Laporan
RISET PARTISIPASI
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN @ 2015
Chapter- 1
Pendahuluan
A. Rasionalitas Riset Riset manajemen akademik
pemilu
merupakan
pemilu.Riset mengenai
salah
tidak
suatu
satu
hanya
substansi
elemen
strategis
memberikan pemilu.Riset
dalam
rasionalitas lebih
jauh
memberikan pijakan empirik mengenai persoalan atas hal yang menjadi perdebatan. Hasil riset memastikan program dan kebijakan kepemiluan tidak
dibangun
atas
postulat
spekulatif,
tetapi
dikonstruksi
berlandaskan pada argumen empirik dan rasional dengan proses yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam negara demokrasi, partisipasi pemilih menjadi elemen penting demokrasi perwakilan.Ia adalah fondasi praktik demokrasi perwakilan.Persoalannya,
terdapat
sejumlah
masalah
menyangkut
partisipasi pemilih yang terus menggelayut dalam setiap pelaksanaan pemilu.Sayangnya, persoalan itu tidak banyak diungkap dan sebagian menjadi ruang gelap yang terus menyisakan pertanyaan. Beberapa persoalan terkait dengan partisipasi dalam pemilu diantaranya adalah fluktuasi kehadiran pemilih ke TPS, suara tidak sah yang tinggi, gejala politik uang, misteri derajat melek politik warga, dan langkanya kesukarelaan politik. Masalah tersebut perlu didedah sedemikian rupa untuk diketahui akar masalah dan dicari jalan keluarnya.Harapannya, partisipasi dalam pemilu berada pada idealitas yang diimajinasikan. Oleh karena itu, program
riset
menjadi
aktivitas
yang
tidak
terhindarkan
dalam
manajemen pemilu. B. Tujuan Tujuan dari Riset Pemilu 2014 adalah untuk mentradisikan kebijakan berbasis riset atas persoalan-persoalan yang berkaitan dengan manajemen pemilu serta menjadi Bahan penyusunan kebijakan untuk
meningkatkan dan memperkuat
partisipasi warga dalam pemilu dan
setelahnya . Secara khusus riset ini bermaksud untuk menemukan akar masalah atas persoalan-persoalan yang terkait dengan partisipasi dalam pemilu , serta terumuskannya rekomendasi kebijakan atas permasalahan yang dihadapi dalam kaitannya dengan partisipasi dalam pemilu . C. Tema Riset Terdapat
sejumlah
persoalan
ditemukan
dari
setiap
periode
pemilu.Potret persoalan itu dilihat dalam rentang waktu pemilupemilu pada masa reformasi sampai dengan saat ini. Persoalanpersoalan
yang
dapat
dijadikan
tema
potensial
untuk
diriset
menyangkut partisipasi pemilih diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Masalah Sosial Ekonomi masyarakat.
Rasionalitas
menjadi bagian penting dari partisipasi
pemilih
untuk
ikut
serta
dalam
ivent
demokrasi berkorelasi dengan kondisi ekonomi dan social masyarakat, oleh karena itu gambaran kondisi social ekonomi merupakan bagian informasi riset yang mengawali pembahasan kajian –kajian / tema tentang partisipasi masyarakat pada pemilu 2014 di Propinsi Gorontalo. 2. Kehadiran dan Ketidakhadiran Pemilih di TPS (Voter turn-out) Partisipasi pemilih sejak pemilu 1999 sampai dengan pemilu 2014 bergerak
fluktuatif.
Pada
pemilu
legislatif,
penurunan
partisipasi
pemilih sekitar 10% konsisten terjadi sampai pada pemilu 2009. Sementara itu pada pemilu 2014, angka partisipasinya naik sebesar 5%. Pada kasus pilpres, tercatat dalam pemilu 2014 pertama kalinya dalam sejarah
angka
partisipasinya
lebih
rendah
dibandingkan
pemilu
legislatif. Pertanyaannya, kenapa angka partisipasi pemilu legislatif naik dibandingkan pemilu sebelumnya?
Kenapa angka partisipasi
Pilpres menyimpang dari pola pada pemilu-pemilu sebelumnya? Selain
itu
kenapa
golput
tetap
saja
hadir
dalam
setiap
pemilu?
Apa
penyebabnya? 3. Perilaku memilih (Voting behaviour). Perilaku memilih adalah terkait dengan keputusan pemilih untuk memilih kandidat atau peserta pemilu tertentu. Kenapa seorang pemilih menjatuhkan pilihannya kepada kandidat atau peserta pemilu tertentu. Tentu beragam alasan yang dapat dikemukakan oleh setiap pemilih. Persoalannya adalah, sejauhmana pilihan-pilihan itu bersifat rasional? Dengan kata lain, sejauhmana pilihan politik mereka berdasarkan pertimbangan rasional menyangkut kandidat atau peserta pemilu itu. Apakah rekam jejak, program atau janji peseta pemilu menjadi bahan pertimbangan atau faktor lain. Riset ini penting untuk mengetahui tingat rasionalitas pemilih dalam pemilu. 4. Politik uang (Money politics/Vote buying)
Politik biaya tinggi
menjadi keluhan sebagian peserta pemilu. Salah satu penyebabnya adalah fenomena politik uang. Peserta pemilu mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan dukungan pemilih, atau pemilih aktif meminta imbalan dari dukungan yang diberikannya. Fenomena ini sudah pasti menjadikan demokrasi kita tidak sehat. Pertanyaannya, bagaimana politik uang terjadi? Polanya seperti apa? Kenapa disebagian tempat terjadi politik uang, disebagian tempat kebalikannya? Faktor apa yang mempengaruhi? Kebiajakan apa yang perlu ditempuh untuk mengatasi mengatasi fenomena politik uang? 5. Tingkat melek politik warga (Political literacy). Terdapat keyakinan bahwa tingkat melek politik warga berpengaruh pada sikap dan perilaku
politik
warga
negara.
