.
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500 Email :
[email protected] Website : http://www.bnpb.go.id
LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 17 Agustus 2009 Pada hari Minggu, 16 Agustus 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Senin, 17 Agustus 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut : I.
Gempa Bumi Tektonik di Kab. Mentawai Sumatera Barat A.
Hari ini Minggu, 16 Agustus 2009 telah terjadi serangkaian gempa bumi tektonik dengan rincian sebagai berikut : a. Pukul 14:38:22 WIB dengan kekuatan 6.9 SR pada kedalaman 32 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 1.64 LS dan 99.12 BT (43 km Tenggara Siberut Mentawai Sumatera Barat). Gempa tersebut dirasakan IV MMI di Sibolga, IV MMI di Padang, III MMI di Padang Panjang, III MMI di Painan. b. Pukul 15:13:31 WIB dengan kekuatan 5.2 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 1.95 LS dan 100.02 BT (50 km Timur Laut Sipora Mentawai Sumatera Barat). c. Pukul 15:23:28 WIB dengan kekuatan 5.6 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa pada garis koordinat 1.49 LS dan 99.85 BT (81 km Barat Daya Padang Sumatera Barat). d. Pukul 17:44:00 WIB dengan kekuatan 5.2 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 1.5 LS dan 99.73 BT (79 km Timur Laut Sipora MentawaiISumatera Barat). e. Pukul 17:45:23 WIB dengan kekuatan 5.6 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 1.81 LS dan 98.84 BT (49 km Selatan Siberut MentawaiSumatera Barat). f.
Pukul 16.27.09 WIB dengan kekuatan 5.0 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 1.46 LS dan 99.95 BT (69 km Barat Daya – Padang – Sumatera Barat).
g. Pukul 19.49. 00 WIB dengan kekuatan 6,1 SR pada kedalaman 21 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 1.55 LS dan 99.36 BT (61 km Tenggara Siberut Mentawai Sumatera Barat). h. Gempa-gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami, namun sempat menimbulkan kepanikan warga yang beraktifitas di dalam gedung (kantor pemerintahan, pusat perbelanjaan) dan saat ini aparat Satkorlak PB, TNI/Polri dan Tim SAR setempat masih melakukan identifikasi kerusakan ataupun korban jiwa/luka-luka.
1
B. Hingga hari Senin, 17 Agustus 2009 gempa-gempa susulan masih terus terjadi dengan rincian sebagai berikut : a. Pukul 02.53 .26 WIB dengan kekuatan 5.3 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 1.46 LS dan 99.35 BT (57 km Tenggara Siberut – Mentawai – Sumatera Barat). b. Pukul 03.23.42 WIB dengan kekuatan 5.3 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada garis koordinat 1.48 LS dan 99.23 BT ( 42 km Tenggara-Siberut-MentawaiSumatera Barat. c. Pukul 04.53.12 WIB dengan kekuatan 5.3 SR pada kedalaman 10 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 1.53 LS dan 99.33 BT ( 57 km Tenggara-Siberut-MentawaiSumatera Barat. d. Pukul 07.07.16 WIB dengan kekuatan 5.9 SR pada kedalaman 25 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 4.33 LS dan 101.86 BT (74 km Barat Daya – Bengkulu – Bengkulu). C. Kondisi Mutakhir − − − − − − − − − −
Gempa dirasakan di hampir seluruh wilayah Sumbar, bahkan hingga ke beberapa wilayah tetangga Secara umum kerusakan hanya mengulang retakan2 yg terjadi pada gempa 2007 Korban luka terjadi di Plaza Andalas Padang yakni di Supermarket Ramayana krn tertimpa plafon eskalator Warga sempat panik keluar rumah/ gedung Korban luka sdh dibawa ke RS, 6 orang di RS Yos Sudarson dan 4 orang di RS M Jamil Sampai pkl. 08.00 wib terjadi + 14 kali gempa susulan Sore hari di Sipora Selatan, air laut sempat surut 10 m dari garis pantai, warga sempat panik tapi tdk ada mobilitas besar2an Gempa tdk berpotensi Tsunami Aktifitas warga kembali normal Cuaca pada sore hari sempat turun hujan
D. Upaya Penanganan − − − − − − −
Aparat terkait sdh melakukan koordinasi 5 unit tenda sdh didirikan di RS M Jamil Padang 2 unit tenda sdh didirikan di RS Yos Sudarso 1 unit mobil Keslap sdh siaga 2 unit mobil MCK sdh siaga Tempat pengungsian sdh disiapkan al. di Siberut [1. Belakang tower Telkom, 2. Sekitar belakang Pastoran/ asrama] Instansi terkait sdh ada di lokasi al. ; TNI-Polri, Dinkes Prov dan Kota Padang, BPBD Kota Padang dan Mentawai, Tagana, PMI, SAR dan ORARI/RAPI
E. Kendala yang dihadapi ‐
Komunikasi sulit, di Siberut Brt dan BD dan Pagai utara. Krn sinyal sulit didapat, Sementara menggunakan radio yg terbatas dan Transportasi antar pulau terbatas, 1 minggu hanya 2 kali ; senin dan jum’at.
