
(1)
1,853
Ø Perusahaan Properti
Ø Balai Lelang
Ø Pedagang Kendaraan Bermotor
Ø Barang Seni / Antik
Ø Pedagang Perhiasan/logam mulia
0
Ø Tidak terklasifikasi
Ø Balai Lelang
Des‐2015
80
(2)
8
26,062
62,626
Ø Tidak terklasifikasi
(3) 2,484
1,631
Kumulatif s.d. Nov‐2016 Des‐2015
825 (4)
28,785
66
Des‐2016
14
(5) 1,697
12,513
1,631
0
80
0825
14
0
2760
8
4166
9
0
0 3,949
0
0 42,230
21
0
41
1,265
Kumulatif s.d. Des‐2016
13,801
Jumlah LTPBJ Mei 2012 s.d. Des‐2016
18(7)
(6) 1,854
9
1,377
1,853
21
Tahun 2016
12,513
34,414
276
Total LTPBJ Ø Barang Seni / Antik
Tahun 2015
1,377
Tahun Penyedia Barang dan Jasa Lainnya (PBJ) 2012‐2014
1,265
27,663
10
618
90,862 Jumlah PBJ Pelapor Mei 2012 s.d. Des‐ 2016
52,376
(8)
(9)
90,862
203
126
3,296 468
13,801
52,376
18
0618
3,296
4
4
4
10
0126
4680
10
62
0
3,351 0
4 3,147
0
147,068
0
0
4 42,212
0
62
Total LTPBJ 62,626 3,949 42,230 3,351 3,147 42,212 147,068 . atatan : Laporan dari PBJ diterima sejak Mei 2012, setelah diundangkannya UU TPPU (November 2010)
108
0 325
Catatan : Laporan dari PBJ diterima sejak Mei 2012, setelah diundangkannya UU TPPU (November 2010) Catatan : Laporan dari PBJ diterima sejak Mei 2012, setelah diundangkannya UU TPPU (November .2010).
Grafik 16 Grafik 16 Jumlah dan Persentase Kumulatif Transaksi dari PBJ GRAFIK 16. Jumlah Jumlah dan Persentase Kumulatif Transaksi dari PBJ dan Persentase Kumulatif Transaksi dari PBJ Tahun 2016 (s.d. Desember 2016) Tahun 2016 (s.d. Desember 2016) Tahun 2016 (s.d. Desember 2016) Barang Seni / Balai Lelang
Pedagang Kendaraan Bermotor Pedagang 13,801 33%
Kendaraan Bermotor 13,801 33%
126 Balai Lelang 0% 126 0%
Perhiasan / logam mulia 129 5%
Perhiasan / logam mulia 129 5%
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 100
Antik Barang Seni / 4 Antik 0%
Perusahaan Properti 27,663 66%
4 0%
Perusahaan Properti 27,663 66%
129
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 100
23/01/2017 2:42:54 PM
Jum Pela 2012
2016
LAPORAN TAHUNAN
2016 2016 2016
LAPORAN TAHUNAN 5. Laporan Transaksi Keuangan Dari/Ke Luar Negeri LAPORAN TAHUNAN
LAPORAN TAHUNAN 5. Laporan Transaksi Keuangan Grafik 17 Dari/Ke Luar Negeri Grafik 18 5. Jumlah Pihak Pelapor LTKL Laporan Keuangan Dari/Ke Luar Negeri Jumlah LTKL Transaksi GRAFIK 17. GRAFIK 18. Negeri Menurut Jenis Pihak Pelapor Menurut Jenis Pihak Pelapor 5. Laporan Transaksi Keuangan Dari/Ke Luar Jumlah Grafik 17 Pihak Pelapor LTKL Menurut Jumlah Grafik 18 LTKL 5. Laporan Transaksi Keuangan Dari/Ke Luar Negeri
Jumlah Pihak Pelapor LTKL Grafik 17 Jenis Pihak Pelapor Menurut Jenis Pihak Pelapor Jumlah Pihak Pelapor LTKL Grafik 17 Menurut Jenis Pihak Pelapor UMUM Jumlah Pihak Pelapor LTKL 24 NON BANK Menurut Jenis Pihak Pelapor 23% UMUM
NON BANK UMUM 24 NON BANK 23%
NON BANK 24 UMUM 23% 24 23%
BANK UMUM 80 BANK UMUM 77%
Jumlah LTKL Grafik 18
NON BANK Jenis Pihak Pelapor Menurut Menurut Jenis Pihak Pelapor Jumlah LTKL UMUM Grafik 18 9.1%
Jumlah LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor
NON BANK UMUM 9.1% NON BANK UMUM NON BANK 9.1% UMUM 9.1%
Menurut Jenis Pihak Pelapor
BANK UMUM 90.9%
BANK UMUM 90.9%
80 77% BANK UMUM 80 BANK UMUM 77% 80 77%
BANK UMUM 90.9%
Grafik 19 Grafik 19 Persentase Komposisi LTKL Persentase Komposisi LTKL Grafik 19 Menurut Jenis Laporan Grafik 19 GRAFIK 19. Menurut Jenis Laporan Persentase Komposisi LTKL Persentase Komposisi LTKL Periode Januari 2014 s.d. Desember 2016 Persentase Komposisi LTKL Periode Januari 2014 s.d. Desember 2016 Menurut Jenis Laporan
BANK UMUM 90.9%
Grafik 20 Grafik 20 Jumlah LTKL SWIFT Jumlah LTKL SWIFT Grafik 20 Menurut Jenis Laporan Grafik 20 GRAFIK 20. Menurut Jenis Laporan Jumlah LTKL SWIFT Jumlah LTKL SWIFT Periode Januari 2014 s.d. November 2016 Jumlah LTKL SWIFT Periode Januari 2014 s.d. November 2016 Menurut Jenis Laporan Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. November 2016 Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. November 2016 Periode Januari 2014 s.d. Desember 2016 Periode Januari 2014 s.d. November 2016
Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. Desember 2016 Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. Desember 2016
KUPU 32%
KUPU KUPU 32% KUPU 32% 32%
SWIFT 30%
SWIFT SWIFT SWIFT 30% 30%
30%
Incoming 10,592,891 Incoming Incoming Incoming59%
NON SWIFT 38% SWIFT NON SWIFT NONNON SWIFT 38%38% 38%
10,592,891 10,592,891 10,592,891 59% 59% 59%
Grafik 21 Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Grafik 21 Grafik 21 Periode Januari 2014 s.d. Desember 2016 Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan GRAFIK 21. Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Grafik 21 Periode Januari 2014 s.d. Desember 2016 Total NilaiPeriode Januari 2014 s.d. Desember 2016 LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. Desember 2016 Periode Januari 2014 s.d. Desember 2016 Incoming Rp4,124,185, Incoming 116,965,790 Rp4,124,185, Incoming 48% 116,965,790 Rp4,124,185, 48%
Outgoing Rp4,547,319, Outgoing 848,467,690 Rp4,547,319, Outgoing 52% 848,467,690 Rp4,547,319, 52% 848,467,690
116,965,790
Incoming48% Rp4,124,185, 116,965,790 48%
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Outgoing 52% Rp4,547,319, 848,467,690 52%
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
template laptah 2016 FIX.indd 101
Outgoing 7,222,329 41%Outgoing Outgoing Outgoing 7,222,329 7,222,329 7,222,329 41% 41% 41%
LAPORAN TAHUNAN 2016 130 130 101
130
23/01/2017 2:42:55 PM
2016 2016
LAPORAN TAHUNAN LAPORAN TAHUNAN
Grafik 22 Grafik 22 Grafik 22 GRAFIK 22. Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016
Ribu Laporan Ribu Laporan Ribu Laporan 450 450 450 400 400 400 350 350 330 350 330 330 300 300 300
402 402 402 320 310 320 313 310 320 310 313 303 303 313 303 265 263 265 263 265 263
315 315 313 313 313 313 315 313 313
266 266 266 266 266 266 250 250 250 227 219 227 219 210 208 212 227 209 219 205 200 210 208 195 212 203 209 210 205 200 208 212 203 198 195 175 198 209 205 200 203 174 195 198 174 174 175 174 174 175 174 150 150 150 100 100 100 5050 Outgoing Incoming 50 Outgoing Incoming Outgoing Incoming 0 0 0 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16
Dec-15 Jan-16 Jan-16 Feb-16 Feb-16 Mar-16 Mar-16 Apr-16 Apr-16 May-16 May-16 Jun-16 Jun-16 Jul-16 Jul-16 Aug-16 Aug-16 Sep-16 Sep-16 Oct-16 Oct-16 Nov-16 Nov-16 Dec-16 Dec-16 Dec-15
GRAFIK 23. Perkembangan Total Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Grafik 23 Grafik 23 Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016Grafik 23 Perkembangan Total Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Perkembangan Total Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Perkembangan Total Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Triliun RpRp Triliun Triliun Rp
1,450 1,450 1,450
Outgoing Outgoing Outgoing
1,250 1,250 1,250
1,440 1,440 1,440
Incoming Incoming Incoming
1,050 1,050 1,050 850 850 850 650 650 650 450 450 450 370 370 314 323 314 323 370 268 239 323 314 239 330 268 330 268 239 293 293 308 308 250 250 330 224 293 308 224 224 224 250 224 224
608 608 608 457 456 457 456 324 457 320 456 324 324 320 307 307 320 294 307 294 271 294 271 271
357 357 369 369 316 316 357 369 350 350 316 331 345 350 302 331 345 302 331 345 302
5050 50 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16
Grafik 24 Grafik 24 Grafik 24 GRAFIK 24. Perkembangan Rata-rata Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Perkembangan Rata‐rata Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Perkembangan Rata‐rata Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Perkembangan Rata‐rata Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Periode Mei 2015 s.d. Desember 2016 Juta Rp/Laporan Juta Rp/Laporan Juta Rp/Laporan 5,000.0 5,000.0 5,000.0 4,000.0 4,000.0 4,000.0
Outgoing Outgoing Outgoing
3,000.0 3,000.0 3,000.0
Incoming Incoming Incoming
4,507 4,507 4,507
2,682 2,682 2,682
2,000.0 2,000.0 2,000.0 1,784 1,784
1,836 1,836 1,734 1,734 1,836 1,499 1,499 1,583 1,6441,596 1,641 1,592 1,596 1,734 1,5921,641 1,583 1,644 1,480 1,480 1,592 1,499 1,583 1,373 1,644 1,596 1,641 1,373 1,368 1,368 1,458 1,458 1,480 1,195 1,373 1,368 1,195 1,189 1,458 1,180 1,136 1,180 1,189 1,136 1,195 1,189 1,000.0 984 1,000.0 998 984 940 1,031 1,180 1,136 1,031 940 929 844 841 929 844 841 1,000.0 998 984 1,031 940 929 998 841 844
1,784
0.00.0 0.0 Dec-15 Mar-16 Jun-16 Dec-15Jan-16 Jan-16Feb-16 Feb-16 Mar-16Apr-16 Apr-16May-16 May-16 Jun-16Jul-16 Jul-16Aug-16 Aug-16Sep-16 Sep-16Oct-16 Oct-16Nov-16 Nov-16Dec-16 Dec-16 Dec-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 May-16 Jun-16 Jul-16 Aug-16 Sep-16 Oct-16 Nov-16 Dec-16
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 102
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 102
131 131 131 23/01/2017 2:42:56 PM
2016
LAPORAN TAHUNAN
2016 2016
LAPORAN TAHUNAN 6. Laporan Penundaan Transaksi 6. Laporan Penundaan Transaksi LAPORAN TAHUNAN 6.GRAFIK Laporan Penundaan Transaksi Grafik 25 25. Perkembangan Bulanan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Perkembangan Bulanan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Mei 2015 s.d. Desember 2016 6. Laporan Penundaan Transaksi Mei 2015 s.d. Desember 2016 Grafik 25 60 60 60 36
40
36
40
23
36
40
20
Perkembangan Bulanan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Grafik 25 Mei 2015 s.d. Desember 2016 Perkembangan Bulanan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Mei 2015 s.d. Desember 2016 41 39 34 34 33 41 39 29 26 34 34 41 33 24 39 23 29 34 34 26 33 24 23 23 29 24
23
20
13
20
0
15
13
26
23
13
15 15
Dec‐15 0 Jan‐16 Feb‐16 Mar‐16 Apr‐16 May‐16 Jun‐16 Jul‐16 Aug‐16 Sep‐16 Oct‐16 Nov‐16 Dec‐16
Dec‐15 Jan‐16 Feb‐16 Mar‐16 Apr‐16 May‐16 Jun‐16 Jul‐16 Aug‐16 Sep‐16 Oct‐16 Nov‐16 Dec‐16
0
Dec‐15 Jan‐16 Feb‐16 Mar‐16 Apr‐16 May‐16 Jun‐16 Jul‐16 Aug‐16 Sep‐16 Oct‐16 Nov‐16 Dec‐16
Tabel 28 Tabel 28 PPATK TABEL 28. PerkembanganPerkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Jumlah LPT yang Diterima Tabel 28 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis PJK Pelapor Berdasarkan Jenis PJK Pelapor Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016
Jumlah LPT
Jumlah LPT Jumlah LPT
Jenis Pihak Pelapor
Jenis Pihak Pelapor Jenis Pihak Pelapor
Tahun 2015
Tahun 2016
Perkembangan Des‐2016 Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen)
% Distribusi % Distribusi Tahun 2016 % Distribusi Tahun 2016 (s.d. Des‐2016) Tahun 2016
Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen) (Dalam Persen)
(s.d. Des‐2016) m‐to‐m Tahun 2015 Tahun 2016 Nov‐2016 Des‐2016 y‐on‐y c‐to‐c Des‐2015 Nov‐2016 Des‐2016 m‐to‐m y‐on‐y c‐to‐c (s.d. Des‐2016) (s.d. Des‐2015) (s.d. Des‐2016) Tahun 2015 Tahun 2016 (s.d. Des‐2015)Nov‐2016 Des‐2016 (s.d. Des‐2016) m‐to‐m y‐on‐y c‐to‐c (s.d. Des‐2015) (s.d. Des‐2016)
Des‐2015
Des‐2015
(1)
(2)
(1)
(1) Bank Bank Bank Ø Bank Negara Ø Bank Negara Ø Bank Negara Ø Bank Swasta Ø Bank Swasta Ø Bank Swasta Ø BPD Ø BPD Ø BPD Ø Bank Asing Ø Bank Asing Ø Bank Asing Ø Bank Campuran Ø Bank Campuran Ø Bank Campuran Non Bank Non Bank Non Bank Ø Asuransi Ø AsuransiØ Asuransi Ø Pasar Modal Ø Pasar Modal Ø Pasar Modal Total LPT Total LPT Total LPT
33 27 1 4 1 0 3 3 0 36
(2)
(2)
33 33 27 27 1 1 4 4 11 00 33 33 00 3636
(3)
472 353 30 84 2 3 30 29 1 502
(4)
(3)
(3)
472 472 353 353 30 30 84 84 22 33 3030 2929 11 502 502
12 10 2 0 0 0 1 1 0 13
(4)
(5)
(4)
(5)
13(5) 13 13 5 5 5 33 3 55 5 00 0 00 0 22 2 2 22 0 00 15 15 15
12 12 10 10 2 2 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 13 13
(6) (6)
(6) 314 314 314 201 201 201 16 16 16 92 92 92 33 3 22 2 20 20 20 20 20 20 0 00 334 334 334
(7) (7)
(8)(8)
(7) 94.0
(8)‐60.6
(9) (9)
(9)
(10)
(10) (10)
‐60.6 ‐33.5 ‐60.6 ‐60.6 ‐33.5 ‐60.6 ‐60.6 ‐33.5 ‐81.5 ‐81.5 ‐43.1 ‐81.5 ‐81.5 ‐43.1 ‐81.5 ‐81.5 ‐43.1 200.0 200.0 ‐46.7 200.0 200.0 ‐46.7 200.0 200.0 ‐46.7 25.0 25.0 9.5 25.0 25.0 25.0 25.0 9.5 9.5 ‐100.0 ‐100.050.0 50.0 50.0 ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 ‐100.0 n.a. n.a. n.a. n.a.‐33.3 ‐33.3 ‐33.3 n.a.n.a. ‐33.3‐33.3‐33.3 ‐33.3‐33.3 ‐33.3 ‐33.3 ‐33.3 ‐33.3 ‐33.3 ‐33.3 ‐31.0 ‐33.3 ‐33.3 ‐33.3‐33.3 ‐31.0 ‐31.0 n.a. n.a. n.a. n.a.‐100.0 ‐100.0 n.a. n.a. ‐100.0 ‐58.3 ‐58.3‐58.3 ‐58.3‐33.5 ‐33.5
94.0 94.0 60.2 60.2 60.2 4.84.8 4.8 27.5 27.5 27.5 0.90.9 0.9 0.60.6 0.6 6.0 6.06.0 6.0 6.0 6.0 0.0 0.0 0.0 100.0100.0
100.0
‐58.3
‐58.3
‐33.5
Tabel 29 PPATK TABEL 29. Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima Tabel 29 Tabel 29 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil Berdasarkan Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 Berdasarkan Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil s.d. Desember 2016
s.d. Desember 2016
Pemenuhan Aspek Formil Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil dan Aspek Materil Pemenuhan Aspek Formil Laporan Penundaan Transaksi
Jumlah LPT
% Distribusi % Distribusi Tahun 2016 Tahun 2016 % Distribusi (s.d. Des‐2016)
Jumlah LPT
Perkembangan Des‐2016 Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen)
(Dalam Persen) Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen)
Tahun 2015 Tahun 2016 (s.d. Des‐2016) Tahun 2015 Nov‐2016 Des‐2016 Tahun 2016 Tahun 2016 m‐to‐mm‐to‐my‐on‐y y‐on‐yc‐to‐c c‐to‐c (s.d. Des‐2016) Des‐2015 (s.d. Des‐2015) Nov‐2016 Des‐2016 (s.d. Des‐2015) (s.d. Des‐2016) (s.d. Des‐2016) Tahun 2015 Tahun 2016 (3) (4) (5) (6) (7) (8)m‐to‐m (9) y‐on‐y (10) c‐to‐c Des‐2015 (2) Nov‐2016 Des‐2016
Laporan Penundaan Transaksi
dan Aspek Materil Laporan Penundaan Transaksi
Jumlah LPT
(1) (1) Aspek Formil dan Aspek Materil Aspek Formil dan Aspek Materil terpenuhi (1) (2) terpenuhi Aspek Formil terpenuhi, namun Aspek Aspek Formil dan Aspek Materil Aspek Formil terpenuhi, namun Aspek Materil tidak terpenuhi 1 terpenuhi Materil tidak terpenuhi Aspek Formil tidak terpenuhi, namun Aspek Formil terpenuhi, namun Aspek Aspek Formil tidak terpenuhi, namun Aspek Materil terpenuhi 35 Materil tidak terpenuhi Aspek Materil terpenuhi Aspek Formil dan Aspek Materil tidak terpenuhi Aspek Formil dan Aspek Materil tidak Aspek Formil tidak terpenuhi, namun 0 Total LPT terpenuhi Aspek Materil terpenuhi Keterangan: Total LPT Aspek Formil dan Aspek Materil tidak
Des‐2015
(s.d. Des‐2015) (2) (3) 6 1 6 (3)
1
35
35
0
0
6 495
0
495
495
0
0
1
0
36
36
0
(4) 0 13
0 13 0
(4) 0 13 0
0
1
502
502
0 13 0 13
(5) (s.d. Des‐2016) (6) 9 (5) 1 (6) 9 14 322 1 14 9 322 0 0 14 0 322 0 0 3 015 0 0 3 334 15 334 1
2.7
(7)
(7)2.7
(8)
0.0
0.0 (8)
0.0
96.4
‐60.0
0.0
n.a.
