Diterbitkan oleh: Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA) KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Ministry of Trade of The Republic of Indonesia BAPPEBTI/AR/39/06/2016
1
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
2
Daftar isi Contents TENTANG BAPPEBTI ABOUT of CoFTRA 007 - 032 VISI DAN MISI VISION AND MISSION
010 010
SAMBUTAN KEPALA BAPPEBTI A MESSAGE FROM CHAIRMAN of CoFTRA
011 011
PROFIL MANAJEMEN THE MANAGEMENT PROFILE
015 015
ORGANIGRAM ORGANIZATION CHART
018 018
SEKRETARIAT SECRETARIAT
019 019
BIRO HUKUM BUREAU OF LEGAL AFFAIRS
021 021
BIRO PERNIAGAAN BUREAU OF COMMERCE
023 023
BIRO ANALISIS PASAR BUREAU OF MARKET ANALYSIS
025 025
BIRO PASAR FISIK DAN JASA BUREAU OF OF PHISYCAL AND SERVICE MARKET
027 027
KEBIJAKAN STRATEGIS STRATEGIC POLICY
029 029
INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (PBK) COMMODITY FUTURES TRADING INDUSTRY 033 - 074 035 1. Langkah-Langkah Strategis 035 1. Strategic Measures 1.1 Perlindungan Nasabah 1.1 Customer Protection 1.2 Peningkatan Likuiditas Pasar 1.2 Market Liquidity Improvement 1.3 Pelayanan Perizinan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan Sistem Perijinan Online 1.3 Commodity Futures Trading License Services with Online Licensing System
3
BAPPEBTI CoFTRA
1.4 Kebijakan Perdagangan Ekspor Timah Melalui Bursa yang diatur Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/M-DAG/PER/6/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah 1.4 Tin Export Trading Policy through the Exchange under Regulation of Trade Minister Number 32/M-DAG/PER/6/2013 concerning the Amendment to Regulation of Trade Minister Number 78/M-DAG/PER/12/2012 concerning Tin Export Regulations 2. 2. 2.1 2.1
Perkembangan Industri Perdagangan Berjangka Komoditi 041 The Trend of Commodity Futures Trading Industry 041 Kondisi Pasar Berjangka dan Derivatif The Condition of Commodity and Derivative Market 2.2 Kinerja Perdagangan Berjangka Komoditi 2.2 The Performance of Commodity Futures Trading 2.3 Perizinan Pelaku Pasar Berjangka Komoditi 2.3 License for Commodity Futures Market Stakeholders 2.4 Pemantauan Perkembangan Harga di Bursa dan Pengembangan Sistem Informasi Harga 2.4 Price Trend Monitoring at the Exchange and Price Information System Development 2.5 Pengembangan Kontrak Berjangka 2.5 Futures Contract Development 2.5.1 Kontrak multilateral 2.5.1 Multilateral Contract 2.5.2 Kontrak bilateral 2.5.2 Bilateral Contract 2.5.3 Kontrak perdagangan fisik 2.5.3 Physical Trading Contract 2.5.4 Penyaluran Amanat Nasabah ke Luar Negeri (PALN) 2.5.4 Customer Delivery System to Foreign Exchange (PALN) 3. Aktivitas Pembinaan dan Pengawasan 057 057 3. Development and Supervision Activities 3.1 Pelatihan Teknis Pelaku Usaha PBK 3.1 Technical Training for CFT Entrepreneurs 3.2 Kepatuhan Dalam Penyampaian Laporan Keuangan dan Persyaratan Keuangan Minimum 3.2 Compliance in Financial Statements Submission and Minimum Financial Requirements 3.2.1 Kewajiban penyampaian laporan keuangan 3.2.1 Financial Statements Submission Obligation 3.2.2 Persyaratan keuangan minimum 3.2.2 Minimum Financial Requirements
SISTEM RESI GUDANG (SRG) WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM (WRS) 075 - 102
3.2.3 Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan bulanan 3.2.3 Timely Submission of Monthly Financial Statements 3.2.4 Pemenuhan nilai modal bersih disesuaikan Bulanan 3.2.4 Compliance of Monthly Net Adjusted Capital (NAC) Value 3.2.5 Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan triwulanan 3.2.5 Timely Quarterly Financial Statements Submission 3.2.6 Pemenuhan nilai Modal Bersih disesuaikan triwulanan 3.2.6 Requirments of Quarterly Net Adjusted Capital (NAC) Value 3.2.7 Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan 3.2.7 Timely Financial Statements Submission
079 1. Langkah-Langkah Strategis 079 1. Strategic Measures 1.1 Penyiapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang 1.1 Preparing Surety Institute for Warehouse Receipt System 1.2 Penyempurnaan Peraturan dalam Sistem Resi Gudang 1.2 Revising Warehouse Receipt System Regulations 1.3 Peningkatan Pelayanan Persetujuan Kelembagaan 1.3 Improving Institutional Approval Services 1.4 Pembangunan Gudang dan Sarana Penunjang Gudang SRG 1.4 Developing Warehouse and Facilities Supporting WRS Warehouse 1.5 Pengadaan Rice Milling Unit dan Sarana Transportasi dalam Sistem Resi Gudang 1.5 Procuring Rice Milling Unit and Transportation Facilities in Warehouse Receipt System
3.3 Evaluasi Laporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka 3.3 Evaluation of Futures Broker Director of Compliance’s Report 3.4 Audit Pelaku Usaha PBK 3.4 CFT Stakeholders Audit 3.5 Pengawasan dan Evaluasi Transaksi Pelaku Usaha PBK 3.5 Supervision and Evaluation of CFT Stakeholders Transactions 3.6 Evaluasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bursa Berjangka 3.6 Evaluation of Futures Exchange’s Annual Work and Budget Plan (RKAT) 3.7 Evaluasi Kontrak Berjangka dan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka 3.7 Evaluation of Futures Contract and Futures Exchange’s Code of Conduct 3.7.1 Evaluasi kontrak berjangka 3.7.1 Futures Contract Evaluation 3.7.2 Evaluasi peraturan tata tertib 2.7.2 Code of Conduct Evaluation 4. Kegiatan Penunjang Pasar Berjangka 4. Activities Supporting Futures Exchange 4.1 Pasar fisik Timah 4.1 Physical Tin Markets 4.2 Persiapan Bursa Karet Regional 4.2 Regional Rubber Exchange Preparation 4.3 Bank Penyimpan Margin 4.3 Margin Deposit Bank
2.2 2.2 2.3 2.3
083 Percepatan Implementasi SRG 083 Accelerating WRS Implementation Pengembangan Model Bisnis Integratif Hulu-Hilir Developing Upstream – Downstream Integrative Business Model Penerapan Strategi Jalur Ganda Introducing Double Line Strategy Kelompok Kerja SRG WRS Working Group
3. 3. 3.1 3.1 3.2 3.2 3.3 3.3
Perkembangan SRG WRS Trend Kondisi dan Kinerja Conditions and Performance Persetujuan Kelembagaan SRG WRS Institutional Approval Perkembangan Transaksi Resi Gudang Warehouse Receipt Transaction Trend
4. 4. 4.1 4.1 4.2 4.2 4.3 4.3 4.4 4.4 4.5 4.5 4.6 4.6
093 Pembinaan dan Pengawasan SRG 093 WRS Development and Supervision Pelatihan Teknis Pelaku Usaha Technical Training for Warehouse stakeholders Pelatihan Teknis Penyuluh Lapangan Technical Training for Field Agents Pertemuan Teknis SRG WRS Technical Meeting Pendampingan Calon Pengelola Gudang SRG Advocacy for WRS Manager Candidates Pelaksanaan Bimbingan Teknis SRG Technical Coaching of Warehouse Receipt System Pelatihan Sistem Informasi Resi Gudang (IS-Ware) Warehouse Receipt Information System Training (IS-Ware) Training
2. 2. 2.1 2.1
071 071
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
087 087
4
4.7 Pelatihan Lembaga Penilaian Kesesuaian Uji Mutu Komoditas dalam SRG 4.7 Training for Compliance Assessment Institute (LPK) Commodity Quality Test in WRS 4.8 Sertifikasi Kelayakan Gudang 4.8 Warehouse Worthine Certification 4.9 Melibatkan Peran Aktif Dunia Akademisi 4.9 Involving Active Roles of Academicians 4.10 Pembahasan Integrasi Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG) dalam KUR Sektoral 4.10 Discussion on the Integration of Subsidized Warehouse Receipt System Scheme (S-WRS) and Cross-Cutting KUR (People’s Business Credits) 4.11 Pengawasan Kelembagaan SRG 4.11 WRS Institutional Supervision 4.12 Pengembangan Sistem Pengawasan secara Online melalui CCTV 4.12 CCTV-based Online Supervision System Development 5. 5.
Kerjasama Penunjang Pelaksanaan SRG Cooperation to Support WRS Implementation
3.2 3.2 3.3 3.3
Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang Technical Meeting of Auction Market Revitalization Konsolidasi Penyelenggara dan Pelaku Usaha Pasar Lelang Auction Market Organizers and Stakeholders Consolidation 3.4 Pengawasan Penyelenggara PLK 3.4 Commodity Auction Market Organizers Supervision 123 Penunjang Pasar Lelang Komoditas 123 Commodity Auction Market Supports Sistem Informasi Harga Pasar Lelang Komoditas Commodity Auction Market Price Information System 4.2 istem Informasi Pasar Lelang Terpadu 4.2 Integrated Auction Market Information System 4. 4. 4.1 4.1
101 101
PASAR Lelang komoditas COMMODITIES AUCTION MARKET 103 - 124 1. Langkah-Langkah Strategis 107 1. Strategic Measures 107 1.1 Program Revitalisasi Pasar Lelang Komoditas 1.1 Commodity Auction Market (CAM) Revitalization Program 1.2 Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang Komoditas 1.2 Approval for Commodity Auction Market Organizers 2. 2. 2.1 2.1 2.2 2.2 2.3 2.3 2.4 2.4
Pasar Lelang Komoditas Oleh Dinas Yang Membidangi Perdagangan 111 Commodity Auction Market by Agency Responsible for Trades 111 Jumlah Penyelenggara Pasar Lelang Komoditas Number of Commodity Auction Market Organizers Nilai Transaksi dan Frekuensi Penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas Transaction Value and Operation Frequency of Commodity Auction Market Operation Jenis Komoditas Types of Commodities Pelaku Pasar Lelang Komoditas Commodity Auction Market Stakeholders
118 Pembinaan dan Pengawasan PLK Commodity Auction Market Development and 118 Supervision 3.1 Pelatihan Teknis Operator dan Pemandu Lelang 3.1 Technical Training for operators and auction guides 3. 3.
5
BAPPEBTI CoFTRA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, PELAYANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LAWS AND REGULATIONS, SERVICES AND LAW ENFORCEMENT 125 - 140 1 Pengkajian, Penyempurnaan, dan Penyusunan Peraturan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditas 127 1 Review, Revision and Preparation of Regulations on Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System and Commodity Auction Market 127 1.1 Peraturan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi 1.1 Regulations on Commodity Futures Trading Sector 1.2 Surat Edaran di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi 1.2 Circular Letter of Commodity Future Trading Sector 1.3 Peraturan di bidang Sistem Resi Gudang 1.3 Warehouse Receipt System Regulations 1.4 Peraturan di bidang Pasar Lelang Komoditas 1.4 Regulations on Commodity Auction Market 2 Pelayanan Hukum dan Penanganan Litigasi 113 2 Legal Services and Litigation 113 2.1 Pengaduan Nasabah 2.1 Customer Complaints 2.2 Asistensi Hukum 2.2 Legal Assistance 2.3 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan Di Bidang PBK, SRG, dan PL 2.3 Technical Meeting on the Implementation of CFT, WRS and CAM Regulations 2.4 Rapat Koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum 2.4 Coordination Meeting with Law Enforcers 2.5 Litigasi (Penanganan Perkara Gugatan Hukum di Bidang PBK dan SRG) 2.5 Litigation (Legal Claim in CFT and WRS)
137 3 Penegakan Hukum 137 3 Law Enforcement 3.1 Pemeriksaan Terhadap Pelanggaran di Bidang PBK dan SRG 3.1 Inspection to Infringement in CFT and WRS 3.2 Penyidikan Terhadap Pelanggaran di Bidang PBK dan SRG 3.2 Investigation to Infringement in CFT and WRS 3.3 Identifikasi (Undercover) Pihak yang Melanggar PBK dan SRG 3.3 Investigation to Infringement in CFT and WRS 3.4 Monitoring Pengenaan Sanksi Administratif 3.4 Monitoring the Imposition of Administrative Sanction 3.5 Pengenaan Sanksi Administratif 3.5 Administrative Sanction
KEGIATAN PENUNJANG SUPPORTING ACTIVITIES 121 - 136 1 Pengembangan Sumberdaya Manusia 1 Human Resources Development 1.1 Eksternal 1.1 External 1.2 Internal 1.2 Internal
143 143
2 Sosialisasi dan Edukasi 2 Socialization and Education 2.1 Sosialisasi 2.1 Socialization 2.2 Dialog Interaktif 2.2 Interactive Dialogue 2.3 Konperensi Pers 2.3 Press Conference 2.4 Penyebaran Informasi 2.4 Information Dissemination 2.5 SMS Center Bappebti 2.5 CoFTRA SMS Center 2.6 Media Monitoring 2.6 Monitoring Media 2.7 Media Handling 2.7 Handling Media 2.8 Edukasi 2.8 Education 2.9 Kerjasama dan Partisipasi Internasional 2.9 International Cooperation and Participation
145 145
3.1.2 Neraca 2.1.2 Balance Sheet 3.1.3 Laporan Operasional 3.1.3 Operational Report 3.1.4 Laporan Perubahan Ekuitas 3.1.4 Changes to Equity Statement 3.1.5 Catatan Atas Laporan Keuangan 3.1.5 Notes to Financial Statements 3.1.6 Opini Audit Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia terhadap Laporan Keuangan Bappebti Kementerian Perdagangan 3.1.6 Audit opinion of the Supreme Court of the Republic of Indonesia (BPK) to the Financial Statements of CoFTRA, the Ministry of Trade 4. 4.
Wilayah Tertib Administrasi (WTA) Administrative Order Regions (AOR)
159 159
KALEIDOSKOP CALEIDOSCOPE 137 - 164
153 3 Lain-lain 153 3 Others 3.1 Laporan Keuangan Bappebti Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2015 (Tidak Diaudit) 3.1 Financial Statements of CoFTRA, the Ministry of Trade, Fiscal Year 2015 (Unaudited) 3.1.1 Laporan Realisasi Anggaran 3.1.1 Budget Realization Report Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
6
Tentang bappebti about of coftra
THE PRICE OF A COMMODITY WILL NEVER GO TO ZERO. WHEN YOU INVEST IN COMMODITIES FUTURES, YOU’RE NOT BUYING A PIECE OF PAPER THAT SAYS YOU OWN AN INTANGIBLE PIECE OF COMPANY THAT CAN GO BANKRUPT - Jim Rogers
7
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
8
Menteri Perdagangan Republik Indonesia
VISI
THE MINISTER OF TRADES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
VISION
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.
To Build Sovereign and Self-Reliant Indonesia with Lofty Characters and Inspired by Solidarity Spirit.
MISI
MISSION
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
Rachmat Gobel (27 Oktober 2014 - Agustus 2015) (27 October 2014 - Agust 2015)
9
BAPPEBTI CoFTRA
Thomas Lembong (Agustus 2015 - Sekarang) (Agust 2015 - Present)
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
1. Build national security capable of maintaining the sovereignty of national territories to reinforce economic self-reliance by safeguarding maritime resources and radiating the characters of Indonesia as an archipelago state. 2. Foster modern, sustainable and democratic people within a law-based state. 3. Apply non-aligned – active foreign policy to reinforce the national identity of a maritime state. 4. Augment the life standards toward quality, modern and prosperous Indonesian people. 5. Realize a highly competitive nation. 6. Realize Indonesia as a self-reliant, modern, strong maritime state and highly uphold the national interests. 7. Build a nation with high cultural characters.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
10
Sambutan Kepala Bappebti
A Message From Chairman OF CoFTRA
Ir. SUTRIONO EDI, MBA
Sutriono Edi 11 BAPPEBTI CoFTRA Kepala Bappebti / Chairman of CoFTRA
Kepala Bappebti Chairman of CoFTRA
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Bappebti memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan pembinaan, pengaturan, pengembangan, dan pengawasan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang Komoditas (PLK).
Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA) of the Ministry of Trade assumes major tasks and functions of developing, managing, expanding and supervising Commodity Futures Trading (CFT), Warehouse Receipt System (WRS) and Commodity Auction Market (CAM).
Pada awal tahun 2015, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan menetapkan tiga arah kebijakan di bidang PBK, yaitu (1) peningkatan transaksi multilateral; (2) peningkatan integritas industri PBK; dan (3) peningkatan iklim usaha. Ketiga hal ini mendukung upaya menjadikan komoditi-komoditi ekspor utama Indonesia yang diperdagangkan di Bursa Berjangka agar dapat menjadi referensi harga internasional dengan tetap menjaga prinsip dan memperhatikan aspek perlindungan hukum kepada masyarakat.
In early 2015, COFTRA of the Ministry of Trade set three policy directions for CFT, i.e. (1) to intensify multilateral transactions; (2) to increase industrial integrity of CFT; and (3) to create favorable business climate. These three policies aim to support the trading of Indonesia’s primary export commodities in Future Exchange as references of international prices while maintaining and abiding legal protection principle to the people.
Dalam rangka peningkatan transaksi di bursa (multilateral), Bappebti telah melakukan berbagai upaya seperti peningkatan kompetensi SDM pelaku usaha di bidang PBK dengan menyelenggarakan pelatihan teknis, mendorong optimalisasi peran commodity desk, moratorium perijinan Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) serta mendorong bursa berjangka menyediakan sistem transaksi yang semakin handal. Selain itu, Bappebti juga mendorong bursa meningkatkan transaksi fisik dan berjangka untuk komoditi unggulan ekspor Indonesia seperti Crude Palm Oil (CPO), Olein, kopi, kakao, timah serta mengkaji kontrak baru seperti karet, teh, pala dan rumput laut.
To intensify (multilateral) transactions in the Exchange, CoFTRA has taken various efforts inclusive of human resources development to Stakeholders engaged in CFT with technical training and optimizing the roles of commodity desk, license moratorium to Alternative Trading System (SPA) and urging futures exchange to put in place a more reliable transaction system. In addition, CoFTRA also demands the exchange to promote physical and futures transactions for Indonesia’s primary export commodities such as Crude Palm Oil (CPO), Olein, Coffee, Cacao, Tin and to review new contracts like rubber, tea, pepper and seaweeds.
Untuk komoditi CPO, harga yang terjadi dalam Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) sudah dipakai menjadi harga referensi oleh dunia usaha, maupun dalam penentuan Harga Patokan Ekspor (HPE) sebagai harga acuan. Penetapan HPE CPO mulai 1 Juli 2013 sudah mengacu pada bursa dalam negeri, dengan komposisi 60% bursa di Indonesia, 20% bursa Kuala Lumpur dan 20% Rotterdam.
For CPO commodity, the price in Indonesia Commodity and Derivative Exchange (BKDI) has been adopted as referential price by business world or in setting Export Reference Price (HPE) as referential price. The HPE price of CPO since 1 July 2013 has referred to the domestic exchange with composition 60% exchange in Indonesia, 20% exchange in Kuala Lumpur and 20% in Rotterdam.
Untuk meningkatkan integritas industri PBK, Bappebti telah melakukan langkah-langkah yang dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap industri PBK antara lain melalui penandatanganan Pakta Integritas oleh Direktur Utama Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, dan Pedagang Penyelenggara SPA. Bappebti juga
To improve the integrity of CFT industry, CoFTRA has taken some measures that will elevate the confidence of public to CFT industry with, among other things, the signing of Integrity Pack by President Director of Futures Exchange, Futures Clearing House, Futures Brokers and SPA Organizers. CoFTRA also issued policy package in CFT sector to encourage Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
12
menerbitkan paket kebijakan di bidang PBK yang bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan terhadap industri PBK melalui pengaturan yang tegas.
the public confidence in CFT industry with clear-cut regulations.
Dalam rangka memantau kepatuhan pialang berjangka memenuhi kewajiban pelaporan keuangan, Bappebti telah membangun sistem pengawasan melalui e-reporting yang terhubung secara langsung dan realtime dengan sistem pelaporan keuangan pialang berjangka dan perbankan. Hal ini dilakukan dalam rangka pengawasan transaksi SPA yang lebih efesien dan efektif.
To monitor the compliance of futures brokers to mandatory submission of financial statements, CoFTRA has developed a supervision system with e-reporting directly connecting to financial reporting systems of futures brokers and banks on realtime basis. It is to assure more efficient and effective SPA transaction supervision.
Bappebti juga telah memberikan kemudahan pelayanan perizinan secara online untuk 10 perizinan di bidang PBK pada tahun 2015.. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan iklim usaha yang kondusif bagi para pelaku usaha.
CoFTRA also provides facilitation with online license services for 10 licenses in Commodity Futures Trading (CFT) in 2015. It aims to bolster business climate conducive for Stakeholders.
Selain bidang PBK, Bappebti juga diamanatkan oleh undang-undang untuk membina, mengatur dan mengawasi Sistem Resi Gudang. Strategi yang dilakukan Bappebti dalam rangka pengembangan pelaksanaan dan pemanfaatan SRG, diantaranya adalah penerapan model bisnis SRG integratif yang mensinergikan peluang usaha di sektor hulu dengan sektor hilir melalui pemanfaatan Pasar Lelang Komoditas. Sosialisasi dan Pelatihan Teknis mengenai SRG juga gencar dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat serta meningkatkan keterampilan SDM pelaku usaha. Dalam rangka meningkatkan integritas SRG, ditahun 2015 Bappebti telah menyusun rancangan Peraturan Pemerintah tentang Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang. Penetapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang yang kredibel dan handal berfungsi sebagai penjamin terhadap terjadinya kegagalan pengelolaan barang oleh Pengelola Gudang. Melalui Peraturan Pemerintah, diharapkan kepercayaan pelaku usaha dan perbankan terhadap integritas SRG semakin meningkat.
Apart from CFT sector, CoFTRA as required by laws is also tasked to develop, manage and oversee Warehouse Receipt System (WRS). Strategies adopted by CoFTRA in developing, implementing and maximizing WRS system include the application of integrative WRS business model synergizing business opportunities in upstream sector with downstream sector through Commodity Auction Market. The socialization and technical training on WRS have been intensified recently so as to build comprehension of the communities on WRS as well as to improve the skills of Stakeholders. To enhance WRS integrity, CoFTRA has drafted Government Regulation of Warehouse Receipt System Surety Institute in 2015. Reliable and credible Warehouse Receipt System Surety Institute as a guarantor can minimize commodity management failure by Warehouse Organizers. Under this Government Regulation, it is expected that the confidence of Stakeholders and banks to the integrity of WRS will boost.
Dalam rangka diseminasi harga, Bappebti telah memiliki layanan informasi harga komoditi untuk gabah, beras, jagung, rumput laut, kopi dan kakao yang tersebar di beberapa daerah. Manfaat dari layanan informasi ini, bagi petani dapat mengetahui perkembangan harga komoditi, sedangkan bagi pelaku usaha lainnya dapat dijadikan acuan harga guna pengambilan keputusan bisnis.
For price dissemination, CoFTRA launches commodity price information system for unhulled rice, rice, corn, seaweeds and cacao in several regions. The farmers can avail themselves to this information system. They can follow the trend of commodity prices. For Stakeholders, they can refer this pricing information to take business decisions.
Dalam bidang Pasar Lelang Komoditas, beberapa hal yang telah dilakukan Bappebti dalam rangka pengembangan pelaksanaan dan pemanfaatan PLK adalah melalui Revitalisasi Kelembagaan Penyelenggara Pasar Lelang. Guna meningkatkan kinerja PLK, Bappebti membangun Aplikasi Pasar Lelang Komoditas Terpadu. Aplikasi ini dapat mengintegrasikan data anggota, menyebarluaskan informasi pasar dari seluruh penyelenggara Pasar Lelang Komoditas, dan memungkinkan transaksi dilakukan secara online. Melalui integrasi sistem tersebut, Pasar Lelang Komoditas diharapkan dapat membantu pemasaran seluruh komoditas yang disimpan di Gudang SRG. Dengan dukungan sistem informasi pasar lelang yang handal
In Commodity Auction Market (CAM) sector, some measures that have been taken by CoFTRA to develop and promote the use of CAM include Institutional Revitalization of Auction Market Organizers. To improve CAM performance, CoFTRA develops an Integrated Commodity Auction Market Application. This application can integrate data of members, disseminate market information to the entire Commodity Auction Market Organizers and conduct online transactions. With such system integration, Commodity Auction Markets are expected capable of assisting in the marketing of commodities stored in WRS warehouses. With support of reliable auction
13
BAPPEBTI CoFTRA
dan terintegrasinya Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas, ke depannya pasar lelang dapat menjadi sebagai salah satu sarana efisiensi mata rantai perdagangan dan pengendalian inflasi seperti yang diharapkan oleh Presiden Jokowi. Tantangan dan tugas ke depan yang Bappebti emban masih cukup berat terutama dalam hal melakukan Pembinaan, Pengawasan, Pengaturan serta Pengembangan Industri Perdagangan Berjangka dan Sistem Resi Gudang serta Pasar Lelang. Oleh karena itu, kami berharap kerjasama dari seluruh pihak untuk saling mendukung satu sama lain demi tercapainya tujuan dan cita-cita kita bersama dalam mengemban VISI Presiden RI yaitu,” Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.” Akhir kata, saya atas nama seluruh karyawan Bappebti menyampaikan terima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak atas dukungan yang telah diberikan sehingga berbagai program kerja Bappebti di tahun 2015 dapat terlaksana dengan baik. Dukungan yang sama juga kami yakini akan terus diberikan di tahun 2016. Sebagai penutup, mari kita songsong tahun 2016 dengan penuh rasa optimisme, demi kepentingan bangsa dan negara kita tercinta.
market information and integrated Warehouse Receipt System and Commodity Auction Markets, it is expected that in the future auction markets will become an efficient facility in trading chains and inflation control instrument as desired by the President Jokowi. The next challenges and tasks that must be coped with by CoFTRA are relatively heavy, particularly in the Development, Supervision, Management and Expansion of Futures Trading Industries, Warehouse Receipt System and Auction Markets. In light of that, cooperation of all stakeholders to collectively work together in pursuing the national goals and aspirations as reflected in the VISION proclaimed by the President, “To Develop Indonesia into a Sovereign and Self-Reliant State with Sound Characters Inspired by Solidarity Principle” can be materialized. Finally, on the name of all employees of CoFTRA, I would like to express my gratitude and high appreciation to all parties for their supports, which otherwise, various work programs of CoFTRA 2015 can not be realized. I hope that the same supports will be given in 2016. To close this message, let’s face year 2016 with optimism for the sake of our beloved nation and state.
Jakarta, Maret 2015
Sutriono Edi Kepala Bappebti Chairman of CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
14
Profil manajemen The management profile
Keterangan Gambar: Dari kiri ke kanan / Left to right: Drs. Mardjoko, MBA., Pantas Lumban Batu, SE, MM., Sri Haryati, SH, MM. Ir. Sutriono Edi, MBA., Dra. Retno Rukmawati, M.A., Ir.Marthin, MA.,
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti dipimpin seorang Kepala Badan dan dibantu seorang Sekretaris Badan serta 4 Kepala Biro yang terdiri dari: Kepala Biro Hukum, Kepala Biro Perniagaan, Kepala Biro Analisis Pasar, dan Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa. Organisasi Bappebti didasarkan pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2012. Commodity Futures Trading Regulatory Agency or CoFTRA is lead by a Chairman assisted with one Secretary of Agency and 4 Bureau Heads, i.e. Bureau of Legal, Bureau of Commerce, Bureau of Market Analysis and Bureau of Physical and Service Market. The organization structure of CoFTRA is based on the Regulation of the Minister of Trades Number 31/M-DAG/PER/7/2010 concerning the Organization and Procedures within the Ministry of Trade as subsequently amended with the Regulation of the Minister of Trade Number 57/M-DAG/PER/8/2012.
Ir. SUTRIONO EDI, MBA Kepala Bappebti Lahir di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1962. Lulus dari Universitas Bridgeport, Amerika Serikat pada tahun 1993 memperoleh gelar Master of Business Administration, Jurusan International Business. Pada tahun 2000 menjabat sebagai Atase Perdagangan di Canberra, Australia dan menjadi Kepala Pusat Pengembangan Pasar di Asia, Australia dan Selandia Baru pada tahun 2005. Sutriono Edi juga pernah menjabat sebagai Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa Bappebti dari tahun 2007 sampai 2012, pada periode 2012-2013 pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Harmonisasi Kebijakan Perdagangan, kini Sutriono Edi menjabat sebagai Kepala Bappebti sejak tahun 2013.
15
BAPPEBTI CoFTRA
Ir. SUTRIONO EDI, MBA Chairman of CoFTRA Born in Purwokerto, Central Java, in 1962. Graduated from Bridgeprot University, US in 1993 majoring in International Business Department and acquired Master of Business Administration in International Business. In 2000 he was the incumbent of Trading Attache in Canberra, Australia and Head for Market Development Center for Asia, Australia and New Zealand in 2005. Sutriono Edi also worked as Head for Bureau of Physical and Service Market of CoFTRA from 2007 to 2012. From 2012 – 2013 his position was Head for Trading Policy Harmonization Center. Now, he is the Chairman of CoFTRA from 2013.
Ir. Marthin, MA. Sekretaris Badan Lahir di Lubuk Pakam, Sumatera Utara pada tahun 1962. Memperoleh gelar Master dari University of ColoradoBoulder, Amerika Serikat jurusan Perdagangan Internasional pada tahun 1966. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Biro Analisis Pasar Bappebti pada tahun 2007 dan pada tahun 2009 Beliau ditugaskan sebagai Kepala Pusat Data Perdagangan sebelum akhirnya menjadi Kepala Pusat Data dan Informasi Perdagangan pada tahun 2010. Kini Beliau menjabat sebagai Sekretaris Bappebti sejak Agustus 2015 hingga sekarang.
Ir. Marthin, MA. Secretary of CoFTRA Born in Lubuk Pakam, North Sumatra in 1962. Her Master degree was acquired from University of Colorady-Boulder, US in International Trade Department. He was the former Head for CoFTRA’s Bureau of Market Analysis in 2007. In 2009, he was assigned as Head for Trading Data Center and later transferred as Head for Trading Data and Information Center in 2010. His current position is that of CoFTRA Secretary since August 2015.
SRI HARIYATI, SH, MM Kepala Biro Hukum Lahir di Klaten, Jawa Tengah pada tahun 1964. Memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Islam Indonesia tahun 1988 dan mendapatkan gelar Master pada tahun 2009. Pada tahun 2009 menjabat sebagai Kepala Bagian Pelayanan Hukum hingga tahun 2013 dan sejak tahun 2013 Beliau menjabat sebagai Kepala Biro Hukum Bappebti.
SRI HARIYATI, SH, MM Head for Bureau of Legal Born in Klaten, Central Java in 1964. Her undergraduate degree in Laws was obtained from Islamic Indonesia University in 1988 and her Master degree was acquired in 2009. In 2009, she was the Head for Legal Service Division. She maintained this position until 2013. Thereafter, she is the Head for CoFTRA’s Bureau of Legal until now.
Pantas Lumban Batu, SE, MM Kepala Biro Perniagaan Lahir di Pollung Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada tahun 1958. Memperoleh Gelar sarjana dari Universitas Nommensen dan pada tahun 1998 mencapai gelar master dari STIE-Internasional Golden Institute jurusan Keuangan. Beliau menjabat Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa dari Januari sampai Juli 2014, lalu menjabat sebagai Kepala Biro Perniagaan sejak Juli 2014 sampai dengan sekarang.
Pantas Lumban Batu, SE, MM Head for Bureau of Commerce Born in Pollung, North Tapanuli, North Sumatra in 1958. His undergraduate degree was attained from Nommensen University and in 1998 he got Master degree from STIEInternational Golden Institute in Finance Department. From January to July 2014 he was the Head for Bureau of Physical and Service Market. Since then he has been appointed as Head for Bureau of Commerce.
Drs. MARDJOKO, MBA Kepala Biro Analisis Pasar Lahir di Boyolali, Jawa Tengah pada tahun 1957. Pada tahun 1993 Beliau memperoleh gelar Master dari Universitas Hartford, Amerika Serikat. Jurusan Bisnis dan Finansial Internasional. Tahun 2006 Beliau ditugaskan menjadi Atase Perdagangan di Belanda, Beliau pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Perdagangan Dalam Negeri tahun 2011, lalu pada tahun 2012 menjabat sebagai Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Beliau saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Analisis Pasar dari tahun 2013 sampai dengan sekarang.
Drs. MARDJOKO, MBA Head for Bureau of Market Analysis Born in Boyolali, Central Java in 1957. In 1993 he acquired his Master degree from Hartford University, US for International Business and Financial Department. In 2006 he was tasked as Trade Attache in the Netherland. He was the former Secretary General of Domestic Trades in 2011. In 2012 he worked as Director for Agriculture and Forestry Product Export. His present position is Head for Bureau of Market Analysis since 2013.
Dra. Retno Rukmawati, M.A. Kepala Biro Pasar Fisik & Jasa Lahir di Yogyakarta, pada tahun 1959. Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Gadjah Mada pada tahun 1983 dan gelar Master of Art dari Concordia University, Montreal, Canada tahun 1993. Pada tahun 2005 menjabat sebagai Kepala Pusat Data Perdagangan, kemudian pada tahun 2009 menjabat Kepala Biro Analisis Pasar sampai dengan 2010, Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Biro Perniagaan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011. Bulan Februari 2011 Beliau menjabat Direktur Bahan Pokok dan Barang Strategis hingga Juni 2014, lalu Beliau menjabat sebagai Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa sejak Juli 2014 hingga sekarang.
Dra. Retno Rukmawati, M.A. Head for Bureau of Physical and Service Market Born in Yogyakarta in1959. Her undergraduate degree in Economy was from Gadjah Mada University in 1983. Her Master of Art was acquired from Concordia University, Montreal, Canada in 1993. In 2005 she was the Head for Trade Data Center. In 2009 she was transferred as Head for Bureau of Market Analysis until 2010. She was also the former Head for Bureau of Commerce from 2010 to 2011. As from February to June 2014 she was the Director of Staple Goods and Strategic Goods. Now, she is the Head for Bureau of Physical and Service Market since July 2014.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
16
Organigram
17
BAPPEBTI CoFTRA
Organization Chart
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
18
Sekretariat
Secretariat
Keterangan Gambar: Tengah / Middle Kiri Atas / Left top Kanan Atas / Right top Kiri Bawah / Left Bottom Kanan Bawah / Right Bottom
: Ir.Marthin, MA. 1(Sekretaris Bappebti) : Drs. Agus Muharni S, MM (Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum) : Drs. Subagiyo, MM (Kepala Bagian Program dan Pelaporan) : Saleh Abich, SE (Kepala Bagian Keuangan) : Taufik, SH (Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Kerjasama)
Mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Bappebti. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat memiliki fungsi: pengkoordinasian dan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan di bidang pengawasan Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pengelolaan urusan dokumentasi dan perpustakaan; pengkoordinasian pengelolaan anggaran dan administrasi keuangan Badan; pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, ketatausahaan, dan kearsipan, serta organisasi dan ketatalaksanaan Badan; pelaksanaan hubungan masyarakat, kerja sama dan bimbingan teknis; pelaksanaan koordinasi pendidikan dan pelatihan Perdagangan Berjangka, publikasi dan informasi, serta
Secretariat has tasks of delivering technical and administrative services to organizational units within CoFTRA. To perform such duties, Secretariat has functions of: coordinating and preparing technical policies, plans and programs in Futures Trading sector, Physical Commodity Markets at Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction and Service System; coordinating the evaluation and reporting of supervisory activities in Futures Trading sector, Physical Commodity Markets at Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction and Service System; administering documentation affairs and libraries; coordinating budget management and financial management of the Agency; administering personnel affairs, logistics, supplies, general administration and filing and organization and procedures of the Agency; performing public relation tasks and technical counseling; coordating education and training on Futures Trading, publication and information, as well as domestic and international cooperation; and conducting tests to the
hubungan dan kerja sama baik di dalam maupun di luar negeri; dan pelaksanaan ujian Calon Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka.
Candidates of Futures Brokers Representative, Futures Advisor Representatives and Futures Fund Center Managers.
1Pada tanggal 10 Agustus 2015 telah dilakukan serah terima jabatan sekretaris Bappebti dari Ibu Nastiti Budianti kepada Bapak Marthin 1On 10 January 2015 Position of CoFTRA Secretary was transferred from Mrs. Nastiti Budianti to Mr. Marthin
19
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
20
Biro Hukum
Bureau of Legal
Keterangan Gambar: Atas / Top Bawah Kiri / Left Bottom Bawah Tengah / Middle Bottom Bawah Kanan / Right Bottom
21
BAPPEBTI CoFTRA
: Sri Hariyati, SH, MM (Kepala Biro Hukum) : Muallim Syuib, SH, MH (Kepala Bagian Pelanggaran Administratif) : Himawan Purwadi,SH, MM (Kepala Bagian Pelayanan Hukum) : Veri Anggrijono SE, M.Si (Kepala Bagian Pelanggaran Transaksi)
Biro Hukum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi perumusan dan penyusunan peraturan perundang-undangan, pemberian pelayanan hukum, litigasi, pemeriksaan, penyidikan dan penetapan sanksi terhadap pelanggaran administratif di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Hukum memiliki fungsi: pelaksanaan pengkajian dan koordinasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, interpretasi hukum, konsultasi hukum, litigasi, dan penyediaan sarana penyelesaian perselisihan di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pelaksanaan pemeriksaan dan penyidikan terhadap pelanggaran administratif dan transaksi di bidang Perdagangan Berjangka dan pelanggaran di bidang Sistem Resi Gudang; dan pelaksanaan penegakan peraturan dan merekomendasikan penetapan sanksi di bidang Perdagangan Berjangka dan Sistem Resi Gudang.
Bureau of Legal is responsible for the coordination of law and regulation formulation and preparation, legal services provisions, litigation, examination, investigation and setting sanctions against administrative offenses in Futures Trading, Physical Commodity Market in Futures Exchange, Warehouse Receipt System, and Auction and Service Market. To perform these tasks, Bureau of Legal has functions of: reviewing and coordinating the preparation of draft laws and regulations, providing legal interpretation, legal consultation, litigation and dispute settlement facilitation in Futures Trading, Physical Commodity Market in Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction and Service Market; performing examination and investigation to administrative and transaction infringements in Futures Tradings and offenses in Warehouse Receipt System; and upholding law enforcement recommending sactions imposed for infringements in Futures Trading and Warehouse Receipt System.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
22
Biro Perniagaan
Bureau of Commerce
Keterangan Gambar: Atas / Top Bawah Kiri / Left Bottom Bawah Tengah / Middle Bottom Bawah Kanan / Right Bottom
23
BAPPEBTI CoFTRA
: Pantas Lumban Batu, SE, MM (Kepala Biro Perniagaan) : R Moch Yusuf Affandi, S.Kom, M.Si (Kepala Bagian Pengawasan Transaksi) : Widiastuti, SE., MM (Kepala Bagian Pengawasan Keuangan dan Audit) : Drs Mudo Supriyanto, MM (Kepala Bagian Pembinaan Usaha)
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pembinaan usaha, pemantauan, pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan serta evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang Perdagangan Berjangka. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Perniagaan memiliki fungsi: pelaksanaan pembinaan pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka; pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka; dan pelaksanaan pemantauan, pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan serta evaluasi keuangan pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka.
This bureau is to coordinate business development, monitoring, supervision compliance and financial audits and business activity evaluation in Futures Trading. To carry out these tasks, Bureau of Commerce has functions of: developing Stakeholders engaged in futures trading; monitoring supervising and evaluating transactions made by Stakeholders in Futures Trading; and monitoring and supervising compliance and finance audits; and conducting financial evaluation of Stakeholders in Futures Trading.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
24
Biro Analisis Pasar
Bureau of Market Analysis
Keterangan Gambar: Atas / Top Bawah Kiri / Left Bottom Bawah Tengah / Middle Bottom Bawah Kanan / Right Bottom
25
BAPPEBTI CoFTRA
: Drs. Mardjoko, MBA (Kepala Biro Analisis Pasar) : Natalius Nainggolan, SE., M.Si (Kepala Bagian Pengawasan Pasar) : Ir. Dharmayugo Hermansyah, MSc (Kepala Bagian Pengembangan Pasar) : Sabri Usman, SE, M.Si (Kepala Bagian Sistem Informasi)
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi Pengawasan, Pengembangan dan Sistem Informasi pasar di bidang Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang dan Pasar Fisik Terorganisir. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Analisis Pasar memiliki fungsi:
This bureau is tasked to coordinate Market Information System Development and Supervision in Futures Trading, Warehouse Receipt System and Organized Physical Market. To perform the given duties, Bureau of Market Analysis has functions of:
•
Pelaksanaan pengamatan pasar dan perkembangan harga di bidang perdagangan berjangka, sistem resi gudang dan pasar fisik terorganisir;
•
Observing the markets and price trend in futures trading, warehouse receipt system and organized physical markets;
•
Pelaksanaan pengembangan kelembagaan dan produk di bidang perdagangan berjangka, sistem resi gudang, dan pasar fisik terorganisir; dan
•
Institutional and product development in futures trading, warehouse receipt system and organized physical markets; and
•
Pelaksanaan pengembangan dan fasilitas teknologi informasi serta pengelolaan data dan informasi pasar.
•
Information technology development and facilitation as well as data management and market information.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
26
Biro Pasar Fisik & Jasa
Physical & Service Market Bureau
Keterangan Gambar: Atas / Top Bawah Kiri / Left Bottom Bawah Tengah / Middle Bottom Bawah Kanan / Right Bottom
27
BAPPEBTI CoFTRA
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengawasan, pemantauan, evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang Pasar Lelang Komoditas, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, dan Sistem Resi Gudang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Pasar Fisik dan Jasa memiliki fungsi: pelaksanaan pembinaan di bidang Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang; pelaksanaan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi di bidang Pasar Lelang, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, dan Sistem Resi Gudang.
The tasks assumed to this Bureau include coordination, development, monitoring, and evaluation of business activities in Commodity Auction Market, Physical Commodity Market in Futures Exchange and Warehouse Receipt System. To carry out these tasks, Physical and Service Market Bureau has functions of: providing development services in Auction Market sector and Warehouse Receipt System; monitoring, supervision and evaluation of Auction Market, Physical Commodity Market in Futures Exchange, and Warehouse Receipt System.
: Dra. Retno Rukmawati, M.A (Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa) : Sentot Kamaruddin, SH (Kepala Bagian Pengawasan Pasar Lelang) : Sukardi, S.Sos (Kepala Bagian Pengawasan Sistem Resi Gudang) : Yuli Edi Subagio, SE, MM (Kepala Bagian Pembinaan PLK dan SRG)
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
28
Kebijakan Strategis
STRATEGIC POLICIES
Keterangan Gambar: Dari kiri ke kanan / Left to right: Drs. Mardjoko, MBA. (Kepala Biro Analisis Pasar), Dra. Retno Rukmawati, M.A. (Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa), Ir.Marthin, MA. (Sekretaris Bappebti), Ir. Sutriono Edi, MBA. (Kepala Bappebti), Sri Haryati, SH, MM. (Kepala Biro Hukum), Pantas Lumban Batu, SE, MM. (Kepala Biro Perniagaan).
29
BAPPEBTI CoFTRA
Sesuai arah kebijakan Pemerintah dan Kementerian Perdagangan serta mengacu kepada arah pembangunan dalam RPJMN 2015 − 2019 bidang perdagangan, Bappebti telah menetapkan 3 (tiga) kebijakan, yaitu:
In conformity with the policies set by the Government and the Ministry of Trade and referring to development directions in RPJMN (Medium Term National Development Plan) 2015 – 2019 for trades sector, CoFTRA has worked out 3 (three) policies as follows:
1. Mendorong Perdagangan Berjangka Komoditi;
1. Promote Commodity Future Trading;
2. Mendorong perkembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas, sebagai sarana dan prasarana perdagangan yang menunjang sistem distribusi nasional untuk mengatasi kelangkaan stok serta disparitas dan fluktuasi harga; dan
2. Intensify Warehouse Receipt Sytem and Commodity Auction Market as trading infrastructure and services to support national distribution system to deal with food stock shortages and price disparity and fluctuation; and
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang perdagangan, dalam artian adalah dukungan manajemen dan operasional Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi.
3. Improve facilities and infrastructure to support trades in terms of quality and quantity, i.e. management and operational supports for Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA).
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
30
Tabel 1. Capaian Kinerja BAPPEBTI Tahun 2015 Table 1. 2015’s CoFTRA Performance Achievement Result No. Indikator Kerja No. Indikator Kerja 1. Jumlah Hari Penyelesaian Perizinan Pelaku Usaha PBK setelah dokumen lengkap dan benar Number of Days to Complete the License of CFT Stakeholders as from the receipt of complete and accurate documents 2. 3.
Pertumbuhan nilai resi gudang yang diterbitkan Published Warehouse Receipts Value Increase Jumlah Persetujuan Kontrak Berjangka Komoditi Number of approval of commodity futures contracts
4.
Persentase Pemahaman Pelaku di Bidang PBK, SRG dan PL Percentage of Stakeholders understanding CFT, WRS and PL
5. Pertumbuhan Volume Transaksi PBK CFT Transaction Volume Increase
31
BAPPEBTI CoFTRA
Target Target 20 hari / Days
1,8% 3 kontrak / Contract
Realisasi Realisasi
Capaian (%) Result (%)
11 hari / Days 145%
-30,31%
-30,31%
4 kontrak / Contract 133,33%
70%
75%
107,14%
2%
7,11%
355,5%
Capaian target indikator kinerja utama (IKU) Bappebti di tahun 2015 secara rata-rata adalah sebesar 142.13% atau tergolong sangat baik karena nilainya diatas 100%. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor utama dalam mencapai keberhasilan dimaksud. Faktor-faktor utama yang menjadi keberhasilan tersebut yaitu terlaksananya koordinasi dan kerjasama baik intern maupun ekstern, tersedianya kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia yang cukup memadai, serta penyediaan anggaran yang sudah cukup sesuai dengan beban kerja.
Key Performance Indicator (KPI) target to achieve by CoFTRA in 2015 was 142.13% on average or excellent because of score higher than 100%. It is down to main factors in realizing such success. They include sound coordination and cooperation both internal and external, adequate human resources in terms of capacity and quality and sufficient budget allocation according to workloads.
Meskipun tingkat capaiannya sudah baik, masih terdapat 1 (satu) indikator kinerja yang belum memenuhi target, yaitu Pertumbuhan Nilai Resi Gudang yang diterbitkan. Hal ini disebabkan beberapa faktor seperti, adanya pergeseran musim panen raya di beberapa sentra produksi yang biasanya di bulan Februari – Maret menjadi April – Mei, harga jual gabah/ beras yang relatif stabil serta terhentinya operasional beberapa Gudang SRG yang aktif dalam penerbitan Resi Gudang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pada tahun 2016 Bappebti akan lebih menggiatkan kegiatan pelatihan kepada Pengelola Gudang dan/atau calon Pengelola Gudang serta aktif dalam pelaksanaan sosialisasi SRG di daerah potensial.
Despite this praiseworthy achievement, there is still 1 (one) performance indicator, which remains below the target, i.e. Warehouse Receipt Value Growth. It is because of some factors such as shifting grant harvest period in some production centers, which normally takes place in February – March to April – May, relatively stable selling price of unhulled rice/rice and non-operation of some SRG warehouses, which were previously active in issuing Warehouse Receipts. In 2016, to anticipate these barriers, CoFTRA will intensify training to Warehouse Managers and/or Warehouse Manager Candidates and more active in socializing SRG in potential regions.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
32
Industri perdagangan berjangka komoditi Comodity futures trading industry
THE PRICE OF A COMMODITY WILL NEVER GO TO ZERO. WHEN YOU INVEST IN COMMODITIES FUTURES, YOU’RE NOT BUYING A PIECE OF PAPER THAT SAYS YOU OWN AN INTANGIBLE PIECE OF COMPANY THAT CAN GO BANKRUPT - Jim Rogers
33
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
34
Industri perdagangan berjangka komoditi
Comodity futures trading industry
1. Langkah - langkah Strategis
Strategic Measures
1.1
Perlindungan Nasabah Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) merupakan kegiatan bisnis yang kompleks dan beresiko tinggi. Hal ini antara lain disebabkan karena adanya unsur leverage, di mana dengan penempatan dana (margin) yang kecil dapat memperoleh keuntungan yang besar atau menderita kerugian yang besar. Untuk itu, sebelum memutuskan untuk masuk atau terlibat dalam bisnis Perdagangan Berjangka ini, para pelakunya, terutama calon nasabah dan masyarakat, wajib memiliki pengetahuan yang cukup dan pemahaman yang benar tentang PBK.
35
BAPPEBTI CoFTRA
Ketentuan yang paling mendasar pada saat perusahaan Pialang Berjangka mencari calon Nasabah adalah diwajibkannya Pialang Berjangka untuk terlebih dahulu mengetahui dengan baik latar belakang calon nasabah yang akan memasuki atau terlibat dalam bisnis PBK (Know Your Costumer/KYC) termasuk diantaranya sumber dana yang akan dipergunakan merupakan dana yang idle, menyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaan kepada calon Nasabahnya, yang antara lain memuat keterangan mengenai organisasi dan kepengurusan perusahaan mereka. Pialang juga wajib menjelaskan segala risiko yang mungkin dihadapi, sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko. Apabila calon Nasabahnya memahami dan dapat menerima risiko tersebut, yang bersangkutan harus menandatangani dokumen tersebut yang menunjukkan telah dipahaminya risiko yang akan mereka hadapi dan setuju menjadi Nasabah dari Pialang tersebut. Hal yang tak kalah pentingnya adalah Pialang Berjangka wajib mengetahui latar belakang, reputasi dan kelakuan baik dari Calon pegawainya (Know Your Employee), karena pegawai merupakan ujung tombak perusahaan dalam mempromosikan kegiatannya dan atau membantu nasasabah dalam memberikan saran bila diperlukan. 1.1
The most fundamental requirement that must be met by Futures Brokerage Firms when looking for prospective Customers in CFT business is that of Know Your Customer (KYC). KYC includes ascertaining that the funds to be used must be idle proceeds. The brokers must provide their Company Profile Documents to prospective Customers depicting the organization and management of their firms. They must also detail any and all risks that may encounter as indicated in Risk Notification Document. If the prospective Customers understand and accept such risks, they must affix their signature onto the documents certifying their understanding of risks to face and agree to become the Customers of Brokers. More importantly is that Futures Brokers must know the background, reputation and behavior of their prospective Employees (Know Your Employee) since Employees will be the spearheads of the firms in promoting their activities and or assisting customers with advice if necessary.
Customer Protection Commodity Futures Trading (CFT) is a complicated and highly risky business activity because of its leverage element, in which the placement of small fund (margin) may reap huge profits or otherwise suffer great losses. Given that, before deciding to plunge into or engage in this Futures Trading business, the Stakeholders, especially prospective customers and communities, must have sufficient know-how and comprehension on CFT.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
36
37
Amandemen UU No. 32/97 tentang PBK menjadi UU No. 10/2011 tentang Perubahan UU No. 32/97 tentang PBK antara lain didorong oleh kenyataan bahwa transaksi kontrak derivatif yang dilakukan secara bilateral atau yang dikenal dengan SPA selama beberapa tahun terakhir ini sangat mendominasi transaksi Kontrak Berjangka di Bursa. Disamping itu cakupan komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan juga telah berkembang semakin luas. Transaksi SPA sepanjang tahun 2015 mencapai hampir 80.56% dari keseluruhan transaksi yang terjadi di Bursa, sementara di tahun 2014 mencapai 81.97%, oleh karena itu SPA perlu diregulasi untuk memberikan perlindungan serta kepastian hukum kepada masyarakat dan pelaku usaha.