Sumber : BMKG, Satkorlak PB Sumbar, Kodim Mentawai dan BPBD Bengkulu
2
II. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini 1. Hari Minggu, 16 Agustus 2009 posko BNPB tidak menerima data informasi adanya titik panas/ hotspot di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Data hotspot / titik panas berikut adalah data rekapitulasi hari Sabtu, 15 Agustus 2009 dan kondisi cuaca secara umum dapat dilihat dalam tabel berikut : *)
Daerah
Jumlah Hot Spot
**)
Kondisi Cuaca
SUMATERA Sumatera Utara
-
Hujan Ringan
Riau
-
Hujan Ringan
Jambi Sumatera Selatan.
-
Hujan Ringan
-
Hujan Ringan
Kalimantan Barat
7
Hujan Ringan
Kalimantan Selatan
19
Berawan
Kalimantan Tengah
26
Berawan
Kalimantan Timur
31
Berawan
KALIMANTAN
*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) ** Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
2. Jarak pandang (visibility) pada hari Minggu, 16 Agustus 2009 di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut : Nama Kota
07:00
10:00
13:00
16.00
SUMATERA Medan
4.000 m
3.000 m
4.000 m
8.000 m
Pekanbaru
1.000 m
10.000 m
10.000 m
9.000 m
Jambi
3.000 m
5.000 m
tad
10.000 m
Palembang
3.000 m
8.000 m
10.000 m
8.000 m
Pontianak
1.000 m
10.000 m
10.000 m
8.000 m
Banjarmasin
8.000 m
10.000 m
10.000 m
10.000 m
Palangkaraya
7.000 m
9.000 m
9.000 m
9.000 m
Samarinda
8.000 m
10.000 m
8.000 m
8.000 m
KALIMANTAN
Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 16 - 18 Agustus 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mempunyai : a. Potensi kebakaran Tinggi Wilayah NAD, Riau, Sumut, Jambi, Sumbar, Lampung, Babel, Bengkulu, Sumsel, Kalbar, Kalteng dan Kaltim. b. Potensi kebakaran dengan peluang Sangat Tinggi Wilayah Sumatra terdapat di Sumbar, Riau, Sumut, Sumsel, Babel, Bengkulu dan Lampung. Di wilayah Kalimantan terdapat di Kalteng dan Kaltim. c. Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 18 Agustus 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah Sumsel arahnya menuju Barat Laut-Utara sampai ke wilayah Bengkulu dan Pesisir Barat Sumatera, di wilayah Babel arahnya menuju Barat Daya-Barat Laut sampai ke wilayah Sumbar, di wilayah Kalbar arahnya menuju Barat Laut-Timur Laut sampai ke Selat Karimata dan Laut Natuna, di wilayah Kalteng arahnya menuju Barat-
3
Barat Laut sampai Kalbar dan Laut Natuna dan di wilayah Kaltim arahnya menuju Timur Laut-Tenggara sampai Kaltim bagian Utara. Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan 1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan BMKG untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari. 2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik panas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. 3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar. 4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk menyiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan. 5. Dinas Kehutanan Prov. Riau saat ini telah menurunkan 60 personil kuntuk melakukan pemadamkan api. 6. Kodam V Tanjungpura menyiagakan pasukannya guna membantu upaya Pemerintah Daerah memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan yang terjadi di Propinsi Kalimantan Tengah. 6 Kodim yang berada di Kabupaten Waringin Timur, Waringin Barat, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito selatan, Barito Utara dan Palangkaraya disiagakan sebanyak 1 pleton yang terdiri dari 30 prajurit TNI. 7. Dinas Kehutanan, TNI, POLRI dan Kantor SARNAS Prov. Kalimantan Barat telah melakukan upaya antara lain : - Meningkatkan kegiatan deteksi dini dan menyebarluaskan informasi dari hasil deteksi dini berupa hotspot (titik panas) ke Kabupaten agar dapat di ambil tindakan yang cepat dalam upaya pengendalian, yakni berupa pemadaman dini (anitial atack). - Menghimbau kepada para pemegang HPH/HPHTI, agar meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi musim kemarau, berupa mengintensifkan pengawasan/patroli dalam wilayah kerja, penyuluhan serta mensiagakan sarana dan prasarana agar siap dapat dimobilisasi apabila terjadi kebakaran. -
-
Melakukan penyuluhan dengan memberikan himbauan dengan pemasangan spanduk di Kecamatan Rasau Jaya, Ambawang dan Sei Raya serta mengintensifkan pengawasan/potroli. Kasi Ops REM 121 ABW, telah menyiagakan personil sebanyak 1 SSK untuk membantu Operasi Lapangan dalam rangka pemadaman api. Kasi Reskrim Polda Kalimantan Barat telah menyiagakan 1 unit Helikopter untuk melakukan pemantauan lokasi Kebakaran dan Hotspot / titik panas Kantor SARNAS Pontianak telah menyiagakan Tim Rescue SAR sebanyak 42 orang yang tersebar di Pos Sintete Kab. Sambas, di Pos Kab. Ketapang, serta Shelter SAR Pontianak ( 30 orang ).