n.a.
0.9
n.a.
n.a.
2.796.4
96.40.0 0.9
0.0 100.0
100.0
0.0 ‐60.0
‐60.0 n.a. n.a.
‐58.3n.a.
‐58.3
‐60.0
(9)
50.0
0.0 (9)
‐34.9
0.0 ‐60.0 ‐60.0 n.a.
n.a.
(10)
50.0 (10)
50.0 ‐34.9 ‐34.9 n.a.
200.0
n.a. 200.0 ‐58.3 n.a. ‐33.5 n.a. ‐58.3
‐33.5
Keterangan: 0 1 0 dilakukan 0 penundaan 3 transaksi dibuat 0.9 n.a. n.a. 200.0 (1) Aspek formil terpenuhi bila Berita Acara/Pernyataan telah tidak lebih dari 24 jam setelah terpenuhiKeterangan: (1) Aspek formil terpenuhi bila Berita Acara/Pernyataan telah dilakukan penundaan transaksi dibuat tidak lebih dari 24 jam transaksi ditunda. (1) Aspek formil terpenuhi bila Berita Acara/Pernyataan telah dilakukan penundaan transaksi dibuat tidak lebih dari 24 jam setelah Total LPT 36 502 13 15 334 100.0 ‐58.3 ‐58.3 ‐33.5 setelah transaksi ditunda. (2) Aspek materil terpenuhi bila transaksi yang ditunda bernilai Rp100 juta atau lebih. (2) transaksi ditunda. Aspek materil terpenuhi bila transaksi yang ditunda bernilai Rp100 juta atau lebih. Keterangan:
Aspek materil terpenuhi bila transaksi yang ditunda bernilai Rp100 juta atau lebih. (1) Aspek (2) formil terpenuhi bila Berita Acara/Pernyataan telah dilakukan penundaan transaksi dibuat tidak lebih dari 24 jam setelah
transaksi ditunda. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (2) Aspek materil terpenuhi bila transaksi yang ditunda bernilai Rp100 juta atau lebih.
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan template laptah 2016 FIX.indd 103
132
132
132
LAPORAN TAHUNAN 2016
103
23/01/2017 2:42:57 PM
AUDIT
2016
LAPORAN TAHUNAN
AUDIT
Sepanjang tahun 2016, PPATK telah melakukan kegiatan audit 05 sebanyak 127 audit, baik terhadap Pihak Pelapor PJK maupun PBJ. Bila dilihat menurut jenis Pihak Pelapor, besar audittelah yangmelakukan dilakukankegiatan selamaaudit tahun 2016 dilakukan Sepanjangsebagian tahun 2016, PPATK sebanyak 127 audit, terhadap baik terhadap PihakProperti/Agen Pelapor PJK maupun PBJ. (46,5%), Bila dilihat Bank menurut jenis Pihak Pelapor, sebagian Perusahaan Properti (18,1%), Pedagang Kendaraan besar audit yang dilakukan selama tahun 2016 dilakukan terhadap Perusahaan Properti/ Bermotor (16,5%), dan Perusahaan Efek dan Manajer Investasi (10,2%). Bila Agen Properti (46,5%), Bank (18,1%), Pedagang Kendaraan Bermotor (16,5%), dan diakumulasi sejak Januari 2005, jumlah keseluruhan pelaksanaan audit yang telah Perusahaan Efek dan Manajer Investasi (10,2%). Bila diakumulasi sejak Januari 2005, dilaksanakan oleh PPATK terhadap Desemberoleh 2016 telahterhadap mencapai jumlah keseluruhan pelaksanaan audit PJK/PBJ yang telahs.d. dilaksanakan PPATK PJK/1.007 PBJ s.d. Desember 2016 telah mencapai 1.007 audit. audit. TABEL 30. Jumlah Pihak Pelapor yang telah Diaudit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Tabel 30 Jumlah Pihak Pelapor yang telah Diaudit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor s.d. Desember 2016 s.d. Desember 2016 Jumlah Audit Jenis Pihak Pelapor Tahun Des‐2015 2005‐2014
(1) PENYEDIA JASA KEUANGAN: Bank Perusahaan Pembiayaan Perusahaan Asuransi dan Pialang Asuransi Dana Pensiun Lembaga Keuangan Perusahaan Efek dan Manajer Investasi Perposan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Koperasi Simpan Pinjam Pegadaian Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang PENYEDIA BARANG DAN JASA: Perusahaan Properti/Agen Properti Pedagang Kendaraan Bermotor Pedagang Permata dan Perhiasan/Logam Mulia Pedagang Barang Seni dan Antik Balai Lelang Total Audit
Tahun 2015 (s.d. Des‐ 2015)
Nov‐2016
Des‐2016
Tahun 2016 (s.d. Des‐2016)
Perkembangan Des‐2016 (Dalam Persen) m‐to‐m
y‐on‐y
c‐to‐c
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
261 63
0 0
19 0
1 0
0 0
23 0
18.1 0.0
96
0
0
0
0
0
0.0
‐100.0 n.a. n.a.
n.a. n.a. n.a.
21.1 n.a. n.a.
0
0
0
0
0
0
0.0 10.2
n.a. n.a.
n.a. n.a.
n.a. 225.0
n.a. n.a.
n.a. n.a.
n.a. ‐37.5
n.a. n.a. n.a.
n.a. n.a. n.a.
‐100.0 n.a. ‐50.0
‐100.0 ‐100.0 n.a.
‐100.0 n.a. n.a.
‐22.4 200.0 n.a.
111
0
4
0
0
13
1
0
0
0
0
0
0.0
82
0
16
0
0
10
7.9
5 1
0 0
2 0
0 0
0 0
0 0
0.0 0.0
29
0
2
0
0
1
0.8
48 44
5 0
76 7
8 1
0 0
59 21
46.5 16.5
13
0
0
0
0
0
0.0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0.0 0.0
n.a. n.a.
n.a. n.a.
n.a. n.a.
754
5
126
10
0
127
100.0
‐100.0
‐100.0
0.8
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 104
% Distribusi Tahun 2016 (s.d. Des‐2016)
133
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 104
23/01/2017 2:42:57 PM
LAPORAN TAHUNAN
2016
HUKUM DAN REGULASI 1. Putusan Pengadilan Terkait TPPU
HUKUM DAN REGULASI
06
Selama tahun 2016, telah terdapat 144 perkara TPPU yang telah diputus oleh Pengadilan. Sebagian besar putusan Pengadilan terkait TPPU diputus oleh 1. Putusan Pengadilan Terkait TPPU Pengadilan (mencakup Pengadilan Pengadilan Tinggi, dan oleh Selama tahun 2016, telahNegeri/Tipikor, terdapat 144 perkara TPPU yang telah diputus Pengadilan. Sebagian putusan TPPU diputus oleh Pengadilan Mahkamah Agung) di wilayah DKIbesar Jakarta, yaituPengadilan sebanyakterkait 67 putusan atau 46,5%. (mencakup Pengadilan Negeri/Tipikor, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung) di wilayah Putusan hukuman maksimal selama seumur hidup dan denda maksimal sebesar DKI Jakarta, yaitu sebanyak 67 putusan atau 46,5%. Putusan hukuman maksimal selama Rp32 miliar. seumur Sebagian putusan Pengadilan perkara TPPU terkait dengan hidupbesar dan denda maksimal sebesar Rp32 miliar. Sebagian besar putusan Pengadilan terkait dengan tindak pidana korupsi, yakni28,4% sebanyak tindak pidanaperkara asal TPPU korupsi, yakni sebanyak 40 asal putusan atau dari40 putusan total atau 28,4% dari total keseluruhan putusan TPPU. keseluruhan putusan TPPU. Tabel 31 TABEL 31. Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Propinsi
Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Propinsi Januari 2005 s.d. Desember 2016 Januari 2005 s.d. Desember 2016
Propinsi Banda Aceh Sumatera Utara Lampung Riau Kepri Sumatera Selatan DKI Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali Sulawesi Utara Kalimantan Timur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Papua Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Barat Jumlah
Kumulatif 2005 s.d. 2016 (s.d. Desember 2016) 4 9 1 3 2 2 67 3 10 18 5 5 1 2 3 5 1 1 1 1 144
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
template laptah 2016 FIX.indd 105
% Distribusi 2.8 6.3 0.7 2.1 1.4 1.4 46.5 2.1 6.9 12.5 3.5 3.5 0.7 1.4 2.1 3.5 0.7 0.7 0.7 0.7 100.0
134
LAPORAN TAHUNAN 2016
105
23/01/2017 2:42:57 PM
2016 2016
LAPORAN TAHUNAN LAPORAN TAHUNAN Grafik 26
Perbandingan Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Grafik 26 GRAFIK 26. Perbandingan JumlahJanuari 2005 s.d. Desember 2016 Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU Perbandingan Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Dugaan Tindak Pidana Asal menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Korupsi Januari 2005 s.d. Desember 2016 41 Januari 2005 s.d. Desember 2016
Narkotika Korupsi
37
Penipuan Narkotika
18
Penggelapan Penipuan
16
Perbankan Penggelapan
13
Pemalsuan Surat Perbankan
6
Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan TPPU Pemalsuan Surat 2
Psikotropika Perjudian
2
37 18
16 13
5
Perjudian Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan TPPU
41
6 5
2
Kehutanan 1 Psikotropika
2
Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai 1 Kehutanan
1
Penyuapan 1 Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai
1
Pencurian 1 Penyuapan
1
Pencurian
1
Tabel 32 Tahun Putusan dan Hukuman TABEL 32. Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut
Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Tahun Putusan dan Hukuman Januari 2005 s.d. Desember 2016
Januari 2005 s.d. Desember 2016 Tabel 32 Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Tahun Putusan dan Hukuman Kumulatif Januari 2005 s.d. Desember 2016 % Tindak Pidana Asal 2005 s.d. 2016 Distribusi (s.d. Desember 2016) Kumulatif % Tindak Pidana Asal 2005 s.d. 2016 Distribusi Penggelapan 16 11.1 (s.d. Desember 2016) Penipuan 18 12.5 Penggelapan Narkotika 37 16 25.711.1
Penipuan Psikotropika
2 18
1.412.5
Narkotika Pencurian
1 37
0.725.7
Psikotropika Korupsi
41 2
28.5 1.4
Pencurian Pemalsuan Surat
6 1
4.2 0.7
Korupsi Perbankan
13 41
9.028.5
Pemalsuan Surat Perjudian
2 6
1.4 4.2
Perbankan Penyuapan
1 13
9.0 0.7
Perjudian Tindak Pidana Lain yang Penyuapan berkaitan dengan TPPU
5
Tindak Pidana Lain yang Pelanggaran berkaitan dengan TPPU Pembawaan Uang Tunai Kehutanan Pelanggaran Jumlah Pembawaan Uang Tunai Kehutanan
106
LAPORAN TAHUNAN 2016
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
template laptah 2016 FIX.indd 106
1
1.4 3.5 0.7
1 5
0.7 3.5
1
0.7 0.7 100.0 0.7
144
Jumlah
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
2
1 1
144
100.0
135
135 23/01/2017 2:42:57 PM
2016
LAPORAN TAHUNAN
2. Pemberian Keterangan Ahli
2. Pemberian Keterangan Ahli tugas Dalam melaksanakan
mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang, maka PPATK melalui salah satu unit kerja Dalam melaksanakan tugas mencegah dan memberantas tindakfungsi pidana pencucian uang,yang mempunyai tugassalah mengkoordinasikan dan mempunyai mengelolatugas pelaksanaan advokasi, maka PPATK melalui satu fungsi unit kerja yang mengkoordinasikan yaitu melaksanakan pemberian keterangan ahlipemberian di bidang Tindak dan mengelola pelaksanaan advokasi, yaitu melaksanakan keterangan ahliPidana di Pencucian Uang. keterangan dari ahli PPATK diharapkan dapat bidang Tindak PidanaPemberian Pencucian Uang. Pemberian ahli keterangan dari PPATK diharapkan membantu aparat penegak hukum dalam melakukan analisis hukum dan dapat membantu aparat penegak hukum dalam melakukan analisis hukum dan pembuktian pembuktian pada saat menangani perkara tindak pidana pencucian uang. pada saat menangani perkara tindak pidana pencucian uang. Adapun rincian pemenuhan Adapun pemenuhan pemberian keterangan ahlisidang baikpengadilan di tingkat pemberianrincian keterangan ahli baik di tingkat penyidikan, penuntutan, dan penyidikan, penuntutan, dan sidang pengadilan adalah sebagai berikut: adalah sebagai berikut: Tabel 33 Jumlah Permintaan Keterangan Ahli dari PPATK berdasarkan Instansi Pemohon Januari 2008 s.d. Desember 2016 Januari 2008 s.d. Desember 2016
TABEL 33. Jumlah Permintaan Keterangan Ahli dari PPATK berdasarkan Instansi Pemohon
Instansi
Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)*
Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011)
Jumlah Tahun 2008 s.d. Des‐ 2016
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Jumlah
BADAN RESERSE DAN KRIMINAL (BARESKRIM)
14
11
19
15
19
19
15
98
112
KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) & RESOR (POLRES)
19
35
21
30
86
71
122
365
384
KEJAKSAAN AGUNG RI
26
24
37
45
49
33
41
229
255
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)
0
0
1
4
1
1
0
7
7
BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)
0
8
21
16
10
7
34
96
96
KOMISI INFORMASI PUSAT (KIP)
0
1
0
0
0
0
0
1
1
PENGADILAN MILITER
0
1
0
0
0
0
0
1
1
DITJEN PAJAK
0
0
0
0
0
2
1
3
3
59
80
99
110
165
133
213
800
859
Jumlah
*) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
template laptah 2016 FIX.indd 107
LAPORAN TAHUNAN 2016
136 107
23/01/2017 2:42:58 PM
RISET
07
A. Riset Risiko Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Terhadap Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (Periode Data Riset 2013 s.d 2015)
Ormas menjadi sasaran utama kelompok teroris
untuk
menjadikannya
sebagai
sarana dalam melakukan pendanaan tidak hanya berupa penyediaan uang, personil namun juga dalam menyebarkan ideologi kelompok
tersebut.
