LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. BORNEO INDO TANI DESA CINTAPURI KECAMATAN CINTAPURI DARUSSALAM KABUPATEN BANJAR KALIMANTAN SELATAN
Oleh : NURLELA NIM 130500103
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan PKL
: Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Borneo Indo Tani Desa Cintapuri Kecamatan Cintapuri Darussalam Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan
Nama
: Nurlela
NIM
: 130 500 103
Program Studi
: Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Pembimbing,
Penguji I
Dr. Rusli Anwar, SP, M.Si. NIP. 197011012005011003
Nurlaila, SP, MP. NIP. 197110302001122001
Penguji II
Daryono, SP, MP. NIP. 198002022008121002
Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Nur Hidayat, SP, MSc NIP. 19721025 200112 1 001
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini sebagai syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya pada program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Rusli Anwar, SP, M.Si selaku dosen pembimbing. 2. Ibu Nurlaila, SP, MP selaku dosen penguji I dan BapakDaryono, SP, MP selaku dosen penguji II. 3. Bapak Nur Hidayat, SP, M.Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 4. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Mananjemen Pertanian 5. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 6. Para staf pengajar, administrasi dan teknisi di program studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 7. Bapak Chevara Donald Oktora, SP selaku Assistant Kepala Kebun Estate Darussalam 1 PT. Borneo Indo Tani 8. Keluarga tercinta yang telah banyak memberikan motifasi dan doa kepada penulis selama ini serta rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini. Penulis menyadari dalam penyusunan karya ilmiah ini masih terdapat kekurangan, namun penulis berharap semoga karya ilmiah ini tetap dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. Penulis Kampus Sungai Keledang, Juni 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
iv
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... A. Latar Belakang ...................................................................................... B. Tujuan Praktek ...................................................................................... C. Hasil yang Diharapkan ..........................................................................
1 1 2 3
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ................................................................. B. Manajemen Perusahaan ......................................................................... C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL ..........................................................
4 5 6
III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG .................................................. A. PEMBIBITAN 1. Pembibitan Awal di Pre Nursery ..................................................... a. Pembuatan Bedengan ................................................................ b. Pengisian Tanah ke Babybag ..................................................... c. Seleksi Kecambah...................................................................... d. Tanam Kecambah ...................................................................... e. Pengendalian Gulma Manual ..................................................... 2. Pembibitan Utama di Main Nursery ................................................ a. Transplanting Bibit dari PN ke MN ..........................................
7 9 9 11 13 15 17 19 19
B. PENANANAM KELAPA SAWIT 1. Pemancangan Jarak Tanam .......................................................
21
C. PEMELIHARAAN TANAM BELUM MENGHASILKAN 1. Kastrasi ...................................................................................... 2. Pemupukan ................................................................................
25 26
D. PERAWATAN TANAMAN MENGHASILKA 1. Penunasan (Prunning) ................................................................ 2. Pengendalian hama secara manual ............................................
28 30
E. PANEN a. Pemotongan Buah ......................................................................
31
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... B. Saran-saran ...........................................................................................
33 35
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
37
LAMPIRAN....................................................................................................
38
?
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Peta PT.Borneo Indo Tani .......................................................................
39
2. Peta Inti dan Plasma .................................................................................
40
3. Struktur OrganisasiEstate Darussalam 1 ..................................................
41
4. Dokumentasi ............................................................................................
42
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili palmae. Tanaman ini berasal dari dataran Afrika dan mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1848. Tanaman kelapa sawit sebagai tanaman industri mulai diusahakan secara komersil di Indonesia sejak 1991karena hasilnya yang dapat meningkatkan pendapatan devisa (Pahan, 2008). Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama perkebunan Indonesia, di karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak 6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko,2007). Dengan meningkatnya kebutuhan minyak nabati yang semakin besar maka perluasan areal perkebunan khususnya kelapa sawit semakin cepat dan hal ini akan menciptakan lapangan kerja yang semakin luas. Akan tetapi dalam pemenuhan tenaga kerja semakin lama persaingannya semakin ketat.Pengelola perkebunan kelapa sawit dituntut untuk benar-benar menguasai dasar-dasar budidaya kelapa sawit dan mampu mengimplementasikan kemampuannya secara langsung dalam pekerjaannya.Oleh karenanya Politeknik Pertanian Negeri Samarinda melalui Praktek Kerja Lapangan memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam
?
pengelolaan perkebunan kelapa sawit sekaligus belajar menerapkan ilmu yang telah didapat di kampus. Sekarang ini prospek dari kelapa sawit sangat menguntungkan hal ini disebabkan karena hasil akhir dari pengolahan kelapa sawit seperti minyak goreng memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Oleh karena itu sangatlah baik jika mahasiswa pertanian melakukan praktek kerja lapangan di perusahaan yang memiliki perkebunan kelapa sawit dan salah satu perusahaan tersebut adalah PT.Borneo Indo Tani yang terletak di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan.Kesempatan untuk memperoleh suatu pekerjaan selain ditentukan oleh pengetahuan berupa teori yang diberikan di bangku perkuliahan, juga harus didukung
oleh
banyaknya pengalaman di lapangan. Perkuliahan yang
dilaksanakan hanyalah merupakan rangkaian kegiatan proses belajar yang berupa materi-materi, keterangan dan penjelasan tanpa adanya pengalaman langsung tentang apa dan bagaimana sesungguhnya kegiatan yang berlangsung di lapangan. Oleh karena itu diperlukan adanya Praktek Kerja Lapang. Dengan adanya (PKL) ini diharapkan nantinya para lulusan sarjana dapat menciptakan usahanya sendiri dan tidak sekedar melamar atau mencari pekerjaan. B. Tujuan Praktek Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat mengetahui praktek budidaya dan pengelolaan kebun kepala sawit yang diterapkan oleh perusahaan perkebunan di lokasi Praktek Kerja Lapang.
?
2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori budidaya kelapa sawit yang diperoleh diperkuliahan dan yang diterpakan langsung dilapangan oleh perusahaan. 3. Mahasiswa dapat memahami tata cara penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan serta sistem pengelolaan karyawan di lapangan serta berbagai ketentuan kerja dan peraturan yang berlaku diperusahaan. 4. Menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu berpikir secara praktis dalam mengenai kegiatan yang sesungguhnya terjadi dilapangan. C. Hasil Yang Diharapkan Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)antaralain : 1. Mahasiswa mendapatkan tambahan ilmu mengenai pelaksanaanpraktek budidaya dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan perkebunan. 2. Mahasiswa dapat mendiskripsikan, menjelaskan, dan membuat analisa mengenai praktek lapang yang telah diikuti dalam bentuk laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) pada akhir kegiatan praktek lapang tersebut. 3. Meningkatnya kemapuan Mahasiswa dalam hal keterampilan, kedisiplinan dan kemampuan untuk bekerja keras dalam aspek kehidupan sehingga dapat diterapkan pada saat bekerja nantinya. .
?