Muaranya
adalah
pada
tingkat
kedewasaan perilaku berdemokrasi. Relasi itu bersifat perbandingan lurus, yaitu semakin tinggi tingkat melek politik warga semakin matang perilaku demokrasinya, dan sebaliknya. Dengan kata lain, wajah
demokrasi sebuah negara sebagian ditentukan oleh tingkat melek politik warga. Pertanyaannya adalah seberapa tinggi/dalam melek politik warganegara? bagaimana melek politik warga selama ini terbentuk? faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya melek politik warga? Kebijakan apa saja yang perlu dirumuskan untuk meningkatkan melek politik warga? 6. Kesukarelaan
Warga
dalam
politik
(Political
voluntarism).
Kesukarelaan warga dalam politik berpengaruh luas dalam kehidupan politik.
Absennya
kesukarelaan
warga
dapat
merusak
sendi-sendi
demokrasi. Dalam jangka pendek, biaya politik mahal menjadi resiko yang harus ditanggung karena segalanya serba berbayar. Dalam jangka panjang,
korupsi
menjadi
virus
endemik
yang
pasti
menyerang.
Sebaliknya, tatanan demokrasi semakin kuat apabila kesukarelaan warga tumbuh dan hidup didalam masyarakat. Dari pemilu kepemilu kesukarelaan warga mengalami pasang surut. Kesukarelaan warga yang kehadirannya ditandai dengan munculnya relawan dari berbagai kalangan kuat muncul dalam pemilu 2014. Pertanyaannya, apa faktor yang mempengaruhi munculnya keskuraleaan politik warga dan faktor apa yang menghambatnya? Kebijakan apa saja yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan dan mmperkuat kesukarelaan warga dalam politik?
Potensial
berkaitan
dengan
tema
riset
lain
partisipasi
dikoordinasikan/disampaikan
dapat
pemilih
pilihan
ditambahkan dalam
temanya
sepanjang
pemilu
dengan
KPU
dan pada
struktur diatasnya. 7. Media Sosial
menjadi tren pelaksanaan pemilu dalam lima tahun
terakhir, berbagai kejutan dan efektifitas penggunaan media menjadi hal
yang
perlu
dicermati
dalam
riset
pemanfaatannya oleh Komisi pemilihan Umum
ini
berikut
efesiensi
Chapter- 2
Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi Ekonomi Rumah tangga di Kabupaten Bone Bolango berdasarkan hasil survey ini menunjukan bahwa lebih dari separuh responden (64 persen)
menyatakan kondisi
Ekonomi rumah tangga sama saja dengan tahun lalu bahkan 10 persen responden lainnya menyatakan kondisi ekonomi rumah tangganya lebih buruk dari tahun sebelumnya hanya 26 persen yang menyatakan perbaikan ekonomi rumah tangga dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini tentunya memberi isyarat penting bahwa kebijakan pembangunan yang dihasilkan dari pemilu 2014 belum membawa perubahan siginifikan terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
lbih buruk dari yg lalu 10%
lbh baik dri thn lalu 26% sama saja dari tahun lalu 64%
Kondisi Ekonomi Rumah Tangga
Data Survey ini jika dibandingkan dengan Perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bone Bolango menunjukan kondisi serupa, dalam tiga tahun terakhir (20102014) angka kemiskinan di Kabupaten Bone Bolango Relatif Stabil dan belum menunjukan perubahan yang signifikan bahkan tahun 2013 mengalami kenaikan 0,53 persen dari 16.66 menjadi 17.19 hingga saat ini. (Lihat Grafik)
Oleh sebab itu Kebutuhan
mendesakyang dianggap Penting dan mendesak perlu
dilakukan oleh pemerintah daerah saat ini adalah Pembukaan lapangan kerja (29 persen), Perbaikan jalan (23 Persen) pelayanan kesehatan (12 Persen), Penyediaan air bersih dan pendidikan Gratis (10 persen ) dan lainnya penyediaan Rumah layak huni, penyediaan listrik dan kebutuhan lainnya.
Kebutuhan terhadap pembukaan lapangan kerja ini cukup beralasan sebab mengaju pada data BPS, tingkat pengangguran terbuka di kabupaten Bone Bolango sebesar 3,88 persen atau kurang lebih 1.746 angkatan kerja penduduk bone bolango usia kerja belum bekerja (penganguran terbuka)
Kebutuhan Mendesak pmbkaan lapngan kerja
29%
prbaikan jalan
23%
pelayanna kesehatan
12%
penyediaan air bersih
10%
pendidikan grtis
10%
Mahyani
8%
penyediaan jaringan listrik lainnya
6% 2%
Keamanan Daerah saat dilaksanakannya survey ini sebagian besar responden menilai aman / cukup aman hanya 7 persen yang menyatakan kondisi daerah tidak aman.Potensi kerawanan konflik setiap saat berubah menjadi konflik social yang besar jika semua komponen didaerah tidak sigap.Tahapan Pelaksanaan Pilkada saat dilaksanakannya survey ini dapat berubah menjadi sumber konflik jika tidak diantisipasi sejak dini, penting untuk mengkoordinasikan permasalahan sekecil apapun dimasyarakat.