The amendment of Law No. 32/97 concerning CFT into Law No. 10/2011 concerning Amendment to Law No. 32/97 of CFT was due to the fact that derivative contract transactions in bilateral manner or also known as SPA for the last few years have been dominated with Futures Contract in the Exchange. In addition, the coverage of commodities being the subjects of Futures Contract has expanded. SPA transactions in 2015 recorded nearly 80.56% of total transactions in the Exchange. In 2014, it reached 81.97%. In light of that, CFT should be regulated to give protection and legal certainty to the communities and businessmen.
Dengan semakin berkembangnya transaksi SPA maka dibutuhkan sistem pengawasan yang dapat untuk melawan adanya Market Fraud dan Financial Fraud didalam industri perdagangan berjangka di Indonesia. Sistem pengawasan ini merupakan aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi SPA yang digunakan oleh masing-masing pedagang penyelenggara sehingga Bappebti dan SRO dapat melakukan kontrol dan pengawasan terhadap transaksi yang berlangsung.
With the bolstering SPA transactions, supervisory system capable of preventing Market Fraud and Financial Fraud in future trading industry in Indonesia is therefore deemed necessary. This supervisory system consists of application integrated in SPA application used by traders, from which CoFTRA and SRO can control and oversee the on-going transactions.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada tahun anggaran 2015 Bappebti telah membangun sistem pengawasan transaksi SPA yang baru dan dapat digunakan secara terpadu oleh Otoritas dan SRO, dalam hal ini Bursa dan Kliring Berjangka. Dengan adanya sistem pengawasan yang baru dibangun ini diharapkan dapat meningkatkan pengawasan yang telah berjalan selama ini. Diharapkan tidak hanya pihak Bappebti dan SRO dapat segera mendeteksi setiap penyimpangan yang terjadi dan sesegera mungkin mengambil langkah yang diperlukan, namun diharapkan juga dapat mendeteksi sebelum penyimpangan tersebut terjadi dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
In light of foregoing, in fiscal year 2015, CoFTRA developed a new SPA transaction supervision system that could be used in integrated way by Authority and SRO, in this case, the Exchange and Futures Clearance. With this newly developed supervision system, it is expected that supervision that has been soundly performed be further intensified. Not only can CoFTRA and SRO immediately detect any infringement but also can take measures as necessary.
Dalam rangka meningkatkan pengawasan integritas keuangan, telah dilakukan pengembangan sistem pelaporan keuangan secara elektronik bagi pelaku usaha (Pialang Berjangka, Penyelenggara SPA, Bursa Berjangka, dan Lembaga Kliring Berjangka), serta pelaporan keuangan melalui aplikasi MT940 dari Bank Penyimpan Margin berupa mutasi harian Rekening Terpisah Pialang Berjangka, dan laporan pemenuhan penempatan margin sebesar 70% pada Lembaga Kliring Berjangka yang diawasi oleh Lembaga Kliring Berjangka dan Bappebti sesuai Surat Keputusan Kepala Bappebti Nomor 117/Bappebti/2015.
To intensify financial integrity supervision, an electronic financial reporting system has been developed for Stakeholders (Futures Brokers, SPA Organizers, Futures Exchange and Futures Clearing House) and financial reporting via MT940 from Margin Depository Banks consisting of daily transfer of Futures Brokers’ Segragated Accounts, and report of compliance to margin placement at 70% in Futures Clearing House supervised by Futures Clearing House and CoFTRA according to Decree of Chairman of CoFTRA Number 117/CoFTRA/2015
BAPPEBTI CoFTRA
1.2.
Peningkatan likuiditas Pasar Upaya yang dilakukan untuk peningkatan likuiditas pasar adalah penetapan Penggerak Pasar atau market maker, kewajiban melakukan transaksi pada perdagangan multilateral dan memberi persetujuan kepada Bursa untuk menyempurnakan kontrak Berjangka yang sudah diperdagangkan.
1.2.
Market Maker is a party placing buy order and/or sell order on continual basis during trading hours. The parties qualified for Market Maker include Futures Traders, SPA Organizers and Futures Brokers, which at decision of Chairman of CoFTRA have been assessed qualified to perform Futures Contract transactions for their accounts. The nomination of parties qualified as Market Makers will be made by Futures Exchange and Futures Clearing House. As for minimum multilateral transactions in Futures Exchange, it will be set by the Government in this case CoFTRA to assure that all parties holding licenses or approvals of CoFTRA will also take responsible for the promotion of multilateral transactions in Indonesia. The parties required to conduct minimum multilateral transactions in Futures Exchange will include SPA participants and SPA Organizers. For SPA participants, they must carry out multilateral transactions in Futures Exchange minimum 5% of total monthly transactions or 3,500 lots and SPA Organizers must make transactions at 10,500 lots per months. CoFTRA has approved the revisions of some tradable futures contracts especially with regard to contract specifications either in Jakarta Futures Exchange or in Indonesia Derivative Commodity Exchange.
Penggerak pasar atau market maker adalah pihak yang memasang amanat beli dan/atau amanat jual secara terus menerus selama jam perdagangan berlangsung. Pihak yang dapat menjadi Penggerak Pasar tersebut adalah Pedagang Berjangka, Penyelenggara SPA, dan Pialang Berjangka yang ditetapkan oleh Kepala Bappebti dapat melakukan transaksi Kontrak Berjangka untuk rekeningnya sendiri. Penetapan pihak-pihak yang dapat menjadi Penggerak Pasar dilakukan oleh Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka. Adapun penetapan minimum bertransaksi multilateral di Bursa Berjangka oleh pemerintah dalam hal ini Bappebti dengan maksud bahwa semua pihak yang mendapatkan perizinan atau persetujuan dari Bappebti turut bertanggung jawab mengembangkan perdagangan multi lateral di Indonesia. Pihak-pihak yang diwajibkan untuk melakukan minimum transaksi multilateral di Bursa Berjangka adalah peserta SPA dan penyelenggara SPA. Untuk peserta SPA wajib melakukan transaksi multilateral di bursa berjangka minimal 5% dari total transaksinya setiap bulan atau 3.500 lot dan penyelenggara SPA wajib melakukan trasanski sebesar 10.500 lot setiap bulan. Bappebti juga telah menyetujui penyempurnaan beberapa kontrak berjangka yang diperdagangkan khususnya spesifikasi kontrak baik di Bursa Berjangka Jakarta maupun di Bursa Komoditi Derivatif Indonesia. 1.3.
Pelayanan Perizinan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan Sistem Perizinan Online Bappebti pada tahun 2012 telah membangun sistem aplikasi perizinan online yang diharapkan dapat mempercepat pelayanan perizinan (Quick Wins) sesuai dengan prioritas program utama dalam Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan. Di tahun 2014, Menteri Perdagangan memberlakukan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor:53/M-DAG/PER/9/2014 Tentang Pelayanan Terpadu Perdagangan dan dengan berlakunya peraturan dimaksud maka Bappebti ditunjuk sebagai Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan (UPTP) II yang
Market Liquidity Improvement Efforts to improve market liquidity are inclusive of setting Market Maker, requiring transactions in multilateral trading and giving approval to the Exchange to revise the traded Futures Contracts.
1.3.
Licensing Services for Commodity Futures Trading with Online License System In 2012 CoFTRA developed online license application system to speed up licensing services (Quick Wins) according to main program priorities of Bureaucracy Reform of the Ministry of Trade. In 2014, the Minister of Trades introduced Regulation of the Minister of Trade (Permendag) Number 53/M-DAG/PER/9/2014 concerning Integrated Trading Services and with the introduction of such regulation, CoFTRA was appointed as Integrated Trading Service Unit (UPTP) II serving 16 types of license in CFT and 6 licenses in Warehouse Receipt System (WRS).
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
38
melayani 16 jenis perizinan di bidang PBK dan 6 perizinan di bidang Sistem Resi Gudang (SRG). Untuk mendukung implementasi pelayanan perizinan di UPTP II , Bappebti telah melakukan pengembangan pada Sistem Aplikasi Perizinan Online sehingga dapat menyesuaikan dengan aplikasi INATRADE yang merupakan Sistem Pelayanan Terpadu Kemendag sehingga pada tahun 2014 Bappebti telah melayani dan mewajibkan pengajuan izin secara online untuk 2 (dua) jenis perizinan PBK yaitu: izin Wakil Pialang Berjangka dan Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka.
To support the implementation of license services in UPTP II, CoFTRA developed Online License Application System, which was compatible with INATRADE application, i.e. the Integrated Service System of the Ministry of Trade. In 2014, CoFTRA provided and required license application services via online for 2 (two) types of CFT licenses, i.e.: License for Futures Broker Representatives and Futures Trader Registration Certificate.
Di tahun 2015, Bappebti kembali melakukan pengembangan Sistem Aplikasi Perizinan Online dengan menambah 8 jenis izin/persetujuan yang dapat dilakukan secara online sehingga saat ini terdapat 10 izin/persetujuan yang dapat diajukan dan diproses secara online yaitu: 1. izin Wakil Pialang Berjangka 2. Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka 3. Izin Usaha Bursa Berjangka 4. Izin Usaha Lembaga Kliring Berjangka 5. Izin Usaha Pialang Berjangka 6. Persetujuan Pembukaan Kantor Cabang Pialang Berjangka 7. Persetujuan Pialang PALN 8. Persetujuan Bank Penyimpan Margin 9. Persetujuan Pialang Peserta SPA 10. Persetujuan Pialang Penyelenggara SPA
In 2015, CoFTRA developed another Online License Application System through which another 8 types of license/approval can be applied in online manner leaving a total 10 licenses/approvals that can be processed via online, namely: 1. Futures Broker Representative License 2. Futures Traders Registration Certificate 3. Futures Exchange Business License 4. Futures Clearing House Business License 5. Futures Broker Business License 6. Approval for the Opening of Futures Broker Branch 7. Approval for PALN Broker 8. Approval for Margin Depository Bank 9. Approval for SPA Participant Broker 10. Approval for SPA Provider Broker
Untuk mengajukan perizinan/persetujuan melalui sistem perizinan online Bappebti, pemohon harus memiliki hak akses berupa user name dan password yang dapat diperoleh setelah melakukan registrasi pada sistem INATRADE.
To apply license/approval through CoFTRA’s online license system, applicants must have access rights of user name and password that will be obtained after registration to INATRADE system.
1.4. Kebijakan Perdagangan Ekspor Timah Melalui Bursa yang diatur Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/M-DAG/PER/6/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah Indonesia merupakan eksportir timah terbesar di dunia namun tidak mampu membentuk dan menentukan harga timah dunia untuk mendapatkan harga yang layak, harga timah selama ini dikendalikan oleh London Metal Exchange dan Kuala Lumpur Tin Market.
1.4. Tin Export Trading Policy through the Exchange established in the Regulation of the Minister of Trades Number 32/M-DAG/PER/6/2013 concerning Amendment to the Regulation of Minister of Trades Number 78/M-DAG/PER/12/2012 concerning Tin Export Regulation While Indonesia is the largest tin exporter around the world, yet, this country is not capable of building and setting global tin price to get decent rate. Thus far, the price of tin is controlled by London Metal Exchange and Kuala Lumpur Tin Market.
39
BAPPEBTI CoFTRA
Perdagangan Timah di Bursa Berjangka Indonesia sudah dimulai pada awal tahun 2012, namun tidak berkelanjutan mengingat PT. Timah sebagai pelopor perdagangan Timah di Bursa kekurangan bahan baku karena Timah yang diperdagangakan untuk ekspor tidak semuanya melalui Bursa (terindikasi pelarian bahan baku Timah).
Tin trades in Indonesia Futures Exchange have been started in early 2012 but failed to sustain since PT Timah as the leading tin trader in the Exchange suffered lacks of raw materials. The tin traded for export was not entirely made through the Exchange (tin raw material rush out was indicated).
Dalam rangka mendukung kelestarian lingkungan dan pemanfaatan timah secara berkelanjutan, pemenuhan kebutuhan timah di dalam negeri, serta peningkatan daya saing ekspor timah maka Timah Batangan dan Timah dalam bentuk lainnya yang wajib diperdagangkan melalui Bursa Timah melalui Permendag No. 32/M-DAG/ PER/6/2013 tentang Perubahan Atas Permendag No. 78/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah yang mewajibkan para pemegang ET Timah untuk melakukan ekspor timah melalui Bursa Timah. Harapan dari pengaturan ini, agar kedepan Bursa Timah Indonesia dapat diperdayakan sebagai instrumen pengendalian perdagangan timah yang tersinyalir selama ini sistem perdagangan timah maupun ekspor timah belum dilakukan dengan maksimal, sekaligus meningkatkan kualitas ekspor timah Indonesia. Selain itu, diharapkan juga harga timah di Indonesia dapat menjadi referensi harga timah dunia.
To support environmental preservation and to sustain tin exploitation, and to meet domestic tin demands as well as to elevate the competitiveness of tin export, Tin in the forms of Bars or otherwise must be traded via Tin Exchange as set out in Permendag No. 32/M-DAG/ PER/6/2013 concerning Amendment to Permendag No. 78/M-DAG/PER/12/2012 with regard to Tin Export Regulation Requiring Tin ET Holders to make Tin Export through Tin Exchange. It is expected that with this regulation in future, Indonesia Tin Exchange be further empowered as controlling instrument to tin trades, which thus far both tin trading system and tin export have yet to be maximized, and at the same time to enhance the quality of Indonesia’s tin export. In addition, it is anxiously expected that tin price in Indonesia be adopted as reference for global tin price.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
40
2. Perkembangan Industri PBK
CFT Industry Trend 2.1
41
BAPPEBTI CoFTRA
Kondisi Pasar Berjangka dan Derivatif Dengan adanya amandemen UU Nomor 32/1997 menjadi UU No. 10 Tahun 2011 terdapat banyak perubahan substansial yang menyangkut peristilahan seperti Perdagangan Berjangka Komoditi, Komoditi, Kontrak Berjangka, Bursa Berjangka dan lain-lain. Inti pokok dari perubahan peraturan dalam UU tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang baru adalah pengembangan dan pengawasan. Dari segi pengembangan, aturan tersebut mencakup berbagai elemen penting bagi pengembangan perdagangan berjangka di masa mendatang, antara lain mencakup perluasan pengertian Komoditi, Perdagangan Berjangka Komoditi, dan Kontrak Berjangka, disamping adanya pengertian tentang Kontrak Derivatif dan Kontrak Derivatif Syariah. Selain itu terdapat beberapa pengaturan baru yaitu mengenai Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), Demutualisasi Bursa Berjangka, Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka, dan Transaksi Perdagangan Berjangka melalui Elektronik. Dengan pengembangan tersebut terjadi perluasan pengertian dari beberapa aspek dengan tujuan agar dapat mengikuti perubahan dunia usaha dan kebutuhan pelaku pasar.
2.1
The Conditions of Futures and Derivative Market With the amendment of Law Number 32/1997 into Law No. 10/2011, a number of substantial revisions have been made including the nomenclatures of Commodity Future Trading, Commodity, Futures Contract, Futures Exchange, etc. The bottom lines of such amendment to Law on Commodity Futures Trading are that of development and supervision. From development wise, this regulation embraces various important elements for the promotion of futures tradings such as broadening the definition of Commodities, Commodity Futures Tradings and Futures Contracts on top of definitions on Derivative Contracts and Syariah Derivative Contract. There are also some regulations of Alterntative Trading Ststen (ATS), Futures Exchange Demutualization, Futures Trading Industry Association and Electronic Futures Trading Transaction. With such development, the definitions of several aspects have been expnded to follow the latest progress of business world and market demands.
Kelembagaan yang terdaftar dalam industri PBK pada tahun 2015 terdiri dari Badan Pengawas (Bappebti) selaku otoritas tertinggi di bidang PBK; 2 (dua) Bursa Berjangka yaitu PT BBJ dan PT BKDI; 2 (dua) Lembaga Kliring Berjangka yaitu PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan PT Indonesia Clearing House (ICH); 70 (tujuh puluh) Pialang Berjangka; 115 (seratus lima belas) Pedagang Berjangka; 17 (tujuh belas) Pedagang Penyelenggara SPA; 252 (dua ratus lima puluh dua) Kantor Cabang; 6 (enam) Bank Penyimpan Margin; 2420 (dua ribu empat ratus dua puluh) Wakil Pialang Berjangka; 1 Asosiasi yaitu Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (ASPEBTINDO); serta Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (BAKTI) yang didirikan pada akhir tahun 2008.
Institutions registered in CFT Industry in 2015 consist of Regulatory Agency (CoFTRA) as the highest authority in CFT sector; 2 (two) Futures Exchanges, i.e. PT BBJ and PT BKDI; 2 (two) Futures Clearing House, i.e. PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) and PT Indonesia Clearing House (ICH); 70 (seventy) Futures Brokers; 115 (one hundred and fifteen) Futures Traders; 17 (seventeen) ATS Provider Brokers; 252 (two hundred and fifty two) Branch Offices; 6 (six) Margin Depository Banks; 2420 (two thousand four hundred and twenty) Futures Broker Representatives; 1 Association, i.e. Indonesia Commodity Futures Trading (ASPEBTINDO); and Arbitration Body of Indonesia Commodity Futures Trading (BAKTI) established in the end of 2008.
Kegiatan transaksi yang dibina dan diawasi Bappebti mencakup transaksi Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di Bursa (secara multilateral); penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka
Transactions developed and supervised CoFTRA covers Futures Contract transactions traded in the Exchange (in multilateral way); Customer Delivery System to Foreign Exchange (PALN); Derivative Contract transactions Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
42
2.2.
43
Luar Negeri (PALN); transaksi Kontrak Derivatif yang diperdagangkan secara bilateral berdasarkan Sistem Perdagangan Alternatif atau SPA; dan perdagangan fisik yang terorganisir.
traded bilaterally under Alternative Trading System or ATS; and organized physical trading.
Dari segi pengembangan kontrak, pada tahun 2015 terdapat persetujuan 4 kontrak baru yang diusulkan oleh Bursa Berjangka. Pada tahun 2015, Bappebti menyetujui 4 (empat) Kontrak Berjangka yang merupakan revisi dari kontrak yang telah disetujui sebelumnya dan kontrak baru. Kontrak tersebut adalah sebagai berikut: • Kontrak Berjangka RBD Palm Olein (URPO) PT. BKDI • Perubahan kontrak derivatif antara Mata uang asing, kontrak derivatif indeks, kontrak derivatif saham tunggal asing dan kontrak derivatif komoditi PT. BBJ • Perubahan kontrak berkala emas PT. BBJ • Kontrak fisik timah murni batangan PT. BKDI
From contract development aspect, in 2015, 4 new contracts proposed by Futures Exchange have been approved. Still in the same year, CoFTRA approved 4 (four) Futures Contracts as the revisions to previously approved contracts and new contracts. They are: • Futures Contract of RBD Palm Olein (URPO) PT. BKDI • Revision to Derivative Contract between Foreign Currencies, Index Derivative Contract, Foreign Single Share Derivative Contract and Commodity Derivative Contract PT. BBJ • Amendment to Gold Time Contract PT. BBJ • Physical Contract of Pure Tin Bars PT. BKDI
Kinerja Perdagangan Berjangka Komoditi Selama tahun 2015, volume transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) tercatat sebanyak 6,59 juta lot atau mengalami pertumbuhan sebanyak 7,11% dibanding tahun 2014. Peningkatan tersebut juga diikuti oleh nilai transaksi PBK yang dibukukan sebanyak Rp 99.058 miliar atau naik sebanyak 7,61%.
2.2.
The Performance of Commodity Futures Trading During 2015, the volume of Commodity Futures Trading (CFT) transactions recorded 6.59 million lot or 7.11% higher than the volume in 2014. This increase was accompanied with more CFT transaction values booked at Rp99,058 billion or 7.61% rise.
2012 2013 2014 2015 Jenis Kontrak / Type of Contract Volume Volume Perubahan Volume Perubahan Volume Perubahan Difference Difference Difference (LOT) (LOT) (%) (LOT) (%) (LOT) (%) Kontrak Multilateral BBJ 189,605 326,855 72.39 412,199 26.11 700,261 69.88 Multilateral Contracts BBJ
Kontrak Multilateral BKDI Multilateral Contracts BKDI
949,023
935,717 -1.40
Total Kontrak Multilateral (BBJ + BKDI) Total Multilateral Contracts (BBJ + BKDI)
1,138,628
1,262,572 10.89
1,109,175 -12.15
1,280,801 15.47
Kontrak SPA BBJ SPA Contracts BBJ
6,744,309
4,195,278 -37.80
3,192,699 -23.90
3,604,889 12.91
Kontrak SPA BKDI SPA Contracts BKDI
100,887
696,976 -25.51 580,540 -16.71
1,416,148 1,303.70 1,851,135
30.72
1,704,840 -7.90
Total Kontrak SPA (BBJ +BKDI) Total SPA Contracts (BBJ + BKDI)
6,845,196
5,611,426 -18.02 5,043,834 -10.11
5,309,729 5.27
Total Volume Transaksi BBJ Total BBJ Transaction Volume
6,933,914
4,522,133 -34.78 3,604,898 -20.28
4,305,150 19.43
Total Volume Transaksi BKDI Total Volume Transaksi BKDI
1,049,910
2,351,865
8.34
2,285,380 -10.31
Total Volume Transaksi PBK Total CFT Transaction Volume
7,983,824
6,873,998 -13.90 6,153,009 -10.49
6,590,530 7.11
124.01 2,548,111
Sumber: PT. BBJ & PT. BKDI (diolah Bappebti) / Source: PT BBJ & PKDI (processed by CoFTRA)
Volume transaksi PBK selama tahun 2015 yang tercatat sebanyak 6,59 juta lot terdiri dari transaksi Kontrak Berjangka (Multilateral) sebanyak 1,28 juta lot dan transaksi Kontrak Derivatif Lainnya (Bilateral/SPA) sebanyak 5,30 juta lot. Pertumbuhan tertinggi diperoleh oleh transaksi Kontrak Berjangka yang mengalami peningkatan sebanyak 15,47% dibanding tahun 2014, sedangkan Kontrak Derivatif Lainnya hanya terjadi peningkatan 7,11%. Untuk volume transaksi PBK masih didominasi oleh transaksi SPA dengan share 80,57% dan transaksi multilateral 19,43%. Namun share transaksi SPA mengalami penurunan sebanyak 1,40% dibanding tahun 2014, sedangkan transaksi multilateral meningkat 1,40%.
The volume of CFT transactions during 2015 reaching 6.59 million lot consists of Futures Contract (Multilateral) at 1.28 million lot and Other Derivative Contract transactions (bilateral/ATS) at 5.30 million lot. The highest growth was recoded by Futures Contract transactions, i.e. 15.47% higher than in 2014. As to Other Derivative Contracts, it just increased at 7.11%. For CFT transactions, they were still dominated by ATS transactions with share 80.57% and multilateral transactions at 19.43%. However, ATS transaction shares were to decline by 1.40% to 2014 with multilateral transactions to go up 1.40%.
Berdasarkan tabel 2 PT. Bursa Berjangka Jakarta (PT. BBJ) membukukan transaksi tertinggi selama tahun 2015 yaitu sebanyak 4,30 juta lot atau meningkat 19,43% dibanding tahun 2014. Transaksi multilateral yang tercatat di PT. BBJ sebanyak 0,7 juta lot atau meningkat 69,88%, sedangkan transaksi bilateral tercatat sebanyak 3,6 juta lot atau hanya naik 12,91%. Untuk PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (PT. BKDI) membukukan transaksi pada tahun 2015 sebanyak
Based on Table 2, PT Bursa Berjangka Jakarta (PT BBJ) booked the highest transactions during 2015, i.e. 430 million lot or 19.43% higher than in 2014. Multilateral transactions recorded in PT BBJ were 0.7 million lot or to increase by 59.88% with bilateral transactions reaching 3.6 million lot or 12.91% higher. As to PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (PT BKDI), this firm recorded transaction 2.28 million lot in 2015 or 10.31% lower than in 2014. Multilateral transactions in PT BKDI
BAPPEBTI CoFTRA
Tabel 2. Volume Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi Table 2. Commodity Futures Trading Transaction Volume
2,28 juta lot atau turun 10,31% dibanding tahun 2014. Transaksi multilateral yang tercatat di PT. BKDI sebanyak 0,58 juta lot atau turun 16,71%, sedangkan transaksi bilateral tercatat sebanyak 1,70 juta lot atau turun 7,9%.
reached 0.58 million lot or to go down by 16.71% with bilateral transactions of 1.70 million lot or 7.9% lower.
Dengan pertumbuhan 15,47% pada tahun 2015, transaksi multilateral sudah mulai menjadi primadona para nasabah PBK di Indonesia. Berdasarkan tabel 3, komoditi pertanian/perkebunan membukukan transaksi tertinggi yaitu sebanyak 886 ribu lot atau turun 0,34% dibanding tahun 2014 dan komoditi metal sebanyak 389 ribu lot atau naik 80,11%. Untuk komoditi pertanian/ perkebunan, CPO masih menjadi buruan utama oleh para investor dengan membukukan transaksi tertinggi dibanding komoditi lainnya sebanyak 439 ribu lot walaupun mengalami penurunan 27,37% dibanding tahun 2014 dan selanjutnya diikuti oleh Kopi 316 ribu lot (↑66,59%), Kakao 63,9 ribu lot (↑59,51%), dan Olein 60,6 ribu lot (↑19,95%). Untuk komoditi metal masih didominasi oleh Emas yang membukukan transaksi 376 ribu lot (↑79,02%) dan Timah 13,4 ribu lot (↑116,7%).
With growth of 15.47% in 2015, multilateral transactions have turned into primadona for CFT customers in Indonesia. In the table 3, agriculture/ plantation commodities record the highest transactions at 886 million lots or 0.34% lower than in 2014 and metal commodity of 389 million lot or to rise by 80.11%. For agriculture/plantation commodities, CPO remains the primary commodity for investors, which is evident from its highest transactions at 439 thousand lots. This achievement is however 27.37% lower than in 2014 and followed by coffee at 316 thousand lots (↑66.59%), Cacao 63.9 thousand lots (↑59.51%), and Olein 60.6 thousand lots (↑19,95%). For metal commodity, Gold remains dominating with transactions 374 thousand lots (↑79,02%) and tin 13.4 thousand lots (↑116.7%)
Tercapainya pertumbuhan volume transaksi PBK
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
44
Tabel 3. Volume Transaksi Multilateral per Kontrak Komoditi Table 3. Multilateral Transaction Volume per Commodity Contract Jenis Kontrak / Type of Contract 2012 2013 Multilateral BBJ 189,605 326,855 Agriculture OLE OLE 10 CC5 ACF RCF
80,633 137,636 21,959 55,725 10,230 30,607 48,444 49,206 - 1,066 - 1,032
2014
2015
410,711
700,261
283,683 20,592 29,420 43,835 47,379 142,457
446,405 30,056 30,056 69,921 82,529 232,712
METAL GOL GOL100 GOL250 KIE KGE KGE USD GU1TF GG5 GG10 GG25 GG50 GG100
108,972 17,196 8,559 27,596 30,317 8,079 11,229 4,213 - - - - -
189,219 45,878 18,451 54,627 10,200 1,309 6,956 51,450 34 16 3 - -
127,028 2,212 46,870 34,732 18,752 3,359 7,332 12,674 460 90 7 2 -
253,856 886 40,179 129,023 34,081 181 6,505 41,467 165 35 12 66
Multilateral BKDI
946,737
934,686
695,171
575,898
Agriculture CPOTR OLEINTR
821,517 797,259 817,143 795,296 4,374 1,963
605,808 605,277 531
440,018 439,635 383
METAL GOLDGR GOLDUD GOLDID PAMKGRID PAMPKGUD UBSG TIN
125,220 137,427 6,449 84,477 113,904 48,685 4,867 606 - - - - - - - 3,659
Total Multilateral PALN (ICDX) Total Multilateral + PALN
89,363 66,707 10,442 935 3,578 1,473 - 6,228
BAPPEBTI CoFTRA
License for Commodity Futures Market Stakeholders To improve public services with license processing acceleration, in 2015, CoFTRA set target for license/ approval processing time in Commodity Futures Trading sector at maximum 20 (twenty) days after the receipt of complete and accurate documents. Below is license/ approval/decision processed by CoFTRA in 2015:
a) Futures Broker Business License CoFTRA issued 1 (one) Futures Broker business license to Futures Broker PT Straits Futures Indonesia with License Number: 43/COFTRA/SI/09/2015 on 11 September 2015; b) Futures Trading Industry Association Approval in 2015, CoFTRA issued 1 (one) approval for Future Trading Industry Association to Indonesia Commodity Future Trading Association (ASPEBTINDO) with Approval Number: 19/CoFTRA/SP/04/2015 on 24 April 2015.
135,880 117,276 1,746 2,040 1,287 35 13,496
c) Persetujuan Pialang Berjangka sebagai peserta SPA Bappebti memberikan persetujuan sebagai Peserta Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) kepada Pialang Berjangka PT. Maharatu Berjangka dengan nomor persetujuan:06/BAPPEBTI/SP/01/2015 pada tanggal 27 Januari 2015;
c) Futures Broker Approval as ATS Participant CoFTRA granted approval as Alternative Trading System (ATS) to Futures Broker PT Maharatu Berjangka with Approval No. 06/COFTRA/ SP/01/2015 on 27 January 2015.
d) Pembukaan Kantor Cabang Pialang Berjangka Dalam rangka pemberian persetujuan pembukaan Kantor Cabang Pialang Berjangka, Bappebti telah menerbitkan 4 (empat ) Persetujuan Penetapan Kantor Cabang (khusus Multilateral) kepada Kantor Cabang Pialang Berjangka sebagai berikut: 1. PT. Agrodana Futures Cabang Jakarta dengan Nomor persetujuan: 22/BAPPEBTI/PT/05/2015 tanggal 8 Mei 2015 2. PT. Mahadana Asta Berjangka Cabang APL Tower Jakarta dengan Nomor persetujuan: 34/ BAPPEBTI/PT/08/2015 tanggal 11 Agustus 2015 3. PT. Mahadana Asta Berjangka Cabang Palembang dengan Nomor persetujuan: 45/BAPPEBTI/ PT/09/2015 tanggal 17 September 2015 4. PT. Starpeak Equity Futures Cabang Surabaya dengan Nomor persetujuan: 49/BAPPEBTI/ PT/10/2015 tanggal 5 Oktober 2015
d) The opening of Futures Broker Branch Office To give approval for the opening of Futures Broker Branch Office, CoFTRA issued 4 (four) Approval for Branch Office Opening (specific for multilateral) to the following Futures Broker Branches:
1,261,541
1,105,882
1,276,159
2,286
1,031
3,293
4,642
1,138,628
1,262,572
1,109,175
1,280,801
Sumber: PT. BBJ & PT. BKDI (diolah Bappebti) / Source: PT BBJ & PKDI (processed by CoFTRA)
45
2.3.
b) Persetujuan Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka Di Tahun 2015, Bappebti menerbitkan1 (satu) persetujuan Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka kepada Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (ASPEBTINDO) dengan Nomor persetujuan:19/Bappebti/SP/04/2015 tanggal 24 April 2015;
1,136,342
sebanyak 7,11% tidak terlepas dari faktor eksternal dan usaha internal. Faktor eksternal tersebut adalah terjadinya peningkatan populasi penduduk Indonesia kelas menengah, kebijakan moneter dan fiskal yang di respon positif oleh pasar, peningkatan harga komoditi (pertanian/perkebunan) dunia dan pengaruh lainnya. Untuk usaha internal yang dilakukan adalah peningkatan efisiensi dan efektivitas sosialisasi dan edukasi, evaluasi dan pengembangan kontrak PBK, meluaskan dan mengintensifkan kerjasama, meningkatkan kuantitas dan kualitas pengawasan, serta penyempurnaan kebijakan yang dapat diterima oleh para stakeholder.
2.3. Perizinan Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi Dalam rangka peningkatan pelayanan publik dalam bentuk percepatan pemrosesan izin, pada tahun 2015 Bappebti menargetkan lamanya waktu pemrosesan izin/persetujuan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) maksimal 20 (dua puluh) hari setelah dokumen dinyatakan lengkap dan benar. Berikut adalah kegiatan pemrosesan izin/persetujuan/penetapan yang telah dilakukan Bappebti selama tahun 2015: a) Izin Usaha Pialang Berjangka Bappebti menerbitkan1 (satu) izin usaha Pialang Berjangka kepada Pialang Berjangka PT. Straits Futures Indonesia dengan Nomor izin:43/BAPPEBTI/ SI/09/2015 pada tanggal 11 September 2015;
The volume growth of CFT transactions by 7.11% is attributed to both external factors and internal efforts. The former include middle class population growth in Indonesia, monetary and fiscal policies responded positively by the market, global commodity price hike (agriculature/plantation) and other factors. For internal efforts they consist of evaluation and development of CFT contracts, cooperation expansion and intensification, intensive supervision in terms of quality and quantity and policy revisions for more acceptances by stakeholders.
1. PT. Agrodana Futures Jakarta Branch with Approval Number: 22/COFTRA/PT/05/2015 of 8 May 2015 2. PT. Mahadana Asta Berjangka APL Tower Jakarta Branch with Approval Number: 34/COFTRA/ PT/08/2015 of 11 August 2015 3. PT. Mahadana Asta Berjangka Palembang Branch with Approval Number: 45/COFTRA/ PT/09/2015 of17 September 2015 4. PT. Starpeak Equity Futures Surabaya Branch with Approval Number: 49/COFTRA/PT/10/2015 of 5 October 2015 Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
46
47
e) Persetujuan Perubahan Dewan komisaris/Direksi/ Pengurus/Pemegang Saham Pelaku Usaha PBK Selama tahun 2015 Bappebti telah menerbitkan persetujuan Perubahan Dewan komisaris/Direksi /Pengurus/Pemegang Saham Pelaku Usaha PBK kepada: 1. Bursa Berjangka PT. Bursa Berjangka Jakarta sebanyak 2 (dua) persetujuan, 2. Lembaga Kliring Berjangka PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sebanyak 1 (satu) Persetujuan 3. Pedagang Penyelenggara SPA PT. Prolindo Buana Semesta sebanyak 1 (satu) Persetujuan 4. Pialang Berjangka sebanyak 20 (dua puluh) persetujuan
e) Approval for the Changes to Board of Commissioners/ Board of Directors/ Management/Shareholders of CFT Stakeholders. In 2015, CoFTRA issued approval for the Changes to Board of Commissioners/Board of Directors/ Managemen/Shareholders of CFT Stakeholders to: 1. Futures Exchange PT. Bursa Berjangka Jakarta for 2 (two) approvals, 2. Futures Clearing House PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero) fpr 1 (one) Approval,
f) Persetujuan Perubahan Nama Lembaga Kliring Berjangka Bappebti menerbitkan persetujuan perubahan nama PT Indonesia Clearing House d/h PT Identrust Security International sebagai Lembaga Kliring Berjangka dengan Nomor Persetujuan : 16/ BAPPEBTI/SP-PN/04/2015 tanggal 20 April 2015 dan perubahan nama PT Indonesia Clearing House d/h PT Identrust Security International sebagai Penerima Pendaftaran Transaksi SPA dengan Nomor Persetujuan : 17/BAPPEBTI/SP-PN/04/2015 tanggal 20 April 2015.
f) Approval for the Rename of Futures Clearing House CoFTRA issued approval for the rename of PT Indonesia Clearing House formerly PT Identrust Security International with Approval Number: 16/ COFTRA/SP-PN/04/2015 of20 April 2015 and the rename of PT Indonesia Clearing House formerly PT Identrust Security International as the Beneficiary of ATS Transaction Registration with Approval Number: 17/COFTRA/SP-PN/04/2015 of 20 April 2015.
g) Persetujuan Perubahan Nama Pialang Berjangka Selain permohonan persetujuan perubahan Pengurus/Pemegang Saham perusahaan, Bappebti juga menerima permohonan perubahan nama Pialang Berjangka. Selama tahun 2015 Bappebti menerbitkan persetujuan perubahan nama Pialang Berjangka kepada 2 (dua) perusahaan Pialang Berjangka, yaitu : 1. PT. Millenium Prudent Futures d/h PT. Optima Capital Futures, dengan Persetujuan Nomor: 30.B/BAPPEBTI/PN-PA/07/2015 tanggal 29 Juli 2015; 2. PT. Sagafx Sentra Berjangka d/h PT. Trust Artha Futures, dengan Persetujuan Nomor: 41/BAPPEBTI/SP-PN-PA/09/2015 tanggal 7 September 2015.
g) Approval for the Rename of Futures Broker Apart from application for rename approval to the Management/Shareholders of company, CoFTRA also received application for the rename of Futures Brokers. In 2015, CoFTRA issued approval for Futures Broker Rename to 2 (two) Futures Broker companies, i.e. :
h) Persetujuan perubahan alamat Pialang Berjangka dan Pedagang Berjangka Pada tahun 2015 telah diterbitkan persetujuan perubahan alamat kepada 10 (sepuluh) Kantor
h) Approval for Address Rename of Futures Brokers and Futures Traders In 2015, approval for address rename was issued to 10 (ten) Head forfices of Futures Brokers, 27 (twenty
BAPPEBTI CoFTRA
3. ATS Provider PT. Prolindo Buana Semesta for 1 (one) approval, 4. Futures Brokers for 20 (twenty) approvals
1. PT. Millenium Prudent Futures formerlay PT. Optima Capital Futures, with approval number: 30.B/COFTRA/PN-PA/07/2015 of 29 July 2015; 2. PT. Sagafx Sentra Berjangka formerly PT. Trust Artha Futures, approval number: 41/COFTRA/ SP-PN-PA/09/2015 of 7 September 2015.
Pusat Pialang Berjangka, 27 (dua puluh tujuh) Kantor Cabang Pialang Berjangka dan 1(satu) Pedagang Berjangka.
seven) Branch Offices of Futures Brokers and 1 (one) Futures Trader.
i) Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka Dalam rangka pemrosesan Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka , Bappebti telah menerbitkan 11 (sebelas) Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka kepada Perusahaan sebagai berikut: 1. PT. Toyota Tsusho Asia Pacific PTE.LTD dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 004/UPTP/ SEP/04/2015 tanggal 29 April 2015 2. PT. China Minmetals (Non Ferrous) Metals Co. LTD dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 005/ UPTP/SEP/05/2015 tanggal 8 Mei 2015 3. PT. Aries Kencana Sejahtera dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 006/UPTP/SEP/05/2015 tanggal 22 Mei 2015 4. TF Exchange PTE.LTD dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 007/UPTP/SEP/06/2015 tanggal 16 Juni 2015; 5. JYL International Co. LTD dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 008/UPTP/SEP/07/2015 tanggal 8 Juli 2015 6. CV. Ayi Jaya dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 012/UPTP/SEP/08/2015 tanggal 3 Agustus 2015 7. PT. Tommy Utama dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 013/UPTP/SEP/09/2015 tanggal 2 September 2015 8. PT. Sukses Inti Makmur dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 014/UPTP/SEP/09/2015 tanggal 2 September 2015 9. Fonerco PTE.LTD(015) dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 015/UPTP/SEP/09/2015 tanggal 2 September 2015 10. PT. Bangka Prima Tin dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 019/UPTP/SEP/09/2015 tanggal 11 September 2015 11. CV Tiga Sekawan dengan sertifikat pendaftaran Nomor: 020/UPTP/SEP/10/2015 tanggal 21 Oktober 2015.
i) Futures Trader Registration Certificate For the processing of Futures Trader Registration Certificate, CoFTRA issued 11 (eleven) Futures Trader Registration Certificate to the following companies:
j) Persetujuan Penetapan sebagai Pialang Berjangka yang Melakukan Penerimaan Nasabah Secara Elektronik Online Bappebti telah memberikan persetujuan penetapan sebagai pialang berjangka yang melakukan penerimaan nasabah secara elektronik online kepada 6 (enam) Perusahaan Pialang Berjangka
j) Approval of Confirmation as Futures Brokers with Electronic (Online) Customer Registration
1. PT. Toyota Tsusho Asia Pacific PTE.LTD with registration certificate Number: 004/UPTP/ SEP/04/2015 ofl 29 April 2015 2. PT. China Minmetals (Non Ferrous) Metals Co. LTD with registration certificate Number: 005/ UPTP/SEP/05/2015 of 8 May 2015 3. PT. Aries Kencana Sejahtera with registration certificate Number: 006/UPTP/SEP/05/2015 of 22 May 2015 4. TF Exchange PTE.LTD with registration certificate Number: 007/UPTP/SEP/06/2015 of 16 June 2015; 5. JYL International Co. LTD with registration certificate Number: 008/UPTP/SEP/07/2015 of 8 July 2015 6. CV. Ayi Jaya with registration certificate Number: 012/UPTP/SEP/08/2015 of 3 August 2015 7. PT. Tommy Utama with registration certificate Number: 013/UPTP/SEP/09/2015 of 2 September 2015 8. PT. Sukses Inti Makmur with registration certificate Number: 014/UPTP/SEP/09/2015 of 2 September 2015 9. Fonerco PTE.LTD(015) with registration certificate Number: 015/UPTP/SEP/09/2015 of 2 September 2015 10. PT. Bangka Prima Tin with registration certificate Number: 019/UPTP/SEP/09/2015 of 11 September 2015 11. CV Tiga Sekawan with registration certificate Number: 020/UPTP/SEP/10/2015 of 21 October 2015.
CoFTRA granted approval of confirmation as futures brokers with electronic (online) customer registration to 6 (six) Futures Broker Companies:
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
48
49
sebagai berikut: 1. PT. Maxco Futures dengan persetujuan Nomor: 01/BAPPEBTI/KEP-PBK/01/2015 tanggal 14 Januari 2015 2. PT. Premier Equity Futures dengan persetujuan Nomor: 02/BAPPEBTI/KEP-PBK/03/2015 tanggal 3 Maret 2015 3. PT. Global Artha Futures Nomor: 03/BAPPEBTI/ KEP-PBK/03/2015 tanggal 20 Maret 2015 4. PT. International Business Futures dengan persetujuan Nomor: 06/BAPPEBTI/KEPPBK/06/2015 tanggal 29 Juni 2015 5. PT. Finex Berjangka dengan persetujuan Nomor: 07/BAPPEBTI/KEP-PBK/09/2015 tanggal 8 September 2015 6. PT. Sinarmas Futures dengan persetujuan Nomor: 09/BAPPEBTI/KEP-PBK/12/2015 tanggal 31 Desember 2015.
1. PT. Maxco Futures with approval number: 01/ BAPPEBTI/KEP-CFT/01/2015 of 14 January 2015 2. PT. Premier Equity Futures with approval number: 02/ BAPPEBTI/KEP-CFT/03/2015 of 3 March 2015 3. PT. Global Artha Futures with approval number: 03/ BAPPEBTI/KEP-CFT/03/2015 of 20 March 2015 4. PT. International Business Futures with approval number: 06/COFTRA/KEP-CFT/06/2015 of 29 June 2015 5. PT. Finex Berjangka with approval number: 07/ BAPPEBTI/KEP-CFT/09/2015 of 8 September 2015 6. PT. Sinarmas Futures with approval number: 09/ BAPPEBTI/KEP-CFT/12/2015 of 31 December 2015.
k) Penerbitan Ijin Wakil Pialang Berjangka Ijin selaku Wakil Pialang Berjangka selama tahun 2015 telah diberikan kepada 253 (dua ratus lima puluh tiga) Wakil Pialang dengan rincian Sebagai berikut: - Bulan Januari sebanyak 5 izin - Bulan Februari sebanyak 18 izin - Bulan Maret sebanyak 12 izin - Bulan April sebanyak 15 izin - Bulan Mei sebanyak 17 izin - Bulan Juni sebanyak 31 izin - Bulan Juli sebanyak 38 izin - Bulan Agustus sebanyak 28 izin - Bulan September sebanyak 56 izin - Bulan Oktober sebanyak 13 izin - Bulan November sebanyak 11 izin - Bulan Desember sebanyak 9 izin.
k) The Issuance of Futures Broker Representative License License as Futures Broker Representatives in 2015 has been granted to 253 (two hundred and fifty three) Broker Representatives with details as follows: - January, 5 licenses - February, 18 licenses - March, 12 licenses - April, 15 licenses - May, 17 licenses - June, 31 licenses - July, 38 licenses - August, 28 licenses - September, 56 licenses - October, 13 licenses - November, 11 license - December, 9 licenses
l) Persetujuan lainnya terkait Pialang Berjangka Pada tahun 2015, Bappebti juga mengeluarkan beberapa persetujuan yang terkait dengan kegiatan operasional Pialang Berjangka yaitu: - Persetujuan pengangkatan Direktur Kepatuhan diberikan kepada 6 Perusahaan Pialang Berjangka - Persetujuan pemberhentian Direktur Kepatuhan diberikan kepada 4 Perusahaan Pialang Berjangka - Persetujuan Pergantian Kepala Cabang diberikan kepada 39 Kantor Cabang Pialang Berjangka
l) Other Approvals relating to Futures Brokers In 2015, CoFTRA issued several approvals relating to operational activities of Futures Brokers:
BAPPEBTI CoFTRA
- Approval for the appointment of Compliance Director to 6 Futures Broker Companies - Approval for the dismissal of Compliance Director to 4 Futures Broker Companies - Approval for the replacement of Branch Head to 39 branch office of Futures Brokers
- Persetujuan penutupan Kantor Cabang diberikan kepada 7 Kantor Cabang Pialang
- Approval for the closing of branch office to 7 branch offices of brokers
2.4. Pemantauan Perkembangan Harga di Bursa dan Pengembangan Sistem Informasi Harga Perdagangan Berjangka merupakan suatu bentuk kegiatan yang dapat dimanfaatkan dan dilakukan oleh kalangan dunia usaha sebagai sarana “lindung nilai” (hedging) yang sangat efektif untuk menunjang kemantapan strategi manajemen perusahaan dari pengaruh timbulnya risiko/kerugian yang disebabkan karena adanya fluktuasi/volatilitas harga. Selain itu perdagangan berjangka ini dapat digunakan sebagai sarana alternatif investasi bagi para pihak yang bermaksud untuk menanamkan investasi di Bursa Berjangka. Perkembangan perdagangan berjangka di berbagai negara sangat pesat dan saat ini telah menjadi salah satu infrastruktur penunjang pertumbuhan perekonomian suatu negara. Fungsi ekonomi perdagangan berjangka adalah sebagai sarana lindung nilai (hedging), pembentukan harga (price discovery) dan sebagai harga rujukan (reference of price) yang transparan yang menjadi acuan harga dunia. Dengan perdagangan berjangka tersebut, risiko yang dapat merugikan para pelaku usaha khususnya petani kecil dapat terlindungi.
2.4. Price Trend Monitoring at the Exchange and Price Information System Development Futures Trading is an activity that can be utilized and conducted by business world as hedging facility, which is very effective to support management strategies of the company against risks/losses resulting from price fluctuation/volatility. In addition, this Future Trading can be adopted as an alternative investment for the parties wishing to make investments in Futures Exchange. The trend of futures trading in various countries shows rapid growth and at present becomes one of the infrastructures that supports economic growth of a country. The economic function of futures trading is as transparent hedging instrument, price discovery and reference of price at global scale. With such futures trading, the risks, which may be detrimental to Stakeholders especially small-scale farmers can be protected.
Sebagai sarana pembentukan harga (price discovery) yang efektif dan transparan, informasi harga komoditas yang terbentuk dapat digunakan sebagai referensi harga bagi semua pihak yang berkepentingan. Harga yang terjadi di bursa umumnya menjadi harga acuan (reference price) dunia usaha termasuk produsen atau pengusaha kecil dan petani dalam melakukan transaksi di pasar fisik. Harga yang terbentuk di Bursa Berjangka akan selalu berubah menyesuaikan dengan perubahan informasi pasar yang terjadi, oleh karena itu Bappebti melakukan pemantauan dan pengawasan atas pergerakan harga yang terjadi di Bursa dari waktu ke waktu agar harga yang terbentuk benar-benar berdasarkan mekanisme pasar. Pemantauan dan pengawasan tersebut dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan mengamati perkembangan harga agar harga yang terjadi adalah harga yang wajar dan transparan.
As an effective and tranATSrent price discovery instrument, the discovered commodity price information can be used as reference of price for all stakeholders. The price at the Futures Exchange normally becomes reference for business world including producers or small-scale entrepreneurs and farmers in conducting transactions in physical markets. The price discovered in Futures Exchange will change at all times. In light of that, CoFTRA will monitor and supervise the price fluctuation in the Exchange from time to time so that the price will be genuinely discovered based on market mechanism. Such monitoring and supervision will be carried out by collecting information and observing the price trend to assure that the price is fair and tranATSrent.
Informasi harga merupakan faktor penting dalam pemasaran komoditas pertanian, mengingat perencanaan dan implementasi produksi yang tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek dan
Price information is an important factor in agriculture commodity marketing since production planning and implementation can be made in short-time and in view of commodity price vulnerability to fluctuation since the Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
50
rentannya harga komoditi yang berfluktuatif karena harga komoditas pangan di pasar domestik semakin terbuka terhadap gejolak pasar. Gejolak harga komoditas dapat bersumber dari fluktuasi produksi dalam negeri, fluktuasi harga internasional, dan fluktuasi nilai tukar, sehingga hal ini secara langsung berpengaruh pada kemampuan daya saing sistem usahatani. Fluktuasi harga dapat berdampak pada resiko yang mungkin diterima oleh petani seperti turunnya harga saat musim panen.
domestic markets are more opened to market upheavals. Commodity price upheaval may come from domestic production fluctuation, international price fluctuation and exchange rate fluctuation that will directly affect the competitiveness of farming system. Price fluctuation will incite risks that may pose to farmers such the declining price during harvest time.
Untuk meminimalkan resiko dan membantu petani dalam pembiayaan usaha tani diperlukan alternatif tunda jual melalui Sistem Resi Gudang (SRG). Sistem Resi Gudang di Indonesia bertujuan membantu para petani, perkebunan dan pelaku usaha komoditi untuk mendapatkan alternatif pembiayaan dalam mengelola/ mengembangkan usahanya, karena Resi Gudang (bukti penyimpanan komoditi di Gudang) dapat diagunkan di Bank Penjamin yang ditunjuk Bappebti untuk memperoleh pembiayaan. Untuk mendukung kegiatan ini, diperlukan sistem informasi harga yang transparan yang dapat dijadikan referensi harga bagi Pengelola Gudang dan Penyimpan barang dalam menentukan nilai komoditi yang diagunkan. Untuk meminimalisasi resiko yang mungkin diterima oleh pelaku usaha, dibutuhkan informasi harga.
To minimize risks and assist the farmers in financing their farming enterprises, alternative delay sale approach with Warehouse Receipt System (WRS). Warehouse Receipt System in Indonesia aims to assist farmers, plantation farmers and commodity businessmen to get alternative financing for the management/development of their businesses. Warehouse Receipt (evidence of commodity storage in warehouse) can be used as collateral in Guarantor Banks assigned by CoFTRA to obtain financing. To support this activity, tranATSrent price information that can serve as reference of price for Warehouse Managers and goods keepers in setting the values of secured commodity will be necessary. To minimize risks that may be encountered by businessmen, price information is required.