Meskipun
secara
Dalam perkembangannya tindak pidana
tidak langsung keterkaitan Ormas dengan
pendanaan terorisme merupakan tindakan
tindakan terorisme masih sulit dibuktikan
yang mengalami perkembangan seiring
namun pada kenyataannya Ormas yang
dengan
Beberapa
terkait dengan kelompok teroris tertentu
kasus terorisme yang terjadi di pelosok
secara nyata menyalurkan bantuan dalam
tanah air tercatat tidak lagi menggunakan
bentuk santunan kepada anak dan janda
teknik pendanaan melalui cara-cara yang
teroris serta memberikan fasilitas lainnya
terlihat secara jelas seperti penggunaan
kepada keluarga teroris.
berjalannya
waktu.
kekerasan/paksaan namun saat ini lebih
108
pengawasan aktivitas Ormas, menyebabkan
Tanpa
adanya
aturan
yang
jelas,
menggunakan pendekatan yang lembut
serta tindakan yang nyata dalam bentuk
seperti ajakan guna menanamkan paham
sanksi yang tegas, maka terhadap Ormas
radikal.
yang
memberikan
fasilitas,
bantuan
Organisasi Kemasyarakat (Ormas) yang
secara tidak langsung kepada kelompok
merupakan elemen penting sebagai wadah
teroris akan tetap hidup dan sulit untuk
masyarakat dalam menjalankan kebebasan
dijerat
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
memunculkan ancaman-ancaman teroris
pendapat,
berpartisipasi
lainnya dimasa yang akan datang karena
dalam pembangunan untuk mewujudkan
para teroris dan kelompok teroris akan
tujuan nasional ternyata telah menjadi
terus hidup karena mendapat sumber
kendaraan bagi sekolompok orang untuk
pendanaan. Untuk mendapatkan simpati
memberikan bantuan pendanaan kepada
masyarakat beberapa Ormas terorisme
teroris atau kelompok teroris yang secara
mengelabui masyakarat dengan bidang
jelas mendeklarasikan keinginannya untuk
kegiatan Ormas yang terlihat baik seperti
mendirikan negara yang tidak berlandaskan
dibidang keagamaan, sosial/kemanusiaan
kepada
Undang-Undang
dan pendidikan dengan harapan melalui
Dasar Negara Republik Indonesia tahun
kegiatan tersebut masyarakat akan tergerak
1945 yang seringnya diwujudkan melalui
hatinya untuk menyalurkan pendanaan
tindakan kekerasan/teror.
dalam bentuk sumbangan, sedekah, infak
dalam
Pancasila
rangka
dan
secara
hukum
sehingga
akan
Dengan melihat kondisi dan situasi
dan hibah kepada Ormas tersebut. Selain
banyaknya jumlah Ormas yang ada di
itu beberapa Ormas yang tidak bertujuan
Indonesia, lemahnya kendali, lemahnya
untuk melakukan pendanaan terorisme juga
perangkat aturan dan sanksi serta lemahnya
dapat disalahgunakan sebagian dananya
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 108
23/01/2017 2:42:58 PM
untuk
mendukung
kelompok
teroris
4. Berdasarkan
sebaran
wilayah,
di-
tertentu. Hal ini lah yang perlu mendapat
ketahui bahwa wilayah Jakarta, Jawa
perhatian dari Pemerintah agar Ormas yang
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
ada di Indonesia tidak disalahgunakan atau
merupakan wilayah yang berisiko tinggi
didirikan untuk melakukan tindak pidana
terhadap pendanaan terorisme karena
pendanaan terorisme.
Ormas di empat wilayah tersebut tidak
Dalam riset atau penelitian ini tim
hanya memilki tingkat kecenderungan
riset PPATK bermaksud untuk mengukur
tinggi namun juga memiliki dampak
risiko
yang
Ormas
terhadap
pendanaan
terorisme dengan harapan rekomendasi
tinggi
terhadap
pendanaan
terorisme.
yang telah disusun dapat ditindaklanjuti
5. Berdasarkan jenis legalitasnya dike-
oleh para pemangku kepentingan terkait
tahui bahwa Ormas yang berbadan
demi menciptakan Ormas yang terhindar
hukum memiliki dampak yang tinggi
dari tindak pidana pendanaan terorisme.
terhadap
Beberapa
meskipun tingkat kecenderungannya
poin
hasil
penelitian
ini
pendanaan
menyatakan bahwa:
rendah,
sedangkan
1. Pihak perbankan sangat membutuhkan
berbadan
hukum
terorisme
Ormas tidak
tidak
terdaftar
panduan dari OJK mengenai persyarat-
memiliki tingkat kecenderungan yang
an
tinggi terhadap pendanaan terorisme
dokumen
pembukaan
rekening
Ormas (berbadan hukum dan tidak
Berdasarkan 6.
berbadan hukum). 2. Pihak
kementerian
batasan
meskipun dampaknya rendah.
memiliki
kewenangan
dan
ketersumber
dibidang
keagamaan,
kemanusiaan
aktivitas
Ormas
didikan
maupun
keuangannya,
terdapat
beberapa
secara
fisik
selain
itu
kendala
di
kegiatannya
didapati bahwa Ormas yang bergerak
daya dalam melakukan pemantauan baik
bidang
dan
kegamaan
sosial/
pendidikan/penmemiliki
tingkat
kecenderung tinggi terhadap tindak pidana pendanaan terorisme.
kementerian dalam hal pengelolaan database,
persoalan
keterbukaan
sistem informasi, perlunya ketegasan sanksi
pelanggaran
serta
masih
sulitnya pendataan Ormas yang tidak berbadan hukum dan tidak terdaftar. 3. Koordinasi hukum
antara
(Apgakum)
aparat
penegak
dengan
B. Redflag Transaksi Keuangan Mencurigakan Terkait Penyedia Barang Dan Jasa Serta Jasa Profesi” Periode 2005-2014
pihak
Kementerian masih perlu ditingkatkan
Tim riset PPATK melaksanakan riset
guna menciptakan sinergi dalam hal
ini dengan menggunakan basis data dari
penanganan dan pengawasan Ormas
putusan pengadilan yang terkait dengan
terhadap anti tindak pidana pendanaan
TPPU selama periode 2005-2014 sesuai
terorisme. Selain itu, perlu adanya
dengan register putusan yang terdapat
harmonisasi ketentuan yang mengatur
pada Riset Tipologi Semester I tahun 2014
tentang
dan Riset Tipologi Semester I tahun 2015,
Ormas
dengan
ketentuan
penegakan hukum terhadap Ormas.
serta didukung dengan data tambahan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 109
109
23/01/2017 2:42:58 PM
berupa kuesioner dan hasil wawancara
barang dan jasa serta jasa profesi. Metode
kepada pihak pelapor yaitu penyedia jasa
transaksi yang cukup sering digunakan
keuangan, penyedia barang dan jasa dan
pada LTKM tersebut adalah pindah buku/
lembaga jasa profesi dalam rangka untuk
transfer, RTGS masuk dan setoran tunai
mengetahui Red Flag Transaksi Keuangan
yang dapat digunakan sebagai salah satu
Mencurigakan Terkait Penyedia Barang dan
indikator
Jasa serta Jasa Profesi (Designated Non-
mencurigakan yang dapat dikombinasikan
Financial Business Professions/DNFBPs).
dengan
Berdasarkan
data
register
salinan
red
flag
transaksi
flag
transaksi
keuangan keuangan
mencurigakan lainnya.
putusan tersebut yang berjumlah 126
Tim riset juga menanyakan terkait
putusan selama periode 2005-2014 setelah
persepsi, kesadaran atau implementasi
ditelaah dalam salinan putusan tersebut
kepada pihak pelapor melalui kuesioner
tidak ditemukan/disebutkan pihak pelapor
dan
berupa penyedia barang dan jasa serta
Financial Action Task Force (FATF) nomor
jasa profesi (hanya pihak pelapor berupa
22, 23 dan 28, UU no. 8 tahun 2010 dan
penyedia
pula
PP No. 43 tahun 2015 dan didapatkan
dengan pihak terlapor berupa penyedia
informasi bahwa responden penyedia jasa
barang dan jasa serta jasa profesi juga
keuangan sudah mengetahui mengetahui
tidak ditemukan/disebutkan dalam salinan
Rekomendasi FATF dan UU no. 8 tahun
putusan tersebut (pihak pelapor penyedia
2010. Sementara itu, responden penyedia
jasa keuangan tidak menyebutkan pihak
barang dan jasa belum pernah mendengar
terlapor/yang dilaporkan berupa penyedia
atau mengetahui mengenai FATF, namun
barang dan jasa serta jasa profesi).
mengetahui mengenai UU no. 8 tahun 2010
jasa
keuangan),
begitu
wawancara
terkait
Rekomendasi
Namun terdapat 1 salinan putusan
tentang pencegahan dan pemberantasan
yang di dalamnya menyebutkan salah
tindak pidana pencucian uang dan untuk
satu jasa profesi yang turut terlibat dalam
responden
tindak
mengenai PP No. 43 tahun 2015.
pidana
pencucian
uang
namun
asosiasi
lembaga
profesi
tidak sebagai pihak pelapor maupun pihak
Red flag yang dapat dijadikan sebagai
yang dilaporkan/terlapor. Mengingat tidak
masukan bagi pihak pelapor DNFBPs dalam
terdapat pihak pelapor/terlapor DNFBPs
identifikasi TKM terkait transaksi pembelian
maka
dapat
dan penjualan properti bagi pihak pelapor
keterkaitannya
perusahaan properti dan profesi dalam
putusan
dihubungkan
tersebut dengan
tidak
identifikasi
dengan database PPATK.
110
red
TKM,
antara
lain
sebagai
Sehubungan dengan hal tersebut, tim
berikut: penggunaan pihak ketiga yang
riset mencoba menarik data LTKM (laporan
tidak sewajarnya selama transaksi properti,
transaksi
mencurigakan)
penggunaan metode yang tidak biasa untuk
korporasi yang telah dilaporkan oleh pihak
pembayaran/pelunasan transaksi properti,
pelapor penyedia jasa keuangan selama
keengganan oleh salah satu pihak yang
periode 2005-2014 yang memuat kata
bertransaksi untuk melengkapi dokumen
kunci terkait penyedia barang dan jasa
yang relevan, penggunaan agen real estate
serta jasa profesi dan diketahui bahwa
yang tidak terdaftar, penggunaan uang
penyedia jasa keuangan juga telah cukup
tunai untuk memfasilitasi transaksi, warga
aktif melaporkan LTKM terkait penyedia
negara asing melakukan investasi properti
keuangan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 110
23/01/2017 2:42:58 PM
menggunakan
penduduk
setempat,
pembelian dan penjualan properti yang sama
dalam
waktu
singkat,
frekuensi
transaksi yang cukup tinggi yang tidak sesuai dengan profil. Sedangkan
bagi
pihak
pelapor
C. Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan PPATK Periode Data 2013 s.d. 2014
pedagang kendaraan bermotor, red flag yang
dapat
dijadikan
untuk
PPATK dengan menggunakan basis data
identifikasi TKM adalah penggunaan pihak
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang
ketiga yang tidak perlu selama transaksi,
dihasilkan PPATK pada periode 2013 s.d.
penggunaan metode yang tidak biasa pada
2014 dalam rangka menyusun tipologi
saat pembayaran/pelunasan, keengganan
atau modus operandi terkait kasus-kasus
oleh salah satu pihak yang bertransaksi
TPPU dengan perspektif analisis yang lebih
untuk melengkapi dokumen yang relevan
utuh setelah ditambahnya fungsi PPATK
atau memberikan bukti yang dibutuhkan,
yaitu fungsi pemeriksaan sesuai dengan
pembeli
transaksi
Undang-Undang no. 8 Tahun 2010 tentang
pembelian pada cabang yang berbeda-
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
beda,
Pidana Pencucian Uang.
melakukan
penggunaan
masukan
Riset ini dilaksanakan oleh tim riset
beberapa uang
tunai
dalam
memfasilitasi transaksi, penggunaan atas
Selain itu, riset ini juga terkait dengan
nama pihak ketiga pada BPKB/STNK namun
rekomendasi FATF No. 34 yang menyatakan
yang melakukan pembayaran adalah pihak
bahwa otoritas, pengawas, serta organisasi
lain. Lalu bagi pihak pelapor pedagang
regulator mandiri (self-regulatory bodies/
permata
mulia
SRBs) yang kompeten harus menetapkan
indikator/red flag yang dapat dijadikan
pedoman, dan memberikan umpan balik,
masukan untuk identifikasi TKM adalah
yang akan membantu lembaga keuangan
frekuensi transaksi yang cukup tinggi yang
dan DNFBPs dalam menerapkan langkah-
tidak sesuai dengan profil (identitas KTP).
langkah
dan
Bagi terkait
perhiasan/logam
pihak dengan
pelapor
profesi
pengelolaan
yang
terhadap
TPPU dan
nasional dan
mencurigakan.
lainnya,
pengelolaan
dengan
rekening
tabungan,
rekening
rekening
giro,
deposito,
4
transaksi
Dimana
dalam
mengenai
memberantas
TPPT,dalam
melaporkan
uang, efek, dan/atau produk keuangan
untuk
hal
Immediate
kewajiban
mendeteksi keuangan ini
sejalan Outcome
Penyedia
Jasa
dan/atau rekening efek, pengoperasian
Keuangan untuk mencegah tindak pidana
dan pengelolaan perusahaan dan/atau,
pencucian uang dan pendanaan terorisme
pendirian,
serta
pembelian,
dan
penjualan
kewajiban
untuk
menyampaikan
badan hukum dalam mengidentifikasi TKM,
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan.
terdapat beberapa red flag mengenai klien,
Berdasarkan data LHP dapat diperoleh
pihak yang akan bertransaksi dengan klien,
sejumlah total 28 LHP yang berindikasi
sumber dana,
pemilihan jasa profesional
Tindak Pidana Asal dan TPPU dengan 18
hukum, dan mekanisme retainer (klien
Pihak Terlapor. LHP yang dibuat gambaran
yang membayar biaya jasa profesional
tipologi memenuhi kriteria dari 8 (delapan)
hukum secara teratur dalam rangka supaya
variabel pembentuk tipologi yaitu: dugaan
profesional hukum melaksanakan jasanya
tindak pidana asal, profil terlapor, pola
kapanpun dibutuhkan).
transaksi, instrumen transaksi, kelompok
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 111
111
23/01/2017 2:42:58 PM
industri, sumber dana, pihak terkait dan
kegiatan pemeriksaan pada periode
aset TPPU.
2013 s.d. 2014.
Berdasarkan hasil pengolahan basis data terhadap 28 LHP yang berindikasi
Adapun modus pencucian uang dari
Tindak Pidana Asal dan TPPU dengan
Laporan Hasil Pemeriksaan yang dihasilkan
18 Pihak Terlapor, tim riset menemukan
oleh tim PPATK selama periode 2013 s.d.
beberapa fakta sebagai berikut:
2014 antara lain:
a. DKI Jakarta merupakan wilayah yang
a. Rekening
paling
dominan
terjadinya
b.
Pembelian aset berupa tanah, bangunan dan mobil dengan mengunakan nama
b. Dugaan Tindak Pidana Asal yang paling dominan pada LHP yang dihasilkan
kepemilikan
PPATK periode 2013 s.d. 2014 adalah
keluarga.
terindikasi pada
lain
dan
pihak
bank atas nama orang lain.
c. Profil Pihak Terlapor paling dominan pidana
orang
c. Penguasaan kepemilikan akun rekening
yang dihasilkan. yang
perusahaan
struktur kepengurusan perusahaan.
pidana yaitu sebesar 28% dari 28 LHP
korupsi yaitu sebesar 54% dari 28 LHP
nama
dikuasakan kepada pihak lain diluar
tindak
yang dihasilkan.
atas
melakukan
masuk langsung ditransfer kembali
tindak
atau tarik tunai).
adalah
Pejabat
dan
Yudikatif
e. Melibatkan banyak transaksi berupa
yaitu sebesar 33% dari 18 Pihak
pembelian deposito dengan melibatkan
Terlapor yang berasal dari 28 LHP yang
banyak pihak dan volume transaksi
dihasilkan.
yang tinggi dengan nilai transaksi
Eksekutif,
LHP
d. Transaksi pass by (sejumlah dana yang
Legislatif
dibawah ketentuan pelaporan (batas
d. Tingkat rentang usia paling dominan yang
terindikasi
melakukan
nilai transaksi Rp500.000.000,00).
tindak
pidana yaitu usia 50-50 tahun sebanyak
f. Melibatkan banyak transaksi berupa
39% atau sejumlah 5 orang dari 13
penarikan tunai dan transfer dengan
Pihak Terlapor individu yang berasal
volume transaksi yang tingggi dan nilai
dari 28 LHP yang dihasilkan.
transaksi yang kecil-kecil (structuring).
e. Jenis kelamin laki-laki mendominasi pelaku
yang
terindikasi
tindak
pidana
yaitu
sebanyak
11
juga mampu mengidentifikasi 14 (empat
orang atau 85% dari 13 Pihak Terlapor
belas)
individu yang berasal dari 28 LHP yang
mencurigakan yang terdapat pada Laporan
dihasilkan.