Keamanan Daerah 1% 7%
tdk aman kurang aman 30% cukup aman
62% aman
Chapter- 3
Partisipasi Pemilu
Partisipasi Pemilu (Baca: politik) menurut Herbert McClosky adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat, melalui mana mereka mengambil bagian dlm proses pemilihan penguasa dan secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembentukan kebijakan umum. Penggunaan hak pilih dalam pemilu termasuk kegiatan partisipasi politik karena aktivitas tersebut mempengaruhi siapa yang duduk sebagai pengambil kebijakan yang secara tidak langsung mempengaruhi kebijakan yang diambil. Hasil survey
ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Bone
Bolango sebesar 87 persen sedangkan responden yang menyatakan tidak ikut pada pemilu 2014 hanya 13 persen. Hasil ini jika dibandingkan dengan hasil hitung actual KPU yakni 87, 76. Tingkat partisipasi pemilih ini jika dibandingkan dengan Pemilu Presiden 2014 mengalami penurunan 7,01 persen (Grafik) , angka penurunan ini adalah realitas Nasional. Survey ini menunjukan fakta bahwa tingkat kedekatan kepentingan pemilih dengan calon yang akan dipilih berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat partisipasi pemilih. Semakin dekat / sama kepentingan pemilih dengan yang dipilih maka keikutsertaan untuk memilih akan makin tinggi, sebaliknya semakin jauh jarak kepentinganya keduanya maka makin rendah pula tingkat partisipasi pemilih.
Partisipasi Pemilih tidak 13%
ya 87%
Partisipasi Pemilu 2014 PEMILU LEGISLATIF
PEMILU PRESIDEN
87,76% 7,01 %
80,75%
Tingkat Partisipasi Pemilu 2014 di kabupaten Bone Bolango menurut survey ini menemukan kesadaran tinggi sebagai warga Negara, mayoritas responden 70, 1 persen menyatakan bahwa keikutsertaan dalam pemilu karena menjadi warga Negara yang baik alas an lainnya yang mengemuka menginginkan adanya perubahan 16, 5 persen dan lainna biasa memilih 8 persen dan caleg di percaya 4,6 persen.
Alasan Ikut Pemilu warga yang baik
70,1%
ada perubahan
16,5%
biasa memilih caleg dipercaya
8,0% 4,6%
lainnya
0,5%
dapat uang
0,3%
Sebaliknya bagi 13 persen yang menyatakan tidak ikut pemilu 2014 menyatakan beragam alasan, hamper separuh mempunyai alas an bahwa tidak ada gunanya memilih (41 persen) sebab pemilu hanya menguntungkan elite –elit saja (44 persen), alas an administrative juga mengemuka misalnya alas an tidak terdaftar sebagai pemilih (4 persen) , parpol tidak bias dipercaya 4 persen dan alas an lainnya juga 4 persen.
Alasan Tidak Ikut Pemilu untungkan elit
44%
tidak ada gunanya
41%
tdk terdaftar
7%
lainnya
4%
parpol tdk dipercaya
4%
Fakta bahwa tingkat partisipasi masyarakat Bone Bolango tahun 2014 cukup tinggi tidak saja ditunjukan oleh pemilih yang saat ini kondisi ekonomi keluarganya lebih baik dari tahun lalu (26 persen), namun responden yang merasakan kondisi ekonomi rumah tangganya sama saja bahkan lebih buruk dari tahun lalu masing-masing 64 persen dan 10 persen. Fakta ini menunjukan bahwa tingginya kesadaran masyarakat dalam memilih meskipun mereka sadar bahwa kondisi ekonomi kehidupannya tidak mengalami perubahan. Pertanyannnya apakah tingginya kesadaran ini diakibatkan oleh kesadaran atas pengetahuan yang dimiliki atau disebabkan factor lain diluar kesadaran tersebut, misalnya mobilisasi oleh calon anggota legislative atau Tim sukses dengan diiming-imingi sejumlah uang atau barang?
lbih buruk dari yg lalu 10%
Kondisi Sosial Ekonomi (base: Ikut Pemilu) lbh baik dri thn lalu 26%
sama saja dari tahun lalu 64%
Tingkat Partisipasi pemilih juga secara nyata terdistribusi di semua daerah pemilihan di kabupaten Bone Bolango, tingkat partisipasi pemilih berada diatas 20 persen atau pada kisaran 21 – 32 persen, perbedaan tingkat partisipasi antar daerah pemilihan tidak menonjol dan relative merata di seluruh dapil di Bone Bolango.
Partisipasi Pemilih (base : Dapil ) Dapil 4 22%
Dapil 3 32%
Dapil I 21% Dapil 2 25%
Kalangan Ibu Rumah tangga mendominasi Tingkat Partisipasi Pemilu
2014yakni 31
persen, demikian halnya Petani (29 persen), Buruh (16 persen) dan Nelayan (8 persen). Partisipasi Pemilu di Bone Bolango juga ditunjukan oleh Pemilih yang berbeda latar belakang pendidikan, hamper separuh 41 persen responden yang berlatar pendidikan SM/ sederajat menyatakan turut serta pada pemilu 2014, demikian halnya responden yang berlatar bekang pendidikan SD/ sederajat 24 persen , yang berlatar bekang pendidikan SLTP/sederajat 15 persen, yang berlatar bekang pendidikan Diploma 6 persen dan yang tidak sekolah hanya 2 persen ( Grafik) Partisipasi Pemilih (base: Status Pekerjaan) Ibu RumahTangga
31%
Petani
29%
Buruh
16%
Nelayan
8%
PNS / Pensiunan
8%
Masih Sekolah/kuliah Wiraswasta
6% 2%
Partisipasi Pemilih (base: Tingkat Pendidikan) SLTA/Sederajat
41%
SD Sederajat
24%
SLTP/Sederajat
15%
Sarjana/SI/S2/S3
11%
Diploma/Akdmk Tidak Sekolah
6% 2%
Apakah Pemilu 2014 sesuai harapan? 82 persen responden dalam survey ini menyatakan bahwa pemilu 2014 sesuai harapan meskipun faktanya mereka menyadari bahwa belum ada perubahan berarti silih-bergantinya pemilu ke pemilu, Pilkada ke Pilkada.
Pemilu sesuai harapan
tidak 18%
ya 82%
tahu fotonya saja 15%
Tingkat Pengenalan caleg
tidak tahu 4%
ya 47% kenal orangnya 34%
.