Informasi harga merupakan satu syarat penting dalam pengembangan pemasaran sesuai dengan dinamika perubahan pasar yang sangat cepat. Oleh karena itu diperlukan informasi harga yang berkualitas, cepat dan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk memudahkan pelaku pasar dan masyarakat memperoleh informasi harga maka perlu dibangun sistem informasi harga yang menyajikan informasi harga beberapa komoditi. Ketersediaan akan informasi pasar tentunya tidak terlepas dari peran dan partisipasi aktif SDM yang terlibat baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Tidak kalah pentingnya juga peran teknologi informasi karena diharapkan akan mempermudah dan memperlancar arus informasi pasar. Salah satu upaya yang telah dilakukan dalam membangun informasi pasar yang lebih baik, antara lain melalui pengembangan sistem informasi pasar berbasis website.
Price information is a prerequisite in developing market following the rapid changing market dynamics. Hence, quality, fast, accourate and accountable price information is paramount importance. To facilitate market Stakeholders and communities in accessing price information it is necessary to build price information system presenting price information of several commodities. The provision of market information will need active and participation of human resources in terms of quality and quantity. Equally important is the roles of information technology since it will be capable of facilitating and improving market information flows. One attempt that has been taken to establish better market information is to develop website-based market information system.
Kegiatan pada tahun 2015 merupakan kelanjutan pelaksanaan kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Untuk kegiatan pengawasan pasar, telah dilaksanakan
51
BAPPEBTI CoFTRA
Activities in 2015 are the continuation of implementation of previous years. For market supervision, this activity has been accompanied with Monitoring and Analysis
kegiatan Monitoring dan Analisa Perkembangan Harga Komoditi Pasar Berjangka dan Analisis dan Evaluasi Perkembangan Harga Komoditi Pasar Fisik, untuk Bagian Sistem Informasi telah dilaksanakan kegiatan Pemuktahiran Data Komoditi.
to Futures Market Commodity Price Trend and Analysis and Evaluation of Physical Market Commodity Price and for Information System affairs, Commodity Data have been updated.
Pada tahun 2015, Bappebti menargetkan 8 komoditi yang tersaji dalam sistem informasi harga yakni CPO, Kakao, Karet, Kopi Arabika, Kopi Robusta, Jagung, Gabah dan Beras. Dalam pelaksanaannya tercapai 9 komoditi yang tersaji yakni CPO, Kakao, Karet, Kopi Arabika, Kopi Robusta, Jagung, Gabah, Beras dan Rumput Laut. Informasi harga tersebut diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) updating formulasi harga dan FGD kontributor harga.
In 2015, CoFTRA sets target of presenting 8 commodities in price information system, i.e. CPO, Cacao, Rubber, Arabica Coffee, Robusta Coffee, Corns, Unhulled rice and Rice. In reality, 9 commodities are presented, namel CPO, Cacao, Rubber, Arabica Coffee, Robusta Coffee, Corns, Unhulled rice/Rice and Seaweeds. This price information is obtained through Focus Group Discussion (FGD) of prince formulation updating and FGD price contributors.
Dalam memperoleh informasi untuk formulasi harga, Bappebti menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dan melakukan kunjungan ke Kantor-kantor dinas yang terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian dan Perkebunan untuk mendapatkan data dan harga ekspor serta hasil perkebunan komoditi yang menjadi unggulan daerah tersebut. Sedangkan untuk mendapatkan formulasi harga, Bappebti melakukan kunjungan langsung ke Asosiasi-asosiasi komoditi, petani perkebunan/ produsen dan eksportir. Dari para pelaku usaha di dapat formulasi harga terkini yang kemudian dibandingkan dengan formulasi harga Bappebti dan dievaluasi untuk mendapatkan harga terkini yang reliable kemudian kami sebarluaskan melalui media elektronik yaitu website dan media televisi.
To get information for price formulation, CoFTRA organized Focus Group Discussion (FGD) and paid visits to the related agencies such as Industry and Trade Agency, Agriculture and Plantation Agency to collect export data and price and specialty plantation products of such regions. To obtain price formulation, CoFTRA made direct visit to commodity associations, plantation farmers/producers and exporters. From these Stakeholders, the latest price formulation is collected and then compared with CoFTRA’s price formulation and evaluated to get the latest reliable price before disseminated via electronic media, i.e. website and television.
Informasi harga melalui kontributor diperoleh melalui kontributor harga di beberapa daerah sentra produksi seperti yang tersaji di tabel berikut:
Price information through contributor is collected from price contributors in some regions being production centers as presented in table that follows:
Tabel 4. Cakupan Komoditi dan Kontributor Dalam Sistem Informasi Harga Table 4. Commodity Scope and Contributors in Price Information System No. No. 1.
Komoditi Daerah Comodity Region
2.
Beras/Rice
3.
Jagung/Corn Grobogan, Probolinggo, Tasikmalaya, Sumbawa
4.
Rumput Laut/Seaweeds
5.
Kopi/Coffee Lampung
Gabah/Unhulled Rice Lebak, Indramayu, Grobogan, Cianjur, Subang, Tasikmalaya Lebak, Indramayu, Subang Makassar, Takalar, Sumbawa
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
52
Kontributor harga yang berada di wilayah sentra produksi bertugas menyampaikan informasi harga secara harian ke sistem Bappebti melalui SMS. Selanjutnya, informasi harga disebarluaskan melalui website Bappebti. Informasi harga komoditi juga dapat dengan mudah diperoleh dengan mengirim SMS ke SMS Center Info Harga Bappebti. SMS request informasi harga ditulis dengan format HARGA#[NAMA_KOMODITI]#[NAMA_ DAERAH] dan dikirim ke nomor 0812 1867 8000,
Price contributors in production centers are tasked to furnish price information on daily basis to CoFTRA via SMS. Then, such price information is distributed through CoFTRA’s website. Commodity price information can be easily obtained by sending SMS to CoFTRA’s SMS Price Information Center. SMS requesting price information must be written in the following format: PRICE#[NAME_ OF_COMMODITY]#[REGION] and sent to number 0812 1867 8000, for example: HARGA#BERAS#INDRAMAYU. In 2015, in formulating commodity price, CoFTRA paid visit
Tabel 5. Jumlah Cakupan Komoditi Dalam Sistem Informasi Hargam Komoditi (SIHK) Tahun 2010-2015 Table 5. Commodity Scope of Commodity Price Information System, 2010 – 2015 Tahun Year
Komoditi Commodity
Daerah / Daerah Keterangan Region Remarks
2010
7 (Gabah, Beras, Jagung, Kakao, Kopi, Lada, dan Kedelai) 7 (unhulled rice, rice, corn, cacao, coffee, pepper and soybean)
8 (Pangkal Pinang, Lampung, Indramayu, Banyumas, Surabaya, 160 Jombang, Makassar, dan Gowa) kontributor/contributors
2011
6 (Gabah, Beras, Jagung, Kakao, Kopi, dan Kedelai) 6 (unhulled rice, rice, corn, cacao, coffee, and soybean)
8 (Lampung, Indramayu, Banyumas, Surabaya, Jombang, Makassar, 160 Gowa, dan Gorontalo) kontributor/contributors
2012
7 (Gabah, Beras, Jagung, Kakao, Kopi, Kedelai dan CPO) 7 (unhulled rice, rice, corn, cacao, coffee, soybean and CPO)
9 (Lampung, Indramayu, Banyumas, Surabaya, Jombang, Makassar, 160 Gowa, Gorontalo, dan Medan) kontributor/contributors
2013 11 (CPO, Lada Hitam, Lada Putih, 19 (Bandar Lampung, Medan Palembang, Pangkal Pinang, Sumber Informasi harga Minyak Kelapa, Beras, Gabah, Pontianak, Kendari, Makasar, Gorontalo, Surabaya, Palu, Jambi, dari Asosiasi dan Jagung, Kakao, Karet, Mataram, Denpasar, Semarang, Cianjur, Manado, Banten, Aceh, Pelaku komoditi, Kopi Robusta, Kopi Arabika) Purwakarta) Disbun, dan Disperindag 11 (CPO, Black Pepper, White Price Information Source of Pepper, Palm Oil, Rice, Unhulled Association, Commodity Rice, Corn, Cacao, Rubber, Robusta Stakeholders, Plantation Coffee, Arabica coffee) Agency, and Industry and Trade Agency 2014 9 Komoditi (Gabah, Beras, Kedelai, 10 daerah dengan rincian: Bandung (Beras dan Gabah), Rumput Laut, Kakao, Kopi, Karet, Sumedang (Beras, Gabah, Kedelai), Batam (Rumput Laut, Kakao), Emas, Minyak Kelapa) NAD (Beras, Gabah, Kopi), Ciamis (Beras, Gabah), 9 (Unhulled Rice, Rice, Cianjur (Beras, Gabah), Cirebon Kuningan Indramayu (Beras, Gabah), Soybean, Seaweeds, Cacao, Pandeglang Banten (Beras, Gabah), Purwokerto (Beras, Gabah), Coffee, Rubber, Gold and Palm Oil dan Palembang (Karet, Kopi). 2015 9 Komoditi (CPO, Karet, Kakao, 11 daerah dengan rincian: Gabah (Lebak, Indramayu, Grobogan, Kopi Arabika, Kopi Robusta, Tasikmalaya, Cianjur), Beras (Lebak, Indramayu, Subang), Gabah, Beras, Jagung, Jagung (Grobogan,Probolinggo, Tasikmalaya, Sumbawa), Rumput Laut) Rumput Laut (Takalar, Sumbawa, Makassar), CPO (Medan), 9 (CPO, Rubber, Cacao, Kopi Robusta (Lampung), Kopi Arabika (Medan), Kakao (Makassar) Arabica Coffee, Robusta Coffee, Unhulled Rice, Rice, Corn, Seaweeds
53
BAPPEBTI CoFTRA
Sumber Informasi harga dari Asosiasi dan Pelaku komoditi, Disbun, dan Disperindag Price Information Source of Association, Commodity Stakeholders, Plantation Agency, and Industry and Trade Agency Sumber: kontributor harga, asosiasi komoditi, dan dinas terkait Source: price contributor, commodity association and the related agencies
Contoh: HARGA#BERAS#INDRAMAYU Pada tahun 2015, dalam melakukan formulasi harga komoditi, Bappebti melakukan kunjungan dan kerjasama dengan asosiasi komoditi, Dinas Perkebunan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk memperoleh informasi dan parameter pembentuk harga. Harga yang diperoleh kemudian diinformasikan dan ditayangkan melalui media cetak dan elektronik. Reliabilitas harga diperoleh melalui metodologi pengambilan data dari para pelaku komoditi baik petani, perkebunan swasta, eksportir, Dinas yang menangani Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Perkebunan di tingkat propinsi dan kabupaten. Data yang didapat kemudian dibandingkan dengan harga yang tersedia di aplikasi sistem ini dan dengan harga yang terjadi di Bursa luar negeri agar hasilnya berupa data informasi harga yang layak menjadi referensi harga yang mendukung kegiatan Resi Gudang. Selain Sistem Informasi Harga, Bappebti juga memberikan informasi analisa harga sejumlah komoditi kepada masyarakat terutama para pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang. Informasi analisa ini disampaikan secara terus menerus agar para pelaku usaha memiliki informasi harga dan analisisnya yang dapat dijadikan
and made cooperation with commodity associations, Plantation Agency and Industry and Trade Agency to acquire information and parameters establishing the price. The discovered price is then informed and displayed in printed and electronic media. The reliability of price is assured with data taken from commodity Stakeholders i.e. farmers, private plantation farmers, exporters, Industry and Trade Agencies and Plantation Agencies at province and district. The collected data will be compared with the price available in this system application and foreign Exchange to produce price information qualified as reference of price to support warehouse receipt activities. Apart from Price Information System, CoFTRA also provides price analysis information for a number of commodities to the public especially Stakeholders in Commodity Futures Trading sector, Warehouse Receipt System and Auction Market. This analysis information will be forwarded on continual basis to provide Stakeholders with price information and analysis that can be used as reference of price and as basis in making decision relating to the commodities. The analysis covers elements affecting the price trend of a commodity such as its characteristics, regions of production centers, total production, export and import Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
54
values, government regulation, trading volume, market liquidity including the price trend of commodities concerned from domestic and foreign Exchanges, commodity price data information Organizers and Stakeholders. In future, the number of commodities and regions covered in this Price Information System will be expanded following the needs of market Stakeholders to support the implementation and development of Futures Trading, Warehouse Receipt System and Commodity Auction Market.
harga acuan dan sebagai dasar penetapan suatu keputusan terkait dengan komoditi. Analisis meliputi unsur-unsur yang mempengaruhi perkembangan harga suatu komoditi seperti karakteristik komoditi, daerah sentra produksi, jumlah produksi, nilai ekspor dan impor, peraturan pemerintah, volume perdagangan, likuiditas pasar, termasuk trend perkembangan harga komoditi yang bersangkutan yang sumbernya berasal dari Bursa di dalam dan luar negeri, para penyedia informasi data harga komoditi, dan para pelaku usaha. Di tahun-tahun mendatang, jumlah cakupan komoditi dan daerah dalam Sistem Informasi Harga ini akan diupayakan untuk terus ditambah sesuai dengan kebutuhan para pelaku pasar dalam rangka menunjang pelaksanaan dan pengembangan Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas. 2.5. 2.5.
Pengembangan Kontrak Berjangka Indonesia merupakan negara penghasil beberapa komoditi yang memiliki daya saing di pasar internasional baik untuk sektor pertanian, perkebunan maupun pertambangan. Atas dasar tersebut, Industri Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi acuan harga dunia, mengingat Indonesia sebagai produsen dan pemasok utama dunia sejumlah komoditi seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), karet, kopi, lada, emas, serta timah. Namun potensi tersebut belum sepenuhnya optimal dikembangkan, karena masih banyak komoditi andalan ekspor yang belum menjadi subjek kontrak berjangka di Bursa Berjangka. Untuk itu diperlukan adanya upaya yang sungguhsungguh, antara lain melalui pengembangan kontrak berjangka komoditas baru dan secara inovatif merancang dan memodifikasi kontrak berjangka turunannya yang diperdagangkan di Bursa maupun di pasar fisik yang terorganisir. Dengan adanya kontrak berjangka yang inovatif diharapkan, fungsi bursa yang sangat strategis, dalam rangka penyediaan sarana demi terselenggaranya transaksi perdagangan berjangka, benar-benar dapat dirasakan manfaatnya bagi pelaku usaha dan Indonesia dapat menjadi referensi harga komoditi primer dunia seperti yang dicita-citakan selama ini. Pada tahun 2015, terdapat persetujuan kontrak baru dan perubahan (revisi) kontrak lama yang telah disetujui. 2.5.1. Kontrak multilateral Pada tahun 2015, PT. Bursa Komoditi dan
55
BAPPEBTI CoFTRA
Derivatif Indonesia (BKDI) mendapatkan persetujuan Kontrak Berjangka RBD Palm Olein (URPO) PT. BKDI, sedangkan PT. Bursa Berjangka Jakarta mendapatkan persetujuan perubahan Kontrak Berkala Emas PT. BBJ 2.5.2. Kontrak bilateral Pada tahun 2015, terdapat penambahan Kontrak Derivatif yang diperdagangkan secara bilateral berdasarkan Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mendapat persetujuan perubahan kontrak derivatif antara Mata uang asing, kontrak derivatif indeks, kontrak derivatif saham tunggal asing dan kontrak derivatif komoditi PT. BBJ
Pengembangan Kontrak Berjangka Indonesia produces several commodities highly competitive in international markets from agriculture sector, plantation sector or mining sector. In light of that, Commodity Futures Trading Industry in Indonesia has great potential as reference of price around the world. This is more obvious to see the fact of Indonesia as the leading producer and supplier of some primary commodities to the world such as Crude Palm Oil (CPO), rubber, coffee, pepper, gold and tin. However, such potentials are not optimally exploited. Many of these export commodities not yet become the subjects of futures contracts in Futures Exchange.
2.5.3. Kontrak perdagangan fisik Indonesia sebagai penghasil utama komoditi pertanian dan komoditi pertambangan merupakan negara utama yang memperdagangkan secara fisik kedua jenis komoditi tersebut. Sepanjang tahun 2015 telah dilakukan beberapa upaya baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha yang memperoleh perizinan dari Bappebti untuk menggandeng pihak-pihak tersebut untuk bekerjasama dalam rangka terciptanya pasar fisik di Indonesia yang terorganisir dan transparan. Kontrak perdagangan fisik di Bursa Berjangka yang telah mendapat persetujuan Bappebti adalah Timah.
Serious efforts are therefore necessary inclusive of developing futures contracts for new commodities and innovatively designing and modifying futures contracts of their derivatives traded in the Exchange or in organized physical markets. With these innovative future contracts, it is expected that the strategic function of the Exchange in providing facilitation for futures trading transactions can produce tangible benefits perceived by Stakeholders and Indonesia will become reference of price for global primary price as aspired thus far.
2.5.4. Penyaluran Amanat Nasabah ke Luar Negeri (PALN) Guna menampung minat masyarakat/Nasabah yang ingin melakukan transaksi Kontrak Berjangka, baik untuk kebutuhan lindung-nilai ataupun investasi, namun Kontrak Berjangkanya belum diperdagangkan di Bursa di dalam negeri, Pialang Berjangka dimungkinkan untuk dapat menyalurkan amanat Nasabahnya tersebut ke Bursa Berjangka di Luar Negeri sesuai dengan Daftar Kontrak Berjangka dan Bursa Berjangka Luar Negeri yang ditetapkan oleh Bappebti. Pada tahun 2015, tidak terdapat persetujuan kontrak PALN.
In 2015, new contract approvals and revisions to old contracts have been granted.
Contract RBD Palm Olein (URPO) with PT. BKDI, and PT. Bursa Berjangka Jakarta received approval for revision to Gold Term Contract with PT. BBJ 2.5.2. Bilateral Contract In 2015, there was additional Derivative Contracts traded bilaterally under Alternative Trading System (ATS). PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) received approval for the revisions of foreign currency derivative contract, index derivative contract, foreign single share derivative contract and commodity derivative contract. 2.5.3. Physical Trading Contract Indonesia as the main producer of agriculture commodities and mining commodities is a primary country physically trading these two commodities. In 2015, some attempts have been made by the Government and Stakeholders receiving license of CoFTRA to invite these parties to work together in creating organized and tranATSrent physical markets in Indonesia. Physical trading contract in Futures Exchange that has received approval of CoFTRA is for tin.
2.5.4. Customer Delivery System to Foreign Exchange (PALN) To accommodate the interests of public/ customers wishing to engage in Future Contract transactions either for hedging purpose or investment purpose, but the necessary Futures Contracts not yet traded in the domestic Exchange, then Futures Brokers can deliver such Customers to foreign Exchange according to Futures Contract List and Foreign Futures Exchange as appointed by CoFTRA. In 2015, no PALN contract was given.
2.5.1. Multilateral Contracts In 2015, PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) received approval for Futures Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
56
3. Aktifitas Pembinaan & Pengawasan
Development & Supervision Activities 3.1.
Pelatihan Teknis Pelaku Usaha PBK Pelatihan teknis bagi para pelaku usaha di bidang PBK ditujukan untuk meningkatkan kualitas Pelaku usaha agar menjadi Pelaku Usaha PBK yang handal dan Profesional di bidang kegiatan PBK. Pada tahun 2015, pelatihan teknis dilakukan sebanyak 5 (lima) kali yang terdiri dari: 3.1.1. Pelatihan teknis tentang Peningkatan Transaksi Kontrak Berjangka Multilateral yang dilaksanakan sebanyak 4 kali di Surabaya pada tanggal 9-10 April 2015, di Medan pada tanggal 12 Mei 2015, di Makassar pada tanggal 20-21 Agustus 2015 dan di Bali pada tanggal 28-29 September 2015; 3.1.2. Pelatihan teknis tentang Tata Cara dan Pengelolaan Penyimpanan Dana Nasabah dalam Lembaga Kliring Berjangka yang dilaksanakan di Solo pada tanggal 4-5 Juni 2015 Para pembicara/nara sumber yang dihadirkan dalam pelatihan teknis adalah pembicara dari Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, dan Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (ASPEBTINDO).
3.2. Kepatuhan dalam Penyampaian Laporan Keuangan dan Persyaratan Keuangan Minimum Kegiatan Pengawasan dan Uji Kepatuhan terhadap para Pelaku Usaha PBK merupakan kewenangan Bappebti selaku otoritas di bidang pengawasan PBK. Pengawasan dilakukan antara lain melalui kegiatan audit, sementara uji kepatuhan dilakukan antara lain melalui kegiatan pemantauan, evaluasi, analisis serta verifikasi terhadap Laporan Keuangan Pialang Berjangka, Pemenuhan nilai Modal Bersih Disesuaikan (MBD), modal disetor dan ekuitas Pialang Berjangka, serta pemenuhan kewajiban penempatan margin minimal 70% pada Lembaga Kliring Berjangka, dan Laporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka.
57
BAPPEBTI CoFTRA
3.1.
Technical Training for CFT Stakeholders Technical Training for Stakeholders in CFT sector aims to enhance the quality of Stakeholders to be reliable and professional in CFT area. In 2015, 5 (five) technical training has been delivered, i.e.:
3.1.1. Technical Training on Multilateral Futures Contract Transaction Improvement for 4 (four) times; in Surabaya on 9-10 April 2015, in Medan on 12 May 2015, in Makassar on 20-21 August 2015 and in Bali on 28-29 September 2015;
3.1.2. Technical Training on Procedures and Management of Customer Fund Deposit in Futures Clearing House in Solo on 4-5 June 2015 The key speakers/resource persons for such technical training were experts of CoFTRA, Futures Exchange, Futures Clearing House and Indonesia Commodity Futures Trading Association (ASPEBTINDO).
3.2. Compliance in Financial Statements Submission and Minimum Financial Requirements Supervision and Compliance Test to CFT Stakeholders are under the responsibility of CoFTRA in the capacity of authority in CFT supervision affairs. The supervision is carried out, inter alia, with audits. Meanwhile, compliance test is made through monitoring, evaluation, analysis and verification on Futures Brokder Financial Statements, Compliance of Net Adjusted Capital (NAC), paid-up capital and equity of Future Brokers, and compliance to mandatory margin placement minimum 70% to Futures Clearing House and Reports of Director for Futures Brokers Compliance.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
58
59
Dalam rangka meningkatkan kepatuhan dan integritas keuangan Pelaku Usaha PBK, Bappebti telah melakukan hal-hal sebagai berikut: 3.2.1. Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan: 3.2.1.1. Mewajibkan kepada Pialang Berjangka untuk menyampaikan laporan keuangan secara elektronik melalui aplikasi e-reporting.
To enhance financial compliance and integrity of CFT Stakeholders, CoFTRA has taken the following actions:
3.2.1.2. Laporan keuangan yang wajib disampaikan melalui aplikasi e-reporting tersebut meliputi laporan keuangan harian, bulanan, dan triwulan.
3.2.1.2. The financial statements to be reported via e-reporting application include daily, monthly and quarterly financial reports.
3.2.1.3. Sementara laporan keuangan tahunan wajib disampaikan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang menjadi anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dan disampaikan ke Bappebti berupa hardcopy.
3.2.1.3. For annual financial report, it must be audited by Public Accountant Office registered in Indonesian Public Accountant Institute (IAPI) and submitted to CoFTRA in hardcopy version.
3.2.1.4. Keterlambatan atas penyampaian laporan keuangan Pialang Berjangka, Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, dikenai denda administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2014. Selain itu, khusus untuk Penyelenggara SPA dikenai sanksi denda administratif sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2014 tersebut, yang mulai berlaku untuk keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Hal ini berdasarkan Surat Edaran Kepala Bappebti Nomor 177/ BAPPEBTI/SE/12/2015 tanggal 18 Desember 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif.
3.2.1.4. Any late submission of financial statements by Futures Brokers, Futures Exchange and Futures Clearing House will be liable for administrative penalty as established in Government Regulation No. 49 of 2014. In addition, special for SPA Organizers, they will be liable for administrative penalty as prescribed in Government Regulation No. 49 of 2014 in question that will take into effect for late submission of annual financial statements audited by Public Accountant Office. This is in conformity with Circular Letter of CoFTRA Chairman Number 177/ COFTRA/SE/12/2015 of 18 December 2015 concerning Mandatory Annual Financial Statement Submission for Alternative Trading System (SPA) Organizers.
3.2.2. Persyaratan Keuangan Minimum: 3.2.2.1. Meningkatkan persyaratan keuangan minimum bagi Pialang Berjangka khususnya persyaratan nilai absolut Modal Bersih Disesuaikan (MBD) yang harus dipertahankan, yang
3.2.2. Minimum Financial Requirements: 3.2.2.1. to increase minimum financial requirements for Futures Brokers especially requirements for absolute Net Adjusted Capital (NAC) values that must be maintained according
BAPPEBTI CoFTRA
3.2.1. Mandatory Financial Statement Submission: 3.2.1.1. Futures Brokers must submit financial statements in electronic way using e-reporting application.
disesuaikan dengan kategori Pialang Berjangka, yaitu: Rp750.000.000,00 bagi Pialang Berjangka multilateral, Rp1.500.000.000,bagi Pialang Berjangka multilateral dan terdaftar sebagai PALN, serta Rp7.500.000.000,bagi Pialang Berjangka Peserta SPA. Nilai absolut tersebut telah mengalami peningkatan dari nilai absolut sebelumnya yaitu sebesar Rp500.000.000,untuk semua kategori Pialang Berjangka, baik multilateral, PALN, maupun SPA.
to the categories of Futures Brokers concerned, i.e.: Rp750,000,000 for Multilateral Futures Brokers, Rp1,500,000,000 for multilateral Futures Brokers and registered as PALN, and Rp7,500,000,000 for Futures Brokers of SPA Participants. These absolute values have been increased from the previous thresholds at Rp500,000,000 for all categories of Futures Brokers either mulitalteral, PALN or SPA.
3.2.2.2. Hal-hal tersebut di atas mulai diberlakukan mulai 1 April 2014 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Bappebti No. 106/ BAPPEBTI/PER/10/2013 tentang Kewajiban Pelaporan Keuangan dan Ketentuan Modal Bersih Disesuaikan bagi Pialang Berjangka.
3.2.2.2. The foregoing issues are started to apply from 1 April 2014 as prescribed in Regulation of Chairman of Bappbti No. 106/ BAPPEBTI/PER/10/2013 concerning Mandatory Financial Reporting and Requirements for Net Adjusted Capital (NAC) for Futures Brokers.
3.2.2.3. Mewajibkan penempatan dana nasabah yang dikelola pada Rekening Terpisah Pialang Berjangka minimal sebesar 70% untuk disimpan pada Lembaga Kliring Berjangka.
3.2.2.3. Requiring the placement of customer fund managed into Futures Brokers’ Segregated Accounts minimum 70% for deposit in Futures Clearing House.
3.2.2.4. Mewajibkan Penyelenggara SPA untuk menempatkan Margin sebagai jaminan transaksi Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah pada Lembaga Kliring Berjangka paling sedikit sebesar Rp8 miliar.
3.2.2.4. Requiring SPA Organizers to place the Margin as collaterals of Derivative Contract transactions other than Futures Contracts and Syariah Derivative Contracts in Futures Clearing House minimum Rp8 billion.
3.2.2.5. Kewajiban Pialang Berjangka menempatkan dana nasabah sebesar 70% dan penempatan margin Penyelenggara SPA pada Lembaga Kliring Berjangka tersebut mulai diberlakukan pada 1 Juli 2015 berdasarkan Peraturan Kepala Bappebti Nomor 117//BAPPEBTI/ PER/10/2013 tentang Penempatan Margin untuk Pelaksanaan Transaksi di Bidang PBK.
3.2.2.5. Requirements for Futures Brokers to place customer funds at 70% and placement of margin of SPA Organizers in such Futures Clearing House starts to take into effect per 1 July 2015 under Regulation of Chairman of CoFTRA Number 117// BAPPEBTI /PER/10/2013 concerning the Placement of Margin for Transactions in CFT sector.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
60
Selain itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2014, telah ditetapkan nilai modal disetor Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka masing-masing sebesar Rp100 miliar dan diberikan waktu untuk melakukan penyesuaian paling lambat selama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Pemerintah ini diberlakukan pada 30 Juni 2014.
In addition, pursuant to Government Regulation No. 49 of 2014, a certain paid-up capital threshold for Futures Exchange and Futures Clearing House has been set at Rp100 billion respectively, for which they must make adjustment accordingly no later than 1 (one) year as from the introduction of this Government Regulation on 30 June 2014.
3.2.3. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Bulanan Dari hasil evaluasi, persentase Pialang Berjangka yang menyampaikan Laporan Keuangan Bulanannya tepat waktu rata-rata mencapai 93,85% setiap bulannya, atau meningkat sebesar 1,68% dari tahun 2013 senilai 92,3%. Hal ini menggambarkan bahwa selama tahun 2014 kepatuhan Pialang Berjangka dalam menyampaikan laporan keuangan bulanan dapat dikatakan cukup baik karena masih di atas target yang sudah ditetapkan untuk setiap bulannya.
3.2.3. Timely Monthly Financial Statement Submission From the evaluation, the percentage of Futures Brokers submitting monthly financial statements timely was reaching 93.85% on average per month or 1.68% higher than in 2013 at 92.3%. It depicts that in 2014 compliance of Futures Brokers in submissing monhly financial statements was relatively good, i.e. above the specified target per month.
Tabel 6. Rekapitulasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Bulanan Tahun 2015 Table 6. Recapitulation of Monthly Financial Statement Submission Punctuality 2015 Bulan Tepat Waktu Terlambat Tidak Melaporkan Month Punctual Tardy Did not Report Januari / January 63 4 Februari / February 64 2 Maret / March 61 5 April / April 62 4 Mei / May 62 2 Juni / June 62 1 Juli / July 62 1 Agustus / Agust 62 1 September / September 63 - Oktober / October 64 - Nopember / November 65 - Desember / December 64 2
Rata-rata / Average
3.2.4. Pemenuhan Nilai Modal Bersih Disesuaikan Bulanan Sesuai dengan Peraturan Kepala Bappebti nomor 106/BAPPEBTI/PER/10/2013 tentang Kewajiban Pelaporan Keuangan dan Ketentuan Modal Bersih Disesuaikan Bagi Pialang Berjangka, Pialang Berjangka diwajibkan untuk mempertahankan nilai Modal Bersih Disesuaikan (MBD) dengan nilai mana yang terbesar antara nilai absolut atau 10% dari total
61
BAPPEBTI CoFTRA
63 2 -
3.2.4. Compliance of Monthly Net Adjusted Capital (NAC) Values According to the Regulation of Chairman of CoFTRA Number 106/ BAPPEBTI/PER/10/2013 concerning Mandatory Financial Reporting and Requirements for Net Adjusted Capital (NAC) for Futures Brokers, these Futures Brokers are required to maintain their Net Adjusted Capital (NAC) at the absolute value or 10% of total Customer funds managed, which one is larger.
dana Nasabah yang dikelolanya. Berdasarkan hasil evaluasi, nilai MBD tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: MBD sesuai ketentuan, MBD pada peringatan dini, dan MBD di bawah ketentuan.
According to the evaluation, NAC values can be differentiated into 3 groups, i.e.: NAC as per Regulation, NAC at initial warning, and NAC below the line.
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap nilai MBD Pialang Berjangka Bulanan dapat disimpulkan bahwa Pialang Berjangka yang memiliki nilai MBD sesuai ketentuan pada tahun 2015 ratarata 90,77%. Hal ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu rata-rata 81,54%. Pialang Berjangka yang memiliki MBD di bawah ketentuan dan pada peringatan dini pada tahun 2015 mengalami pernurunan masingmasing menjadi rata-rata 4,61% dibandingkan pada tahun 2014 yaitu 10,77% dan 6,15%. Persentase Pialang Berjangka yang memiliki MBD sesuai ketentuan tertinggi (94,03%) terjadi pada bulan Januari 2015 dan persentase terendah (90,48%) terjadi pada bulan Juni dan Agustus 2015. Persentase Pialang Berjangka yang memiliki MBD pada peringatan dini tertinggi (6,35%) terlihat pada bulan Juni 2015 dan yang terendah (3,08%) terlihat pada bulan Desember 2015. Sementara itu persentase Pialang Berjangka yang memiliki MBD di bawah ketentuan tertinggi (7,58%) terlihat pada bulan Februari dan Maret 2015, sedangkan persentase terendah (0%) terlihat di bulan Januari dan Oktober 2015.
Evaluation to Futures Brokers’ Monthly NAC values concludes that Futures Brokers with values of NAC as per Regulation in 2015 reach 90.77% on average. This reflects an increase from 2014 recording 81.54% on average. Futures Brokers with NAC below the line and at initial warning status in 2015 were decreasing to 4.61% respectively compared with 2014 at 10.77% and 6.15% respectively. Futures Brokers with as per regulations record their highest percentage (94.03%) in January 2015 with the lowest percentage (90.48%) in June and August 2015. As to Futures Brokers with NAC at initial warning status, they reached the highest percentage (6.35%) in June 2015 and the lowest (3.08%) in December 2015. Meanwhile, for Futures Brokers with NAC below the line, their highest percentage (7.58%) was found in February and March 2015 with the lowest percentage (0%) in January and October 2015.
Tabel 7. Rekapitulasi Pemenuhan Modal Bersih Disesuaikan Bulanan Pialang Berjangka Tahun 2015 Table 7. Recapitulation Fulfillment Adjusted Net Capital Monthly Futures Broker 2015 Bulan Month
MBD sesuai MBD peringatan MBDdi bawah ketentuan dini ketentuan NAC as Per NAC in Initial NAC Below The Regulation Warning Line
Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / Agust September / September Oktober / October Nopember / November Desember / December
63 4 58 3 58 3 58 4 58 3 57 4 58 3 57 2 58 3 61 3 60 4 61 2
5 5 4 3 2 2 4 2 1 2
Rata-rata / Average
59
3
3
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
62
3.2.5. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Sesuai Peraturan Kepala Bappebti nomor 106/ BAPPEBTI/PER/10/2013 tentang Kewajiban Pelaporan Keuangan dan Ketentuan Modal Bersih Disesuaikan Bagi Pialang Berjangka, Pialang Berjangka wajib menyampaikan Laporan Keuangan triwulanan kepada Bappebti dengan paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sejak periode pelaporan keuangan berakhir. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Pialang Berjangka sepanjang tahun 2015 (Triwulan I-III), terjadi fluktuasi setiap periodenya, sedangkan rata-rata selama periode tersebut sebanyak 62 (enam puluh dua) Pialang Berjangka menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu.
3.2.5. Timely Quarterly Financial Statements Submission According to the Regulation of Chairman of CoFTRA Number: 106/ BAPPEBTI/PER/10/2013 concerning Mandatory Financial Reporting and Requirements for Net Adjusted Capital (NAC) for Futures Brokers, these Futures Brokers must submit Quarterly Financial Statements to CoFTRA no later than 45 (fourty five) days from the last financial reporting period. Evaluation to compliance in Quarterly Financial Statement Submission by Futures Brokers in 2015 (Quarter I – III) shows fluctuation, in which 62 (sixty two) Futures Brokers submit their financial statements punctually.
Tabel 9. Rekapitulasi Pemenuhan Nilai MBD Triwulanan Pialang Berjangka Tahun 2015 Table 9. Recapitulation of Quartery Fullfillment of Futures Broker ANC Value in 2015 Periode Period Triwulan I / First Quarter Triwulan II / Second Quarter Triwulan III / Third Quarter Triwulan IV / Fourth Quarter
Periode Tepat Waktu Terlambat Belum Melaporkan Period Punctual Tardy Did not Report Triwulan I / First Quarter 63 4 Triwulan II / Second Quarter 61 2 Triwulan III / Third Quarter 63 - -
3.2.6. Pemenuhan Nilai Modal Bersih Disesuaikan Triwulanan Modal Bersih Disesuaikan (MBD) merupakan persyaratan keuangan minimum Pialang Berjangka yang menunjukan perhitungan modal kerja bersih disesuaikan Pialang Berjangka yaitu selisih antara aset lancar (setelah dikurangi dengan penyesuaian) dengan total liabilitas (berdasarkan peraturan perdagangan berjangka), sehingga jumlah modal kerja yang dilaporkan merupakan aset yang benar-benar lancar. Terjadi fluktuasi jumlah Pialang Berjangka yang memenuhi persyaratan nilai MBD selama periode Triwulan I - III tahun 2015. Informasi nilai Modal Bersih Disesuaikan periode Triwulan I – III Tahun 2015 tergambar dalam tabel 9.
63
BAPPEBTI CoFTRA
Dalam proses penyampaian dari Pialang Berjangka Pending delivery from Futures Broker
3.2.6. Requirements of Quarterly Net Adjusted Capital (NAC) Net Adjusted Capital (NAC) is a minimum financial requirement for Futures Brokers to indicate their adjusted net working capital, i.e. the difference of current assets (after adjustment) and total liabilities (according to futures trading regulation). Thus, the reported working capital will reflect the genuine current assets. Number of Futures Brokers complying with NAC requirements during Quarter I - III in 2015 was increasing. Information on Net Adjusted Capital (NAC) in Quarter I – III in 2015 is illustrated in Table 9.
63 4 57 3 2 58 3 2 dalam proses dalam proses dalam proses Pending delivery Pending delivery Pending delivery
3.2.7. Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Sesuai Pasal 130 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2014 dan Keputusan Kepala Bappebti No. 42/BAPPEBTI/KP/V/2003 Tentang Penyusunan Laporan Tahunan Mengenai Keadaan dan Perkembangan Kegiatan Usaha Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Penasihat Berjagka, Pengelola Sentra Dana Berjangka, Pedagang Berjangka, dan Bank bahwa Laporan Keuangan Tahunan wajib diaudit oleh Kantor Akuntan Publik dan disampaikan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah berakhirnya tahun laporan. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kepatuhan penyampaian laporan keuangan tahunan Pialang Berjangka selama periode 2012 - 2014, terlihat adanya perubahan yang positif. Terdapat peningkatan jumlah Pialang Berjangka yang menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu, sedangkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan mengalami fluktuasi. Hal yang sama terlihat dari pemenuhan nilai Modal Bersih Disesuaikan yang sesuai dengan ketentuan dan nilai MBD di bawah ketentuan.
Tabel 8. Rekapitulasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Bulanan Tahun 2015 Table 8. Recapitulation of Timeliness of Monthly Financial Report Submission in 2015
Triwulan IV / Fourth Quarter
MBD sesuai MBD peringatan MBDdi bawah ketentuan dini ketentuan NAC as Per NAC in Initial NAC Below The Regulation Warning Line
3.2.7. Timeliness of Annual Financial Statement Submission According to Article 130 paragraph (4) Government Regulation Number 49 of 2014 and the Regulation of Chairman of CoFTRA No. 42/ BAPPEBTI /KP/V/2003 concerning the Preparation of Annual Report of Business Performance and Trend of Futures Exchange, Futures Clearing House, Futures Brokers, Futures Advisors, Futures Fund Center Manager, Futures Traders and Banks that their Annual Financial Statements must be audited by Public Accountant Office and submitted no later than 90 (ninety) days after the end of reporting year. Evaluation to the compliance of annual financial statement submission by Futures Brokers in 2012 to 2014 showed positive trend. More Futures Brokers submit their financial statements timely. For the delayed submission, it fluctuates. Fluctuation is also found in case of compliance to NAC as per Regulation and NAC below the line.
Tabel 10. Rekapitulasi Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Pialang Berjangka Tahun 2012 - 2015* Table 10. Recapitulation of Annual Financial Statements Reporting by Futures Brokers 2012 - 2015* Keterangan 2012 2013 2014 2015 Description Wajib Lapor / Broker who must report 63 64 66 Tepat Waktu / Timely 45 53 51 Terlambat / Tardy 17 9 15 Tidak Menyampaikan ** / Did Not Submit 1 2 - Note:
* Data Laporan Keuangan Tahunan 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik belum dapat disajikan karena Pialang Berjangka belum menyampaikan laporan keuangan dimaksud, dan penyampaian Laporan Keuangan Tahunan paling lambat 30 Maret 2016. ** Pialang Berjangka yang tidak menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan pada 2012 -2013 saat ini telah dicabut izin usahanya. Selain melakukan review dan evaluasi terhadap laporan keuangan yang disampaikan oleh pelaku usaha, Bappebti telah melakukan kegiatan analisis dan verifikasi terhadap laporan keuangan Pialang Berjangka. Kegiatan ini dimulai pada tahun 2015 yang dilakukan terhadap 11 (sebelas) Pialang Berjangka.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
64
Tabel 11. Rekapitulasi Modal Bersih Disesuaikan Tahun 2012 – 2015* Table 11. Recapitulation of Direct or of Compliance’s Report in 2015* Keterangan 2012 2013 2014 2015 Description Wajib Lapor / Broker who must report 63 64 66 MBD Sesuai Ketentuan / NAC is according to Provisions 58 62 51 MBD Peringatan Dini / Early Warning NAC - - 5 MBD Di Bawah Ketentuan / NAC is Below Par 5 2 10 Belum Menyampaikan / Did Not Submit - - - Note:
3.3.
* Data Laporan Keuangan Tahunan 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik belum dapat disajikan karena Pialang Berjangka belum menyampaikan laporan keuangan dimaksud, dan penyampaian Laporan Keuangan Tahunan paling lambat 30 Maret 2016. ** Pialang Berjangka yang tidak menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan pada 2012 -2013 saat ini telah dicabut izin usahanya. Selain melakukan review dan evaluasi terhadap laporan keuangan yang disampaikan oleh pelaku usaha, Bappebti telah melakukan kegiatan analisis dan verifikasi terhadap laporan keuangan Pialang Berjangka. Kegiatan ini dimulai pada tahun 2015 yang dilakukan terhadap 11 (sebelas) Pialang Berjangka.
Evaluasi Laporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka Evaluasi yang dilakukan terhadap laporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka selama tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para Direktur Kepatuhan telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Kepala Bappebti Nomor 67/BAPPEBTI/I/ Per/2009 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka.
3.3.
3.4.
Evaluation of Futures Broker Director of Compliance’s Report Evaluation to the reports of Futures Broker’s Compliance Directors in 2015 concludes that in general Compliance Directors have performed their tasks and responsibilities according to the Regulation of Chairman of CoFTRA Number 67/ BAPPEBTI/I/Per/2009 concerning the Assignment of Directors for Futures Brokers Compliance.
Tabel 12. Rekapitulasi Laporan Direktur Kepatuhan Tahun 2015 Table 12. Recapitulation of Director of Compliance’s Report in 2015 Peny. Lap Bulan the month of monthly report Januari / January Februari / February Maret / March April / April Mei / May Juni / June Juli / July Agustus / Agust September / September Oktober / October Nopember / November Desember / December
Lap. DK Periode Rep. Period
PB Aktif Active PB
TW TW
TTW TTW
Dec-14 66 56 Jan-15 64 40 Feb-15 66 48 Mar-15 66 51 Apr-15 66 44 May-15 65 56 Jun-15 63 59 Jul-15 63 60 Aug-15 64 53 Sep-15 65 53 Oct-15 66 57 Nov-15 66 58
M M
5 61 19 59 14 62 12 63 17 61 4 60 3 62 1 61 7 60 7 60 4 61 5 63
TM TM 5 5 4 3 5 5 1 2 4 5 5 3
Rata-rata / Average 53 8 61 4
Note:
PB : Pialang Berjangka TW : Tepat Waktu TTW : Tidak Tepat Waktu M : Menyampaikan TM : Tidak Menyampaikan
Namun demikian masih terdapat beberapa kekurangan, dimana laporan yang disampaikan belum didukung oleh data yang lengkap seperti posisi keuangan perusahaan dan Nasabah, rekapitulasi penanganan pengaduan Nasabah dan proses penyelesaiannya, rekapitulasi penerimaan Nasabah lama dan baru, serta program
65
BAPPEBTI CoFTRA
However, there are some shortcomings. Some reports are not corroborated with complete data such as financial performance of companies and customers, recapitulation of customer complaints and the resolutions, recapitulation of customer registration, new and old customers, and work programs of Compliance
kerja Direktur Kepatuhan. Selain itu masih terdapat laporan yang disampaikan tidak tepat waktu dan bahkan masih ada yang tidak menyampaikan laporannya.
Directors. Some reports were not submitted timely and even no report was furnished.
Perusahaan Pialang, dalam hal ini Direktur Kepatuhan, yang terlambat atau tidak menyampaikan laporan bulanan mengenai pelaksanaan tugasnya sebagaimana yang ditentukan, dikenakan sanksi administratif oleh Bappebti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Brokers’s firms in this case Compliance Directors, which late or not submit monthly reports of their implemented tasks as prescribed will be liable for administrative sanctions from CoFTRA according to the applicable regulations.
Audit Pelaku Usaha PBK Dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap para Pelaku Usaha di bidang Perdagangan Berjangka, sesuai dengan kewenangannya Bappebti melakukan kegiatan audit terhadap pihak-pihak yang memperoleh persetujuan/ijin usaha di bidang Perdagangan Berjangka. Audit yang dilaksanakan meliputi Audit Rutin dan Audit Sewaktu-waktu. Audit Rutin adalah pelaksanaan Program Kerja Audit Tahunan oleh unit yang melaksanakan fungsi pengawasan pelaku usaha pada Bappebti, Bursa Berjangka, dan Lembaga Kliring Berjangka. Audit sewaktu-waktu adalah audit terhadap Pelaku Usaha di luar yang sudah ditetapkan dalam Program Kerja Audit Tahunan, Audit Sewaktu-waktu umumnya dilakukan karena adanya informasi awal yang berasal dari: 3.4.1. Audit rutin yang sedang/telah dilakukan, 3.4.2. Hasil analisa terhadap Laporan Keuangan, 3.4.3. Hasil pengawasan transaksi Pelaku Usaha, dan
3.4. CFT Stakeholders Audit To improve the compliance of Stakeholders engaged in Futures Trading sector, in conformity with the granted authorities, CoFTRA conducts audits to the parties receiving business approvals/licenses in Futures Trading sector. The audits will include Routine Audit and Incidental Audit. The former is to implement Annual Audit Work Program by units responsible for supervision to Stakeholders of CoFTRA, Futures Exchange and Futures Clearing House. Incidental Audit is audit to Stakeholders beyond Annual Audit Work Program. This audit may be carried out upon initial information of:
3.4.1. On-going/completed Routine Audit, 3.4.2. Results of Financial Statement Analysis, 3.4.3. Results of Business Actor Transactions Supervision, and 3.4.4. Written request of the related units of CoFTRA.
3.4.4. Permintaan tertulis dari unit terkait di Bappebti.
Audits aim to: (a) protect the interests of all parties in CFT, (b) develop Stakeholders, (c) identify the latest conditions and progress of business activities of Stakeholders; (d) identify the compliance of Stakeholders to regulations in CFT sector.
Kegiatan audit ini ditujukan untuk (a) melindungi kepentingan semua pihak dalam PBK, (b) melakukan pembinaan terhadap Pelaku Usaha, (c) mengetahui keadaan dan perkembangan terakhir kegiatan usaha Pelaku Usaha; (d) mengetahui tingkat kepatuhan Pelaku Usaha terhadap peraturan di bidang PBK. Tabel 13. Rekapitulasi Pelaksanaan Audit Terhadap Pelaku Usaha PBK Table 13. Recapitulation of Audit on CFT Stakeholders
No. Jenis Audit No. Audit 1. 2. 3.
2014 2015 % (Perusahaan/Company) (Perusahaan/Company)
Audit Rutin / Routine Audit 8 17 53% Audit Sewaktu-Waktu / Occasional Audit 17 - (100%) Audit Khusus / Special Audit 2 - (12%) Total
27
17
(59%)
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
66
67
Kegiatan audit pada tahun 2015 dilakukan terhadap 17 perusahaan, sedangkan pada tahun 2014 dilakukan terhadap 27 perusahaan. Dari jumlah tersebut, Audit Rutin pada tahun 2015 dilakukan terhadap 17 perusahaan. Adapun pada tahun 2014 audit rutin dilakukan terhadap 8 perusahaan, audit sewaktu-waktu dilakukan terhadap 17 perusahaan, dan pelaksanaan audit khusus dilakukan terhadap 2 perusahaan. Hal ini menggambarkan adanya penurunan jumlah Pelaku Usaha yang diaudit selama 2015 dibandingkan 2014. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2015 untuk pelaksanaan audit menitikberatkan pada Audit Rutin terhadap Pelaku Usaha, untuk Audit Sewaktu-waktu tidak dilaksanakan karena tidak tidak ada pemicu atau permintaan dari unit terkait, sedangkan nomenkaltur Audit Khusus digabung dengan Audit Sewaktu-waktu. Sehingga pada Tahun 2015 hanya terdapat 2 (dua) jenis audit yaitu: Audit Rutin dan Audit Sewaktu-waktu.
Audits in 2015 had been made to 17 companies. In 2014 the audits were to 8 companies with incidental audit to 17 companies and special audit to 2 companies. The above data reflect decrease in terms of Stakeholders audited in 2015 compared to auditees in 2014. In 2015, the audits are more focused on Routine Audits to Stakeholders. No incidental audit is made since there is no request. Meanwhile, the nomenclature of Special Audit has been merged with Incidental Audit. In 2015, there is therefore only 2 (two) types of audit: Routine Audit and Incidental Audit.
Pelaksanaan Audit Rutin terhadap Pelaku Usaha pada Tahun 2015 dilakukan kepada Pedagang Berjangka dan Pialang Berjangka. Untuk pelaksanaan Audit Rutin kepada Pedagang Berjangka ruang lingkup audit mencakup: (1) Manajemen dan Organisasi Perusahaan; (2) Integritas Keuangan; (3) Pembukuan dan Pelaporan; (4) Sistem Perdagangan; (5) Pelaksanaan Transaksi,
Routine Audit to Stakeholders in 2015 was aimed to Futures Traders and Futures Brokers. For Routine Audit to Futures Traders the scope of audit covers:
sedangkan pelaksanaan Audit Rutin kepada Pialang Berjangka ruang lingkup audit mencakup: (1) Manajemen dan Organisasi Perusahaan; (2) Penerimaan Nasabah; (3) Pelaksanaan Transaksi; (4) Pengelolaan Dana Nasabah; dan (5) ntegritas Keuangan.
As to Routine Audit to Futures Brokers the scope of audit covers: (1) Company Management and Organization; (2) Customer Registration; (3) Transaction Implementation; (4) Customer Fund Management; and (5) Financial Integrity.
Hasil audit pada umumnya pelaku usaha belum sepenuhnya patuh terhadap peraturan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, sehingga masih banyak ditemukan pelanggaran-pelanggaran peraturan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.
The results of audits normally indicate that Stakeholders not yet fully comply with the regulations of Futures Trading sector. Many infringements to the regulations of Commodity Futures Trading sector are still found.
Dengan ditemukan pelanggaran-pelanggaran peraturan di bidang PBK, maka Bappebti melakukan pembinaan kepada pelaku usaha agar kepatuhan terhadap peraturan dibidang PBK dapat meningkat.
For infringements to regulations on CFT, CoFTRA provide advocacy to Stakeholders to improve their compliance to CFT regulations.
BAPPEBTI CoFTRA
(1) Company management and organization; (2) Financial Integrity; (3) Bookkeeping and Reporting; (4) Trading System; (5) Transaction Implementation,
3.5.
