LAPORAN SURVEY JARINGAN TRAYEK 2006 A. LATAR BELAKANG Sejak dilakukan uji coba Jl. Mojopahit Selatan Menjadi 1 (satu) arah pada bulan Mei 2006 hingga saat ini belum ada ketetapan atau keputusan dari Pemerintah Daerah Kota Mojokerto mengenai status penataan arus lalu lintas di Jl. Mojopahit Selatan. Tertundanya penetapan status penataan arus lalu lintas 1 (satu) arah di Jl. Mojopahit Selatan lebih disebabkan oleh karena realisasi perubahan rute angkutan Lyn C belum dapat dilaksanakan. Beberapa alternatif tentang rencana pengalihan rute angkutan Lyn C telah diupayakan oleh BPTD Kota Mojokerto, akan tetapi selalu mengalami kendala pada saat uji coba dilaksanakan. Rapat koordinasi dan musyawarah telah beberapa kali ditempuh oleh BPTD bersama para perwakilan pemilik dan pengemudi angkutan Lyn A, B, C, dan D sejak mulai dilakukan uji coba satu arah dan sampai saat ini belum mendapatkan kesepakatan dari para pemilik dan pengemudi angkutan Lyn A, B, C, dan D mengenai rute yang akan dijadikan perubahan rute Lyn C. Untuk
mewujudkan
kepentingan
yang
lebih
banyak,
serta
dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Rute Lyn C saat ini masih melawan arus lalu lintas di Jl. Mojopahit Selatan yang semakin meningkat kecepatan dan volume lalu lintasnya, maka hal tersebut sangat rawan terjadi kecelakaan; 2. Upaya melalui musyawarah dan koordinasi dengan berbagai pihak termasuk perwakilan pemilik kendaraan dan pengemudi telah berkali-kali dilakukan dan tidak kunjung mendapatkan hasil yang mufakat;
-1-
3. Hasil keputusan rapat yang tertuang dalam Notulen Rapat di Ruang Rapat Kantor Dinas LLAJ Kota Mojokerto tanggal 13 Mei 2006 yang dihadiri oleh anggota BPTD dengan perwakilan pemilik kendaraan dan pengemudi angkutan (terlampir); 4. Keputusan
Menteri
Perhubungan
Nomor
KM.
35
Tahun
2003
tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, Pasal 57, yang mengatur bahwa pejabat yang memberikan ijin trayek untuk angkutan perbatasan yeng melayani lebih dari satu kabupaten / kota dalam satu daerah propinsi adalah Bupati atau Walikota dengan memperhatikan Keputusan Gubernur tentang penetapan kebutuhan angkutan.
B. LANDASAN HUKUM Kajian ini disusun dengan dilandasi oleh beberapa ketentuan sebagai berikut : 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan; 8. Keputusan
Menteri
Perhubungan
Nomor
KM.
35
Tahun
2003
tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum; 9. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 274/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur; 10. Keputusan Walikota Mojokerto Nomor 188.45/380/417.104/2005 tentang Badan Pembina Transportasi Daerah Kota Mojokerto.
C. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan kajian ini dimaksudkan untuk memberikan pertimbangan teknis dan administratif sebagai bahan dalam menetapkan kebijakan terhadap perubahan
-2-
rute angkutan Lyn C yang diakibatkan oleh perubahan arus lalu lintas di Jl. Mojopahit Selatan menjadi 1 (satu) arah. Adapun yang menjadi tujuan dalam penyusunan kajian ini adalah untuk memberikan pelayanan angkutan yang selamat, tertib, lancar, aman, efektif dan efisien, khususnya untuk pelayanan angkutan pada trayek Lyn C yang ada di Wilayah Kota Mojokerto.
