PEMITRA
LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT KEMITRAAN STRATEGIS (PEMITRA)
JUDUL : PEMITRA BAGI WILAYAH KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK
Diajukan oleh : Prof. Dr. Sutama, M.Pd (Ketua) Dr. Muhtadi, M.Si (Anggota) Drs. Sofyan Anif, M.Si (Anggota) Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum (Anggota)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK 2014 1
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN PEMITRA UMS Pemitra Bagi Wilayah Kecamatan Sawahan Kabupaten Nganjuk 1. Perguruan Tinggi Pengusul a. LPPM UMS Nama
: Agus Ulinuha, Ph.D
Alamat
: Jl. A. Yani, Tromol Pos I Pabelan Surakarta, Telp. 0271717417, Faks. 0271-715448, email:
[email protected]
b. Pimpinan Kabupaten Nganjuk Nama
: Drs. H. Taufiqurrahman
Alamat
: Jl Jend Basuki Rahmad No. 01 Nganjuk
Telp.
: 0358 321746
Faks.
: Fax. (0358) 323388, 321112
E-mail
:-
2. Ketua Tim Pengusul a. Nama
: Prof. Dr. Sutama, M.Pd.
b. NIK
: 131943782
c. Jabatan/Golongan
: Guru besar
d. Jurusan/Fakultas
: KIP
e. Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Surakarta
f. Bidang Keahlian
: Pendidikan
g. Alamat Kantor
: Jl. A. Yani, Tromol Pos I Pabelan Surakarta, Telp. 0271717417, Fax. 0271-715448, email:
[email protected]
h. Alamat Rumah
: Kelurahan Tegalan Rt 04/I, Kab. Teras Boyolali - Jawa Tengah, HP. 08122627274
3. Anggota Tim Pengusul a. Dosen UMS
: Dosen 3 orang
b. Kabupaten Nganjuk
: 2 orang
c. Staf Pemda
: 2 orang
d. Staf PDM/PWM
: - orang
4. Lokasi Pelaksanaan PEMITRA a. Desa/Kecamatan
: Sawahan
b. Kota/Kabupaten
: Nganjuk 2
c. Propinsi 5. Periode Pelaksanaan
: Jawa Timur : 2 tahun (2014 - 2015) Tahun I : 6 bulan
6. Biaya Total 2 Tahun
: Rp 30.000.000,-
7.
: Rp 15.000.000,-
Biaya Total Tahun I ‐ LPPM UMS
: Rp 15.000.000,-
‐ Pemda/PDM/PWM
: Rp …………..
‐ Sumber Lain (sebutkan) : Rp …………..
Surakarta, 22 Nopember 2014 Ketua Tim Pelaksana,
Prof. Dr. Sutama, M.Pd. NIP. 131943782
Ketua LPPM UMS
Wakil Rektor IV,
Agus Ulinuha, Ph.D NIK. 656
Drs. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547
3
DAFTAR ISI
HALAMAN HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
RINGKASAN
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
BAB 2. TARGET DAN LUARAN
10
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
11
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
12
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI
13
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
17
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN DOKUMEN & FOTO KEGIATAN
20
4
BAB 1. PENDAHULUAN
A.
ANALISIS SITUASI Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang terletak di bagian barat dari wilayah Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Nganjuk terletak pada koordinat 1110 5’ sampai dengan 1110 13’ BT dan 70 20’ sampai dengan 70 50’ LS. Batas wilayah Kabupaten Nganjuk, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah selatan Kabupaten Kediri dan Trenggalek. Pada wilayah bagian timur dan barat berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kediri, serta Kabupaten Ponorogo dan Madiun. Kabupaten Nganjuk terbagi menjadi tiga bagian menurut jenis tanah, yaitu tanah sawah (35%), tanah kering 27 (%) dan tanah hutan (38%). Sebagian besar kecamatan berada pada dataran rendah dengan ketinggian antara 46 sampai dengan 95 meter di atas permukaan laut. Sedangkan 4 (empat) kecamatan yang berada pada daerah pegunungan terletak pada ketinggian 150 sampai dengan 750 meter di atas permukaan laut. Daerah tertinggi yaitu desa Ngliman di Kecamatan Sawahan. Kabupaten Nganjuk sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur mempunyai sistem pemerintahan yang sama dengan kabupaten-kabupaten lain. Unit pemerintahan di bawah kabupaten secara langsung adalah kecamatan. Kecamatan terdiri dari beberapa desa dan sebagian kelurahan, dari masing-masing desa/kelurahan terbagi atas dusun/dukuh, rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT). Kabupaten Nganjuk dengan luas wilayah 122.433,1 Ha dibagi habis menjadi 20 kecamatan dan 284 desa/kelurahan. Kecamatan dengan jumlah desa terbanyak adalah Kecamatan Rejoso dengan 24 desa, dan kecamatan dengan jumlah desa paling sedikit adalah Kecamatan Wilangan dan Kecamatan Ngluyu dengan jumlah desa masingmasing 6. Dalam lima tahun terakhir ini, jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk bertambah terus, dari 1.000.132 jiwa pada tahun 2008 menjadi 1.002.560 pada tahun 2009, yang berarti 5