Pengawasan dan Evaluasi Transaksi Pelaku Usaha PBK Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan Bappebti untuk menjaga integritas perdagangan berjangka komoditi agar sesuai dengan peraturan yang berlaku terdiri dari dua mekanisme yaitu, (1) pengawasan dan evaluasi melalui Sistem Pengawasan TunggalSistem Perdagangan Alternatif (SPT-SPA), (2) dengan pengawasan langsung di lapangan (on the spot).
3.5.
Supervision and Evaluation of CFT Stakeholder Transactions Supervision and evaluation by CoFTRA is to maintain the integrity of commodity futures trading to be in conformity with the applicable regulations. There are two mechanisam, i.e.: (1) supervision and evaluation through Single Supervision System – Alternative Trading System (SPT-SPA), and (2) on the spot supervision.
Temuan yang diperoleh dari pengawasan dan evaluasi melalui SPT-SPA adalah: (1) Pedagang penyelenggara tidak terkoneksi dengan SPT-SPA, (2) transaksi yang tidak disertai dengan kode pialang dan/atau kode Nasabah, (3) Transaksi yang dengan jumlah lot dan/atau harga yang tidak wajar; (4) penundaan pelaporan transaksi SPA.
The findings of supervision and evaluation through SPTSPA include: (1) Trading of Organizers not connected to SPT-SPA,
Sementara itu frekuensi pengawasan atau pemeriksaan lapangan terhadap pelaku pasar yang dilakukan Bappebti selama 2 (dua) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Meanwhile, the frequency of supervision or on-the-spot inspection to market Stakeholders by CoFTRA for the last 2 (two) years was as follows:
(2) Transactions not attached with brokers codes and/or customer codes, (3) Transactions in suspicious lot and/or price, (4) Delay in SPA transaction reporting.
Tabel 14. Rekapitulasi Pengawasan dan Evaluasi Kegiatan Transaksi Pelaku Usaha PBK Table 14. CFT Recapitulation of Monitoring and Evaluation of Stakeholders’ Transaction Activities No. Jenis Pengawasan 2014 2015 No. Monitoring Activity 1. Pengawasan Transaksi Pelaku Usaha PBK 12 Perusahaan / Companies 40 Perusahaan / Companies CFT Monitoring of Stakeholders’ Transaction 2. Pemantauan dan Evaluasi Pelaku Usaha PBK / - 34 Perusahaan / Companies CFT Monitoring and Evaluation of Stakeholders
Total
Dari tabel di atas terlihat adanya peningkatan signifikan frekuensi pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi pelaku usaha lebih dari 400% dibandingkan dengan aktivitas pengawasan dan evaluasi yang dilakukan di tahun 2014. Peningkatan tersebut disebabkan pada tahun 2015 terdapat alokasi anggaran untuk melaksanakan kunjungan kerja ke pelaku usaha di dalam kota. Selama tahun 2015, jumlah pelaksanaan Pengawasan Transaksi Pelaku Usaha sebanyak 40 perusahaan yang terdiri dari 11 perusahaan untuk kunjungan kerja di daerah dan 29 perusahaan di dalam kota. Sedangkan jumlah Pemantauan dan Evaluasi Pelaku Usaha sebanyak 34 perusahaan yang terdiri dari 7 perusahaan untuk kunjungan kerja di daerah dan 27 perusahaan di dalam kota.
16 Perusahaan / Companies
74 Perusahaan / Companies
The above table shows significant increase in supervision and evaluation frequencies to the transactions of Stakeholders, i.e. in excess of 400% compared with supervision and evaluation activities in 2014. This increase is because in 2015 there was budget allocation for visits to Stakeholders in the city. In 2015, the Supervision had been made to 40 companies consisting of 11 companies for working visits in regions and 20 companies inside the city. As to Monitoring and Evaluation to Stakeholders, 34 companies had been visited consisting of 7 companies for working visits in regions and 27 companies in the city.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
68
3.6. Evaluasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bursa Berjangka Evaluasi terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bursa Berjangka merupakan salah satu bentuk pembinaan dan pengawasan yang dilakukan Bappebti. Bappebti melakukan evaluasi terhadap RKAT Bursa Berjangka agar program kerja Bursa Berjangka disusun dengan tepat, sistematis, akurat, dan memuat secara tegas visi, misi, tujuan yang ingin dicapai, strategi perusahaan, sasaran dan rencana kerja serta tolok ukur (output dan outcome) yang jelas, realistis, serta perencanaan ke depan. Evaluasi juga dimaksudkan agar program-program Bursa Berjangka sesuai dengan peraturan yang berlaku di bidang perdagangan berjangka komodiri. Selain itu diharapkan agar Bursa dapat lebih fokus pada pengembangan komoditi primer dan meningkatkan volume transaksi multilateral.
3.6.
In 2015, CoFTRA has evaluated RKAT 2015 proposed by PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) and PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Meanwhile, according to PP No. 49 of 2014 concerning CFT, CoFTRA must evaluate Futures Clearing House. In 2015, CoFTRA has conducted evaluation to 4 (four) RAKT, i.e. PT. BBJ, PT. BKDI, PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan PT. Indonesia Clearing House (ICH). Generally speaking, the evaluation concludes that CoFTRA can approve the proposed programs. CoFTRA asks BBJ and BKDI to more focus on the increase of Multilateral Futures Contract transaction volumes. Given that, Futures Exchange has been urged to develop cooperation with foreign exchange while introducing Indonesian commodities.
Selama tahun 2015, BAPPEBTI telah melakukan evaluasi terhadap RKAT Tahun 2015 yang diajukan oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Selain itu, sesuai dengan yang diamanatkan dalam PP No. 49 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan PBK mewajibkan Bappebti untuk melakukan evaluasi Lembaga Kliring Berjangka sehingga pada tahun 2015, Bappebti telah melakukan evaluasi untuk 4 (empat) RKAT yaitu PT. BBJ, PT. BKDI, PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan PT. Indonesia Clearing House (ICH). Dari hasil evaluasi secara umum disimpulkan bahwa Bappebti dapat menyetujui programprogram kegiatan yang diajukan. Bappebti meminta BBJ dan BKDI untuk fokus terhadap peningkatan volume transaksi Kontrak Berjangka Multilateral. Dalam rangka meningkatkan volume transaksi Kontrak Berjangka Multilateral dan memperkenalkan komoditi Indonesia, bursa berjangka dituntut untuk melakukan penjajakan kerjasama dengan bursa luar negeri. 3.7.
69
Evaluasi Kontrak Berjangka dan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka Evaluasi atas Kontrak Berjangka dan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka merupakan salah satu kegiatan Bappebti untuk mengetahui sejauh mana Kontrak Berjangka serta Peraturan Tata Tertib Bursa yang diusulkan oleh Bursa Berjangka memenuhi semua ketentuan serta persyaratan yang berlaku sebagaimana diatur dalam UU tentang Perdagangan Berjangka Komoditi beserta seluruh peraturan pelaksanaannya.
BAPPEBTI CoFTRA
Evaluation to Futures Exchange’s Annual Work and Budget Plan (RKAT) Evaluation to Futures Exchange’s Annual Work and Budget Plan (RKAT) is for advocacy and supervision by CoFTRA. CoFTRA will evaluate Futures Exchange’s RKAT to assure that the work program of Futures Exchange will be worked out in systematic, accurate manner and contain clear-cut vision, mission and goals to achieve, strategies, targets and work programs as well as output and outcome that must be formulated in clear, realistic manner and the next plans. Evaluation is also to ascertain that the programs of Futures Exchange are in conformity with regulations of commodity futures trading sector. It is also expected that with this evaluation the Exchange be more focused on primary commodity development and multilateral transaction volume increase.
3.7.1. Evaluasi Kontrak Berjangka Pada tahun 2015, Bappebti menyetujui 4 (empat) Kontrak Berjangka yang merupakan revisi dari kontrak yang telah disetujui sebeluamnya dan kontrak baru. Kontrak-kontrak tersebut adalah: • Kontrak Berjangka RBD Palm Olein (URPO) PT. BKDI • Perubahan kontrak derivatif antara Mata uang asing, kontrak derivatif indeks, kontrak derivatif saham tunggal asing dan kontrak derivatif komoditi PT. BBJ • Perubahan kontrak berkala emas PT. BBJ • Kontrak fisik timah murni batangan PT. BKDI
3.7.1. Futures Contract Evaluation In 2015, CoFTRA approved 4 (four) Futures Contracts as revisions to the previously approved contracts and new contracts. These contracts are: • Future Contract RBD Palm Olein (URPO) PT. BKDI • Revisions to Foreign Currency Derivative Contracts, Foreign Single Derivative Contract and Commodity Derivative Contract of PT BBJ • Amendment to Gold Term Contract PT. BBJ • Physical Pure Bar Tin Contract PT. BKDI
3.7.2. Evaluasi Peraturan Tata Tertib Pada tahun 2015 disetujui 8 (delapan) persetujuan terhadap usulan PTT Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka dan Pasar (Fisik) Lelang, yaitu: • Perubahan PTT Bab 4 tentang Dana Kompensasi PT. BBJ • Perubahan PTT Bab 4 tentang Keanggotaan dan Kepesertaan Bursa PT. BKDI
3.7.2. Code of Conduct Evaluation In 2015, 8 (eight) approvals had been granted to Company Code of Conduct proposed by Futures Exchange, Futures Clearing House and (Physical) Auction Market: • Revision to Company Code of Conduct Chapter 4 on Compensation Fund of PT. BBJ • Revision to Company Code of Conduct Chapter 4 on Membership and Participation of the Exchange of PT. BKDI • Revision to Company Code of Conduct Chapter 24 on Physical Pure Bar Tin Contract of PT. BKDI • Organized Physical Tea Market of PT. BBJ • Revision to Chapter 5 of Responsibilities of Clearance Mambers of PT. KBI • Revision to Chapter 12 on Alternative Trading System of PT KBI • Revision to Company Code of Conduct Chapter 4 on Compensation Fund of PT BBJ (third revision) • Company Code of Conduct for Auction Market of PT. Meukat Komoditi Gayo (PT. MKG) • Approval to the third revision of Company Code of Conduct of the Exchange Chapter 4 concerning Compensation Fund of PT. BBJ.
• Perubahan PTT Bab 24 tentang kontrak fisik timah murni batangan PT. BKDI • Pasar Fisik Teh Terorganisir PT. BBJ • Perubahan Bab 5 tentang Tanggung Jawab Anggota Kliring PT. KBI • Perubahan Bab 12 tentang Sistem Perdagangan Alternatif PT. KBI • Perubahan PTT Bab 4 tentang Dana Kompensasi PT. BBJ (revisi ke-3) • PTT Pasar Lelang PT. Meukat Komoditi Gayo (PT. MKG)
3.7.
Evaluation of Futures Contracts and Code of Conduct of Futures Exchange and Futures Clearing House Evaluation of Futures Contracts and Code of Conduct of Futures Exchange and Futures Clearing House is an activity performed by CoFTRA to identify to what extent the Futures Contracts and Code of Conduct of the Exchange proposed by Futures Exchange have complied with all provisions and requirements as set forth in Law of Commodity Futures Trading including the implementation regulations.
• Persetujuan perubahan ke-3 PTT Bursa Bab 4 tentang Dana Kompensasi PT. BBJ.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
70
4. Kegiatan Penunjang Pasar Berjangka
Activities Supporting Futures Market 4.1.
Pasar Fisik Timah Pembentukan pasar fisik timah batangan didasari oleh beberapa dasar peraturan diantaranya adalah: Permendag No. 32/M-DAG/PER/6/2013 tentang Perubahan Atas Permendag No. 78/M-DAG/ PER/12/2012 tanggal 28 Juni 2013, pasal 11 bahwa Timah Batangan sebelum diekspor wajib diperdagangkan melalui Bursa Timah; Peraturan Kepala Bappebti No. 104/2013 tanggal 2 Agustus 2013, pasal 3 menyatakan bahwa tujuan pembentukan Bursa Timah adalah untuk menjadi acuan harga timah internasional dan mengoptimalkan kontribusi pendapatan negara; SK Bappebti No.08/BAPPEBTI/KEP-PBK/08/2013, tanggal 19 Agustus 2013, PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) ditetapkan sebagai Penyelenggara Bursa Timah.
4.1.
Pada tahun 2015, total volume perdagangan Timah di BKDI sebesar 13.496 lot. Jumlah tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni sebesar 11.373 lot (1 lot sebesar 5 metrik ton). Rata-rata volume per hari pada tahun 2015 adalah 56 lot dan rata-rata volume per bulan sebesar 1125 lot.
71
BAPPEBTI CoFTRA
Tin Physical Market The establishment of physical bar tin market was based on several regulations such as: Permendag No. 32/M-DAG/PER/6/2013 concerning Amendment to Permendag No. 78/M-DAG/PER/12/2012 of 28 June 2013, Article 11 stating that Tin Bars before exported must be traded in Tin Exchange; Regulation of Chairman of CoFTRA Number 104/2013 of 2 August 2013, Article 3 stating that the objective of establishing Tin Exchange is to be reference of tin price in international markets and to optimize its contribution to government revenue; Decree of CoFTRA No.08/ BAPPEBTI/KEP-CFT/08/2013, tof 19 August 2013, in which PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) is assisgned sas Tin Exchange Operator.
In 2015, total of Tin trading volume in BKDI reached 13,496 lots. It implies an increase compared with previous year at 11,373 lots (1 lot equal to 5 metric ton). Volume per day in 2015 was 56 lots on average and volume per month of 1125 lots on average.
4.2.
Persiapan Bursa Karet Regional Jatuhnya harga komoditas karet dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir membuat negara-negara anggota International Tripartite Rubber Council (ITRC) sepakat untuk meningkatkan penggunaan karet alam di dalam negeri dan membentuk bursa pasar karet regional untuk mengawasi harga karet agar tidak jatuh terlalu dalam. Melalui bursa karet alam regional ini, harga karet di tiga negara yang 67 persen pangsa produksi global menjadi transparan sehingga baik untuk menciptakan pasar yang kompetitif. Platform tersebut juga memberikan fungsi lindung nilai komoditas karet yang efektif dan akan menguntungkan bagi produsen, konsumen, dan pelaku pasar seluruh dunia.
4.2.
Regional Rubber Exchange Preparation The plummeting price of rubber commodities for the last few years has made countries being the members of International Tripartite Rubber Council (ITRC) agree to use domestic natural rubber and set up regional rubber market to prevent rubber price from futher falling. With this regional natural rubber exchange, the rubber price in three countries controlling 67 percent of global rubber production segments will be more transparent which is conducive for competition. This platform also provide effective hedging function of rubber commodity, and as such will be beneficial for producers, customers and market Stakeholders around the world.
4.3.
Bank Penyimpan Margin Berdasarkan Undang Undang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, dana milik Nasabah wajib disimpan dalam rekening
4.3.
Margin Deposit Bank Under Law Number 10 of 2011 concerning Amendment to Law Number 32 of 1997 concerning Commodity Futures Trading, the funds of customers must be deposited in Segregated Accounts from Futures Brokers’ Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
72
enam puluh empat juta lima ratus lima puluh tiga ribu tujuh ratus tujuh puluh enam rupiah). Nilai dana nasabah tersebut mengalami penurunan sebesar 5,67% bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang mencapai rata-rata Rp 1.191.788.902.318,- (satu trilyun seratus sembilan puluh satu milyar tujuh ratus delapan puluh delapan juta sembilan ratus dua ribu tiga ratus delapan belas rupiah). Perkembangan dana Nasabah setiap bulan tergambar pada tabel berikut:
sixty four million five hundred and fifty three thousand seven hundred and seventy six rupiah) on average. This sum indicates decrease of 5.67% so compared with its amounts in 2014 reaching Rp1,191,788,902,318,(one trillion one hundred and ninety one billion seven hundred and eighty eight million nine hundred and two thousand three hundred and eighteen rupiah) on average. The trend of Customers’ funds per month is illustrated in table that follows:
Tabel 15. Rekapitulasi Dana Nasabah pada Rekening Terpisah Tahun 2014 - 2015 Table 15. Recapitulation of of Customers Fund in Segregated Account 2014 - 2015 2014 2015 Bulan Januari - Desember Januari - Desember % Month January - December January - December Januari / January 1.198.447.614.905 1.261.948.017.024 5,30% Februari / February 1.121.347.478.144 1.207.100.492.139 - 4,35% Maret / March 1.205.214.939.879 1.039.510.818.316 - 13,88% April / April 1.198.168.756.977 1.083.807.777.144 4,26% Mei / May 1.147.960.665.539 1.170.366.305.677 7,99% Juni / June 1.202.645.145.080 1.193.196.987.476 1,95% Juli / July 1.137.385.973.838 1.073.044.988.500 -10,06% Agustus / Agust 1.224.635.057.818 997.460.594.921 -7,04% September / September 1.147.102.091.662 1.028.996.234.629 3,16% Oktober / October 1.248.038.657.973 1.052.112.218.459 2,25% Nopember / November 1.126.930.061.164 1.116.487.001.806 6.12% Desember / December 1.343.590.384.836 1.265.943.208.787 14%
73
yang terpisah dari rekening Pialang Berjangka pada bank yang disetujui oleh Bappebti. Bank Penyimpan Margin adalah bank umum berstatus bank devisa.
accounts in the banks approved by CoFTRA. This Margin Deposit Bank must be general bank with foreign exchange bank status.
Pada Tahun 2014 tercatat 7 (tujuh) Bank Penyimpan Margin, namun pada tahun 2015 Standard Chartered Bank dicabut izinnya karena mengundurkan diri menjadi Bank Penyimpan Margin, sehingga sampai saat ini tercatat 6 (enam) Bank Penyimpan Margin, yaitu PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Niaga Tbk, PT Bank Sinarmas, PT Bank Windu Kentjana International Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
In 2014, 7 (seven) Margin Deposit Banks were registered. In 2015, the license to Standard Chartered Bank was revoked on the ground of resignation from Margin Deposit Bank, so there are 6 (six) Margin Deposit Banks operated in total, namely, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Niaga Tbk, PT Bank Sinarmas, PT Bank Windu Kentjana International Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Selama periode tahun 2015 jumlah Dana Nasabah pada Rekening Terpisah yang dikelola oleh seluruh Pialang Berjangka dan disimpan di Bank Penyimpan Margin, mencapai nilai rata-rata perbulan Rp 1.124.164.553.776,(satu triliun seratus dua puluh empat miliar seratus
During 2015, the sum of Customers’ funds booked in Segragated Accounts managed by Futures Brokers and deposited in Margin Deposit Banks recorded was reaching Rp1,124,164,553,776,- (one trillion one hundred and twenty four billion one hundred and
BAPPEBTI CoFTRA
Jumlah / Total
Rata-rata / Average
14.301.466.827.815 13.489.974.645.310 1.191.788.902.318 1.124.164.553.776
-
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
74
Sistem Resi gudang Warehouse receipt system
THE PRICE OF A COMMODITY WILL NEVER GO TO ZERO. WHEN YOU INVEST IN COMMODITIES FUTURES, YOU’RE NOT BUYING A PIECE OF PAPER THAT SAYS YOU OWN AN INTANGIBLE PIECE OF COMPANY THAT CAN GO BANKRUPT - Jim Rogers
75
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
76
Sistem Resi Gudang
WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM (WRS)
Kecenderungan fluktuasi harga komoditas pertanian sebenarnya dapat memberikan peluang bagi petani dalam memperoleh keuntungan saat memasarkan komoditas yang dihasilkannya. Secara teori, harga komoditas pertanian akan berada pada posisi terendahnya saat pasokan di pasar sedang berlimpah dan akan berada pada posisi terbaiknya saat pasokan menurun. Dalam kondisi harga rendah, petani sebenarnya dapat melakukan tunda jual dan melakukan penyimpanan terhadap komoditas yang dihasilkannya, kemudian menjualnya saat kondisi harga dalam posisi terbaiknya. Namun, keterbatasan informasi harga, akses pasar yang menguntungkan bagi petani serta mendesaknya kebutuhan menyebabkan petani kurang memiliki posisi tawar dan senantiasa menjual hasil panennya secara cepat kepada pemilik modal tanpa mempertimbangkan biaya produksi yang telah dikeluarkan selama budidaya.
77
BAPPEBTI CoFTRA
Price fluctuation to agriculture commodities can actually provide opportunity for farmers to reap profits when selling their commodities. Theoritically, the price of agriculture commodities will be at the lowest position in the event of over supplies and reach the highest rate in case of lack supplies. When the price in low position, the farmers actually can delay the sales of their products and wait until the price of commodities in better rate. However, lack of market information compounded with urgent needs of the farmers have succumbed the benefits of market access, which otherwise would be favorable to the farmers and their bargaiming position. Under this circumstance, the farmers will sell their harvest as soon as possible without taking production costs that have been spent during the farming into account.
Selain itu, minimnya pengetahuan lembaga pembiayaan terhadap sifat dan karakter komoditas pertanian menyebabkan mereka cenderung ragu dalam mendukung dan menerima komoditas pertanian sebagai sebuah agunan. Hal ini menyebabkan akses petani pada sumber pembiayaan seperti perbankan atau lembaga keuangan non bank menjadi sangat terbatas. Hal ini terjadi karena sebagian besar petani di Indonesia mempunyai tingkat kepemilikan atas fixed asset seperti tanah atau barang yang dapat diagunkan tersebut sangat minim.
Moreover, minimum knowledge of finance institutes to the nature and character of agriculture commodities has amplified their doubts of supporting and receiving agriculture commodities as collaterals. This makes access to financing sources such as banks or non-bank finance institutes further limited. Such condition is aggravated to the fact that in majority Indonesian farmers only have minimum fixed assets of lands or commodities that can be used as collaterals.
Dalam menghadapi kondisi tersebut, pola perdagangan komoditas pertanian memerlukan terobosan yang dapat membuka akses pembiayaan dan pemasaran serta dapat dengan mudah diakses oleh seluruh pelaku usaha dari hulu sampai dengan hilir. Sejak mulai diimplementasikan pertama kali di Indonesia pada tahun 2008, Sistem Resi Gudang (SRG) berdasarkan Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2011 terus mengalami pertumbuhan dan perluasan. Sebagai salah satu instrumen yang diciptakan untuk memberdayakan petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, koperasi, usaha kecil dan menengah, SRG mencoba mereposisikan kembali komoditas pertanian sebagai suatu barang yang memiliki nilai ekonomis dan sangat layak untuk dipergunakan sebagai jaminan guna memperoleh pembiayaan dari bank maupun lembaga keuangan non bank. Melalui Sistem Resi Gudang, diharapkan tidak hanya perekonomian petani menjadi membaik, melainkan juga produktivitas dan daya saing komoditas dapat meningkat, tidak hanya di pasar domestik namun lebih jauh lagi di pasar dunia sehingga pada cakupan yang lebih luas lagi SRG dapat mendorong perekonomian nasional.
To deal with this condition, a breakthrough in agriculture commodity trading pattern will be paramount. This breakthrough must be able to open broader access to financing sources and marketing and accessible by Stakeholders ranging from upstream to downstream. Since its first implementation in 2008, Warehouse Receipt System (WRS) established under Law No. 9 of 2006 as subsequently amended with Law No. 9 of 2011 regularly evolves and expand. As an instrument to empower farmers, farmer groups, association of farmer groups, cooperatives, SME, WRS tries to position agriculture commodities as goods with economic value and therefore qualified as collaterals to get financing from banks or nonbank finance institutes. Under Warehouse Receipt System, it is expected that the economic prosperity of farmers will bolster including their productivity and competitiveness of their commodities not only in domestic markets but global markets as well so that this broader WRS coverage can stimulate national economy.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
78
1. Langkah - langkah Strategis
Strategic Measures Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan SRG pada tahun 2014 dan tahun-tahun sebelumnya, maka untuk mendorong pengembangan pelaksanaan SRG di Indonesia pada tahun 2015 Bappebti telah melakukan beberapa strategi berikut: 1.1. Penyiapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang Lembaga ini bertugas mengelola Dana Jaminan yang melindungi pemilik barang maupun lembaga pembiayaan dari kerugian yang dapat terjadi akibat wanprestasi/ ketidakmampuan Pengelola Gudang menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya. Bappebti Kementerian Perdagangan bersama dengan Biro Hukum Kementerian Perdagangan, Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Keuangan, dan Kementerian BUMN telah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang.
Based on evaluation to WRS in 2014 and previous years, to promote WRS in Indonesia in 2015, CoFTRA has taken some strategic measures as follows:
Penerapan Dana Jaminan pada pelaksanaan Sistem Resi Gudang akan meningkatkan integritas SRG dan meningkatkan kepercayaan pelaku usaha dari skala kecil (petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi) sampai skala besar (pedagang, pabrikan, atau eksportir) termasuk bank atau lembaga keuangan nonbank.
Guarantee Funds for the implementation of Warehouse Receipt System will improve WRS integrity and embolden the confidence of Stakeholders not only small-scale entrepreneurs (farmers, farmer groups, association of farmer groups and cooperatives) but also big-scale businessmen (traders, factories or exporters including here banks and non-bank finance institutes.
1.2.
Penyempurnaan Peraturan dalam Sistem Resi Gudang Sesuai dengan amanah amandemen Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 yang melakukan beberapa perubahan pada Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, maka perlu penyesuaian terhadap beberapa hal seperti tidak lagi mencantumkan “nilai barang” pada Resi Gudang, penggunaan Bahasa Inggris untuk mendukung penggunaan Resi Gudang pada transaksi ekspor. Selain itu, untuk meningkatkan keamanan pada blanko Resi, Bappebti melakukan penyempurnaan lapisan pengaman blanko Resi Gudang. Pada tahun 2015 juga telah diterbitkan Peraturan Kepala Bappebti yang menyempurnakan persyaratan dan tata cara untuk memperoleh persetujuan sebagai pengelola gudang,
79
BAPPEBTI CoFTRA
1.1.
1.2.
Preparing Surety Institute for Warehouse Receipt System This institute will be tasked to manage the Guarantee Fund to protect the owners of goods an finance institutes from losses resulting from defaults of Warehouse Managers in performing their obligations and responsibilities. CoFTRA of the Ministry of Trade, together with Bureau of Legal of the Ministry of Trade, the Ministry of State Secretariat and the Ministry of SOEs have drafted Government Regulation (RPP) on Surety Institute for Warehouse Receipt System.
Revising Warehouse Receipt System Regulations Pursuant to Law Number 9 of 2011 that made some amendments to Law No. 9 of 2006 concerning Warehouse Receipt System, some issues need revisions such as the deletion of “goods values” in Warehouse Receipt, the use of English terms to support Warehouse Receipt for export transactions.
To beef up security of Receipt forms, CoFTRA has improved the security layer of Warehouse Receipt forms. In 2015, Regulation of Chairman of CoFTRA was issued to improve requirements and procedures in acquiring approval for warehouse managers. This regulation can open more opportunities for Legal Business Bodies Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
80
of Public Company (Perum) to be WRS Warehouse Managers.
dengan peraturan tersebut dapat membuka peluang Badan Usaha Berbadan Hukum bagi Perusahaan Umum (Perum) untuk menjadi Pengelola Gudang SRG. 1.3.
1.4.
81
Peningkatan Pelayanan Persetujuan Kelembagaan Dalam rangka melakukan tertib administrasi dan meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat khususnya di bidang pelayanan pemrosesan permohonan persetujuan kelembagaan dalam SRG, Bappebti telah melakukan penyempurnaan Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure - SOP) dan tingkat layanan (service level arrangement) dalam proses pemberian persetujuan lembaga dalam SRG yang mencakup persetujuan sebagai Gudang, Pengelola Gudang, maupun Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Sistem Resi Gudang.
1.3.
Improving Institutional Approval Services To assure sound administration and improve excellent services to the communities especially in processing institutional approval application for WRS, CoFTRA has revised Standard Operating Procedure (SOP) and service lever arrangement during institutional approval process for WRS covering approval for Warehouses, Warehouse Manager and Compliance Assessment Institutes (LPK) in Warehouse Receipt System.
Berdasarkan pada hasil perhitungan jumlah hari penyelesaian pemrosesan persetujuan yang telah dilakukan pada tahun 2015, maka diperoleh capaian kinerja sebesar 100% artinya bahwa waktu yang diperlukan untuk memproses persetujuan sesuai dengan target yang ditetapkan tidak lebih dari 20 hari. Pada tahun 2015, telah diterbitkan persetujuan (ijin) untuk Gudang SRG sebanyak 30 Gudang dan LPK Uji Mutu Komoditi sebanyak 5 persetujuan.
Based on number of days required to complete approval processing in 2015, it was indicated that the performance in this respect records 100%. It implies that time necessary to process approval application has been consistent with the specified target i.e. not more than 20 days. In 2015, 30 approvals/licenses had been issued for WRS Warehouses and 5 approvals for LPK Commodity Quality Test.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan prima, pada tahun 2015 Bappebti telah mengembangkan Sistem Informasi Persetujuan Kelembagaan SRG. Dengan tersedianya sistem ini diharapkan seluruh proses persetujuan dapat dilakukan secara daring (online) sehingga pelayanan perijinan menjadi lebih mudah, terbuka, efektif dan efisien, yang pada gilirannya dapat meningkatkan jumlah lembaga dalam Sistem Resi Gudang.
To further enhance excellent services in 2015 CoFTRA has developed Institutional Approval Information System of WRS. With this system it is expected that all approval processes can be made via online for simpler, more open, more efficient and effective license services that in turn can increase the number of institutes engaged in Warehouse Receipt System.
Pembangunan Gudang dan Sarana Penunjang Gudang SRG Untuk mendorong pelaksanaan Sistem Resi Gudang di daerah, Bappebti bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melakukan upaya terobosan guna menstimulasi hadirnya gudang-gudang milik pemda maupun swasta untuk menjadi gudang SRG, melalui bantuan pembangunan gudang yang memenuhi spesifikasi teknis gudang untuk penyimpanan komoditas pertanian yang mengacu pada SNI 7331:2007. Selain itu, gudang juga dilengkapi dengan sarana penunjangnya seperti mesin pengering (dryer) sehingga komoditas milik petani yang belum memenuhi ketentuan kelayakan penyimpanan, dapat langsung dilakukan pengeringan guna memenuhi BAPPEBTI CoFTRA
Tabel 16. Lokasi Pembangunan Gudang SRG Table 16. WRS Warehouse Development Locations No Kabupaten/Kota Komoditas Potensial No Regency/City Potential Commodities 1. Kapuas, Kalimantan Tengah Beras, Gabah / Rice, Unhulled rice
Jl. Poros Desa Terusan Karya , Kec. Bataguh, Kab. Kapuas Prov. Kalimantan Tengah
2. Luwu Utara, Sulawesi Barat Gabah, Beras / Rice, Unhulled rice
Dusun Minna, Desa Bungapati, Kec. Tana Lili, Kab. Luwu Utara Prov. Sulawesi Selatan
Developing Warehouses and Facilities Supporting WRS Warehouse To promote the introduction of Warehouse Receipt System in regions, CoFTRA together with the local governments have taken some breakthrough measures to stimulate the use of warehouses of both the local government and private sectors as WRS Warehouses with warehouse construction assistance according to technical specifications of warehouses for agriculture commodity storage with reference to SNI 7331:2007. In addition, the warehouses will be also equipped with supporting facilities such as dryers to ascertain the commodities of farmers not yet satisfying the specified storage feability requirements can be immediately
Pengadaan Rice Milling Unit dan Sarana Transportasi dalam Sistem Resi Gudang Pada tahun 2015, Bappebti melakukan penyusunan APBN (DAK) dengan strategi pengalihan prioritas anggaran APBN (DAK) dari pembangunan gudang ke dukungan fasilitas seperti Rice Milling Unit (RMU) dan sarana transportasi (Truk) yang dapat memberikan nilai tambah komoditas dan optimalisasi bisnis SRG.
Alamat Address
These warehouses are expected capable of promoting local economy with the implementation of Warehouse Receipt System. In light of that, the development of warehouses is inseparable from WRS preparation program of the local government.
Keberadaan gudang-gudang yang dibangun tersebut diharapkan dapat memacu tumbuhnya perekonomian daerah melalui pelaksanaan Sistem Resi Gudang. Untuk itu, program pembangunan gudang tidak dapat dipisahkan dengan program penyiapan pelaksanaan SRG yang dimiliki Pemerintah Daerah setempat. 1.5.
1.4.
dried out to achieve the minimum requirements for commodity storage. In 2015, with Special Allocation Fund (DAK), 2 (two) WRS warehouses had been put up in district/city as indicated in table 16:
persyaratan minimal penyimpanan barang. Pada tahun 2015, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dibangun 2 (dua) gudang SRG di 2 (dua) kabupaten/kota, sebagaimana tampak pada tabel 16:
1.5.
Procuring Rice Milling Unit and Transportation Facilities in Warehouse Receipt System In 2015, CoFTRA took strategies of shifting budget priorities in State Budget (DAK) from warehouse development to supporting facilities such as Rice Milling Unit (RMU) and transportation facilities (trucks) to generate more added value to commodities and optimize WRS business.
Pembangunan Rice Milling Unit (RMU) dan pengadaan truk tahun 2015 diberikan kepada 8 (delapan) daerah yaitu Kabupaten Cianjur, Subang, Lebak, Grobogan, Bantul, Madiun, Ngawi, dan Barito Kuala. Khusus untuk Kabupaten Lebak dan Ngawi pembangunan RMU akan dilaksanakan pada tahun 2016.
Rice Milling Unit (RMU) development and truck procurement in 2015 had been made for 8 (eight) regions, i.e. Kabupaten Cianjur, Subang, Lebak, Grobogan, Bantul, Madiun, Ngawi, and Barito Kuala. Special for Kabupaten Lebak and Ngawi, RMU development will be realized in 2016.
Dengan pengalihan prioritas anggaran ini, diharapkan program pemerintah pusat maupun daerah dapat lebih difokuskan pada pendayagunaan gudang-gudang yang telah dibangun, dengan demikian maka fasilitas gudang yang telah ada menjadi lebih optimal pemanfaatannya.
With such budget priority shifting, it is expected that the Government programs and regional programs can be more focused to maximize warehouses that have been constructed. Thus, the use of the existing warehouse facilities will be more optimum.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
82
2. Percepatan Implementasi Sistem Resi Gudang
Accelerating Warehouse Receipt System Implementation
83
BAPPEBTI CoFTRA
Seiring dengan semakin luasnya cakupan wilayah pelaksanaan SRG, Bappebti menyadari bahwa untuk melaksanaan SRG di daerah tidaklah mudah, banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari minimnya infrastruktur, keterbatasan APBD, kurangnya jumlah SDM, kuatnya belenggu ijon/tengkulak, belum tersedianya dana jaminan yang melindungi pemilik barang dan lembaga pembiayaan apabila terjadi wanprestasi oleh Pengelola Gudang, minimnya pemahaman pelaku usaha mulai dari petani hingga eksportir maupun pabrikan pada pola dan manfaat Sistem Resi Gudang. Oleh karena itu, pada tahun 2015 Bappebti telah melakukan beberapa langkah strategis guna mendorong percepatan pengembangan Sistem Resi Gudang berdasarkan berbagai kendala yang ditemui di lapangan, meliputi: 2.1. Pengembangan Model Bisnis Integratif Hulu-Hilir Model Bisnis Integratif Hulu-Hilir adalah suatu bentuk usaha dalam Sistem Resi Gudang yang terintegrasi melalui sinergi peluang bisnis pada pra-Resi Gudang dan Pasca-Resi Gudang yang melibatkan jaringan logistik dan pemasaran.
With the expanding coverage of WRS system, CoFTRA realizes that WRS implementation in regions will encounter a lot of barriers and challenges ranging from minimum infrastructure, limited regional budget allocation, lack of human resources, strong influence of middlemen (tengkulak), no guarantee fund to protect the owners of commodities and financing institutes in case of default by Warehouse Managers, minimum comprehension of Stakeholders from farmers to exporter and factories about the pattern and advantages of Warehouse Receipt System. In light of those, in 2015, CoFTRA has taken some strategic measures to accelerate the development of Warehouse Receipt System in view of barriers faced in the field including:
Dalam rangka pengembangan usaha SRG, Bappebti telah mendorong penerapan integrasi Sistem Resi Gudang (SRG) di wilayah sentra produksi (gabah) dengan wilayah pemasaran (beras) melalui strategi Hulu ke Hilir. Sebagai percontohan, dimulai dari Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta dengan Pengelola Gudang PT Food Station Tjipinang Jaya dan melibatkan peran aktif penggilingan padi di daerah.
To promote WRS business, CoFTRA has applied integrated Warehouse Receipt System (WRS) between production centers (unhulled rice) and marketing areas (rice) with Upstream to Downstream strategies. As a pilot project, it has been initiated in Rice Wholesale Market Cipinang, Jakarta with PT Food Station Tjipinang Jaya as the Warehouse Manager supported with active participation of rice milling units in regions.
Bappebti juga telah membuat Nota Kesepahaman dengan Bank Indonesia Kantor Wilayah Jawa Barat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat, dan PT. Pos Indonesia untuk pengembangan SRG dan Pasar Lelang Komoditas melalui pilot project di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis dengan mengoptimalkan jaringan dan sumberdaya yang dimiliki PT. Pos Indonesia.
CoFTRA also entered into Memorandum of Understanding with Regional Office of Bank Indonesia for West Java, Industry and Trade Agency of West Java and PT Pos Indonesia for WRS development and Commodity Auction Market through pilot project in Kabupaten Tasikmalaya and Ciamis by optimizing networks and resources of PT. Pos Indonesia.
Diharapkan dengan adanya kerjasama yang sinergis antar BUMN dan swasta, mulai pada level hulu (masa budidaya) dan hilir (masa panen, penyimpanan dan pemasaran komoditas) akan memberikan nilai tambah
It is expected that synergic cooperation between SOEs and private sectors be fostered starting from upstream level (cultivating period) to downstream (harvest period, storage and marketing of commodities) from which
2.1.
Developing Integrative Upstream – Downstream Business Model Integrative Upstream – Downstream Business Model is a business in Warehouse Receipt System integrated with synergy of business opportunities during Pre-Warehouse Receipt and Post-Warehouse Receipt involving logistic and marketing networks.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
84
more added values within commodity marketing chains will augment and more collective business will grow that in turn the profits of companies will increase and the advantages of WRS can be more optimally perceived by farmers, SME and other Stakeholders.
dalam rantai pemasaran komoditas dan mendorong tumbuhnya usaha bersama yang juga berdampak positif pada peningkatan profit perusahaan dan optimalisasi manfaat SRG bagi masyarakat petani, UKM maupun pelaku usaha komoditas lainnya 2.2.
2.3.
85
Penerapan Strategi Jalur Ganda Pengembangan SRG tidak hanya difokuskan pada peningkatan daya saing komoditas pangan, seperti gabah, beras dan jagung, serta perluasan akses pembiayaan melalui insentif suku bunga, melainkan juga pada peningkatan nilai tambah dan daya saing ekspor seperti untuk komoditas kopi, kakao, rumput laut dan rotan yang disertai penyediaan akses pembiayaan bagi pabrikan, prosesan maupun pedagang besar, meliputi: 2.2.1. Pemberdayaan petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan koperasi dalam hal pemasaran dan distribusi komoditas gabah, beras, dan jagung;
2.2.
Introducing Double Line Strategy WRS development will not be focused on elevating the competitiveness of food commodities like unhulled rice, rice and corn and broader access to financing sources with interest rate incentive but also augmenting the added value and export competitiveness for coffee, cacao, seaweeds and rattan coupled with financing access for factories, processors and big-scale traders including: 2.2.1. Empowerment for farmers, farmer groups, association of farmer groups and cooperatives in marketing and distribution of unhulled rice, rice and corn;
2.2.2. Peningkatan literasi SRG melalui sosialisasi dan bimbingan teknis;
2.2.2. WRS literacy improvement with socialization and technical assistance;
2.2.3. Insentif suku bunga (skema Subsidi SRG) dan percepatan pencairan kredit;
2.2.3. Interest rate incentive (WRS subsidy scheme) and credit disbursement acceleration;
2.2.4. Penguatan kelembagaan kelompok tani dan koperasi bekerjasama dengan instansi terkait;
2.2.4. Institutional building for farmer groups and cooperatives in association with the related agencies;
2.2.5. Penyediaan akses pembiayaan bagi pabrikan, prosesor, dan pedagang besar dengan skema bunga komersial dari bank pemerintah dan swasta;
2.2.5. Access to financing sources for factories, processors and big-scale traders with commercial interest scheme of public and private banks;
2.2.6. Perluasan implementasi SRG untuk komoditas perkebunan dan industri seperti Kopi, Rumput Laut, Rotan dan Kakao.
2.2.6. WRS expansion for plantation and industry commodities of coffee, seaweeds, rattan and cacao.
Kelompok Kerja SRG Pelaksanaan Sistem Resi Gudang tidak dapat hanya melibatkan sektor hilir, perlu dilakukan sinergi program dan kebijakan di sektor hulu sehingga komoditas yangdihasilkan petani berkualitas dan memenuhi jumlah yang ekonomis. Oleh karena itu, untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi lintas kementerian dan lembaga, maka pada tahun 2015 Bappebti melakukan pembentukan Kelompok Kerja SRG di tingkat pusat, dan optimalisasi Tim Pokja yang dimiliki kementerian/ lembaga terkait di pusat maupun daerah.
2.3. WRS Working Group Warehouse Receipt System can not be implemented with the involvement of downstream sector only. Synergy of programs and policies of upstream sector is necessary so that commodities produced by farmers will have high quality with economic quantity. Hence, to facilitate communication and coordination of ministries and agencies, in 2015 CoFTRA set up WRS Working Group at nationwise level and optimized Working Group Team of the related ministries and agencies.
BAPPEBTI CoFTRA
Tim Kelompok Kerja SRG terdiri dari berbagai kementerian/lembaga yang terkait, seperti Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Bank Indonesia, PT Pertani, PT Bhanda Ghara Reksa, PT Pos Indonesia, Perum BULOG, PT Food Station Tjipinang Jaya, Kospermindo Makassar, PT Sucofindo, PT. Kliring Berjangka Indonesia, AMKRI, ARLI, HMPG, AEKI, PT. Garam, BRI, dan BJB.
WRS Working Group Team consists of various ministries/ agencies such as the Coordinating Ministry of Economy, the Ministry of Trade, the Ministry of Agriculture, the Ministry of Finance, the Ministry of Finance, the Ministry of Cooperatives and SME, the Ministry of Environment and Forestry,the Ministry of Villages and Under-Developed Regions and Transmigration, Bank Indonesia, PT Pertani, PT Bhanda Ghara Reksa, PT Pos Indonesia, Perum BULOG, PT Food Station Tjipinang Jaya, Kospermindo Makassar, PT Sucofindo, PT. Kliring Berjangka Indonesia, AMKRI, ARLI, HMPG, AEKI, PT. Garam, BRI, and BJB.
Melalui Kelompok Kerja ini, terwujud sinergitas kebijakan dan program kerja dalam mendorong perluasan dan pengembangan SRG. Tim kelompok kerja SRG juga tidak hanya yang berasal atau dibentuk oleh Bappebti, namun juga mengoptimalkan dan bersinergi dengan Tim Kelompok Kerja di bidang lain, seperti salah satunya adalah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dikoordinasikan oleh Bank Indonesia, baik di tingkat nasional maupun di daerah.
With this Working Group, synergy of policies and work programs will be established that will promote the expansion and development of WRS. WRS Working Group Team is not only from or established by CoFTRA but it can be made by optimizing and synergizing Working Group Team of other sectors such as Regional Inflation Control Team (TPID) coordinated by Bank Indonesia at national and regional level.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
86
3. Perkembangan SRG
WRS Trend
Sejak mulai diimplementasikan pertama kali pada tahun 2008, pelaksanaan Sistem Resi Gudang terus mengalami pertumbuhan, tidak hanya pada sisi cakupan wilayah pelaksanaan dan jumlah kelembagaan yang terlibat, tetapi juga dalam hal transaksi penerbitan dan pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan. 3.1. Kondisi dan Kinerja Penerbitan Resi Gudang telah dilakukan di 19 propinsi meliputi Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah,
87
BAPPEBTI CoFTRA
Since implemented for the first time in 2008, Warehouse Receipt System was recording constant growth, not only from service areas and number of the engaged institutions but also in terms of issuance transactions and financing from finance institutes.
3.1.
Conditions and Performance Warehouse Receipt has been issued for 19 provinces, i.e. Aceh, West Sumatra, North Sumatra, Lampung, Banten, DKI Jakarta, West Java, Central Java, DI Yogyakarta, East Java, South Kalimantan, South Sulawesi, West Nura Tenggara, Central Kalimantan, South-East Sulawesi,
3.2.
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Bengkulu, Bali. Pelaksanaan SRG tersebut tersebar di 74 kabupaten/kota yang meliputi Aceh Tengah, Bener Meriah, Simalungun, Deli Serdang, Pasaman Barat, Tangerang, Lebak, Indramayu, Bogor, Sumedang, Ciamis, Subang, Cianjur, Tasikmalaya, Pekalongan, Karanganyar, Demak, Jombang, Jepara, Grobogan, Banyumas, Banjarnegara, Wonogiri, Bantul, Kudus, Madiun, Mojokerto, Malang, Sragen, Tuban, Nganjuk, Ngawi, Blitar, Banyuwangi, Pasuruan, Probolinggo, Tulungagung, Situbondo, Sampang, Bojonegoro, Barito Kuala, Kota Makassar, Bantaeng, Sidrap, Pinrang, Gowa, Sumbawa, Jember, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lampung Selatan, Jakarta, Blora, Kudus, Badung, Brang Bantun, Tulang Bawang, Tanggamus, Langkat, Kepahiang, Pesisir Barat, Kediri, Konawe Selatan, Bireuen, Pemalang, Kebumen, Pandeglang, Lima Puluh Kota, Kuningan, Katingan, Polewali Mandar, Wakatobi, dan Palu untuk komoditi Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Rumput Laut, Kakao, dan Rotan.
West Sulawesi, Central Sulawesi, Bengkulu, and Bali. The implementation of this WRS was distributed in 74 districts/cities including Central Aceh, Bener Meriah, Simalungun, Deli Serdang, West Pasaman t, Tangerang, Lebak, Indramayu, Bogor, Sumedang, Ciamis, Subang, Cianjur, Tasikmalaya, Pekalongan, Karanganyar, Demak, Jombang, Jepara, Grobogan, Banyumas, Banjarnegara, Wonogiri, Bantul, Kudus, Madiun, Mojokerto, Malang, Sragen, Tuban, Nganjuk, Ngawi, Blitar, Banyuwangi, Pasuruan, Probolinggo, Tulungagung, Situbondo, Sampang, Bojonegoro, Barito Kuala, Kota Makassar, Bantaeng, Sidrap, Pinrang, Gowa, Sumbawa, Jember, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lampung Selatan, Jakarta, Blora, Kudus, Badung, Brang Bantun, Tulang Bawang, Tanggamus, Langkat, Kepahiang, Pesisir Barat, Kediri, Konawe Selatan, Bireuen, Pemalang, Kebumen, Pandeglang, Lima Puluh Kota, Kuningan, Katingan, Polewali Mandar, Wakatobi, and Palu for Unhulled rice, Rice, Corns, Coffee, Seaweeds, Cacao and Rattan.
Pengembangan Sistem Resi Gudang secara nasional sudah menjadi komitmen Bappebti. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong tambahnya jumlah gudang yang memanfaatkan Sistem Resi Gudang. Pada tahun 2015, dari target sebanyak 96 gudang yang sudah mengoperasionalkan Sistem Resi Gudang, tercapai 117 gudang yang sudah menerbitkan Resi Gudang, sehingga dapat dikatakan bahwa capaian kinerja sebesar 121,87%.
Warehouse Receipt System development at nationwide has become commitment of CoFTRA. One effort to realize this commitment is to increase the number of warehouse using Warehouse Receipt System. In 2015, of 96 warehouses targeted to adopt Warehouse Receipt System, 117 warehouses or 121.87% were achieved.
Untuk meningkatkan jumlah gudang yang memanfaatkan SRG, Bappebti telah melakukan pendekatan yang intensif kepada para pemangku kepentingan, baik dari sektor swasta maupun pemerintah daerah yang mendapat bantuan pembangunan gudang, seperti melalui kegiatan Sosialisasi, Pendampingan Implementasi SRG, Sertifikasi Gudang SRG serta kegiatan pendukung lainnya.
To increase the number of warehouses using WRS, CoFTRA has carried out intensive approach to various stakeholders ranging from private sectors to local governments to get their support in warehouses construction with Socialization, Advocacy on WRS Implementation, WRS Warehouse Certification and other supporting activities.
Persetujuan Kelembagaan SRG Sebagai sebuah sistem, pelaksanaan SRG tidak terlepas dari fungsi Gudang, dan peran Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian maupun Pusat Registrasi
3.2.
WRS Institutional Approval As a system, the implementation of WRS can not be separated from Warehouse function and the roles of Warehouse Management, Compliance Assessment Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
88
dalam SRG dimana masing-masing memiliki tanggung jawab yang saling terkait. Pada tahun 2015, Bappebti telah menerbitkan 35 persetujuan kelembagaan, terdiri dari 30 gudang dan 5 LPK Uji Mutu Komoditas.
Institute (LPK) or WRS Registration Center in which they have inter-correlated responsibilities. In 2015, CoFTRA has issued 35 institutional approvals consisting of 30 warehouses and 5 LPK Commodity Quality Test.
Secara keseluruhan, jumlah persetujuan dalam SRG telah mencapai 169 persetujuan yang terdiri dari 15 Pengelola Gudang, 117 Gudang, 31 LPK Uji Mutu, 2 LPK Manajemen Mutu, 3 LPK Inspeksi Gudang, dan 1 (satu) Pusat Registrasi.
In total, the number of approvals in WRS has reached 169 approvals, i.e. 15 for Warehouse Managers, 117 for Warehouses, 31 for LPK Quality Test, 2 for LPK Quality Management, 3 LPK Warehouse Inspection and 1 (one) for Registration Center.
Tabel 17. Penerbitan Persetujuan Kelembagaan di tahun 2015 Table 17. Institutional Approval Issued in 2015 No No GUDANG / Warehouse
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Lembaga / Gudang Name of Institute / Warehouse
PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Demak Mulyorejo Prov. Jawa Timur PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Probolinggo Kraksaan Prov. Jawa Timur PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Kebumen Prov. Jawa Tengah PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Pesisir Barat Prov. Lampung PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Tulang Bawang Prov. Lampung PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Langkat Prov. Sumatera Utara PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Demak Dempet Prov. Jawa Tengah PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang KUD Padangan Kab. Bojonegoro Prov. Jawa Timur PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Koperasi Agroniaga Kota Makassar Prov. Sulawesi Selatan PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang PT. Rika Rayhan Mandiri Kota Makassar Prov. Sulawesi Selatan PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Pandeglang Prov. Jawa Barat PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Kediri Prov. Jawa Timur PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kab. Kepahiang Prov. Bengkulu PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Bireuen - Aceh PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Lima Puluh Kota – Sumatera Barat PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Pemalang – Jawa Tengah PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Palu – Sulawesi Tengah PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Konawe Selatan – Sulawesi Tenggara PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Polewali Mandar – Sulawesi Barat PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Kuningan – Jawa Barat PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Wakatobi – Sulawesi Tenggara PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Katingan – Kalimantan Tengah PT. Pertani (Persero), Gudang Jekulo Kab. Kudus PT. Pertani (Persero), Gudang Sempu Kab. Banyuwangi PT. Pertani (Persero), Gudang Kuta Malaka Kab. Aceh Besar PT. Pos Indonesia (Persero), Gudang Kab. Ciamis Prov. Jawa Barat PT. Food Station Tjipinang Jaya, Gudang Kab. Bogor Prov. Jawa Barat PT. Food Station Tjipinang Jaya, Gudang Kab. Majalengka Prov. Jawa Barat PT. Food Station Tjipinang Jaya, Gudang UD Daya Tani Kab. Ngawi Prov. Jawa Timur PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), Gudang Wonogiri – Jawa Tengah
LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN / COMPLIANCE ASSESSMENT INSTITUTES
1 2 3 4 5
UPT. PSMB – LT Jember UB Jastasma Perum Bulog Jakarta UPTD BPSMB Prov. Sumatera Selatan UPTD BPSMB Prov. Sulawesi Tenggara UPT PSMB Palu
3.3.
