LAPORAN Riset Aksi Komunitas PKBI DIY 2008 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) telah menempatkan pencegahan HIV & AIDS dan penghapusan stigma pada komunitas (gay, remaja jalanan, pekerja seks perempuan, dan waria) menjadi fokus utama. Langkah yang ditempuh oleh PKBI bersama mitra strategis adalah membentuk dan memperkuat komunitas tersebut menjadi lebih kokoh sebagai sebuah CBO (Community Based Organization). Berkaitan dengan hal tersebut, perlu bagi PKBI dan mitra strategis untuk mengidentifikasi kebutuhan komunitas, cara memenuhi kebutuhan dalam komunitas, dan hambatan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Ketiga hal tersebut bermuara pada terbentuknya komunitas-komunitas yang ada menjadi CBO. Riset aksi dalam bentuk Focused Group Discussion (FGD) diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum tentang kondisi komunitas dalam hal pola interaksi internal komunitas maupun dengan pihak luar komunitas serta potensi pencegahan HIV & AIDS guna memperoleh landasan yang kuat bagi pengembangan CBO di komunitas maupun untuk pelaksanaan kegiatan outreach selanjutnya. Tujuan umum • Merumuskan bersama rencana penghapusan stigma dan pencegahan HIV & AIDS bersama komunitas. • Identifikasi potensi komunitas untuk berkembang menjadi Community Based Organization (CBO) Indikator yang akan dilihat dari FGD • Bentuk diskriminasi yang dialami mitra strategis • Bentuk kekerasan yang dialami mitra strategis • Persepsi mitra strategis atas pentingnya fungsi komunitas • Kebutuhan mitra strategi dalam berkomunitas • Akses informasi kespro dan HIV & AIDS
1
• •
Perilaku seksual mitra strategis Kegiatan yang dilakukan dalam komunitas
PELAKSANAAN RISET AKSI Metode Focused Group Discussion (FGD) pada masing-masing komunitas dilakukan pada bulan Februari 2008 bertempat di PKBI Badran. Kriteria peserta FGD adalah anggota komunitas yang benar-benar terlibat secara intensif dalam komunitasnya sehingga diharapkan pemetaan potensi dapat terjaring secara maksimal dan dalam penyusunan bersama rencana pencegahan HIV & AIDS dan penghapusan stigma dapat lebih implementatif karena peserta terlibat aktif dalam kegiatan di komuntas masing-masing. Peserta Target jumlah peserta dari tiap komunitas kurang lebih 10 (sepuluh) orang. Akan tetapi dalam pelaksanaannya jumlah tersebut tidak semua tercapai. Dari komunitas waria, hanya dihadiri oleh 3 (tiga) orang peserta dari komunitas BI. Dari komunitas pekerja seks perempuan (PSP) hadir 3 (orang) peserta masingmasing berasal dari komunitas Bunga Seroja- Sosrowijayan, Komunitas Kami Sehat- Purawisata, dan Perkumpulan Jamaah Sehat- Jalan Magelang. Sedangkan komunitas remaja jalanan (Remjal) dihadiri oleh tiga komunitas yaitu Abu Bakar Ali, Jombor, dan Alkid. Dengan tidak tercapainya target peserta, juga mempengaruhi hasil FGD dimana informasi yang didapatkan tidak dapat mewakili dari tiap-tiap komunitas yang berbasis teritori. Padahal dari tiap wilayah tersebut terdapat perbedaan pola interaksi dan potensi yang berbeda dan diharapkan dapat tergali dari FGD ini. Sehingga seperti komunitas waria, kondisi yang terpetakan hanyalah kondisi di komunitas wilayah BI sedangkan komunitas Lempuyangan dan Galeria tidak didapatkan informasi.