pertumbuhan rata-rata per tahun hasil registrasi penduduk tahunan dan Susenas sebesar 0,24 persen. Hasil registrasi Penduduk Akhir Tahun 2009 menunjukkan bahwa persentase penduduk terbesar ada di Kecamatan Tanjunganom 10,52 persen (105.545 jiwa) yang hanya menempati 5,79 persen wilayah Kabupaten Nganjuk. Dari 20 kecamatan yang ada ternyata Kecamatan Ngluyu memiliki penduduk paling sedikit yaitu 1,35 persen (13.540 jiwa) meskipun luas wilayahnya lebih besar (7,04 persen). Kepadatan penduduk di Kabupaten Nganjuk selalu meningkat dari tahun ke tahun,yaitu 817 jiwa/Km² pada akhir 2008 menjadi 819 jiwa/Km² pada akhir tahun 2009. Sedang kepadatan penduduk di kecamatan memiliki keragaman yang tinggi, dengan variasi kepadatan antar kecamatan berkisar antara 157 sampai 2.771 jiwa/Km². Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk padat adalah Kecamatan Nganjuk (2.771 jiwa/Km²) dan Kecamatan Kertosono (2.481 jiwa/Km²) sedangkan kepadatan terendah adalah Kecamatan Ngluyu (157 jiwa/Km²). Gambaran sektor pendidikan kabupaten Nganjuk dapat diketahui bahwa kondisi prasarana dan sarana pendidikan dalam lima tahun terkahir dalam hal kuantitas tidak banyak mengalami perubahan. Jumlah TK negeri dan swasta pada tahun 2007 meningkat 16 unit bila dibandingkan dengan tahun 2003. Sedangkan jumlah SD negeri dan swasta mengalami penurunan sebanyak 13 lembaga sekolah dan jumlah SMP negeri dan swasta juga mengalami peningkatan sebanyak 6 lembaga sekolah. Sedangkan jumlah SLTA negeri dan swasta pada tahun 2007 meningkat sebanyak 8 lembaga sekolah. Perkembangan jumlah lembaga sekolah madrasah ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta mengalami penurunan yang cukup besar. Jumlah MI tahun 2007 sebanyak 91 lembaga sekolah atau mengalami penurunan sebanyak 254 lembaga sekolah. Sedangkan jumlah MTs meningkat satu lembaga dan MA dalam tahun 2003-2007 tidak banyak mengalami perubahan. Berdasarkan data yang ada, jumlah murid TK pada tahun 2007 mencapai 25.035 murid, dengan rasio guru dan murid sebesar 1 : 18. Jumlah tersebut dibanding tahun 2003 mengalami kenaikan sebanyak 5.641 murid. Jumlah murid SD Negeri dan swasta pada tahun 2007 dibanding tahun 2003 mengalami penurunan sebanyak 2.823 murid. Namun jumlah guru SD mengalami kenaikan sebanyak 1.131 orang sehingga rasio guru dan 6
murid SD mengalami kenaikan, dari 1:17 pada tahun 2003, menjadi 1:18 pada tahun 2007. Jumlah murid SMP selama lima tahun terakhir mengalami penurunan. Pada tahun 2007 mengalami penurunan 1.093 murid dibanding tahun 2003. Rasio guru : murid tingkat SMP selama lima tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan, dari 1 : 15 pada tahun 2003 menjadi 1 : 15 pada tahun 2007. Berdasarkan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kab. Nganjuk diketahui bahwa, perkembangan jumlah murid Madrasah Ibtidaiyah (MI) selama lima tahun terakhir mengalami penurunan yang sangat besar. Jumlah murid MI tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 25.684 murid dibandingkan tahun 2003. Perkembangan jumlah murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) selama lima tahun terakhir cenderung tetap. Jumlah murid MTs pada tahun 2007 menurun sebanyak 753 murid dari tahun 2003. Jumlah murid Madrasah Aliyah (MA) tahun 2007 mengalami peningkatan sebanyak 645 murid dibanding tahun 2003. Salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh kabupaten Nganjuk yaitu masih rendahnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan. Aksesibilitas dan kualitas bidang pendidikan bisa diartikan kemampuan masyarakat dalam menjangkau kebutuhan terhadap penyediaan pendidikan oleh Pemerintah yang memadai dan berkualitas. Aksesibilitas bidang pendidikan selama tahun 2003-2007 secara umum masih belum memadai. Hal ini dapat dibuktikan dengan indikator APM, APK dan Angka Putus Sekolah. Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk tingkat SD/MI selama tahun 2003-2007 menunjukkan perbaikan, namun Angka putus sekolah tahun 2007 menunjukkan kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Angka partispasi murni (APM) untuk tingkat SMP/MTs selama tahun 2003-2007 telah menunjukkan perbaikan disbanding tahun-tahun sebelumnya Namun APK tahun 2007 justru menunjukkan penurunan. Angka putus sekolah murid SMP/MTs tahun tahun 2003 sebesar 1,26% dan menurun di tahun selanjutnya menjadi 0,80% di tahun 2006. Namun di tahun 2007 kembali naik menjadi 0,92%. Fluktuasi ini disebabkan adanya perbedaan data yang digunakan untuk mengukur tingkat capaian pada tahun 2006. Angka partisipasi murni SMA/MA selama tahun 2003-2007 menunjukkan kenaikan namun angka partisipasi kasar justru menunjukkan penurunan. Selain itu baik APM dan APK selama tahun 2003-2007 masih dibawah 50%. Kualitas pendidikan dilihat dari 7
