LAPORAN PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA BIMTEK DAN PEMBINAAN PENYIAPAN AREAL PERHUTANAN SOSIAL DI DESA TANEA DAN DESA AMBOLOLI KAB. KONAWE SELATAN 2016 I.
DASAR Dasar pelaksanaan perjalanan dinas dalam rangka Bimtek dan Pembinaan Penyiapan Areal
Perhutanan Sosial di Tanea dan Desa Ambololi Kab. Konawe Selatan tahun 2016 adalah : a. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.88/Menhut-II/2014 tentang Hutan Kemasyarakatan. b. Daftar
Isian
Pelaksanaan
Kegiatan
Tahun
Anggaran
2016
029.01.3.2000080/2016 tanggal 7 Desember 2015 Satker Dinas Kehutanan
No. Provinsi
SP
DIPA Sulawesi
Tenggara (200080) c. Surat Tugas Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor : 181/409/2016 Tanggal 18 April 2016. II. TIM PELAKSANA Tim pelaksana kegiatan adalah sebagai berikut : a.
Ir. Hj. Hasmawati Marassi (Kepala Bidang BRDAS PS Dishut Prov. Sultra)
b.
Jaelani, S.Hut (Kepala Seksi Perhutanan Sosial)
c.
Karnado, S.Hut., M.Sc (Staf BRDAS PS Dishut Prov. Sultra)
d.
Ainul Haq Mangkudadi, S.Hut (Staf BRDAS PS Dishut Prov. Sultra)
e.
Muh. Lutfi Ramadhan, S.Hut (Staf KPHP Gularaya)
f.
Vinsen Maldian, S.Hut (Staf KPHP Gularaya)
g.
Hadi Utomo (Staf KPHP Gularaya)
III. MAKSUD DAN TUJUAN 1
Maksud perjalanan dinas adalah untuk melakukan Bimtek dan Pembinaan Penyiapan Areal Perhutanan Sosial di Desa Tanea dan Desa Ambololi Kab. Konawe Selatan. Sedangkan Tujuanya adalah agar Pengelolaan HKm di Desa Tanea dan Desa Ambololi Kab. Konawe Selatan dapat terlaksana sesuai dengan aturan perundang undangan yang berlaku. IV. WAKTU PELAKSANAAN Waktu pelaksanaan kegiatan ini selama 6 (enam) hari yaitu mulai tanggal 19 sampai dengan 24 April 2016. V.
HASIL PELAKSANAAN
1. Desa Tanea Kegiatan Bimtek dan Pembinaan Penyiapan Areal Perhutanan Sosial di Desa Tanea Kab. Konawe Selatan dilaksanakan dengan melakukan pertemuan bersama Kepala Desa Tanea, Kelompok Tani HKm Tanea dan Pendamping HKm yang berlangsung di Balai Desa Tanea dan melakukan kunjungan langsung ke Lokasi HKm. Dari hasil pertemuan dan kunjungan dilokasi HKm diperoleh hasil sebagai berikut : a. Hasil pertemuan dengan kelompok tani HKm Desa Tanea diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Luas IUPHKm Desa Tanea 370 Ha yang terbagi 14 kelompok dan masing – masing kelompok terdiri 25 orang. Patok batas belum terpasang secara keseluruhan Masyarakat sudah melaksanakan penanaman pada lokasi HKm Perlu adanya bantuan bibit bagi masyarakat Lokasi yang ada dalam sketsa PAK ternyata sebagian berada dalam wilayah Kec. Moramo Utara Perlu pemasangan patok batas luar dan batas antara anggota kelompok secepatnya sehingga tidak ada lagi keraguan dalam pengelolaan Masyarakat menginginkan dibantu bibit tanaman Kopi dan Aren Perlu secepatnya disusun rencana kerja agar IUPHKm Tanea agar lokasi ini bisa dimanfaatkan secepatnya oleh masyarakat. Pemilihan jenis yang akan ditanam oleh petani tidak ditekankan jenisnya oleh Dinas Kehutanan Provinsi yang penting tanaman kayu. b. Dari hasil kunjungan lapangan diketahui bahwa : 2