ANALISIS HASIL FGD Terdapat perbedaan latar belakang, konteks sosial yang melingkupi lingkungan sekitar komunitas, dan kondisi internal di masing-masing komunitas. Maka dalam tiap sub bab analisis ini tetap akan dilakukan spesifikasi 2
berdasarkan pemetaan kondisi di masing-masing komunitas. Generalisasi dilakukan hanya pada hal-hal tertentu yang sifatnya hampir sama. Pemahaman akan urgensi kegiatan dalam komunitas (pembuatan video komunitas) Pada dasarnya, di masing-masing komunitas telah menyadari urgensi kegiatan dalam komunitas pada khususnya pembuatan video komunitas oleh mereka sendiri. Tujuan utama penggarapan video komunitas ini adalah penghapusan stigma dan penerimaan masyarakat terhadap komunitas gay, waria, remjal, dan PSP. Berikut ini adalah pemahaman dan pemaknaan dari mitra strategis atas fungsi dari video komunitas: • Video Komunitas (VK) merupakan media pewacanaan untuk masyarakat agar mengetahui kenyataan/ realitas komunitas mereka. • Media aktualiasi diri supaya eksistensi komunitas maupun individu di dalamnya diakui oleh masyarakat. • Video komunitas dibuat oleh komunitas sendiri sehingga dapat menggambarkan apa yang dialami oleh anggota komunitas secara langsung. • Pada komunitas waria, juga memiliki tujuan lebih jauh yaitu kesetaraan gender bagi mereka. Akan tetapi, masih ada satu catatan bagi komunitas remjal Jombor karena dalam komunitas masih ada yang beranggapan bahwa pembuatan video komunitas justru mengganggu aktivitas mereka sehari-hari dalam mencari uang.
Bentuk diskriminasi yang dialami Waria Pola diskriminasi Verbal
Spasial
Bentuk Cemooh (akan tetapi waria sudah menganggap hal ini merupakan hal biasa dan tidak ambil pusing atas komentar-komentar miring) • Waria phobia (setiap bertemu waria langsung pergi) • Terutama di daerah pedesaan, penerimaan terhadap waria masih sangat kurang 3
Kewacanaan Publik/ media Akses pekerjaan
Akses kesehatan
• Ketika garukan, tempat mereka dipisah dengan PS perempuan dan diperlakukan lebih tidak ramah • Pemberitaan mengenai waria hanya menampilkan berita razia/ garukan • Eksploitasi peran waria di sinetron Penolakan lamaran hanya karena statusnya sebagai waria, padahal memiliki kapasitas dan kemampuan yang tidak kalah dengan yang lain. Rumah Sakit pemerintah tidak mau menerima pasien waria (seperti kasus waria Lempuyangan yang ditolak oleh RS DR Sardjito ketika sakit dan ketika sudah meninggal, jenazah tidak dimasukkan pendingin seperti dengan jenazah lain padahal dengan pembayaran yang sama)
Remjal Pola diskriminasi Verbal
Spasial
Kewacanaan Publik/ media Akses kesehatan Akses Pekerjaan
Bentuk • Dikatakan sebagai penggangu ketertiban masyarakat oleh satpol PP • Stigma dari masyarakat bahwa remjal hanya bisa minum minuman keras dan ngamen dengan memaksa minta dibayar • Dipukuli tanpa ada sebab hanya karena dalam keadaan tidak sadar/ mabuk • Remjal perempuan yang digaruk malam-malam tanpa alasan kemudian ketika diantar pulang tidak langsung diantar ke tempat asalnya tetapi diajak putar-putar dahulu Remaja jalanan selalu diberitakan sebagai pihak yang bersalah mengganggu ketertiban umum Pungutan biaya yang mahal Alat ngamen disita oleh Pol PP dan tidak dikembalikan. Kalaupun dikembalikan, alat dalam keadaan rusak. Itupun juga harus membawa surat pengantar dari RT/ RW. Padahal ngamen merupakan mata pencaharian mereka.