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan PT. Borneo Indo Tani (BIT) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Agronomi, khususnya dalam bidang Perkebunan Kelapa Sawit. PT. (BIT) berlokasi di Desa Cintapuri dengan jarak tempuh sejauh 3 km dari wilayah Administrasi Desa (Kantor Desa Cintapuri) sejauh 2 km dari kecamatan Cintapuri Darussalam, dan sejauh 30 km dari Kabupaten Banjar, serta ± 40 km dari Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan Perusahaan perkebunan yang berdiri pada tahun 2009 ini dipimpin oleh seorang Direktur Utama, memiliki 3 (tiga) bidang yaitu bidang Administrasi umum, bidang tanaman dan bidang teknik, yang masing-masing di pimpin oleh seorang kepala bidang. PT. BIT terbagi atas 2 Estate yaitu : Estate Darussalam 1 dan Estate Darussalam 2. Adapun untuk Estate Darussalam 1 terdiri dari 7 afdeling yang masing-masing dipimpin oleh assisten Afdeling yaitu Afdeling 1 dengan luas areal 789,87 Ha. Untuk Afdeling 2 dengan luas areal 879,61 Ha. Afdeling 3 dengan luas areal 754,48 Ha. Afdeling 4 dengan luas areal 653,88 Ha. Afdeling 5 dengan luas areal 683,02 Ha. Afdeling 6 dengan luas areal 668,18 Ha. Afdeling Bibitan dengan luas Areal 34 Ha. Untuk Estate 2 sedang dilakukan proyek pembukaan lahan yang rencananya pada tahun 2017 akan selesai ditanam. (Lampiran 1 dan Lampiran 2)
?
Pada Saat ini PT. BIT sedang melakukan persiapan pembangunan pabrik kelapa sawit yang ditargetkan beroperasi pada Tahun 2018. Lokasi pembangunan pabrik berada di tengah kebun kelapa sawit yang tepatnya di Afdeling 1 Estate 1 B. Manajemen Perusahaan Berikut peran beberapa tugas penting di dalam organisasian di kebun PT. BIT antara lain : 1. Estate Manager/Administratur Kebun Estate Manager bertindak sebagai pimpinan yang mengkoordinasikan seluruh kendali kegiatan di Kebun. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pekerjaan dan semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan di kebun atau unit yang dipimpinnya. Menentukan kebijakan dalam hal penggunaan dana dan anggaran kebun. 2. Kasie Administrasi Kasie Administrasi (KTU) bertanggung jawab dan melaksanakan semua kegiatan yang berada di kantor kebun. KTU bertanggung jawab dalam pembukuan dan administrasi perkantoran di kebun yang bersangkutan. 3. Asisten Kepala/Kepala kebun Asisten kepala (Askep) membantu tugas Estate Manager dan bertanggung jawab terhadap rayon yang dipimpinnya, misalnya Askep mengambil salah satu divisi dibawah pengawasannya bersama Asisten divisi memeriksa pekerjaan yang telah diperiksa oleh Asisten dan apabila menggunakan bahan maka Askep dapat memprioritaskan pemeriksaan terhadap cara kerja dan hasil kerja dari pemakaian dosis dengan benar.
?
Askep turut mendiskusikan hasil kerja di lapangan serta masalah yang dihadapi di lapangan untuk mencari jalan keluarnya. Askep menyampaikan pada manager semua kendala di lapangan serta alternatif penyelesaiaan masalah tersebut sehingga manager dapat menetapkan kebijakannya. 4. Asisten Kebun Asisten kebun bertanggung jawab dan melaksanakan pencapaian target terhadap divisi yang dipimpinnya dalam melaksanakan semua kegiatan, baik secara teknis maupun administrasi, misalnya menerima laporan hasil kerja dari para mandor, kemudian membuat rencana kerja. 5. Mandor Mandor memiliki pekerjaan utama mengawasi pekerjaan dan bertanggung jawab atas terlaksananya pekerjaan yang menjadi pengawasannya.Mandor terdiri dari Mandor 1, sebagai pembantu Asisten dalam hal supervisi dan pengorganisasian pekerjaan rutin dan Mandor lapangan yang bertanggung jawab dalam setiap pekerjaan yang dilakukan beserta bahan yang digunakan. 6. Krani Mencatat hasil setiap karyawan atau berhubungan dengan teknis administrasi laporan pekerjaan di divisi setiap hari yang didapat dari para mandor. 7. Karyawan Pekerjaan utama sebagai pelaksana langsung kegiatan di kebun. Adapun status karyawan antara lain Buruh Harian Lepas (BHL) dan Karyawan Tetap (HT). Gambar StrukturOrganisasi Afdeling Echodapat dilihat pada Lampiran 3
??
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL Kegiatan PKL dilaksanakan di PT. Borneo Indo Tani Desa Cintapuri, Kecamatan Cintapuri Darussalam, Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan Pelaksanaan PKL dimulai dari tanggal 03 Maret dan berakhir pada tanggal 27 April 2016.
III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG
A. Pembibitan Untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik maka dibutuhkan sumber kecambah yang baik, juga kecambah yang baik adalah 1) bebas dari kontaminasi, 2) bebas hama dan penyakit, 3) bernas serta memiliki kemampuan tumbuh yang baik dan diharapkan berproduksi tinggi. Bahan tanam yang baik diperoleh dari produsen kecambah yang memiliki sertifikat dari pemerintah. Dengan tersedianya bahan tanam yang baik dan perlakuan yang benar terhadap kecambah mulai dari pengiriman hingga penanaman diharapkan tanaman dapat berproduksi maksimal.Untuk memastikan bahwa kecambah telah diseleksi, hanya kecambah yang memenuhi standar kualitas yang boleh ditanam.Perawatan hingga menjadi bibit yang siap ditanam di ar eal perkebunan juga sangat menentukan kualitas bibit yang dihasilkan. Adapun beberapa syarat penentuan lokasi pembibitan adalah sebagai berikut, dekat sumber air dan air tersedia cukup banyak dengan kualitas yang sesuai, topografi datar dan diusahakan terletak di dekat areal tanam, tidak tergenang dan bebas dari banjir pada musim hujan, tersedia topsoil dalam juml ah cukup untuk pengisian polybag, lokasi harus mudah dijangkau dan akses jalan ke pembibitan harus baik, dekat dengan emplasment sehingga pengawasan dapat lebih intensif, areal harus bebas dari hama danpenyakit, intensitas sinar baik dan terbuka serta tidak terhalang oleh pohon besar atau bangunan dan aman dari pencurian.
?