nilai rata-rata ujian nasional dan UASBN selama tahun 2003-2006 untuk tingkat SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA menunjukkan adanya kenaikan, namun di tahun 2007 nilai rata-rata UN dan UASBN untuk tingkat SMA justru mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai lima tahun kedepan dalam bidang pendidikan seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu tercapainya peningkatan pemerataan dan kualitas pendidikan bagi anak usia sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah kabupaten Nganjuk menetapkan
Program
Pemerataan
dan
Peningkatan
Kualitas
Pendidikan.
Implementasi/penjabarannya dalam program Satuan Kerja Perangkat Daerah, adalah: 1) Program Pendidikan Anak Usia Dini 2) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 3) Program Pendidikan Menengah 4) Program Pendidikan Non Formal 5) Program Pendidikan Luar Biasa 6) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 7) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan. Pembangunan pendidikan di Kabupaten Nganjuk terfokus kepada dua hasil yang ingin dicapai yaitu pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerataan kesempatan belajar lebih menekankan kepada kemudahan akses masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Sedangkan peningkatan kualitas pendidikan mengarah kepada kualitas hasil anak didik. Pemerataan kesempatan belajar dapat dicapai melalui peningkatan dan pemeliharaan gedung sekolah, peningkatan pelayanan pendidikan luar sekolah serta bantuan biaya pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dicapai melalui peningkatan kualitas guru, peningkatan sarana penunjang belajar seperti buku, laboratorium dan ruang praktik, peningkatan manajemen sekolah, peningkatan metodologi pembelajaran. Untuk menilai keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur dengan indikator : a. Angka Partisipasi Murni SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK b. Angka Partisipasi Kasar SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK 8
c. Angka Putus Sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK d. Rata - Rata Nilai UN dan UASB SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK e. Rasio pelajar yang mendapat subsidi pendidikan Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pembangunan pertanian, industri, perdagangan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai. 2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan sosial. 3) Meningkatkan pelayanan prima melalui penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan bersih yang didukung oleh profesionalisme aparatur serta menciptakan kehidupan masyarakat yang tenteram dan tertib berlandaskan moral agama. Untuk
melaksanakan
Misi
“Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
melalui
peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan sosial “, ditetapkan 1 (satu) tujuan untuk lima tahun ke depan yaitu “Meningkatnya Kualitas Hidup Masyarakat” Meningkatkan kualitas hidup masyarakat adalah tugas utama pemerintah daerah. Kualitas hidup masyarakat diukur dari kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan dan kemampuan ekonomi keluarga khususnya kemampuan daya beli. Pengukuran ini sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh United Nation’s Development Program (UNDP) yaitu berupa Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan manusia (IPM). Kualitas hidup masyarakat diukur melalui pendekatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks ini digunakan untuk mengukur kualitas pendidikan, kesehatan dan kemampuan daya beli masyarakat. Berdasarkan asumsi ini diharapkan pemenuhan terhadap ketiga kebutuhan dasar tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Nganjuk selama lima tahun mengalami fluktuasi. Capaian tertinggi terjadi pada tahun 2005 sebesar 66,96% yang kemudian pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 66,44%. Walaupun besaran penurunan tidak terlalu besar namun cukup mengindikasikan bahwa kualitas hidup masyarakat mengalami penurunan.
9
Apabila dibandingkan dengan capaian IPM Regional, pada tiga tahun pertama IPM Kabupaten Nganjuk berada diatas capaian IPM Provinsi Jawa Timur, namun pada tahun 2006 dan 2007 berubah menjadi dibawah capaian Provinsi Jawa Timur. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pencapaian IPM Kabupaten Nganjuk tidak secepat kabupaten lainnya. Secara umum peringkat IPM Kabupaten Nganjuk berada pada peringkat 21 dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Agar tercapai tujuan tersebut perlu adanya sinkronisasi dan harmonisasi program dari seluruh satuan kerja yang ada. Untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan ini diukur dengan indikator sebagai berikut : No 1
B.
Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Manusia
2009
2010
Target 2011
67,39
67,72
68,01
2012
2013
68,25
68,54
PERMASALAHAN WILAYAH Majunya suatu masyarakat atau negara sangat
tergantung pada majunya dunia
pendidikan di masyarakat atau bangsa. Oleh karena pendidikan harus mendapatkan perhatian yang lebih serius dari pemerintah dan stakeholder lainnya. Hal ini sesuai dengan visi misi pemerintah kabupaten Nganjuk dalam mengajukan kualitas hidup masyarakat. Perkembangan kwalitas dan mutu pendidikan adalah tanggung jawab semua lapisan masyarakat dan negara. Dibutuhkan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat untuk mempercepat proses perkembangan pendidikan menuju lebih baik. Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan dasar (elementary school) yaitu adanya Neumeric Phobia (takut pada pelajaran berhitung). Neumeric Phobia bisa diartikan sebagai penyakit yang sudah menjangkiti semua lapisan masyarakat dan seluruh lapisan pelaku dunia pendidikan baik itu guru dan murid bahkan hingga tataran pengambil kebijakan pada dunia pendidikan. Hal ini pula yang terjadi di Kabupaten Nganjuk, kegamangan serta ketidaktertarikan terhadap pelajaran matematika terjadi di lingkungan sekolah dasar. 10
Bagi sebagian besar pelajar tak terkecuali pelajar yang ada di daerah nganjuk, pelajaran Matematika masih merupakan momok yang menakutkan. Ini disebabkan masih banyak mitos buruk mengenai matematika. Mitos-mitos yang salah ini memberi andil besar dalam membuat sebagian masyarakat merasa alergi bahkan tidak menyukai matematika. Akibatnya, mayoritas siswa kita mendapat nilai buruk untuk bidang studi ini, bukan lantaran tidak mampu, melainkan karena sejak awal sudah merasa alergi dan takut sehingga tidak pernah atau malas untuk mempelajari matematika. Matematika adalah basic sains dan teknologi, majunya dunia pendidikan dan keilmuan serta teknologi tergantung pada pelajaran matematika. Kini, matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika ke berbagai bidang, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan. Menurut berbagai sumber maupun tokoh pendidikan, matematika merupakan system kerangka berfikir yang sifatnya terarah dan cepat, hal ini dikaitan dengan menanamkan sebuat pemetaan konsep berfikir yang lebih dominan “merelevansi” cara berfikir mereka dengan sebuah materi ajar matematika itu sendiri. Konsep yang perlu dikembangkan adalah konsep berfikir kritis, oleh karena itu guru hendaknya mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis yang sifatnya membangun kecepatan mereka dalam memproses suatu masalah. Hasil tes dari Timess telah menempatkan Indonesia rangking 35 dari 46 Negara ini semua menunjukkan bahwa kwalitas pendidikan dan pengajaran perlu ada perbaikan dan inovasi metode pembelajaran yang lebih baik. Menurut data statistic yang dimiliki oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, diperoleh fakta bahwa matematika merupkan mata pelajaran yang menjadi penyebab para siswa tidak bisa lulus Ujian Nasional (UN) dikarenakan nilai yang diperoleh di bawah angka 4. Dari jumlah 3.697.865 peserta ujian SMP/MTs, peserta yang tidak lulus karena pelajaran matematika yaitu 1.330 siswa, disusul tempat berikutnya yaitu karena tidak
11
lulus di mata pelajaran Bahasa Inggris sebesar 840 siswa, mata pelajaran IPA 666 siswa, dan mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 343 siswa. Dari paparan diatas dapat disimpulkan beberapa permasalahan sebagai berikut: •
Pendidikan merupakan tanggung jawab seluruh stakeholder baik pemerintah, sekolah dan masyarakat luas.
•
Mutu pendidikan di Indonesia terutama di Kabupaten Nganjuk masih perlu di tingkatkan guna tercapainya misi pemerintah Kabupatan Nganjuk yaitu “Meningkatnya kualitas hidup masyarakat”.
•
Terjadinya Neumeric Phobia (takut pada pelajaran berhitung) yang dapat berimbas pada rendahnya nilai ujian nasional yang didapat oleh para siswa terutama di Kabupaten Nganjuk.
C.