4
Gay Pola diskriminasi Verbal Spasial
Kewacanaan Publik/ media
Bentuk Cemooh/ kata-kata kasar • kos, kampus, rumah dan lingkungan masyarakat Bentuk diskriminasi yang dialami umumnya berupa pengucilan atau bahkan pengusiran baik dari keluarga atau masyarakat • Peran media dalam membentuk disriminasi terhadap gay pun beragam. Ada yang justru memperkuat eksistensi kaum gay (seperti munculnya Ivan gunawan, ruben onsu) atau pun yang malahmelanggengkan diskriminasi tersebut (seperti kasus Jupiter, ataupun tontonan sinetron agamis)
PSP Pola diskriminasi Verbal Spasial Kewacanaan Publik/ media Akses kesehatan
Bentuk Cemooh Pengucilan, pengusiran dari lingkungan tempat tinggal, dan pengusiran oleh keluarga Media sering memuat pemberitaan negatif tentang PS, razia, dsb. Pungutan biaya yang mahal dan diskriminasi pelayanan kesehatan ketika PS menggunakan Askeskin sebagai alternative biaya pengobatan yang lebih murah pungutan biaya yang cukup mahal ketika PS mengakses pengobatan IMS di puskesmas.
Akses terhadap pelayanan kesehatan Waria Akses terhadap pelayanan kesehatan selama ini masih tergantung pada Griya Lentera PKBI karena memang negara (rumah sakit pemerintah) menolak melakukan pelayanan kesehatan terhadap waria. Seperti kasus RS DR Sardjito yang menolak pasien waria dari Lempuyangan. Remjal
5
Pelayanan kesehatan selama ini diakses di Griya Lentera PKBI (Alkid) dan puskesmas setempat dimana para remjal tinggal (Jombor). Kalaupun ada remjal yang harus dirujuk ke rumah sakit, harus ada yang menjamin terlebih dahulu. Sedangkan komunitas Abu Bakar Ali tidak memiliki akses pelayanan kesehatan sama sekali. Gay Dikarenakan latar belakang ekonomi yang cenderung memadai, maka secara umum akses kesehatan tidak menemukan masalah yang berarti. Bahkan VCT rutin dilakukan tiap 3 bulan sekali. PSP Selain berobat ke klinik keliling PKBI atau Griya Lentera, PS jalan magelang juga sering berobat ke Puskesmas Kedong Tengen. Untuk pemeriksaan IMS PS mendapat pelayanan gratis, tapi untuk pengobatan yang fasilitasnya tidak tersedia di puskesmas PS harus membayar biaya lagi. Komunitas PS Jalan Magelang juga pro aktif mencari informasi tentang fasilitas kesehatan seperti Askeskin melalui Puskesmas dan rumah sakit. Hal ini dilakukan dengan landasan bahwa PS merupakan kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap penyakit.
Kekerasan yang dialami Waria Pola Kekerasan Verbal Fisik
Bentuk Pelaku Bentakan dan kata-kata Petugas kepolisian, petugas kasar Satpol PP, pelanggan Pemukulan Justru kekerasan terjadi dalam komunitas ketika ada seseorang (baik waria anggota komunitas maupun luar komunitas) yang mencuri kemudian digebugin supaya jera karena dianggap telah mengganggu stabilitas komunitas dna mencemarkan nama baik komunitas
6
Remjal Pola Kekerasan Verbal
Fisik
Bentuk
Pelaku
Bentakan dan kata-kata kasar
Petugas kepolisian, petugas Satpol PP, masyarakat yang kurang suka • Dipukuli tanpa ada sebab hanya • Satpol PP karena dalam keadaan tidak sadar/ mabuk • Remjal perempuan yang digaruk malam-malam tanpa alasan kemudian ketika diantar pulang tidak langsung diantar ke tempat asalnya tetapi diajak putar-putar dahulu • Kekerasan dalam komunitas remjal • Remjal yang sendiri biasanya terjadi karena senior senioritas. Tapi mereka menganggap itu sesuatu yang biasa karena kalaupun ada masalah pasti yang senior yang menyelesaikan
Gay Kekerasan yang dialami adalah berupa serangan fisik dan sarkasme. Dari berbagai bentuk diskriminasi tersebut bentuk yang paling sering dialami adalah ‘sarkasme’. PSP Pola Kekerasan Fisik
Bentuk
Pelaku