Perkembangan Transaksi Resi Gudang Pelaksanaan Sistem Resi Gudang pada tahun 2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014. Jumlah resi gudang yang diterbitkan pada tahun 2015 tercatat sebanyak 300 resi gudang dengan total volume sebesar 8.931,92 ton, terdiri dari 6.725,26 ton gabah, 1.081,5 ton beras, 472,9 ton jagung, 527,8 ton kopi, 110,6 ton rumput laut, 10,7 ton rotan dan 3,1 ton kakao. Nilai resi gudang yang diterbitkan pada tahun 2015 mencapai Rp. 81,17 milyar, menurun 30 % dari tahun 2014 dan memperoleh pembiayaan dari berbagai lembaga pembiayaan seperti Bank BRI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank Lampung, Bank Jatim, Bank Kalsel, dan CFTL PT Kliring Berjangka Indonesia dengan total pembiayaan senilai Rp. 45,56 milyar atau menurun 40 % dari tahun 2014.
3.3.
Warehouse Receipt Transaction Trend Warehouse Receipt System in 2015 recorded decrease compared with 2014 performance. Number of Warehouse Receipt System issued in 2015 reached 300 warehouse receipts with total volume 8,931.92 tons consisting of 6,725.26 ton unhulled rice, 1,081.5 ton rattan and 3.1 ton cacao. The values of warehouse receipts issued in in 2015 reached Rp81.17 billion or 30% lower than in 2014 and acquires financing from various finance institutes such as Bank BRI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank Lampung, Bank Jatim, Bank Kalsel, and CFTL PT Kliring Berjangka Indonesia with total financing worth Rp45.56 billion or 40% lower than in 2014.
Penurunan tersebut terjadi karena 2 (dua) hal antara lain harga komoditi pangan yang relatif tinggi sehingga pemilik barang lebih memilih menjual langsung ke pasar daripada menyimpannya ke gudang serta terhentinya operasionalisasi gudang SRG di beberapa daerah yang selama ini aktif dalam penerbitan Resi Gudang karena keterbatasan SDM Pengelola Gudang.
The decrease was due to 2 (two) factors, i.e. relatively high price of food commodities, for which the owners of commodities prefer to sell directly to the markets than store their commodities in warehouses and the stopped operation of WRS warehouses in some regions, which are thus far active in issuing Warehouse Receipts because of limited human resources of Warehouse Managers.
Dibalik penurunan tersebut, hal yang cukup menggembirakan adalah semakin berkembangnya komoditas lain selain Gabah dan Beras di dalam SRG dimana SRG untuk komoditas Kopi semakin meningkat dan perluasan pelaksanaan SRG mencakup komoditas Kakao dan Rotan. Peningkatan SRG untuk komoditas Kopi, khususnya pada bulan Desember 2015, telah memberikan pengaruh yang signifikan pada pertumbuhan nilai Resi yang mencapai 216
Amid this decrease, there is something promising, i.e. the bolstering of other commodities other than unhulled rice and rice in WRS. Coffee commodity is increasing and the implementation of WRS covers also cacao and rattan. WRS for coffee is constantly to rise especially in December 2015. This commodity gives significant influence to Receipt growth at 216% (Rp16.27 billion). Accordingly the value of financing goes up by 189% (Rp9.3 billion).
Tabel 18. Perkembangan Jumlah Resi Gudang, Volume Komoditi dan Nilai Resi Gudang Tahun 2008 – 2015 Table 18. Warehouse Receipt, Commodity Volume and Warehouse Receipt Value Trend, 2008 – 2015 Tahun Years 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 TOTAL
RESI GUDANG Jumlah Number 16 13 57 268 379 532 605 300 2.173
% *) % *)
Volume (ton) Volume (ton)
- -18,75 338,46 370 40 40 15 -50
% *) % *)
508,83 - 214,11 -57,92 2.299,94 974,20 8.895,62 267 18.144,16 104 20.796,23 15 21.649,27 7 8.931,92 -30
- 81.440,08
-
Nilai Resi (Rp) Amount of Receipt (Rp)
Pembiayaan (Rp) Fund (Rp)
1.431.616.200 552.962.240 8.678.733.500 40.067.723.608 93.183.187.979 108.948.556.100 116.514.391.200 81.171.788.490
313.900.000 136.800.000 4.216.023.850 24.049.719.530 58.653.918.633 66.993.206.000 75.795.102.000 45.562.784.680
450.548.959.317
275.721.454.693
Note: *) Prosentase pertumbuhan / Growth percentage
89
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
90
% (meningkat Rp. 16,27 milyar), begitu pula nilai pembiayaan mencapai 189 % (bertambah Rp. 9,3 milyar). Secara keseluruhan, jumlah resi gudang yang telah diterbitkan sebanyak 2.173 resi dengan volume komoditas mencakup gabah, beras, jagung, kopi, rumput laut, kakao dan rotan mencapai 81.440,08 ton. Nilai resi gudang yang telah diterbitkan tercatat Rp. 450,54 milyar, dan memperoleh pembiayaan dari berbagai lembaga pembiayaan senilai Rp. 275,72 milyar.
In total, the number of warehouse receipts issued reaches 2,173 receipts with commodity volumes covering unhulled rice, rice, corn, coffee, seaweed and rattan hitting 81,440.08 ton. The value of warehouse receipt issued is to amount Rp450.54 billion and acquires financing from various finance institute of Rp275.72 billion.
Dari variasi jenis komoditas yang ditransaksikan, pada tahun 2015 penerbitan Resi Gudang dilakukan untuk komoditas Gabah, Beras, Jagung, Rumput Laut, Kopi, Kakao dan Rotan dengan rincian jumlah, volume dan nilai per-komoditas seperti tampak pada tabel 19.
In terms of variation of commodities transacted, in 2015, Warehouse Receipts were issued for unhulled rice, rice, corn, seaweed, coffee, cacao and rattan with details of quantity, volume and value per commodity as indicated in Table 19.
Tabel 19. Transaksi Resi Gudang per-Komoditas Tahun 2015 Table 19. Transaction of Warehouse Receipt per-Transaction on 2015
Komoditi Comodity
Jumlah Resi Amount of Receipt
Gabah / Unhulled Rice Beras / Rice Jagung / Corn Kopi / Coffee Rumput Laut / Seaweed Rotan / Rattan Kakao / Cacao
234 6.725,26 38.475.361.436 19.573.134.880 15 1.081,5 9.192.750.000 6.434.925.000 18 472.9 1.820.136.054 999.724.800 18 527,8 30.897.315.000 18.555.000.000 3 110,6 626.940.000 2 10,7 80.786.000 1 3,1 78.500.000 -
TOTAL
300
Dengan adanya transaksi penerbitan dan pembiayaan pada tahun 2015 tersebut, maka total transaksi Resi Gudang per-komoditas seperti tampak pada tabel 20.
Volume (Ton) Volume (Ton)
8.931,92
Nilai (Rp) Value (Rp)
Pembiayaan (Rp) Fund (Rp)
81.171.788.490 45.562.784.680
With such issuance transactions and financing in 2015, the total transactions of Warehouse Receipt by Commodity can be seen in Table 20.
Tabel 20. Rekapitulasi Transaksi Resi Gudang per-Komoditas 2008 s.d 2015 Table 20. Recapitulation Transaction of Warehouse Receipt per-Commodity 2008 to 2015
91
BAPPEBTI CoFTRA
Komoditi Comodity
Jumlah Resi Amount of Receipt
Volume (Ton) Volume (Ton)
Gabah / Unhulled Rice Beras / Rice Jagung / Corn Kopi / Coffee Rumput Laut / Seaweed Rotan / Rattan Kakao / Cacao
1.920 68.742,06 348.862.555.936 215.011.490.230 118 6.499,22 48.562.979.000 30.831.580.300 84 5.101,07 16.854.609.194 10.081.983.100 33 553,27 32.008.589.187 18.705.801.063 15 530,57 4.100.940.000 1.090.600.000 2 10.75 80.786.000 1 3,14 78.500.000 -
TOTAL
2.173
81.440,08
Nilai (Rp) Value (Rp)
Pembiayaan (Rp) Fund (Rp)
450.548.959.317 275.721.454.693
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
92
4. Pembinaan & Pengawasan Sistem Resi Gudang
Warehouse Receipt System (WRS) Development & Supervision Sesuai dengan amanah yang diberikan melalui Undang-Undang Nomor 9 tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2011, Bappebti mengemban tugas dan fungsi dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan SRG di Indonesia. Terkait dengan dua fungsi terakhir, pada tahun 2015 Bappebti telah melakukan:
In conformity with the mandate in Law Number 9 of 2006 as subsequently amended with Law Number 9 of 2011, CoFTRA assumes tasks and functions of regulation, development and supervision of WRS implementation in Indonesia. For the last two functions, in 2015 CoFTRA took actions as follows:
4.1.
4.1.
Pelatihan Teknis Calon Pengelola Gudang Pengelola Gudang merupakan salah satu komponen yang memiliki tugas dan fungsi sangat penting dalam kelembagaan Sistem Resi Gudang. Pengelola Gudang adalah pihak atau lembaga yang melakukan pengelolaan barang di gudang SRG, baik milik sendiri, pemerintah, maupun milik orang lain. Pengelola Gudang melakukan penyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasan barang yang disimpan atau dititipkan oleh pemilik barang serta berhak menerbitkan Resi Gudang.
To give know-how and skills to WRS Warehouse Manager Candidates on commodity management and techniques in issuing Warehouse Receipt, in 2015 CoFTRA organized Technical Training for WRS Warehouse Manager Candidates in Jakarta to prepare reliable and professional human resources of Warehouse Managers to manage WRS warehouses built by the Government. This training was followed by local Warehouse Manager Candidates of cooperatives and region owned enterprises and agencies responsible for trades from 22 locations of WRS Warehouses, i.e. Kabupaten Katingan, Polewali Mandar, Luwu Timur, Toli-Toli, Wakatobi, Palu, Limapuluh Kota, Tapin, Purworejo, Probolinggo, Sambas, Madiun, Bireun, Aceh Besar, Pandeglang, Sumedang, Gowa, Wonogiri, Banyuwangi, Konawe Selatan, Kupang, Pasaman Barat and Perum Bulog with total participants 67 persons.
Untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada para calon Pengelola Gudang SRG mengenai pengelolaan barang dan teknis penerbitan Resi Gudang, pada tahun 2015 Bappebti menyelenggarakan Pelatihan Teknis Calon Pengelola Gudang SRG di Jakarta untuk mempersiapkan SDM calon Pengelola Gudang yang handal dan professional guna mengelola gudang-gudang SRG yang telah dibangun pemerintah. Pelatihan ini diikuti oleh Calon Pengelola Gudang lokal dari Koperasi dan BUMD serta Dinas yang membidangi perdagangan yang berasal dari 22 lokasi gudang SRG yaitu Kabupaten Katingan, Polewali Mandar, Luwu Timur, Toli-Toli, Wakatobi, Palu, Limapuluh Kota, Tapin, Purworejo, Probolinggo, Sambas, Madiun, Bireun, Aceh Besar, Pandeglang, Sumedang, Gowa, Wonogiri, Banyuwangi, Konawe Selatan, Kupang, Pasaman Barat dan Perum Bulog dengan total peserta sebanyak 67 orang. 4.2.
93
BAPPEBTI CoFTRA
Pelatihan Teknis Penyuluh Lapangan Keberhasilan implementasi dan optimalnya pemanfaatan SRG oleh para petani maupun pelaku usaha tidak terlepas dari tertibnya penatausahaan SRG dan peran serta masyarakat, khususnya petani dan para pelaku usaha untuk memanfaatkan SRG dalam usaha yang selama ini dilakukannya. Untuk itu, penyebaran dan kemudahan akses terhadap informasi tentang SRG
Technical Training for Warehouse Manager Candidates Warehouse Manager is a component with crucial task and function to the institution of Warehouse Receipt System. Warehouse Manager is a party or institute managing commodities in WRS Warehouse, either private commodities, the government commodities or other parties’ commodities. Warehouse Manager will store, maintain and supervise commodities stored or consigned by the owners and entitled to issue warehouse receipts.
4.2.
Technical Training for Field Agents The success of WRS implementation and optimum advantages to the farmers and other Stakeholders will be subject to sound WRS management and participation of stakeholders especially farmers and other Stakeholders to utilize WRS for their businesses. Dissemination of and accessibility to WRS information should garner serious attention. Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
94
4.3.
95
Untuk mempercepat perluasan informasi tentang teknis pelaksanaan dan pemanfaatan SRG, pada tahun2015 Bappebti bekerjasama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementerian Pertanian melakukan Pelatihan Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Pelatihan ini diselenggarakan sebanyak 2 (dua) kali di Jakarta, diikuti oleh 71 orang peserta yang terdiri dari Dinas kabupaten/ kota yang membidangi perdagangan dan Penyuluh Pertanian Lapangan yang berasal dari 27 daerah lokasi Gudang SRG.
To accelerate information dissemination on implementation techniques and utilization of WRS, in 2015 CoFTRA along with Agriculture Human Resources Development and Counseling Body of the Ministry of Agricultre delivered Training for Field Agriculture Agents (PPL). The training was conducted 2 (two) times in Jakarta followed by 71 participants of district/ city agencies responsible for trades affairs and Fielf Agriculture Agents of 27 WRS Warehouse locations.
Tenaga PPL yang dimiliki Kementerian Pertanian merupakan ujung tombak program sosialisasi bidang pertanian. Dengan demikian diharapkan program sosialisasi SRG kepada para petani melalui PPL akan sangat efektif mengingat mereka secara langsung dan intensif berinteraksi dengan petani, baik secara individu maupun kelompok, khususnya di daerah-daerah lokasi kerja mereka.
Field Agriculure Agents (PPL) of the Ministry of Agriculture are the spearheads of socialization program in agriculture sector. It is therefore expected that WRS socialization to farmers via PPL agents will be effective since they will directly and intensively interact with farmers either individually or collectively, especially in the locations within their work areas.
Pertemuan Teknis SRG Keberhasilan pelaksanaan Sistem Resi Gudang tidak bisa dilepaskan dari peran aktif pemerintah daerah, khususnya Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang membidangi perdagangan dalam melakukan langkahlangkah penyiapan maupun pelaksanaan SRG.
4.3.
WRS Technical Meeting The success of Warehouse Receipt System will be inseparable from active roles of local governments, particularly Local Government Task Force (SKPD) of trades affairs in preparing and implementing WRS.
Sebagai wadah komunikasi dan koordinasi dalam penyiapan pelaksanaan SRG di daerah, pada bulan April 2015 Bappebti menyelenggarakan Pertemuan Teknis Sistem Resi Gudang yang diikuti oleh para Kepala Dinas yang membidangi perdagangan dari 16 kabupaten/kota lokasi pembangunan gudang SRG yang dibiayai melalui DAK 2013 dan 2014 meliputi Kabupaten Bondowoso, Banyuwangi, Cilacap, Katingan, Simeulue, Jayapura, Polewali Mandar, Luwu Timur, Tolitoli, Konawe Selatan, Wakatobi, Limapuluh Kota, Tapin, Purworejo, Pemalang dan Kota Palu. Pada pertemuan ini dibahas bersama perkembangan dan kendala dalam mengimplementasikan SRG, serta strategi pengembangan SRG di setiap daerah.
As a communication and coordination forum for WRS implementation preparation in regions, in April 2015, CoFTRA held Technical Meeting of Warehouse Receipt System followed by Heads of Agencies dealing with trades affairs from 16 districts/cities being the locations for WRS warehouse development financed under DAK 2013 and 2014. They included Kabupaten Bondowoso, Banyuwangi, Cilacap, Katingan, Simeulue, Jayapura, Polewali Mandar, Luwu Timur, Toli-toli, Konawe Selatan, Wakatobi, Limapuluh Kota, Tapin, Purworejo, Pemalang and Kota Palu. In this meeting, the progress and constraints encounterd during WRS implementation were discussed and WRS development strategies for individual regions were formulated.
Selain itu, Bappebti telah melaksanakan Pertemuan Teknis Pendampingan Pengelolaan Gudang SRG pada bulan Desember 2015 yang diikuti oleh 8 kabupaten/ kota diantaranya Kabupaten Pidie, Banyuasin, Langkat,
In addition, CoFTRA also organized Technical Meeting for WRS Warehouse Management Advocacy in December 2015 followed by 8 districts/cities, i.e. Kabupaten Pidie, Banyuasin, Langkat, Probolinggo, Karo, Bantul, Madiun
BAPPEBTI CoFTRA
and Kota Palopo. The meeting was initial step of WRS Warehouse Management Advocacy Program in Fiscal Budget 2016. Under this technical meeting, it is expected that the local governments understand the objectives of Advocacy Program and immediately take preparatory measures so that the advocacy can be delivered timely according to the targets.
Probolinggo, Karo, Bantul, Madiun dan Kota Palopo. Pertemuan ini merupakan langkah awal dari Program Pendampingan Pengelolaan Gudang SRG yang akan dilakukan pada Tahun Anggaran 2016. Melalui pertemuan teknis ini, diharapkan Pemerintah Daerah dapat memahami tujuan dilakukannya program Pendampingan, dan segera melakukan berbagai langkah penyiapan sehingga pelaksanaan Pendampingan dapat dilakukan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuannya.
juga menjadi salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian.
4.4.
Pendampingan Calon Pengelola Gudang SRG Dalam rangka mendorong pelaksanaan SRG di daerah dan membantu petani serta pelaku usaha dalam memanfaatkan SRG. Bappebti melakukan pendampingan yang bertujuan untuk menyiapkan calon Pengelola Gudang di 11 daerah, meliputi Kabupaten Limapuluh Kota, Pemalang, Sumbawa, Pandeglang, Sumedang, Gowa, Polewali Mandar, Bireuen, Konawe Selatan, Wakatobi, dan Kota Palu. Pendampingan ini dilakukukan kepada Koperasi setempat sebagai calon Pengelola Gudang yang sebelumnya telah mendapatkan pelatihan.
4.4.
Advocacy for WRS Warehouse Manager Candidates To promote WRS implementation in regions and to assist farmers and Stakeholders in utilizing WRS, CoFTRA provided advocacy to prepare Warehouse Manager Candidates in 11 regions covering Kabupaten Limapuluh Kota, Pemalang, Sumbawa, Pandeglang, Sumedang, Gowa, Polewali Mandar, Bireuen, Konawe Selatan, Wakatobi, and Kota Palu. This advocacy was for local cooperatives as Warehouse Manager Candidates after previously completing training.
Adapun program ini dilakukan selama periode September s.d Desember 2015 sebagai bukti dukungan dan kerjasama antar stakeholders terkait yang meliputi Bappebti, Pemerintah Daerah cq. Dinas Perdagangan, PT Bhanda Ghara Reksa selaku Pengelola Gudang serta Koperasi calon Pengelola Gudang SRG. Melalui kegiatan ini, baik masyarakat,pelaku usaha, petani, koperasi maupun SKPD dapat mengetahui fungsi keberadaan gudang SRG yang telah dibangun dan bagaimana memanfaatkan SRG untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, melalui pendampingan implementasi SRG juga dapat terjalin komunikasi antara pusat dan daerah, maupun antara masyarakat dengan pemda dan lembaga dalam SRG sehingga pelaksanaan SRG dapat secara optimal memberikan manfaat nyata bagi masyarakat di sekitar lokasi gudang.
This program was carried out from September to December 2015 to prove support and cooperation of stakeholders, i.e. CoFTRA, local governments, cq. Trade Agency, PT Bhanda Ghara Reksa as Warehouse Manager and Cooperatives of WRS Warehouse Manager Candidates. With this activity, the communities, Stakeholders, farmers, cooperatives or SKPD can understand the functions of WRS warehouses and how to maximize such WRS warehouse in promoting business and augmenting the prosperity of communities. In addition, with WRS implementation advocacy, communication of the Government and regions or of the communities and local governments and agencies dealing with WRS can be intensified so that WRS can be implemented in optimum manner capable of generating real benefits for the communities adjacent to warehouse locations.
Selain itu, Bappebti juga telah bersinergi dengan Kementerian Koperasi dan UKM (KUKM) dalam Program Penyiapan Koperasi sebagai Pengelola Gudang SRG, dimana pada tahun 2015 KUKM telah mengalokasikan anggaran pendampingan calon pengelola gudang untuk 11 koperasi di daerah yaitu Koperasi Tebas Kabupaten Sambas, KUD Padangan Kabupaten Bojonegoro, KUD Pringgodani Kabupaten Demak Mulyorejo, KUD
CoFTRA also established synergic cooperation with the Ministry of Cooperatives and SME in the Program preparing cooperatives as WRS Warehouse Managers in which for 2015, the Ministry of Cooperatives and SME allocated advocacy budget for warehouse manager Candidates in 11 cooperatives in various regions, i.e. Koperasi Tebas Kabupaten Sambas, KUD Padangan Kabupaten Bojonegoro, KUD Pringgodani Kabupaten Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
96
Demak Mulyorejo, KUD Dworowati Kabupaten Demak Dempet, KUD Karya Bhakti Kabupaten Jepara, KUD Nugroho Kabupaten Kediri, Koperasi Gayo Mandiri Kabupaten Bener Meriah, KUD Selogiri Kabupaten Wonogiri, KUD Tumbang Samba Kabupaten Katingan, Koperasi UPJA Rejeki Tani Kabupaten Kuningan and KUD Anugerah Kabupaten Grobogan.
Dworowati Kabupaten Demak Dempet, KUD Karya Bhakti Kabupaten Jepara, KUD Nugroho Kabupaten Kediri, Koperasi Gayo Mandiri Kabupaten Bener Meriah, KUD Selogiri Kabupaten Wonogiri, KUD Tumbang Samba Kabupaten Katingan, Koperasi UPJA Rejeki Tani Kabupaten Kuningan dan KUD Anugerah Kabupaten Grobogan. 4.5.
4.6.
4.7.
97
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Sistem Resi Gudang Untuk mendorong peningkatan pemanfaatan SRG oleh para petani maupun pelaku usaha maka Bappebti bersama dengan Pemerintah Daerah melakukan kegiatan Bimbingan Teknis Sistem Resi Gudang. Melalui kegiatan ini disampaikan teknis pemanfaatan Sistem Resi Gudang, mulai dari proses masuknya barang dalam Gudang, pemeliharan barang oleh Pengelola Gudang, pembiayaan oleh Lembaga Keuangan hingga penyelesaian transaksi Resi Gudang. Pada tahun 2015, telah dilakukan kegiatan Bimbingan Teknis SRG di 10 daerah dengan jumlah peserta di setiap daerah sebanyak 100 orang.
4.5.
Pelatihan Sistem Informasi Resi Gudang (IS-Ware) Kecepatan pelaksanaan Sistem Resi Gudang tidak terlepas dari adanya sistem informasi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi yang baik antara stakeholders dalam SRG. Untuk melatih Sumber Daya Manusia (SDM) dalam stakeholders SRG (Pengelola Gudang dan Lembaga Pembiayaan) agar memahami teknis pengoperasian Sistem Informasi Resi Gudang (ISWARE) sehingga dapat mendukung pelaksanaan SRG di daerah baik dalam proses penerbitan, penjaminan maupun pembiayaan resi gudang, maka Bappebti telah melakukan Pelatihan IS-Ware yang diikuti oleh 7 (tujuh) lembaga perbankan yaitu BRI, BJB, Bank Sumut, Bank Lampung, Bank Jateng, Bank Jatim, dan Bank Kalsel serta Pengelola Gudang yang dihadiri oleh PT. BGR, PT Pertani, dan PT Pos Indonesia dengan total peserta sebanyak 35 orang.
4.6.
Pelatihan Lembaga Penilaian Kesesuaian Uji Mutu Komoditas dalam SRG Sebagai suatu sistem, pelaksanaan Sistem Resi Gudang memerlukan peran aktif dari berbagai pihak/ kelembagaan yang terkait. SRG tidak hanya mencakup penyimpanan komoditas tetapi juga pengujian mutu komoditas, pemeliharaan komoditas serta pemasaran. Oleh karena itu, SRG tidak hanya melibatkan Pengelola Gudang, tetapi juga Pusat Registrasi dan Lembaga Penilaian Kesesuaian, antara lain Uji Mutu Komoditas.
4.7.
BAPPEBTI CoFTRA
Technical Coaching of Warehouse Receipt System To intensify the use of WRS by farmers and other Stakeholders, CoFTRA together with local government provided Technical Coaching on Warehouse Receipt System. In this activity, techniques in utilizing Warehouse Receipt System from process of entering the commodities into warehouse, commodity maintenance by Warehouse Managers, financing by Finance Institutes to the settlement of Warehouse Receipt transactions were elaborated. In 2015, this technical coaching on WRS has been provided for 10 regions with participants 100 persons per region.
Warehouse Receipt Information (IS-Ware) Training The speed of Warehouse Receipt System implementation will be subject to information system as coordination and communication instrument between stakeholders in WRS. To train human resources of WRS stakeholders (Warehouse Managers and Finance Institutes) to understand techniques in operating Warehouse Receipt Information System (IS-WARE) to support WRS implementation in regions with regard to issuance process, guarantee or financing of warehouse receipt, CoFTRA has delivered IS-Ware training followed by 7 (seven) banking institutes, i.e. BRI, BJB, Bank Sumut, Bank Lampung, Bank Jateng, Bank Jatim, and Bank Kalsel and Warehouse Managers attended also by PT. BGR, PT Pertani, and PT Pos Indonesia with total participants 35 persons.
Training for Compliance Assessment Institute (LPK) Commodity Quality Test in WRS As a system, the implementation of Warehouse Receipt System will require active roles of various related parties/agencies. WRS not only deals with commodity storage but also commodity quality test, commodity maintenance and marketing. WRS should not only involve Warehouse Managers but also Registration Center and Compliance Assessment Institute of, among other things, Commodity Quality Test.
For such training initiatives, in 2015 CoFTRA along with Directorate of Commodity Quality Improvement, Metrology Resources Center and Trading Education and Training Center delivered Training for WRS Commodity Quality Assessor Candidates followed by 25 participants of Warehouse Managers and WRS Warehouse Manager Candidates of 12 regions including Kabupaten Barito Kuala, Cianjur, Subang, Probolinggo, Grobogan, Aceh Tengah, Bener Meriah, Lampung Selatan, Bireuen, Mamuju, Jember and Musi Banyuasin. With this training it is expected that the participants of Warehouse Managers and Warehouse Manager Candidates can take some advantages including:
Untuk mendukung hal tersebut, pada tahun 2015 Bappebti telah bekerjasama dengan Direktorat Pengembangan Mutu Barang, Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perdagangan menyelenggarakan Pelatihan Calon Penguji Mutu Komoditas Sistem Resi Gudang yang diikuti oleh 25 orang peserta SDM Pengelola Gudang ataupun Calon Pengelola Gudang SRG dari 12 daerah diantaranya Kabupaten Barito Kuala, Cianjur, Subang, Probolinggo, Grobogan, Aceh Tengah, Bener Meriah, Lampung Selatan, Bireuen, Mamuju, Jember dan Musi Banyuasin. Melalui kegiatan Pelatihan Penguji Mutu Komoditas SRG ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pesertanya yang terdiri dari Pengelola Gudang dan Calon Pengelola Gudang, seperti: 4.7.1. Memahami dan mampu menerapkan serta membuat dokumen Sistem Mutu dalam pelaksanaan tugas dan perannya sebagai Pengelola Gudang SRG; 4.7.2. Memiliki pengetahuan dan kemampuan teknis bagaimana menggunakan dan melakukan kalibrasi peralatan pengujian gabah, beras, jagung dan kopi; 4.7.3. Memiliki kemampuan teknis praktek pengujian mutu komoditas Gabah, Beras, Jagung, dan Kopi.; 4.7.4. Memberikan pengetahuan dan kemampuan teknis bagaimana melakukan pengambilan contoh (sample) komoditas padatan yang akan dilakukan pengujian mutu barang.
4.7.1. Understand and able to apply and prepare Quality System documents in performing the tasks and roles as WRS Warehouse Managers; 4.7.2. Have know-how and technical capacity on how to use and conduct calibration equipment to test unhulled rice, rice, corn and coffee; 4.7.3. Have technical capacity in practicing commodity quality test of unhulled rice, rice, corn and coffee; 4.7.4. Demonstrate the know-how and technical capacity of how to take samples of solid commodities for quality testing.
4.8.
Sertifikasi Kelayakan Gudang Untuk memperoleh persetujuan sebagai Gudang SRG, seluruh gudang yang dibangun pemerintah harus memenuhi ketentuan sebagai Gudang SRG. Oleh karena itu, untuk membantu daerah melakukan sertifikasi Gudang yang telah dibangun, maka pada tahun 2015 Bappebti bekerjasama dengan PT BGR melakukan Program Sertifikasi Kelayakan Gudang sebagai Gudang SRG di 20 gudang pemerintah diantaranya Kabupaten Katingan, Wakatobi, Pidie, Purworejo, Pemalang, Dompu, Polewali Mandar, Sambas, Lima Puluh Kota, Toli-Toli, Simelue, Tapin, Konawe Selatan, Purwakarta, Bolaang Mangondow, Luwu, Sidrap, Kupang, Kota Palu, Kota Palopo.
4.8.
Wareshouse Worthiness Certification To acquire approval as WRS Warehouse, the entire warehouses to be put up by the Government must comply with requirements as WRS Warehouses. To assist the regions in obtaining certification for the warehouse to be built, in 2015 CoFTRA in association with PT BGR launched Warehouse Worthiness Certification of WRS Warehouses in 20 Government warehouses, i.e. Kabupaten Katingan, Wakatobi, Pidie, Purworejo, Pemalang, Dompu, Polewali Mandar, Sambas, Lima Puluh Kota, Toli-Toli, Simelue, Tapin, Konawe Selatan, Purwakarta, Bolaang Mangondow, Luwu, Sidrap, Kupang, Kota Palu, Kota Palopo.
4.9.
Melibatkan Peran Aktif Dunia Akademisi Untuk mendorong pelaksanaan Sistem Resi Gudang, diperlukan peran aktif berbagai pihak terkait seperti kalangan akademisi. Pada tahun 2015, Bappebti telah
4.9.
Involving Active Participation of Academicians To promote the implementation of Warehouse Receipt System, active roles of stakeholders including academicians will be crucial. In 2015, CoFTRA has signed Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
98
menandatangani MOU Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas dengan Universitas Lampung (UNILA). Melalui kerjasama ini, UNILA mengoptimalkan sumber daya baik dosen maupun mahasiswa serta program kegiatan yang dimiliki seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), perkuliahan maupun penelitian untuk membantu sosialisasi, maupun pengembangan pelaksanaan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas di Indonesia.
MoU on Warehouse Receipt System and Commodity Auction Market Development with Lampung University (UNILA). Under this MoU, UNILA will optimize its resources of lecturers and students as well as program activities like Social Service Activities (KKN), lectures or researches for the socialization and promotion of Warehouse Receipt System and Commodity Auction Market in Indonesia.
4.10. Pembahasan Integrasi Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG) dalam KUR Sektoral Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan skema subsidi resi gudang oleh petani, poktan, gapoktan dan koperasi, Bappebti berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Kecil Dan Menengah agar skema Subsidi Sistem Resi Gudang (S-SRG) tidak dimasukkan kedalam KUR Sektoral sehingga tetap berjalan sesuai dengan Permenkeu Nomor 171/PMK.05/2009 Tentang Skema Subsidi Resi Gudang dimana bunga yang dikenakan kepada peserta S-SRG sebesar 6% per tahun. Selain itu, peserta S-SRG diharapkan juga dapat memperoleh pembiayaan melalui skema KUR.
4.10. Discussion on the Integration of Subsidized Warehouse Receipt System Scheme (S-WRS) and Cross-Cutting KUR (People’s Business Credits) To maximize warehouse receipt subsidy scheme by farmers, farmer groups and association of farmer groups and cooperatives, CoFTRA in coordination with the Ministry of Finance and Coordinating Ministry of the Economy as the Chairman of Financing Policy Committee for Small and Medium Enterprises discussed of excluding Warehouse Receipt System scheme (S-WRS) from CrossCutting KUR program, instead still in accordance with Permenkeu (Regulation of Finance Minister) Number 171/PMK.05/2009 concerning Warehouse Receipt Subdisy Scheme in which the interest rate charged to S-WRS participants is set at 6% per year. In addition, S-WRS participants are expected qualified to access financing facility through KUR scheme.
4.11. Pengawasan Kelembagaan SRG Untuk semakin meningkatkan integritas pelaksanaan Sistem Resi Gudang, Bappebti membentuk Tim Pemantauan SRG di daerah dengan melakukan kerjasama dengan Dinas bidang Perdagangan di 6 (enam) daerah selama 4 (bulan)untuk ikut melakukan pemantauan pelaksanaan SRG dan menjaga integritas SRG agar pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Hal ini dilakukan guna mengatasi minimnya jumlah SDM pengawas Bappebti untuk secara periodik melakukan pengawasan di lapangan.
4.11. WRS Institutional Supervision To enhance the integrity of Warehouse Receipt System, CoFTRA set up WRS Monitoring Team in regions under collaboration with Agencies of Trading Sectors in 6 (six) regions for 4 (months). They are required to monitor WRS implementation and maintain WRS integrity to assure compliance with the applicable laws and regulations. It is also aimed to address minimum human resources of supervisors in CoFTRA. The existing supervisors are though tasked to carry out on-the-spot supervision on periodic basis.
Selain itu, Bappebti secara berkesinambungan terus melakukan pengawasan terhadap lembaga SRG dan evaluasi atas pelaksanaan SRG di lapangan. Pengawasan SRG dilakukan dengan pemantauan melalui Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE) yang bersifat online dan realtime. Pengawasan juga dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke lapangan, baik secara periodik/ terjadwal atau sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Pengawasan di lapangan meliputi pemeriksaan terhadap
Moreover, CoFTRA on sustainable basis will oversee WRS institution and evaluate WRS implementation in the field. WRS supervision will be made through online and realtime Warehouse Recepit Information System (IS-WARE). The oversight is also conducted with direct visit to the field, either on periodic/scheduled basis or on incidental basis as necessary without prior notice. The field supervision will cover inspection to the quantity and quality of commodities stored in warehouses,
99
BAPPEBTI CoFTRA
kuantitas dan kualitas barang yang disimpan di Gudang, manajemen pengelolaan barang, dan dokumendokumen yang terkait dengan penerbitan Resi Gudang.
commodity management and documentations relating to the issued Warehouse Receipts.
4.12. Pengembangan Sistem Pengawasan secara Online melalui CCTV Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk mendukung peran dan tugas Bappebti dalam menjaga integritas SRG menjadi hal yang sangat penting seiring dengan luasnya cakupan wilayah pelaksanaan SRG dan terus meningkatnya jumlah transaksi serta kelembagaan SRG. Dengan perkembangan tersebut diperlukan pengawasan yang efektif agar implementasi SRG berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4.12. CCTV-based Online Supervision System Development The adoption of Information Technology to enhance the roles and tasks of CoFTRA in maintaining WRS integrity will be more obvious in line with the expanding areas of WRS implementation and the increasing number of transactions and WRS institutions. With such rapid progress, effective supervision will be necessary to assure WRS implementation in conformity with the applicable regulations.
Pada tahun 2015, untuk meningkatkan pengawasan terhadap Pengelola Gudang dan barang yang disimpan, Bappebti telah melengkapi Gudang SRG dengan Close Circuit Television (CCTV) di 14 gudang. Melalui CCTV, Bappebti dapat memantau aktivitas atau kegiatan yang terjadi di gudang SRG secara jarak jauh melalui perangkat komputer ataupun dengan aplikasi pada mobile phone (smartphone) secara real time. Hal ini sangat membantu Bappebti dalam mengawasi aktivitas di Gudang SRG.
In 2015, to intensify supervision to Warehouse Managers and the stored commodities, CoFTRA has equipped WRS Warehouses with Close Circuit Television (CCTV) at 14 warehouses. From this CCTV system, CoFTRA can monitor the activities taking placing in WRS warehouse from distance with computer devices or application of mobile phone (smartphone) on realtime basis. This equipment has indeed facilitated CoFTRA in overseeing activities in WRS warehouses.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
100
5. Kerjasama Penunjang Pelaksanaan SRG
Cooperation to Support WRS Implementation 5.1.
101
BAPPEBTI CoFTRA
Penyusunan Petunjuk Teknis Pengembangan SRG Dalam menjaga inflasi harga di daerah, SRG menjadi solusi untuk pengendalian stok dan stabilisasi harga komoditas. Pada tahun 2015, Bank Indonesia bekerjasama dengan Bappebti membuat petunjuk teknis (juknis) sebagai panduan bagi kantor wilayah BI dalam mendorong implementasi SRG yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan pilot project pelaksanaan juknis tersebut. Dalam rangka mendukung percepatan implementasi SRG, Bank Indonesia (BI) bekerjasama dengan World Bank melakukan kajian penguatanpembiayaan Resi Gudang dan menyusun petunjuk teknis bagi BI dalam membantu meningkatkan pemanfaatan SRG. Petunjuk teknis tersebut akan menjadi acuan 44 kantor perwakilan Bank Indonesia di daerah dalam meningkatkan koordinasi antara BI dengan stakeholder SRG di daerah.
5.1.
WRS Development Manual Preparation To maintain price inflation in regions, WRS is able to provide solution in controlling commodity stocks and price stability. In 2015, Bank Indonesia with CoFTRA prepared a technical guide as manual for BI Regional Offices in promoting WRS implementation. This initiative will be followed with pilot project for the introduction of such manual. To expedite WRS implementation, Bank Indonesia (BI) in association with World Bank conduct review of Warehouses Receipt Financing strengthening and intensify the use of WRS. The manual will be adopted as reference for 44 representative offices of Bang Indonesia in regions so as to enhance coordination of BI and WRS stakeholders in regions.
5.2. Dalam mengatasi turunnya harga komoditas Rumput Laut di tingkat petani, Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Bappebti dan kementerian/ lembaga terkait akan memanfaatkan SRG sebagai salah satu instrumen penyangga harga produk rumput laut masyarakat. Dalam kerjasama ini KKP akan membangun gudang komoditas rumput laut yang akan bersinergi dengan SRG dan mengoptimalkan peran Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) milik Dinas kelautan di Kabupaten/Kota sentra produksi rumput laut sebagai LPK Uji Mutu Rumput Laut dalam pelaksanaan SRG.
5.2. In dealing with the fall of seaweed price at farmer level, the Ministry of Marine and Fishery together with CoFTRA and other related ministries/agencies will use WRS as one of buffer instruments to seaweed product price at community level. Under this cooperation, the Ministry of Marine and Fishery will construct warehouses for seaweed commodity synergized with WRS system and optimize the roles of Fishery Product Quality Development and Testing Laboratory (LPPMHP) of Marine Agency in districts/cities being seaweed production centers as LPK Seaweed Quality Test under WRS implementation.
5.3. Dalam mengatasi kesulitan penyerapan komoditas rotan yang berlimpah di tingkat petani (hulu), Bappebti bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan dan Kementerian Perindustrian telah memanfaatkan SRG sebagai instrumen penjaga keseimbangan harga komoditas rotan.
5.3.
To addres difficulty in absorbing rattan oversupplies at farmers (upstream), CoFTRA in association with the Ministry of Forestry and the Ministry of Industries has maximized WRS as instrument to maintain the balance of rattan commodity price.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
102
Pasar lelang komoditas Commodity Auction Market
PASAR LELANG MERUPAKAN SARANA PEMBENTUKAN HARGA YANG TRANSPARAN DAN WAJAR DALAM MENGEFISIENKAN MATA RANTAI PERDAGANGAN. AUCTION MARKET IS A TRANSPARENT AND REASONABLE MEANS OF PRICING TO INCREASE THE EFFICIENCY OF TRADING LINK. -Bayu Krisnamurthi
103
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
104
Pasar Lelang Komoditas
Commodity Auction Market
Berbagai tantangan besar masih menjadi kendala dalam mengusahakan peningkatan kesejahteraan rakyat yang terkait erat dengan pembangunan ekonomi nasional. Diantara tantangan tersebut ialah proses globalisasi ekonomi dan dorongan perdagangan bebas berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015. Hal ini sangat berpengaruh
105
BAPPEBTI CoFTRA
Attempts of augmenting the prosperity of people through national economic development will remain encountering a lot of barriers and constraints. They include economic globalization process and the introduction of free trade of ASEAN Economic Community in 2015. This phenomenon will have great influence over agriculture sector, which its agribusiness system covers
terhadap sektor pertanian yang sistem agribisnisnya meliputi pembudidayaan komoditas, penanganan pasca panen, industri pengolahan, kegiatan perdagangan, institusi pasar, dan jasa penunjang lainnya. Padahal jika dilihat dari sisi produsen, kemampuan Indonesia dalam menghasilkan komoditas agro memiliki peranan yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Namun pada kenyataannya, tidak sedikit hambatan yang harus dihadapi dalam sektor pertanian ini, seperti panjangnya mata rantai perdagangan, kualitas dan kontinuitas komoditas yang kurang terjamin, rendahnya produktivitas, belum terorganisasinya pasar dengan baik dan transparan, ketidakmampuan petani produsen dan pelaku pemasaran lain dalam menguasai aset dan akses ekonomi dalam proses produksi dan pemasaran komoditi agro yang mengakibatkan rendahnya perolehan harga, rendahnya pendapatan petani serta lemahnya daya saing komoditas. Oleh karena itu, pemasaran komoditas agro memerlukan suatu sistem yang lebih baik dan lebih efisien.
commodity farming, post-harvest management, processing industries, trading activities, market institutions and other supporting services. Viewed from producer side, the capacity of Indonesia in producing agro commodities plays strategic roles in supporting national economy. However, in reality this prospective sector faces numerous hurdles such as long trading chains, unassured quality and continuity of commodities, low productivity, poorly organized and untransparent markets, low capacity of the farmers and other marketing Stakeholders in controlling economic assets and accesses in production process and agro commodity marketing compounded with low competitiveness of the commodities. In light of that, agro commodity marketing needs a better and more efficient system.
Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengembangkan suatu institusi pasar dalam bentuk Pasar Lelang Komoditas (PLK). PLK secara umum dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi perdagangan dengan sistem lelang. Sistem lelang tersebut terdiri atas 2 (dua) bentuk yaitu pasar lelang forward dan pasar lelang spot. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 650/MPP/Kep/10/2004, PLK berperan untuk menciptakan efisiensi mata rantai perdagangan, sarana pembentukan harga yang transparan dan wajar serta referensi harga komoditas.
Solution offered to deal with the foregoing issues is to develop a market institution consisting of Commodity Auction Market (CAM). In general, CAM may be interpreted as the venue at which sellers and buyers meet to conduct trading transactions in auction system. This auction system consists of 2 (two) i.e. forward auction market and spot auction market. According to Law Number 7 of 2014 concerning Trades and Decree of the Minister of Industry and Trade Number 650/MPP/Kep/10/2004, CAM shall play roles of building efficiency in trading chains, setting a reasonable price in transparent manner and also serving as reference of price for the commodities.
Kehadiran PLK diharapkan dapat memperpendek mata rantai perdagangan sehingga perdagangan menjadi lebih efisien, harga yang yang terbentuk transparan dan wajar, serta dapat mendukung perekonomian daerah dan perekonomian nasional. Manfaat lain dari adanya PLK adalah petani dapat melakukan perencanaan pola tanam yang lebih baik serta mendorong petani untuk berproduksi secara lebih baik untuk menghasilkan komoditas yang berkualitas, berdaya saing, dan memiliki harga yang kompetitif sehingga pada akhirnya petani dapat meningkatkan pendapatannya.
The establishment of CAM is expected to shorten trading chains to be more efficient and the price will be set in transparent and fair manner and capable of bolstering local enconomy as well as national economy. The other advantages of CAM include the opportunities of farmers to plan cropping pattern in better way that will embolden the motivation of farmers to produce more commodities with better quality and more competitive price that in turn augment their incomes.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
106
1. Langkah - langkah Strategis
Strategic Measures Hingga saat ini Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) – Kementerian Perdagangan telah melakukan berbagai kebijakan terkait pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggara PLK yang pada pelaksanaannya telah mentransaksikan beraneka ragam komoditas agro seperti beras dan jagung. Namun, pada pelaksanaannya PLK masih menemui beberapa kendala diantaranya penyelenggaraan yang belum mandiri dan profesional, masih bersifat regional sehingga belum ada interkoneksitas antar daerah, belum mengangkat produk unggulan daerah masing-masing, dan belum adanya sistem penjaminan dan keanggotaan.
To date Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA) – the Ministry of Trade has taken a wide variety of policies in the development and supervision of CAM operation, which its implementation covers transactions of varying agro commodities of rice and corn. Nonethelees, the implementation of CAM still encounters some barriers. They include not yet fully self-reliant and professional operation, still regional scale preventing inter-region connectivity and lack of promotion to local specialty products and the absence of guarantee and membership systems.
Untuk mengatasi hal tersebut maka sejak tahun 2011, Bappebti telah menyiapkan program Revitalisasi Pasar Lelang Komoditas. Revitalisasi PLK berangkat dari penyelenggaraan Pasar Lelang yang sampai saat ini dirasakan masih kurang optimal dikarenakan di dalam penyelenggaraannya, PLK belum dapat mengakomodir seluruh aturan yang ada di dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 650/MPP/ Kep/10/2004. Hal ini pada akhirnya menyebabkan PLK belum dapat menjadi suatu entitas bisnis pemasaran komoditas agro yang handal dan terpercaya.
To address the above problems since 2011 CoFTRA has been preparing Commodity Auction Market Revitalization program. This program was a response to non-optimum Auction Market operation to date because of CAM’s failure to accommodate the entire rules established in Decree of the Minister of Industries and Trades Number 650/MPP/Kep/10/2004. As an immediate consequence, CAM has yet to be a reliable and trusted agro commodity marketing business entity.
1.1.
1.1.
Program Revitalisasi Pasar Lelang Komoditas Pelaksanaan Revitalisasi PLK bertujuan untuk menciptakan penyelenggaraan PLK yang mandiri dan profesional. Mandiri dapat diartikan bahwa penyelenggaraan PLK dilakukan tanpa mengandalkan APBN tetapi dengan menggunakan dana yang dimiliki oleh pihak swasta. APBN akan difokuskan untuk kegiatan pembinaan dan pengawasan PLK. Sedangkan profesional mempunyai arti bahwa penyelenggaraan PLK akan dilaksanakan oleh pihak swasta yang benarbenar fokus dalam menyelenggarakan kegiatan PLK. Perlu disadari bersama bahwa pelaksanaan Revitalisasi PLK tidak berhenti ketika aspek kelembagaan telah terbentuk. Ke depannya harus direncanakan berbagai langkah untuk mengembangkan lembaga penyelenggara PLK agar dapat menjadi suatu unit bisnis jasa pemasaran komoditas agro yang handal. Untuk mencapai hal itu maka dukungan kebijakan,
107
BAPPEBTI CoFTRA
Commodity Auction Market (CAM) Revitalization Program CAM revitalization aims to establish self-reliant and professional CAM. Self-reliant means that CAM can operate in self-help manner without expecting financial support from State Budget, instead from the funds of private sectors. State Budget proceeds will be focused on CAM development and supervision. Professional implies that CAM will be operated by private parties truly focusing on CAM operation. It is worthwhile noting here that CAM Revitalization will not cease when the institutional aspect is established. In future, it is necessary to work out various measures to develop CAM to be a reliable agro commodity marketing service business unit. To pursue this goal, policy, human resources and capital supports become primary aspects for the success of CAM Revitalization. At present Auction Markets are operated by Agencies with various Main Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
108
dari keuntungan yang diperoleh (salah satunya berasal dari fee yang dikenakan kepada anggota lelang). Hal ini mengisyaratkan bahwa penyelenggara PLK ke depannya harus mempunyai suatu visi dan misi yang berorientasi pada bisnis jasa pemasaran komoditi agro. Strategies adopted for CAM Revitalization Program are through institutional strengthening, synergy of Auction Market and Warehouse Receipt System, supervision and law enforcement. In 2015, focus of Auction Market Revitalization was directed to strengthen 5 (five) regions of pilot projects and prepare other 8 (eight) regions for Auction Market Revitalization.
Strategi yang dilakukan dalam Program Revitalisasi PLK adalah melalui penguatan kelembagaan, sinergi antara Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang serta pengawasan dan penegakan hukum. Pada tahun 2015, fokus Revitalisasi Pasar Lelang diarahkan pada penguatan 5 (lima) daerah yang telah melaksanakan percontohan sekaligus mempersiapkan 8 (delapan) daerah lainnya dalam rangka melaksanakan Revitalisasi Pasar Lelang. 1.2.
sumber daya manusia, dan modal merupakan suatu hal yang mutlak untuk diperoleh. Dukungan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu aspek utama penentu keberhasilan Revitalisasi PLK karena saat ini Pasar Lelang diselenggarakan oleh pihak Dinas yang mempunyai beragam Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) sehingga diharapkan dengan dilaksanakan oleh pihak swasta maka penyelenggaraan PLK dapat dilaksanakan dengan semakin baik. Terakhir adalah dukungan modal dimana tujuan dari Revitalisasi PLK adalah kemandirian dari sisi operasional yang tidak lagi menggunakan APBN. APBN nantinya akan digunakan untuk kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas yang membidangi perdagangan. Penyelenggara PLK harus memenuhi biaya operasionalisasi penyelenggaraan PLK
109
BAPPEBTI CoFTRA
Tasks and Functions. With private participation, it is expected that CAM can be managed more appropriately. Last but not least, capital support is also crucial for this CAM revitalization. This is more obvious since the objective of CAM Revitalization is that of self-reliance in terms of operation, i.e. no longer expecting financial supports of State Budget. State Budger proceeds will be used to finance development and supervision activities performed by Agencies responsible for trading affairs. CAM operation must be self-financed from operating incomes (i.e. fees charged to auction participants. It means that CAM operation in future must have vision and mission oriented to agro commodity marketing service business.
Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang Komoditas Sebagai tindak lanjut atas program Revitalisasi PLK, pada tahun 2014 Bappebti telah memberikan persetujuan kepada penyelenggara PLK dari pihak swasta yaitu: Koperasi Pasar Lelang Agro Jawa Tengah, Koperasi Pegawai Negeri Praja Bali, Koperasi Pasar Lelang Jawa Barat, PT Puspa Agro di Sidoarjo, dan Koperasi Pusat Komoditi dan Pasar Lelang Agro (PUSKOMPAS) Makassar. Sebagai salah satu persyaratan pemberian persetujuan tersebut, Bappebti memberikan persetujuan untuk Peraturan Tata Tertib (PTT) kepada kelima pasar lelang komoditas tersebut. Melalui persetujuan ini, maka mulai tahun 2015 penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas yang selama ini dilakukan oleh Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan dialihkan kepada Koperasi/Lembaga yang telah diberikan persetujuan oleh Bappebti. Sedangkan Dinas yang membidangi perdagangan berperan sebagai pembina dan pengawas penyelenggaraan PLK di bawah koordinasi Bappebti.
1.2.
