2016 LAPORAN SURVEY CROSS FIRE TUBE
PLTGU KERAMASAN
DISUSUN OLEH : 1. Achmad Ali Anshori (8307005L2) 2. I.K. Agla Fidran (9115837ZY)
PT PLN (Persero) PUSHARLIS PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN
1.
Latar Belakang
PLTGU Keramasan atau disebut Pusat Listrik Keramasan yang terletak di Jl. Abikusno Cokrosuyoso no. 24 Palembang adalah Pembangkit Tenaga Gas dan Uap yang menghasilkan daya listrik sebesar 2 x 40 MW. Pusat Listrik Keramasan dibawah naungan dari PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian dan Pembangkitan Keramasan yang terletak 3 kilometer dari pusat kota Palembang dan merupakan salah satu sektor vital penyediaan energi listrik di Sumatera Selatan khususnya kota Palembang. Selain Pusat Listrik Keramasan ada dua lagi Pusat Listrik dibawah naungan PLN Sektor Keramasan yaitu Pusat Listrik Indralaya dan Pusat Listrik Merah Mata (Borang). PT PLN (Persero) Sektor Keramasan mulanya terdiri dari 3 Pembangkit PLTG, PLTG unit I di Boom Baru dimulai pada tahun 1968, PLTG unit II di Keramasan pada tahun 1975 dan PLTG unit III di Keramasan pada tahun 1979 yang semuanya didatangkan dari Yugoslavia. PLTG Unit II dan III Keramasan berhenti operasi tanggal 15 Desember 2012. Sebelumnya pada tanggal 22 Maret 2011, dilakukan penandatanganan kontrak pembangunan PLTGU I dan II dimana PT PLN (Persero) menggandeng Marubeni Corp sebagai kontraktor. Hal ini bertujuan untuk menggantikan peran PLTG II dan III Keramasan yang akan stop beroperasi. Lalu 2 tahun setelahnya, 2 blok PLTGU berkapasitas 2x40 MW tersebut selesai dibangun dan melakukan komisioning pada tanggal 31 Desember 2013. Selama kurang lebih 2 tahun dalam beroperasi, PLTGU Keramasan terdapat suatu kendala yaitu pada komponen cross fire tube yang rusak (pecah) yang merupakan salah satu komponen penting yang berfungsi sebagai penghubung antara ruang bakar PLTG. Sangat penting karena dari 10 ruang bakar yang ada spark plug hanya pada nomer 1 dan 10 sedangkan antar ruang bakar mengandalkan saluran cross fire tube untuk pembakaran awal. Selain itu berfungsi juga untuk menjaga kondisi di setiap ruang bakar terjaga suhu pembakaran sehingga pembakaran merata pada seluruh ruang bakar. Jika terjadi pecah pada cross fire tube maka kemungkinan transfer panas antar ruang bakar akan kurang maksimal. Oleh karena itu PT PLN (Persero) Sektor Keramasan menggandeng PT PLN (Persero) Pusharlis untuk melaksanakan Reverse Engineering komponen cross fire tube agar lebih handal dari yang dioperasikan sebelumnya.
2.
Dasar Investigasi
Pelaksanaan investigasi ini berdasarkan surat :
3.
Surat PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan No. 0189/KIT.02.04/SKRM/2016 tanggal 25 April 2016, perihal Reverse Engineering Material Cross Fire Tube PLTGU Keramasan. Surat PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan No. 0021/LIT.01.02/KITSBS/2016 tanggal 26 April 2016, perihal Reverse Engineering Material Cross Fire Tube PLTGU Keramasan. Surat PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan No. 0002/LIT.01.02/PUSHARLIS/2016 tanggal 28 April 2016, perihal Reverse Engineering Material Cross Fire Tube PLTGU Keramasan.
Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan survey komponen cross fire tube ini adalah:
Mengetahui Cross Fire Tube PLTGU Keramasan yang dapat dilakukan pembuatan baru dengan metode reverse engineering.
Mempelajari kerusakan komponen dan mengumpulkan informasi serta data pendukung terkait gambar teknik, data operasi, riwayat penggunaan komponen dan data pendukung lainnya.
4.
Meminjam Material bekas untuk dilaksanakan uji komposisi material.
Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan ini adalah survey Komponen Crossfire tube PLTGU Keramasan Unit 2. Survey Meliputi : Pengumpulan Data Operasi Komponen crossfire tube, analisa kerusakan, survey lokasi terpasangnya komponen, dan pengambilan sampel komponen untuk dilakukan uji material.