Bunga Seroja – Sosrowijayan: • Pasangan • Pemukulan karena tidak dapat menghasilkan uang pada saat sepi pelanggan. • Diusir dari rumah karena minta cerai • Suami • Pemukulan ketika PS meminta bayaran atas • Klien servisnya
7
Perkumpulan Jamaah Sehat – Jalan Magelang: • Pengusiran dari kontrakan/ tempat tinggal • Masyara karena dianggap mengganggu lingkungan. kat • Tidak dibayar atau ditipu setelah digilir Sekitar • Klien Kami Sehat – Purawisata: • Pemukulan terhadap PS baru yang tidak mau dipaksa melayani. • Pemuda • Pemukulan karena menolak paksaan hubungan kampong seksual secara bergilir. • Klien
Hubungan komunitas dengan negara maupun masyarakat Pada dasarnya, masalah yang dialami oleh semua komunitas adalah garukan yang tidak jelas tujuan dan dasar hukumnya. Berikut ini adalah kondisi di tiaptiap komunitas: Waria • Waria yang tidak pernah dijamin hak sipil, politik, ekonomi, dan sosial oleh negara harus memberi “upeti” kepada pemerintah. Bentuknya adalah penarikan uang pembebasan ketika waria digaruk petugas tanpa ada transparansi soal tarikan tersebut. • Efektivitas garukan juga dipertanyakan, karena sama sekali tidak ada tindak lanjut dari razia tersebut. Setelah didata, atau jika tidak dapat membayar uang tebusan, waria dimasukkan sel selama 3 minggu. Setelah itu dibebaskan kembali tanpa ada perubahan situasi maupun kondisi bagi terpenuhinya hak mereka sebgai warga negara. Waria hanya dipersalahkan tanpa diberikan alternatif solusi. Remjal • Pada umumnya hubungan remjal dengan masyarakat terjalin dengan baik. Tetapi ada kasus di Abu Bakar Ali dimana terdapat beberapa Satpol PP yang berasal dari daerah itu juga sehingga hubungan antara mereka semakin tidak baik
8
PSP •
•
•
Perda diskriminatif yang diterapkan juga berdampak pada terjadinya kekerasan terhadap PS. Misalnya perda no.18 tahun 1954 yang sudah lama diterapkan berdampak pada terjadinya garukan terhadap PS. Garukan di jalan magelang terjadi 4 sampai 5 kali dalam sebulan, dan garukan ini sangat membebani PS karena denda yang diberlakukan jauh dari kemampuan PS. Advokasi ketika garukan ini dilakukan oleh komunitas sendiri didampingi oleh PKBI. Masyarakat sosrowijayan memiliki peran penting memberikan perindungan dan advokasi terhadap PS ketika terjadi garukan. Namun tidak sempat tergali latar belakang peran masyarakat ini.
Akses informasi kespro, HIV & AIDS, gender, dan pengaruhnya terhadap perilaku seksual serta pencegahan HIV & AIDS dalam komunitas Waria • Anggota komunitas sudah sering mendapatkan pelatihan dari PKBI sehingga pengetahuan mengenai HIV & AIDS, VCT sudah cukup. Oleh karena itu, kesadaran menggunakan kondom sudah sangat tinggi. • Justru seringkali customer yang masih kurang kesadarannya untuk menggunakan kondom. • Secara tidak langsung, waria memberi informasi ke pelanggannya melalui pamflet, flipcard. Remjal Anggota komunitas dari alkid sudah sering mendapatkan pelatihan dari PKBI sehingga pengetahuan mengenai HIV & AIDS dan VCT sudah cukup. Akan tetapi komunitas remjal dari jombor dan Abu Bakar Ali belum pernah menerima informasi secara intensif sehingga masih ada beberapa anggota komunitas yang belum paham betul mengenai HIV & AIDS dan cara pencegahannya. Gay •
Akses informasi yang efektif umumnya didapat dari internet serta milis komunitas gay. Pelatihan pun menjadi salah satu media informasi yang efektif.Sedangkan untuk brosur atau pamflet dirasa sudah tidak lagi efektif.
9
•
Tingkat kesadaran setelah mendapat informasi pun beragam. Bagi komunitas yang mengikuti FGD, informasi tersebut sudah mampu berpengaruh pada tingkah laku mereka,misalkan sangat mengadari pentingnya hubungan seksual yang save. Sedangkan bagi kaum gay yang lain, umumnya kesadaran tersebut masih dalam tataran kognitif saja.