Hasil Pemeriksaan yang dihasilkan PPATK
f. Instrumen keuangan yang umumnya digunakan yaitu
oleh
rekening
Pihak
Terlapor
tabungan
Rp,
indikator
transaksi
keuangan
selama periode 2013 s.d. 2014 yang belum terdapat dalam Surat Edaran Kepala PPATK No:
SE-03/1.02/PPATK/05/15
tentang
tercatat sebanyak 18 Pihak Terlapor
Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan
menggunakan rekening tabungan Rp
Bagi Penyedia Jasa Keuangan. Terhadap
sebagai instrumen dalam bertransaksi.
indikator baru tersebut tim riset berharap
g. Uang tunai merupakan aset Pihak
dapat segera mempublikasikan hasilnya
Terlapor yang umumnya diriksa pada
112
Selain itu, dari penelitian ini tim riset
melakukan
yang
dapat
bermanfaat
bagi
para
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 112
23/01/2017 2:42:58 PM
stakeholder khususnya bagi para pihak
data 2011- 2015” dilakukan oleh tim riset
pelapor.
melalui pengumpulan putusan tersebut
D. Indikator (Red Flag) Transaksi Keuangan Mencurigakan Dengan Indikasi Tindak Pidana Korupsi Periode Tahun 2011 -2015
dan diperoleh 30 (tiga puluh) nomor registrasi putusan perkara pencucian uang hasil tindak pidana korupsi yang menjadi basis data pada penelitian ini, serta data tambahan berupa hasil kuesioner serta wawancara kepada pihak penyedia jasa keuangan dalam rangka untuk mengetahui indikator (red flag) Transaksi Keuangan
Penyedia Jasa Keuangan (PJK) yang merupakan
bagian
atas
Rezim
Anti
Mencurigakan berdasarkan Data Putusan Pengadilan atas perkara Tindak Pidana
Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
Pencucian Uang.
di Indonesia memiliki kewajiban untuk
Melalui
riset
ini,
beberapa
redlfag
melaporkan transaksi yang dicurigai berasal
transaksi keuangan yang sering terjadi
dari hasil kejahatan atau tindak pidana
dan terkait dengan tindak pidana korupsi
maupun yang terkait dengan pendanaan
diantaranya adalah:
terorisme kepada unit intelijen keuangan
a. Pemindahan dana kepada pihak yang
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
tidak
Keuangan (PPATK) sebagai upaya untuk
yang jelas.
mendeteksi
kegiatan
pencucian
uang
mempunyai
b. Pengguna
hubungan
jasa
bisnis
(pengusaha)
me-
lebih dini. Sebagaimana tercantum dalam
nyetorkan dana dalam jumlah yang
rekomendasi FATF no. 34 serta immediate
besar
outcome 4 pada Methodology for Assessing
dimanfaatkan oleh pihak lain (pejabat)
Technical
dengan
Compliance
with
the
FATF
dimana
rekening
melakukan
tersebut
penarikan
ATM
Recommendations and the Effectiveness of
di lokasi yang berbeda-beda dalam
AML/CFT Systems, dimana pihak pelapor
frekwensi yang tinggi.
seperti lembaga keuangan, penyedia barang
Pengguna c.
jasa
(pengusaha)
dan jasa dan profesi diharapkan untuk
menyetorkan dana dalam jumlah yang
menerapkan upaya pencegahan pencucian
besar ke rekening pihak lain dimana
uang
rekening
maupun
pendanaan
terorisme
tersebut
kartu
dimanfaatkan
transaksi keuangan mencurigakan. Sejalan
melakukan penarikan ATM di lokasi
dengan kewajiban PJK tersebut, Pusat
yang berbeda-beda dalam frekwensi
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
yang tinggi.
memiliki
kewenangan
sesuai
d. Pembayaran
pejabat
ATM
sesuai dengan risikonya dan melaporkan
(PPATK)
oleh
dan
untuk
dengan
pelunasan
Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010
pembelian aset dilakukan oleh pihak
Pasal 41 ayat 1 huruf b yaitu menetapkan
lain yang tidak memiliki hubungan
Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan
yang jelas dengan Pengguna Jasa e. Pencairan kredit modal kerja kepada
Mencurigakan. Tahun
Pengguna Jasa (rekanan pemerintah)
2016 dengan judul “Indikator (red flag)
dimana pengajuannya tanpa adanya
Transaksi Keuangan Mencurigakan dengan
jaminan Surat Perintah Kerja (SPK) dan
Indikasi Tindak Pidana Korupsi periode
Surat Kontrak Kerja, karena adanya
Riset
Tipologi
Semester
I
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 113
113
23/01/2017 2:42:58 PM
intervensi
dari
Pejabat
Pemerintah
tersebut memuat 140 (seratus empat
Pemberi Kerja f. Penutupan Pengguna
Penyedia Jasa Keuangan. Surat Edaran
polis Jasa
asuransi (pejabat)
oleh dengan
puluh)
indikator
Mencurigakan
Transaksi
terkait
tindak
pidana
tindak
pidana
nominal besar dimana pembayaran
pencucian
pencairan
tersebut
pendanaan terorisme. Dalam Surat Edaran
ditransfer ke rekening Pengguna Jasa
Kepala PPATK tersebut disebutkan bahwa
di bank yang berbeda-beda.
Penyedia Jasa Keuangan dihimbau untuk
polis
asuransi
uang
Keuangan
dan
g. Pengguna jasa melakukan transaksi
menyusun, menetapkan dan melakukan
setor tunai via mesin setor tunai/
pemutakhiran atas parameter Transaksi
Cash Deposit Machine (CDM) dengan
Keuangan Mencurigakan. Salah satu cara
frekuensi
yang
untuk melengkapi dan menyempurnakan
signifikan yang dilakukan dalam jangka
parameter atau indikator tersebut adalah
waktu yang berdekatan.
dengan mengidentifikasi indikator Transaksi
tinggi
dan
jumlah
Keuangan Mencurigakan yang terdapat
E. Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan Pada Kasus-Kasus Tindak Pidana Narkotika
pada Putusan Pengadilan, Hasil Analisis (HA) dan Hasil Pemeriksaan (HP). Tim riset PPATK melakukan riset ini dengan
tujuan
untuk
mengidentifikasi
indikator transaksi keuangan mencurigakan Hasil
Penilaian
Risiko
Nasional
Putusan
Pengadilan
dan
Putusan
Pengadilan
Tahun 2015 menunjukkan bahwa tindak
menjadi
basis
pidana asal yang paling berisiko menjadi
Pengadilan
sumber dana tindak pidana pencucian uang
pidana pencucian uang hasil tindak pidana
adalah tindak pidana narkotika. Salah satu
narkotika
faktor yang menyebabkan tingginya risiko
2011-2015. Melalui proses pengumpulan
tindak pidana narkotika terhadap tindak
data diperoleh basis data putusan sejumlah
pidana pencucian uang adalah karena
16 (enam belas) nomor registrasi putusan
tindak pidana narkotika menghasilkan dana
yang dikelompokkan menjadi 11 (sebelas)
atau harta kekayaan yang sangat besar,
putusan (karena terdapat beberapa putusan
sehingga para pelaku pada umumnya akan
yang saling berkaitan) serta basis data HA/
berusaha
dan
HP sejumlah 19 (sembilan belas) laporan.
menyamarkan harta kekayaan tersebut.
Pengumpulan data juga dilakukan melalui
Oleh karena itu, tindak pidana narkotika
kuesioner dan wawancara kepada para
memiliki potensi yang besar menimbulkan
penyidik narkotika. Data yang diperoleh
transaksi keuangan mencurigakan pada
dari kuesioner dan wawancara tersebut
lembaga Penyedia Jasa Keuangan.
digunakan sebagai bahan tambahan dalam
untuk
menyembunyikan
data
dan
hasil
HA/HP
adalah
HA/HP
dengan
menganalisis
dan
HA/HP.
Terhadap Tindak Pidana Pencucian Uang
PPATK telah menerbitkan pedoman
Putusan
terkait
periode
data
identifikasi
yang tindak tahun
indikator
men-
transaksi keuangan mencurigakan pada
curigakan bagi Penyedia Jasa Keuangan
Putusan Pengadilan dan HA/HP. Selain
melalui Surat Edaran Kepala PPATK No: SE-
identifikasi indikator transaksi keuangan
03/1.02/PPATK/05/15
mencurigakan,
identifikasi
transaksi
keuangan
tentang
Indikator
Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi
114
pada
penelitian
ini
juga
melakukan analisis terhadap karakteristik
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 114
23/01/2017 2:42:58 PM
unsur kasus pada putusan dan HA/HP
h. Pengguna Jasa menerima dana hanya
yang menjadi basis data. Unsur kasus yang
dari beberapa pihak saja dengan total
dimaksud
profil,
nominal yang sangat besar, kemudian
pihak pelapor, jenis transaksi, jenis aset,
ditransfer ke banyak pihak dengan
wilayah dan yurisdiksi asing terkait.
nominal yang kecil.
meliputi:
karakteristik
PPATK
i. Terdapat transaksi yang masih aktif
menemukan bahwa terdapat 19 (sembilan
pada rekening dengan identitas yang
belas)
sudah tidak berlaku lagi.
Dalam
riset
ini,
indikator
tim
riset
transaksi
keuangan
mencurigakan yang terdapat pada Putusan
j. Pengguna
Jasa
sering
melakukan
Pengadilan dan/atau HA/HP terkait tindak
transaksi dengan pihak yang terkena
pidana
pencucian
sanksi dari OFAC (Office of Foreign
pidana
narkotika.
uang Di
hasil
antara
tindak
Asset Control).
indikator-
indikator tersebut terdapat 10 (sepuluh) indikator yang belum terdapat dalam Surat
Berdasarkan analisis terhadap unsur
Edaran Kepala PPATK No: SE-03/1.02/
kasus pada Putusan Pengadilan dan HA/
PPATK/05/15, yaitu sebagai berikut:
HP yang menjadi basis data, diketahui
a. Transaksi dana masuk didominasi oleh
bahwa profil utama yang menjadi pelaku/
transaksi setor tunai via mesin setor
terduga pelaku pencucian uang dari hasil
tunai
tindak pidana narkotika adalah laki-laki,
dalam
frekuensi
yang
tinggi
dengan profesi sebagai pedagang, berusia
dengan total dana yang besar. melakukan
antara 25-44 tahun. Adapun Penyedia
transaksi dengan para pihak yang
Jasa Keuangan yang paling sering menjadi
sudah menjadi tersangka/terdakwa/
sarana
terpidana tindak pidana narkotika.
hasil tindak pidana narkotika adalah bank,
b. Pengguna
Jasa
sering
c. Keterangan transaksi memuat kode
dengan
Jasa
sering
penyidik
pegawai
khususnya
pencucian
transaksi
uang
berupa
dari
transfer
dana via ATM. Berdasarkan jenis asetnya
atau istilah tertentu. d. Pengguna
transaksi
melakukan
narkotika
Lapas/Rutan
atau
(termasuk
diketahui
bahwa
kendaraan
bermotor
merupakan jenis aset yang paling sering diintegrasikan
sebagai
hasil
pencucian
keluarga) tanpa underlying transaksi
uang dari tindak pidana narkotika. Dilihat
yang jelas.
dari
sisi
tempat
kejadiannya
(locus),
melakukan
provinsi DKI Jakarta merupakan wilayah
transaksi dengan pihak yang telah
yang paling dominan terkait. Sementara
masuk dalam Daftar Pencarian Orang
yurisdiksi asing yang paling sering terkait
(DPO) terkait dugaan tindak pidana
dengan pencucian uang hasil tindak pidana
narkotika.
narkotika yang terjadi di Indonesia adalah
e. Pengguna
Jasa
sering
f. Rekening perorangan menerima dana masuk
dari
ribuan
pengirim
yang
berbeda-beda. g. Transaksi tarik tunai dengan frekuensi
Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan indikator transaksi keuangan mencurigakan yang teridentifikasi dapat menjadi bahan masukan dalam penyusunan
tinggi di wilayah lintas batas negara
atau
pemutakhiran
(cross border) yang rawan peredaran
transaksi keuangan mencurigakan pada
narkotika.
Penyedia
Jasa
dokumen
Keuangan.
indikator
Pemahaman
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 115
115
23/01/2017 2:42:58 PM
konsep dan penerapan undang-undang
peraturan
pencucian uang juga perlu ditingkatkan
Edaran Kepala PPATK No: SE-03/1.02/
mengingat perkara pencucian uang hasil
PPATK/05/15 tentang Indikator Transaksi
tindak
Keuangan
pidana
narkotika
masih
sangat
berupa
Mencurigakan
sedikit dibandingkan dengan tindak pidana
Jasa Keuangan.
narkotika itu sendiri. Selain itu, penerapan
Dengan
Bagi
ditetapkannya
SE
Surat
Penyedia tersebut
Single Identity Number (Nomor Identitas
pada Mei 2015, seharusnya para pelaku
Tunggal) perlu dilakukan segera untuk
industri di bidang pasar modal dapat
menghindari penggunaan identitas palsu
lebih mengerti transaksi keuangan seperti
mengingat hal ini sering dijadikan sebagai
apakah yang mencurigakan dan patut
modus pembukaan rekening dalam rangka
dilaporkan ke PPATK. Namun, mengingat
transaksi jual beli narkotika.
baru ditetapkannya SE tersebut, sementara kewajiban pelaporan PJK di bidang pasar
F. Indikator (Red Flag) Transaksi Keuangan Mencurigakan Di Bidang Pasar Modal (Periode Data: 2011-2015)
modal ke PPATK sudah dimulai sejak tahun 2003, tentunya perusahaan efek sebelumnya telah menggunakan indikator yang dikembangkan sendiri. Dengan demikian, riset ini bertujuan untuk
mengetahui
indikator
transaksi
di
keuangan mencurigakan apa sajakah yang
bidang pasar modal adalah salah satu
sebelumnya digunakan di PJK di bidang
pihak pelapor di Pusat Pelaporan dan
pasar modal. Riset ini juga dilakukan tim
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Jika
bertujuan untuk mengetahui relevansi SE
dibandingkan
lainnya,
dengan LTKM yang telah dilaporkan PJK di
Transaksi
bidang pasar modal dan indikator transaksi
Penyedia
jumlah
Jasa
Keuangan
dengan
pelaporan
Keuangan
(PJK)
industri
Laporan
Mencurigakan
(LTKM)
oleh
yang
sebelumnya
telah
digunakan
di
perusahaan efek relatif sedikit. Hal ini
perusahaannya. Dengan penelusuran data
mungkin dipengaruhi oleh pelaku industri
kuesioner dan wawancara, riset ini juga
tidak mengerti mengenai ketentuan LTKM
diharapkan dapat memperoleh indikator
dan sulit menentukan transaksi keuangan
yang perlu diketahui PJK di bidang pasar
yang mencurigakan. PPATK sebagai unit
modal di masa yang akan datang dalam
intelijen keuangan yang bertugas untuk
menentukan
mencegah dan memberantas tindak pidana
mencurigakan.
pencucian uang dan pendanaan terorisme
transaksi keuangan mencurigakan, riset
telah menerbitkan Peraturan Kepala Pusat
ini juga menampilkan statistik (deskripsi
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
dan tren) dari profil terlapor LTKM, wilayah
No:
ten-
pelaporan LTKM dan indikasi tindak pidana
Keuangan
dari LTKM yang dilaporkan PJK di bidang
tang
PER-11/1.02/PPATK/06/2013 Identifikasi
Mencurigakan Keuangan
Transaksi
Bagi
sebagaimana
telah
dan
Analisis
Transaksi
tersebut
telah
ditindaklanjuti
Tak
keuangan hanya
yang
indikator
pasar modal yang dapat digunakan untuk
diubah
penentuan kebijakan berbasis risiko di masa yang akan datang.
No:
Riset dilakukan oleh tim riset PPATK
Peraturan
dengan menganalisis data 2.399 LTKM dari
melalui
87 perusahaan efek, pengiriman kuesioner
Keuangan
PER-04/1.02/PPATK/03/2014.
transaksi
Jasa
Penyedia
dengan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan
116
pelaksanaan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 116
23/01/2017 2:42:58 PM
ke 35 perusahaan efek dan wawancara
wawancara rata-rata berhubungan dengan
ke 20 perusahaan efek. Metode analisis
pola transaksi, sementara indikator yang
yang digunakan adalah analisis statistika
umumnya muncul dalam LTKM lebih terkait
deskriptif dan analisis konten. Dari 35
kepada profil. Indikator yang menurut
kuesioner yang dikirimkan, 25 kuesioner
responden
kembali, sehingga response rate adalah
yang akan datang ada sekitar 15 indikator.
71%.
Indikator tersebut antara lain penggunaan
Berdasarkan
hasil
analisis
data
akan
berkembang
nominee,
mengapa suatu LTKM dilaporkan ke PPATK.
pasar negosiasi, transaksi atas efek yang
Empat alasan di antaranya sesuai dengan
tidak likuid, dan transaksi dengan indikasi
Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Pasal
informasi orang dalam. Profil terlapor LTKM
1 ngka 5 (Pengertian Transaksi Keuangan
umumnya adalah pria, dan pekerjaan utama
Mencurigakan)
pihak terlapor umumnya adalah ibu rumah
83
sisanya
adalah
dilakukan
di
alasan lain yang merupakan penjelasan
tangga,
atau berbeda dari Pasal 1 angka 5 tersebut.
wiraswasta,
Dari 87 alasan tersebut, terdapat kurang
dan pekerjaan lain-lain. Wilayah pelaporan
lebih 20 alasan yang kurang lebih sama
LTKM umumnya adalah DKI Jakarta, karena
atau mirip dengan indikator sesuai dengan
umumnya kantor pusat perusahaan efek
SE-03/1.02/PPATK/05/15
berada di Jakarta.