D. ANALISA DAN EVALUASI 1. Analisa Pada dasarnya didalam melakukan analisa perubahan rute angkutan harus berpedoman pada beberapa tahapan kegiatan penetapan jaringan trayek yang meliputi : a. Penelitian asal dan tujuan perjalanan orang menurut zona jenis pelayanan; b. Menentukan variabel bangkitan dan tarikan perjalanan; c. Menghitung bangkitan/tarikan dan distribusi perjalanan berikut pembuatan model pada kondisi existing dan tahun rencana; d. Pembebanan perjalanan. Langkah-langkah sebagaimana tersebut diatas akan dapat memberikan hasil yang lebih akurat, tetapi sangat kompleks dan membutuhkan waktu serta biaya yang sangat besar. Untuk itu analisa yang digunakan dalam menyusun kajian terhadap pengalihan rute angkutan Lyn C adalah dengan melakukan analisa terhadap karakteristik dan perubahan terhadap variabel-variabel yang diprediksi akan dipengaruhi oleh perubahan rute angkutan Lyn C pada beberapa alternatif (skenario) yang telah ditetapkan. Beberapa variabel yang diprediksikan sangat berpengaruh terhadap perubahan rute angkutan Lyn C adalah sebagai berikut :
-3-
a. Panjang lintasan rute perubahan. Panjang lintasan rute yang berubah merupakan panjang lintasan rute yang diukur berdasarkan jarak antara simpang tiga Penarip sampai dengan simpang tiga Bhayangkara-Nawawi dalam satuan meter. Semakin panjang jarak lintasan maka semakin besar biaya operasional kendaraan, demikian sebaliknya semakin pendek jarak lintasan maka semakin kecil biaya operasional kendaraan dan pada dasarnya biaya operasional merupakan komponen dalam menentukan tarif angkutan. b. Panjang lintasan rute yang bersinggungan dengan lyn lain. Panjang lintasan yang bersinggungan dengan lyn lain merupakan panjang ruas jalan yang sama-sama dilalui oleh rute lyn lain dalam satu arah antara simpang tiga Penarip sampai dengan simpang tiga Bhayangkara-Nawawi dalam satuan meter. Semakin panjang jarak lintasan yang bersinggungan maka semakin besar potensi terjadinya persaingan dalam mengoperasikan angkutan umum. c. Prediksi adanya potensi persaingan berebut penumpang dengan lyn lain. Prediksi adanya potensi persaingan berebut penumpang dengan Lyn lain adalah perkiraan terjadinya pengalihan penumpang baik penumpang lyn C sendiri maupun penumpang lyn lain akibat perubahan rute lyn C. Untuk memprediksikan adanya persaingan ini dengan cara memahami karakteristik rute antar lyn. d. Karakteristik tata guna lahan pada wilayah pelayanan / kedekatan (jarak) antara lintasan pelayanan awal dengan lintasan alternatif. Merupakan jarak antara lintasan rute lyn C awal (Jl. Mojopahit Selatan) terhadap lintasan alternatif dengan memperhatikan karakteristik tata guna lahan pada wilayah pelayanan yang meliputi jarak dan akses/jalan penghubung menuju rute alternatif.
-4-
e. Prediksi terhadap lintasan (rute) yang rawan pelanggaran. Adalah identifikasi terhadap adanya lintasan atau simpang rawan pelanggaran (memotong lintasan rute yang diijinkan) berdasarkan karakteristik dan lokasi tata guna lahan yang menjadi rute lyn tersebut. f. Prediksi terhadap lintasan (rute) yang rawan kecelakaan. Adalah identifikasi terhadap adanya lintasan atau simpang yang rawan kecelakaan berdasarkan karakteristik dan lokasi tata guna lahan yang menjadi rute lyn tersebut. g. Pengembangan Wilayah. Merupakan identifikasi untuk mengetahui pengaruh perubahan rute baru terhadap pengembangan wilayah yang dilalui rute alternatif. h. Pengaruh terhadap becak. Yaitu apakah dengan adanya rute baru tersebut berpotensi terhadap persaingan dengan becak khususnya pada tempat-tempat pangkalan becak. i. Adanya pangsa pasar baru yang belum terlayani. Pangsa pasar baru yang belum terlayani merupakan daerah-daerah yang belum terlayani oleh angkutan kota yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan angkutan kota. Sehingga dengan adanya perubahan rute lyn C melalui
beberapa
alternatif,
apakah
dapat
melayani
pangsa
pasar
baru/wilayah yang belum dilayani oleh lyn.