Pembibitan yang dilakukan oleh PT. BIT adalah sistem pembibitan double stage atau pembibitan dua tahap yaitu adanya Prenursery selama 3 bulan dan Main Nursery lebih kurang 9 bulan. Keuntungan dari system ini adalah: a) Selama 2
3 bulan pertama kegiatan terfokus pada areal yang sempit
sehingga relatif lebih mudah untuk dilaksanakan. b) Tersedia waktu untuk pengisian polibag besar lebih lama sehingga kebutuhan tenaga kerja dapat dipenuhi dan diatur secara longgar. c) Persiapan instalasi penyiraman di pembibitan secara keseluruhan lebih longgar 2 3 bulan dibanding bila digunakan sistem pembibitan satu tahap. d) Hal ini juga berdampak penghematan biaya operasional, biaya perawatan bibit dan penghematan penggunaan air untuk penyiraman. e) Pada saat bibit pada fase pertumbuhan kritis dan rawan, lebih mudah untuk diawasi karena berada pada areal yang relatif sempit. Lebih sedikit dibutuhkan tenaga kerja untuk pengendalian hama dan penyakit, penyiraman serta pengendalian gulma. f) Apabila bibit pada main nursery belum dapat dipindah ke lapangan karena ada penundaan jadwal penanaman di lapangan, maka dapat ditunda juga pemindahan bibit dari pre-nursery ke main nursery. Penundaan sebenarnya ini tidak boleh dilaksanakan kecuali dalam kondisi terpaksa. g) Pelaksanaan seleksi awal lebih mudah dan cepat dilaksanakan karena dilaksanakan di pre-nursery.
?
h) Dengan adanya seleksi awal tersebut maka kebutuhan polibag besar dapat lebih sedikit sehingga pengisian tanah lebih efisien dan ada penghematan tenaga serta tempat untuk menata polybag. 1. Pembibitan Awal (Pre Nursery). a. Pembuatan Bedengan. 1) Tujuan. Tujuan pembuatan bedengan adalah untuk memudahkan pemeliharaan kecambah kelapa sawit dan kecambah yang tumbuh dapat tertata rapi sedangkan naungan dibuat dengan tujuan agar kecambah yang ditanam tidak terkena secara langsung percikan air hujan dan terpaan sinar matahari yang dapat menyebabkan kerusakan dan kematian kecambah. 2) Dasar teori Menurut Risza (1995) Bedengan sebaiknya dibuat dengan ukuran 1,2 m x 8 m hingga dapat memuat 1000 bibit perbad. Ukuran bedengan tersebut dapat memudahkan karyawan dalam melakukan pengendalian gulma tanpa harus melompati bedengan. Bagian dasar bedengan dibuat lebih tinggi dari permukaan agar tidak tergenang air dan lebih mudah kering.Sedangkan naungan dibuat agar tanaman terhindar dari sinar matahari langsung yang dapat membuat bibit menjadi kering karena kecambah yang ditanam masih rentan terhadap kekeringan. 3) Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah parang, gergaji, meteran, bambu,paku, pasir dan sarlon sebagai pelindung.
??
4) Prosedur Prosedur kerja dalam pembuatan bedengan adalah : a) Membersihakan lahan yang telah dipilih sebagai lokasi pembibitan dan selanjutnya membuat bedengan untuk tempat meletakkan baby bag yang akan diisi. b) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. c) Lakukan pengukuran dan pembuatan bedengan sesuai ukuran yang telag ditentukan yaitu panjang 10 m x 1,2 m. Sedangkan jarak antar bedengan adalah 0,5 m. 5) Hasil Kerja Pekerjaan ini dilakukan oleh pemborong, rata-rata para pemborong terdiri dari 4 orang pekerja, prestasi yang dihasilkan adalah 45 bedeng/HK. Bedengan yang dibuat sudah rapi dan siap digunakan untuk menyusun baby bag yang akan digunakan untuk penanaman kecambah. 6) Pembahasan Bedengan yang telah dibuat dengan berukuran 10 m x 1,2 m, di setiap sisi bedengan dibuatkan parit, penambahan pasir di dalam bedengan juga diberikan agar bedengan menjadi rata.Sehingga babybag yang sudah tersusun menjadi rapi dan tidak mudah roboh. Dalam kultur teknis pembibitan, naungan pada pre nursery sangat diperlukan agar bibit dapat tumbuh dengan baik. Naungan berfungsi untuk melindungi bibit dari intensitas sinar matahari secara langsung yang dapat menyebabkan terjadinya sun scrorch dan stress. Selain itu pemberian naungan juga
??
dimaksudkan untuk menghindari terbongkarnya akar atau benih ke permukaan tanah akibat terpaan air hujan yang deras. Tanpa adanya naungan, kecambah akan lebih cepat mengering sehingga bibit akan lebih mudah stress yang menyebabkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit menjadi lebih rendah. b. Pengisian Tanah ke Babybag 1) Tujuan Pengisian tanah ke babybag adalah untuk menyiapkan media penanaman kecambah pada pembibitan tahap awal.Untuk mendapatkan bibit yang baik maka perlu diperhatikan media tanam kecambah kelapa sawit yang digunakan.Tanah yang digunakan keadaannya remah, tidak terbongkah, memiliki tekstur yang baik, serta tidak mengandung akar kayu maupun batu-batuan.Hal tersebut harus diperhatikan supaya pertumbuhan calon akar dan calon batang dapat tumbuh dengan sempurna dan tidak mengalami kendala. 2) Dasar Teori Persyaratan mengenai jenis tanah untuk pembibitan tidak terlalu spesifik. Hal yang perlu ditekankan adalah pentingnya jenis tanah untuk menjamin ketersediaan air dan ketersediaan bahan organik dalam jumlah besar yang berkaitan dengan jaminan ketersediaan air (Mangoensoekarjo, 2005). Tanah yang sering mengalami genangan air umumnya tidak disukai tanaman kelapa sawit karena akarnya membutuhkan banyak oksigen. Drainase yang jelek bisa menghambat kelancaran penyerapan unsur hara dan proses nitrifikasi akan terganggu, sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N). Karena itu,
??
drainase tanah yang akan dijadikan lokasi perkebunan kelapa sawit harus baik dan lancar, sehingga ketika musim hujan tidak tergenang (Sunarko, 2009). 3) Alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah cangkul, ayakan tanah 1 cm dan sekop kecil, polybag, pupuk Rockphospat dan pupuk CRF (Control Release Fertilizer) 4) Prosedur Kerja a)
Menyiapkan alat dan bahan.
b)
Mencampurkan media tanah yang digunakan dengan pupuk Rp dengan dosis 5 gram/babybag lalu mengisi polybag.
c)
Menyusun babybag ke dalam bedengan yang disiapkan dengan lebar bedengan 1,2 meter dan panjang 10 meter.
d)
Pemberian Pupuk CRF lebih kurang 3 hari sebelum kegiatan tanam kecambah dengan dosis 5 gram / babybag
5) Hasil Kerja Dari kegiatan pengisian tanah di babybag ini tidak diberikan target harian kerja karena pekerjaan borongan. Harga borongan Rp.125/babybag. 6) Pembahasan Pemilihan lokasi dan media tanam telah dilakukan, namun masih terdapat kekurangan yaitu tanah yang akan dimasukkan ke babybag tidak diayak secara baik. Pengayakan bertujuan untuk menghindari terikutnya kayu dan batu ke dalam babybag.Kayu atau bebatuan dapat menghambat partumbuhan bibit.Kendala dalam pekerjaan ini yaitu para pekerja sering tidak melakukan pengayakan terlebih
??