(selanjutnya
disebut SE-03). Sementara itu, indikator
pegawai
yang
masa
LTKM, tim riset mengidentifikasi 87 alasan
dan
transaksi
di
PNS
swasta,
pengusaha/
termasuk
pensiunan,
Indikasi tindak pidana yang umum
yang tidak termasuk dalam SE-03 tersebut
ditemukan
dalam
LTKM
adalah
tindak
ada 63 indikator.
pidana di bidang pasar modal, korupsi, ini
dan penggelapan. Tren LTKM meningkat
menujukan bahwa dari sampel kuesioner
dari tahun 2011 ke 2012, meningkat dari
yang kembali, seluruhnya telah memiliki
2012 ke 2013, lalu menurun dari 2013
pedoman identifikasi transaksi keuangan
hingga 2015. Tren jenis kelamin terlapor
mencurigakan
laki-laki pada umumnya dari tahun 2011
Beberapa
poin
hasil
sebelum
riset
terbitnya
03/1.02/PPATK/05/15.
Dari
SE-
analisis
hingga
2015
mengalami
peningkatan.
jawaban kuesioner, responden menyebut
Tren pekerjaan utama pihak terlapor pada
205 indikator yang telah digunakan di
umumnya mengikuti tren LTKM, namun
perusahaannya yang menurutnya sesuai
tren yang agak berbeda terlihat pada
dengan indikator dalam SE-03. Ditemukan
PNS, Pegawai BI/BUMN/BUMD (termasuk
ternyata 177 indikator atau 86% telah
pensiunan), pelajar/mahasiswa, TNI/POLRI
sesuai dengan SE-03. Sedangkan untuk
(termasuk pensiunan), pejabat lembaga
indikator
legislatif
yang
tidak
termasuk
dalam
dan
pemerintah,
profesional
SE-03, responden menyebutkan sekitar
dan konsultan, pengajar dan dosen, dan
49 indikator. Pada saat wawancara, 20
pegawai bank, di mana profil-profil tersebut
responden
justru mengalami peningkatan dari tahun
menyebutkan
21
indikator
transaksi keuangan mencurigakan yang digunakan di perusahaannya. Indikator
2014 ke 2015. Indikasi tindak pidana di bidang pasar
wawancara
modal memiliki tren yang menurun dari
umumnya tidak termasuk dalam SE-03.
tahun 2011 ke 2012, lalu naik lagi antara
Indikator transaksi keuangan mencurigakan
tahun 2012 ke 2013, dan menurun dari
yang
tahun 2013 hingga 2015. Tindak pidana
yang
disebutkan
diperoleh
dalam
dari
kuesioner
dan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 117
117
23/01/2017 2:42:58 PM
korupsi
dan
tindak
pidana
di
bidang
Tindak
Pidana
Pencucian
Uang
pasal
yang
41 ayat 1 huruf b yaitu menetapkan
fluktuatif dari 2011 ke 2015. Penyuapan
pedoman identifikasi Transaksi Keuangan
menampakkan tren turun antara 2011
Mencurigakan,
hingga 2015. Penggelapan tampak secara
pula dalam rekomendasi 34 FATF.
perpajakan
menunjukkan
tren
Dalam
umum memiliki tren naik dari tahun 2011
sebagaimana
rangka
tercantum
menghadapi
Mutual
hingga 2013, namun tidak mengalami
Evaluation Tahun 2017, PPATK berupaya
kenaikan atau penurunan antara tahun
untuk
2013 hingga 2015.
nomor 20 dan 34 serta Immediate Outcome 4
G. Indikator Transaksi Keuangan Mencurigakan Berdasarkan Putusan Pengadilan Atas Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang
mendukung
tersebut,
rekomendasi
dengan
melakukan
FATF Riset
Tipologi Semester I Tahun 2016 dengan judul
“Indikator
Transaksi
Keuangan
Mencurigakan Berdasarkan Data Putusan Pengadilan Atas Perkara Tindak Pidana Pencucian Uang Tahun 2005 -2015” yang dilakukan menggunakan basis data dari putusan pengadilan atas perkara tindak
Penyedia Jasa Keuangan (PJK) yang
pidana pencucian uang selama periode
merupakan bagian dari rezim anti pencucian
tahun 2005 hingga tahun 2015 sesuai
uang di Indonesia memiliki kewajiban untuk
dengan
melaporkan transaksi yang dicurigai berasal
Tipologi Semester I Tahun 2014, Riset
dari hasil kejahatan atau tindak pidana
Tipologi Semester I Tahun 2015, Riset
maupun yang terkait dengan pendanaan
Tipologi Semester I Tahun 2016 serta data
terorisme kepada unit intelijen keuangan
tambahan berupa hasil kuesioner serta
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
wawancara kepada pihak pelapor dalam
Keuangan (PPATK)
rangka mengetahui Indikator Transaksi
sebagai upaya untuk
putusan
pada
Riset
uang
Keuangan Mencurigakan Berdasarkan Data
lebih dini. Sebagaimana tercantum dalam
Putusan Pengadilan Atas Perkara Tindak
rekomendasi 20 FATF serta immediate
Pidana Pencucian Uang.
mendeteksi
kegiatan
pencucian
outcome 4 pada Methodology for Assessing Technical
Compliance
with
the
FATF
Berdasarkan pengadilan
data
tersebut
yang
terdiri
TPPU. Berdasarkan penelitian ini tim riset
seperti lembaga keuangan, penyedia barang
dapat mengidentifikasi sebanyak 36 (tiga
dan jasa dan profesi diharapkan untuk
puluh enam) indikator transaksi keuangan
menerapkan upaya pencegahan pencucian
mencurigakan yang terdapat pada Putusan
uang
terorisme
Pengadilan dan/atau LTKM dan HA terkait
sesuai dengan risikonya dan melaporkan
tindak pidana pencucian uang. Di antara
transaksi keuangan mencurigakan. Sejalan
indikator-indikator tersebut terdapat 13
dengan kewajiban PJK tersebut, Pusat
(tiga belas) indikator yang belum tercantum
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
dalam Surat Edaran Kepala PPATK No: SE-
(PPATK)
03/1.02/PPATK/05/15. Adapun beberapa
memiliki
kewenangan 8
tahun
sesuai 2010
tentang Pencegahan dan Pemberantasan
yang
atas
AML/CFT Systems, dimana pihak pelapor
pendanaan
putusan
putusan
sejumlah
maupun
137
register
Recommendations and the Effectiveness of
Undang-undang Nomor
118
register
terbukti
indikator tersebut diantaranya yaitu: a. Pengguna jasa melakukan transaksi
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 118
23/01/2017 2:42:58 PM
setor tunai via mesin setor tunai/
i.
Transaksi merchant melalui mesin EDC
Cash Deposit Machine (CDM) dengan
dominan dilakukan secara offline dan
frekuensi
yang
dilakukan bukan di lokasi merchant
signifikan yang dilakukan dalam jangka
berada lalu dana masuk atas transaksi
waktu yang berdekatan;
pada
tinggi
b. Pengguna
dan
jasa
menjaminkan
jumlah
menggagunkan/
sertifikat
tanah
dan
rekening
ditarik
tunai
merchant dalam
tersebut
waktu
yang
berdekatan;
untuk
j. Terdapat transaksi pemindahbukuan
pengajuan kredit dimana setelahnya
ke rekening pengguna jasa di luar hari
pengguna jasa tidak pernah membayar
operasional bank dengan nilai yang
cicilan atas kredit tersebut;
signifikan tanpa keterangan yang jelas;
bangunan
sebagai
jaminan
c. Pengguna jasa menerima dana dalam jumlah
besar
dari
rekening
pertama
kemudian
rekening
atasnama
pihak
ditransfer pihak
ke
pertama
tersebut di bank lain dengan nilai yang pengguna
jasa
dan frekuensi tinggi yang dilakukan di beberapa lokasi cabang dalam jangka waktu yang berdekatan; l. Transaksi rekening
sama dalam waktu berdekatan; d. Transaksi
k. Penarikan tunai dalam jumlah besar
dominan
melalui setoran tunai yang dananya bersumber dari penarikan cek dari
masuk dengan
dari
beberapa
frekuensi
tinggi
dengan kode tertentu yang tidak sesuai dengan profil pengguna jasa Rekening m.
pengguna
jasa
individu
dominan menerima transaksi masuk
rekening kas daerah; e. Pengguna jasa menerima dana dalam
(kredit)
dari
rekening
perusahaan
jumlah besar dari beberapa rekening
tempat pengguna jasa bekerja dengan
tertentu diikuti dengan transaksi dana
nilai yang signifikan serta transaksi
keluar dengan frekuensi tinggi yang
dari banyak pihak dengan keterangan
dominan melalui ATM maupun internet
transaksi yang tidak sesuai dengan
banking ke banyak rekening hingga
profil individu.
batas
nominal
tertentu
dilakukan Berdasarkan hasil penelitian ini, tim
secara berulang; f. Pengguna jasa melakukan transaksi
riset menemukan bahwa profil pekerjaan
dengan para pihak yang sudah menjadi
yang paling dominan terkait dengan tindak
terpidana /terdakwa /tersangka
pidana pencucian uang adalah pegawai
dengan frekuensi tinggi dan nilai yang
swasta/karyawan,
signifikan;
pelapor yang paling dominan adalah bank.
g. Pengguna jasa melakukan transaksi
sedangkan
pihak
Adapun pola transaksi yang paling dominan
masuk
terkait dengan tindak pidana pencucian
dalam Daftar Pencarian Orang dengan
uang pada putusan pengadilan adalah
dugaan
pemindahbukuan,
dengan
pihak tindak
yang
telah
pidana
tertentu
wilayah
yang
paling
dengan frekuensi tinggi dan nilai yang
dominan terjadi tindak pidana pencucian
signifikan;
uang pada data putusan pengadilan adalah
h. Pengguna Jasa melakukan penarikan
DKI Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian
dana tunai melalui kartu kredit (gesek
ini diharapkan indikator transaksi keuangan
tunai) hingga batas saldo maksimal;
mencurigakan
yang
teridentifikasi
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 119
119
23/01/2017 2:42:58 PM
dapat menjadi bahan masukan dalam
penyidikan,
penyusunan atau pemutakhiran indikator
secara efektif, proporsional dan beralasan.
transaksi
Selain itu, hasil riset tipologi ini diharapkan
keuangan
mencurigakan
bagi
dapat
Pihak Pelapor.
penuntutan,
memberikan
dan
peradilan
pemahaman
dan
gambaran yang lebih komprehensif terkait
H. Tipologi Pencucian Uang Berdasarkan Putusan Pengadilan Tahun 2015
modus atau tipologi TPPU dengan konstruksi hukum yang lengkap, serta dapat menjadi alat peringatan dini (early warning system) bagi Pihak Pelapor dalam meningkatkan
Dalam
perkembangannya
tindak
deteksi
terhadap
para
pidana pencucian uang semakin kompleks,
pelaku tindak pidana pencucian uang,
melintasi
(cross
sebagaimana diatur dalam Pasal 3, Pasal 4
border) dan menggunakan modus yang
dan Pasal 5 UU No. 8 Tahun 2010 tentang
semakin
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
batas-batas
yurisdiksi
bervariatif,
memanfaatkan
lembaga di luar sistem keuangan, bahkan telah
merambah
ke
berbagai
sektor.
Pidana Pencucian Uang (PPTPPU). Berdasarkan
hasil
Riset
Tipologi
Adapun dampak dari praktek pencucian
Pencucian Uang Semester I Tahun 2016
uang akan berpengaruh terhadap stabilitas
yang dilakukan oleh tim riset PPATK ini
sistem keuangan, ekonomi, sosial dan
diketahui bahwa:
politik. Pada dasarnya proses pencucian
a. Selama periode 2015 terdapat sejumlah
uang melibatkan aktivitas yang sangat
40 putusan perkara pencucian uang
kompleks, mulai dari tahap placement,
yang telah berkekuatan hukum tetap
layering, dan integration.
(inkracht
Sebagaimana
dalam
Rekomendasi
van
melibatkan
gewisjde)
50
orang
perkara
dengan terdakwa.
FATF No.29 menekankan bahwa fungsi
Putusan
Financial Inteligence Unit (FIU), dalam
selama periode 2015 lebih dominan di
hal ini PPATK harus melakukan analisis
Pengadilan Tingkat Pertama (Penga-
operasional dan strategis berdasarkan data
dilan Negeri) sebanyak 20 putusan
dan informasi yang tersedia dan dapat
atau 50 persen yang tersebar di 15
diperoleh termasuk data yang diberikan oleh
Provinsi di Indonesia.
pencucian
uang
otoritas lainnya untuk mengidentifikasi pola
b. Secara umum karakteristik putusan
dan tren pencucian uang dan pendanaan
perkara pencucian uang yang telah
terorisme. Oleh karena itu, Riset Tipologi
berkekuatan hukum tetap (inkracht
Pencucian Uang Semester I Tahun 2016
van gewisjde) selama periode 2015,
menggunakan basis data Putusan Perkara
diantaranya:
Tindak Pidana Pencucian Uang yang telah
c. Profil
terdakwa
yang
dominan
berkekuatan hukum tetap (inkracht van
melakukan tindak pidana pencucian
gewisjde) selama periode 2015.
uang
Hasil
riset
memberikan
ini
diharapkan
gambaran
efektifitas
dapat dari
Immediate Outcome 6 dan Immediate
selama
tahun
2015
yaitu
Pengusaha/Wiraswasta sebanyak 22 terdakwa atau 44 persen. d. Tingkat rentang usia yang dominan
FATF
melakukan tindak pidana pencucian
khususnya mengenai kegiatan penanganan
uang selama periode 2015 yaitu usia
perkara pencucian uang, baik pada tahap
diatas 40 tahun sebanyak 24 orang
Outcome
120
kemampuan
7
dalam
Rekomendasi
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 120
23/01/2017 2:42:58 PM
Transaksi
terdakwa atau 48 persen. e. Tindak pidana asal yang dominan yaitu tindak pidana korupsi sebanyak
Keuangan
Tunai
(LTKT)
PPATK sebanyak 3 terdakwa atau 6 persen dari 50 terdakwa;
25 persen dari 40
c. Adanya keterkaitan database Laporan
putusan, tanpa tindak pidana asal
Transaksi Penyedia Barang dan Jasa
(hanya TPPU) sebanyak 10 putusan
sebanyak 1 terdakwa atau 2 persen
atau 25 persen dan Tindak Pidana
dari 50 terdakwa;
10 putusan atau
d. Tidak adanya keterkaitan database
Penipuan sebanyak 7 Putusan. f. Wilayah
DKI
Jakarta
merupakan
wilayah yang paling dominan dalam pengadilan atas kasus-kasus Tindak
Laporan Transaksi dari/ke Luar Negeri (LTKL) dengan 50 terdakwa; e. Tidak adanya keterkaitan database
Pidana Pencucian Uang yaitu sebanyak
Laporan
Pembawaan
Uang
9 putusan atau 22,50 persen. Kemudian
(LPUT) dengan 50 terdakwa.
Tunai
wilayah Jawa Timur dan Kalimantan Selatan
sebanyak
5
putusan
atau
Berdasarkan Immediate
12,50 persen. g. Berdasarkan basis data putusan perkara
uraian
Outcome
tercantum
dalam
6
pokok
FATF
lainnya
yaitu
FATF
Immediate
pencucian uang tahun 2015 diketahui
Outcome 6.3 yang menyatakan bahwa
bahwa sebanyak 17 putusan atau 43
sejauh mana Hasil Analisis dan diseminasi
persen
dari FIU (dalam hal ini PPATK) mendukung
putusan
perkara
pencucian
uang menghasilkan pengembalian aset
kebutuhan
operasional
untuk korban/perusahaan. Sedangkan
berwenang, berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 9 putusan atau 22 persen
diketahui adanya keterkaitan data putusan
putusan perkara pencucian uang yang
perkara
menghasilkan perampasan aset untuk
berkekuatan hukum tetap (inkracht van
negara.
gewisjde) selama periode 2015 dengan
pencucian
otoritas
uang
yang
yang
telah
putusan
Hasil Analisis (HA) dan Hasil Pemeriksaan
perkara pencucian uang tahun 2015,
(HP) PPATK yang rinciannya menunjukan
diketahui
bahwa:
h. Berdasarkan
basis
hukuman
data pidana
penjara
yang diterima oleh terdakwa paling
a. Terdapat
sebanyak
11
putusan
rendah atau minimal selama 8 bulan
atau 27,5 persen dari 40 putusan
dan maksimal selama 15 tahun.
perkara pencucian uang yang telah berkekuatan
Hasil penelitian ini juga menunjukan
hukum
memanfaatkan
Hasil
dengan
Analisis
PPATK.
database PPATK dengan 50 terdakwa dari
PPATK
40 putusan perkara pencucian uang yang
hukum juga dapat membantu proses
telah berkekuatan hukum tetap selama
pemeriksaan, pengembangan analisis
periode 2015, diantaranya:
dan penagihan pajak (tax collection),
a. Adanya keterkaitan database Laporan
membantu proses audit investigasi,
Transaksi Keuangan (LTKM) sebanyak
serta dapat membantu proses fit and
25 terdakwa atau 50 persen dari 50
proper test di Kementerian/Lembaga
terdakwa;
Pemerintah dalam rangka mewujudkan
selain
Hasil
(HA)
adanya beberapa keterkaitan data antara
b. Adanya keterkaitan database Laporan
Pemanfaatan
tetap
mengenai
Analisis
penegakan
(good public governance).