5.
Lokasi Pekerjaan
PLTGU Keramasan PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkitan Keramasan yang berkapasitas daya 2 x 40 MW.
6.
Dokumentasi
7.
Laporan Hasil Uji Metalograpy Cross Fire Tube PLTGU Keramasan
Berdasarkan Hasil uji metalograpy material crossfire tube PLTGU Keramasan di laboratorium Pengujian Material Politeknik Manufaktur Negeri Bandung (berkas terlampir), diketahui bahwa komponen Crossfire Tube mengandung unsur – unsur :
8.
9. Komponen termasuk ke dalam stainsteel yang memiliki unsur Chrome (Cr) dominan. Dengan mengacu kepada standar mechanical properties dan stainless steel chemical composition, komponen diklasifikasikan ke dalam SUS 304 yang termasuk ke dalam logam Austenitik.
Logam Austenitik adalah logam memiliki kandungan Ni dan Cr yang banyak namun kandungan karbon nya lebih sedikit dibanding jenis stainless steel lain. Oleh karena itu logam jenis ini memiliki sifat nonmagnetic, yield strength rendah (kaku), dan keras terhadap benturan, tahan temperature tinggi dan tahan oksidasi.
Metal Jenis SUS 304 memiliki karakteristik mudah dibentuk, dan memiliki kekuatan dan ketangguhan yang tinggi pada suhu cryogenic (suhu rendah). Karakter ini memudahkan metal ketika proses manufaktur menjadi komponen yang dibutuhkan.
Namun Jenis SUS 304 memiliki ketahanan oksidasi yang rendah. Sehingga komponen yang dibuat menggunakan metal ini akan cepat rusak jika berada di suhu tinggi. Perlu penambahan unsur Nikel (Ni) dan Chromium ( Cr) pada material untuk meningkatkan ketahanan oksidasi nya.
Metal yang direkomendasikan untuk menjadi bahan komponen cross fire tube yang beroperasi pada suhu tinggi adalah SUS 310, Hastelloy, dan Inconel yang memiliki kandungan nikel dan chrome lebih banyak.
Perbandingan karakter antara material 304, 310 dan 410 Material
Aplikasi
Ketahanan Panas
Kelebihan
SUS 304
Peralatan dapur, tangki pemanas
425-500 0C
Lebih mudah dibentuk pada proses permesinan
susu, bir dan anggur. ,
peralatan
dapur,
panel
arsitektur, rel, kontainer kimia, heat exchanger
untuk pertambangan, pemintal sutra, dan pegas. SUS 310
SUS 410
fluidised bed combustors, alat pengering, radiant tubes, tube hangers untuk boiler uap, coal gasifier internal components, thermowells, anchor bolts tahan panas, burners dan combustion chambers, tabung kimia, muffles, annealing covers, saggers, cryogenic structures Baut, obeng, bushings and Mur, Petroleum fractionating structures, Shafts, pompa and katup Tangga tambang Gas turbines
1050 0C
Tahan oksidasi dan temperature tinggi
650 0C
Bersifat Martensitic sehingga lebih keras dan tahan benturan
Karakteristik SUS 304
Karakteristik SUS 310
Karakteristik SUS 410
10.
Kesimpulan -
Dari hasil uji komposisi material eksisting setelah dilakukan pendekatan cenderung kepada material SUS 304.
-
Reverse Engineering dapat dilaksanakan dengan cara meningkatkan komposisi material dalam hal ini adalah kandungan nickel. Dapat dilihat dalam tabel dan yang umum didapat di Indonesia adalah SUS 310S.
-
Pada material sampel terdapat coating yang bertujuan untuk meningkatkan agar lebih tahan terhadap panas.
-
Jika material mengacu pada Cross Fire Tube milik Petrochina maka untuk memastikan harus dilakukan uji komposisi material.
-
Basic Drawing adalah berdasarkan dari material bekas eksisting, karena jika dibuat sama dengan milik Petrocina maka harus dilakukan pengukuran dimensi terlebih dahulu.
Demikian laporan ini kami buat, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Pejabat / Pegawai yang ditugaskan Asli kepada : M.REN Tembusan Yth.: 1. MUWP III
1.Achmad Ali Anshori
…………………
2. I. K. Agla Fidran
…………………