dahulu sehingga tanah masih banyak yang tercampur dengan batuan besar ataupun kayu. c. Seleksi Kecambah 1) Tujuan. Tujuan dilakukannya seleksi kecambaha adalah untuk mendapatkan bibit yang baik (normal) sehingga bibit yang dihasilkan di pre nursery adalah bibit yang benar-benar terpilih.Seleksi kecambah juga bertujuan menghindari terlalu banyak kecambah yang mati setelah ditanam sehingga tidak efisien dalam penggunaan tempat dan baby bag. 2) Dasar Teori. Kecambah kelapa sawit yang baik untuk disemaikan adalah biji kelapa sawit yang telah tumbuh plumula (bakal daun) dan radikula (bakal akar) kira kira 0,5
2 cm. Kecambah yang baik mempunyai plumula dan radikula yang
sehat dan tegap, tumbuh lurus, tidak cacat dan tidak luka. Radikula berukuran diameter lebih kecil dan berwarna lebih kekuningan dan berbulu dibandingkan dengan plumula yang kehijauan. Untuk memudahkan penandaan, perlu diingat ula dan kecil kebawah adalah radikula. Mengingat penyemaian dalam jumlah yang besar dalam waktu yang singkat, maka penanganan perlu dilakukan dengan cermat. Jumlah kecambah yang disemaikan akan berhubungan langsung dengan luas pembibitan, peralatan yang digunakan dan sarana pendukung lainnya.
??
3) Alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah nampan dan kain alas nampan serta gunting. 4) Prosedur Kerja. a)
Pada waktu penerimaan, peti harus diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung, kemudian membuka tiap-tiap kantong.
b)
Mengelompokkan terlebih dahulu kecambah berdasarkan kategori kotak atau kode kecambah.
c)
Setiap kantong kecambah harus dibiarkan terbuka selama beberapa menit untuk memungkinkan terjadinya pergantian udara.
d)
Menggunting ikat yang ada pada bungkus kecambah.
e)
Mengeluarkan kecambah secara perlahan dari bungkusnya kemudian meletakkan dalam nampan yang sudah dialasi kain basah.
f)
Menyeleksi kecambah sesuai kenormalan kecambah.
g)
Memisahkan hasil seleksi kecambah antara yang normal dan abnormal.
h)
Kecambah harus segera ditanam pada hari diterima, pada waktu akan dilakukan penanaman, kecambah harus diperiksa dan dipisahkan yang abnormal dan double tone (kembar).
5) Hasil Kerja Untuk kegiatan seleksi kecambah, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyeleksi 41.000 bibit adalah 4 orang tenaga kerja yang sudah terlatih melakukan kegiatan seleksi tersebut.
??
6) Pembahasan Kecambah yang normal pertumbuhannya berimbang antara radicula dan plumula. Sedangkan jenis kecambah yang abnormal adalah masih bantat, kecambah dengan akar terpuntir, kecambah bentuk garputala dan mata pancing, kecambah
bentuk
tongkat pengait, kecambah tanpa akar, dan kecambah
terhambat. Untuk membedakan kecambah tersebut dibutuhkan pengetahuan khusus untuk kecambah normal radicula tumbuh ke bawah plumula tumbuh ke atas, dari segi warna radicula berwarna putih kehijauan dan warna plumula putih kecoklatan.Masalah yang dihadapi dilapangan yaitu para pekerja kurang berhatihati dalam melakukan seleksi sehingga banyak kecambah yang patah baik radicula maupun plumulanya. Pada proses seleksi yang dilakukan tidak diberi perlakuan dengan disinfektan berupa fungisida untuk mencegah kecambah terserang jamur. d. Tanam Kecambah. 1) Tujuan. Memberikan peluang agar kecambah mampu tumbuh dan berkembang menjadi tanaman/bibit yang baik setelah proses perkecambahan di laboratorium kecambah. Dari penanaman kecambah diharapkan akan didapatkan bibit prenursery yang sehat. 2) Dasar Teori. Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Lembaga yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah : 1) Arah tegak lurus ke atas (fototrophy), disebut
??
plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan daun kelapa sawit. 2) Arah tegak lurus ke bawah (geotrophy), disebut radikula yang selanjutnya akan menjadi akar (Sunarko, 2009). Plumula akan muncul setelah radikula tumbuh sekitar satu sentimeter. Akar-akar adventif pertama muncul di sebuah ring di atas sambungan radikula-hipokotil, kemudian membentuk akar-akar sekunder sebelum daun pertama muncul. Bibit kelapa sawit memerlukan waktu tiga bulan untuk berubah menjadi organisme yang mampu memfotosintesis dan mengabsorpsi makanan dari dalam tanah secara sempurna (Sunarko, 2009). 3) Alat dan Bahan. Alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah nampan, kain alas nampan dan gunting serta fungisida (Dithane). 4) Prosedur Kerja. Prosedur kerja yang dilakukan saat penanaman di perusahaan adalah a) Menyiapkan alat dan bahan b) Menyemprot tempat kecambah dari nampan yang dialasi kain menggunakan fungisida Dithine dengan konsentrasi 0,2% dan . c) Membuat lubang tanam sedalam ±2 cm
kemudian memasukkan
kecambah ke lubang yang telah dibuat tersebut. d) Menutup lubang tanam dengan tanah. e) Saat penanaman harus memperhatikan posisi dari radicula (posisi bawah) dan plumula (posisi atas). f) Kecambah kelapa sawit yang afkir (mati, busuk, patah tunas) dihitung dan dimasukkan ke dalam kantong plastic.
??
5) Hasil Kerja. Untuk kegiatan tanam kecambah hasil masing-masing tenaga kerja ratarata mampu menanam kecambah 4.000 butir.Pekerjaannya meliputi pembuatan lubang tanam, pengeceren ke babybag dan kegiatan tanam kecambah.Untuk kegiatan tanam kecambah dipilih orang yang sudah berpengalaman karena memerlukan pengetahuan khusus dalam penanaman. 6) Pembahasan. Informasi
pengiriman kecambahsangat penting bagi pegawai kebun
karena dengan informasi yang lebih awal maka segala sesuatu yang berkaitan dengan rencana penenaman kecambah dapat dipersiapkan dengan baik. Waktu yang tepat yaitu paling lambat 3 hari sebelum kecambah sampai di lapangan informasi tentang pengiriman kecamabah sudah harus diterima petugas kebun.Semenjak kecambah tiba dikebun maka kecambah harus ditanam pada hari itu juga atau paling lambat 1 hari setelah penerimaan kecambah.Selanjutnya keberhasilan seleksi sangat tergantung pada keterampilan para pekerja. Berdasarkan ketentuan umunya pemberian fungisida sebaiknya diberikan kepada seluruh kecambah yang berada dalam kantong kecambah sebelum dikeluarkan dari kemasannya agar jamur yang mungkin ada pada kecambah yang busuk dapat dekendalikan sejak awal dan tidak menyerang kecambah sehat lainnya.Namun pada prakteknya diperusahaan ini fungisida hanya diberikan pada kecambah yang abnormal saja.