Chapter- 4
Kampanye &Media Sosial
Sepertiga responden menyatakan sering bahkan selalu mengikuti berita terkait informasi pemerintahan, politik dan social budaya, hanya 10 persen responden yang menyatakan tidak pernah mengikuti berita. Sumber informasi berita sebagian besar bersumber dari radio (20 persen), dialogis (24 persen), Baliho (19 persen) dan media social 10 persen), lainnya melalui stiker dan selabaran. Survey ini menemukan bahwa Radio menjadi pilihan mayoritas Masyarakat di Kabupaten Bone Bolango mendapatkan informasi seputar permasalahan di daerah maupuninformasi terkait pemilu. Perlu dipertimbangkan untuk mengoptimalkan media Radio sebagai sarana sosialisasi dan Pendidikan Politik Warga.
tidakpernah 10%
Mengikuti berita selalu 10%
kadangkadang 24%
sering 25% jarang 31%
Sumber Informasi Pemilu 2014 radio
28%
dialog
24%
baliho
19%
medsos
10%
stiker
8%
lainnya
7%
selebaran
4%
Jenis Program berita adalah Program radio yang paling diminati oleh masyarakat Bone Bolango 62 persen, selanjutnya siaran –program acara keagamaan 14 persen sisanya music 9 persen, talkshow 3 persen dan acara lainnya 12 persen.
Jenis Program radio musik 9% talkshow 3%
keagamaan 14%
lainnya 12%
berita 62%
Lain halnya dengan aksesibilitas terhadap informasi Partai Politik, survey ini menunjukan bahwa spanduk lebih dominan menyajikan inforamsi Partai Politik di bandingkan kegiatan lainnya. Sumber Informasi partai melalui spanduk 31 persen, Dialog 27 persen, TV 11 persen, Stiker 11 persen, radio 10 persen dan Koran 10 persen .
Kegiatan Dialogis yang dilakukan oleh Partai Politik dan Caleg dinilai oleh lebih sepertiga responden 37 persen paling disukai responden.Acara Hiburan 14 persen, acara keagamaan 8 persen, konvoi 8 persen dan kegiatan lainnya di bawah 7 persen. (Lihat Grafik)
Sumber Informasi Partai Politik spanduk
31%
dialog
27%
TV
11%
stiker
11%
radio
10%
koran
10%
Jenis kampanye yang disukai Dialogis
37%
Hiburan
14%
Acara Keagamaan
8%
Konvoi
8%
Pelayanan Kesehatan
7%
Pasar Murah
5%
Acara Tradisional
4%
lainnya
3%
Musik
3%
Sembako
3%
Kerja Bakti
2%
bagi-bagi Uang
2%
Olah raga
1%
Bulusukan
1%
Jalan santai Film
1% 0%
Media social yang menjadi trend Pemilu 2014 diresponden oleh 37 Responden yang menyatakan kebiasaan mereka menggunakan media social dalam kehidupan sehari-hari. Pengguna media social tersebut merata di seluruh Daerah pemiliha (DAPIL) di kabupaten Bone Bolango.Terbanyak di dapil 3 yakni 32 persen dan sedikit di dapil 2 yakni 18 persen.
Dapil I 22%
Dapil 4 28%
Pengguna Media Sosial (Base : Dapil) Dapil 2 18% Dapil 3 32%
Pengguna media social ini hamper seratus persen menyatakan ikut serta pada pemilu 2014 lalu yakni 96 persen, artinya media social ini cukup efektif memobilisasi pemilih. tidak 4%
Pengguna Media Sosial (Base : Ikut Pemilu) ya 96%
Chapter- 5
Money Politik
Partisipasi politik itu sendiri digolongkan menjadi dua jenis, yaitu partisipasi autonom dan partisipasi yang dimobilisasi.Mobilisasi terkoordinasi dipandang penting karena ia memberi dampak besar pada kehadiran pemilih di TPS. Namun demikian, aktivitas kampanye calon dalam berbagai pemilihan sangat sedikit diarahkan untuk tujuan mendatangkan emilih ke TPS tingkat partisipasi dalam pemilu tidak selalu berbanding lurus dengan minat dan kepedulian masyarakat terhadap urusan publik dan politik. Sangat mungkin tingkat partisipasi yang tinggi tidak didasari oleh tingkat melek politik yang baik, melainkan karena mobilisasi misalnya melalui instrument Uang atau barang untuk mempengaruhi pemilih Hasil Survey pada kali ini menunjukan bahwa 20 persen responden menyatakan toleransinya terjadap praktek Money Politik, sebaliknya yang menolak praktek Money Politik 80 persen .