Pada dasarnya rute yang akan dilakukan perubahan pada Lyn C adalah mulai Simpang tiga Penarip sampai dengan simpang tiga Bhayangkara-Nawawi. Dengan memperhatikan jaringan jalan yang ada serta mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, maka terdapat 5 (lima) alternatif yang akan dijadikan perubahan rute angkutan Lyn C, yaitu sebagai berikut :
-5-
F Alternatif I
: Dari Trowulan – Penarip – Bentar – Jl. R. Wijaya – Jl. Pahlawan – Jl. Bhayangkara – Jl. KH. Nawawi – Jl. HOS. Cokroaminoto – Jl. Gajah Mada – Jl. Pahlawan – Ke Terminal Kertajaya. (gambar rute alternatif I terlampir)
F Alternatif II : Dari Trowulan – Penarip – Jl. Brawijaya – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Bhayangkara – Jl. Pahlawan – Ke Terminal Kertajaya. (gambar rute alternatif II terlampir) F Alternatif III : Dari Trowulan – Penarip – Jl. Brawijaya – Jl. Tribuana Tungga Dewi – Jl. Riyanto – AbahYat – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Bhayangkara – Jl. Pahlawan – Ke Terminal Kertajaya. (gambar rute alternatif III terlampir) F Alternatif IV : Dari Trowulan – Penarip – Jl. Brawijaya – Jl. Tribuana Tungga Dewi – Surodinawan – Cinde Raya – Cinde Baru I – Cinde - Sabuk Alu – Prajurit Kulon Gg.6 – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Bhayangkara – Jl. Pahlawan – Ke Terminal Kertajaya. (gambar rute alternatif IV terlampir) F Alternatif V
:
- Rute Lyn C : sama dengan alternatif II. - Rute Lyn B : Dari Terminal – Jl. Jaya Negara – Jl. Raden Wijaya – Jl. Mojopahit – Jl. RA. Basuni – Jl. KH.Usman – Jl. Surodinawan – Cinde Raya – Cinde Baru I – Cinde - Sabuk Alu – Prajurit Kulon Gg.6 – Jl. Brawijaya – Jl. Hayam Wuruk – Jl. Letkol Sumarjo – Jl. Residen Pamuji – Jl. Gajah Mada – Jl. Pahlawan – Ke Terminal Kertajaya. (gambar rute alternatif V terlampir).
-6-
Dari ke lima alternatif tersebut, maka selanjutnya dilakukan analisa terhadap variabel-variabel yang sangat dipengaruhi oleh perubahan rute angkutan Lyn C pada masing-masing alternatif. Adapun analisa dilakukan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel analisa terhadap variabel yang dipengaruhi oleh perubahan rute lyn C pada masing-masing alternatif No 1.
2.
3.
4.
5.
Variabel yang dipengaruhi
Alternatif I
Alternatif II
Alternatif III
Alternatif IV
Alternatif V
Panjang lintasan rute perubahan (panjang rute awal 1900 m) Panjang lintasan rute yang bersinggungan dengan lyn lain. Adanya potensi persaingan berebut penumpang dengan lyn lain.
2500 m
1700 m
2050 m
2625 m
1700 m
1900 m (dengan lyn A & D) Ada potensi persaingan dengan lyn A & D
800 m (dengan lyn B)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada potensi bersaing dengan lyn B di simpang abahyat (relatif kecil)
Sangat jauh
Ada potensi bersaing dengan lyn B di simpang BrawijayaTribuana & simpang abahyat Lebih jauh
Ada potensi bersaing dengan lyn B di simpang abahyat
Kedekatan (jarak) antara lintasan pelayanan awal dengan alternatif. Adanya lintasan atau simpang rawan pelanggaran (memotong).