Approval for Commodity Auction Market Operator As a follow up action of CAM Revitalization program, in 2014, CoFTRA granted approval to CAM Organizers from private parties, i.e.: Koperasi Pasar Lelang Agro Jawa Tengah, Koperasi Pegawai Negeri Praja Bali, Koperasi Pasar Lelang Jawa Barat, PT Puspa Agro di Sidoarjo, and Koperasi Pusat Komoditi and Pasar Lelang Agro (PUSKOMPAS) Makassar. As one of requirements for such approval, CoFTRA gave consent for Company Code of Conduct to these five commodity auction markets. Under this approval, starting from 2015, Commodity Auction Market which is thus far operated by province agencies in trading sector will be transferred to cooperatives/institutes subject to approval of CoFTRA. Such agencies are now more playing roles in developing and supervising CAM under CoFTRA’s coordination .
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
110
2. Pasar Lelang Komoditas Oleh Dinas Yang Membidangi Perdagangan
Commodity Auction Market by Agency Responsible for Trades 2.1.
Jumlah Penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas Penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas yang dilakukan selama periode 2004 sampai dengan tahun 2009 hanya dilakukan oleh Dinas Provinsi yang membidangi Perdagangan. Selanjutnya, sejak tahun 2009 mulai terdapat Penyelenggara Pasar Lelang Komoditas yang berasal dari pihak swasta.
2.1.
Number of Commodity Auction Market Organizers Commodity Auction Market Operation from 2004 to 2009 was carried out by Province Agencies engaged in Trading Affairs. From 2009, some private parties started to engage in the operation of Commodity Auction Market.
Pada tahun 2015 terdapat 8 Penyelenggara Pasar Lelang Komoditas yang dibiayai oleh APBN yaitu Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Sulawesi Utara, Gorontalo, DI Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat. Selain itu juga terdapat penyelenggara Pasar Lelang yang dibiayai APBD yaitu DKI Jakarta. Berdasarkan hasil pengawasan, penyelenggaraan Pasar Lelang oleh pihak swasta yang dilakukan oleh PT iPASAR Indonesia dan Pasar Fisik CPO Bursa Berjangka Jakarta, menunjukkan bahwa kedua penyelenggara tersebut sudah tidak aktif menyelenggarakan Pasar Lelang yang ditunjukkan dengan tidak adanya transaksi yang terjadi. Berikut ini merupakan jumlah penyelenggara PLK dari tahun 2014 sampai dengan 2015.
In 2015, there were 8 Commodity Auction Market Organizers financed under State Budget, i.e.: West Sumatra, Jambi, Lampung, North Sulawesi, Gorontalo, DI Yogyakarta, South – East Sulawesi, and West Nusa Tenggara. In addition, there is also Auction Market Operator financed by Local Budget, i.e. DKI Jakarta. Based on supervision, Auction Market Opertion by private parties, i.e. PT iPASAR Indonesia and Pasar Fisik CPO Bursa Berjangka Jakarta is relatively inactive, which is evident from no transaction. Below are CAM Organizers from 2014 to 2015.
Pada tahun 2014, penyelenggara Pasar Lelang berjumlah 16 penyelenggara dengan komposisi 14 penyelenggara dilakukan oleh Dinas (Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan NTB) dan 2 penyelenggara oleh pihak swasta (PT iPASAR Indonesia dan Pasar Fisik CPO Bursa Berjangka Jakarta).
In 2014, 16 Auction Market Organizers were registered, 14 of them were organized by Agency (West Sumatra, Jambi, Lampung, West Java, DKI Jakarta, Central Java, DI Yogyakarta, East Java, North Sulawesi, Gorontalo, South Sulawesi, South-East Sulawesi and NTB) and 2 private Organizers (PT iPASAR Indonesia and Pasar Fisik CPO Bursa Berjangka Jakarta).
Pada tahun 2015, jumlah penyelenggara Pasar Lelang tercatat sebanyak 14 penyelenggara dengan perincian 9 dilaksanakan oleh Dinas (Sumatera Barat, Jambi,
In 2015, 14 Auction Market Organizers were registered consisting of 9 Organizers of Agency (West Sumatra, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, North
Tabel 21. Jumlah Penyelenggara Pasar Lelang Komoditas Tahun 2014 s.d 2015 Table 21. Number of Commodity Auction Market Organizer in 2014 to 2015 No Tahun No Year 1 2
111
BAPPEBTI CoFTRA
2014 2015
Dinas Swasta
Government Private 14 9
2 5
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
112
Sulawesi, Gorontalo, South-East Sulawesi, NTB) and other other 5 of private Organizers (Koperasi Pasar Lelang Jawa Barat, Koperasi Pasar Lelang Agro Jawa Tengah, PT Puspa Agro Jawa Timur, Koperasi Pegawai Negeri Praja Bali, and Koperasi Puskompas Sulawesi Selatan).
Lampung, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, NTB) dan 5 dilaksanakan oleh pihak swasta (Koperasi Pasar Lelang Jawa Barat, Koperasi Pasar Lelang Agro Jawa Tengah, PT Puspa Agro Jawa Timur, Koperasi Pegawai Negeri Praja Bali, dan Koperasi Puskompas Sulawesi Selatan). 2.2. Nilai Transaksi dan Frekuensi Penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas Pada tahun 2015, nilai transaksi PLK tercatat sebesar Rp. 240.545.069.850,- atau mengalami penurunan sekitar 66,86% dari tahun sebelumnya. Sementara itu target nilai transaksi pada tahun 2015 sebesar Rp. 662.500.000.000,-, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk kinerja transaksi Pasar Lelang pada tahun 2015 hanya mencapai 33,14% atau tidak mencapai target yang ditetapkan. Tidak tercapainya target transaksi pasar lelang disebabkan karena menurunnya penyelenggaraan Pasar Lelang yang dilakukan oleh pihak swasta yang berimbas pada menurunnya nilai transaksi. Pada tahun 2014, Dinas di 5 (lima) daerah dapat menyelenggarakan lelang secara rutin karena didukung oleh APBN / APBD. Penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa setelah dialihkan, pihak swasta mengalami kesulitan biaya operasional untuk penyelenggaraan lelang. Selain itu seluruh Penyelenggara Pasar Lelang juga mengalami kesulitan untuk mendatangkan pembeli potensial. Nilai transaksi di PLK pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 22.
2.2.
Transaction Value and Frequency of Commodity Auction Market Operation In 2015, the transaction values of CAM reached Rp240,545,069,850 or to decreased by 66.86% from previous year. Meanwhile, the target set for transaction in 2015 was Rp662,500,000,000. Thus, it can be concluded that Auction Market transaction performance in 2015 was just reaching 33.14% or has failed to achieve the specified target. This failure was due to declining Auction Market operation by private parties with immediate impact of lower transaction values. In 2014, Agencies of 5 (five) regions managed to operate auction on routine basis thanks to State Budget/Local Budget supports. Further observation shows that the transfer of CAM operation to private parties sparked financial hurdles to cover operational expenses. This condition was aggravated with difficulties in inviting potential buyers. Transaction value of CAM in 2015 is presented in Table 22.
Selama tahun 2012 sampai 2015, pelaksanaan Pasar Lelang Komoditas telah membukukan nilai transaksi sekitar Rp 2,1 Triliun dengan perincian pada grafik 1. Dilihat dari frekuensi pelaksanaan lelang, pelaksanaan Pasar Lelang Komoditas oleh dinas yang membidangi perdagangan di daerah selama periode 2015 mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Frekuensi penyelenggaraan Pasar Lelang selama 2015 tercatat sebanyak 82 kali penyelenggaraan lelang, sedangkan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 114 kali, hal tersebut disebabkan oleh menurunnya jumlah penyelenggaraan Pasar Lelang dan kesulitan yang dihadapi oleh penyelenggara dalam menghadirkan pembeli potensial. Khusus untuk 5 (lima) daerah Revitalisasi, penurunan nilai transaksi disebabkan oleh pihak swasta mengalami kesulitan dalam menyiapkan
From 2012 to 2015, Commodity Auction Market operation booked transaction value around Rp2.1 trillion as detailed in graph 1. In terms of frequency, Commodity Auction Market operation by Agencies of Trading Affairs in regions during 2015 recorded significant decrease compared with last year’s performance. The frequency of Auction Market operation in 2015 was 82 times of auction. Meanwhile, it was 114 times of auction in 2014. The decrease was down to less frequency of Auction Market operation and obstacles faced by Organizers in attracting potential buyers. Special for 5 (five) regions of CAM Revitalization, the declining transaction values are because of difficulties encountered by private parties in preparing operational budget for auction operation
Grafik 1. Nilai Transaksi PLK Tahun 2012 s.d 2015 Graphic 1. Transaction Value CAM in 2012 to 2015
Tabel 22. Nilai Transaksi Pasar Lelang Komoditas Tahun 2014 dan 2015 Table 22. Auction Market Transaction Value in 2014 and 2015 No
Penyelenggara Lelang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sumatera Barat Jambi Lampung DKI Jakarta (APBD) JawaBarat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali NTB Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo iPasar Indonesia (swasta)
26,442,345,500 24,406,311,000 9,654,325,000 7,418,500,000 91,273,355,000 102,952,615,000 85,266,250,000 186,871,450,000 11,170,037,500 32,526,625,000 86,199,859,000 40,386,850,000 14,209,561,000 6,899,600,000 130,000,000
TOTAL
725,807,684,000 240.545.069.850
No
Auction Organizer
Nilai Transaksi Tahun 2014 (Rp) Transaction Value in 2013 (Rp)
Nilai Transaksi Tahun 2015 (Rp) Transaction Value in 2015 (Rp)
Sumber data / Source: Rofisa 2015
21.124.849.500 10.520.879.000 15.350.010.000 8.764.600.000 4.250.220.000 55.800.350.000 5.570.100.000 36.203.650.000 1.813.000.000 16.742.399.600 34.670.820.000 6.000.000.000 18.855.266.750 4.878.925.000 -
Sumber data / Source: Rofisa 2015
113
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
114
anggaran operasional untuk penyelenggaraan lelang pasca dialihkannya penyelenggaraan lelang dari Dinas kepada pihak swasta. Tabel berikut menunjukkan frekuensi pelaksanaan Pasar Lelang pada tahun 2015 di 14 daerah sebagai berikut.
after the transfer of auction operation from Agencies to private parties. Table below shows frequency of Auction Market in 2015 in 14 regions.
2.3.
Tabel 23. Frekuensi Pelaksanaan Pasar Pelang periode 2014-2015 Table 23. Frequency of auction market section in 2014 and 2015 period
No Daerah
No Regions
Jumlah Frekuensi (kali) / Frequency
2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Sumatera Barat Jambi Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali NTB Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara DI Yogyakarta Gorontalo
12 6 5 1 10 12 12 6 9 11 10 8 9 3
13 5 5 1 7 8 3 3 9 8 4 5 7 4
Total
114
82
Sumber data / Source: Rofisa 2015
115
Selama periode Tahun 2015, tercatat pelaku usaha yang berpartisipasi di dalam PLK mencapai 2.530 peserta dengan perincian 2.104 peserta bertindak sebagai penjual dan 426 peserta sebagai pembeli. Dari jumlah tersebut peserta terbanyak berasal dari Sumatera Barat dengan 1.027 peserta, terdiri dari 148 peserta yang bertindak sebagai pembeli dan 879 peserta sebagai penjual. Jika melihat komparasi antara jumlah penjual dan pembeli, bisa dikatakan bahwa terjadi ketidakseimbangan di dalam aktivitas perdagangan melalui PLK, dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa masih adanya gap yang cukup besar antara supply dan demand yang pada akhirnya berpengaruh pada pembentukan harga komoditas di PLK.
During 2015, a slew of 2,530 participants participated in CAM as buyers with the following details: 2,104 participants as sellers and 426 participants of buyers. Of these participants, they are in majority from West Sumatra with 1,027 participants consisting of 148 participants as buyers and 897 participants of sellers. Comparison to sellers and buyers reveals unbalanced trading activities in CAM. It indicates relatively huge gap of supply and demand that will affect the discovery of commodity price in CAM.
Selain itu, Interkoneksitas antar daerah penyelenggara PLK masih belum dapat terwujud dengan baik sehingga pelaku usaha (penjual maupun pembeli) yang terlibat dalam kegiatan pasar lelang umumnya masih didominasi oleh peserta lelang yang berasal dari daerah Penyelenggara Pasar Lelang yang bersangkutan. Permasalahan – permasalahan ini diharapkan dapat segera diatasi sejalan dengan Program Revitalisasi PLK. Melalui program ini diharapkan profesionalitas dan kemandirian dari penyelenggara dan pelaku usaha yang terlibat dalam PLK dapat terwujud.
Meanwhile, interconnection of regions operating CAM is not yet soundly established preventing the Stakeholders (sellers and buyers) from activity participating in auction markets, which are thus far dominated by local participants of regions operating Auction Market. These issued should be immediately dealt with in line with CAM Revitalization Program. With this program it is expected that professionalism and self-reliance of Organizers and Stakeholders engaged in CAM be enhanced.
BAPPEBTI CoFTRA
Jenis Komoditas Selama periode tahun 2015, komoditi yang ditransaksikan di Pasar Lelang Komoditas pada umumnya adalah komoditi agro dengan ragam komoditi mencapai 136 jenis komoditas. Berdasarkan data transaksi lelang selama tahun 2015, 10 komoditas dengan nilai transaksi terbesar dapat dilihat pada tabel 24.
2.3.
Types of Commodities During 2015, commodities traded in Commodity Auction Market generally consisted of agro commodities with 136 types. According to auction transaction data in 2015, 10 commodities with the largest transaction values can be seen in Table 24.
Tabel 24. 10 Komoditas Dengan Nilai Transaksi Terbesar Tahun 2015 Table 24. 10 Commodity with The Biggest Transaction Value in 2015
No
Komoditi
Nilai Transaksi / Ammound of Transaction
No Commodity
2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 5 6 8 9 10 11
Beras / Rice 246,365,174,000 39,519,534,000 Jagung / Corn 81,622,975,000 41,774,400,000 Sapi / Cow 61,512,000,000 Biji Coklat / Cacao seed 27,327,960,000 7,491,090,000 Ikan Nila / Nila 24,082,000,000 Kentang / Potato 21,346,400,000 19,511,100,000 16,609,600,000 Jahe / Gingger Cabe / Chili 16,682,600,000 Gula Pasir / Granulatted Sugar 14,137,380,000 Cengkeh / Clove 13,726,700,000 Lada / Pepper - 15,757,500,000 Bawang Merah / Charlot - 11,393,000,000 Jeruk / Orange - 8,605,600,000 Biji Kopi / Coffee seed - 6,949,450,000 Gambir Hitam / Black Gambir - 6,406,000,000 Kacang Mete / Cashew nut - 5,302,000,000 Lainnya / Others 199,493,395,000 80,736,895,850 TOTAL
725,807,684,000 240,545,069,850
Sumber data / Source: Rofisa 2015
Grafik 2. 10 Komoditas Dengan Nilai Transaksi Terbesar Graphic 2. 10 Commodity with The Biggest Transaction Value
Dari keseluruhan komoditas yang dilelang tersebut, Jagung merupakan komoditi yang mempunyai nilai transaksi terbesar dengan market share sebesar 17%, diikuti oleh Beras (16%), Jahe, (7%), Lada (6%), Bawang Merah (5%), Jeruk (4%), Biji Coklat/Cacao (3%), Biji Kopi/ Kopi (3%), Gambir Hitam (3%), dan Kacang Mete (2%). Sedangkan sebanyak 34% merupakan market share untuk komoditas lainnya yang ditransaksikan di PLK.
Market Share Komoditas di Pasar Lelang Komoditas Tahun 2015 Market Share Komoditi di Pasar Lelang Komoditas Tahun 2015 Sumber data / Source: Rofisa 2015
Of total commodities, corn is the commodity with the largest transaction value with market share 17%, followed by Rice (16%), Ginger (7%), Onion (5%), Oranges (4%), Cacao Beans (3%), Coffee Beans (3%), Black Gambir (3%), and Cashew Nut (2%). While the other 34% of market share are for other commodities transacted in CAM.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
116
2.4.
117
Pelaku Pasar Lelang Komoditas Para penjual maupun pembeli yang terlibat dalam kegiatan pasar lelang umumnya masih didominasi oleh peserta lelang yang berasal dari daerah Penyelenggara Pasar Lelang yang bersangkutan. Interkoneksitas para pelaku usaha pada akhirnya memegang peranan yang sangat penting. Para penyelenggara akan ditantang untuk menghadirkan para pelaku usaha potensial yang berasal dari luar daerah. Dalam kaitan ini, Bappebti telah melakukan sosialisasi kepada para pelaku untuk diarahkan kepada kegiatan edukasi dan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan pelaku pasar dalam hal kualitas komoditas, sistem pemasaran, dan pembinaan komunitas pelaku usaha.
BAPPEBTI CoFTRA
2.4.
Commodity Auction Market Stakeholders Sellers and buyers engaged in auction market are still dominated by local participants at which the auction takes place. Interconnection is therefore crucial in this respect. Auction Organizers are challenged to attract potential external participants. In this case, CoFTRA has intensified socialization to stakeholders focusing on education and training to elevate the knowledge of market Stakeholders with regard to commodity quality, marketing system and business actor community development.
3. Pembinaan & Pengawasan Pasar Lelang Komoditas
Commodity Auction Market Development & Supervision
3.1.
Pelatihan Teknis Operator dan Pemandu Lelang Pada tahun 2015, Bappebti telah melaksanakan Pelatihan Teknis Operator dan Pemandu Lelang di Jakarta yang diikuti oleh 53 peserta perwakilan Dinas Provinsi yang melaksanakan Pasar Lelang, penyelenggara dari pihak swasta yang telah melaksanakan Revitalisasi Pasar Lelang dan calon penyelenggara Pasar Lelang.
3.1.
Technical Training for Auction Organizers and Guides In 2015, CoFTRA has delivered Technical Training for Auction Organizers and Guides in Jakarta followed by 53 participants of Province Agencies operating Auction Markets, Organizers of private parties conducting Auction Market Revitalization and Auction Market Operator Candidates.
Latar belakang dari pelaksanaan Pelatihan Teknis Operator dan Pemandu Lelang adalah adanya kemungkinan tenaga pasar lelang (pemandu dan operator) yang berasal dari Dinas mengalami mutasi sehingga dengan pelatihan maka jumlah tenaga Pasar Lelang akan selalu tercukupi. Selain itu, pelatihan ini juga dilatar belakangi telah diberikannya persetujuan kepada 5 penyelenggara swasta yang telah memperoleh persetujuan pada akhir 2014 sehingga harus dipersiapkan tenaga Pasar Lelang baru agar dapat melaksanakan lelang dengan baik pada tahun 2015.
This Technical Training for Auction Organizers and Guides is to anticipate potential transfer of auction market human resources (guides and Organizers) within the Agencies so that there will be adequate Auction Market human resources. The training is also a follow-up action for the approval granted to 5 private Organizers by the end of 2014. New Auction Market human resources must be therefore prepared to assure well-advanced auction in 2015.
Tujuan dari pelatihan ini adalah menghasilkan SDM operator dan pemandu lelang yang terampil agar penyelenggaraan Pasar Lelang dapat berjalan dengan baik, Untuk mencapai hasil yang ditargetkan, maka kurikulum pelatihan disusun dengan menggabungkan 3 metode, yaitu, materi, praktek, dan kunjungan ke lapangan dengan menghadirkan instruktur yang berkompeten di bidangnya.
The objectives of this training are to produce skilled Organizers and guides for soundly operated Auction Markets. To achieve this target, the training curriculum has combined 3 methods, i.e. materials, practices and field visit with competent instructors.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
118
3.2.
119
Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang ini diselenggarakan sebagai sarana komunikasi dan koordinasi antar pihak yang terkait dalam penyelenggaraan dan pengembangan Pasar Lelang Komoditas Agro, khususnya dinas bidang perdagangan, penyelenggara pasar lelang swasta dan calon penyelenggara Pasar Lelang yang telah dipersiapkan daerah sebagai penyelenggara Pasar Lelang di masa yang akan datang.Adapun tujuan dari pertemuan ini diharapkan dapat: 1) Mengidentifikasi perkembangan implementasi Revitalisasi Pasar Lelang di 5 (lima) daerah percontohan pasca pemberian persetujuan;
3.2.
Technical Meeting of Auction Market Revitalization Technical Meeting of Auction Market Revitalization is to serve as communication and coordination forum of parties engaged in Agro Commonity Auction Market operation and development, especially in trading sector, Private Auction Market Operator and Auction Market Candidates prepared by regions as Auction Market Operator in future. The objective of the meeting:
1) Identify the progress of Auction Market Revitalization in 5 (five) pilot regons after approval;
2) Mengetahui perkembangan persiapan Revitalisasi Pasar Lelang di 8 (delapan) daerah persiapan;
2) Identify the progress of Auction Market Revitalization preparation in 8 (eight) regions;
3) Merumuskan langkah-langkah untuk mendukung implementasi Revitalisasi Pasar Lelang di 13 (tiga belas) daerah Penyelenggara Pasar Lelang;
3) Formulate measures in supporting the implementation of Auction Market Revitalization in 13 (thirteen) Auction Market Organizers;
4) Meningkatkan sinergi antara Bappebti dengan Dinas yang membidangi Perdagangan dan Penyelenggara Pasar Lelang Swasta dalam mengembangkan Pasar Lelang di daerah;
4) Intensify the synergy of CoFTRA and Agencies of Trading Sectors and Private Auction Market Organizers in developing Auction Market in regions;
5) Mempercepat penyiapan dan penguatan Pasar Lelang Komoditas Agro menjadi pasar lelang yang dikelola oleh suatu unit bisnis secara mandiri dan profesional.
5) Accelerate the preparation and strengthening of Agro Commodity Auction Market into Auction Market managed by a business unit in self-reliant and professional fashion.
Pada tahun 2015, kegiatan ini diselenggarakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada bulan April 2015 dan pada bulan November 2015 di Jakarta dengan melibatkan 69 peserta yang terdiri dari perwakilan 13 dinas bidang perdagangan provinsi yang menyelenggarakan kegiatan PLK meliputi propinsi Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat. Selain itu juga hadir para Penyelenggara Pasar Lelang Swasta yang berasal dari 5 (lima) daerah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Selatan. Untuk 8 (delapan) daerah lainnya telah dipersiapkan calon penyelenggara Pasar Lelang dan akan dilakukan pendampingan penyelenggaraan Pasar Lelang oleh dinas.
In 2015, this technical meeting has been organized for 2 (two) times, i.e. in April 2015 and November 2015 in Jakarta with 69 participants representing 13 province agencies engaged in trading sector running CAM activities, i.e. West Sumatra, Jambi, Lampung, West Jave, Central Java, DI Yogyakarta, East Java, Bali, South Sulawesi, North Sulawesi, Gorontalo, South East Sulawesi, and West Nusa Tenggara. Private Auction Market Organizers are also attended. They are from 5 (five) regions, i.e. West Java, Central Java, East Java, Bali and South Sulawesi. For other 8 (eight) regions, their Auction Market Organizers Candidates have been prepared, to whom advocacy services on Auction Market operation will be provided by Agencies.
BAPPEBTI CoFTRA
3.3. Konsolidasi Penyelenggara dan Pelaku Usaha Pasar Lelang Penyelenggaraan Pasar Lelang di Indonesia merupakan sebuah upaya positif dalam memajukan sektor perdagangan sekaligus pertanian, khususnya bagi para petani produsen yang selama ini cenderung termaginalkan oleh mekanisme sistem perdagangan konvensional. Namun demikian, dalam penyelenggaraannya sampai saat ini terdapat sejumlah permasalahan mendasar yang dihadapi diantaranya kegagalan transaksi (gagal serah, gagal bayar dan gagal kualitas), keterbatasan infrastruktur, keterbatasan SDM, serta belum optimalnya peran Pemerintah dalam penyelenggaran pasar lelang sendiri.
3.3.
Auction Market Organizers and Stakeholders Consolidation Auction Market operation in Indonesia is a positive measure to promote trading sector as well as agriculture sector, especially producer farmers, who have been marginalized in conventional trading system mechanism. However, in the field, there are still a number of fundamental issues not yet satisfactorily coped with. They include transaction failures (delivery failure, payment failure and quality failure), limited infrastructure, limited human resources and nonoptimum roles of the Government in auction market operation.
Konsolidasi Penyelenggara dan Pelaku Usaha Pasar Lelang bertujuan untuk memperkuat pelaku usaha Pasar Lelang Komoditas, pembeli dan penjual melalui pelaksanaan Pasar Lelang Komoditas sebagai peluang bisnis yang dapat meningkatkan pendapatan, mengevaluasi hambatan-hambatan implementasi revitalisasi Pasar Lelang dan mengambil solusi agar revitalisasi Pasar Lelang berjalan sesuai dengan arah kebijakan yang telah ditetapkan.
Auction Market Organizers and Stakeholders Consolidation aims to strengthen Stakeholders of Commodity Auction Markets, i.e, sellers and buyers through the operation of Commodity Auction Markets as business activities that can generate incomes, to evaluate hurdles hampering the implementation of Auction Market Revitalization, and to look for solution to assure Auction Market revitalization consistent with the specified policies.
Untuk mewujudkan Penyelenggara Pasar Lelang yang mandiri dan profesional, pada tahun 2015 Bappebti melakukan kegiatan Konsolidasi Penyelenggara dan Pelaku Usaha Pasar Lelang. Kegiatan ini dilakukan melalui pertemuan dengan pihak Dinas dan Penyelenggara di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan untuk melakukan penguatan kelembagaan Pasar Lelang. Dari kegiatan konsolidasi ini Dinas dan Penyelenggara diharapkan dapat memperoleh pandangan yang komprehensif mengenai arah dan kebijakan sehingga mempercepat implementasi revitalisasi Pasar Lelang. Selain itu, Bappebti juga melakukan konsolidasi dalam rangka persiapan revitalisasi Penyelenggara Pasar Lelang di 8 (delapan) daerah lainnya yaitu Sumatera Barat, Jambi, Lampung, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo. Adapun persiapan revitalisasi Pasar Lelang Komoditas bertujuan untuk memperkuat pelaku Pasar Lelang yaitu pembeli dan penjual; memperkuat kesiapan calon penyelenggara Pasar Lelang Komoditas; evaluasi persiapan revitalisasi Pasar Lelang Komoditas.
To realize self-reliant and professional Auction Market Operation, in 2015, CoFTRA conducted Auction Market Organizers and Stakeholders Consolidation. This activity consists of meeting with Agencies and Organizers in West Java, Central Java, East Java, Bali and South Sulawesi with a view to strengthen the institution of Auction Markets. From this consolidation, it is expected that the Agencies and Organizers will get comprehensive knowhow on the directions and policies of Auction Markets so that the revitalization of Auction Market operation in 8 (eight) regions, i.e. West Sumatra, Jambi, Lampung, DUI Yogyakarta, West Nusa Tenggara, North Sulawesi and Forontalo can be appropriately prepared. The preparation of Commodity Auction Market revitalization aims to reinforce Auction Market Stakeholders, i.e. buyers and sellers; to enhance the preparedness of Commodity Auction Market operator Candidates; to evaluate the preparation of Commodity Auction Market revitalization.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
120
3.4.
121
Pengawasan Penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas Pengawasan Pasar Lelang Komoditas dilakukan terhadap penyelenggara dari Dinas dan penyelenggara swasta. Setiap kali berakhirnya penyelenggaraan lelang, data transaksi langsung dikirimkan ke Bappebti melalui back office Pasar Lelang sebagai salah satu bahan pengawasan. Pengawasan juga dilakukan melalui kunjungan on the spot ke lokasi-lokasi penyelenggaraan lelang.
BAPPEBTI CoFTRA
3.4.
Commodity Auction Market Organizers Supervision The supervision of Commodity Auction Market operation will be directed to Agencies and private Organizers. Whenever the auction accomplishes, the transaction data will be directly sent to CoFTRA via Auction Market back office as input for supervision. The supervision may be also conducted by on-the-sport visit to auction operation locations.
Berdasarkan pengawasan serta evaluasi yang telah dilakukan, ditemukan beberapa tantangan dalam pelaksanaan Pasar Lelang Komoditas di daerah yaitu: (1) PT. Kliring Berjangka Indonesia sebagai lembaga penjamin belum berperan sesuai ketentuan yang berlaku; (2) komoditas yang ditransaksikan belum memiliki standar mutu sesuai SNI; (3) belum diterapkannya sistem penjaminan yang masih membuka peluang terjadinya gagal serah / gagal bayar; dan (4) belum adanya sistem informasi yang terintegrasi.
Based on supervision and evaluation, some challenges in the operation of Commodity Auction Markets in regions are identified, to wit: (1) PT. Kliring Berjangka Indonesia as surety institute has yet to play the roles according to the specified regulations; (2) the transacted commodities have no quality standards as prescribed in SNI; (3) no guarantee system causing delivery failure/ payment failure; and (4) no integrated information system.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
122
4. Penunjang Pasar Lelang Komoditas
Commodity Auction Market Supports 4.2.
4.1.
123
Sistem Informasi Harga Pasar Lelang Komoditas Salah satu tujuan dari penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas adalah sebagai sarana pembentukan harga yang transparan dan wajar dan menciptakan referensi harga komoditas. Berdasarkan hal tersebut maka selama tahun 2015 Bappebti telah menyebarluaskan informasi harga komoditas yang terjadi di Pasar Lelang Komoditas melalui website Bappebti. Dengan adanya informasi harga ini maka diharapkan masyarakat luas dapat memperoleh informasi yang pasti mengenai harga komoditas yang terbentuk di 13 (tiga belas) daerah penyelenggara Pasar Lelang Komoditas. BAPPEBTI CoFTRA
4.1.
Commodity Auction Market’s Price Information System One objective to pursue from the operation of Commodity Auction Market is to discover price in transparent and fair manner and build reference of price for the commodities. In light of that, in 2015, CoFTRA has disseminated price information of commodities in Commodity Auction Markets via CoFTRA’s website. It is expected that public can access fixed information of commodity price discovered in 13 (thirteen) regions operating Commodity Auction Market.
Sistem Informasi Pasar Lelang Terpadu Hal-hal yang menjadi kunci pokok dari pembangunan Sistem Informasi Pasar Lelang Terpadu adalah: 1) Menerapkan sistem lelang online yang memungkinkan penyelenggaraan lelang dilakukan tanpa terkendala batas wilayah. Selain itu, sistem lelang yang mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung tetap dilaksanakan;
4.2.
Integrated Auction Market Information System Key aspects in developing Integrated Auction Market Information System are: 1) Apply online auction system that will enable to perform borderless auction operation. However, auction system meeting sellers and buyers must be maintained;
2) Mendukung persetujuan penyelenggara Pasar Lelang secara online yang diintegrasikan dengan INATRADE, sehingga semakin mempermudah pelaku usaha untuk mengajukan permohonan kepada Kementerian Perdagangan c.q. Bappebti;
2) Support online approval for Auction Market Organizers integrated with INATRADE to facilitate Stakeholders in proposing application to the Ministry of Trade, c.q. CoFTRA;
3) Mendukung sistem penjaminan sehingga semakin meningkatkan integritas Pasar Lelang Komoditas sebagai salah satu sarana pemasaran komoditas;
3) Support guarantee system to enhance the integration of Commodity Auction Market as a commodity marketing instrument;
4) Menyediakan informasi harga komoditas yang berasal dari transaksi lelang yang terjadi sehingga dapat diakses oleh masyarakat luas untuk menjadi referensi harga komoditas.
4) Provide commodity price information coming from auction transaction accessible by the public as reference of commodity price.
Langkah-langkah yang ditempuh Bappebti dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Pasar Lelang Terpadu adalah melakukan penyusunan dan penyempurnaan peraturan yang mendukung sistem tersebut, melakukan pelatihan dan sosialisasi kepada stakeholder Pasar Lelang Komoditas, serta secara terus-menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan terhadap Sistem Informasi Pasar Lelang Terpadu ini agar kedepannya dapat selalu memenuhi kebutuhan para pelaku usaha.
The measures taken by CoFTRA in implementing Integrted Auction Market Information System are to prepare and revise regulations supporting the system, provide training and socialization to stakeholders and continually revise and develop this Integrated Auction Market Information System according to the latest demands of Stakeholders.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
124
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, PELAYANAN DAN PENEGAKAN HUKUM LAWS AND REGULATIONS, SERVICES AND LAW ENFORCEMENT Law as a tool of social engineering - Roscoe Pound
125
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
126
1.
Pengkajian, Penyempurnaan, dan Penyusunan Peraturan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Review, Revision and Preparation of Regulations on Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market
Bahwa agar kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang dapat terselenggara secara teratur, wajar, efisien, efektif, dan terlindunginya masyarakat dari tindakan yang merugikan serta memberikan kepastian hukum kepada semua pihak, maka diperlukan pengaturan yang jelas, tegas, dan komprehensif dalam pelaksanaan kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang. Pengaturan dimaksud merupakan peraturan teknis sebagai penjabaran lebih lanjut dari Undang–Undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri. Diharapkan dengan adanya pengaturan tersebut penyelenggaraan Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang dapat terlaksana secara teratur, wajar, tertib, efisien dan efektif, sehingga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
To assure appropriately managed, fair, efficient and effective Commodity Future Trading activities, Warehouse Receipt System and Auction Market and to protect the people from any action detrimental to them and to provide legal certainties to all parties, clear-cut, firm and comprehensive regulations on Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market are necessary.
Pasal 111 Peraturan Pemerintah Nomor 49 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi, dan untuk meningkatkan integritas Perdagangan Berjangka dan kepercayaan masyarakat dan Nasabah terhadap industri Perdagangan Berjangka.
regulation is prepared to implement provisions of Article 111 Government Regulation Number 49 of 2014 concerning Commodity Futures Trading Operation and to enhance the integrity of Futures Trading and confidence of public and customers to Futures Trading industries.
The regulations consist of technical guidelines elucidating Laws, Government Regulations and Regulation of the Ministers. With such regulations, it is expected that the operation of Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market be made in regular, fair, sound, efficient and effective manner capable of supporting the growth of national economy.
1.1.2. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 116/ BAPPEBTI/PER/03/2015 tentang Larangan Memberikan Pinjaman Kepada Pihak Terafiliasi di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Peraturan ini disusun dalam rangka meningkatkan integritas keuangan pelaku pasar di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.
1.1.2. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 116/ BAPPEBTI/PER/03/2015 concerning Prohibitions of Extending Loans to Affiliates in Commodity Futures Trading Sector. This regulation is prepared to elevate the financial integrity of market Stakeholders in Commodity Futures Trading Sector.
1.1.3. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 117/ BAPPEBTI/PER/03/2015 tentang Penempatan Margin Untuk Pelaksanaan Transaksi di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Peraturan ini disusun dalam rangka meningkatkan integritas keuangan pelaku pasar dan perlindungan kepada Nasabah di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Pokok ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini mencakup, kewajiban Pialang Berjangka untuk menempatkan Margin sebagai jaminan transaksi paling sedikit sebesar 70% dari total pengelolaan Margin pada Pialang Berjangka, kewajiban Penyelenggara SPA mempertahankan Margin di Lembaga Kliring Berjangka sebesar 150% dari nilai margin awal atas posisi terbuka yang dimilikinya, Margin yang ditempatkan Penyelenggara SPA di Lembaga Kliring Berjangka paling sedikit sebesar Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah), serta Persetujuan dari Kepala Bappebti atas pembukaan rekening yang terpisah Lembaga Kliring Berjangka termasuk pihak yang berwenang melakukan pendebetan, selain itu pemberian kuasa dari Lembaga Kliring
1.1.3. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 117/ BAPPEBTI/PER/03/2015 concerning the Placement of Margin for Transactions in Commodity Futures Trading Sector. This regulation is prepared to elevate the financial integrity of market Stakeholders and to protect customers in commodity futures trading sector. The contents of this regulation cover obligations of Futures Brokers to place Margin as transaction guarantee minimum 70% of total Margin management to Futures Brokers, the obligation of SPA Organizers to maintain Margin in Futures Clearing House at 150% of initial margin value for open position, Margin placed by SPA Organizers in Futures Clearing House must be minimum Rp8,000,000,000 (eight billion rupiah) and approval of Chairman of CoFTRA for the opening of separate account in Futures Clearing House including the officials authorized to make debiting, as well as power of attorney granted by Futures Clearing House to CoFTRA that will enable the latter to supervise and block, if necessary, such separate account.
Seiring dengan pesatnya tuntutan masyarakat dan dunia usaha terhadap keterbukaan informasi, serta dalam rangka menghindari praktik-praktik yang merugikan masyarakat, maka untuk mengantisipasi perkembangan yang terjadi di bidang Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang, secara berkesinambungan Biro Hukum melakukan pengkajian, penyusunan, serta revisi atau perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang ada, dengan menerbitkan peraturan-peraturan yang baru.
In line with public and business world demands on information transparency and to prevent any harmful practices to the community, then to anticipate the on-going progress in Future Trading Sector, Warehouse Receipt System and Auction Market, Legal Affairs Bureau has reviewed, prepared and revised the existing regulations and thereafter issue new regulations.
Selama Tahun 2015, Biro Hukum Bappebti telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi penyusunan peraturan perundang-undangan, di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditas yaitu: 1.1. Peraturan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi Total Jumlah Peraturan Kepala Bappebti di bidang PBK sampai dengan Desember 2015 sebanyak 126 Peraturan. 1.1.1. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 115/ BAPPEBTI/PER/03/2015 tentang Tata Cara Penggunaan Dana Kompensasi. Peraturan ini disusun dalam rangka melaksanakan ketentuan
In 2015, CoFTRA’s Legal Affairs Bureau has performed the activities according to the given tasks and functions in legal drafting for Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System and Commodity Auction Market as follows:
127
BAPPEBTI CoFTRA
1.1.
Commodity Futures Trading Regulations Total Regulations of Chairman of CoFTRA in CFT until December 2015 reach 126 regulations. 1.1.1. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 115/ BAPPEBTI/PER/03/2015 concerning Procedure on the Utilization of Compensation Fund. This
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
128
Berjangka kepada Bappebti sehingga Bappebti dapat melakukan pengawasan termasuk memblokir Rekening yang terpisah dimaksud
129
1.1.4. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 119/ BAPPEBTI/PER/03/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Bappebti Nomor 106/ BAPPEBTI/PER/10/2013 Tentang Kewajiban Pelaporan Keuangan Dan Ketentuan Modal Bersih Disesuaikan Bagi Pialang Berjangka. Peraturan ini disusun dalam rangka meningkatkan perlindungan kepada masyarakat, khususnya Nasabah, sdan meningkatkan kredibilitas dan integritas Pialang Berjangka, serta memenuhi tuntutan perkembangan sistem akutansi, dan persyaratan keuangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi.
1.1.4. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 119/ BAPPEBTI/PER/03/2015 concerning Amendment to the Regulation of Chairman of CoFTRA Number 106/ BAPPEBTI/PER/10/2013 concerning Mandatory Financial Reporting and Requirements for Net Adjusted Capital (NAC) for Futures Brokers. This regulation is prepared for public protection improvement especially customers and to enhance the credibility and integrity of Futures Brokers and to follow the progress of accounting system and financial requirements for Commodity Futures Trading sector.
1.1.5. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 120/ BAPPEBTI/PER/03/2015 tentang Pengelolaan Rekening Yang Terpisah (Segregated Account) Pialang Berjangka. Peraturan ini disusun dalam rangka memberikan kemudahan pelayanan dan perlindungan masyarakat yang melakukan kegiatan Perdagangan Berjangka. Pokok ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini mencakup, kewajiban Pialang Berjangka untuk menyimpan Dana Nasabah pada Rekening Terpisah, yang mana setiap rekening yang dibuka dan pihak yang melakukan pendebetan wajib mendapatkan persetujuan Bappebti. Untuk kewenangan pengawasan Bappebti dan Lembaga Kliring Berjangka, maka Pialang Berjangka wajib memberikan kuasa kepada Kepala Bappebti dan Lembaga Kliring Berjangka untuk dapat melakukan pengawasan terhadap Rekening Yang Terpisah.
1.1.5. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 120/ BAPPEBTI/PER/03/2015 concerning the Management of Segregated Account of Futures Brokers. This regulation is prepared to provide services and protection to the communities engaged in Futures Trading activities. The main contents of the Regulation include the requirement of Futures Brokers to deposit Customer Funds in Segregated Account, for which for any account opened and the party conducting debiting must receive prior consent of CoFTRA. For supervisory authority of CoFTRA and Futures Clearing House, Futures Brokers must grant power of attorney to Chairman of CoFTRA and Futures Clearing House to supervise the Segregated Account.
1.1.6. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 121/ BAPPEBTI/PER/03/2015 tentang Petunjuk Teknis Perdagangan Timah Murni Batangan Untuk Tujuan Ekspor Melalui Bursa Timah. Peraturan ini disusun dalam rangka melaksanakan ketentuan dalam Pasal 12 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/7/2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah.
1.1.6. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 121/ BAPPEBTI/PER/03/2015 concerning Technical Guideline for Pure Tin Bars for Export through Tin Exchange. This regulation is prepared to implement Article 12 Regulation of the Minister of Trade Number 44/M-DAG/PER/7/2014 concerning Tin Export Regulations.
1.1.7. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 122/ BAPPEBTI/PER/07/2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Perdagangan Timah Murni
1.1.7. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 122/ BAPPEBTI/PER/07/2015 concerning Technical Guidelines for Pure Tin Bars in Tin Exchange. With
BAPPEBTI CoFTRA
Batangan Melalui Bursa Timah. Dengan adanya perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/7/2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33/M-DAG/PER/5/2015, maka Peraturan Kepala Bappebti Nomor 121/ BAPPEBTI/PER/03/2015 perlu diganti.
revision to Regulation of the Minister of Trade Number 44/M-DAG/PER/7/2014 concerning Tin Export Regulations as amended with Regulation of the Minister of Trade Number 33/M-DAG/ PER/5/2015, the Regulation of Chairman of CoFTRA Number 21/ BAPPEBTI /PER/03/2015 should be replaced accordingly.
1.1.8. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 123/ BAPPEBTI/PER/08/2015 tentang Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 90/ Bappebti/Per/10/2011 Tentang Komoditi Yang Dapat Dijadikan Subjek Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, Dan/Atau Kontrak Derivatif Lainnya Yang Diperdagangkan Di Bursa Berjangka. Peraturan ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan terhadap instrument lindung nilai dan adanya referensi harga bagi pelaku usaha dan masyarakat.
1.1.8. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 123/BAPPEBTI/PER/08/2015 concerning Regulation of Head for Commodity Futures Trading Agency on the Third Amendment to the Regulation of Head for Commodity Futures Trading Regulatory Agency Number 90/ BAPPEBTI /Per/10/2011 with regard to Commodities Eligible for the Subjects of Futures Contracts, Syariah Derivatif Contracts and/or Other Derivative Contract Tradable in Futures Exchange. This Regulation is prepared to meet the need on hedging instrument and reference of price for Stakeholders and the communities.
1.1.9. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 124/ BAPPEBTI/PER/10/2015 tentang Kode Etik Pemeriksa di Lingkungan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. Peraturan ini disusun dalam rangka menjaga kehormatan dan independensi Pemeriksa Bappebti dalam menjalankan tugasnya.
1.1.9. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 124/ BAPPEBTI/PER/10/2015 conderning Code of Conduct for Auditors within Commodity Futures Trading Regulatory Agency. This regulation is to uphold the honor and independency of CoFTRA’s Auditors when performing the duties.
1.1.10. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 125/ BAPPEBTI/PER/11/2015 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Nasabah. Peraturan ini disusun dalam rangka meningkatkan kepastian hukum bagi pelaku di bidang Perdagangan Berjangka. Peraturan ini mengatur mengenai skema proses penanganan Pengaduan Nasabah yang berjenjang, yakni proses penanganan pengaduan dilakukan kepada Pialang Berjangka, Bursa Berjangka, dan Bappebti.
1.1.10. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 125/ BAPPEBTI /PER/11/2015 concerning Customer Resolution Manual to improve legal certainties for Stakeholders engaged in Futures Trading Sector. This regulation deals with hiearachical Customer Complain Resolution process from settlement by Futures Brokers, Futures Exchange and CoFTRA.
1.1.11. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 126/ BAPPEBTI/PER/12/2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 62/BAPPEBTI/Per/3/2008 tentang Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka. Peraturan ini disusun dalam rangka peningkatan
1.1.11. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 126/ BAPPEBTI /PER/12/2015 concerning the Second Amendment to Regulation of Chairman of Commodity Futures Trading Regulatory Agency Number 62/ BAPPEBTI/Per/3/2008 concerning Futures Trader Registration Certification. This regulation is to enhance the professionalism of Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
130
profesionalisme Pedagang Berjangka terutama terkait dengan persyaratan untuk pengajuan permohonan Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka. 1.2. Surat Edaran di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi Dalam rangka melaksanakan fungsi pemberian layanan informasi dan intepretasi hukum atas peraturanperundangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar lelang, maka Bappebti telah menerbitkan beberapa Surat Edaran di bidang Perdagangan Berjangka, yakni: 1.2.1. Surat Edaran Nomor 12/BAPPEBTI/SE/02/2015 tentang Sanksi Denda Administratif Atas Keterlambatan Penyampaian Laporan;
1.2.
131
Peraturan di Bidang Sistem Resi Gudang Selama Tahun 2015, Bappebti telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang Sistem Resi Gudang, yakni menyusun 3 (tiga) Peraturan Kepala Bappebti di bidang Sistem Resi Gudang. Dengan demikian total jumlah Peraturan Kepala Bappebti di bidang Sistem Resi Gudang sampai dengan Desember 2015 adalah sebanyak 21 (dua puluh satu) Peraturan. Adapun peraturan Kepala Bappebti yang disusun selama Tahun 2015 sebagai berikut: 1.3.1. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 19/BAPPEBTI/ PER-SRG/01/2015 tentang Persyaratandan Tata Cara Untuk Memperoleh Persetujuan Sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian Dalam Sistem Resi Gudang. Peraturan ini disusun dalam rangka tertib administrasi dan efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan kegiatan Sistem Resi Gudang, perlu menyempurnakan persyaratan dan tata cara untuk memperoleh persetujuan sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian dalam Sistem Resi Gudang.
BAPPEBTI CoFTRA
1.3.3. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 21/ BAPPEBTI/PER-SRG/07/2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Bappebti Nomor 15/BAPPEBTI/PER-SRG/07/2012 Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Untuk Memperoleh Persetujuan Sebagai Pengelola Gudang. Peraturan ini menyempurnakan Peraturan Kepala Bappebti Nomor 15/ BAPPEBTI/PER-SRG/07/2012, dalam rangka tertib administrasi dan efektifitas pengawasan dalam penyelenggaraan kegiatan Sistem Resi Gudang.
1.2.2. Circular Letter Number 104/ BAPPEBTI / SE/07/2015 concerning the Use of Foreign Currencies in Commodity Futures Trading Transactions;
1.2.3. Surat Edaran Nomor 177/BAPPEBTI/SE/12/2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif. 1.3.
Circular Letter of Commodity Futures Trading Sector To implement function in information and legal interpretation services to regulations of Commodity Futures Trading sector, Warehouse Receipt System and Auction Market, CoFTRA has issued several Circular Letters of Futures Trading sector as follows:
1.2.1. Circular Letter Number 12/BAPPEBTI/ SE/02/2015 concerning Administrative Fines for Late Report Submission;
1.2.2. Surat Edaran Nomor 104/BAPPEBTI/SE/07/2015 tentang Penggunaan Valuta Asing Dalam Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi;
1.2.3. Circular Letter Number 177/ BAPPEBTI / SE/12/2015 concerning Mandatory Annual Financial Statement Submission for Alternative Trading System (SPA) Organizers. 1.3.
Warehouse Receipt System Regulations In 2015, CoFTRA has perfomed activities consistent with the tasks and functions of regulatory drafting in Warehouse Receipt System, i.e. 3 (three) Regulations of Chairman of CoFTRA concerning Warehouse Receipt System. Thus, in total Regulations of Chairman of CoFTRA in Warehouse Receipt System as of December 2015 reach 21 (twenty one) regulations. Regulations of Chairman of CoFTRA prepared in 2015 are as follows: 1.3.1. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 19/ BAPPEBTI /PER-WRS/01/2015 concerning Requirements and Procedures of Acquiring Approval for Compliance Assessment Institute in Warehouse Receipt System. This Regulation is prepared to assure sound administration and effective supervision of Warehouse Receipt System operation, in which requirements and procedures to acquire approval as Conformity Assessment Institute in Warehouse Receipt System have been revised.
1.3.2. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 20/BAPPEBTI/PER-WRS/05/2015 concerning Amendment to Regulation of Chairman of CoFTRA Number 18/BAPPEBTI/ PER-WRS/10/2014 concerning Technical Specifications of Warehouse Receipt Form Security. This regulation is issued to beef up security of and to revise Warehouse Receipt Form.
1.3.2. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 20/BAPPEBTI/ PER-SRG/05/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Bappebti No. 18/BAPPEBTI/ PER-SRG/10/2014 Tentang Spesifikasi Teknis Pengaman Blanko Resi Gudang. Peraturan ini diterbitkan dalam rangka meningkatkan pengamanan dan penyempurnaan Blanko Resi Gudang.
Futures Traders especially with regard to the requirements for Futures Trader Registration Certificate application.
1.4.
Peraturan di Bidang Pasar Lelang Selama Tahun 2015, Bappebti telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Lelang, yakni menyusun 1 (satu) Peraturan Kepala Bappebti di bidang Pasar Lelang. Dengan demikian total jumlah Peraturan Kepala Bappebti di bidang Pasar Lelang sampai dengan Desember 2015 adalah sebanyak 4 (empat) Peraturan. Adapun peraturan Kepala Bappebti yang disusun selama Tahun 2015 sebagai berikut: Peraturan Kepala Bappebti Nomor 04/BAPPEBTI/ PER-PL/01/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 03/BAPPEBTI/PER-PL/01/2014 Tentang Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang Dengan Penyerahan Kemudian (Forward). Peraturan ini menyempurnakan pengaturan mengenai bentuk hukum dari Penyelenggara Pasar Lelang, persyaratan untuk mengajukan permohonan sebagai Penyelenggara Pasar Lelang termasuk persyaratan modal yang harus dipenuhi.
1.3.3. Regulation of Chairman of CoFTRA Number 21/BAPPEBTI/PER-WRS/07/2015 concerning Amendment to Regulation of Chairman of CoFTRA Number 15/BAPPEBTI/PERWRS/07/2012 concerning Requirements and Procedures of Acquiring Approval as Warehouse Managers. This Regulation is a revision to the Regulation of Chairman of CoFTRA Number 15/BAPPEBTI/PER-WRS/07/2012, for sound administration and effective supervision in Warehouse Receipt System operation . 1.4.
Auction Market Regulations In 2015, CoFTRA has performed activities consistent with the tasks and functions of regulatory drafting in Auction Market, i.e. 1 (one) Regulation of Chairman of CoFTRA in Auction Market. In total, regulations of Chairman of CoFTRA in Auction Market per December 2015 reach 4 (four) regulations. Regulations of Chairman of CoFTRA prepared in 2015 are as follows:
Regulation of Chairman of CoFTRA Number 04/ BAPPEBTI/PER-PL/01/2015 concerning Amendment to Regulation of Commodity Futures Trading Regulatory Agency Number 03/BAPPEBTI/PER-PL/01/2014 concerning Approval for Auction Market Organizers with Forward Delivery. This regulation is to revise legal aspects of Auction Market Organizers, requirements of proposing application as Auction Market Organizers including capital requirements that must be met .