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 121
121
23/01/2017 2:42:58 PM
b. Terdapat atau
5
sebanyak persen
dari
2
putusan
instrumen transaksi, kelompok industri,
40
putusan
pihak terkait yang digunakan maupun
perkara pencucian uang yang telah
dimanfaatkan
berkekuatan hukum tetap bersumber
uang, serta menunjukan perkembangan
dari Hasil Pemeriksaan (HP) PPATK.
penempatan aset pencucian uang. Dalam
Sebagai
proses
perkembangannya para pelaku pencucian
Pemeriksaan
uang telah menggunakan modus yang
PPATK tahun 2015 masih didominasi
semakin bervariatif dengan memanfaatkan
pada tahap penyelidikan. Selain itu
lembaga di luar sistem keuangan, bahkan
berdasarkan Hasil Pemeriksaan Tahun
telah
2015 terkait Tindak Pidana Pajak telah
sehingga
menghasilkan
informasi
pemanfaatan
sebesar
bahwa
Hasil
dalam
merambah masih
proses
ke
pencucian
berbagai
adanya
sektor,
dinamika
dan
pengembalian
pajak
tantangan bagi Aparat Penegak Hukum
Rp50.000.000.000,-
(lima
dalam penelusuran aset dan pembuktian perkara pencucian uang. Oleh karena itu,
puluh miliar rupiah).
perlu adanya sinergitas dan penyamaan Di riset
dalam
tim
persepsi antar Aparat Penegak Hukum
bahwa
terdapat
dalam upaya mencegah dan memberantas
perkembangan
terkini
hasil
menemukan
beberapa mengenai
penelitian
penggunaan
pola
ini,
transaksi,
tindak
pidana
pencucian
uang
pendanaan terorisme.
PENGEMBANGAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA
S
dan
ejak tahun 2003 sampai dengan 2016, terdapat sebanyak 135
08
Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) yang telah
ditandatangani oleh PPATK. Sejumlah 50 diantaranya merupakan MoU dengan FIU luar negeri serta 85 dengan lembaga/instansi dalam negeri. Khusus di wilayah ASEAN, masih ada 1 negara anggota ASEAN yang belum terikat MoU dengan PPATK, yaitu Laos. TABEL 34. Lembaga / Organisasi Domestik yang telah Memiliki MoU dengan PPATK NO. 1
Bank Indonesia
2 3 4 5
Badan Pengawas Pasar Modal Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
6
Center for International Forestry Research Komisi Pemberantasan Korupsi Kepolisian Negara RI Kejaksaan Agung RI
7 8 9
122
NAMA LEMBAGA / ORGANISASI
TEMPAT Tahun 2003 Jakarta
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Tahun 2004 Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
KETERANGAN Diperbaharui pada 18 Maret 2010 dan 5 Maret 2015 (disertai Perjanjian Kerjasama) Diperbaharui pada 19 Oktober 2011
Diperbaharui pada 12 Februari 2015 Diperbaharui pada 18 April 2011 Diperbaharui tanggal 18 April 2011
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 122
23/01/2017 2:42:59 PM
NO.
NAMA LEMBAGA / ORGANISASI
10
Departemen Kehutanan
11
Badan Pemeriksa Keuangan
12
Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan Komisi Yudisial Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Direktorat Jenderal Imigrasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Badan Narkotika Nasional Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Darussalam
13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23
Universitas Surabaya STIE Perbanas Surabaya Universitas Gadjah Mada Badan Pengawas Pemilu Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
24 25 26 27
Universitas Jenderal Soedirman Badan Pertanahan Nasional Universitas Andalas Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Universitas Hasanuddin Institut Teknologi Bandung Universitas Diponegoro Lembaga Penjamin Simpanan Universitas Muhammadiyah Surakarta Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan Universitas Indonesia Universitas Jember
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
42 43 44 45
46 47 48
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Universitas Padjajaran Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Universitas Mataram Universitas Syiah Kuala Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Kementerian Perhubungan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Universitas Pattimura Universitas Indonesia & Bank Indonesia (terkait pendirian Pusat Kajian TPPU di UI) Ombudsman Universitas Sriwijaya Universitas Udayana
TEMPAT Tahun 2005 Jakarta Tahun 2006 Jakarta Tahun 2007 Jakarta
KETERANGAN
Diperbaharui pada 24 Februari 2015
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Banda Aceh Tahun 2008 Jakarta Surabaya Yogyakarta Jakarta Jakarta
Diperbaharui pada 14 Oktober 2011
Diperbaharui pada 7 Juli 2010
Tahun 2009 Purwokerto Jakarta Padang Jakarta Makassar Bandung Semarang Jakarta Solo Jakarta
Diperbaharui pada 16 Juni 2015
Jakarta Jakarta Tahun 2010 Jakarta Bandung Jakarta Mataram Banda Aceh Jakarta Tahun 2011 Jakarta Jakarta Ambon Jakarta
Jakarta Palembang Denpasar
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 123
123
23/01/2017 2:42:59 PM
NO. NAMA LEMBAGA / ORGANISASI 49 PT. Pertamina (Persero) 50 Universitas Bina Nusantara 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
62 63 64 65 66 67 68 69
70 71 72
73 74 75 76
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
124
Universitas Esa Unggul Universitas Sumatera Utara Universitas Airlangga Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Universitas Lambung Mangkurat Universitas Cenderawasih Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Satgas REDD NCB Interpol Indonesia Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi LPSE Kementerian Keuangan Sisminbakum DJ AHU Otoritas Jasa Keuangan Kementerian Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil RSUP Fatmawati Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Perjanjian Kerjasama) Komisi Pemilihan Umum KPU, Bawaslu, KPK, KIP (terkait Keputusan Bersama Pembentukan Gugus Tugas Pemilu 2014) Badan Pengawasan Obat dan Makanan PT. Indonesia Power PT. PLN (Persero) Inspektorat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Kementerian Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Kementerian Pemuda dan Olahraga PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk. (SCTV, Indosiar, dan liputan6.com) Kementerian Kesehatan Badan SAR Nasional (BASARNAS) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG)
TEMPAT Jakarta Jakarta Tahun 2012 Jakarta Jakarta Surabaya Jakarta
KETERANGAN
Jakarta Banjarmasin Jayapura Surabaya Jakarta Jakarta Jakarta Tahun 2013 Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Tahun 2014 Jakarta Jakarta Jakarta
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Tahun 2015 Jakarta Jakarta Samarinda Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
Jakarta Tahun 2016 Kementerian Pertahanan Jakarta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jakarta Jasa Pemerintah (LKPP) UIN Alauddin Makassar Gowa
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 124
23/01/2017 2:42:59 PM
NO. NAMA LEMBAGA / ORGANISASI TEMPAT 89 Badan Intelijen Negara (BIN) Jakarta 90 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Jakarta Menengah 91 Kesepakatan Bersama antara Jakarta Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan PPATK
KETERANGAN
TABEL 35. FIU yang telah Memiliki MoU dengan PPATK NO.
NEGARA (FIU)
Tahun 1 2 3 Tahun 4 5 6 Tahun 7
2003 Thailand Malaysia Korea Selatan 2004 Australia Filipina Rumania 2005 Belgia
8 9 10 11
Italia Polandia Spanyol Peru
Tahun 2006 12 Republik Rakyat Tiongkok 13 Meksiko 14 Kanada 15 16
Myanmar Afrika Selatan
17 18
Kepulauan Cayman Jepang
Tahun 19 20 21 22
2007 Bermuda Mauritius Selandia Baru Turki
23 Tahun 24 25 26 27
Finlandia 2008 Georgia Kroasia Moldova Amerika Serikat
28
Brunei Darussalam
TEMPAT Bangkok Malaysia Jakarta Bali Brunei Darussalam Bucharest Jakarta Brussels Roma Washington Washington Sofia Jakarta Jakarta Limassol – Siprus Ottawa Jakarta Jakarta Jakarta Pretoria Grand Cayman Jakarta Tokyo Bermuda Bermuda Jakarta Ankara Jakarta Helsinki
NO.
NEGARA (FIU)
Tahun 29 30 31 32 33 Tahun 34
2009 Bangladesh Senegal Sri Lanka Makau Kepulauan Fiji 2010 Kepulauan Solomon 35 Qatar 36 Uni Emirat Arab 37 Vietnam Tahun 2011 38 India 39 Belanda 40 Luksemburg 41 Arab Saudi 42 Samoa Tahun 2012 43 Ukraina 44 Rusia Tahun 2013 45 Kazakstan 46 Singapura Tahun 47 48 49 Tahun 50 Tahun 51 52
2014 Timor Leste Inggris Jordania 2015 Kamboja 2016 Tajikistan Laos
TEMPAT Jakarta Jakarta Doha Brisbane Brisbane Wollonggong Cartagena Cartegena Jakarta New Delhi Aruba Yerevan – Armenia Yerevan – Armenia Yerevan – Armenia Saint Petersburg Saint Petersburg Astana Singapura Jakarta Dili London Amman Jakarta Jakarta Bali
Georgia Jakarta Seoul Jakarta Washington Jakarta
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 125
125
23/01/2017 2:42:59 PM
ASISTENSI DAN PELATIHAN BERSAMA PENEGAK HUKUM
09
1. Data jumlah Asistensi kepada Penegak Hukum PPATK
telah
menyelenggarakan
asistensi atau pendampingan penanganan perkara TPPU kepada penegak hukum di daerah sejumlah 12 (dua belas) kali pada tahun 2016 sebagai berikut: a) Asistensi ke Sumatera Selatan pada 27-29 Januari 2016; b) Asistensi ke Sulawesi Selatan pada 1820 Februari 2016; c) Asistensi ke Jawa Tengah pada 10-11 Maret 2016; d) Asistensi ke Sumatera Selatan pada 4-6 April 2016; e) Asistensi ke Jawa Timur pada 20-22 April 2016; f) Asistensi ke Kepulauan Riau pada 9-11 Juni 2016; g) Asistensi ke Sumatera Selatan pada 1-3 Agustus 2016; h) Asistensi ke Kepulauan Riau pada 18-
2. Data jumlah kegiatan Pelatihan Bersama Penanganan Perkara TPPU PPATK
telah
menyelenggarakan
kegiatan Pelatihan Bersama Penanganan Perkara TPPU di daerah dengan melibatkan peserta dari instansi sebagai berikut: a) Hakim pada Pengadilan Tinggi b) Penyidik pada Kepolisian Daerah c) Jaksa pada Kejaksaan Tinggi d) Penyidik PNS (PPNS) pada Kantor Wilayah Ditjen Bea dan Cukai e) PPNS pada Kantor Wilayah Ditjen Pajak f) Penyidik/PPNS pada Badan Narkotika Nasional Provinsi; dan g) Staf bagian hukum dan/atau kepatuhan dari kantor cabang Bank Umum di daerah dan bank lokal.
20 Agustus 2016; i)
Asistensi ke Kalimantan Barat pada 3031 Agustus 2016;
j) Asistensi ke Nusa Tenggara Barat pada 6-8 Oktober 2016; k) Asistensi ke Kalimantan Selatan pada
Adapun
kegiatan
pelatihan
telah
diselenggarakan sejumlah 1 (satu) kali pada 2016, yaitu Pelatihan di Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam pada 6-8 April 2016.
27-29 Oktober 2016; dan l)
Asistensi ke Papua pada 30 November-2 Desember 2016.
126
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 126
23/01/2017 2:42:59 PM
DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI
P
10
eranan teknologi informasi sangatlah
tata kelola TI yang baik dan kokoh, dimana
vital bagi pelaksanaan tugas Pusat
Pusat Teknologi Informasi telah melakukan
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
self-assessment dalam mengukur Indeks
Sebagai satu bagian tak terpisahkan dari
Tata Kelola TI, Indeks KAMI dan penetration
seluruh rangkaian fungsi organisasi, bidang
test pada aplikasi yang dianggap kritikal
teknologi informasi dijalankan berdasarkan
dalam pelaksanaan tugas.
arahan
strategis
bersama
yang
sebagaimana
dikonsolidasikan tertuang
dalam
Layanan-layanan
berbasis
informasi terus dikembangkan pada tahun
Rencana Kerja Pusat Teknologi Informasi
2016 ini, antara lain :
PPATK Tahun 2016 yang menggambarkan
1. Aplikasi
usaha
dalam
pengembangan
rangka sistem
anti
pemangku
dalam
rangka
Pem-
pencucian
Kanwil Bea dan Cukai Kementrian
kepentingan
lainnya, selain pula dilakukan penguatan internal
Laporan
bawaan Uang Tunai Lintas Batas oleh
pengawas dan pengatur, aparat penegak dan
Monitoring
melakukan
uang baik untuk pihak pelapor, lembaga hukum,
teknologi
pengembangan
layanan SDM berbasis teknologi informasi. Pengggunaan teknologi informasi di
Keuangan 2. Aplikasi Pelaporan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan untuk Tindak Pidana Pencegahan Terorisme 3. Modul Penilaian (scoring) dan Log Management Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan
PPATK akan memainkan peran penting
4. Replikasi data critical secara real-time.
dalam merealisasikan tujuan PPATK dalam
5. Pelaksanaan
melakukan
pengumpulan,
analisis
dan
diseminasi data dalam rezim anti pencucian
simulasi
Business
Countinuity Plan dengan pemulihan data pelaporan dan analisis real-time.
uang dan pencegahan pendanaan terorisme
6. Assessment Center untuk pengukuran
yang inovatif melalui pemilihan teknologi
potensi kerja pegawai dan penyesuaian
tepat guna, dan dapat terimplementasi
Aplikasi Sistem Pengukuran Kinerja.
secara
optimal.
Melalui
TI
pula
akan
tercipta layanan untuk sumberdaya internal
7. Re-design Website PPATK. 8. Jaringan Dokumentasi dan Informasi
dalam melakukan pengukuran kinerja serta
Hukum
kemampuan dari masing-masing pegawai
rekomendasi Kementrian Hukum dan
sehingga
HAM.
pengembangan
sumberdaya
yang
disesuaikan
dengan
manusia di PPATK dapat lebih terarah. Pengelolaan teknologi informasi yang demikian kompleks membutuhkan suatu
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 127
127
23/01/2017 2:42:59 PM
REALISASI ANGGARAN DAN CAPAIAN KINERJA
11
TABEL 36. Realisasi Penyerapan Anggaran PPATK Tahun 2016 Unit / Subunit 01
Pagu Anggaran (Rp.)
Realisasi Anggaran (Rp.)
Sisa Anggaran (Rp.)