PSP • Akses informasi kespro, HIV & AIDS, gender banyak didapatkan dari PKBI, Dinsos, kerjasama dengan rumah sakit dan KPA. • Banyaknya informasi yang didapat oleh PS memiliki pengaruh positif terhadap perilaku seksual mereka. Mayoritas sudah menjadikan kondom sebagai syarat yang harus dipenuhi ketika bekerja. Bahkan banyak PS yang sudah mampu mendorong pemakaian kondom dan safe sex terhadap klien. Kebutuhan komunitas ke depan Waria Pada dasarnya, kebutuhan yang selama ini belum terpenuhi adalah ruang untuk mereka berkumpul, sehingga mereka akhirnya mangkal di BI, Lempuyangan, Galeria dan dikejar-kejar oleh aparat pemerintah karena dianggap mengganggu ketertiban. Selain itu mereka membutuhkan fasilitas untuk diskusi mengenai landasan hukum garukan, advokasi pembuatan kartu identitas, dan fasilitasi untuk menulis di media massa Remjal Kebutuhan ke depan bagi para komunitas remjal adalah adanya pelatihan dari PKBI berupa pelatihan penulisan untuk menerbitkan media komunitas dan supaya tulisannya bisa diterbitkan di media massa. Selain itu remjal membutuhkan informasi tentang sponsor untuk kegiatan mereka dan juga informasi tentang lowongan pekerjaan. Gay Ke depan komunitas akan lebih menfokuskan gerakannya pada ‘kegiatan sosial’ sebagai bentuk legitimasi eksistensi gay di masyarakat serta upaya penghapusan stigma negatif pada gay.
10
PSP - Bunga Seroja (Sosorowijayan) Program yang dibutuhkan oleh komunitas ini adalah program-program yang bisa menarik perhatian PS agar mau berkumpul dengan harapan bisa dijadikan komunitas yang solid. Program yang sempat diusulkan adalah arisan, ketrampilan dan mengaktifkan kembali senam mingguan. - Perkumpulan Jamaah Sehat (Jalan Magelang) Program yang dibutuhkan oleh komunitas ini adalah pelatihan HAM agar mereka memiliki landasan kuat ketika melakukan advokasi. Selain itu program ketrampilan juga dibutuhkan dengan harapan bisa dijadikan badan usaha bersama. Masalah pendanaan merupakan salah satu hambatan pengerjaan progam-program ini. - Kami Sehat (Purawisata) Yang diperlukan oleh komunitas ini adalah program-program yang bisa menarik perhatian PS untuk berkumpul, atau program yang sesuai dengan kebutuhan PS Purawisata, kebutuhan PS Purawisata ini belum terungkap melalui FGD ini. Kesadaran akan urgensi dan kebutuhan untuk berkomunitas Waria • Waria sebagai kaum minoritas dan tertindas sadar dan merasa perlu untuk berkelompok dalam komunitas dan saling membantu untuk memperjuangkan hak kaum waria. • Jaringan yang terbangun intern komunitas maupun antar komunitas sangat berperan dalam proses sirkulasi informasi terutama dalam akses kesehatan. Dalam komunitas sendiri, social safety net terbangun dari iuran anggota yang dapat digunakan untuk membantu biaya pengobatan bila ada yang sakit maupun menebus saat kena garuk. Sedangkan antar komunitas, dapat berupa sokongan finansial maupun dukungan moral bila terdapat masalah yang serius seperti ketika ada waria di Lempuyangan meninggal dan mengalami masalah dengan pihak RS, komunitas BI tidak segan membantu. • Pada kasus BI, wacana tentang self dan others sangat kuat dalam membangun komunitas. Komunits waria BI yang saat ini sudah mapan, cenderung lebih selektif terhadap orang baru yang datang ke wilayah mereka bahkan defensif untuk melindungi kredibilitas dan integrasi dalam kelompok.
11
•
•
Kekuatan jumlah menjadi penting ketika waria akan mengaspirasikan kepentingannya kepada pemerintah. Suara kolektif menjadi lebih berarti jika dibandingkan suara individu. Hubungan dengan aparat menjadi semakin mudah karena seperti di BI, komunitas sudah terorganisasir dan dianggap sudah aman (di mata pihak kepolisian). Indikatornya pada malam minggu yang biasanya sering ada garukan kini sudah semakin berkurang.