SOLUSI YANG DITAWARKAN: Untuk mengatasi permasalahan Neumeric Phobia yang berimbas pada rendahnya nilai ujian nasional para siswa diajukan sebuah solusi yaitu Math Master. Program Math Master adalah metode pembelajaran matematika yang mudah dan menyenangkan. Kawasan matematika math master diadakan untuk merubah persepsi, siswa, guru dan masyarakat
terhadap
matematika
dari
menakutkan
menjadi
pelajaran
yang
menyenangkan bahkan menjadi permainan yang mengasikkan. Adapun programprogram yang bisa dilaksanakan dalam mendukung rencana tersebut, yaitu sebagai berikut: Tabel Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mendukung Program “Math Master”
No 1 2
Tahun ke-
Program
1
Penelitian untuk pendataan kondisi obyektif siswa, guru, masyarakat dan pejabat terkait. Diklat untuk semua guru SD khusus dalam Zona Math Master di Kabupaten Nganjuk, sebanyak 3 kali selama program dalam 1 12
X X
2
No
3 4 5 6
7 8 9
10 11
Tahun ke-
Program
1
tahun, Diklat untuk Guru SD Kabupaten Nganjuk untuk pengenalan dan pemahaman program pengajaran metode Math Master, Diklat untuk wali murid kusus dari siswa yang disiapkan untuk para juara matematika Diklat khusus untuk penanggung jawab dan pengawas program Pembangunan Zona Math Math master di Sawahan sebagai model wisata edukasi pendidikan. Superfisi dan evaluasi program oleh pelaksanaan dan penanggung jawab program. Membuat sanggar matematika untuk para jawara matematika Math Master Mengadakan event olympiade matematika guna memacu motivasi siswa untuk meraih prestasi puncak dalam belajar. Pengadaan buku pedoman guru dan buku ajar matematika untuk siswa. Pengadaan alat peraga pembelajaran khususnya untuk bidang studi matematika
13
2
X X X X
X X X
X X
BAB 2. TARGET DAN LUARAN
Kegiatan Pemitra di kecamatan Sawahan kabupaten Nganjuk ini, diharapkan hasil pelaksanaan kegiatannya akan diperoleh target dan luaran seperti berikut : Tahap Pertama ( Periode I ) 1.
Peningkatan nilai rata-rata matematika siswa SD Kecamatan Sawahan menjadi tertinggi di Kab. Nganjuk.
2.
Juara Olimpade Matematika Kabupaten Nganjuk dimenangkan oleh siswa dari Kecamatan Sawahan.
3.
Peningkatan profesional guru SD Kabupaten Nganjuk khususnya dalam pengajaran bidang studi matematika.
4.
Terbentuknya Guru Kader untuk program pengajaran bidang studi matematika di Kabupaten Nganjuk dari Guru Kecamatan Sawahan.
5.
Menjadi percontohan nasional program kawasan matematika
6.
Menjadikan kawasan matematika Math Master tempat wisata edukasi pendidikan ( Zona Math Master ).
Tahap Kedua ( Periode II ) 1.
Nilai rata rata bidang studi matematika SD Kabupaten Nganjuk tembus 10 besar tingkat Jawa Timur.
2.
Nilai rata rata bidang sudi matemaika SD Kecamatan Sawahan tembus 10 besar dari kecamatan kecamatan di seluruh Jawa Timur
3.
Siswa SD Kabupaten Nganjuk kusunya Kecamatan Sawahan tembus 10 besar olimpiade matematika ditingkat regional dan Nasional
4.
Terbentuknya Guru SD yang profesional dalam pengajara bidang studi matematika di Kabupaten Nganjuk.
5.
Terwujutnya SD Unggulan Kabupaten Nganjuk di Kecamatan Sawahan.
6.
Menjadikan Zona Math Master sebagai model penerapan kurikulum 2013..
7.