??
e. Pengendalian Gulma Secara Manual 1) Tujuan. Pengendalian gulma dilakukan terutama untuk mengurangi persaingan penyerapan unsur hara pada bibit kelapa sawit sehingga bibit dapat tumbuh secara optimal. 2) Dasar Teori. Pengendalian gulma di Pre-Nursery dilakukan dengan mencabut gulma yang berada didalam maupun diluar polybag (area bedengan), karena gulma dapat merebut unsur hara yang dibutuhkan oleh bibit sehingga pertumbuhan bibit pun terganggu. 3) Alat dan Bahan. Alat yang digunakan adalah kantung plastik untuk mengumpulkan gulma yang dicabut secara manual, pada pekerjaan ini tidak menggunakan bahan. 4) Prosedur Kerja. a) Menyiapkan alat berupa kantongan plastik. b) Mencabut gulma yang tumbuh di dalam babybag dan selanjutnya gulma tersebut dikumpulkan kedalam plastik untuk dibuang keluar area pembibitan. 5) Hasil Kerja. Pengendalian gulma secara manual di dalam babybag mengasilkan ±2.000 babybag tanaman yang bersih dari gulma untuk 1 orang tenaga kerja dengan jamkerja 7 jam.
??
6) Pembahasan. Penyiangan dilakukan dalam babybag dan diantara bedengan.Semua kegiatan pengendalian gulma di prenursery dilakukan secara manual.Rotasi pengendalian gulma dilakukan 2 minggu sekali. Teknis pengendalian gumla di prenursery hanya diperkenankan menggunakan cara manual, karena pengunaan herbisida masih sangat berbahaya bagi bibit. 2. Pembibitan Utama (Main Nursery) Kegiatan yang diikuti saat di perusahaan adalah transplanting bibit dari Prenursery ke Manursery. a. Transplanting Bibit dari PN ke MN 1). Tujuan Tujuan dari pemindahan bibit sawit dari PN ke MN adalah untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi pertumbuhan perakaran tanaman maupun bagian atas tanaman meliputi batang dan daun. Transplanting juga bertujuan untuk menghindari pertumbuhan bibit menjadi terhambat dan terjadinya etiolasi pelepah yang dapat mengakibatkan rapatnya pola peletakan bibit di PN. 2). Dasar Teori. Pemindahan dari Pre-nursey ke Main-nursey sebaiknya dipindahkan pada waktu yang tepat yaitu pada saat bibit berumur ±3 bulan, hal tersebut bertujuan agar bibit tidak mengalami shock pada saat transplanting. Bibit yang berumur 3 bulan biasanya telah memiliki 4 helai daun sehingga pada proses pemindahan nantinya bibit tersebut telah mampu beradaptasi pada lingkungan barunya.
??
Sebelum transplanting hendaknya dilakukan seleksi bibit PN terlebih dahulu supaya hanya bibit yang berkualitas baik yang ditransplanting ke MN. Menurut Mangoensoekarjo (2005) bibit yang mati dan abnormal dapat timbul karena perlakuan atau lingkungan, antara lain karena kesalahan penanaman seperti terbalik, terlalu dalam atau tanah terlalu padat, tercampur batu atau kayu, kurang penyiraman atau tergenang, gangguan hama atau penyakit, kesalahan pemupukan dan jarak bibit yang terlalu rapat sehingga kekurangan matahari. Pertumbuhan merupakan hasil dari pembelahan sel dan pembesaran volume sel, dalam pembelahan membutuhkan energi yang sangat tinggi yang diperoleh dari proses respirasi. Kriteria bibit yang abnormal tidak layak di transplanting diantaranya adalah, (a) bibit mempunyai daun berputar dan batang melintir (Twisted Leaf),(b) bibit mempunyai daun dan tegak seperti rumput, (c) helaian daun menggulung (Roiler Leaf), (d) helaian daun bersatu tidak terbuka (Colante), (e) helaian daun berkerut tampak seperti duri (Crincle Leaf), (f) bagian helaian daun terdapat bagian yang berwarna kuning (Chimera) dan (g) bentuk seperti bibit normal dengan jumlah daun yang sama akan tetapi ukuran bibit lebih kecil (Runt). 3). Alat dan Bahan. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah bor tanam dengan diameter lebih besar dari babybag dan Rockphospat dan CRF (Meister MX)
??
4). Prosedur Kerja. a)
Bibit yang telah diseleksi di Prenursery diangkut ke Manursery dan diecer ke setiap polybag besar yang telah diisi dan di susun sesuai jarak tanam yang ditentukan.
b)
Membuat lubang penanaman dengan bor sedalam 20 cm sesuai dengan ketinggian tanah bibit pada polybag kecil.
c)
Meletakkan pupuk dasar yaitu Rockphospat 50 gram dan pupuk CRF (Meister MX) dosis 50 gram/ polybag ke lu bang tanam.
d)
Babybag disayat
vertikalsepanjang
sisi
(jangan mengenai akar),
kemudian melepas secara perlahan. Bola tanah dalam babybag tidak boleh pecah. e)
Kemudian
bibit
dimasukkan
kedalam
lubang
penanaman,
dipadatkan,dandiratakan. f)
Pada tahap selanjutnya jika dalam beberapa bedengan telah selesai ditanam maka perlu dibuat papan identitas bibit.
5). Hasil Kerja. Untuk kegiatan transplanting dari PN Ke MN rata-rata hasil yang diperoleh 1 orang tenaga kerja adalah 180 pokok per orang untuk 7 jam kerja (1 hari kerja). 6). Pembahasan. Pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery dilakukan tepat pada saat bibit berumur 2-3 bulan.Sehari sebelum dipindah bibit disiram terlebih dahulu hingga basah atau jenuh agar pada saat pengangkutan keesokan harinya akar tidak
??
mudah rusak atau pecah pada saat pemindahan.Kendala yang dihadapi yaitu jauhnya pemindahan dari pre nursery ke main nursery, banyak bibit yang rusak akibat dari penyusunan yang tidak sesuai pada saat penyusunan ke dalam bak mobil. B. Penanaman Kelapa Sawit 1. Persiapan Lahan a. Pancang Tanam 1). Tujuan Tujuan pembuatan pancang tanam adalah untuk mendapatkan letak dan barisan tanaman yang teratur sesuai jarak tanam yang telah ditentukan. 2). Dasar teori Pengaturan jarak tanam salah satunya bertujuan untuk mengatur distribusi cahaya matahari ketanaman kelapa sawit .Intensitas dan kualitas serta lamanya penyinaran merupakan salah satu yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan morfologi. Tanaman yang terlindung pertumbuhannya akan meninggi (etiolasi), habitusnya rendah dan lemah. Jumlah daun sedikit dan bunga betina berkurang. Populasi per hektar yang terlalu padat lama kelamaan produksinya akan menurun, karena selain kompetisi dalam pengambilan unsur hara juga terjadi tumpang tindih pelepah sehingga intensitas dan kualitas sinar matahari yang diterima kurang optimum dan akan mengurangi luasan asimilasi (fotosintesis). Dengan demikian maka pengaturan jarak tanam amatlah penting. Untuk kelapa sawit jenis Tenera D x P populasi per hektar = 143 pokok, semula merupakan jarak tanam yang optimum, namun ternyata dari hasil percobaan para
??