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
132
2. Pelayanan Hukum dan Penanganan Litigasi
Legal Services and Litigation
Di bidang pelayanan hukum, Bappebti menerima dan menangani pengaduan yang berkaitan dengan kegiatan Perdagangan Berjangka serta memberikan asistensi hukum seperti menjawab pertanyaan baik melalui surat atau kontak pembaca di website Bappebti, memenuhi permintaan sebagai saksi atau sebagai ahli, dan melakukan pertemuan koordinasi dengan aparat penegak hukum.
In legal services, CoFTRA will receive and handle complaints in relation to Futures Trading activities and provide legal assistance such as responding inquiries via letters or reader contact in CoFTRA website, available if asked as witness or expert and hold coordination meeting with law enforcers.
2.1.
2.1.
Pengaduan Nasabah Selama tahun 2015, Bappebti telah menerima pengaduan dari 52 (lima puluh dua) orang. 3 (tiga) diataranya pengaduan terhadap Perusahaan yang tidak memiliki izin (ilegal). Dalam periode Tahun 2015, sebanyak 14 (empat belas) pengaduan telah tercapai kesepakatan damai, sebanyak 1 (satu) pengaduan tidak terindikasi adanya pelanggaran. Adapun sumber pengaduan-pengaduan tersebut terdiri dari: 2.1.1. Limpahan dari Kepolisian sebanyak 7 (tujuh) laporan; dan 2.1.2. Laporan dari nasabah langsung sebanyak 45 (empat puluh lima) laporan, baik melalui surat atau datang langsung.
133
BAPPEBTI CoFTRA
Customer Complaints In 2015, CoFTRA receives complaints addressed by 52 (fifty two) persons. Of them, 3 (three) complained about illegal Companies. In 2015, 14 (fourteen) complaints were settled amicably, 1 (one) complaint showing no indication of infringement. The sources of complaints are:
2.2.
Asistensi Hukum Selama tahun 2015 Biro Hukum Bappebti telah melaksanakan kegiatan asistensi hukum sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kali. Adapun kegiatan tersebut dilakukan salah satunya melalui pemberian keterangan sebagai saksi atau ahli. Keterangan sebagai saksi atau ahli dilaksanakan kepada pihak kepolisian, kejaksaan, dan juga sidang pengadilan, maupun arbitrase yang terkait atas dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan dan/atau tindak pidana lainnya yang dilakukan oleh perusahaan Pialang baik yang memiliki ijin maupun yang illegal, ataupun adanya perkara gugatan secara perdata. Keterangan sebagai saksi atau ahli, selama tahun 2015 telah diberikan sebanyak 23 (dua puluh tiga) kali.
2.2.
Legal Assistance In 2015, CoFTRA’s Bureau of Legal provides legal assistance of 33 (thirty three) times. This activity is given with testimony as witness or expert. Testimony as witness or expert is provided to the Police, Prosecutor and during the court or arbitration relating the alleged crimes of fraud and/or embezzlement and/or otherwise commited by Brokerage Firms either licensed or illegal firms or for civil claims. Testimonies as witness or expert in 2015 have been provided for 23 (twenty three) times.
2.3.
Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan Di Bidang PBK, SRG, dan PL Sektor Perdagangan Berjangka adalah sektor yang ketat pengaturannya karena adanya mobilisasi dana masyarakat, selain itu sektor Perdagangan Berjangka juga sangat berkembang. Untuk mengikuti perkembangan tersebut telah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. Terkait dengan hal tersebut, Bappebti telah menerbitkan beberapa peraturan pelaksanaan atas Undang-Undang tersebut, dalam rangka penyesuaian, sinkronisasi, atau pengaturan lebih lanjut. Demikian juga Bappebti menerbitkan Surat edaran Kepala Bappebti untuk memperjelas penafsiran dari ketentuan yang ada dan juga sebagai sarana untuk mengingatkan pihak yang diberi izin dan/atau persetujuan dari Bappebti.
2.3.
Technical Meeting on the Implementation of CFT, WRS and PL (Auction Market) Regulations Futures Trading Sector is a tightly regulated sector since it involves public fund mobilization. This sector also records rapid growth. To respond such progress, Law Number 10 of 2011 concerning Amendment to Law Number 32 of 1997 concerning Commodity Futures Trading was issued. In this respect, CoFTRA issued some implementation regulations to such law for adjustment, synchronization or further arrangement. CoFTRA also issued Circular Letter of Chairman of CoFTRA to clarify the interpretation of the existing provisions and as recommendations to remind the parties receiving licenses and/or approvals from CoFTRA.
2.1.1. 7 (seven) reports from Police; and 2.1.2. 45 (fourty five) reports from customers via letters or personally addressed.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka penyebarluasan terhadap Peraturan perundangudangan yang telah diterbitkan, Bappebti melakukan Pertemuan Teknis dalam rangka mengedukasi kepada semua pelaku usaha di Industri Perdagangan Berjangka khususnya kepada seluruh pihak yang telah diberikan
In light of foregoing, for the dissemination of regulations that have been issued, CoFTRA organized Technical Meeting for education to all stakeholders in Futures Trading Industry especially the parties that have received licenses, business permits and approvals. In 2015, the technical meeting on the implementation of
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
134
regulations has been conducted 5 (five) times in Medan, Semarang, Pontianak, Surabaya, and Manado.
izin, izin usaha, dan persetujuan. Pada tahun 2015 Pertemuan Teknis implementasi ketentuan dilaksanakan sebanyak 5 (lima) kali dan telah dilaksanakan di kota Medan, Semarang, Pontianak, Surabaya, dan Manado. 2.4.
135
Rapat Koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum Kegiatan penegakan dan pelayanan hukum yang dilakukan Bappebti tidak hanya berupa pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi ataupun memberikan asistensi hukum, tetapi secara konsisten Bappebti juga melakukan kerjasama dan persamaan persepsi dengan aparat penegak hukum di seluruh Indonesia. Kerjasama dan persamaan persepsi tersebut dilakukan melalui kegiatan Rapat Koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum. Pada tahun 2015, Rapat Koordinasi dilakukan sebanyak 5 (lima) kali dan telah dilaksanakan di kota Medan, Semarang, Yogyakarta, Balikpapan dan Surabaya.
2.4.
Coordination Meeting with Law Enforcers Law enforcement and legal services performed by CoFTRA are not restricted only to investigation and imposition of sanctions or legal assistance. CoFTRA has also been consistently cooperating and syncing perception with law enforcement authorities in Indonesia. The cooperation and perception synergy were carried out through Coordination Meetings with Law Enforcement authorities. In 2015, this Coordination Meeting has been held for 5 (five) times in Medan, Semarang, Yogyakarta, Balikpapan, and Surabaya.
Rapat Koordinasi ini menjadi penting dengan semakin berkembangnya kegiatan finansial, terutama di bidang PBK, yang terjadi di berbagai daerah dengan berbagai modus yang merugikan, baik yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki ijin dari Bappebti maupun oleh perusahaan illegal. Meskipun kewenangan penyidikan kasus PBK merupakan kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Bappebti namun karena keterbatasan Sumber Daya Manusia dan dana, maka jalinan kerjasama antara Bappebti dengan aparat penegak hukum di daerah-daerah merupakan suatu jalan keluar untuk menyelesaikan kasus-kasus yang ada dan melindungi masyarakat dari praktik yang merugikan.
This coordination meeting is important in view of the expanding financial activities especially in CFT (Commodity Futures Trading) in many regions, which may be operated in wicked modus by either licensed firms or illegal firms. While, authority of CFT case investigation lies with Civil Public Servant Investigators (PPNS) of CoFTRA, however due to limited human resources and fund, cooperation of CoFTRA and law enforcers in regions is a solution to deal with the existing cases and to protect people from fraudulent practices.
Sebagai salah satu instansi yang memiliki PPNS, Bappebti senantiasa berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia. Salah satu forum koordinasi adalah melalui Rapat Koordinasi PPNS dengan Bareskrim Polri, yang merupakan kegiatan rutin Bareskrim POLRI. Koordinasi ditujukan untuk mengevaluasi penegakan hukum oleh PPNS yang telah diamanatkan oleh Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP dengan tujuan akhir untuk meningkatkan sinergitas kinerja PPNS dengan Penyidik POLRI serta terselenggaranya fungsi kontrol yang tepat dan efektif dalam sistem penyidikan.
As an agency with PPNS officers, CoFTRA always coordinates with the Police of the Republic of Indonesia. A coordination forum is that of Coordination Meeting of PPNS and Criminal Investigation Agency (Bareskrim) of Indonesia’s National Police. This coordination is to evaluate law enforcement conducted by PPNS officers as set out in law no. 8 of 1981 concerning KuhAp (Criminal Codes) as the final objective to intensify synergy of PPNS performance and Police investigators and to run control function in appropriate and effective way in investigation system.
BAPPEBTI CoFTRA
2.5.
Litigasi (Penanganan Perkara Gugatan Hukum di Bidang PBK dan SRG) Di bidang litigasi, Bappebti sebagai salah satu lembaga administrasi negara juga menghadapi gugatan baik perdata maupun Tata Usaha Negara (TUN) dari para pelaku pasar atau masyarakat yang merasa tidak puas dengan keputusan atau ketetapan yang telah dibuat Bappebti. Selama tahun 2015 Bappebti hadir dalam 14 (empat belas) kali sidang gugatan hukum di bidang PBK. Perkara gugatan hukum yang terkait dengan kegiatan PBK yang dilaksanakan Bappebti terdapat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Pengadilan Negeri Jambi, dan Sidang BAKTI. Gugatan hukum yang diajukan berkaitan dengan perkara perdata dan tata usaha negara yang diajukan oleh perusahaan Pialang atau pihak lain kepada Bappebti, maupun oleh Nasabah kepada perusahaan Pialang.
2.5.
Litigation (Handling Litigation Proceedings in the Fields of CFT and WRS) In litigation, CoFTRA as a state administration body also receives civil and administrative claims from market stakeholders or communities who are discontent with decision or policy taken by CoFTRA.
In 2015, CoFTRA attended 14 (fourteen) courts of legal claims in CFT. The claims relating to CFT activities are tried and heard in Central Jakarta District Court, South Jakarta District Court and Jambi District Court and BAKTI court. Legal claims lodged relate to civil and administraton cases filed by Brokerage Firms or other parties to CoFTRA or customers to Brokerage Firms.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
136
3. Penegakan Hukum
Law Enforcement From 1 January 2015 to 31 December 2015, Bureau of Legal has conducted inspection of 39 (thirty nine) times to Customers and Firms.
Dalam periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 Biro Hukum telah melakukan pemeriksaan sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) kali terhadap Nasabah dan Perusahaan. 3.2.
Penyidikan Terhadap Pelanggaran di Bidang PBK dan SRG Kegiatan Penyidikan yang dilakukan oleh Biro Hukum diarahkan untuk memperoleh bukti-bukti awal yang cukup tentang adanya tindak pidana di bidang PBK dan SRG serta menemukan tersangkanya berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh.
3.2.
During 2015, Legal Bureau has processed investigation to 4 (four) licensed Futures Brokerage Firms.
Selama periode Tahun 2015, Biro Hukum melakukan proses penyidikan terhadap 4 (empat) perusahaan Pialang Berjangka yang memiliki izin.
Sebagai salah satu cara untuk lebih meningkatkan kepercayaan dunia usaha terhadap Perdagangan Berjangka, secara konsisten Bappebti terus berupaya melakukan penegakan hukum terhadap para pihak yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan fungsi penegakan hukum dimaksud, Bappebti memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan, penyidikan, serta “undercover” atau penyamaran terhadap para pihak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan tentang PBK dan/atau peraturan pelaksanaannya.
As a way to to embolden the confidence of business world to Futures Trading, consistently CoFTRA introduces firm law enforcement to the parties found committing infringement to the applicable laws and regulations. In performing this law enforcement function, CoFTRA reserves authority to inspect, investigate and conduct “undercover” investigation to any party suspected of violating laws and regulations on CFT and/ or the implementation regulations.
3.1.
3.1.
137
Pemeriksaan Terhadap Pelanggaran di Bidang PBK dan SRG Dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan, Biro Hukum melakukan penegakan hukum terhadap setiap pihak yang diduga baik secara langsung maupun tidak langsung melakukan pelanggaran dan/atau yang terlibat dalam pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan. Kegiatan ini diarahkan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan/atau keterangan lain yang dilakukan oleh pemeriksa untuk menentukan ada atau tidak adanya pelanggaran di bidang PBK dan SRG.
BAPPEBTI CoFTRA
Inspection to Infringement in CFT and WRS To perform supervisory function, Bureau of Legal consistently upholds law to any party suspected of directly or indirectly committing infringement and/ or engaged in violation to laws and regulations. This activity is to collect and process data and/or other information by inspectors to decide whether there is any offense to CFT and WRS or not.
Investigation to Infringement in CFT and WRS Investigation made by Bureau of Legal is directed to collect initial evidence on CFT and WRS crimes and to identify the suspects based on the collected evidence.
3.3.
Identifikasi (Undercover) Pihak yang Melanggar PBK dan SRG Kegiatan ini ditujukan untuk memperoleh informasi dan bukti awal yang cukup atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha PBK dan SRG. Selama tahun 2015 Biro Hukum Bappebti telah melakukan identifikasi (undercover) terhadap 31 (tiga puluh satu) perusahaan.
3.3.
Undercover Investigation to the Parties Violating CFT and WRS This activity is to acquire information and initial evidence to the suspected infringement committed by CFT and WRS Stakeholders. In 2015, Bureau of Legal of CoFTRA has conducted undercover investigation to 31 (thirty one) firms.
3.4.
Monitoring Pengenaan Sanksi Administratif Selain mengenakan sanksi administratif berupa denda administratif, dalam menjalankan fungsinya Bappebti juga melakukan pemantauan atau monitoring atas pengenaan sanksi administratif berupa denda yang telah diberikan kepada pelaku usaha. Tujuan dilakukannya Monitoring Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Denda Administrasi adalah untuk sinkronisasi data pengenaan sanksi administratif berupa denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (piutang PNBP), sinkronisasi penyusunan program kerja tim optimalisasi pengenaan sanksi denda administratif di bidang PBK, bahan pembahasan rencana penerapan Aplikasi Program Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan bahan pembahasan dalam rangka upaya penghapusan piutang tidak tertagih terhadap perusahaan Pialang Berjangka yang telah dicabut izin usahanya.
3.4.
Monitoring the Imposition of Administrative Sanction Apart from imposing administrative saction of administrative fine, in performing its functions, CoFTRA also monitors the imposition of administrative sanction of fines to Stakeholders. This monitoring aims to synchronize data of administrative fines for lateness in financial statement submission (Non-Tax Receivables), work program preparation of administrative sanction optimizing team, to collect input for discussion on uncollectible receivables writeoff to Futures Brokers firms, which their business licenses have been revoked.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
138
139
Selain itu juga dilakukan pemantauan atas pengenaan sanksi administratif yang telah dikenakan seperti Peringatan Tertulis, Peringatan Keras, Pembekuan Kegiatan Usaha, Pencabutan Izin Usaha, serta pencabutan izin perseorangan, yakni mengevaluasi pengenaan sanksi dimaksud untuk merekomendasikan pengenaan sanksi yang lebih berat. Kegiatan ini juga berfungsi dalam rangka mengkoordinasikan pra pengenaan dan juga pasca pengenaan sanksi, agar sanksi yang dikenakan dapat terkoordinasi dengan baik baik di lingkungan Bappebti atau dengan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka.
Monitoring is also carried out to the imposition of administrative sanctions consisting of Written Warning, Final Warning, Frozen Business Activities, Business License Revocation and Individual License Revocation. This monitoring is to evaluate the imposition of such sanctions for recommendation of more severe sanctions. It is also to coordinate measures before and after sanction imposition so that the sanctions can be soundly coordinated in CoFTRA or Futures Exchange and Futures Clearing House.
Kegiatan Monitoring Pengenaan Sanksi Administratif selama tahun 2015 diadakan sebanyak 4 (empat) kali dengan mengikutsertakan para Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka.
Administrative Sanction Monitoring in 2015 has been made for 4 (four) times involving Futures Exchange and Futures Clearing House.
BAPPEBTI CoFTRA
3.5.
Pengenaan Sanksi Administratif Selama tahun 2015, Bappebti telah mengenakan 18 (delapan belas) kali sanksi administratif berupa Peringatan Tertulis, Pembekuan Kegiatan Usaha, Pencabutan Ijin Usaha, sebagai berikut: 3.5.1. Peringatan tertulis kepada Pialang Berjangka adalah sebanyak 12 (dua belas);
3.5.
Administrative Sanctions In 2015, CoFTRA has imposed 18 (eighteen) administrative sanctions of Written Warning, Frozen Business Activities, Business License Revocation as follows: 3.5.1. Written Warning to 12 (twelve) Futures Brokers;
3.5.2. Pembekuan kegiatan usaha kepada 5 (lima) Pialang Berjangka;
3.5.2. Frozen business activities to 5 (five) Futures Brokers;
3.5.3. pencabutan izin usaha kepada 1 (satu) Pialang Berjangka.
3.5.3. Business license revocation to 1 (one) Futures Broker.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
140
Kegiatan Penunjang SUPPORTING ACTIVITIES
Life is not a solo act. It’s a huge collaboration, and we all need to assemble around us the people who care about us and support us in times of strife. - Tim Gunn
141
BAPPEBTI CoFTRA
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
142
1. Pengembangan Sumberdaya Manusia
1.
143
Human Resources Development
Pengembangan Sumber Daya Manusia Tujuan pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan sikap karyawan/anggota organisasi maupun pelaku usaha, pejabat dinas daerah, akademisi, dan masyarakat sehingga lebih efektif dalam mencapai sasaransasaran program ataupun tujuan Bappebti. Pendidikan dan pelatihan merupakan unsur terpenting dalam pengembangan SDM. Dalam tahap pengembangan SDM ini terdapat dua aspek kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihan dan kegiatan pengembangan SDM itu sendiri.
1. Human Resources Development The objective of human resources development is to enhance the capacity, skill and attitude of organization employees/members or Stakeholders, officials of regional agencies, academicians and community to be more effective in realizing targets of CoFTRA’s programs and goals. Education and training become the most important elementsin human resources development. In this stage, there are two important inseparable aspects, i.e. training and human resources development itself.
1.1. Eksternal Pengembangan SDM yang bersifat eksternal dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan SDM yang menangani kegiatan PBK,
1.1. External External human resources development will be aimed at elevating the knowledge and skill of human resources handling CFT, WRS or CAM
BAPPEBTI CoFTRA
SRG, maupun PLK. Kelompok SDM yang menjadi target pengembangan terutama adalah pelaku usaha, pejabat dinas daerah, aparat penegak hukum, atau akademisi. Pengembangan dilakukan melalui kegiatan pelatihan teknis seperti pelatihan teknis tentang PBK bagi para pelaku usaha, pejabat Dinas daerah, aparat penegak hukum atau akademisi; pelatihan teknis tentang SRG bagi para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Gabungan Kelompok Tani; serta pelatihan teknis bagi para pemandu dan operator Pasar Lelang. Kepada pihak yang telah memperoleh pelatihan diharapkan dapat mengembangkannya kepada masyarakat, petani, atau pihak terkait lainnya.
activities. The main targets of this human resources development include Stakeholders, officials of local agencies, law enforcers or academicians. The development will be provided through technical training on CFT for Stakeholders, official of local agencies, law enforcers or academicians; technical training on WRS for Agriculture Field Agents (PPL) and Association of Farmer Groups; and technical training for Auction Market Guides and Organizers. For those who have accomplished this training, they are expected to share their knowledge to other communities, farmers or other related parties.
1.2. Internal Pengembangan SDM yang bersifat internal dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM Bappebti yang menangani PBK, SRG, PLK, dan kegiatan penunjang lainnya. Kegiatan pengembangan SDM pada tahun 2015 diawali dengan melakukan pelatihan Pembentukan Karakter yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme pegawai yang diikuti oleh 90 pegawai di lingkungan Bappebti yang dibagi menjadi 3 gelombang diharapkan dengan pelatihan tersebut pegawai dapat menjadi agen perubahan (agent of change) dan mewujudkan arah perubahan organisasi yang lebih baik. Selanjutnya juga dilakukan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi (capacity building) SDM Bappebti dan menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi sehari-hari berupa pengiriman pegawai untuk mengikuti pelatihan Certified Information Systems Auditor (CISA), Audit Keuangan, Pelatihan Mediasi, Government Bond, Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Microsoft Office yang bekerjasama dengan instansi pemerintah lain ataupun lembaga pendidikan; serta pengiriman pegawai ke luar negeri untuk mengikuti on the job training, workshop, seminar, konperensi, atau pertemuan.
1.2. Internal Internal human resources development aims to elevate the knowledge and skill of CoFTRA human resources responsible for CFT, WRS, CAM and other supporting activities. In 2015, this human resources development is initiated with character training building to enhance the professionalism of CoFTRA’s officials with 90 participants. This training is divided into 3 batches. The participants after completing the training are expected to be agents of change and take initiatives in altering the organization goals toward better directions. Capacity building for competency improvement is also provided to support the implementation of day-to-day tasks and functions of CoFTRA by sending some officials to attend Certified Information System Auditor (CISA) training, Financial Audit training, Mediation Training, Government Bond, Government Goods and Service Procurement training and to follow overseas on-the-job training, workshops, seminars, conferences or meeting.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
144
2. Sosialisasi dan Edukasi
Socialization and Education 2.1. Sosialisasi Sepanjang tahun 2015 Bappebti telah melaksanakan 14 (empat belas) kali kegiatan sosialisasi mengenai kebijakan Bappebti di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang komoditas.
Kegiatan sosialisasi dan edukasi bagi para pelaku usaha dan masyarakat, baik yang berkaitan dengan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, ataupun Pasar Lelang komoditas, senantiasa dilakukan setiap tahun. Melalui kegiatan ini diharapkan terbangunnya kesadaran masyarakat mengenai kegiatan Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang, baik secara konsepsi maupun implementasinya, dengan tujuan utama agar pengembangan serta penerapan kegiatan-kegiatan tersebut di Indonesia dapat terwujud.
Socialization and education for Stakeholders and the communities, in relation to Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System or Commodity Auction Market are conducted on annual basis. From this activity, it is expected that awareness of people on Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction will improve either in terms of conception or implementation with end of view to promoting and developing such activities in Indonesia.
Untuk itu Bappebti telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi dalam berbagai bentuk seperti sosialisasi, dialog interaktif, konperensi pers, penyebaran informasi, atau bimbingan teknis maupun pertemuan teknis tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, atau Pasar Lelang komoditas, serta edukasi bagi para Wakil Pialang Berjangka.
In this respect, CoFTRA has taken various socialization and education activities including socialization interactive dialogue, press conference, information dissemination or technical guidance or technical meeting on Commodity Future Trading, Warehouse Receipt System or Auction Market on top of education for Futures Broker Representatives .
145
BAPPEBTI CoFTRA
2.2.
2.1.
Socialization In 2015, CoFTRA has conducted 14 (fourteen) socialization activities of CoFTRA’s policies on Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System and Commodity Auction Market.
Pelaksanaan sosialisasi dilakukan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di daerah serta melibatkan aparat Pemerintah Daerah setempat. Sosialisasi dihadiri oleh sekitar 100 orang yang umumnya terdiri dari para pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang, kalangan perbankan, Perguruan Tinggi, serta instansi terkait. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk seperti seminar. Pembicara atau narasumber dalam sosialisasi terdiri dari pejabat Bappebti dan didampingi oleh pihak yang berkompeten seperti pejabat daerah, Direksi Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pengelola Gudang, Perbankan, Asuransi serta anggota legislatif.
Socialization was implemented in collaboration with Industry and Trade Agencies in Regions and supports of local governments. The socialization was attended around 100 participants, mainly from Stakeholders engaged in Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System, Auction Market, Bankers, Academicians and other related agencies. It consisted of seminar. The keynote speakers and resource persons of socialization were from CoFTRA’s officials and other competent parties such as local government officials, directors of Futures Exchange, Futures Clearing House, Warehouse Managers, Banks, Infurance Firms and legislative members.
Khusus mengenai Sistem Resi Gudang, peserta sosialisasinya diutamakan para kelompok tani dan instansi terkait. Minat mereka yang cukup tinggi ditunjukkan dari tingkat kehadiran peserta dan dari berbagai pertanyaan yang disampaikan. Daerah sosialisasi untuk PBK adalah Jakarta, Bandung, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta sedangkan untuk SRG dipilih Jakarta, Gedung Da’wah Desa Karangpaningal Kecamatan Purwadadi Kab. Ciamis, Kabupaten Cilacap, Gedung PLUT KUKM Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Sulawesi Tengah Kota Palu, Universitas Ichsan, Gorontalo, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Malang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Kabupaten Pemalang untuk Pasar Lelang dilaksanakan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang.
Special for Warehouse Receipt System, the participants of socialization were more focused on farmer groups and the related agencies. They showed high interest, which was evident from exceeding attendance and various questions proposed during socialization. The target regions of this socialization included Jakarta, Bandung, Economy and Business Faculty of State University of Sebelas Maret, Surakarta for CFT. As to WRS the targets were Jakarta, Da’wah House of Desa Karangpaningan Kecamatan Purwadadi Kab. Ciamis, Kabupaten Cilacap, PLUT KUKM Building Kabupaten Aceh Besar, Central Sulawesi Province – Palu, Ichsan University, Gorontalo, Agriculture Faculty of Lampung University, Malang, Economy and Business Faculty of Sam Ratulangi University, Manado, North Sulawesi, Kabupaten Pemalang for Auction Market by Industry and Trade Agency of Semarang.
Dialog Interaktif Untuk memperkenalkan sekaligus memberikan informasi lebih lanjut tentang Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang komoditas kepada masyarakat luas, pelaku usaha, dan pihak-pihak terkait, dilakukan kegiatan berupa dialog interaktif
2.2.
Interactive Dialogue To introduce and disseminate further information on Futures Trading, Warehouse Receipt System and Commodity Auction Market to the community in general, Stakeholders and other related parties, interactive dialogue has been launched via electronic Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
146
yang dilakukan melalui media elektronik, baik televisi maupun radio. Pada tahun 2015 kegiatan dialog interaktif lebih difokuskan pada sosialisasi tentang Integritas dan pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang serta Pasar Lelang
media of television and radio. In 2015, this interactive dialogue is more focused on the socialization of Integrity and Development of Commodity Futures Trading and Warehouse Receipt System and Auction Market.
Pelaksanaan dialog interaktif melalui televisi dan radio selama tahun 2015 telah dilaksanakan sebanyak 10 (sepuluh) kali yaitu di Jakarta, Bandung, Semarang, Solo dan Lampung. Dalam beberapa kesempatan, pimpinan Bappebti juga diundang sebagai narasumber oleh Bursa Berjangka dan perusahaan Pialang Berjangka dalam rangka acara dialog interaktif di televisi yang berkaitan dengan PBK.
In 2015, interactive dialogue has been aired in TV and radio for 10 (ten) times, i.e. in Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, and Lampung. In several occassions, CoFTRA’s officials were invited as the resource persons by Futures Exchange and Futures Brokerage Firms during televisized interactive dialogue on CFT.
Tabel 25. Pelaksanaan Dialog Interaktif 2015 Table 25. Interactive Dialogue 2015
No No
Nama Stasiun Teleivis / Radio Television / Radio Station Names
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TV BeritaSatu New dan BeritaSatu World Radio Sindo Trijaya Jakarta Bandung TV Radio Sindo Trijaya Bandung Radio Sindo Trijaya Semarang TVRI Semarang TA TV Solo Radio PAS FM Radar TV Lampung Radio Sonora Lampung
2.3.
Konperensi Pers Kegiatan Konperensi Pers dimaksudkan untuk memberikan informasi yang tepat dan jelas secara langsung kepada publik yang berkaitan dengan kebijakan baru Bappebti mengenai PBK, SRG, dan PLK. Dengan demikian masyarakat dan para pelaku usaha akan memperoleh informasi secara berkesinambungan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketiga kegiatan tersebut.
Kota City Jakarta Jakarta Bandung Bandung Semarang Semarang Solo Solo Lampung Lampung
2.3.
147
Penyebaran Informasi Dalam mendukung kegiatan Bappebti di bidang PBK, SRG dan PLK, diperlukan strategi komunikasi yang komprehensif dan terintegrasi dengan baik. Untuk itu, pada tahun 2015 telah dihasilkan Buku Strategi Komunikasi yang dapat menjadi pedoman untuk mendukung optimalisasi penyebaran informasi. BAPPEBTI CoFTRA
CoFTRA also conducts some activity programs to communicate and spread information on its main tasks and functions with: 2.4.1. CoFTRA Bulletins issued for 6 months in 2015 with materials of information and education on CFT, WRS and CAM.
2.4.2. Leaflet, brosur, dan booklet, sebagai sarana publikasi tentang PBK, SRG, dan PLK yang dibagikan dalam setiap sosialisasi serta dapat diunduh secara gratis oleh masyarakat melalui situs resmi bappebti (www.bappebti.go.id).
2.4.2. Leaflets, brochures and booklets as publication tools on CFT, WRS and CAM distributed during socialization and can be downloaded for free at www.bappebti.go.id
2.4.3. Iklan layanan masyarakat, sebagai sarana penyampaian informasi dan publikasi mengenai kebijakan Bappebti dalam hal PBK, SRG, dan PLK melalui media cetak dan elektronik.
2.4.3. Public service ads for information dissemination and publication pn CoFTRA’s policies relating to CFT, WRS and CAM in printed and electronic media.
2.4.4. Buku Statistik PBK, yang terbit setiap triwulan. Informasi yang disajikan berupa data transaksi harian yang terjadi di Bursa Berjangka, data harga harian di pasar lokal dan internasional, dan data transaksi PLK. Buku ini disebarluaskan
2.4.4. CFT Statistics Book published quarterly with information presented of day-to-day transaction data of Futures Exchange, daily price data of local and international markets, and CAM transaction data. This book is distributed to
Press Conference Press conference is to disseminate proper and clear information directly to the public with regard to new policies taken by CoFTRA on CFT, WRS and CAM. Thus, public and Stakeholders will receive information on these three activities on regular basis.
In 2015, the press conference is held for 14 (fourteen) times in Jakarta, Subang, Lampung, Bandung, Gorontalo, Katingan, and Solo.
Pada tahun 2015 Konperensi Pers telah dilaksanakan sebanyak 14 (empatbelas) kali yaitu di Jakarta, Subang, Lampung, Bandung, Gorontalo, Katingan, dan Solo. 2.4.
Bappebti juga melakukan berbagai program kegiatan dalam rangka penyampaian dan penyebaran informasi terkait dengan tugas pokok dan fungsinya, melalui: 2.4.1. Buletin Bappebti, yang terbit selama 6 bulan pada tahun 2015. Materi yang disajikan menyangkut informasi dan edukasi tentang PBK, SRG, dan PLK.
2.4.
Information Dissemination To support CoFTRA’s activities in CFT, WRS and CAM, comprehensive and soundly integrated communication strategy is necessary. In 2015, a Communication Strategy Handbook has been prepared as reference in optimizing information dissemination.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
148
ke universitas/perguruan tinggi di seluruh indonesia dan dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat luas atau dapat diakses melalui website Bappebti.
universities around the Country and can be collected for free or directly accessed through CoFTRA’s website.
2.5.
SMS Center Bappebti Hotline Pengaduan Layanan Masyarakat (SMS Center Bappebti) merupakan suatu pusat layanan informasi melalui SMS bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan Bappebti dan menyampaikan keluhan secara cepat dan mudah melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, khususnya ponsel. Masyarakat dapat menyampaikan pertanyaan melalui nomor 0811-1109901.
2.5. CoFTRA SMS Center Hotline of SMS Center CoFTRA is an information service center via SMS, from which the communities can acquire information of CoFTRA’s activities or submit complaints in fast and simple manner using communication and information technology, especially mobile phone. Public can send any inquiry to 0811-1109901.
2.6.
Media Monitoring Media Monitoring Online Bappebti dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi publik terhadap kegiatan yang dilakukan Bappebti dan mengetahui perkembangan pemberitaan Industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang (PL) secara umum, sehingga dapat menentukan langkah strategis yang perlu dilakukan Bappebti dalam pengambilan keputusan.
2.6.
2.7.
Media Handling Media Handling dilakukan untuk meningkatkan frekuensi pemberitaan mengenai Bappebti di media cetak dan elektronik akan muncul secara rutin. Dengan informasi yang rutin, maka diharapkan agar pemahaman masyarakat dapat meningkat, selain itu kepercayaan para pelaku usaha dan masyarakat diharapkan dapat meningkat sehingga peran strategis PBK, SRG dan PL dapat dimanfaatkan secara optimal guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
2.7. Handling Media Handling Media is to intensify publication frequency of CoFTRA in printed and electronic media on a routine basis. With this routinely published information, comprehension of people on CoFTRA will improve. In addition, the confidence of Stakeholders and communities is also expected to embolden and in turn the strategic roles of CFT, WRS and PL will enhance so that they will be used in optimum manner in augmenting the prosperity of Indonesian people.
2.8. Edukasi Kegiatan edukasi dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Wakil Pialang Berjangka yang merupakan unsur penting dalam pelaksanaan Perdagangan Berjangka Komoditi. Di tahun 2015 Bappebti telah melakukan kegiatan Ujian Peningkatan Kompetensi Wakil Pialang Berjangka sebanyak 2 kali di Bandung dan Semarang, dengan jumlah keseluruhan peserta sebanyak 168 orang dan Ujian Profesi Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi sebanyak 3 kali di Bogor, Surabaya, Solo dan 1 kali di Bandung melalui Anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan keseluruhan peserta sebanyak 456 orang.
149
BAPPEBTI CoFTRA
2.8.
Monitoring Media CoFTRA’s Online Monitoring Media is to identify public perception on activities performed by CoFTRA and publication on Commodity Futures Trading (CFT) Industry, Warehouse Receipt System (WRS) and Auction Market (PL) so as to know what strategic measures necessary to take before making a decision.
Education Education activity is to elevate the knowledge and skills of Futures Broker Representatives as important element in Commodity Futures Trading. In 2015, CoFTRA has conducted Competency Improvement the Test for Futures Broker Representatives for 2 times in Bandung and Jakarta with total participants of 168 persons and Profession Test for Commodity Futures Trading Stakeholders for 3 times in Bogor, Surabaya, and Solo and 1 time in Bandung financed under State Budget of Non-Tax Revenue with total participants recording 456 persons.
2.9.
Kerjasama dan Partisipasi Internasional Mengingat kegiatan PBK memiliki ruang lingkup internasional, baik menyangkut komoditi yang diperdagangkan, institusi, para profesional yang terlibat, maupun wilayah perdagangan dan pengawasannya, maka Sumber Daya Manusia di lingkungan Bappebti harus memiliki wawasan serta pengetahuan di bidang PBK yang luas dan setiap saat harus selalu ditingkatkan. Berbagai perkembangan yang terjadi di mancanegara diupayakan agar dapat diantisipasi secara cepat dan tepat untuk pengembangan Pasar Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang komoditas di Indonesia. Dalam tahun 2015 kegiatan internasional yang diikuti meliputi: 2.9.1. Workshop dan Kerjasama Internasional 2.9.1.1. The 37th Annual Law and Compliance Division Conference on the Regulation of Futures, Derivatives and OTC Product, Washington DC, Amerika Serikat. 21 s/d 26 Juni 2015;
2.9.
International Cooperation and Participation Since CFT has international scope, both in terms of the commodities traded, institutions, professionals engaged and trading and supervision areas, then human resources within CoFTRA must have broad knowledge and comprehension on CFT and must be improved at all times. Fickle progress abroach must be anticipated in appropriate and correct manner to develop domestic Futures Markets, Warehouse Receipt System and Auction Markets in Indonesia. In 2015, the attended international activities include:
2.9.1. International Workshop and Cooperation 2.9.1.1. The 37th Annual Law and Compliance Division Conference on the Regulation of Futures, Derivatives and OTC Product, Washington DC, US. 21 to 26 June 2015;
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
150
151
2.9.1.2. The 23rd Meeting of the Expert Group of Establishment of a Regional Rubber Market (EGERRM), Kuala Lumpur, Malaysia. 7 s/d 10 September 2015;
2.9.1.2. The 23rd Meeting of the Expert Group of Establishment of a Regional Rubber Market (EGERRM), Kuala Lumpur, Malaysia. 7 to 10 September 2015;
2.9.1.3. The 2015 World Expo Milano, Milan, Itali tanggal 5 s/d 7 Oktober 2015; Kunjungan Kerja ke beberapa Pelaku Usaha Komoditi Unggulan Indonesia, Roma, Itali pada tanggal 8 s/d 9 Oktober 2015; dan Kunjungan Kerja ke Bursa Energy Exchange Austria (EXAA), Wina, Austria pada tanggal 10 s/d 11 Oktober 2015.
2.9.1.3. The 2015 World Expo Milano, Milan, Italy on 5 to 7 October 2015; Visits to several Stakeholders Promoting Specialty Products of Indonesia, Rome, Italy on 8 to 9 October 2015; and Visits to Energy Exchange Austria (EXAA), Wina, Austria on 10 to 11 October 2015.
2.9.2. Sidang Internasional 2.9.2.1. The ASIC Annual Forum 2015, Sydney, Australia. 22 s/d 26 Maret 2015;
2.9.2. International Meeting 2.9.2.1. The ASIC Annual Forum 2015, Sydney, Australia. 22 s/d 26 Maret 2015;
2.9.2.2. The 21st Meeting of the Expert Group of Establishment of a Regional Rubber Market (EGERRM), Pattaya, Thailand. 31 Maret s/d 2 April 2015;
2.9.2.2. The 21st Meeting of the Expert Group of Establishment of a Regional Rubber Market (EGERRM), Pattaya, Thailand. 31 March to 2 April 2015;
2.9.2.3. FIA Japan Financial Market Conference 2015: Japan Mission Primed to be Top Market in Asia, Tokyo, Jepang. 12 s/d 14 Mei 2015;
2.9.2.3. FIA Japan Financial Market Conference 2015: Japan Mission Primed to be Top Market in Asia, Tokyo, Japan. 12 to 14 May 2015;
2.9.2.4. The 22nd Meeting of the Expert Group of Establishment of a Regional Rubber Market (EGERRM), Bangkok, Thailand. 20 s/d 23 Mei 2015;
2.9.2.4. The 22nd Meeting of the Expert Group of Establishment of a Regional Rubber Market (EGERRM), Bangkok, Thailand. 20 to 23 May 2015;
2.9.2.5. The IDX 2015; 8th Annual International Derivative Expo, London, Inggris. 8 s/d Juni 2015;
2.9.2.5. The IDX 2015; 8th. Annual International Derivative Expo, London, UK. 8 to June 2015;
2.9.2.6. The 40th Annual Conference of the International Organization of Securities Commision (IOSCO), London, Inggris. 14 s/d 19 Juni 2015;
2.9.2.6. The 40th Annual Conference of the International Organization of Securities Commision (IOSCO), London, UK. 14 to 19 June 2015;
2.9.2.7. American Conference Institute’s 12th National forum on Energy Trading Compliance Regulatory Enforcement, Washington DC, Amerika. 15 s/d 21 November 2015;
2.9.2.7. American Conference Institute’s 12th National forum on Energy Trading Compliance Regulatory Enforcement, Washington DC, US. 15 to 21 November 2015;
BAPPEBTI CoFTRA
2.9.2.8. The 24th Meeting of the Expert Group of Establishment of a Regional Rubber Market (EGERRM), Bangkok, Thailand. 18 s/d 21 November 2015;
2.9.2.8. The 24th Meeting of the Expert Group of Establishment of a Regional Rubber Market (EGERRM), Bangkok, Thailand. 18 to 21 November 2015;
2.9.2.9. Pertemuan dengan Ministry of Economy Trade and Industry (METI) Japan dan Japan Exchange (JPX) serta pelaku usaha Timah di Tokyo, Tokyo, Jepang. 21 s/d 24 Desember 2015.
2.9.2.9. Ministry of Economy Trade and Industry (METI) Meeting, Japan and Japan Exchange (JPX) and Tin Enterpreneurs in Tokyo, Tokyo, Japan. 21 to 24 December 2015.
2.9.3. On the Job Training di Luar Negeri 2.9.3.1. On Job Training 2015 IFIE-IOSCO Global Investor Education Conference, Kuala Lumpur, Malaysia. 17 s/d 21 Mei 2015;
2.9.3. Overseas On the Job Training 2.9.3.1. On Job Training 2015 IFIE-IOSCO Global Investor Education Conference, Kuala Lumpur, Malaysia. 17 to 21 May 2015;
2.9.3.2. On Job Training 2015 ACIIA Manila Conference & On Site Learning, Manila, Filipina. 4 s/d 9 November 2015;
2.9.3.2. On Job Training 2015 ACIIA Manila Conference & On Site Learning, Manila, Philippines. 4 to 9 November 2015;
2.9.3.3. On Job training di Japan Exchange Group, Tokyo, Jepang. 21 s/d 24 Desember 2015;
2.9.3.3. On Job training di Japan Exchange Group, Tokyo, Sapan. 21 to 24 December 2015;
2.9.3.4. On Job Training di Hongkong Exchange and Clearing Limited, Hongkong, RRC. 20 s/d 24 Desember 2015.
2.9.3.4. On Job Training di Hongkong Exchange and Clearing Limited, Hongkong, PRC. 20 to 24 December 2015.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
152
3. Lain - Lain
3.1.
153
Others
Laporan Keuangan Bappebti Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2015 (Tidak Diaudit) Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/ PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) kepada Menteri Keuangan selaku pengelola BAPPEBTI CoFTRA
3.1.
Financial Statements of CoFTRA, the Ministry of Trade, Fiscal Year 2015 (Unaudited) Pursuant to Article 55 paragraph (2) Law Number 1 of 2004 concerning State Treasurer and Regulation of the Minister of Finance Number 171/PMK.05/2007 as amended with Regulation of the Minister of Finance Number 233/PMK.05/2011 concerning Amendment to Regulation of the Minister of Finance Number 171/ PMK.05/2007 concerning Accounting and Financial Reporting System of the Government, the Ministers/ Heads of Agencies in the capacity of Budget Users/ Goods Users shall be require to prepare and submit Financial Reports of the Ministries/Agencies (LKKL) covering Budget Realization Report (LRA), Balance Sheets, Operational Reports (LO), Change to Equity Reports (LPE) and Notes to Financial Statement (CaLK) to the Minister of Finance in the capacity of fiscal
fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
manager for the preparation of Government Financial Reports (LKPP).
Laporan Keuangan Tahunan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). 3.1.1. Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015.
Annual Financial Reports of Commodity Futures Trading Regulatory Agency of the Ministry of Trade Fiscal Year 2015 have been prepared and presented in accordance with Government Regulation Number 71 of 2010 concerning Governance Accounting Standards (SAP).
Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun Anggaran 2015 adalah Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp1,756,147,664.00 (Satu miliar tujuh ratus lima puluh enam juta seratus empat puluh tujuh ribu enam ratus enam puluh empat rupiah), atau mencapai 82.87 persen dari estimasi pendapatan negara sebesar Rp2,119,200,000.00.
Government Revenue Realization in 2015 is Non-Tax Revenue at Rp1,756,147,664 (one billion seven hundred and fifty six million one hundred and forty seven thousand six hundred and sixty four rupiah) or 82.87% of the estimated government revenue at Rp2,119,200,000.
Realisasi Belanja Negara ada Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp66,678,993,983.00 (Enam puluh enam miliar enam ratus tujuh puluh delapan juta sembilan ratus sembilan puluh tiga ribu sembilan ratus delapan puluh tiga rupiah), atau mencapai 82,55 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp80,777,241,000.00. Ringkasan LRA Tahunan pada Tahun Anggaran 2015 dan 2014 dapat disajikan sebagai berikut:
Government Expenditure Realization for Fiscal Year 2015 is Rp66,678,993,983 (sixty six billion six hundred and seventy eight nine hundred and ninety three thousand and nine hundred and eighty three rupiah) or 82.55 percent of budget allocation at Rp80,777,241,000. Annual Budget Realization Reports for Fiscal Year 2015 and 2014 are presented as follows:
3.1.1. Budget Realization Report Budget Realization Report illustrates the ratio of budget and the realization covering revenue element – LRA and Expenditure during period 1 January to 31 December 2015.
Tabel 26. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Tahunan TA 2015 dan 2014 (Dalam Rupiah) Table 26. Statement of Budget Realization in 2015 and 2014 (in Rupiah) Uraian Description Pendapatan Negara Goverment Revenue Belanja Negara Goverment Expenditure
2015 (UNAUDITED)
2014 (AUDITED)
Anggaran
Realisasi
Realisasi thd Anggaran
Realisasi
Budget
Realization
Realization Toward Budget
Realization
2,119,200,000.00
1,756,147,664.00
82.87%
2,177,247,264.00
80,777,241,000.00
66,678,993,983.00
82.55%
54,961,489,712.00
3.1.2. Neraca Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2015. Nilai Aset
3.1.2. Balance Sheet Balance sheet depicts the financial posision of entity with regard to its assets, liabilities and equity per 31 December 2015. Asset value Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
154
per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp106,260,416,385.00 (Seratus enam miliar dua ratus enam puluh juta empat ratus enam belas ribu tiga ratus delapan puluh lima rupiah) yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp2,647,845,373.00 (Dua miliar enam ratus empat puluh tujuh juta delapan ratus empat puluh lima ribu tiga ratus tujuh puluh tiga rupiah), Aset Tetap (neto) sebesar Rp24,321,483,452.00 (Dua puluh empat miliar tiga ratus dua puluh satu juta empat ratus delapan puluh tiga ribu empat ratus lima puluh dua rupiah) dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp79,291,087,560.00 (Tujuh puluh sembilan miliar dua ratus sembilan puluh satu juta delapan puluh tujuh ribu lima ratus enam puluh rupiah). Nilai Kewajiban dan Ekuitas adalah sebesar Rp482,444,331.00 (Empat ratus delapan puluh dua juta empat ratus empat puluh empat ribu tiga ratus tiga puluh satu rupiah) dan Rp105,777,972,054.00 (Seratus lima miliar tujuh ratus tujuh puluh tujuh juta sembilan ratus tujuh puluh dua ribu lima puluh empat rupiah).
per 31 December is recorded and presented at Rp106,260,416,385 (one hundred and six billion two hundred and sixty million four hundred and sixteen thousand three hundred and eighty five rupiah) consisting of Current Assets Rp2,647,845,373 (two billion six hundred and forty seven million eight hundred and forty five thousand three hundred and seventy three rupiah), Fixed Assets (net) Rp24,321,483,452 (twenty four billion three hundred and twenty one million four hundred and eighty three thousand four hundred and fifty two rupiah) and Other Assets (net) Rp79,291,087,560 (seventy nine billion two hundred and ninety one million eighty seven thousand five hundred and sixty rupiah). The value of Liabilities and Equity is to record Rp482,444,331 (four hundred and eighty two million four hundred and forty four thousand three hundred and thirty one rupiah) and Rp105,777,972,054 (one hundred and five billion seven hundred and seventy seven million nine hundred and seventy two thousand fifty four rupiah) respectively.
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2015 dan 2014 disajikan sebagai berikut:
Balance Sheet per 31 December 2015 and 2014 can be summarized as follows:
31 Desember 2015 sebesar Rp2,858,073,259.00 (Dua miliar delapan ratus lima puluh delapan juta tujuh puluh tiga ribu dua ratus lima puluh sembilan rupiah), sedangkan jumlah beban sebesar Rp67,450,364,282.00 (Enam puluh tujuh miliar empat ratus lima puluh juta tiga ratus enam puluh empat ribu dua ratus delapan puluh dua rupiah) sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(64,592,291,023.00). Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masingmasing sebesar defisit Rp(54.471.939.995.00) dan surplus Rp148,092,905.00 (Seratus empat puluh delapan juta sembilan puluh dua ribu sembilan ratus lima rupiah) sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(118,916,138,113.00).
Rp2,858,073,259 (two billion eighty hundred and fifty eight million seventy three thousand two hundred and fifty nine rupiah), from which Decifit of Operational Activities at Rp(64,592,291,023) is booked. Non-Operational activities and extraordinary items record deficit respectively Rp(54.471.939.995.00) and surplus Rp148,092,905 (one hundred and fourty eight million ninety two thousand nine hundred and five rupiah) causing Deficit – LO Rp(118,916,138,113).
Laporan Operasional yang berakhir sampai dengan per 31 Desember 2015 disajikan sebagai berikut:
Operational Statement ended at 31 December 2015 is presented as follows:
Tabel 28. Laporan Operasional Per 31 Desember 2015 dan 2014 (dalam Rupiah) Table 28. Statement of Operational in 2015 and 2014 (in Rupiah) Uraian Description
Tabel 27. Ringkasan Neraca Per 31 Desember 2015 dan 2014 (Dalam Rupiah) Table 27. Balance Sheet per 31 December in 2015 and 2014 (in Rupiah) Nama Perkiraan Description
NERACA 2015 (UNAUDITED)
KENAIKAN / (PENURUNAN)
2014 (AUDITED)
Jumlah / Amount
%
ASET / ASSETS Aset Lancar / Current Assets 2.647.845.373 660.606.993 1.987.238.380 300,82 Aset Tetap / Fixed Assets 24.321.483.452 25.613.611.674 (1.292.128.222 ) (5,04 ) Aset Lainnya / Other Assets 79.291.087.560 133.546.290.924 (54.255.203.364 ) (40,62 ) Jumlah Aset / Total Assets 106.260.416.385 159.820.509.591 (53.560.093.206 ) (33,51 ) KEWAJIBAN / LIABILITIES Kewajiban Jangka Pendek Short-term liabilities 482.444.331 7.100.000 475.344.331 6.694,99 EKUITAS / EQUITY Ekuitas / Equity 105.777.972.054 159.813.409.591 (54.035.437.537 ) (33,81 )
3.1.3. Laporan Operasional Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur Pendapatan-LO, beban surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan
155
BAPPEBTI CoFTRA
3.1.3. Operational Statement Operational Statement presents various items of Revenue – LO, surplus/deficit of operation, surplus/deficit of Non Operational activities, surplus/deficit before extraordinary items, extraordinary items and surplus/deficit – LO necessary for fair presentation. RevenueLO for period until 31 December 2015 is
KEGIATAN OPERASIONAL Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya Jumlah Pendapatan Operasional BEBAN OPERASIONAL Beban Pegawai Beban Persediaan Beban Barang dan Jasa Beban Pemeliharaan Beban Perjalanan Dinas Beban Barang utk diserahkan Masyarakat Beban Penyusutan dan Amortisasi Jumlah Beban Operasional
JUMLAH 2015 (UNAUDITED)
KENAIKAN / (PENURUNAN) 2014 (AUDITED)
Jumlah / Amount
%
2,858,073,259 2,858,073,259
- -
2,858,073,259 2,858,073,259
100.00 100.00
14,978,583,222 3,014,615,164 25,425,020,856 562,610,945 16,224,685,974
- - - - -
14,978,583,222 3,014,615,164 25,425,020,856 562,610,945 16,224,685,974
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
353,961,750
-
353,961,750
100.00
6,890,886,371
-
6,890,886,371
100.00
67,450,364,282 )
-
67,450,364,282 )
100.00
SURPLUS/(DEFISIT)
(64,592,291,023 )
-
(64,592,291,023 )
100.00
KEGIATAN NON OPERASIONAL Beban Pelepasan Aset Non Lancar Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
(54,471,939,995 )
-
(54,471,939,995 )
100.00
148,092,905
-
148,092,905
100.00
SURPLUS/(DEFISIT)
(54,323,847,090 )
-
(54,323,847,090 )
100.00
(118,916,138,113 )
-
(118,916,138,113 )
100.00
SURPLUS/(DEFISIT)-LO
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
156
3.1.4. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp159,813,409,591.00 (Seratus lima puluh sembilan miliar delapan ratus tiga belas juta empat ratus sembilan ribu lima ratus sembilan puluh satu rupiah) ditambah DefisitLO sebesar Rp(118,916,138,113.00) kemudian dikurangi dengan koreksi-koreksi senilai Rp(42,145,743.00) dan ditambah transaksi antar entitas sebesar Rp64,922,846,319.00 (Enam puluh empat miliar sembilan ratus dua puluh dua juta delapan ratus empat puluh enam ribu tiga ratus sembilan belas rupiah) sehingga ekuitas akhir per 31 Desember 2015 sebesar Rp105,777,972,054.00 (Seratus lima miliar tujuh ratus tujuh puluh tujuh juta sembilan ratus tujuh puluh dua ribu lima puluh empat rupiah).