Ada potensi bersaing dengan lyn B di simpang BrawijayaTribuana & simpang Abahyat. Lebih dekat
Sangat jauh
Lebih dekat
Ada; Ada; Ada; Ada; Ada; þ memotong di Potensi ü Potensi Potensi Potensi simpang SMA pelanggaran pelanggaran pelanggaran pelanggaran Puri ke kanan dilokasi : disimpang Lyn C dilokasi : dilokasi : (terminal). ü Simpang Brawijayaü Simpang ü Untuk Lyn B þ memperpanja BhayangkaraTribuana T.D. Brawijayarawan ng lintasan di Nawawi yaitu yaitu tidak Tribuana T.D. pelanggaran jl. lyn C akan belok kiri yaitu disimpang Jl Bhayangkara melewati rute tetapi lurus & terutama Surodinawan sampai lama lewat bersinggunga pada saat – Cinde Raya. stasiun / Jl.Nawawi – n dengan lyn jam-jam sepi yaitu pada simpang Miji. Cokroaminoto B lagi. tidak melalui saat jam-jam – Gajah Mada ü Simpang sebagaimana sepi tidak Bhayangkaraalternatif 4 melalui Jl. Nawawi yaitu tetapi lurus di Cinde raya lyn C akan Jl.Brawijaya tetapi lurus ke melewati rute sampai JL. Tribuana lama lewat abahyat. TG sampai Jl.Nawawi – ü Simpang abahyat. Cokroaminoto Bhayangkara- ü Rawan – Gajah Mada Nawawi yaitu Pelanggaran lyn C akan Untuk Lyn C melewati rute yaitu akan lama lewat melewati rute Jl.Nawawi – lama lewat Cokroaminoto Jl.Nawawi – – Gajah Mada Cokroaminoto – Gajah Mada
-7-
6.
Adanya lintasan atau simpang rawan kecelakaan.
Tidak ada.
Tidak ada.
7.
Pengaruh terhadap pengembangan wilayah di Kec.Prajurit Kulon.
8.
Adanya persaingan Becak.
Tidak banyak memberi kontribusi terhadap pengembangan wilayah di Kec.Prajurit kulon. Tidak ada.
Tidak banyak memberi kontribusi terhadap pengembangan wilayah di Kec.Prajurit kulon. Ada, tetapi relatif kecil disimpang abahyat.
9.
Adanya pangsa pasar baru yang belum terlayani
Tidak ada.
Ada, relatif kecil di jl.Wachid hasyim dan sekitarnya.
potensi dengan
Ada; Sangat rawan kecelakaan di perlintasan Kereta Api yang tidak berpalang pintu. Tidak banyak memberi kontribusi terhadap pengembangan wilayah di Kec.Prajurit kulon. Ada, tetapi relatif kecil di Jl. Prajurit kulon Gg.6 dan simpang abahyat.
Ada, relatif sedang di sekitar Jl.Riyanto, Jl.Prajurit kulon Gg.6 dan Jl.Wachid hasyim.
Tidak ada.
Tidak ada.
Mendukung pengembangan wilayah di Kec. Prajurit kulon.
Mendukung pengembangan wilayah di Kec. Prajurit kulon.
Ada, tetapi relatif kecil di Jl. Prajurit kulon Gg.6, simpang abahyat dan simpang kantor Kec.Prajurit kulon. Ada, relatif banyak di wilayah kelurahan Prajurit kulon dan Jl.Wachid hasyim.
Ada, tetapi relatif kecil di Jl. Prajurit kulon Gg.6, simpang abahyat dan simpang kantor Kec.Prajurit kulon. Ada, relatif banyak di wilayah kelurahan Prajurit kulon dan Jl.Wachid hasyim.