Ya, Wajar diterima 20%
Money Politik Tidak bisa diterima 80%
Profil responden yang menolak dan menerima Praktek Money politik di kabupaten Bone Bolango dapat di telusuri melalui latar belakang Pendidikan dan pekerjaan responden. Survey menunjukan bahwa penerimaan terhadap Money Politik ini tidak mengenal strata pendidikan, Praktek ini dapat terjadi dan dilakukan oleh semua kalangan, faktanya responden yang berlatar pendidikan SMA, SMP dan sarjana mentolerir praktek yang mencederai demokrasi ini(Grafik)
Demikian halnya bagi responden yang mempunyai pekerjaan Nelayan, Wirasawsta, Petani, Buruh bahkan Ibu Rumah tangga cukup merespon paling tinggi yakni sebesar 29 persen ( Grafik)
Sikap Menerima Money Politik Terima - tdk pilih calon 29% Terima - Pilih Calon 47%
Terima - Terima - Pilih Pilih Calon saathari H byk uang 9% 15%
Lainnya 1%
Jenis Money Politik
perbaikan Fasilitas Umum 53%
Pemberian Uang 20%
Pembagian Sembako 13%
Pembagian Pakaian 13%
Tindakan melihat Money Politik Akan membantu jika dibutuhkan
cukup menyaksikan saja
menegur & melaporkan kpd pngawas
23%
29%
48%
Chapter- 6
INTEGRITAS KPU
Nilai Netralitas KPU Tidak 11%
TT/TJ 9% Ya 48%
Ragu-Ragu 32%
Integritas KPU Ya KPU Terbuka KPU Proporsional KPU Profesional KPU Akuntabilitas KPU Adil
Tidak 89% 88% 80% 77% 77%
23% 12% 20% 11% 23%
KPU Mandiri
77%
26%
KPU Jujur
74%
23%
Tabel Penilaian Netralitas KPU (Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden)
Ya
Ragu-
Tkt Pendidikan
Tidak
TT/TJ
Ragu
Tidak Sekolah
3%
2%
4%
1%
SD Sederajat
20%
18%
22%
23%
SLTP/Sederajat
12%
18%
13%
27%
SLTA/Sederajat
41%
43%
45%
26%
Diploma/Akdmk
7%
5%
4%
6%
12%
12%
11%
11%
Sarjana/SI/S2/S3
Jenis Pekerjaan PNS / Pensiunan Ibu RumahTangga Masih Sekolah/kuliah Buruh Petani Wiraswasta Nelayan
Tabel Penilaian Netralitas KPU (Berdasarkan Jenis Pekerjaan Responden) Ya Ragu-Ragu Tidak 10% 31% 6% 16% 21% 2% 8%
6% 28% 9% 15% 31% 2% 7%
4% 37% 7% 15% 24% 2% 8%
TT/TJ 5% 35% 5% 14% 23% 0% 10%
Penutup & Rekomendasi Kebijakan
Partisipasi politik masyarakat di Kabupaten Bone Bolango cukup tinggi – tertinggi dari daerah lainnya di Propinsi Gorontalo, factor penyebabnya adalah mudahnya eksesibilitas informasi sehingga ketersediaan informasi ini dapat meningkatkan melek politik warga Bone Bolango. Fakta ini ditemukan terutama untuk wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Kota Gorontalo. Sebaliknya daerah yang akses informasinya sulit, memiliki kecenderungan untuk mengandalkan tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat sebagai sumber informasi politik, sehingga forum-forum berbasis keagamaan & adat lebih efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait dengan hal-hal yang berkaitan dengan kepemiluan.Kedua fakta ini memberi informasi penting bahwa tingkat konsumsi media yang rendah tidak selamanya memberi efek bagi tingkat melek politik yang rendah pula, sebab ada sumber informasi politik alternatif lainnya yang dapat di akses oleh public. Kedua, terdapat kecenderungan bahwa perilaku pemilih di Bone Bolango dalam Pemilu 2014 beleum sepenuhnya otonom, keputusan untuk menentukan pilihan politik umumnya masih di dasari oleh kesamaan asal wilayah; arahan tokoh adat; afiliasi puri dari kandidat; dan identifikasi dengan partai politik tertentu, hanya sebagian kecil saja yang mendasari pada pilihan –pilihan rasional misalnya menentukan pilihan berdasarkan pertimbangan untung rugi kolektif, bukan untung rugi pribadi/kelompok atau pertimbangan pragmatis. Media social dan media kampanye lainnya di Kabupaten Bone Bolango cukup baik kampanye via sosial media cukup efektif,
B. Saran/ Rekomendasi Kebijakan
1. Memperkenalkan Nilai – nilai dasar pemilu dan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kepada seluruh elemen masyarakat. 2. Memberikan sosialisasi/pengertian kepada seluruh masyarakat tentang pentingnya penggunaan suara dalam pemilu/pemilihan. 3. Meningkatkan partisipasi pemilih, baik secara kualitas maupun kwantitas. -
Mengurangi angka kecurangan pemilu, konfik pemilu, mobilisasi pemilih sehingga menghasilkan pemenang yang berkualitas.
4. Memperkuat sistem demokrasi. -
Memberikan pendidikan pemilih kepada masyarakat untuk membentuk nilai dan kesadaran akan peran, hak, kewajiban dan tanggung jawab pemilih dalam sistem demokrasi.
5. Mengadakan pendekatan sosial baik secara perorangan, kekeluargaan, adat, suku, agama maupun organisasi – organisasi kemasyarakatan. 6. Mempermudah persyaratan perekrutan badan adhoc ( PPK, PPS, KPPS ).
Metodologi Riset Survey
dilaksanakan
tanggal
01
s.d
30
Sept
2015.
Survey
mewawancarai 1.034 responden target sebagai sampel yang tersebar di 18 kecamatan dan 53 Desa yang dipilih secara Stratifed Random Sampling pada tingkat kecamatan, kelurahan dan acak sederhana bagi kepala keluarga terpilih. Sampling error sebesar -/+ 3.0 persen dengan taraf kepercayaan 95 persen Pengumpulan data lapangan melibatkan 10 surveyor yang berintegritas dan insyaAllah amanah. Selain itu 2 orang peneliti politik lokal Gorontalodilibatkan dalam Focus Group Discussion (FGD). Metode
riset
dapat
campuran.Metode masalah
yang
dipilih
kuantitatif
antara
kuantitatif,
berusaha
diteliti.Kerangka
teori
mencari pada
kualitatif,
atau
generalisasi
atas
metode
kuantitatif
dimaksudkan untuk diuji kebenarannya sehingga hasil akhir dari penelitian adalah diterima atau ditolaknya sebuah teori/kerangka pemikiran dan dibangunnya kerangka pemikiran baru atas sebuah permasalahan. Sementara itu pada metode kualitatif, penelitian dimaksudkan untuk mencari
pemaknaan
atau
kedalaman
atas
sebuah
permasalahan.Kerangka teori berfungsi sebagai pisau analisis untuk membantu peneliti merangkai dan memberi makna atas berbagai fakta yang
ditemukan
mengasosiasikan kualitatif.Data
dalam prosedur
kuantitatif
penelitian.Pada kerja
pada
dilengkapi
metode
metode
dengan
campuran,
kuantitatif
data
kualitatif
dan dan
sebaliknya untuk dicapai satu analisis yang lebih komprehensif. Dari berbagai pilihan metode riset tersebut, pilihan metode disesuaikan dengan kebutuhan dan fisibilitas berbagai hal yang menyangkut riset, dengan memperhatikan beberapa hal:
1.