ahli dari Marihat pada umur 8 tahun pelepah sudah mulai over laping dan pengaruh terhadap perkembangan produksi. Untuk mencegah dan mengatasi timbulnya pengaruh intensitas dan kuantitas sinar matahari maka diperlukan jarak tanam dan arah barisan tanam. Jarak tanam pada kelapa sawit pada umumnya dibuat segitiga sama sisi (triangular). Sedangkan arah barisan tanaman mengarah dari Utara ke Selatan sehingga pendistribusian sinar matahari dari arah timur cukup banyak untuk setiap tanaman. 3). Alat dan Bahan. Pada kegiatan ini digunakan alat sebagai berikut, kompas bidik (merek shunto), Tali pancang berupa kawat seling sepanjang, ±50 mtr, pancang kepala berbendera, meteran dan parang sedangkan bahan yang digunakan adalah anak pancang yang terbuat dari kayu dan cat untuk pengecatan anak pancang. 4). Prosedur Kerja a) Menentukan luasan dan petak yang akandipancang. b) Membuat pancang kepala (A, B, C) dicat putih sebanyak 3 buah (tergantung pada kebutuhan) menuju arah Timur-Barat yang berjarak 16 m (2 x jarak barisan) dengan menarik kawat (wire rope) sepanjang 50 m dan tanda-tanda jarak antar barisan dipancang dengan pancang biasa (anak pancang tidak dicat). Anak pancang tersebut dinamakan A1, B1 dan C1.
??
c) Dari pancang kepala pertama (A) tarik kawat sepanjang 50 m menuju arah Utara-Selatan (tegak lurus) kemudian pada tanda yang telah dibuat sesuai dengan jarak dalam barisan buat pancang tanam. d) Memindahkan kawat arah Utara-Selatan ke pancang arah A1 dan beri pancang tanam pada tanda-tanda ½ jarak dalam barisan yang sudah ada. Demikian seterusnya hingga terpancang areal 0,25 ha. e) Bila sudah sesuai menurut arah mata lima dilanjutkan pemancangan untuk 1 ha dengan cara yang sama. f) Setelah pemancangan 1 ha selesai dilanjutkan untuk areal bertikutnya hingga selesai. 5). Hasil Kerja. Hasil kerja 1 tim pancang rata rata perharinya adalah 2-3 ha, lahan yang tersebut selanjunya siap untuk dibuat lobang tanam dan ditanami. 6). Pembahasan. Kegiatan pemancangan sedikitnya dikerjakan oleh 3 orang dalam satu tim kerja. Kendala yang dihadapi yaitu sulitnya akses masuk ke areal pemancangan, banyak terdapat tunggul dan pohon-pohon besar yang tidak dipotong saat land clearing, sehingga para pekerja harus menyisihkan waktu untuk menebang pohon jika menghalangi pekerjaan pancang tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan kecilnya prestasi pemancangan dan kualitas pemancangan kurang akurat. C. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Perawatan tanaman belum menghasilkan bertujuan agar tanaman yang diusahkan dapat tumbuh dengan baik sesuai standar pertumbuhan yang ditetapkan
??
untuk mencapai produktivitas yang optimum.Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) terdiri dari pengendalian gulma, pemupukan, sanitasi dan kastrasi. Menurut Fauzi (2002), perawatan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Perawatan bukan hanya ditujukan terhadap tanaman, tetapi juga pada media tumbuh (tanah). Walaupun tanaman dirawat dengan baik, tetapi perawatan tanah diabaikan maka tidak akan banyak memberi manfaat. Menurut Pahan (2008), yang dimaksud tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah mulai penanaman sampai tanaman berumur 36 bulan. Kegiatan dari pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) yaitu garuk piringan pokok, pengendalian gulma di gawangan, membuat dan memelihara pasar kontrol, membuat
dan
memelihara
pasar
pikul,
wiping
lalang,
kastrasi,
tunas
pasir,konsolidasi pokok, inventarisasi pokok dan penyisipan. Tujuan utama dari perawatan tanaman belum menghasilkan (TBM) diantaranya adalah mendorong pertumbuhan vegetatif, menjamin tanaman yang homogen,
menjamin
kebersihan
blok
dan
mempercepat
fase
tanaman
menghasilkan (TM). Salah satu kegiatan yang diikuti saat pelaksanaan PKL adalah Kastrasi. 1. Kastrasi 1). Tujuan Tujuannya adalah untuk membuang bungan yang keluar saat awal tanaman memasuki usia 24 bulan, kastrasi bertujuan untuk menunda masa berbuah
??
tanaman, dan tanaman lebih didorong pertumbuhan vegetatifnya, Pada usai tanaman tersebut masih diperlukan persiapan kesehatan dan kemapuan tanaman untuk menhadapi masa pembuahan yang lebih sempurna. 2). Dasar teori Menurut Setyamidjaja (2002) kastrasi adalah memotong bunga jantan maupun bunga betina yang telah tumbuh pada tanaman yang berumur 24-28 bulan, bunga jantan dan bunga betina dan buah-buah yang ditunasdikumpulkan pada gawangan (lahan diantara barisan tanaman kelapa sawit). 3). Alat dan Bahan. Kegiatan ini hanya menggunakan alat saja yaitu berupa dodosberukuran 8 cm. 4). Prosedur Kerja a) Menentukan luas lahan dan hancak yang akan dipanen beserta jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. b) Menyiapkan alat berupa dodos dan batu asah. c) Membuang bunga jantan dan bunga betina dengan menggunakan dodos. 5). Hasil Kerja Pemotongan bunga jantan dan bunga betina dilakukan masing-masing karyawan selama 1 hari kerja dengan upah Rp.350/pokok tanaman dengan hasil 1 Ha/HK atau ±136 pokok. 6). Pembahasan Kegiatan kastrasi mulai dilakukan pada umur tanaman 24-28 bulan dengan menggunakan dodos ukuran 8 cm dan dikumpulkan di gawangan. Kendala yang
??
dihadapi pekerja yaitu dodosdigunakan tumpul karena tidak tersedia batu asah sehingga pekerjaan pendodosan tidak efektif dan hal ini berdampak pada hasil kerja karyawan. 2. Pemupukan. 1). Tujuan Tujuannya pemupukan adalah menambahkan unsur hara agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menjadi produktif. 2). Dasar Teori Menurut Pahan (2006), pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukn yang sangat bermanfaat yaitu meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. 3). Alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ember dan mangkuk penakar dan bahan yang digunakan adalah pupuk majemuk MIESTER MX 4). Prosedur kerja 1) Menentukan lokasi blok pemupukan. 2) Membagi tenaga kerja pemupuk kedalam hancak yang akan dipupuk. 3) Menyiapkan alat dan bahan.