Dari tabel diatas selanjutnya dilakukan penilaian pada masing-masing alternatif untuk mengetahui keuntungan dan kerugiannya, dengan cara memberikan bobot secara proporsional pada masing-masing variabel yang mempengaruhi perubahan rute. Setelah diketahui keuntungan dan kerugian pada masing-masing alternatif terhadap tiap-tiap variabel, kemudian dihitung selisih angka untung-rugi untuk mengetahui apakah alternatif-alternatif tersebut lebih banyak keuntungannya atau sebaliknya lebih banyak kerugiannya. Adapun analisa dilakukan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
-8-
Tabel analisa keuntungan dan kerugian pada masing-masing alternatif terhadap variabel yang dipengaruhi oleh perubahan rute lyn C Alternatif 1 Variabel
Bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 20 15 5 10 25 5 10 5
Jumlah
100
untung (+)
Alternatif 2
rugi (-)
untung (+)
-5 -20 -15 -5 -10
5
25
rugi (-)
Alternatif 3 untung (+) 20
-10 25
-5
-5 -10
10 35
-65
40
5 -60
Alternatif 5
rugi (-)
untung (+)
-5
5 20
20 -15 -5 -10 -25 -5 -10
5
5
untung (+)
-5 -20 -15
-5
Rugi (-)
Alternatif 4
-15 -5 -10 25 5
-75
-15 5 - 10 25 5
-10 5
25
Rugi (-)
-10 5
55
-45
65
-35
Selisih angka Untung-rugi
-30
-20
-50
10
30
Skor tertinggi
IV
III
V
II
I
Keterangan : Skor tertinggi I
:
Adalah ada pada alternatif V, dimana mempunyai bobot kerugian sebesar 35 % dan bobot keuntungan sebesar 65 % sehingga selisih angka untung rugi adalah 30 % .
Skor tertinggi II
:
Adalah ada pada alternatif IV, dimana mempunyai bobot kerugian sebesar 45 % dan bobot keuntungan sebesar 55 % sehingga selisih angka untung rugi adalah 10 %.
Skor tertinggi III
:
Adalah ada pada alternatif II, dimana mempunyai bobot kerugian sebesar 60 % dan bobot keuntungan sebesar 40 % sehingga selisih angka untung rugi adalah - 20 %.
Skor tertinggi IV
:
Adalah ada pada alternatif I, dimana mempunyai bobot kerugian sebesar 65 % dan bobot keuntungan sebesar 35 % sehingga selisih angka untung rugi adalah - 30 %.
Skor tertinggi V
:
Adalah ada pada alternatif III, dimana mempunyai bobot kerugian sebesar 75 % dan bobot keuntungan sebesar 25 % sehingga selisih angka untung rugi adalah - 50 %.
-9-
2. Evaluasi Setelah menganalisa beberapa variabel yang dipengaruhi oleh adanya perubahan rute melalui beberapa alternatif, maka selanjutnya hasil analisa akan dievaluasi sejauh mana pengaruh terhadap variabel tersebut. Pengaruh yang positif atau menguntungkan akan dikelompokkan dalam kategori keuntungan dan pengaruh yang negatif atau merugikan akan dikelompokkan dalam kategori kerugian. Dari hasil evaluasi diharapkan dapat diketahui pada alternatif mana yang paling banyak memberikan keuntungan atau paling sedikit kerugiannya. Adapun hasil evaluasi adalah sebagai berikut : 1). Alternatif pertama yang paling banyak memberikan keuntungan adalah Alternatif 5 yaitu dengan nilai keuntungan sebesar 65% dan nilai kerugian sebesar 35% serta selisih untung-rugi sebesar 30%. Adapun keuntungan dari alternatif 5 ini adalah : C Panjang lintasan rute perubahan lyn C lebih pendek dari pada rute awal yaitu 1700 m (sedangkan rute awal 1900 m). C Tidak ada lintasan rute yang bersinggungan dengan lyn lain, karena rute lyn B juga diubah menjadi melewati Jl.Cinde Raya – Cinde Baru I – Cinde Sabuk Alu – Prajurit Kulon Gg.6 – Jl. Brawijaya, sedangkan rute lyn C dari Trowulan – Penarip – Jl. Brawijaya – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Bhayangkara – Jl. Pahlawan – Ke Terminal Kertajaya. C Kedekatan / jarak antara lintasan pelayanan awal dengan alternatif lebih dekat. C Tidak ada lintasan atau simpang yang rawan terjadi kecelakaan mengingat perlintasan Kereta Api di Jl.Brawijaya berpalang pintu dan di Jl.Sabuk alu jenis perlintasan tidak sebidang atau terowongan.