Sumber :Gubernur Prov. Kalbar, Dep. Kehutanan, Dishut Prov. Kalbar dan Meneg LH.
III. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia Saat ini ada 2 (Dua) gunung api yang masih dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) yaitu : A. Status Gunung Berapi 1. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara Sejak hari Selasa, 9 Juni 2009 hingga hari Minggu, 16 Agustus 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). 2. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Minggu, 16 Agustus 2009, pukul 06.00 WIB status
4
kegiatan G. Api Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). 3. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara Sejak tanggal 5 Agustus 2009 hingga hari Minggu, 16 Agustus 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). B. Rekomendasi 1. 2.
3. 4.
Masyarakat diharapkan tidak boleh mendaki dan mendekati pulau gunung Anak Krakatau, G ibu dan G. Karangetang dalam radius 2 km dari kawah Gunung Masyarakat di sekitar G. Api Karangetang, G. Anak Krakatau dan G Ibu dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu berkoordinasi dengan BNPB, Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.
Sumber : Pusat Vulkanologi dan Miitigasi Bencana Geologi.
IV. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Minggu, 16 Agustus 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO
L0KASI
Pagi (00.05 – 12.00)
CUACA Siang (12.05 – 18.00)
Malam (18.05 – 24.00)
1
Jakarta Pusat
Berawan
Berawan
Berawan
2
Jakarta Utara
Berawan
Berawan
Berawan
3
Jakarta Selatan
Berawan
Berawan
Berawan
4
Jakarta Timur
Berawan
Berawan
Berawan
5
Jakarta Barat
Berawan
Berawan
6
Jakarta Kep.Seribu
Berawan
Berawan
7
Bogor
Berawan dan Hujan Ringan
Berawan dan Hujan Ringan
8
Tangerang
Berawan Berawan dan Hujan Ringan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan
Berawan
Berawan
9
Depok
Berawan
Berawan
Berawan
10
Bekasi
Berawan
Berawan
Berawan
Keterangan : - Hujan Ringan - Hujan Sedang - Hujan Lebat - Hujan Sangat Lebat
: : : :
1.0 – 5.0 mm/jam 5.0 – 10 mm/jam 10 – 20 mm/jam > 20 mm/jam
5 – 20 mm/hari 20 – 50 mm/hari0 50 – 100 mm/hari > 100 mm/hari
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
5
V. Prakiraan Gelombang Tinggi Prakiraan gelombang tinggi tanggal 17 Agustus 2009, pukul 07:00 - 19.00 WIB sebagai berikut : -
2.0 – 3.0 m : Perairan barat Sumatera, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga NTB, Perairan P. Rote, Laut Timor, Laut Jawa bagian timur, Selat Makassar bagian selatan, Perairan selatan Sulawesi, Laut Flores, Laut Banda, Perairan Kep. Kai
-
3.0 – 4.0 m : Perairan Kep. Aru dan Kep. Tanimbar, Laut Arafuru
-
4.0 – 5.0 m : Perairan Merauke
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Pengawas,
Jakarta, 17 Agustus 2009 Ketua Kelompok Piket,
Ir. Siswanto Budi P. MM
Dra. Prasinta Dewi, MAP
6