Remjal • Pada umumnya komunitas remjal menyadari betul pentingnya berkomunitas karena asas manfaat yang sangat besar • Kesadaran itu tumbuh karena mereka sadar bahwa PKBI yang selama ini menaungi mereka tidak akan selamanya ada dan tidak bisa selalu membersamai mereka • Akan tetapi ada kendala yang dihadapi terutama di Abu Bakar Ali karena beberapa personel satpol PP ada yang berasal di daerah tersebut. Hal ini membuat remjal takut membuat organisasi berbasis komunitas karena rawan dicurigai. • Selama ini komunitas yang sudah cukup mapan adalah komunitas remjal di alkid karena mereka sudah mampu membuat video klip untuk lagu-lagu mereka. Gay • Bagi kaum gay, ‘komunitas’ menjadi sangat penting dan dibutuhkan sebagai wadah penegasan eksistensi orientasi seksual mereka, tempat bertukar informasi serta untuk menjembatani kebutuhan mereka dalam bersosialisasi. • Komunitas juga menjadi tempat pemupukan kepercayaan diri, terutama bagi yang belum coming out. • Sejauh ini, komunitas yang mereka tempati umumnya sudah dapat dikatakan ideal. Namun diharapkan ke depan, komunitas mampu melakukan sesuatu yang lebih untuk membuktikan pada public bahwa kaum gay pun bisa berkarya. PSP •
Sejauh ini mayoritas memandang komunitas sebagai wadah yang bisa memberikan ruang ekspresi bagi PS.
12
•
•
•
Selain itu banyak manfaat yang dirasakan ketika ada komunitas, misalnya meluaskan jaringan, meluaskan pergaulan, menambah wawasan, menjadi wadah advokasi bersama. Misalnya ketika ada garkan di jalan magelang, PS yang tidak sanggup membayar denda akan diberikan pinjaman oleh komunitas, selain itu dokungan moral akan lebih banyak ketika ada komuitas. Dalam hubungannya dengan masyarakat sekitar, komunitas menjadi penting dalam melakukan upaya negosiasi seperti saat mereka diusir dari kontrakan, namun pengusiran ini bisa di lawan dengan penjelasan mereka kepada perangkat desa seperti Kadus, Rt, dan Rw. Selain itu advokasi oleh komunitas juga dilakukan ketika terjadi penolakan pengobatan yang menggunakan fasilitas Askeskin (di jalan magelang) sehingga tetap mendapatkan pelayanan gratis.
KESIMPULAN Rumusan bersama rencana penghapusan stigma dan pencegahan HIV & AIDS bersama komuitas risiko tinggi Waria • • • •
Fasilitasi untuk diskusi mengenai landasan hukum garukan Advokasi pembuatan kartu identitas (KTP) Fasilitasi untuk menulis di media massa Keberlanjutan pembagian kondom gratis dan penyebarluasan media informasi berupa leflet, poster sebagai sarana bagi waria yang sekaligus sebagai PS untuk memberikan informasi kepada pelanggan untuk melakukan safe sex.
Remjal • Pelatihan penulisan untuk menerbitkan media komunitas • Pelatihan penulisan untuk dimuat di media massa • Informasi tentang sponsor untuk kegiatan mereka • Informasi tentang lowongan pekerjaan. • Di Comunitas Jombor dan Abu Bakar Ali perlu KIE tentang HIV & AIDS karena selama ini Belem pernah ada pelatihan secara intensif.
13
Gay Ke depan komunitas akan lebih menfokuskan gerakannya pada ‘kegiatan sosial’ sebagai bentuk legitimasi eksistensi gay di masyarakat serta upaya penghapusan stigma negatif pada gay.