- 10 -
C Mendukung pengembangan wilayah di Kec. Prajurit kulon dengan adanya lintasan / rute lyn baru yang melewati wilayah kelurahan Prajurit kulon. C Adanya pangsa pasar baru yang belum terlayani oleh pelayanan angkutan kota, sehingga dengan adanya perubahan rute ini pelayanan angkutan dapat menjadi lebih merata menjangkau wilayah Kota Mojokerto. Sedangkan kerugian dari alternatif 5 ini adalah : F Adanya potensi persaingan berebut penumpang dengan lyn B, khususnya di simpang abahyat walaupun relatif kecil. F Adanya lintasan atau simpang yang rawan terjadi pelanggaran (memotong lintasan rute yang diijinkan), yaitu di lokasi : ü Simpang Bhayangkara - Nawawi yaitu lyn C akan melewati rute lama lewat Jl. Nawawi – Cokroaminoto – Gajah Mada. F Adanya potensi persaingan dengan becak di simpang kantor Kec. Prajurit kulon, di Jl. Prajurit kulon Gg.6 dan simpang abahyat.
2). Sedangkan alternatif kedua yang paling banyak memberikan keuntungan adalah Alternatif 4 yaitu dengan nilai keuntungan sebesar 55% dan nilai kerugian sebesar 45% serta selisih untung-rugi sebesar 10%. Adapun keuntungan dari alternatif 4 ini adalah : C Tidak ada lintasan rute yang bersinggungan dengan lyn. C Tidak ada lintasan atau simpang yang rawan kecelakaan mengingat perlintasan Kereta Api di Jl.Sabuk alu jenis perlintasan tidak sebidang atau terowongan. C Mendukung pengembangan wilayah di Kec. Prajurit kulon dengan adanya lintasan / rute lyn baru yang melewati wilayah kelurahan Prajurit kulon. C Adanya pangsa pasar baru yang belum terlayani oleh pelayanan angkutan kota, sehingga dengan adanya perubahan rute ini pelayanan angkutan dapat menjadi lebih merata menjangkau wilayah Kota Mojokerto. - 11 -
Sedangkan kerugian dari alternatif 4 ini adalah : F Panjang lintasan rute perubahan lyn C lebih panjang dari pada rute awal yaitu 2625 m (sedangkan rute awal 1900 m). F Adanya potensi persaingan berebut penumpang dengan lyn B, khususnya di simpang abahyat walaupun relatif kecil. F Jarak antara lintasan pelayanan awal dengan lintasan alternatif sangat jauh. F Adanya lintasan atau simpang yang rawan terjadi pelanggaran (memotong lintasan rute yang diijinkan), yaitu di lokasi : ü Simpang Brawijaya - Tribuana T.D. yaitu terutama pada saat jam-jam sepi tidak melalui sebagaimana alternatif 4 tetapi lurus di Jl.Brawijaya sampai abahyat. ü Simpang Bhayangkara - Nawawi yaitu lyn C akan melewati rute lama lewat Jl. Nawawi – Cokroaminoto – Gajah Mada. F Adanya potensi persaingan dengan becak di simpang kantor Kec. Prajurit kulon, di Jl. Prajurit kulon Gg.6 dan simpang abahyat.