Sumber data Sumber data dapat berupa data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh sendiri melalui wawancara, observasi, tes, kuesioner, dsb. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua, seperti buku, dokumentasi, data dari lembaga/institusi, dsb. Sumber data pada metode kuantitatif bersifat
random, sedangkan pada kualitatif bersifat purposive atau snowball. 2.
Pengumpulan data Pada metode kuantitatif teknik pengumpulan
data dapat dilakukan melalui survey, wawancara, FGD, kuesioner, observasi, dsb. Pada metode kualitatif melalui participant observation,
in depth interview, dokumentasi, maupun teknik triangulasi. 3.
Pengolahan
data
Bagaimana
data
diklasifikasikan
atau
dikumpulkan untuk kebutuhan membangun argumen, serta pemilahan data menurut relevansinya. 4.
Analisis/Interpretasi
data
Analisis
data
disesuaikan
dengan
pilihan metode riset yang digunakan. Pada metode kuantitatif, analisis dilakukan dengan menggunakan statistic sedangkan pada kualitatif menginterpretasikan pola, model, atau pun teori yang digunakan.
Daftar Bacaan Almond, Gabriel dan Bingham Powell Jr. 1978. Comparative Politics. Boston: Little, Brown and Company. Downs, Anthony. 1967. Inside Bureaucracy. Boston: Little, Brown and Company. Goodin, Robert E. dan Hans-Dieter Kligemann. 1996. A New Handbook
of Political Science. New York: Oxford University Press. Koentjaraningrat. 2007. Pengantar Antropologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press. Lipton, Michel. 1977. The Poor People Stay Poor: Urban Bias in World
Development. Cambride: Harvard University Press. Rodee dkk. 2004. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Rajawali Press. Soekanto, Soerdjono. 2007. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. Surbakti, Ramlan dkk. 2011. Merancang Sistem Politik Demokratis:
Menuju
Pemerintahan
Presidensial
yang
Efektif.
Jakarta:
Kemitraan Partnership. Syafiie, Inu Kencana. 2005. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: PT Refika Aditama. Umar,
Arif
Alauddin
dkk.
2008.
Pengaruh
Kultural
Terhadap
Partisipasi Politik Masyarakat Kota Makassar dalam Pemilihan Walikota Tahun 2008. Makassar: Hasanuddin University. Regulasi & Surat Keputusan terkait lainnya Undang – undang Nomor 08 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tahun 2014 Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2014Tentang Perubahan Kedelapan
Atas Peraturan KPU Nomor 07 Tahun 2012 tentang Tahapan, Program, dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014 Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah, Terakhir dengan Peraturan KPU Nomor 22 Tahun 2014
Lampiran
PROFIL RESPONDEN
Jenis kelamin
Perempuan 49%
Tidak Sekolah 2% Sarjana/SI/S2/S 3 12% Diploma/Akdm k 6%
Laki-Laki 51%
Tingkat Pendidikan
SLTA/Sederajat 43%
SD Sederajat 21% SLTP/Sederajat 16%
PNS /
Nelayan Wiraswasta 9% 2%
Jenis Pekerjaan Pensiunan 8%
Ibu RumahTangga 32%
Petani 26% Buruh 16%
Masih Sekolah/kuliah 7%
> 55 thn 9%
Kelompok Usia 17-24 thn 14%
< 17 tahun 2%
45-55 thn 18% 35-44 thn 29%
25-34 thn 28%
Pendapatan
> 5 juta 44%
< 100.000 29% 100.000500.000 17%
1 juta - 5 juta 1%
500.000-1 juta 9%
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROPINSI GORONTALO
SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014 Nomor Kuesioner ; RESPONDEN ADALAH WAJIB PILIH 1
Tgl wwcr
:
-
-
2
Nama Resp
:
…………………………..…………
3
Kec.