Realisasi (%)
Sekretariat Utama
169.439.453.000
123.572.660.033
45.866.792.967
72,93
112.405.696.000
109.834.844.367
2.605.182.633
97,71
53.850.665.000
51.436.803.203
2.431.228.927
95.49
0101
Biro Umum
0102
Biro Perencanaan dan Keuangan
0103
Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Tata Laksana
3.183.092.000
2.736.672.874
451.771.026
85.81
Deputi Pencegahan
5.534.202.000
4.384.798.200
1.149.403.800
79,23
02 0201
Direktorat Pelaporan
1.800.000.000
1.707.286.215
101.858.685
94,34
0202
Direktorat Pengawasan Kepatuhan
1.500.000.000
1.409.662.550
102.938.950
93,14
0203
Direktorat Hukum
03
Deputi Pemberantasan
2.234.202.000
2.050.562.200
204.627.000
90,84
12.300.297.000
10.564.795.104
1.735.501.896
85,89
0301
Direktorat Analisis Transaksi
1.150.000.000
1.094.372.178
72.863.198
93,66
0302
Direktorat Pemeriksaan dan Riset
7.423.148.000
6.997.059.304
523.448.319
92,95
0303
Direktorat Kerjasama dan Humas
3.727.149.000
3.252.072.363
500.477.967
86,57
16.500.000.000
15.008.235.700
1.492.229.700
90,96
434.414.000
379.751.966
57.588.061
86.74
204.208.366.000
195.907.322.920
8.544.214.466
95,94
04
Pusat Teknologi Informasi
05
Inspektorat JUMLAH
TABEL 37. Capaian Kinerja PPATK Tahun 2016 Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Sasaran Strategis Narasi
128
Tahun 2016 Target IKSS
Realisasi IKSS
Capaian IKSS (%)
Capaian IKSS yang diakui (%)
Meningkatnya persepsi publik terhadap pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
1
Indeks persepsi TPPU dan pendanaan terorisme
5,0 Indeks
5,21 Indeks
104,20%
104,20%
Meningkatnya tindak lanjut atas rekomendasi pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
2
Persentase rekomendasi PPATK dalam pencegahan dan pemberantasan TPPU dan pendanaan terorisme yang ditindaklanjuti
85%
100%
117,65%
117,65%
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 128
23/01/2017 2:42:59 PM
3
Persentase rekomendasi FATF yang diadopsi dalam kebijakan domestik
40%
59%
147,50%
120%
4
Persentase rekomendasi National Risk Assessment (NRA) yang ditindaklanjuti
40%
55,56%
138,90%
120%
Meningkatnya pengungkapan kasus Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
5
Persentase peningkatan pengungkapan kasus TPPU dan pendanaan terorisme di Indonesia
10%
14,29%
142,86%
120%
Meningkatnya efektivitas kerja sama pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
6
Persentase kerja sama yang ditindaklanjuti
100%
92%
91,80%
91,80%
Meningkatnya kualitas hasil riset Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
7
Tingkat kualitas hasil riset TPPU dan pendanaan terorisme
3,25 Indeks
3,39 Indeks
104,31%
104,31%
Meningkatnya hasil analisis, hasil pemeriksaan dan informasi yang ditindaklanjuti
8
Jumlah Hasil Analisis, Hasil Pemeriksaan, dan informasi yang ditindaklanjuti
181 Laporan
395 laporan
218,23%
120%
Meningkatnya kepatuhan pelaporan
9
Persentase laporan dari pihak pelapor yang memenuhi standar pelaporan
95%
97,83%
102,98%
102,98%
10
Indeks kepatuhan pihak pelapor
4,0 Indeks
5 Indeks
125%
120%
Meningkatnya kemampuan Pihak Pelapor dan aparat penegak hukum dalam pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
11
Persentase kelulusan peserta pelatihan
100%
N/A
N/A
N/A*
Terpenuhinya produk hukum pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme
12
Persentase pemenuhan produk hukum TPPU dan pendanaan terorisme
100%
100%
100%
100%
Meningkatnya keandalan sistem teknologi informasi PPATK
13
Indeks tata kelola teknologi informasi PPATK
2,75 Indeks
2,81 Indeks
102%
102%
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia PPATK
14
Persentase pegawai PPATK yang memiliki penilaian prestasi kerja pegawai baik
100%
N/A
N/A
N/A**
Meningkatnya kualitas manajemen kinerja PPATK
15
Nilai AKIP PPATK
Nilai A
N/A
N/A
N/A***
Terwujudnya reformasi birokrasi PPATK yang efektif
16
Nilai pelaksanaan reformasi birokrasi PPATK
Nilai 70
N/A
N/A
N/A****
Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan keuangan PPATK
17
Opini BPK
Opini WTP
WTP
100%
100%
Rata-rata Capaian Kinerja
122,74%
109,47%
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 129
129
23/01/2017 2:42:59 PM
2016
LAPORAN TAHUNAN
MANAJEMEN SUMBER DAYADAYA MANUSIA MANAJEMEN SUMBER MANUSIA
12
1. Sumber Daya Manusia Untuk dapat mendukung penyelenggaraan rezim anti pencucian uang di
1. Sumber Daya Manusia
Indonesia yang memiliki prospek jenis laporan yang beragam dan jumlah pihak Untuk dapat mendukung penyelengdibutuhkan modal Sumber Daya Manusia pelapor yang kaya dan bervariasi, baik dari sisi wilayah geografis, produk/jasa garaan rezim anti pencucian uang di yang kompeten dan profesional. Oleh karena keuangan, profil dan tipologi, maka dibutuhkan modal Sumber Daya Manusia Indonesia yang memiliki prospek jenis itu guna mencapai tujuan dan sasaran yang yang yang kompeten dan dan profesional. Oleh karena guna mencapai dan oleh laporan beragam jumlah pihak telah itu ditetapkan, PPATK tujuan didukung sasaran yang telah oleh manusia sumber daya manusia pelapor yang kaya danditetapkan, bervariasi, PPATK baik didukung sumber daya sejumlah 362 (tiga 362 (tigageografis, ratus enamproduk/ puluh dua)ratus pegawai, sebagai darisejumlah sisi wilayah enamdengan puluh komposisi dua) pegawai, dengan jasa keuangan, profil dan tipologi, maka berikut:
komposisi sebagai berikut:
a. Berdasarkan Jenis Pegawai a. Berdasarkan Jenis Pegawai Pegawai Tetap Pegawai Kontrak Pegawai Bank Indonesia PNS Kejaksaan Agung Kepolisian Republik Indonesia PNS Kementerian Keuangan PNS BPKP PNS LAN PNS BPPT PNS ANRI PNS Kementerian Hukum dan HAM
208 102 13 13 11 9 2 1 1 1 1 0
50
100
150
200
250
Berdasarkan Jenis Pegawai
b. Berdasarkan Unit Kerja b. Berdasarkan Unit Kerja 10
Pusat Teknologi Informasi
29 24 30
Direktorat Pemeriksaan dan Riset Direktorat Hukum
16 21 24 18 18
Direktorat Pelaporan Biro Perencanaan dan Keuangan Pimpinan
36
131
5 0
20
40
60
80
100
120
140
Berdasarkan Unit Kerja
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
130
165
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 130
23/01/2017 2:43:00 PM
2016 2
LAP PORAN TAHUN NAN
c. Berdas sarkan Pen ndidikan
2016 2
LAP PORAN TAHUN NAN
c. Berdas sarkan Pen ndidikan
3Berdasarkan c. S3 Pendidikan 3 S2 2 S3 3
6 60
3
S1/D4 4 S2 2
178
6 60
D3 3 S1/D4 4
40
D1 1 D3 3
6
SMA A D1 1
178
40 75
6 50
SMA A0
00 75 10 Berdasarkan Pendidikan B 00 10
50
0
150
200
150
200
Berdasarkan Pendidikan B
sarkan Pan ngkat dan Golongan d. Berdas
d. Berdasarkan Pangkat dan Golongan
ngkat dan Golongan d. Berdas 173 3sarkan Pan
33
30
PNS
Bank Indonesia
Pusat Peelaporan dan Analisis T Transaksi Keeuangan
Pusat Peelaporan dan Analisis T Transaksi Keeuangan
Brigjen
AKBP
1
1
Brigjen
Kepolisian
1
1
AKBP
Kompol
4
1
Kompol
AKP
2
1
AKP
Iptu
1
Iptu
Ipda
Brigadir
1
Ipda
Bank Indonesia
2
4
2
1
Brigadir
1
1
G.VIII
G.VII
4
G.VIII
2
1
G.VII
5
G.VI
4
G.VI
1
G.V
G.IV
Gol. IV
5
1
G.V
PNS
Gol. IV
Gol. III
30
G.IV
33
Gol. II
0
173 3
Gol. III
160 180 140 160 120 140 100 120 80 100 60 80 40 60 20 40 0 20
Gol. II
180
Kepolisian
166
166
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 131
131
23/01/2017 2:43:00 PM
2. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
SDM PPATK yang berpotensi untuk mengisi posisi kunci pada organisasi serta mencetak
Tahun 2015 Indeks Reformasi Birokrasi PPATK mendapatkan nilai 67,60 (B), naik dibandingkan
nilai
tahun
2014
yaitu
calon pemimpin potensial di masa yang akan datang. Perencanaan
SDM
merupakan
61,00. Saat ini PPATK sedang menyiapkan
modal penting untuk menjaga eksistensi
langkah-langkah
diantaranya
PPATK agar terus berperan aktif dalam
dengan melakukan penyusunan Roadmap
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Reformasi
Pidana Pencucian Uang dan Pendanaan
evaluasi
perbaikan,
Birokrasi struktur
2015
–
organisasi
2019,
dan
tata
Terorisme.
Hal
ini
dibuktikan
dengan
kerja, pengembangan pegawai berbasis
dianugerahkannya
kompetensi, serta peningkatan layanan
Pemenang Peringkat kedua terbaik Badan
PPATK
Kepegawaian Negara Award Tahun 2016
terhadap
tersebut
stakeholders.
diharapkan
akan
Upaya
mengubah
birokrasi di lingkungan PPATK menjadi tangguh dan berkelas dunia, meningkatkan pelayanan publik yang prima, serta mampu menjadi pemicu perubahan bagi pihak-
PPATK
sebagai
kategori Perencanaan Kepegawaian.
4. Peningkatan Kualitas Kelembagaan Dalam
rangka
mewujudkan
pihak yang bekerja bersama dengan PPATK
kelola
dalam menciptakan rezim anti pencucian
governance)
uang.
kebijakan reformasi secara nasional serta
sesuai
meningkatkan
3. Peningkatan Kualitas Kepegawaian Pelaksanaan
pemerintahan
yang
baik
tata
dengan
efektifitas
arah
(good dan
pembangunan
rezim anti pencucian uang dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak SDM
pidana pencucian uang dan pendanaan
PPATK bertujuan untuk mencetak SDM
terorisme di Indonesia, PPATK tengah
yang unggul, profesional dengan tetap
melakukan
menjunjung
dan
pada penyempurnaan tugas dan fungsi
idealisme sebagai aparatur sipil negara.
serta penyusunan struktur organisasi Pusat
Searah dengan kebijakan pengembangan
Pendidikan dan Pelatihan Anti Pencucian
SDM Aparatur yang berbasis kompetensi,
Uang
beberapa upaya telah dilakukan untuk
ini Rancangan Peraturan Presiden dan
memastikan kualitas dan kualifikasi Sumber
Peraturan Kepala PPATK tentang Organisasi
Daya
PPATK,
dan Tata Kerja PPATK sedang dalam tahap
pelatihan
finalisasi di Kementerian Pendayagunaan
tinggi
Manusia
diantaranya
Pengembangan
di
nilai
integritas
lingkungan
pendidikan
dan
teknis substansi, bimbingan teknis serta
dan
reorganisasi
Pendanaan
yang
berfokus
Terorisme.
Saat
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
in-house training. Selain itu PPATK juga telah melaksanakan assessment pegawai dan pejabat sehingga telah didapatkan peta
kekuatan
pegawai.
Selanjutnya
menindaklanjuti hasil asesmen tersebut, PPATK sedang melakukan
pembuatan
talent management. Diharapkan proses tersebut dapat mengembangkan talenta
132
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 132
23/01/2017 2:43:00 PM
UMUM
13
Bagian Ketatausahaan
pada LPSE Kementrian Keuangan dengan total pengadaan melalui lelang sebanyak 29
Pejabat Pembuat Komitmen dengan
Paket Pengadaan Langsung sebanyak 107
Desember 2016, Pejabat Pembuat Komitmen
Paket, dan Pengadaan Melalui E Katalog
telah melakukan penandatanganan kontrak
sebanyak 9 Paket.
Pada
Tahun
2016
sampai
pengadaan barang dan jasa sejumlah 166
Pada tahun 2016 Unit Layanan Peng-
kontrak dan penerbitan SPP sebanyak 1780
adaan PPATK memperoleh pengharagaan
SPP.
dari LKPP berupa LKPP Award : Komitmen eProcurement 100%.
Unit Kearsipan PPATK
Pada tahun 2016 unit kearsipan PPATK telah melakukan beberapa kegiatan dalam rangka meningkatkan kualitas tata kelola arsip dengan kegiatan : 1. Sosialisasi Pemberkasan Arsip Aktif 2. Penataan Record Center 4. Penyusutan Arsip 5. Akreditasi Unit Kearsipan tingkat
kegiatan
kepatuhan
TABEL 38. Neraca BMN Uraian
Kuantitas
tersebut
terhadap
didapat pedoman
kearsipan PPATK pada semester I Tahun 2016 dengan indeks 3.9. Selain itu, diinformasikan Unit Kearsipan PPATK telah berhasil memperoleh Predikat “Sangan Baik” A dengan nilai 89,85 (Nilai Terbesar pada Akreditasi Unit Kearsipan se Indonesia) untuk Akreditasi Unit Kearsipan
Nilai (dalam Rupiah)
Tanah
19.658 M2
Peralatan dan Mesin
6.175 Unit
73.718.422.821
3 Unit
78.498.080.257
Jalan dan Jembatan
1 Unit
542.646.198
Aset Tetap Lainnya
15 Unit
252.915.847
Gedung dan Bangunan
3. Sosialisasi Arsip Vital
Dengan
BMN
Aset Tetap Yang Tidak Digunakan dalam kegiatan operasional
227 Unit
80.978.000.000
3.789.173.949
Bagian Kerumahtanggan Pada Tahun 2016, bagian kerumahtanggaan melakukan sejumlah pemeliharaan besar berupa pergantian 12 unit Chiller dan pergantian sparepart Lift untuk menunjang operasional PPATK.
pada Rapat Pleno Majelis Pertimbangan Akreditasi kearsipan pada
21 November
2016.
Bagian Perlengkapan ULP Sesuai dengan RUP Tahun 2016 yang ditetapkan, Unit Layanan Pengadaan PPATK selama tahun 2016 telah melaksanakan lelang/seleksi
melalui
lelang
elektronik
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 133
133
23/01/2017 2:43:00 PM
PENGAWASAN INTERNAL
T
untutan masyarakat atas terwujudnya
direncanakan
good governance telah mendorong
kinerja dalam pelaksanaan program kerja
dengan
hasil
adanya konsekuensi logis perlunya berbagai
Inspektorat sebagai berikut :
upaya dan kerja keras dari semua jajaran
1. Audit
penyelenggaraan
pemerintahan
dalam
Kinerja,
pencapaian
mencakup
audit
terhadap sistem pengendalian untuk
rangka memperbaiki dan meningkatkan
memastikan
kinerjanya secara profesional termasuk
kebijakan,
didalamnya
organisasi serta memastikan aspek
jajaran
PPATK.
Inspektorat
ketaatan prosedur
dan
tujuan
ekonomis,
internal Pemerintahan memiliki peranan
Selama
yang sangat strategis dalam mewujudkan
melakukan audit kinerja terhadap 4
good governance di lingkungan PPATK.
obyek audit dan 12 kegiatan reviu.
Inspektorat
tahun
2016
2. Audit
efektifitas
terhadap
sebagai unit yang melakukan pengawasan
Kinerja
tahun
2016,
dengan
dan
efisiensi.
PPATK
tujuan
telah
tertentu,
didasarkan pada program kerja tahunan
dilakukan untuk memeriksa pengaduan,
yang mengacu pada arah dan strategi yang
pencarian dan pengumpulan bukti-
telah dirumuskan dalam Rencana Strategis
bukti yang terkait dengan penerapan
PPATK
2015-2019.
kode etik kepegawaian PPATK. Audit
Terdapat dua arah dan kebijakan strategis
ini ditujukan untuk memastikan bahwa
yang relevan dengan tugas pokok dan
3. kode etik dan peraturan kepegawaian
jangka
menengah
fungsi Inspektorat yaitu :
telah dipatuhi oleh pejabat maupun
1) Peningkatan tata kelola dan proses
pegawai
PPATK.
Atas
informasi
bisnis yang efektif untuk mendukung
pengaduan yang diterima, PPATK telah
tugas, fungsi dan wewenang PPATK
melakukan 1 audit dengan tujuan
(arah kebijakan ke-4); dan
tertentu.
2) Peningkatan tata kelola keuangan untuk menjamin
kelancaran
pembiayaan
4. Monitoring
dan
Evaluasi,
sejalan
dengan kompleksitas pelaksanaan tugas
dan
PPATK, dirasakan perlu untuk diperoleh
wewenang PPATK, serta tercapainya
jaminan pelaksanaan kegiatan melalui
tingkat akuntabilitas pengelolaan APBN
monitoring
yang baik (arah kebijakan ke-9).
Kegiatan evaluasi yang telah dilakukan
pelaksanaan
tugas,
fungsi
Dalam rangka mewujudkan aparatur pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab serta bersih dari KKN yang mampu mendorong
peningkatan
kinerja
yang
akuntabel, Inspektorat sepanjang tahun 2016
telah
program
dan
melaksanakan kegiatan
beberapa
yang
dan
evaluasi
kegiatan.