Lokasi HKm Tanea sebagian masuk dalam wilayah administratif Moramo Utara. Dalam lokasi HKm Tanea terdapat kebun sawit seluas 13 Ha dimana lahan tersebut bukan milik anggota HKm Tanea. Dari hasil wawancara dengan penjaga lahan kebun sawit di lokasi HKm Tanea bahwa terdapat 140 Ha lahan yang dibeli oleh Pengusaha asal Kab. Pinrang yang masuk dalam kawasan HKm. Patok batas luar HKm Tanea belum terpasang secara keseluruhan. Banyak akta perjanjian jual beli tanah yang terdapat dalam lokasi HKm Tanea. 2. Desa Ambololi
Pelaksanaan Kegiatan Bimtek dan Pembinaan Penyiapan Areal Perhutanan Sosial di Desa Ambololi Kec. Konda Kab. Konawe Selatan dilakukan pada IUPHKm desa Ambololi dengan luas 160 Ha Kegiatan ini melibatkan Gabungan Kelompok Tani Teporombu, perangkat Desa Ambololi, KPH Gularaya serta Penyuluh kehutanan Kecamatan adapun jenis kegiatan sebagai berikut : 1. Bimtek dan Pembinaan Penyusunan Rencana Kegiatan. 2. Bimtek Penataan Batas areal kerja HKm; Bimtek dan Pembinaan Penyusunan Rencana Kegiatan Bimtek dan Pembinaan Penyusunan Rencana Kegiatan dilakukan dengan cara sosialisasi dan pertemuan terbatas. Pada kegiatan ini dilakukan bimbingan kepada
anggota kelompok tani
IUPHKm Desa Ambololi terkait: 1. Pelaksanaan penataan batas areal kerja HKm 2. Menyusun Rencana Umum Hkm selama satu periode jangka waktu IUPHKm (35 tahun) dengan mempertimbangkan : a. Kondisi biofisik
Jenis tanah
Topografi
Tutupan lahan
b. Identifikasi Kondisi Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk
Sarana prasarana ekonomi
Anggota kelompok HKm
c. Penataan Areal Kerja HKm, harus ada zona pemanfaatan dan zona perlindungan. Zona pemafaatan dapat dibagi dalam petak-petak.
3
d. Potensi Areal Kerja HKm, yang akan dilakukan dengan iventarisasi dan pengisian tally sheet e. Pengembangan Usaha
Pengembagan hasil hutan kayu
Pengembangan hasil hutan bukan kayu
Pengembangan usaha jasa lingkungan
Pengembangan usaha pemanfaatan lingkungan
f. Rencana Perlindungan Hutan g. Rencana Pengembangan Kelembagaan. Dari kegiatan tersebut manggota kelompok tani masih banyak yang merasa tidak mampu dalam membuat rencana kerja atapun administrasi lainnya sehingga masih memerlukan pendampingan yang intens. Pada kegiatan ini dilakukan pula perkenalan dengan penyuluh kehutanan yang akan membantu dalam pendampingan kegiatan HKm Ambololi. Berperan aktifnya penyuluh kehutanan diharapkan merupakan solusi bagi kurangnya sumberdaya manusia dalam penyusunan rencana kegiatan HKm Ambololi. Bimtek Penataan Batas Areal Kerja HKm Penataan Batas merupakan salah satu syarat utama dalam kegiatan HKm Ambololi nantinya. Bimbingan teknis penataan batas dilakukan dengan cara pertemuan terbatas serta pengecekan lapangan. Kegiatan ini dilakukan dengan mendata ulang nama-nama kelompok tani dalam SK IUPHKm Ambololi. Kegiatan ini juga dilakukan karena adanya indikasi bahwa nama-nama yang tertera dalam kelompok tani dalam IUPHKm Ambololi tidak sesuai dengan letak tanah yang sebenarnya. Disamping itu adanya informasi terkait kepemilikan lahan dalam IUPHKm Ambololi yang dimiliki oleh orang –orang di luar Anggota IUPHKm Ambololi. Sehingga Tim merasa perlu untuk langsung mengecek ke lapangan sekaligus melakukan bimbingan teknis. Dalam kegiatan ini target pengukuran dilakukan pada Kelompok 1 yang jumlah anggotanya 