??
4) Menaburkan pupuk disekitar piringan dengan jarak 50 cm dari tanaman atau sepanjang ujung tajuk tanaman. 5). Hasil Kerja Dari kegiatan yang telah dilakukan satu orang karyawan ditargetkan 3 karung pupuk atau sama dengan 300 pokok dengan dosis 0,5 kg per pokok tanaman atau 300 pokok/HK. 6). Pembahasan Pemupukan ini harus berdasarkan rekomendasi perusahaan yang dilakukan dilapangan yang telah disesuaikan dengan umur tanaman. Masalah yang dihadapi yaitu para pekerja terkadang melakukan kecurangan dengan mengurangi atau menambahi dosis pupuk pada tanaman yang mana hal ini akan berdampak pada tidak meratanya pertumbuhan tanaman yang ada. D. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM). Karena tanaman telah menghasilkan maka pemeliharaan TM lebih difokuskan kepada produksi dengan harapan agar panen dapatberjalan dengan baik dilapangan.Pekerjaan-pekerjaan pada masa TM ini hampir sama saja dengan masa TBM. Menurut Risza (2010), yang di maksud dengan pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah umur 3 tahun sampai umur 25 tahun (sampai di remajakan). Dimana kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan meliputi, garuk piringan, babat gawangan, dongkel anak kayu, waiping lalang,tunas pemeliharaan, pemeliharaan saluran air, pemeliharaan teras dan tangga-tangga panen, inventarisasi pokok dan penyisipan tanaman. Pada perawatan tanaman TM
??
kegiatan yang diikuti antara lain yaitu penunasan, pengendalian hama secara manual dan panen (pemotongan buah). 1. Penunasan (Prunning) 1). Tujuan Tujuan penunanasan adalah untukmempermudah pekerjaan potong buah, memperkecil losses (brondolan tersangkut dicabang), memperlancar penyerbukan, mempermudah pengamatan buah matang pada saat potong buah, dan melakukan sanitasi. 2). Dasar Teori Penunasan
adalah
kegiatan
pemotongan
pelepah
daun
dengan
menggunakan dodos atau egrek, dengan rotasi 9 bulan sekali. Pada saat penunasan harus diusahakan pelepah daun masih tersisa 48- 56 pelepah untuk tanaman muda dan 40-48 untuk tanaman tua. Bekas tunasan harus sedekatmungkin dengan pokok sawit (Pahan, 2008). 3). Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah dodos, parang serta gancu. 4). Prosedur kerja a) Pemilihan pelapah yang memang layak harus dipotong. b) Pelepah dipotong rapat ke batang dengan bekas tebasan berbentuk tapak kuda. c) Dua pelepah dibawah buah harus disisakan untuk tanaman berumur 6 tahun (songgo 2).
??
d) Pelepah disusun di gawangan mati, memanjang searah barisan pohon, saling tindih dan tidak berserakan. Diusahakan pangkal pelepah letaknya seragam e) Susunan pelepah baik di gawangan mati maupun diantara pokok dalam barisan harus berada diluar piringan. f) Satu rotasi harus selesai 9 bulan 5). Hasil Kerja Dari kegiatan yang telah di lakukan di targetkan 50 pokok/hk dengan upah Rp.500/pokok tanaman yang berarti prsetasi kerja karyawan adalah 50 ppk untuk 1 hari kerja (7 jam kerja). 6). Pembahasan Kegiatan penunasan (prunning) yang dilakukan di perusahaan ini sudah sesuai dengan teori yang ada, karena menggunakan sistem
songgo 2 untuk
tanaman umur 6 tahun. Masalah yang dihadapi yaitu belum ditentukannya gawangan hidup dan gawangan mati sehingga para pekerja masih sembarangan dalam meletakkan pelepah. 2. Pengendalian Hama Secara Manual. Pada kegiatan ini yang dilakukan adalah pengendalian ulat api dan ulat kantong secara manual. 1). Tujuan Untuk mendapatkan bibit yang berkualitas maka bibit yang ada harus dijaga dari berbagi serangan hama dan penyakit. Hal ini juga akan mempengaruhi kuantitas bibit yang dihasilkan. Diharapkan kuantitas bibit yang dihasilkan bisa
??
maksimal dan menekan kerusakan bibit akibat serangan hama dan penyakit tanaman. 2). Dasar teori Hama ialah semua binatang yang mengganggu dan merugikan tanaman (Pracaya, 2003). pest Contoh serangga yang sering menyerang tanaman budidaya adalah belalang, wereng, kutu, ulat, kumbang, lalat, dan lain-lain. Mamalia adalah binatang menyusui,memiliki tulang belakang yang tubuhnya tertutup oleh rambut.. Binatang dari golongan mamalia yang merusak tanaman antara lain: tikus, kera, babi dan lain-lain.. Seluruh ataupun sebagian tanaman yang terserang hama dapat mengalami penurunan fungsi atau bahkan tidak berfungsi sama sekali proses metabolisme (fisiologis) pada tubuh tanaman tersebut, sehingga pertumbuhannya tidak normal dan bahkan berakhir dengan kematian tanaman. 3). Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam kegitan ini adalah kantong plastic dan pisau cutter. 4). Prosedur a) Menyiapkan kantong plastik. b) Mulai mengamati setiap pelepah daun dan jika melihat ulat api maupun ulat kantong memungutnya dan memasukkan ke dalam kantong plastic
??
yang telah disediakan. Jika yang didapati ulat apimaka sebaiknya menggunakan pisau cutter agar tidak terkena tangan secara langsung. 5). Hasil Kerja Dari hasil pemungutan didapatkan sekitar 347 ekor ulat api dan ulat kantong dalam 70 pokok tanaman untuk 1 tim pengendali yang terdiri dari 3 orang. 6). Pembahasan Pengendalian secara manual dapat dilakukan jika hama masih dalam tingkat ambang batas. Jika hama sudah melewati ambang batas maka disarankan pengendalian dilakukan secara chemis. Masalah yang sering dihadapi yaitu masih banyak hama ulat yang tidak dipungut karena pengendalian hanya secara manual. 3. Panen (pemotongan buah). 1). Tujuan Untuk memperoleh tandan buah segar yang telah matang dan memperoleh ke untungan dari penjualan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit. 2). Dasar teori MenurutRisza (2010), panen adalah kegiatan berurut yang meliputi pemotongan tandan buah segar (TBS), pengutipan brondol, pemotongan dan penyusunan pelepah serta pengangkutan dan penyusunan tandan dan brondol ke tempat penumpukan hasil (TPH). Untuk mencapai tujuan panen, kualitas dan kuantitas yang tinggi, maka pelaksanaan ketentuan panen mencakup sistem panen, rotasi panen, kreteria
??