PPATK selama tahun 2016 antara lain
Pelaksanaan Program Kerja
134
14
telah
self assessment sistem AKIP dengan hasil 86.16, Penilaian Mandiri Program Reformasi Birokrasi (PMPRB) dengan hasil 79.90, serta validasi Penilaian Tingkat
Maturitas
Penyelenggaraan
SPIP pada PPATK oleh tim BPKP dengan hasil 2.40 (berkembang). Selain itu, kegiatan monitoring dilakukan untuk
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 134
23/01/2017 2:43:00 PM
memantau pelaksanaan rekomendasi
pembangunan
atas hasil pemeriksaan yang dilakukan
ketentuan yang berlaku.
oleh
pihak
internal
(Inspektorat)
c. Pengelolaan
sesuai
Whistleblowing
System.
ataupun eksternal (BPK). PPATK telah melakukan monitoring terhadap tindak
pusdiklat
Selama tahun 2016, atas informasi
lanjut hasil audit laporan keuangan
pengaduan
PPATK tahun anggaran 2015 dan 2016
banyak 2 (dua) dengan status
yaitu dari 79 rekomendasi terdapat 60
selesai ditindaklanjuti.
rekomendasi yang telah ditindaklanjuti. Selama
tahun
2016,
PPATK
diterima
se-
d. Pelaksanaan verifikasi ijasah ASN PPATK.
telah
Program
melakukan 4 kegiatan monitoring.
yang
kerja
ini
merupakan
bentuk tindak lanjut dari Surat 5. Pengawasan
lainnya,
Edaran
mencakup
Kementerian
kegiatan pengawasan yang merupakan
untuk
arahan
penyelenggaraan
dari
Pimpinan
PPATK
dan
e. Pendampingan
pemerintahan evaluasi
Indeks
Keamanan Informasi.
SDM PPATK terhadap nilai-nilai
Indeks
Keamanan
Kegiatan ini merupakan quality
(KAMI)
merupakan
assurance bagi internal PPATK,
ukuran untuk menilai seberapa
khususnya
dengan
besar tingkat keamanan informasi
Survei
di PPATK. Inspektorat memantau
internal
progress tindak lanjut rekomendasi
menyebarkan
hasil desktop assessment di tahun-
dasar PPATK.
terwujudnya
yang bersih di lingkungan PPATK.
current issue. Kegiatan ini terdiri dari : a. Survei terhadap Persepsi Perilaku
mendukung
PAN-RB
nilai-nilai
berkaitan dasar
efektivitas dilakukan
PPATK.
pengawasan dengan
feedback.
Dari
kuesioner yang telah disampaikan ke pihak pelapor diperoleh hasil
salah
satu
tahun sebelumnya.
kuesioner ke pihak pelapor dan mendapatkan
Informasi
f.
Self assessment Kapabilitas APIP PPATK.
Hasil self assessment Kapabilitas
nilai indeks persepsi nilai dasar
atau
PPATK
dalam menyelenggarakan tugas
sebesar
0.79
dari
nilai
b. Pendampingan
Pembangunan
Gedung Pusdiklat Cimanggis. PPATK,
Inspektorat
dan fungsinya sebagai pengawas
maksimal 0.65.
Menindaklanjuti
kemampuan
arahan
Inspektorat
Kepala
ditugaskan
internal saat ini berada di level 1
menuju
pentingnya
level
2.
peran
Mengingat
APIP
dalam
gerak pelaksanaan pemerintahan,
untuk melakukan pendampingan
diharapkan
pembangunan gedung Pusdiklat
berada pada Level-3 pada tahun
Cimanggis.
2019,
untuk terbatas
Tujuannya
memberikan bahwa
adalah
keyakinan
APIP
sejalan
PPATK dengan
telah target
RPJMN 2015-2019.
pelaksanaan
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 135
135
23/01/2017 2:43:00 PM
Pembentukan h.
g. Penanganan Gratifikasi. Pada
tahun
2016,
PPATK
melaporkan adanya penerimaan gratifikasi
berupa
rangkaian
Unit
Satgas
Pemberantasan Pungli. Di
akhir
tahun
2016
ini,
Inspektorat telah membentuk tim
bunga anggrek dari Liang Jen
Pemberantasan
Chang
sama dengan unit tekait lainnya.
(Representative
Economic
dan
Trade
Taipei Office).
Inspektorat
Pungli
sebagai
bekerja
pendeteksi
Namun demikian, konfirmasi dari
dini melalui Whistleblowing System
KPK laporan tersebut dikecualikan
diharapkan apabila menemukan
karena
hal-hal
masuk
dalam
kategori
terkait
barang yang mudah busuk dan
kelembagaan
cepat rusak.
melakukan
pungli pihaknya
pembinaan
secara akan terlebih
dahulu.
136
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 136
23/01/2017 2:43:00 PM
DAFTAR ISTILAH
15
AKIP
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Aksi PPK
Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Apgakum
Aparat Penegak Hukum
AUSTRAC
Australian Transaction Reports and Analysis Centre
Bappenas
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BBM
Bahan Bakar Minyak
Bawaslu
Badan Pengawas Pemilihan Umum
BI
Bank Indonesia
BK
Bank Kustodian
BMN
Barang Milik Negara
BNN
Badan Narkotika Nasional
BNPT
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
BO
Beneficial Owner
BPHN
Badan Pembangunan Hukum Nasional
BPK
Badan Pemeriksa Keuangan
BPKP
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
CU
Credit Union
Dirjen AHU Kemenkumham
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan HAM
ESW
Egmont Secure Web
FATF
Financial Action Task Force on Money Laundering
FGD
Focus Group Discussion
FIU
Financial Intelligence Unit
FKDKP
Forum Komunikasi Direktorat Kepatuhan Perbankan
FSPB
Financial Services Professional Board
GRIPS
Gathering Report Information System
HA
Hasil Analisis
HP
Hasil Pemeriksaan
IAPI
Institut Akuntan Publik Indonesia
IFTI
International Fund Transfer Instruction
INI
Ikatan Notaris Indonesia
Inpres
Instruksi Presiden
ISIS
Islamic State of Iraq and Syria
K/L
Kementerian / Lembaga
Kemenag
Kementerian Agama
Kemendagri
Kementerian Dalam Negeri
Kemenhut
Kementerian Kehutanan
Kemenkeu
Kementerian Keuangan
Kemenkopolhukam
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Kemenkumham
Kementerian Hukum dan HAM
Kemenpan RB
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kemensos
Kementeiran Sosial
Kemlu
Kementerian Luar Negeri
KIP
Komisi Informasi Pusat
KKN
Korupsi, Kolusi, Nepotisme
KKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan
KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 137
137
23/01/2017 2:43:00 PM
138
KPKNL
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
KPPU
Komisi Pengawas Persaingan Usaha
KPU
Komisi Pemilihan Umum
KSP
Koperasi Simpan Pinjam
KUPU
Kegiatan Usaha Penerimaan Uang
KY
Komisi Yudisial
KYC
Know Your Customer
LHKPN
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
LPP
Lembaga Pengawas dan Pengatur
LPS
Lembaga Penjamin Simpanan
LPSE
Layanan Pengadaan Secara Elektronik
LPUTB
Laporan Pembawaan Uang Tunai Lintas Batas
LTKL
Laporan Transaksi Keuangan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri
LTKM
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan
LTKT
Laporan Transaksi Keuangan Tunai
MA
Mahkamah Agung
Mabes Polri
Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia
MAS
Monetary Authority of Singapore
MI
Manajer Investasi
NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia
OJK
Otoritas Jasa Keuangan
PBJ
Penyedia Barang dan/atau Jasa lainnya
Pemilu
Pemilihan Umum
PEPs
Politically Exposed Person
Perpres
Peraturan Presiden
PJK
Penyedia Jasa Keuangan
PKA
Pedoman Kerja Audit
PKPT
Program Kerja Pemeriksaan Tahunan
PMN
Prinsip Mengenal Nasabah
PMPJ
Prinsip Mengenal Pengguna Jasa
PMPRB
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Polri
Kepolisian Negara Republik Indonesia
PNS
Pegawai Negeri Sipil
PPATK
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
Prolegnas
Program Legislasi Nasional
RB
Reformasi Birokrasi
RPP
Rancangan Peraturan Pemerintah
RUU
Rancangan Undang-undang
SAKIP
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
SDB
Safe Deposit Box
SDM Ortala
Sumber Daya Manusia dan Organisasi Tata Laksana
Setneg
Sekretariat Negara
SIAPIK
Sistem Aplikasi Penilaian Kinerja Pegawai
SIAPUPPT
Sistem Informasi Anti Pencucian Uang dan Pembiayaan Pendanaan Terorisme
SIMPADI
Sistem Informasi Perjalanan Dinas
SIMPEG
Sistem Informasi Manajemen Pegawai
SIPESAT
Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu
SKB
Surat Keputusan Bersama
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 138
23/01/2017 2:43:00 PM
SKK Migas
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
SOP
Standar Operasional Prosedur
SPP
Surat Permintaan Pembayaran
SPT
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
STRO
Commercial Affairs Department and Suspicious Transaction Reporting Office – Financial Intelligence Unit Singapore
TLHP
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
TPPT
Tindak Pidana Pendanaan Terorisme
TPPU
Tindak Pidana Pencucian Uang
Tupoksi
Tugas Pokok dan Fungsi
UP
Unit Penyertaan
UU
Undang-undang
UU TPPU
Undang-undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
WBS
Whistle Blowing System
WNI
Warga Negara Indonesia
WTP
Wajar Tanpa Pengecualian
DAFTAR TABEL
16
TABEL 1. Kegiatan Audit PPATK Tahun 2016.................................................................51 TABEL 2. Jenis Pihak Pelapor yang Diaudit oleh PPATK Tahun 2016.................................51 TABEL 3. Jenis Laporan dan Jumlah Laporan Pengawasan Kepatuhan PPATK Tahun 2016...51 TABEL 4. Daftar Hambatan dan Rekomendasi Pelaksanaan Tugas
dan Fungsi PPATK Tahun 2016......................................................................70
TABEL 5. Tahapan Evaluasi Paruh Waktu Renstra..........................................................77 TABEL 6. Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang
menjadi Dasar Analisis (Terkait) Sebelum dan Sesudah Berlakunya
UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Tahun 2016...................................................82
TABEL 7. Jumlah Kumulatif HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan
Jenis Penyidik Tahun 2016............................................................................83
TABEL 8. Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik, Sebelum dan Sesudah
Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Tahun 2016.........83
TABEL 9. Perkembangan HA Proaktif Menurut Locus (Tempat Kejadian) Indikasi
Terjadinya Tindak Pidana s.d. Desember 2016................................................84
TABEL 10. Perkembangan HA Proaktif Berdasarkan Kategori Terlapor
s.d. Desember 2016....................................................................................85
TABEL 11. Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana
dan Tidak disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya
UU TPPU Januari 2003 s.d. Desember 2016 (HA database)...............................85
TABEL 12. Jumlah HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme, Sebelum
dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA, Januari 2003 s.d.
Desember 2016..........................................................................................86
TABEL 13. Jumlah HP Berdasarkan Tahun Penyampaian Januari 2011 s.d.
Desember 2016..........................................................................................87
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 139
139
23/01/2017 2:43:01 PM
TABEL 14. Jumlah Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian
Informasi sesuai dengan MoU dengan Lembaga/Instansi#)
Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA
Januari 2003 s.d. Desember 2016.................................................................88
TABEL 15. Jumlah Permintaan Informasi (Inquiry) Pertahun Beserta Tindaklanjutnya..........89 TABEL 16. Jumlah Pertukaran Informasi per Tahun Berdasarkan Jenis Pertukaran
Informasi Januari 2003 s.d. Desember 2016...................................................90
TABEL 17. Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Disampaikan Kepada PPATK
Januari 2013 s.d. Desember 2016.................................................................91
TABEL 18. Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan
Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor
s.d. Desember 2016....................................................................................92
TABEL 19. Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan
Kategori Terlapor s.d. Desember 2016 Gambar Pemetaan Propinsi
Menurut Kategori Persentase Kumulatif LTKM Januari 2016 s.d.
Desember 2016..........................................................................................94
TABEL 20. Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis
Pekerjaan Terlapor Perseorangan s.d. Desember 2016.....................................95
TABEL 21. Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah
Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Desember 2016...........95
TABEL 22. Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan
Kelompok Umur Terlapor Perseorangan s.d. Desember 2016.............................96
TABEL 23. Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Dugaan
Tindak Pidana Asal s.d. Desember 2016.........................................................96
TABEL 24. Perbandingan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah
Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Desember 2016...........97
TABEL 25. Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU
Berdasarkan Lokasi Pelaporan s.d.Desember 2016..........................................98
TABEL 26. Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Menurut Lokasi
Pelaporan Januari 2005 s.d. Desember 2016..................................................99
TABEL 27. Jumlah Kumulatif Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ)
Mei 2012 s.d. Desember 2016....................................................................100
TABEL 28. Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis
PJK Pelapor s.d. Desember 2016.................................................................103
TABEL 29. Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Pemenuhan
Aspek Formil dan Aspek Materil s.d. Desember 2016.....................................103
TABEL 30. Jumlah Pihak Pelapor yang telah Diaudit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor
s.d. Desember 2016..................................................................................104
TABEL 31. Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Propinsi
Januari 2005 s.d. Desember 2016...............................................................105
TABEL 32. Putusan Pengadilan terkait TPPU menurut Tahun Putusan dan Hukuman
Januari 2005 s.d. Desember 2016...............................................................106
TABEL 33. Jumlah Permintaan Keterangan Ahli dari PPATK berdasarkan Instansi
Pemohon Januari 2008 s.d. Desember 2016.................................................107
TABEL 34. Lembaga / Organisasi Domestik yang telah Memiliki MoU dengan PPATK..........122 TABEL 35. FIU yang telah Memiliki MoU dengan PPATK..................................................125 TABEL 36. Realisasi Penyerapan Anggaran PPATK Tahun 2016........................................128 TABEL 37. Capaian Kinerja PPATK Tahun 2016 Unit Kearsipan PPATK..............................133 TABEL 38. Neraca BMN.............................................................................................133
140
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 140
23/01/2017 2:43:01 PM
DAFTAR GRAFIK
17
GRAFIK 1. Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT Tahun 2016....................50 GRAFIK 2. Perkembangan Jumlah LHP, Jumlah PJK dan Jumlah Rekening
yang Diperiksa Tahun 2016..........................................................................65
GRAFIK 3. Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Disampaikan ke Penyidik
Berdasarkan Jenis HA Tahun 2016.................................................................82
GRAFIK 4. Persentase HA Proaktif Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi HA
Tahun 2016................................................................................................84
GRAFIK 5. Perkembangan Jumlah HA per-Tahun yang Tidak Terindikasi
Tindak Pidana (HA database) dan Jumlah HA yang Disampaikan ke
Penyidik Januari 2003 s.d. Desember 2016.....................................................86
GRAFIK 6. Perkembangan Jumlah HP, Jumlah PJK, dan Jumlah Rekening yang
Diperiksa Januari 2011 s.d. Desember 2016...................................................87
GRAFIK 7. Tindak Lanjut Pemenuhan Permintaan Informasi.............................................89 GRAFIK 8. Distribusi Pengaduan Masyarakat yang DIsampaikan Kepada PPATK
Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Selama Tahun 2016.......................................91
GRAFIK 9. Jumlah dan Persentase Kumulatif LTKM Menurut Jenis PJK Pelapor
Tahun 2016................................................................................................92
GRAFIK 10. Jumlah dan Persentase Kumulatif PJK Pelapor yang Menyampaikan LTKM
Tahun 2016................................................................................................92
GRAFIK 11. Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKM Januari 2012 s.d.
Desember 2016..........................................................................................93
GRAFIK 12. Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun dan Rata-rata Penerimaan
per-Bulan Januari 2012 s.d. Desember 2016..................................................93
GRAFIK 13. Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LTKT Januari 2012 s.d.
Desember 2016..........................................................................................97
GRAFIK 14. Perkembangan Jumlah per-tahun dan Kumulatif LPUT Januari 2012 s.d.
Desember 2016 .........................................................................................98
GRAFIK 15. Perbandingan Jumlah Kumulatif Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai
Menurut Lokasi Pelaporan Januari 2005 s.d. Desember 2016............................99
GRAFIK 16. Jumlah dan Persentase Kumulatif Transaksi dari PBJ
Tahun 2016 (s.d. Desember 2016)..............................................................100
GRAFIK 17. Jumlah Pihak Pelapor LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor.................................101 GRAFIK 19. Persentase Komposisi LTKL Menurut Jenis Laporan Periode Januari
2014 s.d. Desember 2016..........................................................................101
GRAFIK 21. Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d.
Desember 2016........................................................................................101
GRAFIK 20. Jumlah LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014
s.d. November 2016.................................................................................. 101
GRAFIK 18. Jumlah LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor.....................................................101 GRAFIK 22. Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank Periode Mei 2015 s.d.
Desember 2016........................................................................................102
GRAFIK 23. Perkembangan Total Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode Mei 2015 s.d.
Desember 2016........................................................................................102
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 141
141
23/01/2017 2:43:01 PM
GRAFIK 24. Perkembangan Rata-rata Nilai (Rp) LTKL SWIFT Bank Periode Mei
2015 s.d. Desember 2016..........................................................................102
GRAFIK 25. Perkembangan Bulanan Jumlah LPT yang Diterima PPATK
Mei 2015 s.d. Desember 2016....................................................................103
GRAFIK 26. Perbandingan Jumlah Kumulatif Putusan Pengadilan terkait TPPU
142
Menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2005 s.d. Desember 2016............106
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 142
23/01/2017 2:43:01 PM
template laptah 2016 FIX.indd 143
23/01/2017 2:43:01 PM
PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Juanda No. 35 Jakarta Pusat 12120 www.ppatk.go.id
144
LAPORAN TAHUNAN 2016
template laptah 2016 FIX.indd 144
23/01/2017 2:43:01 PM