E. STRATEGI IMPLEMENTASI Sebelum mengimplementasikan alternatif yang paling baik, maka guna kelancaran dan kesuksesan dalam pelaksanaan di lapangan perlu menyusun strategi implementasi terlebih dahulu. Langkah awal dalam menyusun strategi implementasi adalah dengan mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di lapangan setelah rute alternatif diterapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan diwaspadai adalah sebagai berikut : 3). Adanya potensi persaingan berebut penumpang dengan lyn lain (antara lyn C dengan lyn B), khususnya di simpang abahyat . 4). Adanya potensi persaingan dengan becak di simpang kantor Kec. Prajurit kulon, di Jl. Prajurit kulon Gg.6 dan simpang abahyat. - 12 -
5). Pengemudi lyn B tidak bersedia melewati lintasan rute alternatif 5 terutama pada saat jam-jam sepi tetapi lurus ke Jl. Tribuana T.D. – Jl. Brawijaya (rute lama). 6). Pengemudi lyn C tidak bersedia melewati lintasan rute alternatif 4 terutama pada saat jam-jam sepi tetapi lurus ke Jl. Brawijaya . Guna mengantisipasi hal-hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan upayaupaya strategi implementasi sebagai berikut : 1). Menyusun Prosedur Tetap (Protap) atau petunjuk operasional, yang berisi tentang upaya-upaya yang perlu segera dilaksanakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan di lapangan apabila terjadi hal-hal yang menggangu pelaksanaan kegiatan perubahan rute lyn C, misalnya mogok, demo, serta provokasi dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 2). Mengamankan pelaksanaan perubahan rute dengan cara penempatan petugas pada titik-titik yang rawan terjadi pelanggaran / di simpang sepanjang rute perubahan selama uji coba. 3). Melakukan sosialisasi kepada para pengemudi, ketua, dan pemilik lyn A, B, C, D serta beberapa perwakilan tukang becak yang mangkal di simpang kantor Kec. Prajurit kulon, di Jl. Prajurit kulon Gg.6 dan simpang abahyat tentang perubahan rute lyn C dan lyn B. 4). Menetapkan waktu uji coba yang paling tepat, mengingat akan dilaksanakan lomba tertib lalu lintas dan angkutan kota (WTN). 5). Menyiapkan anggaran guna menunjang keberhasilan pelaksanaan perubahan rute tersebut sebagaimana Rencana Anggaran Biaya terlampir melalui perubahan anggaran kegiatan ( PAK ) 2006..
- 13 -
F. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi serta strategi implementasi terhadap rencana perubahan rute lyn C dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Metode analisa yang digunakan dalam menyusun kajian terhadap pengalihan rute angkutan Lyn C adalah dengan melakukan analisa terhadap karakteristik dan perubahan terhadap variabel-variabel yang diprediksi akan dipengaruhi oleh perubahan rute angkutan Lyn C pada beberapa alternatif (skenario) yang telah ditetapkan. Variabel-variabel tersebut meliputi : b. Panjang lintasan rute perubahan. c. Panjang lintasan rute yang bersinggungan dengan lyn lain. d. Prediksi adanya potensi persaingan berebut penumpang dengan lyn lain. e. Karakteristik tata guna lahan pada wilayah pelayanan / kedekatan (jarak) antara lintasan pelayanan awal dengan lintasan alternatif. f. Prediksi terhadap lintasan (rute) yang rawan pelanggaran. g. Prediksi terhadap lintasan (rute) yang rawan kecelakaan. h. Pengembangan Wilayah. i. Pengaruh terhadap becak. j. Adanya pangsa pasar baru yang belum terlayani. Selanjutnya dilakukan penilaian pada masing-masing alternatif untuk mengetahui keuntungan
dan
kerugiannya,
dengan
cara
memberikan
bobot
secara
proporsional pada masing-masing variabel yang mempengaruhi perubahan rute. Besarnya bobot disesuaikan dengan besarnya pengaruh variabel terhadap kepentingan masyarakat umum (adjusment). Setelah diketahui keuntungan dan kerugian pada masing-masing alternatif terhadap tiap-tiap variabel, kemudian dihitung selisih angka untung-rugi untuk mengetahui apakah alternatif-alternatif tersebut lebih banyak keuntungannya atau sebaliknya lebih banyak kerugiannya. Proses analisa dapat dilihat pada bab analisa pada halaman diatas.
- 14 -
2. Berdasarkan hasil evaluasi diketahui sebagai berikut : 1). Alternatif yang paling banyak memberikan keuntungan adalah Alternatif 5 yaitu dengan nilai keuntungan sebesar 65% dan nilai kerugian sebesar 35% serta selisih untung-rugi sebesar 30%. 2). Sedangkan alternatif lain yang juga memberikan keuntungan setelah alternatif 5 adalah Alternatif 4 yaitu dengan nilai keuntungan sebesar 55% dan nilai kerugian sebesar 45% serta selisih untung-rugi sebesar 10%. 3). Alternatif yang menduduki urutan ke-3 setelah alternatif 5 dan 4 adalah Alternatif 2 yaitu dengan nilai keuntungan sebesar 40% dan nilai kerugian sebesar 60% serta selisih untung-rugi sebesar -20%.