:
……………………….……………
4
Kel / Desa
:
……………………….……………
1. Bagaimana keadaan ekonomi rumah tangga B/I/S saat ini.? (1) Lebih baik dari tahun lalu (2) Sama saja dari tahun lalu (3) Lebih buruk dari tahun lalu 2. Menurut B/I/S kebutuhan apa yang paling mendesak untuk ditangani oleh pemerintah daerah (sebut Daerah Kab/Kota) saat ini? (1) Pembukaan Lapangan Kerja (2) Masalah Kesehatan (3) Masalah Pendidikan (4) Listrik / PLN (5) Perbaikan Jalan (6) Penyediaan Air bersih (7) Penyediaan Rumah Layak Huni (8) Lainnya ................................................................ 3. Menurut B/I/S bagaimana kondisi keamanan daerah setahun terakhir ini? (1) Cukup aman (2) Aman (3) Kurang aman (4) Tidak Aman 4. Bagaimana penilaian B/I/S tentang Kinerja Anggota Legislatif selama ini .? (1) Memuaskan (3) Tidak Memuaskan (2) Cukup Memuaskan (88) TT / TJ 5. Bagaimana penilaian B/I/S tentang Kinerja Pemerintah Daerah selama ini .? (1) Memuaskan (3) Tidak Memuaskan (2) Cukup Memuaskan (88) TT / TJ 6. Apakah B/I/S aktif menggunakan media Sosial ? (1) Ya ( 2) Tidak Pert 8 7. Jika YA Seberapa sering B/I/S menggunakan Media Sosial tersebut? ( beri tanda (V) pada bagian yang dipilih
No
Jenis Media Sosial
1 2 3 4 5 6 7
Facebook BBM Email Tweeter Instagram Fandpage Lainnya
Sering Setiap Hari /jam (1)
Jarang (Setiap Minggu) (2)
Kadangkadang (sebulan 1-2 kali) (3)
8. Apakah Bapak/Ibu aktif dalam kegiatan sosial-keagamaan berikut ini ? (1) Arisan Sosial- Keagamaan (Mis ; NU, Muhammadiyah, SI dll) (2) Serikat pekerja/buruh, tani & nelayan (3) Perhimpunan /klub olah raga (4) Organisasi Pemuda (5) Karang Taruna (6) Kelompok seni-Budaya (7) Partai Politik (8) Lainnya
9. Apakah B/I/S mengikuti berita-berita yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial kemasyarakatan atau politik di tingkat daerah ataupun nasional? 1. Selalu 2. Sering 3. Jarang 4. Kadang-kadang 5. Tidak pernah 10. Dari mana B/I/S memperoleh Informasi tersebut? (1) Dialog tatap muka sosialisasi (2) Spanduk/baliho (3) Kalender/stiker/poster (4) Radio/ Majalah / Buletin (5) Media social Internet (FB,Tw,dll) (6) Pengumuman / selebaran (7) Lainnya…______________________ 11. Siaran Radio mana yang Paling Sering di dengar ? 1. RRI 2. Selebes Radio 3. STAR FM 4. POLIYAMA FM 5. Lainnya……… 12. Apa jenis acara/program di Radio Yang paling sering B/I/S dengarkan? 1. Berita / Informasi 2. Acara keagamaan (pengajian dan kerohanian) 3. Dialog / talkshow (rumah kopi dll) 4. Musik 5. Lainnnya........................................ 13. Apakah selama Pileg 2014 ini B/ I/S menggunakan Hak pilih secara Bebas (tanpa tekanan) ? (1) Ya (2) Tidak 14. Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun 2014 (Pileg) (1) Ya Pert 15 (2) Tidak Pert 16 15. Jika YA apa alasan B/I/S memilih.? 1.) Menjadi warga negara yang baik 2.) Ada perubahan Kondisi Bangsa & Daerah 3.) Calon Legislatif baik dan dipercaya 4.) Sudah biasa memilih 5.) Karena diberi sejumlah Uang 6.) Lainnya ……………. 16. Jika TIDAK Apa alasan B/I/S tidak IKUT Pemilihan Legislatif 9 April 2014? 1) Pemilu tidak ada gunanya untuk perbaikan ekonomi masyarakat 2) Pemilu hanya menguntungkan calon tertentu dan elit-elit politik 3) Partai politik tidak bisa dipercaya lagi 4) Calon Legislatif tidak ada yang dinginkan 5) Tidak terdaftar sebagai pemilih 6) Lainnya ................................................. 17. Apakah B/I/S mengenal Calon Anggota Legislatif yang dipilih tersebut ? (1) Ya..sudah lama mengenal dan sangat dekat (2) Ya hanya mengenal orangnya (3) Hanya Tahu Fotonya & Tidak Mengenal Orangnya (4) Tidak Tahu /mengenal sama sekali 18. Menurut B/I/S Apakah hasil Pemilu Legislatif 2014 lalu sesuai harapan ? (1) Ya (2) Tidak 19. Apakah B/I/S menggunakan hak Pilih pada Pemilihan Umum tahun 2014 (Pilpres ) (1) Ya (2) Tidak Pert 20
1
20. . Jika TIDAK Apa alasan B/I/S tidak IKUT Pemilihan Presiden 9 Juni 2014? 1) Pilpres tidak ada gunanya untuk perbaikan ekonomi masyarakat 2) Piplres hanya menguntungkan orang-orang tertentu dan elitelit politik 3) Partai politik tidak bisa dipercaya lagi 4) Calon Presiden tidak ada yang dinginkan 5) Tidak terdaftar sebagai pemilih 6) Lainnya ................................................ 21. Dari mana sumber Informasi Partai Politik & Calon Anggota Legislatif diperoleh ? 1) Dialog tatap muka 2) Spanduk/baliho 3) Kalender/stiker/poster 4) Radio 5) Koran 6) Televisi 22 Pada massa kampanye jenis kegiatan mana paling B/I/S sukai ? 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 23
Konvoi Berdialog Dgn Warga Panggung Hiburan Acara Keagamaan Jalan Santai Acara Tradisonal Kerja Bakti Konser Musik / Band
9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16)
Pelayanan Kesehatan Pasar Murah Bagi Bagi Uang Bagi Bagi Sembako Blusukan Acara Olah Raga Pemutaran Film Lainnya ____________
Jika ada Partai / Calon yang ingin mengadakan kegiatan berikut ini kegiatan apa yang B/I/S ingin ikuti ?.