Menjadikan Zona Math Master sebagai pusdiklat Matematika dan kawasan wisata edukasi pendidikan
14
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan kegiatan pengabdian Pemitra di kecamatan Sawahan kabupaten Nganjuk ini, tim pelaksana membagi kegiatan dalam pembimbingan dan pendampingan terhadap guru-guru SD di kecamatan Sawahan Kab. Nganjuk menjadi beberapa tahapan, yaitu : Tahap I. Pemetaan dan pendataan kondisi obyektif siswa, guru, masyarakat dan pejabat terkait. Tahap II. Diklat untuk semua guru SD khusus dalam Zona Math Master di Kabupaten Nganjuk, sebanyak 3 kali selama program dalam 1 tahun, Tahap III. Tahap monitoring dan evaluasi penerapan Math Master dalam pembelajaran matematika oleh guru-guru SD di kecamatan Sawahan, Tahap IV. Diklat untuk wali murid, penanggung jawab dan pengawas program khusus dari siswa yang disiapkan untuk para juara matematika Tahap V. Pembangunan Zona Math Math master di Sawahan sebagai model wisata edukasi pendidikan. Tahap VI. Tahap evaluasi hasil belajar siswa-siswa SD di kecamatan Sawahan khususnya dalam bidang matematika (hasil UN)
15
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI DAN TIM PELAKSANA
Universitas Muhammadiyah Surakarta merupakan salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang telah meraih prestasi dan masuk dalam 50 PTN/PTS terbaik di Indonesia (50 promising Indonesia universities). Dilaporkan UMS berada pada posisi peringkat ke 35-an dari total jumlah PTN/PTS (lebih dari 3000 PT) yang ada di Indonesia. Dalam bidang Penelitian, UMS masuk dalam kategori Utama dalam program Desentralisasi Penelitian Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. UMS juga memiliki lebih dari 50 Doktor dengan berbagai keahlian dan pengalaman penelitian, dan telah berhasil memperoleh dana Hibah-hibah Penelitian DP2M DIKTI, baik HB, PF, Hibah pekerti, Hibah Pasca dan juga Insentif Ristek, yang tiap tahunnya tidak kurang dari 50 judul telah didanai. Tim Pelaksana telah memiliki pengalaman yang cukup dalam kegiatan pengabdian masyarakat, baik di bidang pendidikan, pemberdayaan masyarakat dan pendampingan proses produksi industria kecil. Seperti Program IPTEKDA LIPI tahun 2009 s.d 2011, dengan dana ± Rp. 300 juta), CV. Almanar Herbafit Bantul Yogyakarta (IPTEKDA LIPI tahun 2010, dengan dana Rp. 175 juta), pendampingan produksi susu olahan di UMKM Mulia Jaya Mandiri (IPTEKDA LIPI tahun 2012, senilai Rp 130 juta), dan pengabdian pengelolaan sampah di Kompleks Perumahan Pensiunan AURI Panasan Baru (Program IbM, senilai Rp. 45 juta). Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam program Math Master ini bertindak sebagai lembaga yang memfasilitasi serta mendukung terlaksananya program Math Master dalam upaya perbaikan kualitas pendidikan di Kabupaten Nganjuk. LPPM UMS sebagai lembaga yang menaungi kegiatan pengabdian bagi para dosen di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta juga akan memberikan masukan terhadap pelaksanaan program Math Master tersebut. Pemilihan mitra dalam hal ini pemerintah kabupaten Nganjuk lebih dikarenakan timbulnya permasalahan dalam bidang pendidikan terutama pelaksanaan kegiatan pembelajaran bidang studi matematika yang kurang optimal di kabupaten tersebut. Selain itu kabupaten Nganjuk mempunyai misi yang mendukung terhadap terciptanya kualitas pendidikan masyarakat yang lebih baik.
16
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI
Pelaksanaan program zona Math Master untuk meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan dan khususnya memperbaiki pengetahuan matematika pada siswa-siswa SD di kecamatan Sawahan kabupaten Nganjuk telah menunjukkan hasil dan capaian seperti berikut. Hasil pemetaan kondisi obyektif siswa terhadap mata pelajaran matematika sebagian besar (>60%) siswa-siswa di kecamatan Sawahan menganggap matematika merupakan pelajaran yang sulit, menakutkan dan membosankan. Hasil capaian nilai ujian nasional tahun sebelumnya (2013), nilai rata-rata ujian nasional siswa SD di kecamatan Sawahan adalah 5,50 dengan nilai tertinggi 9,0. Sebagian besar guru-guru SD juga kurang menguasai konsep dasar perkalian dan pembagian, apalagi untuk bilangan pecahan dan desimal hampir semua guru-guru SD kurang memahami konsepnya dengan benar. Apabila pengetahuan dan konsep dasar yang seharusnya dikuasai dengan baik oleh guru-guru, masih sangat memprihatinkan maka tentunya akan sangat berpengaruh pada pengetahuan matematika yang diterima oleh siswa. Pembelajaran dengan metode Math Master adalah proses belajar dan mengajar matematika mulai dari pemahaman konsep dengan peraga mainan yang sesuai dengan dunia anak sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan (Saifudin dan Muhtadi, 2010). Math Master merupakan cara pengajaran dan pendekatan konsep-konsep dasar Aritmatika yang mudah dan menyenangkan, yang menjadi landasan/pondasi dalam pembelajaran matematika menyeluruh. Ada 3 strategi dasar yang harus dikuasai dengan baik, terutama bagi pengajar dalam menerapkan Math Master, yaitu : 1. Pemahaman konsep Kemampuan memahami konsep adalah mutlak harus dikuasai oleh setiap guru. Hanya dengan penguasaaan pemahaman yang baik, bias memahamkan kepada siswa dengan baik pula. 2. Aplikasi Konsep Kemampuan mengaplikasikan konsep sangat ditentukan bagaimana konsep itu dipahami dan sejauh mana konsep itu dipahami. Pengulangan dan pemantapan aplikasi akan menjadikan proses terasa mudah semakin mudah. 3. Ketrampilan aplikasi konsep 17
Kemampuan mengaplikasikan konsep tidak hanya berhenti pada bisa akan tetapi harus sampai pada tingkat terbiasa. Bahkan tidak berhenti sampai jawaban benar tetapi berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal dengan benar.