G. SARAN Setelah melalui pembahasan dalam rapat Badan Pembina Transportasi Daerah Kota Mojokerto pada tanggal 1 Juni 2006, maka dengan mempertimbangkan masukan dan pendapat beberapa anggota BPTD yang hadir dapat disampaikan saran sebagai berikut : 1. Dari 5 (lima) alternatif yang direncanakan dan setelah melalui analisa, evaluasi serta pembahasan dalam rapat BPTD, maka ada dua alternatif yang terpilih untuk disampaikan kepada Bapak Walikota guna segera mendapat Keputusan dari salah satu alternatif tersebut. Adapun alternatif tersebut adalah : 1). Alternatif V
:
- Rute Lyn C : Dari Trowulan – Penarip – Jl. Brawijaya – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Bhayangkara – Jl. Gajah Mada – Jl. Pahlawan – Ke Terminal Kertajaya. - Rute Lyn B : Dari Terminal – Jl. Jaya Negara – Jl. Raden Wijaya – Jl. Mojopahit – Jl. RA. Basuni – Jl. KH.Usman – Jl. Surodinawan – Cinde Raya – Cinde Baru I – Cinde - Sabuk Alu – Prajurit Kulon Gg.6 – Jl. Brawijaya – Jl. Hayam Wuruk – Jl. - 15 -
Letkol Sumarjo – Jl. Residen Pamuji – Jl. Gajah Mada – Jl. Pahlawan – Ke Terminal Kertajaya. (gambar rute alternatif V terlampir). 2). Alternatif IV : Dari Trowulan – Penarip – Jl. Brawijaya – Jl. Tribuana Tungga Dewi – Surodinawan – Cinde Raya – Cinde Baru I – Cinde - Sabuk Alu – Prajurit Kulon Gg.6 – Jl. KH. Wachid Hasyim – Jl. Bhayangkara – Jl. Pahlawan – Ke Terminal Kertajaya (gambar rute alternatif IV terlampir).
2. Melakukan upaya-upaya strategi implementasi sebagai berikut : a. Menyusun Prosedur Tetap (Protap) atau petunjuk operasional . b. Mengamankan pelaksanaan perubahan rute pada titik-titik yang rawan terjadi pelanggaran / di simpang sepanjang rute perubahan selama uji coba. c. Melakukan sosialisasi. d. Menetapkan waktu uji coba yang paling tepat. e. Menyiapkan anggaran melalui perubahan anggaran kegiatan ( PAK ) 2006.
3. Perlu adanya Surat Perintah Walikota Mojokerto kepada BPTD untuk melakukan sosialisasi, persiapan uji coba, melaksanakan uji coba dan menyusun laporan serta evaluasi hasil uji coba. 4. Pada saat pelaksanaan uji coba maka perlu segera disusun konsep tentang Surat Keputusan Bersama Walikota Mojokerto dan Bupati Mojokerto tentang perubahan rute trayek angkutan lyn yang dimaksud. 5. Apabila perubahan rute dilaksanakan, maka perlu dilakukan peningkatan kapasitas dan perkerasan jalan-jalan yang dilewati rute lyn tersebut. Jalan-jalan yang perlu ditingkatkan tersebut meliputi Cinde Raya – Cinde Baru I – Cinde Sabuk Alu – Prajurit Kulon Gg.6.
- 16 -
H. PENUTUP Demikian kajian Badan Pembina Transportasi Daerah (BPTD) Kota Mojokerto terhadap pengalihan rute angkutan lyn C, semoga didalam pelaksanaan di lapangan masing-masing pihak dapat mendukung dan menyepakati pengalihan rute tersebut. Sehingga pelayanan jasa angkutan kepada masyarakat dapat berjalan dengan selamat, aman, lancar, nyaman, tertib dan terkendali dengan baik.
- 17 -