PSP • Bunga Seroja (Sosorowijayan) Program yang dibutuhkan oleh komunitas ini adalah program-program yang bisa menarik perhatian PS agar mau berkumpul dengan harapan bisa dijadikan komunitas yang solid. Program yang sempat diusulkan adalah arisan, ketrampilan dan mengaktifkan kembali senam mingguan. • Perkumpulan Jamaah Sehat (Jalan Magelang) Program yang dibutuhkan oleh komunitas ini adalah pelatihan HAM agar mereka memiliki landasan kuat ketika melakukan advokasi. Selain itu program ketrampilan juga dibutuhkan dengan harapan bisa dijadikan badan usaha bersama. Masalah pendanaan merupakan salah satu hambatan pengerjaan progam-program ini. • Kami Sehat (Purawisata) Yang diperlukan oleh komunitas ini adalah program-program yang bisa menarik perhatian PS untuk berkumpul, atau program yang sesuai dengan kebutuhan PS Purawisata, kebutuhan PS Purawisata ini belum terungkap melalui FGD ini. • Selain itu, Keberlanjutan pembagian kondom gratis dan penyebarluasan media informasi berupa leflet, poster sebagai sarana bagi PSP untuk memberikan informasi kepada pelanggan untuk melakukan safe sex. Potensi pengembangan Community Based Organization Community Based Organization is an organization that provides social secvices at the local level. It is a non-profit organization whose activities are based priparily on volunteer efforts. This menas that CBOs depend heavily on voluntary contributions for labour, material and financial support. Waria Bila disederhanakan, CBO memiliki karakter non-profit, menitik bereaktkan pada kontribusi secara sukarela, bekerja pada level lokal, dan service oriented. Secara garis besar, komunitas waria sudah memiliki ciri tersebut yaitu dari segi
14
kontribusi secara sukarela, kolektif dan kesadaran dari dalam komunitas untuk mandiri. Seperti adanya pertemuan rutin yang dilakukan, penyebarluasan informasi akses kesehatan, dan jaringan antar wilayah untuk saling membantu ketika menghadapi kesulitan (Kasus Waria Lempuyangan yang meninggal di RS). Ke depan, peluang pengembangan CBO di komunitas waria dapat dilakukan dalam setiap wilayah yang sudah ada seperti di BI, Lempuyangan, Galeri, dsb. Hambatan dalam komunitas selama ini adalah hambatan personal yaitu masih ada beberapa orang yang kurang intensif dalam mengikuti kegiatan komunitas.
Remjal Secara garis besar, komunitas remjal hanya memiliki komunitas yang berbasis kekeluargaan atau belum berbasis organisasi seperti ada kegiatan rutin yang dilakukan kagiatan sifatnya hanya insidental kecuali di alkid yang sudah cukup terorganisir. Kesadaran untuk membuiat komunitas berbasis organisasi juga perlu di tingkatkan karena remjal di jombor yang justru merasa aktivitas mereka terganggu karena harus buat video komunitas. Hambatan dalam pengembangan CBO: - Ada masalah internal komunitas sehingga menyebabkan pecahnya komunitas yang sudah ada -
Kesulit pada saat mengawali untuk membuat komunitas
-
Mobilitas tinggi (ngamen, dll)
-
Tiap personil dalam komunitas mempunyai kesibukan masing-masing
PSP • Bunga Seroja Sampai saat ini program yang berjalan di komunitas ini berasal dari jaringan. Misalnya dari PKBI, Dinsos atau KPA. Komunitas belum mampu mandiri mengerjakan program, sehingga hal utama yang mendesak dilakukan adalah membesarkan komunitas dan menguatkan anggota komunitas yang masih ada agar menjadi mandiri. Komunitas belum bisa dipaksakan mengerjakan program terstruktur dengan pengerjaan mandiri. • Perkumpulan Jamaah Sehat Dalam komunitas ini, program sudah bisa dijalankan dengan mandiri. Misalnya pemenuhan kebutuhan informasi, konsolidasi anggota melalui arisan, pendanaan komunitas melalui iuran, meluaskan jaringan dengan tawaran program dari komunitas, dan mampu melakukan advokasi sendiri. 15
•
Komunitas ini adalah komunitas yang paling siap mengerjakan program yang terstruktur dengan mandiri. Purawisata Purawisata memerlukan pengerjaan dasar untuk membangun komunitas, karena selama ini PS di tempat ini mengabungkan diri dengan Kami Sehat untuk pemenuhan kebutuhan mereka.
16