3.1.4. Change to Equity Statement Change to Equity Statement presents the increase or decrease of equity in reporting year compared to previous year. Equity on 01 January 2015 is Rp159,813,409,591 (one hundred and fifty nine billion eight hundred and thirteen million four hundred and nine thousand five hundred and ninety one rupiah) plus Deficit – LO Rp(118,916,138,113) and then minus corrections at Rp(42,145,743) and inter-entity transactions Rp64,922,846,319 (sixty four million nine hundred and twenty two million eight hundred and forty six thousand three hundred and nineteen rupiah). Equity per 31 December 2015 is worth Rp105,777,972,054 (one hundred and five billion seven hundred and seventy seven million nine hundred and seventy two thousand fifty four rupiah).
Laporan Perubahan Ekuitas yang berakhir sampai dengan per 31 Desember 2015 disajikan sebagai berikut.
Change to Equity Statement ended per 31 December 2015 is presented below.
Tabel 29. Laporan Perubahan Ekuitas Per 31 Desember 2015 dan 2014 (dalam Rupiah) Table 29. Statement of Equity alteration 31 December 2015 and 2014 (in Rupiah) Uraian Description EKUITAS AWAL
JUMLAH 2015 (UNAUDITED)
KENAIKAN / (PENURUNAN) 2014 (AUDITED)
Jumlah / Amount
%
159.813.409.591
-
159.813.409.591
100,00
(118.916.138.113 )
-
(118.916.138.113 )
100,00
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN Penyesuaian Nilai Aset (42.145.743 ) -
(42.145.743 )
100,00
SURPLUS/(DEFISIT) -LO
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
64.922.846.319
-
64.922.846.319
100,00
KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS
(54.035.437.537 )
-
(54.035.437.537 )
100,00
EKUITAS AKHIR
105.777.972.054
-
105.777.972.054
100,00
3.1.5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi penjelasan atas daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta
157
BAPPEBTI CoFTRA
3.1.5. Notes to Financial Statements Notes to Financial Statements (CaLK) cover explanation to detailed list or analysis to value of an item presented in Budget Realization Statement, Balance Sheet, Operational Statement and Change to Equity Statement. Included in CaKL is the presentation of information as required and recommendation by Governance Accounting Standards an other
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
disclosures necessary for fair presentation of financial statements.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.
Budget Realization Statement for period ended 31 December 2015 has prepared and presented on cash basis. As to Balance Sheet, Operational Statement and Change To Equity Statement for 2015 they are prepared and presented on accrual basis.
3.1.6. Opini Audit Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia terhadap Laporan Keuangan Bappebti Kementerian Perdagangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tangung Jawab keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPKRI) telah melakukan audit terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun 2014, termasuk di dalamnya Laporan Keuangan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
3.1.6. Audit opinion of the Supreme Court of the Republic of Indonesia (BPK) to the Financial Statements of CoFTRA, the Ministry of Trade under Law Number 15 of 2004 concerning State Finance Management and Responsibility Audit, BPK-RI has conducted audit to the Financial Statements of the Ministry of Trade including the financial statements of Commodity Future Trading Regulatory Agency (CoFTRA).
Atas Laporan Keuangan yang telah diaudit BPK tersebut, Bappebti memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang dimana WTP merupakan Opini tertinggi setelah Jenis Opini yang lain yaitu Wajar dengan Pengecualian (WDP), Tidak Memberi Pendapat, dan Tidak Wajar.
For the Financial Statements that have been audited by BPK, CoFTRA received Unqualified Opinion (WTP) reflecting higher audit opinion than other opinions of Qualified Opinion (WDP), Disclaimer and Adverse Opinion.
Berikut Tabel Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 5 (lima) tahun terakhir (20102014).
Below is Table of BPK’s Opinions for the last 5 (five) years (2010-2014).
Tabel 30. Opini Pemeriksa Keuangan R.I terhadap Bappebti (2010-2014) Table 30. Opinions by BPK R.I for Bappebti (2010-2014)
Tahun Anggaran Budgeting (Years)
2014 2013 2012 2011 2010
Opini BPK RI BPK RI Opinion Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) / Unqualified Opinion Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) / Unqualified Opinion Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) / Unqualified Opinion Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) / Unqualified Opinion Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan Paragraf Penjelasan / Unqualified Opinion With Notes
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
158
4. Wilayah Tertib Administrasi (WTA)
Administrative Order Region (AOR)
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process) dan sumber daya manusia aparatur. Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbarui. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.
159
BAPPEBTI CoFTRA
Bureaucracy reform is basically an attempt to restructure and change fundamentally the governance system in terms of organization, business process and human resources. Any problem/barrier causing dysfunctional governance system or predicted to prevent functional governance system must be restructured or updated. Bureaucracy reform is carried out so as to realize good governance. In other words, it is a strategic measure to build government officials to be more maximum and effective in performing the given governance tasks and in bolstering national development.
Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
In line with rapid science, technology information and communication development and dynamics in strategic environment, government bureaucracy is demanded to reform and follow the public demands. It is therefore deemed necessary to take fundamental, comprehensive and systematic measures to realize the specified objectives of goals in effective and efficient way.
Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner. Untuk itu, dalam rangka memperbaiki kinerja penyelenggaraan pemerintahan, setiap tahun Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan penilaian Wilayah Tertib Administrasi (WTA) di seluruh Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan pada tingkat Eselon II. Tak terkecuali Eselon II di Lingkungan Bappebti meliputi: Sekretariat, Biro Hukum, Biro Perniagaan, Biro Analisis Pasar dan Biro Pasar Fisik dan Jasa. Aspek Penilaian WTA tersebut di dasarkan atas Permendag RI Nomor 491/M-DAG/KEP/4/2012 tentang Petunjuk Teknis Penetapan dan Penilaian Wilayah Tertib Administrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan. Aspek penilaian dalam WTA tersebut meliputi 5 unsur, yaitu: (1) pelaksanaan kinerja; (2) pengelolaan keuangan dan barang milik negara; (3) pengelolaan Sumber Daya Manusia; (4) hasil pengawasan oleh unit pengawasan, baik internal Kemendag maupun eksternal yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Pengawasan Masyarakat (Wasmas); dan (5) pelaksanaan percepatan pemberantasan korupsi sehingga terwujud tata-kelola pemerintahan yang baik (good governance) serta pemerintahan yang bersih dari KKN.
Refor in this context is an updating process in phased and sustainable manner. It precludes any radical and revolutionary effort and/or action. To improve governance performance, on yearly basis, the Ministry of Trade conducts the so-called Administrative Order Region (AOR) evaluation to all Echelon I units within the Ministry as well as Echelon II units of CoFTRA inclusive of: Secretariat, Bureau of Legal, Bureau of Commerce, Bureau of Market Analysis and Physical and Service Market Bureau. This evaluation is based on Regulation of the Minister of Trades Number 491/M-DAG/KEP/4/2012 concerning Technical Guidelines for Administrative Order Region (AOR) Setting and Evaluation of the Ministry of Trade. The evaluation covers 5 elements: (1) performance; (2) financial and state-owned assets management; (3) human resources management; (4) supervision results by supervisory unit either internal by the Ministry of Trade or external by Supreme Auditor (BPK), Finance and Development Supervision Agency (BPKP) and Public Supervision (Wasmas); and (5) corruption eradication acceleration to achieve good governance free from Corruption Collusion and Nepotism (KKN) practices.
Dari hasil penilaian WTA yang dilakukan terhadap seluruh unit Eselon II Kementerian Perdagangan, Bappebti melalui Biro Analisis Pasar memperoleh peringkat dua pada kategori jumlah anggaran < 10 miliar, nilai 79.10. Selain itu, pada kategori Pelayanan Publik dan PBNP, Bappebti melalui Biro Pasar Fisik dan Jasa memperoleh peringkat tiga dengan nilai 76.68.
From AOR Evaluation to all Echelon II units of the Ministry of Trade, CoFTRA in this case Bureau of Market Analysis has been assessed at the second rank for budget category <10 billion with score 79.10. As for Public Service and NPBNP category CoFTRA’s Physical and Service Market Bureau is at the third rank with score 76.68.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
160
Kaleidoskop 2015
161
BAPPEBTI CoFTRA
2015 CALEIDOSCOPE
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
162
Januari
Februari
January Tanggal Date
5
Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel bersama Bupati Subang, Wakil Bupati Subang, Sekretaris Jenderal, Kepala BAPPEBTI, Direktur Perum BULOG, Ketua DPRD Kabupaten Subang, dan Staf Khusus Mendag, melakukan peresmian pencanangan Percepatan Implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) yang berlangsung di Gudang SRG, Desa Binong, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (05/01).
Tanggal Date
9
Kepala Bappebti, Sutriono Edi yang didampingi Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa, Retno Rukmawati menerima kedatangan Bupati Kabupaten Blora, Djoko Nugroho di Gedung Bappebti, Jakarta, (9/1). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi along with Head for Physical and Service Market Bureau, Retno Rukmawati received the visit of Regent of Kabupaten Blora, Djoko Nugroho in CoFTRA Building, Jakarta, (9/1).
The Trade Minister, Rachmat Gobel and Regent and Vice Regent of Subang, Secretary General, Chairman of CoFTRA, Director of Perum BULOG, Chairman of DPRD (Local Parliament of Subang) and Special Staff of the Ministry of Trade instituted Warehouse Receipt System Implementation Acceleration program in WRS Warehouse, Desa Binong, Kecamatan Binong, Kabupaten Subang, West Java. Monday (05/01).
Tanggal Date
19
Kepala Bappebti dan Staf Ahli Mendag bidang Pemberdayaan Usaha Dagang Mikro, Kecil, Menengah dan Promosi Ekspor Menjadi Narasumber Pengenalan SRG dalam Proses Pengembangan Komoditas Rotan Katingan, Palangkaraya, 19 Januari 2015. Chairman of CoFTRA and Expert Staff of the Ministry of Trade for Micro, Small and Medium Enterprises Empowerment and Export Promotion were invited as Resource Persons of WRS Introduction to Rattan Commodity Development Process in Katingan, Palangkaraya, 19 January 2015.
163
BAPPEBTI CoFTRA
Tanggal Date
22
Kepala Bappebti, Sutriono Edi didampingi oleh Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa melakukan koordinasi dan sinergi implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) dengan Bupati, SKPD dan stakeholders di Blora, Jawa Tengah, Kamis (22/01). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi with Head for Physical can Service Market Bureau coordinated and synergized the implementation of Warehouse Receipt System (WRS) with the Regents, SKPD and other stakeholders in Blora, Central Java, Thursday (22/01).
Tanggal Date
16
Kepala Bappebti, Sutriono Edi didampingi Pejabat Eselon II Bappebti memberikan pengarahan kepada seluruh pegawai Bappebti mengenai Penyusunan Program Kerja dan Arah Kebijakan Bappebti Tahun 2015. 16 Januari 2015. Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi with Echelon II officials of CoFTRA gave directives to CoFTRA’s officials on the Preparation of CoFTRA’s Work Program and Policy Directions for 2015, 16 January 2015.
Tanggal Date
29
Kepala Bappebti, Sutriono Edi didampingi Kepala Biro Perniagaan, Pantas Lumban Batu, Kepala Biro Analisis Pasar, Mardjoko dan Kepala Biro Hukum, Sri Hariyati menerima kunjungan Traders Holdings Co.Ltd dari Jepang yang dipimpin oleh Managing Director Traders Holdings Co.Ltd, Akira Nakagawa di Ruang Rapat Kepala Bappebti. 29 Januari 2015. Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi and Head for Bureau of Commerce, Pantas Lumban Batu, Head for Bureau of Market Analysis, Mardjoko and Head for Legal Burau, Sri Hariyati received the visits of Traders Holdings Co.Ltd of Japan led by Managing Director Traders Holdings Co.Ltd, Akira Nakagawa at Meeting Room of Chairman of CoFTRA. 29 January 2015.
February Tanggal Date
2
Sekretaris Bappebti, Sri Nastiti Budianti didampingi oleh Pejabat Eselon III Bappebti menghadiri sekaligus memberikan pengarahan pada acara ujicoba mesin pengering Gabah di Gudang Sistem Resi Gudang yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi Pemalang. 2 Februari 2015. CoFTRA’s Secretary, Sri Nastiti Budianti with Echelon III officials of CoFTRA presented directives in the trial operation of paddy grain drying machine in WRS Warehouse at Jalan Slamet Riyadi Pemalang. 2 February 2015.
Tanggal Date
11
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), Sutriono Edi menjadi pembicara pada Sosialisasi dan Pertemuan Tahunan BAPPEBTI dengan Pelaku Usaha Industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) yang berlangsung di Kantor BAPPEBTI Jakarta, Rabu (11/02). Head for Commodity Futures Trading Regulatory Agency (COFTRA), Sutriono Edi acted as keynote speaker during Socialization and Annual Meeting of CoFTRA and Commodity Futures Trading Industry Stakeholders in CoFTRA’s office Jakarta, Wednesday (11/02).
Tanggal Date
4
Kepala Bappebti, Sutriono Edi Kementerian Perdagangan mempertegas pentingnya sistem logistik nasional melalui pelaksanaan Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang (PL). Untuk itu, Bappebti mengumpulkan pemangku kepentingan (stakeholders) pelaksanaan SRG dan PL di Kantor Bappebti Jakarta dalam Pertemuan Tahunan Pemangku Kepentingan SRG dan PL. 4 Februari 2015. Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi confirmed the importance of national logistic system with Warehouse Receipt System (WRS) and Auction Market (PL). CoFTRA collected stakeholders of WRS and PL in CoFTRA’s office Jakarta during Annual WRS and PL Stakeholder Meeting, 4 February 2015.
Tanggal Date
12
Kepala Bappebti, Sutriono Edi yang didampingi oleh Sekretaris Bappebti, Kepala Biro Perniagaan, Kepala Biro Analisis Pasar, dan Kabag Pelayanan Hukum menghadiri dan memberikan sambutan dalam acara Pendirian Asosiasi Perdagangan Berjangka (Aspebtindo) dan Pemilihan Dewan Pengawas dan Pengurus di Jakarta, (12/2). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi with Secretary of CoFTRA, Head for Bureau of Commerce, Head for Bureau of Market Analysis and Head for Legal Service Section attended and delivered speeches during the formation of Futures Trading Association (Aspenbtindo) and the Election of Board of Commissioners and Board of Directors in Jakarta (12/2).
Tanggal Date
10
Kepala Bappebti, Sutriono Edi didampingi Sekretaris Bappebti dan Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa melakukan pertemuan dengan Komisi III DPRD Kab Barito Kuala, Kadis Perindag Kab Barito Kuala dan Pimpinan Bank Kalimantan Selatan Cabang Marabahan di ruang rapat gedung Bappebti Kemendag. 10 Februari 2015. Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi with Secretary of CoFTRA dan Head for Physical and Service Bureadu held meeting with Commission III DPRB Kab Barito Kuala, Head for Industry and Trade Agency of Kab Barito Kuala and Board of Director Bank Kalimantan Selatan branchMarabahan at meeting room of CoFTRA, the Ministry of Trade, 10 February 2015.
Tanggal Date
17
Kepala Bappebti, Sutriono Edi didampingi Sekretaris Bappebti memberikan pengarahan dalam acara Peningkatan Profesionalisme Pegawai Bappebti yang diselenggarakan di gedung Bappebti, (17/02). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi with Secretary of CoFTRA gave directives during CoFTRA’s Official Professionalism Imporvement in CoFTRA building, (17/02).
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
164
Maret
April
March Tanggal Date
2
11
Peluncuran kontrak emas UBSG ditandai dengan penekanan tombol simbolisasi perdagangan perdana kontrak UBSG oleh Sekretaris Bappebti Sri Nastiti, Kepala Biro Analisis Pasar Bappebti Mardjoko, Dirut PT BKDI Megain Widjaja, Dirut PT ISI Nursalam dan Direktur Pemasaran CV UBS Catur Limas. (02/03).
Kepala BAPPEBTI didampingi Pejabat Eselon II dan staff mengadakan pertemuan dengan Australian Indonesian Partnership For Economic Governance (AIPEG) yang diwakilkan oleh Bryan Holford, Paul Bartlett, Prastati Sasongko, dan Ernawati di Ruang Rapat Sekretaris Badan BAPPEBTI, Jakarta pada tanggal 11 Maret 2015.
The launching of gold contract UBSG marked with button pressing to symbolize the first trade of UBSG contract by Secretary of CoFTRA, Sri Nastiti, Head for Bureau of Market Analysis, Mardjoko, President Director PT BKDI, Megain Widjaja, President Director PT ISI, Nursalam and Marketing Director CV UBS Catur Limas. (02/03).
Chairman of CoFTRA along with Echelon II officials and staff held meeting with Australian Indonesian Partnership For Economic Governance (AIPEG) represented by Bryan Holford, Paul Bartlett, Prastati Sasongko, and Ernawati in Meeting Room of Secretary of CoFTRA, Jakarta, 11 March 2015.
Tanggal Date
23 - 24
Kepala Bappebti, Sutriono Edi didampingi Kepala Biro Perniagaan Bappebti, Pantas Lumban Batu menghadiri pertemuan tahunan Asic Annual Forum 2015 yang diselenggarakan oleh Australian Securities & Invesment Commision (ASIC) pada tanggal 23-24 Maret 2015 di Sydney, Australia. Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi with Head for didampingi Head for Bureau of Commerce CoFTRA, Pantas Lumban Batu attended Asia Annual Forum 2015 organized by Australian Securities & Invesment Commision (ASIC) on 23 – 24 March 2015 in Sydney, Australia.
165
Tanggal Date
BAPPEBTI CoFTRA
Tanggal Date
25
Kepala Biro Hukum Bappebti Kemendag, Sri Hariyati menjadi pembicara dalam acara “Sosialisasi Pengenalan Jenis-Jenis penyimpangan Tindak Pidana di Bidang Perhimpunan Dana Masyarakat dan pengelolaan Investasi” yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Cirebon. (25/03). Head for Bureau of Legal of CoFTRA – the Ministry of Trade, Sri Hariyati acted as keynote speaker in “Socialization of Crimes in Public Fund Mobilization and Investment Management” organized by Financial Service Authority (OJK) in Cirebon (25/03).
Tanggal Date
14
Dalam rangka mempercepat implementasi SRG di Kabupaten Sumedang, Kepala Bappebti Sutriono Edi didampingi oleh Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa Bappebti Retno Rukmawati melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang untuk melakukan koordinasi penyiapan implementasi SRG dengan para pemangku kepentingan SRG di Sumedang (14/03). To accelerate WRS implementation in Kabupaten Sumedang, Chairman of CoFTRA Sutriono Edi with Head for Physical and Service Market Bureau, Retno Rukmawati visited Kabupaten Sumedang for coordination of WRS implementation preparation with other stakeholders in Sumedang (14/03).
Tanggal Date
31
Kepala Biro Hukum Bappebti, Sri Hariyati membuka Rapat Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Bappebti tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Perdagangan Timah Murni Batangan Untuk Tujuan Ekspor Melalui Bursa Timah, Pengaturan Perka Bappebti dimaksud dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 44/M-DAG/PER/7/2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah. (31/03). Head for Bureau of Legal of CoFTRA, Sri Hariyati opened Draft Regulation of Chairman of CoFTRA concerning Technical Guidelines for Pure Tin Bar Trades for Export though Tin Exchange. This regulation was to execute provision of Article 12 the Regulation of the Minister of Trade of the Republic of Indonesia Number 44/M-DAG/PER/7/2014 concerning Tin Export Regulations. (31/03).
April Tanggal Date
7 - 10
Kepala Bappebti, Sutriono Edi memberikan pengarahan sekaligus membuka Pertemuan Teknis Sistem Resi Gudang (SRG) yang dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 10 April 2015 di Gedung Bappebti, Jakarta dengan mengundang Kepala Dinas yang membidangi Perdagangan dari 16 kabupaten/kota penerima bantuan Dana Alokasi Khusus Pembangunan Gudang SRG TA 2013 dan 2014. Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi delivered directives and opened Technical Meeting of Warehouse Receipt System (WRS) on 7 to 10 April 2015 at CoFTRA Building, Jakarta inviting Head for Agencies responsible for trading affairs of 16 districts/cities as the beneficiaries of Special Allocation Fund for WRS Warehouse Development FY 2013 and 2014.
Tanggal Date
16
Kepala Bappebti Sutriono Edi melakukan pertemuan koordinasi lintas lembaga yang melibatkan Bank Indonesia, Dinas Perindag Prov. Jawa Barat, Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD) Prov. Jawa Barat, dan PT Pos Indonesia (Persero) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Prov. Jawa Barat, (16/04). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi organized inter-agency coordination meeting with Bank Indonesia, Industry and Trade Agency of West Java Province, Regional Food Resilience Agency (BKPD) West Java Province and PT Pos Indonesia (Persero) in Bank Indonesia’s representative office of West Java Province (16/04).
Tanggal Date
8
Kepala Bappebti, Sutriono Edi membuka dan menjadi pembicara dalam Pertemuan Teknis Pengembangan Bursa Berjangka yang diselenggarakan di Ruang Rapat Kementerian Perdagangan. Hadir pula Praktisi Bursa Berjangka, Hasan Zein Mahmud sebagai Pembicara; Staf Khusus Bidang Penguatan Perdagangan Nasional, Ardiansyah Parman sebagai Pembahas; serta Guru Besar Universitas Lampung, Prof. Dr. Bustanul Arifin sebagai Moderator. (8/4). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi opended and became keynote speaker during Technical Meeting for Future Exchange Development in Meeting Room of the Ministry of Trade. The attendance included Futures Exchange practicioner, Hasan Zein Mahmud as keynote speaker; Special Staff for National Trading Strengthening, Ardiansyah Parman as Discussant; and professor of Lampung University, Prof. Dr. Bustanul Arifin as Moderator. (8/4).
Tanggal Date
16
Kepala Bappebti bersama Direksi Sementara PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang dan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia, Tris Sudarto menjadi pembicara dalam Dialog Interaktif Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Bandung TV dan Radio Sindo Trijaya Bandung, (16/04). Chairman of CoFTRA together with Interim Board of Directors PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang and President Director PT Kliring Berjangka Indonesia, Tris Sudarto became keynote speakers during Interactive Dialogue of Commodity Futures Trading (CFT) in Bandung TV and Radio Sindo Trijaya Bandung, (16/04).
Tanggal Date
9 - 10
Bappebti menyelenggarakan Pelatihan Teknis Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Surabaya dengan mengangkat tema “Peningkatan Transaksi Kontrak Berjangka Multilateral” yang diselenggarakan selama 2 hari, 9-10 April 2015 di Surabaya, selain itu pelatihan teknis juga dilakukan di Medan (12/05), Solo 04-05 Juni 2015, Makassar 21 Agustus 2015 dan Bali 28-29 September 2015. CoFTRA organized Technical Training for Commodity Futures Trading Stakeholders in Surabaya with theme “Promoting Multilateral Futures Contract Transactions” on 9 – 10 April 2015 in Surabaya. This technical training was also conducted in Medan (12/05), Solo 04-05 June 2015, Makassar 21 August 2015 and Bali 28-29 September 2015.
Tanggal Date
25
Penyerahan secara resmi 1 (satu) unit Gudang Sistem Resi Gudang (SRG), beserta perlengkapannya dari Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perdagangan diwakili oleh Sekretaris Bappebti, Sri Nastiti Budianti Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang diwakili oleh Dinas Perindag Kab Lebak, Wawan Riswandi disaksikan oleh para Pejabat Eselon III baik dari Kementerian Perdagangan maupun Pemda Kab. Lebak. (25/4). The handover of 1 (one) unit of WRS Warehouse and the facilities from the Government, in this case, the Ministry of Trade represented by Secretary of CoFTRA, Sri Nastiti Budianti to Kabupaten Lebak government of Banten Province represented by Industry and Trade Agency of Kab Lebak, Wawan Riswandi witness by Echelon III officials of the Ministry of Trade and Kab Lebak government. (25/4).
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
166
Mei
Juni
May Tanggal Date
7
Peresmian Operasional Gudang SRG (Sistem resi Gudang) di Kampung Sumber Agung, Kecamatan Rawapitu, Kabupaten Tulang Bawang, Propinsi Lampung. Peresmian dilakukan oleh Wakil Gubernur Lampung, Bachtiar Basri didampingi Sekretaris Bappebti kemendag, Sri nastiti Budianti dan Bupati Tulang Bawang lampung, Ir. Hanan A. Razak, MS. (7/5). Formal opening for the operation of WRS Warehouse in Kampung Sumber Agung, Kecamatan Rawapitu, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung Province by Vice Governor of Lampung, Bachtiar Basri with Secretary of CoFTRA, Sri Nastiti Budianti and Regent of Tulang Bawang, Lampung, Ir. Hanan A. Razak, MS. (7/5).
Tanggal Date
21
Kepala, Sutriono Edi bersama dengan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Rosmaya Hadi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat, Ferry Sofwan dan Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), Poernomo menandatangani Nota Kesepahaman Kerjasama Percepatan Implementasi Sistem Resi Gudang (SRG) di Jawa Barat. (21/05). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi with Head for Bank Indonesia Representative for West Java Province, Rosmaya Hadi, Head for Industry and Trades Agency of West Java, Ferry Sofwan and President Director PT Pos Indonesia (Persero), Poernomo signed MoU for Warehouse Receipt System (WRS) Implementation Acceleration in West Java (21/05).
167
BAPPEBTI CoFTRA
Tanggal Date
13
Bappebti menyelenggarakan Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Bidang PBK di Kantor Gubernur Provinsi Sumatera Utara. Selain itu Pertek PBK ini diselenggarakan di Semarang pada tanggal 15-16 Juni 2015. Pertemuan ini diselenggarakan dalam rangka diseminasi peraturan perundang-undangan di bidang PBK, dan lima peraturan Kepala Bappebti yang baru diterbitkan. (13/5).
Tanggal Date
20
22
Kepala Bappebti Sutriono Edi memberikan pengarahan sekaligus membuka Sosialisasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dalam rangka pelaksanaan Wilayah Tertib Administrasi (WTA) yang diselenggarakan di gedung Bappebti. (22/05). Chairman of CoFTRA Sutriono Edi delivered directives and opened Socialization of Government Internal Control System for the Implemenation of Sound Administration Areas (AOR) in CoFTRA building. (22/05).
Tanggal Date
9
Tanggal Date
Kepala Bappebti, Sutriono Edi memberikan pengarahan pada acara Workshop Media Kehumasan yang diselenggarakan oleh Bappebti bekerjasama dengan Pindai Media Komunika. (20/05). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi delivered directives during Public Relation Media Workshop hosted by CoFTRA in association with Pindai Media Komunika. (20/05).
CoFTRA held Technical Meeting for the Implementation of CFT Regulations in Governor Office of North Sumatra Province. This kind of meeting was also organized in Semarang on 15-16 June 2015. It is aimed to disseminate laws and regulation on CFT (Commodity Futures Trading) and five newly issued regulations of Chairman of CoFTRA. (13/5).
Tanggal Date
June
Sekretaris Bappebti, Sri Nastiti Budianti didampingi Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa Bappebti, Retno Rukmawati dan Kepala Biro Perniagaan Bappebti, Pantas Lumban Batu membuka sekaligus memberikan pengarahan pada acara Pelatihan Teknis Calon Pengelola Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) yang dilaksanakan di Gedung Bappebti Jakarta. 9 Juni 2015. Secretary of CoFTRA, Sri Nastiti Budianti along with Head for Physical and Service Market Bureau, Retno Rukmawati and Head for Bureau of Commerce CoFTRA, Pantas Lumban Batu opened and delivered directives during Technical Training for WRS Warehouse Managers Candidates in CoFTRA building, Jakarta. 9 June 2015.
Tanggal Date
28
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah membuka Rakor bidang PBK didampingi oleh Kepala Biro Hukum Bappebti Sri Hariyati dan Kepala Bagian Pelanggaran Transaksi Biro Hukum Bappebti, Veri Anggrijono. (28/05). Head for Industry and Trade Agency of Central Java province opened Coordinating Meeting of Commodity Futures Trading (CFT) accompanied by Head for Legal Bureau of CoFTRA Sri Hariyati and Head for Transaction Offense Section of Bureau of Legal of CoFTRA, Veri Anggrijono. (28/05).
Tanggal Date
15
Kepala Bappebti Sutriono Edi didampingi oleh para pejabat Eselon II Bappebti menyerahkan persetujuan Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi (Aspebtindo) kepada Ketuanya F. Wishnubroto beserta Ketua Dewan Pengawas Ardiansyah Parman, di Gedung Bappebti Jakarta, (15/6). Chairman of CoFTRA Sutriono Edi with Echelon II officials of CoFTRA granted approval to Commodity Futures Trading Association (Aspebtindo) to the Chairman, F. Wishnubroto and Chairman of Board of Commissioners, Ardiansyah Parman, in CoFTRA building, Jakarta, (15/6).
Tanggal Date
29
16
Sekretaris Bappebti, Sri Nastiti Budianti didampingi Pejabat Eselon III dan IV Bappebti menerima kunjungan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam rangka melakukan audiensi dan membangun jejaring kebijakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di Kementerian/Lembaga Pemerintah sesuai dengan hasil Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Indonesia Darurat Narkoba yang mengangkat tema “ Gerakan Nasional Penanganan Ancaman Narkoba dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas 2045” yang dibuka oleh Presiden RI dan dihadiri oleh 827 orang Kepala Pemerintah Daerah (Gubernur, Bupati, Walikota) dan Kementerian/LPNK serta BNN Provinsi dan BNN Kab/Kota. (16/06) Secretary of CoFTRA, Sri Nastiti Budianti and Echelon III and IV officials of CoFTRA received visits of National Narcotics Body (BNN) for audience and networking building for Prevention and Eradication of Narcotics and Drug Abuse (P4GN) within the Ministries/Agencies according to the results of National Coordination Meeting of Narcotic Emergency Mitigation with theme “National Movement in Dealing With Narcotic Threats to Achieve Golden Indonesia 2045” opened by the President of the Republic of Indonesia with attendance of 872 heads of regions (Governors, Regents/ Mayors) and Ministries/LPNK and BNN provinces and BNN districts/cities (16/06).
Jakarta, 29 Juni 2015 – Dalam rangka pelaksanaan manajemen perubahan di lingkungan Bappebti Kementerian Perdagangan, maka Bappebti bekerjasama dengan Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) mengadakan Workshop Managing Change for Bureaucratic Reform Sesi Pertama. Sesi kedua dilaksanakan di Jakarta, pada tanggal 6 Juli 2015. Jakarta, 29 June 2015 – for the implementation of manajement reform within CoFTRA of the Ministry of Trade, CoFTRA in association with Australia Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) held Workshop on Managing Change for Bureaucratic Reform Session One. The Session Two was in Jakarta on 6 July 2015.
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
168
Juli
Agustus
July Tanggal Date
2
2
Agust Tanggal Date
10
Tanggal Date
3
Kepala Bappebti, Sutriono Edi bersama Jajaran Eselon II serta seluruh Pegawai Bappebti mengadakan acara Silaturahmi dan Halal Bihalal Idul Fitri 1436 H yang berlangsung di Gedung Bappebti Kementerian Perdagangan. (3/8). Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan membuka Rakor bidang PBK didampingi oleh Kepala Biro Hukum Bappebti Sri Hariyati dan Kepala Bagian Pelanggaran Transaksi Biro Hukum Bappebti, Veri Anggrijono. (2/07). Head for Industry, Trade and Cooperative Agency of Kota Balikpapan opened Coordination Meeting of Commodity Futures Trading accompanied by Head for Legal Bureau of CoFTRA Sri Hariyati and Head for Transaction Offense, Bureau of Legal of CoFTRA, Veri Anggrijono. (2/07).
Tanggal Date
8-9
Kepala Bappebti, Sutriono Edi menghadiri dan memberikan pengarahan pada acara Silaturahmi dan peresmian perubahan nama Identrust Security International (ISI) menjadi Indonesia Clearing House (ICH) di Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh Direksi dari Bursa Berjangka, Direksi Lembaga Kliring Berjangka, Direktur Perusahaan Pialang Berjangka dan Pedagang Berjangka serta Pelaku Usaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. (02/07). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi attended and delivered directives during the Meeting and Announcement of Identrust Security International (ISI) Rename into Indonesia Clearing House (ICH) inJakarta. This event was attended by Board of Directors of Futures Exchange, Board of Directors of Futures Clearing House, Director of Futures Broker Firms and Future Traders and other Stakeholders in Commodity Futures Trading. (02/07).
30
Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi together with Echelon II officials and other CoFTRA’s officials organized Silaturahmi and Halal Bihalal Idul Fitri 1436 H in CoFTRA Building, the Ministry of Trade. (3/8). Kepala Bappebti Kementerian Perdagangan RI, Sutriono Edi memimpin prosesi serah terima jabatan Pejabat Eselon II di Lingkungan Bappebti Kemendag, di ruang rapat gedung Bappebti Kemendag. (10/08). Chairman of CoFTRA of the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia, Sutriono Edi led procession for position handover of Echelon II officials of CoFTRA in Meeting Room of Bappebdti Building, the Ministry of Trade. (10/08).
Tanggal Date
3-6
Kepala Bappebti, Sutriono Edi memberikan Sambutan dalam Acara Seminar on Cocoa Futures Markets and Econometric Modelling yang diadakan pada tanggal 3-6 Agustus 2015 di Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyelenggarakan kegiatan Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Ruang Utama Lt 2, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Rabu-Kamis (08–09/07). Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA) organized Technical Meeting on the Implementation of Commodity Futures Trading Sector (CFT) Regulations in Main Room Lt. 2, Industry and Trade Agency of East Java Province, Surabaya, Wednesday – Thursday (08–09/07).
169
BAPPEBTI CoFTRA
Bappebti Kementerian Perdagangan menyerahkan naskah hibah gudang Sistem Resi Gudang (SRG) di Kab Barito Kuala yang dibangun oleh Kementerian Perdagangan melalui Dana APBN-P tahun 2010. Penyerahan dilakukan oleh Kepala Bagian Program dan Pelaporan Bappebti, Subagiyo mewakili Kemendag dan Kab Barito Kuala diwakili oleh Kepala Dinas Koperindag Kab Barito Kuala, Moch Hasbi. Kamis (30/07). CoFTRA, the Ministry of Trade submitted Grant Document for WRS Warehouse in Kabu Barito Kuala built by the Ministry of Trade under APBN-P 2010 budget. The handover was made by Head for CoFTRA’s Programming and Reporting Division, Subagiyo representing the Ministry of Trade and Kab. Barito Kuala represented by Head for Industry and Trade Agency of Kab. Barito Kuala Moch Hasbi. Thursday (30/07).
Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi delivered speech for Acara Seminar on Cocoa Futures Markets and Econometric Modelling on 3-6 August 2015 at Discovery Kartika Plaza Hotel, Bali.
Tanggal Date
13
Sekretaris Bappebti, Marthin mewakili Kepala Bappebti memberikan pengarahan sekaligus membuka Ujian Peningkatan Kompetensi Wakil Pialang Berjangka angkatan ke II yang dilaksanakan di Semarang pada tanggal 13 Agustus 2015, Ujian Kompetensi selama tahun 2015 dilakukan sebanyak 2 kali, angkatan pertama dilaksanakan di Bandung 30 April 2015. Secretary of CoFTRA, Marthin representing Chairman of CoFTRA gave directives and opened Competency Improvement Test for Futures Broker Representatives Batch II in Semarang, 13 August 2015. In 2015, this test has been made twice with the first batch in Bandung, 30 April 2015.
Tanggal Date
14
Kepala Bappebti, Sutriono Edi bersama Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Wahyu Miatiningsih dan Kepala Divisi Pusat Pergudangan Agribisnis PT Pertani, Iskandar, melakukan Dialog Interaktif di Stasiun Televisi TVRI dan Radio Sindo Trijaya Semarang, (14/08). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi together with Head for Domestic Trade Sector of Industry and Trade Agency of Central Java province, Wahyu Miatiningsih and Head for Agrobusiness Warehouse Center Division PT Pertani, Iskandar, conducted Interactive Diaolgue aired in TVRI and Radio Sindo Trijaya Semarang, (14/08).
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
170
September
Oktober
September Tanggal Date
10
Bappebti bekerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kabupaten Cilacap mengadakan Sosialisasi SRG di Gedung Persatuan Wanita Patra (PWP) Cilacap, Jawa Tengah. 10 September 2015. CoFTRA in association with Industry and Trade, Cooperative and Micro Small Medium Enterprise Industry and Trade Agency of Kab. Cilacap carried out WRS Socialization in Wanita Patra (PWP) Hall of Cilacap, Central Java, 10 September 2015.
Tanggal Date
28
Kepala Bappebti, Sutriono Edi membuka secara resmi Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Pengujian Timbangan Jembatan, Pengawasan Alat Ukur Volume dan Diklat Calon Tenaga Penguji Mutu Barang dalam Sistem Resi Gudang (SRG) bertempat di Gedung Serba Guna Pusat Pengembangan SDM Kemetrologian Kementerian Perdagangan, Bandung, Jawa Barat, (28/09). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi officially opened Education and Training of Weight Bridge Testing, Volume Measurement Tool Supervision and Education and Training for Goods Examiner Candidates in Warehouse Receipt System (WRS) located in Multipurpose Building of Metrology Human Resources Development Center, the Ministry of Trade, Bandung, West Java (28/09).
171
BAPPEBTI CoFTRA
Tanggal Date
14
Kepala Bappebti, Sutriono Edi memberikan sambutan sekaligus membuka acara Indonesia Tin Conference and Exhibition (ITCE) 2015 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) dan PT Indonesia Clearing House (ICH) di Jakarta, (14/09). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi delivered speech and opened Indonesia Tin Conference and Exhibition (ITCE) 2015 organized by The Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) and PT Indonesia Clearing House (ICH) in Jakarta, (14/09).
Tanggal Date
28 - 29
Bappebti bekerjasama dengan Dinas Perindagkop Jawa Timur mengadakan Rapat Koordinasi dengan aparat penegak hukum di bidang perdagangan berjangka komoditi di surabaya. Kepala Biro Hukum memaparkan kebijakan mengenai peraturan dan ketentuan di bidang PBK sesuai UU No. 10 Tahun 2011. (28 – 29/09) CoFTRA in association with Industry, Trade and Cooperative Agency of East Java organized Coordinating Meeting with Law Enforcers in commodity futures trading sector in Surabaya. Head for Bureau of Legal elaborated policies on regulations and provisions of CFT (Commodity Futures Trading) according to Law No. 10 of 2011. (28 – 29/09)
Tanggal Date
16 - 17
Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung menyelenggarakan kegiatan Rakernis Fungsi Reskrimum Polda Kep. Babel dan Jajaran TA. 2015 dengan Tema Revolusi Mental Penyidik dan Penyidik Pembantu Melalui Profesionalisme di Bidang Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana pada tanggal 16 – 17 September 2015 di Pangkal Pinang, Bangka. The local Police of Bangka Belitung Islands organized Technical Working Meeting of Criminal Investigation Function of Regional Police of Babel Island FY 2015 with Theme “Mental Revolution of Investigators and Assistant Investigations with Professionalism in Criminal Inspection and Investigation on 16 – 17 September 2015 at Pangkal Pinang, Bangka.
Tanggal Date
30
October Tanggal Date
5
Kepala Biro Hukum Bappebti Sri Hariyati bersama dengan Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang dan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Tris Sudarto menjadi narasumber dalam acara Dialog Interaktif di TATV (Terang Abadi Televisi) Solo dan Radio PAS FM Solo, (5/10). Head for Bureau of Legal of CoFTRA Sri Hariyati with President Director PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang and President Director PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Tris Sudarto became resource persons during Interactive Dialogued in TATV (Terang Abadi Televisi) Solo and Radio PAS FM Solo, (5/10).
Tanggal Date
Tanggal Date
6
Tanggal Date
Staf Ahli Bidang Manajemen Kementerian Perdagangan, Junaedi mewakili Kepala Bappebti membuka acara sosialisasi Perdagangan Berjangka Komoditi di Universitas Sebelas Maret, Solo, Selasa (6/10) Acara sosialisasi dilaksanakan di Aula Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS. Expert Staff of Management, the Ministry of Trade, Junaedi, representing Chairman of CoFTRA opened socialization of Commodity Futures Trades in Sebelas Maret University (UNS), Solo, Tuesday (6/10). This socialization took place at Economy and Business Faculty Building of UNS.
21
Tanggal Date
16 - 18
Kepala Bappebti, Sutriono Edi memberikan sambutan pada Acara “Peningkatan Kinerja Pegawai Bappebti” yang diselenggarakan di Ciwidey Bandung, pada tanggal 16-18 Oktober 2015 yang diikuti oleh seluruh pegawai Bappebti. Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi delivered speech during “CoFTRA’s Human Resources Performance Improvement” program in Ciwidey Bandung, on 16-18 October 2015 folowed by all CoFTRA personnel.
29
Kepala Bappebti yang diwakili oleh Kepala Biro Pernigaan Bappebti, Pantas Lumban Batu memberikan sambutan dalam rangka peresmian operasional Gudang Sistem Resi Gudang yang dipusatkan di Pekon Marang Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. (30/09) Chairman of CoFTRA represented by Head for Bapperti’s Bureau of Commerce, Pantas Lumban Batu, delivered speech during the operation of Warehouse Receipt System concentrated in Pekon Marang Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung Province. (30/09)
Bappebti berkerjasama dengan SRO dan Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi (ASPEBTINDO) ikut berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia ke 30 untuk ikut mempromosikan dan mensinergikan kekuatan bersama dalam memperkenalkan perdagangan berjangka di Indonesia melalui Badan Pengawas, Bursa Berjangka, Kliring Berjangka , Asosiasi Berjangka, memperkenalkan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang.
Kepala Bappebti Sutriono Edi menjadi salah satu peserta dalam Pameran Inovasi Jabatan Pimpinan Tinggi ASN dan Laboratorium Inovasi di Gedung Graha Makarti Bhakti Nagari Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, Kamis (29/10). Program inovasi yang diusung adalah Pemberdayaan Petani dan UKM melalui Integrasi Sistem Pemasaran (Pasar Lelang Komoditas) dan Pembiayaan (Sistem Resi Gudang).
CoFTRA in collaboration with SRO and the Association of Commodity Futures Trading (ASPEBTINDO) participated in the 30th Trade Expo Indonesia to promote and synergize the collective strengths in introducing futures trades in Indonesia with Regulatory Agency, Futures Exchange, Futures Clearance, Futures Association, Warehouse Receipt System and Auction Market.
Chairman of CoFTRA Sutriono Edi participated as participant in ASN High Ranking Position Innovation and Innovation Laboratory in Graha Makarti Bhakti Nagari Building, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, Thursday (29/10). The promoted innovation program was Farmer and SME Empowerment with the Integration of Marketing System (Commodity Auction Market) and Financing (Warehouse Receipt System).
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
172
Nopember
Desember
November Tanggal Date
4-8
Tim Bappebti bersama dengan tim dari Institutes of Internal Auditors (IIA) Indonesia, menghadiri Konfrensi dan On Site Lerning Confederation of Institutes of Internal Auditors (ACIIA) di MakatiPhilippines. Adapun tim Bappebti terdiri dari: Pantas Lumban Batu (Kepala Biro Perniagaan), Raden Rendy Ardhianto (Kasubbag. Audit Kepatuhan dan Keuangan) dan Wahyu Gustini Choefrani (Kasubbag. Pengawasan Harga Pasar Fisik). (4-8/11) CoFTRA Team with a team of Institutes of Internal Auditors (IIA) Indonesia, attended Conference and On Site Learning Confederation of Institutes of Internal Auditors (ACIIA) in Makati-Philippines. CoFTRA team consisted of: Pantas Lumban Batu (Head for Bureau of Commerce), Raden Rendy Ardhianto (Head for Compliance and Financial Audit Sub-Division) and Wahyu Gustini Choefrani (Head for Physical Market Price Supervision Sub-Division). (4-8/11)
Tanggal Date
19 - 20
Kepala Biro Analisis Pasar Bappebti Mardjoko memimpin delegasi Indonesia dalam Pertemuan Technical Working Group on Bye-Laws (TWG-BL) danTechnical Working Group on Exchange Rules and Regulations (TWG-ER), Expert Group on Establishment of Regional Rubber Market (EGERRM) pada tanggal 19-20 November 2015 di Bangkok, Thailand. Head for Market Analysis Bureatu of CoFTRA Mardjoko led Indonesian delegation during Technical Working Group on ByeLaws (TWG-BL) and Technical Working Group on Exchange Rules and Regulations (TWG-ER), Expert Group on Establishment of Regional Rubber Market (EGERRM) on 19-20 November 2015 in Bangkok, Thailand.
173
BAPPEBTI CoFTRA
Tanggal Date
4-5
Kepala Biro Hukum Bappbeti, Sri Hariyati memberikan arahan sekaligus membuka Ujian Profesi Calon Wakil Pialang Berjangka Angkatan III pada tanggal 4-5 November 2015 di Hotel Aziza Solo, Jawa Tengah. Selain itu Ujian Wakil Pialang Berjangka selama tahun 2015 diselenggarakan sebanyak 4 Kali di Bogor pada tanggal 9-10 April 2015, Surabaya pada tanggal 10-11 Juni 2015, Bandung 16 Desember 2015. Head for Legal Bureau of Bappbeti, Sri Hariyati delivered directives and opened Profession Test for Futures Broker Representative Prospect Batch III on 4 – 5 November 2015 at Hotel Aziza Solo, Central Java. In 2015, this test has been conducted 4 times Bogor on 9-10 April 2015, Surabaya on 10-11 June 2015, Bandung on 16 December 2015.
Tanggal Date
20
Tanggal Date
11
Kepala Bappebti Sutriono Edi menjadi salah satu pembicara dalam acara Forum Rumput Laut Indonesia (Indonesia Seaweed Forum) di Makassar, (11/11). Forum Rumput Laut Indonesia merupakan forum berskala internasional yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali yang diharapkan dapat menjadi media promosi dan pertukaran informasi yang terkait erat dengan usaha pengembangan industri rumput laut di Indonesia.
December Tanggal Date
1
Kepala Bappebti, Sutriono Edi didampingi Pejabat Eselon II Bappebti menerima kunjungan Redaktur Bisnis Indonesia dan Bisnis TV di kantor Bappebti Kemendag. (1/12). Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi accompanied by Echelon II officials of CoFTRA received visits of Editors of Bisnis Indonesia and Bisnis TV in CoFTRA office, the Ministry of Trade. (1/12).
Chairman of CoFTRA Sutriono Edi was a keynote speaker in Indonesia Seaweed Forum in Makassar, (11/11). This international forum was held every three years and expected to be a media for promotion and information sharing in seaweed industry development in Indonesia.
Tanggal Date
26
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Sutriono Edi menghadiri sekaligus membuka acara Pelatihan Perdagangan Berjangka Komoditi bagi Wartawan yang diselenggarakan oleh PT Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) dan PT Kliring Berjangka Indonesia di Bandung, Jawa Barat pada 20 November 2015.
Kepala Bappebti, Sutriono Edi membuka Sosialisasi Percepatan Implementasi SRG di Universitas Lampung, (26/11). Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman antara Bappebti dengan Universitas Lampung yang ditandatangani oleh Kepala Bappebti, Sutriono Edi dan Rektor Universitas Lampung Hasriadi Mat Akin, di Auditorium Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Chairman of Commodity Future Trading Regulatory Agency (CoFTRA), the Ministry of Trade, Sutriono Edi attended and opened Commodity Futures Trading Training for Journalists organized by PT Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures Exchange) and PT Kliring Berjangka Indonesia in Bandung, West Java on 20 November 2015.
Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi opened Socialization for WRS Implementation Acceleration in Lampung University (26/11). During this socialization MoU between CoFTRA and Lampung University was signed by Chairman of CoFTRA, Sutriono Edi and the Rector of Lampung University, Hasriadi Mat Akin, in Agriculture Faculty Auditorium, Lampung University.
Tanggal Date
22
Kepala Bappebti Sutriono Edi didampingi Kepala Biro Hukum Bappebti Sri Hariyati dan Atase Perdagangan Tokyo Julia Gustaria mengadakan pertemuan dengan regulator Perdagangan Berjangka Komoditi di bawah Ministry of Economy Trade and Industry (METI), Japan Futures Exchange (JPX) dan Pedagang Berjangka, Toyota Susho. (22/12). Chairman of CoFTRA Sutriono Edi together with Head for Bureau of Legal of CoFTRA Sri Hariyati and Tokyo Trade Attache, Julia Gustaria held meeting with Commodity Trading Regulator under auspices of Ministry of Economy Trade and Industry (METI), Japan Futures Exchange (JPX) and Futures Trader, Toyota Susho. (22/12).
Tanggal Date
3
Kepala Bappebti Kemendag Sutriono Edi didampingi oleh beberapa Pejabat Eselon II Bappebti membuka dan memberikan sambutan dalam acara Pertemuan Teknis (Pertek) Persiapan Pendampingan Pengelolaan Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) di Jakarta, (3/12). Chairman of CoFTRA, the Ministry of Trade, Sutriono Edi, with some Echelon II officials opened and delivered speech during Technical Meeting for WRS Warehouse Management Advocacy Preparation in Jakarta, (3/12).
Tanggal Date
22
Tanggal Date
3
Sekretaris Bappebti, Marthin mewakili Kepala Bappebti membuka Sosialisasi SRG yang diselenggarakan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Malang. Dalam sambutannya Sekretaris Bappebti menyampaikan bahwa Kabupaten Malang mempunyai Potensi yang cukup menjanjikan, hal ini dapat dilihat dari produksi komoditi yang cukup meningkat. (3/12). Secretary of CoFTRA, Marthin representing Chairman of CoFTRA opened WRS Socialization organized in association of Industry, Trade and Market Agency of Kab. Malang. In the speech, Secretary of CoFTRA underlined the promising potential of Kab. Malang, which was evident from the increasing commodity production, (3/12).
Tanggal Date
23
Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Manajemen, H Djunaedi mewakili Kepala Bappebti Kemendag meresmikan Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) untuk Komoditas Rotan di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, (22/12).
Kepala Biro Perniagaan Bappebti, Pantas Lumban Batu mewakili Kepala Bappebti membuka sekaligus memberikan arahan dalam acara Pelatihan dan Uji Coba Sistem Perizinan Online PBK di Gedung Bappebti, (23/12).
Expert Staff of the Minister of Trafes for Management Affairs, H Djunaedi representing Chairman of CoFTRA, the Ministry of Trade, announced officially the operation of Warehouse Receipt System (WRS) for Rattan Commodity in Kabupaten Katingan, Central Kalimantan, (22/12).
Head for Bureau of Commerce of CoFTRA, Pantas Lumban Batu representing Chairman of CoFTRA opened and delivered directives during Training and Trial Operation of Online CFT License System in CoFTRA Building, (23/12).
Laporan Tahunan 2015 Annual Report 2014
174
Annual Report 2015 Cover