23 Orang dengan luas 26, 25 Ha Dari hasil disikusi maka dilakukan pengecekan lapangan untuk memverifikasi batas kelompok dan batas individu. Dari kegiatan ini diketahui bahwa penyusunan anggota kelompok tani tidak seluruhnya berdasarkan kedekatan lahan sehingga menyulitkan dalam verifikasi batas kelompok. Disamping itu terdapat permasalahan yang lebih besar, yaitu hasil pengkuran lahan anggota dalam kelompok IUPHKm beberapa masuk dalam kawasan hutan lindung dan terdapat pula lahan anggota yang di luar lokasi IUPHKm dengan kondisi 4
lahan telah menjadi kebun olahan. Kondisi tersebut menyulitkan Tim Dinas Kehutanan Provinsi, KPH Gularaya dan Penyuluh Kehutanan dalam memfasilitasi penataan areal kerja kelompok tani. Permasalahan HKm Desa Ambololi adalah sebagai berikut : 1. Sumberdaya manusia anggota kelompok tani IUPHKm Ambololi (Gapoktan Teporombu) masih sangat terbatas sehingga terdapat kesulitan dalam penyusunan rencana kegiatan 2. Terdapat beberapa lahan anggota kelompok yang penetapan kelompoknya tidak sesuai dengan kondisi asli di lapangan (tidak satu hamparan dalam kelompok) 3. Terdapat beberapa lahan kebun anggota kelompok yang lokasinya berada di kawasan lindung VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan a. IUPHKm Desa Tanea Lokasi IUPHKm Desa tanea masih memiliki banyak kendala diantaranya adalah Patok batas Luar dan batas dalam belum terpasang secara keseluruhan, sebagian masyarakat sudah melaksanakan penanaman pada lokasi HKm, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan bantuan bibit, lokasi yang ada dalam sketsa PAK ternyata sebagian berada dalam wilayah Kec. Moramo Utara, terindikasi adanya jual beli lahan pada lokasi HKm, dan Rencana Kerja HKm Desa Tanea belum ada sehingga pengelolaannya belum maksimal. b. IUPHKm Desa Ambololi Anggota Kelompok Gapoktan Teporombu sebagai pemilik IUPHKm Desa Ambololi Kec. Ambololi Kabupaten Konawe Selatan masih sangat memerlukan pendampingan dan bimbingan teknis dalam setiap tahapan kegiatan Terdapat permasalahan dalam penetapan lahan anggota dalam kelompok 2. Saran
Lokasi HKm Desa Ambololi dan HKm Desa Tanea perlu secepatnya disusun rencana kerjanya agar pengelolaannya lebih terarah dan dapat dilaksanakan secepatnya. Perlu keterlibatan semua pihak dalam pengelolaan HKm Desa Ambololi dan Desa Tanea agar kedua lokasi tersebut dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
5
Agar Dinas Kehutanan Prov. Sultra, KPH Gularaya, BPDAS Sampara, Penyuluh serta Kelompok Tani perlu membahas pembagian kelompok dan tata batas dalam rangka pernyiapan areal perhutanan sosial (HKm Desa Tane dan Desa Ambololi)
VII. PENUTUP Demikian laporan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Kendari,
Maret 2016
Tim pelaksana, 1.
Hasmawati Marassi ……….………….
2.
Jaelani……………………..
3.
Karnado ……………………..
4.
Ainul Haq Mangkudadi …………………
5.
Vinser Maldian………………………….. 6
LAMPIRAN
LOKASI HKM TANEA YANG DIDALAMNYA TERDAPAT KEBUN SAWIT
7
LOKASI HKM TANEA YANG DIKELOLA OLEH MASYARAKAT YANG BUKAN ANGGOTA HKM TANEA
8
PERTEMUAN DENGAN APARAT DESA DAN KELOMPOK TANI HKM TANEA
9
PERTEMUAN DENGAN KELOMPOK TANI HKM AMBOLOLI
10
SURVEY LOKASI HKM DESA AMBOLOLI
11