Berdasarkan hasil riset, prestasi siswa dalam belajar matematika di Indonesia masih dalam katagori rendah yaitu berdasarkan Program
for
International
Student
Assessment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation and Development (OECD) mengadakan survei tentang kemampuan siswa dan sistem pendidikan, Indonesia memperoleh peringkat 64 dari 65 negara. Beberapa laporan menyebutkan faktor penyebab antara lain kurangnya kualitas materi pelajaran, metode pembelajaran yang makanistik, model pembelajaran yang monoton maupun sulitnya pelajaran matematika (Suryanto, 2014). Salah satu penyebab kegagalan dalam pembelajaran matematika adalah siswa tidak memahami konsep-konsep matematika. Siswa yang menguasai secara konsep matematika, akan memperoleh jalan untuk memecahkan persoalan matematika. Sering kita temui dalam kegiatan pembelajaran siswa mengalami kesulitan menyelesaikan soal matematika, terutama ketika menerapkan hitungan, perkalian, pengurangan maupun pembagian. Hal ini disebabkan karena konsep urutan hitungan yang beruntun yang mendahulukan perkalian dan pembagian setelah itu penjumlahan atau pengurangan tidak dipahami. Kesalahan konsep suatu pengetahuan saat disampaikan guru kepada siswanya bisa berakibat kesalahan pengertian dasar yang berkesinambungan sehingga terbawa ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Ini karena matematika adalah materi pembelajaran yang saling berkaitan dan berkesinambungan dengan materi lain, sehingga untuk mempelajari salah satu topik di tingkat lanjutan harus memiliki pengetahuan dasar atau pengetahuan prasyarat terlebih dahulu yaitu penalaran yang dituangkan dalam pelajaran matematika. Penerapan metode Math Master diharapkan dapat menghilangkan kesalahan-konsep konsep matematika bagi guru-guru, dan memudahkan siswa-siswa dalam mempelajari matematika. Aritmatika yang merupakan pondasi dalam pembelajaran matematika, seharusnya dipahami dengan mudah karena merupakan rangkaian angka 0, 1, …. s.d 9 (hanya 10 angka). Seharusnya dipelajari lebih mudah daripada bahasa yang memiliki abjad a, b, … s.d z (26 abjad). Adanya kesulitan dalam belajar matematika menunjukkan adanya kesalahan pemahaman dan konsep dalam belajar matematika. Pemitra ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan dimulai dari pemetaan kondisi obyektif pemahaman guru dan siswa terhadap matematika di sekolah dasar. Dari 18
hasil pemetaan diperoleh lebih dari 60% guru-guru SD di kecamatan Sawahan kabupaten Nganjuk belum menguasai konsep dasar perkalian dan pembagian dengan benar, khususnya untuk bilangan pecahan dan desimal. Setelah dilakukan diklat Math Master sebanyak 3 kali, secara bertahap selama satu tahun, salah satu kegiatan dilaksanakan bersama-sama dengan mengikutkan kepala sekolah, pengawas dan penanggung jawab program di kecamatan Sawahan, diperoleh hasil sangat menggembirakan. Kesalahan pemahaman dan konsep matematika oleh guru-guru SD hampir tidak ada, semua guru setelah mengikuti diklat mendapatkan pencerahan dan pemahaman yang benar tentang pembelajaran matematika. Gambaran selengkapnya dari kondisi obyektif guru dan siswa-siswa SD di kecamatan Sawahan kabupaten Nganjuk sebelum dan sesudah pelaksanaan Pemitra adalah seperti table berikut. Tabel 1. Kondisi sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan Pemitra Nganjuk Uraian
Kondisi sebelum kegiatan
Kondisi sesudah
pemitra
pelaksanaan Pemitra
Pemahaman dan konsep guru Lebih dari 60% memiliki terhadap matematika konsep dasar yang salah tentang matematika Cara pengajaran matematika Monoton, dengan oleh guru menggunakan lidi atau kerikil sebagai alat bantu Penyiapan soal latihan & Soal-soal latihan, PR hampir pendalaman tidak dikerjakan dengan baik
Persepsi
siswa
terhadap Sulit,
menakutkan
Semua guru telah memiliki konsep dasar matematika yang benar Dinamis dan menyenangkan bagi siswa-siswa.
Siswa merasa tertantang dan termotivasi untuk menyelesaikan setiap soal & pendalaman dan Mudah dan menyenangkan
pelajaran matematika
membosankan
Nilai ujian akhir nasional
Data tahun 2013 nilai rata- Nilai rata-rata UN tahun rata adalah 7,7, dengan nilai 2014 tertinggi 9,7
Lomba
atau
matematika
8,75,
dengan
nilai
tertinggi 10,0
olimpiade Tidak ada kegiatan lomba Setahun minimal diadakan 2 matematika
di
kecamatan Sawahan
tingkat kali lomba atau olimpiade matematika
Keterangan : Bukti data nilai hasil ujian nasional tahun 2014 siswa-siswa SD di kecamatan Sawahan ada dalam lampiran.