matang panen, persentase matang panen dan persentase brondolan serta pelaksanaan angkut dan pengolahan secepat mungkin (Anonim, 1995) 3). Alat Dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah egrek, gancu, tojok, kereta dorong, karung, kapak, parang. Bahan yang digunakan adalah tandan buah segar (TBS), brondolan dan pelepah kelapa sawit. 4). Prosedur Kerja. a)
Menentukan blok yang akan dipanen disesuaikan dengan rotasi panen yang telah di tentukan.
b) Menyiapkan peralatan panen. c)
Pelaksanaan panen adalah: 1. Pemanen memasuki ancak pada blok yang akan dipanen berjalan pada baris tanaman sambil memperhatikan setiap pohon, mengamati jumlah brondolan pada piringan maupun tajuk tanaman karena terkadang brondolan terperangkap di pangkal pelepah. 2. Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong pelepah dengan menyisakan songgo 2 dan menyusunnya digawangan mati. 3. Selanjutnya pemanen memotong buah matang atau buah yang berwarna merah dan telah ada yang memberondol, dengan menggunakan egrek. setelah itu buah diletakkan dipinggir pasar pikul. Gambar panen dapat dilihat pada lapiran 12.
??
4. TBS yang telah ada di TPH disusun 5 tandan perbaris dengan tangkai menghadap kearah jalan. Tangkai buah yang terlalu panjang dipotong sampai rapat dengan buah. 5. TBS yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama pemanen, untuk memudahkan pengontrolan mandor dan krani panen. 5). Hasil Kerja. Dari kegiatan yang telah di ikuti di ketahui 1 orang pemanen dapat mencapai targetkan 800 kg per HK. 6). Pembahasan. Kegiatan panen yang dilakukan diperkebunan ini langsung mengutip brondolan yang tercecer dipiringan atau di ketiak pelepah. Kendala yang dihadapi yaitu terkadang pemanen sering memanen buah yang kurang matang sehingga harga di pabrik menurun ini akan berdampak pada keuangan perusahaan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan di perusahaan perkebunan PT. Borneo Indo Tani dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Teknis budidaya tanaman kelapa sawit yang diterapkan oleh PT. Borneo Indo Tani sebagian besar telah memenuhi standar teknis agronomi yang umum dilakukan oleh perkebunan lainnya dan juga sesuai teori budidaya yang dipelajari di kampus, namun pada kegiatan tertentu seperti : penyiapan media tanam di prenursery belum dilakukan dengan baik, seleksi kecambah perlu dilakukan dengan lebih teliti dan oleh tenaga terlatih, penanganan bibit pada saat transplanting masih belum optimal, land clearing yang masih kurang bersih mengakibatkan sulitnya kegiatan pemancangan, masih kurang memadainya alat panen , belum ditentukannya gawangan hidup dan gawangan mati serta pengendalian hama yang masih kurang efektif. 2. Selain kendala teknis agronomi juga ditemui kendala lain seperti kondisi jalan yang kurang memadai, peralatan yang masih kurang serta jumlah dan sistem pengelolaan karyawan yang juga perlu ditingkatkan lagi faktor non budidaya ini telah berpangaruh terhadap produktivitas kerja karyawan dan kualitas tanaman yang dibudidayakan. 3. Praktek Kerja Lapang (PKL)tersebut sangat bermanfaat bagi Mahasiswa yang mengikutinya karena dapat menambah ilmu dari segi praktek langsung terhadap berbagai kegiatan pengelolaan kebun sehingga dari
??
kegiatan ini Mahasiswa menjadi lebih dapat memahami, menyesuaikan dan memiliki wawasan yang lebih luas dan dalam mengenai kegiatan dalam bidang pembangunan perkebunan kelapa sawit. Namun demikian pelaksanaan kegiatan tersebut perlu lebih terarah baik dari segi pengaturan oleh perusahaan maupun oleh pembimbing yang bersal dari kampus. B. Saran-saran 1. Perlu perbaikan teknis budidaya yang diterapkan terutama terhadap kegiatan tertentu yang masih kurang memenuhi kaidah teknis baku budidaya sebagai mana yang umum diterapkan oleh perusahaan perkebunan yang ada di Indonesia. Peningkatan kualitas budidaya dapat dilakukan dengan perbaikan pengetahuan para Staf lapangan, mandor dan karyawan itu sendiri. 2. Kendala non agronomi juga perlu diatasi yaitu dengan menambah kekurangan karyawan, melengkapi alat kerja serta memenuhi bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan dilapangan. 3. Terhadap pelaksanaan PKL dapat lebih disempurnakan dengan cara 1). Melakukan sosialisasi dengan memberikan pemahaman kepada setiap perusahaan yang akan menerima mahasiswa PKL, tentang apa yang menjadi tujuan dan target kegiatan PKL tersebut. 2). Pembibingan dan pendampingan dari Dosen dari kampus masih sangat diperlukan semasa PKL berlangsung diperusahaan agar kegiatan PKL lebih terarah dan efektif.
??
4. Perlu dilakukan penambahan jam teori dan praktek khusus mata kuliah budidaya tanaman kelapa sawit dalam 1 semester penuh agar mahasiswa bisa lebih mengerti tentang komoditi kelapa sawit serta budaya kebun.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995. Laporan PKL di PTP. Nusantara XIII Mendik Paser Kalimantan Timur Fauzi, Y. 2002. Kelapa Sawit Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya Mangoensoekarjo, 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan. Jakarta. Penebar Swadaya. Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta Pracaya, 2003. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta Risza,
2010. Masa Depan Kanisius.Yogyakarta.
Perkebunan
Kelapa
Sawit
Indonesia.
Setyamidjaja, D. 2002. Budidaya Kelapa Sawit. Yogyakarta (ID): Kanisius Sunarko, 2009. Budidaya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem Kemitraan. Jakarta. AgroMedia Pustaka.
LAMPIRAN
39
Lampiran 1. Peta PT. Borneo Indo Tani
Gambar 1. Peta PT. Borneo Indo Tani
40
Lampiran 2. Peta Inti dan Plasma
Gambar 2. Peta Inti dan Plasma
42
Lampiran 4. Dokumentasi
Gambar 4. Seleksi Kecambah
Gambar 5. Kecambah Double Tone
43
Gambar 6. Penanaman Kecambah
Gambar 7. Pengendalian Gulma Secara Manual
44
Gambar 8. Transplanting Bibit dari PN ke MN
Gambar 9. Kastrasi
45
Gambar 11. Pemupukan di TBM Gambar 12. Jenis Pupuk Rock Phospat
Gambar 10. Pemupukan TBM
Gambar 11 Pengendalian Hama Secara Manual
Gambar 11. Jenis Pupuk Rock Phospat
46
Gambar 12. Pengendalian Hama Secara Manual
Gambar 13. Hama Ulat Kantong
47
Gambar 14. Hama Ulat Kantong
Gambar 16. Tandan Buah Segar