1) 2) 3) 4)
Kegiatan Bakti Sosial Kegiatan Keagamaan Kegiatan Olahraga Kegiatan Pendidikan
5) 6) 7) 8)
Kegiatan Wirausaha Kegiatan yang sesuai dengan Hobi Kegiatan Budaya Daerah Lainnya………
24. MENURUT B/I/S, Apakah Pemberian sejumlah UANG, BARANG untuk mempengaruhi pilihan pemilih adalah hal yang WAJAR? (1) Ya, wajar di TERIMA (2) Tidak bisa di TERIMA Pert 26 25. Jika YA, Apakah B/I/S akan menerima bila ada orang yang memberi UANG atau HADIAH tersebut? (1) Akan menerima dan Memilih Calon yang memberi Uang (2) Akan menerima dan memilih calon yang memberi Uang lebih Banyak (3) Akan menerima dan memilih yang memberikan Uang saat menjelang pemungutan Suara (4) Akan menerima, dan tidak memilih Calonnya (5) Lainnya _____________________(TULISKAN) 26 Jika tidak apa alasan B/I/S 1) Saya sudah memiliki pilihan (keluarga / teman dekat) 2) Sudah dari dulu mempunyai pilihan Partai tertentu 3) Saya takut dan/tangkap Panwas 4) Saya tahu bahwa Pemberian sejumlah UANG, BARANG adalah Pelanggaran 5) Lainnya _____________________(TULISKAN) 27. Apakah B/I/S pernah melihat, menyaksikan Pemberian sejumlah UANG, BARANG untuk mempengaruhi pilihan pemilih? (1) Ya (2) Tidak Pert 28 28. Jika YA, bentuk pemberian tersebut berupa (1) Pemberian Uang (2) Pembagian Sembako (3) Pembagian Pakaian (4) Perbaikan Fasilitas Umum (5) Lainnya ................. 29. Apakah tindakan B/I/S B/I/S Jika melihat, menyaksikan Pemberian sejumlah UANG, BARANG untuk mempengaruhi pemilih ? (1) Menegur dan atau Melaporkan kepada Pengawas Pemilu (2) Cukup Menyaksikan saja (3) Tak mempedulikannya (4) Akan membantu jika di butuhkan
30. Apakah B/I/S SETUJU bahwa Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu adalah tanggungjawab bersama? (1) Ya (2) Tidak 31 Apakah B/I/S PERCAYA bahwa Penyelenggara Pemilu (KPU) TIDAK terlibat dalam kepentingan Politik? (1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ 32 Bagaimana Penilaian B/I/S tentang Integritas KPU dalam Penyelenggaraan Pemilu Legislatif 9 April 2014 ? (beri tanda (V) pada bagian yang dipilih No 1 2 3 4 5 6 7
Aspek Mandiri Jujur Adil Keterbukaan Profesionalitas Proporsionalitas Akuntabilitas
Ya (1)
Tidak (2)
33. Dari berbagai pihak berikut ini, manakah menurut B/I/S yang melakukan kecurangan PEMILU 2014.? (1) Petugas PPS (5) Partai Politik (2) PPK dan (6) Kepala kelurahan / Desa (3) KPUD (7)Tim Sukses Partai /CALEG (4) Panwas (8) Lainnya _____________ 34 Menurut B/I/S Apakah Penyelenggara Pemilu telah bekerja sesuai Harapan ? (1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ 35 Apakah B/I/S YAKIN bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak terlibat dalam kepentingan Politik Praktis? (1) Ya (2) Ragu-ragu (3) Tidak ( 88) TT/TJ PROFIL RESPONDEN 1. Jenis kelamin (1) Laki-laki (2) Perempuan 2. Pendidikan 1.) Tidak sekolah 2.) SD/Sederajat 3.) SLTP/sederajat 4.) SLTA / sederajat 5.) Diploma/Akademik 6.) Sarjana (S1, S2, S3) 3 Pekerjaan 1.) PNS/Pensiunan 2.) Ibu Rumah Tangga 3.) Sekolah / Kuliah 4.) Petani 5.) Swasta 6.) Nelayan 7.) Tak bekerja 4 Usia (1) < 17 tahun (2) 17- 24 tahun (3) 25 – 34 tahun (4) 35 – 44 tahun (5) 45 – 55 tahun (6) > 55 tahun
5. Agama (1) Islam (2) Katholik (3) Protesta (4) Hindu (5) Budha 6. Pendapatan perbulan 1.) 250.000 – 500.000 2.) 500.000 – 1juta 3.) 1juta – 5 juta 4.) 5 juta 5.) Rahasia / tidak jawab 7. Apakah B/I/S mempunyai Kartu Pemilih (1) Ya (2) Tidak 8. Apakah B/I/S mempunyai Handphone (1) Ya (2) Tidak Berkenan kami tahu? No Hp ………………………...
Surveyor : …………………………….Ttd : _________
Kuesioner ini tidak diperkenankan dimiliki dengan cara apapun oleh siapapun, KERAHASIAN RESPONDEN DIJAMIN SEPENUHNYA Terimakasih atas Kerjasama yang Baik
2
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROPINSI GORONTALO SURVEY PARTISIPASI PEMILU 2014 JUMLAH SAMPEL KABUPATEN BONE BOLANGO = 1.100 Sampling Error = 3 % No Nama Desa Jlh Sampel 1 OLUHUTA 27 2 PAUWO 53 3 DUTOHE 16 4 TOTO SELATAN 24 5 TALANGO 21 6 DUTOHE BARAT 26 7 BONGOIME 48 8 TOTO UTARA 39 9 LONUO 16 10 BUTU 14 11 BERLIAN 10 12 TIMBUOLO TIMUR 34 13 SUKMA 13 14 HUANGOBOTU 37 15 OLELE 25 16 BINTALAHE 18 17 BILUNGALA 36 18 LEMBAH HIJAU 15 19 KEMIRI 9 20 MAMUNGAA 11 21 KAIDUNDU 24 22 TOMBULILATO 19 23 MOOPIYA 15 24 BUNGA 13 25 TALUDAA 27 26 SOGITIA 24 27 ILOHUUUWA 13 28 BOLUDAWA 47 29 TINELO 27 30 HELUMO 13 31 TULABOLO 10 32 DUMBAYA BULAN 17 33 PANGI 11 34 MOLINTOGUPO 20 35 BONEDAA 10 36 PANCURAN 6 37 DUANO 34 38 TAPADAA 10 39 PINOGU 15 40 TALULOBUTU 23 41 LANGGE 19 42 MERANTI 11 43 BOIDU 18 44 LONGALO 19 45 SUKA DAMAI 18 46 MONGIILO 17
47 48 49 50 51 52 53
PILOLAHEYA AYULA SELATAN HUNTU SELATAN TINELO AYULA HUNTU BARAT BULOTALANGI POPODU
10 16 20 16 24 17 24 1100