19
BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA
Pelaksanaan dan pengembangan zona Math Master di kecamatan Sawahan kabupaten Nganjuk ini, perlu dikembangkan dan dilanjutkan dengan kegiatan yang
dapat
mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar matematika yang telah diraih oleh siswasiswa, yaitu : 1.
Penataan Zona Math Master di kecamatan Sawahan sebagai model wisata edukasi pendidikan, tentunya dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah kabupaten Nganjuk.
2.
Superfisi dan evaluasi program Math Master oleh pelaksanaan dan penanggung jawab program, baik dari UMS, Dinas Dikpora, dan Tim Math Master.
3.
Membuat sanggar matematika untuk para jawara matematika Math Master, sebagai sarana belajar, berdiskusi dan berkoordinasi antara siswa-siswa, guru dan orang tua.
4.
Mengadakan event olimpiade matematika guna memacu motivasi siswa untuk meraih prestasi puncak dalam belajar.
5.
Pengadaan buku pedoman guru dan buku ajar matematika untuk siswa sesuai dengan kondisi obyektif siswa-siswa di kecamatan Sawahan.
6.
Pengadaan alat peraga pembelajaran khususnya untuk bidang studi matematika.
Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk tahap berikutnya dapat dipilih berdasarkan prioritas dan pendanaan yang dimiliki dalam pengelolaan program Zona Math Master di kecamatan Sawahan ini.
20
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan Dari kegiatan Pemitra di kecamatan Sawahan Nganjuk yaitu pengembangan zona Math Master untuk peningkatan pemahaman dan prestasi belajar matematika siswasiswa SD telah diperoleh hasil sebagai berikut : 1.
Kegiatan diklat dan pendampingan penerapan metode Math Master telah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengajar matematika guru-guru dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar kecamatan Sawahan kabupaten Nganjuk.
2.
Sinergisitas antara guru, wali murid, kepala sekolah, pengawas sekolah dan penanggung jawab program Math Master,
telah mampu memacu dan
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa-siswa SD. 3.
Dukungan, komitmen dan konsisten pejabat-pejabat dinas pendidikan kecamatan dan kabupaten sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan keberlanjutan program Math Master.
4.
Pelaksanaan lomba atau olimpiade matematika tingkat kecamatan ternyata dapat memacu motivasi dan semangat siswa-siswa yang telah bersemangat dalam menguasai pelajaran matematika.
7.2 Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, kami mengemukaan beberapa saran, antara lain : 1.
Dukungan dan konsistensi pejabat dinas pendidikan tingkat kecamatan dan kabupaten sangat penting dalam mensukseskan program zona Math Master.
2.
Guru-guru harus terus berkomitmen dan mengaplikasikan secara berkelanjutan, agar program Math Master untuk peningkatan prestasi belajar matematika siswasiswa SD lebih dapat ditingkatkan.
3.
Perlu ada dukungan untuk program lanjutan, untuk meningkatkan keahlian guruguru, dukungan sarana dan prasarana untuk mewujudkan Sanggar Matematika bagi siswa, guru dan orang tua.
21
DAFTAR PUSTAKA
Ballback, Jane, (1999), Membuka Potensi Karier, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Saifudin dan Muhtadi, (2010), Strategi Math Master Si Jago Matematika, PT. Bahana Media Wirayuda, Surakarta. Sentanu. E, (2002), Quantum Iklas, Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati, PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia Jakarta. Semiawan. C, (1990), Pendekatan Keterampilan Proses, PT. Gramedia, Jakarta. Semiawan. C, (2013), Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Suryanto, (2014), Kesalahan Pemahaman Konsep Matematika Dan Pengaruhnya Terhadap Kegagalan Belajar, diakses dari http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/984artikel-matematika pada 10 Nopember 2014
22
Lampiran Dokumen :
23
24
25
26
27
28
29
Lampiran Foto Kegiatan :
Foto Peresmian Zona Math Master di kecamatan Sawahan kabupaten Nganjuk oleh Bapak Sekda Kab. Nganjuk
30
Foto siswa‐siswa SD sedang mengerjakan soal dalam olimpiade matematika
31
Siswa –siswi sedang serius dan bersemangat menyelesaikan soal olimpiade matematika
32
Penyerahan piala bagi juara olimpiade matematika oleh Bapak Dr. Sofyan Anif, M.Si (Wakil Rektor IV UMS)
33
Foto bersama para juara matematika dengan pejabat dari Pemda Nganjuk, UMS dan Math Master
34